Pengaruh Motivasi Orang Tua

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan dikenal adanya tri pusat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Di antara tiga hal itu keluarga mempunyai kedudukan kunci dan sentral sebab proses perkembangan anak dimulai dan dimungkinkan dalam keluarga, oleh karena itu pilar pengembangan potensi dan pembentukan pribadi anak sangat besar dipengaruhi oleh keluarga. Komunikasi antara orang tua dengan anak, maupun pergaulan antara orang tua dengan anak, sikap dan perlakuan orang tua terhadap anaknya, rasa dan penerimaan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya akan membawa dampak pada kehidupan anak di masa kini maupun di masa tuanya. Demikian pula jika anak telah masuk sekolah di mana anak telah berstatus murid atau siswa, maka peranan dan partisipasi orang tua lebih dibutuhkan lagi, baik dengan memberi bimbingan kepada anak, pengawasan di luar jam sekolah maupun memberikan motivasi dalam bentuk dorongan semangat dan penyediaan sarana yang memadai guna meningkatkan prestasinya dalam kapasitasnya sebagai murid atau siswa warga belajar. Oleh karena itu orang tua harus bersedia meluangkan waktunya untuk selalu mendampingi anak-anaknya. Pada waktu tertentu orang tua harus memberi bimbingan, pengarahan, nasehat bahkan menyediakan sarana belajar yang kesemuanya itu bertujuan supaya mereka termotivasi untuk

meningkatkan kegairahan dan cara belajarnya di sekolah. Karena baik buruknya prestasi yang dicapai anak di sekolah akan memberikan pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikan dan kehidupannya buat selanjutnya. Anak haruslah dimotivasi untuk belajar lebih giat dan lebih bersemangat. Sebab dengan demikian maka anak lebih percaya pada hari depannya, di samping rasa bangga dalam diri mereka karena mendapat perhatian dari orang tuanya. Suatu hal yang perlu disadari bahwa tujuan belajar yang akan dicapai oleh sekolah maupun keluarga dalam hal ini orang tua adalah sejalan, yaitu agar anak dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi dan kelak dapat menjadi manusia yang berguna dalam kehidupan. Berguna bukan saja bagi dirinya sendiri tetapi juga berguna bagi lingkungannya.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diajukan berbagai rumusan masalah dalam penelitian ini : 1. Faktor-faktor apakah yang menjadi sumber motivasi belajar siswa dalam belajar? 2. Adakah pengaruh motivasi orangtua terhadap peningkatan prestasi siswa SMA Negeri 3 Polewali?

C. Hipotesis Berdasarkan permasalahan di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah : Diduga ada pengaruh yang signifikan antara motivasi orangtua terhadap prestasi belajar.

D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sejauhmana usaha dan peran aktif orangtua dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Untuk mengetahui factor apa saja yang mempengarhu prestasi belajar siswa. 3. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh motivasi orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian 1. Mengukur sejauhamana hubungan anak dan orangtua siswa. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan kepala sekolah untuk membuat kebijakan tentang dukungan orangtua siswa. 3. Bahan evaluasi bagi komite sekolah dalam rangka pembuatan program kerja yang melibatkan partisipasi orangtua.

BAB II PEMBAHASAN TEORITIS A. Pengertian Prestasi Belajar Kata prestasi belajar merupakan suatu frase yang terdiri dari dua potong kata yaitu prestasi dan belajar. Kedua kata itu masing-masing mempunyai arti tersendiri, yang apabila digabungkan menjadi satu frase maka akan membentuk suatu pengertian pula. Kata prestasi berarti : Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan) 6) Pendapat ini senda dengan yang dikemukakan oleh WJS Poerwadarminta yang menyatakan : Prestasi adalah hasil yang dicapai (dilakukan), dikerjakan dan dan sebagainya. Dengan demikian kata prestasi berarti hasil yang dicapai atau kemajuan yang telah diperoleh seseorang setelah melaksanakan suatu pebuatan atau kegiatan tertentu. Selanjutnya kata belaar menunjukan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh perubahan dalam diri orang tersebut. Perubahan mana yang menyebabkan sesorang berubah dari tidak tahu, dari tidak mengerti menjadi terampil, ari tidak menjadi memahami, arti dari tidak terampil menjadi dan sebagainya. Drs. Agoes Soejanto menyatakan :

Belajar, merupakan proses dalam diri sesorang. 8) kemudian ditambahkan oleh Drs. Abu Ahmadi yang menyatakan : Murid yang belum memiliki pengetahuan dan kecakapan, diharapkan atas usahanya sendiri memilikinya. 9) selanjutnya Drs. Oemar Hamalik menyatkan : Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri manusia yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang berdasarkan pengalaman dan latihan-latihan. Tingkat laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan dalam sikap kebiasaan, keterampilan, sanggup menghargai, perkembangn sifatsifat sosial, emosisional 9) Selanjutnya pengertian belajar itu dikemukakan oleh Samijo. SH dan Sri Mardiani yang menyatakan bahwa : 1. Belajar itu membawa perubahan-perubahan dalam behavioral change, aktual maupun potensial. 2. Bahwa perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kecakapankecakapan yang baru. 3. Perubahan itu terjadi karena usaha yang dilakukan dengan sengaja. Berdasarkan pendapat-pendapat tentang pengertian belajar tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan belajar itu adalah perubahan yang terjadi karena perbuatan dan usaha yang dilakukan dengan sengaja menuju ke arah yang positif yang terjadi di dalam diri seseorang. Dari pengertian tentang prestasi dan belajar tersebut di atas maka dapatlah dipadukan pengertian keduanya menjadi prestasi belajar. Prestasi belajar adalah :

Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai-nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar ialah hasil dari perbuatan belajar yang dilakukan oleh siswa-siswa atau orang yang melaksanakan perbuatan belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan perbuatan belajar dalam karya ilmiah ini adalah hasil dari perbuatan belajar yang dilakukan atau yang dilaksanakan oleh para siswa SMA Negeri 3 Polewali dalam usahanya menyerap materi pelajaran yang disajikan oleh para guru atau pendidik yang ada di sekolah itu.

B. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Dalam kegiatan belajar, siswa senantiasa berhadapan dengan berbagai faktor, baik yang merupakan faktor penghambat atau kendala maupun faktor pendukung terhadap perbuatan belajarnya. Faktor-faktor tersebut ada yang positif dan negatif. Faktor yang bersifat positif dimaksudkan sebagai pengaruh yang menyebabkan hasil atau prestasinya semakin naik dan meningkat. Sedangkan faktor yang bersifat negatif dimaksudkan sebagai pengaruh yang menyebabkan hasil atau prestasi belajar siswa semakin mundur atau tidak ada sama sekali. Sangat banyak faktor atau hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun dari sekian banyak faktor itu pada hakekatnya dapat digolongkan atas dua kelompok besar : faktor eksternal dan faktor internal.

Berikut ini penulis menjelaskan secara ringkas faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut, sebagai berikut : 1. Faktor Internal Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri. Adapun faktor-faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain : a. Kemampuan Tidak ada dua orang manusia yang persis sama di dalam hal kemampuannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Drs. Soeitoe bahwa : manusia berbeda dari manusia lain. Salah satu perbedaan itu dalam hal kemampuan. Dalam kenyatannya ada orang yang dikaruniai kemampuan sesuatu yang tinggi, sehingga dengan mudah mempelajari sesuatu. Sebaliknya ada orang yang kemampuannya kurang sehingga ia mengalami kesulitan di dalam mempelajari sesuatu. Dengan demikian perbedaan dalam hal kemampuan, dapat dengan mudah mempengaruhi kemampuan belajar siswa. Bila kemampuan siswa itu tinggi maka dapat dengan mudah mempelajari sesuatu sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat. Sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah, maka prestasi belajarnya akan rendah atau kurang pula. b. Kehendak dan Kemauan Kehendak sangat mempengaruhi corak perbuatan yang diperlukan oleh seseorang. Sekalipun seseorang mampu mempelajari sesuatu tetapi bila ia tidak mempunyai kemauan dan kehendak, maka prestasi belajarnya tidak

dapat ditingkatkan. Sebaliknya jika kemauan dan kehendak untuk belajar itu akan menyebabkan seseorang akan memiliki dorongan untuk mempelajari sesuatu. Maka prestasi belajarnya dapat ditingkatkan. c. Minat Kehendak dan kemauan sangat erat hubungannya dengan minat. Faktor minatpun sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Drs. Jusuf Djajadisastra menyatakan : Di sekolah setiap guru harus mengetahui syarat-syarat dan faktorfaktor yang mempengaruhi dan menghidupkan minat anak murid mengenai bahan pelajaran, cara mengajar, tempat suasana mengajar. Pernyataan di atas menunjukkan pentingnya minat harus ditumbuhkan dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat dimengerti karena minat itu dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik pengaruh yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Dengan minat anak dapat meningkatkan daya belajarnya dan dengan minat belajar maka prestasi belajar seseorang siswa akan semakin baik. d. Perasaan dan Emosi Drs. Jusuf Djajadisastra menyatakan tentang perasaan sebagai berikut: Para ahli psikologi dan orang-orang pada umumnya menggunakan kata perasaan untuk menunjukkan rasa emosi dari berbagai aktifitas sehari-hari. Banyak pengalaman emosional disebut perasaan dan perasaan dilukiskan sebagai emosi. Sebenarnya perbedaan keduanya umumnya dipergunakan dalam melukiskan respon. Sedangkan Drs. Rochman Natawidjaja dalam bukunya yang berjudul

Psikologi Perkembangan menyatakan tentang emosi ini sebagai berikut : Bahwa emosi memainkan peranan yang amat penting dalam kehidupan anak tidak dapat disangsikan lagi prestasi belajar si anak akan menurun bila terjadi ketegangan emosional oleh karena kemampuannya untuk memusatkan perhatiannya terganggu. Jadi menurut pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa emosi dan perasaan sangat mempengaruhi prestasi belajar yang dapat dicapai oleh anak didik dalam proses belajarnya. Seorang siswa yang perasaan emosinya terganggu dapat mengganggu prestasi belajarnya. Anak memiliki perasaan stabil maka kemungkinan pretasi belajarnya dapat lebih ditingkatkan jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki perasaan dan emosi yang tidak stabil. e. Ingatan A. Hamzah Nasution dan Oejeng Soewargana menyatakan bahwa : Ingatan ialah kemampuan jiwa (psikis) guna menyimpan gambaran ingatan, pengertian dan sebagainya, menimbulkan dan mengenalnya kembali. Ada ingatan yang cepat (mudah mengingat), ingatan yang setia (yang menyimpan baik bahan ingatan) dan ingatan yang patuh (mudah memproduksi dan mengingat kembali) Ingatan memegang peranan yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar seorang siswa. Bila siswa memiliki daya ingatan yang baik maka kemungkinan ia dapat meningkatkan prestasi belajar. Sebaliknya bila seorang siswa tidak memiliki daya ingatan yang baik, maka prestasi belajarnyapun cenderung menurun. Sebenarnya masih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Akan

tetapi apa yang dikemukakan di atas dapat memberikan gambaran minimal terhadap faktor-faktor tersebut. 2. Faktor Eksternal Yang dimaksud dengan faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri. Adapun beberapa hal yang berhubungan dengan faktor eksternal ini yang mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa antara lain :

a. Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang membantu melanjutkan pendidikan dalam keluarga yang tidak dapat diperoleh anak dalam keluarga tersebut. Jadi dalam hal ini bukan berarti keluarga menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya pada lembaga pendidikan sekolah. Oleh karena itu antara sekolah dan keluarga harus saling membantu bekerjasama dalam rangka membina pertumbuhan dan perkembangan anak. Sama-sama menghindari segala hal yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Sekolah dapat mempengaruhi prestasi belajar anak didik, baik yang bersifat positif maupun yang negatif. Bila lingkungan sekolah menyediakan kondisi dan situasi yang memungkinkan anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kemampuan anak itu, maka prestasi anak akan meningkat. Seperti kepemimpinan Kepala Sekolah, cara mengajar dan

mendidik guru-guru di sekolah itu, pelayanan administrasi yang cepat dan lancar, penanganan kasus kesulitan belajar yang baik dan sistematis dari guru-guru BK dan sebagainya dapat mempengaruhi prestasi siswa ke arah yang positif. Sebaliknya bila kepemimpinan Kepala Sekolah yang

bertentangan dengan prinsip dan teknik kepemimpinan, cara mendidik guru yang tidak memenuhi syarat, pelayanan administrasi dari pegawai / staf tata usaha sekolah yang lamban. Penanganan kasus kesulitan belajar anak yang tidak sistematis dari guru-guru BK dan sebagainya akan dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa kearah yang negatif.

C. Orang Tua Sebagai Pendidik dalam Keluarga Sebelum menguraikan lebih lanjut tentang peranan orang tua, terlebih dahulu penulis menentukan batasan apa dan siapa yang dimaksud dengan orang tua dalam hubungannya dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Yang dimaksud dengan orang tua adalah : Ayah, ibu kandung, orang yang dianggap tua, atau orang yang dihormati (disegani) Rusydi Luthan mengatakan bahwa : Lingkungan yang pertama dikenal oleh individu (anak) adalah keluarga, terutama orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu. Maka dengan sendirinya ayah dan ibu sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang anak. Berdasarkan kedua pernyataan di atas, maka dapat penulis

menentukan batasan bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu bapak atau ayah dan ibu. Mereka inilah yang terutama dan utama memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumah tangga. Dengan demikian orang tua sebagai penanggung jawab dalam proses pendidikan keluarga mempunyai peranan yang paling utama dan pertama dalam proses pendidikan bagi anak-anaknya. Berdasarkan uraian di atas, maka antara ayah dan ibu masingmasing bertindak sebagai pendidik, pengajar, pengasuh pembimbing, pelatih dan sebagainya terhadap anak-anaknya. Berikut ini penulis mengulas secara sepintas tentang tanggung jawab ayah dan ibu sebagai lingkungan yang pertama dan utama tersebut. Dalam keluarga ayah memainkan peranan yang sangat penting karena ayahlah yang dipandang sebagai sumber kewibawaan keluarga. Ayah akan menjadi tokoh idaman atau gambar ideal bagi keperluan proses identifikasi bagi anak. Di dalam relasi keluarga hal semacam itu akan dihayati oleh anak. Anak akan melihat bahwa ibunya patuh pada ayahnya dan ibunya menaruh hormat kepada sang ayah. Suasana relasi dalam keluarga yang dalam hal ini berpusat kepada tokoh ayah perlu dihayati oleh anak. Dengan demikian ayah akan diakui oleh anak sebagai

sumber kewibaan. Ayah merupakan penentu pemulus segala ketetapan yang harus dilakukan di dalam keluarga. Anak akan melihat dan memperhatikan serta menghayati segala kejadian sederhana yang berlangsung di dalam relasi ayah, ibu, anak di dalam kehidupan seharihari. Pengakuan kewibaan itu tumbuh dan berkembang dari situasi pergaulan antara ayah dengan anak di dalam keluarga anak harus menaruh kepercayaan lebih dahulu kepada seseorang yang disebut ayah. Kepercayaan tersebut harus mulai tumbuh, disemaikan dan dikembangkan dalam proses pergaulan itu diciptakan. Pada saatnya nanti jika diperlukan situasi pergaulan ini dapat ditransformasikan menjadi situasi pendidikan. Dalam hal ini kita melihat bagaimana keluarga dapat berfungsi sebagai lingkungan yang paling utama dan pertama sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan anak yang pertama dan utama pula. Ibu sebagai tokoh kedua dalam keluarga, memainkan peranan yang melengkapi peranan ayah bagi anak-anaknya. Tokoh ibu dalam keluarga merupakan sumber kasih sayang, dan yang menampung semua aspirasi anak. Tidak ada satupun dalam keluarga yang dapat

menggantikan ibu sebagai sumber kasih sayang. Kasih sayang ibu pada anak tidak dapat digantikan belaian kasih seorang pembantu atau anggota keluarga lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga itu merupakan lingkungan pendidikan yang teramat penting dalam

perkembangan anak, karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan pertama. Dikatakan pertama karena di dalam keluarga anak memperoleh pendidikan yang paling pertama, dan dikatakan utama karena segala apa yang diperoleh anak di dalam lingkungan keluarga merupakan pondasi bagi pendidikan selanjutnya. Ketegangan yang terjadi dalam rumah tangga dapat menghambat dan berpengaruh buruk terhadap pendidikan anak. Sikap dan kepribadian orang tua sangat penting dalam pendidikan anak, sehingga dengan demikian peranan orang tua sangat penting dalam pendidikan anak.

D. Orang tua sebagai motivator pendidikan anak Seberapa jauhkah sesungguhnya peranan orang tua dalam

memperbaiki pendidikan anak? Salah satu menyatakan bawa mutu belajar anak-anak bergantung pada kondisi keluarga anak-anak tersebut. Satu argumen lainnya menyatakan bahwa perbedaan mutu pendidikan anak di sekolah, ternyata adalah hasil kerja sekolah. Baik tidaknya sekolah menjelaskan baik tidaknya hasil pendiikan anak, terutama di negara-negara berkembang. Terlepas dari kontroversi apakah sekolah dapat memperbaiki mutu pendidikan anak atau tidak, keluarga perlu di usahakan bagi perbaikan

belajar anak, yang berarti juga usaha perbaikan mutu sekolah. Disamping itu semakin diyakini bahwa antara sekolah dan orang tua dapat menjalin kemitraan yang sangat penting artinya bagi pendidikan anak-anak tersebut. Sekolah perlu lebih aktif dalam mengembangkan kemampuan orang tua dan kesediaan mereka berperan serta memperbaiki mutu pendidikan di sekolah. Orang tua perlu mendorong anak memberikan informasi yang memang di perlukan dan sebaiknya orang tua memberikan contoh pemberian informasi tersebut. Disiplin dan konsekwensi tentang hal-hal yang telah disepakati antara anggota keluarga perlu ditunjukkan. Contoh teladan dari orang tua tentang berbagai perilaku, sikap dan perbuatan amat penting dalam menghadirkan pengaruh orang tua terhadap anak. Orang tua memberikan jalan keluar, manakalah ada kesulitan itu. Paling tidak orang tua mengetahui adanya kesulitan dan menunjukan kepada siapa harus berhubungan agar kesulitan itu dapat terselesaikan.

BAB III MEOTE PENELITIAN

A. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan penulis menggunakan beberapa teknik tertentu yang meliputi : 1. Observasi Yang dimaksud dengan observasi ialah : mengamati secara langsung tentang kegiatan yang sedang berjalan. Jadi observasi adalah mengadakan pengamatan, penyelidikan, atau penelitian secara langsung kepada obyek. Dalam hal ini penulis mengamati secara langsung pada siswa-siswa SMA Negeri 3 Polewali. 2. Wawancara Yang dimaksud dengan wawancara adalah : teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan percakapan langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai. Dalam hal ini penulis berdialog langsung dengan orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau data yang dibutuhkan. Yang dapat dijadikan obyek wawancara adalah orang tua siswa, wali kelas dan guru SMA Negeri 3 Polewali.

3. Dokumentasi Yang dimaksud dengan dokumentasi ialah kegiatan menelaah bahan-

bahan tertulis dalam rangka mengumpulkan data-data yang dibutuhkan secara sistematis. Jadi dokumentasi adalah menelaah bahan-bahan tertulis yang tersimpan pada obyek penelitian. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menyusun karya tulis ini. Bahan tertulis yang dimaksud antara lain buku induk siswa yang memuat tentang data pribadi siswa, bukan daftar nilai kolektif siswa. 4. Angket Yang dimaksud dengan angket ialah sejumlah pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan kepentingan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket ini mengarah kepada ada tidaknya motivasi orang tua terhadap anaknya. Jumlah pertanyaan adalah sepuluh butir soal. Setiap butir pertanyaan disediakan dua jawaban pilihan, ya dan tidak. Untuk siswa yang menjawab ya diberi skor 2. Sedangkan jawaban tidak diberi skor 0. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Yang dimaksud dengan populasi ialah seluruh individu yang menjadi obyek penelitian serta mempunyai sifat-sifat yang sama. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA : Populasi ialah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Jadi yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh individu yang

memiliki sifat atau ciri-ciri yang sama dan hendak dijadikan obyek penelitian. Yang dimaksud dengan sifat-sifat yang sama tidaklah harus memiliki ciri-ciri sama seperti jenis kelamin, melainkan populasi itu dapat saja terdiri dari unsur yang berbeda, akan tetapi memiliki kondisi yang sama serta status yang sama dalam kedudukannya sebagai obyek penelitian atau dengan kata lain sesuai dengan kepentingan dari suatu research. Dalam karya tulis ini penelitiannya adalah tentang prestasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Polewali, maka dengan sendirinya yang menjadi populasinya adalah siswa-siswa SMA Negeri 3 Polewali yang masih aktif belajar (kelas I, II, III). Untuk lebih jelasnya, keadaan populasi yang dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut ini : TABEL I KEADAAN POPULASI I P 48 Keadaan Populasi / Kelas II JLH L P JLH L 82 39 63 102 39 Keterangan III P 27 JLH 66 Keadaan Bulan Desember 1998

L 34

Jumlah Total = 250 orang i.Sumber data Polewali ii.Observasi Keterangan : : 21 Desember 1998 : Papan Potensi SMA Negeri 3

NA NB

= Jumlah frekwensi variabel A = Jumlah frekwensi variabel B

Perhitungan d.b. nya adalah sebagai berikut : d.d. = 40 + 40 2 = 78 Dengan berkonsultasi pada tabel nilai t, diketemukan pada baris d.b. 78 atas taraf siginifikasi 5% (taraf kepercayaan 95%) nilai th = 1,99 dan pada taraf signifikasi 1% dengan th = 2,64 atau : t.s. 5% t.s. 1% t.h. = 1,99 t.h. = 2,64

Dari analisis data pada tabel atau sampel diperoleh : To = 4,905 maka : 4,905 > 1,99 atas to < th ditolak atas t.s 5% 4,905 > 2,64 atas to < th Ho ditolak atas t.s 1% Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa atas t.s. 5%, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh motivasi orang tua terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Polewali. Selanjutnya dikatakan bahwa ada pengaruh motivasi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Polewali. Karena XA lebih besar dari XB maka siswa yang dimotivasi orang tuanya prestasinya lebih tinggi dari pada yang tidak dimotivasi oleh orang tuanya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Ambo Enre Abdullah. Langkah-Langkah Perhitungan Statistik. Ujung Pandang, Biro Penerbit IKIP Makassar, 1970. Anton Mulyono. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1990. Abu Ahmadi, Didaktik Metodik, Semarang, Toha Putra, 1978. Agus Sojanto. Bimbingan Kearah Belajar. Jakarta, 1980. A. Hamzah, Nasution dan Oejeng Soergana. Ilmu Jiwa Kanak-Kanak, Jakarta, 1980. Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung, PN. Tarsito, 1975. IP. Simanjutak. Ilmu Pendidikan. Bandung, NV Nusa Baru, 77. M.T.J. Siahaan dan Sunarya. Teknik Penilaian Pendidikan. Jakarta, Dirjen Dikdasmen RI, Jakarta, 19 Rochman Natawijaya. Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta, Aries Lima, 1979. Samijo dan Sri Mardiani. Bimbingan Belajar, Bandung, PN. Armico, 1985. Soeitoe. Psikologi Perkembangan, Bandung, Gunung Mas, 1973. W.J.S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976. Winarno Surahmat. Dasar-Dasar Pendidikan, Timbul, Bandung, 77. Yusuf Djajadisastra. Psikologi Umum, Dirjen Dikdasmen RI Jakarta, 1983.

Lampiran 1. Judul : Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 3 Polewali Kab. Polmas. Angket Petunjuk : : 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai yang sebenarnya dan bukan yang seharusnya demi obyektifnya penelitian ini. 2. Jangan ragu menjawab karena penulis menjamin segala kerahasiaan jawaban anda. 3. Bacalah baik-baik pertanyaannya kemudian jawablah dengan memberi tanda silang pada pilihan jawaban anda. Pertanyaan : b. Apakah anda tinggal bersama orang tua anda a. Ya b. Tidak c. Apakah orang tua anda menyediakan kamar khusus untuk belajar a. Ya b. Tidak d. Apakah orang tua anda menyuruh belajar di rumah a. Ya b. Tidak e. Apakah orang tua anda memberikan biaya untuk membeli buku-

buku pelajaran a. Ya b. Tidak f. Apakah orang tua anda membuatkan jadwal atau membantu menyusun jadwal kegiatan di rumah a. Ya b. Tidak g. Apakah orang tua anda memperhatikan buku rapor sebelum menandatanganinya a. Ya b. Tidak h. Apakah orang tua anda merasa senang kalau prestasi anda baik a. Ya b. Tidak i. Apakah ada orang lain yang sering menyuruh anda belajar di rumah a. Ya b. Tidak j. Apakah orang tua anda pernah datang ke sekolah untuk berkonsultasi dengan guru / wali kelas mengenai nilai anda yang menurun a. Ya b. Tidak k. Apakah anda mempunyai kelompok belajar a. Ya b. Tidak l. Apakah orang tua anda pernah menjanjikan / memberikan hadiah kalau nilai anda baik / mendapat rangking

a. Ya

b. Tidak m. Pernahkah orang tua anda menasehati kalau nilai anda kurang

a. Ya

b. Tidak