18
197 PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH LIMBAH TENORM PADA INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN PERANGKAT LUNAK PRESTO EPA CPG/POP Sucipta dan Dadang Suganda * ABSTRAK PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH LIMBAH TENORM PADA INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN PERANGKAT LUNAK PRESTO EPA CPG/POP. Pengkajian keselamatan landfill alamiah limbah Technically Enhanced Naturally Occurred Radioactive Materials (TENORM) pada industri/pertambangan minyak dan gas bumi, wajib dilakukan untuk mengetahui dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan/keselamatan masyarakat. Pengkajian keselamatan “landfill alamiah” yang berupa lahan tercemar TENORM merupakan bagian terpadu dari tahapan pengelolaan limbah TENORM yang harus dilakukan, meliputi inventarisasi, identifikasi, pengangkutan, on-site atau off-site treatment, pewadahan, penyimpanan sementara dan disposal. Lahan yang tercemar TENORM diasumsikan sebagai landfill alamiah sehingga pengkajian keselamatannya mengadopsi metode ISAM yang diperuntukkan bagi near surface disposal. Dengan mempertimbangkan batas ambang keselamatan dosis individual pertahun sebesar 5 mSv per individu (5.000 μSv), dosis yang diterima populasi di sekitar tapak tercemar masih berada di bawah batas ambang keselamatan sampai dengan tahun ke 10.000 yang besarnya hanya 50 μSv/tahun (1% dari batas ambang keselamatan). Dari grafik hasil perhitungan menunjukkan adanya kecenderungan untuk terus meningkat baik dari segi konsentrasi, dosis, resiko insiden dan resiko mortalitas setelah tahun ke 10.000, sehingga diperlukan tindakan intervensi berupa clean-up TENORM dari lahan tercemar tersebut. Kata kunci: Pengkajian Keselamatan, Landfill, TENORM, metode PRESTO EPA CPG/POP ABSTRACT SAFETY ASSESSMENT OF NATURAL LANDFILL OF TENORM WASTE ON OIL AND GAS INDUSTRY USING PRESTO EPA CPG/POP SOFTWARE. Safety assessment of natural landfill for technically enhanced naturally occurred radioactive materials (TENORM) waste, on petroleum industry/mining, must be performed to know the environmental contamination and negative impact to health or safety of public. Safety assessment is an integrated part of the steps of management of TENORM and disposal. TENORM contaminated land was assumed as a natural landfill so that the ISAM safety assessment methods that intended for near surface disposal was adopted. Taking into account the safety threshold dose of 5 mSv per individual per year (5,000 μSv), the dose received by the population around the site contamination is still below the safety threshold up to 10,000 years of only 50 μSv / year (1% of the limit safety margin). From the graph the results of calculations showed a tendency to continue to increase both in terms of concentration, dose, the risk of incidence and mortality risk after a year to 10,000, so that the necessary measures of intervention in the form of clean-up of land contaminated with TENORM should be performed. Keywords: Safety assessment, Landfill, TENORM, PRESTO EPA CPG/POP method * Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN Serpong, e-mail: [email protected]

PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

197

PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH LIMBAH TENORM PADA INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI

DENGAN PERANGKAT LUNAK PRESTO EPA CPG/POP

Sucipta dan Dadang Suganda*

ABSTRAK PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH LIMBAH TENORM PADA INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN PERANGKAT LUNAK PRESTO EPA CPG/POP. Pengkajian keselamatan landfill alamiah limbah Technically Enhanced Naturally Occurred Radioactive Materials (TENORM) pada industri/pertambangan minyak dan gas bumi, wajib dilakukan untuk mengetahui dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan/keselamatan masyarakat. Pengkajian keselamatan “landfill alamiah” yang berupa lahan tercemar TENORM merupakan bagian terpadu dari tahapan pengelolaan limbah TENORM yang harus dilakukan, meliputi inventarisasi, identifikasi, pengangkutan, on-site atau off-site treatment, pewadahan, penyimpanan sementara dan disposal. Lahan yang tercemar TENORM diasumsikan sebagai landfill alamiah sehingga pengkajian keselamatannya mengadopsi metode ISAM yang diperuntukkan bagi near surface disposal. Dengan mempertimbangkan batas ambang keselamatan dosis individual pertahun sebesar 5 mSv per individu (5.000 µSv), dosis yang diterima populasi di sekitar tapak tercemar masih berada di bawah batas ambang keselamatan sampai dengan tahun ke 10.000 yang besarnya hanya 50 µSv/tahun (1% dari batas ambang keselamatan). Dari grafik hasil perhitungan menunjukkan adanya kecenderungan untuk terus meningkat baik dari segi konsentrasi, dosis, resiko insiden dan resiko mortalitas setelah tahun ke 10.000, sehingga diperlukan tindakan intervensi berupa clean-up TENORM dari lahan tercemar tersebut. Kata kunci: Pengkajian Keselamatan, Landfill, TENORM, metode PRESTO EPA CPG/POP ABSTRACT SAFETY ASSESSMENT OF NATURAL LANDFILL OF TENORM WASTE ON OIL AND GAS INDUSTRY USING PRESTO EPA CPG/POP SOFTWARE. Safety assessment of natural landfill for technically enhanced naturally occurred radioactive materials (TENORM) waste, on petroleum industry/mining, must be performed to know the environmental contamination and negative impact to health or safety of public. Safety assessment is an integrated part of the steps of management of TENORM and disposal. TENORM contaminated land was assumed as a natural landfill so that the ISAM safety assessment methods that intended for near surface disposal was adopted. Taking into account the safety threshold dose of 5 mSv per individual per year (5,000 µSv), the dose received by the population around the site contamination is still below the safety threshold up to 10,000 years of only 50 µSv / year (1% of the limit safety margin). From the graph the results of calculations showed a tendency to continue to increase both in terms of concentration, dose, the risk of incidence and mortality risk after a year to 10,000, so that the necessary measures of intervention in the form of clean-up of land contaminated with TENORM should be performed. Keywords: Safety assessment, Landfill, TENORM, PRESTO EPA CPG/POP method * Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN Serpong, e-mail: [email protected]

Page 2: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir, 10 Oktober 2012 (197-214)

198

PENDAHULUAN

Limbah Technologically Enhanced of Naturally Occurred Radioactive Materials (TENORM) pada industri / pertambangan minyak dan gas bumi, wajib dikelola agar tidak mencemari lingkungan dan membahayakan masyarakat. Langkah-langkah pengelolaan TENORM meliputi identifikasi, inventarisasi, clean up, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan penyimpanan lestari (landfill/disposal) [1]. Arahan International Atomic Energy Agency (IAEA) tentang proteksi radiasi dan pengelolaan limbah TENORM dari industri minyak dan gas bumi telah dipublikasikan [2]. Selain itu beberapa negara maju telah berpengalaman dalam pengelolaan TENORM mulai dari identifikasi hingga pengoperasian landfill dan pengkajian keselamatannya [3,4,5]. Arahan IAEA dan pengalaman negara-negara maju tersebut perlu dikembangkan dan diterapkan di Indonesia untuk memecahkan masalah TENORM tersebut.

Untuk mengetahui besarnya dampak radiologi terhadap manusia dari suatu lahan tercemar TENORM maka perlu dilakukan pengkajian keselamatan. Pengkajian keselamatan adalah suatu prosedur iteratif untuk mengevaluasi unjuk kerja sistim disposal dan potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan (IAEA, 1999) [6]. Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah lahan tercemar limbah TENORM pada kawasan industri/pertambangan minyak dan gas bumi.

Pengkajian keselamatan bisa dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak yang telah ada seperti PRESTO, RESRAD, DUST, HELP, ECOLEGO, AMBER dan sebagainya. Pada penelitian ini telah digunakan salah satu perangkat lunak untuk pengkajian keselamatan yang sudah tersedia yaitu Prediction of Radiation Effects from Shallow Trench Operation – Environmental Protection Agency – Critical Population Group/ General Population (PRESTO-EPA-CPG/POP) [7].

PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL LIMBAH TENORM Konteks Pengkajian Sebagai langkah awal dalam pengkajian keselamatan landfill untuk kalangan industri minyak dan gas bumi di Indonesia masih bersifat umum/hipotetis. Adapun tujuan utamanya adalah untuk pengembangan ilmu dan pengalaman, studi strategis, pembuktian ilmiah, pemenuhan persyaratan perijinan dan regulasi, dan meningkatkan public acceptance [1].

Terkait dengan penelitian ini maka sebagai audiens potensial pengkajian keselamatan di Indonesia adalah BAPETEN, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Departemen Kesehatan (sebagai badan regulasi), PTLR/BATAN (sebagai operator), industri migas terkait (sebagai penimbul limbah), politisi, LSM, masyarakat dan media massa.

Page 3: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Pengkajian Keselamatan Landfill Alamiah Limbah Tenorm ... (Sucipta, Dadang Suganda)

199

Kerangka regulasi yang diacu meliputi IAEA Principles of Radioactive Waste Management [7], Publikasi ICRP 77 dan 81 [8,9], Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup [10], Undang-undang No.10 tahun 1997 tentang Ketenaga-nukliran [11] beserta peraturan perundangan di bawahnya [12,13,14].

End-points dari pengkajian keselamatan ini bersifat normatif dengan mengacu IAEA, 1994 [15] dan IAEA, 2000 [16]. Sebagai filosofi pengkajian digunakan pendekatan yang bersifat realistik (wajar).

Kerangka waktu pengkajian keselamatan menjangkau waktu ± 10.000 tahun.

