9
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April 2013 | 1 PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA Erlan Firmansyah Departemen Pendidikan Geografi, Fakulitas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Desa Mandalamekar dinobatkan sebagai pemenang Seacology Prize 2011, sebuah award tingkat internasional untuk konservasi sumber daya alam yang inspiratif. Seacology adalah organisasi nirlaba yang bertujuan melestarikan keanekaragaman hayati di seluruh dunia. Organisasi yang berkantor pusat di California, Amerika Serikat ini beranggotakan 46 negara. Setiap tahunnya lembaga Seacology memberikan penghargaan khusus kepada orang yang berkontribusi dalam pelestarian alam. Penghargaan tersebut bernama Seacology Prize, sebagai wujud kongkret dari upaya penyelamatan kawasan lindung dan peran serta penduduk desa Mandalamekar dalam pelestarian kawasan hutan lindung. Tulisan ini akan menyajikan bagaimana implementasi pada pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa Mandalamekar dan keuntungan apakah yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM). Peran serta masyarakat terhadap pengelolahan hutan bergantung pada kondisi lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, pada dasarnya manusia memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitarnya. Kelembagaan Mitra Alam Munggaran yang didirikan sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian hutan dan mengelola hutan yang berfungsi sebagai hutan mata air dan habitat beberapa satwa serta memberikan peluang pada masyarakat desa mandalamekar untuk bisa memanfaatkan lahan garapan untuk dijadikan sumber mata pencaharian, pendapatan dalam pertanian tanpa harus merusak lingkungan hutan. Bentuk dan intensitas partisipasi di jadikan implikasi sebagai upaya dari pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa Mandalamekar. Keuntungan yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan hutan, adanya kerja sama masyarakat dengan kelembagaan hutan dan pemerintah yang memberikan keuntungan bagi hasil dari mengelola lahan garapan. Kata Kunci: pengelolaan hutan dan kawasan hutan lindung 1. Pendahuluan Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang sangat tinggi, sehingga memiliki peranan yang baik ditinjau dari aspek ekonomi, sosial budaya maupun ekologi. Namun, seiring dengan bertambah jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi nasional, desakan akan kebutuhan papan, berdampak terhadap sumber daya hayati semakin meningkat. Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan pengertian hutan adalah sebagai berikut : Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

  • Upload
    dinhthu

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April 2013 | 1

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA MANDALAMEKAR

KECAMATAN JATIWARAS KABUPATEN TASIKMALAYA

Erlan Firmansyah

Departemen Pendidikan Geografi, Fakulitas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Desa Mandalamekar dinobatkan sebagai pemenang Seacology Prize 2011, sebuah

award tingkat internasional untuk konservasi sumber daya alam yang inspiratif.

Seacology adalah organisasi nirlaba yang bertujuan melestarikan keanekaragaman

hayati di seluruh dunia. Organisasi yang berkantor pusat di California, Amerika Serikat

ini beranggotakan 46 negara. Setiap tahunnya lembaga Seacology memberikan

penghargaan khusus kepada orang yang berkontribusi dalam pelestarian alam.

Penghargaan tersebut bernama Seacology Prize, sebagai wujud kongkret dari upaya

penyelamatan kawasan lindung dan peran serta penduduk desa Mandalamekar dalam

pelestarian kawasan hutan lindung. Tulisan ini akan menyajikan bagaimana

implementasi pada pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa Mandalamekar dan

keuntungan apakah yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam pengelolaan

Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM). Peran serta masyarakat terhadap pengelolahan

hutan bergantung pada kondisi lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup,

pada dasarnya manusia memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan

sekitarnya. Kelembagaan Mitra Alam Munggaran yang didirikan sebagai wadah untuk

menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian hutan dan mengelola

hutan yang berfungsi sebagai hutan mata air dan habitat beberapa satwa serta

memberikan peluang pada masyarakat desa mandalamekar untuk bisa memanfaatkan

lahan garapan untuk dijadikan sumber mata pencaharian, pendapatan dalam pertanian

tanpa harus merusak lingkungan hutan. Bentuk dan intensitas partisipasi di jadikan

implikasi sebagai upaya dari pengelolaan hutan lindung oleh masyarakat desa

Mandalamekar. Keuntungan yang diperoleh masyarakat desa Mandalamekar dalam

pengelolaan hutan, adanya kerja sama masyarakat dengan kelembagaan hutan dan

pemerintah yang memberikan keuntungan bagi hasil dari mengelola lahan garapan.

Kata Kunci: pengelolaan hutan dan kawasan hutan lindung

1. Pendahuluan

Hutan Indonesia dikenal memiliki

keanekaragaman sumber daya hayati yang

sangat tinggi, sehingga memiliki peranan

yang baik ditinjau dari aspek ekonomi, sosial

budaya maupun ekologi. Namun, seiring

dengan bertambah jumlah penduduk dan laju

pertumbuhan ekonomi nasional, desakan

akan kebutuhan papan, berdampak terhadap

sumber daya hayati semakin meningkat.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 41

tahun 1999 tentang Kehutanan disebutkan

pengertian hutan adalah sebagai berikut :

“Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem

berupa hamparan lahan berisi sumber daya

alam hayati yang didominasi pepohonan

Page 2: PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

2 | Erlan Firmansyah

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…

dalam persekutuan alam lingkungannya, yang

satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan”.

Menurut Arief (2004:4) ”indonesia

memiliki luah hutan 144 juta Ha, atau 75%

dari total luas daratan. Sekitar 49 juta Ha

merupakan area hutan lindung, sedangkan 64

juta Ha telah dirancang untuk hutan produksi,

dan luas selebihnya sebesar 31 Ha disediakan

untuk keperluan perluasaan pertanian”.

Sumber daya hayati yang paling banyak

dieksploitasi pemanfaatannya adalah sumber

daya yang terdapat dalam ekosistem hutan

hujan yang terletak di dataran pegunungan

dan dataran rendah. Dari segi ekonomi

memang ekosistem hutan semacam inilah

yang dapat mendatangkan keuntungan

terbesar karena mengandung kekayaan paling

tinggi yang disebabkan oleh adanya

keanekaragaman hayati yang terbesar.

Bagian terbesar hutan-hutan Indonesia

termasuk dalam hutan hujan tropik yang

terletak di dataran rendah.

Peran serta masyarakat terhadap

pengelolahan hutan bergantung pada kondisi

lingkungannya. Oleh karena itu manusia tidak

bisa dipisahkan dengan lingkungannya,

bahkan sangat tergantung pada

lingkungannya. Untuk memenuhi kebutuhan

dasarnya, manusia memanfaatkan sumber

daya alam yang ada di lingkungan sekitarnya.

Dalam memanfaatkan sumber daya alam

sebagai wujud mata pencaharian, kegiatan

manusia mengalami tahap perkembangan,

yaitu :

1. Sebagai pemburu dan peramu (huntering

and gathering);

2. Peternak, penanam tanaman di ladang

secara berpindah-pindah (nomaden),

penangkap ikan; dan

3. Penanaman tanaman secara menetap

dengan memanfaatkan pupuk kimia,

pestisida dan irigasi.

Melalui tahap perkembangan di atas,

manusia mampu belajar bagaimana

mengelola lingkungannya dengan baik.

Tetapi seiring dengan perkembangan manusia

terutama sejak revolusi industri,

perkembangan manusia telah menyebabkan

permasalahan lingkungan yang sangat

kompleks disebabkan oleh eksploitasi yang

berlebihan terhadap sumber daya alam.

Sebanyak 65 juta Rakyat Indonesia hidupnya

bergantung pada hutan. Ini meliputi penduduk

asli daerah setempat, penduduk pendatang

atau transmigran yang sudah lama, maupun

penduduk transmigran resmi dan swakarsa

yang baru di luar pulau Jawa serta petani dan

masyarakat kesukuan di berbagai pulau

(Iskandar, 2001).

Desa Mandalamekar menjadi desa yang

berkembang dan maju karena ditunjang oleh

faktor alamnya. Keberadaan hutan lindung

desa sebagai penopang kehidupan. Goa-goa

yang diatasnya banyak ditumbuhi tanaman.

Stalaktit dan Stalagmit di dalam goa beraneka

bentuknya serta artistik, dijadikan tempat

bernaung aneka satwa seperti kera, ular,

landak, unggas hutan, Elang dan hewan

lainnya, air terjun, tumbuhan khas Jawa Barat

masih ada walaupun dalam keadaan yang

cukup terancam. kawasan ini menjadi skala

prioritas bagi desa Mandalamekar dalam

kegiatan penataan fungsi wahana lingkungan

hidup dan kelestarian alam. Keberadaan hutan

lindung ini merupakan sumber mata air bagi

persawahan, kolam dan kebutuhan mandi cuci

masyarakat Desa Mandalamekar dan

sekitarnya.

Bila dilihat berdasarkan pernyataan di

atas maka peran hutan memiliki kedudukan

yang sangat penting dalam kehidupan

sebagian besar penduduk Indonesia sebagai

sumber mata pencaharian yang berada di

kawasan lindung, salah satunya di Desa

Page 3: PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April 2013 | 3

Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras

Kabupaten Tasikmalaya.

Desa Mandalamekar dinobatkan sebagai

pemenang Seacology Prize 2011, sebuah

award tingkat internasional untuk konservasi

sumber daya alam yang inspiratif. Seacology

adalah organisasi nirlaba yang bertujuan

melestarikan keanekaragaman hayati di

seluruh dunia. Organisasi yang berkantor

pusat di California, Amerika Serikat ini

beranggotakan 46 negara. Sejak didirikan

pada tahun 1992, setiap tahunnya lembaga

Seacology memberikan penghargaan khusus

kepada orang yang berkontribusi dalam

pelestarian alam yaitu kepada Irman

Meilandi. Penghargaan tersebut bernama

Seacology Prize (Pikiran Rakyat, 12 Oktober

2011 halaman 17).

2. Kondisi Kawasan Hutan Lindung

Desa Mandalamekar

Desa Mandalameka mempunyai banyak

Hutan Lindung yang sekaligus berfungsi

sebagai hutan mata air dan habitat beberapa

satwa di hutan tersebut seperti monyet,

lutung, burung, tumbuhan dan satwa lainnya.

Kondisi hutan tersebut tidak semuanya dalam

kondisi yang masih bagus. Ada beberapa

hutan dalam kondisi kritis karena tidak

dibarengi dengan pemeliharaan dan

pengawasan yang ketat.

1. Hutan Lindung Karang Soak

Karang Soak merupakan lokasi dataran

karang berongga (goa) menghadap ke Sungai

Ciwulan. Bagian atasnya ditumbuhi tanaman,

dan terdapat stalaktit serta stalagnite di dalam

goa dengan beraneka bentuk.

Goa-goa di Karang Soak dijadikan

tempat bernaung aneka satwa. Di kawasan

ini jenis kera, ular, sriti landak, unggas hutan,

Elang dan hewan lainnya yang hidup secara

alamiah.

Aneka satwa tersebut dilindungi dengan

peraturan desa Mandalamekar. Karena

kawasan ini menjadi skala prioritas bagi desa

Mandalamekar dalam kegiatan penataan

fungsi wahana lingkungan hidup dan

Kelestarian alam. Peraturan Desa

Mandalamekar ini mendapat dukungan

masyarakatnya.

2. Hutan Pasir Salam, Ciganasoli, Carulang,

Pasir Badak dan Pasir Bentang

Hutan lindung atau leuweung harim

dikawasan ini merupakan sumber mata air

bagi persawahan, kolam dan kebutuhan

mandi cuci masyarakat di Dusun Cinunjang,

Cinangsi dan Mekarsari. Wilayah ini terdiri

dari perbukitan yang cukup tinggi hingga

dapat melihat ke seluruh kawasan Desa

Mandalamekar dan sekitarnya. Banyak satwa

seperti monyet dan burung serta pohon-pohon

langka yang masih terpelihara dengan baik.

Pada tahun 2004 masyarakat dusun

Cinunjang mulai memetakan kembali hutan-

hutan lindung dikawasannya. Pemuda yang

tergabung dalam kelompok Mitra Alam

Munggaran mulai melakukan penataan dan

penanaman kembali hutan mata air terutama

di Pasir Salam dan Ciganasoli. Penanaman

pohon terus berlangsung sampai saat ini

disemua kawasan hutan lindung di Dusun

Cinunjang.

3. Cikujang

Hutan Lindung Cikujang berada di hulu

Sungai Cibaregbeg di Kedusunan Mekarjaya.

Keberadaan hutan lindung dan sungai ini

sangat penting untuk pengairan persawahan

yang dimiliki dusun ini. Melalui

kepemimpinan Kepala Dusun dan Ketua MUI

Desa Mandalamekar saat ini masyarakat

Dusun Mekarjaya melakukan penataan dan

penanaman kembali hutan lindung Cikujang.

3. Kelembagaan Mitra Alam Munggaran

Desa Mandalamekar

Kelembagaan Mitra Alam Munggaran

adalah sebuah organisasi masyarakat di

Dusun Cinunjang, Desa Mandalamekar,

Page 4: PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

4 | Erlan Firmansyah

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…

Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten

Tasikmalaya. Organisasi ini didirikan sebagai

wadah untuk menampung aspirasi masyarakat

yang peduli akan kelestarian hutan dan

mengelola hutan yang berfungsi sebagai

hutan mata air dan habitat beberapa satwa.

Organisasi yang dibentuk pada tanggal 4

April 2002 ini, beranggotakan masyarakat

Desa Mandalamekar.

Kelembagaan Mitra Alam Munggaran

mempunyai visi “Leuweung Nganteng Kaca

Nunggal“ yang dalam bahasa Indonesia

berarti “hutan lestari cermin kehidupan”. Hal

ini mempunyai makna yang lebih luas,

dimana sebagian besar tanah Desa

Mandalamekar merupakan area perhutanan.

Hutan merupakan bagian penting bagi

masyarakat Desa Mandalamekar yang

merupakan masyarakat agraris. Oleh sebab itu

keberadaan hutan sangat berkaitan dengan

ketersediaan mata air untuk mereka. Karena

mata pencaharian ini sangat bergantung pada

ketersediaannya air.

Mitra Alam Munggaran mempunyai 7

tujuan (misi), antara lain ;

a. Pengelolaan 78 ha hutan

lindung/mata air dan tanah desa

(Karang Soak – 30 Ha) sebagai

sumber kehidupan Masyarakat

agraris Desa Mandalamekar.

b. Ketahanan pangan masyarakat Desa

Mandalamekar berbasis pada sumber

daya alam seperti pertanian,

peternakan, dan perikanan.

c. Pengelolaan informasi, komunikasi

dan Pendidikan Lingkungan Hidup

melalui Radio Komunitas Ruyuk

107.8 FM dan media-media yang

tersedia di masyarakat Desa

Mandalamekar.

d. Pengorganisasian masyarakat dan

penjangkauan sebagai upaya

mempertahankan kearifan kearifan

leluhur Desa Mandalamekar seperti

budaya rereongan (kerja bakti,

mengelola tanah mata air/harim dan

membangun komunikasi antar

warga).

e. Penegakan Hukum dalam

pengelolaan hutan lindung/mata air.

f. Jejaring dan optimalisasi dukungan

terhadap masyarakat Desa

Mandalamekar.

g. Penguatan kapasitas kelembagaan

Mitra Alam Munggaran.

Berdasarkan tujuan atau misi

dibentuknya organisasi Mitra Alam

Munggaran ini, berbagai upaya dilakukan.

Diantarnya;

1. Pengelolaan dan Perawatan Hutan

Lindung dan Hutan Mata Air

Desa Mandalamekar mempunyai banyak

Hutan Lindung yang sekaligus berfungsi

sebagai hutan mata air dan habitat beberapa

satwa. Kondisi hutan tersebut tidak semuanya

dalam kondisi yang masih bagus. Ada

beberapa hutan dalam kondisi kritis karena

tidak barengi dengan pemeliharaan dan

pengawasan yang ketat. Namun saat ini,

penataan dan pengelolaan sedang gencar

dilakukan. Berbagai upaya dilakukan untuk

kembali melestarikan hutan. Hutan lindung

dan hutan mata air yang ada di kawasan ini,

antara lain;

a. Hutan Lindung Karang Soak

b. Hutan Pasir Salam

c. Hutan Ciganasoli

d. Hutan Carulang

e. Hutan Pasir Badak

f. Hutan Pasir Bentang

g. Hutan Cikujang

2. Memperkenalkan Ekosistem Hutan

Lindung Pada Anak-Anak

Mitra Alam Munggaran menyadari

pendidikan usia dini untuk memperkenalkan

ekosistem hutan lindung sangat penting untuk

Page 5: PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, April 2013 | 5

menjaga keberadaan Hutan Lindung di Desa

Mandalamekar. Maka dari itu, tidak jarang

Mitra Alam Munggaran sering kali

mengikutsertakan anak-anak dalam kegiatan-

kegiatannya. Misalnya, kegiatan kerja bakti

dalam mengelola dan melestarikan hutan dan

bekerjasama dalam mengadakan kegiatan

perkemahan. Hal ini dimaksudkan agar anak-

anak di Desa Mandalamekar sudah

memahami akan pentingnya fungsi hutan

sejak kecil. Lebih jauh lagi hal ini diharapkan

dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab

mereka untuk menjaga dan merawat hutan.

Sampai saat ini, kegiatan-kegiatan

tersebut mendapat respon baik dari semua

pihak. Hal tersebut dapat dilihat dari

antusiasme anak-anak dalam mengikuti

kegiatan-kegiatan tersebut. Dan Dinas

Pendidikan setempat pun menyambut baik

kegiatan perkemahan dengan melakukan

kerjasama dengan Mitra Alam Munggaran.

3. Membangun Pos-Pos Penjagaan Hutan

Mitra Alam Munggaran membangun pos

pengawasan hutan lindung di Karang Soak

dan Pasir Salam. Pos ini berfungsi sebagai

tempat berkumpul warga saat memelihara dan

mengawasi hutan lindung. Selain itu, pos-pos

ini juga berfungsi sebagai tempat istirahat

orang-orang yang sudah melakukan

aktifitasnya di hutan. Dan tidak jarang, pos-

pos ini juga sering digunakan sebagai tempat

berkumpul dan bermusyawarah masyarakat

Desa Mandalamekar, serta tempat ‘ngaliwet’

yang dalam Bahasa Indonesia adalah

membuat dan menikmati nasi liwet.

Pos-pos ini dibangun secara swadaya

oleh masyarakat Desa Mandalamekar. Meski

sederhana, pos-pos ini sangat besar

manfaatnya dalam pengawasan dan

pengelolaan hutan lindung.

4. Pembaharuan Informasi Melalui Radio

Komunitas Ruyuk 107,8 FM

Pemerintah Desa Mandalamekar dan

Mitra Alam Munggaran menyadari

pentingnya keberadaan satu media yang dapat

mempermudah komunikasi setiap masyarakat

Desa Mandalamekar, yang bermukim di

perbukitan dan lembah. Radio Komunitas

dipilih untuk menjembatani sulitnya

komunikasi antara masyarakat yang satu

dengan lainnya.

Radio Komunitas Ruyuk 107,8 FM

adalah radio komunitas yang didirikan Mitra

Alam Munggaran dan Pemerintah Desa

Mandalamekar. Nama ruyuk dipilih oleh

masyarakat Desa Mandalamekar karena

selain mempunyai arti hutan belukar yang

saat ini menjadi keprihatinan masyarakatnya,

ruyuk juga begitu mudah diucapkan dan

diingat.

Moto Radio Komunitas Ruyuk 107.8 FM

adalah “Leuweung Hejo Rakyat Ngejo,

Leuweung Ruksak Rakyat Balangsak” yang

dalam Bahasa Indonesia berarti “hutan hijau

rakyat menanak nasi, hutan rusak rakyat

sengsara” . Moto ini mempunyai makna yang

sangat besar bagi masyarakat Desa

Mandalamekar. Dimana kehidupan mereka

sebagai masyarakat agraris sangat tergantung

pada ketersediaan sumber mata air.

Selain sebagai media hiburan,

keberadaan radio ini juga difungsikan untuk

memperkuat jalinan komunikasi masyarakat

Desa Mandalamekar dalam mengelola dan

menjaga hutan lindung dan hutan mata air.

Radio ini juga menjadi pilihan alternatif bagi

aparat desa dan masyarakat Desa

Mandalamekar yang menginginkan adanya

perluasan informasi bagi kedua belah pihak.

Jangkauan siaran radio komunitas ini

cukup luas dikarenakan keberadaan studionya

berada diatas perbukitan. Beberapa

kecamatan disekitar Desa Mandalamekar

yang dapat menerima jangkauan siaran

dengan baik diantaranya Kecamatan

Jatiwaras, Cibalong, Karang Nunggal,

Salopa, Cipatujah dan beberapa kecamatan

Page 6: PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

6 | Erlan Firmansyah

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…

lainnya di sekitar Kabupaten Tasikmalaya

bagian selatan.

Kehadiran radio komunitas ini mendapat

respon baik dari para pendengarnya, terutama

masyarakat Desa Mandalamekar. Hal itu

dapat dilihat dari banyaknya atensi yang

masuk pada pengelola radio dari para

pendengar. Baik itu secara langsung maupun

melalui SMS dan jejaring sosial facebook.

Beragam program disajikan untuk

memperbaharui informasi dan menghibur

para pendengarnya. Seperti tentang pertanian,

sosial, agama, kebudayaan, kesehatan,

konservasi lingkungan dan musik. Program

acara dikemas semenarik mungkin untuk

menarik perhatian pendengar agar selalu setia

mendengarkan siaran Radio Komunitas

Ruyuk 107,8 FM. Radio ini juga menjadi

pilihan alternatif bagi aparat desa dan

masyarakat lainnya yang menginginkan

adanya perluasan informasi bagi kedua belah

pihak.

5. Mengadakan Kegiatan Untuk Memupuk

Kerjasama dan Kebersamaan

Tercapainya tujuan sebuah organisasi

memerlukan kerjasama dan kebersamaan

yang kuat. Atas dasar pemikiran itu, Mitra

Alam Munggaran sering kali mengadakan

kegiatan yang bertujuan untuk memupuk

kerjasama dan kebersamaan sehingga

menjadi semakin erat.

Bentuk kegiatannya bermacam-macam.

Seperti pengajian yang dilanjutkan dengan

diskusi bersama terutama masalah

pengelolaan hutan lindung, ngaliwet bersama,

mengisi kegiatan HUT Republik Indonesia

dengan berbagai kegiatan olahraga dan

hiburan. Meskipun acaranya sederhana,

namun dengan demikian komunikasi tetap

terjalin dengan baik, sehingga mampu

memupuk kerjasama dan kebersamaan.

4. Implementasi Pada Pengelolaan

Hutan Lindung Oleh Masyarakat Desa

Mandalamekar

Implementasi pada pengelolaan hutan

lindung oleh mansyarakat, dilihat dalam

bentuk partisipasi dan intensitas partisipasi.

Bentuk partsisipasi masyarakat dalam

pengelolaan hutan berbasis masyarakat di

kawasan hutan lindung desa mandalamekar di

bedakan menjadi 4 macam, yaitu partisipasi

dalam bentuk buah pikiran (ide), partisipasi

dalam bentuk tenaga, partisipasi dalam

bentuk harta benda dan partisipasi dalam

bentuk sosial.

Intensitas masyarakat dalam pengelolaan

kawaan hutan lindung yang ada di desa

Mandalamekar, penulis akan menhubungkan

dengan kegiatan yang pernah dilakukan oleh

masyarakat desa Mandalamekar maupun

kegiatan yang di selenggarakan oleh pihak

pemerintah desa Mandalamekar.

a. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Buah Pikiran (Ide).

Page 7: PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

2 | Erlan Firmansyah

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…

b. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Tenaga

c. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Harta Benda

Page 8: PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

8 | Erlan Firmansyah

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…

d. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Sosial

5. Keuntungan yang Diperoleh Masyarakat Desa Mandalamekar Dalam Pengelolaan

Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM)

Lahan garapan masyarakat desa Mandalamekar di dominasi oleh hutan dan sawah. Peneliti

akan menyajikan pembahasan mengenai Keuntungan apakah diperoleh masyarakat desa

Mandalamekar dalam pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM).

Page 9: PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) DI …antologi.upi.edu/file/PENGELOLAAN_HUTAN_BERBASIS_MASYARAKAT_(PHBM... · menampung aspirasi masyarakat yang peduli akan kelestarian

8 | Erlan Firmansyah

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di Kawasan Hutan Lindung…

6. Penutup

Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat

adalah segala bentuk pengelolaan hutan dan

hasil hutan yang dilakukan oleh masyarakat

dengan cara-cara tradisional baik dalam

bentuk unit komunitas, unit usaha berbasis

komunitas (koperasi dalam arti luas), maupun

individual berskala kecil sampai sedang.

Pengelolaan hutan berbasis masyarakat

mempunyai maksud dan tujuan, yaitu

memberikan arah pengelolaan sumberdaya

hutan dengan memadukan aspek ekonomi,

ekologi dan sosial secara proporsional dan

profesional. Adapun tujuan dari pengelolaan

hutan berbasis masyarakt adalah untuk

meningkatkan peran dan tanggung jawab

Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan

pihak yang berkepentingan terhadap

keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya

hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan

dengan model kemitraan.

Kelembagaan Mitra Alam Munggaran

yang didirikan sebagai wadah untuk

menampung aspirasi masyarakat yang peduli

akan kelestarian hutan dan mengelola hutan

yang berfungsi sebagai hutan mata air dan

habitat beberapa satwa serta memberikan

peluang pada masyarakat desa mandalamekar

untuk bisa memanfaatkan lahan garapan

untuk dijadikan sumber mata pencaharian,

pendapatan dalam pertanian tanpa harus

merusak lingkungan hutan. Bentuk dan

intensitas partisipasi di jadikan implikasi

sebagai upaya dari pengelolaan hutan lindung

oleh masyarakat desa Mandalamekar.

Keuntungan yang diperoleh masyarakat desa

Mandalamekar dalam pengelolaan hutan,

adanya kerja sama masyarakat dengan

kelembagaan hutan dan pemerintah yang

memberikan keuntungan bagi hasil dari

mengelola lahan garapan.

7. Daftar Pustaka

Abubakar, Iskandar. (2001). Antisipasi

penggunaan bahan bakar untuk

transportasi di Indonesia.

Jakarta: Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat

Arief, A (1994) Hutan: Hakikat dan

Pengaruhnya terhapad

Lingkungan. Jakarta: Penerbit

Yayasan Obor Indonesia

Keppres Nomor 3. (1990). Tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung.

Jakarta: Direktorat Jenderal

Lingkungan Hidup

Pikiran Rakyat (PR), 12 Oktober:

Mandalamekar Pemenang

seacoligy 2011.