Upload
diah-retnani
View
18
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ANTROPOLOGI
Citation preview
A Pengertian Antropologi
Antropologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
seluk beluk manusia dan juga budayanya. Menurut Koentjaraningrat
(1981 : 11) antropologi berarti “ilmu tentang manusia.” Ilmu
antropologi telah berkembang dengan luas, ruang lingkup dan batas
lapangan perhatiannya yang luas ini yang menyebabkan timbulnya
paling sedikit 5 masalah penelitian.
Koentjaraningrat (1981 : 12) mengemukakan tentang 5
masalah ini : masalah sejarah asal dan perkembangan manusia secara
biologi, masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia,
dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya masalah sejarah asal,
perkembangan dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan
manusia di seluruh dunia. Masalah perkembangan, penyebaran, dan
terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di seluruh dunia.
Masalah mengenai azas-azas dari kebudayaan manusia dalam
kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di
seluruh muka bumi masa kini.
B Pengertian Antropologi kesehatan
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari ilmu antropologi
yang sangat penting sekali, karena di dalam antropologi kesehatan
diterangkan dengan jelas kaitan antara manusia, budaya, dan
kesehatan sehingga kita dapat mengetahui kaitan antara budaya suatu
masyarakat dengan kesehatan masyarakat itu sendiri.
C Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan
Membicarakan sejarah munculnya dan perkembangan
Antropologi Kesehatan, maka saya harus melihat dari awal mula
munculnya istilah ini dan penelitian-penelitian mengenai hal ini. Uraian
sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat
menurut urutan waktu cetusannya:
Tahun 1849, Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka,
yang pada tahun 1849 menulis apabila kedokteran adalah ilmu
mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula ilmu
yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk
menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri
sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat
dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul
bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru
memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
D Pengertian Gizi
Ilmu gizi merupakan salah satu ilmu terapan yang berkaitan
dengan berbagai ilmu dasar seperti ilmu kimia, biokimia, biologi,
fisiologi, pathologi, ilmu pangan, dan lain-lain. Lahirnya ilmu gizi
diawali dengan penemuan tentang hal yang berkaitan dengan
penggunaan energi makanan meliputi proses pernapasan, oksidasi,
dan kalorimetri.
Gizi merupakan zat yang sangat penting dan sangat dibutuhkan
oleh tubuh kita. Dan untuk mengetahui tentang gizi ini kita harus lebih
mendalam mempelajari tentang gizi. Almatsier (2004 : 3) menyatakan
ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “gizi”
berasal dari bahasa Arab Ghidza, yang berarti “makanan”. Di satu sisi
ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain dengan tubuh
manusia.
E Hubungan antara Antropologi dengan Gizi
Dari empat bilyun manusia di dunia, ratusan juta orang
menderita gizi buruk dan kekurangan gizi. Angka yang tepat tidak ada,
tidak ada sensus mengenai kelaparan dan perbedaan antara gizi cukup
dan gizi kurang merupakan jalur yang lebar, bukan suatu garis yang
jelas. Apapun tolok ukur kita, kelaparan (dan sering mati kelaparan)
merupakan hambatan yang paling besar bagi perbaikan kesehatan di
sebagian terbesar negara-negara di dunia. Kekurangan gizi
menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menyebabkan banyak
penyakit kronis, dan menyebabkan orang tidak mungkin melakukan
kerja keras. Kekurangan gizi ini selain dari ketidakmampuan negara-
negra non industri untuk menghasilkan cukup makanan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk mereka yang berkembang, juga
muncul karena kepercayaan-kepercayaan keliru yang terdapat di
mana-mana, mengenai hubungan antara makanan dan kesehatan, dan
juga tergantung pada kepercayaan-kepercayaan, pantangan-
pantangan dan upacara-upacara, yang mencegah orang
memanfaatkan sebaik-baiknya makanan yang tersedia bagi mereka.
Anderson (2006 : 311) menyatakan karena pengakuan bahwa masalah
gizi di seluruh dunia didasarkan atas bentuk-bentuk budaya maupun
karena kurang berhasilnya pertanian, maka semua organisasi
pengembangan internasional maupun nasional yang utama menaruh
perhatian tidak semata-mata pada pertambahan produksi makanan,
melainkan juga pada kebiasaan makanan tradisional yang berubah,
untuk mencapa keuntungan maksimal dari gizi yang diperoleh dari
makanan yang tersedia.
Dalam buku karya Anderson (2006 : 312), Norge Jerome
menyatakan bahwa “Antropologi Gizi” meliputi disiplin ilmu tentang
gizi dan antropologi. Bidang itu memperhatikan gejala-gejala
antropologi yang mengganggu status gizi dari manusia. Dengan
demikian, evolusi manusia, sejarah dan kebudayaan, dan adaptasinya
kepada variabel gizi yang berubah-ubah dalam kondisi lingkungan
yang beraneka ragam menggambarkan bahan-bahan yang merupakan
titik perhatian dalam antropologi gizi. Menurut Anderson (2006 : 312)
ada dua aspek penting dari antropologi gizi :
a Sifat sosial, budaya, dan psikologis dari makanan (yaitu peranan-
peranan sosial budaya dari makanan yang berbeda dengan peranan-
peranan gizinya).
b Cara-cara dimana dimensi-dimensi sosial budaya dan psikologi dari
makanan berkaitan dengan masalah gizi yang cukup, terutama dalam
masyarakat-masyarakat tradisional.
Menurut Anderson (2006 : 313) menyatakan bahwa para ahli
antropologi memandang kebiasaan makan sebagai suatu kompleks
kegiatan masak-memasak, masalah kesukaran dan ketidaksukaran,
kearifan rakyat, kepercayaan-kepercayaan, pantangan-pantangan, dan
takhayul-takhayul yang berkaitan dengan produksi, persiapan, dan
konsumsi makanan. Pendeknya, sebagai suatu kategori budaya yang
penting, ahli-ahli antropologi melihat makanan mempengaruhi dan
berkaitan dengan banyak kategori budaya lainnya.
Setelah mengetahui betapa kuatnya kepercayaan-kepercayaan
kita atau suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap makanan
dan apa yang dianggap bukan makanan, sehingga terbukti sangat
sukar untuk meyakinkan orang untuk menyesuaikan makanan
tradisional mereka demi kepentingan gizi yang baik. Karena pantangan
agama, takhayul, kepercayaan tentang kesehatan, dan suatu peristiwa
yang kebetulan dalam sejarah ada bahan-bahan yang bergizi baik
yang tidak boleh dimakan, mereka diklasifikasikan sebagai “bukan
makanan”. Dengan kata lain, penting untuk membedakan antara
nutrimen dengan makanan. Anderson (2006 : 313) menyatakan bahwa
nutrimen adalah suatu konsep biokimia, suatu zat yang mampu untuk
memelihara dan menjaga kesehatan organisme yang menelannya.
Makanan adalah suatu konsep budaya, suaty pernyataan yang
sesungguhnya mengatakan “zat ini sesuai bagi kebutuhan gizi kita.”
Kesimpulan
1. Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk
manusia dengan budayanya, atau juga berarti ilmu tentang manusia.
Dalam antropologi diterangkan bagaimana hubungan manusia dengan
budayanya dan apa pengaruhnya. Cakupan ilmu antropologi itu luas
sekali, salah satunya antropologi kesehatan yang menerangkan
tentang manusia, budaya, dan kesehatan sehingga kita dapat
mengetahui kaitan antara budaya suatu masyarakat dengan
kesehatan masyarakat itu sendiri.
2. Gizi merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Ilmu gizi
sendiri adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Gizi itu sangat
penting sekali bagi kelangsungan hidup kita. Apabila gizi kita
terpenuhi, maka kita akan terhindar dari berbagai penyakit karena kita
mempunyai tubuh yang sehat.
3. Hubungan antara antropologi dengan gizi itu sangat erat sekali, karena
banyak sekali orang yang kekurangan gizi yang bukan diakibatkan
oleh masalah ekonomi, akan tetapi diakibatkan oleh kepercayaan atau
kebudayaan mereka yang melarang memakan makanan yang
sebenarnya mengandung banyak gizi. Hal ini menimbulkan sesuatu
yang sangat mengecewakan.