165
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE (Student Team Achievement Divisions) STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD (Quasi Eksperimen di SD Negeri Suradita Cisauk Tangerang) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: AGI NURAHMADANA NIM. 109018300092 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M / 1435 H

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF

LEARNING TIPE (Student Team Achievement Divisions) STAD

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

(Quasi Eksperimen di SD Negeri Suradita Cisauk Tangerang)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

AGI NURAHMADANA

NIM. 109018300092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M / 1435 H

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

i

ABSTRAK

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD” Skripsi

Jurusan PGMI, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK), Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Hasil Belajar Matematika

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe (student team achievement) STAD terhadap hasil belajar

matematika siswa SD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

quasi eksperimen dengan rancangan penelitian randomized control group desaign.

Penelitian ini dilakukan di SDN Suradita Tangerang. Pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tes yang mengukur hasil belajar

matematika siswa pada materi luas bangun trapesium dan layang-layang. Tes

yang diberikan terdiri dari 10 soal bentuk uraian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika

siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah sebesar 77,33, sedangkan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran konvensional sebesar 51,66. Berdasarkan uji-t diperoleh

thitung = 4,04 dan ttabel sebesar 2,00 dengan taraf signifikan (α) = 5% dan derajat

kebebasan (db) = 58. Karena thitung > ttabel, maka rata-rata hasil belajar matematika

siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe (student

team achievement) STAD, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar

matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe

(student team achievement) STAD berpengaruh terhadap hasil belajar matematika

siswa SD.

Agi Nurahmadana

PGMI

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

ii

ABSTRACT

"Effects of Cooperative Learning Model Type ( Student Team Achievement

Divisions ) STAD Against Math Elementary Students Learning Outcomes" in

primary Thesis Department , Faculty of Tarbiyah and Teaching ( FITK ) ,

SyarifHidayatullah State Islamic University Jakarta , 2014

Keywords : Type STAD Cooperative Learning , Math Learning Outcomes

This study aims to determine the effect of cooperative learning model

(student team achievement) STAD on learning outcomes of students from

elementary mathematics . The method used in this study is quasi-experimental

method with a randomized control group study desaign. This research was

conducted in SDN Suradita Tangerang . Sampling was conducted using cluster

random sampling technique . The research instrument used in this study tests that

measure students' mathematics learning outcomes in a broad wake materials

trapezoid and a kite . Given test consists of 10 questions in narrative form .

The results showed that the average mathematics learning outcomes of

students who are taught using STAD cooperative learning is at 77.33 , while the

mathematics learning outcomes of students taught by conventional teaching of

51.66 . Based on the t-test obtained t = 4.04 and 2.00 ttable with significance level

( α ) = 5 % and degree of freedom ( db ) = 58 . Due t count > t table , the average

mathematics learning outcomes of students taught by using cooperative learning (

student team achievement) STAD , higher than the average of students'

mathematics learning outcomes using conventional learning . It can be concluded

that the use of cooperative learning ( student team achievement) STAD effect on

elementary school students' mathematics learning outcomes .

Agi Nurahmadana

PGMI

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

iii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain memanjat memuji kepada yang suci

memuja kepada yang kuasa dan bersyukur kepada yang gofur berkat inayah taufiq

dan pertolongannya penulis bisa menyelasaika skripsi ini dengan baik.

Rasa hormat, takdim dan kerinduan kepada rosulullah nabi Muhammad

SAW yang memberikan pencerahan kepada seluruh umat manusia, semoga

solawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliua, keluarga, sahabat, para

pewarisnya, dan kepada kita selaku akhir ummat jaman semoga menjadi umat

yang selalu mengikuti akan ajarannya,Amiiin

Sebuah karya ilmiah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak

maka dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril

dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i. MA.Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Fauzan M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang selalu mengingatkan untuk terus menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Afidah Mas’ud. Sebagai pembimbing dalam penyusunan skripsi

ini. Dengan kesabaran dan keikhlasannya telah mebimbing, memberikan

saran, masukan serta arahan terhadap penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

iv

4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmu kepada penulis, semoga dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya.

5. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Agus Saepul

Bahri dan ibunda Sumesti yang tak henti-hentinya mendo’akan,

melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil

kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Adikku tersayang Ainun Qiftiyan, Agung Tri Apriana, dan Alwi

Almunawar yang selalu mendo’akan, memberikan motivasi dan

mendorong penulis untuk tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Kepala Sekolah SDN Suradita yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian.

8. Seluruh dewan guru SDN Suradita yang telah memberikan bimbingan dan

motivasi dalam melaksanakan penelitian ini.

9. Sahabat-sahabat team Power Ranger (Mailina Hidayati, Sifa Kumala,

Herey Purwanto dan Deni Irawan) yang tidak henti-hentinya memberikan

bantuan, motivasi, dan kehangatan serta kebersamaan kita dalam ikatan

persahabatan yang seperti dalam satu keluarga.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan Fatih Maulawi, Imam Hanafi, Akbar

Gunawan Aska, Ahmad Maulana, Agus Nurohman. yang selalu membantu

dan memberikan suport kepada saya.

Semua pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah Subhanahu wata’ala membalas

segala kebaikan saudara semuanya dengan yang lebih baik. Semoga Allah

Subhanahu wata’ala dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang

diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,

pembaca, dan kaum muslimin serta semoga Allah Subhanahu wata’ala

membimbing, menolong dan memberikan taufik, rahmat serta hidayah-Nya

kepada kita semua.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

v

Semoga shalawat dan salam serta barakah senantiasa Allah Subhanahu

wata’ala limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam,

keluarganya, dan para sahabatnya.

Alhamdulillahi Rabbil’Aalamiin.

Jakarta, April 2014

Peneliti

Agi Nurahmadana

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................... i

ABSTRACT .............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 8

BAB II : KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................ 9

A. Deskripsi Teoritik..................................................................... 9

1. Hasil Belajar Matematika ................................................... 9

a. Pengertian Belajar ........................................................ 9

b. Pengertian Matematika................................................. 11

c. Pembelajaran Matematika ............................................ 13

d. Hasil Belajar ................................................................. 15

e. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....... 20

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................................ 20

a. Pengertian Kooperatif .................................................. 20

b. Langkah-langkah Dalam Pembelajaran Kooperatif ..... 23

c. Pengertian Kooperatif Tipe STAD .............................. 24

a) Pengertian STAD ................................................... 24

b) Komponen STAD................................................... 25

c) Langkah-langkah Penerapan STAD....................... 28

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

vii

d) Keunggulan dan Kelemahan Kooperatif................ 30

e) Karakter Model Pembelajaran Kooperatif.............. 31

3. Pembelajaran Konvensional................................................. 32

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. 33

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 34

D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 35

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 36

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 36

B. Metode Penelitian .................................................................... 36

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37

1. Uji Validitas ...................................................................... 38

2. Uji Reliabilitas ................................................................... 39

3. Uji Tingkat Kesukaran ...................................................... 40

4. Uji Daya Pembeda ............................................................. 41

E. Teknik Analisis Data .............................................................. 42

1. Uji Prasyarat Analisis ......................................................... 42

a. Uji Normalitas .............................................................. 42

b. Uji Homogenitas ........................................................... 44

2. Uji Statistik ........................................................................ 45

F. Hipotesis Statistik ................................................................... 47

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 48

A. Deskripsi Data .......................................................................... 48

1. Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen ...................... 48

2. Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol ............................. 50

3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................. 51

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ....................................... 52

1. Uji Normalitas ................................................................... 53

2. Uji Homogenitas ................................................................ 54

3. Pengujian Hipotesis ........................................................... 54

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

viii

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 56

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 60

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN................................................... .. 62

A. Kesimpulan ............................................................................. 62

B. Saran ........................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64

UJI REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Kooperatif ....................... 23

Tabel 2.2: Peningkatan Individual ................................................................... 27

Tabel 2.3: Tingkatan Penghargaan Kelompok ................................................. 28

Tabel 3.1: Desain Penelitian... ......................................................................... 37

Tabel 3.2: Kriteria Koefisien Reliabilitas ........................................................ 40

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pada Kelompok Eksperimen...... 49

Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pada Kelompok Kontrol............ 50

Tabel 4.3: Perbandingan Hasil Belajar Pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol.................. ......................................................... 52

Tabel 4.4: Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol.............................. ............................................. 53

Tabel 4.5: Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol................................... ........................................ 54

Tabel 4.6: Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol................................. .......................................... 55

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Histogram Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen ....... 50

Gambar 4.1: Histogram Frekuensi Hasil Belajar Kelompok Kontrol .............. 51

Gambar 4.2: Siswa Saat Melakukan Diskusi Kelompok ................................. 57

Gambar 4.3: Contoh Jawaban Tes Pada Kelompok Eksperimen ..................... 59

Gambar 4.4: Contoh Jawaban Tes Pada Kelompok Kontrol ........................... 59

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen .. 66

Lampiran 2: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ........ 84

Lampiran 3: Lembar Kerja Siswa .................................................................... 94

Lampiran 4: Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Sebelum Uji Validitas ..... 103

Lampiran 5: Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Sebelum Uji Validitas ........... 105

Lampiran 6: Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Setelah Uji Validitas ....... 108

Lampiran 7: Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Setelah Uji Validitas .............. 110

Lampiran 8: Rubrik Penskoran ........................................................................ 112

Lampiran 9: Kunci Jawaban.............................................................................. 114

Lampiran 10: Hasil Tes Kelompok Eksperimen .............................................. 118

Lampiran 11: Hasil Tes Kelompok Kontrol..................................................... 119

Lampiran 12: Langkah-Langkah Perhitungan Uji Validitas ............................ 120

Lampiran 13: Hasil Perhitungan Uji Validitas ................................................. 121

Lampiran 14: Langkah-Langkah Perhitungan Uji Reliabilitas ........................ 123

Lampiran 15: Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ............................................. 124

Lampiran 16: Langkah-langkah Perhitungan Tingkat Kesukaran ................... 126

Lampiran 17: Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran ....................................... 127

Lampiran 18: Langkah-Langkah Perhitungan Uji Daya Pembeda .................. 129

Lampiran 19: Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ....................................... 130

Lampiran 20: Rekapitulasi Analisis Butir Soal ................................................ 132

Lampiran 21: Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelompok Eksperimen ............ 133

Lampiran 22: Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kelompok Kontrol ................... 136

Lampiran 23: Perhitungan Uji Normalitas Hasil Tes Kelompok Eksperimen . 139

Lampiran 24: Perhitungan Uji Normalitas Hasil Tes Kelompok Kontrol ....... 141

Lampiran 25: Perhitungan Uji Homogenitas ................................................... 143

Lampiran 26: Perhitungan Uji Hipotesis Statistik ........................................... 144

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai fungsi yang relevan untuk mengubah tingkah

laku dan pola pikir manusia dari keadaan belum tahu menjadi tahu, dari

keadaan tidak mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki

keterampilan menjadi memiliki keterampilan melalui sebuah proses

pembelajaran baik dengan menggunakan metode maupun strategi tertentu.

Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 yang

berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.1

Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran

senantiasa harus diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan

kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan

termotivasi dalam belajar, siswa dapat lebih aktif, serta prestasi hasil belajar

siswa meningkat dan semakin bertambah pengetahuan, bertambah

keterampilan, dan semakin faham akan materi yang dipelajari maka semakin

bertambah pula kecerdasaan dan prestasi hasil belajar siswa.

Keberadaan Sekolah Dasar (SD) memegang peranan yang sangat

penting dalam pendidikan. Keberhasilan peserta didik di Sekolah Dasar (SD)

baik dalam hal prestasi hasil belajar maupun budi pekertinya sangat

berpengaruh terhadap keberhasilannya di sekolah. Adapun keberhasilan

disekolah tergantung dengan proses pembelajaran didalam kelas. Salah satu

mata pelajaran yang sangat penting yaitu pelajaran matematika yang harus

1Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

(Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h.8-9.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

2

dikuasai oleh siswa sebagai penunjang penguasaan materi matematika pada

jenjang berikutnya, apabila pada tahap sekolah dasar kemampuan dasar

matematika siswa tidak kuat, maka akan terus terbawa ke jenjang berikutnya.

Pembelajaran matematika yang diterapkan disekolah saat ini merupakan

basic atau dasar yang sangat penting dalam keikutsertaannya dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencapaian tujuan “mencerdaskan kehidupan

bangsa” akan tetap segar dan tegar menyongsong persaingan di era globalisasi

dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di Indonesia mata pelajaran matematika diberikan mulai sejak kelas I

Sekolah Dasar (SD). Hal ini menunjukan betapa pentingnya matematika dalam

jenjang selanjutnya. Dan matematika selalu berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.

Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih

rendah. Ini bisa dilihat dari beberapa indikator di antaranya adalah melalui

hasil Trends in International Mathematics and Science Studies (TIMSS) 2011,

yang baru saja dipublikasikan, semakin menegaskan kondisi gawat darurat

dunia pendidikan di Tanah Air. Nilai rata-rata matematika siswa kelas VIII

(kali ini Indonesia tidak mengikutkan siswa kelas IV) hanya 386 dan

menempati urutan ke-38 dari 42 negara.

Di bawah Indonesia ada Suriah, Maroko, Oman dan Ghana. Negara

tetangga, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura, berada di atas Indonesia.

Singapura bahkan di urutan kedua dengan nilai rata-rata 611. Nilai ini secara

statistik tidak berbeda secara signifikan dari nilai rata-rata Korea, 613 di urutan

pertama dan nilai rata-rata Taiwan, 609, di urutan ketiga. Adapula hasil

Progress in International Reading Literacy Studi (PIRLS) 2011, yang juga

baru diterbitkan, menempatkan siswa kelas IV Indonesia di urutan ke-42 dari

45 negara dengan nilai rata-rata 428. Di bawahnya ada Qatar, Oman, dan

Maroko.2

2 Elin Driana, Posted on December 14 2012

http://nasional.kompas.com/read/2012/12/14/02344589/gawat.darurat.pendidikan diakses pada

tanggal 26/03/2013 14:37

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

3

Berdasarkan nilai matematika yang didapat pada SDN Suradita bahwa

hasil nilai ulangan siswa masih banyak yang dibawah KKM sekolah. Nilai

KKM yang ada disekolah SDN Suradita ini adalah 60 sedangkan nilai siswa

kelas V yang diatas KKM yaitu hanya 8 siswa dari 44 siswa dan 36 siswa

nilainya masih dibawah KKM. (data terlampir)

Adanya faktor penyebab rendahnya nilai hasil belajar matematika siswa

yaitu diantaranya kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan oleh

guru, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan ketika belajar, dapat pula

disebabkan cara penyampaian atau penyajian materi yang kurang menarik

perhatian siswa, sehingga siswa bersikap acuh tak acuh ketika guru

menyampaikan materi. Selain itu juga, disebabkan oleh guru kurang pandai

mengatur strategi belajar mengajar yang dapat membangkitkan motivasi belajar

siswa atau juga karena metode pembelajaran yang masih bersifat monoton

dimana siswa tidak banyak dalam proses pembelajaran dan keaktifan kelas

sebagian besar didominasi oleh guru.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru kelas 5 Ibu Atikah S.Pd

di sekolah SDN Suradita, tampak bahwa guru dalam melakukan pembelajaran

masih menggunakan metode ceramah, adapun dalam proses mengajar guru

masih mendominasi keaktifannya dan siswa hanya mendengarkan apa yang

telah guru lakukan. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan konsep matematika

lebih menekankan pada pemberian materi langsung. Sehingga kebanyakan

siswa tersebut mengalami kesulitan untuk mengerti materi yang telah

disampaikan oleh guru, karena semuanya cenderung menggunakan konsep

pembelajaran terpusat kepada guru (teacher center). Di samping itu,

keterbatasan dalam sarana prasarana dan media pembelajaran akibatnya siswa

kurang kondusif dan aktif, siswa hanya merasa jenuh dan bosan serta malas

dan berdampak dengan rendahnya hasil belajar siswa.

Selain itu, berdasarkan proses hasil observasi siswa SDN Suradita juga

didapat beberapa informasi yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil

belajar yaitu siswa masih pasif karena proses pembelajaran yang kurang

optimal, siswa tidak mendapatkan pengalaman langsung dalam proses

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

4

pembelajaran dan berpusat kepada guru, siswa merasa pembelajaran hanya

penyampaian materi pelajaran saja tidak ada hubungan interaksi bersama

teman-temanya dalam kelas, dan pemahaman siswa mengenai materi pelajaran

masih bingung karena hanya belajar sendiri-sendiri tidak ada berpikir bersama

dalam diskusi dan kerjasama berkelompok.

Dalam hal ini, Guru adalah salah satu faktor utama yang menentukan

mutu/kualitas pendidikan. Gurulah yang berada didepan dalam menciptakan

SDM yang bermutu karena guru berhadapan langsung dengan peserta didik di

kelas melalui proses pembelajaran. Agar peran guru dalam melakukan usaha

meningkatkan hasil belajar sekaligus memberi teladan untuk membentuk budi

pekerti yang luhur pada peserta didik maka guru harus dapat menentukan

model pembelajaran yang tepat sesuai dengan konsep yang akan di pelajari dan

sarana prasarana yang ada. Selain itu, guru juga harus memahami karakeristik

peserta didik agar proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat menciptakan

pengalaman belajar yang mengena kesemua ranah baik kognitif, psikomotorik

dan afektifnya.

Seorang guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan

keahliannya sebagai guru di depan kelas. Komponen yang harus dikuasai

adalah menggunakan bermacam-macam model pembelajaran yang bervariasi

yang dapat menarik minat belajar siswa dan guru tidak cukup untuk

memberikan ceramah di depan kelas. Hal ini tidak berarti bahwa metode

ceramah ini tidak baik, melainkan pada suatu saat siswa akan menjadi bosan

apabila hanya guru sendiri yang berbicara, sedangkan mereka hanya duduk,

diam dan mendengarkan. Kebosanan dalam mendengarkan uraian guru dapat

mematikan semangat belajar siswa. Selain itu ada pokok bahasan yang kurang

tepat untuk disampaikan melalui metode ceramah dan lebih efektif melalui

metode lain. Oleh karena itu guru perlu menguasai berbagai metode

pembelajaran.

Berdasarkan masalah yang ditemukan, bahwa pilihan model

pembelajaran masih belum dapat menciptakan iklim pembelajaran yang

memungkinkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih optimal. Hal ini

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

5

bisa disebabkan karena pembelajaran yang digunakan masih belum tepat,

sehingga siswa belum dapat memahami pelajaran secara optimal serta masih

jauh dari kondisi kelas yang efektif dan efisien. Oleh sebab itu, diperlukan

suatu usaha untuk mengoptimalkan kelas dengan menerapkan pembelajaran

yang tepat serta diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa.

Dalam menyikapi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

matematika di Sekolah Dasar (SD) tersebut, maka upaya untuk mengatasinya

perlu segera dilakukan, jangan sampai terus menerus terjadi pada siswa. Salah

satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan materi kepada

siswa yang lebih menarik, agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi,

sehingga hasil belajar pun dapat meningkat. Dengan pertimbangan salah satu

ciri masa anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah senang bermain dan bekerja

dalam kelompok sebaya sehingga unuk memenuhi tugas perkembangan masa

anak usia ini digunakanlah kegiatan belajar yang mengembangkan salah

satunya adalah lewat pembelajaran kelompok/pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih

mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temanya.

Pentingnya pembelajaran kooperatif untuk siswa dapat dilihat dari

beberapa keunggulan-keunggulan pembelajaran kooperatif yaitu memudahkan

siswa melakukan penyesuaian sosial, mengembangkan kegembiraan belajar

yang sejati, menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois,

berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikan, meningkatkan keyakinan

terhadap ide atau gagasan sendiri, meningkatkan kesediaan menggunakan ide

orang lain yang dirasakan lebih baik, meningkatkan motivasi belajar,

mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan saling menjaga perasaan,

meningkatkan keterampilan hidup gotong royong.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD yaitu

merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

6

siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi

kedalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi

pelajaran yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran kooperatif

memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan

yang relatif sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan

berkembang suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan, karena

pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi

yang saling membutuhkan. Pada saat itu juga siswa yang belajar dalam

kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar tutor sebaya (peer

group) dan belajar secara bekerjasama. Model pembelajaran ini dapat

dilaksanakan dalam pembelajaran matematika Sekolah Dasar (SD) yang

dirancang untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar serta mempengaruhi

pola interaksi peserta didik dalam pembelajaran yang berdampak pada sikap

dan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui model pembelajaran STAD diharapkan dapat memberikan

solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga memberikan

pengalaman belajar dengan konsep baru. Pembelajaran STAD membawa

konsep pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama dan

memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

keterampilan berkomunikasi.

Berdasarkan tujuan pembelajaran pendidikan Matematika dan teori

yang melandasi pembelajaran kooperatif, maka penulis tertarik mengkaji lebih

dalam dengan mengadakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model

Pembelajaran Cooperative Learning Tipe (Student Team Achievement

Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa“

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat

diidentifikasi beberapa masalah terkait dengan judul penelitian :

1. Perolehan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika masih

rendah dan masih di bawah KKM

2. Pembelajaran Matematika di kelas masih berpusat pada guru

3. Guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah

4. Kurangnya variasi guru dalam menggunakan strategi pembelajaran

5. Kurangnya media pembelajaran disekolah sehingga membuat siswa

merasa bosan

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini model yang digunakan dalam pembelajaran adalah

model kooperatif tipe STAD

2. Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil

belajar pada ranah kognitif yang meliputi aspek pemahaman (C2) dan

penerapan (C3).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas,

maka dapat dirumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran konvensional?

3. Apakah hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif

tipe STAD lebih tinggi dari hasil belajar yang menggunakan pembelajaran

konvensional?

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

8

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh strategi

Cooperative Learning tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa

SD.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi guru

Penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk menambah pengetahuan dan

wawasan guru dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa sekolah

dasar

b. Bagi Sekolah

Dengan melaksanakan penelitian ini menjadi inovasi baru tentang suatu

alternatif model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan

proses pembelajaran dikelas dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu

pendidikan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pelajaran matematika. Sedangkan bagi saya selaku peneliti untuk menambah

wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan

pembelajaran matematika di SD.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. DESKRIPSI TEORITIK

1. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan pendidikan

tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu,

pemahaman yang benar mengenai arti belajar sangat diperlukan oleh guru.

Berikut ini beberapa pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli.

“Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi

sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu”1. Berdasarkan

pengertian ini, dalam perubahan belajar itu selalu bertambah dan tertuju

untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan

demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan

makin baik perubahan yang diperoleh.

“Menurut Drs. Slameto dalam Djamarah juga merumuskan belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.2

Sedangkan menurut “Skinner seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya

Educational Psychology: The Teachung-Leaching Process, berpendapat

bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku)

yang berlangsung secara progresif”.3 Perubahan yang diperoleh seseorang

yang belajar berarti ia memiliki usaha dalam mengubah perbuatannya

1 Zikri Neni Iska. Perkembangan Peserta Didik Perspektif Psikologi, (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2011), h. 65. 2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h.13

3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), Eds Revisi

cet ke-12, h.64

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

10

dengan melakukan penyesuaian tingkah lakunya, dimana perubahan-

perubahan tersebut diakibatkan oleh pengalaman yang dialaminya sendiri.

“Belajar adalah “berubah” dalam hal ini yang dimaksud belajar

berarti usaha mengubah tingkah laku”.4 Jadi belajar akan membawa suatu

perubahan pada individu-individu yang belajar, jika seorang anak sedang

belajar menulis, maka perubahan yang paling tampak adalah dalam

keterampilan menulisnya itu. Akan tetapi ia telah mengalami perubahan-

perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara menulis yang baik dan

benar.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Sri Anitah,

menurutnya “belajar yang umum diterima saat ini adalah bahwa belajar

merupaka suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman

individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.5 Proses

perubahan tingkah laku merupakan gambaran terjadinya rangkaian

perubahan dalam kemampuan siswa. Hal ini dapat dilihat dari

perbandingan kemampuan sebelumnya dengan kemampuan setelah

mengikuti pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks,

berlangsung secara terus menerus, dan melibatkan berbagai lingkungan

yang dibutuhkan. Belajar itu suatu proses mereaksi, mengalami, berbuat,

dan bekerja yang menghasilkan kemampuan yang utuh.

“Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan”.6 Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

baik ketika ia berada disekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri. Belajar juga akan terjadi apabila terjadi proses

4 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajagrafinda Persada,

2004), Eds Pertama cet ke-11, h.21 5 Sri Anita, dkk, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h.

2.5. 6 Muhibbin Syah, op.cit., h. 59

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

11

interaksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah nara

sumber, teman, guru, situasi dan kondisi nyata, lingkungan alam,

lingkungan buatan dan lain-lain yang dapat dijadikan sumber atau tempat

belajar siswa. Dalam hal inilah guru sebagai fasilitator dan pembimbing

harus dapat berfungsi secara optimal..

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

seseorang yang dilakukan secara sadar dan kontinu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek

pengetahuan (kognitif). Adapun dalam penelitian ini indikator dalam ranah

kognitif yang digunakan meliputi pemahaman dan penerapan. Pada aspek

pemahaman yang dibahas adalah menjelaskan, sedangkan pada aspek

penerapan yang dibahas adalah menghitung.

b. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di

Sekolah Dasar. Seorang guru yang akan mengajarkan matematika kepada

peserta didiknya, hendaklah mengetahui dan memahami objek yang akan

diajarkan yaitu matematika.

“Kata matematika berasal dari perkataan latin mathematika yang

mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti

mempelajari. Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika

berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar)”.7

Beberapa ahli mendefinisikan pengertian tentang matematika. Diantaranya

Ruseffendi dalam Heruman, “matematika adalah bahasa simbol ilmu

deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang

pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang

tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat,

7 Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Upi Press,

2006), h. 3.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

12

dan akhirnya ke dalil”.8 Dengan demikian mempelajari matematika

memiliki dua fungsi sekaligus yaitu teori dan praktek.

Sedangkan menurut Plato dalam Fathani berpendapat bahwa

“matematika adalah identik dengan filsafat untuk ahli pikir, walaupun

mereka mengatakan bahwa matematika harus dipelajari untuk keperluan

lain. Objek matematika ada di dunia nyata, tetapi terpisah dari akal. Ia

mengadakan perbedaan antara aritmatika (teori bilangan) dan logistik

(teknik berhitung) yang diperlukan orang.”.9 Dengan demikian,

matematika ditingkatkan menjadi mental aktivitas dan mental abstrak dan

objek-objek yang ada secara lahiriah, tetapi yang ada hanya mempunyai

representasi yang bermakna.

Sedangkan dalam Mulyono “matematika adalah suatu cara untuk

menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara

menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan

ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung”.10

Berdasarkan

pendapat diatas bahwa untuk menemukan jawaban atas setiap masalah

yang dihadapinya, manusia akan menggunakan informasi yang berkaitan

dengan masalah yang dihadapi dalam kemampuan untuk menghitung.

“Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan

alat pikir, berkomunikasi,alat untuk memecahkan berbagai persoalan

praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi,

generalisasi dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain

aritmatika, aljabar, geometri dan analisis”.11

Matematika dapat

memudahkan dalam pemecahan masalah karena proses kerja matematika

dilalui secara berurut dan terstruktur sesuai dengan konsepnya.

8 Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 1. 9Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat & Logika, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2009), h. 21. 10

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipt, 1999), h. 252. 11

Hamzah dan Masri kudrat Umar, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran Sebuah

Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Eds Pertama, h.109

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

13

Dari uraian penjelasan matematika di atas dapat diketahui bahwa

matematika adalah ilmu yang mempelajari proses dan penalaran dalam

unsur-unsur matematika itu sendiri dalam cabang anatara lain aritmatika,

aljabar, geometri dalam fungsi praktis teoritis yang terstruktur secara

hierarkis yang dipelajari melalui aktifitas mental sebagai dasar bagi

pelajaran matematika pada tingkatan berikutnya.

Merujuk pada berbagai pendapat para ahli matematika dalam

mengembangkan kreativitas dan kompetensi peserta didik, maka guru

hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai

dengan pola pikir peserta didik. Matematika dipelajari dengan trestruktur

dan hierarkis sehingga pelajaran matematika disesuaikan dengan

perkembangan anak usia Sekolah Dasar.

c. Pembelajaran Matematika

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai

bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam

pikiran seseorang. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu

pembelajaran dapat lebih meningkatkan aktifitas belajar yang berdampak

pula dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik.

“Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih

baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan

perilaku bagi peserta didik”.12

Berdasarkan pengertian ini, Sehingga dapat

dikatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang

direncanakan untuk mencoba membimbing dan mengarahkan peserta didik

dalam proses belajar mengajar lebih baik. Karena dalam proses

pembelajaran memiliki sebuah tujuan maka perlu disusun sebuah cara agar

12

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), h.287

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

14

tujuan tersebut tercapai dengan optimal. Tanpa strategi yang cocok tidak

mungkin tujuan dapat dicapai.

Menurut Winkel sebagaimana dikutip oleh Riyanto bahwa “belajar

adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkunganya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu

bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.13

Sehingga dapat dikatakan

untuk mengetahui kualitas pembelajaran harus dilihat dari beberapa aspek

yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran

mampu mendorong siswa untuk aktif belajar baik dilingkungan sekolah

maupun diliuar lingkungan sekolah, dan aspek produk mengacu apakah

pembelajaran mencapai tujuan yaitu meningkatkan nilai hasil belajar siswa

yang telah ditentukan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Widiyanti “pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk

membuat siswa-siswi belajar secara aktif, yang menekankan pada sumber

belajar”.14

Berdasarkan pengertian ini, guru dalam melaksanakan

pembelajaran harus menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran agar

dalam proses belajar mengajarnya sesuai dengan tujuan pembelajaran

sehingga siswa bisa belajar aktif dan bisa terperogram dengan baik.

Hal yang sama diungkapkan oleh Brunner dalam Heruman bahwa

dalam “pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri

berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Menemukan di sini terutama

adalah menemukan lagi (discovery), atau dapat juga menemukan yang

sama sekali baru (invention")”.15

Siswa dalam pembelajaran matematika

ini harus dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dalam struktur

berpikirnya yang menemukan konsep matematika dengan permasalahan

yang ia hadapi.

13

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 5 14

Esti Yuli Widiyanti, et al., Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: Lapis-PGMI,

2009), h. 1-6. 15

Heruman, op. cit. , h. 4.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

15

Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah

proses yang dilakukan seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah

laku individu meliputi pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang

relatif menetap sebagai aktivitas dari hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

d. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar

tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan

informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai

tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari

informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan

siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Menurut Purwanto “Hasil belajar dapat dijelaskan dengan

memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.

Pengertian hasil (product) menunjuk kepada suatu perolehan akibat

dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan

perubahannya input secara fungsional”.16

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut

Benyamin Bloom yang secara garis besar hasil belajar dibagi menjadi tiga

ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik”17

.

Berikut uraian unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar

tersebut:

16

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 44 17

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), h.22-23.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

16

a. Tipe hasil belajar bidang kognitif

1. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu

dihafal, diingat, agar dapat dikuasai dengan baik. Misalnya

membaca berulang-ulang menggunakan teknik mengingat. Tingkah

laku operasional khusus yang berisikan tipe hasil belajar ini antara

lain: menyebutkan, menjelaskan kembali, membilang dan lain-lain.

Contoh soal : Tulislah lambang bilangan pecahan dua per tiga, tiga

per tujuh, lima per enam, dan satu per empat!

2. Tipe hasil belajar pemahaman (komprehensif)

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna

atau arti dari sesuatu konsep.18

Untuk itu maka diperlukan adanya

hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada

dalam konsep tersebut. Kata-kata operasional untuk merumuskan

tujuan instruksional dalam bidang pemahaman, antara lain:

membedakan, menghitung, menjelaskan, meramalkan, menafsirkan

dan lain-lain. Contoh soal : Dona mempunyai

m tali merah. Feri

mempunyai

m tali merah. Siapakah yang mempunyai tali merah

lebih panjang?

3. Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)

Kesanggupan menerapkan, mengabstraksi suatu konsep,

ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Kata kerja operasional

untuk merumuskan tujuan instruksional, antara lain: memecahkan,

mendemonstrasikan, mengungkapkan dan lain-lain. Contoh soal :

Lantai ruang pertemuan di sekolah Nia berbentuk persegi. Panjang

sisinya adalah 27 m. Berapa m-kah keliling lantai ruang pertemuan

tersebut?

18

Ibid hal. 23

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

17

4. Tipe hasil belajar analisis19

Kemampuan menalar pada hakikatnya mengandung unsur

analisis. Bila kemampuan analisis telah dimiliki maka akan dapat

mengkreasi sesuatu yang baru. Kata-kata operasional yang lazim

dipakai untuk analisis antara lain: menguraikan, memecahkan,

membuat diagram, memisahkan dan lain-lain.

5. Tipe hasil belajar sintesis

Kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu

integritas. Kata-kata operasional yang tercermin antara lain:

mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, menyusun dan

lain-lain.

6. Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi dalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu

yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja,

pemecahan, metode, materi, dll. Mengembangkan kemampuan

evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Mampu memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai

kesempatan belajar, kesempatan kerja dan lain-lain.

b. Tipe Hasil Belajar Bidang Afektif

Ranah afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap,

nilai, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial.

Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang

kompleks adalah sebagai berikut:

1. Kemauan Menerima

Kemauan menerima merupakan keinginan untuk

memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti

keinginan membaca buku, mendengarkan music, atau bergaul

dengan orang yang mempunyai ras berbeda.

19

Ibid hal. 24

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

18

2. Kemauan Menanggapi

Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk

pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti

menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti

diskusi kelas, menyelesaikan tugas laboratorium, atau menolong

orang lain.

3. Berkeyakinan

Berkeyakinan dalam hal ini berkenaan dengan kemauan

menerima sistem nilai tertentu pada diri individu. Seperti

menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi terhadap

sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan untuk melakukan sesuatu

di dunia sosial.

4. Mengorganisasi

Pengorganisasian berkenaan dengan penerimaan terhadap

berbagai sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadari

pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab,

bertanggung jawab atas hal telah dilakukan, memahami dan

menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari

peran perencanaan dalam memecahkan suatu masalah.

5. Tingkat Karateristik/ Pembentukan Pola

Ini adalah tingkatan afeksi tertinggi. Pada tarap ini individu

yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya

sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti bersikap

objektif terhadap banyak hal.

c. Tipe hasil belajar bidang psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan

keterampilan, yakni:

1. Persepsi yakni berkenaan dengan penggunaan indera dalam

melakukan kegiatan. Dimensi persepsi adalah :

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

19

a. Sensori stimulasi, yakni berhubugan dengan sebuah stimuli yang

berkaitan dengan organ tubuh, yaitu : Auditori, visual, tactile,

taste, smell, dan kinestetik.

b. Seleksi isyarat, yakni menetapkan bagian isyarat sehingga orang

harus merespon untuk melakukan tugas tertentu dari suatu

kinerja.

c. Translasi, yakni berhubugan dengan persepsi terhadap aksi

dalam membentuk gerakan.

2. Kesiapan

Kesiapan merupakan perilaku yang siaga untuk kegiatan

ataupun pengalaan tertentu. Termasuk didalamnya kesiapan

mental, fisik, ataupun emosi untuk melakukan suatu tindakan.

3. Gerakan terbimbing

Gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada

tingkat mengikuti suatu model, kemudian meniru model tersebut

dengan cara mencoba sampai dapatmenguasai dengan benar suatu

gerakan.

4. Gerakan terbiasa

Gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan

respons yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan,

sehingga gerakan yang ditampikan menunjukkan suatu kemahiran.

