Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANAALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL DI
KABUPATEN DAN KOTA SE-NUSA TENGGARA BARAT,NUSA TENGGARA TIMUR, MALUKU, MALUKU UTARA,
PAPUA, DAN PAPUA BARAT TAHUN 2014-2018
RINGKASAN SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
MONILIA ANNISA
NIM. 111629191
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2020
SKRIPSI
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UⅣ IUⅣI
TERHADAP BELANJA Ⅳ10DAL DI KABUPATEN DAN KOTA SE‐ NUSA
TENGGARA BARAT,NUSA TENGGARA TIPIUR,PIIALUKU,Ⅳ lALUKU
UTARA,PAPUA,DAN PAPUA BARAT TAHUN 2014‐ 2018
E)ipersiapkan dan disusun oleh:
MONILIA ANNISA
No lnduk】噸ahasislwa:111`29191
telah dipresentasikan di depan Ti I 17 Febnrari 2020 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk aratan untuk memperoleh gelar
ntansi.
″ ′
Dr.,M.Si。 ,Ak。tika Jauharia Hatt
Yogyakarta,17 Februari 2020
Sckolah TinggiIImu EkOnomi YKPN Yogyakarta
S
陶vit
M
I(etua
ubiyakto,Dr.,
Rudy Badrudin, Dr., M.Si., Ak.
祐高猿薫愁卜
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANAALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL DI
KABUPATEN DAN KOTA SE-NUSA TENGGARA BARAT,NUSA TENGGARA TIMUR, MALUKU, MALUKU UTARA,
PAPUA, DAN PAPUA BARAT TAHUN 2014-2018
Monilia Annisa
Program Studi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara
ABSTRAK
Otonomi daerah digunakan oleh pemerintah daerah untuk menyejahterakanmasyarakat melalui peningkatan fasilitas prasarana dan sarana. Tingkatkesejahteraan masyarakat dapat dihitung menggunakan indeks pembangunanmanusia (IPM). IPM pada daerah yang digunakan dalam riset ini termasuk dalamperingkat sepuluh provinsi terendah di Indonesia. Tujuan riset ini adalah untukmengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) dan danaalokasi umum (DAU) terhadap belanja modal (BM). Daerah yang dipilih yaitukabupaten dan kota se-Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku,Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Riset ini mengambil data laporan realisasianggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahunan di Direktorat JenderalPerimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan selama periode 2014-2018. Riset ini mengambil seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Nusa TenggaraBarat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Baratsebagai populasi. Sampel dipilih menggunakan purposive sampling sehinggaditentukan dua karakteristik untuk mengambil sampel. Pengambilan sampeldengan cara tersebut menghasilkan total 457 data. Hasil pengujian secara parsialriset ini menunjukkan bahwa PAD berpengaruh negatif dan signifikan terhadapBM dan DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM. PAD yang negatifmengindikasikan bahwa terdapat fenomena flypaper effect dalam riset ini.Pengujian secara simultan menunjukkan PAD dan DAU berpengaruh positif dansignifikan terhadap BM.
Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Belanja Modal (BM)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANAALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL DI
KABUPATEN DAN KOTA SE-NUSA TENGGARA BARAT,NUSA TENGGARA TIMUR, MALUKU, MALUKU UTARA,
PAPUA, DAN PAPUA BARAT TAHUN 2014-2018
Monilia Annisa
Program Studi Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara
ABSTRACT
Regional autonomy is used by local governments to improve the welfare of thecommunity through the improvement of infrastructure and facilities. The level ofcommunity welfare can be calculated using the human development index (HDI).HDI in the regions used in this research is included in the ranking of the tenlowest provinces in Indonesia. The purpose of this research is to find out andanalyze the effect of regional own-source revenue (PAD) and general allocationfunds (DAU) on capital expenditure (BM). The chosen regions are regencies andcities in Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara,Papua and Papua Barat. This research takes data on the annual realization of theregional budget (APBD) in the Directorate General of Fiscal Balance (DJPK)Ministry of Finance during the 2014-2018 period. This research took allregencies and cities in the provinces of Nusa Tenggara Barat, Nusa TenggaraTimur, Maluku, Maluku Utara, Papua and Papua Barat as populations. Thesample was selected using purposive sampling so that two characteristics weredetermined to take the sample. Sampling in this way produced a total of 457 data.The partial test results of this research indicate that PAD has a negative andsignificant effect on BM and DAU has a positive and significant effect on BM. Anegative PAD indicates that there is a flypaper effect phenomenon in thisresearch. Simultaneous testing shows that PAD and DAU have a positive andsignificant effect on BM.
Keywords: Regional Local Government Revenue/Regional Own-Source Revenue(PAD), General Allocation Fund (DAU), Capital Expenditures (BM)
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akhir dari pemerintahan orde baru pada 1998 memberikan harapan bagi
perbaikan pelaksanaan pemerintahan. Lahirlah Undang-Undang (UU) Nomor 22
Tahun 1999, mengubah pengaturan kewenangan menjadi sistem desentralisasi
kemudian membagi dua pengaturan kewenangan pemerintahan meliputi
pemerintah pusat (pempus) dan pemerintah daerah (pemda). Pemda ialah
penyelenggara pemerintahan daerah dalam pelaksanaan kewenangan di daerah
otonom meliputi wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Daerah otonom menjadi
perwujudan dari asas devolusi dan dekonsentrasi atas desentralisasi. Dewasa ini
era desentralisasi lebih diketahui sebagai era otonomi daerah.
Kebijakan otonomi daerah saat ini diterapkan oleh pemerintah melalui UU
23/2014. Selaras dengan UU yang mengatur mengenai otonomi daerah, maka
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat harus diurus dan diatur sendiri
oleh daerah otonom sejalan dengan hak, wewenang, dan kewajiban yang telah
diberikan. Kewenangan pemda dalam penyelenggaraan otonomi daerah digunakan
untuk mencari lebih banyak sumber keuangan sesuai dengan kemampuan
daerahnya masing-masing. Sumber keuangan daerah ditetapkan di Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Peraturan Pemerintah (PP) 12/2019 menguraikan bahwa APBD dibagi atas
pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Anggaran terbesar di
APBD terdapat pada pendapatan daerah serta belanja daerah. Pendapatan daerah
adalah seluruh penambah nilai kekayaan bersih suatu daerah yang diakui dan
1
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
2
dinyatakan sebagai hak daerah. Terdapat tiga pendapatan daerah, antara lain:
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang sah. Belanja daerah adalah semua pengeluaran atau belanja yang
mengurangi nilai kekayaan bersih daerah dan diakui serta dinyatakan sebagai
kewajiban pemda. Pengklasifikasian belanja daerah meliputi Belanja Operasi,
Belanja Modal (BM), Belanja Tidak Terduga, dan Belanja Transfer. Perencanaan
pembangunan daerah harus diperhatikan ketika melakukan perencanaan dan
penyusunan APBD.
Pembangunan daerah adalah pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
yang dikuasai daerah oleh pemda dan masyarakat dalam menghadapi
ketergantungan sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
daerah. Salah satu faktor dalam mewujudkan pembangunan daerah adalah fasilitas
prasarana dan sarana. Pembangunan prasarana dan sarana di berbagai daerah
selama ini masih dalam keadaan tidak optimal. Akibatnya banyak wilayah di
Indonesia, salah satunya kawasan timur Indonesia (KTI) belum terjangkau oleh
kegiatan pembangunan. Ketidakmerataan persebaran pembangunan prasarana dan
sarana berpengaruh terhadap kecepatan pembangunan sosial ekonomi dan
perwujudan kesejahteraan masyarakat di setiap daerah. Tingkat kesejahteraan
masyarakat dapat memperlihatkan kondisi mengenai keadaan kehidupan
masyarakat suatu daerah yang ditunjukkan melalui standar kehidupan masyarakat
(Badrudin, 2017:149).
Standar kehidupan masyarakat diukur menggunakan Human Development
Index (HDI) atau disebut juga sebagai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
3
meliputi tiga dimensi dasar untuk perhitungannya, yaitu kesehatan, pendidikan,
dan pengeluaran. Hasil perhitungan IPM akan menunjukkan cara penduduk untuk
mampu mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendidikan, kesehatan,
pendapatan, dan lainnya.
IPM di Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku,
Maluku Utara (Malut), Papua, dan Papua Barat (Pabar) pada 2014 sampai dengan
2018 hasilnya relatif di bawah dan masih dalam kategori sedang walaupun ada
peningkatan indeks. Dari penjelasan tersebut, berdasarkan data-data yang ada saat
ini keenam provinsi merupakan daerah yang masuk dalam peringkat 10 provinsi
terendah di Indonesia tahun 2014 sampai dengan 2018 dalam hal IPM. Padahal,
IPM ialah ukuran pencapaian pembangunan manusia berlandas beberapa unsur
dasar kualitas hidup. Pencapaian kualitas hidup yang baik salah satunya dilakukan
dengan pengelolaan anggaran belanja oleh pemda terutama BM. BM dipengaruhi
oleh unsur-unsur meliputi: PAD, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK), Dana Bagi Hasil (DBH), dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang
sah.
Kuncoro (2014:7) menerangkan bahwa PAD bersumber dari perusahaan
daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah. Fungsi utama PAD adalah untuk
memenuhi kepentingan masyarakat melalui program pemerintah. Salah satu unsur
yang memengaruhi PAD adalah BM jadi, dapat dikatakan bahwa dua hal ini
saling memengaruhi. Banyaknya realisasi dana PAD pada total pendapatan daerah
ditunjukkan oleh seberapa besar persentase PAD terhadap pendapatan daerah.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
PAD dapat mencerminkan taraf kemandirian daerah. Angka PAD yang
tinggi membuktikan bahwa suatu daerah mampu mengurangi ketergantungan
terhadap pempus. Tidak hanya peningkatan PAD, untuk memperkecil
ketergantungan juga harus diimbangi dengan pengelolaan pendapatan transfer
yang baik. Pendapatan transfer terdiri dari transfer pempus dan transfer antar-
daerah.
Salah satu pendapatan transfer pempus adalah dana perimbangan. Siregar
(2017:82) menyatakan bahwa dana perimbangan merupakan dana untuk
membiayai kebutuhan daerah dalam penyelenggaraan desentralisasi yang
didistribusikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
kemudian diserahkan kepada daerah. Dana perimbangan meliputi Dana Transfer
Umum (DTU) dan Dana Transfer Khusus (DTK). DTU mencakup DAU dan
DBH.
Tujuan DAU ialah untuk mengurangi ketidakseimbangan horizontal
(horizontal imbalance) antar-pemda. Sudah disebutkan sebelumnya bahwa DAU
menjadi salah satu faktor yang memengaruhi BM. DAU juga dapat mencerminkan
taraf kemandirian daerah. Penerimaan yang makin besar diharapkan dapat
meningkatkan alokasi BM, tetapi semakin besar persentase DAU berarti tingkat
ketergantungan pemda terhadap pempus semakin tinggi.
Realisasi DAU pada tahun 2014 sampai dengan 2018 keenam provinsi
memiliki persentase yang fluktuatif. Realisasi yang tinggi dari DAU dapat
memunculkan fenomena flypaper effect (FE). FE menyebabkan alokasi dana
perimbangan tidak optimal, fenomena ini diperlihatkan oleh jumlah DAU yang
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
didapat pemda (Badrudin dan Kuncorojati, 2017:57). Tingginya angka DAU
didukung pernyataan Bhakti (2013:71) bahwa ketimbang mengusahakan
peningkatan PAD, pemda justru semakin bergantung diri pada DAU.
Ketergantungan disebabkan oleh beban belanja daerah yang besar. Oleh sebab itu,
penting adanya perubahan pola pengelolaan belanja daerah yang rasional dan
memiliki sifat investasi produktif dalam mendorong kemandirian.
Klasifikasi belanja daerah salah satunya adalah BM. Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) menerangkan bahwa BM adalah pengeluaran untuk
pembentukan modal yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan
bersifat menambah aset tetap dan aset lainnya. Penambahan aset tetap dilakukan
dengan dialokasikannya dana APBD dalam bentuk anggaran BM yang bersumber
dari pendapatan daerah. Aset tetap dan aset lainnya diadakan bagi kebutuhan
daerah berdasarkan prasarana dan sarana.
Realisasi BM di daerah NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar
memiliki persentase fluktuatif, tetapi proporsi rasio masih rendah. Tidak ada BM
dari enam provinsi yang mencapai 30 persen dari belanja daerah. Penjelasan dari
data tersebut menunjukkan tidak ada penambahan aset skala besar dalam
meningkatkan prasarana dan sarana.
Di samping itu, walaupun pada 2014 sampai dengan 2018 realisasi dana
PAD rendah dengan persentase cenderung turun, dana DAU fluktuatif yang di
beberapa daerah memiliki ketergantungan tinggi, dan proporsi BM masih dalam
rasio rendah, tidak menghalangi peningkatan IPM setiap tahunnya meski masih
dalam kategori sedang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kesejahteraan dan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
kualitas hidup masyarakat di Provinsi NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan
Pabar mengalami perkembangan yang baik.
Berdasar dari uraian latar belakang, peneliti menaruh minat untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi
Umum Terhadap Belanja Modal di Kabupaten dan Kota Se-Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Dan Papua
Barat Tahun 2014-2018”.
Rumusan Masalah
1. Apakah PAD berpengaruh terhadap BM di Kabupaten dan Kota se-NTB, NTT,
Maluku, Malut, Papua, dan Pabar pada tahun 2014-2018?
2. Apakah DAU berpengaruh terhadap BM di Kabupaten dan Kota se-NTB, NTT,
Maluku, Malut, Papua, dan Pabar pada tahun 2014-2018?
3. Apakah PAD dan DAU berpengaruh terhadap BM di Kabupaten dan Kota se-
NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar pada tahun 2014-2018?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh PAD terhadap BM di Kabupaten dan
Kota se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar pada tahun 2014-2018.
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh DAU terhadap BM di Kabupaten dan
Kota se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar pada tahun 2014-2018.
3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh PAD dan DAU terhadap BM di
Kabupaten dan Kota se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar pada
tahun 2014-2018.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
KAJIAN PUSTAKA
Teori Keagenan
Teori keagenan mula-mula dikenalkan oleh Jensen dan Meckling pada 1976.
Teori ini menerangkan tentang hubungan dua pelaku ekonomi yang memiliki
ikatan perjanjian dan terdiri dari pihak yang memberi tanggung jawab (prinsipal)
dan pihak yang diberi tanggung jawab (agen) (Jensen dan Meckling, 1976:308).
Belkaoui (2011:188) menyatakan bahwa suatu penyelesaian yang efisien terhadap
masalah kepentingan mengawali munculnya teori keagenan melalui adanya
kontrak yang muncul di antara berbagai pihak organisasi. Hubungan keagenan
antara pemda dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah DPRD
sebagai prinsipal bagi Pemda (agen). DPRD juga menjadi agen bagi masyarakat
(prinsipal).
Otonomi Daerah
Sejak tahun 1999 Indonesia menganut sistem otonomi daerah dalam
melaksanakan pemerintahannya. Hal tersebut sesuai UU 22/1999 yang saat ini
telah diubah dalam UU 23/2014 dengan perubahan kedua UU 9/2015 karena
adanya penyesuaian tugas dan wewenang. Otonomi daerah menurut perundang-
undangan adalah bagaimana pemda mengurus dan mengatur sendiri daerahnya
sesuai hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom yang telah diberikan.
Simanjuntak (2013:66) menjelaskan otonomi daerah adalah pencapaian tujuan
yang tidak melenceng dari peraturan perundang-undangan melalui bagaimana
pemda mampu mengendalikan daerah dengan baik, tidak terdapat kesenjangan
antara masyarakat dan pemerintah, dan tidak ada kesenjangan antar-masyarakat.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
Sjafrizal (2014:106) menerangkan bahwa hakikatnya otonomi daerah adalah hak
atau wewenang suatu daerah otonom untuk mengurus rumah tangganya sendiri.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Djaenuri (2012:88) menyatakan PAD ialah penerimaan berdasarkan peraturan
daerah yang dipungut dan diperoleh dari sumber-sumber di wilayahnya sendiri.
Halim dan Kusufi (2012:101) menuturkan bahwa PAD adalah sumber ekonomi
asli daerah yang menjadi penerimaan daerah. Tujuan PAD adalah sebagai
perwujudan desentralisasi, maka sesuai dengan potensi daerah diberikan
kewenangan terhadap pemda untuk membiayai pelaksanaan otonomi daerah
(Nuarisa, 2013).