Deskripsi Sistim Tapak hipotetis yang dideskripsi berupa lahan tercemar TENORM yang diasumsikan sebagai landfill alamiah, maka deskripsi sistim disposal telah disusun dengan meliputi komponen near-field, geosfer dan biosfer (Lampiran 1 dan Lampiran 2) [17,18]. Pengembangan dan Justifikasi Skenario Dari deskripsi sistim disposal dilanjutkan dengan pengembangan dan justifikasi scenario. Langkah pengembangan dimulai dari penyusunan daftar features, events and processes (FEP) secara sistimatis kemudian dilakukan pembobotan terhadap masing-masing FEP dengan expert judgement, selanjutnya masuk ke tahap screening. Dari tahap screening akan ada FEP terbuang dan terpilih. FEP yang terpilih tersebut selanjutnya digunakan dalam analisis keselamatan. Skenario yang dipilih dalam pengkajian keselamatan ini adalah scenario migrasi radionuklida melalui jalur air tanah dan air permukaan. Pada umumnya transport hidrologi merupakan jalur utama penyebab tereksposenya penduduk oleh radioaktivitas yang berasal dari disposal atau tanah terkontaminasi radionuklida. Pada Gambar 1 ditunjukkan secara skematis jalur kritis melalui media air yang mengangkut radionuklida dari tapak ke penduduk penerimanya. Sumber utama air, yang menyebabkan terjadinya leaching radionuklida dari matriks kontaminan, adalah presipitasi. Air presipitasi pada tapak akan terinfiltrasi ke dalam lapisan tanah, mengalir di atas permukaan tanah, atau terevaporasi ke atmosfer. Transport radionuklida dari tapak dapat terjadi akibat air infiltrasi atau aliran permukaan. Suatu model dinamis, yang menghitung kehilangan air evaporasi dan transport air berdasarkan persamaan dinamis, digunakan untuk menghitung laju infiltrasi [19]. Air yang terinfiltrasi ke dalam zona kontaminasi akan melindi radionuklida dari zona tersebut. Air terkontaminasi yang mengalir sebagai aliran permukaan tapak atau masuk ke dalam tanah sebagi aliran perkolasi, akhirnya akan memasuki akuifer.

Page 4: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir, 10 Oktober 2012 (197-214)

200

Radionuklida yang akhirnya mencapai akuifer umumnya akan tertransport dengan kecepatan lebih rendah atau sama dengan kecepatan aliran air dalam akuifer. Retardasi sebagai interaksi radionuklida dengan media padat dalam akuifer, dikenal sebagai efek sorpsi (serapan). Ketika radionuklida yang terangkut air dalam akuifer menuju sumur, maka akan terkonsumsi oleh penduduk dalam tapak dan/atau luar tapak melalui jalur air minum, irigasi, dan pakan ternak. Radionuklida sisa dalam akuifer dianggap tertransport lebih jauh ke arah hilir dan menyebabkan dampak kesehatan populasi penduduk umum pada daerah hilir.

Gambar 1. Jalur transport lingkungan melalui media air [19]

Air terkontaminasi pada tapak akan terakumulasi jika laju infiltrasi melebihi laju eksfiltrasi keluar dari dasar zona terkontaminasi. Bila volume air yang terakumulasi dalam limbah melebihi rongga/porositas total, air terkontaminasi akan meluap (overflow) menuju permukaan tanah. Radionuklida dalam air terkontaminasi kemudian akan tercampur dengan aliran air permukaan dan selanjutnya menuju aliran (sungai) terdekat. Air terkontaminasi akan berpotensi untuk dikonsumsi oleh penduduk lokal dan penduduk yang tinggal di bagian hilir melalui jalur air minum, irigasi, pakan ternak dan perikanan.

Page 5: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Pengkajian Keselamatan Landfill Alamiah Limbah Tenorm ... (Sucipta, Dadang Suganda)

201

Perumusan dan Implementasi Model

Conceptual model merupakan hal yang mendasar dalam modeling pengkajian keselamatan. Keakuratan dalam pembuatan model konseptual menjadi modal yang kuat untuk menyusun model-model selanjutnya (model matematika dan computer code). Model matematik dan komputer menggunakan salah satu model yang telah tersedia saat ini, yaitu dari PRESTO [20]. Dosis tahunan yang mengenai individu pada suatu lokasi k untuk organ l, nuklida I, dan jalur paparan j dinyatakan sebagai [19] :

Dijl (k) = (KjEij(k) . DFijl) / P(k) dengan : Kj = faktor numerik yang diintroduksi oleh satuan Eij(k), Eij(k) = paparan untuk radionuklida I pada jalur paparan j, DFijl = faktor laju dosis radionuklida i jalur paparan j dan organ l, dan P(K) = populasi pada lokasi k.

Data yang dipakai sebagai input untuk pengembangan model meliputi data limbah, data tapak, data desain, data geosfer, data biosfer dan data faktor transfer dari/ke berbagai komponen lingkungan. Data tersebut berasal dari data hasil eksperimen, penyelidikan lapangan dan asumsi-asumsi.

Perangkat Lunak PRESTO

Perangkat lunak PRESTO dirancang oleh Environmental Protection Agency (EPA), United State of America (USA) [7]. Model PRESTO dirancang untuk menghitung committed effective dose (CED) tahunan maksimum terhadap kelompok populasi kritis (critical population group = CPG) dan insiden kanker, efek kanker fatal dan efek genetik serius dalam populasi umum (POP) yang diakibatkan dari tapak near surface disposal limbah aktivitas rendah, dari clean-up tapak yang tercemar zat radioaktif, dan dari disposal limbah NORM [7]. Model ini mensimulasikan transport radionuklida dari suatu tapak ke lingkungan penerima dan menyebabkan pemaparan ke manusia melalui jalur rantai makanan. Efek kesehatan terhadap populasai umum dihitung dari faktor-faktor konversi tingkat penerimaan radionuklida dan efek kesehatan.

Model ini mengasumsikan bahwa radionuklida mencemari tanah dekat permukaan dalam dua lapis tanah – lapisan atas dan lapisan bawah- yang memiliki karakteristik dan tingkat pencemaran yang berbeda [7]. Berdasarkan pada sifat paparan dari pencemar, tiga tipe penduduk penerima paparan yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut : (1) onsite residents (penduduk dalam tapak), yang tinggal di tempat yang tercemar; (2) offsite residents (penduduk di luar tapak), yang tinggal di

Page 6: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir, 10 Oktober 2012 (197-214)

202

dekat tapak; dan (3) populasi umum, yang tinggal di bagian hilir dalam satu cekungan (DAS) dengan tapak.

Sistem operasi PRESTO-EPA-CPG/POP, yang meliputi model PRESTO-EPA-CPG dan PRESTO-EPA-POP serta program-program interface-nya, dirancang untuk mengakomodasi kondisi hidrogeologi dan iklim dengan kisaran yang luas [7]. Model ini juga didesain untuk ”menangani” leaching radionuklida dan transport air tanah melalui kondisi hidrogeologi tak jenuh dan jenuh air, dan dengan mempertimbangkan retardasi radionuklida karena proses-proses geokimia. Model memperhitungkan proses leaching, skenario pertanian, dengan mensimulasikan akar tanaman pertanian menjangkau dan menyerap radionuklida dari limbah, dan pengurangan inventori radionuklida karena peluruhan selama kurun waktu simulasi.

METODE

Pengkajian keselamatan landfill alamiah limbah TENORM dilaksanakan dengan studi literatur dan studi kasus yang diuraikan secara deskriptif. Beberapa data primer dan sekunder tentang limbah TENORM dan data tapak/lingkungan industri minyak dan gas bumi ditelusuri sebagai bahan masukan untuk pengkajian keselamatan. Beberapa data asumsi juga digunakan dalam pengkajian ini untuk melengkapi data yang belum tersedia, dengan pendekatan kesesuaian terhadap kondisi limbah, disain, tapak dan lingkungan. Seluruh data yang digunakan telah disusun secara sistematis seperti disajikan dalam Lampiran 1 dan 2. Pengkajian keselamatan penyimpanan limbah NORM-TENORM ini dilaksanakan dengan metode deskriptif yang sistematikanya mengacu metode ISAM [21] (Gambar1). Rancangan dan langkah-langkah yang dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1). Penelusuran dan pengumpulan metode pengkajian keselamatan penyimpanan limbah TENORM. 2). Data dan informasi tentang limbah TENORM, tapak dan disain ditelusuri dan dikumpulkan dari berbagai dokumen, laporan hasil penelitian/survey dan kajian lapangan. 3). Data limbah TENORM, data tapak/lingkungan dan data desain dievaluasi dan digunakan sebagai dasar pemilihan dan penyusunan konsep pengkajian keselamatan penyimpanan limbah TENORM. 4). Evaluasi hasil dan penyusunan laporan. Pada penelitian ini digunakan salah satu model pengkajian keselamatan yang sudah tersedia yaitu Prediction of Radiation Effects from Shallow Trench Operation – Environmental Protection Agency – Critical Population Group/ General Population (PRESTO-EPA-CPG/POP) [20].

Page 7: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Pengkajian Keselamatan Landfill Alamiah Limbah Tenorm ... (Sucipta, Dadang Suganda)

203

Gambar 2. Situasi lahan tercemar TENORM dan sekitarnya HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan simulasi menggunakan software PRESTO 4.2 ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi pada jarak ‘sumur hipotetik’ 155 m. Penentuan jarak antara tapak tercemar dan sumur hipotetik sejauh 155 m didasarkan atas hasil simulasi yang menunjukkan bahwa kemunculan radionuklida dalam air sumur paling jauh terdapat pada jarak 155 m. Adapun hasilnya masing-masing dapat dilihat pada Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7.

