47
PENGARUH RENDAMAN KOPI ROBUSTA ARABICA TERHADAP PERUBAHAN WARNA BAHAN TAMBALAN RESIN KOMPOSIT PROPOSAL Oleh : Practissa Roro Wigati 080113080 Dosen Pembimbing : dr. D. H. C. Pangemanan, MKes, AFM, AIFO drg. Ni Wayan Mariati, MKes PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN

PENGARUH RENDAMAN KOPI ROBUSTA ARABICA TERHADAP PERUBAHAN WARNA BAHAN TAMBALAN RESIN KOMPOSIT 2.docx

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH RENDAMAN KOPI ROBUSTA ARABICA TERHADAP

PERUBAHAN WARNA BAHAN TAMBALAN RESIN KOMPOSIT

PROPOSAL

Oleh :

Practissa Roro Wigati

080113080

Dosen Pembimbing :

dr. D. H. C. Pangemanan, MKes, AFM, AIFO

drg. Ni Wayan Mariati, MKes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2015

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH RENDAMAN KOPI ROBUSTA ARABICA TERHADAP

PERUBAHAN WARNA BAHAN TAMBAL RESIN KOMPOSIT

Proposal

Oleh:

Practissa Roro. Wigati

080113080

Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

dr. D. H. C. Pangemanan, M K es, AFM, AIFO disetujui tanggalPembimbing I

drg. Ni Wayan Mariati, Mkes disetujui tanggalPembimbing II

Mengetahui,Koordinator Program Studi,

Prof. dr. Pieter L. Suling, MSc, SpKK(K), FINSDV, FAADV

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan yang sangat menonjol di bidang restorasi gigi pada saat ini ditandai

dengan dikembangkannya material resin komposit yang banyak digunakan

sebagai material restorasi. Resin komposit adalah salah satu bahan restorasi yang

terdiri dari dua atau lebih komponen yang masing-masing mempunyai struktur

dan sifat yang berbeda. Resin komposit merupakan salah satu material restorasi

pada kedokteran gigi yang telah digunakan sejak 30 tahun lalu. Resin komposit

merupakan bahan tumpatan pilihan yang potensial dan terus berkembang dengan

sifat-sifat fisis, warna dan kekuatan perlekatan terhadap jaringan gigi sehingga

memungkinkan penggunaan resin komposit untuk gigi anterior maupun posterior.1

Kekasaran bahan permukaan restorasi dalam rongga mulut adalah salah satu

kriteria yang sangat penting untuk menentukan dan memprediksi kesuksesan

klinis suatu restorasi.Permukaan bahan restorasi yang kasar dapat menyebabkan

rasa yang tidak enak pada rongga mulut.

Material ini mempunyai estetik yang lebih baik dibanding restorasi lain,

Keunggulan lainnya adalah warna yang mirip dengan struktur gigi asli, shrinkage

rendah, absorpsi cairan rendah, dapat dipoles tekstur permukaannya, serta abrasi

dan ketahanan pemakaian sama dengan struktur gigi. Namun selama pemakaian

dapat mengalami perubahan warna. Perubahan warna resin komposit terjadi

karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik dapat disebabkan oleh

3

bahan resin komposit itu sendiri yaitu: jenis filler, perubahan resin matrik, kurang

kuatnya penyinaran menyebabkan perubahan dari resin matrik itu sendiri dan

perubahan antar muka antara matrik dan filler, monomer sisa yang tidak

terpolimerisasi pada waktu polimerisasi. Stabilitas warna resin matrik juga

rendah, karena sifat resin yang dapat mengabsorpsi cairan. Perubahan warna

bahan restorasi resin komposit merupakan faktor ekstrinsik yang dipengaruhi oleh

cairan atau zat pembawa warna di sekitar lingkungan restorasi resin komposit

tersebut berada, misalnya: kopi, teh, wine, minuman ringan, nikotin, obat kumur

serta plak dan oral hygiene yang rendah. Salah satu minuman yang sering

dikonsumsi dan dapat menyebabkan perubahan warna pada resin komposit adalah

kopi. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan minum kopi dengan frekuensi

rata-rata dua cangkir sehari padausia 30-39 tahun.1

B. Rumusan Masalah

Apakah pengaruh rendaman kopi Robusta Arabica terhadap perubahan warna

bahan tambal resin komposit

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh rendaman kopi Robusta Arabica terhadap perubahan warna

bahan tampal resin komposit

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Data yang didapatkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh

Rendaman kopi Robusta Arabica terhadap bahan tambal resin komposit

4

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi masyarakat

Data hasil penelitian dapat menjadi tambahan informasi bagi masyarakat

yang sering mengkonsumsi minuman berwarna terutama bagi pasien yang

menggunakan bahan tambal resin komposit

b. Manfaat bagi dokter gigi

Data hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi dokter gigi untuk

menangani dan seebagai bahan anjuran terhadap pasien

c. Manfaat bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam membuat

karya ilmiah serta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama

proses perkuliahan.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Resin komposit

Resin komposit telah digunakan sejak 50 tahun yang lalu hingga saat ini

telah banyak peningkatan yang ditemukan baik dari segi komposisi maupun cara

penggunaannya. Sejak tahun 1960, telah ditemui banyak klasifikasi dari resin

komposit, salah satunya berdasarkan ukuran filler yang digunakan yaitu

konvesional atau tradisional, microfine atau small particle composite dengan

silicium dioxide microfillers, dan hybrid (microhybrid, minihybrid, submicron

hybrid dan nanohybrid).

Resin komposit adalah tumpatan yang mengeras karena menyatunya unit-unit

monomer menjadi molekul yang besar yaitu polimer. Istilah bahan komposit

mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurangkurangnya dua bahan kimia

yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata diantara keduanya. Bila

konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan yang tidak dapat

diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi resin

komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi

anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat

matriksnya ditingkatkan.

Dalam ilmu kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum mengacu

pada penambahan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin.

Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi

bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin

6

komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan

pengisi, dan bahan coupling. Bahan restorasi ini mempunyai estetik yang sangat

baik dan paling sering digunakan untuk merestorasi gigi anterior. Namun

penggunaan resin komposit sebagai bahan restorasi gigi posterior juga

berkembang sangat pesat karena keinginan pasien untuk mendapatkan restorasi

yang sewarna dengan gigi. Bahan restorasi komposit memiliki kemampuan

perlekatan yang kuat, dan mempunyai warna restorasi yang sangat estetik dan

memuaskan.

Gambar 1. Restorasi Preventif Resin pada Pit dan Fisure

7

1. Komposisi Resin Komposit

Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan utama

yaitu Matriks Resin dan Partikel Pengisi Anorganik. Disamping kedua bahan

tersebut, beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan

ketahanan bahan. Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untuk memberikan

ikatan antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga aktivator-aktivator

diperlukan untuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan tambahan lain

meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra violet) dan mencegah

polimerisasi dini (bahan penghambat seperti hidroquinon).

a. Resin Matriks

Bis-GMA, urethane dimetacrylate (UEDMA), dan triethylene glycol

dimetacrylate (TEGDMA) adalah golongan dimetakrilat yang umumnya

digunakan sebagai matriks resin komposit, dengan struktur kimia seperti pada

Gambar 2.BisGMA merupakan derivat hasil reaksi antara bisphenol-A dan

glycidylmethacrylate.Bis-GMA dan urethane dimethacrylate merupakan jenis

monomer berviskositas tinggi.Selain itu terdapat juga monomer berviskositas

rendah seperti methyl methacrylate (MMA), ethylene glycol dimethacrylate

(EDMA) dan triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA).

8

Gambar 2. Struktur kimia Bis-GMA, UEDMA, dan TEGDMA6

Bis-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan tinggi karena

memiliki berat molekul yang tinggi.Penambahan filler dalam jumlah kecil saja

menghasilkan komposit dengan kekakuan yang dapat digunakan secara klinis.

Untuk mengatasi masalah tersebut, monomer yang memiliki kekentalan rendah

yang dikenal sebagai pengontrol kekentalan ditambahkan seperti metil metkrilat

(MMA), etilen glikol dimetakrilat (EDMA), dan trietilen glikol dimetakrilat

(TEGDMA) adalah yang paling sering digunakan.

b. Partikel Bahan Pengisi

Tumpatan rersin biasanya dicambur dengan bahan yang berbeda sifatnya yang

kita sebut sebagai filler, filler merupakan quartz atau kaca dengan ukuran partikel

berkisar antara 0,1-100 µm ataupun silika dengan ukuran ± 0,04 µm. Keuntungan

9

dimasukkannya bahan pengisi ke dalam matriks resin antara lain untuk

mengurangi pengerutan dan koefisien termal ekspansi, meningkatkan sifat

mekanis dari resin itu sendiri, dan menentukan aspek estetis dari resin komposit

seperti warna, translusensi, dan fluorosensi. Selain itu dapat pula dimasukkan

logam berat seperti barium dan strontium yang akan memberikan radiopasitas

pada komposit.

c. Bahan Coupling

Coupling agentssilan telah dianjurkan dalam meningkatkan sifat mekanik dari

resin komposit. Namun, penyelidikan pada peningkatan kekuatan ikatan alumina

terutama pada keramik komersial primer yang mengandung bahan coupling

agents silan dan pengobatan tribochemical. Secara umum, ada banyak jenis

agents coupling agents silant yang diformulasikan untuk ikatan spesifik antara

filler dan matriks resin yang berbeda. Parameter kelarutan digunakan untuk

mempertimbangkan penetrasi agents coupling agents silan ke dalam matriks

resin, khususnya resin termoplastik.

Gambar 3.y-methacryloxypropyltrimethoxysilane (Ferrance, 1995).

10

3. Sistem Aktivator-inisiator

Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan

mekanisme polimerisasi tambahan yang diawali oleh radikal bebas.Radikal bebas

dapat berasal dari aktivasi kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau

sinar).

4. Bahan penghambat

Untuk meminimalkan atau mencegah polimerisasi spontan dari monomer bahan

penghambat ditambahkan pada sistem resin.Penghambat ini mempunyai potensi

yang kuat dengan radikal bebas, bila radikal bebas telah terbentuk seperti suatu

pemaparan singkat terhadap sinar. Bahan penghambat bereaksi dengan radikal

bebas dan kemudian menghambat perpanjangan rantai dengan mengakhiri

kemampuan radikal bebas untuk mengawali proses polimerisasi

5. Modifier Optik

Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus

memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur

gigi.Warna dapat diperoleh dengan menambahkan pigmen yang berbeda, bahan

pigmen ini seringkali terdiri dari oksidasi logam berbeda yang ditambahkan dalam

jumlah sedikit.

11

B. Sifat-sifat Resin Komposit

1. Fisik dan Kimia

a. Compressive Strengeth (daya tahan terhadap tekanan)

Berikatannya partikel bahan pengisi dengan matriks resin memungkinkan

matriks polimer lebih fleksibel dalam meneruskan tekanan ke partikel

pengisi. Ikatan antara keduanya diperoleh dengan adanya bahan

coupling.Aplikasi bahan/coupling yang tepat dapat meningkatkan sifat

mekanis dan fisik serta memberikan kestabilan hidrolitik dengan

mencegah air menembus sepanjang perlekatan bahan pengisi dan resin.

Komposit mikrofil mempunyai nilai yang lebbih tinggi dibandingkan

dengan kmposit makrofi.Tetapi dari pengamatan klinik pada tumpatan

kelas I atau kelas II komposit makrofil tidak menunjukan kegagalan

karena nilai compressive strength ini hanya sedikit berpengaruh dalam

pemakaian klinik.

b. Tensile Strenght (daya tahan terhadap tarikan)

Nilai makrofil lebih besar dibandingkan mikrofil komposit. Nilai ini

berpengaruh besar terhadap kekuatan lekat tumpatan pada email yang telah

di etsa. Walaupun dalam klinik tidak dijumpai kegagalan dari mikrofil

komposit dalam hal ini tetapi tensile strength yang tinggi penting bila kita

melakukan penumpatan pada kavitas kelas IV.

