142
i PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI KECURANGAN DALAM PERUSAHAAN (Studi Terhadap Persepsi Eksternal dan Internal Auditor di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Kartika Aisyah Rahman NIM: 1111082000049 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

i

PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI

KECURANGAN DALAM PERUSAHAAN

(Studi Terhadap Persepsi Eksternal dan Internal Auditor di Wilayah Jakarta dan

Sekitarnya)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Kartika Aisyah Rahman

NIM: 1111082000049

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

ii

Page 3: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

iii

Page 4: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

iv

Page 5: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

v

Page 6: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Kartika Aisyah Rahman

2. Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 06 Agustus 1994

3. Alamat : Jl. Alternatif Cibubur, Kompleks

Legenda Wisata, Zona Mozart Blok G5

No. 2, Cibubur, Jakarta Timur, 16495

4. Telepon : 0812-8455-6145

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDN 008 Berau : Tahun 2002 – 2005

2. SMPN 21 Makassar : Tahun 2005 – 2008

3. SMA 01 Sejahtera Depok : Tahun 2008 – 2011

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2011 – 2015

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Akuntansi

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Divisi CCA (Cerdas Cermat Accounting) untuk

Accounting Fair UIN Jakarta 2013 (Tahun 2012 – 2013)

2. 1st Winner for Accounting Debate Competition in UIN Jakarta

Accounting Fair 2014

Page 7: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

vii

IV. PENGALAMAN KERJA

1. Accounting Freelancer in PT Mitra Handal

Mandiri (General Contractor)

April – Juni 2012

2. Owner in Missjung Online Shop September 2011 - sekarang

3. Social Media Content Planner in Unltd

Indonesia

November 2014 – April 2015

4. Research Assistant for Doctoral Student of

Padjajaran University

Oktober 2014 – sekarang

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Ir. Abdul Rahman NK

2. Ibu : Nengzih, SE.,M.Si.,Ak.,CA.

3. Anak ke : 1 dari 2 Bersaudara

Page 8: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

viii

PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI

KECURANGAN DALAM PERUSAHAAN

(Studi terhadap Persepsi Eksternal dan Internal Auditor di Jakarta dan

Sekitarnya)

ABSTRAK

Penelitian ini menguji bagaimana perbedaan persepsi eksternal dan internal

auditor di Jakarta dan sekitarnya terhadap efektivitas metode red flags untuk

mendeteksi kecurangan dalam perusahaan. Responden dalam penelitian ini adalah

auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik, BUMN, Institusi Negara, dan beberapa

perusahaan swasta. Jumlah auditor yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak

94 auditor. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dan

metode penelitian yang digunakan adalah Independent Sample T-test.

Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan persepsi di beberapa indikator red

flags yang terbagi atas 4 dimensi red flags, dimana eksternal auditor secara keseluruhan

menilai red flags lebih efektif untuk mendeteksi kecurangan di perusahaan.

Kata kunci: red flags, fraud diamond, eksternal auditor, internal auditor

Page 9: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

ix

THE USE OF RED FLAGS METHOD TO DETECT FRAUD WITHIN THE

COMPANIES

(Study on the Perception of External and Internal Auditor in Jakarta and Its

Surrounding Areas)

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine how differences in the perception of the

external and internal auditors in Jakarta and its surrounding areas on the effectiveness

of red flags method to detect fraud within the company. Respondents in this study are

the auditors who work in public accounting firm, state-owned enterprises, state

institutions, and several private companies. Number of auditors sampled in this study

were 94 auditors. The sampling method for this study is purposive sampling, and the

research method used for this study is independent sample T-test.

The results of this study showed that there are differences in the perception of

red flags in some of its indicators which divided into four dimensions of red flags. This

study also find that overall external auditors assessed the red flags more effectively to

detect fraud within the company.

Keywords: red flags, fraud diamond, external auditor, internal auditor

Page 10: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang

telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Penggunaan Metode Red Flags Untuk Mendeteksi

Kecurangan Dalam Perusahaan (Studi terhadap Persepsi Eksternal Auditor dan

Internal Auditor di Jakarta dan Sekitarnya)” dengan baik. Skripsi ini disusun

dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,

bimbingan, dukungan, semangat dan do’a, baik langsung maupun tidak langsung dalam

penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Mama yang tersayang dan tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan

sayang, saran, kritikan, dukungan serta do’a yang tertuju untukku.

2. Bapak yang tersayang, terimakasih atas semua masukan, saran, dorongan dan kritik,

perhatian dan doanya yang tidak pernah putus.

3. Adikku Hazairin yang tersayang, yang terkadang menyusahkan tapi selalu

membantu dan menemaniku ketika susah dan gembira.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah

Bapak berikan selama ini.

7. Ibu Reskino, SE., M.Si.,Ak.,CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

tersayang, yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing

Page 11: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

xi

dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran dan

pembelajaran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai

terlaksananya sidang skripsi.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

9. Akuntansi B UIN 2011, teman terbaik, terimakasih atas memori empat tahun kita

bersama-sama menghadapi kehidupan kampus yang penuh warna. Semoga kita

semua mencapai kesuksesan di masa depan.

10. Seluruh teman-temanku UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011, terima

kasih atas do’a, semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini,

semoga kita semua meraih kesuksesan yang diinginkan, amin.

11. Ka iyan, Amanah, Yudho, Fakhri, Eva, terimakasih banyaaaak atas semuanya, you

guys are definitely the best!

12. Yang jauh di Birmingham, terimakasih atas semua perhatian, do’a dan saran serta

kritikannya yang walaupun seringkali pedas, tapi sebenarnya masuk akal semua,

haha.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan

bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Mei 2015

Kartika Aisyah Rahman

Page 12: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i

Lembar Pengesahan Skripsi .................................................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................. iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................................ iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................................... v

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... vi

Abstract…………………………………………………………………………………...viii

Abstrak .................................................................................................................. ix

Kata Pengantar ...................................................................................................... x

Daftar Isi................................................................................................................ xii

Daftar Tabel .......................................................................................................... xi

Daftar Gambar ....................................................................................................... xv

Daftar Lampiran .................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 12

1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12

2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 14

A. Tinjauan Literatur ................................................................................ 14

1. Fraud Triangle Theory ................................................................. 14

2. Fraud Diamond Theory ................................................................ 17

3. Jenis – jenis Auditor ..................................................................... 20

4. Red Flags ..................................................................................... 21

5. Fraud (Kecurangan) ...................................................................... 23

Page 13: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

xiii

B. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .......................... 27

1. Persepsi eksternal dan internal auditor terhadap

efektivitas red flags untuk mendeteksi kecurangan ........................ 27

C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 29

D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 35

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 35

B. Metode Pemilihan Sampel ................................................................. 35

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 36

D. Metode Analisis Data ......................................................................... 38

1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 38

2. Uji Kualitas Data .......................................................................... 38

a. Uji Reliabilitas ................................................................... 38

b. Uji Validitas ....................................................................... 39

3. Uji Normalitas Data ...................................................................... 40

4. Uji Hipotesis ................................................................................ 40

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 49

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 49

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ........................................................... 54

C. Pembahasan ........................................................................................ 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 72

A. Kesimpulan ........................................................................................ 72

B. Implikasi ............................................................................................. 76

C. Keterbatasan ....................................................................................... 77

D. Saran ................................................................................................... 78

Page 14: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

xiv

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79

LAMPIRAN ......................................................................................................... 83

Page 15: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

xv

DAFTAR TABEL

NO. KETERANGAN HALAMAN

1.1 Kasus Penyimpangan Akuntansi di Indonesia ......................................... 2

1.2 10 Penyimpangan Akuntansi Besar di Dunia ........................................... 5

2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ............................................................. 29

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................................... 47

4.1 Data Sampel Penelitian ........................................................................... 50

4.2 Distribusi Sampel Penelitian ................................................................... 50

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Auditor .................... 52

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Auditor ................. 52

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Audit ............. 53

4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................... 54

4.7 Hasil Uji Validitas Opportunity ............................................................... 56

4.8 Hasil Uji Validitas Pressure ..................................................................... 56

4.9 Hasil Uji Validitas Rationalization .......................................................... 57

4.10 Hasil Uji Validitas Capability .................................................................. 57

4.11 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................ 58

4.12 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ............................................. 59

4.13 Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Opportunity ...................................... 60

4.14 Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Pressure ........................................... 62

4.15 Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Rationalization ................................. 63

4.16 Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Capability ......................................... 64

Page 16: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

xvi

DAFTAR GAMBAR

NO. KETERANGAN HALAMAN

2.1 Tiga Elemen Fraud Triangle Theory .......................................................... 15

2.2 Empat Elemen Fraud Diamond Theory ...................................................... 18

2.3 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................................ 33

Page 17: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran - Lampiran ............................................................................................ 83

Surat Penelitian Penyebaran Kuesioner ................................................................ 84

Surat Keterangan Dari Responden ........................................................................ 87

Kuesioner Penelitian ............................................................................................. 92

Jawaban Responden .............................................................................................. 93

Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ................................................................... 11

Page 18: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Owojiri dan Asaolu (2009: 183) menyebutkan fakta bahwa banyak bisnis

menghadapi kebangkrutan karena tekanan ekonomi dan konsekuensi akibat

pengawasan karyawan yang kurang memadai yang kemudian meningkatkan risiko

terjadinya kecurangan (fraud) setiap harinya. Ozkul dan Pektekin (2009: 59) juga

menambahkan penggunaan teknologi dalam akuntansi dan sulitnya mengendalikan

kecurangan yang muncul dari media elektronik menjadikan risiko terjadinya

kecurangan dalam perusahaan menjadi semakin tinggi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh ACFE (Association of Certified Fraud

Examiners) dalam Widjaja (2011) menunjukkan bahwa 58% dari total kasus

kecurangan yang dilaporkan dilakukan oleh karyawan perusahaan pada tingkat

manajerial, 36% dilakukan oleh manajer perusahaan tanpa melibatkan pihak lain

(stand-alone fraudster) dan 6% sisanya dilakukan oleh manajer melalui kolusi bersama

karyawan perusahaan. Koroy (2008) lalu menambahkan bahwa dari keseluruhan kasus

kecurangan yang terjadi, jenis kecurangan yang paling banyak terjadi adalah asset

misappropriations sebesar 85%, yang kedua adalah kasus kecurangan jenis korupsi

dengan presentase sebesar 13%, sisanya adalah kasus kecurangan dalam laporan

keuangan (fraudulent statements).

Page 19: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

2

Kasus kecurangan di perusahaan - perusahaan dalam satu dekade terakhir,

diantaranya Enron dan Worldcom di Amerika Serikat menyebabkan kerugian besar di

pasar modal.

Tabel 1.1

Kasus Penyimpangan Akuntansi di Indonesia

No Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan

1. PT Kimia Farma Tbk

(2001)

Kementerian BUMN dan pemeriksa Bapepam

(Bapepam, 2002) menemukan indikasi adanya

salah saji dalam laporan keuangan yang

mengakibatkan overstatement net profit untuk

periode berakhir 31 Desember 2001 sebesar 32,7

miliar dimana 24,7% adalah dari net profit dan

2,3% berasal dari penjualan

(Koroy, 2008) Salah saji ini terjadi dengan

melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3

unit usaha, dan kemudian mengelembungkan

harga persediaan pada unit distribusi PT Kimia

Farma Tbk. Manajemen PT Kimia Farma Tbk

melakukan pencatatan ganda atas penjualan 2

unit usaha, pencatatan ganda dilakukan pada unit

– unit yang tidak termasuk dalam sampling yang

diambil auditor eksternal

2. PT Kereta Api Indonesia

(2005)

Piutang PPN per 31 Desember 2005 senilai Rp 95,2

M, menurut Komite Audit harus dicadangkan

penghapusannya pada tahun 2005 karena diragukan

kolektibilitasnya, tetapi tidak dilakukan oleh

manajemen dan tidak dikoreksi oleh auditor.

Saldo beban yang ditangguhkan per 31 Desember

2005 sebesar Rp 6 M yang merupakan penurunan

nilai persediaan tahun 2002 yang belum di

amortisasi, menurut Komite Audit harus dibebankan

sekaligus pada tahun 2005 sebagai beban usaha.

Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku cadang

RP 1,4 M yang dialihkan dari satu unit kerja ke unit

kerja lainnya di lingkungan PT KAI yang belum

selesai proses akuntansinya per 31 Desember 2005,

menurut Komite Audit seharusnya telah menjadi

beban tahun 2005.

Page 20: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

3

3. PT Sari Husada (2005) Terjadi indikasi praktek insider trading yang

dilakukan oleh direksi Sari Husada. Akar dari kasus

ini adalah ketika manajemen Sari Husada

mengeluarkan kebijakan ESOP (Empoyee Stock

Option Program, yaitu kebijakan penjualan saham

perusahaan kepada karyawan dengan harga yang

lebih murah) sebesar 5% (94 juta lembar) dari

keseluruhan sahamnya. Saham dari ESOP yang

seharusnya dibeli oleh karyawan, malah mayoritas

dibeli pihak komisaris, direksi, dan manajer senior

(dengan rincian 3 komisaris (44,8%), 5 direksi

(42,5%), dan para manajer (12,7%)

4. Citibank Indonesia (2011) Terjadi praktik kecurangan yang dilakukan oleh

Relationship Manager kepada nasabah A-List

Citibank. Masalah berakar dari pelaku yang

mendapat kepercayaan dari para nasabah yang

kemudian disalahgunakan. Kerugian nasabah

diperkirakan 17 miliar lebih.

Sumber: Martin, Michael, Journal of Business Cases and Applications, 2011.

Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk memberikan

keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi salah saji (misstatement) yang

material dan memberikan keyakinan yang memadai atas akuntabilitas manajemen

terhadap aktiva perusahaan (Koroy, 2008:1). Perusahaan kemudian mengandalkan

auditor eksternal maupun internal untuk memberikan keyakinan pada pemegang saham

dan calon investor bahwa laporan keuangan yang dibuat adalah laporan keuangan yang

relevan dan dapat dipercaya. Untuk itu, dibutuhkan kemampuan, integritas, dan

independensi yang tinggi, karena jika hasil audit terbukti salah dan ditemukan indikasi

kecurangan, maka kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor bisa berangsur -

angsur hilang.

Page 21: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

4

Selain itu, bila seorang auditor tidak mampu mendeteksi kecurangan yang terjadi

dalam perusahaan melalui pelaporan keuangan yang materil, dapat dipastikan pihak

perusahaan dan pemegang saham akan merugi. Menelisik kembali di tahun – tahun

sebelumnya, banyaknya variasi kecurangan dan skandal – skandal manipulasi atas

laporan keuangan perusahaan tak pelak mendatangkan persepsi negatif kepada para

akuntan publik maupun internal. Kecurangan dan skandal manipulasi yang besar

memang biasanya hanya terjadi pada perusahaan dengan skala besar.

Fakta ini sesuai dengan pernyataan Thomas dan Gibson, dan

PricewaterhouseCoopers (2003) bahwa bisnis yang lebih besar lebih mungkin

mengalami tindakan kejahatan ekonomi, namun tindakan kecurangan mungkin lebih

mahal untuk usaha kecil. Selain itu, kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan

kecurangan melampaui kerugian keuangan langsung. Kerusakan tersebut termasuk

merugikan hubungan eksternal bisnis, semangat kerja karyawan, reputasi perusahaan,

dan branding. Bahkan, beberapa efek dari tindakan kecurangan, seperti reputasi

perusahaan yang buruk, dapat memiliki dampak jangka panjang (Pricewaterhouse

Coopers, 2003). Kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan ini skalanya cukup

bervariasi, mulai dari pemalsuan informasi di laporan keuangan, konspirasi yang

terjadi antara manajemen dan akuntan publiknya sendiri, dan lain – lain. Melihat dari

tren penyimpangan yang terjadi selama beberapa tahun ini, penyimpangan akuntansi

yang terjadi lebih banyak pada bentuk manajemen laba yang tidak sah dan opini auditor

eksternal yang tidak benar. Berikut ini disajikan tabel berisi daftar penyimpangan

akuntansi yang terjadi dari tahun 2000 – sekarang.

Page 22: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

5

Tabel 1.2

10 Penyimpangan Akuntansi Besar di Amerika

No Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan

1.

Bank of Credit and

Commerce International

(BCCI)

Skandal BCCI adalah salah satu skandal terbesar

dalam sejarah keuangan dengan total kecurangan

sekitar USD 20 milyar lebih. Tuduhan – tuduhan lain

yang disangkakan kepada BCCI termasuk

penyuapan, mendukung terorisme, pencucian uang,

penggelapan, menjual teknologi nuklir, dan lain –

lain.

2.

Enron Corporation

Hutang dari Enron Corporation disembunyikan dan

keuntungan perusahaan meningkat menjadi lebih dari

USD 1 miliar. Enron Corporation juga menawarkan

suap terhadap pemerintah luar negeri untuk

memenangkan kontrak mereka yang ada di luar

negeri.

3.

WorldCom

Cash Flow perusahaan dinaikkan pada laporan posisi

keuangan dan USD 3.8 miliar dicatat sebagai capital

expenses bukan sebagai operating expenses.

4.

Tyco International

CEO Dennis Kozlowski dan mantan CFO Mark H.

Swartz dituduh melakukan pencurian sebesar USD

600 juta dari perusahaan Tyco International di tahun

2002.

5.

Kanebo Limited

Mendongkrak keuntungan perusaahan sebesar USD

2 miliar selama 5 tahun berturut – turut.

6.

Waste Management,Inc

Laba didongkrak naik sekitar USD 1.7 miliar dengan

menaikkan umur manfaat penyusutan untuk property

dan perlengkapan perusahaan tersebut di tahun 2002.

7.

Parmalat

Total utang perusahaan berjumlah lebih dari dua kali

lipat dari total neraca. Tuduhan lainnya adalah

pemalsuan dan kebangkrutan.

8

Health South Corporation

Pemasukan perusahaan dilebihkan sebesar 4700%

dan mendongkrak USD 1.4 miliar agar memenuhi

ekspektasi para investor.

Bersambung di halaman selanjutnya

Page 23: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

6

Tabel 1.1 (Lanjutan)

No. Nama Perusahaan Tuduhan Kasus Kecurangan

9.

American International

Group (AIG)

Perusahaan mempertahankan perjanjian dengan

payoff yang menguntungkan, melakukan

kecurangan dalam proses tawar-menawar untuk

kontrak asuransi dan melambungkan nilai neraca

sebesar USD 2.7 miliar di 2005.

10.

Satyam Computer Service

Melambungkan kas dan saldo bank lebih dari USD

1.5 miliar, melakukan overstated pada nilai

piutang, dan melakukan understated pada utang

perusahaan sebesar USD 250 juta yang dilakukan

untuk kepentingan pemilik perusahaan sendiri.

