115
PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM NOVEL ARAH LANGKAH KARYA FIERSA BESARI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh MITTAHUL AKAR MANNA 105331109716 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN

METAFORA) DALAM NOVEL ARAH LANGKAH

KARYA FIERSA BESARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

MITTAHUL AKAR MANNA

105331109716

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …
Page 3: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …
Page 4: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …
Page 5: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …
Page 6: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

Kalau Anda malas rajinkan diri, kalau Anda takut beranikan diri, kalau

tidak tahu bertanyalah, kalau Anda gagal coba lagi! Hidup ini tak boleh

sederhana, harus selalu besar, hebat, kuat, luas, dan bermanfaat.

Persembahan

Skripsi ini adalah salah satu bagian dari ibadah kepada Allah Subhanahu

Wa Taala dalam menuntut ilmu. Oleh karena itu, penulis persembahkan skripsi ini

untuk kedua orang tua (Ayahanda almarhum Manna dan Ibunda Salima) dan

saudara saya.

Page 7: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

vii

ABSTRAK

Mittahul Akar Manna. 2020. “Penggunaan Gaya Bahasa (Personifikasi dan

Metafora) dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari”. Skripsi, Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I A. Rahman

Rahim dan pembimbing II Nur Khadijah Razak.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa

personifikasi dan metafora dalam Arah Langkah karya Fiersa Besari. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Hal ini berupa kata-kata, kalimat,

dan dialog yang berhubungan dengan penggunaan gaya bahasa personifikasi dan

metafora dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari. Sumber data dalam

penelitian ini adalah Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gaya bahasa

personifikasi yang terdapat dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari

berjumlah tiga puluh satu, sedangkan gaya bahasa metafora yang terdapat dalam

Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari berjumlah dua puluh tiga.

Kata Kunci: Gaya Bahasa Personifikasi, Gaya Bahasa Metafora, dan Novel.

Page 8: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahir Rahmanir Rahim

Alhamdulillah Robbil Alamin, sebagai hamba Allah Subhanahu Wa Taala

yang beriman penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa

Taala yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah memberikan

limpahan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Tak lupa pula selawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam, berserta keluarga, sahabat, dan seluruh

umatnya yang selalu, mengikuti Syafaat Beliau, semoga kelak umatnya semua

termasuk dalam golongan yang menerima Syafaat Beliau di hari kiamat nanti,

Amin.

Penelitian ini berjudul “Penggunaan gaya bahasa personifikasi dan gaya

bahasa metafora dalam novel Arah Langkah karya Fiersa Besari. Dapat

dirampungkan dalam rangka memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penyusuna skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun

sebagai manusia biasa tentunya tidak lepas dari segala kekurangan dan

keterbatasan sehingga masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi sistematika

penulisan maupun isi yang terkandung dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan

kritikan tersebu sifatnya membangun yang diharapkan penulis.

Page 9: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

ix

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada

semua pihak yang membantu kelancaran skripsi ini, baik berupa moral, dan

materi. Karena penulis yakin tanpa bantuan dari mereka, sulit rasanya penulis

menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada

Allah Subhanahu Wa Taala yang telah memberikan nikmat, kesehatan dan

kelancaran serta petunjuk menyelesaikan skripsi ini.

Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih serta penghargaan

luar biasa kepada kedua orang tua (Ayahanda Almarhum Manna dan Ibunda

Salima) yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan

membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Terima kasih kepada rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof.

Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., terima kasih kepada Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D., serta para wakil Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita Muhammadiyah Makassar.

Ketua Prodi pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Dr. munirah, M.Pd., dan

sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dr.

Muhammada Akhir, M. Pd., beserta seluruh stafnya. Terima kasih kepada Dr. A.

Rahman Rahim, M. Hum., pembimbing I (satu) dan Nur Khadijah Razk, S.Pd.,

M.Pd., pembimbing II (dua) yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, arahan, serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga

selesainya skripsi ini.

Page 10: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

x

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada keluarga besar yang telah

memberikan masukan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini, serta kelas

BI. C 016, sahabat penulis Rahmawati, Meidina Sri Hanum, Ade Irmawati,

Rahmawati, Nur Adila, Hikmah, Niswah, Asrita, dan seluruh teman-teman yang

selalu memberikan penulis bantuan, dukungan, mengajakan arti kesabaran dalam

menyelesaikan skripsi ini. Sehingga tidak hentinya mengulurkan tangan dikala

jatuh bangun penulis dalam menghadapi kerasnya badai di tanah perantau.

Semoga bantuan, bimbingan, motivasi, dan kasih sayang yang diberikan

kepada penulis senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah

Subhanahu Wa Taala. Akhirnya, penulis dengan segala kerendahan hati

menyampaikan tidak ada manusia yang sempurna dan tidak luput dari kesalahan

serta kekhilafan. Maka dari itu, penulis senantiasa mengharapkan tanggapan,

kritikan, dan saran yang bersifat membangun karena penulis yakin bahwa suatu

persoalan tidak akan berarti semua sekali tanpa adanya kritikan serta saran.

Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri

pribadi penulis, Amin.

Makassar, 1 September 2020

Mittahul Akar Manna

Page 11: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN...................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KARANGKA PIKIR ................................... 10

A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 10

1. Penelitian yang Relevan ................................................................... 10

2. Landasan Teori ................................................................................ 13

B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 34

A. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................... 34

B. Batasan Istilah ........................................................................................... 36

Page 12: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

xii

C. Data dan Sumber Data .............................................................................. 35

D. Pupulasi dan Sampel ................................................................................. 36

E. Instrumen Penelitian.................................................................................. 37

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 37

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 40

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 40

B. Pembahasan ............................................................................................... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 82

A. Simpulan ................................................................................................... 82

B. Saran .......................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84

LAMPIRAN .......................................................................................................... 87

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................102

Page 13: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni menurut

Wellek dan Warren (2014: 3). Pada hakikatnya karya sastra dibuat dengan

mengedepankan aspek keindahan dibandingkan keefektifan penyampaian

pesan. Aspek keindahan tersebut sengaja dibentuk pengarang dengan

memanfaatkan potensi bahasa.

Sebuah karya seni yang lazim memanfaatkan bahasa sebagai medium

maka bahasa sastra memiliki pesan sentral. Bahasa sastra menjadi media

utama untuk mengapresiasi berbagai gagasan sastrawan. Dengan demikian,

bahasa sastra sekaligus menjadi alat bagi sastrawan sebagai komunikator

untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca sebagai komunikasi.

Bentuk yang indah dengan muatan yang berbobot menjamin nilai

literer karya sastra. Unsur bentuk yang paling utama adalah bahasa. Unsur

bentuk yang lain seperti penggunaan simbol atau permainan makna yang lain

juga hanya dapat dikenali melalui bahasa. Setiap pengarang tidak akan

mencapai target yang diinginkan tanpa memiliki pengetahuan yang memadai

tentang sistem yang berlaku dalam bahasa yang digunakan dalam novel.

Novel sebagai salah satu karya sastra yang cenderung berukuran

panjang, dituntut untuk menyampaikan sesuatu serba panjang. Novel

Page 14: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

2

menyuguhkan kebenaran yang diciptakan dan dipadatkan oleh kemampuan

imajinasi pengarangnya. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah

suatu cerita prosa yang fiktif dalam cerita panjang yang tertentu, yang

melukiskan para tokoh, gerak serta adegan nyata yang representatif dalam

suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Novel merupakan

salah satu wujud dari karya sastra selain puisi dan prosa lainnya yang juga

menggunakan medium bahasa.

Pada umumnya, novel salah satu bentuk prosa yang merupakan

pengalaman atau rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang

sekitarnya menonjolkan sikap dan watak pelaku. Novel merupakan karya

fiksi yang menawarkan sebuah dunia yang berisi sebuah model kehidupan

yang diidealkan, dunia khayalan yang dibangun melalui berbagai unsur

intrinsik seperti plot, tokoh, latar, tema, sudut pandang, amanat, dan gaya

bahasa.

Sebuah karya sastra baik novel, puisi, maupun drama mutlak memiliki

gaya bahasa, yang mencerminkan cara seorang pengarang dalam menulis

sebuah karya sastra. Gaya bahasa diungkapkan dengan cara khas, sehingga

tujuan yang dimaksudkan dapat tercapai dengan maksimal. Gaya bahasa juga

membantu pembaca untuk membedakan karya masing-masing pengarang,

karena setiap pengarang memiliki cara tersendiri dalam menyampaikan

karyanya.

Gaya penulis seorang pengarang dapat dipelajari atau dikaji dalam

stilistika. Secara garis besar stilistika adalah cabang linguistik yang

Page 15: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

3

mempelajari gaya bahasa. Gaya bahasa adalah cara pengungkapan pikiran

melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian

penulis (pemakai bahasa), menurut Gorys Keraf (2010: 112).

Analisis unsur style dilakukan dengan mengidentifikasi masing-

masing unsur dan selanjutnya mendeskripsikan hasil identifikasi. Kajian

unsur style dilakukan dengan menelaah berbagai unsur yang bersifat tekstual

atau cenderung berupa stilistika tekstual. Unsur-unsur style yang penting

dalam kajian stilistika yaitu unsur bunyi, leksikal, struktur, gaya bahasa

(majas), sasaran retorika (struktur bahasa), citraan, dan kohesi. Namun,

sasaran utama dalam penelitian ini adalah bentuk majas.

Gaya bahasa digunakan pengarang untuk membangun jalinan cerita

dengan pemilihan diksi, ungkapan, majas (kiasan), dan sebagainya, yang

menimbulkan kesan estetik dalam karya sastra. Gaya bahasa mencerminkan

cita rasa dan karakteristik personal, bersifat pribadi, milik perorangan,

sehingga setiap pengarang memiliki gaya bahasanya sendiri-sendiri yang khas

sedangkan penulis karya sastra (novel) yang baik merupakan penulis dapat

merangkai kata-kata, menciptakan jenis-jenis gaya bahasa dalam

menceritakan rangkaian cerita yang terjadi dalam novel. Mengenai gaya

bahasa adalah ciri khas penulis mengungkapkan imajinasi melalui tulisan.

Penulis melahirkan ide-ide melalui bahasa sindiran, atau bukan sebenarnya

dengan alasan agar pembaca tertarik untuk menuntaskan sebuah cerita.

Penulis memiliki ciri khas dari segi bahasa sehingga berbeda dengan karya

tulis lainnya.

Page 16: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

4

Pengarang sebuah novel yang baik adalah pengarang yang dapat

memainkan kata-kata, ia dapat menciptakan berbagai gaya bahasa dalam

penceritaan berbagai rentetan alur dan peristiwa yang terjadi dalam novel.

Penulis juga mengutarakan hasratnya dalam menyampaikan ide melalui

bahasa kias atau bukan bahasa sebenarnya, agar pembaca tertarik untuk

melanjutkan membaca sampai selesai. Selain itu, penulis ingin menghadirkan

sebuah karya sastra tulis berbentuk novel yang memiliki kekhasan dalam segi

bahasa, sehingga berbeda dengan penulis lainnya.

Ciri khas penulis adalah konsisten dalam menggunakan bahasa

Indonesia yang baku dalam karyanya. Fiersa Besari tidak mengikuti tren

dalam penulisan yang dimaksudkan adalah penggunaan bahasa yang tidak

baku seperti fenomena bahasa, tokohnya pun menggunakan bahasa baku

karena ingin membuktikan bahwa bahasa baku tetap asyik dibaca.

Penggunaan bahasa baku dan kata-kata sederhana, mampu menarik para

pembaca agar mudah dipahami isi bacaan. Contoh penggunaan bahasa baku

yang digunakan penulis dalam novel Arah Langkah adalah “Ternyata,

meninggalkan zona nyaman bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan”

Besari, (2018: 4), sedangkan penulis seangkatan yaitu Boy Candra juga

menggunakan bahasa baku, namun Boy Candra lebih mengarah karya fiksi

roman tentang percintaan, sehingga pembaca larut dalam cerita. Ciri khas

Boy Candra dalam karyanya adalah cenderung galau, ceritanya monoton, jika

pembaca yang tidak terlalu gemar dengan genre tersebut akan kurang

menyukai cerita tersebut. Sehingga peneliti lebih tertarik memilih karya

Page 17: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

5

Fiersa Besari sebagai objek penelitian, sebab penggunaan bahasa baku dan

sederhana, dibandingkan dengan Boy Candra penggunaan bahasanya

monoton. Contohnya “Sedari awal aku sendiri yang jatuh hati sebelum pergi,

satu hal yang harus kamu ingat. Terkadang, cinta sering kali datang

terlambat” Candra (2015: 86).

Novel Arah Langkah merupakan novel yang keempat dari karya

Fiersa Besari yang terbit oleh Media kita pada tahun 2018. Dan biasa disapa

“Bung” adalah seorang lelaki beruntung, kelahiran Bandung 3 Maret 1984

mengawali karier sebagai musisi sebelum akhirnya jatuh cinta pada dunia

tulis-menulis. Selain menulis, Bung juga aktif berkegiatan alam terbuka.

Berkelana menyusuri Indonesia dan melihat realitas negeri ini membuat Bung

gemar menyisipkan pesan humanisme dan sosial dalam karya-karyanya yang

bertema cinta dalam kehidupan.

Selanjutnya, beberapa karya Fiersa Besari yaitu, Garis Waktu,

Konspirasi Alam Semesta, Catatan Juang, Arah Langkah, 11.11, dan Tapak

Jejak. Beberapa noveL Fiersa Besari peneliti tertarik meneliti novel Arah

Langkah daripada novel lain, karena novel Arah Langkah merupakan catatan

perjalanan dan pengalaman penulis mengelilingi Indonesia. Hal yang

membedakan novel Arah Langkah adalah alur cerita dari bagian judul

pertama saling berkaitan dengan judul berikutnya.

Penelitian yang dilakukan dilihat dari segi gaya bahasa karena setelah

membaca Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari menemukan banyak gaya

bahasa digunakan pengarang dalam menyampaikan idenya. Namun, dalam

Page 18: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

6

pembicaraan gaya bahasa, yang tentunya berhubungan dengan karya sastra,

ada kecenderungan untuk melihat persoalan gaya bahasa personifikasi dan

gaya bahasa metafora sebagai persoalan utama.

Personifikasi berasal dari bahasa latin persona (orang, pelaku, aktor,

atau topeng yang dipakai dalam drama) oleh karena itu, apabila kita

menggunakan gaya bahasa personifikasi, dan kita memberikan ciri-ciri

ataupun gagasan. Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat-sifat

kemanusiaan menurut Gorys Keraf (2010: 140). Personifikasi merupakan

gaya bahasa atau jenis majas yang mendekatkan sifat-sifat insani kepada

benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Personifikasi adalah gaya

bahasa yang menggambarkan benda-benda mati dapat berbuat atau bergerak

seperti manusia.

Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya,

melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara

langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat menurut Gorys Keraf (2010: 19).

Metafora merupakan sesuatu hal yang sama, yang sesungguhnya tidak sama.

Senada dengan pendapat sebelumnya mengemukakan bahwa metafora adalah

sejenis kata perbandingan yang diungkapkan secara singkat, tersusun rapi,

dan padat.

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah yang telah

penulis uraikan diatas, penulis tertarik dan ingin melakukan penelitian dengan

Page 19: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

7

menganalisis tentang gaya bahasa pada judul penelitian “Penggunaan Gaya

Bahasa (Personifikasi dan Metafora) dalam Novel Arah Langkah Karya

Fiersa Besari”. Peneliti memanfaatkan gaya bahasa melalui mendeskripsikan

bentuk gaya bahasa. Menganalisis novel tersebut peneliti membatasi dari segi

gaya bahasa personifikasi dan gaya bahas metafora. Hal tersebut dikarenakan

dari hasil penelusuran dan sepengetahuan peneliti belum ada peneliti

sebelumnya yang mengkaji mengenai penggunaan gaya bahasa (personifikasi

dan metafora) dalam novel Arah Langkah karya Fiersa Besari khususnya

Program Sudi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun alasan

lainnya yaitu dapat menjadi pedoman dalam penulisan karya tulis ilmiah atau

semacamnya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian terhadap novel

tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Penggunaan Gaya Bahasa Personifikasi dalam Novel

Arah Langkah Karya Fiersa Besari?

2. Bagaimanakah Penggunaan Gaya Bahasa Metafora dalam Novel Arah

Langkah Karya Fiersa Besari?

Page 20: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa personifikasi dalam

novel Arah Langkah karya Fiersa Besari

2. Untuk mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa metafora dalam novel

Arah Langkah karya Fiersa Besari

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

praktis maupun teoretis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini secara teoretis diharapkan mampu memberikan

informasi ilmiah yang lebih detail tentang penggunaan gaya bahasa

(personifikasi dan metafora) dalam novel Arah Langkah karya Fiersa

Besari.

2. Manfaat Praktis

Menganalisis penggunaan gaya bahasa personifikasi dan gaya

bahasa metafora dalam novel Arah Langkah karya Fiersa Besari dengan

kajian stilistika, diharapkan dapat bermanfaat:

a. Bagi pembaca, hasil analisis ini diharapkan dapat menginformasikan

dengan jelas tentang penggunaan gaya bahasa (personifikasi dan

Page 21: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

9

metafora) dalam novel Arah Langkah karya Fiersa Besari,

b. Bagi mahasiswa, hasil analisis ini diharapkan dapat memahami dan

menilai karya sastra berdasarkan gaya bahasanya, khusus

penggunaan gaya bahasa personifikasi dan gaya bahasa metafora

dalam novel, dan

c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi bagi penelitian

yang ingin meneliti topik penelitian yang relevan dengan penelitian

ini.

Page 22: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya

dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini.

Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti mengenai penggunaan gaya

bahasa (personifikasi dan metafora) dalam novel Arah Langkah karya Fiersa

Besari, maka teori yang relevan dengan penelitian ini diuraikan sebagai

berikut.

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian novel Arah Langkah karya Fiersa Besari

sepengetahuan penulis sudah banyak yang pernah mengkaji tetapi bukan

dari aspek penggunaan personifikasi dan metafora, melainkan dari aspek

yang berbeda sehingga penulis menjadikan novel Arah Langkah karya

Fiersa Besari yang dikaji dari aspek penggunaan gaya bahasa

(personifikasi dan metafora). Peneliti yang relevan dengan berbagai

kajiannya akan menjadi masukan untuk melengkapi penelitian ini.

Penelitian relevan tersebut antara lain:

Adapun penelitian gaya bahasa personifikasi yang dijadikan

sebagai penelitian yang relevan, sebagai berikut:

Pertama, Erni (2014) dengan judul Analisis Gaya Bahasa Pada

Kumpulan Cerpen Senyum Karyamin Karya Ahmad Tohari (Suatu

Page 23: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

11

Tinjauan Stilistika). Hasil penelitian adalah sebagai berikut: Bahasa

figuratif terhadap terdiri atas metafora, simile, personifikasi, hiperbola,

litotes, ironi, sarkasme, pleonasme dan gaya bahasa repetisi. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa 1) penggunaan gaya bahasa

mempersingkat narasi, memunculkan ketaksaan sehingga akan muncul

berbagai pemahaman sesuai dengan interpretasi masing-masing pembaca,

melibatkan berbagai pilihan kata yang disediakan bahasa dan menjadi

modus untuk berpikir dengan menyamakan suatu peristiwa dengan

peristiwa lain; 2) efek penggunaan gaya bahasa yaitu penggunaan gaya

bahasa yang menimbulkan rasa ibu atau kasihan, perasaan marah atau

jengkel, rasa senang serta efek perasaan sedih atau terharu 3) citraan

dalam cerpen memperkuat imajinasi gambaran, pengindraan, pikiran,

menarik perhatikan serta membangkitkan intelektual dan emosi pembaca

sehingga pembaca seakan berada langsung dalam cerita tersebut.

Kedua, Winda (2016) dengan judul Gaya Bahasa Novel 9

Matahari karya Adenita. Penelitian ini mendeskripsikan tema dan

amanat, jenis-jenis gaya bahasa, makna gaya bahasa, pengaruh gaya

bahasa terhadap tingkat keterbacaan dalam novel 9 matahari karya

Adenita. Adanya penelitian ini mahasiswa dapat meningkatkan

kemampuan berbahasa serta mengetahui gaya bahasa yang digunakan

dalam novel dan menulis karya ilmiah sehingga tercipta tulisan yang baik

dan benar. Hasil yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah

bentuk-bentuk gaya bahasa meliputi gaya bahasa sarkasme, asosiasi,

Page 24: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

12

hiperbola, personifikasi, litotes, retoris, metafora, kontradiksi, metonimia,

anadiplosis, paralelisme, repetisi, ironi, pada novel 9 Matahari karya

Adenita.

Ketiga, Slamet Ari Wibowo (2014) dengan judul Diksi dan Gaya

Bahasa dalam Kumpulan Puisi suatu Cerita Dari Negeri Angin Karya

Agus R Sarjono. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan kata-

kata yang khas digunakan dalam kumpulan puisi “Suara Cerita dari

Negeri Angin” karya Agus R Sarjono. Kekhasan gaya penulisannya

adalah penggunaan gaya bahasa yang bisa digunakan sehari-hari oleh

masyarakat untuk mengungkapkan permasalahan sosial, politik, dan

budaya. Jenis gaya bahasa yang digunakan dalam kumpulan puisi suatu

cerita dari Negeri Angin karya Agus R Sarjono yaitu: (1). perbandingan

meliputi hiperbola, personifikasi simile dan metafora (2). pertentangan

meliputi litotes dan antithesis (3). sindiran berupa sarkasme dan (4)

pertautan meliputi tautology, pars pro toto, dan metonimia.

Penelitian diatas terdapat persamaan dan perbedaan yaitu:

Pertama, Erni (2014) persamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan terletak pada gaya bahasa yaitu personifikasi dan metafora.

Perbedaan peneliti yang akan dilakukan terletak pada objek materi.

Kedua, Winda (2016) persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan

terletak objek materi berupa novel. Perbedaan penelitian ini tidak hanya

menganalisis gaya bahasa saja. Namun, penelitian ini meneliti tema dan

amanat, makna gaya bahasa, dan pengaruh gaya bahasa dari novel

Page 25: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

13

tersebut. Ketiga, Slamet Ari Wibowo (2014). Persamaan penelitian yang

akan dilakukan terletak pada gaya bahasa yaitu gaya bahasa personifikasi

dan metafora. Perbedaan peneliti ini terletak pada objek materi yaitu

puisi.

2. Landasan Teori

a. Hakikat Sastra

Sastra dalam perkembangan memiliki banyak fungsi yang

dapat dijadikan bahan pembelajaran, baik terhadap anak-anak,

remaja, maupun bagi orang tua. Sastra termasuk lembaga sosial yang

menggunakan bahasa sebagai medium dan bahasa merupakan

ciptaan sosial. Bahasa sastra mempunyai fungsi ekspresif,

menunjukkan nada (tone) dan sikap pembicara atau penulisnya

Wellek dan Warren (1993: 15).

Dunia sastra merupakan sumber inspirasi dari berbagai

peribahasa dalam aspek kehidupan. Hal ini, sastra berfungsi sebagai

media yang menampung dan memuntahkan segala bentuk

kegelisahan pengarang baik yang melatarbelakangi oleh sebagai

penyimpanan sosial dalam masyarakat, keadaan suhu politik,

ideologi, religi, dan maupun yang melatarbelakangi oleh unsur-unsur

yang berasal dari dalam diri pengarangnya sendiri. Sastra adalah

karya manusia yang sifatnya rekaan dengan menggunakan medium

Page 26: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

14

bahasa yang baik secara implisit maupun eksplisit dianggap

mempunyai nilai estetis atau keindahan.

Sastra termasuk lembaga sosial yang menggunakan bahasa

sebagai medium dan bahasa merupakan ciptaan sosial. Bahasa sastra

mempunyai fungsi ekspresif, menunjukkan nada (tone) dan sikap

pembicara atau penulisnya Wellek dan Warren (1993: 15). Bahasa

sastra berusaha mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya

mengubah sikap pembaca. Suatu bentuk sastra dikatakan estetis atau

indah jika, organisasi unsur-unsur yang terkandung didalamnya

memenuhi syarat-syarat keindahan.

Karya sastra sudah diciptakan orang jauh sebelum orang

memikirkan apa hakikat sastra dan apa nilai serta makna yang

terkandung dalam sastra. Sastra sebagai ungkapan baku dari apa

yang disaksikan orang dalam kehidupan, apa yang dialami orang

tentang kehidupan, apa yang telah dirasakan orang mengenai segi-

segi kehidupan yang menarik, minat secara langsung. Karya sastra

merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca.

Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau

menciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau

pengalaman seseorang. Karya sastra bukanlah benda nyata (seperti

patung), mental (psikologis seperti rasa sakit atas penglihatan), atau

ideal (seperti segi tiga). Karya sastra adalah sistem norma dari

Page 27: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

15

konsep-konsep ideal yang. Konsep-konsep itu berada dalam ideologi

kolektif dan berubah bersama ideologi tersebut.

Konsep-konsep itu hanya dapat dicapai melalui pengalaman

mental perorangan yang didasarkan pada struktur bunyi kalimatnya.

Karya sastra dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin.

Hiburan ini adalah jenis hiburan intelektual dan spiritual. Karya

sastra juga dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk berkarya.

Karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah

tulisan yang bernilai seni Wellek (1993: 193).

Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh

karena itu, untuk memahami haruslah karya sastra itu dianalisis, Hill

Pradopo (1995: 108). Analisis karya sastra itu dapat peruraian unsur-

unsur pembentuknya. Dengan demikian, makna keseluruhan karya

sastra itu akan dapat dipahami dan memberikan penilaian terhadap

karya sastra tersebut.

Karya sastra berfungsi sebagai media alternatif dan juga

dapat menghubungkan kehidupan manusia masa lampau, masa kini,

dan masa yang akan datang, tetapi juga dapat berfungsi sebagai

bahan informasi masa lalu yang berguna dalam upaya merancang

peradaban manusia ke arah kehidupan yang lebih baik dan bergairah

dimasa depan menurut Tang (2005: 1).

Menurut Ratna (2009: 13), secara garis berdasarkan sastra

terbagi atas dua golongan besar, yaitu:

Page 28: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

16

1) Sastra imajinatif, yaitu sastra yang dihasilkan melalui proses

daya imajinasi/daya khayal pengarangnya. Sastra imajinatif

terbagi atas:

a) Puisi adalah jenis sastra yang menggunakan bahasa

mudah, padat, tepat, tetapi mengandung nilai-nilai yang

luas.

b) Drama adalah bentuk sastra yang dilukiskan dalam

bahasa bebas dan panjang serta dilukiskan dengan

menggunakan dialog dan monolog.

c) Prosa adalah jenis sastra yang menggunakan bahasa yang

panjang, bebas, rinci, dalam teknik pengungkapannya.

2) Sastra non imajinatif yaitu sastra yang lebih mengutamakan

keaslian suatu peristiwa (kejadian) tanpa menambah daya

imajinasi atau khayal pengarangnya.

Sastra sebagai cabang seni yang keduanya merupakan

unsur kebudayaan, mempunyai usia yang cukup tua.

kehadirannya hampir sama dengan manusia karena diciptakan

dan dinikmati manusia. Sastra adalah lembaga sosial yang

menggunakan bahasa sebagai medium dan bahasa itu sendiri

merupakan ciptaan sosial, menurut Sapardi Djoko Damono

Priyanti (2012: 12). Berdasarkan semua definisi sastra tersebut,

dapat disimpulkan bahwa sastra adalah ungkapan atau luapan

Page 29: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

17

emosi jiwa seseorang yang menggunakan bahasa sebagai

medium.

Jadi, dapat disimpulkan sastra adalah segala sesuatu

yang tertulis dan tercetak. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil

pekerjaan seni kreatif yang objeknya manusia dan

kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medium.

Sebagai karya kreatif sastra mampu melahirkan sebagai

medium. Sebagai karya kreatif sastra mampu melahirkan suatu

kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan

keindahan manusia, serta menjadi wadah penyampaian ide-ide.

b. Prosa

Karya sastra merupakan karya sastra rekaan penulis

berdasarkan sudut pandang, pengalaman, wawasan ilmu

pengetahuannya, apa yang dilihatnya, dan suasana hatinya. Jadi,

karya sastra merupakan imajinasi penulis yang dituangkan dalam

bentuk tulisan. Adapun jenis-jenis karya sastra terdiri atas puisi,

drama, dan prosa.

Prosa merupakan karya sastra yang berbentuk karangan atau

cerita bebas serta tidak terikat pada rima, irama seperti halnya puisi.

Hampir semua tulisan dapat dikategorikan sebagai prosa, baik itu

cerpen, karangan, artikel, dan lain sebagainya. Prosa sendiri

memiliki kandungan makna atau isinya berguna bagi pembaca.

Page 30: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

18

Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga

mengistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi atau ceria

plot. Pengertian prosa fiksi tersebut adalah kisahan atau cerita yang

ambang oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta

harapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil

imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Karya sastra

lanjut masih dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk, baik itu

roman, novel, novelet, maupun cerpen. Perbedaan berbagai macam

bentuk dalam karya fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar

panjang pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah

pelaku yang mendukung cerita itu sendiri Aminuddin (2013: 66).

Prosa juga dibagi dalam dua hal bagian, yaitu prosa lama dan

prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa Indonesia yang belum

terpengaruh budaya barat, dan prosa baru adalah prosa yang

dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi

empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan

prosa argumentatif.

c. Novel

1) Pengertian Novel

Novel merupakan sebuah karya sastra yang

dikategorikan dalam prosa fiksi. Hal tersebut dikarenakan novel

mengungkapkan kehidupan manusia dengan segala

Page 31: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

19

permasalahan dalam bentuk cerita. Kata novel berasal dari

bahasa latin novellus. Kata novellus dibentuk dari kata novus

yang berarti baru atau new dalam bahasa Inggris. Dikatakan

baru karena bentuk novel adalah bentuk karya sastra yang

datang kemudian dari bentuk karya sastra lainnya, yaitu puisi

dan drama Priyatni, (2012: 124).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa

novel adalah karangan prosa panjang, yang mengandung

rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan kehidupan

sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap

perilaku. Selanjutnya dalam kamus istilah sastra, lebih rinci

diungkapkan bahwa novel adalah karya fiksi yang menawarkan

sebuah dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan,

dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagi unsur intrinsik,

seperti tema, alur, latar, sudut pandang, tokoh dan penokohan,

serta amanat.

Novel merupakan salah satu bentuk dari sebuah karya

sastra. Pada dasarnya novel menceritakan hal luar biasa yang

terjadi dalam kehidupan manusia sehingga jalan hidup tokoh

cerita yang ditampilkan dapat kehidupan manusia sehingga jalan

hidup tokoh cerita yang ditampilkan dapat berubah

Rokhmansyah (2014: 32). Novel mampu menghadirkan

perkembangan suatu karakter, situasi sosial yang rumit,

Page 32: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

20

hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan

berbagai peristiwa ruwatan yang terjadi beberapa tahun silam

secara lebih mendetail Stanton (2012: 90). Sebuah novel

biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam

berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Pengarang

berusaha untuk menggambarkan realita yang terjadi dalam

masyarakat melalui novel kepada pembaca. Sehingga tidak

jarang novel menggambarkan suat karakter bangsa atau negara.

Pengarang dapat pula mengangkat sebuah peristiwa ke dalam

novel berdasarkan peristiwa atau realita yang telah terjadi dalam

suatu bangsa dan negara.

Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

novel adalah karangan prosa yang panjang terkadang dianggap

sebagai sebuah dokumen atau kasus sejarah, sebagai sebuah

kejadian sebenarnya, sejarah kehidupan seseorang dengan

zamannya, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang

dengan orang sekelilingnya dengan memperlihatkan sehingga

menimbulkan kesan bagi pembaca.

2) Unsur-Unsur Pembangun Novel

Analisis karya sastra, ada dua aspek yang harus

dibicarakan, masing-masing aspek ekstrinsik dan aspek

intrinsik. Kedua aspek ini saling membantu dan saling

menjelaskan persoalan karya sastra. Kedua aspek karya sastra,

Page 33: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

21

haruslah dianalisis bersama-sama tanpa meletakkan tekanan

bahwa yang satu harus lebih penting dari yang lain. Unsur

intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang

secara langsung turut serta membangun cerita unsur intrinsik

yang dimaksud misalnya tema, setting, sudut pandang, alur atau

plot, penokohan, dan gaya bahasa. Unsur ekstrinsik terdiri atas

yaitu faktor agama, politik, ekonomi, budaya, dan sosial.

d. Gaya Bahasa

1) Pengertian Gaya Bahasa

Salah satu hal penting yang terdapat dalam karya sastra

ialah gaya bahasa karena dengan gaya bahasa pengarang mampu

membuat pembaca tertarik terhadap tulisannya. Gaya atau gaya

bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style Keraf (2006

:113). Pengertian gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).

Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur

berikut: kejujuran, sopan santun dan menarik. Gaya adalah cara

tertentu, sehingga tujuan yang dimaksudkan dicapai secara

maksimal Munaris (2010: 22). Gaya dapat ditelusuri dari

Page 34: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

22

penggunaan elemen bahasa, misal: diksi, frase, klausa, dan

kalimat.

Gaya bahasa berarti cara membentuk atau menciptakan

bahasa sastra dengan memilih diksi, sintaksis, ungkapan-

ungkapan, majas, irama, dan imaji yang tepat untuk memperoleh

kesan estetik. Gaya bahasa ialah pemakaian ragam bahasa dalam

mewakili atau melukiskan sesuatu untuk memperoleh efek

tertentu.

Gaya adalah segala sesuatu yang memberikan ciri khas

kepada sebuah teks, menjadikan teks itu semacam individu bila

dibandingkan dengan teks lainnya Luxembung (2001: 105).

Gaya bahasa merupakan efek seni dalam karya sastra yang

dipengaruhi juga oleh nurani. Melalui gaya bahasa itu seorang

sastrawan akan menuangkan ekspresinya. Berapa pun rasa kesal

dan senangnya, jika dibungkus dengan gaya bahasa akan

semakin indah. Berarti gaya bahasa adalah pembungkus ide

yang akan menghaluskan teks sastra Endraswara (2008: 730).

Style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa)

Keraf (2009: 112). Gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari

langsung tidaknya makna, yaitu apakah, acuan yang dipakai

masih mempertahankan makna denotasi atau sudah ada

Page 35: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

23

penyimpangan. Bila acuan yang digunakan itu masih

mempertahankan makna dasar, maka bahasa itu masih bersifat

polos. Namun, bila sudah ada perubahan makna, entah berupa

makna konotatif atau sudah menyimpang jauh dari makna

denotasi, maka acuan itu sudah dianggap memiliki gaya.

Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna ini

biasanya disebut sebagai trope atau figure of speech. Gaya

bahasa ini dibagi atas dua kelompok, gaya bahasa retoris, yang

semata-mata merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa

untuk mencapai efek tertentu, dan gaya bahasa kiasan yang

merupakan penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam

bidang makna Keraf (2009: 129).

2) Ragam Gaya Bahasa

Berdasarkan penggunaannya gaya bahasa dapat

dibedakan atas dua macam. Yang pertama ialah gaya bahasa

dalam arti luas, dan yang kedua ialah gaya bahasa dalam arti

sempit. Gaya bahasa dalam arti luas mencakup wilayah yang

sangat luas, termasuk cara penyusunan ide, panjang pendeknya,

kalimat, rangkaian kata, bahkan juga notasi dan rasa bahasa

sedangkan gaya bahasa dalam arti sempit adalah pernyataan

bahasa seseorang yang secara sadar atau tidak, dimaksudkan

untuk menggugah atau memikat perhatian pendengar atau

pembaca terhadap suatu maksud atau pengertian tertentu.

Page 36: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

24

Gaya bahasa dapat dikategorikan dalam berbagai cara.

Tang dalam bukunya “Pengajaran Gaya Bahasa” (2009: 5)

mengklasifikasi gaya bahasa dalam empat kategori, sebagai

berikut.

a. Gaya Bahasa Perbandingan

Gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa

yang menggunakan suatu perbandingan dalam melukiskan

sesuatu. Tang (2009: 8) membagi atas sepuluh jenis gaya

bahasa perbandingan, yaitu: perumpamaan, metafora,

personifikasi, depersonifikasi, alegori, antithesis,

pleonasme atau tautologi, dan antisipasi.

b. Gaya Bahasa Pertentangan

Gaya bahasa pertentangan adalah membandingkan

dua hal yang berlawanan atau bertolak belakang. Tang

(2009: 55) mengelompokkan gaya bahasa ini ke dalam dua

puluh jenis, yaitu: hiperbola, litotes, ironi, oksimoron,

paronomasia, paradoks, klimaks, apostrof, inverse,

sinisme, dan sarkasme.

c. Gaya Bahasa Pertautan

Gaya bahasa pertautan adalah gaya bahasa yang

melukiskan sesuatu dengan cara mempertautkan sesuatu

lainnya. Gaya bahasa ini dikelompokkan ke dalam tiga

belas jenis Tang (2009: 121) yaitu: metonimia sinekdoke,

Page 37: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

25

alusi, eponim, epitet, antonomasia, erotesis, paralelisme,

ellipsis, gradasi, polisindeton, dan asyndeton.

d. Gaya Bahasa Perulangan

Gaya bahasa perulangan adalah gaya bahasa yang

melukiskan sesuatu dengan cara mengulangi kata,

kelompok kata, frase atau kalimat dengan maksud

memberi penekanan pada suatu yang dimaksud. Tang

(2009: 173) membagi gaya bahasa perulangan atas dua

belas jenis yaitu: aliterasi, kiasmus, anafora, epanalepsis,

asonansi dan anadiplosis.

e. Gaya Bahasa Personifikasi

Personifikasi berasal dari bahasa latin persona (orang, pelaku,

aktor, atau topeng yang dipakai dalam drama). Oleh karena itu,

apabila seseorang menggunakan gaya bahasa personifikasi,

seseorang memberikan ciri-ciri atau pun gagasan Dale (Tang 2013:

17). Personifikasi merupakan gaya bahasa atau majas yang

mendekatkan sifat-sifat insani kepada benda yang tidak bernyawa

dan ide yang abstrak.

Contoh:

1) Pohon melambai-lambai menerpa angin.

2) Mentari mencubit mukaku.

3) Tugas menantikan kita.

Page 38: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

26

4) Margasatwa berpesta air.

5) Pepohonan tersenyum riang.

Personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda-

benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah

memiliki sifat kemanusiaan. Personifikasi adalah semacam gaya

bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah

memiliki sifat-sifat kemanusiaan menurut Keraf (2010: 140)

Sejalan dengan Keraf dan Nurgiyantoro (2014: 235)

mengemukakan bahwa majas personifikasi merupakan majas yang

memberi sifat-sifat benda mati dengan sifat-sifat kemanusiaan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

majas personifikasi adalah majas yang meletakkan sifat-sifat insani

(manusiawi) pada suatu benda mati sehingga seolah-olah memiliki

sifat seperti benda hidup.

Ciri majas personifikasi yaitu terdapatnya pilihan kata yang

mengenakan sifat manusia pada benda mati tersebut. Majas

personifikasi memiliki gaya bahasa perbandingan, yaitu

membandingkan benda mati atau tidak dapat bergerak sehingga

sepertinya tampak bernyawa dan berperilaku seperti manusia. Oleh

karena itu, majas ini dikategorikan majas perbandingan.

Adapun fungsi dari majas personifikasi yaitu untuk

menegaskan, mengintensifkan, dan menghidupkan penuturan

(Nurgiyantoro, 2014: 239). Artinya majas personifikasi berfungsi

Page 39: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

27

untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi yang

dilukiskan dan memberikan bayangan angan (citraan) yang konkret.

Contoh dari penggunaan majas personifikasi dapat dilihat

pada kalimat berikut.

“Suara peluit penjaga sekolah meraung-raung menerorku”.

Meraung-raung adalah salah satu jenis suara atau mengeluarkan

bunyi. Kata peluit merupakan benda mati yang seakan-akan

melakukan kegiatan seperti manusia yaitu meraung-raung atau

mengeluarkan bunyi. Jadi, peluit yang melakukan kegiatan meraung-

raung termasuk personifikasi.

f. Gaya Bahasa Metafora

Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti

sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan

persamaan atau perbandingan menurut Poerwadarminta Tang

(2013: 15). Metafora adalah sebuah majas yang membandingkan

antara dua hal yang dapat berwujud benda, fisik, ide, dan sifat atau

perbuatan lain yang tidak bersifat implisit Nurgiyantoro (2014:

224). Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata

atau seperti atau sebagai antara dua hal yang berbeda menurut

Rimang (2011: 83). Metafora adalah semacam analogi yang

membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang

singkat, menurut Keraf (2010: 139).

Page 40: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

28

Metafora merupakan sesuatu hal yang sama yang

sesungguhnya tidak sama menurut Atlernbend Pradopo ( 2010:

66). Senada dengan pendapat sebelumnya yang mengemukakan

bahwa semua bentuk kiasan penggunaan bahasa yang dianggap

menyimpang dari bahasa baku Tang (2009: 15). Berdasarkan

beberapa pengertian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

metafora adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan

perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau

hampir sama. Pada metafora, motif (aspek arti yang bersama-sama

dimiliki oleh pembanding dan apa yang dibandingkan) harus dicari

sendiri.

Ciri yang paling mendasar dari metafora yaitu menggunakan

bahasa kiasan dan terdapat pilihan kata yang menyamakan atau

membandingkan sesuatu. Selain itu, ciri yang paling penting dari

majas metafora yaitu: metafora tidak dapat diterjemahkan sebab

metafora tersebutlah yang menciptakan makna.

Metafora bukan ornamen wacana sebab setiap metafora

menciptakan informasi baru mengenai realitas. Hubungan inilah

metafora dibedakan menjadi dua macan, yaitu: metafora mati dan

metafora hidup. Metafora mati adalah metafora yang maknanya tidak

berubah. Sebaliknya metafora hidup adalah metafora yang

memberikan kesan baru Ratna (2014: 194).

Page 41: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

29

Fungsi majas metafora yakni membandingkan benda atau hal

dengan benda lain atau hal lain yang erat kaitannya dengan logika.

Metafora menyampaikan sesuatu lewat sesuatu yang lain.

Pemahaman terhadap sesuatu yang lain itulah yang dapat

membangkitkan berbagai asosiasi makna. Selain itu, fungsi dari

majas metafora yaitu: konkret dan sekaligus mempersingkat

penuturan lewat perbandingan yang tidak langsung. Contoh

penggunaan majas metafora dapat dilihat pada kalimat berikut.

“Sorot matanya dan gerak-geriknya sedingin es”.

Kalimat dikategorikan sebagai majas metafora karena sorot

mata dibandingkan dengan dingin es. Maksud tersebut gerak-gerik

dan sorot matanya sangat kaku dan dingin.

Menurut Parera (2004: 119) membedakan empat kelompok

pilihan citra, yakni:

1) Gaya bahasa metafora citra antropomorfisme merupakan satu

gejala semesta. Para pemakai bahasa ingin membandingkan

kemiripan pengalaman dengan apa yang terdapat pada dirinya

atau tubuh mereka sendiri. Gaya bahasa metafora ini dalam

banyak bahasa dapat mencontohi dengan mulut botol, jantung

kota, bahu jalan, dan lain-lain.

2) Gaya bahasa metafora citra hewan, biasanya digunakan oleh

pemakai bahasa untuk menggambarkan suatu kenyataan alam

sesuai pengalaman pemakai bahasa. Gaya bahasa metafora

Page 42: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

30

dengan unsur binatang cenderung dikenakan pada tanaman,

misalnya Kumis kucing, lidah buaya, kuping gajah. Gaya bahasa

metafora dengan unsur binatang juga dikenakan dengan citra

humor, ironi, peyorasi, atau citra konotasi yang luar biasa,

misalnya fable dalam fable yang dikutip oleh Parera terdapat

nama-nama seperti Mr. Bebek, Bin Badak, Profesor Rimba

(MPR), dan lain-lain. Gaya bahasa metafora mencitrakan hewan

diungkapkan oleh Parera, manusia disamakan dengan sejumlah

tak terbatas binatang misalnya dengan anjing, babi, kerbau,

singa, buaya, dan seterusnya. Sehingga dalam bahasa Indonesia

kita mengenal peribahasa “seperti kerbau dicocok hidung”,

ungkapan “buaya darat” dan ungkapan makian “anjing luh”.

3) Gaya bahasa metafora citra abstrak adalah pengalihan ungkapan

yang abstrak ke ungkapan yang lebih konkret. Seringkali

ungkapan peralihan ini masih bersifat transparan tetapi dalam

beberapa kasus penelusuran etimologi perlu dipertimbangkan

untuk memenuhi gaya bahasa metafora. Contoh oleh Parera,

secepat kilat suatu kecapaian yang luar biasa, moncong senjata

ujung senjata dan lain-lain sebagainya.

4) Gaya bahasa metafora citra sinestesia, adalah salah satu tipe

gaya bahasa metafora berdasarkan pengalihan indra, pengalihan

dari satu indra ke indra yang lain. Ungkapan sehari-hari orang-

orang sering mendengar ungkapan “enak didengar” untuk musik

Page 43: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

31

walaupun makna enak sering dikaitkan dengan indra rasa sedap

dipandang mata merupakan pengalihan indra dari indra rasa ke

indra lihat.

B. Kerangka Pikir

Karya sastra merupakan struktur yang bermakna dengan

menggunakan bahasa sebagai medium. Karya sastra merupakan bentuk

ungkapan pribadi manusia yang berupa ide, semangat, keyakinan dalam suatu

gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Karya

sastra menampilkan fakta yang telah diolah dengan subjektif sastrawan. Jenis

karya sastra adalah puisi, prosa, dan drama. Namun, yang menjadi fokus pada

penelitian ini adalah prosa yaitu novel berjudul Arah Langkah karya Fiersa

Besari.

Novel tersebut bercerita tentang “pata hati, perjalanan mengelilingi

Indonesia”. Di mana seseorang ini tidak hanya mengurung diri dalam kamar,

memulai bangkit dan membuka lembaran baru mengelilingi daerah-daerah

yang ada di Indonesia bersama sahabatnya, dan mendapatkan pengalaman

serta pengetahuan tentang keindahan alam dan khas budaya.

Novel tersebut akan dianalisis berdasarkan unsur intrinsik dari bagian

gaya bahasa. Gaya bahasa adalah cara pengarang menyatakan pikiran dan

perasaan dalam bentuk yang khas. Penelitian ini, gaya bahasa yang akan

digunakan adalah gaya bahasa perbandingan yaitu personifikasi dan metafora.

Page 44: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

32

Gaya bahasa personifikasi dan metafora dapat dilihat dari ditinjau

pada teori Gorys Keraf. Gaya bahasa ditinjau dari sudut pandang teori

menurut Gorys Keraf (2010: 140), “personifikasi adalah semacam gaya

bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah memiliki

sifat-sifat kemanusiaan dan ciri-ciri yaitu terdapat pilihan kata yang

mengenakan sifat manusia pada benda mati tersebut”. Metafora adalah

semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam

bentuk yang singkat dan ciri-ciri yaitu pertama, “menggunakan bahasa kiasan

dan terdapat pilihan kata yang menyamakan atau membandingkan sesuatu

dan kedua, metafora tidak dapat diterjemahkan sebab metafora tersebutlah

yang menciptakan makna” menurut Gorys Keraf (2010: 113). Kedua gaya

bahasa tersebut akan dianalisis dalam novel Arah Langkah karya Fiersa

Besari. Hasil dari analisis tersebut akan diperoleh temuan kata, frasa yang

berhubungan dengan penggunaan gaya bahasa (personifikasi dan metafora)

dalam novel Arah Langkah karya Fiersa Besari.

Page 45: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

33

Bagan Kerangka Pikir

KARYA SASTRA

Gaya Bahasa (Teori Gorys Keraf)

Penggunaan Gaya Bahasa (Personifikasi dan Metafora)

dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari

Gaya Bahasa Personifikasi

Ciri-ciri

1. Terdapat pilihan kata yang

mengenakan sifat manusia

pada benda mati tersebut.

Gaya Bahasa Metafora

Ciri-ciri

1. Menggunakan bahasa kiasan dan

terdapat pilihan kata yang

menyamakan atau membandingkan

sesuatu.

2. Metafora tidak dapat diterjemahkan

sebab metafora tersebutlah yang

menciptakan makna.

Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari

Puisi Prosa Drama

Unsur Intrinsik Unsur Ekstrinsik

Page 46: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

34

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah cara yang digunakan oleh seorang penelitian

dalam melakukan penelitian, hal ini terdapat karya sastra. Metode atau cara kerja

inilah yang membantu penulis mencapai sasaran penelitiannya dengan tujuan

pemecahan masalah.

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah deskripsi kualitatif dengan metode content

analysis atau analisis isi. Penelitian ini menggambarkan apa yang menjadi

masalah, kemudian menganalisis dan menafsirkan data yang ada. Metode

content analysis atau analisis isi yang digunakan untuk menelaah isi dari

suatu dokumen, dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah novel

Arah Langkah karya Fiersa Besari.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna Saryono (2019: 9). Makna

adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik

data yang tampak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian

dengan desain penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif diuraikan dengan

menggunakan kata-kata. Langkah yang dilakukan adalah menganalisis teks

sastra (novel) untuk menemukan permasalahan yang berhubungan dengan

Page 47: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

35

mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa (personifikasi dan metafora)

dalam novel Arah Langkah karya Fiersa Besari.

B. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, perlu

dikemukakan definisi istilah sebagai berikut.

1. Analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan

perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).

2. Gaya bahasa merupakan bahasa indah yang digunakan untuk

meningkatkan efek dengan jalan mengenali dan membandingkan suatu

benda atau dengan hal yang lain yang lebih umum.

3. Novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur

pembangun yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.

4. Gaya bahasa personifikasi merupakan benda mati yang bertindak

seperti layaknya manusia.

5. Gaya bahasa metafora merupakan memiliki makna yang bukan arti

sebenarnya.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data dalam kualitatif adalah sebuah penelitian riset yang sifat

deskripsi, cenderung menggunakan analisis dan lebih menampakkan

Page 48: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

36

proses maknanya. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, klausa,

dan kalimat yang mengidentifikasi sebagai gaya bahasa personifikasi

dan gaya bahasa metafora terdapat pada Novel Arah Langkah Karya

Fiersa Besari.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah Novel Arah Langkah

Karya Fiersa Besari yang diterbitkan oleh media kita, Jakarta Selatan,

tahun 2018. Penelitian ini berfokus pada Novel Arah Langkah Karya

Fiersa Besari.

D. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi menurut Arikunto (2007: 85) adalah keseluruhan

subjek penelitian, Sedangkan menurut Nazir (2005: 271) populasi

adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah

ditetapkan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh gaya bahasa personifikasi dan gaya bahasa metafora yang ada

dalam novel yang berjudul Arah Langkah karya Fiersa Besari.

2) Sampel

Menurut Arikunto (2007: 94) sampel adalah bagian dari

populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel dalam

penelitian ini adalah keseluruhan dari novel Arah Langkah karya Fiersa

Besari. Cara pengambilan sampel tersebut didasarkan atas kepentingan

Page 49: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

37

tujuan tertentu dari penelitian ini. Menurut Arikunto (2007: 97)

mengatakan bahwa cara pengambilan subjek penelitian bukan

berdasarkan atas strata, atau random atau daerah tetapi didasarkan atas

tujuan tertentu disebut sampel bertujuan atau purposive sampel. Adapun

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari yang mengandung gaya bahasa

personifikasi dan gaya bahasa metafora.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri, artinya yang berperan dalam perencanaan dan pelaporan hasil

penelitiannya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu

berupa pulpen, buku, buku referensi, dan komputer/laptop digunakan

sebagai media untuk mencatat informasi penting yang akan dianalisis.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

membaca, menandai, dan mencatat. Ketika teknik tersebut menguraikan

sebagai berikut.

1. Teknik membaca dilakukan dengan membaca dan mengamati

kalimat setiap paragraf Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari

secara teliti untuk mendapatkan informasi yang jelas.

Page 50: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

38

2. Teknik menandai, yaitu menandai setiap bagian yang dianggap

penting dalam membaca.

3. Teknik mencatat merupakan hasil pengamatan terhadap beberapa

aspek kajian dalam stilistika yang terdapat dalam novel tersebut

dicatat, selanjutnya diklasifikasi berdasarkan kategori yang telah

ditemukan. Teknik catat yang dilakukan dengan mencacat dan

mengklasifikasikan data. Data yang dicatat disertakan pula kode

sumber datanya untuk pengecekan ulang terhadap sumber data yang

dibutuhkan dalam rangka analisis data.

G. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis pada penelitian ini

adalah teknik analisis gaya untuk menentukan gaya bahasa novel

berdasarkan teori gaya bahasa. Adapun langkah-langkah yang ditempuh

dalam menganalisis data sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi data yang menggambarkan gaya bahasa

personifikasi dan gaya bahasa metafora dari novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari.

2. Mengklasifikasi data yang menggambarkan gaya bahasa

personifikasi dan gaya bahasa metafora dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari.

3. Menganalisis data berdasarkan klasifikasi penggunaan gaya bahasa

personifikasi dan gaya bahasa metafora dari data yang

Page 51: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

39

menggambarkan gaya bahasa personifikasi dan gaya bahasa

metafora dalam novel Arah Langkah karya Fiersa Besari.

4. Mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa personifikasi dan gaya

bahasa metafora dari data yang menggambarkan gaya bahasa

personifikasi dan gaya bahasa metafora dalam Novel Arah

Langkah Karya Fiersa Besari.

Page 52: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

40

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini fokus pada analisis gaya bahasa personifikasi dan gaya

bahasa metafora dalam novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, hasil analisis data

menunjukkan bahwa terdapat tiga puluh satu gaya bahasa personifikasi dan

dua puluh tiga gaya bahasa metafora. Berikut dapat ditunjukkan dalam tabel

rekapitulasi data penggunaan gaya bahasa personifikasi dan gaya bahasa

metafora dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari.

No Gaya Bahasa Satuan Bahasa Jumlah

1 Personifikasi Kata 31

Frasa 0

Klausa 0

Kalimat 0

2. Metafora Kata 22

Frasa 1

Klausa 0

Kalimat 0

Jumlah 54

Page 53: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

41

Berdasarkan tabel dari hasil temuan peneliti diketahui bahwa gaya

bahasa personifikasi paling dominan digunakan dibandingkan gaya bahasa

metafora dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari. Berikut ini akan

diuraikan data mengenai gaya bahasa personifikasi yang berbentuk kata

berjumlah tiga puluh satu yang terdiri dari kata verba seperti kata menyayat,

menari, mengawasi, menyapu, bercermin, berlarian, mendaki, mengetuk,

bernyanyi, menerpa, merangkak, memuntahkan, masuk, mengucapkan,

tersapu, berdemo, melahap, menyapu, memeluk, melambai, menyanyikan,

membelah, bermesraan, membisikkan. Selanjutnya, Kata nomina terdiri dari

kata batuk dan iringan. kata preposisi terdiri dari kata dipukuli dan dilambai-

lambai. Kata reduplikasi memorak-porandakan, menusuk-nusuk, dan meraba-

raba.

Kemudian gaya bahasa metafora yang berbentuk kata berjumlah dua

puluh dua dan frasa berjumlah satu. Pada kata verba terdiri dari kata

mengalir, mencuri, kuusir, memecahkan, menenggelamkan, bersinar,

tersiram, tersaji, menyelami, terhampar, telanjang, mencairkan, dan

meremas. Kata nomina terdiri dari kata sandang, pelukan, tinta, dan hatiku.

Selanjutnya kata preposisi terdiri dari kata disuguhkan, digoyang, di angkasa,

dan dipikul. Kata adjektiva terdiri dari kata keras, sedangkan frasa terdiri dari

tangan kosong.

Page 54: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

42

B. Pembahasan

1. Gaya Bahasa Personifikasi dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa

Besari.

Berdasarkan kajian yang diperoleh gaya bahasa personifikasi

adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda

mati seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Gaya bahasa

personifikasi tampak pada kutipan berikut.

a. Pilihan Kata yang Mengenakan Sifat Manusia pada Benda Mati

Terebut

1) Data I

“Nama itu kembali muncul, menyayat hatiku sewaktu-

waktu; menandaskan segala keperkasaanku” (halaman

10).

Kutipan di atas merupakan data pertama dari tiga puluh satu gaya

bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati menyerupai

benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata menyayat (kata

verba) dari kata dasar sayat artinya potong kecil, iris, dan kata

menyayat yang secara leksikal bermakna mengiris (tipis-tipis),

mengiris untuk memisah-misahkan atau menguliti, meracik

(aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata menyayat pada

kutipan di atas bermakna tentang perasaan atau melukai hati. Kata

nama secara leksikal adalah kata untuk menyebut atau memanggil

Page 55: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

43

orang (aplikasi KBBI V), sedangkan secara semantis kata nama

adalah benda hidup yang bisa mengiris hati seseorang. Jadi, nama

yang dimaksud sering kali menyayat.

2) Data II

“Aku merasakan kalimat kecil yang mengawali

perjumpaan kami menari dikepalaku” (halaman 13).

Kutipan di atas merupakan data kedua dari tiga puluh satu gaya

bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati menyerupai

benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata menari (kata

verba) dari kata dasar tari artinya gerakan badan yang berirama,

biasanya diiringi bunyi-bunyian, sedangkan kata menari yang

secara leksikal bermakna memainkan tari (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kata menari adalah salah satu gerakan

pikiran atau angan-angan. Kata kalimat kecil merupakan

percakapan singkat antara mereka. Jadi, kalimat kecil yang

membuat penulis menari.

3) Data III

“Bulan sabit mengawasi dari atas sana” (halaman 14).

Kutipan di atas merupakan data ketiga dari tiga puluh satu majas

personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah Langkah karya

Page 56: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

44

Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa

personifikasi karena sifat-sifat benda mati menyerupai benda

hidup layaknya seperti manusia. Pada kata mengawasi (kata

verba) dari kata dasar awas artinya dapat melihat baik-baik, tajam

penglihatan. Sedangkan mengawasi yang secara leksikal

bermakna melihat, memperhatikan, mengamat-amati, menjaga

baik-baik, dan mengontrol (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis kata mengawasi adalah salah satu kegiatan

memperhatikan atau berjaga layaknya manusia. Kata bulan sabit

merupakan indra penglihatan. Jadi, bulan sabit secara tidak

langsung melakukan kegiatan mengawasi.

4) Data IV

“Angin berembus kencang, memorak-porandakan

rambutku” (halaman 14).

Kutipan di atas merupakan data keempat dari tiga puluh satu gaya

bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati menyerupai

benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata memorak-

porandakan (kata reduplikasi) dari kata dasar porak-peranda

artinya porak-poranda. Sedangkan kata memorak-porandakan

yang secara leksikal bermakna memorak-porandakan (aplikasi

KBBI V). Adapun secara semantis kata memorakporandakan

Page 57: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

45

pada kutipan di atas bermakna cerai-berai tidak karuan. Kata

angin adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke

daerah yang bertekanan rendah (aplikasi KBBI V). Jadi, angin

secara tidak langsung memorak-porandakan rambutku.

5) Data V

“Sambil minum susu, matanya menyapu pegawai

kantoran yang baru pulang kerja...” (halaman 26).

Kutipan di atas merupakan data kelima dari tiga puluh satu gaya

bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati menyerupai

benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata menyapu (kata

verba) dari kata dasar sapu artinya alat rumah tangga dibuat dari

ijuk yang diikat menjadi berkas, diberi tangkai pendek atau

panjang untuk membersihkan debu, sampah, dan sebagainya,

sedangkan kata menyapu yang secara leksikal bermakna

membersihkan dengan sapu. Adapun secara semantis kata

menyapu pada kutipan di atas bermakna bahwa matanya bergeser

satu arah ke arah lain. Kata matanya merupakan salah satu indra

untuk melihat. Jadi, matanya yang melakukan kegiatan menyapu

pegawai kantoran yang baru pulang kerja.

Page 58: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

46

6) Data VI

“Sesekali bus tua yang kami naiki batuk asap hitam...”

(halaman 27).

Kutipan di atas merupakan data keenam dari tiga puluh satu gaya

bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati menyerupai

benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata batuk (kata

nomina) secara leksikal bermakna mengeluarkan bunyi yang

keras seperti menyalak yang disebabkan oleh penyakit pada jalan

pernapasan atau paru-paru (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis kata batuk pada kutipan di atas bermakna salah satu

jenis yang mengeluarkan bunyi. Kata bus adalah kendaraan

angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, dapat

memuat penumpang banyak. Jadi, bus yang melakukan batuk

asap hitam.

7) Data VII

“Langit biru seakan sedang bercermin di atas permukaan

danau...” (halaman 28).

Kutipan di atas merupakan data ketujuh dari tiga puluh satu gaya

bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati menyerupai

Page 59: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

47

benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata bercermin (kata

verba) dari kata dasar cermin artinya kaca bening yang salah satu

mukanya dicat dengan air raksa dan sebagainya sehingga dapat

memperlihatkan bayangan benda yang ditaruh didepannya,

biasanya untuk melihat wajah ketika bersolek dan sebagainya.

Sedangkan kata bercermin yang secara leksikal bermakna

bercermin (aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata

bercermin pada kutipan di atas bermakna melihat mukanya di

dalam air dengan pantulan cahaya matahari. Kata langit

merupakan ruang luas yang terbentang di atas bumi. Jadi, langit

dapat bercermin dari atas permukaan danau layaknya manusia.

8) Data VIII

“Degup jantung ku berlarian” (halaman 32).

Kutipan di atas merupakan data kedelapan dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

berlarian (kata verba) dari kata dasar lari artinya melangkahkan

kaki dengan cepat yang pada setiap langkahnya kedua kaki tidak

menjejak tanak. Sedangkan kata berlarian yang secara leksikal

bermakna berlari ke mana-mana (aplikasi KBBI V). Adapun

Page 60: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

48

secara semantis kata berlarian pada kutipan di atas bermakna

detak atau debar yang memukul keras. Kata jantung ku

merupakan bagian tubuh yang menjadi pusat peredaran darah.

Jadi, jantung ku pada dalam keadaan berlarian.

9) Data IX

“Matahari pagi berusaha mendaki dari balik rentetan

tebing yang mengitari Kota Sibolga” (halaman 33).

Kutipan di atas merupakan data kesembilan dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

mendaki (kata verba) berasal dari kata dasar daki artinya kotoran

sisa debu bercampur keringat yang melengket pada tubuh.

Sedangkan kata mendaki yang secara leksikal bermakna

memanjak, menaiki, dan naik (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis kata mendaki pada kutipan di atas bermakna berusah

naik dengan memancarkan sinarnya. Kata matahari merupakan

benda angkasa. Jadi, matahari diibaratkan sebagai benda hidup

yang bisa mendaki tebing layaknya manusia.

10) Data X

“Sinarnya menusuk-nusuk mataku” (halaman 33).

Page 61: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

49

Kutipan di atas merupakan data kesepuluh dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

menusuk-nusuk berasal dari kata dasar tusuk artinya memasukkan

sesuatu benda yang runcing ke benda lain cocok. Sedangkan kata

menusuk-nusuk yang secara secara leksikal bermakna

memanaskan hati orang menghasut (aplikasi KBBI V) adalah

paparan sinar matahari. Kata sinar merupakan pancaran terang.

Jadi, paparan sinarnya bisa menusuk-nusuk mataku.

11) Data XI

“Artikel tersebut seakan mengetuk kepalaku dengan

kesadaran ...” (halaman 36).

Kutipan di atas merupakan data kesebelas dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

mengetuk dari kata dasar ketuk artinya tiruan bunyi seperti

pukulan pada pintu, meja dan sebagainya yang dibuat dari kayu.

Sedangkan kata mengetuk yang secara leksikal bermakna

Page 62: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

50

memukul sesuatu dengan buku jari, martil, dan sebagainya

(aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata mengetuk pada

kutipan di atas bermakna salah satu kegiatan memukul atau

membuka pikirannya. Kata artikel merupakan karya tulis lengkap.

Jadi, artikel sebagai benda hidup yang bisa mengetuk (membuka)

kepalaku dengan kesadaran.

12) Data XII

“Angin sepoi meraba-raba wajah ku yang masih lengket

karena keringat” (halaman 40).

Kutipan diatas merupakan data kedua belas dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

meraba-raba (kata reduplikasi) terdiri dari kata dasar raba artinya

jamah, terka, dan duga. Sedangkan kata meraba-raba yang secara

leksikal bermakna menyentuh–nyentuk karena hendak merasai

atau mencari sesuatu (aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis

kata meraba-raba pada kutipan di atas bermakna angin sepoi

sesekali menyentuh wajah ku yang dipenuhi dengan keringat.

Kata angin merupakan udara. Jadi, angin bisa meraba-raba

(menyentuh) wajah ku yang lengket karena keringat.

Page 63: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

51

13) Data XII

“Desir ombak bernyanyi merdu diteligaku, membisikkan

pilu” (halaman 40).

Kutipan di atas merupakan data ketiga belas dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

bernyanyi (kata verba) dari kata dasar nyanyi artinya nyanyi,

sedangkan kata bernyanyi yang secara leksikal bermakna

mengeluarkan suara bernada dan berlagu (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kata bernyanyi pada kutipan di atas

bermakna suara ombak yang merdu. Kata ombak merupakan

gerakan air laut yang turun naik. atau bergulung-gulung Jadi,

ombak yang melakukan kegiatan bernyanyi.

14) Data XIV

“Aku lebih menikmati desir angin menerpa wajah ku

sambil mendengar lagu-lagu pemberian Kiky Ersya...”

(halaman 76).

Kutipan di atas merupakan data keempat belas dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

Page 64: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

52

menerpa (kata verba) dari kata dasar terpa artinya menerpa,

sedangkan kata menerpa yang secara leksikal bermakna

melompati dan menerkam mengejar hendak menyergap (aplikasi

KBBI V). Adapun secara semantis kata menerpa pada kutipan di

atas bermakna menyerang wajahnya dengan tiupan angin yang

kencang. Kata angin merupakan udara. Jadi, angin mengibaratkan

benda hidup yang bisa menerpa wajah ku.

15) Data XV

“Setelah berjalan sekitar beberapa ratus meter ditemani

mentari yang mulai merangkak turun dari langit, kami

tiba di tempat yang dimaksudnya” (halaman 80).

Kutipan di atas merupakan data kelima belas dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

merangkak (kata verba) dari kata dasar rangkak artinya

merangkak, sedangkan kata merangkak yang secara leksikal

bermakna bergerak dengan bertumpu pada tangan dan lutut

(aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata merangkak pada

kutipan di atas bermakna bergeser turun atau mulai terbenam

matahari. Kata mentari merupakan matahari. Jadi, mentari

Page 65: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

53

mengibaratkan sebagai benda hidup yang bisa melakukan

merangkak turun dari langit.

16) Data XVI

“Beberapa kali langit memuntahkan gemuruh sebelum

berujung di turunkannya rintik hujan yang membasahi

bumi” (halaman 81).

Kutipan di atas merupakan data keenam belas dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

memuntahkan (kata verba) dari kata dasar muntah artinya keluar

kembali (tentang makanan, minuman, dan sebagainya) yang telah

masuk ke dalam mulut atau perut, sedangkan kata memuntahkan

yang secara leksikal bermakna mengeluarkan apa-apa yang sudah

masuk ke dalam perut (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis memuntahkan pada kutipan di atas bermakna

mengeluarkan suara menggelegar atau gemuruh dari atas langit.

Kata langit adalah ruang luas yang terbentang diatas bumi. Jadi,

langit bisa saja melakukan sesuatu yang dapat memuntahkan

gemuruh sebelum hujan.

Page 66: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

54

17) Data XVII

“Aku membuka mataku yang dipukuli cahaya” (halaman

81).

Kutipan di atas merupakan data ketujuh belas dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

dipukuli (kata preposisi) dari kata dasar pukul artinya ketuk

(dengan sesuatu yang keras atau berat, dipakai juga dalam arti

kiasan), sedangkan kata dipukuli yang secara leksikal bermakna

kena pukul atau tidak berdaya (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis kata dipukuli pada kutipan di atas bermakna matanya

kena paparan sinar matahari langsung. Kata cahaya merupakan

sinar atau terang. Jadi, cahaya yang dapat memberikan paparan

sehingga mataku yang dipukuli.

18) Data XVIII

“Bintang-bintang itu harus masuk ke dalam kameraku”

(halaman 92).

Kutipan di atas merupakan data kedelapan belas dari tiga puluh

satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

Page 67: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

55

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

masuk (kata verba) yang secara leksikal bermakna ke dalam

(ruangan, kamar, lingkungan, dan sebagainya) (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kata masuk pada kutipan di atas

bermakna agar dapat mengabadikan. Kata bintang-bintang

merupakan salah satu benda langit. Jadi, bintang-bintang harus

masuk agar dapat mengabadikan ke dalam kamera.

19) Data XIX

“Kala sang surya mengucapkan salam pagi ini di bus...”

(halaman 111).

Kutipan di atas merupakan data kesembilan belas dari tiga puluh

satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

mengucapkan (kata verba) dari kata dasar ucap artinya

mengeluarkan ucapan, melisankan, mengatakan dan menyatakan,

sedangkan kata mengucapkan yang secara leksikal bermakna

mengeluarkan ucapan (aplikasi KBBI V). Adapun yang secara

semantis kata mengucapkan pada kutipan di atas bermakna bahwa

secara tidak langsung dia dibangunkan oleh paparan sinar

matahari. Kata sang surya merupakan matahari. Jadi, sang surya

bisa melakukan dengan mengucapkan salam pagi.

Page 68: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

56

20) Data XX

“Kabut perlahan memudar tersapu mentari pagi”

(halaman 122).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

tersapu (kata verba) dari kata dasar sapu artinya alat rumah

tangga dibuat dari ijuk yang dikait menjadi berkas, diberi tangkai

pendek atau panjang untuk membersihkan debu, sampah, dan

sebagainya, sedangkan kata tersapu yang secara leksikal

bermakna sudah, dibersihkan, dibinasakan sama sekali, dan

sebagainya dapat disapu (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis kata tersapu pada kutipan di atas bermakna kabut pelan-

pelan membersikan dengan mentari. Kata kabut merupakan awan

lembap. Jadi, kabut dapat melakukan kegiatan dengan cara

tersapu mentari.

21) Data XXI

“Perut kami sudah berdemo ingin diberi makan”

(halaman 143).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh satu dari tiga puluh

satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Page 69: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

57

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

berdemo (kata verba) dari kata dasar demo artinya demonstrasi,

sedangkan kata berdemo yang secara leksikal bermakna seperti

halnya melakukan demonstrasi (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis kata berdemo pada kutipan di atas bermakna berteriak

atau mengeluarkan bunyi. Kata perut merupakan salah satu

bagian organ tubuh. Jadi, perut sudah melakukan kegiatan

berdemo.

22) Data XXII

“Fajar kian melahap gelap” (halaman 172).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh dua dari tiga puluh

satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

melahap (kata verba) dari kata dasar lahap artinya suka makan

banyak dengan tidak memilih-milih makanan, rakus, bernafsu

sekali ketika makan, sedangkan kata melahap yang secara

leksikal bermakna makan banyak-banyak, menghabiskan, dan

mengambil tanpa hak adalah makan (aplikasi KBBI V). Adapun

Page 70: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

58

secara semantis kata melahap pada kutipan di atas bermakna

matahari perlahan memancarkan sinarnya. Kata fajar merupakan

cahaya kemerah-merahan dilangit sebelah timur pada menjelang

matahari terbit. Jadi, fajar yang melakukan pergeseran sehingga

melahap gelap.

23) Data XXIII

“Iringan pohon kelapa tegak berdiri dibelakang kamar-

kamar” (halaman 175).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh tiga dari tiga puluh

satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

iringan (kata nomina) dari kata dasar iring artinya ikut dan serta,

sedangkan kata iringan yang secara leksikal bermakna yang

mengiringi, sisi, lambung, samping, dan iring-iringan (aplikasi

KBBI V). Adapun secara semantis kata iringan pada kutipan di

atas bermakna adalah iring-iringan atau berjejer dari pohon satu

ke pohon lainnya. Kata pohon merupakan tumbuhan atau pohon

kayu. Jadi, pohon itu berdiri dalam keadaan iringan.

Page 71: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

59

24) Data XXIV

“Beberapa kali daun yang lebat menyapu wajah kami”

(halaman 181).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh empat dari tiga

puluh satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel

Arah Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

menyapu (kata verba) dari kata dasar sapu artinya alat rumah

tangga dibuat dari ijuk yang diikat menjadi berkas, diberi tangkai

pendek atau panjang untuk membersihkan debu, sampah, dan

sebagainya, sedangkan kata menyapu yang secara leksikal

bermakna membersihkan dengan sapu (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kata menyapu pada kutipan di atas

bermakna daun itu sering kali mengusap wajahnya. Kata daun

merupakan bagian tanaman yang tumbuh berhelai-helai pada

ranting. Jadi, daun sering kali melakukan kegiatan menyapu

wajah kami.

25) Data XXV

“Kubiarkan cahaya mentari sore yang menguning

memeluk sudut-sudut ruangan” (halaman 189).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh lima dari tiga puluh

satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Page 72: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

60

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

memeluk (kata verba) dari kata dasar peluk artinya dekap (pada

leher, tubuh, dan sebagainya), sedangkan kata memeluk yang

secara leksikal bermakna meraih seseorang ke dalam dekapan

kedua tangan yang dilingkarkan da mendekap (aplikasi KBBI V).

Adapun yang secara semantis kata memeluk pada kutipan di atas

bermakna mentari mendekap atau menyentuh serta mampu

memantulkan cahayanya. Kata cahaya mentari merupakan sinar.

Jadi, cahaya mentari mampu memeluk sudut-sudut ruang dengan

hasil pantulan

26) Data XXVI

“Pepohonan kelapa melambai manis, menemani laut biru

muda yang ombaknya membelai kaki dermaga”

(halaman 215).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh enam dari tiga puluh

satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

melambai (kata verba) dari kata dasar lambai artinya lambai,

sedangkan kata melambai yang secara leksikal bermakna

Page 73: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

61

mengayun-ayun turun naik, menggerakkan tangan turun naik, dan

berkibar-kibar (aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata

melambai pada kutipan di atas bermakna daun kelapa melakukan

kegiatan mengayun-ayun seperti layaknya manusia. Kata

pepohonan merupakan pohon-pohonan. Jadi, daun dari

pepohonan yang melakukan kegiatan melambai.

27) Data XXVII

“Sebenarnya perutku sudah menyanyikan lagu keroncong

sejak tadi...” (halaman 219).

Kutipan di atas merupakan data kedua tujuh dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

menyanyikan (kata verba) dari kata dasar nyanyi artinya nyanyi,

sedangkan kata menyanyikan yang secara leksikal bermakna

melagukan atau menyuarakan lagu (aplikasi KBBI V). Adapun

yang secara semantis kata menyanyikan pada kutipan di atas

bermakna mengeluarkan bunyi dari perut yang lapar. Kata perut

merupakan salah satu bagian tubuh di bawah dada. Jadi, perut

yang melakukan kegiatan menyanyikan keroncong.

Page 74: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

62

28) Data XXIII

“Tepat jam delapan malam kapal Meliku Nusa melaju

membelah lautan” (halaman 223).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh delapan dari tiga

puluh satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel

Arah Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

membelah ( kata verba) dari kata dasar belah artinya celah retak

yang besar dan panjang dari suatu benda, sedangkan membelah

adalah menetak dan sebagainya menjadi dua bagian serta

memisahkan atas dua bagian (aplikasi KBBI V). Kata kapal

Meliku Nusa merupakan kendara laut. Jadi, kapal Meliku Nusa

yang melakukan kegiatan membelah lautan.

29) Data XXIX

“Air laut yang jernih, sesekali bermesraan dengan pasir

putih” (halaman 272).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh sembilan dari tiga

puluh satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan dalam novel

Arah Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

bermesraan (kata verba) dari kata dasar mesra artinya sangat

Page 75: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

63

erat, karib, dan mendalam, sedangkan bermesraan adalah

melakukan hubungan mesra atau bercumbu. Kata air laut

merupakan air yang mempunyai kadar garam. Jadi, air laut sering

kali melakukan bermesraan dengan pasir putih.

30) Data XXX

“Beberapa jam kemudian, kami tiba diantara kepungan

alang-alang kuning yang terus saja membisikkan suara

angin” (halaman 282).

Kutipan di atas merupakan data ketiga puluh dari tiga puluh satu

gaya bahasa personifikasi yang ditemukan yang dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

membisikkan (kata verba) dari kata dasar bisik artinya suara desis

perlahan-lahan, sedangkan kata membisikkan adalah

memberitahukan (sesuatu) dengan berbisik-bisik (diam-diam)

atau memberi ilham (aplikasi KBBI V). Kata alang-alang

merupakan rumput yang tinggi. Jadi, alang-alang ini yang

membisikkan melalui suara angin.

31) Data XXXI

“Baduy dan Prem menalikan (hammock) mereka

masing-masing di sudut-sudut kapal, nyaman, dilambai-

lambai angin laut” ( halaman 223).

Page 76: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

64

Kutipan di atas merupakan data ketiga puluh satu dari tiga puluh

satu gaya bahasa personifikasi yang ditemukan yang dalam novel

Arah Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa personifikasi karena sifat-sifat benda mati

menyerupai benda hidup layaknya seperti manusia. Pada kata

melambai-lambai (kata reduplikasi) dari kata dasar lambai artinya

lambai, sedangkan kata melambai-lambai adalah berayun-ayun

turun naik (seperti dalam tertiup angin) (aplikasi KBBI V). Kata

(hammock) adalah tempat tidur gantung. Jadi, tempat tidur

gantung (hammock) yang merasakan melambai-lambai angin laut.

2. Gaya Bahasa Metafora dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa

Besari.

Berdasarkan kajian yang diperoleh gaya bahasa metafora adalah

semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi

dalam bentuk yang singkat. Gaya bahasa metafora tampak pada kutipan

berikut.

a. Pilihan Kata yang menyamarkan atau membandingkan sesuatu.

1) Data I

“Sebutan „Prem‟ yang merupakan kependekan dari

„preman‟ disematkan oleh teman-teman kuliahnya yang

menganggap prem sangatlah tomboi sehingga nama

„Annisa‟ kurang pantas ia sandang” (halaman 8).

Kutipan di atas merupakan data pertama dari dua puluh tiga

gaya bahasa metafora yang ditemukan yang dalam novel Arah

Page 77: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

65

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

sandang (kata nomina) yang secara leksikal bermakna bahan

pakaian (aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata

sandang dalam kutipan di atas bermakna bahwa seorang

perempuan memiliki karakter tomboi sehingga nama Annisa

tidak pantas ia sandang atau pakai.

2) Data II

“Obrolan kami yang mengalir begitu saja membuat

rinai hujan sore ini tidak terasa menyebalkan” (halaman

13).

Kutipan di atas merupakan data kedua dari dua puluh tiga gaya

bahasa metafora yang ditemukan yang dalam novel Arah

Langkahkarya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

mengalir (kata verba) dari kata dasar „alir‟ artinya mengalir,

kata mengalir yang secara leksikal bermakna bergerak maju,

meleleh, dan berpindah tempat secara beramai-ramai (aplikasi

KBBI V). Adapun secara semantis kata mengalir pada kutipan

di atas bermakna bahwa obrolan kami terus berlanjut begitu saja

dengan suasana yang mendukung.

Page 78: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

66

3) Data III

“Aku tidak tahu siapa dirinya, tapi ia berhasil mencuri

hatiku” (halaman 13).

Kutipan di atas merupakan data ketiga dari dua puluh tiga gaya

bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa metafora karena membandingkan dua hal secara

langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata mencuri

(kata verba) dari kata dasar „curi‟ artinya ambil miliki orang lain

dengan diam-diam. Kata mencuri yang secara leksikal bermakna

mengambil milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah,

biasanya dengan sembunyi-sembunyi (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kata mencuri pada kutipan di atas

bermakna bahwa ia telah berhasil membuatnya jatuh cinta dan

menarik perhatiannya.

4) Data IV

“Satu jam kemudian, mereka kembali dengan tangan

kosong” (halaman 19).

Kutipan di atas merupakan data keempat dari dua puluh tiga

gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

Page 79: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

67

tangan kosong yang secara leksikal bermakna tidak bersenjata,

tidak berhasil, dan tangan hampa (aplikasi KBBI V). Adapun

secara semantis kata tangan kosong dalam kutipan di atas

bermakna bahwa setelah mereka menyusuri jalanan yang

sebelumnya mereka kembali dengan hasil tidak membawa apa-

apa.

5) Data V

“Sebuah gitar digilir dari satu pelukan ke pelukan lain

...” (halaman 28).

Kutipan di atas merupakan data kelima dari dua puluh tiga gaya

bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa metafora karena membandingkan dua hal secara

langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata pelukan

(kata nomina) dari kata dasar „peluk‟ artinya dekap pada bagian

leher, tubuh, dan sebagainya. Kata pelukan yang secara leksikal

bermakna dekapan dengan dua tangan (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kutipan satu pelukan ke pelukan

bermakna bahwa gitar tersebut digilir dari satu orang ke orang

selanjutnya.

Page 80: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

68

6) Data VI

“Kuusir lamunanku yang terlalu mengawang” (halaman

30).

Kutipan di atas merupakan data keenam dari dua puluh tiga gaya

bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa metafora karena membandingkan dua hal secara

langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata kuusir

(kata verba) dari kata dasar „usir‟ yang secara leksikal bermakna

mengusir (aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata

kuusir pada kutipan di atas bermakna mengusir atau menyuruh

pergi dalam artian menghentikan lamunan yang terlalu liar dan

terlalu tinggi.

7) Data VII

“Aku mau bilang sesuatu, ucapku sedikit keras,

bertanding dengan pengeras suara” (halaman 32).

Kutipan di atas merupakan data ketujuh dari dua puluh tiga gaya

bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah Langkah

karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan sebagai gaya

bahasa metafora karena membandingkan dua hal secara

langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata keras

(kata adjektiva) yang secara leksikal bermakna nyaring (aplikasi

KBBI V). Adapun secara semantis kata keras pada kutipan di

Page 81: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

69

atas bermakna tingkat kenyaringan atau volume suara ku tidak

kalah, bahkan sebanding dengan pengeras suara.

8) Data VIII

“Dan bintanglah yang disuguhkan oleh langit sumatra

malam ini...” (halaman 35).

Kutipan di atas merupakan data kedelapan dari dua puluh tiga

gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

disuguhkan (kata preposisi) yang secara leksikal bermakna kata

dasar „suguh‟ dalam artian menyuguhi atau terhidang (aplikasi

KBBI V). Adapun secara semantis kata disuguhkan pada

kutipan di atas bermakna bahwa ketika ia sampai sumatra tidak

disuguhkan makan/minuman tetapi disuguhkan pemandangan

langit malam yang dihiasi bintang yang indah berkeriapan.

9) Data IX

“Bang, ikut yuk, Ilwan menyapa dari luar rumah Bang

Paiman memecahkan obrolanku dengan tuan rumah”

(halaman 56).

Kutipan di atas merupakan data kesembilan dari dua puluh tiga

gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

Page 82: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

70

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

memecahkan (kata verba) dari kata dasar pecah merusakkan dan

sebagainya hingga pecah, kata memecahkan secara leksikal

bermakna bahwa merusakkan dan sebagainya hingga pecah,

mengatasi, menyelesaikan (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis kata Memecahkan pada kutipan di atas bermakna

bahwa Bang Paiman datang mengganggu percakapan dengan

tuang rumah.

10) Data X

“Ketika aku menenggelamkan tubuhku ke dalam

selimut, aku teringat akan kata-kata tentang nias yang

sempat menakutiku” (halaman 60).

Kutipan di atas merupakan data kesepuluh dari dua puluh tiga

gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

menenggelamkan yang secara leksikal bermakna menjadikan

(menyebabkan) tenggelam, membenamkan (ke dalam air),

memasukkan (ke dalam air). Adapun secara semantis kata

menenggelamkan pada kutipan di atas bermakna bahwa aku

Page 83: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

71

teringat tentang kata-kata Nias yang sempat menakuti ku dan

melelapkan tubuhku ke dalam selimut.

11) Data XI

“Ketika tinta pengkhianatan tumpah di atas aksara

kisah...” (halaman 69).

Kutipan di atas merupakan data Kesebelas dari dua puluh tiga

gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

tinta (kata nomina) yang secara leksikal bermakna barang cair

yang berwarna (aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata

tinta pada kutipan di atas bermakna ketika luka pengkhianatan

terjadi pada kisah cinta penulis.

12) Data XII

“Dari seluruh peserta, ada yang paling bersinar. Ia

adalah seorang perempuan bernama Julia” (halaman

135).

Kutipan di atas merupakan data kedua belas dari dua puluh tiga

gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

Page 84: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

72

bersinar (kata verba) dari kata dasar „sinar‟ artinya pancaran

terang, cahaya. Kata bersinar yang secara leksikal bermakna

memancarkan (tentang sinar) atau bercahaya (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kata bersinar pada kutipan di atas

bermakna bahwa dari keseluruhan peserta ada salah satu

perempuan yang cantik dan berbeda dari yang lain, bernama

Julia.

13) Data XIII

“Setelah digoyang oleh ombak selama beberapa jam di

kapal feri, kami tiba di pulau Selayar pada jam lima

sore” (halaman 139).

Kutipan di atas merupakan data ketiga belas dari dua puluh tiga

gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

digoyang (kata preposisi) dari kata dasar goyang bergerak

berayun-ayun, selalu berubah, goncang. Kata digoyang yang

secara leksikal bermakna bergerak berayun-ayun (aplikasi KBBI

V). Adapun secara semantis kata digoyang pada kutipan di atas

bermakna setelah terombang-ambing karena ombak selama

beberapa jam di kapal barulah kami sampai di pulau Selayar.

Page 85: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

73

14) Data XIV

“Dari kejauhan, aku bisa mengenali kepala botaknya

yang berkilauan tersiram cahaya matahari pagi”

(halaman 141).

Kutipan di atas merupakan data keempat belas dari dua puluh

tiga gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

tersiram (kata verba) dari kata dasar „siram‟ artinya menyiram.

Kata tersiram yang secara leksikal bermakna sudah disiram

atau terkena siraman (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis kata tersiram pada kutipan di atas bermakna aku bisa

mengenali sosok tersebut ketika kepala botak terkena paparan

cahaya matahari.

15) Data XV

“Berbukitan tampak berbaris dibelakang bangunan,

sementara didepanku tersaji berbagai rupa

pemandangan...” (halaman 164).

Kutipan di atas merupakan data kelima belas dari dua puluh tiga

gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

Page 86: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

74

tersaji dari kata dasar „saji‟ hidangan. Kata tersaji yang secara

leksikal bermakna sudah disajikan, tersedia, dan terhidang

(aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata tersaji pada

kutipan di atas bermakna apa yang terlihat dihadapanku terdapat

berbagai macam pandangan.

16) Data XVI

“Sementara, hatiku yang liar ini, masih belum mau

mencari tempat untuk pulang” (halaman 167).

Kutipan di atas merupakan data keenam belas dari dua puluh

tiga gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

hatiku (kata nomina) dari kata dasar hati artinya organ badan

yang berwarna kemerah-merahan dibagian kanan atau rongga

perut. kata hatiku yang secara leksikal bermakna apa yang terasa

dalam batin, sifat (tabiat) batin manusia (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kata hatiku pada kutipan di atas

bermakna hati yang pernah tersakiti tidak ingin merasakan cinta

kembali.

Page 87: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

75

17) Data XVII

“Mega tetap bertahta di angkasa kelabu” (halaman

179).

Kutipan di atas merupakan data ketujuh belas dari dua puluh

tiga gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata di

angkasa (kata preposisi) yang secara leksikal bermakna lapisan

udara yang melingkupi bumi, akasa, awang-awang, dan langit

(aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata di angkasa

pada kutipan di atas bermakna menggambarkan bahwa

seseorang yang bernama Mega tetap bertahan akan sesuatu

meskipun itu masih samar-samar.

18) Data XVIII

“Aku mengangguk jeri, membayangkan derita yang

harus dipikul keluarga yang ditinggalkan” (halaman

238).

Kutipan di atas merupakan data kedelapan belas dari dua puluh

tiga gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

dipikul (kata preposisi) yang secara leksikal bermakna kata

Page 88: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

76

dasar pikul berarti beban yang digandar (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kata dipikul pada kutipan di atas

bermakna bahwa keluarga yang ditinggalkan harus menanggung

beban.

19) Data XIX

“Aku tak bisa menyelami pemikiran seorang tentara”

(halaman 238).

Kutipan di atas merupakan data kesembilan belas dari dua puluh

tiga gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

menyelami (kata verba) dari kata dasar selam artinya menyelam

ke dalam dan menyelam untuk mencari sesuatu. Kata menyelami

yang secara leksikal bermakna menyelami air dalam tonggak

(aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata menyelami

pada kutipan di atas bermakna bahwa penulis tidak mampu

memahami atau memaparkan pemikiran seorang tentara.

20) Data XX

“Angkasa membiru, sebiru samudra yang terhampar di

hadapan kami” (halaman 242).

Page 89: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

77

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh dari kedua puluh

tiga gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

terhampar (kata verba) dari kata dasar dampar artinya bentang,

buka lebar-lebar. Kata terhampar yang secara leksikal bermakna

hanyut dan tercampak ke darat (aplikasi KBBI V). Adapun

secara semantis kata terhampar pada kutipan di atas bermakna

bahwa langit dan lautan memiliki warna yang sama, tepat berada

depan mata kami.

21) Data XXI

“Beberapa sudut Miangas diberikan telanjang,

menjadikan ombak mampu bercumbu dengan pasir

putih” (halaman 243).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh satu dari dua puluh

tiga gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

telanjang (kata verba) yang secara leksikal bermakna tidak

berpakaian, terhunus, dan tidak mempunyai (aplikasi KBBI V).

Adapun secara semantis kata telanjang pada kutipan di atas

Page 90: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

78

bermakna bahwa tidak ada penghalang bagi ombak dan pasir

untuk menepi.

22) Data XXII

“Ia berinisiatif untuk mencairkan suasana dengan

membawa kami ke Siladen” (halaman 265).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh dua dari dua puluh

tiga gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

mencairkan (kata verba) dari kata dasar cair artinya bersifat

seperti air, tidak padat, tidak berupa gas. Kata mencairkan yang

secara leksikal bermakna menjadikan cair dan mengencerkan

(aplikasi KBBI V). Adapun secara semantis kata mencairkan

pada kutipan di atas bermakna bahwa untuk membuat kami

dalam suasana nyaman dengan membawa ke tempat wisata

Siladen.

23) Data XXIII

“Mendengar suara mereka sungguh meremas dada”

(halaman 289).

Kutipan di atas merupakan data kedua puluh tiga dari dua puluh

tiga gaya bahasa metafora yang ditemukan dalam novel Arah

Page 91: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

79

Langkah karya Fiersa Besari. Kutipan di atas dikategorikan

sebagai gaya bahasa metafora karena membandingkan dua hal

secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada kata

meremas (kata verba) dari kata dasar remas artinya kepal dan

peras. Kata meremas yang secara leksikal bermakna mengepal-

ngepal dan memerah-merah (aplikasi KBBI V). Adapun secara

semantis kata meremas pada kutipan di atas bermakna bahwa

dia sangat rindu walaupun hanya mendengar suaranya lewat

gawai sehingga timbul rasa sakit hati untuk memeluk ibunda

Hasil dari pemaparan tersebut, didapatkan bahwa gaya

bahasa Personifikasi dan metafora dalam Novel Arah Langkah

Karya Fiersa Besari. Pada data tersebut disimpulkan bahwa gaya

bahasa personifikasi dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa

Besari memberikan sifat-sifat benda mati dengan sifat-sifat

kemanusiaan sehingga seolah-olah memiliki sifat seperti benda

hidup.

Adapun data gaya bahasa metafora dalam Novel Arah

Langkah Karya Fiersa Besari yang dapat disimpulkan ialah

membandingkan suatu benda dengan benda lain karena

mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. Berdasarkan

analisis data pada gaya bahasa tersebut dalam Novel Arah

Page 92: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

80

Langkah Karya Fiersa Besari yang sering muncul adalah gaya

bahasa personifikasi.

Jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang pernah

dilakukan oleh tiga peneliti sebelumnya yaitu Erni (2014),

Winda (2016), dan Slamet Ari Wibowo (2014). Ketiga peneliti

tersebut memiliki jenis penelitian mendeskripsian kualitatif yang

sama penelitian tersebut. Erni, mendeskripsikan penggunaan

gaya bahasa, tetapi tidak selaras dengan sumber data dan hasil

penelitiannya. Winda, mendeskripsikan penggunaan gaya

bahasanya selaras dengan sumber data dan hasil penelitiannya.

Kemudian Slamet Ari Wibowo, mendeskripsikan penggunaan

gaya bahasa, tidak selaras dengan sumber data hasil penelitian.

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut hasil penelitian

Erni, Winda, dan Slamet Ari Wibowoa menunjukkan bahwa

penggunaan gaya bahasa personifikasi dan metafora sering

digunakan dalam karya sastra, peneliti memberikan penjelasan

dengan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini disusun dengan

memiliki kemiripan penelitian yang relevan. Hal ini

membuktikan dengan adanya gaya bahasa personifikasi yang

paling banyak, Erni juga menganalisis gaya bahasa personifikasi

dan metafora dan ternyata memang benar dalam sebuah karya

sastra penulis sering menggunakan gaya bahasa personifikasi

dan metafora. Kemudian Winda dan Slamet Ari Wibowoa

Page 93: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

81

menganalisis jenis-jenis gaya bahasa yang termasuk pada gaya

bahasa personifikasi, metafora dan sebagainya dalam karya

sastra. Selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa memang dalam

sebuah karya sastra kebanyakan menggunakan gaya bahasa

personifikasi dan metafora. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa gaya bahasa personifikasi yang paling banyak digunakan

dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa Besari.

Teori yang mendukung penelitian ini yaitu teori Gorys

Keraf (2010: 112) yang menunjukkan gaya bahasa dapat

dibatasi sebagai cara pengungkapan pikiran melalui bahasa

secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis

(pemakai bahasa). Personifikasi adalah semacam gaya bahasa

kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah

memiliki sifat-sifat kemanusiaan, sedangkan metafora adalah

semacam analogi yang membandingkan dua hal secara

langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Sehingga hasil yang

ditemukan dengan kegiatan tersebut dapat menambah

pengetahuan peneliti dan pembaca.

Page 94: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

82

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam Novel Arah

Langkah Karya Fiersa Besari, terdapat gaya bahasa personifikasi dan gaya

bahasa metafora yang digunakan dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa

Besari, dengan penggunaan gaya bahasa sebanyak lima puluh tujuh kali dari

300 halaman secara keseluruhan. Merujuk perumusan masalah pada

penelitian ini, dapat disimpulkan.

1. Gaya bahasa personifikasi dalam novel Arah Langkah karya Fiersa

Besari yaitu menggunakan kata yang mendekatkan sifat-sifat insan

kepada benda yang tidak bernyawa. Adapun jumlah yang diperoleh dari

data tersebut sebanyak tiga puluh satu data dan beberapa kata-kata yang

menyangkut dengan gaya bahasa personifikasi adalah sebagai berikut:

menyayat hatiku dan bulan sabit mengawasi dari atas sana.

2. Gaya bahasa metafora dalam novel Arah Langkah karya Fiersa Besari

yaitu menggunakan kata yang mendekatkan semacam analogi yang

membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang

singkat. Adapun jumlah yang diperoleh dari data tersebut sebanyak dua

puluh tiga data dan beberapa kata-kata yang menyangkut dengan gaya

metafora adalah sebagai berikut: kurang pantas ia sandang, obrolan kami

yang mengalir begitu saja, dan ia berhasil mencuri hatiku. Hasil analisis

data yang ditemukan tentu berdasarkan makna serta teori yang

Page 95: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

83

3. mendukung penentuan jenis gaya bahasa personifikasi dan gaya bahasa

metafora.

