89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU UNTUK MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DITINJAU DARI UMUR PADA GURU SMA DI KECAMATAN SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010 TESIS Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Disusun Oleh: ESTI NUGRAHENY (S540809307) Program Pascasarjana Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU

UNTUK MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM

DITINJAU DARI UMUR PADA GURU SMA DI KECAMATAN

SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan

Profesi Kesehatan

Disusun Oleh:

ESTI NUGRAHENY

(S540809307)

Program Pascasarjana Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Tahun 2010

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU

UNTUK MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM

DITINJAU DARI UMUR PADA GURU SMA DI KECAMATAN

SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

Disusun Oleh :

Esti Nugraheny

NIM: S540809307

Telah disetujui oleh Pembimbing

Tanggal:

Menyetujui,

Pembimbing I

(Prof Dr Sunardi MSc)

NIP: 195409161977031001

Pembimbing II

(Jarot Subandono, dr,M.Kes)

NIP: 196807041999031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

(Prof Dr Didik Tamtomo, MM, M.Kes)

NIP: 194 80313 197610 1 001

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU

UNTUK MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM

DITINJAU DARI UMUR PADA GURU SMA DI KECAMATAN

SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

Disusun Oleh :

Esti Nugraheny

NIM: S540809307

Telah disetujui oleh Penguji

Tanggal:

Ketua :Prof Dr Didik Tamtomo, MM, M.Kes

NIP: 194 80313 197610 1 001 (.......................................)

Sekertaris :Dr. Nunuk Suryani,M.Pd

NIP: 196611081990032001 (.......................................)

Anggota :Prof Dr Sunardi MSc

NIP: 195409161977031001 (.......................................)

:Jarot Subandono,dr,M.Kes

NIP: 196807041999031002 (.......................................)

Mengetahui,

Direktur, Ketua,

Program Pasca Sarjana UNS Prodi Magister Kedokteran Keluarga

( Prof Drs Suranto, MSc, Ph.D) (Prof Dr Didik Tamtomo, MM, M.Kes)

NIP: 195708201985031004 NIP: 194 80313 197610 1 001

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Esti Nugraheny

NIM : S540809307

Prodi : Pendidikan Profesi Kesehatan

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang saya buat bertujuan untuk

memperkaya ilmu pengetahuan dan murni hasil pemikiran saya pribadi

serta bebas dari plagiatisme.

Yogyakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan

Esti Nugraheny

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

INTISARI

Esti Nugraheny. S.540809307. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Terhadap

Perilaku Untuk Melakukan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Ditinjau Dari

Umur Pada Guru SMA Di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta Tahun

2010. Pembimbing 1: Prof Sunardi,Msc. Pembimbing 2: Jarot Subandono, dr,

M.Kes. Thesis, Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan

Profesi Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Latar belakang. Penyuluhan adalah proses transfer teknologi, edukasi, inovasi,

fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi sebagai kegiatan

pemberdayaan masyarakat. Penyuluhan tentang kanker leher rahim merupakan

kegiatan penyuluhan yang bertujuan mengajak masyarakat untuk mau

berpartisipasi aktif untuk melakukan skrining awal sebagai bentuk perilaku

ditinjau dari umur.

Tujuan. Mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan terhadap perilaku untuk

melakukan deteksi dini kanker leher rahim ditinjau dari umur pada guru SMA di

Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta.

Metode. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu (quasi

eksperimental) dengan pencuplikan cluster random dari 3 SMA diambil 2 SMA

yaitu 1 SMA sebagai kelompok perlakuan dan 1 SMA sebagai kelompok kontrol,

dengan jumlah 30 orang pada kelompok perlakuan dan 21 orang pada kelompok

kontrol. Pengambilan data menggunakan ceklist. Analisa data memakai uji anova

dua jalur.

Hasil penelitian. Ada pengaruh yang bermakna/signifikan pemberian penyuluhan

terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang

ditunjukkan hasil nilai f hitung (18,404) > f tabel (2,56). Tidak ada pengaruh yang

bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker

leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung (2,420) < f tabel (2,56). Tidak

ada pengaruh yang bermakna / signifikan pemberian penyuluhan terhadap

perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim ditinjau dari umur pada

guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta yang ditunjukan dengan hasil

nilai f hitung (0, 816) < f tabel (2,56).

Simpulan. Ada pengaruh yang bermakna/signifikan pemberian penyuluhan

terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim. Tidak ada

pengaruh yang bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan

deteksi dini kanker leher rahim. Tidak ada pengaruh yang bermakna / signifikan

pemberian penyuluhan terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker

leher rahim ditinjau dari umur pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul

Yogyakarta.

Kata Kunci: Penyuluhan, Perilaku, Umur.

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Esti Nugraheny. S.540809307. The Effect Of Counseling On Behavior For

Early Detection Of Cervical Cancer Viewed From The Age at High School

Teacher in District Sanden Bantul Yogyakarta In 2010. Principal Advisor :

Prof Sunardi,Msc. Co-Advisor: Jarot Subandono, dr, M.Kes.

Background: Counseling is the process of technology transfer, education,

innovation, facilitation, consultation, supervision, monitoring and evaluation as

community empowerment activities. Counseling about cervical cancer is the

extension activities aimed at getting people to want to participate actively to

conduct initial screening viewed from the age.

Purpose: Know the effect of counseling on behavior for early detection of

cervical cancer viewed from the age at high school teacher in District Sanden

Bantul Yogyakarta.

Methods: This research uses quasi-experimental method (quasi experimental)

with a cluster random sample was taken 2 of 3 high school, 1 high school as the

treatment group and 1 high school as the control group, with the number of

respondents 30 in treatment group and 21 respondents in the control group.

Retrieving data using a likert scale. Data analysis using anova test two lines.

Results of the study: There was a significant influence / significance of giving

counseling to the behavior for early detection of cervical cancer, which indicated

the value of F count (18.404) > F table (2.56). No significant effect / significant

between age and behavior to perform early detection of cervical cancer which is

shown by the results of calculating the value of F (2.420) < F table (2.56). No

significant effect / significant between the provision of counseling on behavior for

early detection of cervical cancer viewed from the age at high school teacher in

District Sanden Bantul Yogyakarta, which is shown by the results of calculating

the value of F (0, 816) < F table (2.56).

Conclusion: There was a significant influence / significance of giving counseling

to the behavior for early detection of cervical cancer. No significant effect /

significant between age and behavior to perform early detection of cervical

cancer. No significant effect / significant between the provision of counseling on

behavior for early detection of cervical cancer viewed from the age at high school

teacher in District Sanden Bantul Yogyakarta.

Keywords: Counseling, Behavior, Age.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala sujud syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ar – Rahman dan

Ar – Rahim atas segala kasih sayangNyalah penulis dapat menyelesaikan tesis

dengan judul ”Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kanker Leher Rahim terhadap

Perilaku ditinjau dari Umur pada Guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul

Yogyakarta” telah tersusun untuk memenuhi syarat penyusunan tesis Universitas

Sebelas Maret.

Terselesaikannya tesis ini tidak terlepas dari doa, motivasi dan bantuan

dari berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Direktur Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof Dr Didik Tamtomo, MM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Magister

Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

4. dr Putu Suriyasa MS, PKK, SpoK selaku Sekretaris Program Studi

Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

5. dr P Murdani K.MHPEd, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Kesehatan

6. Dr Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Sekretaris Minat Utama Pendidikan

Kesehatan

7. Prof Dr Sunardi MSc, selaku pembimbing satu yang telah memfasilitasi

tempat dan waktu untuk memberikan bimbingan dan membantu dalam

penulisan tesis ini.

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. dr Jarot Soebandono M.Kes, selaku pembimbing dua yang telah memfasilitasi

tempat dan waktu untuk memberikan bimbingan dan membantu dalam

penulisan tesis ini.

Akhirnya, semoga Allah SWT selalu memberikan berkah kepada kita

semua, dan penulis berharap bahwa tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca

pada umumnya.

Yogyakarta, Januari 2011

Penulis

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................iv

INTISARI.................................................................................................................v

ABSTRAK..............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ..................................................................... .....................vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi

DAFTAR TABEL..................................................................................................xii

DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ...................................................................................... 7

1. Penyuluhan .................................................................................. 7

2. Kanker Leher Rahim..................................................................12

3. Sikap ......................................................................................... 15

4. Perilaku ...................................................................................... 21

5. Umur..........................................................................................27

6. Pengaruh pemberian penyuluhan kanker leher rahim terhadap

perilaku ditinjau dari umur.........................................................29

B. Penelitian yang Relevan.................................................................30

C. Kerangka Berfikir...........................................................................32

D. Hipotesis.........................................................................................34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ........................................................................... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 35

C. Variabel Penelitian ......................................................................... 35

D. Populasi dan Sampel....................................................................... 36

E. Definisi Operasional ....................................................................... 37

F. Instrumen Peneliian........................................................................37

G. Uji validitas dan Reliabelitas..........................................................38

H. Pengumpulan Data dan Analisa Data ............................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian...............................................................................43

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Pembahasan....................................................................................6

2

C. Keterbatasan

Penelitian..................................................................68

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

........................................................................................69

B. Implikasi.........................................................................................7

0

C. Saran...............................................................................................7

0

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Kerangka Konsep ................................................................................ 32

Gambar 2. Kerangka Pikir..................................................................................... 33

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional ............................................................................ 37

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Keseluruhan ............................................. 43

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Umur Kelompok Perlakuan ............................... 44

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Umur Kelompok Kontrol ...... .............................45

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Keseluruhan................................47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Perlakuan..................48

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Kontrol......................50

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Perlakuan dengan

Umur < 25 tahun.................................................................................51

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Perlakuan dengan

Umur 25 – 35 tahun............................................................................52

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Perlakuan dengan

Umur > 35 tahun.................................................................................54

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Kontrol dengan

Umur 25 – 35 tahun............................................................................55

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Kontrol dengan

Umur > 35 tahun.................................................................................56

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas............................................................................57

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas.........................................................................58

Tabel 4.14 Data Analisis Deskriptif Kelompok Perlakuan dan Kontrol...............58

Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Penyuluhan Terhadap Perilaku

ditinjau dari Umur...............................................................................59

Tabel 4.16 Data Post Hoc Test..............................................................................60

Tabel 4.17 Data Homogeneous Subset…………………………………………..61

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Keseluruhan ............................................. 44

Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Umur Kelompok Perlakuan ............................... 45

Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Umur Kelompok Kontrol ...... .............................46

Grafik 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Keseluruhan................................47

Grafik 4.5. Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Perlakuan..................49

Grafik 4.6. Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Kontrol......................50

Grafik 4.7. Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Perlakuan dengan

Umur < 25 tahun.................................................................................52

Grafik 4.8. Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Perlakuan dengan

Umur 25 – 35 tahun............................................................................53

Grafik 4.9. Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Perlakuan dengan

Umur > 35 tahun.................................................................................54

Grafik 4.10 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Kontrol dengan

Umur 25 – 35 tahun............................................................................55

Grafik 4.11 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Kontrol dengan

Umur > 35 tahun.................................................................................57

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Persetujuan menjadi responden

Lampiran 2. Ceklist pengaruh pemberian penyuluhan terhadap perilaku untuk

melakukan deteksi dini kanker leher rahim ditinjau dari umur pada

guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta.

Lampiran 3. Hasil uji validitas dan reliabelitas

Lampiran 4. Ceklist hasil validitas dan reliabelitas

Lampiran 5. Karakteristik dan hasil responden yang diberi perlakuan

penyuluhan

Lampiran 6. Karakteristik dan hasil responden yang tidak diberi perlakuan

penyuluhan

Lampiran 7. Distribusi frekuensi pengaruh penyuluhan terhadap perilaku

ditinjau dari umur pada kelompok perlakuan

Lampiran 8. Distribusi frekuensi pengaruh penyuluhan terhadap perilaku

ditinjau dari umur pada kelompok kontrol

Lampiran 9. Hasil analisis anova dua jalur

Lampiran 10. Permohonan ijin penelitian

Lampiran 11. Surat keterangan ijin penelitian

Lampiran 12. Daftar hadir dan berita acara responden penelitian

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I:

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker leher rahim (Carsinoma serviks uteri) adalah kanker yang dapat

menyerang pada wanita yang pernah melakukan hubungan seksual dengan faktor

pencetus adanya Human Papiloma Virus (HPV). Menurut data WHO kanker leher

rahim merupakan pembunuh terbesar kedua setelah jantung. Angka kejadian

kanker leher rahim 15.000 kasus baru/ tahun, dengan angka kejadian meninggal

8000 orang/ tahun, dimana setiap hari 41 kasus kanker leher rahim baru (1/2 jam

ada kasus baru), setiap hari 20 kasus kanker leher rahim lama ( setiap 1 jam

meninggal 1 orang). 65%-77,7% kejadian kanker leher rahim diantara kanker

ginekologi dan lebih dari 70% didiagnosis pada stadium lanjut (Mock, et. all,

2007).

Jumlah penderita kanker leher rahim, menduduki peringkat teratas di antara

penyakit kanker pada pria dan wanita di Indonesia. Departemen Kesehatan RI

memperkirakan insidensnya adalah 100 per 100.000 penduduk pertahun. Data

yang dikumpulkan dari 13 laboratorium patologi-anatomi di Indonesia

menunjukkan bahwa frekuensi kanker leher rahim tertinggi di antara kanker yang

ada di Indonesia maupun di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr.

Ciptomangunkusumo (Aziz, 2001). Di Indonesia 5/880 wanita di Jakarta

terdeteksi kanker leher rahim, 4/919 di tasikmalaya dan 3/887 di Bali. Dari 305

sampel yang diambel secara cluster menurut golongan umur didapatkan 11,4%

positive HPV, 7,9% risiko tinggi HPV (Vet, et. all, 2008).

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Masalah kanker leher rahim di Indonesia sangat khas yaitu banyak, dan

ditemukan pada stadium lanjut. Kondisi ini terjadi juga di beberapa negara

berkembang, atau di negara miskin. Agar tercapai hasil pengobatan kanker leher

rahim yang lebih baik, salah satu faktor utama adalah penemuan stadium lebih

awal. Pengobatan kanker leher rahim pada stadium lebih dini, hasilnya lebih baik,

mortalitas akan menurun (Nuranna, 2001).

Kanker leher rahim merupakan pembunuh utama wanita dalam kesehatan

reproduksi dengan insidensi 100/ 100.000 kejadian di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) . Dinas Kesehatan Propinsi DIY bidang Seksi Pengendalian

penyakit mempunyai program untuk mengefektifkan 10 puskesmas di DIY

sampai pada tahun 2014 dapat melakukan deteksi dini kanker leher rahim

(Unjianto, 2010).

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sebagai garda terdepan dalam mengelola

kesehatan masyarakat di wilayah Bantul sampai dengan monitoring dan evaluasi

mempunyai misi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Bantul

terutama kesehatan Ibu dan Anak. Kesehatan ibu salah satunya adalah melalui

Deteksi Dini Kanker leher rahim sebagai upaya dalam mencapai kesehatan

reproduksi.

Puskesmas Sanden sebagai puskesmas yang mendapatkan hibah dari Dinas

Kesehatan Propinsi DIY dalam pelaksanaan kesehatan reproduksi remaja di

wilayah Sanden dan sebagai puskesmas dengan pelaksanaan reproduksi yang

berbasis pada gender, sehingga Kecamatan Sanden sebagai wilayah binaan

puskesmas Sanden perlu untuk mendapat perhatian dalam penyuluhan kanker

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

leher rahim kepada para pendidik karena dari pendidik akan terjadi proses

transformasi ilmu kepada peserta didik.

Keprihatinan dari petugas kesehatan terhadap angka kejadian kanker leher

rahim di Indonesia karena banyaknya kasus kanker leher rahim, diperburuk lagi

dengan banyaknya (>70%) kasus yang sudah berada pada stadium lanjut ketika

datang ke Rumah Sakit, selain itu didapatkan data pada masyarakat di wilayah

Bantul khususnya masih terdapat hal yang “taboo” untuk dilakukan pemeriksaan

pada daerah kemaluan sehingga walaupun telah dilakukan penyuluhan tentang

kanker leher rahim tetapi kepatuhan untuk dilakukan pemeriksaan deteksi dini

kanker leher rahim masih kurang, sehingga penelitian ini bertujuan tidak hanya

memberikan penyuluhan tentang deteksi dini kanker leher rahim tetapi sampai

dengan mengetahui perilaku guru di Kecamatan Sanden untuk melakukan deteksi

dini kanker leher rahim sampai dengan memberikan pelayanan langsung (delivery

service) untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim pada

tempat strategis yang mudah dijangkau oleh masyarakat agar masyarakat merasa

lebih nyaman berada di lingkungan yang mereka pilih untuk dilakukan

pemeriksaan pada daerah kelaminnya.

Beberapa negara maju telah berhasil menekan jumlah kasus kanker leher

rahim, baik jumlah maupun stadiumnya. Pencapaian tersebut terutama berkat

adanya program skrining massal antara lain dengan Tes Pap. Namun di Kabupaten

Bantul kebijakan penerapan program skrining kanker leher rahim kiranya masih

tersangkut dengan banyak kendala, antara lain kurangnya sumber daya manusia

sebagai pelaku skrining, khususnya kurangnya tenaga ahli patologi

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anatomik/sitologi dan stafnya, teknisi sitologi/skriner. Bila andalan skrining

kanker leher rahim adalah metode Tes Pap, dengan mengkaji masalah yang ada di

Kabupaten Bantul, kiranya belum dapat diperkirakan perlu berapa dekade lagi

untuk dapat mewujudkan program skrining massal kanker leher rahim dengan tes

Pap di Kabupaten Bantul.

Deteksi dini kanker leher rahim di dunia saat ini dikembangkan dengan cara

Inspeksi Visual Aids (IVA) yang merupakan metode skrining awal yang dapat

menunjukan adanya sel abnormal pada mulut rahim yang ditandai dengan adanya

perubahan warna menjadi plak putih (aceto white epithelium) pada hasil

pemeriksaannya (Kamura, et. all, 2010). Pemeriksaan IVA memiliki sensitifitas

90,9%, spesivisitas 99,8%, hasil uji positif 83,3% dan hasil uji negatif 99,9%.

Keuntungan IVA adalah hasilnya dapat diketahui lebih cepat dan harganya lebih

terjangkau ( Reynolds, et. all, 2008).

Dalam kegiatan penelitian ini akan melakukan pemeriksaan deteksi dini

kanker leher rahim sebagai bahan pertimbangan prioritas dengan menggunakan

metode inspeksi visual aids (IVA) (Methode), yang dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan khususnya bidan (Man) sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan ibu

dan anak, dengan biaya yang relatif murah (Money), dengan menggunakan alat

yang sederhana (Material), serta waktu yang lebih cepat (Time) dengan hasil yang

akurat (Output).

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian penyuluhan tentang kanker leher rahim terhadap

perilaku untuk melakukan deteksi dini ditinjau dari umur pada guru di Kecamatan

Sanden Bantul Yogyakarta?.

C. Tujuan

1. Umum :

Untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan tentang kanker leher

rahim terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini ditinjau dari umur pada

guru Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta.

2. Khusus:

a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan terhadap perilaku

untuk melakukan deteksi dini.

b. Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap perilaku untuk melakukan

deteksi dini.

c. Untuk mengetahui interaksi antara pemberian penyuluhan dan umur

terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini.

D. Manfaat

1. Teoritis: Bagi pengembangan ilmu pengetahuan:

Dapat berguna untuk menambah informasi tentang pengaruh pemberian

penyuluhan tentang kanker leher rahim terhadap perilaku untuk melakukan

deteksi dini ditinjau dari umur.

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Praktis :

a. Bagi pihak institusi pelayanan yang bekerjasama:

1). Dapat dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan asuhan pada

wanita yang telah melakukan hubungan seksual dalam memberikan

informasi reproduksi sehat.

2). Dapat memberikan umpan balik yang segera kepada pelaksana tentang

perilaku guru di Kecamatan Sanden untuk melakukan deteksi dini

kanker leher rahim ditinjau dari umur.

b. Bagi peneliti:

1.) Dapat berguna untuk menambah pengalaman dalam menyusun karya

ilmiah, dan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut.

2.) Dapat dijadikan study literatur berdasarkan hasil penelitian kepada

peserta didik.

c. Bagi peneliti selanjutnya: dapat dijadikan study literatur dan acuan dalam

melaksanakan penelitian lanjutan.

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II:

TINJAUAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Penyuluhan

a. Pengertian Penyuluhan:

Penyuluhan merupakan transfer teknologi dan proses edukasi, yang

merupakan akronim dari fungsi-fungsi penyuluhan meliputi: diseminasi

inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan, evaluasi dan kegiatan

pemberdayaan masyarakat (Arif, 2009).

Menurut Notoadmodjo, (2007) penyuluhan merupakan metode promosi

kesehatan yang memiliki makna suatu proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Terkait dengan hal tersebut, dalam perjalanannya, kegiatan penyuluhan

diartikan dengan berbagai pemahaman, seperti (Arif, 2009):

1.) Penyuluhan Sebagai Proses Penyebarluasan Informasi

Sebagai terjemahan dari kata extension, penyuluhan dapat diartikan

sebagai proses penyebarluasan yang dalam hal ini, merupakan

peyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

yang dihasilkan oleh perguruan tinggi ke dalam praktek atau kegiatan

praktis.

2). Penyuluhan Sebagai Proses Penerangan/ Pemberian Penjelasan

Penyuluhan yang berasal dari kata dasar suluh atau obor, dapat diartikan

sebagai kegiatan penerangan atau memberikan terang bagi yang dalam

kegelapan. Sehingga, penyuluhan juga sering diartikan sebagai kegiatan

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penerangan. Terkait dengan istilah penerangan, penyuluhan yang

dilakukan oleh penyuluh tidak boleh hanya bersifat searah melainkan

harus diupayakan berlangsungnya komunikasi timbal-balik yang memusat

(convergence).

3). Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Perilaku

Dalam perkembangannya, pengertian tentang penyuluhan tidak sekadar

diartikan sebagai kegiatan penerangan, yang bersifat searah (one way) dan

pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi

antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan

perilaku (behaviour) yang merupakan perwujudan dari: pengetahuan,

sikap, dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak

lain, baik secara langsung (berupa: ucapan, tindakan, bahasa tubuh)

maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau hasil kerjanya).

Implikasi dari pengertian perubahan perilaku ini adalah tidak hanya

terbatas pada masyarakat/klien yang menjadi sasaran utama penyuluhan,

tetapi penyuluhan harus mampu mengubah perilaku semua stakeholders

pembangunan, terutama aparat pemerintah selaku pengambil keputusan,

pakar, peneliti, pelaku bisnis, aktiivis LSM, tokoh masyarakat dan

stakeholders pembangunan yang lainnya.

4). Penyuluhan Sebagai Proses Belajar/Proses Belajar

Penyuluhan sebagai proses pendidikan atau proses belajar diartikan bahwa,

kegiatan penyebarluasan informasi dan penjelasan yang diberikan dapat

merangsang terjadinya proses perubahan perilaku yang dilakukan melalui

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

proses pendidikan atau kegiatan belajar. Dalam kaitan ini, keberhasilan

penyuluhan tidak diukur dari seberapa banyak ajaran yang disampaikan,

tetapi seberapa jauh terjadi proses belajar bersama yang dialogis, yang

mampu menumbuhkan kesadaran (sikap), pengetahuan, dan ketrampilan

baru yang mampu mengubah perilaku kelompok sasarannya ke arah

kegiatan dan kehidupan yang lebih menyejahterakan setiap individu,

keluarga, dan masyarakatnya.

5). Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan Sosial

Penyuluhan tidak sekadar merupakan proses perubahan perilaku pada diri

seseorang, tetapi merupakan proses perubahan sosial, yang mencakup

banyak aspek, termasuk politik dan ekonomi yang dalam jangka panjang

secara bertahap mampu diandalkan menciptakan pilihan-pilihan baru

untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya. Yang dimaksud dengan

perubahan sosial di sini adalah, tidak saja perubahan (perilaku) yang

berlangsung pada diri seseorang, tetapi juga perubahan-perubahan

hubungan antar individu dalam masyarakat, termasuk struktur, nilai-nilai,

dan pranata sosialnya, seperti: demokratisasi, transparansi, supremasi

hukum.

6). Penyuluhan Sebagai Proses Rekayasa Sosial (Social Engineering)

Sejalan dengan pemahaman tentang penyuluhan sebagai proses perubahan

sosial yang dikemukakan di atas, penyuluhan juga sering disebut sebagai

proses rekayasa sosial (social engineering) atau segala upaya yang

dilakukan untuk menyiapkan sumberdaya manusia agar mereka tahu, mau

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan mampu melaksanakan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

dalam sistem sosialnya masing-masing.

7). Penyuluhan Sebagai Proses Pemasaran Sosial (Social Marketing)

Yang dimaksud dengan pemasaran sosial adalah penerapan konsep dan

atau teori-teori pemasaran dalam proses perubahan sosial. Berbeda dengan

rekayasa sosial yang lebih berkonotasi untuk membentuk (to do to) atau

menjadikan masyarakat menjadi sesuatu yang baru sesuai yang

dikehendaki oleh perekayasa, proses pemasaran sosial dimaksudkan untuk

menawarkan (to do for) sesuatu kepada masyarakat.

8). Penyuluhan Sebagai Proses Pemberdayaan Masyarakat (Community

Empowerment)

Inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat.

Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau

mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih

bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan. Pemberdayaan

masyarakat, dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan (capacity

strenghtening) masyarakat, agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif

dalam keseluruahn proses pembangunan, terutama pembangunan yang

ditawarkan oleh penguasa dan atau pihak luar yang lain (penyuluh, LSM).

9). Penyuluhan Sebagai Proses Penguatan Kapasitas (Capacity Strenghtening)

Kemampuan atau kapasitas masyarakat, diartikan sebagai daya atau

kekuatan yang dimiliki oleh setiap indiividu dan masyarakatnya untuk

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memobilisasi dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara lebih

berhasil guna (efektif) dan berdayaguna (efisien) secara berkelanjutan.

10).Penyuluhan Sebagai Proses Komunikasi Pembangunan

Sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar

upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih

penting dari itu adalah, untuk menumbuhkembangkan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan.

b. Tindakan yang diharapkan

Menurut Stark, et al (2008) tindakan yang diharapkan dari hasil

penyuluhan dipengaruhi oleh:

1.) Pendidikan

Dari hasil penelitian didapatkan hasil responden dengan latar belakang

pendidikan lebih tinggi, lebih memiliki pengetahuan tentang HPV kanker

leher rahim. Pengetahuan didapat dengan berbagai cara salah satunya

melalui kegiatan penyuluhan. Dengan tingginya tingkat pengetahuan

mempengaruhi perilaku yang diharapkan dari hasil penyuluhan.

2.) Umur

Dari hasil penelitian didapatkan hasil responden dengan latar belakang

usia yang lebih muda lebih memiliki pengetahuan tentang HPV kanker

leher rahim. Pengetahuan didapat dengan berbagai cara salah satunya

melalui kegiatan penyuluhan. Dengan tingginya tingkat pengetahuan

mempengaruhi perilaku yang diharapkan dari hasil penyuluhan.

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Notoadmodjo, (2007) tindakan Yang diharapkan dari hasil

penyuluhan dipengaruhi oleh:

1.) Informasi lain

Dengan memberikan informasi tentang hidup sehat akan meningkatkan

pengetahuan masyarakat, selanjutnya dengan pengetahuan itu akan

menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan orang berprilaku

sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

2.) Kesadaran diri

Kesadaran diri dipengaruhi oleh faktor emosional, salah satu bentuk

kesadaran diri melalui terbentuknya prasangka. Prasangka yang positif

akan mempengaruhi penerimaan terhadap informasi yang diberikan dalam

kegiatan penyuluhan, prasangka yang negatif akan mempengaruhi bentuk

penolakan.

2. Kanker Leher Rahim

a. Pengertian

Kanker leher rahim (carcinoma serviks uteri) adalah kanker yang dapat

menyerang pada wanita yang pernah melakukan hubungan seksual dengan

faktor pencetus adanya Human Papiloma Virus (Mock, et al, 2007). Dari hasil

penelitian yang dilakukan Nuranna, (2010) kanker leher rahim merupakan

pembunuh utama wanita dalam kesehatan reproduksi dengan insidensi 100/

100.000 penduduk pertahun.

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Angka Kejadian:

Menurut data WHO kanker leher rahim merupakan pembunuh terbesar

kedua setelah jantung. Angka kejadian kanker leher rahim 15.000 kasus baru/

tahun, dengan angka kejadian meninggal 8000 orang/ tahun, dimana setiap

hari 41 kasus Kanker leher rahim baru (1/2 jam ada kasus baru), setiap hari 20

kasus kanker leher rahim lama ( setiap 1 jam meninggal 1 orang). 65%-77,7%

kejadian kanker leher rahim diantara kanker ginekologi dan lebih dari 70%

didiagnosis pada stadium lanjut (Mock, et. all, 2007).

Di Indonesia 5/880 wanita di Jakarta terdeteksi kanker leher rahim, 4/919

di tasikmalaya dan 3/887 di Bali. Dari 305 sampel yang diambel secara cluster

menurut golongan umur didapatkan 11,4% positive HPV, 7,9% risiko tinggi

HPV (Vet, et. all, 2008).

c. Predisposisi :

Menurut Vet, et al (2008) faktor predisposisi yang mempengaruhi kanker

leher rahim adalah:

1.) Hubungan sex terlalu dini

Angka kejadian kanker leher rahim meningkat pada wanita dengan riwayat

melakukan hubungan sexsual dibawah 20 tahun.

2.) Adanya infeksi di daerah kelamin

Kejadian kanker leher rahim semakin tinggi pada wanita dengan riwayat

memiliki infeksi di daerah kelamin.

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.) Melahirkan banyak anak

Riwayat persalinan lebih dari empat meningkatkan angka kejadian kanker

leher rahim.

4.) Adanya infeksi virus lain

Herpes, Clamydia, dan HIV menigkatkan angka kejadian kanker leher

rahim.

5.) Merokok

Wanita perokok memiliki insidensi kanker leher rahim lebih tinggi

dibandingkan yang tidak merokok.

6.) Berganti pasangan.

Wanita yang berganti pasangan lebih meningkatkan angka kejadian kanker

leher rahim.

d. Tanda dan Gejala :

Menurut Stark, et. al (2008) tanda dan gejala pada wanita yang menderita

kanker leher rahim memiliki riwayat keluhan:

1.) Perdarahan abnormal setelah hubungan sex

2.) Perdarahan diluar siklus haid

3.) Perdarahan setelah menopause

4.) Keluar cairan kuning dan berbau

5.) Sakit/ nyeri di pinggul.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. SIKAP

a. Pengertian

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,

orang lain, objek atau issue (Azwar, 2010). Menurut Notoadmodjo, (2007)

sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek sehingga sikap adalah pandangan-pandangan atau

perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.

b. Komponen Sikap

Menurut Azwar, (2010) struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling

menunjang yaitu :

1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe

yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan

(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang

kontroversial.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap

pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang

komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu.

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-

cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis

untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam

bentuk tendensi perilaku.

c. Tingkatan Sikap

Menurut Notoadmodjo, (2007) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni :

1.) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan.

Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide

tersebut

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga,

misalnya seorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya) untuk

menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah

suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya

seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan

dari mertua atau orang tuanya sendiri.

d. Sifat Sikap

Menurut Azwar, (2010) sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula

bersifat negatif, berikut penjelasan mengenai hal tersebut:

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan objek tertentu.

2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai objek tertentu.

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Ciri – Ciri Sikap

Menurut Azwar, (2010) ciri-ciri sikap adalah :

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini

membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus,

kebutuhan akan istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat

berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat

tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau

berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah

yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-

pengetahuan yang dimiliki orang.

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap

seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan

sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap

mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap,

yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap.

Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya

pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap

yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap.

Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourabel. Suatu

skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favorable

dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian

pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang

seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali objek sikap

(Azwar, 2010). Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat/ pernyataan

responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan

dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat

responden melalui kuesioner (Notoatmodjo, 2007).

g. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap

antara lain :

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1). Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

2). Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis

atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3). Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman

individu-individu masyarakat asuhannya.

4). Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5). Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau

pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6). Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2010).

4. PERILAKU

a. Pengertian

Menurut Notoadmodjo, (2007) perilaku adalah sebuah gerakan yang

dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai

motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya

kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk

perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika seseoang duduk diam dengan sebuah

buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca.

Sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada

dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia.

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)

yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua

makhluk hidup mulai dari tumbuh – tumbuhan, binatang sampai dengan

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing – masing.

Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan

atau aktifitas manusia darimanusia itu sendiri yang mempunyai bentangan

yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah,

menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas

manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati

pihak luar (Notoatmodjo, 2007). Perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini

terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian

organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori “S – O - R”atau

Stimulus – Organisme – Respon.

1.) Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini

disebutelecting stimulation karena menimbulkan respon – respon yang

relative tetap. Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan

untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya.

Responden respon ini juga mencakup perilaku emosinal misalnya

mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian

meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya.

2.) Operan respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan

berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.

Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan

melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau

job description) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya

(stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi

dalam melaksanakan tugasnya.

b. Bentuk Perilaku

Menurut Notoadmodjo, (2007) dilihat dari bentuk respon terhadap

stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1.) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini

masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan

sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.

2.) Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut

sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

c. Domain Perilaku

Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari

stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya

sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor – faktor

yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku.

Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu (Notoadmojo, 2007):

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1.) Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat

given atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis

kelamin, dan sebagainya.

2.) Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi,

politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang

dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

d. Proses Tejadinya Perilaku

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni (Notoadmojo, 2007).

1.) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui setimulus (objek) terlebih dahulu.

2.) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3.) Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4.) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5.) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif

maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng

(long lasting).

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Perubahan (adopsi) Perilaku dan Indikatornya

Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks

dan memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau

seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya

melalui 3 tahap (Notoadmodjo, 2007).

1.) Pengetahuan

Sebelum seseorang menghadapi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu

terlebih dahulu apa arti manfaat perilaku bagi dirinya atau keluarganya.

Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau

kesadaran terhadap kesehatan:

a.) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:

Penyebab penyakit

Gejala dan tanda – tanda penyakit

Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan

Bagaimana cara penularannya

Bagaimana cara pencegahannya

b.) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup

sehat, meliputi:

Penyakit atau bahaya merokok, minuman keras, narkoba dan

sebagainya.

Pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi.

Jenis makanan yang bergizi

c.) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Manfaat air bersih

Cara- cara pembuangan limbah yang sehat

Manfaat pencahayaan

Akibat polusi

2.) Sikap

Sikap adalah penilaian (dapat berupa pendapat) seseorang terhadap

stimulus atau objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses

selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan

tersebut. Oleh sebab itu indikator terhadap sikap kesehatan sejalan dengan

pengetahuan kesehatan, yakni:

a.) Sikap terhadap sakit dan penyakit

b.) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

c.) Sikap terhadap kesehatan lingkungan

3.) Praktik/ tindakan (practice)

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikan apa yang

diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik

kesehatan, atau dapat juga disebut perilaku kesehatan. Oleh sebab itu indikator

praktik kesehatanmencakup hal – hal yakni:

a.) Tindakan sehubungan dengan penyakit

b.) Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

c.) Tindakan kesehatan lingkungan

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Cara mengukur indikator perilaku paling akurat melalui pengamatan

(observasi). Namun dapat juga dilakukan dengan wawancara dengan

pendekatan recall atau mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan oleh

responden beberapa waktu yang lalu.

5. Umur

Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah karakteristik

penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah

laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik penduduk yang paling penting

adalah umur, atau yang sering juga disebut struktur umur. Struktur umur

penduduk dapat dilihat dalam umur satu tahunan atau yang disebut juga umur

tunggal (single age), dan yang dikelompokkan dalam lima tahunan. Dalam

pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat ulang tahun

terakhir. Umur seseorang dapat diketahui apabila tanggal, bulan, tahun

kelahirannya diketahui. Di dalam penghitungan umur seseorang harus selalu

dibulatkan ke bawah atau umur menurut ulang tahun terakhir (Budiman.

2010).

Menurut Vet, et al, (2008) angka kejadian kanker leher rahim meningkat

pada umur < 25 tahun dan umur > 35 tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan

bekerja. Dengan bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam

berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam melakukan deteksi

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dini kanker leher rahim, juga mengetahui akan pentingnya deteksi dini kanker

leher rahim. Semakin muda umurnya semakin tidak mengerti tentang

pentingnya deteksi dini kanker leher rahim.

Sehubungan dengan kondisi fisik subjek belajar, menurut Notoadmodjo,

(2007) ada enam faktor yang dapat menghambat proses belajar orang dewasa,

yakni :

a. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan, mulai bergerak makin

jauh.

b. Dengan bertambahnya usia, titik terjauh yang dapat dilihat dengan jelas

mulai berkurang.

c. Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang

diperlukan dalam situasi belajar.

d. Makin bertambah usia persepsi kontras warna cenderungke arah merah

dari pada spektrum. Hal ini disebabkan menguningnya kornea atau lensa

mata sehingga cahaya masukagak tersaring. Akibatnya ialah kemampuan

untuk membedakan warna – warna lembut mulai berkurang.

e. Makin bertambah usia kemampuan menerima suara makin menurun.

f. Makin bertambah usia, kemampuan untuk membedakan bunyi makin

berkurang. Dengan demikian pembicaraan orang lain yang terlalu cepat

makin sukar ditangkap (Notoatmodjo, 2007).

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Terhadap Perilaku Ditinjau Dari

Umur.

Penyuluhan merupakan proses transfer teknologi sebagai kegiatan

pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak

pihak sejak dasawarsa 1990-an (Arif, 2009). Sikap adalah evaluasi umum

yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau issue

yang merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek yang berupa pandangan-pandangan atau perasaan

yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi. Perilaku

adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang bersangkutan yang merupakan

tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas baik yang dapat diamati langsung maupun yang

tidak dapat diamati pihak luar yang merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Kanker leher rahim (kanker mulur

rahim) adalah kanker yang dapat menyerang pada wanita yang pernah

melakukan hubungan seksual dengan faktor pencetus adanya Human

Papiloma Virus (HPV).

Penyuluhan tentang Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) merupakan

kegiatan penyuluhan yang bertujuan mengajak masyarakat untuk mau

berpartisipasi aktif untuk melakukan skrining awal yang dapat menunjukan

adanya sel abnormal pada mulut rahim yang ditandai dengan adanya

perubahan warna menjadi plak putih (aceto white epithelium) pada hasil

pemeriksaannya. Pemeriksaan IVA memiliki sensitifitas 90,9%, spesivisitas

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99,8%, hasil uji positif 83,3% dan hasil uji negatif 99,9%. Keuntungan IVA

adalah hasilnya dapat diketahui lebih cepat dan harganya lebih terjangkau

(Reynolds, et. all, 2008). Tindakan yang diharapkan dari hasil penyuluhan

dipengaruhi oleh:informasi lain, kesadaran diri, pendidikan, umur, pendapatan

keluarga (Stark, et.all, 2008). Umur sampel cluster random dari peserta

diambil dengan mengelompokkan wanita dalam 11 kelompok umur 5 tahun:

<19, 20-24, 25 - 29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, dan > 65

tahun ( Vet, et. all, 2008).

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian semacam ini sebelumnya sudah pernah diteliti, namun terdapat

perbedaan dalam hal variabel dan tempat penelitian :

1. Prevalence of Human Papillomavirus in Indonesia: a Population – based

study in three regions (Vet, et.all, 2008), tempat penelitian ini di Jakarta,

Tasikmalaya dan Bali dengan metode penelitian case control study. Hasil

penelitian ini didapatkan bahwa angka prevalensi 11,4% dan 11,8% resiko

tinggi HPV, jumlah pernikahan tidak memiliki hubungan dengan angka

kejadian HPV (OR 1.81 95% CI 1.31-2.51)

2. Human Papillomavirus, Cervical Cancer and Womens Knowledge (Stark,

et.all, 2008), tempat penelitian di Amerika Serikat dengan metode

retrospective case series study. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat

pengetahuan tentang faktor resiko kanker leher rahim rendah. Responden

dengan latar belakang usia yang lebih muda dan berpendidikan lebih memiliki

pengetahuan tentang HPV kanker leher rahim, upaya yang paling penting

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan dari petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan

tentang kanker laher rahim dan pencegahan dengan vaksinasi.

3. Effective Lay Health Worker Outreach and Media Based Education For

Promoting Cervical Cancer among Vietnamese American Women (Mock, et.

all, 2007), tempat penelitian di kota Santa Clara Amerika Serikat dengan

metode penelitian eksperimental. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa

pemberian perlakuan dengan menggunakan media gabungan lebih termotivasi

untuk mendapatkan skrinning kanker leher rahim dibandingkan dengan hanya

menggunakan satu media.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel penelitian,

pengambilan sampel, tempat dan waktu penelitian.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Kerangka Berfikir

1. Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Penyuluhan Kanker

Leher Rahim

Perilaku

- Informasi lain: melalui media

massa, keluarga/teman

- Kesadaran diri

- Pendidikan

Umur

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Kerangka Pikir

Penyuluhan merupakan proses transfer teknologi, edukasi, inovasi, fasilitasi,

konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi sebagai kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak dasawarsa

1990-an (Arif, 2009). Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang

bersangkutan yang merupakan tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu

sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas baik yang dapat diamati

langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar yang merupakan respon

atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Penyuluhan tentang kanker leher rahim merupakan kegiatan penyuluhan

yang bertujuan mengajak masyarakat untuk mau berpartisipasi aktif untuk

melakukan skrining awal ( Reynolds, et. all, 2008). Tindakan yang diharapkan

dari hasil penyuluhan dipengaruhi oleh: informasi lain, kesadaran diri, pendidikan,

umur, pendapatan keluarga, dalam penelitian ini akan ditinjau pengaruh

pemberian penyuluhan tentang kanker leher rahim terhadap perilaku untuk

melakukan deteksi dini ditinjau dari umur (Stark, et. all, 2008). Umur sampel dari

Penyuluhan Perilaku

Umur

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peserta diambil dengan mengelompokkan wanita dalam 3 kelompok umur < 25

tahun, 25 - 35 tahun, > 35 tahun.

Dalam perkembangannya, pengertian tentang penyuluhan tidak sekadar

diartikan sebagai kegiatan penerangan, yang bersifat searah (one way) dan pasif.

Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara

penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku (behaviour)

yang merupakan perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang

yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung (berupa: ucapan,

tindakan, bahasa tubuh) maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau hasil

kerjanya). Dengan kata lain, kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada

penyebarluasan informasi/inovasi, dan memberikan penerangan, tetapi merupakan

proses yang dilakukan secara terus-menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan

waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan

oleh penerima manfaat penyuluhan (beneficiaries) yang menjadi klien penyuluhan

(Arif, 2009).

D. Hipotesis

1. Pemberian penyuluhan dapat mempengaruhi perilaku untuk melakukan

deteksi dini kanker leher rahim.

2. Umur dapat mempengaruhi perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker

leher rahim.

3. Pemberian penyuluhan dan umur dapat mempengaruhi perilaku untuk

melakukan deteksi dini kanker leher rahim.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III:

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (quasi

eksperimental) dengan desain post test only control design dan pencuplikan

cluster random dimana peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan

(judgment) tertentu sedemikian sehingga sampel yang dicuplik mewakili populasi

sasaran yang sedang diteliti maupun memungkinkan peneliti untuk melakukan

perbandingan kelompok – kelompok studi (Murti, 2010)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta. Waktu

penelitian selama kurang lebih lima bulan (September 2010 – Januari 2011).

C. Variabel Penelitian

Variabel yang diukur adalah sebagai berikut:

Variabel bebas : Pemberian penyuluhan tentang kanker leher rahim.

Variabel terikat : Perilaku untuk melakukan deteksi dini.

Variabel moderator : Umur

Data yang digunakan adalah data primer yang diambil langsung dari

responden dengan teknik angket melalui instrument skala likert untuk mengkaji

perilaku dengan data umum umur.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah guru wanita di SMA Kecamatan Sanden

berjumlah 90 orang. Jumlah SMA di Kecamatan Sanden Bantul berjumlah 3 SMA

peneliti mengambil sampel dengan teknik cluster random dari 3 SMA diambil 2

SMA yaitu : 1 SMA sebagai kelompok perlakuan dan 1 SMA sebagai kelompok

kontrol, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang dimana 34 orang

sebagai kelompok perlakuan pada SMAN 1 Sanden dan 26 orang sebagai

kelompok kontrol pada SMKN 1 Sanden.

Puskesmas Sanden sebagai puskesmas yang mendapatkan hibah dari Dinas

kesehatan prop DIY untuk melakukan kegiatan reproduksi remaja dan reproduksi

yang berbasis pada gender di wilayah binaannya. Kecamatan Sanden sebagai

wilayah binaan puskesmas Sanden yang lebih jauh diharapkan mampu untuk

melakukan transformasi ilmu kepada peserta didik.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pencuplikan

cluster random dimana peneliti memilih sampel berdasarkan pertimbangan

(judgment) tertentu sedemikian sehingga sample yang dicuplik mewakili populasi

sasaran yang sedang diteliti maupun memungkinkan peneliti untuk melakukan

perbandingan kelompok – kelompok studi (Murti, 2010)

Kriteria eksklusi (Azadeh, et all, 2009) :

1. Wanita yang masih perawan/ belum menikah

2. Wanita yang sudah menjalani hystrektomi.

Berdasarkan kriteria inklusi jumlah responden dalam penelitian ini adalah 51

orang yang terdiri dari 30 orang kelompok perlakuan pada SMAN 1 Sanden, dan

21 orang kelompok kontrol pada SMKN 1 Sanden.

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1 : Definisi Operasional

No Definisi Operasional Skala Alat ukur Indikator

1 Penyuluhan adalah proses transfer

teknologi, edukasi, inovasi, fasilitasi,

konsultasi, supervisi, pemantauan dan

evaluasi sebagai kegiatan pemberdayaan

masyarakat.

Nominal Ceklist Disuluh = 1

Tidak disuluh

= 0

2 Perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktifitas yang bersangkutan yang

merupakan tindakan atau aktifitas itu

sendiri yang mempunyai bentangan yang

sangat luas baik yang dapat diamati

langsung maupun yang tidak dapat

diamati pihak luar yang merupakan respon

atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar) yang merupakan

perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan

ketrampilan seseorang.

Ordinal Skala

Likert

Tinggi = 75-

100%

Sedang= 50-

74%

Rendah= <

50%

3 Umur adalah umur pada saat ulang tahun

terakhir.

Interval Ceklist < 25 tahun

25 – 35 tahun

> 35 tahun

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yaitu skala likert. Skala

likert disusun berupa pernyataan untuk mendapatkan keterangan dari orang

mengenai perilaku dan umur. Bentuk skala likert dengan pernyataan yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai

dengan perilakunya. Jumlah pernyataan untuk perilaku semuanya 47 item. Setiap

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pernyataan disediakan lima jawaban alternative (selalu, sering, kadang-kadang,

jarang, tidak pernah) dengan menggunakan skala ordinal.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Pertanyaan

Variabel Bentuk

Pernyataan

No Item Jumlah

Item

Perilaku Pengetahuan 1,2,3,20,21,22,45,46,47 9

Sikap 10,11,12,16,17,18,23,25,26,27,

28,29,31,33,35,36,37,40,42,43,

44

21

Perilaku 4,5,6,7,8,9,13,14,15,19,24,30,32,34,38,39,41

17

Total 47

Untuk kelompok pernyataan favourable berjumlah 26 pernyataan pada no

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,32,36, dan 40.

Sedangkan untuk kelompok pernyataan unfavourable berjumlah 21 pernyataan

pada no 14,15,27,28,29,30,31,33,34,3537,38,39,41,42,43,44,45,46, dan 47.

G. Uji Validitas dan Reliabelitas

Populasi dalam uji validitas dan reliabelitas dalam penelitian ini adalah guru

SMKN 1 Bantul berjumlah 36 orang, berdasarkan kriteria inklusi didapatkan

jumlah sampel berjumlah 34 orang. Uji validitas terhadap instrument kuesioner

untuk menganalisa perilaku dengan menggunakan rumus product moment untuk

menguji validitas konstruksi, untuk dapat diputuskan instrumen itu reliable atau

tidak, harga r hitung dikonsultasikan dengan r tabel, apabila r hitung lebih besar

dari r tabel maka dapat disimpulkan instrument reliabel dan dapat digunakan

untuk penelitian.

2222

)()(

YYNXXN

YXXYNrxy

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

X = skor setiap item

Y = skor total

N = ukuran sample

Uji reliabilitas dengan teknik alfa cronbach (Sugiyono, 2006). Rumus

koefesien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

Keterangan :

r = koefesien reabilitas yang dicari

k = jumlah butir pertanyaan

σi2

= varians butir-butir pertanyaan

Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan pada guru di SMKN 1

Bantul Yogyakarta yang memiliki karakteristik hampir sama dengan obyek yang

akan diteliti. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 47 pertanyaan variabel

perilaku, ada 9 butir pertanyaan yang tidak valid, yaitu nomor pernyataan 11, 13,

31, 33, 34, 37, 38, 42, dan 43. Butir pernyataan dikatakan valid untuk N = 34

apabila nilai rhitung > rtabel . Butir pernyataan dari variabel perilaku yang dipakai

dalam penelitian ini berjumlah 38 butir, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12,

14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 35, 36, 39, 40,

41, 44, 45, 46 dan 47.

Uji reabilitas dihitung menggunakan rumus alpha cronbach melalui

komputerisasi. Bila nilai alpha cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuisioner

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut reliable. Sebuah instrumen dinyatakan reliable, apabila nilai alpha

cronbach lebih besar dari 0,6 (Riwidikdo, 2009). Hasil validitas diketahui nilai

alpha cronbach untuk variabel perilaku sebesar 0,966. Hal ini berarti variabel

perilaku dalam penelitian ini adalah reliable, karena nilai alpha cronbach > 0,6.

H. Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data menggunakan instrument skala likert dalam bentuk

pertanyaan tertutup dan format jawaban berbentuk skala likert untuk mengkaji

perilaku. Untuk mengkaji umur dengan menggunakan data umum yang

terdapat dalam instrumen penelitian. Pada waktu pengambilan data, responden

diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan penelitian, kemudian

responden diminta mengisi sendiri instrumen yang telah disediakan.

2. Pengolahan data

Pengolahan data akan dilakukan secara manual dengan tahapan sebagai

berikut:

a. Editing

Kegiatan penyuntingan data bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian

pada lembar pendapat sudah lengkap sebagai upaya untuk menjaga

kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut.

b. Coding

Pemberian atau pembuatan kode atau pengklasifikasian jawaban pada tiap

variabel yang diteliti untuk mempermudah pengolahan data. Klasifikasi ini

ditandai dengan memindahkan data dari daftar pertanyaan ke daftar yang

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan memberikan informasi data, yang kemudian di ubah menjadi bentuk

angka, untuk mempermudah perhitungan berikutnya, untuk kode

penyuluhan dengan ketentuan:

1) Tidak disuluh : 0

2) Disuluh : 1

Sedangkan untuk perilaku dengan pernyataan Favourobale diberi kode

dengan ketentuan:

1) Selalu : 5

2) Sering : 4

3) Kadang-kadang : 3

4) Jarang : 2

5) Tidak pernah : 1

Sedangkan untuk perilaku dengan pernyataan Unfavourobale diberi kode

dengan ketentuan:

1) Selalu : 1

2) Sering : 2

3) Kadang-kadang : 3

4) Jarang : 4

5) Tidak pernah : 5

Sedangkan untuk umur diberi kode dengan ketentuan:

1) < 25 : 0

2) 25- 35 : 1

3) > 35 : 2

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tabulating

Pengklasifikasian data agar dengan mudah dilakukan perhitungan statistik

eksperimental. Untuk menyimpulkan hasil dari ceklist perilaku untuk

melakukan deteksi dini kanker leher rahim, nilai persentase yang diperoleh

dimasukkan kedalam rentang nilai (Arikunto, 2002) :

1) Dikatagorikan tinggi nilai 75-100%

2) Dikatagorikan sedang nilai 50-74%

3) Dikatagorikan rendah nilai < 50%

3. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam pembuktian hipotesa adalah dengan

menggunakan statistik dengan Anova dua jalur menggunakan SPSS versi 15.

Rumus Penelitian ini menggunakan derajat kemaknaan 0,05 (α= 5%).

Apabila data berbentuk skala ordinal dalam mengukur interaksi

penyuluhan dan umur terhadap perilaku maka uji yang digunakan adalah

Anova dua jalur, apabila f hitung > dari f tabel, maka Ho ditolak artinya ada

beda varians diantara kelompok tersebut (Hadi (2004), Riwidikdo, (2009),

Ghozali (2007).

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan

terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim ditinjau dari

umur pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta. Adapun hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.

1. Deskripsi Data

a. Deskripsi Data Umur Keseleluruhan

Distribusi frekuensi dan persentase umur pada kelompok yang diberi

perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan pada guru SMA di Kecamatan

Sanden Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Keseluruhan

No Umur f %

1 < 25 tahun 3 5,88

2 25 – 35 tahun 14 27,45

3 > 35 tahun 34 66,67

Total 51 100

Tabel 4.1. di atas menjelaskan bahwa distribusi frekuensi umur

responden terbanyak pada usia > 35 tahun dengan persentase 66,67%, dan

kelompok umur dengan frekuensi terendah < 25 tahun dengan persentase

5,88%. Dari hasil statistik deskriptif didapatkan data nilai standar deviasi

adalah 0.6, dengan sebaran umur antara 23 tahun sampai dengan 63 tahun.

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

14

34

0

5

10

15

20

25

30

35

< 25 thn 25 - 35 thn > 35 thn

Umur

Umur

f

Grafik 4.1: Distribusi Frekuensi Umur Keseluruhan

Grafik 4.1 di atas menjelaskan umur responden terbanyak berada pada

kelompok umur > 35 tahun dengan jumlah 34 orang.

b. Deskripsi Data Umur Kelompok Perlakuan

Distribusi frekuensi dan persentase umur pada kelompok yang diberi

perlakuan pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta dapat

dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Kelompok Perlakuan

No Umur f %

1 < 25 tahun 3 10

2 25 – 35 tahun 6 20

3 > 35 tahun 21 70

Total 30 100

Tabel 4.2. di atas menjelaskan bahwa distribusi frekuensi umur

responden terbanyak pada umur > 35 tahun dengan persentase 70%, dan

kelompok umur dengan frekuensi terendah < 25 tahun dengan persentase

10%. Hasil statistik deskriptif menjelaskan bahwa nilai standar deviasi

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0.67 dengan sebaran umur minumum 23 tahun dan umur maksimum 63

tahun.

36

21

0

5

10

15

20

25

< 25 thn 25 - 35 thn > 35 thn

Umur

Umur Kelompok Perlakuan

f

Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Kelompok Perlakuan

Kelompok umur terbanyak pada kelompok perlakuan terlihat dari

grafik 4.2 di atas pada kelompok umur > 35 tahun sebanyak 21 orang.

c. Deskripsi Data Umur Kelompok Kontrol

Distribusi frekuensi dan persentase umur pada kelompok yang tidak

diberi perlakuan pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta

dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Umur Kelompok Kontrol

No Umur f %

1 < 25 tahun 0 0

2 25 – 35 tahun 8 38,1

3 > 35 tahun 13 61,9

Total 21 100

Tabel 4.3. di atas menjelaskan bahwa distribusi frekuensi umur

responden terbanyak pada umur > 35 tahun dengan persentase 61,9%, dan

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok umur dengan frekuensi terendah < 25 tahun dengan persentase

0%. Hasil statistik deskriptif didapatkan data standar deviasi umur

kelompok kontrol adalah 0.49 dengan sebaran umur minimum 26 tahun

dan umur maksimum 49 tahun.

0

8

13

0

2

4

6

8

10

12

14

< 25 thn 25 - 35 thn > 35 thn

Umur

Umur Kelompok Kontrol

f

Grafik 4.3 Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol

Umur pada kelompok kontrol dari grafik 4.3 di atas terbanyak pada

kelompok > 35 tahun berjumlah 13 orang.

d. Deskripsi Data Perilaku Keseluruhan

Distribusi frekuensi dan persentase perilaku responden pada guru

SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.4

di bawah ini.

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Keseluruhan

No Skor f %

1 82-91 6 11,76

2 92-101 12 23,52

3 102-111 8 15,68

4 112-121 5 9,80

5 122-131 6 11,76

6 132-141 3 5,88

7 142-151 2 3,92

8 152-161 4 7,84

9 162-171 4 7,84

10 172-181 1 1,96

Total 51 100

Tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa distribusi frekuensi

terbanyak dengan skor 92 – 101 dengan jumlah 12 orang, dan skor

yang paling sedikit distribusi frekuensinya yaitu skor 172-181

berjumlah 1 orang. Hasil statistik deskriptif didapatkan data nilai

standar deviasi adalah 26.67, dengan sebaran skor minimum 82 dan

skor maksimum 173 dan rata – rata skor perilaku keseluruhan adalah

154.

6

12

8

56

32

4 4

1

0

2

4

6

8

10

12

Frekuensi

82-

91

102-

111

122-

131

142-

151

162-

171

Skor Perilkau

Data Perilaku Keseluruhan

f

Grafik 4.4 Data Skor Perilaku Keseluruhan

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik 4.4 di atas terlihat bahwa frekuensi tertinggi dengan skor

perilaku 92 – 101 dengan jumlah 12 orang, dan frekuensi terendah

dengan skor 172 – 181 dengan jumlah 1 orang.

e. Deskripsi Data Perilaku Kelompok Perlakuan

Distribusi frekuensi dan persentase perilaku responden yang diberi

perlakuan pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta dapat

dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Perlakuan

No Skor f %

1 82-91 4 13,33

2 92-101 8 26,67

3 102-111 7 23,33

4 112-121 3 10

5 122-131 4 13,33

6 132-141 1 3,33

7 142-151 1 3,33

8 152-161 1 3,33

9 162-171 1 3,33

Total 30 100

Tabel 4.5 di atas menjelaskan bahwa persentase tertinggi dengan skor

92 – 101 yaitu 26,67%, dan persentase terendah dengan skor 132-141,

142-151, 152-161, dan 162-171 masing – masing yaitu 3,33%. Hasil

statistik deskriptif didapatkan data bahwa nilai standar deviasi adalah

18.71 dengan sebaran skor minimum 82 dan skor maksimum 162 dan rata

– rata skor perilaku kelompok perlakuan yaitu 108.

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

8

7

3

4

1 1 1 1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Frekuensi

82-

91

102-

111

122-

131

142-

151

162-

171

Skor Perilaku

Data Perilaku Kelompok Perlakuan

f

Grafik 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Perlakuan

Grafik 4.5 di atas terlihat bahwa skor perilaku terbanyak dengan skor

perilaku 92 – 101 dengan jumlah 8 orang, dan skor perilaku paling sedikit

dengan dengan skor 132-141, 142-151, 152-161, dan 162-171 berjumlah

masing – masing 1 orang.

f. Deskripsi Data Perilaku Kelompok Kontrol

Distribusi frekuensi dan persentase perilaku responden yang tidak

diberi perlakuan pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta

dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Kontrol

No Skor f %

1 82-91 2 9,52

2 92-101 4 19,04

3 102-111 1 4,76

4 112-121 2 9,52

5 122-131 2 9,52

6 132-141 2 9,52

7 142-151 1 4,76

8 152-161 3 14,28

9 162-171 3 14,28

10 172-181 1 4,76

Total 21 100

Tabel 4.6 di atas menjelaskan bahwa persentase tertinggi dengan skor

92 – 101 yaitu 19,04%, dan persentase terendah dengan skor 102-111,

142-151, dan 172-181 yaitu masing – masing 4,76%. Hasil statistik

deskriptif didapatkan data nilai standar deviasi perilaku kelompok kontrol

adalah 28.24, dengan sebaran skor 86 sampai dengan 173 dan rata – rata

skor 129.

2

4

1

2 2 2

1

3 3

1

0

1

2

3

4

Frekuensi

Skor Perilaku

Data Perilaku Kelompok Kontrol

f

f 2 4 1 2 2 2 1 3 3 1

82- 92- 102-112-122-132-142-152-162-172-

Grafik 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Kontrol

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik 4.6 di atas terlihat bahwa skor perilaku terbanyak dengan skor

perilaku 92 – 101 berjumlah 4 orang, dan skor paling sedikit berjumlah

masing – masing 1 orang dengan skor 102-111, 142-151, dan 172-181.

g. Deskripsi Data Perilaku Kelompok Perlakuan dengan Umur < 25 tahun

Hasil statistik deskriptif didapatkan data skor maksimum perilaku

kelompok perlakuan dengan umur < 25 tahun adalah 146 dan skor

minimum 169, nilai standar deviasi 13.31 dan skor rata – rata adalah

157.33. Distribusi frekuensi dan persentase perilaku responden kelompok

perlakuan dengan umur < 25 tahun pada guru SMA di Kecamatan Sanden

Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Perlakuan dengan

Umur < 25 tahun

No Skor f %

1 146 - 153 1 33,33

2 154 - 161 1 33,33

3 162 - 169 1 33,34

Total 3 100

Tabel 4.7 di atas menjelaskan bahwa persentase masing – masing

skor sama yaitu 33,33%.

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 1 1

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

Frekuensi

146 -

153

154 -

161

162 -

169

Skor Perilaku

Data Perilaku Kelompok Perlakuan < 25 tahun

f

Grafik 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Kontrol

Grafik 4.7 di atas terlihat bahwa frekuensi skor perilaku masing –

masing sama yaitu 1.

h. Deskripsi Data Perilaku Kelompok Perlakuan dengan Umur 25 – 35 tahun

Hasil statistik deskriptif didapatkan data skor maksimum perilaku

kelompok perlakuan dengan umur 25 - 35 tahun adalah 116 dan skor

minimum 147, nilai standar deviasi 12.80 dan skor rata – rata adalah

126.50. Distribusi frekuensi dan persentase perilaku responden kelompok

perlakuan dengan umur 25-35 tahun pada guru SMA di Kecamatan

Sanden Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Perlakuan dengan

Umur 25-35 tahun

No Skor f %

1 116 - 126 3 50

2 127 - 138 2 33,33

3 139 - 149 1 16,67

Total 6 100

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa persentase tertinggi dengan

skor 116-126 yaitu 50%.

3

2

1

0

1

2

3

Frekuensi

Skor Perilaku

Data Perilaku Kelompok Perlakuan 25-35 tahun

f

f 3 2 1

116 - 126 127 - 138 139 - 149

Grafik 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Kontrol

dengan umur 25-35 tahun

Grafik 4.8 di atas terlihat bahwa skor perilaku terbanyak dengan

skor perilaku 116-126 berjumlah 3 orang dan skor perilaku dengan

frekuensi terendah dengan skor 139 – 149 yaitu 1 orang.

i. Deskripsi Data Perilaku Kelompok Perlakuan dengan Umur > 35 tahun

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil statistik deskriptif didapatkan data sebaran skor perilaku

kelompok perlakuan dengan umur > 35 tahun adalah 82 sampai dengan

162, nilai standar deviasi 19.28 dan skor rata – rata adalah 147.19.

Distribusi frekuensi dan persentase perilaku responden kelompok

perlakuan dengan umur >35 tahun pada guru SMA di Kecamatan Sanden

Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Perlakuan dengan

Umur >35 tahun

No Skor f %

1 82 - 102 8 38

2 103 - 123 7 33,33

3 124 - 144 5 23,80

4 145 - 165 1 4,78

Total 21 100

Tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa persentase tertinggi dengan skor

82 - 102 yaitu 38% dan persentase terendah dengan skor 145 – 165 yaitu

4,78%.

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

5

1

0

2

4

6

8

Frekuensi

Skor Perilaku

Data Perilaku Kelompok Perlakuan > 35 tahun

f

f 8 7 5 1

82 - 102 103 - 123 124 - 144 145 - 165

Grafik 4.9 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Perlakuan

dengan umur >35 tahun

Grafik 4.9 di atas terlihat bahwa skor perilaku terbanyak dengan skor

perilaku 82-102 berjumlah 8 orang dan skor 145-165 dengan frekuensi

terkecil.

j. Deskripsi Data Perilaku Kelompok Kontrol dengan Umur 25 – 35 tahun

Hasil statistik deskriptif didapatkan data sebaran skor perilaku

kelompok kontrol dengan umur 25 - 35 tahun adalah 95 sampai dengan

161, nilai standar deviasi 29.68 dan skor rata – rata adalah 165.25.

Distribusi frekuensi dan persentase perilaku responden kelompok kontrol

dengan umur 25-35 tahun pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul

Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Kontrol dengan

Umur 25-35 tahun

No Skor f %

1 86 – 110 3 37,5

2 111 – 135 2 25

3 136 – 160 2 25

4 161 - 185 1 12,5

Total 8 100

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa persentase tertinggi dengan

skor 86 - 110 yaitu 37,5% dan persentase terendah dengan skor 161-185

yaitu 12,5%.

3

2 2

1

0

1

2

3

Frekuensi

Skor Perilaku

Data Perilaku Kelompok Kontrol 25-35 tahun

f

f 3 2 2 1

86 – 110 111 – 136 – 161 - 185

Grafik 4.10 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Kontrol

dengan umur 25-35 tahun

Grafik 4.10 di atas terlihat bahwa skor perilaku terbanyak dengan skor

86-110 berjumlah 3 orang dan skor 161-185 dengan frekuensi terkecil

berjumlah 1 orang.

k. Deskripsi Data Kelompok Kontrol dengan Umur > 35 tahun

Hasil statistik deskriptif didapatkan data sebaran skor perilaku

kelompok kontrol dengan umur > 35 tahun adalah 87 sampai dengan 173,

nilai standar deviasi 28.62 dan skor rata – rata adalah 172.46. Distribusi

frekuensi dan persentase perilaku responden kelompok kontrol dengan

umur >35 tahun pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta

dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini.

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Perilaku Kelompok Kontrol dengan

Umur >35 tahun

No Skor f %

1 87 – 102 3 23,2

2 103 – 118 1 7,8

3 119 – 134 3 23,2

4 135 - 150 1 7,8

5 151 – 166 4 30,2

6 167 - 182 1 7,8

Total 13 100

Tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa persentase tertinggi dengan

skor 151 - 166 yaitu 30,2% dan persentase terendah dengan skor 103-

118,135-150, dan 167-182 yaitu 7,8%.

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

1

3

1

4

1

0

1

2

3

4

Frekuensi

Skor Perilaku

Data Perilaku Kelompok Kontrol >35 tahun

f

f 3 1 3 1 4 1

87 – 103 – 119 – 135 - 151 – 167 -

Grafik 4.11 Distribusi Frekuensi Skor Perilaku Kelompok Kontrol

dengan umur > 35 tahun

Grafik 4.11 di atas terlihat bahwa skor perilaku terbanyak dengan skor

perilaku 151-166 berjumlah 4 orang dan frekuensi terkecil pada skor 103-

118, 135-150, 167-182.

2. Uji Prasyarat Anova

a. Uji Normalitas

Untuk tujuan uji signifikansi maka variabel harus mengikuti distribusi

normal multivariat. Variabel dependen terdistribusi secara normal dalam

kategori variabel independen. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas

Variabel Zhitung Psig Ket

Perilaku (Perlakuan) 0,678 0,747 Normal

Umur (Perlakuan 0,696 0,717 Normal

Perilaku (Kontrol) 0,635 0,815 Normal

Umur (Kontrol) 0,666 0,766 Normal

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil analisis uji normalitas untuk kelompok penyuluhan dan kontrol

memiliki nilai Z hitung < Z tabel ( 1,645) dan Psig > 5%, sehingga umur

dan perilaku kedua –duanya memiliki distribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan agar variabel dependen memiliki varian yang

sama dalam setiap kategori variabel independen, maka harus ada homogenitas

dalam cell yang dibentuk oleh variabel independen kategorikal. Hasil uji

homogenitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig

1.160 1 49 0.287

Nilai Levene test pada tabel 4.13 menjelaskan bahwa signifikansi

0.287 (probabilitas > 0.05) maka hipotesis nol diterima bahwa grup memiliki

varians yang sama.

3. Pengujian Hipotesis

a. Data Analisis Deskriptif Pengaruh Penyuluhan Terhadap Perilaku ditinjau

dari Umur

Hasil analisis data penelitian akan diuraikan dengan statistik deskriptif.

Hasil analisis deskriptif variabel penelitian disajikan sebagai berikut ini.

Tabel 4.14 Data Analisis Deskriptif Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Umur Perlakuan Kontrol

> 35 tahun n = 21 n = 13

x = 147.19 x = 172.46

SD = 19.28 SD = 28.62

25 – 35 tahun n = 6 n = 8

x = 126.50 x = 165.25

SD = 12.80 SD = 29.68

< 25 tahun n = 3

x = 157.33

SD = 13.31

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4.14. di atas menjelaskan bahwa pada kelompok umur > 35 tahun

rata – rata skor perilaku kelompok kontrol ( 172.46 ) > dari kelompok

perlakuan ( 147.19 ), nilai standar deviasi kelompok kontrol 28.62 > dari

kelompok perlakuan yaitu 19.28, makin besar standar deviasi menunjukkan

data semakin bervariasi. Untuk umur 25 – 35 tahun rata – rata skor perilaku

kelompok kontrol ( 165.25 ) dan nilai standar deviasi 29.68 > dari kelompok

perlakuan ( 126.50 ) dan nilai standar deviasi 12.80. Kelompok umur < 25

skor rata – rata kelompok perlakuan 157.33 dengan nilai standar deviasi 13.31.

b. Pengaruh Peyuluhan Terhadap Perilaku Ditinjau Dari Umur

Hasil penelitian diketahui pengaruh penyuluhan terhadap perilaku ditinjau

dari umur, dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini.

Tabel 4.15. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Penyuluhan Terhadap Perilaku

ditinjau dari umur

Variabel Fhitung Psig Ftabel

Penyuluhan 18.404 0,000

Umur 2.420 0,100

Penyuluhan*Umur .816 0,371 2,56

1). Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.15. di atas, menjelaskan

bahwa dari hasil uji anova dua jalur pengaruh penyuluhan terhadap

perilaku didapatkan hasil fhitung (18.404) < f*tabel (2,56) dengan signifikansi

0,00 < 0,05, sehingga ada pengaruh penyuluhan terhadap perilaku.

2). Untuk uji hipotesis 2, berdasarkan data pada tabel 4.15 pengaruh umur

terhadap perilaku didapatkan hasil fhitung (2.420) < f*tabel (2,56) dengan

signifikansi 0,1 > 0,05, sehingga tidak ada pengaruh pengaruh umur

terhadap perilaku.

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3). Untuk mengetahui interaksi pemberian penyuluhan terhadap perilaku

ditinjau dari umur dianalisis menggunakan uji Anova dua jalur.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai f*tabel untuk n = 51 dengan

α = 0,05 adalah (2,56), maka fhitung (0,816) < f*tabel (2,56) dengan

signifikansi 0,371 > 0,05, berarti tidak ada pengaruh pemberian

penyuluhan terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher

rahim ditinjau dari umur pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul

Yogyakarta.

c. Uji Lanjut ANOVA Dua Jalur

1.) Tukey Test

Untuk menguji perbedaan perilaku antar ketegori umur dapat dilihat pada

output Tukey test berikut ini.

Tabel 4.16 Data Post Hoc Test

Umur (I) Umur (J) Mean Difference (I-J) Sig

> 35 tahun < 25 tahun -0.48 0.99

25 – 35

tahun

8.21 0.50

25 – 35 tahun < 25 tahun -8.69 0.82

> 35 tahun -8.21 0.50

< 25 tahun 25 – 35

tahun

8.69 0.82

> 35 tahun 0.48 0.99

Hasil Turkey menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku antara

kelompok umur > 35 tahun dan kelompok umur < 25 tahun dengan rata – rata

perbedaan perilaku 0.48 dan secara statistik tidak signifikan dengan p = 0.99.

Perbedaan perilaku antara kelompok umur > 35 tahun dan kelompok umur 25

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

– 35 tahun sebesar 8.21 perbedaan ini kecil dan secara statistik tidak signifikan

( p = 0.50 jauh di atas 0.05 ).

Perbedaan perilaku antara kelompok umur 25 – 35 tahun dan kelompok

umur < 25 tahun sebesar -8.69 perbedaan ini kecil dan secara statistik tidak

signifikan. Perbedaan perilaku antara kelompok umur 25 – 35 tahun dan

kelompok umur > 35 tahun sebesar -8.21 perbedaan ini kecil dan secara

statistik tidak signifikan.

Perbedaan perilaku antara kelompok umur < 25 tahun dan kelompok umur

25 - 35 tahun sebesar 8.69 perbedaan ini kecil dan secara statistik tidak

signifikan. Perbedaan perilaku antara kelompok umur 25 – 35 tahun dan

kelompok umur > 35 tahun sebesar 0.48 perbedaan ini kecil dan secara

statistik tidak signifikan.

2.) Homogeneous Subset

Homogeneous subset memberikan informasi kategori variabel umur dan

nilai rata – ratanya pada tabel di bawah ini

Tabel 4.17 Data Homogeneous Subset

Umur N Subset

1

> 35 tahun 34 158.85

25 – 35 tahun 14 148.64

< 25 tahun 3 157.33

Sig 0.766

Pada subset satu berisi nilai rata – rata perilaku untuk kategori umur > 35

tahun, 25 – 35 tahun dan < 25 tahun. Nilai signifikansi 0.766 menyatakan

bahwa rata – rata perilaku antara kategori umur > 35 tahun, 25 – 35 tahun dan

< 25 tahun tidak berbeda secara statistik.

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Pembahasan

1. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Terhadap Perilaku

Hasil analisis statistik menunjukan bahwa dengan taraf signifikansi 5%

didapatkan hasil Psig 0,00 < 0,05 dengan F hitung ( 18.404 ) > dari F tabel ( 2.56),

sehingga dapat diambil kesimpulan terdapat pengaruh pemberian penyuluhan

terhadap perlaku.

Penyuluhan adalah proses transfer teknologi, edukasi, inovasi, fasilitasi,

konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi sebagai kegiatan pemberdayaan

masyarakat. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang bersangkutan yang

merupakan tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas baik yang dapat diamati langsung

maupun yang tidak dapat diamati pihak luar yang merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Penyuluhan tentang kanker

leher rahim merupakan kegiatan penyuluhan yang bertujuan mengajak masyarakat

untuk mau berpartisipasi aktif untuk melakukan skrining awal (Arif, 2009).

Tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa distribusi frekunsi terbanyak skor

perilaku dengan skor 92 – 101 berjumlah 12 orang, dan skor dengan frekuensi

terendah yaitu skor 172-181 berjumlah 1 orang. Hasil statistik deskriptif

didapatkan data nilai standar deviasi adalah 26.67, dengan sebaran skor minimum

82 dan skor maksimum 173 dan rata – rata skor perilaku keseluruhan adalah 154.

Hasil uji anova dua jalur didapatkan data f hitung > f tabel sehingga

terdapat pengaruh pemberian penyuluhan terhadap perilaku untuk melakukan

deteksi dini kanker leher rahim. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arif, (2009) bahwa penyuluhan bukan hanya sekedar sebagai proses penyebaran

informasi dan proses penerangan atau pemberian penjelasan tetapi juga sebagai

proses perubahan perilaku. Proses perubahan perilaku ini merupakan perwujudan

dari pengetahuan, sikap dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang

/ pihak lain, baik secara langsung (berupa ucapan, tindakan, bahasa tubuh)

maupun tidak langsung (melalui kinerja atau hasil kerjanya). Dengan kata lain,

kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada penyebarluasan informasi/inovasi, dan

memberikan penerangan, tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terus-

menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai

terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat

penyuluhan (beneficiaries) yang menjadi klien penyuluhan. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian Leung, S dan Leung, I, (2010) yang menyebutkan bahwa srategi

program dengan cara promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan perlu

dikembangkan dan terbukti jelas promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan

berhubungan dengan tingkat kehadiran untuk melakukan deteksi dini kanker leher

rahim. Upaya promosi kesehatan harus berfokus pada peningkatan pengetahuan

perempuan pada faktor-faktor risiko dan meningkatkan pengawasan kesehatan

yang dirasakan mereka dengan memberikan informasi lebih lanjut tentang

hubungan antara deteksi dini dengan tingkat insiden rendah dan kematian akibat

kanker leher rahim.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nguyen. B, et. all, (2010) juga

menyebutkan bahwa perilaku untuk melakukan deteksi dini dipengaruhi oleh

pengetahuan dan sikap, Upaya promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan menggunakan media terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan

dan sikap sehingga mempengaruhi perilaku untuk melakukan deteksi dini.

2. Pengaruh Umur terhadap Perilaku

Hasil uji hipotesis pengaruh umur terhadap perilaku didapatkan data

bahwa F hitung ( 2.420 ) < dari F tabel ( 2.56 ), dengan taraf signifikansi 0,1

sehingga dapat diambil kesimpulan tidak terdapat pengaruh umur terhadap

perilaku. Tabel 4.1. di atas menjelaskan bahwa distribusi frekuensi umur

responden dengan presentase tertinggi pada umur > 35 tahun yaitu 66,67%, dan

kelompok umur dengan presentase terendah < 25 tahun yaitu 5,88%. Dari hasil

statistik deskriptif didapatkan data standar deviasi adalah 0.6, dengan sebaran

umur antara 23 tahun sampai dengan 63 tahun.

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa presentase tertinggi perilaku pada kelompok

umur 25 – 35 tahun pada kelompok kontrol dengan skor 116-126 yaitu 50%. Pada

kelompok perlakuan umur > 35 tahun didapatkan data pada tabel 4.9 bahwa

presentase tertinggi dengan skor 82 - 102 yaitu 38% dan presentase terendah

dengan skor 145 – 165 yaitu 4,78%. Tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa pada

kelompok kontrol umur 25 – 35 tahun presentase tertinggi dengan skor 86 - 110

yaitu 37,5% dan presentase terendah dengan skor 161-185 yaitu 12,5%. Pada

kelompok kontrol umur > 35 tahun didapatkan data pada tabel 4.11 bahwa

presentase tertinggi dengan skor 151 - 166 yaitu 30,2% dan presentase terendah

dengan skor 103-118,135-150, dan 167-182 yaitu 7,8%.

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil Tukey pada tabel 4.16 menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan

perilaku antara kelompok umur > 35 tahun dan kelompok umur < 25 tahun

dengan rata – rata perbedaan perilaku 0.48 dan secara statistik tidak signifikan

dengan p = 0.99. Perbedaan perilaku antara kelompok umur > 35 tahun dan

kelompok umur 25 – 35 tahun sebesar 8.21 perbedaan ini kecil dan secara statistik

tidak signifikan ( p = 0.50 jauh di atas 0.05 ). Perbedaan perilaku antara kelompok

umur 25 – 35 tahun dan kelompok umur < 25 tahun sebesar -8.69 perbedaan ini

kecil dan secara statistik tidak signifikan. Perbedaan perilaku antara kelompok

umur 25 – 35 tahun dan kelompok umur > 35 tahun sebesar -8.21 perbedaan ini

kecil dan secara statistik tidak signifikan. Perbedaan perilaku antara kelompok

umur < 25 tahun dan kelompok umur 25 - 35 tahun sebesar 8.69 perbedaan ini

kecil dan secara statistik tidak signifikan. Perbedaan perilaku antara kelompok

umur 25 – 35 tahun dan kelompok umur > 35 tahun sebesar 0.48 perbedaan ini

kecil dan secara statistik tidak signifikan.

Pada tabel 4.17 subset satu berisi nilai rata – rata perilaku untuk kategori

umur > 35 tahun, 25 – 35 tahun dan < 25 tahun. Nilai signifikansi 0.766

menyatakan bahwa rata – rata perilaku antara kategori umur > 35 tahun, 25 – 35

tahun dan < 25 tahun tidak berbeda secara statistik.

Hasil uji hipotesis dua tidak sesuai dengan teori yang disampaikan oleh

Notoatmodjo, (2007) yang menyebutkan bahwa dalam perubahan perilaku melalui

proses belajar, ada enam faktor yang dapat menghambat proses belajar orang

dewasa yakni: dengan bertambahnya usia kemampuan indra penglihatan dan

pendengaran menurun sehingga menghambat proses belajar orang dewasa sebagai

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

proses perubahan perilaku. Lebih jauh Notoatmodjo, (2007) menyampaikan

bahwa determinan perilaku dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal adalah tingkat kecerdasan dan tingkat emosional

(kesadaran diri) yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini berarti meskipun

stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang karena

adanya pengaruh faktor internal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dang. J, Lee. J, and Tran

. J, (2010) meyebutkan bahwa kemauan untuk

melakukan deteksi dini dipengaruhi oleh kepercayaan (kesadaran diri) lebih tinggi

jika dibandingkan dengan pengetahuan. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh

Elsie. K, et. all (2010) yang menyebutkan bahwa yang mempengaruhi perilaku

untuk melakukan deteksi dini adalah status pekerjaan dan tingkat pendidikan

sedangkan status pernikahan dan umur tidak mempengaruhi perilaku untuk

melakukan deteksi dini.

3. Interaksi antara Pemberian Penyuluhan dan umur terhadap Perilaku

Hasil uji anova dua jalur pengaruh penyuluhan terhadap perilaku dapat

dilihat pada tabel 4.15. yang menjelaskan bahwa diperoleh nilai f*tabel untuk n =

51 dengan α = 0,05 adalah (2,56), maka fhitung (0,816) < f*tabel (2,56) dengan

signifikansi > 0,05, berarti tidak ada pengaruh pemberian penyuluhan terhadap

perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim ditinjau dari umur pada

guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta.

Melakukan pemeriksaan kanker leher rahim merupakan salah satu bentuk

perilaku. Salah satu yang mempengaruhi perilaku adalah pengetahuan ibu

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengenai kanker leher rahim yang didapat melalui pemberian informasi yang

merupakan faktor eksternal yang dapat berupa pemberian penyuluhan dan dapat

dipengaruhi oleh faktor internal salah satunya yaitu umur. Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian penyuluhan terhadap

perilaku ditinjau dari umur, hal ini sesuai dengan pernyataan Lawrence Green, cit

Notoadmodjo, (2007) faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ada 3

yaitu: faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Yang

termasuk faktor predisposisi diantaranya pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,

dan nilai. Sedangkan yang termasuk faktor pendukung adalah ketersediaan sarana-

sarana kesehatan, dan yang terakhir yang termasuk faktor pendorong adalah sikap

dan perilaku petugas kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa perilaku tidak hanya

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal saja tetapi juga dipengaruhi oleh

faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong yang kesemuanya

dapat mempengaruhi perilaku. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Leung, S dan

Leung, I, (2010) yang menyebutkan bahwa srategi program dengan cara promosi

kesehatan dan pendidikan kesehatan perlu dikembangkan dan terbukti jelas

promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan berhubungan dengan tingkat

kehadiran untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim. Upaya promosi

kesehatan harus berfokus pada peningkatan pengetahuan perempuan pada faktor-

faktor risiko dan meningkatkan pengawasan kesehatan yang dirasakan mereka

dengan memberikan informasi lebih lanjut tentang hubungan antara deteksi dini

dengan tingkat insiden rendah dan kematian akibat kanker leher rahim.

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nguyen. B, et. all, (2010) juga

menyebutkan bahwa perilaku untuk melakukan deteksi dini dipengaruhi oleh

pengetahuan dan sikap, Upaya promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan

dengan menggunakan media terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan

dan sikap sehingga mempengaruhi perilaku untuk melakukan deteksi dini.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dang. J, Lee. J, and Tran

. J, (2010)

meyebutkan bahwa kemauan untuk melakukan deteksi dini dipengaruhi oleh

kepercayaan (kesadaran diri) lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengetahuan.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Elsie. K, et. all (2010) yang

menyebutkan bahwa yang mempengaruhi perilaku untuk melakukan deteksi dini

adalah status pekerjaan dan tingkat pendidikan sedangkan status pernikahan dan

umur tidak mempengaruhi perilaku untuk melakukan deteksi dini.

C. Keterbatasan Penelitian

Pengumpulan data menggunakan instrumen skala likert dan tidak dilakukan

dengan interview, sehingga belum bisa mengungkap secara mendalam tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker

leher rahim pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta. Penelitian

ini masih belum dapat dikatakan sempurna karena belum dapat mengukur faktor-

faktor lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi perilaku pada guru SMA di

Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta, misalnya mengenai adanya informasi lain

melalui media massa, informasi melalui keluarga / teman, tingkat kesadaran diri

(tingkat emosional), dan tingkat pendidikan.

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah dilakukan analisis menggunakan uji Anova dua jalur, maka

dapat diambil simpulan, yaitu:

1. Ada pengaruh yang bermakna/signifikan pemberian penyuluhan terhadap

perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim pada guru SMA

di Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta yang ditunjukkan hasil nilai f

hitung (18,404) > f tabel (2,56 ) dengan Psig < 0,05.

2. Tidak ada pengaruh yang bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku

untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim pada guru SMA di

Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta yang ditunjukan dengan hasil nilai

f hitung (2,420) < f tabel (2,56 ) dengan Psig > 0,05.

3. Tidak ada pengaruh yang bermakna / signifikan pemberian penyuluhan

terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim

ditinjau dari umur pada guru SMA di Kecamatan Sanden Bantul

Yogyakarta yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung (0, 816) < f tabel

(2,56), dengan Psig > 0,05.

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Implikasi

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi Dinas Kesehatan

Kabupaten Bantul sebagai pemegang kebijakan dalam meningkatkan program

pelayanan kesehatan reproduksi wanita, berdasarkan hasil dari penelitian ini

didapatkan data bahwa penyuluhan memiliki pengaruh terhadap perilaku

sehigga diharapkan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul lebih

mengefektifkan kegiatan penyuluhan terutama penyuluhan deteksi dini kanker

leher rahim sehingga dapat mempengaruhi perilaku masyarakat untuk

melakukan deteksi dini kanker leher rahim.

C. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat disampaikan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagi Dinas Kesehatan Bantul Yogyakarta

a. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh yang bermakna / signifikan

pengaruh penyuluhan terhadap perilaku sehingga Dinas Kesehatan

diharapkan lebih mengefektifkan kegiatan penyuluhan untuk

melakukan deteksi dini kanker leher rahim.

b. Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh yang bermakna/

signifikan umur terhadap perilaku sehingga dalam hal pemberian

penyuluhan, petugas kesehatan ataupun dinas kesehatan tidak perlu

memperhatikan faktor usia.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kepada peneliti selanjutnya untuk lebih menyempurnakan dan

mengembangkan penelitian ini dengan metode yang lebih baik seperti

wawancara mendalam atau dengan menambah variabel bebas lain yang

mempengaruhi perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim.

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Arif. Pengertian penyuluhan. 2009. www.pondokinfo.co.id. Di unduh 20

Januari 2010

Aziz. F. 2001. Masalah pada kanker leher rahim. Cermin Dunia Kedokteran No

133. Di unduh 2 Februari 2010

Azwar. S. 2010. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi ke 2.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 4-15.

Budiman. 2010. Definisi dan konsep umur. http://www.datastatistik-

indonesia.com/content/view/210/210/. Diunduh tanggal 13 September 2010.

Dang. J, Lee. J, and Tran

. J. Knowledge, Attitudes, and Beliefs Regarding Breast

and Cervical Cancer Screening among Cambodian, Laotian, Thai, and

Tongan Women. PubMed Central. 2010 Desember. 25(4): 595–601. Di

unduh 27 Januari 2011.

Elsie. K, Gonzaga. M, Francis. B, Michael. K, Rebecca. K, Rosemary. B,and

Zeridah . M. 2010. Current Knowledge, Attitudes and Practices of Women

on Breast Cancer and Mammography at Mulago Hospital. PubMed Central.

2010 Mei. 5: 9. Di Unduh 27 Januari 2011.

Ghozali. I. 2007. Aplikasi Anova dengan Program SPSS. Semarang. Badan

Penerbit UNDIP. Hal 58-74.

Hadi. S. 2004. Statistik Jilid 3. Yogyakarta: Andi. Hal 325-347.

Kamura. T. 2010. Overview on the 1st International Workshop on Gynecologic

Oncology. PubMed Central. 2010 September. 21 (3); 135 – 136. Diunduh 26

November 2010

Leung.

S and Leung . I. 2010. Cervical Cancer Screening: Knowledge, Health

Perception and Attendance Rate Among Hong Kong Chinese women.

PubMed Central. 2010 Agustus. 2: 221–228. Di unduh 27 Januari. 2011.

Page 88: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mock. J, Stephen. J, Nguyen, Wong. C, Doan. H, Lai. K, Nguyen. K, Nguyen. T,

and Bui-Tong. N. 2007. Effective Lay Health Worker Outreach and Media-

Based Education for Promoting Cervical Cancer Screaning Among

Vietnamese American Women. PubMed Central. 2007 September. 97 (9);

1693-1700. Di unduh 22 Februari 2010

Murti. B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hal 15-18.

Nene. B, Jayant. S, Shastri. S, Budukh. A, Hingmire. A, Muwonge R, Malvi. S,

Dinshaw.K dan Sankarenarayanan.R. 2007. Determination of women’s

participation in cervical cancer screening trial, Maharashtra, India.

Bulletin of the WHO. April 2007, 85(4). Di unduh 7 Februari 2010.

Nguyen. B, McPhee. S, Stewart. S, and Doan. H. 2010. Effectiveness of a

Controlled Trial to Promote Colorectal Cancer Screening in Vietnamese

Americans. PubMed Central. 2010 Mei. 100(5): 870–876. Di unduh 27

Januari 2011.

Notoatmodjo. S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta. Hal 23,52-57,134-146.

Nuranna. L. 2001. Skrining kanker leher rahim dengan metode skrining alternatif

IVA. Cermin Dunia Kedokteran No 133. Di unduh 2 Februari 2010

Reynolds. F, Stanistreet. D, Elton. P. 2008. Women with learning disabilities and

access to cervical screeaning: retrospective cohort study using case control

methods. Pubmed Central v.8.January 2008. Di unduh 15 Februari 2010

Riwidikdo. H. 2009. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi

Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Hal 130.

Stark. A, Gregoire. L, Pilarski. R, Zarbo. A. Gaba. A, and Wayne D, Lancaster.

2008. Human papilomavirus, cervical cancer and womens knowledge.

PubMed Central.. 32 (1): 15-22;10 April 2008. Di unduh 25 Januari 2010

Page 89: PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP … · bermakna/ signifikan umur terhadap perilaku untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim yang ditunjukan dengan hasil nilai f hitung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Unjianto. B. 2010. Kanker leher Rahim Pembunuh Utama di DIY.

www.suaramerdeka.com. Di unduh 13 Maret 2010

Vet. J, Boer. A, Akker. A, Siregar. B, Lisnawati, Budiningsih. S, Tyasmorowati.

D, Moestikaningsih, Peters. C, and Fleuren. G. 2008. Prevalence of human

papilomavirus in Indonesia: a population-based study in three regions.

British Journal of Cancer V.99 (1) 214-218; Jul 8, 2008. Di unduh 15

Februari 2010