Upload
dinhthu
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April 2013 | 1
PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR
KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA
Erlan Firmansyah
Departemen Pendidikan Geografi, Fakulitas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Desa Mandalamekar dinobatkan sebagai pemenang Seacology Prize 2011, sebuah
award tingkat internasional untuk konservasi sumber daya alam yang inspiratif.
Seacology adalah organisasi nirlaba yang bertujuan melestarikan keanekaragaman
hayati di seluruh dunia. Organisasi yang berkantor pusat di California, Amerika Serikat
ini beranggotakan 46 negara. Setiap tahunnya lembaga Seacology memberikan
penghargaan khusus kepada orang yang berkontribusi dalam pelestarian alam.
Penghargaan tersebut bernama Seacology Prize, sebagai wujud kongkret dari upaya
penyelamatan kawasan lindung dan peran serta penduduk desa Mandalamekar dalam
pelestarian kawasan hutan lindung. Tulisan ini akan menyajikan bagaimana
implementasi pada pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa Mandalamekar dan
keuntungan apakah yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan
Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM). Peran serta masyarakat terhadap pengelolahan
hutan bergantung pada kondisi lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup,
pada dasarnya manusia memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan
sekitarnya. Kelembagaan Mitra Alam Munggaran yang didirikan sebagai wadah untuk
menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian hutan dan mengelola
hutan yang berfungsi sebagai hutan mata air dan habitat beberapa satwa serta
memberikan peluang pada masyarakat desa mandalamekar untuk bisa memanfaatkan
lahan garapan untuk dijadikan sumber mata pencaharian, pendapatan dalam pertanian
tanpa harus merusak lingkungan hutan. Bentuk dan intensitas partisipasi di jadikan
implikasi sebagai upaya dari pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa
Mandalamekar. Keuntungan yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam
pengelolaan hutan, adanya kerja sama masyarakat dengan kelembagaan hutan dan
pemerintah yang memberikan keuntungan bagi hasil dari mengelola lahan garapan.
Kata Kunci: pengelolaan hutan dan kawasan hutan lindung
1. Pendahuluan
Hutan Indonesia dikenal memiliki
keanekaragaman sumber daya hayati yang
sangat tinggi, sehingga memiliki peranan
yang baik ditinjau dari aspek ekonomi, sosial
budaya maupun ekologi. Namun, seiring
dengan bertambah jumlah penduduk dan laju
pertumbuhan ekonomi nasional, desakan
akan kebutuhan papan, berdampak terhadap
sumber daya hayati semakin meningkat.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 41
tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan
pengertian hutan adalah sebagai berikut :
“Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan
2 | Erlan Firmansyah
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan”.
Menurut Arief (2004:4) ”indonesia
memiliki luah hutan 144 juta Ha, atau 75%
dari total luas daratan. Sekitar 49 juta Ha
merupakan area hutan lindung, sedangkan 64
juta Ha telah dirancang untuk hutan produksi,
dan luas selebihnya sebesar 31 Ha disediakan
untuk keperluan perluasaan pertanian”.
Sumber daya hayati yang paling banyak
dieksploitasi pemanfaatannya adalah sumber
daya yang terdapat dalam ekosistem hutan
hujan yang terletak di dataran pegunungan
dan dataran rendah. Dari segi ekonomi
memang ekosistem hutan semacam inilah
yang dapat mendatangkan keuntungan
terbesar karena mengandung kekayaan paling
tinggi yang disebabkan oleh adanya
keanekaragaman hayati yang terbesar.
Bagian terbesar hutan-hutan Indonesia
termasuk dalam hutan hujan tropik yang
terletak di dataran rendah.
Peran serta masyarakat terhadap
pengelolahan hutan bergantung pada kondisi
lingkungannya. Oleh karena itu manusia tidak
bisa dipisahkan dengan lingkungannya,
bahkan sangat tergantung pada
lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya, manusia memanfaatkan sumber
daya alam yang ada di lingkungan sekitarnya.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam
sebagai wujud mata pencaharian, kegiatan
manusia mengalami tahap perkembangan,
yaitu :
1. Sebagai pemburu dan peramu (huntering
and gathering);
2. Peternak, penanam tanaman di ladang
secara berpindah-pindah (nomaden),
penangkap ikan; dan
3. Penanaman tanaman secara menetap
dengan memanfaatkan pupuk kimia,
pestisida dan irigasi.
