Upload
phamkhue
View
243
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TARI TOPENG PATIH
SENGGRENG DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI KELAS VIII
KOMPETENSI EKSPRESI BERUPA VCD DI SMP NEGERI 2
SUMBERPUCUNG
ARTIKEL ILMIAH
OLEH
ELITA DWI RAHMAWATI
NIM 208252416752
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI DAN MUSIK
DESEMBER 2012
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Elita Dwi Rahmawati
NIM : 208252416752
Jurusan/Prodi : Seni dan Desain/Pendidikan Seni Tari dan Musik
Fakultas/Program : Sastra
Telah menyelesaikan artikel ilmiah dengan judul “Pengembangan Media
Pembelajaran Tari Topeng Patih Senggreng Dalam Pembelajaran Seni Tari Kelas VIII
Kompetensi Ekspresi Berupa Vcd di Smp Negeri 2 Sumberpucung”
Malang, 30 November 2012
Elita Dwi
Rahmawati
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Ida Siti Herawati, M.Pd Dra. Ninik Harini, M.Sn
NIP. 19510228 198002 2 001 NIP. 19570616 199003 2 001
1
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TARI TOPENG PATIH
SENGGRENG DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI KELAS VIII
KOMPETENSI EKSPRESI BERUPA VCD DI SMP NEGERI 2
SUMBERPUCUNG
Elita Dwi Rahmawati, Ida Siti Herawati, Ninik Harini
Universitas Negeri Malang
E-Mail : [email protected]
Abstrak: VCD pembelajaran tari Topeng Patih adalah media pembelajaran audio
visual dalam bentuk VCD, yang bertujuan untuk membantu siswa dan guru dalam
proses pembelajaran kompetensi ekspresi pada materi mengekspresikan diri
melalui seni tari Topeng Patih . Tari Topeng Patih dipilih sebagai fokus utama
penelitian, karena tari Topeng Patih merupakan tari daerah setempat yang
merupakan seni tari tradisional Desa Senggreng, Sumberpucung, Malang yang
sudah hampir punah. Hasil pengembangan berupa VCD pembelajaran yang proses
pembelajaran dan media tari Topeng Patih diharapkan mampu sebagai media oleh
guru dalam proses pembelajaran. VCD pembelajaran berisi tujuan pembelajaran,
sejarah, tata busana, gerak tari dan profil.
Kata kunci: Tari Topeng Patih, media pembelajaran ekspresi seni tari daerah
setempat, SMPN 2 Sumberpucung.
Abstrack: VCD is learning dance masks Patih media audio visual learning in the
form of VCD, which aims to help students and teachers in the learning process on
the material expression of competence to express themselves through the art of
dance masks Patih. Mask Dance Patih been a major focus of research, because the
mask dance is a dance of the local duke who is a traditional village dance
Senggreng, Sumberpucung, Malang which is almost extinct. The results in the
form of VCD learning can help students in the learning process and the media
dance masks Patihdiharapkan capable as a medium by the teacher in the learning
process.
Key words: Patih Mask Dance, dance instructional media expression of the local
area, SMPN 2 Sumberpucung.
Dalam Pembelajaran seni tari di SMP Negeri 2 Sumberpucung awalnya hanya
melakukan kegiatan praktek yang diberikan dan siswa menirukan gerakan dari guru
pengajar tanpa ada media lainya. Oleh karena itu, penulis membuat upaya terobosan
baru yakni dengan pembelajaran yang menggunakan media audio visual yang berupa
VCD. Tari Topeng Patih sebagai fokus utama penelitian, karena merupakan tari daerah
setempat yang suadah hampir punah.
2
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu proses pembelajaran
guru dan siswa SMP Negeri 2 Sumberpucung kelasVIII dalam proses pembelajaran
kompetensi ekspresi pada materi mengekspresikan diri melalui seni tari Topeng Patih.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode prosedural yang bersifat
deskriptif . Karena menitik beratkan langkah-langkah yang harus di ikuti untuk
menghasilkan produk. Proses uji validasi dan uji uji coba dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh kevalidan dalam hasil pembuatan media pembelajaran. Uji validasi
kelompok dilakukan di SMPN 2 Sumberpucung kelas VIII. Uji validasi juga dilakukan
oleh ahli media dan ahli materi.
Berdasarkan hasil pengembangan, di peroleh beberapa kesimpulan. Berdasarkan
uji validasi dari ahli media memperoleh nilai dengan prosentase 90% dengan kriteria
valid tidak perlu revisi. Hasil uji validasi ahli materi memperoleh nilai dengan
prosentase 95% dengan kriteria valid tidak perlu revisi. Dari hasil uji joba pengguna
kelompok besar dan kelompok kecil memperoleh nilai dengan prosentase 98% dengan
kriteria valid tidak perlu revisi. Dari hasil prosentase menunjukan bahwa VCD
pembelajaran Tari Topeng Patih Senggreng layak digunakan dalam pembelajaran siswa
SMP Negeri 2 Sumberpucung.
METODE
Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk pembuatan media
pembelajaran ini adalah metode prosedural yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan
langkah-langkah yang harus di ikuti untuk menghasilkan produk. Dalam merancang
suatu media pembelajaran, diperlukan persiapan dan perencanaan yang teliti, agar
memudahkan dalam pelaksanaan operasional dan implementasinya. (PPKI, 2010:46).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyajian Data Uji Coba
Hasil dari pengembangan audio visual yang berupa VCD pembelajaran tari
Topeng Patih Senggreng untuk siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Sumberpucung. Pada
bagian ini akan terlihat data tentang tanggapan dari ahli media, ahli materi dan siswa
SMP sebagai alat uji validasi media pembelajaran tari Topeng Patih Senggreng.
Perancang menggunakan metode pengumpulan data berupa angket. Ahli media terdiri
dari 1 orang, ahli materi 2 orang dan sampel populasi siswa kelas VIII sejumlah 30
siswa digunakan untuk mewakili komunitas pengguna kelompok besar. Kelompok kecil
diwakili sejumlah 10 siswa di ambil dari perwakilan setiap kelas. Hasil validasi dari ahli
media, ahli materi dan siswa SMP disajikan dalam bentuk tabulasi data uji coba. Data
dalam bentuk tabel tersebut selanjutnya diolah untuk menemukan tingkat validitasnya.
Teknik yang digunakan untuk mengolah data hasil penilaian tersebut adalah, teknik
tabulasi frekuensi yang kemudian dihitung prosentasinya.
3
Adapun data hasil validasi ahli media, ahli materi dan pengguna dapat dilihat
pada tabel berikut:
Aspek penilaian ahli media mencakup: (1) Teknik pengambilan gambar dalam
media, (2) Kejelasan objek gambar dalam media, (3) Transisi gambar dalam media, (4)
Kejelasan narasi dalam media, (5) Kejelasan teks dalam media, (6) Pemilihan jenis font
huruf dalam media, (7) Pencahayaan selama pengambilan gambar, (8) Komposisi
gambar dalam media, (9) Integrasi antara gambar dan suara dalam media, (10)
Keseluruhan tampilan media dalam menarik minat siswa atausiswa SMP selama proses
belajar.
Aspek penilaian ahli materi mencakup: (1) Bahasa dalam media, (2) Penulisan
dan tata bahasa dalam media, (3) Kelengkapan materi dalam media, (4) Sistematika
materi dalam media, (5) Kejelasan materi dalam media, (6) Kesesuaian konsep materi
dalam media, (7) Kesesuaian konsep materi dengan objek gambar, (8) Kesesuaian audio
visual terhadap materi dalam media, (9) Materi ini cocok untuk digunakan sebagai
media pembelajaran, (10) Keseluruhan isi/materi pembelajaran dari media ini sudah
sesuai dengan materi pembelajaran.
Aspek penilaian dari pengguna dalam kelompok kecil dan besar ini mencakup:
(1) Kejelasan tulisan dalam media, (2) Penggunaan bahasa dalam media, (3) Kejelasan
objek gambar dalam media, (4) Kejelasan narasi dalam media, (5) Sistematika materi
dalam media, (6) Peran media dalam kemudahan memberi pemahaman materi, (7)
Peran media dalam meningkatkan antusiasme belajar, (8) Ada pengetahuan baru yang
didapat setelah menyaksikan tayangan media pembelajaran ini, (9) Kecocokan dan
kepuasan dengan penggunaan media sebagai sarana belajar, (10) Keseluruhan penilaian
terhadap tampilan media dalam menarik minat siswa selama proses belajar.
Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan teknik prosentasi yang terdiri dari jawaban
analisis data ahli media, ahli materi dan siswa. Untuk menentukan validasi dilakukan
penjumlahan rerata pada jawaban setiap item pertanyaan. Karena setiap kelompok
responden memiliki jenis pertanyaan yang berbeda.
1. Analisis Data Ahli Media
Dari hasil uji coba pada media, indikator 1 yang berisi teknik pengambilan
gambar dalam media mendapat penilaian 2 dengan klasifikasi cukup puas dan sesuai.
Pada indikator 2 yang berisi kejelasan objek gambar dalam media mendapat penilaian 3
dengan klasifikasi puas dan sesuai. Pada indikator 3 yang berisi transisi gambar dalam
media mendapat penilaian 4 dengan klasifikasi sangat puas dan sesuai. Pada indikator 4
yang berisi kejelasan narasi dalam media mendapat penilaian 3 dengan klasifikasi puas
dan sesuai. Pada indikator 5 yang berisi kejelasan teks dalam media memiliki penilaian
3 dengan klasifikasi puas dan sesuai. Pada indikator 6 berisi tentang kesesuaian konsep
materi dalam media mendapat penilaian 3 dengan klasifikasi puas dan sesuai. Pada
indikator 7 berisi tentang pencahayaan selama pengambilan gambar penilaian 3 dengan
klasifikasi puas dan sesuai. Pada indikator 8 berisi tentang komposisi gambar dalam
media mendapat penilaian 2 dengan klasifikasi cukup puas dan sesuai. Pada indikator 9
berisi tentang integrasi antara gambar dan suara dalam media mendapat penilaian 2
4
dengan klasifikasi sangat cukup puas dan sesuai. Pada indikator 10 berisi tentang
keseluruhan tampilan media dalam menarik minat siswa selama proses belajar
pembelajaran mendapat penilaian 3 dengan klasifikasi puas dan sesuai.
Berdasarkan analisis pada semua indikator, maka diperoleh rata-rata hasil uji
coba pada ahli media memberikan penilaian 3 dengan klasifikasi puas dan sesuai. Dari
hasil uji coba pada ahli media mengatakan sesuai dan layak tapi masih perlu adanya
revisi, peneliti akan merevisi produk agar lebih sempurna sebelum dilanjutkan ke uji
lapangan.
Berdasarkan data hasil analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi penilaian
yang termasuk dalam katagori valid pada pernyataan no 1, yang masuk dalam katagori
cukup valid terdapat pada pernyataan no 2, 4, 5, 6, 7, dan 10. Sedangkan kategori
kurang valid terdapat pada pernyataan no 1, 8 dan 9.
Kriteria valid mencakup butir-butir sebagai berikut:
a. Transisi gambar dalam media.
Kriteria cukup valid mencakup butir-butir sebagai berikut:
a. Kejelasan objek gambar dalam media.
b. Kejelasan narasi dalam media.
c. Kejelasan teks dalam media.
d. Pemilihan jenis font huruf dalam media.
e. Pencahayaan selama pengambilan gambar.
f. Keseluruhan tampilan media dalam menarik minat siswa selama proses belajar.
Pada butir pernyataan yang termasuk dalam katagori kurang valid, dan perlu
dilakukan penyempurnaan mencakup butir-butir sebagai berikut:
a. Teknik pengambilan gambar dalam media.
b. Komposisi gambar dalam media.
c. Integrasi antara gambar dan suara dalam media.
2. Analisis data ahli materi
Uji coba ahli materi 1 dilakukan oleh Drs. Supriyono pada tanggal 15 November
2012. Uji coba ahli materi 2 dilakukan oleh Tri wahyuningtyas, S.Pd, M.Si pada
tanggal 15 November 2012.
Dari hasil uji coba pada ahli materi 1, indikator 1 yang berisi penggunaan bahasa
dalam media mendapat penilaian 2 dengan klasifikasi puas dan sesuai. Pada indikator 2
yang berisi penulisan dan tata bahasa dalam dalam media mendapat penilaian 3 dengan
klasifikasi puas dan sesuai. Pada indikator 3 yang berisi kata kelengkapan materi dalam
media mendapat penilaian 4 dengan klasifikasi sangat puas dan sesuai. Pada indikator 4
yang berisi sistematika materi dalam media mendapat penilaian 4 dengan klasifikasi
sangat puas dan sesuai. Pada indikator 5 yang berisi kejelasan materi dalam media
memiliki penilaian 4 dengan klasifikasi sangat puas dan sesuai. Pada indikator 6 berisi
tentang kesesuaian konsep dengan media mendapat penilaian 3 dengan klasifikasi puas
dan sesuai. Pada indikator 7 berisi tentang isi kesesuaian konsep materi dengan obyek
gambar memiliki penilaian 4 dengan klasifikasi sangat puas dan sesuai. Pada indikator 8
berisi tentang kesesuaian audio visual terhadap materi dalam media mendapat penilaian
3 dengan klasifikasi puas dan sesuai. Pada indikator 9 berisi tentang kecocokan materi
untuk digunakan sebagai media pembelajaran mendapat penilaian 4 dengan klasifikasi
sangat puas dan sesuai. Pada indikator 10 berisi tentang kesesuaian keseluruhan materi
5
pembelajaran dari media dengan materi pembelajaran mendapat penilaian 4 dengan
klasifikasi sangat puas dan sesuai.
Dari hasil uji coba pada ahli materi 2, indikator 1 yang berisi penggunaan bahasa
dalam media mendapat penilaian 3 dengan klasifikasi puas dan sesuai. Pada indikator 2
yang berisi penulisan dan tata bahasa dalam dalam media mendapat penilaian 3 dengan
klasifikasi puas dan sesuai. Pada indikator 3 yang berisi kata kelengkapan materi dalam
media mendapat penilaian 4 dengan klasifikasi sangat puas dan sesuai. Pada indikator 4
yang berisi sistematika materi dalam media mendapat penilaian 4 dengan klasifikasi
sangat puas dan sesuai. Pada indikator 5 yang berisi kejelasan materi dalam media
memiliki penilaian 4 dengan klasifikasi sangat puas dan sesuai. Pada indikator 6 berisi
tentang kesesuaian konsep dengan media mendapat penilaian 3 dengan klasifikasi puas
dan sesuai. Pada indikator 7 berisi tentang isi kesesuaian konsep materi dengan obyek
gambar memiliki penilaian 4 dengan klasifikasi sangat puas dan sesuai. Pada indikator 8
berisi tentang kesesuaian audio visual terhadap materi dalam media mendapat penilaian
3 dengan klasifikasi puas dan sesuai. Pada indikator 9 berisi tentang kecocokan materi
untuk digunakan sebagai media pembelajaran mendapat penilaian 4 dengan klasifikasi
sangat puas dan sesuai. Pada indikator 10 berisi tentang kesesuaian keseluruhan materi
pembelajaran dari media dengan materi pembelajaran mendapat penilaian 4 dengan
klasifikasi sangat puas dan sesuai.
Berdasarkan analisis pada semua indikator, maka diperoleh rata-rata hasil uji
coba pada ahli media memberikan penilaian 4 dengan klasifikasi sangat puas dan sesuai.
Penilaian paling kecil terdapat pada indikator 1 yaitu penggunaan bahasa dalam media,
hal ini menunjukan bahwa pada indikator tersebut perlu adanya perbaikan supaya sesuai
dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam media. Meskipun hasil uji coba
penilaian tertinggi pada ahli media sudah mengatakan sangat puas, sesuai dan layak
tidak perlu revisi, tetapi peneliti akan merevisi produk agar lebih sempurna sebelum
dilanjutkan ke uji lapangan.
Berdasarkan data hasil analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi penilaian
yang termasuk dalam katagori valid terdapat pada pernyataan no 3, 4, 5, 7, 9 dan 10.
Termasuk dalam kategori cukup valid terdapat pada pernyataan no 2, 6, dan 8. Dalam
katagori kurang valid sebanyak terdapat pada pernyataan no 1.
Kriteria valid mencakup butir-butir sebagai berikut :
a. Kelengkapan materi dalam media.
b. Sistematika materi dalam media.
c. Kejelasan materi dalam media.
d. Kesesuaian konsep materi dengan obyek gambar.
e. Penggunaan materi ini cocok untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
f. Keseluruhan isi/materi pembelajaran dari media ini sudah sesuai dengan materi
pembelajaran.
Pada butir pernyataan yang termasuk dalam katagori cukup valid, dan perlu
dilakukan penyempurnaan mencakup butir-butir sebagai berikut :
a. Penulisan dan bahasa dalam media.
b. Kesesuaian konsep materi dalam media.
c. Kesesuaian audio visual terhadap materi dalam media.
6
Sedangkan pada butir pernyataan yang termasuk dalam katagori kurang valid,
dan perlu dilakukan penyempurnaan terdapat pada butir penggunaan bahasa dalam
media.
3. Analisis data uji coba lapangan
Uji coba lapangan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sumberpucung Malang kelas
VIII A, tanggal 10 November 2012 pukul 11.00 WIB. Objek yang menjadi responden
pada uji coba lapangan ini adalah siswa sebanyak 30 siswa. Hasil uji coba lapangan
yang dilakukan oleh 30 responden adalah sebagai berikut:
a. Indikator 1, dengan pertanyaan tentang kejelasan tulisan dalam video yaitu 2
responden menunjukan bahwa produk tersebut cukup puas, jika dipersentase mendapat
6,6% dengan klasifikasi tidak valid , 1 responden menyatakan puas, jika
dipersentasekan memperoleh 3,3% dengan klasifikasi tidak valid sedangkan 16
responden menyatakan sangat puas, jika dipresentasekan 53% dengan klasifikasi tidak
valid . Dari hasil persentase tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kejelasan tulisan
dalam video kurang valid.
b. Indikator 2, dengan pertanyaan tentang penggunaan bahasa, yaitu 4 responden
menyatakan bahwa cukup puas, jika dipersentase mendapat 13,3% dengan klasifikasi
tidak valid, 22 responden menyatakan puas, jika dipersentasekan memperoleh 73%
dengan klasifikasi cukup valid, sedangkan 4 responden menyatakan sangat puas, jika
dipersentasekan 13,3%. Dari hasil persentase tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan bahasa valid.
c. Indikator 3, dengan pertanyaan tentang kejelasan obyek, yaitu 1 responden
menyatakan tidak puas, jika dipersentase mendapat 3,3% dengan klasifikasi tidak valid,
3 responden menyatakan cukup puas, jika dipersentasekan memperoleh 10% dengan
klasifikasi tidak valid, 9 responden menyatakan puas dengan persentase 30% dengan
klasifikasi tidak valid, sedangkan 17 responden menyatakan sangat puas, jika
dipresentasekan 56% dengan klasifikasi tidak valid. Dari hasil persentase tertinggi dapat
disimpulkan kejelasan obyek kurang valid.
d. Indikator 4, dengan pertanyaan tentang kejelasan narasi, yaitu 13 responden
menyatakan cukup puas, jika dipersentase mendapat 43,3% dengan klasifikasi tidak
valid, 9 responden menyatakan puas, jika dipersentasekan memperoleh 30% dengan
klasifikasi tidak valid, 8 responden menyatakan sangat puas dengan persentase 26,6%
dengan klasifikasi tidak valid, sedangkan 8 responden menyatakan sangat puas, jika
dipresentasekan 26,6% dengan klasifikasi tidak valid . Dari hasil persentase tertinggi
dapat disimpulkan kejelasan narasi tidak valid.
e. Indikator 5, dengan pertanyaan sistematika materi dalam media, yaitu 15 responden
menyatakan puas, jika dipersentase mendapat 50% dengan klasifikasi tidak valid, 15
responden menyatakan sangat puas, jika dipersentasekan memperoleh 50% dengan
klasifikasi tidak valid. Dari hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan bahwa
sistematika materi dalam media tidak valid.
f. Indikator 6, dengan pertanyaan tentang peran media dalam memberi pemahaman
materi serta memudahkan belajar, yaitu 18 responden menyatakan puas, jika
dipersentase mendapat 60% dengan klasifikasi cukup valid, 12 responden menyatakan
sangat puas, jika dipersentasekan memperoleh 30% dengan klasifikasi tidak valid. Dari
7
hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan bahwa peran media dalam memberi
pemahaman materi serta memudahkan belajar cukup valid.
g. Indikator 7, dengan pertanyaan tentang apakah media dapat meningkatkan
antusiasme belajar, yaitu 1 responden menyatakan cukup puas, jika dipersentase
mendapat 3,3% dengan klasifikasi tidak valid,13 responden menyatakan puas, jika
dipersentasekan memperoleh 43,3% dengan klasifikasi tidak valid, 16 responden
menyatakan sangat puas dengan persentase 53% dengan klasifikasi tidak valid . Dari
hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan bahwa apakah media dapat meningkatkan
antusiasme belajar tidak valid.
h. Indikator 8, dengan pertanyaan apakah ada pengetahuan baru yang di dapat setelah
menyaksikan tayangan media pembelajaran, yaitu 1 responden menyatakan cukup puas,
jika dipersentase mendapat 3,3% dengan klasifikasi tidak valid, 10 responden
menyatakan puas, jika dipersentasekan memperoleh 33,3% dengan klasifikasi tidak
valid, 19 responden menyatakan sangat puas dengan persentase 63,3% dengan
klasifikasi cukup valid . Dari hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan bahwa apakah
ada pengetahuan baru yang di dapat setelah menyaksikan tayangan media pembelajaran
cukup valid.
i. Indikator 9, dengan pertanyaan tentang kecocokan dan kepuasan dengan
penggunaan media sebagai sarana belajar, yaitu 2 responden menyatakan cukup puas,
jika dipersentase mendapat 6,6% dengan klasifikasi tidak valid, 11 responden
menyatakan puas, jika dipersentasekan memperoleh 36,6% dengan klasifikasi tidak
valid, sedangkan 17 responden menyatakan sangat puas, jika dipresentasekan 56,6%
dengan klasifikasi tidak valid . Dari hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan bahwa
kecocokan dan kepuasan dengan penggunaan media sebagai sarana belajar tidak valid.
j. Indikator 10, dengan pertanyaan tentang apakah keseluruhan penilaian terhadap
tampilan media dalam menarik minat siswa/audiens selama proses belajar, yaitu 15
responden menyatakan puas, jika dipersentase mendapat 50% dengan klasifikasi tidak
valid, sedangkan 15 responden menyatakan sangat puas, jika dipresentasekan 50%
dengan klasifikasi tidak valid. Dari hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan apakah
keseluruhan penilaian terhadap tampilan media dalam menarik minat siswa selama
proses belajar tidak valid.
Hasil uji coba lapangan yang dilakukan oleh 10 responden adalah sebagai
berikut:
a. Indikator 1, dengan pertanyaan tentang kejeslasan tulisan dalam vidio yaitu 4, jika
dipersentase mendapat 40% dengan klasifikasi tidak valid, sedangkan 6 responden
menyatakan sangat puas, jika dipresentasekan 60% dengan klasifikasi cukup valid. Dari
hasil persentase tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kejeslasan tulisan dalam
video cukup valid.
b. Indikator 2, dengan pertanyaan tentang penggunaan bahasa, yaitu 7 responden
menyatakan cukup puas, jika dipersentase mendapat 70% dengan klasifikasi cukup
valid, 2 responden menyatakan puas, jika dipersentasekan memperoleh 20% dengan
klasifikasi tidak valid, sedangkan 1 responden menyatakan sangat puas, jika
dipresentasekan 10% dengan klasifikasi tidak valid. Dari hasil persentase tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa penggunaan bahasa cukup valid.
c. Indikator 3, dengan pertanyaan tentang kejelasan obyek, yaitu 4 responden
menyatakan cukup puas, jika dipersentase mendapat 40% dengan klasifikasi tidak valid,
8
4 responden menyatakan puas, jika dipersentasekan memperoleh 40% dengan
klasifikasi tidak valid, sedangkan 2 responden menyatakan sangat puas, jika
dipresentasekan 20% dengan klasifikasi tidak valid . Dari hasil persentase tertinggi
dapat disimpulkan bahwa tentang kejelasan obyek tidak valid.
d. Indikator 4, dengan pertanyaan tentang kejelasan narasi, yaitu 8 responden
menyatakan puas, jika dipersentasekan memperoleh 80% dengan klasifikasi valid,
sedangkan 2 responden menyatakan sangat puas, jika dipresentasekan 20% dengan
klasifikasi tidak valid . Dari hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan bahwa
kejelasan narasi valid.
e. Indikator 5, dengan pertanyaan sistematika materi dalam media, yaitu 1 responden
menyatakan tidak puas, jika dipersentase mendapat 10% dengan klasifikasi tidak valid,
4 responden menyatakan puas, jika dipersentase mendapat 40% dengan klasifikasi tidak
valid, sedangkan 6 responden menyatakan sangat puas jika dipersentasekan memperoleh
60% dengan klasifikasi cukup valid. Dari hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan
bahwa jenis sistematika materi dalam media cukup valid.
f. Indikator 6, dengan pertanyaan tentang peran media dalam memberi pemahaman
materi serta memudahkan belajar, yaitu 9 responden menyatakan puas, jika dipersentase
mendapat 90% dengan klasifikasi valid, 1 responden menyatakan sangat puas, jika
dipersentasekan memperoleh 10% dengan klasifikasi tidak valid. Dari hasil persentase
tertinggi dapat disimpulkan peran media dalam memberi pemahaman materi serta
memudahkan belajar valid.
g. Indikator 7, dengan pertanyaan tentang apakah media dapat meningkatkan
antusiasme belajar, yaitu 1 responden menyatakan cukup puas, jika dipersentase
mendapat 10% dengan klasifikasi tidak valid, 1 responden menyatakan puas, jika
dipersentasekan memperoleh 10% dengan klasifikasi tidak valid, 9 responden
menyatakan sangat puas dengan persentase 90% dengan klasifikasi valid . Dari hasil
persentase tertinggi dapat disimpulkan bahwa jenis huruf yang digunakan pada sampul
dan isi produk buku teks ini cukup layak/tidak revisi.
h. Indikator 8, dengan pertanyaan apakah ada pengetahuan baru yang di dapat setelah
menyaksikan tayangan media pembelajaran, yaitu 10 responden menyatakan sangat
puas dengan persentase 3%. Dari hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan bahwa
apakah media dapat meningkatkan antusiasme belajar valid.
i. Indikator 9, dengan pertanyaan tentang kecocokan dan kepuasan dengan
penggunaan media sebagai sarana belajar, yaitu 8 responden menyatakan puas, jika
dipersentase mendapat 80% dengan klasifikasi cukup baik, sedangkan 2 responden
menyatakan sangat puas, jika dipresentasekan 10% dengan klasifikasi tidak valid. Dari
hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan kecocokan dan kepuasan dengan
penggunaan media sebagai sarana belajar valid.
j. Indikator 10, dengan pertanyaan tentang apakah keseluruhan penilaian terhadap
tampilan media dalam menarik minat siswa/audiens selama proses belajar, yaitu 10
responden menyatakan sangat puas, jika dipresentasekan 100% dengan klasifikasi valid
. Dari hasil persentase tertinggi dapat disimpulkan bahwa apakah keseluruhan penilaian
terhadap tampilan media dalam menarik minat siswa selama proses belajar valid.
9
Revisi Produk
Revisi produk dilakukan sesuai dengan saran dari ahli media, ahli materi,
sedangkan hasil dari revisi tersebut akan diterapkan untuk pengerjaan dalam waktu 1
minggu dari setelah uji coba tahap pertama. Revisi dilakukan dengan meliputi:
1. Proses editing teks dan bahasa untuk mencapai artikulasi terhadap kualitas audio
dan kebahasaan yang dipakai.
2. Proses editing dalam transisi gambar, terutama dibagian awal (durasi dari
pembukaan slide antara 15-8 menit).
Gambar 1.1 cover depan, belakang dan label produk uji coba
History produk
Gambar 1.2 gambar menu utama
Gambar 1.3 tujuan pembelajaran
Gambar 3.4 sinopsis
Gambar interface produk uji coba
2 keterangan gambar tujuan
pembelajaran
Gambar interface produk uji coba
3 gambar sejarah
Gambar cover depan, belakang dan
label produk ujicoba
Gambar interface produk uji coba
1 gambar menu utama
10
Gambar 3.5 biografi seniman
Gambar 3.6 sejarah tari Topeng Patih
Gambar 3.7 tata busana
Gambar 3.8 video tata busana
Gambar 3.9 video pembelajaran tari
Gambar interface produk uji coba
4 gambar biografi seniman
Gambar interface produk uji coba
5 gambar sejarah tari Topeng Patih
Gambar interface produk uji coba
6 gambar tata busana
Gambar interface produk uji coba
7 gambar video tata busana
Gambar interface produk uji coba
8 gambar video pembelajaran tari
11
Gambar 3.10 peragaan video pembelajaran tari
Gambar 3.11 peragaan video penampilan live tari
Gambar 3.12 peragaan video detail gerak tari
Gambar 3.13 peragaan video detail gerak tari
Gambar 3.14 profi
Gambar interface produk uji coba
9 gambar peragaan video
pembelajaran tari
Gambar interface produk uji coba
10 gambar peragaan video
penampilan live tari
Gambar interface produk uji coba
11 gambar peragaan video detail
gerak tari
Gambar interface produk uji coba
12 gambar peragaan video detail
gerak tari
Gambar interface produk uji coba
13 gambar profil
12
KAJIAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uji coba dan revisi terhadap hasil produk yang pertama
kemudian di uji coba kembali terhadap produk yang telah direvisi. Berdasarkan hasil uji
coba tersebut diperoleh bahwa: Produk yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan minat siswa
dalam mempelajari tari patih secara lebih antusias dan menarik, sehingga proses belajar
mengajar dapat dilaksanakan dengan lebih efektif. Hal ini bisa ditunjukkan dari
pendapat siswa dan guru yang mengaku memiliki pendapat sebagai berikut:
Kekuatan produk adalah memberikan bentuk apresiasi, strategi meniru
pembelajaran interaktif dan berfariasi dengan siswa, sehingga para siswa memperoleh
gambaran yang lebih hidup, bagaimana seorang penari tampil dengan aksesoris lengkap
serta musik pengiring yang memiliki ritme dan irama yang standar.
