Upload
chava19kawai
View
571
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
PENGKAJIAN KOMUNITAS
Pengkajian komunitas merupakan suatu proses untuk dapat mengenal masyarakat. Warga masyarakat merupakan mitra dan berkontribusi terhadap kesluruhan proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidenifikasi factor-faktor (baik positif atau negatif) yang memengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan.
I. INTI KOMUNITASa. Sejarah masyarakat
Dikaji bagaimana asal muasal komunitas atau kelompok tersebut terbentuk dan tinggal di daerah tersebut. Dalam kasus tidak teridentifikasi
b. Demografi
Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ’Demos’ adalah rakyat atau penduduk dan ’Grafein’ adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan atau karangan mengenai penduduk. Istilah ini pertama kali dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guilard dalam karangannya yang berjudul ’Elements de Statistique Humaine on Demographic Compares’ pada tahun 1885.
Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Stuktur penduduk meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Stuktur ini berubah-ubah yang disebabkan oleh proses demografi yaitu kelahiran, kematian dan migarsi. Ketiga faktor ini disebut dengan komponen pertumbuhan penduduk. Selain ketiga faktor tersebut struktur penduduk ditentukan juga oleh faktor yang lain misal perkawinan, perceraian. Perubahan stuktur yaitu perubahan dalam jumlah maupun komposisi akan memberikan pengaruh sosial, ekonomi dan politis terhadap penduduk yang tinggal disuatu wilayah.
Untuk mendapatkan data jumlah penduduk suatu negara atau daerah dibuat sistem pengumpulan data penduduk, yaitu Sensus Penduduk atau Cacah Jiwa digunakan untuk stuktur penduduk dan dilaksanakan pada waktu tertentu. Registrasi Penduduk digunakan untuk data penduduk yang dinamis dan dilaksanakan setiap saat dan Survei Penduduk digunakan
untuk data khusus mengenai karakteristik penduduk dan dilaksanakan oleh instansi tertentu.
c. Statistik vitalFertilitas
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping migrasi masuk. Kelahiran bayi membawa konsekuensi pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk pemenuhan gisi dan kecukupan kalori, perawatan kesehatan. Pada gilirannya, bayi ini akan tumbuh menjadi anak usia sekolah yang menuntut pendidikan, lalu masuk angkatan kerja dan menuntut pekerjaan. Bayi perempuan akan tumbuh menjadi remaja perempuan dan perempuan usia subur yang akan menikah dan melahirkan bayi.
Crude Birth Rate / Angka Kelahiran Kasar
General Fertility Rate / Angka Kelahiran Umum
Age Specific Fertility Rate / Angka Kelahiran Menurut Umuradalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu antara 15-49 tahun.
Kegunaan
Indikator ASFR merupakan data dasar untuk mengembangkan proyeksi penduduk, untuk mengetahui jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin dimasa yang akan datang. Hasil proyeksi penduduk merupakan basis data untuk perencanaan pembangunan manusia di tahun-tahun mendatang.
Dalam kasus tidak teridentifikasi
Mortalitas
Lahir hidup : Peristiwa keluarnya hasil konsepi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah pepisahan itu terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan lainnya, seperti denyut jantung, detak tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandnag apakah tali puat sudah dipotong atau belum (live birth).
Mati : keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (death).
Kematian bayi di dalam rahim (intra uterin)1) Abortus, kemtian janin menjelang dan sampai 16 minggu.2) Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada umur kandungan 28 minggu.3) Prematur, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu sampai waktu lahir.
Kematian bayi di luar rahim (extra uterin)1) Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan.2) Kematian bayi baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi sebelum berumur satu bulan.3) Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi setelah berumur satu bulan teetapi kurang dari satu tahun.
4) Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun.
Ukuran-ukuran kematian
Crude Death Rate / Angka Kematian Kasar
Age Specific Death Rate / Angka Kematian Menurut Umur
Infant Mortality Rate (IMR = Angka Kematian Bayi)
Dalam kasus tidak teridentifikasi
d. Nilai, keyakinan dan keagamaan
Hal-hal yang perlu dikaji mengenai nilai, keyakinan dan keagamaan didalam komunitas antara lain :
Kaji agama apa yang banyak dianut oleh masyarakat tersebut Kaji apakah ada kebiasaan atau keyakinan atau nilai dan
kepercayaan tertentu yang dianut oleh masyarakat yang berkaitan dengan masalah kesehatan (mis. Bayi tidak boleh terkena sinar matahari selama 40 hari, ibu hamil harus membawa gunting dan bawang putih, dsb)
Dalam kasus tidak teridentifikasi
II. SUB-SISTEM
1. Perumahan dan Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya
(Notoadmojo, 2003).
Rumah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah :
a. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan
sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat
dimana rumah itu didirikan.
b. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misal
bambu, kayu atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan
pokok pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah
bukan sekadar berdiripada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan
seterusnya (Notoadmojo, 2003).
Syarat-syarat rumah yang sehat :
a. Bahan bangunan
1) Lantai
Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu
di pedesaan, dan inipun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan
cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tdak
berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan.
2) Dinding
Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok sebenarnya kurang
cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding
rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan lebih baik dinding atau papan.
Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau
papan tersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat menambah penerangan
alamiah.
3) Atap Genteng
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat
terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri.
Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu,
maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng
ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, di samping mahal juga
menimbulkan suhu panas didalam rumah.
4) Lain-lain (tiang, kaso dan reng)
Katu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan.
Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan
bahwa lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk
menghindari ini cara memotongnya barus menurut ruas-ruas bambu tersebut,
maka lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut
ditutup dengan kayu.
b. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2 didalam rumah yang berarti kadar CO2
yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak
cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan naik
karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini
akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri, patogen (bakteri-bakteri
penyebab penyakit.)
Fungsi kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan-
ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi
aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu
mengalir. Fungsi lainya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap didalam
kelembaban (humidity) yang optium.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
1) Fungsi kedua dari pada ventaliasi adalah untuk membebaskan udara ruangan
dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran
udara dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan,
karena merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainya ke dalam
rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindung kita dari gigitan-
gigitan nyamuk tersebut.
2) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara.
Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu
diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara
tidak berhenti atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan
rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
c. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah, terutama
cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat
yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu
banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau, dam akhirnya dapat
merusakan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni :
1) Cahaya alamiah
Cahaya matahari ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri
patogen di dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang
sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan
masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas
lantai yang terdapat didalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam
membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke
dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini,
disamping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan dusahakan agar sinar
matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya
jendela itu harus di tengah-tenan tinggi dinding (tembok).
Jalan masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
Genteng kaca pun dapat dibuat secra sederhana, yakni dengan melubangi
genteng biasa waktu pembuatanya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca.
2) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti
lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
d. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,
artinya luas lanai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.
Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan
menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab di samping
menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkene
penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas
bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap
orang (tiap anggota keluarga).
e. Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
1) Penyediaan air bersih yang cukup
2) Pembuangan Tinja
3) Pembuangan air limbah (air bekas)
4) Pembuangan sampah
5) Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
belakang).
Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan
tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni:
1) Gudang, tempat menyimpan hasil panen. Gudang ini dapat merupakan bagian
dari rumah tempat tinggal tersebut, atau bangunan tersendiri.
2) Kandang ternak. Oleh karena kandang ternak adalah merupakan bagian hidup
dari petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini
tidak sehat, karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula.
Maka sebaiknya demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal, atau
dibikinkan kandang sendiri (Notoadmojo, 2003).
Air Bersih
A. Pengertian
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air
yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat
beberapa pengertian mengenai :
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air
baku untuk air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk
tinja manusia dari lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana
air minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum)
dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi,
memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik
penyediaan air minum.
8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah badan usaha miliknegara/badan usaha milik daerah,
koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang
melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.
B. Sumber Air Bersih
1. Mata air
Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit
untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa
lama. Sumber air semacam ini yang terbesar di Jawa Timur terdapat di
daerah Umbulan - Pasuruan yang berhulu di Gunung Bromo.
2. Sumur dangkal (shallow wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai
Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku
yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan
untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir)
Yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari
aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
Sumber air untuk penyediaan sistem air minum berdasarkan kualitasnya
(Anonim, 1987), dapat dibedakan atas :
a. Sumber yang bebas dari pengotoran (Pollution).
b. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (Natural Purification).
c. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (Artificial
Treatment).
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air
minum adalah (Budi D. Sinulingga,, Pembangunan Kota Tinjauan Regional
dan Lokal, 1999) :
1. Air hujan
Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2. Air permukaan tanah (surface water)
Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum sebelum melalui
pengolahan karena mudah tercemar. Untuk mengetahui potensi air yang
berada di sungai, waduk, danau secara pasti diperlukan data primer
disamping data sekunder yang berkaitan dengan hidrologi, yang
diantaranya meliputi :
Data Primer
Air permukaan dan yang berkaitan dikumpulkan secara in-situ, yakni
dari suatu kegiatan survey lapangan berupa : penelusuran sungai-sungai,
tempat-tempat penampungan air, seperti waduk, danau, dan atau
empang.
Data Sekunder
Air permukaan dan yang berkaitan dikumpulkan dari berbagai sumber,
antara lain meliputi : peta topografi, data klimatologi, data hasil
permukaan muka air, dan debit.
3. Air dalam tanah (ground water)
Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur
dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah
tercemar. Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan
panjang adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat
langsung diminum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini
adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin
dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah
sekitar pantai.
Untuk mengetahui potensi air tanah secara pasti diperlukan data primer
disamping data sekunder yang diantaranya :
Data Primer
Air bawah tanah dan yang berkaitan dikumpulkan secara in-situ yakni
dari suatu kegiatan surve lapangan berupa : evaluasi hidrogeologi, dan
hidrologi meliputi : sumur gali, mata air, dan fasilitas lain yang serupa
Data Sekunder
Air bawah tanah dan yang bekaitan dikumpulakan dari berbagai sumber
antara lain meliputi : Peta topografi, data hasil kegiatan pemboran, data
hasil pengukuran geofisika, data hasil pengukuran geofisika, data fisik
air kimia bawah tanah, data hidroklimatologi, data hidrologi berupa
aliran sungai dan aliran permukaan lainnya,data jenis tanah dan tanaman
penutup, data penggunaan air bawah tanah.
4. Mata air (spring water)
Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya dapat
dibedakan atas :
a. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution)
b. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification)
c. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial
treatment)
C. Standar Kualitas Air Baku (BM. Surbakty, 1986 : 11)
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-
zat yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam,
meningkatkan mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu
kotoran dan kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar
kotoran tersebut tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air
bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan.
Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun
1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan
SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi
dalam tiga bagian yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah
beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka
kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna
c. Tidak berasa
d. Tidak berbau
e. Suhu antara 10?-25? C (sejuk)
2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat bakteriologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus,
kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya
investasi instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya.
Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk
membayar harga jual air bersih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan
kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan,
operasi dan biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia,
biologis dan radiologis (Hartono.A.J, Teknologi Membran Pemurnian Air,
1994 ), yaitu sebagai berikut:
1. Parameter Air Bersih secara Fisika
a. Kekeruhan
b. Warna
c. Rasa & bau
d. Endapan
e. Temperatur
2. Parameter Air Bersih secara Kimia
a. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida,
fenol, protein, deterjen, dan lain-lain.
b. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH,
fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
c. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
3. Parameter Air Bersih secara Biologi
a. Bakteri
b. Binatang
c. Tumbuh-tumbuhan
d. Protista
e. Virus
4. Parameter Air Bersih secara Radiologi
a. Konduktivitas atau daya hantar
b. Pesistivitas
c. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus
listrik)
Sehingga parameter mengenai kualitas air baku, Depkes RI telah
menerbitkan standar kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122).
Dalam peraturan tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga
kategori:
Menkes No. 173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977).
1. Kelas A.
Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
2. Kelas B.
Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang terlebih
dahulu dimasak.
3. Kelas C.
Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa
Timur No. 413 Tahun 1987 untuk Daerah Jawa Timur, menurut
peruntukkannya air digolongkan menjadi:
1. Golongan A.
Merupakan air pada sumber air yang dapat digunakan sebagai air bersih
secara langsung tanpa pengolahan lebih dahulu.
2. Golongan B.
Merupakan air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah menjadi
air bersih dan keperluan rumah tangga lainnya.
3. Golongan C.
Merupakan air yang dapat digunakan untuk perikanan dan peternakan.
4. Golongan D.
Merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, industri,
listrik tenaga air dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan.
5. Golongan E.
Merupakan air yang tidak dapat digunakan untuk keperluan tersebut pada
peruntukkan pada golongan A, B, C dan D.
D. Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara
lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit
distribusi dan unit konsumsi.
1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih
yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari
air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang
diperlukan.
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat
kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi
manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak
didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran
gravitasi atau pompanisasi.
4. Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber
air menjadi air bersih.
5. Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber air yang ada.
Jenis Sumber Air dengan Proses Pengolahan
Jenis Sumber Proses Pengolahan
1. Mata Air Pengolahan tidak lengkap
Filtrasi, pembubuhan desinfektan
2. Sumur Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe,
Mn, dan pembubuhan desinfektan
Pengolahan lengkap
3. Sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50
4. Danau NTU(Nephelometric Turbidity Unit)
Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU
5. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke
beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.
6. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air
bersih atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah
konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan
konsumen.
7. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah
disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.
Berikut ini aliran penyediaan air untuk kebutuhan suatu wilayah :
Pemakaian air perkapita bervariasi tergantung kepada beberapa faktor, yaitu:
1. Tingkat kehidupan dan tingkat perekonomian masyarakat tersebut;
2. Tingkat pendidikan masyarakat; dan
3. Keadaan sistem penyediaan air.
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air (non domestik).
Sistem penyediaan air bersih dapat dibedakan menjadi:
1. Penyediaan air minum individual
Digunakan untuk penggunaan individu dan pelayanan yang terbatas.
Sistemnya sederhana, contohnya satu sumur untuk satu rumah tangga atau
satu sumur atau sumber untuk beberapa rumah tangga.
2. Penyediaan air minum komunitas atau perkotaan
Pelayanannya terbatas untuk suatu lingkungan atau kompleks perumahan
atau industri tertentu. Idealnya pelayanan menyeluruh berikut keperluan
domestik, perkotaan dan industri.
Sistem kompleks terdiri dari tiga komponen utama:
1. Sistem sumber
Sistem pengambilan atau pengumpulan (collection works) saja atau
penambahan dengan sistem pengolahan (purification/treatment works).
2. Sistem transmisi
Sistem transmisi disebut juga sistem saluran pembawa atau transmission
works atau transportation works. Sistem transportasi untuk:
air baku dari sistem pengumpulan sampai dengan bangunan pengolahan air
minum, open channel, pipe lines.
air bersih dari sumber yang sudah memenuhi syarat kualitas (atau dari
bangunan pengolahan air minum) sampai
reservoir distribusi, pipe lines untuk menghindarkan kontaminasi. Cara
pengangkutan dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan pemompaan.
3. Sistem distribusi
Sistem reservoir (storage tank)
Dapat merupakan tangki pada permukaan tanah atau ground tank dan tangki
di atas kaki atau elevated tank. Fungsi reservoir, yaitu:
- Penyimpanan (storage) untuk melayani fluktuasi pemakaian per jam,
cadangan air untuk pemadam kebakaran, pelayanan darurat, akibat putus
sumber, transmisi atau kerusakan pada bangunan pengolahan air.
- Pemerataan aliran dan tekanan (equalizing), biasanya akibat variasi
pemakaian di dalam daerah distribusi.
- Distributor, pusat atau sumber pelayanan dalam daerah distribusi.
Pipa distribusi (piping system)
Sistem yang mampu membagikan air pada konsumen dalam bentuk:
- Sambungan langsung (house connection).
- Kran-kran umum (public tap)
Menurut George Tchobanoglous (Teknik Sumber Daya Air, 1996:89) suatu
sistem penyediaan air yang menyediakan air yang dapat diminum dalam
jumlah yang cukup merupakan hal penting bagi suatu kota besar yang modern.
Unsur-unsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air yang modern
meliputi:
a. Sumber-sumber penyediaan;
b. Sarana-sarana penampungan;
c. Sarana-sarana penyaluran (ke pengolahan);\
d. Sarana-sarana pengolahan;
e. Sarana-sarana penyaluran (dari pengolahan) tampungan sementara; dan
f. Sarana-sarana distribusi
E. Pengolahan air bersih
Konservasi air dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air tanah
2. meningkatkan efisiensi air irigasi
3. Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah
(Lindsay, RK dan kawan-kawan, Teknik Sumber Daya Air jilid 2,
Erlangga, Jakarta, 1995)
Pengolahan air memerlukan suatu proses yang berturut-turut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap pertama ialah penyusunan dan pengendapan pendahuluan dari air
baku. Air baku yang diambil dari sungai atau sumber lain mula-mula
dimasukkan dalam suatu kolam besar dan dilakukan proses pengendapan
pendahuluan, sehingga material yang mengambang akan berkurang karena
turun ke dasar kolam, demikian juga dengan warna akan berkurang karena
efek sinar matahari, benda-benda yang dapat membusuk akan mengalami
proses pembusukan dan melalui proses oksidasi, kegiatan bakteri dan
kandungan bakteri akan berkurang. Lamanya air baku dalam pengendapan
pendahuluan ini dapat mencapai 2-3 hari. Untuk menjaga agar kolam
pengendapan pendahuluan ini tetap berfungsi dengan baik maka
pembersihan lumpur endapan harus dilakukan secara berkala.
2. Proses aerasi, ialah mengusahakan agar air tersebut mengalami kontak
secara luas denga udara, untuk megurangi dan menghilangkan rasa dan bau,
serta gas seperti karbondioksida, metan, dan hydrogen sulfida, menambah
pH dengan mengurangi karbondioksida, mengurangi panas (temperatur).
Proses ini dilakukan kadang-kadang dengan cara mencurahkan air dari atas
ke bawah sehingga terjadi kontak dengan udara secara luas, atau dapat juga
dengan meniupkan udara ke dalam air melalui proses mekanis.
3. Proses pemurnian air (coagulation) ini dilakukan dalam suatu bak besar,
dimana air yang telah mengalami proses aerasi tadi dicampur dengan
bahan-bahan yang dapat memurnikan air. Bahan-bahan koloid, yang
mengambang dapat dipisahkan dengan cara yaitu membuat bahan-bahan
tersebut menyatu satu sama lain dengan menambahkan material seperti
alumunium soda (tawas), yang dapat mengikat kandungan yang terapung
itu dan deteksi kebocoran pada pipa air.
TPA
Pengertian Sampah
Sampah adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,
perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga dan tempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang
tidak berbahaya (non hazardous).
Soewedo (1983) menyatakan bahwa sampah adalah bagian dari sesuatu yang
tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi
bukan yang biologis.
Komposisi Sampah
Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos;
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah
anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol
dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS,
maupun karton;
Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah
organik, sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.
Pengelolaan Sampah
Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang
diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi
pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah adalah bahwa semakin sedikit
dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan
menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga
semakin sedikit.
Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di kawasan wisata alam
adalah:
a. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya
Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik
dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik
disetiap kawasan yang sering dikunjungi wisatawan.
b. Pemanfaatan Kembali
Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:
1. Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah yang
mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan
untuk melestarikan fungsi kawasan wisata.
Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan
composting sampah organik yang komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi
hingga mencapai 25%.
2. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang
berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan
kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas,
plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.
c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan
composting maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai ±
10%, harus dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Di Indonesia,
pengelolaan TPA menjadi tanggung jawab masing-masing Pemda.
Dengan pengelolaan sampah yang baik, sisa sampah akhir yang benar-benar tidak
dapat dimanfaatkan lagi hanya sebesar ± 10%. Kegiatan ini tentu saja akan
menurunkan biaya pengangkutan sampah bagi pengelola kawasan wisata alam,
mengurangi luasan kebutuhan tempat untuk lokasi TPS, serta memperkecil
permasalahan sampah yang saat ini dihadapi oleh banyak pemerintah daerah.
DATA LINGKUNGAN FISIK
1. Perumahan
a. Type Rumah
( ) Permanen ( ) Semi Permanen ( ) Tidak Permanen
b. Status Kepemilikan Rumah
( ) Menyewa ( ) Milik Sendiri ( ) Numpang
c. Jenis Lantai
( ) Tanah ( ) Papan ( ) Tegel ( ) Semen
d. Sistem Ventilasi Rumah
( ) Ada ( ) Tidak Ada
e. Sistem Pencahayaan
( ) Terang ( ) Remang-remang ( ) Gelap
f. Halaman disekitar rumah
( ) Ada ( ) Tidak Ada
g. Pemanfaatan Pekarangan Rumah
( ) Kebun ( ) Kolam ( ) Tidak Dimanfaatkan
( ) Lain-lain ..........................................................
