Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN PEKERJA DI PT. X
MASARAN, SRAGEN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Septya Ardhi Prasetya R.0207050
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau ditertibkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustakan.
Surakarta, 18 Mei 2011 Septya Ardhi Prasetya NIM. R0207050
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
SEPTYA ARDHI PRASETYA, 2011. Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pekerja di PT. X, Masaran, Sragen. Program Diploma IV Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Latar Belakang : Lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat seperti bising yang melebihi ambang batas dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Ada Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pekerja di PT. X, Masaran, Sragen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kebisingan terhadap kelelahan pekerja di PT. X, Masaran, Sragen.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yang menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui karakteristik responden, mengukur kebisingan dengan menggunakan Sound Level Meter dan kelelahan responden diukur dengan menggunakan Reaction Timer. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik chi-square dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0 .
Hasil : penelitian dilakukan dengan uji chi-square, uji pengaruh kebisingan terhadap kelelahan didapatkan rata-rata kebisingan di dalam ruangan pembenihan padi adalah 90 dBA dan rata-rata kebisingan di halaman pembenihan padi adalah 75 dBA. diketahui terjadi kelelahan normal sebanyak 1 orang (5%) , sedangkan kelelahan sedang sebanyak 12 orang (60%) sementara sebanyak 7 orang (35%) mengalami kelelahan berat pada tempat yang mempunyai tingkat kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas. Pada data pengukuran yang dilakukan di luar ruangan menunjukkan sebanyak 5 orang (25%) mengalami kelelahan normal, sedangkan terdapat 14 orang (70%) yang mengalami kelelahan sedang, dan terdapat 1 (5%) orang yang mengalami kelelahan berat dalam pengukuran yang dilakukan di luar ruangan. diketahui bahwa nilai Sig. sebesar dengan t value 0,006 dimana t ≤ 0,01. hasil uji dapat diambil kesimpulan ada pengaruh yang sangat signifikan kebisingan terhadap kelelahan pekerja di PT. X, Masaran, Sragen. Kesimpulan :Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kebisingan mempengaruhi terjadinya kelelehan kerja pada karyawan.
Kata Kunci : Kebisingan, Kelelahan
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
SEPTYA ARDHI PRASETYA, 2011. The Effect 0f Noise On Worker Fatigue In PT. X, Sragen. Occupational health and safety diploma IV program, Medical Faculty Of Sebelas Maret University.
Purpose : unqualified work environment including the noise exceeding the threshold can leads to health disorder. The problem of research is that “is there an effect of noise on worker fatigue in PT. X, Masaran, Sragen”. This research aims to find out whether or not there is there is an effect of noise on worker fatigue in PT. X, Masaran, Sragen.
Method : this study employed an analytical survey method using cross sectional approach. The sampling technique used was purposive sampling. The data collection was done using questionnaire to find out the characteristics of respondent, to measure noise using sound level meter and the respondent fatigue is measured using reaction time. Technique of processing and analyzing data was done with chi-square statistic test using spss version 16.0 computer program.
Result : from the research conducted using chi-square test, and the test of noise effect on fatigue, it can be found that the mean noise in rice seedling room is 90 dba and the mean noise in rice seedling yard is 75 dba. It can be found the normal fatigue incidence in 1 person (5%), medium fatigue in 12 persons (60%), and severe fatigue in 7 persons (35%) in the place with noise level exceeding threshold value. The data on measurement carried out outdoor shows that 5 persons suffer from normal fatigue, 14 persons suffer from medium fatigue (70%), and 1 person suffers from severe fatigue in the measurement outdoor. It can be found that the significant value equals to t value of 0.006 in which t ≤ 0.01. The result of test, it can be concluded that there is significant effect of noise on the worker fatigue in PT. X, Masaran, Sragen. Conclusion : from the result of research, it can be concluded that noise affects the work fatigue incidence in the employees. Keyword: noise, fatigue
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya. Sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pekerja di PT. X, Masaran, Sragen” Penulisan laporan ini dalam rangka tugas akhir serta sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selama penelitian dan penyusunan laporan ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., S.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, Sp.Ok selaku Ketua Program Diploma IV
Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Hari Wujoso, dr, MM, Sp.F selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 4. Agus Widiyatmo, SE. M.Kes Selaku pembimbing Pendamping yang telah
memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 5. Sri Hartati H., Dra., Apt, M.Sc selaku penguji yang telah memberikan
masukan dalam skripsi ini. 6. Sumardiyono, SKM., M.Kes, dr selaku tim skripsi yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. 7. Soeharno, Ir selaku ketua Umum pembenihan padi PT. X, Karangmalang,
Masaran, Sragen yang telah menyediakan tempat sehingga memperbolehkan peneliti malakukan penelitian.
8. Bapak, Ibu, Adik, dan orang-orang terdekat yang saya sayangi, atas segala doa, dukungan, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
9. Semua teman-teman di D.IV Kesehatan Kerja yang saya cintai atas kerjasama dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan umum ini. Tetapi besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penyusun senantiasa mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan ini. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surakarta, Mei 2011
Septya Ardhi Prasetya
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DARTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................. v
PRAKATA ................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 6
B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 19
C. Hipotesis ................................................................................ 20
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian....................................................................... 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 21
C. Populasi Penelitian ................................................................. 22
D. Teknik Sampling .................................................................... 22
E. Sampel Penelitian ................................................................... 23
F. Desain Penelitian.................................................................... 23
G. Identivikasi Variabel Penelitian .............................................. 24
H. Definisi Operasional Variabel ................................................ 25
I. Alat dan Bahan Penelitian ...................................................... 26
J. Cara Kerja Penelitian ............................................................. 28
K. Teknik Analisis Data .............................................................. 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................ 32
B. Karakteristik Subjek Penelitian .............................................. 33
C. Hasil Pengukuran Kebisingan ................................................. 35
D. Hasil Pengukuran Kelelahan................................................... 37
E. Uji Pengaruh Kebisingan terhadap Kelelahan Kerja ............... 38
BAB V. PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat..................................................................... 39
C. Analisis Bivariat ....................................................................... 44
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................ 46
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Saran ...................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 48
LAMPIRAN
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Nilai Ambang Batas Kebisingan ................................................... 10
Tabel 2 Standar pembandin reaction timer ................................................ 28
Tabel 3 Data Subjek Penelitian Berdasarkan Umur .................................... 34
Tabel 4 Data Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja .......................... 34
Tabel 5 Data Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 34
Tabel 6 Data Subjek Penelian Berdasarkan IMT ........................................ 35
Tabel 7 Data Kebisingan di Dalam Ruangan.............................................. 35
Tabel 8 Data Rata-rata Kebisingan di Dalam Ruangan .............................. 35
Tabel 9 Data Kebisingan di luar Ruangan .................................................. 36
Tabel 10 Data Rata-rata Kebisingan di Luar Ruangan ................................. 36
Tabel 11 Data Kelelahan di Luar Ruangan .................................................. 37
Tabel 12 Data Kelelahan di Dalam Ruangan ............................................... 37
Tabel 13 Hasil Uji Kontingensi ................................................................... 38
Tabel 14 Data Nilai Ambang Batas IMT ..................................................... 41
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 19
Gambat 2 Desain Penelitian .......................................................................... 23
Gambat 3 Jalur Pengolahan Benih PT. Saprotan Benih Utama ...................... 33
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 2 Lembar Isian Data
Lampiran 3 Data Tenaga Kerja
Lampiran 4 Hasil Pengukuran Kebisingan
Lampiran 5 Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja
Lampiran 6 Perhitungan SPSS Versi 16.0 Uji Statistik Chi Square Test
Lampiran 7 Data Lokasi Tenaga Kerja
Lampiran 8 Foto Dokumentasi
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin besar
pula upaya untuk peningkatan sumber daya manusia termasuk tenaga kerja
yang membidangi berbagai aspek dalam bidang pekerjaanya. Dengan
pertambahan tersebut, maka semakin beragam pula permasalahan dalam
bidang industri, termasuk masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan atau kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
terhadap penyakit umum (Suma’mur P.K, 2009).
Kesehatan kerja dapat tercapai secara optimal jika tiga komponen kerja
berupa kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja, serta terlindung dari
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja (Suma’mur
P.K., 2009). Dalam penerapanya ilmu kesehatan kerja tidak hanya bertujuan
mewujudkan kesehatan manusia baik fisik mental dan sosial tetapi juga
melakukan upaya preventif dan kuratif terhadap faktor lain yang dapat
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mempengaruhi tercapainya kondisi sehat yaitu berasal dari pekerjaan atau
lingkungan kerja.
Kondisi tempat kerja yang tidak memenuhi syarat misalnya terdapat
faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu kondisi yang dirasa tidak nyaman
dalam melakukan aktivitas kerja. Dalam suatu lingkungan kerja terdapat bunyi
yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu
sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan
manusia inilah yang disebut bising (Dwi P. Sasongko, dkk., 2000) . Bising
yang melebihi ambang batas merupakan salah satu faktor yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
Kebisingan selain dapat menimbulkan ketulian dimana dalam kondisi
tersebut seseorang mempunyai keadaan yang menyebabkan suatu kondisi
terganggunya komunikasi. Kondisi tersebut tidak hanya berakibat terhadap
proses pendengaran, kebisingan juga dipengaruhi faktor lain yang
menyertainya. Kelelahan merupakan suatu kondisi dimana berkurangnya suatu
kapasitas kerja serta kondisi ketahanan tubuh. Salah satu faktor penyebab
kelelahan adalah suatu kondisi bising pada suatu aktivitas.
PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi padi
varietas Pepe, Memberamo, IR 64, dan Ciherang. Yang berada di Jl. Raya
Solo-Sragen Karangmalang, Masaran, Sragen, Jawa Tengah.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan, kebisingan di dalam ruangan
pembenihan padi 91,5 dB selama 8 jam/hari, sedangkan besarnya kebisingan
di luar ruangan 72,9 dB. Terdapat karyawan yang mempunyai keluhan badan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
merasa lelah, tidak dapat berkonsentrasi, cenderung untuk lupa, tidak tekun
dalam pekerjaannya, kekakuan di bahu, merasa nyeri di punggung semuanya
itu termasuk gejala kelelahan. dan dari hasil tersebut dilakukan pengukuran
awal dengan menggunakan reaction timer terhadap 10 orang karyawan dan
hasilnya menunjukkan terdapat karyawan yang mengalami kelelahan.
Hasil pengukuran kebisingan ditempat tenaga kerja bekerja dengan
menggunakan alat Sound Level Meter, jika dibandingkan dengan standar yang
ditetapkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-
51/MEN/1999, untuk lama kerja tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu, maka kebisingan tersebut melebihi Nilai Ambang Batas (NAB).
Berdasarkan hasil survei pendahuluan tersebut ditemukan kebisingan
diatas NAB yang mengganggu tenaga kerja dalam bekerja dan tenaga kerja
mengeluhkan kelelahan setelah bekerja. Sehingga penulis berinisiatif
mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Kebisingan terhadap
Kelelahan pada Pekerja PT. X , Masaran, Sragen, Jawa Tengah.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengadakan penelitian
mengenai pengaruh kebisingan terhadap kelelahan pada pekerja.
B. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah seperti diuraikan di atas maka di
buatlah rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah Ada Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pekerja di PT X,
Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk Mengetahui Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pekerja
di PT. X, Masaran, Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui besarnya kebisingan yang di terima karyawan di PT.
X, Masaran, Sragen.
b. Untuk mengetahui Kelelahan pada karyawan di PT. X, Masaran,
Sragen.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan sebagai pembuktian bahwa paparan Kebisingan dapat
mempengaruhi Kelelahan pekerja di PT. X
2. Aplikatif
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi
perusahaa PT. X untuk mengambil langkah kebijakan dalam menunjang
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja dan perusahaan dapat
melakukan pencegahan untuk mencegah timbulnya penyakit atau
mengurangi perkembangan penyakit-penyakit yang telah terjadi.
a. Bagi Pekerja
1) Sebagai upaya untuk mengurangi kelelahan pada pekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2) Sebagai dasar pemberian informasi tenaga kerja tentang pengaruh
kebisingan terhadap kelelahan kerja.
3) Mengurangi potensi terpapar bising.
b. Bagi Peneliti
1) Dapat mengetahui pengaruh Kebisingan terhadap Kelelahan akibat
kerja.
2) Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang Pengaruh
Kebisingan Terhadap Kelelahan Pada Pekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kebisingan
Kebisingan merupakan masalah kesehatan yang selalu timbul, baik
pada industri besar seperti pabrik baja, pabrik mobil maupun industri rumah
tangga seperti penggergajian kayu, pande besi, perajin kuningan.
Bunyi atau suara didefinisikan sebagai serangkaian gelombang yang
merambat dari suatu sumber getar sebagai akibat perubahan kerapatan dan
juga tekanan udara (J.F. Gabriel, 1996:65). Definisi lain suara adalah
sensasi yang dihasilkan apabila getaran longitudinal molekul-molekul dari
lingkungan luar, yaitu fase pemadatan dan perenggangan dari molekul-
molekul yang silih berganti, mengenai membran timpani. Pola dari gerakan
ini digambarkan sebagai perubahan-perubahan tekanan pada membran
timpani tiap unit waktu merupakan sederetan gelombang dan gerakan ini
dalam lingkungan sekitar kita umumnya dinamakan gelombang suara (W.F.
Ganong, 1999:171). Bunyi merupakan perubahan tekanan dalam udara yang
ditangkap oleh gendang telinga dan disalurkan ke otak (J.M. Harrington dan
F.S. Gill, 2005:172).
a. Pengertian Kebisingan
Kebisingan diartikan sebagai semua suara/bunyi yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi dan atau alat-alat
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran (Suma’mur P.K., 2009). Kebisingan adalah bunyi yang
tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu
sehingga menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan
manusia (Dwi P. Sasongko, dkk, 2000:1). Kebisingan adalah terjadinya
bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan
kesehatan (Kepmenkes RI No.261/MENKES/SK/11/1998).
Sumber-sumber kebisingan di tempat kerja yaitu dari dalam maupun
dari luar tempat kerja :
1) Generator, mesin diesel untuk pembangkit listrik
2) Mesin-mesin produksi
3) Mesin potong, gergaji, serut di perusahaan kayu
4) Ketel uap atau boiler untuk pemanas air
5) Alat-alat lain yang menimbulkan suara dan getaran seperti alat
pertukangan
6) Kendaraan bermotor dari lalu lintas, dan lain-lain.
Sumber-sumber suara tersebut harus selalu diidentifikasi dan
dinilai kehadirannya agar dapat dipantau sedini mungkin dalam upaya
mencegah dan mengendalikan pengaruh pemaparan kebisingan
terhadap pekerja yang terpapar (Tarwaka, 2004).
b. Pengukuran Kebisingan
Pengukuran kebisingan dilakukan untuk memperoleh data
kebisingan di perusahaan atau dimana saja dan mengurangi tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
kebisingan tersebut sehingga tidak menimbulkan gangguan (Suma’mur
P.K., 1996:58). Alat yang digunakan dalam pengukuran kebisingan
adalah sound level meter dan noise dosimeter (Sihar Tigor Benjamin
Tambunan, 2005:75).
c. Tipe Kebisingan
Jenis kebisingan yang sering dijumpai menurut Suma’mur P.K.
(2009) yaitu
1) Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas
(steady state wide band noise)
2) Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state
narrow band noise)
3) Kebisingan terputus-putus (intermittent)
4) Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise)
5) Kebisingan impulsif berulang.
Sedangkan menurut Sihar Tigor Benjamin Tambunan (2005:7) di
tempat kerja, kebisingan diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan
besar yaitu:
1) Kebisingan tetap (steady noise), yang terbagi menjadi dua yaitu:
a) Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise),
berupa “nada-nada”murni pada frekuensi yang beragam.
b) Broad band noise, kebisingan yang terjadi pada frekuensi
terputus yang lebih bervariasi (bukan “nada” murni).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Kebisingan tidak tetap (unsteady noise), yang terbagi menjadi tiga
yaitu:
a) Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise), kebisingan yang selalu
berubah-ubah selama rentang waktu tertentu.
b) Intermittent noise
Kebisingan yang terputus putus dan besarnya dapat berubah-
ubah, contoh kebisingan lalu lintas.
c) Impulsive noise
Dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi (memekakkan
telinga) dalam waktu relatif singkat, misalnya suara ledakan
senjata api.
Nilai ambang batas adalah standar faktor tempat kerja yang dapat
diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu.
(KEPMENAKER No.Kep-51 MEN/1999). NAB kebisingan di
tempat kerja adalah intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai rata-
rata, yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu kerja terus menerus
tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Kebisingan
Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB(A), walaupun sesaat
Sumber : Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999
d. Pengaruh Kebisingan
Pengaruh kebisingan pada tenaga kerja adalah adanya gangguan-
gangguan seperti di bawah ini (Departemen Kesehatan RI, 2003:MI-
2:37) :
1) Gangguan Fisiologis
2) Gangguan Psikologis
3) Gangguan Patologis Organis
Kebisingan dapat mengakibatkan gangguan fisiologis dan
psikologis terhadap manusia. Kebisingan juga akan memberikan
Batas Waktu Pemaparan per Hari Kerja
Intensitas Kebisingan dB(A)
8 jam 85 4 jam 88 2 jam 91 1 jam 94
30 menit 97 15 menit 100 7,5 menit 103
3,75 menit 106 1,88 menit 109 0,94 menit 112 28,12 menit 115 14,06 menit 118 7,03 menit 121 3,52 menit 124 1,76 menit 127 0,88 menit 130 0,44 menit 133 0,22 menit 135 0,11 menit 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pengaruh negatif terhadap performansi kerja (Soegijanto, 2000). Akibat
paparan kebisingan diatas 85 dB dapat menimbulkan ketulian.
Ketulian akibat kebisingan yang ditimbulkan akibat pemaparan
terus menerus dibagi menjadi dua yaitu
1) Temporary deafness, yaitu kehilangan pendengaran sementara.
2) Permanent deafness, yaitu kehilangan pendengaran secara
permanen atau disebut ketulian syaraf.
Selain itu kebisingan juga dapat menimbulkan keluhan non-
auditory seperti susah tidur, mudah emosi dan gangguan konsentrasi
yang memungkinkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja (Roestam,
2003).
Menurut Budiono (2009), pengaruh kebisingan terhadap
tenaga kerja adalah
1) Mengurangi kenyamanan dalam bekerja.
2) Mengganggu percakapan atau komunikasi antar pekerja.
3) Mengurangi konsentrasi.
4) Menurunkan daya dengar.
5) Tuli akibat kebisingan.
Pengaruh kebisingan pada manusia digolongkan :
1) Pengaruh pada telinga (auditory) yaitu menyebabkan
ketulian/gangguan daya dengar baik sementara maupun permanen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Pengaruh bukan pada pendengaran (non auditory), misalnya :
komunikasi terganggu, ancaman bahaya keselamatan, menurunnya
konsentrasi kerja, kelelahan kerja dan stress kerja.
e. Pengendalian Kebisingan
Pengendalian kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut (A.M. Sugeng Budiono, dkk, 2003:299):
1) Survai dan Analisis Kebisingan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan
kerja apakah tingkat kebisingan telah melampaui NAB, bagaimana
pola kebisingan di tempat kerja serta mengevaluasi keluhan yang
dirasakan oleh masyarakat sekitar.
2) Teknologi Pengendalian
Dalam hal ini dilakukan upaya menentukan tingkat suara yang
dikehendaki, menghitung reduksi kebisingan dan sekaligus
mengupayakan penerapan teknisnya.
3) Pengendalian Secara Administratif
Pengendalian secara administratif dapat dilakukan dengan
adanya pengadaan ruang kontrol pada bagian tertentu dan
pengaturan jam kerja, disesuaikan dengan NAB yang ada.
4) Penggunaan Alat Pelindung Diri
Untuk menghindari kebisingan digunakan alat pelindung
telinga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5) Pemeriksaan Audiometri
Dilakukan pada saat awal masuk kerja secara periodik,
secara khusus dan pada akhir masa kerja.
6) Pelatihan dan Penyuluhan
2. Kelelahan
a. Pengertian Kelelahan
Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda–beda, tetapi
semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan
ketahanan tubuh (Suma’mur P.K., 2009).
b. Gejala Kelelahan
Gambaran mengenai gejala kelelahan (Fatigue Symptons)
secara subyekif dan obyektif antara lain : perasaan lesu, ngantuk dan
pusing, tidak atau berkurangnya konsentrasi, berkurangnya tingkat
kewaspadaan, persepsi yang buruk dan lambat, tidak ada/berkurangnya
gairah untuk bekerja, menurunnya kinerja jasmani dan rohani (A.M.
Sugeng Budiono, dkk, 2003:88).
Selain itu kelelahan juga ditandai dengan adanya keadaan yang
merasa lemah, baik fisik maupun mental hingga menurunya
konsentrasi terhadap pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang ada hubungannya
dengan kelelahan (Suma’mur P.K., 2009):
1) Pelemahan Kegiatan ditandai dengan gejala: perasaan berat di
kepala, badan merasa lelah, kaki merasa berat, menguap, merasa
kacau pikiran, dan lain-lain.
2) Pelemahan Motivasi ditandai dengan gejala lelah berbicara, menjadi
gugup, tidak dapat berkonsentrasi, cenderung untuk lupa, tidak
tekun dalam pekerjaannya,dan lain-lain.
3) Pelemahan Fisik ditandai dengan gejala: sakit kepala, kekakuan di
bahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernapasan tertekan,
tremor pada anggota badan, spasme dari kelopak mata, dan merasa
pening.
c. Cara Mengurangi Kelelahan
Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan
kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja, misalnya
dengan berhenti bekerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat
(Suma’mur P.K., 1996:192). Pengetrapan ergonomi sangat membantu,
monotoni dan tegangan dapat dikurangi dengan penggunaan warna
serta dekorasi pada lingkungan kerja.
d. Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan
Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor–faktor
yang mempengaruhinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi kelelahan antara lain adalah
1) Faktor dari individu
a) Usia
Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam usia
pertengahan 20-an dan kemudian menurun dengan
bertambahnya usia (Lambert, David, 1996:244).
b) Status Gizi
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu ciri
kesehatan yang baik, sehingga tenaga kerja yang produktif
terwujud.
c) Kondisi Kesehatan atau penyakit
Ada beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan.
d) Masa Kerja
Masa kerja adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun
pertama tenaga kerja mulai bekerja hingga saat penelitian
dilakukan, yang dihitung dalam tahun.
2) Faktor Dari Luar
a) Beban Kerja
Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri
dalam hubungan dengan beban kerja. Mungkin diantara mereka
lebih cocok untuk beban fisik, atau mental, atau sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang mempengaruhi kelelahan pada
tenaga kerja meliputi :
(1) Kebisingan
Kebisingan merupakan suara yang tidak diinginkan
(A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003). Pada saat ini terjadi
kelelahan yang akan pulih kembali secara lambat, dan akan
semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan
semakin tinggi (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003).
(2) Getaran
Getaran merupakan salah satu faktor penyebab
kelelahan, getaran tersebut berasal dari peralatan kemudian
merambat melalui tubuh, keadaan ini berlangsung pada
frekuensi di bawah 20 Hertz (Hz) menjadikan penyebab
kelelahan. Sementara itu frekuensi di atas 20 Hz
menyebabkan pengenduran otot. Getaran mekanis terdiri
dari campuran aneka frekuensi bersifat menegangkan dan
melemaskan tonus otot secara serta merta berefek
melelahkan (Suma’mur P.K., 2009).
(3) Cuaca Kerja
Kondisi kerja yang mendukung dapat berpengaruh
tingkat produktifitas dan hal tersebut secara langsung
dapat mempengaruhi tingkat keefektifan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
keefisiensian dalam bekerja. Efisiensi kerja sangat
dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam kondisi tempat kerja
dan pekerjanya, jadi. Cuaca kerja adalah kombinasi dari
suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan, dan
suhu radiasi. Untuk ukuran suhu nikmat bagi orang
Indonesia adalah 24 - 260C. Suhu panas mengurangi
kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu
pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja
otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan
motoris, serta memudahkan untuk dirangsang
(Suma’mur P.K., 2009).
b) Keadaan Sosial Ekonomi
Manusia mempunyai keinginan dalam memenuhi
kebutuhan untuk kehidupanya dan mempunyai harapan dalam
kehidupan sosialnya agar semuanya dapat tercapai.
e. Macam Kelelahan
Menurut Suma’mur P.K. 2009, kelelahan dapat dibedakan menjadi
2 macam:
1) Kelelahan Umum
Gejala utama kelelahan umum adalah perasaan letih yang
luar biasa dan terasa aneh. Semua aktivitas menjadi terganggu dan
terhambat karena timbulnya gejala kelelahan tersebut. Tidak
adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
segalanya terasa berat dan merasa ‘ngantuk’ (A.M. Sugeng
Budiono, dkk, 2003:87).
2) Kelelahan Otot (Muscular fatigue)
Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit nyeri yang
luar biasa seperti ketegangan otot dan daerah sekitar sendi. Gejala
kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar
(External sign).
f. Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan
Kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu
cortex cerebri yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik yaitu
sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi) dimana
keduanya berada pada susunan syaraf pusat. Sistem penghambat
terdapat dalam thalamus yang mampu menurunkan kemampuan
manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk tidur. Sistem
penggerak terdapat dalam formatio retikularis yang dapat merangsang
pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari dalam tubuh ke
arah bekerja. Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat
tergantung pada hasil kerja diantara dua sistem antagonistic tersebut.
Apabila sistem aktivasi lebih kuat maka seseorang dalam keadaan segar
untuk bekerja, sebaliknya manakala system penghambat lebih kuat
maka seseorang dalam keadaan kelelahan (Irwan Harwanto, 1998).
Kondisi atau Keadaan kelelahan secara neurofiologis cortex
cerebri mengalami penurunan aktivitas sehingga tubuh tidak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
cepat menjawab signal-signal dari luar termasuk rangsangan cahaya dan
suara (Suma’mur P.K., 2009)
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran
Kebisingan
Gendang telinga
(Membran Timpani)
Stimulasi Nucleus
Ventralateralis Thalamus
Reaksi Fungsional dari Pusat
Kesadaran (Cortex Cerebri)
Faktor individu :
- Umur
- Riwayat Penyakit
- Jenis Kelamin
- Masa Kerja
- Status gizi
-
Faktor luar :
- Getaran
- Kebisingan
- Beban Kerja
- Sosial ekonomi
Sistem Penghambat
(inhibisi)
Kelelahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Hipotesis
Ada Pengaruh Kebisingan Terhadap Kelelahan Pada Tenaga Kerja di PT. X.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah observasional
analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-
variabel, melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya
(Sumadi Suryabrata, 1989).
Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan Cross Sectional. Penelitian Cross Sectional adalah suatu
pendekatan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko
dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (Soekidjo Notoatmodjo, 2002). Karena variabel
sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan
dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan pada situasi yang sama.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT. X pada bulan Desember 2010 s/d 20
Januari 2011 di desa Karangmalang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Populasi Penelitian
Popusasi pekerja yang berada PT. X di desa Karangmalang,
Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, berjumlah 70 pekerja dengan
populasi tersebut peneliti menggunakan 40 pekerja sebagai subjek
penelitian dengan klasifikasi subjek sebagai berikut:
a. Subjek Inklusi adalah alasan mengapa peneliti memilih subjek
tersebut.
Subjek inklusi pada penelitian ini antara lain: semua tenaga kerja laki-
laki, usia 21-50 tahun, masa kerja lebih dari 1 tahun.
b. Subjek Eksklusi adalah alasan mengapa peneliti tidak memilih subjek.
Subjek eksklusi dalam penelitian ini antara lain; tenaga kerja sakit,
tenaga kerja tidak bersedia menjadi subjek penelitian.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan menggunakan purposive random
sampling. Purposive sampling berarti pemilihan sekelompok subjek dengan
jumlah yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan ciri-ciri atau sifat-
sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-
ciri atau sifat-sifat populasi.
Soekidjo Notoatmojo (1993). Ciri-ciri tersebut antara lain yaitu :
1. Umur antara 21 – 50 tahun
2. Masa kerja lebih dari 1 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Ciri-ciri tersebut diatas digunakan untuk mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kelelahan kerja.
E. Sampel Penelitian
Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah para pekerja
yang bekerja di PT. X.
F. Desain Penelitian.
Gambar 2 : Desain penelitian
Keterangan:
XI : Subyek yang mengalami gangguan kelelahan normal (terpapar
bising di atas NAB).
X2 : Subyek yang mengalami gangguan Kelelahan Sedang atau
terganggu (terpapar bising di atas NAB).
Subjek
Purposive random sampling
Terpapar bising melebihi NAB
Terpapar bising di bawah NAB
normal (XI)
normal (X4)
Chi square
Populasi
Lelah sedang (X2)
Lelah berat (X3)
Lelah sedang (X5)
Lelah berat (X6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
X3 : Subyek yang mengalami kelelehan Berat atau terganggu
(terpapar bising di atas NAB).
X4 : Subyek yang mengalami gangguan kelelahan normal (terpapar
bising di bawah NAB).
X5 : Subyek yang mengalami gangguan Kelelahan Sedang atau
terganggu (terpapar bising di bawah NAB).
X6 : Subyek yang mengalami kelelehan Berat atau terganggu (terpapar
bising di bawah NAB).
G. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
perubahan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Kebisingan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Kelelehan pada Pekerja.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam
penelitian ini ada dua yaitu:
a. Variabel pengganggu terkendali : usia, masa kerja, jenis kelamin, status
gizi.
b. Variabel pengganggu tidak terkendali: kebisingan, sosial ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
H. Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : 1) Kebisingan
sebagai variable bebas, 2) Kelelahan sebagai variable terikat.
1. Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersifat
mengganggu pendengaran dan dapat menurunkan daya dengar seseorang
yang terpapar.
a. Alat ukur : Sound Level Meter
b. Satuan : dB(A) (desibel)
c. Skala pengukuran : Nominal
Hasil pengukuran kebisingan dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu tenaga kerja yang terpapar kebisingan melebihi NAB
dan tenaga kerja yang terpapar kebisingan kurang NAB. Menurut
Kepmenaker No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di tempat kerja, NAB kebisingan untuk waktu kerja
selama 8 jam/hari atau 40 jam/minggu adalah 85 dB.
2. Kelelahan
Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi
semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan
tubuh (Suma’mur P.K., 2009).
a. Alat Ukur : Reaction timer Lakasidaya
b. Satuan : Milli detik
c. Skala Pengukuran : Ordinal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Hasil pengukura kelelahan di kelompokkan menjadi kelelahan normal,
kelelahan sedang serta kelelahan berat.
I. Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan
data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang
digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah :
a. Sound level meter, yaitu alat untuk mengukur kebisingan.
Cara Pengukuran :
1) Pasang baterai pada tempatnya.
2) Tekan tombol power.
3) Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam
keadaan baik atau tidak.
4) Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga angka pada monitor
sesuai dengan angka kalibrator.
5) Pilih selektor pada posisi:
Fast : untuk jenis kebisingan kontinyu
Slow : untuk kebisingan impulsif/terputus-putus
6) Pilih selektor range intensitas kebisingan.
7) Tentukan lokasi pengukuran.
8) Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit
dengan kurang lebih 6 kali pembacaan.
9) Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Lakasidaya, yaitu alat untuk mengukur kelelahan pada pekerja.
Cara Pengukuran :
1) Hubungkan alat dengan sumber tenaga (listrik).
2) Hidupkan alat dengan menekan tombol on/off pada on (hidup).
3) Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka “0,000”
dengan menekan tombol “Nol”.
4) Pilih rangsang suara atau cahaya yang dikehendaki dengan
menekan tombol “suara atau cahaya”.
5) Subjek yang akan diperiksa diminta menekan tombol subjek
(mouse) dan diminta secepatnya menekan tombol setelah melihat
dari sumber rangsang.
6) Untuk memberikan rangsang, pemeriksa menekan tombol
pemeriksa.
7) Setelah diberi rangsang, subjek menekan tombol maka pada layar
kecil akan menunjukkan angka waktu reaksi dengan “satuan milli
detik”.
8) Pemeriksaan diulangi sampai 20 data rangsang.
9) Data yang dianalisa adalah hasil 10 data pengukuran ke 6-15,
sedangkan 10 data lainnya diabaikan (data 1-5 karena masa
penyesuaian alat dan data 16-20 masa mulai kejenuhan)
10) Catat keseluruhan hasil pada formulir.
11) Setelah selesai pemeriksaan matikan alat dengan menekan tombol
“on/off” pada off.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
12) Hasil pengukuran dianalisa dengan diambil nilai rata-ratanya dari
sepuluh kali pengukuran di tengah atau lima kali pengukuran awal
dan akhir diabaikan. Data dibandingkan dengan standar
pembandingkan pada Lakasidaya yaitu :
Tabel 2 Standar pembanding reaction timer Lakasidaya
Kriteria Nilai pengukuran
Normal
Kelelahan ringan
Kelelahan sedang
Kelelahan berat
Waktu reaksi 150,0 - 240,0 milli detik
Waktu reaksi >240,0 - <410,0 milli detik
Waktu reaksi 410,0 - 580,0 milli detik
Waktu reaksi >580,0 milli detik
Sumber : Pedoman praktikum semester IV
J. Cara Kerja Penelitian
Cara kerja penelitian meliputi :
1. Pengumpulan data subjek penelitian meliputi umur, masa kerja wawancara
langsung.
2. Pengukuran berat badan, tinggi badan untuk menghitung status gizi/IMT.
3. Pengukuran kebisingan pada setiap bagian tempat kerja yaitu bagian
penggiling dan pengemasan dengan setiap tempat kerja dilakukan pada 4
titik pengukuran.
4. Pengukuran kebisingan dilakukan 2 kali pengukuran.
5. Pengukuran kelelahan pada tenaga kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Tahapan penelitian meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Mempersiapkan lembar isian data subjek penelitian dan hasil
pengukuran.
b. Mempersiapkan peralatan Sound level meter dan Reaction Timer.
c. Survei pendahuluan ke tempat penelitian untuk melihat kondisi tempat
kerja, proses kerja, kondisi tenaga kerja serta melakukan pengukuran
kebisingan dan wawancara dengan tenaga kerja tentang keluhan yang
dialami.
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengisi lembar data meliputi umur, masa kerja dan tingkat
pendidikan.
b. Mengukur berat badan dan tinggi badan untuk menghitung status
gizi/IMT.
c. Mengukur kebisingan dengan menggunakan Sound level meter.
Kebisingan diukur pada tempat pemecah kulit dan pengemasan.
d. Mengukur kelelahan dengan menggunakan Reaction Timer. Kelelahan
diukur pada subjek penelitian setelah selesai kerja.
3. Tahap Penyelesaian
Mengumpulkan semua data, mengolah, menganalisa dan menyimpulkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
K. Tekik Analisis Data
Teknik Pengolahan dan Analisa Data.
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik
Chi Square Test dimana menggunakan data kategori nominal dan ordinal.
Dapat dihitung dengan dua cara :
1. Menggunakan rumus :
X =(f − f )
f
Keterangan :
X2 = Nilai Chi Square
fo = Frekuensi yang diobservasi
fh = Frekuensi yang diharapkan
Rumus mencari frekuensi harapan (fh) :
f =(∑ f )(∑ f )
∑T
Keterangan :
fh = Frekuensi yang diharapkan
∑fk = Jumlah frekuensi pada kolom
∑fb = Jumlah frekuensi pada baris
∑T = Jumlah keseluruhan pada kolom dan baris
Kriteria pengujian ;
a. Ho diterima (Ha ditolak), jika X2o < 5,591
b. Ha diterima (Ho ditolak), jika X2o ≥ 5,591 (Sumardiyono, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik chi-
squere dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16 dengan
interpretasi hasil sebagai berikut :
a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
b. Jika p value > 0,01 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono,
2001).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
PT. X berdiri tahun 2005. Lokasi Perusahaan pembenihan Padi PT.
X terletak di Jl. Raya Solo-Sragen, Karangmalang, Masaran, Sragen, Jawa
Tengah.
PT. X menggunakan lahan sewa yang berasal dari para petani
sebanyak 3 (tiga) ha serta lahan kerjasama dengan para kelompok tani yang
ada sebanyak 377 ha dalam upayanya melaksanakan proses produksi.
Sedangkan sarana dan prasarana PT. X mempunyai gudang yang memadai
dengan kapasitas 2.876.808 kg yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
bahan serta hasil produksi yang terdiri dari tiga gudang, terdapat lantai
penjemuran dengan luas 6.794 m2 serta satu unit Batch Dryer yang
mempunyai kapasitas sebanyak 10 ton, mesin perontok, 8 unit blower dengan
menggunakan bahan bakar diesel serta alat pengemasan semi otomatis. PT. X
mempunyai truk sebagai prasarana perusahaan dengan daya angkut masing-
masing antara 5-30 ton. Tata letak fasilitas pengolahan benih padi pada PT. X
meliputi tempat penjemuran, gudang penyimpanan bahan dan hasil produksi,
mesin pembersih, dan batch dryer, serta kantor.
Berikut adalah tahapan proses perontokan sampai dengan proses
pemasaran sesuai dengan gambar berikut.
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 3. Jalur Pengolahan Benih PT. X
Penelitian di PT. X kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah
dilaksanakan pada tahun 2011. Penelitian dilakukan dengan cara pengukuran
kebisingan sumber bising dan pelaksanaan pengukuran tingkat kelelahan
dilakukan pada pekerja di bagian dalam sebanyak 20 pekerja. Pengukuran
kelelahan di lakukan kepada 20 orang pekerja pada bagian luar ruangan
perusahaan.
B. Karakteristik Responden
Data diperoleh dengan cara wawancara dan pengukuran dengan pekerja di
PT. X kecamatan Masaran. Pada pekerja di bagian dalam tempat produksi dan
pekerja pada bagian penjemuran. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui
Perontokan Penerimaan
Pengeringan
Pembersihan
Pembuatan Lot
Pengemasan
Pemasaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
tingkat kelelahan yang di alami oleh pekerja. Gambaran umum responden
dapat dilihat pada tabel berikut :
1. Umur
Berdasarkan hasil wawancara terhadap pekerja dengan cara
pembagian selebaran diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Data Subjek Penelitian Berdasarkan Umur No Umur Jumlah (orang) % 1 22-27 16 40 % 2 28-33 11 27,5 % 3 34-39 7 17,5 % 4 40-46 6 15 %
Sumber : Hasil Pendataan 2011
2. Masa Kerja
Dari hasil pendataan yang dilakukan di PT. X terhadap masa kerja
dapat dilihat sesuai tabel berikut :
Tabel 4. Data Subjek Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah % 1-2 tahun 18 45 % 2-5 tahun 22 55 %
Sumber : Hasil Pendataan 2011
3. Jenis Kelamin
Tabel 5. Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah % Laki – laki 40 100%
Sumber : Hasil Pendataan 2011
Sampel yang diguakan untuk penelitian di PT. X berjumlah 40 orang
yang keseluruhanya berjenis kelamin laki-laki dari jumlah populasi yang
berada dalam perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4. Indeks masa tubuh
Dari hasil pendataan yang dilakukan di peroleh data sebagai berikut.
Tabel 6 Data Subjek Indeks Masa Tubuh Responden Kriteria Jumlah % Kurus 3 7,5 % Normal 33 82,5 % Gemuk 4 10 %
Sumber : Hasil Pendataan 2011
C. Hasil Pengukuran Kebisingan Tempat Kerja
Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan Sound level
meter pada dua area yaitu di dalam perusahaan serta di luar perusahaan
dengan melakukan pengukuran sebanyak empat titik pengukuran di setiap
lokasinya.
Tabel 7. Data Pengukuran Kebisingan Di Dalam Ruangan Produksi No. Jam Kebisingan (dbA) Titik Pengukuran
1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00
91 91 92 90 91 90 92 92
88 91 92 91 90 90 89 89
89 90 90 91 89 90 90 91
90 89 89 91 91 88 89 89
Rata-Rata 91 90 90 89 Sumber : Hasil Pendataan 2011 Tabel 8. Data Rata-rata Kebisingan Di Dalam Ruangan Produksi PT. X
Utama, Sragen No. Titik Pengukuran Kebisingan (dBA)
1. 2. 3. 4.
1 2 3 4
91 90 90 89
Rata-Rata 90
Sumber : Hasil Pendataan 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan data pengukuran kebisingan dilakukan di dalam ruangan
perusahaan terhadap 4 titik diketahui kebisingan melebihi Nilai Ambang
Batas Standar yaitu 85 db, sementara nilai rata-rata pengukuran berdasarkan
waktu berbeda di peroleh kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas.
Tabel 9. Data Pengukuran Kebisingan Luar Ruangan NO. JAM Kebisingan (dbA) Titik Pengukuran
1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00
78 79 81 81 81 80 80 80
73 74 75 75 74 74 73 74
70 71 71 73 71 71 71 70
63 63 63 64 62 63 63 63
Rata-rata 80 74 71 63 Sumber : : Hasil Pendataan 2011
Tabel 10. Data Rata-rata Kebisingan Di Luar Ruangan PT. X , Sragen No. Titik Pengukuran Kebisingan (dBA)
1. 2. 3. 4.
1 2 3 4
80 74 71 63
Rata-Rata 72
Sumber : Hasil Pendataan 2011
Pengukuran kebisingan dengan menggunakan Sound level meter pada
luar ruangan perusahaan terhadap 4 titik diketahui kebisingan Kurang dari
Nilai Ambang Batas Standar yaitu 85 db, sementara nilai rata-rata
pengukuran berdasarkan waktu berbeda di peroleh kebisingan Kurang Nilai
Ambang Batas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
D. Hasil Pengukuran Kelelahan Tenaga Kerja
Pengukuran kelelahan kerja dengan mengunakan reaction timer
Lakasidaya dilakukan dengan mengunakan sensor cahaya pada dua tempat
yaitu pada pekerja yang bekerja di dalam ruangan serta di luar ruangan
perusaan.
Tabel 11. Data Kelelahan Di Luar Ruangan PT. X , Sragen Katagori Kelelahan Jumlah % Normal 5 25 % Sedang 14 70 % Berat 1 5 %
Sumber : Hasil Pendataan 2011
Berdasarkan data Tabel di atas dari 20 subjek penelitian yang berada di
luar ruangan terdapat pekerja yang mengalami kelelahan normal sebanyak 5
orang (25 %). Terdapat 14 orang (70%) mengalami kelelahan sedang,
kemudian kelelahan berat sebanyak 1 orang (5%) dalam pengukuran yang
dilakukan di luar ruangan.
Tabel 12. Data Kelelahan Di dalam Ruangan Produksi PT. X, Sragen Katagori Kelelahan Jumlah % Normal 1 5 % Sedang 12 60 % Berat 7 35 %
Sumber : Hasil Pendataan 2011
Sesuai data tabel di atas dari 20 subjek penelitian yang berada di dalam
ruangan produksi dengan menggunakan Reaction Timer Lakasidaya terdapat
pekerja yang mengalami kelelahan normal sebanyak 1 orang (5 %). Terdapat
12 orang (60%) mengalami kelelahan sedang, untuk kelelahan berat sebanyak
7 orang (35%) dalam pengukuran yang dilakukan di dalam ruangan produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
E. Hasil Uji Statistik
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Point Probability
Pearson Chi-Square 7.321a 2 .026 .030 Likelihood Ratio 8.127 2 .017 .037 Fisher's Exact Test 7.046 .037 Linear-by-Linear Association 7.014b 1 .008 .014 .007 .006 N of Valid Cases 40 a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,00. b. The standardized statistic is 2,648.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Umur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, subjek yang digunakan
sebagai sampel penelitian berjumlah 40 sampel. Dimana dalam penelitian
berdasarkan usia sampel yang diteliti berusia antara 22-46 tahun.
Menurut Margatan, Arcole (1996) Kebanyakan kinerja fisik
mencapai puncak dalam usia pertengahan 20-an dan kemudian menurun
dengan bertambahnya usia. Usia 15-54 tahun termasuk dalam usia kerja
(Kartomo Wirosuhardjo, 2000). Sementara itu menurut Tarwaka, dkk
(2004) umur seseorang berbanding lansung dengan kapasitas fisik sampai
batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur
50-60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-
motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya kemampuan kerja fisik
seseorang yang berumur 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur orang
yang berumur 25 tahun. Sehingga tenaga kerja pada umur lebih dari 50
tahun mempengaruhi tingkat kelelahan seseorang.
Berdasarkan data yang di peroleh dapat di ketahui bahwa umur
subjek penelitian dalam keadaan normal karena umur seseorang dapat di
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kendalikan dan tidak mempengaruhi tingkat kelelahan. Sehingga dapat di
ketahui bahwa subjek penelitian bersifat terkendali.
2. Masa Kerja
Berdasarkan subjek penelitian, keseluruhan sampel yang
digunakan dalam penelitian mempunyai masa kerja antara 1- 5 tahun,
sebanyak 18 (45%) pekerja selama 1-2 tahun dan jumlah pekerja yang
bekerja selama 2-5 tahun sebanyak 22 (55%) dari sampel.
Semakin lama masa kerja, tenaga kerja semakin berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga telah terbiasa dengan
pekerjaannya (Suma’mur P.K., 2009). Sehingga dapat di ketahui masa
kerja berpengaruh terhadap tigkat pengalaman pekerja dan secara tidak
langsung berpengaruh terhadap kemempuan pekerja sesuai dengan jenis
pekerjanya. Menurut Soekidjo Notoatmojo (2002) semakin tinggi
keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan
(anggota badan), tenaga dan pemikiran (mentalnya) dalam melaksanakan
pekerjaan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan dari penelitan yang
dilakukan dapat di ketahui bahwa masa kerja subjek penelitian pada
keadaan normal. Dimana pekerja tidak mengalami kejenuhan dan di
sesuaikan dengan jenis pekerjaanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Status Gizi
Berdasarkan data keseluruan subjek penelitian, dapat di ketahui
bahwa IMT (Indek Masa Tubuh) subjek penelitian yaitu 17,7-27,2 dengan
nilai rata- rata indeks masa tubuh yaitu.
Tabel 14. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kriteria Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5
Normal - 18,5-25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0-27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
Sumber : I Dewa Nyoman Supariasa, 2002
Status Gizi merupakan salah satu faktor penentu kemampuan atau
kapasitas serta produktivitas seseorang dalam melakukan pekerjaan, dalam
melakukan pekerjaan pekerja mempunyai kemampuan atau kapasitas
tersendiri. Semakin baik idieal status gizi seseorang semakin baik pula
kapasitas dan ketahanan seseorang dalam bekerja. Hal ini secara tidak
langsung berpengaruh terhadap tingkat produktivitas pekerja. Pekerja
dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan
tubuh yang lebih baik (A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003)
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan
dapat di ketahui bahwa gizi kerja subjek penelitian mempunyai 3 (tiga)
kriteria yaitu kurus, normal, serta gemuk. Dimana sebagian besar pekerja
yang bekerja mengalami status gizi yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
5. Jenis Kelamin
Keseluruhan subjek peenelitian yang di teliti mempunyai jenis
kelamin Laki-laki sehingga dapat di ketatahui bahwa subjek penelitian
terkendali.
5. Riwayat Penyakit
Berdasarkan subjek penelitian atau pekerja tidak terdapat riwayat
penyakit seperti asma, jantung, tekanan darah, ginjal sehingga secara tidak
langsung terkendali.
6 . Kebisingan
Kriteria kebisingan (NAB kebisingan) tempat kerja untuk waktu
kerja tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu adalah 85 dBA,
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
Berdasarkan data pengukuran kebisingan yang dilakukan terhadap 4
titik menunjukan tingkat kebisingan di dalam ruangan mempunyai tingkat
kebisingan lebih dari Nilai Ambang Batas yaitu melebihi 85 db, hal ini
dikarenakan pengukuran dilakukaan pada tempat kerja dimana pekerja
melakukan pekerjaan yang mempunyai jarak relatif dekat dengan mesin
sumber bising yang berasal dari Blower. Sementara dari hasil pengukuran
yang dilakukan di bagian penjemuran, menunjukkan tingkat kebisingan
tidak melebihi NAB, hal ini dikarenakan jarak tempat penjemuran relatif
lebih jauh dari tempat sumber bising sehingga secara tidak langsung
tingkat kebisingan kurang dari nilai ambang batas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Rata-rata kebisingan pada 4 (empat) titik pengukuran di dalam
ruangan produksi pembenihan padi adalah 90 dB(A), sedangkan rata-rata
kebisingan pada 4 (empat) titik pengukuran di halaman atau di luar
ruangan pembenihan padi adalah 72 dB(A).
Kebisingan yang berlebih dapat menimbulkan pengaruh pada telinga
yaitu telinga berdenging, kesulitan mendengar dan menimbulkan pengaruh
pada perilaku seperti kehilangan konsentrasi, kehilangan keseimbangan
dan kelelahan (John Ridley, 2006).
7. Kelelahan
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di PT. X yang
bekerja di dalam ruangan produksi diketahui terjadi kelelahan normal
sebanyak 1 orang (5%) , sedangkan kelelahan sedang sebanyak 12 orang
(60%) sementara sebanyak 7 orang (35%) mengalami kelelahan berat pada
tempat yang mempunyai tingkat kebisingan melebihi Nilai Ambang
Batas. Pada data pengukuran yang dilakukan di luar ruangan menunjukkan
sebanyak 5 orang (25%) mengalami kelelahan normal, sedangkan terdapat
14 orang (70%) yang mengalami kelelahan sedang, dan terdapat 1 (5%)
orang yang mengalami kelelahan berat dalam pengukuran yang dilakukan
di luar ruangan.
Kebisingan yang berlebih dapat menimbulkan pengaruh pada
telinga yaitu telinga berdenging, kesulitan mendengar dan menimbulkan
pengaruh pada perilaku seperti kehilangan konsentrasi, kehilangan
keseimbangan dan kelelahan (John Ridley, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Sehingga semakin tinggi kebisingan semakin berpengaruh terhadap
tingkat kelelahan pekerja.
C. Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil pengukuran di dalam ruangan poduksi terjadi
kelelahan normal sebanyak 1 orang (5%) , sedangkan kelelahan sedang
sebanyak 12 orang (60%) sementara sebanyak 7 orang (35%) mengalami
kelelahan mempunyai tingkat kebisingan melebihi dari nilai ambang batas
yang telah ditentukan yaitu 85 dBA.
Sementara itu dari data yang di peroleh pada tempat yang kurang
nilai ambang batas kebisingan terdapat sebanyak 5 orang (25%) mengalami
kelelahan normal, sedangkan terdapat 14 orang (70%) yang mengalami
kelelahan sedang, dan terdapat 1 (5%) orang yang mengalami kelelahan berat.
Hasil penelitian yang di lakukan di PT. X, Sragen. Penelitian
dengan Ho (tidak ada kesesuaian) ditolak sementara itu Ha (adanya
pengaruh). Penelitian menggunakan uji chi-square dengan menggunakan
fisher, data diolah dengan SPSS 16 sehingga didapatkan nilai p-value 0,006 <
0,01 berarti tedapat hubungan yang sangat signifikan antara kebisingan dan
kelelahan pekerja di PT. X, Masaran Sragen. Koefisien 0,393 nilainya kurang
dari 0,5 maka hasilnya positif semakin tinggi kebisingan semakin tinggi pula
kelelahan yang di alami pekerja.
Kebisingan yang melebihi ambang batas dapat mengganggu pekerjaan
dan menyebabkan timbulnya kesalahan karena tingkat kebisingan yang kecil
pun dapat mengganggu konsentrasi (Benny L. Pratama dan Adhi Ari Utomo,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2002) sehingga muncul sejumlah keluhan yang berupa perasaan lamban dan
keengganan untuk melakukan aktivitas, keluhan yang disampaikan
merupakan gejala kelelahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
1. Hasil uji statistik dengan SPSS 16 Dengan mengunakan chi square test
pada pekerja di PT. X, Masaran, Sragen. Menunjukkan nilai koefisien p =
0.006 maka nilai p value ≤ 0,01 artinya ada pengaruh antara kebisingan
terhadap kelelahan pekerja di PT. X, Masaran, Sragen.
2. Hasil data Kebisingan di dalam ruangan pembenihan padi adalah di atas
85 dB Nilai Ambang Batas (NAB) dB yaitu 90 dB sedangkan kebisingan
di halaman pembenihan padi adalah di bawah Nilai Ambang Batas (NAB)
yaitu 72 dB.
3. Pekerja yang terpapar kebisingan melebihi Nilai Ambang Batas mengalami
kelelahan normal sebanyak 1 orang (5%) , sedangkan kelelahan sedang
sebanyak 12 orang (60%) sementara sebanyak 7 orang (35%) pada
pengukuran di PT. X.
B. Saran
1. Terjadinya paparan bising melebihi Nilai Abang Batas 85 dB yaitu pada
pekerja bagian dalam ruang produksi yang memiliki nilai rata-rata
kebisingan 90 dB secara terus menerus sehingga perlu dilakukan rotasi
pada pekerja.
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Sebaiknya untuk mengurangi kebisingan di berikan peredam di sekitar
sumber bising agar kelelahan yang di akibatkan bising dapat dikurangi.
3. Sebaiknya pekerja menggunakan ear plug sebagai alat pelindung diri
paparan bising pada saat bekerja di tempat yang melampaui Nilai Ambang
Batas yang diterima pekerja.