Click here to load reader
Upload
ngodieu
View
216
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS
MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR
MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM
Aulia Rahmatika Dewi, Widjianto, Dwi Haryoto
Universitas Negeri Malang
e-mail: [email protected], [email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul pembelajaran
animasi fisika inti bagi mahasiswa Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang
serta mengetahui tingkat kelayakan modul pembelajaran animasi fisika inti bagi
mahasiswa Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang. Model pengembangan
yang digunakanmerujuk pada CAI (Computer Assisted Instruction),
dimanamahasiswa secara langsung berhadapan dengan komputer, sehingga
materi yang disajikan pada multimedia tersebut dapat diterima langsung oleh
mahasiswa. Pengembangan ini menggunakan langkah-langkah berikut: analisis
kebutuhan, desain flow chart dan storyboard, pengumpulan bahan dan software
pendukung, produksi, serta finishing. Produk ini divalidasi oleh dosen ahli media
dan ahli materi yang aktif mengajar di JurusanFisika UM. Hasil validasi
menunjukkan bahwa persentase kelayakan ahli media sebesar 81,25% dan ahli
materi sebesar 82,39% yang menunjukkan kriteria persentase layak. Berdasarkan
hasil tersebut, modul berbasis multimedia yang dikembangkan layak digunakan
sebagai media belajar mandiri mahasiswa.
Kata kunci: modul, multimedia SWiSHmax, fisika inti, belajar mandiri.
Fisika Inti sebagai salah satu ilmu alam yang mengutamakan pemahaman
konsep dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, kompleks, dan tidak jarang
bersifat abstrak bagi peserta didik. Hal ini menyebabkan fisika inti tidak mudah
dipelajari dan dipahami dengan baik. Untuk lebih memudahkan penyampaian
konsep-konsep fisika inti kepada mahasiswa, pelaksanaan pembelajaran sebaiknya
didukung dengan fasilitas dan media yang sesungguhnya. Sehingga dengan sarana
tersebut mahasiswa dapat mengamati dan melihat langsung dari demonstrasi
dosen maupun eksperimen sendiri.
Ediyanto (2009:1) mengemukakan bahwa beberapa materi tidak
memungkinkan siswa untuk mengamati gejala fisis secara langsung. Misalnya,
pada bahasan tata surya dan galaksi. Guru tidak mungkin untuk membawa planet
atau komet ke ruang kelas. Pada teori atom, tidak mungkin siswa dapat melakukan
percobaan untuk mengetahui atau melihat gejala atom sesungguhnya. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan media pembelajaran.
2
Di lingkungan mahasiswa, pembelajaran fisika inti yang telah mereka
tempuh belum banyak menggunakan media animasi. Menurut pendapat dari
beberapa responden yang telah menempuh mata kuliah ini, 85% pembelajaran
dengan ceramah dan 15% pembelajaran dengan diskusi, media yang digunakan
berupa powerpoint singkat dan gambar yang disajikan bersifat statis.
Pembelajaran dengan modul memungkinkan peserta didik yang memiliki
kemampuan belajar tinggi akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih
kompetensi dasar dibandingkan peserta didik lainnya. Modul harus
menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta disajikan dengan
bahasa yang baik, menarik, dan dilengkapi dengan ilustrasi. Penggunaan modul
sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran mandiri (self-instruction). Karena
fungsinya yang seperti tersebut di atas, maka konsekuensi lain yang harus
dipenuhi oleh modul ini ialah isi atau materi haruslah secara lengkap terbahas
lewat sajian-sajian sehingga dengan begitu para pembaca merasa cukup
memahami bidang kajian tertentu dari hasil belajar melalui modul ini
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
Media adalah suatu alat atau sarana atau perangkat yang berfungsi sebagai
perantara atau saluran atau jembatan dalam kegiatan komunikasi (peyampaian dan
penerimaan pesan) antara komunikator dan komunikan (Setyosari, 2005:16).
Sedangkan menurut Robin dan Linda (dalam Darmawan, 2011:32), multimedia
sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang
mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Proses pembelajaran
akan lebih bermakna apabila siswa mengalami langsung. Namun apabila tidak
memungkinkan untuk mengalami langsung maka akan digunakan benda tiruan
atau pengamatan. Media tiruan yang banyak digunakan saat ini adalah media
animasi komputer.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk merancang modul animasi
pembelajaran fisika inti bagi mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Negeri Malang dan mengetahui kelayakan modul animasi pembelajaran fisika inti
bagi mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
3
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model
pengembangan multimedia merujuk pada CAI (Computer Assisted Instruction)
menurut Darmawan (2011). Melalui model ini, mahasiswa secara langsung
berhadapan dengan komputer, sehingga materi yang disajikan pada multimedia
tersebut dapat diterima langsung oleh mahasiswa. Prosedur pengembangan yang
digunakan sebagai berikut: analisis kebutuhan mahasiswa dalam belajar materi
fisika inti, membuat desain flow chart produk dan storyboard sebagai rancangan
awal, pengumpulan bahanuntuk pelengkap produk dan software pendukung yang
memadai, produksi dan validasi ahli, serta finishing.
Produk divalidasi oleh 1 orang ahli media yaitu Dosen Fisika UM yang
kompeten di bidang komputer dan 2 orang ahli materi yaitu Dosen Fisika UM
yang kompeten di bidang fisika inti. Pengumpulan data validasi menggunakan
metode angket dengan rating scale yaitu 1 untuk kriteria kurang layak, 2 untuk
kriteria cukup layak, 3 untuk kriteria layak, dan 4 untuk kriteria sangat layak.
Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari hasil angket berupa persentase kelayakan/kesesuaian media
pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari
tanggapan atau saran validator terhadap media pembelajaran yang dikembangkan.
Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data tersebut adalah
dengan teknik persentase. Adapun rumus yang digunakan untuk pengolahan data
ahli media dan ahli materi sebagai berikut.
Rumus untuk mengolah data pada tiap kriteria:
%100xx
xP
i
P = Persentase.
x = Skor jawaban responden satu item.
ix = Skor ideal satu item (Sudjana, dalam Ediyanto, 2009).
Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan item:
%100xx
xP
i
P = Persentase.
x = Jumlah total skor jawaban responden.
4
ix = Jumlah total skor ideal (Sudjana, dalam Ediyanto, 2009).
Untuk menentukan kesimpulan yang telah dicapai dari hasil validasi maka
ditetapkan kriteria evaluasi uji coba terbatas yang dikemukakan oleh Sudjana
(dalam Ediyanto, 2009) pada Tabel 1.
Tabel 1 Kriteria Evaluasi Uji Coba Terbatas
No Nilai Kriteria Valid Keterangan
1
2
3
4
80% - 100%
60% -79%
50% - 59%
<50%
Valid/layak
Cukup Valid/CukupLayak
Kurang Valid/KurangLayak
Tidak Valid/TidakLayak
Sesuai
Cukupsesuai
Kurangsesuai
Tidaksesuai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produk modul pembelajaran ini dikemas dalam bentuk Compact Disc
(CD) autorun dengan format .exedan.swf sehingga memungkinkan program dapat
dijalankan pada komputer tanpa harus menginstal softwareSWiSHmax ataupun
Flash Player. Produk multimedia ini memuat 4 (empat) menu utama, yaitu:
Tentang Program, Materi, Soal, dan Pembuat Program. Hasil validasi ahli
disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Validasi Ahli
No Validator P (%) Kriteria
1. Validator ahli media 65 80 81,25 Layak
2. Validator ahli materi (1) 76 88 86,36 Layak
3. Validator ahli materi (2) 69 88 78,41 Cukup layak
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa persentase kelayakan produk
multimedia pembelajaran dipandang dari segi multimedia 81,25% dan persentase
rata-rata kelayakan produk dipandang dari isi materinya 82,39%. Berdasarkan
kriteria menurut Sudjana, maka hasil persentase di atas menunjukkan produk ini
valid/layak digunakan sebagai media belajar mandiri mahasiswa. Beberapa saran
dari ahli media dan ahli materi digunakan sebagai bahan revisi produk. Persentase
5
nilai untuk tiap item digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki produk dengan
mengacu pada bagian rating yang diberikan untuk tiap kriteria.
Isi dari beberapa menu pilihan dalam modul pembelajaran ini antara lain:
pada halaman Materi terdapat beberapa animasi yang mendeskripsikan proses
peluruhan radioaktif, jenis peluruhan yang terjadi, mekanisme terjadinya reaksi
nuklir dan skema reaktor dalam penerapan sebagai PLTN, serta animasi proses
reaksi suatu inti atom dengan sebuah partikel. Pada halaman Soal terdapat 2 (dua)
jenis soal, yaitu pilihan ganda dan isian disertai petunjuk penyelesaian dan kunci
jawaban, serta balikan langsung jawaban benar atau salah.
Produk modul pembelajaran berbasis multimedia ini selanjutnya direvisi
sebagai perbaikan isi modul pembelajaran yang dihasilkan. Revisi tersebut
mencakup beberapa masukan dari ahli media dan ahli materi. Selain itu revisi
produk juga dilakukan atas inisiatif pengembang terhadap media pembelajaran
yang mungkin perlu revisi. Wujud akhir dari produk yang dikembangkan setelah
revisi berupa CD pembelajaran yang terlampir.
PENUTUP
Berdasarkan uraian analisis data validasi kepada ahli media diketahui
tingkat validitas media pembelajaran yang dikembangkan sebesar 81,25 %
sedangkan menurut ahli materi sebesar 82,39%. Jadi dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid dan
secara keseluruhan dinyatakan layak serta dapat diujicobakan lebih luas agar
nantinya bisa digunakan dalam pembelajaran. Kelebihan modul pembelajaran ini
adalah dapat menjelaskan materi fisika inti pokok bahasan radioaktivitas dan
reaksi nuklir dengan lebih jelas karena disertai animasi yang berhubungan dengan
konsep fisika inti. Adapun kekurangan media pembelajaran ini hanya bisa
dijalankan melalui media komputer, tidak dapat digunakan untuk menyimpan
teks, belum ada uji coba secara luas dan lingkup materi yang terbatas.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan untuk melanjutkan
penelitian dan pengembangan ke tahap uji coba lebih luas dan tahap validasi (uji
perbedaan hasil pretest dan posttest siswa antara kelompok control dengan
eksperimen), serta diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran
6
berbasis animasi computer dengan materi lain yang lebih luas dan dibuat
semenarik mungkin.
DAFTAR RUJUKAN
Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penulisan Modul. Jakarta:
DEPDIKNAS.
Ediyanto. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Komputer untuk
Siswa SMA Kelas XII pada Materi Radioaktivitas. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Setyosari, Punaji & Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas.