13
131 JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 5 Nomor 2 (2020): 131-143 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Teunom Kabupaten Aceh Jaya Eva Yusnita*, Anwar Yoesoef, Zulfan Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh *Alamat Korespondensi: [email protected] Info Artikel Abstrak Riwayat Artikel: Diterima Januari 2020 Disetujui Maret 2020 Dipublikasikan Mei 2020 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang timbul setelah dilaksanakan belajar dengan menggunakan Model Pair Checks khususnya prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) secara homogenitas kedua kelas yang dijadikan sampel bersifat homogen. Hasil ini diketahui dari hasil uji hipotesis dengan hasil perhitungan Fhitung <Ftabel yakni 0,84< 2,05. (2) untuk uji normalitas kelas eksperimen diperoleh X2hitung = 5.26 dan X2tabel = 16.9 dan uji normalitas kelas kontrol diperoleh X2hitung = 5.21 dan X2tabel =16.9, maka dapat dikatakan kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal (3) hasil uji hipotesis menggunakan uji-t dan siswa. Hal ini diketahui dari nilai rata-rata siswa adalah 73,5, sementara pada kelas diperoleh nilai thitung = 2.58 sedangkan ttabel 1.68 pada taraf signifikan dengan dk = 42 adalah 1,68 dengan kriteria Ha diterima. Kata Kunci: Pair Checks, Prestasi Belajar, Kooperatif. Abstract This study aims to analyze the effects arising after learning is done by using Pair Checks Model specifically student learning achievement. This research uses a quantitative approach and type of experimental research. Based on the results of the study note that (1) homogeneity of the two classes sampled are homogeneous. These results are known from the results of hypothesis testing with the calculation results Fcount <F table which is 0.84 <2.05. (2) for the normality test of the experimental class X2 count = 5.26 and X2 table = 16.9 and the normality test for the control class obtained X2 count = 5.21 and X2 table = 16.9, it can be said that the experimental class and the control class are normally distributed (3) the results of the hypothesis test using t-test and students. It is known from the average value of students is 73.5, while in the class obtained tcount = 2.58 while 1.68 at the significant level with dk = 42 is 1.68 with the criteria Ha accepted. E-ISSN 2614-3658

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

131

JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 5 Nomor 2 (2020): 131-143

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1

Teunom Kabupaten Aceh Jaya

Eva Yusnita*, Anwar Yoesoef, Zulfan

Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

*Alamat Korespondensi: [email protected]

Info Artikel Abstrak

Riwayat Artikel:

Diterima Januari

2020

Disetujui Maret

2020

Dipublikasikan

Mei 2020

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang timbul setelah dilaksanakan belajar dengan menggunakan Model Pair Checks khususnya

prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) secara homogenitas kedua kelas yang dijadikan sampel bersifat homogen. Hasil ini diketahui dari hasil uji hipotesis dengan hasil perhitungan Fhitung <Ftabel yakni 0,84< 2,05. (2) untuk uji normalitas kelas eksperimen diperoleh X2hitung = 5.26 dan X2tabel = 16.9 dan uji

normalitas kelas kontrol diperoleh X2hitung = 5.21 dan X2tabel =16.9, maka dapat dikatakan kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal (3) hasil uji hipotesis menggunakan uji-t dan siswa. Hal ini diketahui dari nilai rata-rata siswa adalah 73,5, sementara pada kelas diperoleh nilai thitung = 2.58 sedangkan ttabel 1.68 pada taraf signifikan dengan dk = 42 adalah 1,68 dengan kriteria Ha diterima.

Kata Kunci: Pair

Checks, Prestasi

Belajar, Kooperatif.

Abstract

This study aims to analyze the effects arising after learning is done by using Pair Checks Model specifically student learning achievement. This research uses a quantitative approach and type of experimental research. Based on the results of the study note that (1) homogeneity of the two classes sampled are homogeneous. These

results are known from the results of hypothesis testing with the calculation results Fcount <F table which is 0.84 <2.05. (2) for the normality test of the experimental class X2 count = 5.26 and X2 table = 16.9 and the normality test for the control class obtained X2 count = 5.21 and X2 table = 16.9, it can be said that the experimental class and the control class are normally distributed (3) the results of the hypothesis test using t-test and students. It is known from the average value of students is 73.5, while

in the class obtained tcount = 2.58 while 1.68 at the significant level with dk = 42 is 1.68 with the criteria Ha accepted.

E-ISSN 2614-3658

Page 2: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

132

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan aspek penting

bagi perkembangan sumber daya

manusia. Selain itu pendidikan juga

merupakan salah satu instrumen yang

digunakan bukan saja untuk

membebaskan manusia dari

keterbelakangan melainkan juga dari

kebodohan dan kemiskinan.

Pendidikan bertujuan mengem-

bangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman,

berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Pendidikan

adalah salah satu perwujudan

kebudayaan manusia yang dinamis

dan sarat perkembangan. Oleh karena

itu, perubahan atau perkembangan

pendidikan adalah hal yang

seharusnya terjadi sejalan dengan

perubahan budaya kehidupan

(Trianto, 2013: 1).

Proses belajar adalah proses

yang dapat mengembangkan seluruh

potensi siswa. Seluruh potensi itu

hanya dapat berkembang apabila

siswa terbebas dari rasa takut dan

menegangkan. Oleh karena itu, perlu

diupayakan agar pengalaman belajar

merupakan proses yang

menyenangkan (Sanjaya, 2008: 173).

Demi terciptanya proses pem-

belajaran yang menyenangkan dan

disukai para siswa, perlu adanya

inovasi dalam kegiatan pembelajaran

dengan menerapkan model-model

pembelajaran yang dapat mendorong

siswa untuk aktif dan menimbulkan

rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini

dapat berjalan apabila guru

menggunakan model pembelajaran

yang bervariasi. Menurut Istarani

(2014: 1), model pembelajaran

merupakan suatu kegiatan yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara

maksimal. Menurut Arends dalam

Suprijono (2013: 46), model

pembelajaran mengacu pada

pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, dan

pengelolaan kelas

Model pembelajaran dapat

didefenisikan sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur

sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar. Model pembelajaran

dibedakan menjadi model pembelajar-

an langsung, pembelajaran kooperatif

dan pembelajaran berbasis masalah

(Suprijono, 2009: 46). Penggunaan

model pembelajaran yang akan

digunakan dalam penelitian di SMA

Negeri 1 Teunom berguna untuk

membangun kecakapan siswa dan

dapat menambah pengetahuan yang

bermanfaat dalam membantu proses

pembelajaran agar tercapailah tujuan

pembelajaran yang diinginkan.

Berdasarkan observasi awal

yang telah dilakukan peneliti terhadap

guru mata pelajaran sejarah kelas XI

IPS SMA Negeri 1 Teunom, peneliti

melihat bahwa dalam pembelajaran

sejarah masih terdapat beberapa

permasalahan. Diantaranya, masih

banyak siswa yang belum memenuhi

kriteria ketuntasan minimun (KKM),

bahwa dari seluruh siswa kelas XI

IPS1 dan kelas XI IPS2 masih terdapat

42% siswa belum mencapai nilai

Page 3: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

133

KKM, dan 58% selebihnya mencapai

nilai KKM, hal ini disebabakan karena

kurangnya penggunaan model

pembelajaran yang inovatif, sehingga

dapat membuat siswa merasa bosan

dan kurang bersemangat dalam

belajar. Menurunnya prestasi belajar

siswa menyebabkan siswa

memperoleh nilai dibawah KKM,

sedangkan KKM untuk mata

pelajaran sejarah di SMA Negeri 1

Teunom adalah 75. Oleh karena itu,

untuk mengatasi masalah rendahnya

prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran sejarah, guru dituntut untuk

mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan.

Dengan demikian diperlukan

penggunaan model pembelajaran yang

dapat mengupayakan siswa untuk

dapat memaksimalkan pikiran dan

perasaa secara aktif sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar

siswa.Salah satu model pembelajaran

yang dianggap efektif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran sejarah adalah

model pembelajaran pair checks. Model

ini dapat meningkatkan keaktifan

siswa dan saling bertukar pikiran

dengan rasa ingin tahu siswa serta

mengarahkan mereka pada sebuah

pemahaman bahwa materi yang

dipelajari bermanfaat bagi mereka,

sehingga membantu tercapainya

tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pembelajaran ini tidak hanya terfokus

pada guru yang menjadi sumber dan

penambah wawasan bagi siswa, tetapi

siswa juga terlibat dalam proses

belajar tersebut.

Menurut Hardian dalam Aris

Shoimin (2017: 119), menyatakan

bahwa model Pair Checks (Pasangan

Mengecek) merupakan model

pembelajaran di mana siswa saling

berpasangan dan menyelesaikan

persoalan yang diberikan. Dalam

model pembelajaran kooperatif tipe

Pair Checks, guru bertindak sebagai

motivator dan fasilitator aktivitas

siswa. Model pembelajaran ini juga

untuk di melatih rasa sosial siswa,

kerja sama, dan kemampuan memberi

penilaian. Model ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan siswa

dalam menuangkan ide, pikiran,

pengalaman, dan pendapat dengan

benar. Dengan model Pair Checks

memungkinkan bagi siswa untuk

saling bertukar pendapat dan saling

memberikan saran. Tujuan dalam

penelitian ini yaitu untuk menganalisis

pengaruh pembelajaran kooperatif tipe

Pair Checks terhadap prestasi belajar

sejarah siswa kelas XI IPS SMAN 1

Teunom Kabupaten Aceh Jaya.

METODE

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu.

Penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan data yang berupa

angka. Data yang berupa angka

tersebut kemudian diolah dan

dianalisis untuk mendapatkan suatu

informasi ilmiah dibalik angka-angka

tersebut. Pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan

Page 4: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

134

untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan (Sugiyono, 2017: 14).

Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimen. (Margono,

2010: 110) menyatakan bahwa

penelitian eksperimen adalah

penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari

sesuatu yang dikenakan pada subjek

penelitian. Menurut Karthwold dalam

Sukmadinata (2015:57), penelitian

eksperimen merupakan penelitian

yang paling murni kuantitatifnya,

karena semua prinsip dan kaidah-

kaidah penelitian kuantitatif dapat

diterapkan pada metode ini. Penelitian

eksperimen juga mencoba meneliti

ada tidaknya hubungan sebab

akibatnya. Caranya adalah dengan

membandingkan satu hal atau lebih

kelompok eksperimen yang diberikan

perlakuan dengan satu atau lebih

kelompok pembandingan yang tidak

menerima perlakuan. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah untuk

menyelidiki adanyan kemungkinan

saling berhubungan sebab akibat.

Kemudian kedua kelompok ini

mendapat perlakuan yang sama dari

segi tujuan dan isi pembelajaran yang

membedakan antara kedua kelompok

ini adalah pada pendekatan yang

digunakan dalam pengajaran meteri,

kelas eksperimen menggunakan model

Pair Checks, sedangkan kelas kontrol

menggunakan pembelajaran

konvensional atau pembelajaran biasa

pada umumnya.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah

feneralisasi yang terdiri dari

objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang

di tetapkan oleh peneliti guna

dipelajari kemudian di tarik

kesimpulan untuk di jadikan sebagai

sumber data dalam suatu penelitian,

Darmadi dalam Arikunto, (2010:173).

Populasi dapat dimaknai sebagai

keseluruhan objek/subjek yang dapat

dijadikan sebagai sumber data dalam

suatu penelitian dengan ciri-ciri seperti

orang, benda, kejadian, waktu dan

tempat dengan sifat atau ciri-ciri yang

sama. Istilah populasi merujuk pada

keseluruhan kelompok dari mana

sampel-sampel diambil (Setyosari,

2010: 189). Populasi dalam penelitian

ini menggunakan sampling total yaitu

teknik pengumpulan sampel bila

semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sering

digunakan bila jumlah populasi relatif

kecil (Sugiyono, 2016: 67). Adapun

yang menjadi sampel dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas XI IPSı

dan XI IPS2, dimana kelas XI IPSı

sebagai kelas eksperimen yang

berjumlah 22 orang siswa dan kelas XI

IPS2 berjumlah 22 orang siswa sebagai

kelas kontrol.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1. Tes merupakan sejumlah

pertanyaan yang memiliki

jawaban yang benar atau salah.

Tes diartikan juga sebagai

sejumlah pertanyaan yang

membutuhkan jawaban, atau

sejumlah pertanyaan yang

harus diberikan tanggapan

dengan tujuan mengukur

tingkat kemampuan seseorang

Page 5: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

135

atau mengungkap aspek

tertentu dari orang yang

dikenai tes (Mardapi, 2007:

67). Soal yang digunakan

untuk menerapkan model

pembelajaran Pair Checks

berupa tes objektif. Jumlah soal

sebanyak 20 soal dengan nilai 5

poin pada tiap soal dan

jawaban terdiri dari 5 pilihan

yaitu a, b, c, d dan e,

2. Dokumentasi berasal dari

kata dokumen yang artinya

barang- barang tertulis. Di

dalam melaksanakan metode

dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, notulen rapat,

catatan harian, dan sebagainya

(Arikunto,2006: 158). Dalam

konsep penelitian, teknik

dokumentasi berati suatu cara

mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang merupakan

nilai raport, catatan, perangkat

guru, yang diperoleh dari data

hasil belajar siswa di SMAN 1

Teunom, Kabupaten Aceh

Jaya.

Teknik Analisis Data

Setelah melakukan penelitian

dan setelah data terkumpul secara

keseluruhan dari hasil tes, tahap

selanjutnya adalah menganalisis data.

Dan kemudian diolah untuk dapat

dipertanggung jawabkan dengan

menggunakan statistik yang sesuai

varians kedua kelompok sampel

homongen atau tidak, masing-masing

diuji dengan dengan uji normalitas, uji

homogenitas.

Uji normalitas data diperlukan

untuk mengetahui apakah sebaran

data yang akan dianalisis berdistribusi

normal atau tidak sedangkan untuk

mengetahui apakah data yang

diperoleh dari kedua kelompok

memiliki varians yang sama atau tidak

maka diperlukan uji homogenitas.

apabila data tersebut berdistribusi

normal dan homogen, maka uji t-

dapat digunakan.

Rentang (R), ialah data

tersebar dikurangi data terkecil.

Banyak Kelas interval (K)

dengan menggunakan aturan

yaitu;

K = 1 + ( 3,3) log n

Panjang kelas interval P, dapat

ditentukan oleh rumus aturan:

P =𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Setelah data tersebut

dibuatdalam distribusi frekuensi,

kemudian dianalisis dengan

menggunakan rumus-rumus statistik

sebagai berikut:

(1) Menghitung nilai rata-rata

Menghitung nilai rata-rata kelas

kontrol dan kelas eksperimen dengan

rumus yang dikemukakan oleh

(Sudjana, 2005: 70) yaitu:

�̅� =∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖

∑ 𝑓𝑖

Keterangan :

�̅� = rata − rata nilai x

𝑓𝑖 = frekuensi kelas interval

𝑥𝑖 = nilai tengah kelas interval

(2) Menghitung standar devisiasi

Menurut (Sudjana, 2005: 95)

yaitu: menghitung standar divisiasi

dari skor hasil tes, baik skor hasil tes

kelas kontrolmaupun skor hasil tes

Page 6: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

136

kelas eskperimen, maka dapat

menggunakan rumus:

S2 = ∑ 𝑓𝑖(𝑥𝑖−𝑥 ) 2̅̅ ̅̅ ̅̅

𝑛−2

Keterangan :

S2 = standar devisiasi

n = banyaknya data

𝑓𝑖 = frekuensi kelas interval

data

𝑥𝑖 = nilai tengah interval

(3) Menguji normalitas sebaran data

Selanjutnya untuk menguji

normalitas data, digunakan statistik

chi-kuadrat yang dikemukakan oleh

(Sudjana ,2005: 273) sebagai berikut:

𝑥2hitung= ∑ =𝑘𝑖=1

(𝑜𝑖−𝐸𝑖)

𝐸𝑖

2

Keterangan :

x2 = statistik chi-Kuadrat

Oi = frekuensi pengamatan

Ei = frekuensi yang diharapkan

Jika harga x2 hitung ≥ x2 tabel,

maka data yang diperoleh tidak

berdistribusi normal dan sebaliknya,

jika x2 hitung ≤ x2

tabel, maka yang

diperoleh berdistribusi normal.

(4) Uji Homogenitas Varians

Pengujian ini dilakukan untuk

menguji homogenitas varians data

yang akan dianalisis antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol.

Menurut (Sudjana, 2005 :251)

pasangan hipotesis yang akan diuji

dalam pengujian homogenitas adalah:

H0 :ơ12 = ơ2

2 ( varians data

homogen)

Ha : ơ12 ≠ ơ2

2 ( varians data tidak

homogen)

Keterangan:

ơ12 = varians gabungan

ơ22 = varians kelas eksperimen

Ho = hipotesis pembanding,

kedua varians sama

Ha = hipotesis kerja, kedua

varians tidak sama

F = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Tolak Ho jika F≥Fa (n-1, n-2),

dalam hal lain H0

diterima dengan α =

0.05

Untuk mencari varians

gabungan (Sgabungan) menurut

Sudjana dapat diukur dengan:

S2 = (𝑛1−1)𝑆1+(𝑛2−1)𝑆2

𝑛1+𝑛2−2

Keterangan:

S2 gab = Varians gabungan

S12 = varians kelas eksperimen

S22 = varians kelas kontrol

n1 = jumlah sampel kelas

eksperimen

n2 = jumlah sampel kelas

kontrol

dengan pengujian : terima Ho

jika –t11

2α≤t≤t1

1

2α, pada taraf

kepercayaan α = 0.05 dengan

dk = ( n1+n2-2) dan tolak Ho

untuk harga-harga t lainnya.

(5) Uji kesamaan rata-rata

Jika dua data atau skor yang diperoleh

berdistribusi normal dan kedua

variansnya homogen, maka untuk uji

hipotesis digunakan uji-t dua pihak

pada taraf signifikan. α = 0,05

menurut (Sudjana, 2005: 239) adalah:

t =𝑥𝑖−𝑥2

𝑆 √1

𝑛1+

1

𝑛2

𝑔

keterangan :

�̅�1 = nilai rata-rata kelas

eksperimen

�̅�2= nilai rata-rata kelas kontrol

Page 7: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

137

Sgab = simpangan baku

gabungan

n1 = jumlah siswa yang

mengikuti tes pada

kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa yang

mengikuti tes pada

kelas kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Hasil Test Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelanjutan dari pengelohan dari data

mentah adalah analisis data kedua

kelas tersebut dengan mentabulasi

kedua nilai tersebut ke dalam tabel

1.1, dengan tujuan untuk dapat

menghitung t-hitung sebagai berikut:

