Upload
tranbao
View
225
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
1
1
PENGARUH MANAJEMEN PENGETAHUAN, BUDAYA ORGANISASI DAN
INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN SERTA IMPLIKASINYA
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI
BANDA ACEH)
M. YAZID AR
(Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe)
ABSTRACT
The objective of this research was to look at the effect of knowledge management,
organization culture, and incentive on employee performance. All the four variables were used
partially and simultaneously to look at the effect of each variable on company performance. This
research utilized path analysis to look at relationship and effect of knowledge management (X1),
organization culture (X2), and incentive (X3) variables on employee performance (Y). The path
analysis was also used for looking at effects of the four variables on the company performance
(Z). The research results showed that all X variables, either partially or simultaneously, had
positive and significant effect on the employee performance (Y) which was showed by R2 value
of 0.766 or 76.6%. The effect of all X and Y variables on the Z variables was positive and
significant which was proven by positive beta coefficient value and R2 value of 0.659 or 65.9%.
Keywords: knowledge management, organization culture, incentive, employee performance,
company performance
PENDAHULUAN
Banda Aceh sebagai ibukota Propinsi Aceh merupakan kota dengan penduduk yang
heterogen. Dengan masyarakat heterogen yang ada di dalamnya, membuat Banda Aceh memiliki
daya tarik tersendiri bagi bank-bank swasta yang ada di tanah air untuk membuka cabangnya di
Banda Aceh. Saat ini terdapat sembilan bank swasta tanah air yang membuka cabangnya di
Banda Aceh. Pastinya semua bank swata tersebut berharap bahwa mereka dapat mengambil
pasar atau naabah yang tidak memilih bank milik pemerintah.
2
2
Agar dapat lebih diterima oleh masyarakat Banda Aceh, bank-bank swasta tersebut
berusaha meningkatkan pelayanan kepada calon nasabah dan nasabah yang mereka miliki.
Beberapa program yang mereka rencanakan akan terlaksana dengan baik jika mereka dapat
berkoordinasi secara baik dan terus menerus dengan para karyawan yang bekerja di lapangan.
Karyawan merupakan ujung tombak perusahaan harus mampu mengimplementasikan program-
program yang akan dilkasanakan oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Karyawan
adalah asset sekaligus alat yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat terus berkembang dan
maju.
Perusahaan harus memperhatikan banyak factor untuk dapat mempertahankan
keberadaan mereka dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang saat ini. Selain
motivasi karyawan yang selalu menjadi perhatian utama dalam beberapa penelitian tentang
peran karyawan terjadap kinerja perusahaan, maka terdapat juga beberapa factor seperti
manajamen pengetahuan, buadaya organisasi dan insentif sebagai factor yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan.
Manajemen pengetahuan (knowledge management) bertujuan untuk meningkatkan
keuntungan organisasi dengan memperbaiki komunikasi antara seluruh bagian organisasi dan
meningkatkan penguasaan pengetahuan dengan melakukan transfer pengetahuan (knowledge
sharing). Secara konseptual, pengetahuan pada dasarnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu tacit
knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah pengetahuan yang tersimpan dalam
otak manusia, misalnya pemikiran, hapalan dan lain-lain. Sementara explicit knowledge adalah
pengetahuan yang berada di luar kepala, misalnya buku, jurnal, dokumen dan lain lain.
Pembentukan atau membangun budaya organisasi merupakan perangkat yang sangat
bermanfaat untuk menggarahkan perilaku, karena membantu pegawai untuk melakukan
pekerjaan lebih baik, sehingga setiap pegawai perlu memahami budaya dan bagaimana budaya
3
3
tersebut terimplementasikan dengan baik. Chen (2004) menyatakan bahwa seseorang pemimpin
membentuk budaya dan pada gilirannya dibentuk oleh budaya yang dihasilakan. Chen juga
mengobservasikan bahwa budaya organisasi dan manajemen pengetahuan adalah saling
berhubungan yang mengilustrasikan interkoneksi ini dengan melihat hubungan antara
manajemen pengetahuan dan budaya dalam konteks siklus kehidupan organisasi yang akan
mempengaruhi kinerja karyawan pegawai dan kinerja organisasi.
