16
1 PENGARUH SUHU, ARUS, DAN SALINITAS AIR TERHADAP PERGERAKAN BENIH IKAN MAS (RHEOTAKSIS) (Makalah Risect Disajikan Pada Diklat Diklat Peningkatan Kompetensi Guru Biologi Mts Se Jatim 2013) Oleh: Sutowijoyo, BDK Surabaya ABSTRAKSI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan referensi yang berkaitan dengan tingkalaku benih ikan mas terhadap kondisi lingkungan air tawar. Hal ini didasari bawwa ikan mas cenderung suka pada daerah dengan arus yang tidak terlalu deras dan suhu antara 20 -25 C. Hasil-hasil dari penelitiaan ini diharapkan menjadi rujukan bagi pembaca untuk memperkaya referensi tentang tingka laku ikan mas. Dilandasi dari rumusan masalah bagaimana pengaruh suhu, arus air dan salinitas terhadap pergerakan ikan mas maka peneliti mendesain penelitian dengan metode eksperimen. Metode eksperimen terdiri dari empat macam kegiatan, yaitu: kegiatan control, kegiatan pengaruh suhu, dan arus terhadap pergerakan ikan mas, kegiatan pengaruh suhu dan kadar air terhadap pergerakan ikan mas, dan kegiatan pengaruh suhu, arus, dan kadar garam terhadap pergerakan ikan mas. Dari empat kegiatan dapat dihasilkan bahwa suhu antara 20 -26 C tidak begitu berpengaruh terhadap arah pergerakan ikan mas, pergerakan ikan mas terhadap arus air adalah melawan, dan bentuk pergerakan ikan mas terhadap kadar garam adalah berpaling. Diharapkan hasil-hasil penelitian bisa dijadikan rujukan untuk penambahan kasanah referensi bagi ilmu pengetahuan terutama bagi petani tambak. Diharapkan pula kritik dan saran demi perbaikan penelitian ini. Kata kunci: reotaksis ikan mas, suhu, salinitas, arus air

PENGARUH SUHU, ARUS, DAN SALINITAS AIR TERHADAP …bdksurabaya-kemenag.com/p3/data/uploaded/dokumen/LAPORAN ILMIAH A.pdf · carpio) pada gurat sisi ditemukan sel-sel mekano-sensori

  • Upload
    haanh

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

PENGARUH SUHU, ARUS, DAN SALINITAS AIR TERHADAP PERGERAKAN BENIH IKAN MAS (RHEOTAKSIS)

(Makalah Risect Disajikan Pada Diklat Diklat Peningkatan Kompetensi

Guru Biologi Mts Se Jatim 2013) Oleh: Sutowijoyo, BDK Surabaya

ABSTRAKSI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan referensi yang berkaitan

dengan tingkalaku benih ikan mas terhadap kondisi lingkungan air tawar. Hal ini

didasari bawwa ikan mas cenderung suka pada daerah dengan arus yang tidak

terlalu deras dan suhu antara 20 -25 C. Hasil-hasil dari penelitiaan ini diharapkan

menjadi rujukan bagi pembaca untuk memperkaya referensi tentang tingka laku

ikan mas.

Dilandasi dari rumusan masalah bagaimana pengaruh suhu, arus air dan salinitas

terhadap pergerakan ikan mas maka peneliti mendesain penelitian dengan metode

eksperimen. Metode eksperimen terdiri dari empat macam kegiatan, yaitu:

kegiatan control, kegiatan pengaruh suhu, dan arus terhadap pergerakan ikan mas,

kegiatan pengaruh suhu dan kadar air terhadap pergerakan ikan mas, dan kegiatan

pengaruh suhu, arus, dan kadar garam terhadap pergerakan ikan mas.

Dari empat kegiatan dapat dihasilkan bahwa suhu antara 20 -26 C tidak begitu

berpengaruh terhadap arah pergerakan ikan mas, pergerakan ikan mas terhadap

arus air adalah melawan, dan bentuk pergerakan ikan mas terhadap kadar garam

adalah berpaling.

