216
i PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DI SMP NEGERI 1 SANGA DESA KELAS VIII SKRIPSI SARJANA S1 Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh AAN GUSTIAWAN NIM. 12 221 001 Program Studi Pendidikan Matematika FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

CHECKS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

SISWA DI SMP NEGERI 1 SANGA DESA

KELAS VIII

SKRIPSI SARJANA S1

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh

AAN GUSTIAWAN

NIM. 12 221 001

Program Studi Pendidikan Matematika

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2017

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

ii

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

iii

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena

sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang

muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya

para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang

yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal

perbuatannya”.

(H.R Ibnu Abdul Barr)

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-

orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka

dengan keberhasilan saat mereka menyerah.”

(Thomas Alva Edison)

Yang utama dari segalanya....

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah

memberiku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.

Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini

dapat terselesaikan.

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada orang-orang yang sangat kukasihi dan

kusayangi.

Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan,

dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya

dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini

menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia.

Untuk Ayuk dan Kakakku (Yuk Noviana, yuk Densi dan kakak Rocky), tiada

paling mengharukan saat berkumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar

tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas

doa dan bantuan kalian selama ini.

Sahabat-Sahabat terbaikku (Hikmah Suci Haryati, Indrawan Pranata Wijaya,

Haraswati, Angga Alfinando dan Imelda Lina), terima kasih atas bantuan, doa,

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

v

nasehat, hiburan, dan semangat yang kalian berikan selama ini, aku tak akan

melupakan semua yang kalian berikan selama ini.

Teman-teman Matematika 2 angkatan 2012 yang namanya tidak bisa aku

sebutkan satu persatu, keluarga KKN kelompok 98 (Umak, Ubak, Sulung, Kakak,

Ayuk, Adek) dan teman-teman PPLku yang bersama-sama mencari ilmu di SMP

PGRI 11 Palembang.

Teman-teman seluruh Fakultas angkatan 2012 dan Almamaterku.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

vi

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

vii

ABSTRACT

The objective of this research was to know the effect of using cooperative learning

model type pair check to students mathematics concepts comprehension. This

study was conducted in SMP N 1 Sanga Desa in academic year 2016/2017. The

reseach method used was experimental with subject posttest only control grup

design. The sample used in this research was 56 student’s. Samples were taken by

using the technique cluster random sampling that is randomly selecting two

classes from 3 classes. The research sample in the experimental class numbered

28 students that is in class VIII-3 using the cooperative learning model type pair

check. The sample in control classes totaling 28 stundents that is in the class VIII-

1 using lecture method. Based on the analysis by t test, t value obtained is equal

to 2.5525 greater that the value of t tables with degrees of freedom (df) = 54 and

a significance level ( ) = 0.05 is equal to 1.674 (2.5525 > 1.674), which means

an average of students concepts comprehension using cooperative learning model

type pair check to teaching higher than the average of students mathematics

concepts comprehension of studying mathematic skllis are taught using lecture

method. Thus, there is a cooperative learning model type pair check influence on

the students mathematics concepts comprehension in SMP N 1 Sanga Desa.

Keywords: Cooperative Learning Model Type Pair Check, Students

Mathematics Concepts Comprehension.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif pair check terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Penelitian ini

dilaksanakan di SMP N 1 Sanga Desa Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan

posttest only control group design. Sampel penelitian sebanyak 56 siswa.

Penentuan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling yaitu

memilih dua kelas secara acak dari 3 kelas. Sampel penelitian pada kelas

eksperimen berjumlah 28 siswa yaitu pada kelas VIII-3 dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif pair check. Sampel pada kelas kontrol berjumlah

28 siswa yaitu pada kelas VIII-1 dengan menggunakan metode ceramah.

Berdasarkan analisis dengan uji t, diperoleh nilai yaitu sebesar 2,5525 lebih

besar dibandingkan dengan nilai dengan derajat kebebasan (dk) = 54 dan

taraf signifikan ( ) = 0,05 yaitu sebesar 1,674 (2,5525 > 1,674), yang artinya

pemahaman konsep matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif pair check lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman

konsep matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah.

Dengan demikian, ada pengaruh model pembelajaran kooperatif pair check

terhadap pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeti 1 Sanga Desa.

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Pair Check, Pemahaman

Konsep Matematis Siswa.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT atas

nikmat, karunia dan kebesarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan dari skripsi ini dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Terhadap Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Di SMP Negeri 1 Sanga Desa Kelas VIII” dibuat sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan

Matematika.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan-

kesulitan dan hambatan, namun berkat inayah Allah SWT serta bantuan dari

berbagai pihak segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar. Untuk itu, penulis mengucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Drs. H. M. Sirozi, Ph.D selaku Rektor UIN Raden Fatah

Palembang.

2. Bapak Prof. Dr. Kasinyo Harto, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang.

3. Ibu Hj. Agustiani Dumeva Putri, M.Si selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika.

4. Ibu Riza Agustiani, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Matematika.

5. Ibu Hj. Agustiani Dumeva Putri, M. Si selaku Pembimbing I yang telah

banyak memberikan bimbingan, masukan, nasehat, dorongan dan arahan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

x

6. Ibu Tutut Handayani, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan, nasehat, dorongan dan arahan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Fatah Palembang yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.

8. Bapak Akhirawan, S. Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Sanga Desa yang

telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

9. Ibu Tri Ekstanori, S.Pd dan Bapak Zakaria (Jek) selaku Guru mata

pelajaran matematika kelas VIII serta guru-guru dan staf SMP Negeri 1

Sanga Desa yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada

penulis dalam melaksanakan penelitian.

10. Ayah, Ibu dan saudara-saudaraku yang telah mendukung dan memberikan

motivasi.

11. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2012 dan almamaterku di Pendidikan

Matematika UIN Raden Fatah Palembang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun agar dapat digunakan demi perbaikan skripsi ini nantinya. Penulis

juga berharap agar skripsi ini akan memberikan banyak manfaat bagi yang

membacanya.

Palembang, 2017

Penulis,

Aan Gustiawan

NIM. 12221001

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ............................................................................................... i

Halaman Persetujuan ..................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ..................................................................................... iii

Halaman Persembahan ................................................................................... iv

Halaman Pernyataan ...................................................................................... v

Abstract .......................................................................................................... vi

Abstrak ........................................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................... viii

Daftar Isi ........................................................................................................ xi

Daftar Tabel ................................................................................................... xiii

Daftar Gambar................................................................................................ xiv

Daftar Diagram .............................................................................................. xv

Daftar Lampiran ............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks ........................... 9

1. Pengertian Model Pembelajaran .................................................. 10

2. Model Pembelajaran Kooperatif .................................................. 10

3. Tipe Pair Checks ......................................................................... 9

B. Pemahaman Konsep ........................................................................... 16

C. Pembelajaran Matematika .................................................................. 19

D. Kajian Materi Pembelajaran .............................................................. 22

E. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................ 25

F. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 29

B. Variabel Penelitian ............................................................................. 30

C. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 30

D. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 31

1. Populasi ........................................................................................ 31

2. Sampel .......................................................................................... 31

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

xii

E. Prosedur Penelitian ............................................................................ 33

1. Tahapan Persiapan ....................................................................... 32

2. Tahapan Pelaksanaan ................................................................... 33

3. Tahapan Penyelesaian .................................................................. 33

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 34

G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 37

1. Uji Normalitas .............................................................................. 37

2. Uji Homogenitas .......................................................................... 38

3. Uji Hipotesis Statistik .................................................................. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 42

1. Deskripsi Kegiatan Penelitian ...................................................... 42

2. Deskripsi Hasil Uji Validatas dan Uji Reabilitas Instrumen

Penelitian ...................................................................................... 43

3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen

Dan kontrol .................................................................................. 46

a. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen

dengan Menggunakan Model Pair Checks ............................ 46

b. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Kontrol

dengan Menggunakan Pendekatan Teacher Centered ........... 54

4. Deskripsi Pelaksanaan Tes Akhir (Post-Test) di Kelas VIII. I

(Eksprimen) dan Kelas VIII. III (Kontrol) ................................... 58

5. Hasil Analisis Data Tes ................................................................ 59

B. Pembahasan ........................................................................................ 64

1. Hasil Posttest Soal Ke-1 ............................................................... 65

2. Hasil Posttest Soal Ke-2 ............................................................... 68

3. Hasil Posttest Soal Ke-3 ............................................................... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................ 76

B. Saran .................................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78

LAMPIRAN .................................................................................................. 80

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Pair Checks (PC) ................. 16

Tabel 2. Penelitian Yang Relevan ........................................................... 24

Tabel 3. Tingkat Pemahaman Konsep .................................................... 28

Tabel 3. Populasi Penelitian.................................................................... 28

Tabel 4. Interprestasi Validitas Nilai ................................................ 33

Tabel 5. Jadwal Penelitian di SMP Negeri 1 Sanga Desa ...................... 37

Tabel 6. Komentar/Saran Validator Mengenai RPP .............................. 38

Tabel 7. Komentar/Saran Validator Mengenai LKS .............................. 39

Tabel 8. Komentar/Saran Validator Mengenai Soal Posttest ................. 39

Tabel 9. Hasil Validasi Soal Post-test ..................................................... 40

Tabel 10. Daftar Tim Yang Mendapatkan Kupon Pertemuan Pertama .... 44

Tabel 11. Daftar Tim Yang Mendapatkan Kupon Pertemuan Kedua ....... 47

Tabel 12. Daftar Tim Yang Mendapatkan Kupon Pertemuan Ketiga ....... 49

Tabel 13. Rekapitulasi Tim Yang Mendapatkan Kupon ........................... 50

Tabel 14. Frekuensi Dan Persentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas

Ekasperimen ............................................................................. 56

Tabel 15. Frekuensi Dan Persentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas

Kontrol .......................................................................................57

Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Posttest.................................................... 59

Tabel 17. Persentase Setiap Indikator Soal Kelas Eksperimen ................ 69

Tabel 18. Persentase Setiap Indikator Soal Kelas Kontrol ....................... 69

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Desain Penelitian ................................................................. 26

Gambar 2. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen ............................ 45

Gambar 3. Siswa Mengerjakan LKS Kelas Kksperimen ....................... 48

Gambar 4. Presentasi Hasil Tim Kelas Eksperimen............................... 50

Gambar 5. Peneliti Menjelaskan Materi SPLDV Kelas Kontrol ............ 52

Gambar 6. Siswa Mengerjakan Soal Latihan ......................................... 54

Gambar 7. Pelaksanaan Postest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen .. 55

Gambar 8. Jawaban Soal No 1 Kelas Eksperimen .................................. 62

Gambar 9. Jawaban Soal No 1 Kelas Kontrol ......................................... 63

Gambar 10. Jawaban soal no 2 Kelas Eksperimen .................................... 64

Gambar 11. Jawaban Soal No 2 Kelas Kontrol ......................................... 65

Gambar 12. Jawaban Soal No 3 Kelas Eksperimen .................................. 67

Gambar 13. Jawaban Soal No 3 Kelas Kontrol ......................................... 68

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

xv

DAFTAR DIAGRAM Halaman

DIAGRAM 1. Diagram Perbandingan Rata-Rata Hasil Postets................... 57

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. SK Pembimbing Skripsi ....................................................... 80

Lampiran 2. SK Perubahan Judul ............................................................. 81

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian ............................................................. 82

Lampiran 4. Surat Balasan Penelitian ...................................................... 83

Lampiran 5. Hasil Wawancara Guru ........................................................ 84

Lampiran 6. Analisis Uji Validitas dan Reabilitas Posttest ..................... 86

Lampiran 7. Silabus .................................................................................. 92

Lampiran 8. RPP Kelas Eksperimen ........................................................ 98

Lampiran 9. RPP Kelas Kontrol ............................................................... 116

Lampiran 10. Daftar Nama Kelompok ....................................................... 148

Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa ............................................................. 152

Lampiran 12. Soal Posttest ......................................................................... 169

Lampiran 13. Kisi-Kisi Posttest ................................................................. 170

Lampiran 14. Konci Jawaban Soal Posttest ............................................... 173

Lampiran 15. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ................................ 180

Lampiran 16. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ....................................... 181

Lampiran 17. Daftar Nilai Siswa Kelas Eksperimen .................................. 182

Lampiran 18. Daftar Nilai Siswa Kelas Kontrol ........................................ 183

Lampiran 19. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ....................................... 184

Lampiran 20. Uji Normalitas Kelas Kontrol .............................................. 186

Lampiran 21. Uji Himogenitas ................................................................... 188

Lampiran 22. Uji Hipotesis T-test ............................................................. 189

Lampiran 23. Rekapitulasi Nilai Per Indikator Kelas Eksperimen Dan

Kelas Kontrol ....................................................................... 191

Lampiran 24. Komentar dan Saran Hasil Validasi ..................................... 192

Lampiran 25. Kartu Bimbigan .................................................................... 200

Lampiran 26. Kartu Revisi munaqhosah .................................................... 206

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat diperlukan oleh

manusia, karna pendidikan merupakan salah satu aspek yang membuat

perubahan baik dari diri sendiri maupun untuk orang lain. Mulyasa dalam

muamawah (2015: 625) yang berjudul Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

menyebutkan bahwa Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan setiap

manusia, karena membantu manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga

dapat menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan

merupakan hal yang penting bagi pembangunan berkelanjutan di segala aspek

kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik

ditingkat local, nasional maupun global.

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :

اطلب العلم : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عن ابن عباس رضي الله عنه قال

ين فان طلب العلم فريضة على كل مس لم و مسلمة ان الملئكة تضع اجنحتها ولو باالص

(رواه ابن عبد البر ) لطالب رضاعا بما يطلب

Artinya : “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena

sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan

perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan sayapnya kepada

orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal perbuatannya”. (H.R

Ibnu Abdul Barr)

Dalam hal itu pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak untuk

pengembangan diri seseorang. Dalam proses pengembangan pendidikan

setiap guru harus dapat menentukan bagaimana seharusnya proses

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

2

pembelajaran berlangsung. Guru harus berperan aktif dalam meningkatkan

kualitas pendidikan, maka dari itu guru dapat menciptakan proses

pembelajaran yang baik dan lebih menarik.

Matematika merupakan salah satu bagian dari pendidikan sebagai

usaha yang dilakukan secara terencana. Dalam pembelajaran matematika,

siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan mandiri dalam memahami konsep

matematika. Pada kenyataannya, matematika menjadi salah satu mata

pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Siswa cenderung tidak memiliki

minat untuk belajar matematika. Budi (dalam Muawanah 2015) menyebutkan

Pembelajaran matematika di sekolah, selama ini masih menerapkan

pembelajaran konvensional dimana metode pembelajaran tersebut guru yang

mendominasi pada saat pembelajaran, aktivitas guru jauh lebih besar

dibandingkan aktivitas siswanya, sehingga pemahaman siswa terhadap

konsep matematika masih sangat minim.

Berdasarkan permendiknas No. 22 Tahun 2006 pada standar isi

pembelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan

menengah dinyatakan bahwa tujuan mata pelajaran metematika disekolah

adalah agar siswa mampu :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algorima, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam

pemecahan masalah

2. Menngunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi metematika dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merangsang

model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa

ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan

percaya diri dalam pemecahan masalah

(PPPPTK Matematika)

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

3

Berdasarkan tujuan di atas, kemampuan memahami konsep

matematika merupakan salah satu kemampuan yang penting dan harus

dimiliki serta dikuasai oleh peserta didik. Sesuai dengan tujuan pembelajaran

matemtika di atas maka setelah proses pembelajaran siswa dapat memahami

suatu konsep sehingga dapat membantu siswa menghadapi pemasalahan

matematika.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di SMP Negeri

1 Sanga Desa dengan guru mate pelajaran metematika yitu ibu Tri Extanori,

S.Pd menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihar dari hasil ujian

tengah semester (MID) siswa diamana hasil MID siswa sebagian besar masih

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Rendahnya siswa

yang tuntas dalam menyelesaikan pemasalaham matematika dikarenakan

masih banyak siswa yang kurang dalam pemahaman konsep matematika.

Dari hasil yang peneliti dapat tentang soal MID siswa di SMP Negeri

1 sanga Desa bahwa soal yang guru gunakan tidak semua soal memenuhi

indikator pemahaman konsep. Hanya terdapat beberapa soal yang termasuk

dalam soal pemahaman konsep matematika.

Dari beberapa soal tersebut peneliti melihat lebih dari 60% siswa

pemahaman konsepnya bisa dikatakan cukup baik. berdasarkan hasil yang

peneliti dapat tentang pemahaman konsep siswa matematika di SMP Negeri 1

Sanga Desa yaitu mencapai rata-rata 74 dengan jmlah siswa 16 siswa dari 28

siswa.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

4

Serta wawancara yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Sanga Desa,

menurut guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Sanga Desa selain

mengunakan metode konvensional guru mata pelajaran matematika di SMP

Negeri 1 Sanga Desa sudah menggunakan metode diskusi. Menurut guru

mata pelajaran matematika mengunakan metode diskusi yang diterapkan guru

di SMP Negeri 1 Sanga Desa masih kurang efektif dimana metode diskusi

yang diterapkan memang melibatkan siswa tapi dalam hal ini yang dilibatkan

hanya biasa aktif di kelas saja lebih menonjol serta hanya siswa yang tertentu

saja yang memiliki pemahaman konsep yang cukup baik selain itu metode

diskusi yang di terapkan guru matematika di SMP Negeri 1 Sanga Desa

adalah metode diskusi kelompok besar sehingga siswa dengan pemahaman

konsep yang dikategorikan kurang tidak dapat mendapatkan kesempatan

untuk meningkakan pemahaman merea terhadap konsep matematika itu

dikarenakan siswa yang memiliki pemahaman konsep yang lebih baik yang

dapat menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dan siswa dengan

pamahaman konsep yang kurang baik hanya bisa menerima apa yang siswa

dengan kamampuan yang baik lakukan. Jadi permasalahan yang peneliti

temukan di SMP Negeri 1 Sanga Desa bahwa berdasarkan guru mata

pelajaran matematika siswa di SMP Negeri 1 Sanga Desa masih kurang

dalam mamahami pembelajara matematika terutama dalam pemahaman

konsep matematika.

Berkaitan dengan masalah-masalah di atas, peneliti mengharapkan

adanya perubahan dalam pemahaman tentang pelajaran matematika terutama

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

5

dalam pemahaman konsep. Maka dari itu perlunya meningkatkan pemahaman

konsep matematika siswa dalam pembelajaran matematika.

Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika

adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. (Subini, 2013:7)

Belum semua guru mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran

yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk suatu kompetensi

tertentu. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat dapat

menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Karena

itu, hendaknya guru menggunakan model pembelajaran yang lebih banyak

melibatkan siswa secara aktif serta membantu tercapainya tujuan

pembelajaran.

Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk

meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Salah satunya model

pembelajaran kooperatif. Muawanah (2015 : 627) mengatakan model

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan kelompok. Menurut Slavin (dalam Isjoni 2013:15)

mengatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran

dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Sedangkan Sunal dan Hans mengemukakan pembelajaran kooperatif

merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus

dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama

selama proses pembelajaran.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

6

Terdapat berbagai tipe dalam model pembelajaran kooperatif,

diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Pairs Check (PC),

Think Pairs Share (TPS), dan Problem Based Learning (PBL). Model

pembelajaran tipe Pairs Check (pasangan mengecek) merupakan salah satu

dari model pembelajaran kooperatif. (Irawati, dkk. 2015 : 755) Model

pembelajaran kooperatif tipe pair checks adalah model pembelajaran

berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagan tahun

1993. Pada model ini siswa dilatih bekerja sama untuk mengerjakan soal-soal

atau memecahkan masalah secara berpasangan, kemudian saling mengecek

pekerjaan masing-masing pasangannya. Model pembelajaran PC menuntut

siswa untuk memiliki jiwa kritis yang tinggi dan tingkat ketelitian yang

mendalam. Apabila kedua komponen ini bisa berjalan dengan baik, siswa

akan lebih mudah dalam mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk

memahami suatu pelajaran.

Dalam buku Danasasmita (2008: 18) yang berjudul Model-Model

Pembelajaran Alternatif menyebutkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair

Checks merupakan salah satu cara untuk membantu siswa yang pasif dalam

kegiatan kelompok, mereka melakukan kerjasama secara berpasangan dan

menerapkan susunan pengecekan berpasangan.

Selain salah satu cara untuk membantu siswa dalam proses belajar,

model pembelajaran kooperatif tipe pair checks ini juga bisa membantu siswa

untuk lebih mudah memahami konsep matematika. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Berly Silvia yang berjudul pengaruh penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe pair checks terhadap pemahaman konsep

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

7

matematis siswa menyatakan bahwa pemehaman konsep matematis siswa

yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks lebih baik

daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan

pembelajaran konvensional.

Dari uraian di atas, pembelajaran kooperatif tipe pair checks

diharapkan dapat berpengaruh dan memperkuat terhadap kemampuan

pemahaman kosep matematis siswa. Untuk maksud tersebut, maka perlu

dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Pair Checks Tehadap Pemahaman Konsep Matematis

Siswa Di SMP Negeri 1 Sanga Desa Kelas VIII”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan masalah pada penelitian

ini adalah “Adakah Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif Tipe Pair

Checks Tehadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Di SMP Negeri 1

Sanga Desa Kelas VIII?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

pair checks terhadap kemampuan pemahaman siswa pada konsep

matematika.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa

Mendapat kesempatan pengalaman baru dalam pembelajaran

matematika untuk mengasah pemahaman dalam menyelesaikan masalah,

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

8

baik masalah pada pembelajaran di kelas maupun kehidupan sehari-hari

melalui model pembelajaran pair checks.

2. Guru

Sebagai wawasan baru dalam pembelajaran matematika untuk

menerapkan model pembelajaran pair checks dalam rangka menciptakan

suasana pembelajaran yang dapat membantu siswa meningkatkan

kemampuan dalam memahami konsep matematika.

3. Peneliti

Sebagai calon guru, peneliti dapat menjadikan sebagai bahan

masukan untuk mewujudkan pembelajaran yang dapat memberikan

kesempatan bagi siswa menggali sedalam mungkin potensi yang dimiliki

dan mengembangkan daya pikir siswa melalui pembelajaran yang tepat di

masa yang akan datang.

4. Sekolah

Bagi sekolah, penelitian ini berperan sebagai bahan pertimbangan

dalam menerapkan jenis pembelajaran baru di kelas dalam pembelajaran

matematika yaitu dengan model pembelajaran pair checks sesuai dengan

tuntutan kurikulum 2013 yang kemungkinan besar akan diterapkan ke

seluruh sekolah secara bertahap oleh pemerintah.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

1. Pengertian Model Pembelajaran

Milis berpendapat bahwa “model” adalah bentuk representasi

akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau

sekelompok orang encoba bertindak berdasarkan model itu. Model

merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang

diperoleh dari beberapa sistem.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran

hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang

dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kuriklum dan

implikasinya pada tingkat operasioanal dikelas.

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut

Arends, model pembelajaran mengacuh pada pendekatan yang digunakan,

termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolahan kelas.

