of 65 /65
Oleh : Nanang Rijono SUPLEMEN1

PENGEMBANGAN KURIKULUM--cetak

Embed Size (px)

Text of PENGEMBANGAN KURIKULUM--cetak

  • Oleh : Nanang RijonoSUPLEMEN1

  • ABDULLAH IDI, 2007, PENGEMBANGAN KURIKULUM: TEORI & PRAKTIKELLA YULAELAWATI, 2004, KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN: FILOSOFI, TEORI DAN APLIKASIFORUM MANGUNWIJAYA, 2007, KURIKULUM YANG MENCERDASKAN VISI 2030 & PENDIDIKAN ALTERNATIFKUNANDAR, 2007, GURU PROFESIONAL, IMPLEMENTASI KTSP & SUKSES DALAM SERTIFIKASI GURUPERATURAN PEMERINTAH NO. 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKANPERATURAN MENDIKNAS NO. 22, 23, DAN 24 TAHUN 2006 TENTANG SI, SKL DAN PELAKSANAAN SI & SKL

  • PERKEMBANGAN KURIKULUMPADA MASA PENJAJAHANZaman Kolonialisme/Hindia Belanda (abad 16 tahun 1942)Zaman Jepang (1942 1945)PADA MASA KEMERDEKAANSetelah Kemerdekaan (1945 1959)Zaman Orde Lama (1959 1965)Zaman Orde Baru (1966 1999)Zaman Reformasi (1999 sekarang)

  • Zaman Hindia BelandaPenjajah belum memperhatikan pendidikan masyarakat IndonesiaLembaga Pendidikan abad 16-17 didirikan untuk penyebaran agama Nasrani untuk kaum penjajah dan penduduk Indonesia yang menganut agama Nasrani.Pada abad 18-19 Belanda mendirikan sekolah untuk pribumi (kalangan priyayi), guna merekrut pegawai rendahan.

  • Zaman Hindia BelandaSekolah-sekolah yang didirikan akhir abad 19 oleh Hindia Belanda:Sekolah Kelas Dua untuk anak pribumi, lama pendidikan 3 tahun. Mata pelajaran : Berhitung, Menulis dan Membaca.Sekolah Kelas Satu untuk anak pegawai pemerintah Hindia Belanda, lama pendidikan 4 5 7 Tahun. Mata pelajaran : Ilmu Bumi, Sejarah, Ilmu Hayat, Mengambar, Mengukur Tanah, Bahasa (Melayu & Belanda).

  • Zaman Penjajahan JepangPendidikan ala Belanda dihapuskan, sekolah bentukan Belanda (ELS, HCS, HIS, Sekolah Desa, MULO, OSVIA, HBS, AMS) dibubarkan oleh Jepang.Sekolah Rendah (KOKUMIN GAKO) didirikan Jepang. Mengutamakan pendidikan olahraga dan militer, menggunakan bahasa Jepang dan Melayu Indonesia.

  • Zaman Setelah KemerdekaanPendidikan di Indonesia berubah dari yang bersifat Hindia Belanda & Jepang, menjadi bercorak Nasional sesuai dengan UUD 1945.Pemerintah mendirikan berbagai sekolah (SR, SMP, SMA, Universitas) dan mengeluarkan UU No. 4 Tahun 1950 diubah dengan UU No. 12 Tahun 1954 tentang Pendidikan dan Pengajaran.

  • Zaman Setelah KemerdekaanKurikulum yang ditetapkan :Rencana Pengajaran Terurai untuk SR III dan IV. Mata pelajaran yang diajarkan di SR selama 1 tahun (= 8 bulan) : Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah. Rencana Usaha Pendidikan dan Pengajaran untuk SMP (Bagian A dan B) dan SMA (Bagian A, B dan C).

  • Zaman Orde LamaSetelah Dekrit Presiden 1959, sistem pendidikan ikut berubah sesuai dengan perubahan pemerintahan. Kurikulum sekolah yang ada diubah menjadi Gaya Baru (1962), Panca Wardhana. Tidak ada Bagian A dan B di SMP dan A, B & C di SMA. Penjurusan di SMA menjadi 4: Budaya, Sosial, Ilmu Pasti, dan Ilmu Alam.

  • Zaman Orde BaruAda perubahan dalam pendidikan karena perubahan sistem pemerintahan. Kurikulum yang digunakan Rencana Pengajaran (1968), yang merupakan penyesuaian dari kurikulum sebelumnya yang bercorak Demokrasi Terpimpin ke Demokrasi Pancasila.

  • Zaman Orde BaruKurikulum yang digunakan:Rencana Pengajaran 1968Kurikulum 1975 (SD, SMP, SMA) dan Kurikulum 1976 (Sekolah Kejuruan)Kurikulum 1984Kurikulum 1994

  • Zaman Orde ReformasiKurikulum yang digunakan:Kurikulum 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (Uji coba)

    Kurikulum 2006 Kerangka Dasar Kurikulum Si dan SKL KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

  • Kurikulum 1945 - 1960Kurikulum masih disebut sebagai Rencana Pengajaran Terurai

    Bersifat subject-matter (mata-pelajaran)

    Dipengaruhi oleh perubahan politik pemerintah dan ketatanegaraan

  • Kurikulum 1960 - 1974Kurikulum juga disebut sebagai Rencana Pengajaran :* Gaya Baru (1960 1962)Pancawardhana (1964)

    Bersifat subject-matter (mata-pelajaran)

    Dipengaruhi oleh perubahan politik dan sistem pendidikan (Sistem Pendidikan Pancawardhana)

  • Kurikulum 1975 - 2003Istilah kurikulum mulai tahun 1975 digunakan dalam pendidikan

    Kurikulum masih menonjolkan sifat subject-matter daripada sifat lain

    Kurikulum 1975 menggunakan pendekatan sistem dalam pengajaran (PPSI)

    Kurikulum 1984 menggunakan pendekatan keterampilan proses (PKP) dan CBSA dalam pengajaran

    Kurikulum 1994 menggunakan PKP dan bersifat fleksibel

  • Kurikulum 1975Kurikulum dengan GBPP ditetapkan secara Depdiknas secara rinci (TIU, TIK, PB, SPB, Metode, JP, dll.)

    Guru kurang (tidak) diberi kewenangan untuk mengembangkan sendiri kurikulum, kecuali alat evaluasi dan alokasi waktu untuk PBM.

    Digunakan PPSI sebagai desain instruksional ala Indonesia (diadopsi dari Bannathy & Carey).

    Digunakan Satuan Pelajaran (SP) sebagai persiapan mengajar guru.

  • Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (Model PPSI)I.PERUMUSAN TUJUAN INSTRUKSIONALII.PENGEMBANGANALAT EVALUASI

    III. KEGIATANBELAJAR

    V. PELAKSANAANKBM

    IVPENGEMBANGANPROGRAMKEGIATAN

  • Kurikulum 1984 (CBSA / PKP)Penyempurnaan Kurikulum 1975, namun model dasarnya tetap.

    Digunakan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) dan CBSA dalam PBM.

    Guru mulai diberi kewenangan mengembangkan materi melalui AMP (Analisis Materi Pelajaran) untuk mengembangkan/menyesuaikan materi pelajaran.

    CBSA hanya dilaksanakan sampai tahun 1988/ 1989, dilanjutkan dengan PKP.

  • Kurikulum 1994 (FLEKSIBEL)Kurikulum ini masih berorientasi mata pelajaran, namun bersifat fleksibel karena hanya dituliskan pokok-pokoknya (TIU, PB, SPB, Butir Materi).

    Guru diberi kewenangan yang lebih besar dalam mengembangkan (butir-butir) materi pelajaran, mengalokasikan waktu JP, KBM, Media/Sumber, dll.

    Tahun 1999 dilakukan perubahan struktur dan sebagian isi materi, dari CAWU menjadi SEMESTER.

  • Kurikulum 2004 (KBK)Kurikulum ini menggunakan pendekatan yang berbeda, yakni berbasis kompetensi.Dikenalkan istilah Silabus sebagai pengganti GBPP. Silabus ini perlu dikembangkan lebih lanjut.Mulai diterapkan secara bertahap melalui proses ujicoba pada tahun 2001/2003.Dilaksanakan secara nasional mulai tahun 2004/2005 (dengan SK Dirjen Dikdasmen).

  • Kurikulum 2006 (KTSP)Kurikulum ini tepap menggunakan pendekatan berbasis kompetensi.Merupakan rangka dasar kurikulum, yang hanya memuat Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, yang harus dikembangkan lebih lanjut oleh sekolahMulai diterapkan secara bertahap secara nasional pada tahun 2006/2007.Sekolah harus menyusun KTSP.

  • Tingkatan Kurikulum

    4

    3

    21TINGKAT NASIONALTINGKAT KAB/KOTATINGKAT SEKOLAHTINGKAT KELASTINGKATANPENYUSUNDEPDIKNAS/BSNPDINAS PENDIDIKANSATUAN PENDIDIKANGURU MAPEL.Diversifikasi Kurikulum

  • INDIKATOR PENGEMBANGAN KURIKULUMKurikulum pendidikan harus bersifat luwes, sederhana dan bisa menampung berbagai kemungkinan perubahan di masa yang akan datang sebagai dampak perkembangan teknologi dan tuntutan masyarakat.Kurikulum harus bersifat pedoman pokok (general guideline) kegiatan pembelajaran siswa, sehingga dapat dikembangkan mandiri dan kreatif oleh guru, sesuai dengan potensi siswa, sumber daya pendukung dan kondisi daerah.

  • PENGEMBANGAN KURIKULUMPengembangan kurikulum selayaknya dilaksanakan secara simultan dengan pengembangan bahan ajar (buku dan LKS) dan media/alat pelajaran. Kurikulum hendaknya berpatokan pada standar global atau regional, berwawasan nasional dan dilaksanakan secara lokal.Kurikulum hendaknya merupakan satu kesatuan dan kesinambungan dengan satuan dan jenjang pendidikan di atasnya.

  • PENGEMBANGAN KURIKULUMPengembangan kurikulum bukan lagi menjadi otoritas pemerintah pusat, melainkan shared activity dengan pemerintah daerah.Pengembangan kurikulum tidak diarahkan untuk mencapai satu kurikulum tunggal yang diberlakukan untuk semua sekolah.Kurikulum juga memperhatikan pendidikan yang terjadi di keluarga dan komunitas.

  • GURU SEBAGAI PELAKSANA KURIKULUMGURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUMSEJAK KUR. 1975HINGGA 2004 (KBK)MULAI KUR. 2006(KTSP)

  • GURU SEBAGAI PELAKSANAGURU HARUS MELAKSANAKAN KURIKULUM NASIONAL. KURIKULUM YANG BERLAKU SUDAH DITETAPKAN SECARA RINCI GBPPGURU HANYA MENGEMBANGKAN KURIKULUM PADA LEVEL KELAS (PBM) SATPEL & RP

  • GURU SEBAGAI PENGEMBANGKURIKULUM NASIONAL HANYA KERANGKA DASAR KURIKULUM (MEMUAT SKL DAN SI) GURU-GURU/SEKOLAH HARUS MENGEMBANGKAN KURIKULUM PADA LEVEL SATUAN PENDIDIKAN/ SEKOLAH (SILABUS).GURU TETAP HARUS MENGEMBANGKAN KURIKULUM PADA LEVEL KELAS (PBM) RPP

  • Definisi KurikulumKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (PP 19 Tahun 2005)

  • Alice Miel (1946)Kurikulum adalah segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah.Kurikulum mencakup pengetahuan, kecakapan, kebiasaan-kebiasaan, sikap, apresiasi, cita-cita, norma-norma, pribadi guru, kepala sekolah dan seluruh pegawai sekolah.

  • J. Galen Saylor & William M. Alexander (1956)Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah.Kurikulum juga meliputi kegiatan ekstrakurikuler.

  • Harrold B. Albertycs (1965)Kurikulum sebagai semua kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang berada di bawah tanggung jawab sekolah.

  • William B. Ragam (1966)Kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah.Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran, tetapi juga meliputi seluruh kehidupan dalam kelas termasuk di dalamnya hubungan sosial antara guru dan murid metode mengajar dan cara mengevaluasi.

  • B. Othanel Smith, W.O. Stanley, & J. Harlan Shores (19xx)Kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berfikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.

  • J. Lloyd Trump & Delmas F. Miller (1973)Kurikulum meliputi metode belajar dan mengajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan, serta kemungkinan memilih mata pelajaran.

  • Hassan (1982)Kurikulum sebagai suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar.Kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis berisikan pernyataan mengenai kualitas yang harus dimiliki oleh seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut.

  • CURRICULUM AS SUBJECT MATTERGambaran kurikulum paling tradisionalKombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi/materi yang diajarkan

    Kurikulum : sejumlah mata pelajaran atau materi/bahan belajar yang diajarkan kepada siswa

  • CURRICULUM AS EXPERIENCESeperangkat pengalaman belajar yang direncanakan secara khusus dan eksplisit atau yang tidak direncanakan/ tersembunyi.Pengalaman belajar untuk mempertinggi pertumbuhan kepribadian anak.

  • CURRICULUM AS INTENTIONPerencanaan kurikulum memuat strategi yang disengaja melalui wacana-wacana tujuan dan sasaran pendidikan.Kurikulum berisikan suatu rencana yang merupakan maksud pernyataan awal dari maksud (tujuan, cita-cita, sasaran) yang harus dipelajari siswa.Kurikulum sebagai penyataan dari hasil belajar yang dimaksudkan atau yang harus dicapai.

  • CURRICULUM AS CULTURAL REPRODUCTIONHarus merefleksikan suatu budaya masyarakat.Sekolah menyampaikan pengetahuan dan nilai-nilai penting untuk digunakan oleh suatu generasi ke arah generasi yang sukses.Kurikulum memberikan wahana untuk proses reproduksi budaya melalui penyeleksian pengalaman belajar.

  • CURRICULUM AS CURRERECURRERE = running of the raceProses pemberian pengertian kepada individu secara terus menerus ke arah yang lebih berarti.Menekankan adanya kapasitas individu untuk berpartisipasi dan mengkonsepkan kembali pengalaman hidup seseorang.

  • TUJUAN / KOMPETENSIMATERI/PENGALAMAN BELAJARSTRUKTUR PROGRAM/ ORGANISASIPENILAIAN

  • 1. TUJUAN & KOMPETENSITUJUANTujuan Pendidikan NasionalTujuan Institusional/Lembaga Tujuan Mata Pelajaran/KurikulerTujuan Pembelajaran/ Instruksional (umum)

  • TUJUAN & KOMPETENSIKOMPETENSIStandar Kompetensi LulusanStandar Kompetensi Satuan PendidikanStandar Kompetensi Kelompok Mata PelajaranStandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matapelajaran

  • 2. MATERI/PENGALAMAN BELAJARMATERI : isi atau bahan belajar yang akan diberikan kepada siswa untuk dipelajari atau dikuasai.

    PENGALAMAN BELAJAR : kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa agar menguasai materi atau kompetensi.

  • MATERI/PENGALAMAN BELAJARMateri atau Pengalaman Belajar ada yang dirumuskan secara eksplisit ada yang tersembunyi.EXPLICIT CURRICULUM : materi / pengalaman belajar yang dinyatakan secara tegas (tertulis) dalam kurikulum, yang merupakan efek pembelajaran yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu.HIDDEN CURRICULUM: materi/ pengalaman belajar yang tidak dinyatakan dalam kurikulum, namun dilatihkan oleh guru untuk dicapai dalam jangka panjang.

  • 3. STRUKTUR/ORGANISASI KURIKULUMMerupakan ruang lingkup dan susunan atau urutan materi/pengalaman belajar dengan menggunakan mode-model atau pendekatan tertentu:Pendekatan subject matterPendekatan berbasis kompetensiPendekatan TerpaduPendekatan TerbukaPendekatan Inti

  • 4. EVALUASI/PENILAIANUntuk mengukur apakah tujuan atau kompetensi yang dinyatakan dalam kurikulum telah tercapai atau tidak.Menggunakan berbagai cara dan teknik untuk mengukurnya : TES dan NON-TESDilakukan secara berkala dan berkelanjutan

  • KTSP (2005)Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.KTSP dikembangkan oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Disdik/ Kandepag Kab/Kota untuk Pendidikan Dasar dan Disdik/Kanwil Depag Prov. untuk pendidikan menengah

  • KARAKTERISTIK KTSP (1)Hasil belajar dinyatakan dengan kemampuan atau kompetensi yang dapat didemonstrasikan atau ditampilkan.Semua peserta didik harus mencapai ketuntasan belajar, yaitu menguasai KD.Kecepatan belajar peserta didik tidak sama.Penilaian menggunakan acuan kriteria.

  • KARAKTERISTIK KTSP (1)Ada program remedial, pengayaan dan percepatan.Tenaga pengajar atau pendidik merancang pengalaman belajar peserta didiknya.Tenaga pengajar sebagai fasilitator.Pembelajaran mencakup aspek afektif yang terintegrasi dalam semua bidang studi.

  • KARAKTERISTIK KTSP (2)KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal; yaitu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya membentuk pribadi yang terampil dan mandiri.KTSP berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.

  • KARAKTERISTIK KTSP (2)Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau penguasaan suatu kompetensi.

  • PRINSIP PENGEMBANGAN KTSPBerpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.Beragam dan terpadu.Tanggap terhadap perkembangan IPTEKS.Relevan dengan kebutuhan kehidupan.Menyeluruh dan berkesinambungan.Belajar sepanjang hayat.Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

  • PRINSIP PELAKSANAAN KTSPPelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembagan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar.Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik.

  • PRINSIP PELAKSANAAN KTSPKurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat.Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai.Kurikulum dilaksanakan dengan memberdayakan kondisi alam, sosial dan budaya, serta kekayaan daerah.

  • PRINSIP PELAKSANAAN KTSPKurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi masta pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri dilaksanakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan.

  • ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KTSPPeningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.Tuntutan dunia kerja.

  • ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KTSPPerkembangan IPTEKS.Agama.Dinamika perkembangan global.Persatuan Nasional dan nilai-nilai kebangsaan.Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.Kesetaraan gender.Karakteristik satuan pendidikan.

  • ALUR PENYUSUNAN KURIKULUM