2. Sumber Air Bersih
a. Sumber Air Memasak dan Minum
( ) PDAM/Ledeng ( ) Sumur Gali ( ) Pompa
( ) Air Mineral ( ) Air Hujan ( ) Sungai
b. Sistem Pengolahan Air Minum
( ) Dimasak ( ) Tidak Dimasak
c. Sumber Air untuk Mandi dan Mencuci (MCK)
( ) PDAM/Ledeng ( ) Sumur Gali ( ) Pompa
( ) Air Mineral ( ) Air Hujan ( ) Sungai
d. Kondisi Air
( ) Berbau ( ) Berasa ( ) Berwarna
( ) endapan ( )Tidak Berbau dan Berasa
3. Tempat Penampungan Air
a. Tempat penampungan air sementara
( ) Bak ( ) Ember ( ) Gentong
( ) Lainnya………………
b. Kondisi Tempat Penampungan Air
( ) Tertutup ( ) Terbuka
c. Pengurasan
( ) Ya ( ) Tidak dilakukan
d. Bila Ya, kapan dilakukan
( ) ≤ 7 hari sekali ( ) ≤ 15 hari sekali ( ) ≤ 30 hari sekali
4. Pembuangan Sampah
a. Cara Pembuangan sampah
( ) di Tempat Pembuangan Umum ( ) di Sungai
( ) Ditimbun /dikubur ( ) dibakar
( ) di sembarang tempat ( ) diangat petugas
b. Tempat Penampungan Sampah (Bak sampah)
( ) Ada ( ) tidak ada
c. Jika ada, kondisi tempat penampungan
( ) Terbuka ( ) Tertutup
5. Pembuangan Kotoran Rumah Tangga
a. Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar
( ) WC ( ) Sungai ( ) Kebun/sembarang tempat
b. Jenis WC yang digunakan
( ) Cemplung ( ) Leher Angsa
( ) Lainnya..............................
c. Jarak sumber air dengan penampungan kotoran (septing tank)
( ) kurang dari 10 M ( ) Lebih dari 10 M
d. Sistem Pembuangan Air Limbah
( ) Resapan ( ) Got ( ) sembarang tempat
6. Hewan Peliharaan
a. Kepemilikan Hewan Peliharaan
( ) Ada ( ) tidak ada
b. Letak Kandang
( ) Nyambung dengan rumah (dlm rumah)
( ) Luar Rumah (terpisah)
c. Jarak sumber air minum dengan kandang
( ) kurang dari 10 M ( ) Lebih dari 10 M
d. Kondisi Kandang
( ) Terawat / rutin dibersihkan ( ) tidak terawat
Dalam kasus didapatkan data sebagian besar jenis rumah yang berada di
Jatisari berupa rumah permanen dan sebagian besar rumah memiliki ventilasi
kurang dari 10%. Sebagian besar jendela rumah yang ada di Jatisari dibuka.
Sebagian besar rumah tangga memiliki jamban dengan jarak ≥ 10 m. Hampir
setengah rumah tangga membuang sampah ke TPS. Sebagian kecil rumah di
Jatisari memiliki kandang hewan ternak. Hewan ternak yang terdapat di Jatisari
diantaranya ayam, bebek, sapi, kambing, kelinci, dan lain-lain.
2. Kesehatan
PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIALA. KADER KESEHATAN1. Apakah dalam wilayah RT/RW ada kader kesehatan ?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................2. Bila ada berapa jumlahnya ?
.............................................................................................................................3. Berapa orang kader yang telah dilatih aktif ?
.............................................................................................................................4. Materi apa yang pernah diberikan pada pelatihan kader?
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................5. Bentuk kegiatan apa yang dilakukan kader ?
............................................................................................................................
B. DANA KESEHATAN1. Apakah di wilayah tersebut terdapat dana sehat ?2. Jika ada, dalam bentuk apa ?
C. FASILITAS KESEHATAN1. Rumah Sakit : ............................ Buah (tidak teridentifikasi)2. Puskesmas :..............................Buah (tidak teridentifikasi)3. Posbindu : 1 Buah4. Posyandu : 7 Buah5. Dokter Praktik : 4 Orang6. Bidan Praktik : 1 Orang7. Praktik Keperawatan :..............................Buah (tidak teridentifikasi)
D. FASILITAS UMUM1. Panti asuhan : ( )..........................Buah2. Panti Jompo : ( )..........................Buah3. Apakah ada bak sampah (TPS):..............................................4. Apakah ada hidran air :..............................................5. Apakah ada WC umum :..............................................6. Apakah ada pasar :..............................................7. Apakah ada pengrajin :..............................................
E. KONDISI KESEHATAN UMUM1. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana Kesehatan Terdekat( ) Puskesmas ( ) Rumah sakit ( ) Praktik Swasta( ) Balai Pengobatan ( ) Lainnya................
b. Pemanfaatan Sarana Kesehatan( ) Ya ( ) Tidak
c. Bila tidak, alasannya ?..................( ) Sulit dijangkau ( ) Biaya ( ) Lainnya..............
d. Tempat berobat keluarga( ) Puskesmas ( ) Bidan / perawat( ) Dokter Praktik Swasta ( ) RS( ) Balai Pengobatan ( ) Lainnya................
e. Kebiasaan Sebelum Berobat( ) Beli obat diwarung ( ) Jamu ( ) Tidak ada( ) Lainnya................
f. Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga( ) Askes / Astek ( ) Dana Sehat( ) JPS (Kartu Sehat) ( ) Umum ( ) Lainnya................
g. Penyakit yang sering diderita keluarga dalam 6 Bulan terakhir( ) Batuk pilek ( ) Asma ( ) Thipoid ( ) Rematik / ggn sendi( ) Darah Tinggi ( ) Kencing Manis ( ) Demam berdarah ( ) Diare( ) Tidak ada ( ) TBC( ) Lainnya................................................
h. Apakah ada anggota keluarga yang meninggal dunia dalam satu tahun terakhir( ) Ya ( ) Tidak
2. Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil Dan MenyusuiPUSa. Apakah ada Pasangan Usia Subur (PUS)
( ) Ya ( ) Tidakb. Bila ya, apakah PUS ikut KB?
( ) Ya ( ) Tidakc. Jika Ya, Jenis Kontrasepsi yang digunakan
( ) IUD ( ) Suntik ( ) PIL( ) Susuk ( ) Kondom ( ) Tubektomi (Steril)( ) Kalender /pantangberkala
d. Jika tidak ikut KB alasannya Kenapa?( ) Dilarang suami ( ) Keyakinan, agama( ) Takut ( ) Tidak tahu( ) Lainya………………
IBU HAMILa. Apakahibuhamil
( ) Ya ( ) Tidakb. Bila Ya, Umurkehamilanberapabulan ?
( ) 1 – 3 bulan ( ) 4 – 6 bulan ( ) 7 – 9 bulanc. Bila Ya, kehamilan yang keberapa?
( ) 1 – 3 bulan ( ) 4 – 6 bulan ( ) 7 – 9 buland. Berapa Usia ibu hamil Sekarang ?
( ) < 20 tahun ( ) 20 – 30 Tahun ( ) > 30 tahune. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya?
( ) Ya ( ) Tidakf. Bila Ya, kemana ibu memeriksa kehamilan?
( ) Dokter ( ) Bidan ( ) Dukun( ) Puskesmas ( ) RS ( ) Perawat ( ) Lainnya.................................
g. Bila Tidak , Alasannya?( ) Dilarang suami ( ) Keyakinan, agama
( ) Takut ( ) tidak ada biaya ( ) Lainya………………
h. Berapa kali ibu periksa selama hamil?( ) 1 ( ) 2( ) 4 ( ) > 4 Kali
i. Apakah ibu mendapatkan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)?( ) Ya ( ) Tidak
j. Apakah ada keluhan / sakit yang dirasakan selama ibu hamil?( ) Badan dan kaki bengkak ( ) Kurang Darah( ) Tekanan Darah Tinggi ( ) Tidak ada( ) Mual dan muntah lebih dari 3 bulan keluhan.( ) Perdarahan terus-menerus( ) Lainya………………
PERSALINANa. Yang memberikan persalinan pada anak sebelumnya (anak terkecil)?
( ) Dokter ( ) Bidan ( ) Dukunb. Bila kedukun alasanya?
( ) Tidak ada tenaga kesehatan( ) Jarak lebih dekat( ) Biaya lebih murah( ) Lainnya.............................
c. Bagaimana kondisi bayi pada saat melahirkan?( ) Lahir hidup( ) Lahir mati
d. Adakah bayi yang dibawah 1 tahun yang meninggal dalam 1 tahun terakhir?( ) Ya ( ) Tidak
e. Jika ada, apa penyebabnya ?( ) Kejang-kejang ( ) Panas ( ) Diare( ) Batuk / ISPA ( ) Lainnya.......................
IBU MENYUSUIa. Apakah ada ibu yang menyusui ?
( ) Ya ( ) Tidakb. Bila Ya, Apakah ibu menyusui anaknya? ( ) Ya ( ) Tidak
c. Apabila menyusui, usia anak berapa ?( ) 1 hari – 6 bulan ( ) 6 bulan – 2 tahun ( ) > 2 Tahun
d. Bila tidak, alasannya?( ) Dilarang suami ( ) Kecantikan( ) Tidak tahu ( ) penyakit( ) Pekerjaan ( ) Lainya………………
3. BALITAa. Apakah ada anak yang berusia 0 – 1 tahun.?
( ) Ya ( ) Tidakb. Bila ada, apakah anak sudah di imunisasi?
( ) Ya ( ) Tidakc. Apakah Imunisasi Sudah lengkap ?
( ) Lengkap ( ) Tidak Lengkap ( ) Tidak Diimunisasi
d. Bila Tidak, Alasannya? ( ) Tidak tahu ( ) Tidak ada manfaatnya( ) Anak sakit ( ) Lainnya...............................
e. Apakah anak memiliki KMS ? ( ) Ya ( ) Tidak
f. Apakah setiap bulan anak di bawah ke POSYANDU ? ( ) Ya ( ) Tidak
g. Bila Ya, Kondisi Berat Badan anak ?( ) Naik ( ) Tetap ( ) Turun
h. Bila Tidak, alasannya ?( ) Jauh dari POSYANDU ( ) Sibuk( ) Merasa tidak ada manfaatnya( ) Lainnya........................
4. REMAJAa. Kegiatan remaja di luar sekolah ?
( ) Karang taruna ( ) Keagamaan( ) Olah raga ( ) Tidak ada ( ) Lainnya.............................
b. Kegiatan Waktua luang remaja ?( ) Musik / Nonton TV ( ) Rekreasi
( ) Olah raga ( ) Lainnya.............................c. Kebiasaan Remaja?
( ) Merokok ( ) Tidak ada( ) Alkohol ( ) Lainnya.............................
5. LANSIAa. Apakah Usia lanjut.?
( ) Ya ( ) Tidakb. Bila ada, berapa umur lansia sekarang?
( ) 55 – 65 tahun ( ) 66 – 70 tahun ( ) > 70 tahunc. Apakah Lansia mepunyai keluhan penyakit?
