124
PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL (Studi Kasus Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT AL-FATH IKMI, Ciputat, Kota Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Dita Andriana NIM : 1112086000006 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

  • Upload
    buicong

  • View
    265

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO

DAN KECIL (Studi Kasus Koperasi Jasa Keuangan Syariah

BMT AL-FATH IKMI, Ciputat, Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Dita Andriana

NIM : 1112086000006

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

i

PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO

DAN KECIL (Studi Kasus Koperasi Jasa Keuangan Syariah

BMT AL-FATH IKMI, Ciputat, Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Dita Andriana

NIM : 1112086000006

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 3: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL
Page 4: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL
Page 5: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL
Page 6: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL
Page 7: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

Data Pribadi

Nama : Dita Andriana

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Selada 1 No. 81, RT/RW 004/003 Pondok Cabe

Ilir, Pamulang, Kota Tangerang Selatan 15418

No. Telepon : 0838 7199 0491

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

1999 : TK Pertiwi

2000 – 2006 : SDN Pondok Cabe Ilir III

2006 – 2009 : SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

2009 – 2012 : SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

2012 – 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat Periode 2013-2014.

2. Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta Periode 2013-2014.

Page 8: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

vii

Seminar dan Workshop

1. Panitia dalam Seminar “Menuju Ekonomi yang Berkeadilan Bersama

Ekonomi Syariah Untuk Indonesia yang Lebih Baik”, diselenggarakan

oleh HMJ Ekonomi Syariah di Aula Student Center UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 24 Mei 2014.

2. Peserta dalam kegiatan “National Lecturer Series 2014”, diselenggarakan

oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jakarta, 13 Agustus 2014.

3. Peserta dalam kegiatan 4 Pilar Goes to Campus dalam rangka Sosialisasi

Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, diselenggarakan oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), 10 Februari

2014.

4. Peserta dalam Seminar Internasional Ekonomi Islam dengan tema

“Building Strategic Alliance In Islamic Economic, Finance, and Business

Policies”, diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia

(IAEI), Jakarta 30 April 2015.

5. Peserta dalam Seminar Nasional IAEI dengan tema “Penyiapan SDM

Berbasis Kompetensi Syariah Dalam Pengembangan Perbankan Syariah

Era MEA 2015”, diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam

Indonesia bekerjasama dengan Universitas Prof. Dr. Moestopo

(Beragama), 11 Oktober 2014.

6. Peserta dalam Seminar UIN Meneliti “Build Your Research, Build Your

Nation”, diselenggarakan oleh LITBANG Dewan Eksekutif Mahasiswa

(DEMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Auditorium Harun Nasution,

2015.

Page 9: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

viii

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of financing KJKS BMT AL-FATH

IKMI to the development of small micro enterprises and to determine significant

differences on the development of small micro enterprises before and after

obtaining financing. The primary data is obtained from the questionnaire of 50

respondents who receive funding from the KJKS BMT AL-FATH IKMI.

This study analyzed by stepwise multiple linear regression is to to get the

best model of a regression analysis. These research results indicates that the

variable capital financing, age, and total of labor has significant impact on the

change in business profits, and there is a significant difference between the

average operating profit before and after KJKS BMT AL-FATH IKMI financing.

Keywords: KJKS BMT AL-FATH IKMI, The Development of Small Micro

Enterprises, Capital Funding, Age, Total of Labor, Stepwise

Multiple Linear Regression

Page 10: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembiayaan KJKS

BMT AL-FATH IKMI terhadap perkembangan usaha mikro kecil dan untuk

mengetahui perbedaan yang signifikan atas perkembangan usaha mikro kecil

sebelum dan setelah pemberian pembiayaan. Data primer diperoleh dari hasil

kuisoner 50 responden yang mendapatkan pembiayaan dari KJKS BMT AL-

FATH IKMI.

Penelitian ini dianalisis dengan metode regresi linear berganda stepwise

untuk mendapatkan model terbaik dari sebuah analisis regresi. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel modal pembiayaan, usia, dan jumlah tenaga kerja

berpengaruh signifikan terhadap perubahan keuntungan usaha, dan terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata-rata keuntungan usaha sebelum dan sesudah

melakukan pembiayaan pada KJKS BMT AL-FATH IKMI.

Kata Kunci: KJKS BMT AL-FATH IKMI, Perkembangan Keuntungan Usaha

Mikro dan kecil, Modal Pembiayaan, Usia, Jumlah Tenaga Kerja,

Metode Regresi Linear Berganda Stepwise

Page 11: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

nikmat yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-Nya pada penulis sehingga

akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi ini yang

merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan pada Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beserta salam

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga, para

sahabat hingga para pengikutnya.

Skripsi ini memiliki judul “PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA

KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA

MIKRO DAN KECIL (STUDI KASUS KOPERASI JASA KEUANGAN

SYARIAH BMT AL-FATH IKMI, CIPUTAT, KOTA TANGERANG

SELATAN)”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan

menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si., Wakil

Dekan I Bid. Akademik Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., Wakil

Dekan II Bid. Administrasi Umum Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H.,

dan Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan Dr Desmadi Saharuddin. Terima

kasih telah memberikan jalan bagi penulis dalam proses menyelesaikan

skripsi ini.

Page 12: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

xi

2. Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Yoghi Citra Pratama, M. Si., dan Sekretaris

Jurusan Ekonomi Syariah Endra Kasni Laila Yuda, M. Si. Terima kasih atas

bimbingan dan ilmu yang diberikan selama penulis menempuh masa studi.

3. Dosen Pembimbing Ali Rama, SE., M. Ec. Terima kasih telah senantiasa

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan

pemikirannya dengan penuh kesabaran kepada penulis selama proses

menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas ilmu yang

Bapak dan Ibu berikan kepada kami. Semoga Allah SWT mempermudah

setiap gerak langkah perjuangan Bapak/Ibu dan senantiasa dilimpahkan

kebaikan.

5. Seluruh Staff Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

terima kasih atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik.

6. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan

Ekonomi dan Bisnis. Terima kasih telah memberikan fasilitas dan bantuan

untuk mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

7. Manajer KJKS BMT AL-FATH IKMI Saimin, SE., M. Si., Staff BMT Ka

Silfia Herlena dan Maya, terima kasih telah memberikan izin dan bantuannya

untuk melakukan penelitian dengan memberikan informasi dan data yang

penulis butuhkan dalam penelitian ini.

8. Kedua orang tua, Bapak Kasirun dan Ibu Wartiyah, terima kasih yang tak

terhingga banyaknya atas segala dukungan dalam kesabaran, keikhlasan,

perhatian dan kasih sayang yang tak terbatas, senantiasa memotivasi dan

Page 13: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

xii

menguatkan penulis disaat lelah dan lemah dalam doa yang tak pernah

berhenti memohon pada-Nya untuk memberikan yang terbaik untuk penulis.

9. Kakakku Diah Muharomi, terima kasih telah memberikan dorongan serta

saran dan bantuannya untuk penulis bisa cepat menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabatku grup “4 in 1” yang selalu menemani di Jurusan Ekonomi Syariah

selama ini yaitu Firly Auli Oktavianda, Fitri Ramadia, Nunung Damar

Ningsih. Terima kasih selalu mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.

11. Sahabat seperjuangan Leni Tantriana dan Ridhaoneti Kamiela yang berjuang

bersama untuk belajar ujian komprehensif dan dalam menyusun skripsi.

Terima kasih kerjasamanya dan bantuannya selama ini.

12. Kawan-kawan seperjuangan Ekonomi Syariah angkatan 2012 yang telah

bersama dari selalu sekelas hingga menjadi pengurusan HMJ Ekonomi

Syariah Periode 2013-2014. Terima kasih telah bekerjasama dan saling

mendukung selama ini.

Tangerang Selatan, 5 Juni 2016

Dita Andriana

Page 14: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................. 15

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................................................. 19

1. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) ............................. 19

2. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) .................................................. 20

3. Sistem Operasional Pembiayaan Syariah ................................... 23

4. Usaha Mikro dan Kecil (UMK) .................................................. 24

5. Permasalahan yang Dihadapi Pedagang Kecil ........................... 26

Page 15: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

xiv

6. Perkembangan Usaha Pedagang Kecil ....................................... 28

7. Teori Produksi ............................................................................ 29

8. Keterkaitan Antar Variabel ......................................................... 34

B. Penelitian Sebelumnya...................................................................... 36

C. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 37

D. Hipotesis ........................................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 40

B. Teknik Penentuan Sampel ................................................................ 40

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 42

D. Teknik Analisis ................................................................................. 43

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................ 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 52

1. Sejarah Singkat KJKS BMT AL-FATH ..................................... 52

2. Perkembangan Usaha ................................................................. 56

B. Hasil Analisis Penelitian .................................................................. 61

1. Hasil Deskriptif Karakteristik Profil Responden ............. 61

2. Hasil Deskriptif Karakteristik Usaha ................................. 65

3. Hasil Uji Beda Keuntungan Sebelum dan Sesudah Pembiayaan 69

4. Hasil Uji Regresi Metode Stepwise ............................................ 71

C. Pembahasan ....................................................................................... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 87

B. Saran ................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 90

LAMPIRAN .................................................................................................... 95

Page 16: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Data UMKM Tahun 2011-2013 ...................................... 7

1.2 Sumber Pendanaan Bagi UMKM .............................................................. 10

3.1 Variabel Bebas ......................................................................................... 51

4.1 Struktur Organisasi ................................................................................... 54

4.2 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................... 62

4.3 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Usia ................................... 62

4.4 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan .................... 63

4.5 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah .... 64

4.6 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Usaha ....................... 65

4.7 Hasil Klasifikasi Jenis Usaha .................................................................... 66

4.8 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha 67

4.9 Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ........ 68

4.10 Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 69

4.11 Hasil Uji Sample T Berpasangan .............................................................. 70

4.12 Hasil Uji Pengecualian Variabel ............................................................... 72

4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................... 75

4.14 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 77

Page 17: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

xvi

4.15 Hasil Uji Autokorelasi (Runs Test) ............................................................ 78

4.16 Hasil Regresi Stepwise .............................................................................. 78

4.17 Hasil Pengujian Signifikan Simultan ........................................................ 81

4.18 Koefisien Determinasi (R²) ....................................................................... 82

Page 18: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Keuntungan Sebelum Pembiayaan ................................................................ 8

2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 38

4.1 Hasil Uji Normalitas ....................................................................................... 74

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 76

Page 19: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Rekapitulasi Pembiayaan ....................................................................... 95

2 Rekapitulasi Profil Responden ............................................................... 97

3 Rekapitulasi Usaha Responden .............................................................. 99

4 Kuisoner .................................................................................................. 101

5 Surat Izin Penelitian ................................................................................ 103

Page 20: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu

seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada

kekufuran (Abdurrachman, 2001:24). Pernyataan tersebut

mengilustrasikan persoalan kemiskinan memunculkan kesenjangan dalam

bermasyarakat yang bisa merusak kualitas agama seseorang.

Islam sebagai Ad-diin telah menawarkan beberapa doktrin bagi

manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu

kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia serta kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup di akhirat. Salah satu yang menunjang kesejahteraan

hidup di dunia dan menunjang hidup di akherat adalah adanya

kesejahteraan sosial-ekonomi. Ini merupakan seperangkat alternatif untuk

mensejahterakan umat Islam dari kemiskinan dan kemelaratan. Untuk itu

perlu dibentuk lembaga-lembaga sosial Islam sebagai upaya untuk

menanggulangi masalah sosial tersebut (Mila, 2008:75-76).

Pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan dalam perekonomian,

menjadi insentif bagi usaha manusia untuk mengeksploitasi sumber daya

ekonomi yang tersedia dengan tujuan untuk menghilangkan kemiskinan

dan mencapai pertambahan pendapatan dan kekayaan. Anjuran Islam

Page 21: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

2

terhadap kegiatan ekonomi bukan untuk mengakumulasi modal, tetapi

semata-mata untuk kesejahteraan manusia secara menyeluruh. Kemiskinan

membuat individu tidak dapat menjalankan kewajiban pribadi, sosial dan

moralnya, oleh karena itu setiap manusia dianjurkan untuk selalu berdoa

untuk dihindarkan dari kemiskinan, kekurangan dan kehinaan. Bahkan

kemiskinan akan mengantarkan kepada kekufuran (Ali dan Makhlani,

2013:46).

Ajaran Islam telah menetapkan nilai-nilai yang membatasi dan

sekaligus sebagai tolak ukur dalam pengembangan perekonomian dan

perbankan secara tegas dan jelas. Sehingga aktifitas usaha ekonomi umat

selalu selaras dengan nilai dan norma-norma yang terkandung dalam Al-

Qur‟an dan Hadist. Menurut pandangan Islam, bahwa Allah SWT

menciptakan bumi beserta isinya ini adalah justru diperuntukan bagi umat

manusia. Umat manusia diperintahkan-Nya untuk mengelola dan

memanfaatkan sumber-sumber daya alam yang ada. Semua manusia

mempunyai hak yang sama, kesempatan yang sama tetapi dengan catatan

bahwa harus selalu memperhatikan nilai-nilai keadilan, kesejahteraan

makhluk lain serta keselamatan bumi beserta isinya (M. Amin, 2000:121).

Perekonomian nasional yang berdasarkan dan berorientasi

kerakyatan merupakan derivat dari paham kebangsaan dan kerakyatan.

Bangsa indonesia menghendaki sektor ekonomi rakyat menjadi soko-guru

ekonomi nasional. Perlu kita bedakan lebih dahulu antara ekonomi rakyat

dan perekonomian rakyat. Ekonomi rakyat adalah sektor ekonomi yang

Page 22: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

3

berisi kegiatan-kegiatan usaha ekonomi rakyat. Sedangkan perekonomian

rakyat adalah sistem ekonomi dimana rakyat dan usaha-usaha ekonomi

rakyat berperan integral dalam perekonomian nasional. Dimana produksi

dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan

anggota-anggota masyarakat, berdasarkan pada pakem bahwa bumi dan air

dan kekayaaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok

kemakmuran rakyat (Sri dan Edi, 2000:11-12).

Banyak yang mengabaikan kenyataan bahwa ekonomi rakyat

adalah rill dan kongkrit. Ada pertanian rakyat, perkebunan rakyat,

perikanan rakyat, tambak rakyat, peternakan rakyat, pasar rakyat,

transportasi rakyat, dan lain-lain. Berapa banyak yang hidup dalam sektor

ekonomi rakyat ini? Perlu dibangunnya perekonomian rakyat bukanlah

sekedar suatu pemihakan kepada rakyat, tetapi juga merupakan strategi

pembangunan yang tepat (Sri dan Edi, 2000:13).

Untuk memahami sistem ekonomi apa yang diterapkan di

Indonesia paling tidak secara konstitusional maka perlu memahami

terlebih dahulu ideologi yang dianut oleh Indonesia. Sistem ekonomi atau

perekonomian Indonesia tidak terlepas dari prinsip-prinsip dasar dari

pembentukan negara Republik Indonesia yang tercantum dalam Pancasila

dan Undang-Undangan Dasar (UUD) 1945 (Ali dan Makhlani, 2013:25).

Dengan ideologi tersebut maka dapat dikatakan bahwa kebijakan

perekonomian nasional menerapkan atau menganut suatu sistem

perekonomian yang dinamakan ekonomi pancasila.

Page 23: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

4

Ekonomi pancasila juga biasa disebut sebagai „ekonomi

kerakyatan‟, sebagaimana dijelaskan oleh Mubyarto (1987) bahwa praktek

ekonomi pancasila atau ekonomi pancasila in action, dengan mudah dapat

dijumpai dan dikenali dimana-mana di seluruh Indonesia. Praktek ekonomi

ini seringpula disebut „ekonomi rakyat‟ yang bersifat moralistik,

demokratik dan mandiri. Dengan gambaran dan pembahasan itu sering

ekonomi pancasila diidentikkan dengan ekonomi rakyat. Perekonomian

rakyat pada dasarnya adalah perekonomian pasar yang didasarkan pada

sistem kepemilikan individu dan kolektif. Ekonomi pancasila disebut juga

sebagai ekonomi yang berasaskan kekeluargaan, kegotong-royongan dan

kerjasama. Ini adalah nilai-nilai tradisional yang bersumber dari budaya

Indonesia, yang bisa saja sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama yang

dianut oleh masyarakat Indonesia (Ali dan Makhlani, 2013:26-27).

Ketentuan-ketentuan dasar konstitusional mengenani kehidupan

ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 antara lain tercermin

dalam pasal 33 UUD 1945. Secara rinci, pasal 33 UUD 1945 menetapkan

tiga hal, yaitu: Pertama, „Perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasarkan atas asas kekeluargaan‟. Menurut Gunadi (1981), pernyataan

ini adalah pernyataan asasi dan monumental bagi sistem perekonomian

Indonesia menurut Pancasila dan UUD 1945. Dari pernyataan ini

menunjukkan bahwa perekonomian dilakukan secara bersama yang

menggambarkan adalanya kehidupan sosial yang harmonis. Penyebutan

asas kekeluargaan menunjukkan bahwa hasil produksi yang diperoleh dari

Page 24: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

5

pengembangan perekonomian itu dipergunakan untuk kesejahteraan

bersama/sosial. Kedua, „Cabang-cabang produksi yang penting bagi

negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara‟.

Ketentuan dalam pasal ini mengarah kepada sistem sosial dalam arti hasil

produksi yang penting jangan sampai dikuasai oleh orang per orang, akan

tetapi oleh negara dalam arti agar pendistribusiannya dapat dilaksanakan

secara merata. Ini menunjukkan bahwa pemerintah sendiri yang menjadi

pemilik dan sekaligus pelaku usaha dengan bentuk organisasi

pengelolaannya di lapangan. Ketiga, Bumi dan Air dan Kekayaan alam

yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunkan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pasal ini menunjukkan bahwa

semua kekayaan yang terkandung di dalam bumi, air, dan alam tidak

dikuasai oleh perseorangan atau suatu kelompok, melainkan dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kesejahteraan

rakyat. Ayat ini memperjelas bahwa sistem ekonomi Indonesia menganut

sistem kepemilikan individu, umum dan negara (Ali dan Makhlani,

2013:27-28).

Pemahaman tentang konstitusi ekonomi pancasila yang berasaskan

ekonomi kerakyatan memberikan gambaran bahwa sesungguhnya

Indonesia secara langsung ataupun tidak mencoba menjalankan atau

mengadaptasi sistem ekonomi Islam. Dimana nilai dan norma-norma yang

dilakukan merupakan prinsip-prinsip ekonomi Islam, yaitu kepentingan

umum merupakan hal utama sehingga terwujud pemerataan kesejahteraan

Page 25: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

6

dan kemakmuran masyarakat yang berdiri di atas asas kekeluargaan dan

kebersamaan serta tolong-menolong. Dalam teorinya ekonomi Islam bisa

menjadi solusi dalam permasalahan kesenjangan keseimbangan sosial-

ekonomi. Islam memang mengakui adanya perbedaan tingkat kekayaan,

akan tetapi dengan adanya perbedaan tersebut Islam menjadikan setiap

individu mempunyai hak atas bantuan dan pemeliharaan dari individu lain

dengan prinsip persaudaraan untuk mencapai keadilan.

Upaya penanggulangan kemiskinan terus digalakan salah satunya

dengan memutuskan mata rantai kemiskinan melalui pemberdayaan

kelompok dengan pengembangan microfinance, yakni suatu model

penyedia jasa bagi masyarakat yang memiliki usaha pada sektor paling

kecil yang tidak dapat mengakses jasa bank karena keterbatasannya (Euis,

2009:2). Lembaga keuangan berperan sangat besar terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat saat ini. Semakin meningkatnya kebutuhan investasi

dan membutuhkan modal yang besar dapat dipenuhi dengan adanya

lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan tumpuan bagi

pengusaha untuk mendapatkan tambahan modal melalui mekanisme

pembiayan dan menjadi tumpuan investasi melalui mekanisme

penyimpanan, sehingga lembaga keuangan memiliki peranan yang besar

dalam mendistribusikan sumber-sumber daya ekonomi di kalangan

masyarakat.

Seperti yang terlihat dari Tabel 1.1 yang memperlihatkan

pertumbuhan jumlah UMKM di Indonesia yang besar dan terus meningkat

Page 26: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

7

memperlihatkan peluang besar bagi lembaga keuangan untuk berperan

aktif dalam mengembangkan usaha mikro dan kecil di Indonesia.

Tabel 1.1 Perkembangan Data UMKM Tahun 2011-2013

Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM diolah

Berdasarkan Tabel 1.1 diperoleh informasi bahwa jumlah usaha

mikro, kecil dan menengah dari tahun 2011-2013 meningkat. Peningkatan

jumlah UMKM terbesar berada di tingkat usaha mikro, ini membuktikan

dari pembahasan di atas bahwa negara Indonesia hidup dari sektor

ekonomi rakyat yang terus tumbuh dan berkembang dari berbagai lapisan

masyarakat yaitu bahkan dari masyarakat kelas bawah sekalipun.

Perkembangan yang terus meningkat juga diikuti dari tingkat usaha kecil

dan menengah.

Ironisnya, meski UMKM telah berjasa pada perekonomian

nasional kenyataannya selama ini UMKM masih memprihatinkan.

Terutama masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini adalah

ketiadaan modal dari sebagian besar UMKM sebagai akibat dari

rendahnya akses UMKM terhadap sumber-sumber permodalan terutama

lembaga keuangan, baik bank maupun non bank. Untuk mengatasi

Indikator Satuan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Jumlah Pangsa

(%)

Jumlah Pangsa

(%)

Jumlah Pangsa

(%)

UMKM (unit) 55.206.444 99,99 56.534.592 99,99 57.895.721 99,99

Usaha

Mikro (unit) 54.559.969 98,82 55.856.176 98,79 57.189.393 98,77

Usaha

Kecil (unit) 602.195 1,09 629.418 1,11 654.222 1,13

Usaha

Menengah (unit) 44.280 0,08 48.997 0,09 52.106 0,09

Page 27: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

8

masalah tersebut salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah

membangun kerjasama antara kalangan perbankan dengan koperasi dan

lembaga-lembaga keuangan mikro. Disinilah peran koperasi yang dibentuk

dan dalam naungan Pemerintah Kota melalui Dinas Kementerian Negara

Koperasi dan UMKM sebagai media masyarakat khususnya untuk

membantu masyarakat kecil (golongan ekonomi lemah) dalam bidang

permodalan yang dapat membantu meringankan beban masyarakat kecil

yang ingin melakukan kegiatan wirausaha (Rifka, 2013:2-3). Hal ini dapat

dilihat dari Gambar 1.1, keuntungan sebelum pembiayaan masih cukup

rendah. Oleh karena itu, menjadi penting peranan lembaga keuangan

mikro syariah seperti yang sedang di bahas sebagai lembaga yang

membantu dalam menghidupkan sektor-sektor usaha ekonomi kerakyatan.

Sumber: Hasil Kuisoner Nasabah Pembiayaan Usaha KJKS BMT AL-

FATH IKMI

Gambar 1.1

Keuntungan Sebelum Pembiayaan

Page 28: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

9

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa keuntungan sebelum

pembiayaan memiliki tingkat pendapat keuntungan rata-rata hanya sekitar

Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000. Keuntungan yang rendah membuat usaha

mikro sering digambarkan sebagai kelompok yang kemampuan

permodalannya lemah atau kekurangan modal. Hal ini membuktikan

banyaknya usaha mikro dan kecil yang masih memerlukan modal

pembiayaan untuk mengembangkan usahanya.

Pertumbuhan kelembagaan keuangan syariah harus direspon

dengan penguatan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau biasa

disebut good corporate governance. Desain tata kelola perusahaan

lembaga keuangan syariah (LKS) tentunya memiliki keunikan dengan

lembaga keuangan lainnya. Hal ini terjadi dikarenakan LKS selain harus

menerapkan sistem tata kelola perusahaan pada umumnya, LKS juga

memiliki kewajiban untuk mengembangkan sistem tata kelola yang dapat

menjamin terlaksananya prinsip-prinsip syariah pada seluruh produk,

instrumen, operasi, praktek, dan manajemen LKS (Ali, 2015:2).

Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia berdasarkan tipenya secara

umum dibagi menjadi tiga yaitu: (1) lembaga formal merupakan sektor

keuangan formal yang diatur oleh Undang-undang perbankan dan diawasi

oleh Bank Indonesia, misalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank

Perkreditan Rakyat (BPR); (2) lembaga semi formal merupakan sektor

keuangan semi formal yang bukan menjadi subjek dari undang-undang

perbankan tetapi tetap diatur dan diawasi oleh pemerintah selain Bank

Page 29: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

10

Indonesia, misalnya Badan Kredit Desa (BKD), Koperasi Unit Desa

(KUD), Baitul Maal wat Tamwil (BMT); dan (3) lembaga informal,

misalnya rentenir, bank keliling, perjanjian keuangan yang menyangkut

lahan, tenaga kerja dan pertukaran barang (Lukytawati, 2013:58).

Berbagai fenomena yang terjadi dari dampak krisis ekonomi, atau

lemahnya taraf hidup “wong cilik” yang jauh dari pemenuhan kebutuhan

yang layak, mendorong munculnya sebuah lembaga keuangan syariah

alternatif. Yakni sebuah lembaga yang tidak saja berorientasi bisnis tetapi

juga sosial. Lembaga ini tidak melakukan pemusatan kekayaan pada

sebagaian kecil pemilik modal (pendiri) dengan penghisapan pada

mayoritas orang, akan tetapi lembaga yang kekayaannya terdistribusi

secara merata dan adil. Lembaga ini terlahir dari kesadaran umat yang

ditakdirkan untuk menolong kaum mayoritas, yakni pengusaha

kecil/mikro. Selain itu, lembaga ini juga tidak terjebak pada permainan

bisnis untuk keuntungan pribadi, tetapi membangun kebersamaan untuk

mencapai kemakmuran bersama. Tidak terjebak pada pikiran pragmatis

tetapi memiliki konsep idealis yang istiqomah. Lembaga tersebut adalah

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) (Zainul, 1999:73).

Tabel 1.2. Sumber Pendanaan Bagi UMKM

No. Sumber Pendanaan Frekuensi Presentase

1 Lembaga Keuangan Mikro

Syariah Hanya BMT

BMT dan LKS (Lembaga

Keuangan Syariah) lainnya

157

126

50,65

40,65

2 Hanya Perbankan Syariah (BUS,

UUS, BPRS) 24 7,74

Page 30: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

11

3 Hanya sumber lainnya (keluarga

dan teman) 3 0,96

Total 310 100

Sumber: Irfan, 2013: 23 dalam Jurnal Ekonomi Islam REPUBLIKA

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa prospek perkembangan lembaga

keuangan mikro syariah BMT dalam sumber pendanaan atau pembiayaan

bagi UMKM memiliki pengaruh cukup besar. Penguatan peran BMT

dalam pembangunan ekonomi nasional perlu ditingkatkan melalui

peningkatan volume permodalan dari BMT itu sendiri, salah satu caranya

dengan dilakukannya peran aktif dalam program pemberdayaan

pemerintah dalam meningkatkan perekonomian rakyat.

Pada zaman Nabi, ketika Rasululah menjadi kepala Negara, beliau

yang memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan Negara di abad ke-

7, yaitu semua hasil penghimpuan kekayaan Negara harus dikumpulkan

terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan

Negara. Tempat pusat pengumpulan dana itu disebut bait al mal. Yang

masa Nabi Muhammad SAW terletak di masjid Nabawi. Pemasukan

Negara yang sangat sedikit disimpan dilembaga ini dalam jangka waktu

yang pendek untuk selanjutnya didistribusikan kepada masyarakat. Pada

masa pemerintahan Rasul ini sumber Negara berasal dari kharaj, zakat,

khums, jizyah, dan penerimaan lainnya. Seperti kaffarat dan harta waris

dari orang yang tidak memiliki ahli waris (Euis, 2005:16-17).

Dari praktek-praktek yang telah diterapkan pada masa Rasulullah

dan para sahabat, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan seperti perbankan

dan kegiatan BMT sudah dijalankan walaupun dalam skala kecil dan

Page 31: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

12

belum berbentuk suatu kelembagaan yang berdiri sendiri, begitu juga

pelaksanaannya tidak sebesar sekarang ini. Ini dilihat dari adanya praktek

seperti menitipkan harta, meminjamkan harta, memberikan pinjaman

modal dan pengiriman harta.

BMT adalah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan dan

dikembangkan oleh masyarakat terutama pada awal berdiri, biasanya

dilakukan dengan menggunakan sumber daya termasuk dana atau modal

dari masyarakat setempat itu sendiri (Lukytawati, 2013:58).

Mengingat keadaan demografis di Indonesia dimana masih banyak

penduduk yang tinggal di pedesaan dan menjadi pedagang kecil,

keberadaan BMT terasa sangat penting. Dengan adanya BMT ini

diharapkan dapat membantu para pedagang kecil dalam mengatasi

masalah permodalan mereka. Karena modal menjadi salah satu pokok

permasalahan dalam semua jenis usaha. Begitu juga dengan para pedagang

kecil yang kebanyakan tinggal didesa dan tergolong ekonomi lemah. BMT

memang beroperasi dilingkungan para pedagang kecil dan sangat

membantu dalam mengatasi permasalah modal mereka, ditambah lagi

setelah pemerintah membuat kebijakan tentang liberalisasi perbankan

dengan mengembalikan sistem perbankan kedalam sistem perhitungan

ekonomi yang lebih murah (Sri dan Muhammad, 2013:300).

BMT pada awalnya berdiri sebagai suatu lembaga ekonomi rakyat

yang membantu masyarakat yang kekurangan, yang miskin dan nyaris

miskin (poor and near poor). Kegiatan utama yang dilakukan dalam BMT

Page 32: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

13

ini adalah pengembangan usaha mikro dan usaha kecil, terutama mengenai

bantuan permodalan. Untuk melancarkan usaha pembiayaan (financing)

tersebut, BMT berupaya menghimpun dana sebanyak-banyaknya yang

berasal dari masyarakat lokal di sekitarnya. Sebagai lembaga keuangan

Syariah, BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip Syariah.

Keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk mampu tumbuh dan

berkembang. Hampir semua BMT yang ada memilih koperasi sebagai

badan hukum, atau dipakai sebagai konsep pengorganisasiannya. Baitul

Maal Wattamwil (BMT) melakukan jenis kegiatan, yaitu Baitul Maal dan

Baitul Tamwil. Sebagai Baitul Maal, BMT menerima titipan zakat, infaq,

dan shadaqah serta menyalurkan (tasaruf) sesuai dengan peraturan dan

amanahnya. Sedangkan sebagai Baitul Tamwil, BMT mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan

pengusaha kecil bawah dan kecil dengan mendorong kegiatan menabung

dan menunjang pembiayaan ekonomi dan BMT berfungsi sebagai suatu

lembaga keuangan Syariah. Lembaga ini berfungsi sebagai lembaga

keuangan Syariah yang menghimpun dan penyaluran dana menurut prinsip

Syariah. Prinsip Syariah yang sering digunakan dalam BMT adalah sistem

bagi hasil yang adil, baik dalam hal penghimpunan maupun penyaluran

dana (Fitra, 2016:3-4).

Dalam penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan studi

kasus BMT masih sedikit sekali khususnya mengenai pembiayaan BMT

untuk perkembangan usaha mikro dan kecil. Penelitian sebelumnya yang

Page 33: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

14

dilakukan Sri dan Muhammad (2013), menyatakan bahwa peran keuangan

lembaga mikro syariah untuk usaha mikro di Wonogiri dalam

perkembangan usaha pedagang setelah memperoleh pembiayaan

mudharabah BMT, baik keuntungan ataupun keuntungan nasabah

meningkat. Lalu ada penelitian dari Lukytawati, dkk (2013) yang meneliti

akses UMKM terhadap pembiayaan mikro syariah BMT dan dampaknya

terhadap perkembangan usaha, penelitian dilakukan dengan melihat

faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan keuntungan usaha

UMKM dan yang mempengaruhi akses UMKM. Sedangkan penelitian

yang dilakukan Dian, dkk (2009) membahas tentang strategi lembaga

keuangan mikro syariah dalam mengembangkan usaha mikro, bagaimana

BMT memberikan peluang dengan memberikan pembiayaan kepada para

nasabahnya. Kemudian penelitian yang dilakukan Irfan (2013) mengenai

BMT dan sumber alternatif pembiayaan syariah bagi UMKM, penelitian

tersebut melihat seberapa banyak masyarakat yang mengenal lembaga

keuangan mikro syariah BMT dan jenis pembiayaannya. Dari berbagai

penelitian tersebut, membuat penulis tertarik untuk membahas penelitian

serupa dengan lokasi berbeda yaitu penelitian di tempat penulis tinggal,

untuk mengetahui apakah hasilnya akan sama dengan penelitian-penelitian

sebelumnya.

BMT AL-FATH IKMI sebagai salah satu lembaga keuangan mikro

syariah yang mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya mampu

berkembang sebagai salah satu alternatif lembaga keuangan mikro syariah

Page 34: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

15

yang saat ini memberikan berbagai macam pelayanan dengan menawarkan

berbagai macam produk, jasa dan pembiayaan lainnya. BMT AL-FATH

IKMI memliki pasar yang cukup potensial untuk menarik minat para

nasabah atau mitra untuk bergabung dengan BMT ini karena lokasinya

yang strategis dan sudah memiliki kantor cabang yang tersebar dibeberapa

lokasi. BMT AL-FATH IKMI berperan aktif untuk membantu permodalan

para usaha mikro dan kecil khususnya sebagian masyarakat di Kota

Tangerang Selatan. Sebagai salah salah satu BMT yang ada di Kota

Tangerang Selatan, BMT AL-FATH IKMI mampu berkembang dengan

memiliki jumlah nasabah sebesar 20.598 orang (tercatat April 2016) yang

terus bertambah dengan terus berusaha memenuhi keinginan dan

kebutuhan para mitra dengan berbagai program-program yang menarik.

Melihat hubungan antar fenomena tersebut dan juga pemilihan

tujuan lokasi penelitian, maka mendasari penulis untuk melakukan

penelitian ilmiah dengan judul : “Pengaruh Pembiayaan Lembaga

Keuangan Mikro Syariah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro dan

Kecil (Studi Kasus Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT AL-FATH

IKMI, Ciputat, Kota Tangerang Selatan)”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang penelitian dibuat pembatasan

masalah, pembatasan masalah dimaksudkan untuk memperoleh

pemahaman yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan agar masalah

Page 35: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

16

yang akan diteliti tidak terlalu meluas. Adapun batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas yang digunakan adalah Modal Pembiayaan,

Dummy Usia, Dummy Jumlah Tenaga Kerja, Dummy Jenis

Kelamin, Dummy Pendidikan, Dummy Jenis Usaha, Dummy

Lama Menjalankan Usaha, Dummy Lama Menjadi Nasabah

BMT.

b. Variabel terikat yang digunakan adalah Keuntungan Usaha

Sesudah Pembiayaan.

c. Objek penelitian adalah Mitra Nasabah pembiayaan usaha mikro

di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT AL-FATH IKMI.

2. Rumusan Masalah

Dengan batasan masalah tersebut, hal ini akan menarik untuk

dikaji sehingga timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara keuntungan

usaha sebelum dan sesudah menerima modal pembiayaan dari

KJKS BMT AL-FATH IKMI?

b. Bagaimana pengaruh modal pembiayaan syariah KJKS BMT AL-

FATH IKMI terhadap keuntungan usaha mikro dan kecil?

c. Bagaimana pengaruh karakteristik profil responden (jenis

kelamin, usia, pendidikan, lama menjadi nasabah) sebagai pelaku

usaha mikro dan kecil terhadap keuntungan usaha mikro dan

kecil?

Page 36: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

17

d. Bagaimana pengaruh karakteristik usaha responden (jenis usaha,

lama menjalankan usaha dan jumlah tenaga kerja) sebagai pelaku

usaha mikro dan kecil terhadap keuntungan usaha mikro dan

kecil?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di

atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara

keuntungan usaha sebelum dan sesudah menerima modal

pembiayaan dari KJKS BMT AL-FATH IKMI.

b. Untuk mengetahui pengaruh modal pembiayaan syariah KJKS

BMT AL-FATH IKMI terhadap keuntungan usaha mikro dan

kecil.

c. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik profil responden (jenis

kelamin, usia, pendidikan, lama menjadi nasabah) sebagai pelaku

usaha mikro dan kecil terhadap keuntungan usaha mikro dan kecil.

d. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik usaha responden (jenis

usaha, lama menjalankan usaha dan jumlah tenaga kerja) sebagai

pelaku usaha mikro dan kecil terhadap keuntungan usaha mikro

dan kecil.

2. Manfaat Penelitian

Page 37: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

18

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan sekaligus penerapan teori pada kasus yang

nyata tentang analisis pengaruh pemberian pembiayaan BMT

terhadap peningkatan keuntungan UMK.

b. Bagi Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT

Memberikan informasi bagi pihak pengelola Perbankan

Syariah/Lembaga Keuangan Syariah dalam usahanya

meningkatkan kualitas kinerjanya dalam usaha mensosialisasikan

BMT kepada masyarakat, serta dapat dijadikan sebagai

pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

c. Bagi Pedagang Kecil

Memperlancar dan mengembangkan usahanya, mencari solusi

terhadap hambatan yang dihadapi pedagang kecil dalam

mengambil keputusan untuk memperoleh tambahan modal.

d. Bagi Pembaca

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam dunia bisnis dan

masyarakat luas untuk dapat mengetahui adanya suatu lembaga

keuangan yang bisa melayani masyarakat khususnya para pedagang

kecil dengan sistem syariah Islam serta sebagai acuan untuk

keperluan penelitian yang sejenis.

Page 38: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)

Memahami pengertian dari lembaga keuangan paling tidak

dapat dipahami dari apa yang dikemukakan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, yang memberi pengertian bahwa Lembaga

Keuangan adalah “badan di bidang keuangan yang bertugas menarik

uang dan menyalurkannya kepada masyarakat”. Pengertian tersebut

senada dengan yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun

1967 Tentang Pokok-Pokok Perbankan Baik Konvensional maupun

syariah, yang menjelaskan Lembaga Keuangan adalah “semua badan

yang melalukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan dengan menarik

uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut kembali ke

masyarakat”.

Kata “mikro” pada penyebutan Lembaga Keuangan Mikro

Syariah, memberi pengertian lebih menunjukkan kepada tataran ruang

lingkup/cakupan yang lebih kecil. Dengan asumsi perbandingan bahwa

Lembaga keuangan besar salah satunya adalah berbentuk bank dengan

modal berskala besar, maka Lembaga Keungan mikro adalah bentukan

lain dari bank atau sejenisnya yang mempunyai kapital kecil dan

diperuntukan untuk sektor usaha mikro kecil. Dalam pengertian ini

19

Page 39: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

20

dikategorikan kedalamnya adalah Baitul Mal Wattamwil, Koperasi

Syariah dan Bank Prekreditan Rakyat Syari‟ah (BPRS) (Apid, 2014:

3).

Dalam pedoman pemberdayaan Lembaga Dana Kredit

Pedesaan (LDKP), terdapat prinsip lembaga keuangan mikro

merupakan bentuk pelayanan pembiayaan dengan prinsip-prinsip,

yaitu:

a. Lembaga keuangan mikro tumbuh dari, oleh dan untuk anggota atas

dasar kesadaran.

b. Lembaga keuangan mikro harus berpedoman pada prinsip kehati-

hatian.

c. Modal lembaga keuangan mikro harus bersumber dari anggotanya

sendiri yang dihimpun dari simpanan pokok dan simpanan wajib

dan dapat pula ditambahkan simpanan pokok khusus sebagai

penguat modal serta dapat pula membuka jenis-jenis tabungan

(simpanan sukarela).

d. Pelayanan kredit/pinjaman (pembiayaan) hanya diberikan kepada

anggota LKM saja, tidak boleh kepada bukan anggota.

e. Jaminan barang (collateral) boleh diterapkan, namun pertimbangan

yang terbaik tetap atas watak/karakter peminjam sendiri. (Aulia,

2009: 23)

2. Baitul Maal wa Tamwil (BMT)

Page 40: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

21

Secara etimologi diambil dari kosakata alMaal dan atTamwil.

AlMaal bermakna harta kekayaan, sedangkan atTamwil berarti

pertumbuhan harta itu sendiri yang sama-sama berasal dari asal kata

maal. Pengertian lain bahwa baitul mal berasal dari bahasa Arab bait

yang berarti "rumah", dan al-mal yang berarti "harta". Baitul Mal

berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta. Baitul Mal

adalah suatu lembaga atau pihak (al jihat) yang mempunyai tugas

khusus menangani segala harta umat, baik berupa pendapatan maupun

pengeluaran negara. Baitul Maal dapat juga diartikan secara fisik

sebagai tempat (al-makan) untuk menyimpan dan mengelola segala

macam harta yang menjadi pendapatan negara (Dahlan dan Abdul,

1999:105).

Dalam perkembangannya BMT juga diartikan sebagai Balai

Usaha Mandiri Terpadu yang singkatannya juga BMT. Baitul Maal

Wat Tamwil adalah lembaga ekonomi atau keuangan syariah non

perbankan yang sifatnya informal. Disebut informal karena didirikan

oleh kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yanng berbeda dengan

lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya

(Sri dan Muhammad, 2013: 301).

Istilah Baitul Mal sesungguhnya telah ada sejak zaman

Rasulullah SAW, meski saat itu belum terbentuk lembaga yang

mandiri dan terpisah. Baitul Maal baru berdiri sebagai lembaga

ekonomi tersendiri pada masa Khalifah „Umar bin Khaththab atas

Page 41: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

22

usulan seorang ahli fiqih yang bernama Walid bin Hisyam. Sejak masa

itu dan masa-masa selanjutnya (Dinasti „Abbasiyah dan Umawiyah),

Baitul Mal telah menjadi lembaga yang penting bagi negara. Meski

tidak semua sumber uang negara milik Baitul Mal, tetapi Baitul Mal

boleh dikatakan merambah banyak urusan, mulai dari penarikan zakat,

pajak, ghanimah sampai membangun jalan-jalan, menggaji tentara dan

para pejabat negara serta membangun sarana-sarana sosial lainnya

(Hamdan, 2012: 2).

Dari rentetan sejarah, Baitul Mal harus diakui telah tampil

dalam panggung sejarah Islam sebagai lembaga negara yang banyak

berjasa bagi perkembangan peradaban Islam dan penciptaan

kesejahteraan bagi kaum muslimin. Keberadaannya telah menghiasi

lembaran sejarah Islam dan terus berlangsung hingga runtuhnya

Khilafah yang terakhir, yaitu Khilafah Utsmaniyah di Turki tahun

1924. Adapun di Indonesia, Baitul Tamwil pernah merebak melalui

Baitul Tamwil Teknosa Salman maupun Baitul Tamwil Ridha Gusti,

yang kini tinggal sejarah. Kedua lembaga tersebut sesungguhnya

merupakan cikal bakal lahirnya Bank Islam, yang kini diperkenalkan

oleh Bank Muamalah Indonesia (BMI) dan Bank Perkreditan Rakyat

Syari‟ah (BPRS) (Hamdan, 2012:2). Dalam perkembangan terakhir

jumlah BMT di Indonesia terus mengalami peningkatan. Beberapa

diantaranya memiliki kantor pelayanan lebih dari satu. Jika ditambah

dengan perhitungan mobilitas yang tinggi dari para pengelola BMT

Page 42: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

23

untuk “jemput bola”, memberikan layanan di luar kantor, maka

sosialisasi keberadaan BMT telah bersifat masif. Wilayah

operasionalnyapun sudah mencakup daerah perdesaan dan daerah

perkotaan, di pulau Jawa dan luar Jawa

(http://www.puskopsyahlampung.com/2013/05)

3. Sistem Operasional Pembiayaan Syariah

Menurut M. Syafi‟I Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan

merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana

untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.

Sedangkan menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah peyediaan

uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan anatar bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau

tagihan tesebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi

hasil.

Pembiayaan yang diberikan BMT kepada pengusaha mikro

dan kecil dalam (Muhammad, 2004), diberikan dalam rangka untuk :

a. Upaya memaksimalkan keuntungan

Artinya: setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu

menghasilkan keuntungan usaha. Setiap pengusaha menginginkan

mampu mencapai keuntungan maksimal.

b. Upaya meminimalkan resiko

Page 43: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

24

Artinya: usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan

keuntungan maksimal, maka pengusaha harus mampu

meminimalkan resiko yang mungkin timbul.

c. Pendayagunaan sumber ekonomi

Artinya: sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan

melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya

manusia serta sumber daya modal.

d. Penyaluran kelebihan dana

Artinya: dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki

kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan.

4. Usaha Mikro dan Kecil (UMK)

Menurut Pawitra (1992) dalam buku yang berjudul ensiklopedi

Ekonomi, Bisnis dan Manajemen menyatakan bahwa pedagang besar

sama dengan stockholder dan pedagang kecil sama dengan retailer.

Sehingga pedagang kecil (pengusaha mikro) didefinisikan sebagai

orang atau badan usaha yang menjual barang atau jasa langsung pada

konsumen akhir untuk memenuhi kebutuhannya (Sri dan Muhammad,

2013: 301).

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (1) Usaha Mikro

adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini. Adapun kriteria usaha mikro dapat dilihat

pada Pasal 6 ayat (1), disebutkan bahwa:

Page 44: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

25

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

Sedangkan dalam Pasal 1 ayat (2) Usaha Kecil adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan

atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang ini. Adapun kriteria Usaha Kecil dapat dilihat

pada Pasal 6 ayat (1), disebutkan bahwa:

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Usaha Mikro dan Kecil merupakan kegiatan usaha yang

mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan

ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam

Page 45: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

26

proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,

mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan

stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro dan kecil adalah salah satu

pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan

utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya

sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha

ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan

Usaha Milik Negara.

5. Permasalahan yang Dihadapi Pedagang Kecil

Menurut Sri Murwanti dan Muhammad Sholahuddin

(2013:301-302) dalam menjelaskan usaha semua pelaku bisnis pasti

menghadapi masalah, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Permasalahan dari dalam biasanya adanya kesulitan atau kekurangan

modal kerja, pemogokan pegawai dan lain-lain. Selain dari luar

kondisi ekonomi dan peraturan pemerintah yang berlaku yang paling

sulit dihadapi adalah pesaing. Permasalah yang biasa dihadapi oleh

pedagang kecil adalah sebagai berikut :

Kesulitan dalam permodalan. Untuk mengembangkan usahanya

dibutuhkan modal dan modal mereka dapatkan adalah modal dengan

suku bunga yang tinggi, yang diberikan pada pelepas uang. Hal itu

tetap berlangsung karena tidak ada alternatif pilihan lain yang harus

ditempuh,

Page 46: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

27

Kesulitan dalam aspek keterampilan. Aspek keterampilan

memegang peran sangat penting. Hal ini terlihat dari kenyataan dimana

banyak usaha kecil kehilangan pasarnya, karena barang yang mereka

hasilkan tidak diminati oleh para pembeli karena produk yang

dihasilkan tidak berkembang sesuai dengan keinginan mereka,

Kurang berpendidikan. Pada umumnya pedagang kecil tidak

mempunyai pendidikan yang memadai untuk mengembangkan

usahanya. Kurangnya pendidikan ini membuat mereka tidak menyadari

pentingnya pengetahuan pasar, sehingga tidak dapat menganalisa

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi atau yang menentukan

jumlah usaha pada saat yang akan datang,

Tidak mempunyai administrasi yang baik. Pada umumnya

pedagang kecil tidak mempunyai administrasi yang baik yang dapat

memberikan gambaran tentang perusahaan setiap saat. Keadaan

keuangan hanya dapat diingat oleh pemilik, sehingga perusahaan

menyebabkan tidak mengetahui kondisinya, apakah dalam keadaan

hutang atau rugi, maju atau mundur, sehingga keuangan rumah tangga

bercampur dengan keuangan perusahaan.

Menggunakan manajemen keluarga. Kebanyakan dari pedagang

kecil terdiri dari para pemilik beserta istri dan keluarganya. Sering kali

terjadi penyalahgunaan kekuasaannya untuk hal-hal di luar kegiatan

usaha yang dapat menyebabkan mundurnya perusahaan bahkan

mengalami kebangkrutan,

Page 47: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

28

Kurang disiplin. Pada umumnya pedagang kecil kurang disiplin

dalam manajemen waktu maupun dalam manajemen keuangan. Cara

berdagangnya pun disesuaikan dengan keinginan pedagang, sehingga

kadang berjualan dan kadang tutup. Sehingga pelanggan segan untuk

berbelanja. Kegiatan usaha pada umumnya masih berpandangan untuk

kepentingan jangka pendek dengan bentuk organisasi sederhana yang

sulit diubah. Pola kebiasaan usaha yang bersifat sederhana. Hal ini

menghambat peningkatan nilai tumbuh hasil produksi secara layak dan

kurangnya kebiasaan menabung untuk memupuk modal.

Kurangnya Perencanaan. Operasional suatu perusahaan dapat

berhasil jika dilaksanakan atas perencanaan yang baik, seperti siapa

pembelinya, berupa persediaan barang yang harus dipelihara,

bagaimana penjualannya juga bagaimana mencapai suatu tingkat

keuntungan tertentu.

6. Perkembangan Usaha Pedagang Kecil

Perkembangan usaha dalam konteks ilmu pendidikan adalah

merupakan suatu perubahan kearah yang lebih maju atau lebih dewasa

(Suwarsono, 1996:173). Tolak ukur perkembangan usaha atau

keberhasilan usaha haruslah merupakan parameter yang dapat diukur

sehingga tidak bersifat nisbi atau bahkan bersifat maya yang sulit dapat

dipertanggungjawabkan. Semakin konkrit tolak ukur itu semakin

mudah bagi semua pihak untuk memahami serta membenarkan atas

diraihnya keberhasilan tersebut (Suryati, 2012:43).

Page 48: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

29

Menurut Indriyo Gitosudarmo dalam skripsi Suryati (2012:44)

menyatakan ukuran terhadap keberhasilan dari kebijakan bisnis

tersebut dapat berupa besar kecilnya penghasilan (Income) atau

keuntungan (Profity) yang diperoleh. Berdasarkan pernyataan tersebut

dapat dikatakan bahwa dengan naiknya keuntungan yang diterima

maka usaha mikro juga dapat dikatakan berkembang.

Perubahan keuntungan pedagang kecil adalah keuntungan yang

diperoleh dari usaha yang dijalankan. Pengertian disini adalah

keuntungan yang diperoleh setelah mendapatkan modal usaha atau

pembiayaan dari bank. Selisih antara bagi hasil setiap harinya dalam

tiap bulan, satu tahun merupakan keuntungan atau keuntungan kotor

yang diperoleh para pedagang kecil. Keuntungan bersih yang akhirnya

diterima adalah setelah keuntungan kotor dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan untuk membayar biaya operasi, seperti upah tenaga kerja

buruh, upah transportasi dan lain-lain (Sri dan Muhammad, 2013:302).

7. Teori Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat

dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga

kerja, teknologi, managerial skill. Fungsi produsi adalah hubungan

teknis antara input dan output. Produksi merupakan usaha untuk

meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk (form utility),

memindahkan tempat (place utility), dan menyimpan (store utility)

(Soeharno, 2007:67).

Page 49: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

30

Hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat

produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor

produksi, seperti telah dijelaskan, dapat dibedakan kepada empat

golongan, yaaitu tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian

keusahawanan. Di dalam teori ekonomi, di dalam menganalisis

mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi yang

belakangan dinyatakan (tanah, modal, dan keahlian keusahawanan)

adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai sebagai

faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Dengan demikian, di

dalam menggambarkan hubungan di antara faktor produksi yang

digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan

adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan

jumlah produksi yang dicapai (Sadono, 2005:193).

Telah dinyatakan sebelum ini bahwa fungsi produksi

menunjukan sifat hubungan di antara faktor-faktor produksi dan

tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula

dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai

output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu

seperti yang berikut:

Q = f (K, L, R, T)

Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga

kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian

keusahawanan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat

Page 50: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

31

teknologi yang digunakan. Sedangakan Q adalah jumlah produksi yang

dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu

secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang

dianalisis sifat produksinya (Sadono, 2005:195).

a. Tujuan Perusahaan: Memaksimumkan Keuntungan

Dalam teori ekonomi, permisalan terpenting dalam

menganalisis kegiatan perusahaan adalah “mereka akan

melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat di

mana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”.

Berdasarkan kepada permisalan ini dapat ditunjukkan pada tingkat

kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan

menjalankan kegiatan usahanya.

Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-

satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang menekankan

kepada volume penjualan dan ada pula yang memasukkan

pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang

akan dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada

usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang

memperhatikan tujuan mencari keuntungan yang maksimum.

Memang beberapa tujuan yang ditemui dalam praktek tersebut

memberikan suatu alasan untuk meragukan kesesuaian daripada

pemisalan keuntungan dalam menganalisis kegiatan perusahaan.

Tetapi, di samping menyadari kenyataan tersebut perlu juga diingat

Page 51: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

32

bahwa pada sebagian besar perusahaan, tujuan memaksimumkan

keuntungan tetap merupakan tujuan yang paling penting. Telah

terbukti bahwa analisis terhadap kegiatan perusahaan yang

didasarkan kepada tujuan memaksimumkan keuntungan

memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan yang

sebenarnya (Sadono, 2005:192).

Keuntungan ( merupakan selisih antara penerimaan

perusahaan dan biaya total.

π = keuntungan (profit)

TR = penerimaan total = P . Q, harga dikalikan dengan jumlah

yang dijual.

TC = biaya total, yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan suatu barang.

Q = kuantitas barang yang dihasilkan, atau yang dijual.

(Soeharno, 2007:109)

b. Modal Perusahaan

Inti dasar dari suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan

usahanya adalah dengan adanya modal. Modal merupakan faktor

produksi terpenting. Bagi perusahaan yang baru berdiri modal

digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha sedangkan bagi

perusahaan yang sudah berdiri lama modal digunakan untuk

mengembangkan usaha dan memperluas pangsa pasar.

Page 52: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

33

Menurut Bambang Riyanto (1998 :10) dalam Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan : “Modal adalah hasil produksi yang

digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam

perkembangannya kemudian modal ditekankan pada nilai, daya

beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung

dalam barang-barang modal”.

Dengan tersedianya modal maka usaha akan berjalan lancar

sehingga akan mengembangkan modal itu sendiri melaui suatu

proses kegiatan usaha. Modal yang digunakan dapat merupakan

modal sendiri seluruhnya atau merupakan kombinasi antara modal

sendiri dengan modal pinjaman. Kumpulan berbagai sumber modal

akan membentuk suatu kekuatan modal yang ditanamkan guna

menjalankan usaha. Modal yang dimiliki tersebut jika dikelola

secara optimal maka akan meningkatkan volume penjualan

(Riyanto, 1985 dalam Achmad, 2009).

Ada dua jenis modal terdiri dari modal pinjaman / utang dan

modal sendiri.

1) Pinjaman/Utang

Menurut Bambang Riyanto (1998 :227) dalam “Dasar-

dasar Pembelanjaan Perusahaan” pengertian pinjaman yaitu:

“Pinjaman adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang

sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan, dan bagi

Page 53: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

34

perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang

yang pada saatnya harus dibayar kembali”.

Pinjaman ini terbagi tiga golongan yaitu :

(a) Pinjaman / utang jangka pendek (short-term debt), yaitu

yang jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari satu tahun.

(b) Pinjaman jangka menengah (intermediate term debt), yaitu

yang jangka waktunya antara 1 sampai 10 tahun.

(c) Pinjaman / utang jangka panjang (long term debt), yaitu

yang jangka waktunya lebih dari 10 tahun.

2) Modal Sendiri

Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal

dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan

untuk waktu yang tidak tertentu lamanya, antara lain dari

pengambil bagian, peserta atau pemilik.

Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan dapat

juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal yang

dihasilkan atau dibentuk sendiri dalam perusahaan. Modal

sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk

keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan modal

sendiri yang berasal dari luar perusahaan adalah modal yang

berasal dari pemilik perusahaan (ariplie.blogspot.co.id).

8. Keterkaitan Antar Variabel

Page 54: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

35

Tumbuh dan berkembangnya berbagai lembaga keuangan

(Bank), baik konvensional maupun syari‟ah, makin memberi banyak

peluang kepada masyarakat untuk terlibat dalam dunia usaha.

Setidaknya salah satu hambatan umum yang dihadapi para pelaku

ekonomi sektor rill, di bidang permodalan akan teratasi. Secara

teoritis, tersedianya berbagai instrumen kredit makin meningkatkan

partisipasi masyarakat untuk melakukan investasi (Baihaqi dan

Saifuddin, 2000:171). Dengan keterkaitan permasalahan tersebut

maka dapat dilihat seberapa besar pengaruhnya dalam membangun

perekonomian negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

a. Pengaruh Pembiayaan Terhadap Perkembangan Usaha Mikro dan

Kecil

Dalam upaya meningkatkan perkembangan usaha mikro dan

kecil, para pelaku usaha sering kali kesulitan dalam hal permodal.

Pemecahan masalah untuk mengatasi kesulitan permodalan

adalah melakukan pembiayaan khususnya yang berasal dari

lembaga keuangan. Dengan melakukan pembiayaan diharapkan

dapat meningkatkan perkembangan usaha mikro dan kecil.

b. Pengaruh Karakteristik Usaha dan Profil Responden Seperti Jenis

Kelamin, Usia, Pendidikan, Lama Menjadi Nasabah, Responden

Seperti Jenis Usaha, Lama Usaha, dan Jumlah Tenaga Kerja

Terhadap Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil

Page 55: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

36

Dalam melihat perkembangan peningkatan usaha mikro dan kecil

variabel yang tidak dapat di rubah dari setiap orang adalah

variabel individual itu sendiri, setiap individu dengan individu

lainnya pasti berbeda, oleh karena itu menjadi penting melihat

karakteristik responden para pengusaha untuk mengetahui secara

umum karakteristik dominan apa yang mempengaruhi

perkembangan setiap pelaku usaha mikro dan kecil.

Salah satu karakteristiknya adalah faktor jenis usaha merupakan

kelompok dari kegiatan usaha. Jenis usaha terbagi menjadi tiga

jenis yaitu usaha jasa, usaha dagang dan usaha manifaktur. jenis

usaha dapat dilihat dari produk yang di pasarkan dan bagaimana

mereka memproduksi produknya. Setiap jenis usaha memiliki

keuntungan perusahaan yang berasal dari bidangnya. Dengan

semakin menguasai bidang usaha yang di pilih oleh para pelaku

usaha diharapkan dapat semakin meningkatkan perkembangan

usahanya.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Hasil penelitian Sri Murwanti dan Muhammad Sholahuddin (2013)

yang melakukan penelitian terhadap pedagang kecil di pasar Wonogiri,

Pasar Pokoh, Pasar Sukorejo dan Pasar Ngadirojo Wonogiri yang

merupakan nasabah BMT menemukan bahwa perkembangan usaha

pedagang setelah memperoleh pembiayaan BMT, baik keuntungan

ataupun keuntungan nasabah meningkat.

Page 56: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

37

2. Hasil penelitian L Anggraeni, Herdiana P, Salahuddin EA dan Ranti W

(2013) menyatakan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi akses

UMKM terhadap pembiayaan mikro syariah dari BMT adalah variabel

dummy akses simpanan, umur pengusaha UMKM, dummy jenis usaha

2 (manufaktur ), serta omset usaha. Pembiayaan mikro syariah dari

BMT berdampak positif terhadap perkembangan UMKM, faktor-faktor

yang mempengaruhi nilai perkembangan keuntungan usaha UMKM

adalah lama pendidikan, lama usaha, besarnya pembiayaan syariah

BMT dan besarnya kredit konvensional.

3. Hasil penelitian Dian Pratomo, Musa Hubeis dan Illah Sailah (2009)

menemukan bahwa BMT memberikan peluang dengan memberikan

pembiayaan kepada para nasabahnya untuk bisa membuka usaha baru

dengan konsep bagi hasil yang adil dan menguntungkan. Hal ini dapat

dilihat dari umur usaha yang digeluti nasabah rata-rata cukup muda.

Begitu juga dengan meningkatnya aspek pendapatan total setelah

bergabung dengan BMT dibandingkan sebelum bergabung.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha mikro di Kota

Tangerang Selatan sebelum dan setelah memperoleh modal pembiayaan

dari KJKS BMT AL-FATH. Analisis tersebut akan dapat dilihat perbedaan

besarnya modal usaha dan keuntungan perusahaan pada usaha mikro

sebelum dan setelah memperoleh pembiayaan mudharabah dari KJKS

BMT AL-FATH.

Page 57: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

38

Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran

Pengaruh Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap

Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil (Studi Kasus Koperasi Jasa

Keuangan Syariah BMT AL-FATH IKMI, Ciputat, Kota Tangerang Selatan)

Peningkatan Keuntungan Usaha Mikro dan Kecil

Keuntungan (Y)

Karakteristik Profil

Responden

(Jenis Kelamin, Usia,

Pendidikan, Lama

Menjadi Nasabah)

Modal

Pembiayaan

Regresi Stepwise

Uji Asumsi Klasik

Normalitas

Multikolonieritas

Heterokedastisitas

Autokorelasi

Karakteristik Usaha

Responden

(Jenis Usaha, Lama

Menjalankan Usaha Dan

Jumlah Tenaga kerja)

Uji Signifikansi

Uji t Uji F Adjusted R2

Interpretasi

Page 58: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

39

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar mungkin juga salah,

dia akan ditolak jika salah dan akan dibenarkan jika fakta-fakta

membenarkan. Pada dasarnya hipotesis merupakan jawaban sementara

yang masih harus dibuktikan kebenarannya didalam kenyataan,

percobaaan atau praktek. Oleh karena itu hipotesis yang diajukan sebagai

berikut:

H1: Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata keuntungan usaha

sebelum pembiayaan dengan rata-rata keuntungan usaha setelah

pembiayaan.

H2: Modal pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap keuntungan usaha

mikro dan kecil.

H3: Karakteristik profil responnden berpengaruh signifikan terhadap

keuntungan usaha mikro dan kecil.

H4: Karakteristik usaha responden berpengaruh signifikan terhadap

keuntungan usaha mikro dan kecil.

Page 59: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menganalisa tentang

peran pembiayaan lembaga keuangan mikro syariah terhadap

perkembangan usaha mikro dan kecil. Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan berdasarkan wilayah pelayanan pembiayaan syariah. Lokasi

penelitian ini dilaksanakan di KJKS BMT AL-FATH IKMI.

Dimana penelitian ini merupakan penelitian terhadap data primer

melalui kuisioner, yaitu pelaku usaha mikro dan kecil mitra anggota KJKS

BMT AL-FATH IKMI yang berada di wilayah Ciputat, Kota Tangerang

Selatan. Sedangkan data sekunder yang digunakan berasal melalui

berbagai sumber terkait

B. Teknik Penentuan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang

karakteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah

pedagang kecil yang merupakan mitra nasabah KJKS BMT AL-FATH

IKMI. Jumlah seluruh nasabah KJKS BMT AL-FATH IKMI tercatat April

2016 adalah 20.598 orang, sedangkan yang melakukan produk

pembiayaan adalah 1.659 orang. Pada produk pembiayaan di KJKS BMT

AL-FATH IKMI bisa untuk pembiayaan usaha mikro dan kecil,

40

Page 60: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

41

pembiayaan pendidikan, pembiayaan pembelian barang, dan lain-lain.

Sayangnya, tidak ada catatan jumlah khusus untuk jumlah nasabah dalam

kategori pembiayaan untuk usaha mikro dan kecil, karena sudah

dikelompokan dalam nasabah yang melakukan produk pembiayaan.

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini maka

digunakan rumus Slovin sebagai berikut: (Nugraha, 2007: 6)

Dimana:

n = ukuran sampel

N = populasi

d = galat pendugaan / nilai presisi 95% / sig = 0,05

Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh sampel:

Karena pembiayaan untuk usaha mikro kecil tidak dibedakan dengan

produk pembiayaan lainnya dibuat jumlah keseluruhan nasabah yang

melakukan pembiayaan dibagi dengan 4 produk pembiayaan di KJKS

BMT AL-FATH IKMI yaitu produk pembiayaan mudharabah,

pembiayaan musyarakah, piutang murabahah, piutang ijarah.

Jadi, 1.659 orang/4 produk = 414,75

Dari hasil perhitungan rumus diatas dalam menentukan jumlah sampel

diperoleh sebanyak 36 sampel atau responden. Sedangkan, Menurut

Arikunto (2008: 116) Pengambilan sampel jika subjeknya kurang dari 100

Page 61: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

42

orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari

100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Oleh karena itu,

dari hasil dua teori tersebut penulis membuat penelitian ini menggunakan

10% -15% sampel dari jumlah populasi atau peneliti mengambil sampel

sebesar 50 responden yang dianggap dapat mewakili populasi nasabah

pembiayaan untuk usaha mikro kecil .

Menurut Djarwanto dan Pangestu Subagyo, Sampel adalah

sebagian populasi yang karakteristiknya hendak diduga dan dianggap

mewakili populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik non probability sampling (non acak) dengan teknik pengambilan

datanya dilakukan dengan metode purposive sampling (sengaja), yaitu

prosedur memilih sampel berdasarkan pertimbangan karakteristik yang

cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab

tujuan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

a. Data primer merupakan data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa data hasil kuesioner atau data yang diperoleh langsung yang

disebarkan kepada para nasabah KJKS BMT AL-FATH.

b. Data sekunder digunakan sebagai data tambahan dalam menunjang

analisis. Data sekunder mencakup data kuantitatif, yaitu data

portofolio pembiayaan BMT AL-FATH berdasarkan jenis

pembiayaan yang sudah disalurkan, data mengenai perkembangan

Page 62: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

43

LKMS BMT dan proyeksi perkembangan ke depan. Data lain

dapat diperoleh dari literatur–literatur yang berkaitan dengan

ekonomi syariah atau lembaga keuangan syariah, serta ulasan-

ulasan para pakar yang dipublikasikan dalam buletin, jurnal,

internet dan media-media lain.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

Wawancara, yaitu teknik pengambilan data dengan cara tanya jawab

langsung pada pedagang kecil dan pengurus BMT yang berhubungan

dengan keterangan-keterangan mengenai gambaran perkembangan

usaha mikro.

Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

pengamatan langsung terhadap obyek penelitian dan menggunakan

kuisioner yang telah disusun terlebih dahulu untuk memungkinkan

didapatkannya penjelasan yang berhubungan dengan pertanyaan

tersebut.

Dokumentasi, yaitu suatu metode pengumpulan data yang bersifat

sekunder dengan jalan mempelajari dokumen yang diperlukan untuk

mendukung validitas data.

D. Teknik Analisis

Dilihat dari sudut pandang tujuannya yang hendak dicapai,

penelitian ini menggunakan metode analisis regresi stepwise. Penelitian ini

Page 63: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

44

termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yakni penelitian yang

mengumpulkan data-data dari lapangan (Kuisoner). Namun, penelitian ini

juga dilengkapi dengan penelitian kepustakaan Berdasarkan perumusan

masalah di atas, maka penelitian ini menggunakan perpaduan antara

penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data yang terkumpul telah dianalisa

dengan menggunakan metode analisa berikut :

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti,

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum (Sugiyono, 2009: 29).

2. Uji Paired-Samples T-Test (Uji T Sampel Berpasangan)

Uji T Sampel Berpasangan adalah prosedur yang digunakan untuk

membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu grup sampel

tunggal. Perbandingan itu untuk mencari atau menghitung nilai selisih

antara nilai dua variabel untuk tiap kasus. Selain itu, uji ini juga

menghitung apakah selisih rata-rata tersebut bernilai nol. Data untuk

uji ini berasal dari dua ukuran dari subjek yang sama atau satu ukuran

dari pasangan subjek (Sarwono dan Suharyati, 2010:128).

Apabila hasil perhitungan uji t (paired sample t-test) dengan

menggunakan level of significance 5% atau 0,05 diperoleh nilai

asymptotic significance lebih kecil dari level of significance (p<α)

Page 64: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

45

maka Ho ditolak, artinya terdapat pebedaan nilai rata-rata yang

signifikan antara kedua data sampel tersebut. Apabila nilai asymptotic

significance lebih besar dari level of significance (p>α) maka Ho

diterima, artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata yang signifikan

antara kedua sampel tersebut.

3. Uji Regresi Metode Stepwise

Stepwise selection merupakan kombinasi antara forward dan

backward. Mula-mula tidak ada satupun variabel yang dimasukkan

dalam fungsi diskiminan, kemudian satu variabel ditambahkan atau

dikeluarkan dari fungsi diskriminan dan seterusnya (Ghazali,

2012:302)

a. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer, maka peneliti

melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah

berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Sebagai

dasar bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusinormal. Jika asumsi ini dilanggar

maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah

Page 65: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

46

sampel yang ada. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan

untuk menguji normalitas data, antara lain uji chi-kuadrat, uji

lilliefors, dan uji kolmogorov-smirnov.

2) Uji Multikolonieritas

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran

ini smenunjukkan setiap variabel bebas manakah yang

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian

sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan

diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan

oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama

dengan VIF < 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala

multikolonieritas (Ghozali, 2012: 105).

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresiterjadi ketidaksamaan veriance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance tetap

Page 66: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

47

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi

problem heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu

homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada

beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas yaitu melihat scatter plot (nilai prediksi

dependen ZPRED dengan residual SRESID), uji Gletjer, uji

Park, dan uji White.

(https://www.academia.edu/BayuWidyatama)

4) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk menguji model linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t sebelumnya. Adanya autokorelasi

dapat mengakibatkan penaksir mempunyai varians tidak

minimum dan uji t tidak dapat digunakan, karena akan

memberikan kesimpulan yang salah. Ada beberapa cara untuk

mendeteksi ada-tidaknya masalah autokorelasi, yaitu

menggunakan metode Durbin-Watson dan metode Run Test

sebagai salah satu uji statistic non-parametik.

Untuk menunjukkan hasil yang lebih jelas, pengujian

autokorelasi dalam penelitian ini mengunakan metode Run

Test sebagai bagian dari statistic non-parametrik yang

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat

korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat

Page 67: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

48

hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak

atau random (Ghozali, 2009).

b. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi

berganda. Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan

seberapa jauh peubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel

indipenden dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-turunkan

(Sugiyono, 2007:260). Model ini digunakan untuk menguji

pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu

persamaan linier (Indriantoro dan Bambang, 2002:72).

Penelitian ini juga akan diperkuat perhitungannya dengan

menggunakan bantuan dari program Excel 2010 dan program

komputer yaitu program spss 17.

1) Uji – t

Pengujian disini akan melibatkan simpangan baku taksiran,

jumlah kuadrat simpangan nilai X yang diuji koefisiennya

dengan rata-ratanya, dan korelasi X yang diuji koefisiennya

dengan X lainnya. Uji t digunakan untuk menjawab hipotesis

dalam penelitian ini, antara lain:

Ho: Tidak hubungan atau pengaruh positif yang signifikan

antara modal pembiayaan terhadap keuntungan usaha mikro

Page 68: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

49

Ha: Ada hubungan atau pengaruh positif yang signifikan antara

modal pembiayaan terhadap keuntungan usaha mikro

2) Uji – F

Uji-F digunakan untuk menguji pengaruh seluruh variabel

independen terhadap variabel dependennya secara parsial

dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho : b1 = b2 = b3 =…= bk = 0 (tidak ada variabel independen

yang memengaruhi variabel dependen)

Ha : minimal ada salah satu bi ≠ 0 (ada variabel independen

yang berpengaruh terhadap variabel dependen)

Kriteria uji yang digunakan, yaitu:

Jika probability F-statistic < taraf nyata (α), maka tolak H0

dan dapat disimpulkan bahwa minimal ada variabel

independen yang memengaruhi variabel dependennya.

Jika probability F-statistic > taraf nyata (α), maka terima

H0 dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel

independen yang memengaruhi variabel dependen. (Rifka,

2013:79)

3) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merujuk kepada kemampuan dari

variabel independen (X) dalam menerangkan variabel

dependen (Y). Koefisien determinasi digunakan untuk

menghitung seberapa besar varian dan variabel dependen dapat

Page 69: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

50

dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen. Nilai R2

paling besar 1 dan paling kecil 0 (0 < R2 < 1 ). Bila R

2 sama

dengan 0 maka garis regresi tidak dapat digunakan untuk

membuat ramalan variabel dependen, sebab variabel-variabel

yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi tidak

mempunyai pengaruh varian variabel dependen adalah 0.

Tidak ada ukuran yang pasti berapa besarnya R2 untuk

mengatakan bahwa suatu pilihan variabel sudah tepat. Jika R2

semakin besar atau mendekati 1, maka model makin tepat data

(Rifka, 2013: 79-80).

E. Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional untuk masing-masing variabel yang digunakan

dalam penelitian ini menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh

peneliti dalam mengukur variabel-variabel yang akan digunakan dalam

penelitian. Adapun definisi operasional untuk masing-masing variabel

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang perilakunya dipengaruhi oleh

variabel lain (variabel bebas). Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah perubahan keuntungan (Y), maksudnya adalah perubahan

keuntungan setelah menerima pembiayaan dari BMT. Variabel terikat

dalam peneltian ini adalah:

Y : Keuntungan Usaha Sesudah Pembiayaan

Page 70: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

51

2. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas Indikator

Modal Pembiayaan yaitu besarnya pemberian pembiayaan yang

diterima pedagang kecil.

Usia yaitu kategori berdasarkan usia responden

yang terbagi menjadi 3 kategori variabel

dummy yaitu usia 20-30 tahun, 31-50 tahun

dan >50 tahun.

Jumlah Tenaga

Kerja

yaitu kategori berdasarkan jumlah tenaga

kerja responden usaha mikro dan kecil yang

terbagi menjadi 2 kategori variabel dummy

yaitu 1-3 orang dan 4-6 orang.

Jenis Kelamin yaitu kategori berdasarkan jenis kelamin

responden yang terbagi menjadi kategori

variabel dummy yaitu laki-laki dan

perempuan.

Pendidikan yaitu kategori berdasarkan pendidikan

responden yang terbagi menjadi 3 kategori

variabel dummy yaitu SMP, SMA,

S1/Diploma.

Jenis Usaha yaitu kategori berdasarkan jenis usaha

responden yang terbagi menjadi 3 kategori

variabel dummy yaitu pedagang kaki lima,

pedagang warung/toko, dan lain-lain.

Lama Menjalankan

Usaha

yaitu kategori berdasarkan lama responden

menjalankan usahanya yang terbagi menjadi 3

kategori variabel dummy yaitu 1-2 tahun, 2-4

tahun, >5 tahun.

Lama Menjadi

Nasabah BMT

yaitu kategori berdasarkan lama responden

menjadi nasabah BMT yang terbagi menjadi 3

kategori variabel dummy yaitu 1-2 tahun, 2-4

tahun, >5 tahun.

Page 71: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

52

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat KJKS BMT AL-FATH

Melihat kondisi rill masyarakat kita yang dari sisi ekonomi

belum dapat hidup secara layak dan mapan, masih sering terjerat

rentenir, tidak adanya lembaga yang dapat membantu untuk

meningkatkan pendapat mereka, tidak punya posisi tawar dengan

pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak

menguntungkan bagi masyarakat kecil.

Padahal dari potensi yang dimiliki oleh mereka yang apabila

dikelola oleh sistem kebersamaan, maka akan dapat meningkatkan

ekonomi mereka. Dengan memperhatikan permasalahan di atas, maka

dirintislah BMT (Baitul Maal wat Tamwiil) AL-FATH oleh 25 orang

pendiri pada tanggal 13 Oktober 1996, dan kini jumlah pendirinya

menjadi 31 orang.

BMT AL-FATH merupakan lembaga keuangan mikro syari'ah

yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip

operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT AL-

FATH dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara

kebersamaan melalui kegiatan simpanan dan pembiayaan serta

kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan ekonomi

52

Page 72: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

53

anggota dan mitra binaan ke arah yang lebih baik, lebih aman, serta

lebih adil.

Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, maka

dibentuklah divisi Baitul Maal yang dikelola secara terpisah agar dapat

berjalan secara optimal melayani umat, dan sebagai lembaga bisnis

maka dibentuklah Baitut Tamwil dengan dikelola oleh tenaga muslim

yang profesional dibidang keuangan, Insya Allaah akan menampilkan

lembaga keuangan syari'at yang sehat, berkualitas, dan memenuhi

harapan umat.

a. Visi dan Misi KJKS BMT AL-FATH

1) Visi

Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan

sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allaah

Subhanahu Wa Ta'ala.

2) Misi

Menerapkan prinsip-prinsip syari'at dalam kegiatan ekonomi,

memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, dan membina

kepedulian aghniyaa (orang mampu) kepada dhuafaa (kurang

mampu) secara terpola dan berkesinambungan.

b. Fungsi dan Tujuan KJKS BMT AL-FATH

1) Fungsi

Menjalin Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam) melalui

pemungutan dan penyaluran Zakat, Infaq, dan Shadaqah serta

Page 73: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

54

memasyarakatkannya, dan menunjang pemberdayaan ummat

melalui program pemberian modal bagi pedagang ekonomi

lemah, pemberian bea siswa dan santunan bagi kaum dhu'afaa.

2) Tujuan

Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta

mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan

juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung

lainnya.

c. Struktur Organisasi 2012-2015 KJKS BMT AL-FATH

Tabel 4.1 Struktur Organisasi

Nama : KJKS BMT Al Fath IKMI Jaksel

Pendirian : 13 Oktober 1996

Badan Hukum : 650/BH/KWK.10/VI/1998

Akte Perubahan : 518/BH/PAD/Koperasi/2005

NPWP : 02.021.735-2.411.000

SIUP : 1086/10-04/PK/XII/2000

Jumlah Pendiri : 31 Orang 1 lembaga

Dewan Pengawas :

Ketua : Drs. Mustakim Kurdi, MA

Anggota : H. Faried Hidayat

H. Kapsulani, SE, MM

Dewan Pengurus :

Ketua : Drs. Budiyono, M.Pd.

Wakil Ketua :

Bidang Pendanaan dan Umum : H. Z. Arifin Listanto

Bidang Pembiayaan dan

Pembinaan Mitra : H. Abdul Rahim

Sekretaris : Drs.Prastowo Sidhi,SH,MH

Bendahara : H. Djaelani, SE

Page 74: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

55

Pengelola Kantor Pusat :

Manager Tamwil : Saimin, SE

Manajer Maal : H.Imam Turmudzi Ms.

Kabag Operasional : Suryadi, ST

Kabag Marketing : Opan Sopyan Sauri, S.Ag

Account Officer : Naufal Safiq, SE

Parjan

Toni Hidayat Sidik, SE.Sy

Muhammad Erwin

Setyo Budi Utomo, S.Ag

Surveyor : Hedy Rusmantoro

Kolektor : Budi Santoso

Funding Officer : Aldiyansyah

Imron Rosadi

Abdurrahman Hakim

IT : Muhammad Yusuf S.Kom

Pembukuan : Neneng Syarifah, Amd

Head Teller : Harum Sulistio Rini, SE

Teller : Arum Setianingsih

Nuraini

Customer Service : Silfia Herlena

Staff Adm Legal : Muhammad Saman

Staff Baitul Maal : Khosirun, SE

Staff Administrasi & OB : Aditya Saputra

Office Boy : Muharis

Slamet Riyadi

Security : Opiq Taufikurrohman

Muhammad Reza

Pengelola Kantor Cabang

Jombang :

Kepala Kantor Cabang : Supriyanto

Kabag Operasional : Dodi Kurniawan, SE

Account Officer : Sunadi

Sandi Praljiandoko

Page 75: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

56

Fery Faisal

Teller : Aisyah, S.KM

Security & OB : Lucky Saputra

Pengelola Kantor Cabang

Legoso :

Kepala Kantor Cabang : Robi Sugara

Kabag Operasional : Cecep Nurjaya

Account Officer : Denis Saputra

Teller : Nurmilati Mustaqimah, SE

Security & OB : Dedi Firdaus

Sumber: www.bmtalfath.com

2. Perkembangan Usaha

a. Produk dan Layanan BMT AL-FATH

1) Penghimpunan Dana (Funding)

(a) Prinsip Titipan (Wadiah)

TAWAKAL (Tabungan Wadiah BMT AL-FATH):

Merupakan simpanan dari mitra yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip

wadiah/titipan. Dalam tabungan ini BMT AL FATH tidak

wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT AL FATH

boleh memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan

kebijakan BMT AL FATH.

(b) Prinsip Bagi Hasil

TABAH (Tabungan berjangka AL-FATH): Merupakan

tabungan/investasi dengan menggunakan prinsip

mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan

Page 76: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

57

sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan

jangka waktu yang dapat dipilih adalah: 3 Bulan dengan

nisbah 25% (mitra): 75% (BMT), 6 Bulan dengan Nisbah

30% mitra: 70% (BMT), 9 Bulan dengan nisbah

35%(mitra): 65% (BMT) dan 12 bulan dengan nisbah 40%

(mitra): 60% (BMT).

SIDIK (Simpanan Pendidikan): Yaitu bentuk simpanan

yang alokasi dananya diperuntukan untuk dana pendidikan

bagi putra-putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali

dalam satu tahun, pertama pada saat ajaran baru, kedua pada

saat semester. Simpanan dengan prinsip mudharabah

mutlaqah ini akan mendapat bagi hasil setiap bulan dengan

nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

Simpanan Idul Fitri: Yaitu simpanan yang direncanakan

untuk keperluan Idul Fitri. Penarikan dilakukan satu kali

menjelang Idul Fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip

mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi

hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra): 80%

(BMT).

Simpanan Qurban: Yaitu simpanan yang diperuntukan

untuk keperluan pembelian hewan qurban. Penarikan

dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban. Simpanan ini

menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan

Page 77: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

58

mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah

20% (mitra): 80% (BMT).

Simpanan Nikah: Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi

mereka yang merencanakan pernikahan. Penarikan

dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan.

Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah

sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai

dengan nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).

Simpanan Haji: Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi

mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji.

Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini menggunakan

prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan

bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20% (mitra):

80% (BMT).

2) Penyaluran Dana (Lending)

(a) Pembiayaan Mudharabah

Yaitu akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal

(Shahibul Maal) dengan mitra selaku pengelola usaha

(mudharib) untuk mengelola usaha yang produktif dan

halal. Hasil keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang

disepakati kedua belah pihak.

(b) Pembiayaan Musyarakah

Page 78: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

59

Yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT

dengan mitra dimana sumber modalnya dari kedua belah

pihak. Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang

disepakati kedua belah pihak. Sedangkan kerugian

ditanggung kedua belah Pihak sesuai dengan porsi modal

masing-masing.

(c) Piutang Murabahah

Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT AL

FATH dengan menyatakan harga perolehan/harga

beli/harga pokok ditambah keuntungan/margin yang

disepakati kedua belah pihak. BMT membelikan barang-

barang yang dibutuhkan mitra atau BMT memberi kuasa

kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan

mitra atas nama BMT. Barang tersebut dijual kepada mitra

dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang

diketahui dan disepakati bersama dan diangsur selama

jangka waktu tertentu.

(d) Piutang Ijarah

Yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT AL

FATH dan mitra. BMT AL FATH menyewakan jasa atau

barang kepada mitra dengan harga sewa yang telah

disepakati dan diangsur selama jangka waktu tertentu.

b. Program Kegiatan BMT AL-FATH

Page 79: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

60

(a) Program Anak Asuh Baitul Maal BMT AL-FATH IKMI

BMT AL-FATH IKMI memberikan beasiswa sekolah kepada

anak-anak sekolah setingkat SMP-SMA (bahkan ada beberapa

yang merupakan mahasiswa/mahasiswi) yang ada di sekitar

BMT AL-FATH. Bukan hanya beasiswa, dalam acara tertentu

Baitul Maal BMT AL-FATH IKMI juga memberikan santunan

sembako kepada anak asuh, dan melakukan pembinaan kepada

anak asuh seperti pengajian tiap Sabtu malam.

(b) Program Pengobatan Massal

Baitul Maal telah dapat melaksanakan pengobatan massal

untuk kaum dhuafa yang berdomisili di sekitar wilayah,

Ciputat, Kedaung dan Pamulang.

Secara berkesinambungan setiap hari Selasa pekan Ke III,

pelaksanaan pengobatan massal berlangsung sejak bulan

Oktober 2011, yang awalnya diperuntukan untuk pasien

penyakit umum dengan terget 100 (seratus) orang. Untuk

mengetahui effektivitas dan manfaat dari penyelenggaraan

pengobatan massal tersebut, maka sejak bulan Juni 2011

pelaksanaan pengobatan massal dikhususkan bagi para manula

yang mengidap penyakit diabetes dan hypertensi.

(c) Program Senam Lansia

Program senam lansia dijalankan untuk para pasien pengobatan

massal, terutama yang sudah berusia lanjut. Kegiatan ini

Page 80: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

61

bermaksud agar pasien tetap fit dalam menjalankan aktifitasnya

dan tubuh pasien tetap bugar.

(d) Program Bantuan Pembiayaan Usaha Kecil Mikro

Sejak tahun 2006, Baitul Maal BMT AL-FATH memberikan

pembiayaan kepada beberapa orang mitra untuk tambahan

modal usaha UKM.

(e) Program Bantuan Langsung kepada Dhuafa

Selain memberikan pembiayaan, Baitul Maal BMT AL-FATH

juga mempunyai program bantuan langsung kepada Dhuafa,

yaitu dengan memberikan bantuan berupa uang atau barang

sesuai dengan yang Dhuafa butuhkan.

(f) Khitanan Massal 2015

Berkat doa dan bantuan Yayasan Baitul Maal BRI Pusat,

BRIMedika, serta bantuan dana dari para donatur, BMT AL-

FATH IKMI telah dapat melaksanakan khitanan massal gratis

bagi anak-anak kaum dhuafa disekitar wilayah Ciputat,

Kedaung, Pamulang, Jombang, dan Serpong, pada hari Ahad

tanggal 26 Juli 2015 dengan jumlah peserta sebanyak 33 anak.

(www.bmtalfath.com)

B. Hasil Analisis Penelitian

1. Hasil Deskriptif Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pelaku usaha mikro dan

kecil (mitra anggota KJKS BMT AL-FATH) yang melakukan

Page 81: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

62

pembiayaan untuk bantuan modal usahanya. Berikut ini adalah

deskriptif statistik mengenai identitas responden penelitian yang

berasal dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama menjadi

nasabah BMT.

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Mengenai gambaran responden berdasarkan jenis kelamin (Laki-

laki dan Perempuan), diperoleh informasi bahwa mayoritas

responden adalah Perempuan dengan jumlah 28 orang atau 56%

dan 22 orang atau 44% berjenis kelamin Laki-laki.

Tabel 4.2

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 22 44.0 44.0 44.0

Perempuan 28 56.0 56.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: Data Primer diolah

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Mengenai gambaran responden berdasarkan usia akan dijelaskan

pada Tabel di bawah ini. Pembagian responden berdasarkan usia

terbagi menjadi empat, yaitu kurang dari 20 tahun, 20 tahun sampai

dengan 30 tahun, 30 tahun sampai dengan 50 tahun, dan lebih dari

50 tahun.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Page 82: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

63

Valid >50 tahun 6 12.0 12.0 12.0

20-30 tahun 6 12.0 12.0 24.0

31-50 tahun 38 76.0 76.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: Data Primer diolah

Dari Tabel 4.3, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

sebanyak 38 orang atau 76% adalah responden yang berusia 31-50

tahun, kemudian terdapat jumlah yang sama antara responden

berusia 20-30 tahun dan responden berusia >50 tahun, dengan

masing-masing berjumlah 6 orang atau 12%, sementara untuk

responden berusia kurang dari 20 tahun adalah 0% atau tidak

ditemukan.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Hasil Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai pembagian

responden berdasarkan latar belakang pendidikan terakhir.

Pembagian responden dibagi menjadi empat kategori, yaitu

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah

Menengah Atas (SMA), dan Strata satu/Diploma (S1/Diploma).

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid S1/Diploma 6 12.0 12.0 12.0

SD 10 20.0 20.0 32.0

SMA 21 42.0 42.0 74.0

SMP 13 26.0 26.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: Data Primer diolah

Page 83: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

64

Dari Tabel 4.4, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

berdasarkan pendidikan adalah di tingkat Sekolah Menengah Atas

(SMA) yaitu berjumlah 21 orang atau 42%, kemudian responden

berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 13

orang atau 26%, lalu responden berpendidikan Sekolah Dasar (SD)

berjumlah 10 orang atau 20%, dan paling sedikit responden di

tingkat pendidikan terakhir yaitu Strata1/Diploma (S1/Diploma).

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah BMT

AL-FATH

Pembagian responden berdasarkan lama menjadi nasabah BMT

terbagi menjadi empat kategori, yaitu kurang dari 1 tahun, 1-2

tahun, 2-4 tahun, dan lebih dari 5 tahun. Deskripsi responden

berdasarkan lama menjadi nasabah BMT AL-FATH akan

dijelaskan dalam Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menjadi

Nasabah BMT AL-FATH

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <1 tahun 5 10.0 10.0 10.0

>5 tahun 25 50.0 50.0 60.0

1-2 tahun 8 16.0 16.0 76.0

2-4 tahun 12 24.0 24.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: Data Primer diolah

Dari Tabel 4.5, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

telah lama menjadi nasabah/mitra di BMT tersebut, ini dilihat dari

Page 84: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

65

jumlah responden yang sudah menjadi nasabah selama lebih dari 5

tahun sebanyak 25 orang atau 50%, lalu yang sudah menjadi

nasabah antara 2-4 tahun sebanyak 12 orang atau 24%, kemudian

1-2 tahun sebanyak 8 orang atau 16%, dan kurang dari 1 tahun

sebanyak 5 orang atau 10%.

2. Hasil Deskriptif Karakteristik Usaha

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Mengenai gambaran responden berdasarkan jenis usaha akan

dijelaskan pada Tabel di bawah ini. Pembagian responden

berdasarkan jenis usaha terbagi menjadi empat kategori, yaitu

pedagang grosir, pedagang kaki lima, pedagang warung/toko dan

lain-lain.

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulativ

e Percent

Valid Dan lain-lain 12 24.0 24.0 24.0

Pedagang Kaki

Lima

18 36.0 36.0 60.0

Pedagang

Warung/Toko

20 40.0 40.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: Data Primer diolah

Dari Tabel 4.6, diperoleh informasi bahwa jenis usaha yang

dilakukan para pelaku usaha cukup bervariasi dilihat dari jumlah

nilai yang tidak terlalu jauh antara kategori yang satu dengan

kategori lainnya, sebanyak 20 orang atau 40% responden

Page 85: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

66

melakukan jenis usaha pedagang warung/toko, lalu 18 orang atau

36% responden melakukan jenis usaha sebagai pedagang kaki lima,

kemudian itu jenis usaha lain-lain sebanyak 12 orang atau 24%,

sementara kategori pedagang grosir tidak ditemukan.

Tabel 4.7 Hasil Klasifikasi Jenis Usaha

Jenis Usaha

Frekuensi Jumlah Persentase

Pedagang Kaki Lima

- Pedagang Kue

- Pedagang Baju dan Lauk

Pauk

- Pedagang Sayur

- Pedagang Sosis Bakar

- Pedagang Jamu

- Pedagang Bumbu Dapur

- Pedagang Tahu

- Pedagang Ayam Bakar

- Pedagang Bakso

- Pedagang Es Doger

- Pedagang Martabak

- Pedagang Nasi Uduk

- Pedagang Batu Permata

2 orang

1 orang

4 orang

1 orang

1 orang

1 orang

2 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

18 orang 36%

Pedagang Warung/Toko

- Warung Sembako

- Konter Pulsa

- Warung Jajanan

- Toko Alat Tulis dan

Percetakan

- Pedagang Gorden

- Pedagang Pakaian Muslim

dan Alat-alat Rumah

Tangga

- Toko Handphone

- Rumah Makan

- Bengkel dan Cuci Mobil

8 orang

2 orang

3 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

2 orang

20 orang 40%

Dan Lain-lain

- Menyewakan Alat-alat

Pesta

2 orang

12 orang 24%

Page 86: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

67

- Ojek

- Kredit Barang

- Jasa Pengurus Surat-surat

Penting

- Kerajinan Tangan

- Jasa Rias Pengantin

- Kontrakan

- Pedagang Benang

Bangunan

1 orang

4 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

Total 50 orang 100%

Sumber: Data Primer diolah

Pelaku usaha mikro dan kecil dalam penelitian ini menghasilkan

tiga kategori jenis usaha yaitu pedagang kaki lima, pedagang

warung/toko, dan lain-lain. Hasil informasi yang diperoleh

berdasarkan Tabel 4.7 adalah jenis usaha yang dilakukan para

pelaku usaha bervariasi, ada yang menghasilkan produk makanan,

produk barang, dan produk jasa.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha

Hasil Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai pembagian

responden berdasarkan lama menjalankan usaha. Pembagian

responden berdasarkan lama menjalankan usaha terbagi menjadi

empat kategori, yaitu kurang dari 1 tahun, 1-2 tahun, 2-4 tahun,

dan lebih dari 5 tahun.

Tabel 4.8

Hasil Uji Deskriptif Responden

Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <1 tahun 2 4.0 4.0 4.0

>5 tahun 36 72.0 72.0 76.0

Page 87: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

68

1-2 tahun 4 8.0 8.0 84.0

2-4 tahun 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: Data Primer diolah

Dari Tabel 4.8, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

telah lama menjalankan usahanya, hasil yang diperoleh menyatakan

bahwa sebanyak 36 orang atau 72% responden telah menjalankan

usahanya sudah lebih dari lima tahun, lalu hanya sebanyak 8 orang

atau 16% sudah menjalankan usaha selama 2-4 tahun, kemudian

sebanyak 4 orang atau 8% sudah selama 1-2 tahun, dan responden

sebanyak 2 orang atau 4% telah menjalankan usaha selama kurang

dari satu tahun.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Pembagian responden berdasarkan jumlah tenaga kerja terbagi

menjadi 4 kategori, yaitu memiliki tenaga kerja berjumlah 1-3

orang, 4-5 orang, 6-10 orang dan lebih dari sepuluh orang.

Deskripsi responden berdasarkan jumlah tenaga kerja akan

dijelaskan dalam Tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9

Hasil Uji Deskriptif Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 1-3 orang 45 90.0 90.0 90.0

4-5 orang 3 6.0 6.0 96.0

6-10 orang 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Sumber: Data Primer diolah

Page 88: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

69

Dari Tabel 4.9, diperoleh informasi bahwa mayoritas pelaku usaha

adalah pelaku tunggal atau masuk dalam kategori memiliki jumlah

tenaga kerja 1-3 orang dan tidak menemukan responden yang

memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari sepuluh orang, hal ini

menunjukan bahwa mayoritas mitra nasabah BMT adalah para

pelaku usaha mikro dan kecil. Hasil menunjukan sebanyak 45

orang atau 90% memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 1-3 orang,

kemudian hanya sebanyak 3 orang atau 6% memiliki jumlah tenaga

kerja sebanyak 4-5 orang dan sebanyak 2 orang atau 4 % memiliki

jumlah tenaga kerja 6-10 orang.

3. Hasil Uji Beda Keuntungan Sebelum dan Sesudah Pembiayaan

a. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keuntungan

sebelum pembiayaan, keuntungan setelah pembiayaan, dan modal

pembiayaan. Variabel-variabel tersebut akan di uji secara deskriptif

seperti pada hasil Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Keuntungan Sebelum

Pembiayaan

50 300000 20000000 3133000.00

Keuntungan Setelah

Pembiayaan

50 700000 30000000 4760000.00

Modal

Pembiayaan

50 1000000 30000000 9430000.00

Valid N (listwise) 50

Sumber: Data Primer diolah

Page 89: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

70

Tabel 4.10 menjelaskan bahwa pada variabel keuntungan usaha

sebelum pembiayaan jawaban minimum responden diperoleh

sebesar Rp 300.000 dan maksimum sebesar Rp 20.000.000 dengan

rata-rata total sebesar Rp 3.133.000. Variabel keuntungan usaha

setelah pembiayaan jawaban minimum responden sebesar Rp

700.000 dan maksimum sebesar Rp 30.000.000 dengan rata-rata

total sebesar Rp 4.760.000. Kemudian variabel modal pembiayaan

jawaban minimum responden sebesar Rp 1.000.000 dan maksimum

sebesar 3.000.000 dengan rata-rata total sebesar Rp 9.430.000.

b. Hasil Uji Paired-Samples T-Test (Uji T Sampel Berpasangan)

Untuk menguji perbedaan yang berarti dalam perkembangan usaha

mikro sebelum dan setelah menerima pembiayaan, digunakan uji T

Sampel Berpasangan.

Tabel 4.11

Hasil Uji Sample T Berpasangan

Paired Differences T Df

Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Pair 1 KeuntunganSebelumPembiayaan – KeuntunganSetelahPembiayaan

-1627000.000 1867203.792 -6.161 49 .000

Sumber: Data Primer diolah

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat selisih rata-rata antara keuntungan

sebelum pembiayaan dan keuntungan setelah pembiayaan sebesar –

1627000.000. Nilai P-value untuk uji dua sisi (2-tailed) = 0,000.

Nilai P-value lebih kecil dari α = 0,05 dengan derajat kebebasan

Page 90: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

71

(df) = 49. Hasil t-hitung -6,161 dan untuk t-tabel -2,0095 maka

nilai t-hitung < t-tabel. Berdasarkan kriteria hipotesis, hal ini berarti

bahwa Ho ditolak yaitu: Ho : μ₁ = μ₂ atau Ho : μD = 0, dan

menerima Ha : μ₁ ≠ μ₂ atau Ha : μD ≠ 0. Artinya ada perbedaan

yang berarti pada variabel keuntungan usaha mikro antara sebelum

dan setelah pembiayaan dari KJKS BMT AL-FATH, dengan nilai

signifikansi 0,000 < 0.05 (α = 5 %). Oleh karena t-hitung negatif

berarti rata-rata keuntungan sebelum pembiayaan lebih rendah

daripada keuntungan setelah pembiayaan. Hal ini berarti

keuntungan sebelum pembiayaan dan keuntungan setelah

pembiayaan adalah tidak sama atau berbeda nyata, yang berarti

bahwa pemberian modal pembiayaan yang dilakukan berhasil

secara signifikan.

4. Hasil Uji Regresi Metode Stepwise

Dalam analisis regresi dengan metode stepwise dengan SPSS

akan langsung didapatkan model regresi yang signifikan, variabel yang

tidak signifikan akan dikeluarkan secara otomatis dari model,

kemudian akan dilakukan penyesuaian oleh algoritma software

sehingga didapatkan variabel independen yang akan mempengaruhi

besarnya variabel dependen. Sehingga pada penelitian ini didapat

variabel yang mempengaruhi variabel keuntungan yang didapat

pengusaha adalah variabel dari modal pembiayaan, kategori

jumlah tenaga kerja 1-3 orang dan usia pelaku usaha 31-50 tahun.

Page 91: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

72

Oleh sebab itu, hasil penelitian ini memperoleh variabel

independent yang berpengaruh adalah variabel modal pembiayaan,

variabel dummy kategori usia 31-50 tahun, dan variabel dummy

kategori jumlah tenaga kerja 1-3 orang. Variabel yang tidak

berpengaruh terhadap variabel keuntungan yang dimasukkan kedalam

model adalah variabel jenis kelamin, variabel dummy kategori usia 20-

30 tahun dan usia >50 tahun, variabel dummy kategori pendidikan

SMP, SMA, PT/Diploma, variabel dummy kategori lama menjadi

nasabah BMT 1-2 tahun, >2-5 tahun, >5 tahun, variabel dummy

kategori jenis usaha pedagang kaki lima, pedagang warung/toko, dan

lain-lain, variabel dummy kategori lama menjalankan usaha 1-2 tahun,

>2-5 tahun, >5 tahun, dan variabel dummy kategori jumlah tenaga

kerja 4-5 orang. Maka dapat diketahui dari 19 variabel independent

yang masuk kedalam model hanya 3 variabel independent yang

berpengaruh terhadap variabel dependen. Jadi dapat disimpulkan

bahwa variabel modal pembiayaan, variabel dummy kategori usia 31-

50 tahun dan variabel dummy jumlah tenaga kerja 1-3 orang

berpengaruh terhadap keuntungan usaha mikro dan kecil.

Berikut hasil Tabel 4.12 yaitu variabel yang dikecualikan dari

hasil uji regresi linear berganda metode stepwise:

Tabel 4.12

Hasil Uji Pengecualian Variabel

Model Beta In T Sig. Partial

Correlation

Collinearity Statistics

Tolerance

3 JenisKelamin .058c .775 .442 .115 .839

Page 92: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

73

dUsia1 .024c .258 .798 .038 .550

dUsia3 -.024c -.258 .798 -.038 .550

dP1 .065c .924 .360 .137 .953

dP2 -.013c -.182 .856 -.027 .944

dP3 .041c .579 .565 .086 .946

dLMN1 .016c .227 .821 .034 .954

dLMN2 .067c .975 .335 .144 .982

dLMN3 -.021c -.303 .763 -.045 .956

dJU1 .002c .034 .973 .005 .892

dJU2 -.070c -1.018 .314 -.150 .969

dJU3 .079c 1.142 .259 .168 .955

dLMU1 .021c .300 .766 .045 .952

dLMU2 -.085c -1.250 .218 -.183 .987

dLMU3 .026c .374 .710 .056 .965

dJTK2 .058c .831 .410 .123 .963

a. Predictors in the Model: (Constant), Modal

b. Predictors in the Model: (Constant), Modal, dJTK1

c. Predictors in the Model: (Constant), Modal, dJTK1, dUsia2

d. Dependent Variable: Keuntungan

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Normalitas data merupakan hal yang penting karena dengan

data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Persamaan

regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan

data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau

normal sama sekali. Metode yang digunakan adalah metode

grafik, yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber

diagonal pada grafik normal P-P Plot of regression

standardized. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika

titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal,

maka nilai tersebut telah normal (Duwi, 2014: 145).

Page 93: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

74

Sumber: Data Primer diolah

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1, dilihat dari normal P-P plot bahwa

titik-titiknya mengikuti arah garis diagonal, menunjukkan

bahwa data yang digunakan terdistribusi dengan normal atau

data-data yang tersebar telah memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya

korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model

regresi. Untuk mendeteksi adanya masalah multikolonieritas

dalam penelitian ini dengan menggunakan Nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor). Regresi yang terbebas dari

masalah multikolonieritas apabila nilai VIF <10 dan nilai

tolerance >0,10 maka data tersebut bebas dari masalah

multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji

Page 94: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

75

multikolonieritas dengan menggunakan Nilai Tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor), yaitu:

Tabel 4. 13

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ModalPembiayaan 1,000 1,000

2

(Constant)

ModalPembiayaan ,768 1,302

dJTK1 ,768 1,302

3

(Constant)

ModalPembiayaan ,766 1,305

dJTK1 ,767 1,304

dUsia2 ,993 1,007

a. Dependent Variable: Keuntungan

Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan output pada Coefficients dalam Tabel 4.13,

diketahui bahwa nilai tolerance semua variabel independen

lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF semua variabel independen

lebih kecil dari 10,00. Hal ini menunjukan bahwa nilai diatas

tidak terjadi multikolinearitas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi

ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain dalam model regresi. Sesuatu yang menjadi dasar

pengambilan keputusan dari uji heteroskedastisitas adalah:

Page 95: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

76

Jika pada grafik scatterplot terdapat titik-titik yang

membentuk suatu pola seperti gelombang atau menyebar

kemudian menyempit, maka telah terjadi

heteroskedastisitas.

Jika titik-titik menyebar dan tidak membentuk suatu pola

tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Data Primer diolah

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.2, menjelaskan mengenai ada tidaknya

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.

Dapat di lihat pada gambar grafik scatterplot menunjukan data

menyebar atau tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan

regresi.

4) Uji Autokorelasi

Page 96: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

77

Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi salah satunya

diketahui dengan melakukan Uji DW (Durbin Watson).

Berdasarkan Tabel 4.14, nilai uji DW sebesar 2,154, dengan

nilai dL 0,747 dan nilai dU 2,544. Jika dL < d < dU maka

disimpulkan pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat

disimpulkan.

Tabel 4.14

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .817a .668 .661 3039253.605

2 .873b .762 .752 2597282.688

3 .887c .786 .773 2488390.846 2.154

a. Predictors: (Constant), Modal

b. Predictors: (Constant), Modal, dJTK1

c. Predictors: (Constant), Modal, dJTK1, dUsia2

d. Dependent Variable: Keuntungan

Sumber: Data Primer diolah

Oleh karena dari hasil uji autokorelasi berdasarkan nilai Uji

DW (Durbin Watson) tidak dapat disimpulkan maka pada

penelitian ini menggunakan Runs Test dalam menilai ada

tidaknya masalah autokorelasi dalam model penelitian, hasil

pengujian ini dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di

mana nilai signifikansinya harus lebih besar dari 0,05 (Ghozali,

2011). Berikut merupakan hasil uji autokorelasi dengan

menggunakan Runs test:

Page 97: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

78

Tabel 4.15

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -367503,99923

Cases < Test Value 25

Cases >= Test Value 25

Total Cases 50

Number of Runs 27

Z ,286

Asymp. Sig. (2-tailed) ,775

a. Median

Sumber: Data Primer diolah

Hasil pengujian dari Tabel 4.14 ini dapat dilihat dari nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) di mana nilai signifikansinya harus lebih

besar dari 0,05. Dapat kita lihat di atas Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,775 maka tidak ada masalah autokorelasi.

c. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis

regresi linier sederhana, yaitu:

1) Uji – t

Uji statistik-t merupakan hasil pengujian tingkat keberartian

masing-masing koefisien, regresi sebuah variabel mempunyai

pengaruh yang berarti terhadap perubahan nilai Y jika nilai t

hitung > t-tabel atau sig t < 0,05 (Suliyanto, 2005:90).

Tabel 4.16

Hasil Regresi Stepwise

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.

Page 98: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

79

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2433957.079 849473.610 -2.865 .006

Modal .763 .078 .817 9.818 .000

2 (Constant) -1398857.239 764335.589 -1.830 .074

Modal .604 .076 .647 7.973 .000

dJTK1 7642455.932 1766084.001 .351 4.327 .000

3 (Constant) 88575.389 980530.875 .090 .928

Modal .599 .073 .642 8.247 .000

dJTK1 7513053.585 1692991.082 .345 4.438 .000

dUsia2 -1883374.442 825641.557 -.156 -2.281 .027

a. Dependent Variable: Keuntungan

Sumber: Data Primer diolah

Dari Tabel 4.16, menunjukkan bahwa koefisien β0 bernilai

88.575,389, β1 bernilai 0,599, β2 bernilai 7.513.053,585, β3

bernilai -1.883.374,442. Hal ini menunjukan bahwa β0, β1, β2

signifikan, artinya koefisien tersebut berpengaruh terhadap

model. Selanjutnya didapatkan persamaan regresi dari output

yang dihasilkan untuk memprediksi variabel Y yaitu:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Y = 88.575,389 + 0,599X1 + 7.513.053,585X2 –

1.883.374,442X3

Disamping itu, Sig. diatas juga menunjukan nilai signifikansi

hubungan antara setiap variabel bebas dengan variabel terikat

dimana jika Sig. hitung < α (α = 0,05) dan df = n-k = 50-20

=30, Hal ini berarti variabel bebas tersebut berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat. Artinya:

Page 99: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

80

Modal: Sig. hitung = 0,00 < α = 0,05 dan dari hasil estimasi

diatas dapat diketahui juga bahwa nilai t-hitung 8,247 > t-tabel

1,69726. Dengan demikian Ha diterima, artinya modal

pembiayaan (X1) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap

keuntungan usaha. Nilai koefisien variabel modal sebesar

0,599. Hal ini mengandung arti bahwa setiap peningkatan

modal terhadap keuntungan usaha satu satuan akan membuat

keuntungan yang diterimanya juga akan naik sebesar 0,599

dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model

regresi adalah tetap.

Jumlah tenaga kerja (1-3 orang): Sig. hitung = 0,00 < α =

0,05 dan dari hasil estimasi diatas dapat diketahui juga bahwa

nilai t-hitung 4,438 > t-tabel 1,69726. Dengan demikian Ha

diterima, artinya jumlah tenaga kerja (1-3 orang) (X2)

berpengaruh nyata (signifikan) terhadap keuntungan usaha.

Nilai koefisien variabel kategori jumlah tenaga kerja 1-3

orang sebesar 7.513.053,585. Hal ini mengandung arti bahwa

setiap peningkatan jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan

usaha satu satuan akan membuat keuntungan yang diterimanya

juga akan naik sebesar 7.513.053,585 dengan asumsi bahwa

variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

Usia (31-50 tahun): Sig. hitung = 0,27 < α = 0,05 dan dari

hasil estimasi diatas dapat diketahui juga bahwa nilai t-hitung

Page 100: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

81

2,281 > t-tabel 1,69726. Dengan demikian Ha diterima,

artinya ada hubungan antara usia (31-50 tahun) (X3) yang

secara simultan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap

keuntungan usaha. Nilai koefisien variabel kategori usia 31-50

tahun sebesar -1.883.374,442. Hal ini mengandung arti bahwa

setiap pengurangan usia pelaku usaha terhadap keuntungan

usaha satu satuan akan membuat keuntungan yang diterimanya

juga akan turun sebesar -1.883.374,442 dengan asumsi bahwa

variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

2) Uji – F

Uji simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi

secata bersama-sama terhadap variabel dependen yang di uji

pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat

pada tabel 4.17, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05

maka Ha diterima dan menolak Ho, begitupun sebaliknya.

Tabel 4.17

Hasil Pengujian Signifikan Simultan

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 8.904E14 1 8.904E14 96.399 .000

a

Residual 4.434E14 48 9.237E12

Total 1.334E15 49

2 Regression 1.017E15 2 5.084E14 75.362 .000

b

Residual 3.171E14 47 6.746E12

Total 1.334E15 49

3 Regression 1.049E15 3 3.497E14 56.469 .000

c

Residual 2.848E14 46 6.192E12

Page 101: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

82

Total 1.334E15 49

Sumber: Data Primer diolah

Dari hasil regresi pengaruh modal pembiayaan (X1), jumlah

tenaga kerja (1-3 orang) dan usia (31-50 tahun) terhadap

keuntungan ssaha (Y), maka diperoleh df1 = k – 1 = 20 – 1 =

19, df2 = n – k = 50 – 20 = 30, Ftabel sebesar 1,95 (ɑ: 5%)

sedangkan Fhitung sebesar 56,469. Sehingga, Fhitung > Ftabel

(56,496 > 1,95). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

3) Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat sampai

seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan

kondisi yang sebenarnya. Bila R² sama dengan 0 maka garis

regresi tidak dapat digunakan untuk membuat ramalan variabel

dependen, sebab variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam

persamaan regresi tidak mempunyai pengaruh varian variabel

dependen adalah 0 (Suliyanto, 2005:89).

Tabel 4.18

Koefisien Determinasi (R²)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .817a .668 .661 3039253.605

2 .873b .762 .752 2597282.688

3 .887c .786 .773 2488390.846 2.154

a. Predictors: (Constant), Modal

b. Predictors: (Constant), Modal, dJTK1

Page 102: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

83

c. Predictors: (Constant), Modal, dJTK1, dUsia2

d. Dependent Variable: Keuntungan

Sumber: Data Primer diolah

Dari Tabel 4.18 diatas dapat diketahui bahwa hubungan antara

variabel dependent dan variabel independent memiliki nilai (R

= 0.887) termasuk dalam hubungan korelasi sangat kuat. Hal

ini juga didukung dengan nilai koefisien determinasi (Adjusted

R Square) sebesar 0.773 atau 77,3% variabel modal, jumlah

tenaga kerja, dan usia mampu menjelaskan variabel dependent

yaitu keuntungan dan sisanya sebesar 22,7% dipengaruhi oleh

faktor atau variabel bebas lain diluar penelitian.

C. Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan metode regresi linear

berganda metode stepwise yang didasarkan pada nilai signifikansi yang

diperoleh masing-masing sebesar < α = 5%, adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1. Pengaruh Perbedaan Antara Keuntungan Usaha Sebelum Pembiayaan

dan Keuntungan Usaha Setelah Pembiayaan

Selisih rata-rata antara keuntungan sebelum dan keuntungan setelah

pembiayaan sebesar -1627000.000, Nilai P-value untuk uji dua sisi (2-

tailed) = 0,000. Nilai Pvalue lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini berarti

ada perbedaan yang berarti pada variabel keuntungan usaha antara

sebelum dan setelah pembiayaan dari KJKS BMT AL-FATH. Nilai t-

hitung yang negatif yaitu sebesar -6,161 menunjukan bahwa

Page 103: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

84

keuntungan yang diperoleh sebelum pembiayaan lebih rendah

dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh setelah pembiayaan.

2. Variabel Modal Pembiayaan Terhadap Keuntungan Usaha Setelah

Pembiayaan

Variabel Modal Setelah Pembiayaan menunjukkan koefisien korelasi

yang positif sebesar 0,599 dengan tingkat signifikansi 0.000, lebih

kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 5%

dapat dinyatakan bahwa pengujian hipotesis berhasil dibuktikan. Hal

ini mengandung arti bahwa setiap peningkatan modal terhadap

keuntungan usaha satu satuan akan membuat keuntungan yang

diterimanya juga akan naik sebesar 0,599 dengan asumsi bahwa

variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Penelitian ini

berhasil membuktikan bahwa modal pembiayaan berpengaruh terhadap

keuntungan usaha setelah pembiayaan. Hasil pengujian menunjukkan

arah pengaruh positif antara pemberian pembiayaan dan perkembangan

usaha mikro. Hubungan korelasi yang positif menunjukkan bahwa

pemberian pembiayaan berpengaruh meningkatkan perkembangan

usaha mikro dan kecil.

Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa pemberian pembiayaan

berpengaruh terhadap perkembangan usaha mikro. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rifka

Kusumawardani (2013), Sri Murwanti dan Muhammad Sholahuddin

(2013), Lukytawati Anggraeni dkk., (2013), Henita Sahani (2015).

Page 104: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

85

3. Pengaruh Karakteristik Profil Responden (Usia) Sebagai Pelaku Usaha

Mikro Dan Kecil Terhadap Keuntungan Usaha Mikro dan Kecil

Variabel dalam karakteristik usaha responden yang berpengaruh

terhadap keuntungan usaha adalah responden berusia 31-50 tahun.

Variabel tersebut menunjukan tingkat signifikansi lebih kecil dari α =

5%, dan nilai koefisien variabel kategori usia 31-50 tahun sebesar -

1883374,442. Nilai koefisien korelasi -1883374,442 ini menunjukan

hubungan korelasi yang negatif, artinya apabila usia meningkat akan

membuat keuntungan yang diperoleh menurun. Hal ini mengandung

arti bahwa setiap pengurangan usia pelaku usaha terhadap keuntungan

usaha satu satuan akan membuat keuntungan yang diterimanya juga

akan turun sebesar -1883374,442 dengan asumsi bahwa variabel bebas

yang lain dari model regresi adalah tetap. Jadi dari hal ini dapat

disimpulkan bahwa variabel usia (31-50 tahun) berpengaruh secara

nyata terhadap keuntungan usaha mikro dan kecil.

4. Pengaruh Karakteristik Usaha Responden (Jumlah Tenaga Kerja)

Sebagai Pelaku Usaha Mikro Dan Kecil Terhadap Keuntungan Usaha

Mikro dan Kecil

Variabel dalam karakteristik usaha responden yang berpengaruh

terhadap keuntungan usaha adalah jumlah tenaga kerja (1-3 orang).

Variabel tersebut menunjukan tingkat signifikansi lebih kecil dari α =

5%, dan nilai koefisien variabel kategori jumlah tenaga kerja 1-3

orang sebesar 7513053,585. Hal ini mengandung arti bahwa setiap

Page 105: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

86

peningkatan jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan usaha satu

satuan akan membuat keuntungan yang diterimanya juga akan naik

sebesar 7513053,585 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain

dari model regresi adalah tetap. Jadi dari hal ini dapat disimpulkan

bahwa variabel jumlah tenaga kerja (1-3 orang) berpengaruh secara

nyata terhadap keuntungan usaha mikro dan kecil.

Page 106: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pembiayaan

terhadap perkembangan usaha mikro dan kecil, maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan dari apa yang telah dirumuskan dalam rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa ada perbedaan dalam

hal keuntungan yang di dapat usaha mikro dan kecil (UMK) antara

sebelum dan setelah mendapatkan modal pembiayaan dari KJKS BMT

AL-FATH, khususnya untuk para nasabah/mitra anggotanya.

Keuntungan yang diperoleh setelah pembiayaan lebih tinggi

dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh sebelum

pembiayaan. Hal ini berarti membuktikan variabel keuntungan

sebelum pembiayaan dan variabel keuntungan setelah pembiayaan dari

KJKS BMT AL-FATH terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap

perkembangan keuntungan usaha mikro dan kecil (UMK) di Ciputat,

Kota Tangerang Selatan.

2. Pembiayaan syariah yang diberikan oleh KJKS BMT AL-FATH

memberikan dampak positif terhadap perkembangan keuntungan usaha

mikro dan kecil. Usaha mikro dan kecil yang terbagi menjadi kategori

pedagang kaki lima, pedagang warung/toko, dan lain-lain mengalami

perkembangan keuntungan yang besar. Hal ini disebabkan oleh

87

Page 107: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

88

keuntungan sektor perdagangan yang bersifat harian (tiap hari)

sehingga perputaran uangnya lebih cepat. Berdasarkan hasil penelitian

juga diketahui pengaruh modal pembiayaan berpengaruh secara

signifikan terhadap keuntungan usaha mikro dan kecil. Dapat dilihat

dari hasil uji t pada modal pembiayaan yaitu t-hitung > t-tabel sebesar

9,818 > 1,677 sehingga variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen dan signifikasi bernilai 0,000 < 0,05 sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima. Sedangkan nilai koefisien korelasi yang

positif sebesar 0,599 dengan tingkat signifikansi 0.000, lebih kecil dari

α = 5%. Oleh karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 5% maka

pengujian hipotesis berhasil dibuktikan.

3. Hasil dari uji yang dilakukan berdasarkan karakteristik profil

responden, bahwa hanya variabel independen yaitu usia dalam kategori

usia 31-50 tahun yang memiliki pengaruh terhadap keuntungan usaha

mikro dan kecil mitra anggota KJKS BMT AL-FATH. Variabel usia

31-50 tahun berpengaruh secara signifikan yang bersifat negatif, maka

disimpulkan karakteristik profil responden mempengaruhi keuntungan

usahanya.

4. Hasil dari uji yang dilakukan berdasarkan karakteristik usaha

responden, bahwa hanya variabel independen yaitu jumlah tenaga

kerja dalam kategori jumlah tenaga kerja 1-3 orang yang memiliki

pengaruh terhadap keuntungan usaha mikro dan kecil mitra anggota

KJKS BMT AL-FATH. Variabel jumlah tenaga kerja 1-3 orang

Page 108: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

89

berpengaruh secara signifikan yang bersifat positif, maka disimpulkan

karakteristik usaha responden mempengaruhi keuntungan usahanya.

B. Saran

Berdasarkan uraian dari analisis dan kesimpulan, serta keterbatasan

dalam penelitian ini, maka saran yang dapat dikemukakan oleh penulis

adalah sebagai berikut:

1. Lembaga keuangan mikro syariah BMT khususnya diharapkan dapat

terus meningkatkan promosi dan sosialisasi terhadap masyarakat

tentang apa itu BMT dan bagaimana sistemnya agar masyarakat yang

belum menjadi nasabah tertarik untuk bergabung menjadi nasabah dan

mengambil pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan usahanya. Agar

tujuan dan fungsi BMT sebagai lembaga simpan pinjam yang

berlandaskan prinsip syariah yang tumbuh dari, oleh, dan untuk

masyarakat mempunyai potensi besar sebagai pendorong kemajuan

kegiatan ekonomi masyarakat.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memakai sampel yang

lebih luas dan menambah variabel-variabel independen yang dapat

meningkatkan perkembangan usaha mikro dan kecil (UMK) sehingga

hasilnya dapat digeneralisasikan.

3. Diharapkan seluruh lapisan masyarakat yang sudah paham tentang

sistem ekonomi syariah, baik secara mikro maupun makro, ikut serta

dalam upaya sosialisasi sistem syariah dan ikut serta menjadi pelaku

kegiatan ekonomi syariah.

Page 109: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

90

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Aziz, Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoepe,

1999.

Abdullah, M. Amin. Dinamika Islam Kultural; Pemetaan Wacana Keislaman

Kontemporer. Bandung: Mizan, 2000.

Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam; Penguatan Peran LKM

dan UKM Di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press, 2009.

Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (dari masa klasik hingga

kontemporer). Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005.

Arifin, Zainul. Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan

Prospek. Jakarta: Alvabet, 1999.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19, edisi ke lima. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metedologi Penelitian Bisnis. Edisi

Pertama. Yogyakarta: BPFE, 2002.

Priyatno, Duwi. SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis. Jakarta: Andi, 2014.

90

Page 110: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

91

Qadir, Abdurrachman. Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial), ed. 1, cet. 2.

Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001.

Rama, Ali. Sistem Ekonomi dan Keuangan Islam. Jakarta: Pusat Penelitian dan

Penerbitan (Puslitpen) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, 1998.

Sarwono, Jonathan dan Ely Suhayati. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Edisi

1. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Setiawan, Nugraha. Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel

Krejcie Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasinya. Fakultas Peternakan,

Universitas Padjadjaran, 2007.

Soeharno. Teori Mikroekonomi. Yogyakarta: ANDI, 2007.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2011.

Sukirno, Sadono. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2005.

Suliyanto. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia,

2005.

Suwarsono. Manajemen Strategi, Konsep Analisa dan Konteks. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN, 1996.

Page 111: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

92

Swasono, Edi dan Sri. “Tuduhan Absurd; Perekonomian Rakyat Dikatakan Tidak

Konseptual?”. Dalam Baihaqi Abd. Madjid dan Saifuddin A. Rasyid,

Ed. Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan Sistim Syariah Perjalanan

Gagasan dan Gerakan BMT Di Indonesia. Jakarta: Pusat Inkubasi

Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), 2000: h.11-21.

Penelitian/Jurnal

Ananda, Fitra. “Analisis Perkembangan Usaha Mikro Dan Kecil Setelah

Memperoleh Pembiayaan Mudharabah Dari Bmt At Taqwa Halmahera

Di Kota Semarang”. Artikel di akses pada 18 Februari 2016 dari

http://eprints.undip.ac.id/27920/1/Artikel.pdf.

Anggraeni, Lukytawati et. al., “Akses UMKM Terhadap Pembiayaan Mikro

Syariah dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Usaha : Kasus BMT

Tadbiirul Ummah, Kabupaten Bogor”. Jurnal al-Muzara‟ah, Vol. I, No.

1 (2013): h. 58.

Auliyah, Robiatul & Shambarakreshna Farid, Jamal. "Pengaruh Pembiayaan

Mudharabah Terhadap Perkembagan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah”. Artikel di akses pada 20 April 2016.

Kusumawardani, Rifka. “Peran Pembiayaan Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS)

UBASYADA Terhadap Perkembangan Usaha Mikro”. Skripsi S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013.

Page 112: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

93

Murwanti, Sri dan Sholahuddin, Muhammad. “Peran Keuangan Lembaga Mikro

Syariah Untuk Usaha Mikro Di Wonogiri”. Proceeding Seminar

Nasional Dan Call For Papers Sancall. Surakarta, 23 Maret 2013.

Rama, Ali dan Makhlani. “Analisis Kesesuaian Konstitusi Ekonomi Indonesia

Terhadap Ekonomi Islam”. 20 Nopember 2013: h. 25-28.

Rama, Ali dan Makhlani. “Pembangunan Ekonomi Dalam Tinjauan Maqâshid

Syari‟ah”. Jurnal Penelitian dan Kajian Keagamaan, Balitbang

Kemenag: Dialog, Vol. 1, No. 1 (Juni 2013): h. 31-46.

Rama, Ali. “Analisis Kerangka Regulasi Model Shariah Governance Lembaga

Keuangan Syariah di Indonesia”. Journal of Islamic Economics Lariba,

Vol. 1, No. 1 (January 2015): h. 2.

Sahany, Henita. “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Dan Mudharabah Terhadap

Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT El-Syifa

Ciganjur”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Sartika, Mila. “Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan

Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta”. Jurnal Ekonomi

Islam La_Riba, Vol. II, No. 1 (Juli 2008): h. 75-76.

Syauqi Beik, Irfan. “BMT dan Sumber Alternatif Pembiayaan Syariah Bagi

UMKM”. Jurnal Ekonomi Islam Republika ISTISHODIA.

REPUBLIKA, Kamis, 22 Agustus 2013.

Page 113: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

94

Website

Kementrian Koperasi dan UKM. Artikel diakses pada 16 Februari dari

http://www.depkop.go.id/

Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT AL-FATH IKMI. Artikel diakses pada 5

April 2016 dari http://www.bmtalfath.com.

Page 114: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

95

Lampiran 1 (Rekapitulasi Pembiayaan)

No Nama Keuntungan Sebelum

Pembiayaan

Keuntungan

Setelah Pembiayan

Modal

Pembiayaan

1 Murtado 4000000 6000000 12000000

2 Paryono 2000000 3500000 5500000

3 Tanti 1000000 2000000 8500000

4 Ahmad Maulana 12000000 16000000 20000000

5 Rosidah 2000000 4000000 20000000

6 Robeah 500000 1000000 7000000

7 Lucky Saputra 2000000 2500000 5000000

8 Indra 800000 1500000 6000000

9 Iis 500000 2000000 10000000

10 Kasiman 300000 900000 5500000

11 Yoyo Aminah 1500000 2000000 12000000

12 Tatu Latifah 2000000 2500000 7000000

13 Wahyu Indayati 1000000 1500000 10000000

14 Sahono 3000000 5000000 8000000

15 Astiana 300000 800000 5000000

16 Ahmad Yusuf 6000000 7000000 13000000

17 Alan 6000000 7500000 10000000

18 Nining 1000000 1500000 9000000

19 Ruiyah 400000 700000 1000000

20 Nina 1500000 2500000 11000000

21 Siti Dewi Priati 1500000 2000000 4000000

22 Arif Rahman 2000000 2500000 6000000

23 Nyimas Murna 1000000 1500000 2000000

24 Safrida Wati 400000 900000 7500000

25 Meka 300000 800000 3000000

26 Maesuroh 3000000 5000000 8000000

27 Suprianto 20000000 30000000 30000000

28 Desi 4500000 6000000 5500000

29 Dudung Duhron 5000000 10000000 13000000

30 Zulkifli 8000000 15000000 17000000

31 Paniem 1500000 2000000 6000000

32 Wulan 1000000 1500000 5000000

33 Neulis 2500000 4000000 4000000

34 Ariana 1500000 2500000 7000000

35 Damiah 800000 1500000 2000000

36 Sapar Switarjo 1500000 5000000 10000000

37 Indahwati 3000000 5000000 15000000

Page 115: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

96

38 Casidik 7000000 9500000 12000000

39 Wasadi 400000 2000000 5000000

40 Alan 2000000 2500000 7000000

41 Winarni 6000000 6500000 10000000

42 Atun Kurnia Asih 2000000 3000000 4000000

43 Suparno 3000000 5000000 13000000

44 Rosita 10000000 16000000 20000000

45 Feri 7000000 8000000 15000000

46 Didi 3000000 5000000 17000000

47 Sularno 500000 2500000 11000000

48 Asli 5000000 5500000 10000000

49 Cepi Supriadi 5000000 6000000 12000000

50 Wartini 450000 900000 5000000

Page 116: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

97

Lampiran 2 (Rekapitulasi Profil Responden)

No Nama Alamat Jenis

Kelamin Usia Pendidikan Status

Lama

menjadi

nasabah

BMT

1

Murtado Jl. Masjid Darussalam

RT/RW 015/11,

Kedaung

Laki-laki 31-50

tahun

SD Menikah > 5 tahun

2 Paryono Jl. Haji Taip RT 019,

Kedaung

Laki-laki 31-50

tahun

SMP Menikah 1-2 tahun

3 Tanti Kedaung RT/RW

006/15

Perempuan 31-50

tahun

SMP Menikah >5 tahun

4

Ahmad

Maulana

Jl. Aria Putra RT/RW

006/15, Kedaung,

Pamulang

Laki-laki 20-30

tahun

SMA Menikah >5 tahun

5 Rosidah Jl. Masjid Darusssalam

RT/RW 003/15

Perempuan 31-50

tahun

SD Menikah >5 tahun

6 Robeah Jl. Aria Putra RT/RW

010/09, Kedaung

Perempuan 31-50

tahun

SD Menikah 2-4 tahun

7 Lucky

Saputra

Pondok benda Indah E

1/8

Laki-laki 20-30

tahun

SMA Menikah >5 tahun

8 Indra Jl. Manunggal 2

RT/RW 009/03

Laki-laki >50

tahun

SMP Menikah <1 tahun

9 Iis Kampung Maruga Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah >5 tahun

10 Kasiman Jl. Sukamakmur No. 5 Laki-laki 31-50

tahun

SMP Menikah >5 tahun

11 Yoyo

Aminah

Jl. Aria Putra RT/RW

001/09

Perempuan 31-50

tahun

SMP Menikah >5tahun

12 Tatu

Latifah

Surwa Indah RT/RW

001/04

Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah 2-4 tahun

13 Wahyu

Indayati

Jl. Aria Putra Gang

Swadaya

Perempuan 31-50

tahun

S1/Diploma Menikah >5 tahun

14 Sahono Jl. Alam Segar

Pamulang

Laki-laki 31-50

tahun

SMP Menikah 1-2 tahun

15 Astiana Kemanduran RT/RW

008/09

Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah 2-4 tahun

16

Ahmad

Yusuf

Jl. Radio Dalem,

Gandaria, Jakarta

Selatan

Laki-laki 31-50

tahun

SMA Menikah <1 tahun

17 Alan Jl. Kemuning 3,

Pamulang

Laki-laki 31-50

tahun

SMP Menikah 1-2 tahun

18 Nining Gang Bakti, Kedaung Perempuan 31-50

tahun

SD Menikah 1-2 tahun

Page 117: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

98

19 Ruiyah Jl. Darussalam Perempuan >50

tahun

SD Menikah >5 tahun

20 Nina Gang Haji Betong,

RT/RW 007/08

Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah >5 tahun

21 Siti Dewi

Priati

Jl. Masjid Darussalam Perempuan 31-50

tahun

SD Menikah >5 tahun

22 Arif

Rahman

Jl. Suka Mulya 1

RT/RW 002/08

Laki-laki 31-50

tahun

SMA Menikah >5 tahun

23 Nyimas

Murna

Gang Swadaya

RT/RW 006/15

Perempuan 31-50

tahun

SMP Menikah >5 tahun

24 Safrida

Wati

Kedaung RT/RW

005/15

Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah >5 tahun

25 Meka Kampung Dukuh

Serva

Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah <1 tahun

26

Maesuroh Jl. Komplek Sinar

Pamulang Blok A1

No. 12

Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah 2-4 tahun

27 Suprianto Jl. Masjid Darussalam

RT/RW 009/04

Laki-laki >50

tahun

SMP Menikah 2-4 tahun

28 Desi Kampung Bulak Timur

RT/RW 008/04

Perempuan 20-30

tahun

SMP Menikah 2-4 tahun

29 Dudung

Duhron

Jl. Swadaya RT/RW

005/15

Laki-laki 31-50

tahun

SMA Menikah >5 tahun

30 Zulkifli Jl. Aria Putra No. 20,

Ciputat

Laki-laki 31-50

tahun

SMA Menikah >5 tahun

31 Paniem Gang Langgar 4 No. 4

RT/RW 014/11

Perempuan >50

tahun

SD Menikah 1-2 tahun

32 Wulan Kedaung RT/RW

014/09

Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah 2-4 tahun

33

Neulis Jl. Aria Putra Gang

Mushola An Nur

RT/RW 006/05,

Kedaung

Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah 2-4 tahun

34 Ariana Jl. Aria Putra RT/RW

007/10 Gang Swadaya

Perempuan 20-30

tahun

S1/Diploma Menikah 1-2 tahun

35 Damiah Jl. Haji Taip RT/RW

003/19

Perempuan 31-50

tahun

SD Menikah >5 tahun

36 Sapar

Switarjo

Kampung Pulak Timur

RT 010

Laki-laki >50

tahun

SMP Menikah 1-2 tahun

37 Indahwati Jl. Aria Putra Gang

Bakti

Perempuan 31-50

tahun

SD Menikah 2-4 tahun

38 Casidik Jl. Aria Putra No. 105

RT/RW 009/10

Laki-laki 31-50

tahun

SMA Menikah >5 tahun

39 Wasadi Bambu Apus Laki-laki 31-50

tahun

SD Menikah 1-2 tahun

Page 118: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

99

40 Alan Jl. Masjid Darussalam

No. 1 RT/RW 014/11

Perempuan 20-30

tahun

SMA Menikah 2-4 tahun

41

Winarni Jl. Legoso Raya

RT/RW 007/02,

Ciputat

Perempuan 31-50

tahun

SMA Menikah >5 tahun

42

Atun

Kurnia

Asih

Jl. Masjid Darussalam Perempuan 31-50

tahun

S1/Diploma Menikah >5 tahun

43 Suparno Jl. Hj Betong, RT 015 Laki-laki 31-50

tahun

SMA Menikah >5 tahun

44

Rosita Jl. Haji Taip RT/RW

005/19 No. 95,

Kedaung

Perempuan 31-50

tahun

S1/Diploma Menikah >5 tahun

45 Feri Jl. Haji Taip Kedaung,

Ciputat

Laki-laki 31-50

tahun

S1/Diploma Menikah 2-4 tahun

46 Didi Jl. Masjid Darussalam

RT/RW 009/04

Laki-laki 31-50

tahun

SMA Menikah <1 tahun

47 Sularno Jl. Nurul Huda 2

RT/RW 004/15

Laki-laki 31-50

tahun

SMA Menikah <1 tahun

48 Asli Jl. Haji Taip RT/RW

010/05

Laki-laki >50

tahun

SMP Menikah 2-4 tahun

49 Cepi

Supriadi

Jl. Aria Putra RT/RW

012/10

Laki-laki 20-30

tahun

S1/Diploma Menikah >5 tahun

50 Wartini Jl. Lele RT/RW

005/05

Perempuan 31-50

tahun

SMP Menikah >5 tahun

Page 119: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

100

Lampiran 3 (Rekapitulasi Usaha Responden)

No Nama Jenis Usaha Nama Usaha

Lama

Menjalankan

Usaha

Jumlah tenaga

kerja

1 Murtado Pedagang Kaki

Lima

Pedagang tahu >5 tahun 1-3 orang

2 Paryono Pedagang

Warung/Toko

Warung

Sembako

2-4 tahun 1-3 orang

3 Tanti Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Ayam

Bakar

1-2 tahun 1-3 orang

4 Ahmad

Maulana

Dan lain-lain Menyewakan

Alat-alat Pesta

>5 tahun 1-3 orang

5 Rosidah Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Bakso >5 tahun 1-3 orang

6 Robeah Pedagang

Warung/Toko

Warung

Sembako

>5 tahun 1-3 orang

7 Lucky

Saputra

Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Es

Doger

>5 tahun 1-3 orang

8 Indra Pedagang

Warung/Toko

Konter Pulsa <1 tahun 1-3 orang

9 Iis Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Sayur >5 tahun 1-3 orang

10 Kasiman Dan lain-lain Jasa Ojek >5 tahun 1-3 orang

11 Yoyo

Aminah

Pedagang

Warung/Toko

Warung Jajanan

dan Kredit

Barang

>5 tahun 1-3 orang

12 Tatu Latifah Dan lain-lain Kredit Barang >5 tahun 1-3 orang

13 Wahyu

Indayati

Dan lain-lain Kredit Barang >5 tahun 1-3 orang

14 Sahono Pedagang Kaki

Lima

Pedagang

Martabak

>5 tahun 1-3 orang

15 Astiana Pedagang

Warung/Toko

Warung Jajanan 2-4 tahun 1-3 orang

16 Ahmad

Yusuf

Dan lain-lain Jasa Pengurus

Surat-surat

Penting

>5 tahun 1-3 orang

17 Alan Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Tahu >5 tahun 1-3 orang

18 Nining Dan lain-lain Kerajinan

tangan

>5 tahun 1-3 orang

19 Ruiyah Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Nasi

Uduk

>5 tahun 1-3 orang

20 Nina Pedagang Kaki Pedagang Batu 2-4 tahun 1-3 orang

Page 120: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

101

Lima Permata

21 Siti Dewi

Priati

Dan lain-lain Kredit Barang >5 tahun 1-3 orang

22 Arif Rahman Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Kue >5 tahun 1-3 orang

23 Nyimas

Murna

Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Sayur 1-2 tahun 1-3 orang

24 Safrida Wati Pedagang

Warung/Toko

Warung

Sembako

2-4 tahun 1-3 orang

25 Meka Pedagang

Warung/Toko

Konter Pulsa >5 tahun 1-3 orang

26 Maesuroh Pedagang

Warung/Toko

Warung

Sembako

>5 tahun 1-3 orang

27 Suprianto Dan lain-lain Jasa Rias

Pengantin

>5 tahun 4-5 orang

28 Desi Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Kue >5 tahun 1-3 orang

29 Dudung

Duhron

Pedagang

Warung/Toko

Warung

Sembako

>5 tahun 4-5 orang

30 Zulkifli Pedagang

Warung/Toko

Toko alat tulis

dan percetakan

>5 tahun 4-5 orang

31 Paniem Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Baju

dan Lauk-pauk

>5 tahun 1-3 orang

32 Wulan Pedagang

Warung/Toko

Warung Jajanan >5 tahun 1-3 orang

33 Neulis Dan lain-lain Kredit Barang >5 tahun 1-3 orang

34 Ariana Pedagang

Warung/Toko

Warung

Sembako

1-2 tahun 1-3 orang

35 Damiah Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Sayur >5 tahun 1-3 orang

36 Sapar

Switarjo

Pedagang

Warung/Toko

Pedagang

Gorden

2-4 tahun 1-3 orang

37 Indahwati Dan lain-lain Menyewakan

Alat-alat Pesta

>5 tahun 1-3 orang

38 Casidik Pedagang

Warung/Toko

Pedagang

pakaian muslim

dan alat-alat

rumah tangga

>5 tahun 6-10 orang

39 Wasadi Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Sayur 2-4 tahun 1-3 orang

40 Alan Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Sosis

Bakar

2-4 tahun 1-3 orang

41 Winarni Dan lain-lain Kontrakan >5 tahun 1-3 orang

42 Atun Kurnia

Asih

Pedagang Kaki

Lima

Pedagang Jamu 1-2 tahun 1-3 orang

Page 121: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

102

43 Suparno Pedagang

Warung/Toko

Warung

Sembako

>5 tahun 1-3 orang

44 Rosita Pedagang

Warung/Toko

Warung

Sembako

<1 tahun 1-3 orang

45 Feri Pedagang

Warung/Toko

Toko

Handphone

>5 tahun 1-3 orang

46 Didi Pedagang

Warung/Toko

Bengkel 2-4 tahun 1-3 orang

47 Sularno Pedagang

Warung/Toko

Rumah makan >5 tahun 1-3 orang

48 Asli Dan lain-lain Pedagang

benang

bangunan

>5 tahun 1-3 orang

49 Cepi Supriadi Pedagang

Warung/Toko

Bengkel dan

cuci mobil

>5 tahun 6-10 orang

50 Wartini Pedagang Kaki

Lima

Pedagang

Bumbu dapur

>5 tahun 1-3 orang

Page 122: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

103

Lampiran 4 (Kuisoner)

Kuisioner Pembiayaan LKMS terhadap perkembangan UMK

di BMT AL-FATH

A. Cara Pengisian

Profil responden diisi dengan keterangan diri.

Mohon diisi daftar pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat

anda.

Mohon isi jawaban sesuai dengan kondisi anda

Tandai jawaban anda dengan memberi tanda silang ( X ) pada

jawaban yang Bapak/Ibu pilih.

B. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Alamat :

3. Usia :

a. < 20 Tahun c. 30-50 Tahun

b. 20-30 Tahun d. > 50 Tahun

4. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki b. Perempuan

5. Pendidikan :

a. SD c. SMA

b. SMP d. S1/Diploma

6. Status :

a. Belum menikah

b. Menikah

c. Janda/ duda

7. Jenis Usaha :

a. Pedagang Grosir c.PedagangWarung/Toko

b. Pedagang Kaki Lima d. Dan lain-lain

Jenis/Nama Usaha

8. Lama Menjalankan Usaha :

a. Kurang dari 1 Tahun c. 2-4 Tahun

b. 1-2 Tahun d. > 5 Tahun

9. Jumlah tenaga kerja :

a. 1-3 orang c. 6-10 orang

b. 4-5 orang d. >10 orang

10. Lama menjadi nasabah BMT AL-FATH :

Page 123: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

104

a. Kurang dari 1 Tahun c. 2-4 Tahun

b. 1-2 Tahun d. > 5 Tahun

C. Keberlangsungan Usaha Mikro dan Kecil (Pengaruh Pembiayaan

terhadap Kondisi Usaha)

I. Modal Usaha

1. Berapa modal yang digunakan untuk memulai usaha?

a. < Rp 1.000.000 c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000

b. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 d. > Rp 3.000.001

2. Berapa bantuan modal (pembiayaan) dari BMT AL-FATH yang

Bapak/Ibu terima?

a. < Rp 2.000.000 c. Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000

b. Rp 2.000.00 – Rp 3.000.000 d. > Rp 4.000.001

3. Berapa modal yang digunakan untuk memulai usaha?

Modal Sebelum Modal Sesudah

II. Laba Usaha

1. Berapa rata-rata laba usaha anda setiap bulannya sebelum

menerima pembiayaan dari BMT AL-FATH?

a. < Rp 500.000 c. Rp 1.500. 001 – Rp 3.000.000

b. Rp 500.000 – Rp 1.500.000 d. > Rp 3.000.001

2. Berapa rata-rata laba usaha sesudah menerima pembiayaan dari

BMT AL-FATH setiap bulannya?

a. < Rp 1.000.000 c. Rp 2.500. 001 – Rp 5.000.000

b. Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000 d. > Rp 5.000.001

3. Apakah dengan adanya pembiayaan dari BMT AL-FATH laba

usaha anda meningkat dibandingkan dengan sebelum anda

menerima pembiayaan?

a. Ya

b. Tidak

Laba Sebelum Laba Sesudah

Page 124: PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32706...PENGARUH PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL