Upload
ngoquynh
View
230
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
iv
ABSTRAK
PENGARUH RUTININTAS MANDI AIR HANGAT DAN MANDI BIASA
TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PEMAIN FUTSAL
Pemulihan kelelahan dapat dikerjakan dengan berbagai cara, diantaranya dengan
mandi air hangat dan biasa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh
rutinitas mandi air hangat dan mandi biasa memiliki perbedaan terhadap pemulihan
kelelahan pemain futsal.
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental yang dilakukan pada
pemain futsal dengan mengukur pemulihan kelelahan berdasarkan kemampuan penurunan
denyut nadi setelah melakukan futsal dan melihat hasil akhir kelelahan dengan
menggunakan Borg’s Scale. Intervensi yang dilakukan pada penelitian ini ada dua jenis.
Pertama adalah rutinitas mandi air hangat terhadap pemulihan kelelahan pemain futsal dan
kedua adalah rutinitas mandi biasa terhadap pemulihan kelelahan pemain futsal. Dari 34
sampel yang diperiksa didapatkan 18 orang bersedia menggunakan intervensi rutinitas
mandi air biasa dan 16 orang bersedia menggunakan intervensi rutinintas mandi air hangat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) terdapat perbedaan hasil analisis data
menyatakan bahwa ada perbedaan rata-rata penurunan denyut nadi sebelum sampai
sesudah pertandingan pada kelompok mandi biasa dan mandi air hangat (p<0.05); (2) tidak
ada perbedaan kelelahan akhir yang diukur menggunakan Borg’s Scale sesudah
pertandingan pada kelompok mandi biasa dan mandi air hangat (p>0.05).
Dapat disimpulkan bahwa rutinitas mandi air hangat dan mandi air biasa
berpengaruh terhadap pemulihan kelelahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan oleh pihak yang memerlukan seperti pelatih atau atlet sebagai bentuk pemulihan
kelelahan dalam pelatihan cabang olahraga futsal.
Kata kunci: Rutinitas mandi, mandi air hangat, mandi biasa, pemulihan, kelelahan
v
ABSTRACT
PENGARUH RUTININTAS MANDI AIR HANGAT DAN MANDI BIASA
TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PEMAIN FUTSAL
The restoration of fatigue can be done in various ways including bath with
warm water and ordinary. This research was done to see whether the influence of
the warm water bath routine and ordinary bath have differences against the
restoration of fatigue futsal player. This research is done with the experimental
method that was done on the futsal player with measuring the restoration of fatigue
based on the ability to decrease their pulse after doing futsal and see the end result
of fatigue using the Borg's Scale of Perceived Exertion. There are two type
interventions was done in this research. The first is the routine warm water bath
against the restoration of fatigue futsal players and the second is the ordinary bath
routine against the restoration of fatigue futsal player. There are 34 samples
examined obtained 18 people willing to use ordinary water bath routine intervention
and 16 people willing to use warm water bath rutinintas intervention. The results of
this research showed that : (1) there are differences in the analysis of the data stated
that there are differences in the average decline in their pulse before until after the
tournament in the group of ordinary bath and warm water bath (p<0.05); (2) there
is no difference in the end fatigue measured using Borg's Scale of Perceived
Exertion after the match on the group of ordinary bath and warm water bath
(p>0.05). It can be concluded that the routine warm water bath and ordinary bath
usually affect the restoration of fatigue. The results of this research are expected to
be used by the party that requires such as trainer or athletes as the form of the
restoration of fatigue in training branches athletics futsal.
Key Words: bath routines, bath warm water, ordinary bath, restoration, fatigue
vi
RINGKASAN
PENGARUH RUTININTAS MANDI AIR HANGAT DAN MANDI BIASA
TERHADAP PEMULIHAN KELELAHAN PEMAIN FUTSAL
Olahraga merupakan aktivitas yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena
dapat menjaga kebugaran tubuh. Berolahraga secara tepat dan teratur dapat meningkatkan
kebugaran tubuh. Selain berolahraga yang tepat, metode dalam pemulihan energi setelah
olahraga juga harus dipertimbangkan. Dalam berolahraga, energi yang digunakan berasal
dari pembentukan ATP melalui metabolisme karbohidrat dan metabolisme gula otot yang
telah tersimpan sebelumnya. Gula otot yang tersimpan dalam otot dapat berkurang hingga
setengahnya dalam waktu beberapa menit. Olahraga dengan berlari intensif secara
berkelanjutan akan menghasilkan asam laktat sebagai hasil metabolisme anaerobik, akan
tetapi penumpukan asam laktat menyebabkan sensasi kelelahan pada otot sehingga terjadi
penurunan kemampuan dan menyebabkan sensasi kelelahan.
Kelelahan adalah keadaan lemah pada tenaga, fisik, atau mental yang ditandai
dengan menurunnya kapasitas kerja dan menurunnya efisiensi respon stimulus sehingga
menimbulkan dampak negatif pada kehidupan keluarga, hubungan sosial, kemampuan
kerja dan intensitas latihan. Faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan
pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi, variasi kerja dan
intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan pekerjaan, faktor psikologis.
Kelelahan otot terjadi akibat kontraksi otot yang kuat dan lama. Kelelahan otot mempunyai
risiko yang berbanding lurus dengan kecepatan gula otot untuk menghasilkan energi
Oleh karena itu, pemulihan sensasi kelelahan otot sangat penting untuk dilakukan
untuk memaksimalkan kembali fungsi otot. Pemulihan tersebut dapat dilakukan dengan
mandi air hangat. Pemanfaatan pengaturan pernafasan dan suhu yang dipadu menjadi
mandi air hangat adalah metode yang efektif dilakukan. Namun, saat ini belum ada yang
menjelaskan secara spesifik tentang pengaruh rutinitas mandi dengan suhu tertentu pada
pemulihan kelelahan pada pemain futsal.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan
menggunakan rancangan randomized pre-post test only control-grup design dimana terbagi
atas dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok pembanding, dengan
pertimbangan variasi antar individu dapat dihilangkan, jumlah sampel kecil dengan unit
eksperimen manusia. Sampel pada penelitian ini adalah pemain futsal dengan jumlah
sebesar 34 orang yang memenuhi faktor inklusi. Kelompok eksperimen adalah kelompok
vii
subyek yang diberikan intervensi rutinitas mandi dengan air hangat yang berjumlah 16
orang dan kelompok pembanding diberikan intervensi rutinitas mandi dengan biasa yang
berjumlah 18 orang. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa pengukuran tekanan
nadi dan Borg’s Scale untuk menilai pemulihan kelelahan pemain futsal.
Hasil peneltian yang telah dilakukan di lapangan pertandingan futsal, diperoleh
data dari 34 responden, responden laki-laki berumur dari 17 tahun sampai dengan 25 tahun
yang memiliki status mahasiswa dengan indeks massa tubuh yang normal (18.5-22.9)
adalah 18 orang pada kelompok perlakuan mandi biasa dan responden laki-laki berumur
dari 17 tahun sampai dengan 25 tahun yang memiliki status mahasiswa dengan indeks
massa tubuh yang normal (18.5-22.9) adalah 16 orang pada kelompok perlakuan mandi air
hangat.
Hasil analisis data menyatakan bahwa ada perbedaan rata-rata penurunan denyut
nadi sebelum sampai sesudah pertandingan pada kelompok mandi biasa dan mandi air
hangat, dilihat dari Significant Equal variances assumed adalah 0.006 yang berarti p<0.05
dengan taraf kepercayaan 95% dan tidak ada perbedaan kelelahan akhir yang diukur
menggunakan Borg’s Scale sesudah pertandingan pada kelompok mandi biasa dan mandi
air hangat, dilihat dari Significant Equal variances assumed adalah 0.860 yang berarti
p>0.05 dengan taraf kepercayaan 95%.
Pengaruh pemulihan kelelahan yang signifikan dapat dilihat dari rata-rata
penurunan denyut nadi namun belum memberikan kondisi yang berbeda jika diukur
menggunakan nilai Borg’s Scale, sehubungan dengan hal tersebut disarankan untuk tidak
membedakan rutinitas mandi biasa dan mandi air hangat terhadap pemulihan kelelahan
sebagai metode latihan pemain futsal.
viii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya mampu menyelesaikan Penelitian Skripsi ini.
Dalam penyusunan Penelitian Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Rutinintas
Mandi Air Hangat dan Mandi Biasa Terhadap Pemulihan Kelelahan Pemain
Futsal” penulis dibantu oleh banyak pihak. Melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. I W P Sutirta Yasa, M.Si sebagai ketua blok Elective Study
2. Dr. Putu Ayu Asri Damayanti, M.Kes sebagai sekretaris blok Elective Study
3. Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, MKes, Sp.Erg, AIFO sebagai
pembimbing pada Bagian Ilmu Faal di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
4. Keluarga, teman dan segenap pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per
satu yang telah mendukung terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari, bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Begitu pula
dengan Penelitian Skripsi ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap agar Penelitian Skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua.
Denpasar, Oktober 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. ........................................................ ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI .......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................................... v
RINGKASAN ................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH ......................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
1.4.1 Manfaat Praktis ............................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Akademis .......................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kelelahan dan Kelelahan Otot................................................. 6
2.1.1 Kelelahan .................................................................................... 6
x
2.1.2 Kelelahan Otot ............................................................................ 6
2.2 Faktor yang Menyebabkan Kelelahan .................................................. 7
2.3 Mekanisme Kelahan Otot ..................................................................... 8
2.4 Hubungan Pernapasan dan Pemulihan Kelelahan Otot ......................... 9
2.5 Pengaruh Mandi Suhu Berebeda terhadap Pemulihan…….
Kelalahan Otot .................................................................................... 11
2.6 Metode Pengukuran Kelelahan ........................................................... 11
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 14
3.2 Konsep ................................................................................................ 16
3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 17
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 18
4.2 Subyek Penelitian................................................................................ 19
4.2.1 Populasi ...................................................................................... 19
4.2.2 Kriteria Subyek .......................................................................... 19
4.2.3 Kriteria Tidak Dilanjutkan sebagai Sampel ............................... 19
4.2.4 Besar Sampel ............................................................................. 20
4.3 Variabel Penelitian ............................................................................. 20
4.3.1 Klasifikasi Variabel ................................................................... 20
4.3.2 Definisi Operasional Variabel.................................................... 21
4.4 Instrument Penelitian .......................................................................... 23
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 23
4.6 Prosedur Pengambilan Data ................................................................ 23
4.6.1 Tahap Persiapan ......................................................................... 23
4.6.2 Tahap Penelitian......................................................................... 24
4.6.3 Prosedur Pengukuran ................................................................. 24
4.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 25
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian ..................................................... 26
5.2 Karakteristik Subjek Penelitian........................................................... 26
xi
5.3 Hasil Pengamatan ............................................................................... 27
5.3.1 Gambaran Denyut Nadi Kelompok Perlakuan Mandi Biasa ..... 28
5.3.2 Gambaran Denyut Nadi Kelompok Perlakuan…….
Mandi Air Hangat ...................................................................... 29
5.3.3 Perbandingan Rata-Rata Perubahan Denyut Nadi Kelompok…..
Perlakuan Mandi Biasa dengan Kelompok Perlakuan…..
Mandi Air Hangat ...................................................................... 30
5.3.4 Gambaran Borg’s Scale Kelompok Perlakuan Mandi Biasa ..... 31
5.3.5 Gambaran Borg’s Scale Kelompok Perlakuan…..
Mandi Air Hangat ...................................................................... 32
5.3.6 Perbandingan Rata-Rata Perubahan Borg’s Scale Kelompok…..
Perlakuan Mandi Biasa dengan Kelompok Perlakuan ..................
Mandi Air Hangat ...................................................................... 33
5.4 Hasil Analisis Data ............................................................................... 34
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan......................................................................................... 37
6.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 42
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan ............................................................................................. 43
7.2 Saran ................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 45
LAMPIRAN ........................................................................................................ 47
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Perlakuan Mandi Biasa .............
Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pekerjaan, dan ....................
Indeks Massa Tubuh..................................................................... 27
Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Kelompok Perlakuan Mandi Air Hangat ....
Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Pekerjaan, dan ....................
Indeks Massa Tubuh..................................................................... 27
Gambar 5.3 Trend Rata-Rata Perubahan Denyut Nadi Kelompok .................
Mandi Biasa.................................................................................. 28
Gambar 5.4 Trend Rata-Rata Perubahan Denyut Nadi Kelompok .................
Mandi Air Hangat......................................................................... 29
Gambar 5.5 Hasil Independent T-Test Data Beda Rata-Rata Denyut ............
Nadi Sebelum Pertandingan Sampai Sesudah Pertandingan .......
Kelompok Perlakuan Mandi Biasa Dengan Rata-Rata ...............
Denyut Nadi Sebelum Pertandingan Sampai Sesudah ................
Pertandingan Kelompok Perlakuan Mandi Air Hangat................ 35
Gambar 5.6 Hasil Independent T-Test Data Beda Borg’s Scale .....................
Sebelum Pertandingan dan Sesudah Pertandingan ......................
Kelompok Perlakuan Mandi Biasa Dengan Borg’s Scale ...........
Sebelum Pertandingan Sampai Sesudah Pertandingan ...............
Kelompok Perlakuan Mandi Air Hangat ...................................... 36
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Angka Pemasukan Oxygen oleh Paru-Paru ................................. 10
Gambar 3.1 Konsep Penelitian ......................................................................... 16
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 18
Gambar 5.1 Grafik Garis Perbandingan Trend Rata-Rata perubahan .............
Denyut Nadi Kelompok Perlakuan Mandi Biasa ........................
Dengan Kelompok Perlakuan Mandi Air Hangat ........................ 30
Gambar 5.2 Grafik Garis Trend Rata-Rata Perubahan Nilai Borg’s Scale .....
Kelompok Perlakuan Mandi Biasa ............................................... 31
Gambar 5.3 Grafik Garis Trend Rata-Rata Perubahan Nilai Borg’s Scale .....
Kelompok Perlakuan Mandi Air Hangat ...................................... 32
Gambar 5.4 Grafik Garis Perbandingan Trend Rata-Rata Perubahan ............
Borg’s Scale Kelompok Perlakuan Mandi Biasa dengan ............
Kelompok Perlakuan Mandi Air Hangat ...................................... 33
Gambar 6.1 Grafik Garis Trend Rata-Rata Perubahan Denyut Nadi ..............
Kelompok Perlakuan Mandi Biasa ............................................... 37
Gambar 6.2 Grafik Garis Trend Rata-Rata Perubahan Denyut Nadi Kelompok
Perlakuan Mandi Air Hangat........................................................ 39
xiv
DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA
SINGKATAN
AT : Anaerobic Threshold
ATEMG : Anaerobic Threshold Electromyography
LAMBANG
(.) digunakan untuk memisahkan silabel
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Olahraga merupakan aktivitas yang penting dalam kehidupan
sehari-hari dapat menjaga kebugaran tubuh. Berolahraga secara tepat dan teratur
dapat selain menjaga, juga dapat meningkatkan kebugaran tubuh. Dalam
berolahraga yang baik, metode dalam pemulihan energi setelah olahraga juga harus
dipertimbangkan untuk mengurangi kelelahan yang diakibatkan oleh olahraga itu
sendiri.
Dalam berolahraga, energi yang digunakan berasal dari
pembentukan ATP melalui metabolisme karbohidrat dan metabolisme gula otot
yang telah tersimpan sebelumnya. Gula otot yang tersimpan dalam otot dapat
berkurang hingga setengahnya dalam waktu beberapa menit (Fournier et al., 2004).
Olahraga dengan berlari intensif secara berkelanjutan akan menghasilkan asam
laktat sebagai hasil metabolisme anaerobik, akan tetapi penumpukan asam laktat
menyebabkan sensasi kelelahan pada otot sehingga terjadi penurunan kemampuan
otot (Tong et al., 2014; Nakagawasai et al., 2013; Keffala dan Sluka, 2014).
Kelelahan adalah keadaan lemah pada tenaga, fisik, atau mental
yang ditandai dengan menurunnya kapasitas kerja dan menurunnya efisiensi respon
stimulus sehingga menimbulkan dampak negatif pada kehidupan keluarga,
hubungan sosial, kemampuan kerja dan intensitas latihan. Kelelahan dapat dibagi
menjadi tiga jenis yaitu sekunder, fisiologis, dan kronis. Kelelahan fisiologis
disebabkan oleh istirahat yang inadekuat, aktifitas fisik, atau ketegangan mental
2
sehingga menyebabkan berbagai macam efek seperti kelelahan otot (Nakagawasai
et al., 2013).
Kelelahan otot dapat berlangsung secara lokal. Kontraksi otot baik
statis maupun dinamis dapat meyebabkan kelelahan otot setempat. Kelelahan
tersebut terjadi pada waktu ketahanan (Endurance time) otot terlampaui. Faktor
penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan pengorganisasian kerja yang tidak
menjamin istirahat dan rekreasi, variasi kerja dan intensitas pembebanan fisik yang
tidak serasi dengan pekerjaan, faktor psikologis, misalnya rasa tanggungjawab dan
khawatir yang berlebihan, serta konflik yang kronis/menahun, lingkungan kerja
yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta tidak menimbulkan pengaruh negatif
terhadap kesehatan pekerja., status kesehatan dan status gizi dan umur (Titin dan
Risma, 2011).
Kelelahan otot terjadi akibat kontraksi otot yang kuat dan lama.
Kelelahan otot mempunyai risiko yang berbanding lurus dengan kecepatan gula
otot untuk menghasilkan energi. Secara khusus kelelahan otot dipicu oleh berbagai
faktor yang mayoritas berhubungan dengan oksigen di dalam tubuh. Pengurangan
transpor O2 yang diasosiasikan dengan peningkatan beban kerja dan desaturasi
lebih dari lima persen dari istirahat juga dapat mempercepat proses kelelahan otot
saat latihan (Amann, 2012). Kelelahan otot juga dapat terjadi akibat berkurangnya
jumlah gula otot dan penumpukan asam laktat yang ada dalam tubuh. Pada awalnya,
dalam metabolisme karbohidrat terdapat suatu ambang batas yang disebut
Anaerobic Threshold (AT). Pemulihan gula otot dari asam laktat membutuhkan
waktu yang panjang dan terhitung dalam hari.
3
Pemulihan sensasi kelelahan otot sangat penting untuk dilakukan
untuk memaksimalkan kembali fungsi otot. Pemulihan tersebut dapat dilakukan
dengan mandi air hangat (Lee et al., 2012). Mandi air hangat akan membantu tubuh
untuk memulihkan kelelahan melalui sistem termoregulasi (Pilch et al., 2014; Lee
et al., 2012). Hal ini disebabkan karena mandi air hangat mempunyai pengaruh
utama terhadap suhu tubuh dan mekanisme pengaturan pernafasan yang dapat
dimanfaatkan dalam pemulihan kelelahan ( Koike et al., 2013).
Pengaturan pernapasan dalam kondisi hangat akan membantu tubuh
untuk berelaksasi sehingga otot pernafasan akan bekerja dengan lebih teratur serta
mendapatkan asupan oksigen yang lebih banyak dan terjadi peningkatan kadar
HbO2 di dalam tubuh (Lee et al., 2012; Girard dan Racinais, 2014). Suhu
mempunyai efek yang medalam terkait fungsi fisiologis, dan perkembangan
kebugaran, seperti pertumbuhan, metabolisme, dan performa olahraga (Pang et al.,
2012). Denyut jantung akan bertambah cepat dan kekakuan otot akan berkurang
jika berada dalam paparan suhu yang hangat (40oC) (Lee et al., 2012). Metabolisme
tubuh juga akan naik jika terpapar suhu yang lebih hangat dari lingkungan ke suhu
dalam (Abreu-Vieira et al., 2015).
Pemanfaatan pengaturan pernafasan dan suhu yang dipadu menjadi
mandi air hangat adalah metode yang efektif dilakukan. Namun, saat ini belum ada
yang menjelaskan secara spesifik tentang pengaruh rutinitas mandi dengan suhu
tertentu pada pemulihan kelelahan pada pemain futsal. Kekurangan ini, membuat
penulis ingin mengetahui lebih dalam bagaimana pengaruh rutinitas mandi dengan
suhu tertentu pada pemulihan kelelahan tersebut.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh runtinitas mandi air hangat pada pemulihan kelelahan
pada pemain futsal di Denpasar?
2. Bagaimana pengaruh runtinitas mandi air biasa pada pemulihan kelelahan pada
pemain futsal di Denpasar?
3. Apakah ada perbedaan pengaruh runtinitas mandi air hangat dan air biasa
dalam pemulihan kelelahan pada pemain futsal di Denpasar ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh rutinitas mandi dengan suhu tertentu pada pemulihan kelelahan pemain
futsal di Denpasar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh runtinitas mandi air hangat pada pemulihan kelelahan
pemain futsal di Denpasar.
2. Mengetahui pengaruh runtinitas mandi air biasa pada pemulihan kelelahan
pemain futsal di Denpasar.
3. Mengetahui ada atau tidak perbedaan pengaruh runtinitas mandi air hangat dan
air biasa dalam pemulihan kelelahan pemain futsal di Denpasar.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Praktis
5
1. Untuk memberikan pengetahuan pada pemain futsal di Denpasar tentang
rutinitas mandi dengan suhu tertentu dalam pemulihan kelelahan yang paling
cepat.
2. Memaksimalkan pemulihan kelelahan dengan rutinitas mandi dengan suhu
tertentu pada pemain futsal di Denpasar.
1.4.2 Manfaat Akademis
1. Meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh runtinitas mandi air hangat pada
pemulihan kelelahan.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh runtinitas mandi air biasa pada
pemulihan kelelahan.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang ada atau tidak perbedaan pengaruh
runtinitas mandi air hangat dan air biasa dalam pemulihan kelelahan pemain
futsal di Denpasar.