Menurut Arniati (2010), kinerja perusahaan diharapkan meningkat seiring dengan
meningkatnya kinerja karyawan. Konsep ini menjadi pedoman bagi sebagian besar perusahaan
untuk berlomba-lomba menentukan metode yang paling efektif dalam menilai kinerja
karyawannya dan memberikan kompensasi terhadap hasil penilaian kinerja tersebut. Salah satu
bentuk kompensasi yang diberikan adalah insentif. Perbedaan model kompensasi di berbagai
level pekerjaan atau di berbagai organisasi memberi makna bahwa suatu organisasi mempunyai
aturan-aturan tersendiri untuk memberikan kompensasi terhadap karyawannya. Supaya kinerja
karyawan dapat meningkat dan peningkatan kinerja karyawan ini diharapkan dapat pula
meningkatkan kinerja perusahaan.
Penelitian ini fokus kepada pengaruh ketiga factor yaitu manajemen pengetahuan,
budaya organisasi dan insentif terhadap kinerja karyawan dan dampaknya terhadap kinerja
perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Manajemen Pengetahuan
Jain dan Jeppensen (2013) menyatakan bahwa manajemen pengetahuan mengacu pada
berbagai praktik dan teknik yang digunakan oleh organisasi untuk menciptakan, berbagi dan
memanfaatkan pengetahuan untuk mencapai tujuan organisasi. Pandangan mengenai
pengetahuan sebagai sumber keunggulan kompetitif berasal dari perspektif berbasis sumber daya
4
4
organisasi yang berasal terutama dari teori sumber daya dan kemampuan internal. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa jika pengetahuan adalah sumber daya kognitif maka mungkin
dipengaruhi oleh gaya kognitif manajer senior yang bertanggung jawab untuk penciptaan dan
penyebaran pengetahuan di seluruh organisasi. Lebih khusus, Jain and Jeppensen
mengungkapkan bahwa manajemen pengetahuan mengacu pada berbagai praktik dan teknik
yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi dan mendistribusikan pengetahuan,
know-how, keahlian, modal intelektual, dan bentuk lain pengetahuan untuk memanfaatkan,
menggunakan kembali dan mentransfer pengetahuan dan pembelajaran di seluruh organisasi.
Dalam penjelasannya mengenai sistem manajemen pengetahuan, Sureena and Mahmood
(2013) mengutip beberapa penjelasan para ahli bahwa definisi sistem manajemen pengetahuan
ini dilihat dari perspektif sosio-teknis dimana sistem manajemen pengetahuan itu adalah, sistem
yang kompleks dan dinamis hidup yang meliputi kombinasi elemen yang kompleks seperti
infrastruktur teknologi, infrastruktur organisasi, budaya perusahaan, pengetahuan, dan orang-
orang.
Definisi Budaya Organisasi
Budaya organisasi sering dijadikan sebagai faktor yang paling sensitif dalam sebuah
lembaga atau organisasi. Produktivitas dan efektivitas pegawai dalam sebuah organisasi dapat
ditingkatkan dengan terciptanya budaya yang kuat untuk meujudkan visi dan misi organisasi
serta dapat memberikan perangsang bagi setiap individu pegawai untuk melaksanakan tugas.
Menurut Robbins (2006) budaya organisasi suatu sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. Sementara
menurut Ndraha (2003) menyatakan bahwa budaya perusahaan merupakan aplikasi dari budaya
organisasi terhadap badan usaha atau perusahaan. Kedua istilah ini sering dipergunakan untuk
maksud yang sama secara bergantian.
5
5
Menurut Luthans (2006:145), menyatakan budaya organisasi mempunyai sejumlah
karakteristik penting, diantaranya :
1. Aturan perilaku yang diamati. Ketika anggota organisasi berinteraksi satu sama lain,
mereka menggunakan bahasa, istilah, dan ritual umum yang berkaitan dengan rasa
hormat dan cara berperilaku.
2. Norma. Adalah standar perilaku, mencakup pedoman mengenai seberapa banyak
pekerjaan yang dilakukan, yang didalam banyak perusahaan menjadi “jangan melakukan
terlalu banyak; jangan terlalu sedikit”.
3. Nilai Dominan. Organisasi mendukung dan berharap peserta membagikan nilai-nilai
utama. Contohnya adalah kualitas produk tinggi, sedikit absen, dan efisiensi tinggi.
4. Filosofi. Terdapat kebijakan yang membentuk kepercayaan organisasi mengenai
bagaimana karyawan dan atau pelanggan diperlakukan.
5. Aturan. Terdapat pedoman ketat berkaitan dengan pencapaian perusahaan. Pendatang
baru harus mempelajari teknik dan prosedur yang ada agar diterima sebagai anggota
kelompok yang berkembang.
6. Iklim Organisasi. Merupakan keseluruhan “perasaan” yang disampaikan dengan
pengaturan baru yang bersifat fisik, cara peserta berinteraksi, dan cara anggota
organisasi berhubungan dengan pelanggan dan individu dari luar.
Selanjutnya menurut Stoner et al, (1996:154) menunjukkan bahwa budaya mempunyai
dampak yang kuat, dan semakin besar pada kinerja karyawan organisasi, yang menyimpulkan :
1. Budaya perusahaan dapat mempunyai dampak singnifikan pada kinerja karyawan
ekonomi perusahaan dalam jangka panjang.
6
6
2. Budaya perusahaan bahkan mungkin merupakan faktor yang lebih penting dalam
menentukan sukses atau gagalnya perusahaan dalam dekade mendatang.
3. Budaya perusahaan yang menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam jangka
panjang adalah tidak jarang; budaya itu berkembang dengan mudah, bahkan dalam
perusahaan yang penuh dengan orang bijaksana dan pandai.
4. Walaupun sulit untuk dirubah, budaya perusahaan dapat dibuat untuk lebih
meningkatkan prestasi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi dapat
memperkuat dan sangat bermanfaat untuk pembentukan perilaku, hal ini dimungkinkan
membantu pegawai melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, sehingga setiap individu
pegawai perlu mamahami budaya organisasi dan bagaimana budaya organisasi tersebut dapat
diimplementasikan dalam setiap melaksanakan tugas.
Menurut Wirawan (2005:55) mengemukakan bahwa indikator dari budaya organisasi
adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan norma.
Norma adalah perturan perilaku yang menentukan respon karyawan yang dianggap tepat
dan tidak tepat dalam situasi tertentu. Norma organisasi dikembangkan oleh waktu yang
lama oleh pendiri dan anggota norma organisasi sangat penting karena mengatur perilaku
anggota organisasi, normalah yang mengikat kehidupan anggota organisasi sehingga
perilaku anggota organisasi dapat diramalkan dan dikontrol.
2. Pelaksanan nilai-nilai.
Nilai-nilai merupakan pedoman dan kepercayaan yang dipergunakan oleh orang atau
organisasi untuk bersiap jika berhadapan dengan situasi yang harus membuat pilihan.
7
7
Nilai-nilai berhubungan erat dengan moral dan kode etik yang menentukan apa yang harus
dilakukan. Individu dan organisasi yang mempunyai nilai kejujuran, integritas dan
keterbukaan menganggap mereka harus bertindak jujur dan berintegritas tinggi.
3. Kepercayaan dan filsafat.
Kepercayaan organisasi berhubungan dengan apa yang menurut organisasi dianggap benar
dan tidak benar. Kepercayaan melukiskan karakteristik moral organisasi atau kode etik
organisasi, misalnya kepercayaan bahwa pemberian upah minimum sesuai dengan
kebutuhan hidup layak akan meningkatkan insentif karyawan. Filsafat adalah pendapat
organisasi mengenai hakikat atau esensi sesuatu, misalnya perusahaan mempunyai
pendapat berbeda mengenai esensi Sumber Daya Manusia, sejumlah perusahaan
menganggap SDM merupakan bagian dari alat produksi, oleh karena itu mereka tidak
memerlukan tenaga kerja dengan kualitas tinggi dan tidak mengadakan pelatihan untuk
meningkatkan kompetisi mereka.
4. Pelaksanan kode etik.
Kode etik adalah kumpulan kebiasaan baik suatu masyarakat yang diwariskan dari suatu
generasi ke generasi lainnya. Fungsi dari kode etik adalah pedoman perilaku bagi anggota
organisasi.
5. Pelaksanaan seremoni.
Seremoni merupakan perayaan budaya organisasi atau tindakan kolektif pemuja budaya
yang meningkatkan dan memperkuat nilai-nilaibudaya.
6. Sejarah organisasi.
Budaya organisasi dikembangkan pada waktu yang lama, yaitu sepanjang sejarah
organisasi dan merupakan produk dari sejarah organisasi, budaya organisasi lahir,
berkembang dan berubah sepanjang sejarah organisasi. Pada organisasi yang sudah
8
8
mapan, perkembangan organisasi diformasikan dalam bentuk sejarah organisasi yang
diingat dan di informasikan kepada seluruh anggota organisasi dalam bentuk sejarah
organisasi.
Sementara menurut Mas’ud (2004:55) indikator budaya organisasi diukur dengan delapan
indikator, yaitu :
1. Mencurahkan seluruh kemampuan
2. Mengorganisasikan pekerjaan sendiri
3. Ramah
4. Inisiatif (prakarsa)
5. Rapat (pertemuan) tepat waktu
6. Memperhatikan biaya
7. Rasa aman dengan pekerjaan
8. Rasa bangga dan dihargai
Definisi Insentif
Para ahli ekonomi sering menekankan pentingnya insentif. Hal ini dengan
pertimbangan dasar "hukum perilaku" yang menyatakan bahwa insentif yang lebih tinggi akan
menyebabkan lebih banyak usaha dan kinerja yang lebih tinggi. Bagi karyawan, insentif
merupakan perangsang yang cukup kuat dalam meningkatkan kinerjanya yang kemudian dapat
meningkatkan kinerja organisasi keseluruhan.
