11

Click here to load reader

PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : [email protected]. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI DANTENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

PROVINSI SULAWESI SELATAN

LOCAL GOVERMENT EXPENDITURE, INVESMENT ANDWORKER ON ECONOMIC GROWTH

SOUTH SULAWESI PROVINCE

Juardi1, Abdul Hamid Paddu2, Yusri Zamhuri2

1Ekonomi Sumberdaya, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar2Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar

Alamat Korespondensi :

JuardiFakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin MakassarHp : 085347643071Email : [email protected]

Page 2: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

ABSTRAK

Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhanekonomi yang berkaitan erat dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dari kegiatan ekonomi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengeluaran Pemerintah daerah, Investasi dan TenagaKerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini mengunakan data sekunder .Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Liniear berganda Melalui SPSS. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa : (1) Pengeluaran Pemerintah daerah memiliki hubungan negatif dan signifikanterhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. (2) Investasi memiliki hubungan positif dansignifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. (3) Tenaga kerja memiliki hubungan positif dan tidak signifikanterhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan.

Kata kunci: Pengeluaran Pemerintah Daerah, Belanja Modal , Investasi, Tenaga Kerja, PertumbuhanEkonomi.

ABSTRACT

One important measure in determining the success of economic development is economic growth is closelyrelated to the increased production of goods and services of economic activities. This study aims to find outthe influence of local government expenditure, investment, and worker on economic growth in SouthSulawesi Province. The Research used secondary data. The analysis model was the multiple liear regressionwith SPSS. The result reveal that : (1) local government expenditure (capital expenditure) has a negative andsignificant relationship with economic growth in South Sulawesi Province; (2) Investment has a positive andsignificant relationship with economic growth; (3) worker have positive and insignificant relationship witheconomic growth in South Sulawesi Province.

Keywords: Local Government Expenditures, Capital Expenditures, Investment, Employment, EconomicGrowth.

Page 3: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

PENDAHULUAN

Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan

ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan

proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan faktor-faktor produksi yang

merangsang perkembangan ekonomi suatu Negara/daerah dalam skala besar yang dapat

diukur dari perkembangan Pendapatan Rill yang dicapai Negara/daerah. Kondisi

perekonomian suatu daerah atau wilayah sangat tergantung pada potensi dan sumber daya

alam yang dimiliki dan kemampuan daerah itu untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki berbagai kebijaksanaan, langkah dan upaya telah dilakukan oleh pemerintah

daerah.

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi ekonomi yang cukup besar di kawasan

Timur Indonesia. Pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung secara

menyeluruh dan berkesinambungan telah meningkatkan perekonomian masyarakat

merupakan agregat pembangunan dari 24 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. Dalam

kurun waktu tahun 2003-2013 Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi selatan

mengalami peningkatan yang cukup tinggi dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,88

persen, dengan rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya sebesar 0,20 persen. Meskipun

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan masih berfluktuatif selama periode tersebut.

Berfluktuasinya laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan selama periode

penelitian, merupakan hasil dari interaksi variabel-variabel ekonomi yang dipandang

berpengaruh positif terhadap output perekonomian daerah. Menurut Todaro (2000), ada

tiga faktor atau komponen utama yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi suatu

daerah, ketiganya adalah akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan kemajuan

teknologi. Akumulasi modal (capital accumulation) meliputi semua jenis investasi baru

baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta yang ditanamkan dengan bentuk

tanah, peralatan fisik, dan modal sumber daya.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan peranan yang positif dari modal publik

terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil Penelitian Aschauer Tahun 1990 yang dikemukakan

oleh Yusuf ( 2003), bahwa tolak ukur pertumbuhan ekonomi regional tidak lepas dari

peran Pengeluaran pemerintah disektor layanan publik dan Pengeluaran pemerintah diukur

dari total belanja rutin dan belanja pembangunan yang dialokasikan dalam anggaran

daerah. Semakin besar pengeluaran pemerintah daerah yang produktif, maka memperbesar

tingkat perekonomian suatu daerah. Dari alokasi anggaran pemerintah daerah yang selama

Page 4: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

ini mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi merupakan akumulasi

pengeluaran pemerintah khususnya belanja modal yang merupakan bagian dari Belanja

Langsung pemerintah daerah bersumber dari Belanja Modal pemerintah pusat, Provinsi

dan Kabupaten/Kota, namun yang akan bibahas dalam penelitian ini adalah Belanja Modal

yang bersumber dari pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Selain pengeluaran pemerintah, variabel lain yang juga berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi adalah investasi swasta yang secara akumulatif memiliki nilai

investasi dan output produksi yang lebih besar dan selanjutnya dapat mendorong

meningkatnya pendapatan masyarakat. Dalam konteks pembangunan ekonomi, investasi

merupakan unsur yang dapat mengubah sumber daya manusia menjadi kekuatan ekonomi

nyata. Melalui kegiatan investasi akan dihasilkan barang dan jasa untuk memperluas

kesempatan berusaha yang pada akhirnya akan menghasilkan dan meningkatkan

pendapatan. Dengan meningkatnya investasi maka dapat meningkatkan kapasitas

produksi dan nilai tambah, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Keberhasilan daerah untuk meningkatkan daya tariknya terhadap investasi salah satunya

tergantung dari kemampuan daerah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan

investasi dan dunia usaha serta peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Hal

yang juga penting diperhatikan dalam upaya menarik investor, selain makroekonomi yang

kondusif juga adanya pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur dalam artian

luas.

Selain investasi, maka perkembangan tenaga kerja dianggap sebagai salah satu faktor

positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. kesempatan kerja yang lebih besar berarti

akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar

berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih

dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan

memberikan dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonominya. Menurut Todaro

(2004), dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan penduduk

tergantung pada kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam menyerap dan

secara produktif memanfaatkan pertambahan kesempatan kerja.

Berdasarkan uraian dari masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah

mengatahui pengaruh pengeluaran pemerintah daerah, investasi, dan tenaga kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 5: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan dari bulan September-

November 2014 dengan mengambil data runtun waktu 2003-2013 di Provinsi Sulawesi

Selatan dengan menggunakan data pengeluaran pemerintah daerah, investasi dan tenaga

kerja provinsi sulawesi selatan.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan

pengaruh pengeluaran pemerintah daerah, investasi dan tenaga kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library

research) yaitu penelitian melalui beberapa buku bacaan, literatur atau keterangan-

keterangan ilmiah untuk memperoleh teori yang melandasi dalam menganalisa data yang

diperoleh dari lokasi penelitian. Pencarian data dilakukan dengan teknik dokumentasi

dengan cara pencatatan laporan data yang telah dipublikasikan dan studi pustaka.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda

dengan metode kuadrat terkecil ( Method of Ordinary Least Square ) OLS melalui bantuan

program komputer SPSS 20.0. Adapun model persamaan regresi yang dimodifikasi dari

model yang dikembangkan oleh Alexiou (2009), dapat dilihat pada persamaan sebagai

berikut :

Y = f (K, L) (1)

Persamaan (1) dimana K menunjukkan stok modal fisik dalam negeri dan L adalah

tenaga kerja, berdasarkan pernyataan Feder (1982), Ram (1986), dan Grossman (1988),

bahwa K bisa dimasukkan menjadi (G) pengeluaran pemerintah untuk pembentukan modal

dapat dimasukkan sebagai variabel independen yang perubahannya pada persamaan

dibawah ini :

Y = f (G, I, L) (2)

Pembentukan modal dapat dibagi menjadi 2 kompenen yaitu dalam dan luar negeri

yang mencerminkan penerimaan untuk pembangunan. Selanjutnya Pengeluaran

Pemerintah(G)/Belanja Modal (GM) digunakan indikator Belanja Modal/Total Penerimaan

(∂GM//∂TP) dan Investasi digunakan Indikator Suku bunga I = f (r), maka persamaannya

adalah

Page 6: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

dY/Y = (∂Y/(∂GM/∂TP)) d/(∂GM/∂TP)/Y + (∂Y/∂r) dr/Y+ (∂Y/∂L) dL/Y (3)

y = β0 + β1 GM/TP + β2 r + β3 L + (4)

~ iid (0, σ2i )

Dimana:

Y : Pertumbuhan ekonomi

GM/TP : Pengeluaran Pemerintah/Belanja Modal digunakan Indikator Belanja

Modal/Total Penerimaan (∂GM/∂TP)

r : Investasi (PMDN dan PMA) digunakan indikator suku bunga I = f (r)

L : Tenaga Kerja

β0 : Konstanta

e : Error Term

HASIL

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi

Sulawesi Selatan

Berdasarkan hasil estimasi data diperoleh bahwa Pengeluaran Pemerintah daerah

(GM/TP) berpengaruh negatif dan siqnifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada

tingkat signifikansi 5 persen, sebesar 0,041, dengan standar koefisien sebesar -0,236 yang

berarti bahwa peningkatan 1 persen Pengeluaran Pemerintah daerah akan mengakibatkan

penurunan Pertumbuhan ekonomi sebesar 0,236 persen.

Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan

Investasi (r) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

dengan taraf signifikan 5 persen sebesar 0,028, dengan standar koefesien sebesar 0,399 Hal

ini berarti bahwa peningkatan 1 persen Investasi akan mengakibatkan pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,399 persen.

Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan

Berdasarkan Hasil estimasi yang diperoleh bahwa tenaga kerja (L) tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi pada tingkat signifikansi 5 persen sebesar 0,049 dengan

standar koefesien sebesar 0, 049.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah daerah dalam hal ini

yang dimaksud adalah Belanja Modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Page 7: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini disebabkan karena porsi belanja

modal pemerintah daerah yang tidak terlalu besar dengan rata-rata 13,09 persen tiap

tahunnya selama periode penelitian dari total pengeluaran pemerintah daerah, dimana

sebagian besar pengeluaran pemerintah daerah dialokasikan untuk belanja pagawai, selain

itu data alokasi belanja modal selama periode penelitian lebih banyak dialokasikan untuk

jalan, irigasi dan jaringan dengan rata-rata sebesar 67,99 persen yang terus mengalami

peningkatan tiap tahunnya sebesar 2,06 persen, selebihnya dialokasikan untuk belanja

modal yang terkait dengan urusan pemerintahan seperti peralatan dan mesin, gedung, tanah

dan bangunan serta aset tetap lainnya yang terus mengalami penuruan tiap tahunnya,

realisasi pengeluaran pemerintah daerah yang dianggarkan selama ini diharapkan untuk

mendukung pencapaian sasaran pembangunan, akan tetapi tidak secara langsung berkaitan

dengan pembentukan modal untuk tujuan peningkatan produksi, melaikan menunjang

kegiatan pemerintahan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan, jika hal tidak

seceptnya diperbaiki oleh pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan dalam

pengalokasian anggaran yang tepat sasaran, maka akan memberikan dampak yang lebih

negatif terhadap perekonomian daerah.

Disisi lain pengalokasian anggaran khususnya belanja modal yang selama ini

dilangggarkan, berfluktuatif tiap tahunnya selama periode penelitian dan tidak

menunjukkan tred yang positif dari tahun ke tahun, apalagi alokasi anggaran belanja modal

yang direalisasikan berdasar pada besarnya penerimaan daerah tiap tahunnya, sehingga

jika hal ini tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah, maka akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0,236 persen untuk sebelas tahun kedepan.

Hasil peneltian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afrizal (2013),

yang menyatakan bahwa Belanja Pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

PDRB di Sulawesi Selatan. Peranan anggaran pemerintah daerah khususnya belanja

modal bagi perekonomian daerah Provinsi Sulawesi Selatan belum mempunyai peran yang

besar, selama periode pengamatan, namun belum sepenuhnya dapat bersentuhan angsung

dengan aktivitas perekonomian dalam pembentukan modal dan peningkatan produksi,

olehnya itu alokasi pengeluaran pemerintah daerah disisi lain untuk menunjang

pembangunan daerah, terutama infrastruktur, dan peningkatan pelayanan mutu, tentunya

alokasi pengeluaran pemerintah daerah harus memberikan perhatian terhadap berbagai

aktivitas perekonomian yang bersentuhan langsung dengan berbagai unit produksi barang

dan jasa yang nantinya dapat menstimulus perekonomian daerah. Selain itu pengalokasian

anggaran harus memperhatikan azas kemanfaatan dan hanya untuk jangka pendek, akan

Page 8: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

tetapi untuk perencanaan jangka panajng, padahal pengeluaran pemerintah daerah

berhubungan dengan perencanaan untuk jangka panjang, disatu sisi hal yang perlu

diperhatikan adalah faktor non ekonomi yang menyebabkan alokasi anggaran tidak tepat

sasaran yang syarat dengan kepentingan.

Pada dasarnya dana-dana pembangunan yang dianggarkan dan direalisasikan

diarahkan untuk meningkatkan produktifitas perekonomian daerah yang dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi, yang berkaitan dengan perencanaan keuangan jangka panjang,

tidak hanya berfokus pada tahun tertentu, terutama untuk pemeliharaan aset tetap yang

manfaatnya melebihi satu tahun anggaran, sehingga pembangunan sarana dan prasarana

berupa infrastruktur sepenuhnya dapat meningkatkan pelayanan publik serta dapat

meningkatkan arus barang dan jasa yang akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

dan percepatan laju pembangunan daerah.

Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

Provinsi Sulawesi Selatan. Investasi di Provinsi Sulawesi Selatan mampu memberikan

paranan yang kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, hal ini tidak lepas dari

kontribusi masing-masing sektor ekonomi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

utamanya sektor industri dengan rata-rata kontribusi sebesar 24,29 persen, sektor listrik,

gas dan air sebesar 24,49 persen, sektor jasa sebesar 16,59 persen, dan sektor

pertambangan dan galian sebesar 14,32 persen. Selama periode penelitian kontribusi

investasi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,399 persen, jadi jika hal ini dapat

dipertahankan maka sebelas tahun kedepan, maka akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,399 persen dari investasi.

Temuan penelitian ini konsisten dengan Hasil penelitian penelitian yang dilakukan

oleh Anwar (2011), bahwa Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Basuki

& Sulistyo (1997), dan Alkadri (1999), yang menyatakan bahwa penanaman modal

berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya tingkat investasi di

Provinsi sulawesi selatan tidak lepas juga dari faktor penentu investasi yaitu suku bunga,

hal ini yang harus menjadi perhatian pemerintah dalam menentukan besarnya suku bunga

tiap tahunnya, selama periode penelitian suku bunga mengalami penurunan sebesar 3,46

persen atau sebesar 0,31 persen tiap tahunnya, jadi meningkatnya investasi di Provinsi

Sulawesi Selatan tidak lepas dari turunnya suku bunga, dan apabila suku bunga mengalami

kenaikan, maka akan menurunkan tingkat investasi di Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini

menjadi tantangan bagi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengoptimalkan

Page 9: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

peningkatan Investasi selain memperhatikan tingkat suku bunga juga dengan memberikan

iklim investasi yang lebih kondusif. Beberapa diantaranya dengan melakukan kemudahan

dalam perijinan, pelayanan publik, dan kepastian hukum sebagai instrument dalam

menarik investor untuk menanamkam modalnya.

Disisi lain hal yang perlu diperhatikan yaitu faktor non ekonomi yang seringkali

dianggap sebagai penghambat investasi yaitu terkait dengan kestabilan politik, penegak

hukum yang masih lemah, khususnya ketegasan aparat dalam menindak kejahatan

ekonomi seperti korupsi dan illegal logging, belum lagi masalah pertanahan untuk lahan

usaha, tingkat kriminalitas dalam masyarakat, demonstrasi perburuan dan mahasiswa yang

cukup mengganggu iklim investasi, olehnya itu komitmen pemerintah harus mempu

memenuhi harapan para pengusaha, sehingga pada akhirnya dapat menarik investor untuk

menanamkam modalnya.

Tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Sulawesi Selatan. Hal ini dapat terjadi karena selama periode penelitian tenaga kerja

hanya bertambah sebesar 571.579 orang dengan rata-rata 51.961 orang tiap tahunnya atau

sebesar 1,96 persen, bertambahnya tenaga kerja tiap tahunnya masih didominasi dari

sektor pertanian dengan rata-rata kontribusi sebesar 50,29 persen selama periode

penelitian, meskipunv mengalami penurunan sebesar 1,29 persen tiap tahunnya ke sektor

yang lain, dimana tenaga kerja di sektor industri meningkat 0,62 persen, sektor

perdagangan, hotel dan restoran meningkat 0,26 persen serta sektor jasa meningkat 0,59

persen tiap tahunnya . Selain itu tenaga kerja masih didominasi oleh pendidikan yang

rendah setingkat sekolah dasar dengan rata-rata kontribusi sebesar 50,29 persen, meskipun

mengalami penurunan tiap tahunnya sebesar 1,76 persen. Dari hasil penelitian kontribusi

tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,049 persen selama periode

penelitian, jadi untuk sebelas tahun kedepan kontribusi tenaga kerja hanya bertambah

sebesar 0,049 persen, dengan asumsi bahwa kontribusi tenaga kerja masing-masing sektor

sama, hal ini memungkinkan untuk bertambah apabila ada tambahan jumlah tenaga kerja

tiap tahunnya yang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan tenaga kerja disektor

pertanian bergeser ke sektor yang lain.

