50
PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP PEMILIHAN MAKANAN PADA MAHASISWA PPKU IPB MUTIARA PURNAMAWATI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

i

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP

PEMILIHAN MAKANAN PADA MAHASISWA PPKU IPB

MUTIARA PURNAMAWATI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

ii

Page 3: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kepribadian

dan Situasi terhadap Pemilihan Makanan pada Mahasiswa PPKU IPB adalah benar

karya saya dengan arahan dari Dosen Pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yan berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2016

Mutiara Purnamawati

NIM I24120079

Page 4: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU
Page 5: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

i

ABSTRAK

MUTIARA PURNAMAWATI. Pengaruh Kepribadian dan Situasi terhadap

Pemilihan Makanan pada Mahasiswa PPKU IPB. Dibimbing oleh LILIK NOOR

YULIATI.

Mahasiswa tingkat pertama di IPB datang dari berbagai daerah yang ada di

Indonesia dan mereka harus beradaptasi dengan lingkungan/kondisi yang baru,

seperti hidup jauh dari rumah dan orang tua dan memulai kehidupan di asrama.

Kondisi tersebut menuntut mahasiswa untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi

dengan mengonsumsi makanan sehat, salah satunya sayuran. Penelitian ini ingin

menginvestigasi pengaruh kepribadian dan situasi terhadap pemilihan makanan

pada mahasiswa PPKU. Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) mengetahui

kebiasaan konsumsi sayur mahasiswa PPKU sebelum dan sesudah masuk IPB, (2)

menganalisis karakteristik contoh, kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan

berdasarkan jenis kelamin (3) menganalisis hubungan anara karakteristik contoh,

kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang

mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU. Penelitian ini

melibatkan 288 mahasiswa PPKU yang berasal dari 3 kelas (P09, Q03, R02) yang

diperoleh melalui cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan

desain/pendekatan deskriptif melalui teknik survei. Data dikumpulkan melalui

metode self-administered dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil menunjukkan bahwa

kepribadian (extraversion, openness to experience, agreeableness) dan situasi

(ketika makan di rumah) berpengaruh positif terhadap pemilihan makanan

mahasiswa PPKU.

Kata kunci: pemilihan makanan, ciri kepribadian, situasi makan, mahasiswa S1.

ABSTRACT

MUTIARA PURNAMAWATI. The Influence of Personality and Situation toward

Food Choice among PPKU Students in IPB. Supervised by LILIK NOOR

YULIATI.

The first year college students in IPB come from different places around

Indonesia and they need to adapt with new conditions such as being away from their

house and parents, also living in the dorm. Those conditions require students to

keep fulfilling their nutrition needs by consuming healthy foods such as vegetables.

This research wants to investigate the influence of personality and situations toward

food choice among PPKU students. The aims of this study are: (1) to understand

about the vegetable’s consumption habit among PPKU students before and after

entering IPB, (2) to analyze sample’s characteristic, personality situation, and food

choice based on sex, (3) to analyze the relationship between sample’s characteristic,

personality, situation, and food choice, (4) to analyze factors influencing food

choice among PPKU students. This research involved 288 PPKU students from 3

classes (P09, Q03, R02) selected using cluster random sampling. This research used

Page 6: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

ii

descriptive’s study design/approach through survei technique. Data were collected

by self-administered method using questionnaire and analyzed by using multiple

linear regression analysis. The result showed that personality (extraversion,

openness to experience, agreeableness) and situation (eating at home) were

positively affecting food choice.

Keywords: food choice, personality traits, eating situation, undergraduate student.

Page 7: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

iii

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP

PEMILIHAN MAKANAN PADA MAHASISWA PPKU IPB

MUTIARA PURNAMAWATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

iv

Page 9: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

v

Page 10: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Kepribadian dan Situasi terhadap Pemilihan Makanan pada

Mahasiswa PPKU IPB”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, M.FSA selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan arahan, saran dan masukan kepada penulis dalam

menyelesaikan usulan proposal penelitian, sebagai salah satu syarat skripsi

dalam meraih gelar sarjana sains.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc dan Ibu Dr. Tin Herawati, SP.,

M.Si selaku dosen penguji yang telah bersedia menguji dan memberikan

arahan, kritik, dan masukan untuk menyempurnakan skripsi ini. Ibu Dr. Ir.

Diah Krisnatuti, MS selaku moderator seminar yang telah memberikan

kritik serta saran untuk perbaikan skripsi yang lebih baik, dan kepada sdri.

Anisa Sekar Safitri dan sdri. Anisa Nurhesti Hutami sebagai panelis seminar

yang juga telah memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini. Terima

kasih kepada seluruh dosen dan staff Ilmu Keluarga dan Konsumen yang

telah memberikan ilmu, mendidik, mengajar, serta berbagi pengalaman

berharga kepada penulis terkait dengan bidang Ilmu Keluarga dan

Konsumen.

3. Bapak Dr. Ir. Bonny P. W. Soekarno, MS selaku Direktur PPKU yang telah

memberikan izin untuk melakukan proses pengambilan data di lingkungan

gedung PPKU dan Teaching Lab IPB.

4. Teman-teman satu bimbingan Hilda, Laras, Aidha, Diana, dan Citra atas

segala bantuan, dukungan dan semangatnya selama proses penyusunan

proposal ini dilakukan. Para sahabat serta teman-teman IKK 49 lainnya atas

kebersamaan, bantuan, semangat, dan dukungannya dalam penyelesaian

skripsi serta semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Juli 2016

Mutiara Purnamawati

Page 11: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Kepribadian 4

Situasi 5

Pemilihan Makanan 6

Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Pemilihan Makanan 6

Hubungan antara Uang saku dengan Pemilihan Makanan 7

Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kepribadian 7

Hubungan antara Usia dengan Kepribadian 7

Hubungan antara Kepribadian dan Pemilihan Makanan 7

Hubungan antara Situasi dan Pemilihan Makanan 8

KERANGKA PEMIKIRAN 8

METODE PENELITIAN 10

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 10

Teknik Pengambilan Conroh 10

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 10

Pengolahan dan Analisis Data 11

Definisi Operasional 12

HASIL DAN PEMBAHASAN 14

Karakteristik Mahasiswa 14

Kebiasaan Konsumsi Sayur 14

Kepribadian 16

Situasi 17

Pemilihan Makanan 19

Hubungan Antarvariabel 21

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Makanan

Mahasiswa PPKU IPB 24

Pembahasan 25

SIMPULAN DAN SARAN 28

Simpulan 28

Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN 32

RIWAYAT HIDUP 38

Page 12: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

viii

DAFTAR TABEL

1 Variabel, Dimensi, Deskripsi, dan Referensi 13

2 Sebaran Mahasiswa berdasarkan Jumlah, Frekuensi, dan Jenis

Sayuran yang Paling Sering dikonsumsi Sebelum dan Sesudah

Masuk IPB 15

3 Rata-rata Indeks Kepribadian pada Mahasiswa 16

4 Sebaran Mahasiswa berdasarkan Situasi dan Frekuensi 18

5 Rata-rata Indeks Pemilihan Makanan (Sayur) pada Mahasiswa 20

6 Koefisien Korelasi Tipe Kepribadian dan Pemilihan Makanan 22

7 Koefesien Korelasi Situasi dan Pemilihan Makanan 23

8 Koefisien Uji Regresi Karakteristik Contoh, Tipe Kepribadian,

dan Situasi terhadap Pemilihan Makanan 24

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran pengaruh kepribadian dan situasi terhadap

pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU IPB 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sebaran Mahasiswa berdasarkan Jenis Kelamin 33

2 Sebaran Mahasiswa berdasarkan Usia 33

3 Sebaran Mahasiswa berdasarkan Uang Saku 33

4 Alasan Utama Konsumsi Sayur pada Enam Situasi 33

5 Koefisien Korelasi Karakteristik Contoh dan Tipe Kepribadian 34

6 Koefisien Korelasi Karakteristik Contoh dan Pemilihan Makanan 34

7 Hasil Uji Asumsi Klasik 35

Page 13: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang, tentunya dibutuhkan

konsumsi makanan yang bergizi. Makanan merupakan kebutuhan pokok yang tidak

pernah lepas dari rutinias manusia sehari-hari. Seperti yang disebutkan dalam Teori

Maslow, bahwa kebutuhan pertama yang dibutuhkan oleh manusia adalah

kebutuhan fisiologis, dimana pemenuhan kebutuhan untuk fisik manusia

merupakan hal yang paling utama agar seseorang dapat mempertahankan hidupnya

(Sumarwan 2011). Mengonsumsi makanan yang bergizi merupakan suatu

keharusan bagi seorang individu agar kondisi kesehatan tetap terjaga dan tidak

mudah terserang penyakit. Orang dewasa pada umumnya cenderung mengadopsi

kebiasaan konsumsi makanan sehat jika kebiasaan tersebut sudah dilakukan sejak

usia dini (Chan et al. 2009). Kebiasaan diet masyarakat hingga saat ini telah

berubah dalam periode waktu yang singkat akibat perkembangan ekonomi yang

begitu pesat. Hal ini ditandai dengan akses yang semakin mudah terhadap makanan

yang tidak sehat dan juga harga yang lebih murah dibandingkan dengan makanan

sehat (Henningsen 2011).

Penelitian ini secara khusus berfokus pada pemilihan makanan dari jenis sayur.

Berdasarkan Riskesdas 1 , penduduk dikategorikan ‘cukup’ mengonsumsi sayur

dan/buah apabila makan sayur dan/buah minimal lima porsi perhari selama tujuh

hari dalam seminggu dan dikategorikan ‘kurang’ apabila konsumsi sayur dan/buah

kurang dari ketentuan tersebut. World Health Organization (WHO) 2 juga

merekomendasikan konsumsi sayur dan buah sebanyak 400 gram perhari.

Penelitian milik Gustiara (2012) menjelaskan bahwa frekuensi dan jumlah

konsumsi sayur murid SMAN 1 Pekanbaru tergolong rendah, yakni hanya <2 kali

per hari dan jumlah konsumsi sayur masih dibawah anjuran konsumsi sayur, yakni

minimal lima porsi perhari. Jika dilihat dari sisi sosiodemografis, wanita berusia

50-60 tahun memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan sehat lebih sering

dibandingkan dengan wanita yang usianya lebih muda, sedangkan untuk laki-laki

kecenderungan untuk mengonsumsi makanan sehat adalah pada usia 60 tahun

(Laaksonen et al. 2007). Hal ini menunjukkan bahwa kalangan anak muda masih

kurang dalam hal asupan makanan sehat, khususnya sayuran.

Dalam Eertmans (2006), pemilihan makanan ditentukan oleh 3 faktor yakni

dari makanan, individu, dan juga lingkungan atau situasinya. Selanjutnya,

dijelaskan pula bahwa secara umum, 4 peringkat teratas dalam motivasi yang paling

penting dalam pemilihan makanan antara lain kenyamanan, kesehatan, harga, dan

faktor kesukaan. Ketika persepsi seseorang mengenai makanan stabil, tindakan

seseorang terhadap persepsi ini bervariasi tergantung dari ketersediaan makanan

pada suatu lokasi/tempat dan pengaruh sosial dari orang lain (Brown et al. 2015).

Faktor kepribadian atau kodisi psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam

diri individu dan dapat mempengaruhi pemilihan makanan, contohnya menurut

Lunn et al. (2014), seseorang yang berkeperibadian openness to experience

cendeung lebih memilih mengonsumsi sayur dan buah. Situasi merupakan faktor

1 Riset Kesehatan Dasar (2013) 2 World Health Organization (WHO) http://www.who.int/dietphysicalactivity/fruit/en/ (diakses

pada 21 Juli 2015)

Page 14: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

2

yang berasal dari luar diri individu yang juga dapat mempengaruhi pemilihan

makanan, contohnya menurut Choi & Zhao (2012), ketika seseorang berada pada

situasi makan di restoran dan dihadapkan pada menu yang banyak menyajikan

makanan sehat, maka orang tersebut akan semakin cenderung untuk memesan

makanan sehat tersebut.

Kepribadian memiliki pengaruh dalam pemilihan makanan seseorang. Salah

satu penelitian yang mengkaji pengaruh kepibadian terhadap pemilihan makanan

menunjukkan bahwa seorang individu yang memiliki sifat conscientiousness akan

lebih memperhatikan pemilihan makanan yang direkomendasikan oleh panduan

diet

(dietary guidelines), dengan kata lain makanan yang dipilih adalah makanan-

makanan yang bergizi dan baik untuk kesehatan (Keller & Siegrist 2015). Dalam

suatu penelitian mengenai hubungan kepribadian dan diet, dijelaskan bahwa

terdapat hubungan antara faktor kepribadian, neuroticism, dan kesuksesan

penurunan berat badan dengan treatment penurunan berat badan tertentu (Munro et

al. 2011). Dengan mengkaji hubungan dan pengaruh kepribadian terhadap

pemilihan makanan, dapat diketahui tipe-tipe kepribadian yang memiliki

kecenderungan untuk lebih mempertimbangkan kriteria-kriteria pemilihan

makanan tertentu, serta dapat diketahui pula tipe-tipe kepribadian yang

mempengaruhi pemilihan makanan mahasiswa.

Situasi juga memiliki pengaruh terhadap pemilihan makanan. Dalam penelitian

milik Kolsteren et al. (2009), seseorang yang sering berada pada situasi makan di

luar rumah cenderung lebih banyak memilih mengonsumsi makanan yang rendah

nutrisi, padat energi, seperti snacks,minuman berkarbonasi, dan alkohol jika

dibandingkan dengan orang yang tidak sering makan di luar rumah. Dengan

mengkaji hubungan dan pengaruh situasi terhadap pemilihan makanan, maka akan

dapat diketahui pada situasi apa saja mahasiswa memilih untuk mengonsumsi sayur

dan dapat dianalisis lebih lanjut hasil uji hubungan dan pengaruh tersebut untuk

menjelaskan secara lebih konkret.

Beberapa penelitian sebelumnya juga mengambil topik tentang pemilihan

makanan, seperti contohnya penelitian milik Wang et al. (2015) tentang pemilihan

makanan tradisional dan makanan eropa serta penelitian dari Ensaff et al. (2012)

tentang pemilihan makanan anak di sekolah. Penelitian mengenai topik pemilihan

makanan ini dirasa menarik untuk dikaji karena remaja Indonesia masih mengalami

masalah mengenai konsumsi sayur, seperti yang dijelaskan dalam penelitian dari

Achmad et al. (2014) bahwa rata-rata konsumsi sayur anak remaja di SMAN 10 dan

SMAN 16 Makassar masih di bawah anjuran gizi seimbang, yakni 250 gram/hari.

Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengkaji mengenai pengaruh kepribadian dan

situasi terhadap pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU IPB.

Rumusan Masalah

Mengonsumsi makanan yang bergizi dan menyehatkan merupakan suatu

keharusan bagi setiap manusia. Makanan sehat ini dibutuhkan agar kesehatan

manusia secara fisik maupun psikis dapat tetap terjaga dengan baik. Mahasiswa

PPKU IPB yang merupakan mahasiswa tingkat awal dan baru memasuki tahap

menjadi seorang mahasiswa, sudah pasti mengalami masa peralihan dari yang

biasanya tinggal di rumah bersama keluarganya kini menjadi terbiasa tinggal di

asrama. Situasi yang dihadapi mahasiswa PPKU selama memulai tinggal di asrama

Page 15: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

3

pun menjadi berbeda. Pola maupun pemilihan makanan mahasiswa bisa jadi

berubah atau mungkin sama dengan kebiasaan makan ketika tinggal di rumah

karena lingkungan yang mahasiswa hadapi adalah lingkungan yang baru, serta

mahasiswa tidak lagi berada dalam pengawasan orang tua terkait konsumsi

makanan.

Berdasarkan studi yang dijalankan oleh Khirolahei et al. (2014), mahasiswa

Iran baik perempuan maupun laki-laki memiliki jumlah konsumsi buah dan sayur

yang rendah dan tidak memenuhi standar gizi manusia (Human Nutrition

Standards). Menurut Gustiara (2012), jumlah konsumsi sayur remaja di kota

Pekanbaru masih tergolong di bawah anjuran konsumsi sayur, yakni minimal lima

porsi perhari. Hasil penelitian dari Chan et al. (2009) menunjukkan bahwa remaja

di Hong Kong cenderung mempraktekkan konsumsi makanan sehat ketika berada

di rumah, dimana ibu merupakan pihak yang paling berpengaruh dalam

mensosialisasikan konsumsi makanan sehat. Tingkat mahasiswa (mahasiswa

tingkat 1, tingkat 2, dan selanjutnya) menunjukkan pengaruh yang signifikan pada

pengetahuan tentang gizi dan sikap dalam mengonsumsi makanan bergizi (Huang

et al. 2013).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan makanan seseorang. Dua

variabel yang menjadi variabel pengaruh untuk diteliti lebih lanjut dalam penelitian

ini adalah variabel kepribadian dan situasi. Penelitian dari Ching et al. (2015)

menunjukkan adanya keterkaitan kepribadian dengan kebiasaan makan, yakni

mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian conscientiousness memiliki hubungan

negatif dengan frekuensi konsumsi dessert, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa

yang sadar akan kesehatan akan lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan

manis. Selain itu, karena situasi yang dihadapi mahasiswa saat tinggal di asrama

berbeda dari tempat tinggal sebelumnya, maka penelitian ini ingin menggali

mengenai bagaimana pemilihan makanan mahasiswa jika dipengaruhi oleh situasi-

situasi tertentu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kolsteren et al. (2009),

Orang yang sering makan di luar rumah (Substantially Out of Home/SOH eaters)

cenderung mengonsumsi makanan yang kurang bergizi serta padat akan energi

seperti snacks/cemilan, minuman berkarbonasi, dan alkohol, selain itu situasi

makan di luar rumah dapat memicu laki-laki untuk mengonsumsi produk makanan

yang berasal dari hewan ketimbang laki-laki yang tidak sering makan di luar rumah.

Penelitian ini secara spesifik berfokus pada pemilihan makanan dari jenis sayur.

Situasi konsumsi yang diteliti antara lain situasi ketika makan di rumah, di luar

rumah (di restoran bersama teman-teman, pada saat pesta, saat rekreasi bersama

keluarga), dan makan siang. Dengan adanya fakta-fakta keterkaitan antara

kepribadian dan situasi terhadap pemilihan makanan, maka penelitian ini ingin

menginvestigasi secara lebih jauh mengenai topik tersebut dengan pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kebiasaan makan sayur mahasiswa PPKU sebelum dan sesudah

masuk IPB?

2. Bagaimana karakteristik contoh, kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan

berdasarkan jenis kelamin?

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik contoh, kepribadian, situasi, dan

pemilihan makanan?

4. Faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi pemilihan makanan mahasiswa

PPKU IPB?

Page 16: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

4

Tujuan

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

kepribadian dan situasi terhadap pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU IPB

Secara khusus, tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui kebiasaan makan sayur mahasiswa PPKU sebelum dan sesudah

masuk IPB

2. Menganalisis karakteristik contoh, kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan

berdasarkan jenis kelamin

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik contoh, kepribadian, situasi dan

pemilihan makanan

4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada

mahasiswa PPKU IPB

Manfaat Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada bagaimana mahasiswa melakukan pemilihan

makanan melalui pengaruh dari kepribadian dan situasinya.

1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan

masukan untuk dapat mengembangkan kebijakan atau program yang berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat melalui konsumsi sayur.

2. Bagi NGO (Non Government Organization) atau para penggiat dan pemerhati di

bidang kesehatan agar bisa mendapatkan masukan mengenai gambaran

pemilihan makanan mahasiswa dan memberikan dorongan agar dapat membuat

suatu kegiatan/kampanye yang berkaitan dengan pemilihan makanan yang baik

dan tepat yang dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat dari

kalangan remaja.

3. Bagi institusi pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pada pengembangan ilmu konsumen dan menambah literatur mengenai topik

pemilihan makanan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kepribadian

Kepribadian merupakan faktor pembeda yang paling mendasar dari perilaku

manusia (Sitaraman 2014). Penelitian saat ini menunjukkan bahwa kepribadian

terus berubah pada masa dewasa dan seringkali hingga masa tua, dan bahwa

perubahan-perubahan ini bisa jadi sangat substansial dan konsekuensial (Mrozeck

dan Roberts 2008). Menurut Keller dan Siegrist (2015), salah satu dari aspek

kepribadian yakni keterbukaan terhadap pengalaman, secara langsung

memengaruhi konsumsi makanan, kecuali makanan manis dan gurih.

Berdasarkan Costa dan McCrae (1997), kepribadian dapat dideskripsikan

dengan 5 dimensi yang disebut dengan Five Factor Model (FFM) atau Big 5

Personality Model. FFM ini meliputi Neuroticism, extraversion, Openness to

experience, Agreeableness, dan Conscientiousness. Model kepribadian Big 5/Big 5

Personality Model merupakan model yang banyak digunakan dalam literatur

psikologi dalam penelitian yang berkaitan dengan kepribadian manusia. Penjelasan

lebih lanjut mengenai Big 5 Personality yang dikutip dari McCrae dan John (1992)

antara lain:

1. Openness to Experience/Keterbukaan terhadap dicirikan dengan memiliki rasa

Page 17: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

5

penasaran, selara seni, imajinatif, serta memiliki ketertarikan yang luas terhadap

berbagai hal.

2. Conscientiousness merupakan suatu tipe kepribadian yang dicirikan dengan

memiliki rasa tanggung jawab, efisien, dapat diandalkan, memiliki level aspirasi

yang tinggi, produktif, serta memiliki kemampuan perencanaan yang baik.

3. Extroversion dicirikan sebagi orang yang senang berbicara, memiliki

kemampuan dalam berhumor, memiliki gerak-gerik yang ekspresif, serta mudah

bergaul.

4. Agreeableness merupakan tipe kepribadian yang dicirikan dengan mudah

memaafkan, merasa simpati dan peka terhadap orang lain, dapat dipercaya,

ramah, serta menghargai orang lain.

5. Neuroticism merupakan tipe kepribadian yang dicirikan dengan mudah merasa

cemas, khawatir, tertekan, merasa rendah diri, serta emosinya tidak stabil.

Situasi

Situasi adalah bagian dari lingkungan yang sulit untuk dilokalisir dan

mengelilingi organisme secara intergral seperti suhu, suara, bau, dan sebagainya,

dengan potensi untuk mempengaruhi fungsi manusia pada seluruh tingkatan seperti

pada aspek fisiologi, motivasi, mood, perilaku, kognisi dan interaksi sosial. Situasi,

lingkungan atau konteks makanan merupakan istilah lain dari stimulus eksternal

makanan yang dapat mempengaruhi pemilihan makanan (Eertmans 2006).

Konsumsi makanan atau minuman dapat terjadi pada berbagai macam situasi.

Berdasarkan Marriott (1995), situasi konsumsi jenis minuman tertentu dibagi

menjadi beberapa situasi yang spesifik. Konsumen memilih preferensi

mengonsumsi minuman berdasarkan situasi-situasi tertentu. Beberapa preferensi

mengonsumsi minuman pada situasi-situasi tertentu dijabarkan sebagai berikut:

1. Ketika musim panas: konsumen air putih

2. Ketika musim dingin: minuman hangat

3. Ketika sarapan: jus

4. Makan siang: minuman hangat

5. Saat teman datang untuk makan malam: minuman hangat

6. Pada saat merasa haus: air putih

7. Ketika sedang ingin bersantai: air putih

8. Ketika sedang membutuhkan sesutau yang dapat meningkatkan mood: susu

Fasilitasi sosial merupakan kehadiran orang lain selama seseorang

mengonsumsi makanan dan hal ini dapat mempengaruhi tingkat konsumsi makan

seseorang. Klesges et al. (2015), mendemosntrasikan bahwa laki-laki dan

perempuan makan lebih banyak ketika mereka sedang bersama orang lain

dibandingkan ketika makan sendiri. Hubungan antara situasi fisik dan berbagai

faktor lainnya, seperti ketepatan tipe makanan tertentu, mempengaruhi pemilihan

makanan dan preferensi lebih banyak diteliti. Hasilnya menunjukkan bahwa adanya

kesempatan makan (makan siang/makan malam) dan lokasi mempengaruhi

pemilihan makanan. lokasi tampak lebih berpengaruh dalam memilih makanan

untuk makan siang, dibandingkan dengan kesempatan makan lainnya seperti

misalnya pada saat konsumsi makanan ringan.

Page 18: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

6

Pemilihan Makanan (Food Choice)

Memahami tentang motivasi pemilihan makanan dibutuhkan untuk

merencanakan kebijakan publik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan

berkaitan dengan diet sehat dan kesejahteraan, serta menginformasikan inovasi

produk makanan dan pemasaran makanan (Markovina et al. 2015). Pemilihan

makanan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti lingkungan makanan

tersebut dan hubungan interpersonal, yang berinteraksi dengan faktor-faktor

internal termasuk kecenderungan biologis, conditioning, dan faktor intrapersonal

seperti nilai, persepsi, dan motivasi (Lunn et al. 2013).

Pada kuesioner Food choice questionnaire (FCQ), aspek-aspek yang terdapat

di dalamnya antara lain kesehatan, suasana hati, kenyamanan, harga, sensory

appeal, familiaritas, bahan alami, kontrol berat badan, dan masalah etika.

Kesembilan aspek yang tergabung dalam Food choice questionnaire (FCQ) ini

digunakan untuk menilai motivasi pemilihan makanan. Dalam Steptoe et al. (1995),

kesembilan kriteria pemilihan makanan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kesehatan: kriteria yang berkaitan dengan pemilihan makanan yang dapat

membantu dalam menjaga kesehatan, mencegah penyakit, kesejahteraan, serta

nutrisi/gizi secara umum.

2. Suasana hati (mood): kriteria yang berkaitan dengan relaksasi serta kontrol stress.

Mood dan stress memiliki peran dalam menentukan tidak hanya kuantitas

makanan yang dikonsumsi, akan tetapi juga menentukan pemilihan jenis

makanan.

3. Kemudahan (convenience): kriteria yang berkaitan dengan seberapa nyaman dan

mudah makanan dibeli dan disiapkan.

4. Sensory appeal: kriteria yang berkaitan dengan indera penciuman, indera perasa,

serta tampilan makanan.

5. Harga: harga merupakan faktor yang penting dalam memutuskan untuk membeli

dan mengonsumsi makanan.

6. Bahan alami: kriteria ini menekankan pada ada atau tidaknya penggunaan zat

aditif dan pemilihan makanan yang terbuat dari bahan alami.

7. Konrol berat badan: kriteria yang merupakan salah satu faktor penting dalam

pemilihan makanan. Lebih ditekankan lagi bahwa seseorang yang menjaga berat

badannya akan cenderung lebih ketat dalam hal pemilihan makanannya.

8. Familiaritas: kriteria yang berkaitan dengan pentingnya seseorang untuk

mengonsumsi makanan yang familiar dibandingkan dengan yang tidak familiar.

9. Masalah etika: kriteria yang berkaitan dengan perhatian lebih pada aspek

lingkungan dan politik.

Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Pemilihan Makanan

Jenis kelamin merupakan salah satu aspek yang memiliki hubungan dengan

pemilihan makanan seseorang. Menurut Irala-Estevez et al. (2000) dalam European

Commission Community Research (2012), terdapat perbedaan nyata yang konsisten

dalam hal jumlah takaran konsumsi buah dan sayur pada jenis kelamin berbeda.

Wardle et al. (2004) menjelaskan bahwa perempuan cenderung lebih

mementingkan aspek kesehatan dalam memilih makanan dengan menghindari

makanan berlemak dan lebih memilih mengonsumsi makanan berserat dan buah-

buahan. Selain iitu, Missagia et al. (2012) juga menjelaskan bahwa laki-laki lebih

memperhatikan murah atau tidaknya harga makanan, akan tetapi laki-laki tidak

Page 19: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

7

bersedia menghabiskan waktunya untuk membandingkan harga pada beberapa

makanan.

H1: Terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan pemilihan makanan

Hubungan antara Uang Saku dengan Pemilihan Makanan

Menurut Chen et al. (2012), terdapat hubungan negatif antara pendapatan

dengan konsumsi makanan atau minuman yang tinggi akan kalori seperti susu dan

minuman berkarbonasi. Hal ini berarti semakin tinggi pendapatan, semakin rendah

konsumsi minuman tinggi kalori. Selain itu, menurut Drewnowski dan

Eichelsdoerfer (2010), orang yang memiliki pendapatan tinggi lebih cenderung

mengonsumsi gandum, makanan laut, daging, susu rendah lemak, serta buah dan

sayur yang sedang, sedangkan orang yang berpendapatan rendah cenderung

mengonsumsi sereal, pasta, kentang, dan daging berlemak.

H2: Terdapat hubungan signifikan antara uang saku dengan pemilihan makanan

Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kepribadian

Beberapa penelitian terdahulu membuktikan adanya hubungan antara jenis

kelamin dengan tipe kepribadian. Berdasarkan penelitian dari Chapman et al.

(2007), wanita lanjut usia memiliki skor yang lebih tinggi pada sifat neuroticism

dan agreeableness dibandingkan dengan laki-laki lanjut usia. Hasil penelitian

lainnya dari Watson (2011) juga menunjukkan bahwa jenis kelamin memiliki

hubungan terhadap kepribadian, dimana wanita cenderung lebih ekspresif

dibandingkan dengan laki-laki.

H3: Terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan kepribadian

Hubungan antara Usia dengan Kepribadian

Berdasarkan penelitian dari McCrae (1999), pada tahapan usia (contoh: remaja

akhir, dewasa awal, dan seterusnya) yang dilalui manusia terdapat perbedaan dalam

tipe kepribadian. Sedangkan menurut Donellan dan Lucas (2008), tipe kepribadian

extroversion dan openness to experience berhubungan negatif dengan usia, dan tipe

kepribadian agreeableness berhubungan positif dengan usia.

H4: Terdapat hubungan signifikan antara usia dengan kepribadian

Hubungan antara Kepribadian dan Pemilihan Makanan

Berdasarkan Costa dan McCrae (1997), Five Factor Model (FFM) merupakan

5 dimensi dasar kepribadian yang menjelaskan ciri kepribadian. Terdapat 5 dimensi

dalam FFM, antara lain Extraversion, Openness to experience (keterbukaan

terhadap pengalaman), Agreeableness, Conscientiousness, dan Neuroticism.

Dimensi-dimensi tersebut digunakan dalam kuesioner untuk menguji berbagai

macam ciri kepribadian dan dikaitkan dengan motivasi pemilihan makanan.

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara kepribadian dan pemilihan

makanan. Keller dan Siegrist (2015) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa

keterbukaan terhadap pengalaman memiliki pengaruh signifikan positif dan secara

langsung terhadap konsumsi buah. Hasil temuan lainnya dari Keller dan Siegrist

Page 20: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

8

(2015) antara lain bahwa extraversion dan neuroticism memiliki hubungan tidak

langsung yang signifikan positif terhadap konsumsi makanan manis, agreeableness

secara langsung mempengaruhi konsumsi daging, serta conscientiousness

mendorong pemilihan makanan yang direkomendasikan oleh panduan diet.

Sebaliknya, neuroticism mendorong pemilihan makanan yang manis dan gurih

yang mana kurang memenuhi rekomendasi panduan diet yang baik. Lunn et al.

(2013) menyebutkan bahwa tingginya tingkat keterbukaan terhadap pengalaman

dan conscientiousness menunjukkan asupan diet yang lebih sehat. Dengan begitu,

dapat disimpulkan bahwa dimensi-dimensi kepribadian memainkan peran dalam

pelaksanaan diet yang seimbang ataupun tidak seimbang

H5: Terdapat hubungan signifikan antara kepribadian dengan pemilihan makanan

Hubungan antara Situasi dan Pemilihan Makanan

Penelitian dari Kolsteren et al (2009) menunjukkan adanya hubungan antara

situasi dengan pemilihan makanan, yakni orang yang sering makan di luar rumah

cenderung lebih rendah konsumsi sayurnya dibandingkan dengan orang yang tidak

sering makan di luar rumah.

Memiliki kontrol terhadap pekerjaan sendiri pada seseorang yang bekerja

sendiri/self employed meningkatkan kesempatan untuk memilih tempat dan waktu

untuk makan dan juga tipe makanan tersebut (Kjollesdal et al. 2010). Penelitian ini

secara umum menjelaskan tentang keterbatasan waktu yakni jam kerja yang lama

dan tidak nyaman serta jadwal pekerjaan yang tidak fleksibel sehingga dapat

menghambatnya untuk mengonsumsi makanan yang tepat sehat.

H6: Terdapat hubungan signifikan antara situasi dengan pemilihan makanan

KERANGKA PEMIKIRAN

Karakteristik contoh meliputi usia, jenis kelamin, dan uang saku total. Jenis

kelamin memiliki hubungan terhadap kepribadian, dimana wanita cenderung lebih

ekspresif dibandingkan dengan laki-laki (Watson 2011). Karakteristik contoh juga

memiliki pengaruh terhadap pemilihan makanan seseorang. Berdasarkan penelitian

dari Wardle et al. (2004), wanita cenderung lebih menghindari makanan berlemak,

mengonsumsi buah dan sayur, dan lebih membatasi konsumsi garam dibandingkan

dengan laki-laki. Pada aspek sosiodemografis, menurut Irala-Estevez et al. (2000)

dalam European Commission Community Research (2012), jenis kelamin yang

berbeda memiliki perbedaan yang nyata pada takaran konsumsi buah dan sayur.

Variabel kepribadian memiliki pengaruh terhadap pemilihan makanan sehat.

Hal tersebut tercermin dari hasil penelitian Keller dan Siegrist (2015) bahwa orang

yang memiliki tipe kepribadian openness to experience atau keterbukaan terhadap

pengalaman, memiliki pengaruh signifikan positif dan secara langsung terhadap

konsumsi buah. Selain itu hasil dari Lunn et al. (2013) menyebutkan bahwa

tingginya tingkat keterbukaan terhadap pengalaman dan conscientiousness

menunjukkan asupan diet yang lebih sehat. Variabel situasi juga memiliki pengaruh

terhadap pemilihan makanan sehat. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian dari

Kjollesdal et al. (2010), yang menyatakan bahwa orang-orang yang self-employed

memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk memilih tempat, waktu, dan jenis

Page 21: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

9

makanan yang ingin dikonsumsi. Dalam hal ini, kontrol terhadap pekerjaan

merupakan bentuk situasi yang dihadapi oleh seseorang yang dapat mempengaruhi

bagaimana pemilihan makanannya, baik dari segi lokasi, waktu, dan juga jenis

makanan itu sendiri.

H1: Terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan pemilihan makanan

H2: Terdapat hubungan signifikan antara uang saku dengan pemilihan makanan

H3: Terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan kepribadian

H4: Terdapat hubungan signifikan antara usia dengan kepribadian

H5: Terdapat hubungan signifikan antara kepribadian dengan pemilihan makanan

H6: Terdapat hubungan signifikan antara situasi dengan pemilihan makanan

Gambar 1 Kerangka pemikiran pengaruh kepribadian dan situasi terhadap

pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU IPB

Karakteristik

contoh:

- Usia

- Jenis kelamin

- Uang saku

Kepribadian:

-Neuroticism

-Agreeableness

-Openness to

experience

-Extroversion

-Conscientiousness

Pemilihan makanan

- Harga

- Suasana hati

- Kesehatan

- Kemudahan

- Sensory appeal

- Bahan alami

- Kontrol berat

badan

- Familiaritas

- Masalah etika

Situasi

-Makan siang

-Makan di restoran

bersama teman

-Makan di kantin

-Berada di pesta

-Rekreasi bersama

keluarga

-Makan di rumah

Page 22: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

10

METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional study,

yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu kali waktu secara bersamaan dan tidak

berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Institut Pertanian Bogor

(IPB), Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan terdapat mahasiswa

PPKU yang dijadikan sebagai contoh. Mahasiswa PPKU dipilih dengan

pertimbangan mahasiswa baru yang datang dari berbagai daerah dan belum banyak

terpengaruh oleh perilaku makan di lingkungan yang baru, sehingga penelitian ini

ingin membandingkan bagaimana pola konsumsi sayur sebelum dan sesudah masuk

IPB, serta bagaimana pengaruh kepribadian dan situasi terhadap pemilihan

makanan dalam hal ini sayur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei

2016 yang meliputi penyusunan proposal, pengujian kuesioner, pengambilan data,

pengolahan data, dan penulisan laporan.

Teknik Pengambilan Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 2 Strata-1 (S1) TPB

IPB tahun akademik 2015/2016. Jumlah mahasiswa Program Pendidikan

Kompetensi Umum (PPKU) IPB adalah 3595 mahasiswa. Teknik penarikan contoh

menggunakan teknik probability sampling, yakni cluster random sampling. Dari

sejumlah 33 kelas di PPKU IPB yang terdiri dari kelas P,Q,R,S,T,U, dipilih 3 kelas

secara random sampling. Dari hasil random sampling, diperoleh sebanyak 288

responden dan kelas yang dijadikan sebagai sampel yakni seluruh mahasiswa dari

kelas P09, Q03 dan R02.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan adalah data primer. Data primer meliputi data

yang langsung didapatkan dari responden, antara lain karakteristik contoh (usia,

jenis kelamin, uang saku), variabel kepribadian, variabel situasi, variabel pemilihan

makanan, serta jumlah, frekuensi, dan jenis sayuran yang dikonsumsi mahasiswa

sebelum dan sesudah masuk IPB. Data sekunder hanya digunakan untuk

menentukan jumlah contoh. Data sekunder diperoleh dari Direktorat PPKU

mengenai data kelas serta jumlah mahasiswa PPKU.

Data primer diperoleh dengan cara mengunjungi langsung responden pada 3

kelas di gedung CCR (Common Classroom) antara lain kelas P09, Q03, dan R02.

Kuesioner dibagikan secara merata kepada seluruh mahasiswa dari ketiga kelas

tersebut. Sebelum pengisian kuesioner dilaksanakan, mahasiswa dijelaskan terlebih

dahulu mengenai tata cara pengisian kuesioner agar kuesioner yang diisi

meghasilkan data yang akurat. Mahasiswa harus mengisi seluruh kuesioner tanpa

ada yang dikosongkan, serta menjawab secara jujur dan apa adanya tanpa melihat

jawaban orang lain. Dari pilihan skala likert 1-5 (sangat tidak setuju-sangat setuju),

mahasiswa hanya diperbolehkan menyontreng satu pilihan skala. Data

dikumpulkan secara self-administered dengan menggunakan kuesioner, yakni

mahasiswa sebagai responden mengisi secara mandiri kuesioner yang diberikan.

Untuk mengukur kepribadian contoh digunakan alat ukur berupa kuesioner

NEO PI-3 yang diadaptasi dari McCrae et al. (2005) dengan jumlah 37 pernyataan

Page 23: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

11

menggunakan skala likert 5 poin (1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=netral,

4=setuju, 5=sangat setuju) dengan Cronbach’s Alpha 0.780. Untuk mengukur

situasi, kuesioner yang digunakan adalah hasil modifikasi dari Alamsyah (2010)

dengan jumlah 6 pernyataan berisikan 6 situasi saat mengonsumsi sayur

menggunakan skala likert 5 poin (1=tidak pernah, 2=jarang, 3=kadang-kadang,

4=sering, 5=selalu) dengan Cronbach’s Alpha 0.743. Sedangkan untuk mengukur

pemilihan makanan, digunakan kuesioner bernama Food Choice Questionnaire

(FCQ) dari Steptoe et al. (1995) sebanyak 35 pernyataan menggunakan skala likert

5 poin (1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=netral, 4=setuju, 5=sangat setuju)

dengan Cronbach’s Alpha 0.938. Kuesioner bernama Food Frequency

Questionnaire (FFQ) digunakan untuk mengetahui jumlah, frekuensi dan jenis

sayur yang dikonsumsi mahasiswa sebelum dan sesudah masuk IPB. Kuesioner

FFQ diadopsi dari disertasi milik Eertmans (2006).

Pengolahan dan Analisis Data

Data primer yang diperoleh diolah melalui proses cleaning, scoring, dan

recording, serta analisis data. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan

menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Package for Social Science

(SPSS) ver 16.0 for windows. Data karakteristik contoh (usia dan jenis kelamin)

disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Uji korelasi spearman

dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara karakteristik contoh

dengan variabel kepribadian, hubungan variabel kepribadian, situasi, dan pemilihan

makanan. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik contoh, kepribadian dan

situasi terhadap pemilihan sayuran dilakukan dengan uji regresi linear berganda.

Sebelum mengolah data secara lebih lanjut, variabel kepribadian dan

pemilihan makanan harus diubah menjadi indeks. Indeks merupakan tipe

pengukuran yang merangking beberapa observasi yang spesifik dan menampilkan

kembali dalam suatu bentuk dimensi yang lebih umum. Skor total variabel

kepribadian dan pemilihan makanan ditransformasi ke dalam bentuk indeks dengan

rumus sebagai berikut:

Indeks = (Skor yang dicapai-Skor terendah) x 100

(Skor tertinggi-skor terendah)

Karakteristik contoh meliputi uang saku, umur mahasiswa, dan jenis kelamin.

Pengkategorian uang saku mahasiswa dibagi menjadi tiga, yakni: (1) ≤Rp 600 000,

(2) Rp600 000 – Rp1 000 000, dan (3) Rp 1 000 000. Ketiga kategori uang saku ini

merupakan uang saku perbulan mahasiswa. Umur mahasiswa diolah berdasarkan

tahun, sedangkan jenis kelamin dibagi menjadi laki-laki dan perempuan.

Analisis data statistik yang digunakan yaitu:

1. Untuk mengetahui kebiasaan makan, deskripsi variabel kepribadian, sitausi dan

pemilihan makanan digunakan analisis statistik deskriptif.

2. Untuk menganalisis perbedaan karakteristik contoh, variabel kepribadian, situasi,

dan pemilihan makanan digunakan uji beda (independent sample t-test).

3. Untuk menganalisis hubungan antarvariabel, digunakan uji korelasi spearman

dan pearson disesuaikan dengan jenis data yang digunakan.

4. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan,

Page 24: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

12

digunakan uji regresi linear berganda.

Y= α + β1D1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β7X7 + β8X8 + β9X9 +

Keterangan:

Y = Pemilihan makanan

β1-9 = Unstandardized coefficient

α = Konstanta regresi

D1 = Jenis kelamin (0=laki-laki; 1=perempuan)

X2 = Usia responden (tahun)

X3 = Uang saku total (Rupiah/bulan)

X4 = Neuroticism (indeks)

X5 = Extroversion (indeks)

X6 = Openness to experience (indeks)

X7 = Agreeableness (indeks)

X8 = Conscientiousness (indeks)

X9 = Situasi makan di rumah (skor)

= error

Sebelum melakukan uji regresi, terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi

klasik untuk menguji apakah model regresi memenuhi syarat untuk dilakukan uji

regresi atau tidak. Terdapat 4 uji asumsi klasik, antara lain uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji autokorelasi. Model regresi bebas dari

masalah multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF

kurang dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas. Pada uji

heteroskedastisitas, model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas yaitu titik-titik pada scatterplot menyebar di atas dan di

bawah atau di sekitar 0 serta tidak membentuk pola tertentu. Uji normalitas

dilakukan untuk menguji apakah data variabel bebas dan variabel terikat

terdistribusi normal atau terdistribusi tidak normal. Pengujian normalitas dilakukan

dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data terdistribusi normal apabila

p>0.05. Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, maka harus

dilakukan uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson dilakukan untuk mengetahui

apakah model regresi adalah model yang baik/layak dipakai atau tidak. Model

regresi yang baik adalah model yang tidak memiliki masalah autokorelasi.

Ketentuan dari uji Durbin-Watson adalah jika DW di bawah -2 (DW<-2), maka

terdapat autokorelasi positif, sedangkan jika DW berada di antara -2 dan +2, maka

tidak terjadi autokorelasi.

Definisi Operasional

Pemilihan makanan pada penelitian ini dikhususkan pada sayur. sayur

merupakan makanan berasal dari tanaman yang dapat dikonsumsi dalam bentuk

mentah (lalapan segar) atau setelah diolah menjadi berbagai macam masakan

seperti sayur yang ditumis maupun berkuah. Definisi operasional dan indikator

pembentuk variabel dalam peneliian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 25: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

13

Tabel 1 Variabel, dimensi, deskripsi dan referensi

Variabel Dimensi Deskripsi Referensi Kepribadian

Extroversion

Stabilitas beberapa pola perilaku,

tindakan atau respon pada situasi

yang seseorang hadapi,

termasukpola pikiran dan

perasaan.

Memiliki kemampuan

bersosialisasi yang baik, memiliki

banyak teman,ikutserta dalam

suatu organisasi/perkumpulan

John et al. (2008)

Neuroticism Self-esteem yang rendah,

seringkali merasa pesimis

Openness to

experience

Memiliki ketertarikan pada

traveling, memiliki banyak hobi,

senang berbagi pengalaman

Situasi

Pemilihan

Makanan

Agreeableness

Conscientiousness

Kesehatan

Suasana hati

Kemudahan

Sensory

Appeal/Sensorik

Harga

Mudah memaafkan orang lain,

menjungjung tinggi kerjasama,

tidak mengeluarkan kalimat yang

menyinggung orang lain.

Memiliki kemampuan memimpin,

rencana jangka panjang, dan

keahlian yang bersifat teknis

Atmosfir pada suatu lingkungan,

serta merupakan pengaruh dari

lingkungan di sekitarnya

Cara seseorang dalam

mempertimbangkan memilih

makanan khususnya sayur untuk

dikonsumsi yang terdiri dari

sembilan yaitu kesehatan, suasana

hati, kemudahan, sensorik,

kandungan alami dalam pangan,

harga, pengendalian berat badan,

familiaritas, dan masalah etika.

Alasan kandungan vitamin,

mineral, menjaga kesehatan,

bergizi, baik untuk pencernaan,

dan tinggi serat.

Alasan dapat meredakan stress,

menyadarkan pola hidup sehat,

rileks, bahagia, dan merasa lebih

baik.

Alasan mudah disiapkan,

dimasak, dapat dibeli di warung

atau kantin sekitar asrama dan

kampus.

Alasan aroma enak, terihat

menarik, tekstur lembut, dan rasa

yang enak

Alasan murah dan terjangkau.

Eertmans (2006)

Steptoe et al.

(1995)

Page 26: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

14

Tabel 1 Variabel, dimensi, deskripsi dan referensi (Lanjutan)

Variabel Dimensi Deskripsi Referensi

Bahan Alami Alasan kandungan bahan alami

dan tidak mengandung bahan

kimia buatan yang berbahaya.

Kontrol berat

badan

Alasan rendah kalori, dapat

membantu mengontrol berat

badan, dan rendah lemak.

Familiaritas

Masalah etika

(Ethical concern)

Alasan tidak asing dan biasa

dimakan dari sejak kecil.

Alasan berasal dari petani

Indonesia, memiliki label asal

negara, dan kemasan ramah

lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Mahasiswa

Jenis Kelamin. Responden penelitian meliputi mahasiswa bejenis kelamin

laki-laki dan perempuan. Hasil menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa berjenis

kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa berjenis

kelamin laki-laki. Terdapat sebanyak 58 persen mahasiswa perempuan dan

sebanyak 42 persen mahasiswa laki-laki. Tabel dapat dilihat di Lampiran 1.

Usia Mahasiswa. Berdasarkan penelitian dari McCrae (1999), pada tahapan

usia (contoh: remaja akhir, dewasa awal, dan seterusnya) yang dilalui manusia

terdapat perbedaan dalam tipe kepribadian. Tabel 4 menunjukkan sebaran usia

mahasiswa yang berkisar dari usia 17 sampai 21 tahun. Hasil menunjukkan lebih

dari separuh mahasiswa laki-laki dan perempuan berada pada usia remaja lanjut

(16-18 tahun) dengan proporsi mahasiswa laki-laki sebesar 57.9 persen dan

mahasiswa perempuan sebesar 56.3 persen. Tabel dapat dilihat di Lampiran 2.

Uang Saku. Sebaran uang saku perbulan pada Tabel 5 berkisar antara Rp300

000 sampai dengan Rp5000 000. Sebaran uang saku ini bersumber dari orang tua,

beasiswa, serta dari sumber lainnya. Persentase uang saku terbanyak yang dimiliki

responden perbulannya adalah uang saku sebesar Rp600 000 - Rp1 000 000 dengan

proporsi mahasiswa laki-laki sebesar 51.2 persen dan proporsi mahasiswa

perempuan sebesar 47.9 persen. Hasil uji t menunjukkan terdapat perbedaan nyata

signifikan pada uang saku perbulan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan

(p<0.05). Tabel dapat dilihat di Lampiran 3.

Kebiasaan Konsumsi Sayur

Kebiasaan konsumsi sayur yang dialami oleh mahasiswa PPKU dapat

memungkinkan untuk mengalami perubahan antara sebelum dan sesudah

memasuki kehidupan di kampus IPB. Tabel 2 menunjukkan hasil sekaligus

pembanding berupa jumlah, frekuensi, dan jenis sayuran yang paling sering

dikonsumsi mahasiswa PPKU sebelum dan sesudah masuk IPB. Hasilnya

menunjukkan bahwa terdapat persamaan maupun perbedaan jumlah, frekuensi dan

jenis sayuran yang paling sering dikonsumsi sebelum dan sesudah masuk IPB

Page 27: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

15

.

Tabel 2 Sebaran mahasiswa berdasarkan jumlah, frekuensi, dan jenis sayuran

yang paling sering dikonsumsi sebelum dan sesudah masuk IPB

Kategori

Sebelum masuk IPB Sesudah masuk IPB

L P L P

% % % %

Jumlah konsumsi/hari

1/2 Mangkok

1 Mangkok

>11/2 Mangkok

48.8

40.5

10.7

36.5

46.7

16.8

67.8

25.6

6.6

73.1

23.4

3.6

Frekuensi/hari

Jarang/tidak pernah

1 kali

>2 kali

9.9

38.0

52.1

13.8

25.7

60.5

24.8

38.0

37.2

38.3

40.7

21.0

Jenis sayuran yang paling

sering dikonsumsi

Sayuran tumis

Sayuran mentah

Sayuran berkuah

56.3

9.1

34.7

56.3

7.2

36.5

59.5

11.6

28.9

55.1

9.0

35.9

Pada waktu sebelum dan sesudah masuk IPB, baik pada mahasiswa laki-laki

maupun perempuan, terjadi penurunan jumlah konsumsi sayur. Berdasarkan hasil

penelitian, mahasiswa perempuan mengalami perubahan jumlah konsumsi sayur

perhari antara sebelum masuk IPB dan sesudah masuk IPB. Sebesar 46.7 persen

mahasiswa perempuan mengonsumsi 1 mangkok sayur perhari sebelum masuk IPB,

sedangkan sebesar 73.1 persen mahasiswa perempuan hanya mengonsumsi ½

mangkok sayur perhari sesudah masuk IPB. Penyebab dari menunurunnya jumlah

konsumsi sayur dapat dikarenakan adanya kendala-kendala tertentu seperti

ketersediaan sayur di kantin, ketertarikan mengonsumsi makanan lain selain sayur,

kendala waktu yang membuat mahasiswa lupa atau melewatkan jam makan, dan

lain sebagainya.

Frekuensi konsumsi sayur perhari menjadi salah satu hal yang difokuskan

dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa sebelum masuk IPB, baik

mahasiswa laki-laki (52.1%) dan mahasiswa perempuan (60.5%), sama-sama

memiliki frekuensi konsumsi sayur perhari sebanyak lebih dari dua kali. Sementara

itu, mahasiswa laki-laki (38.0%) dan mahasiswa perempuan (40.7%) mengalami

penurunan frekuensi konsumsi sayur perhari menjadi hanya satu kali dalam sehari

sesudah memasuki IPB. Hal ini menunjukkan terjadi penurunaan frekuensi

konsumsi sayur perhari dari sebelum hingga sesudah masuk IPB. Hal ini dapat

disebabkan karena konsumsi sayur ketika mahasiswa masih tinggal di rumah

menjadi sesuatu yang mudah dan umumnya makanan disiapkan oleh orang lain

seperti orang tua, saudara atau pembantu, sehingga mahasiswa tidak perlu lagi

mengeluarkan biaya dan tenaga untuk membeli sayur untuk dikonsumsi. Sementara

itu, ketika mahasiswa memasuki kehidupan kampus, khususnya tinggal di asrama,

mahasiswa harus bergerak sendiri untuk membeli makanan khususnya sayur di luar

asrama.

Jenis sayuran yang difokuskan dalam tabel antara lain sayuran tumis, sayuran

mentah, dan sayuran berkuah. Hal ini karena ketiga jenis sayuran tersebut adalah

jenis sayuran yang paling umum dijual atau dikonsumsi masyarakat. Hasil

Page 28: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

16

menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki (56.3%) dan mahasiswa perempuan

(56.3%) paling sering mengonsumsi sayuran tumis sebelum memasuki IPB.

Sementara itu, hasil menunjukkan setelah masuk IPB cenderung tidak terjadi

perubahan dalam pemilihan jenis sayuran yang paling sering dikonsumsi oleh

mahasiswa laki-laki (59.5%) dan mahasiswa perempuan (55.1%), yakni masih

memilih jenis sayuran tumis.

Kepribadian

Tabel 3 menunjukkan rata-rata indeks kepribadian pada mahasiswa. Sifat

neuroticism dicirikan dengan kecenderungan mood dan emosi yang tidak stabil

seperti rasa bersalah, marah, cemas, dan depresi (Sitaraman 2014). Rata-rata indeks

mahasiswa laki-laki dan perempuan berturut-turut sebesar 56.5 dan 59.0. Terdapat

perbedaan nyata antara mahasiswa laki-laki dan perempuan (p<0.05) yang

ditunjukkan dengan rata-rata indeks mahasiswa perempuan lebih tinggi

dibandingkan laki-laki. Mahasiswa perempuan memiliki kecenderungan yang

sedikit lebih tinggi untuk mengalami ketidakstabilan mood dan emosi dibandingkan

dengan mahasiswa laki-laki. Hal ini dapat disebabkan perempuan memiliki

volatility (emosi labil) yang lebih tinggi yang ditunjukkan dengan sifat mudah

marah dibandingkan dengan laki-laki yang membuat perempuan memiliki skor

neuroticism lebih tinggi, khususnya pada wanita ras asia (Weiseberg et al. 2011).

Sifat extraversion dicirikan dengan memiliki kemampuan bersosialisasi yang

baik, memiliki banyak teman, keikutsertaan dalam suatu organisasi/perkumpulan

(John et al. 2008). Tidak terdapat perbedaan nyata antara mahasiswa laki-laki dan

perempuan pada sifat extraversion (p>0.05), dengan rata-rata indeks pada

mahasiswa laki-laki sebesar 58.4 dan mahasiswa perempuan sebesar 58.8 Hal ini

menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kemampuan bersosialisasi yang cukup

baik dan memiliki teman seperti mahasiswa normal pada umumnya.

Tabel 3 Rata-rata indeks kepribadian pada mahasiswa

Dimensi L

(n=121)

P

(n-=167) Total p-value

Neuroticism 56.5±8.8 59.0±9.6 57.9±9.3 0.023*

Extroversion 58.4±10.2 58.8±9.1 58.6±9.6 0.740

Openness to

experience

56.6±9.5 58.6±8.1 57.8±8.8 0.057*

Agreeableness 52.5±8.2 49.6±6.6 50.8±7.5 0.002*

Conscientiousness 54.1±7.4 53.7±6.0 53.9±6.6 0.594 Ket: *signifikan pada p-value<0,05/0.1 **sangat signifikan pada p-value<0,001

Sifat openness to experience dicirikan dengan seseorang yang memiliki

imajinasi, kreativitas, rasa penasaran, serta rasa toleransi (Sitaraman 2014). Hasil

menunjukkan rata-rata indeks mahasiswa laki-laki sebesar 56.6 dan mahasiswa

perempuan sebesar 58.6. Terdapat perbedaan nyata antara mahasiswa laki-laki dan

perempuan pada sifat openness to experience (p<0.1). Hal ini berarti mahasiswa

perempuan memiliki kecenderungan yang sedikit lebih tinggi untuk memiliki sifat

keterbukaan terhadap pengalaman yang ditunjukkan dengan memiliki rasa

penasaran, toleransi, imajinasi, dan kreativitas yang cukup baik.

Page 29: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

17

Sifat agreeableness dicirikan dengan memiliki sifat mudah memaafkan orang

lain serta menjunjung tinggi kerjasama (John et al. 2008). Hasil menunjukkan rata-

rata indeks mahasiswa laki-laki sebesar 52.5 dan mahasiswa perempuan sebesar

49.6. Terdapat perbedaan nyata antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan pada sifat agreeableness (p<0.05) yang ditunjukkan dengan rata-rata

indeks mahasiswa laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa

perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki memiliki

kecenderungan yang lebih tinggi pada sifat empati, baik hati, serta rela berkorban

(Weiseberg et al. 2011).

Sifat conscientiousness dicirikan dengan memiliki kemampuan memimpin,

rencana jangka panjang, dan keahlian yang bersifat teknis (John et al. 2008). Hasil

menunjukkan bahwa capaian rata-rata indeks mahasiswa laki-laki sebesar 54.1 dan

mahasiswa perempuan sebesar 53.7. Tidak terdapat perbedaan nyata antara

mahasiswa laki-laki dan perempuan pada sifat conscientiousness (p>0.05). Hal ini

berarti mahasiswa memiliki kemampuan memimpin, rencana jangka panjang, dan

keahlian bersifat teknis yang cukup baik.

Situasi

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa lebih sering

mengonsumsi sayuran ketika sedang berada di rumah dimana proporsi laki-laki

(62.8%) dan perempuan sebesar (44.9%). Situasi lainnya (makan di kantin, makan

di restoran bersama teman-teman, ketika sedang berada di pesta, rekreasi bersama

keluarga dan makan siang) hanya berada pada frekuensi kadang-kadang. Melihat

hasil ini, maka situasi yang dipilih untuk diteliti lebih lanjut adalah situasi ketika

makan di rumah. Hal ini karena sebagian besar responden memiliki frekuensi yang

paling sering dalam mengonsumsi sayuran ketika makan di rumah, sehingga ingin

diketahui lebih lanjut apakah situasi ketika makan di rumah mempengaruhi

pemilihan makanan responden dalam hal ini konsumsi sayur, atau tidak.

Hasil yang menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki maupun perempuan

sering mengonsumsi sayur ketika berada di rumah menunjukkan bahwa situasi

konsumsi ketika makan di rumah merupakan situasi yang paling dipilih dan paling

nyaman bagi mahasiswa untuk mengonsumsi sayur. Alasan utama mahasiswa laki-

laki dan perempuan dalam mengonsumsi sayur ketika berada di rumah berbeda.

Mahasiswa laki-laki (36.5%) memiliki alasan utama mengonsumsi sayur ketika

berada di rumah karena kenyamanan dan kemudahan, sedangkan alasan utama yang

dipilih oleh mahasiwa perempuan (29.4%) adalah anjuran dari orang tua. Tabel

alasan utama mahasiswa mengonsumsi sayur dapat dilihat pada Lampiran 4.

Situasi ketika makan di kantin merupakan situasi yang terjadi di lingkungan

kampus. Hasil menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa perempuan (49.1%) dan

laki-laki (54.5%) mengonsumsi sayur di kantin pada frekuensi yang kadang-kadang.

Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa faktor yang membuat

mahasiswa tidak memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi sayur ketika makan

di kantin. Faktor tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya ketersediaan sayur yang

ada di kantin, kemudian terdapat harga makanan di kantin yang lebih terjangkau

selain sayur sehingga mahasiswa cenderung memilih makanan lain yang harganya

lebih murah dibandingkan dengan sayur. Harga sayur yang dijual di kantin kampus

berkisar antara Mahasiswa laki-laki (46.3%) dan perempuan (47.3) memiliki alasan

utama yang sama dalam mengonsumsi sayur ketika berada di kantin, yakni

Page 30: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

18

kenyamanan dan kemudahan. Hal ini disebabkan karena kantin memiliki jarak yang

cukup dekat dengan asrama maupun gedung perkuliahan sehingga mudah

dijangkau dan mahasiswa tidak perlu keluar kampus untuk mengonsumsi sayur.

Tabel 4 Sebaran mahasiswa berdasarkan situasi dan frekuensi

*) Ket: 1=Tidak pernah; 2=Jarang; 3=Kadang-kadang; 4=Sering; 5=Selalu

Makan di restoran bersama teman-teman merupakan situasi dimana

mahasiswa mengonsumsi sayur bersama dengan orang lain. Sebagian besar

mahasiswa laki-laki (43.8%) dan mahasiswa perempuan (50.9%) mengonsumsi

sayur ketika makan di restoran bersama teman-teman pada frekuensi kadang-

kadang. Hal ini dapat disebabkan karena ketika berada di restoran, terdapat menu

makanan yang lebih banyak disukai oleh masyarakat umum khususnya kalangan

anak muda dibandingkan dengan sayuran. Umumnya makanan yang lebih banyak

disukai anak muda ini cenderung kurang menyehatkan dan bersifat “enak” rasanya,

seperti makanan dari jenis fastfood, daging, gorengan, makanan yang memiliki

kandungan MSG tinggi, dan lain sebagainya. Alasan utama mahasiswa laki-laki

(28.0%) dan perempuan (27.2%) mengonsumsi sayur ketika makan di restoran

sama, yakni kenyamanan dan kemudahan. Hal ini karena ketika berada di restoran

mahasiswa hanya perlu memesan menu sayuran yang dipilih tanpa harus

menyiapkannya sendiri dan umumnya disediakan tempat yang nyaman untuk

makan dan berkumpul bersama orang lain, khususnya teman-teman.

Situasi konsumsi sayur ketika berada di pesta menunjukkan hasil bahwa

sebagian besar mahasiswa laki-laki (52.1%) dan mahasiswa perempuan (41.9%)

memiliki frekuensi kadang-kadang. Hal ini dapat disebabkan karena menu makanan

yang dihidangkan ketika berada di pesta umumnya lebih banyak yang nonsayuran

ketimbang makanan dari jenis sayuran. Alasan utama mahasiswa perempuan

(34.8%) dan mahasiswa laki-laki (33.9%) mengonsumsi sayur ketika berada di

pesta adalah kenyamanan dan kemudahan. Ketika berada di pesta, mahasiswa

hanya perlu memilih makanan-makanan yang dihidangkan di meja makanan,

sehingga mahasiswa memiliki kebebasan dalam memilih makanan yang akan

dikonsumsi. Selain itu, mahasiswa juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk

mengonsumsi makanan yang dihidangkan sehingga hal tersebut juga menjadi salah

Pernyataan Frekuensi

1 2 3 4 5

Konsumsi sayur

ketika: L

(%)

P

(%)

L

(%)

P

(%)

L

(%)

P

(%)

L

(%)

P

(%)

L

(%)

P

(%)

Berada di rumah 1.7 2.4 2.5 4.8 18.2 15.6 62.8 44.9 14.9 32.3

Makan di kantin 3.3 5.4 9.1 11.4 54.5 49.1 29.8 28.1 3.3 6.0

Makan di

restoran bersama

teman-teman

9.1 9.0 25.6 20.4 43.8 50.9 19.0 13.8 2.5 6.0

Berada di pesta 0.8 8.4 16.5 22.8 52.1 41.9 24.8 19.8 5.8 7.2

Rekreasi

bersama

keluarga

3.3 6.6 13.2 16.8 52.1 32.3 25.6 30.5 5.8 13.8

Makan siang 0.8 3.0 14.9 9.0 38.0 47.9 34.7 26.9 11.6 13.2

Page 31: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

19

satu factor kenyamanan dan kemudahan dalam mengonsumsi sayur pada situasi

pesta.

Pada saat rekreasi bersama keluarga, umumnya banyak kegiatan yang

dilakukan sehingga makan bersama keluarga menjadi salah satu hal yang sudah

pasti dilakukan. Sebagian mahasiswa laki-laki (52.1%) dan mahasiswa perempuan

(32.3%) memiliki frekuensi kadang-kadang dalam mengonsumsi sayur ketika

sedang rekreasi bersama keluarga. Alasan utama yang dipilih oleh mahasiswa laki-

laki dan perempuan berbeda dalam mengonsumsi sayur ketika sedang rekreasi

bersama keluarga. Mahasiswa laki-laki (33.0%) memilih alasan pemenuhan

kebutuhan energi, sedangkan mahasiswa perempuan (26.3%) memilih alasan

anjuran dari orang tua. Ketika sedang rekreasi bersama keluarga, situasi makan

dapat dilakukan dalam bentuk piknik atau makan bersama keluarga di suatu rumah

makan.

Konsumsi sayur pada situasi makan siang umumnya dilakukan ditengah-

tengah aktivitas mahasiswa yang padat. Sebagian besar mahasiwa laki-laki (38.0%)

dan mahasiswa perempuan (47.9%) mengonsumsi sayur ketika makan siang pada

frekuensi kadang-kadang. Alasan utama mahasiswa laki-laki (31.7%) dan

mahasiswa perempuan (38.7%) sama dalam hal mengonsumsi sayur ketika makan

siang, yakni pemenuhan kebutuhan energi. Hal ini disebabkan karena mahasiswa

memiliki kegiatan yang cukup banyak khususnya di siang hari yang meliputi

kegiatan perkuliahan dan praktikum, mengerjakan tugas kelompok, kemudian pada

sore harinya dilanjutkan dengan kegiatan organisasi maupun asrama sehingga

konsumsi sayur ketika makan siang menjadi suatu hal yang penting bagi mahasiswa

sebagai sarana pemenuhan kebutuhan energi.

Pemilihan Makanan (Sayur)

Pemilihan makanan terdiri dari sembilan kriteria, antara lain kesehatan,

suasana hati (mood), sensory appeal, kemudahan, konten alami, harga, kontrol berat

badan, familiaritas, dan masalah etika (Steptoe et al. 1995). Kriteria-kriteria

pemilihan makanan seperti kesehatan, suasana hati, dan kontrol berat badan

merupakan kriteria yang paling banyak dijadikan sebagai pertimbangan dalam

pemilihan makanan, baik oleh mahasiswa laki-laki maupun perempuan.

Tabel 5 menunjukkan rata-rata indeks pemilihan makanan (sayur) pada

mahasiswa. Kriteria pemilihan makanan berupa kesehatan memiliki capaian rata-

rata indeks yang paling tinggi dibandingkan dengan kriteria lainnya baik pada

mahasiswa laki-laki (74.5) maupun mahasiswa perempuan (75.5). Kriteria

kesehatan berkaitan dengan apakah makanan yang dikonsumsi dapat membantu

dalam mencegah penyakit, menjaga kesehatan, kesejahteraan, serta nutrisi/gizi

secara umum. Tidak terdapat perbedaan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan

pada kriteria ini. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa laki-laki

dan mahasiswa perempuan mementingkan kriteria kesehatan, yakni kandungan gizi

dan manfaat makanan tersebut sebelum memilih makanan. Mahasiswa sebagai

insan-insan yang telah mencapai pendidikan yang cukup tinggi sudah pasti pernah

mendapatkan materi ataupun edukasi mengenai manfaat dan pentingnya konsumsi

sayur. Oleh karena itu, dalam rangka menjaga kesehatan tubuh, mahasiswa

cenderung memilih sayur untuk dikonsumsi.

Suasana hati merupakan kriteria pemilihan makanan kedua dengan skor

tertinggi baik dari mahasiswa laki-laki (66.7) maupun mahasiswa perempuan (66.3).

Page 32: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

20

Tidak terdapat perbedaan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan pada kriteria

ini. Hal ini menunjukkan bahwa baik mahasiswa laki-laki maupun perempuan

mementingkan kriteria suasana hati, yakni apakah dengan memilih mengonsumsi

sayur dapat membantu kondisi mental dan suasana menjadi lebih baik atau tidak.

Seperti yang dijelaskan oleh Steptoe et al. (1995), bahwa suasana hati berkaitan

dengan relaksasi serta kontrol stress. Oleh karena itu, mahasiswa cenderung

memilih sayur sebagai sarana untuk relaksasi dan sebagai koping untuk

mengendalikan stres.

Kemudahan merupakan salah satu kriteria pemilihan makanan yang

dipertimbangkan oleh mahasiswa. Hasil menunjukkan rata-rata indeks mahasiswa

laki-laki sebesar 56.6 dan mahasiswa perempuan sebesar 55.1. Hal ini menunjukkan

bahwa mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan cukup mementingkan

kriteria kemudahan dalam memilih makanan yang dalam hal ini sayur. Mahasiswa

PPKU yang menjalani kehidupan di asrama tentu mengalami perubahan kondisi

dimana umumnya pada saat mereka masih tinggal di rumah bersama orang tua, ada

orang lain di rumah yang menyediakan makanan dan tidak perlu mengeluarkan

biaya untuk mengonsumsinya, sedangkan setelah mahasiswa mulai menjalani

kehidupan di asrama, mahasiswa harus membeli makanan di luar dan tidak dapat

menyiapkannya sendiri. Hal ini dapat menjadi penyebab mengapa kepentingan

mengenai kriteria kemudahan dalam memilih makanan setelah mereka menjalani

kehidupan di asrama/kampus hanya berada pada tingkatan yang cukup.

Kriteria pemilihan makanan sensory appeal juga menjadi salah satu

pertimbangan dalam pemilihan makanan mahasiswa. Hasil menunjukkan bahwa

baik mahasiswa laki-laki (59.8) maupun perempuan (58.4) cukup mementingkan

sensory appeal dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Sensory appeal

berkaitan dengan indera penciuman, indera perasa, serta tampilan makanan (Steptoe

et al., 1995). Hal ini dapat disebabkan karena makanan-makanan yang dijual di

sekitar kampus/asrama adalah makanan yang jenisnya kurang lebih sama seperti

yang biasa dikonsumsi di rumah dan bukan makanan yang sama kelasnya dengan

makanan yang dijual di restoran-restoran. Hal tersebut menunjukkan bahwa

ketertarikan terhadap rasa, bau, tekstur maupun tampilan makanan tidak terlalu

dijadikan sebagai pertimbangan bagi mahasiswa dalam pemilihan makanan.

Tabel 5 Rata-rata indeks pemilihan makanan (sayur) pada mahasiswa

Kriteria Pemilihan

Makanan

L

(n=121)

P

(n=167)

Total p-value

Kesehatan 74.5±17.4 75.5±17.8 75.1±17.6 0.651

Suasana hati 66.7±18.0 66.3±17.8 66.5±17.9 0.871

Kenyamanan 56.6±14.0 55.1±15.3 55.7±14.7 0.412

Sensory appeal 59.8±18.3 58.4±19.6 59.0±19.0 0.546

Bahan alami 57.6±22.4 56.0±23.5 56.7±23.0 0.573

Harga 62.0±20.1 56.7±20.7 58.9±20.6 0.029*

Kontrol berat badan 64.5±18.5 67.1±19.1 66.0±18.8 0.252

Familiaritas 64.2±19.6 64.6±20.4 64.4±20.1 0.896

Masalah etika 61.6±17.3 59.0±16.9 60.1±17.1 0.203 Ket: *signifikan pada p-value<0,05 **sangat signifikan pada p-value<0,001

Page 33: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

21

Pada kriteria pemilihan makanan bahan alami, rata-rata indeks yang diperoleh

berada pada tingkatan yang cukup. Mahasiswa laki-laki memiliki rata-rata sebesar

57.6 dan mahasiswa perempuan sebesar 56.0. Tidak terdapat perbedaan nyata

antara mahasiswa laki-laki dan perempuan pada kriteria ini (p>0.05). Hal ini

menunjukkan bahwa baik mahasiswa laki-laki maupun perempuan cukup

mementingkan bahan alami dalam memilih makanan. Mahasiswa pada umumnya

memiliki banyak kegiatan maupun aktivitas di kampus, sehingga umumnya

mahasiswa tidak terlalu berfikir panjang mengenai kandungan atau bahan dari

makanan yang dipilihnya, khususnya sayur.

Harga menjadi salah satu kriteria pemilihan makanan yang dipertimbangkan

oleh mahasiswa. Capaian rata-rata indeks yang diperoleh mahasiswa laki-laki

sbesar 62.0 dan mahasiswa perempuan sebesar 56.7. Terdapat perbedaan nyata

antara mahasiswa laki-laki dan perempuan pada kriteria harga (p<0.05). Mahasiswa

laki-laki memiliki rata-rata skor lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa

perempuan yang menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki cenderung lebih

mementingkan kriteria harga dalam memilih makanan yakni sayur, sedangkan

mahasiswa perempuan cukup mementingkan harga dalam memilih makanan.

Kriteria pemilihan makanan berupa kontrol berat badan merupakan salah satu

kriteria yang paling banyak dipertimbangkan mahasiswa dalam pemilihan makanan.

Mahasiswa laki-laki memiliki rata-rata indeks sebesar 64.5 dan mahasiswa

perempuan sebesar 67.1. Tidak terdapat perbedaan nyata antara mahasiswa laki-

laki dan perempuan pada kriteria ini (p>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

mahasiswa cenderung mementingkan kontrol berat badan serta apakah makanan

tersebut rendah lemak dan kalori atau tidak. Umumnya mahasiswa sudah pasti

memahami bahwa sayur memiliki manfaat penting khususnya yang berkaitan

dengan diet, karena sayur memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh dan tidak

menyebabkan gemuk. Oleh karena itu, kriteria kontrol berat badan menjadi salah

satu kriteria yang paling penting bagi mahasiswa dalam melakukan pemilihan

makanan.

Familiaritas menjadi salah satu kriteria yang dianggap penting dalam memilih

makanan. Perolehan rata-rata skor mahasiswa laki-laki sebesar 64.2 dan mahasiswa

perempuan sebesar 64.6. Tidak terdapat perbedaan nyata antara mahasiswa laki-

laki dan perempuan pada kriteria ini (p>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

mahasiswa cenderung memilih jenis makanan yang sudah familiar dan tidak asing

lagi di telinga ketika melakukan pemilihan makanan. Mahasiswa pada umumnya

akan memilih jenis makanan yang sudah biasa dikonsumsi sejak lama.

Masalah etika berkaitan dengan perhatian lebih pada aspek lingkungan dan

politik (Steptoe et al. 1995). Mahasiswa laki-laki memiliki rata-rata indeks pada

kriteria masalah etika sebesar 61.6 dan mahasiswa perempuan sebesar 59.0. Tidak

terdapat perbedaan nyata antara mahasiswa laki-laki dan perempuan pada kriteria

ini. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa cukup mempertimbangkan darimana

sayuran tersebut berasal (produsen dan negaranya) serta proses pengemasannya

yang ramah lingkungan atau tidak.

Hubungan Antarvariabel

Hasil uji korelasi antara karakteristik contoh (uang saku, jenis kelamin)

dengan pemilihan makanan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis

kelamin dan uang saku dengan pemilihan makanan (Lampiran 5). Hipotesis yang

Page 34: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

22

pertama (H1) menyebutkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara jenis

kelamin dengan pemilihan makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara jenis kelamin dengan pemilihan makanan pada kriteria bahan

alami (r=0.125; p=0.009), maka hasil penelitian ini menerima H1. Selain itu, uang

saku juga memiliki hubungan dengan pemilihan makanan, yakni pada kriteria

bahan alami (r=0.154; p=0.009). Hipotesis kedua (H2) menyebutkan terdapat

hubungan signifikan antara uang saku dengan pemilihan makanan, maka hasil

penelitian ini menerima H2.

Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan nyata positif antara jenis

kelamin dengan sifat neuroticism (r=0.134;p=0.023). Artinya, mahasiswa

perempuan lebih cenderung memiliki Self-esteem yang rendah dan seringkali

merasa pesimis. Hasil uji korelasi juga menunjukkan adanya hubungan negatif

antara jenis kelamin dengan sifat agreeableness (r=-0.187;p=0.001). Hal ini berarti

mahasiswa laki-laki lebih cenderung memiliki sifat yang mudah memaafkan orang

lain, menjunjung tinggi kerjasama, serta tidak mengeluarkan kalimat yang

menyinggung orang lain. Hasil tersebut berarti menerima H3, yakni teradapat

hubungan antara jenis kelamin dengan kepribadian. Dari hasil uji korelasi antara

usia responden dengan kepribadian, tidak terdapat satupun hubungan antara usia

responden dengan kelima dimensi kepibadian. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

penelitian ini menolak H4 yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan signifikan

antara usia dengan kepribadian. Hasil uji korelasi antara kepribadian dengan

karakteristik contoh dapat dilihat di Lampiran 6.

Tabel 6 Koefisien korelasi antara tipe kepribadian dan pemilihan makanan

Kepribadian

Pemilihan Makanan

Kesehatan Mood Kemudahan SA Bahan

alami

Harga Kontrol BB

Familiaritas Masalah etika

Neuroticism -0.002 0.011 0.086 0.043 0.022 0.096 -0.020 -0.005 0.020 Extroversion -0.016 0.000 -0.040 0.011 0.057 0.012 0.044 0.017 -0.050

Openness to

experience

-0.130* -0.091 -0.072 -0.086 0.090 -0.061 -0.094 -0.148* -0.073

Agreeableness -0.131* -0.053 0.010 -0.005 -

0.095

0.053 0.002 -0.053 -0.083

Conscientiousness 0.034 0.051 0.006 0.077 -0.010

0.097 0.157** 0.123* 0.586

Ket: *signifikan pada p-value<0,05; **sangat signifikan pada p-value<0,001; SA=Sensory appeal;

Kontrol BB=Kontrol berat badan.

Berdasarkan hasil uji korelasi antara kelima dimensi kepribadian (neuroticism,

extroversion, openness to experience, agreeableness, conscientiousness) dengan

kesembilan kriteria pemilihan makanan pada Tabel 6, tipe kepribadian openness to

experience berhubungan negatif dengan kriteria pemilihan makanan kesehatan (r=-

0.130; p=0.027) dan familiaritas (r=-0.148; p=0.012). Artinya, mahasiswa memiliki

sifat yang kreatif, imajinatif dan berani, maka akan semakin tinggi kecenderungan

mahasiswa untuk memilih sayur tanpa mempertimbangkan aspek kesehatan dan

familiaritas. Sementara itu, agreeablenes berhubungan negatif dengan kesehatan

(r=-0.131; p=0.026). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan

mahasiswa memiliki sifat yang ramah dan peka terhadap lingkungan, maka akan

semakin tinggi kecenderungan mahasiswa untuk memilih sayur tanpa

mempertimbangkan kriteria pemilihan makanan kesehatan. Hasil penelitian ini

Page 35: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

23

menerima H5, yakni terdapat hubungan signifikan antara kepribadian dengan

pemilihan makanan.

Tabel 7 menunjukkan hasil uji korelasi antara situasi dengan pemilihan

makanan. Berdasarkan hasil uji korelasi, terdapat hubungan positif antara situasi

ketika makan di kantin dengan kriteria familiaritas (r=0.118; p=0.046), yang berarti

pada situasi ketika makan di kantin, semakin tinggi kecenderungan mahasiswa

untuk memilih mengonsumsi sayur. Situasi ketika makan di restoran bersama

teman-teman memiliki hubungan positif dengan kriteria kesehatan (r=0.122;

p=0.038), mood atau suasana hati (r=0.130; p=0.027), kemudahan (r=0.143;

p=0.015), dan familiaritas (r=0.127; p=0.031). Hal ini berarti pada situasi ketika

makan di restoran bersama teman-teman, semakin tinggi kecenderungan mahasiswa

dalam mempertimbagkan kriteria kesehatan, suasana hati, kemudahan dan

familiaritas dalam memilih untuk mengonsumsi sayur. Pada situasi ketika sedang

berada di pesta, hasil menunjukkan terdapat hubungan negatif dengan kriteria

dengan sensory appeal (r=-0.125; p=0.034). Hal ini menjelaskan bahwa pada

situasi ketika sedang berada di pesta, mahasiswa memiliki kecenderungan yang

semakin rendah dalam mempertimbangkan kriteria sensory appeal, seperti rasa, bau,

dan tekstur makanan dalam memilih sayur yang akan dikonsumsinya.

Tabel 7 Koefisien korelasi antara situasi dan pemilihan makanan

Situasi

Pemilihan Makanan

Kesehatan Mood Kemudahan SA Bahan alami

Harga Kontrol BB

Familiaritas Masalah etika

Makan di

rumah

-0.063 -0.070 -0.066 0.003 0.111 -

0.033

-0.087 0.029 -0.065

Makan di

kantin

0.000 0.025 0.021 -0.016 0.070 -

0.011

-0.016 0.118* -0.031

Makan di restoran

bersama

teman-teman

0.122* 0.130* 0.143* 0.095 0.085 0.045 0.020 0.127* 0.067

Makan di

pesta

0.022 -0.022 -0.011 -0.125* 0.017 -

0.079

-0.037 0.021 -0.023

Ketika

reskreasi

bersama keluarga

0.051 0.042 0.022 0.038 -

0.001

-

0.010

-0.023 0.049 0.060

Makan

siang

0.237** 0.242** 0.198** 0.200** 0.037 0.087 0.132* 0.265** 0.130*

Ket: *signifikan pada p-value<0,05; **sangat signifikan pada p-value<0,001; SA=Sensory appeal;

Kontrol BB=Kontrol berat badan.

Pada situasi ketika makan siang, hasil menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif sangat signifikan antara situasi makan siang dengan kriteria

pemilihan makanan/alasan kesehatan (r=0.237; p=0.000), suasana hati (r=0.242;

p=0.000), kemudahan (r=0.198; p=0.001), sensory appeal (r=0.200; p=0.001), dan

familiaritas (r=0.265; p=0.000), serta berhubungan positif signifikan dengan

kontrol berat badan (r=0.132; p=0.026), dan masalah etika (r=0.130; p=0.028). Hal

ini menjelaskan bahwa pada situasi ketika makan siang, mahasiswa memiliki

kecenderungan yang semakin tinggi dalam mempertimbangkan kriteria atau alasan

kesehatan, suasana hati, kemudahan, sensory appeal, familiaritas, kontrol berat

badan, dan masalah etika. Dengan demikian, hasil uji korelasi antara situasi dengan

pemilihan makanan menerima hipotesis keenam (H6).

Page 36: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

24

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Makanan Mahasiswa PPKU

IPB

Dalam rangka mengetahui apakah model regresi telah memenuhi persyaratan

yang sah untuk dilakukan uji regresi linear berganda, maka dilakukanlah uji asumsi

klasik. Uji asumsi klasik ini meliputi uji multikolinearitas, uji normalitas, uji

heteroskedastisitas,dan uji autokorelasi. Model regresi bebas dari masalah

multikolinearitas apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari

10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas. Melihat output pada kotak

coefficients, semua nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10

sehingga disimpulkan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas. Dari hasil

uji heteroskedisitas, terlihat bahwa titik-titik menyebar antara di bawah dan di atas

sumby Y, dan tidak mempunyai pola yang teratur. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel bebas atau

bersitas homoskedastisitas. Untuk uji normalitas, maka harus dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil uji

Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0.655. Hal ini berarti data yang diuji

terdistribusi normal karena p>0.05. Hasil uji autokorelasi menunjukkan DW =

1.849 karena DW berada di antara -2 dan +2. Hal ini berarti data tidak mengalami

autokorelasi. Tabel dan grafik hasil uji asumsi klasik ini dapat dilihat pada

Lampiran 7.

Tabel 8 Koefisien uji regresi karakteristik contoh, tipe kepribadian, dan situasi

terhadap pemilihan makanan

Ket: *signifikan pada p-value<0,05 **sangat signifikan pada p-value<0,001

Variabel Bebas B β Sig.

Konstanta

Jenis kelamin

(0=laki-laki;

1=perempuan)

0.411

-1.102

-0.040

0.987

0.470

Umur responden

(tahun)

-0.251 -0.012 0.831

Uang saku (/000

rupiah)

-7.959E-5 -0.004 0.942

Kepribadian (indeks)

Neuroticism

0.057

0.040

0.471

Extroversion 0.163 0.119 0.035*

Openness to

experience

0.208 0.139 0.013*

Agreeableness 0.265 0.151 0.009*

Conscientiousness 0.205 0.103 0.076

Situasi makan di

rumah

4.838

0.320

0.000**

F 7.652

R 0.199

Adjusted R2 0.173

Sig. 0.000

Page 37: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

25

Y= 0.411 – 1.102D1 – 0.251X2 – 7.959E-5X3 + 0.057X4 + 0.163X5 + 0.208X6 +

0.265X7 + 0.205X8 + 4.838X9 +

Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa tipe kepribadian

(extroversion, openness to experience, dan agreeableness), situasi ketika makan di

rumah berpengaruh positif signifikan terhadap pemilihan makanan dilihat dari F

hitung sebesar 7.652 (Tabel 8). Nilai Adjusted R Square yang diperoleh sebesar

0.173 menunjukkan sebesar 17.3 persen variabel pemilihan makanan dijelaskan

oleh variabel yang diteliti, sisanya dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti.

Hasil uji regresi linear berganda menjelaskan bahwa tipe kepribadian

extroversion berpengaruh positif signifikan terhadap pemilihan makanan (β=0.163;

p=0.035). Hal ini berarti mahasiswa yang memiliki sifat terbuka dan senang

bersosialisasi akan semakin memilih sayur dengan berbagai alasan. Selain itu, tipe

kepribadian openness to experience juga berpengaruh positif signifikan terhadap

pemilihan makanan mahasiswa (β=0.208; p=0.013). Hal ini berarti mahasiswa yang

memiliki sifat kreatif, imajinatif dan berani cenderung semakin memilih sayur

dengan berbagai alasan. Hasil tersebut terbukti dari hasil analisis hubungan yang

menunjukkan bahwa sifat openness to experience berhubungan dengan

alasan/kriteria kesehatan dan familiaritas. Tipe kepribadian agreeableness juga

berpengaruh positif signifikan terhadap pemilihan makanan (β=0.265; p=0.009).

Hal ini berarti mahasiswa yang memiliki memiliki sifat ramah dan peka terhadap

lingkungan akan semakin memilih sayur dengan berbagai alasan. Sejalan pula

dengan hasil uji hubungan, tipe kepribadian agreeableness berhubungan dengan

alasan/kriteria kesehatan dalam memilih sayur. Situasi ketika berada dirumah

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pemilihan makanan (β=4.838;

p=0.000). Hal ini berarti situasi ketika makan di rumah memicu mahasiswa untuk

lebih sering mengonsumsi sayur.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini, mahasiswa laki-laki tercatat memiliki rata-

rata indeks yang lebih tinggi pada tipe kepribadian agreeableness dan

conscientiousness. Hal ini berarti mahasiswa laki-laki cenderung lebih bersifat

mudah memaafkan, rela berkorban, dan berempati (agreeableness) serta memiliki

kemampuan memimpin, rencana jangka panjang, dan keahlian bersifat teknis yang

cukup baik (conscientiousness). Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian milik

Vianello et al. (2013) yang menjelaskan bahwa laki-laki memiliki skor yang lebih

rendah pada tipe kepribadian agreeableness dan conscientiousness dibandingkan

perempuan, akan tetapi laki-laki memiliki skor yang lebih tinggi pada openness to

experience.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan memiliki

rata-rata indeks yang lebih tinggi pada tipe kepribadian neuroticism, extroversion,

dan openness to experience. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa perempuan

lebih cenderung memiliki sifat yang mudah merasa marah dan stres (neuroticism),

terbuka dan mudah bergaul (extroversion), serta memiliki imajinasi dan kreativitas

yang lebih baik (openness to experience). Hasil ini sejalan dengan penelitian dari

Schmitt et al. (2008) yang menjelaskan bahwa perempuan memiliki skor yang lebih

tinggi pada neuroticism dan extraversion, akan tetapi skor openness to experience

pada laki-laki dan perempuan bervariasi tergantung dari budaya atau negaranya.

Page 38: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

26

Berdasarkan hasil uji beda, terdapat tiga tipe kepribadian yang memiliki

perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan, yakni neuroticism (p<0.05),

openness to experience (p<0.1), dan agreeableness (p<0.05). Menurut Schmitt et

al. (2008), adanya perbedaan kepribadian antara laki-laki dan perempuan dapat

disebabkan oleh semakin tingginya tingkat perkembangan manusia (Human

Development Index) serta kesempatan yang lebih besar pada persamaan gender.

Situasi memiliki peran dalam menentukan pemilihan makanan sehat yang

dalam hal ini konsumsi sayuran. Situasi yang difokuskan dalam penelitian ini

adalah situasi ketika makan di rumah. Pada situasi ketika makan di rumah, hasil

menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan

mengonsumsi sayuran dengan frekuensi yang sering. Hal ini menjelaskan bahwa

konsumsi sayur responden cenderung lebih sering ketika masih tinggal bersama

orang tuanya, yakni sebelum mulai tinggal di asrama. Menurut Chan et al. (2009),

remaja di Hong Kong cenderung mempraktekkan konsumsi makanan sehat ketika

berada di rumah, dimana ibu merupakan pihak yang paling berpengaruh dalam

mensosialisasikan konsumsi makanan sehat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,

dapat disimpulkan bahwa orang tua berperan penting bagi pemilihan makanan yang

dilakukan oleh anak.

Hasil pada rata-rata indeks pemilihan makanan menunjukkan bahwa

mahasiswa perempuan menunjukkan indeks yang lebih tinggi pada kriteria

kesehatan dan kontrol berat badan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Wardle et al.

(2004) yang menjelaskan bahwa perempuan cenderung lebih mementingkan aspek

kesehatan dalam memilih makanan dengan menghindari makanan berlemak dan

lebih memilih mengonsumsi makanan berserat dan buah-buahan. Hasil uji beda

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam hal pertimbangan harga dalam

memilih makanan sehat, dimana responden laki-laki lebih mempertimbangkan

aspek harga dalam memilih makanan dibandingkan dengan responden perempuan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian milik Missagia et al. (2012) yang menjelaskan

bahwa laki-laki lebih memperhatikan murah atau tidaknya harga makanan, akan

tetapi laki-laki tidak bersedia menghabiskan waktunya untuk membandingkan

harga pada beberapa makanan.

Hasil uji hubungan menunjukkan tipe kepribadian openness to experience

berhubungan negatif dengan kriteria pemilihan makanan kesehatan dan familiaritas.

Menurut Knezevic dan Kardum (2009), tipe kepribadian openness to experience

berhubungan dengan risiko terkena penyakit karena kurang memperhatikan aspek

kesehatan. Steptoe et al. (1995) dalam penelitiannya juga menyebtukan bahwa tipe

kepribadian openness to experience berhubungan negatif dengan familiaritas dan

hasil ini terbukti sama baik pada laki-laki maupun perempuan. Sementara itu,

agreeablenes berhubungan negatif dengan kesehatan. Hasil ini sejalan dengan

penelitian dari de Brujin et al. (2007) yang menjelaskan bahwa semakin seorang

remaja bersifat agreeable atau berkaitan dengan mudahnya terpengaruh

teman/orang lain, semakin tidak sehat pula perilaku konsumsi makanannya. Adanya

hubungan antara kepribadian dengan pemilihan makanan didukung oleh Lindeman

dan Stark (1999) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kepribadian

dengan pemilihan makanan pada aspek kontrol berat badan dan ideologi yang

dianut konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa tipe kepribadian memiliki

pengaruh terhadap pemilihan makanan. Hasil analisis regresi linear berganda

Page 39: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

27

menunjukkan bahwa tipe kepribadian extraversion berpengaruh positif terhadap

pemilihan makanan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian milik Cauchi dan

DeGiovanni (2015) yang menyatakan bahwa sifat extraversion erat kaitannya

dengan bertambahnya konsumsi buah dan sayur. Hal ini berarti mahasiswa yang

senang bersosialisasi dan terbuka cenderung semakin meningkatkan konsumsi buah

dan sayur.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif dari tipe

kepribadian openness to experience terhadap pemilihan makanan. Lunn et al.

(2014) menjelaskan bahwa orang yang memiliki skor openness to experience yang

tinggi memiliki kecenderungan untuk memilih mengonsumsi makanan yang sehat

dan lebih merasa terdorong untuk mengikuti pola hidup sehat. Oleh karena itu,

mahasiswa yang memiliki imajinasi, kreativitas serta rasa penasaran cenderung

menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayur. Menurut Goldberg dan

Strycker (2002), tipe kepribadian openness to experience memiliki pengaruh positif

pada konsumsi makanan berserat, penghindaran konsumsi daging dan makanan

berlemak.

Hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh agreeableness terhadap

pemilihan makanan sejalan dengan penelitian Kye dan Park (2012) yang

menjelaskan bahwa orang yang memiliki skor agreeableness yang tinggi cenderung

mengikuti pola makan yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang

bersifat ramah, kooperatif, dan hangat cenderung mengonsumsi makanan berserat,

menghindari konsumsi daging dan makanan berlemak, serta mengikuti pola makan

sehat yang tidak terlepas dari konsumsi sayur.

Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa situasi ketika

makan di rumah berpengaruh positif terhadap pemilihan makanan. Kenyamanan

dan kemudahan menjadi salah satu alasan bagi mahasiswa mengapa mahasiswa

memilih mengonsumsi sayur di rumah. Di rumah itu sendiri umumnya sudah

memiliki persediaan bahan makanan untuk diolah dan tersedia fasilitas untuk

mengolah bahan makanan tersebut. Seringkali ketika di rumah juga terdapat orang

lain yang mengolah bahan makanan tersebut seperti ibu, nenek atau asisten rumah

tangga sehingga mahasiswa tidak perlu mengolahnya sendiri. Hasil ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kolsteren et al. (2009), yang

mengatakan bahwa orang yang sering makan di rumah lebih tinggi konsumsi buah

dan sayurnya dibandingkan dengan orang yang sering makan di luar rumah.

Berdasarkan hasil pada sebaran mahasiswa berdasarkan situasi dan frekuensi

(Lihat Tabel 5), mahasiswa paling sering makan sayur ketika sedang berada di

rumah. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kolsteren

et al. (2009), dimana orang yang makan di rumah memiliki frekuensi konsumsi

sayur dan buah yang paling tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak makan

di rumah, sebaliknya bagi individu yang makan di luar rumah, lebih cenderung

mengonsumsi makanan yang rendah nutrisi dan kurang mengonsumsi buah dan

sayur. Alasan utama (lampiran I) mengonsumsi sayuran ketika berada di rumah

yang dipilih oleh responden laki-laki berbeda dengan responden perempuan.

Mahasiswa laki-laki (36.5%) memilih alasan kenyamanan atau kemudahan yang

meliputi kemudahan untuk mendapatkan sayur, tidak perlu mengeluarkan biaya,

serta mudah untuk disajikan. Sebagian besar responden perempuan sebanyak

(29.4%) memiliki alasan mengonsumsi sayuran ketika berada di rumah karena

anjuran dari orang tua.

Page 40: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

28

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak dapat membedakan pemilihan

makanan berdasarkan waktu (makan pagi, makan siang, dan makan malam) karena

penelitian ini hanya mencantumkan situasi makan pada waktu makan siang. Oleh

karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat didesain alat ukur situasi yang dapat

mempertimbangkan dimensi waktu, keberadaan orang lain (orang tua, teman),

acara tertentu (saat pesta, rekreasi), dan lain-lain. Selain itu, dalam proses

pengambilan data tidak dilakukan wawancara terhadap responden sehingga data

hanya murni dari hasil olahan kuesioner dan kurang mereview pandangan dari

responden.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Mahasiswa PPKU IPB secara umum mengalami penurunan konsumsi sayur

dari segi jumlah dan frekuensi, sedangkan dari jenis sayuran yang dikonsumsi,

mahasiswa PPKU lebih memilih sayuran tumis setelah masuk IPB. Tipe

kepribadian neuroticism (p<0.05), openness to experience (p<0.1), dan

agreeableness (p<0.05) memiliki perbedaan antara mahasiswa laki-laki dan

perempuan. Mahasiswa laki-laki lebih cenderung bersifat agreeableness,

sedangkan mahasiswa perempuan lebih cenderung bersifat neuroticism dan

openness to experience. Mahasiswa laki-laki dan perempuan paling sering

mengonsumsi sayur ketika berada di rumah. Pada pemilihan makanan, terdapat

perbedaan nyata antara mahasiswa laki-laki dan perempuan pada kriteria harga.

Mahasiswa laki-laki cenderung lebih mempertimbangkan harga dalam memilih

makanan yang akan dikonsumsi.

Hasil uji hubungan antara karakteristik contoh dengan kepribadian

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara jenis kelamin dengan

neuroticism dan hubungan negatif antara jenis kelamin dengan agreeableness.

Berdasarkan hasil uji hubungan antara karakteristik contoh dengan pemilihan

makanan, tidak terdapat hubungan antara karakteristik contoh dengan pemilihan

makanan. Hasil uji hubungan menunjukkan adanya hubungan nyata positif antara

extroversion, openness to experience, agreeableness, conscientiousness, dan situasi

ketika makan di rumah terhadap pemilihan makanan. Hasil uji regresi linier

berganda menunjukkan adanya pengaruh dari extraversion, openness to experience,

agreeableness, dan situasi ketika makan di rumah terhadap pemilihan makanan

pada mahasiswa PPKU IPB.

Saran

Mahasiswa PPKU IPB merupakan mahasiswa yang sedang menghadapi

kondisi baru yang berbeda dari kondisi sebelumnya. Mereka harus mulai hidup

mandiri dan belajar untuk membuat keputusannya sendiri karena mereka tidak lagi

tinggal di rumah bersama orang tua. Konsumsi sayur merupakan suatu hal yang

penting untuk tetap menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan segar. Hasil

menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa mengalami pengurangan asupan sayuran

ketika mereka mulai memasuki kehidupan asrama di IPB dibandingkan dengan

sebelumnya ketika mereka masih tinggal bersama orang tua. Bagi pemerintah,

disarankan untuk membuat suatu program yang berkaitan dengan peningkatan

Page 41: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

29

konsumsi sayur, terutama bagi kalangan remaja. Bagi NGO atau LSM yang

berkaitan dengan bidang kesehatan atau konsumen, disarankan untuk membuat

suatu kampanye atau sosialisasi mengenai pentingnya konsumsi sayur terutama

pada kalangan anak-anak muda atau remaja agar remaja semakin terpapar mengenai

informasi pentingnya konsumsi sayur. Selain itu, dari pihak kampus agar

menyeleksi secara ketat makanan yang dijual di kantin agar dan tidak terpapar oleh

makanan-makanan yang membahayakan tubuh dan ketersediaan sayur di kantin

tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad N, Hadju V, Salam A. 2014. Gambaran pengetahuan, sikap, ketersediaan

dan pola konsumsi sayur dan buah remaja di makassar. Universitas

Hasanuddin.

Alamsyah Z. 2012. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan jenis

minuman pada berbagai situasi konsumsi dan dampaknya pada strategi

pemasaran. [disertasi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Brown C, Shaibu S, Maruapula S, Malete L, Compher C. 2015. Perceptions and

attitudes towards food choice in adolescents in gaborone, botswana. Appetite.

95: 29-35.

Chan K., Prendergast G., Gronhoj A. Bech-Larsen T. 2009.

Adolescents’perceptions of healthy eating and communication about healthy

eating. Health Education, 109(6): 474-490.

Chapman BP, Duberstein PR, Sorensen S, Lyness JM. 2007. Gender differences in

five factor model personality traits in an elderly cohort: extension of robust and

surprising findings to an older generation. Per Individ Dif. 43(06): 1594-1603.

Chen SE, Liu J, Binkley JK. 2012. An exploration od the relationship between

income and eating behavior. Agricultural and Resource Economics Review.

41(1): 82-91.

Ching GS., Tchong WL., Wen TH. 2015. A study on the relationship between

college students' personality and their eating habits. Int'l Journal of Information

and Education Technology. 5(2).

De Brujin, GJ. Kremers, SPJ. De Vries H. Van Mechelen W. Brug J. 2007.

Association od social-evironmental and individual-level factors with

adolescent soft drink consumption. Health Education Research. 22(2): 227-

237.

Donellan MB, Lucas RE. 2008. Age differences in the big five across the life span:

evidence from two national samples. Psychol Aging. 23(3): 558-566.

Drewnowski A, Eichelsdoerfer P. 2010. Can low-income americans afford a

healthy diet?. Nutr Today. 44(6): 246-249.

Eertmans A. 2006. Sensory-Affective and Other Determinants of Food Choice:

Their Relative Importance and Variability across Individuals and Situations.

[disertasi]. Leuven (BE): Chatolic University of Leuven.

Ensaff H, Russel J, Barker ME. 2012. Meeting school food standards – students’

food choice and free school meals. Public Health Nutrition. 16(12): 2162-2168.

European Commission Community Research. 2012. Report on the Socio-economic

Determinants of Food Choices and Preferences of the Elderly.

Gustiara, I. 2013. Konsumsi sayur dan buah pada siswa SMA negeri 1 Pekanbaru.

Jurnal Precure. 1(1).

Page 42: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

30

Goldberg LR., Strycker LA. 2002. Personality traits and eating habits: the

assessment of food preferences in a large community sample. Personality and

Individual Differences. 32: 49-65.

Henningsen M. 2011. Dietary habits in adolescence related to sociodemographic

factors, physical activity, and self-esteem [tesis]. Trondheim (NO): Norwegian

University of Science and Technology.

Huang CY., Liu YL., Tsou HF. 2013. The study in change of nutrition knowledge,

attitude, and behaviour of college students as affected by different method of

nutrition education. The Journal of Human Resource and Adult Learning. 9(2)

John Oliver P, Robins RW, Pervin LA. 2008. Handbook of Personality: Theory and

Research. New York: The Guilford Press.

Keller C., Siegrist M. 2015. Does personality influence eating styles and food

choices? Direct and indirect effects. Appetite. 84: 128-138.

Khirolahei A., Mohamad N., Rhosanale Gh., Shobeiri F. 2014. Nutritional patterns

in iranian uniersity students: comparison between dormitory and non-

dormitory states. Journal of Medical Research. 3: 1-5.

Kjollesdal MR., Ottesen GH., Wandel M. 2010. Associations between food patterns,

socioeconomic position and working situation among adult, working wien and

men in oslo. European Journal of Clinical/Nutrition. 64: 1150-1157.

Knezevic JH, Kardum I. 2009. Five factor personality dimensions and 3 health-

related personality constructs as predictors of health. Croat Med J. 50: 394-402.

Koelsteren P., Lachat C., Oyen HV., Vandevjivere S. 2009. Eating out of home in

Belgium: current situation and policy implications. British Journal of Nutrition.

102: 921-928.

Kye SY, Park K. Psychosocial factors and health behavior among Korean adults: a

cross sectional study. Asian Pacific J Cancer Prev. 13: 49-56.

Laaksonen M, Lalluka T, Rahkonen O, Roos E, Lahelma E. 2007 Multiple socio-

economic circumstances and healthy food habits. European Journal of Clinical

Nutrition. 61: 701-710.

Lindeman M., Stark K. 1999. Pleasure, Pursuit of Health or negotiation of identity?

Personality correlates of food choice motives among young and middle aged

women. Appetite. 33: 141-161.

Lunn TE, Nowson CA, Worsley A, Torres SJ. 2014. Does personality affect dietary

intake?. Nutrition. 30: 403-409.

Markovina J., Stewart-Knox BJ, Rankin A, Gibney M, de Almeida MDV, Fischer

A, Kuzsenof SA, Poinhos R, Panzone L, Frewer LJ. 2015. Food4me study:

Validity and reliability of food choice questionnaire in 9 european countries.

Food Quality and Preference. 45: 26-32.

McCrae RR, Costa PT. 1997. Personality trait strucure as a human universal.

American Psychologist. 52(5): 509-516.

McCrae RR, Costa PT, Ostendorf F, Angleitner A, Caprara GV, Barbanelli C, de

Lima MP, Simoes A, Marusic I, Bratko D, Chae JH. 1999. Age differnences in

personality across the adult life span: paralles in five cultures. Developmental

Psychology. 35(2): 466-477.

McCrae RR, John OP. 1992. An introduction to the five-factor model and its

applicants. Journal of Personality. 60(2): 175-215.

Page 43: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

31

Marquis M., Shatenstein B. 2005. Food choice motives and the importance of

family meals among immigrant mothers. Canadian Journals of Dietetic

Practice Practice and Research. 66(2): 77.

Marriott BM. 1995. Not Eating Enough: Overcoming Underconsumption of

Military Operational Rations. Washington D.C: National Academy Press.

Missagia SV, de Oliveira SR, de Rezende DC. 2012. Food choice motives and

healthy eating: assessing gender differences. EnANPAD. 36: 22-26.

Mrozeck D., Roberts BW. 2008. Personality trait change in adulthood. Curr Dir

Psychol Sci. 17: 31-35.

Munro IA, Bore MR, Munro D, Garg ML. 2011. Using personality as a predictor

of diet induced weight loss and weight management. International ournal of

Behavioural Nutrition and Physical Activity. 8: 129.

Myrdal M, Gold A., Deal J, Larson M, Strang M. 2016. Relationship between

personality type and fruit and vegetable preference in third and fourth grade

students. IMedPub Journals. 1(1): 2.

Steptoe A, Pollard TM, Wardle J. 1995. Development of A Measure of the Motives

Underlying the Selection of Food: the Food Choice Questionnaire. Appetite.

25: 267-284.

Robert R. McCrae , Paul T. Costa, Jr. & Thomas A. Martin (2005) The NEO–PI–

3: A More Readable Revised NEO Personality Inventory. Journal of

Personality Assessment. 84:3, 261-270. DOI: 10.1207/s15327752jpa8403_05

Schmitt D, Realo A, Allik J. 2008. Why can’t a man be more like a woman? Sex

differences in big five personality traits across 55 cultures. Journal of

Personality and Social Psychology. 94: 168

Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.

Vianello M, Schnabel K, Sriram N, Nosek B. Gender differences in implicit and

explicit personality traits. Personality and Individual Differences. 55: 994-999.

Wang O, De Steur H, Gellynck X, Verbeke W. Motives for consumer choice of

traditional food and european food in manland china. Appetite. 87: 143-151.

Wardle J, Haase AM, Steptoe A, Nillapun M, Jonwutiwes K, Bellisle F. 2004.

Gender differences in food choice: the contribution of health beliefs and dieting.

Annals of Behavioral Medicine. 27 (2).

Watson HS. 2011. Measuring gender personality traits: a situation based approach

[disertasi]. Pennsylvania (US): Widener University.

Weisberg YJ, DeYoung CG., Hirsh JB. 2011. Gender differences in personality

across the ten aspects of the big five. Frontiers in Psychology. 2: 178.

Zielinska EB. 2006. Role of psychological factors in food choice: a review. Polish

Journal of Food and Nutrtion Sciences. 15 (4): 379-384.

Page 44: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

32

LAMPIRAN

Page 45: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

33

Lampiran 1 Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 121 42.0

Perempuan 167 58.0

Total 288 100.0

Lampiran 2 Sebaran mahasiswa berdasarkan usia

Lampiran 3 Sebaran mahasiswa berdasarkan uang saku

Lampiran 4 Alasan utama konsumsi sayur pada 6 situasi

No. Situasi Alasan utama L P

% %

1. Makan dirumah Kenyamanan dan kemudahan 36.5 26.3

Kesehatan 18.3 13.8

Mood/suasana hati 11.1 7.5

Anjuran orang tua 23.8 29.4 Pemenuhan kebutuhan energi 10.3 23.1

2. Makan di kantin Kenyamanan dan kemudahan 46.3 37.3 Kesehatan 13.2 19.0

Mood/suasana hati 12.4 14.0

Anjuran orang tua 1.65 3.8

3

Makan di

restoran bersama

teman-teman

Pemenuhan kebutuhan energi

Kenyamanan dan kemudahan

Kesehatan

Mood/suasana hati

Anjuran orangtua

Pemenuhan kebutuhan energi

20.7

28.0

22.0

23.0

2.5

24.6

26.0

27.2

17.0

26.6

2.5

26.6

Usia L P Total

n % n % n %

Remaja lanjut (16-18

Tahun)

70 57.9 94 56.3 164 57.0

Dewasa awal (19-24

Tahun)

51 42.1 73 43.7 124 43.0

Total 121 100.0 167 100.0 288 100.0

Uang saku (per

bulan)

L P Total

n % n % n %

≤600 000 19 15.7 12 7.2 31 10.8

600 001 – 1 000

000

62 51.2 80 47.9 142 49.3

>1000 000 40 33.1 75 44.9 115 40.0

Total 121 100 167 100 288 100.0

Min-max 450000-2000000 450000-2000000 450000-2000000

Rata-rata±SD 1 054 958.68 ±

390 534.087

1 175 748.50 ±

394 993.377

1 125 000±396

961.456

P value 0.011**

Page 46: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

34

Lampiran 4 Alasan utama konsumsi sayur pada 6 situasi (Lanjutan)

No. Situasi Alasan utama L P

% %

4. Makan di pesta Kenyamanan dan kemudahan 33.9 34.8 Kesehatan 18.6 15.2

Mood/suasana hati 14.4 17.7

Anjuran orang tua 6.8 9.5

Pemenuhan kebutuhan energi 26.3 22.8

5. Ketika sedang

rekreasi bersama

keluarga

Kenyamanan dan kemudahan 20.7 19.4

Kesehatan 14.7 13.8

Mood/suasana hati 15.5 15.0

Anjuran orang tua 16.4 26.3 Pemenuhan kebutuhan energi 33.0 25.6

6. Makan siang Kenyamanan dan kemudahan 26.7 24.0

Kesehatan 19.1 17.1

Mood/suasana hati 15.8 16.0

Anjuran orang tua 6.7 4.3

Pemenuhan kebutuhan energi 31.7 38.7

Lampiran 5 Koefisien korelasi karakteristik contoh dan pemilihan makanan

Kepribadian

Pemilihan Makanan

Kesehatan Mood Kemudahan SA Bahan

alami

Harga Kontrol

BB

Familiaritas Masalah

etika

Uang saku Jenis

kelamin

Umur responden

-0.022 -0.003

-0.078

0.014 0.036

-

0.009

-0.079 0.030

0.055

-0.072

0.096

0.110

0.154** 0.125*

-0.033

0.042 0.071

0.089

0.115 0.012

-0.027

-0.027 -0.030

0.036s

0.004 0.079

0.058

Lampiran 6 Koefisien korelasi karakteristik contoh dan tipe kepribadian

Variabel Tipe Kepribadian

Neuroticism Extroversion Openness

to

Experience

Agreeable

ness

Conscien

tiousness

Jenis

kelamin

0.134* 0.020 0.112 -0.187* -0.033

Uang saku -0.062 0.015 0.002 0.018 0.010

Umur

responden

0.041 0.019 -0.051 -0.062 -0.015

Page 47: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

35

Lampiran 7 Hasil uji asumsi klasik

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 UMRES .970 1.031

JK .899 1.113

USK_TOT .948 1.055

INDEXPRS1 .918 1.089

INDEXPRS2 .922 1.085

INDEXPRS3 .933 1.072

INDEXPRS4 .887 1.127

INDEXPRS5 .869 1.151

SIT_RUMAH .953 1.049

a. Dependent Variable: INDEX_FCQ

Page 48: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

36

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 288

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 11.77704544

Most Extreme Differences Absolute .043

Positive .038

Negative -.043

Kolmogorov-Smirnov Z .734

Asymp. Sig. (2-tailed) .655

a. Test distribution is Normal.

Page 49: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

37

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .446a .199 .173 11.966 1.849

a. Predictors: (Constant), SIT_RUMAH, INDEXPRS5, JK, UMRES, INDEXPRS3,

USK_TOT, INDEXPRS2, INDEXPRS1, INDEXPRS4

b. Dependent Variable: INDEX_FCQ

Page 50: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SITUASI TERHADAP … · kepribadian, situasi, dan pemilihan makanan, (4) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan pada mahasiswa PPKU

38

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 25 Februari 1994 dari pasangan (Alm) Slamet

Widjaja dan Fatmawati Hasan. Penulis merupakan anak keempat dari 4 bersaudara

yang memiliki kakak laki-laki bernama Muhamad Danang Agung, Muhammad

Aryo, dan kakak perempuan bernama Nadhia Afiati. Penulis dibesarkan di Kota

Jakarta. Mulai pada tahun 1998 sampai 2000 penulis bersekolah di TK Ananda dan

TK Islam Sudirman Jakarta, pada tahun 2000-2006 penulis bersekolah di SDI PB

Sudieman Jakarta, kemudian melanjutkan sekolah di SMPN 9 Jakarta pada tahun

2006-2009 dan melanjutkan sekolah di SMAN 48 Jakarta pada tahun 2009-2012.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, Departemen Ilmu Keluarga dan

Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia pada bulan Juli 2012 melalui jalur SNMPTN

(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Tulis. Selama menempuh

pendidikan di IPB, penulis tergabung menjadi anggota dari HIMAIKO (Himpunan

Mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen). Prestasi yang pernah diraih adalah

pernah mendapatkan juara 3 lomba basket putri pada kejuaran ESPENT (2013).