49
PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA : SISTEMATIC LITERATURE REVIEW SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : Rulla Luqiana AK.1.16.143 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2020

PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP

TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PADA

LANSIA : SISTEMATIC LITERATURE REVIEW

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

Rulla Luqiana

AK.1.16.143

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020

Page 2: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

i

Page 3: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

ii

ii

Page 4: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

iii

iii

Page 5: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

iv

iv

Page 6: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

v

v

ABSTRAK

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular, yang terjadi pada tekanan

darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg. Lansia merupakan salah satu

faktor terjadinya Hipertensi. Prevalensi Hipertensi menurut Riskesdas 2018,

Hipertensi terjadi pada kelompok usia 31-44 tahun (31,6%), usia 45-54 tahun

(45,3%), usia 55-64 tahun (55,2%). Aktivitas fisik yang dapat digunakan untuk

menurunkan tekanan darah adalah Latihan Isometric Handgrip yang dilakukan

dengan latihan static pada otot yang berkontraksi, tanpa adanya perubahan pada

panjang otot atau pergerakan sendi tangan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis jurnal penelitian terkait dengan topik yang sama dengan peneliti yaitu

Pengaruh Latihan Isometric Handgrip Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi

Pada Lansia

Metode penelitian ini menggunakan metode Literature Review dengan

menggunakan desain Systematic dengan sampel penelitian berjumlah 11 jurnal yang

terdiri dari 2 jurnal Nasional dan 9 jurnal Internasional yang terindeks ISSN dan DOI,

tekhnik pengumpulan sampel yaitu menggunakan purposive sampling dengan kriteria

inklusi dan ekslusi didalamnya, evaluasi kelayakan data menggunakan JBI Critical

Appraisal Checklist for Analitycal Quasy Experimental.

Hasil Penelitian berdasarkan dari evaluasi kelayakan scoring didapatkan 9

jurnal Internasional dan 2 jurnal Nasional yang termasuk dalam kategori A

(rekomendasi kuat). Analisa hasil penelitian Literature Review ini menunjukan ada

Pengaruh Latihan Isometric Handgrip Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi

pada Lansia.

Studi Literature ini harus dilakukan penelitian lebih lanjut dengan cara

penelitian langsung dan perlu dikembangkan dengan meneliti faktor lainnya yang

lebih berpengaruh terhadap tekanan darah penderita hipertensi pada lansia ulang

dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan penelitian yang menjelaskan

mekanisme kerja intervensinya.

Kata Kunci : Pengaruh, Isometric Handgrip, Hipertensi, Lansia

Daftar Pustaka : 15 Buku (2010-2020)

47 Jurnal (2010-2020)

7 Website (2010-2020)

Page 7: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

vi

vi

ABSTRACK

Hypertension is a non-communicable disease, which occurs at systolic blood

pressure ≥140 mmHg and diastolic ≥90 mmHg. Elderly is one of the factors of

hypertension. The prevalence of hypertension according to Riskesdas 2018,

hypertension occurs in the age group 31-44 years (31.6%), ages 45-54 years

(45.3%), ages 55-64 years (55.2%). Physical activity that can be used to lower blood

pressure is the Isometric Handgrip Exercise which is performed with static exercises

on contracting muscles, without any change in muscle length or movement of the

hand joints. The purpose of this study was to analyze journals related to the same

topic as researchers, namely the Effect of Isometric Handgrip Exercise on Blood

Pressure of Hypertension Patients in the Elderly.

The research method used the Literature Review method using a Systematic

design with a research sample of 11 journals consisting of 2 national journals and 9

international journals indexed by ISSN and DOI, the sampling technique used was

purposive sampling with inclusion and exclusion criteria in it, data evaluation using

JBI Critical Appraisal Checklist for Analitycal Quasy Experimental.

The results of the study are based on the feasibility evaluation, scoring 9

international journals and 2 national journals which are included in category A

(strong recommendation). Analysis of the results of this review literature shows that

there is an effect of isometric handgrip exercise on the blood pressure of hypertensive

patients in the elderly.

This literature study should be carried out further research by means of

research and needs to be developed by examining other factors that are more

influential on the blood pressure of hypertensive patients in the elderly again with a

larger sample size and explaining the work of the intervention.

Keywords : Influence, Isometric Handgrip, Hypertension, Elderly

Reference : 15 Books (2010-2020)

47 Journals(2010-2020)

7 Websites (2010-2020)

Page 8: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

vii

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan

rahmat-Nya lah penulis masih diberi kekuatan dan pikiran sehingga dapat

menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengaruh Latihan Isometric

Handgrip terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi pada Lansia : Sistematic

Literature Review.

Dalam penelitian ini, tidak terlepas dari pihak – pihak yang telah memberikan

bantuan, masukan dan bimbingan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. H. Mulyana, S.Pd., S.H., M.Pd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana Bandung

2. Dr. Entris Sutrisno, MH. Kes., Apt. selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana

Bandung

3. Rd. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep selaku Dekan Universitas Bhakti Kencana

Bandung

4. Lia Nurlianawati, S.Kep., Ners., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan dan Program Profesi Ners Universitas Bhakti Kencana Bandung.

Serta selaku dosen penguji I dalam skripsi ini yang telah memberi masukan dan

arahan dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

5. Tuti Suprapti, S.Kp., M.Kep selaku pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya, memberikan arahan, masukan dan motivasi yang berharga kepada

penulis.

6. Agus Miraj Darajat S.Kep., Ners., M.Kes. selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya, memberikan arahan, masukan dan motivasi yang

berharga kepada penulis.

7. Dedep Nugraha, S.Kep. Ners. M.Kep selaku dosen penguji II dalam skripsi ini

yang telah memberi masukan dan arahan dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

Page 9: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

viii

viii

8. Kepada kedua orangtua tercinta, adik dan semua keluarga besar yang telah

memberikan do’a yang tak pernah putus serta senyuman tulus mereka yang

selalu menyemangati penulis.

9. Kepada semua sahabat, teman-teman seperjuangan Prodi Sarjana Keperawatan

angkatan tahun 2016, kakak tingkat, dan adik tingkat yang tidak mungkin

penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas semua dukungan, motivasi dan

bantuan yang diberikan.

Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat ganda

dari Allah S.W.T peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, dengan demikian peneli mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi penelitian ini

dan semoga bermanfaat bagi semua yang bekepentingan.

Bandung, 7 Agustus 2020

Penulis

Page 10: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

ix

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................iii

LEMBAR BEBAS PLAGIARISM ..................................................................iv

ABSTRAK ........................................................................................................v

KATA PENGANTAR ......................................................................................vi

RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................xi

DAFTAR BAGAN ...........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................6

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................6

1.4 Manfaat Penulisan ...............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................9

2.1Konsep Lanjut Usia ..............................................................................9

2.1.1 Definisi Lanjut Usia ................................................................9

2.1.2 Batasan Umur Lanjut Usia ......................................................9

2.1.3 Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia ...............................10

2.2Konsep Tekanan Darah ........................................................................12

2.2.1 Definisi Tekanan Darah ..........................................................12

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah............................12

2.3 Konsep Hipertensi ................................................................................18

2.3.1 Definisi Hipertensi ..................................................................18

2.3.2 Etiologi Hipertensi ..................................................................18

Page 11: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

x

x

2.3.3 Patofisiologi ...........................................................................18

2.3.4 Klasifikasi Hipertensi .............................................................22

2.3.5 Tanda dan Gejala Hipertensi ...................................................23

2.3.6 Penatalaksanaan Hipertensi .....................................................24

2.4 Konsep Latihan Isometric Handgrip ....................................................29

2.4.1 Definisi Latihan Isometric Handgrip.......................................29

2.4.2 Tujuan Latihan Isometric Handgrip ........................................30

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Latihan Isometric Handgrip .........30

2.4.4 Indikasi dan Kontra Indikasi Latihan Isometric Handgrip .......31

2.4.5 Mekanisme Penurunan Tekanan Darah dengan Latihan

Isometric Handgrip.................................................................32

2.5 Kerangka Konsep .................................................................................35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................36

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................36

3.2 Variabel Penelitian ..............................................................................36

3.2.1 Variabel Independent..................................................................37

3.2.2 Variabel Dependent ...................................................................37

3.3 Populasi dan Sampel ...........................................................................37

3.3.1Populasi Samping ........................................................................37

3.3.2 Teknik Sampling ........................................................................37

3.3.3 Sampel .......................................................................................38

3.4 Tahapan Literature Review .................................................................39

3.4.1 Merumuskan Masalah ................................................................40

3.4.2 Mencari dan Mengumpulkan Data/Literature ..............................40

3.4.3 Mengevaluasi Kelayakan Data/Literature ...................................42

3.5 Analisa Data .......................................................................................42

3.6 Etika Penelitian ...................................................................................43

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................46

4.1 Hasil Literature Review ......................................................................46

Page 12: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

xi

xi

4.1.1 Analisis Prisma Flow Diagram ..................................................46

4.1.2 Penelitian Literature Review Pengaruh Latihan Isometric

Handgrip terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi pada

Lansia ................................................................................................50

4.2 Pembahasan ........................................................................................66

4.3 Kelemahan Penelitian..........................................................................76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................77

5.1 Kesimpulan ........................................................................................77

5.2 Saran ...................................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................79

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

xii

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.3.1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO ..............................................22

Tabel 2.3.2 Klasifikasi Hipertensi menurut AHA & JNC ...................................22

Tabel 2.3.3 Klasifikasi Hipertensi menurut Kemenkes RI ..................................23

Tabel 4.1.2 Critical Appraisal Jurnal Penelitian ..................................................50

Page 14: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

xiii

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.5.1 Kerangka Konseptual .....................................................................35

Bagan 3.4.1 Prisma Flow Diagram .....................................................................39

Bagan 4.1 Prisma Flow Diagram ........................................................................46

Page 15: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

xiv

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Instrumen JBI Critical Appraisal .......................................87

Lampiran 2 Kesediaan Pemimbing ....................................................................98

Lampiran 3 Persetujuan Judul ...........................................................................100

Lampiran 4 Catatan Bimbingan ..........................................................................101

Lampiran 5 Surat Permohonan Stupen PSRLU Ciparay .....................................106

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian ...........................................................109

Lampiran 7 Surat Ijin Studi Pendahuluan ...........................................................110

Page 16: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses perkembangan menjadi tua adalah proses yang berlanjut dan

terus menerus secara alami. Menjadi tua bukan suatu penyakit, tetapi proses

menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi stressor dari luar maupun

dalam tubuh (Azizah 2011).

Perubahan yang akan dialami adalah fisik maupun psikologis akibat dari

proses menua (aging process) yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Salah satu pernyakit degeneratif yang sering dialami lansia yaitu Hipertensi

yang merupakan penyakit kronik akibat gangguan sistem sirkulasi darah yang

kini menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat. (Nugroho, 2000; Zakiyah,

(2018). Angka morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi meningkat pada

lansia, oleh karena itu pengelolaan Hipertensi merupakan target potensial untuk

dimodifikasi (Buford, 2016; Feronika 2018).

Hipertensi merupakan suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang

diatas normal, ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka bagian

bawah (diastolic) pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur

tekanan darah baik berupa air raksa spygmomanometer ataupun alat digital

lainnya (Herlambang, 2013; Zakiyah, 2018). Hipertensi disebut juga sebagai

Page 17: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

2

the silent killer karena gejalanya sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak

mengetahui dirinya menderita Hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi

komplikasi (Riskesdas, 2018). Hipertensi yang tidak dikelola dengan baik

mengakibatkan komplikasi diantaranya penyakit jantung, stroke, dan gagal

ginjal (NANDA, 2015). Hipertensi juga merupakan kontributor utama dalam

penyebab utama kematian di dunia (James et al, 2013; Feronika, 2018)

Menurut data World Health Organization (2015), jumlah penyandang

Hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan

ada 1,5 miliar orang yang terkena Hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya

9,4 juta orang meninggal akibat Hipertensi dan komplikasinya (Depkes 2019).

Berdasarkan region WHO, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi di

South East Asia setelah Myanmar (WHO, 2015). Prevalensi Hipertensi menurut

Riskesdas 2018, Hipertensi terjadi pada kelompok usia 31-44 tahun (31,6%),

usia 45-54 tahun (45,3%), usia 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi Hipertensi

sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis Hipertensi dan

13,3% orang yang terdiagnosis Hipertensi tidak meminum obat serta 32,3%

tidak rutin minum obat.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak

mengetahui bahwa dirinya menderita Hipertensi sehingga tidak mendapatkan

pengobatan (Riskesdas, 2018). Penatalaksanaan yang telah dilakukan pada

penderita Hipertensi meliputi terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi

farmakologi, yaitu menggunakan obat-obatan antiHipertensi seperti : Diuretic

betha –blocker, ACE-I (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor), ARB

Page 18: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

3

(Angiotensin Receptor Blocker), DRI (Direct Renin Inhibitor), CCB (Calcium

Channel Blocker), dan Alpha-blocker, sedangkan terapi non farmakologi

melalui : pembatasan garam, modifikasi diet, penurunan berat badan, dan

olahraga rutin (Suhardi, 2011; Zakiyah, (2018).

Hipertensi pada lansia dapat dicegah atau diobati. Perilaku yang bisa

dilakukan dalam mengatasi masalah Hipertensi adalah dengan cara meminum

obat, dalam penggunaan obat secara terus menerus dapat menimbulkan efek

samping, kecanduan, dan dapat membahayakan apabila tidak dengan resep

dokter bisa overdosis (Sumartyawati, 2016; Zakiyah, (2018).

Penatalaksanaan Hipertensi didasarkan pada diagnosis tepat, perbaikan

dan modifikasi gaya hidup, serta pemberian agen antiHipertensi. Semua pasien

yang terdiagnosa Hipertensi, dengan maupun tanpa agen antiHipertensi

direkomendasikan untuk melakukan modifikasi gaya hidup (NICE Clinical

Guideline127 2011; Ida Ayu 2015). Modifikasi gaya hidup pasien merupakan

area mandiri perawat yang didasari oleh teori keperawatan self care yang

dikemukakan oleh Dorothea Orem. Teori ini meyakini bahwa setiap individu

dapat mempelajari keterampilan merawat diri sehingga terpelihara kesehatan

dan kesejahteraan hidupnya (Tomey & Alligood, 2006; Ida Ayu 2015).

Modifikasi gaya hidup yang tepat sangat penting dalam perawatan

pasien dengan Hipertensi. Penelitian klinis menunjukkan bahwa efek penurunan

tekanan darah pada modifikasi gaya hidup setara dengan terapi antiHipertensi

monoterapi (Mancia, et.al, 2013; Ida Ayu 2015). Di antara berbagai modifikasi

gaya hidup yang disarankan, aktivitas fisik merupakan modifikasi yang dapat

Page 19: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

4

dilakukan secara mandiri dan memberi efek yang positif apabila dihubungkan

dengan penurunan kasus penyakit kardiovaskular pada penderita Hipertensi

(Millar, et al 2013; James, et al., 2014; Ida Ayu 2015). Penelitian sebelumnya

juga mengidentifikasi bahwa upaya agar tekanan darah pada penderita

Hipertensi menurun bisa dilakukan dengan cara aktivitas fisik yang dapat

memberi manfaat besar pada segala usia dan juga memiliki hubungan positif

terhadap penurunan kasus penyakit kardiovaskular pada penderita Hipertensi

sebesar 50% (James et al., 2014; Parlindungan, 2016; Juli Andri 2018).

Salah satu aktivitas fisik yang dapat digunakan untuk menurunkan

tekanan darah dengan mengatasi kendala tersebut adalah latihan Isometric

handgrip (Peters et al 2006; Ida Ayu 2015). Latihan Isometric handgrip

didefinisikan sebagai kontraksi tahanan otot tanpa disertai perubahan panjang

kelompok otot yang bersangkutan (Millar et al 2013; Ida Ayu 2015). Latihan

Isometric handgrip dapat dilakukan di manapun dan kapanpun asalkan

memiliki ruang gerak yang cukup. Latihan ini dapat dilakukan kurang dari 20

menit dalam satu kali latihan (Kisner & Colby, 2007; Ida Ayu 2015).

Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa penelitian, salah satunya Juli

Andri, Agung Waluyo, Wati Jumaiyah 2018 menyatakan bahwa latihan

Isometric handgrip telah menunjukan pengurangan tekanan darah sistolik

sebesar 2,37 mmHg dan tekanan darah diastolik 3,87 mmHg. Penelitian lainnya

dilakukan oleh Ida Ayu Made Vera Susiladewi, Desak Made Widtanthari, I

Made Oka Adnyana tahun 2016 menyatakan bahwa latihan Isometric handgrip

telah menunjukan pengurangan tekanan darah.

Page 20: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

5

American Heart Association and Hypertension Canada dalam sebuah

studinya menuliskan keuntungan melakukan latihan Isometric handgrip dalam

waktu yang pendek secara kontinyu selama 2-3 menit menyebabkan tekanan

darah dan denyut jantung mencapa nilai yang stabil, tidak beresiko injuri,

teknik yang sederhana, bisa dilakukan dimana saja, penggunaan alat relatif

lebih murah dan membuat latihan ini memiliki potensial untuk kepatuhan pada

klien (Carlson et al, 2016; Juli Andri 2018).

Pada tahun 2016 di Jawa Barat ditemukan 790.382 orang kasus

Hipertensi (2,46 %) terhadap jumlah penduduk ≥ 18 tahun ), dengan jumlah

kasus yang diperiksa sebanyak 8.029.245 orang (Dinkes Jabar, 2016). Latihan

Isometric memiliki dampak positif bagi penderita Hipertensi, berdasarkan latar

belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait Pengaruh

Latihan Isometric Handgrip terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi pada

Lansia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh Latihan Isometric Handgrip

terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi pada Lansia?”

1.3 Tujuan Penulisan

Page 21: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

6

Studi literatur review ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh

latihan Isometric handgrip terhadap tekanan darah penderita Hipertensi pada

lansia.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Bagi Pengembang Ilmu Keperawatan

Menambah pengembangan teori dan ilmu pengetahuan

khususnya ilmu keperawatan medical bedah mengenal

penatalaksanaan Hipertensi dengan latihan Isometric handgrip

pada lansia.

1.4.1.2 Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi salah satu proses pembelajaran

dalam menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama

menempuh program pendidikan, melalui proses penelitian terkait

data atau informasi ilmiah yang kemudian diteliti dan disusun

menjadi sebuah tugas akhir.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai

masukan untuk memperkaya pemahaman dan menambah

Page 22: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

7

informasi tentang pengaruh latihan Isometric handgrip terhadap

tekanan darah penderita Hipertensi pada lansia.

1.4.2.2 Bagi Perawat dan Tenaga Kesehatan

Studi literatur ini dapat dijadikan referensi bagi perawat

dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan intervensi

latihan Isometric handgrip tekanan darah penderita Hipertensi

pada lansia.

1.4.2.3 Bagi Penulis

Studi literatur ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan bagi penulis dan para peneliti selanjutnya terkait

pengaruh latihan Isometric handgrip terhadap tekanan darah

penderita Hipertensi pada lansia.

Page 23: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lanjut Usia

2.1.1 Definisi Lanjut Usia

Lansia (Lanjut Usia) adalah bagian proses tumbuh kembang.

Menjadi Lansia tidak secara tiba – tiba menjadi tua, tetapi akan mengalami

perkembangan mulai dari bayi, anak-anak, dewasa hingga akhirnya

menjadi Lansia. Hal ini normal, dengan terjadinya perubahan fisik dan

tingkah laku dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang saat mereka

mencapai usia tahap perkembangan kronologi tertentu (Azizah, 2011).

Proses perkembangan menjadi tua adalah proses yang terus

menerus atau berlanjut secara alamiah. Menjadi tua bukan suatu penyakit,

melainkan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi

stressor dari dalam maupun luar tubuh. Menuanya manusia seperti suatu

mesin yang bekerjanya sangat kompleks yang bagian-bagiannya saling

mempengaruhi secara fisik atau somatik dan psikologik (Azizah, 2011).

2.1.2 Batasan Umur Lanjut Usia

Batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur lansia berbagai

pendapat :

1) Menurut World Health Organitation (WHO, 2010; Feronika

2018)

Page 24: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

9

a. Usia pertengahan (middle age) : 45-59 tahun

b. Lanjut usia (ederly) : 60 – 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) : 75- 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun

2) Klasifikasi Lansia (Kemenkes RI, 2016; Jazmi 2016)

a. Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

b. Lansia yaitu seorang yang berusia 60 tahun atau lebih

c. Lansia resiko tinggi yaitu seorang yang berusia 60 tahun

atau lebih dengan masalah kesehatan

d. Lansia potensial adalah lansia yang mampu melakukan

pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang

atau jasa.

e. Lansia tidak potensial yaitu lansia yang tidak mampu

mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada

bantuan orang lain.

2.1.3 Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia

Beberapa perubahan yang akan terjadi pada lansia diantaranya

adalah perubahan fisik, intlektual, dan keagamaan. (Mujahidullah, 2012;

Puteh, 2015)

1. Perubahan fisik

a. Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh

akan berubah, seperti jumlahnya yang menurun, ukuran lebih besar

Page 25: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

10

sehingga mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi

protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati berkurang.

b. Sistem persyarafan, keadaan system persyarafan pada lansia akan

mengalami perubahan, seperti mengecilnya saraf panca indra. Indra

pendengaran akan mengalami gangguan, seperti hilangnya

kemampuan mendengar. Indra penglihatan akan mengalami

kekeruhan pada kornea sehingga hiang daya akomodasi dan

menurunnya penglihatan. Pada indra pembau akan terjadinya

seperti menurunnya kekuatan otot pernafasan, sehingga

kemampuan membau juga berkurang. Pada indra peraba juga

mengalami respon terhadap nyeri menurun dan kelenjar keringat

berkurang.

c. Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunya selara

makan, seringnya terjadi konstipasi, menurunya produksi air liur

(saliva) dan gerak peristaltic usus juga menurun.

d. Sistem genitourinaria, pada lansia ginjal akan mengalami

pengecilan sehingga aliran darah ke ginjal menurun.

e. Sistem musculoskeletal, pada lansia tulang akan kehilangan cairan

dan makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian

kaku dan tendon mengerut.

f. Sistem Kardiovaskular, pada lansia jantung akan mengalami

pompa darah yang menurun, ukuran jantung secara kesuruhan

menurun dengan tidaknya penyakit klinis, denyut jantung

menurun, katup jantung pada lansia mengalami ketebalan dan kaku

Page 26: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

11

dari akumulasi lipid. Tekanan darah sistolik mengalami

peningkatan pada lansia karena hilang distenbility arteri. Tekanan

darah diastolic tetap sama atau meningkat.

2.2 Konsep Tekanan Darah

2.2.1 Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan kekuatan darah terhdap dinding

arteri saat jantung berkontraksi dan berelaksasi. Tekanan darah

sistolik merupakan tekanan pertama yang diberikan pada arteri saat

jantung berkontraksi. Tekanan darah diastolik merupakan tekanan

terkahir yang diberikan pada arteri saat jantung berelaksasi diantara

beberapa ketukan (Sankyo, 2014; Feronika 2018)

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Penyebab Hipertensi pada Lansia umumnya adalah karena

terjadi perubahan – perubahan pada sistem kardiovaskuler (Arda, 2013)

yaitu :

1. Menurunnya elastisitas pada dinding aorta

2. Menebal dan mengkakunya katup jantung

3. Kemampuan jantung memompa darah mulai menurun 1%

setiap tahun sesudah umur 20 tahun, sehingga menyebabkan

menurunnya kontraksi dan volumenya

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena

kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk

oksifenasi.

Page 27: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

12

5. Meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer

menyebabkan peningkatan tekanan darah

Meskipun Hipertensi primer belum diketahui dengan pasti

penyebabnya, data data penelitian dan beberapa artikel telah

menemukan faktor yang menyebabkan terjadinya Hipertensi sebagai

berikut :

Faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah

jantung, tekanan pembluh darah perifer dan volume atau aliran darah.

Faktor-faktor yang meregulasi (mengatur) tekanan darah bekerja untuk

periode jangka pendek dan jangka panjang (Muttaqin, 2012). Regulasi

tekanan darah dibagi menjadi :

1) Regulasi Jangka Pendek terhadap Darah

Regulasi jangka pendek ini diatur oleh :

a. Sistem Persarafan

Sistem pernafasan mengontrol tekanan darah dengan

mempengaruhi tahanan pembuluh perifer. Tujuannya adalah :

(1) Mempengaruhi distribusi darah sebagai respon terhadap

peningktana kebutuhan bagian tubuh yang lebih spesifik.

(2) Mempertahankan tekana arteri rata-rata (MAP) yang adekuat

dengan mempengaruhi diameter pembuluh darah

mengakibatkan perubahan pada tekanan darah. Kontriksi

pembuluh darah seluruh tubuh kecuali pembuluh darah yang

mempengaruhi jantung dan otak di sebabkan oleh penurunan

Page 28: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

13

volume darah, tujuannya untuk mengalirkan darah ke organ

vital sebanyak mungkin.

b. Peranan Pusat Vasomotor

Pusat vasomotor merupakan kumpulan saraf simpatis yang

mempengaruhi diameter pembuluh darah. Peningkatan aktivitas

simpatis yang memungkinkan relaksasi otot polos pembuluh darah

yang menyebabkan terjadi penurunan tekanan darah sampai pada nilai

basal. Pusat vasomotor dan kardiovaskular akan bersama-sama

meregulasi tekanan darah dengan mempengaruhi curah jantung dan

diameter pembhuluh darah, impuls secara tetap melalui serabut eferen

saraf simaptis (serabut motoric) yang keluar dari medulla spinalis pada

segmen T1 sampai L2, kemudian masuk menuju otot polos pembuluh

darah terutama pembuluh darah arteriol sehingga selalu dalam keadaan

konstriksi sedang yang disebut dengan tonus vasomotor.

c. Reflek Baroreseptor

Mekanisme reflek baroreseptor dalam meregulasi perubahan

tekanan darag adalah dengan cara melakukan fungsi rekasi cepat dari

baroreseptor, yaitu dengan melindungi siklus selama fase akut dari

perubahan tekanan darah. Pada saat tekanan darah arteri meningkat

dan meregang, reseptor – reseptor ini dengan cepat mengirim

impulsnya ke pusat vasomotor dan menghambatnya yang

mengakibatkan terjadi vasodilatasi pada arteriol dan vena sehingga

tekanan darah menurun (Muttaqin, 2012).

Page 29: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

14

d. Refleks Kemoreseptor

Jika kadar karbondioksida dalam darah meningkat atau

kandungan oksigen atau pH darah turun maka kemoreseptor akan di

arkus aorta dan pembuluh darah besar dileher akan mengirim impuls

ke pusat vasomotor dan terjadi vasokontriksi yang membantu

mempercepat darah kembali ke jantung an ke paru (Muttaqin, 2012).

e. Kontrol Kimia

Karbondioksida dan kadar oksigen membantu meregulasi

tekanan darah melalui reflex kemoreseptor, beberapa kimia darah juga

mempengaruhi tekanan darah dengan bekerja langsung pada otot polos

atau pusat vasomotor (Muttaqin, 2012).

2) Usia

Seiring dengan bertambahnya usia, maka tekanan darahya akan

mengalami peningkatan. Kondisi tersebu disebabkan oleh proses penuaan

dimana semua organ mengalami penurunan yang terus menerus dan

progresif termasuk pembuluh darah dan jantung. Beberapa literatur

menyebutkan pada wanita berusia lanjut (61-69) terjadi peningkatan yang

cukup signifikan dari konsentrasi plasma Endothelin-1 (ET-1) yang

merupakan vasokonstriktor kuat, dan terjadi penurunan yang signifikan

pula dari konsentrasi Nirit Oxide (NO) yang merupakan vasodilator kuat

(Maeda et al, 2004; Feronika 2018)

Page 30: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

15

3) Ras

Kejadian hipertensi di Amerika ditemukan lebih banyak pada

orang kulit hitam, dan memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan

dengan kulit putih. Literatur lain menyebutkan Hipertensi dapat terjadi

dikarenakan kulit hitam memiliki kadar sodium intraseluler yang lebih

tinggi, dan kadar potasium yang rendah (Rahayu, 2012; Feronika 2018).

4) Stress

Saat individu mengalami stress maka ada respon aktivasi sistem

kardiorespirasi (sesak), peningkatan neropinephrin yang menyebabkan

berdebar-debar, oeningkatan metabolisme tubuh untuk mengeluarkan

Corticotrophin Releasing Hormone (CRH), kemudian merangsang

pituitary anterior untuk mengeluarkan ACTH. Peningkatan ACTH dapat

mempengaruhi adrenal cortex untuk mengeluarkan kortisol (Navar, 2014;

Feronika 2018). Hormon kortisol berguna untuk menjaga homeostatis

(keseimbangan) dalam menghadapi stress fisik maupun psikologis.

Stimulasi saraf simpatik yang ditimbulkan dapat mempengaruhi

peningkatan tahanan perifer, curah jantung dan tekanan darah (Navar,

2014; Feronika 2018).

5) Jenis Kelamin

Wanita usia lanjut banyak mengalami Hipertensi karena saat

menopause terjadi penurunan hormon estrogen yang mengakibatkan

produksi High Density Lipoprotein (HDL) juga menurun. HDL berfungsi

Page 31: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

16

sebagai pelindung pembuluh darah dan mencegah terjadinya aterisklerosis

(Noland 2015; Feronika, 2018)

6) Alkohol

Mengkonsumsi alkohol dapat mengakibatkan penurunan tekanan

darah melalui penghambat pengeluaran ADH dan penekanan pada pusat

vasomotor, sehingga menyebabkan vasodilatasi terutama pada kulit. Yang

akan memproduksi angiotensin II, sebuah vasokonstriktor kuat yang akan

menyebabkan tekanan darah sistemik, mempercepat aliran darah ke ginjal

sehingga terjadi peningkatan perfusi ginjal. Angiotensin II merangsang

korteks adrenal untuk mengeluarkan aldosteron, yaitu hormon yang

mempercepat absorbsi garam dan air yang meningkatkan tekanan darah

(Muttaqin, 2012).

7) Medikasi

Banyak pengobatan yang secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi tekanan darah. Beberapa obat antiHipertensi seperti

diuretik penyakit beta adrenergic, penyekat saluran kalsium, vasodilator

dan ACE inhibitor langsung berpengaruh pada tekanan darah (Muttaqin,

2012).

8) Kontrol Tekanan Darah

Terdapat beberapa sistem yang saling berhubungan yang

melakukan fungsi khusus diatur oleh tekanan arteri. Mekanisme

pengaturan tekanan darah arteri di dalam tubuh dibagi menjadi 2

mekanisme yaitu pengaturan jangka cepat dan jangka panjang. Mekanisme

jangka cepat termasuk sistem syaraf, pusat vasomotor, refleks

Page 32: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

17

baroreseptor, refleks kemoreseptor, dan hormonal sedangkan mekanisme

jangka panjang dilakukan oleh suatu mekanisme pengaturan dari ginjal

dan sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAA) (Sherwood, 2011;

Feronika, 2018).

9) Olahraga

Perubahan mencolok sistem kardiovaskular pada saat berolahraga,

termasuk peningkatan aliran darah otot rangka, peningkatan bermakna

curah jantung, penurunan resistensi perifer total dan peningkatan sedang

tekanan arteri rata-rata (Muttaqin, 2012).

10) Zat Vasoaktif

Sel endotel mengeluarkan zat-zat vasoaktif yang berperan

mengatur tekanan darah. Inhibisi eksperimental enzim yang mengkatalis

NO (Nitric Oxide) menyebabkan peningkatan cepat tekanan darah. Hal ini

mengisyaratkan bahwa zat kimia ini dalam keadaan normal mungkin

menimbulkan vasodilatasi (Muttaqin, 2012).

2.3 Konsep Hipertensi

2.3.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi peningkatam tekanan darah

sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90

mmHg. Hipertensi tidak hanya memiliki resiko tinggi menderita

penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit

saraf, ginjal, dan pembuluh darah. Semakin tinggi tekanan darah,

semakin tinggi resikonya (NANDA, 2015).

Page 33: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

18

Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan penyebabnya :

1. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi primer disebut juga idiopatik karena tidak

diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu :

genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin.

Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor

yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan

polisitemia.

2. Hipertensi Sekunder

Penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom chusing dan

hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan adalah

penyebabnya.

2.3.2 Etiologi

Menurut NANDA 2015, Hipertensi pada usia lanjut

dibedakan menjadi :

1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari

140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebi besar dari

90 mmHg

2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar

dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90

mmHg.

Penyebab Hipertensi ada pada orang dengan lanjut usia adalah

terjadinya perubahan-perubahan pada :

Page 34: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

19

1. Elastisitas dinding aorta menurun

2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap

tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung

memompa darah menurun menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Karena efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi berkurang

5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Tanda dan gejala di atas dipengaruhi oleh perkalian antara

Cardiac Output (CO) dengan tahanan perifer yang menyebabkan

tekanan darah meningkat.

2.3.3 Patofisiologi

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya Hiperensi Primer.

Ada dua faktor utama yang berkontribusi terjadinya hipertensi, yaitu

terjadinya masalah mekanisme hormon (sistem reninangiotensin-

aldosteron/RAA, hormon natriuretik) dan gangguan elektrolit (natrium,

klorida, pottasium). Hormon natriuretik dapat mengakibatkan peningkatan

natrium dalam sel sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

Sistem RAA mengatur konsentrasi natrium, potasium, dan volume darah

yang mengordinasi tekanan darah di arteri. (Bell et al, 2015; Feronika,

2018).

Reninangiotensin-aldosteron/RAA terdiri dari dua hormon yaitu

agiotensin II dan aldosteron. Angiotensin II mengakibatkan terjadinya

Page 35: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

20

penyempitan pembuluh darah sehingga mengakibatkan peningkatan

tekanan pada jantung dan pembuluh darah. Aldosteron mengakibatkan

retensi natrium dan air dalam darah, sehingga ada volume darah yang lebih

besar, yang meningkatkan tekanan pada jantung dan peningkatan tekanan

darah. (Bell et al, 2015; Feronika, 2018).

Perubahan seperti penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan dan

pengkakuan katup jantung adalah penyebab terjadinya hipertensi pada

lansia. (Maeda et al, 2002; Feronika, 2018). Kemampuan jantung

memompa darah sejak 20 tahun menurun 1% setiap tahunnya, yang

mengakibatkan menurunnya kontraksi pada jantung dan volume darah

(Maeda et al, 2002; Feronika, 2018). Elastisitas menurun dikarenakan

kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi dan

meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Pal et al, 2013; Feronika,

2018).

Faktor ketakutan dan kecemasan juga dapat memepengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi. Saat seseorang merasa

cemas, sistem saraf simpatis akan merangsang pembuluh darah sebagai

respon rangsang emosi, yang mengakibatkan medula adrenal mensekresi

ephinefrin, korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang

kesemuanya dapat memperkuat respon vasokonstriksi pembuluh darah.

(Bell et al, 2015; Feronika, 2018).

Page 36: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

21

2.3.4 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi tekanan darah menurut WHO-ISH (World

Heath Organization-International Society of Hypertemsion), dan

ESH-ESC (European Society of Hypertension-European Society of

Cardiology), 2015

Tabel 2.3.1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO

Klasifikasi

Tekanan Darah

Tekanan Darah Sistolik Tekaan Darah Diastolik

WHO-ISH ESH-ESC WHO-ISH ESH-ESC

Optimal <120 <120 <80 <80

Normal <130 120-129 <85 80-84

Tinggi-Normal 130-139 130-139 85-89 85-89

Hiertensi Kelas I

(ringan)

140-159 140-159 90-99 90-99

Cabang : Perbatasan

Hipertensi Kelas 2

(Sedang)

140-149

160-179

160-179

90-94

`100-109

100-109

Hipertensi Kelas 3

(Berat)

>180 ≥180 ≥110 ≥110

Menurut American Heart Association dan Jint National Comitte VIII

(AHA & JNC 8 Tahun 2015-2018; Feronika; 2018)

Tabel 2.3.2 Klasifikasi Hipertensi menurut AHA & JNC

Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik

(mmHg)

Tekanan Darah Diastolik

(mmHg)

Normal <120 <80

Pre Hipertensi 120-139 80-89

Stage 1 140-159 90-99

Stage 2 ≥ 160 ≥100

Hipertensi Kritis > 180 >110

Sumber: Feronika, 2018

Berikut kategori tekanan darah menurut Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia (2016)

Page 37: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

22

Tabel 2.3.3 Klasifikasi Hipertensi menurut Kemenkes RI

Kategori Tekanan Darah Sistolik

(mmHg)

Tekanan Darah Diastolik

(mmHg)

Normal 120-129 80-89

Normal Tinggi 130-139 89

Hipertensi Derajat I 140-159 90-99

Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥100

Hipertensi Derajat 3 > 180 >110

2.3.5 Tanda dan Gejala Hipertensi

Menurut NANDA 2015 tanda dan gejala pada Hipertensi dibedakan menjadi :

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan

dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan

arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti Hipertensi

arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak

terukur

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

Hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam

kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai

kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa

pasien yang menderita Hipertensi yaitu mengeluh sakit kepala,

pusing, lemas kellahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah,

epistaksis, kesadaran menurun.

2.3.6 Penatalaksanaan Hipertensi

Program penanganan pada penderita hipertensi berujuan

untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas dengan

Page 38: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

23

mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efektifitas

program ditentukan oleh komplikasi, biaya perawatan, derajat

Hipertensi, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi. Terapi

Hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:

a. Terapi Farmakologis

Terapi farmakologi, yaitu memakai obat-obatan

antiHipertensi pada penderita hipertensi. Seperti : Diuretic betha

–blocker, ACE-I (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor),

ARB (Angiotensin Receptor Blocker), DRI (Direct Renin

Inhibitor), CCB (Calcium Channel Blocker), dan Alpha-blocker,

sedangkan terapi non farmakologi melalui : pembatasan garam,

modifikasi diet, penurunan berat badan, dan olahraga rutin.

(Suhardi, 2011; Zakiyah, (2018).

Jenis-jenis obat antiHipertensi sebagai berikut :

1. Diuretik Betha –Blocker

Diuretik merupakan obat yang meningkatkan

jumlah urin (diuresis) dengan cara menghambat reabsorbsi

air dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal

(Priyanto, 2010; Feronika, 2018). Obat diuretik terdiri atas

hidrokortiazid dan penghambat beta (Muttaqin, 2014).

2. Angiotensin – Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

Merupakan terapi yang berfungsi menurunkan

angiotensin converting enzyme, akibatnya jumlah

Page 39: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

24

angiotensin I yang diubah menjadi angiotensin II turun.

Sehingga retensi perifer (vasokontriksi) turun dan jumlah

horomon aldosteron juga turun (Priyanto, 2010; Feronika,

2018). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah

captopril. Efek samping yang sering timbul adalah batuk

kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

3. Angiotensin Receptor Blocker II (ARB)

ARB membuat angiotensin II tidak dapat bekerja,

(vasokonstriksi, pelepasan aldosteron, aktivitas simpatik,

pelepasan hormon antidiuretik dan penyempitan arteriole

efferent di glomerulus), (Priyanto, 2010; Feronika, 2018).

Contoh obat golongan ini adalah valsartan. Efek samping

yang ditimbulkan berupa sakit kepala, pusing, lemas dan

mual.

4. Beta bloker (β- blocker)

Beta bloker secara mekanis mememblok atau

menghentikan rangsangan pada reseptor β dalam tubuh

(Priyanto, 2010; Feronika, 2018). Pemberiannya dianjurkan

pada klien Hipertensi yang mengidap gangguan pernafasan.

Contoh obatnya adalah metoprolol, propanolol, atenolol,

dan bisoprolol.

5. Penghambat Saluran Kalsium (Calcium Channel Blocker

CCB)

Page 40: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

25

CCB bekerja dengan cara mengahambat secara

selektif masuknya kalsium ke dalam sel melaui chanel-L

yang terdapat pada membran sel otot jantung. Sehingga

mendilatasi arteri utama jantung dan peningkatan

pengiriman oksigen ke otot jantung dan mengahmbat

spasme arteri koroner. Contoh obat ini adalah

dihidropiridin, verapamil, diltiazem, dan nifedipin. Efek

sampingnya adalah takikardi, pusing, sakit kepala.

(Priyanto, 2010; Feronika, 2018).

b. Terapi Non-Farmakologis

Terapi non farmakologis berdasarkan algoritma penanganan

yang dikeluarkan oleh The Joint National On Detection Evaluation

and Treatment of High Blood Pressure pengobatan Hipertensi

dimulai dengan modifikasi gaya hidup. Tujuan modifikasi gaya

hidup pada klien adalah untuk memperoleh tekanan darah yang

terkontrol, menurunkan faktor resiko dan mengurangi jumlah

antiHipertensi yang harus dikonsumsi (Smeltzer & Bare, 2008;

Feronika, 2018). Modifikasi gaya hidup klien dengan Hipertensi

dapat dilakukan dengan cara (National Heart Foundation Of

Australia, 2016; Feronika, 2018).

1. Konsumsi makanan sehat

Makanan sehat merupakan bagian penting dari

mengontrol Hipertensi dan menurunkan resiko penyakit

Page 41: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

26

jantung. Mengkonsumsi berbagai jenis makan dari

kelompok yang berbeda merupakan kunci dari makanan

sehat. Salah satu caranya adalah dengan mengkonsumsi

sodium kurang dari 6 gr perhari (kurang lebih 2300 mg

sodium perhari). Penderita Hipertensi, dianjurkan

mengkonsumsi sodium 4 gr perhari (kira-kira 1550 mg

sodium perhari).

2. Menurunkan berat badan

Mencapai dan mempertahankan berat badan yang

sehat merupakan langkah penting untuk mengurangi resiko

Hipertensi. Menurunkan berat badan selain dapat

mengurangi konsumsi obat Hipertensi juga dapat

membantu penderita untuk mengelola Hipertensi itu

sendiri.

3. Membatasi konsumsi alkohol

Mengkonsumsi alkohol terlalu banyak dapat

meningkatkan tekanan darah. Penderita Hipertensi harus

mengurangi asupan alkohol tidak lebih dari 2 gelas per hari

(untuk laki-laki) atau 1 gelas perhari (untuk wanita).

4. Aktivitas setiap hari

Menjadi aktif secara fisik merupakan bagian penting

dari menjalani pola hidup sehat dan dapat membantu untuk

Page 42: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

27

menurunkan tekanan darah. Pada usia berapa pun, aktivitas

fisik memberikan berbagai manfaat kesehatan. Mencoba

untuk menjadi aktif setiap hari, dapat dilakukan dengan

berjalan kaki bersepeda untuk bekerja atau ke toko,

berkebun, berenang bergabung dengan klub atau mencoba

olahraga baru. Aktivitas didasarkan pada model aktivitas

(berjalan, berlatih dan bersepeda), dengan frekuensi 3-5

hari seminggu, dengan durasi 20-60 menit dengan intensitas

60-90% dari heart rate maximum yang dapat dinilai dengan

menggunakan formula karnoven (220-umur = heart rate

maksimal).

Program latihan fisik perlu disesuaikan dengan obat

antiHipertensi yang dikonsumsi. Obat yang dapat

menurunkan tahanan perifer dengan menginduksi

vasodilatasi dapat mengakibatkan hipotensi setelah latihan.

Pada keadaan ini diperlukan pendinginan yang cukup untuk

membantu mendistribusikan kembali aliran darah. Obat

yang mengurangi cardiac output dengan jalan menurunkan

frekuensi denyut jantung membutuhkan kriteria intensitas

latihan fisik yang bukan didasarkan pada frekuensi denyut

jantung.

Penderita Hipertensi yang menggunakan diuretik

dapat mengakibatkan disrithmia jantung saat latihan

akibatnya perlu dilakukan monitor irama jantung yang lebih

Page 43: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

28

intensif. Obat lain dapat sekaligus mempengaruhi denyut

jantung dan total peripheal resistence. Maka program

latihan harus disesuaikan dengan keadaan individu. Secara

keseluruhan program latihan didasarkan pada respon

spesifik denyut jantung dan tekanan darah penderita

terhadap latihan fisik. (Feronika, 2018).

Salah satu aktivitas fisik yang dapat digunakan

untuk menurunkan tekanan darah dengan mengatasi

kendala tersebut adalah latihan Isometric Beberapa

penanganan pada pasien Hipertensi yaitu dengan Latihan

Isometric Handgrip.

2.4 Konsep Latihan Isometric Handgrip

2.4.1 Definisi Latihan Isometric Handgrip

Latihan Isometric adalah bentuk latihan statis yang

mengkontraksikan otot dan menghasilkan tahanan tanpa

perubahan panjang otot dan tanpa gerakan sendi yang terlihat

(Carlson et al 2014; Andri, 2018). Tekanan dan tahanan

dihasilkan otot tanpa tegangan mekanis (tahanan x jarak).

Sumber resistensi pada latihan Isometric meliputi

menggenggam dan melawan tahanan secara manual,

menggenggam beban pada posisi khusus, mengatur posisi

melawan berat tubuh, atau menarik dan mendorong objek

Page 44: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

29

yang tak dapat bergerak (Kisner & Colby, 2007; Rahmawati,

2018).

Isometric Handgrip Exercise merupakan latihan statis

yang dilakukan dengan menggunakan Handgrip. Handgrip

merupakan alat yang biasa digunakan untuk mengukur

kekuatan otot genggaman tangan. Handgrip juga untuk

mendeteksi gangguan mobilisasi fungsional (Basuki, 2008;

Rahmawati, 2018).

2.4.2 Tujuan Latihan Isometric

Latihan Isometric selain terbukti menurunkan tekanan

darah, latihan ini juga bermanfaat untuk mencegah atrofi otot,

membangun volume otot, meningkatkan stabilitas sendi, serta

mengurangi edema. Latihan Isometric merupakan bagian

penting dalam desain program rehabilitasi untuk

meningkatkan kemampuan fungsional (Owen et al, 2010;

Rahmawati, 2018).

2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan

Latihan dengan menggunakan Handgrip memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dengan menggunakan

Handgrip yaitu jauh lebih sederhana, tidak memakan waktu

yang banyak sehingga mengefisiensi waktu, tidak

membutuhkan fasilitas atau ruangan yang banyak untuk

melakukan latihan, memiliki risiko injuri lebih kecil

Page 45: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

30

dibandingkan latihan lain, dan tidak terpengaruh oleh cuaca

karena dapat dilakukan di dalam ruangan. Kelemahannya

yaitu pada alat yang hanya digunakan oleh satu orang pada

satu waktu (Owen et al, 2010; Rahmawati, 2018).

2.4.4 Indikasi dan Kontraindikasi

Menurut (Syamsyuriana Sabar, 2015; Andri, J, 2018)

efek jangka pendek latihan Isometric menggunakan Handgrip

selama 5 hari berturut – turut selama 45 terbukti menurunkan

tekanan darah baik sistol maupun diastol. Latihan ini dapat

dilakukan pada pasien Hipertensi dengan tekanan darah yang

terkontrol. Penerapan pada penderita Hipertensi berat dan

gangguan jantung membutuhkan pemantauan yang lebih

ketat baik sebelum maupun pada saat latihan.

Langkah-langkah dalam melakukan Isometric

Handgrip exercise menurut (Sabar, 2015; Andri, J, 2018)

antara lain:

1) Peneliti memberikan penjelasan kepada responden

tentang pengertian, tujuan, cara dan manfaat isometric

handgrip exercise bagi responden dan waktu

pelaksanaan latihan.

2) Responden diminta untuk duduk beristirahat selama 5

menit.

3) Setelah itu, dilakukan pengukuran tekanan darah

Page 46: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

31

menggunakan tensimeter, catat hasilnya.

4) Menjelaskan kepada responden tetap dalam keadaan

duduk

5) Kemudian responden diminta untuk melakukan kontraksi

Isometric ( menggenggam handgrip) dengan satu tangan

selama 45 detik.

6) Setelah itu responden diberi penjelasan untuk membuka

genggaman dan istirahat selama 15 detik.

7) Responden diminta kembali untuk melakukan kontraksi

Isometric (menggenggam handgrip) dengan tangan yang

lain selama 45 detik.

8) (prosedur diulang, sehingga masing-masing tangan

mendapatkan 2 kali kontraksi, jumlah total durasi selama

latihan sebanyak 180 detik atau 3 menit). Latihan selama

5 hari berturut – turut dilakukan 1x sehari.

9) Setelah selesai melakukan latihan Isometric handgrip

tekanan darah responden diukur kembali untuk mencatat

hasil postest.

2.4.5 Mekanisme penurunan tekanan darah dengan latihan

Isometric

Mekanisme penurunan tekanan darah pada isometric

handgrip berdasarkan penelitian termasuk di dalamnya adalah

modulasi otonom, perbaikan stress oksidatif (Millar et al,

2009; Rahmawati 2018), dan atau terjadinya peningkatan

Page 47: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

32

fungsi endotel pembuluh resistensi (McGowan et al, 2007;

Rahmawati, 2018). Pembuluh retensi pembuluh darah endotel

berperan untuk modulasi tekanan darah arteri dan berperan

dalam patogenenesis kronis peningkatan tekanan darah atau

hipertensi (Badrov et al, 2013; Rahmawati, 2018).

Menurut Kaplan, 1998 dalam Rahmawati, 2018

kelainan endotel adalah salah satu faktor penyebab hipertensi.

Endotel adalah sel yang melapisi pemuluh darah yang berperan

mengatur fungsi otot polos pembuluh darah. Endotel

menghasilkan faktor yang bersifat relaksasi pembuluh darah

(Endothelium-Derived Relaxing Factors: EDRF), dan

menghasilkan faktor yang bersifat kontraksi pembuluh darah

(Endothelium-Derived Contracting Factors: EDCF). Penelitian

seelanjutnya membuktikan yang bertindak sebagai EDCF

adalah endotel-1 (ET-1), tromboxan A2, prostaglandin H2 dan

prostasiklin dan yang berperan sebagai EDRF adalah Nitrit

Oksida (NO). (Ganong, 2008; Rahmawati, 2018).

Sel endotel terganggu disebabkan oleh beberapa hal

seperti shear stress hemodinamik, stress oksidatid maupun

paparan dengan sitokin inflamasi dan hiperkolestrolemia,

sehingga fungsi menjadi tidak normal, maka disebut sebagai

disfungsi endotel. Terjadinya ketidakseimbangan substansi

vasoaktif maka terjadinya hipertensi. Disfungsi endotel

merupakan penyebab penyakit pembuluh darah. Kelainan

Page 48: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

33

endotel menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur

pembuluh darah (Dharma et al, 2005; Rahmawati, 2018).

Gangguan vasodilatasi yang tergantung endotel terjadi

pada penderita hipertensi ini karena terjadi penurunan

ketersediaan Nitrit Oksid (NO) yang berperan sebagai Endhotel

Derived Releasing Factor (EDRF) yang bersifat sebagai

vasodilator dan pelicin untuk mencegah perlekatan Low Density

Lipoproterin (LDL) dan sel darah. (Taddei et al, 2000;

Rahmawati, 2018). Nitrit oksid diproduksi oleh sel endotel dari

asam amino L-arginin dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh

enzim nitrit oksid sintase (NOS). Reaksi sintosis NO dari

endotel vaskuler terjadi terus menerus suntuk memprtahankan

tonus vaskuler (Ganong, 2008; Rahmawati, 2018).

Page 49: PENGARUH LATIHAN ISOMETRIC HANDGRIP TERHADAP …

34

2.5 Kerangka Konsep

Bagan 2.5.1 Kerangka Konsep

Penurunan tekanan

darah arteri

↓ Tekanan darah

sistolik dan diastolik

Moodulasi saraf otonom

ꜛ Fungsi endotel

pembuluh resistensi

Perbaikan stres oksidatif otot

- Diuretik - Angiotensin-converting

enzyme inhibitor (ACEI) - Penghambat

reseptor angiotensin II (ARB) - β- bloker

- Penghambat saluran kalsium (Calcium

Channel Bloker, CCB) - Penghambat

Reseptor α1

Isometric Handgrip

- Aktivitas

Modifikasi gaya hidup

- Konsumsi makanan sehat

- Menurunkan berat badan

- Mengurangi rokok

- Mengurangi alkohol

Merangsang psikis pada

medulla oblongata

Kontraksi otot

Terapi

Farmakologis

Terapi Non -

Farmakologis Tekanan Darah

Sistole (TDS) &

Tekanan Darah

Diastole (TDD)

Faktor yang

mempengaruhi

tekanan darah

- Curah Jantung

- Usia

- Stress

- Ras

- Jenis Kelamin

- Medikasi

- Aktivitas fisik

- Zat Vasoaktif

Faktor yang

mempengaruhi tekanan

darah pada lansia

- Menurunnya

elastistisitas dinding

aorta dan pembuluh

darah,

- Katup jantung menebal

dan kaku

- Kemampuan

memompa jantung

menurun

- Meningktanya

resistensi pembuluh

darah