( ) Ya ( ) Tidakd. Bila Ya, sebutkan
( ) Stroke ( ) Asma ( ) TBC ( ) Rematik / ggn sendi ( ) Darah Tinggi ( ) Kencing Manis ( ) Katarak ( ) Osteoporosis( ) Penyakit kulit ( ) Lainnya................................................
e. Upaya yang dilakukan apabila mempunyai keluhan?( ) ke Dokter ( ) ke Bidan ( ) ke Dukun( ) kePuskesmas ( ) ke RS ( ) kePerawat( ) Dibiarkan saja ( ) obati sendiri ( ) Lainnya.................................
f. Apa yang dilakukan lansia, ketika waktu luang?( ) Berkebun ( ) Senam( ) Jogging ( ) Rekreasi ( ) Lainnya..................................
g. Adakah kelompok usia lanjut?( ) Ya ( ) Tidak
h. Bila ya, jenis kegiatan apa yang dilaksanakan?..............................................................................................................................................................................................................................................
i. Bila tidak ada perkumpulan kelompok usila, apakah bersedia bersedia ikut serta bila dibentuk perkumpulan usila ?( ) Ya ( ) Tidak
PENGKAJIAN PROGRAM PUSKESMAS
A. Program Pokok Puskesmas :
Program wajib yang telah standar dilakukan antara lain:
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Sosialisasi Program Kesehatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Epidemiologi
Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA,
Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies
3. Program Pengobatan :
Rawat Jalan Poli Umum
Rawat Jalan Poli Gigi
Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Keliling (Puskel)
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga
Berencana),
Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun
5. Upaya Peningkatan Gizi
Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi
6. Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA
(sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum),
Institusi pemerintah
Survey Jentik Nyamuk
7. Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
B. Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :
Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan,
sesuai kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam
melakukan pelayanan
1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan
2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus
3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan
4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling
5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani
Dalam kasus didapatkan data di Desa Jatisari terdapat posyandu 7 buah
dengan jumlah kader 40 orang. Posbindu berjumlah 1 buah dengan jumlah
kader 2 orang. Sebagian kepala keluarga sudah memiliki dana jaminan
kesehatan dan sebagian tidak memiliki. Untuk perilaku hidup bersih dan
sehat hampir seluruh keluarga yang ada di Desa Jatisari mencuci tangan
dengan air mengalir dan sabun. Hampir setengah keluarga yang ada di
Desa Jatisari memotong kuku 1 minggu sekali dan sebagian besar
keluarga yang ada di Desa Jatisari melakukan perilaku merokok.
JAMKESMAS
Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan kesehatan
masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat dan daerah.
Adapun Syarat-syarat untuk mendapatkan Kartu Jamkesmas ialah :a. Memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari RT, RW dan Desa yang diketahui oleh Pihak Kecamatan.b. Surat Rujukan dari Puskesmas, (bila rujukan ke RS)c. Kartu Keluarga, (bila rujukan ke RS)
3. Pendidikan dan Komunikasi
Kaji apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan?
Di desa Jatisari terdapat 3 TK, 3 SD, 2 SMP, 1 SMA.
Kaji apa mayoritas tingkat pendidikan warga di wilayah tersebut
Kaji tingkat buta huruf warga di wilayah tersebut
Dalam kasus tidak terdefinisi. Namun ini berkaitan dengan cara apa yang akan kita gunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan pada warga di wilayah tersebut.
Kaji sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan kesehatan (misal televisi, radio, koran, atau leaflet yang diberikan pada komunitas).
Kaji seperti apakah pola informasi, komunikasi yang terjadi ditengah masyarakat, baik penyebaran informasi maupun dalam kerangka pembelajaran.
Media-media seperti apakah dan sumber belajar apakah yang digunakan dan diyakini masyarakat sebagaisarana informasi dan pembelajaran?
Dalam kasus tidak teridentifikasi
4. Politik
Kebijakan kesehatan dapat meliputi kebijakan publik dan swasta tentang kesehatan. Dalam buku ini kebijakan kesehatan diasumsikan untuk
merangkum segala arah tindakan (dan dilaksanakan) yang mempengaruhi tatanan kelembagaan, organisasi, layanan dan aturan pembiayaan dalam system kesehatan. Kebijakan ini mencakup sektor publik (pemerintah) sekaligus sektor swasta. Tetapi karena kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor penentu diluar system kesehatan, para pengkaji kebijakan kesehatan juga menaruh perhatian pada segala tindakan dan rencana tindakan dari organisasi diluar system kesehatan yang memiliki dampak pada kesehatan (missal: pangan, tembakau atau industri obat).
Kondisi kesehatan di pedesaan tidaklah baik seperti yang kita bayangkan. Di desa sangatlah mudah terjadi wabah dan jika suatu penyakit sudah mewabah, akan sulit masyarakat desa untuk mencapai kehidupan standar sehatnya. Belum lagi ditambah kendala dari masalah perekonomian dan sulitnya akses kesehatan yang masuk ke desa. Perubahan demi perubahan dari kebijakan pemerintah dalam menangani kesehatan pedesaan, ternyata pemenuhan kebutuhan pedesaan terhadap pelayanan kesehatan tidak berubah, tetap saja masyarakat desa mengalami kesulitan dalam memperoleh pelayanan kesehatan, atau banyak pihak yang mengkhawatirkan dampak perubahan kebijakan ini terhadap pelayanan kesehatan untuk desa.