Dana Alokasi Umum (DAU)
DAU dalam perundang-undangan dijelaskan sebagai dana yang asalnya dari
pendapatan APBN dan didistribusikan dengan tujuan untuk meratakan
kemampuan keuangan antardaerah. Awaniz (2011:19) menyatakan DAU adalah
klasifikasi transfer dana antar tingkat pemerintahan dimana dana tersebut tidak
terikat dengan rencana pengeluaran tertentu. DAU memiliki sifat “Block Grant”
yang artinya keputusan penggunaan diberikan seluruhnya kepada pemda sehingga
pemda leluasa untuk menentukan sesuai dengan prioritas dan kebutuhan dalam
meningkatkan pelayanan umum terhadap masyarakat di daerah.
Belanja Modal (BM)
BM dalam perundang-undangan dijelaskan sebagai pengeluaran anggaran dalam
menambah aset tetap dan aset lainnya yang memiliki manfaat lebih dari satu
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
periode akuntansi. Aset tetap yang dianggarkan dalam BM dihitung sejumlah
harga beli atau bangun aset kemudian ditambah dengan seluruh belanja pengadaan
dan pembangunan aset hingga aset siap digunakan. Felix (2012) menyatakan
bahwa peningkatan BM yang dianggarkan mengakibatkan peningkatan BM dalam
hubungannya dengan penambahan infrastruktur dan sarana prasarana publik.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pembangunan manusia menurut United Nation Development Programme (UNDP)
adalah suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan manusia (“Human
development is the process of enlarging people’s choices”). Human Development
Report (HDR) dirilis oleh UNDP pada tahun 1990. Badan Pusat Statistik (BPS)
(2019) menyatakan bahwa pembangunan manusia secara tidak langsung menjadi
tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB). TPB ialah agenda pembangunan global yang disepakati oleh
negara-negara di dunia hingga tahun 2030.
Kerangka Teoritis
PADH1
Variabel DependenVariabel Independen
DAU
Y
H2BM
H3
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal (BM)
Kemandirian suatu daerah dapat tercermin dari PAD. PAD diperhitungkan oleh
pemda dalam APBD guna mendanai BM pemda. Peningkatan PAD suatu daerah
biasanya akan diikuti oleh meningkatnya BM daerah tersebut dengan
menyesuaikan kondisi daerah pada saat tahun anggaran. Penelitian oleh Hairiyah,
Malisan dan Fakhroni (2017), Gerungan, Saerang, dan Ilat (2017), dan Juniawan
dan Suryantini (2018) memperoleh hasil bahwa PAD berpengaruh signifikan dan
positif terhadap BM. Nurlis (2016) menemukan bahwa PAD tidak memengaruhi
secara signifikan kepada BM. Berdasar penjelasan dan penelitian terdahulu lantas
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM di kabupaten dan kota
se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar tahun 2014-2018.
Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Modal (BM)
DAU dijelaskan pada UU 23/2014 sebagai uang yang disediakan dan asalnya dari
pendapatan APBN. Kemandirian suatu daerah juga dapat terlihat dari DAU.
Sukarna (2013:42) menyatakan bahwa selisih kebutuhan daerah dan kemampuan
daerah dapat menghitung tingkat kemampuan daerah untuk membantu
pendistribusian DAU. Penelitian Vanesha, Rahmadi, dan Parmadi (2019),
Adyatma dan Oktaviani (2015), dan Junaedy (2015) menemukan bahwa DAU
berpengaruh signifikan dan positif terhadap BM. Purbarini dan Masdjojo (2015)
dan Nurlis (2016) menemukan bahwa DAU memengaruhi secara tidak signifikan
terhadap BM Berdasar penjelasan dan penelitian terdahulu lantas ditarik hipotesis
sebagai berikut:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
H2 : DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM di kabupaten dan kota
se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar tahun 2014-2018.
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU)
terhadap Belanja Modal (BM)
PAD dan DAU termasuk dalam komponen yang mendanai BM pemda. Sumber
pendapatan tersebut digunakan untuk pembiayaan pembangunan fasilitas
prasarana dan sarana. Penelitian oleh Mawarni, Dawarnis, dan Abdullah (2013),
Yawa dan Runtu (2015) dan Suryani dan Pariani (2018) menemukan bahwa
terdapat pengaruh signifikan dan positif dari PAD dan DAU secara bersama
terhadap BM. Berdasar penjelasan dan penelitian terdahulu lantas ditarik hipotesis
sebagai berikut:
H3 : PAD dan DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM di kabupaten
dan kota se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar tahun 2014-2018.
METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Riset memfokuskan pada pengaruh PAD serta DAU terhadap BM di kabupaten
dan kota se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar dengan menggunakan
data tahunan laporan realisasi APBD selama masa lima tahun dari tahun 2014-
2018.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
Sampel dan Data Penelitian
Populasi dan Sampel
Penulis mengambil populasi kabupaten dan kota yang mencantumkan dan
menyampaikan data PAD, DAU, dan BM dalam laporan realisasi APBD tahunan
kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) periode 2014 sampai
dengan 2018. Penentuan sampel menggunakan karakteristik antara lain kabupaten/
kota di NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar yang sudah
mempublikasikan laporan realisasi APBD tahunan dan kabupaten/kota di NTB,
NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar yang realisasi anggaran PAD, DAU dan
BM tidak bernilai nol (0) atau minus (-). Karakteristik tersebut menghasilkan dan
mengumpulkan data kabupaten/kota tahun 2014-2018 sebanyak 457 data untuk
menjadi sampel penelitian ini. Pemilihan sampel pada tahun 2014-2018 karena
merupakan periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Jenis dan Sumber Data
Peneliti memilih untuk mempergunakan data yang berjenis data dokumenter.
Sumber data untuk mendapat jenis data tersebut yakni data sekunder. Data
sekunder dalam riset ini yakni data APBD berupa data laporan hasil realisasi
PAD, data laporan hasil realisasi DAU, dan data laporan hasil realisasi BM dapat
diperoleh dari website DJPK Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Teknik Pengumpulan Data
Penghimpunan data mempergunakan metode dokumentasi dengan menyatukan
semua dokumen yang dibutuhkan untuk diteliti kemudian dianalisis yang
selanjutnya diproses sesuai dengan masalah yang diteliti. Data dikumpulkan
melalui instansi terkait, yaitu DJPK Kemenkeu yang dapat diperoleh dari
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
websitenya guna mempermudah proses pengumpulan data. Artikel pendukung
studi berupa buku, jurnal ilmiah, dan laporan penelitian yang beberapa
diantaranya telah dipublikasikan juga melalui website.
Jenis dan Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah segala sesuatu atau representasi dari abstraksi fenomena
kehidupan yang bisa diukur dan diberi bermacam nilai (Indriantoro dan Supomo,
2016:61). Pengukuran variabel-variabel dalam riset ini menggunakan satuan
moneter yakni Rupiah (Rp). Operasional variabel merupakan bagaimana cara
dalam mengukur ide konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat diukur agar
menghasilkan variabel memengaruhi (independen) dan variabel dipengaruhi
(dependen).
Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas atau variabel independen (X) yaitu tipe variabel yang menjelaskan
atau memengaruhi variabel lain (Indriantoro dan Supomo, 2016:63). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah PAD (X1) dan DAU (X2). Variabel-
variabel tersebut diukur dalam satuan moneter rupiah.
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat disebut juga variabel dependen (Y) ialah tipe variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam riset ini adalah
BM. Pengukuran variabel BM menggunakan satuan moneter rupiah.
Model Penelitian
Keterangan:
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
X1 = PAD
X2 = DAU
Y = BM
f = fungsi
Metode dan Teknik Analisis
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif di penelitian ini berperan untuk membandingkan data PAD,
DAU, dan BM.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Penggunaan uji normalitas pada penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov (Uji
K-S atau KS) untuk membandingkan distribusi data sehingga jika hasil perolehan
diperlihatkan dengan nilai signifikansi (sig.) > α = 0,05 berarti data model regresi
berdistribusi normal. Bila nilai signifikansi (sig.) < α = 0,05 menandakan data
model regresi tidak berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Tidak adanya multikolinearitas antar variabel bebas yakni jika nilai tolerance >
0,10 dan nilai VIF < 10. Bila nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 model
regresi dikatakan terdapat kasus multikolinearitas (Ghozali, 2016:103).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Uji Heteroskedastisitas
Jika hasil pengujian Glejser menunjukkan nilai signifikansi (sig.) > α = 0,05,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, kalau hasil pengujian
memperlihatkan nilai signifikansi (sig.) < α = 0,05, maka terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Hipotesis
Riset ini menggunakan uji secara parsial (t-Test) dan uji secara simultan (uji F).
Uji Parsial (t-Test)
Rancangan hipotesis statistik uji parsial yang diuji pada riset ini yakni sebagai
berikut:
H01 (β1 ≤ 0) : PAD tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM.
H02 (β2 ≤ 0) : DAU tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM.
HA1 (β1 > 0) : PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM.
HA2 (β2 > 0) : DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM.
Uji F (Pengujian secara Simultan)
Persamaan uji simultan, yaitu:
H0 : β0 = β1 = β2 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan.
HA : β0 ≠ β1 ≠ β2 ≠ 0, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
Analisis Regresi
Analisis Regresi Linear Berganda
Alat analisis pengujian hipotesis penelitian ini mempergunakan analisis regresi
berganda (multiple regression analysis). Persamaan umum dalam riset ini adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
Y = BM
X1 = PAD
X2 = DAU
β0 = Konstanta/intersep persamaan regresi populasi
β1 = Koefisien regresi X1 pada persamaan regresi populasi
β2 = Koefisien regresi X2 pada persamaan regresi populasi
ε = Random error
Penetapan Tingkat Signifikan (α))
Penelitian ini menetapkan tingkat signifikansi α (significance level of α) sebesar
0,05 atau 5% karena dinilai sudah cukup untuk menguji dan menganalisis
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang diuji.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Besarnya koefisien determinasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Makin mendekati nol,
maka makin kecil pengaruh seluruh variabel independen kepada dependen.
Kebalikannya, makin mendekati satu, maka makin besar pengaruh seluruh
variabel independen kepada dependen (Algifari, 2016:256).
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANAnalisis Data
Deskripsi Data Penelitian
Pemungutan sampel dilakukan menggunakan purposive sampling dengan
beberapa karakteristik yang disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1.Seleksi Sampel Penelitian
No.
Karakteristik Sampel Jumlah
1 Kabupaten/kota telah mempublikasikan laporan realisasi APBDdi website DJPK Kemenkeu tahun 2014-2018.
475
2 Kabupaten/kota melaporkan realisasi anggaran PAD, DAU, danBM bernilai nol (0) atau minus (-).
(2)
3 Data outlier (16)Total 457
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel Analisis Statistik DeskriptifMinimum Maximum Mean Std. Deviation
PAD 429322856 737781447484 54691951199,88 62556278537,032DAU 85432173000 1232993695000 565670744508,46 166023027477,820BM 26805775170 473844284797 240736044158,26 85931504147,326
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Nilai minimum PAD dengan angka sebesar Rp429.322.856 berasal dari
Manokwari Selatan, Pabar. Nilai maksimum PAD sebesar Rp737.781.447.484
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
dimiliki oleh Bima, NTB. Rata-rata hitung PAD sebesar Rp54.691.951.199,88.
Standar deviasi PAD kabupaten/kota dalam penelitian ini sebesar
62.556.278.537,032.
Dana Alokasi Umum (DAU)
Nilai minimum DAU sebesar Rp85.432.173.000 yang berasal dari Manokwari
Selatan, Pabar. Nilai maksimum DAU sebesar Rp1.232.993.695.000 dari
Merauke, Papua. Rata-rata hitung variabel DAU adalah sebesar
Rp565.670.744.508,46. Standar deviasi DAU kabupaten/kota yang dijadikan
populasi sebesar 166.023.027.477,820.
Belanja Modal (BM)
Nilai minimum BM sebesar Rp26.805.775.170 yang dimiliki oleh Pulau Taliabu,
Malut. Kabupaten/kota yang memiliki nilai maksimum BM sebesar
Rp473.844.284.797 adalah Jayawijaya, Papua. Rata-rata variabel BM adalah
sebesar Rp240.736.044.158,26. Standar deviasi BM kabupaten/kota yang
dijadikan populasi penelitian ini sebesar 85.931.504.147,326.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel One-Sample KS TestUnstandardized Residual
N 457Kolmogorov-Smirnov Z ,890Asymp. Sig. (2-tailed) ,407
Uji KS memperlihatkan angka sebesar 0,890. Nilai probabilitas adalah 0,407
dengan α = 0,05. Probabilitas yang menunjukkan angka 0,407 > α = 0,05 memiliki
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
arti bahwa data riset ini berdistribusi normal dan model regresi memenuhi uji
normalitas.
Uji Multikolinearitas
Tabel Uji MultikolinearitasCollinearity Statistics
Tolerance VIFPAD ,882 1,134DAU ,882 1,134
Nilai tolerance variabel PAD dan DAU ditunjukkan oleh Tabel 4.4. memiliki
besar 0,882 lebih besar dari 0,10. Nilai VIF PAD dan DAU memiliki besar 1,134
lebih kecil dari 10,00. Hasil tersebut berarti multikolinearitas antar variabel bebas
tidak ada dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig.PAD ,171DAU ,302
Nilai signifikansi (sig.) variabel PAD (X1) yang ditunjukkan oleh Tabel 4.5.
adalah 0,171. Nilai sig. variabel DAU (X2) sebesar 0,302. Kedua variabel
independen mempunyai nilai sig. lebih besar dari 0,05, maka model regresi
dinyatakan tidak terdapat heteroskedastisitas.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
Uji Hipotesis
Uji Statistik t (Uji Parsial)
Tabel Uji Parsial (Uji t)
Variabel T Sig.PAD -2,313 ,021DAU 13,194 ,000
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Nilai thitung variabel PAD sebesar -2,313 ditunjukkan uji t yang bila dibandingkan
dengan ttabel, maka thitung -2,313 < ttabel 1,960. Nilai sig. variabel PAD sejumlah
0,021 < α = 0,05. Perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa PAD berpengaruh
signifikan, tetapi negatif terhadap BM. Keputusan yang diambil adalah menolak
HA1.
Dana Alokasi Umum (DAU)
Variabel DAU memiliki thitung sebesar 13,194 > ttabel 1,960. Nilai sig. variabel DAU
sejumlah 0,000 < α = 0,05. Hal tersebut artinya DAU berpengaruh signifikan dan
positif terhadap BM. Keputusan yang diambil adalah menerima HA2.
Pembahasan
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal (BM)
Hipotesis pertama (H1) menyatakan PAD berpengaruh positif dan signifikan
terhadap BM di kabupaten dan kota se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan
Pabar tahun 2014-2018. Uji t memperoleh hasil nilai thitung -2,313 < ttabel 1,960 dan
nilai signifikan sebesar 0,021 < α = 0,05 yang artinya PAD berpengaruh
signifikan, tetapi negatif terhadap BM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
semakin meningkat PAD, BM semakin turun. BM yang turun saat PAD naik
dapat disebabkan karena PAD lebih dianggarkan pada belanja daerah lainnya.
Kejadian ini dapat diindikasikan sebagai fenomena FE. Pengalokasian dan
pemanfaatan yang baik agar PAD digunakan dengan semaksimal mungkin sangat
dibutuhkan. Dengan demikian H1 ditolak, yaitu PAD memengaruhi positif dan
signifikan terhadap BM. Temuan ini sejalan dengan riset Nurlis (2016) bahwa
PAD memengaruhi secara negatif kepada BM.
Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Modal (BM)
Hipotesis kedua (H2) menyatakan DAU berpengaruh positif dan signifikan
terhadap BM di kabupaten dan kota se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan
Pabar tahun 2014-2018. Berdasarkan hasil analisis data dinyatakan bahwa DAU
mempunyai pengaruh signifikan terhadap BM pada kabupaten dan kota se-NTB,
NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar tahun 2014-2018. Uji t memperoleh hasil
nilai thitung 13,194 > ttabel 1,960 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang berarti DAU
mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap BM. Hasil riset ini
mendukung riset Adyatma dan Oktaviani (2015) yang mengemukakan bahwa
DAU secara parsial mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap BM.
Hasil riset ini menyimpulkan bahwa makin besar DAU yang diterima, makin
besar pula BM pemda. Dengan demikian H2 diterima, yaitu DAU berpengaruh
positif dan signifikan terhadap BM. Temuan ini sejalan dengan riset Vanesha,
Rahmadi, dan Parmadi (2019), Yawa dan Runtu (2015), Junaedy (2015), serta
Juniawan dan Suryantini (2018) yang mengemukakan bahwa DAU terhadap BM
mempunyai pengaruh signifikan dan positif.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
22
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU)
terhadap Belanja Modal (BM)
Uji statistik F memperlihatkan bahwa Fhitung sejumlah 89,840 dan Ftabel adalah 3,00
yang memiliki arti Fhitung lebih besar dari Ftabel yang berarti PAD dan DAU secara
simultan berpengaruh signifikan dan positif terhadap BM. Hasil analisis regresi
berganda memperlihatkan koefisien korelasi sejumlah 0,532 yang positif serta
koefisien determinasi sebesar 28,4%. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa
PAD dan DAU secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap BM sebesar
28,4%. Dengan demikian H3 diterima, yaitu PAD dan DAU mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap BM. Hasil penelitian ini sejalan dengan riset
Mawarni, Darwanis, dan Abdullah (2013), Gerungan, Saerang, dan Ilat (2017),
serta Suryani dan Pariani (2018) yang mengemukakan bahwa PAD dan DAU
mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap BM.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasar hasil analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan dan
pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. PAD berpengaruh negatif dan signifikan terhadap BM di Kabupaten dan Kota
se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar pada tahun 2014-2018. PAD
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap BM, terlihat dari nilai
signifikan sebesar 0,021 < α = 0,05. Pengaruh PAD terbilang negatif karena
nilai thitung -2,313 < ttabel 1,960.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
23
2. DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM di Kabupaten dan Kota
se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar pada tahun 2014-2018. Hasil
tersebut ditunjukkan dari nilai thitung 13,194 > ttabel 1,960 dan nilai signifikan
0,000 < α = 0,05.
3. PAD dan DAU berpengaruh positif dan signifikan terhadap BM di Kabupaten
dan Kota se-NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar pada tahun 2014-
2018. Keadaan tersebut diperlihatkan oleh angka koefisien korelasi sejumlah
0,532, koefisien determinasi sejumlah 28,4%, dan Fhitung 89,840 > Ftabel 3,00.
Keterbatasan Penelitian
Berdasar temuan teoritis dan empiris yang dihasilkan dalam riset ini, terdapat
keterbatasan yang melingkupi riset ini, yaitu:
1. Riset ini hanya menggunakan enam provinsi yang jarang untuk diteliti oleh
peneliti lain yakni NTB, NTT, Maluku, Malut, Papua, dan Pabar.
2. Peneliti hanya menggunakan DAU untuk dibandingkan dan mengabaikan
variabel lain, sementara terdapat dana perimbangan lainnya seperti DBH dan
DAK.
Saran
Berdasar hasil pembahasan dan simpulan sehingga saran yang peneliti bisa
diberikan yakni:
1. Pemda diharapkan dapat menggali lebih banyak sumber PAD dan
memanfaatkannya dengan baik dan maksimal guna meningkatkan pendanaan
agar kualitas pelayanan umum di daerah meningkat.
2. Pemda diharapkan sanggup mengendalikan DAU dan memanfaatkan
seluruhnya dengan baik agar kualitas pelayanan umum di daerah meningkat.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
24
3. Pemda diharapkan sanggup mengutamakan dana yang dihasilkan dan dimiliki
sendiri oleh daerah ke dalam BM supaya digunakan bagi kepentingan umum
untuk peningkatan prasarana dan sarana daerah supaya dapat membantu
kehidupan rakyat dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat daerah.
4. Peneliti menyarankan kepada peneliti berikutnya agar mempertimbangkan dan
menambahkan variabel dana perimbangan selain DAU yaitu DBH dan DAK
sebagai variabel independen untuk menganalisis pengaruh terhadap BM.
5. Peneliti berikutnya agar mempertimbangkan dan menggunakan kawasan timur
Indonesia lain selain keenam provinsi yang telah digunakan dalam riset ini
supaya pengetahuan mengenai kawasan timur semakin bertambah.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Adyatma, E. dan Oktaviani, R. M. (2015). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah danDana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal dengan PertumbuhanEkonomi sebagai Pemoderasi. Dinamika Akuntansi, Keuangan danPerbankan, 4 (2): 190-205.
Algifari. (2016). Statistika Induktif Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi 3.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Ardiansyah dan Widiyaningsih, V. A. (2014). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap IndeksPembangunan Manusia Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa Tengah.Lombok: SNA 17 Mataram, Lombok. Universitas Mataram.
Awaniz, B. N. (2011). Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan PendapatanAsli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah di Eks KarasidenanPekalongan. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Badan Pusat Statistik. (2019). Indeks Pembangunan Manusia 2018. Retrievedfrom Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id
Badan Pusat Statistik. (2019, Oktober 21). Peringkat Indeks PembangunanManusia Menurut Provinsi, 2010-2018 (Metode Baru). Retrieved fromBadan Pusat Statistik:https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1211
Badrudin, R. (2017). Ekonomika Otonomi Daerah. Yogyakarta: UPP STIMYKPN.
Badrudin, R., dan B. Siregar. (2017). Degree of Fiscal Decentralization andFlypaper Effect: Evidence from Indonesia. Advanced Science Letters23:9013-9019.
Badrudin, R., dan I. Kuncorojati. (2017). The Effect of District Own-SourceRevenue and Balance Funds on Public Welfare by Capital Expenditure andEconomic Growth as an Intervening Variable in Special District ofYogyakarta. JMK 19(1):54-59.
Belkaoui, A. R. 2011. Accounting Theory (Teori Akuntansi). Edisi Kelima. Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Bhakti, A. (2013). Deteksi Ilusi Fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi:Pengujian Perilaku Asimetris Pemerintah Daerah dalam Merespon DanaPerimbangan. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah, 1(2): 71-79.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan. (2019,Oktober 8). APBD 2014-2018. Retrieved from Direktorat JenderalPerimbangan Keuangan: http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412
Djaenuri, M. A. (2012). Hubungan Keuangan Pusat-Daerah : elemen-elemenpenting hubungan keuangan pusat-daerah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Felix, O. (2012). Analysis of the effectiveness of capital expenditure budgeting inthe local government system of Ondo State, Nigeria. Journal ofAccounting and Taxation, 4(1).
Gerungan, H. P., Saerang, D. P. E., dan Ilat, V. (2017). Pengaruh Pendapatan AsliDaerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus TerhadapBelanja Modal (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kotadi Provinsi Sulawesi Utara). Jurnal Riset Akuntansi dan AuditingGoodwill, 8 (1). Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hairiyah, Malisan, L., dan Fakhroni, Z. (2017). Pengaruh Dana Alokasi UmumDAU Dana Alokasi Khusus DAK dan Pendapatan Asli Daerah PADTerhadap Belanja Modal. Kinerja : Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 14(2): 85-91. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.
Halim, A. & Kusufi, S. (2012). Akuntansi Sektor Publik : teori, konsep danaplikasi. Salemba Empat : Jakarta.
Indriantoro, N. dan Supomo, B. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis UntukAkuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
Jensen, M. C., and W. H. Meckling. (1976). Theory of the firm: Managerialbehavior, agency costs and ownership structure. Journal of financialeconomics 3 (4):305-360.
Junaedy. (2015). Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, DanaBagi Hasil, Sisa Lebih Pembayaran Anggaran, dan Luas WilayahTerhadap Belanja Modal. Future : Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 2(2): 162-177. Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Juniawan, M. A. dan Suryantini, N. P. S. (2018). Pengaruh PAD, DAU dan DAKTerhadap Belanja Modal Kota dan Kabupaten di Provinsi Bali. E-JurnalManajemen Universitas Udayana, 7 (3): 1255-1281.
Kuncoro, M. (2014). Otonomi Daerah:Menuju Era Baru Pembangunan Daerah.Jakarta: Erlangga.
Latifah, N. P. (2010). Adakah Perilaku Oportunistik dalam Aplikasi AgencyTheory Di Sektor Publik?. Fokus Ekonomi, 5 (2): 85-94.
Mawarni, Darwanis, dan Abdullah, S. (2013). Pengaruh Pendapatan Asli Daerahdan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal serta DampaknyaTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi Pada Kabupaten Dan KotaDi Aceh). Jurnal Akuntansi, 2 (2): 80-90. Pascasarjana Universitas SyiahKuala.
Messier, W. F., Glover, S. M., & Prawitt, D. F. (2017). Auditing & AssuranceServices: A Systematic Approach (10th ed). United States of America,New York: McGraw-Hill Education.
Nadir, S. (2013). Otonomi Daerah dan Desentralisasi Desa: MenujuPemberdayaan Masyarakat Desa. Jurnal Politik Profetik, 1 (1).
Nuarisa, S. A. (2013). Pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap PengalokasianAnggaran Belanja Modal. Accounting Analysis Journal, 2(1): 89-95.
Republik Indonesia. (2019). Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Lembaran Negara RI Tahun2019, No. 42. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Lembaran Negara RI Tahun2010, No. 123. Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 TentangPemerintahan Daerah. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 244.Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 TentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah. Lembaran Negara RI Tahun 2004, No. 126. Sekretariat Negara.Jakarta.
Simanjuntak, B. A., Kaputra, I., Banjarnahor, A., Dalimunthe, A. M., Matondang,A., dan Tanjung, F. N. (2013). Dampak Otonomi Daerah di Indonesia :
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
Merangkai Sejarah Politik dan Pemerintahan Indonesia. Jakarta: YayasanPustaka Obor Indonesia.
Siregar, B. (2017). Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi Keuangan PemerintahDaerah Berbasis Akrual). Edisi kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Sjafrizal. (2014). Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi.Jakarta: Rajawali Pers.
Sukarna, W. (2013). Keuangan Daerah dan Pelayanan Publik. Yogyakarta : P3DISetjen DPR Republik Indonesia dan Azza Grafika.
Suryana. (2018). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Belanja Modal. JurnalIlmu Manajemen & Bisnis, 9 (2): 67-74.
Suryani F. dan Pariani E. (2018). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan DanaAlokasi Umum Terhadap Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di ProvinsiRiau. Peka : Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP UIR Pekanbaru,6 (1): 11-22.
Vanesha, V. T., Rahmadi, S., dan Parmadi. (2019). Pengaruh Pendapatan AsliDaerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap BelanjaModal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Jurnal ParadigmaEkonomika, 14 (1): 27-36.
Venkataraman, S. and Urmi, A. (2017). Development Expenditure, FiscalConsolidation and Public Revenue in India. International Journal ofAccounting and Economic Studies, 5 (1): 16-18.
Yawa, H. dan Runtu, T. (2015). Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) danPendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Modal di Kota Manado.Jurnal Berkala Ilmiah Efesiensi, 15 (04): 390-400.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id