Hasil peneltian ini sejalan dengan hasil penelitian Yunarko (2007), bahwa tenaga

kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Pengaruh tenaga

kerja yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi salah satu penyebabnya adalah

kualitas dari tenaga kerja yang dimiliki, meskipun jumlah tenaga kerja berlimpah namun

dari segi kualitas tidak memadai, maka akan berdampak pada berkurangnya kualitas dan

Page 10: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

kuantitas barang dan jasa. Tenaga kerja tidak saja penting dari segi kuantitas akan tetapi

dari segi kualitasnya juga lebih penting. Peningkatan kualitas tenaga kerja dapat dilakukan

dengan pendidikan formal maupun pendidikan non formal, yang dapat diselanggarakan

oleh pemerintah dan swasta.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan permasalahan, tujuan dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya,

maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah daerah

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi

Selatan. Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi

Selatan.

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat disarankan pengeluaran

pemerintah daerah khususnya belanja modal dalam pengalokasiannya perlu ditingkatkan

dan harus tepat sasaran yang bersentuhan langsung dengan aktifitas perekonomian,

selanjutnya untuk investasi pemerintah daerah perlu memberikan perhatian yang serius

kepada pelaku bisnis dengan memperbaiki iklim investasi yang kondusif dan memberikan

kemudahan dalam pelayanan. Tenaga kerja pemerintah daerah diharapkan mampu untuk

meningkatkan daya serap tenaga kerja terhadap sektor-sektor ekonomi serta peningkatan

kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang terlibat langsung dalam aktifitas perekonomian

dengan membukan lapangan pekerjaan dan memberikan pendidikan bagi tenaga kerja baik

formal maupun non formal untuk peningkatan kualitas tenaga kerja. Bagi peneliti

selanjutnya disarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan terkait variabel

penelitian serta memasukkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi sehingga hasil yang didapat lebih komperhensif.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal Fitriah. ( 2013). Analisis Pengaruh Investasi PMDN, PMA, Belanja Pemerintahdan Tenaga Kerja di Provinsi Sulawesi Selatan”, Hasil Penelitian Ilmu ekonomi.Publikasi Online 2013.

Anwar Khairil. (2011). Analisis determinan pertumbuhan ekonomi dan KebutuhanInvestasi di kabupaten maros. Jurnal ekonomi perencanaan pembangunan. PPSUnhas.

Alexiou Constantinous. (2009). Goverment Spending and Economic Growth : EconomicEvidence from the South Eastern Europe. Jurnal of Economic and SocialResearch 2009.

Page 11: PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH, INVESTASI …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/74f248b9ce0a7b934a9d9fa48e32afba.pdf · Email : juardikalosi19@gmail.com. ABSTRAK ... Selatan dengan menggunakan

Alkadri. (1999). Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Jurnal Pusat StudiIndonesia, Universitas Terbuka.

Basuki & Sulistyo (1997). Kajian Mengenai Pengaruh Penanaman Modal AsingLangsung Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tabungan Domestik IndonesiaTahun 1969-1994. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.12,2,50-65,Universitas Gajah Mada, 1997.

Feder G. (1982). On Exports and Economic Growth.” Journal of Development Economics12: 59-73.

Grossman P. (1988). Growth in Government and Economic Growth: the AustralianExperience. Australian Economics Papers 27: 33-45.

Ram R. (1986). Government Size and Economic Growth: A New Framework and SomeEvidence from Cross-Section and Time-Series Data. The American EconomicReview 76(1): 191-203.

Todaro Michael P. (2000). Economic Development, Seventh Edition, New York UniversityTodaro Michael P. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan.

Penerbit Erlangga.Yunarko Arif. (2007). Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Pendapatan Asli Daerah Dan

Tenaga Kerja Terhadap PDRB. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang(tidak dipublikasikan).

Yusuf. (2003). Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Empiris AntarPropinsi di Indonesia 1984-2000. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.02,Universitas Gajah Mada, 2005