132
PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, MANAGEMENT, EARNING, LIQUIDITY ), KOMITE AUDIT, DAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA (STUDI BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011 - 2016) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh Rafigah Lusitania Isma 11140850000053 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

  • Upload
    phamthu

  • View
    238

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, MANAGEMENT,

EARNING, LIQUIDITY ), KOMITE AUDIT, DAN DEWAN PENGAWAS

SYARIAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI

INDONESIA

(STUDI BANK SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011 - 2016)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh

Rafigah Lusitania Isma

11140850000053

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

i

Page 3: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

ii

Page 4: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

iii

Page 5: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

iv

Page 6: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

v

CURICULUM VITAE

Nama : Rafigah Lusitania Isma

Tempat Tanggal Lahir : Depok, 20 Oktober 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Setu Baru Gg Al – Furqon IV No. 63 Rt 02/01

Sukmajaya,

Depok

No. Tlp : 021 – 77828069

E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

SDN Sukmajaya 5 Depok 2002-2008

SMPN 6 Depok 2008-2011

SMK Negeri 62 Jakarta Selatan 2011-2014

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014-2018

Page 7: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

vi

ABSTRACT

This research aims to analyze the effect of the ratio of CAMEL (Capital, assets,

Management, Earnings, Liquidity), the audit committee as well as DPS against

profitability syariah banks in Indonesia. The data used in this study is the annual

report of the year 2011-2016. Data processing methods used by researchers is the

analysis of multiple linear. The research results showed CAR, KAP, NPM, BOPO,

Current Ratio, Audit Commiittee, and DPS has influence on the profitability of

Islamic banks are calculated using a constellation of ROA.

Keywords : Ratio CAMEL (Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity),

Audit Committee, DPS, Return on Asset.

Page 8: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pegaruh rasio CAMEL (Capital, Asset,

Management, Earnings, Liquidity), komite audit serta dewan pengawas syariah

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari tahun 2011-2016. Metode

pengolahan data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis linier berganda.

Penelitian ini menggunakan program computer SPSS versi 21. Hasil penelitian

menunjukan bahwa Capital dengan menggunakan rasio CAR, Management yang

menggunakan rasio NPM, Earning dengan menggunakan rasio BOPO, dan Liquidity

yang dihitung menggunakan Current Ratio berpengaruh terhadap profitabilitas bank

syariah yang diukur menggunakan ROA. Sedangkan Aset yang menggunakan rasio

KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap

profitabilitas bank syariah yang dihitung menggunakan rasio ROA.

Kata kunci : Rasio CAMEL (Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity),

Komite Audit, Dewan Pengawas Syariah, Return on Asset.

Page 9: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan

petunjuk-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Rasio CAMEL ( Capital,

Asset, Management, Earning, Liquidity ), Komite Audit, dan Dewan Pengawas

Syariah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia (Studi Bank Syariah Di

Indonesia Tahun 2011-2016)” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan,

bimbingan, petunjuk, dan saran dari semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Kepada kedua orang tua, papa dan mama serta adik yang selalu membimbing

dan mendukung penulis baik moril maupun materil tanpa pernah mengeluh

dan putus asa menberikan motivasi serta do’a kepada penulis dalam kondisi

apapun.

2. Bapak Dr. Arief Muf’raini, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., Ketua Jurusan Perbankan Syariah

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Herni Ali HT, SE., MM., Sebagai Pembimbing yang dengan penuh

kesabaran, keikhlasan, serta memberikan berbagai motivasi dan semangat,

sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Perbankan Syariah Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah Mrngajatkan

dan mentransfer ilmu kepada seluruh mahasiswa khususnya saya sendiri.

Page 10: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

ix

6. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas

bantuan dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

7. Seluruh keluarga besar especially Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms yang telah

menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi

ini.

8. Roby Awaludin Hentoro yang telah memberikan do’a, motivasi, dan inspirasi

yang tiada hentinya kepada penulis. Serta mendengarkan dan membantu

segala keluh kesah penulis dalam semua proses penulisan skripsi.

9. Teman-teman kampus “almira, lita, rahmi, vicka, dan zulisa” yang

memberikan banyak bantuan serta berjuang dari awal semester sampai saat

ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 29 Januari 2018

Rafigah Lusitania Isma

Page 11: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

Kata Pengantar ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................. 10

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11

1. Tujuan Penelitian ................................................................................ 11

2. Manfaat Penelitian .............................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14

A. Landasan Teori .......................................................................................... 13

1. Bank Syariah ....................................................................................... 14

2. Rasio CAMEL ..................................................................................... 18

3. Komite Audit ....................................................................................... 21

4. Dewan Pengawas Syariah ................................................................... 30

5. Profitabilitas ........................................................................................ 32

B. Keterkaitan Antar Variabel Dan Perumusan Hipotesis ............................. 35

C. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 39

D. Kerangka Penelitian .................................................................................. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 46

A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 46

Page 12: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

xi

B. Jenis Penelitian .......................................................................................... 46

C. Metode Penentuan Sample ........................................................................ 46

1. Populasi Penelitian .............................................................................. 46

2. Sampel Penelitian ................................................................................ 47

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 48

E. Metode Analisis Data ................................................................................ 49

1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 49

a. Uji Normalitas ............................................................................... 50

b. Uji Multikolinearitas ..................................................................... 50

c. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 51

d. Uji Autokorelasi ............................................................................ 52

2. Uji Statistik.......................................................................................... 52

a. Uji F (Uji Signifikasi Simultan) .................................................... 52

b. Uji t (Uji Signifikasi Parsial)......................................................... 53

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................... 54

d. Uji Regresi Linier Berganda ......................................................... 55

F. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 58

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 60

A. Sekilas Gambaran Umum ......................................................................... 60

B. Analisis dan Pembahasan .......................................................................... 87

1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 87

a. Uji Normalitas ............................................................................... 87

b. Uji Multikolinearitas ..................................................................... 88

c. Uji Heterokedastisitas ................................................................... 90

d. Uji Autokorelasi ............................................................................ 92

2. Uji Statistik.......................................................................................... 93

a. Uji F (Uji Signifikasi Simultan) .................................................... 93

b. Uji t (Uji Signifikasi Parsial)......................................................... 94

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................... 98

Page 13: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

xii

d. Uji Regresi Linier Berganda ......................................................... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 101

A. Kesimpulan ............................................................................................... 101

B. Saran .......................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 105

Lampiran

Page 14: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

xiii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Pertumbuhan Aset Dan Market Share Perbankan Syariah ......................... 3

1.2 Pertumbuhan Aset Dan ROA Bank Syariah .............................................. 5

4.1 Grafik Uji Normalitas Dengan Variabel Dependen ROA........................... 88

4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................................................ 92

Page 15: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

xiv

DAFTAR TABEL

1.1 Jumlah Bank Syariah Di Indonesia ............................................................. 2

2.1 Kriteria Penilaian CAR ............................................................................... 20

2.2 Kriteria Penilaian KAP ............................................................................... 22

2.3 Kriteria Penilaian NPM ............................................................................... 23

2.4 Kriteria Penilaian BOPO ............................................................................. 25

2.5 Kriteria Penilaian Current Ratio ................................................................. 28

2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 40

3.1 Operasional Variabel ................................................................................... 59

4.1 Nilai VIF dan Tolerance Uji Multikolinearitas ........................................... 89

4.2 Koefisien Korelasi Uji Multikolinearitas .................................................... 90

4.3 Hasil Uji Autokorelasi................................................................................. 93

4.4 Hasil Uji F ................................................................................................... 94

4.5 Hasil Uji t .................................................................................................... 95

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 99

4.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .............................................................. 99

Page 16: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi sekarang ini peran bank syariah sebagai lembaga keuangan

berperan besar dalam membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Dengan berkembangnya kemajuan perkembangan zaman bank syariah muncul

sebagai kompetitor bank konvensional yang lebih dahulu hadir di Indonesia. Selaku

regulator, Bank Indonesia berperan membantu dengan cara memberikan dorongan

serta perhatian yang besar dalam perkembangan perbankan syariah. Berdasarkan data

dari OJK, sampai dengan kondisi Maret 2015 pangsa pasar keuangan syariah tercatat

mencapai 4,7%, dengan volume usaha berjumlah Rp. 268,4 triliun.

Dalam Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 perubahan Undang – Undang No.

10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah. Menyebutkan bahwa bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan perbankan

adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencangkup kelembagaan,

kegiatan uasaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Dalam perkembangan perbankan syariah persaingan antara bank konvensional

dan bank syariah pun semakin ketat. Antara bank yang satu dengan bank yang lain

saling berlomba – lomba untuk memberikan produk penghimpunan dan penyaluran

Page 17: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

2

dana terhadap para nasabahnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan semakin banyaknya

bank-bank syariah yang muncul di Indonesia.

Tabel 1.1

Jumlah Bank Syariah di Indonesia

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Bank Umum Syariah 11 11 11 12 12 13

Unit Usaha Syariah 24 24 23 22 22 21

- Jumlah Kantor BUS

dan UUS

1737 2262 2588 2482 2361 2201

BPRS 155 158 163 163 163 166

- Jumlah kantor BPRS 364 401 402 439 446 453

Sumber : Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2011 – 2016.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan bank umum syariah

di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan pada setiap tahunnya. Selalu terjadi

perubahan walaupun tidak signifikan, yang mana artinya bank syariah mampu

bertahan dalam keadaan apapun dan mampu mengikuti arus perekonomian di

Indonesia.

Bank atau perbankan adalah sebuah perusahaan yang berkerja dalam

bidang jasa, yang mana kepercayaan masyarakat merupakan modal utama dalam

menjaga kelangsungan dari suatu bank itu sendiri. Sebagai suatu lembaga yang

Page 18: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

3

menjadi sebuah kepercayaaan masyarakat maka bank akan banyak memperoleh dan

menggunakan dana dari masyarakat itu sendiri untuk diputarkan lagi. Bila

dibandingkan dengan menggunakan modal atau dari dana pihak ketiga yang di dapat

oleh bank itu sendiri.

Pada saat ini masyarakat semakin paham dan kritis dalam menentukan

penempatan dana ataupun pembiayaan dalam perusahaannya. Karena perbankan

syariah tidak menggunakan sistem bunga, melainkan menggunakan sistem bagi hasil

dalam penghitungan pendapatan untuk pihak penyimpan atau pihak pembiayaan.

Dengan adanya ketertarikan pada perbankan syariah di Indonesia pun membuat

adanya kenaikan pada pangsa pasar atau market share perbankan syariah.

Gambar 1.1

Pertumbuhan Aset dan Market Share Perbankan Syariah

Sumber : Data Perkembangan Keuangan Syariah di Indonesia.

Page 19: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

4

Menurut Herman Saputra (2015), dengan adanya perkembangan dunia

perekonomian yang membuat masyarakat sudah mulai mengerti dan banyak

berpindah dari bank konvensional ke bank syariah. Karena semakin meningkatnya

nasabah yang berpindah ke bank syariah, maka bank syariah pun mulai banyak

mengeluarkan serta menawarkan produk – produk yang mudah di jangkau dan di

mengerti oleh para nasabahnya.

Karena banyak produk – produk yang ditawarkan oleh bank syariah, maka

kegiatan pembiayaan maupun penghimpunan mampu mempengaruhi tingkat

profitabilitas dari bank syariah itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh tingginya laba dari

penghasilan produk pembiayaan tersebut. Sebaliknya jika profitabilitas yang dicapai

rendah, maka mengindikasi kurang maksimalnya kinerja keuangan dalam

menghasilkan laba. Apabila profitabilitas yang rendah terus dibiarkan akan

berdampak pada rendahnya citra bank dimata masyarakat menjadi menurun. Dengan

penurunan kepercayaan masyarakat dapat menyebabkan proses penghimpunan dana

menjadi bermasalah. Untuk meningkatkan profitabilitas dari bank tersebut, maka

harus dilakukannya upaya pemaksimalan perolehan laba, salah satunya dengan

melakukan pemanfaatan aktiva produktif. Faktor penting yang harus mampu dicapai

bank adalah mencapai laba yang cukup karena tujuan setiap perusahaan pada

umumnya adalah untuk memperoleh keuntungan.

Page 20: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

5

Sumber : Laporan Perkembangan Keuangan Syariah, OJK

Dari data diatas, setiap tahun terjadi perubahan pada ROA dan pertumbuhan

aset dari bank syariah yang ada. Ini artinya ada perubahan kenaikan maupun

penurunan dari keuntungan yang bisa di jadikan sebagai tambahan yang akan kembali

kepada aset dari bank syariah itu sendiri.

Sumber yang bisa didapat untuk melihat kondisi keuangan suatu bank adalah

laporan keuangan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah

sebagai alat penguji dari bagian pengerjaan pembukuan. Tetapi seiring kemajuan

jaman laporan keuangan juga dijadikan dasar untuk menentukan suatu atau menilai

posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil tersebut perusahaan bisa

mengambil sebuah keputusan.

Menurut Munawir (2002:6) laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai

sesuatu yang bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan yang

0 5 10 15 20

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Gambar 1.2

Pertumbuhan Aset Dan ROA Bank Syariah

Pertumbuhan Aset ROA

Page 21: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

6

terdiri dari data–data yang merupakan hasil suatu kombinasi. Masih di dalam buku

yang sama. Munawir berpendapat bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah

hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data

keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan.

Dalam buku Analisa laopran keuangan milik Munawir (2002:8). Laporan

keuangan merupakan media informasi yang sangat penting karena, berhubungan

dengan posisi keuangan serta hasil yang telah dicapai oleh bank tersebut yang

bersangkutan. Dalam menganalisa laporan keuangan harus mempelajari terlebih

dahulu atau kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil serta

perkembangan bank yang bersangkutan.

Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan, kemajuan-kemajuan serta

potensi dimasa mendatang, faktor utama yang pada umumnya mendapatkan perhatian

oleh para analis adalah: (1) likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi dalam jangka

pendek atau pada saat jatuh tempo. (2) solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

utnuk memenuhi semua kewajibannya, baik jangka pendek ataupun jangka panjang,

apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, dan (3) profitabilitas, yang menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. (Munawir,

2002:31)

Tujuan dari menganalisa laporan keuangan adalah untuk menyederhanakan

laporan tersebut agar lebih singkat dan lebih mudah dimengerti oleh para

penggunanya. Hal yang harus dilakukan pertama kali jika kita ingin menganalisa

Page 22: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

7

laporan keuangan kita harus menyusun serta mengumpulkan data yang akan

digunakan. Lalu mengukurnya serta menganalisa dan menginterpresentasikan agar

data menjadi jauh lebih mudah dipahami. (Munawir, 2002:36).

Perbankan syariah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan perbankan

lain sehingga laporan keuangannya juga berbeda dengan perusahaan lainnya. Laporan

keuangan perusahaan perbankan lebih berkaitan dengan kesehatan bank, dimana

perusahaan bank sangat terkait dengan pembentukan kepercayaan masyarakat dan

melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking). Oleh karena itu Pemerintah

mengeluarkan Peraturan untuk menilai tingkat kesehatan bank yaitu Peraturan Bank

Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Tanggal 12 April 2004 Tentang Sistem Penilaian

Kesehatan Bank Umum. Berdasarkan peraturan tersebut, maka rasio-rasio yang

dipergunakan sebagai dasar penilaian kesehatan bank disebut dengan rasio CAMEL

yang terdiri dari rasio Capital (C), Asset quality (A), Management (M), Earning (E),

dan Liquidity (L). (Budiyanto, 2014:2).

Rasio keuangan CAMEL yang mengukur tingkat kesehatan bank ini

membantu agar bank syariah bisa memperbaiki kekurangan yang didapat dari

penurunan kesehatan bank. Supaya tingkat kesehatan bank tersebut bisa meningkat

lagi atau juga bank harus menjaga agar tidak terjadinya penurunan kesehatan bank

tersebut. Karena apabila nilai kesehatan bank yang bisa diukur dengan rasio CAMEL

tersebut tidak stabil maka bisa kita simpulkan bahwa segi kesehatan bank tersebut

juga tidak stabil. Yang berarti akan berpengaruh terhadap aset, nilai pembiayaan atau

pun nilai pemasukan bank tersebut yang tidak tetap.

Page 23: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

8

Dalam sebuah bank syariah ada suatu badan pengawas yang bertugas untuk

mengawasi semua kegiatan dalam bank syariah. Berdasarkan Peraturan BI No. 13

Tahun 2011 mengenai fungsi kepatuahan. Bank syariah mempunyai komite audit

untuk bertanggung jawab mengawasi permasalahan – permasalahan yang berkaitan

dengan audit keuangan suatu bank syariah. Selain komite audit ada juga dewan

pengawas syariah atau yang dikenal dengan DPS. Dps berfungsi mengawasi kegiatan

– kegiatan pembiayaan maupun penghimpunan agar tidak melanggar ketentuan –

ketentuan yang telah ada. (Mulazid, A., S., 2016:46)

Menurut Hiro Tugiman (1995:8), pengertian Komite Audit adalah

“sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan

pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus, atau sejumlah anggota

Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor

dalam mempertahankan independensinya dari manajemen”.

Pada dasarnya Dewan Pengawas Syariah (DPS) merupakan perpanjangan

tangan dari Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam merealisasikan fatwa-fatwa yang

telah diputuskan oleh DSN. DPS berperan sebagai pengawas dari lembaga-lembaga

keuangan syariah seperti bank syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah dan lain-

lain, agar semua lembaga tersebut berjalan sesuai dengan tuntunan syariat Islam.

Pengawasan selain pada aspek produk-produk keuangan syariah, juga meliputi

manajemen dan administrasi lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariah.

(Antonio, 2001:25)

Page 24: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

9

Dalam jurnal Aldira Maradita (2014:195), Komite Audit dan Dewan

Pengawas Syariah yang bertindak sebagai corporate governance membantu

perbankan syariah untuk meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang

berkepentingan (stakeholders) melalui beberapa tujuan seperti :

1. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kesinambungan suatu organisasi

yang memberikan kontribusi agar terciptanya kesejahteraan dan

merupakan solusi yang elegan dalam menghadapi tantangan organisasi ke

depan

2. Meningkatkan legitimasi organisasi yang dikelola dengan terbuka, adil,

dan dapat dipertanggungjawabkan

3. Mengakui dan melindungi hak dan kewajiban para stakeholders

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang telah di lakukan oleh

Melati Indah Fauzia (2013). Adapun yang membedakannya adalah variabel penelitian

yang digunakan yaitu : Rasio CAMEL terhadap profitabilitas pada bank umum non

syariah di Indonesia, sedangkan pada penelitian sebelumnya tidak adanya peran

komite audit dan dewan pengawas syariah dalam mengukur profitabilitas bank.

Dengan meneliti dari peranan komite audit dan dewan pengawas syariah dapat

terlihat perkembangan bank syariah untuk meningkatkan kinerja bank syariah

tersebut.

Memandang penting untuk meneliti lebih lanjut tentang rasio CAMEL, komite

audit, dan dewan pengawas syariah untuk menganalisis profitabilitas bank syariah

sehingga berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengangkat topik “Pengaruh

Page 25: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

10

Rasio CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liqudity), Komite Audit,

Dan Dewan Pengawas Syariah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di

Indonesia (Studi Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2011 – 2016).”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan – batasan masalah diatas, maka perumusan masalah yang

dapat dibuat adalah sebagai berikut :

1. Apakah rasio CAMEL (Capital) berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas bank syariah di Indonesia ?

2. Apakah rasio CAMEL (Asset) berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas bank syariah di Indonesia ?

3. Apakah rasio CAMEL (Management) berpengaruh secara parsial

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia ?

4. Apakah rasio CAMEL (Earning) berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas bank syariah di Indonesia ?

5. Apakah rasio CAMEL (Liquidity) berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas bank syariah di Indonesia ?

6. Apakah komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas

bank syariah di Indonesia ?

7. Apakah dewan pengawas syariah berpengaruh secara signifikan terhadap

profitabilitas bank syariah di Indonesia ?

Page 26: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

11

8. Apakah Rasio CAMEL, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah

berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas bank syariah di

Indonesia ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian perlu di tentukan terlebih dahulu tujuan

penelitian agar tidak kehilangan arah dalam melakukan penelitian. Adapun tujuan

penelitian ini adalah :

a. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio CAMEL (Capital)

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

b. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio CAMEL (Asset)

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

c. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio CAMEL (Management)

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

d. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio CAMEL (Earning)

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

e. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio CAMEL (Liquidity)

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

f. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komite audit terhadap

profitabilitas bank syariah di Indonesia.

Page 27: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

12

g. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dewan pengawas syariah

terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.

h. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio CAMEL, komite audit,

dan dewan pengawas syariah terhadap profitabilitas bank syariah di

Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya maupun yang terkait secara langsung didalamnya. Adapun kegunaan

penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

1) Memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang rasio

keuangan, komite audit, serta dewan pengawas syariah terhadap

profitabilitas bank syariah.

2) Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu ekonomi, yaitu rasio

keuangan, komite audit, dan dewan pengawas syariah terhadap

profitabilitas bank syariah.

3) Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan rasio keuangan, komite audit, dan dewan pengawas

syariah terhadap profitabilitas bank syariah.

Page 28: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

13

b. Manfaat Praktis

1) Bagi pihak bank syariah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan dalam

membuat keputusan untuk meningkatkan profitabilitasnya.

2) Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi

keilmuan di bidang perbankan syariah sehingga mampu menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi profitabilitas bank syariah serta dapat menjadikan bahan

rujukan untuk penelitian selanjutnya.

3) Bagi penulis

Sebagai sarana menambah cakrawala pemikiran dan menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah di peroleh di bangku perguruan tinggi. Serta memberikan

pengalaman dan pengetahuan yang berarti tentang rasio CAMEL, komite audit, serta

dewan pengawas syariah pada bank syariah.

Page 29: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

a. Definisi Bank Syariah

Dalam Undang – Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah. Bank Syariah merupakan suatu bank yang menjalankan suatu

kegiatan usahanya. Berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya

perbankan syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah. Jadi, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang

menyangkut mengenai bank syariah dan unit usaha syariah, mencangkup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melakukan

kegiatannya.

Menurut Sudarsono (2008:27) pengertian bank syariah adalah

lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan krdit dan jasa –

jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang

beroperasi yang disesuaikan dengan prinsip – prinsip syariah. Dalam hal

ini bisa di ambil sedikit kesimpulan bahwa sebenarnya bank syariah

merupakan lembaga keuangan yang bergerak berdasarkan ketentuan

agama islam.

Pada awal munculnya bank syariah pemerintah telah mengatur

peraturan dalam UU No. 7 Tahun 1992 yang kemudian dirubah dalam

Page 30: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

15

Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Syariah.

Pemerintah memberikan kesempatan kepada lembaga keuangan syariah

untuk melakukan kegiatan tersebut dengan prinsip syariah atau bagi hasil.

Dengan adanya fatwa dari MUI yang menyatakan bahwa bunga adalah

salah satu hal yang diharamkan maka mulai banyak lah bank yang beralih

ke bank syariah.

Lain halnya dengan pandangan tersebut, menurut Kasmir

(2010:11) berpendapat bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang

kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali

dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Dengan

seperti itu bank merupakan intermediary antara masyarakat dengan

lembaga keuangan yang membantu dalam proses penghimpunan dan

penyaluran dana.

Dengan banyaknya pengertian dari sumber – sumber yang telah

terdahulu, bisa di simpulan bahwa perbankan syariah adalah suatu

lembaga keuangan syariah yang membatu masyarakat dalam

menghimpun dana dan menyalurkan dana sesuai dengan ketentuan –

ketentuan yang telah dibuat oleh pemerintah dan sesuai dengan syariat

agama islam.

Dalam hal ini perbankan syariah dibagi menjadi jenis – jenis nya

kembali berdasarkan prinsip kerja bank syariah tersebut. Dalam Undang –

Undang No 21 Tahun 2008 Bab 1 Tentang Ketentuan Umum dijelaskan

Page 31: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

16

bahwa perbankan syariah dibagi menjadi 3 jenis kegiatan, antara lain

adalah : Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), serta

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Munculnya 3 jenis kegiatan

ini lebih membantu masyarakat agar lebih menyesuaikan dengan

kebutuhan yang diperlukan masyarakat.

Bank Umum Syariah atau yang biasa dikenal dengan BUS adalah

bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Prinsip utama yang dijalankan bank umum syariah adalah

hukum islam yang bersumber dari al-quran dan hadist yang melarang

melakukan riba dan kegiatan investasi pada usaha–usaha yang

digolongkan haram. Pada perkembangan bank umum syariah, awalnya

tidak banyak yang mengetahui keberadaan bank tersebut dikarenakan

tertutup oleh banyaknya bank konvensional. Masyarakat mengetahui

bahwa sistem bunga yang diterapkan bank konvensional merupakan

imbalan pengguna dana dalam jumlah persentase tertentu untuk jangka

waktu tertentu. Sedangkan dalam al-quran sistem bunga atau riba itu

dilarang, seperti yang tertuang dalam surat Ali Imron Ayat 130 : Wahai

orang – orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan

berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah SWT agar kamu

beruntung. Dari penggalan ayat tersebut bisa menjelaskan bahwa apa

yang telah di lakukan bank konvensional dengan sistem riba merupakan

Page 32: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

17

sebuah kesalahan yang fatal dan tidak sesuai dengan ketentuan agama

islam.

Lain hal nya dengan bank umum syariah, Unit Usaha Syariah atau

UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional. UUS

berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Atau unit kerja di kantor

cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai

kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan atau unit syariah.

Dalam Undang – Undang No. 21 Tahun 2008 menjelaskan bahwa

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah, Bank Syariah yang

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan

Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan

Prinsip Bagi Hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan

bahwa BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran. BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direktur

Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999 tentang

Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam hal ini,

Page 33: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

18

secara teknis BPR Syariah bisa diartikan sebagai lembaga keuangan

sebagaimana BPR konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-

prinsip syariah terutama bagi hasil.

2. Rasio CAMEL

a. Definisi Rasio CAMEL

Analisa rasio keuangan bank adalah studi tentang informasi yang

menggambarkan hubungan diantara berbagai akun dari laporan keuangan

yang mencerminkan keadaan serta hasil operasional perusahaan. Sumber

data yang digunakan untuk melakukan analisa rasio keuangan tersebut

yakni laporan keuangan yang telah melalui proses pemeriksaan.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Munawir (2002:64),

dijelaskan bahwa rasio keuangan adalah rasio yang menggambarkan suatu

hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu

jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan mengunakan alat

analisa berupa rasio akan dapat menjelaskan atau menggambaran kepada

penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu

perusahaan. Terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan

angka rasio pembanding yang digambarkan standard.

Analisa rasio keuangan digunakan untuk melakukan perhitungan

rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-

rasio keuangan dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam

neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau pada neraca dan laba rugi.

Page 34: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

19

Setiap analisa keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang

dianggap mencerminkan aspek tertentu.

Pemilihan aspek-aspek yang akan dinilai berkaitan dengan tujuan

analisis. Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditur, aspek yang

dinilai akan berbeda dengan penilaian yang dilakukan oleh calon

pemodal.

Perusahaan perbankan mempunyai karakteristik yang berbeda

dengan perusahaan lain sehingga rasio keuangannya juga berbeda dengan

perusahaan lainnya. Rasio-rasio keuangan perusahaan perbankan lebih

berkaitan dengan kesehatan bank, dimana perusahaan bank sangat terkait

dengan pembentukan kepercayaan masyarakat dan melaksanakan prinsip

kehati-hatian. Oleh karena itu Pemerintah mengeluarkan Peraturan untuk

menilai tingkat kesehatan bank yaitu Peraturan Bank Indonesia No.

6/10/PBI/2004 Tanggal 12 April 2004 Tentang Sistem Penilaian

Kesehatan Bank Umum.

b. Jenis – Jenis Rasio CAMEL

1) Permodalan (Capital)

Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami bank-

bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat

bersumber dari dua hal, yang pertama adalah karena modal yang

jumlahnya kecil, yang kedua adalah kualitas modalnya yang buruk.

Dengan demikian, pengawas bank harus yakin bahwa bank harus

Page 35: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

20

mempunyai modal yang cukup, baik jumlah maupun kualitasnya. Selain

itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus benar-benar

bertanggung jawab atas modal yang sudah ditanamkan.

Pada saat ini persyaratan untuk mendirikan bank baru memerlukan

modal disetor sebesar Rp. 3 triliun. Namun bank-bank yang saat

ketentuan tersebut diberlakukan sudah berdiri jumlah modalnya mungkin

kurang dari jumlah tersebut. Pengertian kecukupan modal tersebut tidak

hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan

modal, atau yang sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR).

Rasio CAR dituangkan dalam rumus berikut :

CAR =

Agar kita bisa mengetahui bahwa bank tersebut bisa dikatakan

sehat atau pun tidak maka kita bisa mengunakan kriteria penilaian car

sebagai berikut :

Table 2.1

Kriteria Penilaian CAR

Rasio Predikat

CAR 12% Sangat Sehat

9% CAR 12% Cukup Sehat

8% CAR 9% Sehat

6% CAR 8% Kurang Sehat

CAR 6% Tidak Sehat

Sumber : Bank Indonesia

Page 36: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

21

2) Kualitas Aset (Asset Quality)

Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri

dari kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber

pendapatan bagi bank, sehingga jenis aktiva tersebut sering disebut

sebagai aktiva produktif. Dengan kata lain, aktiva produktif adalah

penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing

dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan,

penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi

pada transaksi rekening administratif. Di dalam menganalisis suatu bank

pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena

masalah solvensi memang penting. Namun demikian, menganalisis

kualitas aktiva produktif secara cermat tidaklah kalah pentingnya.

Kualitas aktiva produktif bank yang sangat jelek secara implisit akan

menghapus modal bank. Walaupun secara riil bank memiliki modal yang

cukup besar, apabila kualitas aktiva produktifnya sangat buruk dapat saja

kondisi modalnya menjadi buruk pula. Hal ini terkait dengan berbagai

permasalahan seperti pembentukan cadangan, penilaian asset, pemberian

pinjaman kepada pihak terkait, dan sebagainya.

Maka dari itu kita bisa menggunakan rumus KAP untuk dapat

mengetahui apakah asset yang perbankan syariah miliki sudah bisa

dikatan sehat atau pun belum.

Page 37: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

22

KAP =

100%

Sedangkan menurut Bank Indonesia, asset suatu bank bisa dikatakan

sehat jika nilai KAP nya kurang dari 10.35% seperti yang tertera di

tabel berikut

Tabel 2.2

Kriteria Penilaian KAP

Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

3) Manajemen (Management)

Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat

tidaknya suatu bank. Mengingat hal tersebut, maka pengelolaan suatu

manajemen sebuah bank mendapatkan perhatian yang besar dalam

penilaian tingkat kesehatan suatu bank diharapkan dapat menciptakan dan

memelihara kesehatannya.

Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan

bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan

terhadap bank yang bersangkutan. Penilaian tersebut dilakukan pada

sekitar seratus kuesioner yang dikelompokkan dalam dua kelompok besar

Rasio Predikat

KAP 2% Sangat Sehat

Sehat

Cukup Sehat

Kurang Sehat

Tidak Sehat

Page 38: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

23

yaitu kelompok manajemen umum dan kuesioner manajemen risiko.

Kuesioner kelompok manajemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub

kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem,

sumber daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja. Sementara itu, untuk

kuesioner manajemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan

dengan risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional,

risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus.

Akan tetapi rasio manajemen bisa juga dihitung menggunakan

NPM atau yang biasa kita kenal dengan Net Profit Margin. Alasan

mengapa NPM dapat digunakan untuk menguji rasio manajemen adalah

karena seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup

manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan bank pada akhirnya

akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba.

NPM =

x 100%

Predikat kesehatan bank bila menggunakan NPM ditunjukan

seperti table berikut

Table 2.3

Kriteria Penilaian NPM

Rasio Predikat

NPM ≥ 100% Sangat Sehat

81% ≤ NPM < 100% Sehat

66% ≤ NPM < 81% Cukup Sehat

51% ≤ NPM < 66% Kurang Sehat

NPM < 51% Tidak Sehat

Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Page 39: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

24

4) Profitabilitas (Earnings)

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu

bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Perlu

diketahui bahwa apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan

operasinya maka tentu saja lama kelamaan kerugian tersebut akan

memakan modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak

dapat dikatakan sehat.

Banyak sekali cara untuk bisa menghitung profitabilitas atau

earnings tersebut, salah satunya dengan BOPO atau Rasio Beban

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional. Dendawijaya (2005:119),

mengemukakan bahwa rasio beban operasional adalah perbandingan

antara beban operasional dan pendapatan operasional. Rasio yang sering

disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya

adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan

dana. Maka beban dan pendapatan operasional bank didominasi oleh

biaya bunga dan hasil bunga. Semakin kecil rasio ini berarti semakin

efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil. Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus berdasarkan SE

BI No. 6/23/DPNP tahun 2004 sebagai berikut:

Page 40: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

25

BOPO =

x 100%

Table 2.4

Kriteria Penilaian BOPO

Rasio Predikat

BOPO ≤ 94% Sangat Sehat

94% < BOPO ≤ 95% Sehat

95% < BOPO ≤ 96% Cukup Sehat

96% < BOPO ≤ 97% Kurang Sehat

BOPO > 97% Tidak Sehat

Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

5) Likuiditas (liquidity)

Penilaian terhadap faktor likuiditas dilakukan dengan menilai dua

buah rasio, yaitu rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal Inti

dan rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank. Yang dimaksud

Kewajiban Bersih Antar Bank adalah selisih antara kewajiban bank

dengan tagihan kepada bank lain. Sementara itu yang termasuk Dana

yang Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito,

dan Tabungan Masyarakat, Pinjaman bukan dari bank yang berjangka

waktu lebih dari tiga bulan (tidak termasuk pinjaman subordinasi),

Deposito dan Pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari

tiga bulan, dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka

waktu lebih dari tiga bulan.

Current ratio (rasio lancar) merupakan rasio yang sangat

berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal melunasi

Page 41: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

26

kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dimana dapat diketahui hingga

seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat

menjamin utang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti akan terjamin

utang-utang perusahaan kepada kreditur. Rasio ini dipergunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Berikut ini

adalah rumus rasio lancar :

Current Ratio =

x 100%

Tabel 2.5

Kriteria Penilaian Current Ratio

Rasio Predikat

200% s/d 250% Sangat Baik

175% s/d < 200% atau > 250% s/d 275% Baik

150% s/d < 175% atau > 275% s/d 300% Cukup

125% s/d < 150% atau > 300% s/d 325% Kurang

< 125% atau > 325% Sangat Kurang

Sumber : Bank Indonesia

3. Komite Audit

Berdasarkan kerangka dasar hukum di indonesia perusahaan-

perusahaan publik diwajibkan memiliki komite audit. Ketentuan dan

peraturan komite audit diantaranya :

a. Surat Edaran Bapepam No.SE-03/PM/2000, tentang pelaksanaan

pembentukan Komite Audit bagi perusahaan yang go public.

Page 42: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

27

b. Keputusan Direksi BEJ No.Kep-339/BEJ/07-2001, mengatur

mengenai Komite Audit dalam jumlah dan kualifikasi

keanggotaan.

c. Surat Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-412/PM/2003, tentang

pedoman Pembentukan Komite Audit.

d. Kep-117/M-MBU/2002 yang mengharuskan BUMN mempunyai

Komite Audit.

e. Peraturan No.IX.1.5 tentang pembentukan dan pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam No.29/PM/2004.

Keanggotaan komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang,

di mana seorang diantaranya merupakan Komisaris Independen perusahaan

tercatat yang sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit, sedangkan

dua anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen, dan salah

satu diantaranya harus memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan/atau

keuangan.

Menurut Arrens, Elder, dan Beasley (2010:114) yang dimaksud

dengan komite audit adalah sebagai berikut :

"An audit committee is a selected number of members of company

board of directors whose responsibilities include helping auditors remain

independent of management. Most audit commitees are made up of three to

five or sometimes as many as seven directors who are not part of company

management. The Sarbanes-Oxley Act requires that all embers of the audit

committee be independent and companies must disclose whether or not the

audit committee includes at least one member who is financial expert".

Page 43: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

28

Dari pendapat di atas bisa diambil kesimpulan bahwa komite audit

adalah sejumlah anggota direksi perusahaan yang bertanggung jawab

membantu auditor dalam manajemen independen. Komite audit minimal

terdiri dari 3 anggota dalam sebuah perusahaan. The Sarbanes-Oxley Act

mensyaratkan bahwa dalam suatu komite audit setidaknya ada satu anggota

yang mempunyai keahlian dalam bidang keuangan.

Menurut Davies dan Parker (1995) yang dikutip oleh Tugiman

(1995:8) menyatakan bahwa :

"Audit committe" means a committee comprising a majority of

independent/non-executive members of the governing body of an entity to

which has been assigned, amongst other functions, the oversight of the

financial reporting and audit process : "Governing body" means the entity's

board of directors, trustees or governors, or other equivalent body or

person".

Berbeda dengan pendapat Arrens, Elder, dan Beasley pengertian

mengenai komite audit menurut davies dan parker lebih menjelaskan bahwa,

komite audit sebuah komite yang mayoritas anggotanya dipilih dari suatu

badan independen atau non eksekutif dari sebuah perusahaan, yang setara

dengan dewan direksi atau pengawas dalam suatu perusahaan.

Sigiel (1996) dalam Susiana dan Herawati (2007:8), Komite audit

adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang bertugas

untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen.

Sarbanes Oxley Act mengartikan Komite Audit sebagai sebuah komite (atau

badan yang setingkat) yang didirikan oleh dan terdiri atas Board of Directors

Page 44: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

29

dengan tujuan mengawasi proses pelaporan akuntansi dan keuangan dan

audit atas laporan keuangan perusahaan (Purwati,2006:25).

Dari ketiga pendapat diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa komite

audit merupakan komite yang dipilih oleh dewan independen atau badan non

eksekutif yang bertugas untuk melakukan audit dalam sebuah manajemen.

Komite audit bertugas memberikan pendapat professional yang

indepanden kepada dewan komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang

memerlukan perhatian dewan komisaris, yang meliputi:

1. Menelaah informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh

perusahaan seperti laporan keuangan serta proyeksi dan

informasi keuangan lainnya.

2. Menelaah independensi dan objektivitas akuntan publik.

3. Menelaah kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan

publik untuk memastikan semua risiko yang penting telah

dipertimbangkan.

4. Menelaah efektivitas pengendalian internal perusahaan.

5. Menelaah tingkat kepatuhan perusahaan tercatat terhadap

peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan

peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan

kegiatan perusahaan.

6. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan adanya kesalahan

dalam keputusan rapat direksi atau penyimpangan dalam

Page 45: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

30

pelaksanaan keputusan rapat direksi. Pemeriksaan tersebut dapat

dilakukan oleh komite audit atau pihak independen yang

ditunjuk oleh komite audit atas biaya perusahaan tercatat yang

bersangkutan.

Dalam bidang laporan keuangan (financial reporting), tanggung

jawab komite audit secara umum adalah untuk memastikan bahwa laporan

keuangan menggambarkan keadaan perusahaan secara wajar mengenai

kondisi keuangan. Komite audit bertanggung jawab untuk memastikan

bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan

peraturan yang berlaku. Berdasarkan international best practise dalam

Alijoyo dan Zaini (2004:98), komite audit mempunyai tugas dan tanggung

jawab dalam bidang laporan keuangan (financial reporting), corporate

governance, serta pengawasan perusahaan (Corporate control).

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

komite audit memberikan pendapat kepada dewan komisaris terhadap

laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi atau dewan komisaris,

mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris, dan

melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas dewan

komisaris.

4. Dewan Pengawas Syariah

Dalam dunia perbankan syariah ada satu ciri yang membedakan

antara bank islam dengan bank konvensional, hal ini adalah keharusan

Page 46: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

31

adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada perbankan syariah. DPS

bertugas mengawasi segala aktivitas bank agar semua kegiatan yang

dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Dewan Pengawas Syariah merupakan badan yang ada di lembaga

keuangan syariah dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan Dewan

Syariah Nasional di lembaga keuangan syariah. Dewan Pengawas Syariah

ini berkedudukan di bawah Rapat Umum Pengawas Syariah atau sejajar

dengan Dewan Komisaris di dalam struktur suatu Bank Syariah atau

lembaga keuangan syariah.

Selain itu DPS juga mempunyai fungsi utama yang harus

dipenuhi, yaitu (Abdurrahman Raden Aji Haqqi, 2007) :

a. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi,

pemimpin unit usaha syariah dan

b. pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang terkait

dengan aspek syariah

c. Sebagai mediator antara bank dan DSN dalam

mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan prduk dan

jasa dari bank yang memerlukan kajian dan fatwa dari DSN

d. Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank, DPS

wajib melaporkan kegiatan usaha serta perkembangan bank

syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya

satu kali dalam satu tahun.

Page 47: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

32

Berdasarkan laporan dari DPS pada masing-masing lembaga

keuangan syariah, DSN dapat memberikan teguran jika lembaga yang

bersangkutan menyimpang dari garis panduan yang telah ditetapkan. Jika

lembaga yang bersangkutan tidak mengindahkan teguran yang diberikan,

DSN dapat mengajukan rekomendasi kepada lembaga yang memiliki

otoritas, seperti Bank Indonesia dan departemen Keuangan, untuk

memberikan sangsi.

Keberadaan DPS sangat penting pada bank syariah untuk

memastikan operasional bank syariah sesuai dengan prinsip syariah, upaya

peningkatan kompetensi DPS terus ditingkatkan melalui penetapan

persyaratan untuk menjadi anggota DPS. Peraturan yang telah ada

mencangkup persyaratan ujian kelayakan dan kepatuhan bagi calon anggota

DPS, yang mencakup aspek pengetahuan dan pengalaman di bidang ke-

syariahan dan di bidang perbankan dan atau keuangan secara umum. Selain

itu untuk lebih meningkatkan peran DPS dalam pengawasan syariah maka

DPS diwajibkan untuk menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan

syariah setiap semester kepada Bank Indonesia dan DSN sesuai dengan

ketenntuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

5. Profitabilitas

a. Definisi Profitabilitas

Tujuan akhir yang terpenting ingin dicapai oleh semua

perusahaan merupakan keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk

Page 48: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

33

mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan

atau rasio profitabilitas yang biasa dikenal dengan rasio rentabilitas.

Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat

perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu

perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable).

Tanpa adanya keuntungan (profit),maka akan sangat sulit bagi peusahaan

untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan, dan

terutama sekali dari pihak manajemen perusahaan akan berusaha

meningkatkan keuntungan karena disadari benar betapa pentingnya arti dari

profit terhadap kelangsungan dan masa depan perusahaan.

Menurut Kasmir (2012:115) dalam bukunya yang berjudul

Analisis Laporan Keuangan, Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatuperusahaan.

Menurut Irham Fahmi (2013:116) dalam bukunya yang berjudul

Kinerja Laporan Keuangan, Rasio profitabilitas ini mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan,

aset, dan modal saham yang tertentu.

Menurut Irham Fahmi (2015:135) dalam bukunya yang berjudul

Analisis Kinerja Keuangan, rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara

keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin

Page 49: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

34

baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan

tingginya perolehan keuntungan perusahaan.

Jadi bisa disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu ukuran

dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan

mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Angka

profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah

pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai

profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan.

ROA ( Return On Total Assets ) merupakan rasio antara saldo

laba bersih setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara

keseluruhan.ROA juga menggambarkan sejauh mana tingkat pengembalian

dari seluruh asset yang dimiliki. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.Besarnya perhitungan

pengembalian atas aktiva menunjukkan seberapa besar kemampuan

perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham

biasa dengan seluruh aktiva yang dimilikinya.

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return On

Asset (ROA) merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam

mengelolah investasinya. Di samping itu hasil pengembalian investasi

menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal

pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah (kecil) rasio ini semakin

Page 50: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

35

kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk

mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Menurut Kasmir

(2008:84) Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan

hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

Maka disimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) adalah rasio yang

menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh

kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu digunakan angka laba setelah

pajak dan rata-rata kekayaan perusahaan. Dengan demikian rasio ini

menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan

dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan

keuntungan operasi tersebut.

ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

ROA =

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa seberapa besar

pengembalian atas investasi yang dihasilkan oleh perusahaan dengan

membandingkan laba usaha dengan total asset atau operating assets.Oleh

karena itu, semakin besar rasio semakin baik karena berarti semakin besar

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Page 51: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

36

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Rasio CAMEL (Capital) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di

Indonesia

Nilai minimum CAR merupakan salah satu peraturan Bank Indonesia

yang harus dipenuhi oleh bank umum syariah untuk memenuhi rasio

kecukupan modal bank yang layak beroperasi, maka diduga tingginya

profitabilitas bank syariah dipengaruhi oleh rasio CAR. Berdasarkan hal-hal

tersebut diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : x1y1 = 0, CAR memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : x1y1 0, CAR tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

2. Rasio CAMEL (Asset) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di

Indonesia

Nilai rasio KAP merupakan salah satu hasil yang bisa digunakan untuk

menilai dan mengetahui apakah asset yang dimiliki perbankan syariah bisa

dikatakan sehat, maka diduga tingginya profitabilitas bank syariah

dipengaruhi oleh rasio KAP. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : x2y1 = 0, KAP memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : x2y1 ≠ 0, KAP tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Page 52: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

37

3. Rasio CAMEL (Management) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di

Indonesia

Rasio NPM menunjukkan kemampuan bank menghasilkan laba dari

aktivitas operasionalnya. Bank yang sehat akan mendapatkan nett income

yang besar dan operating income-nya juga sebanding atau proporsional

dengan nett income-nya. Rasio ini berpengaruh terhadap profitabilitas bank

syariah. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

Ho : x3y1 = 0, NPM memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : x3y1 0, NPM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

4. Rasio CAMEL (Earnings) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di

Indonesia

Dengan adanya rasio BOPO dapat menunjukan kemampuan

manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasionalnya. Rasio BOPO mampu mempengaruhi

profitabilitas bank syariah. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : x4y1 = 0, BOPO memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : x4y1 0, BOPO tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Page 53: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

38

5. Rasio CAMEL (Earnings) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di

Indonesia

Nilai Current Ratio (CR) merupakan rasio yang sangat berguna untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam hal melunasi kewajiban-kewajiban

jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio maka akan semakin terjamin pula

utang-utang perusahaan pada kreditur. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : x5y1 = 0, Current Ratio memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : x5y1 0, Current Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

6. Komite Audit Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

Dengan adanya jumlah anggota komite audit yang harus lebih dari satu

orang dimaksudkan agar komite audit dapat mengadakan pertemuan dan

bertukar pendapat satu sama lain. Efektifitas komite audit akan meningkat

jika ukuran komite audit meningkat, oleh karena itu jumlah komite audit

dapat mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Berdasarkan uraian

sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : x6y1 = 0, Komite Audit memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : x6y1 0, Komite Audit tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Page 54: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

39

7. Dewan Pengawas Syariah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di

Indonesia

Dengan adanya dewan pengawas syariah pada bank syariah akan

membantu mengawasi kegiatan pada bank syariah. Pengawasan pada bank

syariah akan semakin baik apabila jumlah dewan pengawas syariah

meningkat. Maka dari itu dewan pengawas syariah mampu mempengaruhi

profitabilitas bank syariah. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ho : x7y1 = 0, Dewan Pengawas Syariah memiliki pengaruh terhadap

ROA.

Ha : x7y1 0, Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh

terhadap ROA.

C. Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan yang

akan dilakukan. Dibawah ini peneliti akan memberikan kesimpulan hasil

penelitian yang pernah dilakukan :

Table 2.6

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metedologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Anindya

h

Prastiti

(2013)

Pengaruh

Karakteristi

k Dewan

Komisaris

Menggunakan

variabel

independen

yang sama

Variabel

dependen

terdahulu

menggunaka

Dari adanya

penelitian ini

bisa ditarik

hasil bahwa

Page 55: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

40

No Peneliti Judul Metedologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

Dan Komite

Audit

Terhadap

Manajemen

Laba

yaitu komite

audit dengan

rasio

banyaknya

komite audit

dalam sebuah

perusahaan.

n manajemen

laba

Objek

penelitian

terdahulu

menggunaka

n data

perusahaan

manufaktur.

Penelitian

terdahulu

dilakukan

pada tahun

2013

sedangkan

penelitian

sekarang

pada tahun

2018

dewan

komisaris dan

komite audit

berpengaruh

secara negatif

terhadap

manajemen

laba

perusahaan

tersebut

2 Virdha

Rakhma

Septiput

ri (2013)

Dampak

Corporate

Governance

Terhadap

Profitabilitas

Perbankan

Syariah

Indonesia

Memiliki

variabel

dependen

yang sama

yaitu

profitabilitas

bank syariah

Menggunakan

alat uji

penelitian

yang sama

dengan

penelitian ini

Memiliki

beberapa

variabel

independen

yang

berbeda.

Serta

penelitian

sebelumnya

dilakukan

pada tahun

2013

sedangkan

penelitian

sekarang

dilakukan

pada tahun

2018

Pada skripsi

kali ini

penulis

mencari nilai

profitabilitas

dari bank

yang

bersangkutan

dan

menjadikan

profitabilitas

menjadi

variable

terikat.

3 Leader

Peace

Mirdhan

Analisis

Rasio

CAMEL

Variabel

independenny

a sama

Pada

penelitian

kali ini yang

Hasil

penelitian

menunjukkan

Page 56: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

41

No Peneliti Judul Metedologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

i (2004) Untuk

Menilai

Kesehatan

Bank Pada

Perusahaan

LQ-45 Di

BEI

menggunakan

rasio CAMEL

dengan

memakai

CAR, KAP,

NPM, ROA,

dan BOPO.

dilakukan

pada tahun

2014

menggunaka

n teknik

penentuan

sampling

dengan

sampling

jenuh.

bahwa dari

bank yang

diteliti, lima

bank

memperoleh

predikat

sangat sehat

pada rasio

CAR, ROA,

dan BOPO.

Empat bank

memperoleh

predikat

sangat sehat,

dan satu bank

memperoleh

predikat sehat

pada rasio

KAP. Lima

bank

memperoleh

predikat tidak

sehat pada

rasio NPM.

Empat bank

memperoleh

predikat

sangat sehat,

dan satu bank

memperoleh

predikat

cukup sehat

pada rasio

LDR.

4 Risky

Amalia

(2014)

Pengaruh

Penerapan

Good

Corporate

Governance

Terhadap

Menggunakan

variabel

dependen

yang sama

yaitu ROA

untuk melihat

Memiliki

beberapa

variabel

independen

yang

berbeda,

Pada kegiatan

penelitian

tersebut data

variable yan

digunakan

sama. Karena

Page 57: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

42

No Peneliti Judul Metedologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

Profitabilitas

Bank Umum

Syariah Di

Indonesia

Tahun 2010-

2013

pengaruh

terhadap

GCG.

serta

penelitian

sebelumnya

dilakukan

pada tahun

2014

sedangkan

penelitian

sekarang

dilakukan

pada tahun

2018.

good

corporate

governance

mampu

mempengaruh

i secara

positif

terhadap

profitabilitas

bank syariah

5 Tulus

Suryant

o (2014)

Manajemen

Laba Pada

Bank

Syariah Di

Indonesia :

Peran

Komite

Audit Dan

Dewan

Pengawasa

Syariah

Menggunakan

variabel

independen

yang sama

yaitu komite

audit dengan

rasio

banyaknya

komite audit

dalam sebuah

perusahaan.

Variabel

dependen

terdahulu

menggunaka

n manajemen

laba.

Penelitian

terdahulu

dilakukan

pada tahun

2014

sedangkan

penelitian

sekarang

pada tahun

2018.

Hasil

penelitian

tersebut

menegaskan

bahwa kedua

hipotesis

tersebut

diteliti:

ukuran

komite audit

dalam

mencegah

tindakan

manajemen

laba pada

bank syariah

berpengaruh

positif.

Ukuran

dewan

pengawas

syariah tidak

mampu

mengurangi

jumlah

manajemen

laba di bank

syariah.

Page 58: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

43

No Peneliti Judul Metedologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

Berdasarkan

hasil

pengujian

hipotesis

diketahui

bahwa

variabel

pengawas

syariah tidak

berpengaruh.

Ini mungkin

karena dewan

pengawas

syari'ah hanya

memenuhi

peraturan

Bank

Indonesia

saja.

6 Dr.

Chithra

Suresh

(2016)

Financial

Performanc

e Of

Selected

Conventiona

l And

Islamic

Banks In

Kingdom Of

Bahrain – A

CAMEL

Ranking

Based

Approach

Mengggunaka

n variabel

independen

yang sama

yaitu rasio

CAMEL

dengan

memakai

CAR, KAP,

NPM, ROA,

dan BOPO.

Memiliki

beberapa

variabel

independen

yang

berbeda,

serta

penelitian

sebelumnya

dilakukan

pada tahun

2016

sedangkan

penelitian

sekarang

dilakukan

pada tahun

2018.

This paper

evaluates and

compares the

performance

of Retail

conventional

and Islamic

banks in

kingdom of

Bahrain using

CAMEL

ranking

approach for

the period

2007-14.

Empirical

studies show

that Islamic

banks are less

profitable and

efficient

Page 59: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

44

No Peneliti Judul Metedologi Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

compared to

retail

conventional

banks due to

their inherent

institutional

factors.

7 Omar

Masood

(2016)

Predicting

Islamic

Banks

Performanc

e Through

CAMELS

Rating

Model

Memakai

salah satu

variabel

dependen dan

variabel

independen

yang sama

yaitu

pengaruh rasio

CAMEL

terhadap

ROA.

Penelitian

sebelumnya

dilakukan

pada tahun

2015

sedangkan

penelitian

sekarang

dilakukan

pada tahun

2018.

Analisis

keuangan

bank

mempunyai

nilai yang

berbeda –

beda tetapi

dengan

adanya

penelitian ini

yang

menggunakan

rasio

CAMELS

bisa terlihat

bank syariah

mempunyai

nilai

credibilitas

dan

pemberian

credit yang

baik

Page 60: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

45

D. Kerangka Pemikiran

Pengaruh Rasio CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning,

Liqudity), Komite Audit, Dan Dewan Pengawas Syariah Terhadap

Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia (Studi Bank Syariah Di

Indonesia Tahun 2011 – 2016).

Laporan Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia

CAR (X1)

KAP (X2)

NPM (X3)

BOPO (X4)

Current Ratio (X5)

Komite Audit (X6)

Dewan Pengawas Syariah (X7)

Profitabilitas (ROA)

Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 61: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam ruang lingkup diperlukan adanya penekanan batasan waktu

atau sector dan variable – variable yang dibahas, hal ini sangat diperlukan

agar penulisan tidak keluar dari jalur yang ada. Penelitian ini akan membahas

mengenai faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Dalam

penelitian ini bank syariah di indonesia yang akan menjadi objek penelitian.

Penelitian yang bersifat kuantitatif ini dilakukan untuk mendapatkan

gambaran yang membahas mengenai profitabilitas yang berasal dari

perbankan syariah.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif.

Kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori-

teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan

melakukan anaisis data dengan prosedur statistik (Azwar, 2007:5).

Page 62: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

47

C. Metode Penentuan Sample

1. Populasi Penelitian

Pada kegiatan penelitian kali ini akan menggunakan populasi

penelitian. Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi (umum) yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. (Sugiyono, 2012:2).

Sedangkan menurut Sudarmanto (2013:227) populasi penelitian adalah

totalitas semua nilai yang mungkin mengenai karakteristik tertentu dari semua

anggota yang lengkap dan jelas serta dipelajari sifat-sifatnya. Dalam

penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah bank syariah di Indonesia.

Berdasarkan pengertian diatas maka jumlah sampel yang diambil

sebanyak 11 bank umum syariah, yang memiliki data lengkap untuk

penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah bank syariah yang ada di

Indonesia yang terdiri dari : PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Syariah

Muamalat Indonesia Tbk, PT. Bank Syariah BNI, PT. Bank BRI Syariah, PT.

Bank Mega Syariah, PT. Bank BJB Syariah, PT. Bank Panin Syariah, PT.

Bank Syariah Bukopin, PT. Bank Victoria Syariah, PT. BCA Syariah, PT.

Maybank Indonesia Syariah Tbk.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya

ingin diteliti dan dapat mewakili keseluruhan populasi. Menurut

Page 63: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

48

Ferdinand (2006) dalam Prawatya dan Raharjo (2012:3). Sampel adalah

subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Subset ini

diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti seluruh

anggota populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang

mempunyai tujuan atau target tertentu, hanya data yang memenuhi kriteria

yang akan dijadikan sampel. Jadi hanya data yang memenuhi kriteria

berikut yang dapat dijadikan sampel:

1. Bank Umum Syariah yang tercatat dalam Bank Indonesia tahun

2011 - 2016.

2. Bank Umum Syariah yang memiliki laporan tahunan (annual

report) tahun 2011 - 2016.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut sugiono (2012:137) merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka pnelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar

data yang ditetapkan.

Untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini,

data sekunder diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia merupakan data

Page 64: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

49

laporan keuangan tahunan (Annual Report). Maka dilakukan beberapa

langkah metode pengumpulan dan pengolahan data yaitu

a. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data dari dokumen-dokumen ataupun

arsip-arsip yang memuat garis besar data yang akan dicari dan

berkaitan dengan judul penelitian. Dalam hal ini data yang dicari

adalah data tentang laporan keuangan Bank Syariah di Indonesia.

b. Studi Kepustakaan

Peneliti mengumpulkan data dengan cara memperoleh dari

kepustakaan dimana penulis mendapatkan teori-teori dan pendapat ahli

serta beberapa buku referensi dan jurnal yang ada hubungannya

dengan penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul dari hasil pencarian pada laporan

keuangan akan diolah dan dianalisis dengan tujuan agar data yang diolah

tersebut bisa menjadi sebuah informasi sehingga dapat lebih mudah dipahami

untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Pengolahan dan analisis data

dilakukan dengan bantuan Software Statistical Product and Service Solutions

(SPSS) versi 21

Page 65: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

50

1. Uji Asumsi Klasik

pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah terjadi

persamaan regresi yang telah dilakukan merupakan persamaan yang dapat

menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik terdiri dari :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi, error yang dihasilkan mempunyai distribusi

normal atau tidak. Dasarnya normalitas dapat dilihat dengan

mengetahui penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal grafik

atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dengan dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut :

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

Normalitas.

2) Jika data penyebaran jauh dari garis diagonal atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi Normalitas (Singgih Santoso, 2012:233).

b. Uji Multikolinearitas

Tujuan uji multikolinearitas adalah menguji apakah pada

sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel

independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

Page 66: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

51

Multikolinearitas (Multiko).

Cara mendeteksi adanya Multiko

adalah sebagai berikut:

1) Besaran VIF (Variance Inflation factor) dan Tolerance

Suatu model regresi dikatakan bebas multikolinearitas jika

mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan/atau mempunyai

angka TOLERANCE mendekati 1. (NB: Tolerance = 1/VIF).

2) Besaran korelasi antar-variabel independen

Koefisien korelasi antar-variabel independen haruslah lemah

(di bawah 0,5). Jika korelasi kuat, terjadi problem

multikolinearitas (Singgih Santoso, 2012: 237).

c. Uji Heterokedastisitas

Tujuan uji asumsi ini adalah ingin mengetahui apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians pada

residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda,

disebut sebagai heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan

baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas (Singgih Santoso, 2012:

238).

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas bias dengan

menggunakan grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada grafik. Jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang,

Page 67: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

52

melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

2. Uji Statistik

a. Uji F (Uji Signifikasi Simultan)

Uji Signifikasi Simultan atau Uji F digunakan untuk

mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat

kepercayaan yang digunakan adalah 5 %. Apabila nilai F hasil

perhitungan lebih besar dari nilai F tabel maka hipotesis alternatif

yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Page 68: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

53

Dimana:

R2 : koefisien determinasi

n : Jumlah sampel

k : Jumlah variabel bebas

Dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam Uji F

adalah sebagai berikut :

1) Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) atau F hitung < F

tabel berarti hipotesis tidak terbukti maka H0 diterima Ha

ditolak bila dilakukan secara simultan.

2) Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) atau F hitung > F

tabel berarti hipotesis terbukti maka H0 ditolak dan Ha

diterima bila dilakukan secara simultan.

b. Uji t (Uji Signifikasi Parsial)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Seberapa

jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-

Page 69: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

54

masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.

Menurut Duwi Priyatno (2010:82), dasar pengambilan

keputusan yang digunakan dalam uji statistic t adalah sebagai

berikut :

1) Ho : = 0

Jika nilai probabilitas lebih besar daro 0,05 maka Ho diterima

atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variable

independen variable bebas tidak mempunyai pengaruh secara

individual terhadaap variable dependen atau terikat.

2) Ha : ≠ 0

Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak

atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variable

independen atau variable bebas mempunyai pengaruh secara

individual terhadap variable dependen atau terikat.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol

dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

Page 70: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

55

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum

koefisien determinasi untuk data silang (crosssection) relatif

rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing

pengamatan.

Kelemahan mendasar dalam menggunakan koefisien

determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan dalam model. Apabila satu variabel independen

ditambah, R2 akan meningkat tanpa mempedulikan apakah

variabel tersebut berpengaruh secara siginifikan atau tidak

terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini

menggunakan nilai adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi.

Nilai adjusted R2 mampu naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya

koefisien determinasi (R2), nilai adjusted R

2 juga berkisar antara

nol dan satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependennya.

Page 71: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

56

d. Uji Regresi Linier Berganda

Regresi berganda adalah model regresi atau prediksi yang

melibatkan lebih dari satu variabel bebas atau prediktor. Istilah

regresi berganda dapat disebut juga dengan istilah multiple

regression. Kata multiple berarti jamak atau lebih dari satu

variabel. sedangkan Regresi Linear Berganda adalah model regresi

berganda jika variabel terikatnya berskala data interval atau rasio

(kuantitatif atau numerik). Sedangkan variabel bebas pada

umumnya juga berskala data interval atau rasio. Namun ada juga

regresi linear dimana variabel bebas menggunakan skala data

nominal atau ordinal, yang lebih lazim disebut dengan istilah data

dummy. Maka regresi linear yang seperti itu disebut dengan istilah

regresi linear dengan variabel dummy.

Menurut Umi Narimawati (2008:5) Analisis Regresi Linier

Berganda yaitu: “Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara

bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas

terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda

bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh rasio CAMEL,

komite audit, DPS terhadap profitabilitas bank syariah. Analisis

regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan

(naik/turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel

Page 72: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

57

independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan

melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen

(Y) dan variabel independen (X₁ dan X₂ ). Persamaan analisis

regresi linier secara umum untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = β1 Χ1 + β2 Χ2 + β3 Χ3 + β4 Χ4 + β5 Χ5 + β6 Χ6+ β7 Χ7+ е

Keterangan :

Y = Profitabilitas bank syariah

β1 = Koefisien regresi dari variabel X1 (CAR)

X1 = CAR

β2 = Koefisien regresi dari variabel X2 (KAP)

X2 = KAP

β3 = Koefisien regresi dari variabel X3 (NPM)

X3 = NPM

β 4 = Koefisien regresi dari variabel X4 (BOPO)

X4 = BOPO

β 5 = Koefisien regresi dari variabel X5 (Current Ratio)

X5 = Current Ratio

β 6 = Koefisien regresi dari variabel X4 (Komite Audit)

X6 = Komite Audit

β 7 = Koefisien regresi dari variabel X5 (DPS)

X7 = DPS

e = Standar error

Page 73: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

58

F. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Rasio

CAMEL

(Capital)

(X1)

CAR =

Rasio

Rasio

CAMEL

(Asset)

(X2)

KAP =

100%

Rasio

Rasio

CAMEL

(Managem

ent) (X3)

NPM =

x 100%

Rasio

Rasio

CAMEL

(Earnings)

(X4)

BOPO =

x 100%

Rasio

Rasio

CAMEL

(Liquidity

) (X5)

Current Ratio =

x 100%

Rasio

Komite

Audit

(X6)

Jumlah Komite Audit Rasio

Page 74: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

59

Variabel Indikator Skala

Dewan

Pengawas

Syariah

(X7)

Jumlah Dewan Pengawas Syariah

Rasio

Profitabilit

as (Y)

ROA =

Rasio

Sumber : Data yang diolah

Page 75: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

60

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari populasi Bank Umum Syariah

(BUS) yaitu PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia,

PT. Bank Syariah BNI, PT. Bank Syariah BRI, PT. Bank Syariah Mega

Indonesia, PT. Bank Jabar dan Banten Syariah, PT. Bank Panin Syariah, PT.

Bank Syariah Bukopin, PT. Bank Victoria Syariah, PT. BCA Syariah, PT.

Maybank Indonesia Syariah.

Gambaran umum mengenai ke sembilan BUS tersebut diuraikan

sebagai berikut:

1. PT. Bank Syariah Mandiri

Pada kemunculannya sejak tahun 1999, BSM merupakan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang

disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional,

telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap

seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam

kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-

bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya

Page 76: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

61

mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian

bank-bank di Indonesia. (Annual Report Bank Syariah Mandiri, 2016:44)

Dengan waktu yang bersamaan, pemerintah melakukan

penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi

Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank

Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan

tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero)

Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri

melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan

Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan

perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon

atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank

umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi

bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah

segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha

BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi

berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri

Page 77: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

62

sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8

September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI

menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul

pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara

resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1

November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama

membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Visi :

Bank Syariah Terdepan: Menjadi bank syariah yang selalu unggul

di antara pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada segmen

consumer, micro, SME, commercial, dan corporate.

Page 78: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

63

Misi :

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata

industri yang berkesinambungan.

b. Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi

yang melampaui harapan nasabah.

c. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran

pembiayaan pada segmen ritel.

d. Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

e. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja

yang sehat.

f. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan

lingkungan.

2. PT. Bank BRI Syariah

Menurut Annual Report (2015:32) Bank Bri Syariah berawal dari

akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa

Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya

o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.

Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank

BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara

konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan

prinsip syariah Islam.

Page 79: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

64

Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan

sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai

kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih

bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence)

dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan

prinsip syariah.

Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri

perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti

logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan

masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah

yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi

warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih

sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk.

Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19

Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank

BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari

2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku

Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak

Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.

Page 80: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

65

Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga

terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik

dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan

berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah

menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam

produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis

sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan

memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,

sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang

berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan

konsumer berdasarkan prinsip Syariah.

Visi :

Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan -

finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk

kehidupan lebih bermakna.

Misi :

a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam

kebutuhan finansial nasabah.

b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Page 81: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

66

c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan

pun dan dimana pun.

d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas

hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.

3. PT. Bank Panin Syariah

PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (“Panin Dubai Syariah Bank”),

berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Panin Life Center,

Jl. Letjend S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat. Sesuai dengan pasal 3

Anggaran Dasar Panin Dubai Syariah Bank, ruang lingkup kegiatan Panin

Dubai Syariah Bank adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang

perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Panin

Dubai Syariah Bank mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009

tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah

dan mulai beroperasi sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 2

Desember 2009.

Bank Panin Dubai Syariah Tbk (dahulu Bank Panin Syariah Tbk)

(PNBS) didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT

Bank Pasar Bersaudara Djaja. Kantor pusat PNBS beralamat di Gedung

Panin Life Center Lt.3 Jl. Letjend S. Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 –

Indonesia dan memiliki 25 kantor cabang. PNBS memperoleh izin operasi

syariah dari Bank Indonesia tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi

Page 82: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

67

beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 02 Desember 2009. Bank

Panin Dubai Syariah Tbk juga telah mendapat persetujuan menjadi bank

devisa dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 08 Desember 2015.

Induk usaha PNBS adalah Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin)

(PNBN), sedangkan induk usaha terakhir adalah PT Panin Investment.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Panin Dubai

Syariah Tbk, yaitu: Bank Panin (induk usaha) (50,22%) dan Dubai Islamic

Bank (38,25%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan PNBS adalah menjalankan kegiatan jasa umum perbankan dengan

Prinsip Syariah (Bank Umum Syariah). (Annual Report, 2016:35)

Visi :

Bank Syariah pilihan yang menjadi Role Model berbasiskan

Kemitraan dan Ekonomi Rakyat

Misi :

a. Menyediakan produk dan layanan yang kreatif, inovatif

dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat

b. Mengembangkan kemitraan untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi rakyat

c. Mengembangkan sumber daya insani berintegritas dan

profesional berlandaskan nilai-nilai spiritual berbasis

sistem merit

Page 83: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

68

d. Menerapkan tata kelola perusahaan dan sistem

pengendalian yang terintegrasi sesuai prinsip syariah.

e. Meningkakan nilai tambah kepada stakeholder.

4. PT. Bank Syariah BNI

Dengan adanya krisis moneter pada tahun 1997 membuktikan

ketangguhan sistem perbankan syariah. Dengan berlandaskan pada

Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000

didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di

Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya

UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor

Cabang Pembantu.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha

kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI

tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan

dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19

Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah

(BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor

eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya

UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan

UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu,

komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin

Page 84: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

69

kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga

semakin meningkat. Sampai dengan bulan Juni 2014 jumlah cabang BNI

Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17

Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point. (Annual

Report, 2015:24)

Visi :

menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam

layanan dan kinerja.

Misi :

a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli

pada kelestarian lingkungan.

b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa

perbankan syariah.

c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan

untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai

perwujudan ibadah.

e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

5. PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk

PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24

Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan

Page 85: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

70

operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan

nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI)

dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga

menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian

saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta

pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan

pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari

masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,

Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.

Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank

syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa

maupun produk yang terus dikembangkan

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara.

Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen

korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998,

rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan

mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah,

yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat

mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh

Page 86: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

71

Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab

Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah

satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu

antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan

sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu

tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi

laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh

kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta

ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. (Annual

Report, 2014:37)

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3

juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.

Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor

Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000

merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah

yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur,

Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia,

kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment

System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000

ATM di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e

gold dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di

170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai

Page 87: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

72

Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk

menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap

syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga

pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media

massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui

lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun

Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic

bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur),

sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global

Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in

Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong) (Bank

Muamalat Indonesia, 2016).

Visi :

The Best Islamic bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong

Regional Presence.

Misi :

Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan

berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan

berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang

islami dan professional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk

memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.

Page 88: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

73

6. PT. Bank Mega Syariah

Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum

yang didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan

RI No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (d/h Para

Group) melalui Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT

Para Rekan Investama pada 2001. Sejak awal, para pemegang saham

memang ingin mengonversi bank umum konvensional itu menjadi bank

umum syariah. Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia

mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi bank syariah melalui

Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004

menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004,

sesuai dengan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia

No.6/11/KEP.DpG/2004. Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah

perbankan Indonesia sebagai upaya pertama pengonversian bank umum

konvensional menjadi bank umum syariah.

Dalam annual report (2016:45) pada tanggal 25 Agustus 2004,

BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga tahun kemudian, pada 7 November

2007, pemegang saham memutuskan perubahan bentuk logo BSMI ke

bentuk logo bank umum konvensional yang menjadi sister company-nya,

yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi berbeda warna. Sejak 2 November

2010 sampai dengan sekarang, melalui Keputusan Gubernur Bank

Page 89: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

74

Indonesia No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT. Bank Syariah Mega

Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah.

Untuk mewujudkan visi "Tumbuh dan Sejahtera Bersama

Bangsa", CT Corpora sebagai pemegang saham mayoritas memiliki

komitmen dan tanggung jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega

Syariah sebagai bank umum syariah terbaik di industri perbankan syariah

nasional. Komitmen tersebut dibuktikan dengan terus memperkuat modal

bank. Dengan demikian, Bank Mega Syariah akan mampu memberikan

pelayanan terbaik dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan

kompetitif di industri perbankan nasional. Misalnya, pada 2010, sejalan

dengan perkembangan bisnis, melalui rapat umum pemegang saham

(RUPS), pemegang saham meningkatkan modal dasar dari Rp400 miliar

menjadi Rp1,2 triliun dan modal disetor bertambah dari Rp150,060 miliar

menjadi Rp318,864 miliar. Saat ini, modal disetor telah mencapai

Rp787,204 miliar.

Di sisi lain, pemegang saham bersama seluruh jajaran manajemen

Bank Mega Syariah senantiasa bekerja keras, memegang teguh prinsip

kehati-hatian, serta menjunjung tinggi asas keterbukaan dan

profesionalisme dalam melakukan kegiatan usahanya. Beragam produk

juga terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta

didukung infrastrukur layanan perbankan yang semakin lengkap dan luas,

termasuk dukungan sejumlah kantor cabang di seluruh Indonesia.

Page 90: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

75

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus

mengukuhkan semboyan "Untuk Kita Semua", pada 2008, Bank Mega

Syariah mulai memasuki pasar perbankan mikro dan gadai. Strategi

tersebut ditempuh karena ingin berperan lebih besar dalam peningkatan

perekonomian umat yang mayoritas memang berbisnis di sektor usaha

mikro dan kecil.

Sejak tanggal 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi

bank devisa. Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi

devisa dan terlibat dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu

juga telah memperluas jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya

menjangkau ranah domestik, tetapi juga ranah internasional. Strategi

peluasan pasar dan status bank devisa itu akhirnya semakin memantapkan

posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank umum syariah terbaik

di Indonesia.

Selain itu, pada tanggal 8 April 2009, Bank Mega Syariah

memperoleh izin dari Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI)

sebagai bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS

BPIH). Dengan demikian, bank ini menjadi bank umum kedelapan

sebagai BPS BPIH yang tersambung secara online dengan Sistem

Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Depag RI. Izin itu tentu menjadi

landasan baru bagi Bank Mega Syariah untuk semakin melengkapi

kebutuhan perbankan syariah umat Indonesia.

Page 91: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

76

Visi :

Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa

Misi :

a. Bertekad mengembangkan perekonomian syariah melalui

sinergi dengan semua pemangku kepentingan

b. Menebarkan nilai-nilai kebaikan yang islami dan manfaat

bersama sebagai wujud komitmen dalam berkarya dan

beramal

c. Senantiasa meningkatkan kecakapan diri dan berinovasi

mengembangkan produk serta layanan terbaik yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat

7. PT. Bank Victoria Syariah

Menghadapi kompetisi antarbank yang semakin ketat, sektor

perbankan dituntut untuk terus berinovasi baik dari sisi produk, layanan

maupun operasional, yang berujung pada peningkatan kinerja usaha.

Untuk itu, di tahun 2013 Bank Victoria Syariah berkomitmen untuk

memperkokoh pondasi perusahaan sebagai bank ritel syariah dengan

melakukan pengembangan produk dan segmen bisnis baru untuk

percepatan pertumbuhan aset perusahaan. (Annual Report, 2016:21)

Visi :

Menjadi Bank Ritel Syariah Nasional yang Tumbuh dan

Berkembang Secara Sehat dan Amanah

Page 92: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

77

Misi :

a. Bank Victoria Syariah senantiasa berupaya memenuhi dan

memberi layanan yang terbaik kepada para nasabah,

kebutuhan nasabah dan berkomitmen untuk membina

hubungan yang baik dengan nasabah.

b. Bank Victoria Syariah berkomitmen mengembangkan

Sumber Daya Insani yang profesional, berprinsip, dan

berdedikasi untuk memberikan layanan yang terbaik serta

memenuhi kebutuhan Nasabah.

c. Menjalankan operasional perbankan syariah dengan

menerapkan prinsip kehati-hatian secara efisien dan

berkesinambungan.

d. Melakukan pengelolaan risiko dan keuangan secara prudent

serta konsisten dan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance.

8. PT. BCA Syariah

Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat

dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat

mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi

kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta

Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris

Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA)

Page 93: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

78

mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang

nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah.

Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar

Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan

Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang

perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB

menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010.

Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke

BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki

oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA

Finance.

Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional

menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank

Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No.

12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan

memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah

resmi beroperasi sebagai bank umum syariah.

PT. Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan

kegiatan usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin

operasi syariah dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur

Page 94: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

79

BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2009 dan

kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada hari Senin

tanggal 5 April 2010.

Komposisi kepemilikan saham PT Bank BCA Syariah adalah

PT Bank Central Asia Tbk.: 99.9999% dan PT BCA Finance :

0.0001%. BCA Syariah mencanangkan untuk menjadi pelopor dalam

industri perbankan syariah Indonesia sebagai bank yang unggul di

bidang penyelesaian pembayaran, penghimpun dana dan pembiayaan

bagi nasabah perseorangan, mikro, kecil dan menengah. Masyarakat

yang menginginkan produk dan jasa perbankan yang berkualitas serta

ditunjang oleh kemudahan akses dan kecepatan transaksi merupakan

target dari BCA Syariah. (Annual Report, 2016:32)

Visi :

Menjadi Bank Syariah Andalan dan Pilihan Masyarakat

Misi :

a. Mengembangkan SDM dan infrastruktur yang handal

sebagai penyedia jasa keuangan syariah dalam rangka

memahami kebutuhan dan memberikan layanan yang lebih

baik bagi nasabah.

b. Membangun institusi keuangan syariah yang unggul di

bidang penyelesaian pembayaran, penghimpunan dana dan

pembiayaan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.

Page 95: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

80

9. PT. Bank Bjb Syariah

Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan

Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh

keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah pada saat

itu.

Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha

syariah, manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan

usaha syariah serta mendukung program Bank Indonesia yang

menghendaki peningkatan share perbankan syariah, maka dengan

persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan

Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah.

Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

maka pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah

berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah

Helmi dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal

26 Januari 2010.

Page 96: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

81

Pada saat pendirian bank bjb syariah memiliki modal disetor

sebesar Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan

saham bank bjb syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development,

dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh

lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar

Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah).

Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya,

setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor

12/629/DPbS tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu

dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi cikal

bakal bank bjb syariah.

Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011, berdasarkan akta No

10 tentang penambahan modal disetor yang dibuat oleh Notaris Popy

Kuntari Sutresna dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-AH.01.10-23713 Tahun

2011 tanggal 25 Juli 2011, PT Banten Global Development

menambahkan modal disetor sebesar Rp. 7.000.000.000 (tujuh milyar

rupiah), sehingga saham total seluruhnya menjadi Rp. 507.000.000.000

(lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan komposisi PT Bank

Page 97: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

82

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar

Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar rupiah)

dan PT Banten Global Development sebesar Rp.12.000.000.000 (dua

belas milyar rupiah).

Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal

Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya Tahun 2012, PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dan PT Banten

Global Development menambahkan model disetor sehingga total

modal PT Bank Jabar Banten Syariah menjadi sebesar Rp

609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar rupiah), dengan

komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk

sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus sembilan puluh lima milyar

rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp

14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah).

Akta Pendirian PT. Bank Jabar Banten Syariah terakhir

diubah dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya

nomor 03 tanggal 19 Februari 2014 yang dibuat dihadapan Notaris

Maryanti Tirtowijoyo, S.H., M.kn, dan disahkan dengan Keputusan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-AH-

04317.AH.01.10-10438. (Annual Report, 2016:17)

Page 98: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

83

Visi :

Bank Syariah regional yang sehat, terkemuka dan berdaya

saing global

Misi :

a. Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui

peningkatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM).

b. Memberikan layanan perbankan syariah secara amanah

dan professional.

c. Memberikan nilai tambah bagi stakeholder.

10. PT. Bank Syariah Bukopin

PT BANK SYARIAH BUKOPIN (selanjutnya disebut

Perseroan) sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang

bermula masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya

PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh

PT Bank Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara

bertahap sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan

Indonesia yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo

Internasional didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan

Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang

memperolah Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/

KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin

Page 99: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

84

Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi

Bank Umum dengan nama PT Bank Swansarindo Internasional yang

memperoleh kegiatan operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI)

nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang

Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.

Dalam annual report (2015:43) Pada tahun 2001 sampai

akhir 2002 proses akuisisi oleh Organisasi Muhammadiyah dan

sekaligus perubahan nama PT Bank Swansarindo Internasional

menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia yang memperoleh

persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003 tanggal 24 Januari

2003 yang dituangkan ke dalam akta nomor 109 Tanggal 31 Januari

2003. Dalam perkembangannya kemudian PT Bank Persyarikatan

Indonesia melalui tambahan modal dan asistensi oleh PT Bank

Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 setelah memperolah izin

kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip

syariah melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor

10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang

Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional

Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan

Indonesia Menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana secara resmi

mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008, kegiatan

operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M. Jusuf

Page 100: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

85

Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009.

Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan

kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11 Kantor

Cabang, 7 Kantor Cabang Pembantu, 4 Kantor Kas, 1 unit mobil kas

keliling, dan 76 Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh)

mesin ATM BSB dengan jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin.

Visi :

Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik.

Misi :

a. Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah.

b. Membentuk sumber daya insani yang profesional dan

amanah.

c. Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor

UMKM (Usaha Mikro Kecil & Menengah).

d. Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder.

11. PT. Maybank Indonesia Syariah Tbk

Dalam annual report (2016:27) menjelaskan bahwa sejarah

PT Bank Maybank Indonesia Syariah Tbk (“Maybank Syariah” atau

“Bank”) bermula dengan didirikannya PT Maybank Nusa

International pada tanggal 16 September 1994 sebagai bank joint

venture antara Malayan Banking (Maybank) Berhad dengan Bank

Nusa Nasional. Pada 14 November 2000, PT Maybank Nusa

Page 101: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

86

International berganti nama menjadi PT Bank Maybank Indocorp

dengan kepemilikan saham Bank Nusa Nasional diambil alih oleh

Menteri Keuangan Republik Indonesia qq PT Perusahaan Pengelola

Aset (Persero).

PT Bank Maybank Indocorp menawarkan beberapa jasa

perbankan syariah seperti pembiayaan. Pada 23 September 2010, PT

Bank Maybank Indocorp berubah menjadi bank syariah komersial,

dan berganti nama menjadi PT Bank Maybank Syariah Indonesia

(Maybank Syariah) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank

Indonesia No. 12/60/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 23 September

2010 tentang Pemberian izin Perubahan Kegiatan Usaha dari Bank

Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah PT BANK

MAYBANK SYARIAH INDONESIA.

Visi :

Menjadi penyedia layanan keuangan terkemuka di

Indonesia, yang didukung oleh sumber daya manusia yang

berkomitmen penuh dan inovatif unuk menciptakan nilai dan

melayani komunitas.

Misi :

a. Menyediakan akses yang nyaman bagi masyarakat

untuk mendapatkan produk dan layanan perbankan

b. Memberikan persyaratan dan harga yang wajar

Page 102: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

87

c. Memberikan advice kepada nasabah berdasarkan

kebutuhan

d. Berada di tengah komunitas

B. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi

data. Maksud dari data terdistribusi secara normal adalah bahwa data

akan mengikuti bentuk distribusi normal. Pada uji normalitas ini data

akan memusat pada nilai rata-rata dan median. Cara ini dilakukan

karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola

distribusi normal dimana grafiknya akan berbentuk lonceng.

Gambar 4.1

Grafik Uji Normalitas dengan Variabel Dependen ROA

Sumber : Data yang telah di olah

Page 103: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

88

Dari grafik di atas dapat di dimpulkan bahwa data berdistribusi

normal jika kurva normal yang ada pada grafik mengikuti bentuk bel

(lonceng). Dari dua grafik di atas terlihat sebaran data mempunyai kurva

yang dapat dianggap berbentuk lonceng. Karena itu error model regresi

dapat dikatakan berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal,

maka uji t yang akan dilakukan dengan menggunakan data tersebut akan

valid.

b. Uji Multikolinearitas

Salah satu pengujian untuk analisis regresi adalah uji

multikolinearitas. Uji ini merupakan bentuk pengujian asumsi dalam

analisis regresi berganda. Asumsi ini menyatakan bahwa variabel-

variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas. Gejala

ini ditunjukan dengan korelasi yang signifikan antara variabel

independen. Hasil uji yang di dapatkan dengan data yang telah

dikumpulkan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Nilai VIF dan Tolerance Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .002 .006 .277 .783

CAR .044 .009 .380 4.690 .000 .874 1.144

Page 104: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

89

KAP .001 .001 .054 .703 .485 .977 1.023

NPM .048 .015 .257 3.145 .003 .864 1.158

BOPO .000 .000 -.265 -3.010 .004 .743 1.347

CR .001 .000 .596 6.975 .000 .788 1.269

KA .172 .421 .032 .409 .684 .933 1.072

DPS -.002 .002 -.121 -1.566 .123 .960 1.041

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Data yang telah di olah

Tabel 4.2

Koefisien Korelasi Uji Multikolinearitas Correlations

ROA CAR KAP NPM BOPO CR KA DPS

Pearson

Correlation

ROA 1.000 .551 .113 .238 .094 .636 .121 -.262

CAR .551 1.000 .004 .065 .101 .263 .221 -.145

KAP .113 .004 1.000 .093 -.043 .030 .050 -.020

NPM .238 .065 .093 1.000 .337 .063 .000 -.027

BOPO .094 .101 -.043 .337 1.000 .373 .117 -.086

CR .636 .263 .030 .063 .373 1.000 .047 -.166

KA .121 .221 .050 .000 .117 .047 1.000 -.044

DPS -.262 -.145 -.020 -.027 -.086 -.166 -.044 1.000

Sig. (1-

tailed)

ROA . .000 .184 .027 .226 .000 .166 .017

CAR .000 . .489 .302 .209 .017 .037 .123

KAP .184 .489 . .229 .365 .405 .346 .438

NPM .027 .302 .229 . .003 .306 .499 .415

BOPO .226 .209 .365 .003 . .001 .175 .246

CR .000 .017 .405 .306 .001 . .353 .091

KA .166 .037 .346 .499 .175 .353 . .363

Page 105: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

90

DPS .017 .123 .438 .415 .246 .091 .363 .

N

ROA 66 66 66 66 66 66 66 66

CAR 66 66 66 66 66 66 66 66

KAP 66 66 66 66 66 66 66 66

NPM 66 66 66 66 66 66 66 66

BOPO 66 66 66 66 66 66 66 66

CR 66 66 66 66 66 66 66 66

KA 66 66 66 66 66 66 66 66

DPS 66 66 66 66 66 66 66 66

Sumber : Data yang telah di olah

Dari hasil pengolahan data yang disajikan pada Tabel 4.1 dapat

dilihat bahwa nilai VIF berada di sekitar angka 1 dan angka-angka

Tolerance mendekati 1. Kemudian pada Tabel 4.2 terlihat bahwa

korelasi antar-variabel independen masih di bawah 0,5. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terdapat

masalah multikolinearitas. Karena itu, model regresi ini dapat dikatakan

baik karena pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar

variabel independen.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians pada residual (error)

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

Page 106: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

91

disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut sebagai

Heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan

dengan menggunakan grafik Scatterplot. Hasil uji heteroskedastisitas

dengan menggunakan grafik scatterplot adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber : Data yang telah di olah

Pada gambar diatas terlihat bahwa penyebaran residual adalah

tidak teratur. Hal ini dapat terlihat dari plot diatas. Dengat begitu maka

kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa tidak terjadi gangguan

persamaan regresi untuk memenuhi asumsi heterokedastisitas. Artinya

pada model regresi ini varians pada residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap dan tidak bias.

Page 107: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

92

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi

dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri.

Yang dimaksudkan dirinya sendiri adalah bahwa nilai dari variabel

dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai

periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Hasil uji autokorelasi

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics Durbin-

Watson R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .816a .667 .626 .01018 .667 16.566 7 58 .000 1.736

a. Predictors: (Constant), DPS, KAP, KA, NPM, CR, CAR, BOPO

b. Dependent Variable: ROA

Sumber : Data yang di olah

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, secara umum bisa

diambil patokan sebagai berikut :

1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada

autokorelasi

3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative

Page 108: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

93

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, angka D-W berada di antara -2

sampai +2 yaitu 1,736. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

masalah autokorelasi pada model regresi tersebut. Artinya tidak ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1.

2. Uji Statistik

a. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Tabel 4.4

Hasil Uji F ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression .012 7 .002 16.566 .000b

Residual .006 58 .000

Total .018 65

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), DPS, KAP, KA, NPM, CR, CAR, BOPO

Sumber : Data yang di olah

Melalui langkah ANOVA pada table 4.4 didapatkan hasil F-

hitung sebesar 16,56 dengan probabilitas 0,000. F-tabel dengan

signifikasi 0,05, degree of freedom (df) untuk df1 = 7 dan df2 = 58 maka

F-tabel adalah 2,18. Hasilnya adalah F-hitung (16,565) F-tabel (2,18).

Dengan hasil ini maka Ha diterima, ini berarti bahwa variabel rasio

CAMEL, komite audit, dan DPS secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas bank.

Page 109: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

94

b. Uji t (Uji Signifikasi Parsial)

Table 4.5

Hasil Uji t Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .002 .006 .277 .783

CAR .044 .009 .380 4.690 .000 .874 1.144

KAP .001 .001 .054 .703 .485 .977 1.023

NPM .048 .015 .257 3.145 .003 .864 1.158

BOPO .000 .000 -.265 -3.010 .004 .743 1.347

CR .001 .000 .596 6.975 .000 .788 1.269

KA .172 .421 .032 .409 .684 .933 1.072

DPS -.002 .002 -.121 -1.566 .123 .960 1.041

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Data yang di olah

Berdasarkan table diatas bisa diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Pengaruh rasio CAMEL ( Capital ) terhadap profitabilitas bank

Ho : = 0, CAR memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : ≠ 0, CAR tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Pada variabel capital dengan tingkat signifikasi 95% ( =0,05).

Angka signifikasi P Value pada variabel Capital sebesar 0,000

0,05. Atas dasar perbandingan tersebut, maka Ho ditolak. Hal ini

Page 110: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

95

berarti bahwa nilai capital (CAR) berpengaruh terhadap

profitabilitas bank. Hal ini juga terjadi pada penelitian terdahulu

oleh Edhi Satriyo Wibowo pada 2013, Dwi Indah Putrianingsih

pada tahun 2016 yang menguatkan bahwa nilai CAR berpengaruh

terhadap ROA

2) Pengaruh Rasio CAMEL ( Asset ) terhadap profitabilitas bank

Ho : = 0, KAP memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : ≠ 0, KAP tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Pada variabel asset dengan tingkat signiffikasi 95% (α=0,05).

Angka P Value pada variabel Asset sebesar 0,485 0,05. Atas

dasar perbandingan tersebut, maka Ho diterima. Hal ini berarti

KAP tidak berpengaruh terhadap ROA. Pada penelitian terdahulu

oleh Alvita Chatarine pada tahun 2014 bahwa nilai KAP tidak

berpengaruh terhadap ROA.

3) pengaruh Rasio CAMEL ( Management ) terhadap profitabilitas

bank

Ho : = 0, NPM memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : 0, NPM tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Pada variabel management dengan tingkat signiffikasi 95%

(α=0,05). Angka P Value pada variabel Asset sebesar 0,003

0,05. Atas dasar perbandingan tersebut, maka Ho ditolak.

Page 111: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

96

Diperkuat dengan penelitian terdahulu oleh Bonifasius Omega

Ricky Pratama pada tahun 2015, Tri Wahyuni pada tahun 2017,

serta Mahfudzotun Nahan pada tahun 2017 yang berpendapat

bahwa NPM berpengaruh terhadap ROA.

4) Pengaruh Rasio CAMEL ( Earning ) terhadap profitabilitas bank

Ho : = 0, BOPO memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : ≠ 0, BOPO tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Pada variabel earning dengan tingkat signiffikasi 95% (α=0,05).

Angka P Value pada variabel Asset sebesar 0,004 0,05. Atas

dasar perbandingan tersebut, maka Ho ditolak. Sependapat dengan

penelitian sebelumnya oleh Emmy Vismia Indyarwati pada tahun

2017, A.A. Yogi Prasanjaya pada tahun 2013, serta Edhi Satriyo

wibowo tahun 2013 bahwasanya BOPO berpengaruh terhdap

ROA.

5) Pengaruh Rasio CAMEL ( Liquidity ) terhadap profitabilitas bank

Ho : = 0, Current Ratio memiliki pengaruh terhadap ROA.

Ha : ≠ 0, Current Ratio tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

Pada variabel earning dengan tingkat signiffikasi 95% (α=0,05).

Angka P Value pada variabel Asset sebesar 0,000 < 0,05. Atas

dasar perbandingan tersebut, maka Ho ditolak. Diperkuat dengan

penelitian sebelumnya oleh Mahardika P. A. pada tahun 2013, Nur

Page 112: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

97

Anita Chandra Putry tahun 2013, dan Anisa Nursatyani di tahun

2014 banwa terjadinya pengaruh pada Current Ratio terhadap

ROA.

6) Pengaruh Komite Audit terhadap profitabilitas bank

Ho : = 0, Komite Audit memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

bank syariah.

Ha : ≠ 0, Komite Audit tidak memiliki pengaruh terhadap

profitabilitas bank syariah.

Pada variabel komite audit dengan tingkat signiffikasi 95%

(α=0,05). Angka P Value pada variabel Asset sebesar 0,684

0,05. Atas dasar perbandingan tersebut, maka Ho diterima. Sama

dengan penelitian Welfin I Guna pada tahun 2010 yang membahas

mengenai tidak adanya pengaruh antara komite audit dengan

ROA.

7) Pengaruh antara DPS terhadap profitabilitas Bank

Ho : = 0, Dewan Pengawas Syariah memiliki pengaruh terhadap

profitabilitas bank syariah.

Ha : ≠ 0, Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh

terhadap profitabilitas bank syariah.

Pada variabel DPS dengan tingkat signiffikasi 95% (α=0,05).

Angka P Value pada variabel Asset sebesar 0,123 > 0,05. Atas

Page 113: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

98

dasar perbandingan tersebut, maka Ho diterima. Pada penelitian

sebelumnya oleh Virda Rakhma Septiputri di tahun 2013

memperkuat bahwasannya DPS tidak berpengaruh terhadap ROA.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics Durbin-

Watson R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .816a .667 .626 .01018 .667 16.566 7 58 .000 1.736

a. Predictors: (Constant), DPS, KAP, KA, NPM, CR, CAR, BOPO

b. Dependent Variable: ROA

Sumber : Data yang diolah

Dari table diatas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R2

adalah sebesar 0,62. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel

independent (rasio CAMEL, komite audit, dan DPS) dapat

menjelaskan variabel dependent (profitabilitas bank) sebesar 62%,

sedangkan sisanya diterangkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Page 114: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

99

d. Uji Regresi Linier Berganda

Table 4.7

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .002 .006 .277 .783

CAR .044 .009 .380 4.690 .000 .874 1.144

KAP .001 .001 .054 .703 .485 .977 1.023

NPM .048 .015 .257 3.145 .003 .864 1.158

BOPO .000 .000 -.265 -3.010 .004 .743 1.347

CR .001 .000 .596 6.975 .000 .788 1.269

KA .172 .421 .032 .409 .684 .933 1.072

DPS -.002 .002 -.121 -1.566 .123 .960 1.041

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Data yang di olah

Hasil olahan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Nilai 0,380 pada variabel X1 adalah bernilai positif sehingga

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi capital yang dihasilkan

maka akan semakin besar pula profitabilitas yang akan

didapatkan oleh bank.

2) Nilai 0,054 pada variabel X2 adalah bernilai positif sehingga

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi asset yang dihasilkan

Page 115: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

100

maka akan semakin besar pula profitabilitas yang akan

didapatkan oleh bank.

3) Nilai 0,257 pada variabel X3 adalah bernilai positif sehingga

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi management yang

dihasilkan maka akan semakin besar pula profitabilitas yang

akan didapatkan oleh bank.

4) Nilai -0,265 pada variabel X4 adalah bernilai negatif sehingga

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi earning yang

dihasilkan maka tidak berarti akan semakin besar pula

profitabilitas yang akan didapatkan oleh bank.

5) Nilai 0,596 pada variabel X5 adalah bernilai positif sehingga

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi liquidity yang

dihasilkan maka akan semakin besar pula profitabilitas yang

akan didapatkan oleh bank.

6) Nilai 0,032 pada variabel X6 adalah bernilai positif sehingga

dapat dikatakan bahwa semakin banyak komite audit yang

berkerja maka akan semakin besar pula profitabilitas yang

akan didapatkan oleh bank.

7) Nilai -0,121 pada variabel X7 adalah bernilai negatif sehingga

dapat dikatakan bahwa semakin banyak DPS yang bekerja

maka tidak berarti akan semakin besar pula profitabilitas yang

akan didapatkan oleh bank.

Page 116: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis terhadap hasil penelitian yang telah di jelaskan di bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan berikut :

1. Rasio CAMEL dengan point capital yang dihitung dengan CAR berpengaruh

terhadap profiabilitas bank syariah yang dihitung menggunakan ROA.

Semakin tingginya nilai CAR yang diperoleh oleh bank maka semakin besar

pula profitabilitas an di dapatkan bank.

2. Rasio CAMEL dengan point asset tidak memiliki pengaruh terhadap

profitabilitas bank yang dihitung dengan nilai ROA.

3. Rasio CAMEL yang merujuk pada manajemen bank yang dihitung dengan

NPM memiliki pengaruh terhdap profitabilitas bank syariah yang menggukan

nilai ROA sebagai rasio penghitungan.

4. Rasio CAMEL pada segi earning mempunyai pengaruh terhadap

profitabilitas bank syariah, hal ini membuktikan bahwa semakin besar

pendapatan yang akan didapatkan oleh bank syariah.

5. Rasio CAMEL pada Liquidity yang dihitung menggunakan current ratio

memiliki pengaruh terhadap ROA. Hal ini membuktikan bahwa semakin

Page 117: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

102

mudahnya bank mencairakan dananya maka semakin tinggi pula

profitabilitas yang akan didapatkan.

6. Komite Audit tidak mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas bank. Hal

tersebut disebabkan karena sedikit banyaknya jumlah anggota komite audit

tidak menjamin tingginya tingkat ROA.

7. Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

bank syariah.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dengan melihat hasil penelitian ini

diantaranya:

Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan oleh penulis, maka saran yang

dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 11 Bank Umum Syariah sebagai

sampel atau objek penelitian. Diharapkan penelitian yang lain dapat meneliti

dengan sampel atau objek yang lebih banyak dan lebih terbaru. Selain itu,

pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan enam tahun penelitian.

Peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti dengan

waktu penelitian yang lebih panjang sehingga akan menambah jumlah

sampel.

2. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis regresi linear

Page 118: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

103

berganda. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan

metode-metode yang lain.

3. Perlu diadakan penelitian selanjutnya, yakni dengan menggunakan indikator

rasio CAMEL, komite audit, atau pun dewan pengawas syariah yang

mungkindapat mempengaruhi profitabilitas. Karena berdasarkan hasil

penelitian ini variabel bebas hanya mampu menjelaskan ROA sebesar 62%.

Ini artinya 38 % ROA dipengaruhi oleh variabel selain beberapa variabel

independen yang digunakan pada penelitian ini.

4. Dari hasil penelitian ini, disarankan kepada industri perbankan syariah agar

di masa yang akan datang dapat meningkatkan kualitas tata kelola

perusahaannya, serta meningkatkan kesehatan bank karena dengan adanya

point tersebut dapat meningkatkan profitabilitas bank.

Page 119: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

104

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Rizky. 2014. Penerapan Good Corporate Governance terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2015. Jakarta.

Arens, alvin A, Randal J, Elder, Mark S. Beasley. 2010. Auditing And Assurance

Servive An Integrated Aproach. New Jersey : Person Education Inc.

Azwar, Saefuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Chatarine, Alvita. 2014. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, BOPO Terhadap ROA

Dan CAR Pada BPR Kabupaten Bandung. Jurnal Manajemen Universitas

Udayana. Vol. 3 No. 3. Hal. 561-577.

Dendawijaya, L. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Bogor : Ghalia

Indonesia.

Duwi, Priyatno. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian

Dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta : Gaya

Media.

Fadjar, Aris. 2013. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Bank yang Mempengaruhi

Profitabilitas Bank Umum di Indonesia. Jakarta: Journal of Management and

Businees Riview Volume 1 (1) Hal 63-77.

Firdaus NH, Muhammad. 2005. Konsep & Implentasi Bank Syariah. Jakarta:

Renaisan.

Gozali, Imam. 2013. Aplikasi Multivariate Program Spss. Semarang : Universitas

Diponegoro.

Page 120: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

105

Gradiyato, Andrean. 2012. Pengaruh Komite Audit Terhadap Praktik Manajemen

Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2009-2011). Semarang.

Heru, Sudarsono. 2007. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Edisi 2. Yogyakarta :

Ekonisia.

Indyarwati, Emmy Vismia. 2017. Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Kinerja

Keuangan Perbankan Syariah. Surabaya : Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi

Vol. 6 No. 8 Hal 1-15.

J Supranto, 1998, Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi,

Yogyakarta : AMP YPKM:.

Kasmir. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Rajagrafindo

Persada.

Maradita, Aldira. 2014. Karakteristik Good Corporate Governance Pada Bank

Syariah Dan Bank Konvensional. Yuridika. Vol. 29 No. 2 Hal 191-204.

Mulazid, Ade Sofyan. 2016. Pelaksanaan Sharia Compliance Pada Bank Syariah

(Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri, Jakarta). Madania Vol. 20 No. 1

Nursatyani, Anisa. 2014. Analisis Pengaruh Current Ratio, Firm Size, Dan Assets

Tangibility Terhadap Return On Asset Dengan Debt To Total Asset Sebagai

Variabel Intervening (Studi Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang

Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2011). Jurnal Bisnis Strategi Vol. 23 No. 2 Hal

97-127.

Page 121: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

106

Prastiti, Anindyah. 2013. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Dan Komite

Audit Terhadap Manajemen Laba. Semarang.

Putrianingsih, Dwi Indah. 2016. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Dan Capital

Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas. Semarang : Management

Analysis Journal Vol. 5 No. 2 Hal 110-115.

Rahmatika, Aulia. 2017. Analisis Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi

Komite Audit, Dewan Pengawas Syariah Dan Non Performing Financing

(NPF) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Si Indonesia Periode 2012-

2016. Surakarta.

Rakma Septiputri, Virda. 2013. Dampak Corporate Governance Terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2007-2011. Semarang:

Diponegoro Journal of Accounting Volume 2 (2) Hal 1-9.

S. Munawir, 2002. Akuntansi Keuangan Dan Manajemen. Edisi Revisi. Yogyakarta :

BPFE.

Santosa, Purbayu Budi. 2005. Analisis Statistik Dengan Ms. Excel Dan SPSS.

Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Sudarmanto, R. Gunawan. 2013. Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan

Prigram IBM SPSS Statistics 19. Jakarta : PT. Mitra Wacana Media.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Suresh, Dr Chithra. 2016. Financial Performance Of Selected Conventional And

Islamic Banks In Kingdom Of Bahrain - A CAMEL Ranking Based Approach.

Page 122: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

107

European Journal Of Econimuc, Law And Politics (ELP) Vol. 1 No. 1 Hal 23-

59.

Suryanto, Tulus. 2014. Manajemen Laba Pada Bank Syariah Di Indonesia : Peran

Komite Audit Dan Dewan Pengawas Syariah. Lampung : Kinerja Vol. 18 No.

1 Hal 90-100.

Umi, Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan

Aplikasi. Bandung.

Wangsawidjaya. 2012. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Wibowo, Edhi Satriyo. 2013. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO,

NPF, Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Semarang : Diponegoro Journal

Of Management Vol. 2 No. 2 Hal 1-10.

Yogi, Prasanjaya, A.A. 2013. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR, Dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Bank Yang Terdaftar Di BEI.

Bali : E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol. 4 No. 1 Hal 230-245.

Page 123: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

108

Lampiran 1

Data Mentah Hasil

ROA CAR KAP NPM BOPO CR KA DPS

0.02 0.22 0.02 0.12 0.85 2.94 0.01 3

0.02 0.15 0.01 0.15 0.76 1.96 0.01 3

0.01 0.21 0.03 0.18 0.88 6.01 0.01 3

0.01 0.3 0.01 0.07 0.84 1.21 0.01 3

0.01 0.31 0.01 0.07 0.58 4.96 0.01 2

0 0.15 0.01 0.11 0.99 4.55 0.01 2

0.02 0.62 0.01 0.16 0.69 3.27 0.01 3

0.02 0.12 0.05 0.12 0.91 1.83 0.01 3

0.01 0.15 0.03 0.05 0.94 4.31 0.01 3

0.07 0.45 0.01 0.48 0.86 0.01 0.01 1

0.04 0.73 0.06 0 0.55 1.7 0.01 1

0.02 0.12 0.01 0.13 0.84 1.09 0.01 3

0.02 0.14 0.02 0.17 0.73 1.39 0.01 3

0.01 0.14 0.03 0.11 0.85 4.47 0.01 3

0 0.21 0.01 0.05 110.41 1.11 0.01 2

0.01 0.45 0.01 0.07 0.6 4.74 0.01 2

0.01 0.11 0.02 0.08 0.87 3.89 0 2

0.03 0.32 0.03 0.25 0.48 3.91 0.01 1

Page 124: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

109

ROA CAR KAP NPM BOPO CR KA DPS

0.04 0.14 0.11 0.14 0.77 3.65 0.01 1

0.01 0.13 0.04 0.02 0.92 2.68 0.01 1

0.01 0.28 0.01 0.12 0.88 0.05 0.01 2

0.03 0.64 0.06 0 0.54 1.5 0.01 2

0.01 0.17 0.01 0.11 0.85 4.41 0.01 1

0.01 0.13 0.01 0.12 0.67 1.32 0 3

0.01 0.16 0.01 0.11 0.84 3.56 0.01 3

0.01 0.18 0.01 0.05 0.86 1.1 0.01 1

0.03 0.18 0.01 0.08 0.74 2.75 0.01 2

0.01 0.14 0.02 0.07 0.91 3.62 0.01 3

0.01 0.21 0.03 0.08 0.81 3.49 0.01 1

0.02 0.13 0.11 0.04 0.86 4.5 0.01 3

0.01 0.11 0.03 0.05 0.92 1.46 0.01 3

0.01 0.18 0.01 0.04 0.92 0.04 0.01 1

0.03 0.59 0.06 0 0.68 1.6 0.01 3

0 0.14 0.02 0.11 0.97 6.43 0.01 3

0 0.11 0.01 0.13 0.55 2.14 0 3

0.01 0.19 0.01 0.11 0.85 5.95 0.01 3

0.01 0.16 0.01 0.09 0.91 1.68 0.01 2

0.03 0.2 0.01 0.06 0.76 6.16 0.01 2

Page 125: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

110

ROA CAR KAP NPM BOPO CR KA DPS

0 0.13 0.01 0 0.99 3.38 0.01 2

0.02 0.26 0.01 0.13 0.83 4.72 0.01 2

0 0.19 0.12 0.01 0.98 5 0.01 2

0 0.16 0.03 0.02 0.97 2.18 0.01 3

0 0.15 0.01 0.13 143.31 0.25 0.01 3

0.04 0.52 0.06 0 0.7 1.51 0.01 3

0 0.12 1 0.15 0.97 2.07 0.01 3

0.01 0.13 0.01 0.15 0.69 1.14 0 3

0.01 0.17 0.02 0.13 0.9 6.13 0.01 3

0 0.23 0.01 0.04 0.99 2.04 0.01 3

0.01 0.34 0.01 0.14 0.66 1.05 0.01 1

0.01 0.14 0.02 0.05 0.94 3.7 0 1

0.01 0.2 0.02 0 0.89 1.54 0.01 1

0 0.19 0.11 0.01 1 5.38 0.01 1

0.01 0.16 0.01 0.09 0.92 1.04 0.01 1

0 0.16 0.01 0.17 119.19 0.12 0.01 2

0 0.38 0.05 0.48 192.6 1.12 0.01 2

0 0.13 0.03 0.21 0.98 1.55 0.01 2

0.01 0.14 0.01 0.15 0.7 2.33 0 2

0.01 0.17 0.02 0.14 0.88 5.29 0.01 3

Page 126: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

111

ROA CAR KAP NPM BOPO CR KA DPS

0 0.18 0.02 0.06 122.77 1.28 0.01 3

0.01 0.37 0.01 0.18 0.62 1.13 0.01 3

0.01 0.21 0.02 0.06 0.91 3.19 0 2

0 0.18 0.02 0 0.96 1.35 0.01 2

0.03 0.24 10.92 0.17 0.88 8.59 0.01 2

0.01 0.17 0.01 0.09 0.92 1.04 0.01 1

0.02 0.16 0.06 0.15 131.34 0.11 0.01 1

0.1 0.55 0.07 0.16 160.28 139.06 0.01 1

Lampiran 2

Hasil Perhitungan SPSS

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

ROA .0144 .01665 66

CAR .2303 .14393 66

KAP .2071 1.34456 66

NPM .1056 .08877 66

BOPO 15.5850 44.03702 66

CR 4.8292 16.88489 66

KA .0089 .00310 66

DPS 2.1818 .82105 66

Page 127: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

112

Correlations

ROA CAR KAP NPM BOPO CR KA DPS

Pearson

Correlation

ROA 1.000 .551 .113 .238 .094 .636 .121 -.262

CAR .551 1.000 .004 .065 .101 .263 .221 -.145

KAP .113 .004 1.000 .093 -.043 .030 .050 -.020

NPM .238 .065 .093 1.000 .337 .063 .000 -.027

BOPO .094 .101 -.043 .337 1.000 .373 .117 -.086

CR .636 .263 .030 .063 .373 1.000 .047 -.166

KA .121 .221 .050 .000 .117 .047 1.000 -.044

DPS -.262 -.145 -.020 -.027 -.086 -.166 -.044 1.000

Sig. (1-

tailed)

ROA . .000 .184 .027 .226 .000 .166 .017

CAR .000 . .489 .302 .209 .017 .037 .123

KAP .184 .489 . .229 .365 .405 .346 .438

NPM .027 .302 .229 . .003 .306 .499 .415

BOPO .226 .209 .365 .003 . .001 .175 .246

CR .000 .017 .405 .306 .001 . .353 .091

KA .166 .037 .346 .499 .175 .353 . .363

DPS .017 .123 .438 .415 .246 .091 .363 .

N

ROA 66 66 66 66 66 66 66 66

CAR 66 66 66 66 66 66 66 66

KAP 66 66 66 66 66 66 66 66

NPM 66 66 66 66 66 66 66 66

BOPO 66 66 66 66 66 66 66 66

CR 66 66 66 66 66 66 66 66

KA 66 66 66 66 66 66 66 66

DPS 66 66 66 66 66 66 66 66

Page 128: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

113

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1

DPS, KAP, KA,

NPM, CR, CAR,

BOPOb

. Enter

a. Dependent Variable: ROA

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics Durbin-

Watson R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .816a .667 .626 .01018 .667 16.566 7 58 .000 1.736

a. Predictors: (Constant), DPS, KAP, KA, NPM, CR, CAR, BOPO

b. Dependent Variable: ROA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .012 7 .002 16.566 .000b

Residual .006 58 .000

Total .018 65

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), DPS, KAP, KA, NPM, CR, CAR, BOPO

Page 129: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

114

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .002 .006 .277 .783

CAR .044 .009 .380 4.690 .000 .874 1.144

KAP .001 .001 .054 .703 .485 .977 1.023

NPM .048 .015 .257 3.145 .003 .864 1.158

BOPO .000 .000 -.265 -3.010 .004 .743 1.347

CR .001 .000 .596 6.975 .000 .788 1.269

KA .172 .421 .032 .409 .684 .933 1.072

DPS -.002 .002 -.121 -1.566 .123 .960 1.041

a. Dependent Variable: ROA

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.0054 .0984 .0144 .01360 66

Std. Predicted Value -1.456 6.182 .000 1.000 66

Standard Error of Predicted

Value

.002 .010 .003 .002 66

Adjusted Predicted Value -.0817 .0365 .0104 .01597 66

Residual -.01962 .02632 .00000 .00962 66

Std. Residual -1.927 2.586 .000 .945 66

Stud. Residual -2.630 3.367 .038 1.060 66

Deleted Residual -.03654 .18171 .00401 .02688 66

Stud. Deleted Residual -2.778 3.722 .046 1.095 66

Page 130: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

115

Mahal. Distance .572 63.494 6.894 11.454 66

Cook's Distance .000 39.493 .739 4.921 66

Centered Leverage Value .009 .977 .106 .176 66

a. Dependent Variable: ROA

Page 131: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

116

Page 132: PENGARUH RASIO CAMEL ( CAPITAL, ASSET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · KAP, Komite Audit, dan Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas

1