Sumber: The Top 10 Embezzlement Cases in US Modern History by Marquet

Kesimpulan yang dapat diambil dari 10 kasus kecurangan diatas adalah perusahaan

yang terlibat rata – rata adalah perusahaan dengan skala nasional dan internasional, dan

sudah melakukan Initial Public Offering (IPO) yang berarti perusahaan harus

mempekerjakan akuntan internal yang bertanggungjawab atas pembuatan laporan

keuangan perusahaan dan auditor independen yang bertanggungjawab atas hasil opini

audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Jika oknum dalam perusahaan melakukan

kecurangan, dan tidak terdeteksi oleh auditor, maka publik akan menempatkan

kesalahan pada auditor karena dinilai telah gagal mendeteksi kecurangan yang terjadi.

Page 24: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

7

Pandangan ini berlaku tidak hanya pada auditor eksternal namun juga auditor

internal, misalnya jika auditor internal tidak berhasil mendeteksi kecurangan yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan, maka dewan komisaris adan pemegang

kepentingan akan kehilangan kepercayaannya kepada divisi auditor internal.

Kesimpulannya adalah auditor eksternal dan internal harus berusaha untuk bisa

mendeteksi kecurangan yang terjadi dalam perusahaan dengan menggunakan berbagai

pendekatan, teknik dan metode.

(Moyes, Young dan Faizal, 2013) menyatakan bahwa standar professional tidak

meminta auditor internal untuk berasumsi bahwa tanggung jawab utama mereka adalah

untuk mendeteksi dan melakukan investigasi terhadap kecurangan. Auditor internal

diminta untuk melakukan due professional care dengan mempertimbangkan dan

mengevaluasi probabilitas dari kesalahan yang signifikan atau kecurangan terjadi.

Auditor internal sendiri bertanggungjawab langsung kepada dewan komisaris, komite

audit. Faktor utama yang membedakan kesalahan dan kecurangan adalah kecurangan

terjadi karena tindakan yang disengaja untuk mengakibatkan salah saji material dalam

laporan keuangan suatu perusahaan.

Kecurangan biasanya dipoles sedemikian rupa agar salah saji yang material sulit

untuk ditemukan oleh auditor (SAS 82 Paragraf 31). Untuk itu, auditor perlu untuk

mempertimbangkan kejadian atau fakta yang ada dan menimbulkan indikasi adanya

kecurangan dalam perusahaan. Auditor, dikarenakan sifat alamiah dari pekerjaannya,

tidak bisa menghindar dari fakta bahwa mereka adalah satu dari beberapa pihak yang

mampu mendeteksi terjadinya kecurangan bahkan dari tahap awal proses audit

Page 25: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

8

dilaksanakan, namun tanggungjawab untuk mendeteksi kecurangan tidak hanya

dimiliki auditor.

Manajemen perusahaan juga memiliki tanggungjawab yang tidak berbeda,

dikarenakan fakta bahwa mereka seharusnya bisa mendeteksi kecurangan di dalam

perusahaan melalui pengendalian internal yang diterapkan (Smith dan Baharuddin,

2005). Lain halnya, apabila kecurangan tersebut justru dilakukan oleh manajemen

puncak yang duduk di posisi yang tepat dan memiliki kemampuan untuk melakukan

kecurangan.

Ada beberapa metode, pendekatan dan teknik – teknik yang auditor biasa lakukan

dalam usahanya mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan, mulai dari critical

point auditing (CPA), job sensitivity analysis (JSA), analisis vertikal, analisis

horizontal, analisis rasio, red flags, dan sebagainya. Sebagai contoh, critical point

auditing adalah teknik dimana melalui pemeriksaan atas catatan pembukuan, gejala

sebuah kecurangan dapat diidentifikasi. Hasil dari teknik ini berupa gejala atau indikasi

– indikasi terjadinya kecurangan, dimana tindakan yang biasanya perusahaan ambil

adalah penyelidikan lebih rinci.

Red flags ini dapat digunakan pada setiap perusahaan dan semakin akurat dan

komprehensif catatan pembukuan yang dimilki perusahaan, semakin efektif teknik ini

dalam mendeteksi gejala kecurangan. Lalu ada metode red flags dimana red flags

menurut DiNapoli adalah ”a set of circumstances that are unusual in nature or vary

from the normal activity” atau keaadan yang tidak biasa terjadi atau variasi dari

Page 26: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

9

aktivitas normal. SAS 99 menekankan pentingnya auditor untuk bisa mendeteksi

indikasi kecurangan dalam melakukan pekerjaan auditnya.

SAS 99 mengharuskan auditor menilai risiko salah saji yang disebabkan oleh

kecurangan, dan menyediakan pedoman operasional dalam mempertimbangkan

indikasi kecurangan saat melakukan audit laporan keuangan. Metode red flags adalah

salah satu metode yang relatif mudah untuk dilakukan oleh auditor dalam mendeteksi

kecurangan. Banyak penelitian yang telah dilakukan di tahun – tahun sebelumnya

mengenai metode ini, misalnya persepsi auditor sebagai pengguna metode ini, tingkat

efektivitas metode red flags dibandingkan dengan metode deteksi kecurangan lainnya,

bagaimana efektivitas penggunaan metode red flags sebagai metode deteksi

kecurangan baik itu di perusahaan kecil maupun perusahaan besar, dan lain sebagainya.

Penelitian-penelitian mengenai red flags ternyata menunjukkan hasil yang berbeda-

beda. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan persepsi dalam menilai red flags.

Perbedaan karakteristik pribadi dapat mengakibatkan perbedaan persepsi (Robbins dan

Judge, 2008). Persepsi tersebut dapat mempengaruhi keputusan dan langkah yang

diambil oleh auditor dalam proses pelaksanaan audit. Persepsi auditor yang berbeda

dapat mengakibatkan perbedaan dalam menilai tingkat efektivitas red flags dalam

mendeteksi fraud.

Penelitian ini membahas mengenai bagaimana persepsi auditor eksternal dan

internal terhadap efektivitas metode red flags dalam mendeteksi terjadinya kecurangan

atau salah saji yang disengaja dalam laporan keuangan. Hegazy dan Kassem, (2010);

Page 27: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

10

Moyes et., al (2006) dalam Moyes., et al (2013) mengklaim dalam penelitian mereka

bahwa metode red flags efektif untuk digunakan dalam mendeteksi kecurangan.

Sementara penelitian Heiman-Hoffman et al., (1996); Moyes, (2006) dalam Moyes

et al., 2013 menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam metode red flags

mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi kecurangan, dan bahwa

auditor eksternal dan internal mempunyai pandangan yang berbeda terhadap efektivitas

pendeteksian kecurangan melalui metode red flags.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Albrecht dan Romney (1986) yang

menemukan bahwa partner audit beranggapan bahwa red flags yang berkaitan dengan

karakter personal dari manajemen perusahaan itu efektif untuk digunakan mendeteksi

kecurangan, sedangkan red flags yang berkaitan dengan karakter perusahaan tidak

efektif untuk digunakan mendeteksi kecurangan.

Apostolou et., al (2001) menyatakan bahwa auditor melihat red flags yang terkait

dengan karakter personal manajemen dan pengaruh dari lingkungan pengendalian

sebagai metode yang paling efektif untuk mendeteksi kecurangan. Terlihat dengan jelas

perbedaan pendapat dari beberapa penelitian terdahulu mengenai metode red flags, ada

yang menyatakan efektif, beberapa menyatakan efektif dengan kondisi tertentu,

beberapa menyatakan metode red flags tidak efektif digunakan untuk mendeteksi

kecurangan.

Ini yang menjadi dasar pemikiran dari penelitian kali ini, penelitian ini ingin

meneliti mengenai “Persepsi auditor eksternal dan internal mengenai metode red flags

untuk mendeteksi kecurangan di perusahaan dengan studi pada auditor eksternal dan

Page 28: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

11

internal di wilayah Jakarta, Indonesia”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari

penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Moyes dan Faizal (2013),

Objek penelitian ini adalah auditor eksternal dan internal di KAP dan lembaga

pemerintahan di Jakarta, sementara objek penelitian sebelumnya adalah auditor

eksternal dan internal, yang merupakan auditor di institusi pemerintahan di Malaysia.

Variabel dalam penelitian ini sama dengan variabel penelitian sebelumnya, namun

penelitian ini menambahkan satu variabel dimana penelitian sebelumnya telah

memiliki tiga variabel yang mengacu pada teori fraud triangle dengan berfokus pada

red flags untuk kecurangan, yaitu pressure atau tekanan, opportunity atau kesempatan,

dan rationalization atau rasionalisasi. Penelitian ini menambahkan indikator individual

capability atau kemampuan individual untuk membuat kecurangan dalam laporan

keuangan perusahaan terjadi. Alasan penambahan indikator pada variabel ini karena

diyakini bahwa kasus – kasus kecurangan terjadi tidak cukup hanya karena adanya

tekanan, kesempatan atau rasionalisasi melainkan ada seseorang atau sekelompok

orang yang memiliki kemampuan yang cukup untuk menggabungkan ketiga faktor

terjadinya kecurangan tersebut menjadi kecurangan yang nyata.

Page 29: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

12

B. Perumusan Masalah

Terdapat banyak penelitian yang mengangkat isu kecurangan dalam laporan

keuangan perusahaan yang memang menjadi tren di beberapa tahun belakangan ini,

begitu juga dengan penelitian mengenai teknik apa yang menurut auditor adalah paling

efektif dalam mendeteksi kecurangan, dan metode red flags adalah satu dari banyaknya

metode yang ada, ditambah penelitian yang mengangkat efektivitas dari metode red

flags untuk mendeteksi kecurangan masih sangat sedikit di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka perumusan

masalah yang hendak diteliti untuk penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi auditor eksternal terhadap efektivitas metode red flags

dalam mendeteksi kecurangan?

2. Bagaimana persepsi auditor internal terhadap efektivitas metode red flags

dalam mendeteksi kecurangan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai persepsi auditor internal, auditor eksternal, efektivitasi metode

red flags untuk mendeteksi kecurangan ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan memperoleh bukti empiris mengenai persepsi auditor internal

terhadap efektivitas metode red flags dalam mendeteksi kecurangan.

2. Mengetahui dan memperoleh bukti empiris mengenai persepsi auditor eksternal

terhadap efektivitas metode red flags dalam mendeteksi kecurangan.

Page 30: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

13

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian mengenai persepsi auditor internal,

auditor eksternal, efektivitasi metode red flags untuk mendeteksi kecurangan ini

adalah:

1. Untuk mahasiswa jurusan Akuntansi, penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat

sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

2. Untuk masyarakat, penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk sarana

informasi tambahan mengenai bagaimana persepsi auditor internal dan

eksternal terhadap metode red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam

laporan keuangan perusahaan.

3. Untuk peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan

melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

Page 31: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle Theory)

Teori segitiga kecurangan ini pertama kali oleh Cressey (1953) dalam Tuanakotta

(2013:45). Tuanakotta menyebutkan bahwa Cressey tertarik pada embezzlers yang

disebutnya sebagai “trust violators” atau pelanggar kepercayaan, yakni mereka yang

melanggar kepercayaan atau amanah yang dititipkan kepada mereka. Penelitian

Cressey diterbitkan dengan judul Other People’s Money: A Study in the Social

Psychology of Embezzlement (1950), hipotetis penelitiannya adalah:

“Trusted person become trust violator when they conceive of themselves as having

financial problem which is non-shareable, are aware this problem can be secretly

resolved by violation of the position of financial trust, and are able to apply to their

own conduct in that situation verbalizations which enable them to adjust their

conceptions of themselves as trusted person with their conceptions of themselves as

users of the entrusted funds or property.”

Terjemahan:

“Orang yang dipercaya menjadi pelanggar kepercayaan ketika ia melihat

dirinya sendiri sebagai orang yang mempunyai masalah keuangan yang tidak dapat

diceritakannya kepada orang lain, sadar bahwa masalah ini secara diam – diam dapat

diatasinya dengan menyalahgunakan wewenangnya sebagai pemegang kepercayaan di

bidang keuangan, dan tindak – tanduk sehari – harinya memungkinkannya

Page 32: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

15

menyesuaikan pandangan mengenai dirinya sebagai seseorang yang bisa dipercaya

dalam menggunakan dana atau kekayaan yang dipercayakan”. Dalam teori segitiga

kecurangan, terdapat model segitiga kecurangan yang dibuat untuk menjawab

pertanyaan, mengapa orang melakukan kecurangan, atau mengapa kecurangan terjadi?

Berikut ini adalah tiga elemen yang terdapat dalam teori segitiga kecurangan yang

dikemukakan Cressey (1953):

Gambar 2.1

a. Pressure (Tekanan)

Sudut paling atas, adalah pressure atau tekanan yang dirasakan pelaku

kecurangan yang dipandangnya sebagai kebutuhan keuangan yang tidak dapat

diceritakannya kepada orang lain (perceived non-shareable financial needs),

maka dari itu si pelaku kecurangan mulai mempertimbangkan tindakan illegal

seperti menyalahgunakan aset perusahaan atau melakukan salah saji yang

Fraud Triangle

Opportunity

Pressure

Rationalization

Page 33: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

16

disengaja pada laporan keuangan untuk menyelesaikan masalah keuangannya.

Lister (2007: 63) mendefinisikan pressure sebagai “sumber panas untuk api”

namun tidak berarti karena ada tekanan dalam diri seseorang, lantas orang

tersebut akan melakukan fraud. Menurut Lister (2007: 63), terdapat tiga jenis

tekanan yang memotivasi individu untuk melakukan fraud di perusahaan

tempatnya bekerja, yaitu:

1. Personal pressure, yaitu kondisi dimana individu melakukan

kecurangan karena gaya hidup,

2. Employment pressure, dimana individu tertekan untuk melakukan

kecurangan karena tuntutan pekerjaan atau target kerja, atau karena

kepentingan keuangan yang dimiliki manajemen perusahaan,

3. External pressure, misalnya ancaman terhadap stabilitas keuangan

perusahaan, ekspektasi pasar, dan sebagainya.

b. Opportunity (Kesempatan)

Sudut kedua adalah opportunity atau kesempatan yang didefinisikan

Tuanakotta (2013:46) sebagai peluang untuk melakukan kecurangan seperti

yang dipersepsikan pelaku kecurangan. ACFE mendefenisikan kesempatan

pada model segitiga kecurangan ini sebagai metode yang bisa digunakan untuk

melaksanakan kecurangan. Pelaku kecurangan harus bisa melihat celah untuk

bisa melakukan kecurangan dengan menghindari risiko sekecil mungkin

tindakan kecurangannya tersebut diketahui orang lain. Lister (2007: 63)

mendefinisikan kesempatan sebagai “bahan bakar yang terus membuat api”

Page 34: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

17

atau dengan kata lain, walaupun individu memiliki tekanan dalam dirinya untuk

melakukan fraud, itu tidak akan bisa dilakukan jika tidak ada kesempatan.

Contoh opportunity yang membuat fraud bisa terjadi misalnya; tingginya

tingkat turnover di divisi manajemen yang memegang peranan penting di

perusahaan, atau pemisahan tugas yang tidak memadai, atau transaksi yang

sifatnya kompleks, atau bahkan struktur manajemen.

c. Rationalization (Rasionalisasi)

Sudut terakhir dari segitiga kecurangan ini adalah rasionalisasi. Rasionalisasi

adalah pembenaran yang “dibisikkan” untuk melawan hati nurani si pelaku

kecurangan. ACFE mengklaim bahwa kebanyakan pelaku kecurangan adalah

first-time offender atau orang – orang yang baru pertama kali melakukan praktik

kecurangan, dan tidak melihat diri mereka sebagai pelaku kriminal. Mereka

melihat diri mereka sebagai individu yang jujur yang terjebak dalam situasi

yang buruk, dan mereka menjustifikasi praktik kecurangan mereka sebagai

tindakan yang legal atau bisa diterima secara umum. Vona (2008) menjabarkan

contoh rasionalisasi yang biasanya dilakukan; manajer akan beralasan bahwa

mereka melakukan kecurangan karena dituntut untuk memenuhi target margin

perusahaan tahun ini, dan ketika mereka gagal, usaha terakhirnya adalah

melakukan kecurangan untuk memberikan comfortness kepada para

stockholders.

Page 35: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

18

2. Teori Fraud Diamond (Fraud Diamond Theory)

Teori fraud diamond merupakan pandangan baru mengenai kecurangan dimana

teori ini adalah penyempurnaan dari teori segitiga kecurangan yang dicetuskan Cressey

di tahun 1953. Teori fraud diamond ini dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004)

dimana teori ini menambahkan satu elemen yaitu individual capability, elemen ini

diyakini memiliki pengaruh signifikan dalam kecurangan. Dengan demikian ada total

empat elemen, dimana tiga elemen sebelumnya adalah pressure, opportunity dan

rationalization yang sudah ada dalam teori fraud triangle Cressey.

Gambar 2.2

2.1. Elemen Fraud Diamond

Secara keseluruhan, teori fraud diamond merupakan penyempurnaan dari teori

fraud triangle yang dikemukakan Cressey, adapun elemen – elemen dari fraud

diamond adalah:

1. Pressures/Incentives

2. Opportunity

3. Rationalization

4. Capability

Pressures Opportunity

Rationalization Capability

Page 36: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

19

a. Capability (Kemampuan)

Teori fraud triangle menjelaskan bahwa elemen opportunity atau kesempatan

yang terbuka di dalam sistem perusahaan yang memungkinkan kecurangan tersebut

dilakukan, sementara elemen pressure atau tekanan timbul karena kondisi – kondisi

tertentu dalam perusahaan, lifestyle, tuntutan finansial, dan lain – lain. Elemen terakhir,

yaitu rationalization atau rasionalisasi adalah tindakan pembenaran yang dilakukan

oleh pelaku kecurangan atas kecurangan yang dilakukannya dalam perusahaan.

Menurut Wolfe dan Hermanson (2004), orang yang melakukan kecurangan

tersebut harus memiliki capability atau kapabilitas untuk menyadari pintu yang terbuka

sebagai peluang emas dan untuk memanfaatkanya bukan hanya sekali namun berkali-

kali, inilah elemen yang ditambahkan dalam teori fraud diamond dan dianggap

memberikan pengaruh yang signifkan dalam studi tentang bagaimana sebenarnya

kecurangan dalam perusahaan bisa terjadi.

Wolfe dan Hermanson (2004) juga mengemukakan bahwa pada saat mendesain

suatu sistem deteksi, sangat penting untuk mempertimbangkan siapa saja yang ada di

perusahaan yang memiliki kapabilitas untuk melakukan kecurangan atau berpotensi

menyebabkan tugas yang seharusnya dilakukan oleh auditor internal dialihkan kepada

auditor eksternal, Wolfe dan Hermanson (2004) juga menjelaskan bahwa kunci dalam

memitigasi kecurangan adalah dengan fokus pada situasi khusus yang terjadi selain

pressure, rationalization, tapi juga kombinasi antara opportunity dan capability.

