PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SAMPAH

Citation preview

  • PENGELOLAAN PERSAMPAHANDisiapkan Oleh:

    Febrian Hadinata

    Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas SriwijayaSeptember 2011

  • 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAHSNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas zat organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi perkotaan.

    Minimasi sampah merupakan dasar dari pengelolaan sampah. Dengan 3R (reduce, reuse dan recycle), sampah harus diminimalisir. Pengelolaan sampah yang layak dan tepat harus melibatkan setidaknya lima komponen (lihat gambar 1.1), yaitu; (1) peraturan, (2) kelembagaan dan organisasi, (3) teknik operasional, (4) pembiayaan dan (5) peran serta masyarakat. Gambar 1.1 Keterkaitan antar komponen dalam sistem pengelolaan sampah perkotaan.

  • SAMPAHPENGELOLAAN SAMPAHPENGELOLAAN SAMPAH YANG TEPATPENGELOLAAN SAMPAH YANG BURUKAKTIFITAS PERKOTAANLIMBAHPADATMEMBAHAYAKAN LINGKUNGANMERUSAK INVESTASI PERKOTAANMEMINIMALISIR DAMPAK (-)MEMAKSIMALKAN DAMPAK (+)

  • Sampah rumah tangga merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga yang lebih dikenal dengan sebutan sampah domestik. Sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton, kain, kaca, kayu, daun pohon dan logam. Terkadang, dihasilkan limbah berbahaya dari sampah rumah tangga seperti; baterai, sisa obat obatan, oli bekas, dan lain lain.

  • DATA MENGENAI SAMPAH PERKOTAAN SELALU MENYANGKUT;A. SUMBER SAMPAH, B. VOLUME TIMBUNAN SAMPAH,C. KOMPOSISI SAMPAH,D. KARAKTERISTIK SAMPAH,

  • 2 .KRITERIA PERENCANAAN 2.1 Sumber dan Timbulan SampahSumber sampah merupakan asal mula sampah ditimbulkan.

  • SUMBER SAMPAHSUMBER SAMPAH PERKOTAAN ANTARA LAIN; RUMAH TANGGA, KAWASAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN, INDUSTRI, RUMAH SAKIT, SEKOLAH, PENYAPUAN JALAN DAN TAMAN.

    TETAPI, MAYORITAS SAMPAH PERKOTAAN DIHASILKAN DARI SAMPAH RUMAH TANGGA ATAU DIKENAL DENGAN SAMPAH DOMESTIK.

  • CONTOH SOAL (a) Kota Palembang dengan jumlah penduduk 1,5 juta orang (tahun 2008). Berapa volume sampah kota Palembang thn 2008?Jawab: Ambil asumsi maksimal volume timbunan sampah per orang per hari untuk kegiatan rumah (lihat tabel V.1). Didapat volume timbulan sampah = 2,5 liter/orang/hari.Maka jumlah volume sampah kota Palembang = 2,5 liter/orang/hari x 1,5 juta orang= 3,75 juta liter/hari= 3750 m3/hari

  • 2. KRITERIA PERENCANAAN 2.2 Komposisi SampahPengelompokkan sampah juga sering dilakukan berdasarkan komposisinya, yang dinyatakan dalam % berat (basah) atau % volume (basah). SNI 19-3964-1994 menyebutkan komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa sisa makanan, kertas karton, kayu, kain tekstil, karet, kulit, plastik, logam besi-nonbesi, kaca dan lain lain.

    Berdasarkan sifat biologis dan kimianya, sampah dapat digolongkan menjadi; (1) Sampah yang dapat membusuk/organik dan, (2) sampah yang tidak membusuk/anorganik.

    74 % sampah Jakarta dan 73,4 % sampah Bandung (% berat basah) merupakan sampah organik

  • Komposisi Sampah Perkotaan Pengelompokan sampah yang sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya yang dinyatakan dalam % berat basah atau % volume basah. Komposisi sampah antara lain; organik, kertas, plastik, kayu, kulit, karet dan lain lain.

    Berdasarkan sifat sifat biologis dan kimianya, sampah dapat digolongkan menjadi :a. Garbage (sampah basah), yaitu sampah yang mudah membusuk/terdegradasi, seperti sisa makanan, daun, sampah pasar dan sampah pertanian. b. Rubber (sampah kering), yaitu sampah yang sulit terdegradasi, seperti kertas, plastik, karet, kaca, logam dan sebagainya.

  • Di Indonesia, dikenal istilah sampah organik dan anorganik. Sampah basah dapat dikatakan sebagai sampah organik dan sampah kering dapat kita golongkan sebagai sampah anorganik.

    Terdapat perbedaan komposisi dan jumlah sampah antara satu tempat dengan tempat yang lain yang tergantung dari gaya hidup masyarakat sekitar, peraturan, iklim, penanganan awal dari sampah, dan aktifitas daur ulang.

  • PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN YANG BAIK SELAIN MELIBATKAN ASPEK TEKNIS JUGA MELIBATKAN ASPEK NON-TEKNIS.