B. Saran

Penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi para pembaca

sehingga dapat memberikan sumbangan perkembangan ilmu sastra serta

dapat bermanfaat untuk memperkaya penggunaan teori–teori sastra secara

teknik analisis terhadap karya sastra, dan dapat membedakan berbagai gaya

bahasa baik fungsi maupun jenis gaya bahasa masing-masing serta penelitian

ini dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan terutama bidang bahasa

dan sastra Indonesia. Khususnya dalam analisis novel dengan tinjauan gaya

bahasa.

Page 96: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

84

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Winda dan Erna Hernawati. 2016. Pengaruh Komisaris Independen,

ukuran Perusahan dan Profitabilitas Terhadap Manajamen Laba.

Neo-Bis.Volume 10,No 1, 1Juni 2016.

Aminuddin. 2013. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

A. Wibowo, M. Lugina, T. Butar-butar. Yogyakarta (ID): Kanisius, 2014.

Besari, Fiersa. 2018. Arah Langkah. Jakarta: Mediakita.

Candra, Boy. 2015. Senja,Hujan, dan Cerita yang Telah Usai. Jakarta: Mediakita.

Dina Muhriani , (2017). “Penggunaan Metafora Dalam Kumpulan Cerpen Cincin

Yang Mengembara Karya A.S.Laksana‟. Online.

www.skripsiDina.Blogspot.co.id. Diaksestanggal 2 Maret 2020 pukul

08.15.

E, Fachruddin A. 2004. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Ujung Pandang:

IKIP Ujung Pandang.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media

Pressindo.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Versi V. Aplikasi. 2 Maret 2020.

Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Luxembung, Jan Van. 2001. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia

Mikics, David. 2007. A New Handbook of Literary Term. London: Yale

University Press.

Muliati,F. 2014. Uji Aktifitas Antiinflamasi Estrak Daun Paku Pyrrocia Lnceolata

(L) Farw. Terhadap Penghambatan Denaturasi Protein Secara In Vitro,

Page 97: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

85

Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Farmasi UIN Syarif nHidayatullah. Jakarta.

Munaris. 2010. Karya Sastra dan Pembaca. Tulungagung: Cahaya Abadi.

Nurgiyantoro, Burhan. 2004. Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas

Press.

. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BFE.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Stilistika. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Parera J.D. 2004. Teori Semanti Erlangga. Jakarta.288 hlm.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

. 2010. Pengkajian Puisi. yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Priyanti, Endah Tri. 2012. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis.

Jakarta: Bumi Aksara.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

. 2009. Stilistika. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rimang, Siti Suwadah. 2011. Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna.

Bandung: Alfabeta.

Rokhmansyah, Alfian. 2014.Studi dan Pengkajian Sastra, Perkenalan Awal

Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumardjo, Jakob.1984. Masyarakat dan Sastra Indonesia. Jakarta: Nur Cahaya.

Septi Irmaya Erni. 2014. Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistic

Indonesia Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Logis. Skripsi

UnPas. Bandung: tidak dipublikasikan.

Stanson, Robert.2012. Teori Diksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tang, Muhammad, Rapi. 2005. Teori Sastra yang Relevan. Diklat. Makassar: FBS

UNM.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Metode Penelitian. Bandung. Angkasa.

Page 98: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

86

. 2013. Penjagaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Wellek, Austin Werren.1993. Teori Kesusastraan Terjemahan Melalui Dudianta.

Jakarta: Gramedia.

Wellwek, Rene dan Warren Austin. 2014. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

.

Page 99: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

87

LAMPIRAN

Page 100: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

88

Lampiran I

KORPUS DATA

No Jenis Gaya

Bahasa

Kode Data Kutipan Keterangan

1. Gaya Bahasa

Personifikasi

Data I

(Halaman 10)

“Nama itu kembali

muncul, menyayat hatiku

sewaktu-waktu;

menandaskan segala

keperkasaanku”

31

Data II

(Halaman 13)

“Aku merasakan kalimat

kecil yang mengawali

perjumpaan kami menari

dikepalaku”

Data III

(Halaman 14)

“Bulan sabit mengawasi

dari atas sana”

Data VI

(Halaman 14)

“Angin berembus

kencang, memorak-

porandakan rambutku”

Data V

(Halaman 26)

“Sambil minum susu,

matanya menyapu

pegawai kantoran yang

baru pulang kerja...”

Page 101: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

89

Data VI

(Halaman 27)

“Sesekali bus tua yang

kami naiki batuk asap

hitam...”

Data VII

(Halaman 28)

“Langit biru seakan

sedang bercermin di atas

permukaan danau...”

Data VIII

(Halaman 32)

“Degup jantungku

berlarian”

Data IX

(Halaman 33)

“Matahari pagi berusaha

mendaki dari balik

rentetan tebing yang

mengitari Kota Sibolga”

Data X

(Halaman 33)

Sinarnya menusuk-nusuk

mataku”

Data XI

(Halaman 36)

“Artikel tersebut seakan

mengetuk kepalaku

dengan kesadaran...”

Data XII

(Halaman 40)

“Angin sepoi meraba-

raba wajahku yang masih

lengket karena keringat”

Data XIII

(Halaman 40)

“Desir ombak bernyanyi

merdu diteligaku,

membisikkan pilu”

Page 102: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

90

Data XIV

(Halaman 76)

“Aku lebih menikmati

desir angin menerpa

wajahku sambil

mendengar lagu-lagu

pemberian Kiky Ersya...”

Data XV

(Halaman 80)

“Setelah berjalan sekitar

beberapa ratus meter

ditemani mentari yang

mulai merangkak turun

dari langit, kami tiba di

tempat yang

dimaksudnya”

Data XVI

(Halaman 81)

“Beberapa kali langit

memuntahkan gemuruh

sebelum berujung

diturunkannya rintik hujan

yang membasahi bumi”

Data XVII

(Halaman 81)

“Aku membuka mataku

yang dipukuli cahaya”

Data XVIII

(Halaman 92)

“Bintang-bintang itu harus

masuk ke dalam

kameraku”

Data XIX “Kala sang surya

Page 103: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

91

(Halaman 111) mengucapkan salam pagi

ini di bus...”

Data XX

(Halaman 122)

“Kabut perlahan memudar

tersapu mentari pagi”

Data XXI

(Halaman 143)

“Perut kami sudah

berdemo ingin diberi

makan”

Data XXII

(Halaman 172)

“Fajar kian melahap

gelap”

Data XXIII

(Halaman 175)

“Iringan pohon kelapa

tegak berdiri di belakang

kamar-kamar”

Data XXIV

(Halaman 181)

“Beberapa kali daun yang

lebat menyapu wajah

kami”

Data XXV

(Halaman 189)

“Kubiarkan cahaya

mentari sore yang

menguning memeluk

sudut-sudut ruangan”

Data XXIV

(Halaman 215)

“Pepohonan kelapa

melambai manis,

menemani laut biru muda

yang ombaknya membelai

Page 104: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

92

kaki dermaga”

Data XXVII

(Halaman 219)

“Sebenarnya perutku

sudah menyanyikan lagu

keroncong sejak tadi...”

Data XXVIII

(Halaman 223)

“Tepat jam delapan

malam kapal Meliku Nusa

melaju membelah lautan”

Data XXIX

(Halaman 272)

“Air laut yang jernih,

sesekali bermesraan

dengan pasir putih”

Data XXX

(Halaman 282)

“Beberapa jam kemudian,

kami tiba di antara

kepungan alang-alang

kuning yang terus saja

membisikkan suara angin”

Data XXXI

(Halaman 223)

“Baduy dan Prem

menalikan (hommock)

mereka masing-masing di

sudut-sudut kapal,

nyaman, dilambai-lambai

angin laut”

2. Gaya Bahasa

Metafora

Data I

(Halaman 8)

“Sebutan „Prem‟ yang

merupakan kependekan

23

Page 105: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

93

dari „preman‟ disematkan

oleh teman-teman

kuliahnya yang

menganggap prem

sangatlah tomboi sehingga

nama „Annisa‟ kurang

pantas ia sandang”

Data II

(Halaman 13)

“Obrolan kami yang

mengalir begitu saja

membuat rinai hujan sore

ini tidak terasa

menyebalkan”

Data III

(Halaman 13)

“Aku tidak tahu siapa

dirinya, tapi ia berhasil

mencuri hatiku‟

Data IV

(Halaman 19)

“Satu jam kemudian,

mereka kembali dengan

tangan kosong”

Data V

(Halaman 28)

“Sebuah gitar digilir dari

satu pelukan ke pelukan

lain...”

Data VI

(Halaman 30)

“Kuusir lamunanku yang

terlalu mengawang”

Page 106: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

94

Data VII

(Halaman 32)

“Aku mau bilang sesuatu,

ucapku sedikit keras,

bertanding dengan

pengeras suara”

Data VIII

(Halaman 35)

“Dan bintanglah yang

disuguhkan oleh langit

sumatra malam ini...”

Data IX

(Halaman 56)

“Bang, ikut yuk, Ilwan

menyapa dari luar rumah

Bang Paiman

memecahkan obrolanku

dengan tuan rumah”

Data X

(Halaman 60)

“Ketika aku

menenggelamkan tubuhku

ke dalam selimut, aku

teringat akan kata-kata

tentang nias yang sempat

menakutiku”

Data XI

(Halaman 69)

“Ketika tinta

pengkhianatan tumpah di

atas aksara kisah...”

Data XII

(Halaman 135)

“Dari seluruh peserta, ada

yang paling bersinar. ia

Page 107: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

95

adalah seorang perempuan

bernama Julia”

Data XIII

(Halaman 139)

“Setelah digoyang oleh

ombak selama beberapa

jam di kapal feri, kami

tiba di Pulau Selayar pada

jam lima sore”

Data XIV

(Halaman 141)

“Dari kejauhan, aku bisa

mengenali kepala

botaknya yang berkilauan

tersiram cahaya matahari

pagi”

Data XV

(Halaman 164)

“Berbukitan tampak

berbaris dibelakang

bangunan, sementara di

depanku tersaji berbagai

rupa pemandangan...”

Data XVI

(Halaman 167)

“Sementara, hatiku yang

liar ini, masih belum mau

mencari tempat untuk

pulang”

Data XVII

(Halaman 179)

“Mega tetap bertahta di

angkasa kelabu”

Page 108: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

96

Data XVIII

(Halaman 238)

“Aku mengangguk jeri,

membayangkan derita

yang harus dipikul

keluarga yang

ditinggalkan”

Data XIX

(Halaman 238)

“Aku tak bisa menyelami

pemikiran seorang

tentara”

Data XX

(Halaman 242)

“Angkasa membiru,

sebiru samudra yang

terhampar di hadapan

kami”

Dat XXI

(Halaman 243)

“Beberapa sudut Miangas

diberikan telanjang,

menjadikan ombak

mampu bercumbu dengan

pasir putih”

Data XXII

(Halaman 265)

“Ia berinisiatif untuk

mencairkan suasana

dengan membawa kami ke

Siladen”

Data XXIII

(Halaman 289)

“Mendengar suara mereka

sungguh meremas dada”

Page 109: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

97

Lampiran II

SINOPSIS

Arah Langkah Karya Fiersa Besari

Novel ini berjudul Arah Langkah (tempat tujuannya) sejauh apa pun jalan

yang kita tempuh, tujuan akhir selalu rumah. Karya ini dari seorang novelis

bernama Fiersa Besari. Diterbikan oleh Mediakita, Jakarta dengan ketebalan buku

300 halaman. Novel ini dicetak pertama dan kedua pada tahun 2018 dengan ISBN

978-979-794-561-9.

Novel ini menceritakan bulan April tahun 2013, berawal dengan niat dan

tujuan yang berbeda salah satunya karena hari yang terluka, tiga pengelana

memulai sebuah perjalan menyusuri daerah-daerah di Indonesia. Lewat cara yang

seru tapi menantang, mereka tidak hanya menyaksikan langsung keindahan negeri

ini, mereka juga harus menghadapi pertarungan dengan kegelisahan yang dibawa

masing-masing.

Arah Langkah bukan sekadar catatan perjalanan yang melukiskan

keindahan alam, budaya, dan manusia lewat teks dan foto. Tetapi juga

memberikan cerita lain tentang kondisi negeri yang tidak selalu sebagus seperti di

layar televisi. Meskipun begitu, semua daerah memang memiliki cerita yang

berbeda-beda, namun di dalam perbedaan itu, cinta dan persahabatan selalu bisa

ditemukan.

Page 110: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

98

Lampiran III

BIOGRAFI PENULIS

Page 111: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

99

Page 112: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

100

Page 113: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

101

Page 114: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

102

Page 115: PENGGUNAAN GAYA BAHASA (PERSONIFIKASI DAN METAFORA) DALAM …

103

RIWAYAT HIDUP

Mittahul Akar Manna, dilahirkan di Ujung Pandang

pada tanggal 15 Januari 1997. Penulis anak kedua dari

tiga bersaudara, pasangan Ayahanda Almarhum Manna

dan Ibunda Salima. Penulis memasuki jenjang

Pendidikan Dasar di bangku SD Inpres Pagandongan II

Makassar pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009.

Selanjutnya, penulis melanjutkan Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri

31 Makassar pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun yang sama

penulis melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMK Negeri 9 Makassar pada

tahun 2012 dan lulus pada tahun 2015. Semasa SMK penulis aktif dikegiatan

Pramuka. Kemudian pada tahun 2016 penulis kembali melanjutkan Pendidikan

Perguruan Tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar dan diterima sebagai

mahaiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S-1, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

Berkat perlindungan dan pertolongan Allah Subhanahu Wa Taala serta

iringan doa dari orang tua sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan

diperguruan tinggi dengan menulis skripsi yang berjudul “Penggunaan Gaya

Bahasa Personifikasi dan Metafora dalam Novel Arah Langkah Karya Fiersa

Besari”. Posel: [email protected].