Page 37: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

20

3. Jenis – jenis Auditor

Dalam Boynton, et al (2006) menyatakan orang – orang yang ditugaskan

melakukan audit atas kegiatan dan peristiwa ekonomi baik itu untuk perorangan atau

perusahaan, pada umumnya diklasifikasikan dalam tiga kelompok, antara lain:

a. Auditor Independen (External Auditor)

Auditor independen atau yang di USA biasa disebut dengan Certified Public

Accountant (CPA), dimana mereka adalah praktisi individual atau auditor yang

bekerja di KAP yang memberikan jasa auditing professional kepada klien, atau

biasa disebut juga dengan eksternal auditor. Klien dapat berupa badan

pemerintah, perusahaan berorientasi laba, entitas nirlaba, maupun perseorangan.

Lisensi untuk dapat melakukan suatu audit diberikan kepada mereka yang

bersertifikasi CPA serta memiliki pengalaman praktik dalam bidang audit.

Auditor ini juga bertanggung jawab atas pemeriksaan atau mengaudit laporan

keuangan dengan memberikan opini atas entitas yang diauditnya.

b. Auditor Internal (Internal Auditor)

Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan, baik itu perusahaan

milik negara maupun swasta, tempat mereka melakukan pekerjaan audit. Tugas

utama auditor internal adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau

tidaknya pengamanan terhadap aset perusahaan, menentukan efisiensi dan

efektivitas setiap prosedur kegiatan perusahaan, serta menentukan kendala

informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dari perusahaan.Sehingga

Page 38: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

21

dukungan dari manajemen informasi dari sisi auditor internal tidak banyak

dimanfaatkan oleh pihak eksternal karena independensinya terbatas. Hal inilah

yang membedakan auditor internal dan auditor eksternal.

4. Red Flags

Istilah red flags atau bendera merah sudah sering digunakan dalam berbagai

literatur audit, maknanya adalah tanda bahaya, tanda bahwa ada hal yang tidak sesuai

pada tempatnya dan perlu mendapat perhatian. Tuanakotta (2013) menyebutkan bahwa

auditor dan investigator menggunakan tanda bahaya (red flags) sebagai petunjuk atau

indikasi terjadinya fraud atau kecurangan pada sebuah laporan keuangan. Red

flags juga bisa dikatakan sebagai suatu kondisi yang janggal atau berbeda dengan

keadaan normal.

Dengan kata lain, red flags adalah petunjuk atau indikasi adanya sesuatu yang tidak

biasa dan memerlukan penyidikan lebih lanjut. Red flags tidak mutlak menunjukan

apakah seseorang bersalah atau tidak tetapi merupakan tanda-tanda peringatan bahwa

kecurangan sedang atau telah terjadi. Red flags dikatakan penting sebagaimana dikutip

dalam SAS 99 – Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit yang

menyatakan bahwa auditor diminta untuk secara spesifik menilai risiko salah saji yang

disebabkan oleh kecurangan dan SAS 99 ini juga menyediakan pedoman operasi bagi

auditor saat menilai kecurangan ditengah proses audit.

Page 39: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

22

Tidak hanya akuntan publik yang harus bisa mengenali red flags, akuntan yang

bekerja di sektor publik juga perlu memiliki kemampuan untuk mengenali red flags

karena potensi kecurangan tidak hanya ada pada perusahaan swasta. DiNapoli (2012)

dalam Red Flags for Fraud menyebutkan bahwa banyak studi yang membahas

kecurangan, dimana saat kecurangan tersebut sedang terjadi, red flags pun muncul,

baik itu di laporan keuangan perusahaan, atau terlihat pada saat auditor sedang

melakukan pemeriksaan, tapi tidak disadari atau mungkin disadari namun tidak ada

tindakan yang diambil.

DiNapoli mengatakan bahwa pada saat red flag telah muncul, seseorang harus

mengambil tindakan untuk mengivestigasi situasi dan menentukan apakah memang

kecurangan telah terjadi. Memang sudah seharusnya jika ada indikasi kecurangan

dilakukan tindakan untuk memeriksa apakah kecurangan terindikasi tersebut terjadi,

namun terkadang kesalahan salah saji dalam laporan, perubahan lifestyle karyawan,

volume penjualan yang tiba – tiba naik drastis, dan sebagainya tidak selalu

mengindikasikan adanya kecurangan.

Untuk itu, akuntan publik dan auditor harus bisa mengetahui perbedaannya dan

mengingat bahwa tanggung jawab untuk melakukan follow-up investigation untuk

sebuah tanda bahaya harus berada di tangan orang yang dapat dipercaya dan

bertanggungjawab. Agar akuntan publik dan auditor dapat mengenali red flags dengan

baik maka mereka perlu mengetahui kategori red flags.

Page 40: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

23

Red flags dikategorikan menjadi tiga menurut Moyes (2007:10) dan terdiri atas:

1. Kesempatan atau (opportunities),

2. Tekanan atau (pressures/incentives), dan

3. Perilaku (attitudes) atau rasionalisasi (rationalization).

Tiga kategori red flags ini telah dijelaskan pada bagian mengenai teori segitiga

kecurangan, dimana red flags memang diciptakan dengan berdasarkan konsep teori

segitiga kecurangan.

5. Kecurangan (Fraud)

Istilah fraud merupakan istilah hukum yang diserap ke dalam disiplin ilmu

akuntansi, dan menjadi bagian penting dalam kosa kata akuntansi forensik. Fraud jika

diartikan secara harfiah, artinya adalah kecurangan. Namun, pengertian ini telah

berkembang dan sekarang mempunyai cakupan yang luas. Black Law Dictionary

mendefinisikan fraud sebagai “Segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang

diupayakan oleh seseorang atau beberapa orang, untuk mendapatkan keuntungan dari

orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua

cara yang tidak terduga, penuh siasat, serta menggunakan setiap cara yang tidak jujur

yang menyebabkan orang lain tertipu”. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud

adalah perbuatan curang yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.

Sementara itu, The Institute of Internal Auditor (IIA) menyatakan bahwa

fraud adalah “An array of irregularities and illegal acts characterized by intentional

deception” atau sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan dan melanggar hukum yang

ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang disengaja. ISA 240 – The auditor’s

Page 41: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

24

responsibility to consider fraud in an audit of financial paragraf 6 mendefenisikan

fraud sebagai “Tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaa, pihak

yang berperang dalam governance perusahaan, karyawan, atau pihak ketiga yang

melakukan kebohongan, atau penipuan untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil

atau illegal”.

Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas adalah bahwa fraud atau kecurangan

dilakukan atas tujuan yang sama, yaitu untuk memperkaya diri sendiri/golongan dan

cara yang dilakukan dalam tujuan memperkaya diri sendiri/golongan tersebut adalah

dengan cara yang illegal. Adapun SAS No.99 menyatakan bahwa fraud adalah

“Tindakan yang disengaja untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan

keuangan yang merupakan subjek audit”.

Fraud berbeda dengan robbery (perampokan). Perampokan umumnya terjadi

secara paksa, biasanya disertai dengan ancaman dan tindakan kekerasan dari satu orang

atau sekelompok orang kepada orang lain, dan yang menjadi perbedaan mendasar,

perampokan ini diketahui oleh pihak korban secara langsung pada saat kejadian

berlangsung. Tidak demikian halnya dengan kasus – kasus fraud, pada kasus – kasus

ini, fraud dilakukan dengan cara yang halus, terencana, dan terstruktur sehingga pihak

korban hampir tidak mengetahui bahwa dia sedang atau telah dibohongi. Selain itu,

jumlah kerugian yang timbul dari perampokan tidak seberapa jika dibandingkan

dengan kerugian yang timbul jika terjadi fraud pada sebuah perusahaan.

Page 42: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

25

Fraud biasanya terjadi pada perusahaan dengan skala besar, walaupun kasus fraud

menunjukkan fakta bahwa perusahaan kecil pun rentan terhadap fraud karena berbagai

faktor. Sebagai contoh fraud pada perusahaan besar adalah perusahaan Enron, dimana

jumlah kerugian yang timbul sangatlah besar, dan kerugian ini tidak hanya timbul dari

uang para investor yang disalahgunakan oleh manajemen perusahaan dibantu dengan

auditor eksternal dan internal yang dibawahi oleh KAP Arthur Andersen saat itu,

namun juga dana pensiun para karyawan juga lenyap disalahgunakan.

Bagan Uniform Occupational Fraud Classification System, The ACFE

(Association of Certified Fraud Examiner, 2000) membagi fraud kedalam tiga jenis,

yaitu:

a. Penggelapan aset (asset misappropriation), tindakan penipuan ini meliputi

penyalahgunaan aset atau pencurian aset perusahaan. Tindakan penggelapan

aset adalah tindakan penipuan yang paling mudah dideteksi karena sifatnya

yang tangible atau dapat dihitung.

b. Pernyataan yang salah (fraudulent misstatement), dimana tindakan ini

dilakukan melalui rekayasa terhadap laporan keuangan (financial engineering)

untuk memperoleh keuntungan dari berbagai pihak. Jika ada tindakan

penggelapan aset, maka dapat berujung pada penyajian laporan keuangan yang

tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan akhirnya

menghasilkan laba yang atraktif (window dressing).

c. Korupsi (corruption), tergolong fraud yang paling sulit dideteksi karena

biasanya tidak dilakukan oleh satu orang, melainkan dilakukan berkelompok.

Page 43: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

26

Adapun kerjasama yang disiratkan disini adalah berupa penyalahgunaan

wewenang, penyuapan, penerimaan hadiah yang ilegal dan pemerasan secara

ekonomi.

Seorang auditor, baik itu auditor internal maupun eksternal harus mampu

mengenali tiga jenis kecurangan ini, untuk itu, auditor harus mengetahui apa saja yang

termasuk gejala – gejala awal terjadinya fraud dalam sebuah perusahaan. Ada dua

kategori gejala awal terjadinya fraud, yaitu:

a. Gejala fraud pada manajemen

Gejala awal fraud pada manajemen yang dapat dijadikan sebagai red flags,

misalnya ada ketidakcocokan antara manajemen puncak dalam menentukan

kebijakan perusahaan, menurunnya motivasi karyawan karena ketidakpercayaan

terhadap manajemen, tingkat keluhan yang tinggi dari pelanggan, vendor atau

badan otoritas terkait terhadap perusahaan, terjadi kekurangan kas yang tidak

terstruktur karena ada pengeluaran yang tidak dicatat atau tanpa bukti, terjadi

penurunan kinerja perusahaan, terjadi peningkatan utang dan piutang yang tidak

wajar, dan lain sebagainya.

b. Gejala fraud pada karyawan

Gejala awal fraud pada karyawan yang muncul dan dapat dijadikan sebagai red

flags bagi auditor adalah misalnya, pengeluaran keuangan tanda dokumen

pendukung, sering terjadi kesalahan pencatatan atau catatan transaksi tidak akurat,

bukti transaksi yang merupakan dokumen sumber seringkali tidak dapat

diperlihatkan dengan alasan hilang, persediaan yang dibeli perusahaan seringkali

Page 44: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

27

tidak sesuai kuantitas dan kualitasnya, harga persediaan yang terlalu tingi dari yang

sebelumnya, terjadi penyesuaian dalam pembukuan perusahaan tanpa ada bukti

otorisasi dari manjamen.

B. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen

dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Persepsi eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags

untuk mendeteksi kecurangan.

Terdapat empat dimensi dalam efektivitas metode red flags untuk mendeteksi

kecurangan. Moyes dan Faizal (2013:95) menjabarkan tiga dimensi tersebut, yaitu

dimensi opportunity, dimensi pressure, dan dimensi rationalization, dimana ketiga

dimensi ini diperoleh dari fraud triangle theory atau teori segitiga kecurangan yang

dikemukakan oleh Cressey (1953). Selanjutnya, Wolfe dan Hermanson (2004)

mengemukakan teori terbaru yang merupakan pengembangan selanjutnya dari

fraud triangle theory dimana di teori ini, ditambahkan satu dimensi lagi, yaitu

dimensi capability (Omar, 2010:3).

Penelitian Apostolou et al. (2001) mengenai persepsi auditor terhadap

efektivitas indikator kecurangan tidak menemukan adanya perbedaan persepsi dari

eksternal auditor dan internal auditor. Heiman-Hoffman et al. (1996) dan Moyes

(2006) dalam Moyes (2013:95) menyebutkan bahwa dari semua red flags, tidak

semuanya mempunyai efektivitas yang sama dalam mendeteksi fraud, selain itu

Page 45: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

28

eksternal dan internal auditor juga melihat efektivitas red flag dengan persepsi yang

berbeda.

Moyes et al. (2009:12) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapat

antara eksternal, internal dan auditor pemerintah mengenai efektivitas red flags

dalam mendeteksi kecurangan di Malaysia dan Amerika, hasil penelitiannya

menunjukkan perbedaan persepsi, baik itu signifikan atau tidak di tiap indikator

atas efektivitas setiap dimensi red flags. Moyes dan Faizal (2013: 103)

mengungkapkan bahwa secara umum, terdapat perbedaan persepsi antara eksternal

dan internal auditor untuk masing – masing dimensi efektivitas red flags. Faktanya,

eksternal auditor menilai bahwa red flags lebih efektif untuk mendeteksi

kecurangan, dan hal sebaliknya dengan internal auditor.

Adanya pro dan kontra atas persepsi eksternal dan internal auditor atas

efektivitas opportunity red flags dalam mendeteksi kecurangan di berbagai negara

merupakan hal yang lumrah dikarenakan berbagai faktor, mulai dari budaya yang

berbeda, kondisi ekonomi negara yang berbeda, dan lainnya. Penelitian ini

mengajukan hipotesis bahwa di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, tidak terdapat

perbedaan persepsi eksternal dan internal auditor yang signifikan atas efektivitas

opportunity red flags dalam mendeteksi kecurangan.

Ho: Tidak terdapat perbedaan persepsi yang mencolok antara eksternal dan

internal auditor terhadap efektivitas red flags untuk mendeteksi kecurangan.

H1: Terdapat perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor terhadap

efektivitas red flags untuk mendeteksi kecurangan.

Page 46: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

29

C. Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1

Hasil – hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Moyes &

Young dan

Hezri Faizal

(2013)

Malaysian internal

and external auditor

perceptions of the

effectiveness of red

flags for detecting

fraud

Variabel persepsi

eksternal dan internal

auditor, lalu variabel

efektivitas red flags

untuk mendeteksi

kecurangan,

pengukuran variabel

menggunakan skala

Likert, dan metode

analisis menggunakan

Independent T-test

Perbedaan grand

theory pada

penelitian, yang

berujung pada

penambahan satu

dimensi yaitu

Capability yang

disebutkan dalam

Fraud Diamond

Theory

Secara umum, auditor di

Malaysia memiliki

persepsi yang berbeda

mengenai efektivitas red

flags untuk mendeteksi

kecurangan, dimana setiap

indikator red flags

memiliki tingkat

efektivitas yang berbeda-

beda, namun eksternal

auditor berpersepsi bahwa

red flags lebih efektif

mendeteksi kecurangan

daripada internal auditor.

Bersambung di halaman selanjutnya

Page 47: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

30

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

2. Yucel

(2013)

Effectiveness of Red

Flags in Detecting

Fraudulent Financial

Reporting: An

Application in Turkey

Variabel persepsi

eksternal auditor, dan

variabel efektivitas

red flags, pengukuran

variabel menggunakan

skala Likert.

Perbedaan grand

theory pada

penelitian, yang

berujung pada

penambahan satu

dimensi yaitu

Capability yang

disebutkan dalam

Fraud Diamond

Theory

Auditor di Turki berpersepsi

red flags cukup efektif

sebagai metode deteksi

kecurangan, namun

opportunity red flags adalah

yang paling efektif untuk

mendeteksi kecurangan.

Opportunity untuk

melakukan kecurangan lebih

berpotensi menimbulkan

kecurangan dibandingkan

kategori red flags lainnya.

3. Rukmawati

dan Chariri

(2011)

Persepsi Manajer dan

Auditor Eksternal

Mengenai Efektivitas

Metode Pendeteksian

dan Pencegahan

Tindakan Kecurangan

Keuangan

Variabel Persepsi

Auditor Eksternal,

Pengukuran variabel

menggunakan skala

Likert.

Tidak terdapat

variabel persepsi

internal auditor,

dan efektivitas

metode red flags.

Ada persamaan persepsi

antara manajer dan auditor

eksternal, dari total 34

indikator metode

pendeteksian dan

pencegahan tindakan

kecurangan, hanya 8

indikator yang memiliki

persepsi yang berbeda.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 48: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

31

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Adanya persamaan maupun

perbedaan persepsi antara

manajer dan auditor

eksternal dapat disebabkan

karena adanya perbedaan

tingkat pendidikan dari

setiap responden, selain itu

juga dipengaruhi oleh

pengalaman kerja, serta latar

belakang dari setiap

responden.

4. Moyes et al.

(2009)

The Effectiveness of

The Auditing

Standards To Detect

Fraudulent Financial

Reporting Activities in

Financial Statements

Audits in Malaysia

Variabel efektivitas

red flags untuk

mendeteksi

kecurangan,

Pengukuran variabel

menggunakan skala

Likert, Ada unit

analisis yang sama

(eksternal dan internal

auditor)

Menguji efektivitas

red flags

berdasarkan

demografi,

terhadap setiap

kategori red flags.

Level efektivitas dari setiap

kategori red flags berbeda

menurut setiap jenis auditor,

ini bisa terjadi karena

adanya perbedaan

pengalaman kecurangan

menggunakan red flags

untuk setiap jenis auditor,

selain itu dipengaruhi oleh

kultur budaya, tingkat

pendidikan, gender dan

beberapa faktor lainnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 49: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

32

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5. Moyes,

(2007)

The Differences in

Perceived Level of

Fraud-Detecting

Effectiveness of SAS

No.99 Red Flags

Between External and

Internal Auditors

Variabel efektivitas red

flags untuk mendeteksi

kecurangan, variabel

eksternal auditor dan

internal auditor,

pengukuran variabel

dengan skala Likert, dan

metode analisis data

menggunakan

Independent T-test.

Grand theory

berbeda, penelitian

Moyes menggunakan

fraud triangle theory

sementara penelitian

ini menggunakan

fraud diamond

theory. Info

demografis yang

berbeda yang

kemudian dipakai

sebagai

pertimbangan

analisis hasil

penelitian.

Persepsi auditor eksternal dan

internal auditor memang

bervariasi, namun konsisten

dengan penelitian-penelitian

terdahulu, dimana eksternal

auditor melihat red flags

sebagai metode deteksi

kecurangan yang lebih efektif

dibandingkan dengan internal

auditor.

Page 50: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

33

D. Kerangka Pemikiran

Skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar

2.1

Bersambung ke halaman selanjutnya

Maraknya Kecurangan dan Pelanggaran yang Dilakukan

Manajemen Terhadap Perusahaan

Tanggungjawab Eksternal dan Internal Auditor untuk Bisa

Mendeteksi Kecurangan Dalam Perusahaan

Efektivitas Metode Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam

Perusahaan

Grand Theory: Fraud Diamond Theory, Fraud Triangle Theory, dan

Teori – teori Audit

Variabel Independen Variabel Dependen

Persepsi Internal

Auditor (X1)

Persepsi Eksternal

Auditor (X2)

Efektivitas Red

Flags Dalam

Mendeteksi

Kecurangan (Y)

Metode Deteksi Kecurangan yang Digunakan Auditor

Page 51: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

34

Gambar 2.1 (Lanjutan)

Gambar 2. 1

Skema Kerangka Pemikiran

Metode Pengujian Hipotesis: Independent T-test

Hasil Pengujian Data dan Analisis Data

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran

Penelitian

Page 52: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi

auditor independen dan persepsi auditor internal terhadap efektivitas red flag untuk

mendeteksi kecurangan dalam perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor

yang bekerja di kantor akuntan publik, auditor yang bekerja di Badan Usaha Milik

Negara (BUMN), dan auditor yang bekerja di institusi negara yang berlokasi di Jakarta.

B. Metode Pemilihan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada

kantor akuntan publik, BUMN dan institusi negara yang berlokasi di wilayah Jakarta.

Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Metode

purposive sampling menurut Sugiyono (2011:66) adalah teknik pemilihan sampel

dimana tidak dilakukan generalisasi terhadap sampel yang diambil. Bungin (2005:125)

menjelaskan bahwa teknik purposive sampling lebih digunakan pada penelitian –

penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam

menentukan sampel penelitian.

Page 53: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

36

Populasi dalam penelitian ini adalah eksternal auditor yang bekerja di kantor

akuntan publik di DKI Jakarta dan BPKP Pusat dan internal auditor yang bekerja di

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan BPK Pusat yang semuanya berlokasi di DKI

Jakarta.

Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:

1. Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Jakarta

dan sesuai dengan Directory KAP per Februari 2015 yang dipublikasikan oleh

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

2. Auditor yang bekerja di BUMN yang ada di Jakarta dan sesuai dengan Daftar

BUMN yang diterbitkan oleh Kementrian BUMN per Februari 2015.

3. Auditor yang bekerja di BPK dan BPKP wilayah Jakarta per Februari 2015.

4. Auditor memiliki nomor register akuntan atau tidak, pernah melaksanakan

pekerjaan audit dengan pengalaman minimal dua tahun.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua cara, yaitu

penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Berikut penjelasannya:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh informasi yang berkaitan dengan topik yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, skripsi, website resmi dan perangkat

lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

Page 54: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

37

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah auditor yang

bekerja di KAP wilayah Jakarta dan BPKP Pusat yang biasa dikenal dengan

sebutan eksternal auditor, dan auditor yang bekerja di BUMN wilayah Jakarta

dan BPK Pusat yang dikenal dengan sebutan internal auditor. Metode

pengumpulan data lapangan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode angket atau kuesioner, Bungin (2011:133) menjelaskan

bahwa metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang

disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden, setelah

diisi, kuesioner dikirim kembali atau dikembalikan kepada peneliti.

Waktu pengumpulan data dimulai dengan penyebaran kuesioner pada

tanggal 16 April 2015 dan batas pengumpulan kuesioner adalah tanggal 16 Mei

2015. Peneliti memperoleh data dengan memberikan kuesioner secara langsung

maupun melalui perantara. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden

sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan pre-test kuesioner terhadap 20

mahasiswa S1 akuntansi yang dipilih secara random. Pre-test kuesioner

bertujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan dalam

mengumpulkan data dapat dengan mudah dipahami, dan responden tidak

mengalami kesulitan dalam menangkap maksud yang diajukan dalam kuesioner.

Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari sampel

sebagai responden penelitian.

Page 55: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

38

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji

non-response bias, uji normalitas data dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif diperlukan untuk memberikan gambaran umum,

mengenai responden yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemencengan distribusi) (Imam Ghozali. 2009:19).

2. Uji Kualitas Data

Untuk mengetahui keandalan suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel penelitian, maka diperlukan uji reliabilitas dan

validitas (Hair, Black, Balbin, dan Anderson, 2009: 75). Untuk menguji

kualitas data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan, maka

diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Terdapat dua jenis uji kualitas data

yang dilakukan dalam penelitian ini:

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau

andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2009:45). Imam Ghozali

(2009:46) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

Page 56: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

39

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: Disini seseorang akan

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain

atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria

pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach

Alpha (α). Suatu variabel dikatakan andal jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0.70.

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2009:49). Pengujian validitas dalam

penelitian ini menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan –

pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di

bawah 0.05 dimana artinya data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali,

2009).

Page 57: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

40

3. Uji Normalitas Data

Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus

dilakukan untuk setiap analisis multivariat, khususnya jika tujuannya adalah

inferensi. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal

dan independen (Imam Ghozali, 2009:27). Pada penelitian ini, pengujian

terhadap normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov, dimana syarat sekelompok data dikatakan normal apabila

probabilitasnya diatas 0.05.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan

Independent Sample t-Test atau uji t dua sampel. Uji t dua sampel digunakan

untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai

rata – rata (mean) yang berbeda. Uji t dua sampel dilakukan dengan cara

membandingkan perbedaan antara dua nilai mean dengan standar error dari

perbedaan mean dari kedua sampel (Imam Ghozali, 2009:60).

Pada prinsipnya, tujuan uji t dua sampel ini adalah ingin mengetahui

apakah ada perbedaan mean antara dua populasi, dengan melihat mean dua

sampelnya (Singgih Santoso, 2014:248). Uji t dua sampel dilakukan dalam dua

tahapan; tahapan pertama adalah menguji apakah varians dari dua populasi bisa

dianggap sama atau tidak melalui nilai levene test.

Page 58: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

41

Selanjutnya dilakukan pengujian untuk melihat nilai t-test untuk

menentukan apakah terdapat perbedaan nilai rata – rata secara signifikan atau

tidak (Imam Ghozali, 2009:61). Pada dasarnya, uji t mensyaratkan adanya

kesamaan varians dari dua populasi yang diuji (Singgih Santoso, 2014:61).

Menurut Singgih Santoso (2014: 253), dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

1) Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima, atau Ha ditolak. Ini

berarti, tidak terdapat perbedaan persepsi yang mencolok antara

eksternal auditor dan internal auditor terhadap efektivitas red flags

untuk mendeteksi kecurangan di perusahaan.

2) Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak, atau Ha diterima. Jika ini

terjadi, berarti terdapat perbedaan persepsi yang mencolok antara

eksternal auditor dan internal auditor terhadap efektivitas red flags

untuk mendeteksi kecurangan di perusahaan.

Page 59: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

42

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada sub-bab ini akan diuraikan definisi dari masing – masing variabel yang

digunakan, berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Persepsi Auditor

a. Persepsi Eksternal Auditor

Mahmud (1990) dalam Rukmawati dan Chariri (2011) mengungkapkan

bahwa persepsi merupakan faktor psikologis yang mempunyai peranan

penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Perbedaan persepsi

sangat dipengaruhi oleh interpretasi yang berbeda pada setiap individu atau

kelompok.

Robbins (2008) menyatakan bahwa persepsi adalah proses dimana

individu mengatur dan menginterpretasikan kesan sensoris mereka, guna

memberikan arti bagi lingkungan mereka. Sama halnya dengan ketika

auditor baik itu independen maupun internal, mereka dapat memiliki

persepsi yang sama atau berbeda terhadap beberapa jenis metode deteksi

kecurangan, bahkan walaupun metode yang digunakan sama persis, pasti

akan terjadi perbedaan persepsi atas tingkat efektivitas metode tersebut.

Variabel ini diukur dengan membedakan jenis respondennya yaitu

auditor eksternal yang bekerja baik itu di KAP dan BPK Pusat yang

berlokasi di DKI Jakarta, dengan menggunakan acuan instrumen dari

Moyes dan Faizal (2013).

Page 60: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

43

b. Persepsi Internal Auditor

Seperti yang telah dipaparkan di atas, bahwa walaupun auditor eksternal

dan internal menggunakan metode deteksi kecurangan yang sama, yaitu

metode red flags, persepsi yang dimiliki auditor tersebut bisa saja sama atau

berbeda. Persamaan persepsi bisa terjadi karena ruang lingkup pekerjaan

yang tidak jauh berbeda, dimana auditor eksternal sebagai pihak

independen bertanggungjawab untuk mendeteksi kecurangan.

Sementara, auditor internal sebagai pihak yang bertanggungjawab

untuk mengawasi pengendalian internal dalam perusahaannya. Namun,

perbedaan persepsi juga sangat mungkin terjadi di tingkat efektivitas setiap

metode, karena auditor eksternal dan internal memiliki pertimbangannya

masing – masing, dan pertimbangan ini dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya insting, pengalaman, kondisi perusahaan, dan lain – lain.

Variabel ini diukur dengan membedakan jenis respondennya yaitu

auditor internal yang bekerja baik itu di BUMN dan BPKP Pusat yang

berlokasi di DKI Jakarta, dengan menggunakan acuan instrumen dari

Moyes dan Faizal (2013).

2. Efektivitas Red Flags

Analisis mengenai red flags pasti akan dikaitkan dengan pemahaman

mengenai fraud. Tuanakotta (2013) menyebutkan bahwa auditor dan

investigator menggunakan tanda bahaya (red flags) sebagai petunjuk atau

indikasi terjadinya fraud atau kecurangan pada sebuah laporan keuangan.

Page 61: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

44

Red flags juga bisa dikatakan sebagai suatu kondisi yang janggal atau

berbeda dengan keadaan normal. Variabel efektivitas red flags dalam penelitian

ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Moyes

dan Faizal (2013) dan instrumen terbaru yang dikembangkan oleh Omar (2010).

Variabel ini kemudian diukur dengan menggunakan skala interval (Likert) yang

terdiri atas 5 poin, dimulai dari sangat tidak efektif (1), tidak efektif (2), netral

(3), efektif (4) dan sangat efektif (5).

a. Opportunity (Kesempatan/Peluang)

Tuanakotta (2013:46) mendefinisikan opportunity atau kesempatan

sebagai peluang untuk melakukan kecurangan seperti yang dipersepsikan

pelaku kecurangan. Lister (2007: 63) mendefinisikan kesempatan sebagai

“bahan bakar yang terus membuat api” atau dengan kata lain, walaupun

individu memiliki tekanan dalam dirinya untuk melakukan fraud, itu tidak

akan bisa dilakukan jika tidak ada kesempatan.

Contoh opportunity yang membuat fraud bisa terjadi misalnya;

tingginya tingkat turnover di divisi manajemen yang memegang peranan

penting di perusahaan, atau pemisahan tugas yang tidak memadai, atau

transaksi yang sifatnya kompleks, atau bahkan struktur manajemen.

Opportunity diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan

oleh Moyes dan Faizal (2013), dengan menggunakan skala interval Likert

1 sampai 5. Jawaban yang didapat memiliki skor, yaitu; (1) sangat tidak

efektif, (2) tidak efektif, (3) netral, (4) efektif, dan (5) sangat efektif.

Page 62: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

45

b. Pressure (Tekanan/Insentif)

Pressure atau tekanan yang dirasakan pelaku kecurangan yang

dipandangnya sebagai kebutuhan keuangan yang tidak dapat diceritakannya

kepada orang lain (perceived non-shareable financial needs), maka dari itu

si pelaku kecurangan mulai mempertimbangkan tindakan illegal seperti

menyalahgunakan aset perusahaan atau melakukan salah saji yang

disengaja pada laporan keuangan untuk menyelesaikan masalah

keuangannya. Lister (2007:63) juga mendefinisikan pressure sebagai

“sumber panas untuk api” namun tidak berarti karena ada tekanan dalam

diri seseorang, lantas orang tersebut akan melakukan fraud.

Dalam penelitian ini, pressure diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan oleh Moyes dan Faizal (2013), dengan menggunakan

skala interval Likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat memiliki skor, yaitu;

(1) sangat tidak efektif, (2) tidak efektif, (3) netral, (4) efektif, dan (5) sangat

efektif.

c. Rationalization (Rasionalisasi)

Rae dan Subramaniam (2008) melihat pressure berkaitan dengan

motivasi karyawan untuk melakukan fraud sebagai akibat dari kerakusan

atau tekanan keuangan pribadi, sementara opportunity adalah kelemahan di

dalam sistem yang membuat karyawan mampu memanfaatkan celah

tersebut dan kemudian melakukan fraud, dan rasionalisasi adalah justifikasi

dari praktik kecurangan yang dilakukannya.

Page 63: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

46

Rasionalisasi ini akan timbut apabila karyawan tersebut tidak memiliki

integritas atau alasan moral lainnya. Dalam penelitian ini, rationalization

diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Moyes

dan Faizal (2013), dengan menggunakan skala interval Likert 1 sampai 5.

Jawaban yang didapat memiliki skor, yaitu; (1) sangat tidak efektif, (2)

tidak efektif, (3) netral, (4) efektif, dan (5) sangat efektif.

d. Capability (Kemampuan)

Wolfe dan Hermanson (2004) memperkenalkan capability sebagai

dimensi yang terbaru untuk melengkapi fraud triangle theory yang diusung

Cressey (1953) yang sekarang dikenal dengan nama fraud diamond theory.

Capability didefinisikan sebagai karakter pribadi dari si pelaku kecurangan,

secara teoritis kecurangan akan lebih mudah dilakukan apabila si pelaku

cenderung agak memaksa, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan

memiliki kuasa untuk membuat keputusan langsung.

Dalam penelitian ini, capability diukur dengan menggunakan instrumen

yang dikembangkan oleh Omar (2010), dengan menggunakan skala interval

Likert 1 sampai 5. Jawaban yang didapat memiliki skor, yaitu; (1) sangat

tidak efektif, (2) tidak efektif, (3) netral, (4) efektif, dan (5) sangat efektif.

Page 64: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

47

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Efektivitas

red flags

(Y)

(Moyes et

al., 2013)

Opportunity

(Moyes et al.,

2013)

Penerimaan dalam kas

perusahaan

1 Interval

Pengawasan terhadap

pengendalian internal

2

Pemisahan tugas 3

Pengawasan terhadap

aset perusahaan

4

Pencatatan transaksi 5

Rekonsiliasi aset 6

Turnover karyawan dan

kinerja staf

7

Sistem otorisasi

transaksi

8

Transaksi tidak biasa 9

Karakteristik

persediaan

10

Pressure

(Moyes et al.,

2013)

Regulasi baru 1 Interval

Kompensasi

manajamen

2

Kompetisi bisnis dan

kejenuhan pasar

3

Pertumbuhan dan

profitabilitas

perusahaan

4

Kemampuan margin

perusahaan

5

Kebutuhan terhadap

utang/tambahan biaya

modal

6

Permintaan barang/jasa

menurun

7

Kerentanan perusahaan

terhadap kondisi

eksternal bisnis

8

Penyetujuan terhadap

utang perusahaan

9

Kepentingan

manajemen terhadap

keuangan perusahaan.

10

Page 65: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

48

Rationalization

(Moyes et al.,

2013)

Meningkatkan harga

saham/tren pendapatan

1 Interval

Perselisihan antar

auditor

2

Memperbaiki margin 3

Indikasi ketidakpuasan

karyawan

4

Pendapatan terlapor 5

Catatan pelanggaran

hukum oleh perusahaan

6

Usaha pengurangan

risiko

7

Dominasi manajemen 8

Pengendalian internal 9

Perilaku & lifestyle 10

Capability

(Moyes et al.,

2013)

Posisi dalam

perusahaan

1 Interval

Mampu memanfaatkan

pengendalian internal

perusahaan

2

Ego dan kepercayaan

diri yang besar

3

Kepribadian yang

persuasive

4

Perilaku tidak jujur /

menghindari auditor

5

Page 66: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

49

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor eksternal dan internal yang bekerja

di Kantor Akuntan Publik (KAP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) serta beberapa perusahaan swasta di wilayah Jakarta. Adapun auditor

yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor

senior, maupun auditor junior dan setingkatnya yang melaksanakan pekerjaan

di bidang auditing.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian

secara langsung, seperti dengan cara mendatangi responden, atau via pos, serta

secara tidak langsung melalui perantara kepada setiap responden. Penyebaran

kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 16 April 2015 hingga 3 Mei 2015.

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 126 kuesioner dan jumlah kuesioner

yang kembali adalah sebanyak 95 kuesioner atau 75.39%. Kuesioner yang tidak

kembali sebanyak 28 buah atau 22.22%, hal ini mungkin karena waktu

penyebaran kuesioner yang kurang tepat.

Page 67: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

50

Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 95 buah atau 71.67%. Sedangkan

kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara lengkap oleh

responden sebanyak 3 buah atau 2.3%. Gambaran mengenai data sampel

disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Presentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 126 100%

2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 28 76.67%

3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 3 6.9%

4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 95 71.67%

Sumber: Data primer yang diolah

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam

tabel 4.2.

Tabel 4.2

Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Kantor/Institusi/BUMN Kuesioner

dikirim

Kuesioner

dikembalikan

1 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 20 18

8 Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP)

20 10

3 PT. Nindya Karya 10 9

4 PT. Brantas Abipraya 10 8

5 PT. ASDP Indonesia Ferry 5 3

6 PT. Angkasa Pura II 10 7

7 PT. Dok dan Perkapalan Koja Bahari 5 4

8 PT. Wijaya Karya (Beton) 2 2

9 PT. Lippo Karawaci Tbk 2 1

10 PT. BPR Central Artha Rejeki 2 2

11 PT. Cantik Group 1 1

12 KAP Purwantono, Suherman & Surja

(EY Indonesia)

2 2

Page 68: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

51

Tabel 4.2 (Lanjutan)

No. Nama Kantor/Institusi/BUMN Kuesioner

dikirim

Kuesioner

dikembalikan

13 KAP Heliantono & Rekan 10 4

14 KAP Junaedi, Chairul dan Subyakto 5 5

15 KAP Doli Bambang Sulistiyanto & Ali 10 10

16 KAP Abdul Hamid & Khairunnas 5 4

17 KAP Amachi Arifin, Mardani dan

Muliadi

2 1

18 KAP Herman Dody Tanumihardja &

Rekan

1 1

19 KAP Joachim Poltak Lian Michell and

Rekan

1 1

20 KAP Griselda Wisnu & Arum 2 1

21 KAP Kanaka Purwadiredja Soehartono 1 1

Total 126 95

2. Karakteristik Profil Responden.

Responden dalam penelitian ini adalah auditor eksternal dan internal yang

bekerja pada KAP, BPK, BPKP, BUMN dan beberapa perusahaan swasta di

wilayah Jakarta dan sekitarnya. Baik yang memiliki Nomor Register Akuntan

Publik maupun tidak, serta pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing,

dan telah memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun.

Deskripsi yang disajikan berupa data demografi mengenai posisi terakhir

jabatan responden dan pengalaman kerja responden. Berikut ini adalah

deskripsi mengenai identitas reponden penelitian yang terdiri dari jenis auditor,

posisi terakhir jabatan, dan pengalaman kerja responden:

Page 69: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

52

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis auditor

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi reponden

berdasarkan jenis auditor:

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Auditor

Frequency Percent Valid

Percent

Cummulative

Percent

Eksternal

Valid Internal

Total

47

47

94

50,0

50,0

100,0

50,0

50,0

50,0

50,0

100,0

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden eksternal auditor dan

internal auditor adalah sama, yaitu masing – masing berjumlah 47 responden.

b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi reponden

berdasarkan posisi terakhir:

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Auditor

Frequency Percent Valid

Percent

Cummulative

Percent Setara Audit Manager

Valid Setara Supervisor

Setara Senior Auditor

Setara Junior Auditor

Tidak Dicantumkan

Total

8

14

31

29

12

94

8.5

14.9

33.0

30.9

12.8

100

8.5

14.9

33.0

30.9

12.8

100

8.5

23.4

56.4

87.2

100.0

Sumber: data primer yang diolah

Page 70: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

53

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diperoleh kesimpulan bahwa responden

setara audit manager terdapat 8 responden, setara supervisor terdapat 14

responden, setara senior auditor terdapat 31 responden, setara junior auditor

terdapat 12 reponden dan yang tidak mencantumkan jabatan terakhir sebanyak

12 responden.

c. Deskripsi responden berdasarkan lama pengalaman kerja

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan lama pengalaman kerja:

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Audit

Frequency Percent Valid

Percent

Cummulative

Percent

Tidak dicantumkan

Valid 2 – 5 tahun

5 tahun

10 tahun

Total

17

36

31

10

94

18.1

38.3

33.0

10.6

100.0

18.1

38.3

33.0

10.6

100.0

18.1

56.4

89.4

100.0

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.5 menunjukkan data bahwa terdapat 17 responden yang tidak

mencantumkan lama pengalaman audit, 36 responden yang memiliki

pengalaman audit yang berkisar 2 -5 tahun, 31 responden yang memiliki

pengalaman audit selama > 5 tahun, 10 responden yang memiliki pengalaman

audit selama >10.

Page 71: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

54

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi

persepsi eksternal auditor, persepsi internal auditor, dan efektivitas red flags

untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan yang memiliki empat

dimensi, yaitu dimensi opportunity, pressure, rationalization dan capability.

Hasil uji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Auditor 94 1 2 1.50 .503

Opportunity 94 16 50 39.26 6.171

Pressure 94 26 50 36.60 4.030

Rationalization 94 16 50 37.96 5.624

Capability 94 9 25 19.12 2.723

Valid N (listwise) 94

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada dimensi opportunity, total jawaban

minimum responden sebesar 16 dan maksimum sebesar 50, dengan rata – rata

total jawaban sebesar 39.36 dan standar deviasi sebesar 6,171. Dimensi

pressure memiliki total jawaban minimum responden sebesar 26 dan

maksimum sebesar 50, dengan rata – rata total jawaban 36,60 dan standar

deviasi sebesar 4,030.

Page 72: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

55

Dimensi rationalizaition memiliki total jawaban minimum sebesar 16

dan total jawaban maksimum sebesar 50, yang kemudian rata – rata untuk total

jawabannya adalah 39.96, dengan standar deviasi sebesar 5,624. Dimensi

terakhir yaitu capability memiliki total minimum sebesar 9 dan total maksimum

sebesar 25, dengan rata – rata 19.12 dan standar deviasinya adalah 2,723.

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diatas, dapat disimpulkan

bahwa rata – rata jawaban responden untuk dimensi opportunity, pressure,

rationalization, dan capability adalah Efektif.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson

Correlation, dimana pedoman suatu model dapat dikatakan valid jika

tingkat signifikansinya dibawah 0.05 maka butir pertanyaan tersebut dapat

dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat

dimensi dari satu variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

opportunity (OP), pressure (PR), rationalization (RA), capability (CA)

dengan 88 sampel responden.

Page 73: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

56

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Opportunity

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig (2-

tailed)

Keterangan

1 (OP1) 0,484** 0,000 Valid

2 (OP2) 0,782** 0,000 Valid

3 (OP3) 0,771** 0,000 Valid

4 (OP4) 0,668** 0,000 Valid

5 (OP5) 0,810** 0,000 Valid

6 (OP6) 0,698** 0,000 Valid

7 (OP7) 0,698** 0,000 Valid

8 (OP8) 0,777** 0,000 Valid

9 (OP9) 0,731** 0,000 Valid

10 (OP10) 0,517** 0,000 Valid

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dimensi opportunity mempunyai kriteria

valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari

0.05.

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Pressure

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig (2-

tailed)

Keterangan

11 (PR1) 0,335* 0,000 Valid

12 (PR2) 0,525** 0,000 Valid

13 (PR3) 0,901** 0,000 Valid

14 (PR4) 0,786** 0,000 Valid

15 (PR5) 0,817** 0,000 Valid

16 (PR6) 0,627** 0,000 Valid

17 (PR7) 0,550** 0,000 Valid

18 (PR8) 0,762** 0,000 Valid

19 (PR9) 0,738** 0,000 Valid

20 (PR10) 0,540** 0,000 Valid

Sumber: data primer yang diolah

Page 74: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

57

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dimensi pressure mempunyai kriteria

valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari

0.05.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Rationalization

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig (2-

tailed)

Keterangan

21 (RA1) 0,467** 0,000 Valid

22 (RA2) 0,407** 0,000 Valid

23 (RA3) 0,657** 0,000 Valid

24 (RA4) 0,793** 0,000 Valid

25 (RA5) 0,758** 0,000 Valid

26 (RA6) 0,735** 0,000 Valid

27 (RA7) 0,706** 0,000 Valid

28 (RA8) 0,669** 0,000 Valid

29 (RA9) 0,642** 0,000 Valid

30 (RA10) 0,356* 0,000 Valid

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dimensi rationalization mempunyai

kriterian valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih

kecil dari 0.05.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Capability

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig (2-

tailed)

Keterangan

31 (CA1) 0,772** 0,000 Valid

32 (CA2) 0,565** 0,000 Valid

33 (CA3) 0,777** 0,000 Valid

34 (CA4) 0,612** 0,000 Valid

35 (CA5) 0,598** 0,000 Valid

Sumber: data primer yang diolah

Page 75: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

58

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dimensi capability mempunyai kriteria

valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari

0.05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrument

penelitian. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliabel atau andal

jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0.70. Tabel 4.7 menunjukkan hasil

uji reliabilitas untuk 4 dimensi variabel efektivitas red flags yang digunakan

dalam penelitian ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas

Dimensi Cronbach’s Alpha Keterangan

Opportunity 0,872 Reliabel

Pressure 0,866 Reliabel

Rationalization 0,816 Reliabel

Capability 0,866 Reliabel

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.7 menunjukkan nilai Cronbach’s alpha atas variabel efektivitas

red flags dengan empat dimensi yaitu dimensi opportunity sebesar 0.872,

dimensi pressure sebesar 0.866, dimensi rationalization sebesar 0.816 dan

dimensi capability sebesar 0.866. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai

Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.70.

Page 76: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

59

Hasil ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan

mampu memperoleh data yang konsisten, yang jika pernyataan itu diajukan

kembali, akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban

sebelumnya.

3. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sekumpulan data

dari setiap variabel berdistribusi normal. Jika terdapat normalitas, maka

residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Walaupun normalitas

suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis, akan tetapi hasil uji

statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal (Imam

Ghozali, 2009:28).

Tabel 4.11

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 88

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation 9.71308675

Most Extreme

Differences

Absolute .111

Positive .111

Negative -.101

Kolmogorov-Smirnov Z 1.045

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

Sumber: data primer yang diolah

Page 77: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

60

Berdasarkan tabel 4.11, dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel

berdistribusi normal, karena sesuai dengan pedoman pengambilan keputusan

(Singgih Santoso, 2014:191), apabila nilai Sig. atau signifikansi atau nilai

probabilitas (0.225) > 0.05 maka sampel tersebut berdistribusi normal.

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Opportunity

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan rata – rata di antara dua kelompok sampel. Karena masing – masing

kelompok sampel yang diuji sifatnya saling independen, maka pengujian

dilakukan dengan menggunakan independent sample t-test yang terdapat pada

program SPSS versi 20. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel – tabel

yang tersaji dibawah sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Hipotesis

(Variabel Efektivitas Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam

Perusahaan untuk Dimensi Opportunity)

No.

Dimensi Opportunity

Efektivitas rata -rata

(berdasarkan ranking)

Eksternal

Auditor

Internal

Auditor

1. Transaksi tidak biasa 4,28 (1st) 4,04 (1st)

2. Pengawasan terhadap pengendalian internal 4,28 (1st) 3,85 (5th)

3. Sistem otorisasi transaksi 4,19 (2nd) 3,94 (4th)

4. Pengawasan terhadap aset perusahaan 4,13 (3rd) 3,74 (8th)

5. Penerimaan dalam kas perusahaan 4,09 (4th) 3,81 (6th)

6. Pemisahan tugas 4,02 (5th) 4,02 (2nd)

7. Pencatatan transaksi 4,02 (5th) 3,98 (3rd)

Bersambung di halaman selanjutnya

Page 78: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

61

Tabel 4.12 (Lanjutan)

No.

Dimensi Opportunity

Efektivitas rata -rata

(berdasarkan ranking)

Eksternal

Auditor

Internal

Auditor

8. Karakteristik persediaan 4,81 (6th) 3,45 (10th)

9. Turnover karyawan dan kinerja staf 3,70 (7th) 3,72 (9th)

10. Rekonsiliasi aset 3,66 (8th) 3,79 (7th)

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.12 menunjukkan level atau peringkat efektivitas metode red

flags dalam mendeteksi kecurangan berdasarkan persepsi eksternal auditor dan

internal auditor menurut dimensi opportunity. Rata – rata tertinggi berdasarkan

persepsi eksternal auditor adalah 4.28 dan rata – rata terendahnya yaitu 3.66.

Sementara, rata – rata tertinggi berdasarkan persepsi internal auditor adalah

4.04 dan rata – rata terendahnya adalah 3.45.

b. Hasil Uji Hipotesis Pressure

Tabel 4.13 menunjukkan level atau ranking penilaian efektivitas

metode red flags dalam mendeteksi kecurangan berdasarkan persepsi eksternal

dan internal auditor menurut dimensi pressure. Berikut ini adalah hasil

pengujian hipotesis untuk variabel efektivitas metode red flags untuk

mendeteksi kecurangan dalam perusahaan dalam dimensi pressure:

Page 79: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

62

Tabel 4.13

Hasil Uji Hipotesis

(Variabel Efektivitas Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam

Perusahaan untuk Dimensi Pressure)

No.

Dimensi Pressure

Efektivitas rata -rata

(berdasarkan ranking)

Eksternal

Auditor

Internal

Auditor

11. Kepentingan manajemen terhadap

keuangan perusahaan 4,21 (1st) 3,96 (1st)

12 Penyetujuan terhadap utang perusahaan 4,11 (2nd) 3,79 (2nd)

13. Kerentanan perusahaan terhadap kondisi

bisnis

3.91 (3rd) 3,02 (10th)

14. Pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan 3,81 (4th) 3,72 (3rd)

15. Kompensasi manajemen 3,74 (5th) 3,47 (5th)

16. Kompetisi bisnis dan kejenuhan pasar 3,74 (5th) 3,36 (9th)

17. Kemampuan margin perusahaan 3,72 (6th) 3,38 (8th)

18. Permintaan barang/jasa menurun 3,70 (7th) 3,68 (4th)

19. Regulasi baru 3,57 (8th) 3,43 (6th)

20. Kebutuhan terhadap utang/tambahan biaya

modal

3,45 (9th) 3,40 (7th)

Sumber: data primer yang diolah

Rata – rata tertinggi untuk eksternal auditor adalah 4.21 pada indikator 11

mengenai kepentingan manajemen terhadap perusahaan dan terendah adalah

3.45 pada indikator 20 mengenai kebutuhan terhadap utang/tambahan biaya

modal. Sementara, rata – rata tertinggi untuk internal auditor adalah 3.96 pada

indikator yang sama dan terendah pada indikator 13 mengenai kerentanan

perusahaan terhadap kondisi bisnis.

Page 80: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

63

c. Hasil Uji Hipotesis Rationalization

Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis untuk variabel efektivitas

metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan dalam

dimensi rationalization.

Tabel 4.14

Hasil Uji Hipotesis

(Variabel Efektivitas Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam

Perusahaan untuk Dimensi Rationalization)

No.

Dimensi Rationalization

Efektivitas rata -rata

(berdasarkan ranking)

Eksternal

Auditor

Internal

Auditor

21. Pengendalian internal 4,17 (1st) 3,29 (9th)

22 Usaha pengurangan risiko 4,09 (2nd) 4,04 (1st)

23. Memperbaiki margin 4,06 (3rd) 3,89 (3rd)

24. Pendapatan terlapor 3,96 (4th) 3,96 (2nd)

25. Perilaku & lifestyle 3,94 (5th) 3,77 (3rd)

26. Catatan pelanggaran hukum oleh

perusahaan 3,91 (6th) 3,74 (6th)

27. Meningkatkan harga saham/tren

pendapatan 3,77 (7th) 3,64 (7th)

28. Dominasi manajemen 3,68 (8th) 3,79 (4th)

29. Indikasi ketidakpuasan karyawan 3,60 (9th) 3,79 (4th)

30. Perselisihan antar auditor 3,51 (10th) 3,36 (8th)

Sumber: data primer yang diolah

Tabel 4.14 menunjukkan level atau ranking penilaian efektivitas

metode red flags dalam mendeteksi kecurangan berdasarkan persepsi eksternal

dan internal auditor menurut dimensi rationalization. Rata – rata tertinggi untuk

eksternal auditor adalah 4.17 pada indikator 21 mengenai pengendalian internal

yang diabaikan atas penyalahagunaan aset atau gagal memperbaiki

pengendalian internal yang lemah.

Page 81: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

64

Sementara, rata – rata terendah untuk eksternal auditor adalah 3.51 pada

indikator 30 mengenai perselisihan yang sering terjadi antara auditor sekarang

dan auditor sebelumnya terkait masalah akuntansi, audit atau pelaporan

keuangan. Kemudian, rata – rata tertinggi untuk internal auditor adalah 4.04

pada indikator 22 mengenai usaha pengurangan risiko yang terkait dengan

penyalahgunaan aset, dan terendah pada indikator 21 mengenai pengendalian

internal yang diabaikan atas penyalahagunaan aset atau gagal memperbaiki

pengendalian internal yang lemah.

d. Hasil Uji Hipotesis Capability

Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis untuk variabel efektivitas

metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan dalam

dimensi capability.

Tabel 4.15

Hasil Uji Hipotesis

(Variabel Efektivitas Red Flags untuk Mendeteksi Kecurangan Dalam

Perusahaan untuk Dimensi Capability)

No.

Dimensi Capability

Efektivitas rata -rata

(berdasarkan ranking)

Eksternal

Auditor

Internal

Auditor

31. Mampu memanfaatkan pengendalian

internal perusahaan 4,15 (1st) 3,85 (3rd)

32 Perilaku tidak jujur/menghindari deteksi

auditor 4,15 (1st) 4,00 (2nd)

33. Posisi di perusahaan 4,04 (2nd) 4,04 (1st)

34. Ego dan kepercayaan diri yang besar 3,64 (3rd) 3,49 (4th)

35. Kepribadian yang persuasive 3,43 (4th) 3,45 (5th)

Sumber: data primer yang diolah

Page 82: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

65

Tabel 4.15 menunjukkan level atau ranking penilaian efektivitas

metode red flags dalam mendeteksi kecurangan berdasarkan persepsi eksternal

dan internal auditor menurut dimensi capability. Rata – rata tertinggi untuk

eksternal auditor adalah 4.15 pada indikator 31 dan 31 mengenai pengendalian

internal perusahaan dan perilaku tidak jujur/menghindari deteksi auditor..

Sementara, rata – rata terendah untuk eksternal auditor adalah 3.43 pada

indikator 35 mengenai karyawan yang memiliki kepribadian yang persuasif,

dimana nilai rata – rata untuk internal auditor juga sama.. Kemudian, rata – rata

tertinggi untuk internal auditor adalah 4.04 pada indikator 33 mengenai posisi

– posisi tertentu di perusahaan yang sulit digantikan oleh karyawan lain.

C. Pembahasan

1. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi

Opportunity

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa terdapat dua indikator red flags dalam

dimensi opportunity yang menunjukkan perbedaan persepsi eksternal dan

internal auditor yang cukup signifikan terhadap efektivitas dua indikator red

flags ini dalam mendeteksi fraud. Kedua indikator ini yaitu indikator nomor 2

dan 4. Eksternal auditor di Jakarta berpersepsi bahwa pengawasan terhadap

pengendalian internal (indikator nomor 2) lebih efektif untuk mendeteksi

kecurangan dalam perusahaan dimana internal auditor adalah sebaliknya. Hal

ini mungkin disebabkan karena internal auditor adalah pihak yang bertugas

Page 83: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

66

untuk meneliti dan menilai apakah pelaksanaan daripada pengendalian internal

di bidang akuntansi dan operasi cukup dan memenuhi syarat (Hartanto,

1994:294), dan eksternal auditor adalah pihak yang bertugas memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan sebuah perusahaan ditambah

dengan pemberitahuan atau rekomendasi mengenai kelemahan pengendalian

internal, dan saran – saran perbaikan lainnya (Boynton, 2006:147).

Sesuai hasil uji hipotesis tabel 4.9, internal auditor berpersepsi bahwa

pengawasan pengendalian internal yang tidak memadai memiliki tingkat

efektivitas yang kurang dibandingkan dengan persepsi eksternal auditor yang

melihat bahwa tingkat efektivitasnya cukup tinggi.

Hal ini wajar terjadi, karena internal auditor adalah pihak yang

menyusun dan memberikan rekomendasi terhadap pengendalian internal untuk

perusahaannya, inilah yang disebut dengan bias, dimana ini adalah hal yang

sangat mungkin terjadi. Untuk itulah, perusahaan butuh opini pihak ketiga

sebagai pihak yang independen untuk menilai kondisi sebuah perusahaan, pihak

ini adalah eksternal auditor. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Paramita

(2014: 1264) dan penelitian Widyastuti dan Sugeng (2009: 60).

Sejatinya, eksternal auditor akan bisa melihat potensi kecurangan atau

salah saji dari lemahnya pengawasan terhadap pengendalian internal suatu

perusahaan dengan lebih objektif dari internal auditor. Inilah yang mungkin

menjadi salah satu penyebab eksternal auditor berpersepsi bahwa pengawasan

Page 84: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

67

terhadap pengendalian internal yang tidak memadai adalah salah satu indikator

yang efektif untuk mendeteksi kecurangan.

Selanjutnya, tabel 4.12 menunjukkan perbedaan persepsi yang cukup

signifikan antara eksternal dan internal auditor di indikator nomor 4, dimana

rata – rata persepsi eksternal auditor adalah 4.13 dan internal auditor sebesar

3,74. Indikator nomor 4 ini berbicara mengenai pengawasan manajemen

terhadap karyawan – karyawan perusahaan yang bertanggungjawab atas aset

perusahaan, misalnya bagian kas, piutang, investasi jangka pendek, dan

semacamnya. Terjadinya perbedaan persepsi ini masih terkait dengan

penjelasan mengenai indikator 2 dimana salah satu tugas internal auditor juga

untuk menilai apakah aset perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan dan

penyelewengan (Wahid, 2013).

Perusahaan butuh opini kedua setelah internal auditor, dimana ini adalah

tugas eksternal auditor. Tugas eksternal auditor salah satunya memberikan

saran – saran perbaikan maupun pemberitahuan mengenai kelemahan aktivitas

pengendalian internal di perusahaan (Boynton, 2006:146).

Penyebab eksternal auditor menilai bahwa pengawasan manajemen

yang tidak memadai terhadap karyawan yang bertanggungjawab terhadap aset

perusahaan bisa juga disebabkan auditor terikat tanggungjawab untuk

memberikan keyakinan yang beralasan terhadap laporan keuangan sebuah

perusahaan bebas dari salah saji, dimana salah saji ini bisa terjadi murni karena

kesalahan atau fraud.

Page 85: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

68

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan dimensi

opportunity untuk mendeteksi kecurangan, atau H1 diterima. Hasil penelitian ini

sejalan penelitian Rukmawati dan Chariri (2011) dan sejalan dengan Moyes dan

Faizal (2013).

2. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi Pressure

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa terdapat 2 indikator yang menunjukkan

perbedaan persepsi antar eksternal dan internal auditor yang cukup signifikan.

Indikator tersebut adalah indikator 13 dan 17. Indikator 13 berbicara mengenai

kemampuan margin perusahaan untuk memenuhi persyaratan listing atau

pembayaran utang, dan indikator 17 adalah kerentanan perusahaan terhadap

perubahan teknologi, keusangan produk, atau tingkat suku bunga yang tinggi.

Perbedaan persepsi mungkin terjadi pada indikator 13 dikarenakan

eksternal auditor menilai bahwa perusahaan cenderung lebih berpotensi

melakukan praktik kecurangan atau salah saji yang disengaja pada laporan

keuangannya, khususnya di bagian pendapatan, untuk memenuhi syarat – syarat

listing di bursa atau ketika perusahaan memiliki utang yang segera jatuh tempo.

Ketika perusahaan memiliki utang yang akan segera jatuh tempo dan

perusahaan tersebut tidak memiliki kemampuan untuk membayar utangnya,

auditor eksternal berpersepsi bahwa manajemen perusahaan bisa melakukan

praktik kecurangan dengan sengaja melakukan salah saji pada laporan

keuangannya, dikarenakan pressure yang dirasakan karena utang tersebut, dan

Page 86: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

69

kemudian menarik investor agar berinvenstasi di perusahaan mereka (Fiandrea,

2014).

Investasi yang baru ditanam inilah yang kemudian digunakan

perusahaan untuk membayar utangnya. Mekanisme kecurangan ini adalah

mekanisme yang sama digunakan olen Enron untuk menutupi kerugian mereka

dengan memanipulasi informasi di laporan keuangannya (Healy dan Palepu,

2003: 17).

Perbedaan persepsi selanjutnya terjadi di indikator 17 mengenai

kerentanan perusahaan terhadap perubahan teknologi, keusangan produk atau

tingkat suku bunga. Internal auditor mungkin menilai bahwa perusahaan yang

rentan terhadap perubahan teknologi, keusangan produk atau tingkat suku

bunga adalah hal yang sangat wajar, dikarenakan kebanyakan perusahaan besar

maupun skala menengah memang rentan terhadap kondisi bisnis yang tidak

terelakkan tersebut.

Sementara, bagi eksternal auditor, semakin rentan suatu perusahaan

terhadap perubahan teknologi, keusangan produk atau tingkat suku bunga,

maka potensi untuk manajemen atau individual dalam perusahaan melakukan

fraud. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan

dimensi pressure untuk mendeteksi kecurangan, atau H1 diterima. Hasil

penelitian sejalan dengan penelitian Fiandrea (2014) dan penelitian Moyes dan

Faizal (2013) dan juga sejalan dengan penelitian Moyes et al. (2009).

Page 87: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

70

3. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi

Rationalization

Tabel 4.14 kemudian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan persepsi

yang mencolok terhadap indikator nomor 21, dimana eksternal auditor

berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah yang paling efektif untuk dimensi

rationalization sementara internal auditor berpersepsi bahwa indikator nomor

21 adalah yang paling rendah efektivitasnya dalam dimensi rationalization

untuk mendeteksi kecurangan. Perbedaan persepsi mungkin terjadi dikarenakan

auditor eksternal adalah pihak independen yang bertugas untuk mengobservasi

dan kemudian memberikan saran – saran atau perbaikan terhadap pengendalian

internal perusahaan agar dapat diterapkan dengan seefektif mungkin.

Sementara internal auditor bertugas untuk memastikan pengendalian

internal berjalan dengan efektif di perusahaan. Tugas eksternal dan internal

sekilas hampir sama, namun sebenarnya berbeda. Oleh karena itu, perbedaan

persepsi sangat wajar terjadi karena memang lingkup kerjanya juga berbeda.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan

dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan, atau H1 diterima. Hasil

penelitian sejalan dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) dan penelitian

Moyes et al. (2013).

Page 88: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

71

4. Efektivitas red flags dalam mendeteksi kecurangan dalam dimensi

Capability

Terdapat 2 indikator yang memperoleh nilai rata – rata tertinggi untuk

eksternal auditor yaitu 4.15 untuk indikator 31 mengenai karyawan tertentu

yang memiliki kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan kelemahan

pengendalian internal perusahaan, dan indikator 32 mengenai karyawan

tertentu berperilaku tidak jujur atau dinilai menghindari deteksi auditor saat

sedang melakukan pengauditan.

Bisa disimpulkan melalui hasil tabel 4.15 bahwa terjadi perbedaan

persepsi antara eksternal dan internal auditor yang cukup mencolok di indikator

32 mengenai perilaku tidak jujur atau sengaja menghindari deteksi auditor.

Perbedaan persepsi di indikator 32 dinilai wajar terjadi karena eksternal auditor

akan memberikan opini terhadap laporan keuangan sesuai dengan kondisi

sebenarnya perusahaan. Termasuk yang dipertimbangkan saat pemberian opini

adalah apakah saat pengauditan, auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, atau

kemampuan auditor mengumpulkan bukti audit dimana auditor perlu kerjasama

dari manajemen perusahaan dan juga internal audit (Mulyadi, 2002:19).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi

antara eksternal dan internal auditor terhadap efektivitas red flags dengan

dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan, atau H1 diterima.

Hasil penelitian terhadap keempat dimensi ini mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Moyes dan Faizal (2013) dan Moyes et al. (2009), juga

Page 89: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

72

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rukmawati dan Chariri (2011)

bahwa terjadi perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor terhadap

efektivitas metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan.

Page 90: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi eksternal auditor

dan internal auditor terhadap efektivitas metode red flags untuk mendeteksi

kecurangan dalam perusahaan. Responden penelitian ini berjumlah 95 auditor

yang bekerja di 6 BUMN, 2 institusi negara, 3 perusahaan swasta, dan 10

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya

berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan IAPI pada tahun 2014.

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah

dilakukan terhadap permasalah dengan menggunakan independen sample t-test,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan persepsi yang mencolok terhadap efektivitas metode

red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam dimensi opportunity

sebanyak 2 indikator, yaitu indikator 2, 4 dan 8. Eksternal auditor

berpersepsi bahwa pengawasan yang tidak memadai terhadap pengendalian

internal lebih efektif untuk mendeteksi kecurangan, begitu juga dengan

indikator 4 dimana pengawasan manajemen yang tidak memadai terhadap

karyawan yang bertanggungjawab atas aset perusahaan, misalnya bagian

kas, piutang, investasi jangka pendek dan sejenisnya dinilai lebih efektif

untuk mendeteksi kecurangan.

Page 91: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

74

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang

menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing – masing indikator red

flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-

Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam

red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi

kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai

pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan

melalui metode red flags.

2. Terdapat perbedaan persepsi yang mencolok terhadap efektivitas metode

red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam dimensi pressure sebanyak

2 indikator. Indikator tersebut adalah indikator 13 dan 17. Indikator 13

adalah mengenai kemampuan margin perusahaan untuk memenuhi

persyaratan listing atau pembayaran utang, dan indikator 17 adalah

kerentanan perusahaan terhadap perubahan teknologi, keusangan produk,

atau tingkat suku bunga yang tinggi.

Perbedaan persepsi mungkin terjadi pada indikator 13 dikarenakan

eksternal auditor menilai bahwa perusahaan cenderung lebih berpotensi

melakukan praktik kecurangan atau salah saji yang disengaja pada laporan

keuangannya, khususnya di bagian pendapatan, untuk memenuhi syarat –

syarat listing di bursa atau ketika perusahaan memiliki utang yang segera

jatuh tempo.

Page 92: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

75

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang

menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing – masing indikator red

flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-

Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam

red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi

kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai

pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan

melalui metode red flags.

3. Terjadi perbedaan persepsi yang mencolok terhadap indikator nomor 21,

dimana eksternal auditor berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah

yang paling efektif untuk dimensi rationalization sementara internal auditor

berpersepsi bahwa indikator nomor 21 adalah yang paling rendah

efektivitasnya dalam dimensi rationalization untuk mendeteksi kecurangan.

Perbedaan persepsi mungkin terjadi dikarenakan auditor eksternal adalah

pihak independen yang bertugas untuk mengobservasi dan kemudian

memberikan saran – saran atau perbaikan terhadap pengendalian internal

perusahaan agar dapat diterapkan dengan seefektif mungking. Sementara

internal auditor bertugas untuk memastikan pengendalian internal berjalan

dengan efektif di perusahaan. Tugas eksternal dan internal sekilas hampir

sama, namun sebenarnya berbeda. Oleh karena itu, perbedaan persepsi

sangat wajar terjadi karena memang lingkup kerjanya juga berbeda.

Page 93: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

76

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang

menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing – masing indikator red

flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-

Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam

red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi

kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai

pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan

melalui metode red flags.

4. Terjadi perbedaan persepsi antara eksternal dan internal auditor yang cukup

mencolok di indikator 32 mengenai perilaku tidak jujur atau sengaja

menghindari deteksi auditor. Perbedaan persepsi di indikator 32 dinilai

wajar terjadi karena eksternal auditor akan memberikan opini terhadap

laporan keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya perusahaan. Termasuk

yang dipertimbangkan saat pemberian opini adalah apakah saat pengauditan,

auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, atau kemampuan auditor

mengumpulkan bukti audit dimana auditor perlu kerjasama dari manajemen

perusahaan dan juga internal audit (Mulyadi, 2002:19).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Moyes dan Faizal (2013) yang

menyatakan terdapat perbedaan terhadap masing – masing indikator red

flags untuk mendeteksi kecurangan, lalu juga sejalan dengan Heiman-

Hoffman et al. (1996) yang menyatakan bahwa tidak semua indikator dalam

red flags mempunyai tingkat efektivitas yang sama dalam mendeteksi

Page 94: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

77

kecurangan, dan bahwa auditor eksternal dan internal mempunyai

pandangan yang berbeda terhadap efektivitas pendeteksian kecurangan

melalui metode red flags.

B. Saran

Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dnegan adanya beberapa masukan mengenai

beberapa hal, diantaranya:

1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah variabel untuk

membuat ruang lingkup penelitian ini lebih luas.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas wilayah survei penelitian,

tidak hanya di Jakarta dan sekitarnya, misalnya pulau Jawa.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah responden agar

hasil penelitian bisa ditarik kesimpulannya secara general.

4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan teori yang lebih baru dari

fraud diamond theory.

5. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah data berupa wawancara dari

beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan

data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan – pertanyaan kuesioner

yang mungkin terlalu sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang

sesungguhnya.

Page 95: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

79

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Randal, J. Elder., Beasley, Mark. 2012. Auditing and Assurance

Services – An Integrated Approach. New Jersey. Prentice – Hall.

Albrecht, Conan C., Albrecht, W. Steve., Dunn, J. Gregory. 2000. Conducting a

Pro-Active Fraud Audit: A Case Study. Journal of Forensic Accounting Vol.

II, pp 203 – 218.

Albrecht, Steve. W., Romney, Marshall. 1986. Red-Flagging Management Fraud:

A Validation. Advances in Accounting Vol 2, pp 323 – 334.

Amrizal. 2004. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor.

http://www.bpkp.go.id/unit/investigasi/cegah_deteksi.pdf

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 2012. Consideration

of Fraud in a Financial Statement Audit, Statement on Auditing Standard No.

99. New York. AICPA.

Apostolou, Barbara A., Hassell, John M., Webber, Sally, Sumners, Glen. 2001. The

Relative Importance of Management Fraud Risk Factors. Behavioural

Research in Accounting Vol. 13, pp 1 – 24.

Apostolou, Barbara A., Hassell, John M. 1993. An Empirical Examination of the

Sensitivity of the Analytic Hierarchy Process to Departures from

Recommended Consistency Rations. Mathl Compute Modelling Vol 17

No.4/5, pp 163 – 170.

Association of Certified Fraud Examiner. 2010. http://www.acfe.com/fraud-

101.aspx. Tanggal akses 16 January 2015.

Boynton, William C. 2006. Modern Auditing: Assurance Services and the Integrity

of Financial Reporting 8th Edition. Canada. John Wiley & Sons.

Bierstaker, James L., Brody, Richard G., Pacini, Carl. 2006. Accountants’

Perceptions Regarding Fraud Detection and Prevention Method. Managerial

Auditing Journal Vol 21 No. 5, pp 520 – 535.

Cressey, Donald R. 1950. Other People: A Study in a Social Psychology of

Embezzlement. Freepress.

Deshmukh, Ashutosh., Romine, Jeff., Siegel, Philip H. 1997. Measurement and

Combination of Red Flags to Assess the Risk of Management Fraud: A Fuzzy

Approach. Managerial Finance Vol. 23 No. 6, pp 35 – 48.

Daljono, Martantya. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui

Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan yang

Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002 – 2006). Semarang.

Diponegoro Journal of Accounting Vol. 2 No.2: 1 – 12.

Page 96: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

80

DiNapoli, Thomas P. 2010. Red Flags for Fraud. New York. State of New York

Office of the State Comptroller, pp 1 – 14.

Gbegi, D.O., Adebisi, J.F. 2014. Forensic Accounting Skills and Techniques in

Fraud Investigation in the Nigerian Public Sector. MCSER Publishing.

Mediterranean Journal of Social Sciences Vol. 5 No.3, pp 243 – 252.

Gbegi,, D.O., Adebisi, J.F. 2013. The New Fraud Diamond Model – How Can It

Help Forensic Accountants in Fraud Investigation in Nigeria. European

Journal of Accounting Auditing and Finance Research Vol. 1 No. 4, pp 129

– 138.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hair, Joseph., Black, William C., Babin, Barry J., Anderson, Rolp. E. 2009.

Multivariate Data Analysis 7th Edition. Prentice Hall.

Hegazy, Mohamed., Kassem, Rasha. 2010. Fraudulent Financial Reporting: Do

Red Flags Really Help?. International Journal of Academic Research:

Economics and Engineering Vol. 4, pp 69 – 79.

Heiman-Hoffman, Vicky B., Morgan, Kimberly P., Patton, James M. 1996. The

Warning Signs of Fraudulent Financial Reporting. Journal of Accountancy

Vol. 182 No. 4, pp 75 – 77.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2012. Tujuan Keseluruhan Auditor

Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit, Standar

Audit (SA) 200. Jakarta. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

International Federation of Accountants (IFAC). 2010. International Standard on

Auditing – 240: The Auditor's Responsibilities Relating to Fraud in an Audit

of Financial Reporting. International Federation of Accountants (IFAC).

Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan

oleh Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10 No. 1 Mei

22 -33: 1-12.

Lister, Linda M. 2007. A Practical Approach to Fraud Risk: Comprehensive Risk

Assessment Can Enable Auditors to Focus Anti – Fraud Efforts on Areas

Where Their Organization is Most Vulnerable. Internal Auditors Vol. 64 No.

6.

Moyes, Glen D. 2006. The Differences in Perceived Level of Fraud-Detecting

Effectiveness of SAS No. 99 Red Flags Between External dan Internal

Auditors. Journal of Business and Economics Research, pp 9 – 25.

Page 97: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

81

Moyes, Glen D., Ling, Ping., Landry, Raymond M., Vicdan, Handad. 2006. Internal

Auditors’ Perceptions of the Effectiveness of Red Flags to Detect Fraudulent

Financial Reporting. Social Science Research Network, pp 1 – 28.

Moyes, Glen D., Lin, Ping., Landry, Raymond M,Jr. 2005. Raise the Red Flag. The

Internal Auditor Vol. 62 No. 5, pp 47 – 52.

Moyes, Glen D., Mohamed Din, Hesri Faizal. 2013. Malaysian Internal and

External Auditor Perceptions of the Effectiveness of Red Flags for Detecting

Fraud. International Journal of Auditing Technology Vol. 1 No. 1, pp 91 –

106.

Moyes, Glen D., Mohamad Din, Hesri Faizal., Omar, N. 2009. The Effectiveness of

the Auditing Standards to Detect Fraudulant Financial Reporting Activities

in Financial Statement Audits in Malaysia. International Business &

Economics Research Journals Vol. 8 No. 9, pp 1 – 17.

Omar, Normah Binti., Mohamad Din, Hesri Faizal. 2010. Fraud Diamond Risk

Indicator: An Assessment of Its Importance and Usage. IEEE. Science and

Social Research (CSSR), pp 1 – 6.

Owojiri, Anthony A., Asaolu, T.O. 2009. The Role of Forensic Accounting in

Solving The Vexed Problem of Corporate World. European Journal of

Scientific Research, Vol. 29. No. 22, pp 183 – 187.

Paramita, Irma. 2014. Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai Efektivitas

Metode Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan Keuangan. 3rd

Economics & Business Research Festival, November 2014, pp 1260 - 1276

Popoola, Oluwatoyin Muse Johnson., Ahmad, Ayoib Che., Samsudin, Rose

Samsiah. 2014. Forensic Accounting Knowledge and Mindset on Task

Performance Fraud Risk Assessment. Canadian Center of Science and

Education. International Journal of Business and Management Vol. 9 No. 9,

pp 118 – 134.

Rukmawati, Afhita Dias., Anis, Chariri. 2011. Persepsi Manajer dan Auditor

Eksternal Mengenai Efektivitas Metode Pendeteksian dan Pencegahan

Tindakan Kecurangan Keuangan. Universitas Diponegoro: 1 – 26.

Robbins, Stephen A., Judge, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi 2 Edisi 12.

Jakarta. Salemba Empat.

Santoso, Singgih. 2014. Statistik NonParametrik Edisi Revisi. Jakarta. PT Elex

Media Komputindo.

Santoso, Singgih. 2014. Panduan Lengkap SPSS Versi 20 Edisi Revisi. Jakarta. PT

Elex Media Komputindo.

Page 98: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

82

Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta. PT Elex Media

Komputindo.

Smith, Malcolm., Omar, Normah Haji., Sayd Idris, Syed Iskandar Zulkarnain.,

Baharuddin, Ithnahaini. 2005. Auditor’s perception of fraud risk indicators –

Malaysian Evidence. Managerial Auditing Journal, pp 73 – 83.

Shelton, Austin. 2014. Analysis of Capabilities Attributed to the Fraud Diamond.

East Tenenessee State University, pp 1 – 29.

Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan.

Jakarta. Salemba Empat.

Vona, I. W. 2008. Fraud Risk Assessment: Building a Fraud Audit Programme.

New Jersey. John Wiley & Sons Inc.

Weisenborg, Dana., Norris, Daniel M. 1997. Red Flags of Management Fraud. The

National Public Accountant, pp 29 – 33.

Widjaja, Amin Tunggal. 2011. Pengantar Internal Auditing. Jakarta. Harvarindo.

Wolfe, David T., Hermanson, Dana. R. 2004. The Fraud Diamond: Considering

the Four Elements of Fraud. The CPA Journal, pp 38 – 42.

Yang, Weifang., Moyes, Glen D., Hamedian, Hamed., Rahradian, Azar. 2010.

Professional Demographic Factors That Influence Iranian Auditors’

Perceptions of the Fraud-Detecting Effectiveness of Red Flags. International

Business & Economics Research Journal – January, Vol. 9 No.1, pp 83-102.

Yucel, Elif. 2013. Effectiveness of Red Flags in Detecting Fraudulent Financial

Reporting: An Application in Turkey. Journal of Accounting and Finance, pp

139 – 158.

Page 99: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

83

LAMPIRAN 1

SURAT PENELITIAN PENYEBARAN KUESIONER

Page 100: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

84

Page 101: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

85

Page 102: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

86

LAMPIRAN 2

SURAT KETERANGAN DARI KAP

Page 103: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

87

Page 104: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

88

Page 105: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

89

Page 106: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

90

Page 107: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

91

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

Page 108: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

92

LAMPIRAN 4

JAWABAN RESPONDEN

Page 109: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

79

Jawaban Responden Eksternal Auditor untuk Dimensi Opportunity

RESPONDEN

EKSTERNAL

OP1 OP2 OP3 OP4 OP5 OP6 OP7 OP8 OP9 OP10 TOP

1 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 44

2 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 44

3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 41

4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 44

5 4 4 4 5 5 3 3 3 4 4 39

6 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 42

7 5 4 4 3 4 3 4 4 5 2 38

8 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 35

9 4 5 4 5 5 5 3 5 5 5 46

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

11 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 44

12 4 5 3 4 4 4 3 3 5 4 39

13 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 45

14 4 5 5 5 4 3 4 4 5 5 44

15 3 5 5 4 4 4 4 5 5 3 42

16 3 4 4 4 5 5 4 3 5 2 39

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

18 3 5 5 5 4 4 4 4 5 3 42

19 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 23

20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

21 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29

22 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32

23 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 45

24 4 4 4 5 5 4 3 5 3 4 41

25 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 42

26 5 4 4 4 5 4 3 4 3 3 39

27 5 4 3 4 4 2 3 4 3 4 36

28 4 5 4 4 5 5 4 5 5 1 42

29 4 4 4 3 3 4 3 5 3 5 38

30 4 5 4 3 4 3 3 4 5 4 39

31 4 5 4 4 3 3 3 4 5 4 39

32 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 40

33 5 4 4 5 4 3 3 5 5 5 43

34 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 36

35 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 36

36 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 37

37 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37

38 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

40 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 37

Page 110: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

80

41 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 43

42 4 5 4 2 5 5 2 4 4 4 39

43 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 42

44 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41

45 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 45

46 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38

47 4 5 4 4 4 2 4 5 4 3 39

48 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38

Page 111: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

81

Jawaban Responden Eksternal Auditor untuk Dimensi Pressure

PR1 PR2 PR3 PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 PR9 PR10 TPR

4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 46

4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 45

3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 35

4 3 4 4 3 3 4 3 3 5 36

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 4 3 3 3 2 3 3 4 5 34

4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 37

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3 4 3 3 4 4 3 3 5 5 37

3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 38

3 4 2 2 2 2 4 4 4 3 30

4 4 4 4 3 4 5 4 5 5 42

3 4 4 5 5 4 3 5 5 5 43

3 4 4 5 5 3 4 5 5 5 43

3 3 4 5 5 2 3 5 5 5 40

3 3 4 5 5 4 3 5 5 5 42

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 45

4 4 3 3 2 4 3 4 2 4 33

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

4 5 4 3 4 5 4 5 3 3 40

4 4 5 3 3 4 4 3 5 5 40

4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 35

4 5 3 4 4 3 3 4 4 5 39

4 3 3 4 4 4 5 5 3 4 39

5 3 3 4 2 2 5 5 3 5 37

4 3 4 3 4 3 4 5 3 4 37

4 3 4 4 3 4 5 3 4 3 37

4 3 4 4 3 3 4 3 5 4 37

4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 39

4 5 4 3 3 4 3 4 5 5 40

2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 35

3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36

3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38

3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 36

3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34

4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 37

3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 31

4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 36

Page 112: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

82

5 4 2 4 2 2 4 4 4 4 35

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39

3 5 4 4 4 4 3 4 3 5 39

3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 42

3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 40

4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 36

4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38

Page 113: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

83

Jawaban Responden Eksternal Auditor untuk Dimensi Rationalization

RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6 RA7 RA8 RA9 RA10 TRA

4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 43

5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 46

3 4 4 3 3 3 5 3 5 4 37

3 3 4 4 5 5 4 4 5 4 41

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 35

4 3 5 5 5 5 4 4 4 5 44

3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 33

3 3 3 3 4 5 5 3 5 5 39

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

2 5 5 5 5 5 5 4 5 3 44

3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 43

4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 45

3 2 5 5 5 4 5 4 5 5 43

4 2 4 4 5 4 5 4 5 5 42

3 3 5 5 5 4 5 4 5 5 44

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

3 2 5 5 5 4 5 4 5 5 43

3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 31

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3 4 4 4 5 3 4 3 4 5 39

4 3 5 3 3 5 4 3 4 5 39

3 4 4 3 4 3 4 3 5 4 37

4 3 4 3 4 5 4 3 5 3 38

3 4 4 3 2 4 3 3 2 4 32

3 5 4 5 5 3 3 2 4 3 37

4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 34

4 5 4 3 3 4 5 3 5 3 39

4 3 4 3 4 3 3 5 4 3 36

4 3 4 4 3 3 5 3 4 4 37

5 3 3 3 4 3 4 3 4 4 36

4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 37

4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 37

4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 37

4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 37

4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38

3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38

3 3 4 4 4 5 4 5 5 4 41

4 3 5 3 4 3 3 4 4 4 37

Page 114: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

84

4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 39

5 4 4 2 4 4 5 4 4 3 39

5 4 4 4 3 2 2 4 2 2 32

5 2 3 3 3 2 4 5 3 2 32

5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40

4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 38

5 3 4 3 4 4 4 5 4 4 40

Page 115: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

85

Jawaban Responden Eksternal Auditor untuk Dimensi Capability

Responden

Eksternal

CA1 CA2 CA3 CA4 CA5 TCA

1 5 4 5 5 4 23

2 5 5 5 5 5 25

3 5 4 4 4 5 22

4 4 5 3 3 5 20

5 4 4 4 4 4 20

6 3 4 3 3 5 18

7 4 4 3 3 5 19

8 4 4 3 3 3 17

9 4 4 2 3 4 17

10 4 4 4 4 4 20

11 5 5 3 2 5 20

12 4 4 4 4 4 20

13 5 5 4 4 5 23

14 5 5 4 5 5 24

15 5 5 2 3 5 20

16 5 5 3 2 5 20

17 4 4 4 4 4 20

18 5 5 4 3 5 22

19 3 4 3 4 2 16

20 5 5 5 5 5 25

21 3 3 3 3 3 15

22 3 3 3 3 3 15

23 5 3 5 4 5 22

24 4 5 3 3 4 19

25 3 4 2 2 3 14

26 5 4 3 3 4 19

27 4 5 3 3 4 19

28 3 5 5 3 2 18

29 4 3 4 3 5 19

30 3 4 3 3 4 17

31 4 3 5 3 3 18

32 4 3 5 3 4 19

33 4 4 5 3 4 20

34 4 4 3 3 4 18

35 4 4 3 3 4 18

36 4 4 3 3 4 18

37 4 4 3 3 4 18

38 3 3 4 4 3 17

39 4 4 4 4 3 19

40 3 4 4 3 5 19

41 5 3 3 3 4 18

42 4 4 4 4 4 20

Page 116: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

86

43 3 4 4 3 4 18

44 4 5 3 4 4 20

45 3 5 5 4 4 21

46 4 4 3 4 5 20

47 4 4 3 4 4 19

48 3 5 4 4 4 20

Page 117: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

87

Jawaban Responden Internal Auditor untuk Dimensi Opportunity

RESPONDEN

INTERNAL

OP

1

OP

2

OP

3

OP

4

OP

5

OP

6

OP

7

OP

8

OP

9

OP1

0

TO

P

1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 22

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49

8 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 47

9 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 24

10 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 21

11 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

12 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 45

13 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 38

14 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 44

15 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 38

16 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37

17 2 1 1 1 1 1 2 1 2 4 16

18 2 1 1 1 2 2 2 1 2 4 18

19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

21 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 48

22 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41

23 5 4 5 4 3 5 4 4 5 3 42

24 3 4 5 4 4 3 4 5 5 3 40

25 3 5 4 3 4 5 4 5 5 3 41

26 3 4 5 5 4 4 4 4 5 2 40

27 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 37

28 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 41

29 4 4 4 4 5 5 4 3 4 2 39

30 3 4 3 4 5 4 4 3 4 3 37

31 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 37

32 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 37

33 3 5 5 4 4 4 3 5 4 3 40

34 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 37

35 4 3 4 5 5 4 4 4 5 3 41

36 3 4 4 4 5 3 4 4 5 4 40

37 3 4 4 5 5 5 3 5 4 4 42

38 4 4 5 3 5 5 5 4 5 4 44

39 3 5 4 4 4 2 4 5 4 3 38

40 5 3 4 3 4 4 4 4 4 3 38

Page 118: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

88

41 5 3 5 4 4 4 4 4 4 3 40

42 4 4 5 4 4 4 3 5 5 3 41

43 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 39

44 5 5 3 4 4 4 4 4 5 3 41

45 5 4 5 3 4 5 4 4 4 3 41

46 4 4 5 3 5 5 3 3 4 4 40

47 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 41

Page 119: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

89

Jawaban Responden Internal Auditor untuk Dimensi Pressure

Responden

Eksternal

PR1 PR2 PR3 PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 PR9 PR10 TPR

1 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 29

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

7 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 31

8 5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 38

9 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38

10 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 35

11 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 33

12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 40

13 4 4 4 4 3 3 3 2 4 5 36

14 4 4 4 4 3 3 3 2 4 5 36

15 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 27

16 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 26

17 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 36

18 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 35

19 3 3 3 4 3 3 3 3 5 5 35

20 1 3 3 5 1 1 5 1 5 5 30

21 1 3 3 4 2 2 5 1 5 4 30

22 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 38

23 4 3 3 4 3 3 4 5 5 4 38

24 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 37

25 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 36

26 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 34

27 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 35

28 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 34

29 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 34

30 3 4 2 4 3 3 4 2 4 5 34

31 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 35

32 4 3 3 5 3 3 4 3 3 4 35

33 3 4 3 4 3 2 4 2 3 4 32

34 4 3 3 4 3 4 4 3 4 5 37

35 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 38

36 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 37

37 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 34

38 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 35

39 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 34

40 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 34

Page 120: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

90

41 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 37

42 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 33

43 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 35

44 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36

45 4 3 4 3 4 3 4 2 3 5 35

46 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 35

47 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 38

Page 121: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

91

Jawaban Responden Internal Auditor untuk Dimensi Rationalization

Responden

Eksternal

RA1 RA2 RA3 RA4 RA5 RA6 RA7 RA8 RA9 RA10 TRA

1 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 25

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

7 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38

8 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 32

9 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 28

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

11 4 2 2 2 3 4 2 2 2 2 25

12 3 5 5 4 5 4 4 4 4 4 42

13 4 5 5 4 5 4 5 2 3 4 41

14 3 5 5 4 5 4 4 3 3 3 39

15 1 2 3 3 4 4 4 3 3 4 31

16 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 23

17 4 2 1 2 1 1 1 2 1 1 16

18 4 2 1 2 1 1 2 1 2 1 17

19 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 46

20 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 48

21 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 46

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

23 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 42

24 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 43

25 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37

26 3 3 4 4 5 4 4 4 4 5 40

27 4 4 5 4 5 5 5 5 1 5 43

28 4 4 5 3 5 5 5 5 3 4 43

29 4 3 4 4 4 3 5 4 2 3 36

30 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 34

31 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 37

32 4 3 4 4 5 3 4 4 2 5 38

33 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 38

34 4 3 4 4 5 4 5 4 2 4 39

35 4 4 3 3 3 4 5 5 3 3 37

36 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 43

37 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38

38 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38

39 4 3 4 4 4 3 5 4 3 3 37

40 4 2 5 3 5 5 4 5 3 4 40

Page 122: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

92

41 5 4 3 4 5 3 4 4 3 4 39

42 3 4 4 5 4 4 5 3 1 4 37

43 3 2 4 5 4 4 5 5 4 3 39

44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39

45 4 3 4 5 4 4 5 4 2 5 40

46 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 40

47 3 3 4 5 4 2 4 4 4 4 37

Page 123: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

93

Jawaban Responden Internal Auditor untuk Dimensi Capability

CA1 CA2 CA3 CA4 CA5 TCA

2 2 2 3 2 11

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 20

4 4 4 3 4 19

4 5 4 3 4 20

2 3 2 3 2 12

4 4 4 4 4 20

2 2 3 3 2 12

4 4 4 3 5 20

5 5 3 3 4 20

4 4 4 4 5 21

5 5 3 3 5 21

5 5 3 3 5 21

2 1 2 2 2 9

2 1 2 2 2 9

5 5 5 2 5 22

5 1 5 3 5 19

4 2 5 4 5 20

4 3 4 4 4 19

4 4 3 4 4 19

5 3 4 4 4 20

5 4 3 4 4 20

4 3 3 4 4 18

4 5 3 4 5 21

4 5 3 3 5 20

4 4 4 4 4 20

5 5 4 4 4 22

5 4 3 4 4 20

4 4 4 3 5 20

5 4 4 4 3 20

4 4 4 4 4 20

4 4 3 3 5 19

5 5 3 4 4 21

2 5 3 3 4 17

4 4 3 4 4 19

4 4 4 3 4 19

5 4 4 3 4 20

4 5 3 3 4 19

Page 124: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

94

5 4 4 4 5 22

5 4 3 4 4 20

4 5 3 3 4 19

4 4 3 4 4 19

4 4 4 3 3 18

4 4 3 3 4 18

Page 125: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

95

LAMPIRAN 5

HASIL PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN

Page 126: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

101

Tabel Frekuensi

Statistics

Auditor Jabatan Pengalaman_audit

N Valid 94 94 94

Missing 0 0 0

Std. Deviation .503 1.123 .902

Variance .253 1.262 .814

Skewness .000 -.314 .111

Std. Error of Skewness .249 .249 .249

Kurtosis -2.044 -.506 -.741

Std. Error of Kurtosis .493 .493 .493

Range 1 4 3

Minimum 1 1 1

Maximum 2 5 4

Percentiles 10 1.00 2.00 1.00

90 2.00 5.00 4.00

*Hasil deskripsi responden berdasarkan jenis auditor

Auditor

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Eksternal 47 50.0 50.0 50.0

Internal 47 50.0 50.0 100.0

Total 94 100.0 100.0

*Hasil deskripsi responden berdasarkan jabatan terakhir responden

Jabatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Setara Audit Manager 8 8.5 8.5 8.5

Setara Supervisor 14 14.9 14.9 23.4

Setara Senior Auditor 31 33.0 33.0 56.4

Setara Junior Auditor 29 30.9 30.9 87.2

Tidak dicantumkan 12 12.8 12.8 100.0

Total 94 100.0 100.0

Page 127: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

102

*Hasil deskripsi responden berdasarkan lama pengalaman audit responden

Pengalaman_audit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak dicantumkan 17 18.1 18.1 18.1

2 - 5 Tahun 36 38.3 38.3 56.4

> 5 Tahun 31 33.0 33.0 89.4

> 10 Tahun 10 10.6 10.6 100.0

Total 94 100.0 100.0

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Auditor 94 1 2 1.50 .503

Opportunity 94 16 50 39.26 6.171

Pressure 94 26 50 36.60 4.030

Rationalization 94 16 50 37.96 5.624

Capability 94 9 25 19.12 2.723

Valid N (listwise) 94

Page 128: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

103

Hasil Uji Kualitas Data

*Hasil Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.888 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Opportunity 100.75 143.566 .711 .872

Pressure 102.95 113.945 .777 .866

Rationalization 101.00 127.158 .855 .816

Capability 121.60 171.516 .855 .866

Page 129: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

105

*Hasil Uji Validitas untuk Dimensi Opportunity

Correlations

Item

_1

Item

_2

Item

_3

Item_4 Item

_5

Item

_6

Item_

7

Item_

8

Item_

9

Item_1

0

Skor_OP

Item_

1

Pearson

Correlation 1 .136 .118 .030 .357 .181 .401 .459* .285 .377 .484*

Sig. (2-tailed) .567 .619 .900 .122 .445 .079 .042 .223 .101 .031

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

2

Pearson

Correlation .136 1

.684*

* .619** .560* .461* .351 .455* .701** .483* .782**

Sig. (2-tailed) .567 .001 .004 .010 .041 .129 .044 .001 .031 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

3

Pearson

Correlation .118

.684*

* 1 .691** .543* .355 .666** .638** .551* .201 .771**

Sig. (2-tailed) .619 .001 .001 .013 .125 .001 .002 .012 .396 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

