Upload
vanduong
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN DAN PERUBAHANLINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU BERTANGGUNGJAWAB
BERWAWASAN LINGKUNGAN (Environmentally Responsible Behaviour)SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANDARLAMPUNG
Oleh
DHONI AGUNG RIYADI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ii
ABSTRAK
PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN DAN PERUBAHANLINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU BERTANGGUNGJAWAB
BERWAWASAN LINGKUNGAN (Environmentally ResponsibleBehaviour) SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG
Oleh
DHONI AGUNG RIYADI
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan pencemaran
dan perubahan lingkungan dan perilaku bertanggungjawab berwawasan
lingkungan siswa, serta pengaruh pengetahuan pencemaran dan perubahan
lingkungan terhadap perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa
kelas X SMA Negeri 2 Bandar Lampung. Sampel penelitian adalah siswa kelas X
IPA SMA Negeri 2 Bandar Lampung yang ditentukan menggunakan teknik
random sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif yang berupa hasil tes
pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan serta kuesioner perilaku
bertanggungjawab berwawasan lingkungan, yang diolah secara kuantitatif
menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan program SPSS
Versi 17 For Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
pencemaran dan perubahan lingkungan siswa berada dalam kategori cukup tinggi
dengan rata-rata sebesar 69,71. Tingkat perilaku bertanggungjawab berwawasan
lingkungan siswa berada dalam kategori cukup tinggi dengan rata-rata 73,01.
iii
Pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan berpengaruh positif terhadap
perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan dilihat dari nilai hasil analisis
regresi sederhana dan uji One Way ANOVA yaitu Nilai Sig. Regresi (0.000) <
Taraf Signifkansi (0.05) dan nilai Sig. One Way ANOVA (0.004) < Taraf
Signifikasi (0.05).
Kata Kunci : lingkungan, pengetahuan, perilaku
PENGARUH PENGETAHUAN PENCEMARAN DAN PERUBAHAN
LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU BERTANGGUNGJAWAB
BERWAWASAN LINGKUNGAN (Environmentally Responsible Behaviour)
SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG
Oleh
DHONI AGUNG RIYADI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Jaya pada tanggal 26
Februari 1995, merupakan anak kedua dari empat
bersaudara, pasangan Bapak Dalminudin dengan Ibu Titi
Suhartini. Penulis beralamat di Dusun Anoman 2, RT03
RW09, Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
Nomor telepon 0821-8706-7779.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1999 di TK ABA Poncowati,
Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 penulis
bersekolah di SD Negeri 1 Poncowati, Lampung Tengah yang diselesaikan pada
tahun 2007. Tahun 2007 diterima di SMP Negeri 1 Terbanggi Besar yang
diselesaikan tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di SMA Negeri 1
Terbanggi Besar dan selesai pada tahun 2013. Tahun 2013 penulis diterima di
Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan
Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada tahun 2016, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMP Negeri 1 Anak Tuha, Kecamatan Anak Tuha dan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Tematik di desa Negara Aji Tua Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung
viii
Tengah. Tahun 2018 peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Bandar
Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S. Pd.).
ix
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin kupanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atassegala karunia, rahmat, dan hidayah-Nya untuk menyelesaikan skripsi ini dengan
segala keterbatasan.
Segala syukur ku ucapkan kepadaMu karena telah menghadirkan mereka yangselalu memberi semangat dan do’a disaat ku tertatih. KarenaMu lah mereka ada
dan karenaMu lah skripsi ini terselesaikan.
Hanya padaMu tempat kumengadu dan mengucapkan syukur. Sholawat sertasalam selalu tercurahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
Teriring doa, rasa syukur, dan segala kerendahan hati.Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini
untuk orang-orang yang sangat berharga dalam hidupku:
Bapak (Dalminudin, S.P) dan Mama (Titi Suhartini)
Terima kasih atas semua dukungan kalian baik secara moril dan materil. Tanpakehadiran kalian disampingku, aku tidak mungkin menjadi seperti sekarang.
Karya ini kupersembahkan untuk kalian yang sangat aku cintai dan kasihi, untukbapak dan mama atas semua pengorbanan dan jerih payah yang telah diberikan
untukku agar dapat menggapai cita-cita serta semangat dan do’a yang kalianpanjatkan untukku di setiap sujudmu sehingga kudapat raih kesuksesan ini.
Semoga kelak cita-cita ini dapat membahagiakan dan membanggakan kalian.
Kakak (Wiwid Arif Pambudi, S.Hut dan Dina Nurdinawati, S.KPm., M.Si)dan Adik (Diana Tri Widiyastuti dan Catur Yoga Prasetia)
Terimakasih untuk segala bentuk dukungan baik moril maupun materiil serta doayang kalian berikan untukku hingga kuberada dalam titik ini. Semoga kita semuabisa selalu menjadi anak-anak yang berbakti kepada orangtua serta bisa sukses
dan bahagia dunia maupun akhirat.
x
Motto
"Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesuungguhnya kesungguhan tersebut
untuk kebaikannya sendiri.”
(QS. Al-Ankabut: 6)
"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu terdapat kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 5)
"Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”
(Aristoteles)
"Success is the best revenge(Sukses merupakan balas dendam terbaik).”
(Anonymous)
"Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti.
Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton"
(Mark Twain)
"Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya. Hidup di tepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah"
(Abu Bakar Sibli)
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala karunia rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat
dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh
Pengetahuan Pencemaran dan Perubahan Lingkungan Terhadap Perilaku
Bertanggungjawab Berwawasan Lingkungan (Environmentally Responsible
Behaviour) Siswa Kelas X Sma Negeri 2 Bandar Lampung”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Beralasan dari hal tersebut, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi dan Pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan motivasi
dalam segala proses penyelesaian skripsi ini;
4. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi dalam segala proses penyelesaian skripsi ini;
5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembahas yang telah yang telah
memberikan masukan dan saran kedalam skripsi ini;
6. Bapak dan Ibu dosen pengajar, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat,
dukungan, semangat, motivasi, dan nasihat;
7. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru mitra serta Siswa/i di SMA
Negeri 2 Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian
berlangsung;
8. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Biologi 2013, terlebih rekan Kelas B,
kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas setiap
pengalaman, pelajaran, dan kenangan yang kalian berikan;
9. Sahabat sehidup seperjuangan Muhamad Rifai yang telah memberikan doa,
dukungan, dan semangat hingga terciptanya skripsi ini;
10. Sahabat-sahabat terbaik semasa sekolah hingga kuliah (Daniel Putra, Bintoro
Niko Renardy, Neza Ukhalima Hafia, Cindy Putri Hapsari, Esti Sandra
Pertiwi, Rival Rinaldy, Rizky Afrianda) terima kasih untuk semangat,
dukungan, bantuan dan kebersamaan kita selama ini dalam susah maupun
senang;
11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 21 November 2018Penulis
Dhoni Agung RiyadiNPM 1313024022
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... iiHALAMAN JUDUL ........................................................................................... ivHALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................vHALAMAN PENGESAHAN .............................................................................viRIWAYAT HIDUP .............................................................................................viiPESEMBAHAN .................................................................................................. ixMOTTO ...............................................................................................................xHALAMAN PERNYATAAN.............................................................................xiSANWACANA ....................................................................................................xiiDAFTAR ISI........................................................................................................xivDAFTAR TABEL ...............................................................................................xviDAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xvii
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ........................................................................1B. Rumusan Masalah ..................................................................................6C. Tujuan Penelitian ...................................................................................6D. Manfaat Penelitian .................................................................................6E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................7
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Pengetahuan Lingkungan........................................................................9B. Ruang Lingkup Lingkungan ...................................................................11C. Pencemaran Lingkungan ........................................................................12D. Faktor Pengaruh Pencemaran Lingkungan ............................................14E. Pendidikan Lingkungan Hidup ..............................................................19F. Perilaku Bertanggungjawab Berwawasan Lingkungan ..........................25G. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia dalam Lingkungan.......28H. Kesadaran Lingkungan ...........................................................................32I. Indikator Sikap Peduli Lingkungan ........................................................35J. Kerangka Berpikir ..................................................................................37K. Hipotesis .................................................................................................39
III. METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................41B. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................41C. Desain Penelitian ...................................................................................42D. Rancangan Penelitian..............................................................................45
xv
E. Prosedur Penelitian ................................................................................46F. Data dan Teknik Pengumpulan Data ......................................................47G. Hasil Uji Coba Instrumen .......................................................................52H. Teknik Analisis Data ..............................................................................55
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ......................................................................................58B. Pembahasan ............................................................................................63
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan .................................................................................................69B. Saran .......................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................70
LAMPIRAN
1. Kisi-kisi Kuesioner Perilaku ...................................................................752. Kuesioner Perilaku..................................................................................763. Kisi-kisi Tes Pengetahuan Pencemaran Lingkungan..............................814. Tes Pengetahuan Pencemaran Lingkugan ..............................................835. Validasi Instrumen ..................................................................................886. Input Data SPSS......................................................................................907. Hasil Analisis SPSS ................................................................................918. Dokumentasi Penelitian ..........................................................................949. Jawaban Tes dan Kuesioner Siswa .........................................................96
xvi
DAFTAR TABEL
1. Definisi Operasional .................................................................................. 432. Pedoman Skor Tes ..................................................................................... 473. Pedoman Skor Kuesioner........................................................................... 484. Interpretasi Nilai Tes dan Kuesioner ......................................................... 485. Hasil Uji Validitas Tes Pengetahuan ......................................................... 506. Hasil Uji Reliabilitas Tes Pengetahuan...................................................... 517. Hasil Uji Validitas Kuesioner .................................................................... 528. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ................................................................ 539. Distribusi Nilai Tes Pengetahuan Pencemaran Lingkungan...................... 5710. Distribusi Nilai Perilaku Bertanggungjawab Berwawasan Lingkungan ... 5811. Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 5912. Hasil Uji Linearitas .................................................................................... 5913. Hasil Uji Homogenitas............................................................................... 6014. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana................................................... 6015. Nilai Sig. Uji ANOVA Regresi Linear Sederhana ...................................... 6116. Nilai Sig. Uji One Way ANOVA ................................................................ 62
xvii
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan kerangka pikir penelitian ................................................................ 392. Histogram Pengetahuan Pencemaran Lingkungan .................................... 593. Histogram Perilaku Bertanggungjawab Berwawasan Lingkungan ........... 60
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas yang dilakukan manusia dalam kehidupannya sehari-hari ternyata telah
banyak menimbulkan berbagai macam dampak yang buruk bagi keseimbangan
tatanan lingkungan hidup. Aktifitas manusia yang tidak bertanggungjawab yang
seringkali menyalahi kaidah-kaidah yang ada dalam tatanan lingkungan hidup
dapat berakibat bergesernya keseimbangan dalam tatanan lingkungan dari bentuk
asal ke bentuk baru yang cenderung lebih buruk. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup, manusia seringkali melakukan eksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan, hal tersebut akan mengakibatkan merosotnya daya dukung alam dan di
lain sisi zat limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut akan menjadi beban
bagi lingkungan, dan jumlah limbah yang kian waktu semakin besar akan
menimbulkan masalah pencemaran dan perubahan terhadap lingkungan.
Istilah “pencemaran” digunakan untuk menunjukkan benda-benda berbahaya yang
dimasukkan oleh manusia ke dalam lingkungannya. Pencemaran terjadi pada saat
senyawa-senyawa yang dihasilkan dari kegiatan manusia ditambahkan ke
lingkungan, menyebabkan perubahan yang buruk terhadap kekhasan fisik, kimia,
biologi dan estetis (Connel dan Gregory, 1995: 7). Semua komponen yang
merupakan kunci pokok terjadinya pencemaran yang diawali adanya berbagai
2
kegiatan atau aktifitas manusia, kemudian terdapatnya Agent atau zat yang terdiri
dari berbagai bentuk zat dan senyawa, selanjutnya melalui media maka pada
akhirnya terjadilah dampak atau effect dengan terakumulasinya keempat
komponen ini maka terjadilah pencemaran tersebut. Polusi bisa berlangsung di
udara, air, tanah, atau dimana saja. Kebanyakan polusi disebabkan oleh berbagai
jenis kegiatan manusia: pertanian, industry, transportasi, dan sebagainya
(Purwanto, 2008: 7).
Manusia sangat berperan penting dalam melestarikan potensi lingkungan hidup.
Oleh karena itu, manusia perlu diberi bekal untuk melestarikan lingkungan
melalui pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan dilaksanakan melalui
pendidikan sekolah atau luar sekolah untuk semua jurusan pendidikan, jenjang
pendidikan dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi (Neolaka,
2008: 13)
Pemerintah menanggapi persoalan tentang lingkungan hidup ini dengan serius
dengan berkomitmen dalam menjaga lingkungan dari kerusakan melalui
pendidikan. Pendidikan itu pun dikenal dengan nama Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH), yang penerapannya di sisipkan di semua mata pelajaran tentang
masalah kependudukan dan lingkungan hidup yang terintegrasi dalam kurikulum
1984. Pada kurikulum 2006 (KTSP) pendidikan lingkungan hidup ini mulai diberi
peluang untuk menjadi mata pelajaran sendiri pada muatan lokal (mulok).
Kemudian pemerintah melanjutkan program pendidikan lingkungan hidup pada
tahun 2006 melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama
Kementerian Lingkungan Hidup dengan mengembangkan program Sekolah
3
Peduli dan Berbudaya Lingkungan (SPBL) yang dikenal dengan program
Adiwiyata. Dari awal program itu dicanangkan pada tahun 2006 sampai 2011
sudah 1.351 sekolah dari 251.415 sekolah (SD, SMP, SMA, dan SMK) Se-
Indonesia yang telah ikut berpartisipasi dalam program Adiwiyata tersebut. Dan
pada tahun 2013 terjadi peningkatan hingga 4.132 sekolah dari 33 provinsi
(Azhar, Basyir, Alfitri, 2015: 36-37).
Pelaksanaan pendidikan di lingkungan sekolah berkaitan dengan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah, yaitu mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) khususnya mata pelajaran Biologi yang lebih spesifik diajarkan di bangku
sekolah menengah atas. IPA Biologi berkaitan dengan mencari tahu tentang alam
secara sistematis sehingga IPA Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dalam pembelajaran IPA Biologi
mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan fenomena makhluk hidup
pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, dan interaksinya dengan faktor
lingkungan pada dimensi ruang dan waktu, serta mempelajari kejadian-kejadian
alamiah yang berada di sekitar kehidupan seluruh umat manusia di alam semesta
beserta lingkungannya. Karena itu, dalam pembelajaran sains siswa harus
didekatkan dan diakrabkan dengan lingkungannya (Wagiyatun, 2013: 3).
Mengingat pentingnya pendidikan lingkungan yang akan menciptakan pribadi
yang ramah lingkungan, maka penulis perlu melakukan penelitian mengenai hal
tersebut. Berdasarkan studi pustaka dan hasil wawancara dengan Kepala sekolah
beserta guru mata pelajaran IPA Biologi di SMA Negeri 2 Bandar Lampung,
4
diketahui bahwa SMA Negeri 2 Bandar Lampung ini pernah meraih penghargaan
sebagai Sekolah Adiwiyata pada tahun 2012 dari Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan RI karena berhasil menerapkan pendidikan lingkungan hidup pada
sistem pembelajaran di sekolahnya, Kemudian Kurikulum 2013 yang digunakan
telah memuat pelestarian, mencegah pencemaran, dan kerusakan lingkungan
yang pada kelas X terintegrasi pada KD 3.10 tentang perubahan lingkungan dan
KD 4.10 tentang permasalahan lingkungan. Namun, tidak keseluruhan guru
bidang studi biologi yang menerapkan terjun langsung ke lingkungan untuk
metode pembelajaran materi tersebut. Kegiatan lainnya yang berkaitan tentang
lingkungan seperti piket kebersihan kelas,jumat bersih, dan lomba kebersihan
kelas merupakan kegiatan lingkunganyang dilaksanakan dalam rangka
pemeliharaan gedung dan lingkungansekolah sudah berjalan dengan baik.
Selanjutnya, pengadaan tanaman toga, rumah kaca (green house), hutan sekolah,
pengelolaan sampah (daur ulang sampah), dan lain sebagainya belum
dilaksanakan oleh pihak sekolah sebagai upaya pemanfaatan lahan fasilitas
sekolah, padahal hal tersebut dapat dijadikan sarana pendukung untuk menunjang
pendidikan lingkungan hidup siswa di sekolah. Dari hasil observasi tersebut
peneliti berkesimpulan bahwa dari segi kegiatan yang berkaitan dengan
pendidikan lingkungan hidup sudah dilaksanakan dengan baik namun dari segi
pemanfaatan lahan sekolah untuk menunjang fasilitasnya masih belum memadai.
Peneliti akan melakukan penelitian tentang mengaitkan pengetahuan tentang
pencemaran dan perubahan lingkungan yang dimiliki siswa yang sudah mereka
dapatkan dari mata pelajaran biologi dan program pendidikan lingkungan hidup
5
yang sudah diterapkan di sekolah terhadap perilaku bertanggungjawab
berwawasan lingkungan mereka.
Penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian ini adalah hasil penelitian
dari Nanik, Tukiman, dan Hartuti (2013) yang berjudul Perilaku Warga Sekolah
Dalam Program Adiwiyata di SMK Negeri 2 Semarang dengan hasil
penelitiannyan yaitu program adiwiyata yang dijalankan oleh SMK Negeri 2
Semarang menunjukkan perubahan perilaku warga sekolah yang sadar akan
kebutuhan lingkungan dan membuktikan bahwa program adiwiyata yang
dicanangkan oleh pemerintah berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang
positif. Kamudian salah satu penelitian relevan yang mendukung lainnya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Wagiyatun (2011) dengan judul Pengaruh
Pengetahuan Pencemaran Lingkungan Terhadap Kepedulian Lingkungan dengan
objek penelitian siswa kelas VII di SMP Alam Ar-Ridho Semarang yang hasil
penelitiannya adalah pengaruh pengetahuan pencemaran lingkungan terhadap
kepedulian lingkungan memiliki persentase sebesar 23% namun jika dilihat dari
hasil analisis regresi dan prediktor variabel pengetahuan pencemaran lingkungan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepedulian lingkungan siswa
SMP Alam Ar-Ridho Semarang.
Berdasarkan penjabaran latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan
penelitian yang bejudul: “Pengaruh PengetahuanPencemaran dan Perubahan
Lingkungan Terhadap Perilaku Bertanggungjawab Berwawasan Lingkungan
Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bandar Lampung”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimanakah tingkat pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan
siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar Lampung?
2. Bagaimanakah tingkat perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan
siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar Lampung?
3. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan
terhadap perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswakelas X
SMA Negeri 2 Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Tingkat pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan siswa kelas X
SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
2. Tingkat perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa kelas X
SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
3. Pengaruh pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan siswa terhadap
perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa kelas X SMA
Negeri 2 Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi :
7
1. Peneliti: memberikan bekal sebagai calon tenaga pendidik yang profesional
yaitu cara atau variasi-variasi proses pembelajaran yang nyata terlebih di
materi pencemaran dan perubahan lingkungan sehingga dapat meningkatkan
perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa.
2. Guru: memberikan informasi sehingga dapat mengembangkan variasi proses
pembelajaran IPA Biologi pada materi pencemaran dan perubahan
lingkungan yang nyata atau sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa
sehingga dapat berdampak positif bagi tingkat kepedulian dan rasa
tanggungjawab siswa terhadap lingkungan.
3. Siswa: memahami tentang proses pencemaran dan perubahan lingkungan
yang diakibatkan oleh manusia ataupun alami sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan perilaku bertanggungjawab siswa terhadap lingkungan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan,
maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
2. Objek penelitian ini adalahsiswa kelas X IPA di SMA Negeri 2 Bandar
Lampung.
3. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengukur pengetahuan pencemaran dan
perubahan lingkungan (X) dan perilaku bertanggungjawab berwawasan
lingkungan siswa (Y) kelas X SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
4. Pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan siswa diukur
menggunakan instrumen tes berupa soal berjumlah 25 butir soal pilihan
8
jamak dengan penilaiannya menggunakan nominal. Sedangkan untuk perilaku
bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa akan diukur menggunakan
instrumen kuesioner yang berisi 25 pernyataan yang terdiri dari 14 pernyataan
negatif dan 11 pernyataan positif dengan penilaiannya menggunakan skala
Likert.
5. Hasil yang didapat akan dianalisis bagaimanakah signifikan keberpengaruhan
antara variabel X dengan variabel Y menggunakan SPSS Versi 17 For
Windows.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan Lingkungan
Lingkungan menurut Palar (2008: 10) dapat diartikan sebagai media atau suatu
areal. Tempat atau wilayah yang didalamnya terdapat bermacam-macam bentuk
aktivitas yang berasal dari ornamen-ornamen penyusunnya. Ornamen-oranamen
yang ada dalam membentuk lingkungan, merupakan suatu bentuk sistem yang
saling mengikat, saling menyokong kehidupan mereka.
Manusia dengan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik. Manusia
mempengaruhi lingkungan hidupnya, dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh
lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam lingkungan hidupnya dan ia tidak
dapat terpisahkan daripadanya. Antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat
hubungan yang dinamis. Perubahan dalam lingkungan hidup akan menyebabkan
perubahan dalam kelakuan manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang
baru. Perubahan dalam kelakuan manusia ini selanjutnya akan menyebabkan pula
perubahan dalam lingkungan hidup. Sastrawijaya pun berpendapat bahwa hanya
dalam lingkungan hidup yang baik, manusia dapat berkembang secara maksimal,
dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan hidup dapat berkembang ke arah
yang optimal (Sastrawijaya, 2009: 7).
10
Lingkungan secara alami memiliki kemampuan untuk memulihkan keadaannya,
yang disebut Daya Dukung Lingkungan. Pemulihan keadaannya apabila bahan
pencemar berakumulasi terus menerus dalam suatu lingkungan maka lingkungan
tidak akan mempunyai kemampuan alami untuk menetralisirnya sehingga
mengakibatkan perubahan kualitas lingkungan mengalami perubahan (positif atau
negatif) pada suatu periode tertentu sesuai dengan interaksi komponen
lingkungan. Sehingga ketika interaksi antar komponen lingkungan tersebut tidak
seimbang lagi, artinya telah melampaui daya dukung lingkungan maka kualitas
lingkungan akan mengalami degradasi (Sustiyono dan Kurdiyono, 2012: 15).
Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan
oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab
tercemarnya suatu tatanan lingkungan adalah limbah. Limbah dalam konotasi
sederhana dapat diartikan sebagai sampah. Limbah atau dalam bahasa ilmiahnya
disebut juga sebagai polutan, dapat digolongkan atas beberapa kelompok
berdasarkan pada jenis, sifat, dan sumbernya. Berdasarkan pada jenis, limbah
dikelompokan atas golongan limbah padat, dan limbah cair. Berdasarkan pada
sifat yang dibawanya, limbah digolongkan atas limbah organik dan limbah an-
organik. Sedangkan bila berdasarkan pada sumbernya, limbah dikelompokan atas
limbah rumah tangga atau limbah domestik dan limbah industri (Palar, 2008: 11-
12).
B. Ruang Lingkup Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat dimana suatu organisme hidup, dan didalamnya
terjadi interaksi antar sesama makhluk hidup yang selalu dipengaruhi oleh segala
11
sesuatu yang berada disekitarnya. Lingkungan bersifat dinamis, dalam arti bisa
berubah-ubah setiap saat. Perubahan dan perbedaan yang terjadi baik secara
mutlak maupun relatif dari faktor-faktor lingkungan terhadap suatu makhluk
hidup akan berbeda-beda menurut waktu, tempat dan keadaan makhluk hidup itu
sendiri (Siahaan, 2004: 18).
L.L Bernard dalam bukunya yang berjudul “Introduction to Social Psychology”
membagi lingkungan atas emapt macam, yakni:
a. Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya
kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak
dan sebagainya.
b. Lingkungan biologi atau organik yaitu segala sesuatu yang bersifat biotis
berupa mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuh-tumbuhan.
c. Lingkungan sosial, diabgi menjadi tiga bagian:
1. Lingkungan fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materil:
peralatan, senjata, mesin, gedung dll.
2. Lingkungan biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan
interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestik
dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber
organik.
3. Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan habitat batin
manusia seperti sikap, pandangan, keinginan, dan keyakinan
d. Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional,
berupa lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah kota atau
desa (Siahaan, 2004: 18).
12
Namun dalam Undang-undang Ketentuan Pokok Lingkunga Hidup (UKPPLH)
No. 4 Tahun 1982, membagi lingkungan sebagai berikut:
a. Lingkungan fisik berupa benda-benda dan daya (energi)
b. Lingkungan biologi berupa manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan
makhluk-makhluk organis lainnya.
c. Lingkungan sosial berupa tabiat, watak, perilaku, manusia.
d. Lingkungan institusional, yaitu lingkungan hidup berupa lembaga-
lembaga yang terdapat dalam masyarakat yang bertujuan mencapai
kesejahteraannya (Siahaan, 2004: 14)
C. Pencemaran Lingkungan
Polusi adalah istilah untuk menyebutkan setiap pencemaranm atau pengotoran
lingkungan yang terdapat dimuka bumi oleh bahan atau zat yang mengganggu
kesehatan manusia, kualitas hidup manusia, atau fungsi alami ekosistem.
Ekosistem adalah lingkungan dimana berbagai jenis makhluk hidup dan tak hidup
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi (Purwanto, 2008: 7).
Pencemar itu adalah limbah dari suatu kegiatan pemanfaatan sumber alam.
Limbah ini sendiri dalam jumlah tertentu masih dapat didaur ulang oleh alam.
Akan tetapi, apabila jumlahnya meningkat sehingga ada yang meninggal dan tak
dapat didaur ulang maka ia menjadi pencemar. Secara harfiah, istilah pencemaran
dapat diartikan sebagi pengotor, pengkajian, pemburukan, barang atau sesuatu
yang terkena oleh zat pencemaran jadi tercemar (kotor, buruk) karena barang atau
sesuatu ini menjadi tercemar maka mutunya menjadi menurun dan otomatis
13
nilainya pun menjadi merosot. Apalagi proses ini berlangsung terus menerus
akhirnya barang atau sesuatu tersebut menjadi rusak dan hancur. Pencemar juga
dapat diartikan sebagai bentuk environmental impairment, adanya gangguan
perubahan atau perusakan bahkan adanya benda asing didalamnya yang
menyebabkan unsur lingkungan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya
(Silalahi, 2012: 125).
Perusakan lingkungan hidup menurut UU RI No. 23 tahun 1997 adalah tindakan
yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik
dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi
dalam menunjang pembangunan berkelanjutan ( Neolaka, 2008: 32).
Semua komponen yang merupakan kunci pokok terjadinya pencemaran yang
diawali adanya berbagai kegiatan atau aktifitas manusia, kemudian terdapatnya
Agent atau zat yang terdiri dari berbagai bentuk zat dan senyawa, selanjutnya
melalui media maka pada akhirnya terjadilah dampak atau effect dengan
terakumulasinya keempat komponen ini maka terjadilah pencemaran tersebut.
Polusi bisa berlangsung di udara, air, tanah, atau dimana saja. Kebanyakan polusi
disebabkan oleh berbagai jenis kegiatan manusia: pertanian, industri, transportasi,
dan sebagainya (Purwanto, 2008: 7).
Timbulnya pencemaran menurut Siahaan (2004: 21) dikaitkan erat dengan
berbagai aktifitas manusia, antara lain berupa:
a) Kegiatan-kegiatan Industri, dalam bentuk limbah, zat-zat buangan berbahaya
seperti logam-logam berat, zat radioaktif, air buangan panas (thermal water
14
waste). Juga dalam bentuk kepulan asap (smog), kebisingan suara (polusi
suara), dan lain-lain.
b) Kegiatan Pertambangan, berupa terjadinya kerusakan instalasi, kebocoran,
pencemaran buangan-buangan penambangan, pencemaran udara dan
rusaknya lahan-lahan bekas pertambangan.
c) Kegiatan Transportal, berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kota,
kebisingan dari kendaraan bermotor, tumpahan-tumpahan bahan bakar
terutama minyak bumi dari kapal-kapal tanker dan lain-lain.
d) Kegiatan Pertanian, terutama akibat dari residu pemakaian zat-zat kimia yang
memberantas binatang-binatang/tumbuh-tumbuhan pengganggu seperti
insektisida, pestisida, herbasida, atau fungisida. Demikian pula pemakaian
pupuk anorganik dan lain-lain.
D. Fakor Pengaruh Pencemaran Lingkungan
a) Sumber Pencemar Udara
Secara umum sumber pencemaran udara dapat terjadi karena faktor alamiah, yaitu
peristiwa yang mempengerahui alam sehingga menimbulkan pencemaran yang
dapat mengganggu manusia, hewan, dan tumbuhan seperti letusan gunung, atau
terjadi karena buatan manusia seperti limbah industri dan limbah pabrik.
Pencemaran udara dapat terjadi karena zat atau senyawa seperti:
(1) Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) dapat menjadikan udara tercemar. Gas ini terjadi
akibat pembakaran yang tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung
karbon. Pencemaran udara bisa disebabkan oleh setiap pembakaran atau
15
peledakan yang cenderung menghasilkan gas CO contohnya gas ini berasal dari
pembakaran yang tidak sempurna dari knalpot kendaraan bermotor.
(2) Belerangdioksida (SO2)
Gas belerangdioksida merupakan salah satu yang dapat menjadikan udara
tercemar gas ini berasal dari pembakaran arang batu, minyak bumi, kilang minyak
tanah, gunung api, industri kimia, industri logam, industri pulp dengan proses
sulfit dan hasil pembakaran bahan bakar yang mengandung belerang.
(3) Nitrogen Oksida (NO dan NO2)
Nitrogen Oksida adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang terdiri atas
gas nitrik oksida dan nitrogen oksida, kedua gas ini paling banyak ditemukan
sebagai sumber pencemar udara. Nitrit oksida merupakan gas yang tidak berwarna
dan tidak berbau, sebaliknya nitrogen dioksida mempunyai warna cokelat
kemerahan dan berbau tajam. Nitrogen oksida merupakan hasil dari pusat-pusat
pembakaran oleh industri-industri, transportasi, pusat-pusat pembangkit tenaga
listrik.
(4) Senyawa Karbon
Dengan adanya penggunaan dari beberapa senyawa karbon di bidang pertanian,
kesehatan dan peternakan. Misalnya kelompok organoklor (insektisida, fungisida,
dan herbisida).
(5) Bau-bauan
Bau-bauan yang tidak enak, bisa mengganggu suasana lingkungan yang
menyebabkan seseorang tidak akan betah tinggal lama di tempat yang
16
menyebarkan bau. Bau yang tidak enak ini selain mengganggu kesehatan dan
kenyamanan orang, dapat juga dipakai sebagai petunjuk adanya pencemaran
racun-racun di udara.Walaupun secara fisik kita telah terbiasa mencium bau yang
tidak enak, karena beradaptasi rasa bau tadi seolah-olah hilang. Akan tetapi,
secara hygiene umumnya keadaan ini tetap tidak berubah. Bau yang tidak enak ini
bisa berasal dari proses pembusukan sampah, baik yang berasal dari jasad organis
atau biologis maupun kimia atau anorganis oleh makhluk-makhluk pembusuk.
Juga bisa yang dari hasil buangan limbah dari pabrik-pabrik sehingga
menyebabkan bau yang tidak enak ke lingkungan sekitar. Sifat baunya sendiri bisa
asam, wangi, pedas, dan apek (Supardi, 1994: 42-43).
b) Sumber Pencemaran Air
Pencemaran air dapat berasal dari berbagai sumber pencemar antara lain berasal
dari industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian dll.
(1) Industri
Pabrik industri yang mengeluarkan limbah dapat mencemari ekosistem
air.Pembuangan limbah industri ke sungai-sungai dapat menyebabkan berubahnya
susunan kimia, bakteriologi serta fisik air.Polutan yang dihasilkan oleh pabrik
dapat berupa logam berat seperti timbale, merkuri, tembaga, seng dll. Panas,
seperti air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya
akan mematikan biota air.
(2) Limbah Rumah Tangga
Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai macam zat organik dan anorganik
yang dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara di sungai-
17
sungai.Selain dalam bentuk organik dan anorganik dari limbah rumah tangga bisa
terbawa bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia. Selain
itu, dari rumah tangga dapat dihasilkan limbah deterjen.Penggunaan deterjen
terutama menyangkut masalah bahan pembentuk (surfaktan), masalah utama yang
timbul bukan karena racunnya, tetapi busanya yang mengganggu lingkungan
disekitarnya.
(3) Limbah Pertanian
Penggunaan pupuk didaerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari area
pertanian. Air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang, sehingga
mengalami pertumbuhan dengan cepat. Ganggang yang menutupi permukaan air
akan berpengaruh buruk terhadap ikan-ikan dan komponen biota air. Dari daerah
pertanian pula terlarut sisa-sisa pestisida yang terbawa arus sungai atau
bendungan. Pestisida yang bersifat toksik akan mematikan hewan-hewan air,
burung dan bahkan manusia (Ningsih, 2010: 48-50).
c) Sumber Pencemar Tanah
Pencemaran tanah dapat terjadi oleh beberapa faktor. Pertama, faktor alami seperti
rusaknya lapisan tanah bagian atas, yakni lapisan yang mengandung humus oleh
matahari. Sinar matahari yang terik dapat menghancurkan atau membakar humus,
sehingga tanah menjadi kurus. Kedua, faktor manusia seperti pembuangan limbah,
pemberian pupuk yang berlebihan, pembakaran hutan, penebangan pohon-pohon
pelindung humus (Ningsih, 2010: 52).
Pencemaran tanah dapat terjadi melalui air. Air yang mengandung bahan
pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu
18
jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah. Pencemaran tanah dapat juga
melalui udara. Udara yang tersemar akan menurunkan hujan yang mengandung
bahan pencemar ini. Akibatnya tanah juga akan tercemar (Supardi, 1994: 67).
Limbah atau Sampah bisa berasal dari berbagai sumber, seperti industri, rumah
tangga, sekolah, rumah sakit, perkantoran, fasilitas umum, seperti stasiun kereta
api, terminal bus. Sumber datangnya sampah dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Rumah tangga, umumnya terdiri dari sampah organik dan anorganik yang
dihasilkan dari aktivitas rumah tangga. Misalnya, buangan dari dapur, taman,
debu, dan alat-alat rumah tangga.
2) Daerah komersial, yaitu sampah yang dihasilkan dari pertokoan, restoran,
pasar, perkantoran, hotel. Biasanya terdiri dari bahan pembungkus sisa-sia
makanan, kertas dari perkantoran dll.
3) Sampah institusi, berasal dari sekolah, rumah sakit, dan pusat pemerintah.
4) Sampah industri berasal dari proses industri, dari pengolahan bahan baku
hingga hasil produksi.
5) Sampah fasilitas umum berasal dari taman umum, pantai, atau tempat
rekreasi.
6) Sampah kontruksi bangunan, yaitu sampah yang berasal dari sisa pembuatan
gedung, perbaikan dan pembongkaran jalan atau jembatan dll.
7) Sampah dari hasil pengelolaan air buangan dan sisa-sisa pembakaran dari
incinerator.
8) Sampah pertanian, berasal dari sisa-sisa pertanian yang tidak dapat
dimanfaatkan lagi (Suryati, 2009: 16).
19
E. Pendidikan Lingkungan Hidup
Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) menurut UNESCO (1977 dalam
Redy, 2016: 6-7) adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di
dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala
masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja
sama (baik secara individu maupun secara kolektif) untuk dapat memecahkan
berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru.
Pada tahun 1975, sebuah lokakarya internasional tentang pendidikan lingkungan
hidup diadakan di Beogard, Jugoslavia. Pada pertemuan tersebut dihasilkan
pernyataan antar negara peserta mengenai pendidikan lingkungan hidup yang
dikenal sebagai “The Belgrade Charter – a Global Framework for Environmental
Education”. Secara ringkas tujuan pendidikan lingkungan hidup yang dirumuskan
dalam Belgrade Charter tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap keterkaitan bidang ekonomi,
sosial, politik serta ekologi, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
b. Memberi kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap/perilaku, motivasi dan komitmen, yang diperlukan untuk
bekerja secara individu dan kolektif untuk menyelesaikan masalah
lingkungan saat ini dan mencegah munculnya masalah baru.
c. Menciptakan satu kesatuan pola tingkah laku baru bagi individu, kelompok-
kelompok dan masyarakat terhadap lingkungan hidup (Surakusumah, 2017:
3-4).
20
Pendidikan lingkungan hidup lebih menekankan pada pengetahuan, tindakan serta
kesadaran masyarakat tentang pendidikan pembangunan berkelanjutan. Bentuk
pembelajaran pendidikan lingkungan hidup tidak hanya berupa materi akan tetapi
diperlukan pembelajaran-pembelajaran langsung yang berhubungan dengan alam
secara nyata, sehingga pembelajaran yang diberikan pada siswa lebih mudah
dipahami serta sesuai sasaran. Menurut UNESCO (dalam Hidayati, 2013: 150)
pendidikan pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembelajaran
yang didasarkan ide dan prinsip keberlanjutan untuk memberikan pendidikan
berkualitas dengan cara:
1) Learning to know
Untuk mengenal perkembangan alam pada konsep pembangunan
berkelanjutan, member gambaran peningkatan kebutuhan masyarakat,
mengetahui pemenuhan kebutuhan lokal yang merupakan efek dan
konskuensi internasional untuk memberikan kepuasan, kenyamanan pada isu
global dan prioritas lokal.
2) Learning to be
Untuk membangun prinsip dan nilai pembangunan berkelanjutan, mengaitkan
tiga bidang pembangunan berkelanjutan yaitu lingkungan, sosial dan
ekonomi, member kontribusi setiap orang dalam membangun pikiran dan
tubuh, sensitifitas, intelegensi, apresiasi estetik dan spiritual.
3) Learning to live together
Membangun kelompok untuk membuat keputusan mengenai toleransi sosial,
cara menangani lingkungan, cara beradaptasi dan hidup yang berkualitas.
4) Learning to do
21
Memberikan realitas atau kenyataan pada kegiatan sehari-hari, membangun
keberlanjutan agar setiap orang selalu menjaga bumi
5) Learning to transform oneself and society
Pendidikan lingkungan hidup mengintegrasikan nilai-nilai yang melekat pada
pemabangunan berkelanjutan melalui aspek belajar untuk menguasi manusia
agar bertanggung jawab dan membuat kenyamanan, demi keberlanjutan di
masa mendatang.
Adapun tujuan pendidikan lingkungan hidup menurut Adisendjaja (1988 dalam
Hidayati, 2013: 150) yaitu:
a) Kesadaran, yaitu memberi dorongan kepada setiap individu untuk
memperoleh kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan dan masalahnya.
b) Pengetahuan, yaitu membantu setiap individu untuk memperolah berbagai
pengalaman dan pemahaman dasar tentang lingkungan dan masalahnya.
c) Sikap, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh seperangkat nilai
dan kemampuan mendapatkan pilihan yang tepat, serta aktif dalam
peningkatan dan perlindungan lingkungan.
d) Keterampilan, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh
keterampilan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah lingkungan.
e) Partisipasi, yaitu memberikan motivasi kepada setiap individu untuk berperan
serta secara aktif dalam pemecahan masalah lingkungan.
f) Evaluasi, yaitu mendorong setiap individu agar memiliki kemampuan
mengevaluasi pengetahuan lingkungan ditinjau dari segi ekologi, sosial,
ekonomi, politik, dan faktor-faktor pendidikan.
22
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) menurut Widaningsih (2010 dalam
Landriany, 2014: 82) secara formal dapat menjadi salah satu alternatif yang
rasional untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum.
Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi saran yang
sangat penting dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang dapat
melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini
menurut pendapat dari Nurhajni dan Widodo (2009 dalam Landriany, 2014: 82)
ini bertujuan agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Hal ini
dipengaruhi beberapa aspek antara lain:
a) Aspek kognitif, pendidikan lingkungan hidup mempunyai fungsi untuk
meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan, juga mampu
meningkatkan daya ingat, penerapan, analisis, dan evaluasi.
b) Aspek afektif, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan
penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan karakteristik kepribadian dalam
menata kehidupan dalam keselarasan dengan alam.
c) Aspek psikomotorik, pendidikan lingkungan hidup berperan dalam meniru,
memanipulasi dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dalam
upaya meningkatkan budaya mencintai lingkungan.
d) Aspek minat, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan minat
dalam dari anak.
23
Ada berbagai perwujudan penanaman pendidikan lingkungan hidup di sekolah,
seperti sekolah berbudaya lingkungan, sekolah hijau, dan sekolah sehat. Adapun
istilah yang sedang digalakkan pemerintah yaitu Adiwiyata. Adiwiyata merupakan
suatu tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh segala ilmu pengetahuan dan
berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya
kesejahteraan hidup untuk mencapai cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan
program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola
sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Adapun prinsip
dasar Adiwiyata adalah:
1) Prinsip partisipatif, yaitu komunitas sekolah terlibat dalam manajemen
sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi sesuai tanggung jawab dan perannya.
2) Prinsip berkelanjutan, berupa seluruh kegiatan harus dilakukan secara
terencana dan terus menerus secara komprehensif (Hidayati, 2013: 150).
Program Adiwiyata diharapkan dapat menciptakan kondisi yang nyaman dalam
pembelajaran serta timbulnya tanggung jawab lingkungan dalam rangka
pembangunan berkelanjutan. Sebab lingkungan yang bersih, nyaman akan
menambah semangat belajar serta menciptakan kondisi yang tidak membosankan.
Adapun indikator sekolah Adiwiyata meliputi:
1) Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, yang
meliputi filosofi, visi misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan,
kebijakan dalam pengembangan materi, pembelajaran lingkungan hidup,
kebijakan tentang peningkatan kapasitas SDM, kebijakan penghematan
24
sumber daya alam, kebijakan untuk mengalokasikan dana bagi kegiatan
lingkungan hidup, kebijakan yang mendorong terwujudnya sekolah peduli
dan berbudaya lingkungan.
2) Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan yang meliputi pengembangan
model pembelajaran lingkungan hidup (integrasi atau monolitik), penggalian
dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di
masyarakat sekitar, pengembangan kegiatan kurikuler bertema lingkungan
hidup dan pengembangan metode pembelajaran.
3) Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif yang meliputi penciptaan
kegiatan ekstrakurikuler atau kurikuler yang mendukung pengembangan
PLH, partisipatif aktif dalam kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan
pihak luar sekolah, membangun kemitraan dengan pemerintah, swasta dan
LSM dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
4) Pengembangan dan pengelolaan saran pendukung sekolah yang meliputi;
pengembangan fungsi kualitas sarana pendukung sekolah yang ada untuk
PLH , peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar
kawasan sekolah, peningkatan upaya penghematan energi, air, alat tulis,
pengembangan sisem pengelolaan sampah dan pengembangan apotik hidup
serta taman sekolah (Hidayati, 2013: 151).
Pelaksanaan Adiwiyata di sekolah memiliki beberapa keuntungan. Menurut Tim
Adiwiyata Nasional (2011 dalam Hidayati, 2013: 151) keuntungan mengikuti
Program Adiwiyata sebagai berikut:
1) Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
25
2) Meningkatkan efesiensi penggunaan dana opersional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan
energi.
3) Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang
lebih nyaman dan kondusif.
4) Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan
masyarakat sekitar.
5) Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui
kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian
fungsi lingkungan di sekolah.
F. Perilaku Bertanggungjawab Berwawasan Lingkungan
Perilaku menurut teori ABC (Antecedent, Behaviour, Concequences) (dalam
Notoatmodjo, 2010: 73) adalah merupakan suatu proses dan sekaligus hasil
interaksi antara: Antecedent-Behaviour-Concequences. 1) Antecedent adalah suatu
pemicu (trigger) yang menyebabkan seorang berperilaku, yakni kejadian-kejadian
dilingkungan kita, ini dapat berupa alamiah (hujan, angin, cuaca, dan sebagainya),
dan buatan manusia (interaksi dan komunikasi dengan orang lain). 2) Behaviour
merupakan reaksi atau tindakan terhadap adanya “antecedent” atau pemicu
tersebut yang berasal dari lingkungan. 3) Concequences adalah kejadian
selanjutnya yang mengikuti perilaku atau tindakan tersebut (konsekuensi), dimana
terdapat dua bentuk konsekuenasi yaitu: Konskuensi Positif (menerima); berarti
26
akan mengulang perilaku tersebut, dan Konsekuensi Negatif (menolak); berarti
tidak akan mengulang perilaku tersebut.
Sikap dan perilaku menurut Mattulada (1980 dalam Ritohardoyo, 2013: 50)
adalah cerminan (reflection) dari potensi pendorong yang ada di dalam jiwa
manusia untuk bereaksi terhadap lingkungannya, beserta sela isinya yang berupa
manusia, tumbuhan, benda, alam semesta, maupun yang berupa konsep-konsep.
Meskipun perilaku bersifat individual, namun dalam kehidupan bermasyarakat
masih dipengaruhi oleh norma-norma, dan konsep-konsep yang berlaku dan
dianut oleh masyarakat yang bersangkutan.
Sikap dan perilaku manusia saling berkaitan erat. Ketika seseorang atau
sekolompok orang berada dalam suatu kondisi dan situasi lingkungan tertentu,
pada dasarnya sulit bahkan tidak mungkin untuk merasa benar-benar netral atau
merasa lepas sama sekali dari perasaan suka atau tidak suka terhadap
lingkungannya. Dalam kondisi dan situasi seperti itu, selalu terjadi mekanisme
mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan; yang
masing-masing atau kesemuanya sangat menentukan: 1) kecenderungan untuk
berperilaku dalam menanggapi lingkungan yang dihadapi, maupun 2)
kecenderungan mereka diri mereka untuk berperilaku. Artinya, bahwa pandangan
dan perasaan sesorang ataupun kelompok terpengaruh oleh ingatan, objek yang
diketahui, dan kesan mereka terhadap apa yang sedang dihadapi (Ritohardoyo,
2013: 50-51).
Perilaku manusia (human behaviour) merupakan reaksi yang dapat bersifat
sederhana maupun kompleks. Secara umum perilaku dapat dibedakan kedalam
27
tiga kelompok: 1) perilaku instinktif yang didasari oleh kodrat untuk
mempertahankan hidup; 2) perilaku abnormal akibat gangguan jiwa (sakit jiwa,
mabuk, terhipnotis); dan 3) perilaku normal atau wajar yang berkaitan dengan
sikap sebagai tanggapan terhadap rangsangan dari lingkungan. Menurut
Ritohardoyo (2013: 55) Perilaku manusia dicirikan salah satunya oleh sifat
deferensial. Artinya, satu rangsangan kepada seseorang dapat menimbulkan lebih
dari satu tanggapan yang berbeda, dan beberapa rangsangan yang berbeda dapat
saja menimbulkan satu tanggapan yang sama.
Beberapa kemungkinan yang terjadi dalam hubungan manusia dengan
lingkungannya, pertama suatu ketika komponen lingkungan sebagai stimulus yang
diterima individu manusia secara parsial, dapat berakibat pada terbentuknya
tanggapan tertentu secara parsial. Kedua, komponen lingkungan sebagai stimulus
yang diterima individu manusia secara integral, dapat saja berakibat pada
terbentuknya tanggapan tertentu secara parsial atau terbentuknya satu tanggapan.
Ketiga, sebaliknya tanggapan manusia dapat saja berpengaruh terhadap
lingkungan menjadi berubah. Hal ini mengingat berbagai kegiatan manusia dalam
pemanfaatan sumber daya alam, pada hakikatnya merupakan wujud tanggapan
mereka terhadap tantangan lingkungan (Ritohardoyo, 2013: 55-56).
G. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia dalam Lingkungan
Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia menurut Ancok (1987 dalam
Ritohardoyo, 2013: 59) antara lain faktor persepsi, sikap dan niat. Hal ini secara
identik dapat dikemukan, bahwa bagaimana perilaku atau kegiatan manusia
didalam atau terhadap lingkungannya, bergantung pada persepsi mereka terhadap
28
lingkungan, sikap mereka terhadap lingkungan, serta bagaimana dan seberapa
besar niat mereka untuk melakukan kegiatan terhadap lingkungannya.
a) Persepsi manusia terhadap lingkungan
Persepsi manusia secara teoritis dapat dibedakn menjadi dua jenis, yakni persepsi
personal dan persepsi sosial. Menurut Harvey dan Smith (1977) person perception
adalah suatu proses pembentukan kesan berdasar pengamatan ataupun penalaran
terhadap suatu hal, yang mempunyai pengaruh pada aspek fisik maupun
psikologik. Sedangkan persepsi sosial adalah suatu tindakan berdasar pengamatan
maupun penalaran, baik melalui interaksi langsung, melalui media massa maupun
melalui melalui orang lain terhadap suatu hal, sehingga membentuk kesan
tersendiri (Ritohardoyo, 2013: 61).
Persepsi mempunyai implikasi yang sangat penting terhadap tatanan perilaku,
termasuk tatanan perilaku sosial yeng mempengaruhi hidup dan kehidupan
lingkungan sosial maupun lingkungan biogeofisik (ekosistem). Seperti yang
dijelaskan oleh Sutami (1976 dalam Ritohardoyo, 2013: 62) sistem sosial dan
ekosistem merupakan dwitunggal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lain, sebab masing-masing mencakup satuan fungsional, yang merupakan
suatu interaksi kehidupan dengan lingkungannya.
b) Sikap manusia terhadap lingkungan
Sikap merupakan suatu reaksi ataupun tanggapan secara khusus (special response)
terhadap suatu rangsangan ataupun situasi (yang berasal dari persepsi sesorang
terhadap lingkungannya) disertai dengan pendirian dan atau perasaan orang
tersebut.Pada dasarnya yang memegang peranan penting dalam sikap adalah
29
perasaan atau emosi dan respon sebagai kecenderungan untuk bereaksi.Menurut
Adisubroto (1984 dalam Ritohardoyo, 2013: 64) sikap seseorang dapat tercermin
pada perilakunya, yang besar kemungkinannya berpengaruh terhadap lingkungan.
Pada penelitian ini, peneliti akan memperhatikan beberapa sikap yang merujuk
pada kepedulian lingkungan siswa, adapun sikap tersebut adalah kerja keras,
menghargai kesehatan dan kebersihan, bijaksana, dan tanggung jawab. Sikap dan
perilaku tersebut dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Selanjutnya, sikap-sikap tersebut didefinisikan sebagai berikut.
1) Kerja keras
Kerja keras adalah upaya terus menerus (tidak mudah menyerah) dalam
menyelesaikan pekerjaan atau yang menjadi tugasnya sampai tuntas (Dharma
Kesuma, 2011: 17).Kerja keras membutuhkan energi yang besar agar kita bisa
memberikan energi yang besar dalam bekerja, kita harus fokus dan bersungguh-
sungguh pada pekerjaan kita termasuk pekerjaan kita untuk melestarikan
alam.Kerja keras untuk melindungi dan melesatrikan alam perlu lebih digalakkan
(Emil Salim, 1986: 54).
2) Menghargai kesehatan dan kebersihan
Menghargai kebersihan kesehatan berarti menghargai dan menjaga kesehatan dan
kebersihan diri sendiri, masyarakat dan lingkungan.Hal-hal yang dapat dilakukan
sebagai upaya menghargai keberishan dan kesehatan adalah membuang sampah
pada tempatnya, menutup tempat penampungan air, dan menyiram kamar mandi
setelah digunakan (Muchlas Samani dan Haryanto, 2012: 129).
3) Bijaksana
30
Bijaksana menurut Tabrani (2003: 114) adalah orang yang menggunakan akal
sehat dan pikirannya dalam bertindak. Dengan menggunakan akal budinya untuk
bertindak, orang akan mendudukan segala sesutunya secara proporsional. Orang
bijaksana dapat dicirkan dengan tidak cepat marah jika ada masalah, memtuskan
sesuatu melalui pertimbangan yang matang, menghukum orang setelah ada
buktinya, menerima isu atau berita stelah jelas kedudukannya dan mengambil
tindakan setelah mengkonfirmasi berbagai sumber.
Masalah yang kita hadapi sekarang bukanlah memakai atau tidak memakai BBM,
pestisida, dll, yang berpotensi mencemari lingkungan akan tetapi bagaimana
menggunakan SDA (Sumber Daya Alam) tersebut secara proporsional atau
bijaksana (Soemarwoto, 2008: 192).
4) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya sesuai dengan yang seharusnya dia lakukan untuk diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) dan Tuhan Yang Maha Esa
(Asmani, 2011: 37). Orang yang bertanggung jawab akan berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
c) Niat berperilaku
Perilaku terjadi bergantung secara langsung pada keberadaan niat untuk
melakukan kegiatan. Niat untuk melakukan perilaku terbentuk sebagai akibat
interaksi dua komponen yaitu sikap terhadap perilaku dan norma subjektif tentang
perilaku. Dalam hal ini dapat saja terjadi ketidaksesuaian antara sikap denga
perilaku, ataupun antara norma subjektif dengan perilaku. Contoh dalam kasus
31
tertentu seseorang memiliki sikap positif terhadap pengelolaan lingkungan suatu
danau, namun karena orang tersebut merasa akan dirugikan dengan harus melepas
sebagian lahan miliknya di pinggiran danau untuk penghijauan dan beberapa
anggota rumah tangganya tidak setuju, maka niat untuk menerima uang ganti rugi
lahan dibatalkan atau menolak program pengelolaan danau tersebut. Dalam
contoh kasus diatas yakni menolak untuk melepas lahan milik diganti rugi, adalah
salah satu wujud nyata dari perilaku. Hanya saja dalam hal ini sifat perilaku tidak
sesuai dengan sifat sikap dan niat sesorang. Secara umum perilaku merupakan
realisasi dari niat untuk melakukan aktifitas lahir dalam bentuk yang nyata dan
merupakan refleksi dan sikap seseorang (Ritohardoyo, 2013: 65)
H. Kesadaran Lingkungan
Kesadaran manusia terhadap lingkungan tidak dapat tumbuh begitu saja secara
alamiah, namum harus diupayakan pembentukannya secara terus menerus sejak
usia dini, melalui kegiatan-kegiatan nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-
hari. Untuk menanamkan kesadaran terhadap Lingkungan Hidup, langkah yang
paling strategis adalah melalui pendidikan, baik pendidikan formal atau
pendidikan non-formal. Menyadari hal tersebut, maka sekolah sebagai wadah
pendidikan perlu sejak dini menanamkan dan mengembangkan kepedulian siswa
terhadap lingkungan hidup agar terbentuk sumberdaya manusia yang secara arif
dapat memanfaatkan potensi dirinya dalam berbuat untuk menciptakan kualitas
lingkungan yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan berkelanjutan,
tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kreatif, inovatif dengan menganut nilai-
nilai dan kearifan budaya lokal (Wagiyatun, 2011:31-32).
32
Kegiatan manusia sadar lingkungan perlu ditingkatkan. Masalah utama yang
menonjol adalah hubungan antara manusia dalam mencari kehidupan maupun
dalam meneruskan keturunannya, dapat menimbulkan masalah kelestarian
sumberdaya yaitu kerusakan yang timbul akibat ulah manusia itu. Penggunaan
teknologi yang kurang terkendali justru akan lebih memperparah rusaknya
lingkungan. Ruang lingkup lingkungan sangat luas, dari langit atau udara, dari
kutub utara sampai kutub selatan, puncak gunung, kota, desa, lembah, sungai,
pantai, danau, lautan, air laut, dasar laut. Karena itu kesadaran lingkungan
menjadi makin penting dan pendidikan kependudukan dan lingkungan justru
menjadi mutlak karena manusia dan lingkungan itu merupakan dua unsur pokok
yang saling menentukan, dalam arti manusia hidup dari lingkungan dan jika
lingkungan rusak maka manusia yang celaka (Neolaka, 2008: 20).
Kesadaran lingkungan menurut M.T.Zen yang dikuti dalam buku karangan
Neolaka (2008: 20) adalah usaha melibatkan setiap warga negara dalam
menumbuhkan dan membina kesadaran untuk melestarikan lingkungan,
berdasarkan tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup secara
damai dengan alam lingkungan. Asas ini harus mulai ditumbuhkan melalui
pendidikan sekolah dan luar sekolah, dari kanak-kanak hingga perguruan tinggi
agar lambat laun tumbuh rasa cinta kasih kepada alam lingkungan, disertai
tanggung jawab sepenuhnya setiap manusia untuk memelihara kelestarian
lingkungan.
Kesadaran lingkungan juga berkaitan tentang kepedulian terhadap
lingkungan.Menurut Narwanti (2011: 30) kepedulian lingkungan merupakan sikap
33
dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi. Upaya-upaya tersebut seharusnya dimulai dari diri sendiri dan
dilakukan dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, menanam
pohon, menghemat penggunaan listrik dan bahan bakar. Jika kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan oleh semua orang maka akan didapatkan lingkungan yang
bersih, sehat dan terjadi penghematan pada sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui
Pencegahan terhadap pencemaran lingkungan dapat dilakukan secara individu,
kelompok atau masyarakat, maupun secara kelembagaan (pemerintah). Pada
dasarnya, ada tiga prinsip untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran
lingkungan, yaitu secara administratif, teknologi dan edukatif.
a) Secara Administratif, pencegahan dan penanggulangan pencemaran dilakukan
dengan membuat peraturan dan perundang-undangan oleh pemerintah.
1) Pabrik tidak boleh menghasilkan produk yang dapat mencemari
lingkungan.
2) Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek industri harus
dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
b) Secara Teknologi, diadakan unit-unit pengolah limbah dan sampah. Dalam
hal ini industri harus memiliki unit pengolah limbah (padat, cair dan gas)
sehingga limbah yang dibuang ke lingkungan sudah terbebas dari zat-zat yang
membahayakan lingkungan.
34
c) Secara Edukatif, dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun non
formal. Pembekalan pengetahuan juga bisa anak dapatkan melalui kegiatan
ektrakurikuler di sekolah. Anak dapat mengikuti kegiatan pramuka, karya
ilmiah remaja, palang merah remaja (PMR), pecinta alam, dokter kecil dan
lain-lain. Kebiasaan-kebiasaan di masyarakat juga mempengaruhi sikap anak
terhadap lingkungannya. Agar anak dapat memilah kebiasaan baik dan buruk,
diperlukan pengawasan, bimbingan orang tua dan guru agar pendidikan
lingkungan hidup dapat dipraktikan dalam keseharian anak (Hardian, 2011:
1).
Pembentukan kesadaran terhadap kondisi yang ada di lingkungannya menurut
Mustakin (2011: 86) dapat ditempuh melalui pendidikan yang ada di sekolah, ia
yang menjelaskan bahwa sekolah seharusnya memainkan perannya dalam
membentuk kesadaran terhadap lingkungan. Perlu ada pembentukan karakter
terhadap lingkungan pada diri siswa, Karakter ini bisa dimulai dari persoalan
sepele, seperti penyediaan tempat sampah yang memadai, sampai pada perumusan
action plan tentang program-program kepedulian lingkungan. Melalui
pembentukan karakter ini diharapkan lahir generasi yang memiliki kepedulian
lingkungan. Hal itu berarti, sekolah sebagai institusi pendidikan, memiliki tugas
untuk membentuk karakter peduli lingkungan pada diri siswa. Karakter terbentuk
dari sikap yang dilakukan terus menerus sehingga sekolah mempunyai kewajiban
untuk menanamkan sikap peduli lingkungan secara berkesinambungan. Ini sesuai
dengan fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak siswa.
35
I. Indikator Sikap Peduli Lingkungan
Terdapat hal-hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup
dalam kehidupan sehari-hari, dan juga dapat dijadikan indikator seseorang
memiliki kepedulian lingkungan yang tinggi atau rendah. Hal-hal tersebut
dipaparkan oleh Salim (1986: 234) dalam bukunya yang berjudul Pembangunan
Berwawasan Lingkungan sebagai berikut.
1) Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha kebersihan
selokan, tempat mandi-cuci-kakus, terpeliharanya sumur air minum.
2) Kebersihan dalam rumah, termasuk jendela yang bisa memasukkan sinar
matahri, kebersihan dapur.
3) Usaha hemat energi, seperti:
a) Menghemat pemakaian aliran listrik dengan memadamkan lampu-lampu
yang tidak diperlukan pada waktu tidur, serta segera memadamkan lampu
pada pagi hari.
b) Menghemat pemakaian air, jangan sampai ada kran ataupun tempat air
(bak) yang bocor, ataupun dibiarkan mengalir/menetes terus.
4) Pemanfaatan kebun atau perkarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang
berguna, penanaman bibit tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan, rumah dan
halaman diusahakan sebersih dan seindah mungkin sehingga merupakan
lingkungan yang sehat dan menyenangkan bagi keluarga.
5) Penanggulangan sampah, memanfaatkan kembali sampah organis, dan
mendaur ulang (recycling) sampah anorganis (botol, kaleng, plastik, dan lain-
lainnya) melalui tukang loak atau yang serupa.
36
6) Mengembangkan teknik biogas, memanfaatkan sampah hewan, manusia dan
kotoran dapur, untuk dibiogaskan sebagai sumber energi untuk memasak.
7) Meningkatkan keterampilan sehingga dapat memanfaatkan bahan tersedia,
sisa bahan, atau bahan bekas, lalu turut mendaur-ulang berbagai bahan
berkali-kali, seperti merangkai bunga dari bahan sisa dan sebagainya.
Narwanti (2011: 69) juga menjelaskan implementasi karakter peduli lingkungan
sekolah pada siswa dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a)
kebersihan ruang kelas terjaga, b) menyediakan tong sampah organik dan
nonorganik, c) hemat dalam penggunaan bahan praktik, dan d) penanganan
limbah bahan kimia dari kegiatan praktik.
J. Kerangka Berpikir
Inti permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk khususnya
manusia dengan lingkungannya. Ilmu yang membahas tentang hubungan timbale
balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya tersebut dinamakan ekologi,
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel ahli biologi Jerman
pada tahun 1869. Dari kata “oikos” yang berarti rumah atau tempat tinggal, dan
“logos” yang artinya telaah atau studi. Jadi ekologi adalah ilmu tentangrumah atau
tempat tinggal makhluk atau dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekologi ini tertuang dalam pembelajaran IPA Biologi jika pada tingkat satuan
pendidikan menengah atas, dimana dalam pembelajaran IPA pada aspek biologis
mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan fenomena makhluk hidup
37
pada berbagai tingkat organisasi kehidupan, dan interaksinya dengan faktor
lingkungan pada dimensi ruang dan waktu serta mempelajari kejadian-kejadian
alamiah yang berada di sekitar kehidupan seluruh umat manusia di alam semester
beserta lingkungannya termasuk yaitu tentang pencemaran lingkungan dimana
dalam pencemaran lingkungan ini banyak sekali peran dari manusia.
Pembelajaran IPA Biologi di sekolah menengah kebanyakan masih bersifat
“teacher centered”. Kondisi tersebut menyebabkan siswa kurang dapat
menghubungkan antara konsep yang diperoleh dengan permasalahan yang ada di
lingkungannya. Padahal permasalahan tentang pencemaran dan kerusakan
lingkungan harusnya dijelaskan dengan menghubungkan fakta-fakta yang ada
disekitar siswa. Dengan begitu, sikap peduli lingkungan dapat tertanam pada diri
siswa dan diterapkan dalam perilaku yang berwawasan lingkungan.
Perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan adalah pengetahuan dan
sikap tentang lingkungan yang diwujudkan dalam tindakandi kehidupan sehari-
hari untuk melestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan dan pencemaran
lingkungan. Implementasi perilaku berwawasan lingkungan dapat diintegrasikan
dalam pembelajaran IPA Biologi karena IPA Biologi bertujuan ikut serta dalam
memilihara, menjaga, dan melestarikan alam sehingga upaya-upaya untuk
mengurangi tindakan perusakan dan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh
manusia dapat dikaji melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Pada SMA kelas X semester genap terdapat kompetensi dasar yang berkaitan
dengan pendidikan lingkungan hidup yaitu menganalisis data perubahan
lingkungan, penyebab dan dampaknya bagi kehidupan. Pada kompetensi dasar ini
38
diharapkan siswa dapat memahami apa itu perubahan lingkungan, apa saja
penyebab terjadinya perubahan lingkungan , dan bagaimana cara mencegah dan
mengatasi dampak perubahan lingkungan tersebut. Dari kompetensi dasar ini guru
dapat meningkatkan pengetahuan perubahan lingkungan yang diantaranya
terdapat materi tentang pencemaran lingkungan untuk siswa agar diharapkan
pengetahuan yang sudah didapatkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan membentuk perilaku berwawasan lingkungan.
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Seluruh Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bandar Lampung
Hasil pengetahuan pencemaran danperubahan lingkungan siswa
Tes Pengetahuan
Belum diketahui pengetahuanpencemaran dan perubahan lingkungan
siswa
Belum diketahui perilaku berwawasanlingkungan siswa
KuesionerPerilaku
Hasil perilaku bertanggungjawabberwawasan lingkungan siswa
Analisis Regresi Linear Sederhana
Pengaruh Pengetahuan Pencemaran dan PerubahanLingkungan terhadap Perilaku Bertanggungjawab Berwawasan
Lingkungan
39
K. Hipotesis
Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
Ha : Pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan berpengaruh positif
terhadap perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa SMA
Negeri 2 Bandar Lampung.
H0 : Pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan tidak berpengaruh
positif terhadap perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa
SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2Mei – 4 Mei 2018 di SMA Negeri 2
Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA di SMA Negeri 2
Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 288 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini sebesar 25% dari seluruh siswa kelas XIPA di SMA Negeri
2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 72 siswa. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Random Sampling yaitumenurut
Arikunto (2013: 134)adalah teknik pengambilan sampel dengan cara mencampur
subjek-subjek tanpa mempertimbangkan tingkatan-tingkatan dalam populasi,
namun pada objek penelitian ini adalah berupa siswa yang berada pada kelas, jadi
sampel pada penelitian ini adalah 72 siswa yang didapat dari 3 kelas yaitu kelas
41
XA3, XA4, dan XA5 yang diperoleh secara random, karena rata-rata jumlah siswa
di SMA Negeri 2 Bandar Lampung per kelasnya adalah 36 siswa.
C. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional, dimana
menurut Notoatmodjo (2010: 5) penelitian korelasional adalah jenis penelitian
yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel atau lebih, karena
pada penelitian ini hanya melihat apakah ada pengaruh antara pengetahuan
pencemaran lingkungan yang dimiliki oleh siswa terhadap perilaku
bertanggungjawab berwawasan lingkungan.
2. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel yang
dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan dalam
mengoperasikannya di lapangan. Untuk memahami dan memudahkan dalam
menafsirkan banyak teori yang ada dalam penelitian ini, maka akan ditentukan
beberapa definisi konseptual yang berhubungan dengan yang akan diteliti, antara
lain:
a. Pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan
Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003: 140) dapat diartikan sebagai
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimilikinya sehingga menghasilkan pengetahuan. Pengertian pencemaran
lingkungan menurut UU RI No. 23 Tahun 1997 adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
42
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya. Sedangkan perubahan lingkungan yaitu terganggunya
keseimbangan lingkungan dikarenakan faktor alam dan faktor manusia. Dari teori-
teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pencemaran dan perubahan
lingkungan adalah hasil tahu manusia yang diperoleh dari hasil penginderaannya
tentang segala sesuatu yang dapat mencemari dan mengganggu keseimbangan
lingkungan dan cara menanggulanginya.
b. Perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan (EnviromentallyResponsible Behaviour)
Perilaku menurut teori ABC (Antecedent, Behaviour, Concequences) (dalam
Notoatmodjo, 2003: 73) adalah merupakan suatu proses dan sekaligus hasil
interaksi antara: Antecedent-Behaviour-Concequences. 1) Antecedent adalah suatu
pemicu (trigger) yang menyebabkan seorang berperilaku, yakni kejadian-kejadian
dilingkungan kita, ini dapat berupa alamiah (hujan, angin, cuaca, dan sebagainya),
dan buatan manusia (interaksi dan komunikasi dengan orang lain). 2) Behaviour
merupakan reaksi atau tindakan terhadap adanya “antecedent” atau pemicu
tersebut yang berasal dari lingkungan. 3) Concequences adalah kejadian
selanjutnya yang mengikuti perilaku atau tindakan tersebut (konsekuensi), dimana
terdapat dua bentuk konsekuenasi yaitu: Konskuensi Positif (menerima); berarti
akan mengulang perilaku tersebut, dan Konsekuensi Negatif (menolak); berarti
tidak akan mengulang perilaku tersebut.
Sedangkan perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan menurut Andrew
dan Slamet (2013: 12) adalah sebuah perilaku maupun tindakan yang
43
bertanggungjawab berkontribusi dan memiliki dampak positif pada pelestarian
lingkungan, sistem bumi dan sumber daya alam.
Ada 3 hal yang mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungan menurut
Ancok (dalam Ritohardoyo, 2013: 59) yaitu: 1) Persepsi manusia terhadap
lingkungan, 2) Sikap manusia terhadap lingkungan dan 3) Niat berperilaku.
3. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel
diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penenlitian, maka seorang
peneliti akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan diteliti.
Tabel 1. Definisi Operasional
VariabelDefinisiKonseptual
Cara ukurAlatUkur
Hasil Skalaukur
Variabel Independen (X)Pengetahuanpencemarandanperubahanlingkungan
Segalainformasi yangdiketahuisiswamengenaipencemaranlingkungan ,meliputi:pengertianpencemaran,faktorpenyebabpencemaran,jenis-jenispencemaran,dampak daripencemarandan caramencegah danmenanggulangi
Siswa menjawab25 soalpertanyaandalam bentukjamak
Jika jawabanbenar mendapatnilai 1 dan jikajawaban salahmendapat nilai 0
Tes Untukmekanismepenilaiannya,jumlahjawaban benarakan dikalikandengan 5,sehingga nilaimaksimal jikajawaban benarsemua adalah25 x 4 = 100
Nominal
44
pencemaranlingkungan
Variable Dependen (Y)Perilakubertanggung-jawabberwawasanlingkungan
Perilakumaupuntindakan yangbertanggungjawab yangmemilikikontribusi dandampak yangpositif padapelestarianlingkungan,sistem bumidan sumberdaya alam.
Dilihat darifaktor: 1)persepsiterhadaplingkungan, 2)sikap terhadaplingkungandan 3) niatberperilaku
Siswa menjawab25 `pernyataanyang terdapatpada kuisioneryang terdiri dari:a. pernyataan
positif 11soal
b. pernyataannegatif 14soal
Kuisioner
Hasilpenilaiannyamenggunakanfavorable(4,3,2,1) danunfavorable(1,2,3,4)
Likert
D. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan jenis data kuantitaif dan teknik analisis regresi
linear sederhana. Pada kegiatan analisisnya terdapat 3 tahapan yaitu analisis
pendahuluan, pengujian prasyarat hipotesis dan analisis uji hipotesis. Analisis
pendahuluan dilakukan peneliti dengan melakukan penyusunan data yang
diperoleh dari instrumen kuesioner dan tes untuk siswa, kemudian hasil data yang
diperoleh akan lanjut dalam pengujian prasyarat hipotesis yaitu diantaranya uji
45
normalitas dan uji linearitas karena itu merupakan syarat yang dibutuhkan untuk
lanjut ke uji hipotesis yang menggunakan analisis regresi linear sederhana. Setelah
dilakukan pengujian prasyarat hipotesis dan didapatkan data yang terdistribusi
normal dan memiliki hubungan yang linear kemudian data tersebut di uji
hipotesisnya menggunakan analisis regresi linear sederhana menggunakan
bantuan SPSS Versi 17 For Windows untuk menguji data tentang ada tidaknya
pengaruh antara variabel X yaitu tingkat pengetahuan pencemaran lingkungan
siswa dengan variabel Y yaitu perilakubertanggungjawab berwawasan lingkungan
siswa.
E. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
a. Membuat surat izin penelitian ke Dekanat FKIP Universitas Lampung
b. Memberikan surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Bandar Lampung.
c. Melakukan wawancaradan observasi langsung kepadakepala sekolah dan
guru mata pelajaran biologi kelas X di SMA Negeri 2 Bandar Lampung
untuk mendapatkan informasi tentang sekolah, siswa dan metode
pembelajaran yang diterapkan pada kompetensi dasar yang berkenaan dengan
pencemaran lingkungan
d. Mengambil data penelitian pendahuluan yaitu berupa profil sekolah, data
siswa kelas X IPA SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
2. Pelaksanaan Penelitian
46
a. Melakukan penyebaran kuesioner dan tes kepada kelas XIPA di SMA Negeri
2 Bandar Lampung yang sudah dipilih menjadi sampel penelitian dengan
menggunakan metode random sampling
b. Melakukan analisis data secara kuantitatif.
F. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data
Data yang digunakan adalah hasil jawaban kuesioner dan tes yang diisi oleh siswa
kelas XIPA di SMA Negeri 2 Bandar Lampung yang menjadi sampel penelitian.
2. TeknikPengumpulan Data
Teknik pengambilan datayang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan tes dan kuesioner.
a. Tes
Tes menurut Arikunto (2013: 150) adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknik tes ini
digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang pencemaran lingkungan.
Dengan adanya tes akan membantu sejauh mana tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan. Adapun tes yang digunakan dalam penelitian
adalah tes pilihan jamak yaitu memberikan pertanyaan yang telah diberi empat
alternatif jawaban dengan jumlah 25 butir soal. Soal dibuat dengan menggunakan
kisi-kisi yang disajikan di lampiran. Penskoran untuk tes sesuai dengan tabel
dibawah ini.
47
Tabel 2. Pedoman skor tes
Dalam menilai tes maka menggunakan nilai berstandar seratus dengan ketentuan
sebagai berikut:
Nilai = 100Keterangan:
R = jumlah skor item soalN = jumlah skor maksimal
b. Kuesioner
Kuesioner menurut Sugiyono (2006: 118) adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Pada penelitian ini kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner langsung dan tertutup yang maksudnya adalah
kuesioner ini ditujukan langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi
dari responden dengan jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti di kuesioner
tersebut. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku
bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa. Kuesioner ini berisi 25 butir
pernyataan dengan pilihan jawaban yaitu sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan
tidak sesuai. Kisi-kisi dalam penyusunan kuesioner disajikan dalam lampiran.
Penskoran untuk jawaban pada kuesioner menggunakan skala Likert yang sesuai
dengan tabel dibawah ini.
Keterangan Nilai/ Skor
Benar 1Salah 0
48
Tabel 3. Pedoman skor kuesioner
Sifat PertanyaanFormat jawaban dan skala (skor)
SS S KS TS
Positif 4 3 2 1Negatif 1 2 3 4
Sumber : Triyono (2013 :170)
Hasil tes dan kuesioner yang datanya sudah berupa data standar seratus, lalu
dikategorikan berdasarkan hasil yang diperoleh siswa disesuaikan dengan tabel
dibawah ini.
Tabel 4. Interpretasi Nilai Tes dan Kuesioner
No. Interval Nilai Interpretasi1. 76-100 Tinggi2. 56-75 Cukup Tinggi3. 40-55 Sedang4. < 40 Rendah
Sumber: Arikunto (2013: 26)
3. Analisis Instrumen
Sebelum melakukan pengambilan data, tes dan kuesioner perlu diuji validitas dan
reabilitasnya.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk
dengan menggunakan pendapat dari ahli. Setelah instrumen dikontruksi pada
aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori-teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahliyang terdiri dari dosen sesuai dengan
bidangnya. Setelah pengujian konstruk dari ahli selesai, maka diteruskan dengan
49
uji coba instrumen yang diuji cobakan kepada sampel yang bukan sampel
sesungguhnya dari populasi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2013 : 211).
Uji validitas ini akan menggunakan Microsoft Office Excell untuk soal tes
pengetahuan dan program SPSSuntuk pernyataan kuesioner. Dalam program
SPSS digunakan PearsonProduct Moment Correlation – Bivariate dan
membandingkan hasil uji PearsonCorrelation dengan r tabel. Kriteria diterima
dan tidaknya suatu data valid atau tidaknya (Prayitno, 2012: 101) berdasarkan
nilai korelasi:
- Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid
- Jika r hitung< r tabel maka item dinyatakan tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila data sesuai dengan
kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabel artinya,
dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2013:221).
Untuk menghitung reliabilitas instrumen digunakan dua rumus yaitu rumus KR-
20 untuk menghitung bentuk instrumen tes pilihan jamak dan rumus Alpha
Cronbach untuk menghitung bentuk instrumen kuesioner peduli lingkungan.
Nilai reliabilitas dapat dicari dengan membandingkan nilai Cronbac’s Alpha pada
taraf signifikansi 0,05 (SPPS secara default menggunakan nilai ini) dan df N-k, df
50
= N-2, N adalah banyaknya sampel dan k adalah jumlah variabel yang diteliti.
Kriteria reliabilitas dapat dilihat di bawah ini (Wibowo, 2012: 52):
- Jika rhitung (ralpha) > rtabeldf maka butir pertanyaan/pernyataan tersebut reliabel.
- Jika rhitung (ralpha) < rtabeldf maka butir pertanyaan/pernyataan tersebut tidak
reliabel.
G. Hasil Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian,
peneliti melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu ke 27 siswa kelas X SMA
IT Ar-Raihan Bandar Lampung. Hasil uji coba instrumen yang terdiri dari uji
coba tes pengetahuan pencemaran lingkungan dan kuesioner perilaku
bertanggungjawab berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Uji coba tes pengetahuan tentang pencemaran lingkungan
Berdasarkan uji validitas soal tes pengetahuan tentang pencemaran lingkungan
dan perubahan iklim yang berbentuk pilihan jamak, menunjukkan bahwa pada 40
soal terdapat 25 soal valid dan 15 soal tidak valid. Distribusi uji validitas disajikan
dalam Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Tes Pengetahuan
No rhitung rtabel Keterangan1 0,216 0,2732 Tidak Valid2 0,04 0,2732 Tidak Valid3 0,16 0,2732 Tidak Valid4 0,34 0,2732 Valid5 0,316 0,2732 Valid6 0,287 0,2732 Valid7 0,4 0,2732 Valid8 0,29 0,2732 Valid
51
9 0,47 0,2732 Valid10 0,201 0,2732 Tidak Valid11 0,41 0,2732 Valid12 0,41 0,2732 Valid13 0,15 0,2732 Tidak Valid14 0,34 0,2732 Valid15 0,57 0,2732 Valid16 0,458 0,2732 Valid17 0,34 0,2732 Valid18 0,217 0,2732 Tidak Valid19 0,326 0,2732 Valid20 0,52 0,2732 Valid21 0,56 0,2732 Valid22 0,37 0,2732 Valid23 0,5 0,2732 Valid24 0,307 0,2732 Valid25 0,36 0,2732 Valid26 0.281 0,2732 Valid27 -0,14 0,2732 Tidak Valid28 0,17 0,2732 Tidak Valid29 0,12 0,2732 Tidak Valid30 0,518 0,2732 Valid31 0,55 0,2732 Valid32 -0,1 0,2732 Tidak Valid33 0,42 0,2732 Valid34 0 0,2732 Tidak Valid35 -0,04 0,2732 Tidak Valid36 0,39 0,2732 Valid37 -0,12 0,2732 Tidak Valid38 0 0,2732 Tidak Valid39 0,274 0,2732 Valid40 0,146 0,2732 Tidak Valid
Sedangkan uji reliabilitas menggunakan KR-20 menunjukkan bahwa seluruh item
valid adalah reliabel ditunjukkan dengan Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Tes Pengetahuan
No Cronbach’s Alpha(rhitung)
rtabel TingkatReliabilitas
1 0,7954 0,2732 Tinggi
52
b. Uji coba kuesioner Sikap Peduli Lingkungan
Hasil uji validitas sikap peduli lingkungan menunjukkan bahwa dari 40
pernyataan didapatkan 25 pernyataan valid dan 15 pernyataaan tidak valid.
Distribusi uji validitas disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Pernyataan r hitung r tabel(df=n-2)
Validitasr hitung> r
tabel1 0.783 0.396 Valid3 0.555 Valid4 0.706 Valid5 0.584 Valid8 0.588 Valid10 0.517 Valid12 0.514 Valid14 0.639 Valid15 0.607 Valid18 0.615 Valid20 0.691 Valid21 0.636 Valid22 0.783 Valid23 0.490 Valid24 0.510 Valid25 0.527 Valid27 0.617 Valid28 0.584 Valid29 0.486 Valid30 0.734 Valid31 0.704 Valid32 0.639 Valid33 0.517 Valid34 0.617 Valid35 0.463 Valid33 0.584 Valid34 0.715 Valid35 0.704 Valid
KUESIONER YANG TIDAK DIGUNAKAN2 -0.280 0.396 Tidak valid6 -0.063 Tidak valid7 0.194 Tidak valid9 0.329 Tidak valid
53
Pernyataan r hitung r tabel(df=n-2)
Validitasr hitung> r
tabel11 0.274 Tidak valid13 0.244 Tidak valid16 0.138 Tidak valid17 0.281 Tidak valid19 0.138 Tidak valid26 0.194 Tidak valid
Sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbac’s Alpha menunjukkan bahwa
seluruh item valid adalah reliabel ditunjukkan dengan Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
No Cronbach’s Alpha(rhitung)
rtabel TingkatReliabilitas
1 0,947 0,2732 Tinggi Sekali
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data secara kuantitatif dengan
melalui 3 tahapan yaitu analisis pendahuluan, analisis prasyarat uji hipotesis, dan
analisis uji hipotesis.
1. Analisis Pendahuluan
Di dalam analisis pendahuluan, penelitian menyusun data yang telah terkumpul
dari tes dan kuesioner, kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi
untuk tiap-tiap variabel. Untuk tes yang dijawab oleh siswa, jawaban benar
bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0 dengan hasil tes diubah menjadi standar
seratus. Sedangkan untuk penskoran hasil kuesionermenggunakan skala Likert.
Skala pengukuran dengan tipe ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
54
sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain yaitu sesuai, kurang sesuai,
tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Kuesioner tersebut akan menggunakan
pernyataan favorable dan unfavorable dimana ketika pernyataan favorable
(mengarah atau menunjuk ciri adanya atribut yang diukur) mendapatkan nilai 4, 3,
2, 1 dan pernyataan unfavorable (tidak mengarah atau tidak merujuk atribut yang
dicirikan) mendapat nilai 1, 2, 3, 4.
2. Pengujian Prasyarat Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang harus dilakukan guna
menghasilkan suatu keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis. Terdapat
3 uji yang dilakukan dalam pengujian prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas, uji
linearitas dan uji homogenitas
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
melihat koefisien nilai sig pada baris terakhir tabel One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Uji normalitas digunakan untuk melihat terdistribusi normal atau
tidaknya data hasil penelitian. Pengujian ini juga menentukan teknik statistik yang
selanjutnya akan dilakukan. Apabila data terdistribusi normal maka digunakan
statistik parametrik sedangkan apabila data tidak terdistribusi normal maka
digunakan statistik nonparametrik.
Berdasarkan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang dibantu
program SPSS Versi 17 for Windows, diperoleh nilai sig sebesar 0,770. Bila
dibandingkan dengan taraf signifikansi 0.05, maka 0.770 > 0.05, sehingga data
terdistribusi normal.
55
b. Uji Linearitas
Uji linearitas yaitu garis regresi antar variabel independen dan variabel dependen
membentuk garis linear atau tidak.Kalau tidak linear maka analisis regresi tidak
dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2008: 265).Untuk menguji linearitas hubungan antar
variabel dilakukan dengan mencari nilai Sig. deviation melalui langkah-langkah
analysis of variance (ANOVA). Dengan penentuan keputusan hasil pengujian
linearitas data bisa dikatakan linear didasarkan pada ketentuan apa bila nilai Sig.
deviation > taraf signifikansi, yang pada penelitian ini menggunakan taraf
signifikansi 0.05.
Berdasarkan uji linieritas melalui ANOVA dengan dibantu oleh program SPSS
Versi 17 for Windows, nilai sig yang diperoleh adalah sebesar 0,063 yang
menunjukkan nilai sig > 0,05, yang berarti terdapat hubungan linier secara
signifikan antara pengetahuan pencemaran dan perubahan lingkungan dengan
perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan.
c. Uji homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua
buah distribusi atau lebih. Penelitian ini menggunakan uji Homogenitas Variansi
yang dibantu dengan program SPSS Versi 17 for Windows. Penentuan keputusan
hasil pengujian homogenitas didasarkan pada ketentuan apabila nilai sig > 0,05,
maka data homogen.
Nilai sig hasil uji homogenitas yang diperoleh adalah 0,147, yang menunjukkan >
0,05 sehingga dataPerilaku Bertanggungjawab Berwawasan Lingkungan (Y)
56
berdasarkan Pengetahuan Pencemaran Lingkungan (X) mempunyai varian yang
sama (homogen).
3. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan dengan
menguji data tentang pengaruh antara variabel X dengan variabel terikat Y.
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan, adapun
analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linear
sederhana dengan pengujian hipotesisnya meenggunakan uji One WayANOVA,
variabel X dikatakan memiliki pengaruh terhadap variabel Y apabila nilai sig <
taraf signifikansi
69
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pengaruh pengetahuan pencemaran lingkungan
terhadap perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan pencemaran lingkungan siswa kelas X SMA Negeri 2
Bandar Lampung dikategorikan cukup tinggi.
2. Tingkat perilaku bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa kelas X
SMA Negeri 2 Bandar Lampung dikategorikan cukup tinggi.
3. Pengetahuan pencemaran lingkungan berpengaruh positif terhadap perilaku
bertanggungjawab berwawasan lingkungan siswa kelas X SMA Negeri 2
Bandarlampung.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk memperhatikan kekurangan-
kekurangan dalam penelitian ini, seperti kurangnya jumlah sampel dan
terbatasnya kemampuan peneliti dalam menyampaikan dan menciptakan
70
instrumen dengan kevalidan yang lebih tinggi. Serta bagi peneliti selanjutnya
dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku
bertanggungjawab berwawasan lingkungan seperti faktor endogen: suku/ras,
jenis kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian, bakat bawaan, dan intelegensi atau
faktor eksogen: lingkungan, agama, sosial ekonomi dan kebudayaan.
2. Dengan diperolehnya kesimpulan bahwa pengetahuan pencemaran lingkungan
yang dimiliki oleh siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku
bertanggungjawab berwawasan lingkungannya, maka sangat penting bagi
lembaga pendidikan dan tenaga pendidik untuk memperhatikan kualitas proses
pembelajaran siswa terhadap materi yang berkaitan dengan lingkungan hidup
serta ditunjang dengan media dan fasilitas yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa. Sehingga pada akhirnya diperoleh manusia dengan karakter
berwawasan lingkungan yang berlandaskan tanggung jawab untuk menjaga
lingkungan agar dapat menyokong kehidupan sekarang maupun yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. 2015. Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar.Deepublish. Yogyakarta. 158 hlm.
Andrew dan Slamet, Franky. 2013. Pengaruh Environmental Behavior terhadapGreen Purchasing Behavior pada Anak Muda Generasi C di Jakarta.Proceeding Seminar Nasional dan Call for Papers Sancall ISBN: 978-979-636-147-2.
Anggereini, E. dan Made P. I. 2016. Pengaruh Pengetahuan tentang KonsepEkosistem dalam Pembelajaran Lingkungan Outdoor dan Indoor TerhadapPerilaku Berwawasan Lingkungan. Jurnal Edu-Sains.5 (2): 50-57.
Ardianti, S. D., Wanabuliandari S., dan Rahardjo S. 2017. Peningkatan PerilakuPeduli Lingkungan dan Tanggung Jawab Siswa melalui Model EJAS denganPendekatan Science Edutainment. Jurnal Pendidikan Dasar. 4 (1): 1-7.
Asmani, Jamal. 2011. Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah.DIVA Press. Yogyakarta. 203 hlm
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Bumi Aksara.Jakarta. 413hlm.
_________. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Kedua. Bumi Aksara.Jakarta. 344 hlm.
Azhar, A., Basyir, M.D dan Alfitri. 2015. Hubungan Pengetahuan dan EtikaLingkungan dengan Sikap dan Perilaku Menjaga Kelestarian Lingkungan.Jurnal Ilmu Lingkungan. 41 hlm.
Beard, C. A. 2006. An Experiential Learning. British Library Cataloging inPublication Data. London. 344 hlm.
Hidayati, Nanik. 2013. Perilaku Warga Sekolah Dalam Program Adiwiyata diSMK Negeri 2 Semarang. Jurnal. UNDIP Semarang. 154 hlm.
Kesuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik diSekolah. Remaja Rosdakarya. Bandung. 160 hlm.
72
Landriany, Ellen. 2014. Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam UpayaMewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. JurnalKebijakan dan Pengembangan Pendidikan. 88 hlm.
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 270hlm.
Mustakin, Bagus. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Delapan KarakterEmas Menuju Indonesia Bermartabat. Samudra Biru. Yogyakarta. 120 hlm.
Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai PembentukKarakter dalam Mata Pelajaran. Familia.Yogyakarta. 109 hlm.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 239 hlm.
Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. 149 hlm.
Ningsih, Murni Iriani. 2010. Pencemaran. Pringgandani. Bandung. 198 hlm.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta. 210 hlm.
____________. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 250hlm.
Palar, Heryando. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta.Jakarta. 152 hlm.
Purwanto. 2008. Awas Polusi. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. 60 hlm.
Redy, Heppyan. 2016. Evaluasi Penerapan Kurikulum Berwawasan LingkunganHidup di Jenjang Sekolah Menengah Pertama. Tesis. Universitas Lampung. 52hlm
Ritohardoyo, Su. 2013. Ekologi Manusia. Ombak. Yogyakarta. 155 hlm
Rusman, Tedi. 2014. Statistik. Bandar Lampung.
Salim, Emil. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. LP3ES. Jakarta. 237hlm.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.Remaja Rosdakarya. Bandung. 250 hlm.
Sastrawijaya, A. Tresna. 2009. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.274 hlm.
73
Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Erlangga. Jakarta.521 hlm.
Silalahi, Daud. 2012. Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan HukumLingkungan Indonesia. Alumni. Bandung. 342 hlm.
Soemarwoto, Otto. 2008. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Djambatan. Jakarta. 381 hlm.
Sudarman. 2012. Pembelajaran Kontekstual Untuk Membentuk PerilakuBerwawasan Lingkungan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal IlmuPendidikan. 87 hlm.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. EGC. Jakarta. 297 hlm.
Supardi, Imam. 1994. Kimia dan Pencemaran Lingkungan. Alumni. Bandung.296 hlm.
Surakusumah, Wahyu. 2017. Konsep Pendidikan Lingkungan di Sekolah: ModelUji Coba Sekolah Berwawasan Lingkungan. Jurnal. UPI Bandung. 29 hlm.
Suryati, Teti. 2009. Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah. Agromedia Pustaka.Jakarta. 60 hlm.
Sustiyono, Aris, dan Kurdiyono. 2012. Studi Tingkat KesadaranMasyarakat KotaYogyakarta Terhadap Kelestarian Lingkungan Hidup. Online at http://www.jogjakarta.go.id/app/modules/banner/images/1222102800_volume2.pdf.Diakses pada tanggal 4 April 2017.
Triyono. 2013. Metodologi Penelitian pendidikan. Penerbit Ombak. Yogyakarta
Utami, R. 2013. Efektivitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Terpadu TemaPencemaran Lingkungan Terhadap Penanaman Nili Karakter dan PemahamanKonsep. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Wagiyatun.2011. Pengaruh Pengetahuan Pencemaran Lingkungan TerhadapKepedulian Lingkungan. Skripsi. IAIN Walisongo Semarang.105 hlm.
Zimbardo, G. 2001. Psychology and Life. Harper Collins Publishing. New York.110 hlm.