Upload
adityahrc
View
188
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Critical Review
Citation preview
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL, MOTIVASI KERJA,
LOCUS OF CONTROL ,TERHADAP KEPUASAAN KERJA DAN PRESTASI
KERJA AUDITOR
CRITICAL REVIEW
1. Latar belakang masalah dan motivasi penelitian (uraikan secara singkat
kesesuaian latar belakang masalah dengan motivasi dan tujuan penelitian)
Adapun latar belakang masalah penelitian adalah sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu dimana tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuin apakah
hubungan kempimpinan situasional, motivasi kerja, dan locus of control pada
kepuasaan kerja ialah bagaiman ketiga variabel bebas tersebut memberikan
pengaruh pada hasil kinerja atau prestasi kerja auditor. Untuk mencapai tujuan
organisasi, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi anggota
organisasinya. Kepuasaan kerja merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh
suatu organisasi. Hal yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu gaji,
keuntungan, promosi, kondisi kerja, supervise, praktek organisasi dan
hubungan dengan rekan kerja. Yang menjadi tujuan organisasi adalah prestasi
kerja. Hal yang mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor individu dan faktor
situasi. Selain indicator – indicator penentu kepuasaan kerja dan prestasi kerja
adapun penentu kesuksesan organisasi ditentukan oleh gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok
demi pencapaian tujuan. Selain gaya kepemimpinan , motivasi dan locus of
control yang merupakan indicator yang mempengaruhi kepuasaan kerja dan
prestasi kerja auditor. Setiap individu mempunyai locus of control dimana locus
of control adalah bagaimana Locus of Control atau lokus pengendalian yang
merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka
terhadap keberhasilan diri. Lokus pengendalian ini terbagi menjadi dua yaitu
lokus pengendalian internal yang mencirikan seseorang memiliki keyakinan
bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di organisasi.
Lokus pengendalian eksternal yang mencirikan individu yang mempercayai
bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di
luar diri yaitu organisasi. Dengan adanya motivasi maka auditor diharapkan
lebih memiliki intesitas , arah dan ketekunan sebagai tujuan organisasi lebih
mudah untuk dicapai. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
Individu yang memiliki keyakinan bahwa nasib atau event-event dalam
kehidupannya berada dibawah kontrol dirinya, dikatakan individu tersebut
memiliki internal locus of control. Sementara individu yang memiliki keyakinan
bahwa lingkunganlah yang mempunyai kontrol terhadap nasib atau event-event
yang terjadi dalam kehidupannya dikatakan individu tersebut memiliki external
locus of control
2. Kesesuain Teori dan isu yang digunakan (uraikan teori dan logika berfikir
yang mendasari penelitian)
a. Hubungan Antara Gaya Kempemimpinan Situasional Terhadap Kepuasaan
Kerja
Seorang pemimpin akan melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi dan
memotivasi bawahannya untuk melakukan sesuatu yang terarah sesuai
dengan pencapaian suatu organisasi. Dalam lingkup kerja audit seorang
auditor senior akan mempengaruhi auditor yunior untuk mempengaruhi
tingakat kepuasaan auditor yunior maka auditor yunior akan berubah ,
sesuai dengan perubahan yang di terapkan oleh pemimpin dimana
perubahan tersebut bisa cepat, lambat atau statis dimana tergantung
individu auditor.
b. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Prestasi Kerja
Menurut hasibuan (2001 : 170) , bahwa gaya kepemimpinan pada
hakikatnya bertujuan untuk mendorong gairah kerja , kepuasaan kerja , dan
produktivitas kerja karyawan , agar dapat mencapai tujuan organisasi yang
maksimal.
Dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin harus mampu membaca situasi
yand dihadapi dan menyesuaikan dengan gaya kepemimpinan dimana agar
dapat menggunakan ciri – ciri kepemimpinan agar sesuai dan memenuhi
tuntutan situasi yang dihadapi agar motivator yunior mampu di motivasi
dengan baik untuk agar mampu melaksanakan program kerja yang telah di
tetapkan. Demikian pula yang hendak dicapai salah satunya adalah prestasi
kerja yg optimal.
c. Hubungan Antara Motivasi Kerja Terhadap Kepuasaan Kerja
Menurut Yukl (1992 : 254) , kinerja sebuah kelompok tergantung pada
motivasi dan kemampuan anggota.
Dapat dikatakan bahwa kinerja kelompok akan menjadi lebih tinggi bila mana
para anggotanya dimotivasi, maka dengan adanya auditor yang yang
termotivasi maka akan lebih mudah untuk mencapai kinerja yang diharapkan
dalam organisasi
d. Hubungan Antara Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Menurut Simamora (2001 : 415) , motivasi karyawan untuk bekerja ,
mengembangkan kemampuan pribadi, dan meningkatkan kemampuan
dimasa mendatang dipengaruhi oleh umpan balik mengenai kinerja masa lalu
dan pengembangan.
Dapat dikatakan bahwa, kinerja /prestasi kerja mempengaruhi motivasi auditor
untuk bekerja, jika prestasinya baik maka ia akan terus termotivasi untuk
untuk bekerja lebih baik lagi untuk mencapai tujuan yang diinginkan , jika ia
tahu prestasi yang dicapai kurang baik maka kemungkinan ia akan berusaha
untuk memperbaiki prestasi agar ia dapat bertahan bekerja di tempat tersebut.
e. Hubungan Antara Locus Of Control Terhadap Kepuasaan Kerja
Menurut Istinah (2007 : 39) , menyatakan bahwa terdapat hubungan positif
antara locus of control dengan kepuasan kerja karyawan.
Dapat dikatakan bahwa, seorang karyawan akan memiliki kepuasaan kerja
apabila karyawan tersebut dapat menampilkan prilaku yang sesuai dengan
dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya sebagai hasil pengaruh dalam
dirinya (internal) maupun lingkungan diluar dirinya (eksternal). Seorang
auditor yunior puas dalam pekerjaanya karna control internalnya yaitu
kemampuan kerja dan tindakan kerja yang akan memberikan keberhasilan
dalam bekerja. Sedangkan adapula auditor yang merasa ada kontrol eksternal
dimana ada faktor eksternal diluar dirinya yang menyebabkan dia mencapai
tujuan yaitu karna nasib dan keberuntungan.
f. Hubungan Antara Locus Of Control Terhadap Prestasi Kerja
Locus of control tersebut ada di setiap diri individu dimana locus of control
terbagi menjadi 2 yaitu internal locus of control dengan external locus of
control , jika auditor cendrung mempunyai internal locus of control maka dia
akan yakin n mampu dalam dirinya untuk menyelesaikan permasalahanya
maka dengan hal ini kinerja / prestasi kerja auditor akan meningkat. Jika
seorang auditor cendrung memiliki external locus of control maka hal ini akan
membuat kepuasaan kerja akan menurun maka akan mengakibatkan
menurunnya kerja auditor.
g. Hubungan Antara Kepuasaan Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Menurut Gibson et al (1996 : 69) , menyatakan bahwa ada masalah yang
sering diperdebatkan dan berlawanan dalam studi kepuasaan kerja yang
hubungannya dengan prestasi kerja.
Gibson et ai (1996 : 69) , menyatakan bahwa terdapat 3 pandangan
mengenai hubungan kepuasaan kerja dengan prestasi kerja , yaitu (1)
kepuasaan menimbulkan prestasi kerja ; (2) prestasi kerja menimbulkan
kepuasaan ; (3) tidak ada hubungan antara kepuasaan kerja dengan prestasi
kerja , bila tidak ada unsur imbalan sebagai variabel antara. Beberapa studi
berikutnya , dinyatakan oleh Gibson et al (1996 : 70 ) bahwa pada awal
seseorang karyawan bekerja, kepuasaan kerja berpengaruh pada prestasi
kerja, akan tetapi makin lama masa kerja karyawan, kepuasaan kerja
menjadi kurang berpengaruh terhadap prestasi kerja.
3. Kesesuain pembahasan dengan permasalahan dan konsistensi antara hasil
dan simpulan yang ditarik (sertakan juga alasannya yang kuat mengapa anda
menyatakan demikian)
a) Pembahasan dengan pembahasan dan konsistensi antara hasil dan
simpulan yang di tarik adalah sesuai. Kesesuaian itu ditunjukan oleh
pengaruh gaya kepemimpinan situasional, motivasi kerja dan locus of
control secara simultan terhadap kepuasaan kerja auditor. Hal ini di
tunjukan oleh nilai signifikan = 0,000 lebih kecil dari level signifikan = 0,05
(5%). Selain itu ditunjukan oleh nilai signifikasi = 0,003 lebih kecil dari level
of significant = 0,05 (5%). Terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap
kepuasaan auditor, hal ini ditunjukan oleh signifikasi = 0,000 lebih kecil dari
level of significant = 0,05 (5%). Tidak terdapat pengaruh locus of control
secara parsial terhadap kepuasan auditor, hal ini ditunjukan oleh signifikasi
= 0,581 lebih besar dari level significant = 0,05 (5%).
b) Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan situasional ,
motivasi kerja, dan locus of control secara simultan terhadap prestasi kerja
auditor. Hal tersebut ditunjukan oleh nilai signifikasi = 0,008 lebih kecil dari
level significant =0,05 (5%). Hasil studi menunjukan tidak terdapat pengaruh
gaya kepemimpinan situasional secara parsial terhadap prestasi kerja
auditor hal ini ditunjukan oleh nilai signifikasi = 0,859 lebih besar dari level
of significant = 0,05 (5%). Terhadap pengaruh motivasi kerja secara parsial
terhadap prestasi kerja auditor , hal ini ditunjukan oleh nilai signifikasi =
0,029 lebih kecil dari level of significant = 0,05 (5%). Terdapat pengaruh
locus of secara parsial terhadap prestasi kerja auditor , hal ini ditunjukan
oleh nilai signifikasi = 0,010 lebih kecil dari level of significant = 0,05 (5%).
c) Terdapat pengaruh kepuasaan kerja terhadap prestasi kerja auditor. Hal ini
ditunjukan oleh nilai signifikasi = 0,043 lebih kecil dari level of significant =
0,05 (5%)
4. Implikasi hasil penelitian
Jelaskan dengan padat dan tidak mengambang. Sertakan juga alasannya
yang kuat mengapa anda menyatakan demikian
Implikasinya adalah telah dilakukannya penelitian pada 43 Kantor Akuntan
Publik yang ada di Surabaya. Dalam hal ini populasi jumlahnya belum pasti
diketahui karena yang menjadi sampel adalah bukan KAP tetapi individu
yaitu auditor senior dan auditor yunior dan tidak ada standar peraturan
tentang struktur organisasi di KAP mengenai jumlah minimal auditor senior
dan auditor junior yang harus di punya KAP. Hasil penelitian menunjukkan
bahaw terdapat pengaruh gaya kepemimpinan situasional , motivasi kerja
dan locus of control secara simultan terhadap kepuasan kerja auditor. Selain
itu adanya pengaruh gaya kepemimpinan situasional , motivasi kerja dan
locus of control secara simultan terhadap prestasi kerja auditor.
5. Keterbatasan penelitian
Jelaskan dengan padat dan tidak mengambang. Sertakan juga alasannya
yang kuat mengapa anda menyatakan demikian
Dalam melaksanakan penelitian senantiasa dihadapkan pada keterbatasan ,
baik dalam lingkup permasalahan penelitian, metodologi penelitian, analisis
data dan pembahasan hasil penelitian maupun konseptualisme
pengembanganya. Keterbatasn pertama berkaitan dengan masalah lingkup
penelitian yaitu variabel kinerja yang melekat pada seorang peneliti banyak
dipengaruhi oleh berbagai factor, baik factor internal seperti minat kepada
objek penelitian, motivasi untuk melakukan penelitian , kondisi fisikologis dan
fisiologis yang bersifat konteporer dan karakteristik kepribadian lainnya
maupun factor eksternal seperti iklim dan budaya organisasional.
Keterbatasan kedua berkaitan dengan pengambilan sampel penelitian.
Pengambilan sampel penelitian ini hanya diambil didaerah Surabaya dan
hanya menganalisa mengenai profesi auditor saja dan Keterbatasan ketiga
adalah berkenaan dengan instrument kuesiorner yang digunakan didalam
proses penyebaran untuk melakukan wawancara secara langsung kepada
responden dengan tujuan untuk membantu pengumpulan informasi di dalam
penelitian tersebut. Akibat dari keterbatasan – keterbatasan dalam penelitian
ini maka hasil penelitian ini msih blum mampu memecahkan masalah yang
berkaaitan dengan pengaruh gaya kepemimpinan situasional , motivasi
kerja, locus of control terhadap kepuasan kerja dan prestasi. Namun
demikian berbagai keterbatasan ini diharapkan tidak mengurangi makna dan
signifikasi hasil penelitian tersebut disamping itu diharapkan juga hasil
penelitian ini dapat memberikan makna yang signifikan untuk
pengembangan penelitian pada umumnya dan khususnya untuk profesi yang
lain slain auditor. Untuk mengatasi keterbatasan maupun kelemahan -
kelemahan dari hasil penelitian tersebut, ada baiknya kita meningkatkan dan
memperluas metode – metode didalam penelitian tersebut, agar lebih
lengkap.
6. Mohon juga dijelaskan apakah format penulisan daftar pustaka sudah sesuai
dengan format penulisan karya ilmiah atau tidak
Membuat daftar pustaka kadangkala disepelekan baik dalam membuat
makalah ilmiah maupun non-ilmiah. Namun mengabaikan referensi atau
daftar pustaka dapat berakibat pada keabsahan karya ilmiah. Orang yang
membaca karya ilmiah akan mengira menjiplak karena anda tidak
mencantumkan daftar pustaka ini. Oleh karena kita harrus menulis daftar
pustaka yang sesuai dengan aturan karya ilmih tersebut. Merujuk pada
kaidah penulisan urutan daftar pustaka harus disusun menurut abjad nama
keluarga (family name) pengarang
Adapun penulisan daftar pustaka dapat mengikuti kaidah sebagai berikut :
Jika acuan berupa buku maka format penulisan sebagai berikut:
Nama_Pengarang. (Thn_Publikasi). Judul_Buku. seri. Penerbit, Kota.
Contoh :
pada penelitian ini pada daftar pustakanya terdapat menggunakan
refrensi yang penulisannya sudah sesuai dengan acuan karya ilmiah
Agustia, Dian. 2005. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kepuasan
Kerja, Komitmen Organisasi dan Prestasi Kerja serta Turnover Intentions Di
Jawa dan Baliu. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Airlangga
Surabaya.