4

Pearson

Correlation .030

.619*

*

.691*

* 1 .491* .324 .259 .338 .390 .533* .668**

Sig. (2-tailed) .900 .004 .001 .028 .163 .270 .144 .089 .016 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

5

Pearson

Correlation .357 .560* .543* .491* 1

.711*

* .597** .562** .556* .206 .810**

Sig. (2-tailed) .122 .010 .013 .028 .000 .005 .010 .011 .383 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

6

Pearson

Correlation .181 .461* .355 .324

.711*

* 1 .512* .531* .516* .181 .698**

Sig. (2-tailed) .445 .041 .125 .163 .000 .021 .016 .020 .444 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

7

Pearson

Correlation .401 .351

.666*

* .259

.597*

* .512* 1 .647** .508* -.019 .698**

Sig. (2-tailed) .079 .129 .001 .270 .005 .021 .002 .022 .937 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

8

Pearson

Correlation

.459

* .455*

.638*

* .338

.562*

* .531* .647** 1 .441 .288 .777**

Sig. (2-tailed) .042 .044 .002 .144 .010 .016 .002 .052 .219 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

9

Pearson

Correlation .285

.701*

* .551* .390 .556* .516* .508* .441 1 .218 .731**

Sig. (2-tailed) .223 .001 .012 .089 .011 .020 .022 .052 .355 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 130: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

105

Item_

10

Pearson

Correlation .377 .483* .201 .533* .206 .181 -.019 .288 .218 1 .517*

Sig. (2-tailed) .101 .031 .396 .016 .383 .444 .937 .219 .355 .019

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Skor_

OP

Pearson

Correlation

.484

*

.782*

*

.771*

* .668**

.810*

*

.698*

* .698** .777** .731** .517* 1

Sig. (2-tailed) .031 .000 .000 .001 .000 .001 .001 .000 .000 .019

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 131: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

106

*Hasil Uji Validitas untuk Dimensi Pressure

Correlations

Item_

11

Item_

12

Item_

13

Item_

14

Item_

15

Item_

16

Item_

17

Item_

18

Item_

19

Item_

20

Skor_

PR

Item_

11

Pearson

Correlation 1 .363 .391 .000 -.113 .473* .543* -.023 -.131 .077 .335

Sig. (2-tailed)

.116 .088 1.000 .635 .035 .013 .924 .582 .748 .149

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

12

Pearson

Correlation .363 1 .371 .000 .290 .331 .497* .339 .333 .060 .525*

Sig. (2-tailed) .116 .107 1.000 .215 .153 .026 .143 .151 .800 .018

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

13

Pearson

Correlation .391 .371 1 .754** .719** .587** .569** .641** .517* .400 .901**

Sig. (2-tailed) .088 .107 .000 .000 .006 .009 .002 .020 .081 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

14

Pearson

Correlation .000 .000 .754** 1 .825** .371 .165 .719** .567** .631** .786**

Sig. (2-tailed) 1.000 1.000 .000 .000 .108 .488 .000 .009 .003 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

15

Pearson

Correlation -.113 .290 .719** .825** 1 .337 .105 .699** .755** .535* .817**

Sig. (2-tailed) .635 .215 .000 .000 .147 .659 .001 .000 .015 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

16

Pearson

Correlation .473* .331 .587** .371 .337 1 .384 .331 .221 .187 .627**

Sig. (2-tailed) .035 .153 .006 .108 .147 .094 .153 .350 .430 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

17

Pearson

Correlation .543* .497* .569** .165 .105 .384 1 .331 .319 -.083 .550*

Sig. (2-tailed) .013 .026 .009 .488 .659 .094 .154 .171 .728 .012

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

18

Pearson

Correlation -.023 .339 .641** .719** .699** .331 .331 1 .619** .242 .762**

Sig. (2-tailed) .924 .143 .002 .000 .001 .153 .154 .004 .304 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

19

Pearson

Correlation -.131 .333 .517* .567** .755** .221 .319 .619** 1 .501* .738**

Sig. (2-tailed) .582 .151 .020 .009 .000 .350 .171 .004 .024 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 132: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

107

Item_

20

Pearson

Correlation .077 .060 .400 .631** .535* .187 -.083 .242 .501* 1 .540*

Sig. (2-tailed) .748 .800 .081 .003 .015 .430 .728 .304 .024 .014

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Skor_

PR

Pearson

Correlation .335 .525* .901** .786** .817** .627** .550* .762** .738** .540* 1

Sig. (2-tailed) .149 .018 .000 .000 .000 .003 .012 .000 .000 .014

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 133: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

108

*Hasil Uji Validitas untuk Dimensi Rationalization

Correlations

Item_

21

Item_

22

Item_

23

Item_

24

Item_

25

Item_

26

Item_

27

Item_

28

Item_

29

Item_

30

Skor_

RA

Item_

21

Pearson

Correlation 1 .348 .105 .176 .128 .241 .050 .482* -.057 .295 .467*

Sig. (2-tailed) .133 .659 .459 .592 .305 .833 .032 .811 .207 .038

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

22

Pearson

Correlation .348 1 .048 .148 .143 .369 .185 .206 .140 -.523* .407

Sig. (2-tailed) .133 .840 .534 .547 .109 .435 .383 .556 .018 .075

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

23

Pearson

Correlation .105 .048 1 .854** .384 .280 .385 .625** .225 .259 .657**

Sig. (2-tailed) .659 .840 .000 .094 .233 .093 .003 .340 .270 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

24

Pearson

Correlation .176 .148 .854** 1 .682** .420 .399 .670** .320 .262 .793**

Sig. (2-tailed) .459 .534 .000 .001 .066 .081 .001 .169 .265 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

25

Pearson

Correlation .128 .143 .384 .682** 1 .655** .552* .243 .659** .281 .758**

Sig. (2-tailed) .592 .547 .094 .001 .002 .012 .301 .002 .230 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

26

Pearson

Correlation .241 .369 .280 .420 .655** 1 .508* .358 .516* .156 .735**

Sig. (2-tailed) .305 .109 .233 .066 .002 .022 .121 .020 .510 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

27

Pearson

Correlation .050 .185 .385 .399 .552* .508* 1 .203 .894** .372 .706**

Sig. (2-tailed) .833 .435 .093 .081 .012 .022 .391 .000 .106 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

28

Pearson

Correlation .482* .206 .625** .670** .243 .358 .203 1 .133 .212 .669**

Sig. (2-tailed) .032 .383 .003 .001 .301 .121 .391 .575 .369 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Item_

29

Pearson

Correlation -.057 .140 .225 .320 .659** .516* .894** .133 1 .319 .642**

Sig. (2-tailed) .811 .556 .340 .169 .002 .020 .000 .575 .171 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 134: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

109

Item_

30

Pearson

Correlation .295 -.523* .259 .262 .281 .156 .372 .212 .319 1 .356

Sig. (2-tailed) .207 .018 .270 .265 .230 .510 .106 .369 .171 .124

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Skor_

RA

Pearson

Correlation .467* .407 .657** .793** .758** .735** .706** .669** .642** .356 1

Sig. (2-tailed) .038 .075 .002 .000 .000 .000 .001 .001 .002 .124

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*Hasil Uji Validitas untuk Dimensi Capability

Correlations

Item_31 Item_32 Item_33 Item_34 Item_35 Skor_CA

Item_31

Pearson Correlation 1 .667** .368 .149 .600** .772**

Sig. (2-tailed) .001 .110 .530 .005 .000

N 20 20 20 20 20 20

Item_32

Pearson Correlation .667** 1 .070 -.094 .618** .565**

Sig. (2-tailed) .001 .769 .694 .004 .009

N 20 20 20 20 20 20

Item_33

Pearson Correlation .368 .070 1 .780** .116 .777**

Sig. (2-tailed) .110 .769 .000 .628 .000

N 20 20 20 20 20 20

Item_34

Pearson Correlation .149 -.094 .780** 1 -.126 .612**

Sig. (2-tailed) .530 .694 .000 .595 .004

N 20 20 20 20 20 20

Item_35

Pearson Correlation .600** .618** .116 -.126 1 .598**

Sig. (2-tailed) .005 .004 .628 .595 .005

N 20 20 20 20 20 20

Skor_CA

Pearson Correlation .772** .565** .777** .612** .598** 1

Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .004 .005

N 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 135: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

111

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 88

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 9.71308675

Most Extreme Differences

Absolute .111

Positive .111

Negative -.101

Kolmogorov-Smirnov Z 1.045

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil Uji Hipotesis

*Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Opportunity

Group Statistics

Auditor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

OP1 Eksternal 47 4.09 .583 .085

Internal 47 3.81 .947 .138

OP2 Eksternal 47 4.28 .579 .084

Internal 47 3.85 1.000 .146

OP3 Eksternal 47 4.02 .489 .071

Internal 47 4.02 1.093 .159

OP4 Eksternal 47 4.13 .679 .099

Internal 47 3.74 1.052 .153

OP5 Eksternal 47 4.02 .821 .120

Internal 47 3.98 .967 .141

OP6 Eksternal 47 3.66 .939 .137

Internal 47 3.79 1.041 .152

OP7 Eksternal 47 3.70 .657 .096

Internal 47 3.72 .772 .113

OP8 Eksternal 47 4.19 .647 .094

Internal 47 3.94 1.092 .159

OP9 Eksternal 47 4.28 .713 .104

Internal 47 4.04 .859 .125

OP10 Eksternal 47 3.81 .851 .124

Page 136: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

112

Internal 47 3.45 .802 .117

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

OP

1

Equal variances

assumed 13.475 .000 1.704 92 .092 .277 .162 -.046 .599

Equal variances

not assumed

1.704

76.51

2 .092 .277 .162 -.047 .600

OP

2

Equal variances

assumed 4.163 .044 2.526 92 .013 .426 .168 .091 .760

Equal variances

not assumed

2.526

73.72

2 .014 .426 .168 .090 .761

OP

3

Equal variances

assumed 14.751 .000 .000 92 1.000 .000 .175 -.347 .347

Equal variances

not assumed

.000

63.66

7 1.000 .000 .175 -.349 .349

OP

4

Equal variances

assumed 8.014 .006 2.096 92 .039 .383 .183 .020 .746

Equal variances

not assumed

2.096

78.67

4 .039 .383 .183 .019 .747

OP

5

Equal variances

assumed .002 .964 .230 92 .819 .043 .185 -.325 .410

Equal variances

not assumed

.230

89.64

0 .819 .043 .185 -.325 .410

OP

6

Equal variances

assumed .031 .861 -.624 92 .534 -.128 .205 -.534 .279

Equal variances

not assumed

-.624

91.03

3 .534 -.128 .205 -.534 .279

OP

7

Equal variances

assumed .347 .557 -.144 92 .886 -.021 .148 -.315 .272

Equal variances

not assumed

-.144

89.69

3 .886 -.021 .148 -.315 .272

OP

8

Equal variances

assumed 4.507 .036 1.379 92 .171 .255 .185 -.112 .623

Equal variances

not assumed

1.379

74.79

5 .172 .255 .185 -.113 .624

Page 137: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

113

OP

9

Equal variances

assumed .608 .438 1.437 92 .154 .234 .163 -.089 .557

Equal variances

not assumed

1.437

89.00

7 .154 .234 .163 -.089 .558

OP

10

Equal variances

assumed .544 .462 2.121 92 .037 .362 .171 .023 .700

Equal variances

not assumed

2.121

91.69

0 .037 .362 .171 .023 .700

*Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Pressure

Group Statistics

Auditor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PR1 Eksternal 47 3.57 .651 .095

Internal 47 3.43 .927 .135

PR2 Eksternal 47 3.74 .736 .107

Internal 47 3.47 .687 .100

PR3 Eksternal 47 3.74 .706 .103

Internal 47 3.36 .568 .083

PR4 Eksternal 47 3.81 .680 .099

Internal 47 3.72 .682 .099

PR5 Eksternal 47 3.72 .826 .121

Internal 47 3.38 .709 .103

PR6 Eksternal 47 3.45 .746 .109

Internal 47 3.40 .681 .099

PR7 Eksternal 47 3.70 .749 .109

Internal 47 3.68 .594 .087

PR8 Eksternal 47 3.91 .803 .117

Internal 47 3.02 .897 .131

PR9 Eksternal 47 4.11 .759 .111

Internal 47 3.79 .623 .091

PR10 Eksternal 47 4.21 .657 .096

Internal 47 3.96 .751 .109

Page 138: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

114

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

PR

1

Equal variances

assumed 3.812 .054 .902 92 .370 .149 .165 -.179 .477

Equal variances

not assumed

.902

82.51

2 .370 .149 .165 -.180 .477

PR

2

Equal variances

assumed .001 .980 1.883 92 .063 .277 .147 -.015 .568

Equal variances

not assumed

1.883

91.56

0 .063 .277 .147 -.015 .568

PR

3

Equal variances

assumed .405 .526 2.897 92 .005 .383 .132 .120 .646

Equal variances

not assumed

2.897

87.97

3 .005 .383 .132 .120 .646

PR

4

Equal variances

assumed .002 .967 .606 92 .546 .085 .141 -.194 .364

Equal variances

not assumed

.606

91.99

9 .546 .085 .141 -.194 .364

PR

5

Equal variances

assumed .844 .361 2.144 92 .035 .340 .159 .025 .656

Equal variances

not assumed

2.144

89.91

6 .035 .340 .159 .025 .656

PR

6

Equal variances

assumed .875 .352 .289 92 .773 .043 .147 -.250 .335

Equal variances

not assumed

.289

91.23

5 .773 .043 .147 -.250 .335

PR

7

Equal variances

assumed 3.612 .060 .153 92 .879 .021 .139 -.256 .298

Equal variances

not assumed

.153

87.42

6 .879 .021 .139 -.256 .298

PR

8

Equal variances

assumed .003 .960 5.090 92 .000 .894 .176 .545 1.242

Page 139: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

115

Equal variances

not assumed

5.090

90.90

3 .000 .894 .176 .545 1.242

PR

9

Equal variances

assumed 2.268 .135 2.229 92 .028 .319 .143 .035 .604

Equal variances

not assumed

2.229

88.66

8 .028 .319 .143 .035 .604

PR

10

Equal variances

assumed .649 .423 1.754 92 .083 .255 .146 -.034 .544

Equal variances

not assumed

1.754

90.42

5 .083 .255 .146 -.034 .544

*Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Rationalization

Group Statistics

Auditor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

RA1 Eksternal 47 3.77 .758 .111

Internal 47 3.64 .845 .123

RA2 Eksternal 47 3.51 .804 .117

Internal 47 3.36 .965 .141

RA3 Eksternal 47 4.06 .604 .088

Internal 47 3.89 1.005 .147

RA4 Eksternal 47 3.60 .876 .128

Internal 47 3.79 .832 .121

RA5 Eksternal 47 3.96 .806 .118

Internal 47 3.96 .908 .132

RA6 Eksternal 47 3.91 .880 .128

Internal 47 3.74 .920 .134

RA7 Eksternal 47 4.09 .747 .109

Internal 47 4.04 .884 .129

RA8 Eksternal 47 3.68 .783 .114

Internal 47 3.79 .931 .136

RA9 Eksternal 47 4.17 .761 .111

Internal 47 3.26 1.073 .156

RA10 Eksternal 47 3.94 .763 .111

Internal 47 3.77 .914 .133

Page 140: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

116

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

RA

1

Equal variances

assumed .034 .855 .771 92 .443 .128 .166 -.201 .457

Equal variances

not assumed

.771

90.93

2 .443 .128 .166 -.201 .457

RA

2

Equal variances

assumed 2.680 .105 .813 92 .418 .149 .183 -.215 .513

Equal variances

not assumed

.813

89.09

6 .419 .149 .183 -.215 .513

RA

3

Equal variances

assumed 4.947 .029 .995 92 .322 .170 .171 -.170 .510

Equal variances

not assumed

.995

75.42

8 .323 .170 .171 -.171 .511

RA

4

Equal variances

assumed 1.823 .180

-

1.086 92 .280 -.191 .176 -.542 .159

Equal variances

not assumed

-

1.086

91.75

9 .280 -.191 .176 -.542 .159

RA

5

Equal variances

assumed .001 .978 .000 92 1.000 .000 .177 -.352 .352

Equal variances

not assumed

.000

90.73

8 1.000 .000 .177 -.352 .352

RA

6

Equal variances

assumed .002 .965 .916 92 .362 .170 .186 -.199 .539

Equal variances

not assumed

.916

91.82

3 .362 .170 .186 -.199 .539

RA

7

Equal variances

assumed .015 .903 .252 92 .801 .043 .169 -.293 .378

Equal variances

not assumed

.252

89.51

7 .802 .043 .169 -.293 .378

RA

8

Equal variances

assumed .060 .807 -.599 92 .550 -.106 .177 -.459 .246

Equal variances

not assumed

-.599

89.37

9 .550 -.106 .177 -.459 .246

RA

9

Equal variances

assumed 9.078 .003 4.769 92 .000 .915 .192 .534 1.296

Page 141: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

117

Equal variances

not assumed

4.769

82.94

1 .000 .915 .192 .533 1.296

RA

10

Equal variances

assumed 1.002 .320 .980 92 .330 .170 .174 -.175 .515

Equal variances

not assumed

.980

89.17

2 .330 .170 .174 -.175 .515

*Hasil Uji Hipotesis untuk Dimensi Capability

Group Statistics

Auditor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

CA1 Eksternal 47 4.04 .721 .105

Internal 47 4.04 .908 .132

CA2 Eksternal 47 4.15 .691 .101

Internal 47 3.85 1.083 .158

CA3 Eksternal 47 3.64 .870 .127

Internal 47 3.49 .748 .109

CA4 Eksternal 47 3.43 .744 .109

Internal 47 3.45 .619 .090

CA5 Eksternal 47 4.15 .751 .110

Internal 47 4.00 .860 .125

Page 142: PENGGUNAAN METODE RED FLAGS UNTUK MENDETEKSI …

118

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

CA

1

Equal variances

assumed .108 .744 .000 92 1.000 .000 .169 -.336 .336

Equal variances

not assumed

.000

87.51

3 1.000 .000 .169 -.336 .336

CA

2

Equal variances

assumed 2.452 .121 1.590 92 .115 .298 .187 -.074 .670

Equal variances

not assumed

1.590

78.11

9 .116 .298 .187 -.075 .671

CA

3

Equal variances

assumed 1.624 .206 .890 92 .376 .149 .167 -.184 .481

Equal variances

not assumed

.890

89.96

8 .376 .149 .167 -.184 .482

CA

4

Equal variances

assumed 1.146 .287 -.151 92 .881 -.021 .141 -.302 .259

Equal variances

not assumed

-.151

89.03

1 .881 -.021 .141 -.302 .259

CA

5

Equal variances

assumed .321 .573 .894 92 .373 .149 .167 -.182 .480

Equal variances

not assumed

.894

90.37

4 .374 .149 .167 -.182 .480