Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
i
PENGARUH KONSENTRASI STARTER Saccharomyces cerevisiae DAN
WAKTU FERMENTASI UMBI SUWEG (Amorphophallus paeoniifolius
(Dennst.) Nicolson) TERHADAP KADAR ALKOHOL DAN UJI NYALA
API (FLASH POINT) SEDERHANA SEBAGAI BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Ryta Tri Pratiwi
NIM: 141434005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,
dan bertekunlah dalam doa (Roma 12: 12)
Karya ini ku persembahkan untuk :
Tuhan yang selalu menemani setiap langkahku
Kedua orang tuaku atas cintanya kasih dan dukungannya
Keluarga tercinta atas segala dukungan dan kasih sayangnya
Kepada sahabat serta teman-teman yang selalu memberi semangat dan membantu dalam segala hal
Kepada keluarga besar Pendidikan Biologi Sanata Dharma yang selalu aku banggakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
berkat, semangat, harapan baru, rahmat dan cinta kasih yang berlimpah di dalam
penulisan skripsi ini hingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa
Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta sebelum dinyatakan
lulus sebagai Sarjana Pendidikan. Dalam pelaksanaan dan penulisan skripsi ini,
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa materi, bimbingan, kerja sama
serta dukungan moril. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
3. Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing
yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan
masukan, pengarahan, serta perbaikan-perbaikan dalam penyusunan skripsi.
4. Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Biologi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, wawasan dan
pengetahuan yang banyak bermanfaat bagi penulis.
5. Kedua orang tuaku Sukardi dan Marsudiasih yang telah mendidik,
memberikan kasih dan saying, semangat serta memberikan dukungan
berupa morik dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan
menyelesaikan skripsi ini dengan baik..
6. Kakak-kakakku tersayang dan Seluruh keluarga besar yang telah
menyemangati, memotivasi dan mendoakan penulis.
7. Yunus Angga Vantosa, yang telah menemani, menghibur, menyemangati
dan memberikan motivasi bagi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Sahabat-sahabat tersayang Astiti, Resti, Anggun, Tri, Dista, Tanti, dan
Nogo yang selalu mendukung, menyemangati dan membantu dalam
pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian naskah skripsi ini.
9. Teman-teman yang selalu memberi motivasi, menghibur dan menyemangati
dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman keluarga besar Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang telah
menjadi teman seperjuangan dalam menempuh pendidikan untuk
mendapatkan sarjana.
11. Keluarga besar Pusat Studi Lingkungan USD yang telah memberikan
motivasi, ilmu serta mengijikan penulis melakukan penelitian disana.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
dan tidak dapat disebutkan semuanya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini
dan jauh dari kesempurnaan akibat keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Segala
kritik dan saran yang membangun skripsi ini sangat dibutuhkan penulis. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 7 Juni 2018
Ryta Tri Pratiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Pengaruh Konsentrasi Starter Saccharomyces cerevisiae dan Waktu
Fermentasi Umbi Suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson)
Terhadap Kadar Alkohol dan Uji Nyala Api (Flash Point) Sederhana sebagai
Bahan Bakar Nabati (BBN)
Ryta Tri Pratiwi
141434005
Abstrak
Bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui
dan penggunaanya semakin meningkat, sehingga perlu adanya subtitusi dengan
bahan bakar nabati (BBN) agar mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. BBN
dapat berasal dari sumber hayati yang mengandung pati, glukosa dan selulosa
melalui proses fermentasi. Salah satu bahan yang dapat digunakan yaitu umbi
suweg karena memiliki 15,7/100 g karbohidrat, mudah dikembangbiakan, tidak
membutuhkan perawatan secara kontinyu dan jarang dikonsumsi karena
mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal pada lidah. BBN dibuat
dengan fermentasi umbi suweg menggunakan khamir Saccharomyces cerevisiae.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kosentrasi Saccharomyces
cerevisiae dan waktu fermentasi terhadap kadar alkohol serta uji flash point
sederhana dari umbi suweg Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan metode
desain faktorial yang melibatkan dua faktor yaitu konsentrasi khamir
Saccharomyces cerevisiae 10% dan 15% dan waktu fermentasi 6 dan 12 hari. Data
dianalisis statistik menggunkan Ms. Excel 2016 dengan gambar Scatter.
Hasil uji kadar alkohol tertinggi pada konsentrasi 15% dan waktu fermentasi
12 hari yaitu 78,66%. Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar alkohol. Kadar alkohol yang
semakin tinggi menyebabkan nilai uji titik nyala (flash point) yang semakin rendah.
Produksi alkohol umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson
yang dapat menghasilkan kadar alkohol tinggi membutuhkan konsentrasi
Saccharomyces cerevisiae antara 13-14 % dan lama waktu fermentasi 9–10 hari.
Kata Kunci: Bahan Bakar Nabati (BNN), Alkohol, Umbi Suweg Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson, konsentrasi Saccharomyces
cerevisiae, lama waktu fermentasi, uji flash point sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
The Influence of the Concentration of Saccharomyces cerevisiae and
Fermentation Length on Alcohol Content and Simple Flash Point Test from
Elephant Foot Yam Tubers (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson)
as a Biofuel
Ryta Tri Pratiwi
141434005
Abstract
Fossil fuels are a source of energy that can’t be renewed and its use is
increasing. So there is a need for substitution with biofuels to reduce the use of
fossil fuels. This ingredient can be derived from biological sources containing
starch, glucose and cellulose through a fermentation process. One of the
ingredients that can be used is Elephant Foot Yam tuber because it has 15,7 g/100
g carbohidrat, is easy to be breeding, doesn’t need constinuous treatment and is
rarely consumed because it contains calsium oxalate which cause itching on the
tongue. Utilization of Elephant Foot Yam tubers as subtitution of fossil fuels by
using Saccharomyces cerevisiae yeast. The aims of the research was to know the
influence of Saccharomyces cerevisiae concentration and fermentation length on
alcohol content and simple flash point test of Elephant Foot Yam tubers
(Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson).
The type of this research is pure experimental reasearch with factorial
design method which involves two factors that is concentration of Saccharomyces
cerevisiae yeast with 10% and 15% and fermentation length with 6 days and 12
days.
The highest test of alcohol content at concentration 15% and fermentation
length has a significant effect on alcohol content. Higher level of alcohol cause the
value of the flash point test is getting lower. Production of alcohol from Elephant
Foot Yam tubers (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) that can
produce high levels of alcohol require a concentration of Saccharomyces cerevisiae
between 6%–10% and fermentation length 10–15 days.
Keywords: biofuels, alcohol, Elephant Foot Yam tubers (Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson), Saccharomyces cerevisiae
cencentration, fermentation length, simple flash point test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK .............................................................................................................ix
ABSTRACT . ...........................................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8
A. Suweg ........................................................................................................... 8
B. Mikroorganisme dalam Fermentasi Alkohol ............................................. 11
C. Fermentasi .................................................................................................. 16
D. Alkohol sebagai Bioetanol yang Terdenaturasi menjadi Gasohol ............. 19
E. Destilasi ...................................................................................................... 23
F. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 27
G. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 29
H. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 33
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ................................................ 33
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 34
C. Batasan Penelitian ...................................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 35
E. Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 35
F. Cara Kerja .................................................................................................. 36
G. Pengumpulan dan Penggolahan Data ......................................................... 44
H. Rancangan Pemanfaaran Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ................ 44
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 45
A. Pengumpulan Bahan................................................................................... 45
B. Pembuatan Starter ...................................................................................... 46
C. Pembuatan dan Pelaksanaan Penelitian Umbi Suweg (Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) menjadi alkohol ................................... 47
D. pH Alkohol Sebelum dan Sesudah Fermentasi .......................................... 52
E. Hasil Uji Kadar Alkohol ........................................................................... 55
F. Hasil Uji Perhitungan Statistik Pengaruh Konsentrasi dan Waktu
fermentasi Terhadap Kadar Alkohol .......................................................... 60
G. Hasil Optimasi Produksi Alkohol dengan Faktor Konsentrasi
Saccharomyces cerevisiae dan Waktu Fermentasi .................................... 62
H. Hasil Uji Etanol .......................................................................................... 64
I. Hasil Uji Nyala Api (Flash Point) Sederhana............................................ 67
J. Keterbatasan dalam Penelitian ................................................................... 72
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN PADA PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH ...................................................................................................... 73
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 75
A. Kesimpulan ................................................................................................ 75
B. Saran ........................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77
LAMPIRAN .......................................................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tananaman Suweg dan Bagian-bagiannya ..................................... 10
Gambar 2.2 Saccharomyces cerevisiae ............................................................... 14
Gambar 2.3 Pertumbuhan Saccharomyces Cerevisiae Waktu Inklubasi Vs Log
Jumlah Sel pada Medium Yeast Pepton Dextrose (YPD) .............. 16
Gambar 2.4 Destilasi Konvensional .................................................................... 24
Gambar 2.5 Destilasi Fraksionasi ....................................................................... 25
Gambar 2.6 Destilasi Uap ................................................................................... 26
Gambar 2.7 Destilasi Vakum .............................................................................. 27
Gambar 2.8 Penelitian yang Relevan dan Keterbaruan Penelitian ..................... 29
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir ........................................................................... 31
Gambar 4.1 Tanaman Suweg dan Umbi Suweg ................................................. 46
Gambar 4.2 Starter dari Ragi Roti dan Tape serta Starter dengan Yeast Cair.... 47
Gambar 4.3 Proses Pengkukusan dan slurry Umbi Suweg ................................. 49
Gambar 4.4 Proses Fermentasi Alkohol Umbi Suweg (Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) .................................................. 50
Gambar 4.5 Proses Destilasi dan Cairan Hasil Destilasi .................................... 52
Gambar 4.6 Hasil Uji Kadar Alkohol ................................................................. 55
Gambar 4.7 Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Waktu fermentasi Terhadap
Kadar Alkohol ............................................................................... 60
Gambar 4.8 Optimasi Produksi Alkohol dengan Faktor Konsentrasi ................ 63
Gambar 4.9 Gas Kromatografi Etanol Propanol Sampel P2 ............................... 64
Gambar 4.10 Hasil Pembakaran Sampel pada Suhu yang Berbeda-beda ............. 68
Gambar 4.11 Sisa Produk Setelah Pembakaran .................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Zat Gizi dalam 100 g Umbi Suweg ..................................................... 15
Tabel 2.2 Spesifikasi Standar Bioetanol Terdenaturasi untuk Gasohol ............... 21
Tabel 3.1 Desain Penelitian Konsentrasi Sacccharomyces cerevisiae dan Waktu
Fermentasi .......................................................................................... 33
Tabel 4.1 Hasil Pengujian pH Sebelum dan Sesudah Fermentasi ...................... 53
Tabel 4.2 Hasil Kadar Etanol Sampel P2 ............................................................ 65
Tabel 4.3 Hasil Uji Etanol ................................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian ...................................................................... 81
Lampiran 2 Hasil Uji Gas Kromatografi ................................................................ 85
Lampiran 3 Perhitungan Statistika Desain Faktorial ............................................. 86
Lampiran 4 Silabus ................................................................................................ 89
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................... 93
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa I dan Rubrik Penilaian ................................... 114
Lampiran 7. Format Penyusunan Makalah dan Rubrik Penilaian........................ 118
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa II dan Rubrik Penilaian .................................. 119
Lampiran 9. Panduan Praktikum dan Rubrik Penilaian Laporan Tertulis ........... 121
Lampiran 10. Kisi-kisi Soal Ulangan Harian ....................................................... 128
Lampiran 11. Soal Ulangan Harian ...................................................................... 130
Lampiran 12. Kunci Jawaban Ulangan Harian .................................................... 133
Lampiran 13. Panduan Penilaian Soal Ulangan Harian ....................................... 136
Lampiran 14. Panduan Penilaian Akhir Aspek Kognitif ..................................... 139
Lampiran 15. Instrumen Penilaian dan Rubrik Penilaian Afektif ........................ 140
Lampiran 16. Lembar Penilaian dan Rubrik Observasi Keterampilan
Praktikum ..................................................................................... 142
Lampiran 17. Instrumen Penilaian dan Rubrik Kemampuan Presentasi.............. 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi menyebabkan
peningkatan kebutuhan energi untuk aktivitas kehidupan manusia. Dalam
segala aktivitas dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kini manusia
tidak lepas dari sarana transportasi, pembangkit listrik dan industri yang
hampir semuanya menggunakan energi berupa bahan bakar minyak (BBM).
Hal ini berakibat pada peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM).
Sumber energi ini berbahan bakar fosil yang berasal dari minyak bumi, gas
bumi dan batu bara yang sifatnya tidak dapat diperbaharui. Kebutuhan energi
dari BBM di berbagai belahan dunia dalam beberapa tahun terakhir semakin
meningkat tajam baik di negara maju maupun di negara berkembang
termasuk di Indonesia.
Permasalahan energi dalam dua dekade terakhir terlihat adanya
peningkatan penggunaan BBM yang cukup signifikan. Secara global, terjadi
pergeseran pengelolaan energi dunia dan adanya komitmen internasional
untuk menggurangi emisi gas karbondioksida (CO2) dengan mensubtitusi
menggunakan bahan bakar nabati (BBN). Berdasarkan laporan International
Energy Agency (IEA) diprediksikan bahwa 2050 bahan bakar nabati (BNN)
dapat menurunkan kebutuhan bahan bakar minyak bumi sebanyak 20-40%.
(Anonim, 2013). Oleh karena itu pemerintah telah mengeluarkan Peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2016 tetang Kebijakan Energi
Nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti
BBM yaitu dengan mensubtitusi menjadi Bahan Bakar Nabati (BBN).
Kegiatan tersebut diikuti dengan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2006 yang
mengintruksikan kepada menteri, gubernur, dan bupati atau walikota untuk
mengambil langkah-langkah melaksanakan percepatan penyediaan dan
pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain. Secara
spesifik pemerintah melalui Menteri ESDM Nomor 32 tahun 2008 telah
mengatur agar penyediaan bahan bakar dari fosil wajib memiliki kandungan
BNN.
BBN saat ini tengah gencar-gencarnya dikembangankan salah satunya
adalah alkohol. Penggunaan alkohol sebagai bahan bakar sebenarnya bukan
hal baru lagi sebagai bahan bakar karena beberapa industri telah
menggunakannya, sehingga pada saat ini banyak sekali yang menggunakan
etanol berbahan baku dari sumber hayati berasal dari gula sederhana, pati dan
selulosa melalui proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme (Endah
dkk., 2007). Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar dengan
mencampurkan dengan bensin umunya dikenal sebagai gasohol. Gasohol
minimal mengandung 10 % alkohol. Dengan menggunakan bahan bakar
gasohol maka gas buangan CO2 dan timbal beracun lebih sedikit. Oleh karena
itu pemerintah menargetkan bahan bakar minyak dengan alkohol bisa
mencapai 1,8 juta kiloliter produksi alkohol secara nasional (Anonim, (2006)
dalam Piarah, (2011)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Bahan Bakar Nabati (BNN) dapat dihasilkan dari proses fermentasi
yang mengandung selulosa, sukrosa, glukosa, maupun fruktosa. Kandungan
tersebut dapat diperoleh dari umbi-umbian seperti ubi jalar serta ubi kayu,
sagu, jagung, limbah organik seperti kulit pisang, kulit nanas dan sebagainya
(Albert dkk., 2015).
Suweg merupakan sejenis umbi yang menjadi komoditas pangan lokal
di Indonesia yang kaya akan pati. Umbi suweg memiliki kulit luar berwarna
merah kecokelatan, bergetah, teksturnya kasar, terdapat bekas pertumbuhan
akar, dan daging umbinya berwarna putih keruh. Getah dari kulit maupun dari
daging umbi suweg dapat menimbulkan rasa gatal karena disebabkan oleh
adanya zat kimia yang disebut kalsium oksalat (CaC2O4) (Arisoesilaningsih,
2009). Suweg umumnya dapat tumbuh liar di daerah yang lembab dan
terlindungi dari sinar matahari. Tanaman ini banyak ditemukan di hutan dan
merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang dapat hidup tanpa pemeliharan
dan perawatan secara kontinyu (Noer, 2011).
Pemanfaatan suweg dalam kehidupan sehari- hari hanya sekedar untuk
di konsumsi oleh masyarakat. Suweg mengandung getah yang menyebabkan
timbulnya rasa gatal yang disebabkan oleh kalsium oksalat yang berbentuk
raphide (jarum halus) yang tidak terbungkus atau dikelilingi oleh semacam
getah, sehingga dapat melakukan kontak langsung dengan lidah, bibir, dan
langit-langit mulut ketika dikunyah. Hal ini menyebabkan suweg jarang
dilirik untuk dikonsumsi karena perlu adanya pelakuan kusus seperti
perendaman yang lama, dan pemasakan yang intensif (Arisoesilaningsih,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2009). Dengan pemanfaatan umbi suweg yang masih sangat kurang maka
perlu meningkatkan pemanfaatannya agar menghasilkan nilai yang lebih
tinggi. Menurut Pitojo (2007), kandungan gizi dari 100 g umbi suweg yaitu
karbohidrat seberat 15,7 g. Oleh karena itu, dengan kandungan karbohidrat
yang cukup tinggi maka melalui proses fermentasi dapat dijadikan sebagai
alkohol.
Fermentasi merupakan proses metabolisme perubahan kimia dalam
substrat/ bahan organik karena aktivitas enzim yang dihasilkan oleh jazad
renik seperti bakteri, jamur dan khamir. Biasanya khamir yang digunakan
yaitu Saccharomyces cerevisiae. Apabila bahan dasarnya berupa pati yang
berupa karbohidrat kemudian akan dihidrolisis menjadi glukosa untuk
kemudian difermentasi (Elvri, 2006). Menurut Sari (2009) waktu yang
dibutuhkan Saccharomyces cerevisiae dalam proses fermentasi adalah 2-12
hari agar hasil kadar alkoholnya lebih tinggi.
Qomarudin dan Marsudi (2014), telah melakukan penelitian berjudul
“Eksperimen Pembuatan Bioetanol Berbahan Baku Umbi Suweg
(Amorphophallus campanulatus) Sebagai Bahan Bakar Alternatif”. Dalam
penelitiannya menggunakan Saccharomyces cerevisiae berupa ragi tape
dengan jumlah 4, 6, 8 dan 10 g serta waktu fermentasi 1, 2, 3 dan 4 hari
dengan parameter penelitian yaitu etanol, flash point, pour point, vikositas,
dan density. Pada penelitian ini, yang digunakan peneliti sebagai refrensi
yaitu umbi suweg sebagai subtrat bahan bakar dan hasil flash point sebagai
patokan proses pengujian flash point secara sederhana namun, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penelitian ini metode yang digunakan berbeda yaitu dengan menggunakan
jenis Saccharomyces cerevisiae yang lebih banyak, berupa ragi roti, ragi tape
dan yeast cair yang dibuat sebagai starter, tujuannya yaitu untuk
meningkatkan kadar alkohol yang dihasilkan. Selain itu, dalam penelitian ini
menggunakan waktu fermentasi yang lebih lama relatif lebih lama agar
menghasilkan kadar alkohol lebih tinggi. Penelitian ini juga tidak hanya
menggukur kadar etanol, tetapi mengukur kadar alkohol karena etanol
merupakan salah satu jenis dari alkohol yang juga dapat dijadikan sebagai
bahan bakar. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini
menggambil judul “Pengaruh Konsentrasi Starter Saccharomyces cerevisiae
dan Waktu Fermentasi Umbi Suweg (Amorphophallus paeoniifolius
(Dennst.) Terhadap Kadar Alkohol dan Uji Nyala Api (Flash Point)
Sederhana Nicolson) sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yaitu:
1. Bagaimana pengaruh perbedaan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae
terhadap kadar alkohol pada produksi Bahan Bakar Nabati (BBN) yang
dihasilkan dari proses fermentasi umbi suweg (Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson?
2. Bagaimana pengaruh waktu proses fermentasi terhadap kadar alkohol
pada produksi Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dihasilkan dari proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
fermentasi umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
Nicolson?
3. Berapa konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi
yang dapat menghasilkan kadar alkohol tertinggi?
4. Berapa produksi alkohol hasil optimasi dari fermentasi umbi suweg
(Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson dengan pengaruh
faktor konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi ?
5. Bagaimana pengaruh konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi terhadap uji titik nyala (flash point) secara sederhana ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae
terhadap kadar alkohol pada produksi Bahan Bakar Nabati (BBN) yang
dihasilkan dari proses fermentasi umbi suweg (Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson
2. Mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar alkohol pada
produksi Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dihasilkan dari proses
fermentasi umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
Nicolson
3. Mengetahui konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi
yang dapat menghasilkan kadar alkohol paling tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Mengetahui produksi optimal alkohol dari proses optimasi fermentasi
umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson dengan
pengaruh faktor konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi
5. Mengetahui pengaruh konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi terhadap uji titik nyala (Flash Point) sederhana
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai potensi dan
pemanfaatan dari umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
Nicolson sebagai bahan baku pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN)
yang dapat menggantikan bahan bakar fosil mahal dengan Bahan Bakar
Nabati (BBN) yang lebih ramah lingkungan.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan terkait dengan pembuatan Bahan Bakar Nabati
(BBN) dari umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
Nicolson dengan metode secara sederhana dan bahan baku yang mudah
dijumpai.
3. Bagi Pengembangan Pengetahuan
Sebagai sumber referensi dalam pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN)
dengan pemanfaatan sumber daya alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Bagi Dunia Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk
memperluas pengetahuan dan wawasan peserta didik terhadap
pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang bioteknologi sebagai bahan
bakar nabati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Suweg
Suweg memiliki merupakan salah satu jenis bunga bangkai. Tanaman
ini tersebar di Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Sebutan suweg berasal dari
masyarakat Jawa dan Sunda, sedangkan di daerah Madura disebut sobek.
Tanaman suweg mampu tumbuh didataran rendah sampai dataran tinggi baik
di daerah tropis maupun subtropis dengan udara yang hangat dan lembab.
Tanaman ini dapat tumbuh liar tanpa adanya pembudidayaan dan perawatan
khusus. Suweg dapat hidup menaun dan bertahan lama di lahan. Ukuran umbi
suweg ini merupakan salah satu umbi dengan ukuran terbesar di Indonesia,
dengan besar tergantung dari usia umbinya. Pada usia 4 tahun umbi tanaman
suweg mencapai 11 kg (Pitojo, 2007). Ukuran umbi suweg bisa mencapai
diameter lebar 40 cm. Bentuknya bundar agak pipih dengan diameter tinggi
umbi mencapai 30 cm. Seluruh permukaan kulit suweg penuh dengan bintil-
bintil dan tonjolan yang merupakan anak umbi dan tunas. Sedangkan
dibagian tengah-tengah lingkaran umbi terletak tunas utamanya
(Arisoesilaningsih, 2009).
Suweg memiliki bunga dengan aroma yang tidak sedap dan menyengat.
Tanaman suweg tampak seperti sebatang tonggak dengan sedikit daun.
Suweg mampu hidup selama satu musim dengan satu umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
yang berada didalam tanah. Berikut ini merupakan klasifikasi tanaman
suweg:
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Devisi : Spermatophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Monocotildonae
Ordo : Alismatales
Genus : Amorphopallus
Spesies : Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson, (Yadu,
2012).
Berikut ini gambar tanaman suweg dan bagian-bagiannya dapat dilihat
pada gambar 2.1
a)
b)
c)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d)
e)
Gambar 2.1 a) Tanaman Suweg
b) Permukaan Atas Daun
c) Permukaan Bawah Daun
d) Batang Tanaman Suweg
e) Umbi Suweg
Sumber: Dokumen Pribadi
Umbi suweg termasuk umbi batang yang merupakan perubahan dari
batang yang memiliki fungsi sebagai penyimpan cadangan makanan berupa
karbohidrat. Bagian teratas umbi suweg biasanya berada sekitar 10-15 cm di
bawah tanah. Umbi suweg terdiri atas kulit dan daging umbi. Bagian kulit
luar suweg merupakan lapisan kutikula yang berfungsi melindungi daging
umbi. Pada kulit suweg melekat beberapa organ tanaman dibawah tanah yaitu
tunas tanaman, tunas akar, akar aktif, dan akar mati. Kulit bagian luar umbi
yang mengelupas akan mengeluarkan getah licin yang mengandung kalsium
osalat sehingga menimbulkan rasa gatal. Umbi suweg memiliki daging yang
berwarna putih kemerah-merahan dan terasa licin serta berlendir (Pitojo,
2007).
Timbulnya rasa gatal pada suweg disebabkan oleh adanya kalsium
oksalat berbentuk raphide (jarum halus) yang tidak terbungkus dan dikelilingi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
oleh getah sehingga dapat melakukan kontak langsung. Kandungan kalsium
oksalat dapat dikurangi dengan perlakuan perendaman dan juga pemanasan
(Arisoesilaningsih, 2009).
Menurut Pitojo (2007), Zat gizi yang terkandung dalam 100 g umbi
suweg dapat dilihat pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Zat Gizi dalam 100 g Umbi Suweg
Zat Gizi Jumlah
Kalori (kal) 6,9
Protein (g) 1,0
Lemak (g) 0,1
Karbohidrat (g) 15,7
Kalsium (mg) 62
Fosfor (mg) 41
Besi (mg) 4,2
Vitamin A (SI) -
Vitamin B1 (mg) 0,07
Vitamin C (mg) 5
Air (g) 82,0
Bahan yang dapat dimakan (%) 86
Sumber: DepKes RI dalam Pitojo (2007)
B. Mikroorganisme dalam Fermentasi Alkohol
Mikroorgnisme berperan penting untuk mengubah substrat menjadi
alkohol melalui proses fermentasi. Mikroorganisme ini yang digunakan
dalam proses fermentasi ini dapat berupa jamur maupun bakteri. Ada
beberapa karakteristik mikroorganisme yang digunakan dalam proses
fermentasi yaitu antara lain mempunyai kemampuan tumbuh dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berkembangbiak dengan cepat dalam substrat yang sesuai, dapat
menghasilkan enzim dengan cepat dan dapat mengubah glukosa menjadi
alkohol, mempunyai daya tahan dalam lingkungan kadar alkohol yang relatif
tinggi serta tahan pada mikrobia lain. Umumnya metode yang sering
digunakan adalah dengan menggunakan yeast. Yeast sendiri merupakan
mikroorganisme eukariotik yang diklasifikasi dalam fungi. Dalam proses
fermentasi paling umum dan paling dikenal menggunakan Saccharomyces
cerevisiae. Namun species lain yang dapat digunakan dalam proses
pembuatan bioethanol yaitu Pachysolen tannophilus, Candica shehatae,
Zymomonas mobilis, Clostridium thermocellum, Candica brassicae, Mucor
indicus dan Pichia stipitis (Susilo dkk., 2017).
Mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi etanol ini adalah
Saccharomyces cerevisiae. Keistimewaan Saccharomyces cerevisiae antara
lain memiliki daya fermentasi yang tinggi, selektivitas yang tinggi dalam
menghasilkan produk, dapat menguraikan berbagai jenis gula, tahan terhadap
etanol yang tinggi yaitu antara 9-10% volume, tahan terhadap kadar glukosa
tinggi 14-25 ˚Brix, dan akmumulasi produk samping rendah (Prescott (1990)
dalam Septriani, 2005). Selain itu, Saccharomyces cerevisiae sangat mudah
di jumpai dalam bentuk ragi roti dan ragi tape yang tersebar di pasaran.
Saccharomyces cerevisiae merupakan fungi uniseluler yang berbentuk
oval termasuk golongan khamir. Reproduksinya dilakukkan dengan cara
pertunasan multipolar atau melalui pembentukan akospora (Fardiaz, 1992).
Saccharomyces cerevisiae memiliki karakteristik yaitu sel berbentuk silindris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dengan ukuran 5-20 mikron lebih besar dari bakteri, bereproduksi secara
vegetatif dengan pertunanasan, dinding sel lebih kuat dari bakteri, dapat hidup
dalam keadaan aerob maupun anaerob, tidak melakukan fotosintesis serta
pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan alga dan ganggang
(Buclkle, dkk., 2007).
Saccharomyces cerevisiae adalah salah satu khamir yang memiliki daya
konversi gula menjadi etanol sangat tinggi. Mikrobia ini biasanya dikenal
dengan baker’s yeast dan metabolismenya telah dipelajari dengan baik.
Produksi utamnya adalah etanol, CO2 dan H2O sedangkan produk lain
diproduksi dalam jumlah sedikit. Saccharomyces cerevisiae memerlukan
suhu 30 ˚C dan pH 4,0- 4,5 agar dapat tumbuh dengan baik. Selama proses
fermentasi akan menimbulkan panas maka perlu adanya pendinginan agar
suhu tidak meningkat dan fermentasi tidak terhambat (Khodijah, 2015).
Berikut ini merupakan klasfikasi Saccharomyces cerevisiae menurut
Dwidjoseputro (2005) adalah sebagai berikut:
Kindom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Saccharomycetes
Ordo : Endomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Species : Saccharomyces cerevisiae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berikut ini gambar Saccharomyces cerevisiae dapat dilihat pada
gambar 2.2
Gambar 2.2 Saccharomyces cerevisiae
Sumber : www.iaszology.com
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Saccharomyces
cerevisiae antara lain (Nester, et al, 2001):
1. Nutrien
Nutrien yang dibutuhkan yaitu nitrogen yang berguna untuk sintesis
protein yang didapatkan dari ion ammonium, sedangkan beberapa dapat
menggunakan nitrat dan nitrit yang didapat dari penambahan pupuk yang
mengandung ZA, urea, pepton dll. Kemudian sumber karbon, hidrogen
dan oksigen terdapat pada karbohidrat, sulfur dari sulfat di medium.
Untuk pertumbuhan sintetik dibutuhkan unsur kelumit berupa boron,
coper, zink, mangan, besi, iodium dan molibdenum.
2. Keasaman (pH)
Untuk fermentasi alkoholis, memerlukan keadaan kondisi media
petumbuhan antara pH 4-5.
3. Suhu
Suhu optimum untuk pengembangbiakan Saccharomyces cerevisiae
yaitu 30 ̊C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4. Udara
Fermentasi alkohol berlangsung secara anaerob. Namun udara
dibutuhkan dalam pembibitan sebelum fermentasi untuk
pengembangbiakan sel yeast.
Saccharomyces cerevisiae pada umumnya melakukan proses
reproduksi dengan cara pertunasan multipolar atau melalui pembentukan
askospora. Aksospora terbentuk setelah terjadi konjugasi atau berasal dari sel
diploid. Waktu yang diperlukan untuk bereproduksi menghasilkan dua sel
anakan atau waktu generasi tidak selalu tepat bergantung pada factor dalam
medium, spesies umur dan lingkungannya, (Tortora et al, 2002). Yeast yang
dimasukkan ke dalam media baru umumnya perlu adanya penyesuaian diri
sehingga tidak akan langsung berkembang biak, tetapi akan memerlukan
waktu penyesuaian. Berikut ini gambar kurva pertumbuhan yeast menurut
Blazejak et al, (2002) dapat dilihat pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Pertumbuhan Saccharomyces Cerevisiae Waktu Inklubasi Vs
Log Jumlah Sel pada Medium Yeast Pepton Dextrose (YPD)
(Blazejak Et Al 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
C. Fermentasi
Fermentasi berasal dari kata latin fervere yang berarti mendidihkan.
Definisi fermentasi kemudian semakin meluas menjadi semua proses yang
melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang disebut
metabolit primer dan sekunder dalam lingkungan yang dikendalikan. Istilah
fermentasi berkembang lagi menjadi seluruh perombakan senyawa organik
yang dilakukkan oleh mikroorganisme (Jannah, 2010).
Proses fermentasi berlangsung melalui aktivitas mikroorganisme
penyebab fermentasi pada substrat sesuai. Terjadinya proses fermentasi ini
dapat menyebabkan perubahan pada substrat dari yang kondisinya keras
menjadi lebih lunak. Pada awalnya yang disebut fermentasi adalah
pemecahan gula menjadi alkohol dan CO2. Namun, banyak proses fermentasi
yang tidak selalu melibatkan substrat gula tetapi juga dapat menghasilkan
alkohol dan CO2 (Winarno, 2004).
Secara ringkas seluruh rangkaian reaksi yang terjadi adalah hidrolisis
pati atau polisakrida menjadi maltose (disakarida) kemudian dihidrolisis
menjadi glukosa dan karbondioksida oleh Saccharomyces cereviceae. Reaksi
perubahan pati menjadi alkohol pada saat fermentasi yaitu:
(C6H10O5)n n(C12H22O11)
Pati maltosa
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6
Maltosa Air Glukosa
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Glukosa Saccharomyces cereviceae Etanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pati merupakan media utama yang dipecah dalam proses fermentasi.
Polisakarida akan dipecah terlebih dahulu menjadi gula sederhana untuk
selanjutnya di fermentasi. Pada tahap pertama, fermentasi glukosa akan
membentuk asam piruvat melalui jalur glikolisis atau jalur Embden-
Meyerhoff-Panas (EMP). Jalur EMP terdiri dalam beberapa tahap yang
masing-masing dikatalis dengan bantuan enzim. Pada tahap kedua asam
piruvat akan diubah menjadi produk yang spesifik diantaranya adalah alkohol
(Fardiaz, 1992).
Proses fermentasi alkohol dengan substrat pati terjadi dalam duat
tahapan yaitu tahap sakarifikasi dan fermentasi. Sebelum tahap sakarifikasi,
pati mengalami tahap likuifikasi dengan penambahan air, enzim dan panas.
Enzim yang digunakan pada tahap ini adalah enzim amilase yang akan
menghidrolisi pati sehingga menghasilkan glukosa, maltose, dan
moltodekstrin. Selanjutnya pati akan mengalami sakarifikasi oleh enzim
glukoamilase dan glukosa akan dipecah menjadi lebih kompleks. Tahap
sakarifikasi dilakukkan pada suhu 50-60 ̊C (Syakuiah, 2015).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi antara lain yaitu :
a. Mikroorganisme
Mikroorganisme berfungsi untuk menguaraikan pati atau senyawa-
senyawa polisakarida menjadi alkohol yaitu jenis Khamir. Khamir yang
paling banyak digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, (Saroso,
1998).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Media
Media dalam fermentasi sebaiknya steril dan mengandung nutrisi seperti
unsur C dari karbohirat, unsur N dan P dari pupuk, dan mineral-mineral
serta vitamin lainnya. Nutrisi ini akan digunakan mikroorganisme dalam
melakukan aktivitas dan perkembangbiakan (Saroso, 1998).
c. Suhu
Suhu optimal dalam pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dan
aktivitasnya adalah 27-32 ̊C. Apabila suhu di atas optimum makan akan
mengakibatkan protein dan enzim dalam sel mengalami denaturasi yang
menyebabkan terhentinya proses metabolisme (Hidayat, dkk., 2010).
d. pH
pH media dalam fermentasi menentukan kehidupan khamir, maka perlu
adanya pH yang sesuai yaitu 4-6 (Saroso, 1998).
e. Konsentrasi Ragi
Secara umum konsentrasi ragi mulai dari 1 % b/v. Jika konsentrasi ragi
yang diberikan kurang dari kadar optimal maka dapat menurunkan
kecepatan fermentasi glukosa menjadi alkohol sehingga kadar alkohol
yang dihasilkan dalam jumlah sedikit (Setiawati, dkk., 2013).
f. Waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam proses fermentasi adalah 2-12 hari. Jika
waktu fermentasi terlalu cepat maka Saccharomyces cerevisiae akan
menghasilkan alkohol dalam jumlah sedikit. Sebaliknya jika proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
fermentasi terlalu lama maka Saccharomyces cerevisiae akan mati dan
alkohol tidak maksimal (Sari, 2009).
D. Alkohol sebagai Bietanol yang Terdenaturasi menjadi Gasohol
Alkohol merupakan suatu senyawa kimia yang mengandung gugus-OH
yang terikat pada atom karbon dan atom hydrogen dana tau atom karbon lain.
Rumus kimia alkohol umumnya CnH2n+1OH. Alkohol dapat dibagi ke dalam
beberapa kelompok tergantung posisi gugus –OH dalam rantai atom-atom
karbonnya. Kelompok alkohol antara lain alkohol primer, sekunder dan
tersier (Dewi, 2011).
Alkohol merupakan senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil
yang terikat pada atom karbon dari alkil atau gugus alkil yang tersubtitusi,
contohnya adalah methanol, etanol, propanol, butanol, isopropyl dan
sebagainya. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-
molekulnya maupun dengan air. Hal ini dapat mengakibatkan titik didih
maupun kelarutan alkohol dalam air cukup tinggi. Titik didih alkohol semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya panjang gugus akil, banyak cabang
dan banyak gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon, (Pudjaatmaka,
1982).
Bioetanol merupakan cairan biokimia yang berasal dari fermentasi gula
bersumber karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme (Sarwendah, 2007).
Etanol sering disebut juga dengan etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut
atau alkohol. Etanol merupakan cairan yang mudah terbakar, menguap, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
berwarna, tembus cahaya dan merupakan alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Etanol termasuk rantai tunggal
dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H5O atau sering disebut
juga dengan EtOH dengan Et singkatan dari gugus etil C2H5. Etanol yang
berasal dari bahan baku tanaman disebut dengan Bioetanol (Dewi, 2011).
Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel yang berasal dari
penggelolaan tumbuh- tumbuhan berbentuk bahan bakar cair. Bioetanol
merupakan etanol yang dihasilkan melalui fermentasi glukosa yang
dilanjutkan dengan proses destilasi. Pada proses destilasi dapat menghasilkan
kadar etanol 95 % dan untuk digunakan sebagai bahan bakar (biofuel) perlu
dimurnikan hingga mencapai kadar 99% yang disebut dengan fuel grade
ethanol (FGE). Umumnya proses pemurnian menggunakan prinsip dehidrasi
dengan metode Molecular Seive, untuk memisahkan air dari senyawa etanol
(Vivandra, 2009).
Gasohol merupakan bahan bakar hasil bercampur dengan bensin
dengan alkohol. Gasohol minimal mengandung 10 % alkohol. Dengan
menggunakan bahan bakar gasohol maka gas buangan CO2 lebih sedikit dan
timbal beracun. Kemudian mesin yang menggunakan gasohol menimbulkan
kompresi yang lebih tinggi daripada mesin dengan memakai gasoline murni.
Oleh karena itu pemerintah menargetkan bahan bakar minyak dengan alkohol
bisa mencapai 1,8 juta kiloliter produksi alkohol secara nasional (Anonim,
(2006) dalam Piarah, (2011)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Spesifikasi standar bioethanol terdenaturasi untuk gasohol dapat dilihat
pada table 2.2
Tabel 2.2 Spesifikasi Standar Bioetanol Terdenaturasi untuk Gasohol
No Parameter Uji Satuan,
Min/Maks
Persyaratan a)
1 Kadar Etanol %-v, min.
99,5 (setelah denaturasi
dengan denatorium
benzoate)
94,0 (setelah denaturasi
dengan hidrokarbon)
2 Kadar Metanol %-v, maks. 0,5
3 Kadar Air %-v, maks. 0,7
4 Kadar Denaturan
Hidrokarbon
%-v 2 – 5
5 Denatonium Benzoat mg/l 4 – 10
6 Kadar Tembaga (Cu) mg/kg,
maks
0,1
7 Keasaman sebagai
asam asetat
mg/l, maks 30
8 Tampakan Jernih dan terang, tidak
ada endapan dan kotoran
9 Kadar ion klorida
(CI-)
mg/l, maks 20
10 Kandungan belerang
(S)
mg/l, maks 50
11 Kadae getah purwa
dicuci (washed gum)
mg/100ml,
maks
5,0
a) Jika tidak diberikan catatan khusus; nilai batasan (spesifikasi yang
tertera adalah nilai untuk bioethanol yang sudah didenaturasi dan akan
dicampurkan ke dalam bensin pada kadar sampai dengan 10%-v.
b) FGE umumnya memiliki berat jenis dalam rentang 0,7936 – 0,7961
pada kondisi 15,56/15,456 ̊C, atau hidrometri yang sudah sangat lazim
ditetapkan di dalam iindustri alkohol.
Sumber: Badan Standar Nasional (BSN), 2012
Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol dibagi menjadi tiga grade yaitu:
1. Grade industri dengan kadar alkohol 90-94 %
2. Netral dengan kadar alkohol 96-99,5 %, umumnya digunakan untuk
minuman keras atau bahan baku farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Grade bahan bakar dengan kadar alkohol di atas 99,5 %
Berdasarkan jenis dan manfaatnya, menurut Hambili dkk. (2007)
etanol di golongkan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Etanol Teknis yaitu etanol dengan kadar 92-94 % (v/v) dan memilki
kadar minyak fusel (campuran senyawa alkohol tingkat tinggi) antara 15-
30 mg/L. Etanol ini biasa digunakan dalam produksi obat-obatan, bahan
pelarut organik, dan bahan baku spritus.
2. Etanol Prima yaitu etanol mutu tinggi dengan kadar 96-96,5 % (v/v).
Etanol ini sering disebut dengan etanol murni dengan kadar fusel yang
sangat rendah yaitu 40mg/L. Biasanya etanol ini digunakan untuk
minuman keras mutu tinggi, industri farmasi dan industri kosmetik.
3. Etanol absolut yaitu etanol dengan kadar yang sangat tinggi yaitu 99,5 %
(v/v) yang digunakan dalam industri bahan bakar.
Bioetanol dikenal sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan karena
bersih dari emisi pencemar. Bioetanol memiliki karakteristik antara lain
sebagai berikut:
1. Mampu menurunkan tingkat opaciti asap, emisi partikulat, emisi CO
dan CO2 yang dapat membahayakan kesehatan
2. Mirip dengan bensin sehingga tidak perlu memodifikasi bensin
3. Tidak memiliki kandungan timbal
4. Pembakaran lebih sempurna jika dibandingkan dengan bahan bakar
minyak (BBM) (Yakinudin, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
E. Destilasi
Destilasi adalah proses pemisahan komponen-komponen yang mudah
menguap dari suatu campuran cair dengan cara menguapkannya. Uap yang
dikeluarkan dari campuran tersebut disebut dengah uap bebas yang mengalir
ke kondensor cairan yang keluar dari kondensor disebut destilat sedangkan
cairan yang tidak keluar disebut residu. Prinsip proses destilat adalah
memisahkan suatu campuran berdasarkan titik didihnya (Jhonprimen, dkk.
2012).
Menurut GG Brown (1987) dalam Hadi (2012), destilasi adalah suatu
metode yang digunaakan untuk pemisahan suatu komponen dari
campurannya menggunakan panas sebagai tenaga pemisah berdasarkan
perbedaan titik didih masing-masing komponennya. Proses pemisahan dalam
destilasi memiliki tiga langkah dasar yaitu:
1. Proses penguapan atau penambahan panas dalam larutan yang dipisahkan
2. Proses pembentukan fase seimbang
3. Proses pemisahan kedua fase seimbang
Ada bermacam-macam jenis destilasi, antara lain adalah sebagai
berikut (Arsyat, 2001):
1. Destilasi Sederhana (Konvensional)
Destilasi ini merupakan salah satu cara pemurnian zat cair yang
tercemar oleh zat padat atau zat cair lain dengan memanaskan dan
menguapkan sebagian cairan naik sampe mengembun di dinding
kondensor, sehingga zat pengotor akan tinggal sebagai residu. Prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kerjanya yaitu akan menguapkan komponen yang memilki titik didih
rendah terlebih dahulu. Selain perbedaan titik didih juga perbedaan
kevolatilan yaitu kecenderungan sebuah subtansi menjadi gas. Aplikasi
destilasi sederhana biasa digunakan memisahkan campuran air dan
alkohol.
Gambar 2.4 Destilasi Konvensional
Sumber: Walangare, dkk. 2013
2. Destilasi fraksionasi
Destilasi fraksionasi atau destilasi bertingkat yaitu proses untuk
memisahkan dua atau lebih komponen-komponen cair dari suatu larutan
berdasarkan titik didihnya. Proses destilasi ini digunakan untuk komponen
yang memiliki titik didih berdeketan dengan perbedaan titik didihnya
kurang dari 20˚C dan bekerja pada tekanan atmosfer yang rendah. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dasarnya destilasi fraksionasi sama dengan destilasi sederhana, hanya saja
memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan dua
komponen berdasarkan titik didih yang berdekatan. Pada proses ini akan
didapatkan substan kimia yang lebih murni, karena melewati banyak
kondensor. Alat destilasi ini biasa digunakan pada industri minyak mentah,
untuk memisahakan komponen dalam minyak mentah.
Gambar 2.5 Destilasi Fraksionasi
Sumber: Walangare, dkk. 2013
3. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan untuk memisahkan campuran senyawa-
senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200˚C atau lebih. Destilasi
jenis ini dapat menguapkan senyawa-senyawa mendekati suhu 100 ˚C
dalam tekan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Prinsip
dasar destilasi uap adalah mendestilasi senyawa dibawah titik didih dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
masing-masing senyawa. Prinsip kerja dari destilasi uap adalah memaskan
campuran, uap dari campuran akan naik keatas menuju ke kondensor dan
masuk ke labu destilat. Aplikasi dari destilasi uap biasa digunakan dalam
mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak sitrtus dari lemon/
jeruk dan ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Gambar 2.6 Destilasi Uap
Sumber: Walangare, dkk. 2013
4. Destilasi vakum
Destilasi vakum merupakan destilasi yang dilakukkan dengan
menguapkan cairan pada titik didih rendah. Tujuannya adalah untuk
menurunkan titik didih cairan dan volatilitas relatif meningkat saat tekanan
diturunkan. Umumnya destilasi ini digunakan jika senyawa yang ingin di
destilasi tidak stabil, dengan pengertian tidak terdekomposisi sebelum atau
mendeketai titik didih campuran yang memiliki titik didih di atas 150˚C.
Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen
yang menguap tidak dapat dikonsensi oleh air.
Gambar 2.7 Destilasi Vakum
Sumber: www.AlibabaLaboratory.com
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukkan oleh Qomarudin dan Marsudi (2014)
dengan judul “Eksperimen Pembuatan Bioetanol Berbahan Baku Umbi
Suweg (Amorphophallus campanulatus) Sebagai Bahan Bakar Alternatif”.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui durasi waktu, dan jumlah ragi
saat proses fermentasi bioethanol yang tepat agar menghasilkan kadar etanol
yang optimal. Penelitian ini menggunakan saccharomyces cerevisiae (ragi
tape) dengan variasi 4 g, 6 g, 8 g dan 10 g dan waktu fermentasi 1, 2, 3 dan 4
hari. Hasil penelitian mendapatkan perbandingan parameter yang optimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yaitu jumlah umbi suweg 250 g, jumlah air 500 ml, jumlah ragi 6 g dan waktu
fermentasi 4 hari menghasilkan kadar etanol 26 %. Dan uji karakteristik
bioetanol dari umbi suweg ini yaitu didapatkan nilai kalori 2892 Kal/kg, flash
point 18˚C, pour point < -70˚C, vikositas 5 cPs, dan density 0,82032 g/cm3.
Dalam penelitian ini yang digunakan oleh peneliti sebagai sumber referensi
yaitu penggunaan umbi suweg sebagai bahan bakar nabati dan juga patokan
hasil uji nyala (flash point) dengan memodifikasi metode yang dan jenis yeast
digunakan.
Wardani dan Pertiwi (2013) melakukan penelitian berjudul “Produksi
Etanol dari Tetes Tebu oleh Saccharomyces cerevisae Pembentuk Flok
(NRRL-Y265), dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
konsentrasi penambahan inokulum Saccharomyces cerevisae pembentuk flok
dan konsentrasi penambahan inokulum etanol yang maksimal. Konsentrasi
Saccharomyces cerevisae yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 5%,
10 % dan 15 % (v/v) yang di inokulumkan pada medium tetes tebu hasil
pretreatment dengan kandungan gula 10%, 20%, dan 25 % (v/v) pada pH 5.
Etanol tertinggi didapatkan pada kondisi konsentrasi inokulum 10% (v/v)
dan konsentrasi sumber gula 15 % 9 b/v) yaitu sebesar 8,792 % (b/v) dengan
yield etanol sebesar 65 %. Dari penelitian ini yang digunakan sebagai
referensi oleh peneliti yaitu konsentrasi inokulum Saccharomyces cerevisae
yang digunakan dengan memodifikasi menjadi 10 % dan 15 %.
Berikut ini merupakan ini gambar kerangka penelitian yang relevan dan
keterbaruan penelitian dapat dilihat pada gambar 2.7:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 2.7 Penelitian yang Relevan dan Keterbaruan Penelitian
Penelitian 1
Qomarudin dan Marsudi (2014)
Untuk mengetahui durasi waktu
dan jumlah ragi saat proses
fermentasi umbi suweg untuk
menghasilkan etanol optimal
• Variasi ragi 4, 6, 8, 10 g
Saccharomyces cerevisiae
(ragi tape)
• Waktu fermentasi 2, 3, 4
hari
Umbi suweg dapat menghasilkan
kadar etanol tertinggi pada jumlah
ragi 6 g dan lama feremtasi 4 hari
dengan etanol 26% dan flash point
18 °C.
Penelitian 2
Wardani dan Pertiwi (2013)
Untuk mendapatkan konsentrasi
penambahan inokulum
Saccharomyces cerevisiae
pembentuk flok dan konsentrasi
penambahan inokulum etanol
yang maksimal
• Konsentrasi
Saccharomyces cerevisiae
5, 10 dan 15 %
• Kandungan gula 10, 20,
25 % tetes tebu
Kadar etanol tertinggi didapatkan
pada konsentrasi 10% dan kadar
gula 15 % dengan etanol 65%.
Keterbaruan penelitian
• Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi starter
Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi umbi suweg
terhadap kadar alkohol, dan flash point sederhana, mengetahui
konsentrasi dan waktu fermentasi yang dapat menghasilkan kadar
alkohol tertinggi dan optimal.
• Konsentrasi starter Saccharomyces cerevisiae yang digunakan 10%
dan 15 %
• Waktu Fermentasi 6 dan 12 %
• Parameter yang di uji kadar alkohol dan flash point sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
G. Kerangka Berfikir
Kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari terhadap energi
semakin meningkat. Segala bentuk aktivitas manusia mulai dari transportasi,
pembangkit listrik, dan industri hampir semuanya membutuhkan energi.
Energi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari berupa bahan bakar
minyak (BBM) yang berbahan dasar fosil yang berasal dari minyak bumi, gas
bumi dan batu bara yang bersifatnya tidak dapat diperbaharui. Penggunaan
BBM secara terus menerus karena tidak dapat diperbaharui menyebabkan
semakin krisisnya bahan bakar fosil. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi
krisisnya BBM, perlu adanya pengembangan sumber energy alteranatif
berupa Bahan Bakar Nabati (BBN). BBN berasal dari gula sederhana, pati
dan selulosa melalui proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme.
Suweg Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson merupakan
sejenis umbi yang menjadi komoditas lokal di Indonesia yang memiliki
kandungan karbohidrat sebasar. 15,7 g dari 100 g umbi suweg, suweg juga
sangat mudah untuk dibudidayakan dengan menggunakan tunas pada
umbinya, serta perawatannya sangat mudah. Hal ini, sangat cocok untuk
digunakan sebagai bahan bakar nabati (BNN). Dalam pembuatan BBN
diperlukan adanya mikroorganisme yang berperan untuk mengubah
karbohidrat menjadi alkohol melalui proses fermentasi. Mikroorganisme
yang digunakan dalam proses fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae.
Saccharomyces cerevisiae memiliki daya fermentasi yang tinggi, selektifitas
yang tinggi dalam menghasilkan produk, dapat menguraikan berbagai jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
gula dan tahan terhadap etanol yang tinggi serta gula yang tinggi. Peneliti
menggunakan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae yang berbeda-beda
yaitu 10 % dan 15 %. Waktu fermentasi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu 6 hari dan 12 hari. Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae yang
beragam digunakan untuk mengetahui berapa konsentrasi yang tepat untuk
menghasilkan kadar alkohol yang optimal. Waktu fermentasi berguna juga
untuk mengetahui waktu Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan
kadar alkohol paling optimal. Adapun kerangka berpikir peneliti secara
sederhana dapat dilihat pada gambar dapat dilihat pada gambar 2.9:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir
Meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM)
bersumber Fosil
Ketersedian
sumber energi
semakin
berkurang
Bahan Bakar Nabati
(BBN)
Umbi Suweg
kaya akan
karbohidrat
Bahan
Bakar Non
Fosil
Kandungan karbohidrat umbi Suweg Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson dapat di jadikan sebagai
subtrat untuk produksi Bahan Bakar Nabati (BBN)
Waktu fermentasi
6 hari dan 12 hari
Fermentasi
Glukosa (C6H
12O
6) + Saccharomyces cerevisiae)
Destilasi
Uji Flash Point (Titik Nyala)
Variasi konsentrasi ragi
Saccharomyces
cerevisiae 10% dan
15%
Alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
H. Hipotesisis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Perbedaan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi
umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson
berpengaruh secara signifikan terhadap kadar alkohol pada produksi
Bahan Bakar Nabati (BBN).
2. Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi umbi
suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson yang sesuai
dapat menghasilkan kadar alkohol tinggi dan menghasilkan kadar
alkohol yang optimal.
3. Perbedaan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermermentasi umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
Nicolson berpengaruh secara signifikan terhadap hasil uji nyala api
(Flash Point) secara sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukkan merupakan penelitian desain faktorial
dengan 2 faktor pada 2 level pengamatan. Faktor yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu faktor konsentrasi ragi Saccharomyces cerevisiae dan
waktu fermentasi. Konsentrasi ragi Saccharomyces cerevisiae dibagi
menjadi dua level yaitu konsentrasi rendah dengan 10 % ragi dan konsentrasi
tinggi dengan 15 % ragi. Waktu fermentasi dibagi juga dalam 2 level yaitu
level rendah waktu fermentasi 6 hari dan level tinggi waktu fermentasi 12
hari.
Pemberian konsentrasi Saccharomyces cerevisiae, waktu fermentasi
dan jumlah umbi suweg untuk perlakuannya dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan
Waktu Fermentasi
Waktu Fermentasi
Konsentrasi
Saccharomyces cerevisiae
6 hari 12 hari
10 % P1 P2
15 % P3 P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian adalah konsentrasi Saccharomyces
cerevisiae yang ditambahkan pada fermentasi umbi suweg dan waktu
fermentasi. Variabel bebas dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae : 10 % dan 15 %
b. Waktu fermentasi : 6 hari dan 12 hari
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar alkohol dan titik nyala
(flash point), yang dihasilkan dari proses fermentasi umbi suweg
Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu 2 kg bubur (slurry) umbi
suweg Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson.
Saccharomyces cerevisiae dan toples plastik.
C. Batasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini, agar pembahasan masalah lebih terarah, maka di
sususun batasan masalah sebagai berikut:
1. Jenis umbi suweg yang digunakan adalah dari tanaman suweg
Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson diambil dari tanaman
suweg yang sudah layu atau hampir mati dengan ciri-ciri memiliki batang
berbintil kecil-kecil, batang sudah berwarna kuning kecoklatan, batang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memiliki bercak putih, daun berwarna kuning, daun merunduk dan
batangnya sudah hampir ambruk. Umbi suweg diperoleh dari pekarangan
peneliti yaitu di Muneng, Tirtohargo, Kretek, Bantul, Yogyakarta.
2. Parameter dalam penelitian ini adalah kadar alkohol dan uji nyala api
(flash point) sederhana.
3. Starter yang digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae dari beberapa
jenis yaitu ragi roti merk Fermipan, ragi tape, dan yeast cair merk Spirit
Ferm.
4. Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae yang digunakan yaitu 10 % dan
15 %.
5. Waktu fermentasi alkohol sebagai bahan bakar nabati (BNN) adalah 6
hari dan 12 hari.
D. Alat dan Bahan Penelitian
1) Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat gas
kromatografi merek Shimadzu GC-2010, seperangkat alat destilasi
frakonisasi (Statip dan penjepit, kolom destilasi, labu destilas dan
heating mantle), alkohol meter (gravimetric), alat uji glikosa
(refaktometer merk Hanna HI 96813), erlemenmeyer, termometer
raksa, termometer ruang, labu pengenceran, gelas ukur, pump pipet,
pipet tetes, gelas beker, timbangan digital, ember, baskom, kompor,
panci, blender, sarung tangan, sendok, pengaduk, toples kaca, toples
plastic, pisau, selang plastik warna putih, karet, kain saring, botol kaca
bekas minuman, tutup botol besi dan korek api.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2) Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah umbi suweg
Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson, Saccharomyces
cerevisiae dari ragi tape dan ragi roti merk Fermipan, Yeast cair merk
Spirit Ferm, pisang ambon, nanas, tepung beras, pH indikator universal,
alumunium foil, kertas label, plastisin, akuades, gula pasir dan sabun
pembersih.
E. Cara Kerja
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret- April 2018.
Proses persiapan dan penelitian dilakukkan di Pusat Studi Lingkungan (PSL),
Soropadan, Yogyakarta dan pengujian titik nyala (Flash Point) sederhana
Laboratorioum Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini pengerjaan terdiri dari beberapa tahap yaitu, persiapan,
pembuatan starter, persiapan umbi suweg dan fermentasi, destilasi, pengujian
alkohol, pengujian titik nyala dan pengujian gas kromatografi etanol. Berikut
ini langkah kerja dari setiap tahap:
1. Tahap Persiapan
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan di data dan dipersiapkan.
b. Alat perabotan rumah tangga dicuci dan dengan sabun serta dibilas
dengan air mengalir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
c. Toples dan selang setelah dicuci dan detox untuk mengurangi
kontaminasi jamur dan bakteri yang tidak diinginkan.
2. Tahap Pembuatan Starter
a. Starter 1
1) Bahan-bahan ditimbang seperti gula seberat 150 g, tepung beras
200 g, Saccharomyces cerevisiae dari ragi tape dan ragi roti
masing-masing sebanyak 7,5 g dan pisang ambon sebanyak 100
g.
2) Pisang ambon sebanyak 100 g diblender hingga halus.
3) Gula, tepung beras, dan pisang di rebus dengan air sebanyak 500
ml hingga berubah menjadi putih kekuningan sehingga siap
dijadikan substrat.
4) Substrat dimasukkan ke dalam toples dan ditutup dengan
menggunakan kain saring yang dibagian pinggirnya diikat karet
agar rapat.
5) Substrat ditunggu hingga dingin, setelah dingin hingga suhu
30 ̊C, 15 g ragi dimasukkan ke dalam substrat kemudian di aduk
hingga rata.
6) Starter di inkubasi pada suhu 30 ̊C selama 4 hari.
b. Starter 2
1) Nanas ditambahkan gula pasir sebanyak 24 sendok makan,
kemudian diblender hingga menjadi jus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2) Jus nanas diukur hingga 600 ml, lalu dimasukkan ke dalam botol
3) Jus nanas tambahkan 60 ml yeast Saccharomyces cerevisiae cair
merk Spirit Ferm, kemudian ditutup dan dikocok hingga rata.
4) Starter diinkubasi selama 1 hari.
3. Tahap persiapan umbi suweg dan tahap fermentasi
Tahap ini membutuhkan bahan yaitu 4kg umbi suweg yang sudah
dikukus, 4 liter air dan gula pasir ± 2 kg. Air yang digunakan dibagi ke
dalam dua tahap yaitu 3 liter untuk pembelenderan dan 1 liter untuk
mengencerkan gula. Berikut ini tahap persiapan umbi suweg dan tahap
fermentasinya:
a. Umbi suweg dikupas dan dipotong kecil kemudian dicuci hingga
bersih kemudian dikukus untuk skarifikasi selama 2 jam.
b. Umbi suweg yang sudah dikukus kemudian ditimbang sebanyak 4
kg, lalu dihaluskan blender dengan penambahan air sebanyak 3 liter
hingga membentuk slurry (bubur).
c. Slurry (bubur) umbi suweg diukur kadar glukosa menggunakan
refractometer, kemudian ditambahkan gula pasir yang diencerkan
dengan air sebanyak 1 liter hingga kadar glukosanya 25 brix tetapi
penambahan gula yang diencerkan sedikit demi sedikit agar tidak
melebihi kadar glukosa yang diinginkan.
d. Slurry (bubur) ditimbang sebanyak 2 kg dimasukkan ke dalam
toples 4. Kemudian ditutup dengan kain dan ditunggu hingga dingin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
e. Starter atau inokulum di timbang 1:1 starter 1 dan starter 2 sesuai
dengan konsentrasi yaitu 10 % dan 15 % dari berat media atau bubur
(slurry) umbi suweg.
f. Inokulum dimasukkan ke dalam toples berisi slurry (bubur) umbi
suweg sesuai dengan perlakuan secara aseptis dan diukur pHnya
menggunakan pH indikator universal.
g. Slurry (bubur) yang telah dicampur inokulum ditutup menggunakan
tutup toples yang bagian atasnya dilubangi sesuai ukuran selang.
h. Selang dimasukkan ke dalam toples lalu ditutup dan dilapisi dengan
plastisin, sedangkan ujung lain dimasukkan ke dalam botol plastik
yang berisi air agar tidak terjadi kontak langsung dengan udara saat
fermentasi berlangsung.
i. Fermentasi dilakukkan selama 6 dan 12 hari. Setelah usianya sesuai
maka proses fermentasi harus dihentikan.
j. Sebelum masuk ke tahap destilasi, proses fermentasi yang sudah
selesai kemudian diukur pH menggunaakan pH indikator universal.
k. Hasil fermentasi diambil filtratnya dengan cara menyaring
menggunakan penyaring dan kain saring yang sudah dicuci bersih
hingga filtratnya habis, kemudian masuk ke tahap destilasi.
4. Tahap Destilasi
a. Filtrat dari hasil fermentsai diukur sebanyak 450 ml dan kemudian
dimasukkan ke dalam labu destilasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Alat destilasi dirangkai dan labu destilasi dipanaskan di healting
mantle. Destilasi pada suhu 80-90 ˚C hingga menguap pada kolom
destilasi dan mengalir melewati selang serta masuk ke tabung
erlenmeyer yang di atasnya ditutup dengan alumunium foil agar
cairan alkohol yang dihasilkan tidak menguap.
c. Kolom destilasi diselimuti dengan alumunium foil untuk menjaga
suhu agar tetap stabil dan uap tetep naik dan mengalir.
d. Proses destilasi berakhir ditandai dengan tidak adanya lagi cairan
yang menetes ke dalam erlenmeyer. Untuk menyamakan perlakuan
proses fermentasi berlangsung 3 jam, karena setiap destilasi sekitar
3 jam sudah tidak ada lagi uap yang keluar.
e. Hasil uap yang keluar ditampung ke dalam tabung erlenmeyer
kemudian diuji kadar alkohol dan titik nyala (flash point) secara
sederhana.
5. Tahap Pengujian Alkohol
Pengujian alkohol dilakukkan dengan menggunakan gravimetric
atau alkohol meter. Hasil dari destilasi tidak menghasilkan 100 ml
alkohol sehingga perlu adanya pengenceran menggunakan akuades
dengan takaran 1:1. Gravimetric agar dapat digunakan memerlukan 100
ml larutan supaya semua bagiannya dapat tercelup. Cara pengujian
alkohol yaitu:
a. Akuades di tuang ke dalam gelas ukur 100 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Gravimetric atau alkohol meter dimasukkan ke dalam gelas ukur
berisi akuades dan dilihat angkanya sesuai yang ditunjukkan dari
garis bawah yang mengambang di atas permukaan air. Uji akuades
ini digunakan sebagai nilai patokan awal kadar alkohol. Apabila
hasil pengujian akuades tidak menunjukkan nilai 0, maka perlu
adanya pengurangan hasil pengujian alkohol dengan pengujian hasil
akuades.
c. Akuades di ukur sebanyak 50 ml, masukan ke dalam labu
pengenceran 100 ml.
d. Alkohol dari hasil destilasi diukur sebanyak 50 ml, dimasukkan ke
dalam labu pengenceran berisi akuades.
e. Campuran akuades dan cairan alkohol dalam labu pengenceran
dikocok hingga rata.
f. Campuran akuades dan alkohol dimasukkan ke dalam labu ukur 100
ml.
g. Gravimetric/ alkohol meter dimasukkan ke dalam gelas ukur dan
angkanya sesuai yang ditunjukkan dari garis bawah yang
mengambang di atas permukaan air.
h. Hasil angka yang ditunjukkan dari uji alkohol kemudian dikurangi
dengan hasil angka pengujian akuades. Kemudian angka
perhitungan alkohol murni dikalikan 2 agar terkonversi menjadi %,
karena perbandingan alkohol dan akuades 1:1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
6. Tahap Pengujian Titik Nyala
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukkan oleh Qomarudin dan
Marsudi (2014) dengan judul “Eksperimen Pembuatan Bioetanol
Berbahan Baku Umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus) Sebagai
Bahan Bakar Alternatif” mampu menghasilkan kadar bioetanol dengan
flash point 18 ̊C. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukkan uji
flash point secara sederhana yaitu dengan menguji membakar hasil
Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dihasilkan setelah proses destilasi pada
4 kondisi yaitu pada suhu ruang 30˚C, suhu ruang AC 18 ̊C, suhu kulkas
3 dan suhu Frezzer -3 ̊ C. Pengujian ini dilakukkan dengan menguji BBN
hasil destilasi murni sebanyak 2 ml pada setiap suhu.
a. Pengujian titik nyala pada suhu ruangan
1) Suhu ruangan diukur menggunakan termometer ruangan.
2) BBN dari hasil destilasi diambil dengan pipet tetes sebanyak 2
ml dan dimasukkan ke dalam botol flakon yang ditutup rapat.
3) BBN yang telah dimasukkan kedalam botol flakon kemudian
diletakan pada suhu ruang, selama 1 jam.
4) BBN setelah diletakan pada suhu ruang diukur suhunya
menggunakan termometer.
5) BBN dituang ke dalam tutup botol “You C 100” yang karetnya
sudah dilepas.
6) Api dinyalakan dan diamati BBN dapat menyala atau tidaknya
dan waktu menyala, pada suhu ruangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Pengujian titik nyala pada suhu ruangan AC
1) Suhu AC dikontrol hingga 18 ̊C, diukur menggunakan
termometer untuk membuktikan suhu pada ruangan tersebut.
2) BBN dari hasil destilasi diambil dengan pipet tetes sebanyak 2
ml dan dimasukkan ke dalam botol flakon yang ditutup rapat.
3) BBN yang telah dimasukkan kedalam botol flakon kemudian
diletakan pada suhu AC, selama 1 jam.
4) BBN setelah diletakan pada suhu AC diukur suhunya
menggunakan termometer.
5) BBN dituang ke dalam tutup botol “You C 100” yang karetnya
sudah dilepas.
6) Api dinyalakan dan diamati BBN dapat menyala atau tidaknya
dan waktu menyala, pada suhu ruangan tersebut.
c. Pengujian titik nyala pada suhu setelah dimasukkan kulkas
1) Suhu kulkas di ukur dengan menggunkan termometer.
2) BBN dari hasil destilasi diambil dengan pipet tetes sebanyak 2
ml dan dimasukkan ke dalam botol flakon yang ditutup rapat.
3) BBN yang telah dimasukkan kedalam botol flakon kemudian
diletakan pada suhu kulkas, selama 1 jam.
4) BBN setelah diletakan pada suhu kulkas diukur suhunya
menggunakan termometer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
5) BBN dituang ke dalam tutup botol “You C 100” yang karetnya
sudah dilepas.
6) Api dinyalakan dan diamati BBN dapat menyala atau tidaknya
dan waktu menyala, pada suhu ruangan tersebut.
d. Pengujian titik nyala pada suhu setelah dimasukkan Frezzer kulkas
1) Suhu Frezzer di kulkas di ukur dengan menggunkan
termometer.
2) BBN dari hasil destilasi diambil dengan pipet tetes sebanyak 2
ml dan dimasukkan ke dalam botol flakon yang ditutup rapat.
3) BBN yang telah dimasukkan kedalam botol flakon kemudian
diletakan pada suhu Frezzer, selama 1 jam.
4) BBN setelah diletakan pada suhu AC diukur suhunya
menggunakan termometer.
5) BBN dituang ke dalam tutup botol “You C 100” yang karetnya
sudah dilepas.
6) Api dinyalakan dan diamati BBN dapat menyala atau tidaknya
dan waktu menyala, pada suhu ruangan tersebut.
7) Api dinyalakan dan diamati BBN dapat menyala atau tidaknya
dan waktu menyala, pada suhu ruangan tersebut.
7. Tahap Pengujian Gas Kromatografi Etanol
Pengujian gas kromatografi etanol dilakukkan oleh Laboratorium
Organik FMIPA UGM. Pengujian ini dengan memberikan beberapa ml
BBN hasil destilasi murni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
F. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Data hasil pengujian alkohol dan titik nyala bahan bakar nabati (BBN)
kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik desain faktorial dengan
persamaan Y= B0 + B1 X1 + B2 X2 + B12 X1 X2 untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi terhadap kadar
alkohol yang dihasilkan dari proses pembuatan bahan bakar nabati (BBN)
dari umbi suweg dan untuk mengetahui kadar alkohol optimal dari kedua
faktor yaitu konsentrasi dan waktu fermentasi. Hasil uji kadar alkohol
dimasukkan ke dalam persamaan kemudian dimasukkan ke dalam gambar
scatter menggunakan program Ms. Excel 2016.
G. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini akan dijadikan peneliti sebagai acauan ataupun
referensi ketika akan menjadi tenaga pendidik. Hasil dari penelitian ini dapat
di aplikasikan pada mata pelajaran Biologi SMA kelas XII semester 2 pada
materi Bioteknologi dan dapat diterapkan sebagai praktikum pembuatan
Bahan Bakar Nabati (BBN) atau energi alternatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Bahan
Umbi suweg yang digunakan pada penelitian diambil dari tanaman
suweg yang sudah layu/ hampir mati dengan ciri-ciri memiliki batang
berbintil kecil-kecil, batang sudah berwarna kuning kecokelatan, batang
memiliki bercak putih, daun berwarna kuning, daun merunduk dan batangnya
sudah hampir ambruk. Kemudian umbi dibersihakkan dari tanah-tanah dan
disimpan di suhu yang tidak terlalu lembab sampai digunakan untuk
penelitian.
Umbi suweg diperoleh dari satu tanaman yang memiliki ukuran umbi
yang besar, dengan maksud untuk meminimalkan variabel pengacau yakni
perbedaan kandungan pati/ amilum yang dikarenakan usia tanaman suweg
yang berbeda, sehingga dapat diperoleh keseragamanan pati untuk
menghasilkan kadar alkohol. Umbi suweg diperoleh dari pekarangan penulis
yang beralamat di Muneng RT 04, Tirtohargo Kretek Bantul Yogyakarta.
Pengambilan dilakukkan pada tanggal 3 Maret 2018, yang pada saat itu
tanaman suweg yang diambil umbinya sudah berwarna kuning yang
menandakan bahwa umbi suweg sudah siap panen. Umbi suweg yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki berat 5,5 kg berat basah dengan
kondisi masih utuh dan segar. Tanaman suweg dan umbi suweg dapat dilihat
pada gambar 4.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
a)
b)
Gambar 4.1 a) Tanaman Suweg Amorphophallus paeoniifolius
(Dennst.) Nicolson;
b) Umbi Suweg Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
Nicolson
B. Pembuatan Starter
Penelitian ini diawali dengan pembuatan dua starter yaitu dengan yeast
yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk ragi roti
merk Fermipan dan ragi tape dan yeast cair merk Spirit Ferm. Tujuan
pencampuran dua starter ini adalah untuk meningkatkan kinerja dari yeast
dalam bentuk ragi roti dan ragi tape. Hal ini dikarenakan pada awal
pembuatan starter pertama, proses fermentasinya sangat lambat dan
perubahan pada starter sangat lambat. Oleh karena itu kemudian membuat
starter baru dengan bahan yeast cair. Kemudian kedua yeast ini dalam proses
fermentasi dicampurkan dengan perbandingan 1:1 starter 1 dan 2 sesuai
dengan konsentrasi yaitu 10 dan 15 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Starter pertama yaitu dibuat dengan bahan 200 g tepung beras + 150 g
gula + 7,5 g Saccharomyces cerevisiae dari ragi tape + 7,5 g Saccharomyces
cerevisiae dari ragi roti + 100 g pisang ambon. Tahapan dalam pembuatan
starter yaitu menimbang bahan, menghancurkan pisang ambon, pemanasan
semua bahan, penambahan ragi roti dan ragi tape, dan proses fermentasi.
Dalam pembuatan starter ini dilakukkan fermentasi selama 4 hari. Starter
kedua yaitu dengan bahan 600 ml jus nanas + 24 sendok makan gula + 60 ml
yeast cair. Tahapan dalam pembuatan starter ini yaitu menimbang bahan,
memblender nanas, penambahan yeast cair, dan proses fermentasi. Proses
fermentasi ini dilakukkan selama 1 hari. Berikut ini gambar kedua starter
dapat dilihat pada gambar 4.2
a)
b)
Gambar 4.2 a. Starter Menggunakan Ragi Roti dan Ragi Tape;
b. Starter Dengan Menggunakan Yeast Cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
C. Pembuatan dan Pelaksanaan Penelitian Umbi Suweg (Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) menjadi alkohol
Pembuatan alkohol ini dilakukkan dengan proses lama proses
fermentasi dan konsentrasi starter yang berbeda dengan parameter yang di uji
adalah kadar alkohol. Metode dalam pengolahan umbi suweg menjadi alkohol
meliputi proses pengupasan, pemotongan, pengukusan, pemblenderan,
fermentasi, destilasi dan pengujian alkohol. Sampel umbi suweg dikupas
kulitnya untuk diambil bagian umbinya dan untuk mengurangi kotoran yang
dapat menyebabkan kontaminasi. Setelah proses pengupasan, umbi suweg
dipotong-potong kecil, hal ini berguna untuk mempercepat pengukusan.
Tahap selanjutnya adalah pengukukusan umbi suweg. Pengukusan
dilakukkan selama 2 jam, proses ini bertujuan untuk skarifikasi umbi suweg
agar mempermudah mikrobia untuk berkembang biak dan mengurangi
kontaminasi mikrobia yang tidak diinginkan. Selamjutnya adalah tahap
menimbang umbi suweg dan air 1:1 b/v yaitu sebanyak 4 kg dan air sebanyak
4 liter, air ini digunakan dalam dua tahap yaitu 3 liter untuk pemblenderan
umbi suweg dan 1 liter untuk mengencerkan gula. Umbi suweg yang sudah
ditimbang selanjutnya diblender. Pembelenderan umbi suweg ini ditambah
dengan air sebanyak 3 liter hingga membentuk slurry atau bubur. Proses
pemblenderan ini bertujuan juga untuk scarifikasi dan memperkecil media
agar mudah diubah oleh Saccharomyces cerevisiae menjadi alkohol. Kadar
brix slurry umbi suweg awalnya adalah 5,7 brix sedangkan standar brix
media untuk proses fermentasi adalah 25 brix, sehingga untuk mencampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kadar brix tersebut perlu ditambahkan gula pasar sebanyak ± 2 kg yang
diencerkan dengan 1 liter air. Namun pengenceran dan penambahan gula ini
dilakukkan secara bertahap dan dicek kadar glukosanya secara kontinyu agar
tidak melebihi batas kadar glukosa yang diharapkan, sehingga
Saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh pada media yang sesuai.
a)
b)
Gambar 4.3 a) Proses Pengukukusan Umbi Suweg;
b) Gambar Slurry Umbi Suweg
Slurry umbi suweg kemudian dimasukkan ke dalam toples sebanyak
2 liter. Kemudian ditambahkan dengan kedua starter 1:1 starter 1 dan 2
kemudian dicampurkan ke dalam slurry umbi suweg sesuai dengan
konsentrasi masing-masing perlakuan yaitu 10 % dan 15% v/v dalam 2 liter
slurry. Selama proses fermentasi berlangsung dilakukkan proses
penggojokan toples sehari sekali untuk mengindari adanya kontaminasi
jamur. Proses fermentasi sampel berlangsung selama 6 hari dan 12 hari
sesuai dengan perlakuan. Pembuatan alkohol dari umbi Suweg
(Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson) menggunakan
Saccharomyces cerevisiae sebagai mikroorganisme fermentor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada saat proses fermentasi berlangsung harus dipertahankan pada
kondisi anaerob (tanpa oksigen/ udara), karena adanya oksigen dapat
menyebabkan oksidasi alkohol yang terbentuk menjadi asam asetat. Proses
fermentasi aerob ini menghasilkan gas karobondioksida (CO2), berupa
gelembung yang keluar pada dari selang yang ditampung dalam botol berisi
air dan yang membuat tutup toples menggembung. Karobondioksida (CO2)
perlu untuk dikeluarkan dengan cara penggojokan dan menekan tutup toples
supaya tidak mengganggu pertumbuhan mikrobia saat proses fermentasi
berlangsung.
Gambar 4.4 Proses Fermentasi Alkohol Umbi Suweg (Amorphophallus
paeoniifolius (Dennst.) Nicolson)
Pertumbuhannya Saccharomyces cerevisiae memerlukan media dan
kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam penelitian ini menggunakan tambahan gula sebagai nutrisi untuk
mempercepat pertumbuhan mikroobia dan kondisi keasaaman pada pH 5
dan fermentasi berlangsung di dalam toples yang diletakan di dalam
ruangan. Saccharomyces cerevisiae dapat mengubah slurry dari umbi
suweg menjadi lebih lunak/ cair. Perubahan ini terjadi karena pati umbi
(polisakarida) diubah menjadi maltose (disakarida) kemudian dihidrolisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menjadi glukosa dan karbondioksida oleh Saccharomyces cerevisiae
melalui proses fermentasi, (Fardiaz, 1992). Menurut Frazier dan Westhoff
(2002) dalam Rahim (2009) Saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh
minimum pada suhu 25-30˚C dan maksimum pada suhu 35-47˚C. Reaksi
yang terjasi saat proses fermentasi adalah sebagai berikut :
pH = 4-5
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Saccharomyces cereviceae
Saccharomyces cerevisiae terdapat enzim zimase dan invertase.
Enzyme zimase sebagai katalis untuk memecah sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa, kemudian akan bereaksi dengan enzim invertase yang
mengubah gula sederhana menjadi alkohol saat proses fermentasi
berlangsung (Azizah, dkk, 2012).
Proses selanjutnya setelah tahap fermentasi yaitu penyaringan,
penyaringan ini bertujuan untuk menghilangkan ampas dari sisa fermentasi.
Proses ini dilakukkan dalam dua tahap yaitu tahap pertama dengan
menggunakan penyaring dan tahap kedua menggunakan kain. Hal ini
berguna untuk menghasilkan cairan yang encer dan mempercepat proses
destilasi. Tahap selanjutnya adalah tahap destilasi. Menurut GG Brown
(1987) dalam Hadi (2012), destilasi adalah suatu metode yang digunakan
untuk pemisahan suatu komponen dari campurannya menggunakan panas
sebagai tenaga pemisah berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
komponennya. Hal ini berguna untuk memisahkan alkohol dari cairan hasil
fermentasi yang lain.
Model destilasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu destilasi
fraksionasi. Menurut Arsyat (2001) proses destilasi ini digunakan untuk
komponen yang memiliki titik didih berdeketan dengan perbedaan titik
didihnya kurang dari 20˚C dan bekerja pada tekanan atmosfer yang rendah.
Pada dasarnya destilasi fraksionasi sama dengan destiasi sederhana, hanya
saja memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu memisahkan
dua komponen berdasarkan titik didih yang berdekatan. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan destilasi yaitu selama 3 jam hingga tidak ada
lagi uap yang menetes. Proses destilasi ini dilakukkan di tempat terbuka,
sehingga untuk menjaga kestabilan suhu agar destilasi tetap berjalan maka,
kolom destilasi di selimuti dengan alumunium foil dan uap tetap dapat naik
ke kolom paling atas dan mengalir.
a)
b)
Gambar 4.5 a) Proses destilasi
b) Cairan hasil destilasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
D. pH Sebelum dan Sesudah Fermentasi
Berikut ini adalah nilai pH proses pembuatan alkohol dari umbi suweg
dengan perbedaan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi. Nilai pH dari proses pembentukan alkohol umbi suweg sebelum
dan sesudah fementasi dapat di lihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Pengujian pH Sebelum dan Sesudah Fermentasi
No Perlakuan PH
Sebelum Sesudah
1 P1 5 4
2 P2 5 4
3 P3 5 4
4 P4 5 4
Keterangan:
P1 : Perlakuan penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 6 hari
P2 : Perlakuan penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 12 hari
P3 : Perlakuan penambahan 15% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 6 hari
P4 : Perlakuan penambahan 15% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 12 hari
Peneliti melakukan pengukuran pH pada bubur atau slurry mengunakan
kertas indikator pH. Pengukuran menggunakan kertas indikator/ kertas
lakmus dilakukkan dengan mencelupkan ke dalam slurry selama kisaran 1
menit agar nilai pH yang dihasilkan lebih akurat. Nilai pH merupakan
indikator penting dalam proses fementasi karena akan menentukan kehidupan
khamir. Sehingga perlu adanya pengukuran pH untuk memastikan bahwa
khamir Saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh pada substrat dengan kisaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pH yang sesuai agar produksi alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi
dapat maksimal. Penurunan pH juga juga berguna untuk menghambat
tumbuhnya mikroorganisme yang tidak diinginkan yang dapat menyebakan
kontaminasi. Menurut Saroso (1998) dalam proses fermentasi yang
berlangsung pH yang sesuai yaitu 4-6.
Berdasarkan hasil pengukuran dari tabel 4.1 di atas, menunjukkan
bahwa terjadi penurunan kadar pH dari semua pelakuan pembuatan alkohol
tersebut. pH awal dari proses fermentasi dibuat sama yaitu dengan pH 5 tanpa
adanya penambahan cairan asam, setelah fermentasi berakhir sampel
menunjukkan adanya penurunan kadar pH menjadi 4. Hal ini menunjukkan
tidak adanya perbedaan penurunan pH dari perbedaan konsentrasi maupun
perbedaan waktu fermentasi. Menurut N. Azizah dkk (2012) menyatakan
bahwa penurunan kadar pH saat proses fermentasi alkohol dikarenakan
terbentuknya alkohol yang bersifat asam sehingga akan mempengaruhi
tingkat keasaman dari substrat yang dihasilkan, sehingga semakin banyak
alkohol yang dihasilkan maka pH substrat akan semakin rendah.
Penurun pH disebabkan oleh hasil fermentasi berupa alkohol dan
Karbondioksida (CO2) serta hasil metabolisme dari khamir Saccharomyces
cerevisiae. Karbondioksida (CO2) yang terbentuk akan bereaksi dengan air
(H2O) membentuk H2CO3 sebagai reaksi karbonisasi yang ditandai dengan
terbentuknya gelembung-gelembung berupa gas. H2CO3 ini memiliki sifat
asam sehingga menyebabkan keadaan di sekitarnya memilkik pH yang
rendah. Selain itu adanya metabolit sekunder dari fermentasi berupa asam-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
asam organik juga menyebabkan nilai pH menurun. Adanya oksigen juga
akan mengoksidasi alkohol menjadi asam laktat sehingga pH medium
menjadi menurun, (Hawusiwa, dkk 2015). Oksigen ini tidak boleh ada dalam
pembuatan alkohol, karena substrat berupa glukosa seharusnya dikonversi
menjadi alkohol akan dikonversi menjadi asam, terutama asam organik
(Amata, I Wayan dan A. A. M. Dewi Anggraeni. 2013)
E. Hasil Uji Kadar Alkohol
Data yang ditunjukkan dibawah ini merupakan hasil pengukuran kadar
alkohol yang diperoleh dari cairan proses destilasi. Pengujian kadar alkohol
dilakukkan dengan pengukuran menggunakan alkohol meter dengan
pengenceran 1:1 hasil destilasi dengan akuades agar mendapatkan 100 ml
cairan saat proses pengukuran menggunakan alkohol meter. Pengenceran ini
dilakukkan karena hasil destilasi murni tidak mencapai 100 ml dan alkohol
meter kurang akurat jika mengukur cairan yang kurang dari 100 ml dan alat
gravimetric tidak dapat tercelup cairan ke semua bagian alat.. Hasil uji kadar
alkohol dapat di lihat pada gambar 4.6:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 4.6 Hasil Uji Kadar Alkohol
Keterangan
P1 : Perlakuan penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 6 hari
P2 : Perlakuan penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 12 hari
P3 : Perlakuan penambahan 15% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 6 hari
P4 : Perlakuan penambahan 15% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 12 hari
Berdasarkan gambar 4.6 yang merupakan hasil pengukuran kadar
alkohol menggunakan gravimetri atau alkohol meter. Dapat di lihat terdapat
perbedaan kadar hasil alkohol yang bervariasi karena pengaruh konsentrasi
dan waktu fermentasi. Berikut ini hasil kadar alkohol dari berbagai sampel
yaitu sampel P1 penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 6 hari menghasilkan kadar alkohol 74 %. Sampel P2 dengan
74
78.67
76.67
75.33
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
6 12
Kad
ar A
lko
ho
l (%
)
Waktu (hari)
Uji Kadar Alkohol
konsentrasi 10 % konsentrasi 15 %
P4
P1
P2
P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi 12 hari
mendapatkan kadar alkohol sebanyak 78,67 %. Sampel P3 dengan
penambahan 15% Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi 6 hari
mendapatkan kadar alkohol 76,67 %. Serta sampel P4 dengan penambahan
15% Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi 12 hari mendapatkan
kadar alkohol 75,33 %. Dari gambar di atas, sampel menghasilkan kadar
alkohol paling tinggi yaitu dengan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae
sebanyak 10 % dan waktu fermentasi selama 12 hari dengan kadar alkohol
78,67 %.
Semakin lama proses fermentasi dapat menyebabkan mikrobia tidak
lagi dapat hidup, hal ini dikarenakan tingginya kadar alkohol yang dapat
menghambat pertumbuhan mikrobia. Dengan terhambatnya kerja mikrobia
sebagai fementor akan menyebabkan mikrobia akan menuju ke fase kematian
sehingga tidak ada lagi yang menghasilkan alkohol serta menghasilkan
senyawa asam asetat sehingga dapat menurunkan kadar alkohol (Sari, 2009).
Pada gambar 4.6 juga dapat dilihat bahwa sampel P1 dengan
penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi 6 hari
menghasilkan kadar alkohol 74 %. Sampel ini merupakan sampel dengan
level konsentrasi rendah dan lama ferermentasi rendah menghasilkan kadar
alkohol dalam jumlah sedikit. Hal ini dikarenakan dengan inokulum yang
rendah, membutuhkan waktu fermentasi yang juga lebih lama agar dapat
menghasilkan kadar alkohol lebih tinggi. Agbogho, dkk (2007) dalam
Wardani dan Fenty (2013) menyatakan bahwa penambahan inokulum dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
konsentrasi rendah menyebabkan laju fermentasi menjadi lambat, tetapi dapat
mengasilkan etanol yang lebih tinggi karena mikroorganisme dapat
memperbayak sel. Sel dapat mengkonversi gula menjadi alkohol secara
perlahan, sehingga sewaktu fermentasi tidak akan terjadi akumulasi alkohol
yang dapat menyebabkan kematian sel dan menghasilkan alkohol hingga
akhir fermentasi. Sehingga pada sampel P2 dengan konsentrasi yang sama
yaitu dengan penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 12 hari mendapatkan kadar alkohol 78,67 %.
Sampel P1 dan P2 ini dengan konsentrasi yang sama yaitu 10%
Saccharomyces cerevisiae namun dengan waktu fermentasi yang berbeda
yaitu 6 hari dan 12 hari menghasilkan kadar alkohol yang berbeda. Semakin
waktu fermentasi menghasilkan kadar alkohol yang tinggi, yaitu dimiliki oleh
sampel P2 dengan konsentrasi alkohol 78,67 %. Pada proses fermentasi
pembuatan alkohol di pengaruhi oleh waktu fermentasi yakni semakin waktu
fermentasi jumlah mikrobia semakin banyak dan produksi alkohol semakin
meningkat (Sari, 2009).
Sampel P3 dengan penambahan 15% Saccharomyces cerevisiae dan
waktu fermentasi 6 hari mendapatkan kadar alkohol sebanyak 76,67 % lebih
banyak jika dibandingkan dengan sampel P1 yang memiliki waktu fermentasi
sama yaitu 6 hari tetapi dengan penambahan konsentrasi 10%
Saccharomyces cerevisiae menghasilkan kadar alkohol 74 %. Hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi Saccharomyces cerevisiae mempengaruhi
terbentuknya kadar alkohol dari proses fermentasi. Mukhtar dkk (2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dalam Wardani dan Fenty (2013) menyatakan bahwa konsentrasi alkohol
semakin meningkat dengan semakin banyaknya konsentrasi inokulum yang
ditambahkan.
Sampel P3 dengan penambahan 15% Saccharomyces cerevisiae dan
waktu fermentasi 6 hari dibandingkan dengan sampel P4 yang memiliki
konsentrasi yang sama yaitu dengan penambahan 15% Saccharomyces
cerevisiae tetapi dengan waktu fermentasi yang lebih lama yaitu 12 hari
mendapatkan kadar alkohol P3 lebih tinggi dari P4 yaitu 76,67 % dan
75,33%. Mukhtar, dkk (2010) dalam Wardani dan Fenty (2013) menyatakan
bahwa pembuatan alkohol, inokulasi yang terlalu tinggi dapat menyebakan
proses melemah lebih cepat dan menurunkan viabilitas sel setelah fase
pertumbuhan. Kondisi pertumbuhan dan metabolisme pada populasi sel yang
tinggi dapat mengganggu akses nutrisi, keterbatasan ruang dan interaksi antar
sel yang menyebakan terhentinya produksi alkohol. Namun semakin lama
proses fermentasi dapat menyebabkan mikrobia tidak lagi dapat hidup, hal ini
dikarenakan tingginya kadar alkohol yang dapat menghambat pertumbuhan
mikrobia. Dengan terhambatnya kerja mikrobia sebagai fementor akan
menyebabkan mikrobia akan menuju ke fase kematian sehingga tidak ada lagi
yang menghasilkan alkohol serta mengasilkan senyawa asam asetat sehingga
dapat menurunkan kadar alkohol (Sari, 2009).
Menurut Said (1987) dalam Wusnah (2016). Pertumbuhan
mikroorganisme terbagi dalam 3 fase yaitu, fase awal, fase eksponensial dan
fase stationer. Fase awal merupakan periode adaptasi yakni sejak inokulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pada medium. Pada fase ini massa sel dapat berubah tanpa adanya perubahan
jumlah sel. Selanjutnya yaitu fase eksponesial, yaitu terjadi perubahan sangat
cepat pada jumlah sel. Selanjutnya tahap stationer yaitu keadaan pada saat
laju pertumbuhan mendekati nol. Proses penguraian glukosa menjadi alkohol
terjadi pada tahap eksponensial, dikarenakan mikrobia tumbuh dengan sangat
pesat pada fase tersebut sehingga proses penguaraian glukosa semakin cepat
dan mulai berhenti saat nutrient/subrat habis. Kondisi ini tergantung terhadap
konsentrasi nutrient yang ada. Ketika kondisi nutrient mulai habis, maka
perubahan mikroorganisme juga terhenti.
F. Hasil Uji Perhitungan Statistik Pengaruh konsentrasi dan Waktu Waktu
fermentasi Terhadap Kadar Alkohol
Hasil pengujian desain faktorial diperoleh persamaan Y = 31,51 -
10,284 X1 - 1,558333333 X2 + 0,2003333333 X1X2. Dimana Y merupakan
respon alkohol, X1 adalah konsentrasi Saccharomyces cerevisiae, X2 adalah
waktu fermentasi dan X1X2 adalah interaksi konsentrasi Saccharomyces
cerevisiae dan waktu fermentasi. Berdasarkan persamaan tersebut kemudian
dimasukkan data dan dibuat gambar sccater menggunakan Ms Excel 2016
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi terhadap kadar alkohol dari umbi suweg. Berikut ini gambar
gambar pengaruh konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi terhadap kadar alkohol dapat dilihat pada gambar 4.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.7 Pengaruh Konsentrasi dan Waktu fermentasi Terhadap Kadar
Alkohol
Pada gambar 4.7 dapat dilihat adanya pengaruh kadar alkohol sejalan
dengan peningkatan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi. Jika dilihat dari faktor determinasi (R2) masing-masing memiliki
nilai R2 sebesar 0,9978 untuk konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan
waktu fermentasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Saccharomyces
cerevisiae dan waktu fermentasi sama-sama memiliki pengaruh yang besar
bagi kadar alkohol umbi suweg. Baik konsentrasi Saccharomyces cerevisiae
maupun waktu fermentasi masing-masing memiliki efek 99,78 % dan sisanya
0,22% dipengaruhi oleh variable lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa
konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi sama-sama
mempengaruh kadar alkohol dari proses fermentasi umbi suweg.
Menurut Mahendra (2014) waktu fermentasi yang lebih lama
memberikan kesempatan mikrobia untuk melakukan penguraian lebih banyak
y = -0.1342x + 0.6575R² = 0.9978
y = -0.1342x - 3.3425R² = 0.9978
4
6
8
10
12
14
16
18
-115 -105 -95 -85 -75 -65
Pengaruh Konsentrasi dan Waktu fermentasi Terhadap Kadar Alkohol
Lama fermentasi
Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae
Linear (Lama fermentasi)
Linear (Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dan produksi alkohol akan semakin meningkat. Peningkatan kadar alkohol ini
dikarenakan adanya konsentrasi inokulum dan waktu fermentasi yang sesuai.
Proses fermentasi umumnya menggunakan Saccharomyces cerevisiae karena
mampu menghidrolisis pati atau polisakarida menjadi maltose (disakarida)
kemudian dihidrolisis menjadi glukosa dan karbondioksida secara cepat dan
efisien. Polisakarida akan dipecah terlebih dahulu menjadi gula sederhana
untuk selanjutnya di fermentasi. Pada tahap pertama, fermentasi glukosa akan
membentuk asam piruvat melalui jalur glikolisis atau jalur Embden-
Meyerhoff-Panas (EMP). Jalur EMP terdiri dalam beberapa tahap yang
masing-masing dikatalis dengan bantuan enzim. Pada tahap kedua asam
piruvat akan diubah menjadi produk yang spesifik diantaranya adalah alkohol
(Fardiaz, 1992).
G. Hasil Optimasi Produksi Alkohol dengan Faktor Konsentrasi
Saccharomyces cerevisiae dan Waktu Fermentasi
Hasil pengujian desain faktorial diperoleh persamaan Y = 31,51 -
10,284 X1 - 1,558333333 X2 + 0,2003333333 X1X2. Dimana Y merupakan
respon alkohol, X1 adalah konsentrasi Saccharomyces cerevisiae, X2 adalah
waktu fermentasi dan X1X2 adalah interaksi konsentrasi Saccharomyces
cerevisiae dan waktu fermentasi. Berdasarkan persamaan tersebut kemudian
data hasil pengukuran alkohol dimasukkan ke dalam persamaan dan dibuat
gambar dengan bentuk Scatter menggunakan untuk mengetahui optimasi
produksi alkohol dengan faktor konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
waktu fermentasi dari umbi suweg. Berikut ini merupakan gambar optimasi
produksi alkohol dengan faktor konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan
waktu fermentasi dari umbi suweg dapat dilihat pada gambar 4.8:
Gambar 4.8 Optimasi Produksi Alkohol dengan Faktor Konsentrasi
Saccharomyces cerevisiae dan Waktu Fermentasi dari Umbi
Suweg
Berdasarkan gambar 4.8 dapat dilihat konsentrasi Saccharomyces
cerevisiae dan waktu fermentasi memberikan pengaruh terhadap
pembentukan kadar alkohol yang dihasilkan pada alkohol dari umbi suweg.
Konsentrasi dan waktu fermentasi saling mempengaruhi satu sama lain
untuk menghasilkan kadar alkohol. Hal ini juga ditunjukan dari hasil
persamaan desain faktorial yang diperoleh yaitu memilki interaksi (X1X2)
konsentrasi Saccharomyces cerevisae (X1) dan waktu fermentasi (X2) yang
cukup besar yaitu 0,2003333333.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Hasil kadar alkohol yang optimal didapatkan apabila konsentrasi
Saccharomyces cerevisae semakin banyak dan waktu fermentasi semakin
lama. Semakin banyak konsentrasi dan semakin waktu fermentasi akan
menghasilkan kadar alkohol tinggi. Berdasarkan Wijaya (2011) kadar
alkohol yang telah di tetapkan Dewan Standarisasi Nasional (DSN) telah
menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bioethanol atau
biofuel yaitu minimal 94- 99,5 %. Dari gambar 4.8 dapat di lihat bahwa
untuk menghasilkan kadar alkohol optimal sesuai SNI, maka memerlukan
konsentrasi saccharomyces cerevisiae antara 13-14 % dan waktu
fermentasi 9-10 hari.
H. Hasil Uji Etanol
Berikut ini merupakan hasil uji gas kromatografi dari hasil uji kadar
alkohol yang paling tinggi yaitu dari sampel P2 penambahan 10%
Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi 12 hari. Proses pengujian
gas kromatografi digunakan untuk menentukan kadar etanol yang terkadung
daro alkohol. Pengujian ini dilakukkan oleh Laboratorium Organik FMIPA
UGM dengan alat gas kromatografi merk Shimadzu GC-2010. Berikut ini
merupakan gambar gas kromatografi dari uji kadar etanol dapat dilihat pada
gambar 4.9:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.9 Gas Kromatografi Sampel P2
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa sampel P2 dari hasil pengujian gas
kromatografi mengandung adanya etanol dan propanol. Dapat dilihat gambar
yang meningkat pertama atau graris pertama menunjukkan adanya
kandungan etanol dan garis ke dua menunjukkan adanya kandungan
propanol. Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa alkohol mengandung
berbagai macam jenis ikatan etil, antara lain etanol dan propanol. Propanol
yang terlihat dari hasil uji gas kromatografi ini dapat berasal dari peralatan
yang digunakan untuk destilasi maupun proses fermentasi seperti selang,
alumunium foil saat berekasi dengan panas. Berikut ini merupakan tabel hasil
uji kadar etanol yang terdapat dalam kandungan alkohol dari sampel P2 yang
dari gambar gas kromatografi dapat dilihat pada tabel 4.2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.2 Hasil Kadar Etanol Sampel P2
Nama
Sampel
Area
Ethanol
Area
Propanol Area Count
Konsentrasi
(%)
Pengenceran
4x
sampel
P2 364681 313220 1.16429666 23.19 92.77
Berdasarkan hasil uji gas kromatografi tabel 4.2 di atas digunakan untuk
menentukan di dapatkan sampel P2 mengandung 23,19 % etanol. Sehingga
dari hasil uji tersebut dapat digunakan untuk menentukan kadar etanol dari
sampel yang lain berdasarkan kadar alkohol yang telah di hitung
menggunakan gravimetric atau alkohol meter yang dapat dilihat pada gambar
4.1. Dari hasil gambar gambar kadar akohol dan hasil uji etanol sampel P2
kemudian dikonversi dan menghasilkan kadar etanol semua sampel yang
dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Etanol
Sampel Alkohol Kadar Etanol
P1 74 % 21,81 %
P2 78,67 % 23,19 %
P3 76,67 % 22,60 %
P4 75,33 % 22,20 %
Keterangan:
P1 : Perlakuan penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 6 hari
P2 : Perlakuan penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 12 hari
P3 : Perlakuan penambahan 15% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 6 hari
P4 : Perlakuan penambahan 15% Saccharomyces cerevisiae dan waktu
fermentasi 12 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dari hasil tabel 4.3 hasil uji kadar etanol dapat dilihat bahwa P1
menggandung 21,81 % Etanol, P2 mengandung 23,19% etanol, P3
mengandung 22,60 % etanol dan P4 mengandung 22,20 % etanol. Sampel P2
memiliki kandungan etanol paling tinggi daripada sampel yang lain. Hal ini
dikarenakan kadar alkohol yang dimiliki sampel P2 juga lebih besar kadar
alkoholnya dibandingkan sampel lain yaitu 23,19 % etanol. Dari keseluruhan
sampel menghasilkan kadar etanol yang tidak terlalu besar. Hal ini
dikarenakan dalam alkohol tidak hanya terdiri dari etanol saja, sehingga
selebihnya selain etanol juga mengandung senyawa lain. Alkohol yaitu
senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom
karbon dari alkil atau gugus alkil yang tersubtitusi, antara lain methanol,
etanol, propanol, butanol, isopropil dan sebagainya, (Pudjaatmaka, 1982).
Rendahnya kadar etanol yang dihasilkan dalam proses fermentasi ini
juga dipengaruhi oleh kelemahan Saccharomyces cerevisiae yang tidak
mampu menggubah gula galaktosa menjadi etanol. Menurut Judoamidjojo et
al. (1992) dalam Azizah, dkk. (2012), Saccharomyces cerevisiae
menghasilkan mampu mengasilkan enzim zymase dan intertase yang dapat
menghasilkan etanol dengan mengkonversi gula selama proses fermentasi.
Gula akan diubah menjadi bentuk paling sederhana oleh invertase baru
kemudian gula sederhana di konversi menjadi etanol dengan adanya enzim
zymase. Saccharomyces cerevisiae mampu mengubah gula sederhana
menjadi etanol namun tidak mampu mengkonversi galaktosa menjadi etanol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Dari hasil uji etanol dari tabel , dapat dilihat bahwa kadar etanol yang
dihasilkan dari proses fermentasi umbi suweg masih sangat rendah. Sehingga
kurang cocok digunakan sebagai gasohol karena berdasarkan spesifikasi
standar bioethanol terdenaturasi untuk gasosol harus mengandung minimal
99,5 % (setelah denaturasi dengan denatorium benzoate) atau 94,0% (setelah
denaturasi dengan hidrokarbon) Badan Standar Nasional (BSN), (2012).
I. Hasil Uji Nyala api (Flash Point) Sederhana
Uji nyala api sederhana ini dilakukkan dengan meletakan bahan bakar
nabati (BNN) pada berbagai macam suhu yaitu pada suhu ruang, suhu AC,
suhu kulkas dan suhu frezzer. Proses percobaan ini dilakukkan dengan sangat
sederhana yaitu dengan menuang 2 ml sampel BBN setelah didiamkan pada
botol flakon dan ditutup rapat yang diletakan pada suhu yang berbeda-beda
selama 1 jam sebelum dibakar. Proses meletakan larutan selama 1 jam
sebelum dibakar berguna untuk menstabilkan suhu larutan agar sesuai dengan
suhu peletakannya. Sampel BBN kemudian dituang ke dalam tutup botol besi
dan dinyalakan menggunakan korek api. Berikut ini merupakan gambar nyala
api dari hasil pembakaran beberapa sampel dapat dilihat pada gambar 4.6:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
a)
b)
c)
d)
Gambar 4.10 a) Nyala Api Sampel P2 pada Suhu Ruang AC
b) Nyala Api Sampel P2 pada Suhu Kulkas
c) Nyala Api Sampel P2 pada Suhu Freezer
d) Nyala Api Sampel P2 pada Suhu Ruang
Dari gambar 4.6 menunjukkan bahwa muncul api pada saat proses
pembakaran yaitu warna biru pada bagian bawah sedangkan pada bagian atas
api berwarna kemarahan. Warna api ini mengindikasikan komponen yang
terbakar pada bahan bakar nabati (BNN). Menurut Turn (2002) dalam
Pratama, dkk (2013), api merupakan penyebaran panas berkelanjutan yang
dilakukkan dengan sendirinya pada zona pembakakaran yang terlokalisasi
pada kecepatan yang sangat tinggi. Warna api pembakaran menandakan
komponen-komponen yang terbakar pada bahan bakar. Proses pembakaran
akan menimbulkan api apabila ada tiga unsur yaitu bahan, oksigen dan energi,
Api biru menandakan terbakarnya alkohol dan api terbentuk stabil, sedangkan
api kemerahan menandakan adanya pembakaran yang tidak sempurna dan
menghasilkan api yang tidak stabil. Warna api yang kemerahan ini
diakibatkan karena adanya air yang teruapkan. Pada daerah warna kemerahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
disebut dengan daerah non-stoikiometri yaitu pada daerah ini rasio campuran
antara bahan bakar dan udara kurang dari 1 (ɸ ˂ 1) akibat adanya radiasi
karbon yakni jelaga yang mengakibatkan kecilnya kesempatan bahan bakar
dan udara berperan sebagai oksidator untuk bertemu.
Berikut ini hasil uji nyala api (Flash Point) secara sederhana dari hasil
destilasi proses pembuatan alkohol dapat di lihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Uji Nyala Api (Flash Point) Sederhana
Sampel Suhu
Lama
pembakaran Sisa Produk
Ruangan Larutan
P1
(74 %
Alkohol)
Ruangan 30˚C 24 ˚C 4,15 menit Ada
AC 22 ˚C 18 ˚C 3,57 menit Ada
Kulkas 3 ˚C 13 ˚C 3,06 menit Ada
Frezzer -3 ˚C 10 ˚C 3,04 menit Ada
P2
(78,67%
Alkohol)
Ruangan 30˚C 24 ˚C 1,26 menit Tidak ada
AC 22 ˚C 18 ˚C 1,25 menit Tidak ada
Kulkas 3 ˚C 13 ˚C 1,19 menit Tidak ada
Freezer -3 ˚C 10 ˚C 1,14 menit Tidak ada
P3
(76,67 %
Alkohol)
Ruangan 30˚C 24 ˚C 2,14 menit Tidak ada
AC 22 ˚C 18 ˚C 2,11 menit Tidak ada
Kulkas 3 ˚C 13 ˚C 1,47 menit Tidak ada
Freezer -3 ˚C 10 ˚C 1,02 menit Tidak ada
P4
(75,33 %
Alkohol)
Ruangan 30˚C 24 ˚C 3,56 menit Ada
AC 22 ˚C 18 ˚C 2,50 menit Ada
Kulkas 3 ˚C 13 ˚C 2,47 menit Ada
Freezer -3 ˚C 10 ˚C 2,32 menit Ada
Flash point atau uji nyala adalah suhu terendah larutan minyak dalam
campuran dengan udara akan menyala apabila terkena percikan api. Dari tabel
4.4 dapat lihat bahwa semua sampel dapat menyala pada semua suhu baik
pada suhu ruang 30˚C, suhu AC 22 ˚C, suhu kulkas 3 ˚C dan suhu freezer
-3 ̊ C. Dengan demikian dapat di jadikan sebagai bahan bakar yang tahan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
saat kondisi lingkungan dengan suhu rendah. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukkan oleh Qomarudin dan Marsudi (2014) dengan judul
“Eksperimen Pembuatan Bioetanol Berbahan Baku Umbi Suweg
(Amorphophallus campanulatus) Sebagai Bahan Bakar Alternatif” mampu
menghasilkan kadar bioethanol dengan flash point 18 ̊C. Semakin tinggi
kadar etanol maka semakin kecil pula nilai flash point nya. Dengan demikian
Sampel P2 yang memiliki kadar etanol paling tinggi yaitu 23,19 % memiliki
nilai flash point paling rendah dibandingkan sampel yang lain.
Pada tabel juga dapat dilihat bahwa semakin rendah suhu, maka waktu
api menyala semakin singkat. Kondisi ini berlaku bagi semua sampel seperti
yang dapat dilihat pada tabel. Hal ini dapat dikarenakan semakin rendah suhu
maka alkohol akan semakin menguap lebih cepat, sehingga proses
pembakaran berlangsung lebih cepat. Dari keseluruhan sampel, yang
memiliki waktu paling lama saat pembakaran yaitu pada sampel P1 dengan
perlakuan penambahan 10% Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi
6 hari dengan kadar alkohol paling rendah dibandingkan sampel yang lain.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin rendah kadar alkohol yang
dihasilkan maka semakin waktu saat proses pembakaran karena campuran
larutan lain mampu mengikat alkohol lebih banyak sehingga dapat membakar
lebih lama.
Hasil tabel 4.4 juga terlihat bahwa sampel P1 dan P4 menghasilkan sisa
produk berupa cairan berwarna putih keruh. Cairan ini dihasilkan setelah
proses pembakaran berakhir, sehingga tidak semua sampel yang dibakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dapat terbakar. Sisa pembakaran ini merupakan campuran air yang tidak
dapat terbakar ataupun larutan lain. Hal ini dibuktikan dengan adanya
percikan-percikan pada saat pembakaran akan berakhir. Sisa dari larutan ini
berwarna putih susu, berikut ini gambar sisa produk setelah proses
pembakaran dapat dilihat pada gambar 4.11
Gambar 4.11 Sisa Produk Setelah Pembakaran
J. Keterbatasan dalam Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukkan masih terdapat
kekurangan dan keterbatasan, di antaranya adalah:
1. Peneliti mengukur kadar alkohol mengunakan gravimetric atau alkohol
meter tetapi dalam penelitian ini tidak murni menguji hasil destilasi saja,
melainkan dengan pengenceran karena alkohol yang dihasilkan dari
proses fermentasi tidak cukup bila di uji murni dengan hasil destilat.
Sehingga agar pengukuran kadar alkohol lebih akurat maka perlu
memperbanyak hasil destilasi dengan cara memperbanyak subrat yang
digunakan dalam proses fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2. Pengujian uji nyala api (Flash Point) hanya dilakukkan secara sederhana,
dan kurang menunjukkan hasil yang akurat, oleh karena itu perlu
dilakukkan uji flash point di laboratorium menggunakan strandar ASTM.
3. Pengujian uji nyala api (Flash Point) dalam penelitian ini hanya berfokus
pada dapat tidaknya hasil destilasi/ alkohol menyala, sehingga peneliti
tidak mengukur sisa produk/ cairan setelah pembakaran. Hal ini berguna
untuk mengetahui seberapa banyak campuran dari alkohol yang tidak
mudah terbakar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil Penelitian “Pengaruh Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan
Waktu Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol Dan Uji Nyala Api (Flash Point)
Sederhana dari Umbi Suweg (Amorphophallus Paeoniifolius (Dennst.) Nicolson)
Sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN)” dapat menjadi pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan sebagai referensi dalam upaya pemanfaatan sumber daya alam sebagai
bahan bakar. Hal ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran pada materi
Bioteknologi kelas XII semester 2. Pembelajaran ini akan dirancang supaya peserta
didik dapat melakukan percobaan berkaitan dengan pemanfaatan umbi suweg
sebagai bahan bakar.
Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait dengan
penelitian ini menggunakan kurikulum 2013. Dengan Kompetensi Dasar (KD) yang
digunakan yaitu:
3.10
Menganalisis prinsip-prinsip Bioteknologi dan Penerapannya sebgai
upaya peningkatan kesejahteraan manusia
4.10 Menyajikan laporan hasil percobaan penerapan prinsip-prinsip
Bioteknologi konvensional berdasarkan scientific method
Berdasarkan KD 3.10 dan 4.10 di atas dapat dibuat indikator pembelajaran
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3.10.1
3.10.2
3.10.3
3.10.4
3.10.5
3.10.6
4.10.1
4.10.2
Menjelaskan pengertian Bioteknologi
Menjelaskan prinsip dasar bioteknologi
Menjelaskan tentang perbedaan bioteknologi konvensional dan
bioteknologi dan modern
Menyusun makalah tentang produk-produk bioteknologi di
pasaran
Menjelaskan manfaat bioteknologi dalam berbagai bidang
Menganalisis dampak positif dan negatif bioteknologi
dalam berbagai bidang
Melaksanakan percobaan salah satu produk bioteknologi
konvensional
Menyusun laporan tertulis mengenai hasil pembuatan
produk bioteknologi konvensional
Melalui kegiatan pembelajaran siswa diajak untuk merencanakan dan
melakukan percobaan dengan melakukan praktikum agar siswa lebih memahami
materi. Kegiatan praktikum ini dilakukkan saat jam pembelajaran dan juga diluar
jam pembelajaran sebagai pendalaman materi, namun tetap terintegrasi dengan
teori. Dengan bimbingan guru siswa akan melakukan eksperimen tentang produk
bioteknologi konvensional dalam bidang sumber energi untuk menghasilkan bahan
bakar alternatif sebagai penerapan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional untuk
menghasilkan produk dan mengevaluasi produk yang dihasilkan. Kegiatan
pembelajaran seperti terlampir pada silabus yang dapat dilihat pada lampiran 4 dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti terlampir pada lampiran 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkana hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae memberikan pengaruh
signifikan terhadap kadar alkohol pada produksi Bahan Bakar Nabati
(BBN) yang dihasilkan dari proses fermentasi umbi suweg
(Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson sebesar 99,78%.
2. Waktu fermentasi memberikan pengaruh signifikan terhadap kadar
alkohol pada produksi Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dihasilkan dari
proses fermentasi umbi suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
Nicolson sebesar 99,78%.
3. Kadar alkohol paling tinggi diperoleh dari Konsentrasi Saccharomyces
cerevisiae 10 % dan waktu fermentasi 12 hari umbi suweg
(Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson menghasilkan
78,66% alkohol.
4. Produksi optimal alkohol dari proses optimasi fermentasi umbi suweg
(Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson membutuhkan
konsentrasi Saccharomyces cerevisiae antara 13-14 % dan waktu
fermentasi 9-10 hari.
5. Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi
memberikan pengaruh terhadap uji titik nyala (flash point), kadar alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
semakin tinggi maka nilai uji titik nyala (flash point) semakin rendah
ditandai dengan semakin cepat waktu pembakaran dan tidak
menghasilkan sisa produk pembakaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat beberapa saran sebagai
berikut:
1. Substrat dalam proses fermentasi diperbanyak untuk menghasilkan hasil
destilat berupa alkohol yang lebih banyak sehingga dapat mengukur
kadar alkohol secara murni tanpa pengenceran agar lebih akurat.
2. Penelitian lanjutan dapat menguji menggunakan uji nyala api (Flash
Point) di laboratorium sesuai dengan standar ASTM agar hasil lebih
akurat.
3. Penelitian lanjutan dapat menguji dengan mengukur volume sisa
pembakaran untuk mengetahui berapa banyak campuran yang tidak
dapat terbakar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Daftar Pustaka
Albert, Mora Idiawati, dan Rudiyansyah. 2015. Pembuatan Bioetanol
Menggunakan Zymomonas mobilis dari Limbah Tongkol Jagung. Jurnal
Sains. Vol. 3, No. 2.
Amata, I Wayan dan A. A. M. Dewi Anggraeni. 2013. Rekayasa Bioproses
Produksi Bioetanol Dari Umbi Kayu dengan Teknik Ko-Kultur Ragi Tape
dan Saccharomyces cerevisiae. Jurnal PS Teknologi Pertanian. Vol 7, No.2.
Anonim. 2013. Konfersi Pers Workshop Pengembangan Bioenergi Nasional. di
unduh melalui
http://www.litbang.pertanian.go.id/press/one/34/pdf/Pengembangan%20Bio
energi%20Nasional.pdf pada tanggal 6 Maret 2018.
Arissoesilaningsih. 2009. Suweg (Amorphophallus campanulatus BI) Jenis, Syarat
Tumbuh, Budidaya dan Standar Mutu Ekspornya. Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat (BALITTRO). Bogor.
Arsyat, N., M. 2001. Kamus Kimia. Jakarta: PT Gedia Pustaka Utama.
Azizah, N., A. N. Al-Baarri, dan S. Mulyani. 2012. Pengaruh Waktu fermentasi
Terhadap Kadar Alkohol, pH dan Produksi Gas pada Prosese Fermentasi
Bioetanol dari Whey dengan Subtitusi Kulit Nanas. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan. Vol. 1, No.2.
Badan Standar Nasional. 2012. Bioetanol Terdenaturasi untuk Gasohol. Jakarta.
SNI 7390:2012
Blazejak, S., Duzkiewicz-Reinhard, W., Gniewosz, M., Rostkowska-Demner, E.,
Domurad, E. 2002. The Study of Saccharomyces cerevisiae Brewery Yeast
Strain Capacity of Binding With Magnesium In Dynamic Conditions.
Electric. Jurnal of Polish Agricultural Universitas.
http://www.ejpau.media.pl/volume5/issue2/food/art-03.html Diakses pada
februari 2018.
Buckle, K.A, R.A. Edwards, G.H. Fleet, M. Wotton. 2007. Ilmu Pangan.
Penerjemah, Hari Purnomo dan Andiono. Jakarta: UI Press.
Dewi, A.M. 2011. Producition of Biofuel Ethanol From Pretreated Seagrass by
using Saccharomyces cerevisiae. Skripsi. Jurusan Biologi. FMIPA ITS.
Surabaya.
Dwijoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Endah R.D., Sperisa, D., Nur, A., Paryanto, M. 2017. Pengaruh Kondisi Fermentasi
terhadap Yield Etanol pada Pembuatan Bioetanol dari Pati Garut. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik. Online pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/gem/article/viewFile/17610/17
525 diakses pada Februari 2018. Universitas Sebelas Maret.
Elevri, Putra A., Surya, R. P. 2006. Produksi Etanol Menggunakan Saccharomyces
cerevisiae yang Diamobilisasi dengan Agar Batang. Jurnal Teknik.Vol.1, No
2. Akta Kumindo.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gedia Pustaka Utama.
Hadi, Syaiful. 2012. Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil)
Menggunakan pelarut n-Heksana dan Benzana. Jurnal Bahan Alam
Terbarukan. Vol. 1, No. 2. Universitas Negeri Semarang.
Hambili, E., Mudjalipah, S., Tambunan, A.H., Pattiwiri, A.W., Hendroko, R. 2007.
Teknologi Bioenergi. JakartaPT Agromedia Pustaka.
Hidayat, Tri Ambar. 2010. Pertumbuhan Etanol dari Nira (Nypa Fruticans Wurmb)
Dengan proses Fermentasi. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas
Muhamadyah Purwokerto. Purwokerto.
Hawusiwa, Eko S., Wardani, Agustin K., dan Ningtyas, Dian W. 2015. Pengaruh
konsentrasi pasta singkong (Manihot Esculenta) dan Waktu fermentasi pada
Proses Pembuatan Minuman Wine Singkong. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Vol. 3, No. 1.
Jannah, Asyeni Miftahul. 2010. Proses Fermentasi Hidrosilat Jerami Padi Untuk
Menghasilkan Bioethanol. Jurnal Teknik Kimia Universitas Sriwijaya. Vol.
17, No. 1. Sumatra.
Jhonprimen, H.S., Andreas Turnip dan M. Hatta Dahlan. 2012. Pengaruh massa
ragi, jenis ragi dan waktu fermentasi pada bioethanol biji duren. Jurnal Teknik
Kimia. Vol. 18, No. 2. Universitas Sriwijaya.
Khodijah, Siti dan Abtokhi, Ahmad. 2015. Analisis pengaruh presentase ragi
(Saccharomyces cerevisiae) dan waktu pada proses fermentasi dalam
pemanfaatan duckweed (Lemna minor) sebagai bioethanol. Jurnal Teknik
Fisiska UIN Maliki Malang. Vol. 17, No. 2. Malang
Mahendra, Virgiawan Aditya. 2014. Produksi Etanol dari Umbi Suweg
(Amporphopallus campanulatus BI) sebagai Sumber Energi Alternatif.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Nester, E.W., Anderson, D.G., Roberts, C.E.Jr., Pearsall, N.M., Nester, M.T. 2001.
Microbiology A Human Perspective. New York: Mc Graw Hill Companies
Inc.
Noer, M.R. 2011. Suweg, Umbi-umbian berpotensi yang belum popular. Jakarta:
Kompasiana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Piarah, Wahyu H., Zuryati Djafar dan Andi Mangkau. 2011. Analisis Penggunaan
Gasohol dari Limbah Kulit Pisang terhadap Presestasi Mesin Motor Bahan
Bakar Bensin. Jurnal Tekni Mesin. Vol. 2, No.1. Universitas Hassanudin.
Pitojo, Setijo. 2007. Suweg. Yogyakarta: Kanisius.
Pratama, Adithia Yanuar, Andi Sanata dan Hary Sutjahjono. 2013. Analisis
Pengaruh Variasi Grade Bioetanol Terhadap Temperatur Nyala Api dan
Unjuk Kerja Pada Kompor Bioetanol Tanpa Sumbu Tipe Top Burner. Jurnal
Rotor. Vol. 6, No. 1.
Pudjaatmaka, A. Hadyana. 1982. Kimia Organik 1. Jakarta. Erlangga.
Qomarudin, Ach dan Marsudi. 2014. Eksperimen Pembuatan Bioetanol Berbahan
Baku Umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus) Sebagai Bahan Bakar
Alternatif. Jural Teknik Mesin. Vol. 3, No.2. Universitas Negeri Surabaya
Rahim, A. Dicka. 2009. Produksi Etanol oleh Saccharomyces cerevisiae var
Ellipsoideus dari Sirup Dekstrin Pati Sagu (Metroxylon sp.) Menggunakan
Metode Aerasi Penuh dan Aerasi Dihentikan. Skripsi. Instititut Pertanian
Bogor.
Sari, Ni Ketut. 2009. Produksi Bioetanol dari rumput gajah secara kimia. Jurnal
Teknik Kimia. Vol. 4, No. 1.
Saroso, H. 1998. Pemanfaatan kulit pisang dengan cara fermentasi untuk
pembuatan alkohol. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 3, No 2. .Politeknik Brawijaya.
Sarwendah. 2007. Bioetanol. Jakarta: Gedia.
Septriani, Elizabeth E. 2005. Isolasi dan Identifikasi Saccharomyces cerevisiae
yang diperoleh dari PG-PS Maduksimo Yogyakarta yang digunakan dalam
Proses Fermentasi Alkohol. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Setiawati, Diah Restu, Ananastasia R. Sinaga dan Tri Kurnia D. 2013. Proses
pembuatan bioethanol dari kulit pisang kapok. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 19,
No. 1.
Susilo, Bambang, Retno Damayanti dan Ni’matul Izza. 2017. Teknik Bioenergi.
Malang: UB Press.
Syakuiah, Isna. 2015. Pengaruh Waktu Fermentasi dan Persentase Starter pada Nira
Aren (Arenga pinnata) Terhadap Bioetanol yang dihasilkan. Jurnal Teknik
Kimia. Vol.14, No. 2.
Tortora, G.J., Funke, B.R, Case, C. I. 2002. Microbiology an Introdiction. Pearson
Education Inc.
Vivandra, 2009. Bioethanol gel ubi jalar produk inovatif sebagai sumber energi
alternative pada sector rumah tangga. Institut Teknik Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Walangare, K. B. A, A. S. M Lumenta, J. O. Wuwung dan B. A. Sugiarso. 2013.
Rancangan Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum dengan
Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik. E-Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer. diakses dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/viewFile/1786/14
04 pada tanggal 24 Mei 2018. UNSRAT. Manado.
Wardani, Agustin K., dan Fenty N. Eka Pertiwi. 2013. Produksi Etanol dari Tetes
Tebu oleh Saccharomyces cerevisiae Pembentuk Flok (NRRL-Y 265). Jurnal
Teknologi Hasil Peranian. Vol. 33, No. 2.
Wijaya, Karna. 2011. Bioetanol sekala UMKM dan Home Insudtri. Pusat Energi
Universitas Gajah Mada. diakseh dari https://pse.ugm.ac.id/bioetanol-sekala-
umkm-dan-home-industry/, pada tanggal 8 Juni 2018.
Winarno, F.G. 2004. Enzim Pangan. Jakarta. Gedia Pustaka Utama.
Wusnah, Samsul Bahri dan Dwi Hartono. 2016. Proses Pembuatan Bioetanol dari
Kulit Pisang Kepok (Mussa acuminate B.C) secara Fermentasi. Jurnal Teknik
Kimia Unimal. Vol. 5, No. 1.
Yadu, N. Dey., S. Okta., N. Srikanth., M. Jamal and M. Wanjari. 2012. A
Phyropharmacological review on an important medicinal plant
Amorphopallus paeoniifolius. AYU.. Vol. 33, No. 1.
Yakinudin. 2010. Etanol dan Fungsi sebagai Bahan Bakar. Jakarta: PT Fuel Word.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian
Proses Pembuatan
Starter
Starter dari Ragi Roti
dan Ragi Tape
Starter Yeast Cair
Umbi Suweg
Proses Pengkukusan
Umbi Suweg
Proses Penimbangan Umbi
Suweg
Proses Pemblenderan
Umbi Suweg
Proses Pencampuran
Gula dan Slurry Umbi
Suweg
Pengukuran kadar ˚Brix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Proses Penimbangan
Umbi Suweg sebelum di
Fermentasi
Proses Penimbangan
Starter 1 (Ragi tape dan
Ragi Roti)
Proses Penimbangan
Starter 2 (Yeast Cair Merk
Spirit Frem)
pH Sebelum Fermentasi
Proses Fermentasi
Proses Penyaringan
Proses Penyaringan
Menggunakan Kain
pH Setelah Fermentasi
Proses Destilasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
\
Proses Destilasi dengan
menutup kolom destilasi
dengan alumunium foil
Cairan Hasil Destilasi
Penyimpanan Hasil
Destilasi
Proses Fermentasi
Setelah 6 Hari
Proses Pengukuran
Kadar Alkohol dengan
Gravimetri
Proses Pengukuran
Alkohol sebelum di
Sesuaikan dengan Suhu
Proses Penyimpanan
Sampel di Freezer
Proses Pengukuran
Suhu Larutan
Proses Pengukuran Suhu
Ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Alat untuk Uji Gas
Kromatografi di
Laboratorium Kimia
Organik
Hasil Pembakaran
Sampel
Sisa Hasil Pembakaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 2. Hasil Uji Gas Kromatografi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 3. Perhitungan Statistika Desain Faktorial
Berdasarkan desain faktorial dengan dua level dan dua faktor, maka berlaku
persamaan umum.
Y = B0 + B1 X1 + B2 X2 + B12 X1 X2
Keterangan:
Y = Respon hasil atau sifat yang diamati
X1 = level Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae
X2 = level waktu fermentasi
X1X2 = level Konsentrasi Saccharomyces cerevisiae x level waktu
fermentasi (interaksi)
B0, B1, B2, B12 = Koefisien, dapat dihitug dari percobaan
B0 = rata-rata hasil semua percobaan
B0, B1, B2, B12 dapat dihitung berdasarkan persamaan di atas secara subtitusi dan
eliminasi dengan memasukan nilai 1 dan 2 sesuai dengan jumlah
bahan yang diteliti. Persamaan digunakan untuk melihat respon
dari penelitian
Perhitungan desain fakctorial terhadap kadar alkohol
Formula
Konsentrasi
Saccharomyces
cerevisiae
Waktu
fermentasi Interaksi
Kadar
Alkohol
(%)
1 – – + 74
A – + – 78,67
B + – – 76,67
Ab + + + 75,33
74 (1) = B0 + 10 B1 + 6 B2 + B12 (10 × 6)
= B0 + 10 B1 + 6 B2 + 60 B12
78,67 (a) = B0 + 15 B1 + 12 B2 + B12 (15 × 6)
= B0 + 15 B1 + 12 B2 + B12 90
76,67 (b) = B0 + 10 B1 + 12 B2 + B12 (10 × 12 )
= B0 + 10 B1 + 12 B2 + B12 120
75,33 (ab) = B0 + 15 B1 + 12 B2 + B12 (15 × 12 )
= B0 + 15 B1 + 12 B2 + B12 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Eliminasi 1 dan b
74 = B0 + 10 B1 + 6 B2 + 60 B12
76,67 = B0 + 10 B1 + 12 B2 + 120 B12
–2,67 = – 6 B2 – 60 B12 ……………(I)
Eliminasi a dan ab
78,67 = B0 + 15 B1 + 12 B2 + B12 90
75,33 = B0 + 15 B1 + 12 B2 + B12 180
3,34 = – 6 B2 – 90 B12 ………….(II)
Eliminasi I dan II
–2,67 = – 6 B2 – 60 B12
3,34 = – 6 B2 – 90 B12
–6,01 = – 30 B12
B12 = −6,01
−30
B12 = 0,2003333333
Subtitusi B12 ke I
–2,67 = – 6 B2 – 60 B12
–2,67 = – 6 B2 – 60 (0,2003333333)
–2,67 = – 6 B2 – 12,02
–2,67 + 12,02 = – 6 B2
9,35 = – 6 B2
B2 = 9,35
6
B2 = – 1,558333333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Eliminasi 1 dan a
74 = B0 + 10 B1 + 6 B2 + 60 B12
78,67 = B0 + 15 B1 + 12 B2 + 90 B12
–4,67 = – 5 B1 + 12 B2 – 30 B12 ……………(III)
Subtitusi B12 ke III
–4,67 = – 5 B1 + 12 B2 – 30 B12
–4,67 = – 5 B1 + 12 B2 – 30 (–1,558333333)
–4,67 = – 5 B1 + 12 B2 – 46,74999999
–4,67 = – 5 B1 + 12 B2 + 46,74999999
–4,67 – 46,74999999 = – 5 B1
51,41999999 = – 5 B1
B1 = −51,41999999
−5
B1 = – 10,284
Subtitusi B1, B2, B12 ke 1
74 = B0 + 10 B1 + 6 B2 + 60 B12
74 = B0 + 10 (–10,284) + 6 (–1,558333333) + 60 (0,2003333333)
74 = B0 + 102,84 – 9,349999998 + 12,02
74 = B0 + 105,51
B0 = 105,51-74
B0 = 31,51
Y = B0 + B1 X1 + B2 X2 + B12 X1 X2
Y = 31,51 – 10,284 X1 – 1,558333333 X2 + 0,2003333333 X1X2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 4. Silabus
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas : XII MIA PEMINATAN dan XII IIS LINTAS MINAT
Semester : 2 (Genap)
Tahun Ajaran : 2017/2018
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
BIOTEKNOLOGI
1.1. Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang struktur
dan fungsi DNA, gen dan
kromosom dalam
pembentukan dan
pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada
mahluk hidup.
Bioteknologi
Pengertian
Bioteknologi
Perkembangan
Bioteknologi
Bioteknologi
Konventional dan
Bioteknologi
Modern
Produk
Bioteknologi
Konvensional dan
Bioteknologi
Modern
Dampak
pemanfaatan
produk
Bioteknologi di
masyarakat
Mengamati
Mengkaji referensi tentang
produk Bioteknologi
Mengamati video/ gambar
tentang produk bioteknologi
Menanya
Apa pengertian
bioteknologi?
Bagaimana perkembangan
Bioteknologi
Bagaimana cara
menghasilkan produk
bioteknologi?
Mengumpulkan Data
(Eksperimen/ Eksplorasi)
Mendeskripsikan tentang
arti, prinsip dasar dan jenis-
jenis Bioteknologi
Mengindentifikasi dan
membandingkan produk
bioteknologi yang beredar
Tugas
Membuat
makalah
tentang
produk-
produk
bioteknologi
di pasaran
Observasi
Sikap saat
proses
pembelajaran
Sikap ilmiah
saat diskusi
Sikap saat
presentasi
Sikap saat
praktikum
Portofolio
Laporan
tertulis
3 x 2 JP Wijayanti, dkk.
2013. Biologi
untuk Siswa
SMA/MA Kelas
XII. Yrama
Widya. Bandung.
Campbell et al.
2003. Biologi.
Jilid I. Erlangga.
Jakarta.
Irmaningtyas.
2013. Biologi
untuk SMA/MA
kelas XII
berdasarkan
Kurikulum 2013.
Jakarta.
Erlangga.
Internet Biologi
Online
1.2. Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3. Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan
sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur terhadap data
dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani
dan santun dalam
mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi,
peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara
ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
tindakan dan dalam
melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam
kelas/ laboratorium
maupun di luar kelas/
laboratorium.
di masyarakat berdasarkan
jenis-jenis bioteknologi
konvensional dan modern
Melakukan percobaan
fermentasi alkohol
menggunakan
Saccharomyces cerevisiae
dan menyusun laporan
Mengasosiasikan
Membuat kesimpulan
tentang prinsp dasar
bioteknologi
Menyusun laporan
percobaan dan pembuatan
bahan bakar nabati sebagai
energi alternatif
Mengolah data dan
membuat laporan hasil
pengumpulan informasi
tentang proses pembuatan
bahan bakar nabati sebagai
energi alternatif
tentang
percobaan
(format dan
isi laporan)
.
Tes Tertulis
Ulangan
Harian
2.2. Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
percobaan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
Membuat kesimpulan hasil
diskusi tentang dampak
bioteknologi.
Mengkomunikasikan
Memaparkan hasil diskusi
tentang prinsip
bioteknologi
Memaparkan tentang
dampak bioteknologi dalam
kehidupan sehari-hari
Hasil pengumpulan
informasi tentang
pemanfaatan bioteknologi
dalam kehidupan
3.10.
Menganalisis prinsip-
prinsip Bioteknologi dan
Penerapannya sebgai
upaya peningkatan
kesejahteraan manusia
4.10.
Menyajikan laporan hasil
percobaan penerapan
prinsip-prinsip
Bioteknologi
konvensional
berdasarkan scientific
method
Yogyakarta, 28 Desember 2017
Guru Mata Pelajaran
Ryta Tri Pratiwi
141434005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XII MIA Peminatan dan XII IIS Lintas Minat/ 2 (Genap)
Materi Pokok : Bioteknologi
Alokasi Waktu : 6 JP x 45 menit (3 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1 dan KI 2
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan proaktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakoknitif pada
tingkat teknis, spesifik, detail, dan
kompleks dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan
kejadian pada bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah
Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara: efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif.
Dalam ranah konkret dan abstrak
terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajari disekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah
pengawasan lansung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1.1 Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi
DNA, gen dan
kromosom dalam
pembentukan dan
pewarisan sifat serta
pengaturan proses pada
mahluk hidup.
1.1.1 Menunjukkan sikap bersyukur kepada
Tuhan atas ciptaannya yang telah
menciptakan kompleksitas dan
keteraturan ciptaan Tuhan pada struktur
dan fungsi DNA, gen dan kromosom
dalam pembentukan dan pewarisan sifat
serta pengaturan proses pada mahluk
hidup di lingkungan sekitar
1.2 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan mengamati
bioproses.
1.2.1
1.2.2
Menyadari pentingnya pola pikir ilmiah
pada saat mengamati biopreses selama
melakukan eksperimen di kelas maupun
di laboratorium.
Menyadari menggunakan pola pikir
ilmiah pada saat mengamati biopreses
selama melakukan eksperimen di kelas
maupun di laboratorium.
1.3 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup,
menjaga dan
menyayangi lingkungan
sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
1.3.1 Menunjukkan sikap peka dan peduli
terhadap permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti,
tekun, jujur terhadap
data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan
peduli dalam observasi
2.1.1
Menunjukkan sikap ilmiah, teliti, jujur,
disiplin dan tanggung jawab serta peduli
dalam melaksanakan eksperimen di
dalam laboratorium maupun di ruang
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dan eksperimen, berani
dan santun dalam
mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi,
peduli lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama, cinta
damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
tindakan dan dalam
melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam
kelas/ laboratorium
maupun di luar kelas/
laboratorium.
2.1.2
2.1.3
Menunjukkan sikap berani dan santun
dalam berpendapat secara kritis serta
responsif dan proaktif dalam setiap
tindakan saat melakukan eksperimen
maupun diskusi di kelas.
Mementingkan kerjasama kelompok
dalam melakukan diskusi dan
pengamatan kelompok.
2.2 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar.
2.2.1
2.22
Menunjukkan sikap dan perilaku
bertanggung jawab sesuai dengan prinsp
keselamatan saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
Melakukan kegiatan praktikum
bioteknologi dengan memperhatikan
prinsip keselamatan kerja
dilaboratorium.
3.10 Menganalisis prinsip-
prinsip Bioteknologi
dan Penerapannya
sebagai upaya
3.10.1
3.10.2
Menjelaskan pengertian Bioteknologi
Menjelaskan prinsip dasar bioteknologi
Menjelaskan tentang perbedaan
bioteknologi konvensional dan
bioteknologi dan modern
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
peningkatan
kesejahteraan manusia
3.10.3
3.10.4
3.10.5
Menyusun makalah tentang produk-
produk bioteknologi di pasaran
Menjelaskan manfaat bioteknologi
dalam berbagai bidang
Menganalisis dampak positif dan negatif
bioteknologi dalam berbagai bidang
4.10 Menyajikan laporan
hasil percobaan
penerapan prinsip-
prinsip Bioteknologi
konvensional
berdasarkan scientific
method
4.10.1
4.10.2
Melaksanakan percobaan salah satu
produk bioteknologi konvensional
Menyusun laporan tertulis mengenai
hasil pembuatan produk bioteknologi
konvensional
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dan saintifik dengan model
pembelajaran Discovery Learning, peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya serta mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli, bertanggungjawab, responsif dan proaktif dalam mempelajari Bioproses pada
makhluk hidup sehingga mampu:
Menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan yang telah menciptakan
kompleksitas dan keteraturan ciptaan Tuhan pada struktur dan fungsi DNA, gen
dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta pengaturan proses
pada mahluk hidup di lingkungan sekitar.
Menunjukkan sikap peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup,
menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
Menunjukkan sikap ilmiah, teliti, jujur, disiplin dan tanggungjawab serta peduli
dalam melaksanakan eksperimen di dalam laboratorium maupun di ruang kelas.
Melalui diskusi kelompok, studi literature dan pengamatan dari PPT guru dan buku
Biologi pegangan siswa, peserta didik mampu:
Menjelaskan pengertian dan prinsip-prinsip bioteknologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Menjelaskan sejarah perkembangan bioteknologi
Melalui kegiatan pengamatan gambar dan video produk-produk bioteknologi, peserta
didik mampu:
Menjelaskan macam-macam bioteknologi
Menjelaskan tentang perbedaan bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern
Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu:
Menganalisis dampak negatif pemanfaatan bioteknologi
Menunjukkan sikap berani dan santun dalam berpendapat secara kritis serta
responsif dan proaktif dalam setiap tindakan saat melakukan eksperimen
maupun diskusi di kelas.
Mementingkan kerjasama kelompok dalam melakukan diskusi dan pengamatan
kelompok.
Melalui kegiatan observasi produk hasil fermentasi di lingkungan sekitar sekolah dan
rumah, peserta didik mampu:
Menyusun makalah tentang produk-produk bioteknologi di pasaran
Menjelaskan manfaat bioteknologi dalam berbagai bidang
Melalui kegiatan praktikum pembuatan bahan bakar nabati dari umbi suweg, peserta
didik mampu:
Menyadari pentingnya pola pikir ilmiah pada saat mengamati bioproses selama
melakukan eksperimen di kelas maupun di laboratorium.
Menyadari menggunakan pola pikir ilmiah pada saat mengamati bioproses
selama melakukan eksperimen di kelas maupun di laboratorium.
Menunjukkan sikap dan perilaku bertanggungjawab sesuai dengan prinsip
keselamatan saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
Melaksanakan percobaan salah satu produk bioteknologi konvensional
Menyusun laporan tertulis mengenai hasil pembuatan produk bioteknologi
konvensional
Melakukan kegiatan praktikum bioteknologi dengan memperhatikan prinsip
keselamatan kerja di laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
D. Materi Pembelajaran
Konseptual :
1. Ilmu-ilmu yang digunakan dalam bioteknologi
2. Pengertian dan prinsip bioteknologi
Faktual:
1. Sejarah Bioteknologi
2. Peranan mikroorganisme dalam bioteknologi
3. Penerapan bioteknologi dalam berbagai bidang
4. Dampak postif dan dampak negatif bioteknologi
Prosedural :
1. Melakukan percobaan penerapan bioteknologi konvensional
Metakognitif :
1. Menyajikan makalah tentang produk hasil fermentasi di lingkungan sekitar dan
mikrobia yang berperan
2. Menyajikan laporan hasil percobaan dan analisis kaitan antara bioproses pada
mikroorganisme dari produk bioteknologi konvensional
E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual dan Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, presentasi, tanya jawab,
observasi, penugasan dan eksperimen
F. Media Pembelajaran
1. Media
a. Lembar Kerja Siswa
b. Powerpoint
c. Foto/ gambar/ video hasil bioteknologi dan cara pembuatan suatu produk
hasil bioteknologi
2. Alat dan Bahan
a. Alat tulis
b. Whiteboard
c. Laptop
d. Laboraturium biologi dan sarananya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
e. LCD
f. Alat destilasi
g. Umbi Suweg
G. Sumber Belajar
1. Buku Biologi Kelas XII
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Berdasarkan Kurikulum
2013. Jakarta: Erlangga.
Wijayanti, dkk. 2013. Biologi untuk Siswa SMA/MA Kelas XII. Bandung:Yrama
Widya.
2. Buku Biologi Penunjang yang Relevan
Campbell et al. 2003. Biologi. Jilid I. Jakarta: Erlangga
3. Media Cetak/Elektronik
Biomagz
Jurnal Online
4. LKS
Campbell et al. 2003. Biologi. Jilid I. Jakarta: Erlangga
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Berdasarkan Kurikulum
2013. Jakarta: Erlangga.
5. Lingkungan Sekolah dan Lingkungan Rumah
Produk hasil aplikasi bioteknologi
6. Internet
www.youtube.com
www.biology.org
H. Langkah- Langkah Pembelajaran
Pertemuan I (2 JP x 45 menit) : Pengertian Bioteknologi, Prinsip dasar Bioteknologi
dan Macam-macam Bioteknologi
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengecek kesiapan fisik kelas sebelum
belajar (misalnya kebersihan kelas, kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk berkelompok,
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
dll) mengucapkan salam, meminta ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai dan mengabsen kehadiran.
Mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (menanyakan kabar, dll)
Memotivasi siswa dengan menunjukkan
beberapa produk bioteknologi (Keju dan
Yoghurt). Mendorong peserta didik untuk
bertanya tentang produk yang dibawa guru.
Kemudian guru bertanya:
a. Apakah kalian pernah memakan-makanan ini?
b. Bagaimana rasanya?
c. Apa bahan dasar dari keduanya?
d. Sadarkah kalian bahwa kedua produk ini
berasal dari bahan dasar yang sama tetapi
menghasilkan produk yang berbeda, dengan
cita rasa, tekstur yang berbeda pula?
Menyampaikan materi pokok pada siswa serta
rencana kegiatan berupa: model pembelajaran
yang akan dilaksanakan pembelajaran
kooperaktif learning dengan metode
pembelajaran diskusi kelompok, presentasi,
tanya jawab, observasi, penugasan dan
eksperimen dan alokasi waktu yang disepakati
untuk melaksanakan pembelajaran.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
PKK
(Religius)
Literasi
Inti Discovery Learning
1. Stimulation (memberi stimulus)
Guru menampilkan gambar/foto berbagai
macam produk bioteknologi
75 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
a. Siswa mengamati gambar produk
bioteknologi dengan seksama yang
ditampilkan pada slide presentasi.
b. Siswa memberikan tanggapan mengenai
hal yang terjadi pada gambar.
c. Siswa menganalisis gambar yang
ditampilkan.
Peserta didik didorong untuk menanggapi
gambar yang disajikan berhubungan dengan
Pengertian, prinsip dasar, dan macam-macam
bioteknologi
2. Problem Statement (mengidentifikasi
masalah)
Peserta didik didorong oleh guru untuk
mengindentiifikasi permasalahan dengan
cara berkelompok dan mendiskusikan LKS
berkaitan dengan:
a. Pengertian bioteknologi
b. Prinsip dasar bioteknologi
c. Macam-macam bioteknologi
d. Perbedaan jenis-jenis bioteknologi
Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa dan
setiap siswa diberikan LKS
Siswa secara berkelompok diminta
mengajukan pertanyaan apabila ada yang
kurang dimengerti saat mengerjakan LKS
3. Data Collecting (mengumpulkan data)
Peserta didik mengumpulkan data dari
diskusi dan mengkaji pustaka di dalam
kelompok, meliputi:
4C + PKK
Literasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pengertian bioteknologi
Prinsip dasar bioteknologi
Macam-macam bioteknologi
Perbedaan jenis-jenis bioteknologi
4. Data Processing (mengolah data)
Peserta didik menganalisis data hasil diskusi
kelompok sesuai dengan LKS yang diberikan
oleh guru dan bekerja dengan teliti, disiplin,
jujur dan tanggungjawab dalam mendapatkan
data
5. Verification (memverifikasi)
Guru meminta beberapa kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
Sehingga peserta didik dapat
membandingkan hasil diskusi antar
kelompok tentang perbedaan:
Pengertian Bioteknologi
Prinsip dasar bioteknologi
Macam-macam bioteknologi
Perbedaan jenis-jenis bioteknologi
Kelompok lain dapat mengajukan
pertanyaan kepada kelompok yang
presentasi, memperbaiki dan memberi
masukan. Sedangkan kelompok yang
presentasi di depan kelas dapat menerima
masukan dari kelompok lain, sehingga dapat
saling menghargai perbedaan pendapat yang
muncul saat berdiskusi.
6. Generalization (menyimpulkan)
Peserta didik menyimpulkam hasil diskusi
pada kegiatan pembelajaran tentang:
HOTS+
Berpikir
Kritis
HOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pengertian bioteknologi
Prinsip dasar bioteknologi
Macam-macam bioteknologi
Perbedaan jenis-jenis bioteknologi
Penutup Guru memberikan penekanan hasil diskusi
sebagai kesimpulan tentang:
Pengertian bioteknologi
Prinsip dasar bioteknologi
Macam-macam bioteknologi
Perbedaan jenis-jenis bioteknologi
Guru bertanya secara acak kepada peserta didik
tentang materi yang telah dipelajari
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
memberikan komentar dan saran secara acak
sebagai refleksi tentang nilai-nilai yang dapat
diambil serta perbaikan untuk pertemuan yang
akan datang (dikondisikan dengan sisa waktu
pelajaran).
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang
aktif dalam pembelajaran
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat makalah tentang produk bioteknologi
yang ada lingkungan sekitar siswa yang berupa
gambar/foto hasil produk bioteknologi, bahan
dasar, mikrorganisme yang berperan dalam
pembuatan produk dan proses pembuatannya
secara singkat minimal 10 produk.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Pertemuan II (2 JP x 45 menit) : Manfaat Bioteknologi dalam Berbagai Bidang dan
Dampang Postif serta Dampak Negatif Bioteknologi
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengecek kesiapan fisik kelas sebelum
belajar (misalnya kebersihan kelas, kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk berkelompok,
dll) mengucapkan salam, meminta ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai dan mengabsen kehadiran.
Mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (menanyakan kabar, dll)
Guru menanyakan kembali materi pada
pertemuan sebelumnya.
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas
membuat makalah mengenai produk
bioteknologi dan mikroorganisme yang berperan
pada pertemuan sebelumnya di meja guru.
Guru menyampaikan judul materi yang akan
dipelajari yaitu tentang manfaat bioteknologi
dan dampak positif dan negatif bioteknologi.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
Pernahkah kalian ikut imunisasi?
Apa yang dilakukkan saat imunisasi?
Taukah kalian bahwa imunisasi salah
satunya adalah memberikan vaksin, dan
vaksin merupakan aplikasi bioteknologi
dalam bidang kesehatan?
Apakah dalam bidang lain terdapat aplikasi
bioteknologi juga?
10 menit
PKK
(Religius)
Inti Discovery Learning 75 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
1. Stimulation (memberi stimulus)
Guru menampilkan gambar macam-macam
produk bioteknologi dari berbagai bidang
Siswa mengamati gambar produk
bioteknologi dengan seksama yang
ditampilkan pada slide presentasi.
Siswa memberikan tanggapan mengenai
produk tersebut
Mikroorganisme apa yang berperan
dalam produk hasil aplikasi bioteknologi
Bagaimana cara pembuatannya
Termasuk ke dalam jenis bioteknologi
apa produk-produk tersebut?
Peserta didik didorong untuk menanggapi
gambar yang disajikan berhubungan dengan
aplikasi bioteknologi diberbagai bidang dan
dampak positif dan negatif dari bioteknologi.
Guru menampilkan video menganai proses
kloning pada domba dolly
Guru meminta siswa untuk
memperhatikan video dengan seksama
Guru meminta siswa untuk menanggapi
video tersebut
2. Problem Statement (mengidentifikasi
masalah)
Peserta didik didorong oleh guru untuk
mengindentiifikasi dan mengumpulkan data
pengamatan video mengkloning domba dolly
dengan permasalahan seperti:
Bagaimana tahap mengkloning domba
dolly?
Literasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Mikroorganisme apa yang digunakan
dalam mengkloning domba dolly?
Termasuk ke dalam jenis bioteknologi apa
proses mengkloning domba dolly?
3. Data Collecting (mengumpulkan data)
Guru meminta siswa untuk berkelompok
3-4 orang dan membagikan LKS kepada
siswa
Peserta didik mengumpulkan data dari
pengamatan video dan mengkaji pustaka
berdasarkan LKS yang disajikan oleh guru,
meliputi:
Proses kloning domba dolly
Perananan dan manfaat biotenologi
dalam berbagai bidang
Dampak positif dan negatif
bioteknologi
5. Data Processing (mengolah data)
Peserta didik menganalisis data hasil diskusi
kelompok sesuai dengan LKS yang diberikan
oleh guru dan bekerja dengan teliti, disiplin,
jujur dan tanggung jawab dalam mendapatkan
data.
6. Verification (memverifikasi)
Guru meminta beberapa kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
Sehingga peserta didik dapat
membandingkan hasil diskusi antar
kelompok tentang perbedaan:
Proses kloning domba dolly
Peranan dan manfaat bioteknologi
4C + PKK
HOTS +
Berpikir
Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Dampak poditif dan negatif bioteknologi
Kelompok lain dapat mengajukan
pertanyaan kepada kelompok yang
presentasi, memperbaiki dan memberi
masukan. Sedangkan kelompok yang
presentasi di depan kelas dapat menerima
masukan dari kelompok lain, sehingga dapat
saling menghargai perbedaan pendapat yang
muncul saat berdiskusi.
7. Generalization (menyimpulkan)
Peserta didik menyimpulkam hasil diskusi
pada kegiatan pembelajaran tentang:
Peranan bioteknologi dalam berbagai
bidang
Dampak positif dan negatif bioteknologi
HOTS
Penutup Guru memberikan penekanan hasil diskusi
sebagai kesimpulan tentang:
Peranan bioteknologi dalam berbagai
bidang
Dampak positif dan negatif bioteknologi
Guru bertanya secara acak kepada peserta didik
tentang materi yang telah dipelajari
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
memberikan komentar dan saran secara acak
sebagai refleksi tentang nilai-nilai yang dapat
diambil serta perbaikan untuk pertemuan yang
akan datang (dikondisikan dengan sisa waktu
pelajaran).
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang
aktif dalam pembelajaran
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Guru memberikan jurnal penelitian “Pengaruh
Konsentrasi Starter Saccharomyces cerevisiae
dan Waktu Fermentasi Umbi Suweg
(Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.)
Terhadap Kadar Alkohol dan Uji Nyala Api
(Flash Point) Sederhana Nicolson) sebagai
Bahan Bakar Nabati (BBN)” sebagai referensi
praktikum pembuatan bahan bakar nabati
sederhana.
Guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok 3-4 orang dan menyiapkan alat dan
bahan yang digunakan dalam projek penelitian
berkelompok mengenai pembuatan bahan
alkohol sebagai bakar nabati.
Guru menutup pembelajaran
Pertemuan III (2 JP x 45 menit) : Fermentasi Alkohol Sebagai Bahan Bakar Nabati
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru mengecek kesiapan fisik kelas sebelum
belajar (misalnya kebersihan kelas, kerapian
berpakaian, posisi tempat duduk berkelompok,
dll) mengucapkan salam, meminta ketua kelas
untuk memimpin doa sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai dan mengabsen kehadiran.
Mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan (menanyakan kabar, dll)
Guru mengecek kesiapan siswa dengan bertanya:
10 menit
PKK
(Religius)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Apakah setiap kelompok sudah
mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk praktikum?
Apakah siswa sudah menyiapkan rebusan
umbi suweg yang direbus selama 2 jam?
apakah siswa sudah mempelajari jurnal yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya?
Apa saja tahapan dalam pembuatan bahan
bakar?
Guru menyampaikan judul praktikum pada hari
ini yaitu fermentasi alkohol sebagai bahan bakar
nabati
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti Discovery Learning
1. Stimulation (memberi stimulus)
Guru meminta siswa duduk dan
mempersiapkan diri berkelompok sesuai
dengan kelompok yang telah dibentuk
Guru membagi panduan praktikum kepada
masing-masing siswa
Guru menjelaskan langkah-langkah
praktikum yang harus dilakukkan oleh
siswa pada saat praktikum
Guru meminta perwakilan siswa
mengambil alat dan bahan yang telah
disiapkan oleh guru
2. Problem statement (mengidentifikasi
masalah)
Siswa diminta untuk mencermati point-point
pembahasan pada panduan praktikum dan siswa
75 menit
Literasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
diminta menanyakan hal-hal yang belum
dipahami kepada guru
3. Data Collecting (mengumpulkan data)
Siswa melakukan praktikum secara
berkelompok 3-4 orang, sehingga dapat
bekerja dengan teliti, displin, dan tanggung
jawab untuk mendapatkan data.
Guru mengawasi siswa dalam
melaksanakan praktikum
Siswa diminta berdiskusi dengan anggota
kelompoknya apabila ada hal-hal yang
kurang jelas atau bisa bertanya kepada
guru
4. Data Prisessing (mengolah data)
Siswa mencatat hal-hal penting yang terjadi
dalam pelaksanaan praktikum secara
berkelompok.
Siswa secara membuat laporan hasil analisa
sementara yang telah dilakukkan melalui
kegiatan praktikum.
5. Verification (memverifikasi)
Guru meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil laporan sementara
praktikum.
Siswa secara berkelompok diminta untuk
membandingkan hasil analisis dengan
kelompok yang lain.
Kelompok lain dapat mengajukan
pertanyaan kepada kelompok yang
presentasi, memperbaiki dan memberi
masukan. Sedangkan kelompok yang
4C + PKK
Literasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
presentasi di depan kelas dapat menerima
masukan dari kelompok lain, sehingga
dapat saling menghargai perbedaan
pendapat yang muncul saat berdiskusi.
6. Generalization (menyimpulkan)
Peserta didik menyimpulkan hasil analisis
mengenai laporan sementara hasil praktikum.
HOTS
Penutup Guru memberikan penekanan hasil laporan
sementara praktikum
Guru bertanya secara acak kepada peserta didik
tentang praktikum yang telah dilakukkan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
memberikan komentar dan saran secara acak
sebagai refleksi tentang nilai-nilai yang dapat
diambil dari praktikum (dikondisikan dengan
sisa waktu pelajaran).
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang
aktif dalam pembelajaran
Guru meminta siswa untuk melanjutkan
penelitian diluar jam pembelajaran pada 3 hari
setelah praktikum 6 hari setelah praktikum
dengan pendampingan guru
Guru menanyakan kepada siswa apakah ada
yang masih ingin ditanyakan dari materi
bioteknologi?
Guru memberitahukan bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan ulangan harian
mengenai materi bioteknologi
Guru menutup pembelajaran
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
I. Teknik Penilitian
Indikator Jenis
Tagihan Bentuk Instrument
3.10.1
3.10.2
3.10.3
Menjelaskan pengertian
pengertian Bioteknologi
Menjelaskan prinsip dasar
bioteknologi
Menjelaskan tentang perbedaan
bioteknologi konvensional dan
bioteknologi dan modern
Test
tertulis
Tanya
jawab
Diskusi
Presentasi
Lembar Kerja
Siswa
Lembar Penilaian
presentasi
Lembar penilaian
afektif
Lembar penialian
kognitif
Lembar penilaian
dan rubrik
penilaian aspek
psikomotorik
3.10.4
Menyusun kliping tentang
produk-produk bioteknologi di
pasaran
Observasi Laporan berupa
kliping
Obervasi afektif
(sikap)
3.10.5
3.10.6
Menjelaskan manfaat
bioteknologi dalam berbagai
bidang
Menganalisis dampak positif dan
negatif bioteknologi dalam
berbagai bidang
Test
tertulis
Diskusi
Tanya
jawab
Presentasi
Lembar observasi
Lembar penilaian
afektif
Lembar penilaian
kognitif
4.10.1
4.10.2
4.10.3
Melaksanakan percobaan salah
satu produk bioteknologi
konvensional
Menyusun laporan tertulis
mengenai hasil pembuatan
produk bioteknologi
konvensional
Test
tertulis
Praktikum
Laporan
praktikum
Lembar penilaian
afektif
Lembar penilaian
dan rubrik
penialaian aspek
psikomotorik
(praktikum)
Observasi afektif
(sikap)
Lembar penilaian
produk (laporan
praktikum)
J. Lampiran
1. Lembar Kerja Siswa I (Pengertian, prinsip dasar dan macam-macam
bioteknologi)e
2. Format makalah “produk bioteknologi yang ada di sekitar kita”
3. Lembar Kerja Siswa II (Manfaat bioteknologi dalam berbagai bidang,
dampak positif dan negatif bioteknologi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
4. Lembar panduan praktikum
5. Kisi-kisi ulangan harian Bioteknologi
6. Instrumen dan rubrik penilaian
Yogyakarta, 28 Desember 2017
Guru Mata Pelajaran
Ryta Tri Pratiwi
14143400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa I dan Rubrik Penilaian
LEMBAR KERJA SISWA I
Anggota kelompok :
1. 3.
2. 4.
A. Judul : Pengertian, Prinsip Dasar dan Macam-Macam Bioteknologi
B. Tujuan :
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian bioteknologi
2. Siswa mampu menjelaskan dasar-dasar bioteknologi
3. Siswa mampu menjelaskan macam-macam bioteknologi modern dan bioteknologi
konvensional
4. Siswa mampu menyebutkan mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan
bioteknologi
C. Alat dan Bahan :
1. Ala Tulis
2. Buku
D. Cara kerja
1. Baca dan amati gambar yang tersedia pada pertanyaan
2. Jawablah pertanyaan dengan tepat dan benar
E. Pertanyaan Diskusi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1. Apa pengertian dari bioteknologi? (10)
2. Sebutkan bahan dasar dalam proses pembuatan produk bioteknologi dibawah ini:
(10)
a. b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
c. d.
e.
3. Perhatikan gambar di atas!
Sebutkan mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan produk
bioteknologi di atas! (20)
4. Sebutkan 3 perbedaan bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional! (30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
RUBRIK PENILAIAN
LEMBAR KERJA SISWA I
Materi : Pengertian, prinsip dasar dan macam-macam bioteknologi
No Soal Keterangan Skor
1 Apa pengertian
bioteknologi
Siswa menjawab pengertian bioteknologi dengan
lengkap
10
Siswa menjawab pengertian bioteknologi dengan
kurang lengkap
5
Siswa tidak menjawab pengertian bioteknologi 0
2 Sebutkan bahan
dasar dalam
proses pembuatan
produk
bioteknologi!
Siswa menyebutkan 5 bahan dasar dari 5 produk
bioteknologi
10
Siswa menyebutkan 4 bahan dasar dari 5 produk
bioteknologi
8
Siswa menyebutkan 3 bahan dasar dari 5 produk
bioteknologi
6
Siswa menyebutkan 2 bahan dasar dari 5 produk
bioteknologi
4
Siswa menyebutkan 1 bahan dasar dari 5 produk
bioteknologi
2
Siswa tidak menyebutkan bahan dasar dari 5
produk bioteknologi
0
3 Sebutkan
mikroorganisme
yang berperan
dalam proses
pembuatan
produk
bioteknologi di
atas
Siswa menyebutkan 5 mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi
20
Siswa menyebutkan 4 mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi 16
Siswa menyebutkan 3 mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi 12
Siswa menyebutkan 2 mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi 8
Siswa menyebutkan 1 mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi 4
Siswa menyebutkan 0 mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi 0
4 Sebutkan 3
perbedaan
Siswa menyebutkan 3 perbedaan bioteknologi
modern dan konvensional
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Soal Keterangan Skor
bioteknologi
modern dan
bioteknologi
konvensional
Siswa menyebutkan 2 perbedaan bioteknologi
modern dan konvensional
20
Siswa menyebutkan 1 perbedaan bioteknologi
modern dan konvensional
10
Siswa tidak menyebutkan perbedaan bioteknologi
modern dan konvensional
0
Skor Maksimal = 70
𝐍𝐈𝐋𝐀𝐈 = skor yang diperoleh
skor maksimal × 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 7. Format Penyusunan Makalah dan Rubrik Penilaian
Format Makalah
1. Cover
2. Tabel Produk Bioteknologi (100)
No Nama Produk Gambar Deskripsi
1 Bahan Dasar :
Mikroorganisme :
Proses pembuatan :
2 Bahan Dasar :
Mikroorganisme :
Proses pembuatan :
dst Bahan Dasar :
Mikroorganisme :
Proses pembuatan :
Rubrik Penilaian Makalah
Ketentuan Pemberian Skor Skor
Siswa menyebutkan setiap produk bioteknologi mencakup 5 poin dengan
tepat yaitu:
Nama produk bioteknologi
Gambar produk bioteknologi
Bahan dasar produk bioteknologi
Mikroorganisme dalam pembuatan produk bioteknologi
Proses pembuatan produk bioteknologi
10
Hanya mampu menjawab 4 dari 5 poin yang ditentukan. 8
Hanya mampu menjawab 3 dari 5 poin yang ditentukan. 6
Hanya mampu menjawab 2 dari 5 poin yang ditentukan. 4
Hanya mampu menjawab 1 dari 5 poin yang ditentukan. 2
Tidak ada jawaban yang dijawab dengan tepat. 0
Jumlah Produk Minimal 10
Skor Maksimal 100
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = skor yang diperoleh
skor maksimal × 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa II dan Rubrik Penilaian
LEMBAR KERJA SISWA II
Anggota Kelompok:
1. 3.
2. 4.
A. Judul : Manfaat dan dampak Bioteknologi dalam kehidupan
B. Tujuan :
1. Menjelaskan manfaat dan dampak bioteknologi dalam kehidupan
2. Menjelaskan proses fermentasi
3. Menjelaskan proses terjadinya kloning
C. Alat dan Bahan :
1. Ala Tulis
2. Buku
D. Cara kerja
1. Perhatikan video proses kloning domba dolly
2. Baca yang tersedia pada pertanyaan
3. Jawablah pertanyaan dengan tepat dan benar
E. Pertanyaan Diskusi
1. Sebutkan perananan dan manfaat aplikasi bioteknologi dalam berbagai bidang!
(25)
Bidang Aplikasi Manfaat
Pertanian
Kesehatan
Peternakan
Pangan
Industri dan Lingkungan
2. Sebutkan masing-masing 2 contoh dampak negatif dan postif penggunaan aplikasi
bioeknologi dalam kehidupan! (20)
3. Jelaskan secara singkat tahap kloning domba dolly dari video! (30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
RUBRIK PENILAIAN
LEMBAR KERJA SISWA II
No Soal Ketentuan Pemberian Skor Skor
1. Sebutkan perananan
dan manfaat aplikasi
bioteknologi dalam
berbagai bidang!
Siswa menyebutkan 5 perananan dan manfaat aplikasi
bioteknologi dalam 5 bidang
25
Siswa menyebutkan 4 perananan dan manfaat aplikasi
bioteknologi dalam 5 bidang
20
Siswa menyebutkan 3 perananan dan manfaat aplikasi
bioteknologi dalam 5 bidang
15
Siswa menyebutkan 2 perananan dan manfaat aplikasi
bioteknologi dalam 5 bidang
10
Siswa menyebutkan 1 perananan dan manfaat aplikasi
bioteknologi dalam 5 bidang
5
Siswa tidak menyebutkan perananan dan manfaat
aplikasi bioteknologi dalam 5 bidang
0
2 Sebutkan masing-
masing 2 contoh
dampak negatif dan
postif penggunaan
aplikasi bioeknologi
dalam kehidupan!
Siswa menyebutkan masing-masing 2 peranan negatif
dan postif penggunaan aplikasi bioteknologi dalam
kehidupan!
20
Siswa menyebutkan masing-masing 1 peranan negatif
dan postif penggunaan aplikasi bioteknologi dalam
kehidupan!
10
Siswa tidak menyebutkan peranan negatif dan postif
penggunaan aplikasi bioteknologi dalam kehidupan!
0
3 Jelaskan secara
singkat poses
kloning domba dolly
Siswa menjawab proses fermentasi kloning domba
dolly dengan lengkap
20
Siswa menjawab proses kloning domba dolly dengan
kurang lengkap
10
Siswa tidak menjawab proses kloning domba dolly 0
Skor Maksimal = 65
𝐍𝐈𝐋𝐀𝐈 = skor yang diperoleh
skor maksimal × 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 9. Panduan Praktikum dan Rubrik Penilaian Laporan Tertulis
PANDUAN PRAKTIKUM
A. Judul : Fermentasi alkohol dengan menggunakan Saccharomyces cereviseae
B. Tujuan :
1. Siswa dapat melakukan percobaan fermentasi alkohol dengan menggunakan
Saccharomyces cereviseae
2. Siswa dapat menganalisis hasil percobaan fermentasi alkohol dengan
menggunakan Saccharomyces cerevisiae
C. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
1. Blender
2. Toples
3. Selang
4. Gelas Ukur
5. Termometer
6. Pengaduk
7. Timbangan digital
8. Kain saring
9. Saringan
10. Pisau
11. Panci
12. Alat destilasi
13. Alkohol meter
14. Refaktometer
1. Suweg
2. Saccharomyces cerevisiae
3. Pisang ambon
4. Gula
5. Air
6. Akuades
7. pH indikator
8. Tepung Beras
9. Nanas
D. Cara kerja
a. Pembuatan Starter
1. Bahan-bahan di timbang seperti gula seberat 150 g, tepung beras 200 g,
Saccharomyces cerevisiae dari ragi tape dan ragi roti masing-masing
sebanyak 7,5 g dan pisang ambon sebanyak 100 g
2. Pisang ambon sebanyak 100 g di blender hingga halus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
3. Gula, tepung beras, dan pisang di rebus dengan air sebanyak 500 ml hingga
air berubah menjadi agak bening sehingga siap dijadikan substrat
4. Sebelum dimatikan, dihitung kadar gula hingga 25 brix
5. Subtrat dimasukkan ke dalam toples dan di tutup dengan rapat
menggunakan kain saring
6. Subtrat ditunggu hingga dingin, setelah dingin hingga suhu 30 ̊C, 15 g ragi
dimasukkan ke dalam substrat kemudian di aduk hingga rata
7. Satrter di inklubasi pada suhu 30 ̊C selama 72 jam
b. Proses pembuatan alkohol.
1. Umbi Suweg dikupas dan dicuci dengan bersih
2. Umbi suweg dipotong kecil-kecil dan dikukus selama 2 jam
3. Umbi suweg ditimbang seberat 1 kg dan diblender dengan penambahan air
sebanyak 1 Liter hingga menjadi slurry (bubur)
4. Gula dimasukkan ke dalam slurry (bubur) sebanyak ±2 kg atau hingga kadar
gula 25 brix menggunakan refaktometer
5. Slurry (bubur) umbi suweg ditimbang seberat 0,5 kg dimasukkan ke dalam
toples sebanyak 4 toples dan ditunggu dingin hingga suhu 30˚C
6. Starter ditimbang sebanyak 10 % dan 15 % dari 0,5 kg slurry (bubur) yaitu
50 g dan 75 g starter
7. Starter dimasukkan ke dalam slurry (bubur) dan di aduk hingga rata dan
ukur pH menggunakan pH indikator hingga pH 5
8. Tutup toples dengan bagian atas yang sudah dilubangi dan selang
dimasukkan lewat lubang dan diberi plastisin pada sekitarnya agar rapat
9. Ujung selang lain dimaskan ke dalam wadah berisi air kemudian di
fermentasi selama 3 hari dan 6 hari
10. Setelah masa fermentasi selesai, hasil fermetasi disaring
11. Hasil saringan kemudian di destilasi hingga tidak ada uap yang menetes
dengan suhu dibawah 90 ˚C
12. Hasil destilat diuji dengan alkohol meter dan dicatat hasil pengukuran
alkoholnya
c. Proses pengujian nyala api sederhana
1. Alkohol dituang ke dalam botol flkon sebanyak 2 ml dan ditutup rapat
2. Alkohol diletakan di suhu Ruangan, AC, Kulkas dan Frezzer selama 10
menit sebelum dibakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
3. Suhu ruangan dan larutan sebelum dibakar diukur dengan thermometer
4. Waktu dan warna api diamati serta dicatat pada table
E. Hasil
Tabel hasil pengukuran kadar etanol dari umbi suweg
Konsentrasi
Saccharomyces cerevisiae Waktu Fermentasi Kadar alkohol
10 % 3 hari
6 hari
15 % 3 hari
6 hari
Tabel hasil uji nyala sedehana alkohol dari umbi suweg
Suhu Dapat tidaknya menyala Warna api
Suhu ruangan (20-30˚C)
Suhu ruangan AC (18˚C)
Suhu kulkas (± 10˚C)
Suhu Freezer (< 10 ˚C)
F. Pertanyaan pembahasan
1. Apa fungsi Saccharomyces cerevisiae dalam proses pembuatan alkohol?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap kadar alkohol?
3. Bagaimana pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar alkohol?
4. Jelaskan proses fermetasi yang terjadi dalam pembuatan alkohol dari umbi
suweg!
5. Bagaimana hasil uji nyala sederdahana dari alkohol yang didapatkan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Format Laporan Tertulis
A. Acara Praktikum (5)
Judul
Hari/Tanggal
Tempat
Waktu
B. Tujuan Praktikum (5)
C. Dasar Teori (15)
D. Alat, Bahan, dan Cara Kerja (10)
E. Hasil Pengamatan (15)
F. Pembahasan (30)
G. Kesimpulan (10)
H. Daftar Pustaka (5)
I. Lampiran (5)
Skor Maksimal = 100
𝐍𝐈𝐋𝐀𝐈 = skor yang diperoleh
skor maksimal × 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Rubrik Penilaian Laporan Tertulis
Aspek yang dinilai Ketentuan pemberian Skor Skor
A. Acara
Praktikum
Acara Praktikum :
Judul Praktikum
Hari/Tanggal praktikum
Tempat dilaksanakannya praktikum
Waktu praktikum
5
Memuat tiga aspek dari yang telah ditentukan 3
Memuat dua aspek dari yang telah diitentukan 2
Memuat satu aspek yang telah ditentuntak 1
Tidak menulis aspek yang telah ditentukan 0
B. Tujuan Menyebutkan tujuan praktikum:
1. Siswa dapat melakukan percobaan fermentasi
alkohol dengan menggunakan Saccharomyces
cereviseae
2. Siswa dapat menganalisis hasil percobaan
fermentasi alkohol dengan menggunakan
Saccharomyces cerevisiae
5
Menyebutkkan satu tujuan praktikum 2
Tidak menyebutkan tujuan praktikum 0
C. Dasar Teori Menuliskan dasar teori dengan lengkap, jelas,
sistematis, dan menuliskan sumbernya
15
Menuliskan dasar teori dengan lengkap, jelas, dan
sistematis namun tidak menuliskan sumbernya
12
Menuliskan dasar teori lengkap, namun tidak sistematis 9
Menuliskan dasar teori sesuai dengan topik namun tidak
lengkap
6
Menuliskan dasar teori namun tidak sesuai dengan topik
praktikum
3
Tidak menuliskan dasar teori
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Aspek yang dinilai Ketentuan pemberian Skor Skor
D. Alat, Bahan
dan cara kerja
Menuliskan alat dan bahan serta cara kerja dengan
lengkap sesuai dengan praktikum
10
Menuliskan alat dan bahan serta cara kerja namun tidak
lengkap sesuai dengan praktikum
8
Menuliskan alat dan bahan seta cara kerja namun tidak
sesuai dengan praktikum
6
Menuliskan alat dan bahan namun cara kerja tidak
didituliskan namun sesuai dengan praktikum
4
Menuliskan alat dan bahan namun cara kerja tidak
dituliskan dan tidak sesuai dengan praktikum
2
Tidak menuliskan alat dan bahan sesta cara kerja
praktikum
0
E. Hasil
Pengamatan
Menuliskan data pada tabel sesuai hasil pengamatan
yang dilakukkan pada kegiatan praktikum secara
lengkap
15
Menuliskan data hasil pengamatan pada tabel namun
hanya salah satu tabel sesuai dengan yang dilakukkan
pada kegiatan praktikum
8
Tidak menuliskan hasil pengamatan pada tabel 0
F. Pembahasan Menuliskan pembahasan dengan lengakap, jelas,
disertai dengan dasar teori yang kuat dan sesuai dengan
point pembahasan
30
Menuliskan pembahasan dengan lengakap, jelas, namun
tidak disertai dengan dasar teori yang kuat dan sesuai
dengan point pembahasan
25
Menuliskan pembahasan dengan lengakap, jelas,
disertai dengan dasar teori dan sesuai dengan point
pembahasan
20
Menuliskan pembahan sesuai dengan point-point
pembahasan namun tidak lengkap, tidak jelas dan tidak
disertai dasar teori
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Aspek yang dinilai Ketentuan pemberian Skor Skor
Menulisakan pembahasan namun tidak sesui dengan
point pemabahsaan
10
Tidak menuliskan point pembahasan 0
G. Kesimpulan Menuliskan kesimpulan dengan lengkap, jelas dan
singkat sesuai degan tujuan praktikum
10
Menuliskan kesimpulan namun tidak menjawab tujuan
praktikum
7
Menuliskan kesimpulan menjawab tujuan praktikum
namun tidak lengkap
5
Tidak menuliskan kesimpulan 0
H. Daftar Pustaka Menuliskan daftar pustaka dari smber terpercaya
minimal 3 dan sesuai dengan dasar teori yang dituliskam
5
Menuliskan daftar pustaka dari smber terpercaya
minimal 2 dan sesuai dengan dasar teori yang dituliskam
4
Menuliskan daftar pustaka dari smber terpercaya
minimal 1 dan sesuai dengan dasar teori yang dituliskam
3
Menuliskan daftar pustaka dengan lengkap namun
banyak mengambil sumber yang tidak terpercaya seperti
dari blog
2
Tidak menuliskan daftar pustaka 0
I. Lampiran Mencantumkan lampiran disertai dengan keterangan 5
Mencantumkan lampiran tidak disertai keterangan 3
Tidak mencantumkan lampiran 1
Skor Maksimal = 100
𝐍𝐈𝐋𝐀𝐈 = skor yang diperoleh
skor maksimal × 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 10. Kisi-kisi Soal Ulangan Harian
Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian
Indikator Soal No
Soal
Kunci
Jawaban Bentuk Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menjelaskan pengertian bioteknologi 1 Terlampir Uraian
Menjelaskan perkembangan bioteknologi 1 A Pilihan ganda
2 B Pilihan ganda
Menjelaskan tentang fermentasi 3 C Pilihan ganda
9 D Pilihan ganda
Menjelaskan perbedaan bioteknologi
konvensional dan modern
4 E Pilihan ganda
5 A Pilihan ganda
6 D Pilihan ganda
2 Terlampir Uraian
3 Terlampir Uraian
Manfaat dan penerapan bioteknologi
7 C Pilihan ganda
8 B Pilihan ganda
10 B Pilihan ganda
4 Terlampir Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Indikator Soal No
Soal
Kunci
Jawaban Bentuk Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Mengevaluasi prosedur dalam percobaan
fan penerapan prinsip-prinsip bioteknologi
konvensional
5 Terlampir Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 11. Soal Ulangan Harian
ULANGAN HARIAN II
BIOLOGI- BIOTEKNOLOGI Kelas XII MIA Peminatan
Hari, Tanggal : Kamis, 27 Februari 2018 Tahun Ajaran 2017/2018
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawbaan yang tepat!
1. Ahli yang dikenal sebagai bapak bioteknologi adalah...
a. Louis Pasteur
b. Antoni Van Leuwenhoek
c. Edward Janner
d. Darwin
e. Geogor Mendel
2. Pekembangan bioteknologi modern dimulai sejak ditemukannya...
a. DNA rekombinan
b. Struktur DNA
c. Bakteri vector
d. Vaksin
e. Penggandaan DNA
3. Fermentasi merupakan pemecahan senyawa organik oleh mikrobia yang
berlangsung pada keadaan...
a. Suhu tinggi
b. Suhu rendah
c. anaerob
d. aerob
e. Kedap suara
4. Perhatikan beberapa pernyataan mengenai bahan baku dan mikroorganisme
dalam proses pembuatan biotenologi dibawah ini!
1) Singkong menjadi tape menggunakan Rhizopus dan Saccharomyces
cereviseae
2) Susu menjadi keju menggunakan Streptococcus thermophillus dan
Lactobacius bulgarius
3) Kedelai menjadi tempe Rhizopus Oligosporus dan Rhizopus oryzae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
4) Air kelapa menjadi nata de coco menggunakan Saccharomyces cerevisiae
5) Kedelai menjadi kecap menggunakan Aspergillus wentii
Pernyataan yang benar adalah....
a. 1, 2, 3
b. 1, 2, 4
c. 1, 3, 5
d. 2, 3, 4
e. 2, 3, 5
5. Perhatikan gambar di bawaj ini!
Perembuhan pada proses pembuatan produk siatas memanfaatkan jamur
saccharomyces cerevisiae yang mempunyai kemampuan mengubah….
a. Amilum menjadi gula
b. Gula menjadi alkohol
c. Gula menjadi alkohol
d. Gula menjadi etanol
e. Gula mejadi asam piruvat
6. Mikroorganisme yang diguankan dalam teknologi protein sel tunggal adalah….
a. Acetobacter sp.
b. Bacillus sp.
c. Streptococus
d. Spirulina sp.
e. Saccharomyces cerevisiae
7. Penerapan bioteknologi untuk mendapatkan bibit unggul akan menyebabkan….
a. Menurunnya kualitas lingkungan
b. Menurunkan kualitas produk pertanian
c. Meningkatkannya keragaman genetic
d. Mengingkatkan jenis hama
e. Menurunkan jenis hama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
8. Berikut ini pemanfaatan rekayasa genetika untuk meningkatkan kualitas
kesehatan manusia, kecuali….
a. Interferon
b. Insulin
c. Antibiotik
d. Antibody monoclonal
e. Terapi gen sel sumsum tulang belakang
9. Proses berlangsungnya fermentasi alkohol diawali dengan….
a. Perubahan asam asetat menjadi piruvat dan H2O
b. Perubahan asam asetat menjadi piruvat dan CO2
c. Perubahan asam piruvat menjadi asam laktat dan O2
d. Perubahan asam piruvat menjadi asam asetat dan CO2
e. Perubahan asam piruvat menjadi asam asetat dan H2O
10. Tenik memperoleh antibodi monoclonal dalam skala besar yang diguanakan
untuk penggobatan sel kanker dapat dilakukkan dengan cara….
a. Teknik hibridoma
b. Totipotensi sel
c. Teknologi plasmid
d. Transplantasi gen
e. Transplantasi inti sel
B. Uraian
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian bioteknologi! (10)
2. Sebutkan 5 contoh bioteknologi yang berupa bahan dasar, produk yang
dihasilkan beserta mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan
bioteknologi tersebut! (25)
3. Jelaskan minimal 3 perbedaan bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern! (20)
4. Sebutkan 3 dampak negatif dan postif adanya bioteknologi! (15)
5. Jelaskan tahap-tahap pembuatan alkohol dari umbi suweg! (30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 12. Kunci Jawaban Ulangan Harian
KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN
A. Pilihan Ganda
1. A
2. B
3. C
4. E
5. C
6. D
7. C
8. B
9. D
10. A
B. Uraian
1. Bioteknologi adalah metode yang melibatkan mikroorganisme hidup seperti
jamur, bakteri, kapang, khamir untuk menghasilkan barang dan jasa yang
bermanfaat bagi kehidupan.
2. Contoh produk bioteknologi konvensional
Bahan dasar Produk Mikroorganisme
Kedelai Kecap Aspergillus wentii
Kedelai tempe Rhizopus oryzae/ Rhizopus Oligosporus
Susu Yogurt Streptococus thermophiles dan
lactobacillus bulgaricu
Susu Keju Lacetobacilus casei
Air kelapa Nata de coco Acetobacter xyillinum
Singkong Tapai Saccharomyces cerevisiae
Oncom Kacang tanah Neurospora crassa
3. Perbedaan Bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern
No Bioteknologi Konvensional Bioteknologi Modern
1 Sudah ada sejak ribuan tahun
lalu
Baru diperkenalkan pada tahun 1917
2 Menggunakan teknologi
sederhana
Menggunakan teknologi rekayasa
genetika
3 Biaya relative murah Biaya relatif mahal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
No Bioteknologi Konvensional Bioteknologi Modern
4 Memerlukan waktu relative
lama
Memerlukan waktu relative singkat
5 Tidak mampu membuat sifat
organisme yang baru
Bias membuat organisme yang
bersifat baru
6 Diproduksi dalam jumlah relatif
sedikit
Diproduksi secara masal
4. Dampak bioteknologi
Dampak negatif :
a. Rusaknya ekosistem
b. Berkurannya plasma nuftah
c. Tanah menjadi tidak subur
Dampak positif:
a. Tanaman hasil rekayasa genetika resisten terhadap hama sehingga
menggurangi pencemaran
b. Memajukan perekonomian
c. Dapat membuat bibit dengan kualitas unggul dalam waktu singkat
5. Tahap pembuatan alkohol dari suweg
a. Pembuatan Starter
Bahan-bahan di timbang seperti gula seberat 150 g, tepung beras 200 g,
Saccharomyces cerevisiae dari ragi tape dan ragi roti masing-masing
sebanyak 7,5 g dan pisang ambon sebanyak 100 g
Pisang ambon sebanyak 100 g di blender hingga halus
Gula, tepung beras, dan pisang di rebus dengan air sebanyak 500 ml
hingga air berubah menjadi agak bening sehingga siap dijadikan substrat
Sebelum dimatikan, dihitung kadar gula hingga 25 brix
Subtrat dimasukkan ke dalam toples dan di tutup dengan rapat
menggunakan kain saring
Subtrat ditunggu hingga dingin, setelah dingin hingga suhu 30 ̊C, 15 g
ragi dimasukkan ke dalam substrat kemudian di aduk hingga rata
Satrter di inklubasi pada suhu 30 ̊C selama 72 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
b. Proses pembuatan alkohol.
Umbi Suweg dikupas dan dicuci dengan bersih
Umbi suweg dipotong kecil-kecil dan dikukus selama 2 jam
Umbi suweg ditimbang seberat 1 kg dan diblender dengan penambahan
air sebanyak 1 Liter hingga menjadi slurry (bubur)
Gula dimasukkan ke dalam slurry (bubur) sebanyak ±2 kg atau hingga
kadar gula 25 brix menggunakan refaktometer
Slurry (bubur) umbi suweg ditimbang seberat 0,5 kg dimasukkan ke
dalam toples sebanyak 4 toples dan ditunggu dingin hingga suhu 30˚C
Starter ditimbang sebanyak 10 % dan 15 % dari 0,5 kg slurry (bubur)
yaitu 50 g dan 75 g starter
Starter dimasukkan ke dalam slurry (bubur) dan di aduk hingga rata dan
ukur pH menggunakan pH indikator hingga pH 5
Tutup toples dengan bagian atas yang sudah dilubangi dan selang
dimasukkan lewat lubang dan diberi plastisin pada sekitarnya agar rapat
Ujung selang lain dimaskan ke dalam wadah berisi air kemudian di
fermentasi selama 3 hari dan 6 hari
Setelah masa fermentasi selesai, hasil fermetasi disaring
Hasil saringan kemudian di destilasi hingga tidak ada uap menetes
dengan suhu dibawah 90 ˚C
Hasil destilat diuji flash pointnya pada berbagai macam suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 13. Panduan Penilaian Soal Ulangan Harian
Panduan Penilaian Soal Ulangan Harian
A. Pilihan Ganda
Keterangan Skor
Siswa menjawab benar 1
Siswa menjawab salah 0
Skor total = 10
B. Uraian
No Soal Ketentuan Skor
1 Jelaskan
pengertian
bioteknologi!
Siswa menjawab pengertian bioteknologi
dengan lengkap
10
Siswa menjawab pengertian bioteknologi
dengan kurang lengkap
5
Siswa tidak menjawab pengertian bioteknologi 0
2 Sebutkan 5 contoh
bioteknologi yang
berupa bahan
dasar, produk
yang dihasilkan
beserta
mikroorganisme
yang berperan
dalam proses
pembuatan
bioteknologi
tersebut!
Siswa menyebutkan 5 bahan dasar, produk
yang dihasilkan dan mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi
25
Siswa menyebutkan 4 bahan dasar, produk
yang dihasilkan dan mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi
20
Siswa menyebutkan 3 bahan dasar, produk
yang dihasilkan dan mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi
15
Siswa menyebutkan 2 bahan dasar, produk
yang dihasilkan dan mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi
10
Siswa menyebutkan 1 bahan dasar, produk
yang dihasilkan dan mikroorganisme yang
berperan dari 5 produk bioteknologi
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
No Soal Ketentuan Skor
Siswa tidak menyebutkan bahan dasar, produk
yang dihasil dan mikroorganisme yang
berperan dalam bioteknologi
0
Siswa menyebutkan 1 bahan dasar 1
siswa menyebutkan 1 bahan dasar dan 1 produk
hasil
3
Siswa menyebutkan 1 bahan dasar, produk dan
mikroorganisme yang berperan dengan benar
5
3 Jelaskan minimal
3 perbedaan
bioteknologi
konvensional dan
bioteknologi
modern!
Siswa menjelaskan 3 dari 3 perbedaan
bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern dengan benar
20
Siswa menjelaskan 2 dari 3 perbedaan
bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern dari 3 dengan benar
12
Siswa menjelaskan 1 dari 3 perbedaan
bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modern dari 3 dengan benar
5
Siswa tidak menjelaskan perbedaan
bioteknologi konvensional dan bioteknologi
modren
0
4 Sebutkan 3
dampak negatif
dan postif adanya
bioteknologi!
Siswa menyebutkan 3 dari 3 dampak negatif dan
positif adanya bioteknologi dengan tepat
15
Siswa hanya menjelaskan 3 dampak negatif
bioteknologi modern/ bioteknologi
konvensional
7,5
Siswa menyebutkan 2 dari 3 dampak negatif dan
positif adanya bioteknologi dengan tepat
10
Siswa menyebutkan 1 dari 3 dampak negatif dan
positif adanya bioteknologi dengan tepat
5
Siswa tidak menjelaskan dampak negatif dan
positif adanya bioteknologi
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
No Soal Ketentuan Skor
5 Jelaskan tahap-
tahap pembuatan
alkohol dari umbi
suweg!
Siswa menjelaskan cara kerja pembuatan
alkohol dari umbi suweg dengan urut, dan benar
meliputi proses pembuatan starter dan proses
fermentasi
25
Siswa menjelaskan cara kerja pembuatan
alkohol dari umbi suweg dengan urut, dan benar
tetapi hanya proses pembuatan starter
10
Siswa menjelaskan cara kerja pembuatan
alkohol dari umbi suweg dengan urut, dan benar
tetapi hanya proses proses fermentasi
15
Siswa menjelaskan cara kerja pembuatan
alkohol dari umbi suweg dengan urut tetapi
kurang lengkap
15
Siswa tidak menjelaskan proses pembuatan
alkohol dari umbi suweg
0
Total Total = 90
Skor Maksimal = 100
𝐍𝐈𝐋𝐀𝐈 = skor yang diperoleh
skor maksimal × 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 14. Panduan Penilaian Akhir Aspek Kognitif
Panduan Penilaian Akhir Aspek Kognitif
No Nama
Siswa
Nilai Nilai
Akhir Ket LKS
I
LKS
II Makalah
Laporan
Praktikum
Ulangan
Harian
1
2
3
4
5
Dst
Keterangan:
LKS I = 10 %
LKS II = 10 %
Kliping = 15%
Laporan Praktikum = 25 %
Ulangan Harian = 40 %
Nilai Akhir = 10% (LKS I) + 10 % (LKS II) + 15 % (Makalah) + 25 % (Laporan) + 40
% (Ulangan Harian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 15. Instrumen Penilaian dan Rubrik Penilaian Afektif
Instrumen Penilaian Afektif
Materi : Bioteknologi
Kelas : XII MIA Peminatan
Petunjuk penilaian :
Lembar ini diisi oleh Guru untuk menilai sikap siswa. Berilah skor pada kolom aspek
penilaian sesuai deskripsi yang ditentukan.
No Nama
Indikator Jumlah
Skor Nilai
Proaktif Jujur Teliti Tanggung
jawab Disiplin
1
2
3
4
5
Dst
Rubrik Penilaian Afektif
Indikator Aspek Skor
Proaktif Siswa mampu:
- Bertanya kepada guru jika terdapat materi/ langkah kerja yang
kurang dimengerti
- Menjawab pertanyaan guru
- Berani mengemukakan pendapat
3
Jika salah satu aspek tidak terpenuhi 2
Jika ada dua aspek yang tidak terpenuhi 1
Jika tidak ada aspek yang terpenuhi 0
Jujur Siswa jujur saat ulangan maupun saat praktikum (tidak
mencontek, membuat laoran berdasarkan data, dan tidak
memanipulasi data
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Indikator Aspek Skor
Jika salah satu aspek tidak terpenuhi 2
Jika ada dua aspek yang tidak terpenuhi 1
Jika tidak ada aspek yang terpenuhi 0
Teliti Siswa teliti dalam bekerja didalam praktikum dan menganalisis
data (menggunakan alat dan bahan saat praktikum dengan benar)
3
Jika salah satu aspek tidak terpenuhi 2
Jika ada dua aspek yang tidak terpenuhi 1
Jika tidak ada aspek yang terpenuhi 0
Tanggung
Jawab
Siswa memiliki sikap tanggung jawab dalam kegiatan
pembelajaran (tepat waktu saat mengumpulkan tugas) dan dalam
praktikum (membawa alat dan bahan, membersihakan dan
mengemabalikan alat pada tempatnya) dan mengumpulkan
laporan tepat waktu
3
Jika salah satu aspek tidak terpenuhi 2
Jika ada dua aspek yang tidak terpenuhi 1
Jika tidak ada aspek yang terpenuhi 0
Disiplin Siswa disiplin dalam melakukan pengamatan, taat terhadap
peraturan (datang tepat waktu, berpakaian rapi dan memakai jas
laboratorium)
3
Jika salah satu aspek tidak terpenuhi 2
Jika ada dua aspek yang tidak terpenuhi 1
Jika tidak ada aspek yang terpenuhi 0
Skor Maksimal : 15
𝐍𝐈𝐋𝐀𝐈 = skor yang diperoleh
skor maksimal × 100
Kriteria penilaian Afektif
Rentang Nilai Kriteria
≥ 75 A
66 - 74 B
56 – 65 C
50 – 55 D
≤ 50 E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 16. Lembar Penilaian dan Rubrik Observasi Keterampilan Praktikum
Lembar penilaian observasi keterampilan praktikum
Materi : Bioteknologi
Kelas : XII MIA Peminatan
Petunjuk penilaian :
Lembar ini diisi oleh Guru untuk menilai sikap siswa. Berilah skor pada kolom aspek
penilaian sesuai deskripsi yang ditentukan.
No. Nama Siswa Aspek yang dinilai
Skor Nilai Ket. 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Rubrik Penilaian Praktikum
No. Aspek yang
Dinilai Skor Keterangan
1.
Penyiapan alat
dan bahan
sebelum dan
sesudah
kegiatan
4
Menyiapkan alat dan bahan dengan rapi dan lengkap
serta mengembalikannya dalam keadaan lengkap
dan baik.
3
Menyiapkan alat dan bahan dengan rapi dan lengkap
serta mengembalikannya dengan lengkap tetapi
keadaannya kurang baik.
2
Menyiapkan alat dan bahan dengan rapi dan lengkap
tetapi tidak mengembalikannya dalam keadaan
lengkap dan baik.
1
Menyiapkan alat dan bahan namun tidak rapi dan
kurang lengkap serta mengembalikannya dalam
keadaan tidak lengkap dan tidak baik.
2.
Melakukan
tahapan
pembuatan
4 Tahapan yang dilakukkan sistematis sesuai dengan
prosedurnya
3
Tahapan yang dilakukkan sistematis sesuai dengan
prosedurnya, tetapi kurang menerapkan prinsip
keselamatan kerja
2 Tahapan yang dilakukkan berurutan, tetapi tidak
menerapkan prinsip keselamatan kerja
1 Tahapan yang dilakukkan tidak berurutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
3.
Merangkai alat
dan bahan
dengan benar
dan
memperhatikan
keselamatan
kerja
4 Rangkaian alat titrasi benar, rapi, dan
memperhatikan keselamatan kerja
3 Rangkaian alat titrasi benar, rapi, tetapi tidak
memperhatikan keselamatan kerja
2 Rangkaian alat titrasi benar tetapi tidak rapi, dan
tidak memperhatikan keselamatan kerja
1 Tidak dapat merangkai alat titrasi dengan benar
4.
Melakukan uji
produk dengan
benar
4
Melakukan uji produk dengan benar, teliti, sesuai
dengan prosedur dan memperhatikan keselamatan
kerja
3
Melakukan uji produk tetapi kurang teliti, namun
sesuai dengan prosedur dan memperhatikan
keselamatan kerja
2 Melakukan uji produk sesuai dengan prosedur tetapi
tidak memperhatikan keselamatan kerja
1 Melakukan uji produk tetapi tidak teliti dan tidak
sesuai dengan prosedur kerja
Keterangan :
Kriteria penilaian Skor
Sangat Baik 4
Baik 3
Cukup baik 2
Kurang 1
Skor Maksimal : 16
𝐍𝐈𝐋𝐀𝐈 = skor yang diperoleh
skor maksimal × 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 17. Instrumen Penilaian dan Rubrik Kemampuan Presentasi
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN PRESENTASI
Petunjuk penilaian :
Lembar ini diisi oleh Pendidik untuk menilai tugas kelompok. Berilah tanda check list (√) pada kolom skor sesuai deskripsi yang ditentukan.
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Skor
total Nilai Ket.
Sistematika
penyampaian
materi
Penggunaan
bahasa
Informasi
Didukung
oleh Fakta
Argumentasi
Jelas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Rubrik Penilaian Presentasi
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1. Sistematika
penyampaian materi
4
Materi dibuat dalam bentuk powerpoint
Powerpoint disusun sistematis sesuai materi
Setiap slide dapat terbaca dengan jelas
Isi materi dibuat ringkas dan berbobot
3 Terdapat 1 kriteria sistematika penyampaian
materi dari skor 4 yang tidak terpenuhi
2 Terdapat 2 kriteria sistematika penyampaian
materi dari skor 4 yang tidak terpenuhi
1
Terdapat lebih dari 2 kriteria sistematika
penyampaian materi dari skor 4 yang tidak
terpenuhi
2. Penggunaan Bahasa
4 Penyampaian materi presentasi dengan bahasa
baku lebih dari 80% dan struktur kalimat efektif
3 Penyampaian materi presentasi dengan bahasa
baku lebih dari 80%
2 Penyampaian materi presentasi dengan bahasa
baku 50% - 70%
1 Penyampaian materi presentasi dengan bahasa
baku kurang dari 50%
3. Informasi Didukung
oleh Fakta
4 Informasi didukung fakta 80% - 100%
3 Informasi didukung fakta 51% - 79%
2 Informasi didukung fakta 10% - 50%
1 Tidak ada fakta pendukung
4. Jawaban Atas
Pertanyaan
4 Menjawab tetapi tidak tuntas
3 Menjawab dengan jelas dan tepat
2 Menjawab dengan jelas, tepat, dan sistematis
1 Menjawab dengan tepat, sistematis, dan
analisisnya jelas
Skor Maksimal : 16
𝐍𝐈𝐋𝐀𝐈 = 𝑠kor yang diperoleh
skor maksimal × 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI