Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR
CHECKS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
SISWA DI SMP NEGERI 1 SANGA DESA
KELAS VIII
SKRIPSI SARJANA S1
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
AAN GUSTIAWAN
NIM. 12 221 001
Program Studi Pendidikan Matematika
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena
sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang
muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya
para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang
yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal
perbuatannya”.
(H.R Ibnu Abdul Barr)
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-
orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka
dengan keberhasilan saat mereka menyerah.”
(Thomas Alva Edison)
Yang utama dari segalanya....
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah
memberiku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.
Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karya kecilku ini kepada orang-orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi.
Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan,
dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya
dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia.
Untuk Ayuk dan Kakakku (Yuk Noviana, yuk Densi dan kakak Rocky), tiada
paling mengharukan saat berkumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar
tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas
doa dan bantuan kalian selama ini.
Sahabat-Sahabat terbaikku (Hikmah Suci Haryati, Indrawan Pranata Wijaya,
Haraswati, Angga Alfinando dan Imelda Lina), terima kasih atas bantuan, doa,
v
nasehat, hiburan, dan semangat yang kalian berikan selama ini, aku tak akan
melupakan semua yang kalian berikan selama ini.
Teman-teman Matematika 2 angkatan 2012 yang namanya tidak bisa aku
sebutkan satu persatu, keluarga KKN kelompok 98 (Umak, Ubak, Sulung, Kakak,
Ayuk, Adek) dan teman-teman PPLku yang bersama-sama mencari ilmu di SMP
PGRI 11 Palembang.
Teman-teman seluruh Fakultas angkatan 2012 dan Almamaterku.
vi
vii
ABSTRACT
The objective of this research was to know the effect of using cooperative learning
model type pair check to students mathematics concepts comprehension. This
study was conducted in SMP N 1 Sanga Desa in academic year 2016/2017. The
reseach method used was experimental with subject posttest only control grup
design. The sample used in this research was 56 student’s. Samples were taken by
using the technique cluster random sampling that is randomly selecting two
classes from 3 classes. The research sample in the experimental class numbered
28 students that is in class VIII-3 using the cooperative learning model type pair
check. The sample in control classes totaling 28 stundents that is in the class VIII-
1 using lecture method. Based on the analysis by t test, t value obtained is equal
to 2.5525 greater that the value of t tables with degrees of freedom (df) = 54 and
a significance level ( ) = 0.05 is equal to 1.674 (2.5525 > 1.674), which means
an average of students concepts comprehension using cooperative learning model
type pair check to teaching higher than the average of students mathematics
concepts comprehension of studying mathematic skllis are taught using lecture
method. Thus, there is a cooperative learning model type pair check influence on
the students mathematics concepts comprehension in SMP N 1 Sanga Desa.
Keywords: Cooperative Learning Model Type Pair Check, Students
Mathematics Concepts Comprehension.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif pair check terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP N 1 Sanga Desa Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan
posttest only control group design. Sampel penelitian sebanyak 56 siswa.
Penentuan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling yaitu
memilih dua kelas secara acak dari 3 kelas. Sampel penelitian pada kelas
eksperimen berjumlah 28 siswa yaitu pada kelas VIII-3 dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif pair check. Sampel pada kelas kontrol berjumlah
28 siswa yaitu pada kelas VIII-1 dengan menggunakan metode ceramah.
Berdasarkan analisis dengan uji t, diperoleh nilai yaitu sebesar 2,5525 lebih
besar dibandingkan dengan nilai dengan derajat kebebasan (dk) = 54 dan
taraf signifikan ( ) = 0,05 yaitu sebesar 1,674 (2,5525 > 1,674), yang artinya
pemahaman konsep matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif pair check lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman
konsep matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah.
Dengan demikian, ada pengaruh model pembelajaran kooperatif pair check
terhadap pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeti 1 Sanga Desa.
Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Pair Check, Pemahaman
Konsep Matematis Siswa.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT atas
nikmat, karunia dan kebesarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan dari skripsi ini dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Terhadap Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Di SMP Negeri 1 Sanga Desa Kelas VIII” dibuat sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan
Matematika.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan-
kesulitan dan hambatan, namun berkat inayah Allah SWT serta bantuan dari
berbagai pihak segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Drs. H. M. Sirozi, Ph.D selaku Rektor UIN Raden Fatah
Palembang.
2. Bapak Prof. Dr. Kasinyo Harto, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang.
3. Ibu Hj. Agustiani Dumeva Putri, M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika.
4. Ibu Riza Agustiani, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Matematika.
5. Ibu Hj. Agustiani Dumeva Putri, M. Si selaku Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, masukan, nasehat, dorongan dan arahan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
6. Ibu Tutut Handayani, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan, nasehat, dorongan dan arahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Fatah Palembang yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.
8. Bapak Akhirawan, S. Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Sanga Desa yang
telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
9. Ibu Tri Ekstanori, S.Pd dan Bapak Zakaria (Jek) selaku Guru mata
pelajaran matematika kelas VIII serta guru-guru dan staf SMP Negeri 1
Sanga Desa yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada
penulis dalam melaksanakan penelitian.
10. Ayah, Ibu dan saudara-saudaraku yang telah mendukung dan memberikan
motivasi.
11. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2012 dan almamaterku di Pendidikan
Matematika UIN Raden Fatah Palembang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dapat digunakan demi perbaikan skripsi ini nantinya. Penulis
juga berharap agar skripsi ini akan memberikan banyak manfaat bagi yang
membacanya.
Palembang, 2017
Penulis,
Aan Gustiawan
NIM. 12221001
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................... i
Halaman Persetujuan ..................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ..................................................................................... iii
Halaman Persembahan ................................................................................... iv
Halaman Pernyataan ...................................................................................... v
Abstract .......................................................................................................... vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar ............................................................................................... viii
Daftar Isi ........................................................................................................ xi
Daftar Tabel ................................................................................................... xiii
Daftar Gambar................................................................................................ xiv
Daftar Diagram .............................................................................................. xv
Daftar Lampiran ............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks ........................... 9
1. Pengertian Model Pembelajaran .................................................. 10
2. Model Pembelajaran Kooperatif .................................................. 10
3. Tipe Pair Checks ......................................................................... 9
B. Pemahaman Konsep ........................................................................... 16
C. Pembelajaran Matematika .................................................................. 19
D. Kajian Materi Pembelajaran .............................................................. 22
E. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................ 25
F. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 29
B. Variabel Penelitian ............................................................................. 30
C. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 30
D. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 31
1. Populasi ........................................................................................ 31
2. Sampel .......................................................................................... 31
xii
E. Prosedur Penelitian ............................................................................ 33
1. Tahapan Persiapan ....................................................................... 32
2. Tahapan Pelaksanaan ................................................................... 33
3. Tahapan Penyelesaian .................................................................. 33
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 34
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 37
1. Uji Normalitas .............................................................................. 37
2. Uji Homogenitas .......................................................................... 38
3. Uji Hipotesis Statistik .................................................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 42
1. Deskripsi Kegiatan Penelitian ...................................................... 42
2. Deskripsi Hasil Uji Validatas dan Uji Reabilitas Instrumen
Penelitian ...................................................................................... 43
3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen
Dan kontrol .................................................................................. 46
a. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen
dengan Menggunakan Model Pair Checks ............................ 46
b. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Kontrol
dengan Menggunakan Pendekatan Teacher Centered ........... 54
4. Deskripsi Pelaksanaan Tes Akhir (Post-Test) di Kelas VIII. I
(Eksprimen) dan Kelas VIII. III (Kontrol) ................................... 58
5. Hasil Analisis Data Tes ................................................................ 59
B. Pembahasan ........................................................................................ 64
1. Hasil Posttest Soal Ke-1 ............................................................... 65
2. Hasil Posttest Soal Ke-2 ............................................................... 68
3. Hasil Posttest Soal Ke-3 ............................................................... 71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................ 76
B. Saran .................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78
LAMPIRAN .................................................................................................. 80
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Pair Checks (PC) ................. 16
Tabel 2. Penelitian Yang Relevan ........................................................... 24
Tabel 3. Tingkat Pemahaman Konsep .................................................... 28
Tabel 3. Populasi Penelitian.................................................................... 28
Tabel 4. Interprestasi Validitas Nilai ................................................ 33
Tabel 5. Jadwal Penelitian di SMP Negeri 1 Sanga Desa ...................... 37
Tabel 6. Komentar/Saran Validator Mengenai RPP .............................. 38
Tabel 7. Komentar/Saran Validator Mengenai LKS .............................. 39
Tabel 8. Komentar/Saran Validator Mengenai Soal Posttest ................. 39
Tabel 9. Hasil Validasi Soal Post-test ..................................................... 40
Tabel 10. Daftar Tim Yang Mendapatkan Kupon Pertemuan Pertama .... 44
Tabel 11. Daftar Tim Yang Mendapatkan Kupon Pertemuan Kedua ....... 47
Tabel 12. Daftar Tim Yang Mendapatkan Kupon Pertemuan Ketiga ....... 49
Tabel 13. Rekapitulasi Tim Yang Mendapatkan Kupon ........................... 50
Tabel 14. Frekuensi Dan Persentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas
Ekasperimen ............................................................................. 56
Tabel 15. Frekuensi Dan Persentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas
Kontrol .......................................................................................57
Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Posttest.................................................... 59
Tabel 17. Persentase Setiap Indikator Soal Kelas Eksperimen ................ 69
Tabel 18. Persentase Setiap Indikator Soal Kelas Kontrol ....................... 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Desain Penelitian ................................................................. 26
Gambar 2. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen ............................ 45
Gambar 3. Siswa Mengerjakan LKS Kelas Kksperimen ....................... 48
Gambar 4. Presentasi Hasil Tim Kelas Eksperimen............................... 50
Gambar 5. Peneliti Menjelaskan Materi SPLDV Kelas Kontrol ............ 52
Gambar 6. Siswa Mengerjakan Soal Latihan ......................................... 54
Gambar 7. Pelaksanaan Postest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen .. 55
Gambar 8. Jawaban Soal No 1 Kelas Eksperimen .................................. 62
Gambar 9. Jawaban Soal No 1 Kelas Kontrol ......................................... 63
Gambar 10. Jawaban soal no 2 Kelas Eksperimen .................................... 64
Gambar 11. Jawaban Soal No 2 Kelas Kontrol ......................................... 65
Gambar 12. Jawaban Soal No 3 Kelas Eksperimen .................................. 67
Gambar 13. Jawaban Soal No 3 Kelas Kontrol ......................................... 68
xv
DAFTAR DIAGRAM Halaman
DIAGRAM 1. Diagram Perbandingan Rata-Rata Hasil Postets................... 57
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. SK Pembimbing Skripsi ....................................................... 80
Lampiran 2. SK Perubahan Judul ............................................................. 81
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian ............................................................. 82
Lampiran 4. Surat Balasan Penelitian ...................................................... 83
Lampiran 5. Hasil Wawancara Guru ........................................................ 84
Lampiran 6. Analisis Uji Validitas dan Reabilitas Posttest ..................... 86
Lampiran 7. Silabus .................................................................................. 92
Lampiran 8. RPP Kelas Eksperimen ........................................................ 98
Lampiran 9. RPP Kelas Kontrol ............................................................... 116
Lampiran 10. Daftar Nama Kelompok ....................................................... 148
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa ............................................................. 152
Lampiran 12. Soal Posttest ......................................................................... 169
Lampiran 13. Kisi-Kisi Posttest ................................................................. 170
Lampiran 14. Konci Jawaban Soal Posttest ............................................... 173
Lampiran 15. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ................................ 180
Lampiran 16. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ....................................... 181
Lampiran 17. Daftar Nilai Siswa Kelas Eksperimen .................................. 182
Lampiran 18. Daftar Nilai Siswa Kelas Kontrol ........................................ 183
Lampiran 19. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ....................................... 184
Lampiran 20. Uji Normalitas Kelas Kontrol .............................................. 186
Lampiran 21. Uji Himogenitas ................................................................... 188
Lampiran 22. Uji Hipotesis T-test ............................................................. 189
Lampiran 23. Rekapitulasi Nilai Per Indikator Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol ....................................................................... 191
Lampiran 24. Komentar dan Saran Hasil Validasi ..................................... 192
Lampiran 25. Kartu Bimbigan .................................................................... 200
Lampiran 26. Kartu Revisi munaqhosah .................................................... 206
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat diperlukan oleh
manusia, karna pendidikan merupakan salah satu aspek yang membuat
perubahan baik dari diri sendiri maupun untuk orang lain. Mulyasa dalam
muamawah (2015: 625) yang berjudul Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
menyebutkan bahwa Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan setiap
manusia, karena membantu manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga
dapat menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan
merupakan hal yang penting bagi pembangunan berkelanjutan di segala aspek
kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik
ditingkat local, nasional maupun global.
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
اطلب العلم : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عن ابن عباس رضي الله عنه قال
ين فان طلب العلم فريضة على كل مس لم و مسلمة ان الملئكة تضع اجنحتها ولو باالص
(رواه ابن عبد البر ) لطالب رضاعا بما يطلب
Artinya : “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena
sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan
perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan sayapnya kepada
orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal perbuatannya”. (H.R
Ibnu Abdul Barr)
Dalam hal itu pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak untuk
pengembangan diri seseorang. Dalam proses pengembangan pendidikan
setiap guru harus dapat menentukan bagaimana seharusnya proses
2
pembelajaran berlangsung. Guru harus berperan aktif dalam meningkatkan
kualitas pendidikan, maka dari itu guru dapat menciptakan proses
pembelajaran yang baik dan lebih menarik.
Matematika merupakan salah satu bagian dari pendidikan sebagai
usaha yang dilakukan secara terencana. Dalam pembelajaran matematika,
siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan mandiri dalam memahami konsep
matematika. Pada kenyataannya, matematika menjadi salah satu mata
pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Siswa cenderung tidak memiliki
minat untuk belajar matematika. Budi (dalam Muawanah 2015) menyebutkan
Pembelajaran matematika di sekolah, selama ini masih menerapkan
pembelajaran konvensional dimana metode pembelajaran tersebut guru yang
mendominasi pada saat pembelajaran, aktivitas guru jauh lebih besar
dibandingkan aktivitas siswanya, sehingga pemahaman siswa terhadap
konsep matematika masih sangat minim.
Berdasarkan permendiknas No. 22 Tahun 2006 pada standar isi
pembelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan
menengah dinyatakan bahwa tujuan mata pelajaran metematika disekolah
adalah agar siswa mampu :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algorima, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam
pemecahan masalah
2. Menngunakan penalaran pola dan sifat, melakukan manipulasi metematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merangsang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah
(PPPPTK Matematika)
3
Berdasarkan tujuan di atas, kemampuan memahami konsep
matematika merupakan salah satu kemampuan yang penting dan harus
dimiliki serta dikuasai oleh peserta didik. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
matemtika di atas maka setelah proses pembelajaran siswa dapat memahami
suatu konsep sehingga dapat membantu siswa menghadapi pemasalahan
matematika.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di SMP Negeri
1 Sanga Desa dengan guru mate pelajaran metematika yitu ibu Tri Extanori,
S.Pd menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihar dari hasil ujian
tengah semester (MID) siswa diamana hasil MID siswa sebagian besar masih
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Rendahnya siswa
yang tuntas dalam menyelesaikan pemasalaham matematika dikarenakan
masih banyak siswa yang kurang dalam pemahaman konsep matematika.
Dari hasil yang peneliti dapat tentang soal MID siswa di SMP Negeri
1 sanga Desa bahwa soal yang guru gunakan tidak semua soal memenuhi
indikator pemahaman konsep. Hanya terdapat beberapa soal yang termasuk
dalam soal pemahaman konsep matematika.
Dari beberapa soal tersebut peneliti melihat lebih dari 60% siswa
pemahaman konsepnya bisa dikatakan cukup baik. berdasarkan hasil yang
peneliti dapat tentang pemahaman konsep siswa matematika di SMP Negeri 1
Sanga Desa yaitu mencapai rata-rata 74 dengan jmlah siswa 16 siswa dari 28
siswa.
4
Serta wawancara yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Sanga Desa,
menurut guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Sanga Desa selain
mengunakan metode konvensional guru mata pelajaran matematika di SMP
Negeri 1 Sanga Desa sudah menggunakan metode diskusi. Menurut guru
mata pelajaran matematika mengunakan metode diskusi yang diterapkan guru
di SMP Negeri 1 Sanga Desa masih kurang efektif dimana metode diskusi
yang diterapkan memang melibatkan siswa tapi dalam hal ini yang dilibatkan
hanya biasa aktif di kelas saja lebih menonjol serta hanya siswa yang tertentu
saja yang memiliki pemahaman konsep yang cukup baik selain itu metode
diskusi yang di terapkan guru matematika di SMP Negeri 1 Sanga Desa
adalah metode diskusi kelompok besar sehingga siswa dengan pemahaman
konsep yang dikategorikan kurang tidak dapat mendapatkan kesempatan
untuk meningkakan pemahaman merea terhadap konsep matematika itu
dikarenakan siswa yang memiliki pemahaman konsep yang lebih baik yang
dapat menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dan siswa dengan
pamahaman konsep yang kurang baik hanya bisa menerima apa yang siswa
dengan kamampuan yang baik lakukan. Jadi permasalahan yang peneliti
temukan di SMP Negeri 1 Sanga Desa bahwa berdasarkan guru mata
pelajaran matematika siswa di SMP Negeri 1 Sanga Desa masih kurang
dalam mamahami pembelajara matematika terutama dalam pemahaman
konsep matematika.
Berkaitan dengan masalah-masalah di atas, peneliti mengharapkan
adanya perubahan dalam pemahaman tentang pelajaran matematika terutama
5
dalam pemahaman konsep. Maka dari itu perlunya meningkatkan pemahaman
konsep matematika siswa dalam pembelajaran matematika.
Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika
adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. (Subini, 2013:7)
Belum semua guru mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran
yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk suatu kompetensi
tertentu. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat dapat
menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Karena
itu, hendaknya guru menggunakan model pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan siswa secara aktif serta membantu tercapainya tujuan
pembelajaran.
Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Salah satunya model
pembelajaran kooperatif. Muawanah (2015 : 627) mengatakan model
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kelompok. Menurut Slavin (dalam Isjoni 2013:15)
mengatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran
dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Sedangkan Sunal dan Hans mengemukakan pembelajaran kooperatif
merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus
dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama
selama proses pembelajaran.
6
Terdapat berbagai tipe dalam model pembelajaran kooperatif,
diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Pairs Check (PC),
Think Pairs Share (TPS), dan Problem Based Learning (PBL). Model
pembelajaran tipe Pairs Check (pasangan mengecek) merupakan salah satu
dari model pembelajaran kooperatif. (Irawati, dkk. 2015 : 755) Model
pembelajaran kooperatif tipe pair checks adalah model pembelajaran
berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagan tahun
1993. Pada model ini siswa dilatih bekerja sama untuk mengerjakan soal-soal
atau memecahkan masalah secara berpasangan, kemudian saling mengecek
pekerjaan masing-masing pasangannya. Model pembelajaran PC menuntut
siswa untuk memiliki jiwa kritis yang tinggi dan tingkat ketelitian yang
mendalam. Apabila kedua komponen ini bisa berjalan dengan baik, siswa
akan lebih mudah dalam mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk
memahami suatu pelajaran.
Dalam buku Danasasmita (2008: 18) yang berjudul Model-Model
Pembelajaran Alternatif menyebutkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair
Checks merupakan salah satu cara untuk membantu siswa yang pasif dalam
kegiatan kelompok, mereka melakukan kerjasama secara berpasangan dan
menerapkan susunan pengecekan berpasangan.
Selain salah satu cara untuk membantu siswa dalam proses belajar,
model pembelajaran kooperatif tipe pair checks ini juga bisa membantu siswa
untuk lebih mudah memahami konsep matematika. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Berly Silvia yang berjudul pengaruh penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe pair checks terhadap pemahaman konsep
7
matematis siswa menyatakan bahwa pemehaman konsep matematis siswa
yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks lebih baik
daripada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan
pembelajaran konvensional.
Dari uraian di atas, pembelajaran kooperatif tipe pair checks
diharapkan dapat berpengaruh dan memperkuat terhadap kemampuan
pemahaman kosep matematis siswa. Untuk maksud tersebut, maka perlu
dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Pair Checks Tehadap Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Di SMP Negeri 1 Sanga Desa Kelas VIII”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan masalah pada penelitian
ini adalah “Adakah Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif Tipe Pair
Checks Tehadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Di SMP Negeri 1
Sanga Desa Kelas VIII?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
pair checks terhadap kemampuan pemahaman siswa pada konsep
matematika.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Siswa
Mendapat kesempatan pengalaman baru dalam pembelajaran
matematika untuk mengasah pemahaman dalam menyelesaikan masalah,
8
baik masalah pada pembelajaran di kelas maupun kehidupan sehari-hari
melalui model pembelajaran pair checks.
2. Guru
Sebagai wawasan baru dalam pembelajaran matematika untuk
menerapkan model pembelajaran pair checks dalam rangka menciptakan
suasana pembelajaran yang dapat membantu siswa meningkatkan
kemampuan dalam memahami konsep matematika.
3. Peneliti
Sebagai calon guru, peneliti dapat menjadikan sebagai bahan
masukan untuk mewujudkan pembelajaran yang dapat memberikan
kesempatan bagi siswa menggali sedalam mungkin potensi yang dimiliki
dan mengembangkan daya pikir siswa melalui pembelajaran yang tepat di
masa yang akan datang.
4. Sekolah
Bagi sekolah, penelitian ini berperan sebagai bahan pertimbangan
dalam menerapkan jenis pembelajaran baru di kelas dalam pembelajaran
matematika yaitu dengan model pembelajaran pair checks sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013 yang kemungkinan besar akan diterapkan ke
seluruh sekolah secara bertahap oleh pemerintah.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks
1. Pengertian Model Pembelajaran
Milis berpendapat bahwa “model” adalah bentuk representasi
akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang encoba bertindak berdasarkan model itu. Model
merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang
diperoleh dari beberapa sistem.
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran
hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang
dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kuriklum dan
implikasinya pada tingkat operasioanal dikelas.
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut
Arends, model pembelajaran mengacuh pada pendekatan yang digunakan,
termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolahan kelas.
(supriyono, 2015)
Dari beberapa pernyataan di atasdapat disimpulkan bahwa model
adalah landasan praktik pembelajaran atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dan merencanakan pembelajaran dikelas.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
10
Ada beberapa istilah untuk menyebutkan pembelajaran berbasis
sosial yaitu pembelajaran (cooperatf learning) dan pembelajaran
kolaboratif.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
leh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimaa guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah
yang dimaksud. (supriyono, 2015)
Ada berbagai macam tipe dalam model pembelajaran kooperatif
diantaranya : Jigsaw, Pair Checks (PC), Thik Pair Share (TPS), Dan
Problem Base Learning (PBL) dll.
3. Tipe Pair Checks
Pair checks, jika diterjemahkan bebas, artinya “pasangan
mengecek”. Model pembelajaran berkelompok atau berpasangan ini
dipopulerkan oleh Spenser Kagen 1993. Model ini adalah proses belajar
yang mengedepankan kerja sama kelompok. Dimana setiap anggota
kelompok harus memiliki kemandirian dan harus memiliki kemampuan
dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan. Model pembelajaran pair
checks ini juga melatih social siswa, kerja sama dan kemampuan
memberikan penilaian kepada teman lainnya dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Pada prinsipnya, model pembelajaran pair checks
11
sangat mengedepankan teknik berpasang-pasangan (Kurniasih, 2015 : 111-
112).
Shoimin (2004 : 119) mengatakan model Pair Checks (pasangan
mengecek) merupakan model pembelajaran di mana siswa saling
berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan. (Herdian,
2009), Dalam model pembelajaran kooperatif tipe pair checks, guru
bertindak sebagai motivator dan vasilitator aktivitas siswa. Model
pembelajaran ini juga untuk melatih rasa sosial siswa, kerja sama, dan
kemampuan memberi penilaian. Model ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menuangkan ide, pikiran, pengalaman dan
pendapatan dengan benar.
Huda (2013 : 220) mengatakan Pair checks merupakan metode
pembelajaran berkelompok antar dua orang atau berpasangan yang
dipopulerkan oleh Spencer Kagen 1993. Model ini menerapkan
pembelajaran kooperatif yang menuntut kemandirian dan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan persoalan. Metode ini juga melatih tanggung
jawab sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi penilaian.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Model
pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks (PC), merupakan model
pembelajaran yang menerapkan kemandirian dan kemempuan siswa dalam
menyelesaikan masalah. Model pembelajaran ini juga melatih tanggung
jawab sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi penilaian.
12
1. Langkah-Langkah Tipe Pair Checks
Menurut Huda (2013 : 221) langkah-langkah penerapan model pair
checks adalah sebagai berikut.
a. Guru menjelaskan konsep.
b. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang.
Satu tim ada 2 orang pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim
dibebani masing-masing satu peran yang berbeda pelatih dan partner.
c. Guru membagikan soal pada partner.
d. Partner menjawab soal dan pelatih bertugas mengecek jawabannya.
Partnernya menjawab satu soal dengan benar berhak mendapatkan satu
kupon dari pelatih.
e. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner dan
partner menjadi pelatih.
f. Guru membagikan soal kepada partner.
g. Partner menjawab soal dan pelatih bertugas mengecek jawabannya.
Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapatkan
satu kupon dari pelatih.
h. Setiap pasangan kembali ke tim awal da mencocokkan jawaban satu
sama lain.
i. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai
soal.
j. Setiap tim mengecek jawabannya.
k. Tip yang paling banyak mendapatkan kupon diberi hadiah atau reward
oleh guru.
13
Sedangkan menurut Shoimin (2013 : 119), langkah-langkah
pembelajaran pair checks adalah sebagai berikut.
a. Bagilah siswa dikelas ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari
4 orang.
b. Bagi lagi kelompok-kelompok siswa tersebut menjadi berpasangan.
Jadi, akan ada partner A dan partner B pada kedua pasangan.
c. Berikan setiap pasangan sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri
dari beberapa soal atau permasalahannya (jumlahnya genap).
d. Berikutnya berikan kesempatan pada partner A untuk mengerjakan
soal nomor 1, sementara partner B mengamati, memberi motivasi,
membimbing (bila diperlukan) partner A semala mengerjakan soal
nomor 1.
e. Selanjutnya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor 2, dan
partner A mengemati, memotivasi, membimbing (bila diperlukan)
partner B selama mengerjakan soal no 2.
f. Setelah 2 soal diselesaikan, pasangan tersebut mengecek hasil
pekerjakan mereka berdua dengan pasangan lain yang satu kelompok
dengan mereka.
g. Setiap kelompok yang kesepakatan (kesamaan pendapat/ cara
memecahkan masalah/ menyelesaikan soal) merayakan keberhasilan
mereka atau guru memberikan penghargaan (reward). Guru dapat
memberikan pembimbingan bila kedua pasangan dalam kelompok
tidak menentukan kesepakatan.
14
h. Langkah nomor 4, 5 dan 6 diulang lagi untuk menyelesaikan soal
nomor 3 dan 4, demikian seterusnya sampai semua soal pada LKS
selesai dikerjakan setiap kelompok.
Sedangkan Menurut Edi Suriawan (2011: 2) langkah-langkah
model pair check adalah sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b. Guru membentuk kelompok berpasangan. Satu orang bekerja
menyelesaikan soal dan pasangannya bertugas sebagai tutor,
memeriksa dan mengecek.
c. Pemeriksa mengecek pekerjaan pasangannya, jika ada pertentangan
diantara mereka, mereka boleh menanyakannya pada pasangan lain
dalam kelompok.
d. Jika pasangan setuju dengan jawaban, yang berarti benar, tutor
memberi pujian.
e. Pembelajar berganti peran dan mengulangi langkah 3–5.
f. Pembelajar yang berperan sebagai tutor menjadi pemecah masalah Jika
jawaban benar, mereka saling berjabat tangan.
g. Kelompok mempersentasikan hasil diskusi.
h. guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling baik.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menurut Huda dan
shoimin di atas, penulis menyimpulkan untuk melakukan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut :
Tabel 1. Langkah-Langkah Pelnelajaran Pair Checks
Langkah pembelajaran Kegiata Guru Kegiatan Siswa
15
Menjelaskan materi yang
akan disampaikan.
Guru menjelaskan konsep
tentang materi sistem
persamaan lilier dua variable
(SPLDV)
Siswa menyimak apa yang
guru sampaikan dan
bertanya jika masih ada
yang belum mengerti
materi tentang sistem
persamaan linier dua
variable (SPLDV)
Pembegia kelompok Guru membegikan kelompok
berdasarkan rangking dikelas.
Lalu dibagi lagi menjadi 2
tim.
Siswa mendekati atau
bergabung dengan teman
satu kelompok dan satu
tim.
Pemberian soal Guru membagikan soal no 1
materi tentang sistem
persamaan linier dua variable
(SPLDV) kepada partner.
Panrtner mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru.
Memnitor kegiatan
kelompok.
Guru berkeliling untuk
melihat kegiatan siswa.
Pelatih mengamati partner
yang mengerjakan soal dan
membimbing (jika
diperlukan).
Bertukar peran Guru meminta siswa untuk
Partner dan pelatih bertukar
peran.
Partner dan pelatih
bertukar peran
mengerjakan soal
berikutnya.
Kemudian pada soal
selanjutnya akan dilakukan
berulang.
Pengecekan hasil
kelompok bersama
Guru meminta siswa untuk
kembali ke kelompok untuk
mengecek hasil mereka.
Setelah menyelesaikan soal
no 2. Pasangan tersebut
kembali kekelompk untuk
16
mengecek hasil setiap tim.
Mempresentasikan hasil
kerja mereka
Guru meminta siswa untuk
mempresesntasikan hasil
kelompok.
Siswa mempresentasikan
hasil dari kelompok masig-
masing.
Pemberian reward Guru memberi penghargaan
atau reward.
Kelompok yang memiliki
jawaban yang sama akan
mendapatkan hadiah dari
guru.
2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pair Checks
Menutut kurniasih (2015 : 112), kelebihan dan kekurangn model
pembelajaran pair checks adalah sebagai berikut.
Kelebihan model pembelajaran pair checks
a. Dipandu belajar melalui bantuan rekan.
b. Menciptakan saling kerja sama diantara siswa
c. Meningkatkan pemahaman konsep.
Kekurangan model pembelajaran pair checks
a. Memerlukan banyak waktu
b. Lebih sedikit ide yang masuk.
B. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan
definisi yang diberikan oleh Carin dan Sund yang menjelaskan pemahaman
merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu.
Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja (2005: 2-3),
konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran,
17
gagasan, atau pengertian. Akan tetapi, James G. Womack mendefinisikan
konsep adalah kata atau ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu yang
menonjol, sifat yang melekat.
Dengan demikian, pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat
bergantung pada penguasaan sifat yang melekat, pengertian umum kata yang
bersangkutan (Susanto, 2013: 6-8).
Jadi pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan berpikir,
menuangkan ide dan pengertian untuk menyerap arti dari materi atau bahan
yang dipelajari.
Adapun indikator pemahaman konsep menurut Kurikulum 2006, yaitu:
1. menyatakan ulang sebuah konsep
2. mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya)
3. memberikan contoh dan non-contoh dari konsep
4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
5. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
6. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi
tertentu
7. mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Dari ke tujuh indikator pemahaman konsep di atas, peneliti hanya
menggunakan empat indikator berdasarkan materi yang peneliti ambil,
disilabus berdasarkan standar kompetesi yaitu pemecahan masalah dan
menyelesaikan model matematika kedalam representasi matematika.
18
Adapun indikator dari pemahaman konsep yang peneliti gunakan
adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan Ulang Suatu Konsep Yang Telah Dipelajari
Kemampuan siswa untuk menyatakan kembali apa yang telah
dipelajari kapadanya. Pada saat tes dilaksanakan siswa diberikan soal tes
pemahaman konsep yang berisikan indicator dari materi pokok sistem
persamaan linier dua variabel (SPLDV). Dari lembaran jawaban siswa
akan dilihat apakah siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang telah di
pelajarinya melalui jawaban pemahaman konsep tersebut.
Descriptor :
Siswa dapat dapat mengemukakan kembali cara-cara membuat model
matematika.
2. Memberikan Contoh dan Non-Contoh Dari Konsep
Kemampuan siswa dapat membedakan mana yang merupan contoh
dan bukan contoh pada materi pelajaran.
Deskriptor :
Siswa dapat membuat contoh SPLDV dan bukan contoh SPLDV.
3. Menyajikan Konsep Dalam Bentuk Representasi Matematika
Kemampuan siswa memaparkan konsep materi secara berurutan
yang bersifat matematis.
Deskriptor :
Siswa dapat mengemukakan tabel tentang titik-titik koordinat untuk
menggambar sebuah grafik atau siswa dapat mengeliminasi salah satu
19
persamaan SPLDV atau siswa dapat mengubah salah satu persamaan
kedalan bentuk fungsi.
4. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah
Descriptor :
Siswa dapat menggunakan konsep atau prosedur dalam menyelesaikan
soal.
C. Pembelajaran Matematika
Secara sederhana, Robbins (dalam Trianto, 2014:17) mendefinisikan
belajar sebagai suatu proses menciptakan hubungan antara sesuatu
(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru.
Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu : (1)
penciptaan hubungan; (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami;
dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jadi, dalam makna belajar di sini
bukan perangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui, tetapi
merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan
pengetahuan baru.
Proses belajar terjadi melalui banyak cara, baik disengaja maupun
tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu
perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan
perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan kebiasaan
yang baru diperoleh individu. Adapun pengalaman merupakan interaksi antara
individu dan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Jadi belajar disini
20
diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tau menjadi tahu,
dari tidak paham menjadi paham, dari kuran terampil menjadi terampil dan
dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan
maupun individu itu sendiri (Trianto, 2014:8)
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks,
yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai
produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha
sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan
interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan
interaksi dua arahdari seorang guru dan siswa, dimana antara keduanya terjadi
komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang
telah diterapkan sebelumnya (Trianto, 2014:19).
Menurut Johnson dan Myklebust (1967 “dalam” Abdurrahman,
2010:252), matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan
fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.
Sementara itu Paling (1982: 1), ide manusia tentang matematika
berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing.
Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup
tambah, kurang, kali dan bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik
seperti aljabar, geometri dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan
bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berpikir
21
logis. Selanjutnya, Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu
cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan
ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling
penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan
menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling tersebut
dapat disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang
dihadapi, manusia akan menggunakan (1) informasi yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk dan ukuran;
(3) kemampuan untuk menghitung; dan (4) kemampuan untuk mengingat dan
menggunakan hubungan-hubungan(Abdurrahman, 2010:252).
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan saran komunikasi yang
kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi
dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian
dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang. (Cockroft, 1982 “dalam”
Abdurrahman, 2010:253)
Berdasarkan penjelasan mengenai pembelajaran dan matematika,
maka pembelajaran matematika dapat diartikan sebagai proses kegiatan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap terhadap kebenaran suatu konsep atau pernyataan
yang sifatnya konstan dan berbekas yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam
22
pembelajaran matematika yaitu menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti atau menjelaskan gagasasan atau pernyataan matematika (Depdiknas,
2006:346).
Tujuan pembelajaran matematika yaitu memberikan pemahaman
logika dan kemampuan dasar matematika dalam rangka penguasaan IPTEK.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran matematika
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algortima secara luwes, akurat, efisien dan
tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahakan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, meyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap mengharagai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
(Depdiknas, 2006 “dalam” Abdurrahman, 2010:255)
D. Kajian Materi
1. Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
23
Agar kalian dapat memahami pengertian persamaan linear dua
variabel (PLDV) dengan mudah, coba kalian amati dan perhatikan ciri-ciri
dari contoh persamaan berikut.
1) x+ y = 5 (PLDV)
2) 4a– 2 = 9 (bukan PLDV karena hanya memuat satu variabel,
yaitu a)
3) 3p= 3r+ 10 (PLDV)
4)
–
= 8 (PLDV)
5) 2m– 5n+ 8 = 0 (PLDV)
6) 3 – 4a= 2 (bukan PLDV karena pangkat ter-tinggi dari
variabelnya adalah 2, yaitu 3 )
Sekarang coba kalian tuliskan dengan kata-katamu sendiri
pengertian persamaan linear dua variabel berdasarkan ciri-ciri yang terlihat
pada contoh di atas. Setelah itu bandingkan jawabanmu dengan pernyataan
berikut.
Persamaan linear dua variabel adalah sebuah persamaan yang
mempunyai dua variabel, dengan masing-masing variabel memiliki
pangkat tertinggi satu dan tidak ada perkalian di antara kedua variabel
tersebut.
2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem persamaan linear dengan dua variabel mempunyai bentuk
umum sebagai berikut.
ax + by = c
dx + ey = f
Nilai xdan yuntuk kedua persamaan linear dua variable (PLDV) di
atas adalah nilai yang sama, baik untuk PLDV 1 maupun PLDV 2. Hal ini
karena nilai xdan yuntuk kedua PLDV adalah himpunan penyelesaian
yang tunggal dan memenuhi kedua PLDV. Dengan demikian, dapat
dikatakan kedua PLDV di atas memiliki keterkaitan satu sama lain yang
disebut sistem. Tulislah dengan kata-katamu sendiri pengertian sistem
dalam suatu SPLDV.
24
3. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
a) Cara Subtitusi
Substitusimerupakan salah satu cara yang sering digunakan
karena cukup mudah penggunaannya. Caranya adalah dengan
mensubstitusi (mengganti) variabel tertentu sehingga nilai variabel
lainnya dapat ditentukan. Untuk lebih jelasnya pelajarilah contoh soal
berikut.
Contoh.
Dengan cara substitusi, tentukanlah himpunan penyelesaian
dari sistem persamaan 2x+ y= 12 dan 3x+ 5y= 25.
Penyelesaian:
Dari dua persamaan di atas dipilih 2x+ y= 12, kemudian
diubah menjadi y= 12 – 2x.
y= 12 – 2x disubstitusi ke y pada persamaan 3x+ 5y= 25 sehingga
menjadi:
3x+ 5 (12 – 2x) = 25
3x+ 60 – 10x = 25
–7x = 25 – 60
–7x = –35
x =
x = 5
Nilai x = 5 disubstitusikan ke y maka:
y = 12 – 2x
y = 12 – 2(5)
y = 12 – 10
y = 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {5, 2}.
b) Cara Eliminasi
Eliminasi dalam sistem persamaan linear dua variable adalah
dengan mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel
sehingga variabel lainnya dapat ditentukan nilainya. Untuk
25
mengeliminasi salah satu variabel perlu disamakan dahulu koefisien
variabel yang akan dieliminasi. Pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh
Dengan cara eliminasi, tentukanlah himpunan penyelesaian
dari sistem persamaan 2x+ 3y = 16 dan 3x+ 4y = 23
Penyelesaian:
Untuk mengeliminasi x, samakan koefisien x dari kedua
persamaan sehingga sistem persamaannya menjadi:
2x+ 3y = 16 | ×3 ž 6x+ 9y = 48
3x+ 4y = 23 | ×2 ž 6x+ 8y = 46
y = 2
Untuk mengeliminasi y, samakan koefisien y dari kedua
persamaan sehingga sistem persamaan menjadi:
2x+ 3y= 16 | ×4 ž 8x+ 12y = 64
3x+ 4y= 23 | ×3 ž 9x+ 12y = 69
-x = –5
x = 5
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan di atas adalah (5,
2).
E. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Suci Irawati, Budiyono dan Isnandar
Slamet (2015) yang berjudul “Eksperimentasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Pairs Check (Pc), Think Pair Share (Tps), Dan Problem
Based Learning (Pbl) Pada Materi Kubus Dan Balok Ditinjau Dari
Gaya Belajar Siswa Kelas Viii Smp Negeri Se-Kota Surakarta” hasilnya
mengatakan bahwa berdasarkan hasil analisis data seperti diuraikan
penulis diperoleh bahwa model pembelajaran PC menghasilkan prestasi
belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran TPS maupun model
26
pembelajaran PBL, sedangkan prestasi belajar matematika siswa yang
menggunakan model kooperatif tipe PC lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang menggunakan pembelajaran TPS. Model pembelajaran
kooperatif tipe PC yang memberikan prestasi belajar matematika yang
lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran TPS dan
pembelajaran PBL, telah sesuai dengan hipotesis penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh R. Lestari dan S. Linuwih yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Sosial Skill Siswa” hasilnya
menyebutkan pada siklus 1 aspek mengemukakan pendapat, kerja sama,
menerima saran dan masukan dari orang lain dan sopan santun belum
memenuhi kriteria ketuntasan maksimal. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan oleh R. Lestari dan S. Linuwih sebagian siswa masih pasif dan
hanya mengandalkan pada teman satu kelompok saja. Perbaikan yang
dilakukan pada siklus 2 menyebabkan nilai aspek mengemukakan
pendapat, bekerja sama, menerima saran dan masukan dari orang lain serta
sopan santun mengalami peningkatan. Pada siklus 1 42, 42% siswa sosial
skillnya masih kurang dan 57, 5% siswa sudah memiliki social skill yang
baik. Pada siklus 2 36, 36% siswa sosial skillnya masih kurang dan 63,
64% siswa sudah memiliki sosial skill yang baik.
3. Penelitia yang dilakukan oleh Ni Md. Yantiani dkk yang berjudul
“Pembelajaran Kooperatif Pair Check berpengaruh Terhadap Hasil
Belajar Materi Bangun Ruang Dan Bangun Datar Siswa Kelas Iv
Gugus Iv Semarapura” menyatakan bahwa pada perolehan rerata antara
27
kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan.
Pada kelas eksperimen rerata yang didapat adalah 85, 43 sedangkan rerata
yang diperoleh pada kelas kontrol adalah 58, 40. Sehingga ini berarti terdapat
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe pair check terhadap hasil belajar materi
bangun ruang dan bangun datar siswa pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Gugus IV
Semarapura lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Perbedaan penelitian-penelitian terdahulu di atas dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Penelitian Yang Relevan
Nama peneliti Judul Penelitian Jenis
Penelitian Materi Penelitian Ket
Suci Irawati,
Budiyono dan
Isnandar
Model pembelajaran
kooperatif tipe pair
checks, think pair
share, problema
based learning dan
gaya belajar
Quasi
Experimental
Design kategori
Posttest-Only
Control Design
Kubus dan Balok
kelas VII SMP
Sudah
di teliti
R. Lestari dan S.
Linuwih
Model pembelajaran
kooperatif tipe pair
checks dan social
skill
Eksperiment Semu
Kategori Posttest-
Only Control
Design
IPA terpadu kelas
VII SMP
Sudah
diteliti
Ni Md. Yantiani
, I Wyn Wiara
, Md. Putra
Model pembelajaran
kooperatif tipe pair
checks dan hasil
belajar
Pra Eksperimen
kategori desain
causal effect
relationship
Bangun ruang dan
bangun datar
kelas IV SD
Sudah
diteliti
Aan Gustiawan Model pembelajaran
Kooperatif tipe pair
checks terhadap
pemahaman konsep
matematis siswa
Ekperimen Murni
Kategori Posttest
Only Control
Design
Bilangan bulat di
kelas VIII SMP
Belum
Diteliti
28
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Tidak ada pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran pair
checks terhadap pemahaman konsep matematis siswa.
Ada pengeruh dalam penggunaan model pembelajaran pair checks
terhadap pemahaman konsep matematis siswa.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen murni atau
true experimental. Dalam pelaksanaan penelitian ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok pertama adalah kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran pair checks dan kelompok
kedua adalah kelompok dengan pembelajaran konvensional sebagai kelompok control dalam
penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah (Posttest-Only Control Group Design)
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap pemahaman
konsep matematis siswa. Dasar penelitian desain ini adalah karena peneliti ingin melihat
pemahaman konsep matematis siswa melalui model pembelajaran pair checks.
Menurut (Sugiyono, 2013:112), desain penelitiannya sebagai berikut:
R1 X O1
R2 O2
Gambar 1. The Posttest-Only Countrol Group Design
Keterangan :
O1 :Pengukuran pemahaman konsep matematis siswa setelah diberi perlakuan
menggunakan model pembelajaran pair checks
O2 :Pengukuran pemahaman konsep matematis siswa setelah dberi perlakuan
menggunakan model pembelajaran Konvensional
X :Perlakuan berupa model pembelajaran Pair Checks
R1 :Kelompok kelas eksperimen
R2 :Kelompok kelas kontrol
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
30
Variabel bebas (independent variables) merupakan variabel yang memberi
pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel perlakuan,
variabel eksperimen, atau variabel intervensi (Sukmadinata, 2011: 321).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran pair checks.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variables) merupakan variabel yang
dipengaruhi variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel posttest
atau variabel kriteria (Sukmadinata, 2011: 321).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep
matematis siswa yang dipengaruhi oleh model pembelajaran pair checks.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Model pembelajaran Pair Check adalah siswa melakukan kerja
berkelompok yang terdiri dari empat siswa dan dibuat satu kelompok
terdapat dua tim yaitu tim partner dan tim pelatih. Tim partner
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dan tim pelatih bertugas
mengecek kerja tim partner lalu memberikan kupon tiap soal yang benar
kemudian tim partner dan tim pelatih melakukan tukar peran.
2. Pemahaman konsep adalah suatu kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang
diberikan oleh guru, menuangkan ide/pendapat mereka tentang materi atau masalah yang
mereka dapatkan dari guru dan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari.
Tabel 3. Tingkat Pemahaman Konsep Siswa
Skor rata-rata Kriteria
80, 0 – 100,0 Sangat Baik
66,0 – 79,9 Baik
56,0 – 65,9 Cukup
40, 0 – 55, 9 Kurang
0,0 – 39, 9 Sangat Kurang
31
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sanga
Desa. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Table 4. Populasi Penelitian
SMP Kelas Jumlah Siswa
SMP Negeri 1 Sanga Desa VIII.1
VIII.2
VIII.3
28
24
28
Jumlah 80
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah kelompok besar dan wilayah yang
dimiliki oleh populasi (Sukmadinata, 2011:251). Adapun sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas VIII. 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIII. 2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan (Cluster Random Sampling) karena sampel yang peneliti ambil kelas yang
sudah tersedia dalam populasi dan semua kelas mempunyai kemampuan yang homogen.
Teknik ini dilakukan dengan cara pengambilan anggota sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak sehingga setiap elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang
sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Prosedur dalam teknik ini, diawali
dengan pembentukan sampel berdasarkan daftar seluruh elemen dari populasi, selanjutnya
dari daftar tersebut dipilih sampel secara acak hingga terpenuhi jumlah sampel yang
diinginkan.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian
Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah pengurusan
surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, langkah
selanjutnya meliputi:
a) Menetapkan materi dan alokasi waktu.
32
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang telah
ditentukan.
c) Menyusun instrumen penelitian.
d) Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti.
e) Menentukan sampel penelitian
f) Uji instrumen penelitian
Untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pair checks
dan LKS di validasi menggunakan validitas konstrak (Construct Validity). Menurut
Sugiyono (2013:177), untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat
dari para ahli (judgment experts), yang disebut dengan validator. Dalam hal ini ada 3
validator, yaitu: Tria Gustiningsih, M.Pd, Rahma Siska Utari, M. Pd, dan Tri
Ekstanori, S.Pd
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah tahap
persiapan, tahap pelaksanaan meliputi:
a) Menguji coba instrumen penelitian.
b) Mengolah dan menganalisis data uji coba instrumen.
c) Menyampaikan pembelajaran dengan strategi/model pembelajaran pair checks pada
kelas eksperimen.
d) Memberikan pascates untuk kedua kelompok.
3. Tahap Penyelesaian Penelitian
Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir , tahap ini meliputi:
a) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian
b) Menguji hipotesis penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
Tes pemahaman konsep Matematis (posttest)
33
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil tes. Tes digunakan untuk
memperoleh data tentang kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah
diterapkan model pembelajaran pair checks. Hasil tes didapat dari tes akhir dimana
instrument yang digunakan berbentuk esai (uraian) suatu konsep.
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik diperlukan instrumen
dengan berkualitas baik pula. Oleh karena itu, sebelum instrumen ini
diujikan, terlebih dahulu instrumen tersebut divalidasi oleh 3 pakar dan
diujicobakan pada kelas IX yang telah mempelajari materi SPLDV berjumlah
20 orang siswa. Setelah validasi pakar dan uji coba dilaksanakan, selanjutnya
dilakukan analisis mengenai validitas butir soal dan reliabilitas.
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai
dengan maksud yang dikenakan tes tersebut. Suatu tes yang menghasilkan data yang tidak
relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki
validitas rendah (Azwar,2011:173). Teknik yang digunakan untuk mengetahui
kesejajaran adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar menurut
(Arikunto, 2013:87), yaitu:
2222.
.
YYNXXN
YXYXNr yx
rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang
dikorelasikan.
X : skor tiap soal.
Y : skor total.
34
N : jumlah siswa uji coba.
Untuk menafsirkan keberartian harga validitas tiap item maka
harga tersebut dikonfirmasikan kedalam tabel harga kritik product
moment untuk siswa dengan taraf nyata α = 5%. Jika >
dengan α = 5% maka item soal dikatakan valid atau dengan kata lain, jika
< maka item soal tidak valid. Pada taraf α = 5% dengan
diperoleh
Menurut sugiyono (2011 : 257) untuk mengetahui interpretasi
mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
Tabel 5
Interpretasi validitas nilai
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
2. Reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata realibility. Pengukuran yang memiliki
reliabilitas tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang
reliable (Azwar, 2011: 180). Reliabel lebih mudah dimengerti, dengan memperhatikan
aspek-aspek dari suatu alat ukur, yaitu: (1) kemantapan, (2) ketepatan, (3) homogenitas.
Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu berulangkali, dengan
syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan
hasil yang sama. Di dalam pengertian mantap, reliabilitas mengandung makna juga “dapat
diandalkan”. Ketepatan, menunjuk kepada instrumen yang tepat dalam mengukur dari
sesuatu yang diukur. Instrumen yang tepat adalah instrumen dimana pernyataannya jelas,
mudah dimengerti dan rinci. Homogenitas, menunjuk kepada instrumen yang mempunyai
kaitan yang erat satu sama lain dalam unsur-unsur dasarnya (Margono, 2010: 182)
35
Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan rumus alpa (Arikunto, 2013:122),
yaitu:
2
2
11 11
t
i
n
nr
dimana
N
N
XX
2
2
2
Keterangan
r11 : reliabilitas yang dicari
n : banyaknya butir pertanyaan atau soal
2
i : jumlah varians skor tiap-tiap item
2
t : varians total
N : jumlah siswa uji coba
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang dianalisis normal atau tidak, karena uji statistik uji-t dapat digunakan
jika data tersebut terdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan terhadap
data posttest tiap kelompok, baik itu kelompok kontrol maupun
eksperimen. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melakukan
uji normalitas data, antara lain: dengan kertas peluang normal, kemiringan
36
kurva, uji Chi-kuadrat, uji Liliefors, teknik Kolmogorov-Smirnov, dan
teknik lainnya.
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji liliefors.
Ho : Data populasi berdistribusi normal
Ha : Data populasi berdstribusi tidak normal
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan uji liliefors adalah sebagai
berikut :
a) Pengamatan , … dijadikan bilangan baku , … dengan menggunakan
rumus zi =
Dimana :
x : Data
: Rata-rata data tunggal
S : Simpangan baku
b) Untuk setiap skor baku ini dengan menggunakan daftar tabel distribusi normal baku,
kemudian hitung peluang ) = P(z ≤ ) untuk zi yang bertanda negative (-) harga
f(zi) diperoleh dari 0.5- angka tabel sebaliknya untuk zi yang bertanda positif (+)
harga f(zi) = 0.5+ angka tabel.
c) Hitung s(zi) yaitu proposi , … yang lebih kecil atau sama dengan zi dengan
rumus : s(zi) =
d) Hitung selisih dari f(zi) – s(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
e) Ambillah harga mutlak terbesar di antara hara-harga mutlak selisih tersebut
f) Kriteria : maka diterima, dengan α = 5% sehingga data
berdistribusi normal (Sudjana, 2005: 466).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok yang diteliti
memiliki varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang
sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Hipotesis yang akan diuji :
37
Ho : =
H1 :
Keterangan:
: Varians kelompok eksperimen
: Varians kelompok kontrol
Untuk menguji kesamaan varians tersebut rumus yang digunakan
adalah uji-F, yaitu :
Fhitung =
(Sugiyono, 2013: 276)
Dengan kriteria pengujian jika Fhitung < Ftabel dengan α = 5 %, dk
pembilang = (nb – 1) dan dk penyebut = (nk – 1) maka data homogen.
Keterangan:
nb: banyaknya data yang variansnya lebih besar
nk: banyaknya data yang variansnya lebih kecil (Sudjana, 2005 : 205)
3. Uji t
Guna membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk
mendapatkan suatu kesimpulan maka hasil data tes yang diberikan kepada
siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks
dengan yang diajar dengan model pembelajaran konvensional dianalisa
dengan menggunakan Uji-t (Student-t). Adapun rumusan hipotesisnya
dengan adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 µ2
H1 : µ1 > µ2
Keterangan:
38
µ1 : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaraan pair
checks.
µ2 : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
H0 : Tidak ada Pengaruh Model Pembelajaran pair checks terhadap
pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeri 1 sanga desa.
Ha : ada Pengaruh Model Pembelajaran pair checks terhadap
pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeri 1 sanga desa.
Adapun rumus uji-t yang digunkan adalah menurut (Sudjana,
2005:239), yaitu :
21
21
11
nnS
xxt
gab
hitung
dimana
2
1)1(
21
2
22
2
11
nn
SnSnS gab
Keterangan:
1x : rata-rata nilai kelas eksperimen.
2x : rata-rata nilai kelas kontrol.
n1 : sampel 1 (hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran pair checks).
n2 : sampel 2 (hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional).
S1 : varians kelas eksperimen.
39
S2 : varians kelas kontrol.
Kemudian harga thitung > ttabel. Disini penulis mengambil taraf
signifikan 5%, dengan tabelt didapat dari daftar distribusi student dengan
peluang (1- ) dan dk = n1+n2 – 2.
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Sanga Desa tahun ajaran
2016/2017 pada tanggal 23 November 2016 sampai 26 November 2016 dengan
materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Sampel dalam penelitian ini
adalah kelas VIII. 1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 28 siswa dan VIII.
3 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 28 siswa.
Penelitian dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan, pertemuan
pertama sampai ketiga pemberian materi pembelajaran dan pertemuan keempat
diberikan posttest. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit baik untuk
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Post-test dilakukan untuk mengetahui
hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika setelah kegiatan
pembelajaran dilakukan baik di kelas kontrol yang menggunakan pendekatan
teacher centered maupun kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe pair checks. Peneliti melaksanakan penelitian
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Berikut tabel jadwal penelitian di SMP
Negeri 1 Sanga Desa.
Tabel 5. Jadwal penelitian di SMP Negeri 1 Sanga Desa
Hari/Tanggal Jam Pelajaran Kegiatan
Rabu, 23 November 07.30 – 08.45 Melaksanakan pembelajaran pertemuan
43
2016 pertama di kelas eksperimen
10.00 – 11.20 Melaksanakan pembelajaran pertemuan
pertama di kelas control
Kamis, 24 November
2016
07.30 – 08.45 Melaksanakan pembelajaran pertemuan
kedua di kelas eksperimen
10.00 – 11.20 Melaksanakan pembelajaran pertemuan
kedua di kelas control
Jum’at, 25 November
2016
07.30 – 08.45 Melaksanakan pembelajaran pertemuan
ketiga di kelas eksperimen
10.00 – 11.20 Melaksanakan pembelajaran pertemuan
ketiga di kels kontrol
Sabtu, 26 November
2016
07.30 – 08.45 Melaksanakan posttest di kelas eksperimen
10.00 – 11.20 Melaksanakan posttest di kelas kontrol
2. Deskripsi Hasil Uji Validitas dan Uji Reabilitas Instrumen Penelitian
a. Hasil Uji Validitas kepada Pakar
Instrumen penelitian dalam penelitian ini divalidasi dengan
membuat lembar validasi. Kemudian instrumen dikonsultasikan ke pakar
matematika (validator) untuk mendapatkan saran dari pakar tersebut. Pakar
yang terlibat dalam validasi instrumen penelitian adalah dua orang dosen
Pendidikan Matematika yaitu Ibu Tria Gustiningsih, M.Pd dan Ibu Rahma,
M. Pd dan satu orang guru matematika di SMP Negeri 1 Sanga Desa yaitu
Ibu Tri Axtanori, S.Pd. Kemudian peneliti merevisi instrumen tersebut
berdasarkan saran yang telah diberikan oleh para pakar. Diantara saran yang
diberikan oleh para validator mengenai kevalidan RPP, LKS, dan soal post-
test dalam penelitian ini antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Komentar/saran validator mengenai RPP
44
Validator Komentar/saran
Tria gustiningsih, M. Pd 1. Pada poin materi ajar, kalimatnya
diperbaiki.
2. Tampilkan langkah-langkah pair
checks dengan langkah-langkah
pembelajaran dalam 1 tabel agar
terlihat kesesuaiannya.
3. Pada identitas RPP, tambahkan kelas
dan semester.
4. Sumber belajar diperjelas.
5. Mengingatkan materi ditambahkan
pada bagian “apersepsi”
6. Penggunaan bahasa harus jelas.
Rahma 1. Perhatikan penulisan/ EYD
2. Langkah-langkah pembelajaran
dibuat dalam bentuk tabel.
3. Penilaian : rubrik penskoran dibuat
lebis spesifik dengan menambahkan
indicator pemahaman konsep yang
munsul.
Tri Extanori, S. Pd 1. Sudah baik
Tabel 7. Komentar/saran validator mengenai LKS Validator Komentar/saran
Tria Gustiningsih, M. Pd 1. Perbaiki tujuan pembelajaran pada
lks 1 dan 2
2. Perbaiki langkah-langkah yang
ditampilkan. Bombing dengan
angkah.
3. Tambahkan “pengecekan kembali
dibagian kesimpulan agar sesuai
dengan model pair checks.
4. Perhatikan dalam penggunaan
symbol matematika.
Rahma, M. Pd 1. Perhatikan EYD.
2. Buatlah kesimpulan (kolom
kesimpulan) diakhir LKS
perpertemuan.
Tri Extanori, S. Pd 1. Sudah baik
Tabel 8. Komentar/saran validator mengenai posttest Validator Komentar/saran
Tria Gustiningsih, M. Pd 1. Perbaiki soal no 3, tentukan
menggunakan metode apa.
2. Perbiki kisi-kisi soal.
3. Penggunaan bahasa diperjelas.
4. Buat soal yang mencangkup
indicator pemahaman konsep.
5. Buat pendoman penskoran
45
pemahaman konsep.
6. Soal belum memenuhi dari ke-4
indikator pemahaman konsep.
Rahma, M. Pd 1. Konsistensi tulisan.
2. Tambahkan identitas di soal posttest
(nama dan kelas)
3. Perhatikan EYD.
4. Tambahkan skor pada rubric
penskoran. (skor total per soal dan
skor keseluruhan).
Tri Extanori, S. Pd 1. Sudah baik
Hasil validasi dari ketiga validator diperoleh bahwa RPP, LKS, dan
soal tes dalam penelitian ini dinyatakan valid dan siap digunakan untuk
proses pembelajaran.
b. Hasil Analisis Uji Instrumen
1) Uji Validitas Posttest
Setelah instrumen dilakukan uji validitas pakar, soal post-test
diujicobakan kepada 20 orang siswa kelas IX untuk menguji kevalidan
soal tes. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi masing–
masing pertanyaan (item) dengan skor totalnya. Rumus korelasi yang
dipergunakan adalah korelasi product moment. Hasil ujicoba soal posttest
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Hasil Validasi Soal Post-test
Item/Soal
Validitas
Kriteria
1 Valid
2 Valid
3 Valid
46
Dari hasil ujicoba ini dapat disimpulkan bahwa soal posttest
pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada penelitian ini
adalah berkriteria valid. Adapun perhitungan validitas instrumen
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .
2) Uji Reliabilitas Posttest
Untuk melihat apakah instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengukur data, maka dilakukan uji reliabilitas.
Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha. Dari perhitungan didapat
r11= dan rtabel = 0,441 maka r11> rtabel. Ini berarti instrumen tes
tersebut reliabel. Untuk perhitungan reliabilitas tes hasil belajar
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
a. Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks
Penelitian di kelas eksperimen ini yaitu kelas VIII. 1, dilaksanakan
pada hari rabu tanggal 23 november 2016 dan berlangsung mulai pukul 07.
30 sampai pukul 08. 45 WIB. Sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran,
peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, mengecek
kehadiran siswa, memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab
kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu
47
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Peneliti juga menjelaskan langkah-langkah model pebelajaran yang
akan dilaksanakan pada penelitian ini, yaitu bahwa model pembelajaran ini
dilakasanakan dengan cara bepasang-pasangan dimana setiap pasangan akan
mendapatkan peran mereka masing-masing. Untuk siswa yang mengerjakan
soal pertama berarti siswa tersebut memiliki peran sebagai partner dan siswa
yang belum mengerjakan soal berarti siswa tersebut sebagai pelatih, dimana
pelatih betugas mengawasi partner yang sedang mengerjakan soal. Jika
dibutuhkan pelatih akan memberi saran atau pentunjuk untuk mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru. Dan kemudian pelatih dan partner akan
bertukar peran (partner menjadi pelatin dan pelatih menjadi partner). Jika
dari setiap soal yang dikerjakan oleh partner itu dengan benar maka partner
akan mendapatkan kupon dimana jika dari setiap tim yang mendapatkan
kupon terbanyak akan mendapatkan reward/hadiah dari peneliti. Jumlah
maksimal kupon yang harus didapatkan oleh setiap tim adalah enam kupon
itu artinya tim tersebut menjawab semua soal dengan benar disetiap
pertemuan.
Setelah menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran ini,
peneliti menjelaskan materi yang menjadi topik penielitian, yaitu mengenai
materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) dan cara
menyelesaikannya. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengerti dan dapat
mengikuti pembelajaran di kelas dengan baik.
48
Setelah menjelaskan materi yang menjadi pokok penelitian Peneliti
membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 7 kelompok
dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa dari ke 4 orang siswa tersebut
dibagi lagi menjadi 2 tim, yaitu tim partner dan tim pelatih. Tim partner
bertugas mengerjakan LKS pada soal pertama. Pembentukan kelompok dan
tim dilakukan berdasarkan tingkat prestasi siswa di kelas tersebut seperti
peringkat mereka di kelas ini dilakukan untuk membuat kelompok dan tim
seimbang dan dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Kemudian
peneliti memberikan LKS kepeda tim partner untuk dikerjakan. Sedangkan
pelatih bertugas mengawasi dan membantu jika siswa masih kurang
memahami soal yang diberikan oleh peneliti. Pada saat melakukan
pembelajaran masih banyak kekurangan dalam pelaksanaanya salah satunya
yaitu peneliti kekurangan waktu untuk menyelesaikan pembelajaran, karena
siswa belum terbiasa belajar berpasangan, sehingga beberapa siswa masih
belum bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selama proses
pembelajaran berlangsung, peneliti masih membimbing tim yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan di LKS.
Pada saat siswa mengerjakan LKS, terdapat sedikit kendala pada
LKS yang diberikan. Sehingga mengakibatkan muncul pertanyaan dari
beberapa tim tentang langkah kedua dalam menyelesaikan soal LKS yang
berisi tentang untuk meletakkan titik-titik koordinat dimasing-masing
persamaan kedalam grafik. Untuk menjawab kekeliruan siswa, peneliti
memberikan penjelasan di depan kelas mengenai meletakkan titik-titik
49
koordinat dari setiap persamaan kedalam grafik agar kegiatan belajar
kembali berjalan dengan baik. Selanjutnya setelah selesai mengerjakan LKS
pada latihan pertama siswa melakukan pertukaran peran dimana pelatih
menjadi pertner dan pertner menjadi pelatih. setelah bertukar peran peneliti
meminta partner mengerjakan LKS soal no 2. Pada soal no 2 ini siswa
mengerjaka dengan tenang meski masih ada tim yang masih bertanya
mengenai cara meletakkan titik-titik kooerdiat tersebut. Peneliti meminta
pasangan pelatihnya untuk menjawab pertanyaan dari partner.
Setela menyelesaikan LKS soal no 2 dan setelah melakukan
pertukaran peran perbedaan antara pertner pertama dan partner ke dua sangat
terlihat. Selain partner yang kedua sudah mengerti, partner yang kedua juga
memiliki kemampuan terhadap konsep matematika sudah cukup baik.
Perbedaan juga terjadi antara pelatih pertama dan pelatih yang kedua dimana
pelatih pertama sudah memiliki kemampuan terhadap konsep matematika
yang cukup baik maka dari itu sudah bisa menjelaskan permasalahan yang
ada di LKS meski tidak sepenuhnya, sedangkan pelatih kedua tidak terlalu
banyak membatu atau memberi saran saat mengerjakan LKS yang peneliti
berikan.
Setelah kedua soal diselesaiakan kemudian masing-masing tim dari
setiap kelompok mempersiapkan perwakilan untuk mempresentasikan di
depan kelas. Peneliti memilih dua kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi. Presentasi pertama diwakilkan oleh tim A dari kelompok 1 sebagai
penyaji yang mempresentasikan cara menyelesaiakan himpunan SPLDV
50
menggunakan metode grafik pada latihan pertama. Sedangkan presentasi
kedua diwakilkan oleh tim B dari kelompok 4 sebagai penyaji yang
mempresentasikan cara menyelesaiakan himpunan SPLDV menggunakan
metode grafik pada latihan kedua. Kelompok yang tidak terpilih sebagai
pempresentasi dapat mengajukan pertanyaan atau saran apabila ada yang
belum mengerti penjelasan dari penyaji. Kemudian peneliti melakukan
evaluasi terhadap kerja kelas pada setiap kelompok. bagi tim yang menjawab
soal dengan benar amaka akan mendapat satu buah kupon dan tim yang
mendapatkan kupon terbanyak akan mendapatkan reward di akhir.
Pada tahap akhir, saat guru bersama siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari, dan meminta siswa mempelajari materi
selanjutnya tentang penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode subtitusi waktu pembelajaran habis. Kendala yang terjadi
pada pertemuan pertama ini ada sebagian siswa yang sulit untuk
mengidentifikasi masalah SPLDV dan bukan SPLDV serta masih banyak
tim pelatih yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan
kendala lainnya aalah waktu yang dinutuhan peneliti.
Gambar 3. Pembagian kelompok
51
Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24
November 2016 dan berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 08.45
WIB. Sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran, peneliti membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, mengecek kehadiran siswa,
memberikan apersepsi, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada tahap ini, langkah-langkah pada proses pembelajaran sama
dengan langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama. Sedangkan
materi yang dipelajari berbeda yaitu penyelesaian SPLDV dengan metode
subtitusi. Pertemuan kedua ini suasana kelas sedikit biasa terkontrol, pada
saat siswa mengerjakan soal penyelesaian SPLDV dengan metode subtitusi
siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan cukup baik. Untuk
mengantisipasi kurangnya waktu seperti yang terjadi pada pertemuan
pertama peneliti memberikan batas waktu untuk mengerjakan soal yang
diberikan oleh peneliti. Meskipun begitu beberapa tim dari beberapa
kelompok masih terkendala dalam merubah persamaan kedalam persamaan
y dan mensubtitusikan persamaan y kedalam persamaan yang lainnya.
Diantaranya tim A, tim B dari kelompok 7 dan tim A tim B dari kelompok 6
yang masih terkendala dalam merubah persamaan kedalam persamaan y.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti meminta dari tim
lain untuk menjelaskan pertanyaan dari kelompok yang bertanya, jika dari
timlain juga tidak bisa menyelesaikan pertanyaan dari ti lain maka peneliti
mengambil tindakan dengan membimbing siswa untuk mengerjakan
sehingga siswa dapat melanjutkan pembelajaran kembali. Sama halnya
52
dengan pertemuan pertama, pada pertemuan ke dua ini untuk mengerjakan
LKS soal no 2 juga sudah cukup lancar karna sudah dijelaskan di soal no 1
sebelumnya.
Pada pertemuan kedua ini perbedaan antara partner soal pertama
dan partner soal ke dua siswa sama dengan pertemuan pertama dimana
partner soal kedua sudah baik dan bisa menjawab soal yang diberikan
peneliti dan juga kemampuan konsep matematika sudah cukup baik
sedangkan untuk partner pertama masih banyak kelompok yang bertanya
cara menyelesaikan permasalahan. Perbedaan juga terjadi antara tim pelatih
soal pertama dan pelatih soal ke dua, pelatih soal pertama pada tim B
kelompok 7, tim B dan tim A dari kelompok 6 serta tim A dari kelompok 5
masih belum bisa mengarahkan partner untuk menyelesaikan soal yang
peneliti berikan. Untuk menjawab pertanyaan dari setiap tim, guru meminta
tim dari kelompok mereka atau tim partner dari kelompok lain untuk
menjelaskan. Tim yang mempresentasikan untuk pertemuan ke tiga ini
adalah tim B dari kelompok 7 untuk soal yang pertama dan tim A dari
kelompok 6 untuk soal yang ke dua.
Pada tahap akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari, dan meminta siswa mempelajari materi selanjutnya tentang
penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode eliminasi
53
.
Gambar 6. Setiap Kelompok Mengerjakan LKS
Pertemuan ketiga, dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 25
November 2016 dan berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 08.45
WIB. Sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran, peneliti membuka
pelajaran dengan mengucapkan salam, berdo’a, mengecek kehadiran siswa,
memberikan apersepsi, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada pertemuan ke tiga ini, langkah-langkah pada proses
pembelajaran sama dengan langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan
pertama dan ke dua. Sedangkan materi yang dipelajari berbeda yaitu
penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi. Pada pertemuan ini masih
terdapat sedikit kendala namun proses pembelajaran berjalan cukup lancar,
itu dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan belajar yang
berpasangan. Kendala yang muncul pada pertmuan ini beberapa tim dari
beberapa kelompok masih bingung cara mengeliminasi persamaan, siswa
bertanya yang mana yang harus dieliminasi dan bagaimana caranya. Untuk
mengetasi masalah tersebut peneliti meminta salah satu tim untuk
menjelaskannya di depan kelas agar pembelajaran kembali bisa dilanjutkan.
54
Untuk soal no 2 tidak terlalu banyak pertanyaan Semua tim mengikuti proses
pembelajaran dengan cukup baik.
Setela menyelesaikan LKS soal no 2 dan setelah melakukan
pertukaran peran perbedaan antara pertner pertama dan partner ke dua tidak
terlalu terlihat. Selain partner pertama dan partner kedua sudah mengerti,
partner pertama dan partner kedua juga sudah terbiasa bekerja berpasangan
selain itu siswa yang berperan sebagai pelatih pertama dan pelatih ke dua
juga sudah bisa menjelaskan masalah yang muncul dari tim partner. Pada
pertemuan ini tim yang mempresentasikan soal pertama adalah tim B
kelompok 3 dan soal ke dua tim A kelompok 4.
Pada tahap akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari, dan memberikan informasi bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan tes akhir yang mencakup materi pertemuan
pertama sampai akhir.
Gambar 4. Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil Diskusi
Setelah menyelesaikan ketiga pertemuan dan menyelesaia LKS
yang peneliti berikan siswa sudah mengalami perubahan dalam
menyelesaikan latihan yang peneliti berikan. Selain itu menurut peneliti
untuk dapat menigkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika
55
adalah dengan menyelesaikan soal-soal, semakin banyak soal yang siswa
berikan maka semakin baik pula pemahaman siswa terhadap konsep
matematika.
b. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Kontrol dengan
Menggunakan Pendekatan Teacher Centered
Penelitian di kelas kontrol ini yaitu kelas VIII. 3, dilaksanakan pada
hari rabu tanggal 23 November 2016 dan berlangsung mulai pukul 10. 00
sampai pukul 11.20 WIB. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama
sama dengan materi yang diajarkan pada kelas eksprimen. Sebelum peneliti
melaksanakan pembelajaran, peneliti membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam, berdo’a, mengecek kehadiran siswa, memberikan
apersepsi dengan melakukan tanya jawab kepada siswa yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari yaitu Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada tahap inti, di kelas kontrol ini peneliti menggunakan
pendekatan teacher centered. Peneliti menjelaskan materi tentang defenisi
sistem persamaan linear dua variabel. Namun dalam proses pembelajaran
peserta didik terlihat pasif, tidak ada yang bertanya ketika peneliti
memberikan kesempatan untuk bertanya. Selanjutnya, peneliti membuat
contoh soal dipapan tulis dan mengajak siswa secara bersama-sama
membahas contoh soal tersebut agar semua siswa dapat mengerti. Setelah
semua mengerti, peneliti melanjutkan pembelajaran dengan memberikan
latihan individu ke semua siswa. Pada kelas kontrol sebagian siswa telah
56
mengerti membedakan sistem persamaan linear dua variabel dan bukan
sistem persamaan linear dua variabel.
Pada tahap akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari, dan meminta siswa mempelajari materi
selanjutnya tentang penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode grafik dan eliminasi.
Gambar 5. Peneliti menjelaskan materi SPLDV
Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24
November 2016 dan berlangsung mulai pukul 10.00 sampai pukul 11.20
WIB. Proses pembelajaran pada pertemuan kedua sama dengan materi yang
diajarkan pada kelas eksprimen. Sebelum peneliti melaksanakan
pembelajaran, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
berdo’a, mengecek kehadiran siswa, memberikan apersepsi dengan
mengingatkan kembali materi sebelumnya yang telah dipelajari yaitu
SPLDV dan menyelesaiakan SPLDV menggunakan metode grafik,
kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada tahap inti, di kelas kontrol ini peneliti menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Peneliti menjelaskan
materi pembelajaran dipapan kelas mengenai cara menyelesaikan masalah
57
SPLDV dengan metode subtitusi. Selanjutnya, peneliti membuat contoh
soal dipapan tulis dan mengajak siswa secara bersama-sama membahas
contoh soal tersebut agar semua siswa dapat mengerti. kemudian, peneliti
melanjutkan pembelajaran dengan memberikan latihan individu ke semua
siswa.
Pada tahap akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari, dan meminta siswa mempelajari materi
selanjutnya tentang penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode eliminasi.
Pertemuan ketiga, dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27
September 2016 dan berlangsung mulai pukul 10.00 sampai pukul 11.20
WIB. Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga sama dengan materi yang
diajarkan pada kelas eksprimen. Sebelum peneliti melaksanakan
pembelajaran, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
berdo’a, mengecek kehadiran siswa, memberikan apersepsi dengan
mengingatkan kembali materi sebelumnya yang telah dipelajari yaitu
SPLDV, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada tahap inti, di kelas kontrol ini peneliti menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Peneliti menjelaskan
materi pembelajaran dipapan tulis mengenai penyelesaian masalah SPLDV
dengan metode eliminasi. Selanjutnya, peneliti membuat contoh soal
dipapan tulis dan mengajak siswa secara bersama-sama membahas contoh
soal tersebut agar semua siswa dapat mengerti. Setelah semua mengerti,
58
peneliti melanjutkan pembelajaran dengan memberikan latihan individu ke
semua siswa.
Pada tahap akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari, dan memberikan informasi bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan tes akhir yang mencakup materi pertemuan
pertama sampai akhir.
Gambar 6. Siswa Mengerjakan Soal Latihan
4. Deskripsi Pelaksanaan Tes Akhir (Post-Test) di Kelas VIII. 1
(Eksprimen) dan Kelas VIII. 3 (Kontrol)
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari sabtu 26 November 2016.
dan berlangsung selama 2 x 40 menit. Pada pertemuan terakhir peneliti
melaksanakan tes akhir (post-test) baik di kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Tujuan peneliti melakukan tes akhir (post-test) dikelas eksperimen untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep matematika serta pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks. Sedangkan tujuan
peneliti melakukan tes akhir (post-test) dikelas kontrol untuk mengetahui
pemehaman siswa terhadap konsep matematika.
59
Gambar 7. Pelaksanaan Postest di Kelas Eksperimen dan Kontrol
5. Hasil Analisis Data Tes
a. Data Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen
Data pemahaman konsep kelas ekperimen diperoleh dari hasil tes
kelas eksperimen, tes tersebut dilaksanakan pada pertemuan ke empat hari
sabtu tanggal 26 November 2016 setelah kelas eksperimen diberikan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran pair checks, tes tersebut
sebanyak tiga soal yang terlebih dahulu divalidasi oleh pakar. Pemberian tes
akhir ini yaitu mencangkup seluruh materi yang dipelajari pada etiap
pertemuan. Nilai tertinggi yang didapatkan sebesar 96 sedangkan nilai
terendah yaitu 42. Dari nilai yang didapat siswa pada tes akhir ini maka,
didapat nilai rata-rata dari 28 siswa adalah dan dengan jumlah 17 orang
siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas dengan presentase 60,7%.
Dari hasil beajar tersebut, peneliti hanya menganalisis posttest
terakhir saja. Frekuensi dan persentase kemampuan pemahaman konsep siswa
kelas eksperimen disajikan dalam bentu tabel berikut:
Tabel 14. Frekuensi dan persentase pemahaman konsep siswa kelas
eksperimen
Nilai Siswa Kategori
Pemahaman Konsep Frekuensi Persentase
60
80,0-100,0 Sangat Baik 11 39,3%
66,0-79,9 Baik 13 46,4%
56,0-65,9 Cukup 1 3,6%
40,0-55,9 Kurang 3 10,7%
0,0-39,9 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa setelah menggunakan
model pembelajaran pair checks dalam pembelajaran matematika, secara
keseluruhan diketahui bahwa 39,3% siswa tergolong dalam kategori yang
berkemampuan pemehaman konsepnya sangat baik, dan 10,7% siswa
termasuk dalam kategori kemampuan pemahaman konsepnya masih kurang.
b. Analisis Data Kelas Kontrol
Pemberian tes akhir pada kelas kontrol juga dilakukan pada
pertemuan ke empat yaitu mencangkup seluruh materi yang telah dipelajari
pada setiap pertemuan dengan memberikan 3 buah soal dalam bentuk essay.
Nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah 40. Nilai rata-rata kelas
kontrol pada ters akhir adalah dan dengan 11 orang siswa yang
mendapatkan nilai diatas 70 dengan persentase 30, 5%.
Frekuensi dan persentase kemampuan pemahaman konsep siswa di
kelas kontrol di sajikan dalam tabel berikut.
Tabel 15. Frekuensi dan persetase kemampuan pemahaman konsep
siswa dikelas kontrol.
Nilai Siswa Kategori
Pemahaman Konsep Frekuensi Persentase
80,0-100,0 Sangat Baik 10 35,7%
66,0-79,9 Baik 5 17,9%
61
56,0-65,9 Cukup 2 7,1%
40,0-55,9 Kurang 9 32,1%
0,0-39,9 Sangat Kurang 2 7,1%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 15 bahwa kelas kontrol yang menggunakan
pendekatan teacher centered 35,7% siswa termasuk dalam kategori dengan
kemampuan pemahaman konsepnya yang sangat baik, dan 7,1% kemampuan
pemahaman konsepnya masih sangat kurang.
Berikuat adalah diagram yang menunjukkan perbandingan nilai rata-
rata dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.
Diagram 1. Diagram perbandingan rata-rata hasil posttest
dari diagram 1 di atas terlihat rata-rata hasil posttest menyatakan
bahwa rata-rata hasil posttest di kelas eksperimen yang mendapatkan
perlakuan model pembelajaran pair checks lebih baik dibendingkan dengan
rata-rata hasil posttest dikelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan
model pembelajaran pair checks.
c. Analisis Data Tes
Untuk dapat menarik kesimpulan dari data tes akhir pemahaman
konsep matematis untuk itu akan dilakukan pengujian hipotesis secara
Eksperimen (75,43)
Kontrol (65,28)
60
65
70
75
80
Rata-rata
62
statistik. Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t, yang
digunakan untuk membandingkan kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa yang menggunakan model pemabelajaran kooperatif tipe pair checks
dengan siswa yang menggunakan pendekatan teacher centered. Untuk
melakukan uji-t diperlukan uji normalitas dan uji homogenitas untuk
mengetahui merata atau tidaknya penyebaran data. Dalam hal ini dibuat rata-
rata pemahaman konsep matematis untuk menentukan rata-rata dan
simpangan baku.
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan pengujian menggunakan rumus uji
lilifors baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Sebelum dilakukan
perhitungan, terlebih dahulu dicari mean, dan simpangan bakunya. Berikut
ini adalah hasil perhitungannya:
Tabel 16. Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi
Kelas S
Eksperimen 75.43 12.91
Kontrol 65.28 16.63
Dari data yang diperoleh, kemudian ditentukan uji normalitas datanya
dengan menggunakan uji lilifors. Selengkapnya uji normalitas hasil
belajar siswa akhir (posttest) setelah mengikuti pembelajaran terdapat di
dalam tabel dibawah ini
Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Posttest
63
Kelas Ltabel Lhitung Kesimpulan
Eksperimen berdistribusi Normal
Kontrol berdistribusi Normal
2) Uji Homogenitas Data
Selain data harus berdistribusi normal, data juga harus berasal
dari populasi yang homogen. Oleh karna itu duperlukan untuk pengujian
homogenitas, dengan hipotesis:
Ho : =
H1 :
Dengan kriteria pengujianya H0 diterima jika Fhitung < Ftabel
dengan α = 5 %. Dari perhitungan pada uji normalitas kelas eksperimen
dan kontrol telah diperoleh Fhitung = 1.659 sedangkan dk untuk pembilang
28 dan penyebut 28 dengan α = 5% dari daftar distribusi diperoleh Ftabel
1,851, karena Fhitung < Ftabel sehingga H0 diterima, dengan demikian
sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel yang
homogen. Hasil perhitungan dapat dilihat dilampiran.
3) Uji Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk
mendapat suatu kesimpulan maka hasil data tes akan dianalisis dengan
64
menggunakan uji-t. Pada penelitian ini, dilakukan uji-t terhadap nilai
posttest siswa di kelas kontrol dan eksperimen.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 = Tidak Ada Pengaruh Model Pebelajaran Kooperatif Tipe Pair
Checks Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII
Di SMP Negeri 1 Sanga Desa
Ha = Ada Pengaruh Model Pebelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks
Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII Di SMP
Negeri 1 Sanga Desa
Adapun uji hipotesis tersebut menggunakan rumus uji-t sebagai berikut:
21
21
11
nnS
xxt
gab
hitung
Dimana
2
1)1(
21
2
22
2
11
nn
SnSnS gab
Keriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah terima
Ho jika thitung< t1-α dengan taraf signifikan 5% dengan ttabel didapat dari
daftar distribusi student dengan peluang (1 – α) dan dk = n1 + n2 – 2.
Dari uji t, diperoleh thitung = 2,5525 dengan dk = 54 dengan taraf
signitifikan 5 %, maka ttabel adalah 1,674. Sehingga didapat thitung > ttabel
maka Ha diterima. Berdasarkan keriteria pengujian uji-t dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran koopertif tipe pair
65
checks terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII di SMP
Negeri 1 Sanga Desa.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelas yaitu, kelas VIII.1
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran pair checks dan VIII.
3 kelas kontrol yang mengguakan pendekatan teacher centered. Tujuan
pembelajaran mengguakan model pembelajaran pair checks adalah untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan pemahaman konsep matematika,
menjadi pembelajaran yang mandiri dan siswa terlibat aktif dalam belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe pair checks dalam pembelajaran
pada penelitian ini dimaksudkan melalui langkah-langkah yang dimilikinya dapat
mengiring siswa dalam memahami konsep pada materi yang dipelajari dalam hal
ini SPLDV, pembelajaran dilaksanakan sesuai langkah-langkah dalam model
pair checks dengan menggunakan bahan ajar yang telah dibuat sedemikian rupa
guna mendukung siswa dalam memahami konsep bukan sekedar mengetahui.
Dalam model pembelajaran koopertaif tipe pair checks ini dimana siswa
kerja berpasangan dan di tuntut mandiri dalam menyelesaikan LKS yang peneliti
berikan. Selain itu tidak hanya siswa tertentu saja yang mengerjakan LKS yang
peneliti berikan, setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan LKS
yang peneliti berikan. Dalam model pair check ini pun siswa memiliki peran
mereka masing-masing, siswa yang berperan menjadi partner bertugas
mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti sedangkan pelatih bertugas
mengawasi atau membantu partner dalam mengerjakan soal yang peneliti berikan
66
jika partner kurang memehamai soal. Selain itu model pembelajaran pair checks
ini pun bisa membatu siswa dalam memahami konsep matematika melalui proses
pembelajaran yang siswa lakukan.
Berikut akan dibahas soal jawaban siswa.
1) Hasil post test soal ke-1
Untuk soal no 1 indikator pemahaman konsep yaitu kemampuan
nenyatakan ulang sebuah konsep, memberikan contoh dan non-contoh
suatu konsep SPLDV, kemampuan menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika, Mengaplikasikan konsep atau algoritma
ke pemecahan masalaha.
Harga sebuah buku dan sebuah pensil Rp 5.500, harga 2 buku dan 3
buah pensil Rp 12.500. Tentukan Berapa total harga 4 buah buku dan 3
buah pensil menggunakan metode subtitusi!
Berikut hasil jawaban siswa soal no 1
Siswa yang sudah paham konsep akan menjawab soal dengan benar.
67
Gambar 8. Siswa menjawab soal no 1 dengan benar dikelas
eksperimen.
Pada gambar 4. 8 terliwat bahwa siswa telah menjawab soal dengan ke
empat indikator dengan benar.
Sama halnya dengan kelas kontrol, berikut adalah jawaban siswa kelas
kontrol dengan benar.
68
Gambar 9. Siswa menjawab soal no 1 dengan benar dikelas kontrol.
Pada gambar 9 di atas terlihat bahwa jawaban siswa dikelas kontrol
dengan bear dan memenuhi ke empat indikator pemahaman konsep.
2) Hasil posttest soal ke-2
Unttuk soal no 2 indikator kemampuan pemahaman konsep yang
muncul pada kelas eksperimen dan kontrol sama dengan indikator
pada soal no 1.
69
Anisa, Dinda dan Amelia jalan-jalan kepasar buah dan Amelia ingin
mentraktir temannya. Anisa membeli 2kg buah apel dan 1kg buah
jambu dengan harga Rp 10. 000, sedangkan Dinda membeli 1kg buah
apel dan 2kg buah jambu dengan harga Rp 10. 000. Tentukan 1kg
buah apel dan 1kg buah jambu menggunakan metode grafik.
Berikut adalah jawaban siswa untuk soal no 2
Gambar 10. Hasil jawaban siswa soal no 2 siswa di kelas
eksperimen.
Indikator ke-4
kemampuan
mengaplikasik
an konsep atau
algoritma ke
pemacahan
masalah
70
Untuk soal no 2, terlihat pada gambar 10 di atas bahwa siswa sudah
menjawab soal dengan benar, tapi masih terdapat kekurangan dari
jawaban siswa yaitu indikator kemampuan mengaplikasikan konsep
atau algoritma ke pemacahan masalah masih belum terjawab dengan
sepenuhnya. Seperti yang terlihat pada gambar 10 siswa tidak
menyelesaikan berapa 1 kg jambu dan 1 kg apel.
Berikut adalah jawaban siswa di kelas kontrol
Gambar 11. Hasil jawaban siswa soal no 2 siswa di kelas
kontrol.
Sama halnya dengan kelas eksperimen yang belum bisa menjawab
pada indikator ke-4, di kelas kontrol siswa masih belum bisa
menjawab 2 indikator yaitu indikator ke-3 dan indikator ke-4. Seperti
Indikator ke-
4 kemampuan
menyajikan
konsep dalam
bentuk
representasi
matematika
Indikator ke-
4 kemampuan
mengaplikasi
kan konsep
atau
algoritma ke
pemacahan
masalah
71
yang terlihat pada gambar 11 di atas bahwa siswa masih kurang tepat
dalam membuat gambar pada garis yang berpotongan dan pada
indikator ke-4 siswa tidak menyelesaikan berapa 1 kg jambu dan 1 kg
apel.
3) Hasil posttest soal ke-3
Untuk soal no 3 indikator yang muncul sama dengan soal no 1 dan soal
no 2 yaitu kemampuan nenyatakan ulang sebuah konsep, memberikan
contoh dan non-contoh suatu konsep SPLDV, kemampuan menyajikan
konsep dalam bentuk representasi matematika, Mengaplikasikan
konsep atau algoritma ke pemecahan masalaha.
Hikmah , Ida, dan Anggun berbelanja di Palembang Square. Hikmah
membeli 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal dengan harga Rp
270.000, sedangkan Ida membeli 3 pasang sepatu dan 4 pasang sandal
dengan model yang sama dengan harga Rp 390.000. Tentukan berapa
total harga jika Anggun membeli 4 pasang sepatu dan 5 pasang sandal
dengan model yang sama menggunakan metode eliminasi!
Berikut adalah jawaban siswa untuk soa no 3
72
Gambar 12. Hasil jawaban siswa untuk soal no 3 kelas eksperimen
Pada gambar 12 terlihat siswa sudah menjawab dan memenuhi ke 4
indikator pemahaman konsep.
Berikut jawaban iswa di kelas kontrol.
Gambar 13. Hasil jawaban siswa untuk soal no 3 kelas eksperimen
73
Dari gambar 13 di atas adalah jawaban siswa dari kelas kontrol bahwa
siswa jawaban siswa yang menjawab soal dengan benar.
Berdasarkan pembahasan di atas berikut akan membahas soal
berdasarkan indikator dari setiap soal. Pada soal pertama samapai ke empat
terdapat 4 indikator, yaitu 1. Menyatakan ulang sebuah konsep; 2. Memberi
contoh dan non-contoh sebuah konsep; 3. Menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematis; 4. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan
masalah.
Tabel 18. Persentase setiap indikator soal kelas eksperimen
No soal Persentase Indikator (%)
1 2 3 4
Soal 1 95% 95% 91% 91%
Soal 2 80% 80% 51% 30%
Soal 3 80% 80% 75% 73%
Pada tabel 17 di atas terlihat bahwa indikator pertama dan kedua dari
setiap soal selalu bernilai sama, itu dikarnakan indikator pertama dan kedua
pada setiap soal mucul dalam tempat yang sama artinya dari jawaban siswa
tersebut indikator pertama dan kedua berada dijawaban yang sama. Sedangkan
untuk indikator ketiga dan keempat pada soal no 2, berada pada tingkatan yang
kurang. Hal ini dikarnakan siswa mengalami kesalahan dalam menggambar
grafik dan menentukan titik potong dari grafik tersebut, sedangkan kurang
dalam menjawab soal dari peneliti.
74
Tabel 19. Persentase setiap indikator soal kelas kontrol
No soal Persentase Indikator (%)
1 2 3 4
Soal 1 86% 86% 80% 77%
Soal 2 55% 55% 30% 30%
Soal 3 71% 71% 67% 77%
Sama halnya dengan kelas eksperimen di kelas kontrol pun pada
indikator pertama dan kedua juga memiliki nilai yang sama namun pada soal no
2 kategori pada kelas kontrol untuk indikator dan pertama sampai yang keempat
dikategorikan kurang. Berbeda dengan kelas eksperimen di kelas kontrol ini
siswa tidak hanya kurang dalam menjawab indikator ketiga dan keempat
melainkan semua indikator namun kesalahan bukan semua siswa melainkan
beberapa orang siswa yang tidak menjawab beberapa indikator sama sekali.
Dari pembahasan indikator tiap butir soal di atas terlihat bahwa indikator
pertama dan kedua selalu mendapatkan nilai yang sama itu dikarenakan
indikator pertama dan kedua pada setiap soal mucul dalam tempat yang sama,
pada indikator pertama siswa diminta untuk menyatakan ulang sebuah konsep
dari SPLDV terlihat dari jawaban siswa dapat menuliskan apa yang diketahui
dan ditanya serta siswa dapat membuat pemisalan dari soal. Sedangkan untuk
75
indikator yang kedua yaitu memberi contoh dan bukan contoh SPLDV terlihat
dari jawaban siswa dapat menuliskna model matematika dari soal tersebut.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa pengaruh
model pembelajaan kooperatif tipe pair checks pada pemahaman siswa
terhadap konsep matematika lebih baik dibandingkan dengan pemahaman siswa
terhadap konsep matematika yang diberikan pembelajaran menggunakan
pendekatan teacher centered. Hal ini terlihat selama proses pembelajaran
berlangsung. Pada pembelajaan yang diberi perlakuan model pair checks siswa
di arahkan untuk bekerjasama dalam menyelesaikan LKS yang peneliti berikan
secara berpasangan dan ditekankan siswa harus menyelesaikan pemasalahan
yang peneliti berikan. Semaikn banyak siswa mengerjakan soal yang guru
berikan maka pemahaman siswa terhadap konsep matematika akan semakin
membaik juga. Sedangkan pembelajaran dengan pendekatan teacher centered
siswa hanya menyimak penjelasan guru dan mencatat apa yang peneliti tulis di
papan tulis.
Oleh karna itu peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh model
pembelajaan kooperatif tipe pair checks pada pemahaman siswa terhadap
konsep matematika lebih baik dibandingkan dengan pemahaman siswa terhadap
konsep matematika yang diberikan pembelajaran menggunakan pendekatan
teacher centered.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi dengan judul,
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks Terhadap
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Sanga Desa”.
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa yang menggunakan model
pair checks lebih baik daripada pemahaman konsep siswa tanpa menggunakan
model pair checks. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen sebesar , sedangkan kelas kontrol sebesar . Berdasarkan
dari hasil perhitungan uji-t yang diperoleh dengan dk = 54
tengan taraf signifikan 5% maka Sehingga didapat
maka Ha diterima. Berdasarkan kriteria pengujian uji-t dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe pair checks terhadap
pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeri 1 Sanga Desa.
B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan sesuai dengan hasil penelitian
ini, yaitu :
1. Bagi guru, diharapkan model pair checks menjadi salah satu alternatif
dalam kegiatan proses belajar mengajar.
2. Bagi siswa, agar lebih berminat, termotivasi dan tertarik untuk belajar
matematika setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran dengan model
pair checks menjadi salah satu alternatif dalam kegiatan proses belajar
77
mengajar serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu permasalahan matematika.
3. Bagi Peneliti selanjutnya, peneliti memberikan saran kepada peneliti
selanjutnya:
a) Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti hendaknya menyiapkan
sumber buku yang lebih banyak, baik sumber buku dari sekolah
ataupun sumber dari peneliti atau sumber dari internet, supaya bagi
siswa yang mendapatkan peran pelatih dapat membantu dalam
menyelesaikan LKS serta menginformasihkan terlebih dahulu
prosedur dalam menyelesaikan LKS agar siswa tidak mengalami
kebingungan dalam menyelesaikan LKS.
b) Evaluasi tim dari kelompok pada setiap petemuannya sehingga
setiap tim dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan agar
setiap tim dari kelompok mendapatkan tim dengan kemampuan
pemahaman konsep yang baik dapat membantu tim yang kurang
dalam pemahaman konsepnya.
c) Penentuan indikator dalam setiap butir soal pemahaman konsep
harus disesuaikan berdasarkan indikator pemahaman konsep.
Supaya pada soal yang dibuat fokus pada setiap indikator yang ada.
78
Daftar Pustaka
Alfarisi, Salman. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Checks
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Matematika Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung
Lubuk Baru Kecamatan Tanjung Lubuk. Palembang : UIN RF Palembang
Afrilianto, M. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa
Smp Dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. Infiniti jurnal ilmiah program studi
matematika STKIP siliwangi bandung. Vol 1 No 2 hal 196. Tersedian di di akses tanggal 14
Desember 2015.
Azwar, Saifuddin. 2011. Tes Prestasi Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran
Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danasasmita, W. 2008. Model-Model Pembelajaran Alternatif. Bandung: UPI.
Elywati. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Berbantu Media
Interaktif Pada Materi Peluang ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas XI-IPA SMA Negeri di
Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Surakarta: Program Pascasarjana
Matematika Universitas Sebelas Maret. Tesis.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Irawati, suci. Budiyono. Slamet isnandar. 2015. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Pairs Checks, TPS dan PBL pada materi Kubus dan Balok Di Tinjau Dari Gaya Belajar Siswa
Kelas VIII SMP Negeri Se-Kota Surakarta. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. Vol. 3,
hal 755. http://jurnal.fkip.uns.ac.id diakses tanggal 29 oktober 2015
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Kurniasih, Imas dan Berlin Seni. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Profesional Guru. ________ : Kata Pena
Lestari, L dan Linuwih, S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pairs Check
Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Social Skill Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, Vol.8, No. 2, hal. 190-194.
Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muawanah, Lina. Dkk. 2015. EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN
TERBIMBING, PAIR CHECKS, DAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI BANGUN RUANG
SISI DATAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika.
Vol.3, No.6, hal 625. http://jurnal.fkip.uns.ac.id diakses tanggal 29 oktober 2015
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
79
Sukmadinata, Prof. Dr. Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Thoha, M.Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakata: PT Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Wigiyati, V. S. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair
Checks (PC) dan Tipe Team Assested Individualization (TAI) pada Materi
Peluang Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Di Kota
Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Tesis. Surakarta: UNS. Tidak
diterbitkan
Yantiani, N, Wiarta, I, dan Putra, M. 2013. Pembelajaran Kooperatif Pair Check
berpengaruh terhadap Hasil Belajar Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar
Siswa Kelas IV Gugus IV Semarapura. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
JJPGSD/article/viewFile/1188/1051 diakses tanggal 25 November 2015.
80
LAMPIRAN 1
81
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
82
LAMPIRAN 4
83
LAMPIRAN 5
84
Hasil Wawancara Dengan Narasumber Salah Satu Guru
Matematika Ke VIII SMP Negeri 1 Sanga Desa
Peneliti : “Selamat pagi, bu. Maaf saya menggangu, bisa saya minta waktu ibu
sebentar untuk wawancara?”
Guru : oh, ya bisa. Silakan?
Peneliti : oh ya bu, dalam pembelajaran yang selama ini ibu lakukan bagaiman cara
ibu menyampaikan materi kepada siswa?
Guru : ya seperti biasa, menjelaskan, mencatat dan kemudian saya memberi
latihan kepada siswa.
Peneliti : lalu, pada saat ibu menjelaskan bagaimana keadaan di kelas?
Guru : ya, seperti biasa, ada yang menyimak, ada yang ribut.
Peneliti : bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal metematika yang
ibu berikan kepada siswa?
Guru : masih dibilang kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
masih tergolong rendah.
Peneliti : dalam proses pembelajaran yang ibu lakukan apa sudah menggunakan
alternatif dalam lain, misalnya menggunakan model, pendekatan, strategi
atau metode pembelajaran?
Guru : ya, tentang itu saya sudah pernah mengguakan metode diskusi?
Peneliti : lalu bangaiman keadaan siswa?
Guru : ya seperti biasa yang aktif hanya siswa tertentu saja, kebanyakan hanya
mengandalkan teman satu kelompok mereka.
Peneliti : terus apa yang ibu lakukan supaya siswa tidak mengandalkan teman
sekelompoknya?
Guru : ya, mau bagaimana lagi. Kebanyakan siswa di sini malas dalam berdiskusi.
Peneliti : berapa nilai KKM yang ditetapkan odi sekolah ini untuk mata pelajaran
matematika ?
Guru : kami menetapkan nilai KKMnya sebesar 75, 00.
Peneliti : baik bu terimakasih atas waktu dan kesediaan ibu untuk wawancara ini.
Selamat pagi.
Guru : ya sama-sama, semoga peneliatiannya berjalan dengan lancar.
Peneliti : Aminn. Terikakasih
86
Tabel Perhitungan Uji Validitas Soal Post-Test
No Nama Siswa Butir Soal
Y XY
(X1)
2 (X2)
2 (X3)
2
1 Anggi Anggraini 8 2 8 18 144 36 144 64 4 64 324
2 Tiara Siska 8 5 8 21 168 105 168 64 25 64 441
3 Mardiana Sari 8 7 0 15 120 105 0 64 49 0 225
4 Riska 6 6 8 20 120 120 160 36 36 64 400
5 Rini Mariska 8 6 8 22 176 132 176 64 36 64 484
6 Bella Zakia 8 0 0 8 64 0 0 64 0 0 64
7 Ari Mahardika 6 0 6 12 72 0 72 36 0 36 144
8 Ovi Gustini 6 5 2 13 78 65 26 36 25 4 169
9 Agustina 6 5 8 19 114 95 152 36 25 64 361
10 Astarina 8 5 0 13 104 65 0 64 25 0 169
11 Rici 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Yuliah 4 0 0 4 16 0 0 14 0 0 16
LA
MP
IR
AN
6
87
13 Era Jonita 8 2 8 18 144 36 144 64 4 64 324
14 Sartika Malasari 8 1 0 9 72 9 0 64 1 0 81
15 Ika Paramita 8 0 8 16 128 0 128 64 0 64 256
16 Wita Masela 5 4 7 16 80 64 112 25 8 49 256
17 Yetri Maryeni 8 1 8 17 136 17 136 64 1 64 289
18 Mardian Saputra 0 6 6 12 0 72 72 0 36 36 144
19 Messy 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Sarmila 8 1 8 17 136 17 136 64 1 64 289
Jumlah 121 56 93 270 1842 938 1626 887 276 701 4406
Kuadrat Jumlah 14641 3136 8649 72900
(∑X)(∑Y) 32670 15120 25110
86
88
UJI VALIDITAS DATA POSTTEST
Diketahui rtabel dengan α = 5% dengan n = 20 adalah
Validitas soal no. 1
Karena r11 > rtabel, maka soal pertama dinyatakan Valid.
Validitas soal no. 2
Karena r12 > rtabel, maka soal ke dua dinyatakan Valid.
Validitas soal no. 3
89
Karena r13 > rtabel, maka soal ke tiga dinyatakan Valid.
90
UJI RELIABILITAS DATA POSTTEST
Diketahui rtabel dengan α = 5% dengan n = 20 adalah
r11 =
dengan,
atau
Jadi Varian Semua Item,
+ +
= 27,2025
Maka,
r11 =
r11 =
=
Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas tes hasil
belajar tersebut reliable
92
Silabus
Jenjang : SMP Negeri 1 Sanga Desa
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : 1
Standar Kompetensi : ALJABAR
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi
Dasar
Materi
Ajar Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan /
Alat
Teknik
Bentuk
Instrume
n
Contoh
Instrumen
2.1. Menyelesaik
an sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Sistem
Persamaan
Linear Dua
Variabel.
Mengingat
persamaan
linear satu
variabel.
Mengenal
persamaan
linear dua
Mengingat persamaan linear
satu variabel (PLSV).
Mengenal pengertian
persamaan linear dua
variabel (PLDV),
menyelesaikannya, serta
menggambar grafiknya.
Mengenal pengertian
sistem persamaan linear
dua variabel.(SPLDV).
Menyebutk
an
perbedaan
PLDV dan
SPLDV.
Tugas
individu.
Uraian
singkat
.
1. Apa perbedaan antara
persamaan linear dua
variabel (PLDV) dengan
sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV)?
6 40
menit.
Sumber:
Buku paket
(Buku
Matematika
SMP
YASPORB
I I
ERLANGG
A Untuk
Kelas VIII,
disusun
LA
MP
IR
AN
7
92
93
variabel.
Menentuka
n himpunan
penyelesaia
n
persamaan
linear dua
variabel
dan
menggamb
ar grafik.
Mengenal
sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Menentukan
penyelesaian
sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Menyelesaikan SPLDV
berturut-turut dengan
metode grafik, substitusi,
dan eliminasi.
Menentuka
n himpunan
penyelesaia
n dari
SPLDV
berturut-
turut
dengan
metode
grafik,
substitusi,
dan
eliminasi.
2. Tentukan penyelesaian
SPLDV berikut ini.
63242yx
yx
oleh
M.cholik
Adinawan
dan
Sugijono)
hal. 97-112.
Buku
referensi
lain.
Alat:
Laptop
LCD
OHP
2.2 Membuat
model
matematika
dari masalah
yang
berkaitan
dengan
sistem
persamaan
linear dua
Menyelesai
kan
masalah
yang
berkaitan
dengan
sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Mengubah masalah sehari-
hari ke dalam model
matematika berbentuk
SPLDV.
Membuat
model
matematika
dari
masalah
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
SPLDV.
Tugas
individu.
Uraian
singkat
.
Keliling persegi panjang
adalah 30 cm dan
panjangnya 6 cm lebih
panjang dari lebarnya.
Tulislah model
matematikanya.
2 40
menit.
Sumber:
Buku paket
hal. 113-
115.
Buku
referensi
lain.
93
94
variabel.
Alat:
Laptop
LCD
OHP
2.3 Menyelesaik
an model
matematika
dari masalah
yang
berkaitan
dengan
sistem
persamaan
linear dua
variabel dan
penafsiranny
a.
Menyelesai
kan
masalah
yang
berkaitan
dengan
sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Mencari penyelesaian suatu
masalah yang dinyatakan
dalam model matematika
berbentuk SPLDV.
Menyelesai
kan model
matematika
dari
masalah
yang
berkaitan
dengan
SPLDV
dan
penafsirann
ya
Tugas
individu.
Uraian
singkat
.
Jumlah dua bilangan adalah
48. Empat kali bilangan
pertama ditambah tiga kali
bilangan kedua adalah 20.
Tentukan kedua bilangan
itu.
2 40
menit.
Sumber:
Buku paket
hal. 113-
115.
Buku
referensi
lain.
Alat:
Laptop
LCD
OHP
Menyelesai
kan sistem
persamaan
non linear
Mengenal bentuk sistem
persamaan non linear dua
variabel.
Mengubah bentuk sistem
Menyelesai
kan sistem
persamaan
non linear
Tugas
individu.
Uraian
singkat
.
Tentukan penyelesaiannya!
(x 0, y 0)
2 40
menit.
Sumber:
Buku paket
hal. 115-
94
95
dua
variabel.
persamaan non linear dua
variabel menjadi bentuk
SPLDV, kemudian
menyelesaikannya.
dua
variabel.
311
612yx
yx
118.
Buku
referensi
lain.
Alat:
Laptop
LCD
OHP
Sistem
Persamaan
Linear Dua
Variabel.
Mengingat
persamaan
linear satu
variabel.
Mengenal
persamaan
linear dua
variabel.
Menentuka
n himpunan
penyelesaia
n
persamaan
linear dua
Melakukan ulangan berisi
materi yang berkaitan
dengan sistem persamaan
linear dua variabel dan
sistem persamaan non
linear dua variabel.
Mengerjaka
n soal
dengan baik
berkaitan
dengan
materi
mengenai
sistem
persamaan
linear dua
variabel
dan sistem
persamaan
non linear
dua
variabel.
Ulanga
n
harian.
Uraian
singkat.
Pilihan
ganda.
1. Jika harga 4 kaos dan 3
celana adalah
Rp395.000,00 dan harga
2 kaos dan 2 celana
adalah Rp230.000,00,
tentukan harga 1 kaos
dan 4 celana!
2. Nilai x yang memenuhi
sistem persamaan:
36812415
yx
yxadalah…..
a. 5 c. 7
b. 6 d. 8
2 40
menit.
Sumber:
Buku
paket hal.
97-119,
120-121,
122.
Buku
referensi
lain.
Alat:
Laptop
95
96
variabel
dan
menggamb
ar grafik.
Mengenal
sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Menentuka
n
penyelesaia
n sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Menyelesai
kan
masalah
yang
berkaitan
dengan
sistem
persamaan
linear dua
variabel.
Menyelesaik
an sistem
persamaan
non linear
dua variabel.
. LCD
OHP
96
97
Jakarta,5 Juli 2010
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Matematika
Kepala SMP N 1 Sanga desa
AKHIRAWAN, S.Pd TRI EKTANORI
97
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semeter : VIII/ 1 (ganjil)
MateriPokok : Aljabar
AlokasiWaktu : 2 x 40 menit
PertemuanKe : Ke - 1
A. StandarKompetensi
1. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variable menggunakan
penyelesaian dengan metode grafik.
C. Indikator
1.1.1 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV menggunakan
metode grafik
D. TujuanPembelajaran
1. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV
menggunakan metode grafik.
E. KarakterSiswa Yang Diharapkan
Disiplin
Rasa hormatdanperhatian
Bekerjasama
Tanggungjawab
LAMPIRAN 8
99
F. Materi Ajar
1) Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)
Persamaan linear dua variabel adalah sebuah persamaan yang mempunyai
dua variabel, dengan masing-masing variabel memiliki pangkat tertinggi satu dan
tidak ada perkalian di antara kedua variabel tersebut.
perhatikan contoh persamaan berikut.
1) x+ y = 5 (PLDV)
2) 4a– 2 = 9 (bukan PLDV karena hanya memuat satu variabel,
yaitu a)
3) 3p= 3r+ 10 (PLDV)
4)
–
= 8 (PLDV)
5) 2m– 5n+ 8 = 0 (PLDV)
6) 3 – 4a= 2 (bukan PLDV karena pangkat ter-tinggi dari
variabelnya adalah 2, yaitu 3 )
2) SistemPersamaan Linier DuaVariabel
Sistem persamaan linear dengan dua variabel mempunyai bentuk umum sebagai
berikut.
ax + by = c (PLDV 1)
dx + ey = f (PLDV 2)
Nilai x dan y untuk kedua persamaan linear dua variabel (PLDV) di atas adalah
nilai yang sama, baik untuk PLDV 1 maupun PLDV 2. Hal ini karena nilai x dan y
untuk kedua PLDV adalah himpunan
penyelesaian yang tunggal dan memenuhi kedua PLDV. Dengan demikian, dapat
dikatakan kedua PLDV di atas memiliki keterkaitan satu sama lain yang disebut
sistem.
3) PenyelesaianSistemPersamaan Linier DuaVariabel
a) Cara Grafik
Sistem persamaan linear dua variabel dapat diselesaikan dengan cara grafik.
Penyelesaian dengan cara grafik adalah menggunakan grafik sebagai penyelesaian dari
100
sistem persamaan linear dua variabel. Cara grafik yang digunakan untuk menyelesaikan
sistem persamaan linear dua variabel, hamper sama dengan cara menentukan koordinat
titik potong dari dua garis lurus yang telah dipelajari pada bab sebelumnya.
Contoh :
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan berikut, menggunakan
metode grafik?
Penyelesaian
Dik : suatu himpunan
Dit : himpunan penyelesaiannya?
Jawab.
Persamaan yang memenuhi untuk membuat grafik.
x + y = 3
x = 0, y = 3
x = 3, y = 0
2x + y = 4
x = 0, y = 4
x = 2, y = 0
Y
4
3
2
1
X
-2 -1 0 1 2 3 4
101
Jadi himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut adalah (1, 2).
G. Strategi Pembelajaran
Model : pair checks
Metode : ceramah
H. Langkah-LangkahPembelajaran
Pendahuluan
( 10 menit)
Guru mengucapkan salam
Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara
mengabsen.
Guru mengkondisikan siswa siap belajar
Apersepsi : guru mengingatkan kembali materi
tentang SPLSV
Kegiatan Inti (60
menit)
Langkah pair
checks Kegiata Guru Kegiatan Siswa
Menjelaskan materi
yang akan
disampaikan.
Eksplorasi
Guru menjelaskan
konsep tentang
materi sistem
persamaan lilier dua
variable (SPLDV)
dan menyelesaikan
sistem persamaan
linier dua variabel
dengan menggunakan
metode grafik.
Siswa menyimak
apa yang guru
sampaikan dan
bertanya jika masih
ada yang belum
mengerti materi
tentang sistem
persamaan linier dua
variable (SPLDV)
Pembagian
kelompok
Guru membegikan
kelompok 2 sampai 4
siswa. Lalu
dibagi lagi menjadi 2
tim.
Siswa mendekati
atau bergabung
dengan teman satu
kelompok dan satu
tim.
Pemberian soal
Guru membagikan
soal no 1 materi
tentang sistem
persamaan linier dua
variable (SPLDV)
kepada partner.
Panrtner
mengerjakan soal
yang diberikan oleh
guru
Memonitor kegiatan
kelompok.
Guru berkeliling
untuk melihat
kegiatan siswa.
Pelatih mengamati
partner yang
mengerjakan soal
dan membimbing
(jika diperlukan).
Bertukar peran
Guru meminta siswa
untuk partner dan
pelatih bertukar
peran.
Partner dan pelatih
bertukar peran
mengerjakan soal
berikutnya.
102
Pengecekan hasil
kelompok bersama
Elaborasi
Guru meminta siswa
untuk kembali ke
kelompok untuk
mengecek hasil
mereka.
Setelah
menyelesaikansoal
no 2. Pasangan
tersebut kembali
kekelompk untuk
mengecek hasil
setiap tim.
Mempresentasikan
hasil kerja mereka
Guru meminta siswa
untuk
mempresesntasikan
hasil kelompok.
Siswa
mempresentasikan
hasil dari kelompok
masig-masing.
Pemberian reward Guru memberi
penghargaan atau
reward.
Kelompok yang
memiliki jawaban
yang sama akan
mendapatkan hadiah
dari guru.
Konfirmasi
Guru menjelaskan
hasil siswa yang
masih kurang
mengerti dan terjadi
kesalahan.
Siswa menyimak
dan mencatat
penjelasan guru.
Guru menyimpulkam
hasil pembelajaran.
Siswa menyimak
kesimpulan guru.
Penutup
(10 menit)
Guru meminta siswa untuk mempelajari materi
mengenai penyelasaian sistem persamaan linier dua
variabel dari awal pembelajaran untuk persiapan
melaksanakan tes akhir.
Guru mengekhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
I. Sumber dan Alat
Sumber :
1) Buku Sekolah Elektronik (BSE), Pengarang J. Tris Dasari. Matematika
2) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Alat :
1) Papan tulis
2) Spidol
3) Penghapus
J. Penilaian
Teknik : test
Bentuk Instrumen : Uraian
Contoh Instrumen :
No Soal Penyelesaian Skor
103
1. Denganmenggunakanmetode
grafik,
tentukahimpunanpenyelesaia
ndaripersamaanberikut.
6x + 5y = 30
4x + 5y = 20
Dik : suatupersamaan
6x + 5y = 30
4x + 5y = 20
Dit :hmpunanpenyelesaiannya?
Jawab
6x + 5y = 30 4x + 5y = 20
x y x y
0 6 0 4
5 0 5 0
Grafikpenyelesaiannya.
6
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5
Jadi, himpunanpenyelesaiannyaadalah {5, 5}
Palembang, , 2016
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Tri Extanori, S. Pd Aan Gustiawan
NIP. NIM. 12 221 001
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1
104
AKHIRAWAN, S. Pd
NIP.
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Aljabar
Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke : Ke- 2
A. Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variable menggunakan
penyelesaian dengan metode subtitusi.
C. Indikator
2.1.1 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV mengunakan
metode subtitusi.
D. Tujuan Pembelajaran
2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV
menggunakan metode subtitusi.
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Disiplin
Rasa hormat dan perhatian
Bekerjasama
Tanggung jawab
F. Materi Ajar
107
a) Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
c) Cara Subtitusi
Substitusimerupakan salah satu cara yang sering digunakan karena cukup mudah
penggunaannya. Caranya adalah dengan mensubstitusi (mengganti) variabel
tertentu sehingga nilai variabel lainnya dapat ditentukan.
Contoh.
Dengan cara substitusi, tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan 2x+ y= 12 dan 3x+ 5y= 25.
Penyelesaian:
Dari dua persamaan di atas dipilih 2x+ y= 12, kemudian diubah menjadi y= 12 –
2x.
y= 12 – 2x disubstitusi ke y pada persamaan 3x+ 5y= 25 sehingga menjadi:
3x+ 5 (12 – 2x) = 25
3x+ 60 – 10x = 25
–7x = 25 – 60
–7x = –35
x =
x = 5
Nilai x = 5 disubstitusikan ke y maka:
y = 12 – 2x
y = 12 – 2(5)
y = 12 – 10
y = 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {5, 2}.
G. Strategi Pembelajaran
Model : pair checks
Metode : ceramah
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
( 10 menit)
Guru mengucapkan salam
Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara
mengabsen.
Guru mengkondisikan siswa siap belajar
108
Apersepsi : guru mengingatkan kembali materi
sebelumnya. Kegiatan Inti (60
menit) Langkah pair
checks Kegiata Guru Kegiatan Siswa
Menjelaskan materi
yang akan
disampaikan
Eksplorasi
Guru menjelaskan
konsep tentang cara
Menyelesaikan
sistem persamaan
linier dua variable
menggunakan
penyelesaian dengan
metode subtitusi
Siswa menyimak
apa yang guru
sampaikan dan
bertanya jika masih
ada yang belum
mengerti materi
tentang sistem
persamaan linier
dua variable
(SPLDV)
Pemberian LKS Guru membagikan
LKS tentang materi
sistem persamaan
linier dua variable
(SPLDV) kepada
partner.
Panrtner
mengerjakan soal
yang diberikan oleh
guru.
Memnitor kegiatan
kelompok.
Guru berkeliling
untuk melihat
kegiatan siswa.
Pelatih mengamati
partner yang
mengerjakan soal
dan membimbing
(jika diperlukan).
Bertukar peran Guru meminta siswa
untuk Partner dan
pelatih bertukar
peran.
Partner dan pelatih
bertukar peran
mengerjakan soal
berikutnya.
Pengecekan hasil
kelompok bersama
Elaborasi
Guru meminta siswa
untuk kembali ke
kelompok untuk
mengecek hasil
mereka.
Setelah
menyelesaikan soal
no 2. Pasangan
tersebut kembali
kekelompk untuk
mengecek hasil
setiap tim.
Mempresentasikan
hasil kerja mereka
Mempresentasikan
hasil kerja mereka
Guru meminta siswa
untuk
mempresesntasikan
hasil kelompok.
Siswa
mempresentasikan
hasil dari kelompok
masig-masing.
Pemberian reward Guru memberi
penghargaan atau
reward.
Kelompok yang
memiliki jawaban
yang sama akan
mendapatkan hadiah
dari guru.
Konfirmasi
Guru menjelaskan
hasil siswa yang
masih kurang
mengerti dan terjadi
kesalahan.
Siswa menyimak
dan mencatat
penjelasan guru.
109
Guru menyimpulkam
hasil pembelajaran.
Siswa menyimak
kesimpulan guru.
Penutup
(10 menit)
Guru meminta siswa untuk mempelajari materi
mengenai penyelasaian sistem persamaan linier dua
variabel dari awal pembelajaran untuk persiapan
melaksanakan tes akhir.
Guru mengekhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
I. Sumber dan Alat
Sumber :
3) Buku Sekolah Elektronik (BSE), Pengarang J. Tris Dasari. Matematika
4) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Alat :
4) Papan tulis
5) Spidol
6) Penghapus
J. Penilaian
Teknik : test
Bentuk Instrumen : Uraian
Contoh Instrumen :
No Soal Penyelesaian Skor
1. Dengan cara subtitusi,
tentukan himpunan
penyelesaian dari persamaan
berikut.
Dik :
suatu himpunan
Dit : himpunan penyelesaiannya?
Jawab
Mengubah persamaan 2x + y = 12
menjadi y = 12 – 2x.
Subtitusikan y = 12 – 2x kedalam
persamaan 3x + 5y = 25, maka :
3x + 5(12 – 2x) = 25
110
3x + 60 – 10x = 25
-7 x = 25 – 60
-7 x = -35
x = 5
sbtitusikan x = 5 ke persamaan
y = 12 – 2x, jadi
y = 12 – 2(5)
y = 12 – 10
y = 2
jadi, himpunan penyelesaian dari
persamaan diatas adalah {5, 2}.
Palembang, , 2016
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Husnaini Aan Gustiawan
NIP. NIM. 12 221 001
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1
AKHIRAWAN, S. Pd
NIP.
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa
Mata Pelajaran : Matematika
MateriPokok : Aljabar
Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil
AlokasiWaktu : 2 x 40 menit
PertemuanKe : Ke - 3
A. StandarKompetensi
3. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menyelesaikan sistem persamaan linier dua variable menggunakan
penyelesaian dengan metode eliminasi.
C. Indikator
3.1.1 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV menggunakan
metode eliminasi.
D. TujuanPembelajaran
3. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV
menggunakan metode eliminasi.
E. KarakterSiswa Yang Diharapkan
Disiplin
Rasa hormat dan perhatian
Bekerjasama
Tanggungjawab
F. Materi Ajar
112
b) Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
d) Cara Eliminasi
Eliminasi dalam sistem persamaan linear dua variable adalah dengan
mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel sehingga variabel lainnya
dapat ditentukan nilainya. Untuk mengeliminasi salah satu variabel perlu
disamakan dahulu koefisien variabel yang akan dieliminasi.
Contoh
Dengan cara eliminasi, tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan 2x+ 3y = 16 dan 3x+ 4y = 23
Penyelesaian:
Dik : suatu persamaan
Dit :himpunan penyelesaian menggunakan metode eliminasi?
Untuk mengeliminasi x, samakan koefisien x dari kedua persamaan sehingga
sistem persamaannya menjadi:
2x+ 3y = 16 | ×3 ž 6x+ 9y = 48
3x+ 4y = 23 | ×2 ž 6x+ 8y = 46
y = 2
Untuk mengeliminasi y, samakan koefisien y dari kedua persamaan sehingga
sistem persamaan menjadi:
2x+ 3y= 16 | ×4 ž 8x+ 12y = 64
3x+ 4y= 23 | ×3 ž 9x+ 12y = 69
-x = –5
x = 5
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan di atas adalah (5, 2).
G. Strategi Pembelajaran
Model : pair checks
Metode : ceramah
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
( 10 menit)
Guru mengucapkan salam
Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara
mengabsen.
Guru mengkondisikan siswa siap belajar
113
Apersepsi : guru mengingatkan kembali materi
sebelumnya. Kegiatan Inti (60
menit) Langkah pair
checks Kegiata Guru Kegiatan Siswa
Menjelaskan materi
yang akan
disampaikan
Eksplorasi
Guru menjelaskan
konsep tentang cara
Menyelesaikan
sistem persamaan
linier dua variable
menggunakan
penyelesaian dengan
metode subtitusi
Siswa menyimak
apa yang guru
sampaikan dan
bertanya jika masih
ada yang belum
mengerti materi
tentang sistem
persamaan linier
dua variable
(SPLDV)
Pemberian LKS Guru membagikan
LKS tentang materi
sistem persamaan
linier dua variable
(SPLDV) kepada
partner.
Panrtner
mengerjakan soal
yang diberikan oleh
guru.
Memnitor kegiatan
kelompok.
Guru berkeliling
untuk melihat
kegiatan siswa.
Pelatih mengamati
partner yang
mengerjakan soal
dan membimbing
(jika diperlukan).
Bertukar peran Guru meminta siswa
untuk Partner dan
pelatih bertukar
peran.
Partner dan pelatih
bertukar peran
mengerjakan soal
berikutnya.
Pengecekan hasil
kelompok bersama
Elaborasi
Guru meminta siswa
untuk kembali ke
kelompok untuk
mengecek hasil
mereka.
Setelah
menyelesaikan soal
no 2. Pasangan
tersebut kembali
kekelompk untuk
mengecek hasil
setiap tim.
Mempresentasikan
hasil kerja mereka
Mempresentasikan
hasil kerja mereka
Guru meminta siswa
untuk
mempresesntasikan
hasil kelompok.
Siswa
mempresentasikan
hasil dari kelompok
masig-masing.
Pemberian reward Guru memberi
penghargaan atau
reward.
Kelompok yang
memiliki jawaban
yang sama akan
mendapatkan hadiah
dari guru.
Konfirmasi
Guru menjelaskan
hasil siswa yang
masih kurang
mengerti dan terjadi
kesalahan.
Siswa menyimak
dan mencatat
penjelasan guru.
114
Guru menyimpulkam
hasil pembelajaran.
Siswa menyimak
kesimpulan guru.
Penutup
(10 menit)
Guru meminta siswa untuk mempelajari materi
mengenai penyelasaian sistem persamaan linier dua
variabel dari awal pembelajaran untuk persiapan
melaksanakan tes akhir.
Guru mengekhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
I. Sumber dan Alat
Sumber :
5) Buku Sekolah Elektronik (BSE), Pengarang J. TrisDasari. Matematika
6) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Alat :
7) Papan tulis
8) Spidol
9) Penghapus
J. Penilaian
Teknik : test
Bentuk Instrumen : Uraian
Contoh Instrumen :
No Soal Penyelesaian Skor
1. Dengan cara eliminasi,
tentukanlah himpunan
penyelesaian dari
sistem persamaan
Dik : suatu himpunan
Dit :himpunanpenyelesaiannya?
Jawab.
2x + 3y = 16 x3 6x + 9y = 48
3x + 4 y = 23 x2 6x + 8y = 46
115
y = 2
2x + 3y = 16 x4 8x + 12y = 64
3x + 4 y = 23 x3 9x + 12y = 69
-x = - 5
X = 5
Jadi, himpunan penyelesaian dari
persamaan di atas adalah { 5, 2}
Palembang, , 2016
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Husnaini AanGustiawan
NIP. NIM. 12 221 001
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1
AKHIRAWAN, S. Pd
NIP
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
C. Indikator
2.1.1 Mengidentifikasi perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV)
2.1.2 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan metode grafik
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
LAMPIRAN 9
117
2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan
metode grafik
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja sama
Menghargai orang lain
Tanggung jawab
Kerja keras
E. Materi Pembelajaran
1. Perbedaan PLDV dan SPLDV
a. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)
Persamaan linear dua variabel (PLDV) adalah suatu persamaan yang mempunyai
dua variabel, dan masing-masing variabel berpangkat satu. Bentuk umun dari
PLDV adalah:
atau
Beberapa contoh PLDV adalah:
1) 3x + 6y = 12
2) 5p – 3q + 3r = 0
3) m = 2n – 8
b. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) terdiri atas dua persamaan linear
dua variabel, yang keduanya tidak berdiri sendiri, sehingga kedua persamaan
hanya memiliki satu penyelesaian.
Berikut ini beberapa contoh SPLDV:
1) x + y = 3 dan 2x – 3y = 1
2) 5x + 2y = 5 dan x = 4y – 21
3) 5x + 4y + 7 = 0 dan -3x – 2y = 4
2. Menyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
a. Metode Grafik
ax+ by + c = 0 ax + by = c
118
Untuk menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan cara grafik,
langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Menggambar garis dari kedua persamaan pada bidang cartesius
2) Koordinat titik potong dari kedua garis merupakan himpunan penyelesaian
Catatan: Jika kedua garis tidak berpotongan (sejajar), maka SPLDV tidak
mempunyai penyelesaian.
Contoh soal:
1) Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 5 dan x – y
= 1, untuk x, y ∈ R dengan menggunakan metode grafik.
Penyelesaian:
Tentukan terlebih dahulu titik potong dari gais-garis pada sistem
persamaan dengan sumbu-sumbu koordinat seperti berikut ini:
x + y = 5
x 0 5
y 5 0
(x, y) (0, 5) (5, 0)
x - y = 1
x 0 1
y -1 0
(x, y) (0, -1) (1, 0)
Berdasarkan hasil di atas, kita bisa menggambarkan grafiknya
seperti berikut ini:
119
Koordinat titik potong kedua grafik tersebut adalah (3, 2).
Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari sistem
persamaan x + y = 5 dan x – y = 1, untuk x, y ∈ R adalah {(3, 2)}
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Model pembelajaran konvensional
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
A. Pendahuluan
1. Orientasi
1. Guru membuka
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
dan meminta siswa
untuk berdoa sebelum
memulai kegiatan
belajar mengajar
2. Guru mengecek dan
menanyakan
kehadiran siswa
3. Guru menanyakan
kesiapan siswa untuk
belajar
1. Siswa menjawab
salam dan berdoa
sebelum memulai
pelajaran
2. Siswa menjawab
pertanyaan guru
jika ada yang tidak
hadir
3. Siswa menjawab
pertanyaan guru
2 menit
2. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
1. Guru menyampaikan
materi yang akan
dipelajari dan model
pembelajaran yang
digunakan
2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dan hasil belajar
yang diharapkan
dapat tercapai oleh
siswa
1. Siswa
mendengarkan dan
menyimak
penjelasan guru
2. Siswa
mendengarkan dan
menyimak
penjelasan guru
3 menit
3. Apersepsi 1. Guru bertanya dan 1. Siswa menjawab 3 menit
120
mengingatkan
kembali materi yang
berhubungan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel
2. Guru memberikan
apersepsi dengan
bertanya kepada
siswa “ masih
ingatkah kalian
bagaiamana bentuk
persamaan linear satu
variabel?”
mendengarkan
penjelasan guru
2. Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru
4. Motivasi Guru memotivasi siswa
dengan memberikan
penjelasan tentang
pentingnya mempelajari
materi ini
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
2 menit
B. Kegiatan Inti
1. Tahap
eksplorasi
1. Guru menjelaskan
materi yang akan
dipelajari yaitu
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
2. Guru bersama-sama
siswa membahas
contoh soal
mengenai materi
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
yang diberikan guru
3. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antara siswa dengan
guru, lingkungan dan
sumber belajar
lainnya
4. Guru melibatkan
secara aktif dalam
1. Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
dengan seksama
2. Siswa bersama
guru membahas
contoh soal
tentang materi
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
3. Siswa bertanya
kepada guru
apabila ada hal-hal
yang belum
dipahami
4. Siswa maju
kedepan kelas
20 menit
121
kegiatan
pembelajaran
apabila diminta
guru menjelaskan
suatu soal
2. Tahap
Elaborasi
1. Guru memberikan
soal latihan tentang
materi
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
agar siswa lebih
memahami materi
yang disajikan guru
2. Guru mengawasi
kegiatan siswa yang
kesulitan dalam
mengerjakan soal
latihan mengenai
materi
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
3. Guru bersama-sama
siswa membahas soal
latihan tentang
materi
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
4. Guru meminta salah
satu siswa
menuliskan jawaban
dari soal latihan
tersebut
1. Siswa bersiap
untuk memulai
mengerjakan soal
latihan yang telah
diberikan guru
2. Siswa secara
individu
mengerjakan soal
latihan dengan
teliti
3. Siswa bersama-
sama guru
membahas soal
latihan mengenai
materi
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
4. Salah satu siswa
menuliskan
jawaban soal
latihannya dipapan
tulis
30 menit
3. Tahap
Konfirmasi
1. Guru memberikan
penguatan secara
lisan terhadap
keberhasilan siswa
dalam menyelesaikan
soal latihan
1. Siswa
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan guru
5 menit
122
mengenai materi
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
2. Guru menanyakan
kepada siswa
mengenai hal-hal
yang belum dipahami
2. Siswa bertanya
apabila ada yang
belum dipahami
C. Penutup 1. Guru bersama-sama
siswa menyimpulkan
pelajaran yang
dipelajari mengenai
materi
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
2. Guru mengingatkan
siswa untuk
memperlajari materi
yang dipelajari pada
pertemuan
selanjutnya
3. Guru menutup
pelajaran dan
mengucapkan salam
1. Siswa bersama-
sama
menyimpulkan
materi yang
dipelajari
mengenai
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua
variabel
2. Siswa
mendengarkan
dan memahami
penjelasan guru
3. Siswa
mengucapkan
salam
5 menit
H. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Buku, papan tulis, spidol dan charta
Sumber : Buku Matematika Erlangga Untuk SMP/MTs Kelas VIII
I. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk : Soal Uraian
J. Instrumen
1. Perhatikan bentuk persamaan berikut:
123
a. Apakah bentuk tersebut merupakan sistem persamaan?
b. Ada berapakah variabelnya? Sebutkan !
c. Disebut apakah bentuk tersebut? Berikan alasannya !
2. Tentukan himpunan penyelesaian sisitem persamaan linear dua variabel dibawah ini
dengan metode grafik !\
Palembang, Agustus 2016
Guru Mapel Matematika Peneliti
Tri Extanori, S.Pd Aan Gustiawan
NIM. 12221001
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1
AKHIRAWAN, S.Pd
NIP.
124
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
C. Indikator
2.1.3 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan metode
substitusi
2.1.4 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan metode
eliminasi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode
substitusi
125
2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan menggunakan
metode eliminasi
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja sama
Menghargai orang lain
Tanggung jawab
Kerja keras
E. Materi Pembelajaran
1. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
a. Metode Substitusi
Substitusi artinya mengganti. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Menyatakan variabel dalam variabel lain, misal menyatakan x dalam y atau
sebaliknya
2) Mensubstitusikan persamaan yang sudah kita ubah pada persamaan yang lain
3) Mensubstitusikan nilai yang sudah ditemukan dari variabel x atau y ke salah
satu persamaan
Contoh soal:
1) Tentukan himpunan dari sistem penyelesaian 2x + 3y = 12 dan 4x – 3y – 6 =
0.
Penyelesaian:
2x + 3y = 12 kita nyatakan y dalam x, diperoleh: 3y = 12 – 2x
y = 4 -
x
Substitusikan y = 4 -
x ke persamaan 4x – 3y – 6 = 0, sehingga:
4x – 3( 4 -
x ) – 6 = 0
4x – 12 + 2x – 6 = 0
6x – 18 = 0
126
6x = 18
x = 3
setelah memperoleh x = 3, substitusikan x = 3 ke persamaan 2x + 3y = 12,
sehingga:
2( 3 ) + 3y = 12
6 + 3y = 12
3y = 12 – 6
3y = 6
y = 2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { (3,2) }
b. Metode Eliminasi
Eliminasi artinya menghilangkan salah satu variabel. Pada cara eliminasi,
koefisien dari variabel harus sama atau dibuat menjadi sama. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1) Nyatakan kedua persamaan ke bentuk ax + by = c.
2) Samakan koefisien dari variabel yang akan dihilangkan, melalui cara
mengalikan dengan bilangan yang sesuai (tanpa memperhatikan tanda).
3) Jika koefisien dari variabel bertanda sama (sama positif atau sama negatif),
maka kurangkan kedua persamaan.
Jika koefisien dari variabel yang dihilangkan tandanya berbeda (positif dan
negatif), maka jumlahkan kedua persamaan.
Contoh soal:
1) Tentukan himpunan penyelesaian dari 2x – 3y = 17 dan 3x + y = 9.
Penyelesaian:
Mengeliminasi x
127
Karena koefisien x belum sama, maka kita harus buat sama:
2x – 3y = 17 x 3 6x – 9y = 51
3x + y = 9 x 2 6x + 2y = 18
-11y = 33
y = -3
Mengeliminasi y
2x – 3y = 17 x 1 2x – 3y = 17
3x + y = 9 x 3 9x + 3y = 27 +
11x = 44
x = 4
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { (4, -3) }
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Model pembelajaran konvensional
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
A. Pendahuluan
1. Orientasi
1. Guru membuka
pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan
meminta siswa untuk
berdoa sebelum memulai
kegiatan belajar mengajar
2. Guru mengecek dan
menanyakan kehadiran
siswa
3. Guru menanyakan
kesiapan siswa untuk
belajar
1. Siswa menjawab
salam dan berdoa
sebelum memulai
pelajaran
2. Siswa menjawab
pertanyaan guru
jika ada yang tidak
hadir
3. Siswa menjawab
pertanyaan guru
2 menit
2. Menyampaikan 1. Guru menyampaikan 1. Siswa 3 menit
128
tujuan
pembelajaran
materi yang akan
dipelajari dan model
pembelajaran yang
digunakan
2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan
hasil belajar yang
diharapkan dapat
tercapai oleh siswa
mendengarkan dan
menyimak
penjelasan guru
2. Siswa
mendengarkan dan
menyimak
penjelasan guru
3. Apersepsi 1. Guru bertanya dan
mengingatkan kembali
materi yang dipelajari
pada pertemuan
sebelumnya
2. Guru memberikan
apersepsi dengan
mengingatkan kembali
materi yang
berhubungan dengan
menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
variabel
1. Siswa menjawab
mendengarkan
penjelasan guru
2. Siswa menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru
3 menit
4. Motivasi Guru memotivasi siswa
dengan memberikan
penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
2 menit
B. Kegiatan Inti
1.Tahap
eksplorasi
1. Guru menjelaskan
materi yang akan
dipelajari yaitu
menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
variabel
2. Guru bersama-sama
siswa membahas contoh
soal mengenai materi
menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
1. Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
dengan seksama
2. Siswa bersama
guru membahas
contoh soal
tentang materi
menyelesaikan
20
menit
129
variabel yang diberikan
guru
3. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antara siswa dengan
guru, lingkungan dan
sumber belajar lainnya
4. Guru melibatkan secara
aktif dalam kegiatan
pembelajaran
sistem persamaan
linear dua variabel
3. Siswa bertanya
kepada guru
apabila ada hal-hal
yang belum
dipahami
4. Siswa maju
kedepan kelas
apabila diminta
guru menjelaskan
suatu soal
130
2. Tahap
Elaborasi
1. Guru memberikan soal
latihan tentang materi
menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
variabel agar siswa lebih
memahami materi yang
disajikan guru
2. Guru mengawasi kegiatan
siswa yang kesulitan
dalam mengerjakan soal
latihan mengenai materi
menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
variabel
3. Guru bersama-sama siswa
membahas soal latihan
tentang materi
menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
variabel
4. Guru meminta salah satu
siswa menuliskan jawaban
dari soal latihan tersebut
1. Siswa bersiap
untuk memulai
mengerjakan soal
latihan yang telah
diberikan guru
2. Siswa secara
individu
mengerjakan soal
latihan dengan
teliti
3. Siswa bersama-
sama guru
membahas soal
latihan mengenai
materi
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
4. Salah satu siswa
menuliskan
jawaban soal
latihannya dipapan
tulis
30
menit
3. Tahap
Konfirmasi
1. Guru memberikan
penguatan secara lisan
terhadap keberhasilan
siswa dalam
menyelesaikan soal
latihan mengenai materi
menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
variabel
1. Siswa
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan guru
5 menit
131
2. Guru menanyakan
kepada siswa mengenai
hal-hal yang belum
dipahami
2. Siswa bertanya
apabila ada yang
belum dipahami
C. Penutup 1. Guru bersama-sama
siswa menyimpulkan
pelajaran yang dipelajari
mengenai materi
menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
variabel
2. Guru mengingatkan
siswa untuk
memperlajari materi
yang dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
3. Guru menutup pelajaran
dan mengucapkan salam
1. Siswa bersama-
sama
menyimpulkan
materi yang
dipelajari mengenai
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
2. Siswa
mendengarkan
dan memahami
penjelasan guru
3. Siswa
mengucapkan
salam
5 menit
H. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Buku, papan tulis, spidol dan charta
Sumber : Buku Matematika Erlangga Untuk SMP/MTs Kelas VIII
I. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk : Soal Uraian
J. Instrumen
1. Selesaikanlah sistem persamaan berikut ini dengan metode substitusi !
2. Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan dibawah ini dengan metode eliminasi
!
132
Palembang, Agustus 2016
Guru Mapel Matematika Peneliti
Tri Extanori, S.Pd Aan Gustiawan
NIM. 12221001
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1
AKHIRAWAN, S.Pd
NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
133
Pertemuan ke : 3
A. Standar Kompetensi
Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah
B. Kompetensi Dasar
2.2 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan
linear dua variabel
2.3 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dan penafsirannya
C. Indikator
2.2.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan persamaan linear
dua variabel
2.3.1 Menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel dan penafsirannya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel
2. Siswa dapat menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja sama
Menghargai orang lain
Tanggung jawab
Kerja keras
134
E. Materi Pembelajaran
1. Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Masalah-masalah aplikasi disajikan dalam bentuk kalimat sehingga dalam
menyelesaikannya kita harus menterjemahkan deskripsi verbal tersebut kedalam
kalimat matematika. Lalu, kita harus memeriksa penyelesaiannya terhadap masalah
matematika, deskripsi verbal, dan masalah nyata. Proses tersebut disebut dengan
pemodelan matematika. Untuk mempermudah menyelesaikan permasalahan tersebut,
ada beberapa langkah dalam menyelesaikan, yaitu sebagai berikut.
a. Pilih besaran yang akan dimisalkan sebagai variabel x dan variabel y
b. Susun model matematika menjadi bentuk umum persamaan linear (ax +by = c)
c. Selesaikan sistem persamaan linear pada langkah b untuk mendapatkan nilai x
dan y
d. Substitusi nilai yang didapat ke fungsi tujuan
Contoh soal:
Agus, adi dan Putrawan berbelanja di toko Gramedia. Agus membayar
Rp 11.000 untuk 4 buah buku tulis dan 3 buah spidol, sedangkan Adi
membayar Rp 8.000 untuk 2 buah buku tulis dan 4 buah spidol.
Tentukan uang yang harus dibayar Putrawan jika ia mengambil 5 buah
buku tulis dan 4 buah spidol !
Penyelesaian:
Langkah a
Misalkan, harga buku tulis adalah x
harga buku spidol adalah y
Langkah b
135
Tuliskan apa yang diketahui menjadi bentuk model matematika.
4x + 3y = 12.000 (Agus)
2x + 4y = 8.000 (Adi)
5x + 4y = ..... (Fungsi Tujuan)
Langkah c
Selesaikan sistem persamaan linear tersebut, pilihlah salah satu metode
dari cara menyelesaikan SPLDV yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
Cara Metode Eliminasi.
Mengeliminasi variabel x, diperoleh:
4x + 3y = 12.000 x 1 4x + 3y = 12.000
2x + 4y = 8.000 x 2 4x + 8y = 16.000
-5y = -4.000
y = 800
Mengeliminasi variabel y, diperoleh:
4x + 3y = 12.000 x 4 16x + 12y = 48.000
2x + 4y = 8.000 x 3 6x + 12y = 24.000
10x = 24.000
x = 2400
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { (24, 8) }
Langkah d
Setelah memperoleh nilai variabel x dan variabel y, substitusikan nilai
tersebut ke fungsi tujuan.
136
Substitusikan x = 2400 dan y = 800 ke persamaan 5x + 4y, maka:
= 5 (2400) + 4 (800)
= 12000 + 3200
= 15200
Jadi, uang yang harus dibayar Putrawan jika mengambil 5 buah buku
tulis dan 4 buah spidol adalah Rp 15.200
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Model pembelajaran konvensional
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab dan penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahap
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu Guru Siswa
A. Pendahuluan
1. Orientasi
1. Guru membuka
pembelajaran dengan
mengucapkan salam
dan meminta siswa
untuk berdoa
sebelum memulai
kegiatan belajar
mengajar
2. Guru mengecek dan
menanyakan
kehadiran siswa
3. Guru menanyakan
kesiapan siswa untuk
belajar
1. Siswa menjawab
salam dan berdoa
sebelum memulai
pelajaran
2. Siswa menjawab
pertanyaan guru jika
ada yang tidak hadir
3. Siswa menjawab
pertanyaan guru
2 menit
2. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
1. Guru menyampaikan
materi yang akan
dipelajari yaitu
1. Siswa
mendengarkan dan
menyimak
3 menit
137
tentang
menyelesaikan
model matematika
dari masalah yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel
2. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dan hasil belajar
yang diharapkan
dapat tercapai oleh
siswa
penjelasan guru
2. Siswa
mendengarkan
dan menyimak
penjelasan guru
3. Apersepsi 1. Guru bertanya dan
mengingatkan
kembali materi yang
dipelajari pada
pertemuan
sebelumnya yaitu
menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
2. Guru bertanya dan
mengingatkan
kembali materi yang
berhubungan dengan
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
sistem persamaan
linear dua variabel
yaitu menyelesaikan
sistem persamaan
linear dua variabel
1. Siswa menjawab
dan mendengarkan
penjelasan guru
2. Siswa menjawab
dan mendengarkan
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
3 menit
138
4. Motivasi Guru memotivasi siswa
dengan memberikan
penjelasan tentang
pentingnya mempelajari
materi ini yang dapat
berguna untuk
menyelesaikan soal-soal
yang berkaitan
Siswa mendengarkan dan
menyimak penjelasan guru
2 menit
B. Kegiatan Inti
1. Tahap
eksplorasi
1. Guru menjelaskan
materi yang akan
dipelajari yaitu
tentang
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
sistem persamaan
linear dua variabel
2. Guru bersama-sama
siswa membahas
contoh soal
mengenai materi
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
sistem persamaan
linear dua variabel
diberikan guru
3. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antara siswa dengan
guru, lingkungan dan
sumber belajar
lainnya
4. Guru melibatkan
1. Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
dengan seksama
2. Siswa bersama guru
membahas contoh
soal tentang materi
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
sistem persamaan
linear dua variabel
3. Siswa bertanya
kepada guru apabila
ada hal-hal yang
belum dipahami
4. Siswa maju
25 menit
139
secara aktif dalam
kegiatan
pembelajaran
kedepan kelas
apabila diminta
guru menjelaskan
suatu soal
2.Tahap
Elaborasi
1. Guru memberikan
soal latihan tentang
materi
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
sistem persamaan
linear dua variabel
agar siswa lebih
memahami materi
yang disajikan guru
2. Guru mengawasi
kegiatan siswa yang
kesulitan dalam
mengerjakan soal
latihan mengenai
materi
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
1. Siswa bersiap untuk
memulai
mengerjakan soal
latihan yang
diberikan guru
2. Siswa secara
individu
mengerjakan soal
latihan dengan teliti
30 menit
140
sistem persamaan
linear dua variabel
3. Guru bersama-sama
siswa membahas soal
latihan tentang
materi
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
sistem persamaan
linear dua variabel
4. Guru meminta salah
satu siswa
menuliskan jawaban
dari soal latihan
tersebut
3. Siswa bersama-
sama guru
membahas soal
latihan mengenai
materi
menyelesaikan
model matematika
yng berkaitan
dengan masalah
sistem persamaan
linear dua variabel
4. Salah satu siswa
menuliskan
jawaban soal
latihannya dipapan
tulis
3. Tahap
Konfirmasi
1. Guru memberikan
penguatan secara
lisan terhadap
keberhasilan siswa
dalam
menyelesaikan soal
latihan mengenai
materi
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
sistem persamaan
linear dua variabel
2. Guru menanyakan
kepada siswa
1. Siswa mendengarkan
penjelasan yang
diberikan guru
10 menit
141
mengenai hal-hal
yang belum
dipahami
2. Siswa bertanya
apabila ada yang
belum dipahami
C. Penutup 1. Guru bersama-
sama siswa
menyimpulkan
pelajaran yang
dipelajari mengenai
materi
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
spldv
2. Guru
mengingatkan
siswa belajar untuk
persiapan posttest
pada pertemuan
selanjutnya
3. Guru menutup
pelajaran dan
mengucapkan
salam
1. Siswa bersama-
sama
menyimpulkan
materi yang
dipelajari mengenai
menyelesaikan
model matematika
yang berkaitan
dengan masalah
spldv
2. Siswa
mendengarkan dan
menyimak
penjelasan guru
3. Siswa
mengucapkan salan
5 menit
H. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Buku, papan tulis, spidol dan charta
Sumber : Buku Matematika Erlangga untuk SMP/ MTs Kelas VIII
I. Penilaian
Teknik : Tes tertulis
142
Bentuk : Soal Uraian
J. Instrumen
1. Jumlah dua bilangan adalah 32. Jika diketahui selisih kedua bilangan tersebut adalah
16. Tentukan bilangan-bilangan yang dimaksud !
2. Ibu membeli 3 ember dan 1 panci dengan harga Rp 50.000. Di toko yang sama Ani
membeli 1 ember dan 2 panci dengan harga Rp 65.000. berapakah harga untuk 1
ember dan 1 panci?
Palembang, Agustus 2016
Guru Mapel Matematika Peneliti
Tri Extanori, S.Pd Aan Gustiawan
NIM. 12221001
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1
AKHIRAWAN, S.Pd
NIP.
144
Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep
No Indikator Ketentuan Skor
1. Menyatakan ulang sebuah
konsep.
Tidak menjawab 0
siswa dapat mengemukakan
kembali cara-cara membuat
model matematika tetapi kurang
tepat.
1
siswa dapat mengemukakan
kembali cara-cara membuat
model matematika dengan benar
2
2. Memberi contoh dan non contoh
sebuah konsep
Tidak menjawab 0
siswa dapat membuat contoh
SPLDV dan bukan SPLDV
tetapi kurang tepat
1
siswa dapat membuat contoh
SPLDV dan bukan SPLDV
dengan benar
2
3. Menyajikan konsep dalam
bentuk representasi matematis
Tidak menjawab 0
Siswa dapat menggunakan tabel
tentang titik-titik koordinat
untuk menggambar sebuah
grafik atau Siswa dapat
mengeliminasi salah satu
persamaan SPLDV atau Siswa
dapat mengubah salah satu
persamaan kedalam bentuk
fungsi tapi kurang tepat.
1
Siswa dapat menggunakan tabel
tentang titik-titik koordinat
untuk menggambar sebuah
grafik atau Siswa dapat
mengeliminasi salah satu
persamaan SPLDV atau Siswa
dapat mengubah salah satu
persamaan kedalam bentuk
fungsi dengan benar
2
4. Mengaplikasikan konsep atau Tidak menjawab 0
145
algoritma ke pemecahan
masalaha
siswa dapat menggunakan
konsep atau prosedur dalam
menyelesaikan soal tetapi
kurang tepat.
1
Siswa dapat menggunakan
konsep atau prosedur dalam
menyelesaikan soal dengan
benar.
2
146
DAFTAR NAMA KELOMPOK MODEL PEMBELAJARAN PAIR
CHECKS
1. Sri Agustina
2. Elda Ridadatu A
3. Eci Tridevi P. S
4. Anggi Baginda
1
1. Alya Patona M
2. Jeni Anggraini
3. Dandi Irawan
4. Yasir Arapan
2
5
1. Putri Zumai S
2. Moisi Sari
3. M. Rafly
4. Ovi Gustini
1. Angga H. S. P
2. Anugrah
3. George Bus
4. Lidia
1. Alviadit
2. Rondavit
3. Reni Yana
4. Efri Martita
1. Apri
2. Okta
3. Yesi
4. Rici
1. Ayu Garsela
2. Ria Jelita
3. Yuli Astuti
4. Triaberta
7
6
4 3
LAMPIRAN 10
148
KUPON SISWA YANG MENJAWAB BENAR
150
PERTEMUAN KE - 1
KELOMPOK :
1. ……………………………
2. ……………………………
3. ……………………………
4. …………………………...
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV
dengan menggunakan metode grafik.
PETUNJUK :
1. Tim partner mengerjakan soal-soal dibawah ini!
2. Tim pelatih mengkoordinir tim partner mengerjakan soal dan memberi pengerahan jika diperlukan!
LAMPIRAN 11
151
LANGKAH I
Isilah table x dan y yang memenuhi persamaan di bawah ini!
Tuliskan titik-titik (x, y) yang didapat dari masing-masing persamaan.
Titik pada persamaan 6x +5 y = 3
1. (x, y ) = ( )
2. (x, y ) = ( )
Titik pada persamaan 4x +5y = 5
1. (x, y ) = ( )
2. (x, y ) = ( )
LANGKAH II
Letakkan titik-titik koordinat dari masing-masing persamaan kedalam
grafik dibawah ini!
Latihan 1
Dengan menggunakan metode grafik, tentuka himpunan penyelesaian
dari persamaan berikut.
6x + 5y = 30
4x + 5y = 20
x y
0
0
X y
0
0
152
LANGKAH III
Hubungkan titik koordinat pada langkah II sesuai masing-masing persamaan.
-3 -2 -1 -1
-2
1 2 3 4
4
3
2
1
-3 -2 -1 -1
-2
1 2 3 4 5
5
4
3
2
1
153
Apakah kedua garis yang dibentuk pada grafik tersebut saling berpotongan?
Tuliskan titik potong dari grafik tersebut?
LANGKAH I
Isilah table x dan y yang memenuhi persamaan di bawah ini!
Tuliskan titik-titik (x, y) yang didapat dari masing-masing persamaan.
Titik pada persamaan 6x +5 y = 3
1. (x, y ) = ( )
Tentukanlah himpunan penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel
dibawah ini mengunakan metode grafik !
Latihan 2
x y
x y
Titik potong dari kedua persamaan
tersebut merupakan himpunan
penyelesaiannya.
154
2. (x, y ) = ( )
Titik pada persamaan 4x +5y = 5
1. (x, y ) = ( )
2. (x, y ) = ( )
LANGKAH II
buatlah grafik dari persamaan tersebut.
Setelah menyelesaikan grafik dari persamaan tersebut, tuliskan himpunan
penyelesaiannya?
Apa yang dapat kalian simpulkan!
-3 -2 -1 -1
-2
1 2 3 4
4
3
2
1
156
PERTEMUAN KE-2
KELOMPOK :
5. ……………………………
6. ……………………………
7. ……………………………
8. …………………………...
TUJUAN PEMBELAJARAN :
2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV
dengan menggunakan metode subtitusi.
PETUNJUK :
3. Tim partner mengerjakan soal-soal dibawah ini!
4. Tim pelatih mengkoordinir tim partner mengerjakan soal dan memberi pengerahan jika diperlukan!
157
LANGKAH I
Dari kedua persamaan diatas, Ubalah persamaan 2x + y = 12 kedalam
fungsi y.
LANGKAH II
subtitusikan fungsi y pada persamaan (1) ke dalam persamaan 3x + 5y = 25
sehingga diperoleh nilai x dari subtitusi tersebut.
Dengan cara substitusi, tentukanlah himpunan penyelesaian
dari sistem persamaan
Latihan 1
2x + y = 12
y = persamaan (1)
Subtitusikan y pada pers (1)
Sehingga menghasilkan nilai x.
158
LANGKAH III
Setelah memperoleh nilai x pada langkah II, subtitusikan nilai x kedalam
fungsi y = 12 – 2x yang didapat pada langkah I .
Tuliskan himpunan penyelesaian dari persamaan diatas !
Cek Kembali
Periksalah kembali dengan mengsubtitusikan nilai x dan nilai y kedalam persamaan
2x + y = 12 dan 3x + 5y = 25. Apakah sesuai?
Subitusikan x
159
LANGKAH I
Dari kedua persamaan diatas, ubalah persamaan 2x + y = 16 kedalam
fungsi y.
LANGKAH II
subtitusikan fungsi y pada persamaan (1) ke dalam persamaan 3x + 4y = 24
sehingga diperoleh nilai x dari subtitusi tersebut.
Latihan 2
Dengan cara subtitusi, tentukanlah himpunan penyelesaian
dari sistem persamaan
.
160
LANGKAH III
Setelah memperoleh nilai x pada langkah II, subtitusikan nilai x
kedalam fungsi y = 16 – 2x yang didapat pada langkah I .
Tuliskan himpunan penyelesaian dari persamaan diatas ?
Cek Kembali
Periksalah kembali dengan mengsubtitusikan nilai x dan nilai y kedalam
persamaan 2x + y = 16 dan 3x + 4y = 24. Apakah sesuai?
Apa yang dapat kalian simpulkan!
161
PERTEMUAN KE-3
KELOMPOK :
9. ……………………………
10. ……………………………
11. ……………………………
12. …………………………...
TUJUAN PEMBELAJARAN :
3. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV
dengan menggunakan metode eliminasi.
PETUNJUK :
5. Tim partner mengerjakan soal-soal dibawah ini!
6. Tim pelatih mengkoordinir tim partner mengerjakan soal dan memberi pengerahan jika diperlukan!
162
LANGKAH I
Dengan cara eliminasi, tentukanlah him-punan penyelesaian
dari sistem persamaan
Latihan 1
Eliminasi variabel x pada persamaan berikut!
2x + y = 14 x….
x + 5y = 25 x….
Catatan:
Untuk menentukan nilai y, maka eliminasi nilai x. atau untuk
menentukan nilai x maka eliminasi nilai y.
. untuk mengeliminasi nilai x maka koefisien variabel x harus sama
terlebih dahulu dengan cara mengalika koefisien variabel x.
163
LANGKAH II
untuk menentuka nilai x, maka lakukan hal yang sama dengan langkah ke 1.
Eliminasi variabel y.
LANGKAH III
Setelah menyelesaikan langkah pertama dan kedua didapat nilai x dan
nilai y, jadi himpunan penyelesaian dari persamaan 2x + y = 14 dan x + 5y
= 25 adalah
Cek Kembali
Periksalah kembali dengan cara mensubtitusikan nilai x dan nilai y kedalam
persamaan 2x + y = 14 dan x + 5y = 25.
Nilai x =
Nilai y =
164
LANGKAH I
LANGKAH II
untuk menentuka nilai x, maka lakukan hal yang sama dengan langkah ke 1.
Eliminasi variabel y.
Latihan 2
Dengan cara eliminasi, tentukanlah himpunan penyelesaian
dari sistem persamaan
Eliminasi variabel x pada persamaan berikut!
2x + 3y = 16 x….
3x + 4y = 23 x….
165
LANGKAH III
Setelah menyelesaikan langkah pertama dan kedua, jadi himpunan
penyelesaian dari persamaan 2x + 3y = 16 dan 3x + 4y = 23 adalah
Cek Kembali
Periksalah kembali dengan cara mensubtitusikan nilai x dan nilai y kedalam
persamaan 2x + 3y = 16 dan 3x + 4y = 23
Apa yang dapat kalian simpulkan!
169
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA HARI/TGL : /2016
SEKOLAH : SMP N1 SD PUKUL :
NAMA : Alokasi waktu : 2 x 40 menit
KELAS : VIII
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!!
1. Harga sebuah buku dan sebuah pensil Rp 5.500, harga 2 buku dan 3 buah
pensil Rp 12.500. Tentukan Berapa total harga 4 buah buku dan 3 buah
pensil menggunakan metode subtitusi!
2. Anisa, Dinda dan Amelia jalan-jalan kepasar buah dan Amelia ingin
mentraktir temannya. Anisa membeli 2kg buah apel dan 1kg buah jambu
dengan harga Rp 10. 000, sedangkan Dinda membeli 1kg buah apel dan
2kg buah jambu dengan harga Rp 10. 000. Tentukan 1kg buah apel dan
1kg buah jambu menggunakan metode grafik.
3. Hikmah , Ida, dan Anggun berbelanja di Palembang Square. Hikmah
membeli 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal dengan harga Rp 270.000,
sedangkan Ida membeli 3 pasang sepatu dan 4 pasang sandal dengan
model yang sama dengan harga Rp 390.000. Tentukan berapa total harga
jika Anggun membeli 4 pasang sepatu dan 5 pasang sandal dengan model
yang sama menggunakan metode eliminasi!
SELAMAT BEKERJA
LAMPIRAN 12
170
KISI-KISI SOAL POSTEST
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Sanga Desa
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semerter : VIII/ 1 (gazal)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
No Kompetensi Dasar Materi Ajar Indicator Banyak
butir
No
Butir Perlakuan diukur
1
Menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
variabel
Sistem
Persamaan
Linier Dua
Siswa dapat menyelesaikan
himpunan penyelesaian
SPLDV menggunakan
Menyetakan ulang suatu
konsep.
Contoh dan non-contoh
LA
MP
IR
AN
13
170
171
Variabel metode subtitusi.
1
1
suatu konsep.
Menyejikan konsep
dalam bentuk
representasi matematika
Mengaplikasikan konsep
atau algoritma
pemecahan masalah.
Siswa dapat menyelesaikan
himpunan penyelesaian
SPLDV menggunakan
metode grafik.
1 2
Menyetakan ulang suatu
konsep.
Contoh dan non-contoh
suatu konsep.
Menyejikan konsep
dalam bentuk
representasi matematika
Mengaplikasikan konsep
atau algoritma
pemecahan masalah.
172
Siswa dapat menyelesaikan
himpunan penyelesaian
SPLDV menggunakan
metode eliminasi.
1
3
Menyetakan ulang suatu
konsep.
Contoh dan non-contoh
suatu konsep.
Menyejikan konsep
dalam bentuk
representasi matematika
Mengaplikasikan konsep
atau algoritma
pemecahan masalah.
17
1
172
174
Kunci Jawaban Soal Postest
No Soal Kunci Jawaban Indikator Pemahaman
Konsep
Skor
1. 4. Harga sebuah buku dan sebuah pensil Rp 5.500,
harga 2 buku dan 3 buah pensil Rp 12.500.
Tentukan Berapa total harga 4 buah buku dan 3
buah pensil menggunakan metode subtitusi!
Dik : sebuah buku dan pensil = Rp 5. 500
2 buku dan 3 pensil = Rp 12. 500
Dit : berapa total haraga 4 buku dan 3 pensil?
Misalkan:
Buku = x
Pensil = y
Maka :
x + y = 5.500
2x + 3y = 12.500
Selesaikan sistem persamaan linier di atas dengan metode
Menyatakan ulang
suatu konsep.
Contoh dan non-contoh
suatu konsep.
Menyajikan konsep
dalam bentuk
representasi matematik
LA
MP
IR
AN
14
17
3
175
subtitusi, sehingga diperoleh :
x + y = 5.500
y = 5.500 – x
Subtitusikan y = 5.500 – x kepersamaan 2x + 3y = 12. 500,
maka :
2x + 3y = 12. 500
2x + 3(5.500 – x) = 12. 500
2x + 16.500 – 3x = 12. 500
2x – 3y = 12. 500 – 16. 500
-x = - 4.000
x = 4. 000
Subtitusikan x = 4. 000 ke persamaan y = 5. 500 – x, maka :
y = 5. 500 – x
y = 5. 500 – 4.000
y = 1. 500
kemudian x = 4. 000 dan y = 1. 500 kepersamaan 4x + 3y,
sehingga diperoleh :
= 4x + 3y
= 4(4.000) + 3(1. 500)
= 16. 000 + 4. 500
= 20. 500
Jadi, total harga 4 buku dan 3 pensil adalah 20. 500
Menyajikan konsep
dalam bentuk
representasi
matematika
Mengaplikasikan
konsep atau algoritma
pemecahan masalah.
2 Anisa, dinda dan Amelia jalan-jalan kepasar buah dan Dik : 2 apel dan satu jambu = 6 dolar
174
176
Amelia ingin mentraktir temannya buah. Anisa
membeli 2 buah apel dan sebuah jambu dengan harga
Rp 6. 000, sedangkan dinda membeli satu buah apel
dan 2 buah jambu dengan harga Rp 6. 000. Tentukan
satu buah apel dan satu buah jambu, menggunakan
metode grafik.
Satu apel dan 2 jambu = 6 dolar
Dit : Tentukan satu buah apel dan satu buah jambu,
menggunakanmetode grafik.
Penyelesaian
Misalkan
Apel = x
Jambu = y
Maka :
2x + y = 6000
x + 2y = 6000
Tabel persamaan yang memenuhi :
2x + y = 6000 X + 2y = 6000
X y x y
Menyatakan ulang
suatu konsep.
Contoh dan non-contoh
suatu konsep.
Menyajikan konsep
dalam bentuk
representasi
matematika
175
177
0 6000 0 3000
3000 0 6000 0
Dari hasil yang didapat, buatlah grafik penyelesaiannya.
6000
5000
3000
1000
1000 3000 5000 6000
Berdasarkan grafik di atas, himpunan penyelesaian
dari persamaan tersebut adalah {2000, 2000}
Jadi harga satu buah jambu dan apel adalah
Menyajikan konsep
dalam bentuk
representasi
matematika
178
Rp 2. 000.
Mengaplikasikan
konsep atau algoritma
pemecahan masalah.
3. Hikmah , Ida, dan Anggun berbelanja di PS. Hikmah
membeli 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal dengan
harga Rp 270.000, sedangkan Ida membeli 3 pasang
sepatu dan 4 pasang sandal dengan model yang sama
dengan harga Rp 390.000.
Tentukan Berapa total harga jika Anggun membeli 4
pasang sepatu dan 5 pasang sandal menggunakan
metode eliminasi!
Dik : 2 sepatu dan 3 sandal = Rp 270. 000
3 sepatu dan 4 sandal = Rp 390. 000
Dit : Berapa total harga jika Anggun membeli 4 pasang
sepatu dan 5 pasang sandal?.
Misalkan, sepasang sepatu adalah x
sepasang sandal adalah y
Diperoleh bentuk model matematikanya adalah:
2x + 3y = 270.000
3x + 4y = 390.000
4x + 5y = ....
Selesaikan sistem persamaan linear di atas dengan metode
eliminasi, sehingga diperoleh:
Menyatakan ulang
suatu konsep.
Contoh dan non-contoh
suatu konsep.
Menyajikan konsep
17
6
179
Mengeliminasi variabel x, maka:
2x + 3y = 270.000 x 3 6x + 9y = 810.000
3x + 4y = 390.000 x 2 6x + 8y = 780.000
y = 30.000
Mengeliminasi variabel y, maka:
2x + 3y = 270.000 x 4 8x + 12y = 1.080.000
3x + 4y = 390.000 x 3 9x + 12y = 1.170.000
-x = -90.000
x = 90.000
Kemudian, substitusikan x = 90.000 dan y = 30.000 ke
persamaan 4x + 5y, sehingga diperoleh :
= 4 (90.000) + 5 (30.000)
= 360.000 + 150.000
= 510.000
Jadi, harga yang harus dibayar Ninda untuk
dalam bentuk
representasi matematika
Menyajikan konsep
dalam bentuk
representasi matematika
Mengaplikasikan konsep
atau algoritma
pemecahan masalah.
17
7
180
membeli 4 pasang sepatu dan 5 pasang sandal
adalah Rp 510.000
17
8
180
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Kode siswa Nama Siswa L/P
1 EKS 1 Alfiadit Berlin L
2 EKS 2 Alya Patona Mutmaina P
3 EKS 3 Anggi Baginda P
4 EKS 4 Anugrah Haziz L
5 EKS 5 Apri Yunita P
6 EKS 6 Ayu Gursela P
7 EKS 7 Dandi Irawan L
8 EKS 8 Angga H. S. P P
9 EKS 9 Eci Tridevi Permata Sari P
10 EKS 10 Elda Ridhadatul Aissy P
11 EKS 11 Efri Martita P
12 EKS 12 George Bus L
13 EKS 13 Jeni Anggraeni P
14 EKS 14 Lidia P
15 EKS 15 M. Rafly L
16 EKS 16 Meisi Sari P
17 EKS 17 Okta Rita P
18 EKS 18 Ovi Gustini P
19 EKS 19 Putri Zumai Santi P
20 EKS 20 Ria Jelita P
21 EKS 21 Rici Ricardo L
22 EKS 22 Ronaldo L
23 EKS 23 Rondavit L
24 EKS 24 Sri Agustina P
25 EKS 25 Tri Aberta P
LAMPIRAN 15
181
26 EKS 26 Yasir Arapan L
27 EKS 27 Yesi Herawati P
28 EKS 28 Yuli Astuti P
182
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL
No Kode siswa Nama Siswa L/P
1 K 01 Krisjon L
2 K 02 Rizon Gimasti P
3 K 03 Berimas’ud P
4 K 04 Ahmad Sopandi Wijaya L
5 K 05 Anggi P
6 K 06 Yoes Rizal P
7 K 07 Nurul Hikmah L
8 K 08 Alsukma Wati P
9 K 09 Selpi Ulandari P
10 K 10 Anisa Ramadani P
11 K 11 Preti Sari P
12 K 12 Thila Yunita L
13 K 13 Depi Meilina P
14 K 14 Wilinski Wiriage P
15 K 15 Recky Susilo L
16 K 16 Riri Suzan P
17 K 17 Cecilia P
18 K 18 Rika Astika P
19 K 19 Zulita utami P
20 K 20 Kiki Ardilah P
21 K 21 Afgan Nurpadillah Ahsan L
22 K 22 Angga Pratama L
23 K 23 Beri Nuryanto L
24 K 24 Asep Riadi P
LAMPIRAN 16
183
25 K 25 Yuda Dias Ruyan P
26 K 26 Mini Marshelyca pratiwi L
27 K 27 Putri Febriani P
28 K 28 Selly Oktalizah P
184
REKAP NILAI KELAS EKSPERIMEN
No Code Siswa Skor persoal
total No 1 No 2 No 3
1 EKS 1 6 1 5 50
2 EKS 2 8 6 8 92
3 EKS 17 6 4 5 63
4 EKS 4 8 2 6 67
5 EKS 5 7 6 4 71
6 EKS 6 6 5 1 50
7 EKS 7 8 4 8 83
8 EKS 23 8 2 6 67
9 EKS 28 8 2 6 67
10 EKS 10 8 7 8 96
11 EKS 11 8 7 6 87
12 EKS 8 8 4 8 83
13 EKS 13 6 5 8 79
14 EKS 25 8 2 6 67
15 EKS 15 8 7 6 87
16 EKS 16 6 5 8 79
17 EKS 3 7 6 4 71
18 EKS 18 8 5 5 75
19 EKS 19 6 5 8 79
20 EKS 20 8 7 6 87
21 EKS 21 8 4 8 83
22 EKS 22 8 7 6 87
23 EKS 12 8 5 5 75
LAMPIRAN 17
185
24 EKS 24 8 6 8 92
25 EKS 14 8 6 6 83
26 EKS 26 8 5 5 75
27 EKS 27 6 5 8 79
28 EKS 9 8 5 5 75
186
REKAP NILAI KELAS KONTROL
No Code Siswa Skor persoal
total No 1 No 2 No 3
1 K 01 6 0 0 25
2 K 02 0 0 6 25
3 K 03 6 0 4 42
4 K 04 5 2 4 46
5 K 05 6 1 4 46
6 K 06 6 5 1 50
7 K 07 8 0 2 50
8 K 08 6 1 5 50
9 K 09 8 5 0 54
10 K 10 6 1 6 54
11 K 11 6 2 5 54
12 K 12 8 1 6 62
13 K 13 0 7 8 62
14 K 14 6 4 6 66
15 K 15 6 4 6 71
16 K 16 8 4 6 75
17 K 17 6 4 8 75
18 K 18 8 6 4 75
19 K 19 8 4 8 83
20 K 20 8 6 6 83
21 K 21 8 4 8 83
22 K 22 8 4 8 83
23 K 23 8 6 6 83
LAMPIRAN 18
187
24 K 24 8 4 8 83
25 K 25 8 5 8 87
26 K 26 8 6 7 87
27 K 27 8 5 8 87
28 K 28 7 6 8 87
188
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
No - ( - ) Tabel | - 1 42 -33,43 1117,565 -2,589466 0,4951 0,0049 0,035714 -0,030814
2 50 -25,43 646,6849 -1,969791 0,475 0,025 0,107143 -0,082143
3 50 -25,43 646,6849 -1,969791 0,475 0,025 0,107143 -0,082143
4 63 -12,43 154,5049 -0,96282 0,3315 0,1685 0,142857 0,0256429
5 67 -8,43 71,0649 -0,652982 0,2422 0,2578 0,285714 -0,027914
6 67 -8,43 71,0649 -0,652982 0,2422 0,2578 0,285714 -0,027914
7 67 -8,43 71,0649 -0,652982 0,2422 0,2578 0,285714 -0,027914
8 67 -8,43 71,0649 -0,652982 0,2422 0,2578 0,285714 -0,027914
9 71 -4,43 19,6249 -0,343145 0,1331 0,3669 0,357143 0,0097571
10 71 -4,43 19,6249 -0,343145 0,1331 0,3669 0,357143 0,0097571
11 75 -0,43 0,1849 -0,033308 0,012 0,488 0,5 -0,012
12 75 -0,43 0,1849 -0,033308 0,012 0,488 0,5 -0,012
13 75 -0,43 0,1849 -0,033308 0,012 0,488 0,5 -0,012
14 75 -0,43 0,1849 -0,033308 0,012 0,488 0,5 -0,012
15 79 3,57 12,7449 0,2765298 0,1064 0,6064 0,607143 -0,000743
16 79 3,57 12,7449 0,2765298 0,1064 0,6064 0,607143 -0,000743
17 79 3,57 12,7449 0,2765298 0,1064 0,6064 0,607143 -0,000743
18 83 7,57 57,3049 0,5863672 0,219 0,719 0,75 -0,031
19 83 7,57 57,3049 0,5863672 0,219 0,719 0,75 -0,031
20 83 7,57 57,3049 0,5863672 0,219 0,719 0,75 -0,031
21 83 7,57 57,3049 0,5863672 0,219 0,719 0,75 -0,031
22 87 11,57 133,8649 0,8962045 0,3133 0,8133 0,892857 -0,079557
23 87 11,57 133,8649 0,8962045 0,3133 0,8133 0,892857 -0,079557
24 87 11,57 133,8649 0,8962045 0,3133 0,8133 0,892857 -0,079557
25 87 11,57 133,8649 0,8962045 0,3133 0,8133 0,892857 -0,079557
LAMPIRAN 19
189
26 92 16,57 274,5649 1,2835012 0,3997 0,8997 0,964286 -0,064586
27 92 16,57 274,5649 1,2835012 0,3997 0,8997 0,964286 -0,064586
28 96 20,57 423,1249 1,5933385 0,4441 0,9441 1 -0,0559
∑ 2112 4664,857
a. Rata-rata
b. Simpangan Baku
Jadi, data hasil posttest kelas eksperimen berdistrubusi normal.
190
Uji Normalitas Kelas Kontrol
No - ( - ) Tabel | -
1 25 -40,28 1622,4784 -2,1621 0,4846 0,0154 0,071429 -0,05603
2 25 -40,28 1622,4784 -2,1621 0,4846 0,0154 0,071429 -0,05603
3 42 -23,28 541,9584 -1,2496 0,3925 0,1075 0,107143 0,000357
4 46 -19,28 371,7184 -1,03489 0,3485 0,1515 0,178571 -0,02707
5 46 -19,28 371,7184 -1,03489 0,3485 0,1515 0,178571 -0,02707
6 50 -15,28 233,4784 -0,82018 0,2939 0,2061 0,285714 -0,07961
7 50 -15,28 233,4784 -0,82018 0,2939 0,2061 0,285714 -0,07961
8 50 -15,28 233,4784 -0,82018 0,2939 0,2061 0,285714 -0,07961
9 54 -11,28 127,2384 -0,60548 0,2258 0,2742 0,392857 -0,11866
10 54 -11,28 127,2384 -0,60548 0,2258 0,2742 0,392857 -0,11866
11 54 -11,28 127,2384 -0,60548 0,2258 0,2742 0,392857 -0,11866
12 62 -3,28 10,7584 -0,17606 0,0675 0,4325 0,464286 -0,03179
13 62 -3,28 10,7584 -0,17606 0,0675 0,4325 0,464286 -0,03179
14 66 0,72 0,5184 0,038647 0,012 0,512 0,5 0,012
15 71 5,72 32,7184 0,307032 0,1179 0,6179 0,535714 0,082186
16 75 9,72 94,4784 0,521739 0,1985 0,6985 0,642857 0,055643
17 75 9,72 94,4784 0,521739 0,1985 0,6985 0,642857 0,055643
18 75 9,72 94,4784 0,521739 0,1985 0,6985 0,642857 0,055643
19 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824
20 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824
21 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824
22 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824
23 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824
24 83 17,72 313,9984 0,951154 0,3289 0,8289 0,857143 -0,02824
25 87 21,72 471,7584 1,165862 0,377 0,877 1 -0,123
LAMPIRAN 20
191
26 87 21,72 471,7584 1,165862 0,377 0,877 1 -0,123
27 87 21,72 471,7584 1,165862 0,377 0,877 1 -0,123
28 87 21,72 471,7584 1,165862 0,377 0,877 1 -0,123
1828 9721,7152
a. Rata-rata
b. Simpangan baku
S =
0,123
Jadi, data hasil posttest kelas kontrol berdistrubusi normal.
192
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang
digunakan merupakan sampel yang homogen, dengan kriteria pengujian Ho
diterima jika dengan α = 0, 05
Dari perhitungan pada uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol
telah diperoleh :
166,6681
Sehingga didapat :
= 1,6593
Dari perhitungan pada uji normalitas kelas eksperimen dan kontrol telah
diperoleh Fhitung = sedangkan dk untuk 28 dengan α = 5% dari daftar
distribusi diperoleh F0,025(28) = 1.851. karena Fhitung sehingga H0 diterima,
dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel
yang homogen.
LAMPIRAN 21
193
Uji Hipotesis T-test
Apabila data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan varian
dalam populasi bersifat homogen, maka Uji t dilakukan dengan rumus :
Adapun uji hipotesis tersebut menggunakan rumus uji t sebagai berikut :
Dengan S adalah varians gabungan,
Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah terima Ho jika
dengan taraf signifikan 5% dengan tabel didapat dari distribusi
student dengan peluang (1 – α ) dan dk = + .
Dari hasil perhitungan sebelumnya diperoleh :
166,6681
276,5569
LAMPIRAN 22
194
= 2,5525
Dari uji t, diperoleh dengan dk = 54 tengan taraf
signifikan 5% maka Sehingga didapat maka Ha
diterima. Berdasarkan kriteria pengujian uji-t dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh model pembelajaran kooeratif tipe pair checks terhadap pemahaman
konsep matematis siswa di SMP Negeri 1 Sanga Desa.
195
REKAPITULASI NILAI PERINDIKATOR DARI SETIAP SOAL KELAS
EKSPERIMEN
No Indikator Soal
Soal 1 Soal 2 Soal 3
1 Menyatakan ulang sebuah konsep 53 45 45
2 Memberi contoh dan non-contoh sebuah
konsep 53 45 45
3 Menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematis 51 29 42
4 Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke
pemecahan masalah. 51 17 41
REKAPITULASI NILAI PERINDIKATOR DARI SETIAP SOAL KELAS
KONTROL
No Indikator Soal
Soal 1 Soal 2 Soal 3
1 Menyatakan ulang sebuah konsep 48 31 40
2 Memberi contoh dan non-contoh sebuah
konsep 48 31 40
3 Menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematis 45 17 38
4 Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke
pemecahan masalah. 43 17 38
LAMPIRAN 23
196
LAMPIRAN 24
197
198
199
200
201
LAMPIRAN 25
202
203
204
205
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Aan Gustiawan, lahir di
desa ngulak kecamatan Sanga Desa kabupaten
Musi Banyuasin pada tanggal 24 desember 1993,
merupakan adak ke-4 dari empat bersaudara.
Penulis lahir dari pasangan suami istri bapak rusdi
bakar dan ibu roaida singgit. Penulis sekaran
bertempat tinggal di desa Ngulak 1 kecamatan
Sanga Desa kabupaten Musi Manyuasin. Penulis
menyelesaikan pendidikan Dasar di SD Negeri 4
Ngulak dan lulus pada tahun pada tahun 2006,
kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sanga desa
dan lulus pada tahun 2009, kemudian penuis melanjutkan pendidikan Menengah
Atas di SMA Negeri 1 Sanga Desa dan lulus pada tahun 2012, selanjutnya penulis
melanjutkan kejenjang perguruan tinggi di UIN Raden Fatah Palembang.