5. Gerakan yang kompleks

Gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang berada

pada tingkat keterampilan tertinggi. Gerakan itu menampilkan

suatu tindakan motorik yang menuntut pola tertentu dengan tingkat

kecermatan dan atau keluwesan, serta efisiensi yang tinggi.

6. Penyesuaian dan keaslian

Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang

terampil sehingga ia sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk

situasi-situasi yang menuntuk persyaratan tertentu. Individu sudah

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

20

dapat mengembangkan tindakan/ keterampilan baru untuk

memecahkan masalah tertentu.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

“Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu

faktor dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern)”.20

1) Faktor dari diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar

diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,

kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Salah satu hal penting

dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa

belajar yang dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya.

2) Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di

antaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas

dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial

budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan

komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.

Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses

maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara

dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang

disyaratkan dalam profesi guru.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian Kooperatif

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam

kelas untuk mempermudah proses belajar siswa. Di antara model

pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas adalah

pembelajaran kooperatif.

Menurut Slavin dalam Rusman, “pembelajaran kooperatif

menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.

20

Anitah, op. Cit., h. 2.7

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

21

Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam

suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah kontruktivisme”.21

Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu mengkondisikan, dan

memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan

potensi siswa, menumbuhkan aktivitas siswa, menumbuhkan kreativitas

siswa, sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses

pembelajaran. Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih

berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung

ke arah pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri. Guru

tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga harus

membangun pengetahuan dalam pikirannya.

Lebih lanjut Anita Lie dalam bukunya “Cooperatif Learning”

“bahwa model pembelajaran Cooperatif Learning tidak sama dengan

sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-

asalan”.22

Pembelajaran kooperatif ini merupakan strategi pembelajaran

dengan sejumlah kelompok kecil yang tingkat kemampuan siswanya

berbeda.

Slavin dalam Solihatin mengatakan bahwa “cooperative learning

adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4

sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen”.23

Senada dengan pendapat itu menurut Johnson dalam Miftahul

Huda pembelajaran kooperatif berarti working together to accomplish

shared goals (bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama).

“Pembelajaran kooperatif sering kali di definisikan sebagai pembentukan

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa yang dituntut untuk

21

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 201. 22

Sofan Amri dan Iif Khoru Ahmadi, Kontruksi Pengembangan Pembelajaran

Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya,

2010), h. 90-91 23

Etin Solihatin, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), Cet. 4, h. 4

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

22

bekerja sama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran

siswa-siswa lain”.24

Berdasarkan pendapat ini, pembelajaran kooperatif

bergantung kepada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Dalam

pembelajaran ini guru diharapkan mampu membentuk kelompok-kelompok

kooperatif dengan berhati-hati agar semua anggotanya dapat bekerja

bersama-sama untuk memaksimalkan belajar dengan kelompok.

“Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja

atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk didalam struktur ini

adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung

jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses

kelompok”.25

Pada pembelajaran kooperatif ini memungkinkan semua

siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama

dan sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan berkembang

suasana belajar yang terbuka dengan teman sejawatnya, karena pada saat

itu akan terjadi proses kerja sama dengan teman kelompoknya masing-

masing yang saling membutuhkan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah model yang digunakan untuk

mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa terutama

untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam

mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan akademik

sekaligus ketrampilan sosial yang menggunakan pengelompokan kecil

yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan yaitu mencapai ketuntasan

belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar serta dapat meningkatkan

kepekaan sosial dan empati di antara siswa.

24

Miftahul Huda, Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Cet 1, h. 31 25

Masitoh dan dewi laksmi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Islam, 2009), h. 232.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

23

b. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif berbeda dengan model

pembelajaran yang lain. Dalam menjalankanya harus sistematis dan saling

terkait. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut :26

Tabel 2.1

Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau

lewat bahan bacaan

Tahap 3

Mengorganisasikansiswa

ke dalam kelompok

kooperatif

Guru menjalaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan transisi secara

efesien

Tahap 4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya

Tahap 6 Guru mencari cara-cara untuk

26

Rusman, op. cit., h.211.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

24

Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok

c. Pengertian Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian STAD

Banyak tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat

diterapkan. Di antara tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat

diterapkan oleh guru adalah STAD. Dalam pembelajaran kooperatif tipe

STAD ini akan memudahkan siswa menyelesaikan materi pelajaran

secara bersama. Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih

bermakna serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Pada

pembelajaran kooperatif tipe STAD aktivitas belajar lebih banyak

berpusat pada siswa, dalam proses diskusi dan kerja kelompok guru

hanya berfungsi sebagai fasilitator dan interaksi antara siswa dengan guru

maupun antar siswa membuat proses berpikir siswa lebih optimal dan

siswa mengkontruksi ilmu yang dipelajarinya menjadi pengetahuan

yang akan bermakna dan tersimpan dalam ingatannya.

Menurut Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas

John Hopkins. “Metode ini dipandang paling sederhana dan paling

langsung pendekatan pembelajaran kooperatif”.27

Tipe STAD lebih

merupakan metode umum dalam mengatur kelas dari pada metode

komprehensif dalam mengajarkan pelajaran tertentu. Guru yang

menggunakan STAD juga mengacu kepada belajar kelompok siswa,

menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu

menggunakan presentasi kelompok yang telah ditentukan oleh guru.

Sedangkan menurut Slavin dalam Trianto menyatakan bahwa

pada “STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5

orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis

27

Muslimin ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Unesa, 2000) Eds Pertama

Cet-2, h. 20

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

25

kelamin, dan suku”.28

Dalam pengertian ini, guru menyajikan pelajaran,

dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa

seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian

seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini

mereka tidak boleh saling membantu.

Dengan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kegiatan belajar dalam

kelompok untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki

tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.

b. Komponen STAD

“Menurut Slavin ada lima komponen utama dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD”, yaitu: 29

1) Penyajian Kelas

Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan

guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau

teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang

dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok

untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau

diskusi.

2) Menetapkan siswa dalam kelompok

Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD

karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif

antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang

diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling

28

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010)

Eds Pertama Cet-4, h. 68-69 29

Robert E. Slavina, Cooperatif Learning teori, riset dan praktek, (Bandung: Nusa

Media, 2005), h. 143

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

26

meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama

dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua

anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang

dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu

siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang.

Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi

pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun ini

tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman

sekelompoknya.

3) Tes dan Kuis

Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua

kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok.

Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka

nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi

kesuksesan kelompok.

4) Skor peningkatan individual

Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar

bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan

dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung

berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari

skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang

dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Adapun penghitungan skor peningkatan individu dalam

penelitian ini diambil dari peningkatan individu yang dikemukakan

oleh Slavina30

seperti terlihat tabel di bawah ini:

30

Robert E Slavina, Ibid., h. 156

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

27

Tabel 2.2

Peningkatan Individu

Skor Kuis Poin Peningkatan

Lebih dari 10 Poin dibawah skor awal 5

10-1 poin di bawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20

Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30

5) Pengakuan kelompok

Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan

penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar.

Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika

dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian

penghargaan ini tergantung dari kreativitas.

Adapun skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata

skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah

semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi

dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor

perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti

tercantum pada tabel berikut ini:

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

28

Tabel 2.331

Tingkat Penghargaan Kelompok

Rata-rata Tim Predikat

0 x 5 -

5 x 15 Tim baik

15 x 25 Tim hebat

25 x 30 Tim super

c. Langkah-langkah Penerapan STAD

Dalam menerapkan model pembelajaran tipe STAD ini guru

harus memperhatikan gambaran secara baik tentang langkah-langkah

model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini agar tujuan yang

dinginkan akan tercapai. Langkah-langkah penerapan STAD sebagai

berikut:

Pertama, Persiapan materi dan penerapan siswa dalam

kelompok. Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar

kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam

kelompok-kelompok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam

kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4-6 orang, aturan

heterogenitas dapat berdasarkan pada Kemampuan akademik (pandai,

sedang dan rendah), Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan

bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.

Kedua, Penyajian materi pelajaran, dalam penyajian ini guru

harus memperhatikan dan menekankan pada ha-hal berikul:

1) Pendahuluan, di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari

siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting

untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep

yang akan mereka pelajari.

31

Trianto, op. Cit., h.72

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

29

2) Pengembangan, Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang

akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk

memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan- peranyaan diberikan

penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami

konsep maka dapat beralih kekonsep lain.

3) Praktek terkendali, Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan

materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil

siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah

agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita

waktu lama.

Ketiga, kegiatan kelompok, Guru mernbagikan LKS kepada

setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari

LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih

kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah,

mengulang konsep dan menjawab pertanyaan.

Keempat, Evaluasi, Dilakukan selama 5-10 menit secara

mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama

bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai

perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai

perkembangan kelompok.

Kelima, Penghargaan kelompok, Dari hasil nilai

perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok

diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik,

hebat dan super.

Keenam, Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan

kelompok Satu periode penilaian (3-4 minggu) dilakukan

perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

30

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Kelebihan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:

1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dan

saling membantu dengan siswa lain.

2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan

3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif

4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain

Sedangkan kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:

1) Membutuhkan waktu yang cukup lam untuk memahami dan

melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2) Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang

kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandai

pun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang

pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan

sendirinya.

3) Tes Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini

setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan

apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab

soal kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya. Pada saat

mengerjakan kuias atau tes ini, setiap siswa bekerja sendiri bekerja

sama dengan anggota kelompoknya.

4) Penentuan Skor, Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor

yang diperoleh siswa masukkan dalam daftar skor individual, untuk

melihat peningkatan kemampuan individual. Rata-rata skor

peningkatan individual merupakan sumbangan bagi kinerja

percapaian hasil kelompok.

5) Penghargaan terhadap kelompok, Berdasarkan skor peningkatan

individu diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor

kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

31

e. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

“Karakteristik strategi pembelajaran kooperatif dapat

dijelaskan dibawah ini”32

.

a. Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim

merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus

mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim (anggota

kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran

ditentukan oleh keberhasilan tim.

Setiap anggota harus bersifat heterogen. Artinya, kelompok

terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis

kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini

dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling

memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga

diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap

keberhasilan kelompok.

b. Didasarkan pada Managemen Kooperatif

Sebagaimana pada umumnya, managemen mempunyai empat

fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi

pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Demikian juga dalam

pembelajaran kooperatif. Fungsi perencanaan menunjukan bahawa

pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang

agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, misalnya tujuan

apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang

harus digunakan untuk mencapai tujuan itu. Fungsi pelaksanaan

menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran

yang sudah ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah

32

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2010), h. 244-246.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

32

disepakati bersama. Fungsi organisasi menunjukan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap

anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung

jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukan bahwa

dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria

keberhasilan baik melalui tes maupun nontes.

c. Kemauan untuk Bekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh

keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, proses kerja sama

perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap

anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung

jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling

membantu. Misalnya, yang pintar p[erlu membantu yang kurang

pintar.

d. Keterampilan Bekerja Sama

Kemampuan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikan

melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam

keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu

didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi

dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai

hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap

siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan

memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

3. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pembelajaran yang proses belajar mengajar menggunakan ceramah. Guru

memegang peranan utama dalam menentukan isi dan urutan langkah dalam

menyampaikan materi tersebut kepada siswa. Sedangkan peranan siswa adalah

mendengarkan apa yang telah dijelaskan oleh guru.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

33

Dalam pembelajaran matematika menggunakan metode ceramah ini

guru mendominasi kegiatan pembelajaran penjelasan materi dilakukan sendiri

oleh guru, contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula sendiri oleh guru.

Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa. Mereka meniru cara

kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru. Jadi dalam hal ini

menyebabkan kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa.

B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang dilakukan didukung oleh beberapa hasil penelitian

sebelumnya. Penelitian Tri Wahyuni (2010) yang berjudul “ Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Number Head (SNH) terhadap motivasi

belajar matematika siswa” (Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) menunjukan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe Strutured Number Head (SNH) berpengaruh

terhadap hasil belajar matematika siswa dan motivasi belajar matematika siswa

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Structured Number Head

(SNH) lebih baik dari pada yang menggunakan model pembelajaran konvensional

metode ekspositori.33

Penelitian Iyke Navy Samudra Nur Zet (2011) yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Penalaran

Matematika Siswa” (Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) menunjukan bahwa

rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dari pada rata-rata kemampuan

penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.34

Penelitian Muhammad Nur (2008) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran

Kooperatif Metode Jigsaw Terhada\p Motivasi Berprestasi Matematika Siswa di

33

Tri wahyuni, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Sructured Number Head

(SNH) Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Jakarta, 2010), h. 63. 34

Iyke Navy Samudra Nur Zet, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa”, Skripsi Sarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Jakarta, 2011), h. 57.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

34

Mta. Sa’Adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik ” (Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta) menunjukan bahwa rata-rata motivasi berprestasi matematika siswa yang

menggunakan pembelajaran kooperatif metode jigsaw lebih tinggi dari pada

motivasi berprestasi matematika siswa yang menggunakan metode ekspositori.35

C. KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori maka dapat dibuat kerangka

berpikir sebagai berikut:

Pada penelitian ini proses pembelajaran dibagi kedalam dua kelas yaitu

kelas eksperimen dengan diberi perlakuan melalui model pembelajaran kooperatif

tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa, sedangkan kelas kontrol

tanpa mendapat perlakuan khusus seperti kelas eksperimen yaitu model

pembelajaran konvensional. Keaktifan siswa selama pembelajaran matematika di

kelas dapat ditingkatkan, salah satunya dengan melakukan model STAD. Model

STAD akan menjadikan pembelajaran di kelas lebih efektif. Keaktifan siswa

diharapkan berpengaruh pada hasil belajar matematika, karena model ini membagi

siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok membahas sub pokok

bahasan yang sama. Tiap anggota satu tim telah mempelajari materinya dan bagi

anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai

semua anggota dalam satu tim mengerti. Setelah setiap kelompok menyelesaikan

tugas yang diberikan guru kemudian mempresentasikan hasil kerjanya. Kegiatan

presentasi dari tiap kelompok tersebut akan membuat siswa aktif dan saling

bertukar pikiran.

Setelah dilakukannya perlakuan berupa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol diberikan sebuah post-test untuk mengetahui

seberapa jauh siswa memahami pokok bahasan tersebut.

35

Muhammad Nur, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi

Berprestasi Matematika siswa di Mts. Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang”,

(Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Jakarta, 2008), h. 5o.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

35

Dengan adanya post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol nanti

akan diperoleh nilai belajar atau dapat dikatakan sebagai hasil belajar siswa.

Sehingga dapat diketahui ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan kerangka teoritik dan kerangka berpikir, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa hasil belajar matematika siswa dengan

menggunaka model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada

hasil belajar matematika dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Suradita yang beralamatkan di Jl.

Raya Cisauk–Lapan Desa Suradita Kecamatan Cisauk kabupaten Tangerang

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2013/2014. Pada tanggal 2 sampai 21 Desember 2013

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen, yaitu

penelitian dimana tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol semua

variabel yang relevan kecuali dari variabel-variabel tertentu. Penelitian ini

dilakukan terhadap dua kelompok pengamatan, yaitu kelompok dan

kelompok . Kelompok adalah kelompok dengan perlakuan pemberian

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok adalah

kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian berbentuk Two Group

Randomized Subject Post Test Only yang melibatkan dua kelompok yang

dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Rancangan ini terdiri

atas dua kelompok yang keduanya ditentukan secara acak

Pelaksanaan penelitian diperlukan 2 kelompok kelas, yaitu :

1. Kelas eksperimen adalah kelompok siswa yang diajar dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang diajar dengan

menggunakan pembelajaran konvensional.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

37

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok PreTest Perlakuan PostTest

(R) Eksperimen - Y

(R) Kontrol - Y

Keterangan :

R : Kelas eksperimen dan kelas kontrol

: Perlakuan pembelajaran matematika menggunakan STAD

: Perlakuan pembelajaran matematika konvensional

y : Tes yang diberikan kepada kedua kelompok setelah diberi perlakuan

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SDN Suradita

Jl. Raya Cisauk - Lapan Desa Suradita Kecamatan Cisauk Kabupaten

Tangerang yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas dari

empat kelas yang terdapat di SD Negeri Suradita dengan teknik Cluster

Random Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak untuk

menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari empat kelas tersebut

kemudian diundi dan diambil dua kelas untuk dijadikan sebagai kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

tes. Tes yang akan diberikan merupakan tes tertulis berupa tes uraian atau

essai. Sebelum tes tersebut diujikan kepada objek penelitian terlebih dahulu

dilakukan uji coba instrumen.

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas

instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian

ini, uji coba instrumen dilakukan pada siswa diluar kelas eksperimen dan kelas

kontrol, yaitu kelas 6 yang terdiri dari 30 siswa di SDN Suradita. Uji coba

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

38

dilakukan di kelas 6 karena objek penelitian yang diangkat adalah kelas 5,

maka uji coba instrumen dilakukan pada satu level kelas diatas objek

penelitian.

Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah

mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, tingkat kesukaran,

daya pembeda, dan reliabilitas.

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrumen yang valid

atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaiknya instrumen yang valid

berarti memiliki validitas rendah.1 Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validias tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk

mengukur validitasnya adalah dengan rumus koefisien korelasi product

moment dengan angka kasar sebagai berikut:2

rxy ( )( )

[ ( ) ][ ( ) ]

Keterangan:

= Angka indeks korelasi “r”

N = Number of cases

= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

= Jumlah seluruh skor X

= Jumlah seluruh skor Y

Anas Sudjiono menyatakan bahwa uji validitas instrumen

dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan dengan rtabel

product moment pada taraf signifikasi 5%.

1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h.211 2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

h.72

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

39

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

Jika rtabel, maka soal tersebut dinyatakan valid

Jika rtabel, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid

Berdasarkan hasil uji validitas pada N = 30 siswa dan α = 5%, dari

15 soal uraian yang diujikan terdapat 10 soal yang valid dan 5 soal yang

tidak valid. Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan hasil uji validitas

butir soal instrumen tes hasil belajar matematika siswa SD.

(Lampiran)

2. Uji Realibilitas

Tingkat reliabilitas suatu instrumen menunjukkan berapa kali pun

data itu diambil akan tetap sama. Reliabilitas juga menunjukkan adanya

tingkat keterandalan suatu tes.3 Karena instrumen tes yang digunakan

adalah tes berbentuk uraian, maka untuk menghitung koefisien

reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha Cronbach.4

= (

) (

)

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir

= varians total

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat

evaluasi yang digunakan dibuat oleh Guilford sebagai berikut :

3 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2010), h.180. 4 Suharsimi Arikunto, op. cit., h.238.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

40

Tabel 3.2

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Besarnya r Tingkat reliabilitas

0,00 < ≤ 0,20

0,20 < ≤ 0,40

0,40 < ≤ 0,60

0,60 < ≤ 0,80

0,80 < ≤ 1,00

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Dengan kualifikasi koefisien realibilitas sama seperti instrumen tes

uraian pada Tabel 3.2. Adapun hasil keseluruhan realibilitas seluruh butir

soal yang sudah dinyatakan valid sebesar 0,652 dan termasuk kedalam

kriteria realibilitas tinggi. Dibawah ini merupakan tabel hasil perhitungan

realibilitas instrumen tes hasil belajar matematik siswa SD. (Lampiran)

3. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar

akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai

semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauanya, oleh karena itu

sebuah soal tes membutuhkan pengujian tingkat kesukaran dengan rumus

sebagai berikut.5

Keterangan

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah siswa keseluruhan

Klasifikasi indeks kesukaran yang umum digunakan adalah :

5Suharismi Arikunti, Ibid,. h. 207

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

41

IK = 0,00 : (soal terlalu sukar)

0,00< IK ≤ 0,30 : (soal sukar)

0,30< IK ≤ 0,070 : (soal sedang)

0,70< IK ≤ 1,00 : (soal terlalu mudah)

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 10 soal tes

yang diujikan, sebanyak 8 soal termasuk dalam kriteria sedang, dan

sebanyak 2 soal termasuk dalam kriteria mudah. Untuk lebih jelasnya,

berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan tingkat kesukaran tes hasil

belajar matematik siswa SD.

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal menurut Suharsimi Arikunto (2009) adalah

kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Cara

menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut.6

atau

Keterangan

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA = proposi serta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Dengan Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah

sebagai berikut :

DP ≤ 0,00 : (sangat jelek)

6Suharismi Arikunto, Ibid,. h.211-213

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

42

0,00< DP ≤ 0,20 : (jelek)

0,20< DP ≤ 0,40 : (cukup)

0,40< DP ≤ 0,70 : (baik)

0,70< DP ≤ 1,00 : (sangat baik)

Berdasarkan hasil hasil uji daya pembeda, dari 10 soal tes yang

diujikan, sebanyak 7 soal termasuk dalam kriteria baik dan sebanyak 3 soal

termasuk kedalam kriteria cukup. Berikut ini merupakan tabel hasil

perhitungan daya pembeda tes hasil belajar matematik siswa SD.

(Lampiran)

E. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data dan informasi dari penelitian (observasi)

yang dilakukan, penulis menganalisis secara kuantitatif yang kemudian

mempelajarinya secara utuh, sehingga memperoleh gambaran yang jelas

terhadap masalah yang diperoleh.

Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikansi

X=0.05. Pengujian dengan menggunakan uji-t memerlukan beberapa syarat,

antara lain: sampel acak, data interval, populasi berdistribusi normal dan

kesamaan varians (homogenitas).

1. Uji Prasyarat Analisis

Untuk prasyarat data interval telah terpenuhi, sebab hasil belajar

merupakan data interval. Uji keacakan pun tidak perlu sebab sampel telah

diambil secara acak. Oleh karena itu, uji prasyarat yang perlu dilakukan

adalah uji normalitas dan uji kesamaan varians (uji homogenitas).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau

tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors.

= F( ) – S( )

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

43

Keterangan:

= Harga mutlak terbesar

F( ) = Peluang angka baku

S( ) = Proporsi angka baku

Sebelum kita melakukan pengujian normalitas, maka hal yang perlu

dilakukan adalah dengan membuat tabel distribusi frekuensi, dengan langkah-

langkah dibawah ini, yaitu:7

1) Menentukan skor terbesar dan terkecil

2) Menentukan rentangan (R) dengan cara:

R = skor terbesar – skor terkecil

3) Menentukan banyaknya kelas (K) dengan cara:

K = 1 + 3,3 log n

4) Menentukan panjang kelas (p) dengan cara:

P =

5) Membuat tabulasi penolong yaitu tabel distribusi frekuensi

6) Mencari rata-rata (Mean)

7) Mencari nilai yang sering muncul (Modus)

Mo = BB + p *

+

8) Mencari nilai tengah (Median)

Me = BB + p [

]

9) Mencari Varians

(s²) = ( )

( )

10) Mencari simpangan baku

S = √ ( )

( )

7 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 45

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

44

Adapun langkah-langkah dalam uji Lilifors adalah sebagai berikut:

a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar

b. Tentukan nilai dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

= skor baku

= data yang diperoleh

X = nilai rata-rata

SD = standar deviasi

c. Tentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai

d. Tentukan nilai F( ) berdasarkan Ztabel

Jika negatif (-), maka 0,5 – Ztabel

Jika positif (+), maka 0,5 + Ztabel

e. Tentukan nilai S( ) dengan rumus:

S( )

f. Hitung selisih F( ) S( ) kemudian tentukan harga mutlaknya

g. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan

h. Memberikan interpretasi , dengan membandingkan dengan . adalah

harga yang diambil dari tabel harga kritis uji Liliefors

i. Ambil kesimpulan berdasarkan harga dan yang telah didapat.

Apabila Lhitung Ltabel, maka diterima atau data berdistribusi normal.

Dan apabila Lhitung Ltabel, maka ditolak atau data tidak berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Teknik yang diguanakan pada uji homogenitas ini adalah uji Fisher

dengan rumus :

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

45

F = 1

2 dengan S² =

n fx2 ( fx)

(n 1)

Keterangan :

F : Homogenitas

S1² : Varian besar

S2² : Varian kecil

n : Jumlahsanpel

f : Frekuensi

x : data

Kriteria pengujinya

Apabila Fhitung<Ftabel, maka H0 diterima, yang berarti varian kedua populasi

homogen

Apabila Fhitung≥ Ftabel, maka H0 ditolak, yang berarti varian kedua populasi

tidak homogen.

2. Uji Statistik

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, maka

selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan

menggunakan uji-t. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji-t adalah:8

t =

dengan

dan

sedangkan sgab= √( ) ( )

( )

keterangan:

t = harga t hitung

1 = nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen

8Ibid., h.238-239

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

46

2 = nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol

S12 = varians data kelompok eksperimen

S22

= varians data kelompok kontrol

Sgab = simpangan baku kedua kelompok

n1 = jumlah siswa pada kelompok eksperimen

n2 = jumlah siswa pada kelompok kontrol

Setelah harga thitung diperoleh, kita lakukan pengujian kebenaran

kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya thitung dan ttabel dengan

terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat

kebebasannya, dengan rumus:

df = (n1 + n2) – 2dengan diperolehnya df, maka dapat dicari harga t tabel

pada taraf signifikasi 0,05. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

Jika thitung ≤ ttabel, maka diterima dan ditolak

Jika thitung> ttabel maka diterima dan ditolak

Adapun langkah-langkah dalam uji-t adalah sebagai berikut:

1) Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus:

sgab= √( )

( )

( )

2) Menghitung thitung dengan rumus:

thitung =

3) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus:

dk = n1 +n2 – 2

4) Menentukan ttabel

5) Pengujian hipotesis

Untuk perhitungan uji hipotesis, akan disajikan pada BAB IV

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

47

Kriteria Pengujian :

H0 diterima jika thitung < ttabel

H0 ditolak jika thitung > ttabel

F. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 : µ1 ≤ µ2

Ha : µ1>µ2

Keterangan :

H0 = Hipotesis nihil

Ha = Hipotesis alternatif

µ1 = hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran kooperetif tipe STAD

µ2 = hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran

konvensional.

Kriteria Pengujian :

H0 diterima jika thitung < ttabel

H0 ditolak jika thitung > ttabel

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SDN Suradita kec Cisauk kab Tangerang,

pada kelas V yaitu kelas D sebagai kelas eksperimen dan kelas C sebagai kelas

kontrol. Pada kelas eksperimen mendapat pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol

mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang, masing-masing kelas

eksperimen dan kontol berjumlah 30 orang.

Materi matematika yang diajarkan pada saat penelitian yaitu mengenai

luas bangun datar. Hasil belajar matematika siswa dapat diukur melalui tes

akhir (posttest) yang telah dilakukan oleh peneliti. Tes akhir (posttest)

bertujuan untuk mengetahui Hasil Belajar Matematika Siswa SD dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sebelum dilakukan

posttest, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen sebanyak lima belas soal yang

berbentuk uraian, uji coba instrumen tersebut diberikan kepada 30 siswa kelas

VI SDN Suradita tahun ajaran 2013/2014.

Berikut ini disajikan hasil perhitungan dari tes hasil belajar matematika

siswa SD yang diberikan kepada kedua kelas yang diteliti setelah kegiatan

pembelajaran dilaksanakan.

1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen

Dari perolehan hasil tes belajar matematika siswa yang telah

dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada kelompok eksperimen yang berjumlah 30 siswa, dengan diperoleh nilai

rata-rata 77,33 sedangkan dengan nilai tertinggi yang diperoleh pada

kelompok eksperimen adalah 90 dan nilai terendah diperoleh pada

kelompok eksperimen adalah 65. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

49

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-95

Fre

ku

ensi

Nilai

Data Kelompok Eksperimen

tes belajar matematika siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika siswa

Pada Kelompok Eksperimen

No Nilai Interval Fi f relatif fk- %fk- fk+ %fk+

1 65-69 5 16,667 5 16,667 30 100

2 70-74 8 26,667 13 43,333 25 83,333

3 75-79 6 20 19 63,333 17 56,667

4 80-84 4 13,333 23 76,667 11 36,667

5 85-89 5 16,667 28 93,333 7 23,333

6 90-94 2 6,6667 30 100 2 6,6667

Jumlah 30 100

Hasil perhitungan berdasarkan data dari tabel frekuensi diatas

menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD mendapat nilai terbanyak direntang 70

sampai 74 dengan presentase 26,67%.

Distribusi frekuensi hasil belajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar matematika siswa

SD pada kelompok eksperimen dapat digambarkan dalam bentuk grafik

histogram berikut ini:

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

50

Gambar 4.1

Grafik Histogram Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Pada Kelompok Eksperimen

Sebaran dari hasil belajar matematika siswa pada kelompok

eksperimen ditunjukan dengan nilai modus 72,5 median 70,75 sedangkan

varians yang diperoleh sebesar 60,23 dan simpangan baku sebesar 7,76.

Perhitungan selengkapnya mengenai hasil distribusi frekuensi hasil belajar

matematika siswa pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada (lampiran).

2. Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Kelas Kontrol

Dari perolehan hasil tes belajar matematika siswa yang telah

dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada

kelompok kontrol yang berjumlah 30 siswa, dengan diperoleh nilai rata-rata

51,66 sedangkan dengan nilai tertinggi yang diperoleh pada kelompok

kontrol adalah 60 dan nilai terendah diperoleh pada kelompok kontrol

adalah 35. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes belajar matematika

siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa

Pada Kelompok Kontrol

No Nilai

Interval Fi f relatif fk- %fk- fk+ %fk+

1 35-39 2 6,6667 2 6,6667 30 100

2 40-44 5 16,667 7 23,333 28 93,333

3 45-49 4 13,333 11 36,667 23 76,667

4 50-54 7 23,333 18 60 19 63,333

5 55-59 6 20 24 80 12 40

6 60-64 6 20 30 100 6 20

Jumlah 30 100

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

51

0

1

2

3

4

5

6

7

8

35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64

Fre

ku

ensi

Nilai

Data Kelompok Kontrol

Pada tabel distribusi diatas menunjukan bahwa siswa yang diajarkan

dengan menggunakan pembelajaran konvensional mendapat nilai terbanyak

pada rentang 50 sampai 54 dengan presentase 23,33%.

Distribusi frekuensi hasil tes pada kelompok kontrol dapat

digambarkan dalam bentuk grafik histogram berikut ini:

Gambar 4.2

Grafik Histogram Frekuensi Hasil Belajar Matematika

Pada Kelompok Kontrol

Sebaran dari hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol

ditunjukan dengan nilai modus 53,25 median 52,4 sedangkan varians yang

diperoleh sebesar 61,96 dan simpangan baku sebesar 7,87. Perhitungan

selengkapnya mengenai hasil distribusi frekuensi hasil belajar matematika

siswa pada kelompok kontrol dapat dilihat pada (lampiran).

3. Perbandingan Hasil Penelitian Hasil Belajar Matematika Kelompok

Eksperimen dan Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Untuk lebih memperjelas perbandingan hasil belajar matematika

antara kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe STAD dengan kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran

konvensional dapat dilihat pada tabel 4.3.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

52

Tabel 4.3

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa

Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik Kelas

Eksperimen Kontrol

Jumlah siswa (n) 30 30

Nilai Maksimum (Xmak) 90 60

Nilai Minimum(Xmin) 65 35

Mean 77,33 51,66

Modus 72,5 53,25

Median 70,75 52,4

Varians 60,22989 61,95402

Simpangan Baku 7,76o 7,871

Pada tabel distribusi frekuensi diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata

kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata

kelompok kontrol dengan selisih 25,67 (77,33 – 51,66). Sama halnya dengan

nilai rata-rata, modus, median kelompok eksperimen lebih beragam dari pada

nilai kelompok kontrol. Nilai siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat

pada kelompok eksperimen dengan nilai 90, sedangkan nilai terendah terdapat

pada kelompok kontrol dengan nilai 35.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Dari data hasil belajar yang diperoleh masih berbentuk data mentah

oleh karena itu agar data tersebut dapat menjawab pertanyaan peneliti maka

dilakukan analisis terhadap data tersebut. Data penelitian yang akan dianalisis

adalah rata-rata skor hasil belajar matematika siswa pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis dan pembahasan data hasil belajar

diberikan pada uraian berikut:

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

53

1. Uji Normalitas

Sebelum menguji perbedaan rata-rata hasil belajar dengan uji t,

terlebih dahulu kedua kelompok diuji normalitas dan homogenitasnya. Uji

normalitas digunakan untuk mengetahui apakah penyebaran skor hasil

belajar kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan

bahwa kelompok berdistribusi normal jika memenuhi kriteria Lhitung ≤ Ltabel

diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu.

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Dari hasil perhitungan uji normalitas diperoleh Lhitung = 0,036.

Dari tabel nilai kritis uji Lilifors diperoleh nilai Ltabel dengan n = 30, taraf

signifikan α = 5% adalah 0,161 karena Lhitung ≤ Ltabel (0,036 ≤ 0,161)

maka H0 diterima, ini berarti data pada kelompok eksperimen berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol

Dari hasil perhitungan uji normalitas diperoleh Lhitung = 0,029.

Dari tabel nilai kritis uji Lilifors diperoleh nilai Ltabel dengan n = 30, taraf

signifikan α = 5% adalah 0,161 karena Lhitung ≤ Ltabel (0,029 ≤ 0,161)

maka H0 diterima, ini berarti data pada kelompok kontrol berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Kelas Jumlah

Sampel (n) Lhitung

Ltabel

(α=5%) Kesimpulan

Eksperimen 30 0,036 0,161 Terima H0,

Berdistribusi normal Kontrol 30 0,029 0,161

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

54

Karena Lhitung pada kedua kelompok kurang dari Ltabel, maka disimpulkan

bahwa kedua kelompok tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas, diketahui bahwa kedua kelompok

sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Selanjutnaya dilakukan uji homogenitas dengan

menggunakan Uji Fisher. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

apakah data sampel memiliki varians yang sama (homogen) atau berbeda

(heterogen). Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok

dikatakan homogen apabila Fhitung ≤ Ftabel diukur pada taraf signifikan dan

tingkat kepercayaan tertentu.

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Statistik Eksperimen Kontrol

N 30 30

Α 5% 5%

Rata-rata 77,33 51,66

Varians 60,22989 61,95402

Fhitung 1,02

Ftabel 1,86

Kesimpulan Homogen

Dari data tersebut diketahui bahwa hasil posttest kedua kelas sampel

memiliki Fhitung ≤ Ftabel yang berarti data yang diperoleh memiliki varians

yang homogen.

3. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji prasyarat diatas yang menyatakan asumsi

normalitas dan homogenitas untuk kedua sampel terpenuhi, maka langkah

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

55

selanjutnya yaitu pengujian hipotesis yang dapat dilakukan dengan

menggunakan uji-t. Kriteria perhitungannya yaitu thitung < ttabel maka H0

diterima. Sedangkan jika thitung > ttabel maka H0 ditolak. H0 menyatakan

bahwa rata-rata hasil belajar matematika pada luas bangun datar trapesium

dan layang-layang pada kelompok eksperimen dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan rata-

rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol dengan

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan derajat kebebasan 58,

diperoleh jika thitung = 4,04 ttabel = 2,00. Hasil perhitungan tersebut

menunjukan bahwa jika thitung > ttabel (4,04 > 2,00).

Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain

rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada rata-rata hasil

belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional. Secara ringkas, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Statistik Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata 77,33 51,66

Varians 60,22989 61,95402

Sgabungan 7,816134

thitung 4,0489

ttabel 2,001717468

perbandingan 4,04 > 2,00

Kesimpulan Tolak H0 terima Ha

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

56

2,00 4,04

Daerah Penolakan H0

Dari hasil tabel diatas terlihat bahwa thitung> ttabel (4,04 > 2,00),

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima atau dengan

kata lain rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi

dari pada kelompok kontrol.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh

bahwa H0 ditolak. Dengan demikian Ha yang menyatakan hasil belajar

matematika yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada siswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional pada taraf signifikansi 5% dapat diterima.

Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelompok eksperimen

yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil kemudian setiap

kelompok diberi kesempatan untuk mengeluarkan ide pemikiran pada saat

kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa juga dijembatani agar

dapat menemukan pemahaman materi luas bangun datar pada luas bangun

trapesium dan bangun layang-layang. Sehingga dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pelajaran matematika.

Dalam kegiatan pembelajaran ini, terlihat siswa antusias mengikuti

pembelajaran dikelas, hal ini dapat dilihat dari cara siswa mengerjakan tugas

dalam bentuk kuis serta LKS yang diberikan guru. Setiap kelompok terlihat

lebih aktif dalam kegiatan diskusi serta mengerjakan tugas yang diberikan

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

57

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

58

ide ke dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa pemilihan

metode dan teknik pembelajaran yang tepat akan membantu dalam jalannya

proses pembelajaran dikelas.

Pembelajaran yang diterapkan pada kelas kontrol, yang menggunakan

model pembelajaran secara konvensional adalah dengan metode ceramah, tanya

jawab dan latihan. Pertama-tama guru hanya menerangkan materi yang akan

dipelajari siswa pada hari itu, serta memberikan beberapa contoh, kemudian

keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran hanya sebatas mendengar dan

menulis apa yang diperintahkan guru. Apabila ada yang belum dimengerti atau

kurang paham, siswa dapat bertanya kepada guru.

Dengan demikian, siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

konvensional hanya belajar dengan hafalan dan tidak mengerti isi dari materi yang

diajarkan guru. Namun, adapun kelebihan dari kelas kontrol adalah siswa dapat

mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, apabila soal yang diberikan sama

dengan contoh yang ditunjukkan, tetapi jika siswa diberikan soal yang berbeda

dengan contoh yang ditunjukkan, maka siswa masih mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan dan menemukan jawabannya.

Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa perlakuan berbeda yang

diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat menghasilkan

hasil akhir yang berbeda pula. Kelompok eksperimen yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran STAD berbeda dengan kelompok kontrol yang

diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran STAD dalam penelitian ini dapat terlihat dari hasil jawaban siswa.

Hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan model pembelajaran STAD yang

dimaksud adalah hasil belajar siswa yang menyelesaikan masalah dengan cara

memperinci bagian-bagian dari masalah tersebut sehingga dapat memperoleh

pemahaman yang lebih jelas dengan menemukan jawaban yang berbeda dengan

yang lainnya ketika menjawab soal. Rata-rata siswa kelompok eksperimen

menjawab soal dengan cara yang sistematis atau berurutan sedangkan pada

kelompok kontrol rata-rata siswa menjawab soal tidak dengan cara yang

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

59

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

60

Pada gambar 4.5 menunjukan hasil jawaban atau kerja siswa pada

kelompok kontrolatau siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional. Sehingga jawaban siswa pada kelompok

kontrol ini terlihat tidak sistematis.

Pada soal tes ini siswa dituntut agar dapat mengemukakan gagasannya

serta dapat menyelesaikan soal tersebut dengan caranya sendiri, sehingga dapat

menghasilkan jawaban yang berbeda dengan orang lain. Dari hasil gambar pada

kelompok eksperimen dapat dilihat bahwa siswa dapat memperinci jawaban serta

dapat menemukan cara menyelesaikan soal yang berbeda dengan orang lain.

Sedangkan pada kelompok kontrol, masih banyak siswa yang belum mengerti

maksud dari soal yang diberikan dan kebanyakan dari mereka menjawab tanpa

memperhatikan apa yang ditulisnya. Selain itu, pada kelompok kontrol masih

banyak siswa yang belum bisa menemukan jawaban dari soal yang diberikan

dengan caranya sendiri.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat terlihat bahwa terdapat pengaruh

antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD

dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional. Hal ini disebabkan karena pada kelompok eksperimen yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD dirancang agar siswa

dapat mengemukakan pendapatnya dengan cara memperinci yang didapat

sehingga masalah yang diberikan dapat terpecahkan dan dapat ditemukan jawaban

yang berbeda dengan orang lain.

Dengan demikian ternyata terbukti bahwa penggunaan model

pembelajaran STAD berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa SD.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai

upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian

masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat

dikendalikan, sehingga hasil penelitian inipun belum optimal. Hal-hal itu

antara lain:

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

61

1. Penelitian ini hanya ditunjukan untuk mata pelajaran matematika pokok

bahasan menghitung luas bangun trapesium dan luas bangun layang-layang,

sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.

2. Kondisi siswa yang belum terbiasa dengan strategi pembelajaran aktif

sehingga membuat kondisi awal pasif.

3. Siswa sulit diatur untuk dikelompokan dalam pembelajaran yang aktif

4. Kontrol terhadap kemampuan siswa hanya pada hasil belajarnya saja.

Sementara itu variabel lain seperti intelegensi, minat, motivasi dan

lingkungan belajar tidak terkontrol secara penuh, sehingga tidak mustahil

jika hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh hal-hal lain.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan pengujian

statistik yang dilakukan mengenai pengaruh model pembelajaran STAD

terhadap hasil belajar matematika siswa SD di SDN Suradita, memberikan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen yang

diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD memperoleh nilai

rata-rata sebesar 77,33 pada materi bangun datar trapesium dan layang-

layang dengan varians 60,22.

2. Hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol yang diajarkan

dengan pembelajaran konvensional memperoleh nilai rata-rata sebesar

51,66 pada materi bangun datar trapesium dan layang-layang dengan

varians 61,95.

3. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD mendapatkan nilai rata-rata 77,33

dan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensiona mendapatkan nilai rata-rata 51,66. Dengan perhitungan

uji-t, maka dapat diperoleh thitung dari hasil tes adalah 4,05 dan diperoleh

ttabel adalah 2,00. Dari hasil perhitungan uji-t dapat terlihat bahwa thitung

> ttabel. Maka dapat disimpulkanbahwa H0 ditolak dan Ha diterima atau

dengan kata lain rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen

lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

63

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, peneliti dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian ini, hendaknya guru khususnya guru yang

mengajar matematika di SDN Suradita dapat menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions

(STAD) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat

dipakai karena model ini terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar matematika siswa, sehingga model pembelajaran yang digunakan

tidak hanya terbatas pada guru dan buku paket saja, akan tetapi

pembelajaran dipusatkan pada siswa.

2. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD), guru hendaknya lebih intensif dalam

membimbing siswa untuk saling terbuka dalam kerjasama untuk belajar

kelompok.

3. Siswa diharapkan untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

4. Dalam proses pembelajaran di kelas perlu diciptakan suasana kompetitif/

bersaing antar kelompok agar dapat memberikan semangat belajar yang

lebih tinggi dan dapat meningkatkan suasana kelas yang mendorong siswa

untuk berlomba-lomba dalam menyelesaikan tugas yang terbaik.

5. Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian

tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) yang diterapkan pada konsep yang lain

atau mata pelajaran yang lain.

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:

Rineka Cipt, 1999.

Amri, Sofan, dkk, Kontruksi Pengembangan Pembelajaran Pengaruhnya

Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2010.

Anitah, Sri, dkk, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka,

2009.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

2009.

................................., Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.

Driana, Elin

http://nasional.kompas.com/read/2012/12/14/02344589/gawat.darurat.pendi

dikan

E. Slavin, Robert, Cooperatif Learning teori, riset dan praktek, Bandung: Nusa

Media, 2005.

Halim Fathani, Abdul, Matematika Hakikat & Logika, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2009.

Hamzah, dkk, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran Sebuah Konsep

Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung:PT

Remaja Rosdakarya, 2007.

Huda, Miftahul, Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Ibrahim, Muslimin, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Unesa, 2000.

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

65

Masitoh, dkk, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan

Islam, 2009.

Neni Iska, Zikri, Perkembangan Peserta Didik Perspektif Psikologi, Jakarta: Kizi

Brother’s, 2011.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009.

Rusman, Model-model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2010.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajagrafinda

Persada, 2004.

Setyosari, Punanji, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, Jakarta:

Prenada Media Group, 2010.

Solihatin, Etin, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta:

Bumi Aksara, 2009.

Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru

Algensindo Offset, 2004.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008.

Suwangsih, Erna, dkk, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: Upi Press,

2006.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,

dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

Jakarta: Kencana, 2010.

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen

Agama RI, 2006.

Yuli Widiyanti, Esti, dkk, Pembelajaran Matematika MI, Surabaya: Lapis-PGMI,

2009.

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

66

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 1 (Pertama)

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

C. Indikator

Menghitung luas bangun datar trapesium.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menghitung luas bangun datar trapesium.

E. Materi

Luas Trapesium

F. Metode

Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan, dan STAD (Student Teams Achievement

Division)

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan Guru mengkondisikan kelas dengan meminta ketua

kelas untuk memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan aturan-aturan pembelajaran kooperatif

10 Menit

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

67

tipe STAD

Guru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang

materi bangun datar trapesium

Guru memberikan tes untuk mengetahui skor awal

siswa

Kegiatan Inti

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Eksplorasi

Elaborasi

Konfirmasi

Guru menyampaikan materi tentang bangun datar

trapesium

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang telah dijelaskan

Guru memberikan poin awal kepada siswa dan

menjelaskan sumber poin awal tersebut

Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri

dari 4 sampai 6 anggota secara heterogen

Guru memberikan LKS dan memerintahkan siswa

untuk mengerjakan LKS melalui diskusi kelompok

tentang materi bangun datar trapesium

Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,

kemudian kelompok yang lain diberikan kesempatan

untuk bertanya

Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa dalam

tiap kelompoknya

Guru menginformasikan bahwa hasil nilai kuis akan

diberitahukan pada pertemuan berikutnya

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

berdasarkan pencapaian skor rata-rata dalam satu

kelompok

Membenarkan presentasi siswa terkait materi yang

55 Menit

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

68

telah diajarkan

Meluruskan jawaban siswa terkait materi yang telah

diajarkan

Kegiatan Penutup

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Kegiatan

Penutup

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi

pembelajaran

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

5 menit

H. Media belajar

Spidol dan LKS.

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

J. Penilaian

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian

1 Menghitung luas bangun

datar trapesium

Tes Esai 1. Diketahui suatu bangun

trapesium mempunyai panjang

sisi sejajar 10 cm dan 4 cm

dengan tinggi 6 cm, berapakah

luas pada bangun trapesium

tersebut?

2. Sebuah trapesium memiliki panjang

sisi sejajar masing-masing 8 cm dan

4 cm dan tinggi 5 cm. Berapakah

luas bangun trapesium tersebut?

Tangerang, Nopember 2013

Wali kelas Peneliti

Aripin S.Pd Agi Nurahmadana

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

69

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 2 (Kedua)

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

C. Indikator

Menghitung luas bangun datar layang-layang.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menghitung luas bangun datar layang-layang.

E. Materi

Luas Layang-layang

F. Metode

Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan, dan STAD (Student Teams Achievement

Division)

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan Guru mengkondisikan kelas dengan meminta ketua

kelas untuk memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan aturan-aturan pembelajaran kooperatif

tipe STAD

10 menit

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

70

Guru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang

materi bangun datar layang-layang

Kegiatan Inti

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Eksplorasi

Elaborasi

Konfirmasi

Guru menjelaskan materi tentang menghitung luas

bangun datar layang-layang

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang telah dijelaskan

Guru memberikan poin awal kepada siswa dan

menjelaskan sumber poin awal tersebut

Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri

dari 4 sampai 6 anggota secara heterogen

Guru memberikan LKS dan memerintahkan siswa

untuk mengerjakan LKS melalui diskusi kelompok

tentang materi bangun datar trapesium

Guru meluruskan hasil jawaban siswa terkait materi

yang telah dijelaskan

Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa dalam

tiap kelompoknya

Guru menginformasikan bahwa hasil nilai kuis akan

diberitahukan pada pertemuan berikutnya

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

berdasarkan pencapaian skor rata-rata dalam satu

kelompok

Membenarkan presentasi siswa terkait materi yang

telah diajarkan

Meluruskan jawaban siswa terkait materi yang telah

diajarkan

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

71

Kegiatan Penutup

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Kegiatan

Penutup

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi

pembelajaran

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

5 menit

H. Media belajar

Spidol dan LKS.

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

J. Penilaian

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian

1 Menghitung luas bangun

datar layang-layang

Tes Esai 1. Diketahui suatu bangun layang-

layang yang mempunyai panjang

diagonal 9 cm dan 8 cm, berapakah

luas pada bangun layang-layang

tersebut?

2. Sebuah bangun layang-layang yang

mempunyai panjang diagonal

masing-masing 10 cm dan 6 cm,

berapakah luas bangun datar

layang-layang tersebut?

Tangerang, Nopember 2013

Wali kelas Peneliti

Aripin S.Pd Agi Nurahmadana

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

72

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 4 (Empat)

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar

C. Indikator

Menjelaskan luas bangun datar trapesium pada soal cerita.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menjelaskan luas bangun datar trapesium pada soal cerita

E. Materi

Luas Trapesium

F. Metode

Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan, dan STAD (Student Teams Achievement

Division)

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan Guru mengkondisikan kelas dengan meminta ketua

kelas untuk memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan aturan-aturan pembelajaran

10 menit

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

73

kooperatif tipe STAD

Guru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang

materi bangun datar trapesium

Kegiatan Inti

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Eksplorasi

Elaborasi

Guru menjelaskan materi tentang cara

menjelaskan luas bangun datar trapesium

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang materi yang telah

dijelaskan

Guru memberikan poin awal kepada siswa dan

menjelaskan sumber poin awal tersebut

Guru membagi siswa kedalam kelompok yang

terdiri dari 4 sampai 6 anggota secara heterogen

Guru memberikan LKS dan memerintahkan

siswa untuk mengerjakan LKS melalui diskusi

kelompok tentang materi bangun datar trapesium

Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya, kemudian kelompok yang lain

diberikan kesempatan untuk bertanya

Guru meluruskan hasil jawaban siswa terkait

materi yang telah dijelaskan

Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa

dalam tiap kelompoknya

Guru menginformasikan bahwa hasil nilai kuis

akan diberitahukan pada pertemuan berikutnya

Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok berdasarkan pencapaian skor rata-rata

55 menit

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

74

Konfirmasi

dalam satu kelompok

Membenarkan presentasi siswa terkait materi

yang telah diajarkan

Meluruskan jawaban siswa terkait materi yang

telah diajarkan

Kegiatan Penutup

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Kegiatan

Penutup

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan

materi pembelajaran

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

5 menit

H. Media belajar

Spidol dan LKS.

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

J. Penilaian

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian

1 Menjelaskan luas bangun

datar trapesium pada soal

cerita

Tes Esai 1. Aku adalah atap rumah.

Dilihat dari samping aku

berbentuk trapesium

samakaki. Dengan panjang

sisiku yang sejajar adalah

19 meter dan 15 meter,

sedangkan tinggiku adalah

13 m. Berapakah luasku?

2. Pak Deni mempunyai sawah

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

75

yang berbentuk trapesium,

sawah itu mempunyai

panjang yang sejajar 80 m

dan 70 m, dan lebar 45 m.

berapakah luas tanah pak

royo

Tangerang, Nopember 2013

Wali kelas Peneliti

Aripin S.Pd Agi Nurahmadana

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

76

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 5 (Lima)

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

C. Indikator

Menghitung luas bangun datar trapesium yang berhubungan dengan masalah yang ada

dikehidupan sehari-hari

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menghitung luas bangun datar trapesium yang berhubungan dengan masalah yang ada

dikehidupan sehari-hari

E. Materi

Luas Bangun Datar Trapesium

F. Metode

Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan, dan STAD (Student Teams Achievement

Division)

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan Guru mengkondisikan kelas dengan

meminta ketua kelas untuk memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

77

dan menjelaskan aturan-aturan

pembelajaran kooperatif tipe STAD

Guru menanyakan pengetahuan awal siswa

tentang bangun datar trapesium yang ada

didalam kehidupan sehari-hari

Kegiatan Inti

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Eksplorasi

Elaborasi

Guru menjelaskan materi tentang cara

menghitung masalah dalam kehidupan sehari-

hari yang berhubungan dengan bangun datar

trapesium

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang materi yang telah

dijelaskan

Guru memberikan poin awal kepada siswa dan

menjelaskan sumber poin awal tersebut

Guru membagi siswa kedalam kelompok yang

terdiri dari 4 sampai 6 anggota secara heterogen

Guru memberikan LKS dan memerintahkan

siswa untuk mengerjakan LKS melalui diskusi

kelompok tentang materi bangun datar trapesium

Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya, kemudian kelompok yang lain

diberikan kesempatan untuk bertanya

Guru meluruskan hasil jawaban siswa terkait

materi yang telah dijelaskan

Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa

dalam tiap kelompoknya

Guru menginformasikan bahwa hasil nilai kuis

akan diberitahukan pada pertemuan berikutnya

55 menit

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

78

Konfirmasi

Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok berdasarkan pencapaian skor rata-rata

dalam satu kelompok

Membenarkan presentasi siswa terkait materi

yang telah diajarkan

Meluruskan jawaban siswa terkait materi yang

telah diajarkan

Kegiatan Penutup

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Kegiatan

Penutup

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan

materi pembelajaran

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

5 menit

H. Media belajar

Spidol dan LKS.

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

J. Penilaian

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian

1 Menghitung luas

bangun datar trapesium

yang berhubungan

dengan masalah

kehidupan sehari-hari

Tes Esai 1. Ayah baru saja selesai

mengecat tembok samping

rumah yang berbentuk

trapesium dengan ukuran

panjang sisi yang sejajar

masing-masing 35 m dan 25

m, kemudian tingginya 6 m.

Berapakah luas tembok

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

79

yang berbentuk trapesium

tersebut?

2. Pak Sholeh sedang memasang

genting di bagian teras

rumahnya. Atap terasnya

berbentuk trapesium. Genting

disusun sebagai berikut. Dari

sisi bagian atas dengan 18

genting dan bagian bawahnya

24 genting dan susunan

gentingnya 15 baris. Jadi

berapakahgenting yang ada

diatas genting?

Tangerang, Nopember 2013

Wali kelas Peneliti

Aripin S.Pd Agi Nurahmadana

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 7 (Tujuh)

Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar

C. Indikator

Menghitung luas bangun datar layang-layang yang berhubungan dengan masalah

yang ada dikehidupan sehari-hari

D. Tujuan Pembelajaran

Pesertadidikdapat:

Menghitung luas bangun datar layang-layang yang berhubungan dengan masalah

yang ada dikehidupan sehari-hari

E. Materi

Luas Layang-layang

F. Metode

Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan, dan STAD (Student Teams Achievement

Division)

G. Kegiatan Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Kegiatan

awal

Guru mengkondisikan kelas dengan meminta

ketua kelas untuk memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memberikan penjelasan aturan-aturan

10 menit

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

81

pembelajaran kooperatif tipe STAD

Guru menanyakan pengetahuan awal siswa

tentang bangun datar layang-layang

Kegiatan Inti

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Eksplorasi

Elaborasi

Guru menjelaskan materi tentang cara

menghitung masalah dalam kehidupan sehari-

hari yang berhubungan dengan bangun datar

layang-layang

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang materi yang telah

dijelaskan

Guru memberikan poin awal kepada siswa dan

menjelaskan sumber poin awal tersebut

Guru membagi siswa kedalam kelompok yang

terdiri dari 4 sampai 6 anggota secara heterogen

Guru memberikan LKS dan memerintahkan

siswa untuk mengerjakan LKS melalui diskusi

kelompok tentang materi bangun datar trapesium

Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya, kemudian kelompok yang lain

diberikan kesempatan untuk bertanya

Guru meluruskan hasil jawaban siswa terkait

materi yang telah dijelaskan

Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa

dalam tiap kelompoknya

Guru menginformasikan bahwa hasil nilai kuis

akan diberitahukan pada pertemuan berikutnya

Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok berdasarkan pencapaian skor rata-rata

55 menit

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

82

Konfirmasi

dalam satu kelompok

Membenarkan presentasi siswa terkait materi

yang telah diajarkan

Meluruskan jawaban siswa terkait materi yang

telah diajarkan

Kegiatan Penutup

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Kegiatan

Penutup

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan

materi pembelajaran

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan

salam

5 menit

H. Media belajar

Spidol dan LKS.

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

J. Penilaian

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian

1 Menghitung luas

bangun datar layang-

layang yang

berhubungan dengan

masalah yang ada

dikehidupan sehari-hari

Tes Esai 1. Rehan membuat layang-

layang yang berukuran

besar dengan panjang

diagonalnya 30 cm dan 22

cm. Berapakah luas

layang-layang rehan yang

besar itu?

2. Budi ingin membuat sebuah

layang-layang. Dua bilah

bambu yang dibuat Budi

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

83

berukuran 48 cm dan 44 cm.

Apabila layang-layang sudah

jadi, berapa luas layang-

layang yang budi buat?

Tangerang, Nopember 2013

Wali kelas Peneliti

Aripin S.Pd Agi Nurahmadana

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

84

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 1 (pertama)

Alokasi Waktu : 2x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

C. Indikator

Menghitung luas bangun datar trapesium

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menghitung luas bangun datar trapesium

E. Materi

Luas Trapesium

F. Metode

Model Konvensional

G. Kegiatan Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Kegiatan

awal

Guru mengkondisikan kelas dengan memerintah ketua

kelas memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajara

Guru mengajukan pertanyaan apersepsi tentang materi

yang akan disampaikan

5 menit

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

85

Kegiatan

Inti

Guru menyampaikan materi pelajaran tentang bangun

datar trapesium

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan

Guru memberikan contoh soal

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Guru membahas latihan soal bersama siswa

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika ada yang belum jelas

55 menit

Kegiatan

Penutup

Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi

selanjutnya

Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

10 menit

H. Media belajar

White Board dan Spidol

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

Tangerang, Nopember 2013

Peneliti

Agi Nurahmadana

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 2 (kedua)

Alokasi Waktu : 2x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang

C. Indikator

Menghitung luas bangun datar layang-layang.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menghitung luas bangun datar layang-layang.

E. Materi

Luas Layang-layang

F. Metode

Model Konvensional

G. Kegiatan Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Kegiatan

awal

Guru mengkondisikan kelas dengan memerintah ketua

kelas memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajara

Guru mengajukan pertanyaan apersepsi tentang materi

yang akan disampaikan

5 menit

Kegiatan

Inti

Guru menyampaikan materi pelajaran tentang bangun

datar layang-layang

55 menit

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

87

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan

Guru memberikan contoh soal

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Guru membahas latihan soal bersama siswa

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika ada yang belum jelas

Kegiatan

Penutup

Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi

selanjutnya

Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

10 menit

H. Media belajar

White Board dan Spidol

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

Tangerang, Nopember 2013

Peneliti

Agi Nurahmadana

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

88

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 4 (Empat)

Alokasi Waktu : 2x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar

C. Indikator

Menjelaskan luas bangun datar trapesium pada soal cerita

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menjelaskan luas bangun datar trapesium pada soal cerita

E. Materi

Luas Trapesium

F. Metode

Model Konvensional

G. Kegiatan Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Kegiatan

awal

Guru mengkondisikan kelas dengan memerintah ketua

kelas memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajara

Guru mengajukan pertanyaan apersepsi tentang materi

yang akan disampaikan

5 menit

Kegiatan

Inti

Guru menyampaikan materi pelajaran tentang masalah

bangun datar trapesium

55 menit

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

89

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan

Guru memberikan contoh soal

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Guru membahas latihan soal bersama siswa

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika ada yang belum jelas

Kegiatan

Penutup

Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi

selanjutnya

Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

10 menit

H. Media belajar

White Board dan Spidol

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

Tangerang, Nopember 2013

Peneliti

Agi Nurahmadana

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

90

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 5 (Lima)

Alokasi Waktu : 2x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar

C. Indikator

Menghitung luas bangun datar trapesium yang berhubungan dengan masalah yang ada

dikehidupan sehari-hari

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menghitung luas bangun datar trapesium yang berhubungan dengan masalah yang ada

dikehidupan sehari-hari

E. Materi

Luas Trapesium

F. Metode

Model Konvensional

G. Kegiatan Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Kegiatan

awal

Guru mengkondisikan kelas dengan memerintah ketua

kelas memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajara

Guru mengajukan pertanyaan apersepsi tentang materi

yang akan disampaikan

5 menit

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

91

Kegiatan

Inti

Guru menyampaikan materi pelajaran tentang masalah

bangun datar trapesium

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan

Guru memberikan contoh soal

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Guru membahas latihan soal bersama siswa

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika ada yang belum jelas

55 menit

Kegiatan

Penutup

Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi

selanjutnya

Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

10 menit

H. Media belajar

White Board dan Spidol

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

Tangerang, Nopember 2013

Peneliti

Agi Nurahmadana

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

92

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 7 (Tujuh)

Alokasi Waktu : 2x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar

C. Indikator

Menghitung luas bangun datar layang-layang yang berhubungan dengan masalah

yang ada dikehidupan sehari-hari

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

Menghitung luas bangun datar layang-layang yang berhubungan dengan masalah

yang ada dikehidupan sehari-hari

E. Materi

Luas Layang-layang

F. Metode

Model Konvensional

G. Kegiatan Pembelajaran

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Kegiatan

awal

Guru mengkondisikan kelas dengan memerintah ketua

kelas memimpin do’a

Mengabsen siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajara

Guru mengajukan pertanyaan apersepsi tentang materi

yang akan disampaikan

5 menit

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

93

Kegiatan

Inti

Guru menyampaikan materi pelajaran tentang masalah

bangun datar layang-layang

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan

Guru memberikan contoh soal

Guru memberikan latihan soal kepada siswa

Guru membahas latihan soal bersama siswa

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya jika ada yang belum jelas

55 menit

Kegiatan

Penutup

Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi

selanjutnya

Guru mengakhiri pelajaran dengan salam

10 menit

H. Media belajar

White Board dan Spidol

I. Sumber Belajar

Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas

Tangerang, Nopember 2013

Peneliti

Agi Nurahmadana

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

94

Lampiran 3

LEMBAR KERJA SISWA 1

LUAS TRAPESIUM

Kelompok :

Nama Anggota :

Diskusikan dan Kerjakan dengan Kelompokmu!

A. Materi Ajar

Untuk mengetahui rumus luas trapesium, ayo kita lakukan kegiatan berikut ini!

Sebelum mencari luas trapesium, sebaiknya mengenal bagian-bagiannya.

Perhatikan gambar dibawah ini!

1. Sebutkan sifat-sifat yang ada didalam gambar tersebut?

2. Pada garis KL, MN, dan NO dinamakan dengan apa?

3. Sebutkan macam-macam bangun trapesium?

4. Pada gambar dibawah ini termasuk bangun trapesium apa?

5. Segitiga KON itu termasuk segitiga apa?

N M

K O L

Sekarang marilah kita coba mulai menentukan bagaimana rumus untuk

menentukan luas trapesium, tapi satu hal yang harus kalian ingat bahwa luas

trapesium berasal dari luas persegi panjang, kalian siap untuk merumuskannya?

C D

A B

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

95

Luas Persegi Panjang = Panjang x Lebar

= Sisi AB x Sisi . . . .

= ( Sisi AB + Sisi . . . . . ) x Sisi . . . . . .

karena Luas Trapesium adalah Luas Persegi Panjang yang telah dibagi 2, maka

Luas Trapesium =

=

=

Jadi Luas Trapesium =

B. kerjakanlah soal yang ada dibawah ini!

1. Lengkapilah uraian di bawah ini untuk menambah pemahaman tentang

trapesium. 12 cm

Sisi alas = 18 cm

Sisi atas = ____ cm 10 cm

Tinggi = 10 cm 18 cm

Luas =

× ( sisi alas + sisi atas) × tinggi

=

× ( 18 + ____ ) × 10

= ____ × 10 = ____ cm2

2. Gambarlah bangun datar trapesium dengan ukuran panjang sisi yang

sejajar 10 cm dan 6 cm, dan tingginya 5 cm! Tulislah panjang sisi yang

sejajar dengan a dan b dan tingginya t. Misalkan gambar dari jajar genjang

ditunjukkan oleh gambar berikut!

a

t

b

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

96

hitunglah gambar bangun datar trapesium yang diatas?

Luas Trapesium = . . . . x (. . . . + . . . .) x . . . .

= . . . . x (. . . . + . . . .) x . . . .

= . . . . x . . . .x . . . .

= . . . .

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

100

B. Kerjakanlah soal dibawah ini dengan bena!

1. Pak Imam sedang membuat petak kecil untuk membuat benih padi. Petak

tersebut berbentuk trapesium siku-siku. Jarak Kedua sisi-sisi yang sejajar

tersebut berukuran 54 m dan 46 m dengan lebarnya 24 m, berapakah

luasnya?

2. Adi sedang membuat kandang ayam yang berbentuk trapesium sama kaki

dengan sisi masing-masing 15 m dan 17 m, kemudian tingginya 13 m.

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

101

LEMBAR KERJA SISWA 5

LUAS TRAPESIUM

Kelompok :

Nama Anggota :

Diskusikan dan Kerjakan dengan Kelompokmu!

A. Materi Ajar

Jika kamu perhatikan benda-benda yang terdapat di dalam kehidupan kamu

maka kamu akan dapat mengetahui benda apa saja yang mempunyai bentuk

bangun trapesium.

1. Gambarlah benda-benda yang mempunyai bentuk bangun trapesium

ditempat yang telah disediakan?

2. Kemudian tentukanlah ukuran pada gambar yang kalian buat?

3. Dan hitunglah luas pada gambar tersebut?

B. Kerjakanlah soal dibawah ini dengan benar!

1. Atap rumah pak Danang terbuat dari seng dan akan dicat, atap tersebut

berbentuk trapesium sama kaki dengan ukuran panjang sisi-sisi yang

sejajar berturut-turut adalah 29 cm 13 m, dan tinggi trapesium 15 m.

Berapakah luas atap rumah pak danang?

2. Sebidang sawah berbentuk trapesium siku-siku dengan ukuran panjang

sisinya masing-masing 33 m dan 31 m dan lebarnya 27 cm, berapakah luas

sawah tersebut?

3. Ayah mempunyai tanah dibelakang rumah yang berbentuk bangun datar

trapesium siku-siku dengan ukuran panjang sisi yang sejajar 50 m dan 46

m, dan mempunyai lebar 42 m, berapakah luas tanah tersebut?

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

102

LEMBAR KERJA SISWA 7

LUAS LAYANG-LAYANG

Kelompok :

Nama Anggota :

Diskusikan dan Kerjakan dengan Kelompokmu!

A. Materi Ajar

Apakah kalian sudah pernah membuat sebuah layang-layang?

Jika sudah maka gambarlah layang-layang yang pernah kalian buat ditempat

yang sudah disediakan?

Kemudian tentukan ukuran gambar layang-layang tersebut?

Kemudian hitunglah luas layang-layang yang kalian buat?

B. Kerjakanlah soal yang ada dibawah ini!

1. Pak Rudi sedang membuat layang-layang dengan ukuran panjang

diagonalnya masing-masing 28 cm dan 24 cm, berapakah luas layang-

layang yang dibuat oleh pak rudi?

2. Aldi mempunyai layang-layang dengan ukuran panjang diagonalnya yaitu

46 cm dan 22 cm, berapakah luas layang-layang aldi?

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

103

Lampiran 4

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Sebelum Uji Validitas

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : V (Lima)

Standar Kompetensi : Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar Materi

Pokok Indikator

Aspek No

Soal

Keterangan

Jenis Soal C2 C3

1. Menghitung

luas trapesium

dan layang-

layang

Luas

Trapesium

dan Layang-

layang

Menghitung luas bangun datar

trapesium.

Menghitung luas bangun datar

layang-layang

Menghitung tinggi bangun

datar trapesium

Menghitung panjang diagonal

bangun datar layang-layang

1a, 8

1b, 9

2, 10

3, 11

Esay

Esay

Esay

Esay

2. Menyelesaika

n masalah

Bangun datar

Trapesium

Menjelaskan luas bangun datar

trapesium pada soal cerita

4, 14

Esay

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

104

yang berkaitan

dengan

bangun datar

dan Layang-

layang

Menghitung luas bangun datar

trapesium yang berhubungan

dengan masalah yang ada

dikehidupan sehari-hari

Menjelaskan luas bangun datar

layang-layang dalam soal

cerita

Menghitung luas bangun datar

layang-layang yang

berhubungan dengan masalah

yang ada dikehidupan sehari-

hari

6, 12

5, 15

7, 13

Esay

Esay

Esay

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

105

Lampiran 5

SOAL INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR MATERI LUAS BANGUN

DATAR TRAPESIUM DAN LAYANG-LAYANG SEBELUM UJI

VALIDITAS

Nama :

Kelas :

Waktu : 2 x 35 menit

Nilai

I. Kerjakanlah soal yang ada dibawah ini dengan benar!

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

6 cm 4 cm

8 cm

12 cm

a. Hitunglah luas pada bangun datar trapesium?

b. Hitunglah luas pada bangun datar layang-layang?

2. Sebuah bangun trapesium mempunyai panjang yang sejajar 7 cm dan 5 cm,

jika luasnya 24 cm2, maka berapakah tinggi bangun trapesium tersebut?

3. Panjanng diagonal suatu layang-layang 10 cm, jika luasnya 20 cm2,

berapakah panjang diagonal yang lainnya?

4. Hari Minggu warga di desa Pak Dodi melakukan kerja bakti. Warga

mengecat atap gapura yang berbentuk trapesium pada sisi depan 14 m dan

sisi belakang 16 m, kemudian tingginya 8 m, berapakah luas atap gapura

yang di cat?

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

112

Lampiran 8

Rubrik Penskoran Analitik Skala 4

Skala

Kriteria 1 2 3 4

Pendekatan

pemecahan

masalah

Tidak

terorganisir,

tidak

sistematik

Ada usaha

untuk

mengorganisir

tetapi tidak

dilakukan

dengan baik

Terorganisir

, memahami

cara

menghitung

luas bangun

datar

trapesium

dan layang-

layang

Sangat

terorganisir

dan

sistematik

dalam

menghitung

luas bangun

datar

trapesium

dan layang-

layang

Ketepatan

perhitungan

Tidak dapat

menentukan

luas bangun

datar

trapesium

dan layang-

layang

Menghitung

luas bangun

datar

trapesium dan

layang-layang

tetapi masih

salah dalam

perhitungan

sehingga tidak

mendapatkan

hasil atau

jawaban yang

benar

Menghitung

luas bangun

datar

trapesium

dan layang-

layang

sudah

benar,

hanya ada

sedikit

kesalahan

dalam

perhitungan

Tidak ada

kesalahan

dalam

menghitung

luas bangun

datar

trapesium

dan layang-

layang

sehingga

dapat

menemukan

hasil atau

jawaban yang

benar

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

113

Penjelasan

prosedur

Tidak jelas

dan sukar

diikuti dan

tidak

memahami

masalah

Agak jelas,

tetapi

menunjukkan

kurang

memahami

masalah

Jelas dan

menunjukka

n

memahami

masalah

menghitung

luas bangun

datar

trapesium

dan layang-

layang

Jelas dan

menunjukkan

memahami

masalah dan

dapat

menghitung

luas bangun

datar

trapesium

dan layang-

layang serta

disajikan

dengan baik

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

114

Lampiran 9

Kunci Jawaban Instrumen Penelitian

No Kunci Jawaban Skor

1 a) Diket : Sisi atas : 4 cm

Sisi bawah : 12 cm

Tinggi : 8 cm

Ditanya : Berapa luas bangun datar trapesium?

Jawab

L =

( Sisi alas + Sisi atas ) x tinggi

=

( 12 cm + 4 cm )x 8 cm

=

(16 cm)x 8 cm

=

( 128 cm

2 )

= 64 cm2

b) Diket : d1 : 8 cm

d2 : 6 cm

Ditanya : Berapa luas bangun datar layang-layang?

Jawab

L =

=

=

= 24 cm2

1

2

3

4

2 Diket : Sisi alas : 6 cm

Sisi atas : 4 cm

Tinggi : 5 cm

Ditanya : Berapa luas bangun datar trapesium?

Jawab

L =

( Sisi alas + Sisi atas ) x tinggi

=

( 6 cm + 4 cm )x 5 cm

1

2

3

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

115

=

(10 cm)x 5 cm

=

( 50 cm

2 )

= 25 cm2

4

3 Diket : d1 : 12 cm

d2 : 7 cm

Ditanya : Berapa luas bangun datar layang-layang?

Jawab

L =

=

=

= 48 cm2

1

2

3

4

4 Diket : Sisi alas : 11 m

Sisi atas : 9 m

Luas sawah: 30m2

Ditanya : Berapa lebar sawah?

(tinggi dari trapesium)

Jawab

L =

( Sisi alas + Sisi atas ) x tinggi

30 =

( 11 m + 9 m )x tinggi

30 =

(20 m)x tinggi

30 = 10 m x tinggi

t =

t = 3 m

1

2

3

4

5 Diket : Panjang AC : 7 cm

Panjang BD : 6 cm

Ditanya : kertas yang dibutuhkan wawan untuk membuat

layang-layang?

(Luas dari layang-layang)

Jawab

1

2

3

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

116

L =

=

=

= 21 cm2

4

6 Diket : Sisi alas : 7 cm

Sisi atas : 5 cm

Luasnya : 24 cm2

Ditanya : Berapa tinggi bangunan?

(tinggi dari trapesium)

Jawab

L =

( Sisi alas + Sisi atas ) x tinggi

24 =

( 7 cm + 5 cm )x tinggi

24 =

(12 cm)x tinggi

24 = 6 cm x tinggi

t =

t = 4 cm

1

2

3

4

7 Diket : d1 : 10 cm

Luas : 20cm2

Ditanya : d2?

Jawab

d2 =

=

=

= 4 cm

1

2

3

4

8 Diket : Sisi depan gapura : 14 cm

Sisi belakang gapura: 16 cm

Tinggi gapura : 8 cm

Ditanya : Berapa luas atap gapura?

(luas dari trapesium)

Jawab

1

2

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

117

L =

( Sisi alas + Sisi atas ) x tinggi

=

( 14 cm + 16 cm )x 8 cm

=

(30 cm)x 8 cm

=

( 240 cm

2 )

= 120 cm2

3

4

9 Diket : Sisi alas: 15 cm

Sisi atas: 11 cm

Tinggi : 6 cm

Ditanya : Berapa luas pada gambar?

(luas dari trapesium)

Jawab

L =

( Sisi alas + Sisi atas ) x tinggi

=

( 15 cm + 11 cm )x 6 cm

=

(26 cm)x 6 cm

=

( 156 cm

2 )

= 78 cm2

1

2

3

4

10 Diket : d1: 6 cm

d2 : 5 cm

Ditanya : Berapa luas layang-layang?

Jawab

L =

=

=

= 15 cm2

1

2

3

4

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

118

Lampiran 10

HASIL TES KELOMPOK EKSPERIMEN

RSP X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Jumlah Nilai

R01 4 3 1 2 2 3 3 4 1 3 26 65

R02 4 3 2 3 4 2 1 3 3 2 28 70

R03 4 4 4 3 4 2 1 3 3 2 32 80

R04 4 4 2 2 4 3 2 2 3 4 30 75

R05 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 32 80

R06 3 2 4 1 3 4 2 4 3 4 30 75

R07 2 3 4 3 2 1 3 3 3 3 28 70

R08 4 4 3 3 4 2 2 1 3 4 30 75

R09 3 3 1 4 1 3 2 3 4 4 28 70

R10 3 4 1 2 1 3 2 3 4 3 26 65

R11 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 36 90

R12 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 34 85

R13 3 4 3 3 2 3 2 4 4 2 30 75

R14 3 4 4 1 3 2 2 3 3 3 28 70

R15 2 4 2 2 4 3 1 3 2 3 26 65

R16 4 4 3 1 3 2 3 4 3 4 30 75

R17 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 34 85

R18 3 4 2 1 3 4 2 4 3 2 28 70

R19 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 32 80

R20 3 4 4 2 2 2 1 3 2 3 26 65

R21 2 3 4 1 3 3 2 4 3 3 28 70

R22 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 34 85

R23 4 2 3 4 2 2 1 3 4 3 28 70

R24 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 34 85

R25 4 3 2 2 3 1 4 1 3 3 26 65

R26 4 2 4 1 3 2 3 4 4 3 30 75

R27 2 3 4 3 4 3 2 4 3 4 32 80

R28 4 3 4 2 1 2 4 3 4 3 30 70

R29 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 36 90

R30 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 34 85

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

119

Lampiran 11

HASIL TES KELOMPOK KONTROL

RSP X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Jumlah Nilai

R01 3 2 1 2 1 1 2 1 1 2 16 40

R02 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 14 35

R03 2 3 3 1 2 1 1 3 3 1 20 50

R04 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 18 45

R05 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 16 40

R06 3 2 3 1 4 1 2 3 2 3 24 60

R07 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 22 55

R08 3 3 2 4 2 1 3 2 2 2 24 60

R09 2 2 3 1 1 2 1 2 1 3 18 45

R10 2 3 2 2 2 1 1 3 2 4 22 55

R11 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 16 40

R12 4 3 3 1 3 2 2 2 2 2 24 60

R13 2 3 2 1 2 1 2 3 3 3 22 55

R14 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 20 50

R15 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 22 55

R16 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 16 40

R17 4 2 2 1 2 1 2 1 3 2 20 50

R18 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 14 35

R19 3 3 3 1 2 1 1 3 3 2 22 55

R20 2 3 3 1 1 1 2 1 1 2 18 45

R21 3 2 3 3 1 2 1 2 2 2 20 50

R22 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 20 50

R23 3 4 2 1 3 2 2 1 2 4 24 60

R24 3 3 3 2 3 1 2 1 3 3 24 60

R25 2 3 2 1 3 2 1 2 1 3 20 50

R26 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 16 40

R27 3 2 3 1 2 1 3 1 3 3 22 55

R28 2 2 2 1 3 1 1 2 2 2 18 45

R29 2 4 1 4 1 2 2 2 2 4 24 60

R30 2 3 3 1 1 1 1 2 3 3 20 50

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

120

Lampiran 12

Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas Tes Uraian (Essai)

Cara mencari validitas nomor 1

Menentukan nilai Ʃ X : 81

Menentukan nilai Ʃ Y : 1140

Menentukan nilai Ʃ X² : 255

Menentukan nilai Ʃ Y² : 44492

Menentukan nilai Ʃ X1Y : 3169

Menentukan nilai

rxy Ʃ (Ʃ )(Ʃ )

[ Ʃ (Ʃ ) ][ Ʃ (Ʃ ) ]

= ( ) ( )( )

[ ( ) ][ ( ) ]

=

√[ ][ ]

=

[ ][ ]

=

=

rxy = 0,441 (valid)

Mencari nilai rtabel dengan dk = n-2 = 30-2 =28 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,05

diperoleh nilai rtabel = 0,361

Setelah diperoleh nilai rxy = 0,441 lalu dibandingkan dengan nilai rtabel = 0,361

Karena rxy > rtabel maka soal nomor 1 valid

Untuk soal selanjutnya menggunakan langkah seperti nomor 1

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

121

Lampiran 13

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Siswa

No Soal

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Y

A 4 4 2 4 2 3 1 1 2 3 3 4 1 4 4 42

B 4 4 4 3 3 3 1 2 4 3 3 4 1 4 4 47

C 2 4 3 3 2 3 1 1 3 4 3 3 2 4 3 41

D 2 4 2 3 4 2 3 1 3 4 4 4 2 4 3 45

E 3 4 3 2 2 4 2 1 3 4 2 4 1 4 3 42

F 2 1 4 4 2 2 1 2 1 2 3 3 1 3 3 34

G 1 2 4 4 2 1 3 1 4 2 3 3 2 3 2 37

H 4 4 4 1 1 2 1 2 4 1 2 4 2 3 2 37

I 4 1 3 2 3 4 1 1 4 3 3 3 2 2 4 40

J 4 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 4 40

K 2 1 4 4 3 2 1 1 4 1 3 1 1 4 4 36

L 2 1 2 4 4 3 3 2 3 1 3 1 1 4 4 38

M 2 1 4 3 2 3 4 1 2 3 4 2 2 4 3 40

N 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 4 3 2 4 3 38

O 3 1 4 3 3 4 1 1 3 2 2 4 1 1 3 36

P 4 4 2 3 1 3 1 2 3 2 1 4 1 1 4 36

Q 1 1 4 1 2 2 1 4 4 3 1 4 2 2 2 34

R 4 4 3 1 4 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 41

S 3 2 3 4 1 2 2 3 1 3 2 2 2 4 4 38

T 3 4 4 3 2 4 1 2 4 1 1 1 2 4 4 40

U 1 4 2 2 2 1 1 3 4 3 3 1 2 3 4 36

V 4 4 1 2 1 2 1 2 4 4 4 4 3 4 1 41

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

122

W 4 3 4 1 2 2 2 2 3 4 4 4 2 1 3 41

X 2 3 1 2 3 1 2 1 3 3 4 2 1 2 3 33

Y 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1 25

Z 1 2 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 29

AA 2 2 1 2 2 3 1 2 1 3 2 2 1 1 3 28

BB 4 3 2 1 1 2 1 2 3 3 1 2 2 1 2 30

CC 3 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 25

DD 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 21

∑x 81 79 82 75 64 72 47 51 82 79 76 83 49 84 87 1091

∑x2 255 253 258 219 160 198 95 105 260 235 224 265 91 276 281

∑y 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091

∑y2 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757

∑xy 3030 2981 3054 2778 2381 2695 1746 1870 3076 2946 2847 3105 1821 3176 3251

Rxy 0,441 0,474 0,401 0,317 0,301 0,442 0,202 0,122 0,477 0,388 0,447 0,461 0,544 0,553 0,523

Rtabel 0,361

Status valid valid valid invalid invalid valid invalid invalid valid valid valid valid invalid valid valid

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

123

Lampiran 14

Langkah-Langkah Uji Reliabilitas Tes Uraian (Essai)

Menentukan : jumlah varians skor tiap item

Misal pada item 1, perhitungan jumlah varians adalah sebagai berikut:

=

=

=

=

=

= 1,21

Menentukan varians total dengan menjumlahkan semua jumlah varians skor

setiap item.

Jumlah varians totalnya adalah 15,26

Menentukan uji reliabilitasnya

= (

) (

)

= (

) (

)

= (

)

= (1,071) (0,609)

= 0,652

Berdasarkan klasifikasi interpretasi reliabilitas r = 0,65 berada diantara 0,60 <

r11 ≤ 0,80 maka soal tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi.

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

124

Lampiran 15

Hasil Perhitungan Uji Realibilitas

Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Y

A 4 4 2 4 2 3 1 1 2 3 3 4 1 4 4 42

B 4 4 4 3 3 3 1 2 4 3 3 4 1 4 4 47

C 2 4 3 3 2 3 1 1 3 4 3 3 2 4 3 41

D 2 4 2 3 4 2 3 1 3 4 4 4 2 4 3 45

E 3 4 3 2 2 4 2 1 3 4 2 4 1 4 3 42

F 2 1 4 4 2 2 1 2 1 2 3 3 1 3 3 34

G 1 2 4 4 2 1 3 1 4 2 3 3 2 3 2 37

H 4 4 4 1 1 2 1 2 4 1 2 4 2 3 2 37

I 4 1 3 2 3 4 1 1 4 3 3 3 2 2 4 40

J 4 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 4 40

K 2 1 4 4 3 2 1 1 4 1 3 1 1 4 4 36

L 2 1 2 4 4 3 3 2 3 1 3 1 1 4 4 38

M 2 1 4 3 2 3 4 1 2 3 4 2 2 4 3 40

N 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 4 3 2 4 3 38

O 3 1 4 3 3 4 1 1 3 2 2 4 1 1 3 36

P 4 4 2 3 1 3 1 2 3 2 1 4 1 1 4 36

Q 1 1 4 1 2 2 1 4 4 3 1 4 2 2 2 34

R 4 4 3 1 4 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 41

S 3 2 3 4 1 2 2 3 1 3 2 2 2 4 4 38

T 3 4 4 3 2 4 1 2 4 1 1 1 2 4 4 40

U 1 4 2 2 2 1 1 3 4 3 3 1 2 3 4 36

V 4 4 1 2 1 2 1 2 4 4 4 4 3 4 1 41

W 4 3 4 1 2 2 2 2 3 4 4 4 2 1 3 41

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

125

X 2 3 1 2 3 1 2 1 3 3 4 2 1 2 3 33

Y 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1 25

Z 1 2 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 29

AA 2 2 1 2 2 3 1 2 1 3 2 2 1 1 3 28

BB 4 3 2 1 1 2 1 2 3 3 1 2 2 1 2 30

CC 3 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 25

DD 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 21

∑x 81 79 82 75 64 72 47 51 82 79 76 83 49 84 87 1091

∑ 255 253 258 219 160 198 95 105 260 235 224 265 91 276 281

∑y 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091 1091

∑ 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757 40757

∑xy 3030 2981 3054 2778 2381 2695 1746 1870 3076 2946 2847 3105 1821 3176 3251

Rxy 0,441 0,474 0,401 0,317 0,301 0,442 0,202 0,122 0,477 0,388 0,447 0,461 0,544 0,553 0,523

Rtabel 0,361

Keterangan valid valid valid invalid invalid valid invalid invalid valid valid valid valid invalid valid valid

1,21 1,498 1,128 1,05 0,782 0,84 0,712 0,61 1,195 0,898 1,048 1,178 0,795 1,36 0,956

39,066

r11 0,652

Kriteria Tinggi

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

126

Lampiran 16

Langkah-Langkah Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Uraian (Essai)

Menentukan B = jumlah skor siswa yang menjawab benar pada setiap item

Menentukan JS = jumlah maksimal suatu item dikali jumlah seluruh siswa

Menentukan tingkat kesukaran P

Misal pada item 1, perhitungan tingkat kesukaran sebagai berikut:

B = 81

JS = 120

(skor maksimal 1 item adalah 4, banyaknya siswa adalah 30 orang, sehingga 4 x 30 =

120)

Menentukan tingkat kesukaran

=

= 0,675

Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran P = 0,675 berada diantara kisaran nilai 0,30

< P 0,70 maka item 1 memiliki tingkat kesukaran soal sedang

Untuk item 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukaran sama seperti perhitungan

tingkat kesukaran pada item 1.

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

127

Lampiran 17

Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal

Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 Y

A 4 4 2 4 2 3 1 1 2 3 3 4 1 4 4 42

B 4 4 4 3 3 3 1 2 4 3 3 4 1 4 4 47

C 2 4 3 3 2 3 1 1 3 4 3 3 2 4 3 41

D 2 4 2 3 4 2 3 1 3 4 4 4 2 4 3 45

E 3 4 3 2 2 4 2 1 3 4 2 4 1 4 3 42

F 2 1 4 4 2 2 1 2 1 2 3 3 1 3 3 34

G 1 2 4 4 2 1 3 1 4 2 3 3 2 3 2 37

H 4 4 4 1 1 2 1 2 4 1 2 4 2 3 2 37

I 4 1 3 2 3 4 1 1 4 3 3 3 2 2 4 40

J 4 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 4 40

K 2 1 4 4 3 2 1 1 4 1 3 1 1 4 4 36

L 2 1 2 4 4 3 3 2 3 1 3 1 1 4 4 38

M 2 1 4 3 2 3 4 1 2 3 4 2 2 4 3 40

N 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 4 3 2 4 3 38

O 3 1 4 3 3 4 1 1 3 2 2 4 1 1 3 36

P 4 4 2 3 1 3 1 2 3 2 1 4 1 1 4 36

Q 1 1 4 1 2 2 1 4 4 3 1 4 2 2 2 34

R 4 4 3 1 4 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 41

S 3 2 3 4 1 2 2 3 1 3 2 2 2 4 4 38

T 3 4 4 3 2 4 1 2 4 1 1 1 2 4 4 40

U 1 4 2 2 2 1 1 3 4 3 3 1 2 3 4 36

V 4 4 1 2 1 2 1 2 4 4 4 4 3 4 1 41

W 4 3 4 1 2 2 2 2 3 4 4 4 2 1 3 41

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

128

X 2 3 1 2 3 1 2 1 3 3 4 2 1 2 3 33

Y 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 3 1 3 1 25

Z 1 2 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 1 29

AA 2 2 1 2 2 3 1 2 1 3 2 2 1 1 3 28

BB 4 3 2 1 1 2 1 2 3 3 1 2 2 1 2 30

CC 3 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 25

DD 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 21

Jumlah 81 79 82 75 64 72 47 51 82 79 76 83 49 84 87 1091

P 0,675 0,658 0,683 0,625 0,533 0,6 0,391 0,425 0,683 0,658 0,633 0,691 0,408 0,7 0,725

Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

129

Lampiran 18

Langkah-Langkah Perhitungan Daya Pembeda Tes Uraian (Essai)

Menentukan jumlah kelompok atas dan kelompok bawah

Jumlah kelompok = 50% X jumlah siswa

= 50% X 30

= 15

Nilai siswa diurutkan dari yang terbesar, sehingga 15 orang dengan nilai

tertinggi menempati kelas atas dan 15 orang dengan nilai terendah

menenmpati kelas bawah

Menentukan JBA = jumlah skor siswa kelompok atas yang menjawab

benar

Menentukan JBB = jumlah skor siswa kelompok bawah yang menjawab

benar

Menentukan JSA = jumlah skor maksimal siswa kelompok atas

Menentukan JSB = jumlah skor maksimal siswa kelompok bawah

Misal, untuk item 1 perhitungan daya pembedanya adalah sebagai

berikut:

JBA = 55 JSA = 60

JBB = 26 JSB = 60

(skor maksimal 1 item adalah 4). Jumlah banyaknya siswa kelas atas dan

kelas bawah adalah 15, maka 15 X 4 = 60

Menentukan DP = Daya Pembeda

DP =

=

= 0,916 – 0,433 = 0,483

Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai DP = 0,483 berada diantara

nilai 0,40 < DP ≤ 0,70 maka soal nomor 1 daya pembedanya BAIK

Untuk item 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembeda sama seperti

perhitungan daya pembeda pada item 1.

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

130

Lampiran 19

Hasil Perhitungan Daya Pembeda

Kelompok No Soal

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15

kelompok

atas

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4

4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 4 4

4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 4 4

4 4 4 3 2 3 2 2 4 3 3 4 4 4 4

4 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4

3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3

3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 4 4 3

3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 4 3 3

3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 4 3 3

3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 4 3 3

JUMLAH 55 56 55 51 41 47 32 35 54 50 51 55 60 57 55

kelompok

bawah

3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3

2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3

2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3

2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 3 2 3

2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 3

2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2

2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

131

2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2

2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2

2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 3 1 2

1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

JUMLAH 26 23 27 24 23 25 15 16 28 29 25 28 38 27 32

DP 0,48 0,55 0,46 0,45 0,3 0,36 0,28 0,31 0,43 0,35 0,43 0,45 0,36 0,5 0,38

KRITERIA Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

132

Lampiran 20

Rekapitulasi Analisis Butir Soal

No Validitas Taraf

Kesukaran

Daya

Pembeda Keterangan

1 Valid Sedang Baik Digunakan

2 Valid Sedang Baik Digunakan

3 Valid Sedang Baik Digunakan

4 Tidak Valid Sedang Baik Tidak Digunakan

5 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan

6 Valid Sedang Cukup Digunakan

7 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan

8 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan

9 Valid Sedang Baik Digunakan

10 Valid Sedang Cukup Digunakan

11 Valid Sedang Baik Digunakan

12 Valid Sedang Baik Digunakan

13 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan

14 Valid Mudah Baik Digunakan

15 Valid Mudah Cukup Digunakan

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

133

Lampiran 21

DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL TES KELOMPOK EKSPERIMEN

1) Distribusi frekuensi

65 65 65 65 65 70 70 70

70 70 70 70 70 75 75 75

75 75 75 80 80 80 80 85

85 85 85 85 90 90

2) Banyaknya data (n) = 30

3) Rentangan data (R) = Xmak Xmin

= 90 65

= 25

4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 1 + 4,77

= 5,77 6 (dibulatkan ke atas)

5) Panjang kelas (p) =

=

= 5

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL TES KELOMPOK EKSPERIMEN

no interval BB BA frekuensi

xi fixi xi² fixi² f f(%)

1 65-69 64,5 69,5 5 16,66667 67 335 4489 22445

2 70-74 69,5 74,5 8 26,66667 72 576 5184 41472

3 75-79 74,5 79,5 6 20 77 462 5929 35574

4 80-84 79,5 84,5 4 13,33333 82 328 6724 26896

5 85-89 84,5 89,5 5 16,66667 87 435 7569 37845

6 90-95 89,5 95,5 2 6,666667 92 184 8464 16928

Jumlah 30 100 477 2320 38359 181160

Mean 77,33

Modus 72,5

Median 70,75

Varians 60,23

Simpangan Baku 7,760

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

134

1) Mean/nilai rata-rata (Me)

Keterangan:

(X) = Mean/nilai rata-rata

= jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval

dengan frekuensinya

= jumlah frekuensi/banyak siswa

Mean (X) =

=

= 77,33

2) Modus (Mo) = BB + p [

]

Keterangan:

Mo = Modus/nilai yang sering muncul

BB = batas bawah

p = panjang kelas

b1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

b2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya

Modus = BB + p [

]

= 69,5 + 5 [

]

= 69,5 + 5 [

] = 69,5 + 5 (0,6) = 69,5 + 3 = 72,5

3) Median/nilai tengah

(Me) = BB + p [

]

Keterangan:

Me = median/nilai tengah

BB = batas bawah dari interval kelas median

n = jumlah frekuensi/banyak siswa

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

135

F = frekuensi kumulatif

f = frekuensi kelas median

p = panjang kelas

Median = BB + p [

]

= 69,5 + 5 [

]

= 69,5 +5 [

]

= 69,5 + 5 [

] = 69,5 + 5 (0,25) = 69,5 + 1,25 = 70,75

4) Varians

S² =

=

=

=

= 60,23

5) Simpangan Baku

S = √

= √ = 7,760

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

136

Lampiran 22

DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL TES KELOMPOK KONTROL

1) Distribusi frekuensi

35 35 40 40 40 40 40 45

45 45 45 50 50 50 50 50

50 50 55 55 55 55 55 55

60 60 60 60 60 60

2) Banyaknya data (n) = 30

3) Rentangan data (R) = Xmak Xmin

= 60 35

= 25

4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 1 + 4,77

= 5,77 6 (dibulatkan ke atas)

5) Panjang kelas (p) =

=

= 5

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

137

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL TES

KELOMPOK KONTROL

no interval BB BA Frekuensi

xi fixi xi² fixi² f f(%)

1 35-39 34,5 39,5 2 6,666667 37 74 1369 2738

2 40-44 39,5 44,5 5 16,66667 42 210 1764 8820

3 45-49 44,5 49,5 4 13,33333 47 188 2209 8836

4 50-54 49,5 54,5 7 23,33333 52 364 2704 18928

5 55-59 54,5 59,5 6 20 57 342 3249 19494

6 60-64 59,5 60,5 6 20 62 372 3844 23064

JUMLAH 30 100 297 1550 15139 81880

Mean 51,66

Modus 53,25

Median 52,4

Varians 61,96

Simpangan Baku 7,871

1) Mean/ nilai rata-rata (Me)

Keterangan:

(X) = Mean/ nilai rata-rata

= jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval

dengan frekuensinya

= jumlah frekuensi/banyak siswa

Mean (X) =

=

= 51,66

2) Modus (Mo) = BB + p [

]

Keterangan:

Mo = Modus/nilai yang sering muncul

BB = batas bawah

p = panjang kelas

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

138

b1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

b2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya

Modus = BB + p [

]

= 49,5 + 5 [

]

= 49,5 + 5 [

] = 49,5 + 5 (0,75) = 49,5 + 3,75 = 53,25

3) Median/nilai tengah

(Me) = BB + p [

]

Keterangan:

Me = median/nilai tengah

BB = batas bawah dari interval kelas median

n = jumlah frekuensi/banyak siswa

F = frekuensi kumulatif

f = frekuensi kelas median

p = panjang kelas

Median = BB + p [

]

= 49,5 + 5 [

]

= 49,5 +5 [

]

= 49,5 + 5 [

] = 49,5 + 5 (0,58) = 49,5 + 2,9 = 52,4

4) Varians

S² =

=

=

=

= 61,96

5) Simpangan Baku

S = √

= √ = 7,871

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

139

Lampiran 23

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS HASIL TES KELOMPOK EKSPERIMEN

no x zi zt f(zi) s(zi) │F(zi)-S(zi)│

1 65 -1,5889175 0,4429 -0,0571 0,033333 -0,09043

2 65 -1,5889175 0,4429 -0,0571 0,066667 -0,12377

3 65 -1,5889175 0,4429 -0,0571 0,1 -0,1571

4 65 -1,5889175 0,4429 -0,0571 0,133333 -0,19043

5 65 -1,5889175 0,4429 -0,0571 0,166667 -0,22377

6 70 -0,9445876 0,3264 -0,1736 0,2 -0,3736

7 70 -0,9445876 0,3264 -0,1736 0,233333 -0,40693

8 70 -0,9445876 0,3264 -0,1736 0,266667 -0,44027

9 70 -0,9445876 0,3264 -0,1736 0,3 -0,4736

10 70 -0,9445876 0,3264 -0,1736 0,333333 -0,50693

11 70 -0,9445876 0,3264 -0,1736 0,366667 -0,54027

12 70 -0,9445876 0,3264 -0,1736 0,4 -0,5736

13 70 -0,9445876 0,3264 -0,1736 0,433333 -0,60693

14 75 -0,3002577 0,1179 -0,3821 0,466667 -0,84877

15 75 -0,3002577 0,1179 -0,3821 0,5 -0,8821

16 75 -0,3002577 0,1179 -0,3821 0,533333 -0,91543

17 75 -0,3002577 0,1179 -0,3821 0,566667 -0,94877

18 75 -0,3002577 0,1179 -0,3821 0,6 -0,9821

19 75 -0,3002577 0,1179 -0,3821 0,633333 -1,01543

20 80 0,34407216 0,1331 0,6331 0,666667 -0,03357

21 80 0,34407216 0,1331 0,6331 0,7 -0,0669

22 80 0,34407216 0,1331 0,6331 0,733333 -0,10023

23 80 0,34407216 0,1331 0,6331 0,766667 -0,13357

24 85 0,98840206 0,3365 0,8365 0,8 0,0365

25 85 0,98840206 0,3365 0,8365 0,833333 0,003167

26 85 0,98840206 0,3365 0,8365 0,866667 -0,03017

27 85 0,98840206 0,3365 0,8365 0,9 -0,0635

28 85 0,98840206 0,3365 0,8365 0,933333 -0,09683

29 90 1,63273196 0,4484 0,9484 0,966667 -0,01827

30 90 1,63273196 0,4484 0,9484 1 -0,0516

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

140

a) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar

b) Mencari nilai Zi dari tiap-tiap data, dengan rumus:

Zi =

=

Z1 =

= -1,58892

Untuk menghitung Z2 dan seterusnya, maka mengikuti cara menghitung Z1

c) Menentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi

Z1 = -1,58892 bulatkan menjadi dua angka dibelakang koma menjadi 1,59, kemudian

nilai minus dimutlakkan menjadi positif maka pada tabel nilai kritis distribusi normal

diperoleh nilai Ztabel yaitu 0,4429

Untuk mencari nilai Ztabel dari Z2 dan seterusnya, maka mengikuti cara yang telah

dipaparkan

d) Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan nilai Ztabel

Jika negatif (-), maka 0,5 – Ztabel

Jika positif (+), maka 0,5 + Ztabel

F(Z1) = -1,58892

Karena nilai pada Z1 adalah negatif maka cara mencari F(Z1) adalah

F(Z1) = 0,5-0,4429 = 0,0571

Untuk mencari nilai F(Z2) dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah dipaparkan

e) Menentukan nilai S(Zi)

S(Z1) =

=

= 0,033

Untuk mencari nilai S(Z2) dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah dipaparkan

f) Mencari nilai Lhitung yang merupakan selisih dari F(Zi) – S(Zi)

L1 = F(Z1) – S(Z1) = 0,0571 – 0,033 = 0,0238

Untuk menghitung nilai L2 dan seterusnya dapat mengikuti cara menghitung Lhitung

diatas

g) Nilai Ltabel untuk α = 0,05 dengan n = 30 maka didapat nilai Ltabel pada tabel nilai

kritis untuk Uji Lilifors yaitu Ltabel = 0,161.

Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah Lhitung Ltabel, maka diterima atau

data berdistribusi normal. Dan apabila Lhitung Ltabel, maka ditolak atau data tidak

berdistribusi normal. Dari perhitungan yang telah dilakukan didapat harga terbesar

dari harga mutlak selisih yaitu L24 = 0,0365 dan Ltabel = 0,161 jadi Lhitung Ltabel,

maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

141

Lampiran 24

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS HASIL TES KELOMPOK KONTROL

no x zi zt f(zi) s(zi) │F(zi)-S(zi)│

1 35 -2,11502 0,4826 -0,0174 0,033333 -0,05073

2 35 -2,11502 0,4826 -0,0174 0,066667 -0,08407

3 40 -1,48026 0,4306 -0,0694 0,1 -0,1694

4 40 -1,48026 0,4306 -0,0694 0,133333 -0,20273

5 40 -1,48026 0,4306 -0,0694 0,166667 -0,23607

6 40 -1,48026 0,4306 -0,0694 0,2 -0,2694

7 40 -1,48026 0,4306 -0,0694 0,233333 -0,30273

8 45 -0,8455 0,2995 -0,2005 0,266667 -0,46717

9 45 -0,8455 0,2995 -0,2005 0,3 -0,5005

10 45 -0,8455 0,2995 -0,2005 0,333333 -0,53383

11 45 -0,8455 0,2995 -0,2005 0,366667 -0,56717

12 50 -0,21074 0,0832 -0,4168 0,4 -0,8168

13 50 -0,21074 0,0832 -0,4168 0,433333 -0,85013

14 50 -0,21074 0,0832 -0,4168 0,466667 -0,88347

15 50 -0,21074 0,0832 -0,4168 0,5 -0,9168

16 50 -0,21074 0,0832 -0,4168 0,533333 -0,95013

17 50 -0,21074 0,0832 -0,4168 0,566667 -0,98347

18 50 -0,21074 0,0832 -0,4168 0,6 -1,0168

19 55 0,424019 0,1628 0,6628 0,633333 0,029467

20 55 0,424019 0,1628 0,6628 0,666667 -0,00387

21 55 0,424019 0,1628 0,6628 0,7 -0,0372

22 55 0,424019 0,1628 0,6628 0,733333 -0,07053

23 55 0,424019 0,1628 0,6628 0,766667 -0,10387

24 55 0,424019 0,1628 0,6628 0,8 -0,1372

25 60 1,058779 0,3531 0,8531 0,833333 0,019767

26 60 1,058779 0,3531 0,8531 0,866667 -0,01357

27 60 1,058779 0,3531 0,8531 0,9 -0,0469

28 60 1,058779 0,3531 0,8531 0,933333 -0,08023

29 60 1,058779 0,3531 0,8531 0,966667 -0,11357

30 60 1,058779 0,3531 0,8531 1 -0,1469

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

142

a) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar

b) Mencari nilai Zi dari tiap-tiap data, dengan rumus:

Zi =

=

Z1 =

= -2,11502

Untuk menghitung Z2 dan seterusnya, maka mengikuti cara menghitung Z1

c) Menentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi

Z1 = -2,11502 bulatkan menjadi dua angka dibelakang koma menjadi 2,12 kemudian

nilai minus dimutlakkan menjadi positif maka pada tabel nilai kritis distribusi normal

diperoleh nilai Ztabel yaitu 0,4826

Untuk mencari nilai Ztabel dari Z2 dan seterusnya, maka mengikuti cara yang telah

dipaparkan

d) Menentukan nilai F(Zi) berdasarkan nilai Ztabel

Jika negatif (-), maka 0,5 – Ztabel

Jika positif (+), maka 0,5 + Ztabel

F(Z1) = -2,11502

Karena nilai pada Z1 adalah negatif maka cara mencari F(Z1) adalah

F(Z1) = 0,5-0,4826 = 0,0174

Untuk mencari nilai F(Z2) dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah dipaparkan

e) Menentukan nilai S(Zi)

S(Z1) =

=

= 0,0333

Untuk mencari nilai S(Z2) dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah dipaparkan

f) Mencari nilai Lhitung yang merupakan selisih dari F(Zi) – S(Zi)

L1 = F(Z1) – S(Z1) = 0,0174 – 0,0333 = -0,0159

Untuk menghitung nilai L2 dan seterusnya dapat mengikuti cara menghitung Lhitung diatas

g) Nilai Ltabel untuk α = 0,05 dengan n = 30 maka didapat nilai Ltabel pada tabel nilai kritis

untuk Uji Lilifors yaitu Ltabel = 0,161.

Kriteria pengujian yang telah ditentukan adalah Lhitung Ltabel, maka diterima atau

data berdistribusi normal. Dan apabila Lhitung Ltabel, maka ditolak atau data tidak

berdistribusi normal. Dari perhitungan yang telah dilakukan didapat harga terbesar dari

harga mutlak selisih yaitu L19 = 0,029 dan Ltabel = 0,161 jadi Lhitung Ltabel, maka dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

143

Lampiran 25

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS HASIL TES

KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL

Statistik Kelas eksperimen Kelas kontrol

Varians 60,22988506 61,95402299

fhitung 1,02

ftabel 1,86

Keterangan varians kedua populasi homogen

Fhitung =

=

= 1,02

Keterangan:

² = kelompok yang mempunyai varians besar

² = kelompok yang mempunyai varians kecil

Kriteria pengujian :

Jika Fhitung Ftabel, maka diterima, yang berarti varians kedua populasi

homogen

Jika Fhitung Ftabel, maka ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak

homogen

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

144

Lampiran 26

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK HASIL TES

KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL

Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata 77,33 51,66

Varians 60,22988506 61,95402299

Sgabungan 7,816134

thitung 4,0489

Ttabel 2,001717468

perbandingan 4,05 > 2,00

Kesimpulan Tolak H0 terima Ha

Keterangan:

1 dan 2 = nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen dan kontrol

S12

dan S22 = varians data kelompok eksperimen dan kontrol

Sgab = simpangan baku kedua kelompok

n1 dan n2 = jumlah siswa pada kelompok eksperimen kontrol

Sgab = √( ) ( )

( )

= √( ) ( )

( )

= √( ) ( )

= √

= √

= √ = 7,816134

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement

145

thitung =

=

=

√( ) ( ) =

( )( ) =

= 4,05

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement
Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement