Upload
others
View
49
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN MATERI MENULIS TEGAK BERSAMBUNG
MENGGUNAKAN METODE DRILL SEBAGAI SARANA
PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS BAWAH
SD KANISIUS SOROWAJAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Mareta Christienda
NIM: 141134245
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada Allah Bapa yang tak habis-habisnya
menghujaniku dengan kasih. Lewat Perantaraan Pribadi yang manis Tuhan Yesus
Kristus dan Roh Kudus yang setia menjaga, melindungi, dan merawat ku.
Terimakasih untuk wanita terhebat yang sudah melahirkan ku. Terimakasih untuk
pemberian hidup mu yang luar biasa. Untuk seseorang yang sudah duduk di
sebelah kanan Bapa di surga “Ini pak putri mu hampir sarjana”. Ku persembahkan
karya ini untuk orang tua kedua ku “Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa
Universitas Sanata Dharma” dengan beasiswa Driyarkaranya. Terimakasih untuk
Bruder Sarju dan Pak Tri yang sudah memberikan ku kesempatan dan
kepercayaan untuk memakai perlengkapan bertualang di kampus Sanata Dharma,
selama 4 tahun. Dengan tulus ku persembahkan karya ini untuk Keluarga besar
Bamin Muradi berikut topangan doa yang luar biasa. Untuk Tante Yudit, Om
Lilik, Eyang, dan Kak Lia terimakasih atas atap yang teduh selama 1 tahunnya.
Karya ini ku persembahkan dengan rendah hati untuk beliau Ibu Eny Winarti dan
Ibu Esti Sumarah ingkang sampun “nggulowenthah”. Karya ini untuk kalian
teman seperjalanan ku Nisa Setya Widyasanti dan Layung Rahmawati.
Terimakasih untuk Keluarga Rohani ku, Ko Fendi, Mbak Estu, Mbak Gitta, Cicik
Birgita, Adik Hesli, Kakak Reny, dan keluarga besar Sion DIY. Untuk semua
orang yang mendukung ku dalam penyusunan skripsi, yang tak dapat ku sebutkan
satu per satu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang
percaya?”
(Matius 8: 36)
“Dedalane guna lawan sekti. Kudu andhap asor. Wani ngalah luhur wekasane.
Tumungkula yen dipun dukani. Bapang den simpangi. Ana catur mungkur”
(Mijil Ludira Pelog Pathet Barang)
“Sapa kang temen, bakal tinemu”
(Suryati)
FEAR= “Face Everything And Rise”
(Heri Mustiko Hadi)
“Menjadi yang tak terbatas dalam keterbatasan”
(Mareta Christienda)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, seperti sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Mei 2018
Peneliti,
Mareta Christienda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta:
Nama : Mareta Christienda
NIM : 141134245
Menyetujui dan bersedia memberikan karya ilmiah saya Kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul:
PENGEMBANGAN MATERI MENULIS TEGAK BERSAMBUNG
MENGGUNAKAN METODE DRILL SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
KARAKTER SISWA KELAS BAWAH SD KANISIUS SOROWAJAN demi
pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau pun memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai menulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 2 Mei 2018
Yang menyatakan
Mareta Christienda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Pengembangan Materi Menulis Tegak Bersambung Menggunakan Metode Drill
Sebagai Sarana Pendidikan Karakter Siswa Kelas Bawah SD Kanisius Sorowajan
Mareta Christienda
Universitas Sanata Dharma
2018
Sikap dan kemampuan siswa pada salah satu tingkatan kelas bawah SD Kanisius
Sorowajan dalam menulis tegak bersambung merupakan fokus dari penelitian ini.
Analisis kebutuhan dilakukan peneliti dengan observasi dan wawancara kepada guru
kelas, kepala sekolah, dan siswa. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan kebutuhan akan
materi menulis tegak bersambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Materi
Menulis Tegak Bersambung. Materi disusun dengan tujuan memberikan alternatif
pendidikan karakter khususnya pada nilai kerajinan, kesabaran, ketekunan, dan ketelitian.
Isi materi yaitu pedoman pembelajaran dan petunjuk latihan menulis tegak bersambung
untuk siswa.
Metode Penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R & D),
dengan melaksanakan 5 langkah pengembangan materi menurut Tomlinson (Harsono,
2015). Materi dievaluasi oleh ahli bahasa, pendidikan karakter, dan guru kelas bawah
sebelum diimplementasikan. Skor rata-rata yang didapatkan yaitu 3,5 dari skala 4 dan
masuk dalam kategori “sangat layak” untuk diimplementasikan. Kegiatan implementasi
dilakukan selama 3 hari.
Proses pengembangan Materi Menulis Tegak Bersambung untuk Pendidikan
Karakter disusun dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan 10 prinsip pengembangan
materi menurut Tomlinson. Prinsip tersebut, yaitu siswa mengerti, merasa bahagia dan
nyaman, percaya diri, mengungkapkan perasaan, memahami panduan, mengikut langkah
panduan, berperan aktif, bekerja dalam kelompok, melibatkan kerja otak kanan dan kiri,
serta memberikan umpan balik.
Kata kunci: pengembangan materi, menulis tegak bersambung, pendidikan karekter,
metode drill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Developing Cursive Hand Writing Materials Using a Drilling Method as A Character
Education For students Low Grade in SD Kanisius Sorowajan
Mareta Christienda
Universitas Sanata Dharma
2018
Attitudes and skills of cursive writing of students of once grade in SD Kanisius
Sorowajan had become the focus of this research. The researcher examined students’
needs analysisby conducting observation and interviews with the classroom teacher of
SD Kanisius Sorowajan, principal, and students of once grade . They mentioned that they
needed more cursive writing learning materials. The purpose of the study was to develop
cursive hand writing materials. These materials were made to give an alternative for
introducing character education value, namely dilligence, pantience, prescision, and
preserverance. The contents of the materials were lesson plans, teaching methods, and
students’ guide book for cursive writing.
The method used in this research was Research and Development (R&D) by
implementing the 5 steps of developing materials proposed by Tomlinson (2005). These
metrials were evaluted by an expert of language, an expert of character education, and
the teacher of once grade SD Kanisius Sorowajan before further implementation. The
materials got the average score 3.5 from the scale 4 which was categoriized as “very
good” to be implemented. The implementation was done in three days teaching and
learning activities.
The process of developing materials was based on the 10 principles from
Tomlinson focusing on language teaching. The principles are student understanding, the
comfort of the students, the confidents of students, express the feelings,understanding the
guide book, follow the steps, atctive, team work, using left and right hemisphere, and
give feedback.
Key word: materials development, cursive hand writing, caharacter education, drilling
method.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh
karna kasih dan penyertaan-Nya penulis mampu menyelesaikan tanggung jawab
untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul: PENGEMBANGAN
MATERI MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MENGGUNAKAN
METODE DRILL SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER SISWA
KELAS BAWAH SD KANISIUS SOROWAJAN. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi, mendapatkan
bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung meupun
tidak langsung, sehingga skripsi dapat diselesaikan dengan baik. Oleh Karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc.,
Ph.D. Selaku Rektor Universitas Sanata Dharma. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.
Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Kepala Program
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Ibu Eny Winarti,
Ph.D. dan Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. Selaku dosen pembimbing I
dan II, yang senantiasa membimbing, mendidik, memberi semangat, dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ahkhir skripsi dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Romo Fransiskus
Purwanto SCJ. dan Drs. Y.B. Adimassana, M.A. yang telah memberikan saran
selama peneliti melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
kepada Guru kelas bawah SD Kanisius Sorowajan, yang senantiasa memberikan
bantuan dan bimbingan dalam melakukan penelitian. Serta Bapak Suwardi, S.Pd.,
M.Pd yang telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di SD
Kanisius Sorowajan. Ucapan terima kasih senantiasa diucapkan kepada siswa
kelas bawah A SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2017/2018 yang telah
berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan yang diminta peneliti pada saat
penelitian. Kepada bapak dan ibu dosen, serta karyawan Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik serta
memberikan pelayanan yang menjadi kebutuhan peneliti, saya ucapkan terima
kasih.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas
akhir skripsi. Baik dalam penyusunan materi maupun laporan penelitian. Oleh
Karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Peneliti,
Mareta Christienda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................... .......................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ..........ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv
HALAMAN MOTTO..............................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..............................................................vii
ABSTRAK............................................................................................................viii
ABSTRACT..............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR.............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
1.6 Definisi Operasional ............................................................................... 10
1.7 Spesifikkasi materi yang dikembangkan ................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................12
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 12
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R &
D)....................................................................................................................12
2.1.2 Pengembangan Materi ..................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.3 Menulis Tegak Bersambung ........................................................... 17
2.1.4 Metode Drill dalam Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung .... 28
2.1.5 Pendidikan Karakter ........................................................................ 36
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 47
2.2.1 Penelitian Tentang Metode Drill ..................................................... 47
2.2.2 Penelitian Tentang Menulis Tegak Bersambung ............................ 49
2.2.3 Penelitian Tentang Karakter ............................................................ 50
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 52
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................56
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 56
3.2 Seting Penelitian ..................................................................................... 57
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 57
3.1.1 Subjek Penelitian ............................................................................. 57
3.1.2 Objek Penelitian .............................................................................. 58
3.2 Prosedur Pengembangan ........................................................................ 58
3.2.1 Analisis Kebutuhan Siwa ................................................................ 60
3.2.2 Desain .............................................................................................. 60
3.2.3 Implementasi ................................................................................... 63
3.2.4 Evaluasi ........................................................................................... 63
3.2.5 Revisi .............................................................................................. 64
3.3 Evaluasi Materi ....................................................................................... 64
3.3.1 Desain evaluasi................................................................................ 64
3.3.2 Subjek imlementasi ......................................................................... 65
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 65
3.4.1 Observasi ......................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.4.2 Wawancara ...................................................................................... 66
3.4.3 Kuesioner ........................................................................................ 67
3.4.4 Analisis Dokumen ........................................................................... 67
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 68
3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 70
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ...................................................... 71
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif .................................................... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................75
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 75
4.1.1 Proses Pengembangan Materi ......................................................... 75
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 127
4.2.1 Materi Dikembangkan Berdasarkan 5 Langkah Pengembangan .. 127
4.2.2 Kelebihan dan Keterbatasan Materi .............................................. 130
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................133
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 133
5.2 Saran ..................................................................................................... 135
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kaidah Tulisan Tegak Bersambung...................................................20
Gambar 4.1 Tulisan siswa......................................................................................90
Gambar 4.2 Isi materi (buku guru) sebelum dievaluasi........................................94
Gambar 4.3 Sampul materi untuk guru (buku guru) sebelum dievaluasi..............95
Gambar 4.4 Isi materi (buku siswa) sebelum dievaluasi........................................97
Gambar 4.5 Sampul materi sebelum (buku siswa) sebelum dievaluasi.................98
Gambar 4.6 Materi setelah dievaluasi .................................................................105
Gambar 4.7 Kegiatan implementasi hari pertama ...............................................116
Gambar 4.8 Kegiatan implementasi hari kedua ..................................................118
Gambar 4.9 Kegiatan implementasi hari ketiga ..................................................122
Gambar 4.10 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Latihan (sebelum evaluasi)..........123
Gambar 4.11 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Latihan (setelah evaluasi)............123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Penelitian terdahulu yang relevan........................................................52
Bagan 3.1 Langkah-langkah pengembangan materi..............................................59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial atau sering dikenal dengan homo homini
socius (Wisundari, 2013). Manusia membutuhkan orang lain dalam
kehidupannya. Peranan tersebut muncul karena adanya kesadaran bahwa
pemenuhan kebutuhan tidak dapat dilakukan sendiri. Dalam pemenuhan
tersebut, manusia membutuhkan adanya interaksi dengan orang lain. Dalam
berinteraksi manusia memerlukan komunikasi. Komunikasi merupakan
penyampaian pesan secara timbal balik antara komunikator (orang yang
menyampakian pesan) dan komunikan (orang yang menerima pesan)
(Mulyana, 1990).
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Komunikasi
lisan erat kaitannya dengan kemampuan berbicara dan mendengarkan
(menyimak). Sedangkan komunikasi tertulis memerlukan keterampilan
membaca, menyimak, dan menulis. Kemampuan membaca, menyimak,
menulis, dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa (Tarigan: 2008).
Proses pemerolehan bahasa dan empat keterampilannya dilalui anak
semenjak masa kelahirannya. Proses pemerolehan bahasa anak di dapat secara
alami dan tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan: 1998).
Pemerolehan bahasa pada anak berbeda dengan pembelajaran bahasa pada
anak. Apabila pemerolehan bahasa anak merupakan proses yang dilalui secara
tidak sadar, proses belajar pada anak dilakukan secara sadar (Slamet: 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam proses pemerolehan bahasa, anak melakukan aktivitas meniru dari
lingkungan sosialnya. Berhubungan dengan pemerolehan dan pembelajaran
bahasa, sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan
pembelajaran bahasa di sekolah mengalami pemerolehan bahasa yang lebih
cepat (Longman dalam Budiasih, 2001). Oleh karena itu, dalam
mengoptimalkan pemerolehan bahasa dan keterampilannya diperlukan adanya
pembelajaran bahasa disekolah.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Menulis dapat
digunakan dalam menyampaikan gagasan (Rusyana, 1998). Aktivitas
menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan (deskripsi, narasi, prosedur,
dsb), pada jenjang sekolah dikenal dengan pembelajaran menulis lanjutan.
Sebelum mampu menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan, maka anak
harus mampu membentuk simbol tertulis. Huruf merupakan simbol dari suatu
sistem tulisan (Bright & Daniels, 1996). Aktivitas belajar membentuk huruf
dan kemampuan alfabetik dipelajari anak pada jenjang taman kanak-kanak dan
sekolah dasar. Aktivitas tersebut masuk dalam pembelajaran menulis
permulaan.
Gagasan atau ide pada zaman ini lebih sering dituangkan dengan aktivitas
mengetik (Cochran-Smith, 1991). Sosial media, aplikasi pengiriman pesan
instan, hingga perangkat lunak yang membantu manusia dalam menuangkan
gagasan tertulis, berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut juga
merambah pada semua kalangan. Mengetik pun menjadi aktivitas favorit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
khususnya kalangan yang mengikuti laju zaman. Aktivitas menulis dengan
alat tulis sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan.
Menulis tangan atau menulis dengan alat tulis memiliki banyak manfaat.
Berhubungan dengan kemampuan motorik dan mengingat. Menulis tegak
bersambung melatih motorik halus lebih baik daripada menulis lepas. Hal
tersebut karena pada saat menulis dengan tegak bersambung 4 otot (diluar 6
otot yang digunakan dalam menulis lepas) ikut aktif (Peterson, 2003). Sebuah
studi menunjukkan bahwa saat menulis dengan tangan, maka setiap goresan
akan akan teringat dalam otak mereka (Liu Wei dalam Sulasni, 2013).
Motorik halus orang yang masih sering menggunakan tulisan tangan lebih
baik daripada orang yang lebih banyak melakukan aktivitas mengetik
(Longcamp, 2005). Sangat disayangkan apabila semua manfaat tersebut kian
menghilang seiring dengan perkembangan teknologi.
Bentuk tulisan sangat beraneka ragam. Dalam Bahasa Indonesia dikenal
dua jenis huruf, yaitu huruf lepas dan huruf tegak bersambung. Sebagian besar
orang di Indonesia menggunakan gaya tulisan dengan huruf lepas. Hanya
beberapa orang yang masih menggunakan tulisan tegak bersambung. Sebagian
besar gaya tulisan tegak bersambung digunakan oleh guru, trainer, dan
konsultan (Dwikardana, 2014:95). Dalam ilmu grafologi tulisan tegak
bersambung menggambarkan karakter sabar, konsisten dalam bekerja,
komunikatif, dan adaptif (Dwikardana, 2014: 96).
Apabila grafologi membahas bentuk tulisan menunjukkan karakter
seseorang, peneliti menggunakan aktivitas menulis sebagai salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
alternatif kegiatan untuk pendidikan karakter anak. Peneliti menggunakan
aktivitas menulis dengan huruf tegak bersambung sebagai sarana pendidikan
karakter kerja keras (keutamaan rajin, sabar, tekun, dan teliti). Keutamaan
rajin berhubungan dengan kemauan siswa untuk menggunakan kompetensi
yang dimiliki untuk meraih hasil sebaik-baiknya. Sabar berkaitan dengan
kerelaan untuk menerima tugas, tantangan, dan hambatan. Tekun berhubungan
dengan konsistensi dan daya tahan dalam mengerjakan tugas. Teliti
berhubungan dengan memperhatikan detail.
Pada pembelajaran menulis permulaan, anak-anak sekolah dasar di
Indonesia diajarkan menulis huruf tegak bersambung. Menulis tegak
bersambung adalah proses membentuk huruf yang saling berkait satu sama
lain membentuk sebuah kata, pada bidang datar dengan menggunakan alat
tulis (Erdogan, 2012). Dalam pelatihannya menulis tegak bersambung tidak
dapat dikuasai secara instan. Keterampilan menulis didapatkan melalui
latihan. Berlatih secara berulang-ulang dengan menggunakan tahapan-tahapan
tertentu perlu dilakukan untuk mendapatkan kecakapan pada keterampilan
tersebut. Pelatihan secara berulang-ulang dan terus menerus untuk
mendapatkan keterampilan tertentu merupakan esensi dari pembelajaran
dengan menggunakan metode drill (Hamdayama, 2016). Pada proses pelatihan
dengan pengulangan secara terus meneruslah kesabaran, ketekunan, ketelitian,
dan kerajinan ditanamkan.
Berdasarkan uraian tentang menulis tegak bersambung menggunakan
meode drill, peneliti tertarik mengembangkan materi menulis tegak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
bersambung menggunakan metode drill yang digunakan sebagai sarana
pendidikan karakter siswa. Keutamaan karakter yang ditanamkan adalah rajin,
sabar, tekun, dan teliti. Keempat keutamaan karakter tersebut dipilih peneliti
dengan mempertimbangkan observasi dan wawancara awal yang dilakukan
dengan salah satu wali kelas bawah dan kepala sekolah SD Kanisius
Sorowajan. Empat keutamaan karakter tersebut merupakan butir-butir dari
karakter kerja keras atau yang dikenal dengan keutamaan kerja
(Mangunharjana, 2016). Keutamaan-keutamaan tersebut diharapkan dapat
memerangi salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi, yakni
perilaku instan.
Peneliti melakukan proses pengembangan materi di SD Kanisius
Sorowajan. Hal tersebut karena SD Kanisius Sorowajan telah melakukan
aktivitas pembiasaan menulis tegak bersambung pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan Bahasa jawa. Pada mata pelajaran tersebut siswa diwajibkan
menulis dengan huruf tegak bersambung. Buku tulis Bahasa Indonesia dan
Bahasa jawa yang digunakan siswa adalah buku menulis tegak bersambung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, aktivitas pembiasaan
menulis tegak bersambung sudah lama dilakukan. Pembiasaan tersebut
dilakukan sejak sebelum kurikulum 2013 diterapkan. Sebelum kurikulum
2013 mewajibkan aktivitas literasi 15 menit (Gerakan Literasi Sekolah),
sekolah tersebut telah melakukan kegiatan sejenis. SD Kanisius Sorowajan
telah melakukan pembiasaan mendeskripsikan tokoh cerita pada kegiatan
renungan pagi yang ditulis dengan menggunakna huruf tegak bersambung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Kegiatan tersebut dilakukan dua kali seminggu. Kegiatan makin
disempurnakan oleh program Gerakan Literasi Sekolah yang dicanangkan
pemerintah dalam kurikulum 2013.
Kompetisi menulis dengan menggunakan huruf tegak bersambung
menjadi acara tahunan di SD Kanisius Sorowajan. Pada peringatan hari besar
nasional dan perayaan tanggal-tanggal penting dalam Agama Katolik, sekolah
tersebut mengadakan lomba menulis deskripsi tokoh dengan menggunakan
tulisan tegak bersambung. Pembiasaan disertai dengan kompetisi, dan
apresiasi pada pemenang merupakan upaya sekolah dalam membudayakan
menulis dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
Sekolah telah mengupayakan pembiasaan menulis dengan huruf tegak
bersambung, namun masih ditemui kesalahan-kesalahan dalam bentuk dan
ukuran huruf. Pada saat peneliti melakukan observasi awal, masih banyak
ditemukan siswa yang kurang memperhatikan tinggi rendah huruf. Menulis
tegak bersambung dengan huruf awal menggunakan huruf balok juga masih
ditemui peneliti. Siswa menulis dengan menyambung tanpa spasi juga
ditemukan peneliti pada saat melakukan observasi.
Ingin cepat selesai tanpa memperhatikan kualitas dari apa yang dikerjakan
menjadi keprihatinan peneliti saat melakukan observasi. Hal tersebut terlihat
dari sikap siswa pada saat mengerjakan soal. Siswa tersebut mengerjakan
dengan cepat dan segera menyerahkannya pada guru untuk dinilai. Guru
mengingatkan siswa untuk meneliti ulang jawabannya dan menjawab dengan
kalimat lengkap. Siswa pun mengambil kembali lembar jawabannya, namun ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tidak memeriksa kembali lembar tersebut. Menurut pendapat guru,
kebanyakan siswa dewasa ini kurang menghargai proses dan cenderung
berperilaku instan.
Peneliti melakukan pengamatan terhadap cara guru mengajarkan menulis
tegak bersambung. Guru mencontohkan menulis tegak bersambung pada
kolom bergaris enam di papan tulis. Hasil yang didapatkan peneliti, yaitu guru
menulis nama dengan huruf tegak bersambung, namun huruf kapital pada
awal namanya menggunakan huruf lepas. Dari observasi tersebut, peneliti
termotivasi untuk menyusun buku pedoman menulis tegak bersambung bukan
hanya untuk siswa melainkan guru.
Peneliti diberikan kesempatan untuk melakukan pengembangan materi
menulis tegak bersambung dengan menggunakan metode drill sebagai sarana
pendidikan karakter di kelas bawah. Hal tersebut karena pada silabus
kurikulum 2013 menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak
bersambung mulai diajarkan di sejak kelas I. Kompetensi dasar yang diajarkan
pada jenjang tersebut adalah menulis kalimat menggunakan huruf tegak
bersambung dengan memperhatikan tanda baca dan huruf kapital. Peneliti
mengembangkan materi menulis tegak bersambung dimulai dari tahap
mengingat bentuk huruf sampai dengan menulis kalimat (dari tahapan yang
paling mudah hingga paling sulit secara rutut). Hal tersebut dimaksudkan agar
siswa percaya diri dan merasa nyaman, namun tetap diarahkan untuk
mencapai kemampuan idealnya (Vygotsky dalam Cahyono, 2010: 443)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan maka peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana proses pengembangan “Materi Menulis Tegak
Bersambung Menggunakan Metode Drill Sebagai Sarana
Pendidikan Karakter untuk Siswa Kelas Bawah SD Kanisius
Sorowajan?”
1.2.2 Bagaimana kualitas Materi “Menulis Tegak Bersambung
Menggunakan Metode Drill Sebagai Sarana Pendidikan Karakter
untuk Siswa Kelas Bawah SD Kanisius Sorowajan” menurut 10
prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005)?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan supaya penelitian tidak
menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.3.1 Materi yang dikembangkan adalah “Materi Menulis Tegak
Bersambung untuk Pendidikan Karakter” menggunakan metode
drill, pada materi menulis tegak bersambung sesuai dengan kaidah
yang berlaku.
1.3.2 Materi yang dikembangkan digunakan untuk menanamkan karakter
kerja keras (keutamaan rajin, sabar, tekun, dan teliti) pada siswa
kelas bawah SD Kanisius Sorowajan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.4 Tujuan Penelitian
Peneliti memiliki tujuan dalam pelaksanaannya. Tujuan tersebut adalah
sebagai berikut:
1.4.1 Mengetahui proses pengembangan “Materi Menulis Tegak
Bersambung untuk Pendidikan Karakter” pada materi menulis
dengan huruf tegak bersambung sesuai dengan kaidah yang berlaku
sebagai sarana alternatif penanaman karakter kerja keras untuk
siswa kelas bawah SD Kanisius Sorowajan.
1.4.2 Mengetahui kualitas “Materi Menulis Tegak Bersambung untuk
Pendidikan Karakter” pada materi menulis dengan huruf tegak
bersambung sebagai sarana alternatif penanaman karakter kerja
keras untuk siswa kelas bawah SD Kanisius Sorowajan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk berbagai pihak. Pihak-
pihak tersebut antara lain adalah:
1.5.1 Bagi peneliti
Penelitian yang dilaksanakan memiliki manfaat menambah pengalaman
dalam mengembangkan materi menulis tegak bersambung yang dapat
digunakan sebagai alternatif implementasi pendidikan karakter dengan
aktivitas pembiasaan yang sudah berjalan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1.5.2 Bagi guru
Guru mendapatkan sumber belajar berupa materi menulis tegak
bersambung yang dapat digunakan untuk penanaman karakter kerja keras
(keutamaan rajin, sabar, tekun, dan teliti).
1.5.3 Bagi siswa
Siswa memperoleh sumber belajar berupa materi menulis tegak
bersambung sesuai dengan kaidah yang berlaku, yang dapat memupuk
karakter kerja keras pada diri siswa.
1.5.4 Bagi sekolah
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan memberikan alternatif pada
sekolah untuk melakukan pengembangan kurikulum dengan menjadikan
kegiatan pelatihan menulis tegak bersambung sebagai salah satu kegiatan
pengayaan. Penelitian tersebut juga dapat memberikan alternatif cara
dalam menanamkan karakter pada siswa melalui kegiatan pelatihan
menulis.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Pengembangan materi adalah kegiatan menyusun bahan ajar yang
bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami suatu
materi tertentu.
1.6.2 Menulis tegak bersambung adalah kegiatan membentuk huruf yang
saling berkait satu sama lain mementuk sebuah kata diatas bidang
datar dengan menggunakan alat tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.6.3 Metode drill adalah cara yang digunakan dalam melatihkan
keterampilan tertentu secara berulang-ulang dan terus-menerus.
1.6.4 Pendidikan Karakter adalah upaya yang dilakukan untuk
membentuk manusia berbudi pekerti luhur, yakni manusia yang
memiliki pengetahuan moral; perasaan moral; dan tindakan moral
yang baik
1.7 Spesifikkasi materi yang dikembangkan
1.7.1 Materi yang dikembangkan berupa buku guru dan buku siswa yang
berjudul “Menulis Tegak Bersambung untuk Pendidikan Karakter”
1.7.2 Materi dikembangkan berdasarkan prinsip pengembangan materi
menurut tomlinson
1.7.3 Materi dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan metode drill
1.7.4 Materi berisi buku panduan, perangkat pembelajaran pelatihan
menulis tegak bersambung untuk guru dan lembar kerja siswa yang
disertai dengan gambar klasifikasi huruf, Ilustrasi yang sesuai,
langkah-langkah menulis tegak bersambung sesuai dengan kaidah
yang berlaku, dan lembar bergaris enam untuk mempermudah
siswa dalam berlatih menulis tegak bersambung.
1.7.5 Materi menulis tegak bersambung dengan menggunakan metode
drill disusun untuk penanaman karakter rajin, sabar, tekun, dan
teliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R & D)
Terdapat beberapa jenis metode penelitian yang berkembang dalam
dunia ilmu pengetahuan. Metode tersebut adalah kualitatif, kuantitatif, dan
gabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Masing-masing metode
memiliki kekhasan dalam tinjauannya.
Metode penelitian kuantitatif merujuk pada analisis variabel-
variabel di dalamnya, sehingga didapatkan hubungan antara variable-
variabel tersebut dalam sebuah data berupa angka. Variabel-variabel
tersebut dianalisis dan dibandingkan dengan suatu teori objektif yang
berlaku (pada umumnya menggunakan statistik). Sedangkan metode
kualitatif yang dianalisis bukanlah variabel-variabel melainkan prinsip-
prinsip mendasar dalam sebuah gejala yang timbul, kemudian
dibandingkan dengan prinsip-prinsip dasar dari sebuah teori yang berlaku
(Haryati, 2012: 12).
Metode gabungan adalah metode yang mencakup koleksi, analisis,
dan integrasi data kualitatif dengan data kuantitatif dalam kajian tunggal
atau bertahap (Hanson dalam Sarwono, 2011: 1). Salah satu jenis metode
gabungan adalah Research and Develoment (R & D) (Cresswell, 2014).
Metode tersebut dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Penelitian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pengembangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
gabungan, yaitu metode penelitian dan pengembangan.
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian
yang digunakan untuk merancang, memperbaiki/ mengembangkan produk
yang telah ada, atau menemukan produk baru, kemudian menguji
keefektifan produk tersebut (Sukmadinata: 2011, Sanjaya: 2011, Putra:
2015). Produk yang dikembangkan dapat berupa buku, modul, perangkat
komputer, metode, model, teknik, kurikulum, dan sebagainya. Dengan
adanya penelitian dan pengembangan, diharapkan produk yang ada
menjadi lebih efektif dan efisien untuk digunakan.
Terdapat berbagai macam jenis metode penelitian dan
pengembangan menurut para ahli. Beberapa diantaranya adalah Borg &
Gall (1983) dan Dick and Carey (2003). Peneliti akan melakukan
penelitian dan pengembangan materi pembelajaran. Terdapat seorang ahli
penelitian dan pengembangan yang memfokuskan pada proses
pengembangan materi pembelajaran. Ahli tersebut adalah Tomlinson.
Tomlinson merupakan ahli penelitian dan pengembangan, khususnya
dalam bidang bahasa.
Berikut merupakan langkah-langkah pengembangan materi
menurut ahli penelitian dan pengembangan bahasa (Tomlinson dalam
Harsono, 2015). Langkah pertama dalam metode penelitian ini adalah
analisis kebutuhan siswa. Materi yang disusun harus memperhatikan
kebutuhan siswa, agar materi tersebut dapat mambawa dampak bagi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Langkah kedua adalah mendesain materi. desain materi disesuaikan
dengan hasil analisis kebutuhan siswa, silabus, dan prinsip pengembangan
materi.
Langkah ketiga dalam tahap pengembangan materi menurut
Tomlinson adalah implementasi materi. Setelah materi disusun maka
haruslah diimplementasikan pada suasana pembelajaran sesungguhnya.
Selanjutnya hasil implementasi dapat digunakan utuk menganalisis
kelemahan dan kelebihan materi. Proses tersebut merupakan proses
evaluasi. Evaluasi merupakan tahapan ketiga dalam tahapan
pengembangan materi menurut Tomlinson. Langkah yang terakhir adalah
revisi materi. Dalam tahapan ini peneliti berusaha melakukan perbaikan
dari kelemahan-kelemahan materi yang disusun. Perbaikan tersebut
diharapkan mampu membuat materi yang disusun menjadi semakin
berkualitas.
2.1.2 Pengembangan Materi
Tomlinson (2005) menyampaikan bahwa yang disebut dengan
materi pembelajaran, yaitu bahan apa pun yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Materi tersebut dapat berupa CD, DVD, video, internet,
Lembar Kerja Siswa, buku teks, handout, atau kaset. Pengembangan
materi adalah segala proses yang dilakukan dalam mengembangkan bahan
apa pun yang berguna dalam proses pembelajaran. Pengembangan materi
setidaknya memnuhi 10 prinsip pengembangan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berikut ini merupakan sepuluh prinsip pengembangan materi
menurut Tomlinson (2005: 1-24). Prinsp pertama, yaitu materi haruslah
memiliki manfaat bagi siswa. Hal tersebut memiliki maksud, bahwa materi
memberikan informasi baru dan berguna dalam proses pembelajaran.
Prinsip kedua adalah materi hendaknya dapat menimbulkan
perasaan nyaman dan bahagia. Materi dikatakan sebagai bahan
pembelajaran yang membuat siswa nyaman apabila memenuhi kriteria
berikut ini: (1) berisi teks dan ilustrasi; (2) bahasa yang digunakan mudah
dipahami oleh siswa; (3) berisikan contoh dan petunjuk. Oleh karena itu
peneliti dalam mengembangkan materi berusaha untuk memenuhi ketiga
unsur tersebut.
Prinsip yang ketiga, yaitu materi dapat menumbuhkan rasa percaya
diri pada siswa. siswa akan percaya diri apabila materi disajikan tidak
rumit. Materi yang disajikan hendaknya juga tidak terlalu mudah, agar
kemampuan siswa juga dapat berkembang. Oleh karena itu peneliti
berusaha untuk menyusun materi secara runtut (dari yang paling mudah,
hingga yang paling sulit). Tingkat kesulitan dalam kegiatan yang disusun
disesuaikan dengan kemampuan siswa. Peneliti menggunakan teori
scaffolding dalam konstruktivisme Vygotsky (level kesulitan satu tingkat
diatas kemampuan siswa).
Prinsip yang keempat, yaitu materi hendaknya relevan dan
bermanfaat bagi siswa. Yang dimaksud dengan materi yang relevan, yaitu
materi memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Materi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
hendaknya memperhatikan latar belakang kognitif, afektif, psikomotorik,
dan ekonomi siswa.
Prinsip yang kelima, yaitu materi dapat membuat siswa merasa
tertarik untuk belajar. Siswa dikatakan tertarik, apabila mereka memiliki
keinginan mempelajari materi dengan keinginan mereka sendiri. Siswa
mempelajari materi tanpa paksaan dari orang lain.
Prinsip keenam, yaitu materi hendaknya dapat memberikan
penjelasan kegiatan, sehingga siswa dapat dengan mudah memahaminya.
Materi hendaknya disertai dengan petunjuk cara melakukan suatu
aktivitas. Petunjuk tersebut hendakya dituliskan dengan bahasa yang
singkat, jelas, dan sesuai dengan usia siswa.
Prinsip ketujuh, yaitu materi harus memperhatikan perbedaan gaya
belajar pada masing-masing siswa. Berkaitan dengan hal tersebut,
hendaknya materi mengakomodasi kegiatan dengan aktivitas yang
mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi
hendaknya juga dapat mengakomodasi aktivitas panca indera siswa.
Prisip kedelapan, yaitu materi yang disusun hendaknya
memperhatikan perbedaan kemampuan sikap (afektif) pada siswa.
berkaitan dengan hal tersebut, hendaknya materi mengakomodasi berbagai
macam bentuk kegiatan. Bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan
individu atau kegiatan berkelompok.
Prinsip kesembilan, yaitu materi hendaknya dapat menstimulasi
otak kanan dan otak kiri. Otak kanan adalah lobus yang mengatur tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
hal hal yang bersifat non verbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran
berkenaan dengan perasaan (intuisi), keadaan spasial, pengenalan bentuk
dan pola, music, seni, kepekaan warna, kreativitas dalam visualisasi ide
dan sebagainya (Munawaroh dan Haryanto, 2005: 118) Otak kiri adalah
bagian otak yang berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, sekuensial,
linier, dan saintifik, seperti untuk belajar membaca, berbahasa, berhitung,
dan logika (Rolina, 2010). Apabila kedua belahan otak tersebut bekerja
secara seimbang, maka intelektual, emosi, dan estetika pada siswa pun
menjadi seimbang.
Prinsip kesepuluh, yaitu materi hendaknya menimbulkan respon
positif dari siswa. Hal tersebut memiliki makna bahwa materi hendaknya
mendorong siswa untuk memberikan feedback yang baik terhadap
informasi yang sudah dipaparkan/ kegiatan yang sudah dilaksanakan.
2.1.3 Menulis Tegak Bersambung
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa (Tarigan,
1986: 2). Menurut Tarigan (2008: 3) keterampilan menulis adalah salah
satu keterampilan yang produktif dan ekspresif yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dan secara tidak tatap muka dengan
pihak lain. Sedangkan menurut Abbas (2006: 125), keterampilan menulis
adalah kemampuan mengungkapkan gagasan atau pendapat, dan perasaan
kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Berdasarkan uraian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
keterampilan berbahasa yang digunakan dalam penyampaian gagasan,
perasaan, atau pendapat secara tidak langsung.
Melakukan penyampaian gagasan secara tidak langsung dapat
dilakukan dengan tulisan. Sebelum mampu menyampaikan gagasan dalam
bentuk tulisan, maka haruslah memiliki kemampuan dalam mengenal
sistem bahasa tulis. Bahasa tulis dilambangkan dengan simbol-simbol
tertulis. Huruf merupakan simbol dari suatu sistem tulisan (Bright &
Daniels, 1996). Hal tersebut sama dengan pengertian menulis menurut
Badudu (dalam Dhieni, 2008). Menulis merupakan proses membentuk
huruf, kata, atau kalimat pada bidang datar seperti kertas, kain, dan
sebagainya, dengan menggunakan alat tulis.
Kemampuan membentuk huruf pada bidang datar dengan
menggunakan alat tulis dipelajari pada pembelajaran menulis permulaan.
sedangkan menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan dipelajarai dalam
pembelajaran menulis lajut. Akhadiah (1993: 82-90) membagi
pembelajaram menulis menjadi dua kategori. Pembelajaran tersebut
dilakukan pada sekolah dasar. Kategori pertama, yaitu menulis permulaan.
Pembelajaran menulis permulaan meliputi persiapan menulis dengan
berlatih memegang pensil, menggores garis pada kertas, menulis huruf,
menulis kata, dan merangkai kata menjadi kalimat sederhana. Kategori
kedua, yaitu pengembangan paragraf, menulis surat, menulis laporan,
pengembangan berbagai macam karangan, menulis puisi dan naskah
drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pembelajaran menulis pada sekolah dasar dipelajari pada mata
pelajaran bahasa Indonesia, atau pada kurikulum 2013 dipelajari dalam
tema dengan konten pelajaran bahasa Indonesia. Pada pembelajaran
menulis di sekolah dasar siswa dikenalkan dengan salah satu bentuk huruf,
yakni huruf tegak bersambung. Siswa diajarkan untuk menulis dengan
menggunakan huruf tersebut. Menurut Usmawati (2010: 3) menulis tegak
bersambung adalah kegiatan membentuk tulisan yang saling bersambung.
Secara lebih lengkap (Erdogan, 2012) menyatakan, menulis tegak
bersambung adalah proses membentuk huruf yang saling berkait satu sama
lain membentuk sebuah kata, pada bidang datar dengan menggunakan alat
tulis.
Huruf tegak bersambung merupakan salah satu jenis tulisan yang
unik. Dalam dunia internasional, menulis tegak bersambung dikenal
dengan cursive writing. Di Indonesia tulisan tersebut mengalami
perkembangan. Dahulu tulisan tersebut berbentuk miring dan bersambung,
namun pada tahun 1983 pemerintah mengeluarkan aturan tentang bentuk
tulisan yang baku. Berikut ini merupakan bentuk tulisan tangan yang baku
berdasarkan keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 094/C/Kep/I.83 tanggal 7
Juni 1983 dan Penegasan Ukuran Tulisan Tangan No. 052/C2/U. 88. 27
Juni 1988.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2.1 Bentuk Tulisan Tangan yang Baku
Menulis tegak bersambung dengan bentuknya yang unik, memiliki
banyak manfaat. Berikut merupakan manfaat menulis tegak bersambung.
Menurut Mulyono (1993: 3) manfaat yang didapat dari menulis tegak
bersambung, yaitu anak akan dimudahkan dalam memahami kata-kata
sebagai salah satu kesatuan, menulis tegak bersambung tidak
memungkinkan menulis terbalik, dan tulisan ini memungkinkan siswa
untuk menulis lebih cepat karena proses menulis yang tidak terputus.
Sedangkan menurut Nelson & Trafford (2003: 22) menulis tegak
bersambung memungkinkan anak untuk menulis dengan lebih ringan dan
tidak mudah lelah karena hanya menggunakan 4 dari 6 syaraf motor yang
digunakan pada saat menulis. Menurut Siswanto (1995) menulis tegak
bersambung membuat tulisan siswa tidak miring ke kanan dan ke kiri.
Menurut Erdogan (2012) menulis tegak bersambung dapat melatih fokus,
konsentrasi, dan motorik anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Menulis merupakan keterampilan yang diajarkan secara bertahap.
Berikut ini merupakan tahapan pembelajaran menulis tegak bersambung
menurut McGraw-Hill (2003). Tahapan pertama adalah berlatih membuat
garis lurus dan lengkung. Tahapan kedua adalah memperkenalkan bentuk
huruf. Tahapan ketiga mengenal garis penyambung antar huruf. Tahapan
keempat adalah mengingat bentuk huruf berdasarkan kelompoknya.
Tahapan kelima adalah menulis kata. Tahapan keenam adalah menulis
kalimat.
Peneliti menyusun materi dengan yang memungkinkan siswa untuk
melakukan proses drilling atau pengulangan pada saat menuliskan huruf.
Hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki bentuk dan kejelasan tulisan
tegak bersambung pada siswa. Karena pada analisi kebutuhan siswa
kebanyakn siswa lupa terhadap beberapa bentuk tulisan tegak bersambung,
maka peneliti membuat materi mengingat bentuk huruf.
Peneliti membuat materi mengenai mengingat bentuk huruf sesuai
dengan kelompoknya. Peneliti menyusun materi drilling dengan
pengelompokkan huruf. Huruf-huruf dikelompokan menjadi huruf
berjambul penuh, huruf berjambul setengah, huruf berekor penuh, huruf
berekor setengah, huruf yang tidak memiliki jambul dan ekor, dan huruf
berjambul dan berekor penuh (widyastuti, 2017). Pengelompokkan
tersebut bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mengingat bentuk
huruf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dalam menulis tegak bersambung di Indonesia terdapat istilah
yang disebut dengan tebal dan tipis. Garis ke atas dibuat tipis dengan
mengurangi tekanan pada alat tulis. garis ke bawah dibuat tebal dengan
memberikan tekanan yang lebih pada alat tulis. Maka peneliti juga
menyusun materi yang mengakomodasi siswa untuk belajar membuat
huruf yang tebal dan tipis. Materi mengenai garis tebal dan tipis diajarkan
setelah siswa belajar mengenai garis lurus dan garis lengkung.
Menulis tegak bersambung memerlukan media khusus dalam
pelatihannya. Media tersebut adalah buku halus. Terdapat dua jenis buku
halus yang berlaku di Indonesia, yaitu buku halus bergaris enam dan buku
halus bergaris empat. Garis-garis dalam kotak tersebut dapat membantu
siswa dalam membentuk tinggi rendah huruf sesuai dengan kaidah yang
berlaku. Kelebihan dari menulis tegak bersambung dengan menggunakan
buku halus, yaitu mempermudah siswa dalam menyamakan huruf dalam
menulis; membantu siswa dalam membuat tulisan tegak (tidak miring ke
kanan dan ke kiri) (Siswanto, 1995).
Menulis tegak bersambung diajarkan pada jenjang sekolah dasar.
pada sekolah dasar, menulis tegak bersambung dipelajari pada kelas 1-3.
Pada salah satu tingkatan kelas (kelas bawah) terdapat kompetensi dasar
menulis kalimat sederhana dengan memperhatikan huruf kapital dan tanda
baca dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Materi tersebut
diajarkan pada tema 6 semester 2 (Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menulis permulaan seperti menulis tegak bersambung diajarkan
pada jenjang sekolah dasar. Siswa pada jenjang sekolah dasar memiliki
karakteristik yang unik. Salah satu faktor yang mempengaruhi uniknya
karakteristik siswa sekolah dasar adalah tahapan perkembangan yang
sedang dilaluinya. Pembelajaran pun harus sesuai dengan tahapan
perkembangan siswa (Tomlinson, 2005). Perkembangan merupakan proses
yang terjadi dalam kehidupan seseorang, berkaitan dengan pemenuhan
tugas untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Robert 2011: 40).
Tahapan perkembangan dapat ditinjau dari sisi fisik, kognitif,
sosioemosional, dan bahasa.
Jean Piaget mengatakan bahwa perkembangan kognitif anak
mendahului perkembangan bahasanya (Budiasih 1997:7). Istilah cognitive
berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui.
Dalam arti yang luas cognitive (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan
penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah
kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah
psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang
berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi,
pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.
Ranah kejiwaaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan
dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan
ranah rasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif adalah
proses yang terjadi dalam diri seseorang terkait dengan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
berpikir dan pengetahuan. Terdapat empat tahapan perkembangan anak
menurut Jean Piaget (dalam Desmita, 2009). Tahapan pertama dikenal
dengan tahapan sensori motor. Anak dalam tahapan ini belajar melalui
kesan indera. Menyentuh dan merasakan benda-benda yang ada di
sekitarnya adalah cara anak untuk mengenali lingkungannya. Tahapan ke-
2 disebut dengan tahapan praoperasional konkret. Anak pada tahapan ini
memiliki daya imajinasi yang sangat tinggi, dan sering kali tidak dapat
membedakan fantasi dan fakta. Tahapan perkembangan ke-3 disebut
dengan tahapan operasional konkret. Pada tahapan ini anak mulai dapat
membedakan fakta dan fantasi. Mereka belajar melalui pengalaman
konkret. Tahapan terakhir menurut Jean Piaget adalah tahapan operasional
formal. Pada tahapan ini seseorang telah mampu berpikir secara abstrak.
Berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut Piaget, anak
pada usia sekolah dasar (7-11 tahun) masuk pada tahapan perkembangan
operasional konkrit. Siswa berpikir dari hal yang paling konkret menuju
proses abstraksi. Dalam pembelajarannya siswa memerlukan benda-benda
konkrit untuk membantu pemahamannya (Salkind, 2004). Pada usia ini
siswa juga mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan bentuknya.
Berkaitan dengan teori perkembangan kognitif Piaget, peneliti
menggunakan gambar-gambar dalam membantu siswa mengingat bentuk
huruf. Peneliti mengasosiasikan bentu huruf dengan gambar hewan (sesuai
dengan tema yang sedang dipelajari siswa, yaitu Merawat Hewan dan
Tumbuhan). Peneliti juga melakukan klasifikasi bentuk huruf untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
memudahkan anak dalam mengingat. Peneliti melakukan klasifikasi
berdasarkan bentuk jambul dan ekor hewan.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Berikut ini
merupakan tahapan perkembangan anak dalam menulis. Menurut Temple
(dalam Zuhdi, 1999: 77), perkembangan tulisan anak dapat dibagi menjadi
4 tahap. Tahapan pertama dikenal dengan tahapan prafonemik. Pada
tahapan ini anak sudah mengenal huruf, namun belum mengetahui bahwa
huruf merupakan unsur pembentuk kata. Tahap selanjutnya adalah tahap
fonemik awal. Pada proses ini anak sudah memahami bahwa huruf
merupakan unsur penyusun kata, namun anak belum mampu
mengaplikasikannya. Tahapan selanjutnya dikenal dengan tahap tata nama
huruf. Pada tahapan ini anak sudah memiliki pemahaman fonetik dan
memiliki kemampuan untuk mengaplikasikannya. Tahapan terakhir pada
proses perkembangan tulisan anak dapat disebut dengan tahap transisi.
Pada tahapan ini pemahaman mengenai tulisan semakin sempurna. Anak
telah memahami ejaan dan tanda baca dalam tulisan.
Siswa salah satu tingkatan di kelas bawah, pada jenjang sekolah
dasar sudah memahami bentuk huruf, ejaan, kata, kalimat dan tanda baca.
Berdasarkan teori mengenai perkembangan tulisan pada anak, pada usia
tersebut siswa sudah masuk dalam tahap transisi. Oleh karena itu,
pembelajaran yang memaksimalkan kemampuan siswa dalam menulis
dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca diperlukan oleh anak pada
usia tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tahapan perkembangan sosial-emosional siswa juga perlu
diperhatikan guru dalam menyusun rancana pembelajaran yang sesuai.
Berdasarkan usia Erick Erickson dalam (Salkind, 2009: 193)
perkembangan sosial-emosional dapat dibagi menjadi 8 tahapan
perkembangan. Tahapan perkembangan tersebut adalah oral sensori (0-1
tahun), muskular-anal (2-3 tahun), lokomotor-genital (4-5 tahun), latensi
(6-11 tahun), pubertas dan remaja (12-18 tahun), Awal dewasa, masa
dewasa, dan masa kematangan. Dalam setiap tahapan usia memiliki tugas
perkembangan karakteristik khas.
Subjek penelitian dari penelitian dan penegembangan materi
Menulis Tegak Bersambung untuk Pendidikan Karakter adalah siswa
sekolah dasar kelas bawah. Berdasarkan pembagian usia menurut Erick
Erickson, siswa sekolah dasar kelas bawah (6-9 tahun) masuk dalam
tahapan latensi. Tugas perkembanagn dari tahapan ini adalah munculnya
rasa mantap. Dalam hal ini anak memerlukan kondisi sosial dengan
dorongan, bimbingan, pelatihan yang memadahi, pendidikan yang bagus
dan pemodelan yang baik. (Salkind, 2009). Oleh karena itu, peneliti
mengembangkan materi menulis tegak bersambung dengan menggunakan
metode drill. Metode drill memungkinkan siswa untuk mendapatkan
kesempatan latihan dan bimbingan guru secara langsung dalam proses
latihan (Hamdayama, 2016). Hal tersebut akan memberikan rasa mantap
dan percaya diri pada siswa dalam menguasai keterampilan menulis tegak
bersambung yang diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Peneliti mengembangkan materi “Menulis Tegak Besambung
untuk Pendidikan Karakter” sesuai dengan prinsip pengembangan materi
menurut Tomlinson. Salah satu prinsip pengembangan materi menurut
Tomlinson adalah “materi hendaknya dapat menimbulkan rasa percaya
diri bagi siswa” (Tomlinson, 2005). Siswa merasa percaya diri apabila
materi tidak terlalu sulit namun juga memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan mereka. Hal tersebut sesuai dengan teori
scaffolding yang di paparkan dalam konstruktivisme Vygotsky.
Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan dari guru
kepada siswa selama tahap-tahap awal dalam proses pembelajaran,
kemudian secara bertahap dikurangi sedikit demi sedikit, dan membiarkan
siswa mengambil alih tanggung jawab secara penuh saat siswa mampu
melakukan tugasnya (Vygotsky dalam Cahyono, 2010: 443). Bantuan
dapat berupa dorongan, peringatan, menguraikan masalah dalam langkah-
langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang
memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Dalam konstruktivisme
Vygotsky terdapat istilah Zone of Proximal Develompment atau dikenal
dengan ZPD. ZPD adalah tempat pengetahuan seseorang, antara
pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan potensialnya
(Cahyono, 2010: 446). Manfaat dari scaffolding sendiri adalah membantu
siswa dalam masa peralihan dari pengetahuan saat ini, sehiingga sampai
pada pengetahuan potensialnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Berdasarkan paparan mengenai scaffolding, maka peneliti
menyusun materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan satu level leih
tinggi dari kemampuan yang sudah dimiliki siswa. Hal tersebut akan
membuat siswa merasa percaya diri, tetap mendapat tantangan baru, dan
mengembangkan kemampuan siswa. Partisipan adalah siswa pada salah
satu tingkatan kelas bawah. Mereka telah mendapatkan dasar-dasar bentuk
tulisan tegak bersambung. Kemudian peneliti membuat materi menulis
tegak bersambung menggunakan garis tebal-tipis. Apabila pada kelas
sebelumnya hanya menyalin frasa, maka pada kelas ini pengetahuan
potensial anak mengenai menulis tegak bersambung adalah menulis
kalimat (sesuai dengan yang tertera dalam kompetesi dasar menulis tegak
bersambung kurikulum 2013).
Peneliti juga menyusun materi secara runtut dan sistematis (dari
yang paling mudah hingga yang paling sulit). Pada tahap pertama peneliti
menyusun materi disertai dengan contoh. Pada tahapan selanjutnya
terdapat pengulangan materi yang membantu siswa menguasai
keterampilan yang dilatihkan. Pada tahap akhir siswa menulis secara
mandiri tanpa diberikan contoh dan bantuan-bantuan lain.
2.1.4 Metode Drill dalam Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung
Sebelum mendefinisikan metode drill, maka terlebih dahulu
didefinisikan kata metode dan pembelajaran. Kata metode berasal dari
bahasa Yunani methodos yang memiliki arti jalan (cara). Metode adalah
perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
secara teratur dan menggunakan pendekatan tertentu (Sudjana, 2005).
Sedangkan Sangidu (2014: 14) menyatakan, bahwa metode adalah cara
kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesiai kata metode memiliki arti suatu cara teratur yang digunakan
untuk melakukan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa
metode adalah cara yang disusun secara sistematis untuk melaksanakan
kegiatan guna tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
Pembelajaran adalah proses yang dirancang untuk menciptakan
terjadinya proses belajar pada individu (Pribadi, 2009). Sedangkan
menurut Warsita (2008: 5), pembelajaran adalah kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik. Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefinisikan kata pembelajaran sebagai proses, cara atau perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Berdasarkan definisi-
definisi tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran adalah
proses yang direncanakan untuk membuat individu belajar.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada peserta didik (Hamdayama, 2016: 94).
Terdapat berbagaimacam metode yang dapat digunakan dalam pebelajaran
di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus memilih
metode yang tepat. Metode yang akan digunakan haruslah disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai, keadaan siswa, bahan pengajaran, situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
belajar mengajar, fasilitas yang tersedia, dan kemampuan guru
(Hamdayama, 2016).
Salah satu pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran
adalah tujuan yang ingin dicapai. Apabila menginginkan siswa memiliki
keterampilan proses, kemandirian, dan berpikir kritis, maka metode yang
sesuai dapat digunakan adalah metode inquiry (Roestiyah, 2001: 76).
Apabila menginginkan siswa memiliki kemampuan sosial dan komunikasi,
maka metode diskusi akan sangat sesuai untuk digunakan (Hamdayama,
2012: 102). Apabila menginginkan siswa memiliki penguasaan
keterampilan tertentu, maka metode drill sangat cocok digunakan.
Terdapat berbagai macam metode untuk masing-masing tujuan. Dalam
penelitian ini peneliti akan mengembangkan materi yang mengupayakan
siswa untuk menguasai keterampilan menulis tegak bersambung, maka
metode yang tepat adalah drill.
Metode drill dsebut juga dengan metode latihan (training), yaitu
cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, serta
sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Metode
ini juga digunakan dalam memperoleh ketangkasan, ketepatan,
kesempatan, dan keterampilan (Hamdayama, 2016). Sedangkan Roestiyah
(2001: 125) mengartikan metode drill sebagai suatu cara mengajar dimana
siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggidari apa yang dipelajari.
Metode drill juga diartikan sebagai kegiatan melakukan hal yang sama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
berulang-ulang, dan secara sungguh-sungguh untuk menyempurnakan
suatu keterampilan supaya menjadi permanen (Sudjana, 2011: 86).
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan metode drill adalah
suatu cara mengajarkan keterampilan, kecakapan, atau kebiasaan tertentu
dengan cara berulang-ulang dan sungguh-sungguh sampai siswa memiliki
kemampuan tertentu.
Melatihkan keterampilan menulis tegak bersambung pada siswa
memerlukan metode latihan dengan pengulangan. Dalam metode drill
terdapat berbagai tipe pengulangan dengan ciri khas masing-masing. Stone
dan Brouder dalam Khodamoradi dan Khaki (2012: 267) membedakan
drill menjadi tiga tipe, yaitu mechanical drill, meaningful drill, dan
comunication drill. Peneliti menyusun kegiatan latihan pada materi
menulis tegak bersambung dengan menggunakan kombinasi dua tipe,
yakni mechanical drill dan meaningful drill.
Mechanical drill yaitu pengulangan dengan mengkondisikan
respon secara lengkap, dimana hanya terdapat satu cara merespon yang
dianggap benar (Paulston, 1970: 4). Respon yang dianggap benar yaitu
perilaku yang sesuai dengan pengkondisian respon. Dalam aktivitas
menulis tegak bersambung yang disusun peneliti, proses menyalin huruf
yang sama secara beruang-ulang pada satu kolom tertentu masuk dalam
proses mechanical drill. Pada proses menyalin hanya ada satu respon yang
diharapkan (dianggap benar), yaitu bentuk dan ukuran huruf yang sama
dengan contoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Serupa dengan mechanical drill, meaningful drill juga
mengakomodasi aktivitas pengkondisian respon (Paulston, 1970: 4).
Perbedaanya yaitu pada akomodasi berbagai cara dalam merespon.
Aktivitas drilling dilakukan bukan hanya mengikuti sesuatu yang sama
persis secara berulang-ulang, tetapi juga mengintegrasikan dengan
pemahaman siswa atau pemaknaan terhadap konteks yang disajikan.
Siswa berlatih menulis tegak bersambung secara berulang-ulang, tetapi
bukan mengulang hal yang sama persis. Dalam materi yang disusun
peneliti, proses pelatihan penulisan kata dan kalimat menggunakan repetisi
yang lebih kontekstual. Respon siswa disesuaikan dengan gambar yang
tertera pada soal dan konteks pemahaman siswa terhadap gambar tersebut.
Jawaban berupa kalimat dapat beragam, sesuai dengan interpretasi siswa
terhadap gambar yang disajikan.
Cara mengajar keterampilan dan kecakapan tertentu secara
berulang-ulang dan sungguh-sungguh disebut dengan metode drill. Berikut
merupakan tahapan atau langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan metode drill. Langkah pertama, adalah menjelaskan tujuan
pelatihan. Kedua, tentukan dengan jelas kebiasaan atau keterampilan yang
akan dilatihkan. Tujuannya agar siswa benar-benar mengerti apa yang
harus dikerjakan dalam latihan. Ketiga, berikan waktu pada siswa untuk
menyelesaikan tugasnya. Keempat, memeriksa pekerjaan siswa sekaligus
menemukan kesalahan umum. Kelima, memberikan koreksi terhadap
kesalahan-kesalahan tersebut. Ketujuh, berikan kesempatan pada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
untuk berlatih sendiri untuk memaksimalkan proses drill (Shipley &
Hilderbrand: 1998, Surakhmad: 1994).
Metode pembelajaran yang menitik beratkan pada pengulangan
dengan tahapan tertentu, memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari
pembelajaran dengan menggunakan metode ini, menurut Hamdayama
(2016: 104) yaitu dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis,
melafalkan huruf, dan menggunakan alat; dapat untuk memperoleh
kecakapan mental seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, dan
pembegian serta simbol-simbol; dapat membentuk kebiasaan dan
menambah ketepatan, serta kecepatan pelaksanaan.
Kelebihan metode drill menurut Surakhmad (1994: 92) adalah
mengokohkan daya ingat murid karena seluruh pikiran perasaan, kemauan,
dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan. Siswa juga dapat
menggunakan daya pikirannya dengan baik, siswa menjadi lebih teliti.
danya pengawasan, bimbingan, dan koreksi yang segera dan langsung dari
guru. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk segera mengetahui
kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan bimbingan guru.
Setiap cara dalam mengajar pasti memiliki tujuan tersendiri.
Berikut ini merupakan tujuan dari penggunaan metode drill dalam
pelatihan menulis tegak bersambung. Metode tersebut bertujuan untuk
melatih keterampilan motoris dan gerak, seperti menulis, mempergunakan
alat, mebuat suatu benda, dan melakukan gerakan dalam olah raga
(Roestiyah, 2001: 125). Pembelajaran dengan menggunakan metode drill
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
juga memiliki tujuan untuk memperoleh suatu ketangkasan tentang sesuatu
yang dipelajari siswa, dengan mempraktikkan apa yang dipelajari
(Pasaribu, 1986: 112).
Mengaplikasikan sebuah metode dalam pembelajaran memerlukan
suatu teknik. Teknik adalah media atau cara yang bersifat implementatif
(Uno, 2011). Terdapat berbagai macam teknik dalam metode drill.
Menurut Mujib (1993: 226-228), teknik-teknik yang dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran dengan metode drill, yaitu teknik
kerja kelompok, teknik modul belajar, dan teknik belajar mandiri. Pada
teknik kerja kelompok, guru mengajarkan sekelompok siswa untuk
bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan dengan cara mengerjakan
tugas. Teknik modul belajar adalah cara yang digunakan guru dalam
mengajarkan keterampilan tertentu berdasarkan paket-paket belajar sesuai
tahapan kemampuan siswa. Sedangkan pada teknik mandiri dilakukan
dengan cara meminta siswa untuk belajar sendiri, namun tetap dalam
pengawasan atau bimbingan guru.
Memilih cara dalam pembelajaran diperlukan analisis. Terdapat 6
hal yang perlu diperhatikan dalam memilih teknik pembelajaran
(Hamdayama, 2016). Peneliti merangkum dan menyederhanakan menjadi
3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu konteks materi, kemampuan siswa,
dan sumberdaya. Teknik yang paling baik adalah cara yang paling sesuai
atau memenuhi ketiga hal tersebut. Penulis akan melakukan penelitian
berkaitan dengan materi menulis tegak bersambung pada siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
bawah, maka teknik yang paling sesuai yaitu modul belajar. Peneliti
memilih teknik tersebut karena memungkinkan peneliti untuk membuat
materi dengan paket-paket (tahapan-tahapan belajar) yang sesuai dengan
kemampuan siswa.
Metode yang paling baik dan kontekstual pun pasti memiliki
kekurangan. Berikut ini merupakan kelemahan metode drill menurut
Hamdayama (2016: 104). Menghambat bakat dan inisiatif anak didik,
karena anak telah dibawa pada penyesuaian, serta diarahkan jauh.
Menimbulkan penyesuaian secara statis terhadap lingkungan. Latihan
dilakukan secara berulang-ulang merupakan hal yang membosankan dan
dapat menimbulkan verbalisme.
Menurut Djamarah & Zain (1996: 108-109) metode drill dapat
menimbulkan hal-hal sebagai berikut. Latihan yang dilakukan dibawah
pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan
kebosanan. Latihan yang selalu diberikan dibawah bimbingan guru,
perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
Kekurangan atau kelemahan memotivasi banyak peneliti untuk
meminimalisir kekurangan yang ada. Beberapa ahli juga menuliskan
bagaimana cara meminimalisir kekurangan dari sebuah metode. Berikut
merupakan cara yang dapat digunakan dalam meminimalisir kekurangan
yang dapat muncul pada saat menggunakan metode drill dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pembelajaran menurut Hamdayama (2016: 104-105). Metode ini
hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti
menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb. Sebelum latihan
dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa
yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai. Latihan
untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan
pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan,
lalu penyempurnaan. Latihan tidak perlu lama, tetapi sering dilakukan.
Latihan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Latihan
hendaknya mendahulukan hal-hal essensial dan berguna.
Kelemahan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode drill
juga dapat ditanggulangi dengan langkah-langkah berikuk ini (Djamarah
& Zain, 1996: 108-109). Janganlah seorang guru menuntut dari murid
suatu respons yang sempurna. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat
merespon, hendaknya guru segera meneliti penyebabnya. Berikanlah
segera penjelasan-penjelasan, baik respon yang betul maupun yang salah.
Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan
merespon. Istilah-istilah baik berupa kata maupun kalimat yang digunakan
dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid.
2.1.5 Pendidikan Karakter
Mendefinisikan pendidikan karakter sama dengan mengartikan
dua kata, yaitu “pendidikan“ dan “karakter”. Pendidikan adalah tuntunan
di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Penddikan menuntun anak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memaksimalkan kekuatan kodratnya, sehingga anak-anak tersebut menjadi
manusia dan masyarakat yang dapat memperoleh kebahagiaan serta
keselamatan setinggi-tingginya (Ki Hadjar Dewantara, 1961). Pendidikan
adalah proses pemanusiaan manusia muda (Driyarkara, 1980). Hal tersebut
berbicara mengenai hubungan timbal-balik antara pendidik dan anak didik
dalam upaya merubah kehidupan manusia muda menuju ke taraf insani
(manusia seutuhnya-memahami diri sendiri dan mampu mengambil sikap
dan tindakannya sendiri dalam situasi tertentu).
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Berdasarkan pengertian menurut para ahli pendidikan dan UU
Nomor 20 Tahun 2013, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sadar
dan terencana, dalam upaya mengembangkan seluruh potensi yang ada
pada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya.
Berdasarkan asal katanya “karakter” atau dalam bahasa Yunani
disebut charaseim, memiliki arti mengukir atau memahat. Ukiran atau
pahatan melekat pada bidang pahatan tersebut, sehingga menjadi ciri khas
yang melekat kuat pada objek (Hidayatullah, 2010). Menurut Driyarkara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(1980: 98) karakter sama dengan budi pekerti. Budi pekerti adalah sifat
khas yang dimiliki manusia. Budi pekerti dianggap sebagai pendirian yang
tetap sebagai individu pada situasi tertentu. Kata “budi” menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia “budi” adalah watak, akal, alat batin paduan
antara pikiran dan perasaan. Kata “Pekerti” adalah tabiat atau perangai.
Dalam Oxford Dictionaries mengatakan bahwa karakter adalah kekuatan
dan keaslian yang dimiliki individu. Berdasarkan definisi-definisi tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki
individu dalam bersikap dan berperilaku saat menghadapi situasi tertentu.
Karakter tidak berkembang dengan sendirinya. Karakter
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bawaan lahir dan lingkungan
(Eliasa, 2011). Secara alamiah manusia memiliki kecenderungan untuk
berbuat baik dan tidak baik secara sekaligus. Kemampuan untuk
meminimalisir kecenderungan berbuat tidak baik dan mengorganisir
kecederungan-kecenderungan dalam diri manusia disebut berbudi pekerti
luhur (Driyarkara 1980). Karena karakter tidak hanya bawaan lahir dan
dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, maka karakter dapat dibentuk
dan dididik.
Mendidik karakter anak sama dengan mengupayakan perubahan
positif pada komponen karakter anak (Lickona, 2013). Pendidikan karakter
mencakup pendidikan nilai atau promosi nilai-niai baik dan internalisasi
nilai dalam masyarakat (Sardiman, 2010). Sedangkan Zubaedi (2012: 40)
mengatakan, bahwa pendidikan karakter pada dasarnya merupakan upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
membimbing individu dalam pendalaman makna menuju manusia yang
penuh (bermakna bagi kehidupan), melalui penanaman nilai. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
adalah upaya membimbing individu dalam melakukan perubahan positif
pada komponen karakter dengan cara menanamkan nilai-nilai baik yang
berkembang dalam masyarakat.
Tujuan dari pendidikan karakter adalah membentuk manusia yang
memiliki budi pekerti luhur (Mu‟in, 2016). Berbudi pekerti luhur adalah
kemampuan untuk meminimalisir munculnya kecenderungan yang
melawan hati nurani (Driyarkara, 1980: 90). Budi pekerti berhubungan
dengan sikap dan perilaku individu, namun pendidikan karakter tidak
hanya bermanfaat mendidik ranah afektif saja. Secara lebih lanjut
penelitian Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri-St. Louis
menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat mempengaruhi
keberhasilan kognitif siswa (Zubaedi, 2012). Dalam penelitian tersebut,
siswa yang mendapatkan pendidikan karakter mengalami penurunan
drastis pada perilaku negatif yang dapat menghambat keberhasilan kognitif
siswa.
Perubahan positif pada budi pekerti anak dapat diupayakan dengan
mendidik komponen karakter. Komponen karakter yang dimaksud adalah
pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral (Mu‟in: 2016,
Lickona: 2013). Pengetahuan moral berkaitan dengan pemahaman
mengenai nilai-nilai baik yang harus dilakukan. Perasaan moral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
berhubungan dengan hati nurani untuk membedakan baik dan buruk.
Sedangkan tindakan moral adalah perilaku yang muncul karena adanya
perasaan moral dan pengetahuan moral.
Berkaitan dengan komponen karakter Yaumi (2014: 43-61)
mengklasifikasikan komponen karakter menjadi 4 yaitu olah pikir, olah
rasa, olah hati, dan olah raga. Olah pikir berkaitan dengan aktivitas
berpikir. Berpikir pada umumnya mengacu pada setiap aktivitas mental
atau intelektual yang melibatkan kesadaran subjektif individu. Berpikir
juga merujuk pada aktivitas pengaturan ide. Olah rasa berkaitan dengan
kemampuan mengelola perasaan batin, atau emosi jiwa. Hal ini oleh
Daniel Goleman disebut dengan kecerdasan emosional. Olah hati
merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengelola aspek-aspek
spiritual yang dapat membentuk karakter manusia. Hal tersebut oleh
Howard Gardner disebut dengan kecerdasan spiritual. Olah raga merujuk
pada aktivitas kinestetik dan psikomotorik. Aktivitas psikomotorik
merupakan kegiatan otot yang berhubungan dengan aspek mental.
Dihubungkan dengan proses mental karena sebenarnya psikomotorik ling
berkaitan dengan ranah lainnya, yakni kognisi dan afeksi. Oleh karena itu
pengembang dalam pembelajarannrya haruslah mendesain pembelajaran
yang mengakomodasi tiga ranah tersebut.
Pendidikan karakter dialami seseorang semenjak masa
kelahirannya. Keluarga adalah lembaga pendidikan primer yang memiliki
peran penting dalam proses penanaman nilai pada anak (Ki Hajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dewantara, 1977). Pada usia selanjutnya anak akan mulai berinteraksi
dengan lingkungan yang lebih luas. Sekolah dan lingkungan masyarakat
menjadi lembaga pendidikan selanjutnya, yang akan mempengaruhi dalam
proses penanaman nilai-nilai pada anak.
Disadari atau tidak, di sekolah anak mengalami pendidikan
karakter. Pengenalan dan penanaman nilai baik, serta pembiasaan
melakukan kebiasaan baik didapatkan anak di sekolah. Di sekolah anak
mendapatkan semua hal tersebut melalui berbagaimacam metode, model,
dan teknik. Metode pendidikan karakter terbagi menjadi 4, yaitu metode
informatif, partisipatif, eksperiensial, dan gabungan partisipatif dan
eksperiensial (Mangunharjana 2016: 26-28).
Metode informatif mengarah pada pola pembelajaran memberikan
informasi, data, dan fakta kepada peserta didik. Dalam kata lain, pendidik
menyusun bahan dan peserta didik mempelajarinya. Berbeda dengan
metode informatif, metode partisipatif melibatkan peserta dididik untuk
mengolah bahan ajar yang telah disusun pendidik. Biasanya akan diadakan
curah pendapat, diskusi kelompok, role play, atau studi terhadap kasus
tertentu. Ada pula metode pendidikan karakter yang membuat peserta
didik belajar mengenai materi ajar dengan cara menempatkan mereka
dalam situasi nyata (belajar melalui pengalaman). Masing-masing metode
tersebut memiliki kelemahan, metode gabungan partisipatif dan
eksperiensial berusaha menyempurnakan metode-metode sebelumnya.
metode partisipatif eksperiensial memungkinkan siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mempraktikan bahan ajar, sehingga mereka tidak hanya mengetahui isi
materi saja.
Dalam mempraktikan metode pendidikan karakter, pendidik juga
dapat mengintegrasikannya dengan model-model pendidikan karakter
menurut Mangunharjana (2016: 29-33), sebagai berikut. Terdapat empat
model pendidikan karakter. Model I adalah pendidikan karakter dengan
cara membentu peserta didik untuk menentukan gambar, arah dan tujuan
hidup. Dalam pendidikan karakter dengan menggunakan metode ini,
peserta diajak untuk mencari, menemukan, dan merumuskan visi, misi,
dan tujuan hidup. Model II adalah pendidikan karakter dengan
menjelaskan unsur karakter dan meatihkan keutamaan-keutamaan karakter
pada peserta didik sejak dini. Model III adalah pendidikan karakter dengan
cara memberikan tugas sesuai dengan keutamaan yang sedang ditanamkan.
Model IV adalah menciptakan program pendidikan karakter yang
dilakukan selama menempuh jenjang pendidikan tertentu.
Terdapat beberapa teknik dalam pendidikan karakter. Diantaranya
adalah pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan
pengembangan kepribadian, pendidikan karakter dengan menanamkan
kebiasaan sederhana, dan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan
mata pelajaran (Zubaedi, 2014). Peneliti menggunakan aktivitas
penanaman kebiasaan untuk mengimplementasikan pendidikan karakter.
Berdasarkan uraian mengenai metode, model, dan teknik dalam
pendidikan karakter; peneliti menggabungkan metode informatif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
eksperiensial. Peneliti menyusun rencana pelakasanaan kegiatan menulis
tegak ber