10
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL, MOTIVASI KERJA, LOCUS OF CONTROL ,TERHADAP KEPUASAAN KERJA DAN PRESTASI KERJA AUDITOR CRITICAL REVIEW 1. Latar belakang masalah dan motivasi penelitian (uraikan secara singkat kesesuaian latar belakang masalah dengan motivasi dan tujuan penelitian) Adapun latar belakang masalah penelitian adalah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuin apakah hubungan kempimpinan situasional, motivasi kerja, dan locus of control pada kepuasaan kerja ialah bagaiman ketiga variabel bebas tersebut memberikan pengaruh pada hasil kinerja atau prestasi kerja auditor. Untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi anggota organisasinya. Kepuasaan kerja merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Hal yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu gaji, keuntungan, promosi, kondisi kerja, supervise, praktek organisasi dan hubungan dengan rekan kerja. Yang menjadi tujuan organisasi adalah prestasi kerja. Hal yang mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor individu dan faktor situasi. Selain indicator – indicator penentu kepuasaan kerja dan prestasi kerja adapun penentu kesuksesan organisasi ditentukan oleh gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok demi pencapaian tujuan. Selain gaya kepemimpinan , motivasi dan locus of control yang merupakan indicator yang mempengaruhi kepuasaan kerja dan prestasi kerja auditor. Setiap individu mempunyai locus

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Critical Review

Citation preview

Page 1: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL, MOTIVASI KERJA,

LOCUS OF CONTROL ,TERHADAP KEPUASAAN KERJA DAN PRESTASI

KERJA AUDITOR

CRITICAL REVIEW

1. Latar belakang masalah dan motivasi penelitian (uraikan secara singkat

kesesuaian latar belakang masalah dengan motivasi dan tujuan penelitian)

Adapun latar belakang masalah penelitian adalah sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuin apakah

hubungan kempimpinan situasional, motivasi kerja, dan locus of control pada

kepuasaan kerja ialah bagaiman ketiga variabel bebas tersebut memberikan

pengaruh pada hasil kinerja atau prestasi kerja auditor. Untuk mencapai tujuan

organisasi, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi anggota

organisasinya. Kepuasaan kerja merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh

suatu organisasi. Hal yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu gaji,

keuntungan, promosi, kondisi kerja, supervise, praktek organisasi dan

hubungan dengan rekan kerja. Yang menjadi tujuan organisasi adalah prestasi

kerja. Hal yang mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor individu dan faktor

situasi. Selain indicator – indicator penentu kepuasaan kerja dan prestasi kerja

adapun penentu kesuksesan organisasi ditentukan oleh gaya kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok

demi pencapaian tujuan. Selain gaya kepemimpinan , motivasi dan locus of

control yang merupakan indicator yang mempengaruhi kepuasaan kerja dan

prestasi kerja auditor. Setiap individu mempunyai locus of control dimana locus

of control adalah bagaimana Locus of Control atau lokus pengendalian yang

merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka

terhadap keberhasilan diri. Lokus pengendalian ini terbagi menjadi dua yaitu

lokus pengendalian internal yang mencirikan seseorang memiliki keyakinan

bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di organisasi.

Lokus pengendalian eksternal yang mencirikan individu yang mempercayai

bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di

luar diri yaitu organisasi. Dengan adanya motivasi maka auditor diharapkan

lebih memiliki intesitas , arah dan ketekunan sebagai tujuan organisasi lebih

mudah untuk dicapai. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

Individu yang memiliki keyakinan bahwa nasib atau event-event dalam

Page 2: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional

kehidupannya berada dibawah kontrol dirinya, dikatakan individu tersebut

memiliki internal locus of control. Sementara individu yang memiliki keyakinan

bahwa lingkunganlah yang mempunyai kontrol terhadap nasib atau event-event

yang terjadi dalam kehidupannya dikatakan individu tersebut memiliki external

locus of control

2. Kesesuain Teori dan isu yang digunakan (uraikan teori dan logika berfikir

yang mendasari penelitian)

a. Hubungan Antara Gaya Kempemimpinan Situasional Terhadap Kepuasaan

Kerja

Seorang pemimpin akan melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi dan

memotivasi bawahannya untuk melakukan sesuatu yang terarah sesuai

dengan pencapaian suatu organisasi. Dalam lingkup kerja audit seorang

auditor senior akan mempengaruhi auditor yunior untuk mempengaruhi

tingakat kepuasaan auditor yunior maka auditor yunior akan berubah ,

sesuai dengan perubahan yang di terapkan oleh pemimpin dimana

perubahan tersebut bisa cepat, lambat atau statis dimana tergantung

individu auditor.

b. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Prestasi Kerja

Menurut hasibuan (2001 : 170) , bahwa gaya kepemimpinan pada

hakikatnya bertujuan untuk mendorong gairah kerja , kepuasaan kerja , dan

produktivitas kerja karyawan , agar dapat mencapai tujuan organisasi yang

maksimal.

Dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin harus mampu membaca situasi

yand dihadapi dan menyesuaikan dengan gaya kepemimpinan dimana agar

dapat menggunakan ciri – ciri kepemimpinan agar sesuai dan memenuhi

tuntutan situasi yang dihadapi agar motivator yunior mampu di motivasi

dengan baik untuk agar mampu melaksanakan program kerja yang telah di

tetapkan. Demikian pula yang hendak dicapai salah satunya adalah prestasi

kerja yg optimal.

c. Hubungan Antara Motivasi Kerja Terhadap Kepuasaan Kerja

Menurut Yukl (1992 : 254) , kinerja sebuah kelompok tergantung pada

motivasi dan kemampuan anggota.

Dapat dikatakan bahwa kinerja kelompok akan menjadi lebih tinggi bila mana

para anggotanya dimotivasi, maka dengan adanya auditor yang yang

Page 3: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional

termotivasi maka akan lebih mudah untuk mencapai kinerja yang diharapkan

dalam organisasi

d. Hubungan Antara Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Menurut Simamora (2001 : 415) , motivasi karyawan untuk bekerja ,

mengembangkan kemampuan pribadi, dan meningkatkan kemampuan

dimasa mendatang dipengaruhi oleh umpan balik mengenai kinerja masa lalu

dan pengembangan.

Dapat dikatakan bahwa, kinerja /prestasi kerja mempengaruhi motivasi auditor

untuk bekerja, jika prestasinya baik maka ia akan terus termotivasi untuk

untuk bekerja lebih baik lagi untuk mencapai tujuan yang diinginkan , jika ia

tahu prestasi yang dicapai kurang baik maka kemungkinan ia akan berusaha

untuk memperbaiki prestasi agar ia dapat bertahan bekerja di tempat tersebut.

e. Hubungan Antara Locus Of Control Terhadap Kepuasaan Kerja

Menurut Istinah (2007 : 39) , menyatakan bahwa terdapat hubungan positif

antara locus of control dengan kepuasan kerja karyawan.

Dapat dikatakan bahwa, seorang karyawan akan memiliki kepuasaan kerja

apabila karyawan tersebut dapat menampilkan prilaku yang sesuai dengan

dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya sebagai hasil pengaruh dalam

dirinya (internal) maupun lingkungan diluar dirinya (eksternal). Seorang

auditor yunior puas dalam pekerjaanya karna control internalnya yaitu

kemampuan kerja dan tindakan kerja yang akan memberikan keberhasilan

dalam bekerja. Sedangkan adapula auditor yang merasa ada kontrol eksternal

dimana ada faktor eksternal diluar dirinya yang menyebabkan dia mencapai

tujuan yaitu karna nasib dan keberuntungan.

f. Hubungan Antara Locus Of Control Terhadap Prestasi Kerja

Locus of control tersebut ada di setiap diri individu dimana locus of control

terbagi menjadi 2 yaitu internal locus of control dengan external locus of

control , jika auditor cendrung mempunyai internal locus of control maka dia

akan yakin n mampu dalam dirinya untuk menyelesaikan permasalahanya

maka dengan hal ini kinerja / prestasi kerja auditor akan meningkat. Jika

seorang auditor cendrung memiliki external locus of control maka hal ini akan

membuat kepuasaan kerja akan menurun maka akan mengakibatkan

menurunnya kerja auditor.