Menurut Armstrong (2013), an incentive is something that motivates an individual to
perform an action. Ultimately, incentives aim to provide value for money and contribute to
organizational success. Ini berarti bahwa insentif adalah sesuatu yang memotivasi seseorang
9
9
untuk melakukan tindakan. Dimana pada akhirnya insentif bertujuan untuk memberikan nilai
untuk uang dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi.
Selanjutnya Bonner et al. (2000), insentif dapat didefinisikan sebagai motivator
ekstrinsik yang menghubungkan pembayaran bonus atau perspektif karir dengan kinerja Individu
dianggap memiliki preferensi untuk meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan waktu libur
atau waktu luangnya. Teori ini berpendapat bahwa individu akan menjadi malas (atau tidak
mengerahkan usaha) pada tugas yang menjadi tanggung jawabnya kecuali tugas tersebut
memiliki kontribusi pada kesejahteraan ekonomi mereka sendiri (Bonner dan Sprinkle, 2002).
Rencana insentif dapat didasarkan pada kinerja dalam tahun berjalan (jangka pendek) dan
pencapaian jangka panjang.
Dasar pemikiran pentingnya insentif adalah Teori Agensi (Agency theory) yang
menyatakan bahwa individu akan melalaikan pekerjaannya apabila dia tidak mendapatkan
insentif yang menambah manfaat ekonomi bagi mereka. Agency theory menjelaskan bahwa
insentif memiliki peran penting dalam memotivasi dan mengontrol kinerja individu karena
individu memiliki kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraannya (Bonner dan Sprinkle,
2002). Lebih lanjut, teori agensi menyatakan bahwa agen diasumsikan memiliki sifat work
averse dan risk averse. Pemberian insentif untuk risk averse agent cenderung dengan sistem gaji
tetap (fixed wage), sedangkan work averse agent cenderung dengan insentif berupa bonus tetap
(fixed fee) (Bonner dan Sprinkle, 2002).
Menurut Heathfield (2014), terdapat empat jenis insentif yang tersedia bagi pengusaha
atau pihak manajemen yang dapat digunakan di tempat kerja yang selama ini sangat berhasil
dijalankan olehnya. Keempat kategori tersebut yaitu:
10
10
1. Compensation incentives may include items such as raises, bonuses, profit sharing,
signing bonus, and stock options.(Insentif Kompensasi mencakup item seperti kenaikan
gaji, bonus, bagi hasil, bonus penandatanganan, dan pilihan-pilihan saham)
2. Recognition incentives include actions such as thanking employees, praising employees,
presenting employees with a certificate of achievement, or announcing an
accomplishment at a company meeting. (Insentif Pengakuan mencakup tindakan seperti
berterima kasih kepada karyawan, memuji karyawan, menyajikan karyawan dengan
sertifikat prestasi, atau mengumumkan prestasi pada pertemuan perusahaan).
3. Rewards incentives include items such as gifts, monetary rewards, service award
presents, and items such as gift certificates. An additional example is employee referral
awards that some companies use to encourage employees to refer job candidates.
(Insentif Penghargaan mencakup item seperti hadiah, balas jasa uang, hadiah layanan
penghargaan, dan barang-barang seperti sertifikat hadiah. Contoh tambahan adalah
penghargaan rujukan karyawan bahwa beberapa perusahaan biasanya mendorong
karyawan untuk merujuk calon karyawan).
4. Appreciation incentives include such happenings as company parties and celebrations,
company paid family activity events, birthday celebrations, sporting events, paid group
lunches, and sponsored sports teams. (Insentif Apresiasi meliputi kejadian seperti pesta
dan perayaan perusahaan, perusahaan membayar keluarga acara kegiatan, perayaan
ulang tahun, acara olahraga, makan siang dibayar kelompok, dan tim olahraga
disponsori).
Definisi Kinerja Karyawan
11
11
Kinerja merupakan penampilan hasil karya seseorang dalam bentuk kualitas ataupun
kuantitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun
kelompok kerja pegawai. Tiga hal penting dalam kinerja adalah tujuan, ukuran, dan penilaian.
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (kinerja
karyawan atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (kinerja
karyawan) menurut Mangkunegara (2001 : 67) adalah : “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab
yang diberikan kepadanya”.
Definisi Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi merupakan pencapaian atau hasil yang diperoleh suatu organisasi atas
tujuan atau target yang telah ditetapkan. Para atasan atau pimpinan organisasi biasanya
mengukur pencapaian kinerja organisasi berdasarkan pencapaian target yang telah dibuat
sebelumnya.
Organisasi berkinerja tinggi diartikan sebagai kelompok pekerja yang mampu
menghasilkan barang atau jasa yang diinginkan pada kualitas yang tinggi dengan menggunakan
risorsis (resources) yang seminimal mungkin. Produktivitas dan peningkatan kualitasnya
berlangsung secara kontinyu menuju kepada tercapainya misi organisasi (Popovich, 1998).
Organisasi yang berkinerja tinggi adalah organisasi yang memiliki misi yang jelas, mengetahui
outcome-nya, dan berfokus pada hasil (result), memberdayakan pekerjanya, memotivasi dan
mendorong pegawai untuk sukses, fleksibel terhadap situasi baru, kompetitif dalam hal kinerja,
merestrukturkan proses kerja untuk memenuhi kebutuhan pelanggan/klien/nasabah, dan menjaga
komunikasinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholders).
Mustopadjadja (2002 : 12) menyebutkan bahwa ada beberapa jenis indikator yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan pengukuran kinerja organisasi yaitu sebagai berikut
12
12
1. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjaan untuk menghasilkan keluaran, dapat berupa dana sumber daya
manusia (pegawai). Informasi kebijakan atau peraturan perundangan dan sebagainya.
2. Indikator proses adalah segala besaran yang menunjukan upaya atau aktifitas yang
dilakukan dalam ranka mengolah masukan menjadi keluaran.
3. Indikator keluaran atau (output) adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung
dipakai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun non-fisik.
4. Indikator hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan jangka menengah (efek langsung), hasil nyata dari keluaran suatu
kegiatan.
5. Indikator manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang teerkait dengan tujuan akhir
dari pelaksanaan kegiatan, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indicator
hasil, menunjukan hal-hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat
diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat lokasi dan waktu).
6. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun
negatif dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan, baru dapat diketahui dalam
jangka watu menengah tau panjang. Ini menunjukan dasar pemikiran dilakukannya
kegiatan yang menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan
secara sektoral, regional dan nasional.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi menurut Boediono (2004:9) adalah suatu keseluruhan pengamatan atau objek
yang menjadi perhatian kita dengan menggambarkan sesuatu yang bersifat ideal atau teoritis.
13
13
Menurut Kuncoro (2003:103) menyatakan bahwa “Populasi adalah kelompok elemen yang
lengkap, dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan
objek yang ditetapkan menjadi sumber penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan bank pada sebuah bank swsta yang terdapat di Banda Aceh. Ini berarti, sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada. Karyawan yang menjadi responden adalah dari
level low management hingga top management pada bank swasta tersebut.
Uji Validitas dan Realibilitas
Uji Validitas menujukkan keandalan yang menggambarkan tingkat instrumen yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 2002:119). Penentuan
validitas didasarkan atas perbandingan nilai korelasi yang diperoleh antara skor item dengan
skor total item pertanyaan, dengan nilai kritis korelasi product moment (r tabel). Apabila nilai
korelasi hitung (r hitung) lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel pada tingkat keyakinan
95 persen dapat diartikan bahwa item-item pernyataan tersebut valid.
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data telah
menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, atau konsistensi alat tersebut dalam
mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu
berbeda. Menurut Malhotra (2005) koefisien cronbach alpha yang dapat diterima diatas 0,60.
Peralatan Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan analisis jalur
(path analysis) yang diolah dengan menggunakan perangkat program komputer SPSS 18.0.
Analisis jalur merupakan suatu metode yang digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan
14
14
tidak langsung dari suatu variabel yang dihipotesiskan sebagai penyebab terhadap variabel yang
diperlakukan sebagai akibat. Koefisien jalur diperoleh dari koefisien regresi yang telah
dibakukan atau disebut Standardized coefficients.
