218
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Dipersiapkan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Veronika Endah Jatiningsih NIM: 131134149 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD KANISIUS BANTUL

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Dipersiapkan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Veronika Endah Jatiningsih

NIM: 131134149

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan kasih yang

melimpah dalam kehidupanku.

2. Kedua orang tuaku Yohanes Suharjo dan Christina Sri Suyatsih yang tulus

dan sabar dalam mendidikku.

3. Kelima kakakku yang selalu memberikan semangat.

4. Sahabat-sahabat yang selalu memberi motivasi serta menghiburku dengan

canda dan tawa.

5. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

v

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;

ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”

(Mat. 7: 7)

“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan impianmu.”

(Paus Yohanes XXII)

“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul

ombak. Ia tidak saja tetap kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak dari

gelombang itu”

(Marcus Aurelius)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

daftar kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Januari 2017

Penulis,

Veronika Endah Jatiningsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma.

Nama : Veronika Endah Jatiningsih

Nomor Mahasiswa : 131134149

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS BANTUL

YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya

dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 3 Januari 2017

Yang menyatakan,

Veronika Endah Jatiningsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

viii

ABSTRAK

Jatiningsih, Veronika Endah (2017). Pengaruh penerapan model Problem Based

Learning terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata

pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: model PBL, kemampuan interpretasi, kemampuan analisis, mata

pelajaran IPA.

Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya

pembelajaran IPA siswa Indonesia yang termuat dalam penelitian PISA tahun

2009 dan 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penerapan model PBL terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata

pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Bantul pada semester gasal tahun ajaran

2016/2017.

Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experimental tipe non-

equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas V SD Kanisius Bantul sebanyak 51 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari

26 siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan 25 siswa kelas VB sebagai

kelompok kontrol. Treatment yang diterapkan di kelompok eksperimen adalah

model pembelajaran PBL. Ada 5 langkah dalam model PBL yaitu orientasi siswa

pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyeidikan

individual dan kelompok, menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Model PBL berpengaruh

terhadap kemampuan interpretasi. Rerata kelompok eksperimen (M= 0,92, SE=

0,12) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M= 0,31, SE= 0,16). Perbedaan

tersebut signifikan dengan t (49) = -3,085, dengan p= 0,003 (p < 0,05). Effect size

model pembelajaran PBL terhadap kemampuan interpretasi adalah r= 0,40 (16%)

termasuk kategori efek menengah. (2) Model PBL berpengaruh terhadap

kemampuan analisis.Rerata kelompok eksperimen (M= 0,71, SE= 0,14) lebih

tinggi daripada kelompok kontrol (M= 0,16, SE= 0,17). Perbedaan tersebut

signifikan dengan t (49) = -2,475, dengan p= 0,017 (p < 0,05). Effect size model

pembelajaran PBL terhadap kemampuan analisis adalah r= 0,33 (11%) termasuk

kategori efek menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

ix

ABSTRACT

Jatiningsih, Veronika Endah (2017). The effects of the implementation of

Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and

analysis in science subject for the fifth grade students in Kanisius Bantul

School. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study

Program, Sanata Dharma University.

Keywords: PBL model, the ability to interpretation, ability to analysis, natural

science subject.

The background of this study was directed to concern of students science

learning at Indonesian contained in the study of PISA in 2009 and 2012. The aims

of the study was to find out the effect of the implementation of PBL model on the

ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

in Kanisius Bantul Elementary School in odd semester 2016/2017

This study used quasi experimental research with nonequivalent control

group design. The population of this study were 51 of the 5th grade students in

Kanisius Bantul Elementary School. The samples were 26 students of class VA as

the experimental group and 25 students of class VB as the control group. The

treatment for the experimental group was PBL model. There are 5 steps in the

learning model including orientation of students on the problem, organizing

students to learn, guiding the investigation of individual and group, analyze and

evaluate the problem-solving process, analyze and evaluate the problem-solving

process.

The result of this study showed that 1) PBL model affects on the ability to

interpretation . The mean score of the experimental group was higher (M = 0,92,

SE = 0,12) than the control group (M = 0,31, SE = 0,16). That difference

significantly with the price of the t (49) = - 3,085, with p = 0,003 (p < 0,05. The

effect size of PBL model on the ability to interpretation was r= 0,40 (16%)

categorized into“medium effect”. 2) PBL model affects on the ability to analysis.

The mean score of the experimental group was higher (M = 0,71, SE = 0,14) than

the control group (M = 0,16, SE = 0,17). That difference significantly with the

price of the t (49) = - 2,475, with p = 0,017 (p < 0,05). The effect size of PBL

model on the ability to analysis was r= 0,33 (11%)categorized into“medium

effect”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi

yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN

ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS

BANTUL YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen

Pembimbing I yang telah membimbing dengan sabar dan bijaksana.

5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang

membimbing kami dengan penuh kesabaran.

6. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji III yang telah

menguji saya dengan baik.

7. Ch. Winarsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Bantul

Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.

8. Ana Maria Suparti, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu

pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

9. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Bantul Yogyakarta tahun ajaran

2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xi

10. Sekretariat PGSD Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membantu proses perijinan penelitian skripsi.

11. Kedua orang tuaku, Yohanes Suharjo dan Christina Sri Suyatsih yang

selalu mendoakan dan membimbingku dengan tulus dan sabar.

12. Kelima kakakku Lusia, Albertus Asmarahadi, Anastasia Titik, Thomas

Sigit, dan Antonius yang selalu mendukung dan memberiku semangat.

13. Sahabat-sahabatku Achun, Ola, Nindi, Vera, Lola, Cicil, dan Listi yang

selalu mendukungku.

14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah

banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan dan para pembaca. Semua kritik dan saran yang membangun

akan peneliti terima dengan senang hati.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

1.5 Definisi Operasional .................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 7

2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................ 7

2.2.1 Teori –Teori Yang Mendukung .............................................................. 7

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ................................................................... 7

2.1.1.2 Model Pembelajaran ............................................................................ 10

2.1.1.3 PBL ...................................................................................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xiii

1. Pengertian PBL ............................................................................................ 11

2. Tujuan PBL .................................................................................................. 13

3. Prinsip-prinsip PBL ...................................................................................... 13

4. Langkah-langkah PBL ................................................................................. 14

2.1.1.4 Berpikir Kritis ..................................................................................... 15

2.1.1.5 Kemampuan Interpretasi dan Analisis ................................................. 17

2.1.1.6 Ilmu Pengetahuan Alam ....................................................................... 18

2.1.1.7 Materi Pembelajaran IPA Kelas V ....................................................... 19

2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................... 20

2.2.1 Penelitian tentang PBL ........................................................................... 20

2.2.2 Penelitian tentang Berpikir Kritis............................................................ 22

2.2.3 Literatur Map .......................................................................................... 24

2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 24

2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 27

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 27

3.2 Setting Penelitian ........................................................................................ 27

3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................... 28

3.2.2 Waktu Pengambilan Data ........................................................................ 29

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................. 30

3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 31

3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32

3.6 Instrumen Penelitian................................................................................... 32

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ...................................................................... 34

3.7.1 Uji Validitas ............................................................................................ 34

3.7.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 36

3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................. 37

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................... 37

3.8.2 Pengaruh Perlakuan ................................................................................. 38

3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 38

3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xiv

3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size) ......................................... 40

3.8.3 Analisis Lebih Lanjut .............................................................................. 41

3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I ........................................ 41

1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata

Pretest ke Posttest I ............................................................................. 41

2. Uji Korelasi Antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I ............................... 42

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan................................................................... 44

3.8.3.2 Persepsi terhadap Dampak Perlakuan ................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 49

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 49

4.1.1 Implementasi Pembelajaran .................................................................... 49

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 50

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ................................................. 50

1. Deskripsi Pembelajaran Kelompok Kontrol ................................................ 50

2. Deskripsi Pembelajaran Kelompok Eksperimen .......................................... 52

4.1.2 Hasil Tabulasi data .................................................................................. 54

4.1.2.1 Kemampuan Interpretasi ..................................................................... 54

1. Kelompok Kontrol ....................................................................................... 54

2. Kelompok Eksperimen ................................................................................. 55

4.1.2.2 Kemampuan Analisis ........................................................................... 55

1. Kelompok Kontrol ...................................................................................... 55

2. Kelompok Eksperimen ................................................................................ 56

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I .............................................................. 56

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data............................................................. 57

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 59

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................... 60

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................ 62

4.1.3.5 Uji Analisis Lebih Lanjut .................................................................... 63

1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata

Pretest ke Posttest I ............................................................................. 63

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ............................. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xv

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ......................................... 66

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan................................................................... 67

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ............................................................ 70

4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data............................................................. 71

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 72

4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................................................... 74

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................. 76

4.1.5 Uji Analisis Lebih Lanjut ....................................................................... 76

1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata

Pretest ke Posttest I ............................................................................. 76

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ............................. 79

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ......................................... 80

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan................................................................... 81

4.2 Pembahasan ................................................................................................ 83

4.2.1 Ancaman-ancaman terhadap Validitas Internal ...................................... 83

4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran PBL terhadap Kemampuan Interpretasi 85

4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran PBL terhadap Kemampuan Analisis ..... 88

4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan .................................................................. 91

4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut ....................................................................... 96

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 98

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 98

5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 99

5.3 Saran .......................................................................................................... 99

DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 100

LAMPIRAN .................................................................................................... 103

CURRICULUM VITAE .................................................................................. 197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal pengambilan data .................................................................... 30

Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen...................................................... 32

Tabel 3.3 Perhitungan Validitas .......................................................................... 36

Tabel 3.4 Perhitungan Reliabilitas ...................................................................... 36

Tabel 3.5. Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan .................................................... 41

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Kelompok Eksperimen Sebelum .................... 47

Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan..... 47

Tabel 3.8 Pedoman Wawancara dengan Guru Mitra .......................................... 48

Tabel 4.1 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 1, 2, dan 3 ......... 54

Tabel 4.2 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 1, 2, dan 3 ......... 54

Tabel 4.3 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 4, 7a, dan 7b...... 54

Tabel 4.4 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 4, 7a, dan 7b...... 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Interpretasi ................... 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................. 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan ......... 59

Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................. 61

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Interpretasi . 61

Tabel 4.10 Hasil Besar Pengaruh pada Kemampuan Interpretasi ...................... 62

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke

Posttest I Kemampuan Interpretasi .................................................. 63

Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Rerata Pretest ke Posttest I 66

Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Kemampuan Interpretasi .................................................................... 67

Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan

Interpretasi ....................................................................................... 68

Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Interpretasi ..... 69

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Analisis ....................... 71

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ........................................... 73

Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xvii

Analisis .............................................................................................. 74

Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ........................................... 74

Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Analisis ..... 75

Tabel 4.21 Hasil Besar Pengaruh pada Kemampuan Analisis ............................ 76

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke

Posttest I Kemampuan Analisis ....................................................... 77

Tabel 4.23 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Rerata Pretest ke Posttest I 79

Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan

Analisis ............................................................................................. 80

Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan

Analisis ............................................................................................. 81

Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Analisis ........... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan ............................................. 23

Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 28

Gambar 3.2 Variabel Penelitian .......................................................................... 32

Gambar 3.3 Rumus Besar Efek Distribusi Normal ............................................. 40

Gambar 3.4 Rumus Besar Efek Distribusi Tidak Normal................................... 41

Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I ...................... 42

Gambar 3.6 Rumus Gain Score .......................................................................... 43

Gambar 3.7 Rumus Persentasi Peningkatan Posttest I ke Posttest II ................. 45

Gambar 3.8 Rumus Persentasi Peningkatan Pretest ke Posttest II ..................... 46

Gambar 4.1 Diagram Selisih Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan

Interpretasi ..................................................................................... 62

Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Interpretasi .................................. 65

Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan

Interpretasi ...................................................................................... 69

Gambar 4.4 Diagram Selisih Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan

Analisis ............................................................................................ 75

Gambar 4.5 Grafik Gain Score Kemampuan Analisis ........................................ 78

Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Analisis ........... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ................................................................... 105

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validasi Soal .............................................................. 106

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen ................................................. 107

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................ 110

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen .... 113

Lampiran 2.3.1 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ......................... 124

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol........... 131

Lampiran 2.4.1 Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ................................ 140

Lampiran 3.1 Soal Essay Pretest Posttest ........................................................ 143

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban Soal Pretest Posttest ........................................ 148

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ........................................................................ 151

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement......................................... 157

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ............................................ 158

3.5.1 Hasil Uji Validitas Variabel Interpretasi ................................................ 158

3.5.2 Hasil Uji Validitas Variabel Analisis ...................................................... 159

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ......................................... 160

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Interpretasi Kelompok Kontrol

dan Eksperimen ........................................................................ 161

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Analisis Kelompok Kontrol dan

Eksperimen ............................................................................... 162

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ............................................... 163

4.3.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 163

4.3.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 163

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal .......................... 164

4.4.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 164

4.4.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 165

Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................... 166

4.5.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xx

4.5.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 167

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan ....................... 168

Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Uji Signifikansi Peningkatan Rerata

Pretest ke Posttest I ........................................................................ 169

4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .......... 169

4.7.2 Perhitungan Persentase Gain Score ........................................................ 170

4.7.2.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Interpretasi.................................... 170

4.7.2.2 Perhitungan Persentase Gain Score 0,66 Kemampuan Interpretasi .. 170

4.7.2.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Analisis ......................................... 171

4.7.2.4 Perhitungan Persentase Gain Score 0,50 Kemampuan Analisis .......... 171

Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest

ke Posttest I ........................................................................................ 172

4.8.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 172

4.8.1.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Pretest ke Posttest I ........... 172

4.8.1.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke

Posttest I Interpretasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen .............. 173

4.8.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 174

4.8.2.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Pretest ke Posttest I .......... 174

4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Analisis Kelompok Kontrol dan Eksperimen ....................................... 175

Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ... 176

4.9.1 Kemampuan Interpretasi ........................................................................ 176

4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol ........................................................... 176

4.9.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen .................................................... 176

4.9.2 Kemampuan Analisis .............................................................................. 177

4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol ........................................................... 177

4.9.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen .................................................... 177

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II

dan Pretest ke Posttest II ...................................................................... 178

4.10.1 Kemampuan Interpretasi ...................................................................... 178

4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II ............... 178

4.10.1.2 Perhitungan Persentase Posttest I ke Posttest II ................................ 179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

xxi

4.10.2 Kemampuan Analisis ............................................................................ 179

4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II ............... 179

4.10.3 Kemampuan Interpretasi ...................................................................... 181

4.10.3.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II ................... 181

4.10.3.2 Perhitungan Persentase Pretest ke Posttest II ....................................

4.10.4 Kemampuan Analisis ............................................................................ 182

4.10.3.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II ................... 182

4.10.4.2 Perhitungan Persentase Pretest ke Posttest II .................................... 184

Lampiran 4.11 Transkip Wawancara Siswa..................................................... 184

4.11.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan ........................................... 184

4.11.2 Wawancara II Siswa A Setelah Perlakuan ............................................ 185

4.11.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan ........................................... 186

4.11.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan ........................................... 186

4.11.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan ........................................... 188

4.11.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan ........................................... 190

Lampiran 4.12 Transkip Wawancara Guru ...................................................... 192

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

dan Pembelajaran Kelompok Kontrol ............................................. 193

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I akan dipaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab (Trianto, 2009: 1). Pengembangan potensi pada peserta didik dapat menjadi

menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Pembelajaran merupakan proses dari pendidikan, dari sanalah lingkup

terkecil secara formal yang menentukan dunia pendidikan berjalan baik atau tidak.

Pembelajaran merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar

terjadi interaksi komunikasi belajar antara guru, peserta didik, dan komponen

pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hosnan, 2014: 18).

Di Sekolah Dasar pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dilaksanakan pada masing-masing mata pelajaran, salah

satunya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sumatowa (2011: 4)

menjelaskan bahwa IPA melatih anak berpikir kritis dan objektf. Pengetahuan

yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran

ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya akal atau logis, diterima oleh

akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau

sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.

Pada abad 21, para siswa menghadapi berbagai resiko dan ketidakpastian

sejalan dengan perkembangan lingkungan yang begitu pesat, seperti teknologi,

ilmu pengetahuan, ilmu ekonomi dan sosial budaya, sehingga siswa dituntut untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

2

belajar lebih banyak dan proaktif agar mereka memiliki pengetahuan dan

ketrampilan/keahlian yang memadai. Para siswa saat ini hidup dalam dunia yang

berbeda dan jauh lebih komplek dibanding zaman sebelumnya. Guru pendidikan

di sekolah sebagai ujung tombak atau sebagai sosok terdepan di dalam

pendidikan, dituntut mampu memberikan pengetahuan, sikap, perilaku, dan

ketrampilan melaui strategi dan pola pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan

dan perkembangan di abad 21 (Hosnan, 2014: 2).

Proses pembelajaran IPA di Indonesia sangat terbatas yaitu rendahnya

penguasaan materi siswa. Kemampuan untuk mengembangkan kemampuan dalam

berpikir kritis belum dilakukan secara maksimal. Keterbatasan dalam

mengembangkan kemampuan berpikir tersebut dibuktikan dengan data hasil studi

oleh Programme for International Student Assessment (PISA) yang berbasis di

Paris. PISA melakukan penelitian terhadap siswa-siswa usia 15 tahun dari negara-

negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development

(OECD) dan negara-negara yang menghasilkan studi pada tahun 2009 untuk

melakukan pemetaan bagaimana literasi membaca, matematika dan sains di

negara-negara tersebut (OECD, 2010). Hasil yang diperoleh dari studi tersebut,

dari 65 negara yang diteliti negara Indonesia memiliki tingkat capaian literasi

berada dalam urutan 57 (OECD, 2009: 8). Pada literasi sains dikatakan tidak

berubah antara tahun 2003, 2006, dan 2009, hal tersebut diketahui berdasarkan

hasil tes yang diperoleh negara-negara yang masuk daftar penelitian. Pada tahun

2012 literasi sains di Indonesia mengalami penurunan yaitu memperoleh

peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2012: 232). PISA menjelaskan bahwa literasi

sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi

pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka

memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang

dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Adanya penurunan tingkat

literasi sains di Indonesia menunjukkan bahwa para siswa di Indonesia mengalami

kesulitan dalam berpikir tingkat tinggi atau berpikir kritis. Kemampuan

interpretasi dan analisis merupakan kemampuan berpikir kritis yang perlu

dikembangkan untuk menghadapi segala permasalahan yang nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

3

Berdasarkan realitas yang terjadi, penelitian dengan model pembelajaran

yang efektif perlu dilakukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi para siswa di Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan suatu model yang diduga dapat

meningkatkan kemampuan berpikir tinggi, yaitu model PBL. Hosnan (2014: 298)

menjelaskan bahwa model Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran

yang menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka

sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan

menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun

pengetahuan baru. Langkah-langkah model PBL terdapat 5 langkah yaitu (1)

mengorientasi peserta didik terhadap masalah, (2) mengorganisasi peserta didik

untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Berbagai penelitian dan jurnal yang mendukung dan diterbitkan untuk

mendukung pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan model

tertentu. Berikut ini penelitian-penelitian tentang penerapan model pembelajaran

PBL dan tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu:1) Djabir, Saleh, dan

Abdullah (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar. 2) Chiang

dan Lee H (2015) melakukan penelitian dengan tentang penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar. 3) Istanti

(2015) melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar. 4) Nancy J, Clark, Raines M

(2015) melakukan penelitian tentang hubungan atau korelasi antara cara berpikir

kritis dengan motivasi belajar. 5) Anindyta dan Suwarjo (2014) melakukan

penelitian pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) terhadap berpikir kritis dan regulasi diri. 6) Oktaviani (2014) melakukan

penelitian tentang pengaruh mind map terhadap kemampuan berpikir kritis yaitu

eksplanasi dan regulasi diri.

Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penerapan model PBL

terhadap kemampuan interpretasi dan analisis siswa kelas V SD Kanisisus Bantul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

4

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017 khususnya pada mata

pelajaran IPA Kompetensi Dasar 2.1 yaitu “Mengidentifikasi fungsi organ

pernapasan manusia. Sekolah Dasar Kanisus Bantul dipilih menjadi tempat

penelitian karena memilki kelas paralel yang tepat digunakan untuk penelitian

eksperimental dan lokasi sekolah sangat strategis. Kelas yang digunakan untuk

penelitian adalah kelas VA sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 26 siswa

dan kelas VB sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 25 siswa. Pada penelitian

ini menggunakan jenis penelitian quasi exsperimental design tipe nonequivalent

control group design.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan

interpretasi pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia

pada siswa kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal

tahun ajaran 2016/2017?

1.2.2 Apakah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan analisis

pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa

kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2016/2017?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan

interpretasi pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia

pada siswa kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal

tahun ajaran 2016/2017.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan

analisis pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada

siswa kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun

ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman secara langsung menggunakan model PBL

dalam pembelajaran IPA sehingga bermanfaat sebagai bekal mengajar

pada masa mendatang.

1.4.2 Bagi Siswa

Mendapatkan pengalaman baru yaitu dapat melaksanakan proses

pembelajaran IPA menggunakan model PBL sehingga dapat

mengembangkan kemampuan interpretasi dan analisis.

1.4.3 Bagi Guru

Memperoleh pengetahuan mengenai penggunaan model PBL yang

diterapkan untuk pembelajaran di sekolah.

1.4.4 Bagi Sekolah

Mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran

PBL yang dapat mempengaruhi kemampuan interpretasi dan analisis

siswa.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Kemampuan interpretasi adalah kemampuan untuk memahami dan

mengungkapkan makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian,

penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, atau kriteria.

1.5.2 Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi

hubungan-hubungan logis dan pernyataan, pertanyaan, konsep, uraian,

atau bentuk ungkapan lain yang dimaksudkan mengemukakan

kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi, atau opini.

1.5.3 Ilmu Pengetahuan Alam merupakan proses pembelajaran mengenai

pengetahuan alam yang disusun secara sistematis berdasarkan suatu

observasi atau penelitian.

1.5.4 Model PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran

siswa pada masalah sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya

sendiri, dengan langkah-langkahnya yaitu mengorientasi siswa pada

masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

6

individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

1.5.5 Siswa Sekolah Dasar adalah siswa kelas V SD Kanisisus Bantul

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II memaparkan kajian pustaka, penelitian-penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka akan membahas tentang teori

perkembangan anak, model PBL, berpikir kritis, dan IPA. Pada penelitian

sebelumnya akan dibahas penelitian-penelitian tentang model pembelajara PBL,

penelitian tentang berpikir kritis, dan literature map. Selanjutnya kerangka

berpikir dan hipotesis penelitian berisi tentang jawaban sementara dari rumusan

masalah penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.2.1 Teori – Teori Yang Mendukung

Model pembelajaran yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran PBL (Arends, dalam Hosnan, 2014: 295) mengatakan bahwa PBL

merupakan model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada

masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,

mengembangkan keterampilan yang lebih tinggi, memandirikan siswa dan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Hal ini akan menggali kemampuan siswa

dalam berpikir kritis saat pembelajaran berlangsung.

Sebelum mengkaji lebih jauh tentang model PBL, maka akan dibahas terlebih

dahulu tentang teori perkembangan anak.

.

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Setiap anak mengalami perkembangan kognitif. Piaget (dalam Iskandar,

2001: 24-25) mengatakan bahwa mempergunakan istilah skema untuk mengacu

kepada struktur kognitif yang merupakan dasar dari pola tingkah laku. Skemata-

skemata ini atau struktur kognitif ini adalah kegiatan-kegiatan mental dan cara-

cara merespon terhadap pengalaman yang berbeda secara kualitatif pada anak-

anak yang berbeda tahap perkembangannya. Struktur kognitif bukanlah bagian

dari otak secara fisik, melainkan merupakan kelompok ingatan yang memahami

dunia sekitarnya. Terjadinya modifikasi struktur kognitif berlangsung secara terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

8

menerus pada anak-anak sebagai hasil proses dan respons terhadap pengalaman.

Hal ini terjadi penggunaan prinsip-prinsip organisasi dan adaptasi. Organisasi

adalah situasi pengintegrasian pengkoordinasian struktur fisik atau struktur

psikologis ke arah sistem yang kompleks. Prinsip adaptasi mencakup proses

asimilasi dan akomodasi. Istilah asimilasi dipakai Piaget sebagai proses belajar

dimana informasi baru dimasukkan dan digabungkan ke dalam skemata yang ada

tanpa perubahan besar dalam skemata. Anak yang bersangkutan

memakai/mempergunakan skemata yang relevan untuk mengorganisasikan dan

memberi makna pada pengalaman baru. Istilah akomodasi mengacu kepada proses

belajar dimana skemata yang ada harus diubah agar skemata tersebut sesuai

dengan situasi yang baru. Pembentukan skema adalah akomodasi tipe pertama,

yang merupakan proses pembentukan skemata baru untuk memahami informasi

baru atau ide baru.

Teori Piaget (dalam Iskandar, 2001: 27) memandang perkembangan

intelektual berdasarkan perkembangan struktur kognitif. Piaget (dalam Trianto,

2009 : 107-108) mengklasifikasikan tahap-tahap perkembangan kognitif anak.

Tahapan pertama sensorimotor (0-2 tahun), kemampuan utama pada usia ini yaitu

terbentuknya konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari prilaku

refleksif ke perilaku yang mengarah kepada tujuan. Tahapan kedua yaitu tahap

pra operasional (2-7 tahun), pada tahap ini anak mampu mengembangkan

kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia,

pemikirannya masih egosentris dan sentrasi. Tahapan yang ketiga yaitu

operasional konkret (7-11 tahun), kemampuan utama anak pada tahap ini yaitu

perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-

kemampuan baru termasuk penggunaan operasi-operasi yang dapat-balik.

Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak

dibatasi keegosentrisan. Tahapan yang keempat yaitu tahap operasional formal

(11-15 tahun), pada tahap ini pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin

dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan

eksperimentasi sistematis.

Teori Vygotsky (dalam Trianto, 2009: 112) menjelaskan bahwa teori

Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultur dari pembelajaran. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

9

Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar

menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada

dalam zone of proximal development (wilayah perkembangan proksimal). Zone of

proximal development adalah perkembangan sedikit di atas perkembangan

seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada

umumnya muncul dalam percakapan atau kerja sama antar individu, sebelum

fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut.

Slavin (dalam Trianto, 2009: 112) mengemukakan ide penting lain dari

teori Vygotsky adalah scaffolding. Scaffolding berarti memberikan sejumlah besar

bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian anak

tersebut mengambil alih tanggung-jawab yang semakin besar segera setelah ia

dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan,

dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan,

memberikan contoh, ataupun yang lain sehingga memungkinkan siswa tumbuh

mandiri. Ada dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pembelajaran sains.

Pertama, dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar

siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan

saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-

masing zone of proximal development Kedua, pendekatan Vygotsky dalam

pengajaran menekankan scaffolding sehingga siswa semakin lama semakin

bertanggung jawab terhadap perkembangannya sendiri.

Berdasarkan teori-teori perkembangan anak yang dijelaskan di atas yaitu

teori Piaget bahwa siswa Sekolah Dasar kelas V tergolong pada tahap operasional

konkret. Di dalam tahapan operasional konkret siswa berpikir atas dasar

pengalaman konkret atau nyata. Teori Vygotsky menambahkan bahwa dengan

adanya kelompok saat pembelajaran siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas yang

sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif. Salah

satu model pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan operasional

konkret oleh teori Piaget dan siswa yang berinteraksi dalam kelompok saat

pembelajaran oleh teori Vygotsky, adalah model pembelajaran PBL. Model

pembelajaran PBL mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi atau berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

10

kritis, dengan demikian siswa mampu menyusun pengetahuan sendiri. Sehingga

lebih mudah memahami materi pelajaran yang sedang dipelajari.

2.1.1.2 Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Joyce (dalam Trianto, 2009: 74) adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,

film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran

mengarahkan kita untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai. Adapun Soekamto, dkk (Trianto, 2009: 74)

mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam

mengajar menurut Arends (dalam Trianto, 2009: 76) ada enam model

pembelajaran yaitu presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep,

pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas.

Selanjutnya (Trianto, 2009: 75) mengatakan bahwa istilah model pembelajaran

meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada

model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa

bekerja sama memecahkn suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan

guru. Pada model pembelajaran ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan

permasalahan nyata dan penyelesaiannya membutuhkan kerjasama antara siswa-

siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana

pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan.

Berdasarkan penjelasan para ahli tentang pengertian model pembelajaran

dan model pembelajaran yang sering digunakan guru. Maka peneliti

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu Problem Based

Learning yang disingkat PBL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

11

2.1.1.3 PBL

1. Pengertian PBL

Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat

menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang

lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri

sendiri (Arends, dalam Hosnan, 2014: 295). Model ini bercirikan penggunaan

masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk

melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah

serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus

memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan yang

mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah, pengunaannya di dalam tingkat

berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk

bagaimana belajar.Pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk membantu

siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan

masalah Ibrahim (dalam Hosnan 2014: 296).

Menurut Arends (dalam Hosnan, 2014: 296) pertanyaan dan masalah yang

diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia

nyata siswa daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin lmu tertentu.

b. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak

menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya

menyulitkan penyelesaian siswa.

c. Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah

dipahami siswa. Selain itu masalah disusun dan dibuat sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa.

d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu masalah yang

disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah

tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai

dengan waktu, ruang, dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah

yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran

yang telah diterapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

12

e. Bermanfaat, yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan

haruslah bermanfaat, baik siswa sebagai pemecah masalah maupun

guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah

masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir memecahkan

masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik)

yang tidak terstruktur (iil-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi

peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan

berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. Berbeda dengan

pembelajaran konvensional yang menjadikan masalah nyata sebagai penerapan

konsep, PBL menjadikan masalah nyata sebagai pemicu proses belajar peserta

didik sebelum mereka mengetahui konsep formal. Peserta didik secara kritis

mengidentifikasi informasi dan strategi yang relevan serta melakukan

penyelidikan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dengan menyelesaikan

masalah tersebut, peserta didik memperoleh atau membangun pengetahuan

tertentu dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan menyelesaikan masalah. Mungkin, pengetahuan yang diperoleh

peserta didik tersebut masih bersifat informal. Namun, melalui proses diskusi,

pengetahuan tersebut dapat dikonsolidasikan sehingga menjadi pengetahuan

formal yang terjalin dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki peserta

didik (Hosnan, 2014: 298).

Penerapan PBL berdasarkan hasil berbagai penelitian menunjukkan hasil

positif. Misalnya, hasil penelitian Gijselaerd (dalam Hosnan 2014: 298)

menunjukkan bahwa penerapan PBL menjadikan peserta didk mampu

mengidentifikasi informasi yang diketahui dan diperlukan serta strategi yang

diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Jadi, penerapan PBL dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

2. Tujuan PBL

Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai

pengalaman dan mengubah tingkah laku siswa, baik dari segi kualitas maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

13

kuantitas. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan,

keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan

prilaku siswa. Tujuan utama PBL yaitu pada pengembangan kemampuan berpikir

kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri.

PBL juga untuk mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial

peserta didik. Kamandirian belajar dan keterampilan sosial itu dapat terbentuk

ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan

sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah (Hosnan, 2014: 298).

3. Prinsip-Prinsip PBL

Prinsip utama PBL adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi

peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan

kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Masalah nyata

adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat

langsung apabila diselesaikan. Penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh

guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah

itu bersifat terbuka (open-ended problem), yaitu masalah yang memiliki banyak

jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan peserta didik

untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-solusi tersebut. Masalah itu

juga bersifat tidak terstruktur dengan baik (ill-struktured) yang tidak dapat

diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau strategi

tertentu, melainkan perlu informasi lebih lanjut untuk memahami serta perlu

mengkombinasikan beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri

untuk menyelesaikannya (Hosnan, 2014: 300).

Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 8 la Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum, menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak

dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah

subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,

mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam PBL, pusat

pembelajaran adalah peserta didik (student-centered), sementara guru berperan

sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

14

menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan

ataupun berkelompok (kolaborasi antar peserta didik) (Hosnan, 2014: 301).

4. Langkah-langkah PBL

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah oleh (Hosnan, 2014:

301) terdiri atas lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan

siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil

kerja siswa.

a. Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar telibat pada

aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

b. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut.

c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru mendorong

siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video,

dan mosel serta membantu berbagai tugas dengan temannya.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru

membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

dan proses-proses yang mereka gunakan.

Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya

keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta

sekaligus membentuk pengetahuan baru. Proses tersebut dilakukan dalam

tahapan-tahapan atau sintaks pembelajaran yang disajikan pada tabel berikut

(Hosnan, 2014: 301):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

15

Sintaks atau Langkah-langkah PBL

Langkah Aktivitas Guru dan Peserta didik

Langkah 1

Mengorientasikan peserta

didik terhadap masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana atau

logostik yang dibutuhkan. Guru memotivasi peserta didik

untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah nyata

yang dipilih atau ditentukan.

Langkah 2

Mengorganisasi peserta

didik untuk belajar

Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan

mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan

masalah yang sudah diorientasikan pada tahap

sebelumnya.

Langkah 3

Membimbing penyelidikan

individual maupun

kelompok.

Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen

untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalah.

Langkah 4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan

merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai

hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video,

atau model.

Langkah 5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang

dilakukan.

Penggunaan model PBL untuk siswa SD kelas V sesuai, karena siswa SD

kelas V termasuk dalam tahap perkembangan operasional konkret. Melalui model

PBL siswa dapat mengumpulkan informasi dan melakukan eksperimen untuk

mendapatkan jawaban yang jelas dalam menyelesaikan masalah. Kegiatan siswa

dalam mengumpulkan informasi dan melakukan eksperimen akan

mengembangakan kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi atau berpikir

kritis.

2.1.1.4 Berpikir Kritis

Rudinow dan Barry (dalam Tawil, 2013: 8) mendefinisikan bahwa berpikir

kritis sebagai sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-

kepercayaan yang logis dan rasional, dan memberikan serangkaian standar dan

prosedur untuk menganalisis, menguji, dan mengevaluasi. Angela (dalam Tawil,

2013: 8) memandang berpikir kritis sebagai proses disiplin cerdas dari

konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi aktif dan

berketerampilan yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan dari hasil observasi,

pengalaman, refleksi,penalaran atau komunikasi sebagai suatu penuntun menuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

16

kepercayaan dari aksi Filsaime (dalam Tawil, 2013: 8). Kemudian Silverman dan

Smith (dalam Tawil, 2013: 8) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir yang

memiliki maksud, masuk akal, dan berorientasi tujuam serta kecakapan untuk

menganalisis sesuatu informasi dan ide-ide secara hati-hati dan logis dari berbagai

macam perspektif.

Sedangkan menurut Liliasari (dalam Tawil, 2013: 8) mengemukakan

bahwa berpikir kritis untuk menganalisis argumen dan memunculkan wawasan

terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi,untuk mengembangkan pola penalaran

yang kohesif dan logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari tiap-tiap

posisi. Akhirnya dapat memberikan model presentasi yang dapat dipercaya,

ringkas dan menyakinkan. Edward De Bono (dalam Tawil, 2013: 8) menjelaskan

bahwa berpikir kritis merupakan suatu keterampilan dalam memilah mana yang

bernilai dari semakin banyak gagasan atau melakukan pertimbangan dari suatu

keputusan.

Indikator berpikir kritis dibagi menjadi 5 kelompok (Ennis dalam Tawil,

2013: 8), yaitu memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification),

membangun keterampilan dasar (basic support), membuat inferensi (inferring),

memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), mengatur strategi

dan taktik (strategies and tactics). Facione (dalam Tawil, 2013: 8)

mengidentifikasi 6 keterampilan berpikir kritis, yakni interpretasi, analisis,

evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.

Berikut ini indikator dan kata-kata operasional berdasarkan klasifikasi berpikir

kritis tersebut di atas :

Indikator Kata-kata operasional Teori

Memberikan

penjelasan

sederhana

Menganalisis pertanyaan, mengajukan dan menjawab

pertanyaan klarifikasi

Ennis (dalam

Tawil, 2013: 9)

Membangun

keterampilan dasar

Menilai kredibilitas suatu sumber, meneliti, menilai

hasil belajar

Membuat inferensi Mereduksi dan menilai deduksi, menginduksi dan

menilai induksi, membuat dan menilai penilaian yang

berharga

Membuat

penjelasan lebih

lanjut

Mendefinisikan istilah, menilai definisi,

mengidentifikasi asumsi

Mengatur strategi

dan teknik

Memutuskan sebuah tindakan, berinteraksi dengan

orang lain

Interpretasi Memahami, mengekspresikan, menyampaikan

signifikan, dan mengklasifikasi makna

Facione (dalam

Tawil, 2013: 9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

17

Analisis Mengidentifikasi, menganalisis

Evaluasi Menaksir pernyataan, representasi

Inferensi Menyimpulkan, merumuskan hipotesis,

mempertimbangkan

Eksplanasi Menjustifikasi penalaran, mempresentasikan penalaran

Regulasi diri Menganalisis, mengevaluasi

2.1.1.5 Kemampuan Interpretasi dan analisis

Facione (dalam Tawil, 2013: 8) mengidentifikasi 6 keterampilan berpikir

kritis, yakni interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi,eksplanasi, dan regulasi diri.

Kemampuan interpretasi merupakan kemampuan pertama dari enam kemampuan

yang diungkapkan oleh Facioce. Facione (1990) menjelaskan bahwa kemampuan

interpretasi merupakan kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami

dan mengekspresikan makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian,

penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur,atau kriteria. Facione

(1990:6) membagi interpretasi menjadi tiga sub-kecakapan, yaitu (1) Memahami

kategori yaitu anak mampu merumuskan kategori atau perbedaan dengan tepat.

(2) Memahami makna yaitu anak mampu memahami materi atau informasi dari

pelajaran yang sedang dipelajari. (3) Menjelaskan makna yaitu anak mampu

menjelaskan kembali materi atau informasi yang sudah dipelajari.

Facione (1990) menjelaskan bahwa analisis merupakan kecakapan yang

dimiliki seseorang untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan logis dari

peryataan, konsep, uraian, atau bentuk ungkapan yang lain yang dimaksudkan

untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi,

atau opini. Facione (1990: 7) membagi analisis menjadi tiga sub-kecakapan, yaitu

(1) Kecakapan untuk menguji gagasan yaitu kemampuan untuk membuktikan

bahwa sebuah ide, konsep atau peryataan itu benar. (2) Mengidentifikasi argumen

yaitu kecakapan dalam mengidentifikasi dokumen dengan memberikan satu

kumpulan peryataan,deskripsi,pertanyaan untuk mengungkapkan alasan pendapat

atau sudut pandang. (3) Menganalisis argumen yaitu mengingat ekspresi atau

alasan yang dimaksudkan untuk mendukung beberapa klaim, pendapat, atau sudut

pandang, untuk mengidentifikasi dan membedakan.

Penjelasan kemampuan interpretasi dan analisis menjadi dasar peneliti

dalam mencari penelitian-penelitian yang relevan tentang berpikir kritis.

Penelitian-penelitian yang relevan tersebut dapat digunakan sebagai acuan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

18

peneliti selanjutnya. Penelitian yang digunakan mengacu pada model

pembelajaran PBL dan berpikir kritis khususnya pada kemampuan interpretasi

dan analisis.

2.1.1.6 Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisasi untuk

mencari pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai

produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu

Pengetahuan Alam adalah fakta – fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta

teori-teori. Prosedur yang dipergunakan oleh para ilmuan untuk mempelajari alam

ini adalah prosedur empirik dan analisis. Proses Empirik dalam Ilmu Pengetahuan

Alam mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan

dalam prosedur analisis ilmuan menginterpretasi penemuan mereka dengan

mempergunakan proses-proses seperti hipotesis, eksperimentasi terkontrol,

menarik kesimpulan, dan memprediksi. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD harus

dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide-ide dan konsep-konsep

harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya

(Iskandar, 2001: 1-2) .

Sumatowa (2011: 3) menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan alam

merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science,

artinya imu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau

bersangkutan paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu

pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu

pengetahuan tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam ini. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang didasarkan

pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA melatih

anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan

yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif.

Selanjutnya Powler (dalam Sumatowa, 2011: 3) mengatakan bahwa IPA tidak

hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup,

tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

19

Blough, et al (dalam Sumatowa, 2011: 104) menegaskan bahwa

pembelajaran IPA di sekolah dasar perlu didasarkan pada pengalaman untuk

membantu siswa belajar IPA, mendeskripsikan dan menjelaskan hasil kerja dan

prosedurnya. Tujuan utama pembelajaran IPA SD membantu siswa memperoleh

ide, pemahaman, dan keterampilan (life skills) esensial sebagai warga negara. Life

skills esensial yang perlu dimiliki siswa adalah kemampuan menggunakan alat

terrentu, kemampuan mengamati benda dan lingkungan sekitarnya, kemampuan

mendengarkan, kemampuan berkomunikasi secara efektif, menanggapi dan

memecahkan masalah secara efekif.

2.1.1.7 Materi Pembelajaran IPA Kelas V

Penelitian ini menggunakan mata pelajaran IPA kelas V dengan Standar

Kompetensi yaitu: 2.Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.

Dengan Kompetensi Dasar 2.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan

manusia. Haryanto (2007: 3) mengatakan bahwa bernapas adalah proses

menghirup udara dan mengeluarkan udara. Di dalam udara terkandung berbagai

gas, gas yang dibutuhkan tubuh adalah oksigen. Pernapasan mengeluarkan gas

karbon dioksida, yang dikelurkan dari tubuh melalui paru-paru.

Alat pernapasan manusia Haryanto (2007: 3-4) menjelaskan alat

pernapasan khusus untuk pernapasan pada tubuh manusia adalah paru-paru.

Parau-paru terletak dalam rongga dada di atas diafragma. Diafragma adalah sekat

antara rongga dada dan rongga perut. Paru-paru dilindungi oleh tulang dada dan

tulang rusuk. Di dalam paru-paru terjadi penyerapan gas oksigen dan pengeluaran

gas karbon dioksida. Bagian tubuh lain yang berperan dalam pernapasan adalah

hidung dan tenggorokan, kedua bagian tubuh ini merupakan jalan bagi keluar

masuknya udara pernapasan. Di dalam hidung terdapat rambut halus dan bulu

hidung yang berfungsi untuk menyaring udara agar bebas dari kotoran.

Tenggorokan bercabang dua, satu menuju paru-paru kanan dan satu menuju paru-

paru kiri. Cabang tenggorakan disebut bronkus. Di dalam paru-paru bronkus

bercabang yang disebut bronkiolus. Pada ujung bronkiolus, terdapat gelembung-

gelembung halus yang berisi udara yang disebut alveolus. Di dalam alveolus

terjadi pertukaran oksigen dengan karbon dioksida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

20

Proses pernapasan berlangsung (Haryanto, 2007: 4) pada saat kita

menarik napas, udara masuk melalui hidung dan tenggorokan. Selanjutnya, udara

masuk ke paru-paru. Oksigen akan diserap oleh alveolus, sedangkan karbon

dioksida dilepaskan. Karbon dioksida dihembuskan keluar melalui tenggorokan

dan hidung.

Penyakit yang menyerang alat pernapasan manusia (Haryanto, 2007: 9-10)

mengakibatkan gangguan pada alat pernapasan. Gangguan pernapasan terjadi

karena tercemarnya udara yang kita hirup dan serangan kuman. Beberapa penyakit

yang dapat menyerang saluran pernapasan manusia adalah influenza, flu burung,

pneumonia, Tuberkolusis paru-paru. Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah

dengan melakukan pola hidup yang sehat. Haryanto (2007: 10) menyampaikan

cara memelihara kesehatan alat pernapasan dengan makan makanan bergizi,

berolahraga teratur, istirahat teratur, menjaga kebersihan, menjauhi asap rokok.

2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut ini akan disajikan penelitian tentang model pembelajaran PBL dari

penelitian –penelitian sebelumnya.

2.2.1 Penelitian tentang PBL

Djabir, Saleh, dan Abdullah (2015) melakukan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode kuasi

eksperimen. Subjek penelitian adalah siswa SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo

kelas IV A yang menjadi kelas eksperimen dengan pemberian perlakuan model

pembelajaran Problem Based Learning dan IV B sebagai kelas kontrol yang

diberi perlakuan model pembelajaran konvensional, masing-masing kelas terdiri

dari 20 orang siswa. Data hasil belajar IPA siswa, dikumpulkan dengan

mengunakan tes. Tes diberikan dalam 2 tahap yakni pretest sebelum diberikan

perlakuan dan posttest setelah diberikan perlakuan Terdapat perbedaan hasil

posttest kelas eksperimen dengan rata-rata sebesar 76,58 dan hasil posttest kelas

kontrol dengan rata-rata sebesar 60,26. Berdasarkan hasil perbedaan rata-rata dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

21

kedua kelas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Problem

Based Learningterhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yang

dilaksanakan pada kelas eksperimen di kelas IV SDN 76 Kota Tengah Kota

Gorontalo.

Chiang dan Lee H (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh Problem

Based Learning (PBL) terhadap motivasi belajar pelajar SMK jurusan makanan

dan minuman. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa jurusan makanan

dan minuman dari dua sekolah jurusan makanan dan minuman di Taiwan. Sampel

pada penelitian ini yaitu jurusan makanan sebagai kelompok kontrol dengan

jumlah siswa 42 dan jurusan minuman sebagai kelompok eksperimen dengan

jumlah siswa 46. Metode yang digunakan yaitu kuasi-eksperimen dan analisis

kualitatif. Sebelum melakukan analisis, peneliti melakukan uji homogenitas

varians pada Levene’s test. Hasil Levene’s test menunjukkan tidak ada

signifikansi yaitu dengan nilai (F = 3.18, p = 0,078 > 0,05).Selanjutnya uji

signifikansi kelompok perlakuan dan kontrol kelompok (F = 32,335, p = 0,000 <

0,05). Dengan harga Sig (2-tailed) sebesar 0,000 atau p < 0,05, maka dapat

diartikan bahwa Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap motivasi

belajar pelajar SMK jurusan makanan dan minuman di Taiwan.

Istanti (2015) melakukan penelitian yang betujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap motivasi belajar

IPA siswa kelas V SD Negeri Gadingan Kecamatan Wates. Sampel pada

penelitian ini yaitu kelas VA yang berjumlah 23 siswa sebagai kelompok

eksperimen dan kelas VB yang berjumlah 22 siswa sebagai kelompok kontrol.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen yaitu quasi experimental

design dengan bentuk nonequivalent control group design. Teknik pengumpulan

pada penelitian ini yaitu observasi, kuesioner dan tes. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa mean kelompok eksperimen yaitu 81,82 berada pada

kategori motivasi belajar yang sangat tinggi dan mean kelompok kontrol yaitu

71,72 berada pada kategori motivasi belajar yang tinggi. Selain itu hasil nilai

evaluasi kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol .

Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

22

Problem Based Learning mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar IPA

siswa kelas V SD Negeri Gadingan kecamatan Wates.

2.2.2 Penelitian tentang Berpikir Kritis

Nancy, Clark, dan Raines, J.M (2015) melakukan penelitian tentang

hubungan berpikir kritis dengan motivasi belajar pada pembelajaran strategi di

seluruh disiplin ilmu (biologi, bahasa Inggris, dan ilmu kemasyarakatan). Populasi

pada penelitian melibatkan tiga perguruan tinggi selama tahun ajaran 1987-1988

di Amerika Serikat. Lembaga itu disebut sebagai sebuah komunitas perguruan

tinggi, universitas komprehensif, dan perguruan tinggi swasta kecil. Sampel pada

penelitian ini yaitu kelas biologi sebanyak 219 pelajar, kelas bahasa inggris

sebanyak 110 pelajar, kelas ilmu masyarakat sebanyak 429 pelajar. Metode

pengumpulan data dengan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan

nilai r= 0,05 pada pretest dan nilai r= 0,57 pada saat posttest. Hasil pretest dan

posttest membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari nilai r yang

diperoleh. Dengan demikian terdapat hubungan atau korelasi yang positif antara

cara berpikir kritis dengan motivasi pada pembelajaran strategi di seluruh disiplin

ilmu (biologi, bahasa Inggris, dan ilmu kemasyarakatan) yang terbukti dengan

hasil pretest dan posttest yang berbeda.

Anindyta dan Suwarjo (2014) melakukan penelitian untuk mengetahui

pengaruh Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan

regulasi diri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Santo Vincentius Jakarta.

Sampel dari penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelompok eksprimen kelas VB

sebagai kelompok kontrol, jumlah siswa pada masing-masing kelas adalah 16

laki-laki dan 19 perempuan dengan jumlah masing-masing kelas ada 35 siswa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi ekperimen, desain eksperimen yang

digunakan adalah pretest-posttest control group design. Hasil dari penelitian ini

adalah nilai F test untuk Hottelling’s Trace adalah 4,095 dengan nilai signifikansi

yang diperoleh 0,021. Nilai signifikasi yang diperoleh lebih kecil dari nilai alpha

yang ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian penelitian ini membuktikan bahwa

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

23

keterampilan berpikir kritis dan regulasi diri siswa kelas V mata pelajaran IPA SD

Santo Vincentius.

Oktavia (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh untuk

mengujicobakan metode mind map terhadap kemampuan berpikir kritis yaitu

eksplanasi dan regulasi diri di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sampel dalam

penelitian ini adalah 39 siswa kelas V PL 3 sebagai kelompok eksperimen dan 39

siswa V PL 4 sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)

metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi dengan nilai M =

0,68, SE = 0,10, SD = 0,63. Hasil uji selisih menunjukkan harga sig. (2-tailed) <

0,05 yaitu 0,002 dengan nilai t = 3, 262, df = 76. Berdasarkan data tersebut Hnull

ditolak dan Hi diterima yang berarti penggunaan metode mind map berpengaruh

terhadap kemampuan eksplanasi dan mempunyai efek besar dengan koefisien

korelasi r = 0,73 dan persentase pengaruh sebesar 53%. 2) metode mind map

berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri dengan nilai M = 0,92, SE = 0,12,

SD = 0,76. Hasil uji selisih menunjukkan harga sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000

dengan nilai t= 3,989, df = 76. Berdasarkan data tersebut Hnull ditolak dan Hi

diterima yang berarti penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap

kemampuan regulasi diri dan mempunyai efek besar dengan koefisien korelasi r =

0,79 dan persentase pengaruh sebesar 62%.

Penelitian-penelitian yang sebelumnya telah meneliti tentang pengaruh

penerapan model PBL terhadap hasil belajar dan pengaruh penerapan model PBL

terhadap motivasi belajar. Sedangkan pada penelitian tentang berpikir kritis

meneliti tentang pengaruh mind map terhadap eksplanasi dan regulasi diri,

hubungan berpikir kritis dengan motivasi belajar, dan tentang penerapan mind

map terhadap kemampuan berpikir kritis eksplanasi dan regulasi diri. Pada

penelitian sebelumnya, belum banyak meneliti tentang pengaruh model PBL

terhadap kemampuan berpikir kritis interprestasi dan analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

24

2.2.3 Literature Map

Gambar 2.1 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Model PBL merupakan cara yang tepat untuk mengembangkan

kemampuan anak dalam berpikir kritis. PBL membantu siswa untuk

menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran, karena dalam PBL disajikan

cara-cara untuk menyelesaikan masalah dengan siswa melakukan kegiatan

pemecahan masalah, yaitu membuat hipotesis,merancang percobaan, melakukan

penyelidikan, mengumpulkan data, membuat kesimpulan, berdiskusi, membuat

laporan, dan mempresentasikan. Pembelajaran dengan model PBL dapat

memberikan pengalaman belajar secara nyata, sehingga dapat meningkatkan

pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari. Selain pengalaman belajar

Model Problem Based Learning

(PBL)

Keterampilan Berpikir Kritis

Djabir, Saleh & Abdullah

(2015)

PBL – Hasil belajar

Nancy, Clark & Raines

(2015)

Berpikir kritis – Motivasi

Chiang & Lee H

(2015)

PBL – Motivasi belajar

Anindyta & Suwarjo

(2014)

PBL – Berpikir kritis

Istanti

(2015)

PBL – Motivasi belajar

Oktaviani

(2014)

Mind map – Berpikir Kritis

Yang perlu diteliti:

Pengaruh model PBL

terhadap kemampuan

interpretasi dan analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

25

nyata, model pembelajaran PBL diharapkan dapat membantu siswa dalam kondisi

nyata pada kehidupan sehari – hari.

Berpikir merupakan kegiatan manusia yang melibatkan otak dalam

pengorganisasiannya. Kegiatan yang terorganisasi dan terarah dalam otak akan

mempermudah manusia untuk memecahkan masalah, dengan demikian berpikir

kritis dilibatkan dalam pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kritis

mendorong siswa untuk membuat dugaan, mencari pembuktian, memecahkan

masalah dan membuat kesimpulan. Kemampuan interpretasi dan kemampuan

analisis termasuk bagian kemampuan berpikir kritis. Kemampuan interpretasi

adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk memahami dan mengekspresikan

makna dari berbagai pengalaman, sedangkan kemampuan analisis merupakan

kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan

logis dari konsep

Kemampuan berpikir kritis berkaitan dengan mata pelajaran IPA untuk

menemukan penyelesaian masalah dan mengetahui peristiwa yang terjadi di alam.

Pembelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang berisi tentang

berbagai pengetahuan dari alam. Salah satu materi IPA yang dipelajari siswa kelas

V SD yaitu tentang sistem pernapasan manusia. Pada proses pembelajaran dengan

materi sistem pernapasan manusia perlu menggunakan suatu model pembelajaran.

Adanya model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa pada saat mempelajari sistem pernapasan

manusia.

Model PBL dipilih sebagai salah satu model pembelajaran untuk

mengembangkan siswa dalam berpikir kritis. Pada proses pembelajaran PBL

disajikan cara-cara untuk menyelesaikan masalah dengan siswa melakukan

kegiatan pemecahan masalah. Adanya kegiatan pemecahan masalah yang

dilakukan siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, terutama

kemampuan berpikir kritis interpretasi dan analisis. Jika model pembelajaran

PBL diterapkan pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada

siswa kelas V SD Kanisius Bantul, maka penerapan model PBL berpengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

26

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa yaitu kemampuan interpretasi dan

analisis.

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi

mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa kelas V

di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

2.4.2 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan analisis mata

pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa kelas V di SD

Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

27

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas mengenai metode penelitian dalam penelitian ini.

Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan,

waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan

data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

eksperimental tipe non-equivalent control group design (Cohen, 2007: 283).

Yusuf (2014: 185) menjelaskan bahwa quasi eksperimental tipe non-equivalent

control group design dalam rancangannya subjek yang diambil tidak secara

random, baik untuk kelompok eksperimen maupun untuk kelompok kontrol.

Penelitian ini menguji pengaruh dari suatu perlakuan (treatment). Peneliti

menggunakan treatment berupa penerapan model pembelajaran PBL saat

pembelajaran IPA di kelas. Treatment diberikan pada kelompok eksperimen,

sedangkan kelompok kontrol tidak diberi treatment. Selanjutnya kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest dan posttest.

Campbell dan Stanley (Cohen, 2007: 275-276) menjelaskan bahwa hasil

penelitian menggunakan pretest dan posttest dapat dihitung dengan tiga langkah

yaitu: (1) mengurangkan skor pretest dari skor posttest untuk kelompok

eksperimen untuk menghasilkan skor 1; (2) mengurangkan skor pretest dari skor

posttest untuk kelompok kontrol untuk menghasilkan skor 2; (3) mengurangkan

skor 2 dari skor 1. Hasil dari perhitungan tersebut untuk mengetahui efek atau

pengaruh treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen. Berdasarkan

Camplell dan Stanley (Cohen, 2007: 277) efek dari intervensi eksperimen dapat

diketahui melalui rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasil perhitungannya negatif

maka efek negatif atau tidak ada pengaruh, dan jika hasil perhitungannya positif

maka efek kausal positif atau ada pengaruh. Rancangan quasi eksperimental tipe

non-equivalent control group design dapat dilihat pada gambar berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

28

Sumber: (Cohen, 2007: 283)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

X = Perlakuan (treatment) dengan model pembelajaran PBL

O1 = Rerata skor pretest pada kelompok eksperimen

O2 = Rerata skor posttest pada kelompok ekperimen

O3 = Rerara skor pretest pada kelompok kontrol

O4 = Rerata skor posttest pada kelompok kontrol

Pada penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan pretest

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tujuan melakukan pretest

untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok, dan diharapkan kedua

kelompok memiliki kemampuan awal yang sama atau seimbang. Langkah kedua

kelompok eksperimen diberikan treatment berupa penerapan model PBL saat

pelaksanaan pembelajaran IPA kelas V, sedangkan kelompok kontrol

melaksanakan pembelajaran IPA kelas V seperti biasanya yaitu dengan metode

ceramah. Langkah ketiga yaitu memberikan posttest pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model

pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Kanisius Bantul yang

terletak di Badegan, Bantul, Bantul, Yogyakarta. Jumlah guru seluruhnya ada 14

guru, 7 guru sebagai wali kelas, dan 7 lainnya sebagai guru bidang studi

kemudian ada 2 karyawan. Jumlah seluruh siswa dari kelas I – VI adalah 212

siswa. Di SD Kanisius Bantul terdapat 7 ruang kelas, ruang guru, ruang kepala

sekolah, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang UKS, kantin, dapur, 3 kamar

mandi untuk guru dan karyawan, 3 kamar mandi untuk siswa-siswi, ruang tunggu,

dan gudang yang digunakan untuk meletakkan peralatan olahraga dan peralatan

lain-lainnya. Lingkungan SD Kanisius Bantul nampak sejuk karena di lingkungan

O1 X O2

-------------------------------------------

O3 O4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

29

sekolah tumbuh beberapa pohon pepaya yang rindang dan di depan kelas terdapat

pot-pot yang ditanami berbagai macam bunga.

SD Kanisius Bantul sangat menerapkan kedisiplinan baik untuk siswa

maupun untuk guru dan karyawan. Pelajaran dimulai pukul 06.45 dan bagi yang

terlambat masuk kelas akan dikenai sanksi. Piket dilaksanakan siswa setelah

pelajaran selesai supaya pada pagi harinya ruangan sudah bersih dan siap

digunakan untuk proses pembelajaran. Sebelum pelajaran dimulai dilaksanakan

doa bersama yang dipimpin salah satu siswa, dan setiap hari sabtu semua warga

sekolah berkumpul untuk melakukan doa bersama. Seluruh warga sekolah juga

diminta untuk membuang sampah sesuai dengan jenis sampah pada bak sampah

yang sudah disediakan. Selain disiplin dan harus mematuhi peraturan, siswa-siswi

juga diwajibkan untuk mengikuti ekstrakulikuler wajib yaitu pramuka untuk kelas

atas, dan setiap siswa dari kelas I – VI disarankan untuk mengikuti ekstrakulikuler

yang ada. SD Kanisius Bantul memiliki 6 ekstrakulikuler yaitu pramuka, paduan

suara, pencak silat, keyboard, menari, dan dansa. SD Kanisius Bantul sering

memperoleh penghargaan baik di bidang akademik seperti non akademik, seperti:

memperoleh juara I Pencak Silat se-kabupaten tahun 2015, juara I Solo Dance

Standard Closed se-kabupaten Bantul tahun 2016, juara II lomba Bercerita dalam

Bahasa Jawa tingkat SD se-kota Yogyakarta tahun 2016, juara I membuat gambar

bercerita LCSPN se-kabupaten Bantul, juara II Ganda Putri 12 tahun Sportama

Junior Super Leries III di Sukoharjo, dan juara III Novice B Balroom dalam

Kejuaraan Pekan Olahraga Dansa XIII di Yogyakarta.

Peneliti memilih SD Kanisius Bantul sebagai tempat penelitian karena di

sekolah ini belum pernah diimplementasikan model PBL pada saat pembelajaran

IPA. Di sekolah ini kelas yang paralel adalah kelas V sehingga dapat dilakukan

penelitian quasi eksperimental.

3.2.2 Waktu Pengambilan Data

Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan September – Oktober

2016. Berikut ini adalah jadwal pengambilan data dari kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

30

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Kegiatan Hari,tanggal Alokasi

waktu

Kelompok

Kontrol

Pretest Sabtu, 24 September

2016

2 x 35 menit

Pembelajaran tentang alat-alat pernapasan

manusia

Kamis, 29 September

2016 2 x 35 menit

Pembelajaran tentang hasil dari proses

pernapasan manusia

Jumat, 30 September

2016

2 x 35 menit

Pembelajaran tentang gangguan pada alat

pernapasan manusia

Sabtu, 1 Oktober 2016 2 x 35 menit

Posttest 1 Senin, 3 Oktober 2016 2 x 35 menit

Posttest 2 Sabtu, 15 Oktober 2016 2 x 35 menit

Kelompok

Eksperimen

Pretest Sabtu, 24 September

2016

2 x 35 menit

Pembelajaran tentang alat-alat pernapasan

manusia dengan model pembelajaran PBL

Senin, 26 September

2016

2 x 35 menit

Pembelajaran tentang hasil dari proses

pernapasan manusia dengan model

pembelajaran PBL

Selasa, 27 September

2016

2 x 35 menit

Pembelajaran tentang gangguan pada alat

pernapasan manusia dengan model

pembelajaran PBL

Rabu, 28 September

2016

2 x 35 menit

Posttest 1 Jumat, 30 September

2016

2 x 35 menit

Posttest 2 Jumat, 14 Oktober

2016

2 x 35 menit

3.3 Populasi dan Sampel

Yusuf (2014: 147) menjelaskan bahwa populasi merupakan totalitas

semua nilai-nilai yang mungkin daripada karakteristik tertentu sejumlah objek

yang ingin dipelajari sifatnya. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa

kelas V SD Kanisius Bantul yang berjumlah 51 siswa. Yusuf (2014: 150)

mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih atau

mewakili populasi tersebut. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan covenience sampling yaitu pengambilan sampel yang sederhana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

31

dengan menggunakan kelas yang sudah ada sebelumnya (Cohen, 2007: 114).

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai

kelompok eksperimen yang terdiri dari 26 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 14

dan jumlah siswa perempuan sebanyak 12 siswa. Berikutnya sampel untuk

kelompok kontrol adalah siswa kelas VB yang berjumlah 25 siswa dengan jumlah

siswa lak-laki 14 dan jumlah siswa perempuan sebanyak 11 siswa.

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ditentukan dari undian

yang disaksikan oleh dua guru kelas VA dan VB. Pengundian kelompok

dilaksanakan tanggal 14 September 2015 di ruang perpustakaan. Kertas yang

sudah ditulisi kelas VA dan VB dikocok dan kertas yang pertama kali keluar

dijadikan kelompok kontrol, dan yang keluar keluar ke dua dijadikan kelompok

eksperimen. Pada penelitian ini kelas VB sebagai kelompok kontrol melaksanakan

pembelajaran IPA seperti biasa menggunakan metode ceramah, sedangkam kelas

VA sebagai kelompok eksperimen yang melaksanakan pembelajaran IPA dengan

treatment yaitu penerapan model PBL.

3.4 Variabel Penelitian

Sumanto (2014 : 72) mengatakan bahwa variabel merupakan segala

sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai, merupakan penghubung antara

konstrak yang abstrak dengan fenomena yang nyata. Variabel yang digunakan

pada penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Sugiyono

(2012: 39) menjelaskan bahwa variabel independen merupakan hal yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya perubahan. Variabel

independen pada penelitian ini adalah model pembelajaran PBL. Sedangkan

variabel dependen menurut Sugiyono (2012: 39) adalah variabel yang sangat

tergantung dengan variabel lainnya. Variabel dependen pada penelitian ini adalah

berpikir kritis pada kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

32

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan teknik tes.

Tes yang digunakan berupa pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan instrumen yang sama.

Langkah pertama kelompok kontrol dan eksperimen diberikan pretest . Setelah

langkah pertama pemberian pretest selanjutnya kedua kelompok melaksanakan

pembelajaran IPA dengan materi sistem pernapasan manusia. Pada kelompok

kontrol melaksanakan pembelajaran IPA seperti biasa, sedangkan pada kelompok

eksperimen melaksanakan pembelajaran IPA dengan diberikan treatment berupa

model pembelajaran PBL. Setelah proses pemberian materi kepada kelompok

kontrol dan eksperimen selesai, kedua kelompok diberi soal posttest untuk

mengetahui pengaruh adanya treatment atau pengaruh penggunaan model

pembelajaran PBL. Posttest dilaksanakan dua kali yaitu posttest I dan posstest

II,adanya posstest II bertujuan untuk mengetahui retensi pengaruh perlakuan.

Untuk lebih mengetahui sinsitivitas penelitian tersebut, maka jarak pelaksanaan

posttest I ke pelaksanaan posttest II selama dua minggu.

Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber

sekunder (Sugiyono, 2012: 187). Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan sumber sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan

data. Oleh karena itu peneliti selain menggunakan sumber sekunder juga

menggunakan sumber primer dengan melakukan pengumpulan data menggunakan

wawancara dan observasi. Wawancara adalah teknik pengumpulan data secara

lisan dengan memberikan sejumlah pertanyaan untuk dijawab oleh responden

(Sukmadinata, 2008: 216). Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara

Penerapan Model

Pembelajaran PBL

Kemampuan Interpretasi

Kemampuan Analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

33

tak berstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di

mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2012: 191).

Wawancara dilakukan dengan guru mitra dan tiga siswa perwakilan dari

kelompok eksperimen yang mendapat nilai tinggi, sedang dan rendah. Observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis, dua di antara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan Sutrisno (dalam Sugiyono, 2012: 196). Observasi

dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat

pretest, dan posttest dilaksanakan baik di kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen.

3.6 Instrumen Penelitian

Sumanto (2014: 111) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Sugiyono (2011:

148) mengatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengukur variabel yang diamati. Instrumen yang digunakan peneliti berupa

tes essay. Widoyoko (2012: 79) menjelaskan bahwa tes essay merupakan bentuk

tes yang memberikan kebebasan bagi siswa dalam menjawab soal sesuai dengan

pengetahuan yang diketahui. Instrumen penelitian yang digunakan berjumlah 18

soal essay yang disusun bersama 2 rekan peneliti untuk mengukur kemampuan

berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan

regulasi diri. Soal essay yang digunakan peneliti berjumlah 6 soal untuk

mengukur kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis.

Pada penelitian ini menggunakan Standar Kompetensi 2.

Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan. Kompetensi Dasar yang

digunakan 2.1 Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia. Berikut

merupakan matriks pengembangan instrumen yang digunakan peneliti untuk

mengukur kemampuan interpretasi dan analisis.

Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen

No Variabel Indikator No soal

1. Interpretasi 2.1.1. Menyebutkan alat-alat pernapasan pada manusis

yang mengalami gangguan akibat pencemaran 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

34

2.1.2. Menjelaskan gangguan pada alat pernapasan

manusia akibat dari pencemaran udara udara

2

2.1.3. Menjelaskan alat pernapasan manusia bagian

terluar yang terkena gangguan akibat pencemaran

udara

3

2. Analisis 2.1.4. Membandingkan kondisi kesehatan pernapasan

manusia yang menghirup udara kotor dan udara

bersih

4

2.1.5. Mengidentifikasi pengaruh udara kotor bagi orang

disekitar

7a

2.1.6. Mengidentifikasi akibat udara kotor pada

pernapasan manusia 7b

Rubrik penilaiandapat dilihat dalam tabel berikut ini (lihat Lampiran 3.3).

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen yang berupa 18 soal essay diujicobakan

di SD Negeri Plebengan, Bantul, Yogyakarta dengan jumlah 32 siswa pada kelas

V. Soal essay yang berjumlah 18 merupakan soal yang sudah digabungkan dengan

dua peneliti lain. Pada penelitian ini jumlah soal yang diujikan ada 6 soal essay

yang berdasarkan unsur-unsur kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis.

3.7.1 Uji Validitas

Azwar (2008: 5-6) menjelaskan bahwa validitas berasal dari kata

validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang

sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Yusuf (2014: 174)

menjelaskan bahwa validitas berdasarkan garis besar dibagi menjadi dua yaitu

validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal mengacu kepada kadar

kesahihan, ketepatan, ataupun keakuratan kesimpulan hasil penelitian sebagai

akibat perlakuan (treatment), sedangkan validitas eksternal mengacu kepada kadar

ketepatan kepada siapa penelitian dapat digeneralisasikan baik kepada kelompok

maupun lingkungan di luar setting penelitian. Pada validitas internal harus

memenuhi validitas isi dan validitas konstrak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

35

Surapranata (2004: 51) mengatakan bahwa validitas isi merupakan

suatu alat ukur yang dipandang valid apabila sesuai dengan isi yang hendak

diukur. Validitas isi merupakan sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup

keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes

mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Cara yang dilakukan peneliti

untuk melakukan validitas isi yaitu dengan memberikan intrumen kepada para ahli

(expert judgement)(Azwar, 2008: 45). Peneliti memberikan intrumen kepada para

ahli yaitu dosen IPA, dosen Umum, dan guru SD. Para ahli memberi komentar

dan masukkan terhadap intrumen yang dibuat peneliti layak atau tidak untuk

diujikan. Sesudah melakukan expert judgement selanjutnya validitas isi juga

dilakukan dengan validitas muka atau face validity. Azwar (2008: 46)

menjelaskan bahwa validitas muka merupakan penilaian terhadap formal

penampilan tes, apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan

mampu mengungkap apa yang hendak diukur maka dapat dikatakan bahwa

validitas muka telah terpenuhi. Cara mengujikan validitas muka dengan

memperlihatkan soal kepada siswa untuk menilai kejelasan dari soal yang dibuat

peneliti.

Selanjutnya peneliti menggunakan validitas konstruk. Validitas

konstruk lebih menekankan pada seberapa jauh isntrumen yang disusun itu terkait

secara teoritis mengukur konsep yang telah disusun oleh peneliti atau seberapa

jauhkan konstruk atau trait psikologis itu diwakili secara nyata dalam instrumen

(Azwar, 2004: 48). Validitas konstruk diberikan pada siswa kelas V SD, akan

tetapi tidak diberikan di SD yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Sekolah

yang dipilih untuk melakukan validitas konstruk yaitu SD Negeri Plebengan,

Bantul, Yogyakarta. Peneliti memberikan soal kepada 32 siswa di SD Negeri

Plebengan, Bantul Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Plebengan karena

dianggap memiliki kemampuan yang setara dengan SD Kanisius Bantul.

Perhitungan validitas menggunakan program komputer IBM SPSS

Statistics 22 for Windows. Hasil perhitungan uji validitas menggunakan rumus

Product Moment Pearson terhadap 6 soal essay untuk mengukur kemampuan

interpretasi dan kemampuan analisis. Kriteria yang digunakan untuk menilai

validitas suatu item yaitu jika harga rhitung > rtabel maka item dapat dinyatakan valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

36

dengan tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (Azwar, 2008: 110). Besar rtabel untuk

32 responden adalah 0,349 (Azwar, 2008: 220) . Uji validitas dapat dilihat pada

tabel berikut (lihat Lampiran 3.5).

Tabel 3.3 Perhitungan Validitas

Berdasarkan tabel perhitungan validitas di atas pada instrumen yang

mengukur kemampuan interpretasi dan analisis diketahui bahwa hasil Pearson

Correlation menunjukkan nilai rhitung > rtabel dengan tingkat signifikansi kurang

dari 0,05. Dengan demikian, instrumen tersebut termasuk valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya,

walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan,

keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya (Azwar, 2008: 4).

Selanjutnya Cohen (2007: 147) menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan

memiliki reliabilitas jika memberikan ketetapan hasil atau konsistensi dari waktu

ke waktu dan dari responden yang sama. Berdasarkan penjelasan kedua ahli

tersebut, dapat dimengerti bahwa reliabilitas instrumen adalah terdapatnya

kekonsistensinan hasil yang menunjukkan keterandalan suatu instrumen.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti berupa soal

essay. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menjelaskan bahwa suatu konstruk

dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Hasil perhitungan

reliabilitas dihitung menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows untuk

mengukur kemampuan interpretasi dan analisis sebagai berikut (lihat Lampiran

3.6).

Tabel 3.4 Perhitungan Reliabilitas

No.Soal Variabel rtabel rhitung Sig.(2-tailed) Keterangan

1

Interpretasi

0,349 0,736 0,000 Valid

2 0,349 0,870 0,000 Valid

3 0,349 0.829 0,000 Valid

4

Analisis

0,349 0,910 0,000 Valid

7a 0,349 0,670 0,000 Valid

7b 0,349 0,861 0,000 Valid

N Alpha Cronbach Keterangan

32 0,629 Reliabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

37

Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan perhitungan reliabilitas harga

Alpha Cronbach untuk instrumen yang digunakan sebesar 0,629. Dengan

demikian, instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel sehingga instrumen tersebut

dapat digunakan untuk pengukuran dalam pengumpulan data penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik inferensial. Statistik

inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sempel

dan hasilnya diberlakukan oleh populasi (Sugiyono, 2015: 29). Teknik analisis

data ini dilakukan setelah data terkumpul untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Jenis statistik sudah ditentukan kemudian memilih jenis statistik yang ada di

statistik inferensial yaitu statistik parametris dan nonparametris. Sugiyono (2015:

210) menjelaskan bahwa statistik parametris digunakan untuk menguji ukuran

populasi melalui data sampel. Sedangkan statistik nonparametris tidak menuntut

terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus

berdistribusi normal. Peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan

program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows yang melalui langkah-

langkah seperti uji normalitas, uji perlakuan dan uji analisis lebih lanjut. Data

yang diolah yaitu data kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis.

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Sugiyono (2015: 210) mengemukakan bahwa statistik parametrik

memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan

dianalisis harus berdistribusi normal. Uji normalitas data digunakan untuk

menguji apakah data merupakan data normal atau tidak normal. Uji normalitas

data dihitung menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for

Windows yaitu Kolmogorov Smirnov. Kriteria yang digunakan untuk mengambil

kesimpulan (Priyatno, 2012: 57) yaitu 1) Jika harga Sig. (2–tailed) > 0,05 maka

data berdistribusi normal. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tidak

berdistribusi secara normal. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, analisis

statistik selanjutnya menggunakan uji statistik parametrik misalnya Independent

samples t-test atau paired samples t-test, namun jika data tidak terdistribusi secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

38

normal, analisis selanjutnya menggunakan uji statiistik non parametrik misalnya

Mann Whitney U-test atau Wilcoxon Signed Ranks Test (Field, 2009: 345).

3.8.2 Pengaruh Perlakuan

3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan data pretest dilakukan untuk memastikan apakah

pretest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan

awal yang sama. Selain itu uji perbedaan kemampuan awal untuk mengendalikan

ancaman karakteristik subjek. Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen menjadi ancaman validitas internal (Fraenkel,

Wallen, & Hyun, 2012: 282).

Analisis statistika untuk uji perbedaan kemampuan awal dihitung

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95%. Jika data berdistribusi normal maka menggunakan

statistik parametrik Independent samples t-test. Sedangkan untuk data yang tidak

berdistribusi normal maka menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney

U-test. Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa

homzogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga

Sig.Levene’s test < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data

yang dibandingkan. Jika harga Sig.Levene’s test > 0,05 maka terdapat

homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150).

Analisis data uji perbedaan kemampuan awal menggunakan hipotesis statistik

sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2012: 83) adalah:

1. Jika harga Sig. (2-tailed ) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan yang yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian kedua kelompok

memiliki kemampuan awal yang sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

39

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Dengan demikian kedua kelompok tidak memiliki

kemampuan awal yang sama.

Kondisi yang ideal yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak ada

perbedaan yang signifikan atau memiliki kemampuan awal yang sama. Dengan

demikian kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama untuk dibandingkan.

3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Tujuan uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui pengaruh

perlakuan atau penerapan model pembelejaran PBL terhadap kemampuan

interpretasi dan analisis, dengan melihat perbedaan selisih skor pretest dan

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Prinsip rumus yang

digunakan (O2 – O1) – (O4 – O3), yaitu dengan menggurangkan selisih skor

posttest I – pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I – pretest

pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 283). Analisis statistik menggunakan

program IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

Jika data berdistribusi normal maka menggunakan Independent samples t-test dan

jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan Mann-Whitney U test.

Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa

homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga

Sig.Levene’s test < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data

yang dibandingkan. Jika harga Sig.Levene’s test > 0,05 maka terdapat

homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150).

Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest – posttest

I pada kelompok eksperimen dan kontrol.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest – posttestI pada

kelompok eksperimen dan kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2012: 126)

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

40

1. Jika harga Sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan antara selisih skor pretest – posttest I pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan model

pembelajaran PBL tidak berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi atau

kemampuan analisis.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada perbedaan antara selisih skor pretest – posttest I pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan model

pembelajaran PBL berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi atau

kemampuan analisis.

3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect size)

Uji besar pengaruh perlakukan dilakukan dengan tujuan mengetahui

seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap

kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis. Teknik pengujian klasik (uji

selisih) hanya untuk mengetahui signifikansi pengaruh sehingga besar pengaruh

tidak dengan sendirinya apakah pengaruh tersebut cukup subtantif atau tidak.

Maka dari itu dilakukan pengujian besar efek. Effect size adalah suatu ukuran

objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui efek yang dihasilkan (Field, 2009:

56-57). Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai

berikut:

Jika distribusi data normal, harga t diubah menjadi harga r dengan rumus

sebagai berikut (Field, 2009: 332) :

Gambar 3.3 Rumus Besar Efek Distribusi Normal

Keterangan:

r = besarnya efek yang menggunakan koefisien korelasi Pearson

(effect size)

t = harga uji t

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

41

df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)

Jika distribusi data tidak normal digunakan rumus sebagai berikut (Field,

2009: 550):

Gambar 3.4 Rumus Besar Efek Distribusi Tidak Normal

Keterangan:

r = besarnya efek yang menggunakan koefisien korelasi Pearson

Z = harga konveksi dari Standar Deviasi dari uji statistik Wilcoxon

signed rank test.

N = jumlah total observasi (2 x jumlah siswa)

Rumus effect size akan diperoleh nilai yang menunjukkan seberapa besar

pengaruh efek penerapan model pembelajaran PBL. Kriteria untuk menentukan

besar efek yaitu (Field, 2009: 57).

Tabel 3.5. Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan

r (effect size) Kategori Persentase

0,10 Kecil Setara dengan 1% pengaruh perlakuan

0,30 Menengah Setara dengan 9% pengaruh perlakuan

0,50 Besar Setara dengan 25% pengaruh perlakuan

Selanjutnya menghitung persentase pengaruh perlakuan menggunakan

harga r yang sudah diperoleh.Persentase pengaruh perlakuan diperoleh dengan

menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r

(koefisien korelasi Pearson yang diperoleh) kemudian dikalikan 100%.

3.8.3 Analisis Lebih Lanjut

3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I

1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata

Pretest ke Posttest I

Uji perhitungan persentase rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui

persentase peningkatan pada hasil skor rerata pretest ke posttest I pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Data rerata skor pretest dan posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

42

kelompok kontrol yang terdapat pada analisis uji normalitas distribusi data

menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test dan uji Shapiro-Wilk yang

digunakan untuk menguatkan uji normalitas distribusi data untuk melakukan

perhitungan (Field, 2009: 57). Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest

ke posttest I yaitu dengan cara skor rerata posttest I dikurangi pretest kemudian

hasilnya dibagi dengan pretest dan dikalikan 100% (Field, 2009: 179).

Uji signifikansi peningkatan skor dari pretest ke posttest 1 bertujuan untuk

mengetahui signifikansi peningkatan skor dari pretest ke posttest 1 pada

kelompok kontrol maupun kelompokeksperimen. Analisis statistik yang

digunakan yaitu aplikasi komputer IBM SPSS Statistik 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi normal maka menggunakan

statistik parametrik Paired samples t-test atau jika data tidak normal maka

menggunakan statistik non parametrik Wilcoxon signed rangks test. Priyatno

(2012: 84) mengatakan bahawa Paired samples t-test digunakan untuk menguji

perbedaan rata-rata antara dua sampel yang berpasangan. Hipotesis statistiknya

adalah sebagai berikut:

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan (Priyatno, 2012: 92) adalah sebagai berikut:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan antara skor pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak ada peningkatan

skor yang signifikan dari pretest ke posttest.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada perbedaan antara skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat peningkatan dari pretest ke

posttest.

Besar persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

43

Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Pretest ke Posttest I

Persentase selisih skor pretest-posttest I (gain score) dilakukan menggunakan

perhitungan manual sebagai berikut;

Gambar 3.6 Rumus Gain Score

2. Uji Korelasi Antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I

Uji Korelasi antara skor pretest dan posttest bertujuan untuk mengetahui

apakah para siswa yang memperoleh skor tinggi pada pretest apakah juga

memperoleh skor tinggi pada posttest, dan sebaliknya. Uji korelasi dilakukan

untuk memastikan sejauh mana validitas penelitian yang terkait karakteristik

subjek dapat terkontrol dengan baik atau tidak. Uji korelasi antara skor pretest dan

posttest menggunakan rumus bivariate correlation yang digunakan untuk

mengetahui korelasi antara dua variabel. Jika data berdistribusi normal maka uji

korelasi ini menggunakan rumus bivariate correlation yaitu Pearson’s correlation

coefficient, namun jika data tidak berdistribusi normal maka yang digunakan

statistik non-parametrik yaitu rumus Spearman’s correlation coefficient (Field,

2009: 177-179).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Hipotesis statistiknya

adalah sebagai berikut (Field, 2009: 181).

Hnull : Tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I

pada kelompok kontroldan kelompok eksperimen.

Hi : Ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

Peningkatan = x 100%

Gain score = x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

44

1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok

kontrol dan kelompokeksperimen.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui retensi

pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Jadi uji retensi dilakukan untuk

mengetahui apakah pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap

kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis masih sama kuat seperti nilai

posttest I selama jangka waktu tertentu. Jarak yang dilakukan dari posttest I ke

posttest II adalah selama 2 minggu, adanya jarak waktu tersebut bertujuan untuk

mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran PBL masih berpengaruh

terhadap kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis. Analisis statistik yang

digunakan IBM SPSS 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data

terdistribusi normal maka digunakan statistik Paired samples t-test, dan jika data

tidak terdistribusi normal maka digunakan statistik non parametrik Wilcoxon

Signed Ranks Test.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Hnull : tidak ada perbedaan antara skor posttest I dan posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : ada perbedaan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai

berikut (Priyatno, 2012: 92).

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan

model pembelajaran PBL tidak terjadi penurunan/peningkatan yang sigifikan

skor dari posttest I ke posttest II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

45

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan

model pembelajaran PBL terjadi peningkatan yang signifikan dari posttest I ke

posttest II.

Untuk mengetahui persentase peningkatan skor posttest I ke posttest II

digunakan rumus sebagai berikut:

Gambar 3.7 Rumus Persentase Peningkatan Posttest I ke Posttest II

Selanjutnya analisis terhadap perbedaan skor pretest dan posttest II

dengan tujuan untuk memastikan apakah capaian skor posttest II berbeda atau

tidak dengan kondisi awal. Analisis statistik yang digunakan IBM SPSS 22 for

Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi normal maka

digunakan statistik Paired samples t-test, dan jika data tidak terdistribusi normal

maka digunakan statistik non parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Hnull : tidak ada perbedaan antara skor pretest dan posttest II pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi : ada perbedaan antara skor pretest dan posttestII pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai

berikut (Priyatno, 2012: 92).

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain

penerapan model pembelajaran PBL tidak terjadi peningkatan yang signifikan

skor dari pretest ke posttest II.

Peningkatan= x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

46

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara skorpretest dan posttest II pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penerapan

model pembelajaran PBL terjadi peningkatan yang signifikan dari pretest ke

posttest II.

`Untuk mengetahui persentase peningkatan skor pretest ke posttest

II.digunakan rumus sebagai berikut:

Gambar 3.8 Rumus Persentase Peningkatan Pretestke Posttest II

3.8.3.2 Persepsi terhadap Dampak Perlakuan

Pada bagian ini akan disingkap persepsi terhadap dampak perlakuan

dengan melakukan observasi dan wawancara. Tujuannya untuk mengetahui dan

melengkapi hasil penelitian mengenai dampak penerapan model pembelajaran

PBL terhadap siswa. Dampak perlakuan terhadap siswa diketahui dengan

menggunakan metode triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada (Sugiyono, 2011: 327). Krathwohl (2004: 547) menambahkan

bahwa setiap penelitian eksperimental sebaiknya menyertakan penelitian kualitatif

agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti terkait perlakuan dan

variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan observasi dan

wawancara sesudah penelitian.

Peneliti menggunakan triangulasi untuk pengumpulan data dan untuk

mengetahui kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber. Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Peneliti melakukan observasi di

kelas selama penelitian berlangsung dari pretest, posttest I, posttest II baik di

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Peneliti juga melakukan wawancara

dengan guru mitra dan 3 perwakilan siswa dari yang memiliki kemampuan tinggi,

Peningkatan= x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

47

menengah dan bawah. Berikut pedoman wawancara yang peneliti lakukan untuk

melengkapi data penelitian.

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Kelompok Eksperimen Sebelum

Perlakuan

No Pertanyaan

1. Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa

2. Bagaimana cara guru mengajarkan IPA di kelas?

3. Apakah kamu senang ketika gurumu mengajar IPA dengan model

pembelajaran lain?

4. Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomer 1 dan 3 tentang alat-

alat pernapasan manusia?

5. Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomer 2 tentang gangguan

pernapasan manusia?

6. Dari soal nomer 1, 2, dan 3 manakah yang paling kamu anggap

sulit? Mengapa?

7. Apakah kamu bisa menjawab soal nomer 4, 7a, dan 7b tentang

pengaruh udara kotor dan udara bersih pada pernapasan manusia?

8. Dari soal nomer 4, 7a, dan 7b manakah yang paling kamu anggap

sulit? Mengapa?

Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kelompok Eksperimen Sesudah

Perlakuan

No Pertanyaan

1. Apakah model pembelajaran PBL memantumu memahami materi

sistem pernapasan manusia?

2. Apakah kamu merasa kesulitan saat belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL (seperti pembelajaran kemarin)?

3. Apakah belajar IPA dengan model pembelajaran PBL lebih

menarik daripada dengan cara menjelaskan? Mengapa?

4. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomer 1 dan 3 tentang

alat-alat pernapasan manusia, setelah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL?

5. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomer 2 tentang

gangguan pada alat pernapasan, setelah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL?

6. Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomer 4, 7a, dan 7b

tentang pengaruh udara kotor dan udara bersih pada pernapasan,

setelah belajar IPA dengan model pembelajaran PBL?

7. Apakah kamu merasa senang belajar IPA dengan menggunakan

model pembelajaran PBL? Mengapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

48

Tabel 3.8 Pedoman Wawancara dengan Guru Mitra

No Topik

1. Model pembelajaran yang biasa digunakan

2. Pengetahuan tentang model pembelajaran PBL

3. Pengalaman mengajar dengan model pembelajaran PBL

4. Perbedaan kelompok kontrol dan eksperimen (keaktifan,

konsentrasi, kretifitas)

5. Rencana untuk menggunakan model pembelajaran PBL kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil

penelitian memuat implementasi penelitian berupa deskripsi populasi dan

deskripsi implementasi pembelajaran. Hasil analisis data memuat uji hipotesis

penelitian I dan II berupa analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut.

Pada bagian pembahasan berisi uraian pengaruh perlakuan beserta dampaknya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Implementasi Pembelajaran

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan dua

kelas yaitu kelas VB sebagai kelompok kontrol dan kelas VA sebagai kelompok

eksperimen. Penentuan dua kelas tersebut dengan cara undian yang dilaksanakan

tanggal 14 September 2016 di ruang perpustakaan, dan disaksikan oleh dua guru

wali kelas VB dan VA. Implementasi Pembelajaran yang dilaksanakan pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebanyak 6 kali pertemuan dengan

setiap pertemuan 2 jam pembelajaran. Selama 6 kali pertemuan kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen melaksanakan pretest, posttest I, posttest II, dan tiga

kali pertemuan untuk pelaksanakan pembelajaran IPA dengan materi sistem

pernapasan manusia. Pada saat pelaksanaan pembelajaran kelompok eksperimen

diberikan treatment berupa penerapan model PBL, sedangkan kelompok kontrol

melaksanakan pembelajaran seperti biasa. Proses pembelajaran di kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen diampu oleh satu guru yang sama, guru

tersebut dapat disebut sebagai guru mitra.

Peneliti memberikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

kelompok kontrol dan untukkelompok eksperimen kepada guru mitra. Proses

pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra sesuai dengan RPP yang telah disusun

oleh peneliti. Selama proses pembelajaran di kelompok kontrol guru mitra

melaksanakan pembelajaran di kelas seperti biasa, sedangkan di kelompok

eksperimen guru mitra melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan

model pembelajaran PBL. Peran peneliti pada saat proses pembelajaran yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

50

menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, mengamati tingkah laku siswa saat proses

pembelajaran dan mengambil beberapa gambar saat proses pembelajaran

dilaksanakan.

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Kanisius

Bantul. Sampel penelitian yang digunakan adalah kelas VB dan VA. Jumlah siswa

kelas VB 25 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 14 siswa dan jumlah siswa

perempuan 11 siswa, sedangkan kelas VA 26 siswa dengan jumlah siswa laki-laki

14 siswa dan jumlah siswa perempuan 12 siswa. Wali kelas VA dan VB pada

tanggal 14 September 2016 menjelaskan bahwa kedua kelas ini memiliki

kemampuan akademik yang seimbang, karena pada awal pembagiannya diacak.

Siswa di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ini berasal dari latar

belakang keluarga ekonomi menengah keatas. Berdasarkan data siswa

menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain petani, karyawan

swasta, wirausaha, guru, dosen, dan PNS. Latar belakang orang tua siswa di

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu SLTA, D2, D3, S1 dan S2.

Dengan demikian latar belakang keluarga dari kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen seimbang.

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran

1. Deskripsi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan selama 6

kali, setiap pertemuan 2 jam pembelajaran. Tiga kali pertemuan digunakan untuk

pretest, posstest I, posttest II, sedangkan tiga kali pertemuan lain digunakan untuk

pelaksanaan pembelajaran IPA dengan materi sistem pernapasan manusia. Guru

mitra melaksanakan pembelajaran pada kelompok kontrol sesuai dengan RPP

yang disusun oleh peneliti. Proses pembelajaran pada kelompok kontrol tidak

menggunakan treatment, namun menggunakan metode tradisional yaitu metode

ceramah. Proses penyampaian materi dilakukan guru dengan berpedoman pada

buku paket. Siswa membaca materi yang ada pada buku paket, kemudian guru

menjelaskan materi yang sudah dibaca siswa. Saat proses pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

51

berlangsung peneliti berada di dalam kelas untuk mengamati kegiatan

pembelajaran, mencatat hal-hal yang penting, dan menggambil dokumentasi

gambar berupa foto. Pada proses penyampaian materi dibagi menjadi tiga dan

setiap penyampaian materi menggunakan langkah-langkah yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pertemuan pertama dilaksanakan hari Kamis, 29 September 2016 pukul

06.45 – 08.05 WIB. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi

mengenai alat-alat pernapasan manusia dan proses pernapasan pada manusia.

Kegiatan awal pembelajaran yaitu guru mengucapkan salam dan melakukan doa

bersama sebelum pembelajaran dimulai, kemudian guru mengabsen siswa.

Kegiatan inti dimulai dengan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari,

dan menyuruh siswa untuk membuka buku paket IPA. Siswa membaca materi

tentang alat-alat pernapasan manusia dan proses pernapasan manusia secara

bergantian. Sesudah siswa membaca materi, guru menjelaskan materi dengan

ceramah di depan kelas. Kegiatan akhir pembelajaran yaitu siswa mengerjakan

soal lembar kerja siswa yang dibagikan guru.

Pertemuan kedua dilaksanakan hari Jumat, 30 September 2016 pukul

06.45 – 08.05 WIB. Pada pertemuan kedua guru menyampaikan materi hasil

pernapasan manusia. Kegiatan awal yang dilakukan pada proses pembelajaran

yaitu guru mengabsen siswa dan memotivasi siswa agar semangat belajar,

kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini. Kegiatan inti

dilakukan dengan cara guru menjelaskan tentang materi hasil pernapasan manusia.

Guru menuliskan hal-hal penting dalam materi, dan siswa mencatat apa yang

ditulis oleh guru. Setelah penyampaian materi selesai, guru membagikan lembar

kerja siswa dan siswa mengerjakan soal pada lembar kerja siswa secara individu.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa membahas lembar kerja

siswa yang sudah dikerjakan. Siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran

yang dilaksanakan hari ini.

Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Sabtu, 1 Oktober 2016 pukul 09.00 –

10.10 WIB. Pada pertemuan ketiga guru menyampaikan materi mengenai udara

bersih dan udara kotor, gangguan pernapasan manusia dan pencegahannya. Guru

membuka kegiatan awal pembelajaran dengan mengucap salam pada siswa serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

52

mengajak siswa untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai, dan guru menyampaikan

materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti dimulai dengan siswa membaca materi

pembelajaran kemudian guru menjelaskan materi di depan kelas. Siswa yang tidak

mengerti dengan penjelasan guru langsung bertanya dan guru menjawab

pertanyaan siswa. Guru menuliskan hal-hal penting pada materi di papan tulis

kemudian siswa mencatat yang telah ditulis oleh guru. Setelah penyampaian

materi selesai guru membagikan lembar kerja siswa dan siswa mengerjakan soal-

soal yang terdapat pada lembar kerja siswa. Guru dan siswa membahas lembar

kerja yang sudah dikerjakan. Siswa membuat kesimpulan dan refleksi tentang

proses pembelajaran.

2. Deskripsi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Implementasi pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan selama

6 kali dengan waktu 2 jam pembelajaran setiap pertemuan, tiga pertemuan

digunakan untuk pretest, posstest I, posttest II, sedangkan tiga pertemuan lagi

digunakan untuk menyampaikan materi tentang alat-alat pernapasan manusia.

Guru menyampaikan materi pada kelompok eksperimen dengan menggunakan

treatment berupa model PBL. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai

dengan RPP yang disusun oleh peneliti. Penyampaian materi alat-alat pernapasan

manusia dibagi tiga, pertemuan pertama dengan materi alat-alat pernapasan

manusia dan proses pernapasan manusia, pertemuan kedua dengan materi hasil

dari pernapasan manusia, dan pertemuan ketiga dengan materi mengenai udara

bersih dan udara kotor, gangguan pernapasan manusia dan pencegahannya. Setiap

penyampaian materi menggunakan tahap-tahap model PBL.

Pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin, 26 September pukul 06.45 –

08.05 WIB. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi alat-alat

pernapasan manusia. Kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan berdoa dan

guru mengabsen siswa. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran menerapkan

model PBL, langkah pertama guru memberikan permasalahan kepada siswa

berupa pertanyaan dan siswa mencoba menjawab pertanyaan dari guru. Dua

pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa yaitu “Bagaimana jika hidungmu

kamu pencet/tutup dengan menggunakan tangan?” dan “Setelah udara masuk ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

53

hidung lalu bagaimana proses jalannya udara?” .Langkah kedua guru memberikan

instruksi terkait kegiatan yang dilakukan dan membagi siswa ke dalam kelompok,

langkah ketiga siswa dalam kelompok mengamati dan menggunakan model

pernapasan manusia, langkah keempat siswa bekerja sama dengan siswa lain

dalam kelompok untuk menyusun laporan, langkah kelima guru bersama siswa

melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

Kegiatan akhir pembelajaran dilakukan dengan siswa membuat kesimpulan

tentang materi yang sudah dipelajari.

Pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 27 September pukul 06.45 –

08.05 WIB. Pada pertemuan kedua guru mitra menyampaikan materi tentang hasil

pernapasan manusia. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam dan

menyampaikan materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti dimulai dengan langkah

pertama yaitu memberikan permasalahan kepada siswa dengan pertanyaan yaitu

“Mengapa saat kita menghembuskan napas di dalam plastik, plastik menjadi

lembab?”, langkah kedua mengistruksi siswa terkait kegiatan yang akan dilakukan

dan membagi siswa ke dalam kelompok, langkah ketiga guru membagikan plastik

putih pada siswa,kemudian siswa mengunakan plastik tersebut, langkah keempat

siswa menuliskan laporan hasil kerja mereka, langkah kelima guru bersama siswa

melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

Kegiatan akhir pembelajaran dilakukan dengan siswa membuat kesimpulan

tentang materi yang sudah dipelajari.

Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Rabu, 28 September pukul 06.45 –

08.05 WIB. Pada pertemuan ketiga guru menyampaikan materi mengenai udara

bersih dan udara kotor, gangguan pernapasan manusia dan pencegahannya. Pada

kegiatan awal pembelajaran guru memotivasi siswa supaya semangat dalam

belajar. Kegiatan inti dilakukan dengan langkah pertama yaitu guru memberikan

permasalahan berupa pertanyaan kepada siswa yaitu “Apa dampaknya jika udara

yang kita hirup semua berasal dari asap pembakaran?” ,langkah kedua guru

memberikan instruksi tentang kegiatan yang akan dilakukan dan membagi siswa

ke dalam kelompok, langkah ketiga siswa melakukan percobaan bahayanya rokok

pada proses pernapasan manusia, langkah keempat siswa menyusun laporan dari

percobaan, langkah kelima siswa melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

54

Kegiatan akhir pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang sudah

dipelajari.

4.1.2 Hasil Tabulasi data

Hasil tabulasi data digunakan untuk memperlihatkan perbedaan data setiap

indikator pada kemampuan interpretasi dan kemampuan analisis baik untuk

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Setiap indikator digunakan

untuk satu soal. Pada setiap soal terdapat skor nilai yaitu skor 1, 2, 3, dan 4.

Banyaknya siswa yang memperoleh skor 1, 2, 3, dan 4 saat pretest dan posttest

Ipada kelompok kontrol maupun eksperimen dicantumkan di tabel-tabel tabulasi

data berikut ini;

4.1.2.1 Kemampuan Interpretasi

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.1 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 1, 2, dan 3

No

soal

Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Menyebutkan sistem

pernapasan pada manusia

yang mengalami

gangguan akibat

pencemaran udara

4

10 11 0 25 1 11 12 1 25

2 Menjelaskan gangguan

pada sistem pernapasan

manusia akibat dari

pencemaran udara

3 19 3 0 25 0 13 12 0 25

3 Menjelaskan sistem

pernapasan manusia

bagian terluar yang

terkena gangguan akibat

pencemaran udara

11 11 2 1 25 2 15 6 2 15

Jumlah 17 40 16 1 3 29 30 3

Pada tabel 4.1 menunjukkan siswa pada kelompok kontrol yang

menjawab soal nomer 1, 2, dan 3 yang memperoleh skor 1 saat pretest sebanyak

17 siswa sedangkan yang memperoleh skor 4 saat pretest adalah 1 siswa. Setelah

menerima pembelajaran dengan metode ceramah, siswa yang memperoleh skor 1

saat posttest sebanyak 3 siswa, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat posttest

sebanyak 3 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa menerima

pembelajaran dengan metode ceramah hanya terdapat 3 siswa memperoleh skor 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

55

2. Kelompok Eksperimen

Tabel 4.2 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 1, 2, dan 3

No

soal

Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Menyebutkan sistem

pernapasan pada manusia

yang mengalami

gangguan akibat

pencemaran udara

4 11 11 0 26 0 2 12 12 26

2 Menjelaskan gangguan

pada sistem pernapasan

manusia akibat dari

pencemaran udara

4 15 7 0 26 0 2 15 9 26

3 Menjelaskan sistem

pernapasan manusia

bagian terluar yang

terkena gangguan akibat

pencemaran udara

7 14 4 1 26 0 3 15 8 26

Jumlah 15 29 22 1 0 7 42 29

Pada tabel 4.2 menunjukkan siswa pada kelompok eksperimen yang

menjawab soal nomer 1, 2, dan 3 yang memperoleh skor 1 saat pretest sebanyak

15 siswa, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat pretest adalah 1 siswa. Setelah

menerima pembelajaran dengan model PBL, tidak ada siswa yang memperoleh

skor 1,sedangkan yang memperoleh skor 4 saat posttest sebanyak 29 siswa. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa menerima pembelajaran dengan model

PBL banyak siswa yang memperoleh skor tertinggi yaitu skor 4 yaitu sebanyak 29

siswa.

4.1.2.2 Kemampuan Analisis

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.3 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 4, 7a, dan 7b

No

soal

Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Membandingkan kondisi

kesehatan pernapasan

manusia yang menghirup

udara kotor dan udara

bersih

4 12 8 1 25 0 11 13 1 25

2 Mengidentifikasi

pengaruh udara kotor

bagi orang disekitar 5 13 6 1 25 0 10 12 3 25

3 Mengidentifikasi akibat 4 12 8 1 25 0 10 12 2 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

56

udara kotor pada

pernapasan manusia

Jumlah 13 37 20 3 0 31 37 5

Pada tabel 4.1 menunjukkan siswa pada kelompok kontrol yang menjawab

soal nomer 4, 7a, dan 7b yang memperoleh skor 1 saat pretest sebanyak 14 siswa

sedangkan yang memperoleh skor 4 saat pretest adalah 1 siswa. Setelah menerima

pembelajaran dengan metode ceramah, tidak ada siswa yang memperoleh skor 1

saat posttest, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat posttest sebanyak 5 siswa.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa menerima pembelajaran dengan

metode ceramah hanya terdapat 5 siswa memperoleh skor 4.

2. Kelompok Eksperimen

Tabel 4.4 Banyaknya siswa yang menjawab pada soal nomor 4, 7a, dan 7b

No

soal

Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Membandingkan kondisi

kesehatan pernapasan

manusia yang menghirup

udara kotor dan udara

bersih

2 15 6 3 26 0 2 14 10 26

2 Mengidentifikasi

pengaruh udara kotor

bagi orang disekitar 2 13 9 2 26 0 2 13 11 26

3 Mengidentifikasi akibat

udara kotor pada

pernapasan manusia

5 11 10 0 26 0 3 15 8 26

Jumlah 9 39 25 5 0 7 42 29

Pada tabel 4.4 menunjukkan siswa pada kelompok eksperimen yang

menjawab soal nomer 4, 7a, dan 7b yang memperoleh skor 1 saat pretest

sebanyak 9 siswa, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat pretest adalah 5 siswa.

Setelah menerima pembelajaran dengan model PBL, tidak ada siswa yang

memperoleh skor 1, sedangkan yang memperoleh skor 4 saat posttest sebanyak 29

siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa menerima pembelajaran

dengan model PBL banyak siswa yang memperoleh skor tertinggi yaitu skor 4

yaitu sebanyak 29 siswa.

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I

Hipotesis penelitian I adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap

kemampuan interpretasi pada pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

57

kelas V SD Kanisius Bantul semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Pada

hipotesis ini variabel yang merupakan variabel dependen adalah kemampuan

interpretasi, sedangkan yang merupakan variabel independen adalah penerapan

model PBL. Instrumen yang digunakan berupa tiga soal essay yang digunakan

sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah tiga item soal essay

yaitu nomor 1, 2, dan 3.

Pada bagian ini ditampilkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Analisis

data untuk melihat pengaruh model pembelajaran PBL terhadap kemampuan

interpretasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Uji normalitas

data yang bertujuan untuk mengetahui jenis uji statistik yang digunakan apakah

parametrik atau non paramerik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal yaitu analisis

data yang digunakan untuk membandingkan skor pretest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok

tersebut. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata

selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4) Uji besar pengaruh

perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model

pembelajaran PBL. 5) Uji Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke

posttest I untuk mengetahui peningkatan rerata pretest ke posttest I. 6) Uji

signifikansi peningkatan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan atau

tidak. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I untuk memastikan kontrol

terhadap ancaman validitas internal berupa regresi statistik. 8) Uji retensi

pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan masih

kuat setelah beberapa waktu.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan menentukan jenis uji statistik

yang digunakan dalam analisis data selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil

pretest, posttest I, dan posttest II diuji normalitasnya dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dengan program IBM Statistics 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95%. Pada data yang berdistribusi normal menggunakan

analisis statistik parametrik yaitu Independent samples t-test, dan data tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

58

berdistribusi normal menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu Mann-

Whitney U test (Field, 2009: 345). Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi

data normal, sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak

normal. Berdasarkan analisis uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov dan Shapiro-Wilk diperoleh hasil sebagai berikut (lihat lampiran 4.3.1).

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Interpretasi

No Aspek Kolmogorov-

Sminov

Sig. (2-tailed)

Shapiro-Wilk

Sig.(2-tailed)

Keputusan

1 Skor pretest KelompokKontrol 0,19 0,27 Normal

2 Skor posttest I KelompokKontrol 0,08 0,14 Normal

3 Selisih skor pretest-posttest IKelompok

Kontrol 0,08 0,20 Normal

4 Skor posttest II Kelompok Kontrol 0,06 0,35 Normal

5 Skor pretest KelompokEksperimen 0,12 0,34 Normal

6 Skor posttestI KelompokEksperimen 0,16 0,41 Normal

7 Selisih skor pretest-posttest I Kelompok

Eksperimen 0,15 0,35 Normal

8 Skor posttest II Kelompok Eksperimen 0,05 0,13 Normal

Tabel 4.5 merupakan hasil uji normalitas distribusi data dri uji

Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk. Dahlan (2009) menjelaskan bahwa uji

Kolmogorov-Smirnov lebih tepat untuk sampel yang lebih dari 50 ,dalam

penelitian ini sampel kurang dari 50. Selanjutnya uji Shapiro-Wilk merupakan uji

normalitas yang umumnya penggunaannya terbatas untuk sampel yang kurang

dari 50 agar menghasilkan keputusan yang akurat (Shapiro dan Wilk dalam Razali

dan Wah). Dengan demikian supaya uji normalitas distribusi data akurat selain

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov juga menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Berdasarkan uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa hasil pretest,

posttest I, selisih skor pretest ke posttest I, dan posttest II pada kelompok kontrol

maupun kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Dengan

demikian menunjukkan bahwa data yang digunakan pada kemampuan interpretasi

berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis statistik yang digunakan adalah

statistik parametrik dalam hal ini yaitu Independent samples t-test atau Paired

samples t-test sesuai dengan kebutuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

59

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest

kelompok eksperimen. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal terhadap kemampuan interpretasi pada kedua kelompok adalah

statistik parametrik, dalam hal ini yaitu Independent samples t-test dengan tingkat

kepercayaan 95%. Sebelum dilakukan uji Independent samples t-test dilakukan uji

asumsi untuk mengetahui homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga

signifikansi pada Levene’s test > 0,05 (atau p > 0,05) maka suatu data dikatakan

memiliki homogenitas varians. Jika harga signifikansi pada Levene’s test < 0,05

maka suatu data tidak memiliki homogenitas varians pada kedua data yang

dibandingkan (Priyatno, 2012: 49). Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat

dilihat pada tabel 4.6 (lihat Lampiran 4.4.1).

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for Equality of

Variance

0,005 0,94 Homogen

Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh

nilai F sebesar 0,005 dengan signifikansi sebesar 0,94 (atau p > 0,05). Dengan

demikian menunjukkan bahwa data pretest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen memiliki homogenitas varians. Jika variansnya homogen, maka data

uji statistik yang diambil yaitu data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009:

340).

Uji perbedaan kemampuan awal yang digunakan memiliki tingkat

kepercayaan 95% yaitu uji statistik Independent samples t-test. Kriteria yang

digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 (Priyatno,

2012: 83). Berikut adalah tabel 4.7 yang menunjukkan hasil uji perbedaan

kemampuan awal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen(lihat

Lampiran 4.4.1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

60

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan

Interpretasi

Hasil Pretest Sig. (2-tailed) Keputusan

Kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen 0,43 Tidak ada perbedaan

Tabel uji perbedaan kemampuan awal terhadap kemampuan interpretasi

pada kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar

0,43 > 0,05. Berdasarkan hasil pretest menunjukkan skor kelompok eksperimen

(M= 2,11, SE= 0,10) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M= 2,00, SE= 0,10).

Perbedaan tersebut tidak signifikan dengan t (49) = 0,790, dengan p= 0,43 (p >

0,05), sehingga Hnull diterima Hi dtolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok mempunyai

kemampuan awal yang sama pada kemampuan interpretasi.

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Tujuan uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui pengaruh

perlakuan atau penerapan model pembelejaran PBL terhadap kemampuan

interpretasi, dengan melihat perbedaan selisih skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dasar rumus yang digunakan (O2-

O1) – (O4-O3) yaitu dengan cara mengurangkan selisih skor posttest I-pretest pada

kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I-pretest pada kelompok

eksperimen (Cohen, 2007: 283). Hasil perhitungan menunjukkan selisih skor

posttets I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,31 dan selisih skor posttest –

pretest pada kelompok eksperimen sebesar 0,92. Besar pengaruh perlakuan

didapatkan dari selisih 0,92 dan 0,31 yaitu sebesar 0,61. Jika hasil perhitungan

lebih dari 0 maka ada pengaruh, dengan demikian ada pengaruh penerapan model

PBL terhadap kemampuan interpretasi. Setelah mengurangan posttest I-pretest

pada kedua kelompok data selisih yang sudah diuji normalitasnya menunjukkan

bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian analisis statistik yang

digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

61

Sebelum melakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi yang

bertujuan untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga

Sig. > 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua kelompok yang

dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak ada

homogenitas varians pada kedua kelompok yang dibandingkan. Hasil analisis

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% dilihat pada tabel 4.8 berikut (lihat

lampiran 4.5.1).

Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for Equality of

Variance

0,74 0,39 Homogen

Tabel 4.8 menunjukkan hasil Levene’s test menunjukkan harga F= 0,74

dan harga Sig. 0,39 (p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varians

data. Jika terdapat homogenitas varians maka data uji statistik Independent

samples t-test yang diambil data pada baris pertama (Field, 2009: 340).

Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan tingkat kepercayaan

95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika Sig.(2-tailed) < 0,05

(Field, 2009: 53). Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh

perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap

kemampuan interpretasi (lihat lampiran 4.5.1).

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Interpretasi

Selisih skor pretest ke posttest I Sig. (2-tailed) Keputusan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,003 Ada perbedaan

Rerata kelompok eksperimen (M= 0,92, SE= 0,12) lebih tinggi daripada

kelompok kontrol (M= 0,30, SE= 0,15). Perbedaan tersebut signifikan dengan t

(49) = -3,085, dengan p= 0,003 (p < 0,05), sehingga Hnull ditolak dah Hi diterima.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata

selisih skor pretest ke posttets I kemampuan interpretasi pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh

perlakuan yaitu penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

62

kemampuan interpretasi. Berikut diagram yang memperlihatkan skor pretest dan

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Gambar 4.1 Diagram Selisih Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan Interpretasi

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh (effect size) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap

kemampuan interpretasi. Jika distribusi data normal, maka digunakan rumus

koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Data selisih skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

berdistribusi normal, maka menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson data

normal. Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi dengan

mengubah harga t menjadi r. Berikut merupakan perhitungan effect size pada

kemampuan interpretasi (lihat Lampiran 4.6).

Tabel 4.10 Hasil Besar Pengaruh pada Kemampuan Interpretasi

Kelompok kontrol dan eksperimen

Variabel t t2

df r (effect

size) R

2 % Kategori

interpretasi 3,08 9,48 49 0,40 0,16 16 Menengah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

63

Pada tabel 4.10 menunjukkan besar pengaruh penerapan model

pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan interpretasi

yaitu dengan nilai r (effect size) sebesar 0,40 atau 16%. Berdasarkan kriteria untuk

menentukan besar efek (Field, 2009: 57), nilai r (effect size) sebesar 0,40

termasuk dalam kategori efek menengah.

4.1.3.5 Uji Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke

Posttest I

Tujuan melakukan perhitungan persentase rerata pretest ke posttest I

yaitu untuk mengetahui persentase peningkatan pada hasil skor rerata pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data rerata skor

pretest dan posttest I kelompok kontrol yang terdapat pada analisis uji normalitas

distribusi data menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test dan Shapiro-

Wilk yang digunakan untuk melakukan perhitungan (Field, 2009: 57). Perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I yaitu dengan cara skor rerata

posttest I dikurangi pretest kemudian hasilnya dibagi dengan pretest dan dikalikan

100% (Field, 2009: 179).

Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest dilakukan untuk

mengetahui signifikansi peningkatan skor dari pretest ke posttest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Perhitungan signifikansi peningkatan

menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test, dengan

tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika

harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Priyatno, 2012: 92). Berikut ini tabel hasil

perhitungan persentase dan hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I

(lihat Lampiran 4.7.1):

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke

Posttest I Kemampuan Interpretasi

No Kelompok Rerata Peningkata

n (%)

Sig (2-

tailed)

Signifikansi

Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,00 2,31 15 0,06 Tidak

signifikan

2 Eksperimen 2,11 3,04 44 0,00 Signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

64

Rerata kelompok eksperimen (M= 0,92, SE= 0,12) lebih tinggi daripada

kelompok kontrol (M= 0,30, SE= 0,15). Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil uji peningkatan rerata skor

pretest ke posttest I kelompok kontrol pada kemampuan interpretasi diperoleh

harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,06, sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal

tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan interpretasi. Sedangkan

hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen pada

kemampuan interpretasi diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00,

sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan

yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen terhadap

kemampuan interpretasi.

Pada tabel 4.11 menunjukkan rerata pretest pada kelompok kontrol

sebesar 2,00 dan rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,11. Rerata

posttest I pada kelompok kontrol sebesar 2,31 dan rerata posttest I pada kelompok

eksperimen sebesar 3,03. Setelah dilakukan perhitungan persentase peningkatan

rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 15% sedangkan hasil

perhitungan pada kelompok eksperimen sebesar 44%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami

peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap kemampuan interpretasi.

Persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen mengalami

peningkatan sebesar 44% lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang mengalami

peningkatan sebesar 15%. Di bawah ini terdapat gambar 4.2 yang digunakan

untuk menunjukkan frekuensi selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

65

Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Interpretasi

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa gain terendah kelompok kontrol

yaitu -1,00 yang diperoleh empat siswa, sedangkan gain terendah pada kelompok

eksperimen -0,33 yang diperoleh dua siswa. Gain tertinggi pada kelompok kontrol

sebesar 2,33 namun hanya satu siswa yang mendapatkannya, sedangkan gain

tertinggi pada kelompok eksperimen sebesar 2,00 ada dua siswa yang

mendapatkannya. Dengan demikian menunjukkan bahwa selisih pretest ke

posttets I pada kelompok eksperimen lebih dominan daripada selisih pretest ke

posttets I pada kelompok kontrol.

Frekuensi siswa pada kelompok kontrol yang mendapat nilai > 0,66 ada

9 siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 20 siswa. Nilai 0,66 diperoleh

dari nilai tertinggi pada kelompok kontrol dikurangi nilai tengah. Hasil

perhitungan persentase gain score > 0,66 kelompok eksperimen yaitu 77% lebih

tinggi daripada persentase gain score > 0,66 kelompok kontrol yaitu 36%.

Berdasarkan hasil perhitungan persentase tersebut kelompok kontrol mendapat

keuntungan 36% dengan proses pembelajaran seperti biasa, sedangkan kelompok

eksperimen mendapat keuntungan 77% dengan adanya penerapan model PBL.

Hal ini menunjukkan penerapan model PBL memiliki persentase peningkatan

yang lebih dominan daripada penerapan proses pembelajaran seperti biasanya

yaitu dengan metode ceramah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

66

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan rerata dari pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan

yaitu statistik parametrik karena data yang akan diolah berdistribusi normal,

dalam hal ini menggunakan uji statistik Paired samples t-test (Field, 2009: 325).

Kriteria untuk menolak Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009:

53). Berikut ini tabel hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I (lihat

Lampiran 4.8.1).

Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Rerata Pretest ke Posttest I

No Kelompok t t2

df r r2

% Kategori

1 Kontrol 1,93 3,72 24 0,36 0,13 13 Menengah

2 Eksperimen 7,50 56,25 25 0,83 0,69 69 Besar

Berdasarkan tabel 4.12 dapat menunjukkan persentase besar pengaruh

penerapan model pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen lebih besar

daripada persentase besar pengaruh proses pembelajaran seperti biasanya pada

kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen nilai r = 0,83 atau 69% yang

termasuk kategori efek besar, sedangkan pada kelompok kontrol nilai r = 0,36

atau 13% yang termasuk dalam kategori efek menengah.

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji Korelasi antara skor pretest dan posttest bertujuan untuk memastikan

kontrol terhadap ancaman validitas internal penelitian berupa regresi statistik.

Positif artinya skor pretest tinggi dan skor posttest I juga tinggi,atau skor pretest

rendah dan skor posttest I juga rendah. Signifikan berarti hasil skor korelasi

tersebut dapat digeneralisasikan ke populasi. Data rerata skor pretest dan posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal, maka

menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Pearson Correlation. Tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria untuk menolak Hnull jika harga

Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini tabel hasil uji korelasi antara

rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen (lihat Lampiran 4.9.1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

67

Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Kemampuan Interpretasi

No Kelompok Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed) Keputusan

1 Kontrol 0,07 0,73 Positif dan tidak signifikan

2 Eksperimen 0,41 0,03 Positif dan signifikan

Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok

kontrol diperoleh harga Sig. (2-tailed) 0,73 atau > 0,05, berarti Hnull diterima.

Dengan demikian, tidak ada korelasi yang signifikan antara hasil rerata skor

pretest dan hasil rerata skor posttest I pada kemampuan interpretasi kelompok

kontrol. Harga Pearson correlation nilai yang positif yaitu apabila rerata skor

siswa rendah pada saat pretest maka rerata skor pada saat posttest rendah, dan

sebaliknya apabila rerata skor tinggi pada saat pretest maka rerata skor pada saat

posttest tinggi. Pearson correlation pada kelompok kontrol menunjukkan 0,07

berarti korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I termasuk kategori sedang.

Pada kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) 0,03, berarti

Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan demikian ada korelasi yang signifikan

antara hasil rerata skor pretest dan hasil rerata skor posttest I pada kemampuan

interpretasi kelompok eksperimen. Harga Pearson correlation nilai yang positif

yaitu apabila rerata skor siswa rendah pada saat pretest maka rerata skor pada saat

posttest rendah, dan sebaliknya apabila rerata skor tinggi pada saat pretest maka

rerata skor pada saat posttest I tinggi. Pearson correlation pada kelompok

eksperimen menunjukkan 0,41 maka korelasi antara rerata skor pretest dan

posttest I termasuk kategori cukup besar.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang sudah diterapkan masih kuat setelah beberapa waktu. Cara

melakukan uji retensi pengaruh perlakuan dengan memberikan posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan waktu dua minggu setelah

pemberian posttest I. Data yang diuji berdistribusi normal dan dalam kelompok

yang sama maka menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Paired

samples t-test (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

68

Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu Sig. (2-tailed) < 0.05 (Field,

2009: 53). Perhitungan uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan

eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.12 (lihat Lampiran 4.10.1).

Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan

Interpretasi

No Kelompok Rerata Peningkatan

(%)

Sig. (2-

tailed)

Keputusan

Posttest

I

Posttest

II

1 Kontrol 2,31 2,09 - 9,52 0,69 Tidak ada perbedaan

2 Eksperimen 3,04 2,85 -6,25 0,60 Tidak ada perbedaan

Rerata kelompok eksperimen (M= -0,17, SE= 0,09) lebih tinggi daripada

kelompok kontrol (M= -0,21, SE= 0,11). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor

posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan interpretasi

menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,69 (Sig.(2-tailed) > 0,05), sehingga

Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan skor

yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan interpretasi. Kesimpulannya tidak terjadi penurunan skor dari

posttest I ke posttest II secara signifikan pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan interpretasi. Sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh harga

Sig.(2-tailed) sebesar 0,60 (Sig.(2-tailed) > 0,05), sehingga Hnull diterima dan Hi

ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari

skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

interpretasi. Kesimpulannya tidak terjadi penurunan skor dari posttest I ke

posttest II secara signifikan pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

interpretasi.

Pada tabel 4.14 menunjukkan persentase kenaikan rerata posttest I ke

posttest II pada kelompok eksperimen. Persentase pada kelompok eksperimen

sebesar -6,25% lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu sebesar -9,25.

Peningkatan skor pretest, posttest I, dan posttest II pada kelompok kontrol dan

eksperimen terhadap kemampuan interpretasi dapat dilihat pada grafik berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

69

Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Interpretasi

Selanjutnya dilakukan analisis terhadap perbedaan skor pretest dan

posttest II dengan tujuan untuk memastikan apakah capaian skor posttest II

berbeda atau tidak dengan kondisi awal. Analisis terhadap perbedaan skor pretest

dan posttest II menggunakan statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-

test, dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini hasil uji

retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan eksperimen pada tabel

4.13 (lihat Lampiran 4.10.3)

Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Interpretasi

No Kelompok Rerata Peningkata

n (%)

Sig. (2-

tailed)

Keputusan

Pretest Posttest II

1 Kontrol 2,00 2,09 4,5 0,49 Tidak ada perbedaan

2 Eksperimen 2,11 2,85 35,07 0,00 Ada perbedaan

Rerata kelompok eksperimen (M= 0,74, SE= 0,13) lebih tinggi daripada

kelompok kontrol (M= 0,09, SE= 0,13). Pada kelompok kontrol hasil uji retensi

pengaruh perlakuan skor pretest ke posttest II terhadap kemampuan interpretasi

menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,49 (Sig.(2-tailed) > 0,05), sehingga

Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest ke posttest II kemampuan interpretasi pada

kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu antara skor pretest ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

70

posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan interpretasi setara atau

tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan atau dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran pada kelompok kontrol tidak efektif. Sedangkan hasil uji retensi

pengaruh perlakuan skor pretest ke posttest II pada kelompok eksperimen

terhadap kemampuan interpretasi yaitu harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (Sig. (2-

tailed) < 0,05), sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan

ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest II kemampuan

interpretasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu

antara skor pretest ke posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

interpretasi mengalami peningkatan skor yang signifikan atau dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran pada kelompok eksperimen efektif. Pada kelompok

eksperimen persentase peningkatan rerata pretest ke posttest II sebesar 35,07%

lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu sebesar 4,5%.

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan model PBL berpengaruh

terhadap kemampuan analisis pada pelajaran IPA materi sistem pernapasan

manusia kelas V SD Kanisius Bantul semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Pada

hipotesis ini variabel yang merupakan variabel dependen adalah kemampuan

analisis, sedangkan yang merupakan variabel independen adalah penerapan model

pembelajaran PBL. Instrumen yang digunakan berupa tiga soal essay yang

digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah tiga item

soal essay yaitu nomor 4, 7a, dan 7b.

Pada bagian ini ditampilkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Analisis

data untuk melihat pengaruh model pembelajaran PBL terhadap kemampuan

interpretasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Uji normalitas

distribusi data yang bertujuan untuk mengetahui jenis uji statistik yang digunakan

apakah parametrik atau non paramerik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal yaitu

analisis data yang digunakan untuk membandingkan skor pretest kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen, untuk mengetahui kemampuan awal kedua

kelompok tersebut. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

71

perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4) Uji besar

pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model

pembelajaran PBL. 5) Uji Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke

posttest I untuk mengetahui peningkatan rerata pretest ke posttest I. 6) Uji

signifikansi peningkatan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan atau

tidak. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I untuk memastikan kontrol

terhadap ancaman validitas internal berupa regresi statistik. 8) Uji retensi

pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan masih

kuat setelah beberapa waktu.

4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan menentukan jenis uji statistik

yang digunakan dalam analisis data selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil

pretest, posttest I dan posttest II diuji normalitasnya dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dengan program IBM Statistics 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95%. Pada data yang berdistribusi normal menggunakan

analisis statistik parametrik yaitu Independent samples t-test, dan data tidak

berdistribusi normal menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu Mann-

Whitney U test. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal,

sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

Berdasarkan analisis uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnow dan

Shapiro-Wilk diperoleh hasil sebagai berikut (lihat Lampiran 4.3.2).

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas terhadap Kemampuan Analisis

No Aspek Kolmogorov-

Sminov

Sig. (2-tailed)

Shapiro-Wilk

Sig.(2-tailed)

Keputusan

1 Skor pretest KelompokKontrol 0,16 0,07 Normal

2 Skor posttest I KelompokKontrol 0,06 0,22 Normal

3 Selisih skor pretest-posttest IKelompok

Kontrol

0,14 0,10 Normal

4 Skor posttest II Kelompok Kontrol 0,11 0,31 Normal

5 Skor pretest KelompokEksperimen 0,14 0,07 Normal

6 Skor posttest I KelompokEksperimen 0,20 0,26 Normal

7 Selisih skor pretest-posttest I Kelompok

Eksperimen

0,20 0,13 Normal

8 Skor posttest II Kelompok Eksperimen 0,15 0,29 Normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

72

Tabel 4.16 merupakan hasil uji normlitas distribusi data dri uji

Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk. Dahlan (2009) menjelaskan bahwa

uji Kolmogorov-Smirnov lebih tepat untuk sampel yang lebih dari 50 ,dalam

penelitian ini sampel kurang dari 50. Selanjutnya uji Shapiro-Wilk merupakan uji

normalitas yang umumnya penggunaannya terbatas untuk sampel yang kurang

dari 50 agar menghasilkan keputusan yang akurat (Shapiro dan Wilk dalam Razali

dan Wah). Dengan demikian supaya uji normalitas distribusi data akurat selain

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov juga menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Berdasarkan uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa hasil pretest,

posttest I, selisih skor pretest ke posttest I, dan posttest II pada kelompok kontrol

maupun kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Dengan

demikian menunjukkan bahwa data yang digunakan pada kemampuan analisis

berdistribusi normal. Oleh karena itu analisis statistik yang digunakan adalah

statistik parametrik dalam hal ini yaitu Independent samples t-test atau Paired

samples t-test sesuai dengan kebutuhan (Field, 2009: 326).

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest

kelompok eksperimen. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan awal terhadap kemampuan analisis pada kedua kelompok adalah

statistik parametrik, dalam hal ini yaitu Independent samples t-test dengan tingkat

kepercayaan 95%. Sebelum dilakukan uji Independent samples t-test dilakukan uji

asumsi untuk mengetahui homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga

signifikansi pada Levene’s test > 0,05 (atau p > 0,05) maka suatu data dikatakan

memiliki homogenitas varians. Jika harga signifikansi pada Levene’s test < 0,05

maka suatu data tidak memiliki homogenitas varians pada kedua data yang

dibandingkan (Priyatno, 2012: 49). Berikut tabel 4.17 hasil uji asumsi varians

(lihat Lampiran 4.4.2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

73

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for Equality of

Variance

0,17 0,68 Homogen

Tabel 4.17 menunjukkan hasil analisis Levene’s test diperoleh nilai F

sebesar 0,17 dengan signifikansi sebesar 0,68 (atau p > 0,05). Dengan demikian

menunjukkan bahwa data pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

memiliki homogenitas varians. Jika varianasnya homogen maka data uji statistik

yang diambil yaitu data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340).

Uji perbedaan rerata pretest dari kelompok kontrol dan eksperimen

memiki tingkat kepercayaan 95%. Uji tersebut menggunakan uji statistik

Independent samples t-test. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika

Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah tabel 4.18 yang

menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.3).

Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan

Analisis

Hasil Pretest Sig. (2-tailed) Keputusan

Kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen

0,43 Tidak ada perbedaan

Tabel uji perbedaan kemampuan awal terhadap kemampuan analisis pada

kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,43

> 0,05. Berdasarkan hasil pretest menunjukkan skor kelompok eksperimen (M=

2,33, SE= 0,11) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M= 2,20, SE= 0,12).

Perbedaan tersebut tidak signifikan dengan t (49) = 0,790, dengan p= 0,43 (p >

0,05), sehingga Hnull diterima Hi dtolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok mempunyai

kemampuan awal yang sama pada kemampuan analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

74

4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Tujuan uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui

pengaruh perlakuan atau penerapan model pembelejaran PBL terhadap

kemampuan analisis, dengan untuk melihat perbedaan selisih skor pretest dan

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dasar rumus yang

digunakan (O2-O1) – (O4-O3) yaitu dengan cara mengurangkan selisih skor

posttest I-pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest I-pretest

pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 283). Hasil perhitungan menunjukkan

selisih skor posttets I – pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,16 dan selisih

skor posttest – pretest pada kelompok eksperimen sebesar 0,72. Besar pengaruh

perlakuan didapatkan dari selisih 0,72 dan 0,16 yaitu sebesar 0,56. Jika hasil

perhitungan lebih dari 0 maka ada pengaruh, dengan demikian ada pengaruh

penerapan model pembelajaran PBL terhadap kemampuan analisis. Setelah

mengurangan posttest I - pretest pada kedua kelompok data selisih yang sudah

diuji normalitasnya menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Dengan

demikian analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal

ini Independent samples t-test (Field, 2009: 326).

Sebelum melakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi yang

bertujuan untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga

sig .> 0,05 maka ada homogenitas varians pada kedua kelompok yang

dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak ada

homogenitas varians pada kedua kelompok yang dibandingkan. Berikut tabel 4.19

hasil uji asumsi varians (lihat Lampiran 4.5.2).

Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for Equality of

Variance

1,58 0,23 Homogen

Tabel 4.19 menunjukkan hasil analisis Levene’s test dengan tingkat

kepercayaan 95% diperoleh harga F= 1,58 dan harga Sig. 0,23 (p > 0,05). Dengan

demikian terdapat homogentas varians data pada kelompok kontrol dan

eksperimen. Jika varianasnya homogen maka data uji statistik yang diambil yaitu

data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

75

Uji signifikansi pengaruh perlakuan yang digunakan memiliki tingkat

kepercayaan 95%. Uji tersebut adalah statistik parametrik dalam hal ini

Independent samples t-test. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu

jika Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah tabel 4.20 yang

menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan analisis (lihat Lampiran 4.5.2).

Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Analisis

Selisih skor pretest ke posttest I Sig. (2-tailed) Keputusan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,017 Ada perbedaan

Rerata kelompok eksperimen (M= 0,71, SE= 0,14) lebih tinggi daripada

skor kelompok kontrol (M= 0,16, SE= 0,17). Perbedaan tersebut signifikan dengan

t (49) = -2,47, dengan p= 0,017 (p < 0,05), sehingga Hnull ditolak Hi diterima. Hal

tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor

pretest ke posttets I kemampuan analisis pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan yaitu

penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

analisis. Berikut diagram yang memperlihatkan skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Gambar 4.4 Diagram Selisih Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan Analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

76

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh (effect size) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penerapan model pembelajaran PBL terhadap kemampuan analisis. Jika

distribusi data normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk

data normal (Field, 2009: 57). Data selisih skor pretest ke posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal, maka

menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson data normal. Cara yang

digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi dengan mengubah harga t menjadi

r. Berikut merupakan perhitungan effect size pada kemampuan analisis (lihat

Lampiran 4.6)

Tabel 4.21 Hasil Besar Pengaruh pada Kemampuan Analisis

Kelompok kontrol dan eksperimen

Variabel t t2

df r (effect

size)

R2

% Kategori

analisis 2,47 6,10 49 0,33 0,11 11 Menengah

Pada tabel 4.21 dapat dilihat besar pengaruh penerapan model

pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan analisis

yaitu dengan nilai r (effect size) sebesar 0,33 atau 11%. Berdasarkan kriteria untuk

menentukan besar efek (Field, 2009: 57), nilai r (effect size) sebesar 0,33

termasuk dalam kategori efek menengah.

4.1.5 Uji Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase dan Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke

Posttest I

Tujuan melakukan perhitungan persentase rerata pretest ke posttest I

yaitu untuk mengetahui persentase peningkatan pada hasil skor rerata pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data rerata skor

pretest dan posttest I kelompok kontrol yang terdapat pada analisis uji normalitas

distribusi data menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test yang

digunakan untuk melakukan perhitungan. Perhitungan persentase peningkatan

rerata pretest ke posttest I yaitu dengan cara skor rerata posttest I dikurangi pretes

kemudian hasilnya dibagi dengan pretest dan dikalikan 100% (Field, 2009: 179).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

77

Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengetahui signifikansi peningkatan skor dari pretest ke posttest I pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Perhitungan signifikansi peningkatan

menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test, dengan

tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu jika

harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Priyatno, 2012: 92). Berikut ini tabel hasil

perhitungan persentase dan hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I:

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke

Posttest I Kemampuan Analisis

No Kelompok Rerata Peningkata

n (%)

Sig (2-

tailed)

Signifikansi

Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,20 2,36 7 0,368 Tidak

signifikan

2 Eksperimen 2,33 3,05 31 0,000 Signifikan

Rerata kelompok eksperimen (M= 0,71; SE= 0,14) lebih tinggi daripada

kelompok kontrol (M= 0,16; SE= 0,17). Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil uji peningkatan rerata skor

pretest ke posttest I kelompok kontrol pada kemampuan analisis diperoleh harga

Sig.(2-tailed) > 0,05 yaitu 0,36, sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal

tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan analisis. Sedangkan hasil

uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen pada

kemampuan analisis diperoleh harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00, sehingga

Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan yang

signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen terhadap

kemampuan analisis.

Berdasarkan tabel 4.22 menunjukkan rerata pretest pada kelompok

kontrol sebesar 2,20 dan rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 2,33.

Rerata posttest I pada kelompok kontrol sebesar 2,36 dan rerata posttest I pada

kelompok eksperimen sebesar 3,05. Setelah dilakukan perhitungan persentase

peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 7%

sedangkan hasil perhitungan pada kelompok eksperimen sebesar 31%. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

78

demikian dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen mengalami peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap

kemampuan analisis.

Persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen mengalami

peningkatan sebesar 31% lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang mengalami

peningkatan sebesar 7%. Di bawah ini terdapat gambar 4.5yang digunakan untuk

menunjukkan frekuensi selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

Gambar 4.5 Grafik Gain Score Kemampuan Analisis

Pada gambar 4.5 dapat dilihat bahwa gain terendah kelompok kontrol

yaitu -1,00, sedangkan gain terendah pada kelompok eksperimen -0,33. Gain

tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 2,00 yang diperoleh satu siswa,

sedangkan gain tertinggi pada kelompok eksperimen sebesar 2,00 yang diperoleh

dua siswa. Dengan demikian menunjukkan bahwa selisih pretest ke posttets I pada

kelompok eksperimen lebih dominan daripada selisih pretest ke posttets I pada

kelompok kontrol.

Frekuensi siswa pada kelompok kontrol yang mendapat nilai > 0,50 ada

9 siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen ada 16 siswa. Nilai 0,50 diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

79

dari nilai tertinggi pada kelompok kontrol dikurangi nilai tengah. Hasil

perhitungan persentase gain score > 0,50 kelompok eksperimen yaitu 61% lebih

tinggi daripada persentase gain score > 0,50 kelompok kontrol yaitu 36%.

Berdasarkan hasil perhitungan persentase kelompok kontrol mendapat keuntungan

36% dengan proses pembelajaran seperti biasa yaitu menggunakan metode

ceramah, sedangkan kelompok eksperimen mendapat keuntungan 61% dengan

adanya penerapan model pembelajaran PBL. Hal ini menunjukkan penerapan

model pembelajaran PBL memiliki persentase peningkatan yang lebih dominan

daripada penerapan proses pembelajaran menggunakan metode ceramah.

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan rerata dari pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan

yaitu statistik parametrik karena data yang akan diolah berdistribusi normal,

dalam hal ini menggunakan uji statistik Paired samples t-test (Field, 2009: 325).

Kriteria untuk menolak Hnull yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009:

53). Berikut ini tabel hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I (lihat

Lampiran 4.8.2).

Tabel 4.23 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Skor Rerata Pretest ke Posttest I

No Kelompok t t2

df r R2

% Kategori

1 Kontrol 0,92 0,85 24 0,17 0,03 3 Kecil

2 Eksperimen 4,98 24,9 25 0,70 0,49 49 Besar

Berdasarkan tabel 4.23 dapat menunjukkan persentase besar pengaruh

penerapan model PBL pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase

besar pengaruh proses pembelajaran seperti biasanya pada kelompok kontrol.

Pada kelompok eksperimen nilai r = 0,70 atau 49% yang termasuk kategori efek

besar, sedangkan pada kelompok kontrol nilai r = 0,17 atau 3% yang termasuk

dalam kategori efek kecil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

80

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji Korelasi antara skor pretest dan posttes I bertujuan untuk

memastikan kontrol terhadap ancaman validitas internal penelitian berupa regresi

statistik. Positif artinya skor pretest tinggi dan skor posttest I juga tinggi,atau skor

pretest rendah dan skor posttest I juga rendah. Signifikan berarti hasil skor

korelasi tersebut dapat digeneralisasikan ke populasi. Data rerata skor pretest dan

posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal,

maka menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Pearson Correlation.

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria untuk menolak Hnull

jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini tabel hasil uji

korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.9.2).

Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Kemampuan Analisis

No Kelompok Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed) Keputusan

1 Kontrol -0,07 0,75 Negatif dan tidak signifikan

2 Eksperimen 0,17 0,42 Positif dan tidak signifikan

Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok

kontrol diperoleh harga Sig. (2-tailed) 0,75 atau > 0,05, berarti Hnull diterima.

Dengan demikian, tidak ada korelasi yang signifikan antara hasil rerata skor

pretest dan hasil rerata skor posttest I pada kemampuan analisis kelompok

kontrol. Harga Pearson correlation nilai yang negatif yaitu apabila rerata skor

siswa rendah pada saat pretestdan rerata skor pada saat posttest tinggi, atau

sebaliknyaapabila rerata skor siswa tinggi pada saat pretestdan rerata skor pada

saat posttest rendah. Pearson correlation pada kelompok kontrol menunjukkan -

0,07 berarti korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I termasuk kategori

kecil.

Pada kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) 0,42, berarti

Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan demikian, tidak ada korelasi yang signifikan

antara hasil rerata skor pretest dan hasil rerata skor posttest I pada kemampuan

analisis kelompok eksperimen. Harga Pearson correlation nilai yang positif yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

81

apabila rerata skor siswa rendah pada saat pretest maka rerata skor pada saat

posttest rendah, atau sebaliknya apabila rerata skor tinggi pada saat pretest maka

rerata skor pada saat posttest tinggi. Pearson correlation pada kelompok kontrol

menunjukkan 0,17 berarti korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I

termasuk kategori menengah.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang sudah diterapkan masih kuat setelah beberapa waktu. Cara

melakukan uji retensi pengaruh perlakuan dengan memberikan posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan waktu dua minggu setelah

pemberian posttest I. Data yang diuji berdistribusi normal dan dalam kelompok

yang sama maka menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Paired

samples t-test (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan 95%.

Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull yaitu Sig.(2-tailed) < 0.05 (Field,

2009: 53). Perhitungan uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan

eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.25 (lihat Lampiran 4.10.2).

Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan

Analisis

No Kelompok Rerata Peningkata

n (%)

Sig. (2-

tailed)

Keputusan

Posttest I Posttest II

1 Kontrol 2,36 2,24 - 5,08 0,345 Tidak ada perbedaan

2 Eksperimen 3,05 2,85 -6,25 0,061 Tidak ada perbedaan

Rerata kelompok eksperimen yaitu nilai (M = -0,1, SE= 0,09 lebih tinggi

daripada kelompok kontrol (M = -012, SE= 0,12). Hasil uji retensi pengaruh

perlakuan skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan analisis menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,345 (Sig.(2-

tailed) > 0,05), sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan

tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada

kelompok kontrol terhadap kemampuan analisis. Kesimpulannya tidak terjadi

penurunan skor dari posttest I ke posttest II secara signifikan pada kelompok

kontrol terhadap kemampuan analisis. Sedangkan pada kelompok eksperimen

diperoleh harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,06 (Sig.(2-tailed) > 0,05), sehingga Hnull

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

82

diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan skor yang

signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen terhadap

kemampuan analisis. Kesimpulannya tidak terjadi penurunan skor dari posttest I

ke posttest II secara signifikan pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

analisis.

Pada tabel 4.25 menunjukkan persentase kenaikan rerata posttest I ke

posttest II pada kelompok eksperimen. Persentase pada kelompok sebesar kontrol

-5,08% sedangkan pada kelompok eksperimen yaitu sebesar -6,25. Peningkatan

skor pretest, posttest I, dan posttest II pada kelompok kontrol dan eksperimen

terhadap kemampuan analisis dapat dilihat pada grafik berikut ini .

Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Analisis

Selanjutnya dilakukan analisis terhadap perbedaan skor pretest dan

posttest II dengan tujuan untuk memastikan apakah capaian skor posttest II

berbeda atau tidak dengan kondisi awal. Analisis terhadap perbedaan skor pretest

dan posttest II menggunakan statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-

test, dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut ini hasil uji

retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan eksperimen pada tabel

4.26 (lihat Lampiran 4.10.4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

83

Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Analisis

Rerata yang dicapai kelompok eksperimen yaitu (M = 0,52, SE= 0,11)

lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M = 0,04, SE= 0,18). Pada kelompok

kontrol hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor pretest ke posttest II terhadap

kemampuan analisis menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,31 (Sig.(2-tailed)

> 0,05),sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut menunjukkan tidak

ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest II kemampuan

analisis pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu antara skor

pretest ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan analisis setara

atau tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan atau dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran pada kelompok kontrol tidak efektif. Sedangkan hasil uji retensi

pengaruh perlakuan skor pretest ke posttest II pada kelompok eksperimen

terhadap kemampuan analisis yaitu harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,00 (Sig.(2-

tailed) < 0,05),sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan

ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest II kemampuan

analisispada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu antara

skor pretest ke posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

analisis mengalami peningkatan skor yang signifikan atau dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran pada kelompok eksperimen efektif. Pada kelompok

eksperimen persentase peningkatan rerata pretest ke posttest II sebesar 22,32%

lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu sebesar 1,8%.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Ancaman-ancaman terhadap Validitas Internal

Sejak awal peneliti mengendalikan ancaman-ancaman terhadap validitas

internal penelitian. Ancaman-ancaman terhadap validitas penelitian sudah

diidentifikasi oleh Campbell dan Stanley (1963), Bracht dan Glass (1968), dan

Lewis-Beck (1993). Ancaman terjadi lebih besar pada penelitian kuasi-

No Kelompok Rerata Peningkata

n (%)

Sig. (2-

tailed)

Keputusan

Pretest Posttest II

1 Kontrol 2,20 2,24 1,8 0,31 Tidak ada perbedaan

2 Eksperimen 2,33 2,85 22,32 0,00 Ada perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

84

eksperimental dibandingkan eksperimental murni karena dalam eksperimental

murni seleksi sampel dilakukan secara random dan lebih terkontrol. Jenis-jenis

ancaman terhadap validitas internal penelitian yaitu sejarah, difusi treatment atau

kontaminasi, perilaku kompensatoris, maturasi, regresi statistik, mortalitas,

pengujian, instrumentasi, lokasi, karakteristik subjek, dan implementasi. Pada

penelitian ini ancaman-ancaman yang digunakan peneliti yaitu:

Ancaman regresi statistik (statistical regression) adalah kecenderungan

umum bahwa partisipan dengan hasil skor pretest yang sangat tinggi (mencapai

skor tertinggi dalam skala pengukuran) biasanya memperoleh skor posttest yang

lebih rendah dan sebaliknya hasil pretest yang sangat rendah (mencapai skor

terendah dalam skala pengukuran) biasanya memperoleh skor posttest yang lebih

tinggi merupakan ancaman regresi statistik. Skor yang rendah pada pretest akan

cenderung naik mendekati mean pada posttest dan skor yang tinggi pada pretest

akan cenderung turun mendekati mean. Peneliti mengontrol ancaman regresi

statistik dengan cara melakukan uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I.

Hasil uji korelasi rerata pretest dan posttest I membuktikan bahwa ancaman

validitas internal berupa regresi statistik dapat terkontrol.

Instrumentasi (instrumentation) yaitu setiap perubahan atau perbedaan

instrumen pretest dan posttest yang digunakan untuk mengukur variabel dependen

akan meningkatkan ancaman terhadap validitas internal penelitian (Johnson &

Christensen, 2008: 262). Peneliti mengontrol ancaman instrumentasi dengan

memeriksa kondisi instrumen agar tidak rusak dan menggunakan instrumen yang

sama pada kelompok kontrol dan eksperimen.

Ancaman terhadap validitas berupa karakteristik subjek (subject

characteristics) adalah karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal

penelitian. Ancaman ini bisa dikelompokkan dalam dua bagian (Fraenkel, Wallen,

& Hyun, 2012: 282). Pertama kemampuann awal yeng berbeda pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Peneliti mengendalikan ancaman perbedaan

kemampuan awal dengan mengecek terlebih dahulu hasil pretest pada kedua

kelompok. Kedua yaitu jumlah kelompok gender yang berbeda pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Peneliti dapat mengontrol ancaman tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

85

karena pada kelas yang digunakan untuk penelitian memiliki kelompok gender

yang seimbang pada kedua kelompok.

Ancaman terhadap validitas berupa Implementasi (implementation) yaitu

perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

bisa berpengaruh pada skor posttest. Guru yang berbeda juga akan memiliki style

mengajar yang berbeda. Solusi: guru yang mengimplementasikan pembelajaran di

kedua kelompok tersebut sama atau sama-sama dilaksanakan oleh guru yang

berbeda-beda (banyak guru). Perlu kontrol implementasi pembelajaran yang lebih

cermat. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian:

tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284). Peneliti mengontrol ancaman

tersebut dengan cara guru yang mengimplementasikan pembelajaran pada kedua

kelompok sama yaitu guru tersebut adalah guru mitra.

4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Interpretasi

Hipotesis I penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran PBL

terhadap kemampuan interpretasi mata pelajaran IPA dengan materi sistem

pernapasan manusisa pada siswa kelas V SD Kanisisus Bantul Yogyakarta

semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil analisis data

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL pada pembelajaran IPA

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan interpretasi. Adanya pengaruh yang

signifikan tersebut terbukti melalui uji signiifikansi pengaruh perlakuan yang

menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,003 (Sig.(2-tailed) < 0,05), dengan

demikian Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan

antara rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Kesimpulannya yaitu penerapan model pembelajaran PBL

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan interpretasi.

Besar pengaruh model pembelajaran PBL terhadap kemampuan

interpretasi dengan harga r = 0,40 atau setara dengan 16% yang dilakukan pada

uji besar pengaruh perlakuan. Model pembelajaran PBL berpengaruh 16%

terhadap kemampuan interpretasi, sedangkan 84% sisanya merupakan pengaruh

dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).

Variabel lain tersebut dapat berasal dari diri siswa misalnya konsentrasi, motivasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

86

inteligensi, minat, dan kesehatan tubuh, sedangkan variabel yang berasal dari

lingkungan misalnya latar belakang keluarga siswa dan kondisi lingkungan sekitar

kelas yang gaduh.

Perhitungan persentase dan uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol (penerapan metode ceramah) dan eksperimen

(penerapan model pembelajaran PBL) terhadap kemampuan interpretasi.

Persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan

sebesar 44% lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang mengalami peningkatan

sebesar 15%. Selanjutnya, uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol memiliki harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,06 atau (Sig.(2-

tailed) > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan dari rerata pretest ke posttest pada kelompok kontrol. Uji

signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

memiliki harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau (Sig.(2-tailed) < 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari rerata

pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen.

Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I menunjukkan

bahwa persentase peningkatan skor rerata pretest ke posttest I dengan penerapan

model PBL pada kelompok eksperimen lebih besar daripada dengan penerapan

metode ceramah pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor rerata

pretest ke posttest I pada kelompok eksperimendengan penerapan model

pembelajaran PBL memiliki r (besar pengaruh) 0,83 atau 69% yang setara dengan

efek besar. Pada kelompok kontrol yang penerapan metode ceramah memiliki

memiliki r (besar pengaruh) 0,36 atau 13% yang setara dengan efek menengah.

Uji korelasi pada kelompok eksperimen dengan penerapan model PBL

positif dan signifikan, sedangkan pada kelompok kontrol dengan penerapan

metode ceramah positif dan tidak signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan uji

korelasi rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan harga

Sig.(2-tailed) sebesar 0,03 atau (Sig.(2-tailed)) < 0,05) maka ada korelasi

signifikan antara pretest dan posttest Idan nilai Pearson Correlation positif yaitu

sebesar 0,41. Pada kelompok kontrol harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,73 atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

87

(Sig.(2-tailed)) > 0,05) maka tidak ada korelasi yang signifikan antara pretest dan

posttest Idan Pearson Correlation positif yaitu sebesar 0,07.

Perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol (metode ceramah) dan

kelompok eksperimen (model PBL) tidak mengalami penurunan skor rerata dari

posttest I ke posttest II secara signifikan terhadap kemampuan interpretasi. Hal

tersebut ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,69 atau (Sig.(2-tailed))

> 0,05) pada kelompok kontrol , sedangkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,60 atau

(Sig.(2-tailed)) > 0,05) pada kelompok eksperimen. Perhitungan persentase

kenaikan rerata dari posttest I ke posttest II kelompok eksperimen sebesar -6,25%

lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu -9,25%. Uji retensi yang dilakukan

dari rerata skor pretest ke posttest II menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen efektif untuk diterapkan. Hal

tersebut dapat ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau (Sig.(2-

tailed)) < 0,05 dengan peningkatan sebesar 31,07% dengan kata lain rerata skor

pretest ke posttest II ada perbedaan. Selanjutnya metode ceramah yang diterapkan

pada kelompok kontrol tidak efektif. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga

Sig.(2-tailed) sebesar 0,49 atau (Sig.(2-tailed)) > 0,05 dengan peningkatan sebesar

4,5% dengan kata lain rerata skor pretest ke posttest II tidak ada perbedaan.

Proses pembelajaran pada kelompok kontrol berbeda dengan proses

pembelajaran pada kelompok eksperimen. Proses pembelajaran pada kelompok

kontrol menggunakan metode ceramah, sedangkan proses pembelajaran pada

kelompok eksperimen menggunakan model PBL. Siswa pada kelompok kontrol

mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan materi dari guru.

Pembelajaran dengan metode ceramah hanya menggunakan interaksi satu arah

dari sumber belajar, yaitu guru (Sani, 2013: 159). Dengan demikian, pembelajaran

dengan metode ini kebanyakan komunikasi lisan dilakukan guru ke siswa. Siswa

pada kelompok eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif dan melakukan

proses berpikir melalui kegiatan percobaan, interaksi dengan guru, teman, serta

lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199).

Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen memberikan siswa

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan interpretasi lebih banyak

daripada proses pembelajaran di kelompok kontrol. Siswa pada kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

88

eksperimen sangat antusias mengikuti proses pembelajaran dan siswa banyak

mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran yang

ingin siswa ketahui. Siswa membuat jawaban sementara dari pertanyaan-

pertanyaan tersebut. Selain banyak mengajukan pertanyaan siswa senang dapat

melaksanakan percobaan dengan alat dan bahan yang sudah disiapkan. Siswa

melakukan percobaan dengan menggunakan model alat pernapasan manusia,

sehingga siswa dapat melihat secara langsung alat-alat pernapasan manusia yang

digunakan dalam proses pernapasan manusia. Pada saat melakukan percobaan

siswa berinteraksi dengan guru dan teman-teman. Berdasarkan percobaan yang

telah dilakukan siswa menjelaskan pada guru dan teman-teman mengenai

pengetahuan yang diperoleh dari percobaan. Dengan demikian, siswa pada

kelompok eksperimen mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

interpretasi, sedangkan pada siswa pada kelompok kontrol kurang mendapat

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan interpretasi. Proses

pembelajaran siswa pada kelompok kontrol banyak diperoleh dari penjelasan guru

bukan dari pengalaman siswa berdasarkan pengamatan dan percobaan yang

dilakukan siswa.

4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Analisis

Hipotesis II penelitian ini yaitu penerapan model PBL terhadap

kemampuan analisis mata pelajaran IPA dengan materi sistem pernapasan

manusisa pada siswa kelas V SD Kanisisus Bantul Yogyakarta semester gasal

tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa

penerapan model PBL pada pembelajaran IPA berpengaruh signifikan terhadap

kemampuan analisis. Adanya pengaruh yang signifikan tersebut terbukti melalui

uji signiifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-tailed)

sebesar 0,017 (Sig.(2-tailed) < 0,05), dengan demikian Hnull ditolak dan Hi

diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulannya

yaitu penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

analisis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

89

Besar pengaruh model PBL terhadap kemampuan analisis dengan harga r

= 0,33 atau setara dengan 11% yang dilakukan pada uji besar pengaruh perlakuan.

Model PBL berpengaruh 11% terhadap kemampuan analisis, sedangkan 89%

sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti

(Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel lain tersebut dapat berasal dari diri

siswa misalnya konsentrasi, motivasi, inteligensi, minat, dan kesehatan tubuh,

sedangkan variabel yang berasal dari lingkungan misalnya latar belakang keluarga

siswa dan kondisi lingkungan sekitar kelas yang gaduh.

Perhitungan persentase dan uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol (penerapan metode ceramah) dan eksperimen

(penerapan model PBL) terhadap kemampuan analisis. Persentase peningkatan

skor pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 31% lebih tinggi

daripada kelompok kontrol yang mengalami peningkatan sebesar 7%.

Selanjutnya, uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I pada

kelompok kontrol memiliki harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,368 atau (Sig.(2-tailed)

> 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan dari rerata pretest ke posttest pada kelompok kontrol. Uji signifikansi

peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen memiliki harga

Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau (Sig.(2-tailed) < 0,05. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari rerata pretest ke posttest

pada kelompok kontrol.

Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I menunjukkan

bahwa persentase peningkatan skor rerata pretest ke posttest I dengan penerapan

model pembelajaran PBL pada kelompok eksperimen lebih besar daripada dengan

menerapkan metode ceramah pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan

skor rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimendengan penerapan

model PBL memiliki r (besar pengaruh) 0,70 atau 49% yang setara dengan efek

besar. Pada kelompok kontrol yang penerapan metode ceramah memiliki memiliki

r (besar pengaruh) 0,17 atau 3% yang setara dengan efek kecil.

Uji korelasi pada kelompok eksperimen dengan penerapan model PBL

positif dan tidak signifikan, sedangkan pada kelompok kontrol dengan penerapan

metode ceramah negatif dan tidak signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

90

korelasi rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan harga

Sig.(2-tailed) sebesar 0,42 atau (Sig.(2-tailed)) > 0,05). dan nilai Pearson

Correlation positif yaitu sebesar 0,17. Pada kelompok kontrol harga Sig.(2-tailed)

sebesar 0,75 atau (Sig.(2-tailed)) > 0,05) dan Pearson Correlation negatif yaitu

sebesar -0,07.

Perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol (metode ceramah) dan

kelompok eksperimen (model PBL) tidak mengalami penurunan skor rerata dari

posttest I ke posttest II secara signifikan terhadap kemampuan analisis. Hal

tersebut ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,345 atau (Sig.(2-

tailed)) > 0,05) pada kelompok kontrol , sedangkan harga Sig.(2-tailed) sebesar

0,061 atau (Sig.(2-tailed)) > 0,05) pada kelompok eksperimen.

Uji retensi yang dilakukan dari rerata skor pretest ke posttest II

menunjukkan bahwa penerapan model PBL pada kelompok eksperimen efektif

untuk diterapkan. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed)

sebesar 0,000 atau (Sig.(2-tailed)) < 0,05 dengan peningkatan sebesar 22,32%

dengan kata lain rerata skor pretest ke posttest II ada perbedaan. Selanjutnya

metode ceramah yang diterapkan pada kelompok kontrol tidak efektif. Hal

tersebut dapat ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,31 atau (Sig.(2-

tailed)) > 0,05 dengan peningkatan sebesar 1,8% dengan kata lain rerata skor

pretest ke posttest II tidak ada perbedaan.

Proses pembelajaran pada kelompok kontrol berbeda dengan proses

pembelajaran pada kelompok eksperimen. Proses pembelajaran pada kelompok

kontrol menggunakan metode ceramah, sedangkan proses pembelajaran pada

kelompok eksperimen menggunakan model PBL. Siswa pada kelompok kontrol

mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan materi dari guru.

Pembelajaran dengan metode ceramah hanya menggunakan interaksi satu arah

dari sumber belajar, yaitu guru (Sani, 2013: 159). Dengan demikian, pembelajaran

dengan metode ini kebanyakan komunikasi lisan dilakukan guru ke siswa. Siswa

pada kelompok eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif dan melakukan

proses berpikir melalui kegiatan percobaan, interaksi dengan guru, teman, serta

lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

91

Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen memberikan siswa

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan analisis lebih banyak daripada

proses pembelajaran di kelompok kontrol. Siswa pada kelompok eksperimen

sangat antusias mengikuti proses pembelajaran dan siswa banyak mengajukan

pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran yang ingin siswa

ketahui. Siswa membuat jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Guru memberi intruksi pada siswa untuk bekerja dalam kelompok dalm

menggunakan alat-alat percobaan. Pada saat melakukan percobaan tentang

pengaruh udara bersih dan kotor bagi pernapasan manusia, siswa dapat

mengidentifikasi akibat udara kotor pada pernapasan manusia. Melalui percobaan,

siswa dapat mempraktikkan dan melihat secara langsung akibat yang terjadi pada

alat pernapasan manusia yang menghirup udara kotor. Berdasarkan percobaan

yang telah dilakukan siswa menjelaskan pada guru dan teman-teman mengenai

pengetahuan yang diperoleh. Dengan demikian, siswa pada kelompok eksperimen

mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan analisis, sedangkan

pada siswa pada kelompok kontrol tidak mendapat kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan analisis. Proses pembelajaran siswa pada kelompok

kontrol banyak diperoleh dari penjelasan guru bukan dari pengalaman siswa

berdasarkan pengamatan dan percobaan yang dilakukan siswa.

4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan

Analisis dampak pengaruh perlakuan bertujuan untuk menyingkirkan

persepsi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dari subjek-subjek yang

terlibat dalam penelitian. Setiap penelitian eksperimental sebaiknya menyertakan

penelitian kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti

terkait perlakuan dan variabel-variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan

observasi dan wawancara sesudah penelitian (Krathwohl, 2004: 546-547). Peneliti

melakukan analisis dampak pengaruh perlakuan dengan dua teknik pengumpulan

data yaitu teknik tes dan nontes. Teknik utama pada penelitian ini merupakan

teknik tes yang berupa pretest dan posttest, sedangkan teknik nontes digunakan

untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

92

Peneliti menggunakan teknik nontes dengan triangulasi untuk

pengumpulan data dan untuk mengetahui kredibilitas data dengan berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber. Teknik pengumpulan data kualitatif yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Peneliti

melakukan observasi selama pembelajaran di kelas kontrol dan eksperimen ,

wawancara kepada guru mitra dan 3 perwakilan siswa pada kelas eksperimen

sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan, dan dokumentasi berupa foto-foto

selama pembelajaran di berlangsung. Pada bagian ini dipaparkan hasil analisis

dampak pengaruh perlakuan berdasarkan hasil observasi dan wawancara.

Peneliti melakukan observasi saat proses pembelajaran di kelas

eksperimen selama tiga kali pertemuan. Observasi yang pertama dilaksanakan hari

Senin, 26 September 2016 pada pukul 06.45 – 08.05 WIB. Pada saat guru

menyampaikan bahwa pelajaran IPA hari ini akan melakukan percobaan

sederhana, siswa sangat senang dan penasaran untuk segera mengetahui

percobaan apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Siswa

memperoleh penjelasan guru mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan

oleh siswa. Sebelum memulai pembelajaran guru mengajukan pertanyaan kepada

siswa “Bagaimana jika hidungmu kamu pencet/tutup dengan tangan? Setelah

udara masuk ke hidung lalu bagaimana proses jalannya udara?”. Siswa mencoba

menjawab dengan jawaban sementara “Hidungku sakit bu” (Komunikasi pribadi,

26 Sepember 2016). Setelah itu, siswa melakukan percobaan menggunakan model

alat pernapasan manusia dan berdiskusi dengan teman satu kelompok. Siswa

bekerjasama menuliskan hasil percobaan, menentukan kesimpulan, dan

mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas. Dengan percobaan siswa

memperoleh jawaban sendiri dan kemudian pada tahap akhir guru membantu

siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi kegiatan.

Observasi kedua dilaksanakan hari Selasa, 27 September 2016 pada

pukul 06.45 – 08.05 WIB. Sebelum pembelajaran berlangsung siswa memperoleh

pengarahan langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan. Pada awal

pembelajaran guru memberikan permasalahan kepada siswa berupa pertanyaan

sebagai berikut ini, “Mengapa saat kita menghembuskan napas di dalam plastik,

plastik menjadi lembab?” Kemudian beberapa siswa melontarkan jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

93

sementara seperti berikut, “ karena ada udara di plastik bu”, kemudian siswa lain

ada yang menjawab lagi, “plastiknya ada airnya bu” (Komunikasi pribadi, 27

Sepember 2016).Guru tidak langsung memberikan jawaban yang sesuai, akan

tetapi guru meminta siswa bekerja dalam kelompok. Siswa dalam kelompok

melakukan percobaan menghembuskan napas ke dalam plastik dan menuliskan

hasil percobaan tersebut. Kemudian guru dan siswa menarik kesimpulan dari

pecobaan yang sudah dilakukan.

Observasi ketiga dilaksanakan hari Rabu, 28 September 2016 pada pukul

06.45 – 08.05 WIB. Seperti biasa, sebelum pelajaran dimulai guru memberikan

permasalahan kepada siswa berupa pertanyaan sebagai berikut, “Apa dampaknya

jika udara yang kita hirup semua berasal dari asap pembakaran?”, kemudian

beberapa siswa menjawab dengan jawaban sementara, “ batuk-batuk bu”, siswa

lain menjawab, “sakit tenggorokannya”, dan ada siswa yang menjawab, “ hidung

menjadi gatal” (Komunikasi pribadi, 28 Sepember 2016). Guru tidak langsung

memberikan jawaban, namun guru memberi arahan langkah-langkah melakukan

percobaan supaya siswa dapat memperoleh jawabannya sendiri. Siswa dalam

kelompok melakukan percobaan berupa pembuktian bahaya rokok bagi

pernapasan manusia. Siswa dalam satu kelompok membuat laporan hasil

percobaan mereka. Pada tahap akhir guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi dan evaluasi kegiatan.

Peneliti melakukan wawancara terhadap guru mitra setelah dilakukannya

perlakuan pada Rabu, 28 September 2016. Guru mengungkapkan bahwa model

pembelajaran PBL belum pernah diterapkan sebelumnya dalam pembelajaran

IPA. Berikut pernyataan guru, ” Saya belum pernah menggunakan model

pembelajaran PBL” (W G N1). Model PBL dapat membuat siswa semangat

belajar, sehingga siswa lebih aktif bertanya, dan dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kritis. Berikut ini pemaparan guru mitra mengenai proses

pembelajaran menggunakan model PBL, “Proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran PBL membuat siswa lebih semangat karena

siswa penasaran dengan percobaan apa yang akan mereka lakukan. Dengan

semangat belajar yang tinggi siswa menjadi lebih aktif dan banyak mengajukan

pertanyaan-pertanyaan” (W G N3). Guru mitra mengungkapkan bahwa model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

94

PBL belum pernah diterapkan selama pembelajaran IPA, namun guru mitra

pernah melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang mudah di dapat

dan dengan gambar untuk mempermudah siswa dalam belajar IPA. Silain itu guru

mitra juga mengungkapkan bahwa selama percobaan belum pernah mencari

jawaban sendiri dari percobaan yang dilakukan. Hal tersebut dipaparkan oleh guru

mitra, “Sebelumnya saya hanya menggunakan alat peraga dan mengamati

gambar, atau melakukan percobaan yang bahan-bahan dan alatnya mudah

didapat. Siswa dalam kelompok mencari jawaban sendiri dari hasil percobaan.”

(W G N5). “

Guru mitra sedikit mengalami kesulitan memahami langkah-langkah

pembelajaran model PBL di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

dibuat peneliti. Berikut penjelasan guru mitra, “Awalnya saya masih bingung

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL karena ini pertama

kali saya menerapkannya. Namun setelah saya medapatkan penjelasan dari anda

dan membaca ulang saya dapat memahaminya” (W G N2). Guru mitra

menjelaskan bahwa model PBL baik untuk diterapkan. Beikut saran yang

disampaikan guru mitra mengenai penerapan model pembelajaran PBL, Model

pembelajaran PBL baik jika diterapkan untuk pembelajaran IPA, akan tetap

lebih baik disosialisaikan telebih dahulu karena masih banyak yang belum

mengetahui model pembelajaran PBL” (W G N7).

Wawancara juga dilakukan terhadap tiga siswa pada kelompok

eksperimen. Ketiga siswa tersebut adalah siswa yang memiliki kemampuan

kognitif tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan hasil pretest dan posttest yang

sudah dilakukan. Peneliti melakukan wawancara dengan tiga siswa tersebut secara

terpisah. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa terungkap bahwa siswa

senang belajar dengan model PBL. Hal tesebut diungkapkan siswa dengan

jawaban berikut ini, ” Senang,ya karena bisa mencari jawaban sendiri dari

melakukan percobaan” (W2 SA N8). Siswa lain menjawab, “Sangat senang, saya

bisa praktik dan berdiskusi dengan teman sekelompok” (W2 SC N8). Penerapan

model pembelajaran PBL membantu siswa memahami materi sistem pernapasan

manusia, berikut pengakuan siswa, “Ya, sangat membantu” (W2 SC N1),

pengakuan dari siswa lain, “Membantu, karena saya mudah paham” (W2 SB N1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

95

Siswa tidak mengalami kesulitan melaksanakan pembelajaran dengan model PBL.

Berikut ungkapan siswa mengenai hal tersebut, “Tidak, kan kerjasama jadi sedikit

lebih mudah melakukan percobaanya, hehe” (W2 SC N2). Melalui model

pembelajaran PBL siswa dapat bekerja dalam kelompok siswa dapat melatih sikap

sosial mereka. Berikut yang diungkapkan siswa terkait hal tersebut, “Senang,

karena bisa berdiskusi dengan teman satu kelompok dan saling memberi

pengetahuan. ” (W2 SB N8).

Wawancara selanjutnya dilakukan untuk mengetahui apakah siswa bisa

menjawab soal sebelum dan sesudah penerapan model PBL. Hasil wawancara

sebelum perlakuan menunjukkan bahwa ada siswa yang bisa dan tidak bisa

mengerjakan soal nomer 2. Berikut ungkapan ketiga siswa, “Bisa” (W1 SC N6),

“Bisa” (W1 SA N6), “Ya, bisa”, (W1 SB N6). Selain pada soal nomer 2, pada

soal nomer 1 dan 3 ada siswa yang merasa bisa mengerjakan dan ada yang merasa

belum bisa mengerjakan soal tersebut. Hasil wawancara setelah penerapan model

PBL menunjukkan bahwa siswa lebih bisa mengerjakan soal nomer 2. Berikut

pengakuan siswa, “Bisa” (WII SA N5), “Bisa, karena saya sudah mengerti” (WII

SC N5), “Bisa”, (WII SB N5). Selain lebih bisa mengerjakan soal nomer 2, siswa

juga merasa lebih bisa dalam mengerjakan soal no 1 dan 3.

Wawancara selanjutnya yaitu tentang soal yang dianggap siswa sulit.

Salah satu siswa mengungkapkan bahwa soal nomer 7a lebih sulit daripada soal

nomer 4 dan 7b karena dibutuhkan suatu percobaan untuk mengetahuinya. Berikut

ungkapan siswa tersebut, “Menurut saya nomer 7a, karena untuk menjawab perlu

ada percobaan” (WI SA N9). Sedangkan dua siswa lain mengungkapkan bahwa

soal nomer 7b lebih sulit daripada soal nomer 4 dan 7a. Berikut ungkapan kedua

siswa tersebut,”7b, tapi saya kerjakan” (WI SC N9), “7b, tapi saya

menjawabnya” (WI SB N9). Setiap siswa mengalami tingkat kesulitan yang

berbeda, namun mereka mengungkapkan bahwa model PBL mempermudah siswa

dalam mengerjakan soal yang sulit. Siswa juga mengungkapkan bahwa model

PBL dapat membuat siswa merasa ingin tau dan semangat dalam proses

pembelajaran daripada metode ceramah. Siswa mengungkapkan bahwa model

pembelajaran PBL mempermudah dalam memahami materi yang dipelajari.

Berikut ungkapan siswa “Ya, sangat membantu” (WII SC N1), “Ya, sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

96

membantu saya jadi lebih paham” (WII SA N1). Model PBL sangat menarik bagi

siswa, berikut pengakuan salah satu siswa, “Sangat menarik, saya bisa mencoba

sendiri” (WII SA N3).

4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut

Pada penelitian ini menunjukkan dua hasil, yaitu penerapan model PBL

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan interpretasi dan penerapan

model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan analisis. Pada

penelitian juga terdapat hasil penelitian yang melaporkan bahwa model

pembelajaran PBL berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar

(Chiang dan Lee H, 2015), penerapan PBL berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa (Djabir, Saleh, & Abdullah, 2015), dan penerapan model PBL berperngaruh

terhadap motivasi belajar IPA siswa (Istanti, 2015). Hal tersebut juga

diungkapkan oleh Hosnan (2014: 299) bahwa model PBL mengembangkan

kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Pembelajaran dengan menerapkan model PBL dapat membantu siswa

untuk mengembangkan kemampuan berpikir tinggi. Hasil penelitian yang

dilakukan PISA dalam bidang sains menunjukkan bahwa Indonesia mengalami

penurunan peringkat yaitu dari 64 dari 65 negara (OECD, 2012: 232). Pemerintah

melakukan usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan cara

memberikan sertifikasi pada guru, namun tidak berpengaruh terhadap peningkatan

pembelajaran di kelas (Chang, Mae, dkk, 2014: 117). Perbaikan yang bisa

dilakukan untuk mengatasi penurunan peringkat tersebut, salah satu dengan

menggunakan model pembalajaran yang sesuai. Arends (dalam Hosnan, 2014:

295) mengemukakan bahwa model PBL merupakan model pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun

pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan ketrampilan yang lebih tinggi,

memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri. Jadi untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia terutama dalam

bidang sains dapat menggunakan model pembelajaran PBL.

Facione (dalam Tawil, 2013 : 8) mengidentifikasi 6 keterampilan berpikir

kritis, yakni interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi,eksplanasi, dan regulasi diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

97

Pada penelitian ini dikhususkan untuk meneliti pengaruh penerapan model PBL

terhadap kemampuan interpretasi dan analisis pada mata pelajaran IPA materi

sistem pernapasan manusia kelas V SD Kanisius Bantul Yogyakarta. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model PBL memberikan efek

menengah terhadap kemampuan interpretasi dengan nilai r = 0,40 atau sebesar

16%. Penerapan model pembelajaran PBL terhadap kemampuan analisis

memberikan efek yang menengah dengan nilai r = 0,33 atau 11%. Berdasarkan

hasil penelitian tersebut, model pembelajaran PBL dapat diujicobakan pada mata

pelajaran lain, kemampuan lain, dan tingkat yang berbeda ke sekolah-sekolah

lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

98

BAB V

PENUTUP

Bab V memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

Kesimpulan berisi hasil penelitian dan menjawab hipotesis penelitian.

Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian

dilaksanakan. Saran berisi masukan dari peneliti untuk penelitian selanjunya.

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi

pada mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa

kelas V di SD Kanisius Bantul Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2016/2017. Hasil analisis terhadap data penelitian menjawab hipotesis

peneliian. Rerata kelompok eksperimen (M= 0,92, SE= 0,12) lebih tinggi

daripada kelompok kontrol (M= 0,31, SE= 0,16). Perbedaan tersebut

signifikan dengan t (49) = -3,085, dengan p= 0,003 (p < 0,05), sehingga

Hnull ditolak dah Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan

yang signifikan pada rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan

interpretasi. Besar pengaruh perlakuan nilai r (effect size) terhadap

kemampuan interpretasi adalah r = 0,40 atau 16% termasuk dalam

kategori efek menengah.

5.1.2 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan analisis pada

mata pelajaran IPA materi sistem pernapasan manusia pada siswa kelas V

di SD Kanisius Bantul Yogyakara semeser gasal tahun ajaran 2016/2017.

Hasil analisis terhadap data penelitian menjawab hipotesis peneliian.

Rerata kelompok eksperimen (M= 0,71, SE= 0,14) lebih tinggi daripada

kelompok kontrol (M= 0,16, SE= 0,17). Perbedaan tersebut signifikan

dengan t (49)= -3,08, dengan p= 0,017 (p < 0,05), sehingga Hnull ditolak

dah Hi diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan

pada rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan analisis. Besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

99

pengaruh perlakuan nilai r (effect size) terhadap kemampuan analisis

adalah r =0,33 atau 11% termasuk dalam kategori efek menengah.

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Kurangnya pemahaman guru mitra terhadap model PBL.

5.2.2 Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian, dikarekan kelompok

eksperimen menggunakan percobaan dan suatu percobaan membutuhkan

waktu yang lama.

5.2.3 Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan ke semua sekolah karena

peneliian hanya terbatas pada siswa kelas V SD Kanisius Bantul

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

5.3 Saran

5.3.1 Perlunya koordinasi dengan guru mitra untuk membahas tentang model

PBL.

5.3.2 Perlunya konsultasi dengan guru mitra untuk meminta perpanjangan

waktu.

5.3.3 Penelitian ini dapat diujicobakan di Sekolah Dasar lain yang penelitiannya

hampir sama dengan penelitian di SD Kanisius Bantul Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

100

DAFTAR REFERENSI

Azwar,S. (2008). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Best, J. W. & Kahn, J. V. (2006). Research in education (10th ed.). Boston:

Pearson.

Chang, Mae, dkk. (2014). Teacher reform in indonesia the role of politics and

evidence in policy making. Washington, D.C: The World Bank.

Chiang C. L and Lee H (2016). International Journal of Information and

Education Technology, Vol. 6, No. 9, September 2016.

http://www.ijiet.org/vol6/779-EP00028.pdf

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education.

New York: Routledge.

Dahlan, M.S. (2009). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 4

(Deskriptif, Bivariat dan Multivariat, dilengkapi Aplikasi dengan

Menggunakan SPSS). Jakarta: Salemba Medika.

Darmodjo & Kaligis R.E. (1992). Pendidikan IPA II.Jakarta : Depdikbud.

Djabir., Saleh.,& Abdullah (2015). Pengaruh model pembelajaran problem based

learning terhadap hasil berlajar siswa. Diakses pada 15 September 2016

dari http:/kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/download/8909/8996.

Facione, P. (1990). Critical thingking:A statement of expert consenius for purpose

of educational assessment and instruction. California: The California

Academic Press.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.

Fraenkel, J., R., Wallen, N., E., & Hyun H., H. (2012). How to design and

evaluate research in Education. New York: Mc Graw-Hill.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gunawan, A. (2009). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang

Haryanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga

Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad

21. Bogor: Ghalia Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

101

Iskandandar, S.M. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta :

Depdikbud.

Istanti., R. (2015). Pengaruh model PBL terhadap motivasi belajar siswa. Diakses

pada 15 September 2016 dari

http:/journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgsd/article/view/2770.

Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research: Quantitative,

qualitative, and mixed approaches (3rd. Ed.). California: Sage Publications.

Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.

Bandung: Alfabeta

Krathwohl, D.R. (2004). Methods of educational and social science research, an

integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.

Linda M. Clark & Joan M. Raines (2015). Jurnal studi pendidikan.

http://www.macrothink.org/journal/index.php/jse/article/viewFile/8249/68

02

OECD. (2009). What students know and can do: Students performance in reading,

mathematics, and science. Diakses dari

http://www.oecd.org/pisa/46643496.pdf

OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing .

OECD. (2012). PISA 2012 result: Whats students know and can do: Students

performance in reading, mathematics, and science.

Oktaviani (2014). Pengaruh mind map terhadap kemampuan berpikir kritis dan

regulasi diri di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta.

PGSD Universitas Sanata Dharma.

Pricilia & Suwarjo S. (2014). Pengaruh PBL terhadap kemampuan berpikir kritis

san regulasi diri. Diakses pada 15 September 2016 dari

http:/journal.uny.ac.id/php/pj/article/view/2770.

Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik

dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis:

Simple, prektis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah.

Yogyakarta: Gava Media.

Razali, N,M., Yap Bee Wah. (2011). Power Comparision of Shapiro-Wilk,

Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, and Anderson-Darling tests. Journal of

Statistical modeling and Analytics Volume 2 No. 1. 21-33.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

102

Rohmah. (2012). Psikologi pendidikan. Yogyakarta : Teras.

Sagala, (2014). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sani, R. A. (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Sumanto. (2014). Teori dan aplikasi metode penelitian. Jakarta: PT Buku Seru

Sumatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2008). Metode penelitian tindakan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Supriadie &Darmawan, D. (2012). Komunikasi pembelajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdarkarya.

Surapranata, S. (2004). Analisis, validitas, dan implementasi hasil tes. Bandung:

PT REMAJA ROSDAKARYA.

Tawil & Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks dan Implementasi dalam

Pembelajaran IPA. Makasar: Badan Penerbit UNM.

Trianto. (2009). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi

Pustaka

Widoyoko. E.P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yusuf. A. M (2014). Metode penelitian kuantitatif , kualitatif, dan penelitian

gabungan. Jakarta: Media Group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

103

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

104

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

105

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validasi Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

106

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

109

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

112

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

124

Lampiran 2.3.1 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen

LEMBAR KERJA SISWA 1

Nama anggota kelompok:

Tujuan:

2.1.1. Melalui mencoba dan mencari sumber siswa dapat menyebutkan alat-alat

pernapasan pada manusia.

2.1.6. Melalui mencoba siswa dapat menilai ketepatan cara berpikir diri sendiri

tentang proses pernapasan manusia

Kerjakan secara berkelompok!

1. Cobalah kamu menutup hidungmu dengan menggunakan tangan. Apa yang

kamu rasakan? Jelaskan!

Jawab:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

2. Carilah informasi tentang alat pernapasan manusia melalui artikel yang telah

disediakan! Tuliskanlah alat-alat pernapasan manusia beserta fugsinya!

Jawab:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

125

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

3. Amatilah model alat pernapasan manusia yang ditelah dibagikan ke dalam

kelompok. Dalam kelompok, cobalah kamu gunakan model alat pernapasan

tersebut sesuai dengan pemikiranmu.

a. Bagaimana kamu menggunakan model alat pernapasan?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

b. Apa yang terjadi ketika kamu menggunakan model tersebut?

Jawab :

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

4. Kaitkanlah kegiatan pada nomer 3 dengan alat-alat pernapasan manusia dan

prosesnya?

Jawab :

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

126

LEMBAR KERJA SISWA 2

Nama anggota kelompok:

Tujuan:

2.1.5. Melalui eksperimen siswa dapat menjelaskan salah satu hasil dari proses

pernapasan manusia.

Kerjakan secara berkelompok!

Alat dan Bahan : Plastik

Cara Kerja : Gunakan plastik sesuai dengan keinginanmu berdasarkan

masalah yang telah diajukan oleh gurumu!

Pertanyaan :

1. Apa yang kamu lakukan terhadap plastik tersebut?

Jawab:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

2. Bagaimana keadaan plastik setelah kamu memberikan perlakuan?

Jawab:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

127

3. Apa yang menyebabkan keadaan plastik menjadi demikian?

Jawab :

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

4. Percobaan tersebut membuktikan bahwa pernapasan menghasilkan

……………….. dengan bukti …………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

128

LEMBAR KERJA SISWA 3

Nama anggota kelompok:

Tujuan:

2.1.2. Melalui eksperimen siswa dapat membandingkan pengaruh udara bersih

dan kotor dan kegiatan manusia bagi pernapasan manusia

2.1.3. Melalui mencari sumber dari artikel siswa dapat menilai faktor penyebab

gangguan pernapasan manusia

2.1.4. Melalui mencari sumber dari artikel siswa dapat menentukan kesimpulan

kemungkinan penyakit yang terjadi dan cara pencegahan gangguan pada sistem

pernapasan manusia.

Kerjakanlah secara berkelompok!

Kegiatan 1

Alat dan Bahan

1. Rokok

2. Botol plastik dan tutupnya

3. Tisu

4. Peniup botol yang ada tutupnya

5. Air

6. Plastisin

Cara kerja

1. Lubangilah tutup botol kira-kira sebesar batang rokok!

2. Lubangi bagian bawah botol kira-kira sebesar peniup botol!

3. Tancapkan peniup botol beserta tutupnya pada lubang bagian bawah dan

berilah plastisin pada tepi lubang yang sudah tertancap oleh peniup!

4. Isilah air pada botol hampir penuh!

5. Tutuplah botol dan masukkan rokok pada lubang yang ada di tutup botol!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

129

6. Hidupkan rokok dan copot tutup peniup botol hingga air habis!

7. Gantilah tutup botol dengan tisu yang diikat dengan karet!

8. Tiuplah botol bagian bawah hingga asap habis ke atas!

9. Bukalah tisu dan amati apa yang terjadi pada tisu!

LEMBAR PENGAMATAN SISWA

1. Amatilah kegiatan yang dipraktekkan oleh gurumu.

Bagaimana keadaan tisu sebelum terkena asap rokok dengan tisu yang terkena

asap rokok?

Jawab:

Tisu sebelum terkena asap rokok Tisu yang terkena asap rokok

2. Apa yang menyebabkan adanya perubahan pada tisu?

Jawab:…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

3. Kaitkanlah percobaan tersebut dengan pernapasan pada manusia!

Jawab:…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

Kegiatan 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

130

Bacalah artikel yang telah disediakan oleh gurumu. Carilah informasi yang ada

pada artikel tersebut dan jawablah pertanyaan yang ada di bawah ini!

1. Sebutkan minimal 3 gagguan pada pernapasan manusia beserta penjelasannya!

Jawab:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………......

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………..

2. Sebutkan minimal 5 pencegahan gangguan pernapasan manusia!

Jawab:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

131

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

140

Lampiran 2.4.1 Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol

LEMBAR KERJA SISWA 1

Nama :

1. Tuliskan dan jelaskan alat pernapasan bagian terluar pada manusia?

Jawab :

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

2. Sebutkan alat – alat pernapasan bagian dalam pada manusia?

Jawab :

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

3. Jelaskan fungsi dari 3 alat – alat pernapasan pada manusia!

Jawab :

........................................................................................................

........................................................................................................

........................................................................................................

4. Jelaskan proses jalannya pernapasan manusia!

Jawab :

........................................................................................................

........................................................................................................

..........................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

141

LEMBAR KERJA SISWA 2

Nama :

1. Sebutkan salah satu hasil dari proses pernapasan manusia?

Jawab :

.................................................................................................

.................................................................................................

.................................................................................................

2. Jelaskan salah satu hasil dari proses pernapasan manusia tersebut!

Jawab :

.................................................................................................

.................................................................................................

.................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

142

LEMBAR KERJA SISWA 3

Nama :

1. Apa pengaruh yang terjadi pada pernapasan manusia jika menghirup udara

bersih?

Jawab :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

2. Apa pengaruh yang terjadi pada pernapasan manusia jika menghirup udara

kotor?

Jawab :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

3. Apa penyebab adanya gangguan pada sistem pernapasan manusia?

Jawab :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

4. Jelaskan cara pencegahan gangguan pada sistem pernapasan manusia

Jawab :

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

143

Lampiran 3.1 Soal EssayPretest Posttest

Nama :

No. Absen :

Bacalah kasus di bawah ini untuk menjawab soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5!

Keluarga Rina dan keluarga Langga tinggal di pedesaan. Setiap malam Rina dan

Langga sulit tidur karena mereka terganggu oleh nyamuk. Ibunya Rina

menyalakan obat nyamuk bakar di kamar Rina supaya Rina tidak terganggu oleh

nyamuk. Rina sering mengalami batuk-batuk akibat obat nyamuk bakar tersebut.

Ia juga mengalami sesak napas di paru-parunya, dan hidungnya terasa gatal.

Sedangkan ibunya Langga meminta Langga untuk memakai lotion anti nyamuk,

dan Langga tidak mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan hidung gatal.

1. Sebutkan minimal 4 alat pernapasan Rina yang mengalami gangguan akibat

menghirup asap obat nyamuk bakar!

Jawab:

…………………………………………………………………………………

……….…………………………………………………………………………

……

2. Sebutkan minimal 4 kemungkinan gangguan yang dialami Rina berdasarkan

alat pernapasan yang telah kalian sebutkan pada soal nomor 1!

Jawab:…………………………………………………………………………

…………….……………………………………………………………………

………

3. Berdasarkan cerita di atas tuliskan alat pernapasan manusia bagian terluar

yang terkena gangguan! Jelaskan alasanmu!

Jawab:

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

……

4. Pada cerita di atas, apa perbedaan kondisi kesehatan pernapasan Rina yang

menggunakan obat nyamuk bakar dan kondisi kesehatan pernapasan Langga

yang menggunakan lotion?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

144

Jawab:

Perbedaan kesehatan pernapasan Rina dan Langga

Kondisi kesehatan pernapasan Rina Kondisi kesehatan pernapasan

Langga

5. Dari kasus di atas, menurutmu bagaimana cara mencegah gangguan

pernapasan seperti yang dialami Rina?

Jawab:……………………………………………………………………………

………….………………………………………………………………………

………

6. Rumah Tito dan Arta berdekatan dengan pabrik. Setiap hari mereka

menghirup asap yang keluar dari cerobong asap pabrik tersebut. Rumah Agnes

dan Natan berada di pinggir sawah dan terdapat banyak pohon hijau. Manakah

yang lebih mudah terkena gangguan pernapasan jika dilihat dari situasi di

atas? Jelaskan alasanmu!

Jawab:…………………………………………………………………………

………..…...……………………………………………………………………

………

7. Perhatikanlah gambar di bawah ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

berikut!

a. Apa yang akan dialami pria yang duduk di sebelah kiri tersebut yang

berkaitan dengan pernapasannya meskipun ia tidak merokok? Sebutkan

minimal 3 contoh akibatnya!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

145

Jawab:……………………………………………………………………….

..……...…..…………………………………………………………………

……

b. Apa yang dialami orang yang merokok yang duduk di sebelah kanan

tersebut yang berkaitan dengan pernapasannya?

Jawab:……………………………………………………………………….

..……...……………………………………………………………………

……

c. Dapatkah situasi tersebut menimbulkan gangguan pada pernapasan?

Mengapa?

Jawab:……………………………………………………………………….

..……...……………………………………………………………………

……

d. Manakah dari dua orang pada gambar tersebut yang mengalami gangguan

pernapasan lebih berat? Jelaskan alasanmu!

Jawab:……………………………………………………………………….

..…………...………………………………………………………………

……

e. Sebutkan minimal 3 gangguan pernapasan yang mungkin dialami oleh

orang yang dalam kesehariannya berada di tempat seperti itu?

Jawab:………………………………………………………………………

……...……...………………………………………………………………

……

8. Berilah tanda silang pada pernyataan yang merupakan penyebab gangguan

pernapasan yang lebih berat dan berilah tanda centang pada pernyataan yang

merupakan penyebab gangguan tidak berat pada tabel di bawah ini !

a.

Berada di dekat asap pembakaran

sampah selama 20 menit

Berada di dekat lilin yang sedang

menyala selama 20 menit

b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

146

Melewati jalan raya yang banyak

asap kendaraan bermotor setiap

pulang sekolah selama satu

semester.

Melewati jalan raya yang banyak

asap kendaraan bermotor setiap

berangkat dan pulang sekolah

selama satu semester.

c.

Di ruangan kelas tidak berac

terdapat 4 jendela yang selalu

dibuka dari awal pelajaran sampai

selesai

Di ruangan kelas tidak berac

terdapat 4 jendela tetapi tidak

pernah dibuka

9. Pilihlah pernyataan di bawah ini dengan melingkari kata benar/salah yang

sesuai dengan pernyataan!

a. Yoga menderita sesak napas namun dia tetap senang bermain di tempat

yang berdebu. Benar/Salah

b. Rana menderita penyakit amandel dan dia tidak meminum es.

Benar/Salah

c. Vian pergi ke sekolah melewati jalan raya yang ramai dengan kendaraan

bermotor. Ia memakai masker agar tidak batuk. Benar/Salah

10. Saat Andi berada di kelas, dia melihat luar kelas dengan menempelkan

wajahnya di kaca jendela dan kaca jendela menjadi berembun. Setelah Andi

duduk, kaca jendela menjadi kering kembali.

a. Mengapa kaca jendela tersebut menjadi berembun?

Jawab:………………………………………………………………………

…………..…...……………………………………………………………

………

b. Mengapa kaca jendela menjadi kering kembali?

Jawab:………………………………………………………………………

…………..…...……………………………………………………………

………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

147

11. Kamu memencet hidung temanmu. Lalu temanmu merasa kesulitan bernapas.

Apakah tindakan yang kamu lakukan itu benar? Jelaskan!

Jawab:…………………………………………………………………………

……….…..................…………………………………………………………

…………

12. Kamu sedang mengalami sakit flu yang menyebabkan hidungmu tersumbat

dan sulit bernapas. Meskipun demikian kamu tidak membersihkan hidungmu

yang tersumbat oleh lendir. Oleh sebab itu kamu bernapas melalui mulut

dalam waktu yang cukup lama.

a. Apakah tindakan yang kamu lakukan saat tidak membersihkan hidungmu

yang tersumbat oleh lendir itu benar? Jelaskan!

Jawab:………………………………………………………………………

………….…....……………………………...………………………………

……

b. Apakah tindakan yang kamu lakukan saat bernapas dengan mulut itu

benar? Jelaskan!

Jawab:………………………………………………………………………

………….…...………………………………………………………………

……

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

148

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban Soal Pretest Posttest

Berikut kasus untuk nomor 1, 2, 4, dan 5

Keluarga Rina dan keluarga Langga tinggal di pedesaan. Setiap malam Rina dan Langga sulit tidur

karena mereka terganggu oleh nyamuk. Ibunya Rina menyalakan obat nyamuk bakar di kamar

Rina supaya Rina tidak terganggu oleh nyamuk. Namun Rina sering mengalami batuk-batuk akibat

obat nyamuk bakar tersebut. Ia juga mengalami sesak napas di paru-parunya, dan hidungnya terasa

gatal. Sedangkan ibunya Langga menyuruh Langga untuk memakai lotion anti nyamuk, dan

Langga tidak mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan hidung gatal.

Berikut gambar untuk soal nomor 9a, 9b, 9c, 9d, 9e!

No Soal Kunci Jawaban

1 Sebutkan minimal 4 alat pernapasan Rina

yang mengalami gangguan akibat menghirup

asap obat nyamuk bakar!

Hidung, trakea, bronkus, paru-paru

2 Sebutkan minimal 4 kemungkinan gangguan

yang dialami Rina berdasarkan alat

pernapasan yang telah kalian sebutkan pada

soal nomor 1!

Gangguan pada hidung: polip

Gangguan pada trakea: radang tenggorokan

Gangguan pada bronkus: bronkitis

Gangguan pada paru-paru: asma

3 Berdasarkan cerita di atas tuliskan alat

pernapasan manusia bagian terluar yang

terkena gangguan! Jelaskan alasanmu!

Hidung, karena udara dari asap obat

nyamuk bakar dihirup melalui hidung

sehingga menyebabkan hidung gatal-gatal

4 Pada cerita di atas, apa perbedaan kondisi

kesehatan pernapasan Rina yang

menggunakan obat nyamuk bakar dan

kondisi kesehatan pernapasan Langga yang

menggunakan lotion?

Kondisi kesehatan pernapasan Rina menjadi

tergganggu karena Rina menghirup udara

kotor dari asap obat nyamuk bakar yang

mengakibatkan hidung Rina menjadi gatal

dan sesak napas pada paru-paru. Kondisi

kesehatan pernapasan Langga tidak

mengalami gangguan karena setiap malam

Langga tidak menghirup udara kotor.

5 Dari kasus di atas, menurutmu bagaimana

cara pencegahan gangguan pernapasan

seperti yang dialami Rina?

Pencegahan yang dialami Rina yaitu tidak

menggunakan obat nyamuk bakar setiap

malam.

6 Rumah Tito dan Arta berdekatan dengan

pabrik. Setiap hari mereka menghirup asap

yang keluar dari cerobong asap pabrik

tersebut. Rumah Agnes dan Natan berada di

pinggir sawah dan terdapat banyak pohon

hijau. Manakah yang lebih mudah terkena

gangguan pernapasan jika dilihat dari situasi

di atas? Jelaskan alasanmu!

Yang lebih mudah terkena gangguan

pernapasan yaitu Tito dan Arta karena

mereka setiap menghirup asap dari pabrik

sedangkan asap dari pabrik tidak baik untuk

pernapasan manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

149

7 Perhatikanlah gambar di bawah ini untuk

menjawab pertanyaan!

Apa yang akan dialami orang yang duduk di

tempat tersebut yang berkaitan dengan

pernapasannya meskipun ia tidak merokok?

Sebutkan minimal 3 contoh akibatnya!

Apa yang kemungkinan besar akan dialami

orang yang merokok dan duduk di tempat

tersebut?

Dapatkah tempat tersebut menimbulkan

penyakit pada pernapasan? Mengapa?

Manakah dari dua orang pada gambar

tersebut yang mengalami gangguan

pernapasan lebih berat? Jelaskan alasanmu!

Sebutkan minimal 3 gangguan pernapasan

yang mungkin dialami oleh orang yang

dalam kesehariannya berada di tempat seperti

itu!

Yang akan dialami orang tersebut meskipun

tidak merokok yaitu merasakan gangguan

pada pernapasannya, misalnya batuk-batuk

dan sesak napas.

Yang dialami orang yang merokok tersebut

yaitu dapat mengalami gangguan pada

pernapasannya, misalnya batuk-batuk dan

sesak napas bahkan jika merokok terus

menerus dapat menimbulkan penyakit

kanker paru-paru.

Dapat, karena terdapat banyak polusi

diantaranya : polusi yang berasal dari asap

kendaraan dan asap rokok.

Orang yang paling berat mengalami

gangguan pada pernapasan yaitu orang yang

merokok karena ia selain menghirup asap

rokok dan kendaraan ia juga menghisap

rokoknya.

Penyakit yang dialami orang jika berada di

tempat seperti itu adalah batuk-batuk, sesak

napas, kanker paru – paru, peradangan

tenggorokan

8 Berilah tanda silang pada pernyataan yang

merupakan penyebab gangguan pernapasan

yang lebih berat dan berilah tanda centang

pada pernyataan yang merupakan penyebab

gangguan tidak berat pada tabel di bawah ini!

Berada di dekat

asap pembakaran

sampah 20 menit

(tanda silang)

Berada di dekat

lilin menyala

selama 20 menit

(tanda centang)

Melewati jalan

raya yang banyak

asap kendaraan

bermotor setiap

pulang sekolah

selama satu

semester.

(tanda silang)

Melewati jalan

raya yang banyak

asap kendaraan

bermotor setiap

berangkat dan

pulang sekolah

selama satu

semester.

(tanda centang)

Di ruangan kelas

terdapat 4 jendela

yang selalu dibuka

dari awal pelajaran

sampai selesai

(tanda centang)

Di ruangan kelas

terdapat 4 jendela

tetapi tidak pernah

dibuka.

(tanda silang)

9 Pilihlah pernyataan di bawah ini dengan

melingkari kata benar/salah yang sesuai!

Yoga menderita sesak napas namun dia

sering berada di tempat yang berdebu.

Benar/Salah Rana menderita penyakit amandel dan dia

tidak meminum es. Benar/Salah

Vian pergi ke sekolah melewati jalan raya

yang ramai dengan kendaraan bermotor. Ia

memakai masker karena takut mengalami

batuk. Benar/Salah

Salah

Benar

Benar

10 Saat Andi berada di kelas, dia melihat luar

kelas dengan menempelkan wajahnya di kaca

jendela dan kaca jendela menjadi lembab.

Setelah andi duduk, kaca jendela menjadi

Kaca jendela menjadi lembab karena

jendela terkena napas Andi saat

menempelkan wajahnya di jendela sehingga

jendela menjadi lembab terkena uap air dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

150

kering kembali.

Mengapa kaca jendela tersebut menjadi

lembab?

Mengapa kaca jendela menjadi kering

kembali?

hasil pernapasan.

Kaca jendela menjadi kering kembali

karena tidak terkena hasil dari proses

pernapasan (uap air)

11 Kamu memencet hidung temanmu sangat

lama. Lalu temanmu merasa kesulitan

bernapas. Apakah tindakan yang kamu

lakukan itu benar? Jelaskan alasanmu!

Tindakan tersebut tidak benar karena teman

saya menjadi kesulitan untuk bernapas.

12 Kamu sedang mengalami sakit flu yang

menyebabkan hidungmu tersumbat dan sulit

bernapas. Namun kamu tidak membersihkan

hidungmu yang tersumbat oleh lendir. Oleh

sebab itu kamu bernapas melalui mulut

dengan waktu yang cukup lama.

Apakah tindakan yang kamu lakukan saat

tidak membersihkan hidungmu yang

tersumbat oleh lendir itu benar? Jelaskan!

Apakah tindakan yang kamu lakukan saat

bernapas dengan mulut terlalu lama itu

benar? Jelaskan!

Tindakan tersebut tidak benar karena dapat

mengganggu proses pernapasan yang ada di

hidung.

Tindakan tersebut tidak benar jika kamu

menggunakan mulut terlalu lama karena

debu ataupun udara kotor dapat masuk

melalui mulut yang menyebabkan

tenggorokan menjadi gatal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

151

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian

Variabel Soal Kriteria Skor

Interpretasi

1. Sebutkan minimal 4 alat

pernapasan Rina yang

mengalami gangguan akibat

menghirup asap obat nyamuk

bakar!

Jikamenyebutkan minimal 4

jawaban dengan tepat

4

Jika menyebutkan 3 jawaban

dengan tepat

3

Jika menyebutkan 2 jawaban

dengan tepat

2

Jika menyebutkan 1 jawaban

dengan tepat

1

2. Sebutkan kemungkinan

gangguan yang dialami Rina

berdasarkan alat pernapasan

yang telah kalian sebutkan pada

soal nomor 1!

Jika menyebutkan 4 jawaban

dengan tepat

4

Jika menyebutkan 3 jawaban

dengan tepat

3

Jika menyebutkan 2 jawaban

dengan tepat

2

Jika menyebutkan 1 jawaban

dengan tepat

1

3. Berdasarkan cerita di atas

tuliskan alat pernapasan manusia

bagian terluar yang terkena

gangguan! Jelaskan alasanmu!

Jika menyebutkan jawaban

dengan benar dengan

penejelasan yang lengkap

4

Jika menyebutkan jawaban

dengan benar dengan

penejelasan yang kurang

lengkap

3

Jika menyebutkan jawaban

dengan benar namun

penjelasan tidak tepat

2

Jika menyebutkan jawaban

yang salah dan tidak ada

penjelasan

1

Analisis

4. Pada cerita di atas, apa

perbedaan kondisi kesehatan

pernapasan Rina yang

menggunakan obat nyamuk

bakar dan kondisi kesehatan

pernapasan Langga yang

menggunakan lotion?

Jika menuliskan perbedaan

dengan tepat dan alasan yang

lengkap

4

Jika menuliskan perbedaan

dengan tepat namun alasan

kurang lengkap

3

Jika menuliskan perbedaan

kurang tepat dan alasan

kurang lengkap

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

152

Jika menuliskan perbedaan

dengan tidak tepat

1

7.a. Apa yang akan dialami orang

yang duduk di tempat tersebut yang

berkaitan dengan pernapasannya

meskipun ia tidak merokok?

Jika menuliskan jawaban yang

benar dengan 3 contoh yang

tepat

4

Jika menuliskan jawaban

yang benar dengan 2 contoh

yang tepat

3

Jika menuliskan jawaban yang

benar dengan 1 contoh yang

tepat

2

Jika menuliskan jawaban yang

salah

1

7.b. Apa kemungkinan besar yang

akan dialami orang yang merokok

dan duduk di tempat tersebut?

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan lengkap

4

Jika menuliskan jawaban

dengan benar namun kurang

lengkap

3

Jika menuliskan jawaban

dengan tidak lengkap

2

Jika menuliskan jawaban

dengan salah

1

Evaluasi

6. Rumah Tito dan Arta berdekatan

dengan pabrik. Setiap hari mereka

menghirup asap yang keluar dari

cerobong asap pabrik tersebut.

Rumah Agnes dan Natan berada di

pinggir sawah dan terdapat banyak

pohon hijau. Manakah yang lebih

mudah terkena gangguan pernapasan

jika dilihat dari situasi di atas?

Jelaskan alasanmu!

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan dengan lengkap

4

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan namun kurang

lengkap

3

Jika menuliskan jawaban

dengan benar namun tidak

memberikan penjelasan

2

Jika menuliskan jawaban

namun salah

1

7d. Manakah dari dua orang pada

gambar tersebut yang mengalami

gangguan pernapasan lebih berat?

Jelaskan alasanmu!

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan dengan lengkap

4

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan namun kurang

lengkap

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

153

Jika menuliskan jawaban

dengan benar namun tidak

memberikan penjelasan

2

Jika menuliskan jawaban

namun salah

1

8. Berilah tanda silang pada

pernyataan yang merupakan

penyebab gangguan pernapasan yang

lebih berat dan berilah tanda centang

pada pernyataan yang merupakan

penyebab gangguan tidak berat pada

tabel di bawah ini !

a.

Berada di dekat

asap

pembakaran

sampah selama

20 menit

Berada di

dekat lilin

yang

sedang

menyala

selama 20

menit

b.

Melewati jalan

raya yang

banyak asap

kendaraan

bermotor

setiap pulang

sekolah selama

satu semester

Melewati

jalan raya

yang

banyak

asap

kendaraan

bermotor

setiap

berangkat

dan

pulang

sekolah

selama

satu

semester

c.

Di ruangan

kelas tidak

berac terdapat

4 jendela yang

selalu dibuka

dari awal

pelajaran

sampai selesai

Di ruangan

kelas tidak

berac terdapat

4 jendela tetapi

tidak pernah

dibuka

Jika memberikan 3 jawaban

yang benar

4

Jika memberikan 2 jawaban

yang benar

3

Jika memberikan 1 jawaban

yang benar

2

Jika jawaban tidak ada yang

benar

1

Variabel: 5. Dari kasus di atas, menurutmu

bagaimana cara pencengah

Jika menyebutkan minimal 3

jawaban dengan benar

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

154

Inferensi

gangguan pernapasan seperti

yang dialami Rina? Sebutkan

minimal 3 cara pencegahan

gangguan pernapasan yang

lainnya!

Jika menyebutkan 2 jawaban

dengan benar

3

Jika menyebutkan 1 jawaban

yang benar

2

Jika menyebutkan jawaban

namun tidak ada yang benar

1

7e. Sebutkan minimal 3 gangguan

pernapasan yang mungkin dialami

oleh orang yang dalam kesehariannya

berada di tempat seperti itu?

Jika menyebutkan minimal 3

jawaban dengan benar

4

Jika menyebutkan 2 jawaban

dengan benar

3

Jika menyebutkan 1 jawaban

yang benar

2

Jika menyebutkan jawaban

namun tidak ada yang benar

1

9. Pilihlah pernyataan di

bawah ini dengan melingkari kata

benar/salah yang sesuai!

a. Yoga menderita sesak

napas namun dia sering

berada di tempat yang

berdebu. Benar/Salah

b. Rana menderita penyakit

amandel dan dia tidak

meminum es.

Benar/Salah

c. Vian pergi ke sekolah

melewati jalan raya yang

ramai dengan kendaraan

bermotor. Ia memakai

masker karena takut

mengalami batuk.

Benar/Salah

Jika menjawab 3 soal dengan

benar

4

Jika memberikan 2 jawaban

dengan benar

3

Jika memberikan 1 jawaban

dengan benar

2

Jika jawaban tidak ada yang

benar

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

155

Eksplanasi

7c. Dapatkahsituasi tersebut

menimbulkan gangguan pada

pernapasan? Mengapa?

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan dengan lengkap

4

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan namun kurang

lengkap

3

Jika menuliskan jawaban

dengan benar namun tidak

memberikan penjelasan

2

Jika menuliskan jawaban

namun salah

1

10. Saat Andi berada di kelas,

dia melihat luar kelas dengan

menempelkan wajahnya di kaca

jendela dan kaca jendela menjadi

berembun. Setelah andi duduk,

kaca jendela menjadi kering

kembali.

a. Mengapa kaca jendela

tersebut menjadi

berembun?

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan dengan lengkap

4

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan namun kurang

lengkap

3

Jika menuliskan jawaban

dengan benar namun tidak

memberikan penjelasan

2

Jika menuliskan jawaban

namun salah

1

b. Mengapa kaca jendela

menjadi kering kembali?

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan dengan lengkap

4

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan namun kurang

lengkap

3

Jika menuliskan jawaban

dengan benar namun tidak

memberikan penjelasan

2

Jika menuliskan jawaban

namun salah

1

Regulasi Diri 11. Kamu memencet hidung

temanmu. Lalu temanmu merasa

kesulitan bernapas. Apakah tindakan

yang kamu lakukan itu benar?

Jelaskan!

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan dengan lengkap

4

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan namun kurang

lengkap

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

156

Jika menuliskan jawaban

dengan benar namun tidak

memberikan penjelasan

2

Jika menuliskan jawaban

namun salah

1

12. Kamu sedang mengalami

sakit flu yang menyebabkan

hidungmu tersumbat dan sulit

bernapas. Namun kamu tidak

membersihkan hidungmu yang

tersumbat oleh lendir. Oleh

sebab itu kamu bernapas melalui

mulut dengan waktu yang cukup

lama.

a. Apakah tindakan yang

kamu lakukan saat tidak

membersihkan hidungmu

yang tersumbat oleh

lendir itu benar?

Jelaskan!

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan dengan lengkap

4

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan namun kurang

lengkap

3

Jika menuliskan jawaban

dengan benar namun tidak

memberikan penjelasan

2

Jika menuliskan jawaban

namun salah

1

12.b. Apakah tindakan yang kamu

lakukan saat bernapas dengan

mulut itu benar? Jelaskan!

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan dengan lengkap

4

Jika menuliskan jawaban

dengan benar dan memberikan

penjelasan namun kurang

lengkap

3

Jika menuliskan jawaban

dengan benar namun tidak

memberikan penjelasan

2

Jika menuliskan jawaban

namun salah

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

157

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement

No.

Soal

Validator

1 2 3 Rerata

1 4 5 4 4,3333333

2 4 5 5 4,6666667

3 5 5 4 4,6666667

4 4 4 5 4,3333333

5 3 5 5 4,3333333

6 5 3 4 4

7a 4 4 4 4

7b 4 5 4 4,3333333

7c 4 5 5 4,6666667

7d 4 3 5 4

7e 5 5 3 4,3333333

8 4 4 5 4,3333333

9 5 4 5 4,6666667

10a 4 3 5 4

10b 5 3 5 4,3333333

11 5 4 5 4,6666667

12a 4 5 5 4,6666667

12b 4 3 5 4

Keterangan:

Kategori Kelayakan Rata-rata

Layak tanpa perbaikan 5

Layak dengan perbaikan 2,1 – 4,9

Tidak layak 1 – 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

158

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas

3.5.1 Hasil Uji Validitas Variabel Interpretasi

Correlations

Total

soal1 Pearson

Correlation .736

**

Sig. (2-tailed) .000

N 32

soal2 Pearson

Correlation .870

**

Sig. (2-tailed) .000

N 32

soal3 Pearson

Correlation .829

**

Sig. (2-tailed) .000

N 32

totalinter Pearson

Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level

(2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

159

3.5.2 Hasil Uji Validitas Variabel Analisis

Correlations

Total

soal4 Pearson

Correlation .910

**

Sig. (2-tailed) .000

N 32

soal7a Pearson

Correlation .670

**

Sig. (2-tailed) .000

N 32

soal7b Pearson

Correlation .861

**

Sig. (2-tailed) .000

N 32

totalanalisis Pearson

Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level

(2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

160

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 32 100.0

Excludeda 0 .0

Total 32 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.629 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

161

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Interpretasi Kelompok Kontrol

dan Eksperimen

No

.

Re

sp

PreKon

Inter

Post1Ko

nInter

SelKon

Inter

Pos2Ko

nInter

PreEks

Inter

Post1Ek

sInter

SelE

ks

Inter

Pos2Eks

Inter

1 1,67 3 1,33 2 2 3 1 2

2 2 2 0 2 1,33 2,33 1 2,33

3 2,33 1,67 -0,67 2,67 1 2 1 3

4 2 2,67 0,67 1,67 2,67 2,67 0 2,67

5 2,33 2 -0,33 2 2 4 2 3,67

6 2 2 0 3 2,33 3 0,67 3

7 1,67 2,33 0,67 2,33 2,33 3,33 1 2,33

8 2 2,33 0,33 2,33 2 2,67 0,67 2,67

9 1,33 2,67 1,33 1,67 1,67 2,67 1 1,67

10 1 1,67 0,67 1,67 2 1,67 -0,33 1,67

11 2,33 2,33 0 2 2,67 2,33 -0,33 2,33

12 2,67 3 0,33 2,33 1,67 3,67 2 2,67

13 1,33 2 0,67 2 2,33 3,33 1 3,33

14 2,33 3 0,67 3 2 3,67 1,67 3,67

15 1,67 2 0,33 1,67 2,33 3,67 1,33 3,67

16 1,67 2 0,33 2 1,67 3 1,33 3

17 3 2,33 -0,67 2,33 2 2,33 0,33 2,33

18 2,33 2,33 0 1,33 1,33 3 1,67 3

19 1,33 3 1,67 2,33 3 3,33 0,33 3,33

20 1,67 1 -0,67 1 2 3,33 1,33 3,33

21 2,33 2,33 0 2,33 2,33 3,33 1 3,33

22 2,33 2,67 0,33 1,67 2,33 4 1,67 3

23 2 1 -1 1,33 2,33 3 0,67 3

24 3 2,33 -0,67 2,33 3 3,33 0,33 3

25 1,67 4 2,33 3,33 1,67 2,33 0,67 2,33

26 3 4 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

162

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai KemampuanAnalisis Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

No.

Res

p

PreKon

Analis

Post1Ko

nAnalis

SelKon

Analis

Pos2Ko

nAnalis

PreEks

Analis

Post1Ek

sAnalis

SelEks

Analis

Pos2Ek

sAnalis

1 1,67 2,67 1 1,67 2,67 2,67 0 3,67

2 2 1,67 -0,33 2,67 2,33 4 1,67 3

3 2,67 2 -0,67 2 1,67 3,67 2 2,67

4 2 2 0 2,33 2,33 3 0,67 3

5 3,33 2,33 -1 1,33 2 3,33 1,33 2,33

6 2,33 2 -0,33 2 3,33 3 -0,33 3

7 1,67 2,33 0,67 1,33 2 2,33 0,33 2,33

8 2,33 2 -0,33 2 2,67 2,67 0 2,67

9 1,33 3,33 2 2,33 2,67 3,67 1 3,67

10 2,67 2 -0,67 2 2,33 3,33 1 3,33

11 1,33 1,33 0 2,33 3 2,67 -0,33 3

12 3,33 2,33 -1 2 2,33 3 0,67 2

13 2,67 2 -0,67 1,67 1,67 2,67 1 2,67

14 2 3 1 2 1,67 2,67 1 2,67

15 3,33 2,33 -1 2,33 2,33 3 0,67 3

16 1,67 2 0,33 3 2,67 3,67 1 2,67

17 2,67 3 0,33 2,33 2 2 0 2

18 2,67 3,67 1 3 3,33 3,33 0 3,33

19 2 2 0 2 1,67 3,33 1,67 2,33

20 1,67 2,67 1 2,67 2,33 2 -0,33 2

21 1,67 3 1,33 2,67 1,33 3 1,67 3

22 2,33 1,33 -1 1,67 1,67 3,67 2 3,33

23 2 3 1 3,33 1,67 2,67 1 2,67

24 2,33 2,33 0 2,33 3,33 4 0,67 4

25 1,33 2,67 1,33 3 2,33 3 0,67 3

26 3,33 3 -0,33 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

163

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data

4.3.1 Kemampuan Interpretasi

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

PreKonInter ,144 25 ,195 ,950 25 ,256

Post1KonInte

r ,164 25 ,083 ,939 25 ,142

SelKonInter ,165 25 ,078 ,946 25 ,205

Pos2KonInter ,171 25 ,058 ,957 25 ,354

PreEksInter ,156 25 ,121 ,956 25 ,336

Post1EksInter ,148 25 ,164 ,960 25 ,407

SelEksInter ,150 25 ,152 ,957 25 ,351

Pos2EksInter ,187 25 ,052 ,937 25 ,126

a. Lilliefors Significance Correction

4.3.2 Kemampuan Analisis

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

PreKonAnalis ,149 25 ,159 ,925 25 ,067

Post1KonAnali

s ,171 25 ,058 ,947 25 ,219

SelKonAnalis ,152 25 ,138 ,933 25 ,102

Post2KonAnali

s ,157 25 ,114 ,954 25 ,309

PreEksAnalis ,152 25 ,139 ,926 25 ,069

Post1EksAnali

s ,139 25 ,200

* ,950 25 ,257

SelEksAnalis ,135 25 ,200* ,937 25 ,125

Post2EksAnali

s ,151 25 ,147 ,953 25 ,287

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

164

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal

4.4.1 Kemampuan Interpretasi

Group Statistics

Kelompok Interpretasi N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

PreKonEksInt

Pretes

Kontrol

Interpretasi 25 2,0000 ,50918 ,10184

Pretes

Eksperimen

Interpretasi 26 2,1154 ,51590 ,10118

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

PreKonEksInt Equal

variances

assumed 0,005 0,942

-

0,804 49 0,426 -0,1154 0,14359

-

0,4039 0,17317

Equal

variances

not

assumed

-

0,804 49 0,425 -0,1154 0,14355

-

0,4039 0,1731

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

165

4.4.2 Kemampuan Analisis

Group Statistics

Kelompok Analisis N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

PreKonEksAnalis Pretes Kontrol Analisis 25 2,2000 ,60858 ,12172

Pretest Eksperimen Analisis 26 2,3333 ,59628 ,11694

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

PreKonEksAna Equal

variance

s

assumed

0,16

6

0,68

5

-

0,7

9 49 0,433 -0,1333 0,1687 -0,4724

0,205

7

Equal

variances not

assumed

-

0,7

9

48,

8 0,433 -0,1333 0,1688 -0,4726

0,205

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

166

Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

4.5.1 Kemampuan Interpretasi

Group Statistics

KELOMPOKINTER N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

INTERPRETASI Selisih Kontrol Interpretasi 25 ,3067 ,79303 ,15861

Selisih Eksperimen Interpretasi

26 ,9231 ,62757 ,12308

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95%

Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

INTERPRETASI Equal variances

assumed 0,744 0,393

-3,085 49 0,003 -0,616 0,1998 -1,018

-0,215

Equal

variances

not assumed

-3,07 45,7 0,004 -0,616 0,2008 -1,021

-

0,212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

167

4.5.2 Kemampuan Analisis

Group Statistics

KELOMPOKANALISIS N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

ANALISIS Selisih Kontrol Analisis 25 ,1600 ,87199 ,17440

Selisih Eksperimen Analisis

26 ,7179 ,73450 ,14405

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

ANALISIS Equal variances assumed

1,484 ,229 -

2,475 49 ,017 -,55795 ,22543

-1,0109

6

-,1049

4

Equal variances not assumed

-

2,467 46,942 ,017 -,55795 ,22620

-1,0130

1

-,1028

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

168

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan

Effect Size Kemampuan Interpretasi

adalah sebagai berikut:

Effect Size Kemampuan Analisis

adalah sebagai berikut:

Persentase pengaruh penerapan model

pembelajaran PBL untuk kemampuan

interpretasi:

R2 = r

2

= (0,40)2

= 0,16

Persentase = R2

100%

= (0,16) 100%

= 16%

Persentase pengaruh penerapan model

pembelajaran PBL untuk kemampuan

analisis:

R2 = r

2

= (0,33)2

= 0,11

Persentase = R2

100%

= (0,11) 100%

= 11%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

169

Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Uji Signifikansi Peningkatan Rerata

Pretest ke Posttest I

4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan

Interpretasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman

Persentase

%

%

0,15 x 100%

15 %

Persentase

%

%

0,44 x 100%

44 %

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Analisis

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman

Persentase

%

%

0,07 x 100%

7%

Persentase

%

%

0,31 x 100%

31 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

170

4.7.2 Perhitungan Persentase Gain Score

4.7.2.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Interpretasi

4.7.2.2 Perhitungan Persentase Gain Score 0,66 Kemampuan Interpretasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score 0,66 adalah 9

siswa.

Persentase

100%

=

= 0,36 100%

= 36%

Frekuensi gain score 0,66 adalah 20

siswa.

Persentase

100%

=

= 0,77 100%

= 77%

Kelompok Kontrol

Gain score f

2,33 1

1,67 1

1,33 2

0,67 5

0,33 5

0,00 5

-0,33 1

-0,67 4

-1,00 1

Kelompok Eksperimen

Gain score f

2,00 2

1,67 3

1,33 3

1,00 8

0,67 4

0,33 3

0,00 1

-0,33 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

171

4.7.2.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Analisis

Kelompok Kontrol

Gain score f

2,00 1

1,33 2

1,00 5

0,67 1

0,33 2

0,00 4

-0,33 3

-0,67 3

-1,00 4

4.7.2.4 Perhitungan Persentase Gain Score 0,50 Kemampuan Analisis

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score 0,50

adalah 9 siswa.

Persentase

100%

=

= 0,36 100%

= 36%

Frekuensi gain score 0,50 adalah 16

siswa.

Persentase

100%

=

= 0,61 100%

= 61%

Kelompok Eksperimen

Gain score F

2,00 2

1,67 3

1,33 1

1,00 6

0,67 5

0,33 1

0,00 4

-0,33 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

172

Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.8.1 Kemampuan Interpretasi

4.8.1.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Pretest ke Posttest I

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 Post1KonInter 2,3067 25 ,64492 ,12898

PreKonInter 2,0000 25 ,50918 ,10184

Pair 2 Post1EksInter 3,0385 26 ,62771 ,12310

PreEksInter 2,1154 26 ,51590 ,10118

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair

1

Post1KonInter &

PreKonInter 25 ,070 ,738

Pair

2

Post1EksInter &

PreEksInter 26 ,411 ,037

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed

) Mean

Std.

Deviat

ion

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Post1KonInter

- PreKonInter ,30667 ,79303 ,15861

-

,02068 ,63401

1,93

4 24 ,065

Pair 2 Post1EksInter

- PreEksInter ,92308 ,62757 ,12308 ,66960

1,1765

6

7,50

0 25 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

173

4.8.1.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Interpretasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase = R2

100%

= r2

100%

= (0,36)2

100%

= 0,13 100%

= 13%

Persentase = R2 100%

= r2 100%

= (0,83)2 100%

= 0,69 100%

= 69%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

174

4.8.2 Kemampuan Analisis

4.8.2.1 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Pretest ke Posttest I

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 Post1KonAnalis 2,3600 25 ,58468 ,11694

PreKonAnalis 2,2000 25 ,60858 ,12172

Pair 2 Post1EksAnalis 3,0513 26 ,53907 ,10572

PreEksAnalis 2,3333 26 ,59628 ,11694

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post1KonAnalis &

PreKonAnalis 25 -,068 ,748

Pair 2 Post1EksAnalis &

PreEksAnalis 26 ,166 ,418

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig.

(2-taile

d) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Post1KonAnalis -

PreKonAnalis ,16000 ,87199 ,17440 -,19994 ,51994 ,917 24 ,368

Pair 2 Post1EksAnal

is - PreEksAnalis

,71795 ,73450 ,14405 ,42128 1,01462 4,984 25 ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

175

4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Analisis Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase = R2

100%

= r2

100%

= (0,17)2

100%

= 0,03 100%

= 3%

Persentase = R2 100%

= r2 100%

= (0,70)2 100%

= 0,49 100%

= 49%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

176

Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

4.9.1 Kemampuan Interpretasi

4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol

Correlations

PreKonInter Post1KonInter

PreKonInter Pearson

Correlation 1 ,070

Sig. (2-

tailed) ,738

N 25 25

Post1KonInter Pearson

Correlation ,070 1

Sig. (2-

tailed) ,738

N 25 25

4.9.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen

Correlations

PreEksInter Post1EksInter

PreEksInter Pearson

Correlation 1 ,411

*

Sig. (2-

tailed) ,037

N 26 26

Post1EksInter Pearson

Correlation ,411

* 1

Sig. (2-

tailed) ,037

N 26 26

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

4.9.2 Kemampuan Analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

177

4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol

Correlations

PreKonAnalis Post1KonAnalis

PreKonAnalis Pearson

Correlation 1 -,068

Sig. (2-

tailed) ,748

N 25 25

Post1KonAnalis Pearson

Correlation -,068 1

Sig. (2-

tailed) ,748

N 25 25

4.9.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen

Correlations

PreEksAnalis Post1EksAnalis

PreEksAnalis Pearson

Correlation 1 ,166

Sig. (2-

tailed) ,418

N 26 26

Post1EksAnalis Pearson

Correlation ,166 1

Sig. (2-

tailed) ,418

N 26 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

178

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II dan

Pretest ke Posttest II

4.10.1 Kemampuan Interpretasi

4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Pair 1 Post2KonInter 2,0933 25 ,54874 ,10975

Post1KonInter 2,3067 25 ,64492 ,12898

Pair 2 Post2EksInter 2,8590 26 ,61227 ,12008

Post1EksInter 3,0385 26 ,62771 ,12310

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post2KonInter &

Post1KonInter 25 ,570 ,003

Pair 2 Post2EksInter &

Post1EksInter 26 ,720 ,000

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Post2KonInter

-

Post1KonInter -,21333 ,56009 ,11202 -,44453 ,01786 -1,904 24 ,069

Pair 2 Post2EksInter

-

Post1EksInter -,17949 ,46410 ,09102 -,36694 ,00797 -1,972 25 ,060

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

179

4.10.1.2 Perhitungan Persentase Posttest I ke Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest IIKemampuan

Interpretasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman

Persentase

%

%

- 0,0952 x 100%

- 9,52 %

Persentase

%

%

- 0,0625x 100%

- 6,25 %

4.10.2 Kemampuan Analisis

4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Posttest I ke Posttest II

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Pair 1 Post2KonAnalis 2,2400 25 ,52281 ,10456

Post1KonAnalis 2,3600 25 ,58468 ,11694

Pair 2 Post2EksAnalis 2,8590 26 ,51789 ,10157

Post1EksAnalis 3,0513 26 ,53907 ,10572

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post2KonAnalis

&

Post1KonAnalis

25 ,372 ,067

Pair 2 Post2EksAnalis &

Post1EksAnalis 26 ,552 ,003

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

180

Paired Samples Test

Paired Differences

t Df

Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

Post2KonAnalis - Post1KonAnalis

-0,12 0,62272 0,12454 -0,37705 0,13705 -0,964 24 0,345

Pair 2

Post2EksAnalis - Post1EksAnalis

-0,19231 0,50043 0,09814 -0,39443 0,00982 -1,959 25 0,061

4.10.2.2 Perhitungan Persentase Posttest I ke Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest IIKemampuan

Analisis

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman

Persentase

%

%

- 0,0508 x 100%

- 5,08 %

Persentase

%

%

- 0,0655x 100%

- 6,55 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

181

4.10.3 Kemampuan Interpretasi

4.10.3.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan Pretest ke Posttest II

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 Pos2KonInter 2,0933 25 ,54874 ,10975

PreKonInter 2,0000 25 ,50918 ,10184

Pair 2 Pos2EksInter 2,8590 26 ,61227 ,12008

PreEksInter 2,1154 26 ,51590 ,10118

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pos2KonInter

& PreKonInter 25 ,215 ,301

Pair 2 Pos2EksInter

& PreEksInter 26 ,321 ,110

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed

) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Pos2KonInter –

PreKonInter

0,09333 0,66332 0,13266 -0,1805 0,36714 0,704 24 0,49

Pair

2

Pos2EksInter –

PreEksInter

0,74359 0,66204 0,12984 0,47619 1,01099 5,727 25 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

182

4.10.3.2 Perhitungan Persentase Pretest ke Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest IIKemampuan

Interpretasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman

Persentase

%

%

0,045 x 100%

4,5 %

Persentase

%

%

0,3507 x 100%

35,07 %

4.10.4 Kemampuan Analisis

4.10.3.1 Hasil SPSS Uji Retensi PerlakuanPretestke Posttest II

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Pair 1 Post2KonAnalis 2,2400 25 ,52281 ,10456

PreKonAnalis 2,2000 25 ,60858 ,12172

Pair 2 Post2EksAnalis 2,8590 26 ,51789 ,10157

PreEksAnalis 2,3333 26 ,59628 ,11694

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair

1

Post2KonAnalis

&

PreKonAnalis

25 -,332 ,105

Pair

2

Post2EksAnalis

& PreEksAnalis 26 ,446 ,022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

183

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pai

r 1

Post2KonAnali

s -

PreKonAnalis ,04000 ,92456 ,18491 -,34164

,4216

4 ,216 24 ,831

Pai

r 2

Post2EksAnali

s -

PreEksAnalis

,52564 ,59009 ,11573 ,28730 ,7639

8 4,542 25 ,000

4.10.4.2 Perhitungan Persentase Pretest ke Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest IIKemampuan

Analisis

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperiman

Persentase

%

%

0,018 x 100%

1,8 %

Persentase

%

%

0,22 x 100%

22 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

184

Lampiran 4.11 Transkip Wawancara Siswa

4.11.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan

No Wawancara I Keterangan

1 Penanya Apakah kamu senang belajar IPA?

Mengapa?

Senang belajar

IPA

Siswa A Ya, karena belajar lingkungan sekitar

2 Penanya Bagaimana cara gurumu mengajar IPA? Belajar IPA degan

mejelaskan materi

(metode ceramah) Siswa A Dengan menjelaskan materi saja

3 Penanya Apakah kamu merasa senang ketika gurumu

mengajar IPA hanya dengan cara

menjelaskan?

Belajar dengan

metode ceramah

terkadang

membuat siswa

bosan Siswa A Terkadang saya senang, namun juga tidak,

karena bosan

4 Penanya Apakah gurumu pernah mengguakan cara

lain selain dengan cara menjelaskan?

Siswa A Sepertinya tidak pernah, hanya mengamati

gambar yang ada di buku paket

5 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer 1

dan 3 tentang alat-alat pernapasan manusia?

Siswa A Bisa, tetapi tidak tau benar atau salah

6 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer 2

tentang gangguan pada alat pernapasan

manusia?

Siswa A Bisa

7 Penanya Dari soal nomer 1, 2, dan 3 manakah yang

paling kamu anggap sulit? Mengapa?

Siswa A 2, tapi saya jawab

8 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer 4,

7a, dan 7b tentang pengaruh udara kotor dan

udara bersih pada pernapasan manusia?

Siswa A Bisa, hehe

9 Penanya Dari soal nomer 4, 7a, dan 7b manakah yang

paling kamu anggap sulit? Mengapa?

Siswa A Menurut saya nomer 7a, karena untuk

menjawab perlu ada percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

185

4.11.2 Wawancara II Siswa A Setelah Perlakuan

No Wawancara I Keterangan

1 Penanya Apakah model pembelajarn PBL (seperti

pembelajaran kemarin) membantumu dalam

memahami materi sistem pernapasan

manusia?

Model

pembelajaran PBL

membantu siswa

memahami materi.

Siswa A Ya, sangat membantu saya jadi lebih paham

2 Penanya Apakah kamu mengalami kesulitan saat

belajar IPA dengan model pembelajaran

PBL (seperti pembelajaran kemarin)?

Tidak sulit

Siswa A Tidak, malahan saya sangat senang

3 Penanya Apakah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL (seperti pembelajaran

kemarin) lebiih menarik daripada dengan

cara menjelaskan? Mengapa?

Siswa A Sangat menarik, saya bisa mencoba sendiri

4 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal

nomer 1 dan 3 tentang alat-alat pernapasan

manusia, setelah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL?

Lebih bisa

mengerjakan soal.

Siswa A Lebih bisa, karena saya dan teman-teman

melakukan percobaan

5 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal

nomer 2 tentang gangguan pada alat

pernapasan, setelah belajar IPA dengan

model pembelajaran PBL?

Siswa A Bisa

6 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal

nomer 4, 7a, dan 7b tentang pengaruh udara

kotor dan udara bersih pada pernapasan,

setelah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL?

Siswa A Bisa, karena saya melakukan praktik

langsung dan melihat pengaruh menghirup

udara kotor dan bersih.

7 Penanya Apakah belajar IPA dengan menggunakan

model pembelajaran PBL mempermudah

kamu untuk mengerjakan soal yang sulit?

Mempermudah

mengerjakan soal

yang sulit.

Siswa A Emmm... iya karena bisa bekerja dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

186

teman-teman dengan kerjasama

8 Penanya Apakah kamu merasa senang belajar IPA

dengan menggunakan model pembelajaran

PBL? Mengapa

Senang belajar

menggunakan

model PBL

Siswa A Senang,ya karena bisa mencari jawaban

sendiri dan melakukan percobaan.

4.11.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan

No Wawancara I Keterangan

1. Penanya Apakah kamu senang belajar IPA?

Mengapa?

Siswa B Ya, saya senang belajar IPA karena

bisa belajar tentang alam.

Senang belajar IPA

2. Penanya Bagaimana cara guru mengajar IPA?

Siswa B Dengan menjelaskan materi yang ada

di buku paket dan dengan

menjelaskan.

Dengan menjelaskan

(metode ceramah)

3. Penanya Apakah kamu merasa senang ketika

gurumu mengajarkan IPA hanya

dengan cara menjelaskan?

Siswa B Ya, senang Senang dengan cara

menjelaskan (metode

ceramah)

4. Penanya Apakah gurumu pernah

menggunakan cara lain selain dengan

cara menjelaskan?

Siswa B Pernah dengan alat peraga

5. Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal

nomer 1 dan 3 tentang alat-alat

pernapasan manusia?

Siswa B Emmm... saya bisa menjawab

6. Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal

nomer 2 tentang gangguan pada alat

pernapasan manusia?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

187

Siswa B Ya, bias

7 Penanya Dari soal nomer 1, 2, dan 3 manakah

yang paling kamu anggap sulit?

Mengapa?

. Siswa B Nomer 2, tapi saya menuliskan

jawaban kok

8. Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal

nomer 4, 7a, dan 7b tentang

pengaruh udara kotor dan udara

bersih pada pernapasan manusia?

Siswa B Ya, saya bias

9. Penanya Dari soal nomer 4, 7a, dan 7b

manakah yang paling kamu anggap

sulit? Mengapa?

Siswa B 7a, tapi saya menjawabnya

4.11.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan

No Wawancara II Keterangan

1. Penanya Apakah model pembelajaran PBL

(seperti pembelajaran kemarin)

membantumu memahami materi

sistem pernapasan manusia?

Model PBL

membantu siswa

memahami materi

Siswa B Iya membantu kok

2. Penanya Apakah kamu merasa kesulitan saat

belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL (seperti

pembelajaran kemarin)?

Sedikit kesulitan

Siswa B Sedikit kesulitan karena belum

terbiasa

3. Penanya Apakah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL lebih menarik

daripada dengan cara menjelaskan?

Mengapa?

Siswa B Lebih bias

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

188

4. Penanya Apakah kamu lebih bisa

mengerjakan soal nomer 1 dan 3

tentang alat-alat pernapasan manusia,

setelah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL?

Siswa B Ya, bias

5. Penanya Apakah kamu lebih bisa

mengerjakan soal nomer 2 tentang

gangguan pada alat pernapasan,

setelah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL?

Siswa B Bisa

6. Penanya Apakah kamu lebih bisa

mengerjakan soal nomer 4, 7a, dan

7b tentang pengaruh udara kotor dan

udara bersih pada pernapasan,

setelah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL?

Siswa B Ya, bias

7 Penanya Apakah belajar IPA dengan

menggunakan model pembelajaran

PBL mempermudah kamu untuk

mengerjakan soal yang sulit?

Siswa B Bisa

8. Penanya Apakah kamu merasa senang belajar

IPA dengan menggunakan model

pembelajaran PBL? Mengapa

Senang, karena bisa bekerja dengan

teman-teman dengan kerjasama

4.11.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan

No Wawancara I Keterangan

1 Penanya Apakah kamu senang belajar IPA?

Mengapa?

Siswa C Tidak. Karena membosankan. Tidak senang

IPA

2 Penanya Bagaimana cara guru mengajar IPA?

Siswa C Dengan menjelaskan materi dari buku

paket.

Menjelaskan

materi IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

189

dengan metode

ceramah

3 Penanya Apakah kamu merasa senang ketika

gurumu mengajarkan IPA hanya dengan

cara menjelaskan?

Siswa C Tidak. Karena membuat ngantuk. Tidak senang

dengan metode

ceramah

4 Penanya Apakah gurumu pernah menggunakan

cara lain selain dengan cara menjelaskan?

Siswa C Pernah, hanya dengan mengamati gambar

di buku paket.

5 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer

1 dan 3 tentang alat-alat pernapasan

manusia?

Siswa C Kurang bisa

6 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer

2 tentang gangguan pada alat pernapasan

manusia?

Siswa C Lumayan bisa Tidak bisa

mengerjakan

7 Penanya Dari soal nomer 1, 2, dan 3 manakah

yang paling kamu anggap sulit?

Mengapa?

Siswa C Menurutku nomer 3

8 Penanya Apakah kamu bisa menjawab soal nomer

4, 7a, dan 7b tentang pengaruh udara

kotor dan udara bersih pada pernapasan

manusia?

Siswa C Lumayan bisa

9 Penanya Dari soal nomer 4, 7a, dan 7b manakah

yang paling kamu anggap sulit?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

190

Mengapa?

Siswa C 7b, tapi saya kerjakan

4.11.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan

No Wawancara II Keterangan

1 Penanya Apakah model pembelajaran PBL(seperti

pembejaran kemarin) membantumu

dalam memahami materi sistem

pernapasan manusia?

Siswa C Ya, sangat membantu. PBL sangat

membantu

2 Penanya Apakah kamu mengalami kesulitan saat

belajar IPA dengan model pembelajaran

PBL(seperti pembelajaran kemarin)?

Siswa C Enggak sih, kan kerjasama jadi sedikit

lebih mudah melakukan percobaanya,

hehe.

Cukup mudah

melakukan

percobaan dengan

PBL

3 Penanya Apakah belajar IPA dengan model

pembelajaran PBL(seperti pembejaran

kemarin) lebih menarik daripada dengan

cara menjelaskan? Mengapa?

Siswa C Iya, karena menggunakan percobaan dan

menggunakan alat. Jadi lebih gampang

memahami.

Lebih menarik

4 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan

soal nomer 1 dan 3 tentang alat-alat

pernapasan manusia, setelah belajar IPA

dengan model pembelajaran PBL?

Siswa C Lebih bisa Lebih bisa

mengerjakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

191

5 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan

soal nomer 2 tentang gangguan pada alat

pernapasan, setelah belajar IPA dengan

model pembelajaran PBL?

Siswa C Bisa, karena saya sudah mengerti Lebih bisa

mengerjakan

6 Penanya Apakah kamu lebih bisa mengerjakan

soal nomer 4, 7a, dan 7b tentang

pengaruh udara kotor dan udara bersih

pada pernapasan, setelah belajar IPA

dengan model pembelajaran PBL?

Siswa C Lebih bisa Lebih bisa

mengerjakan

7 Penanya Apakah belajar IPA dengan

menggunakan model pembelajaran PBL

mempermudah kamu untuk mengerjakan

soal yang sulit?

Siswa C Mempermudah Lebih bisa

mengerjakan

8 Penanya Apakah kamu merasa senang belajar IPA

dengan menggunakan model

pembelajaran PBL? Mengapa

Siswa C Sangat senang, saya bisa praktik dan

berdiskusi dengan teman sekelompok.

PBL

mempermudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

192

Lampiran 4.12 Transkip Wawancara Guru

No Wawancara I Keterangan

1 Penanya Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah

menggunakan model pembelajaran PBL

dalam pembelajaran IPA?

Belum pernah

menggunakan

model PBL

Guru Saya belum pernah menggunakan model

pembelajaran PBL

2 Penanya Apakah terdapat kesulitan yang Ibu temui

saat menggunakan model pembelajaran

PBL?

Guru Awalnya saya masih bingung pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran

PBL karena ini pertama kali saya

menerapkannya. Namun setelah saya

medapatkan penjelasan dari anda dan

membaca ulang saya dapat memahaminya.

3 Penanya Bagaimana pendapat Ibu mengenai proses

pembelajaran menggunakan model

pembelajaran PBL?

Guru Proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran PBL membuat siswa

lebih semangat karena siswa penasaran

percobaan apa yang akan mereka lakukan.

Dengan semangat belajar yang tinggi siswa

menjadi lebih aktif dan banyak mengajukan

pertanyaan-pertanyaan.

4 Penanya Apakah model pembelajaran PBL efektif

jika diterapkan dalam pembelajaran IPA?

Model PBL efektif

Guru Ya cukup efektif

5 Penanya Apakah Ibu pernah menggunakan model

pembelajaran atau metode lain selain

menggunakan model pembelajaran PBL?

Guru Sebelumnya saya hanya menggunakan alat

peraga dan mengamati gambar, atau

melakukan percobaan yang bahan-bahan dan

alatnya mudah didapat. Pada saat percobaan

tersebut siswa belum pernah mencari

jawaban sendiri.

6 Penanya Bagaimana pembelajaran di kelas kontrol

dengan menggunakan metode ceramah?

Guru Ya berlagsung baik, tidak ada masalah.

7 Penanya Apa saran Ibu untuk pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran PBL?

Guru Model pembelajaran PBL baik jika

diterapkan untuk pembelajaran IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

193

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran

Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

195

Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

196

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL ... · Problem Based Learning (PBL) model on ability to interpretation and analysis in science subject for the fifth grade students

197

CURRICULUM VITAE

Veronika Endah Jatiningsih adalah anak keenam dari

pasangan Yohanes Suharjo dan Christina Sri Suyatsih. Lahir

di Bantul pada tanggal 7 Januari 1994. Pendidikan dimulai

dari TK Greges Kretek, pada tahun 1999-2001 kemudian

pendidikan dilanjutkan di Sekolah Dasar Negeri I Kretek

tahun 2001-2007. Selanjutnya peneliti melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama I Pundong pada tahun 2007-2010.

Peneliti kemudian menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri I

Pundong pada tahun 2010-2013. Setelah lulus peneliti melanjutkan pendidikan di

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma pada

tahun 2013. Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma banyak

kegiatan kemahasiswaan yang telah diikuti. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu:

No. Nama Kegiatan Tahun Peran

1. Pelatihan Pengembangan Kebribadian Mahasiswa I 2014 Peserta

2. Pelatihan Pengembangan Kebribadian Mahasiswa II 2014 Peserta

3. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar

(KMD).

2014 Peserta

4. Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2016 Peserta

5. English Club 2013-2015 Peserta

6. Week-End Moral 2014 Peserta

7. Inisiasi Fakultas (INFISA). 2013 Peserta

8. Panitia Perayaan Ekaristi Natal 2015 Dekorasi

9. Pengajar Aktif Kali Code (UKM Pengabdian

Masyarakat)

2013-2014 Pengajar

10. Seminar “Reinvemting Childhood Education” 2015 Peserta

11. Kuliah Umum “Indonesia Mengajar” 2014 Peserta

12. Seminar “Free Sex Thumbs up or thumbs down” 2013 Peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI