91
PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA ( STUDI KETERLAMBATAN PENETAPAN APBD DKI 2015 ) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: Agie Zaky Fathul Jamil NIM: 1112048000038 KONSENTRASI HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

( STUDI KETERLAMBATAN PENETAPAN APBD DKI 2015 )

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

Agie Zaky Fathul Jamil

NIM: 1112048000038

KONSENTRASI HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,
Page 3: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,
Page 4: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,
Page 5: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

iv

ABSTRAK

AGIE ZAKY FATHUL JAMIL. NIM 1112048000038. PENGATURAN

FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA (STUDI KETERLAMBATAN

PENETAPAN APBD DKI 2015). PROGRAM STUDI Ilmu Hukum, Konsentrasi

Kelembagaan Negara, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. 1438 H/ 2017 M. X + 77 halaman + 3 halaman Daftar Pustaka.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan fungsi anggaran Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta dan menganalisis faktor apa saja yang

menghambat penetapan APBD DKI Jakarta tahun 2015. Fungsi anggaran DPRD

merupakan salah satu fungsi Dewan Perwakilan yang harus dijalankan dan hal ini

diatur dalam peraturan perundang-undangan. Hal ini tertuang dalam pasal 99 ayat (1)

Undang-Undang Pemda tahun 2014 yang menyebutkan bahwa fungsi anggaran

diwujudkan dalam bentuk pembahasan untuk persetujuan bersama terhadap

rancangan Perda Provinsi tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

yang diajukan oleh Gubernur. Dalam penyusunan APBD ada beberapa tahapan yang

telah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan dalam prakteknya dalam

penyusunan APBD DKI Jakarta 2015 hampir semuanya mengalami keterlambatan.

Skripsi ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara ilmiah yaitu dalam

ranah kajian ilmu hukum, baik secara praktis dan akademis.

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah yuridis normatif

dengan menggunakan pendekatan normatif empiris. pendekatan ini pada dasarnya

merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif dengan adanya

penambahan berbagai unsur empiris. Metode penelitian normatif-empiris mengenai

implementasi ketentuan hukum normatif (undang-undang) dalam aksinya pada setiap

peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat. Bahan hukum yang

digunakan penulis ada tiga yaitu bahan hukum primer, sekunder dan bahan non

hukum. Hasil dari analisis dan penelitian ini menyimpulkan bahwa Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta sebagai pihak yang bertanggung jawab atas

keterlambatan APBD DKI Jakarta dan tidak mematuhi ketentuan tentang penyusunan

APBD dalam perundang-undangan. Karena pada penyusunan APBD, salah satu

badan dalam DPRD yakni Badan Anggaran yang mana tuagsnya untuk membahas

bersama mengenai APBD DKI yang tidak kunjung terbentuk hingga awal Desember

atau pada batas akhir penetapan APBD DKI berdasarkan ketentuan undang-undang.

Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD, Fungsi

Anggaran DPRD, Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah:

Page 6: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta

alam atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN

DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA (STUDI

KETERLAMBATAN PENETAPAN APBD DKI 2015) dengan lancar dan baik.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkankan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan juga bagi kita selaku pengikut

setia beliau hingga akhir hayat.

Tidak lupa ucapan terima kasih dan cinta yang sedalam-dalamnya kepada

kedua orang tua tercinta Ayahanda Drs. Sugiharto, MA dan ibunda Dra. Amsiyah.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum

pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu penulis baik

secara materiil maupun immateriil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan para wakil Dekan.

Page 7: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

vi

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu Hukum

dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA, MH, dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya dan memberikan arahan serta bimbingannya dengan

sabar kepada penulis selama ini sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar.

4. Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. dosen pembimbing akademik yang telah

bersedia memberikan waktu dan arahan serta masukan kepada penulis disela-

sela kesibukannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik dan benar serta segenap Dosen serta staf Fakultas Syariah dan Hukum

yang dengan ikhlas mendidik dan membimbing penulis dari semester 1 hingga

selesai penulisan skripsi ini.

5. Kepala Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kepala

Perpustakan Fakultas Syariah dan Hukum berserta staf yang telah

memberikan fasilitas serta materi kepada peneliti dalam mendapatkan materi

dalam penulisan skripsinya.

6. Adik-adik tercinta Cendekia Zahrah Chumaira dan Ratu Ayunissa Mutiara

Kamila yang telah memberikan dukungan dan semangatnya serta yang telah

menemani penulis sejak kecil hingga selesainya penulisan skripsi ini serta

Kakek dan Nenek tercinta, H. Ateng dan Hj. Halimah. Terimakasih untuk

segala doa dan dukungan semangatnya baik moril ataupun materiil. Teman-

teman dan sahabat-sahabat tercinta dari Ilmu Hukum Angkatan 2012 Agasti

Page 8: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

vii

Prior, Reynaldi Hendryan, Muhammad Yusuf, Sigit Ganda P, Dimas Anggri,

Ade Kurniawan, Said Agung Sedayu, Muchtar Ramadhan, Muhammad

Ansyori, Muhammad Raziv, Bagdhady Zanjani, Irvan Zidniy, M. Ariq

Siregar, Murtadlo, Denny Fernandes, Farid Muhajir, dan teman-teman lainnya

terimakasih atas kebersamaan dan keceriaannya selama ini. Sahabat-sahabat

penulis yaitu Nurhasan, M. Ibnu, Farid, Fadil, Pringgo, dan yang lainnya

terimakasih atas segala waktu, dukungan serta motivasi.

7. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini terimakasih atas

semua dukungan baik moril maupun materiil.

Demikian penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan mohon

maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang terdapat dalam penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca

pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 14 September 2017

Penulis

Agie Zaky Fathul Jamil

Page 9: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING..................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.............................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN................................................................ iii

ABSTRAK........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR........................................................................ v

DAFTAR ISI....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah........................................... 1

B. Perumusan dan batasan masalah.............................. 8

C. Tujuan dan manfaat penelitian................................ 9

D. Tinjauan kajian terdahulu....................................... 10

E. Kerangka konseptual............................................... 12

F. Metode penelitian................................................... 12

G. Sistematika penelitian............................................. 15

BAB II TINJAUAN UMUM

A. Pengertian Pengaturan Fungsi Anggaran ............. 17

B. Fungsi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah...................................................................... 18

C. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah........................... 21

Page 10: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

ix

a. Tugas dan Wewenang DPRD....................... 22

b. Dasar Hukum Fungsi Anggaran DPRD........ 24

D. APBD dan Fungsi APBD......................................... 25

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN DKI JAKARTA DAN DPRD

DKI JAKARTA

A. Gambaran Pemerintahan DKI Jakarta...................... 28

B. Kondisi geografis dan keadaan demografis.............. 31

C. Sejarah dan Gambaran umum DPRD DKI Jakarta... 39

BAB IV PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DPRD DKI DAN

ANALISIS KETERLAMBATAN PENETAPAN APBD DKI

2015 SERTA PENGARUHNYA

A. Pengaturan fungsi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah......................................................................... 52

B. Duduk Perkara Keterlambatan Penetapan APBD

DKI 2015.................................................................... 54

C. Analisis keterlambatan Penetapan APBD DKI 2015

dan pengaruhnya terhadap Pengelolaan Keuangan

Daerah......................................................................... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................. 74

B. Saran............................................................................ 76

Page 11: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

x

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 79

Page 12: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat ( democratie ).

Pemilik kekuasaan tertinggi yang sesungguhnya dalam negara Indonesia adalah

rakyat. Kekuasaan itu harus disadari berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk

rakyat. Bahkan kekuasaan hendaklah diselenggarakan bersama-sama dengan

rakyat. Dalam sistem konstitusional berdasarkan Undang-Undang Dasar,

pelaksanaan kedaulatan rakyat disalurkan dan diselenggarakan menurut prosedur

konstitusional yang ditetapkan dalam hukum dan konstitusi (constitutional

democracy ).1

Kedaulatan rakyat ( democratie ) Indonesia diselenggarakan secara

langsung dan melalui sistem perwakilan. Secara langsung, kedaulatan rakyat

diwujudkan dalam tiga cabang kekuasaan yang tercermin dalam Majelis

Permusyawaratan Rakyat yang terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan

Perwakilan Daerah sebagai pemegang kewenangan legislatif, Presiden dan Wakil

Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif, dan Mahkamah Agung dan

Mahkamah Konstitusi sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman.

Dalammenentukankebijakanpokokpemerintahandanmengatur ketentuan hukum

berupa Undang-undang Dasar dan Undang-undang, serta dalam menjalankan

1Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme, ( Jakarta: Sinar Grafika), 2011, h.

58

Page 13: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

2

fungsi pengawasan terhadap jalannya pemerintahan, pelembagaan kedaulatan

rakyat itu disalurkan melalui sistem perwakilan, yaitu melalui Dewan Perwakilan

Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Di daerah-daerah provinsi dan

kabupaten/kota, pelembagaan kedaulatan rakyat itu juga disalurkan melalui sistem

perwakilan, yaitu melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.2

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (selanjutnya disebut DPRD) adalah

unsur pemerintahan daerah sebagai wahana untuk melaksanakan demokrasi

berdasarkan pancasila. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah berpegang teguh kepada prinsip-prinsip

otonomi daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.3Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah merupakan salah satu penyelenggara pemerintahan

daerah. Pada dasarnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memiliki empat fungsi

utama, yakni fungsi legislasi, fungsi anggaran, fungsi kontrol dan fungsi

perwakilan.4

Titik Triwulan dalam bukunya yang berjudul ― Hukum Tata Usaha Negara

dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia‖, menyatakan bahwa

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah berkedudukan sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah memiliki fungsi: Pertama, legislasi yang diwujudkan dalam

membentuk peraturan daerah bersama kepala daerah. Kedua, fungsi anggaran,

2Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme,….. h. 59.

3Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin, Otonomi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, (Jakarta: PT. Gramedia), 2003, h. 232

4Khairul Muluk, Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintahan Daerah, ( Malang:

Bayumedia Publishing), 2007, h. 233

Page 14: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

3

diwujudkan dalam menyusun dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah bersama pemerintah daerah. Ketiga, fungsi pengawasan yang diwujudkan

dalam bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, peraturan

daerah, keputusan kepala daerah dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah

daerah.5

Dalam menjalankan fungsi nya, hal ini lebih lanjut diatur dalam Pasal 99

ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (

selanjutnya disebut UU Pemda ) yang mana salah satunya yakni fungsi anggaran.

Fungsi anggaran diwujudkan dalam bentuk pembahasan untuk persetujuan

bersama terhadap rancangan Perda Provinsi tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi yang diajukan oleh gubernur.

Menurut Hanif Nurcholis dalam bukunya yang berjudul ― Teori dan

Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah‖, Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah merupakan model penganggaran pemerintah daerah yang ditetapkan

dengan peraturan daerah dan mencerminkan program tahunan pemerintah

daerah.Pada dasarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah mencerminkan

kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah

dan masyarakat dalam format pendapatan, belanja maupun pembiayaan.6

5Titik Triwulan & Ismu Gunadi Widodo, Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara

Peradilan Tata Usaha Negara, (Jakarta: Prenada Media ), 2011, h. 245.

6Pheni Chalid, Keuangan Daerah Investasi dan Desentralisasi, ( Jakarta: Kemitraan), h.

49.

Page 15: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

4

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dilakukan

ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota, termasuk di DKI Jakarta. Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah dan juga kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.

Untuk mendukung pelaksanaan fungsi Anggaran ini, DPRD memiliki alat

kelengkapan, yaitu apa yang disebut dengan Badan Anggaran. Badan Anggaran

yang merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap, merupakan alat

kelengkapan yang berfungsi dan bertugas membantu DPRD dalam hal melakukan

kajian, pembahasan dan merekomendasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah, mulai dari proses perencanaan, penganggaran dan pengawasan terhdap

segala kebijakan yang berkenaan dengan penganggaran.7

Undang-Undang Pemerintahan Daerah menegaskan bahwa APBD harus

disusun bersama dan harus mendapat persetujuan DPRD (Pasal 101 ayat 1).

Faktanya, proses penyusunan ini seringkali tersandera oleh tarik ulur kepentingan

elit Daerah, baik di eksekutif maupun legislatif. Bahkan sebelum disetujui saja

sudah memakan waktu tiga bulan, dan setelah itu diproses di Depdagri untuk di

evaluasi. Implikasinya, APBD efektif di gunakan secara resmi sekitar bulan April

dan Mei. Proses ini belum termasuk perubahannya. Padahal perhitungan tahun

7Tim Pusat Kajian Kebijakan dan Hukum DPD RI, Pengkajian Bidang Otonomi Daerah

Tentang Evaluasi Penyelenggaran Otonomi Daerah 2004-2008 Dalam Tinjauan Beberapa Aspek,(

Jakarta: Setjen DPD RI), 2009, h. 99-100

Page 16: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

5

belanja APBD ditetapkan mulai bulan Januari, sehingga molornya proses

penyusunan dan persetujuan APBD ini otomatis mendistorsi efektivitas kinerja

aparatur Daerah dan secara langsung berimbas ke kualitas pelayanan publik.

Bagaimana pun, APBD memiliki fungsi untuk menggerakan roda perekonomian

Daerah. Dengan adanya keterlambatan dan rendahnya penyerapan belanja APBD,

maka akan menghambat pertumbuhan ekonomi Daerah. Fenomena ini

berlangsung hampir di semua Pemerintah Daerah.8

Dalam pasal 311 ayat (1) Undang-undang Pemda telah di sebutkan bahwa:

― Kepala daerah wajib mengajukan rancangan Perda tentang APBD

disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD sesuai

dengan wktu yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan untuk

memperoleh persetujuan bersama. “

Maksud dari kata ―waktu yang telah ditentukan oleh peraturan

perundang-undangan”, bila dikaitkan dengan pasal 20 ayat (1) Undang-undang

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara telah disebutkan

bahwa Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang

APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD

pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya anggaran yang akan

ditetapkan.

Dalam kasus penyusunan APBD DKI 2015, Pemerintah daerah Provinsi

DKI Jakarta baru menyerahkan Raperda APBD serta penjelasan dan dokumen

8Josef Riwu Kaho, Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia, (

Yogyakarta: PolGov Fisipol UGM), 2012, h. 288.

Page 17: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

6

pendukung kepada DPRD DKI Jakarta pada tanggal 5 November 2014,9 yang

mana hal ini tidak sesuai dengan waktu yang di tentukan dalam pasal 20 ayat (1)

Undang-Undang Pengelolaan Keuangan Negara. Keterlambatan dalam pengajuan

Raperda APBD DKI Jakarta Tahun 2015 oleh Pemprov DKI diperparah oleh

belum terbentuknya Alat Kelengkapan Dewan DPRD DKI yang bertujuan untuk

membahas rancangan Peraturan Daerah tentang APBD DKI tahun anggaran 2015.

Dalam pasal 312 ayat (1) UU Pemda menyebutkan:

―Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Perda

tentang APBD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya tahun anggaran

setiap tahun”.

Tahun anggaran yang dimaksud disini ialah tahun anggaran yang meliputi

satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

(Pasal 4 UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara). Hal ini berarti

bahwa kepala daerah dan DPRD wajib menyetujui raperda tentang APBD pada

bulan November tahun sebelumnya. Namun, pengesahan ini kembali terlambat di

Daerah DKI Jakarta yang mana Raperda tentang APBD DKI dengan pagu

anggaran senilai Rp. 78, 03 triliun baru disahkan pada tanggal 27 Januari 2015

dalam rapat Paripurna DPRD dengan Gubernur DKI Jakarta.

Dalam proses penyusunan APBD DKI Jakarta tahun 2015 pun menyimpan

masalah yang relatif sama, yakni tarik ulur kepentingan dalam pengesahan APBD

oleh DPRD dan Pemprov DKI. Gubernur DKI pernah berkata bahwa ada dana

9 https://www.merdeka.com/jakarta/dprd-belum-bentuk-akd-pembahasan-apbd-dki-2015-

terkatung-katung.html

Page 18: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

7

siluman yang dimasukkan ke Raperda APBD DKI Jakarta Tahun 2015 oleh para

anggota DPRD DKI Jakarta. Adanya dana siluman dalam RAPBD DKI Jakarta ini

dianggap sebagai faktor utama terhambatnya pengesahan APBD DKI Jakarta

tahun 2015, namun adanya dana siluman ini pun harus dibuktikan mengingat

bahwa DPRD mempunyai fungsi anggaran yang mana menekankan bahwa APBD

harus dibahas dan disetujui bersama oleh DPRD Provinsi dan Pemkot DKI

Jakarta. berbagai macam kendala ini yang kemudian membuat penulis tertarik

membahas pengaturan fungsi anggaran DPRD DKI Jakarta dalam hal penyusunan

APBD DKI Jakarta tahun anggaran 2015.

Keterlambatan penetapan APBD DKI Jakarta tahun 2015 ini juga

memberikan pengaruh terhadap program-program yang akan dijalankan oleh

Pemerintahan DKI Jakarta serta berbagai macam kebutuhan dalam pemerintahan.

Namun, dalam menjalankan roda pemerintahan tahun 2015, Gubernur dan

Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sepakat menggunakan anggaran mendahului

berdasarkan pada Peraturan Gubernur Nomor 211 Tahun 2014 tentang

Pengeluaran Daerah Mendahului Penetapan APBD 2015. Pengeluaran daerah

yang diperbolehkan menggunakan anggaran mendahului ialah gaji dan tunjangan

PNS, Gubernur dan Wakil Gubernur serta pembayaran Tunjangan kinerja Daerah

(TKD), honor pegawai tidak tetap, pembayaran telepon, air, listrik, internet, gas,

jasa kebersihan dan anggaran darurat untuk korban bencana alam.10

10

http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/24/18464701/Kisruh.APBD.Antisipasi.Banjir.Jaka

rta.Pakai.Anggaran.Ini diakses tanggal 3 Oktober 2017 pukul 1:30 WIB.

Page 19: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

8

Masalah tarik ulur kepentingan dalam penyusunan dan penetapan APBD

di setiap kabupaten dan kota ini harus menjadi perhatian bagi para elit-elit di

pemerintahan dan dampaknya bagi semua kinerja pemerintahan harus

diperhatikan. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk membahas mengenai

pelaksanaan fungsi anggaran DPRD kota yang dituangkan dalam penelitian

berjudul ―PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA ( STUDI

KETERLAMBATAN PENETAPAN APBD DKI 2015 ).”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup mengenai fungsi DPRD dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang

menekankan ada tiga fungsi DPRD yakni Fungsi legislasi, fungsi anggaran

dan fungsi pengawasan, maka penelitian ini hanya menjelaskan pengaturan

fungsi anggaran terhadap penyusunan dan penetapan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah khususnya di DKI Jakarta dan peneliti akan mengkaji

lebih dalam dan terfokus pada faktor penghambat pengaturan fungsi anggaran

DPRD DKI Jakarta dalam penetapan APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran

2015.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

Page 20: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

9

a. Bagaimana pengaturan fungsi anggaran DPRD DKI Jakartajika terjadi

keterlambatan dalam penetapan APBD ?

b. Bagaimana pengaruh keterlambatan penetapan APBD terhadap

pengelolaan keuangan daerah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah dan pembatasan masalah diatas,

adapun tujuan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaturan fungsi anggaran DPRD DKI Jakarta

apabila penetapan APBD DKI Jakarta terlambat.

b. Untuk mengetahui pengaruh dan dampak yang terjadi apabila terjadi

keterlambatan penetapan APBD DKI Jakarta terhadap pengelolaan

keuangan daerah.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

A. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini, yakni :

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan

memberikan sumbangan pemikiran dalam ilmu hukum pada

umumnya dan hukum kelembagaan negara serta tata negara pada

khususnya.

Page 21: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

10

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan literatur

dalam dunia kepustakaan mengenai pengaturan fungsi anggaran

DPRD Provinsimaupunkota.

B. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan dan

pertimbangan bagi Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan DPRD DKI

Jakarta dalam penyusunan APBD DKI Jakarta selanjutnya..

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Tinjauan kajian terdahulu merupakan tinjauan atas kepustakaan yang

berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan

skripsi. Dalam penulisan skripsi ini peneliti merujuk pada skripsi-skripsi maupun

penelitian-penelitian yang pernah membahas seputar DPRD. Berikut beberapa

review nya:

Skripsi yang berjudul ― OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENINGKATAN OTONOMI

DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO‖, ditulis oleh Harum Qorinatul Zuhro

dari Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2013. Dalam skripsi ini membahas tentang peningkatan kembali (

optimalisasi ) peran dan fungsi DPRD dalam peningkatan otonomi daerah dan

faktor-faktor yang mendukung optimalisasi peran dan fungsi DPRD dalam

peningkatan otonomi daerah adapun dalam penulisan penelitian penulis ini

Page 22: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

11

membahas mengenai pengaturan fungsi anggaran DPRD DKI Jakarta dalam hal

keterlambatan penetapan APBD tahun 2015.

Skripsi yang berjudul ― Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Periode 2009-2014 Terhadap Pengelolaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Subang‖, ditulis oleh

Ilham Fatma Setiawan dari Fakultas syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014. Skripsi ini membahas mengenai

pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan DPRD Kabupaten Subang

terhadap pengelolaan APBD kabupaten Subang. Dalam penelitian penulis

membahas mengenai fungsi anggaran DPRD DKI Jakarta hal keterlambatan

penetapan APBD tahun 2015 yang tentunya berbeda dengan fungsi pengawasan

DPRD.

Buku yang berjudul ― Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah

di Indonesia”, ditulis oleh Josef Riwu Kaho. Dalam buku ini menjelaskan

hubungan kewenangan, keuangan dan pengawasan antara Pemerintah Daerah dan

Pemerintah Pusat sementara dalam skripsi penulis membahas mengenai pelaksaan

fungsi anggaran yang termasuk dalam hubungan kewenangan antara pemerintah

daerah dengan DPRD kabupaten/kota.

Jurnal hukum yang berjudul, Fungsi Pengawasan DPRD di Era Otonomi

Daerah, di tulis oleh Liky Faizal dalam Jurnal TAPIs Vol. 7 No. 13 Juli –

Desember 2011 IAIN Raden Intan. Jurnal ini membahas mengenai fungsi

pengawasan DPRD di era otonomi daerah berserta kewenangan DPRD.

Page 23: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

12

Sedangkan skripsi yang penulis susun membahas mengenai fungsi anggaran

DPRD yang mana tentu berbeda dengan fungsi pengawasan DPRD.

E. Kerangka Konseptual

Dalam pembahasan ini disampaikan suatu rangkaian definisi secara

analitis dengan memberikan kejelasan secara terang mengenai konsep-konsep

yang digunakan dalam penelitian ini:

Fungsi anggaran DPRD yakni menyusun Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah bersama pemerintah Daerah dan menetapkan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah bersama pemerintah Daerah.

DPRD kabupaten/kota merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat daerah

yang berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota yang

dipilih melalui partai politik dan dipilih langsung oleh masyarakat.11

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan dasar pengelolaan

keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1

Januari sampai 31 Desember.12

F. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang konkret dan hasil yang diharapkan, maka

penulisan penelitian ini menggunakan metode-metode dalam penelitian, yakni:

11

Riduan Syahrani, Kata-Kata Kunci Mempelajari Ilmu Hukum, ( Bandung: Alumni),

2009, h. 49

12

B. N. Marbun, Otonomi Daerah 1945-2010: Proses dan Realita, ( Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan ), 2010, h. 162

Page 24: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

13

1. Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini ialah

yuridis normatifdalam pengaturan fungsi anggaran DPRD dalam kasus

keterlambatan penetapan APBD DKI Jakarta tahun 2015.Dalam kaitannya,

penulis mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

terkait, gejala hukum serta norma-norma yang ada dalam masyarakat.

2. Pendekatan Masalah

Dalam hal ini peneliti melakukan pendekatan normatif empiris,

pendekatan ini merupakan penggabungan antara pendekatan hukum

normatif dengan adanya penambahan berbagai empiris. Metode penelitian

normatif empiris mengenai implementasi ketentuan hukum normatif

(undang-undang) dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang

terjadi dalam suatu masyarakat.13

3. Bahan Hukum

Sumber data yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

a. Bahan Hukum Primer

Data primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif yang

berarti memiliki otoritas. Bahan-bahan hukum primer meliputi

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam

pembuatan perundang-undangan atau putusan-putusan hukum.14

Bahan

13

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan

Singkat), (Jakarta: Rajawali Press), 2011, h. 14-15.

14

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta: Kencana), 2010, hal. 141

Page 25: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

14

hukum primer yang ada dalam tulisan ini yakni UU nomor 23 tahun

2014 tentang Pemda dan UU nomor 17 tahun 2003 tentang

Pengelolaan keuangan

b. Bahan Hukum Sekunder

Data sekunder merupakan semua publikasi tentang hukum yang

bukan merupakan dokumen resmi. Sebagai bahan hukum sekunder

terutama ialah buku teks, kamus hukum, jurnal hukum dan komentar

atas putusan pengadilan.15

c. Bahan non Hukum

Merupakan bahan atau rujukan yang memberi petunjuk atau

penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder.

Seperti kamus hukum, ensiklopedia, berita hukum dan lain-lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penulisan ini terdiri dari bahan

hukum primer, sekunder serta bahan non hukum yang telah di dapatkan

kemudian dipadukan dan disusun sesuai dengan hierarkinya.

5. Pengolahan dan Teknik Analisis Data

Setelah bahan-bahan hukum yang diperoleh, meliputi bahan hukum

primer maupun sekunder, penulis melakukan pengolahan data dengan cara

memeriksa informasi atau data yang diperoleh dari berbagai peraturan

perundangan terkait . Kemudian menghubungkan antara data primer dan

15

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, ( Jakarta: Kencana ), 2008, h.141.

Page 26: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

15

sekunder serta bahan non hukum, kemudian dilakukan proses editing

untuk meneliti kembali serta mengoreksi terhadap hasil penelitian hingga

menghasilkan kesimpulan.

Analisis data dalam penelitian ini ialah bersifat kualitatif. Analisis

data ialah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,

kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

di rumuskan hipotesis kerja yang sesuai.16

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi yang disusun oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan penjelasan menyeluruh tentang isi skripsi, maka

sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB I, Pendahuluan. Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah,

perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

penulisan, tinjauan ( review ) kajian terdahulu, keraangka teori dan

konseptual, metode penelitian, sistematika penulisan dan daftar pustaka

sementara.

16

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya), 2005, h. 186

Page 27: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

16

BAB II, Tinjauan Umum.Dalam bab ini menerangkan Pengertian

Pengaturan, pengertian fungsi, pengertian anggaran, tugas, wewenang dan

fungsi DPRD, dasar hukum DPRD, fungsi Anggaran DPRD, APBD,

fungsi APBD.

BAB III, Gambaran Umum DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta .dalam

bab ini diuraikan mengenai gambaran umum Pemerintahan Kota DKI

Jakarta, sejarah DKI Jakarta, konsidi geografis dan keadaan demografis,

gambaran umum DPRD DKI Jakarta.

BAB IV,Pengaturan Fungsi Anggaran DPRD dan Keterlambatan dalam

penetapan APBD DKI tahun 2015. Dalam bab ini menjelaskan pengaturan

fungsi anggaran DPRD dalam duduk perkara keterlambatan, faktor

penghambat fungsi anggaran DPRD serta analisis keterlambatan dalam

penetapan APBD DKI tahun 2015.

BAB V, Penutup. Berisi kesimpulan dan saran penulis yang didapatkan

berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya

Page 28: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

17

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Pengertian Pengaturan Fungsi Anggaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengaturan merupakan suatu cara

untuk mengatur sesuatu.Menurut Kamus Manajemen, pengaturan diartikan

sebagai penjagaan kegiatan agar tetap mengikuti arah yang sudah ditetapkan, atau

pemberian arah baru kepada kegiatan jika penilaian prestasi (karya) dan analisis

menuntutnya.1

Fungsi ialah kegiatan pokok yang dilakukan dalam suatu organisasi atau

lembaga. Adapun menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia, mengemukakan fungsi adalah jabatan atau kedudukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fungsi diartikan sebagai jabatan

(pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan suatu hal. Sementara menurut para ahli

yakni Liang Gie, fungsi diartikan sebagai sekelompok ativitas yang tergolong

pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaan ataupun pertimbangan

lainnya. Senada dengan pengertian tersebut, Sutarto dalam skripsi Nining yang

berjudul ―Analisis Kesesuaian Tugas Pokok dan Fungsi dengan Kompetensi”,

fungsi merupakan rincian tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain

untuk dilakukan oleh seorang pegawai tertentu yang masing-masing berdasarkan

sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya.

1B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan), 2003, h. 239

Page 29: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

18

Menurut Kamus Manajemen, fungsi diartikan sebagai bagian utama dari

cabang kerja yang selanjutnya terbagi menjadi aktivitas.2

Maka bisa disimpulkan bahwa fungsi merupakan suatu guna dari hal (objek).

Jika objeknya ialah anggaran maka fungsi anggaran merupakan bagaimana suatu

anggaran akan dijalankan secara rinci dan akuntabel dan dilaksanakan

berdasarkan fungsi nya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, anggaran merupakan perkiraan atau

perhitungan maupun taksiran mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang

diharapkan untuk periode yang akan datang.3 Sementara menurut Kamus

Manajemen, anggaran merupakan rancangan penjatahan sumberdaya yang

dinyatakan dengan angka biasanya dalam satuan uang. Dalam praktiknya,

anggaran adalah sebuah perkiraan pendapatan dan pengeluaran untuk masa

mendatang dari satu kegiatan atau usaha.4

B. Fungsi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Fungsi anggaran merupakan fungsi DPRD dalam membahas dan menyetujui

peraturan daerah tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Fungsi anggaran (penganggaran) ini merupakan fungsi DPRD yang cukup

strategis dalam konteks pembangunan daerah untuk kepentingan masyarakat.

Salah satu indikator keberpihakan pemerintah daerah kepada masyarakat adalah

dengan melihat anatomi dan komposisi APBD yang disusun pihak eksekutif

2B.N Marbun, Kamus Manajemen, h. 79.

3Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Gramedia), 2008, h. 63

4B.N Marbun, Kamus Manajemen,h. 22.

Page 30: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

19

bersama DPRD. Dalam tradisi politik anggaran di berbagai daerah, menunjukkan

sekitar 60-70 persen dialokasikan untuk belanja rutin aparatur birokrasi,

sedangkan sisanya diperuntukkan untuk masyarakat melalui belanja publik atau

pembangunan. Dengan kata lain, ini menunjukkan ada something wrong dalam

pengelolaan uang rakyat yang dikelola elit daerah.

Secara definitif, anggaran dapat diartikan sebagai rencana keuangan dalam

hal ini daerah selama satu tahun yang berisi tentang pengeluaran dan sumber

pendapatannya. Secara konsep, anggaran berarti suatu dokumen perencanaan yang

memuat kesepakatan antara eksekutif dan legislatif dalam bidang keuangan.

Sebuah rencana keuangan yang baik adalah ketika anggaran dapat memenuhi

aspirasi dan kebutuhan masyarakat daerah setempat.5

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, fungsi anggaran daerah

terdiri atas otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi dan distribusi. Dalam

konteks ini, Fitra membagi menjadi tiga fungsi utama dalam rangka menciptakan

kesejahteraan masyarakat, yakni fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi

stabilisasi.

Pertama, fungsi alokasi, anggaran merupakan sarana untuk penyediaan

barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu juga, sarana untuk

memenuhi kebutuhan aktivitas pemerintahan dan pembangunan. Kedua, fungsi

distribusi, penyusunan anggaran merupakan mekanisme pembagian secara merata

dan berkeadilan atas berbagai sumberdaya yang dimiliki suatu masyarakat dan

pemanfaatannya. Ketiga, fungsi stabilisasi, penyusunan anggaran daerah dapat

5Sirajuddin, dkk, Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah ( Sejarah, Asas,

Kewenangan, dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah), (Malang: Setara Press),

2016, h. 171

Page 31: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

20

digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi seperti penciptaan lapangan

pekerjaan, dan pengendalian laju inflasi. Laju inflasi bisa ditekan, maka akan

meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong adanya pertumbuhan

ekonomi. Dampak lanjutnya, akan mendorong terciptanya lapangan kerja yang

bisa menyerap tenaga kerja sehingga angka pengangguran bisa diminimalisasi.

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang, anggaran juga memiliki

fungsi otorisasi, artinya pemerintah diberi otoritas oleh rakyat melalui wakil-

wakilnya untuk membelanjakan sejumlah dana publik sesuai yang tertulis dalam

APBD. Berdasarkan fungsi ini, maka pemerintah tidak diperkenankan

membelanjakan diluar yang dianggarkan, atau melakukan pengeluaran tanpa

adanya anggaran yang telah ditetapkan secara legal.6

Pelaksanaan fungsi anggaran DPRD di wujudkan dengan membahas dan

menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah bersama kepala

daerah. Menurut pasal 99 ayat (2) UU Pemda, fungsi anggaran dilaksanakan

dengan cara:

1. Membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh gubernur berdasarkan

RKPD;

2. Membahas rancangan Perda Provinsi tentang APBD Provinsi;

3. Membahas rancangan Perda Provinsi tentang perubahan APBD

Provinsi;

4. Membahas rancangan Perda Provinsi tentang Pertanggungjawaban

APBD Provinsi

6Sirajuddin dkk, Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah( Sejarah,Asas, Kewenangan,

dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintah Daerah), h. 172.

Page 32: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

21

C. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Keberadaan lembaga legislatif kuno dapat ditelusuri ke masa Yunani kuno.

Warga Athena yang menjadi anggota (Ekklesia) mempunyai kesempatan untuk

mempengaruhi pembentukan kebijakan, meskipun sebagian kecil dari mereka

mendominasi sidang dewan tersebut. Dewan yang mendampingi ―Badan

Limaratus‖(Vouli ton Pentakosion) selaku badan eksekutif ini, bertugas

mempertimbangkan keputusan badan eksekutif tersebut dan mengeluarkannya

dalam bentuk melalui perdebatan anggota.

Lembaga legislatif dalam bentuknya sekarang bermula di Inggris di

penghujung abad XII dimana Magnum Concilium sebagai dewan kaum feodal

dinamakan parlemen sebagai wadah para baron atau tuan tanah untuk mebahas

segala sesuatu termasuk mendapatkan kesepakatan untuk meningkatkan

kontribusinya untuk kerajaan. Sampai penghujung abad XIV barulah parlemen

dimanfaatkan oleh raja Inggris sebagai badan konsultasi dalam pembuatan

undang-undang. Lalu di awal abad XV parlemen berfungsi sebgai badan pembuat

hukum sungguhpun dari sisi keanggotaan lembaga tersebut blum sepenuhnya

sebagai badan perwakilan rakyat. Parlemen yang sekaligus sebagai pembuat

hukum dan badan perwakilan melalui pemilihan baru berlangsung pada dalam

abad XVIII di Inggris.7

Adapun fungsi pokok dari lembaga perwakilan (parlemen) itu pertama-tama

adalah pengawasan terhadap eksekutif, baru setelah itu fungsi legislatif dan fungsi

anggaran. Diantara bentuk bentuk yang penting dalam rangka pengawasan ialah:

7Paimin Napitupulu, Peran dan Pertanggungjawaban DPR: Kajian di DPRD DKI

Jakarta,(Bandung: Alumni), 2005, h. 32.

Page 33: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

22

(1) Mengangkat dan memberhentikan kabinet; (2) hak menetukan dan mengawasi

anggaran dan keuangan; (3) melindungi hak milik dan kekayaan warga

masyarakat; (4) menyelenggarakan forum perdebatan parlemen; (5) melakukan

dengar pendapat; (6) hak interpelasi dan pertanyaan; (7) melaksanakan fungsi

pemerintahan secara bersama; DPRD memiliki tugas dan wewenang sebagai

berikut:

a. Tugas dan wewenang DPRD

Dalam UUD 1945, jelas disebutkan adanya institusi pemerintahan daerah

provinsi yang terdiri atas jabatan Gubernur dan institusi DPRD Provinsi.

Kedua institusi, jabatan gubernur dan DPRD Provinsi itu secara bersama-

sama disebut oleh UUD 1945 sebagai pemerintahan daerah. Dalam pasal

18 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan, ― Negara Kesatuan republik Indonesia

dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi atas

kabupaten dan kota, yang tiap tiap provinsi, kabupaten dan kota itu

mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”.

Pemerintahan daerah provinsi mempunyai gubernur dan DPRD provinsi,

pemerintahan daerah kabupaten mempunyai bupati dan DPRD kabupaten,

dan pemerintahan daerah kota mempunyai walikota dan DPRD kota.8

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya DPRD merujuk pada Pasal

41 dan 42 ayat (1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 juncto Undang-

Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam

Undang-Undang tersebut ditentukan bahwa DPRD memiliki fungsi

8Jimly Ashiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi,

(Jakarta: Sinar Grafika), 2010, h.239

Page 34: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

23

legislasi, anggaran dan pengawasan. Mengenai tugas dan wewenangnya,

ditentukan dalam Pasal 42 ayat (1), yaitu:

1. Membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk

mendapat persetujuan bersama;

2. Membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama

dengan kepala daerah;

3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan

perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD,

kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program

pembangunan daerah, dan kerjasama internasional di daerah;

4. Mengusulkan pengangkatan dan perberhentian kepala daerah kepada

Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD Provinsi dan

kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur bagi DPRD

kabupaten/kota;

5. Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan

wakil kepala daerah

6. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;

7. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional

yang dilakukan oleh pemerintah daerah;

8. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah

dalam penyelenggaran pemerintahan daerah;

9. Membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah;

Page 35: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

24

10. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam

penyelenggaran pemilihan kepala daerah;

11. Memberikan persetujauan terhdap rencana kerjasama antar daerah dan

dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.

Disamping itu, oleh Undang-Undang ditambahkan pula bahwa selain

tugas dan wewenang di atas, DPRD melaksanakan tugas dan wewenang

lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Artinya, selain ke

11 jenis tugas dan wewenang yang tersebut pada pasal 42 ayat (1) itu,

tugas dan wewenang DPRD masih dapat ditambah lagi dengan peraturan

perundang-undangan.9

b. Dasar hukum fungsi anggaran DPRD

Jika gubernur adalah kepala pemerintah daerah provinsi atau kepala

pemerintahan eksekutif, maka apakah status hukum DPRD provinsi?

Dapatkah DPRD provinsi disebut sebagai lembaga legislatif atau lembaga

pembentuk peraturan daerah provinsi atau lembaga penyusun dan

menetapkan APBD provinsi ? Soal ini penting karena sudah menjadi

kebiasaan umum di antara teoritisi dan praktisi bahwa fungsi kekuasaan di

beda bedakan menurut kategori kekuasaan ala Montesquieu ke dalam tiga

cabang kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Secara normatif, fungsi DPRD telah diatur dalam Undang-Undang Nomor

17 tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan

9Jimly Ashiddiqie, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, h.

254.

Page 36: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

25

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (UUMD3). Dalam pasal 316 disebutkan bahwa DPRD

mempunyai tiga fungsi, pertama fungsi legislasi, fungsi anggaran dan

fungsi pengawasan.

Dalam pasal 96 ayat (1) Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah disebutkan DPRD provinsi mempunyai fungsi

pembentukan perda, anggaran dan pengawasan. Ketiga fungsi ini

dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di daerah provinsi serta

harus menjaring aspirasi rakyat.

D. APBD dan Fungsi APBD

Dr. M. Suparmoko dalam bukunya Keuangan Negara dalam Teori dan

Praktek, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan anggaran (budget) ialah

suatu daftar atau pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran

negara atau kota yang diharapka dalam jangka waktu satu tahun.

Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003, Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah, selanjutnya di sebut APBD, adalah rencana keuangan tahunan

pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.10

Menurut Permendagri Nomor 37 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan

APBD tahun anggaran 2015, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

selanjutnya disebut APBD, ialah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah

yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan di

tetapkan dengan peraturan daerah.

10

Herry Kamaroesid, Sistem Administrasi Anggaran Negara, (Medan: Mitra Wacana

Media), 2013,h. 2

Page 37: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

26

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (4) Undang-Undang Nomor 17 tahun

2003 tentang Keuangan Negara, APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan,

pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi.

Fungsi otorisasi mempunyai arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk

melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Fungsi

perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi

manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan, Fungsi

pengawasan berarti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai

apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan

yang telah di tetapkan, Fungsi alokasi berarti bahwa anggaran daerah harus

diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan-pemborosan sumber

daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian, Fungsi distribusi

berarti bahwa kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan

kepatutan serta Fungsi stabilisasi berarti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat

untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental

perekonomian.11

Berdasarkan Undang-Undang, APBD dibuat pihak eksekutif, di bahas

bersama DPRD dan disahkan bersama DPRD. Artinya APBD yang dibuat

eksekutif akan sah memiliki legitimasi jika sudah mendapatkan pengesahan dari

pihak DPRD. Dalam konteks ini, fungsi DPRD tidak hanya sekedar budgeting

semata, namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana DPRD melakukan

fungsi kontrol budgeting secara maksimal. Artinya, DPRD tidak hanya membahas

11

Herry Kamaroesid, Sistem Administrasi Anggaran Negara, h. 23-24.

Page 38: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

27

dan memberikan pengesahan APBD, namun juga mengawasi realisasi berjalannya

APBD dan mengawal agar program dan alokasi anggarannya bisa dilaksanakan

sesuai program yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, program dan alokasi

anggarannya bisa tepat sasaran dan tidak mengalami penyimpangan dan

kebocoran.

Fungsi kontrol budgeting ini sangat penting, karena selama ini DPRD dinilai

publik tidak saja lemah dari sisi fungsibudgeting, tapi juga dalam fungsi kontrol

budgetingnya. Berbagai penyimpangan dan kebocoran anggaran di berbagai dinas

dan lembaga DPRD menunjukkan akan hal itu. Bahkan menurut almarhum

begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo, setiap tahun

APBN/APBD kita mengalami kebocoran sebesar 30 persen. Lemahnya fungsi ini,

yang kemudian berdampak luas, salah satu yang paling signifikan adalh

rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan pelayanan dasar ( pendidikan dan

kesehatan) semakin terbengkalai.12

12

Sirajuddin dkk, Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah, h. 172-173

Page 39: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

28

BAB III

PROFIL PEMERINTAHAN DKI JAKARTA DAN DPRD DKI

JAKARTA

A. Gambaran Pemerintahan DKI Jakarta

Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut undang-

undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengakui dan menghormati

pemerintahan yang bersifat khusus atau istimewa yang diatur di dalam undang-

undang. Negara pun menghormati dan mengakui hak-hak khusus dan istimewa itu

sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi DKI Jakarta

sebagai pemerintahan yang bersifat khusus dan kedudukannya sebagai Ibukota

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan daerah otonomi yang memiliki fungsi

dan peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintah negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

diberikan khusus tugas, hak, kewajiban dan tanggung jawab dalam

menyelenggarakan pemerintahan daerah dan sebagai tempat kedudukan

perwakilan negara asing, serta pusat/perwakilan lembaga internasional. Hal ini

juga termuat dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota NKRI, selanjutnya di

sebut UU Pemprov DKI pada pasal (3), pasal (4) dan Pasal (5) yang berbunyi:

―Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai Ibukota Negara Kesatuan

Republik Indonesia” (Pasal 3)

Page 40: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

29

“Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai Ibukota

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom pada

tingkat provinsi” (Pasal 4)

“Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban dan tanggung jawab

tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan

perwakilan negara asing, serta pusat/perwakilan lembaga internasional” (pasal

5)

Provinsi DKI Jakarta merupakan kota dengan banyak peran, yaitu sebagai

pusat pemerintahan, pusat kegiatan perekonomian, pusat perdagangan, pusat jasa

perbankan dan keuangan, dan juga sebagai gerbang utama wisatawan manca

negara. Dengan kondisi tersebut, maka pembangunan di wilayah DKI Jakarta

mempunyai potensi yang besar, tantangan dan permasalahan yang lebih kompleks

dibandingkan daerah lain. Untuk mengembangkan potensi-potensi dan menangani

tantangan serta permasalahan yang tersebut, diperlukan suatu perencanaan

pembangunan yang terarah, terpadu, dan menyeluruh dengan memperhatikan 4

(empat) pilar pembangunan yaitu pilar Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan Hidup

yang didukung oleh pilar Aparatur atau Birokrasi.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur dibantu oleh Wakil

Gubernur yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah yang harus memperoleh suara lebih dari 50% suara sah

( Pasal 10 dan Pasal 11 ayat (1) UU Pemprov DKI).

Perangkat daerah Provinsi DKI Jakarta terdiri atas sekretariat daerah,

sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kota

administrasi/kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan.(Pasal 14 ayat (1)

UU Pemprov DKI)

Page 41: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

30

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2013-2017 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah 5

(lima) tahunan yang menjabarkan visi, misi dan program Gubernur terpilih pada

Pemilihan Gubernur (Pilgub) Tahun 2012. Untuk mencapai tujuan pembangunan

daerah, maka visi, misi dan program tersebut dijabarkan melalui strategi

pembangunan daerah berupa kebijakan dan program pembangunan, beserta

kerangka pendanaan pembangunan serta kaidah pelaksanaannya.

Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RPJMD Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2013-2017 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

perencanaan pembangunan nasional sebagaimana diatur dalam Undang-undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2005-2025, Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun

2010-2030, dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2010-2014.

Penyusunan RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 dilakukan

melalui 5 (lima) pendekatan, yaitu pendekatan teknokratik, partisipatif, politik,

atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up). Pendekatan teknokratik

dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah, dan diskusi

dengan para pakar dan tenaga ahli yang kompeten sesuai dengan substansi yang

dibutuhkan RPJMD.

Page 42: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

31

Pendekatan partisipatif dalam penyusunan RPJMD Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2013-2017 dilaksanakan dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan

(stakeholders) dalam forum konsultasi publik dan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang) untuk mendapatkan aspirasi yang dapat

dipertanggungjawabkan dan mewujudkan rasa memiliki dokumen perencanaan

pembangunan ini. Sedangkan pendekatan politik dilakukan melalui penyusunan

visi, misi dan program pembangunan oleh Gubernur terpilih, serta dengan proses

konsultasi dan pembahasan dengan anggota DPRD.

Selanjutnya, pendekatan atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up)

dalam penyusunan RPJMD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 dilaksanakan

menurut jenjang pemerintahan di Provinsi DKI Jakarta. Hasil dari proses ini

selanjutnya diselaraskan dalam Musrenbang yang melibatkan para stakeholder,

yang ada di Provinsi DKI Jakarta.1 Pemerintah Provinsi DKI Pada saat karya

ilmiah ini di buat dipimpin oleh Gubernur Ir. Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil

Gubernurnya Djarot Saiful Hidayat.

B. Kondisi geografis dan keadaan demografis

Provinsi DKI Jakarta berada pada posisi geografis antara 106.22’42‖ dan

106.58’18‖ Bujur Timur, serta antara 5.19’12‖ dan 6.23’54‖ Lintang Selatan

dengan keseluruhan luas wilayah 7.659,02 km², meliputi 662, 33 km² daratan,

termasuk 110 pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dan 6.977,5

km² lautan.

1http://www.jakarta.go.id/v2/news/2013/11/latar-belakang-2013-2017#.V-FuP0aVM1U

di akses tanggal 21 September 2016 pukul 2:34 WIB

Page 43: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

32

Provinsi DKI Jakarta terbagi dalam lima kota Administrasi dan satu

Kabupaten Administrasi. Kota Administrasi Jakarta Pusat memiliki luas 48,13

km²; Kota Administrasi Jakarta Utara dengan luas 146,66 km²;Kota Administrasi

Jakarta Barat dengan luas 129,54 km²; Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan

luas 141,27 km² dan kota Administrasi Jakarta Timur dengan luas 188,03 km²,

serta Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan luas 8,70 km².

Secara administrasi kewilayahan, masing-masing kota dan Kabupaten

Administratif di bagi menjadi beberapa kecamatan. Masing-masing kecamatan

tersebut di bagi menjadi beberapa kelurahan. Kota Administratif Jakarta Pusat

terdiri dari 8 kecamatan, 44 kelurahan, 394 RW dan 4.668 RT. Kota Administratif

Jakarta Utara terdiri atas 6 kecamatan, 31 keluarahan, 431 RW dan 5.072 RT.

Selanjutnya Kota Administratif Jakarta Barat terdiri dari 8 kecamatan, 56

kelurahan, 580 RW dan 6.409 RT. Kota Administratif Jakarta Selatan terdiri dari

10 kecamatan, 65 keluarahan, 576 RW dan 6.128. kemudian Kota Administratif

Jakarta Timur terdiri atas 10 kecamatan, 65 kelurahan, 700 RW dan 7.886 serta

Kabupaten Kepulauan Seribu yang hanya terdiri dari 2 kecamatan, 6 kelurahan, 24

RW dan 116 RT.2

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan

Republik Indonesia, Provinsi DKI Ibukota Jakarta memiliki batas-batas yaitu

sebelah utara dengan Laut Jawa, sebelah timur dengan Kabupaten Bekasi dan

2http://www.jakarta.go.id/v2/news/category/geografis-jakarta diakses tanggal 19 April

2017 pukul 2:38 WIB

Page 44: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

33

Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat, sebelah selatan dengan Kota Depok dan sebelah

barat dengan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang.

Secara demografi, pada tahun 2006, penduduk DKI Jakarta berjumlah

8.961.680 jiwa, sedangkan pada tahun 2011 jumlah penduduk bertambah menjadi

10.187.595 jiwa. Dari keseluruhan jumlah, penduduk laki-laki sebanyak

5.252.767 jiwa dan perempuan sebanyak 4.934.828 jiwa, dengan seks ratio 106.

Laju pertumbuhan penduduk DKI Jakarta pada periode 2000-2010 sebesar

1,42 persen per tahun. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk pada periode tahun

1990-2000 hanya sebesar 0,78 persen per tahun.3

DPRD DKI Jakarta mempunyai 106 anggota yang tersebar di beberapa

Daerah Pemilihan (Dapil). Ada 10 Dapil Anggota DPRD DKI Jakarta yakni:4

1. Dapil Kota Administrasi Jakarta Pusat

Dapil ini mencakup Kecamatan Cempaka Putih, Gambir, Johar Baru,

Kemayoran, Menteng, Sawah Besar, Senen dan Tanah Abang.5

Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2014-2019 yang terpilih:

Bestari Barus (Nasdem)

Mualif ZA (PKB)

A Zairofi (PKS)

Prasetio Edi Marsudi (PDIP)

Pandapotan Sinaga (PDIP)

3http://www.jakarta.go.id/v2/news/category/demografi-jakarta diakses tanggal 19 April

2017 pukul 2:36 WIB

4https://kpujakarta.wordpress.com/data/ diakses tanggal 2 Agustus 2017 pukul 14:20 WIB

5http://kpujakarta.blogspot.co.id/p/dapil.html diakses tanggal 2 Agustus 2017 pukul 14:19

WIB

Page 45: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

34

Elyzabeth CH Mailoa (PDIP)

Agustiar (Golkar)

Iman Satria (Gerindra)

Fajar Sidik ( Gerindra)

Taufiqurrahman (Demokrat)

Riano Ahmad (PPP)

Verry Yonnevil (Hanura)

2. Dapil Kota Adm. Jakarta Utara dan Kab. Adm. Kep. Seribu

Dapil ini mencakup Kecamatan Koja, Kelapa Gading, Cilincing, Kep.

Seribu Utara dan Kep. Seribu Selatan.

Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2014-2019 yang terpilih:

Subandi (Nasdem)

Yusriah Dzinnun (PKS)

Jhonny Simajuntak (PDIP)

Meity Magdalena (PDIP)

Ramly HIM (Golkar)

Aristo Purboaji (Gerindra)

Neneng Hasanah (Demokrat)

Maman Firmansyah (PPP)

Syarifuddin (Hanura)

3. Dapil kota Adm. Jakarta Utara

Dapil ini mencakup kecamatan Tanjung Priok, Pademangan dan

Penjaringan.

Page 46: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

35

Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2014-2019 yang terpilih:

Hasan Basri Umar (Nasdem)

Abdul Aziz (PKB)

Tubagus Arif (PKS)

Ida Mahmudah (PDIP)

Steven Setiabudi (PDIP)

Gani Suwondo (PDIP)

M. Taufik (Gerindra)

Santoso (Demokrat)

Zainuddin (Hanura)

4. Dapil kota Adm. Jakarta Timur

Dapil ini mencakup kecamatan Cakung, Pulo Gadung dan Matraman.

Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2014-2019 yang terpilih:

Hasbiallah Ilyas (PKB)

Sudirman (PKB)

Selamat Nurdin (PKS)

Dwi Rio Sambodo (PKS)

Johnni A Hutapea (PDIP)

Yudistira Hermawan (Golkar)

Prabowo Soenirman (Gerindra)

Ferrial sofyan (Demokrat)

Nina Lubena (PPP)

M Sangaji (Hanura)

Page 47: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

36

5. Dapil kota Adm. Jakarta Timur

Dapil ini mencakup kecamatan Duren Sawit, Jatinegara dan Kramat Jati.

Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2014-2019 yang terpilih:

Abd. Suhaimi (PKS)

Pantas Nainggolan (PDIP)

Syahrial (PDIP)

Taufik Azhar (Golkar)

Taufik Hediawan (Gerindra)

Mujiono (Demokrat)

Bambang Kusmanto (PAN)

Belly Bilallusalam (PPP)

Syamsudin (PPP)

Farel Silalahi (Hanura)

6. Dapil kota Administrasi Jakarta Timur 2

Dapil ini mencakup kecamatan Duren Sawit, Jatinegara dan Kramat Jati.

Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2014-2019 yang terpilih:

Dite Abimanyu (PKS)

William Yani (PDIP)

Manuara Siahaan (PDIP)

Tandanan Daulay (Golkar)

M. Sanusi (Gerindra)

Syarif (Gerindra)

Misan Samsuri (Demokrat)

Page 48: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

37

Johan Musyawa (PAN)

Matnoor Tindoan (PPP)

M. Guntur (Hanura)

7. Dapil kota Administrasi Jakarta Selatan

Dapil ini mencakup Kecamatan Setia Budi, Kebayoran Baru, Kebayoran

Lama, Pesanggrahan dan Cilandak.

Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2014-2019 yang terpilih:

Triwisaksana (PKS)

Gembong Warsono (PDIP)

Rikardo (PDIP)

Indrawati Dewi (PDIP)

Asraf Ali (Golkar)

Abdul Goni (Gerindra)

Nuraina (Gerindra)

Lucky PS (Demokrat)

Ichwan Jayadi (PPP)

Ruslam Amsyari (Hanura)

8. Dapil Kota Adm. Jakarta Selatan

Dapil ini mencakup kecamatan Tebet, Mampang Prapatan, Pancoran,

Pasar Minggu dan Jagakarsa. Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode

2014-2019 yang terpilih:

Darusslam (PKB)

Rifkoh Abriani (PKS)

Page 49: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

38

Achmad Yani (PKS)

Panji Virgianto (PDIP)

Yuke Yurike (PDIP)

Sereida Tambunan (PDIP)

Zainuddin (Golkar)

Seppalga Ahmad (Gerindra)

Endah Setia Dewi (Gerindra)

Achmad Nawawi (Demokrat)

Rendhika Harsono (PPP)

Wahyu Dewanto (Hanura)

9. Dapil Kota Adm. Jakarta Barat

Dapil ini mencakup kecamatan Kalideres, Cengkareng dan Tambora.

Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih periode 2014-2019 yang terpilih:

Inggard Joshua (Nasdem)

Ahmad Ruslam (PKB)

Rois HS (PKS)

Ong Yenny (PDIP)

Siegrieda Lauwani (PDIP)

Cinta Mega (PDIP)

Bimo Hastoro (PDIP)

Khotibi Achyar (Golkar)

Rani Maulani (Gerindra)

Nur Afni Sajim (Demokrat)

Page 50: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

39

Usman Helmy (PPP)

Fahmi ZH (Hanura)

10. Dapil kota Jakarta Barat

Dapil ini mencakup kecamatan Kembangan, Kebun Jeruk, Palmerah,

Grogol Petamburan dan Tamansari. Anggota DPRD DKI Jakarta terpilih

periode 2014-2019 yang terpilih:

James A Sianipar (Nasdem)

Nasrullah (PKS)

Merry Hotma (PDIP)

Januarius IP (PDIP)

Petra Lumbun (PDIP)

Raja Netral Sitinjak (PDIP)

Fathi Bin Rahmatulla (Golkar)

Moh Arief (Gerindra)

Rina Aditya S (Gerindra)

M Hasan (Demokrat)

Lulung AL (PPP)

Hamidi AR (Hanura)6

C. Sejarah dan Gambaran umum DPRD DKI Jakarta

Berdasarkan Ordonantie pembentukan sebagaimana termuat dalam Staatsblad

1926 Nomor 366 dan berlaku tanggal 1 Oktober 1926, Gemeente Batavia telah

ditunjuk menjadi Stadsgemeente Batavia dan menyelenggarakan pemerintahan

6http://megapolitan.kompas.com/read/2014/05/13/1035508/Ini.Nama-

nama.Anggota.DPRD.DKI.Periode.2014-2019 diakses tanggal 2 Agustus pukul 15.00 WIB

Page 51: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

40

daerahnya menurut SGO. Keanggotaan Gemeenteraad Stadsgemeente sama

dengan pada masa Gemeente Batavia, demikian pula mengenai jumlahnya. Pada

zaman Jepang, sistem pemerintahan pada waktu itu semula tidak terdapat Dewan-

Dewan.

Namun sejak bulan September 1943 terjadi perubahan dalam sistem

pemerintahan Bala Tentara Jepang, yaitu dengan dibentuknya Dewan-Dewan baik

di pusat maupun di daerah yang menjalankan fungsi sebagai Badan Penasehat.

Pada pemerintahan pusat, badan terssebut bernama Tyuuoo Sangi-in dan di daerah

disebut Sangi-in. Selanjutnya, sejak Indonesia merdeka bersamaan dengan Komite

Nasional Indonesia Pusat pada tanggal 29 Agustus 1945, di Jakarta dibentuk pula

Komite Nasional Daerah Kota Jakarta yang kedudukannya diatur dengan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Pembentukan Pemerintahan Nasional

Daerah. Menurut UU Nomor 1 pasal 2, ditetapkan Komite Nasional Daerah

menjadi Badan Perwakilan Rakyat Daerah, yang bersama-sama dan dipimpin oleh

Kepala Daerah menyelenggarakan pekerjaan mengatur rumah tangga daerahnya.

Dalam pelaksanaannya, hingga akhir tahun 1946 Badan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Jakarta baru beranggotakan 39 orang. Penyelenggaraan

Pemerintahan Nasional Kota Jakarta ternyata tidak berjalan dengan lancar dan

berakhir pada tanggal 21 Juli 1947, dan berakhir pula masa jabatan Badan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jakarta yang dibentuk pada awal kemerdekaan

Indonesia.

Berakhirnya Badan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jakarta bersamaan

dengan mendaratnya tentara pendudukan sekutu pada tanggal 29 September 1945,

Page 52: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

41

dimana mulai tanggal 21 Juli 1947 pihak Belanda melancarkan serangan serta

menduduki wilayah-wilayah yang dikuasai oleh RI dan tidak terkecuali

kekuasaan-kekuasaan Pemerintah RI yang berada di kota Jakarta. Pada tanggal 25

Agustus 1948 ditetapkan Ordonantie tentang pengaturan sementara mengenai

aparatur pemerintahan stadsgemeente di Pulau Jawa (Ordonantie Tijdelijke voor

Ziengenbestuur Stadsgemeente Java Stadsblad 1948 Nomor 195) yang bermaksud

untuk membentuk kembali pejabat/dewan. Berdasarkan ketentuan tersebut, Wakil

Tinggi Mahkuta Belanda menerbitkan Staatsblad 1949 Nomor 56 yang

membentuk kembali alat-alat perlengkapan baru yang akan menyelenggarakan

tugas kekuasaan Stadsgemeente Batavia. Keputusan tersebut kemudian

diperbaharui dengan keputusan tanggal 28 Februari 1949 Nomor 13 yang

diumumkan dalam Staatsblad 1949 Nomor 68, menetapkan bahwa semua

wewenang, hak, kewajiban dan pekerjaan lainnya dijalankan oleh

Stadsbestuursraad (Majelis Pemerintahan Kota Jakarta), College van Dagelijks

Bestuur (Badan Pemerintahan Harian), dan Burgemeester. Lebih lanjut dengan

Keputusan Sekretaris van Staat voor Binnenlandse Zaken (Sekretaris Negara

untuk Urusan Dalam Negeri dari Pemerintah Pre-Federal tanggal 3 Maret 1949

Nomor AZ 25/3/7 telah ditetapkan jumlah Anggota Majelis Pemerintahan Kota

Jakarta sebanyak 33 orang. Pada tanggal 27 Desember 1949 berlangsung

pemulihan kedaulatan Indonesia dari tangan Belanda kepada bangsa Indonesia.

Sejak itu berdirilah Republik Indonesia Serikat sebagai suatu negara hukum yang

demokratis dan berbentuk federasi. Stadsgemeente Jakarta sebagai suatu daerah

swatantra di dalam lingkungan wilayah Distrik Federal Jakarta tetap berlangsung

Page 53: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

42

menurut ketentuan perundangan desentralisasi yang telah ada sebelum RIS, yaitu

S.G.O dan ―ordonantie tijdelijke voorzienigen bestuur stadsgemeente Java‖.

Demikian pula susunan dan organisasi stadsgemeente masih tetap seperti

sediakala tanpa perubahan.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah masih dilakukan oleh Majelis

Pemerintahan Kota Jakarta, Badan Pemerintahan Harian dan Walikota yang

dibentuk pada zaman Pre-Federal. Sesuai dengan yang telah ditetapkan, bahwa

jangka waktu pelaksanaan tugas Majelis Pemerintahan Kota Jakarta dan Badan

Pemerintahan Harian hanya satu tahun, maka pada tanggal 1 Maret 1950 kedua

badan tersebut meletakan jabatannya. Mengingat dalam jangka waktu 1 tahun

belum dapat dilangsungkan pemilihan untuk membentuk majelis yang baru, maka

untuk mencegah macetnya penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Jakarta,

dengan keputusan presiden tanggal 28 Februari 1950 Nomor 93, ditetapkan bahwa

sambil menanti pengaturan lebih lanjut semua kekuasaan, hak dan kewajiban serta

segala urusan dan pelaksanaan menurut perundang-undangan yang berlaku berada

dalam tangan Dewan Perwakilan Kota dan College van Burgemeesteren

Wethouders dari Gemeente kota Jakarta, untuk sementara diselenggarakan dan

dilaksanakan oleh Walikota. 8 Pemerintahan tunggal tersebut tidak berlangsung

lama, karena Kementrian Dalam Negeri RIS telah melakukan usaha-usaha untuk

membentuk majelis yang baru. Pada akhir bulan Februari 1950, Kementrian

mengadakan pertemuan dengan pelbagai partai politik dan organisasi lain. Dalam

pertemuan disetujui pembentukan sebuah Panitia pembaharuan Majelis

Pemerintahan Kota Jakarta yang disebut Panitia Tujuh yang bertugas untuk dalam

Page 54: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

43

waktu singkat membentuk sebuah majelis baru, yang didalamnya duduk wakil-

wakil dari pelbagai aliran politik dan lainnya yang dapat mencerminkan keadaan

yang sebenar-benarnya dari masyarakat Kota Jakarta pada dewasa itu.

Dalam majelis akan dijamin sekurang-kurangnya 7 kursi untuk partai-partai

politik, dengan demikian pemilihan akan dilangsungkan dalam 2 tahap, yaitu

pertama dipilih terlebih dahulu 7 orang diantara calon-calon yang diajukan oleh

partai-partai politik saja, kemudian baru dilakukan pemilihan 18 orang lainna dari

semua calon yang dikemukakan. Berdasarkan pemilihan yang diikuti oleh 177

organisasi, terdapat 25 orang calon yang mendapat suara terbanyak dan

dinyatakan terpilih. Pada tanggal 9 Maret 1950 selesailah tugas pekerjaan Panitia

Tujuh, dan 25 nama tersebut diatas disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri

RIS untuk disahkan sebagai anggota-anggota Majelis Pemerintahan Kota Jakarta

yang baru. Dengan keputusan Menteri Dalam Negeri RIS tanggal 16 Maret 1950

Nomor B.Z/3/4/13 diangkatlah 25 orang yang diajukan oleh Panitia Tujuh

tersebut menjadi Dewan Perwakilan Kota Sementara dari Kotapraja 9 Jakarta

terhitung mulai tanggal 15 Maret 1950. Pada tanggal 30 Maret 1950 Nomor 203

masa jabatan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Sementara diperpanjang selama 6

bulan yaitu hingga 1 Januari 1951, dengan catatan bahwa sebelum tanggal

tersebut harus sudah terbentuk Dewan Perwakilan Rakyat Kota berdasarkan

pemilihan umum. Menjelang akhir tahun 1950 masih belum diadakan pemilihan

untuk membentuk suatu Dewan Perwakilan Kota yang baru.

Untuk menghindarkan kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah

Kota Jakarta, maka dengan Keppres RI tanggal 27 Desember 1950 Nomor 69,

Page 55: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

44

masa jabatan yang semula ditetapkan hingga akhir tahun 1950 diperpanjang untuk

waktu yang tidak ditentukan, dan akan ditetapkan kemudian oleh Menteri Dalam

Negeri berdasarkan atas persiapan-persiapan penyelenggaraan pemilihan umum

anggota Dewan Perwakilan Kota tersebut. Dewan Perwakilan Kota Sementara

yang dibentuk pada zaman RIS ternyata sifatnya 1966 –1969 menggunakan

gedung Bouw Ploeg Maatschappy tidak sementara sebagaimana disebutkan daam

namanya, karena dapat mencapai umur 6,5 tahun yaitu sampai tanggal 31

Agustus1956, selama jangka waktu tersebut telah terjadi perubahan dalam

susunannya. Pemerintah Pusat mengeluarkan undang-undang tahun 1956 Nomor

14 yang mengatur pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan

Pemerintahan Daerah Peralihan di daerah-daerah berdasarkan pertimbangan

jumlah suara yang diperoleh dalam pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat

(Parlemen) yang baru di daerah masing-masing.

DPRD Peralihan bubar sesudah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atas dasar

pemilihan umum dilantik, atau selambat-lambatnya 1 tahun setelah Undang-

Undang 1956/14 diundangkan. Undang-undang tersebut ditetapkan tanggal 17 Juli

1956. Jadi masa jabatan DPRD Peralihan hanya sampai tanggal 17 Juli 1957.

Akan tetapi jangka waktu 1 tahun tersebut dihapuskan karena tidak ada daerah

yang dapat membentuk DPRD dengan jalan pemilihan sebelum tanggal 17 Juli

1957. Selanjutnya ditetapkan bahwa masa jabatan DPRD Peralihan ialah sampai

dilantiknya DPRD atas dasar Pemilu. Berdasarkan permohonan dimaksud,

Pemerintah telah mengubah UU Nomor 8 Tahun 1957 (LN 1957 Nomor 50 TLN

No. 1274), dimana dasar perhitungan untuk menentukan jumlah anggota DPRD

Page 56: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

45

Kotapraja Jakarta Raya menjadi tiap-tiap 45.000 penduduk mempunyai seorang

wakil, dengan minimal 30 dan maksimal 50 anggota. Selanjutnya berdasarkan SK

Mendagri tanggal 20 Mei 1957 Nomor BPU/15/11/10 sebagai pelaksanaan dari

UU Nomor 1 Tahun 1957 Jo. UU Nomor 8 Drt. 1957, jumlah anggota DPRD

sebanyak 41 orang. Kemudian atas dasar pertimbangan dengan kedudukan Jakarta

sebagai Daerah Khusus Ibukota Negara yang ditetapkan dalam Penetapan

Presiden No.2 Tahun 1961 dan UU No. 10 Tahun 1964, yang memiliki

kelengkapan dari berbagai golongan politik dan Golongan Karya di dalam

masyarakat, serta memperhatikan perkembangan jumlah penduduk, maka oleh

Presidium Kabinet Kerja dengan keputusannya tanggal 29 Januari 1964 Nomor

Aa/C/61964 12 telah diadakan perubahan terhadap jumlah keanggotaan DPRD-

GR DKI Jakarta menjadi 50 orang. Sampai pada saat terjadinya penghianatan G-

30-S/PKI Tahun 1965, anggota DPRD-GR DKI Jakarta berjumlah 49 orang,

karena 1 orang anggotanya diberhentikan berhubung dengan pembubaran partai

Murba pada tahun 1964. Jumlah anggota DPRD Periode 1966-1971 berjumlah 39

orang. Dalam periode ini dengan Keputusan DPRD Nomor 9/DPRD-GR/1966

terdapat 11 orang anggota yang berasal dari PKI dipecat, dan berdasarkan surat

Ketua DPRD- GR Nomor 198/I/S/DPRD-GR terdapat 2 orang anggota dari

Partindo diberhentikan kegiatannya sebagai anggota DPRD. Selanjutnya

berdasarkan Kepmen Dagri/Deputi Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi

Daerah Nomor Des.2/12/40-85, terdapat 10 orang anggota DPRD-GR

diberhentikan dengan hortma serta pengangkatan 12 orang anggota baru. Sesuai

Page 57: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

46

dengan UU Nomor 16 Th. 1969 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Th. 1970,

jumlah anggota 13 DPRD periode 1977-1982 sebanyak 40 orang.

Dengan landasan UU Nomor 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedaulatan

MPR, DPR dan DPRD, jis. yang disempurnakan menjadi UU Nomor 5 Th. 1975,

serta PP Nomor 2 Th. 1976 yang menggariskan bahwa jumlah anggota DPRD

Tingkat I sekurang-kurangnya 40 orang dan sebanyak-banyaknya 75 orang

dengan perhitungan untuk sekurang-kurangnya 200.000 jiwa penduduk mendapat

seorang wakil, maka keanggotaan DPRD DKI Jakarta masa bhakti 1982-1987

berjumlah 40 kursi. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD

dan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1985 jumlah

anggota DPRD tingkat I ditetapkan sekurang-kurangnya 45 dan sebanyak-

banyaknya 100 orang. Sedangkan bagi DKI Jakarta ditetapkan sekurang-

kurangnya 60 orang. Oleh karena itu berdasarkan surat Mendagri Nomor 161.31-

860 Th. 1987, anggota DPRD DKI Jakarta masa bhakti 1987-1992 berjumlah 60

orang.

Berdasarkan Pasal 17 ayat (3) Undang-undang Nomor 16 Tahun 1969 tentang

Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD sebagaimana telah diubah

kembali dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1995, jumlah anggota DPRD I

sebanyak-banyaknya 100 orang dan sekurang-kurangnya 45 orang dan dalam ayat

(4) ditetapkan bahwa jumlah anggota DPRD DKI Jakarta ditetapkan sekurang-

kurangnya 60 orang. Untuk masa bhakti 1992-1997 berdasarkan Kepmendagri

Nomor 47 Tahun 1992 jumlah anggota DPRD DKI Jakarta ditetapakan 75 orang.

Page 58: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

47

Selanjutnya, untuk DPRD hasil Pemilu tahun 1997 hanya berusia 14 sekitar 2

tahun, karena terjadinya reformasi disegala bidang yang ditandai dengan

penggantian pimpinan nasional, dilakukannya perubahan terhadap Undang-

Undang tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD, tentang

Pemilihan Umum, Partai Politik, Pemerintahan Daerah. Keanggotaan DPRD hasil

Pemilu 1997 ini berjumlah 85 orang. Selanjutnya sebagai hasil Pemilu 1999,

berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan

Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD, keanggotaan DPRD tetap berjumlah 85 orang

dan pada tahun 2004—2009 Anggota Dewan berjumlah 75 orang. Sedangkan

pada periode tahun 2009—2014 Fraksi DPRD DKI Jakarta berjumlah 10 Fraksi

terdiri dari Fraksi Demokrat 32 Anggota, Fraksi PKS 18 Anggota, Fraksi PDI

Perjuangan 11 Anggota, Fraksi Golongan Karya 7 Anggota, Fraksi Persatuan

Pembangunan 7 anggota, Fraksi Gerindra 6 Anggota, Fraksi Hanura 4 orang

anggota, Fraksi PDS 4 Anggota, Fraksi PAN 4 Anggota, Fraksi PKB 1 Anggota.

Jumlah seluruhnya 94 orang anggota dewan.7

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Khusus Ibukota Jakarta (disingkat DPRD

DKI Jakarta) adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus

Ibu Kota Jakarta, adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah. DPRD Provinsi DKI Jakarta memiliki fungsi

legislasi, anggaran, dan pengawasan. Selain itu DPRD Provinsi DKI Jakarta juga

memberikan pertimbangan terhadap calon walikota/bupati yang diajukan oleh

Gubernur. Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta berjumlah paling banyak 125%

7http://dprd-dkijakartaprov.go.id/sejarah/ diakses tanggal 16 November 2016 pukul 17.34

WIB

Page 59: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

48

(seratus dua puluh lima persen) dari jumlah maksimal untuk kategori jumlah

penduduk DKI Jakarta sebagaimana ditentukan dalam undang-undang. Saat ini

anggota DPRD DKI Jakarta terdiri dari 106 anggota yang dipilih berdasarkan

daftar terbuka dari partai dalam pemilihan umum legislatif 2014. Pemilihan

dilakukan setiap lima tahun sekali bersamaan dengan pemilihan anggota Dewan

Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah serta Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah seluruh Indonesia. Pemilihan umum terakhir dilaksanakan pada 9

April 2014. Jumlah kursi untuk DPRD DKI mengalami peningkatan dari 94 kursi

menjadi 106 kursi dimana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menjadi partai

mayoritas dengan perolehan 28 kursi, disusul Partai Gerakan Indonesia Raya

dengan 15 kursi, dan Partai Keadilan Sejahtera dengan 11 kursi.

DPRD DKI Jakarta mempunyai lima komisi yang membidangi perannya

masing-masing. Pertama, Komisi A yang membidangi komisi pemerintahan.

Komisi ini meliputi pemerintahan umum, kepegawaian/aparatur, ketentraman dan

ketertiban, hukum dan perundang-undangan, perijinan, pertanahan, kependudukan

dan catatan sipil, pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana, kesatuan

bangsa dan politik, organisasi dan tata laksana, kepala daerah dan kerjasama luar

negeri, tata pemerintahan, perlindungan masyarakat, pendidikan dan pelatihan

pegawai, kewilayahan, komunikasi, informatika dan kehumasan. Komisi A DPRD

DKI Jakarta di ketuai oleh H. Riano P.Ahmad, SH dengan wakil ketua H. Petra

Lumbun, SH, MH dan Syarif, M. Si sebagai sekretaris. Komisi A berjumlah 21

anggota. Kedua, Komisi B yang membawahi bidang perekonomian. Tugas Komisi

ini meliputi perindustrian dan energi, kelautan dan pertanian, koperasi, usaha

Page 60: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

49

mikro, kecil dan menengah dan perdagangan, pariwisata dan kebudayaan,

penanaman modal dan promosi, ketahanan pangan, perhubungan, perikanan,

peternakan, ketenagakerjaan dan trasnmigrasi, pemberdayaan aset/kekayaan

daerah dan perusahaan daerah. Komisi B DPRD DKI Jakarta diketuai oleh H.

Tubagus Arif, S.Ag, M.AP dan Mohammad Sangaji, SH sebagai Wakil Ketua dan

H. Darussalam, SH sebagai Sekretaris. Komisi B berjumlah 22 orang. Ketiga,

Komisi C yang membidangi keuangan. Tugas komisi ini meliputi pengelolaan

keuangan daerah, pelayanan pajak, retribusi perbankan, aset daerah, aset milik

daerah, perusahaan daerah, badan pengelola, perusahaan patungan. Komisi C

diketuai oleh Santoso, SH dan Cinta Mega, SH sebagai wakil ketuanya serta Ir.

James Arifin Sianipar, MM sebagai Sekretaris. Anggota komisi C DPRD DKI

Jakarta sebanyak 15 orang. Keempat, komisi D DPRD DKI Jakarta yang

membidangi Pembangunan. Tugas komisi ini meliputi pekerjaan umum,

perumahan dan gedung pemerintah daerah, tata ruang, pengawasan dan penertiban

bangunan, pertamanan dan pemakaman, kebersihan dan pengelolaan lingkungan

hidup daerah. Komisi D DPRD DKI Jakarta diketuai oleh H. Iman Satria dan H.

Abdurrahman Suhaimi, Lc., MA sebagai wakil ketua serta Panji Virgianto, SS,

SI.Kom sebagai sekretaris. Komisi D DPRD DKI Jakarta berjumlah 22 orang.

Kelima, Komisi E DPRD DKI Jakarta yang membawahi bidang Kesra. Tugas

komisi E DPRD DKI Jakarta meliputi sosial, pendidikan, kesehatan, olahraga dan

pemuda, pemberdayaan masyarakat dan perempuan, perlindungan anak, keluarga

berencana, perpustakaan dan arsip daerah, RSUD dan RSKD, mental dan

spiritual. Komisi E DPRD DKI Jakarta diketuai oleh Pantas Nainggolan, SH.,

Page 61: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

50

MM dan H. Ramly H.I. Muhammad, M.Si sebgai wakil ketua serta Veri Yonnevil,

SH sebagai sekretaris. Komisi E DPRD DKI Jakarta berjumlah 21 anggota.8

DPRD DKI Jakarta juga mempunyai 4 (empat) Badan yang mempunyai

kewenangan masing-masing yakni Badan Anggaran, Badan Kehormatan, Badan

Legislasi dan Badan Musyawarah. Pertama, Badan Anggaran DPRD DKI yang di

ketuai oleh Prasetio Edi Marsudi, SH ini memiliki kewenangan yaitu menjalin

kerjasama dengan pihak Pemerintahn Provinsi DKI Jakarta dalam rangka

perancangan, pembahasan dan penetapan yang berkaitan dengan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta. Badan Anggaran

DPRD DKI Jakarta mempunyai empat wakil ketua yakni, H. Mohamad Taufik, Ir.

Triwisaksana, M. Sc, H. Lulung AL, SH dan Mayjen TNI (Purn) H. Ferrial

Sofyan dengan 46 anggota. Kedua, Badan Kehormatan yang diketuai oleh Drs. H.

Nasrullah, ME dan H. Syarifuddin sebagai wakil ketua yang berwenang untuk

menegakkan peraturan dan tata tertib yang kaitannya dengan kode etik Dewan

PErwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Badan Kehormatan DPRD DKI

Jakarta mempunyai 7 anggota. Ketiga, Badan Legislasi DPRD DKI Jakarta ini

diketuai oleh H. Mohamad Taufik dan Merry Hotma, SH sebagai wakilnya ini

memiliki kewenangan untuk menyusun rancangan Peraturan Daerah (Perda) dan

Program Legislasi Daerah (Prolegda) guna dikordinasikan dengan Pihak

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelum diajukan dan dibahas oleh pimpinan

Dewan. Badan Legislasi DPRD DKI Jakarta mempunyai 20 anggota. Keempat,

badan Musyawarah DPRD DKI Jakarta yang memiliki tugas yakni

8http://dprd-dkijakartaprov.go.id/komisi/komisi-e-bidang-kesra/ diakses tanggal 14 April

2017 pukul 1:50 WIB

Page 62: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

51

mengkordinasikan hal-hal yang berkaitan dengan agenda kegiatan dewan,

penetapan sidang, termasuk penetapan jangka waktu pembahasan Peraturan

Daerah (Perda) dan memberi kesempatan kepada semua alat kelengkapan dewan

guna mengajukan masukan-masukan yang berkaitan dengan tugas pokok dan

fungsi mereka didalamnya. Badan Musyawarah DPRD DKI Jakarta Di ketuai oleh

Prasetio Edi Marsudi, SH dan H. Mohamad Taufik, Ir. Triwisaksana, M. Sc, H.

Lulung AL, SH, Mayjen TNI (Purn) H. Ferrial Sofyan sebagai keempat wakilnya

dan 45 anggota di dalamnya.

Page 63: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

52

BAB IV

PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DPRD DKI DAN ANALISIS

KETERLAMBATAN PENETAPAN APBD DKI 2015 SERTA

PENGARUHNYA

A. Pengaturan Fungsi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Menurut Wasistiono dan Yonatan bahwa fungsi anggaran mempunyai

peranan sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dan

meningkatkan daya saing. Anggaran pada tingkat daerah (APBD) mempunyai

hubungan yang signifikan dengan anggaran pada tingkat nasional (APBN), yaitu

sebagai alat untuk mengatasi persoalan ketimpangan fiskal secara vertikal

(proporsionalitas pendapatan lukratif), selain itu juga mengatasi persoalan

ketimpangan fiskal horisontal (membandingkan antara kebutuhan fiskal (fiscal

needs)) dengan kemampuan fiskal (fiscal capacity) untuk menentukan /

menghitung celah fiskal (fiscal gap). Selain itu juga mengatasi persoalan-

persoalan yang timbul dari menyebar atau melimpahnya efek pelayanan publik

dan pelayanan sipil (inter jurisdicational spill over effect), yaitu efek menyebar

atau eksternalitas ke daerah-daerah lainnya.1

Fungsi penganggaran merupakan salah satu fungsi terpenting dari DPRD,

sehingga para anggota DPRD perlu memahami perbedaan fungsional dalam hal

penganggaran dibandingkan dengan fungsi pemerintah daerah dalam hal

penganggaran, dalam rangka penyusunan dan penetapan RAPBD menjadi APBD

1Wasistiono dan Yonatan, Meningkatkan Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD), (Jakarta:Fokusmedia), 2007, h.107

Page 64: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

53

pada setiap kabupaten/kota. Oleh karena itu perbedaan mendasar yang

menentukan tingkat kerja penganggaran DPRD perlu dijabarkan, guna

meminimalisasi ketidaksamaan persepsi fungsional antara fungsi penganggaran

pemerintah daerah dengan fungsi penganggaran DPRD.

Perbedaan fungsional dari kedua institusi tersebut dalam hal penganggaran

terletak pada tujuan masing-masing yang hendak dicapai. Hal ini dijelaskan oleh

Djojosoekarto dan Djayasinga sebagai berikut :

Tujuan fungsi penganggaran bagi pemda, APBD merupakan instrumen

pemenuhan tanggungjawab pemerintahan sebagai kontrak sosial antara

pemerintah dengan rakyat. Tujuan fungsi penganggaran bagi DPRD, APBD lebih

bersifat politis dimana setiap pilihan program yang disetujui dalam APBD harus

memperhatikan preferensi para pemilihnya.2

Pengaturan fungsi anggaran DPRD Provinsi terdapat dalam Undang-Undang

no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah di dalam pasal 96 ayat (1), (2) dan

(3) serta Pasal 99 ayat (1) dan (2).

Dalam pasal 96 ayat (1), (2) dan (3) disebutkan:

1) “DPRD Provinsi mempunyai fungsi; a. Pembentukan perda provinsi

(legislasi); b. Anggaran; c. Pengawasan”

2) “Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijalankan dalam

kerangka representasi rakyat di daerah provinsi” .

3) “Dalam rangka melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), DPRD Provinsi menjaring aspirasi masyarakat”

Dalam UU Pemda tahun 2014 pasal 99 ayat (1) dan (2) juga disebutkan:

2Agung Djojosoejarto dan Marselina Djayasinga , Membangun Kapasitas Fungsi

Penganggaran DPRD. (Jakarta: Konrad Adenauer Sitiftung (KAS)), 2004

Page 65: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

54

1) Fungsi anggaran sebgaimana dimaksud dalam pasal 96 ayat (1) hurub

b diwujudkan dalam bentuk pembahasan untuk persetujuan bersama

terhadap rancangan perda provinsi tentang APBD Provinsi yang

diajukan oleh gubernur

2) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

dengan cara :

a. Membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh gubernur

berdasarkan RKPD;

b. Membahas rancangan Perda Provinsi tentang APBD Provinsi;

c. Membahas rancangan Perda Provinsi tentang Perubahan APBD

Provinsi;

d. Membahas rancangan Perda Provinsi tentang pertanggung

jawaban APBD Provinsi.

B. Duduk perkara Keterlambatan Penetapan APBD DKI 2015

Hubungan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok)

dengan DPRD DKI Jakarta kembali memanas ditengah kekhawatiran banjir yang

masih mungkin terjadi di Jakarta karena musim penghujan masih terus

berlangsung pada tahun 2015. Panasnya hubungan ini bahkan sampai adanya

ancaman dari DPRD DKI Jakarta untuk mengajukan hak angket yang bisa

berujung pada pelengseran Gubernur. Hal ini dikarenakan deadlock yang terjadi

ketika penyusunan APBD tahun anggaran 2015.

Menurut Ir. Triwisaksana ( Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta) dalam

tulisannya di Kompasiana, Penyusunan APBD berdasar kepada Permendagri

No.37 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2015 serta aturan

dasar tentang penyusunan APBD maupun Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu

Peraturan Pemerintah (PP) No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah dan Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Page 66: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

55

Jika mengacu pada pada Permendagri no 37 tahun 2014 tentang pedoman

penyusunan APBD maka ada beberapa tahapan dimulai dari penyusunan RKPD,

persetujuan KUA dan PPAS hingga Penyampaian RAPBD ke Mendagri yang

mana ini adalah tugas bersama antara Gubernur dan Fungsi anggaran DPRD.

Proses penetapan APBD DKI Jakarta 2015 sebenarnya telah dimulai sejak

pertengahan tahun 2014. Pada pertengahan Juni 2014, eksekutif dalam hal ini

Pemprov DKI telah mengajukan draf Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon

Anggaran Sementara kepada Pihak Legislatif DKI Jakarta yakni DPRD DKI

Jakarta senilai Rp. 81,5 triliun.

Jika segera dibahas dan disetujui, KUA PPAS itu akan menjadi acuan untuk

menentukan draf Rancangan Peraturan Daerah APBD 2015. Sayangnya, sampai

akhir masa jabatan DPRD 2009-2014 hingga anggota baru periode 2014-2019

dilantik pada Oktober 2014, KUA PPAS itu tak kunjung dibahas.3

Pada 5 November 2014, Pemprov DKI Jakarta kembali mengajukan KUA

PPAS dengan nilai yang sudah direvisi sebesar Rp. 79,6 triliun. Namun,

pembahasan KUA PPAS kembali molor hingga Desember 2014 karena alat

kelengkapan DPRD yang akan membahasnya belum terbentuk. Alat kelengkapan

yang berwenang untuk membahas penyusunan APBD bersama Pemprov yakni

Badan Anggaran DPRD.

KUA PPAS yang tidak kunjung dibahas serta disetujui dalam bentuk nota

kesepahaman yang menjadi dasar bagi APBD DKI tahun 2015 serta menjadi salah

satu penyebab terlambatnya penetapan APBD DKI tahun 2015 ini memberi

3 Artikel dikutip dari

http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/28/14103121/Jalan.Berliku.APBD.DKI.Jakarta.2015

diakses tanggal 14 April 2017 pukul 1.05 WIB

Page 67: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

56

pengaruh yang cukup berdampak pada jalannya roda pemerintahan DKI Jakarta.

Tubagus Arif, anggota DPRD DKI Komisi E yang membidangi Kesejahteraan

Sosial menyatakan bahwa pihak yang paling menderita akibat terlambatnya

penetapan APBD ini ialah layanan kesehatan dan gaji pegawai honorer serta

dampak banjir di tahun 2015.4

Setelah melalui proses pembahasan yang begitu alot karena memanasnya

hubungan antar fraksi, alat kelengkapan dewan disahkan pada hari Senin, 8

Desember 2014 yakni Komisi Dewan, Badan Anggaran (Banggar), Badan

Legislasi Daerah (Balegda), Badan Musyawarah (Bamus) dan Badan Kehormatan

(BK).5

Setelah Alat kelengkapan dewan di sahkan, APBD DKI 2015 langsung di

bahas oleh Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta yang di ketuai oleh Prasetio Edi

Marsudi, SH. Kemudian pada tanggal 12 Desember 2014 di adakan rapat

Penyempurnaan Rumusan Rancangan KUA PPAS APBD DKI 2015, di ruang

rapat serbaguna gedung DPRD lama lantai 3. Hal ini berdasar Surat Ketua DPRD

Nomor 665/-071.78 tentang undangan tanggal 11 Desember 2014. Selanjutnya,

Badan Anggaran DPRD melakukan Rapat Banggar Pembahasan Pemberian PMP

dalam RAPBD 2015, pada 15-17 Desember 2014.

Pada 16 Desember 2014, Pemprov DKI mengirim Nota Kesepakatan KUA

PPAS 2015 ke DPRD namun dikembalikan oleh Setwan DPRD DKI Jakarta

4http://www.satuharapan.com/read-detail/read/yang-paling-menderita-di-balik-

runyamnya-apbd-dki diakses pada tanggal 3 Oktober 2017 pukul 1:44 WIB

5 Artikel di kutip dari http://news.liputan6.com/read/2144505/dprd-dki-jakarta-sahkan-

alat-kelengkapan-dewan di akses tanggal 14 April 2017 pukul 3:06 WIB

Page 68: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

57

karena dinilai belum ada pembahasan. Nota kesepakatan KUA PPAS di

kembalikan pada tanggal 18 Desember 2014.

Tanggal 19 Desember 2014, barulah Rapat Gabungan Pimpinan DPRD

bersama TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) DKI Jakarta untuk

membahas RAPBD DKI Jakarta.

Karena, pembahasan RAPBD DKI tahun 2015 yang tidak kunjung ditetapkan

bersama oleh DPRD dan Gubernur DKI Jakarta, Pemprov DKI menerima surat

Menteri Dalam Negeri tentang Teguran atas Keterlambatan Penetapan Perda

tentang APBD 2015 pada tanggal 6 Januari 2015.

Kemudian pada tanggal 7 Januari diadakan Rapat dengan agenda Penelitian

hasil perumusan Badan Anggaran terhadap Rancangan KUA PPAS APBD 2015

dan persetujuan terhadap Rumusan Rancangan KUA PPAS 2015.

Pada tanggal 8 Januari Pemprov DKI mengirim ulang Nota Kesepakatan

KUA PPAS 2015 ke DPRD dan ditandatangi oleh Pimpinan DPRD DKI Jakarta

pada 9 Januari 2015.

Tanggal 12 Januari 2015, Gubernur DKI Jakarta memberi Pidato pada Sidang

paripurna DPRD DKI Jakarta tentang Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah

(Raperda) APBD 2015. Sidang Paripurna ini berdasar surat Ketua DPRD DKI

Jakarta Nomor 19/-.071.78 tanggal 9 Januari 2015 tentang undangan rapat

paripurna DPRD provinsi DKI Jakarta.6

Kemudian pada tanggal 14 Januari 2015, Setiap Fraksi di DPRD DKI Jakarta

menyampaikan Pandangan Umum Fraksi terhadap Raperda tentang APBD 2015

6 Artikel dikutip dari http://regional.kontan.co.id/news/ini-kronologi-awal-mula-kisruh-

ahok-dprd diakses tanggal 12 April 2017 pukul 2:35 WIB

Page 69: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

58

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Paripurna ini berdasar Surat ketua DPRD DKI

Jakarta Nomor 21/-071.78 tanggal 9 Januari 2015 tentang undangan rapat

paripurna DPRD provinsi DKI Jakarta.

Baru pada tanggal 20 Januari 2015, Gubernur DKI Jakarta memberikan

jawaban melalui Pidato Jawaban Gubernur atas Pandangan Umum Fraksi DPRD

pada Sidang Paripurna DPRD. Sidang ini mundur dari jadwal seharusnya yakni 16

Januari 2015.

Kemudian pada tanggal 20-21 Januari 2015, DPRD Mengadakan Rapat

Komisi DPRD membahas mengenai RAPBD DKI Jakarta dan pada tanggal 26

Januari 2015, Para anggota dewan menyampaikan usulan revisi kegiatan dalam

RAPBD tahun anggaran 2015 kepada Ketua DPRD DKI Jakarta.

Barulah pada 27 Januari 2017 akhirnya DPRD DKI Jakarta mengadakan

Sidang Paripurna kata akhir Gubernur terkait APBD 2015 (pengesahan APBD

2015), di ruang Rapat paripurna DPRD pada pukul 14.00 WIB.7DPRD DKI

Jakarta akhirnya menyetujui APBD DKI Jakarta tahun 2015 sebesar Rp. 73,08

triliun. Jumlah tersebut meningkat 0,24 persen dibanding APBD DKI tahun

anggaran 2014 yang berjumlah Rp. 72,9 triliun.8Penetapan APBD DKI Jakarta

tahun anggaran 2015 ini baru disahkan setelah terlambat kurang lebih sebulan dari

batas yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yakni 31

Desember.

7 Artikel dikutip dari http://regional.kontan.co.id/news/ini-kronologi-awal-mula-kisruh-

ahok-dprd diakses tanggal 17 April 2017 pukul 1:45 WIB

8 Artikel dikutip dari http://news.detik.com/berita/2844167/kronologi-ahok-vs-dprd-dari-

dana-siluman-sampai-hak-angket diakses tanggal 17 April 2017 pukul 1:52 WIB

Page 70: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

59

C. Analisis Keterlambatan Penetapan APBD DKI 2015 dan Pengaruhnya

terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah

Tahapan dan Jadwal Proses Penyusunan APBD menurut Peraturan Mentri

Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan APBD tahun

anggaran 2015:

No. URAIAN WAKTU LAMA

1 Penyusunan RKPD Akhir Bulan Mei

2 Penyampaian Rancangan KUA

dan Rancangan PPAS oleh

Ketua TAPD kepada kepala

daerah

Minggu 1 bulan

Juni

1 minggu

3 Penyampaian Rancangan KUA

dan Rancangan PPAS oleh

kepala daerah kepada DRPD

Pertengahan bulan

Juni

6 minggu

4 Kesepakatan antara kepala

daerah dan DPRD atas

Rancangan KUA dan

Rancangan PPAS

Akhir bulan Juli 6 minggu

5 Penerbitan Surat Edaran kepala

daerah perihal Pedoman

Penyusunan RKA-SKPD dan

RKA-PPKD

Awal bulan

Agustus

8 minggu

6. Penyusunan dan pembahasan Awal bulan 8 minggu

Page 71: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

60

RKA-SKPD dan RKA-PPKD

serta penyusunan Rancangan

Perda tentang APBD

Agustus sampai

dengan akhir bulan

September

7. Penyampaian Rancangan Perda

APBD kepada DPRD

Minggu 1 bulan

Oktober

2 bulan

8. Pengambilan persetujuan

bersama DPRD dan kepala

daerah

Paling lambat 1

(satu) bulan

sebelum tahun

anggaran yang

bersangkutan

9 Menyampaikan Rancangan

Perda tentang APBD dan

Rancangan Perkada tentang

Penjabaran APBD

3 hari kerja setelah

persetujuan

bersama

10 Hasil evaluasi Rancangan Perda

tentang APBD dan Rancangan

Perkada tentang Penjabaran

APBD

Paling lama 15 hari

kerja setelah

Rancangan Perda

tentang APBD dan

Rancangan Perkada

tentang Penjabaran

APBD diterima

oleh

Mendagri/Gubernur

Page 72: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

61

11 Penyempurnaan Rancangan

Perda tentang APBD sesuai

hasil evaluasi yang ditetapkan

dengan keputusan pimpinan

DPRD tentang penyempurnaan

Rancangan Perda tentang

APBD

Paling lambat 7

hari kerja ( sejak

diterima keputusan

hasil evaluasi)

12 Penyampaian keputusan DPRD

tentang Penyempurnaan

Rancangan Perda tentang

APBD kepada Mendagri/Gub

3 hari kerja setelah

keputusan

pimpinan DPRD

ditetapkan

13 Penetapan Perda tentang APBD

dan Perkada tentang Penjabaran

APBD sesuai dengan hasil

evaluasi

Paling lambat akhir

Desember (31

Desember)

14 Penyampaian Perda tentang

APBD dan Perkada tentang

Penjabaran APBD kepada

Mendagri dan Gub

Paling lambat 7

hari kerja setelah

Perda dan Perkada

ditetapkan

Penyusunan RAPBD DKI Jakarta 2015 sedari awal memang sudah njelimet

dan ruwet. Keterlambatan yang terjadi di hampir semua tahapan membuat

pengesahan dan penetapan APBD DKI 2015 menjadi molor dari jadwal yang

Page 73: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

62

seharusnya yakni tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. Sebagaimana

yang penulis kutip dari pasal 53 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah:

― Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan

kepala daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh

kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala

daerah tentang penjabaran APBD” (ayat 1)

―Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan

kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember tahun anggaran

sebelumnya” (ayat 2)

Pasal ini menjelaskan secara gamblang, bahwa APBD harus ditetapkan

selambat-lambatnya tanggal 31 Desember.

Melihat dan memahami kisruh APBD DKI Jakarta tahun 2015 yang berujung

pada keterlambatan penetapannya dalam bentuk Perda APBD dan rakyat Jakarta

yang paling di rugikan dalam konflik yang terjadi ini. Padahal, masyarakat Jakarta

menjadi bagian penyumbang terbesar dari APBD DKI Jakarta melalui Pendapatan

Asli Daerah sebesar Rp. 45,32 Triliun seperti di ungkap oleh SEKNAS FITRA

dalam press releasenya.9

Melihat dari Permendagri Nomor 37 tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan APBD tahun anggaran 2015 terdapat beberapa tahapan dalam

penyusunan APBD yang mana di dalamnya juga terdapat batas waktu.

Pertama, dalam peraturan Mendagri nomor 37 tahun 2014 tentang pedoman

Penyusunan APBD tahun Anggaran 2015 telah di jelaskan bahwa proses

penyusunan APBD yang melibatkan DPRD dimulai dengan pengajuan KUA-

9http://seknasfitra.org/pressrelease/jalan-keluar-kisruh-apbd-dki-jakarta-rakyat-jangan-

dirugikan/ diakses tanggal 18 April 2017 pukul 1:31 WIB

Page 74: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

63

PPAS oleh Pemerintah Daerah kepada DPRD. Hal ini juga tercantum dalam Pasal

34 ayat (3) dan pasal 35 ayat (1) Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang berbunyi:

―Kepala daerah menyampaikan rancangan kebijakan umum APBD tahun

anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai landasan

penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan bulan Juni

tahun anggaran berjalan” pasal 35 ayat 1 berbunyi:‖berdasarkan kebijakan

umum APBD yang telah di sepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas

rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara yang dismpaikan oleh

kepala daerah”.

Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa KUA PPAS dari Pemerintah Provinsi

harus segera diserahkan kepada DPRD selambatnya pertengahan bulan Juni dan

dalam kasus APBD DKI Jakarta, draf KUA PPAS dari Pemprov telah diserahkan

pada pertengahan juni 2014 kepada DPRD DKI Jakarta sebesar Rp. 81,5 triliun.10

Penyerahan draf KUA PPAS ini sesuai dengan apa yang di amanatkan dalam

undang-undang yakni selambat-lambatnya pertengahan Juni tahun anggaran. Hal

ini juga tercantum dalam Pasal 18 ayat (1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara yang berbunyi:

― Pemerintah Daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun

anggaran berikutnya sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, sebagai

landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan

Juni tahun berjalan.”

Pasal 142 ayat (1) Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib

DPRD Provinsi DKI Jakarta yang berbunyi:

10

http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/28/14103121/Jalan.Berliku.APBD.DKI.Ja

karta.2015 diakses tanggal 17 April 2017 pukul 3:15 WIB

Page 75: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

64

―Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Rancangan Prioritas

dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) disampaikan Gubernur kepada DPRD

paling lambat bulan Juni tahun anggaran berjalan”

Kedua, tahapan selanjutnya, setelah diserahkan kepada DPRD, draf KUA

PPAS harus dibahas bersama selambatnya minggu kedua bulan Juli tahun

anggaran sebelumnya. Hal ini termuat dalam Pasal 35 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah:

―Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun

anggaran sebelumnya”

Draf KUA PPAS yang telah dibahas dan disepakati bersama oleh kepala

daerah dan DPRD dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman antara Eksekutif

(Pemerintah Daerah) dan Legislatif (DPRD). Hal ini termuat dalam Pasal 35 ayat

4 PP nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang berbunyi:

―kebijakan umum APBD dan prioritas dan plafon anggaran sementara

yang telah dibahas dan disepakati bersama kepala daerah dan DPRD dituangkan

dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama oleh kepala daerah dan

pimpinan DPRD”

Namun, harus diingat bahwa Nota Kesepahaman ini bukan merupakan APBD

yang baru disahkan. Perubahan dari sisi nilai maupun spesifik jenis kegiatan

masih mungkin terjadi, termasuk penghilangan kegiatan jika dianggap tidak sesuai

dengan isu strategis atau kebutuhan yang mendesak, diluar kewenangan atau

tupoksi dari SKPD atau bukan merupakan kewajiban daerah. Hasil kesepakatan

ini yang kemudian menjadi dasar bagi Pemda untuk menyusun Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) SKPD dan diajukan kembali ke Dewan dalam bentuk

Page 76: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

65

Rancangan Perda (Raperda) APBD.11

Kesepakatan antara kepala daerah dan

DPRD mengenai Rancangan KUA dan PPAS harus disahkan selambat-lambatnya

akhir bulan Juli tahun anggaran sebagaimana disebutkan dalam Lampiran

Permendagri Nomor 37 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun

2015. Jika dikaitkan kepada penyusunan APBD DKI 2015, KUA PPAS dan Nota

kesepahaman yang seharusnya ditetapkan akhir bulan Juli ini mengalami

keterlambatan hampir 5 bulan lamanya.padahal KUA dan PPAS yang harus di

sepakati sesuai dengan batas waktunya juga tercantum didalam pasa 142 ayat (3)

Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib DPRD Provinsi DKI

Jakarta yang berbunyi:

―Rancangan KUA dan PPAS yang telah di bahas, selanjtnya disepakati

menjadi KUA dan PPA paling lambat bulan Juli tahun anggaran berjalan”

Draf KUA dan PPAS DKI 2015 haruslah dibahas selambatnya pada minggu

kedua bulan Juli sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang dan draf

KUA dan PPAS disahkan dalam bentuk Nota kesepakatan yang di tandatangani

oleh pihak legislatif dan pihak eksekutif DKI Jakarta selmbatnya pada akhir Juli.

Namun, KUA dan PPAS ini baru dimulai dibahas pada 24 Desember dan

ditandatangani pada 7 Januari 2015. Hal ini dikarenakan belum terbentuknya Alat

Kelengkapan Dewan DRPD DKI Jakarta periode 2014-2019 dan tidak dibahasnya

draf KUA dan PPAS yang telah di serahkan Pemprov pada Pertengahan Juni 2014

oleh Anggota DPRD yang lama.

11

Artikel di kutip dari http://www.kompasiana.com/triwisaksana/polemik-apbd-dki-

jakarta-2015_54f34434745513802b6c6eb4 diakses pada tanggal 17 April 2017 pukul 3:56 WIB

Page 77: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

66

Alat kelengkapan dewan(AKD) DPRD DKI baru disahkan pada tanggal 8

Desember 2014 dan terdiri atas Badan Musyawarah, Komisi-Komisi Dewan,

Badan Legislasi Daerah, Badan Anggaran dan Badan Kehormatan DPRD DKI

Jakarta. Setelah dilantik pada Agustus 2014, AKD baru di sahkan 5 bulan

setelahnya.12

Sementara menurut Peraturan DPRD DKI mengenai Tata Tertib

DPRD DKI Jakarta, alat kelengkapan Dewan harus segera dibentuk setelah

anggota Dewan dilantik. Hal ini tercantum dalam Pasal 52 ayat (1) (Badan

Musyawarah), pasal 54 ayat (1) (Komisi A,B,C,D,E), pasal 59 ayat (1) (Balegda),

pasal 63 ayat (1) (Badan Anggaran) dan pasal 65 ayat (1) dan (2) (Badan

Kehormatan).

Pada pembahasan KUA dan PPAS APBD DKI 2015 inilah menurut penulis

kendala pertama terjadi yakni keterlambatan dalam pembahasan KUA dan PPAS

dan penandatangan Nota Kesepakatan KUA dan PPAS antara pihak legislatif dan

Eksekutif DKI Jakarta. KUA dan PPAS ini sangat penting bagi RAPBD karena

KUA dan PPAS ini menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah untuk meyusun

Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD dan diajukan kembali ke Dewan

dalam bentuk Rancangan Perda (Raperda) APBD.Menurut Ir. Triwisaksana (

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Periode 2014-2019), KUA memuat target

pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang akan dilaksanakan

oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintah daerah yang disertai

dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan

penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya,

12

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/12/08/17003271/Setelah.4.Bulan.Akhirnya.D

PRD.DKI.Punya.Struktur.Alat.Kelengkapan di akses pada tanggal 18 April 2017 pukul 4:35 WIB

Page 78: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

67

sedangkan PPAS memuat Rancangan program prioritas dan patokan batas

maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD. Keterlambatan disini

disebabkan dua hal yang seharusnya bisa dihindari apabila anggota Dewan DPRD

DKI Jakarta memang bekerja untuk rakyat Jakarta. Hal pertama, anggota Dewan

DPRD DKI Jakarta yang lama periode 2009-2014 harusnya sudah membahas

KUA Dan PPAS yang sudah diberikan oleh Pemprov DKI pada pertengahan Juni

2014 bukan malah seperti diabaikan karena masa jabatan mereka yang mau habis

periodenya. Karena hal ini telah dijelaskan pada pasal 142 ayat 3 Peraturan Tata

Tertib DPRD DKI Jakarta bahwa KUA dan PPAS harus dibahas sebelum 2

minggu pertama di bulan Juli dan disepakati selambatnya akhir Juli. Hal kedua,

lambatnya kinerja anggota dewan DPRD yang baru dilantik yang tidak kunjung

menentukan dan melantik alat kelengkapan dewan sebagaimana telah

diamanatkan oleh Peraturan Tata Tertib DPRD DKI Jakarta.

Keterlambatan penentuan alat kelengkapan dewan, khususnya Badan

Anggaran DPRD DKI Jakarta yang memang berwenang untuk membahas KUA

PPAS berdampak signifikan pada keterlambatan penetapan APBD ini. Penulis

berpendapat bahwa tak kunjung dibentuknya alat kelengkapan dewan DPRD ini

memegang peranan penting dalam keterlambatan penetapan APBD DKI tahun

2015. Praktis, sejak dilantik Agustus 2014, DPRD DKI memang tidak bekerja

sama sekali, termasuk dalam membahas KUA dan PPAS serta RAPBD tahun

2015. Hal ini tentu mencederai aspirasi masyarakat yang tentu berharap bahwa

RAPBD segera di sahkan dan digunakan untuk kepentingan dan kesejahteraan

masyarakat Jakarta.

Page 79: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

68

Lebih dalam lagi, DPRD DKI Jakarta tidak melakukan fungsi anggarannya

sebagaimana yang yang tercantum dalam perundang-undangan dengan baik, yakni

membahas dan memberikan persetujuan terhadap KUA dan PPAS serta RAPBD.

Padahal persetujuan ini menjadi acuan dalam proses penyusunan APBD DKI

Jakarta tahun 2015.

Keterlambatan penetapan APBD DKI tahun 2015 ini memberi dampak yang

cukup berpengaruh dalam roda pemerintahan DKI Jakarta. Karena dalam APBD

memuat semua rincian baik itu tentang program yang akan dijalankan serta

belanja pegawai dalam waktu satu tahun anggaran. Ketika APBD tidak disahkan

maka otomatis tersendat semua program maupun belanja pegawai yang tercantum

dalam RAPBD tersebut. Keterlambatan inipun memberikan dampak negatif dalam

pengelolaan keuangan daerah, salah satunya tersendatnya penyaluran dana

perimbangan, yakni Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 25 persen serta

menghambat realisasi program penting dan pembangunan proyek-proyek

infrastruktur di DKI Jakarta.13

Banyak program-program dan proyek infrastruktur penting yang realisasi nya

terhambat serta pembayaran belanja pegawai termasuk tunjangan kerja daerah,

pembayaran kebutuhan air, listik dan sebagainya yang tidak bisa terbayarkan

karena keterlambatan penetapan APBD tersebut. Namun, pembayaran belanja

pegawai yang didalamnya ada tunjangan kerja daerah (TKD) serta pembayaran

listrik, air dan segala kebutuhan pemerintah provinsi sudah termaktub dalam

13

Dikutip http://keuda.kemendagri.go.id/artikel/detail/21-kelola-keuangan-daerah-

dengan-tepat diakses pada tanggal 3 Oktober 2017 pukul 2:04 WIB

Page 80: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

69

Peraturan Gubernur Nomor 211 Tahun 2014 tentang Pengeluaran Daerah

Mendahului Penetapan APBD 2015.

Pergub Nomor 211 tahun 2014 pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa untuk

membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Daerah mendahului penetapan APBD

Tahun Anggaran 2015 dipergunakan setinggi-tingginya angka APBD Tahun

Anggaran 2014 sebagai acuan dalam melaksanakan pengeluaran daerah.

Sementara Pasal 1 ayat (2) meyebutkan bahwa yang bisa di biayai oleh anggaran

pendahuluan yaitu pembayaran gaji dan tunjangan PNS serta Pimpinan dan

Anggota DPRD, tunjangan kinerja daerah dan transpor pejabat, pembayaran

telepon, air, listrik dan sebagainya hingga kegiatan operasional penyelenggaran

pemerintahan lain yang bersifat mendesak.

Adapun pengeluaran daerah yang dimaksud dalam pasal 1 ayat (2)

disesuaikan dengan kebutuhan pembayaran berdasarkan hasil perhitungan Kepala

Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah/Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2014 serta ditetapkan setinggi-tingginya 1/12

(satu per dua belas) dari anggaran belanja Tahun 2014. Hal ini tercantum dalam

pasal 2 ayat (1) dan (2) Peraturan Gubernur Nomor 211 Tahun 2014 tentang

Pengeluaran Daerah Mendahului Penetapan APBD 2015.

Oleh karena itu, jelaslah bahwa belanja pegawai dan kebutuhan Pemerintahan

Provinsi DKI Jakarta tidak terlalu mengalami permasalahan karena hal itu telah

diatur apabila terjadi keterlambatan penetapan APBD. Hal ini juga di tekankan

oleh Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Kementerian

Page 81: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

70

Keuangan, Yusrizal Ilyas dalam wawancaranya bersama detik.com, ia

mengatakan bahwa belanja pegawai dan operasional rutin di APBD memiliki

aturan khusus. Jadi meski APBD belum disahkan, gaji dan sebagainya masih bisa

tetap cair namun anggaran untuk program dan proyek pemerintahan yang lain

tidak bisa dicairkan.14

Melihat segala permasalahan yang terjadi, baik Pemprov DKI dan DPRD

DKI tentu seakan tidak berpihak kepada masyarakat yang diwakilinya tapi hanya

bekerja untuk dirinya sendiri. Dalam Islam, DPRD atau Ahl al-Halli wa al-„Aqd

seharusnya dapat berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat. Dalam

penyusunan anggaran pun, DPRD DKI Jakarta seperti tidak berdasar pada prinsip

penyusunan anggaran karena hampir semua prosesnya mengalami keterlambatan.

Padahal anggaran harus disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip anggaran yaitu,

transparan, akuntabel, disiplin anggaran (efisien, tepat guna, tepat waktu dan

dapat dipertanggungjawabkan), keadilan (penggunaannya harus dialokasikan

secara adil untuk kepentingan seluruh masyarakat), efisien dan efektif (harus

digunakan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan bagi masyarakat).

Jika dicermati kembali, prinsip-prinsip anggaran tersebut sangatlah relevan

dengan prinsip hukum Ekonomi Islam. Oleh karena itu penyusunan anggaran

14

Artikel dikutip dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2474584/kalau-

apbd-belum-disahkan-bagaimana-nasib-gaji-pns-daerah diakses tanggal 3 Oktober 2017 pukul

3:32 WIB

Page 82: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

71

dengan penerapan hukum Ekonomi Islam sudah menjadi keniscayaan. Adapun

prinsip-prinsip yang dapat diterapkan yakni:15

1. Prinsip Tauhid (Ketuhanan)

Prinsip Tauhid ini merupakan prinsip umum dalam Islam. Prinsip ini

menegaskan bahwa semua manusia ada dibawah satu ketetapan yang

sama, yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan dalam kalimat La‟ilaha Illa

Allah.

Seperti Firman Allah swt. Dalam surat Ali Imran ayat 64:

Artinya: “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada

suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan

kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan

Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan

sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling

maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah

orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

Berdasarkan prinsip ini, maka seorang Muslim yang menyusun suatu

anggaran adalah sedang beribadah dan memenuhi perintah dan ketetapan

Allah, sehingga anggaran yang disusun akan transparan, akuntabel,

disiplin dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Prinsip Keadilan

15

Syed Nawab Haider Navqi, Islam Economics and Society, (London and New York:

Kegan Paul International Ltd), 1994, h. Xviii.

Page 83: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

72

Prinsip ini menegaskan bahwa dalam penyusunan anggaran haruslah

dialokasikan secara adil untuk seluruh masyarakat. Prinsip keadilan ini

tercantum dalam QS. Al An’am ayat 152:

Artinya: “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan

cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan

sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak

memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya.

Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil,

kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang

demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.”

QS. Al-Maidah ayat 8:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-

orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi

dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu

kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena

adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

3. Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar

Prinsip ini menegaskan bahwa dalam penyusunan, anggaran harus bersifat

sebagai pedoman kerja, maka bagi yang menyimpang akan mendapat

sanksi dan yang berprestasi mendapat reward. Prinsip ini ditegaskan

dalam QS. Al-Imran ayat 104, 110 dan 114

4. Prinsip pertanggungjawaban

Page 84: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

73

Prinsip ini merupakan prinsip yang menuntut komitmen mutlak terhadap

upaya peningkatan kesejahteraan sesama manusia, sehingga penyusunan

anggaran harus mempertanggungjawabkannya. Prinsip ini terdapat dalam

QS. Al-Isra ayat 36 dan Al-Ahzab ayat 15.

Firman Allah dalam QS. Al-Isra ayat 36:

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak

mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,

penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan

jawabnya.”

Page 85: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

74

BAB V

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Fungsi Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) diatur dalam

Undang-Undang no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah di dalam

pasal 96 ayat (1), (2) dan (3) serta Pasal 99 ayat (1) dan (2). Fungsi

Anggaran dapat diwujudkan dengan cara persetujuan bersama antara

anggota DPRD dengan pemimpin di daerahnya terkait APBD suatu

daerah.

Dalam penyusunan APBD berdasarkan Permendagri Nomor 37 tahun 2014

tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015 ditetapkan

batas waktu penyusunan rancangan APBD, hal itu juga terdapat dalam

Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah. Namun, aturan ini sperti tidak diketahui oleh para

anggota DPRD DKI dan menyebabkan keterlambatan dalam penetapan

APBD DKI Jakarta tahun 2015 khususnya dalam penetapan Nota

Kesepahaman KUA PPAS antara Gubernur DKI Jakarta dengan DPRD

DKI Jakarta. KUA PPAS inilah yang menjadi acuan dalam menyusun

APBD suatu daerah.

2. Penyusunan RAPBD DKI Jakarta 2015 sedari awal memang sudah

njelimet dan ruwet. Keterlambatan yang terjadi di hampir semua tahapan

Page 86: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

75

membuat pengesahan dan penetapan APBD DKI 2015 menjadi molor dari

jadwal yang seharusnya yakni tanggal 31 Desember tahun anggaran

sebelumnya. Sebagaimana yang terdapat dalam pasal 53 ayat (2) PP No.

58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Keterlambatan penetapan APBD ini barang tentu berdampak kepada

realisasi program kerja dan proyek infrastuktur yang terdapat di dalam

APBD DKI Jakarta tahun 2015 serta juga berdampak kepada belanja

pegawai, baik PNS maupun tenaga honorer serta kebutuhan kantor

Pemerintahan.

Namun, pembayaran belanja pegawai yang didalamnya ada tunjangan

kerja daerah (TKD) serta pembayaran listrik, air dan segala kebutuhan

pemerintah provinsi sudah termaktub dan diatur dalam Peraturan Gubernur

Nomor 211 Tahun 2014 tentang Pengeluaran Daerah Mendahului

Penetapan APBD 2015.

Pergub Nomor 211 tahun 2014 pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa untuk

membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Daerah mendahului penetapan

APBD Tahun Anggaran 2015 dipergunakan setinggi-tingginya angka

APBD Tahun Anggaran 2014 sebagai acuan dalam melaksanakan

pengeluaran daerah. Sementara Pasal 1 ayat (2) meyebutkan bahwa yang

bisa di biayai oleh anggaran pendahuluan yaitu pembayaran gaji dan

tunjangan PNS serta Pimpinan dan Anggota DPRD, tunjangan kinerja

daerah dan transpor pejabat, pembayaran telepon, air, listrik dan

Page 87: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

76

sebagainya hingga kegiatan operasional penyelenggaran pemerintahan lain

yang bersifat mendesak.

Adapun pengeluaran daerah yang dimaksud dalam pasal 1 ayat (2)

disesuaikan dengan kebutuhan pembayaran berdasarkan hasil perhitungan

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat

Daerah/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2014 serta

ditetapkan setinggi-tingginya 1/12 (satu per dua belas) dari anggaran

belanja Tahun 2014. Hal ini tercantum dalam pasal 2 ayat (1) dan (2)

Peraturan Gubernur Nomor 211 Tahun 2014 tentang Pengeluaran Daerah

Mendahului Penetapan APBD 2015.

Hal ini juga di tekankan oleh Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi

Keuangan Kementerian Keuangan, Yusrizal Ilyas ia mengatakan bahwa

belanja pegawai dan operasional rutin di APBD memiliki aturan khusus.

Jadi meski APBD belum disahkan, gaji dan sebagainya masih bisa tetap

cair namun anggaran untuk program dan proyek pemerintahan yang lain

tidak bisa dicairkan.

B. Saran

1. Mengingat pentingnya para anggota Dewan menyadari bahwa penyusunan

anggaran ini harus berdasar pada ketentuan dalam pedoman penyusunan

APBD yang telah dikeluarkan oleh Mendagri dan Menurut Ir.

Triwisaksana ( Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta) dalam tulisannya di

Kompasiana, Penyusunan APBD berdasar kepada Permendagri No.37

tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2015 serta aturan

Page 88: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

77

dasar tentang penyusunan APBD maupun Pengelolaan Keuangan Daerah

yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Perundangan terkait.

Peraturan Perundang-undangan tersebut telah mengatur ketentuan serta

batas waktu yang telah di tetapkan dalam penyusunan APBD agar tidak

terjadi keterlambatan penetapan yang akan merugikan banyak pihak dalam

suatu daerah. Selain itu, Ketika ada keterlambatan Mendagri harus

langsung mengevaluasi DPRD DKI Jakarta dan Pemerintah Daerah DKI

Jakarta.

2. Penyusunan Anggaran ini sangat fundamental bagi kelangsungan negara

maupun daerah. Mengingat fundamentalnya penyusunan anggaran agar

tepat waktu dan efektif, maka keterlambatan akan berdampak pada

realisasi program dan proyek infrastruktur suatu daerah. Pemerintah DKI

Jakarta telah menggunakan anggaran mendahului yang berdasar pada

PerGub nomor 211 tahun 2014 untuk pembayaran Kebutuhan operasional

kantor Pemerintahan dan Belanja Pegawai. Hal ini tentu tidak akan terjadi

apabila tidak terjadi deadlock antara DPRD dan Pemerintahan DKI

Jakarta. DPRD dan Pemerintah DKI Jakarta sudah seharusnya bekerja

untuk kesejahteraan rakyat Jakarta, khususnya pengelolaan keuangan

daerah dalam bentuk APBD. Ketika APBD terlambat di tetapkan maka

masyarakat adalah pihak yang paling di rugikan karena aspirasinya dan

keterwakilannya diabaikan.

Page 89: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

78

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ali, Zainudin, 2010, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika.

Ashiddiqie, Jimly, 2010,Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca

Reformasi, (Jakarta: Sinar Grafika),

Asshiddiqie, Jimly, 2011, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Jakarta: Sinar

Grafika.

Bratakusumah, Deddy Supriyadi dan Dadang Solihin, 2003, Otonomi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Jakarta: PT. Gramedia.

Chalid, Pheni, 2008, Keuangan Daerah Investasi dan Desentralisasi, Jakarta:

Kemitraan.

Djayasinga, Marselina dan Agung Djojosoejarto , 2004, Membangun Kapasitas

Fungsi Penganggaran DPRD. (Jakarta: Konrad Adenauer Sitiftung

(KAS)),

Irianto, Sulistyowati dan Shidarta, 2009, Metode Penelitian Hukum Konstelasi

dan Refleksi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kaho, Josef Riwu, 2012, Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di

Indonesia, Yogyakarta: PolGov Fisipol UGM.

Kamaroesid, Herry, 2013,Sistem Administrasi Anggaran Negara, (Medan: Mitra

Wacana Media),

Marbun, B.N, 2003,Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan),

Marbun, B.N, 2010, Otonomi Daerah 1945-2010: Proses dan Realita, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Marzuki, Peter Mahmud, 2008, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana.

Moleong, Lexy J., 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muluk, Khairul, 2007, Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintahan

Daerah, Malang: Bayumedia Publishing.

Napitupulu, Paimin, 2005,Peran dan Pertanggungjawaban DPR: Kajian di

DPRD DKI Jakarta,(Bandung: Alumni).

Page 90: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

79

Nasuhi, Hamid dkk, 2007, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( skripsi, tesis dan

disertasi), Jakarta: center for quality developmen and assurance UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Navqi, Syed Nawab Haider, 1994, Islam Economics and Society, (London and

New York: Kegan Paul International Ltd), h. Xviii.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Gramedia),

Sirajuddin , 2016, Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah( Sejarah,Asas,

Kewenangan, dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintah Daerah),

(Malang: Setara Press),

Syahrani, Riduan, 2009, Kata-Kata Kunci Mempelajari Ilmu Hukum, (Bandung:

Alumni),

Tim Pusat Kajian Kebijakan dan Hukum DPD RI, 2009, Pengkajian Bidang

Otonomi Daerah Tentang Evaluasi Penyelenggaran Otonomi Daerah

2004-2008 Dalam Tinjauan Beberapa Aspek, Jakarta: Setjen DPD RI.

Triwulan, Titik& Ismu Gunadi Widodo, 2011, Hukum Tata Usaha Negara dan

Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, (Jakarta: Prenada Media),

Wasistiono dan Yonatan, 2007,Meningkatkan Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), (Jakarta:Fokusmedia),

Perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-Undang no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2011

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014

tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

Anggaran 2015.

Peraturan DPRD Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 tahun 2014 tentang Tata Tertib

DPRD Provinsi DKI Jakarta

Internet:

Page 91: PENGATURAN FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41581/1/AGIE... · Kata Kunci: DPRD DKI Jakarta, Anggota DPRD, Badan Anggaran DPRD,

80

http://dprd-dkijakartaprov.go.id/komisi/komisi-e-bidang-kesra/

http://dprd-dkijakartaprov.go.id/sejarah/

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/12/08/17003271/Setelah.4.Bulan.Akhirnya.DP

RD.DKI.Punya.Struktur.Alat.Kelengkapan

http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/28/14103121/Jalan.Berliku.APBD.DKI.Jak

arta.2015

http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/28/14103121/Jalan.Berliku.APBD.DKI.Jak

arta.2015

http://news.detik.com/berita/2844167/kronologi-ahok-vs-dprd-dari-dana-siluman-sampai-

hak-angket

http://news.liputan6.com/read/2144505/dprd-dki-jakarta-sahkan-alat-kelengkapan-dewan

http://regional.kontan.co.id/news/ini-kronologi-awal-mula-kisruh-ahok-dprd

http://regional.kontan.co.id/news/ini-kronologi-awal-mula-kisruh-ahok-dprd

http://seknasfitra.org/pressrelease/jalan-keluar-kisruh-apbd-dki-jakarta-rakyat-jangan-

dirugikan/

http://www.jakarta.go.id/v2/news/2013/11/latar-belakang-2013-2017#.V-FuP0aVM1U

http://www.jakarta.go.id/v2/news/category/demografi-jakarta

http://www.jakarta.go.id/v2/news/category/geografis-jakarta

http://www.kompasiana.com/triwisaksana/polemik-apbd-dki-jakarta-

2015_54f34434745513802b6c6eb4