Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
1
PENGARUH KESESUAIAN NILAI ORGANISASIONAL DAN
TUNTUTAN KEMAMPUAN TERHADAP KEPUASAN KERJA:
NEED-SUPPLIES SEBAGAI PEMEDIASI: (STUDI PADA
PEGAWAI BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ILMU
PELAYARAN MALAHAYATI-ACEH)
PUTRI NAHRISYAH1, FAIRUZZABADI2
1,2)Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to measure the influence of organizational values and demands-
abilities pemediasi by job satisfaction needs-supplies (study of employee education and
Training Science Hall Cruise Keumalahayati-Aceh). The sample used in this study are
education and Science Hall employee Training Cruise Keumalahayati-Aceh totalling 150
respondents. Data collection tools used in this study was a detailed questionnaire.
Sampling technique used is the Total sampling. Hierarchical Linear Modelling (HLM) is
used as a method of analysis to find out the effects of all the variables involved. The
results showed: 1) the suitability of the value of organizational influence on employee job
satisfaction and Training Science Education Hall Cruise Keumalahayati – Aceh. 2)
claims the ability to employee job satisfaction and Training Science Education Hall
Cruise Keumalahayati – Aceh. 3) suitability of the Value effect on Organizational Needs-
Supplies employee education and Training Science Hall Cruise Keumalahayati – Aceh. 4)
demands the ability to Needs-Supplies employee education and Training Science Hall
Cruise Keumalahayati – Aceh. 5) Needs-Supplies effect on job satisfaction. 6) Needs-
mediated influence of Kesesuian Supplies organizational values against employee job
satisfaction and Training Science Education Hall Cruise Keumalahayati – Aceh. 7)
mediate the influence of Supplies Needs-Demands-ability towards job satisfaction
Keywords: Organizational Values Congruence, Demand-abilities, Needs-Supplies and
job satisfaction.
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen yang sangat penting
dalam sebuah organisasi. Tanpa adanya dukungan sumber daya manusia yang
berkualitas, suatu organisasi akan mempunyai peluang yang relatif kecil untuk
dapat bertahan dalam menghadapi persaingan yang ada. Perusahaan diharuskan
melakukan usaha untuk mempertahankan karyawannya agar mereka merasa
senang, betah dan bahagia ketika bekerja di perusahaan tersebut, yang pada
akhirnya akan berdampak pada sikap dan perilaku kerja karyawan yang positif.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
2
Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati-Aceh
merupakan salah satu instansi pemerintah yang bergerak di bidang pelayaran dan
perkapalan. Dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia pelayaran yang
kompeten, professional dan beretika serta memiliki daya saing global. Hadirnya
BP2IP di Aceh untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan para pekerja
kapal dan dapat bersaing di kancah global. Minimnya sumber daya manusia
tentang pelayaran di Aceh sehingga membuat BP2IP harus merekrut pegawai
diluar Aceh khususnya berasal dari pulau jawa dan sekitarnya, dikarenakan
sumber daya nya sudah terlatih yang mana mereka merupakan lulusan-lulusan
dari bidang pelayaran dan perkapalan.
Kepuasan kerja merupakan faktor penting untuk mendapatkan hasil kerja
yang optimal. Ketika karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya
karyawan tersebut akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap
kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan
baik. Terdapat beberapa masalah yang dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja
pada pegawai BP2IP, diantaranya kesesuaian nilai organisasional dan tuntutan-
kemampuan yang dikaitkan dengan peran mediasi pemenuhan kebutuhan.Budaya
organisasi yang kuat akan memicu karyawan untuk berpikir, berperilaku dan
bersikap sesuai dengan nilai – nilai organisasi.
Dalam lingkungan kerja di BP2IP Malahayati para pegawai di dominasi
oleh pegawai yang berasal dari luar daerah khususnya berasal dari pulau jawa, hal
tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai
salah satunya dalam kesesuaian nilai yaitu sikap dan perilaku pada saat masa
adaptasi terhadap organisasi kerja, sesuai dengan penelitian Posner et,al (1986)
yang menyatakan bahwa kesesuaian nilai individu dengan nilai organisasi sangat
penting untuk mempelajari perilaku dalam organisasi.
Tingkat kesesuaian individu dengan organisasi sangat tergantung pada
bagaimana organisasi mampu memenuhi kebutuhan karyawan. Ketika nilai
individu sesuai dengan nilai organisasi, maka hal ini akan meningkatkan kepuasan
kerja. Hal ini yang dapat mendasari manajemen untuk meningkatkan kesesuaian
nilai individu dengan nilai organisasi agar kepuasan kerja karyawan dapat
dirasakan, sehingga tidak dibutuhkan biaya yang lebih banyak untuk pemenuhan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
3
kepuasan kerja tersebut. Makin tinggi tingkat kesesuaian nilai tersebut maka akan
makin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan begitu pula sebaliknya.
Hadirnya BP2IP di Aceh juga untuk mengembangkan keahlian dan
keterampilan, Kemampuan seseorang akan ditentukan oleh tinggi rendahnya
tingkat pendidikan dan pengalaman. Karena kedua unsur inilah pengetahuan dan
keterampilan dapat diperoleh. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
ditunjang dengan adanya pengalaman yang luas menunjukkan orang tersebut
mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi. Selain tingkat pendidikan dan
pengalaman untuk meningkatkan kemampuan seseorang dapat ditempuh melalui
pendidikan dan pelatihan, karena dengan adanya pendidikan dan pelatihan akan
menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu bisa menjadi lebih
cepat dan lebih baik. Salah satu aspek yang penting dalam mewujudkan
keberhasilan kepuasan kerja pegawai Untuk mengetahui pegawai BP2IP mampu
atau tidak dalam melaksanakan pekerjaannya dapat dilihat melalui kesanggupan
kerjanya, pendidikannya, dan masa kerjanya.
Berdasarkan pentingnya kepuasan terhadap kebutuhan psikologis,
beberapa penelitian di wilayah organisasional telah menemukan bahwa kepuasan
atas kebutuhan di tempat kerja memprediksi hasil-hasil yang positif. Karyawan
yang mendapatkan kepuasan kebutuhan yang lebih besar pada pekerjaannya
mendapatkan hasil penilaian kinerja yang lebih baik dari atasannya. Pemenuhan
kebutuhan pegawai BP2IP saat ini dapat dikatakan tinggi, dikarenakan dengan
adanya fisiologis, kesamaan dan keselamatan, rasa memiliki, penghargaan, dan
aktualisasi diri, maka dengan sendirinya akan tumbuh rasa keterikatan dan
ketergantungan pegawai terhadap pekerjaanya. Pegawai BP2IP juga mendapatkan
serba fasilitas yang memadai seperti rumah dinas, fitness, lapangan tenis,
lapangan bola, kolam renang, studio music dan ruang karoke. Dengan adanya
fasilitas tersebut pegawai BP2IP merasa nyaman dan betah bekerja di BP2IP
tersebut.
Oleh karena itu SDM merupakan salah satu aspek yang paling penting
dalam suatu organisasi, maka manajemen dituntut untuk mengelola pegawainya
secara efektif dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif bagi pegawai,
yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis Pegawai. Ketika pegawai BP2IP
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
4
merasa mampu memenuhi kebutuhan psikologisnya, maka dengan sendirinya
akan tumbuh rasa keterikatan dan ketergantungan pegawai terhadap BP2IP.
Pegawai yang merasakan adanya kesesuaian antara dirinya dengan BP2IP,
tentunya akan memaksimalkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Sehingga dengan memiliki sumber daya manusia yang berpotensi dan berkualitas
tinggi, visi dan tujuan dapat tercapai.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kepuasan Kerja
Menurut Robins & Judge (2008), kepuasan kerja dapat didefinisikan
sebagai perasaan positif terhadap pekerjaan mereka yang dihasilkan dari evaluasi
karakteristik. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memegang
perasaan positif terhadap pekerjaan mereka, sementara orang yang tidak puas
memegang perasaan negatif terhadap pekerjaan mereka.
Kesesuaian Nilai Organisasional
Kesesuaian nilai adalah salah satu bagian dari person-organization fit yang
lebih menekankan bahwa tidak cukup bagi perusahaan untuk melihat individu dari
sudut pandang person-job fit (kesesuaian dengan pekerjaan saja) namun juga
terhadap nilai, budaya dan karakteristik perusahaan. Person organization Fit (P-O
fit) secara umum didefinisikan sebagai kesesuaian antara nilai-nilai organisasi
dengan nilai-nilai individu (Kristof, 1996). Kesesuaian nilai (value congruence)
merupakan kemampuan untuk memahami dan memadukan prinsip-prinsip
organisasi dengan nilai-nilai karyawan.
Person Environment Fit
Menurut Edwards (1996) dalam Kamarul Zaman Ahmad dan Kayathry a/p
Veerapandian (2012) pada dasarnya, P-E fit mewujudkan premis bahwa sikap,
perilaku dan hasil tingkat individu lainnya yang timbul bukan dari orang atau
lingkungan secara terpisah, melainkan dari hubungan antara dua.
Menurut Kristof (1996) dalam Kamarul Zaman Ahmad dan Kayathry a/p
Veerapandian (2012) kecocokan terjadi ketika sebuah organisasi memenuhi,
kebutuhan, keinginan atau preferensi.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
5
Tuntutan-Kemampuan
Menurut Moenir (2003), yang dimaksud dengan kemampuan dalam
hubungan dengan pekerjaan adalah suatu keadaan pada seseorang yang secara
penuh kesungguhan, berdayaguna dan berhasilguna melaksanakan pekerjaan
sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal. Dalam kemampuan terdapat tiga
unsur,yaitu : unsur kecakapan,unsur fisik, unsur mental. Agar unsur ini saling
menunjang maka ketiganya dalam gabungan secara serasi menghasilkan sesuatu
yang sesuai dengan persyaratan kerja.
Pemenuhan Kebutuhan (Needs-Supplies)
Kristof (1996) menyatakan bahwa organisasi memberikan imbalan berupa
keuangan (gaji) dan jaminan fisik yang diharapkan oleh karyawan. Ketika apa
yang diharapkan oleh karyawan tercapai, maka akan tercipta needs suppliesfit. Hal
yang sama juga diharapkan oleh perusahaan kepada karyawan-karyawan.
Perusahaan mengharapkan kontribusi berupa waktu, kerja keras, komitmen,
pengetahuan, dan kemampuan dari pekerjanya untuk mendukung perusahaan.
Pemenuhan kebutuhanadalah adanya kesesuaian antara apa yang diinginkan oleh
individu yang belum terpuaskan dan apa yang diberikan oleh perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan individu tersebut.
Pengaruh Kesesuaian Nilai organisasional terhadap Kepuasan kerja
Meglino et al., (1989) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
kesesuaian nilai organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Individu yang
memiliki nilai-nilai dan keyakinan yang sama dengan organisasinya akan dapat
berinteraksi dengan lebih nyaman dengan sistem nilai organisasi, mengurangi
ketidakpastian dan konflik, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan
kerja dan komitmen organisasional. Demikian pula hasil penelitian Autry dan
Daugherty (2003) dalam Mardhika (2006) yang menyimpulkan bahwa
kompatibilitas antara nilai-nilai individu dan organisasi akan meningkatkan
kepuasan kerja.
H1 : Hubungan antara Kesesuaian nilai organisasional terhadap Kepuasan kerja.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
6
Pengaruh Tuntutan-kemampuan terhadap Kepuasan kerja
Menurut Edwards dalam Hassan, Akram, dan Naz (2012), person-job fit
ada ketika seorang individu memiliki keterampilan yang tepat dan kemampuan
untuk melakukanpekerjaannya atau pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan
individu tersebut. tuntutan kemampuan juga ikut berpengaruh dalam kepuasan
kerja sesuai dengan pendapat Stephen P. Robbins (2004:218) yang menyatakan
tingkat kinerja pegawai akan sangat tergantung pada faktor kemampuan pegawai
itu sendiri seperti tingkat pendidikan, pengetahuan, pengalaman dimana dengan
tingkat kemampuan yang semakin tinggi akan mempunyai kinerja semakin tinggi
pula.
H2 : Hubungan antara Tuntutan-kemampuan terhadap kepuasan kerja.
Pengaruh Kesesuaian Nilai Organisasional dengan Needs-Supplies
P-O Fit menekankan sejauh mana seseorang dan organisasi memiliki
karakteristik yang sama dalam memenuhi kebutuhan masing-masing (Sekiguchi,
2004). Lopez (1999) dalam Iplik, Kemal, dan Yalcin (2011) menyebutkan sejauh
mana peran nilai-nilai yang berhubungan dengan organisasi dibagi dengan
nilaidari individu menunjukkan tingkat kecocokan individu dengan organisasi.
Efek kesesuaian nilai organisasional yang diinginkan dapat ditelusuri kembali ke
penelitian awal mengenai paradigma ketertarikan kesamaan, yang didasarkan
pada gagasan bahwa interaksi dengan orang lain serupa memperkuat kepercayaan
diri sendiri dan dengan demikian melahirkan ketertarikan (Byrne & Grift tt,
1973).
H3 : Hubungan antara Kesesuaian nilai organisasional dan needs-supplies.
Pengaruh Tuntutan-Kemampuan dengan Needs-Supplies
Tuntutan-kemampuan disebut sebagai kesesuaian antara pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan karyawan, dengan persyaratan pekerjaan mereka.
Sedangkan Need-Supply fit dapat disebut sebagai sejauh mana kebutuhan, aspirasi
dan preferensi karyawan dipenuhi oleh pekerjaan yang mereka lakukan dan juga
dengan imbalan terkait dengan pekerjaan. Menurut teori person job fit, adanya
kesesuaian antara karakteristik tugas/pekerjaan dengan kemampuan individu
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
7
untuk melaksanakan tugas tersebut,akan memperkuat ikatan karyawan terhadap
pekerjaannya, yaitu pegawai akan lebih komitmen terhadap pekerjaan (Allen dan
Meyer, 1997 dalam Ozag dan Duguma,2005). Jika terdapat kesesuaian antara
karakteristik seorang individu dengan pekerjaan, maka kinerja individu maupun
organisasi akan cenderung tinggi, dan tingkat tekanan akan cenderung rendah.
H4 :Hubungan antara Tuntutan-kemampuan dengan Needs-Supplies.
Pengaruh Needs-Supplies terhadap Kepuasan Kerja
Studi saat ini dengan jelas membedakan antara pengalaman afektif
kepuasan kerja dan interaksi yang melibatkan orang dan lingkungan mereka yang
diwakili oleh P-E fi (Kristof-Brown & Guay, 2011). Teori ketidakcocokan
kepuasan kerja menyatakan bahwa kepuasan kerja dihasilkan secara langsung dari
pengalaman N-Scc atau perbandingan kognitif yang melibatkan apa yang
diberikan oleh pekerjaan dan apa yang dibutuhkan, diinginkan, atau diinginkan
individu dari pekerjaan itu (Edwards, 2008; Katzell, 1964; Lawler, 1973).
H5 : Hubungan antaraNeeds-Supplies terhadap kepuasan kerja.
Needs-Supplies Memediasi pengaruh antara Kesesuaian nilai organisasional
terhadap Kepuasan kerja
Nilai Kesesuaian mendorong kepuasan kerja karena itu memfasilitasi
bantuan positif yang memenuhi kebutuhan individu yang terkait dengan needs-
supplies (Kristof-Brown & Guay, 2011).
H6 :Needs-Supplies memediasi pengaruh antara kesesuaian nilai organisasional
dan Kepuasan kerja.
Needs-Supplies Memediasi Pengaruh antara Tuntutan-Kemampuan
terhadap Kepuasan kerja
Tuntutan-kemampuan pas tidak diharapkan untuk secara langsung
mempengaruhi kepuasan kerja. Sebaliknya, efek dari tuntutan-kemampuan muat
pada kepuasan kerja harus tergantung pada implikasi dari tuntutan-kemampuan
cocok untuk memenuhi keinginan orang (Lawler, 1973; Locke, 1976; Smith et al.,
1969). Dinyatakan dalam istilah P-E cocok, efek dari tuntutan-kemampuan muat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
8
pada kepuasan kerja dimediasi oleh needs-supplies, yang dapat melihat penyebab
proksimal kepuasan kerja.
H7 :Needs-Supplies memediasi pengaruh antara tuntutan-kemampuan terhadap
kepuasan kerja.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Balai Pendidikan Ilmu
Pelayaran Malahayati-Aceh yang berjumlah 150 orang. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Oleh karena itu
maka sampel yang akan saya teliti di dalam penelitian ini berjumlah 150 pegawai
Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran Malahayati-Aceh.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang sesuai dengan objek
penelitian ini, penulis melakukan kegiatan metode pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner (angket).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Regresi
Hasil analisis Pengaruh Kesesuaian Nilai organisasional dan Tuntutan-
Kemampuan terhadap Needs-supplies dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 4. Kesesuaian Nilai Organisasional dan Tuntutan-Kemampuan terhadap
Needs-supplies
Coefficientsa
1,179 ,229 5,156 ,000
,364 ,072 ,363 5,059 ,000
,293 ,060 ,353 4,916 ,000
(Constant)
Kesesuaian Nilai
Organisasional
Tuntutan Kemampuan
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Need Suppliesa.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
9
Menurut Hair,et al (2006) jika dalam penskalaan digunakan skala likert,
maka untuk koefisien regresi digunakan nilai standardized coefficients, dimana
nilai konstantanya tidak perlu diinterprestasikan. Standardized coefficients ini
digunakan karena tidak memiliki std. Error oleh karena itu lebih mudah untuk di
prediksi dibandingkan dengan unstandardized coefficients yang memiliki std.
Error. Dari hasil output SPSS pada model 1 tersebut dapat dibuat garis persamaan
linear adalah sebagai berikut:
Z= 0,363X1 + 0,353X2
Maka dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi
kesesuaian nilai organisasional (X1) bernilai (0,363), dan tuntutan-kemampuan
bernilai (0,353) artinya ketika kesesuaian nilai organisasional dan tuntutan-
kemampuan yang diberikan untuk pegawai dapat meningkatkan kepuasan kerja .
Selain menguji koefisien regresi, penelitian ini juga menguji koefisien
korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2). Koefisien korelasi bertujuan
untukmelihat keeratan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Koefisien korelasi (R) positif kuat apabila hasil korelasi mendekati +1 atau sama
dengan +1. Korelasi negatif kuat apabila hasil korelasi mendekati -1 atau sama
dengan -1.
Tidak ada korelasi apabila hasil korelasi mendekati 0 atau sama dengan 0.
Jika korelasi bernilai +1 atau -1 maka variabelnya menunjukkan korelasi
sempurna positif atau negatif. Sementara koefisien determinan (R2) mengukur
seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2001). Maka analisis koefisien korelasi dan
determinasi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dapat dilihat dari tabel
berikut.
Tabel 2. Hasil Analisis Koefesien Kesesuaian Nilai Organisasional dan Tuntutan-
kemampuan terhadap Needs-supplies
Model Summaryb
,596a ,355 ,346 ,32353
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Tuntutan Kemampuan,
Kesesuaian Nilai Organisasional
a.
Dependent Variable: Need Suppliesb.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
10
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R (koefisien korelasi), hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan sebesar 0,596 antara kesesuian nilai
organisasional dan tuntutan-kemampuan dengan needs-supplies memliki
hubungan sangat kuat.
Nilai koefisien determinasi adjusted R square sebesar 0,346 menjelaskan
bahwa kesesuaian nilai organisasional (X1) dan tuntutan-kemampuan (X2)
berpengaruh terhadap needs-supplies sebesar 34,6%. Sementara sisa (nilai residu)
dari peran variable kesesuaian nilai organisasional dan tuntutan-kemampuan
dalam needs-supplies sebesar 65,4%. Nilai residu tersebut menunjukkan bahwa
adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi needs-supplies. Faktor-faktor lain
tersebut merupakan Seperti kesesuaian diri dengan setiap pekerjaan yang
diberikan, kebutuhan fisik seseorang yang dibutuhkan untukmengerjakan suatu
pekerjaan terdiri dari tingkat keamanan lingkungan kerja, pemahaman akan tujuan
dari pekerjaan yang diberikan.
Hasil analisis pengaruh kesesuaian nilai organisasioanal dan tuntutan-
kemampuan terhadap kepuasan kerja dengan needs-supplies sebagai Variabel
Mediasi dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 3. Analisis Pengaruh Kesesuaian Nilai Organisasional dan Tuntutan-
kemampuan terhadap Kepuasan Kerja dengan Needs-supplies sebagai Variabel
Mediasi
Coefficientsa
Dari Tabel 3 pada model 2 dapat dibentuk garis persamaan linear sebagai
berikut:
Coefficientsa
1,398 ,197 7,093 ,000
,312 ,062 ,363 5,030 ,000 ,852 1,174
,247 ,051 ,347 4,807 ,000 ,852 1,174
,841 ,180 4,678 ,000
,140 ,056 ,163 2,480 ,014 ,726 1,378
,109 ,047 ,152 2,332 ,021 ,732 1,367
,473 ,060 ,551 7,927 ,000 ,645 1,550
(Constant)
Kesesuaian Nilai
Organisas ional
Tuntutan Kemampuan
(Constant)
Kesesuaian Nilai
Organisas ional
Tuntutan Kemampuan
Need Supplies
Model
1
2
B
Std.
Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardi
zed
Coefficien
ts
t Sig.
Toler
ance VIF
Collinearity
Statistics
Dependent Variable: Kepuasan Kerjaa.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
11
Y = 0,363X1 + 0,347X2
Maka dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa Koefisien regresi
kesesuaian nilai organisasional (X1) bernilai positif (0,363) artinya tuntutan-
kemampuan merupakan dasar kepuasan kerja pegawai Balai Pendidikan dan Ilmu
Pelayaran Malahayati-Aceh dan tuntutan-kemampuan (X2) bernilai positif
(0,347) artinya ketika kesesuaian nilai organisasional dan tuntutan-kemampuan
dimiliki oleh pegawaimaka akan meningkatkan kepuasan kerja.
Selanjutnya untuk (model 3) pada Tabel 2 dapat dibentuk garis persamaan
linier sebagai berikut:
Y = 0,163X1 + 0,152 + 0,551Z
Maka dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi
kesesuaian nilai organisasional (X1) bernilai positif (0,163) artinya kesesuaian
nilai organisasional merupakan kepuasan kerja bagi pegawai Balai Pendidikan
dan Ilmu Pelayaran Malahayati-Aceh dan tuntutan-kemampuan (X2) bernilai
positif (0,152) artinya ketika pegawai memiliki kesesuaian nilai organisasional
dan tuntutan-kemampuan maka pegawai akan merasa bahwa kesesuaian nilai
organisasional dan tuntutan-kemampuan tersebut salah satu kepuasan kerja
pegawai Balai Pendidikan dan Ilmu Pelayaran Malahayati-Aceh.
Tabel 4. Hasil Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi
Hasil analisis korelasi antara kesesuaian nilai organisasional dan tuntutan
kemampuan terhadap kepuasan kerja diperoleh R sebesar 0,590 yang menjelaskan
terdapat pengaruh Positif antara variabel kesesuaian nilai organisasional (X1) dan
tuntutan-kemampuan (X2) terhadap kepuasan kerja (Y) dengan keeratan
hubungan sebesar 59,0%.
Model Summaryc
,590a ,349 ,340 ,27896
,738b ,545 ,535 ,23404
Model
1
2
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Tuntutan Kemampuan,
Kesesuaian Nilai Organisasional
a.
Predictors: (Constant), Tuntutan Kemampuan,
Kesesuaian Nilai Organisasional, Need Supplies
b.
Dependent Variable: Kepuasan Kerjac.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
12
Nilai koefisien determinasi adjusted R square sebesar 0,340 menjelaskan
bahwa kesesuaian nilai organisasional (X1) dan tuntutan-kemampuan (X2)
menjelaskan variansi kepuasan kerja (Y) sebesar 34,0%. Sementara sisa (nilai
residu) dari peran variable tersebut sebesar 66,0%. Nilai residu menunjukkan
bahwa adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
Seperti upah yang cukup, perlakuan yang adil, berat ringannya pekerjaan,
penghargaan hasil kerja.
Sedangkan hasil analisis koefisien korelasi antara kesesuaian nilai
organisasional dan tuntutan-kemampuan terhadap kepuasan kerja dimana needs-
supplies dimasukkan sebagai variabel pemediasi (Z) diperoleh R sebesar 0,738
yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara variabel tersebut
terhadap kepuasan kerja dengan keeratan hubungan sebesar 73,8%.
Nilai koefisien determinasi adjusted R square sebesar 0,535 menjelaskan
bahwa kesesuaian nilai organisasional (X1) dan tuntutan-kemampuan (X2) dalam
meningkatkan kepuasan kerja (Y) dengan needs-supplies (Z) sebagai pemediasi
sebesar 53,5%. Sementara sisa (nilai residu) dari peran variable sebesar 46,5%.
Nilai residu menunjukkan bahwa adanya faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi needs-supplies. Seperti kesesuaian diri dengan setiap pekerjaan
yang diberikan, kebutuhan fisik seseorang yang dibutuhkan untukmengerjakan
suatu pekerjaan terdiri dari tingkat keamanan lingkungan kerja, pemahaman akan
tujuan dari pekerjaan yang diberikan.
Secara ringkas, hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Hipotesis Keterangan
H1 Kesesuaian nilai organisasional berpengaruh terhadap
kepuasan kerja
Hipotesis Terbukti
H2 Tuntutan-kemampuan berpengaruh terhadap kepuasan
kerja
Hipotesis Terbukti
H3 Kesesuian nilai organisasional berpengaruh terhadap
needs-supplies
Hipotesis Terbukti
H4 Tuntutan-kemampuan berpengaruh terhadap needs-
supplies
Hipotesis Terbukti
H5 Needs-supplies berpengaruh terhadap kepuasan kerja Hipotesis Terbukti
H6 Needs-supplies memediasi pengaruh kesesuaian nilai
organisasional terhadap kepuasan kerja
Hipotesis Terbukti
H7 Needs-supplies memediasi pengaruh tuntutan-
kemampuan terhadap kepuasan kerja
Hipotesis Terbukti
Sumber: Data Primer (diolah), 2017
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
13
PENUTUP
Berdasarkan analisa hasil yang telah dilakukan pada penelitian ini maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada hasil analisis kesesuaian nilai organisasional berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja. Ketika seorang pegawai sesuai dengan
pekerjaannya akan menciptakan hubungan yang baik terhadap
organisasinya, sehingga timbul dorongan untuk mengerjakan pekerjaannya,
maka akan meningkatkan kepuasan kerja. Hal ini sesuai menurut (Meglino
et.al,1989) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa kesesuaian nilai
organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Individu yang memiliki
nilai-nilai dan keyakinan yang sama dengan organisasinya akan dapat
berinteraksi dengan lebih nyaman dengan sistem nilai organisasi,
mengurangi ketidakpastian dan konflik, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kepuasan kerja.Hal ini akan menciptakan rasa agar pegawai
BP2IP Malahayati – Aceh merasakan kepuasan terhadap kepuasan kerjanya,
sehingga tidak dibutuhkan biaya yang lebih banyak untuk pemenuhan
kepuasan kerja tersebut.
2. Pada hasil analisis tuntutan-kemampuan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja. Ketika kemampuan karyawan dengan pekerjaan sejalan
maka kepuasan dari karyawan akan meningkat dengan sendirinya. Artinya
seseorang akan lebih memahami makna dari pekerjaannya sehingga dapat
kesempatan untuk mengembangkan dirinya di dalam dunia kerja. ketika
seorang individu memiliki keterampilan yang tepat dan kemampuan untuk
melakukan pekerjaannya atau pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan
individu tersebut. tuntutan kemampuan juga ikut berpengaruh dalam
kepuasan kerja sesuai dengan pendapat Stephen P. Robbins (2004:218) yang
menyatakan tingkat kinerja pegawai akan sangat tergantung pada faktor
kemampuan pegawai itu sendiri seperti tingkat pendidikan, pengetahuan,
pengalaman dimana dengan tingkat kemampuan yang semakin tinggi akan
mempunyai kepuasan semakin tinggi pula.
3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kesesuaian nilai organisasional
dan tuntutan-kemampuan berpengaruh positif terhadap needs-supplies, Hal
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
14
ini dapat kita lihat tuntutan-kemampuan muat pada kepuasan kerja harus
tergantung pada implikasi dari tuntutan-kemampuan untuk memenuhi
keinginan orang (Lawler, 1973; Locke, 1976; Smith et al., 1969).
Dinyatakan dalam istilah P-E cocok, efek dari tuntutan-kemampuan muat
pada kepuasan kerja dimediasi oleh needs-supplies, yang dapat melihat
penyebab proksimal kepuasan kerja. Bangunan di Harrison (1978), kami
sarankan tiga mekanisme oleh tuntutan-kemampuan yang sesuai dapat
mempengaruhi needs-supplies dan dengan demikian mempengaruhi
kepuasan kerja. Pertama, tuntutan-kemampuan dapat memfasilitasi kinerja
kerja, yang membawa hadiah intrinsik dan ekstrinsik yang memenuhi
kebutuhan orang. Tuntutan-kemampuan frame mekanisme ini cocok sebagai
instrumen untuk needs-supplies, yang pada gilirannya meningkatkan
kepuasan kerja. Kedua, tuntutan dapat menjadi diinternalisasi sebagai
kehendak orang, sebagai ketika harapan peran yang diterima oleh orang
sebagai pedoman untuk perilaku nya sendiri. Kemampuan untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan ini secara efektif menghasilkan persediaan yang memenuhi
keinginan internal. Dengan demikian, untuk menuntut bahwa diinternalisasi
sebagai keinginan, tuntutan-kemampuan diterjemahkan ke dalam persediaan
kebutuhan, yang harus mempengaruhi kepuasan kerja. Ketiga, ketika orang
mampu memenuhi tuntutan pekerjaan, ia adalah mungkin untuk mengalami
rasa kompetensi yang berfungsi sebagai persediaan untuk kebutuhan untuk
kompetensi (bulu, 1991; Putih, 1959).
4. Needs-supplies memediasi secara partial (partial mediation) kesesuaian nilai
organisasional terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat dilihat saat pengaruh
kepuasan kerja terhadap needs-supplies signifikan dan pengaruh kesesuaian
nilai organisasional terhadap needs-supplies juga signifikan.
5. Needs-supplies memediasi secara partial (partial mediation) tuntutan
kemampuan terhadap kepuasan kerja. Hal ini dapat dilihat saat pengaruh
kepuasan kerja terhadap needs-supplies signifikan dan pengaruh tuntutan-
kemampuan terhadap needs-supplies juga signifikan.
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka dapat dirangkum
beberapa saran sebagai berikut:
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
15
1. Kesesuaian nilai organisasional merupakan faktor yang dapat meningkatkan
produktivitas kepuasan kerja pegawai BP2IP Malahayati-Aceh terhadap
pekerjaannya. Untuk itu sebaiknya dalam perekrutan pegawai BP2IP
Malahayati – Aceh mengutamakan dalam perekrutan pegawai yang
memiliki nilai kesesuaian terhadap organisasi.
2. Tuntutan kemampuan juga merupakan faktor yang dapat meningkatkan
produktivitas kepuasan kerja pegawai BP2IP Malahayati-Aceh. Untuk itu
sebaiknya dalam menempatkan pegawai dalam pekerjaannya harus dengan
memiliki kemampuan, pengalaman dan sesuai dengan bidangnya.
3. Kepuasan kerja yang tinggi akan mempengaruhi Needs-supplies. Dengan
terpenuhinya Needs-supplies maka kepuasan kerja meningkat dengan
sendirinya. Untuk itu sebaiknya pegawai BP2IP Malahayati – Aceh
mendapatkan kebutuhan yang sesuai terhadap pekerjaannya.
REFERENSI
Autry, C. W., Daugherty, P.J (2003) Warehouse Operation Employees: Linking
Person-Organization Fit, Job Satisfaction and Coping Response. Journal of
Business Logistic, Vol. 24(1), 171-197
Boxx, W. R., Odom, R. Y., & Dunn, M. G (1991) Organizational Values and
Value Congruency and Their Impact On Satisfaction, Commitment, and
Cohesion: An Empirical Examination Within The Public Sector. Public
Personnel Management, Vol. 20 (1), 195-205
Bowen D. E., Ledford, G. E., & Nathan, B. R (1991) Hiring For The
Organization, Not The Job. Academy of Management Executive, Vol. 5 (4),
35-49
Cable, D., & Judge, T. A (1994) Pay Preferences and Job Search Decisions: A
Person Organization Fit Perspective. Personnel Psychology, Vol. 47, 317-
348
Chatman, J. A (1989) Improving Interactional Organizational Research: A Model
of Person Organization Fit. Academy of Management Review, Vol. 14 (3),
333-349
Chatman, J. A (1991) Matching People And Organizations: Selection and
Socialization in Public Accounting Firms. Administrative Science
Quarterly, Vol. 36, 459-484.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
16
Cooper, Donald R. and Pamela S. Schindler (2006) Business Research Methods.
9th Ed., New York: Irwin/McGraw-Hill
Edwards, J.R., & Cable, D.M. (2009). The Value of Value Congruence. Journal
of Applied Psychology, Vol. 94, 654–677
Gibson, L. James, John M. Ivancevich, and James H. Donnelly, Jr (2007)
Organisasi: Perilaku, Struktur , Proses. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama, Jakarta
Judge, T. A., & Bretz, R. D., Jr (1992) Effects of Work Values on Job
Choicedecisions. Journal of Applied Psychology, Vol. 77, 261-271
Kristof, A. L (1996) Person-Organization Fit: an Integrative Review of It
Conceptualizations, Measurement, and Implications. Personnel
Psychology. Vol. 49, 1-49.
Kristof-Brown, A.L., Zimmerman, R.D., dan Johnson E.C. (2005).
Consequencesof Individuals Fit at Work: A Meta-Analysis of Person-Job,
Person-Organization,Person-Group, and Person-Supervisor Fit. Personnel
Psychology, Vol. 58(2), 281-342
Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta Andi Offset
Mathis, R.L. dan Jackson, J.H (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Salemba Empat Patria
Meglino, B. M., Ravlin, E. C., & Adkins, C. L (1989) A Work Values Approach
To Corporate Culture: A Field Test of The Value Congruence Process and
Its 100 Relationship to Individual Outcomes. Journal of Applied
Psychology, Vol. 74 (3), 424-432
Moenir (2003) Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan
Kepegawaian, Jakarta: Gunung Agung
Naryono (2001) Mengenal Kehidupan Berorganisasi. Yogyakarta: Balai
Penerbitan
O’Reilly, C. A., Chatman, J. A., & Caldwell, D. F (1991) People and
Organizational Culture: A Profile Comparison Approach to Assessing
Personorganization Fit.. Academy of Management Journal, Vol. 34 (3),
487-516
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A (2008) Organizational Behaviour 12th
Ed. Jakarta: Salemba Empat
Robbins, S.P., and T.A., Judge (2009) Organizational Behavior. New York:
Pearson Prentice Hall, United State Of America.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 2, No. 3, Agustur 2017: 1-17
17
Robbins, S.P (2004) Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid I dan II,
Jakarta: Prinhalindo
Robbins,Stephen P. and Coulter, Mary (2012). Management. New Jersey: Pearson
Education, Inc
Ryan, R. M., & Deci, E. L (2000) Self-Determination Theory and the Facilitation
of Intrinsic Motivation, Social Development, and Well-Being. American
Psychologist , Vol. 55, 68 – 78
Sekiguchi, Tomoki (2004) Person Organization Fit and person Job Fit in
Employee Selection: A Review of The Literature. Osaka Keidai Ronshu,
Vol. 54(6), 179-196
Soeroto (1992) Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja,
Edisi 2, Yogyakarta: UGM Press
Sutanto, A (2002) Peran Budaya OrganisasionalUntuk Meningkatkan Kepuasan
Kerja dan Kinerja Karyawan. Jurnal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Vol. 6(2)
Turban, D. B., & Keon, T. L (1993) Organizational Attractiveness: An
Interactionist Perspective. Journal of Applied Psychology, Vol. 78, 184-
193
Vancouver, J. B., & Schmitt, N. W (1991) An Exploratory Examination of Person
Organization Fit: Organizational Goal Congruence. Personnel Psychology,
Vol. 44, 333-352.
Wibowo, Manajemen Kinerja (2007) Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada