66
1. LATAR BELAKANG Kemajuan jaman yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta berubahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat membawa dampak terhadap kebutuhan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Dewasa ini tuntutan masyarakat terhadap pelayanan cukup tinggi baik jenis pelayanannya maupun kualitas pelayanan yang diberikan. Hal tersebut sejalan dengan berjalannya era reformasi yang memberikan kebebasan secara optimal kepada setiap individu masyarakat untuk menyampaikan berbagai aspirasi dan keinginannya sesuai dengan kepentingan masing-masing. Disisi lain berkembangnya kebijakan pengelolaan pemerintahan yang bergeser dari pola konsentrasi menjadi otonomi daerah, yang memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk melaksanakan roda pemerintahan dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Berdasarkan kenyataan diatas para aparatur pemerintah dituntut agar semakin mampu melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan, yaitu sebagai penyelenggara 1

PENGARUH KEPEMIMPINAN PRESENTASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

1. LATAR BELAKANG

Kemajuan jaman yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

tekhnologi serta berubahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat membawa dampak

terhadap kebutuhan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Dewasa ini tuntutan

masyarakat terhadap pelayanan cukup tinggi baik jenis pelayanannya maupun kualitas

pelayanan yang diberikan. Hal tersebut sejalan dengan berjalannya era reformasi yang

memberikan kebebasan secara optimal kepada setiap individu masyarakat untuk

menyampaikan berbagai aspirasi dan keinginannya sesuai dengan kepentingan

masing-masing. Disisi lain berkembangnya kebijakan pengelolaan pemerintahan yang

bergeser dari pola konsentrasi menjadi otonomi daerah, yang memberikan peluang

yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk melaksanakan roda pemerintahan dalam

memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.

Berdasarkan kenyataan diatas para aparatur pemerintah dituntut agar semakin

mampu melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan, yaitu sebagai penyelenggara

pemerintahan, pelaksana pembangunan dan pelayanan masyarakat dengan sebaik-

baiknya; khususnya dalam melayani, mengayomi dan menumbuhkan perakarsa serta

peran aktif masyarakat dalam pembangunan. Dalam tugas ini maka kepemimpinan

merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi

merupakan kumpulan individu dengan berbagai prilaku. Tujuan organisasi akan dapat

tercapai apabila ada pemimpin yang mampu mengelola organisasi secara efektif dan

efisien. Pemimpin dapat bekerja efektif dan efisien apabila mampu menentukan

tujuan, memanfaatkan sumber daya yang ada, melakukan komunikasi dan

memberikan motivasi terhadap bawahan guna mencapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan dapat menentukan suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang

1

Page 2: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

telah ditentukan karena kepemimpinan dapat mempengaruhi prilaku orang dalam

situasi tertentu agar bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati

bersama.

Robbins ( 2001; 43) menyatakan bahwa seorang disebut pemimpin apabila ia

memotivasi bawahannya, mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain, memilih saluran

komunikasi yang efektif atau menyesuaikan perkembangan diantara anggota.

Seorang pemimpin dikatakan berhasil dalam sebuah organisasi ketika yang

bersangkutan mampu meningkatkan kinerja individu maupun organisasi. Pemimpin

harus mampu mengelola pola pikir dan prilaku bawahannya, menciptakan etika kerja

dan nilai-nilai yang ada dalam organisasi. Peran seorang pemimpin akan terkesan

secara mendalam bagi bawahannya dan mempengaruhi efektifitas kerjanya apabila

mampu menyampaikan visi dan misi secara proaktif dengan gaya bahasa yang mudah

dimengerti dan dipahami. Kondisi ini akan menumbuhkan motivasi dan semangat

kerja bawahan untuk bekerja secara optimal sesuai tujuan organisasi.

Motivasi memberikan sumbangan yang besar dalam meningkatkan kinerja

pegawai. Karena motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi menurut teori Maslow terkait

dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang bebentuk krucut. Manusia akan

termotivasi apabila kebutuhan hidupnya dapat dipenuhi dengan baik. Kebutuhan

tersebut mulai dari kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan sampai

kebutuhan aktualisasi diri. Semakin besar kebutuhan hidupnya terpenuhi maka akan

semakin besar kinerja dalam melakukan tugas dan kewajibannya. Sedangkan motivasi

kerja menurut Nursalam (2002, 97) adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk

membangkitkan, mengarahkan dan memeriksa prilaku yang berhubungan dengan

lingkungan pekerjaan.

2

Page 3: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Lingkungan kerja dalam suatu organisasi mempunyai andil yang cukup besar

dalam meningkatkan kinerja pegawai. Menurut Nitisento (2000 : 109) lingkungan

kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi

dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja yang

aman dan nyaman dapat menumbuhkan kenyamanan dan ketentraman pegawai dalam

melaksanakan pekerjaan, sehingga menimbulkan semangat dan gairah dalam bekerja.

Lingkungan kerja ini terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik yang berada disekitar

pegawai yang berpengaruh besar terhadap semangat kerja, antara lain; kebersihan,

keamanan, kenyamanan dilingkungan kerja sehingga akan dapat menimbulkan

semangat dan gairah guna meningkatkan kinerja pegawai pada organisasi yang

bersangkutan.

Pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa

Tenggara Barat sebagai aparatur pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang

memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan tugas pemberdayaan di bidang

Koperasi, usaha mikro kecil dan menengah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara

Barat. Jumlah pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil & Menengah provinsi

NTB sebanyak 99 orang yang terbagi dalam berbagai bagian atau bidang yaitu ;

Bidang TataUsaha 4 orang, Bidang embinaan Koperasi 12 orang, Bidang Fasilitasi

Pembiayaan dan Simpan Pinjam 10 orang, Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil

& Menengah 12 orang, Bidang Penyuluhan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil &

Menengah 6 orang, serta Unit Pelaksana Teknis Dasar (UPTD) Balai Pendidikan dan

Pelatihan Usaha Mikro Kecil & Menengah provinsi NTB sebanyak 18 orang.

Adapun tugas pokok dan fungsi yang ditangani masing-masing bagian atau

bidang yaitu Bagian Tata Usaha mengenai kegiatan administrasi guna mendukung

pelaksanaan tugas bidang teknis; bidang pembinaan koperasi mengenai pembinaan

3

Page 4: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

kelembagaan, fasilitasi pembiayaan dan usaha koperasi; bidang pemberdayaan usaha

mikro kecil & menengah .......permodalan dan pelaksanaan usaha mikro kecil &

menengah; bisang fasilitasi pembiayaan dan simpan pinjam mengenai fasilitasi

pembiayaan dan pengelolaan usaha simpan pinjam koperasi; bidang penyuluhan

mengenai penyuluhan dan penyebarluasan informasi Koperasi dan usaha mikro kecil

& menengah....UPTD Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi dan usaha mikro kecil

& menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengenai pendidikan dan pelatihan bagi

aparatur Dinas Koperasi Provinsi, Kabupaten dan Kota serta para pengelola koperasi

usaha mikro kecil & menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat .

Sedangkan penghasilan sebagai kompensasi atas beban kerja yang diberikan

kepada pegawai disamping gaji tetap bulanan yang besarnya ditetapkan berdasarkan

Peraturan Pemerintah nomor..... maka pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat

memberikan tambahan penghasilan kepada semua pegawai berupa Tunjangan Kinerja

Daerah (TKD) dan pemberian uang makan yang besarnya ditetapkan berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat nomor 95 tahun 2011 tentang

Pemberian Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja pada satuan kerja

perangkat daerah di lingkungan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat dan

keputusan Gubernur nomor 99 tahun 2011 tentang pemberian uang makan bagi

pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai tidak tetap (PTT) di lingkungan pemerintah

provinsi Nusa Tenggara Barat. Besarnya TKD untuk setiap pegawai ditentukan sesuai

dengan tingkat jabatan/golongan/pangkat masing-masing pegawai dengan variasi

TKD terendah Rp300.000 dan tertinggi Rp15.000.000 perbulan. Sedangkan

pemberian uang makan bagi PNS dan PTT sebesar Rp10.000 perhari diberikan paling

banyak 22 (dua puluh dua) hari kerja dalam 1 (satu) bulan.

4

Page 5: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Dalam pelaksanaan tugasnya aparatur Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan

Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan pelayanan terhadap masyarakat

terutama palayanan dibidang kelembagaan, fasilitasi permodalan dan usaha Koperasi,

usaha mikro kecil dan menengah. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Dinas

Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah

menerapkan prilaku kepemimpinan secara kekeluargaan, dan pemberian motivasi

berupa penghargaan, penugasan kerja, pendidikan dan pelatihan, kenaikan pangkat/

promosi jabatan, serta penyediaan lingkungan kerja berupa penyiapan fasilitas kerja,

penciptaan suasana dan keamanan kerja. Melalui pelaksanaan kepemimpinan,

pemberian motivasi dan penyediaan lingkungan kerja tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kinerja pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Namun demikian kenyataannya upaya tersebut belum

dapat memberikan hasil optimal sebagaimana yang diharapkan dalam pengembangan

Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di provinsi Nusa Tenggara Barat.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penulis memilih untuk melakukan

penelitian pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa

Tenggara Barat yang berkaitan dengan pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan

Lingkungan Kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan

Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Penelitian ini menjadi lebih menarik mengingat bahwa jajaran Dinas Koperasi,

Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai

Satuan KerjaPemerintah Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab terhadap

pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Provinsi NTB sedang

melakukan berbagai upaya pemberdayaan melalui penigkatan Sumber Daya Manusia,

pembenahan kelembagaan, fasilitasi sarana dan permodalan serta fasilitasi promosi

5

Page 6: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

dan pemasaran dalam rangka menunjukkan Koperasi Berkualitas dan menciptakan

Wirausaha Baru.

2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

a. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari kepemimpinan terhadap kinerja

pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

b. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

c. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari lingkungan kerja terhadap kinerja

pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

d. Apakah ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan, motovasi dan lingkungan

kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi, Usaha

Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

e. Faktor manakah yang berpengaruh paling signifikan diantara kepemimpinan,

motovasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha

Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

3. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut ;

a. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai

pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

b. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai

pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

6

Page 7: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

c. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi lingkungan kerja terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

d. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja, dan

lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Dinas

Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

e. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap

kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB

4. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Kegunaan Praktis

Sebagai masukan dalam rangka penerapan kepemimpinan, pemberian motivasi

kerja dan penyediaan lingkungan kerja sebagai upaya peningkatan kinerja

pegawai pada Dinas Provinsi NTB

2. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

perkembangan ilmu pengetahuan di bidang sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kinerja pegawai

3. Kegunaan akademis

Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai kebulatan studi program Strata

dua (S2) pada Program Studi Magister Manajemen Pasca Sarjana Universitas

Mataram

5. TINJAUAN PUSTAKA

7

Page 8: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

5.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan

Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan kerja dan kinerja oleh beberapa penulis,

antara lain :

5.1.1 Djaswad (2002) dengan judul penelitian : Analisis Pengaruh Faktor-

Faktor motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada Sekertariat Daerah Kota

Mataram. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh motivasi

terhadap kinerja karyawan dan variabel manakah yang memberi pengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan Sekertariat Daerah Kota Mataram.

Analisis data yang digunakan Regresi Linier Berganda dengan hasil

penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor motivasi yang terdiri dari

karakter individu, karakteristik pekerjaan dan secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada

Sekertariat Daerah Kota Mataram. Ketiga variabel yang berpengaruh

terhadap kinerja karyawan tersebut memberikan kontribusi 70,10 % dan

sisanya sebesar 29,90% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam model.

5.1.2 Alishahban (2003), judul penelitian “ Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi

Kerja Karyawan Sub Dinas Pengairan Dinas PU Kimpraswil Lombok

Tengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap

prestasi kerja karyawan sub dinas Pengairan Dinas PU Kimpraswil

Lombok Tengah. Analisis data yang digunakan yaitu uji validitas dan

Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa :

Motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja dan setiap

8

Page 9: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

peningkatan motivasi dapat meningkatkan prestasi kerja. Variabel

motivasi adalah usaha dan keinginan karyawan.

5.1.3 Sahaz (2004) judul penelitian “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

Motivasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan Kantor Kecamatan se Kota

Mataram”. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh gaya

kepemimpinan, motivasi terhadap prestasi kerjadan faktor manakah yang

berpengaruh secara dominan terhadap prestasi kerja karyawan kator

kecamatan se Kota Mataram. Analisis data yang digunakan yaitu uji

validitas, reliabilitas dan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa secara simultan gaya kepemimpinan dan motivasi

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja karyawan kantor

kecamata se Kota Mataram yang ditujukan dengan koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,8026 atau 80,26% dan selebihnya 19,24 % dipengaruhi oleh

variabel lain diluar model.

5.1.4 Rochman (2008) judul penelitian Pengaruh Lingkungan Kerja, Usia

Pensiun dan tingkat Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai. Tujuan

penelitian ini adalah ingin mengetahui parsial dan simultan faktor

lingkungan kerja dan usia pensiun terhadap kinerja pegawai di Perseroan

Terbatas (PT) Duta Ananda Textile Pekalongan. Analisis data yang

digunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan regresi linier berganda.

Kesimpulannya adalah lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai, usia pensiun berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Secara

bersama-sama faktor lingkungan kerja, usia pensiun dan stres kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

9

Page 10: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

5.1.5 Mulyono (2010) dengan judul penelitian Pengaruh Kepemimpinan,

Komunikasi, motivasi, Pengembangan Karir dan Promosi Jabatan

terhadap Kinerja Pegawai Kantor Sekertariat Daerah Kabupaten

Sukoharjo. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan,

komunikasi, motivasi, pengembangan karir dan promosi jabatan baik

secara parsian maupun simultan terhadap kinerja pegawai kantor

Sekertariat Daerah kabupaten Sukoharjo. Analisis data yang digunakan

yaitu uji validitas, uji reliabilitas, regresi berganda, uji Fdan uji T.

Hasilnya menyimpulkan bahwa kepemimpinan, komunikasi, motivasi,

pengembangan karir dan promosi jabatan baik secara parsial maupun

simultan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pegawai

Sekertariat Daerah kabupaten Sukoharjo; sedangkan variabel yang paling

doninan terhadap kinerja pegawai adalah komunikasi dengan koefisien

regresi 0,378.

5.1.6 Suyadi (2011) dengan judul penelitian Pengaruh Kepemimpinan,

Motivasi, Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Pengawasan terhadap

Koperasi Kabupaten Karanganyar. Tujuan penelitian untuk mengetahui

pengaruh kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja dan pengawasan baik

secara simultan maupun paesial terhadap kinerja pegawai dinas koperasi,

Perindustrian dan perdagangan kabupaten Karanganyar. Analisis data

yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas dan uji hipotesis

menggunakan Regresi Linier Berganda. Menyimpulkan bahwa

kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, disiplin kerja dan pengawasan

secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Penanaman Modal dan Koperasi Kabupaten

10

Page 11: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Karanganyar yang memberikan kontribusi sebesar 57 % sedangkan

sisanya 43 % dijelaaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam

modal.

5.1.7 Dwiningsih (2011) dengan judul penelitian Pengaruh Komunikasi,

Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Manajemen Konflik dan tingkat

Kesejahteraan terhadap Kinerja Karyawan Akademi Keperawatan Panti

Kosala Surakarta. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh

komunikasi, motivasi kerja, lingkungan kerja, manajemen konflik dan

tingkat kesejahteraan terhadap terhadap Kinerja Karyawan Akademi

Keperawatan Panti Kosala Surakarta. Analisis data yang digunakan yaitu

uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi berganda dan uji hipotesis

menggunakan uji F dan T statistik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Manajemen Konflik

dan tingkat Kesejahteraan secara simultan berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan dengan kontribusi sebesar 89,5% dan sisanya

sebesar 10,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam

model; sedangkan faktor yang paling dominan terhadap kinerja karyawan

adalah faktor kemampuan kerja dengan nilai sebesar 61,2%.

5.2. TINJAUAN TEORI

5.2.1. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam

organisasi, karena keberhasilan penyelesaian tugas organisasi banyak

ditentukan oleh peran pemimpin itu sendiri. Terkait masalah kepemimpinan

banyak sekali definisi kepemimpinan yang diungkapkan para ahli dan

11

Page 12: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

ilmuwan dalam upaya memberikan pemahaman yang lebih jelas antara lain :

Yacobs & Jaques (1990; 281) mendefinisikan kepemimpinan adalah proses

memberikan tujuan (arah yang berarti) ke usaha kolektif yang menyebabkan

adanya usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sedang menurut A.F

Stoner dalam Husein Umar (1991;31) menjelaskan bahwa kepemimpinan

adalah tugas dari para anggota kelompok. Selanjutnya menurut Stephen

Robbins dan Judge (2008; 49) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah

sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai

sebuah visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan. Lebih jauh Kreitner dan

Kinicki (2005) mendefinisikan kepemimpinan adalah suatu proses pengaruh

sosial dimana pemimpin mengusahakan partisipasi sukarela dari dari para

bawahan dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan

menurut Yukl (2009; 8) mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah proses

untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang

perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses

untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan

bersama.

Dari berbagai pendapat ahli dan ilmuwan diatas dapat disimpulkan

kepemimpinan berkaitan dengan beberapa hal, yaitu :

1. Adanya seseorang yang berperan memimpin atau leader dan adanya orang

yang dipimpin atau bawahan.

2. Merupakan proses mempengaruhi dari pimpinan kepada bawahan yang

memungkinkan bawahan mau melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai

yang diinginkan pemimpin.

3. Adanya tujuan bersama yang hendak dicapai

12

Page 13: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

4. Adanya wadah tempat bekerjasama berupa organisasi

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa kedudukan seorang pemimpin

sangat menentukan keberhasilan karena pemimpin harus mampu

mempengaruhi bawahan untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang

dibebankan; melalui tugas bawahan inilah pemimpin dapat mewujudkan

tujuan yang diinginkan. Karena itu seorang pemimpin harus mampu

meningkatkan produktifitas kerja guna mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Sesuai maksud tersebut untuk meningkatkan kinerja karyawan

selaku bawahan maka seorang pemimpin harus memiliki kemampuan

memimpin yang tercermin dalam prilaku kepemimpinan atau gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan harapan karyawan yang menjadi bawahan.

5.2.2 Prilaku Kepemimpinan

Prilaku kepemimpinan merupakan pola atau prilaku yang dirancang

untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dan tujuan individu yang akan

dicapai secara bersama-sama. Menurut Reksohadi prodjo dan T. Hani

Handoko (1992) dinyatakan bahwa terminologi prilaku pemimpin ekuivalen

dengan gaya kepemimpinan, yaitu merupakan cara dengan mana pemimpin

mempengaruhi para bawahannya. Prilaku akan tercermin pada cara pemimpin

mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan.

Untuk memahami prilaku kepemimpinan atau gaya kepemimpinan dapat

dilakukan melalui beberapa pendekatan, antara lain :

a. Pendekatan Sifat

Berdasarkan sifat kepemimpinan menurut Dermawan (1998) menyatakan

bahwa seorang pemimpin biasanya lebih menonjol dari bawahannya dalam

13

Page 14: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

aspek-aspek ; komunikasi, inisiatif, wawasan, kerjasama, popularitas,

kemampuan melakukan pertahanan dan kemampuan berbahasa.

Pendekatan ini menempatkan pimpinan lebih istimewa dari orang lain

yang ada. Meskipun demikian berdasarkan pendekatan teori ini gagal

menangkap sifat-sifat tertentu yang membedakan antara pemimpin dengan

bawahan pemimpin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat pemimpin

yang berhasil adalah lemah dan tidak konsisten (Yukl, 2009 ; 12).

Kelemahan teori pendekatan sifat adalah tidak adanya suatu ukuran untuk

menilai sifat-sifat manusia yang begitu banyak ragamnya dan komplek dan

teori ini tidak dapat memberikan bukti empiris sebagai proses yang

dinamis yang dialami seorang pemimpin, bawahan dan lingkungan internal

maupun eksternal.

b. Pendekatan Tingkah Laku

Ketika pendekatan sifat gagal membuktikan kaitan antara sifat dan

kemampuan pemimpin, maka muncullah pendekatan tingkah laku.

Pendekatan ini menguraikan bahwa pemimpin melaksanakan fungsi

kelompok ke arah tujuan , membina keutuhan kelompok dan mengarahkan

sumber daya yang terdapat di dalam kelompok.

Beberapa penilaian kepemimpinan berdasarkan pendekatan tingkah laku

secara singkat sebagai berikut :

1. Kajian Kepemimpinan Ohio State University

Pendekatan ini dilakukan oleh Hemphill dan kawan-kawan (Gary

Yukl, 2009 ; 62). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

tingkah laku yang ditunjukkan oleh pemimpin didalam mencapai

tujuan organisasi. Berdasarkan dua kategori yang terdefinisi secara

14

Page 15: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

luas, yaitu yang berhubungan dengan tugas dan hubungan antar

pribadi.

Hasil kajian menunjukkan bahwa prilaku kepemimpinan yang efektif

teridentifikasi dari dua dimensi tingkah laku kepemimpinan :

a. Pertimbangan (Konsiderasi) yaitu pemimpin yang bertindak dengan

cara yang bersahabat dengan mendukung, memperlihatkan

perhatian dan kesejahteraan bawahan.

b. Struktur Memprakarsai (Initiating structure) yaitu pemimpin yang

menentukan dan membuat struktur peranannya sendiri dan peran

bawahan kearah pencapaian tujuan formal.

Hasil kajian menyimpulkan bahwa tidak ada gaya yang dominan,

bahkan gabungan dari kedua dimensi tersebut menjadi pilihan.

Sedangkan menurut Hersey dan Blanchard (1994; 114) menyatakan

bahwa gaya kepemimpinan seseorang terdiri dari 2 (dua) kombinasi

yaitu :

a. Perilaku tugas merupakan kadar upaya pemimpin

mengorganisasikan dan menetapkan peranan anggota kelompok,

menjelaskan aktivitas setiap anggota kelompok, kapan, dimana, dan

bagaimana cara menyelesaikannya, dicirikan dengan upaya untuk

menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi dan cara

penyelesaian pekerjaan secara rinci dan jelas.

b. Perilaku hubungan adalah kadar upaya pemimpin membina

hubungan pribadi diantara mereka sendiri dan dengan para anggota

kelompok mereka (pengikut) dengan membuka lebar saluran

informasi, menyediakan dukungan sosio emosional.

15

Page 16: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Gabungan tersebut akan membentuk 4 (empat) jenis tingkah laku

pemimpin sebagaimana gambar berikut ( Hersey dan Blanchard, 1994).

Gambar 2.1

Kepemimpinan Ohio State University

Rendah- Tinggi Tinggi - Tinggi Tinggi

Konsiderasi 3 1

Rendah- Rendah Tinggi- Rendah Rendah

4 2

Struktur Memprakarsai

Pemimpin yang efektif adalah yang mengembangkan kedua dimensi

secara optimal sebagaimana yang ditunjukkan kuadran 1; pemimpin

yang demikian ini mampu melakukan harmonisasi antara prosedur

kerja dengan hubungan kemanusiaan yang hangat. Prilaku pemimpin

pada kuadran 2 menunjukkan pemimpin yang terlampau

mengutamakan hubungan kemanusiaan sehingga tugas terabaikan.

Sedangkan kuadran 3 menunjukkan pemimpin yang hanya

mengutamakan tugas dan mengabaikan hubungan kemanuasiaan dan

pada kuadran 4 menunjukkan pemimpin yang membiarkan organisasi

pada kondisi ketidak pastian.

2. Kajian Kepemimpinan University of Michigans

16

Page 17: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Penelitian ini dilakukan oleh Katz & Kahn dan kawan-kawan yang

hasilnya diringkas oleh Likert (1961) dalam buku Gary Yukl (2009;

65). Hasil penelitian kajian menunjukkan bahwa prilaku pemimpin

yang efektif dibedakan dalam 3 jenis, yaitu :

a. Prilaku berorientasi tugas : yaitu pemimpin yang berkonsentrasi

pada fungsi yang berorientasi pada tugas seperti merencanakan,

mengatur, mengkoordinasikan kegiatan bawahan serta

menyediakan kepentingan, peralatan dan bahan teknis bawahan;

yang mirip dengan struktur memprakarsai pada kajian Ohio State

University.

b. Prilaku berorientasi Hubungan: yaitu pemimpin yang penuh

perhatian mendukung dan membantu bawahan; yang mirip dengan

prilaku pertimbangan / konsiderasi pada kajian Ohio State

University

c. Kepemimpinan Partisipatif : yaitu pemimpin yang memberikan

partisipasi pada bawahan dalam pengambilan keputusan,

komunikasi, kerjasama dan memudahkan pemecahan konflik yang

berorientasi pada pemecahan masalah bersama.

Menurut Hause dan Machell yang dikemukakan oleh Yukl (1998; 242-

243) bahwa di dalam gaya kepemimpinan / prilaku pemimpin memuat

indikator-indikator sebagai berikut :

a. Supportive Leader (kepemimpinan yang mendukung), merupakan

perhatian kepada kebutuhan para bawahan, terhadap kesejahteraan mereka

dan menciptakan suasana yang bersahabat dalam unit kerja mereka.

17

Page 18: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

b. Partisipatif Leadership (kepemimpinan yang partisipatif), merupakan cara

yang diterapkan pemimpin yaitu dengan berkonsultasi dengan para

bawahan dan mempertimbangkan opini dan saran mereka.

c. Achievment Oriented Leadership (kepemimpinan yang berorientasi pada

keberhasilan) yaitu merupakan tujuan-tujuan yang menantang, mencari

perbaikan dalam kinerja dan memperlihatkan kepercayaan bahwa para

bawahan akan mencapai standar yang tinggi.

d. Directive Leadership (kepemimpinan yang instruktif), merupakan

pemberitahuan kepada para bawahannya yang diharapkan dari mereka,

memberi pedoman yang spesifik, meminta para bawahan untuk mengikuti

peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur, mengatur waktu dan

mengkoordinasikan pekerjaan mereka.

5.2.3. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan suatu penggerak dalam hati seseorang

untuk mencapai sesuatu tujuan. Motivasi adalah dorongan di dalam

diri manusia yang mengaktifkan, menggerakkan serta mengarahkan

prilaku untuk mencapai tujuan. Proses timbulnya motivasi seseorang

merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan dan tujuan.

Oleh karena itu untuk memahami motivasi adalah dengan cara

memahami hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan hidup

manusia baik sebagai individu maupun anggota organisasi.

Motivasi dapat diartikankan dan ditafsirkan berbeda-beda oleh

ahli sesuai situasi dan kondisi serta cara pandang masing-masing

ahli.

18

Page 19: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Menurut Gitosudarmo & Sudita (2000; 28), Motivasi adalah

faktor-faktor yang ada dalamdiri seseorang yang menggerakkan dan

mengarahkan prilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Robbins dalam Surati (2001) mendifinisikan

motivasi sebagai suatu kesukarelaan untuk berusaha seoptimal

mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh

kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.

Selanjutnya menurut Nursalam (2002; 97) mendefinisikan

motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang

berhubungan dengan lingkungan kerja.

Menurut Asnawi (2002; 18) menyatakan bahwa motivasi

adalah konstruksi dan proses interaksi antara harapan dan kenyataan

masa yang akan datang dalam jangka pendek, sedang maupun

jangka panjang.

Sedangkan menurut Hodges dan Luthans dalam Handoko dkk

(2005; 144) menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan proses

psikologis melalui keinginan yang belum terpuaskan yang diarahkan

dan didorong ke pencapaian tujuan/ insentif.

Dari uraian pendapat para ahli yang dipaparkan di atas maka

diperoleh pokok-pokok pemahaman sebagi berikut :

1. Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan yang

terdapat dalam diri seseorang yang bersifat internal.

2. Kebutuhan dan keinginan seseorang banyak ragamnya, apabila

satu kebutuhan dan keinginan terpenuhi maka akan muncul

19

Page 20: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

dorongan kebutuhan dan keinginan yang lain demikian

seterusnya.

3. Motivasi merupakan faktor internal yang mempengaruhi sikap

dan prilaku dalam bekerja

4. Proses timbulnya motivasi merupakan gabungan dari adanya

kebutuhan, dorongan dan tujuan yang diinginkan seseorang

2. Teori Motivasi

Menurut Umar (2003) menjelaskan bahwa teori motivasi

dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu teori kepuasan (Content

Theory) dan Teori Proses (Process Theory).

a. Teori Kepuasan (Content Theory)

Teori kepuasan memusatkan perhatian pada faktor-faktor

kebutuhan yang memuaskan individu sehingga dia mau

melaksanakan pekerjaan. Teori ini berusaha mencari tahu

kebutuhan apa saja yang dapat memuaskan dan yang dapat

mendorong semangat kerja seseorang. Semakin tinggi

kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat

seseorang untuk bekerja. Teori kepuasan yang terkenal ; teori

motivasi klasik dari Taylor yang mengungkapkan bahwa

motivasi pekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dan

kepuasan biologis saja untuk dapat mempertahankan kehidupan.

b. Teori Proses (Process Theory)

Teori proses mengungkapkan bahwa seseorang mau bekerja giat

sesuai dengan harapan. Gairah yang memotivasi semangat

20

Page 21: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

bekerja tergantung dari harapan yang akan diperoleh. Apabila

harapan yang diinginkan menjadi kenyataan, maka pekerja

cendrung akan meningkatkan semangat kerjanya, begitu

sebaliknya.

Dari 2 kelompok teori motivasi tersebut tercermin dalam beberapa

teori yang dikemukakan para ahli, antara lain ;

1) Teori Kebutuhan Maslow

Maslow dalam Winardi (2007;11) mengatakan beberapa hirarki

kebutuhan yang terkait atau berhubungan erat dengan motivasi

seorang individu berdasarkan tingkatan sebagai berikut :

a) Kebutuhan Fisiologis ; yang meliputi : makan, minum,

perumahan dan kesehatan.

b) Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan ; meliputi

kebutuhan kebebasan dari ancaman keamanan, teror dan

sebagainya.

c) Kebutuhan Sosial dan Kasih Sayang ; meliputi kebutuhan

memiliki teman, keluarga, kasih sayang dan sebagainya.

d) Kebutuhan Penghargaan ; meliputi harga diri, pujian, hadiah

dan penghargaan lainnya.

e) Kebutuhan Aktualisasi Diri ; yaitu kebutuhan untuk

memenuhi diri seseorang melalui optimalisasi penggunaan

kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki.

Sesuai teori ini, kebutuhan yang belum terpenuhi akan

mengendalikan perilaku seseorang. Setelah kebutuhan ini

banyak terpenuhi, maka kebutuhan tersebut akan turun drajatnya

21

Page 22: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

dan perilaku seseorang kemudian dikendalikan oleh kebutuhan

lain yang belum terpenuhi berikutnya.

2) Teori Existence – Relatedness – Growth (ERG)

Menurut Clayton Alderfes dalam Gito sudarmo dan Sudita

(2000;36) menyatakan bahwa kebutuhan individu tersusun

secara hirarki, yaitu :

a) Existence (Eksistensi); kebutuhan ini meliputi kebutuhan

yang sangat mendasar bagi manusia ; antara lain : makan,

minum, perumahan, pendapatan dan lainnya.

b) Relatedness (Keterkaitan) ; yaitu kebutuhan yang terpuaskan

karena hubungan sosial antar personal.

c) Growth (Pertumbuhan) ; yaitu kebutuhan yang terpuaskan

bila seseorang mampu menciptakan kontribusi yang

produktif dalam perjalanan hidupnya seperti aktualisasi diri.

Teori ini pada dasarnya hampir sama dengan teori Maslow

hanya berbeda dalam tingkatan hirarkinya saja.

3) Teori Kebutuhan Mc. Clelland

Mc. Clelland dalam Gito sudarmo dan Sudita (2000). Teori ini

berkaitan dengan konsep belajar yang intinya bahwa seseorang

dengan suatu kebutuhan yang kuat akan termotivasi untuk

menggunakan tingkah laku yang sesuai guna memuaskan

kebutuhan. Kebutuhan seseorang dapat dipelajari dari

kebudayaan masyarakat. Tiga kebutuhan menurut Mc. Clelland

yaitu :

22

Page 23: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

a) Kebutuhan Prestasi ; yaitu kebutuhan seseorang yang

mempunyai keunggulan dan kelebihan berdasarkan standar.

b) Kebutuhan Berafiliasi ; yaitu kebutuhan seseorang untuk

bekerjasama dengan orang lain dalam suasana yang

menyenangkan dan bersahabat.

c) Kebutuhan Kekuasaan; yaitu kebutuhan yang mendorong

seseorang untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain

untuk bertindak sesuai keinginan orang yang berkuasa.

4) Teori Kebutuhan Mc. Gregor

Douglas Mc. Gregor dalam Thoha (2007;241) ; yang berusaha

menonjolkan pentingnya pemahaman tentang peranan sentral

yang dilakukan oleh manusia ; yang intinya membuat klasifikasi

manusia dalam teori X-Y.

a) Teori X ; yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya

cendrung berprilaku negatif. Manusia lebih suka diperintah,

tidak tertarik akan rasa tanggung jawab serta menginginkan

keamanan atas segalanya. Orang pada hakekatnya tidak

menyukai bekerja, tidak memiliki kemauan dan ambisi

untuk bertanggung jawab, kecil berkreasi dalam mengatasi

masalah, hanya memiliki motivasi fisioligis dan keamanan

saja. Mereka harus diawasi secara ketat dan sering diperiksa

untuk mencapai tujuan organisasi.

b) Teori Y ; cendrung berperilaku positif yang pada dasarnya

bahwa manusia menganggap pekerjaan dapat memberi

23

Page 24: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

kepuasan, dapat mengawasi diri sendiri, memiliki

kemampuan untuk berkreasi dalam memecahkan masalah,

motivasi pada kebutuhan sosial, penghargaan, aktualisasi

diri maupun pada kebutuhan fisiologis dan keamanan

Dari teori X-Y dapat disimpulkan bahwa manusia secara jelas

dibedakan sebagai penganut toeri X dan penganut teori Y.

Manusia penganut teori X cenderung berperilaku negatif atau

malas sedangkan manusia penganut toeri Y cenderung

berperilaku positif atau rajin.

5) Teori Motivasi Dua Faktor (Two Factor Theory)

Frederix Herzberg dalam Puspowardoyo (2001) mengemukakan

bahwa kepuasan bekerja timbul dari dua rangkaian faktor

terpisah yang disebut faktor pemuas (motivator) seperti :

prestasi, pengakuan, penghargaan, pekerjaan, tanggung jawab,

promosi dan lainnya serta faktor bukan pemuas (hygien)

seperti ; kebijakan administrasi, pengawasan tekhnis,

penghasilan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan lainnya.

Faktor hygien bersumber dari lingkungan kerja yang

menyebabkan ketidakpuasan kerja. Perbaikan faktor ini akan

mencegah, mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan kerja

tetapi tidak menimbulkan motivasi kerja. Adapun faktor yang

dapat membangkitkan semangat bekerja adalah motivasi yang

bersumber pada dalam diri pekerja.

Dari teori Herzberg dapat disimpulkan bahwa terdapat dua

faktor dalam kebutuhan manusia yaitu faktor hygien yang

24

Page 25: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

merupakan ketidakpuasan sehingga tidak memotivasi bekerja

dan faktor motivator yang memberikan motivasi bekerja

sehingga pekerja merasa puas karena dapat memenuhi

kebutuhannya.

5.2.4 Lingkungan Kerja

1. Pengertian lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam organisasi mempunyai peranan penting dalam

pelaksanaan tugas bagi karyawan yang berada di dalamnya, karena

keberadaan lingkungan kerja akan berpengaruh secara langsung maupun

tidak langsung terhadap pelaksaan tugas usaha yang berada di dalamnya.

Menurut Anuraga dan Sayutti (1995) menyatakan bahwa lingkungan

kerja adalah segala sesuatu yang berada di sekitar karyawan dan yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankannya.

Mardiyana (1998; 152) mendefinisikan lingkungan kerja adalah lingkungan

dimana seorang karyawan melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Selanjutnya Nitisemito (2000; 183) mengemukakan bahwa lingkungan

kerja adalah segala sesuatu yang aada disekitar para pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan.

Sedangkan Sedarmayati (2001; 21) mendefinisikan lingkungan kerja adalah

keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan disekitarnya

dimana seseorang bekerja, metode kerjanya serta pengaturan kerjanya baik

sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Lebih lanjut Sulardi (2007; 22) mengemukakan bahwa lingkungan kerja

merupakan keadaan sekitar tempat kerja baik secara fisik maupun non fisik

25

Page 26: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

yang dapat memberikan kesan menyenangkan, mengamankan,

menentramkan dan kesan kerasasn/betah bekerja dan lain sebagainya.

Selanjutnya Sedarmayati (2001; 21) membagi lingkungan kerja dalam 2

(dua) kelompok, yaitu:

a. Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berupa benda berbentuk

yang terdapat di sekitar tempat kerja yang secara langsung maupun tidak

langsung dapt mempengaruhi karyawan . Lingkungan kerja fisik ini

terbagi dalam 2 kategori, yaitu :

1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan seperti :

tempat dan peralatan kerja.

2. Lingkungan umum yang mempengaruhi kondisi karyawan, seperti :

temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingna dan

sebagainya.

b. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang

berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun

hubungan dengan sesama rekan kerja. Lingkungan kerja non fisik ini

tidak dapat diabaikan, sehingga pihak menejemen hendaknya

membangun suatu iklim dan suasan kerja yang dapat membangkitkan

rasa kekeluargaan dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Sedangkan fakyor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja menurut

Sedarmayati (2001.; 21) adalah sebagai berikut :

Penerangan/ cahaya

Suhu udara

26

Page 27: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Suasana bising

Keamanan kerja

Hubungan antar karyawan

5.2.5 Kinerja Pegawai

Secara umum istilah kinerja disamakan dengan performance yang berarti

prestasi kerja. Banyak definisi yang diberikan oleh para ahli yang satu sama lain

sedikit berbeda, tetapi secara prinsip hampir sama bahwa kinerja mengarah pada

upaya perbaikan hasil kerja. Schermerhon, Hunt dan Osborn (1991;59)

menyatakan bahwa kinerja sebagai kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-

tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun organisasi.

Sedangkan menurut Sumarsono (1995;50) mendifinisikan kinerja karyawan

adalah tingkat hasil kerja karyawan dalam mencapai persyaratan pekerjaan yang

diberikan dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja karyawan dari segi

kuantitas maupun kualitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan.

Selanjutnya Suprihanto (1996;26) mengemukakan bahwa kinerja karyawan

adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai criteria

yang telah disepakati bersama.

Lebih lanjut menurut Swasto dalam Isbandono (1998) menyatakan bahwa

prestasi kerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah

diselesaikan oleh seseorang berkaitan dengan jumlah kuantitas dan kualitas

pekerjaan yang dapat diselesaikan individu dalam kurun waktu tertentu.

Dari beberapa batasan kinerja diatas secara umum menekankan pada aspek

kuantitas, kualitas dan waktu yang diperoleh dalam penyelesaian tugas yang

dibebankan pada seseorang.

27

Page 28: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Berdasarkan pemahaman diatas, kinerja dapat dilihat dari 3 aspek ;

Pertama dari aspek output atau keluaran yaitu dengan melihat hasil yang

dicapai oleh pegawai. Kinerja pegawai diukur dari hasil yang telah dicapai

dalam periode waktu tertentu.

Kedua dari aspek proses; yaitu dengan melihat prosedur yang telah

ditempuh seseorang dalam menyelesaikan tugasnya. Penekanannya berada pada

bagaimana cara seseorang menyelesaikan pekerjaannya.

Ketiga dari aspek kemampuannya; yaitu dengan melihat pendidikan dan

pengalaman yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan tugasnya.

5.2.6 Pengukuran Kinerja

Menurut Syarif (1987) pengukuran kinerja pegawai meliputi : mutu

(kehalusan, kebersihan dan ketelitian), jumlah waktu (kecepatan), jumlah

macam kerja kerja (keahlian), jumlah jenis alat (keterampilan dalam

penggunaan peralatan).

Sedangkan Amstrong dan Baron (1998;275) membagi tipe ukuran kinerja

berdasarkan lingkup penggunaannya ; yaitu lingkup individual, kelompok dan

organisasi. Pengukuran kinerja pegawai pemerintah digunakan kriteria sebagai

berikut ;

1. Kuantitas, yaitu dinyatakan dalam jumlah output dengan target yang

ditetapkan.

2. Kualitas, yaitu dinyatakan dalam kerapian, ketelitian dan kecermatan.

3. Ketepatan Waktu, yaitu dinyatakan dalam kecepatan proses

penyelesaian pekerjaan.

4. Produktifitas, diukur dari output setiap pekerja.

28

Page 29: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

KepemimpinanPerilaku tugas (X1)Perilaku hubungan (X2)Situasi Kepemimpinan (X3)

Motivasi KerjaPenghargaanPekerjaan/PenugasanPendidikan & PelatihanKenaikan pangkat/ jabatan

Lingkungan KerjaFasilitas KerjaSuasana KerjaMetodeKeamanan

KINERJA PEGAWAI

5. Efisiensi, diukur berdasarkan sumber daya yang digunakan untuk

menghasilkan output.

5.2.7 Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan kajian empiris dan kajian teoritis terhadap variable

kepemimpinan, motivasi kerja, lingkungan kerja dan kinerja pegawai, maka

dapat dirumuskan kerangka konseptual dalam penelitian sebagai berikut :

5.2.8. Hipotesis Penelitian

Mengacu pada kerangka konseptual penelitian diatas, maka dapat

dikemukakan hipotesis sebagai berikut ;

29

Page 30: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

1. Diduga bahwa faktor kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan

Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2. Diduga bahwa faktor motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan

Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

3. Diduga bahwa faktor lingkungan kerja memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil

dan Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

4. Diduga bahwa faktor kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan

kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

5. Diduga bahwa faktor kepemimpinan memiliki pengaruh yang paling

dominan terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil

dan Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

6. METODOLOGI PENELITIAN

6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Asosiatif. Menurut Sugiyono (2003, 11) menyatakan bahwa penelitian

asosiatif adalah bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

atau lebih. Hubungan yang akan dianalaisis dalam penelitian ini hubungan

sebab akibat yang mempengaruhi antara variabel x terhadap y.

30

Page 31: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

6.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode sensus; yaitu dengan menganalisis semua pegawai yang ada pada

Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB mulai dari

Kepala Dinas, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Pegawai non struktural

(staf) untuk menjadi responden penelitian.

6.3 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kuantitatif dan

kualitatif baik yang bersifat data primer maupun sekunder. Data primer

diperoleh langsung dari obyek yang diteliti berupa data dan informasi dari

pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas dan Instansi serta pihak lain

yang terkait berupa : Laporan, dokumen dan data lain yang ada kaitannya

dengan penelitian ini.

6.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

wawancara / interview, observasi dan studi kepustakaan.

1. Wawancara/ interview yaitu melalui diskusi dan tanya jawab secara

langsung terhadap pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan

Menengah Provinsi NTB menggunakan daftar pertanyaan yang telah

dipersiapkan (Quisioner).

31

Page 32: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

2. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

pelaksanaan kepemimpinan, motivasi kerja dan keadaan lingkungan kerja

yang ada pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Provinsi NTB

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan dan mempelajari data

kepustakaan yang berkaitan dengan obyek penelitian, seperti rencana

kerja, serta laporan-laporan data hasil penelitian lain yang berkaitan

dengan penelitian ini.

6.5 Identifikasi dan Klasifikasi Variabel

Berdasarkan uraian penjelasan yang dikemukakan diatas, maka

beberapa variabel yang berkaitan dengan kepemimpinan, motivasi kerja,

lingkungan kerja dan kinerja pegawai yang dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

1. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel

lain, seperti kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja

2. Variabel terkait, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel

lain seperti kinerja pegawai yang dipengaruhi oleh kepemimpinan,

motivasi kerja dan lingkungan kerja.

Adapun variabel yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain :

1. Faktor Kepemimpinan, meliputi :

a. Prilaku tugas (X1); merupakan kadar upaya pemimpin untuk

menetapkan peranan anggota kelompok, menjelaskan aktivitas

anggota kelompok, mengorganisir anggota kelompok, kapan dan

bagaimana cara penyelesaian tugas.

32

Page 33: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

b. Prilaku Hubungan (X2); merupakan kadar upaya pemimpin untuk

membina hubungan antar individu dalam kelompok organisasi

c. Situasi Kepemimpinan (X3); merupakan suasana dan kondisi yang

diciptakan pemimpin kepada bawahan dalam kehidupan organisasi

2. Faktor Motivasi Kerja, meliputi :

a. Penghargaan (X4) ; Yaitu pemberian tanda jasa dalam bentuk surat

penghargaan atau hadiah langsung.

b. Pekerjaan / Penugasan (X5) ; Yaitu pemberian tugas atau pekerjaan

pada bagian tertentu.

c. Pendidikan & Pelatihan (X6) ; Yaitu kegiatan yang diberikan kepada

karyawan dalam rangka peningkatan kualitas SDM berupa

pendidikan dan pelatihan baik didalam maupun diluar daerah.

d. Kenaikan Pangkat/ Jabatan (X7) ; yaitu suatu inisiatif yang diberikan

kepada karyawan yang telah berjasa dan telah memenuhi syarat untuk

dinaikkan pangkat atau kedudukan dalam jabatan baik struktural

maupun fungsional.

3. Faktor Lingkungan Kerja, meliputi :

a. Fasilitas Kerja (X8) yaitu segala sesuatu yang memberikan

kemudahan di dalam pelaksanaan pekerjaan seperti bahan kerja

(ATK), peralatan kerja (meja, kursi, komputer) dan ruang kerja/

tempat kerja.

b. Suasana Kerja (X9) yaitu keadaan yang menciptakan kesenangan

bekerja

33

Page 34: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

c. Metode Kerja (X10) suatu perangkat yang memberikan petunjuk atau

kepastian bekerja

d. Keamanan (X11) yaitu keadaan yang membuat tertib dan aman dalam

bekerja

4. Kinerja Pegawai, meliputi :

a. Kualitas Kerja yaitu menyangkut mutu dari hasil pekerjaan yang

diselesaikan seperti kerapihan, kebersihan, kecermatan dan lainnya.

b. Kuantitas yaitu menyangkut banyak jumlah output yang dihasilkan

dalam satuan waktu tertentu.

c. Ketepatan Waktu yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan.

Tabel Matrik Klasifikasi Variabel

Variabel Indikator Dimensi1 2 3

Kepemimpinan Perilaku Tugas Terpusat pada

pekerjaan Orientasi produksi Struktur prakarsa Direktif &

otokratif

Perilaku Hubungan Orientasi

hubungan karyawan

Demokratif Sportif Partisipatif

Situasi Kepemimpinan

Hubungan Tugas – tugas Kekuatan posisi Obyektif

Motivasi Kerja Penghargaan Surat penghargaan Hadiah

Pekerjaan/Penugasan Surat perintah

perjalanan dinas

34

Page 35: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Penempatan tugas pada bagian tertentu

Pendidikan dan Pelatihan

Pendidik dan pelatih

Seminar dan , workshop

Kenaikan Pangkat / Jabatan

Kenaikan gaji berkala

Kenaikan pangkat Promosi jabatan

struktural/fungsional

Lingkungan Kerja

Fasilitas Kerja Bahan ATK Peralatan kerja

(Meja,Kursi,Lemari)

Mesin & komputer Ruangan kerja

Suasana Kerja Tenang Nyaman Menyenangkan Koordinasi &

dukungan Hubungan sesama

rekan kerja Hubungan dengan

atasan

Metode Kerja Standar

operasional dan prosedur (SOP)

Pengawasan kerja Pembagian kerja Rangkaian kerja

Keamanan Kerja Keamanan di

dalam ruangan kerja

Ketertiban di luar ruang kerja

Ketersedian petugas keamanan (satpam)

Kinerja pegawai Kualitas kerja Kerapian,

ketelitian, kecermatan

Kuantitas Banyak output

yang dihasilkan

Ketepatan waktu Lamanya waktu

yang digunakan

35

Page 36: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

6.6 Pengukuran Variabel

Data yang diolah dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang

diperoleh melalui daftar pertanyaan dari para responden. Adapun jawaban

responden diberi nilai (skor) dengan menggunakan Skala Sikap Model Likert

(Likert Rating Scale).

Atas pokok yang mendasari pendekatan ini adalah titik potong pemisah

interval dibuat dengan jarak yang sama. Oleh karena itu, Scala Sikap Model

Likert menggunakan inteval sebagai berikut (Danim, 1997).

1. Sangat setuju (SS) skor 5

2. Setuju (S) skor 4

3. Ragu-ragu (RR) skor 3

4. Tidak setuju (TS) skor 2

5. Sangat tidak setuju (STS) skor 1

6.7 . Analisis Data

6.7.1 Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan suatu

instrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang dilakukan dengan

instrumen tersebut.

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan jumlah skor seluruh butir.

Item yang mempunyai korelasi positif dan korelasi yang tinggi

menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validasi yang tinggi.

36

Page 37: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Menurut Sugiono (2003; 124) menyatakan bahwa biasanya syarat

minimun untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r= 0,3.

Adapun rumus yang digunakan yaitu Product Moment Corelation

seperti berikut :

r ¿n. Σx 1 y 1−Σx 1. Σy 1

√n. Σ x12−(Σx1)2−√n . y12−(Σy 1)2

x = Nilai faktor kepemimpinan, motivasinya

y = Nilai kinerja karyawan

n = Jumlah banyaknya responden

6.7.2 Pengujian Reabilitas Instrumen

Uji Reabilitas instrumen, yaitu untuk menunjukkan sejauh mana suatu

instrumen dapat memberikan hasil pengkuran yang konsisten, apabila

pengukuran pada obyek yang sama dilakukan berulang-ulang.

Cara yang dilakukan adalah dengan memisahkan item nomer-nomer

ganjil dengan item nomer genap yang dihitung dengan menggunakan

rumus :

r = n .Σx 1 y1−Σx1. Σy 1

√n . Σ x 12−¿¿¿

x = Item valid nomer ganjil

y = Item valid nomer genap

n = Jumlah responden

Dari hasil rumus di atas selanjutnya rumus Spearman Brown, sebagai

berikut :

Rxx = 2 R

1+R Bila Rxx < r tabel ) berarti item tersebut tidak

reliable

37

Page 38: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Rxx = Koefisien Reliabilitas

R = Koefisien korelasi product moment

6.7.3 Analisa Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha

Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat dilakukan

analisis Regresi Linier Berganda dengan rumus sebagai berikut

(Dumairy, 1992)

y = bo + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 …………..

y = Kinerja pegawai

bo = Konstanta

b1-b = Koefisien Regresi

x1 = Variabel bebas untuk ………..

6.7.4 Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis tentang signifikansi pengaruh

kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja

pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi

Nusa Tenggara Barat dilakukan dengan analisis sebagai berikut :

a. Uji Koefisien Regresi secara serentak (Uji - F)

Menurut Dumairy (1992) menyatakan bahwa uji F digunakan

untuk menguji keberartian atau signifikansi sebuah persamaan

regresi secara keseluruhan sebagai suatu totalitas.

Adapun formulasi uji F menurut Salvatore (1981) sebagai berikut

:

F = R2/(k−1)

(1−R)/ (n−k )

38

Page 39: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

R2 = Koefisien Destrumasi

K = Jumlah variable

N = Julah sampel penelitian

Adapun kriteriapengujian sebagai berikut :

Ho diterima bila F hitung < F tabel

Ho ditolak bila F hitung ≥ F tabel

b. Uji Koefisien Regresi secara parsial (Uji - T)

Uji - T digunakan untuk menguji signifikasi variabel

kepemimpinan, motivasi kerja dan lingkungan kerja secara

individual terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha

Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Adapun formulasi Uji - T sebagai berikut :

t = bjsbj

t = Besarnya t hitung parsial

bj = Koefisien regresi parsial

sbj = kesalahan baku koefisien regresi dari bj

adapun kriteria pengujian sebagai berikut :

Ho diterima bila t hitung ≤ t tabel

Ho ditolak bila t hitung > t tabel

39

Page 40: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

DAFTAR PUSTAKA

Alisyahban. 2003. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan Sub Dinas Pengairan Dinas Kimpraswil Kabupaten Lombok

Tengah.” Tesis . Mataram : Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.

Amstrong, Michael A dan Baron. 1998. Handbook Of Human Resources Management Edisi

terjemahan. Jakarta: PT. Elex Komputindo.

Anuraga dan Sayuti. 1995. Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Asnawi, Sahlan. 2002. Teori Motivasi : Dalam Pendekatan Psikologi Industri Organisasi.

Jakarta: Studio Press.

Djaswad. 2002. “Analisis Pengaruh Faktor – Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

pada Sekretariat Daerah Kota Mataram.” Tesis . Mataram: Fakultas Ekonomi

Universitas Mataram.

Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita. 1997. Perilaku Keorganisasian Edisi Pertama.

Yogyakarta: BPEE.

Dharwo, Agus. 2000. Managemen Perilaku Organisasi Pendayagunaan Sumber Daya

Manusia. Diterjemahan dari Hersey Paul and Kenneth Blanchard. 1994.

Management of Organizational Behavior Human Resource Utilization. Jakarta:

Erlangga.

Hodger and Wheelen. 2003. Managemen Strategis. Yogyakarta; Andi Umar.

P, Isbandono. 1998. “Pengaruh Performance Appraisal Terhadap Kinerja Pejabat Struktural

pada Kantor Sekretariat Wilayah Daerah Kabupaten Pati.” Tesis. Yogyakarta:

Program Pasca Sarjana Program Magister Managemen Universitas Islam

Indonesia.

Kreitner dan Kinichi. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

40

Page 41: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Luthans, Fred. 1995. Organizational Behavior. San Fransisco: Mc. Grow Hill, Inc.

Netisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalia (MSDM). Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan ; Aplikasi Dalam Keperawatan Profesional ;

Jakarta, Salemba Medika.

Reksohadiprojo dan Handoko T Hani. 1992. Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia. Yogyakarta: BPFF.

Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organsasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi Edisi

Kedelapan – Jilid 1. Jakarta: PT. Pranhalindo.

Salvatore D. 1981. Theory and Problem of Statistics Ekonometrics, Schaun Outline Series.

San Fransisco: Mc. Grow Hill, Inc.

Schermerhorn dkk. 1991. Managing Organizational Behavior. New York: Jhon Wiley and

Sons. Inc.

Sedarmayanti. 2001. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk Menghadapi

Dinamika Perubahan Lingkungan. Bandung: Bandar Maju.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE-YKPN.

Soeprihanto. 1996. Penerapan Produktivitas dalam Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Suardi. 2007. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja dan

Tingkat Kesejahteraan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten

Wonogiri.” Tesis . Surakarta: Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi (STIE) AUB.

Surati. 2001. “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap

Produktifitas Kerja Karyawan Petugas Dinas Luar pada Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) Pulau Lomlah ulus dari sekolahbok.” Tesis . Surabaya: Program

Pasca Sarjana Program Studi Imu Manajemen Universitas Erlangga.

41

Page 42: PENGARUH KEPEMIMPINAN  PRESENTASI

Thoha, Miftah. 2007. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rapigrafindi.

Husein, Umar. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Winardi, J. 2001. Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen Edisi Pertama. Jakarta:

Raja Brafindo Persada.

Yukl, Gary. 2009. Kepemimpinan dalam Organisasi Edisi Kesembilan. Jakarta: Index. Hlm.

12.

42