Melalui tahap perkembangan di atas,
manusia mampu belajar bagaimana
mengelola lingkungannya dengan baik.
Tetapi seiring dengan perkembangan manusia
terutama sejak revolusi industri,
perkembangan manusia telah menyebabkan
permasalahan lingkungan yang sangat
kompleks disebabkan oleh eksploitasi yang
berlebihan terhadap sumber daya alam.
Sebanyak 65 juta Rakyat Indonesia hidupnya
bergantung pada hutan. Ini meliputi penduduk
asli daerah setempat, penduduk pendatang
atau transmigran yang sudah lama, maupun
penduduk transmigran resmi dan swakarsa
yang baru di luar pulau Jawa serta petani dan
masyarakat kesukuan di berbagai pulau
(Iskandar, 2001).
Desa Mandalamekar menjadi desa yang
berkembang dan maju karena ditunjang oleh
faktor alamnya. Keberadaan hutan lindung
desa sebagai penopang kehidupan. Goa-goa
yang diatasnya banyak ditumbuhi tanaman.
Stalaktit dan Stalagmit di dalam goa beraneka
bentuknya serta artistik, dijadikan tempat
bernaung aneka satwa seperti kera, ular,
landak, unggas hutan, Elang dan hewan
lainnya, air terjun, tumbuhan khas Jawa Barat
masih ada walaupun dalam keadaan yang
cukup terancam. kawasan ini menjadi skala
prioritas bagi desa Mandalamekar dalam
kegiatan penataan fungsi wahana lingkungan
hidup dan kelestarian alam. Keberadaan hutan
lindung ini merupakan sumber mata air bagi
persawahan, kolam dan kebutuhan mandi cuci
masyarakat Desa Mandalamekar dan
sekitarnya.
Bila dilihat berdasarkan pernyataan di
atas maka peran hutan memiliki kedudukan
yang sangat penting dalam kehidupan
sebagian besar penduduk Indonesia sebagai
sumber mata pencaharian yang berada di
kawasan lindung, salah satunya di Desa
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April 2013 | 3
Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras
Kabupaten Tasikmalaya.
Desa Mandalamekar dinobatkan sebagai
pemenang Seacology Prize 2011, sebuah
award tingkat internasional untuk konservasi
sumber daya alam yang inspiratif. Seacology
adalah organisasi nirlaba yang bertujuan
melestarikan keanekaragaman hayati di
seluruh dunia. Organisasi yang berkantor
pusat di California, Amerika Serikat ini
beranggotakan 46 negara. Sejak didirikan
pada tahun 1992, setiap tahunnya lembaga
Seacology memberikan penghargaan khusus
kepada orang yang berkontribusi dalam
pelestarian alam yaitu kepada Irman
Meilandi. Penghargaan tersebut bernama
Seacology Prize (Pikiran Rakyat, 12 Oktober
2011 halaman 17).
2. Kondisi Kawasan Hutan Lindung
Desa Mandalamekar
Desa Mandalameka mempunyai banyak
Hutan Lindung yang sekaligus berfungsi
sebagai hutan mata air dan habitat beberapa
satwa di hutan tersebut seperti monyet,
lutung, burung, tumbuhan dan satwa lainnya.
Kondisi hutan tersebut tidak semuanya dalam
kondisi yang masih bagus. Ada beberapa
hutan dalam kondisi kritis karena tidak
dibarengi dengan pemeliharaan dan
pengawasan yang ketat.
1. Hutan Lindung Karang Soak
Karang Soak merupakan lokasi dataran
karang berongga (goa) menghadap ke Sungai
Ciwulan. Bagian atasnya ditumbuhi tanaman,
dan terdapat stalaktit serta stalagnite di dalam
goa dengan beraneka bentuk.
Goa-goa di Karang Soak dijadikan
tempat bernaung aneka satwa. Di kawasan
ini jenis kera, ular, sriti landak, unggas hutan,
Elang dan hewan lainnya yang hidup secara
alamiah.
Aneka satwa tersebut dilindungi dengan
peraturan desa Mandalamekar. Karena
kawasan ini menjadi skala prioritas bagi desa
Mandalamekar dalam kegiatan penataan
fungsi wahana lingkungan hidup dan
Kelestarian alam. Peraturan Desa
Mandalamekar ini mendapat dukungan
masyarakatnya.
2. Hutan Pasir Salam, Ciganasoli, Carulang,
Pasir Badak dan Pasir Bentang
Hutan lindung atau leuweung harim
dikawasan ini merupakan sumber mata air
bagi persawahan, kolam dan kebutuhan
mandi cuci masyarakat di Dusun Cinunjang,
Cinangsi dan Mekarsari. Wilayah ini terdiri
dari perbukitan yang cukup tinggi hingga
dapat melihat ke seluruh kawasan Desa
Mandalamekar dan sekitarnya. Banyak satwa
seperti monyet dan burung serta pohon-pohon
langka yang masih terpelihara dengan baik.
Pada tahun 2004 masyarakat dusun
Cinunjang mulai memetakan kembali hutan-
hutan lindung dikawasannya. Pemuda yang
tergabung dalam kelompok Mitra Alam
Munggaran mulai melakukan penataan dan
penanaman kembali hutan mata air terutama
di Pasir Salam dan Ciganasoli. Penanaman
pohon terus berlangsung sampai saat ini
disemua kawasan hutan lindung di Dusun
Cinunjang.
3. Cikujang
Hutan Lindung Cikujang berada di hulu
Sungai Cibaregbeg di Kedusunan Mekarjaya.
Keberadaan hutan lindung dan sungai ini
sangat penting untuk pengairan persawahan
yang dimiliki dusun ini. Melalui
kepemimpinan Kepala Dusun dan Ketua MUI
Desa Mandalamekar saat ini masyarakat
Dusun Mekarjaya melakukan penataan dan
penanaman kembali hutan lindung Cikujang.
3. Kelembagaan Mitra Alam Munggaran
Desa Mandalamekar
Kelembagaan Mitra Alam Munggaran
adalah sebuah organisasi masyarakat di
Dusun Cinunjang, Desa Mandalamekar,
4 | Erlan Firmansyah
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…
Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten
Tasikmalaya. Organisasi ini didirikan sebagai
wadah untuk menampung aspirasi masyarakat
yang peduli akan kelestarian hutan dan
mengelola hutan yang berfungsi sebagai
hutan mata air dan habitat beberapa satwa.
Organisasi yang dibentuk pada tanggal 4
April 2002 ini, beranggotakan masyarakat
Desa Mandalamekar.
Kelembagaan Mitra Alam Munggaran
mempunyai visi “Leuweung Nganteng Kaca
Nunggal“ yang dalam bahasa Indonesia
berarti “hutan lestari cermin kehidupan”. Hal
ini mempunyai makna yang lebih luas,
dimana sebagian besar tanah Desa
Mandalamekar merupakan area perhutanan.
Hutan merupakan bagian penting bagi
masyarakat Desa Mandalamekar yang
merupakan masyarakat agraris. Oleh sebab itu
keberadaan hutan sangat berkaitan dengan
ketersediaan mata air untuk mereka. Karena
mata pencaharian ini sangat bergantung pada
ketersediaannya air.
Mitra Alam Munggaran mempunyai 7
tujuan (misi), antara lain ;
a. Pengelolaan 78 ha hutan
lindung/mata air dan tanah desa
(Karang Soak – 30 Ha) sebagai
sumber kehidupan Masyarakat
agraris Desa Mandalamekar.
b. Ketahanan pangan masyarakat Desa
Mandalamekar berbasis pada sumber
daya alam seperti pertanian,
peternakan, dan perikanan.
c. Pengelolaan informasi, komunikasi
dan Pendidikan Lingkungan Hidup
melalui Radio Komunitas Ruyuk
107.8 FM dan media-media yang
tersedia di masyarakat Desa
Mandalamekar.
d. Pengorganisasian masyarakat dan
penjangkauan sebagai upaya
mempertahankan kearifan kearifan
leluhur Desa Mandalamekar seperti
budaya rereongan (kerja bakti,
mengelola tanah mata air/harim dan
membangun komunikasi antar
warga).
e. Penegakan Hukum dalam
pengelolaan hutan lindung/mata air.
f. Jejaring dan optimalisasi dukungan
terhadap masyarakat Desa
Mandalamekar.
g. Penguatan kapasitas kelembagaan
Mitra Alam Munggaran.
Berdasarkan tujuan atau misi
dibentuknya organisasi Mitra Alam
Munggaran ini, berbagai upaya dilakukan.
Diantarnya;
1. Pengelolaan dan Perawatan Hutan
Lindung dan Hutan Mata Air
Desa Mandalamekar mempunyai banyak
Hutan Lindung yang sekaligus berfungsi
sebagai hutan mata air dan habitat beberapa
satwa. Kondisi hutan tersebut tidak semuanya
dalam kondisi yang masih bagus. Ada
beberapa hutan dalam kondisi kritis karena
tidak barengi dengan pemeliharaan dan
pengawasan yang ketat. Namun saat ini,
penataan dan pengelolaan sedang gencar
dilakukan. Berbagai upaya dilakukan untuk
kembali melestarikan hutan. Hutan lindung
dan hutan mata air yang ada di kawasan ini,
antara lain;
a. Hutan Lindung Karang Soak
b. Hutan Pasir Salam
c. Hutan Ciganasoli
d. Hutan Carulang
e. Hutan Pasir Badak
f. Hutan Pasir Bentang
g. Hutan Cikujang
2. Memperkenalkan Ekosistem Hutan
Lindung Pada Anak-Anak
Mitra Alam Munggaran menyadari
pendidikan usia dini untuk memperkenalkan
ekosistem hutan lindung sangat penting untuk
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April 2013 | 5
menjaga keberadaan Hutan Lindung di Desa
Mandalamekar. Maka dari itu, tidak jarang
Mitra Alam Munggaran sering kali
mengikutsertakan anak-anak dalam kegiatan-
kegiatannya. Misalnya, kegiatan kerja bakti
dalam mengelola dan melestarikan hutan dan
bekerjasama dalam mengadakan kegiatan
perkemahan. Hal ini dimaksudkan agar anak-
anak di Desa Mandalamekar sudah
memahami akan pentingnya fungsi hutan
sejak kecil. Lebih jauh lagi hal ini diharapkan
dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab
mereka untuk menjaga dan merawat hutan.
Sampai saat ini, kegiatan-kegiatan
tersebut mendapat respon baik dari semua
pihak. Hal tersebut dapat dilihat dari
antusiasme anak-anak dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan tersebut. Dan Dinas
Pendidikan setempat pun menyambut baik
kegiatan perkemahan dengan melakukan
kerjasama dengan Mitra Alam Munggaran.
3. Membangun Pos-Pos Penjagaan Hutan
Mitra Alam Munggaran membangun pos
pengawasan hutan lindung di Karang Soak
dan Pasir Salam. Pos ini berfungsi sebagai
tempat berkumpul warga saat memelihara dan
mengawasi hutan lindung. Selain itu, pos-pos
ini juga berfungsi sebagai tempat istirahat
orang-orang yang sudah melakukan
aktifitasnya di hutan. Dan tidak jarang, pos-
pos ini juga sering digunakan sebagai tempat
berkumpul dan bermusyawarah masyarakat
Desa Mandalamekar, serta tempat ‘ngaliwet’
yang dalam Bahasa Indonesia adalah
membuat dan menikmati nasi liwet.
Pos-pos ini dibangun secara swadaya
oleh masyarakat Desa Mandalamekar. Meski
sederhana, pos-pos ini sangat besar
manfaatnya dalam pengawasan dan
pengelolaan hutan lindung.
4. Pembaharuan Informasi Melalui Radio
Komunitas Ruyuk 107,8 FM
Pemerintah Desa Mandalamekar dan
Mitra Alam Munggaran menyadari
pentingnya keberadaan satu media yang dapat
mempermudah komunikasi setiap masyarakat
Desa Mandalamekar, yang bermukim di
perbukitan dan lembah. Radio Komunitas
dipilih untuk menjembatani sulitnya
komunikasi antara masyarakat yang satu
dengan lainnya.
Radio Komunitas Ruyuk 107,8 FM
adalah radio komunitas yang didirikan Mitra
Alam Munggaran dan Pemerintah Desa
Mandalamekar. Nama ruyuk dipilih oleh
masyarakat Desa Mandalamekar karena
selain mempunyai arti hutan belukar yang
saat ini menjadi keprihatinan masyarakatnya,
ruyuk juga begitu mudah diucapkan dan
diingat.
Moto Radio Komunitas Ruyuk 107.8 FM
adalah “Leuweung Hejo Rakyat Ngejo,
Leuweung Ruksak Rakyat Balangsak” yang
dalam Bahasa Indonesia berarti “hutan hijau
rakyat menanak nasi, hutan rusak rakyat
sengsara” . Moto ini mempunyai makna yang
sangat besar bagi masyarakat Desa
Mandalamekar. Dimana kehidupan mereka
sebagai masyarakat agraris sangat tergantung
pada ketersediaan sumber mata air.
Selain sebagai media hiburan,
keberadaan radio ini juga difungsikan untuk
memperkuat jalinan komunikasi masyarakat
Desa Mandalamekar dalam mengelola dan
menjaga hutan lindung dan hutan mata air.
Radio ini juga menjadi pilihan alternatif bagi
aparat desa dan masyarakat Desa
Mandalamekar yang menginginkan adanya
perluasan informasi bagi kedua belah pihak.
Jangkauan siaran radio komunitas ini
cukup luas dikarenakan keberadaan studionya
berada diatas perbukitan. Beberapa
kecamatan disekitar Desa Mandalamekar
yang dapat menerima jangkauan siaran
dengan baik diantaranya Kecamatan
Jatiwaras, Cibalong, Karang Nunggal,
Salopa, Cipatujah dan beberapa kecamatan
6 | Erlan Firmansyah
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…
lainnya di sekitar Kabupaten Tasikmalaya
bagian selatan.
Kehadiran radio komunitas ini mendapat
respon baik dari para pendengarnya, terutama
masyarakat Desa Mandalamekar. Hal itu
dapat dilihat dari banyaknya atensi yang
masuk pada pengelola radio dari para
pendengar. Baik itu secara langsung maupun
melalui SMS dan jejaring sosial facebook.
Beragam program disajikan untuk
memperbaharui informasi dan menghibur
para pendengarnya. Seperti tentang pertanian,
sosial, agama, kebudayaan, kesehatan,
konservasi lingkungan dan musik. Program
acara dikemas semenarik mungkin untuk
menarik perhatian pendengar agar selalu setia
mendengarkan siaran Radio Komunitas
Ruyuk 107,8 FM. Radio ini juga menjadi
pilihan alternatif bagi aparat desa dan
masyarakat lainnya yang menginginkan
adanya perluasan informasi bagi kedua belah
pihak.
5. Mengadakan Kegiatan Untuk Memupuk
Kerjasama dan Kebersamaan
Tercapainya tujuan sebuah organisasi
memerlukan kerjasama dan kebersamaan
yang kuat. Atas dasar pemikiran itu, Mitra
Alam Munggaran sering kali mengadakan
kegiatan yang bertujuan untuk memupuk
kerjasama dan kebersamaan sehingga
menjadi semakin erat.
Bentuk kegiatannya bermacam-macam.
Seperti pengajian yang dilanjutkan dengan
diskusi bersama terutama masalah
pengelolaan hutan lindung, ngaliwet bersama,
mengisi kegiatan HUT Republik Indonesia
dengan berbagai kegiatan olahraga dan
hiburan. Meskipun acaranya sederhana,
namun dengan demikian komunikasi tetap
terjalin dengan baik, sehingga mampu
memupuk kerjasama dan kebersamaan.
4. Implementasi Pada Pengelolaan
Hutan Lindung Oleh Masyarakat Desa
Mandalamekar
Implementasi pada pengelolaan hutan
lindung oleh mansyarakat, dilihat dalam
bentuk partisipasi dan intensitas partisipasi.
Bentuk partsisipasi masyarakat dalam
pengelolaan hutan berbasis masyarakat di
kawasan hutan lindung desa mandalamekar di
bedakan menjadi 4 macam, yaitu partisipasi
dalam bentuk buah pikiran (ide), partisipasi
dalam bentuk tenaga, partisipasi dalam
bentuk harta benda dan partisipasi dalam
bentuk sosial.
Intensitas masyarakat dalam pengelolaan
kawaan hutan lindung yang ada di desa
Mandalamekar, penulis akan menhubungkan
dengan kegiatan yang pernah dilakukan oleh
masyarakat desa Mandalamekar maupun
kegiatan yang di selenggarakan oleh pihak
pemerintah desa Mandalamekar.
a. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Buah Pikiran (Ide).
2 | Erlan Firmansyah
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…
b. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Tenaga
c. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Harta Benda
8 | Erlan Firmansyah
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…
d. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Sosial
5. Keuntungan yang Diperoleh Masyarakat Desa Mandalamekar Dalam Pengelolaan
Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM)
Lahan garapan masyarakat desa Mandalamekar di dominasi oleh hutan dan sawah. Peneliti
akan menyajikan pembahasan mengenai Keuntungan apakah diperoleh masyarakat desa
Mandalamekar dalam pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM).
8 | Erlan Firmansyah
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…
6. Penutup
Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat
adalah segala bentuk pengelolaan hutan dan
hasil hutan yang dilakukan oleh masyarakat
dengan cara-cara tradisional baik dalam
bentuk unit komunitas, unit usaha berbasis
komunitas (koperasi dalam arti luas), maupun
individual berskala kecil sampai sedang.
Pengelolaan hutan berbasis masyarakat
mempunyai maksud dan tujuan, yaitu
memberikan arah pengelolaan sumberdaya
hutan dengan memadukan aspek ekonomi,
ekologi dan sosial secara proporsional dan
profesional. Adapun tujuan dari pengelolaan
hutan berbasis masyarakt adalah untuk
meningkatkan peran dan tanggung jawab
Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan
pihak yang berkepentingan terhadap
keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya
hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan
dengan model kemitraan.
Kelembagaan Mitra Alam Munggaran
yang didirikan sebagai wadah untuk
menampung aspirasi masyarakat yang peduli
akan kelestarian hutan dan mengelola hutan
yang berfungsi sebagai hutan mata air dan
habitat beberapa satwa serta memberikan
peluang pada masyarakat desa mandalamekar
untuk bisa memanfaatkan lahan garapan
untuk dijadikan sumber mata pencaharian,
pendapatan dalam pertanian tanpa harus
merusak lingkungan hutan. Bentuk dan
intensitas partisipasi di jadikan implikasi
sebagai upaya dari pengelolaan hutan lindung
oleh masyarakat desa Mandalamekar.
Keuntungan yang diperoleh masyarakat desa
Mandalamekar dalam pengelolaan hutan,
adanya kerja sama masyarakat dengan
kelembagaan hutan dan pemerintah yang
memberikan keuntungan bagi hasil dari
mengelola lahan garapan.
7. Daftar Pustaka
Abubakar, Iskandar. (2001). Antisipasi
penggunaan bahan bakar untuk
transportasi di Indonesia.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat
Arief, A (1994) Hutan: Hakikat dan
Pengaruhnya terhapad
Lingkungan. Jakarta: Penerbit
Yayasan Obor Indonesia
Keppres Nomor 3. (1990). Tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung.
Jakarta: Direktorat Jenderal
Lingkungan Hidup
Pikiran Rakyat (PR), 12 Oktober:
Mandalamekar Pemenang
seacoligy 2011.