Pada Gambar 3a ditunjukkan bahwa pada sumur yang berjarak 155 m, radionuklida yang muncul hanya Ra-226 dengan konsentrasi 7,0x10-3 Bq/m3 pada tahun ke 10.000. Pada sumur yang berjarak lebih dari 155 m, apalagi pada sumur penduduk sesungguhnya yang berjarak 700 m, tidak ditemukan radionuklida apapun (Gambar 3b).

0 500 m

Tapak tercemar TENORM

Badan Air Permukaan

Penduduk

Page 8: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir, 10 Oktober 2012 (197-214)

204

(a) jarak sumur 155 m (b) jarak sumur 700 m

Gambar 3. Konsentrasi radionuklida dalam air sumur

(a) berdasarkan radionuklida (b) berdasarkan pathway

Gambar 4. Dosis individual

Pada Gambar 4a terlihat bahwa radionuklida yang berkontribusi terhadap dosis individu adalah Ra-226 dan Th-232. Antara tahun ke 0 hingga 1.000 terjadi peningkatan drastis terhadap dosis individu, setelah tahun ke 1000 terjadi fenomena yang berbeda antara Ra-226 dan Th-232. Setelah mencapai dosis maksimum sebesar 2 µSv/tahun, Ra-226 mengalami penurunan hingga ± 0,7 µSv/tahun pada tahun ke 10.000, sedangkan dosis dari Th-232 mengalami peningkatan setelah 1000 tahun, yaitu mulai dari 4 µSv/tahun menjadi ± 40 µSv/tahun pada tahun ke 10.000 (mendekati total). Gambar 4b menunjukkan bahwa ingestion pathway berkontribusi paling dominan, disusul dengan inhalasi, ground surface dan sedikit dari pathway imersi.

Resiko insiden individu dapat diketahui dari Gambar 5a, yang menunjukkan bahwa dari tahun ke 0 hingga tahun ke 1000 ada peningkatan resiko dari 1,0x10-10 untuk Ra-226 dan 5,0x10-11 untuk Th-232, menjadi 6,0x10-8 untuk Ra-226 dan

Page 9: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Pengkajian Keselamatan Landfill Alamiah Limbah Tenorm ... (Sucipta, Dadang Suganda)

205

2,0x10-8 untuk Th-232. Setelah tahun ke 1.000 terjadi 2 hal yang berbeda antara Ra-226 dan Th-232, dimana resiko dari Ra-226 mengalami penurunan hingga 1,0x10-8 pada tahun ke 10.000, sedangkan Th-232 mengalami peningkatan menjadi 2,0x10-7 pada tahun ke 10.000 (mendekati total). Pada Gambar 5b dapat dilihat bahwa pathway yang berkontribusi terhadap resiko individu adalah injesti, inhalasi dan ground surface.

(a) berdasarkan radionuklida (b) berdasarkan pathway

Gambar 5. Resiko insiden individual

Pada Gambar 6a diperlihatkan resiko mortalitas (kematian) individual di daerah kritis sekitar tapak tercemar. Kontribusi utama untuk resiko mortalitas individual pada tahun ke 0 sampai dengan tahun ke 4.000 diakibatkan oleh radionuklida Ra-226, tetapi setelah tahun 4.000 didominasi oleh Th-232. Antara tahun ke 0 hingga tahun ke 1000, terjadi peningkatan resiko mortalitas dari 3,0x10-11 menjadi 3,0x10-8 untuk Ra-226, dan dari 3,0x10-11 menjadi 1,0x10-7 untuk Th-232. Setelah tahun ke 1000 relatif terjadi penurunan resiko mortalitas dari Ra-226 menjadi < 1,0x10-8, tetapi terjadi peningkatan resiko mortalitas dari Th-232 menjadi sekitar 1,0x10-7 pada tahun ke 10.000 (mendekati total). Dari segi pathway, dominasinya berurutan dari injesti, ground surface dan inhalasi, dengan nilai resiko mortalitas total sebesar 2,0x10-10 (tahun ke 0); 6,0x10-8 (tahun ke 1.000) dan sekitar 1,5x10-7 (pada tahun ke 10.000).

Page 10: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir, 10 Oktober 2012 (197-214)

206

(a) berdasarkan radionuklida (b) berdasarkan pathway

Gambar 6. Resiko mortalitas individual

Gambar 7. Dosis tahunan total

Dengan melihat Gambar 7 terlihat bahwa dosis tahunan total mempunyai kecenderungan nilai yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan nilai awal sebesar 1,0x10-1 µSv/tahun dan pada tahun ke 10.000 sebesar 5,0x10+1 µSv/tahun. Pada sekitar tahun 1.000 terjadi perubahan pola peningkatan dosis tahunan total dari akselerasi tinggi ke akselerasi rendah.

KESIMPULAN Berdasarkan perhitungan dengan perangkat lunak PRESTO 4.2, dapat diambil kesimpulan bahwa radionuklida Ra-226 dengan konsentrasi 7,0x10-3 Bq/m3 muncul pada air sumur berjarak terjauh 155 m. Dosis individu tahunan total maksimum dari radionuklida Ra-226 dan Th-232 sebesar ± 40 µSv/tahun pada tahun ke 10.000.

Page 11: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Pengkajian Keselamatan Landfill Alamiah Limbah Tenorm ... (Sucipta, Dadang Suganda)

207

Resiko insiden individu total maksimum sebesar lebih kurang 2,0x10-7 pada tahun ke 10.000, sedangkan resiko mortalitas total maksimum sebesar 1,0x10-7 pada tahun ke 10.000. Dosis tahunan total maksimum yang merupakan akumulasi dari semua radionuklida, terutama Ra-226 dan Th-232 adalah sebesar 5,0x10+1 µSv/tahun (50 µSv/tahun).

Dengan mempertimbangkan batas ambang keselamatan dosis individual pertahun sebesar 5 mSv per individu (5.000 µSv) [22], dosis yang diterima populasi di sekitar tapak tercemar masih berada di bawah batas ambang keselamatan sampai dengan tahun ke 10.000 yang besarnya hanya 50 µSv/tahun (1% dari batas ambang keselamatan). Dari semua grafik hasil perhitungan menunjukkan adanya kecenderungan untuk terus meningkat baik dari segi konsentrasi, dosis, resiko insiden dan resiko mortalitas setelah tahun ke 10.000, sehingga diperlukan tindakan intervensi berupa remediasi atau clean-up TENORM dari lahan tercemar tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1. SUCIPTA, “Penyimpanan Lestari Limbah TENORM dari Industri Minyak dan

Gas Bumi”, Prosiding Seminar Nasional TPL VII, PTLR BATAN – RISTEK, Serpong, 2009.

2. IAEA, “Radiation Protection and the Management of Radioactive Waste in the Oil and Gas Industry”, Safety Report Series No. 34, IAEA, Vienna, 2003.

3. AMERICAN PETROLEUM INSTITUTE, “Bulletin on the Management of NORM in Oil and Gas Production”, API Bulletin E2 (1992).

4. NORM Waste Management Technical Committee

5. SMITH, K.P., BLUNT, D.L., WILLIAMS, G.P., ARNISH, J.J., PFINGSTON, M., HERBERT, J. and R.A. HAFFENDEN, “An Assessment of the Disposal of Petroleum Industry NORM in Non-Hazardous Landfills”, National Petroleum Technology Office, U.S. Department of Energy, Tulsa, Oklahoma, 1999.

6. IAEA, “Safety Assessment for Near Surface Disposal of Radioactive Waste”, IAEA Safety Standard Series No. WS-G-1.1, IAEA, Vienna, 1999.

7. http://www.epa.gov/radiation/assessment/presto.html, diunduh pada tanggal 17 Januari 2011.

8. IAEA, “The Principles of Radioactive Waste Management”, Safety Series No. 111-F, IAEA, Vienna, 1995.

9. ICRP, “Radiological Protection Policy for the Disposal of Radioactive Waste”, ICRP Publication 77, Pergamon Press, 1998.

Page 12: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir, 10 Oktober 2012 (197-214)

208

10. ICRP, “Radiation Protection Recommendations as Applied to the Disposal of Long-lived Solid Radioactive Waste”, ICRP Publication 81, Pergamon Press 1998.

11. Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

12. Undang-undang No.10 tahun 1997 tentang Ketenaga-nukliran.

13. Indonesian Government Act No. 33, 2007 on Safety of Ionizing Radiation and Security of Radioactive Sources (PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif)

14. Indonesian Government Act No. 27, 2002 on Management of Radioactive Waste (PERATURAN PEMERINTAH RI No. 27 Tahun 2002, tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif).

15. BAPETEN, “Chairman Decree No.9, 2009 on Intervention against Exposure to TENORM”, (PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2009 tentang Intervensi terhadap Paparan dari TENORM)

16. IAEA, “Safety Indicators in Different Time Frames for the Safety Assessment of Underground Radioactive Waste Repositories”, TECDOC 767, IAEA, Vienna (1994).

17. IAEA, “Safety Indicators, Complementary to Dose and Risk, for the Assessment of Radioactive Waste Disposal”, WASSC Subgroup on Principles and Criteria for Radioactive Waste Disposal, IAEA, Vienna (2000).

18. TOTAL E&P INDONESIE, RKL dan RPL Addition-TOTAL E&P INDONESIE, 2005.

19. Report on Radiological Assesment of NORM/TENORM at Total E & P Indonesie, 2007.

20. HUNG, C.Y., “User’s Guide for PRESTO-EPA-CPG/POP Operation System”, Version 4.2, U.S. Environmental Protection Agency, Washington DC, 2000.

21. IAEA, “Scenario Generation and Justification for the Safety Assessment of Near Surface Radioactive Waste Disposal Systems”. ISAM Scenario Generation and Justification Working Group Document, Version 1.0, IAEA, Vienna, 2000.

22. Peraturan Kepala BAPETEN No. 01/Ka-Bapeten/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi, Jakarta, 1999.

Page 13: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Pengkajian Keselamatan Landfill Alamiah Limbah Tenorm ... (Sucipta, Dadang Suganda)

209

DISKUSI SAHRUL HIDAYAT Material radioaktif berasal dari mana? Manajemen limbah radioaktif oleh industri tersebut selamat ini seperti apa? SUCIPTA Material yang digunakan berasal dari tangki minyak. Kerak dalam tangki minyak dibersihkan dengan metode sound blasting sehingga tangki bersih, lahan tersemarnya ternyata mengandung radionuklida Ra-226, Th – 232, dll.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Ir. Sucipta, M.Si. (Penulis Pertama) 2. Instansi / Unit Kerja : PTLR BATAN 3. Pekerjaan / Jabatan : Peneliti 4. Riwayat Pendidikan : S1 Teknik Geologi UGM, S2 Ilmu Lingkungan

UGM 5. Pengalaman Kerja : 1989 s/d sekarang bekerja di PTLR BATAN 6. Organisasi Profesional : IAGI 7. Publikasi Ilmiah yang pernah disajikan/diterbitkan : Banyak berkaitan

dengan bidang teknologi penyimpanan lestari limbah radioaktif.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Drs. Dadang Suganda (Penyaji) 2. Instansi / Unit Kerja : PTLR BATAN 3. Pekerjaan / Jabatan : Staf Bidang Teknologi Penyimpanan Lestari 4. Riwayat Pendidikan : S1 Fisika UI 5. Pengalaman Kerja : 1985 s/d sekarang bekerja di PTLR BATAN 6. Organisasi Profesional : --- 7. Publikasi Ilmiah yang pernah disajikan/diterbitkan : Banyak berkaitan dengan

pengkajian keselamatan dalam bidang teknologi penyimpanan lestari limbah radioaktif.

Page 14: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir, 10 Oktober 2012 (197-214)

210

Lampiran 1. Data Limbah dan Tapak untuk Pengkajian Keselamatan Lahan Tercemar Tenorm

NO ASPEK SUB

ASPEK PARAMETER SATUAN

1 KARAK-TERISTIK TAPAK

Hidrologi 1. Curah hujan tahunan total 2,720 m 2. Laju aliran sungai tahunan 31.356 m3/yr 3. Jarak ke sumur terdekat 155m (700m) 4. Jarak antara sisi tapak dan

sungai/badan air permukaan 155m (270m)

Erosi 5. Faktor curah hujan 206,83 R/yr

6. Faktor erodibilitas tanah 0,02 ton/acre 7. Faktor pengelolaan tanaman 0,3 8. Faktor penerapan pengendalian

erosi 0,3

9. Sediment delivery ratio factor default 10. Faktor kecuraman-panjang lereng 0,12 11. Fraction of residual saturation 0,40 12. Fraction of total annual

precipitation for infiltration calculation

0,3

13. Top soil layer precipitation run-off fraction

0,3

14. Bottom soil layer precipitation run-off fraction

0,2

15. Active depth of soil in surface-contaminated region

0,2

16. Width of the contaminated site measured perpendicular to groundwater flow

360 m

17. Length of the contaminated site parallel to groundwater flow

255 m

2 PENUTUP DAN LIMBAH

Penutup 18. Ketebalan 0,1 m 19. Densitas 1,32 g/cm3 20. Porositas 0,17 21. Permeabilitas 0,11 m/hr 22. Kemiringan lereng rata-rata 0,05 m/m 23. Panjang lereng rata-rata 100 m 24. Pellicular water deficit def. (m) 25. Gravity water deficit def. (m)

Page 15: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Pengkajian Keselamatan Landfill Alamiah Limbah Tenorm ... (Sucipta, Dadang Suganda)

211

NO ASPEK SUB

ASPEK PARAMETER SATUAN

Komponen porositas

26. Pellicular water def. (m) 27. Gravity water def. (m)

Equivalent upward

Limbah

28. Difusivitas def. (m/hr) 29. Konduktivitas hidrolik def. (m/hr) 30. Ketebalan 0,15 m 31. Densitas 1,5 g/cm3

32. Porositas 0,17 33. Permeabilitas 0,11 m/hr

Fraksi lepasan

34. Absorbing waste default 35. Activated metals default 36. Solidified waste default 37. Containerized fraction default

3. ZONA VERTIKAL DAN AKUIFER

Zona Vertikal

38. Ketebalan 20 m 39. Densitas 1,32 g/cm3 40. Porositas 0,17 41. Permeabilitas 0,11 m/hr

Akuifer 42. Ketebalan 2 m 43. Densitas 1,32 g/cm3 44. Porositas 0,17 45. Permeabilitas 0,11 m/hr 46. Fraksi kejenuhan air 0,4 47. Kecepatan air tanah m/yr 48. Sudut dispersi 1 rad. 49. Allow aquifer to stream flow default

