189
PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 17 CIPUTAT TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh Faakhirah NIM 11150130000061 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

  • Upload
    others

  • View
    60

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM

KEMAMPUAN MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS VII

DI SMP MUHAMMADIYAH 17 CIPUTAT

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

Faakhirah

NIM 11150130000061

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

ii

2019

Page 3: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

i

Page 4: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

ii

Page 5: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

i

ABSTRAK

Faakhirah. 11150130000061. Skripsi “Penggunaaan Media Karikatur

dalam Kemampuan Menulis Pantun pada Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiyah

17 Ciputat Tahun Pembelajaran 2018/2019”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd dan Didah

Nurhamidah, M.Pd.

Skripsi ini meneliti tentang penggunaan media karikatur dalam kemampuan

menulis pantun peserta didik kelas VII. Peneliti memilih media karikatur karena

dianggap sebagai media yang mudah dipahami oleh peserta didik serta masih

kurang bervariasinya media yang digunakan dalam menulis pantun. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan apakah peserta didik mampu

membuat pantun sesuai dengan gambar yang telah ditentukan oleh peneliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari: pengamatan

(observasi), wawancara, tes, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan melalui

berbagai aspek penilaian, yaitu: kesesuaian dengan gambar dan jenis, kesesuaian

dengan kriteria pantun, ketentuan imajinasi, ketepatan diksi dan ejaan, dan

ketepatan dan kemenarika isi pantun.

Peserta didik memperoleh rata-rata keseluruhan 60 yang termasuk ke dalam

kategori C (cukup). Hal ini dapat dilihat dari pemerolehan nilai peserta didik dengan

kriteria A (baik sekali) sebanyak 8 orang atau 32%, Adapun yang memperoleh

kriteria B (baik) sebanyak 7 orang atau 28%, kriteria C (cukup) sebanyak 7 orang

atau 28%, dan kriteria D (kurang) sebanyak 3 orang atau 12%. Maka dari itu, dapat

dikatakan bahwa penggunaan media gambar karikatur mampu menghasilkan nilai

yang cukup dalam kemampuan menulis pantun di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.

Kata Kunci: Media, karikatur, menulis, pantun

Page 6: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

ii

ABSTRACT

Faakhirah. 11150130000061. Thesis "Using of Caricature Media in Pantun

writing ability in class VII students at SMP Muhammadiyah 17 Ciputat year of

learning 2018/2019". Department Of Indonesian Language and Literature

Education, Faculty Of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University Syarif

Hidayatullah Jakarta. Instructor: Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd and Didah

Nurhamidah, M.Pd.

This thesis examines using of caricature media in the ability to write Pantun

learners class VII. Researcher chose caricature media because it is regarded as an

easy-to-understand media by learners and used media variation in pantun writing is

still less. The research aims to know and describe whether learners are able to make

pantuns according to determined caricature by researcher.

The method used in this research is a descriptive qualitative method.

Technique of data collection consisists of several things: observation, interviews,

tests, and documentation. This research is conducted through various aspects of

assessment, namely: conformity with images and types, conformity with pantun

criteria, the provisions of imagination, correctness and spelling, and the accuracy

and frankness of pantun content.

Learners acquire an overall average of 60 which belongs to category C

(enough). It can be seen from the score of learner which belongs to category A is 8

people or 32%, category B is 7 people or 28%, category C is 7 people or 28%, as

of category D is 3 people or 12%. It can be said that using of caricature media is

capable of generating sufficient score in ability to write pantun in SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat.

Keywords: Media, caricature, writing, Pantun

Page 7: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji dan syukur atas ke hadirat Allah

SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam tetap

tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan

para pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah dengan judul Penggunaaan Media Karikatur dalam Kemampuan

Menulis Pantun pada Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat Tahun

Pembelajaran 2018/2019.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini penulis

banyak mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat kerja keras penulis

serta nasihat, saran, dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu, dengan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., dan Didah Nurhamidah, M.Pd., selaku

Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, membimbing,

memotivasi, dan memberi arahan dengan sepenuh hati selama proses

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan banyak ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis

selama melaksanakan studi di UIN Syarif Hidayatullah.

Page 8: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

iv

6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif

Hidayatullah yang telah membantu penulis dalam meminjamkan buku yang

diperlukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Guru dan Staf SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang telah

mengizinkan dan membantu penulis dalam memperoleh data yang

diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh peserta didik kelas VII C SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang

telah mengizikan dan membantu penulis dalam memperoleh data yang

diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Teristimewa untuk keluarga tercinta, kedua orang tua (Ayahanda Abdul

Khalik Bashir dan Ibunda Suaibah) dan segenap keluarga yang telah

mendidik, mendoakan, dan selalu memberikan dukungan baik dukungan

moral maupun finansial. Semoga Allah selalu menjaga, melindungi,

menyayangi, dan memberikan kesehatan serta kebaikan dunia maupun

akhirat.

10. Sahabat-sahabat tercinta (Rizki Fitriana Asria, Dina Widayanti, Siti Lazmi

Latifah, dan Peni Rosmalawati) yang telah memberikan pengalaman dan

pembelajaran berharga kepada penulis selama ini, selalu memberikan

dukungan, membantu, memotivasi selama penulis melaksanakan studi di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selalu mendengarkan keluh kesah

penulis, serta menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman seperjuagan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2015, khususnya kelas B yang telah memberikan semangat,

dukungan, pengalaman, dan motivasi selama penulis melaksanakan studi di

UIN Syarif Hidayatullah hingga menyelesaikan skripsi ini.

12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis berdoa dan berharap

semoga semua doa dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis

akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik isi maupun menyampaiannya.

Page 9: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

v

Segala saran, kritik, dan masukan yang membangun dari berbagai pihak sangat

diharapkan dan diterima dengan besar hati oleh penulis. Besar harapan penulis

skripsi ini untuk membantu meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia dan

dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, serta dunia pendidikan.

Tangerang, 15 Oktober 2019

Penulis

Page 10: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK .................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian................................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORETIS ............................................................... 9

A. Media ................................................................................................. 9

1. Pengertian Media ......................................................................... 9

2. Fungsi Media Pembelajaran ......................................................... 10

3. Manfaat Media Pembelajaran ...................................................... 11

4. Peranan Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia ............... 13

B. Karikatur ............................................................................................ 14

1. Asal Mula Karikatur ..................................................................... 14

2. Pengertian Karikatur .................................................................... 16

3. Manfaat Karikatur ........................................................................ 17

Page 11: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

vii

4. Perbedaan Karikatur dan Vinyet ................................................. 18

C. Kemampuan Menulis ......................................................................... 19

1. Pengertian Kemampuan Menulis ................................................. 19

2. Tujuan Menulis ............................................................................ 21

3. Manfaat Menulis .......................................................................... 22

4. Ciri-ciri Penulisan yang Baik ....................................................... 24

D. Pantun ................................................................................................. 25

1. Pengertian Pantun......................................................................... 25

2. Klasifikasi Jenis Pantun ............................................................... 27

3. Ciri-ciri Pantun .......................................................................... 28

E. Hasil Penelitian Relevan ................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 32

A. Tempat dan Waktu .......................................................................... 32

B. Metode Penelitian............................................................................ 32

C. Objek dan Subjek Penelitian ........................................................... 33

D. Instrumen Penelitian........................................................................ 33

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 40

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 46

A. Deskripsi Sekolah ........................................................................... 46

1. Sejarah Sekolah ......................................................................... 46

2. Profil SMP Muhammadiyah 17 Ciputat .................................... 46

3. Visi, Misi, Tujuan, dan Moto SMP Muhammadiyah 17

Ciputat ....................................................................................... 47

4. Guru dan Tenaga Kependidikan................................................ 48

5. Kurikulum ................................................................................. 51

B. Deskripsi Pengumpulan Data .......................................................... 51

C. Analisis Kemampuan Menulis Pantun Peserta Didik Kelas

VII C ............................................................................................... 52

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 115

Page 12: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

viii

A. Simpulan ........................................................................................... 115

B. Saran .................................................................................................. 116

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 117

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

Page 13: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

ix

DAFTAR TABEL

3.1 Rubrik Penilaian Menulis Pantun .......................................................... 33

3.2 Kesesuaian Pantun dengan Gambar dan Jenis Pantun ........................... 34

3.3 Kesesuaian Pantun dengan Kriteria Pantun ............................................ 36

3.4 Kekuatan Imajinasi ................................................................................. 37

3.5 Ketepatan Diksi dan Ejaan dalam Pantun .............................................. 38

3.6 Ketepatan dan Kemenarikan Isi Pantun ................................................. 39

3.7 Penentuan Kriteria Skor Nilai Peserta Didik ......................................... 40

4.1 Daftar Guru SMP Muhammadiyah 17 Ciputat ....................................... 48

4.2 Tenaga Kependidikan SMP Muhammadiyah 17 Ciputat........................ 50

4.3 Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik ........................................................ 50

4.4 Analisis Kemampuan Menulis Pantun Peserta Didik ............................. 53

4.5 Hasil Nilai Menulis Pantun Peserta Didik .............................................. 112

Page 14: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 : Hasil Tulisan Pantun Peserta Didik Kelas VII

Lampiran 4 : Hasil Wawancara Guru dan Peserta Didik

Lampiran 5 : Media Gambar Karikatur

Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 8 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Jurusan

Lampiran 9 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 15: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari manusia karena

bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama. Bahasa

memudahkan seseorang dalam memperoleh, memahami suatu gagasan, dan

menyampaikan informasi. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, memenuhi sifat

manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan sesama manusia.

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan ide,

gagasan, dan pemikiran seseorang kepada orang lain. Bahasa meupakan sebuah

sistem yang berwujud lambang, berupa bunyi, bersifat konvensional, unik,

universal, produktif, dinamis, bermakna, bervariasi, berfungsi sebagai alat interaksi

sosial, dan merupakan identitas penturnya.

Penggunaan bahasa dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu bahasa lisan dan

tulis. Bahasa lisan adalah suatu bahasa yang diungkapkan melalui ucapan atau

dilisankan, sedangkan bahasa tulis adalah suatu bahasa yang dituliskan dalam

bentuk huruf. Kedua jenis bahasa tersebut sangat penting dalam berkomunikasi.

Keterampilan berbahasa dibagi menjadi empat aspek. Aspek kebahasaan

tersebut meliputi keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

Keempat keterampilan tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Salah satu

yang dituju melalui pembelajaran bahasa Indonesia adalah kemampuan

berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Keterampilan menulis merupakan model utama bagi siswa dalam

pembelajaran berbahasa. Hal itu dikarenakan keterampilan menulis dapat mengasah

perkembangan pengetahuan siswa. Menulis adalah keterampilan produktif dengan

menggunakan tulisan. Menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-

kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pemikiran dalam suatu

struktur tulisan yang teratur. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang

harus dikuasai oleh peserta didik. Kemampuan menulis dapat membuat peserta

Page 16: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

2

didik berpikir lebih terarah, rasional, dan ilmiah sehingga dapat memengaruhi

tingkat keberhasilan dalam belajar.

Keterampilan menulis sangatlah penting bagi siswa, untuk melanjutkan

kependidikan yang lebih tinggi, menyusun karya ilmiah, dan lain sebaginya.

Menulis merupakan salah satu cara seseorang untuk mengeluarkan pendapat, isi

hati, maupun hal-hal yang pernah terjadi dalam hidupnya. Selain itu, dengan

keterampilan menulis ini dapat mendorong siswa untuk membuat sebuah karya,

salah satunya ialah pantun.

Pantun tergolong sebagai sebuah karya sastra yang menggunakan bahasa

sebagai bentuk penyampaiannya kepada pendengarnya. Pantun termasuk dalam

jenis karya sastra puisi lama yang merupakan warisan budaya bangsa yang wajib

dikenal dan dipelihara. Pantun menjadi salah satu materi yang terdapat dalam bab

awal di semester genap yaitu pada pembahasan “puisi rakyat”. Materi ini menjadi

salah satu yang harus dikuasai oleh peserta didik di kelas VII. Pantun yang

merupakan bentuk puisi dalam kesusastraan Melayu terluas dikenal oleh kalangan

masyarakat terutama di bagian Sumatera karena melalui pantun para leluhur

mewariskan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dengan cara menghibur

maupun mendidik.

Perkembangan pantun di kalangan masyarakat khususnya peserta didik

masih kurang jika dibandingkan dengan karya sastra lainnya, seperti puisi, cerpen,

novel, dan lain sebagainya. Hal tersebut terhambat oleh beberapa faktor, salah

satunya karena kurangnya pemahaman mengenai pemilihan kata atau diksi yang

menjadi bagian penting dalam pembuatan pantun. Selain itu, peserta didik pada saat

ini masih banyak yang tidak siap untuk mengikuti pembelajaran, terutama pada

pelajaran bahasa Indonesia dalam materi menulis pantun. Hal tersebut dianggap

sulit dan kurangnya motivasi peserta didik untuk mempelajari materi tersebut

dengan baik sehingga dalam proses kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia

tidak berjalan dengan lancar. Kesulitan yang dihadapi siswa banyak terpengaruh

saat mencari ide atau sulit berimajinasi, artinya dalam kegiatan menulis pantun

siswa cenderung tidak bisa mendapatkan inspirasi.

Page 17: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

3

Guru harus memiliki metode penyampaian yang menarik, agar peserta didik

di kelas merasa tertarik dan ingin lebih mengetahui lebih jauh tentang pantun.

Biasanya, banyak guru yang melakukan metode ceramah sehingga membuat

peserta didik hanya sekedar menerima materi tanpa ada umpan balik dari peserta

didik. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang

sedang disampaikan oleh guru disebabkan oleh kegiatan yang membosankan atau

menjemukan. Maka dari itu, untuk menghindari gejala tersebut, seorang guru harus

menyusun pembelajaran dengan sedemikian rupa sehingga dapat merangsang dan

menantang peserta didik untuk mengetahui lebih dalam tentang suatu pembelajaran,

yaitu pantun.

Pada pembelajaran yang berkaitan dengan karya sastra yaitu yang memiliki

kaitan erat dengan segi berpikir dan berimajinasi. Hal ini menjadi hambatan bagi

peserta didik untuk mendapatkan inspirasi dan membuat karya sastra atau pantun.

Inilah penyebab jika seorang guru hanya sekadar menyampaikan materi saja

menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan metode atau media pendukung

lainnya dan menyepelakan apakah peserta didik paham terhadap materi yang

disampaikannya atau tidak. Sebagai seorang guru haruslah memiliki metode yang

menarik, seperti diskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya. Selain itu, seorang guru

juga memerlukan alat atau bahan yang dapat menunjang keberhasilan dalam proses

belajar mengajar dengan cara menggunakan media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian

siswa sehingga siswa dapat mendengarkan dan menerima mata pelajaran dengan

baik. Ruang lingkup media pembelajaran meliputi semua alat, bahan, peraga, serta

sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran. Media tersebut dapat

memberikan rangsangan pada siswa untuk belajar. Media pembelajaran dapat

dipahami sebagai media yang dapat digunakan dalam proses belajar dengan tujuan

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran sendiri memiliki peranan yang sangat penting dalam

proses pembelajaran karena melalui media tersebut dapat menarik perhatian peserta

didik dan membantu seorang guru dalam proses belajar mengajar untuk

memperjelas makna atau pesan yang hendak disampaikan sehingga dapat mencapai

Page 18: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

4

tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna. Berbagai media yang dapat

dimanfaatkan dalam proses pembelajaran sangatlah beragam, mulai dari media

yang sederhana sampai media yang bersifat digital. Salah satu media sederhana

yang dapat digunakan adalah media karikatur.

Media karikatur menjadi pilihan peneliti untuk dijadikan sebagai alat atau

media dalam pembelajaran pantun. Hal tersebut digunakan agar siswa memiliki

pandangan baru dan diharapkan siswa dapat berkembang, baik tentang

pengembangan imajinasi maupun yang berkaitan dengan kreativitas siswa. Media

karikatur sama halnya dengan media gambar, tetapi media karikatur dianggap oleh

peneliti memiliki keistimewaan atau kelebihan, yaitu lebih modern dan lebih

menarik untuk dijadikan sebagai salah satu media atau alat penunjang dalam proses

belajar mengajar. Hal itu dikarenakan media karikatur ini memiliki daya tarik

tersendiri, yaitu karikatur yang digambarkan secara berlebihan dibandingkan

dengan media gambar yang lainnya.

Maka dari itu, secara tidak langsung media karikatur memberikan variasi

baru sehingga siswa tidak merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain

dapat menarik perhatian siswa, media ini juga dapat membuat siswa untuk mudah

memahami materi yang disampaikan oleh guru dan mampu mempertajam daya

pikir dan daya imajinasi peserta didik. Media karikatur yang terlihat sepele akan

memberikan dampak yang tinggi apabila guru dapat memanfaatkannya dengan

baik. Melalui penggunaan media karikatur, peserta didik dituntut berpikir kritis dan

memiliki kepekaan atau kepedulian dari gambar yang dilihatnya sehingga ia

mampu menuangkan ide kritisnya melalu tulisan, yaitu membuat sebuah pantun.

Gambar karikatur yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari

media sosial, yaitu instagram. Gambar karikatur yang disediakan dari sumber

tersebut harus disesuaikan dengan jenis yang diajarkan agar siswa dapat

menghubungkan gambar tersebut dengan konsep yang sudah ia pelajari, seperti:

pantun kasih sayang, pantun jenaka, dan pantun nasihat. Ketiga jenis pantun

tersebut dipilih oleh peneliti karena jenis ini yang lebih banyak dibuat oleh peserta

didik pada saat pertemuan pertama.

Page 19: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

5

Gambar karikatur yang terdapat di instagram cenderung pada gambar

seseorang dengan pasangannya. Hal tersebut membuat peneliti harus mencari dan

menyeleksi gambar karikatur yang ada sehingga dapat disesuaikan dengan jenis

pantun yang telah dipilih. Beberapa gambar karikatur yang telah didapat dalam

instagram lebih cenderung pada tema kasih sayang dan nasihat. Pada tema kasih

sayang gambar yang banyak ditemukan seperti gambar karikatur keluarga,

sepasang kekasih, dan persahabatan. Gambar yang bertema nasihat, seperti gambar

seorang guru, seorang yang sedang bersepeda di lingkungan yang bersih, dan

gambar peserta didik dengan gurunya. Sedangakan gambar yang bertema jenaka

sangat terbatas. Peneliti hanya menemukan dua gambar yang dianggap termasuk

gambar karikatur yang bertema jenaka, yaitu gambar karikatur Warkop DKI, dan

seorang laki-laki.

Media gambar karikatur merupakan media pembelajaran dalam bentuk

gambar yang bermuatan humor dengan objek manusia atau benda. Media karikatur

merupakan salah satu jenis media yang dapat diamati oleh indera penglihatan atau

dapat dilihat, dipandang, diperhatikan, dan disimak oleh peserta didik dengan baik.

Penggunaan gambar karikatur dengan pembalajaran menulis pantun dapat

membantu siswa dalam bernalar untuk menjelaskan apa yang dilihatnya, tetapi bagi

peserta didik yang sulit bernalar dengan cepat dapat menentukan kata kunci terlebih

dahulu sehingga dapat mempermudah untuk menulis sebuah pantun.

Melalui karikatur siswa dapat melihat, mengamati, serta dapat

membayangkan peristiwa apa yang hendak disampaikan oleh gambar karikatur

tersebut. Selain itu, siswa dapat merenungkan mengapa peristiwa tersebut terjadi

serta dapat memberikan pernyataan atas peristiwa dan akhirnya mengemukakan ide

atau gagasannya melalui fakta yang tampak pada gambar karikatur.

Alasan menggunakan media gambar karikatur agar siswa lebih mudah untuk

mencari ide dan gagasan tentang apa gambar yang diperlihatkan tersebut. Cara ini

dapat membantu siswa untuk bepikir lebih kreatif. Siswa diharapkan dapat menulis

pantun sesuai dengan media gambar karikatur tersebut. Pembelajaran dengan

menggunakan media gambar karikatur sangat membantu siswa untuk mengaitkan

Page 20: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

6

materi menulis pantun tersebut dengan kejadian-kejadian di lingkungannya atau

pengalaman siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, pembelajaran menulis pantun akan lebih

baik lagi, jika menggunakan media pembelajaran yang menarik, yang dapat

menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik, dan mampu memberikan ruang bagi

kretiavitas peserta didik, dan mudah dipahami. Media gambar karikatur dalam

menulis pantun dipilih dalam penelitian ini disebabkan media dalam pembelajaran

menulis pantun masih kurang efektif.

Sesuai dengan pemaparan di atas, peneliti melakukan penelitian mengenai

‘Penggunaan Media Karikatur dalam Kemampuan Menulis Pantun di SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019’.

Penggunaan media gambar karikatur pada pembelajaran pantun diharapkan dapat

membuat siswa lebih tertarik dalam menuangkan ide atau gagasan, dan perasaannya

melalui pantun sehingga pembelajaran menulis pantun tidak lagi menjadi hal yang

membosankan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis dapat mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Terbatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan ide atau gagasan

dalam menulis pantun.

2. Menulis pantun dianggap sulit oleh peserta didik.

3. Kurangnya inovasi guru dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa,

khususnya pada materi menulis pantun dalam pembelajaran bahasa

Indonesia.

4. Guru belum mengoptimalkan media yang tepat dalam pembelajaran menulis

pantun.

5. Perlunya bentuk media karikatur dalam pembelajaran menulis pantun.

Page 21: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

7

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, muncul banyak permasalahan yang harus

diselesaikan. Agar peneliti ini lebih terfokus, maka perlu ada pembatasan masalah.

Penelitian ini dibatasi pada penggunaan media karikatur dalam kemampuan

menulis pantun yang bertema pantun kasih sayang, pantun jenaka, dan pantun

nasihat di sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat kelas VII C Tahun Pelajaran

2018-2019.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti,

yaitu “bagaimana penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun

di sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat kelas VII C Tahun Pelajaran 2018-

2019?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun

di sekolah SMP Muhammadiyah 17 Ciputat kelas VII C Tahun Pelajaran 2018-

2019.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan mengenai menulis pantun dengan

menggunakan media gambar karikatur dalam pembelajaran bahasa

Indonesia.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pendukung pemikiran tentang

penelitian berikutnya, guna untuk mengembangkan media pembelajaran.

Page 22: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Sebagai evaluasi diri guru untuk meningkatkan kualitas dalam kegiatan

proses belajar mengajar di kelas, tidak hanya terkait kemampuan menulis

pantun saja, tetapi juga berperan menumbukan motivasi. Selain itu, Guru

mampu menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.

b. Bagi Siswa

Sebagai bahan masukan agar siswa memiliki ketertarikan terhadap pelajaran

bahasa Indonesia khususnya materi pembelajaran menulis pantun.

c. Bagi Peneliti

Mampu mengembangkan kreatifitas untuk menggunakan serta menemukan

media atau bahan ajar yang lebih baik untuk meningkatkan keterampilan

menulis pantun siswa.

Page 23: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

9

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Media

1. Pengertian Media

Arsyad menjelaskan bahwa “kata media berasal dari bahasa latin medius

yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam

bahasa Arab, media adalah perantara (وسلئلم) atau pengantar pesan dari pengirim

kepada penerima pesan”.1

Roestiyah dalam Darmanto menyamakan pengertian alat bantu dan media.

Media dalam pengajaran disebut alat bantu pengajaran. Pendapat ini

didasarkan pada fungsi media atau alat bantu tersebut berfungsi untuk

membantu guru untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Namun,

Sadiman dalam Darmanto membedakan media dengan alat bantu

pengajaran. Menurutnya, alat bantu pengajaran mengacu pada alat-alat

tertentu, biasanya peralatan visual yang digunakan guru untuk membantu

memperjelas uraiannya, memotivasi belajar, memberi pengalaman konkret,

mempertinggi daya serap dan retensi belajar peserta didik. Media bukan

hanya merupakan alat bantu guru tetapi sebagai alat yang digunakan untuk

menyalurkan pesan. Jadi, media mempunyai jangkauan yang lebih luas

daripada alat bantu mengajar.2

Gagne’ dan Briggs secara implisit mengatakan “bahwa media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan

isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset,

video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar,

grafik, televisi, dan komputer.” 3

Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, maka media merupakan suatu

alat atau media yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi

dari kegiatan pembelajaran secara menyeluruh dan juga dapat digunakan untuk

menyampaikan maksud tertentu kepada peserta didik.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk

1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), cet. 16, h. 3. 2 Darmanto, Media Pembelajaran, 2015, h. 10,

(http://repository.unikama.ac.id/85/1/Media.pdf). Diakses pada 08 April 2018 pukul 21.24 WIB. 3 Azhar Arsyad, op. cit., h. 4.

Page 24: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

10

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-

pesan pengajaran.

Selain itu, Hamalik juga mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan

dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.4

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan alat yang dapat mendukung atau membantu dalam

proses belajar mengajar. Bukan hanya itu, dengan menggunakan sebuah media

pembelajaran dapat membuat siswa lebih mudah untuk mengetahui sebuah

makna atau hal yang ingin dicapai dalam sebuah pembelajaran dengan baik dan

tepat. Penggunaan media dapat dikatakan sebagai sumber belajar untuk wahana

fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat

menarik minat siswa untuk belajar terutama dalam materi pantun.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Levie dan Lentz dalam Cecep Kustandi mengemukakan empat fungsi

pembelajaran khususnya media visual, yaitu:

a. Fungsi Atensi

Media visual merupakan inti, yaitu berfungsi untuk menarik perhatian

serta mengarahkan perhatian peserta didik untuk tetap berkonsentrasi

kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna gambar yang

ditampilkan atau diperihatkan.

b. Fungsi Afektif

Media visual dapat terlihat rasa suka atau tingkat kenikmatan siswa

ketika belajar (membaca) atau menulis. Hal ini terlihat dari keadaan

peserta didik tersebut.

4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 15.

Page 25: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

11

c. Fungsi Kognitif

Media visual dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa media gambar dapat memperlancar pencapaian

tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang

terkandung dalam gambar tersebut.

d. Fungsi Kompensatoris

Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual

yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang

lemah membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali. Media pembelajaran berfungsi untuk membantu

peserta didik yang lemah atau lambat dalam memahami dan menerima

pelajaran yang disajikan oleh guru.5

Berdasarkan empat poin di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

penggunaan media gambar (visual) dapat mempermudah peserta didik untuk

memahami serta secara tidak langsung dapat mengingat isi dari gambar tersebut

dan akhirnya peserta didik bisa mengembangkan isi yang ada dalam gambar

memalui bentuk tulisan.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar proses

interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran

lebih efektif dan efesien. Namun, secara khusus manfaat media pembelajaran

ialah sebagai berikut:

a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.

Melalui penggunaan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda

antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan

informasi.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

5 Cecep Kustandi dan bambang Sitipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2016), cet. 2, h. 19-20.

Page 26: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

12

Melalui penggunaan media pembelajaran dapat menarik perhatian

sekaligus memperjelas materi atau informasi yang ingin disampaikan

kepada peserta didik.

c. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan interaktif.

Melalui penggunaan media pembelajaran dapat menimbulkan interaktif.

Artinya, tidak hanya guru, tetapi juga peserta didik diharapkan menjadi

lebih aktif .

d. Efisien dalam waktu dan tenaga.

Dengan menggunakan media pembelajaran, proses pembelajaran tidak

akan memerlukan banyak waktu untuk menjelaskan atau lain

sebagainya, tetapi dapat mempersingkat atau tidak membuang-buang

waktu.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Artinya, melalui penggunaan

media maka dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan lebih

baik.

f. Media memungkinkan proses belajaran dapat dilakukan di mana saja

dan kapan saja, yaitu dengan menggunakan media pembalajaran peserta

didik dapat melangsungkan pelajaran di mana saja, baik dalam kelas

ataupun di luar.

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan

proses belajar.

h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Artinya,

dengan adanya media guru memiliki banyak waktu luang sehingga ia

dapat memanfaatkannya dengan cara membantu peserta didik yang sulit

memahami pelajaran dan lain sebagainya.6

Sadiman dalam Nunuk Surya dan Leo Agung menyatakan bahwa media

pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera,

misalnya:

6 Nunuk Surya dan Leo Agung, Strategi Belajar-Mengajar, (Yogyakarta: Penerbit Ombak,

2012), h. 154-155.