Diharapkan hasil-hasil penelitian bisa dijadikan rujukan untuk penambahan

kasanah referensi bagi ilmu pengetahuan terutama bagi petani tambak.

Diharapkan pula kritik dan saran demi perbaikan penelitian ini.

Kata kunci: reotaksis ikan mas, suhu, salinitas, arus air

2

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam Oceanografi, salinitas diartikan sebagai ukuran yang

menggambarkan tingkat keasinan (kandungan NaCl ) dari suatu perairan. Satuan

salinitas umumnya dalam bentuk promil (0/00) atau satu bagian perseribu bagian,

misalnya 35 gram dalam 1 liter air (1000 ml) maka kandungan salinitasnya 35‰

atau dalam istilah lainnya disebut psu (practical salinity unit). Air tawar memiliki

salinitas 0 ‰, sedangkan air payau memiliki salinitas antara 1‰ – 30‰,

sedangkan air laut/asin memiliki salinitas diatas 30‰.

Salinitas atau kadar garam adalah jumlah kandungan bahan padat dalam satu

kilogram airlaut, seluruh karbonat telah diubah menjadi oksida, brom dan yodium

telah disetarakan dengan klor dan bahan organik telah dioksidasi. Secara

langsung, salinitas media akan mempengaruhi tekanan osmotik cairan tubuh ikan.

Apabila osmotik lingkungan (salinitas) berbeda jauh dengan tekanan osmotik

cairan tubuh (kondisi tidak ideal) maka osmotikmedia akan menjadi beban bagi

ikan sehingga dibutuhkan energi yang relatif besar untuk mempertahankan

osmotik tubuhnya agar tetap berada pada keadaan yang ideal. Pembelanjaan

energi untuk osmoregulasi, akan mempengaruhi tingkat konsumsi pakan dan

konversimenjadiberattubuh(Sharaf etal ,2004).

Ikan mas memiliki kebiasan hidup yang suka bergerombol dan suka

diairyangmengalir, Ikan Mas (Cyprus carpio)adalah salah satu jenis ikan

peliharaan yang penting sejakdahulu hingga sekarang terutama di daerah jawa

barat.Tapi budidaya benih ikan mas ini sering mengalami kegagalan karena air

yang tidak sesuai.Maka kami berfikir arus dan salinitasberpengaruh terhadap

pergerakan benih ikan mas Daerah yang sesuai untuk mengusahakan pemeliharan

ikan ini yaitu daerah yang berada antara 150-600 meter diatas permukaan laut,pH

peraiaran berkisar antara 7sampai 8 dan suhu optimum 20 sampai 25C.Ikan mas

hidup ditempat yang dangkal dan arus air yang tidak begitu deras,baik disungai

,danau maupun genangan air lain (Asmawi, 1986).Pada lingkungan perairan yang

3

arusnya rendah mempunyai arti yang cukup penting untuk aktivitas

ikan,sedangkan lingkungan perairan yang mempunyai arus yang tinggi ikan

cenderung melawan arus.Hal ini perlu diketahui dalam rangka untuk

pengembangan budidaya ikan mas di peraiaran.Terkait dengan itu penelitian ini

kami beri judul” Pengaruh kecepatan arus dan salinitas terhadap pergerakan ikan

mas (Reotaksis)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh suhu dan arus air terhadap pergerakani ikan mas?

2. Bagaiman pengaruh suhu salinitas air terhadap tergerakan ikan mas?.

3. Bagaimana pengaruh suhu, arus air dan salinitas air terhadap pergerakan

ikan mas?

D .Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan arus terhadap pergerakan ikan mas.

2. Untuk mengetahui pengaruh suhu dan kadar garam terhadap pergerakan

ikan mas pada air yang tidak berarus..

3. Untuk mengetahui pengaruh suhu, arus dan kadar garam terhadap

pergerakan ikan mas

E. Hipotesis

Suhu, arus air, dan salinitas air berpengaruh terhadap pergerakan benih ikan

mas

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Jenis ikan mas merupakan jenis ikan yang hidup di air tawar tetapi bila

mau bertelur ke hulu sungai. Sehingga pada saat berkembang biak (breeding) dan

bertelur mereka berlomba –lomba berenang menuju ke hulu sungai. Hal itu

memberikan tantangan tersendiri bagi ikan mas untuk berenang melawan arus.

Perilaku melawan arus bukan hanya diperlihatkan oleh jenis ikan yang memiliki

perilaku yang berbeda ketika dijejerkan/didedehkan terhadap arus.

Demikian juga jika suhu merupakan faktor yang sangat menentukan

aktivitas enzim di dalam tubuh organisme. Peningkatan suhu tubuh pada rentang

toleransi, hewan akan rusak atau denaturasi dan menyebabkan enzim dalam

membantu reaksi metabolisme. Hal ini karena air sebagai penutup permukaan

bumi memiliki peran peredam panas dari pancaran matahari. Sehubungan dengan

itu maka kisaran toleransi hewan –hewan akuatik seperti ikan pada umumnya

relatif sempit dibanding hewan daratan. Jenis ikan dan hewan invertebrata yang

hidup di peraiaran pada umumnya kurang tahan terhadap suhu tinggi (Agus

Dharmawan,2005) dikutip dari http://rekamunandar.com

Perilaku ikan/hewan melawan arus dikenal sebagai Rheotaksis positif

sedangkan perilaku mengikuti arus dikenal sebagai perilaku Rheotaksis negatif.

Ikan memiliki sistem sensoris yang disebut gurat sisi yang memiliki pola tertentu

dan bersifat spesifik untuk setiap species ikan. Pada larva ikan mas (Cyprus

carpio) pada gurat sisi ditemukan sel-sel mekano-sensori. Kerusakan sel-sel pada

bagian ini akan mengubah respon ikan terhadap arus (Suli et al,2012). Maka,sel-

sel sensori yang dimiliki ikan yang berbeda maka mempunyai kemampuan yang

berbeda dan bervariasi dalam kemampuan mendeteksi predator atau perubahan

arus yang terjadi,dan mengantar ransangan ke otak ikan untuk mereespon. Respon

adanya arus juga dapat dijadikan indikator untuk memberikan imformasi suatu

lingkungan dimasuki zat kimia yang bisa mempengaruhi perilaku ikan mas.

Terjadinya perubahan prilaku dapat menjadi hal yang positif atau negatif bagi

perkembangan populasi suatu jenis ikan disuatu perairan.

5

Air merupakan media bagi usaha budidaya ikan, maka pengelolaan air yang

baik merupakan langkah awal dalam pencapaian keberhasilan budidaya ikan.

Secara umum pengelolaan dibagi kedalam 3 bagian yaitu secara

kimia,biologi,fisika. Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan

bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan

variable lingkungan yang dihadapi organisme tersebut (Campbell,2004)

Dalam Ocenograpi,salinitas diartikan sebagai kurun yang mengambarkan tingkat

keasinan(kandungan Na Cl) dari suatu perairan. Satuan salinitas umumnya dalam

bentuk promil (0/00) atau satu bagian perseribu bagian.Salinitas atau kadar garam

adalah jumlah kandungan bahan padat dalam satu kilogram air laut,seluruh

karbonat telah diubah menjadi oksida,brom dan yodium telah disetarakan dengan

klor dan bahan organik telah dioksidasi. Secara lansung, salinitas akan

mempengaruhi tekanan osmotik cairan tubuh ikan. Apabila osmotik lingkungan

(salinitas) berbeda jauh dengan tekana osmotik tubuh (kondisi tidak ideal) maka

osmotik media akan menjadi beban bagi ikan sehingga dibutuhkan energi relatif

besar untuk mempertahankan osmotik tubuhnya agar tetap berada pada keadaan

yang ideal (Sharaf et al,2004).

Dari uraian di atas dapat dimunculkan hipotesis: arus air dan salinitas air

berpengaruh terhadap pergerakan ikan mas

=

6

BAB III

MATERIAL DAN METODE KERJA

A. Material

1. Alat

1. kotak kanal rheotaksis dengan panjang 75 cm

1 buah

2 Selang 1 buah

3 pompa air 1 buah

4 baskom plastik ukuran 40 x 40 cm 2 buah

5 Thermometer 3 buah

6 stopwatch/ hp 1 buah

7 Saringan 1 buah

8 Penggaris 1 buah

9 lap kain 1 buah

10 jarring kawat pembatas ukuran 13 x 12,5 cm 2 buah

11. Plastic plastisis 1 buah

2. Bahan

B. Metode

1. Penyusunan alat Rheometer

Rangkaian Rhoemeter terdiri dari kotak kanal percobaan yang memiliki

lubang di kedua ujungnya yakni tempat air mengalir masuk dan tempat air

mengalir keluar. Kotak kanal ini terbagi menjadi 3 zona dengan panjang

masing – masing bagian 20 cm. pada masing – masing sisi zona terpasang

thermometer untuk mengukur suhu. Di antara ruang turbolensi I( dekat

tempat masuknya air) denga zona I dipasangi jaring kawat pembatas, hal

yang sama dilakukan pada Zona III dengan ruang Turbelensi II (dekat

1 Garam Halus 30 gram

2 Ikan Mas (Cyprinus carpio) 5 ekor

7

tempat keluarnya air ). Pada daerah turbulensi II dipasangi platisis agar

tidak terjadi turbulensi. Di bawah kotak kanal diletakan 2 buah baskom,

baskom pertama digunakan sebagai penopang kanal rheometer sementara

baskom kedua berfungsi sbagai pengatur sirkulasi air yang ada pada

baskom dengan kanal rheometer, yang dihubungkan dengan pompa air

yang terpasang pada baskom kedua sehingga jumlah air statis. Setelah air

dituangkan pada kedua baskon dan kanal rheometer kita mengukur panjang,

lebar, dan tinggi pada kanal rheometer dan baskom kedua untuk menghitung

volume masing- masing wadah tersebut. Pengukuran laju arus dilakukan,

dengan cara menghubungkan saklar pada pompa air sehingga terjadi

sirkulasi air yang berada di baskom dengan air yang berada pada kanal

rheometer, setelah itu dimasukkan sepotong daun pada batas antara zona

pertama dan ke dua. Dengan stop wach dihitung waktu antara pertama kali

daun diletakkan sampai daun berada di akhir zona ketiga. Lamanya waktu

dan jarak yang ditempuh daun tersebut itulah yang disebut sebagai laju

kecepatan arus air.

C. Desain Penelitian

a. Kontrol Penelitian

Proses pembuatan control penelitian ini dimulai dengan cara

memasukkan ikan ke dalam kanal rheometer dengan menggunakan

saringan, lalu biarkan ikan berenang bebas selama 5 menit dalam

kanal. Hal ini merupakan proses aklimatisasi. Setelah itu catat jumlah

ikan dan suhu pada zona 1,2 dan 3 tiap 1 menit selama 5 menit.

b. Pengaruh suhu dan arus terhadap rheotaksis ikan mas

Untuk mengetahui pengaruh suhu dan arus terhadap rheotaksis dapat

dilakukan dengan cara: saklar pada pompa air dihubungkan dengan

arus listrik sehingga sirkulasi air terjadi, hal ini menyebabkan

pergerakan arus air pada kanal rheometer. Bersamaan dengan itu,

8

dicatatlah jumlah ikan dan keadaan suhu pada masing-masing zona

setiap 1 menit selama 5 menit. Data pengamatan yang diperoleh

dicatat pada tabel. 4.1

c. Pengaruh suhu dan salinitas terhadap rheometer ikan mas

Untuk mengetahui pengaruh suhu dan salinitas terhadap rheotaksis

dapat dilakukan dengan cara: Memutuskan saklar pada pompa air,

kemudian pada lubang masuknya air di kanal rheometer disumbat.

Pada daerah turbulensi I, di tuangkan garam sebanyak 4,2 % yang

diperoleh dari pembagian antara berat garam dengan volume air pada

kanal rheometer dan baskom kedua. Saat garam dituangkan, saat

itulah dimulai penghitungan waktu pengamatan selama 5 menit

dengan pencatatan, setiap 1 menitnya untuk suhu dan jumlah ikan

pada masing-masing zona. Hasil pencatatan pengamatan dicatat pada

tabel 4.1

d. Pengaruh suhu, arus dan salinitas terhadap rheometer

Untuk mengetahui pengaru suhu, arus dan salinitas terhadap

rheotaksis dapat dilakukan dengan cara: Menyambungkan saklar

pompa air, sehingga terjadi arus pada rheometer yang masih

mengandung salinitas. Pada saat saklar dinyalakan, saat itulah dimulai

penghitungan waktu dimulai dengan menggunakan stopwatch selama

5 menit dengan pencatatan setiap 1 menitnya untuk suhu, dan jumlah

ikan pada masing-masing zona. Hasil pencatatan pengamatan dicatat

pada tabel 4.1

9

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Data Hasil Percobaan

Setelah alat terangkai sesuai dengan desain percobaan yang direncanakan

maka percobaan tentang pengaruh suhu, salinitas dan arus air dilaksanakan

di depan Hall Dayang Sumbi. Adapun hasil-hasil pengamatan dapat dilihat

pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pengamatan Perilaku Ikan Mas (Cyprus carpio)

Waktu (Tiap 10’) Zona I Zona II Zona III

t°C Σ Ikan t°C Σ Ikan t°C Σ Ikan

5’ (1)

1 20 2 23 2 20 1

2 21 3 24 2 20 0

3 21 0 23 5 20 0

4 21 3 24 2 21 0

5 21 0 24 2 21 3

5’(2)

1 21 0 24 0 21 5

2 22 2 24 0 21 3

3 22 0 24 0 21 5

4 22 0 24 0 21 5

5 22 0 24 2 21 5

5’(3)

1 24 0 26 5 23 0

2 24 0 26 5 23 0

3 24 1 26 4 23 0

4 25 4 26 1 24 0

5 24 4 26 1 24 0

5’ (4)

1 24 1 26 2 24 1

2 24 0 26 5 24 0

3 24 0 26 4 24 1

4 26 0 26 2 24 3

5 24 1 26 1 24 3

10

Keterangan :

1. Reotaksis ikan mas tanpa arus dan kadar garam

2. Reotaksis ikan mas pada arus tertentu tapi tanpa

kadar garam

3. Reotaksis ikan mas kadar garam tertentu

4. Reotaksis ikan mas pada arus kadar garam tertentu

Rekapitulasi data dari data kasar di atas terdapat pada tabel 4.2 sebagai

berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Rata-Rata Pengamatan Perilaku Ikan

Mas (Cyprus carpio)

Waktu Zona 1 Zona 2 Zona 3

t°C Σ Ikan t°C Σ Ikan t°C Σ Ikan

5’(1) 21 1 24 3 20 1

5’(2) 22 0 24 0 21 5

5’(3) 24 2 26 3 23 0

5’(4) 24 0 26 3 24 2

11

B. Analisis Data

1. Reotaksis ikan mas tanpa arus dan kadar garam

Diagram 4.1 Rata2 reotaksis ikan mas tanpa arus dan kadar garam

Data kegiatan 1 dari tabel 4.2 dapat dibuat menjadi diagram 4.1. Dari

diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa pada kadar garam nol dan

tanpa arus, ikan mas cenderung bergerak pada zona dengan suhu 24 °C.

Di perairan dengan suhu tersebut banyak mendapatkan sinar matahari.

Karena banyak mendapat sinar matahari berarti banyak mengandung

fitoplangton yang merupakan sumber makanan bagi benih ikan mas.

Disini suhu tidak begitu berpengaruh. Dengan kondisi suhu yang sama

ikan mas cenderung memilih arus yang lebih tenang. Ini karena benih

ikan mas membutuhkan makanan yang merupakan kebutuhan

dasarnya.

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 rata-rata

Series1

Series2

Series3

12

2. Reotaksis ikan mas pada arus 6,7 cm/detik tapi tanpa kadar garam

Diagram 4.2 Rata-rata reotaksis ikan mas pada arus tertentu

Data tabel 4.2 kegiatan 2 dapat dibuat menjadi diagram 4.2. Dari

diagram diatas dapat dijelaskan bahwa adanya arus ikan cenderung

bergerak menuju ke zona 3 . Ini berarti bahwa pergerakan benih ikan

mas cenderung melawan arus (reotaksis negative). Tubuh ikan mas

masih belum cukup kuat untuk berada di daerah berarus deras. Daerah

yang tenang banyahk mengandung fitoplangton yang merupakan

sumber makanan ikan mas. Benih ikan mas membutuhkan banyak

makanan. Namun demikian pada ikan mas yang sudah dewasa

cenderung berada pada daerah dengan arus yang pelan.

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 rata-rata

zona 1

zona 2

zona 3

13

3. Reotaksis ikan mas pada kadar garam 4,2 %

Diagram 4.3 Rata-rata reotaksis ikan mas kadar garam 4.2 %

Data kegiatan 3 pada tabel 4.2 dibuat menjadi diagram 4.3. Dari

digram diatas dapat dijelaskan bahwa pada kadar garam 4,2 % tanpa

arus , ikan mas cenderung menuju ke zona 2 sebanyak dua ekor dan ke

zona 3 sebanyak tiga ekor. Walaupun demikian dengan pengaruh

kadar garam yang sama benih ikan mas cenderung menuju daerah pada

suhu sekitar 25 °C.

Reotaksis ikan mas pada pada suhu, arus 6,7 cm/detik dan kadar garam

tertentu 4,2 prosen

Diagram 4.4 Rata-rata reotaksis ikan mas pada pada suhu tertentu dan

kadar garam 4.2 %, dan arus 6,7 cm/detik

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 rata-rata

Series1

Series2

Series3

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 rata-rata

Series1

Series2

Series3

14

Data pada tabel 4.2 kegiatan 4 dapat dibuat menjadi diagram 4.4.

Dari digram di atas dapat dijelaskan bahwa pada kadar garam 4,2 %

dan arus 6,7 cm/detik , ikan mas cenderung bergerak menuju ke zona

2 ( 26°C) sebanyak 3 ekor dan ke zona 3 (24°C) sebanyak 2 ekor. Ini

bearti benih ikan dengan kadar garam yang sama cenderung bergerak

menuju daerah yang bersuhu optimal dan berarus rendah.

15

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Ikan mas cenderung melawan arus dengan posisi tubuh pada saat

bergerak kepala menghadap kearah arus (reotaksis positif).

2. Ikan mas cenderung berpaling ke air yang berkadar garam lebih rendah

dengan posisi kepala menjauhi salinitas yang lebih tinggi.

3. Pada kondisi air dengan kadar garam yang sama benih ikan mas

cenderung bergerak ke daerah yang bersuhu optimal (20 -26°C dan

berarus.

B. Saran – saran

1. Pada percobaan ini menggunakan variable tunggal (satu macam arus

dan satu macam salinitas) oleh karena itu perlu ada percbaan lanjutan

dengan menggunakan variable yang jamak.

DAFTAR PUSTAKA

Yushita Fujaya. 1999. Dasar pengembangan teknologi perikanan, direktorat

jenderal pendidikan tinggi Depdiknas. Jakarta

Kinghorn,D.A dan Soejarto, D.D. 2002. Discovery Of Terpenoid And Phenolic

Sweeters From Plants. Pure Appl. Chem., Vol. 74, No. 7, pp. 1169–1179,

Materi pelatihan widyaiswara kementerian Agama “workshop IPA berbasis riset”

http://rekamunandar.com/2012/06/25/67 akses pada tanggal 11 september 2013

http://priyawan.blogspot.com/2012/07/ikan-mas-cyprinus-caprio-sebagai.html

akses tanggal 11 september 2013

16