Upload
tranlien
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RASIO FUNDAMENTAL
TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH (STUDI PADA JAKARTA
ISLAMIC INDEX PERIODE 2012-2015)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Almas Khairuna
NIM: 1113046000030
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RASIO FUNDAMENTAL
TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH (STUDI PADA JAKARTA
ISLAMIC INDEX PERIODE 2012-2015)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Almas Khairuna
NIM: 1113046000030
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Dr. Sofyan Rizal, SE, M. Si
NIP. 19760430 201101 1 002
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Almas Khairuna
NIM : 1113046000030
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau
tanpa ijin pemelik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 15 September 2017
Yang Menyatakan
Almas Khairuna
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Almas Khairuna
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Maret 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Perum Villa Nusa Indah blok V2 no 7, Bojong
Kulur Gunung Putri, Bogor
No Telepon : 085694690395
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2001 – 2006 : SDIT Fajar Hidayah Cibubur
2006 – 2007 : SDS Angkasa IX Jakarta
2007 – 2010 : SMP Negeri 81 Jakarta
2010 – 2013 : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta
2013 – 2017 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
1. Sekretaris Sie 2 OSIS MAN 4 Jakarta periode 2010-2011.
2. Koord. Politik dan Berorganisasi OSIS MAN 4 Jakarta periode 2011-2012.
3. Kegiatan dan Operasional Pramuka MAN 4 Jakarta periode 2011-2012.
4. Sekretaris Bidang Publikasi dan Humas HMPS Muamalat periode 2014-2015.
5. Wakil Ketua II Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum periode 2015-
2016.
6. Wakil Bendahara PMII Komfaksyahum periode 2016-2017.
Pengalaman Kerja
1. Staff bendahara KOMITE MAN 4 Jakarta.
ABSTRACT
This research aims to analyze and find out magnitude the influence of Stock
Trading Volume and fundamental rasio (Return on Asset, Price Earning Ratio,
and Altman Z-Score) on Sharia Stock Price in Jakarta Islamic Index (JII).
Dependent variable used is the sharia stock price, while independent variable is
Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), and Altman Z-Score. The
data used in this research is panel data because combination of 17 listing
company in Jakarta Islamic Index (JII) and time series periode 2012-2015
published by Bursa Efek Indonesia official website.
This results of this research indicate that, stock trading volume is negative
significant and Return on Asset (ROA) is positive significant. While the other two
variables are Price Earning Ratio (PER) is not positively significant and Altman
Z-Score has no significant negative effect. If all independent variables are the
same then show the results of 68% above ratio to the stock price of sharia in JII.
Keywords: Jakarta Islamic Index (JII), Sharia Stock Price, Fundamental Analysis,
Stock Trading Volume, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER),
Potensial of Bankruptcy with Altman.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari
volume perdagangan dan rasio fundamental (Return on Asset, Price Earning
Ratio, and Altman Z-Score) terhadap saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII).
Variabel dependen yang digunakan ialah harga saham syariah dengan variabel
independennya ialah Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan
Altman Z-Score. Penelitian ini menggunakan data panel karena suatu kombinasi
dari 17 perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index dan dalam kurun waktu
2012-2015 yang telah dipublikasikan di website resmi Bursa Efek Indonesia.
Hasil dari penelitian ini bahwa dua variabel memiliki pengaruh yang
signifikan yaitu, volume perdagangan berpengaruh negatif signifikan dan Return
on Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan. Sedangkan dua variabel lainnya
menunjukkan hasil bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif tidak
signifikan dan Altman Z-Score berpangaruh negatif tidak signifikan.
Kata Kunci: Jakarta Islamic Index (JII), Harga Saham Syariah, Analisis
Fundamental, Volume Perdagangan, Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio
(PER), Potensi Kebangkrutan Altman.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah dengan murahnya melimpahkan segala nikmat, hidayah, dan
kasih sayang-Nya kepada hambanya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, berserta para keluarga
dan sahabat-sahabatnya.
Atas kehendak dan kemurahan Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan tepat waktu “Pengaruh Volume Perdagangan dan Rasio
Fundamental terhadap Harga Saham (Studi pada Jakarta Islamic Index Periode
2012-2015). Skripsi ini ditujukan sebagai syarat kelulusan studi perkuliahan Strata
Satu (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatulla Jakarta.
Penulis menyadari bahwa selain pertolongan Allah SWT, terdapat pihak-pihak
yang telah mendukung dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Untuk itu,
penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., M.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak A.M. Hasan Ali M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Ketua Tim Task Force Passing Out Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
4. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
ii
6. Pembimbing skripsi, Bapak Sofyan Rizan, yang telah dengan sabar dan baik
hati membantu penulis menyelesaikan skripsi, serta membagi ilmunya untuk
menjawab segala kebingungan penulis.
7. Penasehat akademik, Bapak Syahrul A’dam, yang telah mengarahkan penulis
selama mengenyam pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh dosen yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama masa
perkuliahan. Semoga kebaikan bapak/ibu menjadi ladang pahala bagi
bapak/ibu.
9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Syariah dan Hukum dan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, yang telah bekerja keras untuk memberikan pelayanan
terbaik.
10. Kedua orang tua, Bapak Anis Ilahi Wahdati dan Ibu Susana Trisnawati yang
tak henti-hentinya memberikan dukungan secara moril dan doa. Ayah dan
Mama yang selalu memberikan hal terbaik sehingga memotivasi penulis
untuk membanggakan dan membahagiakan mereka.
11. Ketiga adik penulis, Nafiza, Haqi, dan Mizan yang selalu mengingatkan dan
memotivasi penulis untuk menyelesaikan studi, serta doa yang tak putus.
12. Sahabat-sahabat terbaik, Asri, Nina, Keke, Nurul, Tata, Ikoh, Rahma, Dara,
dan Ana yang telah melewati susah senang bersama-sama selama empat
tahun di UIN, menjadi pengingat satu sama lain untuk tepat waktu datang ke
kelas dan mengerjakan tugas. Kalian adalah orang-orang terbaik dalam
mendengarkan setiap keluh kesah dan menjadi penghibur di kala penat.
13. Haidar Hasan, yang telah mengajarkan nilai-nilai positif, selalu dengan sabar
mendengarkan setiap keluh kesah, juga telah menyediakan tumpangan ke
Ciputat dan atas semua dukungan serta do’anya.
14. Sahabat-sahabat sejak SMP, Tyas, Dhira, Putri, yang telah memberikan
banyak semangat kepada penulis dari depalan tahun yang lalu hingga saat ini.
Semoga kita bisa meraih impian masing-masing.
15. Teman-teman seperjuangan, Kelas A Jurusan Muamalat, yang telah mengukir
cerita tersendiri pada masa perkuliahan. Semoga kita semua bisa menjadi
orang-orang berguna.
iii
16. Teman-teman seperjuangan, PMII Komfaksyahum angkatan 2013, yang telah
memberikan banyak pengalaman dan bekal yang berharga. Semoga kita
semua bisa menjadi orang-orang yang dapat mendatangkan manfaat.
17. KBM PMII Muamalat, sebagai keluarga di Ciputat, yang telah menjadi
tempat berbagi pengalaman dan ilmu.
18. Teman-teman KKN, KKN Lintang Kerti khususnya Annisa, Anita, dan
Hasbi, yang sudah saling mendukung satu sama lain dari masa KKN hingga
sekarang.
19. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, hal ini tidak
mengurangi rasa terimakasih penulis atas semua do’a dan dukungannya.
Semoga Allah SWT membalas kebaikannya dengan hal yang lebih besar.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna, karena
penulis memiliki keterbatasan ilmu dan kemampuan, sehingga penulis menerima
segala bentuk kritik dan saran yang membangun untuk selanjutnya. Penulis
berharap semoga karya skripsi ini dapat mendatangkan manfaat untuk berbagai
pihak.
Jakarta, 15 September 2017
Penulis
(Almas Khairuna)
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 7
D. Sistematika Penulisan ............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 10
A. Landasan Teori ........................................................................................ 10
1. Pasar Modal Syariah ........................................................................... 10
2. Saham Syariah .................................................................................... 13
3. Harga Saham Syariah ......................................................................... 16
4. Laporan Keuangan .............................................................................. 17
5. Volume Perdagangan .......................................................................... 18
6. Analisis Fundamental .......................................................................... 19
7. Return on Asset (ROA) ....................................................................... 20
8. Price Earning Ratio (PER).................................................................. 21
9. Potensi Kebangkrutan Altman Z-Score ............................................... 22
B. Penelitian Terdahulu................................................................................ 25
C. Keterkaitan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ................... 30
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 32
E. Pengembangan Hipotesis ......................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 35
A. Rurang Lingkup Penelitian ...................................................................... 35
B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................... 35
v
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 36
D. Metode Analisis ...................................................................................... 37
1. Uji Deskriptif Data ................................................................................ 37
a. Mean ................................................................................................ 37
b. Standar Deviasi ................................................................................. 38
2. Uji Stasioneritas .................................................................................... 38
3. Pengujian Dasar Asumsi Klasik ............................................................. 39
a. Uji Normalitas ................................................................................. 39
b. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 40
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 40
d. Uji Autokorelasi .............................................................................. 41
4. Analisis Data Panel ............................................................................... 42
a. Model Common Effect ..................................................................... 42
b. Model Fixed Effect .......................................................................... 42
c. Model Random Effect ...................................................................... 43
5. Tahapan Analisis Data ........................................................................... 43
a. Uji Chow ......................................................................................... 43
b. Uji Hausman ................................................................................... 44
6. Pengujian Statistik ................................................................................. 45
a. Uji t ................................................................................................. 45
b. Uji F ................................................................................................ 45
c. Koefisien Determinasi R2 ................................................................ 46
E. Operasional Variabel ............................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 49
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 49
1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 49
2. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII)......................................... 50
B. Deskriptif Data ........................................................................................ 51
C. Hasil dan Pembahasan Uji Stasioneritas .................................................. 53
D. Hasil dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik ............................................... 55
1. Uji Normalitas ....................................................................................... 55
vi
2. Uji Multikolinearitas ............................................................................. 56
3. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 57
4. Uji Autokorelasi .................................................................................... 58
E. Hasil dan Pembahasan Uji Regresi Panel ................................................. 60
1. Uji Chow............................................................................................... 59
2. Uji Hausman ......................................................................................... 59
F. Hasil dan Pembahasan Pengujian Hipotesis Regresi Panel ....................... 60
1. Persamaan Regresi Linear ..................................................................... 62
2. Uji t ....................................................................................................... 63
3. Uji F ...................................................................................................... 64
4. Uji Koefisien Determinasi R2 ................................................................ 64
G. Interpretasi .............................................................................................. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 68
A. Kesimpulan ............................................................................................. 68
B. Saran ....................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 71
LAMPIRAN ...................................................................................................... 75
vii
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Indeks JII ........................................................................ 1
1.2 Grafik Harga Saham ................................................................................ 4
1.3 Grafik Volume Perdagangan .................................................................... 4
1.4 Grafik ROA (Return On Asset) ................................................................ 5
1.5 Grafik PER (Price Earning Ratio) ........................................................... 6
1.6 Grafik Altman Z-Score ............................................................................ 6
2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 33
4.1 Kapitalisasi Pasar JII ............................................................................... 51
4.2 Uji Normalitas ......................................................................................... 56
viii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 25
3.1 Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 47
4.1 Daftar Sampel Penelitian ........................................................................ 49
4.2 Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ 52
4.3 Uji Stasioneritas Level ............................................................................ 53
4.4 Uji Stasioneritas 1st Difference ............................................................... 54
4.5 Uji Stasioneritas 2nd Difference .............................................................. 55
4.6 Uji Multikolinearitas ............................................................................... 57
4.7 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 58
4.8 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 58
4.9 Hasil Uji Chow ....................................................................................... 59
4.10 Hasil Uji Hausman ................................................................................. 60
4.11 Pengujian Statistik .................................................................................. 61
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1.1 Hubungan Harga Saham dengan Variabel Independen ............................. 75
1.2 Data Penelitian ........................................................................................ 82
1.2 Deskripsi Data ........................................................................................ 85
1.3 Uji Multikolinearitas VIF ....................................................................... 85
1.4 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 86
1.5 Uji Autokorelasi ..................................................................................... 87
1.6 Uji Common Effect ................................................................................. 88
1.7 Uji Fixed Effect ...................................................................................... 89
1.8 Uji Chow ................................................................................................ 90
1.9 Uji Random Effect .................................................................................. 91
1.10 Uji Hausman .......................................................................................... 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ekonomi syariah secara akademik dan kelembagaan mempunyai
harapan masa depan yang cerah di Indonesia. Perkembangan ekonomi syariah
dari sisi akademik terlihat dari menjamurnya pendidikan fokus ekonomi
syariah di tingkat universitas. Di sisi lain, perkembangan secara kelembagaan
ditunjukkan dengan pendirian Bank Muamalat pada tahun 1991 dan
kemudian pada tahun 1997 menyusul penerbitan reksadana syariah. Pada
tanggal 3 Juli 2000 diresmikan pasar modal syariah sebagai instrumen
pelengkap dengan nama Jakarta Islamic Index (JII) untuk menunjang
berkembangan ekonomi syariah secara kelembagaan. Tujuan dari JII adalah
sebagai tolak ukur standar dan kinerja pasar saham syariah di Indonesia,
selain itu dapat menjadi sarana pemandu bagi investor yang ingin
menyalurkan dananya pada pasar modal yang berprinsip syariah.
Selama operasionalnya, pasar modal syariah menunjukkan
perkembangan yang baik, seperti dalam kurun waktu 5 tahun terakhir indeks
saham syariah mampu tumbuh sebesar 43% angka ini mengungguli
pertumbuhan IHSG yang berada di angka 41%. Hingga pada akhir tahun,
saham syariah di Jakarta Islamic Index mengalami kenaikan sebesar 8,05%
serta kenaikan kapitalisasi sebesar 7,91% dengan pangsa pasar sebesar
35,65% dari total kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek.
372.29
585.11
691.04
603.35694.13
2012 2013 2014 2015 2016
Perkembangan indeks
Perkembangan indeks
Gambar 1.1
Perkembangan Indeks JII
Sumber : www.ojk.go.id, diolah
2
Gambar 1.1 memberikan informasi bahwa pada tahun 2015
perkembangan JII sempat mengalami penurunan dari perkembangan sebesar
691.04 turun menuju angka 603.35. Namun, pada tahun berikutnya JII
mampu menaikkan perfomanya hingga kembali mengalami kenaikan yang
cukup signifikan yaitu sebesar 694.13. Dari penyajian grafik di atas dapat
disimpulkan bahwa JII terus mengalami kenaikan nilai perkebambangan
indeks dari tahun ke tahun.
Untuk menjaga JII tetap berada di jalan syariah dan memiliki kualitas
saham terbaik, maka OJK beserta DSN menentukan beberapa kriteria dalam
proses pemilihan saham, yaitu: (1) Perusahaan yang usaha utamanya tidak
bertentangan dengan syariah; (2) Rasio kewajiban terhadap aktiva tidak
melebihi 90%; (3) Saham dipilih dengan kapitalisasi tertinggi sejumlah 60
saham lalu disaring kembali menjadi 30 saham yang memiliki transaksi
reguler rata-rata tertinggi. Menurut Peraturan OJK No.II.K1 tahun 2009
mensyaratkan bahwa saham-saham yang masuk ke Daftar Efek Syariah
(DES) mempunyai batasan total hutang yang berbasis bunga dibanding total
aset tidak lebih dari 82% dan total pendapatan bunga dan pendapatan tidak
halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan pendapatan
lain tidak lebih dari 10%.
Saat memutuskan untuk berinvestasi pasti diiringi dengan harapan
mendapatkan feedback berupa keuntungan. Harga saham yang dapat berubah
naik dan turun sewaktu-waktu mengharuskan investor bersikap hati-hati dan
memperhitungkan segala kemungkinan dengan matang agar mendapatkan
keuntungan investasi seperti yang diinginkan. Menurut Tryfino (2009) harga
pasar saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan, apabila kinerja sebuah
perusahaan publik meningkat maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.
Saat investor menilai sebuah perusahaan bernilai baik maka ia akan
menyalurkan dananya dengan harapan mendapatkan return yang besar,
sehingga dengan banyaknya permintaan saham pada sebuah emiten akan
menaikkan harga saham tersebut.
3
Harga saham dibentuk dari kegiatan penawaran dan permintaan yang
terjadi di pasar, namun terdapat beberapa faktor pembentuk lainnya yang
dapat dilihat dari analisis teknikal dan fundamental. Menurut Husnan (2003)
analisis teknikal dan analisis fundamental dapat dijadikan dasar bagi investor
untuk meprediksi return, risiko atau ketidakpastian, jumlah, waktu, dan faktor
lain yang berhubungan dengan aktivitas invetasi di pasar modal. Analisis
teknikal menurut Subramanyam dan John (2010:11) merupakan analisis
dengan mencari pola dari sejarah harga atau volume sebuah saham untuk
memprediksi pergerakan saham di masa depan. Data-data yang digunakan
analisis teknikal berupa harga saham di masa lalu, volume perdagangan,
frekuensi, dan tren harga. Sementara itu, analisis fundamental ialah
mempraktikkan harga saham di masa yang akan datang dengan nilai faktor-
faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham (Martalena dan
Melinda, 2011:47). Faktor fundamental dapat dilihat dari sisi ekonomi,
industri, dan internal perusahaan. Penelitian ini menggunakan faktor
fundamental dari sisi internal perusahaan dengan melihat rasio-rasio
keuangan yang terdapat dalam data laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan yang bersangkutan.
Penelitian ini menggunakan volume perdangan dan dipadukan dengan
tiga rasio fundamental yaitu, ROA (Return on Asset), PER (Price Earning
Ratio) dan Altman Z-Score. Penggunaan volume perdagangan dan rasio
fundamental secara bersamaan dalam penilaian saham diharapkan dapat
memberikan poin lebih terhadap penilai saham. Melalui pengamatan perilaku
pasar dan kondisi internal secara bersamaan akan menghasilkan nilai yang
lebih akurat.
Terdapat semboyan populer wall street yang berisi “it takes volume to
make prices move” yang berarti volume perdagangan membentuk harga
saham. Saat volume perdagangan mengalami excess supply menyebabkan
harga saham jatuh dan ketika terjadi excess demand maka harga saham naik
(Syamsir, 2004). Menurut Ang (1997) naiknya volume perdagangan akan
berimbas pada menguatnya pasar, begitupun sebaliknya. Artinya, volume
4
perdagangan memiliki hubungan yang positif dengan harga saham. Namun,
grafik 1.1 dan 1.2 di bawah ini terdapat fenomena yang tidak sesuai dengan
teori yaitu, adanya hubungan negatif antara volume perdagangan dengan
harga saham di setiap emiten yang konsisten terdaftar di JII selama periode
2012-2015.
Gambar 1.2
Grafik Harga Saham
Gambar 1.3
Grafik Volume Perdagangan
2012 2013 2014 2015
Unil
ev
er
Ind
on
esi
a
Tbk
.
Unil
ev
er
Ind
on
esi
a
Tbk
.
5
ROA (Return on Asset) adalah perbandingan antara laba bersih dengan
total aset yang merupakan salah satu alat ukur rasio profitabilitas perusahaan.
Tujuannya ialah mengetahui seberapa besar kontribusi aset dalam mengetahui
laba bersih (Hery, 2014:193). Selain itu, tingginya nilai ROA juga akan
mempengaruhi perubahan harga saham yang semakin tinggi. Namun, dilihat
dari grafik 1.1 dan 1.3 menunjukkan bahwa teori tersebut tidak sejalan
dengan kondisi di pasar, terlihat saat dibeberapa titik bahwa harga saham naik
tetapi nilai ROA turun, meskipun dibeberapa titik lain terdapat kesesuaian
teori.
PER (Price Earning Ratio) merupakan perbandingan antara harga saham
dengan laba bersih. Hal ini menjadi indikator kepercayaan bagi investor
karena rasio ini dapat memberikan informasi kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham. PER dan harga saham
memiliki hubungan berbanding lurus di mana semakin tinggi nilai PER maka
semakin mahal harga sahamnya. Akan tetapi, dilihat dari grafik 1.1 dan 1.4
menunjukkan bahwa teori tersebut tidak sejalan dengan kondisi di pasar,
terlihat saat dibeberapa titik bahwa harga saham naik tetapi nilai PER turun.
Gambar 1.4
Grafik ROA (Return On Assets)
6
Altman Z-score adalah sebuah analisis yang menghubungkan berbagai
rasio dalam laporan keuangan sebagai variabelnya dan digabungkan kedalam
sebuah persamaan untuk memperoleh nilai Z, di mana nilai Z d isini adalah
nilai untuk memprediksi kondisi perusahaan, baik dalam keadaan sehat
ataupun bangkrut (Purnajaya dan Merkusiwati, 2014:51). Kondisi keuangan
perusahaan tentu akan mempengaruhi harga saham dan return yang akan
didapat oleh inverstor. Nilai perusahaan yang mendekati angka bangkrut akan
diikuti oleh turunnya harga saham, namun dalam praktiknya terjadi
ketidaksesuaian teori yang dapat dilihat pada grafik 1.1dan grafik 1.5.
Gambar 1.5
Grafik PER (Price Earning Ratio)
Gambar 1.6
Grafik Altman Z-Score
7
Husnan (2003) menyatakan semakin berkembangnya pasar modal,
khususnya di Indonesia, mengakibatkan semua informasi yang bersifat
relevan dapat digunakan sebagai masukan atau dasar pertimbangan di dalam
menilai suatu harga saham. Namun, pada praktiknya masih ditemukan
ketidaksesuaian antara teori dengan apa yang terjadi di pasar modal JII. Maka
dari itu, berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian analisa saham terhadap harga
saham. Maka dari itu penulis melakukan penelitian dengan judul:
“PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RASIO
FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH (STUDI
PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2012-2015)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian di atas, maka
permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah:
1. Apakah volume perdagangan, Return on Asset (ROA), Price
Earning Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score
berpengaruh secara simultan terhadap harga saham di Jakarta Islamic
Index (JII) periode tahun 2012-2015?
2. Apakah volume perdagangan, Return on Asset (ROA), Price
Earning Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score
berpengaruh secara parsial terhadap harga saham di Jakarta Islamic
Index (JII) periode tahun 2012-2015?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah diatas, maka tujuan
dalam penelitian adalah:
a. Menghitung, mengalisis, dan mendeskripsikan pengaruh secara
simultan volume perdagangan, Return on Asset (ROA), Price
Earning Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score
8
terhadap harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun
2012-2015.
b. Menghitung, mengalisis, dan mendeskripsikan pengaruh secara
parsial volume perdagangan, Return on Asset (ROA), Price Earning
Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score terhadap
harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2012-2015.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
manfaat praktis sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
akademisi terutama yang mendalami bidang pasar modal baik
syariah maupun konvensional, khususnya keilmuan mengenai
analisis harga saham. Selain itu, untuk mengetahui secara jelas dan
lengkap pengaruh volume perdagangan, ROA, PER, dan Altman Z-
Score terhadap harga saham, serta mempraktikkan dan membuktikan
secara langsung teori-teori yang didapat di bangku perkuliahan.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan manajemen keuangan dan strategi
bisnis, serta dapat menjadi pertimbangan bagi investor dalam
membuat keputusan investasi di perusahaan terdaftar di Jakarta
Islamic Index.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori dari hal-hal yang akan dibahas berupa,
pengertian pasar modal syariah, saham syariah, harga saham syariah, laporan
keuangan, volume perdaganga, analisis fundamental, Return on Asset (ROA),
Price Earning Ratio (PER), dan potensi kebangkrutan Altman Z-Score,
keterkaitan antara variabel independen terhadap variabel dependennya,
review studi terdahulu, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang tahapan-tahapan penelitian yang terdiri dari
penjelasan ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel, metode
pengumpulan data, metode analisis yang menjelaskan tentang uji deskriptif
data, uji stasioneritas, uji asumsi klasik, analisis dasar panel, tahapan analisis
data, dan pengujian statistik. Selain itu, bab ini juga berisikan penjelasan
mengenai operasional variabel penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian,
deskriptif data, hasil dan pembahasan uji stasioneritas, uji asumsi klasik, uji
regresi panel, dan interpretasi dari hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan akhir berupa jawaban penelitian yang
telah diterangkan sebelumnya dan memuat saran untuk beberapa pihak
terkait.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pasar Modal Syariah
Pesatnya pertumbuhan perekonomian dunia mendorong
masyarakat untuk turut serta menanamkan modalnya dalam bentuk
saham. Perusahan membutuhkan modal yang tidak sedikit untuk
mengembangkan usaha yang berimbas pada pertumbuhan perekonomian,
disinilah peran masyarakat, dengan berinvetasi dalam bentuk saham
maka perusahaan akan mendapatkan suntikan dana yang akan membantu
pertumbuhannya. Investasi merupakan nama lain dari proses penyaluran
dana masyarakat, Tandelilin (2001:4) mendefinisikan investasi sebagai
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan pada
saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan. Investasi
membutuhkan suatu perantara yang dapat dijadikan tempat bertemunya
masyarakat penanam modal dengan perusahaan yang butuh modal,
sehingga terbentuklah bursa efek.
Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan kegiatan muamalah
dengan tujuan agar dapat menjalankan perekonomian umat. Dalam hadis
telah diatur bahwa seluruh kegiatan muamalah adalah halal kecuali yang
telah diatur dalam Al-Qur’an dan hadis. Praktik bermuamalah harus
dijalankan oleh umat muslim sesuai dengan apa yang telah diajarkan
yaitu dengan cara halal dan baik, termasuk berinvestasi. Menurut Nafik
(2009:19), Islam melarang umatnya untuk menjalankan praktik
perekonomian yang merugikan salah satu pihak, tetapi Islam tidak
melarang umatnya untuk menanggung risiko dari kegiatan ekonomi.
Terdapat satu hadist yang mencerminan kondisi perekonomian saat ini, di
mana umat muslim mulai mengesampingkan ajaran syariah, sebagai
contoh maraknya praktik riba, gharar, maisyir, dan larangan lainnya
11
yang diterapkan dalam lembaga keuangan masa kini, Nabi Muhammad
SAW bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu masa ketika
seseorang tidak peduli dari mana ia mendapatkan hartanya, apakah dari
(sumber dan cara yang) halal atau (sumber dan cara yang) haram” (HR
Bukhari).
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (UUPMP) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek. Undang-Undang tidak merinci secara jelas
jenis pasar modal, sehingga dapat diartikan bahwa pasar modal syariah
dapat beroperasi di Indonesia dengan ketentuan-ketentuan syariah yang
akan diatur selanjutnya. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang
seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek
yang diperdagangkan, dan mekanisme perdagangannya telah sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah (Soemitra, 2009). Di Indonesia, letak
pembeda syariah dan bukan syariah dalam dunia investasi adalah pada
indeks harga saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah, bukan pada
saham syariah maupun non-syariah. Pada tahun 2003 diresmikan indeks
saham syariah yang dinamakan Jakarta Islamic Index (JII). Pendirian
indeks ini bertujuan untuk menjadi tolak ukur atau benchmark saham-
saham syariah di Indonesia serta diharapkan dapat menarik minat dan
meningkatkan kepercayaan investor muslim untuk melakukan kegiatan
investasi.
Menurut Huda dan Heykal (2010) ruang lingkup kegiatan usaha
emiten yang bertentangan dengan prinsip hukum Islam ialah:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang.
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) temasuk perbankan
dan asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram.
12
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyiadakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Selain poin-poin di atas, yang menjadi pembeda bagi pasar modal
syariah dengan pasar modal konvensional ialah sistem bagi hasil dengan
bunga. Islam melarang terjadinya praktik riba/bunga karena akan
menguntungkan salah satu pihak saja. Pengganti sitem riba dalam Islam
ialah bagi hasil, sistem ini berbasis pada pembagian nisbah, nilai
presentase bagi hasil memang sudah diketahui di awal namun nilai
nominal rupiah akan diketahui setelah mengetahui laba rugi yang terjadi.
Diresmikan pada tanggal 14 Maret 2003, Jakarta Islamic Index
(JII) merupakan buah kerjasama antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan
PT. Danareksa Invesment Management (DIM). Hal ini ditandai dengan
penandatanganan MOU (Memotandum of Understanding) antara Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Dewan Syariah Nasional-
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Selama operasionalnya, JII berada
di bawah pengawasan Bapepam dan DSN-MUI. Pengawasan yang
dilakukan berupa penerapan prinsip syariah yang diterapkan di JII secara
teori maupun praktik. Selain itu, Bapepam dan DSN-MUI berwenang
menerbitkan aturan di luar Undang-Undang terkait pasar modal syariah.
Untuk menjaga kegiatan Jakarta Islamic Index (JII) tetap berada
di jalur syariah, maka setiap 6 bulan sekali Bapepam bersama dengan
DSN-MUI melakukan evaluasi saham. Selain berada di jalur syariah,
tujuan lain evaluasi saham ialah agar saham-saham di Jakarta Islamic
Index (JII) memiliki kualitas yang baik berupa tingkat likuidasi dan
kapitalisasi yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk menaikkan tingkat
kepercayaan investor pada pasar modal syariah JII. Berikut merupakan
hal-hal yang dievaluasi per 6 bulan oleh Bapepan dan DSN-MUI:
a. Memilih saham-saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip hukum Islam dan sudah tercatat lebih
dari tiga bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham 10
kapitalisasi terbesar).
13
b. Memilih saham yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal
sebesar sembilan puluh persen berdasarkan laporan keuangan
tahunan atau tengah tahun yang telah dirilis.
c. Memilih enam puluh saham dari syarat di atas berdasarkan urutan
rata-rata kepitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.
d. Memilih tiga puluh saham dengan urutan berdasarkan tingkat
likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.
2. Saham Syariah
Praktik saham tidak diatur dalam Al-Qur’an atau hadis, hal ini
dikarenakan pada masa Rasulullah SAW belum ada aktivitas ekonomi
berbentuk saham. Didasarkan pada dalil bahwa setiap kegiatan muamalah
adalah halal kecuali yang telah diatur, maka para fuqaha mengeluarkan
fatwa terkait saham. Terdapat perbedaan pendapat mengenai boleh atau
tidaknya aktivitas saham. Ulama komtemporer yang memperbolehkan
diantara lain ialah Abu Zahrah, Abudurrahman Hasan, dan Khalaf.
Landasan yang dipakai oleh ulama tersebut adalah saham merupakan
surat bukti kepemilikan modal perusahaan, yang mana saham merupakan
cerminan aset yang dimiliki oleh perusahaan bersangkutan, sehingga
saham dapat diperjualbelikan layaknya barang (Huda dan Heykal,
2010:225). Untuk menghindari mudarat, maka selain pelarangan usaha
haram, ditentukan juga bahwa dalam saham syariah dilarang praktik
short selling, foward contract, insider trading, option, dan penggorengan
saham.
Saham merupakan surat bukti tertulis yang menunjukkan bahwa
investor telah menanamkan modalnya pada perusahaan. Menurut
Burhanuddin (2010), saham dalam Islam pada hakikatnya merupakan
modifikasi sistem persekutuan modal dan kekayaan, yang dalam istilah
fiqih dikenal dengan nama syirkah, sedangkan pemegang saham disebut
syarik. Saham adalah instrumen paling likuid di antara instrumen pasar
modal lainnya, jika sewaktu-waktu investor membutuhkan dana ia dapat
langsung menjual saham dan mendapatkan feedback berupa uang cash.
14
Kuantitas saham yang dimiliki oleh investor menjadi tolak ukur seberapa
banyak dana yang disalurkan investor kepada perusahaan, begitupula
dapat menjadi acuan seberapa besar keuntungan yang akan diterima
investor.
Saham syariah juga tidak dapat terlepas dari berbagai risiko
saham seperti capital loss dan likuidasi. Namun dengan hadirnya indeks
saham JII yang sangat memperhatikan tingkat likuiditas saham
diharapkan dapat menekan risiko yang terjadi. Melalui pengawasan
Bapepan dan DSN-MUI dapat dipastikan bahwa saham yang beredar di
JII sudah benar menerapkan prinsip-prinsip syariah. Berikut merupakan
keuntungan dan risiko dari saham syariah:
1) Dividen, merupakan keuntungan yang diperoleh investor dalam
kurun waktu satu tahun sekali. Pembagian dividen diambil dari laba
perusahaan, dapat berupa pembagian tunai atau mendapatkan
tambahan saham.
2) Rights, merupakan keuntungan berupa keistimewaan memesan efek
terlebih dahulu yang diberikan oleh emiten (Soemitra, 2009:138).
3) Capital gain, merupakan keuntungan yang diperoleh dari selisih
harga jual saham. Biasanya didapatkan saat harga jual lebih tinggi
dari harga beli, maka selisih ini disebut keuntungan.
4) Capital loss, merupakan kerugian yang diperoleh dari selisih harga
jual saham. Biasanya didapatkan saat harga jual lebih rendah dari
harga beli, maka selisih ini disebut kerugian.
5) Risiko likuidasi, merupakan kerugian saat emiten/perusahaan
dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan dibubarkan. Saat kondisi
ini terjadi, hal yang diutamakan perusahaan ialah melunasi
kewajiban yang ada, apabila masih tersedia dana sisa maka baru
akan dibagikan kepada investor.
Terdapat fatwa-fatwa yang mengatur jual beli saham, Fatwa
Dewan Islam Nasional Saudi Arabia menyatakan bahwa:
15
“Jika saham diperjualbelikan tidak serupa dengan uang secara
utuh apa adanya, akan tetapi hanya representasi dari sebuah aset seperti
tanah, mobil, pabrik, dan yang sejenisnya, dan hal tersebut merupakan
sesuatu yang telah diketahui oleh penjual dan pembeli, maka dibolehkan
hukumnya untuk diperjualbelikan dengan harga tunai ataupun tangguh,
yang dibayarkan secara kontan ataupun beberapa kali pembayaran,
berdasarkan keumuman dalil tentang bolehnya jual-beli” (Huda dan
Heykal, 2010:226).
Selain itu, DSN-MUI telah menerbitkan fatwa tentang jual-beli
saham yang tertuang pada Fatwa DSN-MUI No.05/DSN-MUI/IV/2000
dan Fatwa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/2003. Sehingga, dengan
hadirnya fatwa-fatwa dari para ulama maka aktivitas jual-beli saham
adalah boleh menurut hukum syariah dan hukum positif.
Perbedaan antara syariah dan konvensional adalah terletak pada
indeks harga bukan pada jenis sahamnya, maka jenis saham di Indoensia
secara konvensional maupun syariah adalah sama. Bursa Efek Indonesia
(BEI) secara garis besar menggelompokkan saham ke dalam dua bentuk,
yaitu berdasarkan bentuknya dan hak dan keistimewannya, berikut
penjelasannya:
1) Saham berdasarkan bentuknya
a) Saham atas nama (nominal shares) merupakan saham yang
menyebut nama pemiliknya. Saham bentuk ini adalah boleh
dalam fikih kontemporer yang telah disepakati oleh para ulama,
karena penyebutan nama merupakan bentuk dari penetapan
kepemilikan pemiliknya dan memberikan perlindungan atas
haknya.
b) Saham atas unjuk (bearer shares) merupakan saham yang tidak
menyebutkan nama pemiliknya, karena ketidakjelasannya
pemiliknya maka saham ini sebaiknya dihindari.
16
2) Saham berdasarkan hak dan keistimewaannya
a) Saham biasa (common stocks) merupakan tanda penyertaan
dalam wujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
kertas tersebut (Halim, 2015:6). Status kepemilikannya adalah
boleh karena tidak memiliki keistimewaan dari segi hak dan
kewajibannya.
b) Saham preferen (preferend stock) merupakan saham dengan
karakteristik gabungan antara saham biasa dengan obligasi.
Saham ini mewakili kepemilikan ekuitas, diterbitkan tanpa
tanggal jatuh tempo, dan membayar deviden, namun saham ini
juga memiliki klaim atas laba dan aset sebelumnya, dividen
yang tetap, memiliki hak tebus, dapat dipertukarkan dengan
saham biasa (Halim, 2015:7). Saham preferen tidak
diperbolehkan dalam islam karena adanya keuntungan tetap
yang dikategorikan oleh ulama sebagai riba dan pemiliknya
mendapat hak istimewa terutama saat perusahaan terjadi
likuidasi, hal ini tidak sejalan dengan prinsip keadilan yang
dijunjung oleh Islam.
3. Harga Saham Syariah
Harga saham merupakan harga pasar, di mana harga pasar
dibentuk oleh proses kegiatan permintaan dan penawaran. Islam
mengajarkan bahwa harga ditentukan oleh keseimbangan penawaran dan
permintan. Konsepnya jika terjadi kenaikan penawaran harga akan turun
dan jika permintaan yang mengalami kenaikan maka harga akan naik.
Menurut Wijayanti (2010) dalam Rusena (2015:26) bahwa semakin
banyak investor yang ingin membeli saham, maka harga akan cenderung
meningkat, sebaliknya semakin banyak investor yang akan menjual
saham, maka harga saham akan cenderung mengalami penurunan.
17
Selain permintaan dan penawaran, harga saham juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor lainnya, yaitu faktor fundamental, teknis, dan sosial
dan politik. Faktor yang bersifat fundamental bersumber dari kondisi
spesifik internal perusahaan yang menjelaskan tentang kemampuan
manajemen dalam mengelola operasional, prospek masa depan, prospek
pemasaran bisnis, pengembangan teknologi, dan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba. Dari sisi teknis memperhatikan hal-hal seperti,
perkembangan kurs, kondisi di pasar modal. Volume dan frekuensi
transaksi suku bunga, kekuatan pasar modal dalam memperngaruhi harga
saham perusahaan. Terakhir, faktor sosial dan politik memperhatikan
tentang tingkat inflasi yang terjadi, kebijaksanaan moneter yang
dilakukan oleh pemerintah, kondisi perekonomian, dan keadaan politik
suatu negara (Wiguna dan Mendari, 2008:133).
4. Laporan Keuangan
Dalam PSAK No 1 disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Menurut Helfert (1991) laporan keuangan memiliki empat tujuan yaitu
sebagai penafsiran, informasi keuangan, penggunaan data komparatif,
dan analisis pasar uang. Informasi yang tersedia dalam laporan keuangan
dapat menjelaskan bagaimana kondisi perusahaan di saat ini dan
bagaimana prediksi kondisi perusahaan di masa datang. Selain sebagai
cerminan perusahaan, laporan keuangan dapat dipakai sebagai bahan
pembanding internal dan antara perusahaan satu dengan lainnya yang
sejenis.
Bagi pemegang saham, laporan keuangan merupakan harapan
investasi untuk sebuah usaha, intinya sebuah ungkapan dari pertukaran
risiko atau imbalan yang mendasari setiap investasi dalam ekuitas
perusahaan (Helfert, 1991:22). Menurut Bernstein (1983) dalam Hery
18
(2014:114) menyebutkan bahwa terdapat lima jenis analisis laporan
keuangan sebagai berikut:
a. Screening, yaitu analisis yang dilakukan dengan melihat secara kritis
data-data yang tekandung dalam laporan keuangan untuk
kepentingan pemilihan investasi atau kemungkinan merger usaha.
b. Forcasting, yaitu analisis yang dilakukan untuk memprediksi
kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
c. Diagnosis, yaitu analisis yang dilakukan untuk melihat kemungkinan
adanya masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan, baik dalam
manajemen operasi, keuangan, dan lainnya.
d. Evaluation, yaitu analisis yang dilakukan untuk menilai prestasi
manajemen. Kinerja operasional, tingkat efesiensi, dan penilain
prestasi lainnya.
e. Understanding, yaitu dengan melakukan analisis laporan keuangan
akan menjadikan informasi mentah menjadi lebih bermakna.
5. Volume Perdagangan
Volume perdagangan merupakan aktivitas saham suatu emiten
yang dapat dilihat per harinya. Aktif atau tidaknya saham merupakan
akibat dari kegiatan permintaan dan penawaran saham dalam pasar
modal. Nilai volume perdagangan merupakan ungkapan aktivitas jual-
beli saham dari suatu emiten. Dalam kegiatan pasar modal dikenal teori
signalling (Waluyo, Eko, 2012) dalam Widiyanti dan A. Mulyo (2013:2)
menyatakan bahwa setiap informasi yang dikeluarkan oleh pelaku pasar
modal yang bersumber dari emiten akan diinterpretasikan dan dianalisis
sebagai sinyal baik atau sinyal buruk bagi perdagangan efek. Baik
buruknya sinyal yang diterima oleh investor tentu akan mempengaruhi
tingkat kepercayaan. Investor tidak akan mengambil keputusan
menyalurkan dana pada emiten yang mempunyai sinyal buruk karena
risiko di masa datang akan lebih tinggi. Sementara itu, sinyal emiten
yang baik akan mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari investor, dari
kepercayaan inilah investor akan memutuskan menanamkan modalnya
19
melalui saham sehingga, dengan banyaknya permintaan maka volume
perdagangan saham akan mengalami kenaikan.
Lembar saham yang banyak diperjualbelikan dapat menunjukkan
tingkat likuiditas perusahaan/emiten yang bersangkutan. Saat saham
bergerak aktif berarti menunjukkan bahwa saham banyak
diperjualbelikan yang berarti banyaknya jumlah permintaan dan
penawaran. Tingginya kegiatan permintaan dan penawaran menunjukkan
bahwa saham akan semakin mempunyai nilai likuidasi yang baik.
Sedangkan dari sisi pasar, volume perdagangan merupakan cerminan
langsung dari kondisi pasar. Naiknya volume perdagangan maka akan
berimbas pada menguatnya kondisi pasar, begitupun sebaliknya, saat
volume perdagangan mengalami penurunan maka kondisi pasar ikut
melemah (Ang, 1997).
6. Analisis Fundamental
Analisa fundamental merupakan studi tentang ekonomi, industri,
dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham.
Analisa ini menggunakan data-data kunci dalam laporan keuangan untuk
memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat
(Kodrat dan Indonanjaya, 2010:2). Martalena dan Melinda (2011:47)
menyatakan bahwa analisis fundamental ialah mempraktikkan harga
saham di masa yang akan datang dengan nilai faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhi harga saham. Sedangkan, menurut Halim (2015)
analisis fundamental ialah membandingkan antara nilai intrisik saham
dengan harga pasarnya yang bertujuan untuk melihat apakah harga saham
sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum, nilai intrinsik
ditentukan dari faktor-faktor fundamental kinerja perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis fundamental merupakan
penilaian saham dari faktor internal perusahaan menggunakan rasio-rasio
keuangan. Data berupa rasio keuangan dapat dilihat dan/atau diolah
melalui laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan
20
bersangkutan. Rasio keuangan yang dapat dijadikan alat analisis
fundamental saham ialah:
a. Rasio Likuiditas, penilai aset di pasar aktif guna melihat seberapa
cepat aset dapat dikonversikan menjadi kas. Rasio ini terdiri dari
current ratio, quick ratio, dan cash ratio.
b. Rasio Aktivitas, merupakan alat ukur tingkat efektivitas suatu
perusahaan, aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu
akan berimbas pada kelebihan dana yang tertaman pada aktiva
(Kodrat dan Indonanjaya, 2010:237). Rasio ini terdiri dari inventory
turnover ratio, days sales outstanding, fixed asset turnover, dan total
asset turnover.
c. Rasio Profitabilitas, rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini terdiri dari tiga rasio
keuangan, yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
dan Net Profit Margin (NPM).
d. Rasio Solvabilitas, rasio yang mengukur jumlah utang yang
digunakan perusahaan untuk menjalankan usahanya. Rasio ini terdiri
dari debt ratio, time interes earned ratio dan cash coverage ratio.
e. Rasio Penilaian atau Rasio Pasar, rasio harga pasar suatu saham
terhadap nilai bukunya (Brigham dan Houston, 2010:151). Rasio ini
terdiri dari Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV).
Selain PER dan PBV dapat dilihat dari dividend yield dan dividend
payout.
7. Return on Asset (ROA)
Rasio profitabilitas terdiri dari tiga jenis rasio keuangan yaitu
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin
(NPM). Menurut Kasmir (2009:196), penggunaan rasio ini bertujuan
untuk melakukan perbandingan agar dapat melihat perkembangan
perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik peningkatan kinerja
perusahaan atau penuruan, serta manajemen diharapkan dapat melihat
penyebab dari perubahan tersebut. Melalui rasio ini dapat diamati
21
bagaimana besarnya laba, di mana posisi laba perusahaan, perkembangan
laba dari periode ke periode, serta mengetahui produktivitas manajemen
dalam mengelola dananya.
Ketiganya memiliki peran yang berbeda namun dengan tujuan
yang sama yaitu mengukur jumlah laba yang akan didapatkan oleh
perusahaan. Return on Asset (ROA) merupakan rasio keuangan yang
cukup populer digunakan, rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa
besar laba perusahaan yang akan dihasilkan oleh aset yang dimiliki.
Selain itu penilaian ROA dapat dijadikan bahan pengamatan kemampuan
manajemen perusahaan dalam mengelola asetnya.
ROA menurut Hery (2014:193) merupakan hasil atau
pengembalian (return) atas penggunaan aset perusahaan dalam
menciptakan laba bersih atau mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam
total aset. Singkatnya, ROA merupakan rasio laba bersih terhadap total
aset (Brigham dan Houston, 2010:148), seberapa besar kemampuan
perusahaan menghasilkan laba melalui asetnya. Untuk mendapatkan nilai
Return on Asset (ROA) berikut adalah rumusnya:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (ROA) =Laba Bersih
Total Aset
8. Price Earning Ratio (PER)
Rasio pasar/penilaian merupakan alat untuk mengetahui apakah
harga saham berada pada nilai yang wajar, rendah, atau tinggi. Rasio ini
mencuri perhatian investor ketika akan menanamkan modalnya, dengan
pengamatan rasio pasar/penilaian investor dapat melihat tentang risiko,
keuntungan, serta prospek perusahaan di masa depan. Jika rasio
likuiditas, aktivitas, profitabilitas, dan solvabilitas seluruhnya memiliki
nilai yang baik dan jika kondisi ini terus berjalan secara stabil maka akan
mempengaruhi nilai pasar dan akan mengalami peningkatan nilai.
Selanjutnya, harga saham juga akan ikut tinggi sesuai dengan apa yang
22
telah diperkirakan, yang berarti manajemen telah menjalankan tugasnya
dengan baik.
Price Earning Ratio (PER) merupakan perhitungan untuk
mengetahui harga per saham terhadap laba per saham, di mana investor
akan mendapatkan informasi berapa rupiah yang dikeluarkan untuk laba
berjalan. Menurut Hery (2014:144) melalui rasio PER harga saham
sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten bersangkutan. Dilihat dari sudut pandang investor, PER yang
terlalu tinggi tidak menarik karena harga saham kemungkinan akan sulit
untuk naik lagi, dan hal ini akan mengurangi perolehanan peluang
keuntungan capital gain (Kodrat dan Indonanjaya, 2010:241). Melalui
nilai PER, prospek masa depan perusahaan akan dapat diprediksikan,
nilai PER yang tinggi mempunyai arti bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang tinggi untuk bertumbuh, sebaliknya nilai PER yang rendah
maka perusahaan akan terprediksi mengalami pertumbuhan yang rendah.
Untuk mengetahui nilai PER dibutukan informasi harga saham
dan laba per lembar saham, dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (PER) =Harga Saham
Laba per Lembar Saham
9. Potensi Kebangkrutan Altman Z-Score
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun
2004 pasal 1 butir 1 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang, kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan
Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh
Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur
dalam undang-undang. Sebelum perusahaan dinyatakan pailit/bangkrut
akan terlebihi dahulu melalui tahapan potensi kebangkrutan yang
merupakan sebuah tanda yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
masalah dalam pengelolaan keuangannya. Hal ini terjadi saat perusahaan
sudah tidak memiliki dana untuk mengelola usaha dan memenuhi
kewajibannya.
23
Upaya pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Begitupun
berlaku dengan kebangkrutan, akan jauh lebih baik apabila perusahaan
dapat mendeteksi sedini mungkin risiko kebangkrutan agar dapat
menanggulanginya secara cepat dan tepat. Terdapat beberapa alat analisis
yang dapat membantu dalam mendeteksi kebangkrutan, tiga yang populer
adalah Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski. Diantara ketiga model
tersebut, Altamn Z-Score lebih popular digunakan karena memiliki
keunggulan yang dapat digunakan oleh seluruh jenis usaha dan
mempunyai nilai ketepatan yang cenderung lebih baik dari pembanding.
Penelitian yang dilakukan oleh Prihantini dan Maria (2013) dan
Anggraeni (2013) model Z-Score memiliki nilai yang lebih tepat dalam
memprediksi kebangkrutan dibanding alat analisis model potensi
kebangkrutan lainnya.
Altman pada tahun 1968 memperkenalkan Analisis Z-Score, yaitu
sebuah analisis yang menghubungkan berbagai rasio dalam laporan
keuangan sebagai variabelnya dan digabungkan kedalam sebuah
persamaan untuk memperoleh nilai Z, di mana nilai Z diartikan sebagai
nilai untuk memprediksi kondisi perusahaan (Purnajaya dan Ni K.,
2014:51). Perhitungan analisis Altman menggunakan fungsi diskriminan
dengan model prediksi MDA (Multiple Discriminant Analysis). MDA
adalah sebuah bentuk analisis diskriminan berganda atau dengan kata lain
grup yang dimiliki sebagai variabel dependen bukan lagi dua, melainkan
tiga, empat, atau lebih. Alat analisis Altman Z-Score memanfaatkan
rasio-rasio yang ada dalam laporan keuangan untuk dijadikan
perhitungan. Model Altman Z-Score memiliki tiga jenis model, yaitu:
1) Model Altman Z-Score Original
Formula Z-Score merupakan sebuah multivariate formula
yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial sebuah
perusahaan. Awalnya, Altman menemukan lima jenis rasio keuangan
yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara
24
perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut, berikut adalah
fungsi diskriman Z-Score generasi pertama yang:
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5
2) Model Altman Z-Score Revisi
Perkembangan selanjutnya mengalami perubahan pada X4.
Pada model original X4 merupakan hasil hitung dari market value of
equity to total assets direvisi menjadi nilai buku ekuitas terhadap
total kewajiban (book value of equity to book value of total debt)
perubahan ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan perusahaan
yang belum go public. Selain perubahan pada X4, revisi lain yang
dilakukan adalah pada penilai Z antara model original dengan revisi.
Z = 0,71X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5
3) Model Altman Z-Score Modifikasi
Perkembangan model Altman Z-Score terbaru bernama
modifikasi. Model ini dapat digunakan untuk berbagai jenis usaha
baik yang bergerak di bidang non manufaktur ataupun manufaktur,
serta cocok diterapkan di negara-negara berkembang. Altman Z-
Score modifikasi menghilangkan X5 (sales to total assets) karena
rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aset yang
berbeda-beda. Model Altman Modifikasi yang dapat digunakan
untuk berbagai jenis usaha serta negara berkembang, maka model ini
menjadi cocok digunakan untuk penelitian potensi kebangkrutan
pada pasar modal Jakarta Islamic Index (JII) yang memiliki emiten
dengan jenis usaha beragam.
Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4
dimana,
Z = overall index
X1 = net working capital to total assets
X2 = retained earning to total assets
X3 = earning before interest and tax to total assets
X4 = book value of equity to book value of debt
25
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan rujukan
karena mengandung tema yang sama. Namun penelitian terdahulu memiliki
variabel, periode waktu, objek, dan penentuan sampel yang berbeda maka
akan menjadi pembeda dengan penelitian ini, selain itu dengan adanya
penelitian terdahulu akan dapat saling melengkapi dan menjadi bahan
referensi. Berikut adalah rangkuman dari penelitian yang telah dilakukan:
No.
Judul
Penelitian/Peneliti
/Tahun
Variabel dan Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh Volume
Perdagangan, EPS,
dan PER Terhadap
Harga Saham
Sektor
Pertambangan
Pada Periode
2000-2005 di BEJ
(Bram Hadianto
dan Rony
Setiawan, 2007).
Menggunakan
Volume
Perdagangan dan
PER sebagai
variabel
independennya
dan Harga Saham
sebagai variabel
dependen.
1. Mengganti
variabel EPS
dengan potensi
kebangkrutan
Altman Z-
Score.
2. Tidak
menggunakan
Regresi Linear
berganda
melainkan
Regresi Panel.
Hasil uji secara
parsial
menunjukkan
bawah masing-
masing variabel
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Harga
Saham, begitupun
dengan pengujian
Volume
Perdagangan, EPS,
dan PER secara
simultan adalah
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
26
2. Analisis Ketepatan
Prediksi
Kebangkrutan
dengan
Menggunakan
Model Altman Z-
Score (Studi
Empiris pada
perusahaan
Manufaktur yang
Delisting di BEI
Tahun 2011-2006)
(Anastasia Novi
Triharyanti, 2008).
Menggunakan
Altman Z-Score
sebagai prediktor
potensi
kebangkrutan di
pasar saham.
1. Menambahkan
dengan
variabel terikat
(harga saham)
dan variabel
bebas, yaitu
volume
perdagangan,
ROA dan
PER.
2. Tidak
menggunakan
Regresi Linear
berganda
melainkan
Regresi Panel.
Semakin rendah
nilai Z-Score, maka
semakin tinggi
kemungkinan
bangkrut, sehingga
model Altman Z-
Score dapat
digunakan untuk
memprediksi
potensi
kebangkrutan
sebelum perusahaan
dinyatakan
delisting.
3. Peranan Analisis
Metode Z-Score
dalam
Memprediksi
Kebangkrutan
Suatu Perusahaan
dan Kaitannya
Terhadap Harga
Saham (Studi Pada
Perusahaan
Perbankan yang
Go Public di Bursa
Efek Indonesia)
(Irsyad Nurdin,
Menggunakan
variabel yang
sama, yaitu
variabel Z-Score
sebagai variabel
independennya
dan harga saham
sebagai variabel
dependen.
1. Menambahkan
variabel
independen
ROA, PER
dan Volume
Perdagangan.
2. Tidak
menggunakan
Regresi
Sederhana
tetapi Regresi
Panel.
Hasil perhitungan
Z-Score
menunjukkan
bahwa sebagian
besar emiten
perbankan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
berpotensi
bangkrut.
Sedangkan hasil
dari regresi
sederhana
menunjukkan
27
2012). bahwa terdapat
pengaruh Z-Score
terhadap harga
saham. Hal ini
dibuktikan dengan
nilai R2 pada
integrasi lebih
tinggi.
4. Pengaruh EPS,
PER, ROA, DER,
dan MVA
Terhadap Harga
Saham dalam
Kelompok Jakarta
Islamic Index
Tahun 2008-2011
(Abied Luthfi
Safitri, 2013).
Menggunakan
rasio fundamental
PER dan ROA
sebagai variabel
independen dan
harga saham
sebagai variabel
dependennya.
1. Menambahkan
Volume
Perdagangan
dan Z-Score
sebagai
variabel bebas.
2. Tidak
menggunakan
Regresi Linear
berganda
melainkan
Regresi Panel.
Hasil dari penelitian
ini menunjukkan
bahwa secara
parsial EPS, PER,
MVA berpangruh
secara signifikan
terhadap Harga
Saham sedangkan
dua variabel lainnya
tidak. Dan secara
simultan, kelima
variabel
berpengaruh
terhadap Harga
Saham.
5. Analisis Pengaruh
Return on Asset
(ROA), Debt to
Equity Ratio
(DER), Net Profit
Margin (NPM) dan
Current Ratio
Menggunakan
ROA sebagai
variabel
independen dan
Harga Saham
sebagai variabel
dependen.
1. Mengganti
variabel DER,
NPM, CR
dengan
variabel PER,
Altman Z-
Score dan
Hasil dari penelitian
menunjukkan
bahwa hanya
variabel ROA yang
berpengaruh
terhadap harga
saham, tiga variabel
28
(CR) Terhadap
Harga Saham
(Studi Empiris
Pada Perusahaan
Tambang yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2011-2013)
(Egi Ferdianto,
2014).
Volume
Perdagangan.
2. Tidak
menggunakan
Regresi Linear
berganda
melainkan
Regresi Panel.
lainya (DER, NPM,
CR) tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham. Namun
secara simultan,
keempat variabel
secara bersama-
sama dapat
mempengaruhi
harga saham.
6. Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Harga Saham
Syariah (Studi
Pada Pasar
Sekunder Jakarta
Islamic Index (JII)
Tahun 2009-2013)
(Muksal, 2015).
Menggunakan
variabel yang
sama yaitu ROA
dan Volume
Perdagangan
sebagai variabel
independen dan
Harga Saham
sebagai variabel
dependen.
1. Mengganti
variabel EPS,
BV, dan harga
terdahulu
dengan
variabel PER
dan potensi
kebangkrutan
Altman Z-
Score.
2. Tidak
menggunakan
Regresi Linear
berganda
melainkan
Regresi Panel.
Secara parsial
variabel yang
berpangaruh
signifikan adalah
ROA, dan Harga
Saham Terdahulu,
sedangkan Volume
Perdagangan
berpengaruh secara
negatif. Untuk
variabel DER dan
BV tidak
berpengaruh.
Sedangkan secara
simultan, keenam
variabel tersebut
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
29
7. Analisis Metode
Altman Z-Score
sebagai Alat
Prediksi
Kebangkrutan dan
Pengaruhnya
Terhadap Harga
Saham pada
Perusahaan
Farmasi yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(Nur Fadli
Andriawan dan
Dantje Salean,
2016).
Menggunakan
variabel potensi
kebangkrutan
Altman Z-score
sebagai variabel
independen dan
harga saham
sebagai variabel
dependen.
1. Menambahkan
variabel
analisis
fundamental
ROA dan
PER, dan
volume
perdagangan.
2. Tidak
menggunakan
Regresi
Sederhana
tetapi Regresi
Panel.
Altman Z-Score
adalah sebagai alat
pendeteksi potensi
kebangkrutan yang
cukup akurat.
Sebagian besar
perusahaan farmasi
listing di BEI
termasuk pada
kondisi perusahaan
yang sehat. Selain
itu hasil regresi
sederhana
menunjukkan
bahwa Alman Z-
Score berpengaruh
terhadap harga
saham.
8. Pengaruh Volume
Perdagangan
Saham, Leverage,
dan Tingkat Suku
Bunga Terhadap
Volatilitas Harga
Saham
(Ni Made Ayu
Krisna D. Dan I
Gst Ngr Agung S.,
2016).
Menggunakan
variabel yang
sama yaitu
Volume
Perdagangan
sebagai variabel
independen dan
Harga Saham
sebagai variabel
dependen.
1. Mengganti
variabel
Leverage dan
Tingakat Suku
Bunga dengan
ROA, PER
dan Z-Score.
2. Tidak
menggunakan
statistika
deskriptif
melainkan
Kesimpulan dari
penelitian ini adalah
hanya variabel
Volume
Perdagangan yang
berpengaruh
terhadap Harga
Saham, dua lainnya
tidak memiliki
pengaruh. Namun
secara simultan
ketiga variabel ini
mempengaruhi
30
Regresi Panel. Harga Saham.
Kesimpulan lainnya
ialah alat Regresi
Linear Berganda
dapat digunakan
untuk jenis model
ini.
C. Keterkaitan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
1. Keterkaitan Antara Volume Perdagangan dengan Harga Saham
Menurut Ang (1997), naiknya Volume Perdagangan akan
megakibatkan kondisi pasar yang menguat dan turunnya volume
perdagangan maka akan melemahkan pasar. Volume Perdagangan
merupakan cerminan dari harga saham, ketika terjadi excess supply maka
akan menyebabkan harga saham jatuh dan ketika terjadi excess demand
maka harga saham akan naik (Syamsir, 2004:9). Hal tersebut telah
dibuktikan oleh beberapa penelitian. Pertama, penelitian yang dilakukan
oleh Bram Hadianto dan Rony Setiawan (2007) menyatakan bahwa
volume perdagangan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
harga saham pada sektor pertambangan tahun 2000-2005. Kedua,
penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Made Ayu dan I Gusti Ngr (2016)
menunjukan bahwa pada sektor indeks LQ45, volume perdagangan
berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan pemaparan ini, maka
dapat disimpulkan bahwa harga saham bergantung pada volume
perdagangan.
2. Keterkaitan Antara Return On Assets (ROA) dengan Harga Saham
Return On Assets (ROA) merupakan rasio untuk mengetahui
seberapa besar aset menghasilkan laba. Meningkatnya nilai aset akan
diiringi oleh naiknya harga saham karena ROA merupakan cerminan dari
produktivias aktiva sehingga, semakin produktif aktiva dalam
31
menghasilkan laba alan diiringi dengan naiknya harga saham. Pernyataan
ini didukung oleh beberapa penelitian. Pertama, penelitian yang dilakukan
oleh Egi Ferdianto (2014) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh
terhadap harga saham pada sektor pertambangan tahun 2011-2013.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muksal (2015) menunjukkan
bahwa pada sektor pasar sekunder di Jakarta Islamic Index (JII) ROA
berpengaruh terhadap harga saham. Dengan pemaparan tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa harga saham bergantung pada ROA.
3. Keterkaitan Antara Price Earning Ratio (PER) dengan Harga Saham
Menurut Tandelilin (2001) Price Earning to Ratio (PER) bersama
EPS merupakan komponen utama dalam analisis fundamental untuk
menilai pada level perusahaan. PER digunakan oleh para investor untuk
memprediksikan kemampuan perusahaan dalam membayar laba dimasa
yang akan datang (Pasaribu, 2008) karena PER memberikan informasi
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya kepada
pemegang saham. Semakin tinggi nilai PER maka akan semakin mahal
harga saham karena tingkat pengembalian yang juga besar. Selain itu
besar kecilnya nilai PER akan mempengaruhi harga saham terhadap
pendapatan bersih per saham. Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa
penelitian yang pernah dilakukan, diantaranya, penelitian yang dilakukan
oleh Bram Hadianto dan Rony Setiawan (2007) pada sektor
pertambangan tahun 2000-2005 menyatakan bahwa PER berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian lainnya
dilakukan oleh Abied Luthfi Safitri (2013) pada perusahaan kelompok
Jakarta Islamic Index (JII) menyimpulkan bahwa PER memiliki pengaruh
terhadap harga saham. Berdasarkan pemaparan ini maka dapat
disimpulkan bahwa harga saham bergantung pada PER.
4. Keterkaitan Antara Potensi Kebangkrutan (Z-Score) dengan Harga
Saham
Menurut Harahap (2010) dalam Ardian dan Khoiruddin (2013:3)
sesuai dengan analisis fundamental, jika diketahui terdapat potensi
32
kebangkrutan pada suatu perusahaan maka, akan dapat memberikan
dampak terhadap harga saham dan return. Salah satu penyebab kegagalan
pada perusahaan yaitu kegagalan keuangan di mana ketidakmampuan
perusahaan untuk membedakan antara dasar arus kas dan saham.
Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa penelitian yang pernah
dilakukan. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Irsyad Nurdin (2012)
menyimpulkan bahwa potensi kebangkrutan dengan Altman Z-Score
berpengaruh terhadap Harga Saham pada sektor perbankan tahun 2011.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nur Fadli Andriawan dan Dantje
Salean (2016) pada perusahaan farmasi 2009-2013 menyimpulkan bahwa
terdapat pengaruh antara Z-Score terhadap Harga Saham. Berdasarkan
memaparan ini maka dapat disimpulkan bahwa Harga Saham bergantung
pada Z-Score.
D. Kerangka Pemikiran
Umma Sekaran dalam (Sugiyono, 2011) mengemukakan bahwa,
kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka pemikiran merupakan acuan bagi peneliti karena
bertujuan untuk menjelaskan secara ringkas garis besar penelitian yang
dilakukan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini akan disajikan dalam
bentuk bagan sebagai berikut:
33
Volume Perdagangan (X1) Rasio Fundamental:
ROA (X2), PER (X3), Z-Score (X4)
Uji Asumsi Klasik:
Uji Normalitas, Multikolinearitas,
Heteroskedastisitas, Autokorelasi
Harga Saham (Y)
Perusahaan listing di
JII tahun 2012-2015
Uji Chow Common Effect Fixed Effect
Uji Hausman Random Effect Fixed Effect
Hasil Pengujian Model
Model Regresi Panel:
Pit = α + β1 Vtit + β2 ROAit + β3 PERit + β4 Z-Scoreit + εit...
Uji Hipotesis:
Uji t, Uji F, Uji Koefisien Determinasi R2
Interpretasi, Kesimpulan, dan Saran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
34
E. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis bersifat lemah karena merupakan jawaban dugaan
sementara pada suatu penelitian yang hanya berdasarkan teori. Maka dari itu
suatu hipotesis harus dibuktikan kebenarannya guna memperkuat teori yang
telah ada. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1 : Volume Perdagangan berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
2. H2 : ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. H3 : PER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4. H4 : Z-Score berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
5. H5 : Volume Perdagangan, ROA, PER, Z-Score secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berfokus pada hubungan pengaruh antar variabel
independen terhadap variabel dependen. Ruang lingkup penelitian adalah
volume perdagangan dan rasio fundamental yang digunakan sebagai variabel
independen dan harga saham sebagai variabel dependen. Rasio fundamental
yang digunakan dalam penelitian terdiri dari Return on Asset (ROA), Price
Earning Ratio (PER), potensi kebangkrutan Altman Z-Score. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian berupa volume perdagangan, Return on Asset
(ROA), Price Earning Ratio (PER), potensi kebangkrutan Altman Z-Score
dan harga saham didapat dari laporan keuangan yang dimuat di website Bursa
Efek Indonesia (BEI).
Batasan pengambilan data dalam kurun waktu 4 tahun yaitu periode
2012-2015, dengan subjek perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) selama kurun waktu tersebut. Penelitian dengan
penggunaan kurun waktu (time series) serta laporan keuangan dari beberapa
perusahaan (cross section) maka penelitian ini masuk dalam kelompok
penelitian data panel.
B. Metode Penentuan Sampel
Langkah pertama dalam menentukan sampel adalah menentukan
populasi penelitian. Populasi merupakan objek umum yang ditentukan dalam
penelitian untuk selanjutnya ditarik kesimpulan. Populasi mempunyai ruang
lingkup yang lebih luas dari sampel. Penelitian ini menggunakan Daftar
Saham Jakarta Islamic Index (JII) selama periode tahun 2012-2015 untuk
dijadikan poupulasi penelitian. Peneliti mengumpulkan daftar saham yang
telah terdaftar di JII selama periode penelitian.
36
Setelah menentukan populasi penelitian maka langkah kedua berupa
menarik kesimpulan dengan menentukan sampel penelitian. Pemilihan
sampel sebagai objek penelitian menggunakan metode purposive sampling,
yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Penggunakan metode ini
didasarkan bahwa saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) akan dilakukan
evaluasi per 6 bulan, sehingga memungkinkan saham syariah untuk masuk
dan keluar dari daftar. Peneliti menentukan kriteria berikut dalam
menentukan sampel penelitian:
1. Saham syariah yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index selama
periode tahun 2012-2015.
2. Perusahaan yang konsisten mempublikasikan laporan keuangan dalam
periode tahun 2012-2015 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Audit
ini menjadi penting karena dianggap telah memenuhi standar akuntansi
yang berlaku.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu studi
kepustakaan dan penelitian lapangan. Studi kepustakaan yang penulis lakukan
adalah dengan membaca literatur, buku, artikel, dan jurnal yang berkaitan
dengan penelitian. Tujuan dari dilakukannya studi kepustakaan adalah untuk
memperkuat landasan teori dan menjadi acuan penulis dalam melakukan
penelitian.
Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan dalan penelitian. Data penelitian merupakan data sekunder yang
telah diolah terlebih dahulu oleh orang lain, dalam hal ini oleh perusahaan
yang bersangkutan. Seluruh data sekunder yang digunakan untuk penelitian
diakses dari website BEI (www.idx.co.id). Berikut merupakan data yang
dibutuhkan dalam penelitian:
1. Data Harga Saham diperoleh dari ringkasan laporan keuangan
perusahaan per Juli 2016 yang diakses dari website (www.idx.co.id).
37
2. Data Volume Perdagangan diperoleh dari ringkasan laporan keuangan
perusahaan per Juli 2016 yang diakses dari website (www.idx.co.id).
3. Data ROA diperoleh dari ringkasan laporan keuangan perusahaan per Juli
2016 yang diakses dari website (www.idx.co.id).
4. Data PER diperoleh dari ringkasan laporan keuangan perusahaan per Juli
2016 yang diakses dari website (www.idx.co.id).
5. Data Z-Score diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan.
D. Metode Analisis
1. Uji Deskriptif Data
Statistik deskriptif dipergunakan untuk mengorganisasikan dan
meringkas data numerik yang diperoleh dari hasil pengumpulan data di
lapangan, dalam bentuk tabulasi data, presentasi yang diwujudkan pada
grafik-grafik atau gambar-gambar, serta perhitungan-perhitungan
deskriptif, sehingga dapat diketahui ciri-ciri khusus dari data tersebut,
yang selanjutnya dapat diinterpretasikan sebagai informasi yang tegas
dan jelas mengenai data tersebut (Soepeno, 2002:11). Dalam statistik
deskriptif terdapat dua penjelesan, yaitu sebagai berikut:
a. Mean
Mean adalah nilai rata-rata dari data (berupa skor) yang
diperoleh dari pengumpulan data di mana besarannya bersifat
kuantitas dan tidak bervariasi (Soepeno, 2002:23). Cara menghitung
mean yaitu dengan menjumlah seluruh skor dan dibagi dengan
responden penelitian, berikut rumusnya:
Mean =X1 + X2+. . . Xn
n
Keterangan:
X1-Xn = Skor responden n = Jumlah responden
Namun, apabila frekuensi tiap-tiap skornya lebih dari satu,
maka menggunakan rumus dibawah ini:
38
Mean =Σfx
n
Keterangan:
Σfx = Jumlah hasil perkalian f dengan x
n = Jumlah responden
b. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah nilai statistik untuk melihat sebaran
data. Nilai ini dapat melihat jauh dekatnya titik individu dengan niai
rata-rata atau mean. Semakin kecil angka standar deviasi berarti
sebaran titik individu semakin dekat dengan mean. Sebaliknya,
semakin besar angka standar deviasi maka semakin jauh dari nilai
mean. Apabila hasil standar deviasi adalah nol berati semua nilai
dalam himpunan adalah sama.
2. Uji Stasioneritas
Penggunaan data time series biasanya erat hubungannya dengan
masalah keacakan data. Masalah keacakan data berhubungan dengan
sekumpulan data runtut waktu yang bersifat acak (variabel acak),
masalah ini berhubungan dengan stasionaritas dari suatu data dan
permasalahan autokorelasi.
Praktiknya, untuk menguji stasionaritas data dapat digunakan dua
metode yaitu Fungsi Autkorelasi dan Correlogram dan Pengujian Unit
Root. Fungsi Autkorelasi dan Correlogram merupakan pengujian
stasionaritas dengan memanfaatkan autokorelasi yang pada data karena
adanya autokorelasi dapat menunjukkan bahwa data tidak acak lagi.
Sementara itu, Pengujian Unit Root merupakan pengujian dengan
penggunaan model pengujian unit root, di mana variabel yang memiliki
masalah unit root dapat dimaksudkan sebagai kondisi variabel yang tidak
stasioner (Effendi dan Setiawan, 2014:126-127). Namun pada umunya,
39
penggunaan Pengujian Unit Root lebih populer dibandingkan dengan
Fungsi Autkorelasi dan Correlogram.
Pengujian unit root test karya Dickey-Fuller bertujuan untuk
memverifikasi bahwa proses generasi (data generating process/DGP)
data bersifat stasioner, apabila data bersifat stasioner maka DGP
menunjukkan karakteristik rata-rata dan varians yang konstan serta nilai
autokorelasi yang tidak terikat titik waktu (Ariefianto, 2012:132).
3. Pengujian Dasar Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Untuk mendapatkan model regresi yang baik dari sebuah data
maka data harus memiliki distribusi yang nomal. Uji signfikansi
antara variabel Y (dependen) dengan variabel X (independen) akan
menjadi valid apabila data yang digunakan berdistribusi normal,
maka dilakukanlah uji normalitas, yaitu untuk menguji apakah
variabel yang digunakan dalam regresi panel berdistribusi normal
atau tidak (Ansofino dkk, 2016).
Setiap data pengujian tentu memiliki peluang terjadi
normalitas, menurut Suliyanto (2011) dalam Rusena (2015:59)
menyatakan bahwa tidak terpenuhinya normalitas, umumnya
disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak normal,
karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Oleh karena
itu, untuk mengatasi masalah ini sebaiknya menambahkan data
penelitian, karena semakin banyak data yang digunakan maka angka
pembagi akan semakin besar, untuk selanjutnya nilai ekstrem bisa
berubah ke arah nilai tengah/rata-rata. Namun, terjadi pengecualian
pada data panel, penggunaan data panel akan terhindar dari masalah
normalitas, hal ini dikarenakan data panel sudah memiliki cukup
banyak data.
40
b. Uji Multikolinearitas
Masalah multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan
sempurna atau tepat diantara variabel-variabel independen yang
digunakan dalam penelitian. Untuk penilaian pada variabel
keuangan, diperkirakan hampir seluruhnya memiliki peluang
multikolinearitas sebab, variabel-variabel yang digunakan dalam
keuangan biasanya merupakan sebuah turunan. Data
multikolinearitas berhubungan dengan nilai standard error yang
akan terjadi, apabila uji data menunjukkan multikolineritas yang
tinggi maka koefisien regresi X akan sulit ditentukan dan
mempunyai nilai standard error yang tinggi, begitupun yang terjadi
sebaliknya.
Gujarati dan Porter (2013) mengungkap bahwa ada lima poin
konsekuensi apabila terjadi multikolinearitas, yaitu:
1) Estimator OLS memiliki varians dan kovarians yang besar
sehingga membuat estimasi yang akurat menjadi sulit.
2) Dikarenakan konsekuensi nomor 1, maka interval kepercayaan
cenderung sangat lebar, menimbulkan penerimaan dari
“hipotesis nol” (koefisien populasi yang sebenarnya nol) lebih
awal.
3) Dikarenakan konsekuensi nomor 1, rasio t dari satu atau lebih
koefiesien akan cenderung tidak signifikan secara statistik.
4) Walaupun rasio t dari satu atau lebih koefisien secara statistik
tidak signifikan, namun nilai R2 bisa sangat tinggi.
5) Estimator OLS dan standard error dapat bersifat sensitif
terhadap perubahan yang kecil pada data.
c. Uji Heteroskedastisitas
Kesamaaan varian dari resudial antara pengamatan yang satu
dengan yang lain tetap atau bisa disebut dengan homoskedastisitas,
sedangkan varian yang tidak konstan dan berubah-ubah dikenal
dengan istilah heteroskedastisitas. Masalah ini umumnya ditemui
41
pada data cross section, karena melakukan pengamatan pada banyak
individu di waktu yang sama namun, data time series juga masih
memiliki kemungkinan terkena masalah ini. Permasalah
heteroskedastisitas yang ada pada data akan berdampak pada
penilaian uji hipotesis yang tidak akurat, sehingga akan
mempengaruhi penarikan kesimpulan penelitian, hal ini dikarenakan
varian koefisien regresi yang besar (Nachrowi dan Usman,
2006:112).
Terdapat banyak metode yang dapat digunakan dalam
mendeteksi ada atau tidaknya permasalah heteroskedastisitas pada
data, salah satu yang populer adalah metode white. Menurut Effendi
dan Setiawan (2014) metode white tidak menggunakan asumsi
normalitas sehingga akan mudah diinterpretasikan. Uji white
merupakan pengujian yang paling mudah dilakukan diantara metode
heteroskedastisitas lainnya, di mana uji ini mengasumsikan bahwa
varian error merupakan fungsi yang mempunyai hubungan dengan
variabel bebas, kuadrat masing-masing variabel bebas, dan interaksi
antara variabel bebas (Nachrowi dan Usman, 2006:118).
d. Uji Autokorelasi
Pengujian model regresi bertujuan untuk melihat pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen maka jika
terjadi autokorelasi akan mengganggu hal tersebut. Menurut
Sumodiningrat (2002) autokorelasi merupakan korelasi (hubungan)
yang terjadi antara anggota-anggota serangkaian pengamatan yang
tersusun dalam rangkaian waktu (time series) atau yang tersusun
dalam rangkaian ruang (cross section).
Metode populer yang digunakan dalam menganalisis
autokorelasi adalah Durbin Watson. Pengujian ini diperkenalkan
oleh J. Durbin dan G. Watson tahun 1951, analisis ini dihitung
berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan
yang berurutan (Sumodiningrat, 2002:245). Analisis ini dilakukan
42
dengan nilai apabila ρ = 0 (tidak ada autokorelasi sama sekali), maka
nilai DW-stat berada pada nilai 2. Apabila terdapat autokorelasi
negatif dan positif sempurna, maka nilai DW-stat berada pada nilai 4
dan 0 (Effendi dan Setiawan, 2014:71).
4. Analisis Data Panel
a. Model Common Effect
Model pertama dalam model panel adalah common effect,
analisis model ini mengganggap bahwa perilaku individu akan tetap
sama dalam kurun waktu penelitian. Singkatnya, model ini tidak
memperhatikan perilaku individu dan dimensi waktu, semua
dianggap sama. Common effect dirumuskan sebagai berikut:
y = α + β’ xi.t + εi.t
di mana, i = 1, 2, ..., N dan t = 1, 2, ..., T, dengan keterangan
N adalah jumlah unit/individu cross section dan T adalah jumlah
periode waktu (time series).
b. Model Fixed Effect
Handika (2015) menyatakan bahwa model fixed effect
memiliki karakteristik khas yang membedakan antara satu unit
observasi dengan unit observasi lainnya yang dapat diasumsikan
tercermin pada perbedaan intercept-nya, sehingga peneliti hanya
tinggal menganalisis koefisien dan signifikansi variabel
independennya. Berikut merupakan rumus fixed effect:
yi.t = αio + β1xi.t + β2xi.t + β3xi.t + β4d1i + β5d2i + εi.t
di mana, konstanta αio diberi subskrip, oi, i diartikan sebagai
objek penelitian, sehingga masing-masing objek memiliki konstanta
yang berbeda. Sedangkan variabel semu d1i untuk objek pertama dan
0 untuk objek lainnya dan variabel d2i objek kedua dan 0 untuk objek
lainnya.
43
c. Model Random Effect
Model dummy dalam fixed effect memiliki kelemahan yaitu,
berkurangnya df sehingga mengurangi efisiensi parameter, sehingga
untuk mengatasi ini menggunakan error terms (random effect).
Melalui analisis random effect tidak dapat terlihat pengaruh dari
berbagai karakteristik yang bersifat konstan dalam waktu atau
konstan secara individual, dapat dirumuskan sebagai berikut:
(Rosadi, 2011)
yi.t = xi.t β + vi.t
di mana, vi.t = ci + dt + εi.t , model tersebut diasumsikan
sebagai model independen satu dengan yang lainnya, ci diasumsikan
bersifat independent and indenticallt distributed (i.i.d) normal
dengan mean 0 dan variansi σ²c, dt diasumsikan bersifat independent
and indenticallt distributed (i.i.d) normal dengan mean 0 dan
variansi σ²d, dan εi.t , ci diasumsikan bersifat independent and
indenticallt distributed (i.i.d) normal dengan mean 0 dan variansi σ²ε.
Apabila ci dan dt adalah nol maka model efek acak satu arah,
sedangkan apabila terdapat kondisi lain maka model dua arah.
5. Tahapan Analisis Data
a. Uji Chow
Tahap awal pengujian data panel ialah uji chow yaitu,
pemilihan model terbaik antara common effect dengan fixed effect.
Pengujian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐶ℎ𝑜𝑤 =𝑁 − 1
𝑁𝑇 − 𝑁 − 𝐾
Keterangan
N = Jumlah data cross section.
T = Jumlah data time series.
K = Jumlah variabel penjelas.
Uji chow memiliki hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model menggunakan pendekatan common effect.
44
H1 : Model menggunakan pendekatan fixed effect.
Sedangkan penilaian uji chow dapat dilihat dari besaran nilai
probabilitas cross section F dan Chi Square dengan ketentuan
berikut:
Apabila nilai prob. < 0.05 maka H0 ditolak.
Apabila nilai prob. > 0.05 maka H0 diterima.
b. Uji Hausman
Pengujian Hausman dilakukan saat pada uji chow didapat
fixed effect sebagai model terbaik. Pengujian ini dilakukan untuk
mendapat hasil yang lebih baik dari perbandingan antara model fixed
effect dengan model random effect.
Uji hausman memiliki hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model menggunakan pendekatan random effect.
H1 : Model menggunakan pendekatan fixed effect.
Penilaian uji hausman dapat dilihat dari besaran nilai
probabilitas cross section F dan Chi Square dengan ketentuan
berikut:
- Apabila nilai prob. < 0.05 maka H0 ditolak.
- Apabila nilai prob. > 0.05 maka H0 diterima.
Menurut Hill et all (2008) dalam Handika (2015), prinsipnya
RE lebih diutamakan karena beberapa poin berikut:
1) Estimator yang dihasilkan oleh model RE mencerminkan proses
random sampling pengambilan sampel data untuk menarik
kesimpulan suatu populasi.
2) Estimator model RE memungkinkan kita untuk menganalisis
dampak variabel yang statis.
3) Model RE merupakan prosedur estimasi generalized least
square (GLS) sedangkan model FE menerapkan prosedur
estimasi OLS. Pada jumlah sampel yang besar, variance dari
estimator GLS lebih kecil/efesien dibanding varian estimator
OLS.
45
Namun, poin-poin di atas tidak menjadikan RE mutlak
sebagai pilihan model terbaik karena ketika RE merupakan model
terbaik maka terdapat random error (resudials) berkorelasi dengan
salah satu dari variabel independen penelitian.
6. Pengujian Statistik
a. Uji t
Uji t digunakan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan
antara variabel X dengan variabel Y secara parsial atau individu.
Keterkaitan antar variabel tersebut dapat dilihat dari besaran nilai t
statistik atau p value. Distribusi t atau uji t memiliki parameter
perhitungannya, yaitu derajat kebebasan yang dapat ditulis dengan
rumus (n-1). Menurut Ariefianto (2012), pada dasarnya pengujian
hipotesis individual pada regresi berganda adalah sama dengan
regresi bivariat. Penilaian standard error dari uji t diperoleh dari
matriks perkalian resudial atau yang dikenal dengan matriks varians
kofarians. Gujarati (2007) menyatakan bahwa uji t memiliki dua
sifat, yaitu:
1) Seperti halnya distribusi normal, distribusi t memiliki bentuk
yang simetris.
2) Rata-rata distribusi t adalah nol tetapi dengan varians k/(k-2)
maka dari itu, varian untuk distribusi t didefinisikan untuk
derajat kebebasan lebih dari dua.
b. Uji F
Uji F merupakan pengujian untuk menganalisis keterkaitan
antara variabel X dengan variabel Y secara simultan. Analisis uji F
dilakukan dengan tujuan memberikan penilaian apakah secara
simultan seluruh variabel independen yang digunakan pada model
regresi memberikan dampak penjelas yang signifikan pada variabel
depedennya (Ariefianto, 2012:22).
46
Gujarati (2007) menyatakan bahwa uji F memiliki sifat-sifat
dibawah ini:
1) Uji F memiliki bentuk condong ke kanan dan memiliki rentang
antara 0 dan tak terhingga.
2) Uji F mendekati distribusi normal manakala k1 dan k2 yang
merupakan derajat kebebasan sangatlah besar.
3) Kuadrat dari variabel acak yang didistribusikan sebagai t dengan
derajat kebebasan = k mempunyai distribusi/uji F dengan derajat
kebebasan = 1 pada pembilang dan k penyebutnya,
𝑡𝑘2 = 𝐹1,k
4) Terdapat hubungan dengan chi-square.
c. Koefisien Determinasi R2
Koefisien determinasi R2 merupakan komponen penting yang
akan dapat menunjukkan kesimpulan penelitian. Nilai R2 akan
menunjukkan seberapa besar variabel independen penelitian dapat
mempengaruhi variabel dependennya atau dapat diartikan seberapa
kuat hubungan variabel independen dengan variabel dependennya.
Dalam penelitian tiga variabel atau lebih dikenal korelasi majemuk
atau dapat dilambangkan dengan R, di mana hal ini menjelaskan
bahwa koefisien tersebut merupakan sebuah ukuran dari tingkat
hubungan variabel Y dengan seluruh variabel-variabel independen
yang digunakan, pada praktiknya R jarang digunakan dan yang
populer digunakan ialah R2 (Gujarati dan Porter, 2013:256).
Umumnya, untuk meningkatkan nilai R2 peneliti
menambahkan variabel independen dalam penelitiannya sehingga
terbentuk pemikiran bahwa variabel independen yang banyak
merupakan model terbaik karena menghasilkan nilai R2 yang lebih
besar. Namun menurut Nachrowi dan Usman (2006) terkadang satu
variabel independen dalam model regresi sederhana dapat
menerangkan variabel dependen dengan lebih baik dibandingkan
dengan banyak variabel independen.
47
E. Operasional Variabel
Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu harga
saham. Sedangkan variabel independen yang digunakan berjumlah empat
variabel, yaitu volume perdagangan, ROA, PER, dan Z-Score. Berikut adalah
ringkasan dari variabel yang digunakan
No Variabel Indikator Skala Satuan Pengukuran Definisi
Operasional
1 Harga Saham Harga Saham
penutupan
(closing price)
dari masing-
masing emiten
Rasio Rupiah Harga saham merupakan
persepsi investor mengenai
keberhasilan kinerja
perusahaan menggunakan
sumber daya yang
dimiliki. (Pakpahan, 2010
dalam Putu Dina, 2013).
2 Volume
Perdagangan
Volume
Perdagangan
tahunan dari
masing-
masing emiten
Rasio Sh. Volume Perdagangan
adalah jumlah lembar
saham perusahaan yang
diperdagangkan dalam
waktu tertentu.
3 Return on
Asset (ROA)
Laba bersih
dibagi total
aset
Rasio Persen ROA merupakan rasio
yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar
jumlah laba bersih yang
akan dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam
dalam total aset (Hery,
2015).
4 Price Earning
Ratio (PER)
Harga pasar
per lembar
Rasio X PER merupakan rasio
yang menunjukkan hasil
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
48
saham dibagi
dengan laba
per saham.
perbandingan antara harga
per lembar saham dengan
laba per lembar saham.
(Hery, 2015).
5 Altman Z-
Score
Modifikasi
Z-Score =
6.65 X1 + 3.26
X2 + 6.72 X3
+ 1.05 X4
Rasio X Altman Z-Score
Modifikasi merupakan
model prediksi
kebangrkrutan yang dapat
digunakan untuk seluruh
jenis perusahaan.
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil dari saham konsisten yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2012-2015.
Berdasarkan hasil pengkajian saham yang konsisten dalam kurun waktu
tahun 2012-2015 maka terpilih sampel sebanyak 17 saham. Informasi
data yang dibutuhkan didapatkan dari ringkasan laporan keuangan
masing-masing emiten yang diperoleh dari situs resmi BEI yaitu
www.idx.co.id. Dari seluruh sampel yang ada, keseluruhan 17 sampel
secara konsisten menerbitkan ringkasan laporan keuangan, sehingga
tidak ada pengurangan sampel yang disebabkan kurangnya informasi
perusahaan. Berikut adalah sampel dalam penelitian:
No Kode Nama Perusahaan
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.
2 ADRO Adaro Energy Tbk.
3 AKRA Akr Corporindo Tbk.
4 ASII Astra International Tbk.
5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk.
6 ICBP Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk.
7 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
8 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
9 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
10 KLBF Kalbe Farma Tbk.
11 LPKR Lippo Karawaci Tbk.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Penelitian
50
12 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.
13 PGAS Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk.
14 SMGR Semen Indonesia (PERSERO) Tbk.
15 TLKM Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)
Tbk.
16 UNTR United Tractors Tbk.
17 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
2. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII)
Pendirian Jakarta Islamic Index (JII) adalah sebagai sarana bagi
investor yang ingin menyalurkan dananya pada pasar modal yang
berprinsip syariah. Jakarta Islamic Index (JII) cenderung mempunyai
tingkat risiko investasi yang lebih kecil dikarenakan selain terbebas dari
unsur riba, perjudian, spekulasi, dan lain-lain, emiten yang terdaftar di JII
adalah 30 jenis saham dengan likuidasi serta kapitalisasi tertinggi di
bursa efek.
Setelah OJK dan DSN memutuskan 30 saham yang masuk dalam
daftar JII maka tugas selanjutnya adalah mengevaluasi 30 jenis saham
setiap 6 bulan sekali guna mengetahui apakah saham-saham ini masih
konsisten memenuhi syarat, jika sudah tidak memenuhi syarat maka akan
dikeluarkan dari daftar saham JII, namun saham yang telah dikeluarkan
masih mempunyai kesempatan masuk kembali dalam daftar saham JII.
Selain itu, OJK dan DSN juga terus memantau usaha dari setiap emiten
agar memastikan tidak ada usaha yang menyimpang dari syariat Islam.
Sejak mulai beroperasional, JII menunjukkan perkembangan yang
baik, di akhir tahun 2006 kapitalisasi JII mencapai angka 48% dari total
kapitalisasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga pada lima
tahun terakhir, kapitalisasi pasar JII terus mengalami kenaikan, walaupun
sempat menurun pada tahun 2015 namun JII kembali bangkit di tahun
berikutnya dengan kenaikan yang cukup tinggi. Grafik dibawah ini
51
menunjukkan perkembangan kepitalisasi pasar JII selama 5 tahun
terakhir yaitu tahun 2012-2016:
P
erkembangan yang baik dan penerapan aturan syariah yang ketat, maka
JII menjadi instrumen terpecaya bagi umat muslim yang ingin
menyalurkan dananya untuk berinvestasi. Pasar yang halal dan tingkat
likuidasi serta kapitalisasi saham yang baik menjadi keunggulan JII
sebagai pilihan berinventasi.
B. Deskriptif Data
Statistik deskriptif adalah penggambaran dari suatu penelitian yang
ditunjukkan melalui jumlah sampel rata-rata, nilai minimal, nilai maksimal,
dan standar deviasi. Tujuan dilakukannya statistik deskriptif untuk
mengetahui penyebaran data sampel atau objek penelitian. Variabel dependen
yang digunakan adalah harga saham, dengan variabel independen Vt, ROA,
PER, Z-Score.
Berdasarkan tabel dibawah nilai N sebesar 68 yang menujukkan
jumlah objek penelitian, diambil dari sampel perusahaan konsisten terdaftar
di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode tahun 2011-2015.
Gambar 4.1
Kapitalisasi Pasar JII
Sumber : www.ojk.go.id, diolah
1671
1672.11944.53
1737.29
2035.19
0
500
1000
1500
2000
2500
2012 2013 2014 2015 2016
Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi Pasar
52
LN HARGA
SAHAM LN Vt LN ROA PER Z CORE
Mean 8.583868 8.089174 2.336237 18.85000 5.740735
Median 8.747170 8.086930 2.403325 15.59000 5.340000
Maximum 10.63465 10.36319 4.269837 48.24000 14.02000
Minimum 5.837730 5.590987 0.908259 6.320000 1.180000
Std. Dev. 1.283191 1.425657 0.703832 9.790421 3.039842
Observations 68 68 68 68 68
Dari Tabel 4.2, maka didapat statistika deskriptif sebagai berikut:
1. Harga Saham
Variabel Harga Saham menujukkan nilai rata-rata sebesar 8.583868,
dengan standar deviasi sebesar 1.283191, nilai maksimun sebesar
10.63465, serta nilai minimum sebesar 5.837730.
2. Vt (Volume Perdagangan)
Variabel Vt menujukkan nilai rata-rata sebesar 8.089174, dengan
standar deviasi sebesar 1.425657, nilai maksimun sebesar 10.36319,
serta nilai minimum sebesar 5.590987.
3. Return on Asset (ROA)
Variabel ROA menujukkan nilai rata-rata sebesar 2.336237, dengan
standar deviasi sebesar 0.703832, nilai maksimun sebesar 4.269837,
serta nilai minimum sebesar 0.908259.
4. Price on Earning Ratio (PER)
Variabel PER menujukkan nilai rata-rata sebesar 18.85000, dengan
standar deviasi sebesar 9.790421, nilai maksimun sebesar 48.24,
serta nilai minimum sebesar 6.32.
Tabel 4.2
Deskripsi Data Penelitian
53
5. Potensi Kebangkrutan Z-Score
Variabel Z-Score menujukkan nilai rata-rata sebesar 5.740735,
dengan standar deviasi sebesar 3.039842, nilai maksimun sebesar
14.02, serta nilai minimum sebesar 1.18.
C. Hasil dan Pembahasan Uji Stasioneritas
Pengujian stasioner merupakan tahap pertama pada penelitian yang
menggunakan data time series. Uji ini diperlukan untuk memastikan bahwa
data time series tidak dipengaruhi oleh waktu. Dalam penelitian ini
menggunakan uji augemted dickey-fuller (ADF), pengujian ini untuk
menentukan apakah data time series mengandung akar unit (unit root).
Berikut adalah hasil uji stasioneritas level:
Variabel ADF Statistik
Keterangan t-statistic critical values 5% prob
Vt -2.938982 -2.905519 0.0462 Stasioner
ROA -3.932070 -2.906923 0.0031 Stasioner
PER -4.277967 -2.905519 0.0010 Stasioner
Z-Score -1.858258 -2.911730 0.3494 Tidak Stasioner
Data stasioner dapat dilihat menggunakan dua alat analisis, yaitu
dengan critical value 5% dan prob. Analisis dengan critical value 5% adalah
data akan stasioner apabila nilai t-statistic > critical value 5%. Sedangkan
dengan Prob. ketika nilai Prob. < 0.05. Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji
stasioner tingkat level menunjukkan bahwa semua variabel stasioner kecuali
variabel Z-Score karena masih satu variabel yang belum stasioner maka
dilakukan uji stasioner tingkat 1st difference. Namun sebelumnya, berikut
pemaparan hasil uji stasioner tingkat level, yaitu Variabel Vt memiliki nilai
t-statistic -2.938982 > critical value -2.905519 dengan nilai Prob. 0.0462 <
0.05. Variabel ROA memiliki nilai t-statistic sebesar -3.932070 > critical
Tabel 4.3
Uji Stasioneritas Level
54
value -2.906923, dengan nilai Prob. 0.0031 < 0.05. Variabel PER memiliki
nilai t-statistic -4.277967 > nilai critical value -2.905519, dengan nilai Prob.
0.0010 < 0.05. Variabel Z-Score memiliki nilai t-statistic -1.858258 < -
2.911730 critical value, dengan nilai Prob. 0.3494 > 0.05.
Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji stasioner tingkat 1st difference
menunjukkan bahwa semua variabel stasioner kecuali variabel Z-Score.
Seluruh variabel yang stasioner memiliki nilai masing-masing sebesar,
variabel Vt memiliki nilai t-statistic -7.415289 > critical value -2.90621
dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05, variabel ROA memiliki nilai t-statistic
sebesar -11.41414 > critical value -2.90842 dengan nilai Prob. 0.0000 <
0.05, dan variabel PER memiliki nilai -11.27429 t-statistic > critical value -
2.90621 dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05.
Sedangkan variabel yang tidak stasioner, variabel Z-Score, memiliki
nilai sebesar nilai t-statistic -2.723205 < critical value -2.91173 dengan nilai
Prob. 0.0762 > 0.05. Berdasarkan haji uji 1st difference yang menunjukan
bahwa satu variabel belum stasioner maka selanjutnya akan dilakukan uji
2nd difference.
Variabel ADF Statistik
Keterangan t-statistic citical values 5% Prob
Vt -7.415289 -2.90621 0.0000 Stasioner
ROA -11.41414 -2.90842 0.0000 Stasioner
PER -11.27429 -2.90621 0.0000 Stasioner
Z-Score -2.723205 -2.91173 0.0762 Tidak Stasioner
Tabel 4.4
Uji Stasioneritas 1st Difference
55
Variabel ADF Statistik
Keterangan t-statistic citical values 5% Prob.
Vt -7.221161 -2.909206 0.0000 Stasioner
ROA -9.307906 -2.913549 0.0000 Stasioner
PER -8.840068 -2.909206 0.0000 Stasioner
Z-Score -10.12217 -2.911730 0.0000 Stasioner
Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji stasioner tingkat 2nd difference
menunjukkan bahwa semua variabel lolos uji stasioner, dengan nilai,
variabel Vt memiliki nilai t-statistic -7.221161 > critical value -2.909206
dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05, variabel ROA memiliki nilai t-statistic
sebesar -9.307906 > critical value -2.913549 dengan nilai Prob. 0.0000 <
0.05, variabel PER memiliki nilai t-statistic -8.840068 > nilai critical value
-2.909206 dengan nilai Prob. 0.0000 < 0.05, variabel Z-Score memiliki nilai
t-statistic -10.12217 > critical value -2.911730 dengan nilai Prob. 0.0000 <
0.05. Setelah semua variabel lolos uji stasioner maka penelitian dapat
dilanjutkan pada tahap berikutnya.
D. Hasil dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah nilai resudial
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang layak
adalah model yang memiliki nilai resudial berdistribusi normal.
Penelitian ini menggunakan uji normalitas Jarque Bera, dengan analisis
jika nilai Prob. > nilai signifikansi 0.05 maka, data berdistribusi normal
dan apabila nilai Prob. < nilai signifikansi 0.05 maka, data tidak
berdistribusi normal.
Tabel 4.5
Uji Stasioneritas 2nd Difference
56
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-1.00 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00
Series: ResidualsSample 3 68Observations 34
Mean 2.18e-15Median 0.028748Maximum 0.955261Minimum -0.971705Std. Dev. 0.503160Skewness -0.163941Kurtosis 2.185106
Jarque-Bera 1.093043Probability 0.578960
Berdasarkan hasil olah data gambar 4.2 nilai Prob. sebesar
0.578960 > 0.05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa resudial data
yang digunakan dalam penelitian ini telah berdisribusi normal dan berarti
data ini layak digunakan untuk penelitian.
2. Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui seberapa
tinggi korelasi antara variabel-variabel independen. Korelasi antar
variabel independen tidak boleh terlalu tinggi karena apabila hal ini
terjadi maka akan mengganggu hubungan/korelasi antar variabel
independen dengan variabel dependennya. Analisis pengujian data
terbebas dari multikolinearitas adalah nilai centered VIF kurang dari 10.
Berikut hasil uji multikolinearitas data penelitian:
Gambar 4.2
Uji Normalitas
57
Berdasarkan hasil olah data tabel 4.6 diatas dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Variabel Volume Perdagangan memiliki nilai centered VIF
sebesar 1.333398 < 10, maka variabel volume perdagangan
terbebas dari multikolinearitas.
b. Variabel ROA memiliki nilai centered VIF sebesar 1.688714
< 10, maka variabel ROA terbebas dari multikolinearitas.
c. Variabel PER memiliki nilai centered VIF sebesar 1.125635
< 10, maka variabel PER terbebas dari multikolinearitas.
d. Variabel Z-Score memiliki nilai centered VIF sebesar
1.363141 < 10, maka variabel Z-Score terbebas dari
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah terdapat kesamaan varian dari
resudial antara pengamatan yang satu dengan yang lain atau bisa disebut
dengan homoskedastisitas, maka untuk mengetahui hal tersebut
dilakukan uji heteroskedastisitas terhadap data. Penelitian ini
menggunakan uji heteroskedastisitas white di mana data akan bebas dari
heteroskedastisitas apabila nilai Prob. Obs*R-squared > 0.05.
Variable Centered VIF
C NA
DLN_Vt 1.333398
DLN_ROA 1.688714
DPER 1.125635
DZ_SCORE 1.363141
Tabel 4.6
Uji Multikolinearitas
58
Berdasarkan hasil olah data tabel 4.7 menunjukkan bahwa data
dalam penelitian memiliki kesamaan varian dari resudial antara
pengamatan yang satu dengan yang lainnya, terbukti dari nilai Prob.
Obs*R-squared > 0.05, yaitu 0.6592 > 0.05. Kesimpulannya ialah data
penelitian memiliki model regresi yang baik karena bebas dari
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terjadi
korelasi antara satu periode t dengan periode sebelumnya (t-1), karena
model regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen maka jika terjadi autokorelasi akan
mengganggu hal tersebut. Penelitian ini menggunakan autokorelasi
durbin-watson, di mana data dikatakan lolos dari autokorelasi apabila
memiliki nilai dU < DW < 4-dU, berikut hasil olah datanya:
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.555325 Prob. F(4,29) 0.6967
Obs*R-squared 2.418998 Prob. Chi-Square(4) 0.6592
Scaled explained SS 1.042799 Prob. Chi-Square(4) 0.9032
Mean dependent var 8.635998
S.D. dependent var 1.281782
Akaike info criterion 1.579466
Schwarz criterion 1.893716
Hannan-Quinn criter. 1.686634
Durbin-Watson stat 2.059358
Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.8
Uji Autokorelasi
59
Data yang dipakai berjumah 34 dengan variabel independen
berjumlah 4 (Vt, ROA, PER, Z-Score) maka didapat nilai dU sebesar
1.7277, dengan hasil olah data menunjukkan nilai dW sebesar 2.059358.
Dari hasil olah data disimpulkan bahwa data peneltian bebas autokorelasi
karena memiliki nilai dW yang lebih besar dari nilai dU dan lebih kecil
dari nilai 4-dU, dengan angka sebagai berikut 1.7277 < 2.059358 <
2.2723.
E. Hasil dan Pembahasan Uji Regresi Panel
1. Uji Chow
Uji Chow dilakukan untuk memilih model terbaik antara common
effect dan fixed effect. Apabila nilai Prob. cross section < 0.05 maka H0
ditolak (FE) dan apabila nilai Prob. cross section > 0.05 maka H0
diterima (CE). Berikut adalah hasil dari uji chow:
Hasil olah data tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Prob. cross
section chi-square 0.0000 < 0.05. Berdasarkan hipotesis, apabila nilai
prob. < 0.05 maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model
terbaik dari data ini adalah menggunakan fixed effect.
2. Uji Hausman
Uji Hausman dilakukan untuk memilih model terbaik antara fixed
effect dan random effect. Apabila nilai Prob. cross section < 0.05 maka
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: PERUSAHAAN_JII
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 7.355479 (16,13) 0.0004
Cross-section Chi-square 78.467269 16 0.0000
Tabel 4.9
Hasil Uji Chow
60
H0 ditolak (FE). Apabila nilai Prob. cross section > 0.05 maka H0
diterima (RE). Berikut adalah hasil Uji Hausman yang telah dilakukan:
Hasil olah data tabel 4.10 nilai Prob. cross section 0.0526 > 0.05.
Berdasarkan hipotesis, apabila nilai prob. > 0.05 maka H0 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbaik dari data ini adalah
menggunakan random effect.
F. Hasil dan Pembahasan Pengujian Hipotesis Regresi Panel
Hasil Uji Chow dan Uji Hausman menunjukkan bahwa diantara
common effect, fixed effect, dan random effect, model terbaik dalam penelitian
ini adalah random effect. Berikut adalah hasil oleh data random effect:
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: PERUSAHAAN_JII
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 9.365351 4 0.0526
Tabel 4.10
Hasil Uji Hausman
61
Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Sample (adjusted): 3 4
Included observations: 2 after adjustments
Cross-sections included: 17
Total pool (balanced) observations: 34
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 13.53435 1.012189 13.37136 0.0000
DLN_VT? -0.697913 0.090266 -7.731708 0.0000
DLN_ROA? 0.405342 0.195913 2.068987 0.0476
DPER? 0.003795 0.012440 0.305096 0.7625
DZ_SCORE? -0.057576 0.046219 -1.245712 0.2228
Random Effects (Cross)
AALI--C -0.315308
ADRO--C -0.241473
AKRA--C -0.146234
ASII--C 0.677697
ASRI--C -0.771494
ICBP--C -0.286402
INDF--C 0.244630
INTP--C 0.629929
ITMG--C 0.122386
KLBF--C -0.571779
LPKR--C -0.167325
LSIP--C -0.424938
PGAS--C 0.162734
SMGR--C 0.571165
TLKM--C 0.310967
UNTR--C 0.629770
UNVR--C -0.424327 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.485401 0.7866
Idiosyncratic random 0.252840 0.2134 Weighted Statistics R-squared 0.714478 Mean dependent var 2.984821
Adjusted R-squared 0.675095 S.D. dependent var 0.482869
S.E. of regression 0.275237 Sum squared resid 2.196912
F-statistic 18.14207 Durbin-Watson stat 2.003357
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.819189 Mean dependent var 8.635998
Sum squared resid 9.803183 Durbin-Watson stat 0.448956
Tabel 4.11
Pengujian Statistik
62
Dari hasil regresi pada tabel 4.11 akan dilakukan analisis persamaan
regresi panel, uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi R2 untuk mendapat
penjelasan mengenai hasil penelitian.
1. Persamaan Linear Berganda
DLN_HARGA_SAHAM = 13.53435 - 0.697913 DLN_Vt + 0.405342
DLN_ROA + 0.003795 DPER –
0.057576 DZ_SCORE + εi
Dari regresi panel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Apabila seluruh variabel indenpenden adalah sama atau bernilai nol,
yang artinya tidak terjadi kenaikan atau penurunan, maka Harga
Saham memiliki nilai sebesar 13.53435.
b. Variabel Volume Perdagangan (DLN_Vt) memiliki nilai koefisien
regresi sebesar - 0.697913, yang artinya apabila terdapat penurunan
nilai Volume Perdagangan sebesar 1%, maka akan meningkatkan
Harga Saham sebesar 0.697913 %
c. Variabel ROA (DLN_ROA) memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0.405342, yang artinya apabila terdapat kenaikan nilai ROA sebesar
1%, maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0.405342%
d. Variabel PER (DLN_PER) memiliki nilai koefisien regresi sebesar
0.003795, yang artinya apabila terdapat kenaikan nilai PER sebesar
1%, maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0.003795%
e. Variabel Z-Score (DLN_Z_Score) memiliki nilai koefisien regresi
yaitu sebesar -0.057576, yang artinya apabila terdapat penurunan
nilai Z_SCORE sebesar 1%, maka akan meningkatkan Harga Saham
sebesar 0.057576%
63
2. Uji t
Analisis uji t dilakukan untuk menguji pengaruh nyata variabel-
variabel independen secara parsial (individu) terhadap variabel dependen,
dengan cara melihat nilai prob. Apabila nilai prob. < signifikansi α = 0.05
maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
secara parsial. Selain penilaian dari Prob., bisa dilihat dari nilai t statistik
dan t tabelnya, apabila t statistik > t tabel maka terdapat pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel depedennya. Nilai t tabel dalam
penelitian ini ialah sebesar 2.04523. Berikut adalah hasil analisis uji t:
a. Analisis t statistik pengaruh Volume Perdagangan dengan
Harga Saham
Volume Perdangangan menunjukkan hubungan negatif
terhadap harga saham. Hasil nilai t statistik DLN_Vt -7.731708 >
2.04523, dengan nilai Prob. sebesar DLN_VP 0.0000 < 0.05 maka
secara parsial volume perdagangan berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham.
b. Analisis t statistik pengaruh ROA dengan Harga Saham
ROA menunjukkan hubungan positif terhadap harga saham.
Dengan hasil nilai t statistik DLN_ROA 2.068987 > 2.04523 dengan
nilai Prob. DLN_ROA 0.0476 < 0.05 maka secara parsial ROA
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
c. Analisis t statistik pengaruh PER dengan Harga Saham
PER menunjukkan hubungan positif terhadap harga saham.
Dengan hasil nilai t statistik DPER 0.305096 < 2.04523 dengan nilai
Prob. DPER 0.7625 > 0.05 maka secara parsial PER tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
d. Analisis t statistik pengaruh Z-Score dengan Harga Saham
Z-Score menunjukkan hubungan negatif terhadap harga
saham. Dengan hasil nilai t statistik DZ_Score -1.245712 < 2.04523
dengan nilai Prob. DZ_SCORE 0.2228 > 0.05 maka secara parsial Z-
Score tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
64
3. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara
simultan. Menentukan pengaruh tersebut dengan melihat nilai Prob. (F-
Statistic), apabila nilai Prob. (F-Statistic) < dari signifikansi 0.05 maka
secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen dan begitupun sebaliknya.
Hasil olah data pada tabel 4.11 Data diatas menunjukkan nilai F-
Statistik sebesar dengan nilai Probabilitas F-Statistik sebesar 0.0000.
hasil prob. lebih kecil dari nilai signifikansi α = 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa DLN_Vt, DLN_ROA, DPER, DZ_SCORE secara
simultan dapat mempengaruhi harga saham pada studi di Jakarta Islamic
Index.
4. Uji Koefisien Determinasi R2
Pengujian Koefisien Determinasi R2 untuk mengetahui seberapa
besar hubungan variabel indenpenden secara simultan terhadap variabel
dependen. Hasil pengujian data penelitian menunjukkan R2 sebesar 0.68
berarti secara besama-sama variabel independen (DLN_Vt, DLN_ROA,
DPER, DZ_SCORE) dapat menjelaskan variabel dependen harga saham
sebesar 67.5% untuk studi di Jakarta Islamic Index, sedangkan sisa
32.5% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini.
G. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Volume Perdagangan terhadap Harga Saham
Dari hasil uji regresi yang sudah dipaparkan, uji t volume
perdagangan terhadap harga saham telah sesuai dengan hipotesis yaitu
memiliki pengaruh yang signifikan. Akan tetapi, hasil uji bertentangan
dengan teori yang menyatakan naiknya volume perdagangan akan
megakibatkan kondisi pasar menguat dan turunnya volume perdagangan
65
maka akan melemahkan pasar (Ang, 1997). Hal yang terjadi pada hasil
uji ialah volume perdagangan memiliki hubungan yang negatif dengan
harga saham. Artinya, bahwa apabila terjadi penurunan volume
perdagangan maka harga saham akan meningkat dan begitupun
sebaliknya. Fenomena ini terjadi karena pasar harus tetap bergerak aktif,
maka ketika volume saham yang beredar meningkat akan berimbas pada
penurunan harga agar investor tertarik untuk membeli. Sebaliknya, saat
pasar kekurangan volume perdagangan maka nilai saham akan naik agar
investor menjual sahamnya.
Kesimpulan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Muksal (2015) yang mengungkapkan bahwa volume perdagangan
berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Sedangkan hasil
yang menyatakan bahwa volume perdagangan memiliki pengaruh yang
signifikan mendukung hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
oleh Bram Hadianto dan Rony Setiawan (2007) dan Ni Made Ayu K. D.
Dan I Gst Ngr A. S. (2016) yang berkesimpulan bahwa volume
perdagangan memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap harga saham.
2. Return on Asset (ROA) terhadap Harga Saham
Dari hasil uji regresi yang sudah dipaparkan, uji t ROA terhadap
harga saham adalah berpengaruh positif signifikan, yang dapat diartikan
bahwa apabila terjadi kenaikan pada ROA maka diikuti oleh kenaikan
pada harga saham, begitupun sebaliknya. Hal ini sejalan dengan teori
yang menyatakan bahwa ROA menjadi tolak ukur dalam menentukan
harga saham karena ROA merupakan cerminan kondisi sebuah
perusahaan (Brigham dan Houston, 2008). Meningkatnya nilai aset akan
diiringi oleh naiknya harga saham karena ROA merupakan cerminan dari
produktivias aktiva sehingga, semakin produktif aktiva dalam
menghasilkan laba alan diiringi dengan naiknya harga saham
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Egi Ferdianto (2014) dan Muksal (2015) menyimpulkan
bahwa ROA berpengaruh signifikan secara positif terhadap harga saham.
66
Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Abied Luthfi
S. (2013) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap
harga saham.
3. Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji regresi yang sudah dipaparkan, uji t PER
terhadap harga saham adalah berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap harga saham. Tujuan dari nilai PER adalah untuk melihat sejauh
mana kemampuan perusahaan dalam membagikan laba kepada pemegang
sahamnya. Semakin tinggi nilai PER maka akan semakin tinggi juga
tingkat pendapatan bersih per saham. Nilai PER menjadi penting karna
menentukan keputusan investor yang ingin berinvestasi. Tidak ada
satupun investor yang mengharapkan risiko dari perusahaan yang tidak
mampu membagikan labanya. Namun, perlu diperhatikan bahwa
terkadang tingginya nilai PER tidak menunjukkan prospek perusahaan
yang baik karna perusahaan kurang optimal dalam mengelola labanya
atau sebuah perusahaan sedang melakukan ekspansi sehingga laba yang
didapat digunakan terlebih dahulu untuk menutupi biaya operasional.
Hasil ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Bram Hadianto dan Rony Setiawan (2007) dan Abied
Luthfi S. (2013) menyimpulkan bahwa nilai PER berpengaruh terhadap
harga saham. Namun terdapat penelitian lain yang sejalan dengan
penelitian ini, yaitu yang dilakukan oleh Thina Mashluki (2016) dan
Guruh Pratama Sukma (2016) menyatakan bahwa PER tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
4. Z-Score terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji regresi yang sudah dipaparkan, uji t Z-Score
terhadap harga saham adalah berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap harga saham. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa potensi kebangkrutan yang terjadi pada suatu
perusahaan akan mempengaruhi harga sahamnya (Harahap, 2010), hal itu
terjadi karena turunnya tingkat investor. Altman Z-Score yang
67
berpengaruh tidak signifikan dikarenakan masih terdapat banyak rasio
keuangan dan analisis yang praktis dalam menentukan investasi
memungkinkan para investor untuk lebih mengutaman analisis lainnya
dibanding analisa potensi kebangkrutan Altman Z-Score. Selain itu,
hubungan negatif disebabkan saat mengalami potensi kebangkrutan
berarti emiten membutuhkan dana tambahan dan salah satu sumber dana
permodalan adalah saham, maka dari itu harga saham akan meningkat.
Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Irsyad Nurdin (2012) dan Nur Fadli A. dan Dantje Salean (2016) yang
menyimpulkan bahwa Altman Z-Score berpengaruh terhadap harga
saham. Namun penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh
Andromeda Ardian dan Moh. Khoiruddin (2014) yang menyatakan
bahwa Altman Z-Score tidak berpengaruh terhadap harga saham.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan terhadap 17 perusahaan yang konsisten
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode tahun 2012-2015.
Penelitian ini mengkaji pengaruh variabel independen yang terdiri dari
Volume Perdagangan, ROA, PER, Z-Score terhadap variabel dependen Harga
Saham. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pengujian hipotesis
dengan menggunakan regresi panel, didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara simultan, seluruh variabel, Volume Perdagangan (Vt), Return on
Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Altman Z-Score (Potensi
Kebangkrutan) berpengaruh terhadap harga saham di Jakarta Islamic
Index periode 2012-2015 dengan nilai sebesar 0.675. Artinya, bahwa
keempat variabel peneltian dapat menjelaskan harga saham di Jakarta
Islamic Index sebesar 67.5%. Sedangkan 32.5% sisanya dijelaskan oleh
variabel diluar penelitian.
2. Berikut merupakan kesimpulan secara parsial:
a. Variabel Volume Perdagangan (Vt) berpengaruh negatif signifikan
terhadap Harga Saham, yang dapat diartikan bahwa apabila terdapat
penurunan Volume Perdagangan, maka akan meningkatkan Harga
Saham sebaliknya, jika Volume Perdagangan mengalami kenaikan,
maka Harga Saham akan mengalami penurunan. Hasil hubungan
yang signifikan dapat disimpulkan bahwa Volume Perdagangan
dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan berinvestasi.
b. Variabel Return on Asset (ROA) berpengaruh positif signifikan
terhadap Harga Saham, yang dapat diartikan bahwa apabila terdapat
kenaikan ROA, maka akan meningkatkan Harga Saham sebaliknya,
jika ROA mengalami penurunan, maka Harga Saham juga ikut
69
menurun. Hasil hubungan yang signifikan dapat disimpulkan bahwa
nilai ROA dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan
berinvestasi.
c. Variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Harga Saham. Hasil hubungan yang tidak
signifikan dapat disimpulkan bahwa nilai PER tidak dapat dijadikan
acuan dalam mengambil keputusan berinvestasi.
d. Variabel Altman Z-Score (Potensi Kebangkrutan) berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham. Hasil hubungan yang
tidak dapat disimpulkan bahwa nilai Altman Z-Score tidak dapat
dijadikan acuan dalam mengambil keputusan berinvestasi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba untuk
memberikan implikasi sebagai berikut:
1. Bagi Investor
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi pada suatu
perusahaan. Selain itu dapat dijadikan bahan kajian bagi
masyarakat yang akan memulai kegiatan berinvestasi.
2. Bagi Emiten
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi kebijakan dan strategi manajemen keuangan
perusahaan serta sebagai bahan evaluasi untuk kinerja
perusahaan.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian dapat menambah kajian literatur dan
keilmuan di bidang pasar modal syariah khusunya analisia
terhadap harga saham. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan
bacaan juga kajian untuk menambah wawasan keilmuan.
70
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan
variabel yang signifikan serta dapat melakukan penelitian dengan
membandingkan analisis teknikal dan analisis fundamental, dan
diharapkan untuk memperpanjang periode waktu penelitian dan/
memperbanyak perusahaan, sehingga hasil penelitian selanjutnya
lebih representatif dan lebih lengkap.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia, 1997.
Ardian, Andromeda dan Moh. Khoiruddin. Pengaruh Analisis Kebangkrutan
Model Altman Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur.
Management Analysis Journal, MAJ 1 (3) (2014), 2014.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat, 2010.
Burhanuddin S. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ghara
Ilmu, 2010.
Effendi, Nury dan Setiawan Maman. Ekonometrika: Pendekatan Teori dan
Terapan. Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Gujarati, Damondar N. Dan Dawn C Porter. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta:
Salemba Empat, 2013.
Halim, Abdul. Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media,
2015.
Handika, Kangga. Ekonometrika Keuangan Menggunakan Software R/. Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2015.
Helfert A. Erich. Techniques of Financial Analysis. Jakarta: Erlangga, 1991.
Hery. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo, 2014.
Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis
dan Praktis. Jakarta: Kencana, 2010.
Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN, 2003.
72
Kamal, ST. Ibrah M. Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan
Perbankan Go Public di Bursa Efek Indoensia (Dengan Menggunakan Model
Altman Z-Score). Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Hasanuddin, 2012.
Kartika, Sharfina Putri. Potensi Kebangkrutan Pada Sektor Perbankan Syariah
untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis dengan Menggunakan
Model Altman Z-Score. Skripsi S1, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. Manajemen Investasi:
Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010.
Martalena dan Maya Melinda. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: ANDI, 2011.
Nachrowi, D. Nachrowi dan Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Nafik, Muhammad HR. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: Serambi, 2009.
Pasaribu, R. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham
Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 2(2), h-101-113, 2008.
Prihanthini, N. M. E. Dwi dan Maria M. R. Sari. Prediksi Kebangkrutan dengan
Model Grover, Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski Pada Perusahaan
Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 5.2, 2013.
73
Purnajaya, Komang D. M dan Ni K. Lely A. M. Analisis Komparasi Potensi
Kebangkrutan dengan Metode Z-Score Altman, Springate, dan Zmijewski
Pada Industri Kosmetik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 7.1, h. 48-63, 2014.
Rusena, Adisi Sharesia. Analisis Fundamentak dan Teknikal Saham Syariah di
Indonesia (Studi Empiris Perusahaan yang Masuk dalam JII dan ISSI di BEI
tahun 2011-2015). Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Rosadi, Dede. Analisis Ekonometrika dan Runtut Waktu Terapan dengan R.
Yogyakarta: ANDI, 2011.
Safitri, Abied Luthfi. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return
on Asset, Debt to Equity Ratio, dan Market Value Added Terhadap Harga
Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011. Skripsi S1,
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, 2013.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009.
Soepeno, Bambang. Statistik Terapan. Jakarta: PT. Rinerka Cipta, 2002.
Subramanyam dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2011.
Sumodiningrat, Gunawan. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, 2002.
Syamsir, H. Solusi Investasi di Bursa Saham Indonesia: Pendekatan Analisis
Teknikal Melalui Kasus Stu di Rill dengan Dilengkapi Formulasi Meta Stock.
PT. Umas Stockhumindo, Jakarta, 2004.
74
Tandelilin, E. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE,
2011.
Tryfino. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia Pustaka,, 2009.
Widayanti, Puri dan A. Mulyo Haryanto. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental
dan Volume Perdagangan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada
Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di BEI Periode 2007-
2010). Diponegoro Journal of Management, Volume 2, Nomor 3, Tahun
2013, h. 1-11, 2013.
Wiguna, Robin dan Anastasia Sri Mendari. Pengaruh Earning Per Share dan
Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang
Terdaftar di LQ45. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Volume 6. Nomor 3, Tahun
2008, h. 130-142
75
LAMPIRAN
Lampiran 1.1: Hubungan Harga Saham dengan Variabel Independen
No Kode Nama Emiten Tahun Harga
Saham
Vol.
Perdagan
gan
Hub. Harga
Saham dengan
Vol. Perdagangan
1
AALI
Astra Agro Lestari
Tbk.
2012 19,700 268
AALI 2013 25,100 388 Positif
AALI 2014 24,250 439 Negatif
AALI 2015 15,850 355 Positif
2
ADRO
Adaro Energy Tbk.
2012 1,590 11,350
ADRO 2013 1,090 13,864 Negatif
ADRO 2014 1,040 15,254 Negatif
ADRO 2015 515 11,977 Positif
3
AKRA
Akr Corporindo
Tbk.
2012 4,150 3,297
AKRA 2013 4,375 2,637 Negatif
AKRA 2014 4,120 2,141 Positif
AKRA 2015 7,175 2,316 Positif
4
ASII
Astra International Tbk.
2012 7,600 6,209
ASII 2013 6,800 9,508 Negatif
ASII 2014 7,425 9,828 Negatif
ASII 2015 6,000 10,141 Negatif
5
ASRI
Alam Sutera Realty
Tbk.
2012 600 29,410
ASRI 2013 430 31,672 Negatif
ASRI 2014 560 22,540 Negatif
ASRI 2015 343 22,460 Positif
6
ICBP
Indofood Cbp
Sukses Makmur
Tbk.
2012 7,800 990
ICBP 2013 10,200 1,082 Positif
ICBP 2014 13,100 899 Negatif
ICBP 2015 13,475 735 Negatif
7
INDF
Indofood Sukses
Makmur Tbk.
2012 5,850 3,371
INDF 2013 6,600 3,207 Negatif
INDF 2014 6,750 2,490 Negatif
INDF 2015 5,175 2,765 Negatif
8
INTP
Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk.
2012 22,450 841
INTP 2013 20,000 955 Negatif
INTP 2014 25,000 874 Negatif
INTP 2015 22,325 991 Negatif
9 ITMG Indo Tambangraya 2012 41,550 386
76
ITMG Megah Tbk. 2013 28,500 306 Positif
ITMG 2014 15,375 436 Negatif
ITMG 2015 5,725 446 Negatif
10
KLBF
Kalbe Farma Tbk.
2012 1,060 6,640
KLBF 2013 1,250 19,997 Positif
KLBF 2014 1,830 13,944 Negatif
KLBF 2015 1,320 12,168 Positif
11
LPKR
Lippo Karawaci
Tbk.
2012 1,000 12,933
LPKR 2013 910 26,782 Negatif
LPKR 2014 1,020 23,222 Negatif
LPKR 2015 1,035 18,995 Negatif
12
LSIP
PP London Sumatra
Indonesia Tbk.
2012 2,300 3,744
LSIP 2013 1,930 6,246 Negatif
LSIP 2014 1,890 7,566 Negatif
LSIP 2015 1,320 5,701 Positif
13
PGAS
Perusahaan Gas
Negara
(PERSERO) Tbk.
2012 4,600 7,191
PGAS 2013 4,475 7,074 Positif
PGAS 2014 6,000 5,365 Negatif
PGAS 2015 2,745 9,592 Negatif
14
SMGR
Semen Indonesia
(PERSERO) Tbk.
2012 15,850 2,149
SMGR 2013 14,150 2,548 Negatif
SMGR 2014 16,200 2,173 Negatif
SMGR 2015 11,400 1,883 Positif
15
TLKM
Telekomunikasi
Indonesia
(PERSERO) Tbk.
2012 9,050 5,788
TLKM 2013 2,150 15,741 Negatif
TLKM 2014 2,865 30,227 Positif
TLKM 2015 3,105 23,627 Negatif
16
UNTR
United Tractors
Tbk.
2012 19,700 1,711
UNTR 2013 19,000 1,120 Positif
UNTR 2014 17,350 1,005 Positif
UNTR 2015 16,950 879 Positif
17
UNVR
United Tractors
Tbk.
2012 20,850 552
UNVR 2013 26,000 608 Positif
UNVR 2014 32,300 435 Negatif
UNVR 2015 37,000 505 Positif
No Kode Nama Emiten Tahun Harga
Saham ROA
Hubungan Harga Saham
dengan ROA
1 AALI Astra Agro Lestari 2012 19,700 20.29
77
AALI Tbk. 2013 25,100 12.72 Negatif
AALI 2014 24,250 14.13 Negatif
AALI 2015 15,850 3.23 Positif
2
ADRO
Adaro Energy Tbk.
2012 1,590 5.73
ADRO 2013 1,090 3.40 Positif
ADRO 2014 1,040 2.86 Positif
ADRO 2015 515 2.53 Positif
3
AKRA
Akr Corporindo
Tbk.
2012 4,150 5.25
AKRA 2013 4,375 4.21 Negatif
AKRA 2014 4,120 5.34 Negatif
AKRA 2015 7,175 6.96 Positif
4
ASII
Astra International
Tbk.
2012 7,600 12.48
ASII 2013 6,800 10.42 Positif
ASII 2014 7,425 9.37 Negatif
ASII 2015 6,000 6.36 Positif
5
ASRI
Alam Sutera Realty
Tbk.
2012 600 11.11
ASRI 2013 430 6.17 Positif
ASRI 2014 560 6.95 Positif
ASRI 2015 343 3.66 Positif
6
ICBP
Indofood Cbp
Sukses Makmur
Tbk.
2012 7,800 12.86
ICBP 2013 10,200 10.51 Positif
ICBP 2014 13,100 10.16 Negatif
ICBP 2015 13,475 11.01 Positif
7
INDF
Indofood Sukses
Makmur Tbk.
2012 5,850 8.06
INDF 2013 6,600 4.38 Negatif
INDF 2014 6,750 5.99 Positif
INDF 2015 5,175 4.04 Positif
8
INTP
Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk.
2012 22,450 20.93
INTP 2013 20,000 18.84 Positif
INTP 2014 25,000 18.26 Negatif
INTP 2015 22,325 15.76 Positif
9
ITMG
Indo Tambangraya
Megah Tbk.
2012 41,550 28.97
ITMG 2013 28,500 16.56 Positif
ITMG 2014 15,375 15.31 Positif
ITMG 2015 5,725 5.36 Positif
10
KLBF
Kalbe Farma Tbk.
2012 1,060 18.85
KLBF 2013 1,250 17.41 Negatif
KLBF 2014 1,830 17.07 Negatif
KLBF 2015 1,320 15.02 Positif
11 LPKR Lippo Karawaci
Tbk.
2012 1,000 5.32
LPKR 2013 910 5.09 Positif
78
LPKR 2014 1,020 8.30 Positif
LPKR 2015 1,035 2.48 Negatif
12
LSIP
PP London Sumatra
Indonesia Tbk.
2012 2,300 14.77
LSIP 2013 1,930 9.64 Positif
LSIP 2014 1,890 10.59 Negatif
LSIP 2015 1,320 7.04 Positif
13
PGAS
Perusahaan Gas
Negara
(PERSERO) Tbk.
2012 4,600 23.42
PGAS 2013 4,475 20.49 Positif
PGAS 2014 6,000 12.03 Negatif
PGAS 2015 2,745 6.20 Positif
14
SMGR
Semen Indonesia
(PERSERO) Tbk.
2012 15,850 18.54
SMGR 2013 14,150 17.39 Positif
SMGR 2014 16,200 16.24 Negatif
SMGR 2015 11,400 11.86 Positif
15
TLKM
Telekomunikasi
Indonesia
(PERSERO) Tbk.
2012 9,050 16.49
TLKM 2013 2,150 15.86 Positif
TLKM 2014 2,865 15.22 Negatif
TLKM 2015 3,105 14.03 Negatif
16
UNTR
United Tractors
Tbk.
2012 19,700 11.44
UNTR 2013 19,000 8.37 Positif
UNTR 2014 17,350 8.03 Positif
UNTR 2015 16,950 4.52 Positif
17
UNVR
United Tractors
Tbk.
2012 20,850 40.38
UNVR 2013 26,000 71.51 Positif
UNVR 2014 32,300 40.18 Negatif
UNVR 2015 37,000 37.20 Negatif
No Kode Nama Emiten Tahun Harga
Saham PER
Hubungan
Harga Saham
dengan PER
1
AALI
Astra Agro Lestari
Tbk.
2012 19,700 12.64
AALI 2013 25,100 21.94 Positif
AALI 2014 24,250 15.62 Positif
AALI 2015 15,850 40.32 Negatif
2
ADRO
Adaro Energy Tbk.
2012 1,590 13.78
ADRO 2013 1,090 12.29 Positif
ADRO 2014 1,040 9.27 Positif
ADRO 2015 515 7.83 Positif
79
3
AKRA
Akr Corporindo
Tbk.
2012 4,150 21.15
AKRA 2013 4,375 26.19 Positif
AKRA 2014 4,120 20.90 Positif
AKRA 2015 7,175 27.41 Positif
4
ASII
Astra International
Tbk.
2012 7,600 13.70
ASII 2013 6,800 14.18 Negatif
ASII 2014 7,425 15.56 Positif
ASII 2015 6,000 16.79 Negatif
5
ASRI
Alam Sutera Realty
Tbk.
2012 600 9.69
ASRI 2013 430 9.64 Positif
ASRI 2014 560 10.08 Positif
ASRI 2015 343 11.30 Negatif
6
ICBP Indofood Cbp
Sukses Makmur
Tbk.
2012 7,800 19.88
ICBP 2013 10,200 26.73 Positif
ICBP 2014 13,100 27.67 Positif
ICBP 2015 13,475 26.18 Negatif
7
INDF
Indofood Sukses
Makmur Tbk.
2012 5,850 10.54
INDF 2013 6,600 23.14 Positif
INDF 2014 6,750 14.67 Negatif
INDF 2015 5,175 15.31 Positif
8
INTP Indocement
Tunggal Prakarsa
Tbk.
2012 22,450 17.35
INTP 2013 20,000 14.69 Positif
INTP 2014 25,000 18.57 Positif
INTP 2015 22,325 18.86 Negatif
9
ITMG
Indo Tambangraya
Megah Tbk.
2012 41,550 11.38
ITMG 2013 28,500 11.39 Negatif
ITMG 2014 15,375 6.32 Positif
ITMG 2015 5,725 7.43 Negatif
10
KLBF
Kalbe Farma Tbk.
2012 1,060 30.38
KLBF 2013 1,250 30.53 Positif
KLBF 2014 1,830 43.27 Positif
KLBF 2015 1,320 30.87 Positif
11
LPKR
Lippo Karawaci
Tbk.
2012 1,000 9.30
LPKR 2013 910 17.10 Negatif
LPKR 2014 1,020 16.76 Negatif
LPKR 2015 1,035 44.61 Positif
80
12
LSIP
PP London Sumatra
Indonesia Tbk.
2012 2,300 13.98
LSIP 2013 1,930 17.11 Negatif
LSIP 2014 1,890 13.84 Positif
LSIP 2015 1,320 14.45 Negatif
13
PGAS Perusahaan Gas
Negara
(PERSERO) Tbk.
2012 4,600 12.61
PGAS 2013 4,475 10.27 Positif
PGAS 2014 6,000 15.09 Positif
PGAS 2015 2,745 12.02 Positif
14
SMGR
Semen Indonesia
(PERSERO) Tbk.
2012 15,850 19.09
SMGR 2013 14,150 15.63 Positif
SMGR 2014 16,200 17.63 Positif
SMGR 2015 11,400 14.96 Positif
15
TLKM Telekomunikasi
Indonesia
(PERSERO) Tbk.
2012 9,050 9.92
TLKM 2013 2,150 15.26 Negatif
TLKM 2014 2,865 18.92 Positif
TLKM 2015 3,105 20.21 Positif
16
UNTR
United Tractors
Tbk.
2012 19,700 12.54
UNTR 2013 19,000 14.66 Negatif
UNTR 2014 17,350 10.17 Positif
UNTR 2015 16,950 16.41 Negatif
17
UNVR
United Tractors
Tbk.
2012 20,850 32.87
UNVR 2013 26,000 37.06 Positif
UNVR 2014 32,300 45.65 Positif
UNVR 2015 37,000 48.24 Positif
No Kode Nama Emiten Tahun Harga
Saham
Z-
SCORE
Hubungan
Harga Saham
dengan Z-Score
1
AALI
Astra Agro Lestari
Tbk.
2012 19,700 6.83
AALI 2013 25,100 4.52 Negatif
AALI 2014 24,250 4.43 Positif
AALI 2015 15,850 1.55 Positif
2
ADRO
Adaro Energy Tbk.
2012 1,590 2.59
ADRO 2013 1,090 2.36 Positif
ADRO 2014 1,040 2.60 Negatif
ADRO 2015 515 3.13 Positif
81
3
AKRA
Akr Corporindo
Tbk.
2012 4,150 3.12
AKRA 2013 4,375 2.18 Negatif
AKRA 2014 4,120 2.25 Negatif
AKRA 2015 7,175 3.53 Positif
4
ASII
Astra International
Tbk.
2012 7,600 4.01
ASII 2013 6,800 3.60 Positif
ASII 2014 7,425 3.74 Positif
ASII 2015 6,000 3.66 Positif
5
ASRI
Alam Sutera Realty
Tbk.
2012 600 2.68
ASRI 2013 430 1.30 Positif
ASRI 2014 560 2.03 Positif
ASRI 2015 343 1.18 Positif
6
ICBP
Indofood Cbp
Sukses Makmur Tbk.
2012 7,800 6.55
ICBP 2013 10,200 5.64 Negatif
ICBP 2014 13,100 4.48 Negatif
ICBP 2015 13,475 5.76 Positif
7
INDF
Indofood Sukses
Makmur Tbk.
2012 5,850 4.29
INDF 2013 6,600 3.08 Negatif
INDF 2014 6,750 3.47 Positif
INDF 2015 5,175 3.16 Positif
8
INTP
Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk.
2012 22,450 13.59
INTP 2013 20,000 14.02 Negatif
INTP 2014 25,000 13.11 Negatif
INTP 2015 22,325 12.80 Positif
9
ITMG
Indo Tambangraya
Megah Tbk.
2012 41,550 8.49
ITMG 2013 28,500 7.00 Positif
ITMG 2014 15,375 5.95 Positif
ITMG 2015 5,725 5.84 Positif
10
KLBF
Kalbe Farma Tbk.
2012 1,060 11.11
KLBF 2013 1,250 9.71 Positif
KLBF 2014 1,830 10.81 Positif
KLBF 2015 1,320 10.94 Negatif
11
LPKR
Lippo Karawaci
Tbk.
2012 1,000 6.04
LPKR 2013 910 5.80 Positif
LPKR 2014 1,020 6.39 Positif
LPKR 2015 1,035 6.21 Negatif
12
LSIP
PP London Sumatra
Indonesia Tbk.
2012 2,300 9.90
LSIP 2013 1,930 8.92 Positif
LSIP 2014 1,890 9.11 Negatif
LSIP 2015 1,320 8.30 Positif
82
13
PGAS
Perusahaan Gas
Negara
(PERSERO) Tbk.
2012 4,600 7.56
PGAS 2013 4,475 6.39 Positif
PGAS 2014 6,000 4.70 Negatif
PGAS 2015 2,745 3.57 Positif
14
SMGR
Semen Indonesia
(PERSERO) Tbk.
2012 15,850 6.57
SMGR 2013 14,150 7.01 Negatif
SMGR 2014 16,200 7.54 Positif
SMGR 2015 11,400 6.43 Positif
15
TLKM
Telekomunikasi
Indonesia
(PERSERO) Tbk.
2012 9,050 4.82
TLKM 2013 2,150 4.77 Positif
TLKM 2014 2,865 4.58 Negatif
TLKM 2015 3,105 4.49 Negatif
16
UNTR
United Tractors Tbk.
2012 19,700 5.47
UNTR 2013 19,000 5.21 Positif
UNTR 2014 17,350 5.80 Negatif
UNTR 2015 16,950 5.85 Negatif
17
UNVR
United Tractors
Tbk.
2012 20,850 4.12
UNVR 2013 26,000 6.46 Positif
UNVR 2014 32,300 3.96 Negatif
UNVR 2015 37,000 3.31 Negatif
Lampiran 1.2: Data Penelitian
NO. KODE TAHUN HARGA
SAHAM Vt ROA PER
Z-
SCORE
1 AALI 2012 19,700 268 20.29 12.64 6.83
1 AALI 2013 25,100 388 12.72 21.94 4.52
1 AALI 2014 24,250 439 14.13 15.62 4.43
1 AALI 2015 15,850 355 3.23 40.32 1.55
2 ADRO 2012 1,590 11,350 5.73 13.78 2.59
2 ADRO 2013 1,090 13,864 3.4 12.29 2.36
2 ADRO 2014 1,040 15,254 2.86 9.27 2.60
2 ADRO 2015 515 11,977 2.53 7.83 3.13
3 AKRA 2012 4,150 3,297 5.25 21.15 3.12
3 AKRA 2013 4,375 2,637 4.21 26.19 2.18
3 AKRA 2014 4,120 2,141 5.34 20.90 2.25
3 AKRA 2015 7,175 2,316 6.96 27.41 3.53
4 ASII 2012 7,600 6,209 12.48 13.70 4.01
83
4 ASII 2013 6,800 9,508 10.42 14.18 3.60
4 ASII 2014 7,425 9,828 9.37 15.56 3.74
4 ASII 2015 6,000 10,141 6.36 16.79 3.66
5 ASRI 2012 600 29,410 11.11 9.69 2.68
5 ASRI 2013 430 31,672 6.17 9.64 1.30
5 ASRI 2014 560 22,540 6.95 10.08 2.03
5 ASRI 2015 343 22,460 3.66 11.30 1.18
6 ICBP 2012 7,800 990 12.86 19.88 6.55
6 ICBP 2013 10,200 1,082 10.51 26.73 5.64
6 ICBP 2014 13,100 899 10.16 27.67 4.48
6 ICBP 2015 13,475 735 11.01 26.18 5.76
7 INDF 2012 5,850 3,371 8.06 10.54 4.29
7 INDF 2013 6,600 3,207 4.38 23.14 3.08
7 INDF 2014 6,750 2,490 5.99 14.67 3.47
7 INDF 2015 5,175 2,765 4.04 15.31 3.16
8 INTP 2012 22,450 841 20.93 17.35 13.59
8 INTP 2013 20,000 955 18.84 14.69 14.02
8 INTP 2014 25,000 874 18.26 18.57 13.11
8 INTP 2015 22,325 991 15.76 18.86 12.80
9 ITMG 2012 41,550 386 28.97 11.38 8.49
9 ITMG 2013 28,500 306 16.56 11.39 7.00
9 ITMG 2014 15,375 436 15.31 6.32 5.95
9 ITMG 2015 5,725 446 5.36 7.43 5.84
10 KLBF 2012 1,060 6,640 18.85 30.38 11.11
10 KLBF 2013 1,250 19,997 17.41 30.53 9.71
10 KLBF 2014 1,830 13,944 17.07 43.27 10.81
10 KLBF 2015 1,320 12,168 15.02 30.87 10.94
11 LPKR 2012 1,000 12,933 5.32 9.30 6.04
11 LPKR 2013 910 26,782 5.09 17.10 5.80
11 LPKR 2014 1,020 23,222 8.3 16.76 6.39
11 LPKR 2015 1,035 18,995 2.48 44.61 6.21
12 LSIP 2012 2,300 3,744 14.77 13.98 9.90
12 LSIP 2013 1,930 6,246 9.64 17.11 8.92
84
12 LSIP 2014 1,890 7,566 10.59 13.84 9.11
12 LSIP 2015 1,320 5,701 7.04 14.45 8.30
13 PGAS 2012 4,600 7,191 23.42 12.61 7.56
13 PGAS 2013 4,475 7,074 20.49 10.27 6.39
13 PGAS 2014 6,000 5,365 12.03 15.09 4.70
13 PGAS 2015 2,745 9,592 6.2 12.02 3.57
14 SMGR 2012 15,850 2,149 18.54 19.09 6.57
14 SMGR 2013 14,150 2,548 17.39 15.63 7.01
14 SMGR 2014 16,200 2,173 16.24 17.63 7.54
14 SMGR 2015 11,400 1,883 11.86 14.96 6.43
15 TLKM 2012 9,050 5,788 16.49 9.92 4.82
15 TLKM 2013 2,150 15,741 15.86 15.26 4.77
15 TLKM 2014 2,865 30,227 15.22 18.92 4.58
15 TLKM 2015 3,105 23,627 14.03 20.21 4.49
16 UNTR 2012 19,700 1,711 11.44 12.54 5.47
16 UNTR 2013 19,000 1,120 8.37 14.66 5.21
16 UNTR 2014 17,350 1,005 8.03 10.17 5.80
16 UNTR 2015 16,950 879 4.52 16.41 5.85
17 UNVR 2012 20,850 552 40.38 32.87 4.12
17 UNVR 2013 26,000 608 71.51 37.06 6.46
17 UNVR 2014 32,300 435 40.18 45.65 3.96
17 UNVR 2015 37,000 505 37.2 48.24 3.31
85
Lampiran 1.3: Deskripsi Data
Date: 04/01/17
Time: 21:02
Sample: 1 68
LN_HARGA_SA
HAM LN_ROA LN_VT PER Z_SCORE
Mean 8.583868 2.336237 8.089174 18.85000 5.740735
Median 8.747170 2.403325 8.086930 15.59000 5.340000
Maximum 10.63465 4.269837 10.36319 48.24000 14.02000
Minimum 5.837730 0.908259 5.590987 6.320000 1.180000
Std. Dev. 1.283191 0.703832 1.425657 9.790421 3.039842
Skewness -0.349065 0.076100 -0.081540 1.399829 0.958127
Kurtosis 1.992863 2.843368 1.731617 4.347435 3.458820
Jarque-Bera 4.254844 0.135145 4.633610 27.35206 11.00054
Probability 0.119144 0.934660 0.098588 0.000001 0.004086
Sum 583.7030 158.8641 550.0638 1281.800 390.3700
Sum Sq. Dev. 110.3207 33.19046 136.1773 6422.107 619.1229
Observations 68 68 68 68 68
Lampiran 1.4: Uji Multikolinearitas VIF
Variance Inflation Factors Date: 04/01/17 Time: 23:12
Sample: 1 68
Included observations: 34
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 0.837404 98.82922 NA
DLN_VT 0.005953 47.09919 1.333398
DLN_ROA 0.032455 25.81205 1.688714
DPER 0.000182 7.548667 1.125635
DZ_SCORE 0.001269 6.844045 1.363141
86
Lampiran 1.5: Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 0.555325 Prob. F(4,29) 0.6967
Obs*R-squared 2.418998 Prob. Chi-Square(4) 0.6592
Scaled explained SS 1.042799 Prob. Chi-Square(4) 0.9032
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 04/01/17 Time: 23:17
Sample: 3 68
Included observations: 34
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.187518 0.243150 0.771202 0.4468
DLN_VT^2 0.001092 0.002475 0.441289 0.6623
DLN_ROA^2 0.010048 0.017987 0.558612 0.5807
DPER^2 -0.000239 0.000173 -1.380707 0.1779
DZ_SCORE^2 2.91E-05 0.001122 0.025940 0.9795
R-squared 0.071147 Mean dependent var 0.245724
Adjusted R-squared -0.056971 S.D. dependent var 0.271524
S.E. of regression 0.279152 Akaike info criterion 0.420929
Sum squared resid 2.259841 Schwarz criterion 0.645394
Log likelihood -2.155789 Hannan-Quinn criter. 0.497478
F-statistic 0.555325 Durbin-Watson stat 1.673439
Prob(F-statistic) 0.696749
87
Lampiran 1.6: Uji Autokorelasi
Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM
Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)
Date: 09/23/17 Time: 23:20
Sample: 3 68
Included observations: 34
Convergence achieved after 7 iterations
Coefficient covariance computed using outer product of gradients
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.24971 0.927286 15.36711 0.0000
DLN_VT -0.753584 0.069113 -10.90373 0.0000
DLN_ROA 0.308287 0.234441 1.314983 0.1996
DPER -0.004346 0.012806 -0.339401 0.7369
DZ_SCORE -0.040395 0.039800 -1.014948 0.3191
AR(1) 0.650614 0.140983 4.614842 0.0001
SIGMASQ 0.148336 0.053720 2.761279 0.0102
R-squared 0.906978 Mean dependent var 8.635998
Adjusted R-squared 0.886307 S.D. dependent var 1.281782
S.E. of regression 0.432197 Akaike info criterion 1.579466
Sum squared resid 5.043438 Schwarz criterion 1.893716
Log likelihood -19.85091 Hannan-Quinn criter. 1.686634
F-statistic 43.87581 Durbin-Watson stat 2.059358
Prob(F-statistic) 0.000000
Inverted AR Roots .65
88
Lampiran 1.7: Uji Common Effect
Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/01/17 Time: 23:25
Sample (adjusted): 3 4
Included observations: 2 after adjustments
Cross-sections included: 17
Total pool (balanced) observations: 34
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.62373 0.915098 15.98051 0.0000
DLN_VT? -0.789575 0.077154 -10.23371 0.0000
DLN_ROA? 0.389983 0.180152 2.164739 0.0388
DPER? -0.021312 0.013476 -1.581551 0.1246
DZ_SCORE? -0.037139 0.035618 -1.042689 0.3057
R-squared 0.845907 Mean dependent var 8.635998
Adjusted R-squared 0.824652 S.D. dependent var 1.281782
S.E. of regression 0.536740 Akaike info criterion 1.728448
Sum squared resid 8.354615 Schwarz criterion 1.952913
Log likelihood -24.38362 Hannan-Quinn criter. 1.804997
F-statistic 39.79940 Durbin-Watson stat 0.803130
Prob(F-statistic) 0.000000
89
Lampiran 1.8: Uji Fixed Effect
Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM?
Method: Pooled Least Squares
Date: 04/01/17 Time: 23:27
Sample (adjusted): 3 4
Included observations: 2 after adjustments
Cross-sections included: 17
Total pool (balanced) observations: 34
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 11.36323 1.742855 6.519893 0.0000
DLN_VT? -0.486569 0.202150 -2.406968 0.0317
DLN_ROA? 0.945348 0.454245 2.081144 0.0578
DPER? 0.016854 0.019105 0.882194 0.3937
DZ_SCORE? -0.242019 0.144736 -1.672140 0.1184
Fixed Effects (Cross)
AALI--C -0.086166
ADRO--C -0.613060
AKRA--C -0.339571
ASII--C 0.255333
ASRI--C -1.788021
ICBP--C -0.126226
INDF--C 0.234953
INTP--C 2.201350
ITMG--C 0.688965
KLBF--C -0.496669
LPKR--C -0.067876
LSIP--C 0.089333
PGAS--C -0.048961
SMGR--C 0.646363
TLKM--C -0.195424
UNTR--C 0.933322
UNVR--C -1.287645
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.984672 Mean dependent var 8.635998
Adjusted R-squared 0.961090 S.D. dependent var 1.281782
S.E. of regression 0.252840 Akaike info criterion 0.361764
Sum squared resid 0.831065 Schwarz criterion 1.304516
Log likelihood 14.85001 Hannan-Quinn criter. 0.683269
F-statistic 41.75535 Durbin-Watson stat 3.777778
Prob(F-statistic) 0.000000
90
Lampiran 1.9: Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: PERUSAHAAN_JII
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 7.355479 (16,13) 0.0004
Cross-section Chi-square 78.467269 16 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM?
Method: Panel Least Squares
Date: 04/01/17 Time: 23:28
Sample (adjusted): 3 4
Included observations: 2 after adjustments
Cross-sections included: 17
Total pool (balanced) observations: 34
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 14.62373 0.915098 15.98051 0.0000
DLN_VT? -0.789575 0.077154 -10.23371 0.0000
DLN_ROA? 0.389983 0.180152 2.164739 0.0388
DPER? -0.021312 0.013476 -1.581551 0.1246
DZ_SCORE? -0.037139 0.035618 -1.042689 0.3057
R-squared 0.845907 Mean dependent var 8.635998
Adjusted R-squared 0.824652 S.D. dependent var 1.281782
S.E. of regression 0.536740 Akaike info criterion 1.728448
Sum squared resid 8.354615 Schwarz criterion 1.952913
Log likelihood -24.38362 Hannan-Quinn criter. 1.804997
F-statistic 39.79940 Durbin-Watson stat 0.803130
Prob(F-statistic) 0.000000
91
Lampiran 1.10: Uji Random Effect
Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/01/17 Time: 23:30
Sample (adjusted): 3 4
Included observations: 2 after adjustments
Cross-sections included: 17
Total pool (balanced) observations: 34
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 13.53435 1.012189 13.37136 0.0000
DLN_VT? -0.697913 0.090266 -7.731708 0.0000
DLN_ROA? 0.405342 0.195913 2.068987 0.0476
DPER? 0.003795 0.012440 0.305096 0.7625
DZ_SCORE? -0.057576 0.046219 -1.245712 0.2228
Random Effects (Cross)
AALI--C -0.315308
ADRO--C -0.241473
AKRA--C -0.146234
ASII--C 0.677697
ASRI--C -0.771494
ICBP--C -0.286402
INDF--C 0.244630
INTP--C 0.629929
ITMG--C 0.122386
KLBF--C -0.571779
LPKR--C -0.167325
LSIP--C -0.424938
PGAS--C 0.162734
SMGR--C 0.571165
TLKM--C 0.310967
UNTR--C 0.629770
UNVR--C -0.424327 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.485401 0.7866
Idiosyncratic random 0.252840 0.2134 Weighted Statistics R-squared 0.714478 Mean dependent var 2.984821
Adjusted R-squared 0.675095 S.D. dependent var 0.482869
S.E. of regression 0.275237 Sum squared resid 2.196912
F-statistic 18.14207 Durbin-Watson stat 2.003357
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.819189 Mean dependent var 8.635998
92
Sum squared resid 9.803183 Durbin-Watson stat 0.448956
Lampiran 1.10: Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: PERUSAHAAN_JII
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 9.365351 4 0.0526
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
DLN_VT? -0.486569 -0.697913 0.032717 0.2426
DLN_ROA? 0.945348 0.405342 0.167956 0.1876
DPER? 0.016854 0.003795 0.000210 0.3678
DZ_SCORE? -0.242019 -0.057576 0.018812 0.1787
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: DLN_HARGA_SAHAM?
Method: Panel Least Squares
Date: 04/01/17 Time: 23:31
Sample (adjusted): 3 4
Included observations: 2 after adjustments
Cross-sections included: 17
Total pool (balanced) observations: 34
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 11.36323 1.742855 6.519893 0.0000
DLN_VT? -0.486569 0.202150 -2.406968 0.0317
DLN_ROA? 0.945348 0.454245 2.081144 0.0578
DPER? 0.016854 0.019105 0.882194 0.3937
DZ_SCORE? -0.242019 0.144736 -1.672140 0.1184
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.984672 Mean dependent var 8.635998
Adjusted R-squared 0.961090 S.D. dependent var 1.281782
S.E. of regression 0.252840 Akaike info criterion 0.361764
Sum squared resid 0.831065 Schwarz criterion 1.304516
Log likelihood 14.85001 Hannan-Quinn criter. 0.683269
F-statistic 41.75535 Durbin-Watson stat 3.777778
Prob(F-statistic) 0.000000
93