Upload
lyxuyen
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH ORIENTASI WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA UMKM
EKSPORTIR KERAJINAN KERAMIK DI PLERED, KABUPATEN
PURWAKARTA, JAWA BARAT
Lestari
Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen-Universitas Gunadarma
Email: [email protected]
Pembimbing:
Dr. Henny Medyawati
Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Estiningsih, SE, MM
Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh orientasi wirausaha yaitu
innovativeness, risk taking, dan proactiveness terhadap kinerja UMKM eksportir
kerajinan keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Keberhasilan suatu
usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam menjalankan usaha tersebut.
Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan penyebaran
kuesioner. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 49 responden. Teknik
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling
(teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu).
Temuan hasil ini penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh Suhartini Karim (2007), Puspo (2005) dan (2006) dalam Suhartini
Karim (2007), dimana hasil penelitian menyatakan bahwa hanya dimensi proaktif
(proactiveness) yang berhubungan positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM,
sedangkan dimensi inovasi (innovativeness) dan kesediaan mengambil risiko (risk
taking) hubungannya adalah negatif dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini juga
mendukung teori yang diungkapkan oleh Morris dan Kuratko (2002) yang menyatakan
bahwa setiap inovasi akan menyebabkan adanya risiko, dan tindakan proaktif akan
melibatkan inovasi dan risiko. Hasil tindakan proaktif tersebut dapat meningkatkan
kinerja perusahaan.
Kata Kunci : Orientasi Wirausaha, Kinerja UMKM
EFFECT OF ENTREPRENEURIAL ORIENTATION ON THE
PERFORMANCE OF SMEs EXPORTERS CERAMIC CRAFT IN PLERED,
KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the influence of entrepreneurial
orientation are innovativeness, risk taking, and proactiveness on the performance of
SMEs exporters in Plered ceramics, Purwakarta district, West Java. The success of a
business can not be separated from an entrepreneurial role in running the business.
This study uses primary data by conducting questionnaire distribution. The
questionnaire collected a total of 49 respondents. Sampling technique used in this study
was purposive sampling (sampling technique by determining specific criteria).
These findings of this study showed similar results with studies conducted by
Suhartini Karim (2007), Puspo (2005) and (2006) in Suhartini Karim (2007), where the
results of the study states that only the proactive dimensions (proactiveness), which
have a positive and significant effect on performance of SMEs, while the dimensions of
innovation (innovativeness) and willingness to take risks (risk taking) the relationship is
negative and not significant. The results also support the theory expressed by the Morris
and Kuratko (2002) which states that any innovation will lead to the existence of risk,
and proactive measures will involve innovation and risk. The result of these proactive
measures to improve corporate performance.
Keywords: Entrepreneurial Orientation, Performance of SMEs
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberdayaan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi
sangat strategis, karena potensinya yang
besar dalam menggerakkan kegiatan
ekonomi masyarakat.
Keberhasilan suatu usaha tidak
lepas dari peran seorang wirausaha
dalam menjalankan usaha tersebut.
Plered sebagai salah satu kota
sentra kerajinan keramik di Indonesia.
Produksinya selain untuk permintaan
pasar lokal juga diekspor ke berbagai
negara.
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka mendorong penulis untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Orientasi Wirausaha
Terhadap Kinerja UMKM Eksportir
Kerajinan Keramik di Plered,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah
yang telah diuraikan dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah variabel innovativeness, risk
taking, dan proactiveness secara
bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja UMKM
kerajinan keramik di Plered,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
2. Apakah variabel innovativeness, risk
taking, dan proactiveness secara
parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja UMKM kerajinan
keramik di Plered, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan
yang telah dirumuskan, tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut.
(1) Untuk mengetahui pengaruh secara
bersama-sama variabel
innovativeness, risk taking, dan
proactiveness terhadap kinerja
UMKM kerajinan keramik di
Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat.
(2) Untuk mengetahui pengaruh secara
parsial variabel innovativeness, risk
taking, dan proactiveness terhadap
kinerja UMKM kerajinan keramik
di Plered, Kabupaten Purwakarta,
Jawa Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah
sebagai bahan referensi bagi para
manajer dalam usaha memperbaiki
kemampuan daya saing dipasar global
dalam rangka usaha meningkatkan
kinerja ekspor dimasa mendatang.
1.5 Kerangka Pemikiran dan
Hipotesis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh innovativeness,
risk taking dan proactiveness terhadap
kinerja UMKM eksportir kerajinan
keramik di Plered, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat, maka kerangka
pemikiran adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis penelitian ini adalah:
H1: Innovativeness, risk taking, dan
proactiveness secara bersama-
sama berpengaruh signifikan
terhadap kinerja UMKM.
H2: Innovativeness secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja UMKM.
H3: Risk Taking secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja UMKM.
H4: Proactiveness secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja UMKM
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Orientasi Entrepreneur
Menurut (Matsuno, Mentzer dan
Ozsomer, 2002) orientasi entrepreneur
adalah kecenderungan organisasi untuk
menerima proses, praktek, dan
pengambilan keputusan entrepreneurial
yang ditandai dengan preferensi
terhadap innovativeness, risk taking
(keberanian mengambil risiko) dan
proactiveness.
2.2 Innovativeness
Menurut (Lumpkin dan Dess,
1996) innovativeness yaitu
kecenderungan manajemen organisasi
untuk memperbarui bisnis mereka.
2.3 Risk taking
Menurut (Morris dan Kuratko,
2002) risk taking menyangkut keinginan
untuk meraih peluang yang
kemungkinan dapat menyebabkan
kerugian atau ketidaksesuaian kinerja
yang signifikan.
2.4 Proactiveness
Proactiveness sebagai tindakan
mencari peluang pasar terus menerus
dan eksperimen dengan menggunakan
respon yang potensial terhadap
kecenderungan perubahan lingkungan
(Venkatraman, 1989).
2.5 Kinerja Perusahaan
Pause (2000) dalam (Mulyadi,
2006:14) menyatakan bahwa
pengukuran kinerja merupakan salah
satu upaya supaya dapat dilakukan
sumberdaya secara efektif dan dapat
memberikan arah pada pengambilan
keputusan strategis yang menyangkut
Orientasi Wirausaha
Kinerja UMKM
(Pertumbuhan Penjualan)
(Y)
Innovativeness (X1)
Risk Taking (X2)
Proactiveness (X3)
perkembangan suatu organisasi pada
masa yang akan datang.
2.6 Penelitian Sejenis
Penelitian terdahulu yang
memiliki relevansi dengan penelitian ini
antara lain yang dilakukan oleh
Suhartini Karim (2007), hasil penelitian
ini menyatakan bahwa hubungan antara
kewirausahaan korporasi terhadap
kinerja perusahaan adalah positif dan
signifikan untuk dimensi proaktif,
sedangkan dimensi lainnya yaitu inovasi
mempunyai hubungan negatif dan tidak
signifikan, dimensi risiko bahkan tidak
tercakup dalam variabel kewirausahaan
Penelitian yang dilakukan oleh
Puspo (2005) dalam Suhartini Karim
(2007) mengkaji hubungan tentang
pengaruh kewirausahaan perusahaan
dengan keberhasilan perusahaan. Dalam
penelitian tersebut Puspo mendapati
bahwa ada pengaruh antara tingkat
kewirausahaan perusahaan/korporasi
dengan keberhasilan perusahaan.
Penelitian tersebut juga mendapati
bahwa faktor bauran pemasaran tidak
memoderat hubungan antara
kewirausahaan korporasi/perusahaan
dengan keberhasilan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh
Puspo (2006) dalam Suhartini Karim
(2007). Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa inovasi dan proaktif yang tinggi
dapat meningkatkan prestasi/kinerja
organisasi yang berkaitan dengan
pertumbuhan penjualan, keuntungan
perusahaan, dan produktifitas tenaga
kerja.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini
adalah Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Kerajinan
Keramik di Plered, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat yang sudah
melakukan ekspor.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini
meliputi tiga variabel independen (X),
yaitu innovativeness (X1), risk taking
(X2), dan proactiveness (X3).
Sebaliknya, variabel dependen (Y)
hanya satu yaitu kinerja UMKM, maka
operasionalisasi variabel dalam
penelitian ini adalah:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator
Kinerja UMKM (Y)
Pertumbuhan penjualan yang dicapai sesuai dengan harapan
Kepuasan terhadap pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan penjualan perusahaan (UMKM) diperkirakan lebih besar dibanding rata-rata pesaing
Kinerja pertumbuhan penjualan meningkat karena UMKM berorientasi wirausaha
Innovativeness (X1)
Mencari sendiri ide-ide baru
Mendukung munculnya gagasan produk baru
Mendukung kreativitas bagi munculnya produk baru
Mencoba proses bisnis baru
Risk Taking (X2)
Menanggung risiko produk tidak terjual
Menanggung risiko perusahaan akan ditutup
Menanggung risiko kerugian finansial
Lebih suka menjalankan usaha yang aman atau risikonya kecil
Lebih suka mengimplementasikan rencana yang dipastikan akan berhasil
Proactiveness (X3)
Perubahan kondisi pasar mendorong perusahaan untuk mencari peluang positif bagi perusahaan
Orang pertama yang berbuat untuk mengamankan pasar
Melakukan tindakan antisipasi terhadap permintaan dimasa yang akan datang
Perusahaan biasanya menjadi pelopor dalam memperkenalkan produk baru
Sumber: Kuesioner
3.3 Teknik Penentuan Sampel Teknik penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik pengambilan
sampel dengan menentukan kriteria-
kriteria tertentu (Sugiyono, 2008:122).
Kriteria yang dipakai dalam penelitian
ini adalah UMKM kerajinan keramik
yang sudah melakukan ekspor.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari responden
dengan menggunakan kuesioner. Data
sekunder adalah data yang yang
diperoleh dengan cara mempelajari
buku-buku, jurnal ilmiah, hasil
penelitian dan penelusuran internet.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah
dengan memberikan daftar pertanyaan
atau kuesioner yang berhubungan
dengan variabel yang diteliti,
wawancara yang dilakukan pada
pemilik UMKM kerajinan keramik di
Plered, dan studi kepustakaan dengan
membaca buku literatur, jurnal-jurnal
yang berhubungan dengan penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data Adapun analisis dalam
penelitian ini meliputi:
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut, dan
dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang dalam kuesioner konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.
3.6.2 Statistik Deskriptif
Teknik ini digunakan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan
dari data masing-masing variabel yang
telah diolah yang dilihat dari nilai
minimum, nilai maksimum nilai rata-
rata (mean) dan standar deviasi dari
masing-masing variabel.
3.6.3 Uji Normalitas
Untuk mengetahui normal atau
tidaknya suatu data dapat dideteksi
dengan melihat normal probability plot
dan uji normal Kolmogorov-Smirnov.
Jika data (titik) menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka menunjukkan model
regresi memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali, 2009:147).
3.6.4. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis
regresi linier berganda, maka terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik,
diantaranya sebagai berikut:
a. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan
bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas
(independen). Jika nilai tolerance
mendekati 1 dan nilai VIF berkisar 1
maka tidak ada korelasi (Ghozali,
2009:95).
b. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika tidak terdapat
suatu pola yang jelas dan titik-titik
menyebar, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali 2009:125).
c. Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan yaitu korelasi yang
terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain
pada model regresi. Jika nilai statistik
Durbin– Watson mendekati 2, maka
dapat dinyatakan bahwa data
pengamatan di antara variabel bebas
tersebut tidak memiliki autokorelasi.
3.6.5 Regresi Linier Berganda
Sebelum dilakukan analisis
regresi linier berganda data ordinal
harus ditransformasikan menjadi data
interval. Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen
dengan dependen apakah masing-
masing variabel berhubungan positif
atau negatif dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan.
3.6.6 Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih variabel bebas
terhadap variabel terikat secara
serentak.
3.6.7 Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi
digunakan untuk menentukan seberapa
besar variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen.
3.6.8 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis
digunakan Uji F dan Uji t.
a. Uji Koefisien Regresi Secara
Bersama-sama (Uji F)
Uji F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat.
b. Uji Koefisien Regresi Secara
Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen.
4. PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan pada
UMKM kerajinan keramik Plered.
Kuesioner ini disebar sebanyak 50 dan
jumlah kuesioner yang kembali
sebanyak 49. Periode penyebaran
kuesioner dilakukan pada periode Mei
sampai Juni 2010. Adapun karakteristik
responden yang diteliti dalam penelitian
ini adalah:
1. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin didominasi
oleh responden yang berjenis kelamin
pria dengan persentase sebesar 92% atau
45 responden. Secara sosial ekonomi
masyarakat daerah Plered wanita
dominan sebagai ibu rumah tangga.
2. Umur Usaha Responden
Tabel 4.2
Umur Usaha Responden
Umur Usaha Frekuensi Persentase
< 5 tahun 4 8%
5 – 10 tahun 39 80%
> 10 tahun 6 12%
Total 49 100%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan umur usaha didominasi oleh
responden yang mempunyai umur usaha
5-10 tahun dengan persentase sebesar
80% atau 39 responden. Hal ini sesuai
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Pria 45 92%
Wanita 4 8%
Total 49 100%
dengan data dari UPTD LITBANG
keramik Plered bahwa kerajinan
keramik selama 10 tahun terakhir
jumlah unit usaha (UMKM) mengalami
peningkatan.
3. Jumlah Tenaga Kerja Responden
Tabel 4.3
Jumlah Tenaga Kerja Responden
Jumlah Tenaga Kerja Frekuensi Persentase
2 – 4 orang 20 41%
5 – 19 orang 29 59%
> 20 orang 0 0%
Total 49 100%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan jumlah tenaga kerja
didominasi oleh responden yang
mempunyai jumlah tenaga kerja 5 - 19
orang dengan persentase sebesar 59%
atau 29 responden. Sesuai data BPS
jumlah tenaga kerja untuk usaha mikro
adalah 1 - 4 orang, untuk usaha kecil
adalah 5 - 19 orang, untuk usaha
menengah adalah 20 - 99 orang. Hal ini
berarti sebanyak 59% reponden yang
terpilih dalam penelitian ini adalah
usaha kecil.
4. Total Aset Responden
Tabel 4.4
Total Aset
Total Aset Frekuensi Persentase
< Rp. 50 juta 30 61%
Rp. 50 – 500 juta 19 39%
Rp. 500 – 10 milyar 0 0%
Total 49 100%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat
dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan total aset didominasi oleh
responden yang mempunyai total asset
< Rp. 50 juta dengan persentase sebesar
61% atau 30 responden, yang berarti
sebagian besar usaha kerajinan keramik
plered adalah usaha mikro, dimana
menurut Undang-Undang Nomor 20,
bab IV pasal 6 tahun 2008 mengatakan
bahwa kriteria usaha mikro adalah
memiliki kekayaan bersih maksimal Rp.
50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
5. Nilai Penjualan Rata-rata 3
Tahun Terakhir Responden
Tabel 4.5
Nilai Penjualan Rata-rata 3 Tahun
Terakhir Responden
Nilai Penjualan Rata-rata 3 Tahun
Terakhir Frekuensi Persentase
< Rp. 300 juta 42 86%
Rp. 300 juta - 2,5 milyar 7 14%
Rp. 2,5 milyar - 50 milyar 0 0%
Total 49 100%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat
dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan nilai penjualan rata-rata 3
tahun terakhir didominasi oleh
responden yang mempunyai nilai
penjualan rata-rata 3 tahun terakhir <
Rp. 300 juta dengan persentase sebesar
86% atau 42 responden.
6. Pertumbuhan Rata-rata 3 Tahun
Terakhir Responden
Tabel 4.6
Pertumbuhan Rata-rata 3 Tahun
Terakhir
Pertumbuhan Rata-rata 3 Tahun
Terakhir Frekuensi Persentase
naik ≤ 10% 45 92%
naik antara 10% - 20% 4 8%
naik > 20 % 0 0%
Total 49 100%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat
dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan pertumbuhan rata-rata 3
tahun terakhir didominasi oleh
responden yang pertumbuhan rata-rata 3
tahun terakhir naik ≤ 10% dengan
persentase sebesar 92% atau 45
responden, hal ini disebabkan karena
adanya perbaikan kualitas produk,
dengan melakukan perubahan desain
keramik dan melakukan perubahan pada
proses produksi.
7. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 4.7
Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
SD 1 2%
SMP 30 61%
SMA 17 35%
D3 0 0%
S1 1 2%
Total 49 100%
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.7 dapat
dilihat bahwa karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir
didominasi oleh responden yang
pendidikan terakhirnya adalah SMP.
Hal ini disebabkan karena orientasi
responden adalah kerja dan meneruskan
usaha keluarga.
4.2 Analisis Data
Berikut hasil data yang telah
diolah dan dianalisis dengan bantuan
program SPSS.
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum melakukan penyebaran
kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas terhadap 30
responden (pemilik UMKM kerajinan
keramik di Plered). Berikut hasil uji
validitas dan reliabilitas:
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Pernyataan Cronbach’s
Alpha If Item Deleted Cronbach’s
Alpha Keterangan Status
Innovativeness (X1)
P1 0,793 0,834
Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P2 0,806 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P3 0,787 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P4 0,786 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
Risk Taking (X2)
P1 0,774 0,822
Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P2 0,792 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P3 0,786 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P4 0,782 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P5 0,791 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
Proactiveness (X3)
P1 0,762 0,790
Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P2 0,750 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P3 0,747 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P4 0,758 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
Kinerja UMKM (Y)
P1 0,741 0,784
Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P2 0,753 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P3 0,743 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
P4 0,760 Cronbach’s alpha if item deleted ≤ Cronbach’s alpha Valid
Sumber: Data diolah
Dari hasil pengolahan data
diketahui bahwa semua pernyataan
untuk ke empat variabel
(innovativeness, risk taking,
proactiveness dan kinerja UMKM)
mempunyai nilai cronbach’s alpha if
item deleted ≤ cronbach’s alpha, hal ini
menunjukkan bahwa alat ukur yang
digunakan telah valid dan dapat
digunakan sebagai indikator dalam
penelitian ini. Dari hasil pengolahan
data tersebut juga diketahui nilai
cronbach’s alpha untuk variabel
innovativeness sebesar 0,834, untuk
variabel risk taking sebesar 0,822, untuk
variabel proactiveness sebesar 0,790,
dan untuk variabel kinerja UMKM
sebesar 0,784. Nilai cronbach’s alpha
seluruh variabel lebih besar dari 0,6, hal
ini berarti butir-butir pernyataan yang
dipergunakan layak (reliabel) digunakan
pada analisis berikutnya.
4.3.2 Statistik Deskriptif
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
KINERJA UMKM 49 9 20 15.39 2.676
INNOVATIVENESS 49 10 20 15.41 2.730
RISK TAKING 49 9 25 15.84 4.375
PROACTIVENESS 49 10 20 15.94 2.911
Valid N (listwise) 49
Sumber: Output SPSS
Dari tabel 4.9 dapat dilihat
bahwa variabel kinerja UMKM dengan
jumlah data (N) sebanyak 49
mempunyai rata-rata 15,39 dengan nilai
minimum 9 dan maksimum 20,
sedangkan standar deviasinya sebesar
2,676. Variabel innovativeness dengan
jumlah data (N) sebanyak 49
mempunyai rata-rata 15,41 dengan nilai
minimum 10 dan maksimum 20,
sedangkan standar deviasinya sebesar
2,730. Variabel risk taking dengan
jumlah data (N) sebanyak 49
mempunyai rata-rata 15,84 dengan nilai
minimum 9 dan maksimum 25,
sedangkan standar deviasi sebesar
4,375. Variabel proactiveness dengan
jumlah data (N) sebanyak 49
mempunyai rata-rata 15,94 dengan nilai
minimum 10 dan maksimum 20,
sedangkan standar deviasi sebesar
2,911.
Berdasarkan hasil pengolahan
statistik deskriptif pada tabel 4.9
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
proactiveness sebesar 15,94, merupakan
nilai yang lebih tinggi dibandingkan
variabel innovativeness dan risk taking.
Hal ini menggambarkan bahwa
proactiveness merupakan variabel yang
sangat berpengaruh terhadap kinerja
UMKM.
4.3.3 Uji Normalitas
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
KINERJA UMKM .088 49 .200(*) .972 49 .285
INNOVATIVENESS .126 49 .052 .957 49 .072
RISK TAKING .116 49 .098 .954 49 .053
PROACTIVENESS .116 49 .095 .942 49 .018
Sumber: Output SPSS
Dari hasil diatas, pada kolom
Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi untuk kinerja
UMKM sebesar 0,200; untuk
innovativeness sebesar 0,052; untuk risk
taking sebesar 0,098; dan untuk
proactiveness sebesar 0,095, karena
signifikansi untuk seluruh variabel lebih
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data pada variabel kinerja
UMKM, innovativeness, risk taking,
dan proactiveness berdistribusi normal.
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted C
um Pr
ob
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: KINERJA UMKM
Gambar 4.1 P-P Plot Variabel Kinerja
UMKM
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan Gambar 4.1 berupa
grafik normal probability plots dapat
dilihat bahwa titik-titik menyebar
berhimpit di sekitar garis diagonal atau
mengikuti arah garis diagonal, hal ini
menunjukkan bahwa residual
terdistribusi secara normal, maka model
regresi layak digunakan.
4.3.4 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis
regresi linier berganda, maka terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi klasik,
diantaranya sebagai berikut:
a. Uji Multikolinieritas
Berikut ini adalah hasil dari uji
multikolinieritas:
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 INNOVATIVENESS .958 1.044
RISK TAKING .999 1.001
PROACTIVENESS .958 1.044
Sumber: Output SPSS
Terlihat pada coefficient,
variabel risk taking memiliki nilai VIF
sebesar 1,001 dan tolerance sebesar
0,999, innovativeness dan proactiveness
dan memiliki nilai VIF yang sama yaitu
sebesar 1,044 dan tolerance yang sama
sebesar 0,958. Ketiga variabel tersebut
mempunyai nilai VIF dan tolerance
mendekati 1 sehingga model regresi
tidak terdapat multikolinieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas Berikut ini adalah hasil dari
pengujian heteroskedastisitas:
20-2
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
-3
Re
gre
ss
ion
Stu
de
nti
ze
d R
esid
ua
l
Scatterplot
Dependent Variable: KINERJA UMKM
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Output SPSS
Grafik Scatterplot di atas
menunjukkan kelayakan model regresi,
terlihat titik-titik sebaran data residual
tidak membentuk pola tertentu. Model
regresi yang dihasilkan memiliki
kelayakan untuk digunakan dan tidak
terdeteksi adanya heteroskedastisitas
sehingga memenuhi persyaratan asumsi
klasik.
c. Uji Autokorelasi
Berikut ini adalah hasil dari uji
autokorelasi:
Tabel 4.12
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary(b)
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .541(a) .292 .245 2.325 2.381
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.12 dapat
dilihat nilai Durbin-Watson sebesar
2,381. Nilai tersebut dapat dinyatakan
mendekati nilai 2. Jadi, disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi di
antara variabel bebas dalam penelitian.
4.3.5 Analisis Regresi Linier
Berganda
Berikut adalah hasil dari regresi
linier berganda:
Tabel 4.13
Hasil Analisis Regresi Linier
Berganda
Coefficients(a)
Mo
del
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 2.172 .700 3.103 .003
INNOVATIVENESS -.098 .124 -.101 -.794 .431
RISK TAKING -.083 .117 -.089 -.711 .481
PROACTIVENESS .515 .131 .503 3.939 .000
Sumber: Output SPSS
Persamaan regresinya sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3
Y =2,172-0,098X1-0,083X2+0,515 X3
Persamaan regresi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
- Konstanta sebesar 2,172 artinya jika
innovativenes (X1), risk taking (X2),
dan proactiveness (X3) nilainya
adalah 0, maka kinerja UMKM (Y)
nilainya adalah 2,172.
- Koefisien regresi variabel
innovativeness (X1) sebesar -0,098
artinya jika variabel independen
lainnya nilainya tetap dan variabel
innovativeness mengalami kenaikan
1%, maka kinerja UMKM (Y) akan
mengalami penurunan sebesar 9,8%.
- Koefisien regresi variabel risk
taking (X2) sebesar -0,083 artinya
jika variabel independen lainnya
nilainya tetap dan variabel risk
taking mengalami kenaikan 1%,
maka kinerja UMKM (Y) akan
mengalami penurunan sebesar 8,3%.
- Koefisien regresi variabel
proactiveness (X3) sebesar 0,515
artinya jika variabel independen
lainnya nilainya tetap dan variabel
proactiveness mengalami kenaikan
1%, maka kinerja UMKM (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar
51,5%.
4.3.6 Analisis Korelasi Ganda (R)
Tabel 4.14
Hasil Analisis Korelasi Ganda
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .543(a) .295 .248 .68651
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel diatas
diperoleh angka R sebesar 0,543. Hal
ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan sedang atau tidak terlalu kuat
antara innovativeness, risk taking dan
proactiveness terhadap kinerja UMKM.
4.3.7 Analisis Determinasi
Tabel 4.15
Hasil Analisis Determinasi
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .543(a) .295 .248 .68651
Sumber: Output SPSS
Berdasakan tabel 4.15
menunjukkan bahwa nilai Adjusted R
Square sebesar 0,248 atau 24,8%. Hal
ini menunjukkan bahwa semua variabel
independen yaitu innovativeness, risk
taking dan proactiveness mampu
menjelaskan variabel dependen yaitu
kinerja UMKM sebesar 24,8%,
sedangkan sisanya (100%-24,8% =
75,2%) dipengaruhi atau dijelaskan oleh
faktor atau variabel lain.
4.3.8 Uji Hipotesis
Berikut hasil uji hipotesis yang
terdiri dari uji F dan uji t:
a. Uji Koefisien Regresi Secara
Bersama-sama (Uji F)
Dalam penelitian ini ingin
diketahui apakah variabel bebas
(innovativeness, risk taking dan
proactiveness) dapat secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat (kinerja UMKM).
Berikut ini adalah hasil uji F:
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Regresi Secara
Bersama-sama (Uji F)
ANOVA(b)
Model
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression 8.881 3 2.960 6.281 .001(a)
Residual 21.208 45 .471
Total 30.089 48
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel diatas
memperlihatkan nilai F hitung sebesar
6,281 dengan signifikansi adalah 0,001.
Dengan tingkat signifikansi α = 5%, df
1 (jumlah variabel - 1) atau 4-1 = 3, dan
df 2 (n-k-1) atau 49-3-1 = 45 (n adalah
jumlah responden dan k adalah jumlah
variabel independen), hasil yang
diperoleh untuk F tabel sebesar 2,812
(dicari dengan excel dengan cara ketik
pada sell kosong =finv(0.05,3,45))
(Duwi Priyatno, 2008:82). Nilai F hitung
> F tabel (6,281 > 2,812) dan nilai sig <
alpha (0,05), maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah Ho ditolak yang
berarti ada pengaruh secara signifikan
antara innovativeness, risk taking dan
proactiveness secara bersama-sama
terhadap kinerja UMKM.
b. Uji Koefisien Regresi Secara
Parsial (Uji t)
Dalam penelitian ini ingin diketahui
apakah variabel innovativeness, risk
taking, dan proactiveness dapat secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel kinerja UMKM. Berikut ini
adalah hasil uji t:
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Regresi Secara
Parsial (Uji t)
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.172 .700 3.103 .003
INNOVATIVENESS -.098 .124 -.101 -.794 .431
RISK TAKING -.083 .117 -.089 -.711 .481
PROACTIVENESS .515 .131 .503 3.939 .000
Sumber: Output SPSS
Berikut ini adalah analisis dari uji t
masing-masing variabel:
1. Nilai koefisien regresi variabel
innovativeness adalah sebesar -
0,098 dengan nilai t hitung -0,794 dan
nilai sig sebesar 0,431. Nilai t tabel
dalam uji ini dapat dicari pada α =
5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau
49-3-1 = 45, hasil yang diperoleh
untuk t tabel sebesar ± 2,014 (dicari
dengan excel dengan cara ketik pada
sel kosong =tinv(0.05,45)) (Duwi
Priyatno, 2008:85). Jika
dibandingkan antara nilai t hitung
variabel innovativeness dengan t tabel
terlihat bahwa nilai -t hitung > -t tabel (-
0,794 > -2,014) dan nilai sig sebesar
0,431 > alpha (0,05) maka
kesimpulannya adalah Ho diterima
yang berarti variabel innovativeness
secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja UMKM.
2. Nilai koefisien regresi variabel risk
taking adalah sebesar -0,083 dengan
nilai t hitung -0,711 dan nilai sig
sebesar 0,481. Nilai t tabel dalam uji
ini dapat dicari pada α = 5% : 2 =
2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 49-3-1 =
45, hasil yang diperoleh untuk t tabel
sebesar ± 2,014 (dicari dengan excel
dengan cara ketik pada sel kosong
=tinv(0.05,45)) (Duwi Priyatno,
2008:85). Jika dibandingkan antara
nilai t hitung variabel risk taking
dengan t tabel terlihat bahwa nilai -t
hitung > -t tabel (-0,711 > -2,014) dan
nilai sig sebesar 0,481 > alpha
(0,05) maka kesimpulannya adalah
Ho diterima yang berarti variabel
risk taking secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kinerja UMKM.
3. Nilai koefisien regresi variabel
proactiveness adalah sebesar 0,515
dengan nilai t hitung 3,939 dan nilai
sig sebesar 0,000. Nilai t tabel dalam
uji ini dapat dicari pada α = 5% : 2 =
2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau 49-3-1 =
45, hasil yang diperoleh untuk t tabel
sebesar ± 2,014 (dicari dengan excel
dengan cara ketik pada sel kosong
=tinv(0.05,45)) (Duwi Priyatno,
2008:85). Jika kita bandingkan nilai
t hitung variabel proactiveness dengan
t tabel terlihat bahwa nilai t hitung > t
tabel (3,939 > 2,014) dan nilai sig
sebesar 0,000 < alpha (0,05), maka
kesimpulannya adalah Ho ditolak
yang berarti variabel proactiveness
secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja UMKM.
4.4 Analisis Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa variabel
innovativeness, risk taking dan
proactiveness secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
UMKM kerajinan keramik di Plered,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Besarnya pengaruh variabel
innovativeness, risk taking dan
proactiveness terhadap kinerja UMKM
adalah 24,8%, sedangkan sisanya 75,2%
dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor
atau variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
Secara parsial dari tiga variabel
yang diambil (innovativeness, risk
taking, proactiveness) hanya ada satu
variabel yang berpengaruh signifikan
terhadap kinerja UMKM kerajinan
keramik di Plered, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat yaitu
proactiveness, sedangkan variabel
innovativeness dan risk taking tidak
berpengaruh signifikan. Sifat dan
tindakan proactiveness yang tinggi
untuk mencari peluang pasar dan
menjadikan produk yang pertama kali
memasuki pasar membutuhkan biaya
dan menanggung risiko kerugian
terhadap pengelolaan sumber daya.
Variabel innovativeness dan risk
taking tidak berpengaruh signifikan, hal
ini sesuai dengan kondisi sosial
ekonomi UMKM kerajinan keramik di
Plered dimana sebagian besar masih
tergolong usaha mikro kecil menengah,
maka kemampuan permodalan maupun
pemasarannya pun masih sangat
terbatas. Selama ini kendala yang
dihadapi kalangan perajin keramik di
Plered adalah masalah pemasaran
ekspor ke luar negeri, dimana untuk
pasar ekspor sampai saat ini masih
sangat tergantung kepada pihak ketiga.
Karena keterbatasan tersebut, UMKM
kerajinan keramik di Plered, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat tidak berani
melakukan tindakan innovativeness, dan
risk taking. UMKM kerajinan keramik
di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat berproduksi hanya mengikuti
selera pasar atau pemesan, oleh karena
itu innovativeness dan risk taking tidak
terlalu diperlukan karena inovasi
memerlukan biaya yang tidak sedikit
dengan risiko belum tentu diterima oleh
pasar.
Selain kendala pemasaran,
perajin keramik di Plered, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat juga mengalami
kendala lain yaitu keterbatasan modal
kerja. Keterbatasan modal kerja itulah
yang membuat para perajin keramik di
Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat selama ini menjadi semakin
tergantung kepada pihak ketiga.
Permintaan keramik dari pasar ekspor
yang dilakukan melalui pihak ketiga
cukup besar dan pihak ketiga tersebut
biasanya memanfaatkan keterbatasan
modal kerja yang dialami perajin
dengan menyediakan uang muka untuk
modal kerja. Keterbatasan modal kerja
itulah yang kemudian menyebabkan
para perajin keramik di Plered,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
lebih menyukai pemenuhan pesanan
dalam bentuk produk keramik setengah
jadi atau dalam terminologi industri
keramik dikenal dengan sebutan produk
biskuit.
Temuan hasil ini penelitian ini
menunjukkan hasil yang sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suhartini
Karim (2007), Puspo (2005) dan (2006)
dalam Suhartini Karim (2007), dimana
hasil penelitian menyatakan bahwa
hanya dimensi proaktif (proactiveness)
yang berhubungan positif dan signifikan
terhadap kinerja UMKM, sedangkan
dimensi inovasi (innovativeness) dan
kesediaan mengambil risiko (risk
taking) hubungannya adalah negatif dan
tidak signifikan. Hasil penelitian ini
juga mendukung teori yang
diungkapkan oleh Morris dan Kuratko
(2002) yang menyatakan bahwa setiap
inovasi akan menyebabkan adanya
risiko, dan tindakan proaktif akan
melibatkan inovasi dan risiko.
5. SIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
setelah diolah dengan menggunakan alat
analisis yang digunakan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel innovativeness, risk taking
dan proactiveness secara bersama-
sama berpengaruh signifikan
terhadap kinerja UMKM kerajinan
keramik di Plered, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat. Besarnya
pengaruh variabel innovativeness,
risk taking dan proactiveness
terhadap kinerja UMKM adalah
24,8%, sedangkan sisanya 75,2%
dipengaruhi atau dijelaskan oleh
faktor atau variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
2. Secara parsial dari tiga variabel
yang diambil (innovativeness, risk
taking, proactiveness) hanya ada
satu variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap kinerja UMKM
kerajinan keramik di Plered,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
yaitu proactiveness, sedangkan
variabel innovativeness dan risk
taking tidak berpengaruh signifikan.
Hal ini sesuai dengan kondisi sosial
ekonomi UMKM kerajinan keramik
di Plered dimana sebagian besar
masih tergolong usaha mikro kecil
menengah, maka kemampuan
permodalan maupun pemasarannya
pun masih sangat terbatas. Karena
keterbatasan tersebut, UMKM
kerajinan keramik di Plered,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat
tidak berani melakukan tindakan
innovativeness, dan tidak berani
mengambil risiko (risk taking).
UMKM kerajinan keramik di
Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat berproduksi hanya mengikuti
selera pemesan atau pasar oleh
karena itu innovativeness dan risk
taking tidak terlalu diperlukan
karena inovasi memerlukan biaya
yang tidak sedikit dengan risiko
belum tentu diterima oleh pasar.
5.2 Implikasi
Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa UMKM kerajinan keramik di
Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat, hanya melakukan tindakan
proactiveness, tidak berani melakukan
tindakan innovativeness dan risk taking,
maka pengusaha UMKM keramik di
Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat, proses kreatifitasnya tidak
berkembang, akibatnya tidak mampu
memaksimalkan nilai penjualan dan
tingkat pertumbuhan penjualan rendah,
sedangkan dilihat dari umur usahanya
sudah cukup berpengalaman. Jika
UMKM kerajinan keramik di Plered,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat,
berani melakukan tindakan
innovativeness dan risk taking maka
nilai penjualan dan tingkat pertumbuhan
penjualannya akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi ke empat, Badan Penerbit
UNDIP, Semarang.
Karim, Suhartini, 2007, “Analisis
Pengaruh Kewirausahaan Korporasi
terhadap Kinerja Perusahaan pada
Pabrik Pengolahan Crumb Rubber
di Palembang”, Jurnal Manajemen
& Bisnis Sriwijaya, Vol. 5, hal.42-
82.
Lumpkin, G.T. dan Gregory G. Dess
(1996), “Clarifying the
Enterpreneurial Orientation
Construct and Linking It to
Performance,” Academy of
Management Review, 21, 1, 137-
172.
Matsuno, K., Mentzer J.T. & Ozsomer,
A. (2002), “The effect of
Entrepreneurial Proclivity and
Market Orientation on Business
Performance”, Journal of
Marketing, 66 (3), 18-33.
Moris, M.H. & Kuratko, D.F, (2002),
“Corporate Entrepreneurship”, New
York, Harcout College Publisher.
Mulyadi, 2006, Pengaruh Kinerja Agro
Industri Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Sumatera Selatan, Tesis,
Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Universitas
Sriwijaya.
Sugiyono, 2008, Statistik untuk
Penelitian, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Venkatraman (1989), "Strategic
Orientation of Business Enterprises:
The Construct, Dimensionality, and
Measurement", Management
Science, 35, 8, 942-962.
Wijaya, Risman, 2010, “Risman Wijaya
Keramik, Gerabah Antik dari
Plered, Purwakarta, Jawa Barat”,
16 Mei 2010 diakses dari
http://arifh.blogdetik.com/risman-
wijaya-keramik-gerabah-antik-
dari-plered-purwakarta-jawa-
barat/ pada tanggal 9 Juli 2010.