33
Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 1: Januari, 2019) 221 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28 Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dalam bidang perekonomian senantiasa perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.Pertumbuhan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peranan para pelaku ekonomi.Para pelaku ekonomi tersebut terdiri dari rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, pemerintah, lembaga keuangan dan sektor luar negeri. Berhasilnya pembangunan pedesaan yang mampu menyentuh segenap lapisan masyarakat, tidak terlepas dari peranan para pelaku ekonomi yang tinggal di pedesaan. Para pelaku ekonomi yang tinggal di pedesaan berperan penting karena sebagian besar penduduk Indonesia berada di daerah pedesaan dan desa menyimpan potensi yang dapat menunjang pertumbuhan dan kelancaranpembangunan nasional, serta memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Bali No.3 Tahun 2007 mengatur syarat-syarat pendirian LPD.LPD merupakan suatu lembaga yang didirikan untuk kepentingan pelayanan umum khususnya di bidang perekonomian di desa.Kaitannya denganpembangunan ekonomi pedesaan, telah disadari hambatan yang dihadapi yaitu keterbatasan modal. Adanya tragedi beruntun yang melanda Indonesia tahun 2016 yaitubom Thamrin, bom Mapolresta Surakarta, aksi teror gereja Medan, dan aksi teror gereja Samarindayang tentu saja berpengaruh terhadap kedatangan wisatawan ke Bali. PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN RISIKO LIKUIDASI TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus di LPD Desa Pakraman Padang Tegal, Ubud, Gianyar Periode 2012-2016) NI KETUT AYU SUMAWATI email: [email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar Abstrak Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan suatu lembaga yang didirikan untuk kepentingan umum khususnya di bidang perekonomian di desa. Kaitanya dengan pembangunan ekonomi pedesaan untuk melestarikan dan meningkatkan kemandirian kehidupan desa pakraman dengan segala aspeknya. Kelebihan LPD dibandingkan dengan lembaga keuangan lain diantaranya lingkup usaha LPD yang berada di suatu desa adat serta pengelolaan LPD yang melibatkan langsung krama desa baik sebagai pengelola maupun pengawas, menyebabkan alur informasi mengenai LPD lebih mudah diakses sehingga dengan mudah menghimpun kepercayaan serta kenyamanan karma desa terhadap LPD. Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012, usaha utama LPD adalah menghimpun dana dari krama desa, memberi pinjaman kepada krama desa, dan menyimpan kelebihan likuiditas pada Bank BPD dengan imbalan bunga. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh tingkat suku bunga, perputaran piutang, risiko likuidasi terhadap profitabilitas (ROA). Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, teknik analisis yang digunakan adalah uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji kelayakan model. Jumlah sampel laporan keuangan bulanan selama 5 tahun (60 sampel). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari laporan keuangan LPD Padang Tegal tahun 2012-2016. Hasil dari penelitian ini adalah variabel tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas LPD Padang Tegal, perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD Padang tegal dan risiko likuiditas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas LPD Padang Tegal. Kata Kunci : Tingkat Suku Bunga, Perputaran Piutang, Risiko Likuiditas dan Profitabilitas

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (Vol. 1, No. 1: Januari, 2019)

221 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dalam bidang perekonomian senantiasa perlu mendapatkan perhatian dari

berbagai pihak.Pertumbuhan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peranan para pelaku

ekonomi.Para pelaku ekonomi tersebut terdiri dari rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen,

pemerintah, lembaga keuangan dan sektor luar negeri. Berhasilnya pembangunan pedesaan yang

mampu menyentuh segenap lapisan masyarakat, tidak terlepas dari peranan para pelaku ekonomi

yang tinggal di pedesaan. Para pelaku ekonomi yang tinggal di pedesaan berperan penting karena

sebagian besar penduduk Indonesia berada di daerah pedesaan dan desa menyimpan potensi yang

dapat menunjang pertumbuhan dan kelancaranpembangunan nasional, serta memungkinkan

pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Bali No.3 Tahun 2007 mengatur syarat-syarat

pendirian LPD.LPD merupakan suatu lembaga yang didirikan untuk kepentingan pelayanan umum

khususnya di bidang perekonomian di desa.Kaitannya denganpembangunan ekonomi pedesaan, telah disadari hambatan yang dihadapi yaitu keterbatasan modal. Adanya tragedi beruntun yang melanda

Indonesia tahun 2016 yaitubom Thamrin, bom Mapolresta Surakarta, aksi teror gereja Medan, dan

aksi teror gereja Samarindayang tentu saja berpengaruh terhadap kedatangan wisatawan ke Bali.

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG,

DAN RISIKO LIKUIDASI TERHADAP PROFITABILITAS

(Studi Kasus di LPD Desa Pakraman Padang Tegal, Ubud, Gianyar Periode 2012-2016)

NI KETUT AYU SUMAWATI

email: [email protected]

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Abstrak

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan suatu lembaga yang didirikan untuk

kepentingan umum khususnya di bidang perekonomian di desa. Kaitanya dengan pembangunan

ekonomi pedesaan untuk melestarikan dan meningkatkan kemandirian kehidupan desa pakraman

dengan segala aspeknya. Kelebihan LPD dibandingkan dengan lembaga keuangan lain diantaranya

lingkup usaha LPD yang berada di suatu desa adat serta pengelolaan LPD yang melibatkan langsung

krama desa baik sebagai pengelola maupun pengawas, menyebabkan alur informasi mengenai LPD

lebih mudah diakses sehingga dengan mudah menghimpun kepercayaan serta kenyamanan karma

desa terhadap LPD. Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012, usaha utama LPD

adalah menghimpun dana dari krama desa, memberi pinjaman kepada krama desa, dan menyimpan

kelebihan likuiditas pada Bank BPD dengan imbalan bunga. Pokok permasalahan dalam penelitian ini

adalah bagaimana pengaruh tingkat suku bunga, perputaran piutang, risiko likuidasi terhadap

profitabilitas (ROA). Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

berganda, teknik analisis yang digunakan adalah uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji

kelayakan model. Jumlah sampel laporan keuangan bulanan selama 5 tahun (60 sampel). Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari laporan keuangan LPD

Padang Tegal tahun 2012-2016. Hasil dari penelitian ini adalah variabel tingkat suku bunga tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas LPD Padang Tegal, perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD Padang tegal dan risiko likuiditas berpengaruh negatif terhadap

profitabilitas LPD Padang Tegal.

Kata Kunci : Tingkat Suku Bunga, Perputaran Piutang, Risiko Likuiditas dan Profitabilitas

Page 2: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

222 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Mengingat pernah terjadi peristiwa Bom Kuta tahun 2002 dan tragedi Bom Jimbaran tahun 2005

memberi dampak yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi Bali yang banyak bertumpu dari

keberhasilan bisnis pariwisata. Kedatangan wisatawan asing yang menurun di tahun 2016 berdampak

pada kondisi makro ekonomi.Menurunnyaperekonomian tidak hanya menyebabkan melemahnya nilai

tukar rupiah saja, tetapi pada sektor lainya.Pada saat krisis global terjadi, perbankan memberhentikan

sementara pemberian kredit untuk beberapa sektor. Menurut Sasongko (2014), penurunan tingkat

suku bunga yang terjadi juga mengalamipeningkatan di mana penerapan suku bunga mendominasi

setiap aktifitas operasional perbankan. Dampak tersebut, membawa implikasi terhadapperekonomian

di Bali, dimana hal tersebut memerlukan suatu lembaga keuangan yang mampu menunjang

perekonomian di kota ataupun di desa yang sedang terpuruk (Patmiwati, Yuesti, dan Sudiartana,

2016).

Masih sedikitnya lembaga keuangan yang menjangkau daerah pedesaan, dapat

mengembangkan praktik rentenir yang menyebabkan masyarakat pedesaan menjadi semakin terjebak

dalam masalah keuangan. Banyak cara yang ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi hambatan

dalam permodalan masyarakat pedesaan untuk mengembangkan usaha mereka, salah satunya

membentuk suatu lembaga keuangan mikro. Upaya yang ditempuh Pemerintahan Provinsi Bali yang

didukung dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 8 Tahun 2002 tentang LPD, yang menyebutkan

bahwa untuk melestarikan dan meningkatkan kemandirian kehidupan desa pakraman dengan segala

aspeknya, dipandang perlu mengadakan usaha-usaha memperkuat keuangan desa sebagai

saranapenunjang melalui pendirian suatu badan usaha milik desa berupa LPD yang bergerak dalam

usaha simpan pinjam. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 tentang perubahan kedua

atas Peraturan Daerah Provinsi BaliNomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa,

menyatakan bahwa LPD merupakan badan usaha keuangan milik desa, melaksanakan kegiatan usaha

di lingkungan desa dan untuk krama desa.

Kelebihan LPD dibandingkan dengan lembaga keuangan lain diantaranya lingkup usaha LPD

yang berada di suatu desa adat sertapengelolaan LPD yang melibatkan langsung krama desa baik

sebagaipengelola maupun pengawas, menyebabkan alur informasi mengenai LPD lebih mudah

diakses sehingga dengan mudah menghimpun kepercayaan serta kenyamanan krama desa terhadap

LPD.

Fenomena yang terjadi dalambeberapa waktu terakhir ini, ada beberapa LPD yang mengalami

kasus keuangan.Kasus keuangan yang terjadi di Bali misalnya ada kasus korupsi yang bermoduskan

kredit yang terjadi di LPD Desa Pakraman Suwat Kabupaten Gianyar Provinsi Bali (Bali Post, 2017).

Juga terjadi kasus yang sama yakni korupsi sebesar Rp 1,5 miliar di LPD Sinabun Kecamatan Sawan

Kabupaten Buleleng Provinsi Bali (Bali Editor, 2015). Sehingga membuat menurunnya profitabilitas

pada LPD tersebut dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap LPD. LPD merupakan salah

satu lembaga keuangan non bank yang ada dipedesaan dimana LPD memiliki kontribusi yang sangat

besar dalam membantu usaha masyarakat dalam suatu wilayah pedesaan khususnya masyarakat

pedesaan di Bali yang sering disebut dengan nama desa pakramandalam bentuk bantuan usaha seperti

bantuan modal untuk pengembangan usaha masyarakat ekonomi mikro.

Lembaga ini bergerak dalam bidang keuangan yang berfungsi untuk menghimpun dana

masyarakat dalam bentuk tabungan maupun simpanan berjangka, yang nantinya akan dipinjamkan

kembali melalui kredit kepada masyarakat setempat. Keberhasilan LPD tidak lepas dari

kemampuannya dalam memperoleh laba.Besar kecilnya laba suatu LPD salah satunya tergantung

pada kemampuan manajemen dalam mengelola kas, piutang, aktiva, utang dan modal yang ada.Hal

tersebut dapat dilihat dari kemampuan mengatur dan mengelola tingkat perputaran kas, tingkat

perputaran kredit, serta kecukupan modal sehingga memberikan kontribusi terhadap profitabilitas.

Menurut Munawir (2014:33), profitabilitas adalah menunjukkan kemampuanperusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu atau rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selamaperiode tertentu atau rentabilitas suatu perusahaan dapat

diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan

modal yang digunakan. Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012, usaha utama

LPD adalah menghimpun dana dari krama desa, memberi pinjaman kepada krama desa, dan

Page 3: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

223 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

menyimpan kelebihan likuiditas pada Bank BPD dengan imbalan bunga. Tingkat perputaran kas yang

meningkat menyebabkanpenyediaan dana dalam bentuk pinjaman yang dapat dioptimalkan,

sehinggadalam bentuk bantuan usaha seperti bantuan modal untuk pengembangan usaha masyarakat

ekonomi mikro. Lembaga ini bergerak dalam bidang keuangan yang berfungsi untuk menghimpun

dana masyarakat dalam bentuk tabungan maupun simpanan berjangka, yang nantinya akan

dipinjamkan kembali melalui kredit kepada masyarakat setempat. Keberhasilan LPD tidak lepas dari

kemampuannya dalam memperoleh laba.Besar kecilnya laba suatu LPD salah satunya tergantung

pada kemampuan manajemen dalam mengelola kas, piutang, aktiva, utang dan modal yang ada.Hal

tersebut dapat dilihat dari kemampuan mengatur dan mengelola tingkat perputaran kas, tingkat

perputaran kredit, serta kecukupan modal sehingga memberikan kontribusi terhadap profitabilitas.

Menurut Munawir (2014:33), profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu atau rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu atau rentabilitas suatu perusahaan dapat

diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan

modal yang digunakan.

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012, usaha utama LPD adalah

menghimpun dana dari krama desa, memberi pinjaman kepada krama desa, dan menyimpan

kelebihan likuiditas pada Bank BPD dengan imbalan bunga. Tingkat perputaran kas yang meningkat

menyebabkan penyediaan dana dalam bentuk pinjaman yang dapat dioptimalkan, sehingga

menambah efisiensi dari keuangan yang nantinya akan dapat meningkatkan profitabilitas.

Berdasarkan penelitian Sutika dan sujana (2013), tingkat perputaran kas berpengaruh positif terhadap

profitabilitas. Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Tinggi rendahnya penghasilan

sangat ditentukan oleh kualitas kredit dan kualitas kredit berkaitan dengan tingkat

perputarannya.Perputaran kredit merupakan perputaran piutang dalam periode tertentu. Semakin

tinggi tingkat perputaran kredit maka semakin baik kualitas kredit dan semakin tinggi kesempatan

LPD untuk menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat, sehingga kesempatan

memperoleh laba semakin besar, begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan penelitian Suarmi (2014), tingkat perputaran kredit berpengaruh positif terhadap

profitabilitas artinya peningkatan jumlah kredit akan diikuti dengan peningkatan profitabilitas.Faktor

lain yang sangat penting bagi LPD adalah modal, karena digunakan modal untuk menutupi timbulnya

kerugian akibat dana pihak ketiga.LPD harus menyediakan jumlah modal minimal untuk meniadakan

atau meminimalkan risiko yang mungkin terjadi. Jika LPD tidak memilikijumlah modal minimum

dalam keadaan LPD tertimpa risiko, maka LPD akan sulit dioperasikan dengan baik.

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu

periode tertentu yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kemampuan bank untuk menghasilkan

laba dapat dihitung dengan membandingkan antara laba dengan total aktiva yang dikenal dengan

ROA (Wicaksono, 2016). Ukuran ROA menunjukkan kemampuan bank untuk mendapatkan laba

yang diperoleh dari pemanfaatan aktiva yang dimiliki (Wicaksono, 2016). Suku bunga kredit

merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh

nasabah peminjam kepada pihak bank (Kasmir, 2004).

Hubungan jumlah kredit yang disalurkan dengan tingkat suku bunga mempunyai hubungan

negatif, yang bermakna bahwa semakin rendah tingkat suku bunga maka semakin besar jumlah kredit

yang disalurkan (Ita,2014).

BI Rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia

secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter

(Krisnawati, 2014). Tingkat suku bunga kredit ini mengacu kepada BI Rate, dapat diambil

kesimpulan bahwa BI Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar

rata-rata tertimbang suku bunga SBI-1 bulan hasil lelang OPT (Operasi Pasar Terbuka) berada di

sekitar BI Rate, selanjutnya suku bunga SBI-1 bulan tersebut diharapkan akan mempengaruhi suku

Page 4: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

224 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

bunga pasar uang antar Bank (PUAB), suku bunga deposito dan kredit serta suku bunga jangka waktu

yang lebih panjang (Krisnawati, 2014).

Salah satu elemen modal kerja yang paling dibutuhkan dalam perusahaan yang melayani

penjualan dengan kredit adalah piutang.Piutang perlu mendapat perhatian dan penanganan yang

serius agar risiko yang timbul dapat dihindarkan sekecil mungkin.Manajemen piutang sangat penting

bagi setiap operasi perusahaan sehari-hari.Dengan adanya manajemen piutang yang tepat maka

perusahaan dapat meminimalkan piutang yang tidak tertagih.

Pengelolaan piutang dalam suatu perusahaan menyangkut pada pengelolaan perputaran piutang

dan periode pengumpulan piutang.Perputaran piutang merupakan berapa kali piutang yang dimiliki

perusahaan berputar setiap tahun.Perputaran piutang erat kaitannya dengan periode pengumpulan

piutang.Hanafi (2010: 563) menyatakan semakin cepat piutang tersebut berputar maka semakin tinggi

efisiensi modal yang tertanam dalam piutang, dan semakin tinggi perputaran piutang maka semakin

pendek waktu pengumpulan piutang. Ini berarti piutang tersebut berputar cepat maka piutang akan

lebih cepat menjadi kas sehingga bisa dimanfaatkan kembali untuk operasi perusahaan. Muslich

(2003: 109) menyatakan “perusahaan terhadap kebijaksanaan yang mempengaruhi jumlah piutang

pada akhirnya mempengaruhi profitabilitas perusahaan”. Hal ini menunjukkan perusahaan dengan

segala kebijakannya terhadap piutang akan dapat meningkatkan pendapatan dan laba karena risiko

bad debt dapat diatasi sehingga profitabilitas perusahaan akan meningkat pula.

Selain tingkat suku bunga dan perputaran piutang, profitabilitas perbankan dapat dilihat

melalui faktor eksternal, yakni likuiditas. Risiko yang muncul sebagai akibat bank kesulitan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo disebut dengan Risiko Likuiditas

(liquidity risk).Dalam penelitiannya Widiantari dkk (2014), menyebutkan bahwa risiko likuiditas

merupakan salah satu risiko yang paling penting yang dihadapi oleh bank, karena masalah likuiditas

akan berdampak pada kinerja yang dihasilkan oleh perbankan. Apabila bank tidak dapat memenuhi

penarikan dana yang dilakukan oleh deposan atau debitur yang menerima pinjaman tidak dapat

mengembalikan dana yang dipinjamkannya ini dinamakan dengan risiko likuiditas (Handayani,

2009).

Menurut Febriyanti (2015), Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk menutupi

kewajibannya terhadap permintaan dana kreditor pada saat yang kurang tepat, dinyatakan dalam

jumlah diukur. Risiko likuiditas jika tidak dikelola dengan cara yang tepat, perusahaan dapat

menghadapi situasi likuiditas dan secara teknis akan bangkrut atau menghadapi kerugian. Risiko

likuiditas merupakan komponen penting dari kerangka manajemen risiko secara keseluruhan industri

jasa keuangan, menyangkut semua lembaga keuangan.

Salah satu LPD yang ingin peneliti teliti adalah LPD Desa Pakraman Padang Tegal. LPD Desa

Pakraman Padang Tegal merupakan salah satu jenis LPD yang memiliki komitmen yang tinggi untuk

menghimpun dana masyarakat dengan misi membangun perekonomian daerah menuju masyarakat

yang sejahtera dengan pelayanan maksimal. Perusahaan pembiayaan dalam usahanya sangat

berkaitan dengan kegiatan piutang.Kebijakan mengenai piutang harus dikelola dengan baik agar tidak

berakibat buruk dalam perusahaan. Perputaran piutang dan periode pengumpulan piutang dalam

perusahaan harus dijaga dengan baik sehingga akan membuat keuntungan-keuntungan bagi

perusahaan dan profitabilitas perusahaan akan meningkat.

Sesuai latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan perluasan

penelitian yang pernah ada untuk mengkaji tentang tingkat suku bunga , dan perputaran piutang

terhadap profitabilitas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan LPD

Desa Pakraman Padang Tegal selama periode 2012-2016.Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat suku bunga, perputaran piutang, dan risiko

likuiditas terhadap profitabilitas di LPD Desa Pakraman Padang Tegal selama periode 2012-2016.

1.2 Pokok Permasalahan

Dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian

ini adalah:

Page 5: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

225 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

1. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman Padang

Tegal tahun 2012-2016?

2. Bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman Padang

Tegal tahun 2012-2016?

3. Bagaimana pengaruh risiko likuiditas terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman Padang Tegal

tahun 2012-2016?

4. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga kredit, perputaran piutang, dan risiko likuiditas terhadap

profitabilitas LPD Desa Pakraman Padang Tegal tahun 2012-2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman

Padang Tegal tahun 2012-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman

Padang Tegal tahun 2012-2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh risiko likuiditas terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman Padang

Tegal tahun 2012-2016.

4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga kredit, perputaran piutang, dan risiko likuiditas

terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman Padang Tegal tahun 2012-2016.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya bagi peneliti, namun juga

bagi pembaca, perusahaan dan pihak akademik/peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan membantu dalam

mengaplikasikan teori ke dalam dunia kerja.

2. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan, informasi dan

wawasan.

3. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat membantu manajemen dalam meningkatkan

profitabilitas perusahaan.

4. Bagi akademik, diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam proses pengembangan ilmu

akuntansi dan juga dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

2.1.1.1 Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

LPD adalah lembaga keuangan non bank yang berpengaruh terhadap kelancaran

perekonomian dalam penyimpanan dana masyarakat berupa tabungan dan menyalurkan kembali

berupa kredit. LPD yang pertama, sebagai proyek percontohan didirikan pada tahun 1984 oleh

Gubernur Bali saat itu Prof. Dr Ida Bagus Mantra yang difungsikan sebagai lembaga penyalur

kredit pedesaan di Semarang, berdasarkan hasil seminar tersebut Provinsi Bali mengambil

langkah cepat dan visioner dengan mendirikan LPD.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan LPD

adalah menerima atau menghimpun dana dari masyarakat desa dalam bentuk tabungan dan

deposito, memberikan pinjaman hanya kepada masyarakat desa, menerima pinjaman dari

lembaga-lembaga keuangan dan menyimpan kelebihan likuiditasnya pada Bank Pembangunan

Daerah Bali. LPD sebagai lembaga keuangan desa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda

dengan lembaga keuangan lainnya, sehingga dalam operasionalnya perlu dilakukan pembinaan

dan pengawasan.Lembaga yang berfungsi untuk memberikan pembinaan teknis, pengembangan

serta pelatihan bagi LPD adalah Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten/Kota (PLPDK).Kaidah-

kaidah manajemen yang digunakan LPD lebih sederhana dan disesuaikan dengan kondisi

lingkungan tempat didirikannya.Produk yang ditawarkan LPD sesuai dengan permintaan nasabah,

baik itu dalam hal tabungan maupun kredit.

Page 6: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

226 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

LPD di Bali yang saat ini berjumlah 1.433 memiliki total aset sebesar Rp 14,6 triliun atau

dua kali lipat dari aset BPR di Bali.LPD yang memiliki aset diatas Rp 100 milyar hingga tahun

2016 mencapai 29 unit.5 Jumlah aset yang sangat besar ini adalah salah satu indikator betapa

strategisnya LPD sebagai penghimpun dana masyarakat yang harus dilindungi keberadaannya.

Jika LPD dapat terus eksis dan berkembang tentu dampaknya dalam mendorong perekonomian

masyarakat desa pakraman sangatlah luar biasa.

Dari 1.433 LPD di Bali, hanya 10% (sepuluh persen) yang dinyatakan tidak sehat. Ini

menunjukkan bahwa LPD mampu dan eksis bersaing dengan lembaga keuangan lain yang sejenis.

Pengertian LPD termuat dalam Pasal 1 Angka 11 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun

2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002

tentang Lembaga Perkreditan Desa, Sifat khas LPD juga dibedakan oleh instrumen pengelolanya,

yaitu dengan menggunakan instrumen komunikasi dan sosial budaya, seperti awig-awig,

pesangkepan, dan terutama tujuannya yaitu keberadaan LPD, lebih dimaksudkan untuk

membangun kemampuan keuangan masyarakat desa pakraman, dalam rangka menunjang misi

mereka untuk memelihara, menyangga, dan mengembangkan peradaban budaya Bali. Peradaban

budaya Bali yang menjadi landasan LPD menjadikan karakteristik LPD juga bersifat sosial,

komunal, religius (tidak hanya tanggungjawab secara fisik/sekala namun juga secara

nonfisik/niskala) Yaitu Lembaga Perkreditan Desa yang selanjutnya disebut LPD adalah lembaga

keuangan milik Desa Pakraman yang bertempat di wilayah Desa Pakraman.Peraturan Daerah

Propinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa Pasal 2 ayat (1)

menyatakan bahwa: “LPD merupakan badan usaha keuangan milik desa yang melaksanakan

kegiatan usaha di lingkungan desa dan untuk krama desa.”

LPD adalah lembaga keuangan yang bersifat sui generis.Sui generis berarti khusus, sesuatu

yang bersifat sangat khas, hanya ada satu pada jenisnya atau bersifat sangat berbeda dari yang

lainnya dalam lingkungan jenis itu. LPD sebagai suatu lembaga yang didirikan khusus untuk

kepentingan demi mensejahterakan masyarakat Desa Pakraman, dalam kegiatannya hanya

melayani masyarakat Desa Pakraman saja, LPD tidak melayani masyarakat diluar dari wilayah

Desa Pakraman tempat dimana LPD tersebut beroperasi. Oleh karena itu LPD dikatakan sebagai

lembaga keuangan yang memiliki sifat khusus.

LPD merupakan lembaga keuangan komunitas yang obyek pengaturannya bersifat khas

sehingga memerlukan perlakuan hukum yang bersifat khusus. Bersifat khas karena LPD berbeda

dengan lembaga keuangan lainnya yang bersifat umum, hal ini dapat dilihat pada sifat

keanggotaan LPD yaitu tertutup dan keharusan berbeda dengan sifat keanggotaan lembaga

keuangan pada umumnya misalnya Bank atau Bank Perkreditan Rakyat yang sifat

keanggotaannya adalah pilihan bebas pemegang saham atau koperasi yang sifat keanggotaannya

adalah sukarela. Sebagai lembaga keuangan komunitas LPD dibentuk oleh suatu satuan

komunitas, yang beroperasi dalam suatu wilayah komunitas, melayani transaksi keuangan

dilingkungan komunitas dan juga memenuhi tujuan-tujuan komunitas.Fungsi utama LPD ialah

kegiatan simpan pinjam dalam menyelenggarakan fungsinya LPD menggunakan sistem

manajemen keuangan modern hampir mendekati manajemen perbankan. LPD sebagai wadah

ekonomi desa didalam memberikan pelayanan pemberian kredit dipertegas dalam Pasal 7 ayat (1)

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 tentang Lembaga Perkreditan Desa

menyebutkan bahwa lapangan usaha LPD meliputi:

a. Menerima/menghimpun dana dari krama desa dalam bentuk keuangan dandeposito

b. Memberikan pinjaman hanya kepada krama desa

c. Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan maksimum sebesar100% dari jumlah

modal, termasuk cadangan dan laba ditahan, kecuali batasan lainnya dalam jumlah pinjaman,

atau

d. dukungan/bantuan dana.

2.1.2 Suku Bunga

2.1.2.1 Pengertian Suku Bunga

Page 7: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

227 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Menurut Kasmir, (2002: 121) suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang

diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau

menjual produknya. Sunariyah (2006: 375) menyatakan suku bunga adalah bunga yang

dinyatakan sebagai persentasi dari modal. Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam

bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:

1. Bunga Simpanan

Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yangmenyimpan

uangnya di bank.Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar kepada nasabahnya.

Sebagai contoh : jasa giro, bunga tabungan, bunga deposito.

2. Bunga Pinjaman

Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah

peminjam kepada bank. Sebagai contoh: bunga kredit.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi

bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan

bunga pinjaman merupakan dana yang diterima dari nasabah. Bunga simpanan maupun bunga

pinjaman masing-masing mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga

simpanan tinggi maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian

pula sebaliknya

2.1.2.2 Fungsi Suku Bunga

Suku bunga mempunyai beberapa fungsi atau peran penting dalam perekonomian, yaitu:

a. Membantu mengalirkan tabungan berjalan ke arah investasi guna mendukung pertumbuhan

perekonomian.

b. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada

proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi.

c. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara.

d. Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap

jumlah tabungan dan investasi.

2.1.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga

Seperti dijelaskan diatas bahwa untuk menentukan besar kecilnya tingkatsuku bunga

simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya. Artinya baik bunga simpanan maupun

pinjaman saling mempengaruhi disamping pengaruh faktor-faktor lainnya

Menurut Kasmir, (2002: 122) faktor-faktor utama yang mempengaruhibesar kecilnya

penetapan suku bunga adalah:

1. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang

dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga

simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga

pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan

sedikit maka bunga simpanan akan turun.

2. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama

pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-

rata 16% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan

diatas bunga pesaing, misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus

berada dibawah bunga pesaing.

3. Kebijakan Pemerintah

Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi

bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

4. Target laba yang diinginkan

Page 8: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

228 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga

pinjaman ikut besar dan sebaliknya.

5. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini

disebabkan besarnya kemungkinan risiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika

pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif lebih rendah.

6. Hubungan baik

Biasanya bank menggolongkan antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder).

Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan

terhadap bank.Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank,

sehingga dalam penentuan suku bunganyapun berbeda dengan nasabah biasa.

2.1.2.4 Jenis-jenis Tingkat Suku Bunga

Menurut Indra Bastian dan Suhardjono (2006:209) jenis-jenis suku bunga:

1. Suku bunga deposito, terdiri dari suku bunga (counter) yaitu suku bunga yang tercantum pada

papan pengumuman masing-masing bank atau dimedia cetak dan suku negosiasi, suku

negosiasi diberikan kepada nasabah-nasabah besar dengan maksud agar dengan kelebihan

suku bunga tersebut mau menyimpan di bank yang bersangkutan.

2. Suku bunga tabungan, suku bunga yang di peruntukkan nasabah tabungan sebagai rangsangan

atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uang di bank.

2.1.2 Perputaran Piutang

2.1.2.1 Pengertian Piutang

Warren Reeve dan Fess (2008: 404) menyatakan bahwa yang dimaksud denganpiutang

adalah sebagai berikut: ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya,

termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”. Sedangkan menurut Mohammad Muslich

(2005: 52) ”Pada umumnya, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit”.

Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah

semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang timbul dari

adanya penjualan secara kredit.

2.1.2.2 Jenis Piutang

Warren Reeve dan Fess (2008: 405) mengklasifikasikan piutang ke dalam tiga kategori

yaitu piutang usaha, wesel tagih, dan piutang lain-lain, sebagai berikut:

1. Piutang Usaha

Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebihbanyak produk atau

jasa kepada pelanggan. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih

dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari.

2. Wesel Tagih

Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan

surat utang formal. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari.Wesel

bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang

usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang

(TradeReceivable).

3. Piutang lain-lain

Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan

akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak

lancar.Piutang lain-lain (Other Receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang

dari pejabat atau karyawan perusahaan.

Page 9: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

229 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang

Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktortersebut

diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Riyanto (2008: 85-87) sebagai berikut:

1. Volume Penjualan Kredit

Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah

investasi dalam piutang.

2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak.Apabilaperusahaan

menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan

keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas.Syarat yang ketat misalnya dalam

bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada

pembayaran piutang yang terlambat.

3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit

yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plafond yang ditetapkan bagi

masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang.

4. Kebijaksanaan dalam Mengumpulkan Piutang

Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif, maka perusahaan harus

mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang, tetapi

dengan menggunakan cara ini, maka piutang yang ada akan lebih cepat tertagih, sehingga

akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan

menggunakan kebijaksanaan secara pasif, maka pengumpulan piutang akan lebih lama,

sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar.

5. Kebiasaan Membayar dari Para Langganan

Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode Cash Discount akan

mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar periode setelah

Cash Discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar karena jumlah dana yang

tertanam dalam piutang lebih lama untuk menjadi kas.

2.1.3 Perputaran Piutang

Menurut Sawir (2005: 16) perputaran piutang atau receivable turn over adalah rasio yang

menunjukkan sejauh mana kecepatan perputaran piutang.Riyanto (2010: 90) juga berpendapat

bahwa rasio perputaran piutang menginformasikan berapa kali piutang diputar (diubah menjadi

kas) dalam setahun.Kasmir (2010: 131) menyatakan, perputaran piutang (turnover receivable)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu

periode.

Martono dan Harjito (2003) juga menambahkan, perputaran piutang adalah periode

terikatnya piutang sejak terjadinya piutang sampai piutang tersebut dapat ditagih dalam bentuk

uang kas dan akhirnya dapat dibelikan kembali menjadi persediaan dan dijual secara kredit menjadi

piutang kembali.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang

adalah periode terikatnya piutang yang menunjukkan berapa kali piutang tersebut berputar selama

periode tertentu sejak terjadinya piutang sampai piutang tertagih kembali kedalam kas

perusahaan.Agar perputaran piutang dalam perusahaan efektif dan efisien maka manajemen

perusahaan harus bisa mengelola perputaran piutang dengan baik.Piutang dalam perusahaan harus

selalu dalam keadaan berputar selama periode tertentu agar terhindar dari terjadinya bad debt.

Perusahaan dapat melakukan suatu tindakan untuk mempercepat perputaran piutang.

Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin tinggi pula profitabilitas pada perusahaan,

karena dengan perputaran piutang yang tinggi menyebabkan investasi yang sedikit pada piutang,

sehingga akan lebih cepat menjadi kas yang kemudian digunakan untuk investasi kembali dan

dapat meminimalkan risiko kerugian piutang (bad debts).

Page 10: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

230 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Hanafi (2010: 563) menyatakan, rata-rata periode pengumpulan piutang adalah periode dari

penjualan kredit terjadi sampai penjualan tersebut dibayarkan.Menurut Munawir (2004) jangka

waktu pengumpulan piutang adalah jangka waktu yang menunjukkan waktu rata-rata yang

diperlukan untuk menagih piutang.Sartono (2009) menambahkan “periode pengumpulan piutang

yaitu rata-rata hari yang diperlukan untuk merubah piutang menjadi kas”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa periode pengumpulan piutang adalah

waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk mengumpulkan piutang menjadi kas.Periode

pengumpulan piutang dapat memberikan tolok ukur mengenai lamanya waktu piutang yang

beredar.Apabila rata-rata jangka waktu penagihan piutang terlalu lama, hal ini disebabkan oleh

pengendalian piutang yang kurang terkontrol. Semakin lama hari pengumpulan piutang maka akan

berdampak buruk pada profitabilitas perusahaan. Sedangkan, semakin cepat hari pengumpulan

piutang maka akan berdampak baik bagi profitabilitas perusahaan.

Sartono (2010: 119) menyatakan bahwa semakin cepat periode berputarnya piutang

menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas.Syamsudin (2007)

menyatakan bahwa perputaran piutang (receivables turnover) adalah rasio yang memperlihatkan

lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas.Sudana (2011: 22) menyatakan semakin

tinggi perputaran piutang berarti semakin efektif dan efisien manajemen piutang yang dilakukan

perusahaan, dan sebaliknya.

Perputaran Piutang =𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

2.1.4 Risiko Likuiditas

2.1.4.1 Pengertian Likuiditas

Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

operasional harian internal perusahaan.Likuiditas usaha adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi. Likuiditas dapat ditunjukkan antara

lain dengan membandingkan pos-pos aset lancar dengan utang lancar pada satu periode tertentu

yang disebut current rasio (Sriyanto, 2011).

Likuiditas pada umumnya sebagai kepemilikan sumber dana yang memadai dan

memenuhi seluruh kebutuhan kewajiban yang akan jatuh tempo. Atau dengan kata lain

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih baik yang dapat diduga

ataupun yang tidak terduga. Dalam perbankan, likuiditas merupakan salah satu hal yang penting

dalam memelihara kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.Untuk itu setiap bank yang

beroperasi sangat menjaga likuiditasnya agar pada posisi yang ideal.

Dalam manajemen likuiditas bank berusaha untuk mempertahankan status rasio likuiditas,

memperkecil dana yang menganggur guna meningkatkan pendapatan dengan risiko sekecil

mungkin serta memenuhi kebutuhan cash flow-nya (Sriyanto, 2011).Jadi, tujuan dari likuiditas

adalah mencapai cadangan yang dibutuhkan yang telah ditetapkan oleh bank sentral karena kalau

tidak dipenuhi akan kena penalti dari bank sentral, kedua memperkecil dana yang menganggur

akan mengurangi profitabilitas bank dan mencapai likuiditas yang aman untuk menjaga proyeksi

cash flow dalam kondisi yang sangat mendesak misalnya penarikan dana oleh nasabah, dan

pengambilan pinjaman (Sriyanto, 2011).

Likuiditas adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan persediaan uang tunai dan

aset lain yang mudah dijadikan uang tunai. Bank dianggap likuid bila bank itu memiliki cukup

uang tunai atau aset likuid lainnya, serta kemampuan untuk meningkatkan jumlah dana dengan

cepat melalui sumber lainnya, untuk memungkinkan memenuhi kewajiban pembayaran dan

komitmen keuangan lain pada saat yang tepat. Selain itu juga harus ada likuiditas yang

menyangga yang memadai untuk memenuhi hampir setiap kebutuhan uang tunai yang

mendadak.Jadi, likuiditas adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan persediaan uang tunai

dan alat-alat likuid lainnya yang dikuasai bank yang bersangkutan.

Berapa likuiditas yang harus dipertahankan dan dalam bentuk apa, memerlukan perhatian

manajemen bank setiap saat karena:

a. Bank diharuskan untuk mematuhi ketentuan giro wajib minimum setiap hari.

Page 11: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

231 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

b. Bank memerlukan likuiditas untuk memenuhi permintaan pinjaman musiman dan tarikan

yang tidak terduga.

c. Diperlukan untuk mengisi cadangan penyangga untuk sebagian penarikan deposit yang tidak

diperkirakan sebelumnya dan tidak dapat dipenuhi dengan penerimaan deposit yang baru,

maupun dengan setoran cicilan kredit, penerimaan pendapatan atau menambah hutang

(Darmawi, 2011).

2.1.4.2 Manajemen Likuiditas

Liability management (pengelolaan utang) adalah suatu proses dimana bank berusaha

mengembangkan sumber-sumber dana yang non tradisional melalui pinjaman di pasar uang atau

dengan menerbitkan instrumen utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk

memenuhi permintaan kredit. Teori ini menegaskan bahwa likuiditas sekarang ini bukanlah

masalah berat. Dana akan mudah diperoleh dengan cara meningkatkanbunga sertifikat deposito

yang ditawarkan. Bank-bank sekarang ini menyadari bahwa permintaan kredit bisa dipenuhi

dengan cara membeli likuiditas dipasar uang. Bank tidak lagi tergantung pada sumber dana

tradisional. Pemenuhan likuiditas bisa melalui sumber-sumber non tradisional seperti pinjaman

antar bank, penjualan sertifikat deposito, penerbitan surat berharga di pasar uang, dan lain-lain

(Darmawi, 2011).

2.1.4.3 Rasio Likuiditas

Ada dua konsep untuk indikator likuiditas yaitu:

a. Konsep Persediaan

Untuk mengukur likuiditas dan sudut pandang persediaan,orang harus membandingkan

jumlah aset yang likuid dengan kebutuhan likuiditas yang diperkirakan ini merupakan konsep

likuiditas yang agak sempit karena konsep ini tidak mempertimbangkan bahwa likuiditas

dapat diperoleh dari pasar kredit dan arus pendapatan.

b. Konsep Arus

Melihat likuiditas dari pendekatan arus, orang memperhatikan tidak hanya kesanggupan untuk

mengubah aset menjadi likuid tapi kesanggupan bank itu untuk meminjam dan memperoleh

uang tunai dari hasil oprasinya. Suatu standar likuiditas sulit untuk ditentukan, karena

permintaan masa depan tidak diketahui secara pasti.

Untuk memperoleh penilaian yang wajar atas posisi likuiditas bank diperlukan: 1) Suatu

ramalan kebutuhan uang tunai yang tepat 2) Tingkat aset likuid yang diperkirakan3) Arus

penerimaan uang tunai selama jangka waktu tertentu. Dengan demikian, suatu ukuran likuiditas

yang baik harus memperhitungkan konsep arus kas, tapi ukuran likuiditas yang paling banyak

dipakai didasarkan atas konsep persediaan, yaitu:

a. LDR (Loan to Deposit Ratio)

Salah satu ukuran likuid dari konsep persediaan adalah rasio pinjaman terhadap

deposit.Kalau rasio meningkat ke tingkat yang lebih tinggi secara relatif bankir kurang

berminat untuk memberikan pinjaman atau investasi.Selain itu, mereka menjadi selektif kalau

standar dinaikkan dan kredit menjadi lebih sulit, maka suku bunga cenderung naik. Walaupun

rasio pinjaman terhadap deposit yang tinggi tidak pernah ditentukan acuannya, tapi rasio

tersebut merupakan kekuatan yang mempengaruhi keputusan pemberian pinjaman

daninvestasi. Rasio pinjaman terhadap deposit meningkat untuk semua bank. Peningkatan itu

akan lebih tinggi untuk bank yang lebih besar. Rasio yang lebih tinggi ini dapat dijelaskan

sebagian oleh kesanggupan dan kesediaan bank untuk mengatasi persoalan likuiditasnya

menggunakan manajemen liabilitas, atau melakukan pinjaman uang dari pasar uang, dan

bukan semata-mata menggantungkan diri dari penyesuaian aset, dan sebagian lainnya melalui

usaha bank untuk memperoleh tingkat pendapatan yang lebih tinggi (Darmawi, 2011).

b. Cash Ratio

Ukuran likuiditas lainnya yang mencerminkan konsep persediaan mengaitkan aset likuid

terhadap total deposit atau total aset. Rasio kas terhadap total deposit misalnya, lebih baik

Page 12: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

232 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

dalam beberapa hal dibandingkan dengan rasio pinjaman terhadap deposit karena rasio ini

mengaitkan aset yang likuid secara langsung dengan memperhatikan pinjaman (aset yang

paling likuid) terhadap deposit. Kelemahan utama rasio ini terletak pada kenyataan bahwa

sebagian besar kas tidak benar-benar tersedia untuk memenuhi kebutuhan likuiditas

bank.Bagian kasdiperlukan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Kelemahan lainnya

misalnya kegagalan untuk memasukkan aset likuid lainnya, seperti Sertifikat Bank Indonesia

dan surat berharga likuid jangka pendek lainnya. Rasio ini tidak memberikan perhatian pada

kemampuan bank untuk mencari dana dari sumber lain (Darmawi, 2011).

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen

perusahaan (Brigham dan Gapenski, 2006).Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada suatu periode akuntansi.Saidi (2004)

dalam Martalina (2011) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba.Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang

dimilikinya (Chen, 2004).Petronila dan Mukhlasin (2003,) profitabilitas merupakan gambaran dan

kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.Pengukuran profitabilitas dapat menggunakan

beberapa indikator seperti laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan

tingkat pengembalian ekuitas pemilik.

Profitabilitas mempunyai arti penting bagi perusahaan karena merupakan salah satu dasar

untuk penilaian kondisi suatu perusahaan.Tingkat profitabilitas menggambarkan kinerja perusahaan

yang dilihat dari kemampuan perusahaan menghasilkan profit. Kemampuan perusahaan

memperoleh profit ini menunjukkan apakah perusahaan mempunyai prospek yang baik atau tidak

dimasa yang akan datang.

Ang (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas dan rentabilitas menunjukkan

keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.Kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi

perusahaan.Selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi

para penyandang dananya, laba perusahaan juga merupakan elemen dalam menentukan nilai

perusahaan.Efektivitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih yang didefinisikan dalam

berbagai rasio terhadap aktiva, misalnya rasio profitabilitas.Analisis profitabilitas menekankan

pada kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan kekayaan yang ada untuk menghasilkan laba

selang periode tertentu yang diukur melalui rasio-rasio profitabilitas, (Riyanto, 1999).

Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan rasio Return on Asset (ROA) karena dapat

menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan dilihat dari penggunaan keseluruhan aset yang dimiliki

oleh perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia ROA

diformulasikan sebagai berikut berikut:

ROA =Profit Before Income Tax

Total Assets 𝑥 100%

2.1.6 Hubungan Antara Masing-masingVariabel

2.1.6.1 Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga dengan Profitabilitas

Tingkat suku bunga kredit adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap pendapatan

bagi bank.Peningkatan suku bunga kredit menandakan bahwa pendapatan bunga dari penyaluran

kredit juga meningkat, dengan meningkatnya pendapatan bunga maka profitabilitas mengalami

peningkatan.

Berdasarkan uraian tersebut, tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor yang dapat

menyebabkan profitabilitas mengalami peningkatan dengan asumsi bertambahnya tingkat suku

bunga kredit menyebabkan meningkatnya profitabilitas.

Page 13: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

233 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

2.1.6.2 Hubungan Antara Perputaran Piutang dengan Profitabilitas

Piutang adalah elemen aktiva lancar yang timbul karena adanya penjualan

kredit.Timbulnya piutang diharapkan bisa menjadi solusi permasalahan yang timbul karena pihak

manajemen kesulitan untukmemaksakan penjualan tunai.Sehingga piutang bisa menjadi alternatif

agar persediaan bisa berputar hingga menjadi kas.Selain menjadi solusi piutang juga bisa menjadi

permasalahan apabila perputarannya tidak diawasi dengan benar.Perputaran piutang merupakan

periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung pada syarat pembayarannya, berarti

bahwa tingkat perputaran selama periode tertentu adalah semakin rendah.

Berdasarkan uraian tersebut semakin cepat periode berputarnya piutang menunjukkan

semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas sehingga profitabilitas meningkat.

2.1.6.3 Hubungan Antara Risiko Likuidasi dengan Profitabilitas

Likuiditas adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan persediaan uang tunai dan

asset lain yang mudah dijadikan uang tunai Bank dianggap likuid bila bank itu memiliki cukup

uang tunai, serta kemampuan untuk meningkatkan jumlah dana dengan cepat melalui sumber

lainnya untuk memungkinkan memenuhi kewajiban pembayaran dan komitmen keuangan lain

pada saat yang tepat, selain itu jug harus ada likuiditas yang menyangga yang memadai untuk

memenuhi hampir setiap kebutuhan uang tunai yang mendadak. Dari uraian tersebut semakin

besar risiko likuiditas maka semakin besar risiko penurunan profitabilitas.

2.2 Penelitian Sebelumnya

1) Setyawan (2009), mengenai pengaruh variabel perputaran modal kerja (perputaran kas, perputaran

piutang dan perputaran persediaan)terhadapprofitabilitas dengan teknik analisis regresi linear

berganda mendapatkan hasil bahwa variabel perputaran modal kerja perputaran kas, perputaran

piutang berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas sedangkan perputaran persediaan

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

2) Handayani (2009) mengenai pengaruh variabel rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage

terhadap profitabilitas dengan teknik analisis regresi linier berganda, hasil dari pengujian ini

adalah variabel rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage berpengaruh positif terhadap

profitabilitas.

3) Sulistiowati E (2009) menguraikan tentang pengaruh perputaran piutang dan perputaran

persediaan terhadap profitabilitas dengan menggunakan teknik analisis data regresi linier

berganda diperoleh hasil bahwa variabel perputaran piutang dan perputaran persediaan

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

4) Sari (2010), mengenai pengaruh variabel efisiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size

dengan teknik analisis Regresi Linier berganda mendapatkan hasil bahwa variabel efisiensi modal

kerja, leverage, likuiditas dan firm size berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

5) Hersandy (2012) mengenai pengaruh variabel hutang jangka pendek dan perputaran piutang

terhadap profitabilitas dengan teknik analisa Regresi Berganda mendapatkan hasil bahwa variabel

hutang jangka pendek berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan perputaran piutang

berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

6) Sutika dan Sujana (2013), mengenai pengaruh variabel perputaran kas, penyaluran kredit,

efektivitas pengelolaan hutang, tingkat kecukupan modal terhadap profitabilitas dengan teknik

analisis Regresi Linier Berganda mendapatkan hasil bahwa variabel tingkat perputaran kas,

penyaluran kredit dan efektivitas pengelolaan hutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Variabel tingkat kecukupan modal berpengaruh negative terhadap profitabilitas.

7) Astini dkk (2014), mengenai pengaruh variabel perputaran kas dan perputaran piutang dengan

teknik analisis Regresi Linier Berganda mendapatkan hasil bahwa variabel tingkat perputaran kas

dan tingkat perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.

8) Suarmi dkk (2014) menguraikan tentang pengaruh tingkat suku bunga kredit dan pertumbuhan

jumlah nasabah kredit terhadap profitabilitas dengan menggunakan analisis regresi linier berganda

Page 14: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

234 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

diperoleh hasil tingkat suku bunga kredit dan pertumbuhan jumlah nasabah kredit berpengaruh

positif signifikan terhadap profitabilitas.

9) Ita (2014), Variabel dependen yang digunakan dalam penelitiannya adalah profitabilitas

sedangkan variabel Independennya adalah risiko kredit, perputaran kas, likuiditas,tingkat

kecukupan modal,efisiensi operasional. Teknik analisis data yang digunakanadalah regresi

berganda. Hasil dari penelitiannya adalah perputaran kas likuiditas, tingkat kecukupan modal

berpengaruh positif terhadap profitabilitas, variabel risiko kredit, efisiensi operasional

berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

10) Wicaksono(2016), mengenai pengaruhperputaran modal kerja,likuiditas, perputaran asset lancar

dan kas berbanding total aktiva terhadap profitabilitas denganteknik analisis regresi linier

berganda mendapatkan hasil bahwavariabel perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran

piutang,perputaran persediaan dan kas berbanding total aktiva tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas, variabel likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas.

11) Widiantari dkk (2014), mengenai pengaruh variabel tingkat suku bunga dan perputaran piutang

terhadap rentabilitas ekonomis dengan teknik analisis regresi linier berganda mendapatkanhasil

bahwa variabel tingkat suku bunga dan perputaran piutang berpengaruh positif terhadap

rentabilitas ekonomis.

12) Febriyanti (2015), Variabel yang digunakan dalam penelitiannya adalah variabel dependen

profitabilitas sedangkan variabel Independennya adalah efisiensi modal kerja,risiko likuiditasdan

solvabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil dari pengujian ini

adalah variabel risiko likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas, efisiensi modal kerja

dan solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

13) Hendiartha dkk (2015) mengenai pengaruh variabel kecukupan modal, likuiditas, NIM dan

perputaran kas terhadap profitabilitas dengan teknik analisis Regresi Linier Berganda

menunjukkan hasil bahwa variabel kecukupan modal, likuiditas, NIM berpengaruh positif

sedangkan perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

14) Krisnawati dan Chabachib (2015),mengenai pengaruh variabel CAR, NIM, GCG, LDR, NPL dan

PDN teknik analisis regresi linier berganda mendapatkan hasil bahwa NIM berpengaruh positif

terhadap ROA variabel CAR, GCG, LDR, NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, PDN tidak

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

15) Rini (2015) mengenai variabel modal kerja, perputaran kas perputaran piutang dan peputaran

persediaan terhadap profitabilitasdengan menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh

hasil bahwa variabel perputaran modal kerja, perputaran kas perputaran piutang dan perputaran

persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

16) Paramithari dkk (2016), Variabel yang digunakan dalam penelitiannya Kemampuan

capital,asset,earnings dan liquidity terhadap pertumbuhan laba teknik analisis data yang

digunakan adalah regresi berganda. Hasil dari pengujian ini adalah variabel CAR, PPAP, ROA

dan LACLR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba, KAP dan LDR berpengaruh negatif

pada pertumbuhan laba.

17) Ulandari dkk (2016) mengenai pengaruh variabel CAR, LDR, dan BOPO terhadap profitabilitas

dengan teknik analisis Regresi Linier Berganda mendapatkan hasil bahwa variabel CAR, LDR,

berpengaruh positif terhadap profitabilitas sedangkan BOPO berpengaruh negative terhadap

profitabilitas.

18) Pranata (2016) mengenai Pengaruh suku bunga kredit dan debitur terhadap profitabilitas dengan

teknik analisis regresi linier berganda .dengan hasil variabel debitur berpengaruh positif terhadap

profitabilitas, variabel suku bunga kredit berpengaruh negative terhadap profitabilitas.

19) Aritonang (2017) mengenai pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap

profitabilitas dengan menggunakan analisis regresi berganda diperoleh hasil penelitian yaitu

variabel perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap profitabilitas.

Page 15: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

235 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

20) Irawati (2017) mengenai pengaruh variabel efisiensi modal,likuiditas, dan leverage terhadap

profitabilitas dengan teknik analisa Regresi Linier Berganda mendapatkan hasil bahwa variabel

efisiensi modal kerja, likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sedangkan

leverage berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

21) Novitasari (2018) mengenai pengaruh variabel NPL, LDR, BOPO, Spread management dan

tingkat suku bunga terhadap profitabilitas dengan teknik analisis Regresi Linier Berganda

mendapatkan hasil bahwa variabel LDR, Spread management dan tingkat suku bunga

berpengaruh positif terhadap profitabilitas, NPL dan BOPO berpengaruh negatif terhadap

profitabilitas.

BAB III. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode

tertentu (Munawir, 2014),sedangkan menurut Riyanto (2008:36) profitabilitas merupakan

kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau ukuran dalam mengukur efektivitas

pengelolaan menajemen perusahaan. Perusahaanyang tingkat profitabilitasnya cenderung mengalami

peningkatan dapat meningkatkan daya saing perusahaan.Jika tingkat profitabilitasperusahaan tersebut

tinggimaka perusahaan tersebut memiliki peluang yang besar dalam pengembangan usahanya dengan

tingkat investasi yang juga lebih besar dari keputusan manajemen perusahaan.Keberadaan

profitabilitas di dalam suatu perusahaan sangat penting baik untuk penyimpan, pemilik, masyarakat

dan pemerintah.Profitabilitas pada LPD merupakan kemampuan LPD dalam menghasilkan laba dari

aktifitas operasionalnya.

Suku bunga bankdapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan

prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya (Kasmir, 2002 :121).

Menurut Bofondo dan Ropele (dalam Anatia Yulia, 2014) tingkatsuku bunga kredityang tinggi

merupakan alternative yang berpotensi merugikan untuk debitur.Tingkat suku bunga kredit juga

berpengaruh terhadap permintaan kredit. Menurut Mishkin (dikutip oleh Gently, 2013), menyatakan

bahwa semakin tinggi perkiraan suku bunga dimasa depan, maka semakin menurun permintaan

kredit. Pada sisi profitabilitas pendapatan bunga (interest income) dari kredit mempunyai peranan

yang menonjol dalam keseluruhan pendapatan bank.Melalui tingkat suku bunga kredit yang

optimal.LPD diharapkan dapat lebih meningkatkan keuntungan demi peningkatan usahanya.Dalam

lingkup eksternal tingkat suku bunga sangat berperan terhadap arus modal masuk dan keluar.

Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

perusahaan atau organisasi lainnya (Warren Reeve dan Fess,2008 :404). Sedangkan menurut

Mohammad Muslich (2005 : 52) pada umumnya, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan

secara kredit, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah semua tuntutan atau

tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang timbul dari adanya penjualan secara

kredit.

Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional

harian internal perusahaan.Likuiditas usaha adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi. Likuiditas dapat ditunjukkan antara lain dengan

membandingkan pos-pos asset lancar dengan utang lancar pada satu periode tertentu yang disebut

current rasio (Sriyanto, 2011). Sedangkan menurut James O. Gill dalam Kasmir (2012 :130)

menyebutkan rasio likuiditas, mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat di konversikan

atau diubah menjadi kas untuk membayar pengeluaran, tagihan dan seluruh kewajiban lainnya yang

sudah jatuh tempo.

Berdasarkan konsep-konsep dasar teori yang dijelaskan diatas, peneliti ingin mengetahui

seberapa besar pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba bank. Dalam penelitian ini, rasio

keuangan yang digunakan antara lain Tingkat Suku Bunga Kredit, Perputaran Piutang, Risiko

Likuiditas, dan Profitabilitas. Dalam kaitannya dengan uraian tersebut maka dapat disajikan alur

kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 3.1

Page 16: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

236 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Kerangka Berpikir

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit, Perputaran Piutang, dan Risiko Likuiditas

Terhadap Profitabilitas

3.2 Hipotesis

3.2.1 Tingkat Suku Bunga Kredit Berpengaruh Terhadap Profitabilitas

Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:294) menyatakan bahwa tingkat suku bunga kredit

adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap pendapatan bagi bank.Peningkatan suku bunga

kredit menandakan bahwa pendapatan bunga dari penyaluran kredit juga meningkat, dengan

meningkatnya pendapatan bunga maka profitabilitas mengalami peningkatan.

Hasil yang sama mengenai pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap profitabilitas

ditemukan oleh Novitasari (2018) yaitu tingkat suku bunga kredit memiliki pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap profitabilitas. Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Pranata

(2016) menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi berdampak pada penurunan profitabilitas

para perusahaan.Kenaikan suku bunga mengakibatkan penurunan pengeluaran investasi, dengan

tingginya tingkat suku bunga kredit, hal ini akan sangat meresahkan para pengusaha karena dana

yang ditawarkan terlalu mahal sehingga permintaan kredit para pengusaha menurun kepada pihak

perbankan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 = Tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman Padang

Tegaltahun 2012-2016.

3.2.2 Perputaran Piutang Berpengaruh Terhadap Profitabilitas

Piutang merupakan elemen aktiva lancar yang timbul karena adanya penjualan kredit.

Timbulnya piutang diharapkan bisa menjadi solusi akan permasalahan yang timbul karena pihak

manajemen kesulitan untuk memaksakan penjualan tunai, sehingga piutang bisa menjadi alternatif

agar persediaan bisa berputar hingga menjadi kas. Selain menjadi solusi, piutang juga bisa menjadi

permasalahan apabila perputarannya tidak diawasi dengan benar, (Riyanto,2001:90), perputaran

piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung pada syarat

pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayarannya, berarti bahwa tingkat

perputarannya selama periode tertentu adalah semakin rendah.

Aritonang (2017) dan Rini (2015) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa perputaran

piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H2 = Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman Padang

Tegal tahun 2012-2016.

3.2.3 Risiko Likuiditas Berpengaruh Terhadap Profitabilitas

TINGKAT SUKU

BUNGA (X1)

PROFITABILITAS

(Y)

PERPUTARAN

PIUTANG

(X2)

H1

H3

H2

RISIKO

LIKUIDITAS

(X3)

Page 17: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

237 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Penelitian terdahulu terkait pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas perbankan

memiliki hasil yang bervariasi (positif dan negatif).Krisnawati dan Chabachib (2014), meneliti

pengaruh risiko likuiditas terhadap kinerja perbankan.Hasilnya bahwa NPL berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas perbankan. Hal ini dikarenakan dengan besarnya jumlah NPL maka akan

mengurangi profitabilitas bank. Dengan demikian, bank harus secara berkala memantau debitur

jangka panjang.NPL menunjukkan adanya risiko kredit yang denga cepat dapat berubah menjadi

krisis likuiditas yang parah.Kasmir (2008 : 225) menyatakan bahwa Loan Deposit Ratio (LDR)

adalah rasio yang mengukur jumlah kredit yang disalurkan dibandingkan dengan dana pihak ketiga

ditambah modal sendiri. Semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk

kredit maka jumlah dana yang menganggur berkurang dan penghasilan bunga yang diperoleh akan

meningkat.

Penelitian lain dilakukan oleh Febriyanti (2015) mengenai risiko likuiditas dan dampaknya

terhadap kinerja perbankan di Indonesia yang hasilnya menyatakan bahwa semakin tinggi LDR

maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat tetapi dengan asumsi bahwa bank

tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif sehingga diharapkan jumlah kredit

macetnya rendah.Sementara itu Krisnawati (2014), meneliti analisis pengaruh deposito, cadangan

kas, risiko likuiditas, dan non performing loan terhadap laba bank.Hasilnyamenyatakan bahwa

deposito, cadangan kas, dan NPL berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan

risiko likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Berdasarkan

penelitiantersebut, penulis merumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut:

H3 = Risiko likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD Desa Pakraman Padang

Tegaltahun 2012-2016.

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada LPD DesaPakraman Padang Tegal,Kecamatan Ubud, Kabupaten

Gianyar.

4.2 Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah tingkat suku bunga kredit, perputaran piutang, risiko

likuiditas, dan profitabilitas yang terdapat pada LPD Desa Pakraman Padang Tegal Tahun2012-2016.

4.3 Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2013 : 59). Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain.

2. Variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel

independen.

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2013). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah tingkat suku bunga kredit (X1), perputaran piutang (X2), dan risiko likuiditas (X3).

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2013).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas (Y).

4.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan definisi yang diberikan kepada variabel dengan tujuan

memberikan arti atau menspesifikasikannya. Adapun variabel yang dianalisis dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai berikut:

1) Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga sering digunakan sebagai ukuran pendapatan yang diperoleh oleh para

pemilik modal, tingkat bunga ini disebut dengan bunga simpanan atau bunga investasi

Page 18: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

238 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

(Neorirawan, 2012:92).Tingkat suku bunga dalam penelitian ini dicerminkan dengan nilai BI Rate

per tahunnya. BI Rate dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan data BI Rate yang dikeluarkan

oleh Bank Indonesia per 31 Desember setiap tahunnya selama periode tahun 2012-2016 dan

dinyatakan dalam satuan persen.

2) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Menurut Harahap (2013:308) rasio perputaran piutang atau ReceivableTurn Over (RTO)

menunjukkan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena

penagihan piutang dilakukan dengan cepat.Rasio perputaran piutang ini juga dapat dikonversikan

ke hari. Rumus dari rasio perputaran piutang menurut Harahap (2013:308) adalah :

RTO =Penjualan Kredit Bersih………………………………............... (1)

Rata-rata Piutang

3) Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas / Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio perbandingan antara total kredit

yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank. LDR akan

menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan DPK yang dihimpun oleh bank yang

bersangkutan. Besarnya tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) yang ditentukan oleh bank

Indonesia adalah sebesar 110%. Dalam penelitian ini digunakan perbandingan antara total kredit

yang diberikan dengan total dana pihak ketiga (DPK) pada LPD Desa Pakraman Padang Tegal

Kec. Ubud,selama tahun 2012-2016.Satuan yang digunakan dalam rasio Loan to Deposito Ratio

(LDR) adalah persentase dan formulanya dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyadi, 2006:165)

LDR = Total Kredit yang Diberikan= x100 % ………………………(2)

Total DPK

4) Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau ukuran efektivitas

pengelolaan manajemen perusahaanagar perusahaan mengetahui berapa laba yang diperoleh

dalam satu periode tertentu (Wiagustini, 2010:76). Dalam penelitian rasio profitabilitas yang

digunakan adalah Return on Assets (ROA), yaitu rasio profitabilitas yang menunjukkan

perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset bank pada LPD Desa Pakraman

Padang Tegal Kec. Ubud selama tahun 2012-2016. Satuan yang digunakan dalam Return on

Assets (ROA) adalah persentase dan formulanya dapat dirumuskan sebagai berikut (Riyadi,

2006:156).

ROA= Laba Sebelum Pajak= x 100%...................................................(3)

Total asset (rata-rata)

4.5 Jenis Data

Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi data

kuantitatif dan data kualitatif.

1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka dan dapat dihitung seperti laporan

keuangan dan perhitungan tingkat suku bunga, perputaran piutang, dan profitabilitas LPD Desa

Pakraman Padang Tegal .

2) Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka dan berfungsi sebagai keterangan yang

dapat memberikan deskripsi mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, seperti

literatur-literatur pembahasan penelitian sebelumnya dan teori-teori variabel yang diteliti.

4.6 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer.Data sekunder adalah data

yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.Data sekunder peneliti diperoleh dari laporan

keuangan seperti laporan neraca dan laporan laba rugi LPD Desa Pakraman Padang Tegal.

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya

yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi

dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan

Page 19: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

239 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

pengumpulan data dengan cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda

(metode observasi).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data

sekunder, di mana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung,

artinya data-data tersebut berupa data primer yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan

oleh pihak lain. Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan tahunan berupa neraca

dan laba rugi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

4.7 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2014) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subjek

yang mempunyai kuantitas & karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan berupa

laporan neraca dan laba rugi dimulai pada saat LPD Desa Pakraman Padang Tegalberdiri sejak tahun

2000 sampai dengan tahun 2016 yakni selama 16 tahun.

Sedangkan Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti yang sudah tentu

mampu secara representative dapat mewakili populasinya.dalam penelitian ini teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah dengan purposive sampling. Teknik Purposive Sampling yaitu metode

pengambilan sampel berdasarkan pada pertimbangan subjektif peneliti, dimana ada syarat yang harus

dipenuhi agar mendapat sampel yang representative (Sugiyono, 2014).Purposive Samplingdilakukan

dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan

atas adanya tujuan tertentu (Arikunto,2010). “Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan bulanan berupa laporan neraca dan laba rugi dari tahun 2012 sampai dengan tahun

2016” (selama 5 tahun).

Tabel 4.1

Metode Penentuan Sampel

No Tahun Bulan

1 2012 12

2 2013 12

3 2014 12

4 2015 12

5 2016 12

Jumlah 60

Sumber : Laporan Perkembangan LPD Padang Tegal (2012-2016)

4.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian.

Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke bagian staf keuangan dan operasional

serta ke bagian administrasi kredit untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Wawancara Langsung

Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang

terkait dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada

bagian staf keuangan dan operasional serta ke bagian administrasi kredit yaitu mengenai

tingkat suku bunga kredit, perputaran piutang, dan profitabilitas.

c. Dokumen-dokumen

Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan denganmasalah yang akan

diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan penelitian ini

Page 20: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

240 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

diharapkan akan memperoleh datamengenai tingkat suku bunga kredit, perputaran piutang,

dan profitabilitas, dan informasi-informasi lain yang diperlukan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan dan tulisan-tulisan

yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti oleh penulis. Selain itu, penulis

melakukan browsing, yaitu pengumpulan data atau informasi dengan mengamati lewat internet

untuk mengetahui objek penelitian.

4.9 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif sehingga dapat

menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini.teknik-teknik analisis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga kredit, perputaran

piutang, dan profitabilitas. Model persamaan regresi yang digunakan (Sugiyono, 2012):

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Di mana:

Y = Profitabilitas

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi dari Tingkat Suku Bunga (X1)

b2 = Koefisien regresi dari Perputaran piutang(X2)

b3 = Koefisien regresi dari Risiko Likuiditas(X3)

X1 = Tingkat Suku Bunga

X2 = Perputaran piutang

X3 = Risiko Likuiditas

2) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik perlu dilakukan agar regresi linier berganda bisa memberikan manfaat

dengan benar, di mana model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel

bebasnya, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi heteroskedastisitas dan data berdistribusi

normal. Regresi linier didasarkan pada Ordinary Least Square (OLS)atau metode kuadrat terkecil,

maka ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil prediksi yang baik

(BLUE: Best Linier Unbiased Estimation).Ghozali (2012: 143) menyebutkan asumsi dasar yang

sering disebut Asumsi Klasik, meliputi uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas dan uji normalitas. Uji asumsi klasik dilakukan dengan bantuan komputer

menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) 23.0 for Windows.

a) Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel

ini tidak orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas

sama dengan nol.

Multikolinearitas dapat dilihat dari a) nilai tolerance dan lawannya b) variance inflation

factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF

tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menunjukan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cutoff

yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan VIF di atas 10.

b) Uji autokorelasi

Uji ini mensyaratkan bahwa variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.

Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin-Watson (DW), bila nilai

DW mendekati 2 maka tidak terjadi gejala autokorelasi Ghozali (2012: 107).

c) Uji heteroskedastisitas

Page 21: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

241 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Asumsiheteroskedastisitas artinya bahwa varians dari residual tidak sama untuk satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendapatkan hasil prediksi yang efisien Best

Linier Unbiased Estimation (BLUE) diharapkan varians residualnya adalah sama (tidak ada

heteroskedastisitas). Pengujian asumsi ini bisa dilakukan dengan melihat gambar scatterplot

dari output regresi. Bila penyebaran residualnya ada diantara nol dan tidak membentuk pola-

pola tertentu maka bisa disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Mendeteksi ada atau tidak heteroskedastisitas dipertegas dengan uji Glejser.Glejser

mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen.Jika

variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka

indikasi terjadi heteroskedastisitas.

d) Uji normalitas

Ketentuantidak mengandung adanya heteroskedastisitas diketahui jika probabilitas

signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% (Ghozali, 2012 : 143).Uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji statistik yang digunakan untuk menguji

normalitas residual adalah uji statistik non-parametrikKolmogrof-Smirnov (K-S). Uji K-S

dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 : data residual terdistribusi normal

Ha : data residual tidak terdistribusi normal

Apabila nilai K-S diatas 0,05 maka berdistribusi normal, namun apabila dibawah 0,05 maka

tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2012: 160-164).

Setelah diketahui model regresi berganda mendapatkan hasil prediksi yang baik atau bisa

memberikan manfaat dengan benar, maka analisis selanjutnya yaitu menguji kelayakan model dan

pengujian hipotesis menggunakan t-test, baru bisa dilakukan dengan bantuan komputer

menggunakan SPSS 23.0 for Windows.

3) Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan sehingga nilai

koefisien regresi secara bersama-sama dapat diketahui.Nilai F-hitung diperoleh dari hasil regresi

pada tabel Anova dengan menggunakan program SPSS 23.0 for Windows. Level of significant

menggunakan derajat kepercayaan 95 persen atau tingkat kesalahan 5 persen (α = 0,05).

Mengetahui porsi variabel terikat Y yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas X

adalah dengan melihat tingkat signifikansi pada tabel Anova (kolom sign.) yang terdapat dalam

outputSPSS 23.0 for Windows. Apabila tingkat signifikansi F (sign. F) ≤ α = 0,05 maka model

regresi layak digunakan, sebaliknya apabila tingkat signifikansi F (sign. F) > α = 0,05 maka

model regresi tidak layak digunakan.

4) Uji Hipotesis (t-test)

T-test digunakan untuk menguji apakah tingkat suku bunga, perputaran piutang, dan

risecara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan atau hanya kebetulan saja terhadap

profitabilitas.

Rumus (Sugiyono, 2012: 246):

t =bi

i

S

b

dimana:

t = Nilai t hitung

bi = Koefisien regresi parsial ke-i dari regresi sampel.

Sbi = Kesalahan standar koefisien regresi (Standard error of regresion)

Langkah-langkah uji statistiknya adalah:

a) Menentukan formulasi hipotesis

Ho : bi=0, tidak ada pengaruh signifikan secara parsial tingkat suku bunga, perputaran

piutang, dan risiko likuiditasterhadap profitabilitas

Page 22: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

242 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Hi : bi>0, ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara tingkat suku bunga,

perputaran piutang, dan risiko likuiditasterhadap profitabilitas

b) Menentukan level of significant

Menggunakan kepercayaan 95 persen atau tingkat kesalahan 5 persen (α = 0,05).

c) Menentukan besarnya t-hitung

Nilai t-hitung diperoleh dari hasil regresi dengan program SPSS 17.0 for Windows.

d) Menentukan penerimaan dan penolakan Ho

Apabila tingkat signifikansi t (sign. t) ≤ α = 0,05 maka Ho ditolak atau Hi diterima, berarti

pengaruh signifikan. Sebaliknya apabila tingkat signifikansi t (sign. t) > α = 0,05 maka Ho

diterima atau Hi ditolak, berarti pengaruh tidak signifikan.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 GambaranUmum Lembaga Perkreditan Desa

5.1.1 Sejarah Lembaga Perkreditan Desa

Jauh sebelum adanya Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Bali, hampir diseluruh desa telah

tumbuh dan berkembang sekaa-sekaa yang bergerak dalam usaha simpan pinjam. Semua bernuansa

ke balian dengan nafas budaya hindu yang terorganisir secara tradisional dengan modal

kepercayaan saling pengertian, sehingga berjalan sesuai dengan irama dan tujuannya melestarikan

adat dan budaya leluhur kebalian yang ajeg.

Bertitik tolak dari masalah tersebut timbullah program pemerintah propinsi bali dalam

bentuk kebijaksanaan untuk melestarikan dan mengembangkan sekaa tradisional sampai lembaga

desa adat yang sekarang disebut desa pakraman menjadikan suatu lembaga formal yang dapat

menunjang dan membantu dalam pengembangan perekonomian masyarakat pedesaan. Dalam era

kepemimpinan Gubenur Bali Bapak Prof. Ida Bagu Mantra (Alm.) bersama jajarannya mengadakan

kunjungan kerja dan study banding ke Sumatra.Disana ada lembaga keuangan milik adat yang

berkembang dengan baik yang bernama “lumbung pitik nagari”. Selang beberapa bulan di

semarang diadakan seminar tentang Lembaga Keuangan Desa atau Badan Kredit Desa dari hasil

seminar tersebut beliau melihat potensi bali yang kaya akan kasanahnya.

Dengan latar belakang tersebut didirikanlah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) berdasarkan

keputusan Gubenur Kepala Daerah TK. 1 Bali No. 972 tanggal 01 november 1984 tentang

pendirian LPD di provinsi Bali. Untuk pertama kalinya pada tahun 1985 di masing-masing

kabupaten dibentuklah 1 unit LPD yang merupakan badan usaha simpan pinjam milik desa

pakraman dengan modal awal Rp. 2000.000,-. Dalam perkembangan lebih lanjut LPD di bali telah

menunjukkan peranannya dalam mendorong pembangunan ekonomi masyarakat dan melalui

tabungan yang terarah serta penyaluran modal yang efektif, menciptakan pemerataan dan

kesempatan berusaha dan tenaga kerja sehingga pendirian LPD tersebut selanjutnya dikukuhkan

dengan peraturan daerah nomer 2 tahun 1988 tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD) .

Dengan keyakinan beliau LPD bisa berkembang dengan baik melihat ekonomi di

pedesaan, didukung oleh sekaa-sekaa yang ada akan mampu mengumpulkan dana, pada saat

tertentu hasil tersebut dibagi untuk keperluan adat dan keagamaan. Dengan dibentuknya LPD

diharapkan perputaran roda ekonomi dan keuangan di pedesaan berjalan dengan baik.Untuk

mendapatkan kepercayaan, diharapkan awalnya LPD digerakkan dan disosialisasikan oleh bendesa

atau prajuru desa. Ditahun 1987 di Kabupaten Gianyar desa pakraman padang tegal kecamatan

ubud bersama pakraman bono, kecamatan blahbatuh diberikan kepercayaan untuk mendirikan dan

mengelola LPD, bersama 16 desa pakraman yang ditunjuk seluruh bali. Tentunya disetiap desa

pakraman mempunyai sejarah getir pahitnya mengemban kepercayaan yang diberikan untuk

menjadikan lembaga ini tetap ajeg.

Keberadaan LPD Desa Adat Padang Tegal sebenarnya sudah diketahui /disosialisasikan

kepada prajuru ataupun karma desa, dikukuhkan dengan turunnya SK Gubenur dan Bupati

Gianyar. Antusias masyarakat menyambut gagasan Gubenur Bali pada saat itu Prof. Dr. I B

Mantra (Alm.). Dengan mendirikan suatu lembaga atau lumbung desa guna menunjang kelancaran

desa adat atau desa pakraman dengan nilai-nilai agama dan budaya.Pada tanggal 22 Februari 1997

56

Page 23: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

243 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

pendirian lembaga perkreditan desa (LPD).Seperti keberadaan LPD lainnya, LPD desa pakraman

baru bisa di dirikan. Perarem desa pakraman padang tegal No. 04 Tahun 2005, tentang lembaga

perkreditan desa (LPD). Seperti keberadaan LPD lainnya, LPD desa pakraman padang tegal dalam

awal mulanya sangatlah sulit diterima dengan beberapa hal situasi dan kondisi saat itu antara lain :

- Keberadaan wadah ekonomi seperti koperasi kurang mendapatkan kepercayaan

- Lembaga keuangan bank pemerintah dan swasta sudah dikenal masyarakat

- Belum adanya sumber daya manusia (SDM) yang mau dan mampu untuk mengelolanya dan

hal-hal lainnya yang sangat mendukung keberadaan LPD.

Dengan modal awalnya sebesar Rp. 4.500.000,- dari Gubenur provinsi bali dan Bupati Gianyar,

mulai beranjak karma desa adat mau meminjam dan menaruh uangnya di LPD.

5.1.2 Job Description Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

1) Desa Adat

a) Tugas Desa Adat

Desa Adat mempunyai tugas memberikan masukan dan pengawasan dalam rangka

pengembangan LPD, mengesahkan rencana LPD dan berkewajban memberikan informasi

tentang jalannya LPD Desa Pakraman Padangtegal.Desa adat bertanggung jawab kepada

warga desa adat dalam hal kewajiban yang harus dipenuhi oleh LPD baik kewajiban jangka

pendek maupun kewajiban jangka panjang.

2) Badan Pengawas

a) Tugas badan pengawas adalah sebagai berikut :

1) Mensosialisasikan keberadaan LPD

2) Memotivasi dan meningkatkan kerja LPD

3) Mengawasi proses penyaluran kredit dan penanganan kredit macet atau bermasalah.

b) Tanggung jawab badan pengawas yaitu :

Bertanggung jawab atas tugas yang dibebankan oleh Desa Adat.

3) Kepala Lembaga Perkreditan Desa

a) Tugas Kepala LPD sebagai berikut:

1) Mengawasi, mengkoordinir, menertibkan semua kegiatan LPD sehingga pelaksanaannya

sesuai dengan ketentuan tata kerja dan prosedur yang berlaku.

2) Membuat kebijaksanaan Lembaga Perkreditan Desa yang bersifat umum dan khusus

b) Tanggung jawab Kepala LPD yaitu :

Bertanggung jawab kepada Badan Pengawas dan Desa Adat atas tugas yang dibebankan

kepadanya.

4) Tata Usaha

a) Petugas Administrasi dan Umum

1) Tugas Administrasi dan Umum yaitu:

a) Mengawasi, mengkoordinir dan bertanggung jawab atas kelancaran tugas- tugas di

bagian administrasi.

b) Menyimpan dokumen-dokumen penting dari hasil transaksi termasuk dokumen

pegawai.

c) Menerima dan menyalurkan surat-surat dinas untuk kepentingan perusahaan.

2) Tanggung jawab Administrasi dan Umum yaitu :

Bertanggung Jawab kepada LPD atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

b) Petugas Pembukuan

1) Tugasnya yaitu :

a) Melaksanakan pembukuan untuk mencatat transaksi.

b) Membuat laporan keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam periode tertentu.

2) Tanggung jawab petugas pembukuan yaitu :

Bertanggung jawab kepada kepala LPD atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

5) Kasir

Page 24: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

244 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

a) Tugas Kasir sebagai berikut :

1) Menghitung kebutuhan dana yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran dana setiap

hari sehingga likuiditas LPD dapat terjamin.

2) Mencatat transaksi keuangan setiap harinya.

b) Tanggung jawab kasir yaitu :

Bertanggung jawab kepada Kepala LPD, terhadap kas dan segala tugas yang dibebankan.

6) Petugas Kredit

a) Tugas bagian kredit yaitu :

1) Memberikan kredit sesuai dengan ketentuan lembaga yang disetujui oleh kepala LPD.

2) Mengikuti perkembangan debitur yang meminjam di LPD yang bersangkutan.

3) Memperhatikan besarnya nominal kredit yang akan diberikan.

b) Tanggung jawab Bagian Kredit

Mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya kepada kasir.

7) Petugas Keliling dan Deposito

a) Tugasnya yaitu :

1) Berusaha menarik nasabah agar target yang direncanakan perusahaan dapat tercapai.

2) Menulis jumlah tabungan didalam buku tabungan/ deposito

3) Menulis yang menabung dalam buku tabungan dan memaraf serta mencapnya.

4) Tanggung jawabnya yaitu :

b) Mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya kepada bagian kasir.

5.2 Hasil Dan Pembahasan

5.2.1 Stastistik Deskriptif

Statistik Deskriptif digunakan untuk mengetahui informasi tentang karakeristik variabel

peneliti antara lain minimum, maksimum, mean dan standar deviasi. Standar deviasi merupakan

perbedaan nilai data dengan nilai rata-ratanya. Dari hasil analisis laporan keuangan bulanan selama

5 tahun LPD Padangtegal di peroleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.1

Hasil Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

Sumber : Lampiran 2 (Data diolah)

Berdasarkan atas Tabel 5.1 hasil analisis deskriptif di atas dapat peneliti uraikan sebagai berikut :

1. Variabel Tingkat Suku Bunga (X1) memiliki nilai minimum sebesar 12,59 nilai maksimum

sebesar 13,66 dengan nilai rata-rata sebesar 13,3500 dan standar deviasi sebesar 0,39702.

2. Variabel Perputaran Piutang (X2) memiliki nilai minimum sebesar 4,64 nilai maksimum

sebesar 252,12 dengan nilai rata-rata sebesar 66,4027 dan standar deviasi sebesar 54,20683.

3. Variabel Risiko Likuiditas (X3) memiliki nilai minimum sebesar 797,45 nilai maksimum

sebesar 10566,59 dengan nilai rata-rata sebesar 2462,2938 dan standar deviasi sebesar

2377,88322.

Descriptive Statistics

60 12.59 13.66 13.3500 .39702

60 4.64 252.12 66.4027 54.20683

60 797.45 10566.59 2462.2938 2377.88322

60 .22 3.65 1.7343 .93510

60

X1

X2

X3

Y

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 25: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

245 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

4. Variabel Profitabilitas (Y) memiliki nilai minimum sebesar 0,22 nilai maksimum sebesar 3,65

dengan nilai rata-rata sebesar 1,7343 dan standar deviasi sebesar 0,93510.

5.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik menyatakan salah satu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan

model regresi terbaik.Sebelum dianalisis dengan teknik analisis regresi linier berganda maka model

persamaan harus melalui uji asumsi klasik.Berikut disajikan hasil uji asumsi klasik yang telah

diolah dengan SPSS.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.Untuk memastikan apakah data disepanjang

garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.Apabila nilai

signifikansinya (Asymp.Sig.2-tailed)lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi

normal. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 5.2

Hasil Uji Normalitas

Sumber : Lampiran 3 (Data diolah)

Hasil pengujian menunjukkan hasil uji Kolmogorov Sminarnov Test. Nilai Asymp. Sig.

sebesar 0,329 lebih besar level of significant (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa residual

dalam model regresi berdistribusi normal.

2) Uji Autokorelasi

Suatu model regresi jika mengandung gejala autokorelasi, maka prediksi yang dilakukan

dengan model tersebut akan tidak baik, atau dapat memberikan hasil prediksi yang

One-Sample Kolmogorov -Smirnov Test

60

.0000000

.62245160

.123

.123

-.109

.949

.329

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 26: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

246 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

menyimpang. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji Durbin-Watson(DW-

test) terhadap variabel pengganggu (disturbance error term).

Tabel 5.3

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Sumber : Lampiran 4 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas diperoleh bahwa nilai Durbin-Waston adalah 1,970. Nilai du

sebesar 1,69 dengan taraf signifikan 5 persen untuk n= 60 dan k= 3. Oleh karena itu nilai

Durbin-Watson berada pada du<dw<4-duatau 1,69<1,970<4-1,69, yang berarti bahwa tidak

terdapat autokorelasi pada model regresi

3) Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independent).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel bebas (independent).Pendeteksi dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan

VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari

10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 5.4

dibawah ini :

Tabel 5.4

Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Lampiran 4 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai

tolerance yaitu 0,955 (Tingkat Suku Bunga), 0,687 (Perputaran Piutang), 0,713 (Risiko

Likuiditas) lebih besar dari 10% (0,10) dan nilai VIF masing-masing variabel bebas tersebut

yaitu 1,048 (Tingkat Suku Bunga), 1,455 (Perputaran Piutang), 1,403 (Risiko likuiditas) lebih

kecil dari 10. Berdasarkan nilai tolerance dan VIF dari masing-masing variabel bebas, maka

dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi bebas dari gejala multikolinearitas.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji Glejser.Uji

Glejserdilakukan dengan cara meregresikan nilai absolute residual sebagai variabel bebas

dengan tingkat signifikan 0,05, jika nilai signifikansinya diatas 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 5.5 dibawah ini :

Model Summaryb

.746a .557 .533 .63891 1.970

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), X3, X1, X2a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficientsa

.202 2.835 .071 .944

.089 .214 .038 .416 .679 .955 1.048

.009 .002 .544 5.069 .000 .687 1.455

-.001 .000 -.290 -2.752 .008 .713 1.403

(Constant)

X1

X2

X3

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Page 27: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

247 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Tabel 5.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficient

Sumber : Lampiran 5 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa variabel bebas tidak secara signifikan mempengaruhi

nilai absolute residual statistic dari model regresi linier berganda. Hasil-hasil ini dilihat dari

profitabilitas signifikansi masing-masing variabel independen yaitu X1 = 0,780; X2 = 0,555; X3 =

0,058 yang lebih besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung

adanya heteroskedastisitas.

5.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari

tingkat suku bunga, perputaran piutang, dan risiko likuditas terhadap profitabilitas pada LPD

Padangtegal.Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga,

perputaran piutang, dan risiko likuiditas. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah

profitabilitas (Y). Beberapa nilai untuk analisis dapat diringkas seperti pada Tabel 5.6 di bawah ini

:

Tabel 5.6

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber : Lampiran 6 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dibentuk persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 0,202 + 0,089 X1 + 0,009 X2 - 0,001 X3

Dari persamaan diatas pengaruh secara simultan tingkat suku bunga (X1), perputaran piutang (X2),

risiko likuiditas (X3), terhadap profitabilitas/ROA (Y) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Nilai konstanta (Constant) 0,202. Hal ini berarti apabila tingkat suku bunga (X1), perputaran

piutang (X2), risiko likuiditas (X3), sama dengan nol (konstanta), maka profitabilitas (Y) akan

sama dengan 0,202.

Coefficientsa

-.275 1.901 -.145 .885

.040 .144 .037 .280 .780

.001 .001 .092 .594 .555

5.37E-005 .000 .295 1.932 .058

(Constant)

X1

X2

X3

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABRESa.

Coefficientsa

.202 2.835 .071 .944

.089 .214 .038 .416 .679 .955 1.048

.009 .002 .544 5.069 .000 .687 1.455

-.001 .000 -.290 -2.752 .008 .713 1.403

(Constant)

X1

X2

X3

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Page 28: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

248 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

2) Nilai koefision regresi suku bunga (X1) sebesar 0,089 ini berarti apabila suku bunga (X1)

meningkat 1 satuan, maka profitabilitas (Y) akan meningkat sebesar 0,089 satuan, dengan

asumsi variabel lain konstan.

3) Nilai koefisien regresi risiko likuiditas (X3) sebesar -0,001 ini berarti apabila risiko likuiditas

(X3) meningkat 1 satuan, maka profitabilitas (Y) akan menurun sebesar -0,001 satuan, dengan

asumsi variabel lain konstan.

5.2.4 Uji Kelayakan Model

Uji kelayakan model dapat diukur dari nilai statistik F, nilai koefisien determinasi, dan

nilai stastistik t.

1) Uji determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variabel

terikat.Nilai koefisien determinasi bernilai antara nol dan satu. Koefisien Determinasi (R2)

memiliki kelemahan yaitu dengan bertambahnya variabel bebas nilai koefisien determinasi (R2)

meningkat walaupun variabel yang ditambahkan tersebut bukan bagian dari model

(Ghozali,2013). Kelemahan ini dapat diatasi dengan menggunakan adjusted R2karena nilai ini

dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambah ke dalam model. Adapun hasil

dari pengelolahan data dengan bantuan program computer SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.7

Perhitungan Koefisien Determinasi

Sumber : Lampiran 6 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.7 bahwa nilai koefisien korelasi (R), R-Square, dan adjusted R2

adalah 0,746, 0,557 dan 0,533. Nilai Adjusted R2 sebesar dipengaruhi oleh 0,533 hal ini berarti

55,7% variabel ROA dipengaruhi oleh variabel tingkat suku bunga, perputaran piutang, risiko

likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan 44,3 % lainnya dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2) Hasil Uji F

Uji F bertujuan untuk menguji kelayakan model apabila nilai signifikansi F-test kurang dari

0,05 maka model regresi yang terbentuk dianggap mampu atau layak untuk digunakan dalam

menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Tabel 5.8

Model Summaryb

.746a .557 .533 .63891 1.970

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), X3, X1, X2a.

Dependent Variable: Yb.

Page 29: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

249 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Hasil Uji F

ANOVAb

Sumber : lampiran 6 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.8 nilai signifikansi F-test sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,005 berarti

model regresi yang terbentuk layak digunakan dalam menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikat.

3) Uji Hipotesis (Uji t)

Pengujian statistik t-test digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh profitabilitas

(ROA) mampu dijelaskan oleh variabel tingkat suku bunga (X1), perputaran piutang (X2), risiko

likuiditas (X3), terhdap profitabilitas /ROA pada LPD. Berdasarkan nilai signifikansi T-test pada

Tabel 5.9 pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dijelaskan sebagai

berikut :

Tabel 5.9

Hasil Uji t

Coefficientsa

Sumber : Lampiran 6 (Data diolah)

Berdasarkan nilai signifikansi T-test pada Tabel 5.9 pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel Tingkat Suku Bunga (X1) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,089 dan nilai

thitung sebesar 0,416 dan nilai signifikansi 0,679. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

maka H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas (ROA), maka H1 ditolak

ANOVAb

28.731 3 9.577 23.462 .000a

22.859 56 .408

51.590 59

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X3, X1, X2a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficientsa

.202 2.835 .071 .944

.089 .214 .038 .416 .679 .955 1.048

.009 .002 .544 5.069 .000 .687 1.455

-.001 .000 -.290 -2.752 .008 .713 1.403

(Constant)

X1

X2

X3

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Page 30: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

250 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

2. Variabel perputaran piutang (X2) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,009 dan nilai thitung

sebesar 5,069 dan nilai signifikasi 0,000. Karena nilai signifikasi jauh lebih kecil dari 0,05

berarti Perputaran Piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA), maka H2

diterima.

3. Variabel Resiko Likuiditas (X3) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,001 dan nilai thitung

sebesar-2,752 dan nilai signifikansi 0,008. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

berarti Resiko Likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA), dan karena nilai

koefisien regresi -0,001 menunjukkan pengaruh negatif maka H3 diterima.

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian

5.3.1 Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas

Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif

terhadap profitabilitas (ROA). Berdasarkan hasil analisis tingkat signifikansi Suku Bunga 0,679,

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas (ROA)pada LPD Padang Tegal tahun 2012-2016. Karena nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05 Hal ini berarti hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini ditolak.

Menurut Kasmir (2002:121) Suku bunga bankdapat diartikan sebagai balas jasa yang

diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau

menjual produknya, tingginya suku bunga, baik suku bunga pinjaman maupun suku bunga

simpanan atau tabungan tetap menghasilkan spread margin dari selisih kedua bunga tersebut tetap,

sehingga suku bunga tidak mempengaruhi profitabilitas perbankan. Dalam penelitian ini, Tingkat

Suku Bunga tidak mempengaruhi profitabilitas (ROA). Apabila tingkat suku bunga mengalami

peningkatan tidak akan mendatangkan masalah terhadap profitabilitas LPD.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiantari dkk

(2014) yaitu tingkat suku bunga kredit memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

profitabilitas. Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Suarmi dkk (2014) menyatakan

bahwa tingkat suku bunga yang tinggi berdampak pada penurunan profitabilitas para perusahaan,

hasil penelitian Widiantari dkk (2014) dan Suarmi dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa tingkat

suku bunga berpengaruh positif terhadap profitailitas (ROA).

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Fathoni (2017)

dan Dewi (2016), yang menguraikan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

5.3.2 Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas

Hipotesis kedua (H2) Perputaran Piutang menyatakan bahwa Perputaran piutang

berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA). Berdasarkan hasil analisis tingkat signifikansi

Perputaran Piutang sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Perputaran

Piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) pada LPD Padang Tegal tahun 2012-

2016. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti H2 yang diajukan dalam

penelitian ini diterima.

Piutang merupakan elemen aktiva lancar yang timbul karena adanya penjualan kredit.

Timbulnya piutang diharapkan bisa menjadi solusi akan permasalahan yang timbul karena pihak

manajemen kesulitan untuk memaksakan penjualan tunai, sehingga piutang bisa menjadi alternatif

agar persediaan bisa berputar hingga menjadi kas. Selain menjadi solusi, piutang juga bisa

menjadi permasalahan apabila perputarannya tidak diawasi dengan benar, (Riyanto,2001:90),

perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung pada

syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayarannya, berarti bahwa

tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah semakin rendah.

Hasil penelitian konsisten dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Aritonang (2017)

dan Rini (2015), yang menguraikan bahwa perputaran piutang berpengaruh positif terhadap

Profitabilitas (ROA).

Page 31: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

251 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

5.3.3 Pengaruh Risiko Likuiditas terhadap Profitabilitas

Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa Risiko Likuiditas berpengaruh positif terhadap

profitabilitas (ROA).Berdasarkan hasil analisis tingkat signifikansi risiko likuiditas (LDR) sebesar

0,008, sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko likuiditas (LDR) berpengaruh terhadap

profitabilitas pada LPD Padang Tegal tahun 2012-2016.Karena lebih kecil dari 0,05 hal ini berarti

hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Dan dengan beta-0,001 yang artinya

berpengaruh negatif jika resiko likuiditas meningkat maka profitabilitas akan menurun, tetapi

dengan asumsi hal ini tidak akan terjadi jika perputaran kredit lancar dan tidak ada kredit macet.

Menurut Sriyanto (2011) Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan operasional harian internal perusahaan.Likuiditas usaha adalah kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi. Likuiditas dapat

ditunjukkan antara lain dengan membandingkan pos-pos aset lancar dengan utang lancar pada

satu periode tertentu yang disebut current rasio. Likuiditas suatu istilah yang dipakai untuk

menunjukkan persediaan uang tunai dan asset lain yang mudah dijadikan uang tunai Bank

dianggap likuid bila bank itu memiliki cukup uang tunai, serta kemampuan untuk meningkatkan

jumlah dana dengan cepat melalui sumber lainnya untuk memungkinkan memenuhi kewajiban

pembayaran dan komitmen keuangan lain pada saat yang tepat,

Hasil penelitian tidak mendukung dengan hasil yang ditemukan oleh Febriyanti (2015) dan

Ita (2014), yang menguraikan bahwa Risiko likuiditas berpengaruh positif terhadap Profitabilitas

(ROA) hasil penelitian yang sama dilakukan oleh Ulandari dkk (2016) yang menguraikan bahwa

Risiko Likuiditas berpengaruh positif terhadap Profitabilitas. Dan mendukung penelitian yang

dilakukan Krisnawati dan Chabachib (2015) yang menguraikan bahwa resiko likuiditas

berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA) serta penelitian Paramithari dkk (2016) juga

menyatakan resiko likuiditas berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA).

BAB VI. PENUTUP 6.1 Simpulan

Berdasarkan Hasil Analisis dan uraian pada bab-bab sebelumnya tentang Pengaruh

Tingkat Suku Bunga, Perputaran Piutang, Risiko Likuiditas Terhadap profitabilitas Lembaga

Perkreditan Desa (LPD) Padang Tegal, Kecamatan ubud, Kabupaten Gianyar Tahun 2012-2016

maka diperoleh simpulan bahwa ketiga hipotesis dalam penelitian ini di terima dengan uraian

sebagai berikut :

(1) Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh tehadap profitabilitas pada LPD Padang Tegal tahun

2012-2016. Hal ini mengindikasi bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap

kenaikan atau penurunan terhadap profitabilitas. Naik atau turunnya tingkat suku bunga tidak

memberi pengaruh langsung terhadap profitabilitas LPD.

(2) Perputaran Piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada LPD Padang Tegal tahun

2012-2016. Hal ini mengindikasi bahwa meningkatnya atau semakin cepat perputaran piutang

akan meningkatkan profitabilitas LPD.

(3) Risiko Likuiditas Berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada LPD Padang Tegal tahun

2012-2016. Hal ini mengindikasi bahwa jika persediaan uang tunai tidak mencukupi bisa

mempengaruhi penurunan profitabilitas tetapi dengan asumsi hal ini tidak akan terjadi jika

perputaran kredit lancar tidak ada kredit macet.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat

dipertimbangkan oleh beberapa pihak :

1) Bagi Pihak LPD Untuk memperoleh Profitabilitas yang tinggi dan sesuai harapan dan tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya hendaknya LPD Padang Tegal memperhatikan Tingkat

Suku Bunga, Perputaran Piutang, Risiko Likuiditas. Dengan semakin banyak memberikan

pinjaman dan semakin cepat perputaran piutang secara tidak langsung akan meningkatkan

profitabilitas LPD dengan tetap memperhatikan tingkat suku bunga, jangka waktu perputaran

piutang, Dan tidak terlepas dari kemampuan LPD dalam memenuhi kewajiban karena akan

Page 32: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

252 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

berpengaruh pada tingkat profitabilitas LPD. Serta risiko likuiditas akan berpengaruh pada

tingkat profitabilitas LPD.

2) Bagi investor ataudesa pakraman disarankan sebelum menanamkan modalnya di suatu

perusahaan atau LPD perlu memperhatikan struktur modal perusahaan atau LPD dengan

tetap mempertimbangkan dampak positif dan negative kebijakan keputusan pendanaan.

Investor dapat memperhatikan variabel likuiditas karena dalam penelitian ini variabel

likuiditas memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan. Hal tersebut dapat

menjadi pertimbangan supaya investasi yang dilakukan memberikan tingkat keuntungan yang

maksimal dan untuk meminimalisir terjadinya resiko investasi.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya terbatas meneliti Variabel Tingkat Suku Bunga, Perputaran Piutang,

Risiko Likuditas (LDR) dan Profitabilitas (ROA).Disarankan kepada penelitian selanjutnya

untuk dapat meneliti variabel-variabel lain diluar penelitian ini, serta diharapkan mampu

menambah refrensi variabel-variabel yang di teliti.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ang. Robert.1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The intelligent Guide to Indonesian

Capita Market).Jakarta: Mediasoft Indonesia.

2. Aritonang, F. A., & Harapan, A. A. P. Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang

Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif.

3. Astini, K. Y., Cipta, W., & Suwendra, I. W. (2014).Pengaruh Tingkat Perputaran Kas dan Tingkat

Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada LPD.Jurnal Jurusan Manajemen, 2(1).

4. Febriyanti, N. A. (2015). Analisis pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas

terhadap profitabilitas periode 2005-2014: Studi pada Koperasi Potre Koning Sumenep

(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

5. Hanafi, Mamduh M. 2009. Manajemen Risiko: Edisi kedua. Yogjakarta : UPP STIM YKPN.

6. Handayani, S. (2009).Pengaruh rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverege terhadap

profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEJ (periode pengamatan

tahun 2002-2005).Pengaruh rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverege terhadap profitabilitas

pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEJ (periode pengamatan tahun

2002-2005)/Sri Handayani.

7. Hendiartha, I. G. N. E., & Suarjaya, A. G. Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, Net Interest

Margin Dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada Lpd Di Kecamatan Abiansemal.

8. Hersandy, M. (2012).Pengaruh Hutang Jangka Pendek Dan Perputaran Piutang Terhadap

Profitabilitas PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Doctoral Dissertation, Universitas Islam

Negeri Sultan Syarief Kasim Riau).

9. Irawati, C. (2017). Analisis Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Leverage serta Pengaruhnya

terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013-2015).

10. Ita, S. A. (2014). Analisis Pengaruh Risiko Kredit, Perputaran Kas, Likuiditas, Tingkat

Kecukupan Modal, Dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2013. Skripsi, Fakultas Ekonomi & Bisnis.

11. Kasmir, 2011. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

12. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi, cet. Ke-6. Jakarta: Rajawali Pers.

13. Krisnawati, D. A., &Chabachib, M. (2014).Analisis Faktor Penentu Profitabilitas Bank Di

Indonesia Dengan Metode Risk Based Bank Rating (Studi Pada Bank-Bank Umum Go Public Di

Indonesia Periode 2008–2013) (Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

14. Mohamad Muslich, 2005. Manajemen Keuangan Modern, Bumi Aksara; Jakarta

15. Munawir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

16. Novitasari, N. L. G. (2018). Pengaruh Non Performing Loan (Npl), Loan To Deposit Ratio

(LDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Spread Management Dan Tingkat

Page 33: PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, PERPUTARAN PIUTANG, …

253 DOI: https://doi.org/10.1234/jasm.v1i1.28 http://journals.segce.com/index.php/JSAM/article/view/28

Suku Bunga Terhadap Profitabilitas Pada LPD Di Kota Denpasar Periode 2008-2013. Sekolah

Tinggi Ilmu (STIE) Ekonomi Triatma Mulya, 21(2), 125-146.

17. Paramithari, N. M. P., & Sujana, I. K. Kemampuan Capital, Asset, Earnings, Dan Liquidity

Memengaruhi Pertumbuhan Laba Pada LPD Kabupaten Badung. E-Jurnal Akuntansi, 141-173.

18. Patmiwati, W. M., Yuesti, A., & Sudiartana, I. M. (2016). Pengaruh Kecukupan Modal, Dana

Pihak Ketiga Dan Pertumbuhan Kredit Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang

Terdaftar Di Bei. Prosiding Semnas Hasil Penelitian.

19. Prananta, K. E. D., Susila, G. P. A. J., & Cipta, W. (2016). Pengaruh Suku Bunga Kredit Dan

Jumlah Debitur Terhadap Profitabilitas Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Jurnal Jurusan

Manajemen, 4(1).

20. Rini, N. P. (2015). Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan

Perputaran persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus 2008-2012). Journal Of Accounting, 1(1).

21. Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta :

Penerbit BPFE.

22. Sari, A. W. (2010).Analisis pengaruh efesiensi modal kerja, Leverage, likuiditas dan firm size

terhadap profitabilitas.

23. Sasongko, Noer & Nila W. 2014.Pengaruh EVA dan Rasio-rasio Profitabilitas Terhadap Harga

Saham. Empirika, Vol.19,No.1,Juni 2014.

24. Setyawan, A. I. (2009). Pengaruh perputaran modal kerja (Perputaran kas, perputaran piutang,

dan perputaran persediaan) terhadap profitabilitas (Studi pada Perusahaan Manufatur yang listing

di BEI periode 2005-2007).Pengaruh perputaran modal kerja (Perputaran kas, perputaran

piutang, dan perputaran persediaan) terhadap profitabilitas (Studi pada Perusahaan Manufatur

yang listing di BEI periode 2005-2007)/Achmad Ishak Setyawan.

25. Suarmi, N. L., Atmadja, A. T., SE, A., Yuniarta, G. A., & AK, S. (2014). Analisis Pengaruh

Tingkat Suku Bunga Kredit dan Tingkat Pertumbuhan Jumlah Nasabah Kredit Terhadap

Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Sekecamatan Buleleng yang terdaftar di LPLPDK

di Buleleng Periode 2010-2013.JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 2(1).

26. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-15, Bandung: CV. Alfabeta.

27. Sulistiowati, E. (2009). Pengaruh perputaran piutang dan persediaan terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2004-2006.Pengaruh

perputaran piutang dan persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang

listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2004-2006/Endang Sulistiowati.

28. Sunariyah, 2006, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP AMP YKPN, Yogyakarta

29. Sutika, I. K., & Sujana, I. K. (2013).Analisis Faktor Kinerja Yang Mempengaruhi Profitabilitas

Pada Lembaga Perkreditan Desa.E-Jurnal Akuntansi, 53-67.

30. Ulandari, L. P. E., Yudiaatmaja, F., & Cipta, W. (2016). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car),

Loan To Deposit Ratio (Ldr) Dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional Pada Lembaga

Perkreditan Desa Kecamatan Seririt Periode 2012-2014. Jurnal Jurusan Manajemen, 4(1).

31. Warren, Reeve and Fess. 2008. Pengantar Akuntansi, Buku 1, edisi 21, Jakarta : Salemba Empat.

(Penerjemah: Aria Farahmita, Amunugrahani dan Taufik Hendrawan)

32. Wicaksono, G. (2016). Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, Perputaran Aset

Lancar, dan Kas berbanding Total Aktiva terhadap Profitabilitas.UNEJ e-Proceeding, 384-397.

33. Widiantari, M. I., Suwarna, I. K., & Suwendra, I. W. (2014). Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan

Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Koperasi.Jurnal Jurusan Manajemen,

2(1).