Page 27: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

13

1) Objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar,

film, atau model.

2) Objek yang kecil dapat dibantu dengan menggunakan proyektor,

gambar.

3) Gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-

speed photograpy

4) Kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat ditampilkan dengan

pemutaran film, video, foto, maupun VCD.

5) Objek yang terlalu kompleks, misalnya (mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model diagram, dan lain sebagainya.

6) Konsep yang terlalu luas, misalnya (gunung berapi, gempa bumi,

iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film,

gambar, dan lain-lain.7

Berbagai pendapat tersebut menunjukkan bahwa media sangat

diperlukan dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media diharapkan akan

lebih membantu peserta didik dalam menerima pelajaran dari guru bidang studi

sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi pantun.

4. Peranan Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pemanfaatan media pengajaran pada hakikatnya bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengajaran. Melalui bantuan media,

siswa diharapkan menggunakan sebanyak mungkin alat inderanya untuk

mengamati, mendengar, merasakan, meresapi, menghayati dan pada akhirnya

memiliki sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil belajar.

Beberapa peranan media dalam pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:

a. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil

belajar.

7 Ibid., h. 157-158.

Page 28: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

14

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih

langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa

untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,

dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-

kunjungan ke museum atau kebun binatang.8

B. Karikatur

1. Asal Mula Karikatur

Asal mula karikatur “caricature” (bahasa Inggris), “caricatuur”

(bahasa Belanda), “karikatur (bahasa Jerman)” dan dari kata Italia caricare, yang

berarti “to load” atau “to surcharge” atau dalam bahasa Indonesianya memuat,

dalam hal ini memuat berlebihan.

“Kata “karikatur” populer dan dipergunakan orang dalam kehidupan

dunia seni pada sekitar tahun 1665. Seorang seniman bernama Gian Lorenzo

Bernini yang merupakan orang Italia yang dikenal sebagai pematung dan arsitek

yang memperkenalkan kata-kata “caricatura” ketika ia datang ke Prancis”.

Karikatur sendiri sudah mulai diperkenalkan oleh sebuah grup ahli seni

rupa di kota Italia, grup tersebut disebut “kaum Garracci”. Grup ini dipimpin

oleh seorang seniman yang bernama Agostino Garraci. Gambar-gambar yang ia

buat bermula dengan gambar diri mereka sendiri yang digunakan untuk bahan

tertawaan dan menghibur. Pada masa itu, negeri mereka sedang dalam keadaan

kacau, di mana tengah berkembang korupsi, prostitusi, demoralisasi, dan

kemunafikan. Maka dari itu, mereka membuat gambar yang memperlihatkan

8 Azhar Arsyad, op. cit., h. 26-27.

Page 29: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

15

situasi tersebut secara berlebihan. Kemudian, pelukis Lorenzo Bernini

membawa gaya berekspresi mereka ke Prancis dan Paris karena kedua tempat

tersebut merupakan pusat segala macam seni budaya. Setelah itu, banyaknya

seniman yang mulai mengikuti gaya melukis mereka. Meskipun cara melukisnya

berbeda, tapi memiliki maksud dan tujuan yang sama, yaitu ingin

menggambarkan situasi maupun menyinggung petinggi-petinggi negara yang

kemudiam digambarkan dalam bentuk yang berlebihan.

Salah satu karikaturis yang sudah terkenal ialah Francisco Goya. Goya

dikenal sebagai pelukis yang berani dan memiliki ciri khas sendiri dalam

melukis. Dikatakan pelukis yang berani karena hal tersebut terlihat dari

keberaniannya mengkritik Raja Spanyol dan petinggi-petinggi dalam istana. Hal

tersebut menyebabkan ia harus berurusan dengan Inquisi (polisi rahasia

Spanyol). Ciri khas yang dimiliki Goya dalam lukisannya ialah: lukisannya yang

sangat eksotis dan gambar karikatur yang menyeramkan.

Berkaitan dengan lukisan yang amat ekstrem atau menyeramkan juga

diperlihatkan oleh pelukis Belgia, yaitu James Ensor yang karya-karyanya

diekspose pada abad XIX dan XX. Lukisannya dapat dikatakan sebagai lukisan

yang lebih menyeramkan jika dibandingkan milik Goya.

James Ensor mendapatkan tempat yang istimewa dalam golongan

lukisan yang terlalu berani dan mendekati gambar yang gila (tidak masuk akal),

yang seakan-akan hendak menyesuaikan dengan kegilaan lingkungan yang

dianggapnya tidak beradab sekaligus menyinggung situasi lingkungannya secara

keras.

Atas pendiriannya dalam melukis akhirnya pada tahun 1903 ia dapat

pengakuan dari Raja Belgia. Ia diangkat sebagai “Knight of the Order of

Leopold” (pendekar kehormatan dari Raja Leopold). Selain itu, pada tahun 1992

ia diangkat menjad Baron. James Ones meninggal pada tahun 1949 di umur 89

tahun.

Berikut pelukis-pelukis besar pada masa itu:

a. Albrecht Durer;

b. Honore Daumier;

Page 30: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

16

c. Toulouse Lautrec;

d. Francisco Goya;

e. James Ensor.9

2. Pengertian Karikatur

Kata karikatur sering kita dengar dan terasa tidak asing, tetapi

kenyataannya sedikit banyak orang yang tidak mengetahui arti “karikatur”.

Bukan hanya itu, sangat sedikit teori yang mengemukakan definisi tentang

karikatur.

Beberapa pengertian karikatur yang dijadikan sebagai referensi ialah

dari Encyclopedia Britannica yang mendefinisikan karikatur sebagai berikut:

“A caricature is the distorted presentation of a person, type or action,

commonly a silent feature, is seized upon the exagerated, or pictures or animals,

birds or vegetables are subtituted for bart of human being or analogy is made

to animal actions”.10

Karikatur adalah suatu bentuk gambar yang sifatnya klise, sindiran,

kritikan, dan lucu. Karikatur merupakan ungkapan perasaan seseorang yang

diekspresikan agar diketahui khalayak. Karikatur seringkali berkaitan dengan

masalah-masalah politik dan sosial. karikatur sebagai media komunikasi yang

mengandung pesan, kritik, sindiran dengan tanpa banyak komentar, tetapi

cukup dengan rekaan gambar yang sifatnya lucu sekaligus mengandung makna

yang dalam (pedas).

Karikatur adalah satire dalam bentuk gambar atau patung. Satire yang

dimaksud ialah suatu yang bersifat ironi, sindiran, dan suatu tragedi yang

memiliki unsur komedi. Sindiran-sindiran yang ada dalam karikatur dikemas

dalam bentuk lucu atau dapat dijadikan sebagai bahan tertawaan sehingga tidak

menimbulkan kesan yang terlalu menyinggung. Sebuah karikatur tidak hanya

selalu berisi hal-hal yang lucu atau bersifat komedi, tetapi terkadang ada juga

9 Augustin Sibarani, Karikatur dan Politik, (Jakarta: Garba Budaya, ISAI, dan PT Media Lintas

Inti Nusantara, 2001), cet. 1, h. 11-16. 10 Ibid., h. 9-11.

Page 31: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

17

karikatur yang menggambarkan situasi yang memprihatinkan atau

menyedihkan.11

Arti karikatur yang sebenarnya adalah “potret wajah yang diberi muatan

lebih” yang berkesan distortif ataupun demormatif.12 Dalam komunikasi

instruksional, karikatur dapat digunakan sebagai media intstruksional asal

bersifat edukatif, artinya dengan media karikatur akan menuntut kreativitas

guru dan peserta didik serta melatih peserta didik berpikir kritis dan memiliki

kepekaan atau kepedulian sosial.13

Salah satu media pembelajaran yang sangat bagus untuk digunakan

adalah media gambar ‘karikatur’. Media krikatur adalah media pembelajaran

yang berbentuk gambar yang bermuatan humor dengan objek manusia atau

benda. Media karikatur merupakan salah satu jenis media yang dapat diamati

oleh indera penglihatan atau dapat dilihat, dipandang, diperhatikan, dan disimak

oleh siswa.14

Maka dari itu, peserta didik akan lebih tertarik dengan menggunakan

media yang berbentuk gambar dibandingkan dengan media yang berbentuk

tulisan, karena melihat gambar jauh lebih muda dan sederhana. Gambar

memiliki suatu simbol yang jelas dan mudah untuk dipahami meskipun dapat

dikatakan sebagai bentuk yang berdiri sendiri karena tidak disertai dengan

tulisan.

3. Manfaat Karikatur

Media karikatur menjadi pilihan peneliti untuk digunakan dalam materi

menulis pantun. Hal itu didasari dengan berbagai manfaat yang dapat menjadi

acuan peneliti. Berikut beberapa manfaat dengan menggunakan media karikatur:

11 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 79. 12 Saugi Riyandi, “Realitas Simbolik di Balik Kasus KPK vs Polisi: Analisis Semiotik pada

Karikatur Portal Cicak dan Budaya di Surat Kabar Koran Tempo Edisi September 2009”, (Jakarta:

UIN, 2009) 13 Ahmad Rohani, op. cit., h. 80. 14 Dendy Dwi Parendra, Nym. Wirya, dan I Gst Ngurah Japa, “Pemanfaatan Media Karikatur

untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas V SD”, Jurnal Universitas Pendidikan Ganesa, Singaraja Vol. 1, Nomor 1, 2013, h. 4.

Page 32: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

18

a. Penggunaan media karikatur dapat menarik perhatian maupun minat

peserta didik dalam meningkatkan kemampuan belajar;

b. Mampu memperjelas makna bahan yang ingin diajarkan sehingga lebih

mempermudah peserta didik untuk memahami dan menguasai materi

pembelajaran dengan baik;

c. Penggunaan media karikatur menjadi salah satu bentuk variasi media

mengajar di kelas agar komunikasi tidak semata-mata berjalan satu arah

saja sehingga pembelajaran di kelas tidak akan bosan maupun tergolong

pasif karena peserta didik menjadi lebih aktif;

d. Penggunaan media karikatur dapat meningkatkan kegiatan peserta didik

di dalam kelas karena tidak hanya guru yang berperan aktif, tetapi peserta

didik dituntut untuk memahami dan mengamati pesan yang terdapat

dalam media karikatur tersebut.15

Penggunaan media karikatur menjadi pilihan peneliti dikarenakan media

ini masih menjadi bagian media gambar, hanya saja dalam media gambar

karikatur memiliki ciri khas tersendiri, yaitu digambar secara berlebihan.

Penggunaan media ini diharapkan agar peserta didik lebih tertarik dengan

materi yang disampaikan oleh guru sehingga peserta didik dapat memahami

materi pembelajaran secara keseluruhan.

4. Perbedaan Karikatur dengan Vinyet (vignette)

Karikatur merupakan salah satu bentuk karya komunikasi visual yang

efektif dan mengena dalam penyampaian pesan maupun kritik sosial. Gambar

karikatur adalah salah satu media penyampaian pesan yang digambar sederhana

dan menyalahi anatomi.16 Selain itu, karikatur juga dapat diartikan sebagai

gambar olok-olokan yang mengandung sindiran, lelucon, dan lain sebagainya.

15 Raafi Allen Kurniawan dan Maryam Isnaini, “Penggunaan Media Gambar Karikatur untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN Jajartunggal II Surabaya”,

JPGSD, Vol. 02, 2014, h.4. 16 Heru Dwi Waluyanto, “Karikatur Sebagai Karya Komunikasi Visual dalam Penyampaian

Kritik Sosial”, Jurnal, Nirmana No. 2, Vol. 2, 2009, h. 128-131.

Page 33: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

19

Vinyet merupakan gambar ilustrasi yang berbentuk dekoratif yang

berfungsi sebagai pengisi ruang yang kosong pada kertas narasi. Kata vinyet

berasal dari bahasa Penacis yaitu Vignette yang berarti batang anggur, di

Perancis sendiri vinyet merupakan seni hias baku yang biasanya berbentuk

hiasan yang digunakan dalam seni grafika atau arsitektur. Selain itu, ada juga

yang mengartikan vinyet sebagai sebuah sketsa dengan gambar yang unik dan

dekoratif.17

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa karikatur dan

vinyet memiliki perbedaan yang sangat jelas, yakni karikatur diartikan sebagai

gambar yang digambarkan secara berlebihan yang memiliki maksud dan tujuan

tertentu atau dapat digunakan juga sebagai lelucon, sedangkan vinyet sebagai

gambar yang ciri khasnya pada pinggir gambar (mengisi ruang yang kosong).

C. Kemampuan Menulis

1. Pengertian Menulis

Kata kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan.

Menulis adalah kegiatan memaparkan isi jiwa, pengalaman, ide, gagasan

dengan menggunakan grafis, dalam hal ini identik dengan pengertian

mengarang. Pendapat ini menjelaskan bahwa kata menulis pada hakikatnya

adalah suatu proses berpikir yang teratur sehingga yang ditulis mudah dipahami

pembaca.

Kegiatan menulis memang bukanlah pekerjaan mudah, tetapi juga

bukan pekerjaan yang sulit. Menulis sebagai keterampilan yang butuh

komitmen. Komitmen untuk terus menulis dan tidak berehenti. Selain

komitmen, menulis juga dapat disebut sebagai proses, yaitu proses menuangkan

ide dalam pikiran ke dalam bentuk tertulis. Kedua hal ini menjadi kata kunci

yang paling penting dalam aktivitas menulis.18 Betty Mattix menyatakan bahwa

“Writing is a process of discovery. Writing assignments can challenge someone

17 Amirah Silfia Kareem, “Seni Vinyet adalah”, dalam https://www.dictio.id/t/seni-vinyet-

adalah/23482, Diakses pada 12 November 2019 pukul 07.15 WIB. 18 Syarifudin Yunus, Kompetensi Menulis Kreatif, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), cet.1, h. 19.

Page 34: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

20

to broaden their knowledge”.19 Maksudnya ialah menulis merupakan suatu

kegiatan yang dapat menantang seseorang untuk memperluas wawasan atau

pengetahuannya karena melalui menulis seseorang akan mendapatkan

pengetahuan dari berbagai sudut pandang.

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam

bentuk bahasa tulis dengan tujuan memberi tahu, meyakinkan, dan menghibur.

Pokok permasalahan di dalam tulisan disebut gagasan atau pikiran. Gagasan

tersebut menjadi dasar bagi berkembangnya sebuah tulisan tersebut. Gagasan

pada sebuah tulisan bisa bermacam-macam tergantung pada keinginan

penulis.20

Guntur Tarigan menjelaskan “bahwa menulis merupakan keterampilan

berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak

secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang

produktif dan ekspresif”.21

Menulis merupakan suatu keterampilan yang membutuhkan latihan

secara terus-menerus agar keterampilan ini tidak hanya dapat dipertahankan,

tetapi juga ditingkatkan kualitasnya.22

Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang

menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Menulis dapat dikatakan

suatu kegiatan produktif dan ekspresif.23

Menulis menurut Gie yang diistilahkan mengarang, yaitu segenap

rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan

19 Betty Mattix Dietsch, Reasoning and Writing Well: A Rhetoric, Research Guide, Reader,

and Handbook, (New York: McGraw-Hill, 2006), p. 5. 20 Daeng Nurjamal, Warta Sumirat, dan Riadi Darwis, Terampil Berbahasa Menyusun Karya

Tulis Akademik, Memandu Acara (MC-Moderator), dan Menulis Surat, (Bandung: Alfabeta, 2017),

h. 69. 21 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 2008), h. 3. 22 Mudrajad Kuncoro, Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom dan Resensi,

(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), h. 24. 23 Sabarti Akhaidah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H.Ridwan, Pembinaan Kemampuan

Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2016), cet. 6, h. 2.

Page 35: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

21

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk

dipahami. 24

Selain itu, Dalman juga mengemukakan bahwa menulis “merupakan

suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara

tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai

penyampai pesan, isi tulisan saluran atau media, dan pembaca”.25

Menulis dalam kehidupan kita sekarang ialah salah satu keterampilan

yang sangat dibutuhkan. Menulis dapat digunakan untuk mencatat, melaporkan,

dan memengaruhi pembaca atau orang lain. Hal ini dapat tercapai jika penulis

menyusun dan membuat sebuah tulisan yang baik dan dapat mengutarakan hal

yang ingin disampaikan dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran,

ide, dan penggunaan kata-kata yang jelas dan benar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

menulis adalah suatu kegiatan untuk mengungkapkan ide, gagasan atau

pemikiran yang disampaikan dengan bahasa tulis.

2. Tujuan Menulis

Tujuan menulis adalah mengungkapkan ide, gagasan, perasaan,

pendapat secara jelas dan efektif kepada pembaca karena itu ada beberapa

unsur dalam tulisan yang perlu diperhatikan untuk mencapai penulisan yang

efektif. Hugo Harting mengklasifikasikan beberapa tujuan penulisan, sebagai

berikut:

a. Tujuan penugasan (assignment purpose). Tujuan penugasan ini berarti

menulis tidak memiliki tujuan sama sekali. Penulis menulis karena

ditugaskan, bukan atas keinginannya sendiri.

b. Tujuan altruistik (altruistic purpose). Penulis bertujuan untuk

menyenangkan pembaca, dengan menghindarkan kedukaan pembaca.

Penulis ingin menolong pembaca untuk memahami, menghargai

24 Gie The Liang, Terampil Mengarang, (Yogyakarta: Andi, 2002), h. 3. 25 Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), cet. 5, h. 3.

Page 36: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

22

perasaan dan penalarannya, serta ingin membuat hidup pembaca lebih

mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya tersebut.

c. Tujuan persuasif (persuasive purpose). Tujuan penulis adalah untuk

meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang disampaikan.

d. Tujuan Informasi, tujuan penerangan (informational purpose). Tujuan

penulis adalah memberikan informasi atau keterangan kepada para

pembaca.

e. Tujuan pernyataan diri (self-exspressive purpose). Tujuan penulis

adalah untuk menyatakan atau memperkenalkan diri kepada

pembacanya.

f. Tujuan kreatif (creative purpose). Tujuan penulis adalah untuk

mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian.

g. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose). Tujuan penulis

adalah memecahkan permasalahan. Penulis ingin menjelaskan,

menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran

dan gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh

pembacanya.26

Dari beberapa poin di atas, peneliti lebih memfokuskan tujuannya pada

tujuan kreatif. Hal tersebut didasari atas keinginan dalam pencapaian menulis

dalam materi pantun yang berdasarkan atas pemikiran atau gagasan peserta

didik itu sendiri. Peneliti mengharapkan agar peserta didik dapat membuat

sebuah karya tulis “pantun” yang baik dengan menggunakan diksi atau sumber

pemikiran yang kreatif.

3. Manfaat Menulis

Manfaat menulis dalam pembelajaran di kelas dapat membuat peserta

didik untuk menuangkan pemikirannya serta dapat mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya selama ini. Beberapa siswa berpendapat bahwa

26 Henry Guntur Tarigan, op. cit., h. 25-26.

Page 37: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

23

kegiatan menulis adalah sebuah kegiatan yang membosankan dan kurang

menyenangkan.

“Many student think that they have a lot of trouble with writing, because

they have false expectations about the writing process: how easy it

should be and how long it should take, for example”.27

Maksudnya ialah peserta didik berpikir bahwa mereka memiliki banyak

kesulitan dalam menulis karena ia memiliki ekspektasi yang salah, misalnya

menulis itu mudah dan membutuhkan waktu yang lama.

Kegiatan menulis banyak mempunyai manfaat bagi penulis maupun

bagi orang lain yang membacanya, seperti yang diungkapkan oleh Sabarti

Slamet tentang manfaat menulis, yaitu:

a. Melalui menulis seseorang dapat melihat serta mengenali kemampuan

maupun potensi yang ada dalam diri tentang permasalahan yang

ditulisnya;

b. Manfaat menulis dapat mengembangkan dan menghubung-hubungkan

beberapa gagasan atau pemikiran;

c. Mampu memperluas pemikiran dan serta wawancara baik dalam ilmu

teoretis maupun terapan;

d. Mampu menjelaskan dan mempertegas masalah yang rumit atau sulit

dipahami.

e. Dapat memilih pendapat;

f. Dapat memotivasi diri sendiri untuk belajar, membaca, dan memperluas

wawasannya;

g. Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.28

Berdasarkan poin-poin yang diungkapkan oleh Sabarti Slamet tentang

manfaat menulis di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya

manfaat menulis begitu banyak. Melalui menulis seseorang dapat

menyampaikan dan mengembangkan pemikiran-pemikirannya. Seseorang yang

27 William Vesterm, Reading and Writing Short Arguments, (New York: McGraw-Hill, 2006),

p. 24. 28 Mul Tafifin, “Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII SMP Negeri 52 Konawe

Selatan”, Jurnal Humanika, Nomor. 15, Vol. 3, 2015, h. 4-5.

Page 38: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

24

menulis tidak hanya sekedar menulis, tetapi dapat memotivasi dirinya untuk

terus membaca agar gagasan yang disampaikannya dapat dipahami atau

diterima oleh kalangan luas serta dapat meningkatkan kualitas bahasa tulisnya.

4. Ciri-ciri Penulisan yang Baik

Sebuah tulisan atau karangan dapat dikatakan baik apabila memenuhi

syarat-syarat atau kriteria tertentu. Enre mengemukakan ciri-ciri tulisan yang

baik adalah bermakna, jelas, bulat, utuh, ekonomis, dan memenuhi serta

mengerti makna tulisan tersebut. Selain itu, pembaca akan lebih mudah

memahami maksud dari sebuah tulisan jika penulis dapat mengorganisasikan

tulisan yang baik. Tulisan dikatakan ekonomis apabila sebuah tulisan atau

karangan tersebut padat dan menggunakan diksi yang tepat sehingga pembaca

tidak membuang waktu percuma. Seorang penulis juga harus dapat

menggunakan bahasa baku sesuai dengan kaidah gramatiknya. Selain itu,

menurut Mc. Mahan dan Day dalam Tarigan menyebutkan ciri tulisan yang

baik, yaitu:

a. Jujur

Tulisan yang dikatakan baik ialah tulisan yang berisi kejadian fakta atau

yang sebenar-benarnya. Artinya, tidak memalsukan gagasan atau ide

yang ingin disampaikan.

b. Jelas

Tulisan yang dikatakan baik adalah tulisan yang memiliki maskud dan

pesan yang jelas tanpa membuat pembaca bingung dan menerka maksud

dari tulisan tersebut.

c. Singkat

Tulisan yang dikatakan baik adalah tulisan yang baik dan jelas, tanpa

membuang-buang waktu pembaca untuk membacanya.

Page 39: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

25

d. Usahakan keanekaragaman

Tulisan yang dikatakan baik ialah tulisan yang menggunakan kalimat

yang beranekaragam atau bervariasi sehingga menjadi lebih menarik.29

D. Pantun

1. Pengertian Pantun

Pantun menempati posisi yang dominan dalam kehidupan sehari-hari

orang Melayu. Pantun dapat dikatakan sebagai unsur utama yang bersifat

condition qua noon dalam permainan anak-anak, dalam hubungan percintaan,

upacara adat, permainan, lirik lagu nyanyian rakyat, dan upacara daur hidup

orang Melayu mulai dari buaian hingga sampai ke liang lahad.30

Bagi masyarakat Melayu, pantun pada zaman dahulu memiliki peran

yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Pantun sering digunakan

dalam upacara adat istiadat maupun dalam berkomunikasi antar masyarakat,

khususnya orang tua. Jika pembicaraan mengarah pada sebuah nasihat, maka

masyarakat-masyarakat secara tidak langsung mengemukakan pantun yang

berisi sebuah nasihat, begitu juga di saat situasi bersenda gurau maka

masyarakat akan melantunkan pantun-pantun yang berjenis jenaka atau

sindiran.31

“Pantun merupakan sebuah sastra lisan yang pertama kali dibukukan

oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau. Beliau merupakan seorang

sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji.32

Pantun adalah puisi lama yang mempunyai tiga ciri. Pertama, terdiri atas

empat baris yang berpola a-b-a-b. Kedua, setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

Ketiga, dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris berikutnya sebagai

isi. Sejak kemunculannya, pantun biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia

29 Henry Guntur Tarigan, op. cit., h. 7. 30 Tajuddin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia: Pantun, Puisi, Peribahasa, Gurindam,

dan Majas, (Yogyakarta: Araska, 2015), h. 9. 31 Eko Sugiarto, Mengenal Sastra Lama: Jenis, Definisi, Ciri, Sejarah, dan Contoh,

(Yogyakarta: ANDI, 2015), h. 36. 32 Mutia Dwi Pangesti, Buku Pintar Pantun dan Peribahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Nusantara Indonesia, 2015), cet. 1, h. 14.

Page 40: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

26

sebagai alat untuk memelihara bahasa dan mengakrabkan pergaulan

antarsesama.33

Pangesti Mengemukakan bahwa Pantun merupakan salah satu jenis puisi

lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun

berasal dari kata patutun dalam bahasa Minangkabau yang berarti

”petuntun”. Dalam bahasa Jawa, misalnya dikenal sebagai parikan, dalam

bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal

sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik

(atau baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak

akhir dengan pola a-b-a-b. Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan

namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.34

Rizal mengungkapkan pantun merupakan puisi asli anak negeri

Indenesia dan bangsa-bangsa serumpun Melayu (Nusantara), milik budaya

bangsa. Pantun (puisi lama) adalah benar-benar berasal dari kesusastraan anak

negeri sendiri. Hampir seluruh daerah di Indonesia dan di Tanah Rumpun

Melayu terdapat hasil kesusastraan berbentuk puisi yang mempunyai struktur

dan persyaratan seperti pantun. Pantun adalah suatu bentuk puisi yang paling

mudah dimengerti dan mudah ditangkap maksud maupun artinya. Mencerna

dan membaca pantun tidak sesulit membaca dan mencerna puisi-puisi lain

(puisi bebas).35

Poerwadaminta mengemukakan bahwa “pantun adalah sebangsa sajak

pendek, tiap-tiap kuplet biasnya empat baris (ab-ab) dan dua baris yang dahulu

biasanya untuk tumpuan saja. Sebangsa sindiran dan berpantun-pantun berarti

menyanyikan pantun (membawakan pantun bersambut); memantuni artinya

menyindir dengan pantun”.36

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pantun adalah

bentuk puisi lama yang sudah menjadi kebanggaan para pencinta karya sastra

karena pantun merupakan salah satu cara untuk menyampaikan pesan atau

nasihat dengan mudah, yakni mudah dipahami dan mudah dicernah oleh

33 Ristri Wahyuni, Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama, (Jogjakarta: Saufa, 2014),

cet. 1, h. 38. 34 Mul Tafifin, op. cit., h. 5. 35 Yose Rizal, Apresiasi Puisi dan Sastra Indonesia, (Jakarta: Grafika Mulia, 2010), h. 12-13. 36 Dewi Purwanti, “Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Dengan Menggunakan Model

Berpikir Berbicara Menulis (Think Talk Write)”, Jurnal Diksatrasia, Vol. 1, Nomor 2, 2017, h. 54.

Page 41: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

27

pendengarnya. Selain itu, pantun di beberapa tempat masih diminati oleh

masyarakatnya. Maka dari itu, sebuah pantun harus terus dilestarikan agar tetap

dikenal oleh penerus bangsa. Kebudayaan tersebut jangan sampai hilang dan

tenggelam dengan budaya modern yang ada.

2. Klasifikasi Jenis Pantun

Jenis pantun dapat diklasifikasikan berdasarkan: bentuk fisik, kelompok

umur pemakainya, dan fungsi sosialnya.

Berdasarkan bentuk fisiknya:

a) Pantun kilat

b) Pantun biasa

c) Pantun berkait

Perbedaan dari ketiganya terletak pada jumlah barisnya per bait, dan

jumlah baitnya. Berdasarkan jumlah barisnya: dua baris (pantun kilat), dan

empat baris (pantun biasa, dan pantun berkait). Berdasarkan jumlah baitnya:

satu bait (pantun kilat dan patun biasa), dan lebih dari satu bait, minimal dua

bait yaitu pantun berkait.

Berdasarkan kelompok pemakainya

a) Pantun anak-anak (pantun biasa, dan pantun terkait)

b) Pantun anak muda (pantun kilat, pantun biasa, dan pantun berkait),

dan

c) Pantun orang tua (pantun kilat, pantun biasa, dan pantun berkait).

Berdasarkan fungsi sosialnya:

a) Pantun bermain untuk anak-anak

b) Pantun bersenda gurau untuk anak-anak

c) Pantun asmara untuk anak muda

d) Pantun dukacita untuk anak muda

e) Pantun jenaka untuk anak muda

f) Pantun pujian untuk anak muda

g) Pantun sindiran untuk anak muda

h) Pantun agama untuk orang tua

Page 42: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

28

i) Pantun adat istiadat untuk orang tua, dan

j) Pantun nasihat untuk orang tua.37

3. Ciri-ciri pantun

Ciri-ciri pantun dapat dilihat dari bentuknya, yang dinamakan ciri ialah

tanda khas. Jadi, ciri tidak boleh diubah karena menjadi identitas pantun

tersebut. Apabila diubah cirinya, maka sebuah pantun akan berubah menjadi

seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya. Berikut beberapa Ciri-ciri

pantun:

a) Tiap bait terdiri atas empat larik (baris);

b) Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata;

c) Rima atau pola akhir dari setiap baris adalah a-b-a-b ataupun a-a-a-a;

d) Baris pertama dan kedua berisi sampiran, sedangkan pada baris ketiga

dan keempat merupakan isi (makna).38

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Suatu penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dijadikan sebagai

titik ukur dan acuan untuk penelitian-penelitan berikutnya. Oleh karen itu, sangat

penting untuk melihat penelitian-penelitian sebelumnya untuk mengetahui

relevansinya terhadap penelitian yang akan datang. Pada bagian ini, peneliti

mengambil beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu:

Pertama, skripsi yang dibuat oleh Arifatul Latifah Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis

Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment,Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun pada kelas VII F

SMP N 24 semarang. Subjek penelitian ini adalah kemampuan menulis pantun yang

sesuai dengan syarat pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang yang

berjumlah 31 siswa. Berdasarkan hasil penelitian peningkatan keterampilan

menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

37 Tajuddin, op. cit., h. 17. 38 Eko Sugiarto, op. cit., 5.

Page 43: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

29

Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, peneliti memberi

saran (1) pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,

Relevance, Iii Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat

dijadikan alternatif pembelajaran sebagaimana yang ditunjukan dari hasil penelitian

ini yang terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menulis

pantun dan perubahan perilaku siswa ke arah positif, (2) penelitian menggunakan

model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,

Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian

menulis pantun.39 Perbedaan dari penelitian Arifatul Latifah dengan penelitian ini

ialah pada penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran ARIAS

(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu,

sedangkan pada penelitian ini peneliti ingin meneliti bagaimana penggunaan atau

penerapan media karikatur dalam pembelajaran menulis pantun. Sementara

persamaannya ialah subjek penelitiannya, yaitu kelas VII.

Kedua, skripsi yang dibuat oleh Alvina Rizky Utami Fakultas Bahasa dan

Seni Universitas Negeri Medan dengan judul Pengaruh Media Karikatur Terhadap

Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun

Pembelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

quasih eksperimen two group post-test design. Instrumen yang digunakan untuk

menjaring data adalah tes uraian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji “t”. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan

menulis teks anekdot siswa tanpa menggunakan media karikatur tergolong dalam

kategori cukup dengan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh siswa adalah 66,04,

sedangkan kemampuan menulis teks anekdot siswa dengan menggunakan media

karikatur tergolong baik dengan rata-rata (mean) yang diperoleh siswa 76,6.

Selanjutnya uji hipotesis menunjukkan 𝑡o > 𝑡tabel dan 7,23> 2,03 pada taraf

signifikan α = 0,05. Dengan demikian berarti h0 ditolak dan ha diterima, artinya

39 Arifatul Latifah, “Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model

Pembelajaran Arias (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu

Pantun pada Kelas VII F SMP N 24 Semarang”, Jurnal, (Semarang: UNES, 2015).

Page 44: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

30

ada pengaruh media karikatur terhadap kemampuan menulis teks anekdot siswa

kelas X SMA Negeri 11 medan tahun pembelajaran 2016/2017.40 Perbedaan

penelitian ini dengan yang ingin diteliti oleh peneliti ialah subjek penelitiannya.

Pada penelitian ini subjeknya ialah siswa-siswi kelas VII SMP Muhammadiyah 17

Ciputat Tahun Pembelajaran 2018/2019, sedangkan pada penelitian Alvina Rizky

Utami ialah siswa kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pelajaran 2016/2017.

Sementara persamaannya ialah media yang digunakan, yaitu media karikatur.

Ketiga, Skripsi yang ditulis oleh Nur Hidayat, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, dengan Judul Pengaruh

Media Gambar Terhadap Kemampuan Menulis Pantun pada Siswa Kelas VII MTS

Almursyidiyyah Pamulang, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Hasil penelitian yang dilakukan

didapatkan hasil kemampuan siswa dalam menulis pantun melalui media gambar

ialah dengan rata-rata mencapai 80 dari 29 siswa dengan hipotesis yang diajukan

adalah hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho) dengan Hipotesa alternatif

(Ha): Penggunaan media gambar dalam menulis pantun berpengaruh secara

signifikan terhadap keterampilan menulis pantun pada siswa kelas VII MTs. Al-

Mursyidiyyah Hipotesa nihil (Ho): Penggunaan media gambar dalam menulis

pantun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis pantun

siswa kelas VII MTs. Al-Mursyidiyyah. Hasilnya ialah (Ha) diterima yaitu

memperoleh 80 dengan begitu media gambar yang digunakan berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan menulis pantun mereka.41 Perbedaan penelitian ini

dengan yang ingin diteliti oleh peneliti ialah hal yang ingin dicapai atau dilihat.

Pada penelitian ini peneliti ingin melihat apakah peserta didik dapat menggunakan

media karikatur dalam menulis pantun, sedangkan pada peneliti Nur Hidayat ialah

40 Alvina Rizky Utami, “Pengaruh Media Karikatur Terhadap Kemampuan Menulis Teks

Anekdot Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017”, Skripsi, (Medan:

UNIMED, 2017). 41 Nur Hidayat, “Pengaruh Media Gambar Terhadap Kemampuan Menulis Pantun pada Siswa

Kelas VII MTS Almursyidiyyah Pamulang, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017”,

Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017).

Page 45: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

31

melihat pengaruh media tersebut serhadap menulis pantun mereka. Sementara

persamaannya ialah subjek penelitiannya, yaitu kelas VII dan objek penelitiannya,

yaitu pantun.

Keempat, skripsi yang ditulis oleh Arief Kurniatama Fakultas Bahasa dan

Seni Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Peningkatan Keterampilan

Menulis Teks Pantun dengan Model Pembelajaran Mencari Pasangan Bagi Siswa

kelas XI MIA 1 MAN Godean Sleman. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah

siswa Kelas XI MIA 1 MAN Godean Sleman yang berjumlah 32 siswa. Hasil

penelitian, Pertama yaitu peningkatan proses tampak pada aspek proses belajar,

keaktifan siswa, perhatian, dan situasi belajar. Peningkatan tersebut terjadi secara

bertahap mulai dari tahap pratindakan, siklus I, dan siklus II. Kedua, peningkatan

hasil dalam keterampilan menulis teks pantun dengan model pembelajaran mencari

pasangan dapat dilihat dari hasil menulis siswa. Pada tahap pratindakan, rata-rata

nilai siswa sebesar 53, 25 dengan keterangan siswa tuntas berjumlah 2 siswa. Pada

siklus I, nilai rata-rata siswa naik menjadi 73,44 dengan keterangan siswa tuntas

berjumlah 16 siswa. Selanjutnya, pada siklus II rata-rata nilai siswa sebesar 88,15

dengan ketuntasan 100% siswa tuntas.42 Perbedaan penelitian ini dengan yang ingin

diteliti oleh peneliti ialah model pembelajaran, pada penelitian milik Arief

Kurniatama ia menggunakan model pembelajaran mencari pasangan bagi siswa,

sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti ialah tidak menggunakan

metode, melainkan menggunakan media, yaitu gambar karikatur. Sementara

persamaannya ialah objek penelitiannya, yaitu pantun.

42 Arief Kurniatama, “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Pantun dengan Model

Pembelajaran Mencari Pasangan Bagi Siswa Kelas XI MIA 1 MAN Godean Sleman”, Skripsi, UNY,

2016.

Page 46: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 17, Ciputat.

Beralamat Jalan Ir. H. Juanda Nomor.21, Rempoa, Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan, Banten 15412. Adapun pelaksanaan penelitian ini

dilaksanakan dari tanggal 26 Maret 2019 sampai dengan 15 Oktober 2019.

B. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya suatu kegiatan atau proses sistematis untuk

memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.1 Cara

atau metode ilmiah berarti kegiatan penelilitian yang didasarkan pada ciri-ciri

keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Peter Woods mengemukakan

“Qualitative research is concerned with life as it is lived, things as they happen,

situasions as they are constructed in the day-to-day, moment-to-moment course of

events”.2 Kutipan tersebut menyatakan bahwa penelitian kualitatif selalu berkaitan

dengan hal-hal yang sering dijalani, seperti hal-hal yang sering terjadi atau situasi

yang dibangun dalam peristiwa sehari-hari, dan dari waktu ke waktu.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif

deskriptif, yaitu penelitian dengan cara menggambarkan objek penelitian pada saat

keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian

dianalisis dan diinterprestasikan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan

pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan pada makna, penalaran, definisi suatu

situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan hal tersebut, penelitian

yang peneliti lakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif.

1 Emzir, Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 3. 2 Peter Woods, Successful Writing for Qualitative Researchers, (New York: Routledge Falmer,

2006), p. 3.

Page 47: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

33

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah 17,

Ciputat yang berjumlah 32 orang, yang terdiri dari 11 Perempuan dan 21 Laki-laki.

Alasan peneliti menjadikan kelas VII C sebagai subjek penelitiannya karena

saran/anjuran dari guru bahasa Indonesia sekaligus kelas ini merupakan kelas

unggul dan kelas yang sangat aktif di antara kelas VII lainnya. Adapun objek

penelitian ini ialah pantun yang ditulis oleh peserta didik kelas VII C SMP

Muhammadiyah 17 tahun pelajaran 2018/2019.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan dalam penelitian untuk menggali

suatu permasalahan-permasalahan yang ada sehingga dapat mengungkap

persoalan-persoalan yang ada.3 Jika peneliti ingin mengumpulkan data, maka

peneliti lebih banyak bergantung pada dirinya sendiri sebagai instrumen (alat

pengumpul data).4 Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan dengan buku Nurgiyantoro, sebagai berikut:

Tabel 3.1:

Rubrik Penilaian Menulis Pantun

(Dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori Burhan Nurgiyantoro) 5

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar

dan jenis yang telah

ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3 Abdul Halim Hanafi, Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan Disertasi,

(Jakarta: Diadit Media Press, 2011), cet. 1, h. 112 4 Ibid., h. 121. 5 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:

BPFE, 2016), h. 470-526.

Page 48: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

34

3. Kekuatan imajinasi

4. Ketepatan diksi dan ejaan

5. Ketepatan dan kemenarikan

isi pantun

Jumlah skor:

Nilai:

Keterangan: 1= Sangat Kurang

2= Kurang

3= Cukup

4= Baik

5= Sangat Baik

Berdasarkan rubrik penilaian di atas, itu merupakan modifikasi dari rubrik

penilaian berdasarkan rangsangan gambar dan rubrik penilaian tugas menulis

puisi (pantun). Namun, pada poin kedua dan kelima tidak termasuk pada kedua

rubrik tersebut, tetapi itu menjadi bagian dari rubrik penilaian karena menurut

peneliti hal tersebut penting dan memiliki kaitan yang sangat erat dalam menilai

suatu tulisan (pantun). Pada poin kedua merupakan bagian penting dalam menulis

pantun karena merupakan kriteria atau ketetapan yang harus ada dalam menulis

pantun, sedangkan pada poin kelima menjadi bagian yang dianggap penting bagi

peneliti karena ketepatan penggunaan kata antar sampiran atau isi sangatlah perlu

agar kata setiap baris memiliki kaitan satu sama lainnya sekaligus dengan

penggunaan kata yang sesuai itu akan membuat pantun tersebut menjadi lebih

menarik.

Tabel 3.2:

Penilaian Aspek Kesesuaian Pantun dengan Gambar dan Jenis Pantun

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian kesesuaian

pantun dengan gambar

dan jenis yang telah

Sangat baik: apabila peserta

didik dapat menulis pantun

yang sesuai dengan gambar, dan

5

Page 49: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

35

ditentukan, berikut aspek

yang dinilai:

a. Pantun yang dibuat

oleh peserta didik

sesuai dengan gambar

yang telah ditentukan;

b. Pantun yang dibuat

sesuai dengan jenis

yang telah ditentukan.

c. Pantun yang dibuat

memiliki tema yang

sesuai dengan jenis

pantun.

jenis yang ditentukan oleh

peneliti serta peserta didik dapat

membuat tema yang sesuai

dengan jenis pantun secara

detail.

Baik: apabila peserta didik

dapat menulis pantun yang

memiliki keterkaitan dengan

gambar, dan jenis yang

ditentukan oleh peneliti serta

peserta didik dapat membuat

tema yang sesuai dengan jenis

pantun.

4

Cukup: apabila peserta didik

dapat menulis pantun yang

sesuai dengan gambar dan

sesuai dengan jenis yang

ditentukan oleh peneliti, namun

tidak dapat membuat tema yang

sesuai dengan jenis pantun.

3

Kurang: apabila peserta didik

mampu menulis pantun yang

sesuai dengan gambar tetapi

tidak sesuai dengan jenis pantun

yang telah ditentukan oleh

peneliti serta tidak menentukan

tema dari jenis pantun tersebut.

2

Sangat Kurang: apabila

peserta didik mampu menulis

pantun, namun tidak sesuai

1

Page 50: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

36

dengan gambar dan jenis pantun

yang telah ditentukan oleh

peneliti serta tidak dapat

menentukan tema dari pantun

tersebut.

Tabel 3.3:

Penilaian Aspek Kesesuaian Pantun dengan Kriteria Pantun

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian aspek kesesuaian

pantun dengan kriteria

pantun yang meliputi:

1. Tiap bait terdiri dari

4 baris;

2. Tiap baris terdiri dari

8-12 suku kata;

3. Sajak yang berirama,

sesuai dengan rumus

penulisan pantun,

yaitu a-b-a-b atau a-

a-a-a;

4. Kedua baris pertama

merupakan sampiran

dan baris ketiga dan

keempat merupakan

isi.

Sangat baik: apabila keempat

aspek tersebut telah terpenuhi

atau ada dalam sebuah pantun.

5

Baik: apabila 3 dari empat

aspek tersebut telah terpenuhi

atau ada dalam sebuah pantun.

4

Cukup: apabila 2 dari empat

aspek tersebut telah terpenuhi

atau ada dalam sebuah pantun.

3

Kurang: apabila 1 dari empat

aspek tersebut telah terpenuhi

atau ada dalam sebuah pantun.

2

Sangat Kurang: apabila

peserta didik tidak dapat

memenuhi keempat aspek

tersebut.

1

Page 51: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

37

Tabel 3.4

Penilaian Aspek Kekuatan Imajinasi

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian aspek kekuatan

imajinasi, meliputi aspek

berikut:

1. Kreativitas

2. Pengembangan ide

yang sesuai dengan

gambar.

3. Imajinasi yang

mengandung hal

baru atau mengikuti

perkembangan

zaman serta kata

yang jarang

digunakan dalam

membuat pantun.

Sangat baik: apabila

kreativitas dan pengembangan

ide peserta didik sangat sesuai

dengan gambar dan memenuhi

kekuatan imajinasi.

5

Baik: apabila kreativitas dan

pengembangan ide peserta

didik sudah sesuai dengan

gambar dan memenuhi

kekuatan imajinasi.

4

Cukup: apabila kreativitas dan

pengembangan ide peserta

didik cukup sesuai atau

berkaitan dengan gambar dan

cukup memenuhi kekuatan

imajinasi.

3

Kurang: apabila kreativitas

dan pengembangan ide peserta

didik cukup sesuai atau

berkaitan dengan gambar, tetapi

tidak memenuhi kekuatan

imajinasi.

2

Sangat Kurang: apabila

kreativitas dan pengembangan

ide peserta didik tidak sesuai

atau berkaitan dengan gambar,

dan tidak memenuhi kekuatan

imajinasi.

1

Page 52: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

38

Tabel 3.5

Penilaian Aspek Ketepatan Diksi dan Ejaan dalam Pantun

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian aspek ketepatan

diksi dan ejaan dalam

pantun meliputi sebagai

berikut:

1. Penggunaan bahasa

yang baik dan baku

2. Kesalahan dalam

menulis ejaan.

Sangat Baik: apabila peserta

didik telah menggunakan ejaan

dan gaya bahasa yang sudah

baku tanpa ada kesalahan

apapun.

5

Baik: apabila peserta didik

telah menggunakan ejaan dan

gaya bahasa yang sudah baku,

namun masih ada 1-2

kesalahan.

4

Cukup: apabila peserta didik

telah menggunakan ejaan dan

gaya bahasa yang sudah baku,

namun masih ada 3-4

kesalahan.

3

Kurang: apabila peserta didik

cukup bisa menggunakan ejaan

dan gaya bahasa yang baku,

namun masih ada 5-6

kesalahan.

2

Sangat Kurang: apabila

peserta didik tidak mampu

menggunakan ejaan dan gaya

bahasa yang baku ‘kesalahan

lebih dari enam’.

1

Page 53: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

39

Tabel 3.6

Penilaian Aspek Ketepatan dan Kemenarikan Isi Pantun

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Ketetapan dan

kemenarikan isi pantun,

meliputi sebagai berikut:

1. Isi pantun yang

memiliki makna yang

dapat diambil oleh

pembacanya

2. Penggunaan kata yang

bervariasi sehingga

pantun menjadi lebih

menarik.

3. Ketepatan kata yang

digunakan antar

sampiran ataupun isi.

Sangat Baik, apabila peserta

didik dapat memenuhi ketiga

kriteria yang meliputi ketepatan

dan kemenarikan isi pantun

secara detail atau dijelaskan

secara lugas.

5

Baik, apabila peserta didik

dapat memenuhi 3 kriteria yang

meliputi ketepatan dan

kemenarikan isi pantun yang

kurang detail.

4

Cukup, apabila peserta didik

dapat memenuhi 2 kriteria

dalam aspek ketepatan dan

kemenarikan isi pantun.

3

Kurang, apabila peserta didik

dapat memenuhi 1 kriteria

dalam aspek ketepatan dan

kemenarikan isi pantun.

2

Sangat Kurang: apabila

peserta didik tidak dapat

memenuhi ketiga kriteria

tersebut dalam aspek ketepatan

dan kemenarikan isi pantun.

1

Rumus untuk menentukan nilai akhir peserta didik dalam kemampuan

menulis pantun sesuai dengan rumus yang ada dalam buku Anas Sudijono, yaitu

sebagai berikut:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100

(Anas Sudijono)6

6 Anas Sidijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 2016), cet. 15, h. 318.

Page 54: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

40

Adapun untuk menentukan kriteria kemampuan menulis pantun dengan

bermacam-macam perolehan, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang sesuai

dengan Burhan Nurgiyantoro, sebagai berikut:

Tabel 3.7

Penentuan Kriteria Skor Terhadap Presentase Nilai Peserta Didik

Menurut Burhan Nurgiyantoro7

Interval Presentase

Tingat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala

Empat Keterangan

1-4 D-A

86-100 4 A Baik Sekali

76-85 3 B Baik

56-75 2 C Cukup

10-55 1 D Kurang

E. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan bahan keterangan atau fakta yang telah dicatat (recorded)

dan dapat di observasi. Saat penelitian bahasa, data yang diperoleh berupa kata-

kata, ucapan, tulisan (prosa, puisi, berita, dan sebagainya), naskah, kurikulum

bahasa, perencanaan bahasa, dan lainnya.8

Pengumpulan data menjadi metodologi selanjutnya. Pengumpulan data

dalam penelitian tentu memiliki cara yang harus dilakukan peneliti karena dalam

mengumpulkan data harus dilakukan sesuai dengan aturan yang menjadi ketepatan

cara pengumpulan data. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan, selalu ada hubungan antara

metode pengumpulan data dengan masalah yang ingin dipecahkan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

sumber, dan berbagai cara. Namun, dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan

7 Nurgiyantoro, op. cit., h. 277 8 Abdul Halim Hanafi, op. cit., h. 123.

Page 55: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

41

data dengan menggunakan sumber data langsung (primer), yaitu data langsung

diberikan kepada peneliti tanpa adanya perantara atau orang lain.

Jadi, teknik pengumpulan merupakan tahapan yang sistematis dan standar

untuk memperoleh atau mendapatkan data yang sesuai dengan masalah yang

peneliti lakukan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono mengemukakan “bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan.”9 Pengamatan (observasi) merupakan

cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat

dan terencana. Objek yang dimaksud di sini dapat berwujud orang (peserta

didik), kegiatan, keadaan, benda, dan lain sebagainya.10

Kegiatan pengamatan ini sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian

karena ia akan memberikan informasi valid yang tidak dapat diperoleh melalui

kegiatan tes.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan atau data dengan tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan responden (peserta didik, guru) dengan melakukan tanya jawab yang

hanya berasal dari pewawancara (sepihak). Kegiatan wawancara ini

menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara (lembar pertanyaan).

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.11

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016),

cet. 23, h. 145. 10 Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 111. 11 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja, 2008), h. 186.

Page 56: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

42

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil”.12

Wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru bidang studi bahasa

Indonesia di SMP Muhammadiyah 17 bertujuan untuk mengetahui

permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menulis

pantun dan media yang pernah digunakan oleh guru mata pelajaran bahasa

Indonesia dalam materi pantun. Selanjutnya, peneliti juga mewawancarai

beberapa peserta didik untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang

sering dialami selama pelajaran bahasa Indonesia terutama materi pantun.

3. Tes

Tes merupakan salah satu alat penilaian untuk melihat hasil proses belajar

peserta didik, apakah telah mencapai tujuan pembelajaran ataukah belum. Oleh

karena itu, salah satu fungsi dari tes ini ialah untuk mengetahui sejauh manakah

usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.13

Berkaitan dengan hal ini, peneliti memberikan tes berupa tes praktik. Tes

praktik ialah tes yang dilakukan siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam

membuat sebuah pantun dengan menggunakan media gambar karikatur. Tingkat

kemampuan peserta didik dapat diartikan sebagai hasil atau keberhasilan yang

diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Peneliti

memberikan tes kepada peserta didik menggunakan tiga jenis pantun, yaitu:

gambar karikatur yang bertema keluarga, sepasang kekasih, dan persahabatan.

Setelah itu, peneliti meminta peserta didik untuk membuat sebuah pantun dari

media gambar karikatur yang telah dibagikan oleh peneliti kepada masing-

masing peserta didik.

12 Sugiyono, op. cit., h. 137. 13 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. 1, h. 1-2.

Page 57: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

43

4. Dokumentasi

Dokumen merupakan salah satu bukti yang berbentuk catatan tertulis

tentang berbagai kegiatan atau peristiwa yang terjadi di waktu yang lalu

(sebelumnya). Dokumen yang dimaksud bukan hanya yang berbentuk tulis, tetapi

semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti juga

disebut dokumen karena dapat dikatakan sebagai sumber informasi tentang

penelitian tersebut.14

Dokumen adalah sebuah data yang ditujukan untuk memperoleh data

langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-

peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter yang merupakan data

relevan dalam penelitian.15

Dokumentasi yang di maksud dalam penelitian ini ialah lembar kerja peserta

didik, data-data, dan foto-foto selama pelaksanaan penelitian ini berlangsung.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah sebuah

data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah untuk

dipahami dan juga bermanfaat dengan tujuan untuk menemukan solusi

permasalahan terutama masalah yang ada dalam sebuah penelitian. Selain itu,

analisis data juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengubah

data hasil dari sebuah penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa

dipergunakan untuk mengambil sebuah kesimpulan.

Bogdan dalam Sugiyono menyatakan bahwa data analysis is the process of

sytematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes,

and other materials that you accumulate to increase your own

understanding of them and to enable you to present what you have

discovered to others. Analsis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah difahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.16

14 W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), cet. 6, h. 123 15 Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: ALFABETA, 2010), cet.8,

h.105 16 Sugiyono, op. cit., h. 244.

Page 58: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

44

Tujuan dari analisis data adalah untuk mendeskripsikan sebuah data

sehingga dapat dipahami, dan juga untuk membuat kesimpulan atau menarik

kesimpulan mengenai karakteristik populasi yang berdasarkan data yang diperoleh

dari sampel, yang biasanya ini dibuat dengan dasar pendugaan dan pengujian

hipotesis.17

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai langkah, yaitu:

1. Data Rediction (Reduksi Data)

Redusi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan kepada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Maka dari itu, data yang diperoleh dari hasil reduksi akan memberikan

gambaran lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah dilakukan reduksi data, maka selanjutnya ialah menyajikan data.

Penelitian kualitatif cenderung penyajian datanya berbentuk teks yang

bersifat naratif. Tujuan dari langkah ini yaitu dapat mempermudah

peneliti untuk memahami sekaligus dapat merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami sebelumnya.

3. Conclusion Drawing/verifikasi

Langkah selanjutnya ialah menarik kesimpulan dan memverifikasi.

Pada penarikan kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap

pengumpulan data tersebut. Namun, apabila kesimpulan awal telah

didukung oleh bukti-bukti yang valid maka dapat dikatakan bahwa

kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel.18

Berkaitan dengan pemaparan di atas, proses analisis data yang dilakukan

oleh peneliti setelah pertemuan di kelas yaitu peneliti mencatat poin-poin penting

17 Rizky, Teknik Analisis Data Kualitatif, Kuantitatif, Menurut para ahli (Lengkap), 2019,

dalam http://pastiguna.com/teknik-analisis-data/#Teknik_Analisis_Data. Diakses pada 29

November 2018 pukul 19.38 WIB. 18 Sugiyono, op. cit., h. 247-252.

Page 59: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

45

saat mulai melakukan penelitian sehingga saat ingin melakukan penjabaran secara

menyeluruh peneliti telah memiliki gambaran terlebih dahulu. Pada waktu

dilakukan pencatatan lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan

pembelajaran di kelas, peneliti akan langsung mencatat poin-poin yang

menggambarkan situasi atau suasana kelas. Pada pelaksanaan penelitian ini, data

yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif atau menggambarkan secara jelas.

Setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan, maka peneliti akan membuat sebuah

simpulan dari hasil penelitiannya tersebut. Begitu juga dengan teknik

pengumpulaan data yang digunakan oleh peneliti sangat memengaruhi tingkat

keberhasilan suatu penelitian. Pengumpulan data yang dimaksud adalah untuk

memperoleh data dan informasi mengenai penggunaan media karikatur dalam

kemampuan menulis pantun pada pembelajaran bahasa Indoenesia.

Page 60: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sekolah

1. Sejarah Singkat SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 17 Ciputat terletak di Jl.

Ir. H. Juanda No. 211 Rt. 4 Rw. 9 Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang

Selatan, Provinsi Banten, Indonesia. Semenjak berdirinya, SMP

Muhammadiyah 17 di kelola langsung oleh Muhammadiyah Cabang Ciputat.

Penerimaan murid baru di SMP Muhammadiyah 17 dimulai pada tanggal 15 Juli

1964 dengan jumlah siswa sebanyak 51 orang. Pada tanggal 10 Oktober 1964

secara resmi SMP Muhammadiyah 17 di resmikan di bekas balai desa Ciputat,

dengan kepala sekolah Drs. Abd. Rahman Partosentono. Pada awal berdirinya

SMP Muhammadiyah 17 memakai nama SMPM, karena keadaan masyarakat

Ciputat pada saat itu belum bersimpati penuh terhadap organisasi

Muhammadiyah.

Pada tahun 1965 nama SMPM berubah menjadi SMP Muhammadiyah

I7, dan pada tahun yang sama atas usul Pimpinan Muhammadiyah ranting

Rempoa Adnan Thaher, SMP Muhammadiyah 17 dipindahkan ke desa Rempoa.

2. Profil SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda, No. 211 Rempoa, Ciputat

Timur

Kode Pos : 15412

Kelurahan : Rempoa

Kecamatan : Ciputat Timur

Kabupaten/Kota : Tangerang Selatan

Provinsi : Banten

Telepon : (021) 7401364

Nama Yayasan (Bagi Swasta) : Majelis Pendidikan Dasar dan Menegah

Cabang Ciputat Timur

Page 61: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

47

Email :

[email protected]

NSS : 202280310003

NSM : 204020417053

NDS : 2002040011

NPSN : 20603576

Jejang Akreditasi : Terakreditasi “A”

Tahun Didirikan : 10 Oktober 1964

Tahun Beroperasi : 10 Oktober 1964

3. Visi, Misi, Tujuan, dan Moto SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Visi

“Terunggul dalam prestasi, teladan dalam bersikap dan bertindak, konsisten

dalam menjalankan ajaran agama”.

Misi

1. Mewujudkan peningkatan kualitas/mutu lulusan.

2. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama

Islam.

3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong, dan cinta tanah

air.

4. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA/SMK

negeri.

5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan.

Tujuan

1. Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik.

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan minat

dan bakat peserta didik.

3. Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta didik.

Page 62: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

48

4. Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat

yang mandiri dan berguna.

5. Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih

lanjut.

Moto

“Cerdas, berkualitas, berakhlakul karimah”

4. Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.1

Daftar Guru di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

No Nama Jabatan

Struktural Jurusan Guru

1 Drs. Sayuti

Sufriatna, Mm

Kepala

Sekolah

Magister

Manajemen

IPS Terpadu

2

Drs. H.

Ahmad

Mulyadi

Wakasek

Bidang

Kurikulum

Sejarah Dan

Budaya Islam

IPS Terpadu

3

Tatang

Setiawan, S.Pd.

Wakasek

Bidang

Kesiswaan

Matematika

MTK

4 Drs. Sobari

Wakasek

Bidang

Ismuba

Peradilan

Agama

PKN

5 Maryadi Hm,

Se. Mm

Wakasek

Bidang

Humas

Magister

Manajemen

Bimbingan

Konseling

6

Amir

Mahmud,

S.Pd.

Guru Ilmu

Pendidikan

PKN

7 Hj. Latifah,

S.Ag. Guru

Pendidikan

Agama Islam

PAI

8 Hj. Diana Dewi,

S.Pd. Guru Bahasa Inggris

Bahasa

Inggris

9 Dra. Nurida Guru Pendidikan

Agama Islam

PAI

10 Didah

Nuryatin, S.Pd. Guru Bahasa Inggris Bahasa

Inggris

Page 63: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

49

11 Muhtar, S.Pd.I Guru Pendidikan

Agama Islam PAI

12 Nurlita

Marya, S.Pd. Guru

IPS IPS Terpadu

13 Sholihin, S.Pd Guru Mu'alimin

Muhammadiyah Prakarya

14 Dra. Kasrah Guru Bahasa Indonesia Bahasa

Indonesia

15

Muhamad

Pahrudin,

S.Pd

Guru/Kep.

Lab. Ipa

Pendidikan

Biologi

IPA

Terpadu

16

Ely

Rahmawati,

S.Pd

Guru Bahasa Indonesia Bahasa

Indonesia

17

Nur Esa

Prasetio,

S.Hum

Guru/ Pemb.

Ipm

Sarjana

Humaniora Seni Budaya

18 Muhamad

Tantowi, Ss Guru

Bahasa Dan

Sastra Inggris

Bahasa

Inggris

19

Tomi

Nurdamarsah,

S.Pd

Guru/Kep.

Perpustakaan

Pendidikan

Sejarah

Kemuhamm

adi

yahan

20 Fitaya

Qurrotu Aini Guru Psikologi

Bimbingan

Konseling

21

Deni

Kurniawan,

S.Pd

Guru Ilmu

Keolahragaan Penjaskes

22 Surya

Dwiguna Guru

Sains Tek / Teknik

Informatika TIK

23 Woelan

Saradifa, S.Pd Guru Piket

Tarbiyah/Ilmu

Pengetahuan

Sosial

Guru Piket

24 Ahmad

Akbar, S.Pd

Staf

Perpustakaan

Ilmu

Pendidikan Sosial

Staf

Perpustakaan

25

Irma

Rahmaniar,

S.Pd

Guru Pendidikan

Matematika Matematika

26 Herlina, S.Pd Guru Bahasa

Indonesia

27 Evi Puspita,

S.Pd Guru

IPA

Terpadu

Page 64: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

50

28 Endar Arifin,

S.Pd Guru Matematika

29 Siti Badriyati

Chaniago Guru Bahasa Arab

Tabel 4.2

Daftar Tenaga Kependidikan di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

No Nama Tempat Nbm Nuptk Jabatan

Struktural

1

Muhamad Ali

Jafar Sidiq,

Shi

Brebes 121499

0

Kepala Tata

Usaha

2 Rosmaida

Tumanggor Napasingkam 943197

54567456

46300012

Bendahara

Sekolah

3 Upi Mayang

Sari, Se Jakarta

121499

1

Staf

Administrasi

4

Muhammad

Azka Adrian

Basuni

Jakarta Staf

Administrasi

5 Hilda Ayuni

Syam Jakarta,

Staf

Perpustakaan

6 Surawan Madiun, Caraka

7 Paing Boy Pemalang, Caraka

8 Ade Setiawan Subang, Scurity

Tabel 4.3

Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII A 21 11 32

2 VII B 22 10 32

3 VII C 21 11 32

4 VII D 21 9 30

Page 65: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

51

5 VIII A 18 13 31

6 VIII B 18 14 32

7 VIII C 19 13 32

8 VIII D 18 14 32

9 XI A 19 16 35

10 XI B 20 15 35

11 XI C 20 14 34

12 XI D 19 15 34

TOTAL 236 155 391

5. Kurikulum

Adapun kurikulum yang digunakan pada SMP Muhammadiyah 17

dalam proses belajar mengajar ialah: pada kelas tujuh sekolah ini menggunakan

kurikulum 2013, tetapi pada kelas delapan dan sembilan ia masih

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

B. Deskripsi Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, pada

tahun ajaran 2018/2019 semester Genap. Penelitian ini dilukukan di kelas VII C

dengan jumlah peserta didik 32 orang.

Pada tahap ini, peneliti mulai melakukan observasi di sekolah tersebut.

Sekolah ini merupakan sekolah tempat peneliti melakukan PLP (Praktik

Lapangan Persekolahan). Maka dari itu, peneliti dapat dikatakan dengan mudah

untuk meminta izin dengan kepala sekolah untuk melakukan penelitian. Namun,

peneliti tetap datang ke sekolah untuk bertemu kepala sekolah sekaligus

memberikan surat penelitian. Selain menghubungi kepala sekolah, peneliti juga

menghubungi guru bahasa Indonesia di kelas VII.

Alasan peneliti memilih kelas VII C karena merupakan rekomendasi

dari guru bahasa Indonesia yang menurutnya kelas tersebut merupakan kelas

yang paling aktif jika dibandingkan dengan ketiga kelas lainnya.

Page 66: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

52

Setelah peneliti mendapat izin dan persetujuan dari kepala sekolah dan

guru bahasa Indonesia, peneliti langsung melakukan penelitian di kelas tersebut.

penelitian di kelas dilaksanakan dua kali yaitu pada 11 April 2019 dan 15 April

2019. Pada pertemuan pertama, peneliti menjelaskan materi tentang pantun.

Selain menjelaskan materi, peneliti juga menguji kemampuan menulis peserta

didik guna untuk melihat kemampuan menulis pantun siswa secara umum.

Setelah selesai melakukan praktik, peneliti kemudian membahas sedikit hal yang

berhubungan dengan pertemuan berikutnya, yaitu membuat pantun dari media

gambar “karikatur”. Hal itu dilakukan supaya peserta didik memiliki gambaran

tentang kegiatan yang akan dilakukan berikutnya.

Pada pertemuan kedua, peneliti memberikan gambar karikatur secara

tersusun kepada peserta didik sesuai dengan jenis yang telah ditentukan, yaitu

pantun kasih sayang, pantun jenaka, dan pantun nasihat. Gambar dibagikan

secara tersusun agar peserta didik yang berdampingan tidak mendapatkan

gambar atau jenis pantun yang sama. Cara ini digunakan agar data yang

diperoleh tidak memiliki kesamaan antar peserta didik. Setelah peneliti selesai

memberikan gambar “karikatur”, peserta didik kemudian dituntut untuk

membuat pantun di lembar jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Namun,

sebelum membuat pantun siswa harus menentukan tema apa yang akan ia bahas

dalam pantun tersebut, misalnya jenis pantun berkasih-kasih dengan tema

“pasangan” atau lain sebagainya.

Upaya pengumpulan data ini ialah untuk memperoleh kemampuan

peserta didik dalam membuat pantun menggunakan media karikatur. Peneliti

melakukan tes praktik menulis pantun kepada seluruh peserta didik yang hadir

pada saat pelaksanaan. Peserta didik diberikan waktu mengerjakan sekitar empat

puluh menit.

C. Analisis Kemampuan Menulis Pantun Peserta Didik Kelas VII C

Berikut merupakan hasil analisis data peserta didik dalam menulis

pantun dengan menggunakan media gambar karikatur. Analisis menulis

Page 67: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

53

pantun terdiri dari beberapa kategori, yaitu (sangat kurang, kurang, cukup,

baik, dan sangat baik).

Tabel 4.4

Analisis Kemampuan Menulis Pantun Peserta Didik Kelas VII C

Nama : Agung Mulyadi

Kelas : VII C

Tema : Pasar malam (jenaka)

Kode : JPNTN (2)

Baju item celana Hitam

Belinya di pasar malam

Kalo ada yang ngajak Berantem

gue hajar sampe merem

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

16

16

25× 100 = 64

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Agung memperoleh nilai

64 yang termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaan pertama, yaitu aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis

yang telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Agung memperoleh

skor 3 (cukup). Hal tersebut dibuktikan dari pantun yang dibuat oleh Agung telah

Page 68: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

54

sesuai dengan unsur yang ada dalam gambar, yaitu Agung mampu

menyesuaikan tema dan pantun yang ia buat sesuai dengan gambar. Ini dapat

dibuktikan dari baris ketiga dari pantun ‘kalo ada yang ngajak berantem’, dari

kata tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pantun ini memiliki kesesuaian

dengan gambar. Salah satu yang dapat diartikan dari gambar tersebut ialah

seakan-akan mengolok-olok lawan bicaranya ataupun saling menantang.

Namun, dari kelebihan pada poin kesesuaian pantun dengan gambar, pantun ini

juga memiliki kekurangan pada kesesuaian tema yang menyebabkan poin yang

dapat diperoleh hanya 3. Tema pantun yang dibuat oleh Agung dapat dikatakan

tidak sesuai dengan gambar maupun isi pantun. Tema yang di ambil oleh Agung

adalah “pasar malam”.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Agung memperoleh skor 4 (baik), dapat dikatakan baik karena

pantun yang dibuat oleh Agung telah memenuhi tiga kriteria pantun yang telah

ditentukan, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, sajak yang berirama dan sesuai

dengan rumus penulisan pantun, yaitu a-a-a-a, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi, sedangkan

pada poin tiap baris terdiri dari suku kata 8-12 tidak dapat terpenuhi dalam

pantun ini karena pada baris ke empat hanya ada tujuh suku kata. Hal ini terlihat

pada baris kempat yang hanya ada 7 suku kata saja.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 4 (baik), pantun Agung tergolong dalam baik karena ia dapat

mengembangkan kreativitasnya dan dapat menuangkan ide yang memiliki

keterkitan dengan gambar yang telah diberikan oleh peneliti, kekuatan imajinasi

terlihat pada baris ketiga dan keempat. Hal tersebut dikatakan kuat karena

menurut peneliti isi baris tersebut termasuk hal yang baru dan tergolong

kekuatan imajinasi yang dimiliki oleh peserta didik.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Agung mendapat skor 1 (sangat kurang) karena masih

banyak penggunakan ejaan yang tidak benar dan gaya bahasa yang kurang baku.

Kesalahan yang ada dalam pantun ini lebih dari enam. Selanjutnya, gaya bahasa

Page 69: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

55

yang kurang baku terlihat pada kata hitam yang ditulis item, kata kalau ditulis

kalo, kata sampai ditulis sampe, dan kata ‘ngajak; juga tergolong kata yang tidak

baku. Kata baku dari kata ‘ngajak’ ialah ajak atau mengajak. Selanjutnya,

penulisan ejaan yang tidak tepat terlihat pada awal baris dan tengah, yakni huruf

“g” pada kata gue ditulis menggunakan huruf kecil, di mana seharusnya

menggunakan huruf kapital, dan kata ini juga merupakan kata sapaan atau

cakapan yang tidak formal (gaul), serta kesalahan ejaan pada kata “Hitam dan

Berantem” yang seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil karena berada pada

akhir kalimat.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Agung mendapatkan skor 4 (baik) karena peserta didik dapat

memenuhi ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun

yang kurang detail. Kurang detail yang dimaksud ialah pada poin pertama yakni

makna yang dapat diperoleh dalam pantun ini, yaitu kurang tergambarkan secara

langsung, tetapi peneliti menyimpulkan maknanya ialah jika ada seseorang (A)

yang berlaku kurang baik kepada seseorang (B), maka orang B bisa melakukan

hal yang lebih kurang baik pula kepada orang A tersebut begitu juga sebaliknya,

tetapi, makna yang terdapat pada poin ini sebenarnya tidak baik untuk dijadikan

contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Dari hasil penilaian tersebut, Agung menunjukkan tidak mendapatkan

skor 5 (sangat baik), namun masih ada beberapa poin yang memperoleh 4 (baik).

Maka dari itu, poin 4 itu dapat digolongkan ke dalam kelebihan karena temasuk

ke dalam kategori baik. Sedangkan kelemahannya terlihat pada ketepatan diksi

dalam pantun dengan memperoleh skor 1 (sangat kurang). Penyebab ia

mendapatkan 1 poin pada ketepatan diksi dan ejaan karena masih banyak

menggunakan kata yang tidak baku dalam tulisan yang ia buat dengan kata lain

menggunakan bahasa sehari-hari.

Page 70: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

56

Nama : Trio Sugiarto

Kelas : VII C

Tema : Mendoakan Ibu (nasihat)

Kode : JPNTN (7)

Jalan-jalan ke jombang

Jangan lupa beli duku

Kalau ada umur panjang

aku akan mendoakan ibuku

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

19

19

25× 100 = 76

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Trio memperoleh nilai 76

yang termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Trio memperoleh skor 5

(sangat baik) karena pantun yang Trio buat sesuai dengan gambar yang diberikan

oleh peneliti dan ia dapat menentukan tema yang sesuai dengan gambar tersebut.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Trio memperoleh skor 4 (baik), dapat dikatakan baik karena

hanya 3 dari empat aspek tersebut yang terpenuhi atau ada dalam sebuah pantun.

Adapun aspek yang tidak tepat atau terpenuhi yaitu pada aspek poin kedua, yang

Page 71: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

57

mana seharusnya tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, tetapi pada baris pertama

hanya terdapat tujuh suku kata. Selanjutnya, sajak ini berirama a-b-a-b, dan

kedua baris pertama merupakan sampiran dan baris ketiga merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 3 (cukup), pantun Trio tergolong dalam cukup karena ia dapat

mengembangkan kreativitasnya dan dapat menuangkan ide yang cukup

berkaitan dengan gambar dan cukup memenuhi kekuatan imajinasi. Kekuatan

imajinasi terlihat pada baris kedua, yaitu kata duku. Hal ini dikatakan kuat

karena peserta didik dapat berpikir secara lebih luas yang tidak hanya ada dalam

lingkup sekolahnya saja, namun ia mampu mengembangkan imajinasinya di luar

lingkungan sekolahnya.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Trio mendapat skor 4 (baik) karena telah menggunakan

gaya bahasa yang sudah baku, namun masih ada satu kesalahan dalam penulisan

ejaan. Hal ini terlihat pada awal baris keempat, yakni Trio menuliskan huruf ‘a’

dengan huruf kecil yang seharusnya ditulis kapital karena terletak diawal.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Trio mendapatkan skor 3 (cukup) karena peserta didik dapat

memenuhi dua kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun.

Kriteria yang tidak dipenuhi ialah penggunaan kata yang bervariasi. Hal ini dapat

dibuktikan pada baris ketiga dan keempat yang merupakan isi, di mana kata

tersebut sudah sering digunakan pada penyampaian pantun dalam kehidupan

sehari-hari atau dapat dikatakan kurang menarik.

Trio menunjukkan kelebihan pada kesesuaian dengan gambar dan jenis,

dapat dilihat bahwa ia memperoleh skor 5 pada aspek penilaian tersebut. Namun,

pada empat aspek lainnya ia mendapatkan skor 4 dan tiga. Kelemahannya dapat

dilihat pada aspek penilaian kekuatan imajinais dan ketepatan dan kemenarikan

isi pantun, karena pada kedua aspek itu ia memperoleh skor 3 atau tergolong

dalam kategori cukup.

Page 72: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

58

Nama : Falah Andrian

Kelas : VII C

Tema : Cinta Guru (nasihat)

Kode : JPNTN (8)

ada coca-cola di dekat bazar

ketemu burung kakak tua

di sekolah enaknya belajar

cintai guru sampai tua

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

21

21

25× 100 = 84

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Falah memperoleh nilai 84

yang termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Falah memperoleh skor 5

(sangat baik) karena pantun yang Falah buat sesuai dengan gambar dan jenis

yang ditentukan oleh peneliti dan ia juga dapat menentukan tema yang sesuai

dengan gambar tersebut. Dikatakan sesuai dengan gambar karena dalam pantun

masih didukung oleh penggunaan kata ‘sekolah’ karena dalam gambar yang

disediakan ada gambar sekolah yang berada tepat dibelakang peserta didik dan

guru. Selain itu, Falah juga mampu membuat tema yang sesuai dengan isi dari

Page 73: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

59

pantun yang ia buat, yaitu ‘cintai guru’, kata ini terlihat pada baris terakhir pada

pantun.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Falah memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

poin ini dapat dilihat dari baris pertama yang terdiri dari 11 suku kata, baris

kedua terdiri dari 9 suku kata, baris ketiga terdiri dari 10 suku kata, dan baris

keempat terdiri dari 8 suku kata. selanjutnya sajak ini berirama a-b-a-b, dan

kedua baris pertama merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat

merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 4 (baik), pantun Falah tergolong dalam baik karena ia dapat

mengembangkan kreativitasnya dan dapat menuangkan ide yang sudah sesuai

dengan gambar dan memenuhi kekuatan imajinasi. Kekuatan imajinasi terlihat

pada sampiran pantun yaitu penggunaan kata cola-cola dan dilanjutkan di baris

berikutnya. Hal ini dikatakan kuat karena peserta didik dapat berpikir secara

lebih luas yang tidak hanya ada dalam lingkup sekolahnya saja, namun ia mampu

mengembangkan imajinasinya dengan hal-hal yang ada dalam lingkungan

sehari-harinya.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Falah mendapat skor 3 (cukup) karena telah

menggunakan gaya bahasa yang sudah baku, namun masih ada 4 kesalahan

dalam penulisan huruf kapital, hal ini terlihat pada tiap awal pantun yang mana

kata tersebut seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital, tetapi Falah

menggunakan huruf kecil.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Falah mendapatkan skor 4 (baik) karena ia dapat memenuhi ketiga

kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun. Selain itu, makna

yang ingin disampikan dalam pantun tersebut dapat dipahami dengan mudah

Page 74: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

60

karena Falah langsung menggambarkan pesan apa yang ingin ia sampaikan,

yaitu sebagai peserta didik haruslah selalu mencintai (menghormati) guru.

Falah menunjukkan kelebihannya pada bagian kekuasaan dengan gambar

dan jenis serta kesesuaian dengan kriteria pantun, sedangkan kelemahan dalam

pantun ini terlihat pada ketepatan diksi dan ejaan yang masuk pada kategori

cukup.

Nama : Salsa Salamah

Kelas : VII C

Tema : Perhatikan guru saat sedang menjelaskan (nasihat)

Kode : JPNTN (6)

di atas pohon ada seekor tupai

yang sedang mencari makan

Jika ingin menjadi anak pandai

Perhatikan guru jika sedang menjelaskan

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

23

23

25× 100 = 92

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Salsa memperoleh nilai 92

yang termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Page 75: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

61

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Salsa memperoleh skor 5

(sangat baik) karena pantun yang Salsa buat sesuai dengan gambar dan jenis

yang ditentukan oleh peneliti dan ia juga dapat menentukan tema yang sesuai

dengan gambar tersebut. Dikatakan sesuai dengan gambar karena pantun

tersebut sangat sesuai dengan gambar yang diberikan oleh peneliti, gambar

tersebut memperlihatkan seorang guru yang sedang menjelaskan materi

pelajaran, sekaligus ia mampu menentukan tema yang tepat dengan gambar,

yaitu “Perhatikan guru saat sedang menjelaskan”.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Salsa memperoleh skor 4 (baik), dapat dikatakan baik karena

hanya tiga dari empat aspek yang telah terpenuhi atau ada dalam sebuah pantun,

yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, sajak yang berirama a-b-a-b, dan kedua baris

pertama merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi,

sedangkan yang tidak terpenuhi ialah tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata karena

pada baris keempat terdapat 14 suku kata, artinya melebihi kriteria yang telah

ditentukan atau yang ada dalam penulisan pantun.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 5 (sangat baik), pantun Salsa tergolong dalam kategori sangat

baik karena ia dapat mengembangkan kreativitasnya dan dapat menuangkan ide

yang sudah sesuai dengan gambar dan memenuhi kekuatan imajinasi. Kekuatan

imajinasi terlihat pada sampiran pantun yaitu penggunaan kata ‘tupai’ dan sangat

berkaitan dengan sampiran berikutnya. Hal ini dikatakan kuat karena peserta

didik dapat berpikir secara lebih luas yang tidak hanya ada dalam lingkup

sekolahnya saja atau yang ada pada gambar, namun ia mampu mengembangkan

imajinasinya dan kreativitasnya yang sangat sesuai dengan gambar.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Salsa mendapat skor 4 (baik) karena ia telah

menggunakan gaya bahasa yang sudah baku, namun ada dua kesalahan dalam

penulisan huruf kapital pada awal baris. Hal ini terlihat pada awalan huruf “d

Page 76: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

62

dan y” yang seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital karena berada pada

awal baris, yaitu pada baris pertama dan baris kedua.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Salsa mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena ia dapat memenuhi

ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun secara detail.

Selain itu, makna yang ingin disampikan dalam pantun tersebut dapat dipahami

dengan mudah karena Salsa langsung menggambarkan pesan apa yang ingin ia

sampaikan, yaitu jika seseorang ingin menjadi anak yang pandai atau ingin

memahami materi pelajaran dengan baik, maka perhatikan di saat guru sedang

menjelaskan atau menyempaikan materi. Tidak hanya itu, pantun ini juga

menggunakan kata yang sesuai atau tepat antar sampiran maupun isi.

Salasa menunjukkan kelebihannya pada 3 aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar dan jenis, kekuatan imajinasi, dan ketepatan dan

kemenarikan isi pantun, sedangkan kelemahannya dapat dikatakan tidak ada,

karena pada poin kedua dan keempat Salsa mendapatkan skor 4 yang tergolong

dalam kategori baik.

Nama : Muhammad Adrian R.

Kelas : VII C

Tema : Sepeda (nasihat)

Kode : JPNTN (7)

Sore-sore jam tiga

Jalanxx naik sepeda

biar kita gembira

marilah kita berolah raga

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

Page 77: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

63

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor: 20

Nilai: 20

25× 100 = 80

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Adrian memperoleh nilai

80 yang termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Adrian memperoleh skor 5

(sangat baik) karena pantun yang Adrian buat sesuai dengan gambar dan jenis

yang ditentukan oleh peneliti dan ia juga dapat menentukan tema yang sesuai

dengan gambar tersebut. Dikatakan sesuai dengan gambar karena pantun

tersebut menggunakan kata ‘sepeda’, di mana pada gambar memperlihatkan

seorang ibu yang sedang mengendarai sepeda, sekaligus ia mampu menentukan

tema yang sangat tepat dengan gambar yang telah ditentukan. Tema yang Adrian

buat ialah “sepeda”.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Adrian juga memperoleh skor 4 (baik), dapat dikatakan baik

karena hanya tiga aspek yang terpenuhi atau ada dalam pantun, yaitu tiap bait

terdiri dari 4 baris, sajaknya berirama a-a-a-a, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi, sedangkan

pada aspek ‘tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata’ tidak dapat dipenuhi oleh

Adrian, karena pada baris pertama dan ketiga hanya terdapat tujuh suku kata,

yang artinya tidak memenuhi kriteria yang telah ada.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 5 (sangat baik), pantun Adrian tergolong dalam kategori

sangat baik karena ia dapat mengembangkan kreativitasnya, dapat menuangkan

ide yang sudah sesuai dengan gambar, dan memenuhi kekuatan imajinasi.

Kekuatan imajinasi terlihat pada sampiran maupun pada isi pantun karena ia

Page 78: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

64

mampu membuat pantun yang masih memiliki keterkaitan dengan isi pantun

yang terlihat pada sampiran baris kedua dan isi baris keempat.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Adrian mendapat skor 3 (cukup) karena ia telah

menggunakan gaya bahasa yang sudah baku, namun ada empat kesalahan dalam

penulisan ejaan, yaitu kata ‘olahraga’ dengan imbuhan ber- yang ditulis berolah

raga (yang seharusnya ditulis secara sambung/serangkai), penulisan jalan-jalan

yang disingkat menjadi jalanxx, dan penggunaan huruf kecil pada awal baris

ketiga dan keempat yang seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Adrian mendapatkan skor 3 (cukup) karena ia dapat memenuhi 2

kriteria dalam aspek ketepatan dan kemenarikan isi pantun, yaitu isi pantun yang

memiliki makna yang dapat diambil oleh pembacanya dan penggunaan kata

yang bervariasi sehingga pantun menjadi lebih menarik, tetapi pada poin ketiga

yaitu ketepatan kata yang digunakan antar sampiran dan isi masih tergolong

kurang tepat karena penggunaan kata yang dipakai kurang memiliki keterkaitan

antar satu sama lainnya atau kurang tepat. Hal ini terlihat antar sampiran baris

satu maupun kedua, begitu juga pada isi baris ketiga, yaitu penggunaan “biar hati

gembira kemudian diikuti pada baris keempat yakni marilah kita berolahraga”.

Ardian menunjukkan kelebihannya pada 2 aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar dan jenis dan kekuatan imajinasi, sedangkan

kelemahannya terlihat pada poin ketepatan diksi dan ejaan ketepatan serta

kemenarikan isi pantun karena tergolong dalam kategori cukup. Namun, pada

poin kesesuaian dengan kriteria pantun tidak dapat dikatakan kelemahan karena

mendapatkan skor 4 atau tergolong dalam kategori baik.

Page 79: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

65

Nama : Dewa Pratama

Kelas : VII C

Tema : Teman (berkasih-kasih)

Kode : JPNTN (4)

Si Dilan lagi di taman

Dengan Milea berduaan

Lebih baik kita berteman

Daripada kita berpacaran

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

25

25

25× 100 = 100

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Dewa memperoleh nilai

100 yang tergolong dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Dewa memperoleh skor 5

(sangat baik) karena pantun yang Dewa tulis sangat sesuai dengan gambar, dan

jenis yang ditentukan oleh peneliti serta peserta didik dapat membuat tema yang

sesuai dengan jenis pantun. Tema yang dibuat oleh Dewa ialah ‘teman’, kata ini

tercantum dalam pantun pada baris ke 3, yaitu isi. Dewa membuat tema yang

sangat sesuai dengan isi atau makna yang ingin ia sampaikan dari pantun

tersebut.

Page 80: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

66

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Dewa juga memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan

sangat baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam

sebuah pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku

kata, di mana pada baris pertama terdiri dari 8 suku kata, baris kedua terdiri dari

8 suku kata, baris ketiga terdiri dari 9 suku kata, dan pada baris keempat terdiri

dari 10 suku kata. Selanjutnya, sajak yang berirama dan sesuai dengan rumus

penulisan pantun, yaitu a-a-a-a, dan kedua baris pertama merupakan sampiran

dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 5 (sangat baik), pantun Dewa tergolong dalam kategori sangat

baik karena ia dapat mengembangkan kreativitasnya dan dapat menuangkan ide

yang sudah sesuai dengan gambar dan memenuhi kekuatan imajinasi. Kekuatan

imajinasi dan kreativitasnya terlihat pada sampiran karena ia mampu

menggunakan sampiran dengan mengikuti zaman. Hal ini terlihat pada

penggunaan kata ‘Dilan dan Milea’. Kedua kata tersebut merupakan nama tokoh

yang berada dalam sebuah film yang terkenal dalam lingkungan masyarakat

terutama dalam lingkup remaja.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Dewa mendapat skor 5 (sangat baik) karena ia telah

menggunakan gaya bahasa yang sudah baku dan tidak ada kesalahan dalam

penulisan ejaan.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Dewa mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena ia dapat memenuhi

ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun secara detail.

Dikatakan tepat dan menarik karena pantun tersebut menggunakan sampiran

yang sangat menarik seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya,

sedangkan ketepatan ialah ketepatan penggunaan antar sampiran dan isi, kedua

hal ini dibuktikan ketika pantun tersebut dibaca. Selain itu, pesan yang ingin

disampaikan dalam pantun ini dianggap oleh peneliti tersirat dalam baris ketiga

dan keempat. Adapun pesan yang ingin disampaikan adalah hubungan atau

Page 81: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

67

status pertemanan sangat berarti dibandingkan dengan status percintaan.

Artinya, ia tidak ingin menghancurkan hubungan pertemanannya dengan cara

mengubah statusnya tersebut menjadi ‘sepasang kekasih’.

Dewa menunjukkan kelebihannya pada kelima aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar dan jenis, kesesuaian dengan kriteria pantun, dan

kekuatan imajinasi, ketepatan diksi dan ejaan ketepatan serta ketepatan dan

kemenarikan isi pantun. Kelima aspek penilain tersebut dapat capai dengan baik.

Pantun ini sangat didukung oleh aspek kekuatan imajinasi Dewa karena ia

mampu menggunakan kata dan ide yang tergolong baru.

Nama : Candra Setyawan

Kelas : VII C

Tema : Berpacaran tidak muhrim jika menikah langsung muhrim

(berkasi-kasih)

Kode : JPNTN (4)

Jalan-jalan beli gorengan

berdoa jika ada musibah

Janganlah engkau pacaran

lebih baik langsung menikah

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

20

20

25× 100 = 80

Page 82: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

68

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Candra memperoleh nilai

80 yang termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Candra memperoleh skor 4

(baik) karena pantun yang Candra tulis memiliki keterkaitan dengan gambar, dan

jenis yang ditentukan oleh peneliti serta mampu membuat tema yang sesuai

dengan jenis pantun. Hal yang mendasari pantun ini tergolong pada skor 4 karena

penetapan tema yang kurang tepat atau tidak efisien, yaitu ‘berpacaran tidak

muhrim jika menikah langsung muhrim’. Tema yang dibuat oleh Candra

sangatlah panjang sehingga di saat dibaca terdengar kurang menarik.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Dewa memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yakni pada baris pertama terdapat 9 suku kata, baris kedua 9 suku kata, baris

ketiga 8 suku kata, dan baris keempat 9 suku kata, dan sajak yang berirama a-b-

a-b serta kedua baris pertama merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat

merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 3 (cukup), pantun Candra tergolong dalam kategori cukup

karena ia mampu mengembangkan kreativitas dan mengembangan idenya cukup

sesuai atau berkaitan dengan gambar dan cukup memenuhi kekuatan imajinasi.

Kekuatan imajinasi digambarkan oleh Candra melalui sampiran baris satu dan

kedua. Namun, sampiran ini dianggap oleh peneliti kurang memiliki keterkaitan

sehingga hal tersebut menjadi salah satu yang mendasari pantun yang dibuat oleh

Candra mendapat skor 3.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Candra mendapat skor 4 (baik) karena ia telah

menggunakan gaya bahasa yang sudah baku, namun masih ada dua kesalahan

Page 83: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

69

dalam penulisan ejaan. Hal ini terlihat pada bagian awal penulisan yaitu

penggunaan huruf kecil yang harusnya kapital pada huruf ‘b’ dan ‘l’.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Candra mendapatkan skor 4 (baik) karena ia dapat memenuhi ketiga

kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun secara kurang

detail. Dikatakan kurang detail karena pantun tersebut menggunakan sampiran

yang dianggap oleh penulis kurang memiliki keterkaitan dengan gambar serta

kurangnya penggunaan kata yang bervariasi sehingga menyebabkan pantun

tersebut kurang menarik saat dibaca. Peneliti memberikan skor 4 karena

menganggap bahwa pantun ini masih dapat tergolong dalam ketiga kriteria yang

telah ditentukan, walaupun masih kurang tepat.

Candra menunjukkan kelebihannya pada 1 aspek penilaian, yaitu pada

kesesuaian dengan kriteria pantun, sedangkan yang termasuk kelemahan dalam

pantun ini terlihat pada aspek kekuatan imajinasi.

Nama : M. Hafizh Qusoyi

Kelas : VII C

Tema : -- (nasihat)

Kode : JPNTN (6)

Jalan-Jalan ke pasar baru

Jangan lupa membeli pir

hormatilah ibu guru

agar kamu selalu pintar

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

Page 84: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

70

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

16

16

25× 100 = 64

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Hafizh memperoleh nilai

64 yang termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Hafizh memperoleh skor 3

(cukup) karena pantun yang Hafizh tulis sesuai dengan gambar dan sesuai

dengan jenis yang ditentukan oleh peneliti, namun ia tidak dapat membuat tema

dari jenis pantun yang telah ditentukan. Hal yang mendasari pantun ini tergolong

pada skor 3 ialah Hafizh tidak membuat tema dari gambar yang telah diberikan

sehingga peneliti menyimpulkan bahwa Hafizh tidak mampu membuat tema.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Hafizh memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yakni pada baris pertama terdapat sembilan suku kata, baris kedua ada delapan

suku kata, baris ketiga delapan suku kata, dan baris keempat ada sembilan suku

kata, dan sajak yang berirama a-b-a-b serta kedua baris pertama merupakan

sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 3 (cukup), pantun Hafizh tergolong dalam kategori cukup

karena ia mampu mengembangkan kreativitas, mengembangan ide yang sesuai

atau berkaitan dengan gambar, dan cukup memenuhi kekuatan imajinasi. Pantun

ini dapat dikatakan cukup memenuhi kekuatan imajinasi karena ia mampu

menggunakan kata yang tidak ada di lingkungan sekolah atau pada saat proses

belajar menulis pantun tersebut. Ini digambarkan pada bagian sampiran, yaitu

Page 85: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

71

‘jalan-jala ke pasar baru, jangan lupa membeli pir’. Hafizh mampu memikirkan

hal yang ada dalam lingkup pasar, salah satunya yaitu buah ‘pir’.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Hafizh mendapat skor 3 (cukup) karena ia telah

menggunakan gaya bahasa yang baku, namun masih ada tiga kesalahan dalam

penulisan ejaan. Kesalahan ini terdapat pada bagian awal kata yang seharusnya

ditulis dengann huruf kapital, tetapi Hafizh menulis menggunakan huruf kecil,

yaitu pada huruf ‘h’ dan ‘a’.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Hafizh mendapatkan skor 2 (kurang) karena ia hanya mampu

memenuhi satu kriteria dalam aspek ketepatan dan kemenarikan isi pantun, yaitu

isi pantun yang memiliki makna sehingga dapat diambil oleh pembacanya atau

pendengarnya, sedangkan dua kriteria lainnya peneliti tidak ditemukan dalam

pantun yang dibuat oleh Hafizh, penggunaan kata bervariasi yang membuat

pantun menjadi lebih menarik dan ketepatan kata yang digunakan antar sampiran

dan isi. Pada bagian ketepatan kata yang digunakan antar sampiran dan isi

kurang menarik dapat dibuktikan pada sampiran kedua menuju isi di baris

keempat yang menyebabkan pantun ini kurang menarik saat dibaca. Maka dari

itu, dapat disimpulkan bahwa pantun ini kurang memiliki hubungan antar satu

sama lainnya.

Hafizh mampu menunjukkan kelebihannya pada 1 aspek penilaian, yaitu

pada kesesuaian dengan kriteria pantun, sedangkan yang termasuk kelemahan

dalam pantun ini adalah ketepatan dan kemenarikan isi pantun yang memperoleh

skor 2 (kurang).

Page 86: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

72

Nama : Fitri Nur Fadillah

Kelas : VII C

Tema : Berkasih-kasih (nasihat)

Kode : JPNTN (8)

Bermain pasir bersama teman-temanku

bersamamu aku berseru-seru

Terima kasih kepada guruku

Namamu akan ku kenang slalu

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

19

19

25× 100 = 76

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Fitri memperoleh nilai 76

yang termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Fitri memperoleh skor 2

(kurang) karena Fitri hanya mampu menulis pantun yang sesuai dengan gambar

tetapi tidak sesuai dengan jenis pantun yang telah ditentukan oleh peneliti serta

tidak menentukan tema dari jenis pantun tersebut. Penguraian di atas telah

menggambarkan bahwa pantun yang Fitri buat tidak sesuai dengan ketentuan

penilaian yang telah dibuat oleh peneliti sehingga Fitri hanya mendapatkan skor

Page 87: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

73

2. Fitri sebenarnya membuat sebuat tema pada pantun ini, namun tidak sesuai

dengan isi pantun dan jenis pantun.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Fitri memperoleh skor 4 (baik), dapat dikatakan baik karena

hanya tiga aspek yang mampu Fitri penuhi atau ada dalam sebuah pantun, yaitu

tiap bait terdiri dari 4 baris, sajak yang berirama a-a-a-a, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi, sedangkan

yang tidak mampu ia penuhi ialah tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata karena

pada baris pertama terdapat 13 suku kata yang artinya lebih dari ketentuan dalam

membuat pantun.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 4 (baik), pantun Fitri tergolong dalam kategori baik karena ia

mampu mengembangkan kreativitas dan mengembangkan idenya sesuai dengan

gambar serta mampu memenuhi kekuatan imajinasi. Ini dapat dibuktikan pada

sampiran baris pertama dan kedua. Sampiran ini dikatakan oleh peneliti

memiliki kekuatan imajinasi karena pada gambar diperlihatkan peserta didik

yang berada di lapangan sekolah bersama-sama. Penggunaan kata ‘pasir’ dapat

menggambarkan situasi di depan sekolah, sedangkan kata ‘berseru-seru’ dapat

digambarkan oleh peserta didik yang sedang berada dilapangan sekolah

bersama-sama.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Fitri mendapat skor 4 (baik) karena ia telah

menggunakan gaya bahasa yang baku, namun masih ada satu kesalahan dalam

penulisan ejaan. Ini dapat dilihat dari penulisan ‘slalu’ yang seharusnya ditulis

selalu.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Fitri mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena ia mampu memenuhi

ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun secara detail.

Peneliti dapat mengklasifikasi pada ‘sangat baik’ karena Fitri mampu membuat

sebuah pantun yang memiliki makna yang dapat diambil oleh pembaca atau

pendengarnya, yaitu sebagai seorang murid kita harus berterima kasih kepada

Page 88: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

74

guru yang telah mengajarkan banyak hal dan selalu mengingat kebaikan beliau

selama-lamanya. Bukan hanya itu, dalam pantun ini juga menggunaan beberapa

kata yang bervariasi sehingga membuat pantun menjadi lebih menarik, yiatu

penggunakan kata berseru-seru yang memiliki arti memanggil atau menarik

perhatian dengan bersuara serta penggunaan kata yang tepat antar sampiran

maupun isi yang menyebabkan pantun ini menjadi lebih menarik.

Fitri mampu menunjukkan kelebihannya pada dua aspek penilaian, yaitu

pada dan ketepatan dan kemenarikan isi pantun, sedangkan yang termasuk

kelemahan dalam pantun ini adalah kesesuaian gambar dan jenis yang dibuat

oleh Fitri yang mendapatkan skor 2 (kurang). Ketiga aspek lainnya termasuk

kategori baik karena mendapat skor 4 (baik).

Nama : Ketara Arifah Maharani

Kelas : VII C

Tema : Nasihat (jenaka)

Kode : JPNTN (8)

Jalan-jalan pergi ke pantai

di pantai banyak batu berjajar

hai kalian yang ingin pandai

rajin-rajin lah belajar

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor: 20

Page 89: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

75

Nilai: 20

25× 100 = 80

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Ketara memperoleh nilai 80

yang termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Ketara memperoleh skor 2

(kurang) karena Ketara hanya mampu menulis pantun yang sesuai dengan

gambar tetapi tidak sesuai dengan jenis pantun yang telah ditentukan oleh

peneliti serta tidak menentukan tema yang tepat dari jenis pantun yang telah

diberikan oleh peneliti.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Ketara memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yakni pada baris pertama terdapat sembilan suku kata, pada baris kedua ada

sepuluh suku kata, pada baris ketiga ada sembilan suku kata, dan pada baris

keempat ada delapan suku kata. Selanjutnya, sajak yang a-b-a-b, dan kedua baris

pertama merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 5 (sangat baik), pantun Ketara tergolong dalam kategori

sangat baik karena ia mampu mengembangkan kreativitas dan mengembangan

idenya yang sangat sesuai dengan gambar serta mampu memenuhi kekuatan

imajinasi. Hal ini terlihat pada bagian sampiran pantun, yaitu ‘jalan-jalan pergi

ke pantai, di pantai banyak batu berjajar’. Secara tidak langsung Ketara

mengembangkan kedua barisan sampiran itu berdasarkan gambar yang ia lihat.

Pada gambar tersebut memperlihatkan ada beberapa batu yang tersusun di

pinggir pantai. Dapat disimpulkan bahwa Ketara mampu mengembangkan

imajinasinya sesuai dengan gambar yang diberikan dengan baik.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Ketara mendapat skor 3 (cukup) karena ia telah

Page 90: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

76

menggunakan gaya bahasa yang baku, namun masih ada empat kesalahan dalam

penulisan ejaan. Kesalahan penulisan ejaan terlihat pada kata awal yang

seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf kapital, tetapi Ketara menulis

menggunakan huruf kecil, yaitu pada huruf ‘d’, ‘h’, dan ‘r’. Selain itu juga

terdapat satu kesalahan penulisan, yaitu pada kata ‘rajin-rajin lah’ yang

seharusnya ditulis secara serangkai ‘rajin-rajinlah’.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Ketara mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena ia mampu memenuhi

ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun secara detail.

Pantun ini dikatakan memiliki ketepatan dan kemenarikan yang secara detail

karena Ketara mampu menunjukkan makna pantun dengan sangat jelas, yakni

seorang pelajar yang ingin menjadi pintar haruslah rajin-rajin belajar karena itu

merupakan hal utama untuk menjadi seseorang yang sukses. Selain itu, ketepatan

kata yang digunakan Ketara pada akhir sampiran yang membuat pantun ini

menjadi lebih menarik di saat dibaca.

Ketara mampu menunjukkan kelebihannya pada 3 aspek penilaian,

yaitu pada kesesuaian dengan kriteria pantun dan ketepatan, kekuatan imajinasi,

dan kemenarikan isi pantun, sedangkan yang termasuk kelemahan dalam pantun

ini adalah kesesuaian gambar dan jenis yang mendapatkan skor 2 (kurang).

Nama : Muhammad Zikry

Kelas : VII C

Tema : Hormati Ibu (nasihat)

Kode : JPNTN (7)

jalan-jalan ke pasar baru

jangan lupa membeli pisang

marilah menghormati ibu

agar umurmu panjang

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

Page 91: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

77

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

18

18

25× 100 = 72

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Zikry memperoleh nilai 72

yang termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Zikry memperoleh skor 3

(cukup) karena Zikry mampu menulis pantun yang sesuai dengan gambar, dan

jenis yang ditentukan oleh peneliti, tetapi ia tidak mampu membuat tema yang

sesuai dengan jenis pantun secara detail. Kesesuaian pantun Zikry dengan

gambar karikatur terlihat pada penggunaan kata ‘ibu’ dalam pantun, karena

gambar karikatur tersebut secara tidak langsung juga menggambarkan sosok

seorang ibu.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Zikry juga memperoleh skor 4 (baik), dapat dikatakan baik karena

hanya tiga aspek yang mampu terpenuhi atau ada dalam sebuah pantun, yaitu

tiap bait terdiri dari 4 baris, sajak yang berirama a-b-a-b, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi, sedangkan

aspek tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata tidak mampu ia penuhi karena pada

bait terakhir hanya ada 7 suku kata saja.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 4 (baik), pantun Zikry tergolong dalam kategori baik karena

ia mampu mengembangkan kreativitas dan mengembangan idenya sesuai

Page 92: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

78

dengan gambar serta mampu memenuhi kekuatan imajinasi. Hal ini dapat dilihat

pada bagian sampiran di mana ia menunjukkan kekuatan imajinasinya dengan

menggunakan kata ‘pisang’, ini diartikan oleh peneliti bahwa Zikry mampu

mengembangkan imajinasinya sesuai dengan situasi lingkungan sehari-harinya

yang mana ‘pisang’ merupakan salah satu buah yang sangat disukai oleh orang-

orang di lingkungan kita.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Zikry mendapat skor 3 (cukup) karena ia telah

menggunakan gaya bahasa yang baku, namun masih ada empat kesalahan dalam

penulisan ejaan. Kesalahan penulisan ejaan terlihat pada setiap kata awal yang

seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf kapital, tetapi Zikry menulisnya

dengan huruf kecil.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Zikry mendapatkan skor 4 (baik) karena ia mampu menulis pantun

yang memiliki keterkaitan dengan gambar, dan jenis yang ditentukan oleh

peneliti serta ia dapat membuat tema yang sesuai dengan jenis pantun. Pantun

yang dibuat oleh Zikry ini memiliki pesan yang dapat diambil oleh pembaccanya

atau pendengarnya yang digambarkan dengan jelas, yaitu sebagai seorang anak

kita haruslah menghormati orang tua kita, terutama ibu yang mana menurut

Zakry dapat memperpanjang umurmu. Poin yang dapat diambil dalam pantun ini

ialah ‘hormatilah ibu/orang tua’, tetapi pada bagian isi terakhir menurut peneliti

kurang sesuai karena umur telah ditetukan oleh Allah.

Zikry mampu menunjukkan kelebihannya pada satu aspek penilaian,

yaitu kesesuaian dengan kriteria pantun, sedangkan kelemahan dalam pantun ini

adalah kesesuaian dengan gambar dan jenis, ketepatan diksi dan ejaan karena

Zikry pada aspek penilaian itu mendapat skor 3 dalam kategori cukup.

Page 93: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

79

Nama : Muhammad Zahran

Kelas : VII C

Tema : Keluargaku Tersayang (nasihat)

Kode : JPNTN (6)

pergi kepasar Beli alaT dan-dan

pasarnya pasar tanah aBang

cinta pacar jangan Berlebihan

hanya keluargaku yg kusayang

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

19

19

25× 100 = 76

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Zahran memperoleh nilai

76 yang termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Zahran memperoleh skor 4

(baik) karena Zahran mampu menulis pantun yang memiliki keterkaitan dengan

gambar, dan jenis yang ditentukan oleh peneliti serta ia dapat membuat tema

yang sesuai dengan jenis pantun. Keterkaitan dengan gambar dimaksud ialah

pantun yang Zahran buat tidak sepenuhnya sama dengan yang dimaksud oleh

peneliti. Berhubungan dengan hal ini maka peneliti memberikan poin 4 karena

peneliti masih menemuka kesamaan yang digambarkan pada isi yang adanya

Page 94: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

80

kata ‘kusayang’ yang memiliki maksud yang sama dengan gambar yaitu

berkasih-kasih. Namun bertolak dengan hal ini, maksud dari gambar ialah

berkasih-kasih dengan pasangan bukan dengan keluarga.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Zahran memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yaitu pada baris pertama ada 11 suku kata, pada baris kedua ada sembilan suku

kata, pada baris ketiga ada 10 suku kata, dan pada baris keempat ada 11 suku

kata. Selanjutnya, sajak yang berirama a-b-a-b, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 4 (baik), pantun Zahran tergolong dalam kategori baik karena

ia mampu mengembangkan kreativitas dan mengembangan idenya sesuai

dengan gambar serta mampu memenuhi kekuatan imajinasi. Hal ini tergambar

pada bagian sampiran yang menggunakan kata ‘alat dandan’ yang mana kata

tersebut merupakan kata yang lebih dekat dengan kalangan perempuan, tetapi

Zahran sebagai laki-laki mampu memikirkan hal tersebut dan sangat sesuai

dengan sampiran berikutnya maupun isi pantun tersebut.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Zahran mendapat skor 1 (sangat kurang) karena terdapat

penggunaan gaya bahasa yang tidak baku dan banyak kesalahan dalam penulisan

ejaan. Ini dapat dilihat pada pantun di atas. Sama halnya temannya yang lain,

Zahran melakukan kesalahan penulisan yang sama yaitu pada awal kata yang

mana seharusnya ditulis dengan huruf kapital, tetapi ia tulis dengan huruf kecil

dan ada juga penulisan huruf kapital ditengah-tengah pantun. Selanjutnya, kata

yang menujukkan tempat, seperti kata “kepasar” harus di tulis secara terpisah

karena kata tersebut menujukkan tempat. Pada penggunaan gaya bahasa tidak

baku terlihat dalam penulisan ‘yg’ yang seharusnya ditulis yang, dan penulisan

kata ‘dan-dan’ yang seharusnya ditulis dandan atau berdandan.

Page 95: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

81

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Zahran mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena ia mampu menulis

pantun yang memenuhi ketiga kriteria, meliputi ketepatan dan kemenarikan isi

pantun secara detail. Pantun yang dibuat oleh Zahran memiliki pesan yang dapat

diambil oleh pembaca atau pendengarnya, yaitu cinta seorang kepada pacarnya

tidak boleh melebihi rasa sayangnya kepada keluarganya terutama kepada ayah

dan ibunya. Selain itu, penggunaan kata yang bervariasi seperti kata ‘dandan’

yang membuat pantun ini menjadi lebih menarik.

Zahran mampu menunjukkan kelebihannya pada dua aspek penilaian,

yaitu kesesuaian dengan kriteria pantun, dan ketepatan dan kemenarikan isi

pantun, sedangkan kelemahan dalam pantun ini adalah ketepatan diksi dan ejaan

yang mana pada aspek ini Zahran memperoleh skor 1 yang termasuk dalam

kategori sangat kurang.

Nama : Afrian Syarif

Kelas : VII C

Tema : Belajar (nasihat)

Kode : JPNTN (6)

naik mobil jalannya lurus

di supirin sama orang kurus

marilah kita belajar terus

agar kita menjadi sukses

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Page 96: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

82

Jumlah skor:

Nilai:

18

18

25× 100 = 72

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Syarif memperoleh nilai 72

yang termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Syarif memperoleh skor 4

(baik) karena Syarif mampu menulis pantun yang memiliki keterkaitan dengan

gambar, dan jenis yang ditentukan oleh peneliti serta ia dapat membuat tema

yang sesuai dengan jenis pantun. Keterkaitan pantun yang dibuat oleh Syarif

dengan gambar dan jenis pantun terlihat pada bagian isi yang menggunakan kata

‘belajar’. Kata tersebut secara tidak langsung menggambarkan maksud dari

gambar yang telah ditentukan oleh peneliti, serta Syarif juga membuat tema

‘belajar’ pada pantunnya tersebut.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Syarif memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yakni pada baris pertama ada sembilan suku kata, baris kedua ada 10 suku kata,

baris ketiga 10 suku kata dan pada baris keempat sembilan. Selanjutnya, sajak

yang berirama a-a-a-a, dan kedua baris pertama merupakan sampiran dan baris

ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 3 (cukup). Pada bagian ini Syarif masuk dalam kategori cukup

karena ia mampu mengembangan ide yang cukup sesuai atau berkaitan dengan

gambar dan cukup memenuhi kekuatan imajinasi. Kesesuaian dengan gambar

dan memenuhi kekuatan imajinasi dapat dibuktikan dalam pantun yang telah

dibuat oleh Syarif. Sama halnya yang telah dijelsakan di poin pertama bahwa

Syarif mampu menggunakan kata ‘belajar’ dalam pantunnya yang secara tidak

langsung berkaitan dengan gambar yang memperlihatkan seorang guru yang

Page 97: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

83

sedang menyampaikan materi pelajaran, sedangkan kekuatan imajinasi dapat

dilihat pada bagain sampiran pantun, yang menggunakan kata ‘lurus dan kurus’.

Syarif mampu memilih kata yang cukup sesuai sehingga dapat digolongkan

dalam kekuatan imajinasi yang cukup baik.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Syarif mendapat skor 2 (kurang) karena terdapat

penggunaan gaya bahasa yang tidak baku dan adanya lima kesalahan dalam

penulisan ejaan. Penggunaan kata tidak baku terlihat pada kata ‘disupirin’ yang

seharusnya ‘sopir’. Kata sopir merupakan kata baku dari supir, sedangkan

kesalahan ejaan terlihat pada bagain penulisan awalan kata disetiap barisnya

yang seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi Syarif menggunakan huruf

kecil, yaitu ‘n’, ‘d’, ‘m’, dan ‘a’.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Syarif mampu memenuhi ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan

kemenarikan isi pantun yang kurang detail. Dikatakan kurang detail karena kata

yang digunakan dalam pantun ini masih kurang bervariasi sehingga peneliti

dapat menggolongkan pantun ini pada kategori baik. Selain itu, pantun yang

dibuat oleh Syarif secara tidak langsung memperlihatkan makna dengan cukup

jelas yaitu sebagai peserta didik kita harus terus belajar karena dengan belajar

kita dapat menjadi orang yang cerdas.

Syarif mampu menunjukkan kelebihannya pada satu aspek penilaian,

yaitu kesesuaian dengan kriteria pantun, sedangkan kelemahan dalam pantun ini

adalah ketepatan diksi dan ejaan. Pada bagian ini Syarif memperoleh skor 2 yang

termasuk dalam kategori kurang.

Page 98: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

84

Nama : Rasya Fadillah Putra

Kelas : VII C

Tema : Sahabat (berkasih-kasih)

Kode : JPNTN (5)

pergi ke pasar beli kurma

jangan lupa beli batu asah

mungkin sekarang kita bersama

mungkin nanti kita berpisah

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

22

22

25× 100 = 88

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Rasya memperoleh nilai 88

yang termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Rasya memperoleh

skor 4 (baik) karena ia mampu membuat pantun yang dapat dikatakan sesuai

dengan gambar dan jenis yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu jenis pantun

berkasih-kasih. Rasya membuat pantun dengan tema ‘sahabat’.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Rasya memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

Page 99: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

85

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yaitu pada baris pertama terdapat sembilan suku kata, baris kedua terdapat 10

suku kata, baris ketiga ada 10 suku kata, dan baris keempat terdapat sembilan

suku kata. Selanjutnya, sajak yang berirama dan sesuai dengan rumus penulisan

pantun, yaitu a-b-a-b, dan kedua baris pertama merupakan sampiran dan baris

ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 5 (sangat baik). Pada bagian ini Rasya masuk dalam kategori

sangat baik karena ia mampu mengembangan ide yang sangat sesuai dengan

gambar dan memenuhi kekuatan imajinasi. Kekuatan imajinasi terlihat pada

bagian sampiran, yaitu penggunaan kata ‘batu asah’ yang merupakan kata yang

jarang kita temukan dalam kalangan anak-anak atau peserta didik. Kata tersebut

lebih sering digunakan oleh orang dewasa atau orang tua. Batu asah ialah sebuah

batu yang sering digunakan untuk mempertajam pisau atau lainnya.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Rasya mendapat skor 3 (cukup) karena ia telah mampu

menggunakan gaya bahasa yang baku, tetapi masih ada empat kesalahan dalam

penulisan ejaan. Kesalahan ejaan terlihat pada bagain penulisan awalan kata di

setiap barisnya yang seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi Rasya

menggunakan huruf kecil, yaitu di huruf ‘p’, ‘j’, ‘m’, dan ‘m’.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Rasya mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena ia dapat memenuhi

ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun secara detail.

Pantun yang dibuat oleh Rasya memiliki makna bahwa seseorang yang saat ini

bersama mungkin pada suatu saat nanti akan berpisah. Kesimpulannya adalah

sewaktu-waktu perpisahan dari sebuah pertemuan pasti akan terjadi disetiap

orang. Selain itu, kelebihan yang dapat dilihat dalam pantun ini juga terbukti

pada penggunaan kata yang bervariasi, seperti yang telah dijelaskan pada poin

sebelumnya, bahwa Rasya mampu mengembangkan kreativitasnya dalam

membuat pantun dengan menggunakan kata yang jarang digunakan dalam

kehidupan sehari-harinya. Selanjutnya, ketepatan kata yang digunakan antar

Page 100: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

86

sampiran dan juga isi dapat dikatakan oleh peneliti sangat sesuai sehingga saat

pantun tersebut dibaca akan terdengar baik.

Pada pantun yang dibuat oleh Rasya dapat dilihat ada 3 kelebihan yang

dimilikinya, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun, kekuatan

imajinasi, dan ketepatan serta kemenarikan isi pantun, sedangkan kelemahannya

terlihat pada poin ketepatan diksi dan ejaan.

Nama : Muhamad Nazriel Ilham

Kelas : VII C

Tema : -- (jenaka)

Kode : JPNTN (1)

bermain bola bersama tegar

Mainnya di rumah dirlih

enaknya ke pantai anyer

Melihat pantai yg sangat jernih

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

14

14

25× 100 = 56

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Ilham memperoleh nilai 56

yang termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Page 101: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

87

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini Ilham memperoleh

skor 2 karena ia hanya mampu membuat sebuah pantun yang sesuai dengan

gambar, tetapi tidak sesuai dengan jenis yang telah ditentukan oleh peneliti serta

ia juga tidak membuat tema dari pantun yang telah ia buat.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Ilham memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yakni pada baris pertama ada 10 suku kata, pada baris kedua ada delapan suku

kata, pada baris ketiga ada delapan suku kata, dan pada baris keempat ada 10

suku kata. Selanjutnya, sajak yang berirama a-b-a-b, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 3 (cukup). Bagian ini, pantun yang dibuat oleh Ilham termasuk

kategori cukup karena ia mampu mengembangkan ide yang berkaitan dengan

gambar sehingga cukup memenuhi kekuatan imajinasi. Hal ini dapat dilihat pada

bagian isi pantun. Penggambaran kekuatan imajinasi tersebut terdapat pada kata

‘pantai anyer’. Kata tersebut menggambarkan bahwa Ilham mampu

mengembangkan imajinasi dengan baik walaupun kata yang ia gunakan tersebut

terdengar kurang sesuai jika dibaca secara keseluruhan.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Ilham mendapat skor 2 (kurang) karena ia telah mampu

menggunakan gaya bahasa yang baku, tetapi masih ada lima kesalahan dalam

penulisan ejaan. Kesalahan ejaan terlihat pada bagain penulisan awalan kata

yang seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi Ilham menggunakan huruf

kecil. Kesalahan penulisan ejaan juga terlihat pada kata ‘yg’ yang seharusnya

ditulis ‘yang’ (tidak disingkat) serta pada penulisan nama, yaitu Tegar dan

Dirlih.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun. Bagian

ini Ilham mendapatkan skor 2 (kurang) karena ia hanya mampu memenuhi satu

Page 102: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

88

kriteria dalam aspek ketepatan dan kemenarikan isi pantun, yakni pantun yang

ia buat memiliki makna yang dapat diambil oleh pembacanya. Secara tidak

langsung Ilham ingin menyampaikan bahwa pantai yang terlihat bersih dan

airnya jernih akan terasa lebih menyenangkan. Berbeda dengan dua aspek

penilaian lainnya, Ilham kurang mampu memilih kata yang memiliki keterkaitan

antar isi maupun sampiran serta ia juga tidak dapat menggunakan kata-kata yang

bervariasi sehingga pantun ini terdengar kurang menarik. Penggunaan kata yang

kurang sesuai terlihat pada bagian sampiran menuju isi. Secara umum, pantun

yang dibuat oleh Ilham sudah tepat, tetapi jika dikaitkan dengan indra pendengar

pantun ini akan terdengar kurang sinkron antar kata yang telah disebutkan di

atas.

Ilham mampu menunjukkan kelebihannya pada satu aspek penilaian,

yaitu kesesuaian dengan kriteria pantun, sedangkan kelemahan dalam pantun ini

yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis, ketepatan diksi dan ejaan

serta ketepatan dan kemenarikan isi pantun. Pada bagian ini Ilham memperoleh

skor 2 yang termasuk dalam kategori kurang.

Nama : Nindhita Kirana Rainandi

Kelas : VII C

Tema : Nasehat (nasihat)

Kode : JPNTN (7)

ada anak membeli es

ketika pulang mamanya marah

Jika ingin menjadi org sukses

Janganlah engkau bolos sekolah

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

Page 103: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

89

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

22

22

25× 100 = 88

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Kirana memperoleh nilai

88 yang termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini Kirana

memperoleh skor 5 (sangat baik) karen ia mampu membuat sebuah pantun yang

sesuai dengan gambar, jenis yang telah ditentukan dan ia juga membuat tema

yang sama dengan jenis yang telah ditentukan, yaitu ‘nasihat’. Alasan peneliti

memberi skor 5 karena tema yang dibuat oleh Kirana sesuai dengan isi yang

ingin disampaikan dalam pantun tersebut, yakni berisi nasihat.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Kirana juga memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan

sangat baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yakni pada baris pertama ada delapan suku kata, baris kedua terdapat 10 suku

kata, baris ketiga 11 suku kata, dan baris keempat 10 suku kata. Selanjutnya,

sajak yang berirama a-b-a-b, dan kedua baris pertama merupakan sampiran dan

baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 4 (baik). Tahap ini, Kirana mampu mendapatkan skor 4 karena

ia dapat mengembangkan ide sesuai dengan gambar yang telah diberikan oleh

peneliti dan dapat memenuhi kekuatan imajinasi. Kedua hal ini dapat dilihat

dalam sampiran yang digunakan oleh Kirana, penggunaan kata ‘membeli es dan

mamahnya marah’. Kata yang digunakan tersebut dapat dikatakan sudah

Page 104: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

90

memenuhi kekuatan imajinasi karena kata-kata tersebut sering diucapkan dalam

lingkungan masyarakat bukan di lingkungan sekolah.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Kirana mendapatkan skor 3 (cukup) karena ada satu

penggunaan gaya bahasa yang tidak baku. Ini terlihat pada bagian tema yang

ditulis oleh Kirana, yaitu ‘nasehat’ kata tersebut merupakan kata yang tidak

baku. Kata baku dari kata tersebut ialah ‘nasihat’. Kesalahan tidak hanya terlihat

pada bagian itu, tetapi juga ada tiga kesalahan dalam penulisan ejaan. Kesalahan

penulisan ejaan ini dapat dilihat pada bagian awal kata yang seharusnya ditulis

dengan huruf kapital, tetapi Kirana menuliskannya dengan huruf kecil. Selain

itu, kesalahan ejaan juga terlihat pada penulisan ‘orang’ yang tertulis ‘org’. Jadi,

jumlah kesalahan pada aspek ini ada empat. Maka dari itu, Kirana mendapatkan

skor 3 (cukup).

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun. Bagian

ini Kirana mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena ia mampu memenuhi ketiga

kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun secara detail, yakni

pantun yang dibuat oleh Kirana mengandung pesan atau makna yang ingin

disampaikan kepada pendengar atau pembacanya. Makna yang ingin

disampaikan yaitu jika seseorang ingin menjadi orang yang sukses atau berhasil,

maka ia harus rajin ke sekolah atau tidak boleh bolos dalam pembelajaran. Selain

itu, ketepatan kata yang digunakan antar sampiran dan isi saling

berkesinambungan sehingga terdengar sangat menarik.

Kirana mampu menunjukkan kelebihannya pada tiga aspek penilaian,

yaitu aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis, kesesuaian dengan kriteria

pantun, dan ketepatan dan kemenarikan isi pantun. Tetapi, kelemahan dalam

pantun ini terlihat pada bagian ketepatan diksi dan ejaan dalam pantun.

Page 105: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

91

Nama : Muhamad Farrel D.

Kelas : VII C

Tema : Kasih (berkasih-kasih)

Kode : JPNTN (4)

ada dugong di empang

yang sedang berenang-renang

wahai kamu pacarku sayang

Janganlah engkau selalu menghilang

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

22

22

25× 100 = 88

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Farrel memperoleh nilai 88

yang termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Farrel memperoleh skor 5

(sangat baik) karena ia mampu membuat pantun yang sesuai dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan oleh peneliti serta ia mampu membuat tema yang

tepat dengan gambar tersebut. Tema yang Farrel buat adalah ‘kasih’ yang

menggambarkan secara keseluruhan isi dari pantun yang ia buat.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Farrel memperoleh skor 4 (baik), dapat dikatakan baik karena

Page 106: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

92

hanya tiga aspek yang terpenuhi atau ada dalam sebuah pantun, yaitu tiap bait

terdiri dari 4 baris, sajak yang berirama a-a-a-a, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi, sedangkan

aspek dalam penilaian ini yang tidak terpenuhi ialah tiap baris terdiri dari 8-12

suku kata. Hal ini terlihat pada baris pertama yang hanya ada tujuh suku kata

saja.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 5 (sangat baik), pantun Farrel tergolong dalam kategori sangat

baik karena ia mampu mengembangkan kreativitas dan mengembangan idenya

yang sangat sesuai dengan gambar serta mampu memenuhi kekuatan imajinasi.

Hal ini tergambar pada bagian sampiran yang digunakan oleh Farrel, yaitu kata

‘dugong’ dan dilanjutkan dengan sampiran berikutnya. Kata dugong dikatakan

sebagai kata yang mengandung kekuatan imajinasi karena kata tersebut

tergolong kata yang jarang digunakan dalam lingkungan sehari-hari, tetapi ia

mampu menggunakan kata tersebut dan dapat mengembangkan idenya pada

baris berikutnya.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Farrel mendapat skor 3 (cukup) karena ia mampu

menggunakan gaya bahasa yang baku, namun masih ada tiga kesalahan dalam

penulisan ejaan. Sama halnya dengan temannya yang lain, Farrel melakukan

kesalahan penulisan yang sama yaitu pada awal kata yang mana seharusnya

ditulis dengan huruf kapital, tetapi ia tulis dengan huruf kecil, yakni pada huruf

‘a’, ‘y’, dan ‘w’.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Farrel mampu memenuhi ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan

kemenarikan isi pantun secara detail. Pantun yang dibuat oleh Farrel

mengandung makna atau pesan yang secara tidak langsung dapat diambil oleh

pembaca atau pendengarnya, yaitu sebagai seorang pasangan atau kekasih

jangan kerap kali menghilang tanpa memberi kabar atau lain sebagainya.

selanjutnya, ketepatan kata yang digunakan antar sampiran atau isi sangat sesuai

Page 107: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

93

dan tepat, dan penggunaan kata yang bervariasi sehingga membuat pantun ini

menjadi lebih menarik saat dibaca atau didengar.

Farrel mampu menunjukkan kelebihannya pada empat aspek penilaian,

yaitu kesesuaian dengan gambar dan jenis, kesesuaian dengan kriteria pantun,

kekuatan imajinasi, dan ketepatan dan kemenarikan isi pantun, sedangkan

kelemahan dalam pantun ini adalah ketepatan diksi dan ejaan yang mana pada

aspek ini Farrel memperoleh skor 3 yang termasuk dalam kategori cukup.

Selanjutnya, pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun tidak dapat

digolongkan ke dalam kelemahan karena tergolong dalam kriteria baik.

Nama : Fadhilah Ramadhan

Kelas : VII C

Tema : Jalan-jalan ke empang (jenaka)

Kode : JPNTN (1)

Jalan-jalan ke empang

Nemu sendok di pinggir empang

Hati siapa yg ga bimbang

Si botak minta di kepang

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

22

22

25× 100 = 88

Page 108: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

94

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Fadhillah memperoleh nilai

88 yang termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis yang

telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Fadhillah memperoleh skor

5 (sangat baik) karena ia mampu membuat pantun yang sesuai dengan gambar

dan jenis yang telah ditentukan oleh peneliti serta ia mampu membuat tema yang

tepat dengan gambar tersebut. Tema yang Fadhillah buat adalah ‘jalan-jalan ke

empang’. Kata tersebut juga digunakan oleh Fadhillah pada baris pertama dalam

pantun yang ia buat.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Fadhillah memperoleh skor 4 (baik), dapat dikatakan baik karena

hanya tiga aspek yang terpenuhi atau ada dalam sebuah pantun, yaitu tiap bait

terdiri dari 4 baris, sajak yang berirama a-a-a-a, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi, sedangkan

aspek dalam penilaian ini yang tidak terpenuhi ialah tiap baris terdiri dari 8-12

suku kata. Hal ini terlihat pada baris pertama yang hanya ada tujuh suku kata

saja.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 5 (sangat baik) karena pantun yang dibuat oleh Fadhillah

mengandung aspek kekuatan imajinasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dari

pemilihan kata yang digunakan dalam pembuatan pantun tersebut. kata ‘botak’

yang digunakan oleh Fadhillah sangat sesuai dengan gambar karikatur (JPNTN

1), yakni jenis pantun jenaka. Selain itu, pengembangan ide yang Fadhillah buat

sesuai dengan gambar yang telah diberikat tersebut. Gambar tersebut

memperlihatkan seorang laki-laki yang sedang berdiri di pinggir pantai dengan

kondisi rambut yang tidak ada (botak).

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Fadhillah mendapat skor 3 (cukup) karena ia dapat

membuat pantun dengan satu kesalahan penulisan ejaan, yaitu kata ‘yg’

seharusnya ditulis ‘yang’ dan masih ada dua kesalahan dalam penggunaan gaya

Page 109: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

95

bahasa yang baku. Hal ini terlihat pada penulisan ‘nemu’ dan ‘ga’. Kata tersebut

tergolong dalam kata yang tidak baku. Kata baku dari kata ‘nemu’ ialah “temu”

dan kata baku dari ‘ga’ ialah ‘tidak’.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Fadhillah mampu memenuhi ketiga kriteria yang meliputi ketepatan

dan kemenarikan isi pantun secara detail. Pantun yang dibuat oleh Fadhillah

mengandung unsur lucu/jenaka. Ini terlihat pada bagian isi pantun, yakni ‘hati

siapa yang ga bimbang si botak minta di kepang’. Selain itu, dalam pantun ini

juga menggunakan kata yang tepat antar sampiran maupun isinya dan

menggunakan kata yang cukup bervariasi sehingga pantun yang dibuat oleh

Fadhillah terdengar sangat menarik saat dibacakan atau didengar.

Fadhillah mampu menunjukkan kelebihannya pada tiga aspek

penilaian, yaitu kesesuaian dengan gambar dan jenis, kekuatan imajinasi, dan

ketepatan dan kemenarikan isi pantun, sedangkan kelemahan dalam pantun ini

adalah ketepatan diksi dan ejaan yang mana pada aspek ini Fadhillah

memperoleh skor 3 yang termasuk dalam kategori cukup, sedangkan kesesuaian

dengan kriteria pantun mendapatkan skor 4, artinya tergolong dalam kriteria

baik.

Nama : Khairul Agus Triantoro

Kelas : VII C

Tema : Keluarga (berkasih-kasih)

Kode : JPNTN (3)

kue serabi kue putu

makannya dipinggir jalan

Jadilah keluarga nomor satu

Jangan sampai terlupakan

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

Page 110: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

96

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

22

22

25× 100 = 88

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Khairul memperoleh nilai

88 yang termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada tahap penilaian pertama ini, Khairul

memperoleh skor 4 (baik) karena ia mampu membuat pantun yang dapat

dikatakan sesuai dengan gambar dan jenis yang telah ditentukan oleh peneliti,

yaitu jenis pantun berkasih-kasih. Khairul membuat pantun dengan tema

‘keluarga’. Kata tersebut juga digunakan oleh Khairul di dalam pantun yang ia

buat, kata ini terlihat pada bagian baris ketiga yang merupakan isi dari pantun

tersebut.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Khairul memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yakni pada baris pertama terdiri dari sembilan suku kata, baris kedua terdiri dari

delapan suku kata, baris ketiga terdiri dari 11 suku kata, dan baris keempat terdiri

dari delapan suku kata. Selanjutnya, sajak yang a-b-a-b, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 5 (sangat baik). Pada bagian ini Khairul masuk dalam kategori

sangat baik karena ia mampu mengembangan ide yang sangat sesuai dengan

Page 111: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

97

gambar dan memenuhi kekuatan imajinasi. Kekuatan imajinasi terlihat pada

bagian sampiran, yaitu penggunaan kata ‘kue serabi kue putu’ yang merupakan

kata yang jarang kita gunakan dalam kalangan sekolah. Kata tersebut sering

digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga atau dikalangan masyarakat. Khairul juga

mampu mengembangkan idenya sesuai dengan gambar karikatur yang telah

diberikan oleh peneliti, yaitu suatu gambar yang memperlihatkan kebersamaan

antar orang tua dan anak-anaknya.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Khairul mendapat skor 3 (cukup) karena ia telah mampu

menggunakan gaya bahasa yang baku, tetapi masih ada tiga kesalahan dalam

penulisan ejaan. Kesalahan ejaan terlihat pada setiap awal kata yang mana

seharusnya menggunakan huruf kapital, tetapi Khairul menggunakan huruf kecil

serta penulisan ‘dipinggir’ yang seharunya ditulis secara terpisah, yakni ‘di’ dan

‘pinggir’ karena kata tersebut menunjukkan tempat.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Khairul mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena ia dapat memenuhi

ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun secara detail.

Pantun yang dibuat oleh Khairul memiliki makna bahwa keluarga merupakan

kelompok atau orang-orang yang harus kita nomor satukan dalam banyak hal,

jangan sampai keluarga dilupakan atau tidak diperdulikan. Selain itu,

penggunaan kata yang bervariasi digunakan oleh Khairul. Hal ini telah

dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa Khairul mampu mengembangkan

kreativitasnya dalam membuat pantun dengan menggunakan kata yang jarang

digunakan dalam kalangan anak sekolah merupakan aspek penting yang dinilai

oleh peneliti.

Pada pantun yang dibuat oleh Khairul dapat dilihat ada 3 kelebihan yang

dimilikinya, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun, kekuatan

imajinasi, dan ketepatan serta kemenarikan isi pantun, sedangkan kelemahannya

terlihat pada poin ketepatan diksi dan ejaan.

Page 112: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

98

Nama : Delia Tri Agustya N.

Kelas : VII C

Tema : Perlakuan dan sikap haruslah dijaga (berkasih-kasih)

Kode : JPNTN (3)

Pohon Jati kuat kayunya

Pohon kapuk tinggi batangnya

Kalau ingin kuat persahabatannya

Perlakuan dan sikap haruslah diJaga

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

23

23

25× 100 = 92

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Delia memperoleh nilai 92

yang termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada aspek ini, Delia mendapatkan skor 5 (sangat

baik) karena ia mampu membuat pantun yang sangat sesuai dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan oleh peneliti serta Delia mampu membuat tema yang

sangat sesuai dengan isi yang telah ia buat. Tema yang dibuat oleh Delia ialah

“perlakuan dan sikap haruslah dijaga”. Kata tersebut juga terlihat dalam pantun,

yaitu pada baris terakhir.

Page 113: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

99

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Delia memperoleh skor 4 (baik), dapat dikatakan baik karena

hanya tiga aspek yang terpenuhi atau ada dalam sebuah pantun, yaitu tiap bait

terdiri dari 4 baris, sajak yang berirama a-a-a-a, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi, sedangkan

aspek dalam penilaian ini yang tidak terpenuhi ialah tiap baris terdiri dari 8-12

suku kata. Hal ini terlihat pada baris keempat, ada 13 suku kata yang artinya

melebihi kriteria yang telah ditentukan dalam menulis pantun

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 5 (sangat baik). Bagian ini, Delia juga mendapatkan skor

sangat baik karena ia mampu mengembangkan idenya yang termasuk dalam

kekuatan imajinasi. Kata yang mengandung kekuatan imajinasi menurut peneliti

ialah pada bagian sampiran. Kata yang digunakan oleh Delia merupakan kata

yang cukup jarang digunakan oleh anak peserta didik kelas VII sehingga peneliti

menganggap bahwa Delia sangat kompeten dalam mengembangkan ide dalam

membuat pantun ini.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Delia mendapat skor 4 (baik) karena ia telah mampu

menggunakan gaya bahasa yang baku, tetapi masih ada dua kesalahan dalam

penulisan ejaan. Kesalahan ejaan terlihat pada bagain penulisan kata ‘Jati dan

Jaga’ yang mana kata tersebut terdapat di tengah-tengah baris yang seharusnya

ditulis menggunakan huruf kecil saja.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Delia mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena ia dapat memenuhi

ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun secara detail.

Pantun yang dibuat oleh Delia mengandung makna yang dapat diambil oleh

pembacanya, yakni seseorang yang ingin pertemanannya bertahan lama, maka

ia harus menjaga sikap, prilaku serta perkataannya agar tidak menyakiti dan

menyebabkan persahabatan tersebut hancur. Selain itu, ketepatan kata yang

digunakan antar sampiran maupun isi sangat sesuai sehingga membuat pantun

ini terdengar sangat menarik di saat dibacakan atau didengar.

Page 114: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

100

Delia menunjukkan kelebihannya pada 3 aspek, yaitu pada aspek

kesesuaian dengan gambar dan jenis, kekuatan imajinasi, dan ketepatan serta

kemenarikan isi pantun, sedangkan untuk bagian kelemahannya dapat dikatakan

oleh peneliti tidak ada karena pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun dan

ketepatan diksi dan ejaan masih tergolong baik.

Nama : Haikal Syakib

Kelas : VII C

Tema : Sahabat/teman (berkasih-kasih)

Kode : JPNTN (2)

Jalan-jalan kerumah jajang

Jangan lupa membeli ubi

Kalau Ada umur yang panjang

Boleh kah kita bertemu Lagi

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

14

14

25× 100 = 56

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Haikal memperoleh nilai 56

yang termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada aspek ini, Haikal mendapatkan skor 1 (sangat

Page 115: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

101

kurang) karena ia mampu menulis pantun, namun tidak sesuai dengan gambar

dan jenis pantun yang telah ditentukan oleh peneliti serta tidak dapat menentukan

tema yang sesuai dengan jenis pantun yang telah ditentukan oleh peneliti. Pantun

yang dibuat oleh Haikal tergolong dalam jenis pantun jenaka, tetapi ia membuat

pantun yang dapat digolongkan dalam jenis pantun nasihat.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Haikal memperoleh skor 5 (sangat baik), dapat dikatakan sangat

baik karena keempat aspek tersebut telah terpenuhi atau ada dalam sebuah

pantun, yaitu tiap bait terdiri dari 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata,

yakni pada baris pertama terdiri dari sembilan suku kata, baris kedua terdiri dari

sembilan suku kata, baris ketiga terdiri dari sembilan suku kata, dan baris eempat

terdiri dari 10 suku kata. Selanjutnya, sajak yang berirama dan sesuai dengan

rumus penulisan pantun, yaitu a-b-a-b atau a-a-a-a, dan kedua baris pertama

merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 1 (sangat kurang). Bagian ini, Haikal hanya mampu

mengembangkan kreativitas dan idenya, namun tidak sesuai atau berkaitan

dengan gambar dan tidak memenuhi kekuatan imajinasi. Maksud tidak

memenuhi kekuatan imajinasi karena kata yang tedapat dalam isi pantun Haikal

termasuk kata yang sering digunakan pada pantun-pantun terdahulu, yakni kata

“kalau ada umur yang panjang bolehlah kita bertemu lagi”.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Haikal memperoleh skor 3 (cukup) karena ia mampu

menggunakan gaya bahasa yang baku, tetapi masih ada empat kesalahan dalam

penulisan ejaan, yaitu pada penulisan ‘kerumah’ yang seharusnya ditulis secara

terpisah ‘ke rumah’ karena kata tersebut menunjukkan tempat, penulisan ‘boleh

kah’ yang seharusnya ditulis serangkai. Selain itu, ada juga kesalahan penulisan

yang seharusnya ditulis dengan menggunakan huruf kecil, tetapi Haikal

menuliskannya dengan huruf kapital.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Haikal mendapatkan skor 4 (baik) karena Haikal mampu memenuhi

Page 116: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

102

ketiga kriteria yang meliputi ketepatan dan kemenarikan isi pantun namun

kurang detail. Hal ini dapat dilihat dari kriteria pertama yakni makna yang bisa

diambil oleh pembaca atau pendengarnya. Makna yang dapat diambil ialah jika

kita memiliki umur yang manjang semoga kita bisa bertemu lagi dilain waktu.

Selanjutnya, ketepatan kata yang digunakan oleh Haikal antar sampiran maupun

isi cukup sesuai serta ia juga menggunakan beberapa kata yang bervariasi

sehingga pantun ini cukup terdengar menarik apabila dibaca atau didengar.

Haikal menunjukkan kelebihannya pada satu aspek, yaitu pada aspek

kesesuaian dengan kriteria pantun, sedangkan untuk bagian kelemahannya

terlihat pada aspek kesesuaian dengan gambar dan jenis, dan kekuatan imajinasi

yang mendapatkan skor 1 (sangat kurang).

Nama : Davina Idnu Diva

Kelas : VII C

Tema : -- (berkasih-kasih)

Kode : JPNTN (4)

Pacaran tidak perlu

hanya akan membuang waktu

Mending kita menghemat waktu

ayo kita kepenghulu

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor: 13

Page 117: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

103

Nilai: 13

25× 100 = 52

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Davina memperoleh nilai

52 yang termasuk dalam tingkat penguasaan kurang. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada aspek ini, Davina memperoleh skor 1 (kurang)

karena ia mampu membuat sebuah tulisan yang sesuai dengan gambar yang telah

diberikan, tetapi tulisan yang ia buat tidak dapat dikatakan sebagai pantun karena

tulisan tersebut tidak ada sampirannya melainkan termasuk isi keempat baris

tersebut. Selain itu, ia juga tidak membuat tema dari tulisan yang ia buat, Davina

hanya menuliskan jenis pantun yang ia buat, yaitu berkasih-kasih’.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Davina memperoleh skor 3 (cukup), dapat dikatakan cukup karena

dari keempat kriteria yang harus dipenuhi ia hanya mampu memenuhi dua aspek

saja, yakni tiap bait terdiri dari empat baris dan sajak yang berirama a-a-a-a,

sedangkan aspek yang tidak terpenihi ialah aspek ‘terdiri dari 8-12 suku kata’

dan ‘pantun terdiri dari sampiran dan isi’. Hal ini dapat dibuktikan pada baris

pertama yang hanya terdiri dari tujuh suku kata saja yang artinya tidak

memenuhi kriteria serta pantun yang Davina buat hanya terdiri dari isi saja (tidak

ada sampirannya).

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 3 (cukup). Bagian ini, Davina hanya mampu mengembangkan

kreativitas dan idenya dan masih memiliki kaitan dengan gambar serta cukup

memenuhi kekuatan imajinasi. Maksud cukup memenuhi kekuatan imajinasi

karena kata yang digunakan dalam tulisannya tersebut menggunakan kata-kata

yang jarang digunakan dalam kalangan peserta didik, meskipun begitu tulisan

ini tidak bisa digolongkan sebagai sebuah pantun karena tidak memenuhi kriteria

dalam membuat pantun.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Davina memperoleh skor 3 (cukup) karena ia mampu

Page 118: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

104

menggunakan gaya bahasa yang baku, tetapi masih ada tiga kesalahan dalam

penulisan ejaan, yaitu pada penulisan awal baris yang seharusnya ditulis

menggunakan huruf kapital, tetapi Davina menggunakan huruf kecil. Selain itu,

ada kesalahan penulisan pada kata ‘kepenghulu’ yang seharusnya ditulis secara

terpisah, yaitu ke penghulu.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Davina mendapatkan skor 3 (cukup) karena Davina dapat memenuhi

dua kriteria dalam aspek ketepatan dan kemenarikan isi pantun. Isi tulisan yang

dapat diambil oleh pembacanya atau pendengarnya, yaitu tidak perlu terlalu

menjalin hubungan yang disebut ‘pacaran’ yang hanya akan membuang-buang

waktu, lebih baik langsung mengikat janji atau yang disebut menikah. Selain itu,

penggunaan kata yang cukup bervariasi dalam tulisan tersebut cukup bervariasi

sehingga apabila dibaca akan terdengar cukup menarik. Meskipun begitu, tulisan

ini tetap tidak dapat digolongkan dalam materi pantun karena keempat baris yang

ditulis oleh Davina termasuk kedalam isi pantun serta dapat disimpulkan bahwa

tulisan Davina tersebut tidak memiliki sampiran.

Davina tidak menunjukkan kelebihannya dalam tulisannya tersebut

karena semua aspek tergolong kedalam skor cukup, kurang, dan sangat kurang.

Ia tidak memperoleh skor yang tergolong baik maupun sangat baik.

Nama : Muhammad Rakha Purnomo

Kelas : VII C

Tema : -- (nasihat)

Kode : JPNTN (6)

Rajin-Rajinlah berlajar

Supaya kamu pintar

Jangan lupa belajar

agar kamu pintar

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

Page 119: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

105

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

11

11

25× 100 = 44

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Rakha memperoleh nilai 44

yang termasuk dalam tingkat penguasaan kurang. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada aspek ini, Rakha memperoleh skor 1 (kurang)

karena ia mampu membuat sebuah tulisan yang sesuai dengan gambar yang telah

diberikan, tetapi tulisan yang ia buat tidak dapat dikatakan sebagai pantun karena

tulisan tersebut tidak ada sampirannya melainakan termasuk isi keempat baris

tersebut. Selain itu, ia juga tidak membuat tema dari tulisan yang ia buat, Rakha

hanya menuliskan jenis pantun yang ia buat, yaitu nasihat.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Rakha memperoleh skor 3 (cukup), dapat dikatakan cukup karena

dari keempat kriteria yang harus dipenuhi ia hanya mampu memenuhi dua aspek

saja, yakni tiap bait terdiri dari 4 baris dan sajak yang berirama, yiatu a-a-a-a.

sedangkan aspek yang tidak terpenuhi ialah aspek ‘terdiri dari 8-12 suku kata’

dan ‘pantun terdiri dari sampiran dan isi’. Hal ini dapat dibuktikan pada baris

kedua, ketiga, dan keempat yang hanya terdiri dari tujuh suku kata dan enam

suku kata saja, artinya tidak memenuhi kriteria serta pantun yang Rakha buat

hanya terdiri dari isi saja (tidak ada sampirannya).

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 2 (kurang). Bagian ini, Rakha hanya mampu mengembangkan

kreativitas dan idenya dan masih memiliki kaitan dengan gambar, tetapi tidak

Page 120: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

106

memenuhi kekuatan imajinasi. Dimaksud tidak memenuhi kekuatan imajinasi

karena kata yang digunakan dalam tulisannya tersebut hanya menggunakan kata

yang ada dalam lingkung sekolah saja, ia tidak mampu mengembangkan idenya

secara lebih luas, serta ia hanya menggunakan kata pintar dan belajar diakhiran

baris, baik itu yang dikatakan isi atau sampiran.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Rakha memperoleh skor 4 (baik) karena ia mampu

menggunakan gaya bahasa yang baku, tetapi masih ada dua kesalahan dalam

penulisan ejaan, yaitu pada penulisan awal baris yang seharusnya ditulis

menggunakan huruf kapital, tetapi Rakha menggunakan huruf kecil serta

penulisan ‘Rajin-Rajinlah’ yang seharusnya ditulis ‘Rajin-rajinlah’.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Rakha mendapatkan skor 2 (kurang) karena Rakha mampu memenuhi

satu kriteria dari tiga kriteria yang telah ditentukan, yaitu makna yang dapat

diambil pembacanya atau pendengarnya. Makna yang dapat diambil ialah

seseorang haruslah rajin belajar agar orang tersebut menjadi pintar. Namun, dua

kriteria lainnya tidak dapat dipenuhi oleh Rakha, yaitu penggunaan kata yang

bervariasi serta ketepatan kata antar isi dan sampiran karena tulisan yang dibuat

oleh Rakha tidak tergolong dalam patun.

Rakha tidak menunjukkan kelebihannya dalam tulisannya tersebut

karena semua aspek tergolong kedalam skor cukup, kurang, dan sangat kurang.

Ia tidak memperoleh skor yang tergolong baik maupun sangat baik. Sama halnya

yang telah disebutkan di atas, bahwa tulisan ini tidak termasuk dalam pantun

karena tulisan yang dibuat oleh Rakha tidak sesuai dengan kriteria dalam

penulisan pantun. Sebuah pantun harus memiliki sampiran dan isi, tetapi pada

tulisan Rakha tidak adanya sampiran melainkan hanya ada isi saja.

Page 121: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

107

Nama : Melisa Dia Listi

Kelas : VII C

Tema : Pasangan (nasihat)

Kode : JPNTN (6)

Buang sampah disiang hari

Siram Tanaman dipagi hari

Jika kamu sayang sama pasanganmu

Jagalah pasanganmu dengan baik

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai:

15

15

25× 100 = 60

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Melisa memperoleh nilai

60 yang termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat

dibuktikan dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada aspek ini, Melisa memperoleh skor 3 (cukup)

karena ia mampu membuat sebuah pantun yang memiliki keterkaitan dengan

gambar, dan mampu membuat sebuah tema yang sesuai dengan gambar, tetapi

ia tidak membuat pantun sesuai dengan jenis yang telah ditentukan, yaitu

berkasih-kasih. Pantun yang dibuat oleh Melisa dapat dikatakan berisi sebuah

nasihat. Maka dari itu, pantun ini mendapatkan skor 3. Kesesuian gambar dengan

Page 122: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

108

tema terlihat pada gambar yang menunjukkan sepasang kekasih dan tema yang

dibuat oleh Melisa adalah ‘pasangan’.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Melisa memperoleh skor 4 (baik), dikatakan baik karena Melisa

mampu memenuhi tiga dari empat aspek yang terlah ditentukan dalam membuat

sebuah pantun. Aspek yang tidak dapat dipenuhi oleh Melisa ialah aspek sajak

yang berirama a-b-a-b atau a-a-a-a. Hal ini dapat terlihat pada bagian isi pantun

yang dibuat oleh Melisa.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 3 (cukup). Bagian ini, Melisa mampu mengembangkan

kreativitas dan mengembangkan idenya yang cukup sesuai atau berkaitan

dengan gambar dan cukup memenuhi kekuatan imajinasi. Hal ini dapat

dibuktikan dari bagian sampiran. Kedua baris tersebut terlihat cukup menarik

karena memiliki keterkaitan, begitu juga dengan bagian isi pantun meskipun

sajak yang digunakan oleh Melisa tidak saling berirama.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Melisa memperoleh skor 3 (cukup). Poin keempat ini

Melisa memperoleh skor 3 karena ia telah menggunakan gaya bahasa baku,

tetapi masih ada tiga kesalahan dalam penulisan. Hal ini dapat dilihat pada

bagian penulisan ‘Tanaman’ yang seharusnya ditulis menggunakan huruf kecil

semua, yaitu ‘tanaman’ karena kata tersebut berada ditengah-tengah baris kedua.

Selanjutnya, kesalahan juga terlihat pada kesalahan dalam penggunaan kata ‘di’

yaitu pada kata ‘disiang, dipagi’ yang seharusnya ditulis secara terpisah, yaitu

‘di siang, di pagi’ karena kata tersebut menunjukkan tempat.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Melisa mendapatkan skor 2 (kurang) karena Melisa mampu

memenuhi satu kriteria dari tiga kriteria yang telah ditentukan, yaitu makna yang

dapat diambil pembacanya atau pendengarnya. Makna yang dapat diambil ialah

sebagai seorang yang memiliki pasangan dan sangat menyayanginya, maka

engkau harus menjaganya dengan baik. Namun, pada kedua kriteria yang lain

yang berkaitan dengan penggunaan kata, yaitu kata yang bervariasi dan

Page 123: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

109

kesesuian kata antar sampiran dan isi dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa

pada bagian ini Melisa kurang mampu untuk memenuhi semua yang telah

ditetapkan oleh peneliti sebelumnya. Maka dari itu, ia memperoleh skor 2 yaitu

kurang.

Melisa mampu menunjukkan kelebihannya dalam tulisannya tersebut

yakni pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun, sedangkan kelemahannya

terlihat pada empat aspek penilaian yang lain, yaitu aspek kesesuaian dengan

gambar dan jenis, aspek kekuatan imajinasi, aspek ketepatan diksi dan ejaan, dan

aspek ketepatan dan kemenarikan isi pantun. Selain itu, tulisan ini dapat

dikatakan peneliti bahwa tidak termasuk dalam pantun karena tulisan yang

dibuat oleh Melisa tidak sesuai dengan kriteria dalam penulisan pantun. Sebuah

pantun harus menggunakan sajak yang berirama, yaitu a-a-a-a atau a-b-a-b.

Nama : Suci Nur Nabila

Kelas : VII C

Tema : Janganlah lupa padaku sahabatku (berkaish-kasih)

Kode : JPNTN (5)

wahai tiga sahabatku

jangan lah engkau lupa padaku

jika kau lupa padaku

aku akan membencimu

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi √

4. Ketepatan diksi dan ejaan √

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor: 12

Page 124: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

110

Nilai: 12

25× 100 = 48

Berdasakan hasil penilaian menulis pantun, Suci memperoleh nilai 48

yang termasuk dalam tingkat penguasaan kurang. Nilai tersebut dapat dibuktikan

dari aspek penilaian yang digunakan, yaitu:

Penilaian pertama, yaitu pada aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah ditentukan. Pada aspek ini, Suci memperoleh skor 3 (cukup)

karena ia mampu membuat sebuah tulisan yang masih berkaitan dengan gambar

yang telah diberikan oleh peneliti, dan membuat pantun yang masih memiliki

kaitan dengan jenis yang telah ditentukan, tetapi alasan yang membuat peneliti

menempatkan tulisan Suci pada skor 3 karena tulisan yang dibuat oleh Suci ini

hanya memiliki sedikit kaitan dengan gambar yang dan tema yang telah

ditentukan oleh peneliti, dan jika ditempatkan pada poin 4 itu dapat dikatakan

kurang tepat dan kurang adil dengan tulisan yang dibuat oleh peserta didik yang

lainnya.

Penilaian kedua, yaitu pada aspek kesesuaian dengan kriteria pantun.

Pada tahap ini Suci memperoleh skor 4 (baik), dikatakan baik karena Suci

mampu memenuhi tiga aspek yang telah ditentukan dalam membuat sebuah

pantun. Aspek yang tidak dapat dipenuhi oleh Suci ialah aspek sampiran dan isi

yang tidak terpaparkan dengan jelas pada tulisan tersebut. Tulisan ini hanya

mengandung isi saja, tetapi tidak ada sampiran yang terlihat pada baris satu dan

dua. Adapun aspek yang terpenuhi ialah tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata

yang terlihat pada baris pertama ada selapan suku kata, kedua ada 10 suku kata,

ketiga ada delapan, dan baris keempat ada delapan suku kata juga. Tiap bait

terdiri dari 4 baris, dan saja yang berirama a-a-a-a.

Penilaian ketiga, yaitu pada aspek kekuatan imajinasi dengan

memperoleh skor 3 (cukup). Bagian ini, Suci mampu pengembangkan

kreativitas dan mengembangkan idenya yang cukup sesuai atau berkaitan

dengan gambar, tetapi tidak memenuhi kekuatan imajinasi. Ini dapat didukung

dari tulisan yang telah dibuat oleh Suci yang memperlihatkan bahwa ia cukup

mengembangkan kreativitas dan idenya yang cukup sesuai dengan gambar yang

Page 125: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

111

telah diberikan oleh peneliti, sedangkan pada bagian kekuatan imajisi dapat

dikatakan bahwa Suci tidak memenuhinya karena ia hanya menggunakan kata

yang saling berkaitan dengan kata sebelumnya tanpa menggunakan kata atau

istilah yang ada diluar lingkupnya.

Penilaian keempat, yaitu pada aspek ketepatan diksi dan ejaan dalam

pantun. Pada bagian ini Melisa memperoleh skor 2 (kurang). Poin keempat ini

Suci memperoleh skor 2 karena Suci telah mampu menggunakan gaya bahasa

yang baku, tetapi masih ada 5 kesalahan dalam penulisan ejaan. Hal ini dapat

dibuktikan pada bagian awal baris yang seharusnya ditulis menggunakan huruf

kapital, tetapi Suci menggunakan huruf kecil. Selain itu, juga terlihat pada

kesalahan pada penulisan ‘jangan lah’ yang seharusnya ditulis serangkai

‘janganlah’.

Penilaian kelima, yaitu ketetapan dan kemenarikan isi pantun, pada

bagian ini Suci mendapatkan skor 1 (sangat kurang) karena ia tidak dapat

memenuhi ketiga kriteria yang telah ditentukan pada poin ini, yaitu isi pantun

yang dapat diambil oleh pembaca, penggunaan kata yang bervariasi, dan

ketepatan kata antar sampiran dan isi. Salah satu yang dapat dilihat yaitu pesan

dalam pantun ini sebenarnya terlihat sangat jelas, tetapi peneliti menganggap

bahwa pesan tersebut tidak dapat diambil oleh pembacanya secara langsung atau

perlunya penjelasan yang lebih akan pesan yang ingin disampaikannya tersebut

sehingga peneliti menempatkan aspek keempat ini pada skor 1.

Suci mampu menunjukkan kelebihannya dalam tulisannya tersebut pada

aspek kesesuaian dengan kriteria pantun, sedangkan kelemahannya terlihat pada

empat aspek penilaian yang lain, yaitu aspek kesesuaian dengan gambar dan

jenis, aspek kekuatan imajinasi, aspek ketepatan diksi dan ejaan, dan aspek

ketepatan dan kemenarikan isi pantun.

Page 126: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

112

Tabel 4.5

Hasil Nilai Menulis Pantun Peserta Didik Kelas VII SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat

NO NAMA

Nilai Total

Skor

1 2 3 4 5 Kriteria

1 Adellia Putri Rahmadani - - - - - 0 -

2 Afrian Syarif 4 5 3 2 4 72 C

3 Agung Mulyadi 3 4 4 1 4 64 C

4 Andri Surya Lesmana - - - - - 0 -

5 Candra Setyawan 4 5 3 4 4 80 B

6 Chairul Aqna - - - - - 0 -

7 Davina Idnu Diva 1 3 3 3 3 52 D

8 Delia Tri Agustya Ningzy 5 4 5 4 5 92 A

9 Dewa Pratama 5 5 5 5 5 100 A

10 Fadhilah Ramadhan 5 4 5 3 5 88 A

11 Falah Andrian 5 5 4 3 4 84 B

12 Fandi Famungkas - - - - - 0 -

13 Fitri Nur Fadillah 2 4 4 4 5 76 B

14 Haikal Syakib 1 5 1 3 4 56 C

15 Ketara Arifah Maharani 2 5 5 3 5 80 B

16 Khairul Agus Triantoro 4 5 5 3 5 88 A

17 Melisa Dia Listi 3 4 3 3 2 60 C

18 Muhamad Farrel Dzakhwan 5 4 5 3 5 88 A

19 Muhamad Nazriel Ilham 2 5 3 2 2 56 C

20 Muhammad Adrian Ramadhan 5 4 5 3 3 80 B

21 Muhammad Hafizh Qusoyi 3 5 3 3 2 64 C

22 Muhammad Rakha Purnomo 1 2 2 4 2 44 D

Page 127: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

113

23 Muhammad Zahran 4 5 4 1 5 76 B

24 Muhammad Zikry 3 4 4 3 4 72 C

25 Natasha Putri Alifia - - - - - 0 -

26 Nindhita Kirana Rainandi 5 5 4 3 5 88 A

27 Rafly Akbar - - - - - 0 -

28 Rasya Fadillah Putra 4 5 5 3 5 88 A

29 Salsa Salamah 5 4 5 4 5 92 A

30 Suci Nur Nabila 3 4 2 2 1 48 D

31 Suci Ramadhani - - - - - 0 -

32 Trio Sugiarto 5 4 3 4 3 76 B

Data yang terdapat pada tabel di atas merupakan hasil penilaian peserta

didik dalam menulis pantun yang telah diberi nilai sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan oleh peneliti. Pembuatan pantun dibantu dengan menggunakan media,

yaitu media gambar karikatur. Tabel di atas menunjukkan bahwa kelas VII C yang

berjumlah 32 peserta didik, yang mana pada saat peneliti melakukan penelitian

hanya ada 25 peserta didik yang hadir. Nilai tertinggi dari tabel di atas ialah 100

yang diperoleh oleh Dewa Pratama, sedangkan nilai terendah dengan skor 44

diperoleh oleh Muhammad Rakha Purnomo.

Apabila disimpulkan secara keseluruhan, maka dapat dikatakan bahwa

peserta didik kelas VII C SMP Muhammadiyah 17 Ciputat mampu menulis pantun

dengan menggunakan media gambar karikatur. Peserta didik kelas VII secara

keseluruhan telah mampu menulis sebuah pantun sesuai dengan gambar yang

diberikan oleh peneliti serta mampu membuat tema yang berkaitan dengan jenis

pantun yang telah ditentukan sebelumnya, tetapi peserta didik masih mengalami

kesulitan pada aspek diksi dan ejaan, masih banyak peserta didik yang mengalami

kesalahan dalam menggunakan gaya bahasa baku serta kesalahan dalam penulisan

ejaan, seperti penulisan huruf kapital dan lain sebagianya.

Kegiatan menulis pantun ini masih ada beberapa peserta didik dianggap

oleh peneliti yang tidak memenuhi kriteria menulis pantun sehingga tulisan peserta

Page 128: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

114

didik tersebut tidak tergolong dalam jenis pantun. Peserta didik ini ialah Davina

Idnu Diva, Suci Nur Nabila, Melisa Dia Listi, dan Muhammad Rakha Purnomo.

Kelemahan yang banyak ditemukan dari peserta didik tersebut ialah pantun yang ia

buat merupakan isi pantun. Maksudnya, dari baris pertama hingga baris keempat

merupakan isi, di mana seharusnya sebuah pantun itu dua baris pertama merupakan

sampiran dan dua baris terakhir adalah isi. Selanjutnya, beberapa peserta didik yang

disebutkan di atas juga tidak mampu mengembangkan idenya sesuai dengan

gambar dan jenis pantun yang telah diberikan oleh peneliti sehingga memengaruhi

aspek penilaian lainnya.

Page 129: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

115

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan perolehan data di lapangan dan pengolahan data, maka

diperolah kesimpulan akhir mengenai penelitian menggunakan media gambar

karikatur terhadap kemampuan menulis pantun peserta didik kelas VII SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti

dapat diketahui bahwa penggunaan media karikatur dalam menulis pantun telah

menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dibuktikan ada 15 peserta didik dari 25

peserta didik yang hadir tergolong ke dalam nilai yang sangat baik, baik, sedangkan

ada 10 peserta didik yang tergolong dalam cukup dan kurang.

Adapun hasil analisis terhadap kemampuan menulis pantun peserta didik

memperoleh rata-rata keseluruhan 60% yang termasuk ke dalam kategori C

(cukup). Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai peserta didik dengan

kriteria A (baik sekali) sebanyak 8 orang atau 32%, Adapun yang memperoleh

kriteria B (baik) sebanyak 7 orang atau 28%, kriteria C (cukup) sebanyak 7 orang

atau 28%, dan kriteria D (kurang) sebanyak 3 orang atau 12%. Hasil analisis ini

juga menunjukkan masih ada beberapa siswa yang masih tidak memahami atau

mengetahui ketentuan-ketentuan dalam membuat pantun, yaitu sebuah pantun

terdiri dari sampiran dan isi, berpola a-b-ab atau a-a-a-a, dan penggunaan ejaan atau

diksinya yang masih banyak kesalahan. Hal ini terlihat pada beberapa peserta didik,

yaitu: Davina Idnu Diva, Suci Nur Nabila, Melisa Dia Listi, dan Muhammad Rakha

Purnomo.

Penggunaan media gambar karikatur dapat melatih peserta didik untuk

mengembangkan imajinasi dan mengembangkan idenya sesuai dengan gambar

yang ia lihat. Selain itu, peserta didik juga dapat lebih fokus dengan apa yang akan

ia tulis melalui media gambar karikatur dengan cara menentukan tema dari jenis

pantun yang telah diberikan serta peserta didik mampu meggunakan kata baku dan

ejaan yang sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Page 130: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

116

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

mengemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi guru, sebagai seorang guru haruslah membiasakan diri dengan

menggunakan media pembelajaran guna untuk menarik perhatian peserta

didik dalam belajar. Penggunaan media juga harus disesuaikan dengan

materi yang ingin disampaikan.

2. Bagi peneliti, lebih memperluas wawasan dan memperdalam teknik

mengelola kelas terutama dalam pembelajaran menulis pantun dengan

menggunakan media gambar karikatur.

Page 131: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

117

DAFTAR PUSTAKA

Akhaidah, Sabarti. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Idonesia. Jakarta:

Erlangga. 1992.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013.

----------------------------. Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers. 2010.

Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers. cet. 5. 2016.

Darmanto, “Media Pembelajaran”, http://repository.unikama.ac.id/85/1/Media.pdf,

diakses pada 8 Juli 2019.

Dietsch, Betty Mattix. Reasoning and Writing Well: A Rhetoric, Research Guide,

Reader, and Handbook,. New York: McGraw-Hill. 2006.

Emzir. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. 2008.

Ganie, Tajuddin Noor. Buku Induk Bahasa Indonesia: Pantun, Puisi, Peribahasa,

Gurindam, dan Majas. Yogyakarta: Araska. 2015.

Gulo, W. Metode Penelitian. Jakarta: PT Grasindo. cet 6. 2010.

Hakim, Thursan. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. 2005.

Hanafi, Abdul Halim. Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan

Disertasi. Jakarta: Diadit Media Press. cet. 1. 2011.

Kareem, Amirah Silfia. “Seni Vinyet adalah”, dalam https://www.dictio.id/t/seni-

vinyet-adalah/23482. Diakses pada 12 November 2019.

Kuncoro, Mudrajad. Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom dan

Resensi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009.

Kurniawan, Raafi Allen dan Maryam Isnaini, “Penggunaan Media Gambar

Karikatur untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV

SDN Jajartunggal II Surabaya”. JPGSD. Vol. 02. 2014.

Kustandi, Cecep dan bambang Sitipto. Media Pembelajaran; Manual dan Digital.

Bogor: Ghalia Indonesia. Cet. 2, 2016.

Liang, Gie The. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. 2002.

Mudjijo. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 1, 1995.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja. 2008.

Page 132: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

118

Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.

Yogyakarta: BPFE. 2016.

Nurjamal, Daeng dkk. Terampil Berbahasa Menyusun Karya Tulis Akademik,

Memandu Acara (MC-Moderator), dan Menulis Surat. Bandung: Alfabeta.

2017.

Parendra, Dendy Dwi. dkk., “Pemanfaatan Media Karikatur untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Narasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V

SD”. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesa, Singaraja Vol. 1, Nomor 1,

2013.

Pangesti, Mutia Dwi. Buku Pintar Pantun dan Peribahasa Indonesia,. Jakarta:

Pustaka Nusantara Indonesia. cet. 1. 2015.

Purwanti, Dewi. “Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Dengan Menggunakan

Model Berpikir Berbicara Menulis (Think Talk Write)”. Jurnal Diksatrasia.

Vol. 1. Nomor 2. 2017.

Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: ALFABETA. cet.8. 2010

Rizal, Yose. Apresiasi Puisi dan Sastra Indonesia. Jakarta: Grafika Mulia. 2010.

Rizky, “Teknik Analisis Data Kualitatif, Kuantitatif, Menurut para ahli (Lengkap)”,

http://pastiguna.com/teknik-analisis-data/#Teknik_Analisis_Data. Diakses

pada 29 November 2018.

Rohani, Ahmad. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1997.

Sibarani, Augustin. Karikatur dan Politik. Jakarta: Garba Budaya, ISAI, dan PT

Media Lintas Inti Nusantara. 2001.

Sidijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Rajawali. Cet. 15. 2016.

Sugiarto, Eko. Mengenal Sastra Lama: Jenis, Definisi, Ciri, Sejarah, dan Contoh.

Yogyakarta: ANDI. 2015).

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Cet. 23. 2016.

Surya, Nunuk dan Leo Agung. Strategi Belajar-Mengajar. Yogyakarta: Penerbit

Ombak. 2012.

Tafifin Mul. “Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII SMP Negeri 52

Konawe Selatan”. Jurnal Humanika. Nomor. 15. Vol. 3. 2015.

Page 133: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

119

Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa. 2008.

Vesterm, William. Reading and Writing Short Arguments. New York: McGraw-

Hill. 2006.

Wahyuni, Ristri. Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Jogjakarta: Saufa.

cet. 1. 2014.

Waluyanto, Heru Dwi. “Karikatur Sebagai Karya Komunikasi Visual dalam

Penyampaian Kritik Sosial”. Jurnal Nirmana. Nomor. 2. Vol. 2. 2009.

Woods, Peter. Successful Writing for Qualitative Researchers. New York:

Routledge Falmer. 2006.

Yunus, Syarifudin. Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia, cet.1.

2015.

Page 134: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 135: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 136: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 137: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 138: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 139: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 140: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 141: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 142: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

RPP

(RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)

Sekolah : SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/Genap

Materi Pokok : Puisi Rakyat (Pantun)

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A. Kompetensi Inti

K1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

K2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun,

percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan

regional.

K3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasaingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

K4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK)

4.10 Mengungkapkan gagasan,

perasaan, pesan dalam bentuk puisi

rakyat secara lisan atau tulis dengan

memperhatikan struktur, rima, dan

penggunaan bahasa.

4.10.1. Peserta didik mampu menulis

pantun berdasakan ide yang

direncanakan atau yang ia peroleh

berdasarkan rangsangan media

gambar karikatur

4.10.2. Peserta didik mampu menulis

pantun sesuai dengan struktur, dan

penggunaan bahasa, dan jenis pantun

yang ditentukan.

Page 143: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

C. Tujuan pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran tentang menulis pantun, peserta didik

dapat:

1. Mengetahui dan memahami struktur dalam menulis pantun.

2. Menulis pantun sesuai dengan struktur menulis pantun, dan PUEBI

secara baik dan benar.

D. Materi

1. Pengetahuan Langkah-langkah Membuat Teks Pantun

2. Keterampilan

Praktik menulis pantun

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific learning

2. Model Pembelajaran : Active learning (pembelajaran aktif).

3. Metode : Ceramah, tanya jawab

F. Media Pembelajaran 1. Papan tulis/white board

2. Spidol

3. Gambar karikatur (gambar karikatur nasihat, jenaka, dan berkasih-

kasih atau kasih sayang)

G. Sumber Belajar a. Titik Harsiati, dkk. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII

Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,

Balitbang, Kemendikbud.

b. Eko Sugiarto, Mengenal Sastra Lama: Jenis, Definisi, Ciri, Sejarah, dan

Contoh. Yogyakarta: C.V Andi Offset. 2015.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran

Nilai Karakter

(PPK), Literasi,

4C, HOTS

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Awal

Guru:

Orientasi

1. Memasuki ruang kelas.

2. Melakukan pembukaan

dengan salam pembuka.

3. Mengondisikan kelas agar

dalam keadaan yang bersih,

rapi, dan nyaman.

Religius

15 menit

Page 144: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran

Nilai Karakter

(PPK), Literasi,

4C, HOTS

Alokasi

Waktu

4. Menyiapkan fisik dan psikis

peserta didik dalam

mengawali kegiatan

pembelajaran.

5. Meminta salah satu peserta

didik memimpin doa untuk

memulai pembelajaran.

6. Memeriksa kehadiran

peserta didik sebagai sikap

disiplin.

Apersepsi

1. Mengaitkan

materi/kegiatan

pembelajaran yang akan

dilakukan dengan

materi/kegiatan

sebelumnya.

2. Mengajukan pertanyaan

kepada peserta didik yang

memiliki kaitannya dalam

pembelajaran menulis

pantun.

Motivasi

1. Menyampaikan tujuan

pembelajaran pada

pertemuan yang sedang

berlangsung.

2. Memberikan gambaran

tentang pelajaran yang akan

dipelajari.

3. Apabila materi/kegiatan ini

dikerjakan dengan baik dan

sungguh-sungguh, maka

peserta didik diharapkan

dapat menulis pantun sesuai

dengan ide yang telah ia

direncanakan atau yang ia

peroleh melalui rangsangan

media gambar karikatur,

serta sesuai dengan struktur,

Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu

Page 145: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran

Nilai Karakter

(PPK), Literasi,

4C, HOTS

Alokasi

Waktu

rima, dan penggunaan

bahasa.

Pemberian Acuan

1. Memberitahukan materi

pelajaran yang akan dibahas

pada pertemuan saat itu.

2. Memberitahukan tentang

kompetensi inti,

kompetensi dasar,

indikator, dan KKM pada

pertemuan yang

berlangsung.

Kegiatan

Inti

Mengamati

1. Peserta didik mengamati

penjelasan guru yang berkaitan

dengan materi pantun.

2. Peserta didik mengamati pantun

yang ditulis oleh guru sebagai

salah satu contoh serta salah

satu peserta didik dituntut untuk

menentukan pantun tersebut

terbasuk ke dalam jenis apa.

3. Guru memperlihatkan media

karikatur yang dapat dikatakan

mengandung jenis pantun

(nasihat, jenaka, dan berkasih-

kasih) kepada peserta didik.

Menanya :

1. Guru memberikan kesempatan

peserta didik untuk bertanya

jawab mengenai materi yang

telah dijelaskan.

2. Peserta didik bertanya berkaitan

cara mengetahui pantun itu

termasuk jenis apa. Misalnya:

bagaimana langkah-langkah

membuat pantun dan

bagaimana cara menentukan

jenis pantun yang kita buat?

Menalar :

Literasi

Rasa ingin tahu

50 menit

Page 146: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran

Nilai Karakter

(PPK), Literasi,

4C, HOTS

Alokasi

Waktu

1. Peserta didik secara mandiri

menulis pantun berdasarkan

dengan ide yang telah ia

rencanakan atau peroleh

berdasarkan rangsangan media

gambar karikatur serta

mambuat pantun yang sesuai

dengan struktur, dan

penggunaan bahasa, dan jenis

pantun yang ditentukan.

Menyajikan/mengomunikasikan: 1. Salah satu peserta didik

menyajikan atau membacakan

hasil menulis pantun yang telah

ditulis di lembar kerja dengan

baik dan benar.

Berpikir kritis

(Critical

thinking)

Komunikatif

(Communicative)

Kegiatan

Penutup

Kegiatan guru bersama peserta

didik

Kegiatan peserta didik:

1. Membuat rangkuman/simpulan

pelajaran.

2. Melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan.

3. Memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran.

Kegiatan guru:

1. Melakukan penilaian

terhadap hasil tulisan atau

pekerjaan peserta didik.

2. Memberikan penghargaan

kepada peserta didik yang

memiliki kinerja yang baik.

3. Mengagendakan pekerjaan

rumah (jika diperlukan).

4. Menyampaikan rencana

pembelajaran yang akan

dilakukan selanjutnya.

Kreativitas

(Creativity)

HOTS

15 menit

Page 147: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Tahap Langkah-langkah Pembelajaran

Nilai Karakter

(PPK), Literasi,

4C, HOTS

Alokasi

Waktu

5. Menutup kegiatan belajar

mengajar.

I. Penilaian 1. Teknik Penilaian:

a. Penilaian Sikap :Observasi/pengamatan

b. Penilaian Pengetahuan :tes tertulis

c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik atau keterampilan

proses.

2. Pembelajaran Remedial

Tulis kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:

a. Pembelajaran ulang

b. Bimbingan perorangan

c. Belajar kelompok

3. Pembelajaran Pengayaan

Berdasarkan hasil analisis penilaian yang dilakukan peneliti, peserta didik

yang telah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran

pengayaan untuk perluasan ataupun pendalaman materi (kompetensi),

antara lain dalam bentuk tugas pengajaran soal-soal dengan tingkat

kesulitan yang lebih tinggi.

Ciputat, 15 April 2019

Mengetahui,

Guru Bahasa Indonesia

Herlina, S.Pd

Mahasiswa Peneliti

Faakhirah

Page 148: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

LAMPIRAN MATERI PANTUN

1. Definisi Pantun

Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang disampaikan secara lisan.

Namun, pada Perkembangannya pantun disampaikan secara tertulis. Pantun

berasal dari bahasa Minangkabau, patuntun yang artinya “patuntun”.

2. Struktur Teks Pantun

a. Bait: Banyaknya sebuah baris dalam pantun biasanya 2 baris, 4 baris, 6

baris, dan 8 baris

b. Larik: larik adalah kumpulan beberapa kaa yang memiliki arti dan bisa

membentuk sampiran dan isi.

c. Rima: Rima adalah pola akhiran atau huruf vokal terakhir dalam pantun

d. Sampiran dan isi: Sampiran adalah bagian yang terletak pada baris 1 dan

2 yang merupakan pengantar menuju isi pantun, sedangkan isi ialah

bagian pantun yang terletak pada barisan 3 dan 4 yang merupakan

isi/kandungan/tujuan dalam sebuah pantun.

3. Macam-macam Struktur Teks Pantun

a. Struktur Teks Pantun Biasa

Sampiran dan ada isi. Sampiran yang terletak pada baris 1 dan 2,

sedangkan isi terletak pada baris 3 dan 4.

b. Struktur Teks Pantun Karmina

Pantun karmina hanya terdiri dari dua baris. Oleh karena itu pantun ini

disebut juga pantun kilat. Strukturnya: baris 1 adalah sampiran dan baris

2 adalah isi.

c. Struktur Teks Pantun Talibun

Pantun talibun mempunyai baris lebih dari empat. Mulai dari 6 baris dan

berikutnya. Yang memiliki rima berbeda-beda.

4. Jenis-jenis Pantun

a. Pantun Nasihat

b. Pantun Agama

c. Pantun Jenaka

d. Pantun Berkasih-Kasih

e. Pantun Anak

f. Pantun Adat Istiadat

5. Langkah-langkah Membuat Pantun

a. Memahami karakteristik pantun.

b. Memnentukan tema

c. Menentukan sampiran dan menulis isi

Namun, sebelum langkah di atas diterpakan, terlebih dahulu peserta

didik harus menentukan jenis pantun yang ingin ia buat.

Page 149: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

LAMPIRAN PENILAIAN

1. Penilaian Sikap

Petunjuk:

a. Amati perkembangan sikap siswa menggunakan instrumen jurnal pada setiap

pertemuan.

b. Isi jurnal dengan menuliskan sikap atau perilaku siswa yang menonjol, baik

yang positif maupun negatif. Untuk siswa yang pernah memiliki catatan

perilaku kurang baik dalam jurnal, apabila telah menunjukkan perilaku

(menuju) yang diharapkan, perilaku tersebut dituliskan dalam jurnal (meskipun

belum menonjol).

Jurnal sikap sosial peserta didik

Nama sekolah : SMP MUHAMMADIYAH 17 CIPUTAT

Tahun pelajaran : 2018/2019

Kelas/Semester : VII/C

No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir

Sikap

1. Adellia Putri Rahmadani

2. Afrian Syarif

3. Agung Mulyadi

4. Andri Surya Lesmana

5. Candra Setyawan

6. Chairul Aqna

7. Davina Idnu Diva

Page 150: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

8. Delia Tri Agustya Ningzy

9. Dewa Pratama

10. Fadhilah Ramadhan

11. Falah Andrian

12. Fandi Famungkas

13. Fitri Nur Fadillah

14. Haikal Syakib

15. Ketara Arifah Maharani

16. Khairul Agus Triantoro

17. Melisa Dia Listi

18. Muhamad Farrel Dzakhwan

19. Muhamad Nazriel Ilham

20. Muhammad Adrian R.

21. Muhammad Hafizh Qusoyi

22. Muhammad Rakha P.

23. Muhammad Zahran

24. Muhammad Zikry

25. Natasha Putri Alifia

26. Nindhita Kirana Rainandi

27. Rafly Akbar

28. Rasya Fadillah Putra

29. Salsa Salamah

30. Suci Nur Nabila

31. Suci Ramadhani

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis)

No. Materi Indikator Bentuk

tes

No.

Soal

Page 151: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

1.

Pantun Disajikan tugas pribadi, siswa mampu

Mengidentifikasi pengertian pantun serta

mengidentifikasi struktur dan langkah

dalam sebuah pantun.

Uraian

1

2

Butir Soal

1. Apa yang kamu ketahui tentang pantun?

2. Sebutkan struktur dan langkah-langkah dalam sebuah pantun!

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan (tes tertulis)

Peserta didik dituntut untuk membuat atau menulis sebuah pantun di lembar kerja

yang telah disediakan:

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama :

Kelas/Semester :

Tema :

Kode :

1. Berdasarkan karikatur yang kamu dapat, silahkan buat sebuah teks pantun

sesuai dengan tema yang telah ditentukan!

Kata Kunci: Sampiran (a-b-a-b)

atau (a-a-a-a)

Page 152: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Pedoman Penilaian:

No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian dengan gambar dan

jenis yang telah di tentukan

2. Kesesuaian dengan kriteria

pantun

3. Kekuatan imajinasi

4. Ketepatan diksi dan ejaan

5. Ketepatan dan kemenarikan isi

pantun

Jumlah skor:

Nilai: Jumlah Skor siswa x 100

Jumlah Skor maksimal

Keterangan:

1. Skor 1: Sangat Kurang, tidak ada aspek penilaian yang benar.

2. Skor 2: Kurang, ada sedikit aspek penilaian yang benar.

3. Skor 3: Cukup, jumlah aspek penilaian benar dan salah seimbang.

4. Skor 4: Baik, ketepatan tinggi dengan sedikit kesalahan.

5. Skor 5: Sangat baik, tepat sekali.

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Pantun

Penilaian Aspek Kesesuaian dengan Gambar dan Jenis

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian kesesuaian

dengan gambar dan jenis

yang telah ditentukan,

berikut aspek yang dinilai:

Sangat baik: apabila peserta

didik dapat menulis pantun

yang sesuai dengan gambar, dan

jenis yang ditentukan oleh

peneliti serta peserta didik dapat

5

Page 153: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

d. Pantun yang dibuat

oleh peserta didik

sesuai dengan gambar

yang telah ditentukan;

e. Pantun yang dibuat

sesuai dengan jenis

yang telah ditentukan.

f. Pantun yang dibuat

memiliki tema yang

sesuai dengan jenis

pantun.

membuat tema yang sesuai

dengan jenis pantun secara

detail.

Baik: apabila peserta didik

dapat menulis pantun yang

memiliki keterkaitan dengan

gambar, dan jenis yang

ditentukan oleh peneliti serta

peserta didik dapat membuat

tema yang sesuai dengan jenis

pantun.

4

Cukup: apabila peserta didik

dapat menulis pantun yang

sesuai dengan gambar dan

sesuai dengan jenis yang

ditentukan oleh peneliti, namun

tidak dapat membuat tema yang

sesuai dengan jenis pantun.

3

Kurang: apabila peserta didik

mampu menulis pantun yang

sesuai dengan gambar tetapi

tidak sesuai dengan jenis pantun

yang telah ditentukan oleh

peneliti serta tidak menentukan

tema dari jenis pantun tersebut.

2

Sangat Kurang: apabila

peserta didik mampu menulis

pantun, namun tidak sesuai

dengan gambar dan jenis pantun

yang telah ditentukan oleh

1

Page 154: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

peneliti serta tidak dapat

menentukan tema dari pantun

tersebut.

Tabel 3.3:

Penilaian Aspek Kesesuaian dengan Kriteria Pantun

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian aspek kesesuaian

dengan kriteria pantun

meliputi:

5. Tiap bait terdiri dari

4 baris;

6. Tiap baris terdiri dari

8-12 suku kata;

7. Sajak yang berirama,

sesuai dengan rumus

penulisan pantun,

yaitu a-b-a-b atau a-

a-a-a;

8. Kedua baris pertama

merupakan sampiran

dan baris ketiga dan

keempat merupakan

isi.

Sangat baik: apabila keempat

aspek tersebut telah terpenuhi

atau ada dalam sebuah pantun.

5

Baik: apabila 3 dari empat

aspek tersebut telah terpenuhi

atau ada dalam sebuah pantun.

4

Cukup: apabila 2 dari empat

aspek tersebut telah terpenuhi

atau ada dalam sebuah pantun.

3

Kurang: apabila 1 dari empat

aspek tersebut telah terpenuhi

atau ada dalam sebuah pantun.

2

Sangat Kurang: apabila

peserta didik tidak dapat

memenuhi keempat aspek

tersebut.

1

Page 155: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Tabel 3.4

Penilaian Aspek Kekuatan Imajinasi

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian aspek kekuatan

imajinasi, meliputi aspek

berikut:

4. Kreativitas

5. Pengembangan ide

yang sesuai dengan

gambar.

Sangat baik: apabila

kreativitas dan pengembangan

ide peserta didik sangat sesuai

dengan gambar dan memenuhi

kekuatan imajinasi.

5

Baik: apabila kreativitas dan

pengembangan ide peserta

didik sudah sesuai dengan

gambar dan memenuhi

kekuatan imajinasi.

4

Cukup: apabila kreativitas dan

pengembangan ide peserta

didik cukup sesuai atau

berkaitan dengan gambar dan

cukup memenuhi kekuatan

imajinasi.

3

Kurang: apabila kreativitas

dan pengembangan ide peserta

didik cukup sesuai atau

berkaitan dengan gambar, tetapi

tidak memenuhi kekuatan

imajinasi.

2

Sangat Kurang: apabila

kreativitas dan pengembangan

ide peserta didik tidak sesuai

atau berkaitan dengan gambar,

1

Page 156: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

dan tidak memenuhi kekuatan

imajinasi.

Tabel 3.5

Penilaian Aspek Ketepatan Diksi dan Ejaan dalam Pantun

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Penilaian aspek ketepatan

diksi dan ejaan dalam

pantun meliputi sebagai

berikut:

3. Penggunaan bahasa

yang baik dan baku

4. Kesalahan dalam

menulis ejaan.

Sangat Baik: apabila peserta

didik telah menggunakan ejaan

dan gaya bahasa yang sudah

baku tanpa ada kesalahan

apapun.

5

Baik: apabila peserta didik

telah menggunakan ejaan dan

gaya bahasa yang sudah baku,

namun masih ada 1-2

kesalahan.

4

Cukup: apabila peserta didik

telah menggunakan ejaan dan

gaya bahasa yang sudah baku,

namun masih ada 3-4

kesalahan.

3

Kurang: apabila peserta didik

cukup bisa menggunakan ejaan

dan gaya bahasa yang baku,

namun masih ada 5-6

kesalahan.

2

Sangat Kurang: apabila

peserta didik tidak mampu

menggunakan ejaan dan gaya

1

Page 157: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

bahasa yang baku ‘kesalahan

lebih dari enam’.

Tabel 3.6

Penilaian Aspek Ketepatan dan Kemenarikan Isi Pantun

Aspek yang Diamati Kriteria Skor

Ketetapan dan

kemenarikan isi pantun,

meliputi sebagai berikut:

4. Isi pantun yang

memiliki makna yang

dapat diambil oleh

pembacanya

5. Penggunaan kata yang

bervariasi sehingga

pantun menjadi lebih

menarik.

6. Ketepatan kata yang

digunakan antar

sampiran ataupun isi.

Sangat Baik, apabila peserta

didik dapat memenuhi ketiga

kriteria yang meliputi ketepatan

dan kemenarikan isi pantun

secara detail atau dijelaskan

secara lugas.

5

Baik, apabila peserta didik

dapat memenuhi 3 kriteria yang

meliputi ketepatan dan

kemenarikan isi pantun yang

kurang detail.

4

Cukup, apabila peserta didik

dapat memenuhi 2 kriteria

dalam aspek ketepatan dan

kemenarikan isi pantun.

3

Kurang, apabila peserta didik

dapat memenuhi 1 kriteria

dalam aspek ketepatan dan

kemenarikan isi pantun.

2

Sangat Kurang: apabila

peserta didik tidak dapat

memenuhi ketiga kriteria

1

Page 158: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

tersebut dalam aspek ketepatan

dan kemenarikan isi pantun.

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Pantun

Penentuan Kriteria dengan Penghitungan untuk Skala Empat

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan

1–4 D–A

86 – 100 4 A Sangat Baik

76 – 85 3 B Baik

56 – 74 2 C Cukup Baik

10 – 55 1 D Kurang Baik

Berdasarkan tabel di atas, siswa dikatakan mendapatkan kategori sangat

baik apabila memperoleh nilai 86-100. Kemudian, siswa dikatakan mendapatkan

kategori baik apabila memperoleh nilai 76-85, mendapatkan kategori cukup baik

apabila memperoleh nilai 56-74, dan mendapatkan kategori kurang baik apabila

memperoleh nilai 10-55.

Page 159: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 160: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 161: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 162: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 163: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 164: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 165: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 166: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 167: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 168: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 169: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 170: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 171: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 172: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Hasil Wawancara dengan Peserta Didik Kelas VII C

SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Informan 1: Fitri Nur Fadillah

1. Menurut kamu, Bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh guru bahasa

Indonesia?

Jawab: ibunya seru, suka menasihati juga.

2. Dalam pembelajaran adakah kesulitan yang kamu alami dalam proses

belajar? jika ada, kesulitan seperti apa?

Jawab: keadaan kelas yang kadang berisik

3. Sebelumnya pernahkah ibu guru mata pelajaran menggunakan media? Jika

pernah media seperti apa?

Jawab: pernah, pakai media karton

4. Apakah kamu suka dengan materi pantun/menyukai pantun?mengapa?

Jawab: suka, tapi lebih suka kalau mendengarkan orang membacanya.

5. Hal apa yang paling sulit menurut kamu dalam membuat pantun?

Jawab: gampang-gampang susah. Susahnya nyari lampirannya.

6. Bagaimana menurut kamu dengan penggunaan media karikatur?

Jawab: Bagus, cukup membantu.

7. Adakah keinginan kamu, terutama dalam kegiatan pelajaran bahasa

Indonesia kedepannya?

Jawab: ingin coba menggunakan media lain lagi, seperti media bergambar

dan ada suarnya.

Page 173: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Informan 2: Ketara Arifah Maharani

1. Menurut kamu, Bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh guru bahasa

Indonesia?

Jawab: ibunya asik, kadang-kadang suka bikin ketawa jadinya seru.

2. Dalam pembelajaran adakah kesulitan yang kamu alami dalam proses

belajar? jika ada, kesulitan seperti apa?

Jawab: kadang-kadang sulit paham sama materinya.

3. Sebelumnya pernahkah ibu guru mata pelajaran menggunakan media? Jika

pernah media seperti apa?

Jawab: pernah, kalau tidak salah pakai media karton di materi deskripsi.

4. Apakah kamu suka dengan materi pantun/menyukai pantun?mengapa?

Jawab: suka, tapi kadang-kadang juga susah.

5. Hal apa yang paling sulit menurut kamu dalam membuat pantun?

Jawab: susah buat menyamakan isi sama sampiranya.

6. Bagaimana menurut kamu dengan penggunaan media karikatur?

Jawab: mempermudah

7. Adakah keinginan kamu, terutama dalam kegiatan pelajaran bahasa

Indonesia kedepannya?

Jawab: semoga bisa tambah paham dengan materi bahasa Indonesia.

Page 174: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Informan 3: Delia Tri Agustya Ningzy

1. Menurut kamu, Bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh guru bahasa

Indonesia?

Jawab: ibunya seru, dan menyenagkan.

2. Dalam pembelajaran adakah kesulitan yang kamu alami dalam proses

belajar? jika ada, kesulitan seperti apa?

Jawab: sulit paham karena kelas terlalu berisik.

3. Sebelumnya pernahkah ibu guru mata pelajaran menggunakan media? Jika

pernah media seperti apa?

Jawab: pernah, tapi lupa.

4. Apakah kamu suka dengan materi pantun/menyukai pantun?mengapa?

Jawab: suka, karena cukup menantang untuk mencari sampiran dan isinya

5. Hal apa yang paling sulit menurut kamu dalam membuat pantun?

Jawab: sulit menentukan isi.

6. Bagaimana menurut kamu dengan penggunaan media karikatur?

Jawab: mempermudah. Jadi, lebih cepat masuk ke otak (paham).

7. Adakah keinginan kamu, terutama dalam kegiatan pelajaran bahasa

Indonesia kedepannya?

Jawab: semoga semakin memperhatikan jika ibu mejelaskan.

Informan 4: Davina Idnu Diva

1. Menurut kamu, Bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh guru bahasa

Indonesia?

Jawab: seru, baik, baiklah ibunya.

2. Dalam pembelajaran adakah kesulitan yang kamu alami dalam proses

belajar? jika ada, kesulitan seperti apa?

Page 175: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Jawab: ada, seperti membuat pantun. Terlihat mudah tapi susah.

3. Sebelumnya pernahkah ibu guru mata pelajaran menggunakan media? Jika

pernah media seperti apa?

Jawab: pernah, pakai media kertas karton. Tapi jarang, lebih sering pakai

papan tulis.

4. Apakah kamu suka dengan materi pantun/menyukai pantun?mengapa?

Jawab: suka. tapi kalau di suruh buat masih susah.

5. Hal apa yang paling sulit menurut kamu dalam membuat pantun?

Jawab: sulit mencari akhiran yang sama.

6. Bagaimana menurut kamu dengan penggunaan media karikatur?

Jawab: bagus, cukup memudahkan.

7. Adakah keinginan kamu, terutama dalam kegiatan pelajaran bahasa

Indonesia kedepannya?

Jawab: semoga semakin memperhatikan jika ibu mejelaskan.

Page 176: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

Hasil Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia

SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Informan: Bu Erlina, S.Pd

1. Bagaiman cara ibu untuk mengenal kepribadian peserta didik pada awal

pembelajaran?

Jawab: pada awal saya mengajar di SMP Muhammadiyah, saat perkenalan

diri saya minta semua siswa menjabarkan kepribadiannya di kertas. Hal

yang ia tidak suka dari seorang guru. Hal itu agar saya lebih mengenal

kepribadian masing-masing.

2. Bagaimana sikap peserta didik disaat ibu meminta pendapat maupun

jawaban terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan materi bahasa

Indonesia?

Jawab: bermacam-macam, ada yang tetap cuek saat di tanya. Ada yang

benar-benar bisa menjawab dengan baik.

3. Apa ibu memiliki cara untuk menghadapi peserta didik yang kurang aktif

dan kurang rasa ingin belajar, terutama pada materi pantun? Jika ada cara

seperti apa?

Jawab: biasanya, saat proses belajar mengajar, saya akan meminta peserta

didik yang suka berisik atau yang lainnya duduk di barisan paling depan.

Hal itu saya lakukan agar mereka bisa mendengarkan dengan baik. Selain

itu, kalau ada yang berisik dan tidak bisa dinasihati, saya akan meminta dia

untuk meringkas 1 bab dari buku yang sedang kita pelajari hari itu.

4. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, biasanya media apa yang ibu

gunakan dalam proses belajar mengajar?

Jawab: sebelumnya saya pernah menggunakan media karton pada materi

deskripsi. Saat itu peserta didik saya minta untuk membawa satu karton lalu

Page 177: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

menuliskan/mendeskripsikan sesuatu. Ditulis dengan semenarik mungkin,

nanti baru dikumpulkan kepada saya. Kalau untuk media Powerpoint (PPT)

di sini saya baru beberapa kali, karena in focus yang terbatas dan kita harus

menyiapkannya sendiri. Jadi, cukup sulit.

5. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, menurut ibu kesulitan seperti apa

yang dialami siswa terutama dalam materi menulis pantun?

Jawab: kalau peserta didik biasanya sulit untuk memahami materi, mungkin

masih kelas VII jadi sifat kekanak-kanakannya masih terabawa. Jadi kita

cukup ekstra untuk menyampaikan materi. Jika, masih ada yang tidak

paham kita ulangi lagi pelajarannya. Kalau untuk materi patun menurut saya

mereka cukup mengalami kesulitan disaat diminta untuk menentukan

lampirannya dan membuat rima a-a-a-a atau a-b-a-b. Sejauh ini itu saja.

6. Dari berbagai kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam proses

pembelajaran, menurut ibu cara seperti apa agar peserta didik lebih tertarik

dalam pembelajaran?

Jawab: kalau menurut saya kita harus menggunakan beberapa bentuk

kegiatan yang bermacam-macam di kelas, misalnya membuat kelompok,

berdiskusi. Selain itu, kegiatan belajar juga tidak harus di kelas aja. tapi juga

bisa dilaksanakan di luar, misalnya di perpustakaan. Hal ini, menurut saya

cukup membantu peserta didik dalam menghadapi beberapa kesulitan. Tapi

sebagai guru kita juga harus perhatikan penyebab kenapa anak tersebut

kurang tertarik dan lain sebagainya.

7. Berdasarkan media yang saya gunakan pada saat penelitian, bagaimana

pendapat ibu dengan media tersebut?

Jawab: menurut saya, bagus. Peserta didik terlihat antusias saat kamu

mengeluarkan gambar-gambar itu. mereka tertawa. Apalagi gambar yang

cowok di pantai itu. terlihat sangat lucu. Media ini juga terlihat kekinian.

Jadi, semoga kedepannya saya bisa menggunakan media ini baik di materi

pantun atau yang lainnya.

Page 178: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

8. Banyaknya media yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dan

dapat menarik perhatian siswa, menurut ibu alat/media seperti apa yang

dapat menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran?

Jawab: kalau saya sendiri sepertinya media audio visual cukup menarik,

karena peserta didik bisa melihat gambar dan juga mendengarkan suaranya.

Tapi, sayangnya di sini sangat terbatas in focus. Jadi, cukup sulit untuk

menggunakan media ini.

Page 179: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

MEDIA GAMBAR KARIKATUR

Page 180: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 181: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 182: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 183: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 184: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 185: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 186: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 187: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 188: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada
Page 189: PENGGUNAAN MEDIA KARIKATUR DALAM KEMAMPUAN MENULIS PANTUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · penggunaan media karikatur dalam kemampuan menulis pantun pada

RIWAYAT PENULIS

Faakhirah, lahir di Pulau Kijang 18 Juli 1997. Anak

pertama dari tiga bersaudara ini lahir dari pasangan Abdul

Khalik Bashir dan Suaibah. Perempuan yang akrab dipanggil

Yaya berasal dari Sanglar, Kabupaten Indra Giri Hilir, Riau.

Namun, karena melanjutkan pendidikan di Jakarta penulis

kemudian tinggal di Jl. Puring Mas III Blok C.9 nomor 8.

Kakak dari Nurul Fajri dan Khairul Munzir ini

mengawali pendidikannya di SDN 006 Seb. Sanglar pada tahun 2003-2009,

dilanjutkan ke SMPS Islam Al-husniyah dari tahun 2009 sampai 2012, kemudian

melanjutkan sekolah menengah atasnya di SMAS Islam Al-husniyah pada tahun

2012-2015. Penulis kemudian melajutkan pendidikannya di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah melalui jalur Mandiri. Putri Riau ini mengambil Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selama menjadi Mahasiswa, perempuan yang gemar memasak ini sempat

berkecimpung di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Penulis menyelesaikan S-

1 dengan menulis skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Karikatur dalam

Kemampuan Menulis Pantun pada Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiyah 17

Ciputat Tahun Pelajaran 2018/2019”.