Untuk melihat peran variabel intervening (Y) berperan secara penuh (full intervening
variabel) atau secara parsial (parsial intervening variabel) dapat dilakukan dengan merujuk pada
pendapat Baron dan Kenny (1986) dalam Ma’ruf (2005:123), dalam melakukan ujian hubungan
tak langsung (indirect relationship) di antara variabel dalam model telah digunakan regresi
berhierarki (hierarchical regression). Ujian efek mediating (mediating effect) dalam penelitian
ini digunakan seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut ini :
Persamaan 1 : z = β1x β1 harus signifikan
Persamaan 2 : y = β2x β2 harus signifikan
Persamaan 3 : y = β3x+ β4m ------- β4 harus signifikan, jika β3 tidak signifikan adalah
mediating sepenuhnya (full mediating), jika β3
signifikan, adalah mediating parsial (partially
mediating). Sementara m merupakan efek mediating
(mediating effect)
Gambar 1
Metode Pengujian Peranan Variabel Mediating
Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hubungan kausalitas antara dua atau
lebih variabel, dan juga digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel sebagai variabel penyebab terhadap seperangkap variabel lainnya yang
merupakan variabel akibat (Ghozali dan Fuad, 2005), dengan bentuk persamaannya sebagai
berikut :
m
x
y β2
β1
β3
β4
15
15
Persamaan 1. Y = βYX1+ βYX2 + βYX3 + e
Dimana:
Y = Kinerja karyawan
X1 = Manajemen pengetahuan
X2 = Budaya Organisasi
X3 = Insentif
β = Koefisien Jalur
e = Structural Error
Persamaan 2. Z = βZX1+ βZX2 + βZX3 + βZY+e
Dimana:
Z = Kinerja Perusahaan
X1 = Manajemen pengetahuan
X2 = Budaya Organisasi
X3 = Insentif
β = Koefisien Jalur
Y = Kinerja Karyawan
e = Structural Error
Persamaan 3. Y = βZY+e
Dimana:
Y = Kinerja Karyawan
β = Koefisien Jalur
Z = Kinerja Perusahaan
e = Structural Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan
menggunakan uji Pearson correlation dengan bantuan SPSS 18.0 Berdasarkan output komputer
seluruh pernyataan dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikansi di bawah 5%. Hasilnya
menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai korelasi diatas nilai kritis 5% yaitu
diatas 0.195 sehingga pernyataan-pernyataan tersebut adalah signifikan dan memiliki validitas
konstrak, atau dalam bahasa statistik terdapat konsistensi internal (internal consistence) yang
16
16
berarti pernyataan-pernyataan tersebut mengukur aspek yang sama. Ini berarti bahwa data yang
diperoleh adalah valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian.
Sedangkan untuk menilai kehandalan kuesioner yang digunakan, maka dalam penelitian
ini digunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha yang lazim digunakan untuk
pengujian kuesioner dalam penelitian ilmu sosial. Analisis ini digunakan untuk menafsirkan
korelasi antara skala yang dibuat dengan skala variabel yang ada.
Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis pertama penelitian ini dapat dinyatakan dalam formulasi sebagai berikut:
H1 : Diduga terdapat pengaruh manajemen pengetahuan, budaya organisasi dan insentif
terhadap kinerja karyawan bank swasta baik secara parsial maupun simultan.
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa manajemen pengetahuan,
budaya organisasi dan insentif secara simultan (bersama-sama) dan parsial (individu)
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan bank swasta di Banda Aceh, sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak.
Gambar 2
Hasil Estimasi Jalur Struktur 1
Berdasarkan hasil estimasi jalur struktur 1 di atas maka dapat diformulasikan
persamaannya adalah sebagai berikut :
e1 = √1 – R²
= 1 – 0,766
= 0,234
Manajemen
pengetahuan
(X1)
R²=0,766
F= 51.879
β=0,000
βYX1=0,133;
Sig =0,037
Budaya Organisasi
(X2)
Insentif
(X3)
Kinerja Karyawan
(Y)
e1
βYX2 =0,178;
Sig = 0,029
βYX3 =0,580;
Sig = 0,000
17
17
Y = βYX1 + βYX2 + βYX3 + e1
Y = 0.133X1 + 0.178X2 + 0.580X3 + e1
Hasil penelitian berdasarkan analisis jalur menunjukkan bahwa hipotesis pertama
penelitian ini diterima, karena berdasarkan pengujian koefisien jalur hipotesis 1 nilai koefisien
X1, X2 dan X3 secara statistik signifikan. Dengan demikian hasil temuan analisis ini memberikan
informasi, bahwa manajemen pengetahuan (X1), budaya organisasi (X2) dan insentif (X3)
berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap kinerja karyawan (Y). Besarnya
pengaruh manajemen pengetahuan (X1) adalah sebesar 0.133 atau 13,3%; budaya organisasi (X2)
sebesar 0.178 atau 17,8% dan insentif (X3) adalah sebesar 0.580 atau 58%, dengan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,875 atau 87,5%, dan sisanya merupakan kontribusi dari variabel lain
di luar variabel manajemen pengetahuan (X1), budaya organisasi (X2) dan insentif (X3).
Pengaruh simultan diuji dengan menggunakan uji F yang diperoleh sebesar 51,879; β =
0,000, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,000) < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengaruh manajemen pengetahuan (X1), budaya organisasi (X2) dan insentif
(X3) terhadap kinerja karyawan (Y) secara bersama-sama adalah positif dan signifikan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial dapat disimpulkan bahwa
manajemen pengetahuan (X1), budaya organisasi (X2) dan insentif (X3), berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.Variabel yang paling besar mempengaruhi adalah insentif
(X3), karena insentif yang ditunjukkan oleh pegawai selama ini mempunyai pengaruh yang
cukup besar dalam meningkatkan kinerja karyawan pegawai, mampu mengerahkan segenap
kemampuan yang ada pada diri karyawan.
Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis kedua penelitian ini dapat dinyatakan dalam formulasi sebagai berikut:
18
18
H2 : Diduga terdapat besaran pengaruh manajemen pengetahuan, budaya organisasi dan
insentif terhadap kinerja organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat besaran pengaruh
manajemen pengetahuan, budaya organisasi dan insentif secara langsung dan tidak langsung
berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank swasta. Hasil pengujian analisis jalur hipotesis 2
secara rinci dapat dijelaskan pada gambar berikut ini :
Gambar 3
Hasil Estimasi Jalur Struktur 2
Berdasarkan hasil estimasi jalur struktur 2 di atas maka dapat diformulasikan
persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = βZX1 + βZX2 + βZX3 + βZY + e2
Y = 0.194X1 + 0.412X2 + 0.210X3 + 0.223Y + e2
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah diduga terdapat besaran pengaruh
manajemen pengetahuan (X1), budaya organisasi (X2), insentif (X3) serta kinerja karyawan (Y)
terhadap kinerja bank swasta (Z) Banda Aceh. Hasil penelitian berdasarkan analisis jalur
menunjukkan bahwa hipotesis kedua penelitian ini diterima, karena berdasarkan pengujian
e2 = √1 – R²
= 1 – 0,659
= 0,341
Manajemen
pengetahuan
(X1)
R²=0,659
F=48.321
β=0,000
βZX1=0,194;
Sig =0,015
Budaya Organisasi
(X2)
Insentif
(X3)
Kinerja
Perusahaan
(Z)
e2
βZX2=0,412;
Sig =0,000
βZX3=0,210;
Sig =0,023
Kinerja karyawan
(Y)
βZY=0,223
Sig =0,018
βYX2=0,178;
Sig =0,029
βYX1=0,133;
Sig =0,037
βYX3=0,580;
Sig =0,000
e1 = √1 – R²
= 1 – 0,766
= 0,234
e1
19
19
koefisien jalur hipotesis 2 nilai koefisien X1, X2, X3 dan Y secara statistik signifikan. Dengan
demikian hasil temuan analisis ini memberikan informasi, bahwa manajemen pengetahuan (X1),
budaya organisasi (X2), insentif (X3) serta kinerja karyawan (Y) berpengaruh signifikan secara
langsung dan tidak langsung terhadap kinerja bank swasta (Z) Banda Aceh.
Berdasarkan gambar di atas, dari hasil penelitian memberikan informasi bahwa,
manajemen pengetahuan (X1), budaya organisasi (X2), insentif (X3) serta kinerja karyawan (Y)
berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja bank swasta (Z) Banda Aceh.
Pengaruh simultan diuji dengan menggunakan uji F yang diperoleh sebesar 48,321 ; β =
0,000, pada tingkat signifikansi α = 5% atau 0,05 maka nilai β (0,000) < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengaruh manajemen pengetahuan (X1), budaya organisasi (X2), insentif
(X3), kinerja karyawan (Y) terhadap kinerja perusahaan (Z) secara langsung adalah positif dan
signifikan.
Berdasarkan analisis jalur pada gambar 3 di atas, pengaruh variable X1, X2, X3 dan Y
terhadap Z secara parsial menujukkan bahwa setiap variable memiliki koefisien beta yang
positif yang bermakna bahwa semua variable X dan Y memberikan pengaruh positif dan
signifikan terhadap variable Z.
Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis ketiga penelitian ini dapat dinyatakan dalam formulasi sebagai berikut:
H3 : Diduga terdapat pengaruh kinerja karyawan terhadap kinerja bank swasta di Banda
Aceh.
