39
PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MEUREUBO, LANGUNG DAN PAYA PEUNAGA KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT Skripsi OLEH : M. AZHAR 07C10104104 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH- ACEH BARAT 2013

PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKATDEPRESI PADA LANSIA DI DESA MEUREUBO,LANGUNG DAN PAYA PEUNAGA KECAMATAN

MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT

Skripsi

OLEH :

M. AZHAR07C10104104

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH- ACEH BARAT

2013

Page 2: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKATDEPRESI PADA LANSIA DI DESA MEUREUBO,LANGUNG DAN PAYA PEUNAGA KECAMATAN

MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT

Skripsi

OLEH :

M. AZHAR07C10104104

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaKesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umur Meulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH-ACEH BARAT

2013

Page 3: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada

tahun 1980 penduduk Indonesia berjumlah 147,49 jiwa, meningkat menjadi

179,38 juta jiwa pada tahun 1990, dan diproyeksikan menjadi sebesar 210,439

juta jiwa. Secara demografi berdasarkan Sensus Penduduk tahun 1971 jumlah

penduduk berusia 60 tahun ke atas sebesar 5,3 juta atau 4,5% jumlah penduduk,

meningkat menjadi 11,3 juta atau 6,4 juta pada tahun 1990. Pada tahun 2000

diperkirakan 7,4% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 15,3 juta orang

akan berusia 60 tahun. Sedangkan pada tahun 2010 diperkirakan meningkat

menjadi 24 juta jiwa atau 9,77% dan tahun 2020 diperkirakan menjadi 28,8 juta

jiwa atau 11,134% dari total jumlah penduduk (Departemen Kesehatan RI, 2010).

Sementara jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Barat berdasarkan data Badan

Pusat Statistik pada tahun 2010 berjumlah 173.558 jiwa dari 12 Kecamatan yang

ada di Kabupaten Aceh Barat. Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532

jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah 178.113 jiwa (Badan Pusat Statistik Propinsi

Aceh, 2012). Salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat adalah

Kecamatan Meureubo yang memiliki jumlah penduduk sebesar 27.879 jiwa pada

tahun 2012 dengan jumlah lansia 3.310 jiwa yang didapat dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Aceh Barat.

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak

terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam

Page 4: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

pemerintah. Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk

adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut (old age

ratiodependency). Selain itu dampak dari proses menjadi tua adalah penduduk

usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. Makin

lanjut usia seseorang makin banyak pula mengalami permasalahan terutama fisik,

mental, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu permasalahan yang mendasar

pada lanjut usia adalah masalah kesehatan sehingga diperlukan pembinaan

kesehatan pada kelompok pra lanjut usia dan lanjut usia (Departemen Kesehatan

RI, 2010). Selain itu, dampak tersebut juga akan membawa usia lanjut jatuh

kepada yang namanya depresi. Depresi disebabkan oleh banyaknya pemikiran

yang tidak menentu, bisa dikarenakan menurunnya tingkat kesehatan lanjut usia

yang mengakibatkan seluruh badan terasa sakit-sakitan, takut akan usia lanjutnya

tidak ada yang akan peduli. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Aceh Barat menjelaskan bahwa jumlah usia lanjut sekitar 7354 jiwa pada tahun

2011, dimana jumlah tersebut merupakan hasil survei penyuluhan dari beberapa

puskesmas yang dilakukan oleh petugas kesehatan Kabupaten Aceh Barat.

Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah

masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke

fase depresi. Penyakit ini kerap diabaikan karena dianggap bisa hilang sendiri

tanpa pengobatan. Padahal, depresi yang tidak diterapi dengan baik bisa berakhir

dengan bunuh diri. Secara global, lima puluh persen dari penderita depresi

berpikiran untuk bunuh diri, tetapi yang akhirnya mengakhiri hidupnya ada lima

belas persen. Diagnosis Major Depressive Disorder (gangguan depresi berat)

dalam DSM-IV mensyaratkan keberadaan suasana peranan berupa depresi atau

Page 5: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

kehilangan minat pada berbagai kegiatan, ditambah tiga atau empat gejala

tambahan (misalnya letih, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, dan perasaan

tidak berharga). Gejala-gejala terjadinya depresi yaitu sering mengalami gangguan

tidur/sering terbangun sangat pagi yang bukan merupakan kebiasaannya sehari-

hari, kebersihan dan kerapian sering diabaikan, cepat sekali menjadi

marah/tersinggung, daya konsentrasi berkurang, pada pembicaraan sering disertai

topik yang berhubungan dengan rasa pesimis/putus asa, berkurang/hilangnya

nafsu makan sehingga berat badan menurun secara cepat, dan kadang-kadang

dalam pembicaraannya ada kecenderungan untuk bunuh diri. Depresi dapat timbul

secara spontan ataupun sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan dalam

kehidupan seperti cacat fisik/mental seperti stroke sehingga menjadi sangat

bergantung pada orang lain, suasana duka cita dan meninggalnya pasangan hidup.

Gejala-gejala diatas tidak mungkin memiliki penyebab fisiologis

berdasarkan kondisi medis secara umum dan gejala-gejala itu harus berlangsung

paling tidak selama 2 minggu. Dysthimia, sebuah gangguan suasana perasaan

yang sering muncul sebelum episode depresi berat, mensyaratkan lebih sedikit

gejala tetapi durasi “feeling blue” yang lebih panjang (American Psychiatric

Association, 1994 dalam Norman, dan kawan-kawan, 2007).

Lanjut usia pada umumnya di Indonesia tinggal bersama keluarga sehingga

keluarga dapat digolongkan orang yang sangat berarti bagi lansia, dukungan

keluarga keluarga merupakan salah satu bentuk terapi keluarga yang

termasuk pada penatalaksanaan depresi pada usia lanjut. Jadi dengan adanya

dukungan keluarga yang mempunyai ikatan emosional setidaknya dapat

Page 6: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

memberikan kekuatan pada lanjut usia untuk menjalankan hari tua yang lebih

baik.

Berdasarkan pada penjelasan latar belakang, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul proposal yaitu“ Pengaruh Penurunan

Fisik Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di Desa Meureubo, Langung

dan Paya Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah

Bagaimana Pengaruh Penurunan Fisik Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia Di

Desa Meureubo, Langung dan Paya Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten

Aceh Barat.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian meliputi:

1.3.1.Tujuan umum

Mengetahui pengaruh penurunan fisik terhadap tingkat depresi pada lansia

di Desa Meureubo, Langung dan Paya Peunaga Kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat.

1.3.2.Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui penurunan fisik yang terjadi pada lansia di Desa

Meureubo, Langung dan Paya Peunaga Kecamatan Meureubo.

2. Untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia yang terjadi di Desa

Meureubo, Langung dan Paya Peunaga Kecamatan Meureubo.

Page 7: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat teoritis disini

adalah Untuk menambah bahan rujukan yang berhubungan dengan Pengaruh

Penurunan Fisik Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi masyarakat merupakan suatu informasi dan pengetahuan dalam

menjaga kondisi psikologisnya terutama saat memasuki masa-masa usia

lanjut.

2. Bagi rumah sakit/tenaga kesehatan untuk dapat menyediakan pelayanan

dalam upaya mencegah dan mengobati masyarakat yang mengalami

gejala-gejala depresi.

3. Bagi pemerintah merupakan bahan pertimbangan dalam

mengembangkan program-program yang berhubungan langsung dengan

kondisi psikologis masyarakat terutama lansia (usia lanjut).

Page 8: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Penurunan Fisik

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya

kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology) misalnya

tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang

makin rapuh. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa

lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat

menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial yang

selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.

Menurut Neil Niven (2000) ada dua gambaran tentang proses penuaan

yang menarik perhatian pada dekade terakhir ini adalah:

1. Terdapat penurunan fungsi sosial seperti intelektual, memori dan

kemampuan memecahkan masalah pada lansia.

2. Orang-orang tua menjadi lebih terisolasi saat mereka makin tua.

Faktor utama dalam penurunan fungsi psikologis akibat usia adalah

adanya penyakit. Oleh karena itu seseorang harus memisahkan perubahan-

perubahan tersebut yang berkenaan dengan penyakit dan perubahan ini adalah

akibat dari proses penuaan itu sendiri. Kemunduran fungsi intelektual sejalan

dengan usia bukan tidak dapat dihindarkan. Sebenarnya terdapat perbedaan-

perbedaan penampilan individu. Walaupun derajat tertentu dari ketidakpastian

seperti pada penyebab suatu penyimpangan pada berfungsinya kogniti, hal yang

paling penting adalah bahwa situasi tidak permanen dan dapat dengan mudah

Page 9: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

diubah dengan menggunakan teknik latihan yang sederhana dan tidak mahal

(Schaie & Willis 1991 dalam Niven 2000).

2.1.1. Kesehatan Fisik

Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan psikis lanjut usia.

Keadaan fisik merupakan faktor utama dari kegelisahan manusia. Kekuatan fisik,

panca indera, potensi dan kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap-tahap

tertentu. Dengan demikian orang lanjut usia harus menyesuaikan diri kembali

dengan ketidak berdayaannya. Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa

serangan penyakit seperti gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem

pernafasan, neurologik, metabolik, neoplasma dan mental. Sehingga keluhan yang

sering terjadi adalah mudah letih, mudah lupa, gangguan saluran pencernaan,

saluran kencing, fungsi indra dan menurunnya konsentrasi. Untuk mengkaji fisik

pada orang lanjut usia harus dipertimbangkan keberadaannya seperti menurunnya

pendengaran, penglihatan, gerakan yang terbatas, dan waktu respon yang lamban.

Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia

mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini dapat menimbulkan

gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun sosial yang selanjutnya

dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.

Fisik yang sehat perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan

kondisi psikologis maupun sosial, sehingga mau tidaknya harus ada usaha untuk

mengurangi kegiatan yang bersifat menjaga fisiknya. Seorang lansia harus mampu

mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja

secara seimbang (Fitriyanti, 2009).

Page 10: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

2.1.2. Kesehatan Psikis

Dengan menurunnya berbagai kondisi dalam diri orang lanjut usia secara

otomatis akan timbul kemunduran kemampuan psikis. Salah satu penyebab

menurunnya kesehatan psikis adalah menurunnya pendengaran. Dengan

menurunnya fungsi dan kemampuan pendengaran bagi orang lanjut usia maka

banyak dari mereka yang gagal dalam menangkap isi pembicaraan orang lain

sehingga mudah menimbulkan perasaan tersinggung, tidak dihargai dan kurang

percaya diri.

Menurut Fitriyanti (2009) menjelaskan bahwa menurunnya kondisi psikis

ditandai dengan menurunnya fungsi kognitif. Lebih lanjut dikatakan dengan

adanya penurunan fungsi kognitif dan psiko motorik pada diri orang lanjut usia

maka akan timbul beberapa kepribadian lanjut usia sebagai berikut :

(1)Tipe kepribadian Konstruktif, pada tipe ini tidak banyak mengalami

gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.

(2)Tipe Kepribadian Mandiri, pada tipe ini ada kecenderungan mengalami

post power syndrom, apabila pada masa lanjut usia tidak diisi dengan

kegiatan yang memberikan otonomi pada dirinya.

(3)Tipe Kepribadian Tergantung, pada tipe ini sangat dipengaruhi

kehidupan keluarga. Apabila kehidupan keluarga harmonis maka pada

masa lanjut usia tidak akan timbul gejolak. Akan tetapi jika pasangan

hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi

merana apalagi jika terus terbawa arus kedukaan.

(4)Tipe Kepribadian Bermusuhan, pada tipe ini setelah memasuki masa

lanjut usia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya. Banyak

Page 11: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama

sehingga menyebabkan kondisi ekonomi rusak.

(5)Tipe Kepribadian Kritik Diri, tipe ini umumnya terlihat sengsara,

karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung

membuat susah dirinya.

2.2. Tingkat Depresi

Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah

masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke

fase depresi. Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang disertai

dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulasi tertentu, pengurangan aktivitas

fisik maupun mental dan kesukaran dalam berfikir (Kartini dan Dali, 2003).

Depresi adalah gangguan penyesuaian diri (gangguan dalam

perkembangan emosi jangka pendek atau masalah-masalah perilaku, dimana

dalam kasus ini, perasaan sedih yang mendalam dan perasaan kehilangan harapan

atau merasa sia-sia, sebagai reaksi terhadap stressor) dengan kondisi mood yang

menurun (Wenar & Kerig, 2000).

Ada beberapa definisi depresi menurut para ahli yaitu:

Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi

emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,

berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara

dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.

Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang

psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan,

Page 12: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah

yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas.

Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma).

Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan,

kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh;

rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika

depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholi.

Menurut Beck (1989) dalam Neil Niven (2000) mengatakan bahwa depresi

menyebabkan seseorang mengalami masalah untuk melakukan sesuatu bahkan

untuk makan dan eliminasi. Efisiensi dari suatu masalah muncul jika, meskipun

seseorang memahami apa yang harus dilakukan, tetapi ia belum merasakan

stimulasi dari dalam dirinya sendiri untuk melakukan hal tersebut. Meskipun

dalam keadaan genting atau terancam, mereka tidak terlihat dapat membangkitkan

keinginan mereka untuk melakukan hal tersebut. depresi merupakan salah satu

gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman

subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang

meresap dari seseorang yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu.

Depresi pada lansia adalah proses patoligis bukan merupakan proses dalam

kehidupan. Umumnya orang-orang akan menanggulanginya dengan mencari dan

memenuhi rasa kebahagiaan. Bagaimanapun lansia cenderung menyangkal bahwa

dirinya mengalami depresi. Gejala umum diantaranya mereka muncul dengan

menunjukkan sikap rendah diri dan biasanya sulit untuk didiagnosa (Evans, 2000).

Gejala tersebut antara lain penurunan nafsu makan, gangguan tidur,

kelelahan dan kurang energi, nyeri, sakit kepala, otot keran dan nyeri, merasa

Page 13: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

bingung, lambat dalam berfikir, penurunan konsentrasi dan sulit mendapatkan

informasi, sulit membuat keputusan dan selalu menghindar, kurang percaya diri,

merasa bersalah dan tidak mau dikritik.

Selanjutnya menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati

(kepedihan, kesendirian, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Depresi

merupakan salah satu gangguan mood. Depresi sendiri adalah gangguan unipolar

yaitu gangguan yang mengacu pada suatu kutub (arah) atau tunggal yang terdapat

perubahan pada kondisi emosional, perubahan dalam motivasi, perubahan dalam

fungsi dan perilaku motorik serta perubahan kognitif (Nevid et.al, 2005).

Ada beberapa gejala yang menyebabkan terjadinya depresi yaitu sering

mengalami gangguan tidur atau sering terbangun sangat pagi yang bukan

merupakan kebiasaannya sehari-hari, kebersihan dan kerapihan sering diabaikan,

cepat sekali menjadi marah/tersinggung, daya konsentrasi berkurang, pada

pembicaraan sering disertai topik yang berhubungan dengan rasa pesimis/perasaan

putus asa, kurang/hilangnya nafsu makan sehingga buat badan menurun secara

cepat, dan kadang-kadang dalam pembicaraannya ada kecenderungan untuk

bunuh diri (Departemen kesehatan RI, 2010). Selanjutnya pengertian depresi

menurut Kaplan (2010, diakses 21 Juni 2012) merupakan satu masa terganggunya

fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

penyertanya, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya serta bunuh

diri.

Menurut Becker (1974) dalam Neil Niven (2000) menuliskan beberapa

tanda-tanda gejala yang paling umum terjadi dalam kondisi depresi yaitu:

1. Sedih, kesepian, apatis atau suasana hati yang tidak stabil

Page 14: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

2. Konsep diri yang negatif

3. Merasa terganggu pada fungsi-fungsi tubuhnya, diikuti dengan

penurunan selera makan dan kurang tidur, konstipasi dan penurunan

minat seksual

4. Keluhan-keluhan fisik seperti gatal-gatal, kelemahan dan kelelahan

5. Perubahan aktifitas fisik seperti kelambanan atau agitasi

6. Kerusakan proses piker dengan konsentrasi yang mudah pecah,

bimbang, tidak berminat dan dihantui pikiran ketidakberdayaan dan

keputusasaan.

Gejala-gejala di atas kadang-kadang timbul juga pada gangguan psikologis

lain, tetapi ada bukti yang menyatakan bahwa depresi adalah suatu kondisi yang

cukup berbeda dengan gangguan yang lain (Murphy et al, 1974 dalam Neil Niven,

2000). Menurut Perris (1982) dalam Neil Niven (2000) ada perbedaan dari tipe-

tipe depresi. Perbedaan nyata adalah antara depresi endogen dan depresi reaktif

(atau eksogen). Depresi endogen ditimbulkan oleh sesuatu yang diperkirakan

berasal dari adanya sesuatu yang tidak beres dalam individu itu sendiri, seperti

predisposisi genetik pada gangguan atau suatu disfungsi psikologis. Depresi

reaktif diakibatkan dari sebab-sebab psikologis seperti kematian pasangan,

kehilangan pekerjaan yang diperkirakan sebagai respon seseorang terhadap

kejadian-kejadian ekternal.

Perbedaan utama yang lain adalah antara depresi unipolar dan depresi

bipolar. Depresi bipolar terjadi pada pasien yang mengalami hipomania berulang.

Mania dan hipomania dalam berbagai keadaan berlawanan dengan depresi yang

ditandai dengan perasaan gembira hati dan jasmani yang berlebihan. Suasana hati

Page 15: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

yang berubah-ubah ini tidak selalu berubah seperti gayung besar, seringkali

terdapat periode perilaku normal diantara perilaku yang tidak normal. Individu

lain, bagaimanapun mengalami penderitaan depresi tanpa ada hubungannya

dengan hipomania dan ini dianggap mengalami depresi unipolar. Depresi juga

dapat terjadi akibat pemikiran yang salah seperti :

1. Abstraksi selektif, individu hanya berpikir tentang hal-hal negatif dari

perilakunya.

2. Generalisasi berlebihan, karena terjadi suatu kesalahan maka

seterusnya akan salah.

3. Pernyataan berlebihan, pernyataan tentang hal-hal negatif dan

meminimalkan aspek positif seseorang.

4. Personalisasi, kejadian-kejadian negatif dihubung-hubungkan dengan

dirinya meskipun tidak berhubungan sama sekali.

2.3. Pengertian Lansia

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Penuaan

adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan

yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap

perkembangan kronologis tertentu (Mickey Stanley dan Patricia Gauntlett Beare,

2006).

Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan

kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.

Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum

maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia (Kuntjoro, 2002).

Page 16: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan

dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadi tidak bisa dihindari

oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya

(Arya, 2008).

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami

proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya

tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur

dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia

lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang

beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat,

bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali

dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek

sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Di negara

Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini

dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh

terhadap pengambilan keputusan serta luasnya hubungan sosial yang semakin

menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial

yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda.

Lansia (lanjut usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik

yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagaimana

diketahui bahwa, ketika manusia mencapai usia dewasa ia mempunyai

kemampuan reproduksi dan melahirkan anak (Darmojo, 2004).

Page 17: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan

dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang

berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).

Menurut Prayitno (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang

berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun keatas, tidak

berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupan sehari-hari.

Beberapa masalah umum yang unik bagi orang usia lanjut :

1. Keadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga harus tergantung pada

orang lain.

2. Status ekonominya sanghat terancam, sehingga cukup beralasan untuk

melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.

3. Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status

ekonomi dan kondisi fisik.

4. Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah

meninggal atau pergi jauh dan cacat.

5. Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu luang yang

semakin bertambah.

6. Belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang

dewasa.

7. Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara khusus

direncanakan untuk orang dewasa.

8. Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang

berusia lanjut dan memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan lama

yang berat dengan kegiatan yang lebih cocok.

Page 18: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

9. Menjadi “korban” atau dimanfaatkan oleh para penjual obat, buaya

darat dan kriminalitas karena mereka tidak sanggup lagi untuk

mempertahankan diri.

Selain itu ada beberapa pengertian dewasa akhir (lansia) menurut beberapa

ahli:

Menurut J.W. Santrock (2002), ada dua pandangan tentang definisi orang

lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia.

Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang

yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan

seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang

Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60

tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan

mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.

Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi

menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh

tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir

kehidupan seseorang.

Ada beberapa pendapat mengenai batasan umur lanjut usia diantaranya

(Mohammad et.al. 2004):

1.Menurut Organisasi Kesehatan Dunia lanjut usia meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45-59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

Page 19: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

2.Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad membagi periodisasi

biologis perkembangan manusia sebagai berikut:

a. 0-1 tahun = masa bayi

b. 1-6 tahun = masa prasekolah

c. 6-10 tahun = masa sekolah

d. 10-20 tahun = masa pubertas

e. 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)

f. 65 tahun keatas = masa lanjut usia (senium)

3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (psikologi UI), lanjut usia merupakan

kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat

bagian:

a. Fase iuventus antara 25 sampai 40 tahun

b. Fase vertilitas antara 40 sampai 50 tahun

c. Fase prasenium antara 55 sampai 65 tahun

d. Fase senium antara 65 tahun hingga tutup usia

4. Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, pengelompokkan lanjut

usia sebagai berikut:

a. Usia dewasa muda (elderly adulthood) 18 atau 29-25 tahun

b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas 25-60 tahun atau

65 tahun

c. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun

d. 70-75 tahun (young old)

e. 75-80 tahun (old)

f. Lebih dari 80 tahun (very old)

Page 20: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

2.4. Kerangka Teori

Gambar 1. Hubungan penurunan fisik terhadap Depresi pada lansia.

2.5. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

2.6. Hipotesis

Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada hubungan antara penurunan fisik dengan depresi pada lansia di

Desa Meureubo, Langung dan Paya Peunaga Kecamatan Meureubo.

Ho : Tidak ada hubungan antara penurunan fisik dengan depresi pada

lansia di Desa Meureubo, Langung dan Paya Peunaga Kecamatan

Meureubo.

Depresi pada LansiaPenurunan Fisik

Lanjut Usia Penurunan Fisik Depresi

Page 21: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik dengan pendekatan

Croos Sectional yaitu rancangan penelitian yang mempelajari hubungan penyakit

dan paparan (faktor peneliti) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit

serentak pada individu dari populasi tunggal, pada suatu saat atau periode ( murti,

1997).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1.Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Meureubo, Langung dan Paya Peunaga

Kecamatan Meureubo Kabupatan Aceh Barat.

3.2.2.Waktu Penelitian

Waktu penelitian telah dilaksanakan sejak tanggal 15 sampai dengan

tanggal Oktober Tahun 2013.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1.Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah para lansia di Desa Meureubo,

Langung dan Paya Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat yang

berjumlah 1102 orang (Periode Januari s/d November tahun 2012)

3.3.2.Sampel

Pemilihan sampel dalam penelitian ini diambil dangan teknik simple

random sampling (acak sederhana) dengan alasan masing - masing dapat

Page 22: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

terpilih menjadi sampel karena semua anggota dari populasi

memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih, dengan rumus sebagai berikut

(Notoadmojo, 1996):

Sampel : = ( )Keterangan :

N= Besarnya populasi

n= Besarnya sampel

d= Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan sebesar 10% (0,1), jadi

jumlah sampel adalah sebanyak 92 orang lansia.n = ( , )n= ( , )n= 99,90 atau dibulatkan menjadi 100 orang sampel

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

kuesioner, untuk mencari informasi dari responden tentang penurunan fisik lansia

dan tingkat depresi lansia pada masyarakat di Desa Meureubo, Langung dan Paya

Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat tahun 2013.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data pendukung yang dibutuhkan peneliti yang berupa

data gambaran umum, lokasi penelitian dan jumlah lansia.

Page 23: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

3.5. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Variabel PenelitianNo Variabel Independen1. Variabel : Penurunan Fisik

Definisi : Masa dimana mali terjadinya penurunan kondisifisik secara patologis ganda seperti tenaga yangberkurang, energi menurun, kulit makin keriputdan lain sebagainya.

Cara Ukur : Pengisian KuesionerAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : Tinggi

SedangRendah

Skala Ukur : Ordinal

Variabel Dependen2. Variabel : Tingkat Depresi

Definisi : Keadaan patah hati atau putus asa yang di sertaidengan melemahnya kepekaan terhadapstimulusi tertentu, pengurangan aktifitas fisikmaupun mental dan kesukaran dalam berfikir.

Cara Ukur : Pengisian KuesionerAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : Mengalami Depresi

Mengalami Depresi dengan tarif SedangTidak mengalami Depresi

Skala Ukur : Ordinal

3.6. Aspek Pengukuran Variabel

Aspek pengukuran dalam penelitian ini yang di gunakan adalah berupa

kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari

responden. Alat ukur digunakan adalah lebaran angket atau kuesioner.

Berdasarkan penjelasan dari hasil ukur pada definisi operasional adalah

sebagai berikut :

3.6.1. Penurunan Fisik

Tinggi : Jika responden mendapatkan nilai > 21 dari total skor

Page 24: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

Sedang : jika responden mendapatkan nilai > 11 dari total skor

Rendah : Jika responden Mendapat nilai < 10 dari total skor

3.6.2. Tingkat Depresi

Mengalami depresi : Jika responden mendapatkan nilai > 21 dari total skor

Sedang mengalami depresi : jika responden mendapatkan nilai > 11 dari

total skor

Tidak mengalami depresi : Jika responden Mendapat nilai < 10 dari total skor

3.7. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara manual dengan langkah sebagai berikut :

1.Pengklasifikasi pertanyaan dengan kuesioner.

2.Menanyakan kesediaan responden dalam mengisi kuesioner.

3.Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan kuesioner.

4.Mengecek kelengkapan kuesioner yang telah di isi responden.

5.Menganalisis hasil kuesioner yang telah di isi oleh responden.

3.8. Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik analisa data yang di gunakan adalah

penghitungan statistik sederhana berupa persentase atau proporsi ( Budiarto,

2002). Dibawah ini ada dua analisa yang digunakan yaitu :

3.8.1. Analisa Univariat

Statistik Univariat adalah suatu prosuder untuk menganalisa data dari satu

variabel yang bertujuan untuk mengdeskripsikan suatu hasil penelitian. Pada

penelitian ini, analisa data dengan metode statistik Univariat digunakan untuk

Page 25: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

menganalisa sub variabel dari faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk tabel

distribusi frekuensi.

3.8.1.Analisa Bivariat

Analisa Bivariat adalah suatu proses prosedur untuk menganalisa

hubungan antara 2 (dua) variabel. Analisis yang digunakan untuk menguji

hipotesis atau untuk melihat hubungan variabel independen (depresi lansia)

dengan variabel independen (penurunan fisik) akan digunakan uji Chi Square (uji

x2) dengan tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat kealpaan (α=0,05)

(Djarwanto, 2006) dengan rumus sebagai berikut:= ∑ ( )Keterangan:

0 = Nilai pengamatan

E = Nilai yang diharapkan

Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

1. HO diterima = jika x2 hitung < x2 tabel artinya tidak ada hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen.

2. HO ditolak = jika x2 hitung > x2 tabel artinya ada hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen.

3. Confidence level (CL) = 95% dengan α = 0,05

4. Derajat kebebasan (DK) = (b-1)(k-1)

Page 26: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah
Page 27: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Kecamatan Meureubo terletak di wilayah Kabupaten Aceh Barat. Wilayah

Kecamatan Meureubo berada dipinggir pantai barat Kabupaten Aceh Barat yang

berhadapan langsung dengan laut lepas samudera Hindia. Perbatasan wilayahnya

adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Peureumeu Kecamatan Kaway

XVI Kabupaten Aceh Barat.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Meulaboh Kecamatan Johan

Pahlawan Kabupeten Aceh Barat.

4. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Padang Rubek Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupeten Aceh Barat.

Page 28: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

32

4.1.2. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden dalam penelitian yang di teliti yaitu umur, jenis

kelamin.

Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden( Umur, Jenis Kelamin) Lansia Di Desa Meureubo, Langung danPaya Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupetan Aceh Barat

Karekteristik Frekuensi Persentase (%)Umur60-69 tahun 55 55%70-79 tahun 33 33%80-90 tahun 12 12%Total 100 100 %Jenis KelaminPerempuan 56 56 %Laki-laki 44 44 %Total 100 100 %

Sumber : Data primer (diolah, 2013)

Pada tabel diatas menunjukan bahwa karakteristik umur responden pada

penelitian sebagian besar berumur 60-69 tahun sebanyak 55 responden (55%),

sedangkan jenis kelamin sebagian besar perempuan sebanyak 56 responden

(56%).

2. Penurunan Fisik

Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penurunan FisikPada Lansia Di Desa Meureubo, Langung dan Paya PeunagaKecamatan Meureubo Kabupetan Aceh Barat

Penurunan Fisik Frekuensi Persentase (%)Tinggi 37 37%Sedang 52 52%Rendah 11 11%Total 100 100 %

Sumber : Data primer (diolah, 2013)

Pada tabel diatas menunjukan bahwa dari 100 responden sebagian besar

responden memiliki penurunan fisik sedang sebanyak 52 responden (52%).

Page 29: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

32

3. Tingkat Depresi Pada Lansia

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat DepresiPada Lansia Di Desa Meureubo, Langung dan Paya PeunagaKecamatan Meureubo Kabupetan Aceh Barat

Tingkat Depresi Frekuensi Persentase (%)Depresi 10 10%Sedang 76 76 %

Tidak Depresi 14 14 %Total 100 100 %

Sumber : Data primer (diolah, 2013)

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari 100 responden sebagian besar

responden mengalami tingkat depresi sedang sebanyak 76 responden (76%)

4.1.3. Analisa Bivariat

1. Pengaruh Penurunan Fisik terhadap Tingkat Depresi pada Lansia

Tabel 4.4. Distribusi Pengaruh Penurunan Fisik terhadap Tingkat Depresipada Lansia di Desa Meureubo, Langung dan Paya PeunagaKecamatan Meureubo Kabupetan Aceh Barat

Tingkat DepresiPenurunan Depresi Sedang Tdk Total P.value α ORFisik Depresi

N % N % N % N %Tinggi 5 13,5% 28 75,7% 4 10,8% 37 100%sedang 5 9,6% 38 73,1% 9 17,3% 52 100% 0,048 0,05 2,5rendah 0 0% 10 90.9% 1 9,1% 11 100%Total 10 76 14 100 100%Sumber : Data primer (diolah, 2013)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 100 responden diketahui

responden penurunan fisik katagori tinggi dengan tingkat depresi sebanyak 5

responden (13,5%), sedangkan penurunan fisik katagori sedang dengan tingkat

depresi sebanyak 5 responden (9,6%) dan penurunan fisik katagori rendah dengan

tingkat depresi tidak ada responden.

Hasil analisis statistic dengan menggunakan uji Chi-square pada derajat

kemaknaan 95% (α = 0,05). Dengan nilai P.Value = 0,048. Dimana nilai P.Value

Page 30: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

32

< α = 0,05. Hal ini menunjukkan ada pengaruh penurunan fisik terhadap tingkat

depresi pada lansia di Desa Meureubo, Langung dan Paya Peunaga Kecamatan

Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan

Odds Ratio (OR) sebesar 2,5 artinya responden yang penurunan fisik tinggi

mempunyai peluang 2 kali untuk mengalami depresi.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa katagori umur

responden pada penelitian ini sebagian besar berumur 60-69 sebanyak 55

responden (55%), sedangkan jenis kelamin sebagian besar perempuan sebanyak

56 responden (56 %). Jadi umur lansia di Desa Meureubo, Langung dan Paya

Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupetan Aceh Barat sebagian besar 60-69, dan

jenis kelamin sebagian besar perempuan.

Usia adalah salah satu karakteristik responden yang diidentifikasi oleh

peneliti untuk mengetahui tingkat depresi yang terjadi pada lansia. Hal ini sesuai

dengan teori Salloum & Daley (2001) bahwa depresi adalah suatu gangguan

psikiatri yang paling sering menyerang lansia. Secara teoritis lansia adalah

seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun keatas yang menua dan

mengakibatkan timbulnya berbagai masalah kesejahteraan dihari tua kecuali bila

sebelum umur tersebut proses menua telah terjadi lebih awal dilihat dari kondisi

fisik, mental dan sosial (Setiati, 2000). Namun pengalaman hidup pada lansia

tidak hanya berkembang kearah hal-hal yang kurang baik, tetapi dapat menjadi

perkembangan kematangan, kebijaksanaan serta pandangan dan sikap yang jauh

Page 31: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

32

lebih baik dan mendalam, hal ini dipengaruhi pengalaman semasa hidupnya

(Nugroho, 2000) Penuaan adalah hal normal dan terjadi pada setiap orang

(Stanley, 2007). Tetapi tahap proses menua pada masing-masing individu tidaklah

sama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan lansia. Sedangkan pada

prosesnya menjadi tua seringkali diikuti oleh perubahan baik fisik maupun

psikologis. Perubahan fisik yang terjadi pada lansia merupakan perubahan yang

normal yang akan dialami oleh seseorang seiring dengan bertambahnya usia.

Dimana dalam proses menua terjadi perubahan pada system integumen/kulit kulit

lansia, Sistem penglihatan, sistem pendengaran, sistem pembauan, sistem

pernafasan, sistem jantung dan pembuluh darah, system pencernaan, sistem

reproduksi, perkemihan, tulang dan otot serta perubahan pada sistem saraf (Perry

Potter, 2005).

Proses menua juga diikuti perubahan psikologis baik secara mental

maupun emosional ,sosial ekonomi, serta spiritual yang berupa kehilangan,

perubahan harga diri dan berkurangnya dukungan serta perhatian dari orang

disekelilingnya, pensiun, adanya isolasi sosial, berkurangnya pendapatan,

penyakit kronis, dan bahkan kematian (Hawari, 2007). Perubahan-Perubahan yang

terjadi pada lansia akibat proses menua sering menimbulkan beberapa dampak

bagi lansia diantaranya perubahan tingkah laku, sensitifitas emosional meningkat

serta menimbulkan kecemasan Sedangkan dari penrubahan-perubahan yang

timbul sebagai dampak proses menua lansia dituntut untuk menyesuaikan diri

secara emosional. Penyesuaian emosional terhadap penuaan pada dasarnya

merupakan perluasan dari penyesuaian yang telah di lakukan individu terhadap

perubahan-perubahan dalam hidupnya (Darmojo, 1999). Penyesuaian individu

Page 32: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

32

terhadap penuaan dapat berupa tindakan konstruktif dan destruktif . Tindakan

secara konstruktif individu akan termotivasi untuk belajar mengadakan

penyesuaian terhadap perubahan yang tidak menyenangkan dan terfokus pada

kelangsungan hidup.Tetapi sebaliknya tindakan yang bersifat destruktif individu

akan bertingkah laku maladaptif dan disfungsional. Sebagai contoh: individu

menghindari kontak dengan orang lain atau mengurung diri, tidak mau mengurus

diri dan tidak mau makan (Suliswati, 2005).

Perbedaan depresi perempuan dan subjek laki-laki disebabkan salah

satunya adanya perbedaan keadaan hormonal dan keadaan fiologis.

Resiko depresi meningkat pada wanita, terutama yang memiliki riwayat

depresi, baru saja kehilangan, hidup sendiri, lemahnya dukungan sosial, tinggal

dirumah perawatan jangka panjang penurunan kesehatan dan keterbatasan

fungsional ( Green et al, 1992, Schoevers et al, 2000, Sadavoy et al, 2004 dalam

Azzizah, 2011). Resiko bunuh diri pada lansia wanita yang mengalami depresi

dua kali atau tiga kali lebih tinggi daripada laki-laki ( Jones, 2002 dalam Azzizah,

2011). Tinggi angka depresi pada lansia wanita lebih berhubungan dengan transisi

fungsi reproduksi dan hormonal atau menopouse (Sadavoy et al, 2004 dalam

Azzizah, 2011).

2. Penurunan Fisik

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden

dimana penurunan fisik sebagian besar responden memiliki penurunan fisik

katagori sedang sebanyak 52 responden (52%). Jadi lansia di Desa Meureubo,

Langung dan Paya Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupetan Aceh Barat

memiliki penurunan fisik tergolong sedang.

Page 33: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

32

Hal ini sama dengan Hull (2003) yang menjelaskan Keberadaan lansia

yang semakin meningkat akan menimbulkan berbagai macam masalah. Masalah

yang muncul seperti masalah fisik, psikologis, dan sosial akibat proses degeneratif

yang muncul dengan seiring bertambahnya usia, sehingga akan menjadi tantangan

bagi lansia dan lingkunganya. Semua orang akan mengalami masa tua atau lanjut

usia yang secara alami tidak dapat dihindarkan.

Penurunan fisik lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap

yaitu kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations),

ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami

bersamaan dengan proses kemunduran. Keadaan itu cenderung berpotensi

menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara

khusus pada lanjut usia (Constantinides, 1994) dalam Darmojo dan Mastono,

2006).

3. Tingkat Depresi Pada Lansia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat depresi pada

responden sebagian besar memiliki tingkat depresi sedang sebanyak 76 responden

(76%). Jadi lansia di Desa Meureubo, Langung dan Paya Peunaga Kecamatan

Meureubo Kabupetan Aceh Barat memiliki tingkat depresi sedang.

Menurut Freud dalam teori psikodinamikanya, penyebab depresi adalah

kehilangan objek yang dicintai (Kaplan, 2010). Ada sejumlah faktor psikososial

yang diprediksi sebagai penyebab gangguan mental pada lanjut usia yang pada

umumnya berhubungan dengan kehilangan. Faktor psikososial tersebut adalah

hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman atau sanak saudara,

penurunan kesehatan, peningkatan isolasi diri, keterbatasan finansial, dan

Page 34: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

32

penurunan fungsi kognitif (Kaplan, 2010) Sedangkan menurut Kane, faktor

psikososial meliputi penurunan percaya diri, kemampuan untuk mengadakan

hubungan intim, penurunan jaringan sosial, kesepian, perpisahan, kemiskinan dan

penyakit fisik (Kane, 1999).

Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan. Peristiwa kehidupan yang

menyebabkan stres, lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari

episode selanjutnya. Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan

memegang peranan utama dalam depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa

kehidupan hanya memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stressor

lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah

kehilangan pasangan (Kaplan, 2010). Stressor psikososial yang bersifat akut,

seperti kehilangan orang yang dicintai, atau stressor kronis misalnya kekurangan

finansial yang berlangsung lama, kesulitan hubungan interpersonal, ancaman

keamanan dapat menimbulkan depresi (Hardywinoto, 1999).

4.2.2. Analisis Bivariat

1. Pengaruh Penurunan Fisik terhadap Tingkat Depresi pada Lansia

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh penurunan

fisik terhadap tingkat depresi pada lansia di Desa Meureubo, Langung dan Paya

Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupetan Aceh Barat. Dari hasil penelitian ini

juga menunjukkan Odds Ratio (OR) sebesar 2,5 artinya responden yang

penurunan fisik tinggi mempunyai peluang 2 kali untuk mengalami depresi.

Dimana dari hasil bivariat yaitu dari 100 responden diketahui responden

penurunan fisik katagori tinggi dengan tingkat depresi sebanyak 5 responden

(13,5%), sedangkan penurunan fisik katagori sedang dengan tingkat depresi

Page 35: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

32

sebanyak 5 responden (9,6%) dan penurunan fisik katagori rendah dengan tingkat

depresi tidak ada responden.

Pernyataan ini dikuatkan oleh penelitian Relawati (2010) yang

mendapatkan hasil bahwa semakin baik aktifitas fisik lansia maka akan semakin

menurunkan tingkat depresinya (p = 0,01). Hasil serupa juga dikemukakan oleh

Fan dan Young (2002) bahwa lansia yang memiliki aktifitas fisik dengan

frekuensi tinggi berhubungan dengan skor depresi yang lebih rendah (p = 0,009).

Depresi pada lanjut usia dapat terjadi simptom yang kompleks yang

disebabkan oleh gangguan fisik maupun kognitif dan stresor dari luar.

Peningkatan fisik sangat dibutuhkan para lanjut usia dalam menyesuaikan diri

menghadapi stresor psikososial terutama stresor yang berhubungan dengan

kehilangan. Dari populasi lanjut usia, sekitar 60-80%, diperkirakan dalam kondisi

tidak berdaya dan membutuhkan pertolongan keluarga dan fisik yang kuat, untuk

keperluan sehari – hari yang bermakna. Hampir semua populasi lanjut usia lebih

membutuhkan dukungan emosional dari pada finansial (Osterweill dkk, 2000).

Page 36: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Karakteristik responden pada penelitian yaitu umur responden sebagian

besar berumur 60-69 tahun, jenis kelamin sebagian besar perempuan.

2. Penurunan fisik pada responden di Desa Meureubo, Langung dan Paya

Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat tergolong sedang.

3. Tingkat depresi pada lansia di Desa Meureubo, Langung dan Paya

Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat sebagian besar

mengalami depresi dengan tarap sedang.

4. Ada pengaruh penurunan fisik terhadap tingkat depresi pada lansia di Desa

Meureubo, Langung dan Paya Peunaga Kecamatan Meureubo Kabupaten

Aceh Barat.

5.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara

lain :

1. Bagi Responden (Lansia)

Bagi lansia di Kecamatan Meureubo dan sekitarnya yang berusia 60 ke

atas disaran untuk tetap menjaga kemampuan kognitif dengan cara melatih

kemampuan memorinya misalnya membaca buku, sebagai cara untuk

mencegah penurunan intelektual. Menghindari pemikiran negatif

menganai diri sendiri dan masa depan, menghilangkan perasan bersalah

Page 37: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

34

atau menyesal, mengenai kesalahan dimasa lalu, istirahat dengan cukup

dan menjaga pola makan.

Bagi lansia perempuan diharapkan dapat mengotrol perasaan, bisa lebih

terbuka dengan apa yang dirasakan, bila ada masalah cerita pada teman

yang dipercayai jangan merenungkan masalah kedalam pikiran,

menghindar perasaan sedih dan mudah tersinggung.

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran atau

referensi bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan

wawasannya tentang psikologis dan depresi pada lansia.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Area dan lokasi penelitian lebih diperluas dengan jumlah sampel yang

lebih representatif. Sehingga hasil yang di peroleh lebih memungkinkan

untuk melakukan generalisasi pada jumlah populasi lebih besar dan

variabel-variabel yang lebih banyak.

Page 38: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

DAFTAR PUSTAKA

Acin. 2005. Bila Kecemasan Melanda. www//http://The Largest IndonesiaCommunity ac.id.Tanggal 11-04-2013.

Admin. 2007. Minyak Essensial Penenang Hati.www//http://Gaya Hidup SehatOnline. mht. Tanggal 11-04-2013.

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V.PT Rineka Cipta. Jakarta.

Azzizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Balkam. 2001. Aromaterapi Penuntun Praktis untuk Pijat Minyak Astiri danAroma. Dahara Prize, hal:1,5,6. Semarang.

Budiarto. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.EGC. Jakarta.

Catterhine. 2008. Lavender Oil. www//http://Wikkipedia, free encyclopedia.mht,Tanggal 11-04-2013.

Darmojo. 1999. Geriatri. FKUI, hal:3,4,7,422,423. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2002. Asuhan Keperawatan Pada Pasien DenganGangguan Penyakit Jiwa Jilid III Edisi I. Jakarta.

Dewi. 2005. Minyak Cantik Aromaterapi. www//http://harapanku.wordpress. mht.Tanggal 11-04-2013.

Fan dan Young. 2007. Hubungan antara Aktifitas Fisik dengan Depresi padaLansia. http://etd.ugm.ac.id. Diakses tanggal 7 -10 -2013.

Hawari. 2001. Manajemen Stress Cemas Dan Depresi. Balai Penerbit FKUI.Jakarta.

Hawari. 2007. Sejahtera Di Usia Senja Dimensi Psikoreligi Pada Lanjut Usia(Lansia). Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Hurlock. 2007. Psikologi Perkembangan Edisi 5. Erlangga. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.

__________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

__________.2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Page 39: PENGARUH PENURUNAN FISIK TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA …repository.utu.ac.id/232/1/BAB I_V.pdf · Selanjutnya pada tahun 2011 berjumlah 177.532 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah

Profil Kecamatan Meureubo tahun 2013. Meulaboh.

Provinsi Aceh. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2012.

Relawati, A. 2010. Hubungan antara Tingkat Depresi dengan Aktifitas Fisik padaLansia di Panti Werdha Dharma Bhakti Surakarta.http://etd.eprints.ums.ac.id. Diakses tanggal 7-9-2013.