(supriyono, 2015)

Dari beberapa pernyataan di atasdapat disimpulkan bahwa model

adalah landasan praktik pembelajaran atau pola yang digunakan sebagai

pedoman dan merencanakan pembelajaran dikelas.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

10

Ada beberapa istilah untuk menyebutkan pembelajaran berbasis

sosial yaitu pembelajaran (cooperatf learning) dan pembelajaran

kolaboratif.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin

leh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif

dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimaa guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi

yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah

yang dimaksud. (supriyono, 2015)

Ada berbagai macam tipe dalam model pembelajaran kooperatif

diantaranya : Jigsaw, Pair Checks (PC), Thik Pair Share (TPS), Dan

Problem Base Learning (PBL) dll.

3. Tipe Pair Checks

Pair checks, jika diterjemahkan bebas, artinya “pasangan

mengecek”. Model pembelajaran berkelompok atau berpasangan ini

dipopulerkan oleh Spenser Kagen 1993. Model ini adalah proses belajar

yang mengedepankan kerja sama kelompok. Dimana setiap anggota

kelompok harus memiliki kemandirian dan harus memiliki kemampuan

dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Model pembelajaran pair

checks ini juga melatih social siswa, kerja sama dan kemampuan

memberikan penilaian kepada teman lainnya dalam proses pembelajaran

yang dilaksanakan. Pada prinsipnya, model pembelajaran pair checks

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

11

sangat mengedepankan teknik berpasang-pasangan (Kurniasih, 2015 : 111-

112).

Shoimin (2004 : 119) mengatakan model Pair Checks (pasangan

mengecek) merupakan model pembelajaran di mana siswa saling

berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan. (Herdian,

2009), Dalam model pembelajaran kooperatif tipe pair checks, guru

bertindak sebagai motivator dan vasilitator aktivitas siswa. Model

pembelajaran ini juga untuk melatih rasa sosial siswa, kerja sama, dan

kemampuan memberi penilaian. Model ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menuangkan ide, pikiran, pengalaman dan

pendapatan dengan benar.

Huda (2013 : 220) mengatakan Pair checks merupakan metode

pembelajaran berkelompok antar dua orang atau berpasangan yang

dipopulerkan oleh Spencer Kagen 1993. Model ini menerapkan

pembelajaran kooperatif yang menuntut kemandirian dan kemampuan

siswa dalam menyelesaikan persoalan. Metode ini juga melatih tanggung

jawab sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi penilaian.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Model

pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks (PC), merupakan model

pembelajaran yang menerapkan kemandirian dan kemempuan siswa dalam

menyelesaikan masalah. Model pembelajaran ini juga melatih tanggung

jawab sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi penilaian.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

12

1. Langkah-Langkah Tipe Pair Checks

Menurut Huda (2013 : 221) langkah-langkah penerapan model pair

checks adalah sebagai berikut.

a. Guru menjelaskan konsep.

b. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang.

Satu tim ada 2 orang pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim

dibebani masing-masing satu peran yang berbeda pelatih dan partner.

c. Guru membagikan soal pada partner.

d. Partner menjawab soal dan pelatih bertugas mengecek jawabannya.

Partnernya menjawab satu soal dengan benar berhak mendapatkan satu

kupon dari pelatih.

e. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner dan

partner menjadi pelatih.

f. Guru membagikan soal kepada partner.

g. Partner menjawab soal dan pelatih bertugas mengecek jawabannya.

Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapatkan

satu kupon dari pelatih.

h. Setiap pasangan kembali ke tim awal da mencocokkan jawaban satu

sama lain.

i. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai

soal.

j. Setiap tim mengecek jawabannya.

k. Tip yang paling banyak mendapatkan kupon diberi hadiah atau reward

oleh guru.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

13

Sedangkan menurut Shoimin (2013 : 119), langkah-langkah

pembelajaran pair checks adalah sebagai berikut.

a. Bagilah siswa dikelas ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari

4 orang.

b. Bagi lagi kelompok-kelompok siswa tersebut menjadi berpasangan.

Jadi, akan ada partner A dan partner B pada kedua pasangan.

c. Berikan setiap pasangan sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri

dari beberapa soal atau permasalahannya (jumlahnya genap).

d. Berikutnya berikan kesempatan pada partner A untuk mengerjakan

soal nomor 1, sementara partner B mengamati, memberi motivasi,

membimbing (bila diperlukan) partner A semala mengerjakan soal

nomor 1.

e. Selanjutnya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor 2, dan

partner A mengemati, memotivasi, membimbing (bila diperlukan)

partner B selama mengerjakan soal no 2.

f. Setelah 2 soal diselesaikan, pasangan tersebut mengecek hasil

pekerjakan mereka berdua dengan pasangan lain yang satu kelompok

dengan mereka.

g. Setiap kelompok yang kesepakatan (kesamaan pendapat/ cara

memecahkan masalah/ menyelesaikan soal) merayakan keberhasilan

mereka atau guru memberikan penghargaan (reward). Guru dapat

memberikan pembimbingan bila kedua pasangan dalam kelompok

tidak menentukan kesepakatan.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

14

h. Langkah nomor 4, 5 dan 6 diulang lagi untuk menyelesaikan soal

nomor 3 dan 4, demikian seterusnya sampai semua soal pada LKS

selesai dikerjakan setiap kelompok.

Sedangkan Menurut Edi Suriawan (2011: 2) langkah-langkah

model pair check adalah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b. Guru membentuk kelompok berpasangan. Satu orang bekerja

menyelesaikan soal dan pasangannya bertugas sebagai tutor,

memeriksa dan mengecek.

c. Pemeriksa mengecek pekerjaan pasangannya, jika ada pertentangan

diantara mereka, mereka boleh menanyakannya pada pasangan lain

dalam kelompok.

d. Jika pasangan setuju dengan jawaban, yang berarti benar, tutor

memberi pujian.

e. Pembelajar berganti peran dan mengulangi langkah 3–5.

f. Pembelajar yang berperan sebagai tutor menjadi pemecah masalah Jika

jawaban benar, mereka saling berjabat tangan.

g. Kelompok mempersentasikan hasil diskusi.

h. guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling baik.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menurut Huda dan

shoimin di atas, penulis menyimpulkan untuk melakukan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut :

Tabel 1. Langkah-Langkah Pelnelajaran Pair Checks

Langkah pembelajaran Kegiata Guru Kegiatan Siswa

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

15

Menjelaskan materi yang

akan disampaikan.

Guru menjelaskan konsep

tentang materi sistem

persamaan lilier dua variable

(SPLDV)

Siswa menyimak apa yang

guru sampaikan dan

bertanya jika masih ada

yang belum mengerti

materi tentang sistem

persamaan linier dua

variable (SPLDV)

Pembegia kelompok Guru membegikan kelompok

berdasarkan rangking dikelas.

Lalu dibagi lagi menjadi 2

tim.

Siswa mendekati atau

bergabung dengan teman

satu kelompok dan satu

tim.

Pemberian soal Guru membagikan soal no 1

materi tentang sistem

persamaan linier dua variable

(SPLDV) kepada partner.

Panrtner mengerjakan soal

yang diberikan oleh guru.

Memnitor kegiatan

kelompok.

Guru berkeliling untuk

melihat kegiatan siswa.

Pelatih mengamati partner

yang mengerjakan soal dan

membimbing (jika

diperlukan).

Bertukar peran Guru meminta siswa untuk

Partner dan pelatih bertukar

peran.

Partner dan pelatih

bertukar peran

mengerjakan soal

berikutnya.

Kemudian pada soal

selanjutnya akan dilakukan

berulang.

Pengecekan hasil

kelompok bersama

Guru meminta siswa untuk

kembali ke kelompok untuk

mengecek hasil mereka.

Setelah menyelesaikan soal

no 2. Pasangan tersebut

kembali kekelompk untuk

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

16

mengecek hasil setiap tim.

Mempresentasikan hasil

kerja mereka

Guru meminta siswa untuk

mempresesntasikan hasil

kelompok.

Siswa mempresentasikan

hasil dari kelompok masig-

masing.

Pemberian reward Guru memberi penghargaan

atau reward.

Kelompok yang memiliki

jawaban yang sama akan

mendapatkan hadiah dari

guru.

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pair Checks

Menutut kurniasih (2015 : 112), kelebihan dan kekurangn model

pembelajaran pair checks adalah sebagai berikut.

Kelebihan model pembelajaran pair checks

a. Dipandu belajar melalui bantuan rekan.

b. Menciptakan saling kerja sama diantara siswa

c. Meningkatkan pemahaman konsep.

Kekurangan model pembelajaran pair checks

a. Memerlukan banyak waktu

b. Lebih sedikit ide yang masuk.

B. Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai kemampuan

untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan

definisi yang diberikan oleh Carin dan Sund yang menjelaskan pemahaman

merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu.

Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja (2005: 2-3),

konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran,

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

17

gagasan, atau pengertian. Akan tetapi, James G. Womack mendefinisikan

konsep adalah kata atau ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu yang

menonjol, sifat yang melekat.

Dengan demikian, pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat

bergantung pada penguasaan sifat yang melekat, pengertian umum kata yang

bersangkutan (Susanto, 2013: 6-8).

Jadi pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan berpikir,

menuangkan ide dan pengertian untuk menyerap arti dari materi atau bahan

yang dipelajari.

Adapun indikator pemahaman konsep menurut Kurikulum 2006, yaitu:

1. menyatakan ulang sebuah konsep

2. mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya)

3. memberikan contoh dan non-contoh dari konsep

4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

5. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

6. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi

tertentu

7. mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Dari ke tujuh indikator pemahaman konsep di atas, peneliti hanya

menggunakan empat indikator berdasarkan materi yang peneliti ambil,

disilabus berdasarkan standar kompetesi yaitu pemecahan masalah dan

menyelesaikan model matematika kedalam representasi matematika.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

18

Adapun indikator dari pemahaman konsep yang peneliti gunakan

adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan Ulang Suatu Konsep Yang Telah Dipelajari

Kemampuan siswa untuk menyatakan kembali apa yang telah

dipelajari kapadanya. Pada saat tes dilaksanakan siswa diberikan soal tes

pemahaman konsep yang berisikan indicator dari materi pokok sistem

persamaan linier dua variabel (SPLDV). Dari lembaran jawaban siswa

akan dilihat apakah siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang telah di

pelajarinya melalui jawaban pemahaman konsep tersebut.

Descriptor :

Siswa dapat dapat mengemukakan kembali cara-cara membuat model

matematika.

2. Memberikan Contoh dan Non-Contoh Dari Konsep

Kemampuan siswa dapat membedakan mana yang merupan contoh

dan bukan contoh pada materi pelajaran.

Deskriptor :

Siswa dapat membuat contoh SPLDV dan bukan contoh SPLDV.

3. Menyajikan Konsep Dalam Bentuk Representasi Matematika

Kemampuan siswa memaparkan konsep materi secara berurutan

yang bersifat matematis.

Deskriptor :

Siswa dapat mengemukakan tabel tentang titik-titik koordinat untuk

menggambar sebuah grafik atau siswa dapat mengeliminasi salah satu

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

19

persamaan SPLDV atau siswa dapat mengubah salah satu persamaan

kedalan bentuk fungsi.

4. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah

Descriptor :

Siswa dapat menggunakan konsep atau prosedur dalam menyelesaikan

soal.

C. Pembelajaran Matematika

Secara sederhana, Robbins (dalam Trianto, 2014:17) mendefinisikan

belajar sebagai suatu proses menciptakan hubungan antara sesuatu

(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.

Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu : (1)

penciptaan hubungan; (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami;

dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi, dalam makna belajar di sini

bukan perangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui, tetapi

merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan

pengetahuan baru.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara, baik disengaja maupun

tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu

perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan

perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kebiasaan

yang baru diperoleh individu. Adapun pengalaman merupakan interaksi antara

individu dan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi belajar disini

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

20

diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tau menjadi tahu,

dari tidak paham menjadi paham, dari kuran terampil menjadi terampil dan

dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan

maupun individu itu sendiri (Trianto, 2014:8)

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks,

yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai

produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.

Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha

sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan

interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan

yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan

interaksi dua arahdari seorang guru dan siswa, dimana antara keduanya terjadi

komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang

telah diterapkan sebelumnya (Trianto, 2014:19).

Menurut Johnson dan Myklebust (1967 “dalam” Abdurrahman,

2010:252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Sementara itu Paling (1982: 1), ide manusia tentang matematika

berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing.

Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup

tambah, kurang, kali dan bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik

seperti aljabar, geometri dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan

bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berpikir

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

21

logis. Selanjutnya, Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu

cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan

ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling

penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan

menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling tersebut

dapat disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang

dihadapi, manusia akan menggunakan (1) informasi yang berkaitan dengan

masalah yang dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk dan ukuran;

(3) kemampuan untuk menghitung; dan (4) kemampuan untuk mengingat dan

menggunakan hubungan-hubungan(Abdurrahman, 2010:252).

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan

dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan

keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan saran komunikasi yang

kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi

dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian

dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha

memecahkan masalah yang menantang. (Cockroft, 1982 “dalam”

Abdurrahman, 2010:253)

Berdasarkan penjelasan mengenai pembelajaran dan matematika,

maka pembelajaran matematika dapat diartikan sebagai proses kegiatan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap terhadap kebenaran suatu konsep atau pernyataan

yang sifatnya konstan dan berbekas yang digunakan dalam kehidupan sehari-

hari. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

22

pembelajaran matematika yaitu menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti atau menjelaskan gagasasan atau pernyataan matematika (Depdiknas,

2006:346).

Tujuan pembelajaran matematika yaitu memberikan pemahaman

logika dan kemampuan dasar matematika dalam rangka penguasaan IPTEK.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran matematika

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algortima secara luwes, akurat, efisien dan

tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahakan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, meyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap mengharagai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

(Depdiknas, 2006 “dalam” Abdurrahman, 2010:255)

D. Kajian Materi

1. Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

23

Agar kalian dapat memahami pengertian persamaan linear dua

variabel (PLDV) dengan mudah, coba kalian amati dan perhatikan ciri-ciri

dari contoh persamaan berikut.

1) x+ y = 5 (PLDV)

2) 4a– 2 = 9 (bukan PLDV karena hanya memuat satu variabel,

yaitu a)

3) 3p= 3r+ 10 (PLDV)

4)

= 8 (PLDV)

5) 2m– 5n+ 8 = 0 (PLDV)

6) 3 – 4a= 2 (bukan PLDV karena pangkat ter-tinggi dari

variabelnya adalah 2, yaitu 3 )

Sekarang coba kalian tuliskan dengan kata-katamu sendiri

pengertian persamaan linear dua variabel berdasarkan ciri-ciri yang terlihat

pada contoh di atas. Setelah itu bandingkan jawabanmu dengan pernyataan

berikut.

Persamaan linear dua variabel adalah sebuah persamaan yang

mempunyai dua variabel, dengan masing-masing variabel memiliki

pangkat tertinggi satu dan tidak ada perkalian di antara kedua variabel

tersebut.

2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Sistem persamaan linear dengan dua variabel mempunyai bentuk

umum sebagai berikut.

ax + by = c

dx + ey = f

Nilai xdan yuntuk kedua persamaan linear dua variable (PLDV) di

atas adalah nilai yang sama, baik untuk PLDV 1 maupun PLDV 2. Hal ini

karena nilai xdan yuntuk kedua PLDV adalah himpunan penyelesaian

yang tunggal dan memenuhi kedua PLDV. Dengan demikian, dapat

dikatakan kedua PLDV di atas memiliki keterkaitan satu sama lain yang

disebut sistem. Tulislah dengan kata-katamu sendiri pengertian sistem

dalam suatu SPLDV.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

24

3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

a) Cara Subtitusi

Substitusimerupakan salah satu cara yang sering digunakan

karena cukup mudah penggunaannya. Caranya adalah dengan

mensubstitusi (mengganti) variabel tertentu sehingga nilai variabel

lainnya dapat ditentukan. Untuk lebih jelasnya pelajarilah contoh soal

berikut.

Contoh.

Dengan cara substitusi, tentukanlah himpunan penyelesaian

dari sistem persamaan 2x+ y= 12 dan 3x+ 5y= 25.

Penyelesaian:

Dari dua persamaan di atas dipilih 2x+ y= 12, kemudian

diubah menjadi y= 12 – 2x.

y= 12 – 2x disubstitusi ke y pada persamaan 3x+ 5y= 25 sehingga

menjadi:

3x+ 5 (12 – 2x) = 25

3x+ 60 – 10x = 25

–7x = 25 – 60

–7x = –35

x =

x = 5

Nilai x = 5 disubstitusikan ke y maka:

y = 12 – 2x

y = 12 – 2(5)

y = 12 – 10

y = 2

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {5, 2}.

b) Cara Eliminasi

Eliminasi dalam sistem persamaan linear dua variable adalah

dengan mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel

sehingga variabel lainnya dapat ditentukan nilainya. Untuk

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

25

mengeliminasi salah satu variabel perlu disamakan dahulu koefisien

variabel yang akan dieliminasi. Pelajarilah contoh soal berikut.

Contoh

Dengan cara eliminasi, tentukanlah himpunan penyelesaian

dari sistem persamaan 2x+ 3y = 16 dan 3x+ 4y = 23

Penyelesaian:

Untuk mengeliminasi x, samakan koefisien x dari kedua

persamaan sehingga sistem persamaannya menjadi:

2x+ 3y = 16 | ×3 ž 6x+ 9y = 48

3x+ 4y = 23 | ×2 ž 6x+ 8y = 46

y = 2

Untuk mengeliminasi y, samakan koefisien y dari kedua

persamaan sehingga sistem persamaan menjadi:

2x+ 3y= 16 | ×4 ž 8x+ 12y = 64

3x+ 4y= 23 | ×3 ž 9x+ 12y = 69

-x = –5

x = 5

Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan di atas adalah (5,

2).

E. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Suci Irawati, Budiyono dan Isnandar

Slamet (2015) yang berjudul “Eksperimentasi Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Pairs Check (Pc), Think Pair Share (Tps), Dan Problem

Based Learning (Pbl) Pada Materi Kubus Dan Balok Ditinjau Dari

Gaya Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri Se-Kota Surakarta” hasilnya

mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisis data seperti diuraikan

penulis diperoleh bahwa model pembelajaran PC menghasilkan prestasi

belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran TPS maupun model

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

26

pembelajaran PBL, sedangkan prestasi belajar matematika siswa yang

menggunakan model kooperatif tipe PC lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang menggunakan pembelajaran TPS. Model pembelajaran

kooperatif tipe PC yang memberikan prestasi belajar matematika yang

lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran TPS dan

pembelajaran PBL, telah sesuai dengan hipotesis penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh R. Lestari dan S. Linuwih yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Sosial Skill Siswa” hasilnya

menyebutkan pada siklus 1 aspek mengemukakan pendapat, kerja sama,

menerima saran dan masukan dari orang lain dan sopan santun belum

memenuhi kriteria ketuntasan maksimal. Dari hasil pengamatan yang

dilakukan oleh R. Lestari dan S. Linuwih sebagian siswa masih pasif dan

hanya mengandalkan pada teman satu kelompok saja. Perbaikan yang

dilakukan pada siklus 2 menyebabkan nilai aspek mengemukakan

pendapat, bekerja sama, menerima saran dan masukan dari orang lain serta

sopan santun mengalami peningkatan. Pada siklus 1 42, 42% siswa sosial

skillnya masih kurang dan 57, 5% siswa sudah memiliki social skill yang

baik. Pada siklus 2 36, 36% siswa sosial skillnya masih kurang dan 63,

64% siswa sudah memiliki sosial skill yang baik.

3. Penelitia yang dilakukan oleh Ni Md. Yantiani dkk yang berjudul

“Pembelajaran Kooperatif Pair Check berpengaruh Terhadap Hasil

Belajar Materi Bangun Ruang Dan Bangun Datar Siswa Kelas Iv

Gugus Iv Semarapura” menyatakan bahwa pada perolehan rerata antara

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

27

kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan.

Pada kelas eksperimen rerata yang didapat adalah 85, 43 sedangkan rerata

yang diperoleh pada kelas kontrol adalah 58, 40. Sehingga ini berarti terdapat

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe pair check terhadap hasil belajar materi

bangun ruang dan bangun datar siswa pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Gugus IV

Semarapura lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Perbedaan penelitian-penelitian terdahulu di atas dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Penelitian Yang Relevan

Nama peneliti Judul Penelitian Jenis

Penelitian Materi Penelitian Ket

Suci Irawati,

Budiyono dan

Isnandar

Model pembelajaran

kooperatif tipe pair

checks, think pair

share, problema

based learning dan

gaya belajar

Quasi

Experimental

Design kategori

Posttest-Only

Control Design

Kubus dan Balok

kelas VII SMP

Sudah

di teliti

R. Lestari dan S.

Linuwih

Model pembelajaran

kooperatif tipe pair

checks dan social

skill

Eksperiment Semu

Kategori Posttest-

Only Control

Design

IPA terpadu kelas

VII SMP

Sudah

diteliti

Ni Md. Yantiani

, I Wyn Wiara

, Md. Putra

Model pembelajaran

kooperatif tipe pair

checks dan hasil

belajar

Pra Eksperimen

kategori desain

causal effect

relationship

Bangun ruang dan

bangun datar

kelas IV SD

Sudah

diteliti

Aan Gustiawan Model pembelajaran

Kooperatif tipe pair

checks terhadap

pemahaman konsep

matematis siswa

Ekperimen Murni

Kategori Posttest

Only Control

Design

Bilangan bulat di

kelas VIII SMP

Belum

Diteliti

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

28

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Tidak ada pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran pair

checks terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

Ada pengeruh dalam penggunaan model pembelajaran pair checks

terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen murni atau

true experimental. Dalam pelaksanaan penelitian ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok pertama adalah kelompok

eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran pair checks dan kelompok

kedua adalah kelompok dengan pembelajaran konvensional sebagai kelompok control dalam

penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah (Posttest-Only Control Group Design)

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap pemahaman

konsep matematis siswa. Dasar penelitian desain ini adalah karena peneliti ingin melihat

pemahaman konsep matematis siswa melalui model pembelajaran pair checks.

Menurut (Sugiyono, 2013:112), desain penelitiannya sebagai berikut:

R1 X O1

R2 O2

Gambar 1. The Posttest-Only Countrol Group Design

Keterangan :

O1 :Pengukuran pemahaman konsep matematis siswa setelah diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran pair checks

O2 :Pengukuran pemahaman konsep matematis siswa setelah dberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran Konvensional

X :Perlakuan berupa model pembelajaran Pair Checks

R1 :Kelompok kelas eksperimen

R2 :Kelompok kelas kontrol

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

30

Variabel bebas (independent variables) merupakan variabel yang memberi

pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel perlakuan,

variabel eksperimen, atau variabel intervensi (Sukmadinata, 2011: 321).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran pair checks.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variables) merupakan variabel yang

dipengaruhi variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel posttest

atau variabel kriteria (Sukmadinata, 2011: 321).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep

matematis siswa yang dipengaruhi oleh model pembelajaran pair checks.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Model pembelajaran Pair Check adalah siswa melakukan kerja

berkelompok yang terdiri dari empat siswa dan dibuat satu kelompok

terdapat dua tim yaitu tim partner dan tim pelatih. Tim partner

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dan tim pelatih bertugas

mengecek kerja tim partner lalu memberikan kupon tiap soal yang benar

kemudian tim partner dan tim pelatih melakukan tukar peran.

2. Pemahaman konsep adalah suatu kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang

diberikan oleh guru, menuangkan ide/pendapat mereka tentang materi atau masalah yang

mereka dapatkan dari guru dan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari.

Tabel 3. Tingkat Pemahaman Konsep Siswa

Skor rata-rata Kriteria

80, 0 – 100,0 Sangat Baik

66,0 – 79,9 Baik

56,0 – 65,9 Cukup

40, 0 – 55, 9 Kurang

0,0 – 39, 9 Sangat Kurang

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

31

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sanga

Desa. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Table 4. Populasi Penelitian

SMP Kelas Jumlah Siswa

SMP Negeri 1 Sanga Desa VIII.1

VIII.2

VIII.3

28

24

28

Jumlah 80

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah kelompok besar dan wilayah yang

dimiliki oleh populasi (Sukmadinata, 2011:251). Adapun sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas VIII. 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas

VIII. 2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan

menggunakan (Cluster Random Sampling) karena sampel yang peneliti ambil kelas yang

sudah tersedia dalam populasi dan semua kelas mempunyai kemampuan yang homogen.

Teknik ini dilakukan dengan cara pengambilan anggota sampel dari populasi yang

dilakukan secara acak sehingga setiap elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang

sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Prosedur dalam teknik ini, diawali

dengan pembentukan sampel berdasarkan daftar seluruh elemen dari populasi, selanjutnya

dari daftar tersebut dipilih sampel secara acak hingga terpenuhi jumlah sampel yang

diinginkan.

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian

Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah pengurusan

surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, langkah

selanjutnya meliputi:

a) Menetapkan materi dan alokasi waktu.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

32

b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang telah

ditentukan.

c) Menyusun instrumen penelitian.

d) Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti.

e) Menentukan sampel penelitian

f) Uji instrumen penelitian

Untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pair checks

dan LKS di validasi menggunakan validitas konstrak (Construct Validity). Menurut

Sugiyono (2013:177), untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat

dari para ahli (judgment experts), yang disebut dengan validator. Dalam hal ini ada 3

validator, yaitu: Tria Gustiningsih, M.Pd, Rahma Siska Utari, M. Pd, dan Tri

Ekstanori, S.Pd

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah tahap

persiapan, tahap pelaksanaan meliputi:

a) Menguji coba instrumen penelitian.

b) Mengolah dan menganalisis data uji coba instrumen.

c) Menyampaikan pembelajaran dengan strategi/model pembelajaran pair checks pada

kelas eksperimen.

d) Memberikan pascates untuk kedua kelompok.

3. Tahap Penyelesaian Penelitian

Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir , tahap ini meliputi:

a) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

b) Menguji hipotesis penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

Tes pemahaman konsep Matematis (posttest)

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

33

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil tes. Tes digunakan untuk

memperoleh data tentang kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah

diterapkan model pembelajaran pair checks. Hasil tes didapat dari tes akhir dimana

instrument yang digunakan berbentuk esai (uraian) suatu konsep.

Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik diperlukan instrumen

dengan berkualitas baik pula. Oleh karena itu, sebelum instrumen ini

diujikan, terlebih dahulu instrumen tersebut divalidasi oleh 3 pakar dan

diujicobakan pada kelas IX yang telah mempelajari materi SPLDV berjumlah

20 orang siswa. Setelah validasi pakar dan uji coba dilaksanakan, selanjutnya

dilakukan analisis mengenai validitas butir soal dan reliabilitas.

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan

dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai

dengan maksud yang dikenakan tes tersebut. Suatu tes yang menghasilkan data yang tidak

relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki

validitas rendah (Azwar,2011:173). Teknik yang digunakan untuk mengetahui

kesejajaran adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar menurut

(Arikunto, 2013:87), yaitu:

2222.

.

YYNXXN

YXYXNr yx

rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang

dikorelasikan.

X : skor tiap soal.

Y : skor total.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

34

N : jumlah siswa uji coba.

Untuk menafsirkan keberartian harga validitas tiap item maka

harga tersebut dikonfirmasikan kedalam tabel harga kritik product

moment untuk siswa dengan taraf nyata α = 5%. Jika >

dengan α = 5% maka item soal dikatakan valid atau dengan kata lain, jika

< maka item soal tidak valid. Pada taraf α = 5% dengan

diperoleh

Menurut sugiyono (2011 : 257) untuk mengetahui interpretasi

mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Interpretasi validitas nilai

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2. Reliabilitas

Reliabilitas diterjemahkan dari kata realibility. Pengukuran yang memiliki

reliabilitas tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang

reliable (Azwar, 2011: 180). Reliabel lebih mudah dimengerti, dengan memperhatikan

aspek-aspek dari suatu alat ukur, yaitu: (1) kemantapan, (2) ketepatan, (3) homogenitas.

Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu berulangkali, dengan

syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan

hasil yang sama. Di dalam pengertian mantap, reliabilitas mengandung makna juga “dapat

diandalkan”. Ketepatan, menunjuk kepada instrumen yang tepat dalam mengukur dari

sesuatu yang diukur. Instrumen yang tepat adalah instrumen dimana pernyataannya jelas,

mudah dimengerti dan rinci. Homogenitas, menunjuk kepada instrumen yang mempunyai

kaitan yang erat satu sama lain dalam unsur-unsur dasarnya (Margono, 2010: 182)

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

35

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan rumus alpa (Arikunto, 2013:122),

yaitu:

2

2

11 11

t

i

n

nr

dimana

N

N

XX

2

2

2

Keterangan

r11 : reliabilitas yang dicari

n : banyaknya butir pertanyaan atau soal

2

i : jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t : varians total

N : jumlah siswa uji coba

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang dianalisis normal atau tidak, karena uji statistik uji-t dapat digunakan

jika data tersebut terdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan terhadap

data posttest tiap kelompok, baik itu kelompok kontrol maupun

eksperimen. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melakukan

uji normalitas data, antara lain: dengan kertas peluang normal, kemiringan

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

36

kurva, uji Chi-kuadrat, uji Liliefors, teknik Kolmogorov-Smirnov, dan

teknik lainnya.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji liliefors.

Ho : Data populasi berdistribusi normal

Ha : Data populasi berdstribusi tidak normal

Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan uji liliefors adalah sebagai

berikut :

a) Pengamatan , … dijadikan bilangan baku , … dengan menggunakan

rumus zi =

Dimana :

x : Data

: Rata-rata data tunggal

S : Simpangan baku

b) Untuk setiap skor baku ini dengan menggunakan daftar tabel distribusi normal baku,

kemudian hitung peluang ) = P(z ≤ ) untuk zi yang bertanda negative (-) harga

f(zi) diperoleh dari 0.5- angka tabel sebaliknya untuk zi yang bertanda positif (+)

harga f(zi) = 0.5+ angka tabel.

c) Hitung s(zi) yaitu proposi , … yang lebih kecil atau sama dengan zi dengan

rumus : s(zi) =

d) Hitung selisih dari f(zi) – s(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

e) Ambillah harga mutlak terbesar di antara hara-harga mutlak selisih tersebut

f) Kriteria : maka diterima, dengan α = 5% sehingga data

berdistribusi normal (Sudjana, 2005: 466).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok yang diteliti

memiliki varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang

sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Hipotesis yang akan diuji :

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

37

Ho : =

H1 :

Keterangan:

: Varians kelompok eksperimen

: Varians kelompok kontrol

Untuk menguji kesamaan varians tersebut rumus yang digunakan

adalah uji-F, yaitu :

Fhitung =

(Sugiyono, 2013: 276)

Dengan kriteria pengujian jika Fhitung < Ftabel dengan α = 5 %, dk

pembilang = (nb – 1) dan dk penyebut = (nk – 1) maka data homogen.

Keterangan:

nb: banyaknya data yang variansnya lebih besar

nk: banyaknya data yang variansnya lebih kecil (Sudjana, 2005 : 205)

3. Uji t

Guna membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk

mendapatkan suatu kesimpulan maka hasil data tes yang diberikan kepada

siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks

dengan yang diajar dengan model pembelajaran konvensional dianalisa

dengan menggunakan Uji-t (Student-t). Adapun rumusan hipotesisnya

dengan adalah sebagai berikut:

H0 : µ1 µ2

H1 : µ1 > µ2

Keterangan:

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

38

µ1 : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaraan pair

checks.

µ2 : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional.

H0 : Tidak ada Pengaruh Model Pembelajaran pair checks terhadap

pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeri 1 sanga desa.

Ha : ada Pengaruh Model Pembelajaran pair checks terhadap

pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeri 1 sanga desa.

Adapun rumus uji-t yang digunkan adalah menurut (Sudjana,

2005:239), yaitu :

21

21

11

nnS

xxt

gab

hitung

dimana

2

1)1(

21

2

22

2

11

nn

SnSnS gab

Keterangan:

1x : rata-rata nilai kelas eksperimen.

2x : rata-rata nilai kelas kontrol.

n1 : sampel 1 (hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran pair checks).

n2 : sampel 2 (hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional).

S1 : varians kelas eksperimen.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

39

S2 : varians kelas kontrol.

Kemudian harga thitung > ttabel. Disini penulis mengambil taraf

signifikan 5%, dengan tabelt didapat dari daftar distribusi student dengan

peluang (1- ) dan dk = n1+n2 – 2.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kegiatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Sanga Desa tahun ajaran

2016/2017 pada tanggal 23 November 2016 sampai 26 November 2016 dengan

materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Sampel dalam penelitian ini

adalah kelas VIII. 1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 28 siswa dan VIII.

3 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 28 siswa.

Penelitian dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan, pertemuan

pertama sampai ketiga pemberian materi pembelajaran dan pertemuan keempat

diberikan posttest. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit baik untuk

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Post-test dilakukan untuk mengetahui

hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika setelah kegiatan

pembelajaran dilakukan baik di kelas kontrol yang menggunakan pendekatan

teacher centered maupun kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe pair checks. Peneliti melaksanakan penelitian

sesuai jadwal yang telah ditentukan. Berikut tabel jadwal penelitian di SMP

Negeri 1 Sanga Desa.

Tabel 5. Jadwal penelitian di SMP Negeri 1 Sanga Desa

Hari/Tanggal Jam Pelajaran Kegiatan

Rabu, 23 November 07.30 – 08.45 Melaksanakan pembelajaran pertemuan

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

43

2016 pertama di kelas eksperimen

10.00 – 11.20 Melaksanakan pembelajaran pertemuan

pertama di kelas control

Kamis, 24 November

2016

07.30 – 08.45 Melaksanakan pembelajaran pertemuan

kedua di kelas eksperimen

10.00 – 11.20 Melaksanakan pembelajaran pertemuan

kedua di kelas control

Jum’at, 25 November

2016

07.30 – 08.45 Melaksanakan pembelajaran pertemuan

ketiga di kelas eksperimen

10.00 – 11.20 Melaksanakan pembelajaran pertemuan

ketiga di kels kontrol

Sabtu, 26 November

2016

07.30 – 08.45 Melaksanakan posttest di kelas eksperimen

10.00 – 11.20 Melaksanakan posttest di kelas kontrol

2. Deskripsi Hasil Uji Validitas dan Uji Reabilitas Instrumen Penelitian

a. Hasil Uji Validitas kepada Pakar

Instrumen penelitian dalam penelitian ini divalidasi dengan

membuat lembar validasi. Kemudian instrumen dikonsultasikan ke pakar

matematika (validator) untuk mendapatkan saran dari pakar tersebut. Pakar

yang terlibat dalam validasi instrumen penelitian adalah dua orang dosen

Pendidikan Matematika yaitu Ibu Tria Gustiningsih, M.Pd dan Ibu Rahma,

M. Pd dan satu orang guru matematika di SMP Negeri 1 Sanga Desa yaitu

Ibu Tri Axtanori, S.Pd. Kemudian peneliti merevisi instrumen tersebut

berdasarkan saran yang telah diberikan oleh para pakar. Diantara saran yang

diberikan oleh para validator mengenai kevalidan RPP, LKS, dan soal post-

test dalam penelitian ini antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Komentar/saran validator mengenai RPP

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

44

Validator Komentar/saran

Tria gustiningsih, M. Pd 1. Pada poin materi ajar, kalimatnya

diperbaiki.

2. Tampilkan langkah-langkah pair

checks dengan langkah-langkah

pembelajaran dalam 1 tabel agar

terlihat kesesuaiannya.

3. Pada identitas RPP, tambahkan kelas

dan semester.

4. Sumber belajar diperjelas.

5. Mengingatkan materi ditambahkan

pada bagian “apersepsi”

6. Penggunaan bahasa harus jelas.

Rahma 1. Perhatikan penulisan/ EYD

2. Langkah-langkah pembelajaran

dibuat dalam bentuk tabel.

3. Penilaian : rubrik penskoran dibuat

lebis spesifik dengan menambahkan

indicator pemahaman konsep yang

munsul.

Tri Extanori, S. Pd 1. Sudah baik

Tabel 7. Komentar/saran validator mengenai LKS Validator Komentar/saran

Tria Gustiningsih, M. Pd 1. Perbaiki tujuan pembelajaran pada

lks 1 dan 2

2. Perbaiki langkah-langkah yang

ditampilkan. Bombing dengan

angkah.

3. Tambahkan “pengecekan kembali

dibagian kesimpulan agar sesuai

dengan model pair checks.

4. Perhatikan dalam penggunaan

symbol matematika.

Rahma, M. Pd 1. Perhatikan EYD.

2. Buatlah kesimpulan (kolom

kesimpulan) diakhir LKS

perpertemuan.

Tri Extanori, S. Pd 1. Sudah baik

Tabel 8. Komentar/saran validator mengenai posttest Validator Komentar/saran

Tria Gustiningsih, M. Pd 1. Perbaiki soal no 3, tentukan

menggunakan metode apa.

2. Perbiki kisi-kisi soal.

3. Penggunaan bahasa diperjelas.

4. Buat soal yang mencangkup

indicator pemahaman konsep.

5. Buat pendoman penskoran

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

45

pemahaman konsep.

6. Soal belum memenuhi dari ke-4

indikator pemahaman konsep.

Rahma, M. Pd 1. Konsistensi tulisan.

2. Tambahkan identitas di soal posttest

(nama dan kelas)

3. Perhatikan EYD.

4. Tambahkan skor pada rubric

penskoran. (skor total per soal dan

skor keseluruhan).

Tri Extanori, S. Pd 1. Sudah baik

Hasil validasi dari ketiga validator diperoleh bahwa RPP, LKS, dan

soal tes dalam penelitian ini dinyatakan valid dan siap digunakan untuk

proses pembelajaran.

b. Hasil Analisis Uji Instrumen

1) Uji Validitas Posttest

Setelah instrumen dilakukan uji validitas pakar, soal post-test

diujicobakan kepada 20 orang siswa kelas IX untuk menguji kevalidan

soal tes. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi masing–

masing pertanyaan (item) dengan skor totalnya. Rumus korelasi yang

dipergunakan adalah korelasi product moment. Hasil ujicoba soal posttest

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9. Hasil Validasi Soal Post-test

Item/Soal

Validitas

Kriteria

1 Valid

2 Valid

3 Valid

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

46

Dari hasil ujicoba ini dapat disimpulkan bahwa soal posttest

pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada penelitian ini

adalah berkriteria valid. Adapun perhitungan validitas instrumen

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .

2) Uji Reliabilitas Posttest

Untuk melihat apakah instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengukur data, maka dilakukan uji reliabilitas.

Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha. Dari perhitungan didapat

r11= dan rtabel = 0,441 maka r11> rtabel. Ini berarti instrumen tes

tersebut reliabel. Untuk perhitungan reliabilitas tes hasil belajar

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

a. Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Penelitian di kelas eksperimen ini yaitu kelas VIII. 1, dilaksanakan

pada hari rabu tanggal 23 november 2016 dan berlangsung mulai pukul 07.

30 sampai pukul 08. 45 WIB. Sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran,

peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, mengecek

kehadiran siswa, memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab

kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

47

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran.

Peneliti juga menjelaskan langkah-langkah model pebelajaran yang

akan dilaksanakan pada penelitian ini, yaitu bahwa model pembelajaran ini

dilakasanakan dengan cara bepasang-pasangan dimana setiap pasangan akan

mendapatkan peran mereka masing-masing. Untuk siswa yang mengerjakan

soal pertama berarti siswa tersebut memiliki peran sebagai partner dan siswa

yang belum mengerjakan soal berarti siswa tersebut sebagai pelatih, dimana

pelatih betugas mengawasi partner yang sedang mengerjakan soal. Jika

dibutuhkan pelatih akan memberi saran atau pentunjuk untuk mengerjakan

soal yang diberikan oleh guru. Dan kemudian pelatih dan partner akan

bertukar peran (partner menjadi pelatin dan pelatih menjadi partner). Jika

dari setiap soal yang dikerjakan oleh partner itu dengan benar maka partner

akan mendapatkan kupon dimana jika dari setiap tim yang mendapatkan

kupon terbanyak akan mendapatkan reward/hadiah dari peneliti. Jumlah

maksimal kupon yang harus didapatkan oleh setiap tim adalah enam kupon

itu artinya tim tersebut menjawab semua soal dengan benar disetiap

pertemuan.

Setelah menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran ini,

peneliti menjelaskan materi yang menjadi topik penielitian, yaitu mengenai

materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) dan cara

menyelesaikannya. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengerti dan dapat

mengikuti pembelajaran di kelas dengan baik.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

48

Setelah menjelaskan materi yang menjadi pokok penelitian Peneliti

membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 7 kelompok

dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa dari ke 4 orang siswa tersebut

dibagi lagi menjadi 2 tim, yaitu tim partner dan tim pelatih. Tim partner

bertugas mengerjakan LKS pada soal pertama. Pembentukan kelompok dan

tim dilakukan berdasarkan tingkat prestasi siswa di kelas tersebut seperti

peringkat mereka di kelas ini dilakukan untuk membuat kelompok dan tim

seimbang dan dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Kemudian

peneliti memberikan LKS kepeda tim partner untuk dikerjakan. Sedangkan

pelatih bertugas mengawasi dan membantu jika siswa masih kurang

memahami soal yang diberikan oleh peneliti. Pada saat melakukan

pembelajaran masih banyak kekurangan dalam pelaksanaanya salah satunya

yaitu peneliti kekurangan waktu untuk menyelesaikan pembelajaran, karena

siswa belum terbiasa belajar berpasangan, sehingga beberapa siswa masih

belum bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selama proses

pembelajaran berlangsung, peneliti masih membimbing tim yang mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan di LKS.

Pada saat siswa mengerjakan LKS, terdapat sedikit kendala pada

LKS yang diberikan. Sehingga mengakibatkan muncul pertanyaan dari

beberapa tim tentang langkah kedua dalam menyelesaikan soal LKS yang

berisi tentang untuk meletakkan titik-titik koordinat dimasing-masing

persamaan kedalam grafik. Untuk menjawab kekeliruan siswa, peneliti

memberikan penjelasan di depan kelas mengenai meletakkan titik-titik

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

49

koordinat dari setiap persamaan kedalam grafik agar kegiatan belajar

kembali berjalan dengan baik. Selanjutnya setelah selesai mengerjakan LKS

pada latihan pertama siswa melakukan pertukaran peran dimana pelatih

menjadi pertner dan pertner menjadi pelatih. setelah bertukar peran peneliti

meminta partner mengerjakan LKS soal no 2. Pada soal no 2 ini siswa

mengerjaka dengan tenang meski masih ada tim yang masih bertanya

mengenai cara meletakkan titik-titik kooerdiat tersebut. Peneliti meminta

pasangan pelatihnya untuk menjawab pertanyaan dari partner.

Setela menyelesaikan LKS soal no 2 dan setelah melakukan

pertukaran peran perbedaan antara pertner pertama dan partner ke dua sangat

terlihat. Selain partner yang kedua sudah mengerti, partner yang kedua juga

memiliki kemampuan terhadap konsep matematika sudah cukup baik.

Perbedaan juga terjadi antara pelatih pertama dan pelatih yang kedua dimana

pelatih pertama sudah memiliki kemampuan terhadap konsep matematika

yang cukup baik maka dari itu sudah bisa menjelaskan permasalahan yang

ada di LKS meski tidak sepenuhnya, sedangkan pelatih kedua tidak terlalu

banyak membatu atau memberi saran saat mengerjakan LKS yang peneliti

berikan.

Setelah kedua soal diselesaiakan kemudian masing-masing tim dari

setiap kelompok mempersiapkan perwakilan untuk mempresentasikan di

depan kelas. Peneliti memilih dua kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi. Presentasi pertama diwakilkan oleh tim A dari kelompok 1 sebagai

penyaji yang mempresentasikan cara menyelesaiakan himpunan SPLDV

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

50

menggunakan metode grafik pada latihan pertama. Sedangkan presentasi

kedua diwakilkan oleh tim B dari kelompok 4 sebagai penyaji yang

mempresentasikan cara menyelesaiakan himpunan SPLDV menggunakan

metode grafik pada latihan kedua. Kelompok yang tidak terpilih sebagai

pempresentasi dapat mengajukan pertanyaan atau saran apabila ada yang

belum mengerti penjelasan dari penyaji. Kemudian peneliti melakukan

evaluasi terhadap kerja kelas pada setiap kelompok. bagi tim yang menjawab

soal dengan benar amaka akan mendapat satu buah kupon dan tim yang

mendapatkan kupon terbanyak akan mendapatkan reward di akhir.

Pada tahap akhir, saat guru bersama siswa untuk menyimpulkan

materi yang telah dipelajari, dan meminta siswa mempelajari materi

selanjutnya tentang penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel

dengan metode subtitusi waktu pembelajaran habis. Kendala yang terjadi

pada pertemuan pertama ini ada sebagian siswa yang sulit untuk

mengidentifikasi masalah SPLDV dan bukan SPLDV serta masih banyak

tim pelatih yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan

kendala lainnya aalah waktu yang dinutuhan peneliti.

Gambar 3. Pembagian kelompok

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

51

Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24

November 2016 dan berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 08.45

WIB. Sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran, peneliti membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, mengecek kehadiran siswa,

memberikan apersepsi, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada tahap ini, langkah-langkah pada proses pembelajaran sama

dengan langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama. Sedangkan

materi yang dipelajari berbeda yaitu penyelesaian SPLDV dengan metode

subtitusi. Pertemuan kedua ini suasana kelas sedikit biasa terkontrol, pada

saat siswa mengerjakan soal penyelesaian SPLDV dengan metode subtitusi

siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan cukup baik. Untuk

mengantisipasi kurangnya waktu seperti yang terjadi pada pertemuan

pertama peneliti memberikan batas waktu untuk mengerjakan soal yang

diberikan oleh peneliti. Meskipun begitu beberapa tim dari beberapa

kelompok masih terkendala dalam merubah persamaan kedalam persamaan

y dan mensubtitusikan persamaan y kedalam persamaan yang lainnya.

Diantaranya tim A, tim B dari kelompok 7 dan tim A tim B dari kelompok 6

yang masih terkendala dalam merubah persamaan kedalam persamaan y.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti meminta dari tim

lain untuk menjelaskan pertanyaan dari kelompok yang bertanya, jika dari

timlain juga tidak bisa menyelesaikan pertanyaan dari ti lain maka peneliti

mengambil tindakan dengan membimbing siswa untuk mengerjakan

sehingga siswa dapat melanjutkan pembelajaran kembali. Sama halnya

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

52

dengan pertemuan pertama, pada pertemuan ke dua ini untuk mengerjakan

LKS soal no 2 juga sudah cukup lancar karna sudah dijelaskan di soal no 1

sebelumnya.

Pada pertemuan kedua ini perbedaan antara partner soal pertama

dan partner soal ke dua siswa sama dengan pertemuan pertama dimana

partner soal kedua sudah baik dan bisa menjawab soal yang diberikan

peneliti dan juga kemampuan konsep matematika sudah cukup baik

sedangkan untuk partner pertama masih banyak kelompok yang bertanya

cara menyelesaikan permasalahan. Perbedaan juga terjadi antara tim pelatih

soal pertama dan pelatih soal ke dua, pelatih soal pertama pada tim B

kelompok 7, tim B dan tim A dari kelompok 6 serta tim A dari kelompok 5

masih belum bisa mengarahkan partner untuk menyelesaikan soal yang

peneliti berikan. Untuk menjawab pertanyaan dari setiap tim, guru meminta

tim dari kelompok mereka atau tim partner dari kelompok lain untuk

menjelaskan. Tim yang mempresentasikan untuk pertemuan ke tiga ini

adalah tim B dari kelompok 7 untuk soal yang pertama dan tim A dari

kelompok 6 untuk soal yang ke dua.

Pada tahap akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang

telah dipelajari, dan meminta siswa mempelajari materi selanjutnya tentang

penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

53

.

Gambar 6. Setiap Kelompok Mengerjakan LKS

Pertemuan ketiga, dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 25

November 2016 dan berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 08.45

WIB. Sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran, peneliti membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, mengecek kehadiran siswa,

memberikan apersepsi, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada pertemuan ke tiga ini, langkah-langkah pada proses

pembelajaran sama dengan langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan

pertama dan ke dua. Sedangkan materi yang dipelajari berbeda yaitu

penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi. Pada pertemuan ini masih

terdapat sedikit kendala namun proses pembelajaran berjalan cukup lancar,

itu dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan belajar yang

berpasangan. Kendala yang muncul pada pertmuan ini beberapa tim dari

beberapa kelompok masih bingung cara mengeliminasi persamaan, siswa

bertanya yang mana yang harus dieliminasi dan bagaimana caranya. Untuk

mengetasi masalah tersebut peneliti meminta salah satu tim untuk

menjelaskannya di depan kelas agar pembelajaran kembali bisa dilanjutkan.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

54

Untuk soal no 2 tidak terlalu banyak pertanyaan Semua tim mengikuti proses

pembelajaran dengan cukup baik.

Setela menyelesaikan LKS soal no 2 dan setelah melakukan

pertukaran peran perbedaan antara pertner pertama dan partner ke dua tidak

terlalu terlihat. Selain partner pertama dan partner kedua sudah mengerti,

partner pertama dan partner kedua juga sudah terbiasa bekerja berpasangan

selain itu siswa yang berperan sebagai pelatih pertama dan pelatih ke dua

juga sudah bisa menjelaskan masalah yang muncul dari tim partner. Pada

pertemuan ini tim yang mempresentasikan soal pertama adalah tim B

kelompok 3 dan soal ke dua tim A kelompok 4.

Pada tahap akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari, dan memberikan informasi bahwa pertemuan

selanjutnya akan diadakan tes akhir yang mencakup materi pertemuan

pertama sampai akhir.

Gambar 4. Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil Diskusi

Setelah menyelesaikan ketiga pertemuan dan menyelesaia LKS

yang peneliti berikan siswa sudah mengalami perubahan dalam

menyelesaikan latihan yang peneliti berikan. Selain itu menurut peneliti

untuk dapat menigkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

55

adalah dengan menyelesaikan soal-soal, semakin banyak soal yang siswa

berikan maka semakin baik pula pemahaman siswa terhadap konsep

matematika.

b. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Kontrol dengan

Menggunakan Pendekatan Teacher Centered

Penelitian di kelas kontrol ini yaitu kelas VIII. 3, dilaksanakan pada

hari rabu tanggal 23 November 2016 dan berlangsung mulai pukul 10. 00

sampai pukul 11.20 WIB. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama

sama dengan materi yang diajarkan pada kelas eksprimen. Sebelum peneliti

melaksanakan pembelajaran, peneliti membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam, berdo’a, mengecek kehadiran siswa, memberikan

apersepsi dengan melakukan tanya jawab kepada siswa yang berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari yaitu Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada tahap inti, di kelas kontrol ini peneliti menggunakan

pendekatan teacher centered. Peneliti menjelaskan materi tentang defenisi

sistem persamaan linear dua variabel. Namun dalam proses pembelajaran

peserta didik terlihat pasif, tidak ada yang bertanya ketika peneliti

memberikan kesempatan untuk bertanya. Selanjutnya, peneliti membuat

contoh soal dipapan tulis dan mengajak siswa secara bersama-sama

membahas contoh soal tersebut agar semua siswa dapat mengerti. Setelah

semua mengerti, peneliti melanjutkan pembelajaran dengan memberikan

latihan individu ke semua siswa. Pada kelas kontrol sebagian siswa telah

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

56

mengerti membedakan sistem persamaan linear dua variabel dan bukan

sistem persamaan linear dua variabel.

Pada tahap akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari, dan meminta siswa mempelajari materi

selanjutnya tentang penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel

dengan metode grafik dan eliminasi.

Gambar 5. Peneliti menjelaskan materi SPLDV

Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24

November 2016 dan berlangsung mulai pukul 10.00 sampai pukul 11.20

WIB. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua sama dengan materi yang

diajarkan pada kelas eksprimen. Sebelum peneliti melaksanakan

pembelajaran, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,

berdo’a, mengecek kehadiran siswa, memberikan apersepsi dengan

mengingatkan kembali materi sebelumnya yang telah dipelajari yaitu

SPLDV dan menyelesaiakan SPLDV menggunakan metode grafik,

kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada tahap inti, di kelas kontrol ini peneliti menggunakan model

pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Peneliti menjelaskan

materi pembelajaran dipapan kelas mengenai cara menyelesaikan masalah

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

57

SPLDV dengan metode subtitusi. Selanjutnya, peneliti membuat contoh

soal dipapan tulis dan mengajak siswa secara bersama-sama membahas

contoh soal tersebut agar semua siswa dapat mengerti. kemudian, peneliti

melanjutkan pembelajaran dengan memberikan latihan individu ke semua

siswa.

Pada tahap akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari, dan meminta siswa mempelajari materi

selanjutnya tentang penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel

dengan metode eliminasi.

Pertemuan ketiga, dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27

September 2016 dan berlangsung mulai pukul 10.00 sampai pukul 11.20

WIB. Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga sama dengan materi yang

diajarkan pada kelas eksprimen. Sebelum peneliti melaksanakan

pembelajaran, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,

berdo’a, mengecek kehadiran siswa, memberikan apersepsi dengan

mengingatkan kembali materi sebelumnya yang telah dipelajari yaitu

SPLDV, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada tahap inti, di kelas kontrol ini peneliti menggunakan model

pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Peneliti menjelaskan

materi pembelajaran dipapan tulis mengenai penyelesaian masalah SPLDV

dengan metode eliminasi. Selanjutnya, peneliti membuat contoh soal

dipapan tulis dan mengajak siswa secara bersama-sama membahas contoh

soal tersebut agar semua siswa dapat mengerti. Setelah semua mengerti,

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

58

peneliti melanjutkan pembelajaran dengan memberikan latihan individu ke

semua siswa.

Pada tahap akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari, dan memberikan informasi bahwa pertemuan

selanjutnya akan diadakan tes akhir yang mencakup materi pertemuan

pertama sampai akhir.

Gambar 6. Siswa Mengerjakan Soal Latihan

4. Deskripsi Pelaksanaan Tes Akhir (Post-Test) di Kelas VIII. 1

(Eksprimen) dan Kelas VIII. 3 (Kontrol)

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari sabtu 26 November 2016.

dan berlangsung selama 2 x 40 menit. Pada pertemuan terakhir peneliti

melaksanakan tes akhir (post-test) baik di kelas eksperimen maupun kelas

kontrol. Tujuan peneliti melakukan tes akhir (post-test) dikelas eksperimen untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep matematika serta pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks. Sedangkan tujuan

peneliti melakukan tes akhir (post-test) dikelas kontrol untuk mengetahui

pemehaman siswa terhadap konsep matematika.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

59

Gambar 7. Pelaksanaan Postest di Kelas Eksperimen dan Kontrol

5. Hasil Analisis Data Tes

a. Data Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen

Data pemahaman konsep kelas ekperimen diperoleh dari hasil tes

kelas eksperimen, tes tersebut dilaksanakan pada pertemuan ke empat hari

sabtu tanggal 26 November 2016 setelah kelas eksperimen diberikan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran pair checks, tes tersebut

sebanyak tiga soal yang terlebih dahulu divalidasi oleh pakar. Pemberian tes

akhir ini yaitu mencangkup seluruh materi yang dipelajari pada etiap

pertemuan. Nilai tertinggi yang didapatkan sebesar 96 sedangkan nilai

terendah yaitu 42. Dari nilai yang didapat siswa pada tes akhir ini maka,

didapat nilai rata-rata dari 28 siswa adalah dan dengan jumlah 17 orang

siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas dengan presentase 60,7%.

Dari hasil beajar tersebut, peneliti hanya menganalisis posttest

terakhir saja. Frekuensi dan persentase kemampuan pemahaman konsep siswa

kelas eksperimen disajikan dalam bentu tabel berikut:

Tabel 14. Frekuensi dan persentase pemahaman konsep siswa kelas

eksperimen

Nilai Siswa Kategori

Pemahaman Konsep Frekuensi Persentase

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

60

80,0-100,0 Sangat Baik 11 39,3%

66,0-79,9 Baik 13 46,4%

56,0-65,9 Cukup 1 3,6%

40,0-55,9 Kurang 3 10,7%

0,0-39,9 Sangat Kurang 0 0%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa setelah menggunakan

model pembelajaran pair checks dalam pembelajaran matematika, secara

keseluruhan diketahui bahwa 39,3% siswa tergolong dalam kategori yang

berkemampuan pemehaman konsepnya sangat baik, dan 10,7% siswa

termasuk dalam kategori kemampuan pemahaman konsepnya masih kurang.

b. Analisis Data Kelas Kontrol

Pemberian tes akhir pada kelas kontrol juga dilakukan pada

pertemuan ke empat yaitu mencangkup seluruh materi yang telah dipelajari

pada setiap pertemuan dengan memberikan 3 buah soal dalam bentuk essay.

Nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah 40. Nilai rata-rata kelas

kontrol pada ters akhir adalah dan dengan 11 orang siswa yang

mendapatkan nilai diatas 70 dengan persentase 30, 5%.

Frekuensi dan persentase kemampuan pemahaman konsep siswa di

kelas kontrol di sajikan dalam tabel berikut.

Tabel 15. Frekuensi dan persetase kemampuan pemahaman konsep

siswa dikelas kontrol.

Nilai Siswa Kategori

Pemahaman Konsep Frekuensi Persentase

80,0-100,0 Sangat Baik 10 35,7%

66,0-79,9 Baik 5 17,9%

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

61

56,0-65,9 Cukup 2 7,1%

40,0-55,9 Kurang 9 32,1%

0,0-39,9 Sangat Kurang 2 7,1%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 15 bahwa kelas kontrol yang menggunakan

pendekatan teacher centered 35,7% siswa termasuk dalam kategori dengan

kemampuan pemahaman konsepnya yang sangat baik, dan 7,1% kemampuan

pemahaman konsepnya masih sangat kurang.

Berikuat adalah diagram yang menunjukkan perbandingan nilai rata-

rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.

Diagram 1. Diagram perbandingan rata-rata hasil posttest

dari diagram 1 di atas terlihat rata-rata hasil posttest menyatakan

bahwa rata-rata hasil posttest di kelas eksperimen yang mendapatkan

perlakuan model pembelajaran pair checks lebih baik dibendingkan dengan

rata-rata hasil posttest dikelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan

model pembelajaran pair checks.

c. Analisis Data Tes

Untuk dapat menarik kesimpulan dari data tes akhir pemahaman

konsep matematis untuk itu akan dilakukan pengujian hipotesis secara

Eksperimen (75,43)

Kontrol (65,28)

60

65

70

75

80

Rata-rata

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

62

statistik. Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t, yang

digunakan untuk membandingkan kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa yang menggunakan model pemabelajaran kooperatif tipe pair checks

dengan siswa yang menggunakan pendekatan teacher centered. Untuk

melakukan uji-t diperlukan uji normalitas dan uji homogenitas untuk

mengetahui merata atau tidaknya penyebaran data. Dalam hal ini dibuat rata-

rata pemahaman konsep matematis untuk menentukan rata-rata dan

simpangan baku.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan pengujian menggunakan rumus uji

lilifors baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Sebelum dilakukan

perhitungan, terlebih dahulu dicari mean, dan simpangan bakunya. Berikut

ini adalah hasil perhitungannya:

Tabel 16. Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi

Kelas S

Eksperimen 75.43 12.91

Kontrol 65.28 16.63

Dari data yang diperoleh, kemudian ditentukan uji normalitas datanya

dengan menggunakan uji lilifors. Selengkapnya uji normalitas hasil

belajar siswa akhir (posttest) setelah mengikuti pembelajaran terdapat di

dalam tabel dibawah ini

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Posttest

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

63

Kelas Ltabel Lhitung Kesimpulan

Eksperimen berdistribusi Normal

Kontrol berdistribusi Normal

2) Uji Homogenitas Data

Selain data harus berdistribusi normal, data juga harus berasal

dari populasi yang homogen. Oleh karna itu duperlukan untuk pengujian

homogenitas, dengan hipotesis:

Ho : =

H1 :

Dengan kriteria pengujianya H0 diterima jika Fhitung < Ftabel

dengan α = 5 %. Dari perhitungan pada uji normalitas kelas eksperimen

dan kontrol telah diperoleh Fhitung = 1.659 sedangkan dk untuk pembilang

28 dan penyebut 28 dengan α = 5% dari daftar distribusi diperoleh Ftabel

1,851, karena Fhitung < Ftabel sehingga H0 diterima, dengan demikian

sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel yang

homogen. Hasil perhitungan dapat dilihat dilampiran.

3) Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk

mendapat suatu kesimpulan maka hasil data tes akan dianalisis dengan

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

64

menggunakan uji-t. Pada penelitian ini, dilakukan uji-t terhadap nilai

posttest siswa di kelas kontrol dan eksperimen.

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 = Tidak Ada Pengaruh Model Pebelajaran Kooperatif Tipe Pair

Checks Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII

Di SMP Negeri 1 Sanga Desa

Ha = Ada Pengaruh Model Pebelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII Di SMP

Negeri 1 Sanga Desa

Adapun uji hipotesis tersebut menggunakan rumus uji-t sebagai berikut:

21

21

11

nnS

xxt

gab

hitung

Dimana

2

1)1(

21

2

22

2

11

nn

SnSnS gab

Keriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah terima

Ho jika thitung< t1-α dengan taraf signifikan 5% dengan ttabel didapat dari

daftar distribusi student dengan peluang (1 – α) dan dk = n1 + n2 – 2.

Dari uji t, diperoleh thitung = 2,5525 dengan dk = 54 dengan taraf

signitifikan 5 %, maka ttabel adalah 1,674. Sehingga didapat thitung > ttabel

maka Ha diterima. Berdasarkan keriteria pengujian uji-t dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran koopertif tipe pair

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

65

checks terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII di SMP

Negeri 1 Sanga Desa.

B. Pembahasan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas yaitu, kelas VIII.1

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran pair checks dan VIII.

3 kelas kontrol yang mengguakan pendekatan teacher centered. Tujuan

pembelajaran mengguakan model pembelajaran pair checks adalah untuk

membantu siswa mengembangkan kemampuan pemahaman konsep matematika,

menjadi pembelajaran yang mandiri dan siswa terlibat aktif dalam belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe pair checks dalam pembelajaran

pada penelitian ini dimaksudkan melalui langkah-langkah yang dimilikinya dapat

mengiring siswa dalam memahami konsep pada materi yang dipelajari dalam hal

ini SPLDV, pembelajaran dilaksanakan sesuai langkah-langkah dalam model

pair checks dengan menggunakan bahan ajar yang telah dibuat sedemikian rupa

guna mendukung siswa dalam memahami konsep bukan sekedar mengetahui.

Dalam model pembelajaran koopertaif tipe pair checks ini dimana siswa

kerja berpasangan dan di tuntut mandiri dalam menyelesaikan LKS yang peneliti

berikan. Selain itu tidak hanya siswa tertentu saja yang mengerjakan LKS yang

peneliti berikan, setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan LKS

yang peneliti berikan. Dalam model pair check ini pun siswa memiliki peran

mereka masing-masing, siswa yang berperan menjadi partner bertugas

mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti sedangkan pelatih bertugas

mengawasi atau membantu partner dalam mengerjakan soal yang peneliti berikan

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

66

jika partner kurang memehamai soal. Selain itu model pembelajaran pair checks

ini pun bisa membatu siswa dalam memahami konsep matematika melalui proses

pembelajaran yang siswa lakukan.

Berikut akan dibahas soal jawaban siswa.

1) Hasil post test soal ke-1

Untuk soal no 1 indikator pemahaman konsep yaitu kemampuan

nenyatakan ulang sebuah konsep, memberikan contoh dan non-contoh

suatu konsep SPLDV, kemampuan menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematika, Mengaplikasikan konsep atau algoritma

ke pemecahan masalaha.

Harga sebuah buku dan sebuah pensil Rp 5.500, harga 2 buku dan 3

buah pensil Rp 12.500. Tentukan Berapa total harga 4 buah buku dan 3

buah pensil menggunakan metode subtitusi!

Berikut hasil jawaban siswa soal no 1

Siswa yang sudah paham konsep akan menjawab soal dengan benar.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

67

Gambar 8. Siswa menjawab soal no 1 dengan benar dikelas

eksperimen.

Pada gambar 4. 8 terliwat bahwa siswa telah menjawab soal dengan ke

empat indikator dengan benar.

Sama halnya dengan kelas kontrol, berikut adalah jawaban siswa kelas

kontrol dengan benar.

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

68

Gambar 9. Siswa menjawab soal no 1 dengan benar dikelas kontrol.

Pada gambar 9 di atas terlihat bahwa jawaban siswa dikelas kontrol

dengan bear dan memenuhi ke empat indikator pemahaman konsep.

2) Hasil posttest soal ke-2

Unttuk soal no 2 indikator kemampuan pemahaman konsep yang

muncul pada kelas eksperimen dan kontrol sama dengan indikator

pada soal no 1.

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

69

Anisa, Dinda dan Amelia jalan-jalan kepasar buah dan Amelia ingin

mentraktir temannya. Anisa membeli 2kg buah apel dan 1kg buah

jambu dengan harga Rp 10. 000, sedangkan Dinda membeli 1kg buah

apel dan 2kg buah jambu dengan harga Rp 10. 000. Tentukan 1kg

buah apel dan 1kg buah jambu menggunakan metode grafik.

Berikut adalah jawaban siswa untuk soal no 2

Gambar 10. Hasil jawaban siswa soal no 2 siswa di kelas

eksperimen.

Indikator ke-4

kemampuan

mengaplikasik

an konsep atau

algoritma ke

pemacahan

masalah

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

70

Untuk soal no 2, terlihat pada gambar 10 di atas bahwa siswa sudah

menjawab soal dengan benar, tapi masih terdapat kekurangan dari

jawaban siswa yaitu indikator kemampuan mengaplikasikan konsep

atau algoritma ke pemacahan masalah masih belum terjawab dengan

sepenuhnya. Seperti yang terlihat pada gambar 10 siswa tidak

menyelesaikan berapa 1 kg jambu dan 1 kg apel.

Berikut adalah jawaban siswa di kelas kontrol

Gambar 11. Hasil jawaban siswa soal no 2 siswa di kelas

kontrol.

Sama halnya dengan kelas eksperimen yang belum bisa menjawab

pada indikator ke-4, di kelas kontrol siswa masih belum bisa

menjawab 2 indikator yaitu indikator ke-3 dan indikator ke-4. Seperti

Indikator ke-

4 kemampuan

menyajikan

konsep dalam

bentuk

representasi

matematika

Indikator ke-

4 kemampuan

mengaplikasi

kan konsep

atau

algoritma ke

pemacahan

masalah

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

71

yang terlihat pada gambar 11 di atas bahwa siswa masih kurang tepat

dalam membuat gambar pada garis yang berpotongan dan pada

indikator ke-4 siswa tidak menyelesaikan berapa 1 kg jambu dan 1 kg

apel.

3) Hasil posttest soal ke-3

Untuk soal no 3 indikator yang muncul sama dengan soal no 1 dan soal

no 2 yaitu kemampuan nenyatakan ulang sebuah konsep, memberikan

contoh dan non-contoh suatu konsep SPLDV, kemampuan menyajikan

konsep dalam bentuk representasi matematika, Mengaplikasikan

konsep atau algoritma ke pemecahan masalaha.

Hikmah , Ida, dan Anggun berbelanja di Palembang Square. Hikmah

membeli 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal dengan harga Rp

270.000, sedangkan Ida membeli 3 pasang sepatu dan 4 pasang sandal

dengan model yang sama dengan harga Rp 390.000. Tentukan berapa

total harga jika Anggun membeli 4 pasang sepatu dan 5 pasang sandal

dengan model yang sama menggunakan metode eliminasi!

Berikut adalah jawaban siswa untuk soa no 3

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

72

Gambar 12. Hasil jawaban siswa untuk soal no 3 kelas eksperimen

Pada gambar 12 terlihat siswa sudah menjawab dan memenuhi ke 4

indikator pemahaman konsep.

Berikut jawaban iswa di kelas kontrol.

Gambar 13. Hasil jawaban siswa untuk soal no 3 kelas eksperimen

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

73

Dari gambar 13 di atas adalah jawaban siswa dari kelas kontrol bahwa

siswa jawaban siswa yang menjawab soal dengan benar.

Berdasarkan pembahasan di atas berikut akan membahas soal

berdasarkan indikator dari setiap soal. Pada soal pertama samapai ke empat

terdapat 4 indikator, yaitu 1. Menyatakan ulang sebuah konsep; 2. Memberi

contoh dan non-contoh sebuah konsep; 3. Menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematis; 4. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan

masalah.

Tabel 18. Persentase setiap indikator soal kelas eksperimen

No soal Persentase Indikator (%)

1 2 3 4

Soal 1 95% 95% 91% 91%

Soal 2 80% 80% 51% 30%

Soal 3 80% 80% 75% 73%

Pada tabel 17 di atas terlihat bahwa indikator pertama dan kedua dari

setiap soal selalu bernilai sama, itu dikarnakan indikator pertama dan kedua

pada setiap soal mucul dalam tempat yang sama artinya dari jawaban siswa

tersebut indikator pertama dan kedua berada dijawaban yang sama. Sedangkan

untuk indikator ketiga dan keempat pada soal no 2, berada pada tingkatan yang

kurang. Hal ini dikarnakan siswa mengalami kesalahan dalam menggambar

grafik dan menentukan titik potong dari grafik tersebut, sedangkan kurang

dalam menjawab soal dari peneliti.

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

74

Tabel 19. Persentase setiap indikator soal kelas kontrol

No soal Persentase Indikator (%)

1 2 3 4

Soal 1 86% 86% 80% 77%

Soal 2 55% 55% 30% 30%

Soal 3 71% 71% 67% 77%

Sama halnya dengan kelas eksperimen di kelas kontrol pun pada

indikator pertama dan kedua juga memiliki nilai yang sama namun pada soal no

2 kategori pada kelas kontrol untuk indikator dan pertama sampai yang keempat

dikategorikan kurang. Berbeda dengan kelas eksperimen di kelas kontrol ini

siswa tidak hanya kurang dalam menjawab indikator ketiga dan keempat

melainkan semua indikator namun kesalahan bukan semua siswa melainkan

beberapa orang siswa yang tidak menjawab beberapa indikator sama sekali.

Dari pembahasan indikator tiap butir soal di atas terlihat bahwa indikator

pertama dan kedua selalu mendapatkan nilai yang sama itu dikarenakan

indikator pertama dan kedua pada setiap soal mucul dalam tempat yang sama,

pada indikator pertama siswa diminta untuk menyatakan ulang sebuah konsep

dari SPLDV terlihat dari jawaban siswa dapat menuliskan apa yang diketahui

dan ditanya serta siswa dapat membuat pemisalan dari soal. Sedangkan untuk

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

75

indikator yang kedua yaitu memberi contoh dan bukan contoh SPLDV terlihat

dari jawaban siswa dapat menuliskna model matematika dari soal tersebut.

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa pengaruh

model pembelajaan kooperatif tipe pair checks pada pemahaman siswa

terhadap konsep matematika lebih baik dibandingkan dengan pemahaman siswa

terhadap konsep matematika yang diberikan pembelajaran menggunakan

pendekatan teacher centered. Hal ini terlihat selama proses pembelajaran

berlangsung. Pada pembelajaan yang diberi perlakuan model pair checks siswa

di arahkan untuk bekerjasama dalam menyelesaikan LKS yang peneliti berikan

secara berpasangan dan ditekankan siswa harus menyelesaikan pemasalahan

yang peneliti berikan. Semaikn banyak siswa mengerjakan soal yang guru

berikan maka pemahaman siswa terhadap konsep matematika akan semakin

membaik juga. Sedangkan pembelajaran dengan pendekatan teacher centered

siswa hanya menyimak penjelasan guru dan mencatat apa yang peneliti tulis di

papan tulis.

Oleh karna itu peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh model

pembelajaan kooperatif tipe pair checks pada pemahaman siswa terhadap

konsep matematika lebih baik dibandingkan dengan pemahaman siswa terhadap

konsep matematika yang diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan

teacher centered.

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi dengan judul,

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Terhadap

Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Sanga Desa”.

Dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa yang menggunakan model

pair checks lebih baik daripada pemahaman konsep siswa tanpa menggunakan

model pair checks. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas

eksperimen sebesar , sedangkan kelas kontrol sebesar . Berdasarkan

dari hasil perhitungan uji-t yang diperoleh dengan dk = 54

tengan taraf signifikan 5% maka Sehingga didapat

maka Ha diterima. Berdasarkan kriteria pengujian uji-t dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe pair checks terhadap

pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeri 1 Sanga Desa.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan sesuai dengan hasil penelitian

ini, yaitu :

1. Bagi guru, diharapkan model pair checks menjadi salah satu alternatif

dalam kegiatan proses belajar mengajar.

2. Bagi siswa, agar lebih berminat, termotivasi dan tertarik untuk belajar

matematika setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran dengan model

pair checks menjadi salah satu alternatif dalam kegiatan proses belajar

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

77

mengajar serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan suatu permasalahan matematika.

3. Bagi Peneliti selanjutnya, peneliti memberikan saran kepada peneliti

selanjutnya:

a) Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti hendaknya menyiapkan

sumber buku yang lebih banyak, baik sumber buku dari sekolah

ataupun sumber dari peneliti atau sumber dari internet, supaya bagi

siswa yang mendapatkan peran pelatih dapat membantu dalam

menyelesaikan LKS serta menginformasihkan terlebih dahulu

prosedur dalam menyelesaikan LKS agar siswa tidak mengalami

kebingungan dalam menyelesaikan LKS.

b) Evaluasi tim dari kelompok pada setiap petemuannya sehingga

setiap tim dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan agar

setiap tim dari kelompok mendapatkan tim dengan kemampuan

pemahaman konsep yang baik dapat membantu tim yang kurang

dalam pemahaman konsepnya.

c) Penentuan indikator dalam setiap butir soal pemahaman konsep

harus disesuaikan berdasarkan indikator pemahaman konsep.

Supaya pada soal yang dibuat fokus pada setiap indikator yang ada.

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

78

Daftar Pustaka

Alfarisi, Salman. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks

Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Matematika Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung

Lubuk Baru Kecamatan Tanjung Lubuk. Palembang : UIN RF Palembang

Afrilianto, M. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa

Smp Dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Infiniti jurnal ilmiah program studi

matematika STKIP siliwangi bandung. Vol 1 No 2 hal 196. Tersedian di di akses tanggal 14

Desember 2015.

Azwar, Saifuddin. 2011. Tes Prestasi Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran

Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danasasmita, W. 2008. Model-Model Pembelajaran Alternatif. Bandung: UPI.

Elywati. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Berbantu Media

Interaktif Pada Materi Peluang ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas XI-IPA SMA Negeri di

Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Surakarta: Program Pascasarjana

Matematika Universitas Sebelas Maret. Tesis.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Irawati, suci. Budiyono. Slamet isnandar. 2015. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Pairs Checks, TPS dan PBL pada materi Kubus dan Balok Di Tinjau Dari Gaya Belajar Siswa

Kelas VIII SMP Negeri Se-Kota Surakarta. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol. 3,

hal 755. http://jurnal.fkip.uns.ac.id diakses tanggal 29 oktober 2015

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kurniasih, Imas dan Berlin Seni. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Profesional Guru. ________ : Kata Pena

Lestari, L dan Linuwih, S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pairs Check

Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Social Skill Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika

Indonesia, Vol.8, No. 2, hal. 190-194.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Muawanah, Lina. Dkk. 2015. EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

TERBIMBING, PAIR CHECKS, DAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI BANGUN RUANG

SISI DATAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika.

Vol.3, No.6, hal 625. http://jurnal.fkip.uns.ac.id diakses tanggal 29 oktober 2015

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

79

Sukmadinata, Prof. Dr. Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung

: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Thoha, M.Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakata: PT Raja Grafindo Persada.

Trianto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Wigiyati, V. S. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair

Checks (PC) dan Tipe Team Assested Individualization (TAI) pada Materi

Peluang Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Di Kota

Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Tesis. Surakarta: UNS. Tidak

diterbitkan

Yantiani, N, Wiarta, I, dan Putra, M. 2013. Pembelajaran Kooperatif Pair Check

berpengaruh terhadap Hasil Belajar Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar

Siswa Kelas IV Gugus IV Semarapura. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/

JJPGSD/article/viewFile/1188/1051 diakses tanggal 25 November 2015.

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

80

LAMPIRAN 1

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

81

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

82

LAMPIRAN 4

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

83

LAMPIRAN 5

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

84

Hasil Wawancara Dengan Narasumber Salah Satu Guru

Matematika Ke VIII SMP Negeri 1 Sanga Desa

Peneliti : “Selamat pagi, bu. Maaf saya menggangu, bisa saya minta waktu ibu

sebentar untuk wawancara?”

Guru : oh, ya bisa. Silakan?

Peneliti : oh ya bu, dalam pembelajaran yang selama ini ibu lakukan bagaiman cara

ibu menyampaikan materi kepada siswa?

Guru : ya seperti biasa, menjelaskan, mencatat dan kemudian saya memberi

latihan kepada siswa.

Peneliti : lalu, pada saat ibu menjelaskan bagaimana keadaan di kelas?

Guru : ya, seperti biasa, ada yang menyimak, ada yang ribut.

Peneliti : bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal metematika yang

ibu berikan kepada siswa?

Guru : masih dibilang kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika

masih tergolong rendah.

Peneliti : dalam proses pembelajaran yang ibu lakukan apa sudah menggunakan

alternatif dalam lain, misalnya menggunakan model, pendekatan, strategi

atau metode pembelajaran?

Guru : ya, tentang itu saya sudah pernah mengguakan metode diskusi?

Peneliti : lalu bangaiman keadaan siswa?

Guru : ya seperti biasa yang aktif hanya siswa tertentu saja, kebanyakan hanya

mengandalkan teman satu kelompok mereka.

Peneliti : terus apa yang ibu lakukan supaya siswa tidak mengandalkan teman

sekelompoknya?

Guru : ya, mau bagaimana lagi. Kebanyakan siswa di sini malas dalam berdiskusi.

Peneliti : berapa nilai KKM yang ditetapkan odi sekolah ini untuk mata pelajaran

matematika ?

Guru : kami menetapkan nilai KKMnya sebesar 75, 00.

Peneliti : baik bu terimakasih atas waktu dan kesediaan ibu untuk wawancara ini.

Selamat pagi.

Guru : ya sama-sama, semoga peneliatiannya berjalan dengan lancar.

Peneliti : Aminn. Terikakasih

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …
Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

86

Tabel Perhitungan Uji Validitas Soal Post-Test

No Nama Siswa Butir Soal

Y XY

(X1)

2 (X2)

2 (X3)

2

1 Anggi Anggraini 8 2 8 18 144 36 144 64 4 64 324

2 Tiara Siska 8 5 8 21 168 105 168 64 25 64 441

3 Mardiana Sari 8 7 0 15 120 105 0 64 49 0 225

4 Riska 6 6 8 20 120 120 160 36 36 64 400

5 Rini Mariska 8 6 8 22 176 132 176 64 36 64 484

6 Bella Zakia 8 0 0 8 64 0 0 64 0 0 64

7 Ari Mahardika 6 0 6 12 72 0 72 36 0 36 144

8 Ovi Gustini 6 5 2 13 78 65 26 36 25 4 169

9 Agustina 6 5 8 19 114 95 152 36 25 64 361

10 Astarina 8 5 0 13 104 65 0 64 25 0 169

11 Rici 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Yuliah 4 0 0 4 16 0 0 14 0 0 16

LA

MP

IR

AN

6

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

87

13 Era Jonita 8 2 8 18 144 36 144 64 4 64 324

14 Sartika Malasari 8 1 0 9 72 9 0 64 1 0 81

15 Ika Paramita 8 0 8 16 128 0 128 64 0 64 256

16 Wita Masela 5 4 7 16 80 64 112 25 8 49 256

17 Yetri Maryeni 8 1 8 17 136 17 136 64 1 64 289

18 Mardian Saputra 0 6 6 12 0 72 72 0 36 36 144

19 Messy 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 Sarmila 8 1 8 17 136 17 136 64 1 64 289

Jumlah 121 56 93 270 1842 938 1626 887 276 701 4406

Kuadrat Jumlah 14641 3136 8649 72900

(∑X)(∑Y) 32670 15120 25110

86

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

88

UJI VALIDITAS DATA POSTTEST

Diketahui rtabel dengan α = 5% dengan n = 20 adalah

Validitas soal no. 1

Karena r11 > rtabel, maka soal pertama dinyatakan Valid.

Validitas soal no. 2

Karena r12 > rtabel, maka soal ke dua dinyatakan Valid.

Validitas soal no. 3

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

89

Karena r13 > rtabel, maka soal ke tiga dinyatakan Valid.

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

90

UJI RELIABILITAS DATA POSTTEST

Diketahui rtabel dengan α = 5% dengan n = 20 adalah

r11 =

dengan,

atau

Jadi Varian Semua Item,

+ +

= 27,2025

Maka,

r11 =

r11 =

=

Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas tes hasil

belajar tersebut reliable

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …
Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

92

Silabus

Jenjang : SMP Negeri 1 Sanga Desa

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VIII

Semester : 1

Standar Kompetensi : ALJABAR

2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi

Dasar

Materi

Ajar Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

(menit)

Sumber /

Bahan /

Alat

Teknik

Bentuk

Instrume

n

Contoh

Instrumen

2.1. Menyelesaik

an sistem

persamaan

linear dua

variabel.

Sistem

Persamaan

Linear Dua

Variabel.

Mengingat

persamaan

linear satu

variabel.

Mengenal

persamaan

linear dua

Mengingat persamaan linear

satu variabel (PLSV).

Mengenal pengertian

persamaan linear dua

variabel (PLDV),

menyelesaikannya, serta

menggambar grafiknya.

Mengenal pengertian

sistem persamaan linear

dua variabel.(SPLDV).

Menyebutk

an

perbedaan

PLDV dan

SPLDV.

Tugas

individu.

Uraian

singkat

.

1. Apa perbedaan antara

persamaan linear dua

variabel (PLDV) dengan

sistem persamaan linear

dua variabel (SPLDV)?

6 40

menit.

Sumber:

Buku paket

(Buku

Matematika

SMP

YASPORB

I I

ERLANGG

A Untuk

Kelas VIII,

disusun

LA

MP

IR

AN

7

92

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

93

variabel.

Menentuka

n himpunan

penyelesaia

n

persamaan

linear dua

variabel

dan

menggamb

ar grafik.

Mengenal

sistem

persamaan

linear dua

variabel.

Menentukan

penyelesaian

sistem

persamaan

linear dua

variabel.

Menyelesaikan SPLDV

berturut-turut dengan

metode grafik, substitusi,

dan eliminasi.

Menentuka

n himpunan

penyelesaia

n dari

SPLDV

berturut-

turut

dengan

metode

grafik,

substitusi,

dan

eliminasi.

2. Tentukan penyelesaian

SPLDV berikut ini.

63242yx

yx

oleh

M.cholik

Adinawan

dan

Sugijono)

hal. 97-112.

Buku

referensi

lain.

Alat:

Laptop

LCD

OHP

2.2 Membuat

model

matematika

dari masalah

yang

berkaitan

dengan

sistem

persamaan

linear dua

Menyelesai

kan

masalah

yang

berkaitan

dengan

sistem

persamaan

linear dua

variabel.

Mengubah masalah sehari-

hari ke dalam model

matematika berbentuk

SPLDV.

Membuat

model

matematika

dari

masalah

sehari-hari

yang

berkaitan

dengan

SPLDV.

Tugas

individu.

Uraian

singkat

.

Keliling persegi panjang

adalah 30 cm dan

panjangnya 6 cm lebih

panjang dari lebarnya.

Tulislah model

matematikanya.

2 40

menit.

Sumber:

Buku paket

hal. 113-

115.

Buku

referensi

lain.

93

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

94

variabel.

Alat:

Laptop

LCD

OHP

2.3 Menyelesaik

an model

matematika

dari masalah

yang

berkaitan

dengan

sistem

persamaan

linear dua

variabel dan

penafsiranny

a.

Menyelesai

kan

masalah

yang

berkaitan

dengan

sistem

persamaan

linear dua

variabel.

Mencari penyelesaian suatu

masalah yang dinyatakan

dalam model matematika

berbentuk SPLDV.

Menyelesai

kan model

matematika

dari

masalah

yang

berkaitan

dengan

SPLDV

dan

penafsirann

ya

Tugas

individu.

Uraian

singkat

.

Jumlah dua bilangan adalah

48. Empat kali bilangan

pertama ditambah tiga kali

bilangan kedua adalah 20.

Tentukan kedua bilangan

itu.

2 40

menit.

Sumber:

Buku paket

hal. 113-

115.

Buku

referensi

lain.

Alat:

Laptop

LCD

OHP

Menyelesai

kan sistem

persamaan

non linear

Mengenal bentuk sistem

persamaan non linear dua

variabel.

Mengubah bentuk sistem

Menyelesai

kan sistem

persamaan

non linear

Tugas

individu.

Uraian

singkat

.

Tentukan penyelesaiannya!

(x 0, y 0)

2 40

menit.

Sumber:

Buku paket

hal. 115-

94

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

95

dua

variabel.

persamaan non linear dua

variabel menjadi bentuk

SPLDV, kemudian

menyelesaikannya.

dua

variabel.

311

612yx

yx

118.

Buku

referensi

lain.

Alat:

Laptop

LCD

OHP

Sistem

Persamaan

Linear Dua

Variabel.

Mengingat

persamaan

linear satu

variabel.

Mengenal

persamaan

linear dua

variabel.

Menentuka

n himpunan

penyelesaia

n

persamaan

linear dua

Melakukan ulangan berisi

materi yang berkaitan

dengan sistem persamaan

linear dua variabel dan

sistem persamaan non

linear dua variabel.

Mengerjaka

n soal

dengan baik

berkaitan

dengan

materi

mengenai

sistem

persamaan

linear dua

variabel

dan sistem

persamaan

non linear

dua

variabel.

Ulanga

n

harian.

Uraian

singkat.

Pilihan

ganda.

1. Jika harga 4 kaos dan 3

celana adalah

Rp395.000,00 dan harga

2 kaos dan 2 celana

adalah Rp230.000,00,

tentukan harga 1 kaos

dan 4 celana!

2. Nilai x yang memenuhi

sistem persamaan:

36812415

yx

yxadalah…..

a. 5 c. 7

b. 6 d. 8

2 40

menit.

Sumber:

Buku

paket hal.

97-119,

120-121,

122.

Buku

referensi

lain.

Alat:

Laptop

95

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

96

variabel

dan

menggamb

ar grafik.

Mengenal

sistem

persamaan

linear dua

variabel.

Menentuka

n

penyelesaia

n sistem

persamaan

linear dua

variabel.

Menyelesai

kan

masalah

yang

berkaitan

dengan

sistem

persamaan

linear dua

variabel.

Menyelesaik

an sistem

persamaan

non linear

dua variabel.

. LCD

OHP

96

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

97

Jakarta,5 Juli 2010

Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika

Kepala SMP N 1 Sanga desa

AKHIRAWAN, S.Pd TRI EKTANORI

97

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

98

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semeter : VIII/ 1 (ganjil)

MateriPokok : Aljabar

AlokasiWaktu : 2 x 40 menit

PertemuanKe : Ke - 1

A. StandarKompetensi

1. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya

dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variable menggunakan

penyelesaian dengan metode grafik.

C. Indikator

1.1.1 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV menggunakan

metode grafik

D. TujuanPembelajaran

1. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV

menggunakan metode grafik.

E. KarakterSiswa Yang Diharapkan

Disiplin

Rasa hormatdanperhatian

Bekerjasama

Tanggungjawab

LAMPIRAN 8

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

99

F. Materi Ajar

1) Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)

Persamaan linear dua variabel adalah sebuah persamaan yang mempunyai

dua variabel, dengan masing-masing variabel memiliki pangkat tertinggi satu dan

tidak ada perkalian di antara kedua variabel tersebut.

perhatikan contoh persamaan berikut.

1) x+ y = 5 (PLDV)

2) 4a– 2 = 9 (bukan PLDV karena hanya memuat satu variabel,

yaitu a)

3) 3p= 3r+ 10 (PLDV)

4)

= 8 (PLDV)

5) 2m– 5n+ 8 = 0 (PLDV)

6) 3 – 4a= 2 (bukan PLDV karena pangkat ter-tinggi dari

variabelnya adalah 2, yaitu 3 )

2) SistemPersamaan Linier DuaVariabel

Sistem persamaan linear dengan dua variabel mempunyai bentuk umum sebagai

berikut.

ax + by = c (PLDV 1)

dx + ey = f (PLDV 2)

Nilai x dan y untuk kedua persamaan linear dua variabel (PLDV) di atas adalah

nilai yang sama, baik untuk PLDV 1 maupun PLDV 2. Hal ini karena nilai x dan y

untuk kedua PLDV adalah himpunan

penyelesaian yang tunggal dan memenuhi kedua PLDV. Dengan demikian, dapat

dikatakan kedua PLDV di atas memiliki keterkaitan satu sama lain yang disebut

sistem.

3) PenyelesaianSistemPersamaan Linier DuaVariabel

a) Cara Grafik

Sistem persamaan linear dua variabel dapat diselesaikan dengan cara grafik.

Penyelesaian dengan cara grafik adalah menggunakan grafik sebagai penyelesaian dari

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

100

sistem persamaan linear dua variabel. Cara grafik yang digunakan untuk menyelesaikan

sistem persamaan linear dua variabel, hamper sama dengan cara menentukan koordinat

titik potong dari dua garis lurus yang telah dipelajari pada bab sebelumnya.

Contoh :

Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan berikut, menggunakan

metode grafik?

Penyelesaian

Dik : suatu himpunan

Dit : himpunan penyelesaiannya?

Jawab.

Persamaan yang memenuhi untuk membuat grafik.

x + y = 3

x = 0, y = 3

x = 3, y = 0

2x + y = 4

x = 0, y = 4

x = 2, y = 0

Y

4

3

2

1

X

-2 -1 0 1 2 3 4

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

101

Jadi himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut adalah (1, 2).

G. Strategi Pembelajaran

Model : pair checks

Metode : ceramah

H. Langkah-LangkahPembelajaran

Pendahuluan

( 10 menit)

Guru mengucapkan salam

Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara

mengabsen.

Guru mengkondisikan siswa siap belajar

Apersepsi : guru mengingatkan kembali materi

tentang SPLSV

Kegiatan Inti (60

menit)

Langkah pair

checks Kegiata Guru Kegiatan Siswa

Menjelaskan materi

yang akan

disampaikan.

Eksplorasi

Guru menjelaskan

konsep tentang

materi sistem

persamaan lilier dua

variable (SPLDV)

dan menyelesaikan

sistem persamaan

linier dua variabel

dengan menggunakan

metode grafik.

Siswa menyimak

apa yang guru

sampaikan dan

bertanya jika masih

ada yang belum

mengerti materi

tentang sistem

persamaan linier dua

variable (SPLDV)

Pembagian

kelompok

Guru membegikan

kelompok 2 sampai 4

siswa. Lalu

dibagi lagi menjadi 2

tim.

Siswa mendekati

atau bergabung

dengan teman satu

kelompok dan satu

tim.

Pemberian soal

Guru membagikan

soal no 1 materi

tentang sistem

persamaan linier dua

variable (SPLDV)

kepada partner.

Panrtner

mengerjakan soal

yang diberikan oleh

guru

Memonitor kegiatan

kelompok.

Guru berkeliling

untuk melihat

kegiatan siswa.

Pelatih mengamati

partner yang

mengerjakan soal

dan membimbing

(jika diperlukan).

Bertukar peran

Guru meminta siswa

untuk partner dan

pelatih bertukar

peran.

Partner dan pelatih

bertukar peran

mengerjakan soal

berikutnya.

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

102

Pengecekan hasil

kelompok bersama

Elaborasi

Guru meminta siswa

untuk kembali ke

kelompok untuk

mengecek hasil

mereka.

Setelah

menyelesaikansoal

no 2. Pasangan

tersebut kembali

kekelompk untuk

mengecek hasil

setiap tim.

Mempresentasikan

hasil kerja mereka

Guru meminta siswa

untuk

mempresesntasikan

hasil kelompok.

Siswa

mempresentasikan

hasil dari kelompok

masig-masing.

Pemberian reward Guru memberi

penghargaan atau

reward.

Kelompok yang

memiliki jawaban

yang sama akan

mendapatkan hadiah

dari guru.

Konfirmasi

Guru menjelaskan

hasil siswa yang

masih kurang

mengerti dan terjadi

kesalahan.

Siswa menyimak

dan mencatat

penjelasan guru.

Guru menyimpulkam

hasil pembelajaran.

Siswa menyimak

kesimpulan guru.

Penutup

(10 menit)

Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

mengenai penyelasaian sistem persamaan linier dua

variabel dari awal pembelajaran untuk persiapan

melaksanakan tes akhir.

Guru mengekhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

I. Sumber dan Alat

Sumber :

1) Buku Sekolah Elektronik (BSE), Pengarang J. Tris Dasari. Matematika

2) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Alat :

1) Papan tulis

2) Spidol

3) Penghapus

J. Penilaian

Teknik : test

Bentuk Instrumen : Uraian

Contoh Instrumen :

No Soal Penyelesaian Skor

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

103

1. Denganmenggunakanmetode

grafik,

tentukahimpunanpenyelesaia

ndaripersamaanberikut.

6x + 5y = 30

4x + 5y = 20

Dik : suatupersamaan

6x + 5y = 30

4x + 5y = 20

Dit :hmpunanpenyelesaiannya?

Jawab

6x + 5y = 30 4x + 5y = 20

x y x y

0 6 0 4

5 0 5 0

Grafikpenyelesaiannya.

6

5

4

3

2

1

1 2 3 4 5

Jadi, himpunanpenyelesaiannyaadalah {5, 5}

Palembang, , 2016

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Tri Extanori, S. Pd Aan Gustiawan

NIP. NIM. 12 221 001

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

104

AKHIRAWAN, S. Pd

NIP.

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …
Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

106

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Aljabar

Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Pertemuan Ke : Ke- 2

A. Standar Kompetensi

2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya

dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variable menggunakan

penyelesaian dengan metode subtitusi.

C. Indikator

2.1.1 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV mengunakan

metode subtitusi.

D. Tujuan Pembelajaran

2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV

menggunakan metode subtitusi.

E. Karakter Siswa Yang Diharapkan

Disiplin

Rasa hormat dan perhatian

Bekerjasama

Tanggung jawab

F. Materi Ajar

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

107

a) Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

c) Cara Subtitusi

Substitusimerupakan salah satu cara yang sering digunakan karena cukup mudah

penggunaannya. Caranya adalah dengan mensubstitusi (mengganti) variabel

tertentu sehingga nilai variabel lainnya dapat ditentukan.

Contoh.

Dengan cara substitusi, tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem

persamaan 2x+ y= 12 dan 3x+ 5y= 25.

Penyelesaian:

Dari dua persamaan di atas dipilih 2x+ y= 12, kemudian diubah menjadi y= 12 –

2x.

y= 12 – 2x disubstitusi ke y pada persamaan 3x+ 5y= 25 sehingga menjadi:

3x+ 5 (12 – 2x) = 25

3x+ 60 – 10x = 25

–7x = 25 – 60

–7x = –35

x =

x = 5

Nilai x = 5 disubstitusikan ke y maka:

y = 12 – 2x

y = 12 – 2(5)

y = 12 – 10

y = 2

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {5, 2}.

G. Strategi Pembelajaran

Model : pair checks

Metode : ceramah

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pendahuluan

( 10 menit)

Guru mengucapkan salam

Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara

mengabsen.

Guru mengkondisikan siswa siap belajar

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

108

Apersepsi : guru mengingatkan kembali materi

sebelumnya. Kegiatan Inti (60

menit) Langkah pair

checks Kegiata Guru Kegiatan Siswa

Menjelaskan materi

yang akan

disampaikan

Eksplorasi

Guru menjelaskan

konsep tentang cara

Menyelesaikan

sistem persamaan

linier dua variable

menggunakan

penyelesaian dengan

metode subtitusi

Siswa menyimak

apa yang guru

sampaikan dan

bertanya jika masih

ada yang belum

mengerti materi

tentang sistem

persamaan linier

dua variable

(SPLDV)

Pemberian LKS Guru membagikan

LKS tentang materi

sistem persamaan

linier dua variable

(SPLDV) kepada

partner.

Panrtner

mengerjakan soal

yang diberikan oleh

guru.

Memnitor kegiatan

kelompok.

Guru berkeliling

untuk melihat

kegiatan siswa.

Pelatih mengamati

partner yang

mengerjakan soal

dan membimbing

(jika diperlukan).

Bertukar peran Guru meminta siswa

untuk Partner dan

pelatih bertukar

peran.

Partner dan pelatih

bertukar peran

mengerjakan soal

berikutnya.

Pengecekan hasil

kelompok bersama

Elaborasi

Guru meminta siswa

untuk kembali ke

kelompok untuk

mengecek hasil

mereka.

Setelah

menyelesaikan soal

no 2. Pasangan

tersebut kembali

kekelompk untuk

mengecek hasil

setiap tim.

Mempresentasikan

hasil kerja mereka

Mempresentasikan

hasil kerja mereka

Guru meminta siswa

untuk

mempresesntasikan

hasil kelompok.

Siswa

mempresentasikan

hasil dari kelompok

masig-masing.

Pemberian reward Guru memberi

penghargaan atau

reward.

Kelompok yang

memiliki jawaban

yang sama akan

mendapatkan hadiah

dari guru.

Konfirmasi

Guru menjelaskan

hasil siswa yang

masih kurang

mengerti dan terjadi

kesalahan.

Siswa menyimak

dan mencatat

penjelasan guru.

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

109

Guru menyimpulkam

hasil pembelajaran.

Siswa menyimak

kesimpulan guru.

Penutup

(10 menit)

Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

mengenai penyelasaian sistem persamaan linier dua

variabel dari awal pembelajaran untuk persiapan

melaksanakan tes akhir.

Guru mengekhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

I. Sumber dan Alat

Sumber :

3) Buku Sekolah Elektronik (BSE), Pengarang J. Tris Dasari. Matematika

4) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Alat :

4) Papan tulis

5) Spidol

6) Penghapus

J. Penilaian

Teknik : test

Bentuk Instrumen : Uraian

Contoh Instrumen :

No Soal Penyelesaian Skor

1. Dengan cara subtitusi,

tentukan himpunan

penyelesaian dari persamaan

berikut.

Dik :

suatu himpunan

Dit : himpunan penyelesaiannya?

Jawab

Mengubah persamaan 2x + y = 12

menjadi y = 12 – 2x.

Subtitusikan y = 12 – 2x kedalam

persamaan 3x + 5y = 25, maka :

3x + 5(12 – 2x) = 25

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

110

3x + 60 – 10x = 25

-7 x = 25 – 60

-7 x = -35

x = 5

sbtitusikan x = 5 ke persamaan

y = 12 – 2x, jadi

y = 12 – 2(5)

y = 12 – 10

y = 2

jadi, himpunan penyelesaian dari

persamaan diatas adalah {5, 2}.

Palembang, , 2016

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Husnaini Aan Gustiawan

NIP. NIM. 12 221 001

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1

AKHIRAWAN, S. Pd

NIP.

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

111

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa

Mata Pelajaran : Matematika

MateriPokok : Aljabar

Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil

AlokasiWaktu : 2 x 40 menit

PertemuanKe : Ke - 3

A. StandarKompetensi

3. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya

dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variable menggunakan

penyelesaian dengan metode eliminasi.

C. Indikator

3.1.1 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV menggunakan

metode eliminasi.

D. TujuanPembelajaran

3. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV

menggunakan metode eliminasi.

E. KarakterSiswa Yang Diharapkan

Disiplin

Rasa hormat dan perhatian

Bekerjasama

Tanggungjawab

F. Materi Ajar

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

112

b) Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

d) Cara Eliminasi

Eliminasi dalam sistem persamaan linear dua variable adalah dengan

mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel sehingga variabel lainnya

dapat ditentukan nilainya. Untuk mengeliminasi salah satu variabel perlu

disamakan dahulu koefisien variabel yang akan dieliminasi.

Contoh

Dengan cara eliminasi, tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem

persamaan 2x+ 3y = 16 dan 3x+ 4y = 23

Penyelesaian:

Dik : suatu persamaan

Dit :himpunan penyelesaian menggunakan metode eliminasi?

Untuk mengeliminasi x, samakan koefisien x dari kedua persamaan sehingga

sistem persamaannya menjadi:

2x+ 3y = 16 | ×3 ž 6x+ 9y = 48

3x+ 4y = 23 | ×2 ž 6x+ 8y = 46

y = 2

Untuk mengeliminasi y, samakan koefisien y dari kedua persamaan sehingga

sistem persamaan menjadi:

2x+ 3y= 16 | ×4 ž 8x+ 12y = 64

3x+ 4y= 23 | ×3 ž 9x+ 12y = 69

-x = –5

x = 5

Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan di atas adalah (5, 2).

G. Strategi Pembelajaran

Model : pair checks

Metode : ceramah

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pendahuluan

( 10 menit)

Guru mengucapkan salam

Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara

mengabsen.

Guru mengkondisikan siswa siap belajar

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

113

Apersepsi : guru mengingatkan kembali materi

sebelumnya. Kegiatan Inti (60

menit) Langkah pair

checks Kegiata Guru Kegiatan Siswa

Menjelaskan materi

yang akan

disampaikan

Eksplorasi

Guru menjelaskan

konsep tentang cara

Menyelesaikan

sistem persamaan

linier dua variable

menggunakan

penyelesaian dengan

metode subtitusi

Siswa menyimak

apa yang guru

sampaikan dan

bertanya jika masih

ada yang belum

mengerti materi

tentang sistem

persamaan linier

dua variable

(SPLDV)

Pemberian LKS Guru membagikan

LKS tentang materi

sistem persamaan

linier dua variable

(SPLDV) kepada

partner.

Panrtner

mengerjakan soal

yang diberikan oleh

guru.

Memnitor kegiatan

kelompok.

Guru berkeliling

untuk melihat

kegiatan siswa.

Pelatih mengamati

partner yang

mengerjakan soal

dan membimbing

(jika diperlukan).

Bertukar peran Guru meminta siswa

untuk Partner dan

pelatih bertukar

peran.

Partner dan pelatih

bertukar peran

mengerjakan soal

berikutnya.

Pengecekan hasil

kelompok bersama

Elaborasi

Guru meminta siswa

untuk kembali ke

kelompok untuk

mengecek hasil

mereka.

Setelah

menyelesaikan soal

no 2. Pasangan

tersebut kembali

kekelompk untuk

mengecek hasil

setiap tim.

Mempresentasikan

hasil kerja mereka

Mempresentasikan

hasil kerja mereka

Guru meminta siswa

untuk

mempresesntasikan

hasil kelompok.

Siswa

mempresentasikan

hasil dari kelompok

masig-masing.

Pemberian reward Guru memberi

penghargaan atau

reward.

Kelompok yang

memiliki jawaban

yang sama akan

mendapatkan hadiah

dari guru.

Konfirmasi

Guru menjelaskan

hasil siswa yang

masih kurang

mengerti dan terjadi

kesalahan.

Siswa menyimak

dan mencatat

penjelasan guru.

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

114

Guru menyimpulkam

hasil pembelajaran.

Siswa menyimak

kesimpulan guru.

Penutup

(10 menit)

Guru meminta siswa untuk mempelajari materi

mengenai penyelasaian sistem persamaan linier dua

variabel dari awal pembelajaran untuk persiapan

melaksanakan tes akhir.

Guru mengekhiri pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

I. Sumber dan Alat

Sumber :

5) Buku Sekolah Elektronik (BSE), Pengarang J. TrisDasari. Matematika

6) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Alat :

7) Papan tulis

8) Spidol

9) Penghapus

J. Penilaian

Teknik : test

Bentuk Instrumen : Uraian

Contoh Instrumen :

No Soal Penyelesaian Skor

1. Dengan cara eliminasi,

tentukanlah himpunan

penyelesaian dari

sistem persamaan

Dik : suatu himpunan

Dit :himpunanpenyelesaiannya?

Jawab.

2x + 3y = 16 x3 6x + 9y = 48

3x + 4 y = 23 x2 6x + 8y = 46

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

115

y = 2

2x + 3y = 16 x4 8x + 12y = 64

3x + 4 y = 23 x3 9x + 12y = 69

-x = - 5

X = 5

Jadi, himpunan penyelesaian dari

persamaan di atas adalah { 5, 2}

Palembang, , 2016

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Husnaini AanGustiawan

NIP. NIM. 12 221 001

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1

AKHIRAWAN, S. Pd

NIP

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Pertemuan ke : 1

A. Standar Kompetensi

2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah

B. Kompetensi Dasar

2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

C. Indikator

2.1.1 Mengidentifikasi perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem

persamaan linear dua variabel (SPLDV)

2.1.2 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan metode grafik

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan

sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)

LAMPIRAN 9

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

117

2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan

metode grafik

Karakter siswa yang diharapkan : Kerja sama

Menghargai orang lain

Tanggung jawab

Kerja keras

E. Materi Pembelajaran

1. Perbedaan PLDV dan SPLDV

a. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)

Persamaan linear dua variabel (PLDV) adalah suatu persamaan yang mempunyai

dua variabel, dan masing-masing variabel berpangkat satu. Bentuk umun dari

PLDV adalah:

atau

Beberapa contoh PLDV adalah:

1) 3x + 6y = 12

2) 5p – 3q + 3r = 0

3) m = 2n – 8

b. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) terdiri atas dua persamaan linear

dua variabel, yang keduanya tidak berdiri sendiri, sehingga kedua persamaan

hanya memiliki satu penyelesaian.

Berikut ini beberapa contoh SPLDV:

1) x + y = 3 dan 2x – 3y = 1

2) 5x + 2y = 5 dan x = 4y – 21

3) 5x + 4y + 7 = 0 dan -3x – 2y = 4

2. Menyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

a. Metode Grafik

ax+ by + c = 0 ax + by = c

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

118

Untuk menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan cara grafik,

langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Menggambar garis dari kedua persamaan pada bidang cartesius

2) Koordinat titik potong dari kedua garis merupakan himpunan penyelesaian

Catatan: Jika kedua garis tidak berpotongan (sejajar), maka SPLDV tidak

mempunyai penyelesaian.

Contoh soal:

1) Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 5 dan x – y

= 1, untuk x, y ∈ R dengan menggunakan metode grafik.

Penyelesaian:

Tentukan terlebih dahulu titik potong dari gais-garis pada sistem

persamaan dengan sumbu-sumbu koordinat seperti berikut ini:

x + y = 5

x 0 5

y 5 0

(x, y) (0, 5) (5, 0)

x - y = 1

x 0 1

y -1 0

(x, y) (0, -1) (1, 0)

Berdasarkan hasil di atas, kita bisa menggambarkan grafiknya

seperti berikut ini:

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

119

Koordinat titik potong kedua grafik tersebut adalah (3, 2).

Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari sistem

persamaan x + y = 5 dan x – y = 1, untuk x, y ∈ R adalah {(3, 2)}

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Model pembelajaran konvensional

Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

A. Pendahuluan

1. Orientasi

1. Guru membuka

pembelajaran dengan

mengucapkan salam

dan meminta siswa

untuk berdoa sebelum

memulai kegiatan

belajar mengajar

2. Guru mengecek dan

menanyakan

kehadiran siswa

3. Guru menanyakan

kesiapan siswa untuk

belajar

1. Siswa menjawab

salam dan berdoa

sebelum memulai

pelajaran

2. Siswa menjawab

pertanyaan guru

jika ada yang tidak

hadir

3. Siswa menjawab

pertanyaan guru

2 menit

2. Menyampaikan

tujuan

pembelajaran

1. Guru menyampaikan

materi yang akan

dipelajari dan model

pembelajaran yang

digunakan

2. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

dan hasil belajar

yang diharapkan

dapat tercapai oleh

siswa

1. Siswa

mendengarkan dan

menyimak

penjelasan guru

2. Siswa

mendengarkan dan

menyimak

penjelasan guru

3 menit

3. Apersepsi 1. Guru bertanya dan 1. Siswa menjawab 3 menit

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

120

mengingatkan

kembali materi yang

berhubungan dengan

sistem persamaan

linear dua variabel

2. Guru memberikan

apersepsi dengan

bertanya kepada

siswa “ masih

ingatkah kalian

bagaiamana bentuk

persamaan linear satu

variabel?”

mendengarkan

penjelasan guru

2. Siswa menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh

guru

4. Motivasi Guru memotivasi siswa

dengan memberikan

penjelasan tentang

pentingnya mempelajari

materi ini

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

2 menit

B. Kegiatan Inti

1. Tahap

eksplorasi

1. Guru menjelaskan

materi yang akan

dipelajari yaitu

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

2. Guru bersama-sama

siswa membahas

contoh soal

mengenai materi

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

yang diberikan guru

3. Guru memfasilitasi

terjadinya interaksi

antara siswa dengan

guru, lingkungan dan

sumber belajar

lainnya

4. Guru melibatkan

secara aktif dalam

1. Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

dengan seksama

2. Siswa bersama

guru membahas

contoh soal

tentang materi

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

3. Siswa bertanya

kepada guru

apabila ada hal-hal

yang belum

dipahami

4. Siswa maju

kedepan kelas

20 menit

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

121

kegiatan

pembelajaran

apabila diminta

guru menjelaskan

suatu soal

2. Tahap

Elaborasi

1. Guru memberikan

soal latihan tentang

materi

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

agar siswa lebih

memahami materi

yang disajikan guru

2. Guru mengawasi

kegiatan siswa yang

kesulitan dalam

mengerjakan soal

latihan mengenai

materi

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

3. Guru bersama-sama

siswa membahas soal

latihan tentang

materi

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

4. Guru meminta salah

satu siswa

menuliskan jawaban

dari soal latihan

tersebut

1. Siswa bersiap

untuk memulai

mengerjakan soal

latihan yang telah

diberikan guru

2. Siswa secara

individu

mengerjakan soal

latihan dengan

teliti

3. Siswa bersama-

sama guru

membahas soal

latihan mengenai

materi

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

4. Salah satu siswa

menuliskan

jawaban soal

latihannya dipapan

tulis

30 menit

3. Tahap

Konfirmasi

1. Guru memberikan

penguatan secara

lisan terhadap

keberhasilan siswa

dalam menyelesaikan

soal latihan

1. Siswa

mendengarkan

penjelasan yang

diberikan guru

5 menit

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

122

mengenai materi

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

2. Guru menanyakan

kepada siswa

mengenai hal-hal

yang belum dipahami

2. Siswa bertanya

apabila ada yang

belum dipahami

C. Penutup 1. Guru bersama-sama

siswa menyimpulkan

pelajaran yang

dipelajari mengenai

materi

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

2. Guru mengingatkan

siswa untuk

memperlajari materi

yang dipelajari pada

pertemuan

selanjutnya

3. Guru menutup

pelajaran dan

mengucapkan salam

1. Siswa bersama-

sama

menyimpulkan

materi yang

dipelajari

mengenai

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua

variabel

2. Siswa

mendengarkan

dan memahami

penjelasan guru

3. Siswa

mengucapkan

salam

5 menit

H. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Buku, papan tulis, spidol dan charta

Sumber : Buku Matematika Erlangga Untuk SMP/MTs Kelas VIII

I. Penilaian

Teknik : Tes Tertulis

Bentuk : Soal Uraian

J. Instrumen

1. Perhatikan bentuk persamaan berikut:

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

123

a. Apakah bentuk tersebut merupakan sistem persamaan?

b. Ada berapakah variabelnya? Sebutkan !

c. Disebut apakah bentuk tersebut? Berikan alasannya !

2. Tentukan himpunan penyelesaian sisitem persamaan linear dua variabel dibawah ini

dengan metode grafik !\

Palembang, Agustus 2016

Guru Mapel Matematika Peneliti

Tri Extanori, S.Pd Aan Gustiawan

NIM. 12221001

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1

AKHIRAWAN, S.Pd

NIP.

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

124

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Pertemuan ke : 2

A. Standar Kompetensi

2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah

B. Kompetensi Dasar

2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

C. Indikator

2.1.3 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan metode

substitusi

2.1.4 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan metode

eliminasi

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode

substitusi

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

125

2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan

metode eliminasi

Karakter siswa yang diharapkan : Kerja sama

Menghargai orang lain

Tanggung jawab

Kerja keras

E. Materi Pembelajaran

1. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

a. Metode Substitusi

Substitusi artinya mengganti. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Menyatakan variabel dalam variabel lain, misal menyatakan x dalam y atau

sebaliknya

2) Mensubstitusikan persamaan yang sudah kita ubah pada persamaan yang lain

3) Mensubstitusikan nilai yang sudah ditemukan dari variabel x atau y ke salah

satu persamaan

Contoh soal:

1) Tentukan himpunan dari sistem penyelesaian 2x + 3y = 12 dan 4x – 3y – 6 =

0.

Penyelesaian:

2x + 3y = 12 kita nyatakan y dalam x, diperoleh: 3y = 12 – 2x

y = 4 -

x

Substitusikan y = 4 -

x ke persamaan 4x – 3y – 6 = 0, sehingga:

4x – 3( 4 -

x ) – 6 = 0

4x – 12 + 2x – 6 = 0

6x – 18 = 0

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

126

6x = 18

x = 3

setelah memperoleh x = 3, substitusikan x = 3 ke persamaan 2x + 3y = 12,

sehingga:

2( 3 ) + 3y = 12

6 + 3y = 12

3y = 12 – 6

3y = 6

y = 2

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { (3,2) }

b. Metode Eliminasi

Eliminasi artinya menghilangkan salah satu variabel. Pada cara eliminasi,

koefisien dari variabel harus sama atau dibuat menjadi sama. Langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

1) Nyatakan kedua persamaan ke bentuk ax + by = c.

2) Samakan koefisien dari variabel yang akan dihilangkan, melalui cara

mengalikan dengan bilangan yang sesuai (tanpa memperhatikan tanda).

3) Jika koefisien dari variabel bertanda sama (sama positif atau sama negatif),

maka kurangkan kedua persamaan.

Jika koefisien dari variabel yang dihilangkan tandanya berbeda (positif dan

negatif), maka jumlahkan kedua persamaan.

Contoh soal:

1) Tentukan himpunan penyelesaian dari 2x – 3y = 17 dan 3x + y = 9.

Penyelesaian:

Mengeliminasi x

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

127

Karena koefisien x belum sama, maka kita harus buat sama:

2x – 3y = 17 x 3 6x – 9y = 51

3x + y = 9 x 2 6x + 2y = 18

-11y = 33

y = -3

Mengeliminasi y

2x – 3y = 17 x 1 2x – 3y = 17

3x + y = 9 x 3 9x + 3y = 27 +

11x = 44

x = 4

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { (4, -3) }

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Model pembelajaran konvensional

Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

A. Pendahuluan

1. Orientasi

1. Guru membuka

pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan

meminta siswa untuk

berdoa sebelum memulai

kegiatan belajar mengajar

2. Guru mengecek dan

menanyakan kehadiran

siswa

3. Guru menanyakan

kesiapan siswa untuk

belajar

1. Siswa menjawab

salam dan berdoa

sebelum memulai

pelajaran

2. Siswa menjawab

pertanyaan guru

jika ada yang tidak

hadir

3. Siswa menjawab

pertanyaan guru

2 menit

2. Menyampaikan 1. Guru menyampaikan 1. Siswa 3 menit

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

128

tujuan

pembelajaran

materi yang akan

dipelajari dan model

pembelajaran yang

digunakan

2. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dan

hasil belajar yang

diharapkan dapat

tercapai oleh siswa

mendengarkan dan

menyimak

penjelasan guru

2. Siswa

mendengarkan dan

menyimak

penjelasan guru

3. Apersepsi 1. Guru bertanya dan

mengingatkan kembali

materi yang dipelajari

pada pertemuan

sebelumnya

2. Guru memberikan

apersepsi dengan

mengingatkan kembali

materi yang

berhubungan dengan

menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

variabel

1. Siswa menjawab

mendengarkan

penjelasan guru

2. Siswa menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh

guru

3 menit

4. Motivasi Guru memotivasi siswa

dengan memberikan

penjelasan tentang pentingnya

mempelajari materi ini

Siswa mendengarkan

penjelasan guru

2 menit

B. Kegiatan Inti

1.Tahap

eksplorasi

1. Guru menjelaskan

materi yang akan

dipelajari yaitu

menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

variabel

2. Guru bersama-sama

siswa membahas contoh

soal mengenai materi

menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

1. Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

dengan seksama

2. Siswa bersama

guru membahas

contoh soal

tentang materi

menyelesaikan

20

menit

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

129

variabel yang diberikan

guru

3. Guru memfasilitasi

terjadinya interaksi

antara siswa dengan

guru, lingkungan dan

sumber belajar lainnya

4. Guru melibatkan secara

aktif dalam kegiatan

pembelajaran

sistem persamaan

linear dua variabel

3. Siswa bertanya

kepada guru

apabila ada hal-hal

yang belum

dipahami

4. Siswa maju

kedepan kelas

apabila diminta

guru menjelaskan

suatu soal

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

130

2. Tahap

Elaborasi

1. Guru memberikan soal

latihan tentang materi

menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

variabel agar siswa lebih

memahami materi yang

disajikan guru

2. Guru mengawasi kegiatan

siswa yang kesulitan

dalam mengerjakan soal

latihan mengenai materi

menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

variabel

3. Guru bersama-sama siswa

membahas soal latihan

tentang materi

menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

variabel

4. Guru meminta salah satu

siswa menuliskan jawaban

dari soal latihan tersebut

1. Siswa bersiap

untuk memulai

mengerjakan soal

latihan yang telah

diberikan guru

2. Siswa secara

individu

mengerjakan soal

latihan dengan

teliti

3. Siswa bersama-

sama guru

membahas soal

latihan mengenai

materi

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

4. Salah satu siswa

menuliskan

jawaban soal

latihannya dipapan

tulis

30

menit

3. Tahap

Konfirmasi

1. Guru memberikan

penguatan secara lisan

terhadap keberhasilan

siswa dalam

menyelesaikan soal

latihan mengenai materi

menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

variabel

1. Siswa

mendengarkan

penjelasan yang

diberikan guru

5 menit

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

131

2. Guru menanyakan

kepada siswa mengenai

hal-hal yang belum

dipahami

2. Siswa bertanya

apabila ada yang

belum dipahami

C. Penutup 1. Guru bersama-sama

siswa menyimpulkan

pelajaran yang dipelajari

mengenai materi

menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

variabel

2. Guru mengingatkan

siswa untuk

memperlajari materi

yang dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

3. Guru menutup pelajaran

dan mengucapkan salam

1. Siswa bersama-

sama

menyimpulkan

materi yang

dipelajari mengenai

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

2. Siswa

mendengarkan

dan memahami

penjelasan guru

3. Siswa

mengucapkan

salam

5 menit

H. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Buku, papan tulis, spidol dan charta

Sumber : Buku Matematika Erlangga Untuk SMP/MTs Kelas VIII

I. Penilaian

Teknik : Tes Tertulis

Bentuk : Soal Uraian

J. Instrumen

1. Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini dengan metode substitusi !

2. Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan dibawah ini dengan metode eliminasi

!

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

132

Palembang, Agustus 2016

Guru Mapel Matematika Peneliti

Tri Extanori, S.Pd Aan Gustiawan

NIM. 12221001

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1

AKHIRAWAN, S.Pd

NIP.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

133

Pertemuan ke : 3

A. Standar Kompetensi

Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah

B. Kompetensi Dasar

2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan

linear dua variabel

2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel dan penafsirannya

C. Indikator

2.2.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear

dua variabel

2.3.1 Menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua

variabel dan penafsirannya

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel

2. Siswa dapat menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan sistem

persamaan linear dua variabel

Karakter siswa yang diharapkan : Kerja sama

Menghargai orang lain

Tanggung jawab

Kerja keras

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

134

E. Materi Pembelajaran

1. Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Masalah-masalah aplikasi disajikan dalam bentuk kalimat sehingga dalam

menyelesaikannya kita harus menterjemahkan deskripsi verbal tersebut kedalam

kalimat matematika. Lalu, kita harus memeriksa penyelesaiannya terhadap masalah

matematika, deskripsi verbal, dan masalah nyata. Proses tersebut disebut dengan

pemodelan matematika. Untuk mempermudah menyelesaikan permasalahan tersebut,

ada beberapa langkah dalam menyelesaikan, yaitu sebagai berikut.

a. Pilih besaran yang akan dimisalkan sebagai variabel x dan variabel y

b. Susun model matematika menjadi bentuk umum persamaan linear (ax +by = c)

c. Selesaikan sistem persamaan linear pada langkah b untuk mendapatkan nilai x

dan y

d. Substitusi nilai yang didapat ke fungsi tujuan

Contoh soal:

Agus, adi dan Putrawan berbelanja di toko Gramedia. Agus membayar

Rp 11.000 untuk 4 buah buku tulis dan 3 buah spidol, sedangkan Adi

membayar Rp 8.000 untuk 2 buah buku tulis dan 4 buah spidol.

Tentukan uang yang harus dibayar Putrawan jika ia mengambil 5 buah

buku tulis dan 4 buah spidol !

Penyelesaian:

Langkah a

Misalkan, harga buku tulis adalah x

harga buku spidol adalah y

Langkah b

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

135

Tuliskan apa yang diketahui menjadi bentuk model matematika.

4x + 3y = 12.000 (Agus)

2x + 4y = 8.000 (Adi)

5x + 4y = ..... (Fungsi Tujuan)

Langkah c

Selesaikan sistem persamaan linear tersebut, pilihlah salah satu metode

dari cara menyelesaikan SPLDV yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya.

Cara Metode Eliminasi.

Mengeliminasi variabel x, diperoleh:

4x + 3y = 12.000 x 1 4x + 3y = 12.000

2x + 4y = 8.000 x 2 4x + 8y = 16.000

-5y = -4.000

y = 800

Mengeliminasi variabel y, diperoleh:

4x + 3y = 12.000 x 4 16x + 12y = 48.000

2x + 4y = 8.000 x 3 6x + 12y = 24.000

10x = 24.000

x = 2400

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { (24, 8) }

Langkah d

Setelah memperoleh nilai variabel x dan variabel y, substitusikan nilai

tersebut ke fungsi tujuan.

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

136

Substitusikan x = 2400 dan y = 800 ke persamaan 5x + 4y, maka:

= 5 (2400) + 4 (800)

= 12000 + 3200

= 15200

Jadi, uang yang harus dibayar Putrawan jika mengambil 5 buah buku

tulis dan 4 buah spidol adalah Rp 15.200

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Model pembelajaran konvensional

Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan penugasan

G. Kegiatan Pembelajaran

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu Guru Siswa

A. Pendahuluan

1. Orientasi

1. Guru membuka

pembelajaran dengan

mengucapkan salam

dan meminta siswa

untuk berdoa

sebelum memulai

kegiatan belajar

mengajar

2. Guru mengecek dan

menanyakan

kehadiran siswa

3. Guru menanyakan

kesiapan siswa untuk

belajar

1. Siswa menjawab

salam dan berdoa

sebelum memulai

pelajaran

2. Siswa menjawab

pertanyaan guru jika

ada yang tidak hadir

3. Siswa menjawab

pertanyaan guru

2 menit

2. Menyampaikan

tujuan

pembelajaran

1. Guru menyampaikan

materi yang akan

dipelajari yaitu

1. Siswa

mendengarkan dan

menyimak

3 menit

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

137

tentang

menyelesaikan

model matematika

dari masalah yang

berkaitan dengan

sistem persamaan

linear dua variabel

2. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

dan hasil belajar

yang diharapkan

dapat tercapai oleh

siswa

penjelasan guru

2. Siswa

mendengarkan

dan menyimak

penjelasan guru

3. Apersepsi 1. Guru bertanya dan

mengingatkan

kembali materi yang

dipelajari pada

pertemuan

sebelumnya yaitu

menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

2. Guru bertanya dan

mengingatkan

kembali materi yang

berhubungan dengan

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

sistem persamaan

linear dua variabel

yaitu menyelesaikan

sistem persamaan

linear dua variabel

1. Siswa menjawab

dan mendengarkan

penjelasan guru

2. Siswa menjawab

dan mendengarkan

pertanyaan yang

diberikan oleh guru

3 menit

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

138

4. Motivasi Guru memotivasi siswa

dengan memberikan

penjelasan tentang

pentingnya mempelajari

materi ini yang dapat

berguna untuk

menyelesaikan soal-soal

yang berkaitan

Siswa mendengarkan dan

menyimak penjelasan guru

2 menit

B. Kegiatan Inti

1. Tahap

eksplorasi

1. Guru menjelaskan

materi yang akan

dipelajari yaitu

tentang

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

sistem persamaan

linear dua variabel

2. Guru bersama-sama

siswa membahas

contoh soal

mengenai materi

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

sistem persamaan

linear dua variabel

diberikan guru

3. Guru memfasilitasi

terjadinya interaksi

antara siswa dengan

guru, lingkungan dan

sumber belajar

lainnya

4. Guru melibatkan

1. Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

dengan seksama

2. Siswa bersama guru

membahas contoh

soal tentang materi

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

sistem persamaan

linear dua variabel

3. Siswa bertanya

kepada guru apabila

ada hal-hal yang

belum dipahami

4. Siswa maju

25 menit

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

139

secara aktif dalam

kegiatan

pembelajaran

kedepan kelas

apabila diminta

guru menjelaskan

suatu soal

2.Tahap

Elaborasi

1. Guru memberikan

soal latihan tentang

materi

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

sistem persamaan

linear dua variabel

agar siswa lebih

memahami materi

yang disajikan guru

2. Guru mengawasi

kegiatan siswa yang

kesulitan dalam

mengerjakan soal

latihan mengenai

materi

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

1. Siswa bersiap untuk

memulai

mengerjakan soal

latihan yang

diberikan guru

2. Siswa secara

individu

mengerjakan soal

latihan dengan teliti

30 menit

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

140

sistem persamaan

linear dua variabel

3. Guru bersama-sama

siswa membahas soal

latihan tentang

materi

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

sistem persamaan

linear dua variabel

4. Guru meminta salah

satu siswa

menuliskan jawaban

dari soal latihan

tersebut

3. Siswa bersama-

sama guru

membahas soal

latihan mengenai

materi

menyelesaikan

model matematika

yng berkaitan

dengan masalah

sistem persamaan

linear dua variabel

4. Salah satu siswa

menuliskan

jawaban soal

latihannya dipapan

tulis

3. Tahap

Konfirmasi

1. Guru memberikan

penguatan secara

lisan terhadap

keberhasilan siswa

dalam

menyelesaikan soal

latihan mengenai

materi

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

sistem persamaan

linear dua variabel

2. Guru menanyakan

kepada siswa

1. Siswa mendengarkan

penjelasan yang

diberikan guru

10 menit

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

141

mengenai hal-hal

yang belum

dipahami

2. Siswa bertanya

apabila ada yang

belum dipahami

C. Penutup 1. Guru bersama-

sama siswa

menyimpulkan

pelajaran yang

dipelajari mengenai

materi

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

spldv

2. Guru

mengingatkan

siswa belajar untuk

persiapan posttest

pada pertemuan

selanjutnya

3. Guru menutup

pelajaran dan

mengucapkan

salam

1. Siswa bersama-

sama

menyimpulkan

materi yang

dipelajari mengenai

menyelesaikan

model matematika

yang berkaitan

dengan masalah

spldv

2. Siswa

mendengarkan dan

menyimak

penjelasan guru

3. Siswa

mengucapkan salan

5 menit

H. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Buku, papan tulis, spidol dan charta

Sumber : Buku Matematika Erlangga untuk SMP/ MTs Kelas VIII

I. Penilaian

Teknik : Tes tertulis

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

142

Bentuk : Soal Uraian

J. Instrumen

1. Jumlah dua bilangan adalah 32. Jika diketahui selisih kedua bilangan tersebut adalah

16. Tentukan bilangan-bilangan yang dimaksud !

2. Ibu membeli 3 ember dan 1 panci dengan harga Rp 50.000. Di toko yang sama Ani

membeli 1 ember dan 2 panci dengan harga Rp 65.000. berapakah harga untuk 1

ember dan 1 panci?

Palembang, Agustus 2016

Guru Mapel Matematika Peneliti

Tri Extanori, S.Pd Aan Gustiawan

NIM. 12221001

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 1

AKHIRAWAN, S.Pd

NIP.

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …
Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

144

Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep

No Indikator Ketentuan Skor

1. Menyatakan ulang sebuah

konsep.

Tidak menjawab 0

siswa dapat mengemukakan

kembali cara-cara membuat

model matematika tetapi kurang

tepat.

1

siswa dapat mengemukakan

kembali cara-cara membuat

model matematika dengan benar

2

2. Memberi contoh dan non contoh

sebuah konsep

Tidak menjawab 0

siswa dapat membuat contoh

SPLDV dan bukan SPLDV

tetapi kurang tepat

1

siswa dapat membuat contoh

SPLDV dan bukan SPLDV

dengan benar

2

3. Menyajikan konsep dalam

bentuk representasi matematis

Tidak menjawab 0

Siswa dapat menggunakan tabel

tentang titik-titik koordinat

untuk menggambar sebuah

grafik atau Siswa dapat

mengeliminasi salah satu

persamaan SPLDV atau Siswa

dapat mengubah salah satu

persamaan kedalam bentuk

fungsi tapi kurang tepat.

1

Siswa dapat menggunakan tabel

tentang titik-titik koordinat

untuk menggambar sebuah

grafik atau Siswa dapat

mengeliminasi salah satu

persamaan SPLDV atau Siswa

dapat mengubah salah satu

persamaan kedalam bentuk

fungsi dengan benar

2

4. Mengaplikasikan konsep atau Tidak menjawab 0

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

145

algoritma ke pemecahan

masalaha

siswa dapat menggunakan

konsep atau prosedur dalam

menyelesaikan soal tetapi

kurang tepat.

1

Siswa dapat menggunakan

konsep atau prosedur dalam

menyelesaikan soal dengan

benar.

2

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

146

DAFTAR NAMA KELOMPOK MODEL PEMBELAJARAN PAIR

CHECKS

1. Sri Agustina

2. Elda Ridadatu A

3. Eci Tridevi P. S

4. Anggi Baginda

1

1. Alya Patona M

2. Jeni Anggraini

3. Dandi Irawan

4. Yasir Arapan

2

5

1. Putri Zumai S

2. Moisi Sari

3. M. Rafly

4. Ovi Gustini

1. Angga H. S. P

2. Anugrah

3. George Bus

4. Lidia

1. Alviadit

2. Rondavit

3. Reni Yana

4. Efri Martita

1. Apri

2. Okta

3. Yesi

4. Rici

1. Ayu Garsela

2. Ria Jelita

3. Yuli Astuti

4. Triaberta

7

6

4 3

LAMPIRAN 10

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …
Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

148

KUPON SISWA YANG MENJAWAB BENAR

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …
Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

150

PERTEMUAN KE - 1

KELOMPOK :

1. ……………………………

2. ……………………………

3. ……………………………

4. …………………………...

TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV

dengan menggunakan metode grafik.

PETUNJUK :

1. Tim partner mengerjakan soal-soal dibawah ini!

2. Tim pelatih mengkoordinir tim partner mengerjakan soal dan memberi pengerahan jika diperlukan!

LAMPIRAN 11

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

151

LANGKAH I

Isilah table x dan y yang memenuhi persamaan di bawah ini!

Tuliskan titik-titik (x, y) yang didapat dari masing-masing persamaan.

Titik pada persamaan 6x +5 y = 3

1. (x, y ) = ( )

2. (x, y ) = ( )

Titik pada persamaan 4x +5y = 5

1. (x, y ) = ( )

2. (x, y ) = ( )

LANGKAH II

Letakkan titik-titik koordinat dari masing-masing persamaan kedalam

grafik dibawah ini!

Latihan 1

Dengan menggunakan metode grafik, tentuka himpunan penyelesaian

dari persamaan berikut.

6x + 5y = 30

4x + 5y = 20

x y

0

0

X y

0

0

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

152

LANGKAH III

Hubungkan titik koordinat pada langkah II sesuai masing-masing persamaan.

-3 -2 -1 -1

-2

1 2 3 4

4

3

2

1

-3 -2 -1 -1

-2

1 2 3 4 5

5

4

3

2

1

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

153

Apakah kedua garis yang dibentuk pada grafik tersebut saling berpotongan?

Tuliskan titik potong dari grafik tersebut?

LANGKAH I

Isilah table x dan y yang memenuhi persamaan di bawah ini!

Tuliskan titik-titik (x, y) yang didapat dari masing-masing persamaan.

Titik pada persamaan 6x +5 y = 3

1. (x, y ) = ( )

Tentukanlah himpunan penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel

dibawah ini mengunakan metode grafik !

Latihan 2

x y

x y

Titik potong dari kedua persamaan

tersebut merupakan himpunan

penyelesaiannya.

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

154

2. (x, y ) = ( )

Titik pada persamaan 4x +5y = 5

1. (x, y ) = ( )

2. (x, y ) = ( )

LANGKAH II

buatlah grafik dari persamaan tersebut.

Setelah menyelesaikan grafik dari persamaan tersebut, tuliskan himpunan

penyelesaiannya?

Apa yang dapat kalian simpulkan!

-3 -2 -1 -1

-2

1 2 3 4

4

3

2

1

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …
Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

156

PERTEMUAN KE-2

KELOMPOK :

5. ……………………………

6. ……………………………

7. ……………………………

8. …………………………...

TUJUAN PEMBELAJARAN :

2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV

dengan menggunakan metode subtitusi.

PETUNJUK :

3. Tim partner mengerjakan soal-soal dibawah ini!

4. Tim pelatih mengkoordinir tim partner mengerjakan soal dan memberi pengerahan jika diperlukan!

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

157

LANGKAH I

Dari kedua persamaan diatas, Ubalah persamaan 2x + y = 12 kedalam

fungsi y.

LANGKAH II

subtitusikan fungsi y pada persamaan (1) ke dalam persamaan 3x + 5y = 25

sehingga diperoleh nilai x dari subtitusi tersebut.

Dengan cara substitusi, tentukanlah himpunan penyelesaian

dari sistem persamaan

Latihan 1

2x + y = 12

y = persamaan (1)

Subtitusikan y pada pers (1)

Sehingga menghasilkan nilai x.

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

158

LANGKAH III

Setelah memperoleh nilai x pada langkah II, subtitusikan nilai x kedalam

fungsi y = 12 – 2x yang didapat pada langkah I .

Tuliskan himpunan penyelesaian dari persamaan diatas !

Cek Kembali

Periksalah kembali dengan mengsubtitusikan nilai x dan nilai y kedalam persamaan

2x + y = 12 dan 3x + 5y = 25. Apakah sesuai?

Subitusikan x

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

159

LANGKAH I

Dari kedua persamaan diatas, ubalah persamaan 2x + y = 16 kedalam

fungsi y.

LANGKAH II

subtitusikan fungsi y pada persamaan (1) ke dalam persamaan 3x + 4y = 24

sehingga diperoleh nilai x dari subtitusi tersebut.

Latihan 2

Dengan cara subtitusi, tentukanlah himpunan penyelesaian

dari sistem persamaan

.

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

160

LANGKAH III

Setelah memperoleh nilai x pada langkah II, subtitusikan nilai x

kedalam fungsi y = 16 – 2x yang didapat pada langkah I .

Tuliskan himpunan penyelesaian dari persamaan diatas ?

Cek Kembali

Periksalah kembali dengan mengsubtitusikan nilai x dan nilai y kedalam

persamaan 2x + y = 16 dan 3x + 4y = 24. Apakah sesuai?

Apa yang dapat kalian simpulkan!

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

161

PERTEMUAN KE-3

KELOMPOK :

9. ……………………………

10. ……………………………

11. ……………………………

12. …………………………...

TUJUAN PEMBELAJARAN :

3. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV

dengan menggunakan metode eliminasi.

PETUNJUK :

5. Tim partner mengerjakan soal-soal dibawah ini!

6. Tim pelatih mengkoordinir tim partner mengerjakan soal dan memberi pengerahan jika diperlukan!

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

162

LANGKAH I

Dengan cara eliminasi, tentukanlah him-punan penyelesaian

dari sistem persamaan

Latihan 1

Eliminasi variabel x pada persamaan berikut!

2x + y = 14 x….

x + 5y = 25 x….

Catatan:

Untuk menentukan nilai y, maka eliminasi nilai x. atau untuk

menentukan nilai x maka eliminasi nilai y.

. untuk mengeliminasi nilai x maka koefisien variabel x harus sama

terlebih dahulu dengan cara mengalika koefisien variabel x.

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

163

LANGKAH II

untuk menentuka nilai x, maka lakukan hal yang sama dengan langkah ke 1.

Eliminasi variabel y.

LANGKAH III

Setelah menyelesaikan langkah pertama dan kedua didapat nilai x dan

nilai y, jadi himpunan penyelesaian dari persamaan 2x + y = 14 dan x + 5y

= 25 adalah

Cek Kembali

Periksalah kembali dengan cara mensubtitusikan nilai x dan nilai y kedalam

persamaan 2x + y = 14 dan x + 5y = 25.

Nilai x =

Nilai y =

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

164

LANGKAH I

LANGKAH II

untuk menentuka nilai x, maka lakukan hal yang sama dengan langkah ke 1.

Eliminasi variabel y.

Latihan 2

Dengan cara eliminasi, tentukanlah himpunan penyelesaian

dari sistem persamaan

Eliminasi variabel x pada persamaan berikut!

2x + 3y = 16 x….

3x + 4y = 23 x….

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

165

LANGKAH III

Setelah menyelesaikan langkah pertama dan kedua, jadi himpunan

penyelesaian dari persamaan 2x + 3y = 16 dan 3x + 4y = 23 adalah

Cek Kembali

Periksalah kembali dengan cara mensubtitusikan nilai x dan nilai y kedalam

persamaan 2x + 3y = 16 dan 3x + 4y = 23

Apa yang dapat kalian simpulkan!

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

169

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA HARI/TGL : /2016

SEKOLAH : SMP N1 SD PUKUL :

NAMA : Alokasi waktu : 2 x 40 menit

KELAS : VIII

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!!

1. Harga sebuah buku dan sebuah pensil Rp 5.500, harga 2 buku dan 3 buah

pensil Rp 12.500. Tentukan Berapa total harga 4 buah buku dan 3 buah

pensil menggunakan metode subtitusi!

2. Anisa, Dinda dan Amelia jalan-jalan kepasar buah dan Amelia ingin

mentraktir temannya. Anisa membeli 2kg buah apel dan 1kg buah jambu

dengan harga Rp 10. 000, sedangkan Dinda membeli 1kg buah apel dan

2kg buah jambu dengan harga Rp 10. 000. Tentukan 1kg buah apel dan

1kg buah jambu menggunakan metode grafik.

3. Hikmah , Ida, dan Anggun berbelanja di Palembang Square. Hikmah

membeli 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal dengan harga Rp 270.000,

sedangkan Ida membeli 3 pasang sepatu dan 4 pasang sandal dengan

model yang sama dengan harga Rp 390.000. Tentukan berapa total harga

jika Anggun membeli 4 pasang sepatu dan 5 pasang sandal dengan model

yang sama menggunakan metode eliminasi!

SELAMAT BEKERJA

LAMPIRAN 12

Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

170

KISI-KISI SOAL POSTEST

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semerter : VIII/ 1 (gazal)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

No Kompetensi Dasar Materi Ajar Indicator Banyak

butir

No

Butir Perlakuan diukur

1

Menyelesaikan sistem

persamaan linear dua

variabel

Sistem

Persamaan

Linier Dua

Siswa dapat menyelesaikan

himpunan penyelesaian

SPLDV menggunakan

Menyetakan ulang suatu

konsep.

Contoh dan non-contoh

LA

MP

IR

AN

13

170

Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

171

Variabel metode subtitusi.

1

1

suatu konsep.

Menyejikan konsep

dalam bentuk

representasi matematika

Mengaplikasikan konsep

atau algoritma

pemecahan masalah.

Siswa dapat menyelesaikan

himpunan penyelesaian

SPLDV menggunakan

metode grafik.

1 2

Menyetakan ulang suatu

konsep.

Contoh dan non-contoh

suatu konsep.

Menyejikan konsep

dalam bentuk

representasi matematika

Mengaplikasikan konsep

atau algoritma

pemecahan masalah.

Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

172

Siswa dapat menyelesaikan

himpunan penyelesaian

SPLDV menggunakan

metode eliminasi.

1

3

Menyetakan ulang suatu

konsep.

Contoh dan non-contoh

suatu konsep.

Menyejikan konsep

dalam bentuk

representasi matematika

Mengaplikasikan konsep

atau algoritma

pemecahan masalah.

17

1

172

Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

174

Kunci Jawaban Soal Postest

No Soal Kunci Jawaban Indikator Pemahaman

Konsep

Skor

1. 4. Harga sebuah buku dan sebuah pensil Rp 5.500,

harga 2 buku dan 3 buah pensil Rp 12.500.

Tentukan Berapa total harga 4 buah buku dan 3

buah pensil menggunakan metode subtitusi!

Dik : sebuah buku dan pensil = Rp 5. 500

2 buku dan 3 pensil = Rp 12. 500

Dit : berapa total haraga 4 buku dan 3 pensil?

Misalkan:

Buku = x

Pensil = y

Maka :

x + y = 5.500

2x + 3y = 12.500

Selesaikan sistem persamaan linier di atas dengan metode

Menyatakan ulang

suatu konsep.

Contoh dan non-contoh

suatu konsep.

Menyajikan konsep

dalam bentuk

representasi matematik

LA

MP

IR

AN

14

17

3

Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

175

subtitusi, sehingga diperoleh :

x + y = 5.500

y = 5.500 – x

Subtitusikan y = 5.500 – x kepersamaan 2x + 3y = 12. 500,

maka :

2x + 3y = 12. 500

2x + 3(5.500 – x) = 12. 500

2x + 16.500 – 3x = 12. 500

2x – 3y = 12. 500 – 16. 500

-x = - 4.000

x = 4. 000

Subtitusikan x = 4. 000 ke persamaan y = 5. 500 – x, maka :

y = 5. 500 – x

y = 5. 500 – 4.000

y = 1. 500

kemudian x = 4. 000 dan y = 1. 500 kepersamaan 4x + 3y,

sehingga diperoleh :

= 4x + 3y

= 4(4.000) + 3(1. 500)

= 16. 000 + 4. 500

= 20. 500

Jadi, total harga 4 buku dan 3 pensil adalah 20. 500

Menyajikan konsep

dalam bentuk

representasi

matematika

Mengaplikasikan

konsep atau algoritma

pemecahan masalah.

2 Anisa, dinda dan Amelia jalan-jalan kepasar buah dan Dik : 2 apel dan satu jambu = 6 dolar

174

Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

176

Amelia ingin mentraktir temannya buah. Anisa

membeli 2 buah apel dan sebuah jambu dengan harga

Rp 6. 000, sedangkan dinda membeli satu buah apel

dan 2 buah jambu dengan harga Rp 6. 000. Tentukan

satu buah apel dan satu buah jambu, menggunakan

metode grafik.

Satu apel dan 2 jambu = 6 dolar

Dit : Tentukan satu buah apel dan satu buah jambu,

menggunakanmetode grafik.

Penyelesaian

Misalkan

Apel = x

Jambu = y

Maka :

2x + y = 6000

x + 2y = 6000

Tabel persamaan yang memenuhi :

2x + y = 6000 X + 2y = 6000

X y x y

Menyatakan ulang

suatu konsep.

Contoh dan non-contoh

suatu konsep.

Menyajikan konsep

dalam bentuk

representasi

matematika

175

Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

177

0 6000 0 3000

3000 0 6000 0

Dari hasil yang didapat, buatlah grafik penyelesaiannya.

6000

5000

3000

1000

1000 3000 5000 6000

Berdasarkan grafik di atas, himpunan penyelesaian

dari persamaan tersebut adalah {2000, 2000}

Jadi harga satu buah jambu dan apel adalah

Menyajikan konsep

dalam bentuk

representasi

matematika

Page 188: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

178

Rp 2. 000.

Mengaplikasikan

konsep atau algoritma

pemecahan masalah.

3. Hikmah , Ida, dan Anggun berbelanja di PS. Hikmah

membeli 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal dengan

harga Rp 270.000, sedangkan Ida membeli 3 pasang

sepatu dan 4 pasang sandal dengan model yang sama

dengan harga Rp 390.000.

Tentukan Berapa total harga jika Anggun membeli 4

pasang sepatu dan 5 pasang sandal menggunakan

metode eliminasi!

Dik : 2 sepatu dan 3 sandal = Rp 270. 000

3 sepatu dan 4 sandal = Rp 390. 000

Dit : Berapa total harga jika Anggun membeli 4 pasang

sepatu dan 5 pasang sandal?.

Misalkan, sepasang sepatu adalah x

sepasang sandal adalah y

Diperoleh bentuk model matematikanya adalah:

2x + 3y = 270.000

3x + 4y = 390.000

4x + 5y = ....

Selesaikan sistem persamaan linear di atas dengan metode

eliminasi, sehingga diperoleh:

Menyatakan ulang

suatu konsep.

Contoh dan non-contoh

suatu konsep.

Menyajikan konsep

17

6

Page 189: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

179

Mengeliminasi variabel x, maka:

2x + 3y = 270.000 x 3 6x + 9y = 810.000

3x + 4y = 390.000 x 2 6x + 8y = 780.000

y = 30.000

Mengeliminasi variabel y, maka:

2x + 3y = 270.000 x 4 8x + 12y = 1.080.000

3x + 4y = 390.000 x 3 9x + 12y = 1.170.000

-x = -90.000

x = 90.000

Kemudian, substitusikan x = 90.000 dan y = 30.000 ke

persamaan 4x + 5y, sehingga diperoleh :

= 4 (90.000) + 5 (30.000)

= 360.000 + 150.000

= 510.000

Jadi, harga yang harus dibayar Ninda untuk

dalam bentuk

representasi matematika

Menyajikan konsep

dalam bentuk

representasi matematika

Mengaplikasikan konsep

atau algoritma

pemecahan masalah.

17

7

Page 190: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

180

membeli 4 pasang sepatu dan 5 pasang sandal

adalah Rp 510.000

17

8

Page 191: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

180

DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN

No Kode siswa Nama Siswa L/P

1 EKS 1 Alfiadit Berlin L

2 EKS 2 Alya Patona Mutmaina P

3 EKS 3 Anggi Baginda P

4 EKS 4 Anugrah Haziz L

5 EKS 5 Apri Yunita P

6 EKS 6 Ayu Gursela P

7 EKS 7 Dandi Irawan L

8 EKS 8 Angga H. S. P P

9 EKS 9 Eci Tridevi Permata Sari P

10 EKS 10 Elda Ridhadatul Aissy P

11 EKS 11 Efri Martita P

12 EKS 12 George Bus L

13 EKS 13 Jeni Anggraeni P

14 EKS 14 Lidia P

15 EKS 15 M. Rafly L

16 EKS 16 Meisi Sari P

17 EKS 17 Okta Rita P

18 EKS 18 Ovi Gustini P

19 EKS 19 Putri Zumai Santi P

20 EKS 20 Ria Jelita P

21 EKS 21 Rici Ricardo L

22 EKS 22 Ronaldo L

23 EKS 23 Rondavit L

24 EKS 24 Sri Agustina P

25 EKS 25 Tri Aberta P

LAMPIRAN 15

Page 192: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

181

26 EKS 26 Yasir Arapan L

27 EKS 27 Yesi Herawati P

28 EKS 28 Yuli Astuti P

Page 193: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

182

DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL

No Kode siswa Nama Siswa L/P

1 K 01 Krisjon L

2 K 02 Rizon Gimasti P

3 K 03 Berimas’ud P

4 K 04 Ahmad Sopandi Wijaya L

5 K 05 Anggi P

6 K 06 Yoes Rizal P

7 K 07 Nurul Hikmah L

8 K 08 Alsukma Wati P

9 K 09 Selpi Ulandari P

10 K 10 Anisa Ramadani P

11 K 11 Preti Sari P

12 K 12 Thila Yunita L

13 K 13 Depi Meilina P

14 K 14 Wilinski Wiriage P

15 K 15 Recky Susilo L

16 K 16 Riri Suzan P

17 K 17 Cecilia P

18 K 18 Rika Astika P

19 K 19 Zulita utami P

20 K 20 Kiki Ardilah P

21 K 21 Afgan Nurpadillah Ahsan L

22 K 22 Angga Pratama L

23 K 23 Beri Nuryanto L

24 K 24 Asep Riadi P

LAMPIRAN 16

Page 194: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

183

25 K 25 Yuda Dias Ruyan P

26 K 26 Mini Marshelyca pratiwi L

27 K 27 Putri Febriani P

28 K 28 Selly Oktalizah P

Page 195: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

184

REKAP NILAI KELAS EKSPERIMEN

No Code Siswa Skor persoal

total No 1 No 2 No 3

1 EKS 1 6 1 5 50

2 EKS 2 8 6 8 92

3 EKS 17 6 4 5 63

4 EKS 4 8 2 6 67

5 EKS 5 7 6 4 71

6 EKS 6 6 5 1 50

7 EKS 7 8 4 8 83

8 EKS 23 8 2 6 67

9 EKS 28 8 2 6 67

10 EKS 10 8 7 8 96

11 EKS 11 8 7 6 87

12 EKS 8 8 4 8 83

13 EKS 13 6 5 8 79

14 EKS 25 8 2 6 67

15 EKS 15 8 7 6 87

16 EKS 16 6 5 8 79

17 EKS 3 7 6 4 71

18 EKS 18 8 5 5 75

19 EKS 19 6 5 8 79

20 EKS 20 8 7 6 87

21 EKS 21 8 4 8 83

22 EKS 22 8 7 6 87

23 EKS 12 8 5 5 75

LAMPIRAN 17

Page 196: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

185

24 EKS 24 8 6 8 92

25 EKS 14 8 6 6 83

26 EKS 26 8 5 5 75

27 EKS 27 6 5 8 79

28 EKS 9 8 5 5 75

Page 197: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

186

REKAP NILAI KELAS KONTROL

No Code Siswa Skor persoal

total No 1 No 2 No 3

1 K 01 6 0 0 25

2 K 02 0 0 6 25

3 K 03 6 0 4 42

4 K 04 5 2 4 46

5 K 05 6 1 4 46

6 K 06 6 5 1 50

7 K 07 8 0 2 50

8 K 08 6 1 5 50

9 K 09 8 5 0 54

10 K 10 6 1 6 54

11 K 11 6 2 5 54

12 K 12 8 1 6 62

13 K 13 0 7 8 62

14 K 14 6 4 6 66

15 K 15 6 4 6 71

16 K 16 8 4 6 75

17 K 17 6 4 8 75

18 K 18 8 6 4 75

19 K 19 8 4 8 83

20 K 20 8 6 6 83

21 K 21 8 4 8 83

22 K 22 8 4 8 83

23 K 23 8 6 6 83

LAMPIRAN 18

Page 198: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

187

24 K 24 8 4 8 83

25 K 25 8 5 8 87

26 K 26 8 6 7 87

27 K 27 8 5 8 87

28 K 28 7 6 8 87

Page 199: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

188

Uji Normalitas Kelas Eksperimen

No - ( - ) Tabel | - 1 42 -33,43 1117,565 -2,589466 0,4951 0,0049 0,035714 -0,030814

2 50 -25,43 646,6849 -1,969791 0,475 0,025 0,107143 -0,082143

3 50 -25,43 646,6849 -1,969791 0,475 0,025 0,107143 -0,082143

4 63 -12,43 154,5049 -0,96282 0,3315 0,1685 0,142857 0,0256429

5 67 -8,43 71,0649 -0,652982 0,2422 0,2578 0,285714 -0,027914

6 67 -8,43 71,0649 -0,652982 0,2422 0,2578 0,285714 -0,027914

7 67 -8,43 71,0649 -0,652982 0,2422 0,2578 0,285714 -0,027914

8 67 -8,43 71,0649 -0,652982 0,2422 0,2578 0,285714 -0,027914

9 71 -4,43 19,6249 -0,343145 0,1331 0,3669 0,357143 0,0097571

10 71 -4,43 19,6249 -0,343145 0,1331 0,3669 0,357143 0,0097571

11 75 -0,43 0,1849 -0,033308 0,012 0,488 0,5 -0,012

12 75 -0,43 0,1849 -0,033308 0,012 0,488 0,5 -0,012

13 75 -0,43 0,1849 -0,033308 0,012 0,488 0,5 -0,012

14 75 -0,43 0,1849 -0,033308 0,012 0,488 0,5 -0,012

15 79 3,57 12,7449 0,2765298 0,1064 0,6064 0,607143 -0,000743

16 79 3,57 12,7449 0,2765298 0,1064 0,6064 0,607143 -0,000743

17 79 3,57 12,7449 0,2765298 0,1064 0,6064 0,607143 -0,000743

18 83 7,57 57,3049 0,5863672 0,219 0,719 0,75 -0,031

19 83 7,57 57,3049 0,5863672 0,219 0,719 0,75 -0,031

20 83 7,57 57,3049 0,5863672 0,219 0,719 0,75 -0,031

21 83 7,57 57,3049 0,5863672 0,219 0,719 0,75 -0,031

22 87 11,57 133,8649 0,8962045 0,3133 0,8133 0,892857 -0,079557

23 87 11,57 133,8649 0,8962045 0,3133 0,8133 0,892857 -0,079557

24 87 11,57 133,8649 0,8962045 0,3133 0,8133 0,892857 -0,079557

25 87 11,57 133,8649 0,8962045 0,3133 0,8133 0,892857 -0,079557

LAMPIRAN 19

Page 200: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

189

26 92 16,57 274,5649 1,2835012 0,3997 0,8997 0,964286 -0,064586

27 92 16,57 274,5649 1,2835012 0,3997 0,8997 0,964286 -0,064586

28 96 20,57 423,1249 1,5933385 0,4441 0,9441 1 -0,0559

∑ 2112 4664,857

a. Rata-rata

b. Simpangan Baku

Jadi, data hasil posttest kelas eksperimen berdistrubusi normal.

Page 201: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

190

Uji Normalitas Kelas Kontrol

No - ( - ) Tabel | -

1 25 -40,28 1622,4784 -2,1621 0,4846 0,0154 0,071429 -0,05603

2 25 -40,28 1622,4784 -2,1621 0,4846 0,0154 0,071429 -0,05603

3 42 -23,28 541,9584 -1,2496 0,3925 0,1075 0,107143 0,000357

4 46 -19,28 371,7184 -1,03489 0,3485 0,1515 0,178571 -0,02707

5 46 -19,28 371,7184 -1,03489 0,3485 0,1515 0,178571 -0,02707

6 50 -15,28 233,4784 -0,82018 0,2939 0,2061 0,285714 -0,07961

7 50 -15,28 233,4784 -0,82018 0,2939 0,2061 0,285714 -0,07961

8 50 -15,28 233,4784 -0,82018 0,2939 0,2061 0,285714 -0,07961

9 54 -11,28 127,2384 -0,60548 0,2258 0,2742 0,392857 -0,11866

10 54 -11,28 127,2384 -0,60548 0,2258 0,2742 0,392857 -0,11866

11 54 -11,28 127,2384 -0,60548 0,2258 0,2742 0,392857 -0,11866

12 62 -3,28 10,7584 -0,17606 0,0675 0,4325 0,464286 -0,03179

13 62 -3,28 10,7584 -0,17606 0,0675 0,4325 0,464286 -0,03179

14 66 0,72 0,5184 0,038647 0,012 0,512 0,5 0,012

15 71 5,72 32,7184 0,307032 0,1179 0,6179 0,535714 0,082186

16 75 9,72 94,4784 0,521739 0,1985 0,6985 0,642857 0,055643

17 75 9,72 94,4784 0,521739 0,1985 0,6985 0,642857 0,055643

18 75 9,72 94,4784 0,521739 0,1985 0,6985 0,642857 0,055643

19 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824

20 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824

21 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824

22 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824

23 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824

24 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824

25 87 21,72 471,7584 1,165862 0,377 0,877 1 -0,123

LAMPIRAN 20

Page 202: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

191

26 87 21,72 471,7584 1,165862 0,377 0,877 1 -0,123

27 87 21,72 471,7584 1,165862 0,377 0,877 1 -0,123

28 87 21,72 471,7584 1,165862 0,377 0,877 1 -0,123

1828 9721,7152

a. Rata-rata

b. Simpangan baku

S =

0,123

Jadi, data hasil posttest kelas kontrol berdistrubusi normal.

Page 203: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

192

Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan merupakan sampel yang homogen, dengan kriteria pengujian Ho

diterima jika dengan α = 0, 05

Dari perhitungan pada uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol

telah diperoleh :

166,6681

Sehingga didapat :

= 1,6593

Dari perhitungan pada uji normalitas kelas eksperimen dan kontrol telah

diperoleh Fhitung = sedangkan dk untuk 28 dengan α = 5% dari daftar

distribusi diperoleh F0,025(28) = 1.851. karena Fhitung sehingga H0 diterima,

dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel

yang homogen.

LAMPIRAN 21

Page 204: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

193

Uji Hipotesis T-test

Apabila data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan varian

dalam populasi bersifat homogen, maka Uji t dilakukan dengan rumus :

Adapun uji hipotesis tersebut menggunakan rumus uji t sebagai berikut :

Dengan S adalah varians gabungan,

Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah terima Ho jika

dengan taraf signifikan 5% dengan tabel didapat dari distribusi

student dengan peluang (1 – α ) dan dk = + .

Dari hasil perhitungan sebelumnya diperoleh :

166,6681

276,5569

LAMPIRAN 22

Page 205: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

194

= 2,5525

Dari uji t, diperoleh dengan dk = 54 tengan taraf

signifikan 5% maka Sehingga didapat maka Ha

diterima. Berdasarkan kriteria pengujian uji-t dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh model pembelajaran kooeratif tipe pair checks terhadap pemahaman

konsep matematis siswa di SMP Negeri 1 Sanga Desa.

Page 206: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

195

REKAPITULASI NILAI PERINDIKATOR DARI SETIAP SOAL KELAS

EKSPERIMEN

No Indikator Soal

Soal 1 Soal 2 Soal 3

1 Menyatakan ulang sebuah konsep 53 45 45

2 Memberi contoh dan non-contoh sebuah

konsep 53 45 45

3 Menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematis 51 29 42

4 Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke

pemecahan masalah. 51 17 41

REKAPITULASI NILAI PERINDIKATOR DARI SETIAP SOAL KELAS

KONTROL

No Indikator Soal

Soal 1 Soal 2 Soal 3

1 Menyatakan ulang sebuah konsep 48 31 40

2 Memberi contoh dan non-contoh sebuah

konsep 48 31 40

3 Menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematis 45 17 38

4 Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke

pemecahan masalah. 43 17 38

LAMPIRAN 23

Page 207: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

196

LAMPIRAN 24

Page 208: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

197

Page 209: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

198

Page 210: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

199

Page 211: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

200

Page 212: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

201

LAMPIRAN 25

Page 213: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

202

Page 214: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

203

Page 215: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

204

Page 216: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR …

205

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Aan Gustiawan, lahir di

desa ngulak kecamatan Sanga Desa kabupaten

Musi Banyuasin pada tanggal 24 desember 1993,

merupakan adak ke-4 dari empat bersaudara.

Penulis lahir dari pasangan suami istri bapak rusdi

bakar dan ibu roaida singgit. Penulis sekaran

bertempat tinggal di desa Ngulak 1 kecamatan

Sanga Desa kabupaten Musi Manyuasin. Penulis

menyelesaikan pendidikan Dasar di SD Negeri 4

Ngulak dan lulus pada tahun pada tahun 2006,

kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sanga desa

dan lulus pada tahun 2009, kemudian penuis melanjutkan pendidikan Menengah

Atas di SMA Negeri 1 Sanga Desa dan lulus pada tahun 2012, selanjutnya penulis

melanjutkan kejenjang perguruan tinggi di UIN Raden Fatah Palembang.