162
PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Zakiyah NIM: 1110082000127 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT,

DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP SKEPTISME

PROFESIONAL AUDITOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Zakiyah

NIM: 1110082000127

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 3: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 4: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 5: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 6: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Zakiyah

2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 22 Juni 1993

3. Alamat : Jl. Pancoran Timur 3, K.H. Mahmud Raya Rt 010

Rw 008, Pancoran, Jakarta Selatan 12770

4. Nomor telepon : 085775392606

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. MI Raudhatul Muta’allimin Tahun 1998-2004

2. MTs Raudhatul Muta’allimin Tahun 2004-2007

3. MA Al-Khairiyah Tahun 2007-2010

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2015

III. PENGALAMAN BERORGANISASI

1. Wakil ketua OSIS MTs Raudhatul Muta’allimin Tahun 2005-2006

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Workshop Bisnis Asuransi oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 27 Mei 2011.

2. Seminar di Kebijakan Fiskal, Kementrian Keuangan RI, oleh HMJ IESP

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 4 Mei 2012.

3. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 3 Oktober 2012.

4. Auditing Days oleh HMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 6-7

November 2012.

5. Kuliah Umum Sosialisasi Hemat Energi oleh BEM Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 8 November 2012.

Page 7: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

vii

6. Workshop Pengembangan Metode Pembelajaran dengan Contextual

Learning dan Project Based Learning oleh SMA Tedco, 4 dan 5 Januari

2014.

V. KEPANITIAAN

1. Internal Accounting Competition 2010 oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, sebagai anggota divisi konsumsi, 29 Januari 2011.

2. Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) HMJ Akuntansi 2012, sebagai

anggota divisi humas, 29 Agustus 2012.

Page 8: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

viii

THE INFLUENCE OF TYPE OF PERSONALITY, AUDIT EXPERINCE,

AND AUDITOR ETHIC ON AUDITOR PROFESSIONAL SCEPTICISM

ABSTRACT

The purpose of this study was to examine the influence of type of

personality, audit experience, and auditor ethic to auditor professional

skepticism. Based on convenience sampling method, this study used a sample of

70 respondents who work as auditors in audit firm located in Jakartaand enrolled

in Directory AP & KAP 2014 published by IAPI. This study used primary data

with questionnaire. The data was analyzed by multiple regression.

The results indicates that type of personality, audit experience, and

auditor ethic has an influence, partial and simultant, on auditor professional

skepticism.

Keywords: type of personality, audit experience, auditor ethic, auditor

professional skepticism

Page 9: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

ix

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN ETIKA

AUDITOR TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tipe kepribadian,

pengalaman audit, dan etika auditor terhadap skeptisme profesional auditor.

berdasarkan metode convenience sampling, penelitian ini menggunakan sampel

sebanyak 70 responden yang berprofesi sebagai auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik di wilayah Jakarta yang terdaftar di direktori AP & KAP 2014

yang diterbitkan oleh IAPI. Penelitian ini menggunakan data primer dengan

kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe kepribadian, pengalaman

audit, dan etika auditor berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap

skeptisme profesional auditor.

Kata kunci: tipe kepribadian, pengalaman audit, etika auditor, skeptisme

profesional auditor

Page 10: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

x

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh

Tipe Kepribadian, Pengalaman Audit, dan Etika Auditor Terhadap Skeptisme

Profesional Auditor”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya menuju kebenaran.

Skripsi ini disusun guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam proses

penyelesaian skripsi tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan

bimbingan, dorongan, semangat, dan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Keluarga tercinta, yang selalu menemani, menyayangi, mendukung, dan

mendoakan penulis selama ini.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini Lc., MSi., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Hepi Prayudiawan SE., MM., Ak., CA., selaku Sekretaris Jururan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., selaku dosen pembimbing I,

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan nasihat

dan pengarahan selama proses penulisan skripsi.

5. Bapak Yusar Sagara, SE., Ak., CA., M.Si., CMA., selaku dosen pembimbing II,

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan nasihat

dan pengarahan selama proses penulisan skripsi.

Page 11: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xi

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat kepada penulis.

7. Seluruh Staf Karyawan Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang

telah membantu penulis dalam bidang administrasi selama ini.

8. Seluruh Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan auditor eksternal yang telah

bersedia menjadi responden.

9. Sahabat-sahabatku tersayang, Qonita, Dinda, dan Diah, terima kasih selalu

menemani dan menyemangati penulis selama ini.

10. Teman-teman akuntansi D 2010 “Daeng Tata”, terima kasih selalu memberi semangat

dan keceriaan selama perkuliahan.

11. Teman-teman KKN Interaktif, terima kasih atas semangat dan dorongan yang telah

kalian berikan.

12. Seluruh pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Maka dari itu, penulis

mengharapkan segala bentuk saran, masukan, dan kritikan yang membangun dari berbagai

pihak.

Jakarta, Juni 2015

(Zakiyah)

Page 12: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xii

DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

Halaman Judul .............................................................................................. i

Lembar Pengesahan Skripsi ……………………………………………….. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. v

Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. vi

Abstract ........................................................................................................... viii

Abstrak ........................................................................................................... ix

Kata Pengantar ............................................................................................. x

Daftar Isi ........................................................................................................ xii

Daftar Tabel ................................................................................................... xvii

Daftar Gambar .............................................................................................. xix

Daftar Lampiran ........................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

Page 13: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xiii

A. Latar Belakang Penelitian .................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 9

1. Tujuan Penelitian ............................................................ 9

2. Manfaat Penelitian .......................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 12

A. Tinjauan Literatur ................................................................ 12

1. Teori Personality ........................................................... 12

2. Tipe Kepribadian ........................................................... 14

3. Auditing .......................................................................... 19

a. Definisi Auditing ...................................................... 19

b. Jenis-Jenis Audit ...................................................... 20

c. Bukti Audit .............................................................. 23

4. Pengalaman Audit .......................................................... 25

5. Etika Auditor ................................................................. 27

6. Skeptisme Profesional Auditor ...................................... 29

B. Penelitian-Penelitian Terdahulu ............................................ 33

C. Kerangka Penelitian .............................................................. 39

D. Pengembangan Hipotesis ...................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 46

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 46

B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 46

Page 14: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xiv

C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 47

1. Penelitian Buku (Library Research) .............................. 47

2. Penelitian Lapanagan (Field Research) ......................... 47

D. Metode Analisis Data ........................................................... 48

1. Statistik Deskriptif ........................................................ 48

2. Uji Kualitas Data .......................................................... 48

a. Uji Validitas ........................................................... 48

b. Uji Realibilitas ........................................................ 49

3. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 49

a. Uji Multikolonieritas .............................................. 49

b. Uji Heteroskesdastisitas .......................................... 49

c. Uji Normalitas ........................................................ 50

4. Uji Koefisien Determinasi ............................................ 51

5. Uji Hipotesis ................................................................. 51

a. Uji Analisis Regresi Berganda ............................... 51

b. Uji Statistik t ........................................................... 52

c. Uji Statistik f ........................................................... 52

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................... 52

1. Tipe Kepribadian ............................................................ 53

2. Pengalaman Audit ........................................................... 55

3. Etika Auditor ................................................................... 55

4. Skeptisme Profesional Auditor ....................................... 56

Page 15: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 58

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................ 58

1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 58

2. Karateristik Profil Responden ........................................ 60

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................. 64

1. Hasil Uji Statistik Deskripstif ........................................ 64

2. Hasil Uji Kualitas Data .................................................. 65

a. Hasil Uji Realibilitas ................................................ 65

b. Hail Uji Validitas ..................................................... 66

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................ 68

a. Hasil Uji Multikolonieritas ...................................... 68

b. Hasil Uji Heteroskesdastisitas .................................. 69

c. Hasil Uji Normalitas ................................................. 70

4. Hasil Uji Koefisien determinasi ..................................... 73

5. Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 73

a. Hasil Uji statistik t ................................................... 73

b. Hasil Uji Statistik F .................................................. 74

C. Pembahasan .......................................................................... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 80

A. Kesimpulan .......................................................................... 80

B. Implikasi ............................................................................... 81

C. Saran .................................................................................... 82

Page 16: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xvi

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 87

Page 17: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xv

Page 18: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xvii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .................................................. 33

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................ 57

4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ................................................ 58

4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ................................................ 59

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 60

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terkahir ...... 61

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Pendidikan Terkahir ................... 62

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ........................ 63

4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan pengalaman Kerja . 64

4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 65

4.9 Hasil Uji Realibilitas .................................................................... 66

4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Audit .......................... 67

4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Etika Auditor ................................... 67

4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisme Profesional Auditor ........ 68

Page 19: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xviii

4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................... 69

4.14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ......... 71

4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................. 73

4.16 Hasil Uji Statistik t ....................................................................... 74

4.17 Hasil Uji Statistik F ...................................................................... 75

Page 20: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

iv

Page 21: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xix

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ......................................................... 39

4.1 Hasil Uji Heteroskesdastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot 70

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ...................... 71

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ............... 71

Page 22: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

xx

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Surat Penelitian Skripsi……………… ......................................... 87

2 Surat Keterangan dari Kantor Akuntan Publik ............................. 88

3 Kuesioner Penelitian ..................................................................... 98

4 Jawaban Responden ...................................................................... 104

5 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian .......................................... 114

Page 23: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Audit atas laporan keuangan dibutuhkan untuk memberi keyakinan bahwa

laporan keuangan telah disusun sesuai dengan peraturan akuntansi berlaku

umum. Pemakai-pemakai laporan keuangan ini mempunyai kepentingan yang

berbeda-beda atas informasi keuangan perusahaan.

Manajemen membutuhkan informasi keuangan untuk mengetahui posisi

keuangan perusahaan sebagai dasar untuk membuat strategi bisnis ke

depannya, sehingga bisa menunjukkan kinerja mereka yang baik dan

pertanggungjawaban sumber daya yang sudah dipercayakan kepada mereka.

Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan tempat investor

menanam sahamnya untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan itu

menguntungkan atau tidak, dan apakah seharusnya investor menambah,

menahan, atau bahkan menarik investasinya di perusahaan tersebut. Kreditur

membutuhkan informasi keuangan untuk menganalisa kemampuan perusahaan

dalam membayar pinjaman beserta bunganya. Pemerintah membutuhkan

informasi keuangan perusahaan untuk menetapkan kebijakan pembayaran

pajaknya. Peran auditor sebagai pihak independen yang bertugas memeriksa

laporan keuangan perusahaan dan menyatakan pendapat atas kewajaran

laporan keuangan tersebut menjadi sangat penting.

Page 24: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

2

Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dunia industri

semakin hari semakin pesat. Semakin banyak usaha-usaha baru yang tercipta.

Sehingga, semakin banyak perusahaan yang memerlukan jasa auditor

ditambah berdasarkan Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-134/BL/2012 tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik untuk

menyempurnakan Peraturan Bapepam Nomor X.K.6 disebutkan bahwa

Laporan Keuangan Tahunan yang dimuat dalam laporan tahunan wajib

disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang telah

diaudit oleh Akuntan.

Rahayu dan Suharyati (2010:6) dalam mengungkapkan bahwa

perkembangan perusahaan yang pesat membuat transaksi keuangan semakin

kompleks, dan semakin sulit untuk dicatat dengan baik. Penyajian laporan

keuangan yang semakin kompleks karena dunia bisnis yang selalu

berkembang pesat mengakibatkan semakin tingginya resiko kesalahan

interpretasi dan penyajian laporan keuangan. Setiap auditor dituntut untuk

melaksanakan auditnya dengan lebih tekun dan hati-hati dan secara

profesional untuk memastikan bahwa hasil auditnya merupakan kinerja terbaik

yang bisa diberikan kepada klien. Dengan adanya auditor independen yang

memeriksa laporan keuangan, perusahaan bisa meyakinkan pemakai laporan

keuangan bahwa laporan keuangan tersebut sudah disajikan sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan informasi keuangannya

dapat diandalkan.

Page 25: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

3

Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan standar

auditing yang terdiri atas sepuluh standar. Standar auditing ini harus

diterapkan dalam setiap audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor

independen (Halim, 2008:47). Dalam Pernyataan Standar Auditing No.04 (SA

Seksi 230) paragraf 06 disebutkan:

“Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menuntut

auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Skeptisme profesional

adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan

melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Auditor menggunakan

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh profesi

akuntan publik untuk melaksanakan dengan cermat dan seksama dengan

maksud baik dan integritas, pengumpulan, dan penilaian bukti audit secara

objektif.”

Hal ini menunjukkan bahwa skeptisme profesional wajib dilaksanakan

oleh auditor dalam setiap pelaksanaan auditnya. Kemudian dalam Pernyataan

Standar Auditing No.04 (SA Seksi 230) paragraf 08 menyatakan bahwa dalam

menggunakan skeptisme profesional, auditor tidak harus puas dengan bukti

yang kurang persuasif karena keyakinannya bahwa manajemen adalah jujur.

Auditor tidak harus menganggap manajemen jujur namun juga tidak

menganggap bahwa kejujuran manajemen tidak perlu dipertanyakan lagi.

Skeptisme profesional digunakan dalam penilaian bukti audit yang telah

dikumpulkan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa manajemen telah

menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku umum dan

bebas dari salah saji material.

Maraknya kasus akuntansi yang terjadi di dunia memberikan dampak

terhadap kepercayaan publik pada profesi akuntan publik. Pada tahun 2010,

Page 26: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

4

muncul kembali skandal auditor. Kantor Akuntan Publik Ernst & Young

dituntut atas tuduhan membantu menyembunyikan masalah keuangan Lehman

Brother. Kantor Akuntan Publik Ernst & Young, sebagai auditor yang bekerja

untuk Lehman Brother tahun 2001-2008, dianggap tahu dan membiarkan

Lehman Brother memanipulasi laporan keuangannya, hingga akhirnya

Lehman Brother bangkrut pada tahun 2008.

Kecurangan akuntansi yang diduga dilakukan oleh Lehman Brother seperti

dilansir oleh Freifeld dan Sandler dalam www.bloomberg.com, (22/12/2010),

Ernst & Young, selaku auditor Lehman Brother, dituduh oleh pengacara

general New York mengetahui dan membiarkan Lehman Brother melakukan

rekayasa akuntansi untuk menyembunyikan hutang sebesar $ 50 miliar di

pembukuannya dengan cara mencatat hutang tersebut sebagai penjualan aset

padahal aset tersebut dijual dengan perjanjian pembelian kembali. Hal ini

tentu saja menyesatkan pengguna dari laporan keuangan tersebut. Auditor

laporan keuangan itu seharusnya mengkoreksi pencatatan yang salah tersebut

atau memberikan opini yang tidak wajar terhadap laporan keuangannya.

Kasus-kasus di atas menunjukkan kegagalan-kegagalan auditor dalam

penugasan audit mereka. Salah satu penyebab dari suatu gagal audit (audit

failure) adalah rendahnya skeptisme profesional auditor (Tuanakotta,

2011:71). Penerapan skeptisme profesional yang memadai akan membantu

auditor mendeteksi potensi salah saji material dalam laporan keuangan,

sehingga dapat meminimalisir risiko pengguna laporan keuangan memperoleh

informasi yang menyesatkan dan mengambil keputusan yang salah (Larimbi,

Page 27: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

5

Subroto, dan Rosidi, 2013). Namun, setiap auditor tentunya memiliki

kepribadian berbeda yang dapat mempengaruhi cara pandangnya terhadap

bukti-bukti tersebut.

Noviyanti (2008) menyatakan bahwa perbedaan kepribadian individual

menjadi dasar dari sikap seseorang termasuk sikap skeptisme profesionalnya.

Pernyataan ini didukung oleh Larimbi, dkk (2013) yang mengungkapkan

bahwa auditor dengan tipe kepribadian tertentu ternyata memiliki skeptisme

profesional lebih tinggi dibandingkan dengan tipe kepribadian auditor yang

lain.

Auditor yang belum berpengalaman dengan auditor yang sudah

berpengalaman atau memiliki masa kerja yang lamapun tentunya memiliki

cara pandang yang berbeda atas informasi audit yang diperolehnya. Auditor

dengan masa kerja lebih lama umumnya telah melakukan lebih banyak

penugasan audit, sehingga memiliki pengalaman lebih banyak dalam

mendeteksi potensi kesalahan dan kecurangan selama audit, oleh karena itu,

auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi skeptisme profesionalnya

dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman (Gusti dan Ali,

2008). Pengalaman dapat memfasilitasi timbulnya skeptisme profesional

dalam diri auditor apabila pengalaman tersebut telah memberikan pengetahuan

tentang frekuensi kesalahan dan non kesalahan, serta pola bukti yang

menunjukkan risiko tinggi dari salah saji dalam laporan keuangan (Nelson,

2009).

Page 28: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

6

Selain tipe kepribadian dan pengalaman audit, faktor lain yang dapat

mempengaruhi skeptisme profesional auditor adalah etika. Francis (1990)

dalam Halim (2008) menyatakan bahwa akuntansi merupakan suatu praktik

moral sekaligus diskursif; ia menyangkut dimensi moral (etis) individu

(akuntan). Hal ini menunjukkan bahwa dalam suatu profesi apapun,

khususnya akuntan publik, hasil dari pekerjaan tersebut tidak akan baik jika

tidak dilaksanakan dengan cara yang etis dan bermoral. Untuk menguatkan

penerapan etika, dalam kalangan profesional dirancang etika profesional

sebagai panduan yang dibuat di atas hukum namun tetap realistis sehingga

etika tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Etika profesi akuntan publik

Indonesia diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang terdiri dari

Prinsip Dasar Etika Profesi dan Aturan Etika Profesi. Prinsip dan aturan etika

ini mengikat seluruh anggota IAPI. Dengan adanya kode etik ini, auditor akan

lebih memiliki rasa tanggung jawab atas hasil auditnya dan juga tanggung

jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan jasanya.

Beberapa penelitian terdahulu telah mengungkapkan, seperti penelitian

Nasution dan Fitriany (2012) yang menemukan bahwa pengalaman audit dan

tipe kepribadian berpengaruh positif terhadap skeptisme profesional. Ketika

mengambil keputusan, auditor dengan tipe kepribadian Sensing Thinking (ST)

dan Intuition Thinking (NT) cenderung berpikir logis dan mempertimbangkan

semua fakta yang ada. Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa auditor dengan

tipe kepribadian kombinasi ST dan NT memiliki skeptisme profesional yang

Page 29: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

7

lebih tinggi dibandingkan dengan auditor dengan tipe kepribadian kombinasi

lainnya.

Suraida (2005) mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa etika dan

pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Larimbi, dkk (2013) menyatakan bahwa tipe kepribadian dan pengalaman

merupakan faktor-faktor personal yang berpengaruh terhadap skeptisme

profesional auditor. Semakin berpengalaman seorang auditor, semakin tinggi

tingkat skeptisme profesionalnya. Selanjutnya pada penelitian Silalahi (2013)

menunjukkan bahwa etika dan pengalaman berpengaruh signifikan terhadap

skeptisme profesional auditor.

Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian

ini, karena, pertama, auditor harus bisa meningkatkan sikap skeptisme

profesionalnya untuk dapat mengolah informasi dan bukti-bukti audit secara

benar, sehingga dapat mencegah terjadinya gagal audit (audit failure).

Skeptisme profesional auditor yang rendah menumpulkan kepekaan auditor

dalam menemukan kesalahan klien dan kejadian material yang mempengaruhi

pihak-pihak lain selain klien yang mengandalkan jasa audit, baik yang baru

berupa potensi ataupun yang sudah terjadi. Kedua, masing-masing auditor

memiliki cara pandang yang berbeda yang bisa mempengaruhi sikap

skeptisnya sehingga peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi sikap skeptisme profesional tersebut.

Page 30: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

8

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Tipe Kepribadian, Pengalaman Audit, dan Etika Auditor

Terhadap Skeptisme Profesional Auditor”

Penelitian terkait skeptisme profesionalisme auditor ini telah dilakukan

oleh Larimbi, dkk (2013) terkait pengaruh tipe kepribadian, gender, dan

pengalaman terhadap skeptisme profesional auditor. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Larimbi,

dkk (2013) adalah pada:

1. Variabel penelitian

Variabel independen yang digunakan di penelitian sebelumnya adalah tipe

kepribadian, pengalaman, dan gender. Sedangkan pada penelitian ini

mengganti variabel gender dengan etika karena dalam penelitian

sebelumnya ditemukan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap

skeptisme profesional auditor. Variabel etika digunakan dengan merujuk

pada penelitian Suraida (2005) yang menemukan bahwa variabel etika

berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

2. Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian sebelumnya adalah auditor yang bekerja pada

Kantor Akuntan Publik di wilayah Jawa Timur, sementara sampel

penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di

wilayah DKI Jakarta.

Page 31: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

9

3. Waktu penelitian

Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini

dilakukan pada tahun 2015.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Apakah tipe kepribadian mempunyai pengaruh terhadap skeptisme

profesional auditor?

2. Apakah pengalaman audit mempunyai pengaruh terhadap skeptisme

profesional auditor?

3. Apakah etika auditor mempunyai pengaruh terhadap skeptisme profesional

auditor?

4. Apakah tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor, mempunyai

pengaruh terhadap skeptisme profesional auditor?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk menemukan bukti-bukti empiris atas-atas hal-hal sebagai berikut:

a. Menganalisa pengaruh tipe kepribadian terhadap skeptisme profesional

auditor.

b. Menganalisa pengaruh pengalaman audit terhadap skeptisme

profesional auditor.

Page 32: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

10

c. Menganalisa pengaruh etika auditor terhadap skeptisme profesional

auditor.

d. Menganalisa pengaruh tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika

auditor terhadap skeptisme profesional auditor?

2. Manfaat Penelitian

a. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Memberikan sumbangan referensi dalam dunia akuntansi tentang

pengembangan skeptisme profesional auditor.

2) Masyarakat

Memberikan tambahan informasi tentang pengaruh tipe kepribadian,

pengalaman audit, dan etika auditor terhadap skeptisme profesional

auditor.

3) Peneliti berikutnya

Memberikan sumbangan referensi dalam penelitian yang berhubungan

dengan tipe kepribadian, pengalaman audit, etika auditor, dan

skeptisme profesional auditor.

4) Penulis

Menambah pengetahuan penulis tentang auditing, terutama tentang

skeptisme profesional auditor.

Page 33: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

11

b. Kontribusi Praktis

1) Auditor dan Kantor Akuntan Publik

Tinjauan yang diharapkan dapat menambah informasi tentang

peningkatan skeptisme profesional auditor.

2) User dan Perusahaan dari jasa Kantor Akuntan Publik

Tinjauan yang diharapkan dapat bermanfaat dalam menilai skeptisme

professional auditor dilihat dari tipe kepribadian, pengalaman audit,

dan etika auditor.

3) Ikatan Akuntan Indonesia

Tinjauan yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam

membuat keputusan mengenai skeptisme profesional auditor.

4) Institut Akuntan Publik Indonesia

Tambahan informasi mengenai tipe kepribadian, pengalaman audit,

dan etika auditor yang dapat bermanfaat dalam menilai skeptisme

profesional auditor.

Page 34: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Personality

Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut “personality”, yang berasal

dari kata latin “persona” yang berarti topeng (Sunaryo, 2002:101).

Menurut Eysenck (1950:25), kepribadian adalah keseluruhan pola

perilaku, baik yang aktual maupun yang potensial, dari organisme yang

ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan. Cattel (1950) dalam Hall dan

Lindzey (1993:148) menyatakan bahwa kepribadian adalah sesuatu yang

memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dikerjakan seseorang

dalam situasi tertentu. Sedangkan menurut Allport (1937) dalam Hall dan

Lindzey (1993:24), kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu

atas sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang

khas terhadap lingkungannya.

Kepribadian mempunyai delapan aspek kunci (Friedman dan

Schustack, 2008:2), yaitu:

a) Individu dipengaruhi oleh aspek ketidaksadaran, dorongan-dorongan

yang tidak setiap saat muncul dalam alam sadar.

b) Individu dipengaruhi oleh kekuatan ego yang memberikan rasa

identitas atau “diri”.

Page 35: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

13

c) Seorang individu adalah makhluk biologis, dengan hakikat genetik,

fisik, fisiologis, dan temperamental yang unik.

d) Setiap orang dikondisikan dan dibentuk oleh pengalaman dan

lingkungan di sekitar diri mereka masing-masing.

e) Setiap orang memiliki sebuah dimensi kognitif – berpikir mengenai

dunia di sekitar mereka dan secara aktif mencoba mengartikannya.

f) Seorang individu merupakan suatu kumpulan trait (dimensi),

kemampuan, dan kecenderungan yang spesifik.

g) Manusia memiliki dimensi spiritual dalam hidup mereka, yang

memungkinkan dan mendorong mereka untuk mempertanyakan arti

keberadaan mereka.

h) Hakikat dari seorang individu adalah senantiasa berinteraksi dengan

lingkungannya.

Maka, dapat disimpulkan bahwa personality atau kepribadian adalah

karakteristik yang menentukan sikap seseorang terhadap situasi di

lingkungannya, yang timbul karena adanya ego, faktor genetik, dimensi

kognitif dan spiritual dalam diri manusia, kebutuhan untuk berinteraksi

dengan lingkungan, serta pengalaman dan lingkungan.

Perilaku individu merupakan refleksi dari kepribadiannya dan

ditambah dengan faktor situasional akan mempengaruhi individu tersebut

dalam mengambil keputusan (Jansen dan Glinow, 1985 dalam Malone dan

Roberts, 1996). Hal ini juga berlaku bagi auditor. Kepribadian auditor

akan direfleksikan pada perilakunya. Kepribadian juga merupakan

Page 36: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

14

karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi

pemikiran (Pervin, Cervone, dan John 2012:6). Pikiran yang selalu

mempertanyakan merupakan salah satu dari aspek yang dapat

menggambarkan skeptisme seorang auditor. Oleh karena itu, kepribadian

seorang auditor sangat berperan dalam menentukan tingkat skeptimenya

dan keputusan yang diambil auditor dalam setiap penugasan audit.

2. Tipe Kepribadian

Kepribadian menjadi hal yang sangat menarik untuk dipelajari karena

banyak manfaat yang akan didapat jika bisa mengidentifikasi kepribadian

masing-masing orang. Identifikasi kepribadian dapat membantu dalam

proses pengembangan karakter, pemilihan cara belajar yang paling efektif,

seleksi calon pegawai, dan lain sebagainya. Konsep tipe merujuk kepada

pengelompokkan sifat yang berbeda. Walaupun orang dapat memiliki

banyak sifat dengan banyak tingkatan, sifat-sifat itu dapat dikelompokkan

sebagai „kelompok‟ sifat tertentu (Pervin, dkk, 2012: 9).

Berdasarkan sikap jiwanya, manusia digolongkan ke dalam dua tipe,

yaitu tipe ekstrovert dan introvert (Jung, 1992:44). Menurut Jung, fungsi

jiwa merupakan suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak

berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan empat

pokok fungsi jiwa, yaitu pikiran (thinking) dan perasaan (feeling) yang

merupakan fungsi rasional, serta pengindraan (sensing) dan intuisi

(intuition) yang merupakan fungsi irasional. (Suryabrata, 2010: 158).

Page 37: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

15

Berdasarkan teori Jung tersebut, diciptakan Myers-Briggs Type

Indicator (MBTI), yaitu model pendekatan untuk mengidentifikasi sifat

kepribadian seseorang, untuk kemudian dapat digolongkan ke dalam tipe

kepribadian tertentu, yang dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan

putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori kepribadian

dari Carl Gustav Jung tersebut. MBTI menggunakan 4 preferensi untuk

mengklasifikasikan individu menurut tipe kepribadiannya, yaitu

ekstraversion vs introversion, sensing vs intuition, thinking vs feeling,

judging vs perceiving. Judging vs perceiving merupakan dimensi

tambahan dari Myers dan Briggs yang mengidentifikasi bahwa manusia

juga memiliki preferensi untuk menggunakan baik fungsi judging

(thinking atau feeling) atau fungsi perceiving mereka (sensing atau

intuition) ketika berhubungan dengan dunia luar (extraversion).

Berdasarkan 4 pasang preferensi tersebut didapatkan 16 tipe kepribadian

yaitu ESTJ (Extraversion, Sensing, Thinking and Judging), ESTP

(Extraversion, Sensing, Thinking and Perceiving), ENTJ (Extraversion,

Intuition, Thinking and Judging), ENTP (Extraversion, Intuition, Thinking

and Perceiving), ISTJ (Introversion, Sensing, Thinking and Judging),

ISTP (Introversion, Sensing, Thinking and Perceiving), INTJ

(Introversion, Intuition, Thinking and Judging), INTP (Introversion,

Intuition, Thinking and Perceiving), ESFJ (Extraversion, Sensing, Feeling

and Judging), ESFP (Extraversion, Sensing, Feeling and Perceiving),

ENFJ (Extraversion, Intuition, Feeling and Judging), ENFP (Extraversion,

Page 38: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

16

Intuition, Feeling and Perceiving), ISFJ (Introversion, Sensing, Feeling

and Judging), ISFP (Introversion, Sensing, Feeling and Perceiving), INFJ

(Introversion, Intuition, Feeling and Judging), INFP (Introversion,

Intuition, Feeling and Perceiving).

Perbedaan karakteristik individual yang mengacu pada faktor-faktor

yang melekat pada diri seseorang akan mempengaruhi sikap seseorang

(Noviyanti, 2008). Bagi auditor, perbedaan tipe kepribadian ini dapat

mempengaruhi sikap skeptisme profesionalnya (Larimbi, dkk, 2013).

Skeptisme profesional adalah sikap kritis terhadap bukti-bukti audit dan

cenderung menunda mengambil keputusan sampai bukti audit yang

diperoleh dirasa cukup. Dimensi thinking dan feeling mengacu pada

bagaimana individu membuat keputusan dan kesimpulan, maka individu

dengan tipe kepribadian berbeda akan menggunakan persepsi yang

berbeda dalam memandang suatu hal dan mengambil keputusan, pada

auditor keputusan ini menyangkut hal-hal yang berkaitan saat penugasan

audit termasuk bukti audit. Dimensi ektraversion dan intraversion, melihat

ketertarikan individu dengan dunia luar dan dunia dalam individu masing-

masing. Pada dimensi sensing dan intuition, bagaimana individu mengolah

informasi, serta judging dan perceiving dalam preferensi saat berurusan

dengan dunia luar. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai empat

dimensi tersebut:

Page 39: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

17

a) Extraversion (E) vs. Introversion (I)

Extraversion terkait dengan orientasi terhadap hal di luar diri

seseorang, sedangkan introversion merujuk pada kecenderungan

berfokus pada pikiran dan eksplorasi perasaan dan pengalaman dalam

diri sendiri (Friedman dan Schustack, 2008:296).

Dimensi EI mengacu pada bagaimana individu berinteraksi dengan

lingkungan sekitar, orientasi jiwanya tertuju ke dalam atau ke luar

dirinya. Menurut Eysenck (1965), individu yang memiliki kepribadian

extrovert cenderung perhatian terhadap lingkungannya, suka bergaul,

memiliki suasana hati yang mudah naik turun, mudah

mengekspresikan emosinya, impulsif dalam bertindak, dinamis, suka

terhadap perubahan, dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya,

sedangkan individu yang memiliki kepribadian yang introvert ditandai

dengan suka melamun, menghindari kontak sosial, tampak tenang,

kurang dinamis, kurang menyukai perubahan, dan tidak mudah

beradaptasi dengan lingkungannya. Seseorang yang ekstrovert lebih

action oriented sedangkan introvert cenderung merefleksikan terlebih

dahulu sebelum mengambil suatu tindakan (Swain dan Olsen, 2012).

b) Sensing (S) vs. Intuition (N)

SN mengidentifikasikan apakah seseorang cenderung melihat

realisme atau imajinasi (Friedman dan Schustack, 2008:296).

Seseorang yang mempunyai preferensi sensing memahami dan

memperoleh informasi sesuai dengan yang ditangkapnya melalui panca

Page 40: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

18

indra dan menyerap data secara literal dan konkret, sehingga cenderung

realistis dan praktis sedangkan seseorang yang mempunyai preferensi ke

arah intuition, akan memahami sesuatu dengan intuisi, di mana mereka

mencoba untuk memahami makna atau lambang, hubungan serta pola-

pola yang ada, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya, lebih dari

sekedar apa yang telah ditangkap melalui panca indra (Noviyanti,

2008).

Swan dan Olsen (2012) menyatakan bahwa seseorang yang

cenderung ke arah sensing fokus terhadap hal-hal yang aktual dan

pengalaman langsung sedangkan intuition lebih memperhatikan

gambaran besarnya.

c) Thinking (T) vs Feeling (F)

TF mengindikasikan apakah seseorang cenderung lebih logis dan

objektif atau personal dan subjektif (Friedman dan Schustack,

2008:296). Swain dan Olsen (2012) menyatakan bahwa seseorang

yang memiliki preferensi thinking objektif dan analitikal sedangkan

feeling cenderung subjektif dan simpatik. Noviyanti (2008) juga

menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai preferensi thinking akan

mengambil keputusan dengan mempergunakan daya nalar (rasional) dan

analisis yang objektif berdasarkan sebab dan akibat, sedangkan seseorang

yang mempunyai preferensi feeling cenderung menggunakan perasaan dalam

mengambil keputusan sehingga bersifat subjektif.

Page 41: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

19

d) Judging (J) vs Perceiving (P)

JP mengindikasikan orientasi seseorang ketika mengevaluasi atau

mempersepsikan benda, sebagian orang lebih terstruktur dan lebih suka

menilai sedangkan sebagian lainnya lebih fleksibel dan perspektif

(Friedman dan Schustack, 2008:296).

Seseorang dengan preferensi judging menginginkan sesuatu yang

jelas, teratur, dan mapan, sedangkan seseorang dengan preferensi

perceiving menginginkan sesuatu yang flexible dan spontan. Judgers

menginginkan sesuatu yang sudah pasti, dan perceivers menginginkan

sesuatu yang tidak berkesudahan (open-ended) (Noviyanti, 2008).

Swain dan Olsen (2012) juga mengungkapkan bahwa judgers memiliki

sifat tegas sedangkan perceiving cenderung menunda keputusan untuk

melihatnya dari berbagai sisi.

3. Auditing

a) Definisi auditing

Menurut Arrens, Elder, Beasly dan Jusuf (2010:4), pengertian

auditing adalah sebagai berikut:

“Proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang

dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat

menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.”

Sedangkan auditing menurut Agoes (2012:4) adalah sebagai

berikut:

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,

oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah

Page 42: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

20

disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan

bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”

Mulyadi (2004) mendefinisikan auditing sebagai berikut:

“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi

bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat

kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang

telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai

yang berkepentingan.”

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti

yang dilakukan secara sistematis dan objektif, untuk kemudian dinilai

tingkat kesesuaiannya dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan

menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

b) Jenis-jenis audit

Menurut Agoes (2012:11), ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit

dapat dibedakan menjadi management audit (operational audit),

pemeriksaan ketaatan (compliance audit), pemeriksaan internal

(internal audit).

1) Management audit (Operational audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,

termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah

ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan

operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan

ekonomis. Hasil dari management audit ini biasanya adalah berupa

Page 43: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

21

rekomendasi perbaikan terhadap operasi tertentu yang diaudit.

Management audit bisa dilakukan oleh auditor internal maupun

auditor eksternal.

2) Pemeriksaan ketaatan (compliance audit)

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah

perusahaan sudah menaati peraturan-peraturan dan kebijakan-

kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern

perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal

(pemerintah, Bapepam LK, Bank Indonesia, Direktorat Jendral

Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan kepatuhan ini diukur dari tingkat

kesesuaian antara aktivitas perusahaan dengan kriteria yang

ditetapkan. Pemeriksaan kepatuhan ini juga bisa dilakukan oleh

auditor internal maupun auditor eksternal.

3) Pemeriksaan internal (internal audit)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit

perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi

perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang

telah ditentukan. Hasil pemeriksaan internal ini biasanya adalah

rekomendasi perbaikan. Pemeriksaan internal dilakukan dengan

lebih rinci dibanding dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh

auditor eksternal.

Page 44: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

22

4) Computer audit

Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses

data akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data

Processing (EDP) System. Ada dua metode yang bisa dilakukan

auditor:

a) Audit around the computer

Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output dari

EDP System tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP

System tersebut.

b) Audit through computer

Selain memeriksa input dan output, auditor juga melakukan tes

proses EDP-nya.

Holmes dan Burns (1996:353), mengungkapkan bahwa

karateristik sistem EDP membutuhkan penerapan teknik-teknik

auditing EDP khusus, atau membutuhkan perhatian audit secara

khusus, yang dapat dirangkum sebagai berikut:

a) Pemusatan pengendalian intern, pelaksanaan akuntansi, dan

fungsi-fungsi operasional di dalam organisasi EDP.

b) Otomasi beberapa proses pengendalian intern dengan

memasukkannya ke dalam perangkat keras atau perangkat

lunak computer.

c) Naiknya krusialitas (cruciality) dokumentasi sistem yang tepat

dan mutakhir.

Page 45: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

23

d) Kemungkinan ditiadakannya dokumentasi tercetak tradisional

yang menyangkut transaksi dan kegiatan akuntansi tertentu.

e) Penggunaan media pemrosesan dan alat penyimpanan data

yang khusus, seperti kartu berlubang

Berdasarkan jenis-jenis audit yang dipaparkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa jenis-jenis audit ada empat, management audit,

pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan internal, dan computer audit, dan

berbeda jenis auditnya, maka akan berbeda pula tujuan dan output

yang didapatkan dari audit tersebut juga pelaksanaan auditnya.

c) Bukti audit

Bukti audit termasuk suatu konsep penting dalam audit. Bahkan,

memperoleh dan mengevaluasi bahan bukti dalam audit merupakan

aktivitas utama auditor dalam pelaksanaan audit (Rahayu dan Suhayati,

2010:2). Pada standar pekerjaan lapangan ketiga dinyatakan dengan

jelas bahwa:

“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai

dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan auditan.”

Bukti audit merupakan keseluruhan informasi yang digunakan

auditor dalam mencapai kesimpulan yang menjadi dasar pendapat

audit, dan mencakup informasi yang terdapat dalam catatan-catatan

akuntansi yang mendasari laporan keuangan serta informasi lainnya.

Menurut Konrath (2002) dalam Agoes (2012:119) ada enam tipe bukti

Page 46: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

24

audit, yaitu physical evidence, confirmation evidence, documentary

evidence, mathematical evidence, analytical evidence, dan hearsey

(oral) evidence.

1) Physical evidence

Physical evidence terdiri atas segala sesuatu yang bisa dihitung,

dipelihara, diobservasi atau diinspeksi, dan terutama berguna untuk

mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan.

2) Confirmation evidence

Confirmation evidence adalah bukti yang diperoleh mengenai

eksistensi, kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga

di luar klien.

3) Documentary evidence

Documentary evidence terdiri atas catatan-catatan akuntansi dan

seluruh dokumen pendukung transaksi.

4) Mathematical evidence

Mathematical evidence merupakan perhitungan, perhitungan

kembali dan rekonsiliasi auditor.

5) Analytical evidence

Analytical evidence adalah bukti yang diperoleh melalui

penelaahan analitis terhadap informasi keuangan klien.

6) Hearsey (oral) evidence

Hearsey (oral) evidence merupakan bukti dalam bentuk jawaban

lisan dari klien atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor.

Page 47: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

25

Dalam memeriksa laporan keuangan, seorang auditor

mengandalkan bukti mengenai adanya dan fungsi pengendalian intern

yang efektif, catatan, dokumen yang otoritatif dan sah untuk

mendukung transaksi yang tercatat, catatan dan dokumen-dokumen

hukum, dan bukti yang diperoleh dari berbagai sumber dari luar

(Holmes dan Burns, 1996). Maka dasar bagi keputusan audit haruslah

bukti.

Bukti audit yang menjadi dasar keputusan audit harus kompeten

dan cukup. Kompeten berkaitan dengan kualitas dari bukti audit

tersebut, dan untuk dapat dikatakan kompeten bukti audit harus sah

dan relevan. Sah berkaitan dengan cara perolehan bukti dan relevan

berkaitan dengan hubungan bukti tersebut dengan tujuan audit yang

dilaksanakan cukup berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Evaluasi

secara kritis harus dilakukan auditor untuk bisa memutuskan dengan

tepat apakah bukti audit yang didapatkan sudah andal atau belum,

sudah cukup atau belum.

4. Pengalaman Audit

Pengalaman merupakan usaha sadar dan sistematis yang berlangsung

seumur hidup dalam rangka mengalihkan pengetahuan oleh seseorang

kepada orang lain (Anoraga, 1995 dalam Ayuningtias, 2013). Pengalaman

audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan

baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani (Suraida, 2005). Seorang pegawai yang memiliki pengalaman

Page 48: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

26

kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal di

antaranya mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan, dan mencari

penyebab munculnya kesalahan (Purnamasari, 2005 dalam Sukriah,

Akram, dan Inapty, 2009).

Pengalaman berdasarkan lama bekerja merupakan pengalaman auditor

yang dihitung berdasarkan satuan waktu/tahun, sehingga auditor yang

sudah lama bekerja dapat dikatakan auditor berpengalaman. Pengalaman

juga dapat dihitung berdasarkan banyaknya kasus yang ditangani oleh

auditor tersebut. Semakin lama bekerja menjadi auditor dan semakin

banyak kasus yang ditangani, maka akan memperluas pengetahuan auditor

di bidang akuntansi dan auditing.

Tubbs (1992) dalam Nadirsyah dan Malahayati (2007) menyebutkan

secara rinci tentang auditor yang dapat dikatakan berpengalaman, yaitu:

a) Auditor menjadi lebih sadar terhadap kekeliruan-kekeliruan

b) Auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit terhadap

kekeliruan-kekeliruan

c) Auditor menjadi sadar terhadap kekeliruan yang lebih tidak lazim

d) Hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan seperti departemen

tempat terjadi kekeliruan dan pelanggaran, dan tujuan pengendalian

internal menjadi lebih menonjol.

Auditor yang berpengalaman memiliki struktur pengetahuan yang

lebih baik sehingga mereka dapat mengabaikan informasi yang tidak

relevan (Sandra, 1999 dalam Herliansyah dan Ilyas, 2006). Kekeliruan

Page 49: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

27

yang terjadi saat audit tentu dapat menghambat proses penyelesaian audit

itu sendiri dan karena auditor yang berpengalaman dapat mengabaikan

informasi yang tidak relevan, maka dapat dikatakan bahwa auditor yang

berpengalaman cenderung lebih efektif dalam penugasan audit.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman

audit adalah lamanya penugasan atau banyaknya waktu yang telah

dihabiskan oleh seorang auditor dalam pekerjaan auditnya. Dan auditor

yang berpengalaman memiliki kesadaran lebih tentang kekeliruan-

kekeliruan saat menjalankan profesinya sebagai auditor.

5. Etika Auditor

Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin

“ethicus”. Etika merupakan ilmu yang mempelajari soal kebaikan (dan

keburukan) di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang

mengenai gerak-gerik fikiran dan rasa yang dapat merupakan

pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat

merupakan perbuatan (Dewantara, 1962 dalam Zubair, 1995:15). Maryani

dan Ludigdo (2001) dalam Ristanto (2009) mendefinisikan etika sebagai

seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku

manusia baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang

dianut oleh sekelompok masyarakat atau profesi tertentu.

Menurut Lily (1957) dalam Zubair (1995:14), etika adalah:

“The normative science of human being living in societies a science

which judge this conduct to be right or wrong…”

Page 50: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

28

Artinya etika adalah ilmu normatif tentang kehidupan manusia dalam

bermasyarakat, ilmu yang menilai suatu perilaku benar atau salah.

Etika berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan

perilaku manusia dalam hidupnya (Suraida, 2005). Etika dalam auditing

berkaitan dengan perilaku yang ideal seorang auditor profesional yang

independen dalam melaksanakan audit (Halim, 2008:47). Konflik dalam

sebuah audit akan berkembang pada saat auditor mengungkapkan

informasi, tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin dipublikasikan

kepada umum (Abdurrahman dan Yuliani, 2011). Menurut Windsor dan

Askhanasy (1995) dalam Abdurrahman dan Yuliani (2011), konflik ini

akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat

keputusan yang menyangkut independensi dan integritasnya dengan

imbalan ekonomis yang mungkin terjadi di sisi lainnya. Akuntan Publik

merupakan orang yang memiliki predikat profesional, yang berarti

tanggung jawab untuk berprilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung

jawab penugasan dan memenuhi undang-undang serta peraturan

masyarakat. Salah satu cara profesi akuntan publik mewujudkan perilaku

profesional adalah pengaruh dari pelaksanaan etika profesi yang telah

ditetapkan oleh IAI yaitu Kode Etik Akuntan Publik (Rahayu dan

Suhayati, 2012:48). Ini berarti dibutuhkan kepedulian pada etika profesi,

dalam hal ini Kode Etik Akuntan Publik yang merupakan panduan dan

aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai Akuntan Publik,

bekerja di lingkungan usaha pada instansi pemerintah maupun di

Page 51: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

29

lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab

profesionalnya (Suraida, 2005).

Kode Etik Akuntan Publik terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A

Prinsip Dasar Etika Profesi dan Bagian B Aturan Etika Profesi. Kode etik

adalah produk kesepakatan yang mengatur tingkah laku moral suatu

kelompok tertentu dalam masyarakat untuk diberlakukan dalam suatu

masa tertentu, dengan ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan

dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok itu (Rahayu dan Suhayati,

2010:49). Kode etik ini dibuat dengan tujuan untuk menentukan standar

perilaku bagi para auditor juga untuk meningkatkan kepercayaan

masyarakat terhadap profesi auditor.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa etika auditor

adalah tingkah laku dan moral yang dimiliki oleh auditor dalam

kapasitasnya sebagai orang yang berprofesi, yang sudah diatur

penerapannya dalam Kode Etik Akuntan Publik. Etika ini penting untuk

senantiasa diterapkan agar berpengaruh baik terhadap jasa yang diberikan

auditor.

6. Skeptisme Profesional Auditor

Skeptisme profesional adalah satu sikap yang harus ada dalam diri

auditor. Arti skeptisme profesional yang dijelaskan dalam Standar Profesi

Akuntan Publik adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti

audit. Sedangkan menurut International Federation of Accountants (IFAC)

Page 52: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

30

skeptisme berarti auditor membuat penilaian yang kritis, dengan cara

berpikir yang terus-menerus bertanya dan mempertanyakan kesahihan dari

bukti audit yang diperoleh, waspada terhadap bukti audit yang

kontradiktif, mempertanyakan keandalan dokumen dan jawaban atas

pertanyaan serta informasi lain yang diperoleh dari manajemen dan

mereka yang berwenang dalam pengelolaan perusahaan. International

Standards on Auditing menjelaskan bahwa skeptisme profesional auditor

adalah penting untuk penilaian yang kritis (critical assessment) terhadap

bukti-bukti audit, yaitu auditor harus memiliki pikiran yang selalu

mempertanyakan kehandalan dokumen-dokumen yang diperoleh dari

pihak manajemen dan juga mempertimbangkan kecukupan dan kesesuaian

bukti yang diperoleh.

Menurut Hurtt (2010), skeptisme profesional dalah kecenderungan

auditor untuk menunda menyimpulkan sampai bukti yang ditemukan oleh

auditor cukup untuk menjadi dasar dalam suatu alternatif/penjelasan

kepada yang lain. Lebih lanjut Hurt (2010) menyatakan bahwa sifat-sifat

yang dapat menggambarkan skeptisme profesional pada diri seorang

auditor adalah pikiran yang mempertanyakan (questioning mind),

penangguhan pengambilan keputusan (suspension of judgement),

pencarian pengetahuan (search for knowledge), pemahaman antarpribadi

(interpersonal understanding), otonomi (autonomy), penghargaan diri (self

esteem).

Page 53: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

31

a) Pikiran yang mempertanyakan (questioning mind)

SAS No.99 secara spesifik menyatakan bahwa skeptisme

profesional diharuskan dengan mempertanyakan terus-menerus apakah

informasi dan bukti yang diperoleh menunjukkan adanya pernyataan

salah yang bersifat material karena kecurangan yang terjadi.

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa pikiran yang mempertanyakan

adalah salah satu karakteristik dari skeptisme profesional.

b) Penangguhan pengambilan keputusan (suspension of judgement)

Aspek kedua dari skeptisme profesional adalah penangguhan

keputusan sampai ada bukti di mana bukti tersebut dapat menjadi dasar

pengambilan keputusan. Seseorang yang skeptis tidak ragu membuat

dalam keputusan namun tidak tergesa-gesa dalam melakukannya.

Dalam AU 230.9, disebutkan bahwa “auditor seharusnya tidak puas

dengan bukti yang kurang persuasif.” Dengan standar yang

menyatakan bahwa skeptisme profesional berguna untuk

mengumpulkan dan mengevaluasi bukti saat mengaudit, hal ini

mendukung konsep judgement harus ditahan sampai diperoleh bukti

yang cukup.

c) Pencarian pengetahuan (search for knowledge)

Hurtt menjelaskan bahwa karakteristik ini adalah rasa

keingintahuan dan ketertarikan. Seseorang yang skeptis akan tertarik

untuk mencari tahu secara keseluruhan, bukan hanya untuk

Page 54: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

32

memverifikasi kesimpulan tertentu atau memperoleh suatu informasi

yang dibutuhkan, dan menikmati setiap proses pembelajarannya.

d) Pemahaman antarpribadi (interpersonal understanding)

Pemahaman antarpribadi merupakan kebutuhan untuk juga

mempertimbangkan aspek personal saat memeriksa bukti seperti

disebutkan dalam SAS No. 99 bahwa auditor dapat mengidentifikasi

kejadian atau kondisi yang mengidentifikasi insentif/tekanan (pada

individu) untuk melakukan kecurangan, kesempatan (untuk individu)

untuk melakukan tindakan kecurangan, atau sikap/rasionalisasi

(digunakan individu) untuk membenarkan perbuatan curang. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa dalam setiap penugasan audit, auditor harus

dapat membaca situasi dengan memahami perilaku klien.

e) Otonomi (autonomy)

Seorang auditor harus mengevaluasi bukti-bukti secara objektif

untuk menentukan apakah bukti-bukti tersebut cukup dijadikan dasar

untuk membuat suatu keputusan. Mautz dan Sharaf (1961) dalam

Hurtt (2010), mendukung otonomi sebagai salah satu sikap yang harus

dimiliki auditor dengan menyatakan bahwa auditor harus memiliki

keberanian profesional tidak hanya untuk memeriksa secara kritis dan

mungkin membuang usul orang lain, tetapi untuk menyelesaikan

penemuannya sendiri secara terpisah dan mencari evaluasi. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa otonomi adalah keputusan auditor untuk

Page 55: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

33

membuat suatu kesimpulan tanpa terpengaruh oleh upaya persuasi

orang lain.

f) Penghargaan diri (self esteem)

Dibutuhkan kepercayaan diri yang tinggi dalam mengambil

tindakan untuk memperoleh bukti yang cukup dan mengajukan

pertanyaan selama penugasan audit. Mereka yang rendah self esteem

tidak akan mempunyai kepercayaan diri untuk mengandalkan

penilaiannya sendiri untuk membuat keputusan, dan seseorang yang

memiliki penghargaan diri yang tinggi tidak hanya menerima begitu

saja hal-hal yang ia temui, dan sebaliknya akan menentang upaya

persuasif orang lain.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

skeptisme profesional adalah sikap kritis terhadap segala bukti audit,

memastikan keabsahan dan kecukupan dari bukti tersebut, di mana sikap

ini dapat terbentuk oleh enam aspek yaitu pikiran yang mempertanyakan

(questioning mind), penangguhan pengambilan keputusan (suspension of

judgement), pencarian pengetahuan (search for knowledge), pemahaman

antarpribadi (interpersonal understanding), otonomi (autonomy),

penghargaan diri (self esteem).

B. Penelitian-Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1.

Page 56: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan

1. Suraida (2005) Pengaruh Etika,

Kompetensi,

Pengalaman Audit dan

Risiko Audit Terhadap

Skeptisisme

Profesional Auditor

dan Ketepatan

Pemberian Opini

Akuntan Publik

1. Variabel etika,

pengalaman audit,

skeptisisme

profesional auditor

1. Pada penelitian

sebelumnya tidak

terdapat variabel tipe

kepribadian

2. Sampel dalam penelitian

sebelumnya adalah

auditor KAP di

Indonesia yang berhak

menandatangani laporan

audit

3. Analisis data penelitian

sebelumnya dilakukan

dengan Struktural

Equation Modeling

(SEM)

Etika, kompetensi,

pengalaman audit, dan

risiko audit berpengaruh

terhadap skeptisisme

profesional auditor, juga

terhadap ketepatan

pemberian opini akuntan

publik. Secara parsial

pengaruhnya kecil, secara

simultan besar.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 57: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

35

Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Persamaan Perbedaan

2. Noviyanti (2008) Skeptisme Profesional

Auditor dalam Mendeteksi

Kecurangan

1. Variabel tipe

kepribadian,

variabel

skeptisme

profesional

auditor

1. Pada penelitian

sebelumnya tidak

terdapat variabel

pengalaman dan

etika auditor

2. Sampel dalam

penelitian

sebelumnya

adalah junior

auditor, senior

auditor, dan

supervisor KAP di

Jakarta

3. Data penelitian

sebelumnya

dianalisis dengan

Analysis o f

Variance

(ANOVA)

Auditor dengan tingkat

kepercayaan berbasis

identifikasi (identification-

based trust) jika diberi

penaksiran risiko

kecurangan yang tinggi

akan menunjukkan

skeptisme profesional yang

lebih tinggi dalam

mendeteksi kecurangan dan

tipe kepribadian

mempengaruhi sikap

skeptisme profesional

auditor. Auditor dengan

tipe kepribadian ST dan

NT memiliki tingkat

skeptisme yang lebih tinggi

dibanding tipe kepribadian

lainnya. Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 58: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

36

Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

3. Anugerah, Sari,

and Frostiana

(2011)

The Relationship Between

Ethics, Expertise, Audit

Experience, Fraud Risk

Assessment, and Audit

Situational Factors on

Auditor Professional

Skepticism

1. Variabel etika,

pengalaman audit,

skeptisme

profesional

auditor

1. Pada penelitian

sebelumnya tidak

terdapat variabel

tipe kepribadian

2. Sampel dalam

penelitian

sebelumnya

adalah auditor

KAP di Riau

3. Pengujian

penelitian

sebelumnya

menggunakan

Partial Least

Squre (PLS)

Etika, pengalaman audit

penilaian risiko kecurangan,

dan faktor situasi audit

berpengaruh positif

signifikan terhadap

skeptisme profesional

auditor. Keahlian tidak

berpengaruh terhadap

skeptisme profesional

auditor.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 59: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

37

Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

4. Nasution dan

Fitriany (2012)

Pengaruh Beban Kerja,

Pengalaman Audit dan Tipe

Kepribadian Terhadap

Skeptisme Profesional dan

Kemampuan Auditor dalam

Mendeteksi Kecurangan

1. Variabel tipe

kepribadian,

pengalaman audit,

variabel skeptisme

profesional

2. Responden

penelitian adalah

auditor KAP di

Jakarta

1. Pada penelitian

sebelumnya tidak

terdapat variabel

etika auditor

2. Pengujian

penelitian

sebelumnya

menggunakan

Partial Least Squre

(PLS)

Beban kerja berpengaruh

negatif pada skeptisme

profesional dan kemampuan

auditor dalam mendeteksi

kecurangan, sedangkan

pengalaman audit dan tipe

kepribadian berpengaruh

positif .

5. Larimbi, dkk

(2013)

Pengaruh Faktor-Faktor Personal

Terhadap

Skeptisisme Profesional Auditor

1. Variabel tipe

kepribadian,

pengalaman,

variabel skeptisme

profesional auditor

2. Menggunakan

analisis regresi

berganda

1. Pada penelitian

sebelumnya tidak

terdapat variabel

etika auditor

2. Sampel dalam

penelitian

sebelumnya adalah

auditor KAP non

big 4 di Jawa

Timur

Tipe kepribadian INFP

(introvert, intuition, feeling,

perceiving) dan ENFJ

(extrovert, intuition, feeling,

judging) dan pengalaman audit

berpengaruh terhadap

skeptisisme profesional

auditor. Sedangkan gender

tidak berpengaruh terhadap

skeptisisme profesional

auditor.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 60: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

38

Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

6. Silalahi (2013) Pengaruh Etika, Kompetensi,

Pengalaman Audit dan Situasi

Audit Terhadap Skeptisme

Profesional Auditor

1. Variabel etika,

pengalaman audit,

skeptisme

profesional auditor

2. Menggunakan

analisis regresi

berganda

1. Pada penelitian

sebelumnya tidak

terdapat variabel

tipe kepribadian

2. Sampel dalam

penelitian

sebelumnya adalah

auditor KAP di

Sumetera Utara dan

Riau

Variabel etika, kompetensi,

pengalaman audit dan situasi

audit berpengaruh signifikan

terhadap skeptisme profesional

auditor

7. Winantyadi dan

Waluyo (2014)

Pengaruh Pengalaman, Keahlian,

Situasi Audit, dan Etika

Terhadap Skeptisisme

Profesional Auditor

(Studi Kasus pada KAP di

Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta)

1. Variabel

pengalaman audit,

etika, skeptisme

profesional auditor

2. Menggunakan

analisis regresi

berganda

1. Pada penelitian

sebelumnya tidak

terdapat variabel

tipe kepribadian

2. Sampel dalam

penelitian

sebelumnya adalah

auditor KAP di

Yogyakarta

Variabel pengalaman audit,

keahlian, situasi audit, dan

etika berpengaruh positif dan

signifikan terhadap skeptisme

profesional auditor.

Sumber: diolah dari berbagai referensi

Page 61: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

39

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar

2.1.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Bersambung pada halaman selanjutnya

Faktor-faktor Penyebab Kesalahan Audit

Tinjauan teoritis: teori personality, tipe kepribadian, auditing, pengalaman audit,

etika auditor, dan skeptisme profesional auditor

Variabel independen Variabel dependen

Tipe Kepribadian

Skeptisisme

Profesional Auditor Pengalaman Audit

Etika Auditor

Populasi: auditor yang bekerja di KAP di Jakarta

Adanya kegagalan audit KAP

Ernst & Young terhadap kliennya,

Lehman Brother, dengan tidak

mengungkapkan manipulasi

laporan keuangan Lehman Brother

GAP

Standar Auditing No.04

(SA Seksi 230) paragraf 06

mengenai pelaksanaan

skeptisme profesional

Page 62: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

40

Gambar 2.1

Skema Kerangka Penelitian

Model Analisis: Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

Variabel independen Variabel dependen

Tipe Kepribadian

Skeptisisme

Profesional Auditor Pengalaman Audit

Etika Auditor

Page 63: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

41

D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh tipe kepribadian terhadap skeptisme profesional auditor

Kepribadian adalah karakteristik yang menentukan sikap seseorang

terhadap situasi di lingkungannya, termasuk di lingkungan kerja.

Sehingga dalam menjalankan profesinya, kepribadian dapat

mempengaruhi cara auditor menangani pemeriksaan laporan keuangan

dan tipe kepribadian tertentu dapat mempengaruhi skeptisme auditor

tersebut.

Penelitian yang dilakukan Nasution dan Fitriany (2012)

menunjukkan auditor yang berpengalaman lebih skeptis dan akan

meningkatkan kemampuannya dalam mendeteksi kecurangan, dan

auditor dengan tipe kepribadian ST (Sensing-Thinking) dan NT

(Intuitive-Thinking) lebih skeptis dibandingkan dengan tipe

kepribadian yang lain.

Larimbi, Subroto, dan Rosidi (2013) juga menemukan bahwa ada

faktor-faktor personal yang berpengaruh terhadap skeptisme

profesional auditor. Salah satu faktor personal tersebut adalah tipe

kepribadian. Tipe kepribadian yang ditemukan berpengaruh positif

terhadap skeptisme profesional auditor adalah tipe kepribadian INTJ

(introvert, intuition, thinking, judging). Noviyanti (2008) juga

menemukan bahwa tipe kepribadian ST dan NT mempunyai skeptisme

profesional yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan auditor

dengan tipe kepribadian lainnya.

Page 64: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

42

Maka, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Noviyanti

(2008), Nasution dan Fitriany (2012), serta Larimbi, dkk (2013),

hipotesis yang diajukan adalah:

H1: Tipe kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional

auditor.

2. Pengaruh pengalaman audit terhadap skeptisme profesional auditor

Auditor disyaratkan untuk memiliki pengalaman yang cukup dalam

profesi yang ditekuninya, karena auditor yang memiliki pengalaman

lebih banyak relatif memiliki pemahaman yang lebih baik dalam

peristiwa-peristiwa yang terjadi selama mengaudit. Sehingga juga akan

berdampak pada hasil audit, karena terkadang keputusan yang diambil

oleh auditor didasarkan pada pengalaman audit terdahulu yang dimiliki

oleh auditor.

Penelitian pengalaman audit terhadap skeptisme sudah dilakukan

oleh Anugerah, Sari, dan Frostiana (2011). Dalam penelitiannya,

pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian yang telah dilakukan

oleh Suraida (2005). Suraida (2005) menyatakan bahwa pengalaman

audit, secara parsial maupun secara simultan bersama dengan etika,

kompetensi, dan situasi audit, berpengaruh terhadap skeptisme

profesional auditor.

Nasution dan Fitriany (2012) menjabarkan dalam penelitiannya

bahwa pengalaman audit berpengaruh positif terhadap skeptisme

Page 65: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

43

profesional dan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.

Larimbi, dkk (2013) juga menemukan bukti bahwa pengalaman audit

adalah salah satu faktor personal yang berpengaruh terhadap skeptisme

profesional auditor. Lebih lanjut pada penelitian Silalahi (2013) juga

membuktikan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap skeptisme

profesional auditor.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005),

Anugerah, dkk (2011), Nasution dan Fitriany (2012), Larimbi, dkk

(2013), serta Silalahi (2013), hipotesis yang diajukan adalah:

H2: Pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional

auditor.

3. Pengaruh etika auditor terhadap skeptisme profesional auditor

Auditor adalah seorang profesional, yang berarti tanggung jawab

auditor bukan hanya untuk memenuhi penugasan dan aturan-aturan

hukum yang berlaku. Auditor juga bertanggung jawab kepada

masyarakat yang sudah memberikan kepercayaannya terhadap jasa

yang sudah diberikan auditor. Salah satu bentuk dari tanggung jawab

ini adalah pelaksanaan etika dalam setiap penugasan audit. Karena

auditor yang menguasai ilmu etika yang terkait dengan

etika profesi dapat lebih menerapkan skeptisme profesional mereka

(Syamsudin, Sudarma, Habbe, dan Mediaty, 2014).

Suraida (2005) menemukan bahwa etika, kompetensi, pengalaman

audit, dan risiko audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional

Page 66: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

44

auditor. Hal ini menunjukkan bahwa jika akuntan publik menegakkan

etika, memiliki kompetensi dan pengalaman audit serta merencanakan

risiko audit dengan baik, maka tingkat skeptisisme profesional auditor

akan semakin tinggi.

Anugerah, dkk (2011) menemukan bahwa etika, pengalaman audit,

penilaian risiko kecurangan, dan situasi audit berpengaruh terhadap

skeptisme profesional audit. Penelitian Silalahi (2013) juga

menunjukkan bahwa etika berpengaruh terhadap skeptisme profesional

auditor. Auditor seringkali berhadapan dengan dilema etika yang dapat

merusak nilai-nilai etika auditor. Maka, untuk meningkatkan skeptisme

profesionalnya, auditor harus mampu memegang prinsip etika auditor.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005),

Anugerah, dkk (2011), dan Silalahi (2013), hipotesis yang diajukan

adalah:

H3: Etika auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

4. Pengaruh tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor

terhadap skeptisme profesionalisme auditor

Hasil penelitian Noviyanti (2008) menunjukkan bahwa tipe

kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Suraida (2005) menemukan bahwa pengalaman audit dan etika secara

parsial pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap skeptisme auditor.

Namun, secara simultan berpengaruh besar terhadap skeptisme

profesional auditor.

Page 67: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

45

Larimbi, dkk (2013) meneliti faktor-faktor personal yang

mempengaruhi skeptisme profesional auditor. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa dari tiga variabel yang diuji, yaitu tipe

kepribadian, jenis kelamin, dan pengalaman, hanya tipe kepribadian

dan pengalaman yang berpengaruh terhadap skeptisme profesional

auditor.

Nasution dan Fitriyani (2012) juga meneliti skeptisme profesional

auditor dengan variabel independen tipe kepribadian, beban kerja, dan

pengalaman. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari tiga

hanya tipe kepribadian dan pengalaman yang positif dan signifikan

berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor. Anugerah, dkk

(2011), Silalahi (2013), serta Winantyadi dan Waluyo (2014)

mengungkapkan bahwa pengalaman dan etika berpengaruh terhadap

skeptisme auditor.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005),

Noviyanti (2008), Anugerah, dkk (2011), Nasution dan Fitriany

(2012), Silalahi (2013), Larimbi, dkk (2013), serta Winantyadi dan

Waluyo (2014), hipotesis yang diajukan adalah:

H4: Tipe kepribadian, pengalaman audit, etika auditor, secara bersama-

sama berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Page 68: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan karakteristik masalahnya, penelitian ini termasuk explanatory

causall-comparative research, yaitu penelitian untuk menguji hipotesis yang

menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan

variabel dependen. Sumber data penelitian menggunakan data primer (primary

data), merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (tidak melalui media perantara) (Indriantoro dan Supomo, 2009:

146-147), yang berasal dari jawaban kuesoner responden yang dikirimkan

kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP).

Penelitian ini meliputi tipe kepribadian, pengalaman audit, etika auditor,

dan skeptisme profesional auditor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel

independen, yaitu tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor

terhadap variabel dependen, yaitu skeptisme profesional auditor.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja di kantor

akuntan publik wilayah Jakarta. Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan convenience sampling, yang berarti unit sampling yang ditarik

mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat

kooperatif. Sedangkan unit analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah

Page 69: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

47

tingkat individual (seseorang), dikarenakan yang diamati adalah perilaku

individual.

1. Populasi (population), yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala

sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo,

2009:151). Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP di Indonesia.

2. Sampel adalah elemen-elemen populasi yang diteliti (Indriantoro dan

Supomo, 2009:151). Berdasarkan pengertian tersebut, maka sampel yang

digunakan untuk penelitian ini adalah sampel yang berasal dari populasi

auditor di KAP di DKI Jakarta.

C. Metode Pengumpulan Data

Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan

keputusan (Kuncoro, 2009:145). Untuk memperoleh data, peneliti

menggunakan dua cara, yaitu:

1. Penelitian Buku (Library Research)

Peneliti memperoleh data melalui skripsi, jurnal, buku, internet, dan

sumber-sumber lain yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk data utama penelitian ini, peneliti memperoleh langsung dari

pihak pertama (data primer). Subjek penelitian ini adalah auditor yang

bekerja di kantor akuntan publik. Data diperoleh peneliti dengan

mengirimkan kuesioner secara langsung. Data primer diperoleh dengan

menggunakan jawaban responden atas pertanyaan terstruktur yang

Page 70: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

48

tercantum dalam kuesioner. Sumber penelitian ini adalah skor masing-

masing indikator variabel dari jawaban responden tersebut.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji

asumsi klasik, uji koefisien determinasi, dan uji hipotesis.

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan

data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi

baik secara grafik maupun numerik. Statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, varian, maksimum, minimum (Ghozali, 2011:19).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan

dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang

seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau

valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid, jika

pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur pada kuisoner tersebut. Pengujian validitas

menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghuitung

korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan.

Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah

0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2011).

Page 71: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

49

b. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang

dikumpulkan. Suatu kuesioner dikatakan reliable (handal) jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke

waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994, dalam

Ghazali, 2011:48).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas

adalah nilai Tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF >10.

(Ghozali, 2011:106). Jadi, model regresi yang tidak ada

multikolonieritas adalah jika nilai Tolerance >0,10 atau sama dengan

nilai VIF <10.

b. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah jika varians dari

residual satu ke residual lain tetap (homoskedastisitas), atau tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Dasar analisis:

Page 72: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

50

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2011:160). Model ditribusi yang baik adalah terdistribusi

normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik.

Analisis normal menggunakan grafik Normal Probability Plot dan

grafik histogram. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas, sedangkan jika data

menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas

(Ghozali, 2011:163).

Page 73: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

51

Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji

statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai

signifikan kurang dari 0,05, berarti data tidak terdistribusi secara

normal (Ghozali: 2011:34).

4. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan 1 (Ghozali, 2011:97). Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen amat terbatas, sedangkan nilai yang mendekati satu berarti

variabel independen hampir memberikan semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2012:97).

5. Uji Hipotesis

a. Uji analisis regresi berganda

Peneliti menggunakan analisis ini karena ingin mengetahui

bagaimana variabel tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika

auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor. Untuk

menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang akan

digunakan adalah sebagai berikut:

Di mana:

Y = Skeptisme Profesional Auditor

Y = α + β1X1D + β2X2 + β3X3 + е

Page 74: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

52

α = Konstanta

β1,β2,β3 = Koefisien Regresi

X1D = Tipe Kepribadian (dummy)

X2 = Pengalaman Audit

X3 = Etika Auditor

е = Error

b. Uji statistik t

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh suatu variabel penjelas/independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel independen. (Ghozali, 2011:98). Apabila

nilai probabilitas t lebih kecil dari 0,05, hipotesis yang menyatakan

bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi

variabel dependen diterima.

c. Uji statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat

(Ghozali, 2011:98). Semua variabel independen secara simultan dapat

dikatakan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen jika nilai probabilitas f kurang dari 0,05.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan

mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan, kemudian merumuskannya

Page 75: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

53

secara singkat dan jelas sehingga tidak menimbulkan berbagai tafsiran yang

berbeda. Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Tipe Kepribadian

Tipe kepribadian kombinasi ST (Sensing and Thinking) dan NT

(Intuition and Thinking) diduga memiliki skeptisme profesional dan

kemampuan mendeteksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe

kepribadian kombinasi SF (Sensing and Feeling) dan NF (Intuition and

Feeling) (Nasution dan Fitriany, 2012). Tipe kepribadian ST dan NT

adalah tipe kepribadian yang mengambil keputusan berdasarkan fakta

yang diperolehnya dengan menggunakan analisis yang logis (Noviyanti,

2008).

Tipe kepribadian ST dan NT diberi nilai 1 dan tipe kepribadian SF dan

NF diberi nilai 0. Indikatornya adalah 24 item pernyataan yang dibagi

menjadi dua kolom untuk dipilih salah satu dari kolom tersebut yang

diambil dari instrumen Swain dan Olsen (2012), di mana pernyataan-

pernyataan tersebut mewakili masing-masing dimensi.

a) Extraversion

1) Saya merasa termotivasi dan semangat apabila ada dorongan dari

luar diri saya

2) Saya akan mendahulukan mengambil tindakan bertindak kemudian

baru merenungkannya

3) Saya memilih berbicara dalam menyampaikan pendapat

Page 76: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

54

b) Introversion

1) Saya merasa termotivasi dan semangat apabila ada dorongan dari

dalam diri saya

2) Saya akan merenungkan tindakan saya sebelum dilakukan

3) Saya memilih menyampaikan pendapat saya di surat resmi

daripada berbicara secara langsung

c) Sensing

1) Saya lebih menggunakan panca indera saya dalam mengolah

informasi yang masuk dari dari sekeliling saya

2) Saya selalu memikirkan hal yang aktual terjadi

3) Saya memiliki tipe yang senang terhadap sesuatu yang detail

d) Intuition

1) Saya lebih menggunakan alat perekam (audio) dalam mengolah

informasi yang masuk dari sekeliling saya

2) Saya lebih memperhatikan gambaran umum yang terjadi

3) Saya memiliki sifat imajinatif dan kreatif

e) Thinking

1) Saya selalu mengambil keputusan berdasarkan logika

2) Saya memiliki sifat keras kepala

3) Saya memiliki sifat objektif

f) Feeling

1) Saya selalu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan orang

lain

Page 77: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

55

2) Saya memiliki sifat simpatik

3) Saya memiliki sifat subjektif

g) Judging

1) Saya memiliki sifat hidup harus sudah terencana dan diatur

2) Saya mempunyai arah tujuan yang jelas dan terorganisir

3) Saya memiliki sifat tegas

h) Perceiving

1) Saya memiliki sifat fleksibel

2) Saya memiliki rasa ingin tahu dan tidak mempunyai arah tujuan

yang jelas

3) Saya tidak memiliki sifat tegas

2. Pengalaman audit

Pengalaman auditor dalam melakukan audit. Dalam penelitian ini,

variabel pengalaman audit diukur lewat jawaban kuesioner dengan skala

interval 1-5. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrumen

yang digunakan oleh Sukriah, dkk (2009).

3. Etika Auditor

Etika adalah nilai-nilai tingkah laku yang diterima oleh suatu individu

atau golongan. Dalam profesi auditor, etika adalah nilai-nilai tingkah laku

yang diterima dalam kapasitasnya sebagai seorang profesional. Instrumen

pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang digunakan oleh

Suraida (2005). Variabel ini dihitung dengan menggunakan skala interval

1-5.

Page 78: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

56

4. Skeptisme Profesional Auditor

Gusti dan Ali (2008) menyatakan skeptisme profesional auditor adalah

sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan

evaluasi secara skeptis terhadap bukti audit dan auditor diharapkan dapat

lebih mendemonstrasikan tingkat tertinggi dari skeptisme profesionalnya.

Variabel skeptisme profesional auditor ini diukur dengan menggunakan

instrumen Hurtt (2010) yang diukur menggunakan skala interval 1-5.

Page 79: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

57

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator No. Butir

Pernyataan

Skala

Pengukuran

Tipe

Kepribadian

(X1) Swain dan

Olsen (2012)

a. Berorientasi pada dunia luar 1A, 2A, 3A Variabel

dummy b. Fokus kepada pikiran dan

perasaan diri sendiri dan

menghindari kontak sosial

1B, 2B, 3B

c. Mengolah informasi dengan

panca indera

4A, 5A, 6A

d. Memahami sesuatu dengan

intuisi

4B, 5B, 6B

e. Pengambilan keputusan

berdasarkan pemikiran

7A, 8A, 9A

f. Pengambilan keputusan

berdasarkan perasaan

7B, 8B, 9B

g. Menggunakan fungsi judging

ketika berhubungan dengan

dunia luar

10A, 11A,

12A

h. Menggunakan fungsi

perceiving ketika

berhubungan dengan dunia

luar

10B, 11B,

12B

Pengalaman

Audit (X2)

Sukriah, Akram,

dan Inapty

(2009).

a. Lamanya bekerja sebagai

auditor

13, 14, 15,

16

Skala

interval

b. Banyaknya tugas pemeriksaan 17, 18, 19,

20

Etika Auditor

(X3) Suraida

(2005)

a. Kesadaran Etis 21,22, 23,

24, 25, 26,

27, 28, 29

Skala

interval

b. Kepedulian pada Etika Profesi 30, 31

Skeptisme

Profesional (Y)

(Hurtt, 2010)

a. Pikiran yang mempertanyakan 32 Skala

interval

b. Penangguhan pengambilan

keputusan

33, 34, 35

c. Pencarian pengetahuan 36, 37

d. Pemahaman antarpribadi 38

e. Otonomi 39, 40, 41

f. Penghargaan Diri 42, 43

Page 80: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

58

Page 81: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

58

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik yang bekerja di

Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah DKI Jakarta. Auditor yang

berpatisipasi di penelitan ini meliputi: manajer, supervisor, auditor senior

dan auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner secara

langsung kepada responden yang bekerja di KAP di wilayah DKI Jakarta

yang terdaftar dalam directory Kantor Akuntan Publik 2014 yang

diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran

serta pengambilan kuesioner dilaksanakan mulai bulan Desember 2014

hingga Februari 2015.

Gambaran mengenai tingkat pengembalian kuesioner disajikan pada

tabel 4.1.

Tabel 4.1

Tingkat Pengembalian Kuesioner

No Keterangan Jumlah Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 100 100%

2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 11 11 %

3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 19 19%

4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 70 70%

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Page 82: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

59

Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat

dalam tabel 4.2

Tabel 4.2

Data Distribusi Sampel Penelitian

No Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner

Dikirim

Kuesioner

Dikembalikan

1. Usman & Rekan 5 5

2. Abubakar Usman dan Rekan 7 7

3. Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 12 12

4. Abdul Aziz Fiby Ariza 5 5

5. Basyiruddin & Wildan 10 10

6. Riza, Adi, Syahril & Rekan 10 10

7. Moch. Zainuddin & Sukmadi 10 10

8. Teguh Sentosa 5 5

9. Pieter, Uways & Rekan 5 5

10. Heroe, Pramono & Rekan 10 10

11. Dra. Erimurni 10 10

12. Indra, Sumijono, dan Rekan 6 0

13. Abdul Ghonie Abu Bakar 5 0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Peneliti mengambil sampel sebanyak 13 KAP dari keseluruhan

KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta, yaitu 6 KAP di Jakarta Selatan,

2 KAP di Jakarta Pusat, 2 KAP di Jakarta Timur, 2 KAP di Jakarta Barat,

dan 1 KAP di Jakarta Utara. Kuesioner yang disebar sebanyak sebanyak

100 kuesioner dan yang kembali sebanyak 89 kuesioner atau 89 %.

Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 11 kuesioner atau 11 %. Hal ini

dikarenakan penyebaran kuesioner dilakukan di waktu yang kurang tepat.

Kuesioner yang dapat diolah sebanyak 70 kuesioner atau 70%, sedangkan

kuesioner yang tidak dapat diolah sebanyak 19 kuesioner atau 19%

dikarenakan kuesioner tidak memenuhi syarat untuk diolah dan tidak diisi

secara lengkap oleh responden.

Page 83: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

60

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta sesuai dengan Directory Kantor

Akuntan Publik 2014 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI), yang pernah melakukan pekerjaan di bidang auditing.

Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang

terdiri dari jenis kelamin, posisi terakhir, pendidikan, usia, dan

pengalaman kerja responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data primer yang diolah: 2015

Tabel 4.3 di atas menunjukkan responden didominasi oleh

responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 36 orang atau

sebesar 51,4% dan sisanya sebanyak 34 orang atau sebesar 48,6%

berjenis kelamin perempuan. Hal ini diduga karena profesi auditor

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki-Laki 36 51.4 51.4 51.4

Perempuan 34 48.6 48.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 84: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

61

memerlukan tenaga dan waktu yang lebih banyak sehingga responden

penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki.

b. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan posisi terakhir.

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Manajer 2 2.9 2.9 2.9

Supervisor 9 12.9 12.9 15.7

AuditorSenior 25 35.7 35.7 51.4

AuditorJunior 34 48.6 48.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah: 2015

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden

sebanyak 34 orang atau sebesar 48,6% menduduki posisi sebagai

auditor junior. Posisi responden yang banyak ditempati selanjutnya

adalah responden yang menduduki posisi sebagai auditor senior

sebanyak 25 orang atau sebesar 35,7%. Responden yang menduduki

posisi sebagai supervisor sebanyak 9 orang atau sebesar 12,9%.

Sedangkan sisanya sebanyak 2 orang atau sebesar 2,9% menduduki

posisi sebagai manajer.

Hal tersebut mungkin dikarenakan semakin tinggi jabatan seorang

auditor di Kantor Akuntan Publik maka semakin tinggi pula tingkat

Page 85: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

62

kesibukannya, Sehingga dalam penelitian ini, responden didominasi

oleh auditor junior.

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: Data primer yang diolah: 2015

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah responden 62

orang atau sebesar 88,6%. Responden berpendidikan terakhir Diploma

Tiga (D3) berjumlah 6 orang atau sebesar 8,6%. Sisanya sebesar 2,9%

atau sebanyak 2 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2). Hal ini

diduga karena di Indonesia pada umumnya standar pendidikan untuk

direkrut menjadi akuntan publik minimal Strata Satu (S1), sehingga

mayoritas responden berpendidikan Strata Satu (S1).

d. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan usia.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

S2 2 2.9 2.9 2.9

S1 62 88.6 88.6 91.4

D3 6 8.6 8.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 86: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

63

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<20 1 1.4 1.4 1.4

20-30 59 84.3 84.3 85.7

30-40 6 8.6 8.6 94.3

>40 4 5.7 5.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah: 2015

Tabel 4.6 di atas menunjukkan responden yang bekerja pada kantor

akuntan publik sebanyak 1 orang atau sebesar 1,4% responden berusia

kurang dari 20 tahun, sebanyak 59 orang atau sebesar 84,3%

responden berusia 20-30 tahun, sebanyak 6 orang atau sebesar 8,6%

responden berusia 30-40 tahun, dan sisanya sebanyak 4 orang atau

sebesar 5,7% responden berusia lebih dari 40 tahun.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas reponden yang bekerja pada kantor akuntan publik berusia

20-30 tahun sebesar 84,3% atau sebanyak 59 orang. Hal ini mungkin

dikarenakan responden penelitian ini didominasi oleh auditor junior,

sehingga usia responden penelitian mayoritas relatif muda.

e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja

Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pengalaman kerja.

Page 87: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

64

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<3tahun 36 51.4 51.4 51.4

3-5tahun 22 31.4 31.4 82.9

5-10tahun 11 15.7 15.7 98.6

>10tahun 1 1.4 1.4 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah: 2015

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 36

orang atau sebesar 51,4% memiliki pengalaman bekerja kurang dari 3

tahun dan sebanyak 22 orang atau sebesar 31,4% memiliki pengalaman

bekerja 3-5 tahun. Sedangkan sisanya sebanyak 11 orang atau sebesar

15,7% memiliki pengalaman bekerja 5-10 tahun dan 1 orang atau

sebesar 1,4% memiliki pengalaman bekerja lebih dari 10 tahun.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi tipe

kepribadian, pengalaman audit, etika auditor, dan skeptisme profesional

auditor diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.

Page 88: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

65

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TK 70 .00 1.00 .8429 .36656

TPA 70 19.00 40.00 33.1429 4.01911

TEA 70 27.00 55.00 43.4571 6.72802

TSA 70 32.00 60.00 49.3143 5.73457

Valid N (listwise) 70

Sumber: Data primer yang diolah: 2015

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel pengalaman audit jawaban

minimum responden sebesar 19,00 dan maksimum sebesar 40,00 dengan

rata-rata total jawaban 33,1429 dan standar deviasi sebesar 4,01911.

Variabel etika auditor jawaban minimum responden sebesar 27,00 dan

maksimum sebesar 55,00 dengan rata-rata total jawaban 43,4571 dan

standar deviasi sebesar 6,72802. Sedangkan pada variabel skeptisme

profesional auditor jawaban minimum responden sebesar 32,00 dan

maksimum sebesar 60,00 dengan rata-rata total jawaban 49,3143 dan

standar deviasi sebesar 5,73457. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif

di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata jawaban responden untuk

variabel pengalaman audit, etika auditor, dan skeptisme profesionalisme

auditor adalah setuju.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika

nilai Croncbach Alpha berada di atas 0.7 (Ghozali, 2011:48). Tabel 4.9

Page 89: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

66

menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk tiga variabel yang digunakan

dalam penelitian ini.

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Pengalaman Audit 0,882 Reliabel

Etika Auditor 0,833 Reliabel

Skeptisme

Profesional Auditor

0,881 Reliabel

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Tabel 4.9 menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha atas variabel

pengalaman audit sebesar 0,882, etika auditor sebesar 0,833, dan

skeptisme profesional auditor 0,881. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena

mempunyai nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari 0,70. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan

mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan

itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan

sebelumnya.

b. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson

Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat

signikansinya di bawah 0,05 maka butir pernyataan tersebut dapat

dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga

variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Pengalaman Audit

Page 90: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

67

(PA), Etika Auditor (EA), dan Skeptisme Profesional Auditor (SA)

dengan 70 sampel responden.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

1 (PA1) 0,699 0,000 Valid

2 (PA2) 0,725 0,000 Valid

3 (PA3) 0,830 0,000 Valid

4 (PA4) 0,880 0,000 Valid

5 (PA5) 0,772 0,000 Valid

6 (PA6) 0,706 0,000 Valid

7 (PA7) 0,689 0,000 Valid

8 (PA8) 0,754 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.10 menunjukkan variabel pengalaman audit mempunyai

kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Etika Auditor

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

1 (EA1) 0,603 0,000 Valid

2 (EA2) 0,615 0,000 Valid

3 (EA3) 0,600 0,000 Valid

4 (EA4) 0,581 0,000 Valid

5 (EA5) 0,638 0,000 Valid

6 (EA6) 0,769 0,000 Valid

7 (EA7) 0,694 0,000 Valid

8 (EA8) 0,576 0,000 Valid

9 (EA9) 0,663 0,000 Valid

10 (EA10) 0,597 0,000 Valid

11 (EA11) 0,499 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Page 91: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

68

Tabel 4.11 menunjukkan variabel etika auditor mempunyai

kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitias Skeptisme Profesional Auditor

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Corelation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

1 (SA1) 0,604 0,000 Valid

2 (SA2) 0,679 0,000 Valid

3 (SA3) 0,445 0,000 Valid

4 (SA4) 0,817 0,000 Valid

5 (SA5) 0,630 0,000 Valid

6 (SA6) 0,543 0,000 Valid

7 (SA7) 0,688 0,000 Valid

8 (SA8) 0,745 0,000 Valid

9 (SA9) 0,786 0,000 Valid

10 (SA10) 0,789 0,000 Valid

11 (SA11) 0,757 0,000 Valid

12 (SA12) 0,571 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.12 menunjukkan variabel skeptisme profesional auditor

mempunyai kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya

korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Uji

multikolonieritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai VIF <10 dan nilai

tolerance >0,10, maka tidak terjadi multikolonieritas. Berikut ini

Page 92: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

69

disajikan hasil uji multikolonieritas dengan menggunakan nilai VIF

dan nilai tolerance.

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, terlihat bahwa nilai tolerance

untuk tipe kepribadian menunjukkan angka 0,956 dan VIF-nya 1,046,

pengalaman audit dengan nilai tolerance 0,718 dan VIF-nya 1,393, dan

etika auditor dengan nilai tolerance 0,691 dan VIF-nya 1,447. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak

terdapat multikolonieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari

residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 8.943 3.627 2.466 .016

TK 2.364 1.153 .151 2.051 .044 .956 1.046

TPA .810 .121 .568 6.675 .000 .718 1.393

TEA .265 .074 .311 3.588 .001 .691 1.447

a. Dependent Variable: TSA

Page 93: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

70

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Grafik scatterplot menunjukkan data tersebar di atas dan di baawah

angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas

pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model

regresi layak digunakan untuk memprediksi tingkat skeptisme

profesionalis auditor berdasarkan variabel yang mempengaruhinya,

yaitu tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor.

c. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Page 94: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

71

Hasil uji normalitas berdasarkan output normal plot disajikan pada

gambar berikut ini

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada

gambar berikut ini.

Gambar 4.3

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Page 95: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

72

Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik yang menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan gambar 4.3

memperlihatkan pola distribusi yang menceng (skewnesss) ke kanan.

Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi

asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas berdasarkan uji Kolmogorov-Spirnov (K-S)

disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.14

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Spirnov (K-S)

Sumber: Data primer yang diolah 2015

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, hasil uji Kolmogorov-Spirnov (K-

S) menunjukkan data terdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai

signifikan sebesar 0,302, yang lebih besar dari nilai signifikan minimal

0,05 untuk memenuhi uji asumsi normalitas.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 70

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 3.35782421

Most Extreme Differences

Absolute .116

Positive .073

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .971

Asymp. Sig. (2-tailed) .302

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 96: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

73

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Hasil uji koefisien determinasi untuk variabel Y, X1, X2, dan X3 disajikan

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1, X2, X3, dan Y

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.15 di atas menunjukkan nilai Adjusted R Square 0,642. Hal ini

berarti variasi dari tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor

dapat menjelaskan 64,2% variasi skeptisme profesionalisme auditor.

Sedangkan sisanya sebesar 35,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian. Variabel lain yang mempengaruhi skeptisme

profesional auditor menurut Anugerah, dkk (2011) adalah penilaian risiko

kecurangan dan situasi audit.

5. Hasil Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan pengujian analisis regresi berganda, yaitu:

a. Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen. Variabel

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .811a .657 .642 3.43329

a. Predictors: (Constant), TEA, TK, TPA

b. Dependent Variable: TSA

Page 97: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

74

independen dapat dikatakan berpengaruh terhadap variabel independen

jika nilai probabilitas t kurang dari 0,05. Hasil uji statistik t disajikan

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.16

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 8.943 3.627 2.466 .016

TK (Tipe Kepribadian) 2.364 1.153 .151 2.051 .044

TPA (Pengalaman Audit) .810 .121 .568 6.675 .000

TEA (Etika Auditor) .265 .074 .311 3.588 .001

a. Dependent Variable: TSA

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Tabel 4.16 di atas menunjukkan variabel tipe kepribadian (TK),

pengalaman audit (TPA), dan etika auditor (TEA) masing-masing

memiliki nilai probabilitas di bawah 0,05. Hal ini berarti semua

variabel independen secara invidual berpengaruh terhadap variabel

dependen, yaitu skeptisme profesionalisme auditor.

b. Uji signifikansi simultan (uji statistik f)

Uji statistik f digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen. H4 diterima jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05.

Berikut ini disajikan hasil uji statistik f.

Page 98: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

75

Tabel 4.17

Hasil Uji Statistik f

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1491.112 3 497.037 42.167 .000b

Residual 777.974 66 11.787

Total 2269.086 69

a. Dependent Variable: TSA

b. Predictors: (Constant), TEA, TK, TPA

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Hasil uji statistik f di atas menunjukkan tingkat signifikansi 0,000.

Hal ini berarti tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor

bersama-sama berpengaruh terhadap skeptisme profesionalisme

auditor.

Model regresi berganda penelitian ini berdasarkan tabel 4.16

adalah sebagai berikut:

Y = 8,943 + 2,364 X1D + 0,810 X2 + 0,265 X3 + 3,627

Di mana:

Y = Skeptisme Profesional Auditor

X1 = Tipe Kepribadian

X2 = Pengalaman Audit

X3 = Etika Auditor

Page 99: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

76

C. Pembahasan

1. Tipe kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor

Hasil uji statistik t pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa variabel tipe

kepribadian mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,044. Hal ini berarti

mendukung H1 bahwa variabel tipe kepribadian berpengaruh terhadap

skeptisme profesional auditor karena tingkat signifikansinya lebih kecil

dari 0,05.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Noviyanti (2008), Nasution dan Fitriany (2012), serta Larimbi, dkk (2013)

bahwa perbedaan tipe kepribadian auditor berpengaruh terhadap tingkat

skeptisme profesionalnya.

Perbedaan karakteristik individual yang mengacu pada faktor-faktor

yang melekat pada diri seseorang akan mempengaruhi sikap seseorang

(Noviyanti, 2008). Dalam dunia audit, sikap skeptisme auditor dapat

dipengaruhi oleh karakteristik individual auditor tersebut. Perbedaan tipe

kepribadian yang telah digolongkan menjadi 16 tipe dalam penelitian ini

akan membedakan sikap skeptismenya terhadap penugasan audit yang

sedang dilakukan.

2. Pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor

Hasil uji statistik t pada tabel 4.16 menunjukkan nilai signifikansi

variabel pengalaman audit sebesar 0,000. Hal ini berarti mendukung H2

bahwa variabel pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme

profesional auditor dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05.

Page 100: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

77

Responden penelitian ini tidak jauh berbeda dengan responden

penelitian Larimbi, dkk (2013), yaitu mayoritas auditor junior,

berpendidikan S1, berusia 20-30 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki.

Sehingga hasil penelitian pun tidak jauh berbeda, yaitu semakin banyak

pengalaman yang dimiliki oleh seorang auditor, maka akan semakin tinggi

skeptisme profesional yang dimilikinya.

Pengalaman kerja adalah hal-hal yang menghasilkan pembelajaran dan

pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku seseorang

(Ayuningtyas, 2013), sehingga auditor yang berpengalaman memiliki

sikap dan cara berpikir yang lebih baik daripada auditor yang kurang

berpengalaman. Auditor yang telah lama melaksanakan audit, pengalaman

yang dimiliki akan dijadikan pembelajaran dan membuat auditor menjadi

lebih skeptis dan hati-hati dalam menimbang setiap keputusan yang

diambil.

3. Etika auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesionalisme auditor

Hasil uji statistik t pada tabel 4.16 menunjukkan nilai signikansi

variabel etika auditor sebesar 0,001. Maka dapat disimpulkan bahwa

variabel etika auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor,

karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05.

Mayoritas pendidikan responden penelitian ini adalah S1, minimal D3

sehingga auditor sudah paham dengan etika yang berlaku di dunia audit

dan memegang teguh etika tersebut. Hasil ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005), Anugerah, dkk (2011), dan

Page 101: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

78

Silalahi (2013) yang mengungkapkan bahwa etika memiliki pengaruh

terhadap skeptisme profesional auditor. Hasil penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Winantyadi dan Waluyo (2014) yang

menemukan etika sebagai variabel yang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap skeptisme profesional auditor.

Etika adalah suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan

bertindaknya seseorang sehingga apa yang akan dilakukannya dipandang

oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan

martabat dan kehormatan seseorang (Winantyadi dan Waluyo, 2014).

Sehingga dapat dikatakan bahwa auditor dalam melaksanakan audit akan

selalu berlandaskan pada prinsip etika yang diyakini. Etika adalah salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi skeptisme profesional auditor di

mana auditor harus menjunjung tinggi integritas, independensi dan

profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

(Anugerah, dkk, 2011). Semakin tinggi etika yang dimiliki auditor maka

skeptisme profesional auditor juga akan tinggi. Demikian juga sebaliknya,

jika semakin rendah etika yang dimiliki auditor maka semakin rendah

skeptisme profesional auditornya.

4. Tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor berpengaruh

terhadap skeptisme profesional auditor

Hasil uji statistik f pada tabel 4.17 menunjukkan nilai signifikansi

sebesar 0,000. Hasil ini mendukung H4 bahwa tipe kepribadian,

pengalaman audit, dan etika auditor secara bersama-sama berpengaruh

Page 102: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

79

terhadap skeptisme profesional auditor karena nilai signifikansinya lebih

kecil dari 0,05.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Noviyanti (2008) dan Nasution dan Fitriyani (2012) yang menemukan

bahwa auditor dengan tipe kepribadian ST (Sensing-Thinking) and NT

(Intuitive-Thinking) lebih skeptis dibandingkan auditor dengan tipe

kepribadian yang lain. Larimbi, dkk (2013) juga menyatakan bahwa tipe

kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Suraida (2005), Anugerah, dkk (2011), Silalahi (2013), dan Winantyadi

dan Waluyo (2014) yang mengungkapkan bahwa pengalaman audit dan

etika secara parsial dan bersama-sama berpengaruh terhadap skeptisme

profesional auditor.

Page 103: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tipe kepribadian,

pengalaman audit, dan etika auditor terhadap skeptisme profesional auditor.

Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda Statistical

Package for Social Science (SPSS) Ver. 21. Responden penelitian ini

berjumlah 70 auditor yang bekerja di 13 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

berada di wilayah DKI Jakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tipe kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Noviyanti (2008),

Nasution dan Fitriany (2012), serta Larimbi, dkk (2013).

2. Pengalaman audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005),

Anugerah, dkk (2011), Nasution dan Fitriany (2012), Larimbi, dkk (2013),

dan Silalahi (2013).

3. Etika auditor berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida

(2005), Anugerah, dkk (2011), dan Silalahi (2013).

4. Tipe kepribadian, pengalaman audit, dan etika auditor berpengaruh

terhadap skeptisme profesional auditor. Hasil penelitian ini mendukung

Page 104: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

81

hasil penelitian yang dilakukan oleh Suraida (2005), Noviyanti (2008),

Anugerah, dkk (2011), Nasution dan Fitriany (2012), Larimbi, dkk (2013),

dan Silalahi (2013).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Auditor yang menjaga sikap skeptismenya akan mengevaluasi bukti

audit dengan lebih kritis sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang

lebih baik. Untuk meningkatkan skeptisme auditornya, KAP diharapkan

memperhatikan auditornya untuk selalu bersikap objektif terhadap bukti-

buki audit dan berpedoman pada etika dalam setiap penugasannya. KAP

juga dapat mengikutsertakan auditornya dalam pelatihan mengenai etika

audit untuk memperdalam pemahaman auditor mengenai etika. Selain itu,

untuk meningkatkan pengalaman audit dari sisi pendidikan, KAP

diharapkan sering mengikutsertakan auditornya dalam pelatihan, seminar,

dan lain sebagainya.

2. Auditor

Tipe kepribadian berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Maka auditor harus selalu bersikap objektif dalam mengaudit agar

skeptismenya tetap terjaga. Auditor juga diharapkan selalu memegang

etika yang baik dalam setiap penugasan audit untuk menjaga

kredibilitasnya. Auditor juga diharapkan untuk mengambil pembelajaran

Page 105: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

82

dari pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan dan mengaplikasikannya

pada setiap penugasan audit dan selalu menjaga sikap skeptismenya.

3. Akademisi

Penelitian ini memberikan kontribusi mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi skeptisme profesional auditor. penelitian selanjutnya

diharapkan dapat memperdalam mengenai skeptisme dan meneliti faktor

lain yang diduga mempengaruhi skeptisme profesional auditor.

C. Saran

Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan penelitian

yang lebih berkualitas, dengan mempertimbangkan masukan-masukan sebagai

berikut:

1. Penyebaran kuesioner pada penelitian selanjutnya diharapkan tidak

bertepatan dengan waktu auditor menyiapkan laporan auditor independen

sehingga auditor memiliki waktu lebih banyak untuk mengisi kuesioner.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan wawancara langsung

sehingga mendapatkan data yang lebih nyata dan dapat keluar dari

pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit dan kurang

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas populasi penelitian dan

menambah jumlah auditor responden sehingga diperoleh hasil penelitian

yang tingkat generalisasinya lebih tinggi.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel lain, seperti variabel

penilaian risiko kecurangan dan situasi audit (Anugerah, dkk: 2011).

Page 106: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman dan Yuliani, Nur Laila, “Determinasi Pengambilan Keputusan Etis

Auditor Internal (Studi Empiris pada BUMND dan BUMD di Magelang

dan Temanggung)“, Widya Warta No.2 Tahun XXVV, Juli 2011.

Agoes, Soekirno, “Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan

Publik”, Edisi Keempat, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta, 2012.

Anugerah, Rita, Nelly Sari, Ria, dan Mona Frostiana, Rina, “The Relationship

Between Ethics, Expertise, Audit Experience, Fraud Risk Assessment, on

Audit Situational Factors and Auditor Professional Skepticism”,

International Symposium on Finance and Accounting, 2011.

Arens, Alvin A,, Elder, Randal J,, dan Beasley, Mark S, “Auditing dan Jasa

Assurance”, Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Ayuningtias, Noorina, “Pengaruh Faktor Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan

Pelatihan Terhadap Pengetahuan Aparatur Pajak Tentang Tax Avoidance

(Studi Kasus Atas Aparatur Pajak Pada Kpp Pratama Batu)”, Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Universitas Brawijaya, Vol,1, No,2, 2013.

Eysenck, Hans Jurgen, “Dimensions of Personality”, Transaction Publishers,

New Jersey, 1950.

Eysenck, Hans Jurgen, “The Structure of Human Personality”, Methuen, Co, Ltd,

, London, 1965.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”,

Salemba Empat, Jakarta, 2011.

Gusti, Maghfirah dan Ali, Syahril, “Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor

dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Kehalian Audit dengan

Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik”, Simposium

Nasional Akuntansi XII, 23-25 Juli, Pontianak, 2008.

Freifeld, Karen dan Sandler, Linda, “Cuomo Sues Ernst & Young for Assisting

Lehman Brothers in `Repo 105' Fraud”, Diakses pada tanggal 11 Mei

2014 dari http://www.bloomberg.com/news/2010-12-21/new-york-s-

cuomo-said-to-plan-fraud-suit-against-lehman-s-accounting-firm.html

Friedman, Howard S., dan Schustack, Miriam W, “Kepribadian: Teori Klasik dan

Modern”, Penerjemah: Fransiska Dian Ikarini, Maria Hany, Andreas

Provita Prima, Edisi Ketiga, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2008.

Page 107: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

84

Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardiner, “Teori-Teori Sifat dan Behavioristik”,

Penerjemah: Kanisius A. Supratiknya, Yogyakarta, 1993.

Halim, Abdul, “Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1. Edisi

Keempat, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2008.

Herliansyah, Yudhi, dan Ilyas, Meifida, “Pengaruh Pengalaman Auditor

Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan dalam Auditor Judgment”,

Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus, Padang, 2006.

Holmes, Arthur W, dan Burns, David C, “Auditing: Norma dan Prosedur”, Edisi

Kesembilan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1996.

Hurtt, R,K,,, “Development of A Scale to Measure Professional Skepticism”,

Jurnal, 2010.

Institut Akuntan Publik Indonesia, “Standar Profesional Akuntan Publik”,

Salemba Empat, Jakarta, 2011.

Indriantoro, Nur dan Supono, Bambang, “Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk

Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2009.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:

Kep-134/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012, Tentang Kewajiban

Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten dan Perusahaan Publik.

Kuncoro, Mudrajad, “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”, Erlangga,

Jakarta, 2009.

Jung, Carl Gustav, “Two Essays on Analytical Psychology”, Psychology Press,

New York, 1992.

Larimbi, Dessy, Subroto, Bambang dan Rosidi, “Pengaruh Faktor-Faktor

Personal Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor”, Ekuitas: Jurnal

Ekonomi dan Keuangan, Volume 17, No,1, 2013.

Mulyadi, “Auditing”, Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Nadirsyah dan Malahayati, Rizqki, “Pengaruh Perilaku Etis, Tekanan Ketaatan,

dan Pengalaman Auditor Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Auditor

(Studi Empiris pada Auditor BPKP NAD)”, Wafa, Volume 2 Nomor 2,

Desember 2007.

Nasution, Hafifah dan Fitriany, “Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit, dan

Tipe Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional dan Kemampuan

Page 108: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

85

Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan”, Simposium Nasional Akuntansi

XV, 20-23 September, Banjarmasin, 2012.

Nelson, M, W,, “A Model and Literature Review of Professional Skepticism in

Auditing,” Jurnal, 2009.

Noviyanti, Suzy, “Skeptisme Proposal Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan,”

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol,15, No,1, 102-125, 2008.

Pervin, Lawrence A., Cervone, Daniel, dan John, Oliver P, “Psikologi

Kepribadian: Teori & Penelitian”, Edisi Kesembilan, Kencana, Jakarta,

2012.

Popova, Velina, “Exploration of skepticism, client-specific experiences, and audit

judgments”, Managerial Auditing Journal, Vo,28, Iss,2, 2013.

Rahayu, Siti Kurnia dan Suharyati, Ely, “Auditing: Konsep Dasar & Pedoman

Pemeriksaan Akuntan Publik”, Graha Ilmu, Yogyakarta, Edisi Pertama,

2012.

Ristanto, Lirik Henry, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku Etis

Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah Daerah (Studin Empiris Pada

Direktorat Provinsi Jawa Tengah), Tesis, Universitas Diponegoro, 2009.

Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat”, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2004.

Silalahi, Sem Paulus. “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan

Situasi Audit Terhadap Skeptisme Profesional Audit”, Jurnal Ekonomi

Vol.21, No.3, September, 2013.

Sunaryo, “Psikologi: Untuk Keperawatan”, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, 2002.

Suraida, Ida, “Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit

Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian

Opini Akuntan Publik”, Sosiohumaniora, Vol, 7, No, 3, 186-202,

November 2005.

Sukriah, Ika, Akram, dan Inapty, Biana Adha, “Pengaruh Pengalaman Kerja,

Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas

Hasil Pemeriksaan”, Simposium Nasional Akuntansi XII, 4-6 November,

Palembang, 2009.

Suryabrata, Sumadi, “Psikologi Kepribadian”, Rajawali Press, Jakarta, 2010.

Page 109: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

86

Swain, Monte R., dan Olsen, Joseph Kari, “From Student to Accounting

Professional: A Longitudinal Study of the Filtering Process”, Issues in

Accounting Education, Vol.27, No.1, Pp. 17-52, 2012.

Tuanakotta, Theodorus M, “Berpikir Kritis Dalam Audit”, Salemba Empat,

Jakarta, 2011.

Winantyadi, Ndaru dan Indarto, Waluyo, “Pengaruh Pengalaman, Keahlian,

Situasi Audit, dan Etika Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor (Studi

Kasus pada KAP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)”, Jurnal

Nominal, Volume III Nomor I, 2014.

Zubair, Achmad Charris, ”Kuliah Etika”, Edisi 1, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 1995.

Page 110: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

Lampiran-Lampiran

Page 111: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

Lampiran 1

Surat Penelitian Skripsi

Page 112: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 113: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

Lampiran 2

Surat Keterangan dari KAP

Page 114: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 115: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 116: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 117: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 118: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 119: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 120: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 121: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 122: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 123: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …
Page 124: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian

Page 125: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

98

KUESIONER

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN ETIKA AUDITOR

TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR

Zakiyah NIM: 1110082000127

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436 H/2014 M

Page 126: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

98

Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, November 2014

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Sdr/i Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata

Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Zakiyah

NIM : 1110082000127

Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII

bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul

Pengaruh Tipe Kepribadian, Pengalaman Audit, dan Etika Auditor terhadap

Skeptisme Profesional Auditor. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi

responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya

mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh

hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai

penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan

saya jaga sesuai dengan etika penelitian.

Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci

untuk mengetahui apakah sebenarnya tipe kepribadian, moral reasoning, dan situasi

audit berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-

hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat

salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.

Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan Bapak/Ibu/Saudara/i,

yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat

Bapak/Ibu/Saudara/i.

Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka

Bapak/Ibu/Saudara/i dapat menghubungi saya (telepon dan e-mail tertera di bawah).

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab

semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Hormat saya,

Peneliti

(Zakiyah)

Page 127: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

99

Nomor: ……… (Diisi Oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :……………………………………………………

(boleh tidak di isi)

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Usia :……………………………………………………

4. Posisi Terakhir : Partner Manajer

Senior Auditor Auditor Junior

Supervisor

5. Pendidikan : D3 S1

S2 S3

6. Lama Bekerja :……………………………………………. Tahun

1. Variabel Tipe Kepribadian (X1)

Masing-masing nomor memiliki pernyataan yang bertolak belakang

(Pernyataan A & B), mohon Bapak/Ibu/Saudara/I berilah tanda check list (√)

di salah satu kolom Isian pada pernyataan yang paling sesuai dengan

karakteristik Anda.

No PERNYATAAN A PILIHAN

(A atau B)

PERNYATAAN B

1. Saya merasa termotivasi dan

semangat apabila ada

dorongan dari luar diri saya

Saya merasa termotivasi

dan semangat apabila ada

dorongan dari dalam diri

saya

2. Saya akan mendahulukan

mengambil tindakan

kemudian baru

merenungkannya

Saya akan merenungkan

tindakan saya sebelum

dilakukan

Page 128: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

100

No PERNYATAAN A PILIHAN

(A atau B)

PERNYATAAN B

3. Saya memilih berbicara

dalam menyampaikan

pendapat

Saya memilih

menyampaikan pendapat

saya di surat resmi

daripada berbicara secara

langsung

4. Saya lebih menggunakan

panca indera saya dalam

mengolah informasi yang

masuk dari dari sekeliling

saya

Saya lebih menggunakan

alat perekam (audio) dalam

mengolah informasi yang

masuk dari sekeliling saya

5. Saya selalu memikirkan hal

yang aktual terjadi Saya lebih memperhatikan

gambaran umum yang

terjadi

6. Saya tipe yang senang

terhadap sesuatu yang detail Saya memiliki sifat

imajinatif dan kreatif

7. Saya selalu mengambil

keputusan berdasarkan logika Saya selalu mengambil

keputusan berdasarkan

pertimbangan orang lain

8. Saya memiliki sifat keras

kepala Saya memiliki sifat

simpatik

9. Saya memiliki sifat objektif Saya memiliki sifat

subjektif

10. Saya memiliki sifat hidup

harus sudah terencana dan

diatur

Saya memiliki sifat

fleksibel

11. Saya mempunyai arah tujuan

yang jelas dan terorganisir Saya memiliki rasa ingin

tahu dan tidak mempunyai

arah tujuan yang jelas

12. Saya memiliki sifat tegas Saya tidak memiliki sifat

tegas

2. Variabel Pengalaman Audit (X3)

Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i, berilah tanda check list (√) pada pernyataan-

pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

Sangat Tidak Setuju (STS) Netral (N) Sangat Setuju (SS)

Tidak Setuju (TS) Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS N S SS

13. Semakin lama bekerja sebagai auditor,

semakin mengerti bagaimana menghadapi

klien dalam memperoleh informasi yang

dibutuhkan.

Page 129: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

101

No. Pernyataan STS TS N S SS

14. Semakin lama bekerja sebagai auditor,

semakin dapat mengetahui apakah

informasi itu relevan atau tidak.

15. Semakin lama bekerja sebagai auditor,

semakin dapat mendeteksi kesalahan.

16. Semakin lama bekerja sebagai auditor,

semakin mudah mencari penyebab

munculnya kesalahan.

17. Semakin banyaknya tugas pemeriksaan,

semakin membutuhkan ketelitian dan

kecermatan dalam menyelesaikannya.

18. Kekeliruan dalam pengumpulan dan

pemilihan informasi dapat menghambat

penyelesaian audit.

19. Banyaknya tugas yang dihadapi

memberikan kesempatan untuk belajar dari

kegagalan dan keberhasilan yang pernah

dialami.

20. Banyaknya tugas yang diterima dapat

memacu auditor untuk menyelesaikan

pekerjaan dengan cepat dan tanpa terjadi

penumpukan tugas.

3. Variabel Etika Auditor (X3)

Di bawah ini terdapat tiga ilustrasi kasus serta tindakan yang mengikutinya.

berilah tanda check list (√) untuk menilai tindakan pada setiap ilustrasi

tersebut pada pilihan angka 1, 2, 3, 4, atau 5 (Etis hingga Tidak Etis dan

Tinggi hingga Rendah).

1) Auditor memangkas waktu pengauditan menjadi 100 jam karena biaya

audit yang rendah, meskipun untuk memperoleh keyakinan memadai

berdasarkan pengalaman dibutuhkan waktu pengauditan 150 jam.

Dari tindakan di atas, jawablah 3 pertanyaan di bawah ini:

21 Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 Tidak etis

22 Kemungkinan saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

23 Kemungkinan kolega saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

Page 130: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

102

2) Auditor memberitahu kemungkinan bangkrut klien A kepada klien B, karena

jumlah hutang klien A sebesar 10% dari saldo piutang klien B.

24 Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 Tidak etis

25 Kemungkinan saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

26 Kemungkinan kolega saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

3) Auditor memiliki kegiatan lain di bidang sosial, kemungkinan auditor Y

menggunakan kertas KOP surat KAP untuk membuat surat permohonan

sumbangan sukarela.

27 Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 Tidak etis

28 Kemungkinan saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

29 Kemungkinan kolega saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i, berilah tanda check list (√) pada pernyataan-

pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

Sangat Tidak Setuju (STS) Netral (N) Sangat Setuju (SS)

Tidak Setuju (TS) Setuju (S)

4. Variabel Skeptisme Profesional Auditor (Y)

Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i, berilah tanda check list (√) pada pernyataan-

pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:

Sangat Tidak Setuju (STS) Netral (N) Sangat Setuju (SS)

Tidak Setuju (TS) Setuju (S)

No. Pernyataan STS TS N S SS

32. Saya selalu mempertanyakan hal-hal yang

saya lihat atau saya dengar saat mengaudit.

No. Pernyataan STS TS N S SS

30. Saya sangat setuju dengan aturan-aturan

yang ada dalam etika profesi IAI

31. Menurut saya, etika profesi apabila

dilaksanakan memberikan kepuasan pada

diri saya.

Page 131: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

103

No. Pernyataan STS TS N S SS

33. Saya menggunakan semua informasi

dalam membuat keputusan audit.

34. Saya tidak suka harus membuat keputusan

audit dengan cepat.

35. Saya memastikan bahwa saya telah

mempertimbangkan semua informasi yang

ada sebelum membuat sebuah keputusan

audit.

36. Saya tertarik dengan pembelajaran yang

saya peroleh setiap kali mengaudit.

37. Saya menikmati proses pembelajaran yang

saya dapatkan saat mengaudit.

38. Saya tertarik dengan apa yang menjadi

penyebab klien berprilaku tertentu.

39. Saya cenderung langsung menerima apa

yang klien katakan kepada saya.

40. Saya sering menerima penjelasan klien

tanpa pemikiran lebih jauh.

41. Saya seringkali menerima begitu saja hal-

hal yang saya lihat, saya baca, atau saya

dengar saat mengaudit.

42. Saat mengaudit, saya tidak memliki

keyakinan pada diri saya sendiri.

43. Saya memiliki keyakinan dalam diri saya.

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI BAPAK/IBU

Page 132: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

Lampiran 4

Jawaban Responden

Page 133: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

104

JAWABAN RESPONDEN MENGENAI INDENTITAS

Responden Jenis

Kelamin

Posisi

Terakhir

Pendidikan

Terakhir

Usia Pengalaman

Kerja

1 1 1 2 3 3

2 2 4 2 2 1

3 2 2 2 2 1

4 1 4 2 2 1

5 2 4 2 2 1

6 2 4 2 2 1

7 2 4 2 2 1

8 2 3 2 2 2

9 2 4 2 2 1

10 1 2 2 4 2

11 1 4 2 2 2

12 2 4 2 2 1

13 2 4 2 2 1

14 1 4 1 2 2

15 2 4 2 2 1

16 1 4 2 2 2

17 2 4 3 2 1

18 2 4 2 2 2

19 2 4 2 2 2

20 1 4 2 2 1

21 1 4 2 2 1

22 1 3 2 2 3

23 1 3 2 2 3

24 2 4 2 2 2

25 1 4 2 2 1

26 1 3 2 4 3

27 1 4 2 2 1

28 1 4 2 2 1

29 2 3 2 3 3

30 2 3 2 3 3

31 1 3 2 2 2

32 1 3 2 2 2

33 1 4 2 2 2

34 2 1 2 3 3

35 1 3 1 3 2

36 1 2 2 4 3

37 1 4 2 2 1

38 2 4 2 2 1

39 1 2 2 4 3

40 1 3 2 2 2

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 134: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

105

JAWABAN RESPONDEN MENGENAI INDENTITAS (Lanjutan)

Responden Jenis

Kelamin

Posisi

Terakhir

Pendidikan

Terakhir

Usia Pengalaman

Kerja

41 1 2 2 3 3

42 1 2 2 2 2

43 2 4 3 2 1

44 2 4 3 2 1

45 2 4 2 2 1

46 2 4 2 1 1

47 2 4 2 2 1

48 2 4 2 2 2

49 1 3 2 2 4

50 1 2 3 2 3

51 1 4 2 2 1

52 1 4 2 2 1

53 2 4 2 2 1

54 1 4 2 2 1

55 1 2 2 2 2

56 2 4 3 2 1

57 2 3 2 2 2

58 1 4 2 2 1

59 1 3 2 2 1

60 1 4 2 2 1

61 1 4 2 2 1

62 2 4 3 2 1

63 1 4 2 2 1

64 2 3 2 2 2

65 2 3 2 2 2

66 2 3 2 2 2

67 2 4 2 2 1

68 2 3 2 2 2

69 2 4 2 2 1

70 2 3 2 2 2

Page 135: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

106

JAWABAN RESPONDEN Variabel Tipe Kepribadian

Responden Tipe Kepribadian

1 1

2 1

3 1

4 1

5 1

6 1

7 1

8 1

9 1

10 1

11 1

12 1

13 1

14 1

15 1

16 1

17 1

18 1

19 1

20 1

21 1

22 1

23 1

24 1

25 1

26 1

27 1

28 1

29 1

30 1

31 1

32 1

33 0

34 1

35 1

36 1

37 1

38 1

39 0

40 1

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 136: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

107

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL TIPE KEPRIBADIAN (Lanjutan)

Responden Tipe Kepribadian

41 0

42 0

43 0

44 1

45 1

46 1

47 1

48 1

49 1

50 1

51 1

52 0

53 1

54 1

55 1

56 1

57 1

58 1

59 1

60 0

61 0

62 1

63 0

64 1

65 1

66 0

67 0

68 1

69 1

70 1

Page 137: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

108

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN AUDIT

Responden PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 TPA

1 4 4 4 4 4 4 2 4 30

2 5 4 4 4 4 4 4 4 33

3 5 4 4 4 4 4 4 4 34

4 4 4 4 4 4 4 4 4 32

5 4 4 4 4 4 4 3 4 31

6 5 4 4 4 4 4 2 4 31

7 5 5 5 5 5 5 4 5 39

8 4 4 4 4 4 4 4 4 32

9 5 5 5 5 5 5 4 4 38

10 4 3 4 4 4 4 3 3 29

11 5 5 4 4 4 4 3 5 34

12 4 5 4 5 4 4 3 5 34

13 4 4 5 4 5 4 3 4 33

14 4 5 4 4 4 4 3 5 33

15 4 5 4 4 4 4 4 5 34

16 4 5 4 4 4 5 3 4 33

17 4 5 4 4 4 4 3 4 32

18 5 4 4 4 4 5 3 4 33

19 5 5 4 4 4 4 3 4 33

20 4 5 4 4 4 4 3 4 32

21 5 5 5 5 5 5 5 5 40

22 5 5 5 5 5 5 5 5 40

23 5 5 5 5 5 5 5 5 40

24 5 5 5 5 5 5 5 5 40

25 5 5 5 5 5 5 5 5 40

26 5 5 5 5 5 5 5 5 40

27 5 5 5 5 5 5 5 5 40

28 5 5 5 5 5 5 5 5 40

29 5 5 5 5 5 5 5 5 40

30 5 5 5 5 5 5 5 5 40

31 4 4 4 4 4 4 4 4 32

32 4 4 4 4 4 4 4 4 32

33 4 4 4 4 4 4 4 4 32

34 4 4 4 4 4 4 4 4 32

35 4 4 4 4 4 4 4 4 32

36 4 4 4 4 4 4 4 4 32

37 4 4 4 4 4 4 4 4 32

38 4 4 4 4 4 4 4 4 32

39 4 4 4 4 4 4 4 4 32

40 4 4 4 4 4 4 4 4 32

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 138: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

109

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGALAMAN AUDIT (Lanjutan)

Responden PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 TPA

41 2 4 4 4 4 4 4 4 30

42 2 2 2 2 3 3 2 3 19

43 5 5 5 4 5 4 5 5 38

44 4 4 4 3 4 3 3 4 29

45 4 4 4 4 4 4 2 3 29

46 4 4 4 4 4 4 4 4 32

47 4 4 4 4 4 4 3 3 30

48 4 4 4 4 4 4 4 3 31

49 4 4 4 4 4 4 4 4 32

50 4 4 4 4 4 4 4 4 32

51 5 5 4 4 4 4 4 4 34

52 5 5 5 5 5 5 4 5 39

53 4 4 4 4 5 5 4 4 34

54 4 4 4 3 3 4 3 4 29

55 4 2 4 3 4 3 4 3 27

56 4 3 4 3 4 3 4 3 28

57 4 4 4 4 4 5 3 2 30

58 4 4 5 4 4 5 3 2 31

59 5 4 4 3 4 4 3 2 29

60 5 5 4 4 4 4 4 5 35

61 5 4 4 4 5 4 4 5 35

62 4 4 4 3 4 2 2 3 26

63 5 4 5 5 4 5 2 4 34

64 4 4 4 3 4 2 4 3 28

65 3 4 4 5 4 5 5 4 34

66 4 3 4 5 5 4 4 5 34

67 4 3 4 4 5 3 4 4 31

68 4 3 4 4 5 5 4 3 32

69 5 3 4 4 5 5 4 4 34

70 5 5 4 4 5 3 3 5 34

Page 139: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

110

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ETIKA AUDITOR

Responden EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 EA10 EA11 TEA

1 3 2 2 5 5 5 5 5 5 4 4 45

2 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 48

3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 50

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 52

5 2 2 2 4 4 4 5 5 5 5 4 42

6 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 4 45

7 3 3 3 5 3 3 5 5 4 4 4 42

8 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 47

9 2 3 3 4 4 4 5 5 5 4 4 43

10 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 53

11 4 3 3 2 2 3 5 5 5 5 4 41

12 4 4 3 2 2 3 5 5 5 4 4 41

13 4 3 4 2 2 3 5 5 5 4 4 41

14 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 4 41

15 4 3 4 2 2 3 5 5 5 4 4 41

16 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 4 41

17 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 4 41

18 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 4 41

19 4 3 3 2 3 3 5 5 5 4 5 42

20 4 4 3 2 3 3 5 5 5 4 4 42

21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

31 2 3 3 1 2 2 2 3 2 4 4 28

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 35

38 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 40

39 3 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 40

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 140: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

111

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL ETIKA AUDITOR (Lanjutan)

Responden EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 EA10 EA11 TEA

41 2 3 3 3 2 2 1 4 3 4 4 31

42 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 37

43 4 5 4 3 3 3 2 3 3 4 3 37

44 3 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 45

45 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 27

46 4 4 4 5 5 5 2 2 2 4 4 41

47 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 45

48 3 3 3 5 5 5 3 3 3 4 4 41

49 3 3 3 5 5 5 3 3 3 4 4 41

50 2 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 31

51 4 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 41

52 2 3 3 4 4 3 4 5 3 5 5 41

53 4 4 4 2 3 3 4 4 4 5 5 42

54 3 3 3 5 5 5 5 5 5 4 3 46

55 3 5 4 2 4 5 3 4 2 4 4 40

56 2 3 5 4 5 5 4 5 4 4 4 45

57 3 4 3 2 5 4 2 5 4 4 3 39

58 3 4 3 2 4 4 2 5 4 4 3 38

59 2 5 3 3 4 2 4 5 4 4 3 39

60 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 46

61 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 50

62 3 5 4 4 5 5 5 4 3 4 3 45

63 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 49

64 3 4 5 5 2 5 3 5 4 4 4 44

65 1 3 4 3 5 2 4 3 4 3 4 36

66 1 1 3 4 5 3 2 5 3 3 4 34

67 2 4 5 2 3 2 1 4 5 3 4 35

68 4 3 5 2 1 3 4 4 3 3 4 36

69 1 5 4 5 4 3 3 5 4 3 4 41

70 3 3 3 5 5 3 5 4 4 4 4 43

Page 141: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

112

JAWABAN RESPONDEN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR

Responden SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12 TSA

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 52

4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 40

5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53

6 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 51

7 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 51

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49

9 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 5 4 49

10 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 47

11 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 52

12 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 52

13 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 50

14 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 51

15 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 51

16 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 51

17 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 52

18 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 52

19 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 52

20 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 52

21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

31 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1 1 5 38

32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 142: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

113

JAWABAN RESPONDEN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR

(Lanjutan)

Responden SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12 TSA

41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

42 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 32

43 5 4 4 4 5 4 4 5 2 1 3 4 45

44 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 47

45 4 4 3 4 4 4 4 5 2 4 4 4 46

46 4 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 53

47 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 43

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47

49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47

50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49

51 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 47

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49

53 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49

54 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47

55 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 44

56 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 46

57 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 48

58 5 4 3 4 4 5 4 4 3 3 5 5 49

59 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 46

60 4 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4 5 48

61 4 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4 5 48

62 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 46

63 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49

64 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 46

65 4 3 3 4 4 5 5 3 2 2 1 4 40

66 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 4 50

67 5 4 3 4 4 5 5 3 2 2 1 4 42

68 5 4 4 3 5 5 3 2 2 2 1 5 41

69 4 5 5 4 5 4 3 1 1 1 2 4 39

70 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 49

Page 143: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

Lampiran 5

Hasil Pengujian Instrumen

Penelitian

Page 144: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

114

1. Hasil Uji Reliabilitas

a. Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Audit

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 70 100.0

Excludeda 0 .0

Total 70 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

.882 .895 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

PA1 4.3143 .64926 70

PA2 4.2143 .72016 70

PA3 4.2143 .50770 70

PA4 4.1143 .62654 70

PA5 4.2857 .51479 70

PA6 4.1714 .70137 70

PA7 3.7429 .84589 70

PA8 4.0714 .78614 70

Page 145: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

115

Inter-Item Correlation Matrix

PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8

PA1 1.000 .536 .628 .480 .551 .389 .281 .438

PA2 .536 1.000 .586 .587 .341 .414 .282 .613

PA3 .628 .586 1.000 .742 .705 .587 .501 .433

PA4 .480 .587 .742 1.000 .661 .746 .521 .631

PA5 .551 .341 .705 .661 1.000 .464 .571 .522

PA6 .389 .414 .587 .746 .464 1.000 .393 .319

PA7 .281 .282 .501 .521 .571 .393 1.000 .486

PA8 .438 .613 .433 .631 .522 .319 .486 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PA1 28.8143 12.936 .596 .502 .873

PA2 28.9143 12.456 .623 .604 .870

PA3 28.9143 13.007 .786 .746 .860

PA4 29.0143 12.101 .837 .805 .850

PA5 28.8429 13.207 .714 .662 .865

PA6 28.9571 12.650 .601 .607 .873

PA7 29.3857 12.182 .549 .424 .883

PA8 29.0571 11.997 .648 .638 .869

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

33.1286 16.143 4.01779 8

Page 146: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

116

b. Hasil Uji Reliabilitas Etika Auditor

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 70 100.0

Excludeda 0 .0

Total 70 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items

N of Items

.833 .844 11

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

EA1 3.4286 1.16185 70

EA2 3.7429 1.01704 70

EA3 3.7143 .93472 70

EA4 3.6857 1.33561 70

EA5 3.9857 1.10981 70

EA6 3.9286 1.02606 70

EA7 4.1429 1.17073 70

EA8 4.4143 .85961 70

EA9 4.2000 .95705 70

EA10 4.1429 .57195 70

EA11 4.0714 .57285 70

Page 147: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

117

Inter-Item Correlation Matrix

EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 EA10 EA11

EA1 1.000 .426 .381 .144 .061 .354 .423 .182 .352 .452 .411

EA2 .426 1.000 .745 .185 .343 .413 .165 .190 .217 .338 .206

EA3 .381 .745 1.000 .206 .261 .402 .144 .186 .227 .267 .391

EA4 .144 .185 .206 1.000 .642 .597 .252 .090 .129 .136 .219

EA5 .061 .343 .261 .642 1.000 .712 .280 .189 .235 .254 .116

EA6 .354 .413 .402 .597 .712 1.000 .395 .297 .310 .413 .181

EA7 .423 .165 .144 .252 .280 .395 1.000 .617 .737 .424 .309

EA8 .182 .190 .186 .090 .189 .297 .617 1.000 .814 .320 .204

EA9 .352 .217 .227 .129 .235 .310 .737 .814 1.000 .344 .264

EA10 .452 .338 .267 .136 .254 .413 .424 .320 .344 1.000 .588

EA11 .411 .206 .391 .219 .116 .181 .309 .204 .264 .588 1.000

Page 148: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

118

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

EA1 40.0286 37.188 .475 .510 .823

EA2 39.7143 37.888 .507 .663 .819

EA3 39.7429 38.600 .499 .669 .819

EA4 39.7714 36.614 .425 .530 .831

EA5 39.4714 36.977 .523 .658 .817

EA6 39.5286 35.702 .694 .701 .801

EA7 39.3143 35.697 .586 .630 .811

EA8 39.0429 39.346 .480 .701 .821

EA9 39.2571 37.643 .571 .773 .813

EA10 39.3143 41.001 .538 .564 .822

EA11 39.3857 41.748 .431 .554 .827

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

43.4571 45.266 6.72802 11

Page 149: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

119

c. Hasil Uji Reliabilitas Skeptisme Profesional Auditor

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 70 100.0

Excludeda 0 .0

Total 70 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items

N of Items

.881 .894 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

SA1 4.2286 .56904 70

SA2 4.2286 .54298 70

SA3 3.8571 .76681 70

SA4 4.0857 .47374 70

SA5 4.3429 .50750 70

SA6 4.3714 .51560 70

SA7 4.1429 .62056 70

SA8 3.9429 .86620 70

SA9 3.8429 .89501 70

SA10 3.8286 .94748 70

SA11 4.1000 1.05157 70

SA12 4.3429 .65686 70

Page 150: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

120

Inter-Item Correlation Matrix

SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12

SA1 1.000 .579 .242 .625 .678 .596 .563 .321 .214 .181 .203 .369

SA2 .579 1.000 .393 .655 .606 .365 .418 .336 .373 .359 .391 .427

SA3 .242 .393 1.000 .553 .202 .283 .257 .140 .220 .185 .054 .329

SA4 .625 .655 .553 1.000 .539 .520 .697 .507 .511 .485 .419 .463

SA5 .678 .606 .202 .539 1.000 .559 .532 .243 .216 .245 .369 .512

SA6 .596 .365 .283 .520 .559 1.000 .692 .113 .128 .192 .198 .432

SA7 .563 .418 .257 .697 .532 .692 1.000 .420 .354 .412 .289 .376

SA8 .321 .336 .140 .507 .243 .113 .420 1.000 .755 .747 .691 .213

SA9 .214 .373 .220 .511 .216 .128 .354 .755 1.000 .891 .771 .266

SA10 .181 .359 .185 .485 .245 .192 .412 .747 .891 1.000 .788 .236

SA11 .203 .391 .054 .419 .369 .198 .289 .691 .771 .788 1.000 .327

SA12 .369 .427 .329 .463 .512 .432 .376 .213 .266 .236 .327 1.000

Page 151: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

121

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

SA1 45.0857 29.268 .535 .679 .874

SA2 45.0857 28.949 .623 .572 .871

SA3 45.4571 29.556 .329 .453 .886

SA4 45.2286 28.672 .786 .774 .866

SA5 44.9714 29.477 .572 .649 .874

SA6 44.9429 29.939 .475 .658 .877

SA7 45.1714 28.376 .624 .720 .870

SA8 45.3714 26.237 .665 .701 .866

SA9 45.4714 25.615 .714 .837 .863

SA10 45.4857 25.210 .712 .845 .863

SA11 45.2143 24.866 .659 .760 .869

SA12 44.9714 29.014 .486 .376 .877

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

49.3143 32.885 5.73457 12

Page 152: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

122

2. Hasil Uji Validitas

a. Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit

Correlations

PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 TPA

PA1

Pearson Correlation 1 .536** .628

** .480

** .551

** .389

** .281

* .438

** .699

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .018 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PA2

Pearson Correlation .536** 1 .586

** .587

** .341

** .414

** .282

* .613

** .725

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .004 .000 .018 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PA3

Pearson Correlation .628** .586

** 1 .742

** .705

** .587

** .501

** .433

** .830

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PA4

Pearson Correlation .480** .587

** .742

** 1 .661

** .746

** .521

** .631

** .880

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PA5

Pearson Correlation .551** .341

** .705

** .661

** 1 .464

** .571

** .522

** .772

**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PA6

Pearson Correlation .389** .414

** .587

** .746

** .464

** 1 .393

** .319

** .706

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .001 .007 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PA7

Pearson Correlation .281* .282

* .501

** .521

** .571

** .393

** 1 .486

** .689

**

Sig. (2-tailed) .018 .018 .000 .000 .000 .001 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70

PA8

Pearson Correlation .438** .613

** .433

** .631

** .522

** .319

** .486

** 1 .754

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .007 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70

TPA

Pearson Correlation .699** .725

** .830

** .880

** .772

** .706

** .689

** .754

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 153: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

123

b. Hasil Uji Validitas Etika Auditor

Correlations

EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 EA7 EA8 EA9 EA10 EA11 TEA

EA1

Pearson Correlation 1 .426** .381

** .144 .061 .354

** .423

** .182 .352

** .452

** .411

** .603

**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .234 .616 .003 .000 .131 .003 .000 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA2

Pearson Correlation .426** 1 .745

** .185 .343

** .413

** .165 .190 .217 .338

** .206 .615

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .125 .004 .000 .172 .115 .071 .004 .087 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA3

Pearson Correlation .381** .745

** 1 .206 .261

* .402

** .144 .186 .227 .267

* .391

** .600

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .088 .029 .001 .235 .124 .059 .025 .001 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA4

Pearson Correlation .144 .185 .206 1 .642** .597

** .252

* .090 .129 .136 .219 .581

**

Sig. (2-tailed) .234 .125 .088 .000 .000 .036 .460 .286 .263 .068 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA5

Pearson Correlation .061 .343** .261

* .642

** 1 .712

** .280

* .189 .235 .254

* .116 .638

**

Sig. (2-tailed) .616 .004 .029 .000 .000 .019 .118 .051 .034 .341 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA6

Pearson Correlation .354** .413

** .402

** .597

** .712

** 1 .395

** .297

* .310

** .413

** .181 .769

**

Sig. (2-tailed) .003 .000 .001 .000 .000 .001 .013 .009 .000 .133 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA7 Pearson Correlation .423** .165 .144 .252

* .280

* .395

** 1 .617

** .737

** .424

** .309

** .694

**

Page 154: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

124

Sig. (2-tailed) .000 .172 .235 .036 .019 .001 .000 .000 .000 .009 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA8

Pearson Correlation .182 .190 .186 .090 .189 .297* .617

** 1 .814

** .320

** .204 .576

**

Sig. (2-tailed) .131 .115 .124 .460 .118 .013 .000 .000 .007 .090 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA9

Pearson Correlation .352** .217 .227 .129 .235 .310

** .737

** .814

** 1 .344

** .264

* .663

**

Sig. (2-tailed) .003 .071 .059 .286 .051 .009 .000 .000 .004 .027 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA1

0

Pearson Correlation .452** .338

** .267

* .136 .254

* .413

** .424

** .320

** .344

** 1 .588

** .597

**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .025 .263 .034 .000 .000 .007 .004 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

EA1

1

Pearson Correlation .411** .206 .391

** .219 .116 .181 .309

** .204 .264

* .588

** 1 .499

**

Sig. (2-tailed) .000 .087 .001 .068 .341 .133 .009 .090 .027 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

TEA

Pearson Correlation .603** .615

** .600

** .581

** .638

** .769

** .694

** .576

** .663

** .597

** .499

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 155: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

125

c. Hasil Uji Validitas Skeptisme Profesionalisme Auditor

Correlations

SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SA9 SA10 SA11 SA12 TSA

SA1

Pearson

Correlation

1 .579

**

.242

*

.625** .678

** .596

** .563

** .321

** .214 .181 .203 .369

** .604

**

Sig. (2-tailed) .000 .044 .000 .000 .000 .000 .007 .075 .133 .091 .002 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SA2

Pearson

Correlation

.579*

*

1 .393

**

.655** .606

** .365

** .418

** .336

** .373

** .359

** .391

** .427

** .679

**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .002 .000 .004 .001 .002 .001 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SA3

Pearson

Correlation

.242* .393

**

1 .553** .202 .283

* .257

* .140 .220 .185 .054 .329

** .445

**

Sig. (2-tailed) .044 .001 .000 .093 .018 .032 .247 .067 .125 .658 .005 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SA4

Pearson

Correlation

.625*

*

.655

**

.553

**

1 .539** .520

** .697

** .507

** .511

** .485

** .419

** .463

** .817

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SA5

Pearson

Correlation

.678*

*

.606

**

.202 .539** 1 .559

** .532

** .243

* .216 .245

* .369

** .512

** .630

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .093 .000 .000 .000 .043 .072 .041 .002 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

Page 156: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

126

SA6

Pearson

Correlation

.596*

*

.365

**

.283

*

.520** .559

** 1 .692

** .113 .128 .192 .198 .432

** .543

**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .018 .000 .000 .000 .351 .290 .112 .101 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SA7

Pearson

Correlation

.563*

*

.418

**

.257

*

.697** .532

** .692

** 1 .420

** .354

** .412

** .289

* .376

** .688

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .032 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .015 .001 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SA8

Pearson

Correlation

.321*

*

.336

**

.140 .507** .243

* .113 .420

** 1 .755

** .747

** .691

** .213 .745

**

Sig. (2-tailed) .007 .004 .247 .000 .043 .351 .000 .000 .000 .000 .076 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SA9

Pearson

Correlation

.214 .373

**

.220 .511** .216 .128 .354

** .755

** 1 .891

** .771

** .266

* .786

**

Sig. (2-tailed) .075 .001 .067 .000 .072 .290 .003 .000 .000 .000 .026 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SA10

Pearson

Correlation

.181 .359

**

.185 .485** .245

* .192 .412

** .747

** .891

** 1 .788

** .236

* .789

**

Sig. (2-tailed) .133 .002 .125 .000 .041 .112 .000 .000 .000 .000 .050 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

SA11

Pearson

Correlation

.203 .391

**

.054 .419** .369

** .198 .289

* .691

** .771

** .788

** 1 .327

** .757

**

Sig. (2-tailed) .091 .001 .658 .000 .002 .101 .015 .000 .000 .000 .006 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

Page 157: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

127

SA12

Pearson

Correlation

.369*

*

.427

**

.329

**

.463** .512

** .432

** .376

** .213 .266

* .236

* .327

** 1 .571

**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .005 .000 .000 .000 .001 .076 .026 .050 .006 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

TSA

Pearson

Correlation

.604*

*

.679

**

.445

**

.817** .630

** .543

** .688

** .745

** .786

** .789

** .757

** .571

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 158: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

128

3. Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Toleranc

e

VIF

1

(Consta

nt)

8.943 3.627 2.466 .016

TK 2.364 1.153 .151 2.051 .044 .956 1.046

TPA .810 .121 .568 6.675 .000 .718 1.393

TEA .265 .074 .311 3.588 .001 .691 1.447

a. Dependent Variable: TSA

Coefficient Correlationsa

Model TEA TK TPA

1

Correlations

TEA 1.000 -.202 -.529

TK -.202 1.000 .061

TPA -.529 .061 1.000

Covariances

TEA .005 -.017 -.005

TK -.017 1.329 .009

TPA -.005 .009 .015

a. Dependent Variable: TSA

Page 159: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

129

4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

5. Hasil Uji Normalitas

Page 160: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

130

6. Hasil Uji Regresi Berganda

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 70

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 3.35782421

Most Extreme Differences

Absolute .116

Positive .073

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .971

Asymp. Sig. (2-tailed) .302

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 TEA, TK, TPAb . Enter

a. Dependent Variable: TSA

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .811a .657 .642 3.43329 1.840

a. Predictors: (Constant), TEA, TK, TPA

b. Dependent Variable: TSA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1491.112 3 497.037 42.167 .000b

Residual 777.974 66 11.787

Total 2269.086 69

a. Dependent Variable: TSA

b. Predictors: (Constant), TEA, TK, TPA

Page 161: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …

131

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 8.943 3.627 2.466 .016

TK 2.364 1.153 .151 2.051 .044 .956 1.046

TPA .810 .121 .568 6.675 .000 .718 1.393

TEA .265 .074 .311 3.588 .001 .691 1.447

a. Dependent Variable: TSA

Page 162: PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN, PENGALAMAN AUDIT, DAN …