Upload
ngoque
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
MASYARAKAT PADA KANTOR CAMAT TANJUNGPINANG TIMUR
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
TIKA ASTIA
NIM : 080563201042
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2015
1
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Masyarakat
Pada Kantor Camat Tanjunpinang Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan
(tangibles, reability, responsiveness, assurance, dan Empathy) terhadap kepuasan masyarakat pada
Kantor Camat Tanjungpinang Timur. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 95
responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dan analisis regresi linier sederhana.
Metodenya yaitu deskriptif analitis. Metode survai deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner
atau angket. Bersasarkan hasil analisis variabel (X) besarnya thitung > ttabel (5.056 > 1.98609).
Berdasarkan nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, ini menunjukkan bahwa
secara parsial variabel Pelayanan secara signifikan berpengaruh terhadap Kepuasan. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah hasil persamaan regresi menunjukan bahwa prediksi pengaruh Pelayanan terhadap
Kepuasan masyarakat bersifat positif. Artinya, Pelayanan berpengaruh terhadap Kepuasan masyarakat
dengan persentasi 20.7% Sedangkan sisanya sebesar 79.3% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini yang tidak disebutkan.
Kata Kunci: Tangibles, Realibity, Responsiveness, Assurance, Empathy dan
Kepuasan Masyarakat.
2
ABSTRACT
This script are discuss about how The Influence of Service Quality to The People
Satisfication of Subdistrict Head Government Office in Tanjungpinang Timur. This research are
implemented to know how the influence (tangibles, reability, responsiveness, assurance, empathy) of
service quality to the people satisfication of subdistrict head government office in Tanjungpinang
Timur. The sample used in this research is total about 95 respondence. The analyzes data method used
simple linear regression analyzes. The methods used in this research is descriptive quantitative and
simple linear regression analyzes. The method is descriptive analyzes. Survey methods of descriptive is
a research method that gets sample from a population and used questioner as a tools for collecting
data. In this research data and information is collected from respondence that used questioneran
inquiry poll. From the result of analyzes variable (X) totally tcount > ttable (5.056 > 1.98609). From that
value can be told that Ha is accepted, it’s shows that partially variable of seervice quality is influenced
of satisfication. The conclusion of this research is the result from similar regretion shows that the
influence prediction of service quality to the people satisfication is positive. It means the service are
influenced to the people value with 20,7% presentation. And then 79,3% are influenced by the another
factor that ain’t reasearching and ain’t told in this research.
Keyword: Tangibles, Realibity, Responsiveness, Assurance, Empathy and People
Satisfication.
3
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
MASYARAKAT PADA KANTOR CAMAT TANJUNGPINANG TIMUR
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa
yang dengan tegas dan tekad yang kuat ingin maju.
Tekad dan ketegasan itu telah dibuktikan sejak kita
memperjuangkan kemerdekaan yang ternyata
dilanjutkan pula dalam era kemerdekaan. Tekad dan
ketegasan ini akan terus melandasi usaha dan
perjuangan kita mengisi kemerdekaan itu yaitu
dengan mewujudkan masyarakat yang maju,
sejahtera, adil dan makmur berdasarkan pancasila .
Untuk mewujudkan Aparatur Sipil sebagai yang
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
penyelenggara negara memiliki peranan yang besar
karena terwujudnya masyarakat yang kita cita-citakan
tergantung pada sikap mental, tekad dan semangat,
ketaatan dan disiplin para penyelenggara negara serta
seluruh masyarakat.
Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur
Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat
dituntut utuh mempunyai disiplin dan rasa tanggung
jawab agar dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik, serta ia harus mempunyai kesetiaan dan
ketaatan penuh terhadap Pancasila, Undang - Undang
Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah, sehingga
dengan demikian dapat memusatkan segala perhatian
dan pikiran serta mengerahkan segala daya dan
tenaganya untuk menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna
dan berhasil guna. Pemberian kewenangan di dalam
undang-undang memiliki implikasi yang besar
terhadap akuntabilitas publik, yaitu aparat dan
lembaga pelayanan publik di daerah harus dapat
dipertanggungjawabkan apa yang mereka berikan
atau mereka lakukan untuk kepentingan masyarakat.
Dalam konteks ini pelayanan pbulik diberi makna
yang luas, artinya tidak hanya sebatas pemberian
pelayanan dasar kepada masyarakat, tetapi juga
menyangkut semua kegiatan yang dilakukan
pemerintah baik langsung atau tidak langsung.
Pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu
kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok
orang atau instansi tertentu untuk memberikan
bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
4
Pelayanan publik ini menjadi sangat penting
karena senantiasa berhubungan dengan masyarakat
banyak atau khalayak ramai yang memiliki
keanekaragaman kepentingan dan tujuan. Kebutuhan
untuk mengurus KTP meningkat seiring dengan
habisnya masa berlaku. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya peminta untuk pengurusan kartu keluarga
dan kartu tanda penduduk, balik nama sertifikat
tanah, dll, maka untuk itu Kecamatan Tanjungpinang
Timur harus dapat memenuhi pelayanan yang terbaik
dan tepat waktu. Seiring dengan perkembangan
sering dijumpai berbagai keluhan masyarakat
kemerosotan profesionalisme dalam rangka
pelayanan publik hampir seluruh sektor pemerintah
yang ditandai dengan menurunya kualitas pelayanan
publik. Hal tersebut terbukti dengan masih
banyaknya masalah tentang keluhan masya rakat
tentang lambatnya pengurusan yang tidak cepat
ditangani oleh aparatur itu sendiri. Hal itulah
penyebab banyaknya keluhan yang dikemukakan
oleh masyarakat akibatnya masyarakat merasa
kecewa dan mulai meragukan intregritas pemberi
pelayanan yang adil. Dalam system pelayanan yang
diberikan oleh Kecamatan sebagian masyarakat yang
sudah puas dengan pelayanannya dan sebagian ada
yang belum puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh pihak Kecamatan . Kondisi yang demikian
kiranya juga membelenggu Kecamatan
Tanjungpinang Timur sebagai kantor yang
berkonotasi pelayanan masyarakat (public service).
Target-target kualitas pelaksanaan
pembanguan, penyelenggaraan pemerintahaan
maupun pelayanan masyarakat yang terus meningkat
dari tahun ke tahun, menurut peningkatan dukungan
pengadaan pelayanan cepat, tepat dan benar. Oleh
karena itu peningkatan Pelayanan Kecamatan harus
terus menerus dilakukan. Salah satu tugas Camat
adalah memahami aspirasi kebutuhan masyarakat dan
juga harus dapat menetapkan kebijakan
penanganannya dengan baik sehingga segala urusan
kegiatan baik yang berasal dari jalur pemerintah
atasan maupun yang berasal dari aspirasi masyarakat
dapat terpadu dengan baik.
Hal yang tidak dapat di tawar lagi bahwa
pelayanan yang maksimal merupakan hak bagi semua
masyarakat dan pemerintah wajib memberikan
pelayanan sebagai bentuk pengabdian pada
masyarakat. Namun hal tersebut rupanya masih
menjadi nomor yang masih belum terwujud.
Masalah Pertama dari segi kecepatan
pelayanan administrasi yang masyarakat lakukan
yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan yang
lamban dan melebihi waktu yang ditetapkan,
pelayanan administrasi pada Kecamatan
Tanjungpinang Timur menurut masyarakat masih
dirasa kurang maksimal.
5
Tabel I.1
Jenis pelayanan di Kecamatan
Tanjungpinang Timur
No Jenis Pelayanan Standar Waktu
1 KTP 14 hari
2 KK 7 hari
3 Perizinan 3 hari
4 Surat Akte Kelahiran 5 Hari
5 Legalisasi 2 hari
Sumber: hasil observasi lapangan (2015)
Berdasarkan table I.1 dapat diketahui jenis
pelayanan dan waktu penyelesaian pelayanan di
Kecamatan Tanjungpinang Timur. Dimana terdapat
masalah waktu penyelesaian pelayanan.
Masalah Kedua, masalah yang ditemukan
dalam hasil observasi yakni sarana dan prasarana
yang tersedia masih kurang, dapat diambil salah
contoh pelayanan pada kantor camat belum bisa
dilakukan secara online, masyarakat bisa mengakses
langsung apa saja yang harus dilakukan untuk
mempermudah administrasi, sehingga pada akhirnya
tidak sedikit masyarakat mondar-mandir dan
kelelahan hanya untuk ingin mengetahui jalur
pengurusan dan segala macam syarat pengurusan.
Masalah Ketiga, dari obesrvasi lapangan
yang peneliti lakukan dilapangan yaitu masih banyak
masyarakat yang tidak tahu bagai mana prosedur
tahap alur pelayanan di kantor camat, karena itu
timbulnya percaloan pengurusan ,oleh karena itu
pelayanan di Kecamatan Tanjungpinang Timur harus
lebih ditingkatkan lagi. Berdasarkan permasalahan
yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan serangkaian kegiatan penelitian
dengan judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Masyarakat Pada Kantor
Camat Tanjungpinang Timur.
B. Perumusan Masalah
Untuk dapat memudahkan dalam penelitian
ini dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas
dalam menginterprestasikan fakta dan data kedalam
penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan
permasalahannya. Berdasarkan Latar belakang diatas
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut : Apakah variabel kualitas pelayanan bukti
langsung (tangible), keandalan (realibity), daya
tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan
empati (empaty) berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen pada Kantor Camat Tanjung
Pianang Timur.
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan
1. Tujuan dari penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pada
Kantor Camat Tanjungpinang Timur.
2. Untuk mengetahui kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan di Kantor Camat
Tanjungpinang timur
6
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan masyarakat di
Kantor camat Tanjungpinang Timur.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan untuk dapat
mengetahui kenyataan yang terjadi dan
mengamati permasalahan yang dihadapi
perusahaan, setelah itu penulis mencoba
untuk memberikan alternatif pemecahannya
sesuai dengan teori yang telah diperoleh.
b. Bagi Organisasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada perusahaan
sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai
bahan pertimbangan dalam mengatasi
permasalahan yang berhubungan dengan
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Masyarakat Pada Kantor Camat
Tanjungpinang Timur
D. Konsep Teoritis
Deskripsi teori dalam suatu penelitian
merupakan uraian system tentang teori dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti
melalui pendefinisian dan uraiann yang lengkap dan
mendalam dari berbagai regrensi, sehingga ruang
lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan
antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah. Adapun yang dimaksud dengan teori,
dimana teori kadang-kadang disebut sebagai hokum
atau dalil. Sistem yang terdiri dalil-dalil dan hipotesa
dengan dasar tertentu. Demikian pula hubungan
dalam penelitian ini, teori yang dipergunakan adalah
teori yang berisikan konsep-konsep yang saling
berhubungan untuk menjelaskan hubungan antara
variabel yang akan diteliti.
E. Teori Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam kamus bahasa
Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usahan
melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani
adalah mambantu menyiapkan (menguurus) apa yang
diperlukan seseorang.
Pengertian pelayanan menurut Kotler dalam
Sinambela (2006:4) adalah “setiap kegiatan
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan
dan menawarkan keputusan meeskipun hasilnya
terkait pada suatu produk secara fisik”.
Sedangkan menurut Lukman dalam
Sinambela (2006:5) bahwa “Pelayanan adalah
kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung atara seseorang dengan orang lain
atau masih secara fisik dan menyediakan kepuasan
pelanggan” .
Pendapat lain mengenai pelayanan menurut
Gronsosss dalam Ratminto dan Winarsih (2006:3)
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian
7
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat
diraba) yang terjadai sebagai akibat adanya interaksi
antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain
yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan
yang dimaksudkan untuk pemberi pelayanan yang
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen atau pelanggan.
Pelayanan berkaitan erat dengan
masyarakat. Sehingga pelayanan lebih dikenal
dengan istilah pelayanan public. Publik berasal dari
bahasa inggris Public yang berarti masyarakat umum
dan Negara, kata public dalam bahawan Indonesia
diartikan sebagai umum orang banyak dan ramai.
Pelayanan public menurut Sinambela (2005:5) adalah
pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat
oleh peyelenggara Negara.
Pendapat lain mengenai pelayanan umum
dikemukakan oleh Moenir (2006:26) adalah:
“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan landasan
faktor material, melalui sistem, prosedur dan
metode tertentu dalam rangka usaha
memenuhi kepentingan orang lain sesuai
dengan haknya” .
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada
dasarnya adalah memuaskan masyarakat untuk
mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan
prima yang tercermin dari asas-asas pelayanan publik
berdasarkan surat Keputusan Mentri Perdayagunaan
Aparatur Negara Nomor ( Kepmen PAN) No 63
Tahun 2003, dalam Sinambela (2006:5) , transparansi
yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan dan disediakan
secara memadai serta mudah dimengerti,
akuntabilitas yaitu dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan ketentuan pertaturan perundang-
undangan, kondisional yaitu sesuai dengan kondisi
dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengantetap berpegang pada prinsif efisiensi dan
efektivitas, partisipatif yaitu mendorong peran serta
masyarakat dalam peyelenggaraan pelayanan public
dengan memperhatikan aspirasi kebutuhan dan
harapan masyarakat, kesamaan hak yaitu tidak
diskriminatif dalam arti tidak membedadakan suku
ras, dan agama, golongan, gender dan status
ekonomi, keseimbangan hak dan kewajiban
pelayanan yang memperhitungkan aspek keadilan
antara pembeli dan penerima pelayanan.
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang pelayanan Publik guna mendukung
terciptanya peyelenggaraan pelayanan public yang
prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan
hak setiap warga Negara atas barang public, jasa
8
public dan pelayanan administrative. Menjelaskan
bahwa peyelenggaraan pelayanan publik berasaskan:
1. Kepentingan umum
2. Kepastian hokum
3. Kesamaan hak
4. Keseimbangan hak dan kewajiban
5. Keprofesionalan
6. Partisipatif
7. Persamaan perlakuan / tidak diskriminatif
8. Keterbukaan
9. Akuntabilitas
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi
kelompok tertentu
11. Ketetapan waktu dan kecepatan kemudahan
dan ketejangkauan.
1. Pengertian Jasa
Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono
(2005:260) jasa adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek
fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
jasa suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen
kepada konsumen dalam arti jasa yang diberikan
tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau diraba
sebelum dibeli atau dikonsumsi.
Implikasi dari perbedaan ini adalah
“outcomes” atau hasil jasa berdasarkan orang (people
based) jasa kurang memiliki standar disasi,
dibandingkan dengan outcomes dari jasa yang
berdasarkan perlengkapan (alat). Dengan kata lain,
jasa yang memakai pelayanan orang, memiliki
tingkat variabilitas, tergantung pada orangnya, dan
tingkat perbedaan ini tidak ada, pada jasa yang
dilayanin oleh mesin. Ini merupakan pertimbangan
penting, bagi industri jasa yang menggunakan banyak
tenaga orang.
2. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan kini sangat dibutuhkan
untuk mencapai kepuasan masyarakat. Dengan
adanya kualitas, berarti perusahaan harus memenuhi
harapan-harapan masyarakat dan memuaskan
kebutuhan mereka. Namun demikian meskipun
definisi ini berorientasi pada konsumen, tidak berarti
bahwa dalam menentukan kualitas pelayanan
penyedia jasa harus menuruti semua keinginan
konsumen.
Dengan kata lain, dalam menetapkan
kualitas pelayanan, perusahaan harus
mempertimbangkan selain untuk memenuhi harapan-
harapan masyarakat, juga harus melihat tersedianya
sumberdaya yang memadai dalam perusahaan.
Kotler (2006:440) dalam Buchari Alma
(2011:284) mengungkapkan ada lima faktor dominan
9
atau penentuan kualitas jasa disingkat dengan
TERRA yaitu: Tangible (berwujud), yaitu berupa
penampilan fasilitas fisik, peralatan dan berbagai
materi komunikasi yang baik, menarik, terawat lancar
dsb.
Empathy yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha
untuk lebih peduli memberikan perhatian secara
pribadi kepada masyarakat. Minsalnya karyawan
harus mencoba menempatkan diri sebagai
masyarakat. Jika karyawan harus memcoba
menempatkan diri sebagai masyarakat. Jika
masyarakat mengeluh maka harus dicari solusinya
segera, agar selalu terjaga hubungan harmonis,
dengan menunjukkan rasa peduli yang tulus.
Responsiveness (cepat tanggap) yaitu kemauan dari
karyawan dan pengusaha untuk membantu
masyarakat dan memberikan jasa dengan cepat serta
mendengar dan mengatasi keluhan atau complaint
dari konsumen. Reliability (keandalan) yaitu
kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan
yang dijanjikan, terpecaya dan akurat, dan konsisten.
Assurance (kepastian), yaitu berupa kemampuan
karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan
kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan
pada konsumen.
4. Kepuasan Konsumen
Engel et al dalam Fandy Tjiptono
(2000:126) menyatakan bahwa kepuasan masyarakat
merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui
harapan masyarakat, sedangkan ketidakpuasan timbul
apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan.
Bila kepuasan konsumen terhadap barang/jasa jauh
dibawah apa yang diharapkan, maka konsumen akan
kehilangan minat terhadap produsen/penyedia jasa
dalam hal ini adalah rumah sakit.
Kepuasan masyarakat adalah suatu tingkat
perasaan masyarakat yang timbul sebagai akibat dari
Pelayanan layanan servis yang diperolehnya setelah
masyarakat membandingkannya dengan apa yang
diharapkannya. Masyarakat baru akan merasa puas
apabila Pelayanan layanan servis yang diperolehnya
sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya,
ketidakpuasan atau perasaan kecewa masyarakat akan
muncul apabila Pelayanan layanan servis yang
diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya.
Dengan demikian, kepuasan memang menjadi
variabel yang sangat penting untuk mengukur
pemasaran pelayanan servis yang berkaitan dengan
hasil akhir dari pelayanan yang telah diberikan
apaakah sesuai dengan harapan atau keinginan
masyarakat.
Menurut Husein Umar (2005:50-51)
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan
konsumen setelah membandingkan antara apa yang
10
dia terima dan harapannya Seorang masyarakat, jika
merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk
atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi
masyarakat dalam waktu yang lama. Menurut Philip
Kotler dan Kevin Lane Keller yang dikutip dari buku
Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa Kepuasan
Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan
Pelayanan (hasil) produk yang dipikirkan terhadap
Pelayanan yang diharapkan.
Menurut Selnes dalam Rayi Endah, (2008)
“Kepuasan masyarakat mencakup tingkat kepuasan
secara keseluruhan (overall satisfaction), kesesuaian
kepuasan dengan harapan masyarakat (expectation),
dan tingkat kepuasan masyarakat selama menjalin
hubungan dengan instansi (experience)”.
Berdasarkan Permenpan No. 16 Tahun
2014, Survei Kepuasan Masyarakat adalah
pengukuran secara komprehensif kegiatan tentang
tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari
hasil pengukuran atas pendapat masyarakat. Melalui
survei ini diharapkan mendorong partisipasi
masyarakat sebagai pengguna layanan dalam menilai
Pelayanan penyelenggara kepuasan serta mendorong
penyelenggara kepuasan publik untuk meningkatkan
kualitas kepuasan dan melakukan pengembangan
melalui inovasi-inovasi kepuasan publik.
F. Hipotesis
Berdasarkan dari teori dan perumusan
masalah yang disajikan di atas penulis mencoba
merumuskan suatu hipotesis yang nantinya akan
digunakan sebagai langkah berpijak dalam penelitian,
hipotesis tersebut adalah Kualitas pelayanan (service
quality) yang meliputi; tanggible (X1), reliability
(X2), responsivenes (X3), ansurance (X4), emphaty
(X5), berpengaruh secara parsila terhadap tingkat
kepuasan nasabah (customer satisfation).
H0 = Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan
terhadap
tingkat kepauasan
Ha = Ada pengaruh antara kualitas pelayanan
terhadap kepuasan.
G. Konsep Operasional Variabel Penelitian
Pada dasarnya konsumen menggunakan
kriteria-kriteria tertentu tentang kualitas pelayanan
yang diharapkan.ada lima indikator penentu kualitas
pelayanan sebagaimana dikemukakan oleh Philip
Kotler diterjemahkan oleh Benyamin Molan
(2005:123) adalah sebagai berikut: Definisi
operasional dalam penelitian ini meliputi :
11
Tabel I.2
Instrument Mengukur Kualitas Pelayanan Publik
di Kantor Camat Tanjungpianng Timur
Variabel Dimensi Indikator
Kualitas Pelayanan
(X)
Fasilitas Fisik
(tanggibles)
Reliabilitas
(reliability)
Responsivitas
(responsiveness)
Jaminan (Assurance)
Empati (empathy)
- Perlengkapan dan Peralatan
- Kebersihan
- Kemampuan untuk dipercaya
- Konsisten Kerja
- Ketanggapan
- Kecepatan Pelayanan
- Pengetahuan pegawai
- Perhatian pada pelanggan
Kepuasan
Masyarakat (Y)
Kemampuan produk
(Attributes related to product)
Atribut dari pelayanan
(Attributes related to service)
Atribut keputusan untuk membeli
(Attributes related to purchase)
- Harga yang ditetapkan untuk dibayar
dengan nilai atau manfaat yang
diperoleh
- Proses penyelesaian permasalahan
- Kemudahan Informasi
- Kesopanan Pegawai
- Reputasi Organisasi
Sumber: Olahan peneliti, tahun 2015
H. Kerangka Pemikiran
Kepuasan Masyarakat dalam hal pelayanan
merupakan tujuan utama dari setiap penyelenggara
instansi pemerintah tidak terkecuali Kantor
Kecamatan Tenggarong yang dalam hal ini sebagai
ujung tombak penyelengaraan pemerintahan yang
berada di kecamatan.
Adapun kerangka gambar pemikiran kualitas
pelayanan di Kecamatan Tanjungpinang Timur dapat
peneliti gambarkan pada gambar berikut ini:
Gambar 1.1
Kerangka Pemkiran
Sumber Data : Tjiptono
(2008)
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini berdasarkan hasil yang
ingin dicapai, peneliti menetapkan ini adalah
penelitian terapan (Applied Reserch) yang
maksudnya menurut Siregar (2013:4) adalah
penelitian yang mempunyai alasan praktis, keinginan
untuk mengetahui dengan tujuan agar dapat
melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, lebih efektif
dan lebih efisien. Berdasarkan metodenya, penelitian
ini menurut Siregar (2013:4) termasuk dalam
penelitian survei (Survey Research) yaitu penelitian
dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada
perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel yang
diteliti.
Menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:9)
jenis penelitian survei dalam penelitian ini adalah
termasuk penelitian eksplanatif (penelitian
Mengukur Kualitas Pelayanan
- Bukti Fisik (Tangible)
- Kehandalan (reliability)
- Daya tanggap (responsiveness)
- Jaminan (assurance)
- Empati (empathaty)
Expected Service (E)
Pelayanan yang
diharapkan
Perceived Service (P)
Pelayanan yang
dirasakan
Kualitas pelayanan
Q=P-E
12
penjelasan) yaitu merupakan penelitian yang
menggunkan data-data yang sama, dimana peneliti
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-
variabel melalui pengujian hipotesis. Serta, jenis
penelitian menurut jenis datanya, dalam penelitian ini
adalah jenis data kuntitatif yaitu data yang berbentuk
angka-angka Siregar, (2013:8).
Dari penjelasan di atas sudah sangat jelas
bahwa metode penelitian dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen, dengan eksperimen
pengembangan yang bertujuan untuk membuktikan
hipotesis dan guna membuat generalisasi umum,
yang bertujuan untuk mempertajam masalah dan
hipotesis.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat
Tanjungpinang Timur. Adapun alasan penulis
memilih lokasi penelitian ini yaitu:
- Karena menemukan permasalahan tentang
keterlambatan proses birokrasi di Kantor
Camat Tanjungpinang Timur.
- Kecamatan Tanjungpinang Timur
merupakan Kecamatan yang paling terluas
dan memiliki jumlah penduduk yang paling
banyak di Tanjungpinang.
- Kecamatan Tanjungpinang Timur
merupakan daerah pemekaran yang berarti
proses pelayanan birokrasi masyarakat
banyak terjadi di kecamatan ini.
3. Jenis Data
Data adalah bahan mentah yang harus diolah
untuk menghasilkan informasi dan keterangan, jadi
data yang digunakan untuk penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung
dari sumber pertama atau tempat objek
penelitian dilakukan, yang mana data
tersebut dikumpulkan secara khusus untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai
dengan keinginan peneliti. Data tersebut
berkenaan dengan identitas responden
seperti: jenis kelamin, umur, pendidikan
terakhir, masa kerja, Data pernyataan yang
memuat variabel bebas dan terikat data ini
diambil dari pengisian data responden dan
pengisian pernyataan dalam kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang
diterbitkan atau digunakan oleh organisasi
sehingga sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui perantara (diperoleh dan dicatat
13
oleh pihak lain). Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip yang
dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh dari pihak Tata Usaha Kantor Camat
Tanjungpinang Timur.
Data yang lainnya akan diperoleh peneliti
melalui riset kepustakaan (library research) adalah
penelitian yang datanya diambil dari kepustakaan
seperti buku, dokumen, artikel, jurnal, internet dan
lain sebagainya.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Singarimbun (1989:152)
“Populasi adalah keseluruhan unit analisis
yang akan digunakan sebagai objek
penelitian”. Wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Pada penelitian ini yang
akan menjadi populasi adalah masyarakat
yang masuk pada wilayah Camat
Tanjungpinang Timur yang melakukan
pengurusan terdiri dari beberapa keluarahan:
a) Kelurahan/Desa Air Raja
= 25 responden
b) Kelurahan/Desa Kampung
Bulang = 25 responden
c) Kelurahan/Desa Pinang
Kencana = 25
responden
d) Kelurahan/Desa Melayu Kota
Piring = 25 responden
e) Kelurahan/Desa Batu IX
(Sembilan) = 25 responden
Total Populasi mayarakat yang
melakukan pengurusan di Kantor
Camat Tanjungpinang Timur
sebanyak 125 orang
b. Sampel
Menurut Sugiono, (2008:116) Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
pelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga,
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample
yang diambil dari populasi itu. Adapun jumlah
sample tersebut diperoleh dari perhitungan yang
dekemukakan dengan menggunakan rumus Slovin
berikut:
N
14
n =
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran populasi yaitu masyarakat
Kecamatan Tanjungpinang Timur dari
berbagai kelurahan yang melakukan
pengurusan di Kantor Camat
Tanjungpinang Timur.
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian
karena kesalahan pemgambilan sample
yang masih dapat ditorelir atau
diinginkan, sebanyak 5% berdasarkan
rumus tersebut, maka jumlah sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah:
125
1 + 125 (5%)²
n = 95 Responden
Dalam pengambilan sampel penulis
membagikan kuisioner sebanyak 95 kusioner. Dari
seluruh masyarakat Tanjungpinang Kecamatan
Tanjungpinang Timur yang melakukan pengurusan ,
diambil sample dalam penelitian ini sebanyak 95
orang responden. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan Simple Random Sampling. Simple
random sampling ialah cara pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan
strata (tingkatan) yang ada dalam anggota populasi
tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi
dianggap homogen (sejenis). Sugiyono (2011:64)
“Pengambilan sampel acak sederhana dapat
dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari
daftar bilangan secara acak, dsb”.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data dalam
penelitian ini berguna untuk mengumpulkan data
primer dan skunder. Maka menurut Sugiyono
Siregar, (2013:18), teknik pengumpulan data dan alat
pengumpulan data yang sesuai untuk digunakan
dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Sugiyono (2011:166)
mengemukakan bahwa teknik observasi
merupakan suatu proses yang kompleks dan
sulit, yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan proses psikologis diantaranya
yang terpenting adalah pengamatan dan
ingatan. Observasi yang peneliti gunakan
yaitu observasi tidak terstruktur yaitu
observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu
secara pasti tentang apa yang akan diamati.
n=
1 + N e²
15
Dalam melakukan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrumen yang
telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan. Karena sebelumnya peneliti
belum tahu pasti apa yang akan diamati dan
fokus penelitian belum jelas, peneliti dapat
melakukan pengamatan bebas, mencatat apa
yang tertarik, melakukan analisis dan
kemudian dibuat kesimpulan.
b. Kuesioner
Teknik pengumpulan berupa angket
ini bentuk pengumpulan informasi untuk
menganalisis dan mempelajari perilaku dalam
organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem
yang diajukan peneliti. Adapun alat yang
digunakan adalah daftar ceklist dalam bentuk
kuesioner tertutup.
Menurut Siregar (2013:21)
kuesioner tertutup adalah pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan kepada responden
yang sudah dalam bentuk pilihan. Jadi
kuesioner jenis ini responden tidak
memberikan kesempatan untuk mengeluarkan
pendapat. Jawaban kuesioner disusun untuk
mengetahui kecocokan responden dengan
indikator-indikator yang sudah disusun
dengan menggunakan skala likert.
Siregar (2013:21) menjelaskan
bahwa skala likert adalah skala yang
digunakan secara luas yang meminta
responden menandai derajat persetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap masing-masing dari
serangkaian pernyataan mengenai objek
stimulus. Skala ini memiliki lima kategori
yang berkisar dari sangat tidak setuju sampai
dengan sangat setuju.
Lima skala yang menunjukkan
tingkatan setuju atau tidak setuju pada
responden terhadap pernyataan yaitu dimana
angka 1 (satu) menunjukkan sikap sangat
tidak setuju, hingga angka 5 (lima)
menunjukkan sikap sangat setuju terhadap
pernyataan yang berkaitan dengan kesiapan
individu. Alasan menggunakan metode ini
adalah bahwa subyek penelitian merupakan
orang yang paling tahu tentang dirinya. Alat
yang digunakan berupa angket. Skor
pernyataan kuesioner terdapat dalam tabel
I.3. ini:
Tabel I.3
Skor Pernyataan Jawaban Responden
No Pernyataan Singkatan Favorable Unfavorable
1 Sangat Setuju SS 5 1
2 Setuju S 4 2
3 Netral N 3 3
16
4 Tidak Setuju TS 2 4
5 Sangat Tidak Setuju STS 1 5
Sumber: Olahan peneliti, tahun 2015
J. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Kegiatan yang cukup penting dalam
keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan
data. Dengan pengolahan data dapat diketahui
tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan.
Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera
diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data
dilakukan melalui bantuan komputer dengan program
SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi
20.0.
Data yang di oleh dalam penelitian ini
berupa data primer atau data mentah yang nantinya
diolah sehingga menjadi data yang valid. Langkah-
langkah atau prosedur pengolahan data yang
dilakukan dalam penelitian ini.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
apakah suaatu instrumment alat ukur telah
menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran
(2005), Validitas menunjukkan ketepatan dan
kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia
melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Koefisien korelasi item-total dengan Brivate
person dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
Duwi Priyatno, (2010:91)
2222 )()(
))(()(
xxniin
xiixnrix
Dimana :
rix = Koefisien korelasi item-total
(bivariate pearson)
i = Skor item
x = Skor total
n = Banyaknya subjek
Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk
signifikansi 5 % dari degre of freedom (df) = n-2,
dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung >
r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung <
r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan tidak valid Ghozali,Imam (2006).
2 Uji Reliabilitas
Realiabilitas sebenarnya adalah alat untuk
mengukur suatu kuisiner yang merupakan indikator
dari variabel. Suatu kuisioner dinyatakan dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
17
waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur
reliabilitas dengan uji stastik Cronbach Alpha (a).
Suatu konstruk atau variabel dikatakan realiabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60,
Ghozali,Imam (2006) dalam Nunally (1967)
Crombach’s Alpa dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
[ –
]
Dimana :
a 2
i = Varians masing-masing items
a 2
x = Varians skor keseluruhan
k = Jumlah sampel
1.13. Uji Hipotesis
1 Uji (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (Y). Rumus t hitung pada analisis
regresi adalah sebagai berikut: Duwi Priyatno
(2010:68)
bi
t hitung =
Sbi
Keterangan:
bi = koefisien regresi variabel i
Sbi = Standar error variabel i
Hipotesis yang digunakan adalah :
Ho : Berarti secara parsial variabel
independen. Pelayanan (X),
terhadap variabel dependen yaitu
Kepuasan Masyarakat (Y).
Ha : Berarti secara parsial variabel
independen Pelayanan (X),
terhadap variabel dependen yaitu
Kepuasan Masyarakat (Y). Cara
melakukan uji t dengan tingkat
signifikansi = 0,05 adalah dengan
membandingkan nilai t hitungnya
dengan t tabel. Apabila t tabel ≤ t
hitung, maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Sedangkan apabila t hitung
> dari t tabelmaka Ho ditolak dan
Ha diterima.
2. Uji (Uji f)
Yaitu untuk menguji secara serempak
(simultan) antara variabel keseluruhan yaitu
Pelayanan (X), terhadap variabel dependen yaitu
Kepuasan Masyarakat (Y). Pada dasarnya uji statistik
F menunjukkan apakah semua variable indepenen
(bebas) mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variable dependen (terikat). Dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut, Duwi Priyatno,
(2010:67)
18
R2/k
F hitung =
(1-R2)/(n-k-1)
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah data atau kasus
K = Jumlah variabel independen
Hipotesis yang digunakan adalah :
Ho : Berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independen
yaitu Pelayanan (X), terhadap
variabel dependen yaitu Kepuasan
Masyarakat (Y)
Ha : Berarti ada pengaruh yang
signifikan dari variabel independen
yaitu Pelayanan (X), terhadap
variabel dependen yaitu Kepuasan
Masyarakat (Y)
Kriteria pengambilan keputusannya dengan
tingakat signifikansi = 0,05 adalah dengan
membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Ho
diterima bila F hitung ≤ F tabel. Ho ditolak apabila F
hitung > dari F tabel..
3 Analisis Regresi Sederhana
Untuk mengetahui model atau bentuk
hubungan pengaruh antar variabel dan untuk
mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel
bebas Pelayanan (X), terhadap variabel dependen
Kepuasan Masyarakat (Y). dimana dari sampel yang
diperoleh, digunakan analisis regresi linier berganda
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Keterangan :
Y’ = dependent variabel
(Pelayanan)
X = Variabel Independen
(Pelayanan)
a = Konstanta (nilai Y’
apabila X = O)
b = Koefisien regresi (nilai
peningkatan atau penurunan)
4 Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependent. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi
variable dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Kelemahan mendasar penggunaan
koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukan kedalam model.
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R²
Y = a + bX
19
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R²
pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.
Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau
turun apabila satu variabel independen ditambahkan
kedalam model Ghozali, Imam (2006
BAB IV
KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR
CAMAT TANJUNGPINANG TIMUR.
A. Karakteristik Responden
1 Identitas Responden
Sebelum penulis membahas dan menganalisa
lebih lanjut tentang “Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Masyarakat Pada Kantor Camat
Tanjungpinang Timur” maka pada sub bab ini akan
diawali dengan pembahasan mengenai karakteristik
responden, Selanjutnya untuk memastikan fakta atau
memperkuat kepercayaan dalam rangka kebenaran
yang obyektif, digunakan angket dan wawancara
dengan responden, untuk lebih jelasnya, berikut
dipaparkan hasil pengolahan data sebagai berikut :
2 Jenis kelamin Responden
Karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin dibedakan antara perempuan dan laki-laki.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel IV.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Gambar IV.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Sumber Data Primer (2015)
Tabel IV.1 menunjukkan bahwa responden
yang melakukan pengurusan di Kantor Camat
Tanjungpinang Timur ada 34 atau (35.8%) persen
berjenis kelamin perempuan dan 61 atau (64.2%)
persen berjenis kelamin laki-laki.. Secara keseluruhan
Prempuan 36%
Laki-laki 64%
No Jenis Kelamin
Jumlah
(orang)
%
1 Prempuan 34 35.8%
2 Laki-laki 61 64.2%
Jumlah 95 orang
20
responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih
dominan daripada responden perempuan dalam hal
pengurusan di Kantor Camat Tanjungpinang Timur.
Hal ini disebabkan laki-laki lebih berperan sebagai
kepala rumah tangga dan lebih leluasa untuk
melakukan pengurusan-pengurusan.
3 Tingkat Usia
Tingkat usia juga baik untuk meramal
seseorang dalam mengambil keputusan dan
memnentukan pilihan, karena sering diandalkan
bahwa kematangan bepikir seseorang dakan lebih
baik seiring bertambahnya usia, maka itu tingkat usia
sering dijadikan indicator untuk melakukan
pengurusan di Kantor Kecamatan seperti yang
diterangkan pada table dibawah ini.
Tabel IV.2
Karakteristik Responden Berdasarkan
KelompokUmur
No Kelompok
Umur
Jumlah Total %
1 20 Kebawah 13 13.7 %
2 21-30 39 41.1 %
4 31-40 25 26.3 %
5 40 Keatas 18 19 %
Jumlah 95 100 %
Sumber Data Primer (2015)
Gambar IV.2
Karakteristik Responden Berdasarkan
KelompokUmur
Sumber Data Primer (2015)
Dari uraian usia responden diatas maka
dapat diketahui bahwa responden yaitu masyarakat
yang melakukan pengurusan di Kantor Camat
Tanjungpinag Timur masih dalam usia produktif
yaitu Umur 20 Kebawah 13 atau sekitar 13.7 %,
umur 21-30 Tahun atau (41.1 %), umur 31-40 atau
(26.3 %) dan umur 18 atau 19 %. Dapat dilihat umur
responden yang banyak melakukan pengurusan
adalah umur produktif sekitaran umur 21-30,
dikarenakan banyaknya pernikahan dan
bertambahnya anggota keluarga (anak) oleh karena
itu umur produktif lebih banyak melakukan
pengurusan di Kantor Camat Tanjungpinang Timur.
1. Pekerjaan Responden
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua
karakteristik yang saling berhubungan. Pendidikan
akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan
konsumen. Dan selanjutnya profesi dan pekerjaan
14%
41% 26%
19%
20 Kebawah 21-30 31-40 40 Keatas
21
seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang
diterimanya. Pendapatan dan pendidikan tersebut
kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan
pola konsumsi seseorang. Sumarwan, (2003: 200).
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan
dapat dilihat pada Tabel IV.3
Tabel IV.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah
Total
(orang)
(%)
1 Pegawai Swasta 30 31.6
2 Wiraswasta 26 27.4
3 PNS 18 19
4 Ibu Rumah Tangga 14 14.7
5 Mahasiswa/Pelajar 7 7.3
Total 95
Gambar. IV.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan
Sumber Data Primer (2015)
Berdasarkan Tabel IV.3 dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan
karyawan swasta dengan jumlah 30 atau (31.6%).
responden dengan jenis pekerjaan berwirausahan
sebanyak 26 orang atau (27.4%), responden dengan
jenis pekerjaan pegawai negri (PNS) 18 orang atau
(19%) Responden dengan jenis pekerjaan Ibu Rumah
Tangga 14 orang atau 14.7%.Rresponden dengan
jenis pekerjaan Mahasiswa sebesar 7 orang atau
7.3%.
B. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
apakah sustu istrumen alat ukur telah menjalankan
fungsi ukurnya. Menurut sekaran (2007) validitas
menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengetahui
konsisten dan akurasi data yang dikumpulkan dari
penggunaan isntrument dilakukan uji validitas dengan
menggunakan instrument dilakukan uji validitas
dengan menggunakan korelasi product moment
pearsons. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia
melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur apa yang deharusnya diukur.
Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk
signifikansi 5 % dari degree of freedom (df) = n-2,
dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r
tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r
tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan tidak valid.Ghozali, (2006).
Tabel IV.4
Pengujian Validitas Variabel Penelitian
32%
27%
19%
15% 7%
Pegawai Swasta Wiraswasta
PNS Ibu Rumah Tangga
Mahasiswa/Pelajar
22
Variabel Item (indikator) r hitung r tabel Keteranga
n
Variabel Pelayanan (X) P1.X1 0.456 0,2107 Valid
P2.X1 0.387 0,2107 Valid
P3.X1 0.495 0,2107 Valid
P4.X1 0.345 0,2107 Valid
P5.X1 0.468 0,2107 Valid
P6.X1 0.535 0,2107 Valid
P7.X2 0.387 0,2107 Valid
P8.X2 0.431 0,2107 Valid
Variabel Kepuasan (Y) P9.Y 0.446 0,2107 Valid
P10.Y 0.477 0,2107 Valid
P11.Y 0.438 0,2107 Valid
P12.Y 0.492 0,2107 Valid
P13.Y 0.211 0,2107 Valid
P14.Y 0.304 0,2107 Valid
Sumber : Data Olahan ,(2015)
Berdasarkan tabel diatas pengujian validitas
pada variabel bebas Pelayanan (X), dan variabel
terikat Kepuasan (Y) diatas, jika r hitung > r tabel
dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan
dinyatakan valid, maka layak untuk digunakan sebagai
instrument penelitian.
C. Uji Reliabilitas
Realiabilitas sebenarnya adalah alat untuk
mengukur suatu kuisiner yang merupakan indikator
dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur realiabilitas dengan uji stastik Cronbach
Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0.60, Ghozali 2005 dalam Nunally.
Tabel IV.5
Pengujian Realiabilitas Variabel Penelitian
Variabel Alpha
Hitung
Cronbach’s
Alpha Kesimpulan
Variabel Pelayanan 0.743 0,60 Reliabel
Variabel Kepuasan 0.657 0,60 Reliabel
Sumber : Olah Data, 2015
Berdasarkan tabel IV.5 hasil pengujian
reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa variabel
Pelayanan mempunyai koefisien Alpha 0,743 > 0,60,
variabel variabel Kepuasan 0,657 > 0,60 sehingga
dapat dikatakan semua konsep pengukuran masing-
masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga
layak digunakan sebagai alat ukur penelitian.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linier variabel
penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian
ini, untuk mendeteksi normalitas data dapat
dilakukan dengan melihat grafik histogram dan grafik
P-P Plot. Jika garfik histogram berbentuk seperti
lonceng maka data berdistribusi normal, dan analisis
P-p Plot dikatakan normal jika terlihat titik – titik
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal.
23
Gambar IV.4
Hasil Pengujian
Normalitas
Berdasarkan gambar IV.4 dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal. Karena data tersebut
membentuk pola seperti lonceng dan tidak melenceng
ke kiri dan ke kanan. Selain grafik histogram, grafik
P-P Plot juga digunakan untuk menguji normalitas
data.
Gambar IV.5
Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar IV.5 dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal. Karena terlihat titik-
titik menyebar disekitar garis diagonal. Untuk
memastikan data benar-benar berdistribusi normal
maka dilakukan uji statistik Kolmogorov smirnov
dengan melihat nilai signifikansi. Dimana jika
signfikansi lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal.
Tabel.
IV.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 95
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 2.53299112
Most Extreme Differences
Absolute .074
Positive .036
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z .725
Asymp. Sig. (2-tailed) .669
Berdasarkan table IV.6 hasil analisis metode
One-Sample Kolmogorov-Smirnov terlihat
menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
0.725 dan nilai signifikan 0.6 karena p-value = 0.669
> 0.05, berarti data residual terdistribusi secara
normal. Pada grafik histogram, dapat dilihat bahwa
distribusi data tidak menceng (skewnes) ke kiri atau
ke kanan.ini berarti variabel residual berdistribusi
normal.
24
2. Analisis Regresi Sederhana
Untuk mengetahui model atau bentuk
hubungan pengaruh antar variabel dan untuk
mengetahui positif atau negatifnya pengaruh variabel
bebas (X) Pelayanan variabel pengendalian intern
terhadap variabel terikat (Y) Kepuasan instansi
dimana dari sampel yang diperoleh, digunakan
analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Tabel IV.7
Regresi Sederhana
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 ((Constant) 12.924 2.252 5.740 .000
X .358 .071 .464 5.056 .000
Sumber : Data Olahan (2015)
Dari tabel diatas dapat disusun persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = 12.924+0.358
Y’ = dependent variabel
(Kepuasan)
X = Variabel Independen
(Pelayanan)
a = Konstanta (nilai Y’
apabila X = O)
b = Koefisien regresi (nilai
peningkatan atau penurunan)
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Koefisien b dinamakan keofisien arah regresi dan
menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk
setiap perubahan variabel X sebesar satu satuan.
Perubahan ini merupakan pertabahan bila b bertanda
positif dan penurunan bila b bertanda negatif.
Sehingga dari persamaan tersebut dapat
diterjemahkan:
a. Kostanta sebesar 12.924 menyatakan bahwa jika
tidak ada nilai Pelayanan maka Kepuasan
sebesar 12.924.
b. Koefisien regresi X sebesar 0.358 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 nilai Pelayanan,
maka nilai Kepuasan bertambah sebesar 0.358.
3. Pengujian Hipotesis Secara Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji koefisien
regresi secara parsial dari variabel independennya.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung
dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut:
- jika thitung < ttabel, atau -thitung > -ttabel maka
Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5%,
- jika thitung > ttabel, atau -thitung < -ttabel maka
Ha diterima dan Ho ditolak untuk α = 5%.
Berdasarkan nilai probabilitas sebagai dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ho diterima
bila sig. <0,05
Y = a + bX
25
Sig. < α, untuk α = 5%, maka Ha diterima
bila sig. <0,05
Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji t dapat dilihat pada tabel IV.6
berikut:
Tabel IV.8
Hasil Uji t
Model T Sig.
1 (Constant) 5.740 .000
X 5.056 .000
a. Dependent
Variable: y
Sumber : Data Olahan
(2015)
Dengan nilai n: 95, α: 5% : 2 = 2,5% k= 2,
(uji 2 sisi) dengan derajat keterbatasan (df) n-k-1 atau
95-2-1= 92. Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh
Variabel Pelayanan mempunyai nilai thitung 5.056 .
Variabel kepuasan mempunyai nilai ttabel = 1.98609.
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tabel
IV.8 adalah dengan tingkat signifikansi 0,000
sehingga nilai thitung > ttabel (5.056 > 1.98609).
Berdasarkan nilai signifikansi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa nilai signifikansi tersebut berada
dibawah 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha
diterima, ini menunjukkan bahwa secara parsial
variabel Pelayanan secara signifikan berpengaruh
terhadap Kepuasan.
4. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji
f)
Uji f dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh secara bersama-sama variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji F dapat dilihat
pada berikut:
Tabel IV.9
Hasil uji f
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 165.797 1 165.797 25.566 .000
b
Residual 603.108 93 6.485
Total 768.905 94
Sumber : Data Olahan (2015)
Berdasarkan table IV.9 diketahui nilai Fhitung
sebesar 83.406 dengan tingkat signifikansi 0,000
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel.
Nilai Ftabel pada tingkat kesalahan α = 5% dengan
derajat kebebasan (degree of freedom) (df) = (n-k) ;
(k-1). Jumlah sampel (n) sebanyak 95, dan jumlah
variabel penelitian (k) berjumlah 2. Jadi df = (95-2) ;
(2-1), sehingga Ftabel pada Kepuasan 95% (α = 5%)
adalah 3.94 . Jadi Fhitung > Ftabel (25.566 > 3.94)
dengan tingkat signifikansi / Probabilitas 0,000 <
0,05, maka keputusan Ha diterima artinya seluruh
variabel pelayanan berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan masyarakat pada Kantor Camat
Tanjungpinang timur.
5. Koefisien Determinasi (R²)
Kofesien diterminasi (R²) bertujuan untuk
melihat seberapa besar pengaruh masing-masing
26
variabel bebas terhadap variabel dipenden
mengetahui persentase sumbangan variabel
Pelayanan secara signifikan berpengaruh terhadap
variabel Kepuasan.
Tabel IV.10
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .464a .216 .207 2.547
Sumber : Data Olahan ( 2015)
Dari hasil tabel IV.10 besarnya Adjusted R2
berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan
SPSS 20.0 diperoleh sebesar 0.207 Dengan demikian
besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel
limgkungan kerja dan insentif terhadap kepuasan
kerja adalah sebesar 20.7 %. Sedangkan sisanya
sebesar 79.3% adalah dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang tidak
disebutkan.
E Pembahasan Variabel Pelayanan terhadap
kepuasan masyarakat
Berikut ini akan dibahas berurutan
berdasarkan indikator-indikator dari kualitas
pelayanan:
1. Tangibles (Bukti Langsung)
Kualitas pelayanan di kantor camat akan
langsung terasa bagus apabila bukti langsung ini
diperhatikan, karena hal ini berhubungan dengan
penilaian pertama dari masyarakat. Masyarakat yang
datang ke kantor camat akan langsung diperhadapkan
dengan penilaian fasilitas yang ada, serta kebersihan
kantor. Kenyamanan masyarakat akan langsung
terasa. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan
pada dimensi tangibles (bukti langsung) diperlukan
adanya penambahan atau pengadaan meja dan kursi,
penataan ruang tunggu yang lebih baik, menjaga
kebersihan kantor, penyediaan tempat sampah,
memberikan larangan untuk tidak merokok dalam
ruangan, terlebih khusus kepada para aparat kantor
camat, penataan atau pengadaan papan
informasi/brosur/pamflet yang dapat membantu
masyarakat dalam pengurusan administrasi di kantor
kecamatan, serta penyediaan lahan parkir serta
penjaga keamanan atau penempatan Polisi
Pamongpraja di kantor kecamatan.
2. Reliability (Kehandalan)
Tingkat disiplin pegawai sudah baik dalah hal
inidikarenakan adanya tidakan tegas dari pimpinan
berwenang dalam hal ini diukur dari apabila pegawai
datang dengan teratur dan tepat waktu, apabila
mereka berpakaian serba baik dan tepat pada
pekerjaannya, apabila mereka mempergunakan
bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati,
apabila menghasilkan jumlah dan cara kerja yang
ditentukan oleh kantor atau perusahaan, dan selesai
pada waktunya di Kantor Kecamatan Camat
27
Tanjungpinang Timur. Tingkat disiplin pegawai
Kantor Kecamatan Tanjungpinang Timur hendaknya
dipertahannkan kedepannya, karena disiplin
merupakan tindakan yang mampu mengatur dan
mengendalikan diri yang menyangkut pengaturan
cara hidup dan mengatur cara kerja. Maka erat
hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi
disiplin.
3. Responsiveness (Daya Tanggap)
Kualitas pelayanan di Kantor Camat
Tanjungpinang Timur bila dilihat dari dimensi daya
tanggap sudah baik, dimana pemahaman atau
sosialisasi tentang persyaratan layanan administrasi
kependudukan seperti KK, KTP dan Akte Kelahiran
terus dipantau dan diperhatikan oleh pegawai kantor
kecamatan sampai pada penerbitan dokumen.
Keterbukaan layanan kepada masyarakat dilakukan
melalui sosialisasi di setiap pertemuan dengan aparat
desa/kelurahan yang melibatkan masyarakat. Selain
itu selebaran-selebaran informasi telah ditempel agar
mudah dilihat langsung oleh masyarakat, untuk
menghindari terjadinya kesalahan jika masyarakat
melakukan pengurusan administrasi di kantor
kecamatan. Transparansi juga telah diterapkan untuk
jenis layanan umum, persyaratan, biaya dan lain-lain
baik melalui lisan maupun tulisan. Seperti halnya
pengurusan KTP, yang sesuai dengan program
pemerintah tentang penggratisan KTP kepada
masyarakat. Adapun masyarakat yang membayar,
karena sudah termasuk dalam APBD dan telah
ditentukan biaya tarifnya yaitu sebesar Rp. 10.00,00.
Bila ada masyarakat yang membayar lebih, itu
dikarenakan masyarakat yang tidak mau susah dan
mau terima beres, sehingga dia bersedia
membayarkan lebih untuk pengurusan bukan atas
permintaan dari pegawai kantor kecamatan.
4. Assurance (Jaminan)
Dimensi jaminan adalah dimensi dari kualitas
pelayanan yang berkaitan dengan pengetahuan dan
keramahan petugas pemberi layanan serta
kemampuan mereka untuk menginspirasi
kepercayaan dan kenyamanan bagi pengguna
layanan. Aspek ini salah satu yang paling diharapkan
masyarakat. Petugas yang ramah akan menjadi salah
satu faktor pendukung bagi pengguna layanan untuk
memberikan penilaian yang baik atas pelayanan yang
disajikan. Persyaratan pelayanan umum sebaiknya
tidak dibatasi pada hal-hal yang langsung berkaitan
dengan pencapaian sasaran pelayanan karena tetap
belum memperhatikan antara persyaratan dengan
produk pelayanan umum yang diberikan, masih
ditemukan adanya pengulangan pemenuhan
kelengkapan persyaratan dalam hal proses
pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan
28
persyaratan dari satuan kerja / instansi pemerintah
lain yang berkaitan. Kondisi ini membuat masyarakat
menganggap bahwa aparat berbelit-belit dan sering
tidak sopan karena membuat masyarakat harus bolak-
balik untuk melengkapi berkasnya. Diharapkan
aparat pemerintah dapat lebih konsisten
melaksanakan pelayanan dengan tidak membeda-
bedakan masyarakat yang dilayani sehingga
masyarakat merasa puas dengan pelayanan publik
yang diterima.Diharapkan adanya suatu standar
layanan yang ditetapkan oleh pemerintah yang
mengatur tentang keramahan dan kesopanan para
aparat selama melayani masyarakat yang
membutuhkan pelayanan publik.
6. Empathy (Empati)
Proses pelayanan umum wajib diinformasikan
secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami
oleh masyarakat baik diminta maupun tidak diminta.
Keinginan masyarakat adalah dilayani dengan jujur.
Oleh karena itu aparatur yang bertugas harus
memberikan penjelasan dengan sejujur-jujurnya, apa
adanya dalam peraturan atau norma-norma, jangan
menakut- nakuti, jangan merasa berjasa dalam
memberikan pelayanan agar tidak timbul keinginan
untuk mengharapkan imbalan dari masyarakat.
Diharapkan bagi para aparat memerintah khususnya
Kecamatan Tanjungpinang Timur untuk dapat lebih
meningkatkan keramahan dan kualitas dalam
melayani masyarakat dalam berbagai kepengurusan,
sehingga bisa terjalin hubungan yang baik antara
aparat pelaksana pelayanan publik dengan
masyarakat yang melakukan pengurusan pelayanan
administrasi kependudukan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan kriteria interpretasi
koefisien determinasi menunjukan, bahwa terdapat
pengaruh Pelayanan terhadap Kepuasan pegawai,
Sedangkan faktor lain yang tidak terdefinisi, cukup
besar mempengaruhi variabel Kepuasan pegawai,
selain variabel Pelayanan. Dengan demikian,
hipotesis konseptual mengenai pengaruh Pelayanan
terhadap Kepuasan pegawai teruji.
1. Berdasarkan hasil persamaan regresi
menunjukan bahwa prediksi pengaruh
Pelayanan terhadap Kepuasan masyarakat
bersifat positif. Artinya, Pelayanan
berpengaruh terhadap Kepuasan pegawai.
2. Berdasarkan hasil hitung dengan
menggunakan SPSS maka diperoleh nilai
probabilitas untuk koefisien Pelayanan,
dengan demikian bahwa Pelayanan
terhadap Kepuasan pegawai masyarakat
memiliki pengaruh yang signifikan.
3. Berdasarkan hasil analisis peneliti yang
didapatkan dari hasil observasi, wawancara,
dan angket maka Kepuasan masyarakat
29
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain
selain Pelayanan yang tidak dicantumkan
dalam penelitian ini.
B. Saran
Saran Berdasarkan kesimpulan yang peneliti
kemukakan diatas, maka peneliti akan
menyampaikan saran-saran atau sumbangan
pemikiran yang kiranya ditanggapi untuk dapat
dipertimbangkan sebagai bahan masukan bagi Kantor
Camat Tanjungpinang Timur dalam pelaksanaan
Pelayanan terhadap Kepuasan pegawai yaitu sebagai
berikut :
a. Camat Tanjungpinang Timur harus membuat
agenda khusus untuk mengkomunikasikan
hambatan-hambatan yang dihadapi pegawai
selama bekerja dalam pelayanan
masyarakat.
b. Camat Tanjungpinang Timur harus
memberikan kesempatan kepada seluruh
pegawai untuk dapat ikut dalam rapat dan
memberikan kesempatan kepada pegawai
untuk mengajukan ide-ide.
c. Untuk kedepannya diharapakan Kantor
Camat Tanjungpinang Timur untuk lebih
memanfaatkan teknologi dengan membuat
website untuk Kantor Camat Tanjungpinang
Timur yang bertujuan untuk masyarakat
mendapat informasi segala persyaratan
dalam pengurusan, dan kemudahan bagi
masyarakata untuk pengurusan secara online
karena dengan memanfaatkan teknologi
dapat memudahkan pekerjaan baik itu
pegawai Kecamatan maupun masyarakat
d. Memperdalam pemahaman tentang
prinsipprinsip Pelayanan sehingga
mengetahui betapa pentingnya memberikan
Pelayanan kepada pegawai dalam usaha
pencapai tugas.
e. . Mengembangkan data dan informasi sejauh
mana Pelayanan terhadap Kepuasan
masyarakat dapat dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Alma Buchari, 2011, Pemasaran pemasaran
dan pemasaran jasa, Alfabeta, Bandung.
Cooper, R, 2006, Metode Riset Bisnis,
Media Global Edikasi, Jakarta
Hasibuan, Malayu S.P, 2004, Manajemen
Sumberdaya Manusia, Bumi Aksara.
Jakarta.
Jones,j, 2008, Manajemen sumber daya
manusia dalam pendidikan, q-media,
Yogyakarta
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis
Multivariate SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
30
Lupiyoadi, Rambat, 2007, Entrepreneurship
from Mindset to Strategy, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Moenir, H, 2008, Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta
Rivai, Veithzal. 2004, Manajemen Sumber
Daya Maanusia Untuk Perusahaan. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Sugiyono, 2005., Metodologi Penelitian
Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Sekaran Umar, 2006, Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis, Salemba Empat,
Jakarta.
Tjiptono Fandy, 2008, Pemasaran
Strategik,CV. Andi Ofset, Yogyakarta
Kotler Philip, 2006 Manajemen Pemasaran,
Erlangga, Jakarta
Sinambela, Lajian Poltak dkk. 2006.
Reformasi Pelayanan Publik, Jakarta: Bumi
Aksara
DOKUMEN:
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
Tentang pemerintah Daerah
Undang-Undang No. 25 tahun Tentang
Pelayanan Publik
Kemenpan No 25 tahun 2004 Tentang
Indikator Kepuasan Masyarakat