Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK INHEALTH MANAGED CARE DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA
PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA
Alfhi Fadillah, Hasbullah Thabrany
Peminatan Manajemen Asuransi Kesehatan, Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan,
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16412
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai pengembangan strategi pemasaran produk InHealth Managed Care di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi deskriptif. Hasil dari penelitian ini menyarankan bahwa tim pemasaran InHealth untuk mengembangkan strategi nya dengan meningkatkan manfaat yang dijamin oleh produk dan memodifikasi prosedur pelayanan kesehatan, melakukan riset pasar mengenai kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap asuransi kesehatan, dan riset pasar untuk mengetahui target pasar InHealth, serta memperluas segmentasi pasar ke bidang pemerintahan.
Abstract
This research explained about the development of marketing strategy on InHealth Managed Care product in the era of Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) at PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. This research used qualitative method with descriptive design study. The results of this research is suggested that marketing InHealth team to develop their strategy by improving the benefits guaranteed in the product and modify the health care procedures, doing market research about public needs and demand for health insurance, doing market research to find out the targeted market InHealth, and expanding the market segmentation into areas of government.
Key word: Strategy, Marketing, Managed care Product
Pendahuluan
Asuransi kesehatan sebagai salah satu bentuk perlindungan menjadi hal yang sangat penting
karena dapat mengurangi resiko kerugian finansial yang akan terjadi di masa akan datang.
Menurut Global Medical Trends Report dari Towers Watson Tahun 2014, rata-rata biaya
pengobatan di Indonesia naik hingga 13,55% per tahun. Sementara rata-rata pendapatan
masyarakat hanya naik 1,2% per tahun. Dengan kata lain, kenaikan biaya kesehatan tidak
sebanding dengan pendapatan masyarakat. Sebagai suatu solusi untuk menghadapi
permasalahan tersebut, sesuai dengan Undang–Undang 40 tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang–Undang nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Penyelenggara Jamian Sosial (BPJS), maka pada tanggal 1 januari 2014 pemerintah mulai
melaksanakan asuransi kesehatan sosial yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang di
selenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Jaminan Kesehatan Nasional menerapkan sistem rujukan yang terintegrasi dan berjenjang
dengan menjadikan Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Primer sebagai gatekeeper yang
akan diberikan kepada peserta. Prinsip kepesertaan dari JKN adalah wajib bagi seluruh warga
Indonesia. Selain itu sesuai dengan Peraturan Presiden No. 111 tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan menentukan bahwa seluruh badan usaha milik Negara (BUMN) wajib mengikuti
program JKN dengan batasan waktu ditentukan 1 Januari 2015.
Sebelum pengimplementasian Jaminan Kesehatan Nasional, asuransi kesehatan komersial di
Indonesia juga sudah berkembang. Menurut Otoritas jasa Keuangan (OJK) jumlah perusahaan
asuransi jiwa yang didalam nya termasuk menjual produk kesehatan sebanyak 52 perusahaan
sampai tahun 2014, yaitu salah satu nya adalah PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia sebagai salah satu perusahaan asuransi komersial
memiliki pangsa pasar dan sistem pelayanan yang sama BPJS Kesehatan, yaitu produk
InHealth Managed Care yang InHealth tawarkan kepada badan usaha. Dengan
pengimplementasian Jaminana Kesehatan Nasional menjadi tantangan bagi InHealth dalam
menjual produk InHealth Managed Care. Jumlah peserta dan total pendapatan premi InHealth
mengalami penurunan sejak diimplementasikan nya JKN, hal ini dikarenakan adanya
kewajiban bagi badan usaha untuk menjadi peserta JKN sehingga membuat banyak
perusahaan berpikir ulang untuk memiliki jaminan kesehatan tambahan dari InHealth. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengembangan strategi pemasaran produk InHealth Managed Care
di era JKN guna mempertahankan pertumbuhan InHealth.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi deskriptif
analitik untuk memperoleh alternatif pengembangan strategi pemasaran produk InHealth
managed care di era Jaminan Kesehatan Nasional pada PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia
yang dianalisis berdasarkan lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. Sumber
data berasal dari data primer yang diperoleh dengan cara wawancara mendalam dengan para
informan yang bersangkutan dalam sistem pemasaran InHealth, dan data sekunder yang
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
diperoleh dari dokumen-dokumen terkait sistem pemsaran InHealth, diantaranya adalah
laporan manajemen, dan laporan annual report.
Hasil dan Pembahasan
Faktor Eksternal – Pengimplementasian BPJS Kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional dengan sifat kepesertaan yang wajib bagi seluruh warga
Indonesia mempengaruhi jumlah peserta PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
Grafik 1. Perkembangan Jumlah Peserta InHealth
Pada tahun 2009 peserta InHealth berjumlah 692.821 jiwa kemudian terus bertambah hingga
1.141.896 jiwa pada tahun 2013. Namun terjadi penurunan sebesar 4,8 % pada tahun 2014
yaitu jumlah peserta InHealth menjadi 1.087.313 jiwa. Para informan menjelaskan bahwa
alasan terbesar perusahaan-perusahaan keluar dari InHealth dikarenakan pindah menjadi
peserta BPJS Kesehatan. Berikut merupakan proporsi data perusahaan yang pindah dari
InHealth:
Grafik 2. Proporsi Badan Usaha yang Pindah dari InHealth
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Dari data tersebut diperoleh bahwa pada tahun 2014 sebesar 70% atau sebanyak 304
perusahaan dari 435 perusahaan yang Lapse (permintaan pindah) dari InHealth dengan alasan
pindah ke BPJS Kesehatan. Hal tersebut tentu berdampak juga kepada sisi keuangan
InHealth, di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini total pendapatan premi InHealth
menurun dari tahun-tahun sebelumnya.
Grafik 3. Perkembangan Pendapatan Premi InHealth
Total pendapatan premi InHealth mengalami penurunan dikarenakan produk unggulan
InHealth adalah InHealth Managed care, dimana produk InHealth Managed care merupakan
produk dengan proporsi paling tinggi yang digunakan oleh Badan Usaha. Serta produk
tersebut berkontribusi paling besar terhadap pendapatan InHealth. Dari Grafik 3. terlihat
bahwa terjadi penurunan sebesar 2,8% pendapatan premi dari produk InHealth Managed Care
pada tahun 2013 ke tahun 2014. Penurunan pendapat premi InHealth tersebut disebabkan
karena sebagian besar perusahaan tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membeli
asuransi tambahan dari asuransi komersial. Karena itu pada era JKN ini terjadi pergeseran
segmentasi pasar InHealth, kini InHealth hanya dapat menjual produknya kepada perusahaan
yang memiliki anggaran yang cukup besar atau dengan kata lain perusahaan yang memiliki
kelebihan anggaran setelah membayar iuran premi BPJS Kesehatan. Hal tersebut
menyebabkan tenaga penjual InHealth mengalami kesulitan dalam memaksa pasar atau terjadi
penurunan prospek penjualan. Para informan menjelaskan bahwa biasanya di Kantor
Pemasaran Jakarta 2 dalam satu bulan mencapai 5-10 Badan Usaha yang closing untuk satu
orang Agen, tetapi saat ini hanya 1-2 Badan Usaha saja yang masih bisa bertahan.
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Dari beberapa dampak yang terjadi akibat di implementasikan nya JKN, akan tetapi tidak
dapat dipungkiri bahwa JKN juga harus didukung oleh kerjasama dengan industri asuransi
komersial, karena para informan mengatakan pelayanan yang dikelola oleh BPJS Kesehatan
belum memiliki fasilitas yang baik, dan para provider belum mau mengikuti aturan-aturan
BPJS Kesehatan terutama rumah sakit swasta. Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh BPJS
Kesehatan tersebut membuat BPJS Kesehatan harus menjalin kerjasama dengan asuransi
komersial dalam skema Coordination of Benefit (CoB). Coordination of benefit adalah
asuransi kedua yang mengcover atas selisih biaya yang terjadi di provider yang telah
ditanggung oleh asuransi pertama. Akan tetapi informan berpendapat bahwa Coordination of
Benefit yang selama ini berjalan dianggap belum optimal, karena BPJS Kesehatan
menetapkan beberapa ketentuan seperti asuransi komersial yang menjalin CoB harus memiliki
skema managed care, serta pelayanan yang diberikan kepada pasien harus dilakukan di
provider yang kontrak dengan BPJS Kesehatan sehingga InHealth tidak dapat memberikan
diskon premi yang besar untuk peserta.
Meskipun dalam pelaksanaan CoB ini belum optimal akan tetapi InHealth memiliki peluang
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan asuransi komersial yang lainnya. Hal ini
dikarenakan InHealth merupakan perusahaan asuransi komersial yang berasal dari PT. Askes,
sehingga InHealth memiliki hubungan baik dan dapat berkoordinasi lebih mudah dengan
BPJS Kesehatan. Dan InHealth juga telah memiliki skema managed care dengan jejaring
provider yang luas di Indonesia.
Selain itu peluang yang dapat InHealth manfaatkan pada era JKN ini adalah terkait kesadaran
masyarakat. Dengan adanya JKN, masyarakat Indonesia lebih menyadari bahwa jaminan atas
kesehatan itu sangat penting sehingga membuat masyarakat dengan kemampuan finansial
lebih akan mencoba untuk membeli asuransi komersial. Kemudian pelaksanaan BPJS
Kesehatan menerapkan sistem pelayanan berjenjang atau disebut dengan managed care, jadi
seluruh peserta harus melalui Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat pertama terlebih dahulu
sebelum dirujuk ke Rumah Sakit. Hal ini berpengaruh kepada paradigma masyarakat dalam
menggunakan pelayanan kesehatan, sehingga diharapkan dapat berdampak kepada
rasionalisasi biaya pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan kepada peserta.
Dengan itu informan menjelaskan bahwa dalam waktu jangka panjang produk asuransi
kesehatan dengan skema managed care dapat memperoleh keuntungan lebih besar
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
dibandingkan sebelumnya karena terdapat rasionalisasi biaya kesehatan dan kendali mutu
pelayanan dari industri-industri pemberi pelayanan kesehatan.
Faktor Internal
Produk
Pada dasarnya produk yang InHealth tawarkan kepada peserta di era Jaminan Kesehatan sama
dengan produk sebelumnya akan tetapi karena produk yang dikembangkan harus dengan
skema Coordination of benefit (CoB) maka perlu ditambahkan syarat kepesertaan yaitu
peserta wajib terdaftar dan sudah aktif menjadi peserta BPJS Kesehatan. Di dalam kerjasama
CoB tersebut InHealth mengembangkan produk dengan dua skema yaitu Managed care CoB
alur InHealth dan Managed care CoB alur BPJS Kesehatan.
Gambar 1. Managed care CoB Alur InHealth
Pada produk Managed care CoB alur InHealth peserta mempunyai dua pilihan faskes, yaitu
faskes primer BPJS Kesehatan dan faskes primer nya InHealth. Selain itu apabila peserta
berada dalam faskes irisan (faskes yang kontrak dengan BPJS Kesehatan dan juga kontrak
dengan InHealth) maka peserta dapat memotong alur BPJS Kesehatan untuk masuk ke alur
InHealth, jadi peserta dapat mendapatkan pelayanan RJTL (rawat jalan tingkat lanjutan) dan
Rawat Inap di provider InHealth. Kemudian prodiver InHealth yang akan klaim ke InHealth,
lalu InHealth yang akan melakukan klaim ini ke BPJS Kesehatan sesuai tabel INA-CBGs.
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Gambar 2. Managed care CoB Alur BPJS Kesehatan
sedangkan Managed care CoB alur BPJS Kesehatan ini menggunakan keseluruhan alur BPJS
Kesehatan, dan manfaat yang InHealth diberikan hanya jaminan top-up nya saja.
Pelayanan
Fokus utama pelayanan InHealth berupa pelayanan kesehatan, dengan itu peran provider
sangat penting. Berikut adalah total provider dan pelayanan InHealth yang tersebar di seluruh
Indonesia yaitu sebanyak 6202 yang terdiri dari 1517 dokter umum, 491 dokter gigi, 329
dokter spesialis, 1279 apotek, 814 klinik, 172 laboratorium, 951 rumah sakit, dan 300 optik.
Dalam memasuki era Jaminan Kesehatan Nasioanl ini, agar skema CoB dengan BPJS
Kesehatan dapat dioptimalkan maka InHealth harus memperluas jaringan provider yang
beririsan dengan provider BPJS Kesehatan. Dengan begitu peserta dapat mengaskes
pelayanan kesehatan dengan provider irisan yang lebih luas, serta InHealth dapat membagi
risiko kepada BPJS Kesehatan. Kemudian pada era JKN ini pasar InHealth mengalami
persegaran ke perusahaan menengah atas maka terjadi permintaan tuntutan pelayanan yang
lebih baik. Untuk menyikapi hal tersebut InHealth mengembangkan beberapa pelayanan
pelanggan yang memudahkan akses peserta yaitu meliputi InHealth Costumer Visit yang
terdiri dari Personal Care Officer (PCO) dan Costumer Relation Officer (CRO) , dan Layanan
Call Center yang terdiri dari InHealth SMS Solution dan email InHealth Costumer Service.
Selain itu dalam rangka monitoring dan evaluasi pelayanan yang diberikan kepada peserta,
InHealth melakukan survey pelayanan pelanggan yang dilakukan setiap tahunnya secara
Nasional. Berikut adalah hasil survey pelayanan pelanggan pada tahun 2014:
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Tabel 1. Hasil survey pelayanan pelanggan
No Layanan Nilai Kepuasan Pelanggan
1 Layanan Asuransi InHealth 78.46%
2 Layanan Rawat Jalan Pertama 78.62%
3 Layanan Rawat Jalan Lanjutan 79.82%
4 Layanan Rawat Inap 80.19%
5 Layanan Obat di Apotek 76.52%
Berdasarkan jenis layanan yang diberikan, nilai kepuasan pelanggan paling besar adalah pada
Layanan Rawat Inap yaitu sebesar 80.19%, sedangkan nilai terkecil adalah pada Layanan
Obat di apotek. Layanan obat di apotek merupakan permasalahan yang sering dikeluhkan oleh
peserta. Keluhkan tersebut diantaranya adalah peserta mengeluh apabila diberikan obat
generic, peserta merasa dipersulit mendapatkan obat di klinik, stock obat yang tidak tersedia
di apotek, dan obat yang tidak menjadi jaminan InHealth.
SDM (Tenaga Penjual InHealth)
Kegiatan pemasaran produk InHealth dibantu oleh tenaga penjual InHealth yang disebut
sebagai Account Executive (AE). InHealth memiliki sebanyak 93 orang AE yang bekerja di
bawah Kantor Pemasaran InHealth yang dibagi berdasarkan wilayah. Berikut merupakan
rincian jumlah AE InHealth:
Grafik 4. Jumlah Agen InHealth
Menurut para informan kuantitas AE sudah mencukupi kebutuhan perusahaan, akan tetapi
untuk kualitasnya beberapa orang AE belum memenuhi kompetensi yang seharusnya dimiliki,
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
karena apabila dibandingkan dengan closing ratio yang diharapkan produktivitas AE dinilai
belum maksimal.
Pemasaran
Strategi pemasaran yang InHealth lakukan di era JKN ini dengan memperluas segmentasi
pasar dan meningkatkan aktivitas para tenaga penjual. Selain itu InHelath juga memiliki
strategi dalam pemasaran new business yaitu dengan berkolaborasi bersama Bank Mandiri
karena pada tahun 2015 saham InHealth resmi dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 80%, maka
dengan pemindah tanganan perusahaan ini Bank Mandiri bertanggung jawab atas manajemen
InHealth termasuk dalam membantu strategi pemasaran InHealth. Sedangkan strategi yang
dilakukan untuk renewal business adalah dengan melakukan sosialisasi serta edukasi kepada
seluruh peserta serta membandingkan manfaat yang peserta dapatkan sebelum dan sesudah di
impelementasikannya JKN, hal ini ditujukan guna menyakinkan peserta bahwa peserta tetap
membutuhkan asuransi tambahan dari InHealth.
Namun InHealth juga memiliki kendala dalam pemasaran yaitu InHealth belum menemukan
skema yang sesuai dengan keinginan pasar pada era JKN ini, hal tersebut dikarenakan
InHealth tidak memiliki kelompok riset pasar yang kuat, selama ini InHealth hanya
berdasarkan expert judgement saja, sedangkan unutk data mengenai market demand dan
analysis movement InHealth belum memilikinya.
Tahap Analisis
Dari gambaran kondisi eksternal yang telah dijelaskan diatas, kemudian dikategori kedalam
peluang dan ancaman yang di analisis dengan menggunakan Matrix EFAS.
Tabel 2. Matrix EFAS InHealth
Faktor-faktor eksternal Bobot Peringkat Nilai
Peluang
1
InHealth merupakan perusahaan asuransi komersial terbesar di Indonesia
yang menerapkan skema managed care. 0,15 4 0,60
2 InHealth dapat menerapkan skema CoB dengan infrasktuktur yang baik. 0,20 4 0,80
3
InHealth lebih mudah menjalani koordinasi dengan BPJS Kesehatan
karena InHealth berasal dari PT. Askes terdahulu. 0,15 3 0,45
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
4
Peminat asuransi kesehatan swasta meningkat karena meningkatnya
awareness masyarakat mengenai jaminan kesehatan. 0,10 3 0,45
5
Produk dengan skema managed care dapat memperoleh keuntungan lebih
besar karena dalam jangka waktu panjang akan ada rasionalisasi biaya
dan kendali mutu pelayanan kesehatan dari industri pelayanan kesehatan. 0,10 2 0,20
Ancaman
1 Penurunan jumlah peserta InHealth. 0,5 1 0,5
2 Penurunan total pendapatan premi InHealth. 0,5 1 0,5
3
Penurunan jumlah prospek penjualan karena keterbatasan anggaran
Badan Usaha untuk jaminan kesehatan yang harus membayar BPJS
Kesehatan terlebih dahulu. 0,10 1 0,10
4
InHealth tidak dapat memberikan diskon premi yang besar bagi Badan
Usaha karena pelaksanaan CoB dengan BPJS Kesehatan belum berjalan
dengan baik. 0,10 2 0,20
JUMLAH 1,00 2,90
Dari hasil analisis lingkungakn eksternal diatas diperoleh nilai matrix EFAS pada PT.
Asuransi Jiwa InHealth Indonesia sebesar 2,90 yang artinya perusahaan dalam menghadapi
perubahan lingkungan eksternal relatif kuat. Selain itu kondisi internal yang terdiri dari
kekuatan dan kelemahan di analisis dengan menggunakan Matrix IFAS, yaitu sebagai berikut:
Matrix IFAS InHealth
Faktor-faktor Internal Bobot Peringkat Nilai
Kekuatan
1
InHealth sudah memiliki skema yang sama dengan BPJS Kesehatan yaitu
skema managed care. 0,20 4 0,80
2
InHealth dapat memberikan pelayanan yang baik dengan jejaring provider
terluas di Indonesia 0,20 4 0,80
3
InHealth dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan akses bagi
peserta. 0,15 3 0,45
4
InHealth dapat berkolaborasi dengan Bank Mandiri dalam penjualan
karena InHealth merupakan anak perusahaan Bank Mandiri. 0,15 3 0,45
Kelemahan
1
Kompetensi yang dimiliki oleh sebagian tenaga penjual InHealth belum
baik. 0,10 2 0,20
2
InHealth tidak memiliki tim riset pasar yang kuat sehingga InHealth
belum menemukan skema yang cocok untuk diterapkan di era JKN. 0,10 1 0,10
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
3
Ketersediaan obat dan pelayanan obat InHealth dinilai kurang baik oleh
peserta. 0,10 2 0,20
JUMLAH 1,00 3,00
Dari hasil analisis lingkungan internal diatas diperoleh nilai matrix IFAS pada PT. Asuransi
Jiwa InHealth Indonesia sebesar 3,00 yang artinya posisi InHealth relatif baik dalam
menghadapi perkembangan lingkungan internal perusahaan. Selanjutnya hasil analisis
tersebut dimasukan ke dalam Matrix Internal-Eksternal (IE) yaitu Matrix EFAS pada sumbu-
y)dan jumlah dan Matrix IFAS pada sumbu-x. Berikut posisi InHealth yang di analisis dengan
menggunakan Matrix IE:
Tabel 4. Matrix Internal-Eksternal
Pada matrix IE tampak bahwa InHealth berada pada kuadran keempat, yaitu kuadran (Growth
and Build). Menurut Fred David (2004) strategi yang dapat dikembangkan pada kuadran ini
adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk),
dan startegi integratif (integrasi kedepan, integrasi kebelakang, dan integrasi horizontal).
Lalu analisis selanjutnya adalah dengan memasukkan keempat komponen kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman kedalam matrix SWOT.
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Tabel 5. Matrix SWOT InHealth
Kekuatan (S) 1. InHealth sudah memiliki skema
yang sama dengan BPJS Kesehatan yaitu skema Managed care.
2. InHealth dapat memberikan pelayanan yang baik dengan jaringan provider yang luas se-Indonesia.
3. InHealth dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan akses bagi peserta.
4. InHealth dapat berkolaborasi dengan Bank Mandiri dalam penjualan karena InHealth merupakan anak perusahaan Bank Mandiri.
Kelemahan (W)
1. 1. Kompetensi yang dimiliki oleh sebagian tenaga penjual InHealth belum baik.
2. InHealth tidak memiliki tim market research yang kuat sehingga InHealth belum menemukan skema yang cocok untuk diterapkan era JKN.
3. Ketersediaan atau pelayanan obat InHealth dinilai kurang baik oleh peserta.
Peluang (O) 1. InHealth merupakan perusahaan asuransi
kesehatan swasta terbesar di Indonesia yang menerapkan sistem managed care.
2. InHealth dapat mengembangkan Produk CoB dengan infrastruktur yang baik.
3. InHealth lebih mudah menjalani koordinasi dengan BPJS Kesehatan karena cikal bakal InHealth dari PT. Askes.
4. Peminat asuransi kesehatan swasta meningkat karena meningkatnya Awareness masyarakat mengenai jaminan kesehatan.
5. Produk dengan skema managed care akan memperoleh keuntungan yang lebih besar karena dalam jangka waktu panjang, akan ada rasionalisasi biaya dan kendali mutu pelayanan kesehatan dari industri pelayanan kesehatan.
Ancaman (T)
1. Penurunan jumlah peserta InHealth. 2. Penurunan total pendapatan premi
InHealth. 3. Penurunan jumlah prospek penjualan
karena keterbatasan anggaran Badan Usaha untuk jaminan kesehatan yang harus membayar BPJS Kesehatan terlebih dahulu.
4. InHealth tidak dapat memberikan diskon premi yang besar bagi Badan Usaha karena pelaksanaan Coordination of Benefit dengan BPJS Kesehatan belum berjalan dengan baik.
Strategi ST Eksternal Fit-it Quadran
1. Related Divers 2. Unrelated Divers 3. Market Development 4. Product Development 5. Enchancement 6. Status Quo
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Berdasarkan perpaduan antara faktor kekuatan dan kelemahan terhadap faktor peluang dan
ancaman, maka pemetaan pada Matrix SWOT menunjukan bahwa InHealth berada pada
kuadran ST (Eksternal Fit-it Quadran), dimana pada kuadran ini perusahaan harus
menghadapi banyak ancaman dari lingkungan eksternal akan tetapi perusahaan dapat
mengatasi nya dengan memaksimalkan kekuatan yang perusahaan miliki. Menurut Duncun
(1996) strategi yang dapat dikembangkan pada kuadran ini diantaranya related divers,
unrelated divers, market development, product development, enchancement, dan status quo.
Untuk mendapatkan alternatif pengembangan strategi maka dilakukan pemilihan strategi
pengembangan produk InHealth Managed Care menggunakan Matrix SWOT dan Matrix IE.
Pemilihan strategi itu dilakukan dengan mencocokan hasil kedua matrix tersebut, berikut
merupakan penjelasannya:
Tabel 5. Pencocokan Strategi
Matrix IE Matrix IE Matrix SWOT Matrix
Posisi Sel IV (Growth and Build) Kuadran ST (Eksternal Fit-it Quadran)
Strategi
• Market penetration
• Product Development
• Market Development
• Forward Integration
• Backward Integration
• Horizontal Integration
• Related Divers
• Unrelated Divers
• Market Development
• Product Development
• Enchancement
• Status Quo
Berdasarkan tabel pencocokan strategi tersebut, tampak ada dua strategi yang terdapat dalam
Matrix IE dan matrix SWOT, yaitu strategi pengembangan produk dan strategi
pengembangan pasar. Berikut merupakan alternatif strategi yang dapat InHealth kembangkan:
1. Pengembangan Produk
a. Peserta dapat mengakses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit swasta yang tidak
dijamin oleh BPJS Kesehatan serta di Rumah Sakit luar negeri.
Menurut Peraturan Presiden No. 111 tahun 2013 pasal 25 tertera bahwa pelayanan
kesehatan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan hanya pelayanan yang dilakukan di
Rumah sakit dalam negeri yang kontrak dengan BPJS Kesehatan, sedangkan masih
terdapat rumah sakit swasta yang belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan peserta, maka perusahaan asuransi
komersial harus dapat mengembangakn produk dengan memberikan manfaat
pelayanan kesehatan di rumah sakit swasta yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan
dengan pelayanan eksklusif serta pada rumah sakit yang berada di luar negeri.
b. Kenaikan satu tingkat kelas rawat secara otomatis bagi peserta BPJS Kesehatan.
Kelas rawat peserta BPJS Kesehatan adalah kelas I, kelas II, dan kelas III, dengan
kata lain peserta BPJS Kesehatan dapat memperoleh pelayanan kesehatan maksimal
hanya pada kelas I. Maka sebagai perusahaan asuransi komersial InHealth dapat
mengembangkan produk dengan manfaat kenaikan satu tingkat kelas perawatan
secara otomatis bagi peserta BPJS Kesehatan yang juga membeli produk InHealth.
Misalnya apabila peserta BPJS Kesehatan dengan kelas rawat kelas I, maka dengan
membeli produk tambahan dari InHealth peserta dapat dilayani dalam kelas rawat
VIP, dan selisih biaya kelas rawat tersebut akan menjadi tanggung jawab InHealth
sebagai second payer.
c. Peserta dapat langsung mengakses pelayanan kesehatan ke dokter
spesialis/subspesialis.
Produk jaminan kesehatan yang BPJS Kesehatan kembangkan adalah menggunakan
skema managed care, dimana pada skema ini memiliki prosedural berjenjang yang
harus peserta lalui guna memperoleh pelayanan kesehatan. Dengan itu InHealth
dapat mengembangkan produk dengan manfaat peserta dengan penyakit kronis
seperti hipertensi, diabetes mellitus, jantung, penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK), epilepsi, stroke, asma, Sindroma Lupus Eritromatosus (SLE) dan
skizofrenia, dll dapat mengakses pelayanan kesehatan langsung ke dokter
spesialis/sub spesialis.
d. Memperbanyak upaya preventif karena skema managed care adalah komprehensif.
Keunggulan dari skema managed care adalah menjamin pelayanan kesehatan secara
komprehensif yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dengan
memperbanyak manfaat upaya preventif menjadi ketertarikan tersendiri bagi peserta
untuk membeli asuransi kesehatan dengan skema managed care dibandingkan
dengan asuransi kesehatan lain. Upaya preventif yang dapat dikembangkan
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
diantaranya seperti pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan imunisasi dasar,
skrining riwayat kesehatan untuk mendeteksi risiko penyakit diabetes melitus (DM),
hipertensi (HT), kanker leher rahim, kanker payudara, dan penyakit lainnya.
e. Perluas provider irisan dengan BPJS Kesehatan terutama rumah sakit swasta agar
Coordination of Benefit (CoB) dengan BPJS Kesehatan dapat lebih optimal.
BPJS Kesehatan menetapkan syarat bahwa pelayanan yang dijamin hanya
pelayanan yang berasal dari provider yang kontrak dengan BPJS Kesehatan. Dengan
itu InHealth harus memperluas jaringan provider yang beririsan dengan provider
BPJS Kesehatan agar sebagian pelayanan dapat dilakukan di provider BPJS
Kesehatan dan skema Coordination of Benefit (CoB) dapat di optimalkan.
f. Perbaikan daftar Formularium Obat InHealth (FOI) dan pelayanan obat.
Dari hasil survey pelayanan pelanggan yang InHealth lakukan setiap tahun secara
nasional, terlihat bahwa pelayanan obat memiliki nilai terendah dibandingkan
dengan pelayanan yang lainnya. Dengan itu InHealth perlu memperbaiki pelayanan
obat yang diberikan kepada peserta seperti menata ulang daftar Formularium Obat
InHealth (FOI) yang InHealth jamin, ketersediaan obat di apotek InHealth,
keramahan dari karyawan apotek dalam memberikan pelayanan, dll.
2. Pengembangan Pasar
a. Melakukan riset pasar mengenai perkembangan kebutuhan dan permintaan
masyarakat terhadap asuransi kesehatan, serta pasar yang potensial untuk
menggunakan asuransi tambahan.
Perkembangan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan jaminan kesehatan
selalu terjadi dari waktu ke waktu, sehingga strategi perusahaan asuransi kesehatan
harus dapat menyesuaikan kebutuhan dan permintaan masyarakat. Untuk itu perlu
dilakukan riset mengenai kebutuhan dan permintaan masyarakat akan jaminan
kesehatan. Selain itu menurut Peraturan Presiden No. 111 tahun 2001 tentang
Jaminan Kesehatan pada pasal 27 dan pasal 28 menyatakan bahwa BPJS
Kesehatan dapat melakukan koordinasi manfaat dengan asuransi kesehatan
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
tambahan. Dengan itu perlu dilakukan riset pasar untuk mengetahui pasar mana
yang berpotensi untuk membeli asuransi tambahan.
b. Memperluas segmentasi pasar terutama pada segmen pemerintahan
Pasar InHealth terbagi dalam beberapa segmentasi. Berikut merupakan segmentasi
InHealth yang dibagi berdasarkan badan usaha bidang korporasi dan bidang
pemerintahan:
Grafik 5. Segmentasi Peserta InHealth
Dari data segmentasi peserta InHealth terlihat bahwa sebanyak 89,57% peserta
InHealth berasal dari bidang korporasi, sedangkan 10,43% berasal dari pemerintahan.
Dengan itu perlu dilakukan perluasan pasar ke bidang pemerintahan, diantaranya
adalah Lembaga tinggi Negara, Kementerian, Non kementerian, Lembaga struktural
dibawah kementerian Negara, dan Lembaga non struktural.
Kesimpulan
1. Faktor eksternal dalam penelitian ini dikategorikan dalam peluang dan ancaman.
Peluang InHealth dinataranya adalah InHealth merupakan perusahaan asuransi
kesehatan swasta terbesar di Indonesia yang menerapkan sistem managed care,
InHealth dapat mengembangkan Produk CoB dengan infrastruktur yang baik,
InHealth lebih mudah menjalani koordinasi dengan BPJS Kesehatan karena InHealth
berasal dari PT. Askes terdahulu, peminat asuransi kesehatan swasta meningkat karena
meningkatnya awareness masyarakat mengenai jaminan kesehatan, serta produk
dengan skema managed care akan memperoleh keuntungan yang lebih besar karena
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
dalam jangka waktu panjang akan ada rasionalisasi biaya dan kendali mutu pelayanan
kesehatan dari industri pelayanan kesehatan. Sedangkan ancaman InHealth
diantaranya adalah terjadi penurunan jumlah kepesertaan InHealth, terjadi penurunan
total pendapatan premi InHealth, terjadi penurunan prospek dalam penjualan karena
anggaran dari Badan Usaha yang terbatas dan tidak cukup untuk membeli asuransi
tambahan dari InHealth, serta InHealth tidak dapat memberikan diskon premi yang
besar bagi Badan Usaha karena pelaksanaan Coordination of Benefit (CoB) dengan
BPJS Kesehatan juga belum berjalan secara optimal.
2. Faktor internal yang mendukung dan menghambat pemasaran InHealth
dikelompokkan dalam komponen kekuatan dan kelemahan InHealth. Kekuatan
InHealth dianatarnya adalah InHealth sudah memiliki skema yang sama dengan BPJS
Kesehatan yaitu skema managed care, InHealth dapat memberikan pelayanan yang
baik dengan jaringan provider yang luas di Indonesia, InHealth dapat memberikan
kenyamanan dan kemudahan akses bagi peserta, dan InHealth dapat berkolaborasi
dengan Bank Mandiri dalam proses penjualan karena InHealth merupakan anak
perusahaan Bank Mandiri. Sedangkan kelemahan InHealth diantaranya adalah
kompetensi yang dimiliki oleh sebagian tenaga penjual InHealth belum baik, InHealth
tidak memiliki tim riset pasar yang kuat sehingga InHealth belum menemukan skema
yang cocok untuk diterapkan era JKN, serta ketersediaan obat dan pelayanan obat
InHealth dinilai kurang baik oleh peserta.
3. Selanjutnya untuk mendapatkan alternatif pengembangan strategi, penelitian ini
menggunakan Matrix EFAS untuk mengetahui seberapa besar ancaman dan peluang
yang InHealth hadapi, serta Matrix IFAS untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang InHealth miliki. Hasil Matrix EFAS InHealth memperoleh nilai 2,90 sedangkan
Matrix IFAS memperoleh nilai 3,00. Kemudian perolehan nilai Matrix EFAS dan
Matrix IFAS dimasukkan kedalam Matrix Internal-Eksternal (IE). Hasil yang
diperoleh pada matrix ini adalah InHealth berada pada kuadran IV (Growth and
Build). Analisis selanjutnya adalah dengan memasukkan keempat komponen
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman kedalam Matrix SWOT dan diperoleh
kuadran ST (Eksternal Fit-it Quadran). Hasil dari kedua matrix tersebut dicari
kecocokan strategi yang dapat dilakukan, dan ditemukan dua strategi yaitu
pengembangan produk, dan pengembangan pasar.
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Saran
Saran yang diberikan dalam pengembangan strategi pemasaran produk InHealth Managed
Care di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah dengan strategi pengembangan produk
dan pengembangan pasar. Dalam pengembangan produk antara lain dengan memberikan
manfaat peserta dapat mengakses pelayanan kesehatan di rumah sakit swasta yang tidak
dijamin oleh BPJS Kesehatan serta di rumah sakit luar negeri, kenaikan satu tingkat kelas
rawat secara otomatis bagi peserta BPJS Kesehatan, peserta dapat langsung mengakses
pelayanan kesehatan ke dokter spesialis/subspesialis, memperbanyak upaya preventif karena
skema managed care adalah komprehensif, memperluas provider irisan dengan BPJS
Kesehatan terutama rumah sakit swasta agar Coordination of Benefit (CoB) dengan BPJS
Kesehatan dapat optimal, serta memperbaiki pelayanan obat.
Sedangkan strategi pengembangan pasar yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan
riset pasar mengenai perkembangan kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap asuransi
kesehatan dan riset pasar untuk mengetahui target pasar InHealth, serta memperluas
segmentasi pasar terutama pada segmen bidang pemerintahan.
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Daftar Referensi
Hunger, David, dan Thomas Wheelch. 2013. Manajemen Strategis. Penerbit ANDI :
Yogyakarta
Fred R. David. 2004. Manajemen Strategi: Konsep-konsep. Prentice Hall, New Jersey
Duncan J. W, Ginter M. Peter, Swayne E. Linda. 1996. Strategic Management of Health Care
Organizations. Blackwell, Masschusetts.
Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 1994. Principles of Marketing. Prentice-Hall, USA
Kotler, Philip & Keller, Kevin L. 2009. Manajemen Pemasaran (Bob Sabran, Penerjemah).
Jakarta: Penerbit Erlangga
Stanton. William J., J. Etzel. Michael, et al. 1991. Fundamentals of Marketing McGraw-Hill,
USA
Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Berorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT Gramedia Pustaka Utama
: Jakarta
Dennis, W, Goodwin, FLMI. 1996. Pemasaran Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan.
Yayasan Dharma Bumi Putera, Jakarta
Alien, Sharon B FLMI. Dennis W Goodwin FLMI, ACS, Jennifer W Herrord. 1998. Life and
Health Insurance Marketing. Life Office Management Association, Inc.
Towers Watson. Global Medical Trends Report, 2014.
Thabrany, Hasbullah. 1999. Introduksi Asuransi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Yayasan
Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia
Thabrany, Habullah. 2001. Asuransi Kesehatan di Indonesia. Depok: Pusat Kajian Ekonomi
dan Kebijakan Kesehatan Universitas Indonesia
Ilyas, Yaslis. 2003. Mengenal Asuransi Kesehatan - Review Utilisasi, Manajemen Klaim, dan
Fraud. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Purnomo, S.H dan Zulkieflimansyah. 1996. Manajemen Strategi : Sebuah Konsep Pengantar.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Lupiyuadi dan Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: selamba empat
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015
Chusnus, Prastuti. Asuransi Kesehatan Suplemen. Depok: Penerbit Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKM UI
Murti, Bhisma. 2000. Dasar-dasar Asuransi kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Hafiani, Nur. Analisis Pemasaran Produk New Double Accident Shield dengan Teknik SWOT
di PT. Ace Ina Tahun 2006. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia :
Depok, 2006
PT Asuransi Jiwa InHealt Indonesia. Annual Report Tahun 2009. Jakarta: 2009
PT Asuransi Jiwa InHealt Indonesia. Annual Report Tahun 2010. Jakarta: 2010
PT Asuransi Jiwa InHealt Indonesia. Annual Report Tahun 2011. Jakarta: 2011
PT Asuransi Jiwa InHealt Indonesia. Annual Report Tahun 2012. Jakarta: 2012
PT Asuransi Jiwa InHealt Indonesia. Annual Report Tahun 2013. Jakarta: 2013
PT Asuransi Jiwa InHealt Indonesia. Annual Report Tahun 2014. Jakarta: 2014
Diakses dari http://www.inhealth.co.id
Diakses dari www.radar-palembang.com/asuransi-jiwa-keteteran
Diakses dari bpjs-kesehatan.go.id
Diakses dari Depkes.go.id
Diakses dari ojk.go.id
Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian
Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Pengembangan strategi ..., Alfhi Fadillah, FKM UI, 2015