Tabel 1.1 Nilai Test Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Nama Nilai No Nama Nilai

1 WA 90 1 LS 80

2 AW 90 2 SN 80

3 KH 90 3 FZ 80

4 TB 85 4 DU 75

5 NL 85 5 VS 75

6 AJ 85 6 ND 75

7 AS 85 7 PS 75

8 MI 80 8 VS 75

9 MY 80 9 ON 75

10 RW 75 10 RN 70

11 ML 75 11 KM 70

12 AH 75 12 DY 65

13 CO 75 13 MR 65

14 ML 75 14 MH 65

15 EM 75 15 MR 60

16 IS 70 16 AS 60

17 FR 70 17 NS 50

18 FM 70 18 SM 50

19 MZ 60 19 KK 45

20 ZA 55 20 MI 45

21 RA 45 21 SP 40

22 AY 45 22 WR 40

Jumlah 1635 Jumlah 1415

Sumber: Data Hasil Penelitian yang diolah

Perhitungan Nilai Test Kelas

Eksperimen

Berdasarakan tabel 1.1, selanjutnya

dihitung data test distribusi frekuensi

kelas eksperimen dengan langkah-

langkah yang diuraikan sebagai

berikut:

1. Menghitung Rentang

Rentang = Nilai Tertinggi –Nilai

Terendah

= 90 – 45

= 45

2. Banyak Kelas

Banyak Kelas = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 22

= 1 + (3,3) 1,34

= 1 + 4,42

= 5,42 (diambil 5)

3. Panjang kelas Interval

Panjang kelas interval

=rentang

banyak kelas

= 45

5

= 9

Tabel 1.2. Daftar Disribusi

Frekuensi Post-Test Kelas

Eksperimen.

Nilai

Test

fi xi xi2 fixi Fixi

2

45-53 2 49 2401 98 4,802

54-62 2 58 3364 116 6,728

63-71 3 67 4489 201 13,467.00

72-80 8 76 5776 608 46,208

81-90 7 85 7226 595 50,582

Jumlah 22 335 23,256 1618 121,787

Sumber: Data Lapangan yang diolah

Setelah daftar distribusi

frekuensi Post-test kelas Eksperimen

telah diketahui, langkah selanjutnya

memperoleh nilai rata-rata dan varians

kelas eksperimen dengan mengacu

pada tabel 1.2.

Page 8: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

138

Adapun langkah-langkah memperoleh

nilai rata-rata varians kelas

eksperimen adalah sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata kelas eksperimen

Rata-rata X1= ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖

∑ 𝑓𝑖

X1 = 1618

22

X1 = 73,5

2. Varian dan simpangan baku kelas

Eksperimen

Varians S1 = 𝑛(∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖 2)−( ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖)

2

𝑛(𝑛−1)

= 22 (121787)−16182

22 (22−1)

= 2679314−2617924

22 (21)

= 61390

460

= 132,87

Simpangan baku =

√132,87

= 11,52

1. Perhitungan Nilai Test Kelas

Kontrol

Berdasarakan tabel 1.1,

selanjutnya dihitung data test

distribusi frekuensi kelas

kontrol langkah-langkah yang

diuraikan sebagai berikut:

1. Menghitung Rentang

Rentang = Nilai Tertinggi – Nilai

Terendah

= 80 – 40

= 40

2. Banyak Kelas

Banyak Kelas = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 22

= 1 + (3,3) 1,34

= 1 + 4,42

= 5,42 (diambi 5)

3. Panjang kelas Interval

Panjang kelas interval

=rentang

banyak kelas

= 40

5

= 8

Tabel 1.3 daftar distribusi frekuensi

post-test kelas kontrol

Nilai

Test

fi xi xi2 fixi Fixi

2

40-47 4 43,5 1895,25 174 7581

48-55 2 51,5 2652,25 103 5304,5

56-63 2 59,5 3540,25 119 7080,5

64-71 5 67,5 4556,25 337,5 22781,25

71-80 9 75,5 5700,25 679,5 51302,25

Jumlah 22 297,5 1413 94049,5

Sumber: Hasil pengolahan

Berdasarkan hasil perhitungan yang

tertera pada tabel 1.3, Post-test kelas

kontrol telah dilakukan, langkah

selanjutnya memperoleh nilai rata-rata

dan varian kelas eksperimen.

Langkah-langkah yang dipakai untuk

memperoleh nilai dari rata-rata varian

kelas eksperimen sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata kelas kontrol

Rata-rata X1= ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖

∑ 𝑓𝑖

X1 = 1413

22

X1 = 64,2

2. Varian dan simpangan baku kelas

kontrol

Varians S1 = 𝑛(∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖 2)−( ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖)

2

𝑛(𝑛−1)

= 22 (94049,5)−(1413)2

22(22−1)

= 2069089−1996569

22 (23)

= 72520

462

= 156,9

Simpangan baku =

√156,9

= 12,5

Selanjutnya untuk menentukan

nilai standar deviasi gabungan (S2),

Page 9: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

139

yaitu dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

S2 = (𝑛1 −1)𝑠1

2+(𝑛2−1)𝑠12

𝑛1+𝑛2−2

= (22−1)132,87+ (22−1)156,96

22+22−2

= (21)132,87+(21)156,96

42

= 2790,27+3296,16

42

=6086,43

42

= 144,9

= √144,9

= 12,03

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah data dari sampel

tersebut berdistribusi normal atau

tidak, untuk mendapat data

berdistribusi normal, maka diuji

dengan rumus Chi Kuadrat

(Sudjana,2005:237), yaitu:

𝑥2hitung= ∑ =𝑘𝑖=1

(𝑂𝑖−𝐸𝑖)2

𝐸𝑖

a. Uji Normalitas Kelas

Eksperimen Uji normalitas untuk kelompok

siswa yang diajarkan dengan

menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Pair Checks dengan

langkah-langkah berikut:

1. Menentukan nilai kelas (x)

yaitu untuk menilai tes terkecil

dikurangi 0,5 dan untuk tes

terbesar ditambah 0,5

2. Menentukan angka baku (z)

nilai dengan menggunakan

rumus Z 𝑥−�̅�

𝑠 untuk kelas

eksperimen �̅�1 = 73,5 dan S1 =

11,52

3. Menentukan luas batas daerah

adalah untuk luas dibawah

lengkungan normal standar

dari O ke Z, gunakan tabel Z

(Sudjana, 2005:490).

4. Menghitung luas daerah (A)

adalah nilai terbesar pada batas

luas daerah dikurangi nilai

terkecil batas luas daerah.

Dengan ketentuan apabila

nilai-nilai pada Z skor

mengandung (-),(-) dan (+),(+)

maka nilai batas luas daerah

terbesar dapat dikurangi nilai

terkecil batas luas daerah.

Akan tetapi, bila nilai-nilai

pada Z skor mengandung (-)

dan (+) maka nilai batas daerah

harus dijumlah.

5. Menghitung frekuensi harapan

(Ei), yaitu luas daerah dikali

banyaknya sampel atau Ei = A

x n (ni =22 untuk kelas

eksperimen).

Selanjutanya menghitung normalitas

data pada kelas eksperimen dengan

menggunakan rumus Chi Kuadrat

sebagai berikut:

𝑥2hitung= ∑ =𝑘𝑖=1

(𝑂𝑖−𝐸𝑖)2

𝐸𝑖

= (2−0.7876)2

0.7876+

(2−2.844)2

2.844+

(3−5.750)2

5.750+

(8−6.452)2

6.452+

(7−4.474)2

4.474

=(1.2124)2

0.7876+

(−0.844)2

2.844+

(−2.75)2

5.750+

(1.548)2

6.452+

(2.526)2

4.474

=1.469

0.7876+

0.712

2.844+

7.562

5.750+

2.396

6.452+

6.380

4.474

=1.86 + 0.25 + 1.31 + 0.37 +

1.42

= 5.26

Setelah memperoleh nilai X2hitung =

5.26, maka selanjutnya dikonfirmasi

Page 10: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

140

dengan nilai X2tabel pada taraf

signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk =

9 mengacu pada tabel chi- Kuadrat.

Adapun nilai X2tabel pada taraf

signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk =

9 adalah 16,9

Kriteria pengujian untuk uji

normalitas adalah terima Hojika

x2hitung<x2

tabel pada taraf signifikan 5%

(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 mengacu

pada tabel chi- Kuadrat. Terima Hajika

x2hitung≥ x2

tabel pada taraf signifikan 5%

(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 mengacu

pada tabel chi- Kuadrat.

Ho = data kelas eksperimen

berdistribusi normal

Ha = data kelas eksperimen

berdistribusi tidak normal

Hasil perhitungan

menunjukkan nilai X2hitung = 5.26 dan

X2tabel = 16.9 pada taraf signifikan 5%

(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 adalah 16,9.

Berati bahwa x2hitung<x2

tabel atau

5.26<16.9. Dengan demikian, sesuai

dengan kriteria pengujian maka Ho

diterima.Terima Ho berati data kelas

eksprimen berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelas

Kontrol

Uji normalitas untuk kelompok

siswa yang diajarkan dengan

menerapkan metode konvensional

dengan langkah-langkah berikut:

1. Menentukan nilai kelas (x)

yaitu untuk menilai tes terkecil

dikurangi 0,5 dan untuk tes

terbesar ditambah 0,5

2. Menentukan angka baku (z)

nilai dengan menggunakan

rumus Z 𝑥−�̅�

𝑠untuk kelas

kontrol�̅̅�1 = 64,2 dan S1 = 12,5

3. Menentukan luas batas daerah

adalah untuk luas dibawah

lengkungan normal standar

dari O ke Z, gunakan tabel Z

(Sudjana. 2005: 490).

4. Menghitung luas daerah (A)

adalah nilai terbesar pada batas

luas daerah dikurangi nilai

terkecil batas luas daerah.

Dengan ketentuan apabila

nilai-nilai pada Z skor

mengandung (-),(-) dan (+),(+)

maka nilai batas luas daerah

terbesar dapat dikurangi nilai

terkecil batas luas daerah.

Akan tetapi, bila nilai-nilai

pada Z skor mengandung (-)

dan (+) maka nilai batas daerah

harus dijumlah.

5. Menghitung frekuensi harapan

(Ei), yaitu luas daerah dikali

banyaknya sampel atau Ei = A

x n (ni =22 untuk kelas

kontrol).

Tabulasi data uji normalitas

kelompok siswa yang diajarkan

dengan menerapkan metode

konvensional dapat dilihat

pada tabel 1.5

Selanjutnya menghitung normalitas

data pada kelas kontrol dengan

menggukan rumus Chi Kuadrat

sebagai berikut: 𝑋2hitung=

∑ =

𝑘

𝑖=1

(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2

𝐸𝑖

= (2−1.482)2

1.482+

(2−3.372)2

3.372+

(3−5.17)2

5.17+

(8−5.255)2

5.255+

(7−4.052)2

4.052

Page 11: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

141

= (0.518)2

1.482+

(−1.372)2

3.372+

(−2.17)2

5.17+

(2.745)2

5.255+

(2.948)2

4.052

=0.268

1.482+

1.882

3.372+

4.708

5.17+

7.535

5.255+

8.690

4.052

= 0.18 + 0.55 + 0.91 + 1.41 +

2.14

= 5.21

Setelah memperoleh nilai X2hitung =

5.21, maka selanjutnya dikonfirmasi

dengan nilai X2tabel pada taraf

signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk =

9 mengacupada tabel chi- Kuadrat.

Adapun nilai X2tabel pada taraf

signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk =

9 adalah 16,9

Kriteria pengujian untuk uji

normalitas adalah terima Ho jika

x2hitung<x2

tabel pada taraf signifikan 5%

(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 mengacu

pada tabel chi- Kuadrat. Terima Ha

jika x2hitung≥ x2

tabel pada taraf signifikan

5% (𝛼 = 0,05) dengan dk = 9

mengacu pada tabel chi- Kuadrat.

Ho = data kelas kontrol

berdistribusi normal

Ha = data kelas

kontrolberdistribusi tidak normal

Hasil perhitungan

menunjukkan nilai X2hitung = 5.21 dan

X2tabel = 16.9 pada taraf signifikan 5%

(𝛼 = 0,05) dengan dk = 9 adalah 16,9.

Berati bahwa x2hitung<x2

tabel

atau5.21<16.9. Dengan demikian,

sesuai dengan kriteria pengujian maka

Ho diterima.Terima Ho berarti data

kelas kontrol berdistribusi normal.

5. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel

yang diperoleh homogen atau tidak.

Apabila kesimpulan menunjukkan

kelompok data homogen. Maka data

layak untuk diuji parametik. Uji

homogenitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Fisher.

Untuk melakukan uji statistik

Fisher dibutuhkan nilai varian dari

hasil post-test kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Varians dari kelas

eksperimen adalah 132,87 dan varians

dari kels kontrol adalah 156,9

Fhitung = varian terbesar

varian terkecil

Fhitung = 132,87

156,9

Fhitung =0,84

Setelah memperoleh nilai Fhitung

= 0,84, maka selanjutnya dikonfirmasi

dengan nilai Ftabel pada taraf signifikan

5% (𝛼 = 0,05) dengan dk1 = dkpembilang

= n-1 (untuk varians terbesar), dan dk2

= dkpenyebut = n-1 (untuk varians

terkecil) mengacu pada tabel disribusi

F. Adapun nilai Ftabel pada taraf

signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk1 =

22-1 = 21 dan dk2 = 22-1= 21 adalah

2,05.

Kriteria pengujian untuk uji

homogenitas adalah Ho = jika Fhitung

<Ftabel pada taraf signifikan 5% (𝛼 =

0,05) dengan dk1 = dkpembilang = n-1

(untuk varians terbesar), dan dk2=

dkpenyebut = n-1 (untuk varians terkecil)

mengacu pada tabel disribusi F. terima

Ha jika Fhitung ≥ Ftabel pada taraf

signifikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan dk1 =

dkpembilang = n-1 (untuk varians

terbesar), dan dk2 = dkpenyebut = n-1

(untuk varians terkecil) mengacu pada

tabel disribusi F.

Page 12: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

142

Ho = data kelas eksperimen

dengan data kelas kontrol bersifat

homogen

Ha = data kelas eksperimen

dengan data kelas kontrol tidak

bersifat homogen

Hasil perhitungan

menunjukkan nilai Fhitung = 0,84 dan

nilai Ftabel = 2.05 pada taraf signifikan

5% (𝛼 = 0,05) dengan dk1 = 22-1 =

21 dan dk2 = 22-1= 21 adalah 2,05.

Berarti bahwa Fhitung <Ftabel atau

0,84<2,05. Dengan demikian sesuai

dengan kriteria pengujian maka Ho

diterima. Ini menunjukkan bahwa

data kelas eksperimen dengan data

kelas kontrol bersifat homogen atau

berasal dari polulasi yang sama.

6. Uji -t

Data yang diperoleh kemudian

diolah menggunakan t-test. Pengujian

hipotesis ini dilakukan untuk

mengetahui apakah hasil belajar siswa

yang diajarkan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe pair

checks lebih baik dari pada siswa yang

diajarkan menggunakan model

pembelajaran konvensional. Dimana

t-test termasuk jenis pengujian

hipotesis statsistik parametic dengan

syarat data berdistribusi normal dan

bersifat homogen. Rumus yang

digunakan untuk pengujian hipotesis

menurut Sudjana (2005: 239) sebagai

berikut:

thitung =�̅�1−�̅�2

√1

𝑛1+

1

𝑛2

𝑠

t =73.5−64.2

√1

22+

1

22

12,03

t =9.3

√2

22

12,03

t = 9.3

12,03 √0.09

t =9.3

12,03 (0,3)

t =9.3

3,60

t = 2.58

Setelah nilai thitung = 2.58

diperoleh, maka selanjutnya nilai ttabel

dibandingkan dengan nilai ttabel pada

taraf siginfikan 5% (𝛼 = 0,05) dengan

derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2

dengan derajat kebebasan dk= 42

adalah 1,68

Kriteria pengujiannya adalah terima

Ha jika thitung>ttabel.Bila bernilai lain

maka Ha ditolak (Sudjana,2005: 243).

Terima Ha berarti bahwa hasil belajar

siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model Pair Checks lebih

baik dibandingkan hasil belajar siswa

yang diajarkan dengan menggunakan

model konvensional. Berdasarkan

hasil penelitian diatas diperoleh nilai

thitung = 2.58, sedangkan ttabel1,68.

Berarti bahwa thitung>ttabel atau 2.58>

1,68. dengan demikian sesuai dengan

kriteria pengujian maka Ha diterima.

Ha diterima berarti bahwa hasil belajar

siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model Pair Checks lebih

baik dibandingkan hasil belajar siswa

yang diajarkan dengan menggunakan

model konvensional.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa

pengunaan model pembelajaran

kooperatif tipe pair checks berpengaruh

terhadap prestasi belajar sejarah siswa

kelas XI IPS di SMAN 1 Teunom,

karena siswa terlibat langsung secara

aktif dalam proses belajar mengajar

Page 13: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

143

dikelas. Dari hasil pengolahan data

diperoleh nilai pada taraf signifikan

5% dengan derajat kebebasan dk: 42,

maka hipotesis alternatif diterima.

Dikelas eksperimen terdapat 41%

tidak tuntas belajar dan 59% siswa

yang tuntas. Sedangkan dikelas

kontrol 59% siswa tidak tuntas belajar

dan 41% siswa tuntas belajar. Sesuai

dengan pengolahan data, diperoleh

hasil uji t- yaitu thitung = 2.58 sedangkan

ttabel berarti 2.58>1.68 dengan

demikian sesuai dengan kriteria

pengujian, maka Ha diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

, S. 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Djemari, M. 2007. Teknik Penyusunan

Instrumen Tes dan Non Tes.

Yogyakarta:Mitra Cendikia Press.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran

Inovatif. Medan: Media Persada.

Margono, S. 2010. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Jakarta.

Rineka Cipta.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan &

Desain Sistem Pembelajaran.

Bandung: Kencana Prenada

Media Group.

Satyosari, P . 2010. Metode Penelitian

Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: Kencana.

Shoimin, A. 2017. 68 Model pembelajaran Inovatif dalam

kurikulum 2013. Penerbit Ar-

RuzMedia: Yogyakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistik.

Cetakan ke 3. Bandung: Tarsito.

Sugiyono, 2016. Metode penelitian

pendidikan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabet.

. 2017. Metode penelitian

pendidikan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabet.

Supridjono, A. 2009. Cooperative

Learning. Yogjakarta: Pustaka

Pelajar.

Supridjono, A. 2013. Cooperatif

Learning: Teori dan Aplikasi

PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sukmadinata, N.S. 2015. Metode

Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2013. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif:

Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum

Tingkat satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.