Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT,
DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP SKEPTISME
PROFESIONAL AUDITOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Zakiyah
NIM: 1110082000127
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Zakiyah
2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 22 Juni 1993
3. Alamat : Jl. Pancoran Timur 3, K.H. Mahmud Raya Rt 010
Rw 008, Pancoran, Jakarta Selatan 12770
4. Nomor telepon : 085775392606
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. MI Raudhatul Muta’allimin Tahun 1998-2004
2. MTs Raudhatul Muta’allimin Tahun 2004-2007
3. MA Al-Khairiyah Tahun 2007-2010
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2015
III. PENGALAMAN BERORGANISASI
1. Wakil ketua OSIS MTs Raudhatul Muta’allimin Tahun 2005-2006
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Workshop Bisnis Asuransi oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 27 Mei 2011.
2. Seminar di Kebijakan Fiskal, Kementrian Keuangan RI, oleh HMJ IESP
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 4 Mei 2012.
3. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 3 Oktober 2012.
4. Auditing Days oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 6-7
November 2012.
5. Kuliah Umum Sosialisasi Hemat Energi oleh BEM Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 8 November 2012.
vii
6. Workshop Pengembangan Metode Pembelajaran dengan Contextual
Learning dan Project Based Learning oleh SMA Tedco, 4 dan 5 Januari
2014.
V. KEPANITIAAN
1. Internal Accounting Competition 2010 oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, sebagai anggota divisi konsumsi, 29 Januari 2011.
2. Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) HMJ Akuntansi 2012, sebagai
anggota divisi humas, 29 Agustus 2012.
viii
THE INFLUENCE OF TYPE OF PERSONALITY, AUDIT EXPERINCE,
AND AUDITOR ETHIC ON AUDITOR PROFESSIONAL SCEPTICISM
ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the influence of type of
personality, audit experience, and auditor ethic to auditor professional
skepticism. Based on convenience sampling method, this study used a sample of
70 respondents who work as auditors in audit firm located in Jakartaand enrolled
in Directory AP & KAP 2014 published by IAPI. This study used primary data
with questionnaire. The data was analyzed by multiple regression.
The results indicates that type of personality, audit experience, and
auditor ethic has an influence, partial and simultant, on auditor professional
skepticism.
Keywords: type of personality, audit experience, auditor ethic, auditor
professional skepticism
ix
PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN ETIKA
AUDITOR TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tipe kepribadian,
pengalaman audit, dan etika auditor terhadap skeptisme profesional auditor.
berdasarkan metode convenience sampling, penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 70 responden yang berprofesi sebagai auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik di wilayah Jakarta yang terdaftar di direktori AP & KAP 2014
yang diterbitkan oleh IAPI. Penelitian ini menggunakan data primer dengan
kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe kepribadian, pengalaman
audit, dan etika auditor berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
skeptisme profesional auditor.
Kata kunci: tipe kepribadian, pengalaman audit, etika auditor, skeptisme
profesional auditor
x
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Tipe Kepribadian, Pengalaman Audit, dan Etika Auditor Terhadap Skeptisme
Profesional Auditor”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya menuju kebenaran.
Skripsi ini disusun guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam proses
penyelesaian skripsi tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan
bimbingan, dorongan, semangat, dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Keluarga tercinta, yang selalu menemani, menyayangi, mendukung, dan
mendoakan penulis selama ini.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., MSi., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak., CA., selaku Sekretaris Jururan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., selaku dosen pembimbing I,
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan nasihat
dan pengarahan selama proses penulisan skripsi.
5. Bapak Yusar Sagara, SE., Ak., CA., M.Si., CMA., selaku dosen pembimbing II,
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan nasihat
dan pengarahan selama proses penulisan skripsi.
xi
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada penulis.
7. Seluruh Staf Karyawan Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang
telah membantu penulis dalam bidang administrasi selama ini.
8. Seluruh Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan auditor eksternal yang telah
bersedia menjadi responden.
9. Sahabat-sahabatku tersayang, Qonita, Dinda, dan Diah, terima kasih selalu
menemani dan menyemangati penulis selama ini.
10. Teman-teman akuntansi D 2010 “Daeng Tata”, terima kasih selalu memberi semangat
dan keceriaan selama perkuliahan.
11. Teman-teman KKN Interaktif, terima kasih atas semangat dan dorongan yang telah
kalian berikan.
12. Seluruh pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Maka dari itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran, masukan, dan kritikan yang membangun dari berbagai
pihak.
Jakarta, Juni 2015
(Zakiyah)
xii
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi ……………………………………………….. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. v
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. vi
Abstract ........................................................................................................... viii
Abstrak ........................................................................................................... ix
Kata Pengantar ............................................................................................. x
Daftar Isi ........................................................................................................ xii
Daftar Tabel ................................................................................................... xvii
Daftar Gambar .............................................................................................. xix
Daftar Lampiran ........................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
xiii
A. Latar Belakang Penelitian .................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 9
1. Tujuan Penelitian ............................................................ 9
2. Manfaat Penelitian .......................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 12
A. Tinjauan Literatur ................................................................ 12
1. Teori Personality ........................................................... 12
2. Tipe Kepribadian ........................................................... 14
3. Auditing .......................................................................... 19
a. Definisi Auditing ...................................................... 19
b. Jenis-Jenis Audit ...................................................... 20
c. Bukti Audit .............................................................. 23
4. Pengalaman Audit .......................................................... 25
5. Etika Auditor ................................................................. 27
6. Skeptisme Profesional Auditor ...................................... 29
B. Penelitian-Penelitian Terdahulu ............................................ 33
C. Kerangka Penelitian .............................................................. 39
D. Pengembangan Hipotesis ...................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 46
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 46
B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 46
xiv
C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 47
1. Penelitian Buku (Library Research) .............................. 47
2. Penelitian Lapanagan (Field Research) ......................... 47
D. Metode Analisis Data ........................................................... 48
1. Statistik Deskriptif ........................................................ 48
2. Uji Kualitas Data .......................................................... 48
a. Uji Validitas ........................................................... 48
b. Uji Realibilitas ........................................................ 49
3. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 49
a. Uji Multikolonieritas .............................................. 49
b. Uji Heteroskesdastisitas .......................................... 49
c. Uji Normalitas ........................................................ 50
4. Uji Koefisien Determinasi ............................................ 51
5. Uji Hipotesis ................................................................. 51
a. Uji Analisis Regresi Berganda ............................... 51
b. Uji Statistik t ........................................................... 52
c. Uji Statistik f ........................................................... 52
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................... 52
1. Tipe Kepribadian ............................................................ 53
2. Pengalaman Audit ........................................................... 55
3. Etika Auditor ................................................................... 55
4. Skeptisme Profesional Auditor ....................................... 56
xv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 58
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................ 58
1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 58
2. Karateristik Profil Responden ........................................ 60
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................. 64
1. Hasil Uji Statistik Deskripstif ........................................ 64
2. Hasil Uji Kualitas Data .................................................. 65
a. Hasil Uji Realibilitas ................................................ 65
b. Hail Uji Validitas ..................................................... 66
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................ 68
a. Hasil Uji Multikolonieritas ...................................... 68
b. Hasil Uji Heteroskesdastisitas .................................. 69
c. Hasil Uji Normalitas ................................................. 70
4. Hasil Uji Koefisien determinasi ..................................... 73
5. Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 73
a. Hasil Uji statistik t ................................................... 73
b. Hasil Uji Statistik F .................................................. 74
C. Pembahasan .......................................................................... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 80
A. Kesimpulan .......................................................................... 80
B. Implikasi ............................................................................... 81
C. Saran .................................................................................... 82
xvi
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 87
xv
xvii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .................................................. 33
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................ 57
4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ................................................ 58
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ................................................ 59
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 60
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terkahir ...... 61
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Pendidikan Terkahir ................... 62
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ........................ 63
4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan pengalaman Kerja . 64
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 65
4.9 Hasil Uji Realibilitas .................................................................... 66
4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Audit .......................... 67
4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Etika Auditor ................................... 67
4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Profesional Auditor ........ 68
xviii
4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................... 69
4.14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ......... 71
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................. 73
4.16 Hasil Uji Statistik t ....................................................................... 74
4.17 Hasil Uji Statistik F ...................................................................... 75
iv
xix
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 39
4.1 Hasil Uji Heteroskesdastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot 70
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ...................... 71
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ............... 71
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi……………… ......................................... 87
2 Surat Keterangan dari Kantor Akuntan Publik ............................. 88
3 Kuesioner Penelitian ..................................................................... 98
4 Jawaban Responden ...................................................................... 104
5 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian .......................................... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Audit atas laporan keuangan dibutuhkan untuk memberi keyakinan bahwa
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan peraturan akuntansi berlaku
umum. Pemakai-pemakai laporan keuangan ini mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda atas informasi keuangan perusahaan.
Manajemen membutuhkan informasi keuangan untuk mengetahui posisi
keuangan perusahaan sebagai dasar untuk membuat strategi bisnis ke
depannya, sehingga bisa menunjukkan kinerja mereka yang baik dan
pertanggungjawaban sumber daya yang sudah dipercayakan kepada mereka.
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan tempat investor
menanam sahamnya untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan itu
menguntungkan atau tidak, dan apakah seharusnya investor menambah,
menahan, atau bahkan menarik investasinya di perusahaan tersebut. Kreditur
membutuhkan informasi keuangan untuk menganalisa kemampuan perusahaan
dalam membayar pinjaman beserta bunganya. Pemerintah membutuhkan
informasi keuangan perusahaan untuk menetapkan kebijakan pembayaran
pajaknya. Peran auditor sebagai pihak independen yang bertugas memeriksa
laporan keuangan perusahaan dan menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan tersebut menjadi sangat penting.
2
Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dunia industri
semakin hari semakin pesat. Semakin banyak usaha-usaha baru yang tercipta.
Sehingga, semakin banyak perusahaan yang memerlukan jasa auditor
ditambah berdasarkan Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-134/BL/2012 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik untuk
menyempurnakan Peraturan Bapepam Nomor X.K.6 disebutkan bahwa
Laporan Keuangan Tahunan yang dimuat dalam laporan tahunan wajib
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang telah
diaudit oleh Akuntan.
Rahayu dan Suharyati (2010:6) dalam mengungkapkan bahwa
perkembangan perusahaan yang pesat membuat transaksi keuangan semakin
kompleks, dan semakin sulit untuk dicatat dengan baik. Penyajian laporan
keuangan yang semakin kompleks karena dunia bisnis yang selalu
berkembang pesat mengakibatkan semakin tingginya resiko kesalahan
interpretasi dan penyajian laporan keuangan. Setiap auditor dituntut untuk
melaksanakan auditnya dengan lebih tekun dan hati-hati dan secara
profesional untuk memastikan bahwa hasil auditnya merupakan kinerja terbaik
yang bisa diberikan kepada klien. Dengan adanya auditor independen yang
memeriksa laporan keuangan, perusahaan bisa meyakinkan pemakai laporan
keuangan bahwa laporan keuangan tersebut sudah disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan informasi keuangannya
dapat diandalkan.
3
Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan standar
auditing yang terdiri atas sepuluh standar. Standar auditing ini harus
diterapkan dalam setiap audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor
independen (Halim, 2008:47). Dalam Pernyataan Standar Auditing No.04 (SA
Seksi 230) paragraf 06 disebutkan:
“Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menuntut
auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Skeptisme profesional
adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Auditor menggunakan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh profesi
akuntan publik untuk melaksanakan dengan cermat dan seksama dengan
maksud baik dan integritas, pengumpulan, dan penilaian bukti audit secara
objektif.”
Hal ini menunjukkan bahwa skeptisme profesional wajib dilaksanakan
oleh auditor dalam setiap pelaksanaan auditnya. Kemudian dalam Pernyataan
Standar Auditing No.04 (SA Seksi 230) paragraf 08 menyatakan bahwa dalam
menggunakan skeptisme profesional, auditor tidak harus puas dengan bukti
yang kurang persuasif karena keyakinannya bahwa manajemen adalah jujur.
Auditor tidak harus menganggap manajemen jujur namun juga tidak
menganggap bahwa kejujuran manajemen tidak perlu dipertanyakan lagi.
Skeptisme profesional digunakan dalam penilaian bukti audit yang telah
dikumpulkan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa manajemen telah
menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku umum dan
bebas dari salah saji material.
Maraknya kasus akuntansi yang terjadi di dunia memberikan dampak
terhadap kepercayaan publik pada profesi akuntan publik. Pada tahun 2010,
4
muncul kembali skandal auditor. Kantor Akuntan Publik Ernst & Young
dituntut atas tuduhan membantu menyembunyikan masalah keuangan Lehman
Brother. Kantor Akuntan Publik Ernst & Young, sebagai auditor yang bekerja
untuk Lehman Brother tahun 2001-2008, dianggap tahu dan membiarkan
Lehman Brother memanipulasi laporan keuangannya, hingga akhirnya
Lehman Brother bangkrut pada tahun 2008.
Kecurangan akuntansi yang diduga dilakukan oleh Lehman Brother seperti
dilansir oleh Freifeld dan Sandler dalam www.bloomberg.com, (22/12/2010),
Ernst & Young, selaku auditor Lehman Brother, dituduh oleh pengacara
general New York mengetahui dan membiarkan Lehman Brother melakukan
rekayasa akuntansi untuk menyembunyikan hutang sebesar $ 50 miliar di
pembukuannya dengan cara mencatat hutang tersebut sebagai penjualan aset
padahal aset tersebut dijual dengan perjanjian pembelian kembali. Hal ini
tentu saja menyesatkan pengguna dari laporan keuangan tersebut. Auditor
laporan keuangan itu seharusnya mengkoreksi pencatatan yang salah tersebut
atau memberikan opini yang tidak wajar terhadap laporan keuangannya.
Kasus-kasus di atas menunjukkan kegagalan-kegagalan auditor dalam
penugasan audit mereka. Salah satu penyebab dari suatu gagal audit (audit
failure) adalah rendahnya skeptisme profesional auditor (Tuanakotta,
2011:71). Penerapan skeptisme profesional yang memadai akan membantu
auditor mendeteksi potensi salah saji material dalam laporan keuangan,
sehingga dapat meminimalisir risiko pengguna laporan keuangan memperoleh
informasi yang menyesatkan dan mengambil keputusan yang salah (Larimbi,
5
Subroto, dan Rosidi, 2013). Namun, setiap auditor tentunya memiliki
kepribadian berbeda yang dapat mempengaruhi cara pandangnya terhadap
bukti-bukti tersebut.
Noviyanti (2008) menyatakan bahwa perbedaan kepribadian individual
menjadi dasar dari sikap seseorang termasuk sikap skeptisme profesionalnya.
Pernyataan ini didukung oleh Larimbi, dkk (2013) yang mengungkapkan
bahwa auditor dengan tipe kepribadian tertentu ternyata memiliki skeptisme
profesional lebih tinggi dibandingkan dengan tipe kepribadian auditor yang
lain.
Auditor yang belum berpengalaman dengan auditor yang sudah
berpengalaman atau memiliki masa kerja yang lamapun tentunya memiliki
cara pandang yang berbeda atas informasi audit yang diperolehnya. Auditor
dengan masa kerja lebih lama umumnya telah melakukan lebih banyak
penugasan audit, sehingga memiliki pengalaman lebih banyak dalam
mendeteksi potensi kesalahan dan kecurangan selama audit, oleh karena itu,
auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi skeptisme profesionalnya
dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman (Gusti dan Ali,
2008). Pengalaman dapat memfasilitasi timbulnya skeptisme profesional
dalam diri auditor apabila pengalaman tersebut telah memberikan pengetahuan
tentang frekuensi kesalahan dan non kesalahan, serta pola bukti yang
menunjukkan risiko tinggi dari salah saji dalam laporan keuangan (Nelson,
2009).
6
Selain tipe kepribadian dan pengalaman audit, faktor lain yang dapat
mempengaruhi skeptisme profesional auditor adalah etika. Francis (1990)
dalam Halim (2008) menyatakan bahwa akuntansi merupakan suatu praktik
moral sekaligus diskursif; ia menyangkut dimensi moral (etis) individu
(akuntan). Hal ini menunjukkan bahwa dalam suatu profesi apapun,
khususnya akuntan publik, hasil dari pekerjaan tersebut tidak akan baik jika
tidak dilaksanakan dengan cara yang etis dan bermoral. Untuk menguatkan
penerapan etika, dalam kalangan profesional dirancang etika profesional
sebagai panduan yang dibuat di atas hukum namun tetap realistis sehingga
etika tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Etika profesi akuntan publik
Indonesia diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang terdiri dari
Prinsip Dasar Etika Profesi dan Aturan Etika Profesi. Prinsip dan aturan etika
ini mengikat seluruh anggota IAPI. Dengan adanya kode etik ini, auditor akan
lebih memiliki rasa tanggung jawab atas hasil auditnya dan juga tanggung
jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan jasanya.
Beberapa penelitian terdahulu telah mengungkapkan, seperti penelitian
Nasution dan Fitriany (2012) yang menemukan bahwa pengalaman audit dan
tipe kepribadian berpengaruh positif terhadap skeptisme profesional. Ketika
mengambil keputusan, auditor dengan tipe kepribadian Sensing Thinking (ST)
dan Intuition Thinking (NT) cenderung berpikir logis dan mempertimbangkan
semua fakta yang ada. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa auditor dengan
tipe kepribadian kombinasi ST dan NT memiliki skeptisme profesional yang
7
lebih tinggi dibandingkan dengan auditor dengan tipe kepribadian kombinasi
lainnya.
Suraida (2005) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa etika dan
pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
Larimbi, dkk (2013) menyatakan bahwa tipe kepribadian dan pengalaman
merupakan faktor-faktor personal yang berpengaruh terhadap skeptisme
profesional auditor. Semakin berpengalaman seorang auditor, semakin tinggi
tingkat skeptisme profesionalnya. Selanjutnya pada penelitian Silalahi (2013)
menunjukkan bahwa etika dan pengalaman berpengaruh signifikan terhadap
skeptisme profesional auditor.
Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian
ini, karena, pertama, auditor harus bisa meningkatkan sikap skeptisme
profesionalnya untuk dapat mengolah informasi dan bukti-bukti audit secara
benar, sehingga dapat mencegah terjadinya gagal audit (audit failure).
Skeptisme profesional auditor yang rendah menumpulkan kepekaan auditor
dalam menemukan kesalahan klien dan kejadian material yang mempengaruhi
pihak-pihak lain selain klien yang mengandalkan jasa audit, baik yang baru
berupa potensi ataupun yang sudah terjadi. Kedua, masing-masing auditor
memiliki cara pandang yang berbeda yang bisa mempengaruhi sikap
skeptisnya sehingga peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi sikap skeptisme profesional tersebut.
8
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Tipe Kepribadian, Pengalaman Audit, dan Etika Auditor
Terhadap Skeptisme Profesional Auditor”
Penelitian terkait skeptisme profesionalisme auditor ini telah dilakukan
oleh Larimbi, dkk (2013) terkait pengaruh tipe kepribadian, gender, dan
pengalaman terhadap skeptisme profesional auditor. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Larimbi,
dkk (2013) adalah pada:
1. Variabel penelitian
Variabel independen yang digunakan di penelitian sebelumnya adalah tipe
kepribadian, pengalaman, dan gender. Sedangkan pada penelitian ini
mengganti variabel gender dengan etika karena dalam penelitian
sebelumnya ditemukan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap
skeptisme profesional auditor. Variabel etika digunakan dengan merujuk
pada penelitian Suraida (2005) yang menemukan bahwa variabel etika
berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
2. Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian sebelumnya adalah auditor yang bekerja pada
Kantor Akuntan Publik di wilayah Jawa Timur, sementara sampel
penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di
wilayah DKI Jakarta.
9
3. Waktu penelitian
Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini
dilakukan pada tahun 2015.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Apakah tipe kepribadian mempunyai pengaruh terhadap skeptisme
profesional auditor?
2. Apakah pengalaman audit mempunyai pengaruh terhadap skeptisme
profesional auditor?
3. Apakah etika auditor mempunyai pengaruh terhadap skeptisme profesional
auditor?
4. Apakah tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor, mempunyai
pengaruh terhadap skeptisme profesional auditor?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk menemukan bukti-bukti empiris atas-atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisa pengaruh tipe kepribadian terhadap skeptisme profesional
auditor.
b. Menganalisa pengaruh pengalaman audit terhadap skeptisme
profesional auditor.
10
c. Menganalisa pengaruh etika auditor terhadap skeptisme profesional
auditor.
d. Menganalisa pengaruh tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika
auditor terhadap skeptisme profesional auditor?
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Memberikan sumbangan referensi dalam dunia akuntansi tentang
pengembangan skeptisme profesional auditor.
2) Masyarakat
Memberikan tambahan informasi tentang pengaruh tipe kepribadian,
pengalaman audit, dan etika auditor terhadap skeptisme profesional
auditor.
3) Peneliti berikutnya
Memberikan sumbangan referensi dalam penelitian yang berhubungan
dengan tipe kepribadian, pengalaman audit, etika auditor, dan
skeptisme profesional auditor.
4) Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang auditing, terutama tentang
skeptisme profesional auditor.
11
b. Kontribusi Praktis
1) Auditor dan Kantor Akuntan Publik
Tinjauan yang diharapkan dapat menambah informasi tentang
peningkatan skeptisme profesional auditor.
2) User dan Perusahaan dari jasa Kantor Akuntan Publik
Tinjauan yang diharapkan dapat bermanfaat dalam menilai skeptisme
professional auditor dilihat dari tipe kepribadian, pengalaman audit,
dan etika auditor.
3) Ikatan Akuntan Indonesia
Tinjauan yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
membuat keputusan mengenai skeptisme profesional auditor.
4) Institut Akuntan Publik Indonesia
Tambahan informasi mengenai tipe kepribadian, pengalaman audit,
dan etika auditor yang dapat bermanfaat dalam menilai skeptisme
profesional auditor.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Personality
Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut “personality”, yang berasal
dari kata latin “persona” yang berarti topeng (Sunaryo, 2002:101).
Menurut Eysenck (1950:25), kepribadian adalah keseluruhan pola
perilaku, baik yang aktual maupun yang potensial, dari organisme yang
ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan. Cattel (1950) dalam Hall dan
Lindzey (1993:148) menyatakan bahwa kepribadian adalah sesuatu yang
memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dikerjakan seseorang
dalam situasi tertentu. Sedangkan menurut Allport (1937) dalam Hall dan
Lindzey (1993:24), kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu
atas sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang
khas terhadap lingkungannya.
Kepribadian mempunyai delapan aspek kunci (Friedman dan
Schustack, 2008:2), yaitu:
a) Individu dipengaruhi oleh aspek ketidaksadaran, dorongan-dorongan
yang tidak setiap saat muncul dalam alam sadar.
b) Individu dipengaruhi oleh kekuatan ego yang memberikan rasa
identitas atau “diri”.
13
c) Seorang individu adalah makhluk biologis, dengan hakikat genetik,
fisik, fisiologis, dan temperamental yang unik.
d) Setiap orang dikondisikan dan dibentuk oleh pengalaman dan
lingkungan di sekitar diri mereka masing-masing.
e) Setiap orang memiliki sebuah dimensi kognitif – berpikir mengenai
dunia di sekitar mereka dan secara aktif mencoba mengartikannya.
f) Seorang individu merupakan suatu kumpulan trait (dimensi),
kemampuan, dan kecenderungan yang spesifik.
g) Manusia memiliki dimensi spiritual dalam hidup mereka, yang
memungkinkan dan mendorong mereka untuk mempertanyakan arti
keberadaan mereka.
h) Hakikat dari seorang individu adalah senantiasa berinteraksi dengan
lingkungannya.
Maka, dapat disimpulkan bahwa personality atau kepribadian adalah
karakteristik yang menentukan sikap seseorang terhadap situasi di
lingkungannya, yang timbul karena adanya ego, faktor genetik, dimensi
kognitif dan spiritual dalam diri manusia, kebutuhan untuk berinteraksi
dengan lingkungan, serta pengalaman dan lingkungan.
Perilaku individu merupakan refleksi dari kepribadiannya dan
ditambah dengan faktor situasional akan mempengaruhi individu tersebut
dalam mengambil keputusan (Jansen dan Glinow, 1985 dalam Malone dan
Roberts, 1996). Hal ini juga berlaku bagi auditor. Kepribadian auditor
akan direfleksikan pada perilakunya. Kepribadian juga merupakan
14
karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi
pemikiran (Pervin, Cervone, dan John 2012:6). Pikiran yang selalu
mempertanyakan merupakan salah satu dari aspek yang dapat
menggambarkan skeptisme seorang auditor. Oleh karena itu, kepribadian
seorang auditor sangat berperan dalam menentukan tingkat skeptimenya
dan keputusan yang diambil auditor dalam setiap penugasan audit.
2. Tipe Kepribadian
Kepribadian menjadi hal yang sangat menarik untuk dipelajari karena
banyak manfaat yang akan didapat jika bisa mengidentifikasi kepribadian
masing-masing orang. Identifikasi kepribadian dapat membantu dalam
proses pengembangan karakter, pemilihan cara belajar yang paling efektif,
seleksi calon pegawai, dan lain sebagainya. Konsep tipe merujuk kepada
pengelompokkan sifat yang berbeda. Walaupun orang dapat memiliki
banyak sifat dengan banyak tingkatan, sifat-sifat itu dapat dikelompokkan
sebagai „kelompok‟ sifat tertentu (Pervin, dkk, 2012: 9).
Berdasarkan sikap jiwanya, manusia digolongkan ke dalam dua tipe,
yaitu tipe ekstrovert dan introvert (Jung, 1992:44). Menurut Jung, fungsi
jiwa merupakan suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak
berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan empat
pokok fungsi jiwa, yaitu pikiran (thinking) dan perasaan (feeling) yang
merupakan fungsi rasional, serta pengindraan (sensing) dan intuisi
(intuition) yang merupakan fungsi irasional. (Suryabrata, 2010: 158).
15
Berdasarkan teori Jung tersebut, diciptakan Myers-Briggs Type
Indicator (MBTI), yaitu model pendekatan untuk mengidentifikasi sifat
kepribadian seseorang, untuk kemudian dapat digolongkan ke dalam tipe
kepribadian tertentu, yang dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan
putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian
dari Carl Gustav Jung tersebut. MBTI menggunakan 4 preferensi untuk
mengklasifikasikan individu menurut tipe kepribadiannya, yaitu
ekstraversion vs introversion, sensing vs intuition, thinking vs feeling,
judging vs perceiving. Judging vs perceiving merupakan dimensi
tambahan dari Myers dan Briggs yang mengidentifikasi bahwa manusia
juga memiliki preferensi untuk menggunakan baik fungsi judging
(thinking atau feeling) atau fungsi perceiving mereka (sensing atau
intuition) ketika berhubungan dengan dunia luar (extraversion).
Berdasarkan 4 pasang preferensi tersebut didapatkan 16 tipe kepribadian
yaitu ESTJ (Extraversion, Sensing, Thinking and Judging), ESTP
(Extraversion, Sensing, Thinking and Perceiving), ENTJ (Extraversion,
Intuition, Thinking and Judging), ENTP (Extraversion, Intuition, Thinking
and Perceiving), ISTJ (Introversion, Sensing, Thinking and Judging),
ISTP (Introversion, Sensing, Thinking and Perceiving), INTJ
(Introversion, Intuition, Thinking and Judging), INTP (Introversion,
Intuition, Thinking and Perceiving), ESFJ (Extraversion, Sensing, Feeling
and Judging), ESFP (Extraversion, Sensing, Feeling and Perceiving),
ENFJ (Extraversion, Intuition, Feeling and Judging), ENFP (Extraversion,
16
Intuition, Feeling and Perceiving), ISFJ (Introversion, Sensing, Feeling
and Judging), ISFP (Introversion, Sensing, Feeling and Perceiving), INFJ
(Introversion, Intuition, Feeling and Judging), INFP (Introversion,
Intuition, Feeling and Perceiving).
Perbedaan karakteristik individual yang mengacu pada faktor-faktor
yang melekat pada diri seseorang akan mempengaruhi sikap seseorang
(Noviyanti, 2008). Bagi auditor, perbedaan tipe kepribadian ini dapat
mempengaruhi sikap skeptisme profesionalnya (Larimbi, dkk, 2013).
Skeptisme profesional adalah sikap kritis terhadap bukti-bukti audit dan
cenderung menunda mengambil keputusan sampai bukti audit yang
diperoleh dirasa cukup. Dimensi thinking dan feeling mengacu pada
bagaimana individu membuat keputusan dan kesimpulan, maka individu
dengan tipe kepribadian berbeda akan menggunakan persepsi yang
berbeda dalam memandang suatu hal dan mengambil keputusan, pada
auditor keputusan ini menyangkut hal-hal yang berkaitan saat penugasan
audit termasuk bukti audit. Dimensi ektraversion dan intraversion, melihat
ketertarikan individu dengan dunia luar dan dunia dalam individu masing-
masing. Pada dimensi sensing dan intuition, bagaimana individu mengolah
informasi, serta judging dan perceiving dalam preferensi saat berurusan
dengan dunia luar. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai empat
dimensi tersebut:
17
a) Extraversion (E) vs. Introversion (I)
Extraversion terkait dengan orientasi terhadap hal di luar diri
seseorang, sedangkan introversion merujuk pada kecenderungan
berfokus pada pikiran dan eksplorasi perasaan dan pengalaman dalam
diri sendiri (Friedman dan Schustack, 2008:296).
Dimensi EI mengacu pada bagaimana individu berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, orientasi jiwanya tertuju ke dalam atau ke luar
dirinya. Menurut Eysenck (1965), individu yang memiliki kepribadian
extrovert cenderung perhatian terhadap lingkungannya, suka bergaul,
memiliki suasana hati yang mudah naik turun, mudah
mengekspresikan emosinya, impulsif dalam bertindak, dinamis, suka
terhadap perubahan, dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya,
sedangkan individu yang memiliki kepribadian yang introvert ditandai
dengan suka melamun, menghindari kontak sosial, tampak tenang,
kurang dinamis, kurang menyukai perubahan, dan tidak mudah
beradaptasi dengan lingkungannya. Seseorang yang ekstrovert lebih
action oriented sedangkan introvert cenderung merefleksikan terlebih
dahulu sebelum mengambil suatu tindakan (Swain dan Olsen, 2012).
b) Sensing (S) vs. Intuition (N)
SN mengidentifikasikan apakah seseorang cenderung melihat
realisme atau imajinasi (Friedman dan Schustack, 2008:296).
Seseorang yang mempunyai preferensi sensing memahami dan
memperoleh informasi sesuai dengan yang ditangkapnya melalui panca
18
indra dan menyerap data secara literal dan konkret, sehingga cenderung
realistis dan praktis sedangkan seseorang yang mempunyai preferensi ke
arah intuition, akan memahami sesuatu dengan intuisi, di mana mereka
mencoba untuk memahami makna atau lambang, hubungan serta pola-
pola yang ada, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya, lebih dari
sekedar apa yang telah ditangkap melalui panca indra (Noviyanti,
2008).
Swan dan Olsen (2012) menyatakan bahwa seseorang yang
cenderung ke arah sensing fokus terhadap hal-hal yang aktual dan
pengalaman langsung sedangkan intuition lebih memperhatikan
gambaran besarnya.
c) Thinking (T) vs Feeling (F)
TF mengindikasikan apakah seseorang cenderung lebih logis dan
objektif atau personal dan subjektif (Friedman dan Schustack,
2008:296). Swain dan Olsen (2012) menyatakan bahwa seseorang
yang memiliki preferensi thinking objektif dan analitikal sedangkan
feeling cenderung subjektif dan simpatik. Noviyanti (2008) juga
menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai preferensi thinking akan
mengambil keputusan dengan mempergunakan daya nalar (rasional) dan
analisis yang objektif berdasarkan sebab dan akibat, sedangkan seseorang
yang mempunyai preferensi feeling cenderung menggunakan perasaan dalam
mengambil keputusan sehingga bersifat subjektif.
19
d) Judging (J) vs Perceiving (P)
JP mengindikasikan orientasi seseorang ketika mengevaluasi atau
mempersepsikan benda, sebagian orang lebih terstruktur dan lebih suka
menilai sedangkan sebagian lainnya lebih fleksibel dan perspektif
(Friedman dan Schustack, 2008:296).
Seseorang dengan preferensi judging menginginkan sesuatu yang
jelas, teratur, dan mapan, sedangkan seseorang dengan preferensi
perceiving menginginkan sesuatu yang flexible dan spontan. Judgers
menginginkan sesuatu yang sudah pasti, dan perceivers menginginkan
sesuatu yang tidak berkesudahan (open-ended) (Noviyanti, 2008).
Swain dan Olsen (2012) juga mengungkapkan bahwa judgers memiliki
sifat tegas sedangkan perceiving cenderung menunda keputusan untuk
melihatnya dari berbagai sisi.
3. Auditing
a) Definisi auditing
Menurut Arrens, Elder, Beasly dan Jusuf (2010:4), pengertian
auditing adalah sebagai berikut:
“Proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.”
Sedangkan auditing menurut Agoes (2012:4) adalah sebagai
berikut:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah
20
disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
Mulyadi (2004) mendefinisikan auditing sebagai berikut:
“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan.”
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti
yang dilakukan secara sistematis dan objektif, untuk kemudian dinilai
tingkat kesesuaiannya dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan
menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
b) Jenis-jenis audit
Menurut Agoes (2012:11), ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit
dapat dibedakan menjadi management audit (operational audit),
pemeriksaan ketaatan (compliance audit), pemeriksaan internal
(internal audit).
1) Management audit (Operational audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan
operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan
ekonomis. Hasil dari management audit ini biasanya adalah berupa
21
rekomendasi perbaikan terhadap operasi tertentu yang diaudit.
Management audit bisa dilakukan oleh auditor internal maupun
auditor eksternal.
2) Pemeriksaan ketaatan (compliance audit)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan sudah menaati peraturan-peraturan dan kebijakan-
kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern
perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal
(pemerintah, Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jendral
Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan kepatuhan ini diukur dari tingkat
kesesuaian antara aktivitas perusahaan dengan kriteria yang
ditetapkan. Pemeriksaan kepatuhan ini juga bisa dilakukan oleh
auditor internal maupun auditor eksternal.
3) Pemeriksaan internal (internal audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang
telah ditentukan. Hasil pemeriksaan internal ini biasanya adalah
rekomendasi perbaikan. Pemeriksaan internal dilakukan dengan
lebih rinci dibanding dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh
auditor eksternal.
22
4) Computer audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses
data akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data
Processing (EDP) System. Ada dua metode yang bisa dilakukan
auditor:
a) Audit around the computer
Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output dari
EDP System tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP
System tersebut.
b) Audit through computer
Selain memeriksa input dan output, auditor juga melakukan tes
proses EDP-nya.
Holmes dan Burns (1996:353), mengungkapkan bahwa
karateristik sistem EDP membutuhkan penerapan teknik-teknik
auditing EDP khusus, atau membutuhkan perhatian audit secara
khusus, yang dapat dirangkum sebagai berikut:
a) Pemusatan pengendalian intern, pelaksanaan akuntansi, dan
fungsi-fungsi operasional di dalam organisasi EDP.
b) Otomasi beberapa proses pengendalian intern dengan
memasukkannya ke dalam perangkat keras atau perangkat
lunak computer.
c) Naiknya krusialitas (cruciality) dokumentasi sistem yang tepat
dan mutakhir.
23
d) Kemungkinan ditiadakannya dokumentasi tercetak tradisional
yang menyangkut transaksi dan kegiatan akuntansi tertentu.
e) Penggunaan media pemrosesan dan alat penyimpanan data
yang khusus, seperti kartu berlubang
Berdasarkan jenis-jenis audit yang dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa jenis-jenis audit ada empat, management audit,
pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan internal, dan computer audit, dan
berbeda jenis auditnya, maka akan berbeda pula tujuan dan output
yang didapatkan dari audit tersebut juga pelaksanaan auditnya.
c) Bukti audit
Bukti audit termasuk suatu konsep penting dalam audit. Bahkan,
memperoleh dan mengevaluasi bahan bukti dalam audit merupakan
aktivitas utama auditor dalam pelaksanaan audit (Rahayu dan Suhayati,
2010:2). Pada standar pekerjaan lapangan ketiga dinyatakan dengan
jelas bahwa:
“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan.”
Bukti audit merupakan keseluruhan informasi yang digunakan
auditor dalam mencapai kesimpulan yang menjadi dasar pendapat
audit, dan mencakup informasi yang terdapat dalam catatan-catatan
akuntansi yang mendasari laporan keuangan serta informasi lainnya.
Menurut Konrath (2002) dalam Agoes (2012:119) ada enam tipe bukti
24
audit, yaitu physical evidence, confirmation evidence, documentary
evidence, mathematical evidence, analytical evidence, dan hearsey
(oral) evidence.
1) Physical evidence
Physical evidence terdiri atas segala sesuatu yang bisa dihitung,
dipelihara, diobservasi atau diinspeksi, dan terutama berguna untuk
mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan.
2) Confirmation evidence
Confirmation evidence adalah bukti yang diperoleh mengenai
eksistensi, kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga
di luar klien.
3) Documentary evidence
Documentary evidence terdiri atas catatan-catatan akuntansi dan
seluruh dokumen pendukung transaksi.
4) Mathematical evidence
Mathematical evidence merupakan perhitungan, perhitungan
kembali dan rekonsiliasi auditor.
5) Analytical evidence
Analytical evidence adalah bukti yang diperoleh melalui
penelaahan analitis terhadap informasi keuangan klien.
6) Hearsey (oral) evidence
Hearsey (oral) evidence merupakan bukti dalam bentuk jawaban
lisan dari klien atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor.
25
Dalam memeriksa laporan keuangan, seorang auditor
mengandalkan bukti mengenai adanya dan fungsi pengendalian intern
yang efektif, catatan, dokumen yang otoritatif dan sah untuk
mendukung transaksi yang tercatat, catatan dan dokumen-dokumen
hukum, dan bukti yang diperoleh dari berbagai sumber dari luar
(Holmes dan Burns, 1996). Maka dasar bagi keputusan audit haruslah
bukti.
Bukti audit yang menjadi dasar keputusan audit harus kompeten
dan cukup. Kompeten berkaitan dengan kualitas dari bukti audit
tersebut, dan untuk dapat dikatakan kompeten bukti audit harus sah
dan relevan. Sah berkaitan dengan cara perolehan bukti dan relevan
berkaitan dengan hubungan bukti tersebut dengan tujuan audit yang
dilaksanakan cukup berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Evaluasi
secara kritis harus dilakukan auditor untuk bisa memutuskan dengan
tepat apakah bukti audit yang didapatkan sudah andal atau belum,
sudah cukup atau belum.
4. Pengalaman Audit
Pengalaman merupakan usaha sadar dan sistematis yang berlangsung
seumur hidup dalam rangka mengalihkan pengetahuan oleh seseorang
kepada orang lain (Anoraga, 1995 dalam Ayuningtias, 2013). Pengalaman
audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan
baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani (Suraida, 2005). Seorang pegawai yang memiliki pengalaman
26
kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal di
antaranya mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan, dan mencari
penyebab munculnya kesalahan (Purnamasari, 2005 dalam Sukriah,
Akram, dan Inapty, 2009).
Pengalaman berdasarkan lama bekerja merupakan pengalaman auditor
yang dihitung berdasarkan satuan waktu/tahun, sehingga auditor yang
sudah lama bekerja dapat dikatakan auditor berpengalaman. Pengalaman
juga dapat dihitung berdasarkan banyaknya kasus yang ditangani oleh
auditor tersebut. Semakin lama bekerja menjadi auditor dan semakin
banyak kasus yang ditangani, maka akan memperluas pengetahuan auditor
di bidang akuntansi dan auditing.
Tubbs (1992) dalam Nadirsyah dan Malahayati (2007) menyebutkan
secara rinci tentang auditor yang dapat dikatakan berpengalaman, yaitu:
a) Auditor menjadi lebih sadar terhadap kekeliruan-kekeliruan
b) Auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit terhadap
kekeliruan-kekeliruan
c) Auditor menjadi sadar terhadap kekeliruan yang lebih tidak lazim
d) Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan seperti departemen
tempat terjadi kekeliruan dan pelanggaran, dan tujuan pengendalian
internal menjadi lebih menonjol.
Auditor yang berpengalaman memiliki struktur pengetahuan yang
lebih baik sehingga mereka dapat mengabaikan informasi yang tidak
relevan (Sandra, 1999 dalam Herliansyah dan Ilyas, 2006). Kekeliruan
27
yang terjadi saat audit tentu dapat menghambat proses penyelesaian audit
itu sendiri dan karena auditor yang berpengalaman dapat mengabaikan
informasi yang tidak relevan, maka dapat dikatakan bahwa auditor yang
berpengalaman cenderung lebih efektif dalam penugasan audit.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman
audit adalah lamanya penugasan atau banyaknya waktu yang telah
dihabiskan oleh seorang auditor dalam pekerjaan auditnya. Dan auditor
yang berpengalaman memiliki kesadaran lebih tentang kekeliruan-
kekeliruan saat menjalankan profesinya sebagai auditor.
5. Etika Auditor
Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin
“ethicus”. Etika merupakan ilmu yang mempelajari soal kebaikan (dan
keburukan) di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerak-gerik fikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat
merupakan perbuatan (Dewantara, 1962 dalam Zubair, 1995:15). Maryani
dan Ludigdo (2001) dalam Ristanto (2009) mendefinisikan etika sebagai
seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang
dianut oleh sekelompok masyarakat atau profesi tertentu.
Menurut Lily (1957) dalam Zubair (1995:14), etika adalah:
“The normative science of human being living in societies a science
which judge this conduct to be right or wrong…”
28
Artinya etika adalah ilmu normatif tentang kehidupan manusia dalam
bermasyarakat, ilmu yang menilai suatu perilaku benar atau salah.
Etika berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
perilaku manusia dalam hidupnya (Suraida, 2005). Etika dalam auditing
berkaitan dengan perilaku yang ideal seorang auditor profesional yang
independen dalam melaksanakan audit (Halim, 2008:47). Konflik dalam
sebuah audit akan berkembang pada saat auditor mengungkapkan
informasi, tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin dipublikasikan
kepada umum (Abdurrahman dan Yuliani, 2011). Menurut Windsor dan
Askhanasy (1995) dalam Abdurrahman dan Yuliani (2011), konflik ini
akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat
keputusan yang menyangkut independensi dan integritasnya dengan
imbalan ekonomis yang mungkin terjadi di sisi lainnya. Akuntan Publik
merupakan orang yang memiliki predikat profesional, yang berarti
tanggung jawab untuk berprilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung
jawab penugasan dan memenuhi undang-undang serta peraturan
masyarakat. Salah satu cara profesi akuntan publik mewujudkan perilaku
profesional adalah pengaruh dari pelaksanaan etika profesi yang telah
ditetapkan oleh IAI yaitu Kode Etik Akuntan Publik (Rahayu dan
Suhayati, 2012:48). Ini berarti dibutuhkan kepedulian pada etika profesi,
dalam hal ini Kode Etik Akuntan Publik yang merupakan panduan dan
aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai Akuntan Publik,
bekerja di lingkungan usaha pada instansi pemerintah maupun di
29
lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab
profesionalnya (Suraida, 2005).
Kode Etik Akuntan Publik terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A
Prinsip Dasar Etika Profesi dan Bagian B Aturan Etika Profesi. Kode etik
adalah produk kesepakatan yang mengatur tingkah laku moral suatu
kelompok tertentu dalam masyarakat untuk diberlakukan dalam suatu
masa tertentu, dengan ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan
dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok itu (Rahayu dan Suhayati,
2010:49). Kode etik ini dibuat dengan tujuan untuk menentukan standar
perilaku bagi para auditor juga untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap profesi auditor.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa etika auditor
adalah tingkah laku dan moral yang dimiliki oleh auditor dalam
kapasitasnya sebagai orang yang berprofesi, yang sudah diatur
penerapannya dalam Kode Etik Akuntan Publik. Etika ini penting untuk
senantiasa diterapkan agar berpengaruh baik terhadap jasa yang diberikan
auditor.
6. Skeptisme Profesional Auditor
Skeptisme profesional adalah satu sikap yang harus ada dalam diri
auditor. Arti skeptisme profesional yang dijelaskan dalam Standar Profesi
Akuntan Publik adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti
audit. Sedangkan menurut International Federation of Accountants (IFAC)
30
skeptisme berarti auditor membuat penilaian yang kritis, dengan cara
berpikir yang terus-menerus bertanya dan mempertanyakan kesahihan dari
bukti audit yang diperoleh, waspada terhadap bukti audit yang
kontradiktif, mempertanyakan keandalan dokumen dan jawaban atas
pertanyaan serta informasi lain yang diperoleh dari manajemen dan
mereka yang berwenang dalam pengelolaan perusahaan. International
Standards on Auditing menjelaskan bahwa skeptisme profesional auditor
adalah penting untuk penilaian yang kritis (critical assessment) terhadap
bukti-bukti audit, yaitu auditor harus memiliki pikiran yang selalu
mempertanyakan kehandalan dokumen-dokumen yang diperoleh dari
pihak manajemen dan juga mempertimbangkan kecukupan dan kesesuaian
bukti yang diperoleh.
Menurut Hurtt (2010), skeptisme profesional dalah kecenderungan
auditor untuk menunda menyimpulkan sampai bukti yang ditemukan oleh
auditor cukup untuk menjadi dasar dalam suatu alternatif/penjelasan
kepada yang lain. Lebih lanjut Hurt (2010) menyatakan bahwa sifat-sifat
yang dapat menggambarkan skeptisme profesional pada diri seorang
auditor adalah pikiran yang mempertanyakan (questioning mind),
penangguhan pengambilan keputusan (suspension of judgement),
pencarian pengetahuan (search for knowledge), pemahaman antarpribadi
(interpersonal understanding), otonomi (autonomy), penghargaan diri (self
esteem).
31
a) Pikiran yang mempertanyakan (questioning mind)
SAS No.99 secara spesifik menyatakan bahwa skeptisme
profesional diharuskan dengan mempertanyakan terus-menerus apakah
informasi dan bukti yang diperoleh menunjukkan adanya pernyataan
salah yang bersifat material karena kecurangan yang terjadi.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa pikiran yang mempertanyakan
adalah salah satu karakteristik dari skeptisme profesional.
b) Penangguhan pengambilan keputusan (suspension of judgement)
Aspek kedua dari skeptisme profesional adalah penangguhan
keputusan sampai ada bukti di mana bukti tersebut dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan. Seseorang yang skeptis tidak ragu membuat
dalam keputusan namun tidak tergesa-gesa dalam melakukannya.
Dalam AU 230.9, disebutkan bahwa “auditor seharusnya tidak puas
dengan bukti yang kurang persuasif.” Dengan standar yang
menyatakan bahwa skeptisme profesional berguna untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti saat mengaudit, hal ini
mendukung konsep judgement harus ditahan sampai diperoleh bukti
yang cukup.
c) Pencarian pengetahuan (search for knowledge)
Hurtt menjelaskan bahwa karakteristik ini adalah rasa
keingintahuan dan ketertarikan. Seseorang yang skeptis akan tertarik
untuk mencari tahu secara keseluruhan, bukan hanya untuk
32
memverifikasi kesimpulan tertentu atau memperoleh suatu informasi
yang dibutuhkan, dan menikmati setiap proses pembelajarannya.
d) Pemahaman antarpribadi (interpersonal understanding)
Pemahaman antarpribadi merupakan kebutuhan untuk juga
mempertimbangkan aspek personal saat memeriksa bukti seperti
disebutkan dalam SAS No. 99 bahwa auditor dapat mengidentifikasi
kejadian atau kondisi yang mengidentifikasi insentif/tekanan (pada
individu) untuk melakukan kecurangan, kesempatan (untuk individu)
untuk melakukan tindakan kecurangan, atau sikap/rasionalisasi
(digunakan individu) untuk membenarkan perbuatan curang. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa dalam setiap penugasan audit, auditor harus
dapat membaca situasi dengan memahami perilaku klien.
e) Otonomi (autonomy)
Seorang auditor harus mengevaluasi bukti-bukti secara objektif
untuk menentukan apakah bukti-bukti tersebut cukup dijadikan dasar
untuk membuat suatu keputusan. Mautz dan Sharaf (1961) dalam
Hurtt (2010), mendukung otonomi sebagai salah satu sikap yang harus
dimiliki auditor dengan menyatakan bahwa auditor harus memiliki
keberanian profesional tidak hanya untuk memeriksa secara kritis dan
mungkin membuang usul orang lain, tetapi untuk menyelesaikan
penemuannya sendiri secara terpisah dan mencari evaluasi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa otonomi adalah keputusan auditor untuk
33
membuat suatu kesimpulan tanpa terpengaruh oleh upaya persuasi
orang lain.
f) Penghargaan diri (self esteem)
Dibutuhkan kepercayaan diri yang tinggi dalam mengambil
tindakan untuk memperoleh bukti yang cukup dan mengajukan
pertanyaan selama penugasan audit. Mereka yang rendah self esteem
tidak akan mempunyai kepercayaan diri untuk mengandalkan
penilaiannya sendiri untuk membuat keputusan, dan seseorang yang
memiliki penghargaan diri yang tinggi tidak hanya menerima begitu
saja hal-hal yang ia temui, dan sebaliknya akan menentang upaya
persuasif orang lain.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
skeptisme profesional adalah sikap kritis terhadap segala bukti audit,
memastikan keabsahan dan kecukupan dari bukti tersebut, di mana sikap
ini dapat terbentuk oleh enam aspek yaitu pikiran yang mempertanyakan
(questioning mind), penangguhan pengambilan keputusan (suspension of
judgement), pencarian pengetahuan (search for knowledge), pemahaman
antarpribadi (interpersonal understanding), otonomi (autonomy),
penghargaan diri (self esteem).
B. Penelitian-Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Persamaan Perbedaan
1. Suraida (2005) Pengaruh Etika,
Kompetensi,
Pengalaman Audit dan
Risiko Audit Terhadap
Skeptisisme
Profesional Auditor
dan Ketepatan
Pemberian Opini
Akuntan Publik
1. Variabel etika,
pengalaman audit,
skeptisisme
profesional auditor
1. Pada penelitian
sebelumnya tidak
terdapat variabel tipe
kepribadian
2. Sampel dalam penelitian
sebelumnya adalah
auditor KAP di
Indonesia yang berhak
menandatangani laporan
audit
3. Analisis data penelitian
sebelumnya dilakukan
dengan Struktural
Equation Modeling
(SEM)
Etika, kompetensi,
pengalaman audit, dan
risiko audit berpengaruh
terhadap skeptisisme
profesional auditor, juga
terhadap ketepatan
pemberian opini akuntan
publik. Secara parsial
pengaruhnya kecil, secara
simultan besar.
Bersambung pada halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Persamaan Perbedaan
2. Noviyanti (2008) Skeptisme Profesional
Auditor dalam Mendeteksi
Kecurangan
1. Variabel tipe
kepribadian,
variabel
skeptisme
profesional
auditor
1. Pada penelitian
sebelumnya tidak
terdapat variabel
pengalaman dan
etika auditor
2. Sampel dalam
penelitian
sebelumnya
adalah junior
auditor, senior
auditor, dan
supervisor KAP di
Jakarta
3. Data penelitian
sebelumnya
dianalisis dengan
Analysis o f
Variance
(ANOVA)
Auditor dengan tingkat
kepercayaan berbasis
identifikasi (identification-
based trust) jika diberi
penaksiran risiko
kecurangan yang tinggi
akan menunjukkan
skeptisme profesional yang
lebih tinggi dalam
mendeteksi kecurangan dan
tipe kepribadian
mempengaruhi sikap
skeptisme profesional
auditor. Auditor dengan
tipe kepribadian ST dan
NT memiliki tingkat
skeptisme yang lebih tinggi
dibanding tipe kepribadian
lainnya. Bersambung pada halaman selanjutnya
36
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
3. Anugerah, Sari,
and Frostiana
(2011)
The Relationship Between
Ethics, Expertise, Audit
Experience, Fraud Risk
Assessment, and Audit
Situational Factors on
Auditor Professional
Skepticism
1. Variabel etika,
pengalaman audit,
skeptisme
profesional
auditor
1. Pada penelitian
sebelumnya tidak
terdapat variabel
tipe kepribadian
2. Sampel dalam
penelitian
sebelumnya
adalah auditor
KAP di Riau
3. Pengujian
penelitian
sebelumnya
menggunakan
Partial Least
Squre (PLS)
Etika, pengalaman audit
penilaian risiko kecurangan,
dan faktor situasi audit
berpengaruh positif
signifikan terhadap
skeptisme profesional
auditor. Keahlian tidak
berpengaruh terhadap
skeptisme profesional
auditor.
Bersambung pada halaman selanjutnya
37
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
4. Nasution dan
Fitriany (2012)
Pengaruh Beban Kerja,
Pengalaman Audit dan Tipe
Kepribadian Terhadap
Skeptisme Profesional dan
Kemampuan Auditor dalam
Mendeteksi Kecurangan
1. Variabel tipe
kepribadian,
pengalaman audit,
variabel skeptisme
profesional
2. Responden
penelitian adalah
auditor KAP di
Jakarta
1. Pada penelitian
sebelumnya tidak
terdapat variabel
etika auditor
2. Pengujian
penelitian
sebelumnya
menggunakan
Partial Least Squre
(PLS)
Beban kerja berpengaruh
negatif pada skeptisme
profesional dan kemampuan
auditor dalam mendeteksi
kecurangan, sedangkan
pengalaman audit dan tipe
kepribadian berpengaruh
positif .
5. Larimbi, dkk
(2013)
Pengaruh Faktor-Faktor Personal
Terhadap
Skeptisisme Profesional Auditor
1. Variabel tipe
kepribadian,
pengalaman,
variabel skeptisme
profesional auditor
2. Menggunakan
analisis regresi
berganda
1. Pada penelitian
sebelumnya tidak
terdapat variabel
etika auditor
2. Sampel dalam
penelitian
sebelumnya adalah
auditor KAP non
big 4 di Jawa
Timur
Tipe kepribadian INFP
(introvert, intuition, feeling,
perceiving) dan ENFJ
(extrovert, intuition, feeling,
judging) dan pengalaman audit
berpengaruh terhadap
skeptisisme profesional
auditor. Sedangkan gender
tidak berpengaruh terhadap
skeptisisme profesional
auditor.
Bersambung pada halaman selanjutnya
38
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
6. Silalahi (2013) Pengaruh Etika, Kompetensi,
Pengalaman Audit dan Situasi
Audit Terhadap Skeptisme
Profesional Auditor
1. Variabel etika,
pengalaman audit,
skeptisme
profesional auditor
2. Menggunakan
analisis regresi
berganda
1. Pada penelitian
sebelumnya tidak
terdapat variabel
tipe kepribadian
2. Sampel dalam
penelitian
sebelumnya adalah
auditor KAP di
Sumetera Utara dan
Riau
Variabel etika, kompetensi,
pengalaman audit dan situasi
audit berpengaruh signifikan
terhadap skeptisme profesional
auditor
7. Winantyadi dan
Waluyo (2014)
Pengaruh Pengalaman, Keahlian,
Situasi Audit, dan Etika
Terhadap Skeptisisme
Profesional Auditor
(Studi Kasus pada KAP di
Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta)
1. Variabel
pengalaman audit,
etika, skeptisme
profesional auditor
2. Menggunakan
analisis regresi
berganda
1. Pada penelitian
sebelumnya tidak
terdapat variabel
tipe kepribadian
2. Sampel dalam
penelitian
sebelumnya adalah
auditor KAP di
Yogyakarta
Variabel pengalaman audit,
keahlian, situasi audit, dan
etika berpengaruh positif dan
signifikan terhadap skeptisme
profesional auditor.
Sumber: diolah dari berbagai referensi
39
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar
2.1.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Bersambung pada halaman selanjutnya
Faktor-faktor Penyebab Kesalahan Audit
Tinjauan teoritis: teori personality, tipe kepribadian, auditing, pengalaman audit,
etika auditor, dan skeptisme profesional auditor
Variabel independen Variabel dependen
Tipe Kepribadian
Skeptisisme
Profesional Auditor Pengalaman Audit
Etika Auditor
Populasi: auditor yang bekerja di KAP di Jakarta
Adanya kegagalan audit KAP
Ernst & Young terhadap kliennya,
Lehman Brother, dengan tidak
mengungkapkan manipulasi
laporan keuangan Lehman Brother
GAP
Standar Auditing No.04
(SA Seksi 230) paragraf 06
mengenai pelaksanaan
skeptisme profesional
40
Gambar 2.1
Skema Kerangka Penelitian
Model Analisis: Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
Variabel independen Variabel dependen
Tipe Kepribadian
Skeptisisme
Profesional Auditor Pengalaman Audit
Etika Auditor
41
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh tipe kepribadian terhadap skeptisme profesional auditor
Kepribadian adalah karakteristik yang menentukan sikap seseorang
terhadap situasi di lingkungannya, termasuk di lingkungan kerja.
Sehingga dalam menjalankan profesinya, kepribadian dapat
mempengaruhi cara auditor menangani pemeriksaan laporan keuangan
dan tipe kepribadian tertentu dapat mempengaruhi skeptisme auditor
tersebut.
Penelitian yang dilakukan Nasution dan Fitriany (2012)
menunjukkan auditor yang berpengalaman lebih skeptis dan akan
meningkatkan kemampuannya dalam mendeteksi kecurangan, dan
auditor dengan tipe kepribadian ST (Sensing-Thinking) dan NT
(Intuitive-Thinking) lebih skeptis dibandingkan dengan tipe
kepribadian yang lain.
Larimbi, Subroto, dan Rosidi (2013) juga menemukan bahwa ada
faktor-faktor personal yang berpengaruh terhadap skeptisme
profesional auditor. Salah satu faktor personal tersebut adalah tipe
kepribadian. Tipe kepribadian yang ditemukan berpengaruh positif
terhadap skeptisme profesional auditor adalah tipe kepribadian INTJ
(introvert, intuition, thinking, judging). Noviyanti (2008) juga
menemukan bahwa tipe kepribadian ST dan NT mempunyai skeptisme
profesional yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan auditor
dengan tipe kepribadian lainnya.
42
Maka, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Noviyanti
(2008), Nasution dan Fitriany (2012), serta Larimbi, dkk (2013),
hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Tipe kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional
auditor.
2. Pengaruh pengalaman audit terhadap skeptisme profesional auditor
Auditor disyaratkan untuk memiliki pengalaman yang cukup dalam
profesi yang ditekuninya, karena auditor yang memiliki pengalaman
lebih banyak relatif memiliki pemahaman yang lebih baik dalam
peristiwa-peristiwa yang terjadi selama mengaudit. Sehingga juga akan
berdampak pada hasil audit, karena terkadang keputusan yang diambil
oleh auditor didasarkan pada pengalaman audit terdahulu yang dimiliki
oleh auditor.
Penelitian pengalaman audit terhadap skeptisme sudah dilakukan
oleh Anugerah, Sari, dan Frostiana (2011). Dalam penelitiannya,
pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian yang telah dilakukan
oleh Suraida (2005). Suraida (2005) menyatakan bahwa pengalaman
audit, secara parsial maupun secara simultan bersama dengan etika,
kompetensi, dan situasi audit, berpengaruh terhadap skeptisme
profesional auditor.
Nasution dan Fitriany (2012) menjabarkan dalam penelitiannya
bahwa pengalaman audit berpengaruh positif terhadap skeptisme
43
profesional dan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Larimbi, dkk (2013) juga menemukan bukti bahwa pengalaman audit
adalah salah satu faktor personal yang berpengaruh terhadap skeptisme
profesional auditor. Lebih lanjut pada penelitian Silalahi (2013) juga
membuktikan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap skeptisme
profesional auditor.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005),
Anugerah, dkk (2011), Nasution dan Fitriany (2012), Larimbi, dkk
(2013), serta Silalahi (2013), hipotesis yang diajukan adalah:
H2: Pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional
auditor.
3. Pengaruh etika auditor terhadap skeptisme profesional auditor
Auditor adalah seorang profesional, yang berarti tanggung jawab
auditor bukan hanya untuk memenuhi penugasan dan aturan-aturan
hukum yang berlaku. Auditor juga bertanggung jawab kepada
masyarakat yang sudah memberikan kepercayaannya terhadap jasa
yang sudah diberikan auditor. Salah satu bentuk dari tanggung jawab
ini adalah pelaksanaan etika dalam setiap penugasan audit. Karena
auditor yang menguasai ilmu etika yang terkait dengan
etika profesi dapat lebih menerapkan skeptisme profesional mereka
(Syamsudin, Sudarma, Habbe, dan Mediaty, 2014).
Suraida (2005) menemukan bahwa etika, kompetensi, pengalaman
audit, dan risiko audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional
44
auditor. Hal ini menunjukkan bahwa jika akuntan publik menegakkan
etika, memiliki kompetensi dan pengalaman audit serta merencanakan
risiko audit dengan baik, maka tingkat skeptisisme profesional auditor
akan semakin tinggi.
Anugerah, dkk (2011) menemukan bahwa etika, pengalaman audit,
penilaian risiko kecurangan, dan situasi audit berpengaruh terhadap
skeptisme profesional audit. Penelitian Silalahi (2013) juga
menunjukkan bahwa etika berpengaruh terhadap skeptisme profesional
auditor. Auditor seringkali berhadapan dengan dilema etika yang dapat
merusak nilai-nilai etika auditor. Maka, untuk meningkatkan skeptisme
profesionalnya, auditor harus mampu memegang prinsip etika auditor.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005),
Anugerah, dkk (2011), dan Silalahi (2013), hipotesis yang diajukan
adalah:
H3: Etika auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
4. Pengaruh tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor
terhadap skeptisme profesionalisme auditor
Hasil penelitian Noviyanti (2008) menunjukkan bahwa tipe
kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
Suraida (2005) menemukan bahwa pengalaman audit dan etika secara
parsial pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap skeptisme auditor.
Namun, secara simultan berpengaruh besar terhadap skeptisme
profesional auditor.
45
Larimbi, dkk (2013) meneliti faktor-faktor personal yang
mempengaruhi skeptisme profesional auditor. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa dari tiga variabel yang diuji, yaitu tipe
kepribadian, jenis kelamin, dan pengalaman, hanya tipe kepribadian
dan pengalaman yang berpengaruh terhadap skeptisme profesional
auditor.
Nasution dan Fitriyani (2012) juga meneliti skeptisme profesional
auditor dengan variabel independen tipe kepribadian, beban kerja, dan
pengalaman. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari tiga
hanya tipe kepribadian dan pengalaman yang positif dan signifikan
berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor. Anugerah, dkk
(2011), Silalahi (2013), serta Winantyadi dan Waluyo (2014)
mengungkapkan bahwa pengalaman dan etika berpengaruh terhadap
skeptisme auditor.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005),
Noviyanti (2008), Anugerah, dkk (2011), Nasution dan Fitriany
(2012), Silalahi (2013), Larimbi, dkk (2013), serta Winantyadi dan
Waluyo (2014), hipotesis yang diajukan adalah:
H4: Tipe kepribadian, pengalaman audit, etika auditor, secara bersama-
sama berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan karakteristik masalahnya, penelitian ini termasuk explanatory
causall-comparative research, yaitu penelitian untuk menguji hipotesis yang
menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan
variabel dependen. Sumber data penelitian menggunakan data primer (primary
data), merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara) (Indriantoro dan Supomo, 2009:
146-147), yang berasal dari jawaban kuesoner responden yang dikirimkan
kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP).
Penelitian ini meliputi tipe kepribadian, pengalaman audit, etika auditor,
dan skeptisme profesional auditor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel
independen, yaitu tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor
terhadap variabel dependen, yaitu skeptisme profesional auditor.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja di kantor
akuntan publik wilayah Jakarta. Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan convenience sampling, yang berarti unit sampling yang ditarik
mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat
kooperatif. Sedangkan unit analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah
47
tingkat individual (seseorang), dikarenakan yang diamati adalah perilaku
individual.
1. Populasi (population), yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala
sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo,
2009:151). Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP di Indonesia.
2. Sampel adalah elemen-elemen populasi yang diteliti (Indriantoro dan
Supomo, 2009:151). Berdasarkan pengertian tersebut, maka sampel yang
digunakan untuk penelitian ini adalah sampel yang berasal dari populasi
auditor di KAP di DKI Jakarta.
C. Metode Pengumpulan Data
Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan (Kuncoro, 2009:145). Untuk memperoleh data, peneliti
menggunakan dua cara, yaitu:
1. Penelitian Buku (Library Research)
Peneliti memperoleh data melalui skripsi, jurnal, buku, internet, dan
sumber-sumber lain yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk data utama penelitian ini, peneliti memperoleh langsung dari
pihak pertama (data primer). Subjek penelitian ini adalah auditor yang
bekerja di kantor akuntan publik. Data diperoleh peneliti dengan
mengirimkan kuesioner secara langsung. Data primer diperoleh dengan
menggunakan jawaban responden atas pertanyaan terstruktur yang
48
tercantum dalam kuesioner. Sumber penelitian ini adalah skor masing-
masing indikator variabel dari jawaban responden tersebut.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji
asumsi klasik, uji koefisien determinasi, dan uji hipotesis.
1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan
data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi
baik secara grafik maupun numerik. Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, varian, maksimum, minimum (Ghozali, 2011:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan
dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang
seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid, jika
pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur pada kuisoner tersebut. Pengujian validitas
menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghuitung
korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan.
Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah
0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2011).
49
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang
dikumpulkan. Suatu kuesioner dikatakan reliable (handal) jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke
waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994, dalam
Ghazali, 2011:48).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas
adalah nilai Tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF >10.
(Ghozali, 2011:106). Jadi, model regresi yang tidak ada
multikolonieritas adalah jika nilai Tolerance >0,10 atau sama dengan
nilai VIF <10.
b. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah jika varians dari
residual satu ke residual lain tetap (homoskedastisitas), atau tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Dasar analisis:
50
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2011:160). Model ditribusi yang baik adalah terdistribusi
normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
Analisis normal menggunakan grafik Normal Probability Plot dan
grafik histogram. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas, sedangkan jika data
menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali, 2011:163).
51
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai
signifikan kurang dari 0,05, berarti data tidak terdistribusi secara
normal (Ghozali: 2011:34).
4. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan 1 (Ghozali, 2011:97). Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen amat terbatas, sedangkan nilai yang mendekati satu berarti
variabel independen hampir memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2012:97).
5. Uji Hipotesis
a. Uji analisis regresi berganda
Peneliti menggunakan analisis ini karena ingin mengetahui
bagaimana variabel tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika
auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor. Untuk
menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:
Di mana:
Y = Skeptisme Profesional Auditor
Y = α + β1X1D + β2X2 + β3X3 + е
52
α = Konstanta
β1,β2,β3 = Koefisien Regresi
X1D = Tipe Kepribadian (dummy)
X2 = Pengalaman Audit
X3 = Etika Auditor
е = Error
b. Uji statistik t
Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh suatu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel independen. (Ghozali, 2011:98). Apabila
nilai probabilitas t lebih kecil dari 0,05, hipotesis yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen diterima.
c. Uji statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat
(Ghozali, 2011:98). Semua variabel independen secara simultan dapat
dikatakan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen jika nilai probabilitas f kurang dari 0,05.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan
mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan, kemudian merumuskannya
53
secara singkat dan jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai tafsiran yang
berbeda. Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian kombinasi ST (Sensing and Thinking) dan NT
(Intuition and Thinking) diduga memiliki skeptisme profesional dan
kemampuan mendeteksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe
kepribadian kombinasi SF (Sensing and Feeling) dan NF (Intuition and
Feeling) (Nasution dan Fitriany, 2012). Tipe kepribadian ST dan NT
adalah tipe kepribadian yang mengambil keputusan berdasarkan fakta
yang diperolehnya dengan menggunakan analisis yang logis (Noviyanti,
2008).
Tipe kepribadian ST dan NT diberi nilai 1 dan tipe kepribadian SF dan
NF diberi nilai 0. Indikatornya adalah 24 item pernyataan yang dibagi
menjadi dua kolom untuk dipilih salah satu dari kolom tersebut yang
diambil dari instrumen Swain dan Olsen (2012), di mana pernyataan-
pernyataan tersebut mewakili masing-masing dimensi.
a) Extraversion
1) Saya merasa termotivasi dan semangat apabila ada dorongan dari
luar diri saya
2) Saya akan mendahulukan mengambil tindakan bertindak kemudian
baru merenungkannya
3) Saya memilih berbicara dalam menyampaikan pendapat
54
b) Introversion
1) Saya merasa termotivasi dan semangat apabila ada dorongan dari
dalam diri saya
2) Saya akan merenungkan tindakan saya sebelum dilakukan
3) Saya memilih menyampaikan pendapat saya di surat resmi
daripada berbicara secara langsung
c) Sensing
1) Saya lebih menggunakan panca indera saya dalam mengolah
informasi yang masuk dari dari sekeliling saya
2) Saya selalu memikirkan hal yang aktual terjadi
3) Saya memiliki tipe yang senang terhadap sesuatu yang detail
d) Intuition
1) Saya lebih menggunakan alat perekam (audio) dalam mengolah
informasi yang masuk dari sekeliling saya
2) Saya lebih memperhatikan gambaran umum yang terjadi
3) Saya memiliki sifat imajinatif dan kreatif
e) Thinking
1) Saya selalu mengambil keputusan berdasarkan logika
2) Saya memiliki sifat keras kepala
3) Saya memiliki sifat objektif
f) Feeling
1) Saya selalu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan orang
lain
55
2) Saya memiliki sifat simpatik
3) Saya memiliki sifat subjektif
g) Judging
1) Saya memiliki sifat hidup harus sudah terencana dan diatur
2) Saya mempunyai arah tujuan yang jelas dan terorganisir
3) Saya memiliki sifat tegas
h) Perceiving
1) Saya memiliki sifat fleksibel
2) Saya memiliki rasa ingin tahu dan tidak mempunyai arah tujuan
yang jelas
3) Saya tidak memiliki sifat tegas
2. Pengalaman audit
Pengalaman auditor dalam melakukan audit. Dalam penelitian ini,
variabel pengalaman audit diukur lewat jawaban kuesioner dengan skala
interval 1-5. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrumen
yang digunakan oleh Sukriah, dkk (2009).
3. Etika Auditor
Etika adalah nilai-nilai tingkah laku yang diterima oleh suatu individu
atau golongan. Dalam profesi auditor, etika adalah nilai-nilai tingkah laku
yang diterima dalam kapasitasnya sebagai seorang profesional. Instrumen
pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang digunakan oleh
Suraida (2005). Variabel ini dihitung dengan menggunakan skala interval
1-5.
56
4. Skeptisme Profesional Auditor
Gusti dan Ali (2008) menyatakan skeptisme profesional auditor adalah
sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan
evaluasi secara skeptis terhadap bukti audit dan auditor diharapkan dapat
lebih mendemonstrasikan tingkat tertinggi dari skeptisme profesionalnya.
Variabel skeptisme profesional auditor ini diukur dengan menggunakan
instrumen Hurtt (2010) yang diukur menggunakan skala interval 1-5.
57
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir
Pernyataan
Skala
Pengukuran
Tipe
Kepribadian
(X1) Swain dan
Olsen (2012)
a. Berorientasi pada dunia luar 1A, 2A, 3A Variabel
dummy b. Fokus kepada pikiran dan
perasaan diri sendiri dan
menghindari kontak sosial
1B, 2B, 3B
c. Mengolah informasi dengan
panca indera
4A, 5A, 6A
d. Memahami sesuatu dengan
intuisi
4B, 5B, 6B
e. Pengambilan keputusan
berdasarkan pemikiran
7A, 8A, 9A
f. Pengambilan keputusan
berdasarkan perasaan
7B, 8B, 9B
g. Menggunakan fungsi judging
ketika berhubungan dengan
dunia luar
10A, 11A,
12A
h. Menggunakan fungsi
perceiving ketika
berhubungan dengan dunia
luar
10B, 11B,
12B
Pengalaman
Audit (X2)
Sukriah, Akram,
dan Inapty
(2009).
a. Lamanya bekerja sebagai
auditor
13, 14, 15,
16
Skala
interval
b. Banyaknya tugas pemeriksaan 17, 18, 19,
20
Etika Auditor
(X3) Suraida
(2005)
a. Kesadaran Etis 21,22, 23,
24, 25, 26,
27, 28, 29
Skala
interval
b. Kepedulian pada Etika Profesi 30, 31
Skeptisme
Profesional (Y)
(Hurtt, 2010)
a. Pikiran yang mempertanyakan 32 Skala
interval
b. Penangguhan pengambilan
keputusan
33, 34, 35
c. Pencarian pengetahuan 36, 37
d. Pemahaman antarpribadi 38
e. Otonomi 39, 40, 41
f. Penghargaan Diri 42, 43
58
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah DKI Jakarta. Auditor yang
berpatisipasi di penelitan ini meliputi: manajer, supervisor, auditor senior
dan auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner secara
langsung kepada responden yang bekerja di KAP di wilayah DKI Jakarta
yang terdaftar dalam directory Kantor Akuntan Publik 2014 yang
diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran
serta pengambilan kuesioner dilaksanakan mulai bulan Desember 2014
hingga Februari 2015.
Gambaran mengenai tingkat pengembalian kuesioner disajikan pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
No Keterangan Jumlah Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 100 100%
2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 11 11 %
3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 19 19%
4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 70 70%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
59
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel 4.2
Tabel 4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
No Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan
1. Usman & Rekan 5 5
2. Abubakar Usman dan Rekan 7 7
3. Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 12 12
4. Abdul Aziz Fiby Ariza 5 5
5. Basyiruddin & Wildan 10 10
6. Riza, Adi, Syahril & Rekan 10 10
7. Moch. Zainuddin & Sukmadi 10 10
8. Teguh Sentosa 5 5
9. Pieter, Uways & Rekan 5 5
10. Heroe, Pramono & Rekan 10 10
11. Dra. Erimurni 10 10
12. Indra, Sumijono, dan Rekan 6 0
13. Abdul Ghonie Abu Bakar 5 0
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Peneliti mengambil sampel sebanyak 13 KAP dari keseluruhan
KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta, yaitu 6 KAP di Jakarta Selatan,
2 KAP di Jakarta Pusat, 2 KAP di Jakarta Timur, 2 KAP di Jakarta Barat,
dan 1 KAP di Jakarta Utara. Kuesioner yang disebar sebanyak sebanyak
100 kuesioner dan yang kembali sebanyak 89 kuesioner atau 89 %.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 11 kuesioner atau 11 %. Hal ini
dikarenakan penyebaran kuesioner dilakukan di waktu yang kurang tepat.
Kuesioner yang dapat diolah sebanyak 70 kuesioner atau 70%, sedangkan
kuesioner yang tidak dapat diolah sebanyak 19 kuesioner atau 19%
dikarenakan kuesioner tidak memenuhi syarat untuk diolah dan tidak diisi
secara lengkap oleh responden.
60
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta sesuai dengan Directory Kantor
Akuntan Publik 2014 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), yang pernah melakukan pekerjaan di bidang auditing.
Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang
terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir, pendidikan, usia, dan
pengalaman kerja responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah: 2015
Tabel 4.3 di atas menunjukkan responden didominasi oleh
responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 36 orang atau
sebesar 51,4% dan sisanya sebanyak 34 orang atau sebesar 48,6%
berjenis kelamin perempuan. Hal ini diduga karena profesi auditor
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-Laki 36 51.4 51.4 51.4
Perempuan 34 48.6 48.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
61
memerlukan tenaga dan waktu yang lebih banyak sehingga responden
penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki.
b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan posisi terakhir.
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Manajer 2 2.9 2.9 2.9
Supervisor 9 12.9 12.9 15.7
AuditorSenior 25 35.7 35.7 51.4
AuditorJunior 34 48.6 48.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah: 2015
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 34 orang atau sebesar 48,6% menduduki posisi sebagai
auditor junior. Posisi responden yang banyak ditempati selanjutnya
adalah responden yang menduduki posisi sebagai auditor senior
sebanyak 25 orang atau sebesar 35,7%. Responden yang menduduki
posisi sebagai supervisor sebanyak 9 orang atau sebesar 12,9%.
Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang atau sebesar 2,9% menduduki
posisi sebagai manajer.
Hal tersebut mungkin dikarenakan semakin tinggi jabatan seorang
auditor di Kantor Akuntan Publik maka semakin tinggi pula tingkat
62
kesibukannya, Sehingga dalam penelitian ini, responden didominasi
oleh auditor junior.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Data primer yang diolah: 2015
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah responden 62
orang atau sebesar 88,6%. Responden berpendidikan terakhir Diploma
Tiga (D3) berjumlah 6 orang atau sebesar 8,6%. Sisanya sebesar 2,9%
atau sebanyak 2 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2). Hal ini
diduga karena di Indonesia pada umumnya standar pendidikan untuk
direkrut menjadi akuntan publik minimal Strata Satu (S1), sehingga
mayoritas responden berpendidikan Strata Satu (S1).
d. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
S2 2 2.9 2.9 2.9
S1 62 88.6 88.6 91.4
D3 6 8.6 8.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
63
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<20 1 1.4 1.4 1.4
20-30 59 84.3 84.3 85.7
30-40 6 8.6 8.6 94.3
>40 4 5.7 5.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah: 2015
Tabel 4.6 di atas menunjukkan responden yang bekerja pada kantor
akuntan publik sebanyak 1 orang atau sebesar 1,4% responden berusia
kurang dari 20 tahun, sebanyak 59 orang atau sebesar 84,3%
responden berusia 20-30 tahun, sebanyak 6 orang atau sebesar 8,6%
responden berusia 30-40 tahun, dan sisanya sebanyak 4 orang atau
sebesar 5,7% responden berusia lebih dari 40 tahun.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
mayoritas reponden yang bekerja pada kantor akuntan publik berusia
20-30 tahun sebesar 84,3% atau sebanyak 59 orang. Hal ini mungkin
dikarenakan responden penelitian ini didominasi oleh auditor junior,
sehingga usia responden penelitian mayoritas relatif muda.
e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pengalaman kerja.
64
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<3tahun 36 51.4 51.4 51.4
3-5tahun 22 31.4 31.4 82.9
5-10tahun 11 15.7 15.7 98.6
>10tahun 1 1.4 1.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah: 2015
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 36
orang atau sebesar 51,4% memiliki pengalaman bekerja kurang dari 3
tahun dan sebanyak 22 orang atau sebesar 31,4% memiliki pengalaman
bekerja 3-5 tahun. Sedangkan sisanya sebanyak 11 orang atau sebesar
15,7% memiliki pengalaman bekerja 5-10 tahun dan 1 orang atau
sebesar 1,4% memiliki pengalaman bekerja lebih dari 10 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi tipe
kepribadian, pengalaman audit, etika auditor, dan skeptisme profesional
auditor diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.
65
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TK 70 .00 1.00 .8429 .36656
TPA 70 19.00 40.00 33.1429 4.01911
TEA 70 27.00 55.00 43.4571 6.72802
TSA 70 32.00 60.00 49.3143 5.73457
Valid N (listwise) 70
Sumber: Data primer yang diolah: 2015
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel pengalaman audit jawaban
minimum responden sebesar 19,00 dan maksimum sebesar 40,00 dengan
rata-rata total jawaban 33,1429 dan standar deviasi sebesar 4,01911.
Variabel etika auditor jawaban minimum responden sebesar 27,00 dan
maksimum sebesar 55,00 dengan rata-rata total jawaban 43,4571 dan
standar deviasi sebesar 6,72802. Sedangkan pada variabel skeptisme
profesional auditor jawaban minimum responden sebesar 32,00 dan
maksimum sebesar 60,00 dengan rata-rata total jawaban 49,3143 dan
standar deviasi sebesar 5,73457. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata jawaban responden untuk
variabel pengalaman audit, etika auditor, dan skeptisme profesionalisme
auditor adalah setuju.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika
nilai Croncbach Alpha berada di atas 0.7 (Ghozali, 2011:48). Tabel 4.9
66
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk tiga variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Pengalaman Audit 0,882 Reliabel
Etika Auditor 0,833 Reliabel
Skeptisme
Profesional Auditor
0,881 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Tabel 4.9 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel
pengalaman audit sebesar 0,882, etika auditor sebesar 0,833, dan
skeptisme profesional auditor 0,881. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari 0,70. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan
mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan
itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan
sebelumnya.
b. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signikansinya di bawah 0,05 maka butir pernyataan tersebut dapat
dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Pengalaman Audit
67
(PA), Etika Auditor (EA), dan Skeptisme Profesional Auditor (SA)
dengan 70 sampel responden.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
1 (PA1) 0,699 0,000 Valid
2 (PA2) 0,725 0,000 Valid
3 (PA3) 0,830 0,000 Valid
4 (PA4) 0,880 0,000 Valid
5 (PA5) 0,772 0,000 Valid
6 (PA6) 0,706 0,000 Valid
7 (PA7) 0,689 0,000 Valid
8 (PA8) 0,754 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.10 menunjukkan variabel pengalaman audit mempunyai
kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Etika Auditor
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
1 (EA1) 0,603 0,000 Valid
2 (EA2) 0,615 0,000 Valid
3 (EA3) 0,600 0,000 Valid
4 (EA4) 0,581 0,000 Valid
5 (EA5) 0,638 0,000 Valid
6 (EA6) 0,769 0,000 Valid
7 (EA7) 0,694 0,000 Valid
8 (EA8) 0,576 0,000 Valid
9 (EA9) 0,663 0,000 Valid
10 (EA10) 0,597 0,000 Valid
11 (EA11) 0,499 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
68
Tabel 4.11 menunjukkan variabel etika auditor mempunyai
kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitias Skeptisme Profesional Auditor
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig
(2-Tailed)
Keterangan
1 (SA1) 0,604 0,000 Valid
2 (SA2) 0,679 0,000 Valid
3 (SA3) 0,445 0,000 Valid
4 (SA4) 0,817 0,000 Valid
5 (SA5) 0,630 0,000 Valid
6 (SA6) 0,543 0,000 Valid
7 (SA7) 0,688 0,000 Valid
8 (SA8) 0,745 0,000 Valid
9 (SA9) 0,786 0,000 Valid
10 (SA10) 0,789 0,000 Valid
11 (SA11) 0,757 0,000 Valid
12 (SA12) 0,571 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.12 menunjukkan variabel skeptisme profesional auditor
mempunyai kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya
korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Uji
multikolonieritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai VIF <10 dan nilai
tolerance >0,10, maka tidak terjadi multikolonieritas. Berikut ini
69
disajikan hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan nilai VIF
dan nilai tolerance.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, terlihat bahwa nilai tolerance
untuk tipe kepribadian menunjukkan angka 0,956 dan VIF-nya 1,046,
pengalaman audit dengan nilai tolerance 0,718 dan VIF-nya 1,393, dan
etika auditor dengan nilai tolerance 0,691 dan VIF-nya 1,447. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak
terdapat multikolonieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 8.943 3.627 2.466 .016
TK 2.364 1.153 .151 2.051 .044 .956 1.046
TPA .810 .121 .568 6.675 .000 .718 1.393
TEA .265 .074 .311 3.588 .001 .691 1.447
a. Dependent Variable: TSA
70
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Grafik scatterplot menunjukkan data tersebar di atas dan di baawah
angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas
pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi tingkat skeptisme
profesionalis auditor berdasarkan variabel yang mempengaruhinya,
yaitu tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor.
c. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
71
Hasil uji normalitas berdasarkan output normal plot disajikan pada
gambar berikut ini
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada
gambar berikut ini.
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
72
Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik yang menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan gambar 4.3
memperlihatkan pola distribusi yang menceng (skewnesss) ke kanan.
Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi
asumsi normalitas.
Hasil uji normalitas berdasarkan uji Kolmogorov-Spirnov (K-S)
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Spirnov (K-S)
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, hasil uji Kolmogorov-Spirnov (K-
S) menunjukkan data terdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai
signifikan sebesar 0,302, yang lebih besar dari nilai signifikan minimal
0,05 untuk memenuhi uji asumsi normalitas.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.35782421
Most Extreme Differences
Absolute .116
Positive .073
Negative -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .971
Asymp. Sig. (2-tailed) .302
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
73
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Hasil uji koefisien determinasi untuk variabel Y, X1, X2, dan X3 disajikan
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1, X2, X3, dan Y
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.15 di atas menunjukkan nilai Adjusted R Square 0,642. Hal ini
berarti variasi dari tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor
dapat menjelaskan 64,2% variasi skeptisme profesionalisme auditor.
Sedangkan sisanya sebesar 35,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
luar model penelitian. Variabel lain yang mempengaruhi skeptisme
profesional auditor menurut Anugerah, dkk (2011) adalah penilaian risiko
kecurangan dan situasi audit.
5. Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan pengujian analisis regresi berganda, yaitu:
a. Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen. Variabel
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .811a .657 .642 3.43329
a. Predictors: (Constant), TEA, TK, TPA
b. Dependent Variable: TSA
74
independen dapat dikatakan berpengaruh terhadap variabel independen
jika nilai probabilitas t kurang dari 0,05. Hasil uji statistik t disajikan
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.16
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8.943 3.627 2.466 .016
TK (Tipe Kepribadian) 2.364 1.153 .151 2.051 .044
TPA (Pengalaman Audit) .810 .121 .568 6.675 .000
TEA (Etika Auditor) .265 .074 .311 3.588 .001
a. Dependent Variable: TSA
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.16 di atas menunjukkan variabel tipe kepribadian (TK),
pengalaman audit (TPA), dan etika auditor (TEA) masing-masing
memiliki nilai probabilitas di bawah 0,05. Hal ini berarti semua
variabel independen secara invidual berpengaruh terhadap variabel
dependen, yaitu skeptisme profesionalisme auditor.
b. Uji signifikansi simultan (uji statistik f)
Uji statistik f digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. H4 diterima jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.
Berikut ini disajikan hasil uji statistik f.
75
Tabel 4.17
Hasil Uji Statistik f
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1491.112 3 497.037 42.167 .000b
Residual 777.974 66 11.787
Total 2269.086 69
a. Dependent Variable: TSA
b. Predictors: (Constant), TEA, TK, TPA
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Hasil uji statistik f di atas menunjukkan tingkat signifikansi 0,000.
Hal ini berarti tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor
bersama-sama berpengaruh terhadap skeptisme profesionalisme
auditor.
Model regresi berganda penelitian ini berdasarkan tabel 4.16
adalah sebagai berikut:
Y = 8,943 + 2,364 X1D + 0,810 X2 + 0,265 X3 + 3,627
Di mana:
Y = Skeptisme Profesional Auditor
X1 = Tipe Kepribadian
X2 = Pengalaman Audit
X3 = Etika Auditor
76
C. Pembahasan
1. Tipe kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor
Hasil uji statistik t pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa variabel tipe
kepribadian mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,044. Hal ini berarti
mendukung H1 bahwa variabel tipe kepribadian berpengaruh terhadap
skeptisme profesional auditor karena tingkat signifikansinya lebih kecil
dari 0,05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Noviyanti (2008), Nasution dan Fitriany (2012), serta Larimbi, dkk (2013)
bahwa perbedaan tipe kepribadian auditor berpengaruh terhadap tingkat
skeptisme profesionalnya.
Perbedaan karakteristik individual yang mengacu pada faktor-faktor
yang melekat pada diri seseorang akan mempengaruhi sikap seseorang
(Noviyanti, 2008). Dalam dunia audit, sikap skeptisme auditor dapat
dipengaruhi oleh karakteristik individual auditor tersebut. Perbedaan tipe
kepribadian yang telah digolongkan menjadi 16 tipe dalam penelitian ini
akan membedakan sikap skeptismenya terhadap penugasan audit yang
sedang dilakukan.
2. Pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor
Hasil uji statistik t pada tabel 4.16 menunjukkan nilai signifikansi
variabel pengalaman audit sebesar 0,000. Hal ini berarti mendukung H2
bahwa variabel pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme
profesional auditor dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05.
77
Responden penelitian ini tidak jauh berbeda dengan responden
penelitian Larimbi, dkk (2013), yaitu mayoritas auditor junior,
berpendidikan S1, berusia 20-30 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki.
Sehingga hasil penelitian pun tidak jauh berbeda, yaitu semakin banyak
pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor, maka akan semakin tinggi
skeptisme profesional yang dimilikinya.
Pengalaman kerja adalah hal-hal yang menghasilkan pembelajaran dan
pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku seseorang
(Ayuningtyas, 2013), sehingga auditor yang berpengalaman memiliki
sikap dan cara berpikir yang lebih baik daripada auditor yang kurang
berpengalaman. Auditor yang telah lama melaksanakan audit, pengalaman
yang dimiliki akan dijadikan pembelajaran dan membuat auditor menjadi
lebih skeptis dan hati-hati dalam menimbang setiap keputusan yang
diambil.
3. Etika auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesionalisme auditor
Hasil uji statistik t pada tabel 4.16 menunjukkan nilai signikansi
variabel etika auditor sebesar 0,001. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel etika auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor,
karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05.
Mayoritas pendidikan responden penelitian ini adalah S1, minimal D3
sehingga auditor sudah paham dengan etika yang berlaku di dunia audit
dan memegang teguh etika tersebut. Hasil ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005), Anugerah, dkk (2011), dan
78
Silalahi (2013) yang mengungkapkan bahwa etika memiliki pengaruh
terhadap skeptisme profesional auditor. Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Winantyadi dan Waluyo (2014) yang
menemukan etika sebagai variabel yang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap skeptisme profesional auditor.
Etika adalah suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan
bertindaknya seseorang sehingga apa yang akan dilakukannya dipandang
oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan
martabat dan kehormatan seseorang (Winantyadi dan Waluyo, 2014).
Sehingga dapat dikatakan bahwa auditor dalam melaksanakan audit akan
selalu berlandaskan pada prinsip etika yang diyakini. Etika adalah salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi skeptisme profesional auditor di
mana auditor harus menjunjung tinggi integritas, independensi dan
profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
(Anugerah, dkk, 2011). Semakin tinggi etika yang dimiliki auditor maka
skeptisme profesional auditor juga akan tinggi. Demikian juga sebaliknya,
jika semakin rendah etika yang dimiliki auditor maka semakin rendah
skeptisme profesional auditornya.
4. Tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor berpengaruh
terhadap skeptisme profesional auditor
Hasil uji statistik f pada tabel 4.17 menunjukkan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Hasil ini mendukung H4 bahwa tipe kepribadian,
pengalaman audit, dan etika auditor secara bersama-sama berpengaruh
79
terhadap skeptisme profesional auditor karena nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,05.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Noviyanti (2008) dan Nasution dan Fitriyani (2012) yang menemukan
bahwa auditor dengan tipe kepribadian ST (Sensing-Thinking) and NT
(Intuitive-Thinking) lebih skeptis dibandingkan auditor dengan tipe
kepribadian yang lain. Larimbi, dkk (2013) juga menyatakan bahwa tipe
kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Suraida (2005), Anugerah, dkk (2011), Silalahi (2013), dan Winantyadi
dan Waluyo (2014) yang mengungkapkan bahwa pengalaman audit dan
etika secara parsial dan bersama-sama berpengaruh terhadap skeptisme
profesional auditor.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tipe kepribadian,
pengalaman audit, dan etika auditor terhadap skeptisme profesional auditor.
Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda Statistical
Package for Social Science (SPSS) Ver. 21. Responden penelitian ini
berjumlah 70 auditor yang bekerja di 13 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
berada di wilayah DKI Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tipe kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Noviyanti (2008),
Nasution dan Fitriany (2012), serta Larimbi, dkk (2013).
2. Pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005),
Anugerah, dkk (2011), Nasution dan Fitriany (2012), Larimbi, dkk (2013),
dan Silalahi (2013).
3. Etika auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida
(2005), Anugerah, dkk (2011), dan Silalahi (2013).
4. Tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor berpengaruh
terhadap skeptisme profesional auditor. Hasil penelitian ini mendukung
81
hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005), Noviyanti (2008),
Anugerah, dkk (2011), Nasution dan Fitriany (2012), Larimbi, dkk (2013),
dan Silalahi (2013).
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)
Auditor yang menjaga sikap skeptismenya akan mengevaluasi bukti
audit dengan lebih kritis sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang
lebih baik. Untuk meningkatkan skeptisme auditornya, KAP diharapkan
memperhatikan auditornya untuk selalu bersikap objektif terhadap bukti-
buki audit dan berpedoman pada etika dalam setiap penugasannya. KAP
juga dapat mengikutsertakan auditornya dalam pelatihan mengenai etika
audit untuk memperdalam pemahaman auditor mengenai etika. Selain itu,
untuk meningkatkan pengalaman audit dari sisi pendidikan, KAP
diharapkan sering mengikutsertakan auditornya dalam pelatihan, seminar,
dan lain sebagainya.
2. Auditor
Tipe kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
Maka auditor harus selalu bersikap objektif dalam mengaudit agar
skeptismenya tetap terjaga. Auditor juga diharapkan selalu memegang
etika yang baik dalam setiap penugasan audit untuk menjaga
kredibilitasnya. Auditor juga diharapkan untuk mengambil pembelajaran
82
dari pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan dan mengaplikasikannya
pada setiap penugasan audit dan selalu menjaga sikap skeptismenya.
3. Akademisi
Penelitian ini memberikan kontribusi mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi skeptisme profesional auditor. penelitian selanjutnya
diharapkan dapat memperdalam mengenai skeptisme dan meneliti faktor
lain yang diduga mempengaruhi skeptisme profesional auditor.
C. Saran
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan penelitian
yang lebih berkualitas, dengan mempertimbangkan masukan-masukan sebagai
berikut:
1. Penyebaran kuesioner pada penelitian selanjutnya diharapkan tidak
bertepatan dengan waktu auditor menyiapkan laporan auditor independen
sehingga auditor memiliki waktu lebih banyak untuk mengisi kuesioner.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan wawancara langsung
sehingga mendapatkan data yang lebih nyata dan dapat keluar dari
pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit dan kurang
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas populasi penelitian dan
menambah jumlah auditor responden sehingga diperoleh hasil penelitian
yang tingkat generalisasinya lebih tinggi.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel lain, seperti variabel
penilaian risiko kecurangan dan situasi audit (Anugerah, dkk: 2011).
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman dan Yuliani, Nur Laila, “Determinasi Pengambilan Keputusan Etis
Auditor Internal (Studi Empiris pada BUMND dan BUMD di Magelang
dan Temanggung)“, Widya Warta No.2 Tahun XXVV, Juli 2011.
Agoes, Soekirno, “Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik”, Edisi Keempat, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2012.
Anugerah, Rita, Nelly Sari, Ria, dan Mona Frostiana, Rina, “The Relationship
Between Ethics, Expertise, Audit Experience, Fraud Risk Assessment, on
Audit Situational Factors and Auditor Professional Skepticism”,
International Symposium on Finance and Accounting, 2011.
Arens, Alvin A,, Elder, Randal J,, dan Beasley, Mark S, “Auditing dan Jasa
Assurance”, Salemba Empat, Jakarta, 2010.
Ayuningtias, Noorina, “Pengaruh Faktor Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan
Pelatihan Terhadap Pengetahuan Aparatur Pajak Tentang Tax Avoidance
(Studi Kasus Atas Aparatur Pajak Pada Kpp Pratama Batu)”, Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Brawijaya, Vol,1, No,2, 2013.
Eysenck, Hans Jurgen, “Dimensions of Personality”, Transaction Publishers,
New Jersey, 1950.
Eysenck, Hans Jurgen, “The Structure of Human Personality”, Methuen, Co, Ltd,
, London, 1965.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”,
Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Gusti, Maghfirah dan Ali, Syahril, “Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor
dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Kehalian Audit dengan
Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik”, Simposium
Nasional Akuntansi XII, 23-25 Juli, Pontianak, 2008.
Freifeld, Karen dan Sandler, Linda, “Cuomo Sues Ernst & Young for Assisting
Lehman Brothers in `Repo 105' Fraud”, Diakses pada tanggal 11 Mei
2014 dari http://www.bloomberg.com/news/2010-12-21/new-york-s-
cuomo-said-to-plan-fraud-suit-against-lehman-s-accounting-firm.html
Friedman, Howard S., dan Schustack, Miriam W, “Kepribadian: Teori Klasik dan
Modern”, Penerjemah: Fransiska Dian Ikarini, Maria Hany, Andreas
Provita Prima, Edisi Ketiga, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2008.
84
Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardiner, “Teori-Teori Sifat dan Behavioristik”,
Penerjemah: Kanisius A. Supratiknya, Yogyakarta, 1993.
Halim, Abdul, “Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1. Edisi
Keempat, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2008.
Herliansyah, Yudhi, dan Ilyas, Meifida, “Pengaruh Pengalaman Auditor
Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Auditor Judgment”,
Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus, Padang, 2006.
Holmes, Arthur W, dan Burns, David C, “Auditing: Norma dan Prosedur”, Edisi
Kesembilan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1996.
Hurtt, R,K,,, “Development of A Scale to Measure Professional Skepticism”,
Jurnal, 2010.
Institut Akuntan Publik Indonesia, “Standar Profesional Akuntan Publik”,
Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Indriantoro, Nur dan Supono, Bambang, “Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2009.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:
Kep-134/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012, Tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik.
Kuncoro, Mudrajad, “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”, Erlangga,
Jakarta, 2009.
Jung, Carl Gustav, “Two Essays on Analytical Psychology”, Psychology Press,
New York, 1992.
Larimbi, Dessy, Subroto, Bambang dan Rosidi, “Pengaruh Faktor-Faktor
Personal Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor”, Ekuitas: Jurnal
Ekonomi dan Keuangan, Volume 17, No,1, 2013.
Mulyadi, “Auditing”, Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Nadirsyah dan Malahayati, Rizqki, “Pengaruh Perilaku Etis, Tekanan Ketaatan,
dan Pengalaman Auditor Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Auditor
(Studi Empiris pada Auditor BPKP NAD)”, Wafa, Volume 2 Nomor 2,
Desember 2007.
Nasution, Hafifah dan Fitriany, “Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit, dan
Tipe Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional dan Kemampuan
85
Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan”, Simposium Nasional Akuntansi
XV, 20-23 September, Banjarmasin, 2012.
Nelson, M, W,, “A Model and Literature Review of Professional Skepticism in
Auditing,” Jurnal, 2009.
Noviyanti, Suzy, “Skeptisme Proposal Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan,”
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol,15, No,1, 102-125, 2008.
Pervin, Lawrence A., Cervone, Daniel, dan John, Oliver P, “Psikologi
Kepribadian: Teori & Penelitian”, Edisi Kesembilan, Kencana, Jakarta,
2012.
Popova, Velina, “Exploration of skepticism, client-specific experiences, and audit
judgments”, Managerial Auditing Journal, Vo,28, Iss,2, 2013.
Rahayu, Siti Kurnia dan Suharyati, Ely, “Auditing: Konsep Dasar & Pedoman
Pemeriksaan Akuntan Publik”, Graha Ilmu, Yogyakarta, Edisi Pertama,
2012.
Ristanto, Lirik Henry, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku Etis
Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah Daerah (Studin Empiris Pada
Direktorat Provinsi Jawa Tengah), Tesis, Universitas Diponegoro, 2009.
Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat”, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2004.
Silalahi, Sem Paulus. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan
Situasi Audit Terhadap Skeptisme Profesional Audit”, Jurnal Ekonomi
Vol.21, No.3, September, 2013.
Sunaryo, “Psikologi: Untuk Keperawatan”, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 2002.
Suraida, Ida, “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit
Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian
Opini Akuntan Publik”, Sosiohumaniora, Vol, 7, No, 3, 186-202,
November 2005.
Sukriah, Ika, Akram, dan Inapty, Biana Adha, “Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas
Hasil Pemeriksaan”, Simposium Nasional Akuntansi XII, 4-6 November,
Palembang, 2009.
Suryabrata, Sumadi, “Psikologi Kepribadian”, Rajawali Press, Jakarta, 2010.
86
Swain, Monte R., dan Olsen, Joseph Kari, “From Student to Accounting
Professional: A Longitudinal Study of the Filtering Process”, Issues in
Accounting Education, Vol.27, No.1, Pp. 17-52, 2012.
Tuanakotta, Theodorus M, “Berpikir Kritis Dalam Audit”, Salemba Empat,
Jakarta, 2011.
Winantyadi, Ndaru dan Indarto, Waluyo, “Pengaruh Pengalaman, Keahlian,
Situasi Audit, dan Etika Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor (Studi
Kasus pada KAP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)”, Jurnal
Nominal, Volume III Nomor I, 2014.
Zubair, Achmad Charris, ”Kuliah Etika”, Edisi 1, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1995.
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1
Surat Penelitian Skripsi
Lampiran 2
Surat Keterangan dari KAP
Lampiran 3
Kuesioner Penelitian
98
KUESIONER
PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN ETIKA AUDITOR
TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR
Zakiyah NIM: 1110082000127
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H/2014 M
98
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, November 2014
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata
Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Zakiyah
NIM : 1110082000127
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
Pengaruh Tipe Kepribadian, Pengalaman Audit, dan Etika Auditor terhadap
Skeptisme Profesional Auditor. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi
responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya
mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh
hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai
penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan
saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci
untuk mengetahui apakah sebenarnya tipe kepribadian, moral reasoning, dan situasi
audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.
Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-
hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan Bapak/Ibu/Saudara/i,
yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Saudara/i.
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka
Bapak/Ibu/Saudara/i dapat menghubungi saya (telepon dan e-mail tertera di bawah).
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab
semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
(Zakiyah)
99
Nomor: ……… (Diisi Oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :……………………………………………………
(boleh tidak di isi)
2. Jenis Kelamin : Pria Wanita
3. Usia :……………………………………………………
4. Posisi Terakhir : Partner Manajer
Senior Auditor Auditor Junior
Supervisor
5. Pendidikan : D3 S1
S2 S3
6. Lama Bekerja :……………………………………………. Tahun
1. Variabel Tipe Kepribadian (X1)
Masing-masing nomor memiliki pernyataan yang bertolak belakang
(Pernyataan A & B), mohon Bapak/Ibu/Saudara/I berilah tanda check list (√)
di salah satu kolom Isian pada pernyataan yang paling sesuai dengan
karakteristik Anda.
No PERNYATAAN A PILIHAN
(A atau B)
PERNYATAAN B
1. Saya merasa termotivasi dan
semangat apabila ada
dorongan dari luar diri saya
Saya merasa termotivasi
dan semangat apabila ada
dorongan dari dalam diri
saya
2. Saya akan mendahulukan
mengambil tindakan
kemudian baru
merenungkannya
Saya akan merenungkan
tindakan saya sebelum
dilakukan
100
No PERNYATAAN A PILIHAN
(A atau B)
PERNYATAAN B
3. Saya memilih berbicara
dalam menyampaikan
pendapat
Saya memilih
menyampaikan pendapat
saya di surat resmi
daripada berbicara secara
langsung
4. Saya lebih menggunakan
panca indera saya dalam
mengolah informasi yang
masuk dari dari sekeliling
saya
Saya lebih menggunakan
alat perekam (audio) dalam
mengolah informasi yang
masuk dari sekeliling saya
5. Saya selalu memikirkan hal
yang aktual terjadi Saya lebih memperhatikan
gambaran umum yang
terjadi
6. Saya tipe yang senang
terhadap sesuatu yang detail Saya memiliki sifat
imajinatif dan kreatif
7. Saya selalu mengambil
keputusan berdasarkan logika Saya selalu mengambil
keputusan berdasarkan
pertimbangan orang lain
8. Saya memiliki sifat keras
kepala Saya memiliki sifat
simpatik
9. Saya memiliki sifat objektif Saya memiliki sifat
subjektif
10. Saya memiliki sifat hidup
harus sudah terencana dan
diatur
Saya memiliki sifat
fleksibel
11. Saya mempunyai arah tujuan
yang jelas dan terorganisir Saya memiliki rasa ingin
tahu dan tidak mempunyai
arah tujuan yang jelas
12. Saya memiliki sifat tegas Saya tidak memiliki sifat
tegas
2. Variabel Pengalaman Audit (X3)
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i, berilah tanda check list (√) pada pernyataan-
pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
Sangat Tidak Setuju (STS) Netral (N) Sangat Setuju (SS)
Tidak Setuju (TS) Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
13. Semakin lama bekerja sebagai auditor,
semakin mengerti bagaimana menghadapi
klien dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan.
101
No. Pernyataan STS TS N S SS
14. Semakin lama bekerja sebagai auditor,
semakin dapat mengetahui apakah
informasi itu relevan atau tidak.
15. Semakin lama bekerja sebagai auditor,
semakin dapat mendeteksi kesalahan.
16. Semakin lama bekerja sebagai auditor,
semakin mudah mencari penyebab
munculnya kesalahan.
17. Semakin banyaknya tugas pemeriksaan,
semakin membutuhkan ketelitian dan
kecermatan dalam menyelesaikannya.
18. Kekeliruan dalam pengumpulan dan
pemilihan informasi dapat menghambat
penyelesaian audit.
19. Banyaknya tugas yang dihadapi
memberikan kesempatan untuk belajar dari
kegagalan dan keberhasilan yang pernah
dialami.
20. Banyaknya tugas yang diterima dapat
memacu auditor untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan cepat dan tanpa terjadi
penumpukan tugas.
3. Variabel Etika Auditor (X3)
Di bawah ini terdapat tiga ilustrasi kasus serta tindakan yang mengikutinya.
berilah tanda check list (√) untuk menilai tindakan pada setiap ilustrasi
tersebut pada pilihan angka 1, 2, 3, 4, atau 5 (Etis hingga Tidak Etis dan
Tinggi hingga Rendah).
1) Auditor memangkas waktu pengauditan menjadi 100 jam karena biaya
audit yang rendah, meskipun untuk memperoleh keyakinan memadai
berdasarkan pengalaman dibutuhkan waktu pengauditan 150 jam.
Dari tindakan di atas, jawablah 3 pertanyaan di bawah ini:
21 Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 Tidak etis
22 Kemungkinan saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah
23 Kemungkinan kolega saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah
102
2) Auditor memberitahu kemungkinan bangkrut klien A kepada klien B, karena
jumlah hutang klien A sebesar 10% dari saldo piutang klien B.
24 Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 Tidak etis
25 Kemungkinan saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah
26 Kemungkinan kolega saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah
3) Auditor memiliki kegiatan lain di bidang sosial, kemungkinan auditor Y
menggunakan kertas KOP surat KAP untuk membuat surat permohonan
sumbangan sukarela.
27 Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 Tidak etis
28 Kemungkinan saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah
29 Kemungkinan kolega saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i, berilah tanda check list (√) pada pernyataan-
pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
Sangat Tidak Setuju (STS) Netral (N) Sangat Setuju (SS)
Tidak Setuju (TS) Setuju (S)
4. Variabel Skeptisme Profesional Auditor (Y)
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i, berilah tanda check list (√) pada pernyataan-
pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
Sangat Tidak Setuju (STS) Netral (N) Sangat Setuju (SS)
Tidak Setuju (TS) Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
32. Saya selalu mempertanyakan hal-hal yang
saya lihat atau saya dengar saat mengaudit.
No. Pernyataan STS TS N S SS
30. Saya sangat setuju dengan aturan-aturan
yang ada dalam etika profesi IAI
31. Menurut saya, etika profesi apabila
dilaksanakan memberikan kepuasan pada
diri saya.
103
No. Pernyataan STS TS N S SS
33. Saya menggunakan semua informasi
dalam membuat keputusan audit.
34. Saya tidak suka harus membuat keputusan
audit dengan cepat.
35. Saya memastikan bahwa saya telah
mempertimbangkan semua informasi yang
ada sebelum membuat sebuah keputusan
audit.
36. Saya tertarik dengan pembelajaran yang
saya peroleh setiap kali mengaudit.
37. Saya menikmati proses pembelajaran yang
saya dapatkan saat mengaudit.
38. Saya tertarik dengan apa yang menjadi
penyebab klien berprilaku tertentu.
39. Saya cenderung langsung menerima apa
yang klien katakan kepada saya.
40. Saya sering menerima penjelasan klien
tanpa pemikiran lebih jauh.
41. Saya seringkali menerima begitu saja hal-
hal yang saya lihat, saya baca, atau saya
dengar saat mengaudit.
42. Saat mengaudit, saya tidak memliki
keyakinan pada diri saya sendiri.
43. Saya memiliki keyakinan dalam diri saya.
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI BAPAK/IBU
Lampiran 4
Jawaban Responden
104
JAWABAN RESPONDEN MENGENAI INDENTITAS
Responden Jenis
Kelamin
Posisi
Terakhir
Pendidikan
Terakhir
Usia Pengalaman
Kerja
1 1 1 2 3 3
2 2 4 2 2 1
3 2 2 2 2 1
4 1 4 2 2 1
5 2 4 2 2 1
6 2 4 2 2 1
7 2 4 2 2 1
8 2 3 2 2 2
9 2 4 2 2 1
10 1 2 2 4 2
11 1 4 2 2 2
12 2 4 2 2 1
13 2 4 2 2 1
14 1 4 1 2 2
15 2 4 2 2 1
16 1 4 2 2 2
17 2 4 3 2 1
18 2 4 2 2 2
19 2 4 2 2 2
20 1 4 2 2 1
21 1 4 2 2 1
22 1 3 2 2 3
23 1 3 2 2 3
24 2 4 2 2 2
25 1 4 2 2 1
26 1 3 2 4 3
27 1 4 2 2 1
28 1 4 2 2 1
29 2 3 2 3 3
30 2 3 2 3 3
31 1 3 2 2 2
32 1 3 2 2 2
33 1 4 2 2 2
34 2 1 2 3 3
35 1 3 1 3 2
36 1 2 2 4 3
37 1 4 2 2 1
38 2 4 2 2 1
39 1 2 2 4 3
40 1 3 2 2 2
Bersambung pada halaman berikutnya
105
JAWABAN RESPONDEN MENGENAI INDENTITAS (Lanjutan)
Responden Jenis
Kelamin
Posisi
Terakhir
Pendidikan
Terakhir
Usia Pengalaman
Kerja
41 1 2 2 3 3
42 1 2 2 2 2
43 2 4 3 2 1
44 2 4 3 2 1
45 2 4 2 2 1
46 2 4 2 1 1
47 2 4 2 2 1
48 2 4 2 2 2
49 1 3 2 2 4
50 1 2 3 2 3
51 1 4 2 2 1
52 1 4 2 2 1
53 2 4 2 2 1
54 1 4 2 2 1
55 1 2 2 2 2
56 2 4 3 2 1
57 2 3 2 2 2
58 1 4 2 2 1
59 1 3 2 2 1
60 1 4 2 2 1
61 1 4 2 2 1
62 2 4 3 2 1
63 1 4 2 2 1
64 2 3 2 2 2
65 2 3 2 2 2
66 2 3 2 2 2
67 2 4 2 2 1
68 2 3 2 2 2
69 2 4 2 2 1
70 2 3 2 2 2
106
JAWABAN RESPONDEN Variabel Tipe Kepribadian
Responden Tipe Kepribadian
1 1
2 1
3 1
4 1
5 1
6 1
7 1
8 1
9 1
10 1
11 1
12 1
13 1
14 1
15 1
16 1
17 1
18 1
19 1
20 1
21 1
22 1
23 1
24 1
25 1
26 1
27 1
28 1
29 1
30 1
31 1
32 1
33 0
34 1
35 1
36 1
37 1
38 1
39 0
40 1
Bersambung pada halaman berikutnya
107
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL TIPE KEPRIBADIAN (Lanjutan)
Responden Tipe Kepribadian
41 0
42 0
43 0
44 1
45 1
46 1
47 1
48 1
49 1
50 1
51 1
52 0
53 1
54 1
55 1
56 1
57 1
58 1
59 1
60 0
61 0
62 1
63 0
64 1
65 1
66 0
67 0
68 1
69 1
70 1
108
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN AUDIT
Responden PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 TPA
1 4 4 4 4 4 4 2 4 30
2 5 4 4 4 4 4 4 4 33
3 5 4 4 4 4 4 4 4 34
4 4 4 4 4 4 4 4 4 32
5 4 4 4 4 4 4 3 4 31
6 5 4 4 4 4 4 2 4 31
7 5 5 5 5 5 5 4 5 39
8 4 4 4 4 4 4 4 4 32
9 5 5 5 5 5 5 4 4 38
10 4 3 4 4 4 4 3 3 29
11 5 5 4 4 4 4 3 5 34
12 4 5 4 5 4 4 3 5 34
13 4 4 5 4 5 4 3 4 33
14 4 5 4 4 4 4 3 5 33
15 4 5 4 4 4 4 4 5 34
16 4 5 4 4 4 5 3 4 33
17 4 5 4 4 4 4 3 4 32
18 5 4 4 4 4 5 3 4 33
19 5 5 4 4 4 4 3 4 33
20 4 5 4 4 4 4 3 4 32
21 5 5 5 5 5 5 5 5 40
22 5 5 5 5 5 5 5 5 40
23 5 5 5 5 5 5 5 5 40
24 5 5 5 5 5 5 5 5 40
25 5 5 5 5 5 5 5 5 40
26 5 5 5 5 5 5 5 5 40
27 5 5 5 5 5 5 5 5 40
28 5 5 5 5 5 5 5 5 40
29 5 5 5 5 5 5 5 5 40
30 5 5 5 5 5 5 5 5 40
31 4 4 4 4 4 4 4 4 32
32 4 4 4 4 4 4 4 4 32
33 4 4 4 4 4 4 4 4 32
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 4 4 4 4 4 4 4 4 32
36 4 4 4 4 4 4 4 4 32
37 4 4 4 4 4 4 4 4 32
38 4 4 4 4 4 4 4 4 32
39 4 4 4 4 4 4 4 4 32
40 4 4 4 4 4 4 4 4 32
Bersambung pada halaman berikutnya
109
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN AUDIT (Lanjutan)
Responden PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 TPA
41 2 4 4 4 4 4 4 4 30
42 2 2 2 2 3 3 2 3 19
43 5 5 5 4 5 4 5 5 38
44 4 4 4 3 4 3 3 4 29
45 4 4 4 4 4 4 2 3 29
46 4 4 4 4 4 4 4 4 32
47 4 4 4 4 4 4 3 3 30
48 4 4 4 4 4 4 4 3 31
49 4 4 4 4 4 4 4 4 32
50 4 4 4 4 4 4 4 4 32
51 5 5 4 4 4 4 4 4 34
52 5 5 5 5 5 5 4 5 39
53 4 4 4 4 5 5 4 4 34
54 4 4 4 3 3 4 3 4 29
55 4 2 4 3 4 3 4 3 27
56 4 3 4 3 4 3 4 3 28
57 4 4 4 4 4 5 3 2 30
58 4 4 5 4 4 5 3 2 31
59 5 4 4 3 4 4 3 2 29
60 5 5 4 4 4 4 4 5 35
61 5 4 4 4 5 4 4 5 35
62 4 4 4 3 4 2 2 3 26
63 5 4 5 5 4 5 2 4 34
64 4 4 4 3 4 2 4 3 28
65 3 4 4 5 4 5 5 4 34
66 4 3 4 5 5 4 4 5 34
67 4 3 4 4 5 3 4 4 31
68 4 3 4 4 5 5 4 3 32
69 5 3 4 4 5 5 4 4 34
70 5 5 4 4 5 3 3 5 34
110
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ETIKA AUDITOR
Responden EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 EA10 EA11 TEA
1 3 2 2 5 5 5 5 5 5 4 4 45
2 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 48
3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 50
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 52
5 2 2 2 4 4 4 5 5 5 5 4 42
6 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 4 45
7 3 3 3 5 3 3 5 5 4 4 4 42
8 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 47
9 2 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 43
10 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 53
11 4 3 3 2 2 3 5 5 5 5 4 41
12 4 4 3 2 2 3 5 5 5 4 4 41
13 4 3 4 2 2 3 5 5 5 4 4 41
14 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 4 41
15 4 3 4 2 2 3 5 5 5 4 4 41
16 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 4 41
17 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 4 41
18 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 4 41
19 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 5 42
20 4 4 3 2 3 3 5 5 5 4 4 42
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
31 2 3 3 1 2 2 2 3 2 4 4 28
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 35
38 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 40
39 3 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 40
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
Bersambung pada halaman berikutnya
111
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ETIKA AUDITOR (Lanjutan)
Responden EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 EA10 EA11 TEA
41 2 3 3 3 2 2 1 4 3 4 4 31
42 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 37
43 4 5 4 3 3 3 2 3 3 4 3 37
44 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 45
45 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 27
46 4 4 4 5 5 5 2 2 2 4 4 41
47 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 45
48 3 3 3 5 5 5 3 3 3 4 4 41
49 3 3 3 5 5 5 3 3 3 4 4 41
50 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 31
51 4 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 41
52 2 3 3 4 4 3 4 5 3 5 5 41
53 4 4 4 2 3 3 4 4 4 5 5 42
54 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 3 46
55 3 5 4 2 4 5 3 4 2 4 4 40
56 2 3 5 4 5 5 4 5 4 4 4 45
57 3 4 3 2 5 4 2 5 4 4 3 39
58 3 4 3 2 4 4 2 5 4 4 3 38
59 2 5 3 3 4 2 4 5 4 4 3 39
60 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 46
61 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 50
62 3 5 4 4 5 5 5 4 3 4 3 45
63 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 49
64 3 4 5 5 2 5 3 5 4 4 4 44
65 1 3 4 3 5 2 4 3 4 3 4 36
66 1 1 3 4 5 3 2 5 3 3 4 34
67 2 4 5 2 3 2 1 4 5 3 4 35
68 4 3 5 2 1 3 4 4 3 3 4 36
69 1 5 4 5 4 3 3 5 4 3 4 41
70 3 3 3 5 5 3 5 4 4 4 4 43
112
JAWABAN RESPONDEN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR
Responden SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12 TSA
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 52
4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 40
5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53
6 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 51
7 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 51
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49
9 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 5 4 49
10 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 47
11 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 52
12 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 52
13 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 50
14 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 51
15 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 51
16 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 51
17 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 52
18 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 52
19 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 52
20 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 52
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
31 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1 1 5 38
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Bersambung pada halaman berikutnya
113
JAWABAN RESPONDEN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR
(Lanjutan)
Responden SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12 TSA
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
42 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 32
43 5 4 4 4 5 4 4 5 2 1 3 4 45
44 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47
45 4 4 3 4 4 4 4 5 2 4 4 4 46
46 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 53
47 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 43
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49
51 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 47
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49
53 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
54 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
55 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 44
56 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 46
57 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 48
58 5 4 3 4 4 5 4 4 3 3 5 5 49
59 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 46
60 4 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4 5 48
61 4 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4 5 48
62 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 46
63 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49
64 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 46
65 4 3 3 4 4 5 5 3 2 2 1 4 40
66 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 4 50
67 5 4 3 4 4 5 5 3 2 2 1 4 42
68 5 4 4 3 5 5 3 2 2 2 1 5 41
69 4 5 5 4 5 4 3 1 1 1 2 4 39
70 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 49
Lampiran 5
Hasil Pengujian Instrumen
Penelitian
114
1. Hasil Uji Reliabilitas
a. Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Audit
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 70 100.0
Excludeda 0 .0
Total 70 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
.882 .895 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PA1 4.3143 .64926 70
PA2 4.2143 .72016 70
PA3 4.2143 .50770 70
PA4 4.1143 .62654 70
PA5 4.2857 .51479 70
PA6 4.1714 .70137 70
PA7 3.7429 .84589 70
PA8 4.0714 .78614 70
115
Inter-Item Correlation Matrix
PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8
PA1 1.000 .536 .628 .480 .551 .389 .281 .438
PA2 .536 1.000 .586 .587 .341 .414 .282 .613
PA3 .628 .586 1.000 .742 .705 .587 .501 .433
PA4 .480 .587 .742 1.000 .661 .746 .521 .631
PA5 .551 .341 .705 .661 1.000 .464 .571 .522
PA6 .389 .414 .587 .746 .464 1.000 .393 .319
PA7 .281 .282 .501 .521 .571 .393 1.000 .486
PA8 .438 .613 .433 .631 .522 .319 .486 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PA1 28.8143 12.936 .596 .502 .873
PA2 28.9143 12.456 .623 .604 .870
PA3 28.9143 13.007 .786 .746 .860
PA4 29.0143 12.101 .837 .805 .850
PA5 28.8429 13.207 .714 .662 .865
PA6 28.9571 12.650 .601 .607 .873
PA7 29.3857 12.182 .549 .424 .883
PA8 29.0571 11.997 .648 .638 .869
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
33.1286 16.143 4.01779 8
116
b. Hasil Uji Reliabilitas Etika Auditor
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 70 100.0
Excludeda 0 .0
Total 70 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
.833 .844 11
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
EA1 3.4286 1.16185 70
EA2 3.7429 1.01704 70
EA3 3.7143 .93472 70
EA4 3.6857 1.33561 70
EA5 3.9857 1.10981 70
EA6 3.9286 1.02606 70
EA7 4.1429 1.17073 70
EA8 4.4143 .85961 70
EA9 4.2000 .95705 70
EA10 4.1429 .57195 70
EA11 4.0714 .57285 70
117
Inter-Item Correlation Matrix
EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 EA10 EA11
EA1 1.000 .426 .381 .144 .061 .354 .423 .182 .352 .452 .411
EA2 .426 1.000 .745 .185 .343 .413 .165 .190 .217 .338 .206
EA3 .381 .745 1.000 .206 .261 .402 .144 .186 .227 .267 .391
EA4 .144 .185 .206 1.000 .642 .597 .252 .090 .129 .136 .219
EA5 .061 .343 .261 .642 1.000 .712 .280 .189 .235 .254 .116
EA6 .354 .413 .402 .597 .712 1.000 .395 .297 .310 .413 .181
EA7 .423 .165 .144 .252 .280 .395 1.000 .617 .737 .424 .309
EA8 .182 .190 .186 .090 .189 .297 .617 1.000 .814 .320 .204
EA9 .352 .217 .227 .129 .235 .310 .737 .814 1.000 .344 .264
EA10 .452 .338 .267 .136 .254 .413 .424 .320 .344 1.000 .588
EA11 .411 .206 .391 .219 .116 .181 .309 .204 .264 .588 1.000
118
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
EA1 40.0286 37.188 .475 .510 .823
EA2 39.7143 37.888 .507 .663 .819
EA3 39.7429 38.600 .499 .669 .819
EA4 39.7714 36.614 .425 .530 .831
EA5 39.4714 36.977 .523 .658 .817
EA6 39.5286 35.702 .694 .701 .801
EA7 39.3143 35.697 .586 .630 .811
EA8 39.0429 39.346 .480 .701 .821
EA9 39.2571 37.643 .571 .773 .813
EA10 39.3143 41.001 .538 .564 .822
EA11 39.3857 41.748 .431 .554 .827
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
43.4571 45.266 6.72802 11
119
c. Hasil Uji Reliabilitas Skeptisme Profesional Auditor
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 70 100.0
Excludeda 0 .0
Total 70 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items
N of Items
.881 .894 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
SA1 4.2286 .56904 70
SA2 4.2286 .54298 70
SA3 3.8571 .76681 70
SA4 4.0857 .47374 70
SA5 4.3429 .50750 70
SA6 4.3714 .51560 70
SA7 4.1429 .62056 70
SA8 3.9429 .86620 70
SA9 3.8429 .89501 70
SA10 3.8286 .94748 70
SA11 4.1000 1.05157 70
SA12 4.3429 .65686 70
120
Inter-Item Correlation Matrix
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12
SA1 1.000 .579 .242 .625 .678 .596 .563 .321 .214 .181 .203 .369
SA2 .579 1.000 .393 .655 .606 .365 .418 .336 .373 .359 .391 .427
SA3 .242 .393 1.000 .553 .202 .283 .257 .140 .220 .185 .054 .329
SA4 .625 .655 .553 1.000 .539 .520 .697 .507 .511 .485 .419 .463
SA5 .678 .606 .202 .539 1.000 .559 .532 .243 .216 .245 .369 .512
SA6 .596 .365 .283 .520 .559 1.000 .692 .113 .128 .192 .198 .432
SA7 .563 .418 .257 .697 .532 .692 1.000 .420 .354 .412 .289 .376
SA8 .321 .336 .140 .507 .243 .113 .420 1.000 .755 .747 .691 .213
SA9 .214 .373 .220 .511 .216 .128 .354 .755 1.000 .891 .771 .266
SA10 .181 .359 .185 .485 .245 .192 .412 .747 .891 1.000 .788 .236
SA11 .203 .391 .054 .419 .369 .198 .289 .691 .771 .788 1.000 .327
SA12 .369 .427 .329 .463 .512 .432 .376 .213 .266 .236 .327 1.000
121
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
SA1 45.0857 29.268 .535 .679 .874
SA2 45.0857 28.949 .623 .572 .871
SA3 45.4571 29.556 .329 .453 .886
SA4 45.2286 28.672 .786 .774 .866
SA5 44.9714 29.477 .572 .649 .874
SA6 44.9429 29.939 .475 .658 .877
SA7 45.1714 28.376 .624 .720 .870
SA8 45.3714 26.237 .665 .701 .866
SA9 45.4714 25.615 .714 .837 .863
SA10 45.4857 25.210 .712 .845 .863
SA11 45.2143 24.866 .659 .760 .869
SA12 44.9714 29.014 .486 .376 .877
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
49.3143 32.885 5.73457 12
122
2. Hasil Uji Validitas
a. Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit
Correlations
PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 TPA
PA1
Pearson Correlation 1 .536** .628
** .480
** .551
** .389
** .281
* .438
** .699
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .018 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
PA2
Pearson Correlation .536** 1 .586
** .587
** .341
** .414
** .282
* .613
** .725
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .004 .000 .018 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
PA3
Pearson Correlation .628** .586
** 1 .742
** .705
** .587
** .501
** .433
** .830
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
PA4
Pearson Correlation .480** .587
** .742
** 1 .661
** .746
** .521
** .631
** .880
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
PA5
Pearson Correlation .551** .341
** .705
** .661
** 1 .464
** .571
** .522
** .772
**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
PA6
Pearson Correlation .389** .414
** .587
** .746
** .464
** 1 .393
** .319
** .706
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .001 .007 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
PA7
Pearson Correlation .281* .282
* .501
** .521
** .571
** .393
** 1 .486
** .689
**
Sig. (2-tailed) .018 .018 .000 .000 .000 .001 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
PA8
Pearson Correlation .438** .613
** .433
** .631
** .522
** .319
** .486
** 1 .754
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .007 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
TPA
Pearson Correlation .699** .725
** .830
** .880
** .772
** .706
** .689
** .754
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
123
b. Hasil Uji Validitas Etika Auditor
Correlations
EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 EA10 EA11 TEA
EA1
Pearson Correlation 1 .426** .381
** .144 .061 .354
** .423
** .182 .352
** .452
** .411
** .603
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .234 .616 .003 .000 .131 .003 .000 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA2
Pearson Correlation .426** 1 .745
** .185 .343
** .413
** .165 .190 .217 .338
** .206 .615
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .125 .004 .000 .172 .115 .071 .004 .087 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA3
Pearson Correlation .381** .745
** 1 .206 .261
* .402
** .144 .186 .227 .267
* .391
** .600
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .088 .029 .001 .235 .124 .059 .025 .001 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA4
Pearson Correlation .144 .185 .206 1 .642** .597
** .252
* .090 .129 .136 .219 .581
**
Sig. (2-tailed) .234 .125 .088 .000 .000 .036 .460 .286 .263 .068 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA5
Pearson Correlation .061 .343** .261
* .642
** 1 .712
** .280
* .189 .235 .254
* .116 .638
**
Sig. (2-tailed) .616 .004 .029 .000 .000 .019 .118 .051 .034 .341 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA6
Pearson Correlation .354** .413
** .402
** .597
** .712
** 1 .395
** .297
* .310
** .413
** .181 .769
**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .001 .000 .000 .001 .013 .009 .000 .133 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA7 Pearson Correlation .423** .165 .144 .252
* .280
* .395
** 1 .617
** .737
** .424
** .309
** .694
**
124
Sig. (2-tailed) .000 .172 .235 .036 .019 .001 .000 .000 .000 .009 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA8
Pearson Correlation .182 .190 .186 .090 .189 .297* .617
** 1 .814
** .320
** .204 .576
**
Sig. (2-tailed) .131 .115 .124 .460 .118 .013 .000 .000 .007 .090 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA9
Pearson Correlation .352** .217 .227 .129 .235 .310
** .737
** .814
** 1 .344
** .264
* .663
**
Sig. (2-tailed) .003 .071 .059 .286 .051 .009 .000 .000 .004 .027 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA1
0
Pearson Correlation .452** .338
** .267
* .136 .254
* .413
** .424
** .320
** .344
** 1 .588
** .597
**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .025 .263 .034 .000 .000 .007 .004 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
EA1
1
Pearson Correlation .411** .206 .391
** .219 .116 .181 .309
** .204 .264
* .588
** 1 .499
**
Sig. (2-tailed) .000 .087 .001 .068 .341 .133 .009 .090 .027 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
TEA
Pearson Correlation .603** .615
** .600
** .581
** .638
** .769
** .694
** .576
** .663
** .597
** .499
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
125
c. Hasil Uji Validitas Skeptisme Profesionalisme Auditor
Correlations
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12 TSA
SA1
Pearson
Correlation
1 .579
**
.242
*
.625** .678
** .596
** .563
** .321
** .214 .181 .203 .369
** .604
**
Sig. (2-tailed) .000 .044 .000 .000 .000 .000 .007 .075 .133 .091 .002 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
SA2
Pearson
Correlation
.579*
*
1 .393
**
.655** .606
** .365
** .418
** .336
** .373
** .359
** .391
** .427
** .679
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .002 .000 .004 .001 .002 .001 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
SA3
Pearson
Correlation
.242* .393
**
1 .553** .202 .283
* .257
* .140 .220 .185 .054 .329
** .445
**
Sig. (2-tailed) .044 .001 .000 .093 .018 .032 .247 .067 .125 .658 .005 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
SA4
Pearson
Correlation
.625*
*
.655
**
.553
**
1 .539** .520
** .697
** .507
** .511
** .485
** .419
** .463
** .817
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
SA5
Pearson
Correlation
.678*
*
.606
**
.202 .539** 1 .559
** .532
** .243
* .216 .245
* .369
** .512
** .630
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .093 .000 .000 .000 .043 .072 .041 .002 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
126
SA6
Pearson
Correlation
.596*
*
.365
**
.283
*
.520** .559
** 1 .692
** .113 .128 .192 .198 .432
** .543
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .018 .000 .000 .000 .351 .290 .112 .101 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
SA7
Pearson
Correlation
.563*
*
.418
**
.257
*
.697** .532
** .692
** 1 .420
** .354
** .412
** .289
* .376
** .688
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .032 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .015 .001 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
SA8
Pearson
Correlation
.321*
*
.336
**
.140 .507** .243
* .113 .420
** 1 .755
** .747
** .691
** .213 .745
**
Sig. (2-tailed) .007 .004 .247 .000 .043 .351 .000 .000 .000 .000 .076 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
SA9
Pearson
Correlation
.214 .373
**
.220 .511** .216 .128 .354
** .755
** 1 .891
** .771
** .266
* .786
**
Sig. (2-tailed) .075 .001 .067 .000 .072 .290 .003 .000 .000 .000 .026 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
SA10
Pearson
Correlation
.181 .359
**
.185 .485** .245
* .192 .412
** .747
** .891
** 1 .788
** .236
* .789
**
Sig. (2-tailed) .133 .002 .125 .000 .041 .112 .000 .000 .000 .000 .050 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
SA11
Pearson
Correlation
.203 .391
**
.054 .419** .369
** .198 .289
* .691
** .771
** .788
** 1 .327
** .757
**
Sig. (2-tailed) .091 .001 .658 .000 .002 .101 .015 .000 .000 .000 .006 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
127
SA12
Pearson
Correlation
.369*
*
.427
**
.329
**
.463** .512
** .432
** .376
** .213 .266
* .236
* .327
** 1 .571
**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .005 .000 .000 .000 .001 .076 .026 .050 .006 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
TSA
Pearson
Correlation
.604*
*
.679
**
.445
**
.817** .630
** .543
** .688
** .745
** .786
** .789
** .757
** .571
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
128
3. Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e
VIF
1
(Consta
nt)
8.943 3.627 2.466 .016
TK 2.364 1.153 .151 2.051 .044 .956 1.046
TPA .810 .121 .568 6.675 .000 .718 1.393
TEA .265 .074 .311 3.588 .001 .691 1.447
a. Dependent Variable: TSA
Coefficient Correlationsa
Model TEA TK TPA
1
Correlations
TEA 1.000 -.202 -.529
TK -.202 1.000 .061
TPA -.529 .061 1.000
Covariances
TEA .005 -.017 -.005
TK -.017 1.329 .009
TPA -.005 .009 .015
a. Dependent Variable: TSA
129
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
5. Hasil Uji Normalitas
130
6. Hasil Uji Regresi Berganda
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 70
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.35782421
Most Extreme Differences
Absolute .116
Positive .073
Negative -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .971
Asymp. Sig. (2-tailed) .302
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 TEA, TK, TPAb . Enter
a. Dependent Variable: TSA
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .811a .657 .642 3.43329 1.840
a. Predictors: (Constant), TEA, TK, TPA
b. Dependent Variable: TSA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1491.112 3 497.037 42.167 .000b
Residual 777.974 66 11.787
Total 2269.086 69
a. Dependent Variable: TSA
b. Predictors: (Constant), TEA, TK, TPA
131
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 8.943 3.627 2.466 .016
TK 2.364 1.153 .151 2.051 .044 .956 1.046
TPA .810 .121 .568 6.675 .000 .718 1.393
TEA .265 .074 .311 3.588 .001 .691 1.447
a. Dependent Variable: TSA