15
PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP POPULASI DAN SERANGAN HAMA ULAT TRITIP (Plutella xylostella L.) TANAMAN SAWI (Brassica junceae L.) JURNAL Oleh Nurul Yatim C1M014165 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.)

TERHADAP POPULASI DAN SERANGAN HAMA ULAT TRITIP (Plutella

xylostella L.) TANAMAN SAWI (Brassica junceae L.)

JURNAL

Oleh

Nurul Yatim

C1M014165

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

Page 2: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

2

ARTIKEL UNTUK JURNAL

PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.)

TERHADAP POPULASI DAN SERANGAN HAMA ULAT TRITIP (Plutella

xylostella L.) TANAMAN SAWI (Brassica junceae L.)

THE EFFECTS OF EXTRACT OF KIRINYU LEAVES (Chromolaena odorata L.) ON

POPULATION AND THE INTENSITY ATTACK OF TRITIP CATERPILLARS

(Plutella xylostella L.) OF MUSTARD (Brassica junceae L.)

Nurul Yatim1)

, Hery Haryanto2)

, Ruth Stella Petrunella Thei2)

1)

Alumni Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNRAM 2)

Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unram

Page 3: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

3

HALAMAN PENGESAHAN

Jurnal ini diajukan oleh :

Nama : Nurul Yatim

NIM : C1M014165

Program Studi : Agroekoteknologi

Jurusan : Budidaya Pertanian

Judul Skripsi :

Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing Skripsi untuk

diterbitkan pada jurnal Crop Agro.

Menyetujui:

Pengaruh Pestisida Nabati Daun Kirinyu (Chromolaena odorata

L.) Terhadap Populasi dan Serangan Hama Ulat Tritip (Plutella

xylostella L.) Tanaman Sawi (Brassica junceae L.)

Page 4: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

4

PENGARUH EKSTRAK DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA ULAT TRITIP (Plutella

xylostella L.) TANAMAN SAWI (Brassica junceae L.)

THE EFFECTS OF EXTRACT OF KIRINYU LEAVES (Chromolaena odorata L.) ON

POPULATION AND THE INTENSITY ATTACK OF TRITIP CATERPILLARS

(Plutella xylostella L.) OF MUSTARD (Brassica junceae L.)

Nurul Yatim1)

, Hery Haryanto2)

, Ruth Stella Petrunella Thei2)

1)

Alumni Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNRAM 2)

Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unram

Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas beberapa konsentrasi ekstrak daun

kirinyu terhadap populasi dan intensitas serangan hama Ulat tritip (Plutella xylostella L.) pada

tanaman sawi. Penelitian dilakukan dengan melaksanakan percobaan lapangan dengan Rancangan

Acak Kelompok (RAK). Percobaan terdiri dari 5 perlakuan konsentrasi ekstrak daun kirinyu (40%,

50%, 60%, 70%, dan 80%), 1 perlakuan insektisida sintetik (Demolish 18 EC) sebagai

pembanding, dan 1 perlakuan tanpa ekstrak atau insektisida sebagai kontrol. Semua perlakuan

disiapkan 4 ulangan. Populasi dan intensitas serangan hama diamati pada saat 6, 11, 16, 21, dan 26

hari setelah tanam. Populasi hama diamati dengan cara menghitung langsung jumlah hama pada

tiap tanaman sampel. Intensitas serangan ditentukan atas dasar tingkat kerusakan, dengan skala 0

(tidak ada), 1 (1-<25%), 2 (25-<50%), 3 (50-<75%), dan 4 (>75%). Berat segar tanaman juga

ditentukan. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis keragaman dan dimana perlu dilanjutkan

dengan Uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%. Hubungan antara populasi hama dan intensitas

serangan ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun tidak efektif dalam

menurunkan populasi hama, ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata L.) efektif dalam

menurunkan intensitas serangan Plutella xylostella L. Tingkat kerusakan daun sawi sangat

berkaitan dengan populasi Plutella xylostella L.

Kata Kunci : Sawi, Plutella xylostella L, Daun Kirinyu (Chromolaena odorata L.).

ABSTRACT

This study aimed at determining the effectiveness of extract of Kirinyu leaf concentrations on the

population and the intensity of Tritip caterpillars (Plutella xylostella L.) attack in mustard. The

study was done by conducting a field experiment with Randomized Block Design. The experiment

consisted of 5 treatments of Kirinyu leaf extract concentrations (40%, 50%, 60%, 70%, and 80%),

1 treatment of synthetic pesticide (Demolish 18 EC) as a comparison, and 1 treatment without

extract or synthetic pesticide as a control. All treatments were provided with 4 replications. The

population and intensity of pest attack were observed at 6, 11, 16, 21, and 26 days after planting.

Pest populations were observed by directly counting the number of pests in each sample plant. The

intensity of the attack was determined on the basis of damage level, with a scale of 0(none), 1 (1-

<25%), 2 (25- <50%), 3 (50- <75%), and 4 (> 75%). The fresh weight of the plant was also

determined. Data were analyzed with analysis of variance and followed by Honestly Significant

Different Test at 5% level of significance. The relation between pest population and intensity of

attack was determined. The results showed that although not effective in reducing pest populations,

increasing kirinyu (Chromolaena odorata L.) leaf extract concentrations was effective in

decreasing the intensity of Plutella xylostella L attack. The extent of damage to mustard leaf was

closely related to the population of Plutella xylostella L.

Keyword: mustard, Plutella xylostella L. kirinyu leaves (Chromolaena odorata L.).

Page 5: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

5

PENDAHULUAN

Sawi hijau (Brassica junceae L.) merupakan tanaman yang banyak digemari oleh

masyarakat sebagai bahan pangan (sayuran) baik untuk konsumsi segar maupun diolah.

Sawi memiliki kandungan vitamin dan zat gizi yang sangat penting bagi kesehatan.

Kebutuhan sawi semakin lama semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk, sawi mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah kubis-krop, kubis-bunga dan

brokoli (Rukmana, 2007). Produksi sawi di Indonesia mengalami penurunan, pada tahun

2013 total produksi 635,728 ton dan pada tahun 2014 total produksi sawi menurun menjadi

602.468 ton, sedangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2014 total produksi

2.578 ton atau rata-rata 13,16 ton/ha (BPS, 2014).

Permasalahan utama yang terjadi pada petani budidaya sawi yaitu adanya serangan

Organisme Pengganggu Tanaman yang dapat menyebabkan kualitas dan kuantitas tanaman

sawi berkurang. Salah satu hama utama pada tanaman sawi adalah Ulat tritip (Plutella

xylostella L.) yang dapat menyebabkan kehilangan hasil antara 58-100% terutama pada

musim kemarau. Sampai saat ini, upaya pengendalian yang sering digunakan di tingkat

petani yaitu pengendalian menggunakan insektisida kimia, penggunaan insektisida kimia

menjadi masalah, terutama pada tanaman sayuran yang terus menerus menggunakan

insektisida kimia. penggunaan jenis insektisida yang sama dengan konsentrasi dan

frekuensi yang semakin meningkat dapat mempercepat terbentuknya populasi hama yang

resisten, terjadi resurjensi populasi hama yang melampui Ambang Ekonomi, sehingga

menimbulkan letusan hama sekunder, dan berdampak pada masalah pencemaran

lingkungan akibat residu insektisida (Untung, 2001). Untuk mengatasi masalah tersebut,

maka perlu dicari alternatif dalam menekan populasi dan serangan hama, yakni dengan

menggunakan pestisida nabati dari ekstrak tumbuhan (Yusuf, 2012).

Pestisida nabati merupakan pestisida alami yang bahannya langsung diambil dari

tanaman yang bersifat racun atau toksik bagi organisme pengganggu tanaman, mempunyai

kelompok metabolit sekunder yang mengandung berbagai senyawa bioaktif (Untung,

2001).Salah satu tumbuhan yang potensial dikembangkan sebagai pestisida nabati yaitu

kirinyu (Chromolaena odorata L.) dengan memanfaatkan daunnya. Kirinyu merupakan

tumbuhan gulma yang banyak tumbuh liar disekitar pinggir persawahan maupun di kebun-

kebun. Menurut penelitian Firdaus (2015) mengatakan bahwa konsentrasi 600 ml/L larutan

daun kirinyuh efektif terhadap persentase mortalitas larva Plutella xylostella L. mencapai

100% setelah 5 hari aplikasi yang dilakukan di Laboratorium.

Page 6: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

6

Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Pestisida

Nabati Daun Kirinyu (Chromolaena odorata L.) Terhadap Populasi dan Serangan

Hama Ulat Tritip (Plutella xylostella L.) Tanaman Sawi (Brassica junceae L.)”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas beberapa konsentrasi daun kirinyu

terhadap populasi dan serangan hama Ulat tritip (Plutella xylostella L.) pada tanaman sawi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Bug-Bug, Kecamatan Lingsar, Kabupaten

Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada bulan Februari-Maret 2018. Metode

yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimental yaitu melakukan percobaan

di lapangan.

Alat-alat yang digunakan adalah hand sprayer, blender (alat tumbukan), timbangan

analitik, ember, gelas ukur, saringan, lup (kaca pembesar) dan kertas label. Sedangkan

Bahan-bahan yang digunakan adalah daun kirinyu, benih sawi (Brassica juncea L.), pupuk

NPK dan TSP, insektisida kimia Demolish 18 EC, deterjen pasta sebagai perekat dan air.

Percobaan dilakukan di lapangan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang

terdiri dari 7 perlakuan, dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga

didapatkan 28 unit percobaan. Perlakuan yang digunakan yaitu kontrol (P0), insektisida

Demolish 18 EC 0,1% (P1), ekstrak kirinyu 40% (P2), ekstrak kirinyu 50% (P3), ekstrak

kirinyu 60% (P4), ekstrak kirinyu 70% (P5) dan ekstrak kirinyu 80% (P6).

Pelaksanaan penelitian diantaranya yaitu melakukan persemaian di tanah bedengan,

benih yang digunakan direndam dalam air selama kurang lebih 2 jam kemudian benih

ditabur secara merata, ditutup dengan jerami kering selama 3 hari. Kemudian disingkirkan

jerami dan dibiarkan benih tumbuh berkembang dengan baik. Setelah benih berumur 2-3

minggu bibit siap untuk dipindahkan. Pengolahan tanah dilakukan untuk memperbaiki

struktur tanah, persiapan lahan dilakukan dengan cara pembuatan bedengan, ukuran

masing-masing bedengan adalah lebar 1 meter dan panjang 2 meter, kemudian jarak antar

bedengan adalah 40 cm atau ± membutuhkan lahan seluas 1,5 are. Penanaman bibit sawi

dilakukan dengan menggunakan bibit yang telah memiliki 3-4 helai daun, ditanam dengan

jarak tanam 15x20 cm dan pembuatan lubang tanam dengan kedalaman kurang lebih 5 cm.

Perawatan tanaman perlu dilakukan, seperti: Penyiraman, dilakukan dengan melihat

kondisi di lapangan. Penyulaman, dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau layu.

Penyiangan, dilakukan jika disekitar tanaman tumbuh rumput liar atau gulma. Pemupukan,

Page 7: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

7

dilakukan pada awal penanaman menggunakan pupuk TSP, kemudian dilanjutkan untuk

pemupukan susulan mengunakan pupuk NPK untuk semua bedengan penanaman.

Persiapan perlakuan, pembuatan ekstrak daun kirinyu dilakukan seperti metode

yang digunakan oleh Anggraini (2009), yaitu dengan cara sebagai berikut: diambil daun

kirinyu segar di lapangan sebanyak 6 kg untuk luasan areal 1,5 are, dicuci bersih dan

dipotong kecil-kecil, ditambahkan 6 liter air, diblender dan ditambahkan 18 g detergen

pasta ekstrak yang dihasilkan disimpan dalam wadah tertutup selama 24 jam kemudian

disaring untuk diambil ekstraknya dan digunakan sebagai stok untuk perlakuan

konsentrasi. Untuk persiapan perlakuan 1 menggunakan insektisida kimia Demolish 18 EC

dilakukan dengan cara diambil larutan insektisida dengan konsentrasi 1 cc atau 1 ml dan

dicampur dengan air 1 liter atau 0,1% kemudian insektisida siap disemprotkan ketanaman.

Untuk perlakuan 2 diambil ekstrak daun kirinyu dengan konsentrasi 400 ml dan dicampur

dengan air 1 liter atau 40% kemudian pestisida siap untuk disemprotkan ke tanaman,

begitu juga dengan perlakuan selanjutnya.

Aplikasi pestisida nabati dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan hand

sprayer terhadap tanaman, dengan konsentrasi sesuai masing-masing perlakuan.

Penyemprotan dimulai sejak tanaman berumur 5 hari setelah pindah tanam sampai dengan

tanaman berumur 26 hari, penyemprotan dilakukan dengan interval waktu 5 hari.

Pemanenan dilakukan saat berumur 30 hari, panen dapat dilakukan dengan cara mencabut

tanaman hingga akarnya.

Variabel pengamatan yaitu populasi hama, intensitas serangan dan berat segar

tanaman sawi. Pengamatan populasi hama dilakukan secara langsung dengan cara

menghitung jumlah hama yang terdapat pada tiap tanaman sampel. Pengamatan dilakukan

pada umur 6 hst, 11 hst, 16 hst, 21 hst dan 26 hst. Pengamatan intensitas serangan hama

dilakukan pada umur 6 hst, 11 hst, 16 hst, 21 hst dan 26 hst dengan cara mengamati

intensitas serangan pada tiap daun yang mengalami kerusakan. Untuk menghitung

intensitas serangan atau tingkat kerusakan, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus

menurut Gunawan (2006):

Keterangan:

P = Intensitas serangan (%)

n = Jumlah daun dari tiap kategori serangan dari daun yang diamati

v = Nilai skala dari tiap kategori serangan dari daun yang diamati pada

tanaman

N = Jumlah daun yang diamati

Page 8: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

8

Z = Nilai skala tertinggi

Nilai skala untuk tiap-tiap kategori serangan adalah sebagai berikut :

Skala Nilai

0 Tidak ada serangan sama sekali

1 1-<25% luasdaun yang terserang

2 >25-<50% luas daun yang terserang

3 >50-<75% luasdaun yang terserang

4 >75% luas daun yang terserang sangat berat (Sumber: Direktorat Perlindungan Tanaman, 2000)

Kategori intensitas serangan hama secara umum adalah sebagai berikut:

a. Serangan ringan bila derajat serangan <25%

b. Serangan sedang bila derajat serangan >25-50%

c. Serangan berat bila derajat serangan >50-90%

d. Serangan puso bila derajat serangan >90%

e.

Pengamatan berat segar tanaman sawi dilakukan dengan cara menimbang berat

tanaman sampel, penimbangan terhadap berat tanaman dilakukan saat panen dengan cara

tanaman sampel setiap bedeng dikumpulkan kemudian ditimbang. Data hasil pengamatan

dianalisis dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5% dan hasil analisis yang berbeda

nyata diuji lanjut dengan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa populasi hama Plutella

xylostella L., intensitas serangan hama Plutella xylostella L. pada pengamatan 6 hst, 11 hst,

16 hst, 21 hst dan 26 hst, demikian juga pada berat basah tanaman sawi (30 hst)

menunjukkan jumlah yang bervariasi.

Populasi Hama Ulat Tritip (Plutella xylostella L.)

Rerata populasi hama Plutella xylostella L. dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1. Rata-rata Populasi Hama Plutella xylostella L. setelah Aplikasi Pestisida Selama

Pengamatan.

Perlakuan Populasi Plutella xylostella L

Kontrol (P0) 2,51a

0,1% Demolish 18 EC (P1) 0,21b

40% (P2) 2,31a

50% (P3) 2,20a

60% (P4) 1,98a

70% (P5) 1,96a

80% (P6) 1,73a

BNJ 5% 1,0122 Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

berdasarkan uji BNJ pada taraf 5%.

Page 9: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

9

Rerata populasi hama Ulat tritip (Plutella xylostella L.) tertinggi pada kontrol (P0)

yaitu 2,51 ekor dan rerata populasi terendah terdapat pada perlakuan insektisida kimia

0,1% Demolish 18 EC (P1) yaitu 0,21 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa pada perlakuan

insektisida kimia memberikan pengaruh yang signifikan dalam menurunkan populasi hama

Plutella xylostella L. dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Rendahnya populasi hama pada perlakuan insektisida kimia Demolish 18 EC

diduga karena bersifat repelan dan membunuh hama, bekerja sebagai racun kontak, racun

lambung dan memiliki spektrum yang luas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Manuh

(2014) bahwa insektisida kimia Demolish 18 EC mengandung senyawa Abamektin dengan

nama kimia avermektin B1 (C48H72O14) sebagai bahan aktif yang bekerja pada serangga

dengan jalan mengganggu transmisi saraf. Sedangkan untuk perlakuan pestisida nabati

ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata L.) tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap populasi hama dibandingkan kontrol (P0), tetapi pada konsentrasi 80%

(P6) memiliki jumlah populasi yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol (P0), 40%

(P2), 50% (P3), 60% (P4) dan 70% (P5).

Perbedaan konsentrasi pestisida nabati ekstrak daun kirinyu tidak berpengaruh

signifikan terhadap populasi hama, namun jika dilihat dari semua perlakuan pestisida

nabati maka populasi hama Plutella xylostella L. terendah terdapat pada perlakuan

konsentrasi 80% (P6) yaitu 1,73 ekor. Pestisida nabati ekstrak daun kirinyu tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap populasi hama, diduga bahwa pestisida

nabati memiliki aktivitas penekanan yang masih rendah karena konsentrasi yang digunakan

masih rendah sehingga bahan aktif yang terkandung dalam larutan juga rendah. Prijono

(1994) menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, maka kandungan

bahan aktif dalam larutan juga lebih banyak sehingga daya racun dan pestisida nabati

semakin tinggi. Selain itu, pestisida nabati juga memiliki beberapa kelemahan. Yusuf

(2012) menyatakan bahwa pestisida nabati tidak bereaksi cepat atau cara kerja relatif

lambat dalam membunuh hama dibandingkan dengan insektisida kimia. Selanjutnya

Saenong (2016) juga menyatakan bahwa kelemahan pestisida nabati yaitu daya kerjanya

lambat sehingga hasilnya tidak dapat dilihat dalam jangka waktu cepat, pada umumnya

tidak mematikan langsung hama sasaran tetapi hanya bersifat mengusir yang menyebabkan

hama menjadi tidak berminat mendekati tanaman budidaya dan mudah rusak dan tidak

tahan terhadap sinar matahari.

Perbedaan konsentrasi pestisida nabati ekstrak daun kirinyu tidak memberikan

pengaruh yang berbeda (signifikan) dalam menurunkan populasi hama Plutella xylostella

L., berbeda dengan pestisida nabati lain yang telah banyak digunakan seperti pestisida

Page 10: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

10

nabati ekstrak daun mimba. Surya et al (2017) menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun

mimba (Azadirachta indica) dapat meningkatkan mortalitas ulat daun (Plutella xylostella

L.) pada konsentrasi 30%. Hal ini diduga karena ada perbedaan kandungan senyawa yang

terdapat pada masing-masing jenis tanaman, menurut Sastrodihardjo dan Aditya (1992)

adanya pengaruh konsentrasi terhadap mortalitas ulat daun disebabkan oleh adanya

senyawa aktif yang terkandung pada daun mimba. Terdapat empat senyawa kimia alami

yang aktif, salah satunya yaitu senyawa azadirachtin dengan cara kerja tidak mematikan

hama secara langsung, tetapi melalui mekanisme menolak makan serangga, mengganggu

pertumbuhan dan reproduksi serangga (Debasri dan Tamal, 2012.)

Rerata populasi hama dari semua perlakuan menunjukkan populasi hama yang

masih berada di bawah Ambang Ekonomi atau berada diambang kendali. Harris (2001)

menyatakan bahwa Ambang Ekonomi secara kuantitatif hama Plutella xylostella L. jika

terdapat 3 larva pertanaman maka perlu tindakan aplikasi insektisida. Sastrosiswojo dan

Omoy (1991) juga menyatakan bahwa ambang kendali bagi hama yang sama dapat

berbeda tergantung pada kondisi daerah pertanaman kubis.

Intensitas Serangan Hama Ulat Tritip (Plutella xylostella L.)

Hasil rerata intensitas serangan hama Plutella xylostella L. dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.2. Rata-rata Intensitas Serangan Hama Plutella xylostella L. setelah Aplikasi

Pestisida Selama Pengamatan.

Perlakuan Intensitas Serangan Plutella xylostella L.

Kontrol (P0) 41,86a

0,1% Demolish 18 EC (P1) 8,11c

40% (P2) 38,69ab

50% (P3) 36,16b

60% (P4) 36,09b

70% (P5) 34,99b

80% (P6) 34,82b

BNJ 5% 4,7853 Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

berdasarkan uji BNJ pada taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa intensitas serangan hama tertinggi

terdapat pada kontrol (P0) yaitu 41,86%, intensitas serangan terendah pada perlakuan

insektisida kimia Demolish 18 EC yaitu 8,11% dan untuk pestisida nabati ekstrak daun

kirinyu (Chromolaena odorata L.) intensitas serangan terendah terdapat pada konsentrasi

80% (P6) yaitu 34,82%. Hal ini menunjukkan bahwa pada insektisida kimia memberikan

pengaruh signifikan terhadap intensitas serangan dibandingkan dengan perlakuan lainnya,

sedangkan pada konsentrasi 50% (P3), 60% (P4), 70% (P5) dan 80% (P6) pestisida nabati

Page 11: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

11

ekstrak daun kirinyu memberikan pengaruh signifikan terhadap intensitas serangan

dibandingkan dengan kontrol (P0) dan insektisida kimia Demolish 18 EC sehingga

dikatakan bahwa pada konsentrasi 50% (P3), 60% (P4), 70% (P5) dan 80% (P6) mampu

menekan intensitas serangan hama Ulat tritip (Plutella xylostella L.).

Pada perlakuan konsentrasi 80% (P6) menunjukkan intensitas serangan hama Ulat

tritip (Plutella xylostella L.) terendah dibandingkan dengan konsentrasi 50% (P3), 60%

(P4) dan 70% (P5) diduga karena pada konsentrasi tersebut bahan aktif pestisida nabati

ekstrak daun kirinyu mampu bekerja dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Prijono (1994) bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan, maka kandungan bahan

aktif dalam larutan juga lebih banyak sehingga daya racun dan pestisida nabati semakin

tinggi.

Asikin (2016) menyatakan bahwa daun kirinyu mengandung berbagai jenis bahan

aktif yaitu alkaloid, flavonoid, tanin dan seskuiterpenoid. Senyawa tanin dapat

menyebabkan penghambatan preferensi makan pada serangga, sehingga mengakibatkan

kelaparan dan akhirnya mati (Yunita et al. 2009).

Seskuiterpenoid merupakan senyawa bioaktif yang mampu merusak sistem syaraf

pada serangga. Alkaloid jenis PAs (Pyrolizidine Alkaloids) yang terkandung dalam

tumbuhan kirinyu bersifat toksik, sebagai penghambat preferensi makan dan insektisidal

bagi serangga. Menurut Cahyadi (2009) senyawa alkaloid dan flavonoid dapat bertindak

sebagai stomach poisoining atau racun perut. Oleh karena itu, bila senyawa alkaloid dan

flavonoid tersebut masuk ke dalam tubuh larva maka alat pencernaannya akan terganggu.

Selain itu, senyawa tersebut menghambat reseptor perasa pada daerah mulut larva. Hal ini

mengakibatkan larva gagal mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak mampu mengenali

makanannya akibatnya larva mati kelaparan. Menurut Sodiq (1994), Sulistiyono (2004),

dan Prabowo (2010) racun perut akan mempengaruhi metabolisme larva, sehingga akan

mempengruhi sistem saraf larva dan kemudian akan menimbulkan kematian.

Senyawa-senyawa fenol, triterpenoid, alkaloid dan steroid yang terdapat pada

tumbuhan merupakan bahan aktif sebagai pengendali hama. Senyawa ini menyebabkan

adanya aktifitas biologi yang khas seperti toksik menghambat preferensi makan dan

antiparasit (Harborne, 1987). Terdapatnya senyawa toksik dalam ekstrak daun kirinyu akan

memberikan respon dengan cara menurunkan preferensi makan dan efisiensi pencernaan.

Hubungan Antara Populasi Hama dan Intensitas Serangan Hama Ulat Tritip pada

Tanaman Sawi

Untuk menguji hubungan antara jumlah populasi hama Ulat tritip (X) dengan

intensitas kerusakan (Y) maka dilakukan analisis regresi. Dari hasil analisis menunjukkan

Page 12: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

12

persamaan garis regresi Y= 14,502x+ 6,235 berdasarkan nilai koefisien korelasi (0,9728),

dapat dilihat pada Grafik di bawah.

Grafik 4.1 Regresi Populasi dan Intensitas Serangan Hama Ulat Tritip (Plutella xylostella L.) pada Tanaman

Sawi

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikategorikan bahwa terdapat hubungan yang

sangat kuat antara populasi hama dan intensitas serangan pada tanaman sawi. Kemampuan

kerja masih aktif sehingga menunjukkan bahwa kerusakan benar-benar disebabkan oleh

populasi hama. Koefisien arah (b) yang besarnya 6,235 adalah koefisien kerusakan yang

artinya penambahan satu ekor hama Ulat tritip akan menyebabkan kehilangan hasil

produksi sebesar 6,235%.

Populasi hama Ulat tritip berkorelasi positif dengan intensitas serangan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah populasi hama maka semakin tinggi intesitas

serangan yang diakibatkan. Untung (2001) menyatakan bahwa tingkat kerusakan yang

ditimbulkan oleh suatu hama sangat ditentukan oleh jenis hama, cara menyerang serta

bagian tanaman yang diserang.

Berat Segar Tanaman Sawi

Hasil analisis rerata berat segar tanaman sawi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4. Rata-rata Berat Segar Tanaman Sawi Setelah Aplikasi Pestisida Selama

Pengamatan.

Perlakuan Berat Segar Tanaman Sawi

Kontrol (P0) 2044,13b

0,1% Demolish 18 EC (P1) 4046,65a

40% (P2) 2172,81b

50% (P3) 2305,19b

60% (P4) 2367,66b

70% (P5) 2405,83b

80% (P6) 2481,89b

BNJ 5% 1066,7986 Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata

berdasarkan uji BNJ pada taraf 5%.

y = 14.502x + 6.235 R² = 0.9728

0

10

20

30

40

50

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Inte

nsi

tas

Seran

gan

Populasi Plutella xylostella L.

Page 13: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

13

Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa rerata berat

segar tanaman sawi tertinggi pada perlakuan insektisida kimia Demolish 18 EC yaitu

4046,65 g dan terendah pada kontrol (P0) yaitu 2044,13 g. Hal ini menunjukkan bahwa

hanya perlakuan insektisida kimia Demolish 18 EC yang menunjukkan pengaruh berbeda

nyata terhadap berat segar tanaman sawi dibandingkan dengan perlakuan lainnya,

sedangkan pestisida nabati ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata L.) dengan

konsentrasi 40% (P2), 50% (P3), 60% (P4), 70% (P5) dan 80% (P6) meskipun

menunjukkan hasil yang lebih berat dibanding kontrol (P0) namun pengaruh tersebut tidak

signifikan atau secara statistik tidak terdapat pengaruh konsentrasi perlakuan pestisida

nabati terhadap berat segar tanaman sawi.

Pada kontrol (P0) menunjukkan berat tanaman terendah diduga karena pada

perlakuan tersebut memiliki persentase intensitas serangan hama Ulat tritip (Plutella

xylostella L.) tertinggi dibandingkan dengan semua perlakuan. Pada perlakuan insektisida

kimia Demolish 18 EC menunjukkan berat tanaman tertinggi, diduga karena pada

perlakuan tersebut memiliki persentase intensitas serangan hama Ulat tritip (Plutella

xylostella L.) paling rendah dibandingkan dengan semua perlakuan. Semakin rendah

tingkat kerusakan maka berat segar semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Noorbetha Julaily et al. (2013) bahwa tinggi rendahnya berat segar tanaman dipengaruhi

oleh ada tidaknya serangan hama. Semakin tinggi tingkat kerusakan maka berat segar

semakin rendah.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Perlakuan pestisida nabati ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata L.) tidak efektif

dalam menurunkan populasi hama Plutella xylostella L.

2. Konsentrasi ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata L.) 50% (P3), 60% (P4), 70%

(P5) dan 80% (P6) efektif dalam menurunkan intensitas serangan hama Plutella

xylostella L.

3. Populasi Plutella xylostella L. berpengaruh sangat kuat terhadap kerusakan daun sawi.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan pestisida nabati ekstrak daun

kirinyu untuk penambahan konsentrasi yang mampu dalam menekan populasi dan

intensitas serangan hama Ulat tritip (Plutella xylostella L.) dan dengan frekuensi

penyemprotan ditingkatkan.

Page 14: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

14

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini D. 2009. Uji Efektivitas Ekstrak Mahkota Dewa (Phaleria Papuena Warb.)

terhadap Mortalitas Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella L.) pada Tanaman

Caisin. [Skripsi, published]. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Surakarta. Indonesia.

Asikin S. 2016. Dua Jenis Gulma sebagai Pestisida Nabati terhadap Ulat Krop Kubis

(Crocidolomia pavartata). Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Inovasi

Teknologi Pertanian. Banjabaru, 20 Juli 2016. Hal 880-892.

Biro Pusat Statistik. 2014. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Kementrian

Pertanian Direktorat Jenderal Hortikultura 2015.

Cahyadi R. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia L.)

terhadap Larva Arternia Salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

(BST). [Skripsi, published]. Universitas Diponegoro. Semarang. Indonesia.

Debasri M. dan Tamal M. 2012. A Review on Efficacy of Azadirachta indica A. Juss

Based Biopesticides: An Indian Perspective. Research Journal of Recent Sciences

Vol. 1(3), 94-99 March (2012) ISSN 2277-2502.

Firdaus dan Saripah U. 2015. Uji Efektifitas Beberapa Konsentrasi Larutan Daun Kirinyuh

(Chromolaena odorata (L.) King & Robinson) terhadap Ulat Tritip (Plutella

xylostella L.) pada Tanaman Kubis (Brassica oleraceae var. capitata) di

Laboratorium. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Riau. Jurnal Agribisnis Vol:

18 No. 2 Desember 2016.

Gunawan O.S. 2006. Pengaruh Cahaya dan Tempat Penyimpanan Bibit Kentang di

Gudang terhadap Pertunasan dan Serangan Hama Penyakit Gudang. Jurnal Hort.

16 (2): 142-150.

Harbone J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.

Insitut Teknologi Bandung. Bandung.

Harris L. 2001. Diamondback Moth Outbreak. Homepage. http://www.Biossari.

ac.uk./smart/unix/mgrow/slides/index.htm. [07 Juni 2018].

Manuh R. 2014. Pengaruh Pestisida Nabati Ekstrak Batang Tembakau terhadap

Preferensi Hama Daun pada Tanaman Sawi (Brassica Junceae L.). [Skripsi,

unpublished]. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram. Indonesia.

Morallo dan Rejesus B. 1986. Botanical Insecticides Againt the Diamondback Moth.

Department of Entomology, College of Agriculture, University of the Philipines at

Los Banos, College, Laguna, Philippines.

Noorbetha J., Mukarlina. Tri R.S. 2013. Pengendalian Hama pada Tanaman Sawi

(Brassica junceae L.) Menggunakan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.).

Jurnal Protobiont Vol: 2 (3). Hal.171-175.

Prabowo H. 2010. Pengaruh Ekstrak Bunga Oleander (Nerium oleander L.) terhadap

Mortalitas Hama Tanaman Jarak Pagar (Selenothrips rubrocinctus Giard). Makalah

Seminar Nasional Biologi 2010. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta 24-25

September 2010.

Prijono D. 1994. Teknik Pemanfaatan Insektisida Proyek Botani. Pembangunan Pertanian

Nasional Fakultas Pertanian LPB. Balihort Lembang. Bogor.

Page 15: PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena ...eprints.unram.ac.id/5777/1/JURNAL NURUL YATIM... · PENGARUH PESTISIDA NABATI DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata L.) TERHADAP

15

Rukmana. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius. Yogyakarta.

Saenong S.M. 2016. Tumbuhan Indonesia Potensial sebagai Insektisida Nabati untuk

Mengendalikan Hama Kumbang Bubuk Jagung (Sitophilus Spp.). Balai Penelitian

Tanaman Serelia. Jurnal Litbang Pertanian Vol: 35 No. 3 September 2016. Hal

131-142.

Sastrodihardjo S dan Aditya T. 1992. Bioactive Substance From Neem (Azadirachta

Indica Juss) With Pesticidal Properties. Seminar on Chemistry of Rainforest Plants

and Their Utilization for Development, Bukittinggi, 277-29 October 1992.

Sastrosiswojo S. dan Omoy T.R. 1991. Ambang Kendali Ulat Daun Kubis (Plutella

xylostella L.) pada Tanaman Kubis. Bull Penel Hort 20 (3) 95-104.

Sodiq M. 1994. Tosikologi Pestisida. Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Surabaya. Fakultas Pertanian.

Sulistiyono L. 2004. Dilema Penggunaan Pestisida dalam Sistem Pertanian Tanaman

Hortikultura di Indonesia. [Tesis, published]. Bogor: Insitut Pertanian Bogor.

Surya E. Jailani dan Sartika D.M. 2017. Pengaruh Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta

indica) terhadap Mortalitas Ulat Daun (Plutella xylostella L.) pada Tanaman

Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Universitas Serambi Mekkah. Jurnal

Variasi. Vol: 9. No 1 Maret 2017. Hal. 7-15 ISSN:2085-61772.

Untung K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Edisi kedua. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Yunita E.A., Nanik H.S, dan Jafron W.H. 2009. Pengaruh Ekstrak Daun Teklan

(Eupatorium riparium) terhadap Mortalitas dan Perkembangan Aedes aegyptii.

Bioma Vol: 11. No. 1. Hal. 11-17.

Yusuf R. 2012. Potensi dan Kendala Pemanfaatan Pestisida Nabati dalam Pengendalian

Hama pada Budidaya Sayuran Organik. Seminar UR-UKM KE-7 2012. Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Riau.