5
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasaran Wilayah, Juli 2011 1 Pengaruh Rantai Pasok terhadap Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung di Jember Sutoyo Soepiadhy 1 , I Putu Artama Wiguna 2 , Sri Pingit Wulandari 3 1 Mahasiswa S2 Teknik Sipil FTSP ITS Teratai I/15 Jember 08123481701 [email protected] 2 Dosen Teknik Sipil FTSP ITS 3 Dosen Teknik Sipil FTSP ITS Abstrak Keberhasilan kinerja kontraktor di tingkat proyek tidak hanya tergantung pada manajer atau pimpinan perusahaan, melainkan atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan konstruksi. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi tersebut secara tidak langsung akan membentuk rantai pasok yang kompleks. Aspek kunci untuk mencapai efisiensi rantai pasok yaitu mengatur aliran material, aliran informasi, dan aliran finansial dari kegiatan rantai pasok. Pendekatan umum dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu proyek konstruksi yaitu dengan mengevaluasi kinerja dimana tujuan dari klien seperti biaya, waktu dan mutu telah dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor rantai pasok konstruksi bangunan gedung dan pengaruh pengaruhnya terhadap kinerja kontraktor. Faktor-faktor rantai pasok yang dianalisis yaitu aliran informasi, aliran material, dan aliran finansial. Penelitian ini menggunakan metode survai dengan bantuan kuisioner pada manajer proyek, manajer lapangan, dan manajer teknik pada proyek konstruksi bangunan gedung di Jember. Metode statistik yang digunakan adalah analisis faktor konfirmatori untuk mengetahui faktor-faktor rantai pasok konstruksi, dan metode analisis model persamaan struktural dengan program Analysis of Moment Structure (AMOS) versi 16.0, digunakan untuk mengetahui pengaruh rantai pasok terhadap kinerja kontraktor. Hasil penelitian menunjukkan aliran informasi dipengaruhi indikator- indikator revisi rencana kerja, detil desain tidak lengkap, kendala selama pelaksanaan, dan kinerja pemasok. Aliran material dipengaruhi volume material, kualitas material, dan waktu tenggang. Sedangkan aliran finansial dipengaruhi kelancaran pembayaran oleh pemilik, frekuensi pembayaran, arus dana proyek, dan perubahan harga material. Aliran material dan finansial berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja kontraktor, dimana aliran material berpengaruh lebih kuat (0,848) terhadap kinerja kontraktor dibandingkan aliran finansial (0,382). Sedangkan aliran informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja kontraktor. Kata kunci: rantai pasok, kinerja kontraktor, model persamaan struktural I. PENDAHULUAN Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam menentukan langkah kegiatan perekonomian dan menjadi penggerak sektor-sektor lainnya. Maka perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik khususnya dalam pengelolaan proyek. Seringkali dalam pengelolaan proyek masih ditemukannya pada beberapa proyek belum terpenuhinya kualitas dan terlambatnya waktu penyelesaian proyek. Hal ini dikarenakan dalam proses konstruksi, kinerja kontraktor tidak hanya tergantung manajer perusahaan saja, melainkan atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam proses konstruksi. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi secara tidak langsung akan membentuk rantai pasok yang kompleks. Rantai pasok konstruksi merupakan hubungan berbagai pihak dalam suatu rangkaian proses konstruksi yang menghasilkan produk konstruksi [1]. Keterlibatan berbagai pihak pada proses pelaksanaan konstruksi mengakibatkan seringkali ditemukan ketidakefisienan dan permasalahan di setiap tahapan proses konstruksi. Ketidakefisienan tersebut antara lain adalah biaya konstruksi yang kian waktu kian meningkat dan melebihi anggaran, durasi pelaksanaan konstruksi yang melebihi waktu yang ditargetkan, kualitas konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Permasalahan koordinasi antar berbagai pihak yang terlibat sangat berpotensi menimbulkan dispute [2] Untuk mengurangi permasalahan dalam pelaksanaan proyek diperlukan pengelolaan rantai pasok konstruksi yang baik. Dimana pengelolaan rantai pasok konstruksi merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kinerja kontraktor. Pengelolaan rantai pasok dapat menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi, dan memperbaiki penghantaran hasil akhir suatu produk atau jasa tepat waktu kepada pelanggan [3]. Pengelolaan rantai pasok konstruksi yang kurang baik cenderung memiliki potensi untuk meningkatkan biaya proyek hingga 10% [4]. Hal ini menunjukkan bahwa rantai pasok konstruksi akan memberikan kontribusi terhadap efisiensi suatu pelaksanaan proyek dan meningkatkan kinerja kontraktor, sebagai ukuran kesuksesan perusahaan. Kesuksesan suatu perusahaan kontraktor dapat dilihat dari kinerja perusahaan itu sendiri, semakin baik kinerjanya akan semakin sukses perusahaannya. Kinerja adalah suatu hasil prestasi kerja optimal yang

Pengaruh Supply Chain terhadap Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung … · 2018-12-27 · konstruksi terhadap kinerja kontraktor, khususnya pelaksanaan konstruksi bangunan gedung. Rumusan

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasaran Wilayah, Juli 2011

1

Pengaruh Rantai Pasok terhadap Kinerja

Kontraktor Bangunan Gedung di Jember

Sutoyo Soepiadhy 1, I Putu Artama Wiguna

2, Sri Pingit Wulandari

3

1 Mahasiswa S2 Teknik Sipil FTSP ITS

Teratai I/15 Jember

08123481701

[email protected] 2 Dosen Teknik Sipil FTSP ITS 3 Dosen Teknik Sipil FTSP ITS

Abstrak Keberhasilan kinerja kontraktor di tingkat

proyek tidak hanya tergantung pada manajer atau

pimpinan perusahaan, melainkan atas kerjasama

semua pihak yang terlibat dalam proses pelaksanaan

konstruksi. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses

konstruksi tersebut secara tidak langsung akan

membentuk rantai pasok yang kompleks. Aspek

kunci untuk mencapai efisiensi rantai pasok yaitu

mengatur aliran material, aliran informasi, dan aliran

finansial dari kegiatan rantai pasok. Pendekatan

umum dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu

proyek konstruksi yaitu dengan mengevaluasi kinerja

dimana tujuan dari klien seperti biaya, waktu dan

mutu telah dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor rantai pasok konstruksi

bangunan gedung dan pengaruh pengaruhnya

terhadap kinerja kontraktor. Faktor-faktor rantai

pasok yang dianalisis yaitu aliran informasi, aliran

material, dan aliran finansial. Penelitian ini

menggunakan metode survai dengan bantuan

kuisioner pada manajer proyek, manajer lapangan,

dan manajer teknik pada proyek konstruksi bangunan

gedung di Jember. Metode statistik yang digunakan

adalah analisis faktor konfirmatori untuk mengetahui

faktor-faktor rantai pasok konstruksi, dan metode

analisis model persamaan struktural dengan program

Analysis of Moment Structure (AMOS) versi 16.0,

digunakan untuk mengetahui pengaruh rantai pasok

terhadap kinerja kontraktor. Hasil penelitian

menunjukkan aliran informasi dipengaruhi indikator-

indikator revisi rencana kerja, detil desain tidak

lengkap, kendala selama pelaksanaan, dan kinerja

pemasok. Aliran material dipengaruhi volume

material, kualitas material, dan waktu tenggang.

Sedangkan aliran finansial dipengaruhi kelancaran

pembayaran oleh pemilik, frekuensi pembayaran,

arus dana proyek, dan perubahan harga material.

Aliran material dan finansial berpengaruh signifikan

positif terhadap kinerja kontraktor, dimana aliran

material berpengaruh lebih kuat (0,848) terhadap

kinerja kontraktor dibandingkan aliran finansial

(0,382). Sedangkan aliran informasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja kontraktor.

Kata kunci: rantai pasok, kinerja kontraktor, model

persamaan struktural

I. PENDAHULUAN

Industri jasa konstruksi merupakan salah satu

sektor yang sangat berperan dalam menentukan

langkah kegiatan perekonomian dan menjadi

penggerak sektor-sektor lainnya. Maka perlu

mendapat perhatian dan penanganan yang baik

khususnya dalam pengelolaan proyek. Seringkali

dalam pengelolaan proyek masih ditemukannya pada

beberapa proyek belum terpenuhinya kualitas dan

terlambatnya waktu penyelesaian proyek. Hal ini

dikarenakan dalam proses konstruksi, kinerja

kontraktor tidak hanya tergantung manajer

perusahaan saja, melainkan atas kerjasama semua

pihak yang terlibat dalam proses konstruksi.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses

konstruksi secara tidak langsung akan membentuk

rantai pasok yang kompleks. Rantai pasok konstruksi

merupakan hubungan berbagai pihak dalam suatu

rangkaian proses konstruksi yang menghasilkan

produk konstruksi [1]. Keterlibatan berbagai pihak

pada proses pelaksanaan konstruksi mengakibatkan

seringkali ditemukan ketidakefisienan dan

permasalahan di setiap tahapan proses konstruksi.

Ketidakefisienan tersebut antara lain adalah biaya

konstruksi yang kian waktu kian meningkat dan

melebihi anggaran, durasi pelaksanaan konstruksi

yang melebihi waktu yang ditargetkan, kualitas

konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang

diminta. Permasalahan koordinasi antar berbagai

pihak yang terlibat sangat berpotensi menimbulkan

dispute [2]

Untuk mengurangi permasalahan dalam

pelaksanaan proyek diperlukan pengelolaan rantai

pasok konstruksi yang baik. Dimana pengelolaan

rantai pasok konstruksi merupakan salah satu strategi

untuk meningkatkan kinerja kontraktor. Pengelolaan

rantai pasok dapat menurunkan biaya, meningkatkan

efisiensi, dan memperbaiki penghantaran hasil akhir

suatu produk atau jasa tepat waktu kepada pelanggan

[3]. Pengelolaan rantai pasok konstruksi yang kurang

baik cenderung memiliki potensi untuk meningkatkan

biaya proyek hingga 10% [4]. Hal ini menunjukkan

bahwa rantai pasok konstruksi akan memberikan

kontribusi terhadap efisiensi suatu pelaksanaan

proyek dan meningkatkan kinerja kontraktor, sebagai

ukuran kesuksesan perusahaan.

Kesuksesan suatu perusahaan kontraktor dapat

dilihat dari kinerja perusahaan itu sendiri, semakin

baik kinerjanya akan semakin sukses perusahaannya.

Kinerja adalah suatu hasil prestasi kerja optimal yang

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasaran Wilayah, Juli 2011

2

[8]. [10]

[8], [9]

[11]

[8], [11])

Kinerja

Kontraktor

Aliran Informasi

Aliran Material

Aliran Finansial

dilakukan seseorang, kelompok atau badan usaha.

Kinerja adalah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang

diselesaikan oleh individu, kelompok atau organisasi

[5]. Aspek kinerja terdiri dari tiga komponen yaitu

kualitas, kuantitas dan efektifitas.

Pada umumnya, kinerja kontraktor tingkat

proyek dibatasi biaya, waktu dan mutu. Dikenal tiga

batasan yang menjadi ukuran kesuksesan pengelolaan

proyek konstruksi yang seringkali diilustrasikan

sebagai segitiga manajemen proyek. Yaitu batasan

biaya, waktu dan mutu [6]. Manajemen proyek

sukses apabila proyek tersebut telah mencapai tujuan

proyek yang diinginkan; telah mencapai periode

waktu yang dialokasikan; biaya yang dianggarkan;

pada level performa/teknologi yang diinginkan;

diterima oleh pelanggan dan menggunakan sumber

daya yang ditentukan secara efektif dan efisien [7].

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan

suatu penelitian tentang pengaruh aliran informasi,

aliran material, dan aliran finansial rantai pasok

konstruksi terhadap kinerja kontraktor, khususnya

pelaksanaan konstruksi bangunan gedung.

Rumusan Masalah

Pertama, faktor-faktor apa sajakah yang sangat

mempengaruhi rantai pasok konstruksi bangunan

gedung? Kedua, bagaimana pengaruh rantai terhadap

kinerja kontraktor bangunan gedung (biaya, waktu,

dan mutu)?

Tujuan Penelitian

Pertama, menganalisis faktor-faktor rantai pasok

konstruksi bangunan gedung. Kedua, menganalis

pengaruh rantai terhadap kinerja kontraktor bangunan

gedung, dengan batasan biaya, waktu, dan mutu.

II. METODE

Kerangka pemikiran teoritis hubungan antara

keempat faktor yang dianalisis dalam penelitian ini

disajikan pada gambar berikut :

Rantai pasok

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Pertama, pengelolaan aliran informasi rantai pasok

konstruksi yang baik berpangaruh positif terhadap

kinerja kontraktor.

Kedua, engelolaan aliran material rantai pasok

konstruksi yang baik berpengaruh positif terhadap

kinerja kontraktor.

Ketiga, Pengelolaan aliran finansial rantai pasok

konstruksi yang baik berpengaruh positif terhadap

kinerja kontraktor.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah manajer proyek,

manajer lapangan, dan manajer teknik pada proyek

bangunan gedung yang telah selesai dilaksanakan

maupun dalam proses konstruksi. Nilai proyek diatas

Rp.1 milyar. Sedangkan populasi proyek adalah

proyek-proyek di Jember, periode pelaksanaan Tahun

2008 sampai Tahun 2010.

Penelitian ini menggunakan metode sensus, dimana

semua subyek penelitian diobservasi. Besar sampel

adalah 100-200 [12], hal ini sesuai dengan jumlah

sampel yang disyaratkan dalam analisis SEM.

Metode Pengumpulan dan Jenis Data

Instrumen penelitian merupakan alat bantu

dalam mengumpulkan data. Data tersebut merupakan

fakta yang dikumpulkan. Pengumpulan data

merupakan suatu proses pengadaan data melalui

prosedur yang standar dan sistematik. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang dikumpulkan secara langsung dari responden,

dan sekunder adalah data yang didapatkan tidak

secara langsung dari sumbernya. Sasaran responden

adalah langsung dengan bentuk kuisioner. Metode

penyebaran kuisioner yaitu bertemu langsung dan

wawancara kepada responden. Materi wawancara

maupun kuisioner disusun berdasarkan pertanyaan

terstrukur dan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Teknik Analisis Data

Data dianalisis dengan SEM (Structural

Equation Model) program Analysis of Moment

(AMOS) versi 16.0 disertai uji kesesuaian model

pada persamaan struktural. Teknik ini memungkinkan

untuk menguji beberapa pengaruh variabel eksogen

terhadap variabel endogen. Pemilihan SEM sebagai

metode analisis data dalam penelitian ini dengan

alasan bahwa model berbentuk struktural dan

variabelnya didasarkan pada beberapa indikator.

Tujuan akhir dari SEM pada prinsipnya adalah

mendapatkan model struktural. Apabila oendugaan

parameternya didasarkan data input matriks ragam-

peragam, maka SEM menghasilkan model struktural,

bermanfaat sebagai prediksi atau pembuktian model.

Apabila data input berupa matriks korelasi, maka

SEM bermanfaat untuk pemeriksaan besar kecilnya

pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung,

ataupun pengaruh total variabel eksogen terhadap

endogen. Dapat digunakan juga untuk menentukan

variabel yang berpengaruh dominan, sehingga dapat

dinamakan dengan Analisis Faktor Determinan.

Untuk kondisi dimana model strukturalnya

memenuhi model rekursif, maka SEM setara dengan

Analisis Jalur.

Tahapan dalam analisis SEM [12] adalah :

pengembangan model berbasis teori; menyusun data

mentah sebagai input; mengkonstruksi diagram jalur;

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasaran Wilayah, Juli 2011

3

konversi diagram jalur ke dalam persamaan

structural; matrik input; menilai masalah identifikasi;

evaluasi kesesuaian model; interpretasi dan

modifikasi model.

Skematis tahapan penelitian, disajikan pada bagan

alir penelitian sebagai berikut :

Gambar 2 : Bagan Alir Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil

analisis SEM dengan menggunakan software AMOS

16.0 dengan cara melihat jalur-jalur pada model

struktural yang signifikan dari hasil uji koefisien

jalur. Secara rinci penyajian hipotesis penelitian

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 1 : Pengujian Hipotesis Model Struktural Awal

Hubungan Koef

Jalur CR

P

value Ket

Aliran Informasi thd

Kinerja Kontraktor -0,033 -0,221 0,825 T.Sig

Aliran Material thd

Kinerja Kontraktor 0,830 3,085 0,002 Sig

Aliran Finansial thd Kinerja Kontraktor

0,404 2,286 0,022 Sig

Sumber : Hasil analisis, 2011

Hasil analisis pada model awal diatas ada 1 jalur

yang tidak signifikan, sehingga jalur yang tidak

signifikan tersebut dihilangkan dari model; kemudian

dianalisis kembali membentuk koefisien jalur yang

baru yang dapat disajikan pada Tabel 2

Tabel 2 : Pengujian Hipotesis Model Struktural

Modifikasi

Hubungan Koef

Jalur CR

P

value Ket

Aliran Material thd

Kinerja Kontraktor 0,848 3,285 0,001 Sig

Aliran Finansial thd

Kinerja Kontraktor 0,382 2,365 0,018 Sig

Sumber : Hasil analisis, 2011

Dari Tabel 2 di atas, dua variabel yaitu aliran material

dan finansial tersebut mempunyai taraf signifikansi

lebih kecil 5%, hal ini berarti dapat disimpulkan

bahwa kedua variabel tersebut signifikan.

Pembahasan

Pertama, aliran informasi rantai pasok tidak

mempengaruhi kinerja kontraktor. Hal ini tidak

sesuai dengan beberapa penelitian yang dilakukan

oleh para peneliti terdahulu. Dalam proses konstruksi

sering terjadi tidak efektif dan sering menjadi kendala

yang akan mempengaruhi kinerja kontraktor [8].

Aliran informasi rantai pasok adalah salah satu faktor

yang mempengaruhi kinerja kontraktor. Pengelolaan

aliran informasi rantai pasok konstruksi merupakan

strategi utama untuk mengurangi permasalahan

dalam proses pelaksanaan proyek [13]. Aliran

informasi yang baik akan meningkatkan kinerja

pemasok. Dengan kinerja pemasok yang baik akan

meningkatkan proses kelancaran pekerjaan di

lapangan.

Kenyataannya pada proyek-proyek kontruksi

bangunan gedung, aliran informasi tidak

mempengaruhi kinerja kontraktor. Hal ini

dikarenakan pada umumnya kontraktor yang

melaksanakan proyek adalah kontraktor klasifikasi

menengah (gred 5), sedangkan nilai proyek berkisar

1-5 milyar, dengan jenis proyek pada umumnya

adalah bagunan gedng sarana pendidikan. Hal lain,

dimana aliran informasi di tingkat hilir seperti adanya

informasi perubahan desain oleh pemilik cenderung

tidak mempengaruhi rencana kerja dan tidak

mempengaruhi proses pekerjaan di lapangan.

Sedangkan informasi adanya detil desain tidak

lengkap selama pelaksanaan tidak mempengaruhi

lingkup pekerjaan, sehingga tidak menghambat

proses pelaksanaan di lapangan. Tidak terjadi

hambatan yang berarti selama pelaksanaan proyek,

seperti kecukupan dan ketersediaan sumberdaya.

Aliran informasi rantai pasok di tingkat hulu, dimana

keberadaan pemasok yang terlibat proyek adalah

pemasok dari internal perusahaan kontraktor sendiri

dan bukan dari mitra perusahaan lain. Sehingga

kualitas pemasok dan hubungan kerjasama pemasok

konstruksi hanya terjadi pada internal perusahaan

kontraktor.

Kedua, aliran material rantai berpengaruh positif

terhadap peningkatan kinerja kontraktor. Semakin

baik pengelolaan aliran material menunjukkan

Latar Belakang

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Hipotesis

Kajian Pustaka

Kerangka pemikiran

Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Identifikasi Variabel

Penyebaran Kuisioner

Tabulasi Data

Analisis dan

Pembahasan Kesimpulan dan Saran

Rancangan Kuisioner

Survei Pendahuluan

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasaran Wilayah, Juli 2011

4

semakin tinggi kinerja kontraktor. Semakin tinggi

kinerja kontraktor dalam pelaksanaan proyek akan

menurunkan biaya proyek atau meningkatkan

keuntungan, menghindari keterlambatan, dan kualitas

proyek dapat terpenuhi. Aliran material rantai

merupakan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

proyek konstruksi [9]. Keterlambatan pengiriman

material, kerusakan material, serta kurangnya

perencanaan dan kontrol inventori material berisiko

menimbulkan keterlambatan konstruksi.

Material konstruksi merupakan komponen biaya

utama dalam proyek konstruksi. Hampir 60% dari

biaya proyek konstruksi terdiri dari biaya material

atau bahan [14]. Efisiensi pemanfaatan dan

pengelolaan aliran material rantai pasok merupakan

faktor penting untuk meningkatkan keuntungan

perusahaan dan dapat menghindari keterlambatan

proyek konstruksi [15]. Akibat perencanaan dan

pengendalian aliran material yang tidak tepat akan

berpengaruh sangat besar terhadap biaya proyek,

waktu, dan kualitas. Perencanaan dan pengendalian

aliran material yang baik akan meningkatkan

produktivitas, keuntungan, dan mendukung

penyelesaian proyek konstruksi tepat waktu.

Ketiga, aliran finansial berpengaruh positif

terhadap peningkatan kinerja kontraktor. Semakin

baik pengelolaan aliran finansial akan semakin tinggi

kinerja kontraktor. Bahwa aliran finansial rantai

pasok berpengaruh terhadap pelaksanaan konstruksi

[10]. Dimana tingkat frekuensi pembayaran dan

keterlambatan pembayaran akan mempengaruhi

kelancaran arus dana proyek serta mempengaruhi

kelancaran proses pelaksanaan konstruksi.

Adanya keterlambatan pembayaran akan

mempengaruhi arus dana proyek yang berakibat

terjadinya penundaan atau keterlambatan pemesanan

dan waktu pengiriman material. Keterlambatan

penerimaan material ini akan mengakibatkan

keterlambatan proses pelaksanaan proyek di lapangan

dan biaya proyek. Untuk menjamin kelancaran

pelaksanaan akibat tertunda atau terlambatnya

ketersediaan material, maka dibutuhkan tambahan

biaya atau modal kerja. Adanya tambahan modal

kerja akan berakibat terjadi penurunan

keuntungan/laba proyek dan kesempatan bersaing

perusahaan menurun.

Keempat, kinerja kontraktor sangat dipengaruhi

faktor aliran material dan aliran finansial rantai.

Pengaruh aliran material dan aliran finansial terhadap

kinerja kontraktor ditunjukkan persamaan : Kinerja

Kontraktor = 0,848 Aliran Material + 0,382 Aliran

Finansial

Hal ini menunjukkan bahwa variabel aliran

informasi dan aliran finansial memberikan pengaruh

kuat dan signifikan dalam meningkatkan kinerja

kontraktor. Sehingga apabila dilakukan upaya

peningkatan kualitas terhadap aliran material dan

aliran finansial akan memberikan korelasi yang

positif terhadap peningkatan kinerja kontraktor.

Besarnya pengaruh variabel aliran material

mempunyai dampak positif yang lebih kuat (0,848)

terhadap peningkatan kinerja kontraktor

dibandingkan variabel aliran finansial (0,382). Aliran

material mempunyai pengaruh positif dua kali lebih

kuat daripada aliran finansial.

IV. KESIMPULAN

Pertama, faktor faktor rantai pasok konstruksi

bangunan gedung meliputi aliran informasi, aliran

material dan aliran finansial; dan aliran informasi.

Aliran informasi dipengaruhi indikator-indikator

revisi rencana kerja, detil desain tidak lengkap,

kendala pelaksanaan, dan kinerja pemasok. Aliran

material dipengaruhi volume material, kualitas

material, dan waktu tenggang. Aliran finansial

dipengaruhi kelancaran pemabyaran, frekuensi

pembayaran, arus dana proyek, dan perubahan harga

material.

Kedua, Aliran material dan finansial

berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja

kontraktor bangunan gedung. Sedangkan aliran

informasi tidak berpengaruh terhadap kinerja

kontraktor. Semakin tinggi pengelolaan aliran

material dan finansial semakin tinggi kinerja

kontraktor. Aliran material berpengaruh positif lebih

kuat (0,848) terhadap kinerja kontraktor

dibandingkan aliran finansial (0,382).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Capo, Lario, Hospitaler. (2004), “Lean

Production in the Construction Supply Chain“

Second World Conference on POM and 15th

Annual POM Conference, Cancun, Mexico.

[2] Tucker, S.N., Mohamed, S., Johnson, D.R.

(2001), “Building and Industries Construction

Supply Chain Project (Domestic)”.

[3] Wisner, J.D. (2005), “Principles of Supply

Chain Management: A Balanced Approach”,

International Student Edition, Thomson.

[4] Bertelsen, S. (1993), Byggelogistik-

Materialstyring i Byggeprosessen Vol. I and II

(Building Logistic-Material Management in the

Building Process, Boligministeriet.

[5] Stoner. F. (1996), Manajemen Jilid II, BPFE,

Yogyakarta.

[6] Soeharto, I. (1997), Manajemen Proyek Dari

Konseptual Sampai Operasional, Erlangga,

Jakarta.

[7] Kerzner, H. (2006), Project Management : A

System Approach to Planning, Scheduling and

Controlling, John Wiley & Sons, Inc. Ninth

Edition, New Jersey.

[8] Vrijhoef R. and Koskela L.(2001), Howell G.,

Understanding Construction Supply Chains: An

Alternative Interpretation

[9] Walsh, K.D., Hershauer, J.C., Tommelein, I.D.

(2004), “Srategic Positioning of Inventory to

Match Demand in a Capital Project Supply

Chain”, Journal of Construction Engineering

and Management, ASCE, November-Desember.

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasaran Wilayah, Juli 2011

5

[10] Chen, H.L. dan Chen, W.T. (2005), “Clarifying

the Behavioral Patterns of Contractor Supply

Chain Payment Conditions”, International

Journal of Project Management 23: 463-473

[11] Wirahadikusumah, R. D., Soemardi, B. W.,

Abduh, M. (2007), Kajian Hubungan Antar

Pihak yang Terlibat dalam Rantai Pasok Proyek

Konstruksi Bangunan Gedung, Riset KK-ITB,

Institut Teknologi Bandung

[12] Ghozali, I. dan Fuad (2005), Structural Equation

Modeling; Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan

Program Lisrel 8.54. Badan Penerbit : Undip,

Semarang.

[13] Hult, G.T.M., D.J. Ketchen and S.F. Slater.

(2005). “Market Orientation and Performance:

An Integration of Disparate Approaches.”

Strategic Management Journal , 26 (12), pp.

1173-1181.

[14] Dey, P. K., “Re-engineering materials

management: A case study on an Indian

refinery”, Business Process Management

Journal, Vol. 7(5), pp. 394-408, 2001.

[15] Arnold, J. R. and Chapman, S. N.,

“Introduction to Materials Management 5th

Ed.”, New Jersey: Prentice- Hall, 2004.