12

c. Modulus of elasticity (nilai batas kekenyalan)

Makrofil komposit mempunyai nilai tiga kali lebih tinggi dibandingkan

komposit mikrofil.Tetapi secara klinis hal ini tidak berarti utnuk tumpatan

yang melekat baik pada jaringan gigi.

d. Polymerizatiion contraction (penyusutan pada polimerasi)

Pada resin komposit berakibat terbentukn ya celah antara tumpatan dan

jaringan gigi, atau pecahnya ikatan antara tumpatan dan gigi.Celah ini tidak

menguntungkan karena merupakan jalan masuk kuman dan penyebab

terjadinya perubahan warna.

e. Hygroscopic Expansion (pemuaian karena penyerapan)

Terjadinya penyerapan air pada saat polimerasi.Komposit mikrofil dalam

hal ini mempunyai nilai penyerapan air yang lebih besar dibandingkan dengan

komposit makrofil.Sifat penyerapan ini dapat mengimbangi penuyusutan

akibat plimerasi.

f. Coifisien Of Thermal Expansion (koefision muai suhu)

Komposit mikrofil punya nilai untuk lebih tinggi dari komsit

makrofil, dimana nilai kedua tersebut jauh lebih besar dibandingkan koefisien

muai suhu jaringan keras gigi. Keadaan ini akan berakibat terjadinya celah

pada perubahan suhu antara tumpatan dan gigi. Tetapi sifat ini tidak

berdampak besar pada klinik karena air tang terserap dalam polimerasi pada

tumpatan dapat menjadi antagonis dari perubahan suhu yang terjadi.

Elasatisitas dari jaringan gigi juga merupakan bantuan untuk mencegah akibat

buruk dari perubahan suhu.

13

C Macam-macam Resin Komposit

1. Macrofilled Composite Resin

Fillernya berkisar antara 1-50 mikron dan mencapai 75-80% dari berat

tumpatan.sering kali juga filler mengandung barium agar tumpatan tampatk

radio-opak dalam foto sinar X.

2. Microfilled Compisite Resin

Fillernya berkisar antara 0,02-0,05 mikron. Beberapa modifikasi dari silica

dioksida sebagai filler dalam resin kompsit ini yang mencapai 50-60% dari

berat tumpatan.

3. Hybrid Compossite Resin

Resin komposit dengan filler campuran antara macrofiller dan microfiller.

Berat filler mencapai 70-80%.Dengan ukuran partikel mulai dari 0,6 sampai

1 mikrometer, dan mengandung silika koloid berukuran 0,04 mikrometer.

Kelompok ini sebagian besar merupakan penyusun komposit dan saat ini

digunakan dalam kedokteran gigi. Sifat karakteristik dari bahan ini adalah

ketersediaan berbagai macam warna dan kemampuan untuk meniru struktur

gigi, kurangnya penyusutan, penyerapan air yang rendah, sifat pemolesan

dan texturing yang baik, abrasi dan keausan yang sangat mirip dengan

stuktur gigi, koefisien expansi termal yang mirip dengan gigi, formula

universal untuk kedua sektor anterior dan posterior, perbedaan derajat dari

kekaburan dan tembus cahaya dalam sifat yang berbeda dan fluoresensi.

14

4. Nanofilled

Nanofilled merupakan bahan restorasi universal yang diaktifasi oleh

visible-light yang dirancang untuk keperluan merestorasi gigi anterior

maupun posterior memiliki sifat kekuatan dan ketahanan hasil poles yang

sangat baik, dikembangkan dengan konsep nanotechnology, yang biasanya

digunakan untuk membentuk suatu produk yang dimensi komponen

kritisnya adalah 0,1 hingga 100 nanomer.

D. Indikasi dan Kontra Indikasi

1. Bahan resin komposit direkomendasikan untuk kasus kasus sebagai

berikut yaitu :

a. Karies pada pit dan fisur kelas I dimana restorasi resin preventif

konservatif tepat untuk dilakukan

b. Karies kelas I yang meluas ke dentin

c. Restorasi kelas II pada gigi susu yang tidak meluas diluar sudut garis

proksimal

d. Restorasi kelas II pada gigi permanen yang meluas kira-kira 1/3 sampai

½ panjang interkuspal bukolingual gigi

e.. Restorasi kelas III, IV, V untuk gigi susu dan gigi permanent 4

2. Bahan resin komposit bukanlah suatu pilihan restorasi untuk kasus-kasus

seperti berikut :

a. Bila gigi tidak bisa diisolasi untuk kontrol kelembaban

b. Individu yang membutuhkan restorasi permukaan multipel dan besar

pada gigi susu posterior 27

15

3. Pasien resiko tinggi memiliki karies multipel dan/atau gigi demineralisasi dan

kebersihan mulut yang buruk.

E. Keuntungan dan kerugian resin komposit

1. Estetika

2. Konservatif removal struktur gigi (tidak perlu kedalaman yang seragam,

retensi mekanik biasanya tidak diperlukan)

3. Kurang kompleks saat mempersiapkan gigi

4. Isolator, memiliki konduktivitas termal rendah

5. Digunakan secara universal

6. Berikatan dengan struktur gigi, sehingga retensi baik, microleakage

rendah, pewarnaan interfasial minimal, dan peningkatan kekuatan struktur

gigi yang tersisa

7. Dapat diperbaiki

Kerugian utama dari restorasi komposit berhubungan dengan pembentukan celah

potensial dan prosedural yang sulit. Berikut ini adalah daftar dan kerugian lain

dari restorasi komposit

1. Memungkinkan terdapat pembentukan celah, biasanya terjadi pada

permukaan akar sebagai akibat dari kekuatan penyusutan polimerisasi

material komposit yang lebih besar dari kekuatan ikatan awal bahan untuk

dentin.

2. Lebih sulit, memakan waktu, dan mahal (dibandingkan dengan restorasi

amalgam) karena:

16

3. Perawatan gigi biasanya membutuhkan beberapa tahapan.

4. Pengisian yang lebih sulit

5. Menetapkan kontak proksimal, kontur aksial, embrasures, dan kontak

oklusal yang mungkin akan lebih sulit

6. Prosedur finishing dan polishing lebih sulit

7. Ini merupakan teknik yang lebih sensitif karena lokasi operasi harus tepat

terisolasi dan penempatan ETSA, primer dan perekat pada struktur gigi

(enamel dan dentin) ini sangat menuntut teknik yang tepat.

8. Dapat memperlihatkan keausan oklusal yang lebih besar pada daerah-

daerah tekanan oklusal yang tinggi atau bila seluruh kontak oklusal gigi

adalah pada bahan komposit.

9. Memiliki koefisien linier ekspansi termal yang lebih tinggi, sehingga

berpotensi terjadi perembesan marjinal jika teknik ikatan yang kurang

memadai ini digunakan.

F. Perubahan Warna Resin Komposit

Kegagalan estetik merupakan salah satu penyebab penggantian

restorasi.Kombinasi yang bagus antara warna gigi dan warna material restorasi

sebelum dicuring adalah faktor klinis yang penting untuk mendapatkan hasil yang

bagus.Kombinasi ini harus dapat bertahan setelah material dicuring dan selama

pemakaian.Jika warna komposit berubah selama pemakaian, kelebihan utamanya

yaitu estetik, hilang.

Perubahan warna pada resin komposit setelah penumpatan dapat terjadi karena

dua faktor. Faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yang dapat

17

mempengaruhi perubahan warna adalah komposisi resin matriks dan ukuran

partikel filler.19

Faktor ekstrinsik yang dapat menyebabkan diskolorasi pewarnaan oleh karena

adanya absorbsi zat warna dari minuman, makanan, tembakau, bahan kumur dan

pengaruh sinar ultraviolet. 8, 16, 19, 20, 21

Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh kontak langsung yang terlalu

sering dengan berbagai minuman berwarna seperti kopi, teh, jus, arak, dan minyak

wijen. Perubahan warna juga bisa terjadi dengan oksidasi dan akibat dari

penggantian air dalam polimer matriks

G. Mekanisme perlekatan Resin Komposit Pada Struktur Gigi

Jika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dan

komponen-komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen.Ikatan

adhesive yang kuat sebagai hasilnya.Bentuk adhesive ini disebut penyerapan

kimia, dan dapat merupakan ikatan kovalen atau ion.

Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara mekanis

atau retensi, perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukan gaya

tarik menarik oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yang

melibatkan penggunaan skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara

resin komposit dengan permukaan gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam

dan pemberian bonding.

1. Teknik etsa asam

Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akan

ditambal diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit

larut dan hal tersebut berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian

18

tepi, inti prisma dan menghasilkan bentuk yang tidak spesifik dari struktur

prisma. Kondisi tersebut menghasilkan pori-pori kecil pada permukaan email,

tempat kemana resin akan mengalir bila ditempatkan kedalam kavitas.

Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan

antara permukaan email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email.

Kekuatan ikatan terhadap email teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu

alasannya adalah bahwa asam meninggalkan permukaan email yang bersih,

yang memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Proses

pengasaman pada permukaan email akan meninggalkan permukaan yang

secara mikroskopis tidak teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk

lembah dan puncak pada email, yang memungkinkan resin terkunci secara

mekanis pada permukaan yang tidak teratur tersebut. Resin “tag” kemudian

menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi. Panjang tag yang efektif

sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior adalah 7-25 μm.

Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 %

adalah tepat, konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan

monokalsium fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat

kelarutan lebih lanjut. Asam ini dipasok dalam bentuk cair dan gel dan

umumnya dalam bentuk gel agar lebih mudah dikendalikan. Asam

diaplikasikan dan dibiarkan tanpa diganggu kontaknya dengan email minimal

selama 15-20 detik.

Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan

dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna

19

putih seperti bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus

terjaga tetap bersih dan kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan

yang baik. Karena email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email.

Teknik etsa asam menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.

2. Bahan bonding

Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan

juga membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori

di dalam dentin dan akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau

anorganik. Karena matriks resin bersifat hidrofobik, bahan bonding harus

mengandung hidrofilik maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat

dapat berinteraksi pada permukaan yang lembab, sedangkan bagian

hidrofobik harus berikatan dengan restorasi resin.

a. Bahan bonding email

Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia.

Email terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral

tersusun dari jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat

kecil. Dimana tersusun secara rapat sehingga membentuk perisma email

secara bersamaan berikatan dengan matriks organik. Pada perisma yang

panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 μm.Krital

hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu

tidak memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara

kristal dapat terisi air dan material organik. Bahan bonding biasanya terdiri

atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa pasi atau hanya dengan

sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email dikembangkan untuk

20

meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya,

kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan

monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan

kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan

tetapi cendrung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag

yang optimum pada email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut

telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang digunakan pada

dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada

enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.

b. Bahan bonding dentin

Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh

panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan

matriks dentin.Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 %

materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm

dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan

pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm didekat dentino enamel

jungtion dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa. Penggunaan asam pada

etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage atau kehilangan tahanan tidak

lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan timbul pada

resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang tidak

sempurna dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri dari :

21

1. Dentin Conditioner

Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang

terbentuk pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk

dentinconditioer antara lain asam maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric dan

asam nitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan dentin akan menghasilkan

reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan larutnya

hidroksiapatit yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya

permukaan demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat

asam yang digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari

dentinconditioner mengandung glutaralhyde.Glutaralhyde dikenal sebagai bahan

untuk penyambung kolagen. Proses penyambungan ini untuk menghasilkan

substrat dentin yang lebih kuat dengan meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari

struktur kolagen.

2. Primer

Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu

menyatukan antara komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan

dentin yang bersifat hidrofilik.Oleh karena itu primer berfungsi sebagai prantara,

dan terdiri dari monomer bifungsional yang dilarutkan dalam larutan yang

sesuai.Monomer bifungsional adalah bahan pengikat yang memungkinkan

penggabungan antara dua material yang berbeda.

M adalah gugus metakrilat yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan

komposit resin dan meningkatkan kekuatan kovalen, S adalah pembuat celah yang

biasanya meningkatkan fleksibilitas bahan pengikat. Dan R adalahreactive group

22

yang merupakan gugus polar atau gugus terakhir (membentuk perlekatan dengan

jaringan gigi).Ikatan polar ini terbentuk akibat distribusi elektron yang

asimetris.Reactive group dalam bahan pengikat ini dapat berkombinasi dengan

molekul polar lain di dalam dentin, seperti gugus hidroksi dalam apatit dan gugus

amino dalam kolagen.Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik tetapi bisa

juga dalam beberapa kasus terjadi ikatan kimiawi.

Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling banyak

digunakan.HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam permukaan

dentin yang mengalami demineralisasi dan kemudian berikatan dengan kolagen

melalui gugus hidroksil dan amino yang terdapat pada kolagen.Aksi dari bahan

pengikat dari larutan primer adalah untuk membuat hubungan ataupun ikatan

molekular antara poli (HEMA) dan kolagen.

· Sealer (Bahan pengisi)

Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA dan

HEMA.Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin.

B. KOPI

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan

dihaluskan menjadi bubuk.Kopi merupakan salah satu komiditas di dunia yang

dibudidayakan lebih dari 50 negara.Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara

umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea

arabica).

Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari

pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan

23

tangan  kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum

menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat

derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan

menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan

berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia dibenua Afrika sekitar

3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat

ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh

berbagai kalangan masyarakat.Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih

dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. disamping rasa dan aromanya yang menarik,

kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu

empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).

24

C. Kerangka konsep

Gambar 5. Kerangka Teori Konsep

25

Resin komposit

Lama perendaman kopi Rpbusta Arabica

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain yang digunakan adalah penelitian experimental murni (true

experimental) dengan pendekatan pre and post test only group design.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian dilakukan di Bagian Farmasi Universitas Sam Ratulangi

Manado.

2. Waktu penelitian yaitu pada bulan Oktober 2015

C. Subjek Penelitian

1. Subjek sampel :

Resin komposit

2. Penentuan jumlah sampel

Mempergunakan rumus Frederer:

(n-1) (t-1) ≥ 15

t = jumlah perlakuan = 3

n = jumlah sampel

(n-1) (3-1) ≥ 15 = 2 (n-1) ≥ 15 = n ≥ 8,5

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel minimal yang

diperlukan adalah 9 sampel, dengan jumlah 3 perlakuan.

26

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Reaksi kopi Robusta Arabica

2. Variabel Terikat

E. Definisi Opersional

1. Sampel adalah resin komposit dengan ketebalan 2 mm dan diameter 5 mm

2. Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan

dihaluskan menjadi bubuk. Kandungan utama kopi yaitu kafein yang

senyawa kimia alkaloid dikenal sebagai trimetilsantin dengan rumus

molekul C8H10N4O2.

1. Perubahan warna resin komposit yang direndal dalam kopi robusta

Arabica. Diskolorisasi berdasarakan atas ada atau tidak ada perubahan

warna pada resin komposit.

2. Diskolorisasi yang terjadi pada resin komposit yang direndam dengan

menggunakan larutan kopi dinilai dengan menggunakan skor perubahan

warna. Warna yang terdapat pada shade guide diurutkan terlebih dahulu

mulai dari yang paling terang hingga yang paling gelap. Warna yang telah

diurutkan tersebut dilakukan penomoran sesuai degan urutannya. Urutan

skor perunahan warna sebagai berikut :

B1=1,A1=2,B2=3,D2=4,A2=5,C1=6,C2=7,D4=8,A3=9,D3=10,B3=1,

A35=12,B4=13,C3=14,A4=15,C4=16.

D. Alat dan bahan penelitian

1. Alat penelitian:

27

a. Neerbeken

b. Sedotan pipet diameter 15x2mm

c. Pinset

d. Instrument plastic

e. Vaselin

f. Handskun

g. Masker

h. Timbangan digital

i. Kotak plastic tempat merendam resin komposit

j. Alat uji shade guide

2. Bahan penelitian:

a. Kopi hitam jenis robusta

b. Resin komposit

G. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut :

1. Prosedur pembuatan sampel

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian

b. Pembuatan lempeng resin kompositmenggunakan sedotan yang

dipotong tebal ketebalan 2mm dan diameter 15mm.

28

c. Resin komposit diaplikasikan dengan menggunakan instrument plastis

dan diletakkan pada sedotan pipet berukuran diameter 15 mm dan tebal

2 mm yang telah diulasi vaselin dengan tujuan agar tidak lengket

dengan sedotan pipet.

d. Resin komposit didiamkan selama …. Jam dengan suhu kamar (ruang

penelitian Farmasi Fakultas MIPA)

e. Resin komposit dikeluarkan dari sedotan pipet.

f. Diperoleh sampel resin komposit.

2. Persiapan Larutan

a. Larutan kopi hitam jenis Robusta Arabica sebanyak 3 gelas yaitu

masing-masing 1 gelas larutan dibuat dengan konsentrasi yang berbeda

b. Bubuk kopi di timbang dengan menggunakan alat timbangan digital

lalu dilarutkan dengan air sebanyak 200cc.

c. Biarkan larutan tersebut hingga sesuai dengan suhu ruangan.

3. Perendaman dan Pengujian Sampel

a. Sampel dari setiap kelompok diambil dengan menggunakan pinset dan

direndam dengan saliva buatan dengan suhu 37ºC selama 24

jam .Warna asli restorasi di ukur sebelum direndam ke dalam bahan

pewarna dengan menggunakan shade guide.

29

b. Setelah itu semua sampel direndam pada larutan kopi dengan

konsentrasi yang berbeda yaitu 0,8% 1,6% 3,2%. Perendaman

dilakukan selama 7 hari dengan suhu 37ºC.

c. Sampel yang telah direndam sesuai waktunya, diambil satu per satu dari

wadah menggunakan pinset dan diletakan dalam nierbeken dan diukur

kembali dengan menggunakan shade guide.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data

Data diperoleh melalui proses eksperimen kemudian diolah dengan

menggunakan teknik pengolahan data secara tabulating data (data disajikan

dalam bentuk tabel) dan secara entering dengan merumuskan data dalam

tabel pengolahan data.

2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif,

dilakukan dengan memakai uji statistik menggunakan bantuan perangkat

lunak computer (software). Terlebih dahulu dicari distribusi normal dengan

30

menggunakan uji Komologorove Smirnov (KS) kemudian dilanjutkan dengan

menggunakan Levene‟s test jika p > 0,05 berarti seluruh sampel homogen.

Kemudian dilanjutkan dengan uji One way Anova untuk mengetahui adanya

perbedaan dari berbagai konsentrasi larutan kopi hitam jenis robusta terhadap

perubahan warna resin komposit. Jika ada perbedaan dilanjutkan dengan

menggunakan uji LSD ( Least Significant Deference)

I. Skema dan Alur Penelitian

31

Uji perubahan warna (shade guide vita classical)

Resin komposit direndam dalam

larutan kopi Robusta Arabika dengan

konsentrasi 1,6 % selama 7 hari

Resin komposit direndam dalam

larutan kopi Robusta Arabika dengan

konsentrasi 0,8 % selama 7 hari

Sampel resin komposit didiamkan dengan suhu kamar selama … jam

Pembuatan sampel resin komposit berdiameter 15 dengan ketebalan 2 mm

Resin komposit direndam dalam

larutan kopi Robusta Arabika dengan

konsentrasi 3,2 % selama 7 hari

Analisis Data

32