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa kinerja karyawan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja bank swasta di Banda Aceh. Pengujian hipotesis 3 secara rinci dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
20
20
Gambar 4
Hasil Estimasi Jalur Struktur 3
Berdasarkan hasil estimasi jalur struktur 3 di atas maka dapat diformulasikan
persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = βZY + e3
Y = 0.716Y + e3
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah diduga terdapat pengaruh kinerja
karyawan terhadap kinerja bank swasta di Banda Aceh. Hasil penelitian berdasarkan analisis
jalur menunjukkan bahwa hipotesis 3 penelitian ini diterima, karena berdasarkan pengujian
koefisien jalur struktur 3 nilai koefisien kinerja perusahaan (Z) secara statistik signifikan. Hal
ini dibuktikan dengan nilai beta sebesar 0.716 atau 71,6%, dan nilai koefisien korelasi sebesar
0,542 atau 54,2%, sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel kinerja
karyawan (Y).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002), Prosedur Penelitian. Cetakan 11, Edisi Revisi IV. Jakarta :
Penerbit PT. Rineka Cipta.
Armstrong, Michael (2013). Employee Reward. CIPD House
Arniati, 2010, Pengaruh Insentif Keuangan, Daya Tarik Tugas dan Faktor Situasional
Pada Kinerja, Politeknik Negeri Batam
Boediono. (2004), Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, Edisi Revisi ke 6, Jakarta :
Penerbit PT. Rineka Cipta.
R²=0,542
F= 86.126
β=0,000
Kinerja Perusahaan
(Z)
Kinerja Karyawan
(Y)
βZY =0,716;
β=0,000
21
21
Bonner, S.E., R. Hastie, G.B. Sprinkle dan S.M. Young, 2000, A Review of Effects of
Financial Incentives on Performance in Laboratory Tasks: Implications for
Management Accounting. Journal of Management Accounting Research 12,
19-64.
Bonner, S.E. dan G.B. Sprinkle, 2002, The Effects of Monetary Incentives on Effort and
Task Performance: Theories, Evidence, and A Framework for Research.
Accounting Organizations and Society, 27, 303-345.
Chen, Li Yueh. (2004), Examining The Effect Of Organization Culture And Leadership
Behaviors On Organazational Commitment, Job Satisfaction, adan Job Performance At
Small And Middle-Sized Firma Of Taiwan”, Journal of American Academy of
Business, Taiwan, September 432-438
Mas’ud, Fuad. (2004), Surve Diagnosis Organisasional. Edisi keenam, Jilid 2. Semarang :
Penerbit Universitas Diponogoro.
Ghozali dan Fuad, (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Heathfield, Susan M. (2014), What Are Incentives at Work? About.Com, Human
Resource
Jain dan Jeppensen (2013), Organization: The Role of Leaders´ Cognitive styles,
Emerald Group Publishing Limited
Ma’ruf, Jasman J. (2005), Riset Prilaku Konsumen. Banda Aceh : Penerbit Program Magister
Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Kuncoro, Mudrajat. (2003), Metode Riset untuk bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Luthans, Fred. (2006), Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh, Yogyakarta : Penerbit Andi
Offset.
Mahsun, Mohamad. (2006), Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Malhotra, Naresh K.(2005), Riset Pemasaran : Pendekatan Terapan, Alih Bahasa, Edisi
Keempat. Jakarta : Penerbit PT. Indeks
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. (2001), Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan.
Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya Offset.
Mustopadjaja, 2005, Perencanaan Pembangunan, Jakarta. PT. Gunung Agung
22
22
Ndraha, Taliziduhu. (2003), Teori Budaya Organisasi. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit PT.
Rineka Cipta.
Popovich, 1998, Creating High-Performance Government Organizations, Published
April 3rd 1998 by Jossey-Bass, 0787941026 (ISBN13: 9780787941024)
Robbins, P. Stephen. (2006), Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta : Penerbit PT.
Indeks
Rivai, Veithzal. (2004), Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi Kedua. Jakarta :
Penerbit PT. Raya Grafindo Perkasa.
Sureena and Mahmood, 2013, The Review of Approaches to Knowledge Management
System Studies, Emerald Group Publishing Limited
Stoner, James A.F; freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel. R. (1996), Manajemen. Jilid I.
Jakarta : Penerbit PT. Bhuana Ilmu Pelopor.
Wirawan. (2005), Evaluasi Kinerja Sumberdaya Manusia. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
BIODATA PENULIS
M. Yazid A.R., SE, MM, lahir di Lam Ara, 10 Juli 1974, dan menyelesaikan pendidikan S1
pada Jurusan Manajemen, Universitas Malikussaleh dan pendidikan S2 di Program Studi
Manajemen, Universitas Syiah Kuala.