38
PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA KELUARGA TENTANG ASAP KAYU BAKAR DENGAN KEJADIAN ASMA DI DESA PULO TENGEH KECAMATAN PATE CEUREUMEN KABUPATEN ACEH BARAT OLEH: SOPIAN NUR NIM: 09C10104101 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2014

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALAKELUARGA TENTANG ASAP KAYU BAKAR DENGAN

KEJADIAN ASMA DI DESA PULO TENGEHKECAMATAN PATE CEUREUMEN

KABUPATEN ACEH BARAT

OLEH:

SOPIAN NUR

NIM: 09C10104101

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH – ACEH BARAT

2014

Page 2: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA KELUARGATENTANG ASAP KAYU BAKAR DENGAN KEJADIAN ASMA DI DESA

PULO TENGEH KECAMATAN PATE CEUREUMENKABUPATEN ACEH BARAT

Skripsi

SOPIAN NUR

NIM: 09C10104101

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH

2014

Page 3: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini di kawasan perdesaan, kayu masih dijadikan bahan bakar untuk

memasak, akan tetapi tidak banyak yang sadar asap yang dihasilkan dari

pembakaran kayu itu ternyata berbahaya bagi kesehatan seperti layaknua polutas

dari pembakaran mineral dan mesin kendaraan bermotor. Jumlah asap kayu bakar

yang diterima ini sebanding dengan orang yang merokok 3-5 batang setiap

harinya. Tetapi apabila menggunakan ceborong asap bisa mengurangi setengah

paparan asap. Tanpa disadari asap dipembakaran tersebut telah menjadi bencana

dan membunuh sekitar 2 juta orang pertahun dari asap yang dihasilkan dari

pembakaran. Tidak banyak yang mengetahui asap pembakaran yang bisa

mengrugikan kesehatan seperti kangker paru-paru, asma, TB, Katarak, Jantung,

bayi lahir dengan berat badan rendah, kebutaan, bahkan berpengaruh terhadap

kemampuan otak anak. Namun informasi yang terkait dengan dampak menghirup

asap kayu bakar masih relatif sedikit, walaupun jutaan orang di seluruh dunia

menggunakan kayu untuk penghangat dan memasak, (Achmadi, 2008).

Maka untuk menuju Indonesia sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup

dengan perilaku dan lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk

1

Page 4: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

2

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh

wilayah Republik Indonesia. (Depkes, 2009).

Adapun usaha peningkatan derajat kesehatan diupayakan melalui upaya

peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan

(kuratif), serta upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Kesehatan lingkungan

diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,

dilaksanakan terhadap tempat-tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan

kerja, angkutan umum dan meliputi penyehatan air, tanah, udara, pengamanan

limbah padat, cair, gas, radiasi, kebisingan, pengendalian vektor penyakit dan

penyehatan atau pengamanan lainnya (Depkes RI, 2005).

Pencemaran udara merupakan kondisi terjadinya perubahan

(pengurangan atau penambahan komposisi udara) dibandingkan keadaan normal

dalam waktu, tempat dan konsentrasi tertentu sedemikian rupa sehingga

membahayakan kehidupan dan kesehatan masyarakat, (Achmadi, 2008).

Faktor lingkungan mempengaruhi Asma adalah dengan adanya iritasi

bahan kimia, asap dari kayu bakar yang digunakan untuk memasak. Perempuan

yang terpajan pada asap dari pembakaran bahan bakar arang dan kayu bakar

(biomasa tradisional) tiga kali lebih tinggi mempunyai resiko untuk terkena

penyakit paru obstruksi kronik (chronic obstructive pulmonary

disease/COPD) bronkhitis kronis, dibandingkan perempuan yang memasak

menggunakan kompor dan pemanas berbahan bakar listrik dan gas, (Achmadi,

2008).

Page 5: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

3

Asma merupakan penyakit yang sangat dekat dengan masyarakat dan

mempunyai populasi yang terus meningkat. Menurut survey The Global Initiative

for Ashma (GINA) tahun 2004 ditemukan bahwa asma diseluruh dunia mencapai

300 juta jiwa dan diprediksi pada tahun 2025 penderita asma bertambah menjadi

400 juta jiwa . WHO juga mengindefikasikan hal yang serupa bahwa jumlah

penderita asma di dunia di duga terus meningkat sekitar 180 ribu per tahun. Di

indonesia prevalensi TB 285 per 100 000 penduduk dan 27 kematian per 100 000

penduduk setiap tahunnya. Insedens TB pada tahun 2012 sebesar 450 000 kasus,

(Arif, 2009).

Penderita Pneumonia pada balita di Aceh Barat pada tahun 2012 sebanyak

1.921 penderita yang ditemukan dan ditangani sebanyak 5 orang. Dan pada 2013

sebanyak 67 orang gangguan pernafasan, diantaranya klinis 20 orang, kasus baru

67 orang, phonomenia sebanyak 15 orang ( Dinkes Aceh Barat, 2013).

Berdasarkan hasil data di Puskesmas Pante Ceureumen Kecamatan Pante

Ceureumen pada tahun 2012, 2013 dan 2014 didapatkan pasisen ISPA 150, TB

290, Asma 120, Sesak Nafas 40 orang, dan pasien asma sebanyak 30 orang

terdapat di desa pulo tengeh, dan pada tahun 2013 sebanyak 200 kasus gangguan

pernafasan (Puskesmas Pante Ceureumen 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Tindakan

Anggota Keluarga Tentang Asap Kayu Bakar dengan Kejadian Asma di Desa

pulo tengah Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

Page 6: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

4

1.2. Permasalahan

Masih ada penduduk desa Pulo Tengeh yang menggunakan kayu bakar

sebagai bahan bakar memasak dan angka kesakitan Asma, berdasarkan angka

kejadian asma, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Pengaruh

Pengetahuan, Sikap, Tindakan Anggota Keluarga Tentang Asap Kayu Bakar

dengan Kejadian Asma di Desa Pulo tengeh Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Anggota Keluarga

Tentang Asap Kayu Bakar dengan Kejadian Asma di Desa Pulo tengeh

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Kecamatan Pante

Ceureumen Tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan anggota keluarga tentang asap

kayu bakar dengan kejadian asma di Desa Pulo Tengeh Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat

2. Untuk mengetahui sikap anggota keluarga tentang asap kayu bakar dengan

kejadian asma di Desa Pulo Tengeh Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat

Page 7: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

5

3. Untuk mengetahui tindakan anggota keluarga tentang asap kayu bakar

dengan kejadian asma di Desa Pulo Tengeh Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat

1.4. Hipotesis

1. Ada pengaruh antara pengetahuan dengan terjadinya asma di Desa Pulo

Tengeh Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

2. Ada pengaruh antara sikap dengan terjadinya asma di Desa Pulo Tengeh

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

3. Ada pengaruh antara tindakan dengan kejadian asma di Desa Pulo Tengeh

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

3.5. Manfaat Penelitian

3.5.1.Manfaat Teoritis

1. Menambah bahan informasi untuk dapat dijadikan referensi untuk

pengembangan ilmu.

2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan melatih peneliti

mengembangkan cara berfikir objektif.

3.5.2.Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi anggota keluarga tentang

bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan kayu bakar bagi kesehatan.

2. Hasil Penelitian ini bisa menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan dalam

penyuluhan bahaya pencemaran udara.

Page 8: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

6

Page 9: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan kata lain perilaku

kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan

tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh individu

yang bersangkutan (Winardi, 2004).

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia untuk dibatasi karena

perilaku nerupakan resultansi dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal

(lingkungan). Secara lebih terperinci manusia sebenarnya merupakan refleksi dari

berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan keinginan, kehendak, minat,

motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Lowrance Green, dkk (1980) dalam Notoatmojo (2003)

menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu

faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behaviour

causes). Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu :

1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup pengetahuan sikap

dan sebagainya

2. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik, tersedia

atau tidak tersedianya fasilitas-fasilita atau sarana-sarana keselamatan kerja.

3. Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi undang-

undang, peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya.

6

Page 10: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

7

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

tindakan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indra

manusia yaitu indera manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo, 2003 pengetahuan yang dicakup dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain:

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan dan menyebutkan. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus

makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemapuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya) misalnya dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving

cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

Page 11: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

8

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis tersebut dan)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dari suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Misalnya dapat menyusun dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat

menyesuaikan dan sebagainya

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah

ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden (Notoatmodjo, 2003).

2.3 Sikap

Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu

terhadap hal-hal tertentu. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah

mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap

negatif terdapat kecenderungan menjauhi, menghindari, membenci, tidak

menyukai obyek tertentu (Sarwono, 2004).

Page 12: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

9

Sikap merupakan penentu penting dalam tingkah laku. Sikap yang ada

pada seseorang akan memberikan gambaran corak tingkah laku seseorang.

Berdasar pada sikap seseorang, orang akan dapat menduga bagaimana respon atau

tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap suatu masalah atau

keadaan yang dihadapinya. Jadi dalam kondisi wajar-ideal gambaran

kemungkinan tindakan atau tingkah laku yang akan diambil sebagai respon

terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya dapat diketahui

dari sikapnya (Hariyadi, 2003).

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Dari berbagai batasan tentang sikap dapat

disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara

nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap

itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas,

akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.

2.4 Tindakan

1. Suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya

sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung/suatu

kondisi yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2003).

Page 13: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

10

2. Tindakan terdiri dari empat tingkatan, yaitu :

1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon Terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

3. Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

optimis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai praktik tingkat tiga.

4. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut.

2.5 Kayu Bakar

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan

bahan mentah yang mudah di proses untuk dijadikan barang sesuai dengan

kebutuhan. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus yang tidak dapat ditiru oleh

bahan-bahan lain. Kayu ialah suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan

pohon-pohon di hutan, yang merupakan pohon tersebut, setelah diperhitungkan

bagian-bagian mana yang lebih bermanfaat untuk sesuatu tujuan penggunaan.

Baik untuk pertukangan, kayu industri maupun sebagai kayu bakar.

Page 14: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

11

2.6.1 Sifat-sifat Umum Kayu

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon dan memiliki sifat yang berbeda-

beda, jika dibandingkan bagian ujung dan bagian pangkalnya. Ini adalah beberapa

sifat yang umum pada kayu antara lain :

1. Semua batang pohon mempunyai vertikal dan sifat simetri radial

2. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam.

3. Semua kayu bersifat anisotropik

4. Bersifat higroskopik

5. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar

terutama jika kayu dalam keadaan kering (Durmanauw, 2001).

2.6 Dampak akibat Asap Kayu Bakar

Menurut Smitk, (2003) memasak dengan menggunakan kayu bakar dan

asap yang cukup banyak dapat mengakibatkan batuk-batuk, mata pedih, dan juga

bisa sangata merugikan seperti kanker paru-paru, asma, TB, Katarak, Jantung,

bayi lahir dengan berat badan rendah dan bahkan sampai mempengaruhi

kemampuan otak anak. Bukan kayu sebagai penyebab utama maslah kesehatan

ini, melainkan pembakarannya yang tidak sempurna. Kebiasaan ibu juga saat

memasak anaknya juga ikut ke dapur secara tidak langsung anak juga menghirup

asap dari hasil pembakaran tadi.

Polusi udara akibat kayu bakar dapat mengganggu pernafasan dan dapat

menimbulkan penyakit pada alat pernafasan. Oleh karena itu memanfaatkan udara

yang bersih dan sehat merupakan salah satu kebutuhan primer manusia salah satu

dengan cara mengurangi memasak dengan kayu bakar ataupun menyediakan

Page 15: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

12

cerobong asap surya dapat menggurangi resiko pencemaran udara yang

diakibatkan oleh asap kayu bakar di dalam rumah tangga (Prasada, 2011).

2.8 Etiologi Asma

Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di

seluruh dunia dengan kekerapan yang bervariasi yang berhubungan dengan

peningkatan kepekaan saluran pernafasan sehingga memicu episode mengi

berulang sesak nafas, dada rasa tertekan, dan batuk terutama pada malam dan dini

hari (PDPI, 3006, GINA 2009). Dan menurut NHLBI 2007 pada individu yang

rentan gejala asma berhubungan dengan inflamasi yang akan menyebabkan

obtruksi dan hiperesponsivitas dari saluran yang bervariasi derajatnya.

Faktor emonologi penderita asma akstrinsik atau alergi , terjadi setelah

pemaparan terhadap faktor lingkungan seperti debu rumah, tepung sari, dan

ketombe. Seringkali kadar IgE total maupun spesifik penderita seperti ini

meningkat terhadap antigen yang terlibat. Pada penderita lainnya dengan asma

yang serupa secara klinik tidak ada bukti keterlibatan IgE dimana uji kulit negatif

dan kadar IgE rendah. Bentuk asma inilah yang paling sering ditemukan pada usia

2 tahun pertama pada orang dewasa (asma yang timbul lambat), disebut dengan

asma intrinsik (Sundaru, 2006).

Faktor endokrin menyebabkan asma lebih buruk dalam hubungannya

dengan kehamilan dan mentruasi atau pada saat wanita meneupose, dan asma

membaik pada beberapa anak saat pubertas, hal ini dikaitkan dengan hormonal.

Selain itu faktor spikologis emosi dapat memicu gejala-gejala asma pada beberapa

anak dan dewasa yang menderita penyakit asma, tetapi emosional atau sifat dan

Page 16: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

13

perilaku dijumpai pada asma lebih sering dari anak dengan penyakit kronis

lainnya dikaitkan dengan psikologis yang labil pada anak (Sanduru, 2006).

2.8.1 Faktor Resiko Asma

Secara umum faktor resiko asma dibagi ke dalam dua macam faktor yang

berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang

berhubungan dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut

trigger faktor atau faktor pencetus (GINA, 2006). Adapun faktor pencetus asma

bronkial antara lain :

2.8.1.1 Tungau Debu Rumah

Tungau debu rumah adalah penyebab paling umum diseluruh dunia. Alergi

tungau lebih sering di kota dan negara berkembang. Hal ini disebabkan karena

penggunaan teknik insulasi memungkinkan tungau hidup lebi baik

2.8.1.2 Jenis Kelamin

Jumlah kejadi asma pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan

anak perempuan (Sanduru, 2006). Perbedaan jenis kelamin pada insidensi

penyakit asma bervariasi tergantung usia dan perbedaan karakter biologi .

2.8.1.3 Binatang Peliharaan

Alergi makanan sering kali tidak terdiagnosis sebagai salah satu pencetus

asma meskipun penelitian membuktikan alergi makanan sebagai pencetos

bronkokontriksi 2%-5% anak dengan asma (Ramaiah, 2006).

Beberapa makanan penyebab alergi makanan seperti susu sapi, ikan laut,

kacang, berbagai buah-buahan seperti tomat strawberry, mangga, durian berperan

sebagai pencetus serangan asma (Handayani, 2004).

Page 17: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

14

2.8.1.4 Perabot Rumah Tangga

Bahan polutan indoor dalam ruangan meliputi bahan pencemar biologis

(virus bakteri jamur), formadehyde, volatile organic coumpounds(VOC),

combustion (CO1, NO2, SO2) yang biasanya berasal dari asap rokok dan asap

dapur (Ramaiah, 2006).

2.8.1.5 Perubahan Cuaca

Kondisi cuaca yang temperatur dingin, tingginya kelambaban dapat

menyebabkan asma lebih parah, epidemik yang dapat membuat asma menjadi

lebih parah berhubungan dengan badai dan meningkatnya konsentrasi partikel

alergenik (Ramaiah, 2006).

2.8.1.6 Riwayat Penyakit Keluarga

Lebih kurang 25% pendrita penyakit asma,keluarga dekatnya juga

menderita asma, meskipun asmanya tidak aktif lagi, diantara keluarga penderita

asma 2/3 memperlihatkan tes alergi positif (Sandura, 2006).

Page 18: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

15

2.8. Kerangka Teori

2.9. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Greendalam Notoatmodjo (2011)

1. Faktor Predisposisia. Pengetahuanb. Sikapc. Keyakinand. Kepercayaane. Nilai-nilai tradisi

2. Faktor enablinga. Saranab. Prasarana

3. Faktor Reinforcinga. Niatb. Dukunganc. Informasid. Adanya otonomi atau kekebasan pribadie. Kondisi atau situasi memungkinkan

Penyakit Asma

Gambar 1. Kerangka Teori

Pengetahuan

Penyakit AsmaSikap

Tindakan

Gambar 2. Kerangka Konsep

Page 19: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang jenisnya analitik

dengan desain cross sectional dimana variabel bebas dan variabel terikat yang

terjadi pada obyek penelitian diobservasi dan diukur dalam waktu yang bersamaan

untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dari keduanya (Notoatmodjo, 2005).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu di

Desa Pulo Tengeh Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

3.2.2. waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini dilakukan pertengahan bulan Juni s/d

pertengahan bulan Juli tahun 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002).

16

Page 20: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

17

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang berjumlah 126

kk dengan jumlah 445 jiwa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2002). Selanjutnya Arikunto (2002) mengemukakan bahwa:

Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga sampel

penelitian merupakan populasi. Apabila lebih dari 100, maka dapat diambil

sampel 10-15%, 20-25%, dan seterusnya.

Desa pulo tengeh memiliki jumlah penduduk 445 jiwa. Yang terdiri dari

126 kk, yang tersebar pada empat dusun yaitu Dusun Panglima Alujarak 62 kk,

Dusun T.Rayele 31 kk, Dusun Sangkadusun 10 kk, Dusun Gole Bruk 23 kk. Dari

populasi tersebut diambil 25% dari populasi sehingga jumlah sampelnya adalah

31 kk.

Pengambilan sampel dengan mengikuti teknik sampling. Teknik sampling

adalah teknik pengambilan sampel. Adapun teknik pengambilan sampel, dengan

menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Adapun alasan

menggunakan teknik ini karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini hanya

penduduk desa Pulo Tengeh yang berbagi dalan empat dusun. Agar semua dusun

dapat terwakili, maka sampel diambil dari masing-masing dusun dengan proposi

sama. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan cara undian. Alasan

menggunakan undian bagi peneliti adalah untuk memungkinkan ketidakadilan

dapat dihindari.

Page 21: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

18

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat desa pulo tengeh yang

diwakili oleh 31 orang ibu-ibu rumah tangga, karena ibu-ibu yang merasakan

langsung akibat asap dari kayu bakar.

Tabel 3. 1. Daftar Sampel PenelitianNo Nama Dusun Jumlah KK Persentase Sampel1 Dusun Panglima alujarak

Dusun T. RayeleDusun SangkadusunDusun Gole bruk

62311023

31/126 x 6231/126 x 3131/126 x 1031/126 x 23

16636

Jumlah 126 31

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data

dengan metode yang ditentukan oleh peneliti. Semua jenis data primer pada

penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden.

Page 22: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

19

3.5 Defenisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No VariabelDependen

Definisi Cara Ukur AlatUkur

Hasil Ukur Skala

1. PenyakitAsma

Penyakit kroniksaluranpernafasan

Wawancara Kuesioner 1. Ada2. Tidak

Ordinal

VariabelIdependen

2. Pengetahuan Kemampuankepala keluargamenjawabpertanyaantentang bahayaasap kayu bakar

Wawancara Kuesioner 1. Baik2. Kurang

Ordinal

3. Sikap Respon kepalakeluarga terhadapkejadian penyakitasama karenaasap kayu bakar

Wawancara Kuesioner 1. Setuju2. Tidak

setuju

Ordinal

4. Tindakan Praktek kepalakeluarga terhadapdampak asapkayu bakar bagikesehatan

Wawancara Kuesioner 1. Benar2. Salah

Ordinal

3.6 Aspek Pengukuran

Pada penelitian ini penskoran dilakukan terhadap kuesioner. Kuesioner

yang memuat skala yang membuat nilai untuk alternative jawaban yang tersedia

dan responden diminta untuk memberikan jawaban atas alternative jawaban yang

tersedia pada setiap butir pertanyaan/pernyataan.

Page 23: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

20

1. Pengetahuan kepala keluarga jawaban tiap pertanyaan dibagi 2 yaitu: jika

responden menjawab benar skornya 1, dan jika responden menjawab salah

skornya 0.

2. Sikap kepala keluarga diukur dengan memberikan pernyataan, jawaban dari

tiap pernyataan dibagi 2 yaitu: Setuju (S) skornya 1, Tidak Setuju (TS) skornya

0

3. Tindakan

Benar : Apabila responden menjawab benar dengan skor > 3

Salah : Apabila responden menjawab benar dengan skor < 3

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

mengapositifnalisis data. Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik sebagai berikut:

3.7.1. Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk melihat dan mendeskripsikan masing-masing

variabel baik variabel independen maupun dependen.

3.7.2. Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkolerasi. Untuk uji statistik data dengan skala ordinal dan data ordinal

menggunakan uji statistik Chi Square karena sesuai dengan data yang digunakan.

Taraf kepercayaan 95% atau dengan alfa 5% (0,05), dikatakan bermakna apabila p

< 0,05 dan jika p > 0,05 dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna.

Page 24: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

21

Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah :

1. Bila tabel 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang

digunakan adalah Fisher’s Exact Test.

2. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai E<5, maka uji yang dipakai sebaliknya

Contiuty Correction

3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka digunakan

uji Pearson Chi Square

Untuk memperoleh hubungan yang bermakna pada variabel penelitian ini

digunakan perangkat komputer dalam menganalisis Uji Chi-squar (Pramesti,

2005).

Rasio odd (odds ratio) adalah ukuran asosiasi (faktor risiko) dengan

kejadian penyakit, dihitung dari angka kejadian penyakit pada kelompok beresiko

(terpapar faktor risiko) dibanding angka kejadian penyakit pada kelompok yang

tidak beresiko (tidak terpapar faktor resiko). Rumus dari odd ratio adalah : ad/bc.

Dimana “a” adalah cell a (17), “b” adalah cell b (5), “c” adalah cell c (1) dan “d”

adalah cell d (8), (Kuswanto, 2012).

Page 25: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Geografi dan Demografi Wilayah Penelitian

Desa Pulo Tengoh merupakan salah satu desa dalam Wilayah Kecamatan

Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh, luas wilayah Desa adalah

23 Km2. Dengan batas-batas desa adalah sebagai berikut :

1. Utara berbatasan dengan Desa Tambang

2. Selatan berbatasan dengan Desa Pante Ceureumen

3. Timur berbatasan dengan Nagan Raya

4. Barat berbatasa dengan Langu

Desa Pulo Teungoh terbagi atas 4 dusun yaitu dusun Panglima Alujarak,

Dusun T. Rayele, Dusun Sangkadusun, Dusun Golek bruk, dengan jumlah

penduduk sebanyak 445 jiwa yang terdiri dari laki-laki 240 jiwa dan perempuan

205 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 126 KK. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilaksanakan di Desa Pulo Teungoh pada tanggal 23 sampai

dengan 28 Juni 2014 dengan jumlah responden sebanyak 31 Kepala Keluarga atau

mewakili. Hasil penelitian dan pembahasan disini terdiri dari hasil analisa

univariat dan analisa bivariat dengan uji statistik, yang kemudian disajikan dalam

bentuk tabel dan tekstual.

22

Page 26: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

23

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk melihat masing-masing variabel yang diteliti

dalam bentuk distribusi frekuensi setiap variabel penelitian. Variabel-variabel

dalam penelitian ini yaitu pengaruh pengetahuan, sikap, tindakan keluarga tentang

asap kayu bakar dengan kejadian asma.

4.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Pulo Tengeh KecamatanPante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

No Umur Responden f %1. Muda < 35 tahun 17 54,82. Tua > 35 tahun 14 45,2

Jumlah 31 100Sumber : Data primer diolah tahun 2014

Dari tabel di atas diketahui distribusi responden mayoritas pada kelompok

muda yaitu sebanyak 17 (54,8%) dari 31 kk yang diteliti, dan 14 (45,2) orang

berada pada kelompok tua.

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden di Pulo Tengeh Kecamatan PanteCeureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

No Jenis Kelamin f %1 Perempuan 31 1002 Laki-laki 0 0

Total 31 100Sumber : Data primer diolah tahun 2014

Dari tabel di atas dapat dilihat jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak

31 responden (100%).

Page 27: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

24

4.2.2 Penyakit Asma

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Penyakit Asma

No Penyakit Asma f %1 Tidak 18 58,12 Ada 13 41,9

Jumlah 31 100Sumber: data primer,2014 (diolah)

Dari tabel diatas didapatkan bahwa penyakit asma di desa Pulo Tengeh

mayoritas tidak yaitu sebanyak 18 orang (58,1%) dari 31 kk yang diteliti, dan 13

orang (41,9%) menderita penyakit asma.

4.2.3 Pengetahuan Tentang Asap Kayu Bakar

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pengetahuan tentangasap kayu bakar di desa pulo tengeh kecematan Pante CeureumenKabupaten Aceh Barat Tahun 2014

No Pengetahuan f %1 Baik 22 71,02 Kurang 9 29,0

Jumlah 31 100Sumber: data primer,2014 (diolah)

Dari tabel diatas didapatkan bahwa pengetahuan responden di desa pulo

tengeh tentang asap kayu bakar mayoritas baik yaitu sebanyak 22 orang (71,0%)

dari 31 kk yang diteliti, dan 9 orang (29,0%) memiliki pengetahuan kurang

tentang asap kayu bakar.

Page 28: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

25

4.2.4 Sikap

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan sikap tentang asapkayu bakar di desa pulo tengeh kecematan Pante CeureumenKabupaten Aceh Barat Tahun 2014

No Sikap f %1 Setuju 27 87,12 Tidak setuju 4 12,9

Jumlah 31 100Sumber: data primer,2014 (diolah)

Dari tabel diatas didapatkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa

kayu salah satu faktor terjadinya asma di desa pulo tengeh yaitu sebanyak 27

orang (87,1%) dari 31 kk yang diteliti, dan 4 orang (12,9%) tidak setuju bahwa

kayu bakar sebagai faktor terjadinya asma.

4.2.4 Tindakan

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan tindakan tentangasap kayu bakar di desa pulo tengeh kecematan Pante CeureumenKabupaten Aceh Barat Tahun 2014

No Tindakan f %1 Benar 15 48,42 Salah 16 51,6

Jumlah 31 100Sumber: data primer,2014 (diolah)

Dari tabel diatas didapatkan bahwa mayoritas responden mempunyai

tindakan yang salah yaitu sebanyak 16 orang (51,6%) dari 31 kk yang diteliti, dan

15 orang (48,4%) mempunyai tindakan yang benar.

Page 29: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

26

4.2.3. Analisis Bivariat

4.2.3.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Asap Kayu Bakar

Tabel 4.7 Pengaruh Pengetahuan Tentang Asap Kayu Bakar denganKejadian Asma di Desa Pulo Tengeh Tahun2014

No PengetahuanPenyakit Asma Jumlah

PValue OR

Tidak Ada

n % n % n %Baik 17 77,3 5 22,7 22 100

0,001 €Kurang 1 11,1 8 88,9 9 100Jumlah 18 13 31 100

Sumber: data primer,2014 (diolah)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 22 responden

berpengetahuan baik dan diantaranya tidak mengalami asma sebanyak 17

(77,3%). Sedangkan 9 responden yang berpengetahuan kurang dan diantaranya

terdapat 8 (88,9) mengalami asma.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square

dengan taraf kepercayaan 95% (α 0,05). Diperoleh nilai p-value 0,001 yang

berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara pengetahuan dengan

kejadian asma. Bila dilihat nilai Odds Ratio (OR) yang tidak terhingga besarnya

artinya responden yang pengetahuan kurang mempunyai peluang sangat besar

kemungkinan mengalami asma dibandingkan responden yang berpengetahuan

baik.

Page 30: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

27

4.2.3.2 Pengaruh Sikap Terhadap Kejadian Asma

Tabel 4.8 Pengaruh Sikap Tentang Asap Kayu Bakar dengan Kejadian Asma

di Desa Pulo Tengeh Tahun2014

No SikapPenyakit Asma Jumlah

PValue OR

Tidak Ada

n % n % n %Setuju 18 66,7 9 33,3 27 100

0,02 €Tidak Setuju 0 0,0 4 100 4 100Jumlah 18 13 31 100

Sumber: data primer,2014 (diolah)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 27 responden mepunyai

sikap setuju dan diantaranya tidak mengalami penyakit asma 18 (66,7%).

Sedangkan 4 responden, mempunyai sikap yang tidak setuju dan diantaranya

terdapat 4 (100%) mengalami penyakit asma.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square

dengan taraf kepercayaan 95% (α 0,05). Diperoleh nilai p-value 0,02 yang berarti

lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap dengan kejadian asma. Bila dilihat

nilai Odds Ratio (OR) yang tidak terhingga besarnya artinya responden yang

sikap tidak setuju mempunyai peluang sangat besar kemungkinan mengalami

asma dibandingkan responden yang sikap setuju.

Page 31: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

28

4.2.3.3 Pengaruh Tindakan Terhadap Kejadian Asma

Tabel 4.9 Pengaruh Tindakan Tentang Asap Kayu Bakar dengan KejadianAsma di Desa Pulo Tengeh Tahun2014

No TindakanPenyakit Asma Jumlah P

ValueOR

Tidak Ada

n % n % n %Benar 13 86,7 2 13,3 15 100

0,006 €Salah 5 31,2 11 68,8 16 100Jumlah 18 13 31 100

Sumber: data primer,2014 (diolah)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 15 responden mepunyai

tindakan benar dan diantaranya tidak mengalami penyakit asma 13 (86,7%).

Sedangkan 16 responden, mempunyai tindakan yang salah dan diantaranta

terdapat 11 (68,8%) mengalami penyakit asma.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square

dengan taraf kepercayaan 95% (α 0,05). Diperoleh nilai p-value 0,006 yang

berarti lebih kecil dari nilai α (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tindakan dengan kejadian asma.

Bila dilihat nilai Odds Ratio (OR) yang tidak terhingga besarnya artinya

responden yang tindakan salah mempunyai peluang sangat besar kemungkinan

mengalami asma dibandingkan responden yang tindakan benar.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kejadian Asma

Pengaruh pengetahuan dengan kejadian asma dapat dilihat pada tabel 4.7

yang berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan Uji Chi-square

Page 32: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

29

menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna antara pengetahuan tentang asap

kayu bakar oleh masyarakat dengan kejadian asma dengan nilai p value sebesar

0,001. Hal ini menunjukkan bahwa p < α (0,05). Dalam penelitian ini responden

yang digunakan adalah masyarakat desa pulo tengeh.

Berdasarkan hasil statistik nilai p value = 0,001 ternyata nilai p value

lebih kecil dari nilai α berarti Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan tentang asap kayu bakar dengan kejadian asma.

Yang dimaksud pengetahuan disini adalah merupakan segala sesuatu

yang diketahui responden tentang asap kayu bakar dan bahaya yang ditimbulkan

dari asap kayu bakar. Notoadmojo (2005) tingkat pengetahuan kedua adalah

memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut tidak

sekedar dapat menyebutkan tapi dapat menginterpretasikan secara benar.

Meskipun mereka ada yang sudah mengetahui resiko yang akan dialami

pada penggunaan kayu sebagai bahan bakar, tetapi ada juga masayarakarat yang

menggunakan kayu sebagai bahan bakar, karena pengetahuan yang kurang dan

penghasilan yang menengah kebawah.

Dalam penelitian Oktarina (2009), orang yang memiliki sumber

informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula.

Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah

media massa. Pengetahuan masyarakat khususnya tentang kesehatan bisa didapat

dari beberapa sumber antara lain media cetak, tulis, elektronik, pendidikan

sekolah dan penyuluhan.

Page 33: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

30

4.2.2 Pengaruh Sikap tentang Asap Kayu Bakar dengan Kejadian Asma

Pengaruh sikap tentang asap kayu bakar dengan kejadian asma dapat

dilihat pada tabel 4.8 yang berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan Uji

Chi-square menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara sikap

responden dengan kejadian asma p value 0,02. Hal ini menunjukkan bahwa p < α

(0,05). Dalam penelitian ini responden yang digunakan adalah masyarakat desa

pulo tengeh.

Berdasarkan hasil statistik nilai p value = 0,02 ternyata nilai p value lebih

kecil dari nilai α berarti Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan tentang asap kayu bakar dengan kejadian asma

Menurut Suhardjo (2000) bahwa yang menyebabkan seseorang

berperilaku tertentu adalah karena adanya pengetahuan. Perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih permanen dianut oleh seseorang dibandingkan

dengan perilaku yang biasa berlaku. Pengetahuan yang dimiliki sangat penting

untuk terbentuk sikap dan tindakan. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh

seseorang tentang sesuatu hal yang secara formal maupun non formal.

Pengetahuan orang tentang asap kayu bakar dengan kejadian asma dapat

berbeda-beda walaupun ia hidup dalam masyarakat yang sama. Perbedaaan ini

dapat terjadi karena perbedaan pendidikan, akses terhadap sumber informasi, dan

kemampuan orang untuk menyerap informasi yang didapatkan. Kemudian,

pengetahuan yang telah didapat itu belum tentu diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 34: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

31

4.2.1 Pengaruh Tindakan dengan Kejadian Asma

Tindakan dengan kejadian asma dapat dilihat pada tabel 4.9 yang

berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan Uji Chi-square menunjukkan

adanya pengaruh yang bermakna antara tindkaan dengan kejadian asma dengan

nilai p value sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa p < α (0,05). Dalam

penelitian ini responden yang digunakan adalah masyarakat desa pulo tengeh.

Berdasarkan hasil statistik nilai p value = 0,006 ternyata nilai p value

lebih kecil dari nilai α berarti Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan tentang asap kayu bakar dengan kejadian asma.

Menurut Bart (1994) dikatakan bahwa tindakan yang didasarkan pada

pengetahuan akan lebih bertahan dari pada tindakan yang tidak didasarkan pada

pengetahuan. Jadi pengetahuan yang sangat dibutuhkan agar masyarakat dapat

mengetahui asap yang akan ditimbulkan dari asap kayu bakar.

Page 35: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di desa Pulo Tengeh Kecamatan

Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat, maka penulis mengambil kesimpulan

dan saran sebagai berikut:

1. Adanya pengaruh antara pengetahuan responden tentang asap kayu bakar

dengan kejadian asma dengan nilai p-value 0,001 yang berarti lebih kecil

dari α 0,05.

2. Adanya pengaruh antara sikap responden tentang asap kayu bakar dengan

kejadian asma dengan nilai p-value 0,02 yang berarti lebih kecil dari α

0,05.

3. Adanya pengaruh antara tindakan responden tentang asap kayu bakar

dengan kejadian asma dengan nilai p-value 0,006 yang berarti lebih kecil

dari α 0,05.

5.2 Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Aceh Barat agar dapat memberikan penyuluhan ke

Masyarakat tentang asap kayu bakar dan akibat bagi kesehatan.

2. Untuk masyarakat agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang bahaya

asap kayu bakar bagi kesehatan jangka pendek dan jangka panjang .

32

Page 36: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

33

3. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperluas lingkup

pengambilan sampel. Dan meneliti faktor yang lebih kompleks

pengaruhnya terhadap asma, selain faktor pengetahuan dan sikap seperti

pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,

media, dan pendapatan.

Page 37: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

34

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.Fahmi, 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Kompas,Jakarta

Arif, Muttaqin, 2009. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan SistemPernafasan. Salemba Medika, Jakarta.

Arikunto, S. 2002. ProsedurPenenlitian. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah, PusatPromosi Kesehatan departemen Kesehatan RI

__________2009. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan,Jakarta.

Damanauw, J. F. 2001, Mengenal Kayu, Pendidikan Industri Kayu AtasSemarang. Yogyakarta, Kanisius.

Hariyadi, Sugeng, 2003, Psikologi Perkembangan, Semarang: UPT. UNNESPress.

Kuswanto, 2012, Statistik untuk pemula dan orang awam. Jakarta Timur, LaskarPelangi

Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Rineka Cipta

__________, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Puskesmas Pante Ceureumen 2013. Data Gangguan Pernafasan

Ramaiah, S. 2006. Mengatasi Gangguan Mentruasi, Diglosa Medika.Yogyakarta.

Sanduru, dan Brunner, 2006, Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 4.Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta

Sarwono, S. 2004, Prinsip Dasar Ilmu Perilaku, Reineka Cipta, Jakarta.

Sarwono, W 2011, Prinsip Remaja, Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta

Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta

, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D Cetakanke 6. Bandung: Alfabeta

Page 38: PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN KEPALA …repository.utu.ac.id/664/1/BAB I_V.pdfada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

35

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC

Smith, 2003. Dampak Asap Kayu Bakar bagi Kesehatan

Winardi, 2004. Manajemen Perilaku Organisasi, Edisi revisi. Prenasa Media,Jakarta