    ASPEK TEKNIS MELIPUTI PENYEDIAAN SARANA-PRASARANA PENGUMPULAN, PENGANGKUTAN MAUPUN PEMBUANGAN SAMPAH

    ASPEK NON-TEKNIS OPERASIONAL MELIPUTI; PERATURAN, KELEMBAGAAN, KEUANGAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

  • 3. TEKNIK OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN

  • 3. TEKNIK OPERASIONAL 3.3 Pengangkutan SampahTujuan dari pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari lokasi pemindahan (TPS) atau langsung dari sumber sampah menuju TPA. Pengumpulan sampah biasanya memakai truk biasa, dump truck atau arm roll;

    SARANA PENGANKUT SAMPAH DARI TPS KE TPA(a) Truk Sampah

    (b) Armroll

  • Sarana Pengangkut Sampah

  • TEKNIK OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH

  • 3.1 Pewadahan SampahPewadahan sampah merupakan suatu sistem penampungan sampah sementara di sumbernya, dapat bersifat komunal maupun individual, yang bertujuan untuk:Mengatasi bau akibat pembusukan sampah yang juga dapat menarik datangnya lalat,Mengendalikan kadar air sampah, yang dapat bertambah bila terkena air hujan dan,Bila kotak sampah dirancang terpisah antara sampah organik anorganik, pencampuran sampah tidak sejenis dapat dihindari.

    Melakukan pewadahan sampah sesuai dengan jenis sampah yang terpilah, yaitu;a. Sampah organik dengan wadah gelap,b. sampah anorganik dengan warna terang dan,c. sampah B3 dengan warna merah dan lambang khusus sesuai ketentuan.

  • (a) Tempat Sampah.(b) Tong Sampah.

    WADAH SAMPAH(c) Kontainer Sampah (Pasar).

    (d) Bak Sampah (Pasar).

  • Gambar 4 Contoh Wadah Sampah Yang Telah Memisahkan Sampah Organik Anorganik dan Sampah Berbahaya.

  • Sampah yang belum dipilah mulai dari sumber merupakan faktor utama sulitnya keberhasilan pengelolaan sampah.

  • 3.2 Pengumpulan Sampah

    Proses setelah pewadahan sampah adAlah pengumpulan sampah. Pengumpulan sampah merupakan proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan sampah dari wadah sampah untuk diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS), atau ke tempat pengolahan sampah skala kawasan, atau langsung ke TPA atau pengolahan akhir sampah.

    Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan pola langsung (door to door), pengumpulan dan pengangkutan dilakukan bersamaan) atau dengan pola tidak langsung (komunal), yaitu sampah dikumpulkan dulu dengan sarana pengumpul, misal gerobak sampah sebelum diangkut ke TPS.

    Sampah yang dikumpulkan, biasa ditempatkan pada suatu prasarana yang dikenal dengan nama TPS. Tempat Penampungan Sementara ini dapat berupa;1. Transfer Station/Transfer Depo2. Kontainer besar, dengan volume 6 s.d 10 m3, biasanya kontainer ini diletakkan di pinggir jalan dan tidak mengganggu lalu lintas. 3. Bak bak komunal yang dibangun permanen

  • GAMBAR 2. Motor sampah dan Gerobak sampah, sarana pengumpul sampah. Catatan: Motor sampah cocok untuk kawasan menengah ke atas, sedangkan gerobak sesuai untuk kawasan menengah kebawah

  • Container Sampah 6 M3Transfer DepoTempat Pembuangan Sementara, prasarana pengumpul sampahBak Sampah komunal

  • 3.3 PENGANGKUTAN SAMPAH 3.4 Pengangkutan SampahTujuan dari pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari lokasi pemindahan (TPS) atau langsung dari sumber sampah menuju TPA. Pengumpulan sampah biasanya memakai truk biasa, dump truck atau arm roll;

    SARANA PENGANKUT SAMPAH DARI TPS KE TPA(a) Truk Sampah

    (b) Armroll

  • 3.4 TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA)

    Tempat Pemrosesan akhir dari pengelolaan sampah perkotaan kota Palembang, dan seluruh kota kota lain di dunia, adalah lahan urug. Di Indonesia, dikenal terminologi Landfill. Terdapat tiga skema pengoperasian lahan urug (TPA) yang dikenal yaitu;1. Skema open dumping, sebenarnya skema ini tidak layak disebut metode. Skema operasi lahan urug ini paling banyak diterapkan di Indonesia. Prinsip kerjanya sederhana: buang timbun. 2.Skema sanitary landfill, merupakah lahan urug yang telah memperhatikan aspek sanitasi lingkungan. Terdapat sistem pelapisan dasar (liner) untuk menghindari terpaparnya air tanah oleh lindi (leachate). Adanya suatu sistem drainase untuk menyalurkan lindi ke suatu intalasi pengolah air limbah dan saluran penyalur gas untuk membuang gas metan yang dihasilkan dari proses degradasi limbah organik. Yang tidak kalah penting, terdapatnya suatu sistem penutup akhir dan harian. 3. Skema controlled landfill, pada dasarnya sama seperti sanitary landfill, hanya sampah tidak ditutup dengan tanah setiap hari, sampah ditutup setiap 3 5 hari.

  • (a) TPA Open Dumping

    TPA OPEN DUMPING

  • GANGGUAN DI SEKITAR TPA OPEN DUMPINGPencemaran Air

    Berkembangnya vektor penyakit

    Sampah terbang

    Kebisingan

    Asap

    Estetika

  • TPA SANITARY LANDFILL

  • Sumber: Wahyu, I. M. (2010)Contoh Layout (3D) dan Site Plan TPA (fase awal)

  • 4. KOMPONEN NON TEKNIS OPERASIONAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA TERPADU

  • MINIMASI SAMPAH SEBAGAI PARADIGMA BARU DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN.Dikenal skema 3 R (reduce, reuse dan recycling) dalam meminimalisir sampah.

    PEMILAHAN SAMPAH SEBAGAI TITIK AWAL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN

  • 4.1 PeraturanPeraturan peraturan yang diperlukan keberadaannya dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah kota. UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah merupakan aturan terbaru yang menjadi acuan.

  • 4.2KELEMBAGAAN DAN ORGANISASIMengacu pada arahan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, sebagai departemen teknis yang membina pengelolaan sampah perkotaan di Indonesia, terdapat hierarki institusi pengelola sampah perkotaan, yaitu:i.Seksi Kebersihan yang berada di bawah naungan satu Dinas misal, Seksi Kebersihan di bawah Dinas Kimpraswilii.Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah satu dinas. UPTD lebih memberikan tekanan pada masalah operasional dan lebih mempunyai otonomi di banding seksi.iii.Dinas Kebersihan. Bila aktifitas kota dan volume sampah meningkat, perlu dibentuk suatu dinas yang mengelola persampahan. Dinas ini akan memberikan akselerasi pelayanan kepada masyarakat dan bersifat nirlaba. iv.Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan. Merupakan perusahaan milik daerah yang tidak disubsidi lagi oleh pemerintah. Bentuk ini sesuai untuk kota metropolitan, dimana permasalahan sampah di kota tersebut sudah luas dan kompleks.

  • 4.3PEMBIAYAAN Komponen pembiayaan sistem pengelolaan sampah kota Palembang dihitung berdasarkan komposisi dari beberapa biaya, antara lain:Biaya investasi,Biaya operasi dan pemeliharaan,Biaya manajemen,Biaya riset dan pengembangan dan,Biaya sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat.

    Terdapat beberapa sumber pembiayaan dalam pengelolaan sampah kota Palembang, yaitu;Anggaran pemerintah melalui APBD,Kontribusi masyarakat melalui retribusi sampah dan,Dana lainnya yang didapat dari optimasi sumber daya ekonomis sampah.

  • 4.4PERAN SERTA MASYARAKATSecara umum, terdapat kendala yang berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, diantaranya:a. Sebaran penduduk yang tidak merata,b. Belum melembaganya keinginan masyarakat untuk menjaga lingkungan,c. Belum terdapat pola baku bagi pembinaan masyarakat yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan,d. Masih banyak pengelola kebersihan yang belum mencantumkan penyuluhan dalam program kerjanya dan,e. Kekuatiran pengelola bahwa inisiatif masyarakat tidak akan sesuai dengan konsep pengelolaan yang ada.

  • BEBERAPA POTRET BURUK KONDISI PERSAMPAHAN DI KOTA PALEMBANG

  • TPS yang terbuka membuat resistensi masyarakat terhadap keberadaan TPS sangat tinggi. Bongkar muat sampah masih di TPS.

  • DAFTAR PUSTAKA

    . (2008), Profil Dinas Kebersihan dan Pemakaman kota Palembang 2008, DKP Kota Palembang. . (2007), Palembang Dalam Angka 2007, Badan Pusat Statistik kota Palembang.Damanhuri, E. (2004), Pengelolaan Sampah, Program Studi T. Lingkungan FTSL ITB, Bandung.Damanhuri, E., Tri Padmi, Azhar, N., Meilany, L. T., (1989), Pengkajian Laju Timbunan Sampah di Indonesia, Pus. Lit. Bang. Pemukiman Dept PU LPM ITB, Bandung.Damanhuri, E., (1995), Teknik Pembuangan Akhir, Program Studi T. Lingkungan FTSL ITB, Bandung.Hadinata, F. (2006), Kajian Parameter Kuat Geser Sampah Sebagai Langkah Pencegahan Keruntuhan Geser Pada Landfill, Tesis, Program Studi Teknik Lingkungan ITB, Bandung.SK SNI 19-2454-1991 dan SNI 19-3242-1994 : Tata Cara Pengelolaan Sampah Perkotaan.

  • TERIMA KASIH ..