Mahalnya biaya periksa ke dokter, belum lagi biaya obatnya. Pasti akan membengkak ketika ada berita mereka harus dirawat inap atau dioperasi. Ketika radiologi, tes-tes laboratorium pendukung juga melambung harganya, bahkan askeskin (asuransi kesehatan masyarakat miskin) sudah dibatasi. Askeskin hanya bias diberlakukan di beberapa rumah sakit, dan hanya untuk penyakit-penyakit tertentu saja.
Dalam kasus tidak teridentifikasi
5. Ekonomi
Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat,
status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu
masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat
pendidikan, pendapatan dan sebagainya.
Kaji mata pencaharian dan tingkat pendapatan mayoritas warga di
wilayah tersebut, apakah sudah sesuai UMR Kab. Sumedang yaitu Rp.
700.000,00/bulan
Dalam kasus diketahui bahwa sebagian besar pekarangan rumah di desa
Jatisari dimanfaatkan untuk tanaman hias, tanaman obat keluarga, warung,
kebun sayur, dan sebagian kecil memiliki kandang hewan ternak.
Kaji juga tahapan keluarga warga di wilayah tersebut
Keluarga Prasejahtera
Keluarga-keluarga yg belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal seperti pengajaran, agama, sandang, pangan, papan dan
kesehatan.
Keluarga Sejahtera I
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal tetapi
belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis
keluarga seperti pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi
dengan lingkungan
Keluarga Sejahtera II
Keluarga-keluarga yang dapat memnuhi kebutuhan dasar, kebutuhan
psikologis tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan perkembangan
(menabung dan memperoleh informasi)
Keluarga Sejahtera III
Keluarga-keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada
tahap I dan II namun belum dapat memberikan kontribusi maksimal
terhadap masyarakat dan berperan secara aktif dalam masyarakat
Keluarga Sejahtera III Plus
Keluarga-keluarga yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan
keluarga mulai dari tahap I sampai III
Dalam kasus tidak teridentifikasi
6. Transportasi
Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat tidak terkecuali di daerah perdesaan. Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan sumberdaya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi suatu daerah pedesaan. Dengan adanya transportasi diharapkan dapat menghilangkan isolasi dan memberi stimulan ke arah perkembangan di semua bidang kehidupan, baik perdagangan, industri maupun sektor lainnya di daerah perdesaan.
Kaji bagaimana aksesibilitas dari dan ke wilayah desa tersebut Kaji kendaraan apa yang biasa digunakan oleh warga untuk
beraktivitas Kaji aksesibilitas warga menuju fasilitas-fasilitas publik termasuk
fasilitas kesehatan
Dalam kasus diketahui sarana transportasi umum terdapat mobil angkutan umum dan ojek. Tetapi pada masyarakat menggunakan ojek sebagai sarana transportasi. Selain itu untuk sarana transportasi pribadi, ada sebagian warga yang sudah memiliki kendaraan pribadi.
7. Keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Menjaga keamanan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama sebagai warga negara yang baik. Salah satu bagian terpenting dalam pemeliharan keamanan lingkungan adalah peran serta masyarakat. Dalam hal ini bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan diwujudkan dalam bentuk Sistem Keamanan Lingkungan. Siskamling dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan moral dan disiplin warga.
Keamanan melibatkan interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Dalam masyarakat Indonesia, berkembang keamanan siskamling (sistem keamanan lingkungan) dimana warga secara bergantian bertanggungjawab menjaga keamanan setiap malam. Keamanan partisipatif model siskamling banyak ditemui di desa-desa dan hanya sedikit di daerah perkotaan. Seiring dengan memudarnya pesona pedesaan,
urbanisasi meningkat dan desa pun lambat laun menyulap diri menjadi miniatur kota. Implikasinya adalah siskamling menjadi layu dan banyak ditinggalkan.
Selain Siskamling, diharapkan juga di sebuah pedesaan itu ada kantor polisi, untuk mengelola Siskamling tersebut. Selain itu tindak kejahatan didesa lebih rendah dibandingkan dengan di kota. Karena masyarakat di desa masih bisa diajak bekerja sama untuk mengamankan lingkungan di sekitarnya. Sehingga keamanan di desa bisa terjamin.
Dalam kasus diketahui bahwa hampir seluruh kepala keluarga menyatakan bahwa lingkungannya aman.
8. Rekreasi Kaji bagaimana masyarakat di wilayah tersebut menghabiskan waktu
luangnya untuk berekreasi / kebiasaan rekreasi masyarakat. Rekreasi yang dimaksud adalah semua bentuk rekreasi yang dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.
Kaji apakah di wilayah tersebut tersedia sarana rekreasi. Fasilitas rekreasi apa yang ada, berapa banyak, dimana letaknya, apakah dapat dijangkau oleh seluruh warga, kapan saja dibuka, dan apakah biaya terjangkau oleh komunitas.
Kaji juga dimana anak-anak biasa bermain. Bentuk rekreasi apa yang utama, siapa pesertanya, apakah jaraknya dekat atau terjangkau, apakah dapat digunakan secara umum, apakah dapat dinikmati setiap saat dan seberapa sering frekuensinya.
Sumber informasi untuk mencari data rekreasi ini bisa melalui observasi dan wawancara dengan warga. Pengkajian sub-sistem rekreasi ini bisa digunakan untuk melihat sejauh mana kemampuan warga untuk mengurangi stress. Jika warga jarang berekreasi, dikhawatirkan akan berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
Dalam kasus tidak teridentifikasi