4. ATMOSFER 50. Lingkungan tapak humid, N 51. Kecepatan deposisi def. (m/s) 52. Gravitational settling velocity def. (m/s) 53. Onsite dust loading from

mechanical disturbance def. (g/m3)

54. Fraction of time the wind blows in direction of interest

0,5

55. Annual average windspeed in direction of interest

8,29 m/s

56. Resuspension equation parameter

default

57. Stability category indicator default 58. Pasquill-Gifford atmospheric

stability class formation default

59. Height of the inversion layer def. (m) 60. Hosker’s roughness parameter

def. (m)

61. Atmospheric transport parameter

default

Page 16: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir, 10 Oktober 2012 (197-214)

212

NO ASPEK SUB ASPEK PARAMETER SATUAN 5. BASEMENT 62. Fraksi emanasi Rn-222 untuk

tanah tercemar default

63. Kedalaman basement bawah permukaan

2 m

64. Ketebalan beton lantai basement

0,2 m

65. Porositas beton lantai 0,16 66. Panjang tepi basement 40 m 67. Negative indoor house pressure

def. (Pa)

68. Perimeter shrinkage crack width

0,01 m

69. Laju ventilasi basement 1 change/s 70. Luas lantai basement 100 m2 71. Basement occupancy fraction default 72. Outdoor, onsite occupancy fraction

default

6. TANAMAN

DAN BINATANG

Produktivitas pertanian

73. Rumput 1 kg/m 74. Vegetasi lain 0,5 kg/m

Konsumsi air harian

75. Sapi perah 100 L/d 76. Kambing perah 20 L/d 77. Beef cattle 100 L/d

Waktu antara panen dan konsumsi

78. Rumput 24 hr 79. Stored feed 72 hr 80. Dedaunan (Ind.) 24 hr 81. Buah/biji-bijian (Ind.) 240 hr

Waktu pemaparan dalam udara tercemar

82. Rumput 6 hr

83. Hasil panen 6 hr

Konsumsi makanan

84. Kambing perah 10 kg/d 85. Beef cattle 30 kg/d

86. Transport time from animal feed to human receptor

48 hr

87. Time from animal slaughter to human consumption

24 hr

88. Weathering removal decay constant

def. (hr-1)

89. C-14 fractional equilibrium value

default

90. Kelembanan absolut udara 90,1 g/m3 91. Kedalaman akar 0,3 m

Page 17: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Pengkajian Keselamatan Landfill Alamiah Limbah Tenorm ... (Sucipta, Dadang Suganda)

213

NO ASPEK SUB

ASPEK PARAMETER SATUAN

92. Laju irigasi 1 L/m-hr 93. Fraksi infiltrasi dari presipitasi 0,3 94. Fraction of year that crops are

irrigated 0,5

95. Fraction of year animals graze on the pasture grass

0,5

96. Fraction of animal’s daily feed that is fresh grass

0,5

7. HUMAN UPTAKE

97. Human uptake terhadap sayuran

36,5 kg/yr

98. Human uptake terhadap hasil panen

36,5 kg/yr

99. Human uptake terhadap susu sapi

12 L/yr

100. Human uptake terhadap susu kambing

1 L/yr

101. Human uptake terhadap air minum

730 L/yr

102. Human uptake terhadap daging

36,5 kg/yr

103. Human uptake terhadap ikan 36,5 kg/yr 104. Human uptake terhadap tanah 0,5 kg/yr 105. Human inhalation rate def. m3/yr 106. Fraksi air minum yang disuplai dari sumur

0,8

107. Fraksi air minum yang disuplai dari sungai

0,2

108. Fraksi air irigasi yang disuplai dari sumur

0,1

109. Fraksi air irigasi yang disuplai dari sungai

0,9

110. Fraksi air minum hewan yang disuplai dari sumur

0,3

111. Fraksi air minum hewan yang disuplai dari sungai

0,7

Page 18: PENGKAJIAN KESELAMATAN LANDFILL ALAMIAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn... · Yang dimaksud dengan landfill alamiah dalam makalah ini adalah

Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir, 10 Oktober 2012 (197-214)

214

Lampiran 2. Konsentrasi Tenorm Rata-Rata pada Lahan Tercemar

No No. Tangki

Luas lahan tercemar

(m2)

Konsentrasi radioaktivitas (Bq/kg)

Ra-226 Th-232 Th-228 Ra-228

1. T-960 16.518 425 1.314 1.314 1.314

2. T-970 12.768 249 770 770 770

3. T-980 17.518 587 1.812 1.812 1.812

4. T-990 15.518 237 732 732 732

5. T-2070 9.518 258 797 797 797

TOTAL 71.840 5,2E109 15,8E109 15,8E109 15,8E109