Kelemahan produk jika di bagikan kepada siswa tidak semua siswa memiliki
alat multi media, sehingga lebih cenderung sebagai alat pembelajaran di sekolah.
Dalam hal ini media pembelajaran tari Topeng Patih sudah layak untuk di pakai
dalam proses pembelajaran, karena menurut Anderson (dalam Munadi, 2010:154),
hubungan program video dengan tujuan pembelajaran yaitu:
1. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang
menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan
berupa gerak yang serasi.
2. Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlihatkan
contoh keterampilan gerak, seperti gerakan shalat, dll. Melalui media ini, siswa dapat
langsung mendapatkan umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka
mencobakan keterampilan yang menyangkut gerakan tadi.
3. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang
sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
Saran
Pengembangan produk penulis sarankan untuk dilakukan dengan 3 pendekatan,
yaitu:
1. Segi Pemanfaatan
Produk yang telah dihasilkan digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah
menengah, sebagai salah satu penerapan materi muatan lokal. Hal ini dimaksudkan
sebagai elemen pembelajaran yang memiliki model interaktif. Selain itu, pemanfaatan
elemen video akan memberikan berbagai keuntungan yaitu:
a. Bersifat dinamis.
b. Memiliki standarisasi dalam gerakan, irama dan musik pengiring.
c. Meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar.
2. Segi Pengembangan produk
Video atau multi media untuk memperkaya pembelajaran tari topeng mencakup
sejarah yang membahas asal mulanya tari Topeng Patih itu sendiri, biografi seniman
dan sinopsis. Detail gerak, nama dan cara pemakaian kostum. Hal ini diperlukan untuk
memberikan wawasan yang lebih lengkap terhadap siswa terutama yang berminat untuk
mempelajari tarian ini lebih lanjut. Sehingga bukan tidak mungkin akan melahirkan
13
seniman generasi berikutnya yang akan mengembangkan tari topeng ini tanpa
meninggalkan filosofi dan karakter asli budaya setempat.Video ini juga dapat dijadikan
sebagai pijakan guru seni budaya dan sumber untuk penelitian lebih lanjut.
3. Segi Diseminasi
Diseminasi merupakan kegiatan yang ditujukan kepada sekelompok orang atau
individu, untuk memperoleh informasi tentang topeng patih, sehingga timbul kesadaran
menerima yang akhirnya mereka memanfaatkan informasi tersebut. Faktor utama yang
dapat mendukung perkembangan suatu kegiatan/praktik dalam suatu keilmuan tertentu,
didasarkan dari manfaat hasil-hasil penelitian. Terutama akan membantu para siswa
dalam mengekspresikan diri melalui karya seni. Selain itu diseminasi ini akan
mendorong siswa untuk menumbuhkan budaya kreatif agar para siswa melakukan
apresiasi, evaluasi tertentu akan menghapuskan kepasifansiswa yang akan membantu
mencapai tujuan keilmuan lebih efisien dan efektif.
Diharapkan dengan demikian para siswa dapat dengan mudah menguasai
kompetensi dasar berupa menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan tari daerah
setempat. Indikator yang bisa diperoleh untuk mengukur tingkat diseminasi para siswa
adalah kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan atau menampilkan tari Topeng
Patih dengan urutan gerak sesuai ritme dan dalam ekspresi yang tepat.
DAFTAR RUJUKAN
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munadi, Yudhi, 2008, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada.
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.2010. Pedoman Penulisan karya
Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Penerbit
Universitas Negeri Malang.
Wido, Soerjo Minarto, M. Pd. 2008. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya, Bidang
Seni tari Dalam Mengimplementasikan Seni Tradisi Daerah Setempat
Berdasarka KTSP. Malang: Jurusan Managemen Pendidikan Universitas
Negeri Malang.