3
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DI LUAR KEGIATAN KEHUTANAN - See more at: http://blogmhariyanto.blogspot.com/2010/03/penggunaan-kawasan-hutan-di- luar.html#sthash.c6wYuTpR.dpuf Kawasan hutan dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan, antara lain kegiatan: 1. religi; 2. pertambangan; 3. instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru dan terbarukan; 4. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun relay televisi; 5. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api; 6. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum untuk keperluan pengangkutan hasil produksi; 7. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan saluran air bersih dan/atau air limbah; 8. fasilitas umum; 9. industri terkait kehutanan; 10. pertahanan dan keamanan; 11. prasarana penunjang keselamatan umum; atau 12. penampungan sementara korban bencana alam. Dengan syarat…. hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi; dan/atau kawasan hutan lindung. Berarti pembangunan di luar kegiatan kehutanan TIDAK DAPAT dilakukan dalam hutan konservasi (Taman Nasional, Cagar Alam, tahura….) tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah (tidak boleh melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka)dengan ketentuan dilarang mengakibatkan turunnya permukaan tanah; berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan terjadinya kerusakan akuiver air tanah hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan yaitu kegiatan yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan hutan yang diberikan oleh Menteri berdasarkan permohonan Penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis, izin pinjam pakai kawasan hutan hanya dapat diberikan setelah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Sumber: disarikan dari PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan Peringatan:

Penggunaan Kawasan Hutan Di Luar Kegiatan Kehutanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penggunaan Kawasan Hutan Di Luar Kegiatan Kehutanan

PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DI LUAR KEGIATAN KEHUTANAN - See more at: http://blogmhariyanto.blogspot.com/2010/03/penggunaan-kawasan-hutan-di-luar.html#sthash.c6wYuTpR.dpuf

Kawasan hutan dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan, antara lain kegiatan:

1. religi;2. pertambangan;3. instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru dan terbarukan;4. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun relay televisi;5. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;6. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum untuk keperluan  pengangkutan hasil

produksi;7. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan saluran air bersih dan/atau air

limbah;8. fasilitas umum;9. industri terkait kehutanan;10. pertahanan dan keamanan;11. prasarana penunjang keselamatan umum; atau12. penampungan sementara korban bencana alam.

Dengan syarat…. hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi; dan/atau kawasan hutan lindung. Berarti  pembangunan di

luar kegiatan kehutanan TIDAK DAPAT dilakukan dalam hutan konservasi (Taman Nasional, Cagar Alam, tahura….) tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu

serta kelestarian lingkungan kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah (tidak boleh

melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka)dengan ketentuan dilarang mengakibatkan turunnya permukaan tanah; berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan terjadinya kerusakan akuiver air tanah

hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan yaitu kegiatan yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan hutan yang diberikan oleh Menteri berdasarkan permohonan

Penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis, izin pinjam pakai kawasan hutan hanya dapat diberikan setelah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat

Sumber: disarikan dari PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan

Peringatan:

o Barang siapa dengan sengaja mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah; diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). (Pasal 78 ayat (2) jo. Pasal 50 ayat (3) huruf a UU 41 tahun 1999 tentang Kehutanan)

o Barang siapa dengan sengaja melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang di dalam kawasan hutan, tanpa izin Menteri; diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). (Pasal 78 ayat (6) jo. Pasal 50 ayat (3) huruf g UU 41 tahun 1999 tentang Kehutanan)

o Barang siapa dengan sengaja membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan, tanpa izin pejabat yang berwenang; diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). (Pasal 78 ayat (9) jo. Pasal 50 ayat (3) huruf j UU 41 tahun 1999 tentang Kehutanan)

o Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila dilakukan oleh dan atau atas nama badan hukum atau badan usaha, tuntutan dan sanksi pidananya dijatuhkan terhadap pengurusnya, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dikenakan pidana sesuai dengan ancaman pidana masing -masing

Page 2: Penggunaan Kawasan Hutan Di Luar Kegiatan Kehutanan

ditambah dengan 1/3 (sepertiga) dari pidana yang dijatuhkan (Pasal 78 ayat (14) UU 41 tahun 1999 tentang Kehutanan)

Rujukan KA :

PP no 34 tahun 2005

UU no 41 tahun 1999

Page 3: Penggunaan Kawasan Hutan Di Luar Kegiatan Kehutanan

Friction circle method : o Daya dukung tanah untuk pondasi dihitung dengan rumus Meyerhof (1956) yang perhitungannya diambil dari

DED. Untuk mengetahui stabilitas lereng dilakukan perhitungan sebagai berikut : SF = Mv / Mh ≥ 1.5 dimana SF=Safety FactorMv= Beban vertikalMh=Beban horizontal

o Metode kesetimbangan batas (metode Bishop) untuk menghitung faktor keamanannya (FK). Dalam perhitungan berdasar metode kesetimbangan batas (3.1), besarnya kekuatan geser ditentukan dengan rumus : = c' + (-μ) tan ' sehingga besarnya nilai faktor keamanan (FK) adalah :

dengan c' = kohesi pada tekanan efektif, ' =sudut geser dalam pada tekanan

o Peta topografi skala 1 : 5.000 diperoleh dari laporan DED bendungan Matenggengo Peta morfologi dan litologi berupa data primer dengan metode pemetaan konvensionalo Peta topografi, peta geologi dan geologi teknik berupa data sekunder diperoleh dari PPLGo Data litologi batuan diperoleh dari pengamatan secara terestrial di lapangan pada titik-titik minatan sesuai

dengan keragaman litologi/batuan yang menyusun daerah studio Peta kemiringan lereng dan nilai ketinggian tempat di atas permukaan laut diperoleh dari pengukuran peta

topografi