62
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT TERHADAP REDISPERSIBILITAS SUSPENSI ALUMINIUM HIDROKSIDA DAN MAGNESIUM HIDROKSIDA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Farmasi Disusun oleh: SARAH AYU RODOTUL JANNAH P17335112040 KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG JURUSAN FARMASI 2015

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING

AGENT TERHADAP REDISPERSIBILITAS SUSPENSI

ALUMINIUM HIDROKSIDA DAN MAGNESIUM

HIDROKSIDA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai syarat menyelesaikan Program Diploma III

Jurusan Farmasi

Disusun oleh:

SARAH AYU RODOTUL JANNAH

P17335112040

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN FARMASI

2015

Page 2: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Karya Tulis Ilmiah dengan judul

PENGARUH JENIS KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT

TERHADAP REDISPERSIBILITAS SUSPENSI ALUMINIUM

HIDROKSIDA DAN MAGNESIUM HIDROKSIDA

Disusun Oleh :

Sarah Ayu Rodotul Jannah

P17335112040

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada sidang

Karya Tulis Ilmiah

Pembimbing

Angreni Ayuhastuti, M.Si., Apt.

NIP : 198611272015032003

Mengetahui

Ketua Jurusan Farmasi

Dra. Hj. Mimin Kusmiyati, M.Si.

NIP : 196308111994032001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN

BANDUNG

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Page 3: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan pada sidang Karya Tulis Ilmiah

Program Pendidikan Diploma III Jurusan Farmasi

Politeknik Kesehatan Bandung

Tanggal 27 Juli 2015

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT

TERHADAP REDISPERSIBILITAS SUSPENSI ALUMINIUM

HIDROKSIDA DAN MAGNESIUM HIROKSIDA

Disusun Oleh :

Sarah Ayu Rodotul Jannah

P17335112040

Penguji :

Tanda Tangan

Ketua : Angreni Ayuhastuti, M.Si., Apt. ( )

NIP : 198611272015032003

Anggota : Dra. Atan Tachjamirah, M.Kes., Apt ( )

NIP : -

Anggota : MH. Ruseno, M.Si., Apt ( )

NIP :197307012005011008

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Page 4: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

LEMBAR PERSEMBAHAN

Halaman persembahan ini berisi ungkapan terimakasih saya kepada

mereka yang telah memberi dukungan, doa, dan kebersamaan selama

pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Yang utama dari segalanya Allah SWT. Cinta dan kasih sayang-Mu

telah memberikanku kekuatan untuk membekaliku dengan ilmu serta

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang

Engkau berikan, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini selesai dengan tepat waktu.

The best parent I ever had, Abah Evan A. Fauzi Ridwanullah, SH dan

Mamah Ating Kartini, terimakasih atas segala dukungan berupa doa dan

materi yang telah kalian beri selama 21 tahun ini.

The one and only my grandma, Ny. Entin yang selalu mendoakan

cucunya agar cepat wisuda.

My brothers, Rizky A. Qolyubi dan Rinaldi Moch. Qolyubi yang sudah

membantu menyemangati Ayu selama pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

Especially thanks for Bu Angreni Ayuhastuti, M.Si., Apt yang telah

membimbing saya dari mulai penyusunan proposal hingga pembuatan Karya

Tulis Ilmiah.

Thanks for my friends yang ikut menjadi saksi berakhirnya Karya

Tulis Ilmiah saya dan memiliki gelar Amd.Farm.

Page 5: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

v

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT

TERHADAP REDISPERSIBILITAS SUSPENSI ALUMINIUM

HIDROKSIDA DAN MAGNESIUM HIDROKSIDA

SARAH AYU RODOTUL JANNAH – P17335112040

ABSTRAK

Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida merupakan obat antasida yang

tidak larut dalam air sehingga harus diformulasikan ke dalam bentuk sediaan

suspensi. Suspensi terdiri dari dua fase yang tidak saling campur dan cenderung

memisah pada penyimpanan sehingga memerlukan bahan pemflokula seperti

sorbitol, NaCl, dan CaCl2 agar suspensi cepat mengendap namun mudah

terdispersi kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan sorbitol, NaCl, dan CaCl2 sebagai bahan pemflokula terhadap

redispersibilitas suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.

Untuk mengetahui redispersibilitas, maka dilakukan evaluasi yaitu: uji

kemampuan redispersi, volume sedimentasi, dan derajat flokulasi. Suspensi

Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida dibuat dengan penambahan

sorbitol dengan konsentrasi 50%, NaCl dengan konsentrasi 0.05%, serta CaCl2

dengan konsentrasi 1.75%. Data uji redispersibilitas dianalisis menggunakan IBM

SPSS statistics 20 dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukan uji

kemampuan redispersi mempunyai nilai p>0.05 sehingga tidak adanya pengaruh

jenis dan konsentrasi flocculating agent terhadap kemampuan redispersi suspensi

Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida, sedangkan pada uji volume

sedimentasi dan derajat flokulasi mempunyi nilai p<0.05 sehingga adanya

pengaruh jenis dan konsentrasi flocculating agent terhadap volume sedimentasi

dan derajat flokulasi suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.

Pada penelitian ini formula yang menggunakan CaCl2 dengan konsentrasi 1.75%

menunjukan volume sedimentasi dan derajat flokulasi yang baik dari ketiga

formula suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.

Kata kunci: suspensi, aluminium hidroksida, magnesium hidroksida,

redispersibilitas, bahan pemflokula.

Page 6: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

vi

THE INFLUENCE TYPE AND CONCENTRATION OF FLOCCULATING

AGENT TOWARD REDISPERSIBILITY ALUMINUM HYDROXIDE AND

MAGNESIUM HYDROXIDE SUSPENSION

SARAH AYU RODOTUL JANNAH – P17335112040

ABSTRACT

Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide are component of antacid, both

insoluble in water that made it possible to be formed as suspension.In the system

of suspension, active ingredients usually separated out in the bottom of the bottle,

and form cake that difficult to redisperse (dispersed over). To overcome that

obstacle, formula usually added anti flocculatingagent. The objective of this

research such as sorbitol, NaCl, and CaCl2. The aimed of this research was to

find out the influence of sorbitol, NaCl, and CaCl2 as flocculating agent to the

redispersibility of Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide suspension.

concentration of each flocculating agent used in the formula were sorbitol 50%,

NaCl 0.05%, and CaCl2 1.75%. redispersibility was evaluated by three

parameters, which were sedimentation volume, redispers, and degree of

flocculation. Redispersibility test data was analyzed using IBM SPSS statistics 20

with Kruskal-Wallis test. The result of redispersibility of each formula had a

p>0.05it mean that not influence type dan concertration flocculating ag ent in

redispers of Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide suspension, while

sedimentation volume and degree of flocculation result the value p<0.05 that have

influence type and concentration flocculating agent in sedimentation volume and

degree of flocculation of Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide

suspension. This research shown formulation with CaCl21.75 % was the best

formula influencing sedimentation volume and degree of flocculation of three

formulation Aluminum Hydroxide and Magnesium Hydroxide suspension.

Keywords: suspension, aluminum hydroxide, magnesium hydroxide,

redispersibility, flocculating agent.

Page 7: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bertujuan

untuk memenuhi syarat menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Farmasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas

dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1) Ibu Angreni Ayuhastuti, M.Si., Apt selaku dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran dalam membimbing

serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya

Tulis Ilimah ini.

2) Ketua Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah

menyetujui judul Karya Tulis Ilimah ini.

3) Bapak/Ibu dosen Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan RI Bandung atas bekal ilmu, wawasan, serta pengalaman

yang diajarkan selama ini.

4) Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari, Karya Tulis Ilimah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis, memohon maaf sebesar-

besarnya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilimah ini. Semoga Karya Tulis Ilimah ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bandung, Juli 2015

Penulis

Page 8: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………....……………………………………………………… v

ABSTRACT……………………………………………………………………….. vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. viii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….... xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. xii

DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….. xiii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang………………..…..……………………….………................ 1

1.2 Perumusan Masalah………………………………...………...………............ 3

1.3 Tujuan Penelitian…….………………………………..……………………... 3

1.4 Manfaat……………………………………...……………………….....…... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….. 5

2.1 Tinjauan Pustaka............................................................................................. 5

2.2 Kerangka Konsep…………………..………………………………...……. 17

2.3 Hipotesis………………………………………………………….........…… 17

2.4 Variabel Penelitian……………………………………………..…………... 18

2.5 Definisi Operasional………………………………………….……………. 18

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………... 20

3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian………………………………..… 20

3.2 Populasi dan Sampel…………………………………………………..…….. 20

3.3 Tempat dan Waktu………...…………………………………………...……. 21

3.4 Cara Pengumpulan Data……………………………………………..……… 21

3.5 Alat dan Bahan………………...…………………………………………….. 22

3.6 Cara Kerja dan Evaluasi Sediaan……………….…………………………… 22

3.7 Formulasi Sediaan...……..………………………………………………….. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….. 26

4.1 Hasil………………..………………………………………………………... 26

Page 9: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

ix

4.2 Pembahasan………………………...………………………………………... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………... 35

5.1 Kesimpulan……………………………..…………………………………… 35

5.2 Saran……………………………………..………………………………….. 35

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 36

LAMPIRAN……………………………………………………………………….. 39

Page 10: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 pH sediaan Fk, F0, F1, F2, dan F3……………….…………….…... 39

Lampiran 2 Volume sedimentasi sediaan Fk, F0, F1, F2, dan F3……..………... 40

Lampiran 3 Kemampuan redispersi sediaan Fk, F0, F1, F2, dan F3………..…... 41

Lampiran 4 Hasil uji volume sedimentasi ….……………………….………... 42

Lampiran 5 Hasil uji derajat flokulasi………………………………………… 43

Lampiran 6 Hasil uji kemampuan redispersi .……………..………………..… 44

Lampiran 7 Hasil analisis data IBM SPSS Statistics 20……………….……... 45

Page 11: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur kimia Natrium CMC…………………………...………. 14

Gambar 2.2 Struktur kimia asam benzoat……………………………...……. 15

Gambar 2.3 Struktur kimia natrium sakarin..……………………………….. 15

Gambar 2.4 Struktur kimia propilenglikol…………………...……………….. 16

Gambar 2.5 Struktur kimia sorbitol………………………………..…………. 17

Gambar 2.6 Kerangka konsep………………………………...………………. 17

Page 12: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skema Rancangan Penelitian…………..…………………………. 20

Tabel 3.2 Formulasi sediaan suspensi ………………………………………... 25

Tabel 4.1 Hasil optimasi natrium CMC pada sediaan suspensi Aluminium

Hidroksida dan Magnesium Hidroksida ………………..………….

26

Tabel 4.2 Hasil evaluasi organoleptis sediaan suspensi……………………… 26

Tabel 4.3 Hasil viskositas sediaan suspensi….…………………….…………. 27

Tabel 4.4 Hasil pengujian pH sediaan suspensi……..………………………... 27

Tabel 4.5 Hasil pengukuran volume sedimentasi sediaan suspensi……..……. 28

Tabel 4.6 Hasil perhitungan derajat flokulasi sediaan suspensi …......……...... 28

Tabel 4.7 Hasil pengukuran kemampuan redispersi sediaan suspensi…..……. 29

Tabel 4.8 Hasil analisis data sediaan suspensi………………………………... 30

Page 13: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

xiii

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN NAMA Pemakaian pertama kali

pada halaman

F0 Formula deflokulasi (kontrol negatif) 22

F1 Formula satu 22

F2 Formula dua 22

F3 Formula tiga 22

Fk Formula flokulasi (kontrol positif) 22

Vu Volume sedimentasi akhir 23

V0 Volume sedimentasi awal 23

F Hasil volume sedimentasi 23

ß Derajat flokulasi 24

Page 14: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung zat aktif yang tidak

larut namun dapat terdispersi sempurna dalam cairan pembawa. Zat aktif yang

tidak larut akan menyebabkan partikel turun karena adanya gaya gravitasi

sehingga partikel tersebut cepat mengendap. Selain itu, dosis tidak merata karena

jumlah zat aktif yang tertuang dalam sendok tidak sesuai. Agar dosis merata,

maka ditambahkan suspending agent. Suspending agent berfungsi untuk

meningkatkan kekentalan, mencegah penurunan partikel, dan memperlambat

pengendapan. Suspending agent digolongan menjadi empat, antara lain: golongan

polisakarida, golongan selulosa larut air, golongan tanah liat, dan golongan

sintetik (Ansel, 2005).

Suspensi memiliki dua tipe yaitu suspensi deflokulasi dan flokulasi.

Suspensi deflokulasi yaitu suatu suspensi yang memiliki partikel dalam keadaan

terpisah satu dengan yang lainnya, endapan terbentuk lambat dan akan

membentuk cake yang sulit untuk terdispersi kembali, serta formulasi tipe

deflokulasi tanpa penambahan flocculating agent. Suspensi flokulasi merupakan

suspensi yang terbentuk agregat bebas, endapan tidak membentuk cake yang keras

dan padat sehingga mudah terdispersi kembali, serta formulasi tipe flokulasi

dengan penambahan flocculating agent (Syamsuni, 2008).

Page 15: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

2

Dalam penyimpanan sediaan suspensi, partikel akan turun dan membentuk

suatu agregat sehingga dalam formulasi diberikan flocculating agent (Aulton,

2013). Flocculating agent dapat menyebabkan suatu suspensi cepat mengendap

namun mudah terdispersi kembali. Jenis flocculating agent yaitu surfaktan,

polimer hidrofilik, clays, dan elektrolit. Pada penelitian ini akan dikembangkan

formula suspensi dengan penambahan variasi flocculating agent dengan

menggunakan zat aktif sebagai model yaitu Magnesium Hidroksida dan

Aluminum Hidroksida. Flocculating agent yang akan digunakan yaitu sorbitol

dengan konsentrasi 50%, NaCl dengan konsentrasi 0,05%, dan CaCl2 dengan

konsentrasi 1.75%.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jenis dan konsentrasi

flocculating agent terhadap redispersibilitas sediaan suspensi. Redispersibilitas

meliputi volume sedimentasi, dari volume sedimentasi akan didapat derajat

flokulasi dan kemampuan suspensi untuk terdispersi kembali (Aulton, 2013).

Zat aktif yang akan digunakan yaitu Aluminium Hidroksida dan Magnesium

Hidroksida yang berperan sebagai model untuk mengetahui pengaruh flocculating

agent terhadap redispersibilitas bahan aktif dalam sediaan suspensi. Zat aktif ini

berkhasiat sebagai antasida. Antasida merupakan senyawa yang mempunyai

kemampuan untuk menetralkan asam klorida (lambung) atau mengikatnya (ISFI,

2008). Kelarutan dari Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida yaitu

tidak larut dalam air sehingga dapat sediaan suspensi (Rowe, 2009).

Page 16: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

3

1.2 Perumusan Masalah

Apakah ada pengaruh jenis dan konsentrasi flocculating agent terhadap

redispersibilitas sediaan suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium

Hidroksida?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi flocculating agent terhadap

redispersibilitas sediaan suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium

Hidroksida.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui redispersibilitas suspensi Aluminium Hidroksida dan

Magnesium Hidroksida dengan penambahan flocculating agent sorbitol

pada konsentrasi 50%.

2) Mengetahui formulasi suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium

Hidroksida dengan penambahan flocculating agent CaCl2 pada konsentrasi

1.75%.

3) Mengetahui formulasi suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium

Hidroksida dengan penambahan flocculating agent NaCl pada konsentrasi

0,05%.

4) Mengetahui jenis flocculating agent yang paling baik diantara ketiga

flocculating agent yang digunakan terhadap redispersibilitas pada sediaan

suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.

Page 17: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

4

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Ilmiah

Mengetahui redispersibilitas sediaan suspensi Aluminium Hidroksida dan

Magnesium Hidroksida dengan penambahan flocculating agent yang berbeda.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Mengetahui informasi mengenai flocculating agent yang baik untuk sediaan

suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.

2) Menambah pengetahuan pembaca mengenai suspensi Aluminium

Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.

Page 18: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Sistem Dispersi

Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase

terdispersi, terdisitribusi ke seluruh medium kontinyu atau medium dispersi.

Bahan-bahan yang terdispers bisa mempunyai jangkauan ukuran dari partikel-

partikel berdimensi atom dan molekul sampai partikel-partikel yang ukurannya

diukur dalam milimeter. Beberapa suspensi dan emulsi bisa mengandung suatu

jangkauan ukuran partikel dari mulai ukuran partikel-partikel kecil yang terletak

pada daerah koloid sampai yang terletak dalam daerah ukuran partikel kasar

Dispersi molekular bersifat homogen dan membentuk larutan sebenarnya. Partikel

yang terletak dalam jangkauan ukuran koloid mempunyai luas permukaan yang

sangat besar dibandingkan dengan luas permukaan partikel-partikel yang lebih

besar dengan volume yang sama (Martin, 2008).

Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang didispersikan, sistem dispersi

dibedakan atas dispersi kasar, dispersi halus, dan dispersi molekular. Dispersi

kasar atau suspensi adalah sistem dua fase yang heterogen, tidak jernih, dan

memiliki diameter partikel lebih besar dari 10-5

cm. Partikel-partikel suspensi

dapat dilihat menggunakan mikroskop biasa, mudah diendapkan dan tidak dapat

melewati kertas saring biasa maupun membran semipermiabel. Dispersi halus atau

koloid adalah sistem dua fase yang ketercampurannya berada dalam heterogen

Page 19: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

6

dan homogen, agak keruh, serta memiliki diameter partikel 10-7

sampai 10-6

cm.

Partikel-partikel koloid tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop biasa, tetapi

dapat dilihat dengan mikroskop ultra, mudah diendapkan, dan tidak dapat

melewati kertas saring biasa maupun membran semipermiabel. Dispersi molekuler

atau larutan adalah sistem satu fase, homogen, jernih, dan memiliki diameter tidak

lebih dari 10-7

cm. Partikel-partikel larutan tidak dapat dilihat dengan mikroskop

biasa maupun mikroskop ultra, tidak mudah diendapkan, dan dapat melewati

kertas saring biasa maupun membran semipermiabel. (Sumardjo, 2006).

2.1.2 Suspensi

Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak

larut yang terdispersi dalam fase cair (Depkes RI, 2014). Suspensi dalam bidang

farmasi adalah suatu dispersi kasar dimana partikel zat padat yang tidak larut

terdispersi dalam suatu medium cair. Partikel-partikel tersebut kebanyakan

mempunyai diameter lebih besar dari 0,1 mikrometer, dan beberapa dari partikel

tersebut bila dilihat di bawah mikroskop menunjukkan adanya gerak Brown jika

dispersi mempunyai viskositas rendah (Martin, 2008).

Syarat sediaan suspensi antara lain harus mengandung zat antimikroba yang

sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan jamur; sesuai sifatnya,

partikel yang terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada dasar wadah bila

didiamkan, pengendapan seperti ini dapat mempermudah pengerasan dan

pemadatan sehingga sulit terdispersi kembali, walaupun dengan pengocokan maka

ditambahkan zat untuk meningkatkan kekentalan (Depkes RI, 2014).

Page 20: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

7

Macam-macam bentuk suspensi antara lain suspensi oral, sediaan cair

mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan

pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral; suspensi topikal,

sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam pembawa

cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit; suspensi tetes telinga, sediaan cair

mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga

bagian luar; suspensi optalmik, sediaan cair steril yang mengandung partikel-

partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata

(Depkes RI, 2014).

Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah

cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas partikel.

Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi

(Syamsuni, 2007).

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah:

1) Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas

penampangnya (dalam volume yang sama). Sedangkan semakin besar luas

penampang partikel, daya tekan ke atas cairan akan semakin besar,

akibatnya memperlambat gerakan partikel untuk mengendap sehingga untuk

memeperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil

ukuran partikel.

2) Kekentalan (Viskositas). Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula

kecepatan aliran cairan tersebut, semakin kental suatu cairan kecepatan

alirannya semakin turun atau semakin kecil. Kecepatan aliran dari cairan

Page 21: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

8

tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turun partikel yang ada di

dalamnya. Dengan demikian, dengan menambah kekentalan atau viskositas

cairan, gerakan turun partikel akan diperlambat. Namun kekentalan suspensi

tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. Hal ini

dapat dibuktikan dengan Hukum Stokes.

V = kecepatan aliran

d = diameter partikel

ρo = bobot jenis caira

η = viskositas cairan

g = gravitasi

ρ = bobot jenis partikel

3) Jumlah partikel (konsentrasi). Semakin besar konsentrasi partikel, makin

besar kemungkinan terjadi endapan partikel dalam waktu singkat,

4) Sifat atau muatan partikel. Suatu suspensi kemungkinan besar terdiri atas

beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan

demikian, ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan yang menghasilkan

bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Sifat bahan tersebut sudah

merupakan sifat alam, maka tidak dapat mempengaruhinya. Jika partikel

mengendap, maka akan mundah tersuspensi kembali dengan pengocokan

ringan. Partikel yag mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh

𝑉 =𝑑2 𝜌 − 𝜌0 𝑔

𝜂

Page 22: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

9

suatu kekuatan untuk membentuk agregasi dan selanjutnya membentuk

compacted cake. Peristiwa ini disebut caking.

Sistem pembentukan suspensi yaitu sistem flokulasi dan sistem deflokulasi.

Perbedaan deflokulasi dan flokulasi sebagai berikut:

Deflokulasi:

1) Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lainnya.

2) Sedimentasi yang terjadi lambat, masing-masing partikel mengendap

terpisah dan partikel berada dalam ukuran paling kecil.

3) Sedimen terbentuk lambat.

4) Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi

kembali.

5) Tampilan suspensi bagus karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama.

Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.

Flokulasi:

1) Partikel merupakan agregat yang bebas.

2) Sedimentasi terjadi cepat.

3) Sedimen terbentuk cepat.

4) Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi

kembali seperti semula.

5) Tampilan suspensi kurang bagus sebab sedimentasi terjadi cepat dan

diatasnya terjadi cairan yang jernih dan nyata.

Page 23: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

10

2.1.3 Uji Redispersibilitas

Redispersibilitas meliputi uji volume sedimentasi, derajat flokulasi, dan

kemampuan redispersi. Selain itu, didukung oleh uji organoleptis, uji viskositas,

dan uji pH.

1) Organoleptis

Uji organoleptis bertujuan untuk mengukur tingkat penerimaan sediaan

yaitu menilai perubahan rasa, warna, dan bau.

2) Viskositas

Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viscometer stormer tipe

viskotester VT-02

3) Pengujian pH

Penetapan pH dilakukan dengan mengukur pH sediaan dengan

menggunakan pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan larutan

yang sesuai.

4) Volume Sedimentasi

Perbandingan antara volume akhir (Vu) sedimen dengan volume asal (Vo)

sebelum terjadi pengendapan (Martin, 2008).

Penafsiran hasil:

F=1 dinyatakan sebagai “Flocculation equilibrium”, merupakan sediaan

yang baik. Demikian pula bila F mendekati 1 (Martin, 2008).

F= Vu/Vo

Page 24: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

11

F>1 terjadi “Floc” sangat longgar dan halus sehingga volume akhir lebih

besar dari volume awal. Maka perlu ditambahkan zat tambahan (Martin,

2008).

5) Derajat flokulasi

Perbandingan antara volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (F)

terhadap volume sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Fo)

Untuk pengukuran volume sedimentasi suspensi yang berkonsentrasi tinggi

yang mungkin sulit untuk membandingkannya karena hanya ada cairan supernatan

yang minimum maka dilakukan dengan cara mengencerkan suspensi dengan

penambahan pembawa yaitu dengan formula total semua bahan kecuali fasa yang

tidak larut (Lachman, 2008).

6) Kemampuan redispersi

Kemampuan suatu sediaan untuk terdispersi kembali secara sempurna

setelah mengalami pengendapan selama penyimpanan (Maryam, 2013).

2.1.4 Flocculating Agent

Untuk menghindari cake, perlu untuk mencegah aglomerasi partikel menjadi

kristal atau massa yang lebih besar. Salah satu metode umum untuk mencegah

kohesi yang kaku dari partikel kecil dalam pembentukan suspesi yang disengaja

dari agregasi yang kurang kaku dirubah dari partikel lemah ke ikatan partikel.

(Ansel, 2014).

Ada beberapa metode mempersiapkan suspensi flokulasi, pilihan tergantung

pada jenis obat dan jenis produk diinginkan. Misalnya, dalam persiapan dari

ß= F/Fo

Page 25: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

12

suspensi oral obat, clays diencerkan dengan bentonit magma yang umumnya

bekerja sebagai focculating agent. Clays dapat membantu pembentukan floc.

Selain itu, elektrolit dapat juga bertindak sebagai flocculating agent dengan

mengurangi hambatan listrik antara partikel dari suspensi dan membentuk

jembatan sehingga menghubungkan ikatan partikel. Surfaktan juga dapat

menginduksi flokulasi partikel dalam suspensi dan meningkatkan volume

sedimentasi. (Ansel, 2014).

Flocculating agent adalah bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel

berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat atau floc. Flocculating

agent dapat menyebabkan suatu suspensi cepat mengendap tetapi mudah

diredispersi kembali. Flocculating agent dapat dibagi menjadi empat kelompok

yaitu:

1) Surfaktan

Surfaktan ionik dan nonionik dapat digunakan sebagai flocculating agent.

Konsentrasi yang digunakan berkisar 0.001 sampai 1%b/v. Konsentrasi yang

tinggi dan surfaktan dapat menghasilkan rasa yang buruk, busa dan caking.

2) Polimer hidrofilik

Polimer baru seperti xantin gum digunakan sebagai flocculating agent

dalam pembuatan sulfaguanidin, bismut sub karbonat, serta obat lain. Polimer

hidrofilik yang berperan sebagai koloid hidrofil yang mencegah caking dapat juga

berfungsi untuk membentuk flok longgar (flocculating agent). Penggunaan

tunggal surfaktan atau bersama koloid protektif dapat membentuk suatu sistem

flokulasi yang baik. Pada proses pembuatan perlu diperhatikan bahwa

Page 26: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

13

pencampuran tidak boleh terlalu berlebihan karena dapat menghambat pengikatan

silang antara partikel dan menyebabkan adsoprsi polimer pada permukaan satu

partikel saja kemudian akan terbentuk sistem deflokulasi.

3) Clay

Clay pada konsentrasi sama dengan atau lebih besar dari 0.1% dilaporkan

dapat berperan sebagai flocculating agent pada pembuatan obat yang

disuspensikan dalam sorbitol atau basis sirup.

4) Elektrolit

Penambahan elektrolit anorganik (Na. Asetat, fosfat, sitrat) pada suspensi

dapat menurunkan potensial zeta partikel yang terdispersi dan menyebabkan

flokulasi. Pernyataan Schulzhardy menunjukkan bahwa kemampuan elektrolit

untuk memflokulasi partikel hidrofobik tergantung dari valensi counter ionnya.

Meskipun lebih efektif elektrolit dengan valensi tiga lebih jarang digunakan dari

mono di-valensi disebabkan adanya masalah toksisitas. Penambahan elektrolit

berlebihan atau muatan yang berlawanan dapat menimbulkan partikel memisah

masing¬masing dan terbentuk sistem flokulasi dan menurunkan kebutuhan

konsentrasi surfaktan. Penambahan NaCl dapat meningkatkan flokulasi. Misalnya

suspensi sulfamerazin diflokulasi dengan natrium dodesil polioksi etilen sulfat,

suspensi sulfaguanidin dibasahi oleh surfaktan dan dibentuk sistem flokulasi oleh

AlCl3. Elektrolit sebagai flocculating agent jarang digunakan di industri.

Page 27: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

14

2.1.5 Bahan-bahan Tambahan Suspensi

1) Natrium CMC

Natrium CMC atau sodium carboxymethylcellulose digunakan sebagai

suspending agent . berwarna putih, tidak berbau , tidak berasa , berbentuk serbuk

granular, dapat terjadi higroskopis pada pengeringan. Natrium CMC mempunyai

kelarutan praktis larut dalam aseton, etanol 95% dan touluen, serta sangat mudah

terdispersi dalam air berbagai suhu. Natrium CMC tidak bercampur dengan

larutan asam kuat dan logam seperti aluminium, merkuri, dan seng. natrium

CMC juga bercampur dengan xanthan.

Gambar 2.1 Struktur kimia Natrium CMC.

2) Asam Benzoat

Asam benzoat berwarna putih atau serbuk kristal berwarna putih, tidak

berasa dan tidak berbau atau memiliki bau yang khas. Kelarutan asam benzoat

dapat ditingkatkan dengan penambahan asam sitrat atau natrium asetat. Asam

Page 28: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

15

benzoat dapat bereaksi dengan asam organik, misalnya dengan alkalis atau logam

berat.

Gambar 2.2 Struktur kimia asam benzoat

3) Natrium Sakarin

Natrium sakarin atau Saccharin sodium berwarna putih, bau aromatik,

berbentuk serbuk kristal. Digunakan sebagai pemanis.

Gambar 2.3 Struktur kimia Natrium sakarin

Page 29: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

16

4) Propilenglikol

Propilenglikol digunakan sebagai pembasah atau wetting agent pada

sediaan suspensi. Pemerian dari propilenglikol yaitu tidak berwarna, tidak berbau,

sedikit manis. Larut dalam eter, etanol 95%, kloroform, dan air.

Gambar 2.4 Struktur kimia propilenglikol

5) Sorbitol

Sorbitol berbau lemah, berwarna putih, berbentuk kristal, dan higroskopik.

Larut dalam 0,5 bagian air. Sorbitol harus disimpan ditempat sejuk dan kering.

Gambar 2.5 Struktur kimia sorbitol

6) NaCl

Sodium chloride atau NaCl berbentuk serbuk berwarna putih, memiliki

rasa asin. Mudah larut dalam etanol, larut dalam 10 bagian gliserin, larut dalam

2,8 bagian air.

Page 30: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

17

7) CaCl2

Kalsium klorid berbentuk kristal berwarna putih dan higroskopis. Sangat

larut dalam air dan etanol 95%. Inkompatibel dengan larutan karbonat, fosfat,

sulfat.

2.1.6 Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida

1) Aluminium Hidroksida

Aluminium Hidroksida berbentuk hydrogel putih, mempunyai kelarutan

larut dalam alkali hidroksida dan asam mineral. Tidak kompatibel dengan fosfat,

sulfat, karbonat dan borat anion.

2) Magnesium Hidroksida

Magnesium Hidroksida berbentuk serbuk putih, praktis tidak larut dalam air,

kloroform, eter, dan alkohol. Larut dalam asam encer.

2.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.6 Kerangka konsep

2.3 Hipotesis

1) Hipotesis alternatif (Ha) pada penelitian ini adalah adanya pengaruh jenis

dan konsentrasi flocculating agent terhadap redispersibilitas sediaann

suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.

Flocculating agent

Sorbitol 50%, NaCl 0,05%,

dan CaCl2 1,75%

Redispersibilitas

Page 31: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

18

2) Hipotesis nol (Ho) pada penelitian ini adalah tidak adanya pengaruh jenis

dan konsentrasi flocculating agent terhadap redispersibilitas sediaan

suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.

2.4 Variabel Penelitian

1) Variabel terikat

Varaibel terikat dalam penelitian ini adalah evaluasi sediaan suspensi yaitu

redispersibilitas.

2) Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah flocculating agent yaitu sorbitol

dengan konsentrasi 50%, CaCl2 dengan konsentrasi 1.75%, serta NaCl

dengan konsentrasi 0,05%.

2.5 Definisi Operasional

1) Variabel terikat yaitu redispersibilitas yang meliputi volume sedimentasi,

derajat flokulasi, dan kemampuan redispersi. Volume sedimentasi

merupakan perbandingan antara volume akhir (Vu) sedimen dengan volume

awal (Vo) sebelum terjadi pengendapan dengan menggunakan alat ukur

tabung sedimentasi, serta hasil ukur bila F=1 dinyatakan sebagai

“Flocculation equilibrium”, merupakan sediaan yang baik. Demikian pula

bila F mendekati 1 (Martin, 2008). Derajat flokulasi merupakan

perbandingan volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (F) terhadap

volume sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Fo) menggunakan tabung

Page 32: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

19

sedimentasi. Hasil ukur akan didapat nilai ß (derajat flokulasi). Kemampuan

redispersi merupakan kemampuan suatu sediaan suspense yang dapat

terdispersi kembali pada waktu tertentu dengan mengukur perosentase

kemampuan redispersi dengan menggunakan botol. Bernilai 100% jika

dalam sekali pembalikan botol, suspensi dapat terdispersi sempurna. Jika

setiap pembalikan suspense belum terdispersi sempurna, maka akan terjadi

pengurangan 5% dari nilai 100%.

2) Variabel bebas yaitu flocculating agent. Flocculating agent merupakan

bahan dapat menyebabkan suatu partikel berhubungan secara bersama

membentuk suatu agregat atau floc. Flocculating agent dapat menyebabkan

suatu suspensi cepat mengendap tetapi mudah terdispersi kembali.

Page 33: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Penelitian merupakan penelitian true experiment mengenai pengaruh

perbandingan flocculating agent terhadap uji redispersibilitas. Desain penelitian

yang akan dilakukan yaitu post test only group design dengan menggunakan

kontrol serta pemilihan sampel secara random.

Tabel 3.1 Skema Rancangan Penelitian

Pretest Perlakuan Postest

Kontrol R - Y0 O0

Eksperimen 1 R - Y1 O1

Eksperimen 2 R - Y2 O2

Eksperimen 3 R - Y3 O3

Keterangan:

Y0 : Sampel kontrol

Y1 : Sampel formula 1 (menggunakan sorbitol)

Y2 : Sampel formula 2 (menggunakan NaCl)

Y3 : Sampel formula 3 (menggunakan CaCl2)

O0 : Observasi kontrol

O1 : Observasi formula 1 (menggunakan sorbitol)

O2 : Observasi formula 2 (menggunakan NaCl)

O3 : Observasi formula 3 (menggunakan CaCl2)

R : Pengambilan sampel secara random

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh suspensi yang menggunakan

Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida dengan menggunakan

flocculating agent sorbitol, NaCl, dan CaCl2.

Page 34: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

21

3.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil secara random.

3.2.3 Penentuan Jumlah Ulangan

Pada penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Penentuan

jumlah ulangan dilakukan dengan menghitung dalam rumus Federer.

(n-1) (t-1) ≥ 15

(n-1) (5-1) ≥ 15

(n-1) (4) ≥ 15

4n-4 ≥ 15

4 ≥ 19

n ≥ 4.75

keterangan:

n : Jumlah pengulangan

t : Treatment atau perlakuan

3.2.4 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan yaitu sampel yang diambil secara random.

3.3 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Bandung Jurusan Farmasi, Jl. Eyckman No.

24 Bandung pada bulan Mei sampai dengan Juni 2015.

3.4 Cara Pengumpulan Data

Data diperoleh dari pengukuran langsung volume sedimentasi dan derajat

flokulasi. Kemampuan redispersi diperoleh dari analisis data menggunakan IBM

SPSS statistics 20.

Page 35: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

22

3.5 Alat dan Bahan

3.5.1 Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan sediaan suspensi Magnesium

Hidroksida dan Aluminium Hidroksida yaitu perkamen, spatel, timbangan analitik

(Mettler Toledo), beker gelas (Pyrex), mortir, stamper, batang pengaduk (Pyrex),

corong (Pyrex), kaca arloji (Pyrex), gelas ukur 10 ml (Pyrex), gelas ukur 150 ml,

pipet, tabung sedimentasi (Pyrex), viscometer, botol 100 ml.

3.5.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan suspensi Magnesium

Hidroksida dan Aluminium Hidroksida yaitu Magnesium Hidroksida (Konoshima

Chemical Co., Ltd), Aluminum Hidroksida (Quadrant), Natrium CMC

(Quadrant), asam benzoat (Quadrant), Na. Sakarin (Quadrant), propilenglikol

(Quadrant), sorbitol (Brataco), NaCl (Brataco), CaCL2 (Brataco).

3.6 Cara Kerja dan Evaluasi Sediaan

3.6.1 Membuat Sediaan Suspensi

Bahan aktif dan eksipien ditimbang. Bahan aktif yang digunakan yaitu

Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida serta eksipien yang digunakan

yaitu Natrium CMC sebagai suspending agent; asam benzoat sebagai pengawet;

Natrium sakarin sebagai pemanis; NaCl, CaCl2, dan sorbitol sebagai flocculating

agent; serta propilenglikol sebagai pembasah.

Setelah penimbangan zat aktif dan eksipien, langkah selanjutnya yaitu

membuat suspending agent dengan menaburkan Natrium CMC diatas air hingga

terbasahi semua dan membentuk mucilage. Tahap selanjutnya yaitu membasahi

Page 36: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

23

zat aktif dengan propilenglikol sehingga zat aktif menjadi basah. Lalu melarutkan

asam benzoat yang digunakan sebagai pengawet dan Na. Sakarin sebagai pemanis

dengan aquadest.

Selanjutnya melarutkan flocculating agent pada F1 menggunakan sorbitol

yang dilarutkan dengan aquadest. F2 menggunakan NaCl sebagai flocculating

agent dilarukan dengan aquadest. F3 menggunakan CaCl2 yang dilarutkan dengan

aquadest Suspending agent yang telah dikembangkan ditambahkan kedalam zat

aktif yang telah dibasahi, digerus sampai homogen. Lalu dimasukkan larutan asam

benzoat ke dalam mortir yang berisi campuran suspending agent dan zat aktif, lalu

ditambahkan flocculating agent yang telah dilarutkan, kemudian dimasukkan

pemanis yaitu Na. sakarin, dan yang terakhir yaitu ditambahkan aquadest hingga

60ml.

3.6.2 Evaluasi Sediaan

1) Organoleptis

Evaluasi organoleptis suspensi dilakukan dengan alat indera manusia untuk

mengukur tingkat penerimaan sediaan yaitu menilai perubahan rasa, warna, dan

bau.

2) Viskositas

Suspensi yang telah dibuat sebanyak 120ml kemudian diletakkan pada

wadah, selanjutnya dipasang spindle 1 paada alat. Viskositas sediaan suspensi

dapat dilihat dari pergerakan jarum penunjuk viskositas.

Page 37: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

24

3) Pengujian pH

Penetapan pH dilakukan dengan mengukur pH sediaan dengan

menggunakan pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan larutan

yang sesuai. Kemudian elektroda dicelupkan kedalam sediaan. Nilai pH

ditunjukkan pada layar.

4) Volume Sedimentasi

Sediaan dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi yang berskala, volume

yang diisikan merupakan volume awal (Vo). Setelah beberapa waktu/hari diamati

volume akhir dengan terjadinya sedimentasi.Volume terakhir tersebut diukur (Vu)

dan hitung volume sedimentasi (F)

5) Derajat Flokulasi

Derajat flokulsai dihitung dari volume sedimentasi akhir suspensi flokulasi

dengan volume sedimentasi suspensi deflokulasi.

6) Kemampuan Redispersi

Evaluasi dilakukan dengan cara botol diputar 180 derajat dan balik ke posisi

semula. Lakukan berulang kali dengan konstan. Bernilai 100% jika dalam sekali

pembalikan tabung, suspensi dapat terdispersi sempurna. Jika setiap pembalikan

suspensi belum terdispersi sempurna maka akan terjadi pengurangan 5% dari nilai

100% (Maryam, 2013).

3.7 Formulasi Sediaan

Formula sediaan suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium

Hidroksida terdapat pada tabel 3.2.

Page 38: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

25

Tabel 3.2 Formula sediaan suspensi Aluminium Hidroksida dan

Magnesium Hidroksida

Nama Bahan F0

(%)

F1

(%)

F2

(%)

F3

(%)

Fungsi

Aluminium hidroksida 4 4 4 4 Zat aktif

Magnesium hidroksida 4 4 4 4 Zat aktif

Natrium CMC 2 1,2 2 2 Suspending agent

Asam benzoat 0,1 0,1 0,1 0,1 Pengawet

Natrium Sakarin 0,1 0,1 0,1 0,1 Pemanis

Propilenglikol 2 2 2 2 Pembasah

Sorbitol - 50 - - Flocculating agent

NaCl - - 0,05 - Flocculating agent

CaCl2 - - - 1,75 Flocculating agent

Ol. Menthae piperitae qs qs Qs qs Pewangi

Aquadest (hingga) 100 100 100 100 Pembawa

Page 39: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Optimasi Natrium CMC sebagai Suspending Agent

Hasil optimasi didapat setelah melakukan pembuatan sediaan sebanyak

tiga kali. Konsentrasi natrium CMC didapat dari optimasi ketiga. Konsentrasi

natrium CMC dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil optimasi natrium CMC pada sediaan suspensi

Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida

Formula F0

(1)

F0

(2)

F0

(3)

F1

(1)

F1

(2)

F1

(3)

F2

(1)

F2

(2)

F2

(3)

F3

(1)

F3

(2)

F3

(3)

Konsentrasi

(%)

1

1.5

2

1

2

1.2

1

1.5

2

1

1.5

2

4.1.2 Evaluasi

4.1.2.1 Organoleptis

Hasil evaluasi organoleptis meliputi bau, rasa dan warna dapat dilihat pada

tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil evaluasi organoleptis sediaan suspensi

Formula Bau Rasa Warna

Fk Bau khas oleum menthae piperitae Mint Putih susu

F0 Bau khas oleum menthae piperitae Mint Putih susu

F1 Bau khas oleum menthae piperitae Mint Putih susu

F2 Bau khas oleum menthae piperitae Mint Putih susu

F3 Bau khas oleum menthae piperitae Mint Putih susu

Page 40: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

27

4.1.2.2 Viskositas

Viskositas F0, F1, F2, dan F3 telah dioptimasi supaya memiliki nilai yang

sama dengan viskositas kontrol positif. Dari hasil pengujian diperoleh hasil dari

hari pertama formulasi suspensi dengan viskositas 15 dPas. Nilai viskositas

masing-masing formula ditampilkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil viskositas sediaan suspensi

Formula Fk F0 F1 F3 F3

Viskositas

(dPas)

15 15 15 15 15

4.1.2.3 Pengujian pH

Dari hasil pengujian pH pada hari pertama formulasi suspensi, didapat pH

terbesar pada F2 yaitu 9.06 dan pH terkecil pada F0 yaitu 8.50. Nilai pH

ditampilkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil pengujian pH sediaan suspensi

Formula Fk F0 F1 F2 F3

pH 8.56 8.50 8.58 9.06 8.56

4.1.2.4 Volume Sedimentasi

Volume sedimentasi yang mendekati nilai 1 terdapat pada Fk dengan nilai

F yaitu 0.99 dan nilai yang mendekati Fk yaitu F3. F3 dinyatakan sebagai formula

suspensi yang baik karena nilai F mendekati 1. Nilai volume sedimentasi dapat

dilihat pada tabel 4.5.

Page 41: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

28

Tabel 4.5 Hasil pengukuran volume sedimentasi sediaan suspensi

Formula

Vu

(ml)

V0

(ml)

F= Vu/ V0

Fk 59.4 60 0.99

F0 54.2 60 0.90

F1 55.8 60 0.93

F2 57 60 0.95

F3 57.8 60 0.96

4.1.2.5 Derajat Flokulasi

Hasil pengujian derajat flokulasi didapat nilai ß rata-rata dari Fk yaitu

1.098 merupakan nilai ß terbesar diantara formula lain. ß yang mendekati Fk yaitu

terdapat pada F3 yaitu 1.065. Derajat flokulasi dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil perhitungan derajat flokulasi sediaan suspensi

F F0 ß = F/F0 ß rata-rata

Fk1 1 0.9 1.111

1.098

Fk2 1 0.9 1.111

Fk3 0.98 0.9 1.089

Fk4 0.98 0.9 1.089

Fk5 0.98 0.9 1.089

F11 0.95 0.9 1.056

1.029

F12 0.91 0.9 1.011

F13 0.91 0.9 1.011

F14 0.91 0.9 1.011

F15 0.95 0.9 1.056

F21 0.93 0.9 1.033

1.053

F22 0.95 0.9 1.056

F23 0.93 0.9 1.033

F24 0.98 0.9 1.089

F25 0.95 0.9 1.056

Page 42: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

29

Lanjutan tabel 4.6

F31 0.95 0.9 1.056

1.065

F32 0.96 0.9 1.067

F33 0.96 0.9 1.067

F34 0.96 0.9 1.067

F35 0.96 0.9 1.067

4.1.2.6 Kemampuan Redispersi

Hasil pengujian kemampuan redispersi pada penyimpanan sediaan

suspensi hari ke-5 sampai hari ke-7 menunjukkan nilai 100%. Penyimpanan hari

ke-14, hari ke-21, dan hari ke-30 ada penurunan pada F0, F1, F2, dan

F3..Kemampuan redispersi yang paling baik terdapat pada F3. Nilai kemampuan

redispersi dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.8 Hasil pengukuran kemampuan redispersi

Hari ke- 3 5 7 14 21 30

Fk 100% 100% 100% 100% 100% 100%

F0 100% 100% 100% 91.6% 93.3% 91.6%

F1 100% 100% 100% 85.0% 86.6% 83.3%

F2 100% 100% 100% 100% 100% 90.0%

F3 100% 100% 100% 98.3% 100% 91.6%

4.1.2.7 Hasil Analisis Data

Hasil analisis data sediaan suspensi Aluminium Hidroksida dan

Magnesium Hidroksida yaitu adanya perbedaan bermakna flocculating agent pada

volume sedimentasi dan derajat flokulasi dalam sediaan suspensi Aluminium

Hidroksida dan Magnesium Hidroksida serta tidak adanya perbedaan bermakna

flocculating agent pada kemampuan redispersi dalam sediaan suspensi

Page 43: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

30

Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida. Data ditampilkan pada tabel

4.7.

Tabel 4.7 Hasil analisis data sediaan suspensi

Parameter p value Kesimpulan

Kemampuan redispersi 0.174 Tidak bermakna

Volume sedimentasi 0.001 Bermakna

Derajat flokulasi 0.000 Bermakna

4.2 Pembahasan

Formula yang dibuat yaitu empat buah formula, perbedaan dari keempat

formula tersebut ada dalam jenis dan konsentrasi flocculating agent yang berbeda.

F0 yaitu sediaan suspensi magnesium hidroksida dan aluminum hidroksida tanpa

menggunakan flocculating agent atau bisa disebut dengan suspensi deflokulasi.

F1, F2, dan F3 yaitu sediaan suspensi Magnesium Hidroksida dan Aluminum

Hidroksida menggunakan flocculating agent yang berbeda atau bisa disebut

dengan suspensi flokulasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan

konsentrasi flocculating agent terhadap redispersibilitas sediaan suspensi

Magnesium Hidroksida dan Aluminum Hidroksida. Untuk pembanding,

dibutuhkan sediaan suspensi yang berada di pasaran dan yang dipakai yaitu

sediaan suspensi DOEN sebagai kontrol positif.

Optimasi dilakukan sebelum penelitian, hal ini dikarenakan viskositas dari

suspending agent sediaan suspensi magnesium hidroksida dan aluminum

hidroksida disesuaikan dengan sediaan suspensi kontrol positif. Viskositas diukur

dengan menggunakan alat viskotester VT-02 spindle nomor 2, viskositas dari

sediaan suspensi kontrol positif yaitu 15 dPas. Optimasi dilakukan sebanyak tiga

Page 44: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

31

kali, hasil yang didapat viskositas dari seluruh formula yaitu 15 dPas. F1

ditambahkan Natrium CMC sebanyak 1.2%, F0, F2 dan F3 ditambahkan Natrium

CMC sebanyak 2%. Setelah mendapatkan konsentrasi yang sesuai untu masing-

masing formula maka dilakukan pembuatan sediaan suspensi Aluminium

Hidroksida dan Magnesium Hidroksida.

Evaluasi yang dilakukan meliputi organoleptis, uji pH, viskositas, volume

sedimentasi, derajat flokulasi, dan kemampuan redispersi. Uji organoleptis

dilakukan dengan melihat warna, mencium bau, dan rasa. Uji organoleptis

dilakukan pada hari pertama sediaan dibuat. Hasil dari uji organoleptis sediaan

magnesium hidroksida dan aluminum hidroksida yaitu berwarna putih susu, rasa

manis dan sedikit rasa mint, bau khas oleum menthae piperitae. Hal ini

dikarenakan zat aktif tidak larut dalam air sehingga partikel zat aktif terdispersi

merata dalam medium dispersi dan ukuran molekulnya besar sehingga tertangkap

mata, berbeda dengan larutan yang memiliki ukuran kurang dari 100nm sehingga

tidak tampak atau transparan.

Uji pH dilakukan untuk melihat pH suspensi Fk (kontrol positif) dengan

keempat formula yang dibuat. Uji pH dihitung dengan alat pH meter. Hasil dari

evaluasi yang dilakukan, pH dari keempat formula tersebut menunjukkan bahwa

hasil pH mendekati suspensi Fk (kontrol positif).

Evaluasi volume sedimentasi dilakukan setelah 4 minggu sediaan suspensi

magnesium hidroksida dan aluminum hidroksida disimpan. Fk, F0, F1, F2, dan F3

dimasukkan ke dalam gelas ukur 100ml masing-masing 5 gelas ukur sebanyak

60ml. untuk mengetahui volume sedimentasi, disimpan selama 4 minggu. Hasil

Page 45: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

32

dari evaluasi volume sedimentasi menunjukkan bahwa Fk, F0, F1, F2, dan F3

mendekati nilai 1 sehingga sediaan tersebut dikatakan baik. Volume sedimentasi

dari sediaan suspensi magnesium hidroksida dan aluminum hidroksida ini

berwarna putih keruh tidak bening. Volume sedimentasi F3 yaitu 0.96 mendekati

volume sedimentasi Fk. Hasil dari volume sedimentasi diolah menggunakan IBM

SPSS Statistics 20 dan hasilnya yaitu F3 memiliki nilai signifikan terkecil terhadap

Fk sehingga F3 merupakan sediaan yang paling baik dari keempat formula. F3

merupakan sediaan yang mennggunakan CaCl2 sebagai flocculating agent.

Setelah mengetahui nilai F pada masing-masing formula, dapat diketahui

derajat flokulasi (ß) dari masing-masing formula. Nilai ß dihasilkan dari

perbandingan volume sedimentasi sediaan suspensi flokulasi (F) dengan volume

sedimentasi sediaan suspensi deflokulasi (F0). Nilai ß yang paling besar terdapat

pada F3 sehingga sediaan yang paling baik yaitu terdapat pada F3 karena semakin

tinggi nilai F maka nilai ß yang dihasilkan akan tinggi. Kemudian, nilai ß diolah

menggunakan IBM SPSS Statistics 20 dan nilai signifikan yang paling kecil dari

keempat formula yaitu F3 sehingga F3 merupakan sediaan yang paling baik karena

mendekati nilai signifikan Fk.

Evaluasi selanjutnya yaitu kemampuan redispersi yang dilakukan dengan 6

titik. Titik pertama yaitu sediaan yang telah disimpan selama 3 hari, titil kedua

yaitu sediaan yang telah disimpan selama 5 hari, titik ketiga yaitu sediaan yang

telah disimpan hari ke 7, titik keempat yaitu sediaan yang telah disimpan selama 2

minggu, titik kelima yaitu sediaan yang telah disimpan selama 3 minggu, dan titik

keenam yaitu sediaan yang telah disimpan selama 4 minggu. Hasil dari

Page 46: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

33

kemampuan redispersi diuji dengan IBM SPSS statistics 20 dan nilai signifikan

yang paling kecil dari keempat formula yaitu F2 sehingga F2 merupakan sediaan

yang paling baik karena kemungkingan CaCl2 dapat meningkatkan flokulasi dan

menurunkan zeta potensial partikel.

Ketiga parameter redispersibilitas meliputi kemampuan redispersi, volume

sedimentasi, dan derajat flokulasi diolah kembali menggunakan IBM SPSS

statistics 20 dengan uji Kruskal-Wallis hasilnya yaitu kemampuan redispersi Ho

diterima, artinya tidak ada perbedaan bermakna pada pengaruh jenis dan

konsentrasi flocculating agent terhadap kemampuan redispersi sediaan suspensi

Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida, sedangkan volume

sedimentasi, dan derajat flokulasi hasilnya yaitu Ho ditolak, artinya ada perbedaan

bermakna pada pengaruh jenis dan konsentrasi flocculating agent terhadap

volume sedimentasi dan derajat flokulasi sediaan suspensi Aluminium Hidroksida

dan Magnesium Hidroksida.

Hal ini terjadi karena suspending agent yang digunakan yaitu CMC. Na

dapat berperan sebagai flocculating agent tipe polimer hidrofilik karena senyawa

ini memiliki bobot molekul tinggi dengan rantai karbon panjang, menyebabkan

adanya percabangan rantai polimer yang membentuk struktur seperti gel dalam

sistem dan dapat teradsorpsi pada permukaan partikel padat serta

mempertahankan kedudukan mereka dalam bentuk sistem flokulasi (Ansel, 2014).

Kemampuan redispersi pada keempat formula tidak berbeda bermakna

bisa terjadi karena waktu penyimpanan kurang maksimal dan viskositas dari

sediaan besar. Volume sedimentasi dan derajat flokulasi dari keempat formula

Page 47: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

34

berbeda bermakna terjadi karena setiap formula memiliki volume sedimentasi

yang berbeda. Keuntungan dari CaCl2 yaitu harga terjangkau dan mudah didapat.

Hasilnya pun mendekati formula kontrol positif.

Page 48: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Adanya pengaruh jenis dan konsentrasi flocculating agent terhadap volume

sedimentasi dan derajat flokulasi suspensi Aluminium Hidroksida dan

Magnesium Hidroksida.

2. Tidak adanya pengaruh jenis dan konsentrasi flocculating agent terhadap

kemampuan redispersi suspensi Aluminium Hidroksida dan Magnesium

Hidroksida.

3. F3 yaitu formula yang menggunakan CaCl2 dengan konsentrasi 1.75%

sebagai flocculating agent menunjukan volume sedimentasi dan derajat

flokulasi paling baik dari ketiga formula suspensi Aluminium Hidroksida

dan Magnesium Hidroksida

5.1.1 Saran

1. Waktu penyimpanan sediaan suspensi Aluminium Hidroksida dan

Magnesium Hidroksida perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil volume

sedimentasi sehingga kemampuan redispersi dan derajat flokulasi mendapat

hasil yang baik.

2. Perlu diadakan penelitian lanjutan terhadap uji kemampuan redispersi yang

lebih luas dan mendalam, karena penelitian yang dilakukan belum

menjangkau hasil yang maksimal karena keterbatasan waktu.

Page 49: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

36

DAFTAR PUSTAKA

Akil, HAM. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Ansel, Howard C and Loyd V. Allen, Jr. 2011. Pharmaceutical Dosages Form

and Drugs Delivery System. 10th

edition. Philadelphia: Wolters Kluwers,

Lippincott Williams & Wilkins.

Aulton, Michael and Kevin M.G Taylor. 2013. Aulton’s Pharmaceutics The

Design and Manufacture of Medicines. 4 th

edition. London: Churchill

Livingstone Elsevier.

Bagus, D dkk. 2011. Formulasi dan Evaluasi Sediaan Suspensi Kloramfenikol

Akademi Analisa Farmasi dan Makanan. Malang: Putra Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 1978. Formularium Nasional. Edisi kedua. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

ISFI. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

Lachman, L dkk. 1994. Teori dan Praktek lndustri Farmasi II. Edisi III. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Page 50: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

37

Martin, Alfred dkk.2008. Farmasi Fisik; Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu

Farmasetik. Edisi III. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Maryam, Siti. 2013. Formulasi dan Evaluasi Stabilias Fisik Suspensi Ibuprofen

dengan Menggunakan Carbopol 934 sebagai Bahan Pensuspensi. Dalam

Jurnal Publikasi.

Moghimipour, Eskandar dkk. 2013. Rheological behavior and stability of

ciprofloxacin suspension: Impact of structural vehicles and flocculating

agent. Journal of Advanced Pharmaceutical Technology & Research.

Volume 4 issue 3. Iran.

Rowe, C Raymond dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th

Edition. London: Pharmaceutical Press.

Siswanto, Agus dkk. 2008. Pengaruh Sorbitol sebagai Bahan Pemflokula

Terhadap Stabilitas Suspensi Asam Mefenamat. ISBN 978-979-951 08-6-

0. Yogyakarta: ISFI.

Sukandar, Elin Yulinah, dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT ISFI

Penerbitan.

Suwardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Cetakan pertama. Jakarta: EGC.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja. 2007.Obat-Obat Penting. Edisi VI cetakan

pertama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Page 51: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

38

Ushasri, B dkk. 2011. Evaluation of Coccinia India mucilage as suspending agent

in paracetamol suspension. IJDFR. Volume 2 Issue 6. India: ISSN 2229-

5054.

Page 52: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

39

LAMPIRAN

Lampiran 1. pH sediaan Fk, F0, F1, F2, dan F3

pH sediaan Fk pH sediaan F0

pH sediaan F1 pH sediaan F2

pH sediaan F3

Page 53: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

40

Lampiran 2. Volume sedimentasi sediaan Fk, F0, F1, F2, dan F3

Volume sedimentasi sediaan Fk

Volume sedimentasi sediaan F0

Volume sedimentasi sediaan F1 Volume sedimentasi sediaan F2

Volume sedimentasi sediaan F3

Page 54: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

41

Lampiran 3. Kemampuan redispersi sediaan Fk, F0, F1, F2, dan F3

Page 55: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

42

Lampiran 4. Hasil uji volume sedimentasi

Vu

(ml)

V0

(ml)

F= Vu/ V0

Fk1 60 60 1

Fk2 60 60 1

Fk3 59 60 0.98

Fk4 59 60 0.98

Fk5 59 60 0.98

Rata-rata

Fk

59.4 60 0.99

F01 56 60 0.93

F02 56 60 0.93

F03 50 60 0.83

F04 56 60 0.93

F05 53 60 0.88

Rata-rata

F0

54.2 60 0.90

F11 57 60 0.95

F12 55 60 0.91

F13 55 60 0.91

F14 55 60 0.91

F15 57 60 0.95

Rata-rata

F1

55.8 60 0.93

F21 56 60 0.93

F22 57 60 0.95

F23 56 60 0.93

F24 59 60 0.98

F25 57 60 0.95

Rata-rata

F2

57 60 0.95

F31 57 60 0.95

F32 58 60 0.96

F33 58 60 0.96

F34 58 60 0.96

F35 58 60 0.96

Rata-rata

F3

57.8 60 0.96

Page 56: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

43

Lampiran 5. Hasil uji derajat flokulasi

F F0 ß = F/F0 ß rata-rata

Fk1 1 0.9 1.111

1.098

Fk2 1 0.9 1.111

Fk3 0.98 0.9 1.089

Fk4 0.98 0.9 1.089

Fk5 0.98 0.9 1.089

F11 0.95 0.9 1.056

1.029

F12 0.91 0.9 1.011

F13 0.91 0.9 1.011

F14 0.91 0.9 1.011

F15 0.95 0.9 1.056

F21 0.93 0.9 1.033

1.053

F22 0.95 0.9 1.056

F23 0.93 0.9 1.033

F24 0.98 0.9 1.089

F25 0.95 0.9 1.056

F31 0.95 0.9 1.056

1.065

F32 0.96 0.9 1.067

F33 0.96 0.9 1.067

F34 0.96 0.9 1.067

F35 0.96 0.9 1.067

Page 57: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

44

Lampiran 6. Hasil uji kemampuan redispersi

Hari ke- 3 5 7 14 21 30

Fk (1) 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Fk (2) 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Fk (3) 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Rata-rata

Fk

100% 100% 100% 100% 100% 100%

F0 (1) 100% 100% 100% 90% 100% 90%

F0 (2) 100% 100% 100% 95% 90% 95%

F0 (3) 100% 100% 100% 95% 90% 90%

Rata-rata

F0

100% 100% 100% 91.6% 93.3% 91.6%

F1 (1) 100% 100% 100% 90% 85% 90%

F1 (2) 100% 100% 100% 85% 85% 80%

F1 (3) 100% 100% 100% 80% 80% 80%

Rata-rata

F1

100% 100% 100% 85% 86.6% 83.3%

F2 (1) 100% 100% 100% 100% 100% 90%

F2 (2) 100% 100% 100% 100% 100% 85%

F2 (3) 100% 100% 100% 100% 100% 95%

Rata-rata

F2

100% 100% 100% 100% 100% 90%

F3 (1) 100% 100% 100% 100% 100% 95%

F3 (2) 100% 100% 100% 95% 100% 90%

F3 (3) 100% 100% 100% 100% 100% 90%

Rata-rata

F3

100% 100% 100% 98.3% 100% 91.6%

Page 58: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

45

Lampiran 7. Hasil analisis data IBM SPSS Statistics 20

Page 59: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

46

Tests of Normalityc,d

formula Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kemampuan redispersi

F0 .277 5 .200* .767 5 .042

F1 .301 5 .158 .783 5 .059

F2 .473 5 .001 .552 5 .000

F3 .335 5 .069 .677 5 .005

volume sedimentasi

F0 .349 5 .046 .771 5 .046

F1 .367 5 .026 .684 5 .006

F2 .261 5 .200* .862 5 .236

F3 .473 5 .001 .552 5 .000

Fk .367 5 .026 .684 5 .006

derajat flokulasi

F1 .367 5 .026 .684 5 .006

F2 .367 5 .026 .684 5 .006

F3 .255 5 .200* .866 5 .249

Fk .473 5 .001 .552 5 .000

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

c. kemampuan redispersi is constant when formula = Fk. It has been omitted.

d. derajat flokulasi is constant when formula = F0. It has been omitted.

Page 60: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

47

Multiple Comparisons

LSD

Dependent

Variable

(I) formula (J) formula Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

kemampuan

redispersi

F0

F1 4.32000 3.11530 .181 -2.1784 10.8184

F2 -2.70000 3.11530 .396 -9.1984 3.7984

F3 -2.68000 3.11530 .400 -9.1784 3.8184

Fk -4.70000 3.11530 .147 -11.1984 1.7984

F1

F0 -4.32000 3.11530 .181 -10.8184 2.1784

F2 -7.02000* 3.11530 .036 -13.5184 -.5216

F3 -7.00000* 3.11530 .036 -13.4984 -.5016

Fk -9.02000* 3.11530 .009 -15.5184 -2.5216

F2

F0 2.70000 3.11530 .396 -3.7984 9.1984

F1 7.02000* 3.11530 .036 .5216 13.5184

F3 .02000 3.11530 .995 -6.4784 6.5184

Fk -2.00000 3.11530 .528 -8.4984 4.4984

F3

F0 2.68000 3.11530 .400 -3.8184 9.1784

F1 7.00000* 3.11530 .036 .5016 13.4984

F2 -.02000 3.11530 .995 -6.5184 6.4784

Fk -2.02000 3.11530 .524 -8.5184 4.4784

Fk

F0 4.70000 3.11530 .147 -1.7984 11.1984

F1 9.02000* 3.11530 .009 2.5216 15.5184

F2 2.00000 3.11530 .528 -4.4984 8.4984

F3 2.02000 3.11530 .524 -4.4784 8.5184

volume

sedimentasi

F0

F1 -.02600 .01559 .111 -.0585 .0065

F2 -.04800* .01559 .006 -.0805 -.0155

F3 -.05800* .01559 .001 -.0905 -.0255

Fk -.08800* .01559 .000 -.1205 -.0555

F1

F0 .02600 .01559 .111 -.0065 .0585

F2 -.02200 .01559 .174 -.0545 .0105

F3 -.03200 .01559 .053 -.0645 .0005

Fk -.06200* .01559 .001 -.0945 -.0295

F2

F0 .04800* .01559 .006 .0155 .0805

F1 .02200 .01559 .174 -.0105 .0545

F3 -.01000 .01559 .529 -.0425 .0225

Fk -.04000* .01559 .018 -.0725 -.0075

F3 F0 .05800* .01559 .001 .0255 .0905

Page 61: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

48

Test Statisticsa,b

kemampuan

redispersi

volume

sedimentasi

derajat flokulasi

Chi-Square 6.361 18.373 20.846

df 4 4 4

Asymp. Sig. .174 .001 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: formula

F1 .03200 .01559 .053 -.0005 .0645

F2 .01000 .01559 .529 -.0225 .0425

Fk -.03000 .01559 .069 -.0625 .0025

Fk

F0 .08800* .01559 .000 .0555 .1205

F1 .06200* .01559 .001 .0295 .0945

F2 .04000* .01559 .018 .0075 .0725

F3 .03000 .01559 .069 -.0025 .0625

derajat flokulasi

F0

F1 -.09780* .01022 .000 -.1191 -.0765

F2 -.02900* .01022 .010 -.0503 -.0077

F3 -.05340* .01022 .000 -.0747 -.0321

Fk -.06480* .01022 .000 -.0861 -.0435

F1

F0 .09780* .01022 .000 .0765 .1191

F2 .06880* .01022 .000 .0475 .0901

F3 .04440* .01022 .000 .0231 .0657

Fk .03300* .01022 .004 .0117 .0543

F2

F0 .02900* .01022 .010 .0077 .0503

F1 -.06880* .01022 .000 -.0901 -.0475

F3 -.02440* .01022 .027 -.0457 -.0031

Fk -.03580* .01022 .002 -.0571 -.0145

F3

F0 .05340* .01022 .000 .0321 .0747

F1 -.04440* .01022 .000 -.0657 -.0231

F2 .02440* .01022 .027 .0031 .0457

Fk -.01140 .01022 .278 -.0327 .0099

Fk

F0 .06480* .01022 .000 .0435 .0861

F1 -.03300* .01022 .004 -.0543 -.0117

F2 .03580* .01022 .002 .0145 .0571

F3 .01140 .01022 .278 -.0099 .0327

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 62: PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI FLOCCULATING AGENT …repository.poltekkesbdg.info/files/original/3cf308... · Kesehatan RI Bandung, Ibu Dra. Mimin Kusmiati., Msi yang telah menyetujui

49