Page 4: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional

g. Hubungan Antara Kepuasaan Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Menurut Gibson et al (1996 : 69) , menyatakan bahwa ada masalah yang

sering diperdebatkan dan berlawanan dalam studi kepuasaan kerja yang

hubungannya dengan prestasi kerja.

Gibson et ai (1996 : 69) , menyatakan bahwa terdapat 3 pandangan

mengenai hubungan kepuasaan kerja dengan prestasi kerja , yaitu (1)

kepuasaan menimbulkan prestasi kerja ; (2) prestasi kerja menimbulkan

kepuasaan ; (3) tidak ada hubungan antara kepuasaan kerja dengan prestasi

kerja , bila tidak ada unsur imbalan sebagai variabel antara. Beberapa studi

berikutnya , dinyatakan oleh Gibson et al (1996 : 70 ) bahwa pada awal

seseorang karyawan bekerja, kepuasaan kerja berpengaruh pada prestasi

kerja, akan tetapi makin lama masa kerja karyawan, kepuasaan kerja

menjadi kurang berpengaruh terhadap prestasi kerja.

3. Kesesuain pembahasan dengan permasalahan dan konsistensi antara hasil

dan simpulan yang ditarik (sertakan juga alasannya yang kuat mengapa anda

menyatakan demikian)

a) Pembahasan dengan pembahasan dan konsistensi antara hasil dan

simpulan yang di tarik adalah sesuai. Kesesuaian itu ditunjukan oleh

pengaruh gaya kepemimpinan situasional, motivasi kerja dan locus of

control secara simultan terhadap kepuasaan kerja auditor. Hal ini di

tunjukan oleh nilai signifikan = 0,000 lebih kecil dari level signifikan = 0,05

(5%). Selain itu ditunjukan oleh nilai signifikasi = 0,003 lebih kecil dari level

of significant = 0,05 (5%). Terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap

kepuasaan auditor, hal ini ditunjukan oleh signifikasi = 0,000 lebih kecil dari

level of significant = 0,05 (5%). Tidak terdapat pengaruh locus of control

secara parsial terhadap kepuasan auditor, hal ini ditunjukan oleh signifikasi

= 0,581 lebih besar dari level significant = 0,05 (5%).

b) Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan situasional ,

motivasi kerja, dan locus of control secara simultan terhadap prestasi kerja

auditor. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai signifikasi = 0,008 lebih kecil dari

level significant =0,05 (5%). Hasil studi menunjukan tidak terdapat pengaruh

gaya kepemimpinan situasional secara parsial terhadap prestasi kerja

auditor hal ini ditunjukan oleh nilai signifikasi = 0,859 lebih besar dari level

of significant = 0,05 (5%). Terhadap pengaruh motivasi kerja secara parsial

terhadap prestasi kerja auditor , hal ini ditunjukan oleh nilai signifikasi =

Page 5: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional

0,029 lebih kecil dari level of significant = 0,05 (5%). Terdapat pengaruh

locus of secara parsial terhadap prestasi kerja auditor , hal ini ditunjukan

oleh nilai signifikasi = 0,010 lebih kecil dari level of significant = 0,05 (5%).

c) Terdapat pengaruh kepuasaan kerja terhadap prestasi kerja auditor. Hal ini

ditunjukan oleh nilai signifikasi = 0,043 lebih kecil dari level of significant =

0,05 (5%)

4. Implikasi hasil penelitian

Jelaskan dengan padat dan tidak mengambang. Sertakan juga alasannya

yang kuat mengapa anda menyatakan demikian

Implikasinya adalah telah dilakukannya penelitian pada 43 Kantor Akuntan

Publik yang ada di Surabaya. Dalam hal ini populasi jumlahnya belum pasti

diketahui karena yang menjadi sampel adalah bukan KAP tetapi individu

yaitu auditor senior dan auditor yunior dan tidak ada standar peraturan

tentang struktur organisasi di KAP mengenai jumlah minimal auditor senior

dan auditor junior yang harus di punya KAP. Hasil penelitian menunjukkan

bahaw terdapat pengaruh gaya kepemimpinan situasional , motivasi kerja

dan locus of control secara simultan terhadap kepuasan kerja auditor. Selain

itu adanya pengaruh gaya kepemimpinan situasional , motivasi kerja dan

locus of control secara simultan terhadap prestasi kerja auditor.

5. Keterbatasan penelitian

Jelaskan dengan padat dan tidak mengambang. Sertakan juga alasannya

yang kuat mengapa anda menyatakan demikian

Dalam melaksanakan penelitian senantiasa dihadapkan pada keterbatasan ,

baik dalam lingkup permasalahan penelitian, metodologi penelitian, analisis

data dan pembahasan hasil penelitian maupun konseptualisme

pengembanganya. Keterbatasn pertama berkaitan dengan masalah lingkup

penelitian yaitu variabel kinerja yang melekat pada seorang peneliti banyak

dipengaruhi oleh berbagai factor, baik factor internal seperti minat kepada

objek penelitian, motivasi untuk melakukan penelitian , kondisi fisikologis dan

fisiologis yang bersifat konteporer dan karakteristik kepribadian lainnya

maupun factor eksternal seperti iklim dan budaya organisasional.

Keterbatasan kedua berkaitan dengan pengambilan sampel penelitian.

Pengambilan sampel penelitian ini hanya diambil didaerah Surabaya dan

hanya menganalisa mengenai profesi auditor saja dan Keterbatasan ketiga

adalah berkenaan dengan instrument kuesiorner yang digunakan didalam

Page 6: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional

proses penyebaran untuk melakukan wawancara secara langsung kepada

responden dengan tujuan untuk membantu pengumpulan informasi di dalam

penelitian tersebut. Akibat dari keterbatasan – keterbatasan dalam penelitian

ini maka hasil penelitian ini msih blum mampu memecahkan masalah yang

berkaaitan dengan pengaruh gaya kepemimpinan situasional , motivasi

kerja, locus of control terhadap kepuasan kerja dan prestasi. Namun

demikian berbagai keterbatasan ini diharapkan tidak mengurangi makna dan

signifikasi hasil penelitian tersebut disamping itu diharapkan juga hasil

penelitian ini dapat memberikan makna yang signifikan untuk

pengembangan penelitian pada umumnya dan khususnya untuk profesi yang

lain slain auditor. Untuk mengatasi keterbatasan maupun kelemahan -

kelemahan dari hasil penelitian tersebut, ada baiknya kita meningkatkan dan

memperluas metode – metode didalam penelitian tersebut, agar lebih

lengkap.

6. Mohon juga dijelaskan apakah format penulisan daftar pustaka sudah sesuai

dengan format penulisan karya ilmiah atau tidak

Membuat daftar pustaka kadangkala disepelekan baik dalam membuat

makalah ilmiah maupun non-ilmiah. Namun mengabaikan referensi atau

daftar pustaka dapat berakibat pada keabsahan karya ilmiah. Orang yang

membaca karya ilmiah akan mengira menjiplak karena anda tidak

mencantumkan daftar pustaka ini. Oleh karena kita harrus menulis daftar

pustaka yang sesuai dengan aturan karya ilmih tersebut. Merujuk pada

kaidah penulisan urutan daftar pustaka harus disusun menurut abjad nama

keluarga (family name) pengarang

Adapun penulisan daftar pustaka dapat mengikuti kaidah sebagai berikut :

Jika acuan berupa buku maka format penulisan sebagai berikut:

Nama_Pengarang. (Thn_Publikasi). Judul_Buku. seri. Penerbit, Kota.

Contoh :

pada penelitian ini pada daftar pustakanya terdapat menggunakan

refrensi yang penulisannya sudah sesuai dengan acuan karya ilmiah

Agustia, Dian. 2005. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kepuasan

Kerja, Komitmen Organisasi dan Prestasi Kerja serta Turnover Intentions Di

Jawa dan Baliu. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Airlangga

Surabaya.