87
PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN SKRIPSI Oleh MIRABELLA 105730461013 Untuk memenehi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akutansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN ORGANISASI

TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Oleh

MIRABELLA

105730461013

Untuk memenehi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Akutansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 2: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN ORGANISASI

TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Oleh

MIRABELLA

105730461013

Untuk memenehi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Akutansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 3: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

iii

Page 4: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

iv

Page 5: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

v

Page 6: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan

dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Pengaruh Gangguan Pribadi dan Gangguan Organisasi Terhadap

Independensi Auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Penyusunan Skripsi ini

ditujukan untuk memenuhi syarat menempuh ujian sarjana pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam Penelitian Skripsi Ini penulis banyak memperoleh bantuan,

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE,. MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE, MSi,Ak.CA dan Nur Rasyid, SE, MM selaku Ketua

Jurusan Akuntansi dan Sekretaris Jurusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. H. Andi Rustam, SE, MM, Ak.CA dan Bapak Ismail Rasulong, SE,. MM

selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang banyak meluangkan waktunya

Page 7: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

vii

dalam mengarahkan dan membimbing sampai selesainya penulisan ini dalam

sebuah bentuk Skripsi.

5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan,

pengalaman, serta bantuan yang tidak dapat terhitung kepada penulis selama

berada di dalam maupun di luar bangku perkuliahan.

6. Segenap Pimpinan beserta pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan yang telah banyak

membantu dalam memberikan informasi berkaitan dengan penelitian ini.

7. Keluarga Besar baik di Makassar maupun kampung halaman yang selalu

mendoakan penulis, terima kasih atas semuanya.

8. Keluarga besar Akuntansi 2013 yang telah berbagi cerita, persaudaraan, dan

bantuan dari awal hingga sekarang terima kasih

9. Keluarga besar Lembaga Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar Khususnya Himpunan Mahasiswa

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar (HIMANSI) yang memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi

penulis.

10. Semua Pihak Yang telah membantu memberikan semangat serta doanya

kepada penulis, yang tidak dapat penulis sampaikan satu-persatu. Terima

Kasih Banyak.

Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini masih jauh dari sempurna dan

belum memenuhi keinginan berbagi pihak mengingat keterbatasan kemampuan

dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

Page 8: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

viii

membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan umumnya.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, Februari 2021

Penulis

Page 9: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

ix

ABSTRAK

Mirabella, 2017: Pengaruh Gangguan Pribadi dan Gangguan Organisasi Terhadap Independensi Auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Dibawah bimbingan Bapak Andi Rustam selaku pembimbing I dan Ismail Rasulong selaku pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Gangguan Pribadi Dan Gangguan Organisasi Terhadap Independensi Auditor Pada Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2017. Metode penelitian kepustakaan untuk pengumpulan data dengan menggunakan skala likert dan metode penentuan sampel yang digunakan adalah Slovin sebanyak 56 orang. Responden dalam penelitian ini adalah staf auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Terdapat 4 karakteristik responden yang dimasukkan dalam penelitian, yaitu berdasarkan umur, jenis kelamin, lama bekerja, dan jabatan.

Hasil penelitian data diperoleh dari metode analisis menggunakan analisis Deskriptif, Uji Regresi Berganda, Koefisien Determinasi, Uji F dan Uji T dengan menghasilkan persamaan regresi linier berganda, dimana variabel gangguan pribadi (X1) dan gangguan organisasi (X2) berpengaruh terhadap independensi auditor. Apabila variabel gangguan pribadi (X1) dan gangguan organisasi (X2) = 0 maka indepedensi auditor (Y) akan mengalami penurunan atau tidak meningkat. Secara simultan gangguan pribadi (X1) dan gangguan organisasi (X2) berpengaruh terhadap independensi auditor (Y) dan secara parsial gangguan pribadi (X1) dan gangguan organisasi (X2) berpengaruh terhadap independensi auditor (Y). Dimana gangguan pribadi memiliki pengaruh yang lebih besar daripada gangguan organisasi.

Koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,862. Uji F diketahui bahwa secara bersama-sama variabel bebas yang terdiri dari variabel gangguan bribadi (X1) dan variabel gangguan organisasi (X2) berpengaruh terhadap variabel independensi auditor (Y). Uji T diperoleh secara parsial gangguan bribadi (X1) dan variabel gangguan organisasi (X2) berpengaruh terhadap variabel independensi auditor (Y).

Kata Kunci : Independensi Auditor, Eksternal, dan Internal

Page 10: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

SURAT PERSETUJUAN .................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9

A. Gangguan Pribadi ....................................................................................... 9

B. Gangguan Organisasi ............................................................................... 11

C. Independensi Auditor ................................................................................ 12

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor ......................... 17

E. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................ 19

F. Kerangka Teoritis ..................................................................................... 21

G. Hipotesis ................................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 24

A. Rancangan Penelitian ............................................................................... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 24

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 25

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 26

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 26

F. Defenisi Operasional Variabel .................................................................. 27

Page 11: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

xi

G. Analisis Data............................................................................................. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 30

A. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ................... 30

B. Tugas dan Fungsi Badan Pengawasan Keungan dan Pembangunan ...... 34

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 37

A. Proses Pengumpulan Data..................................................................... 37

B. Karakteristik Responden ........................................................................ 37

C. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 41

D. Analisis Data .......................................................................................... 45

E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 56

A. Kesimpulan ............................................................................................ 56

B. Saran ..................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 58

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1 Karakteristik Responden Beerdasarkan Umur ............................................. 38

5.2 Karakteristik Responden Beerdasarkan Jenis Kelamin ................................ 38

5.3 Karakteristik Responden Beerdasarkan Masa Kerja .................................... 39

5.4 Karakteristik Responden Beerdasarkan Jabatan ........................................ 40

5.5 Skor Jawaban Responden Mengenai Gangguan Pribadi (X1) ..................... 42

5.6 Skor Jawaban Responden Mengenai Gangguan Operasional (X2) ............. 43

5.7 Skor Jawaban Responden Mengenai Independensi Auditor (Y) .................. 44

5.8 Hasil Uji Validasi .......................................................................................... 45

5.9 Hasil Reabilitasi ........................................................................................... 46

5.10 Hasil Analisis Regresi Sederhana ............................................................ 47

5.11 Koefisien Determinasi ................................................................................ 48

5.12 Hasil Uji Simultan (Uji F) ............................................................................ 49

5.13 Hasil Uji Parsial (Uji T) ............................................................................... 50

Page 13: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Teoritis ......................................................................................... 21

Page 14: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Independensi merupakan salah satu ciri yang paling penting dan wajib

dimiliki oleh auditor atau akuntan publik. Independensi adalah cara pandang yang

tidak memihak didalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan dan

penyusunan laporan audit perusahaan (Arens dan Loebbecke, 1996:84).

Sedangkan menurut Agoes dan Cenik (2009:146) “Independensi mencerminkan

sikap tidak memihak serta tidak dibawah pengaruh atau tekanan pihak tertentu

dalam mengambil keputusan dan tindakan”.

Akuntan publik berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen

dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang

meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002).

Pengguna laporan keuangan tentunya mengharapkan laporan keuangan yang

telah diaudit oleh auditor bebas dari salah saji material, dapat dijadikan sebagai

dasar pengambilan keputusan ekonomi dan telah sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, jasa profesional dan

independen sangat dibutuhkan dewasa ini.

Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik berhubungan

langsung dengan mutu pemeriksaan, dan salah satu elemen penting kendali mutu

adalah independensi dan objektivitas (Novianty, 2001). Namun pada

kenyataannya independensi auditor saat ini semakin dipertanyakan masyarakat

mengingat banyaknya skandal yang melibatkan akuntan publik dan auditor baik di

Page 15: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

2

luar negeri maupun di dalam negeri. Skandal di luar negeri yang cukup menarik

perhatian adalah kasus Enron Corporation (Trisnaningsih, 2007). Kepailitan Enron

ini salah satunya dikarenakan KAP Arthur Anderson memberikan dua jasa

sekaligus, yaitu sebagai auditor dan konsultan bisnis (Santoso, 2002). Sementara

itu di Indonesia juga terdapat fenomena kasus independensi auditor yang cukup

menarik perhatian yaitu kasus audit PT. Telkom dan kasus audit PT. Kimia Farma.

Pada kasus PT. Telkom yang melibatkan KAP “Eddy Pianto dan Rekan” ini,

laporan keuangan auditan PT. Telkom yang terdaftar dalam pasar modal Amerika

Serikat ditolak oleh Securities and Exchange Commission (SEC – pemegang

otoritas pasar modal di Amerika Serikat) sehingga mengharuskan PT. Telkom

melakukan audit ulang dengan KAP yang lain. Hal tersebut bisa saja terkait

dengan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor masih diragukan

oleh SEC, dimana kompetensi dan independensi merupakan dua karakteristik

sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor (Alim dkk., 2007). Kemudian pada kasus

audit PT. Kimia Farma, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menyatakan

bahwa KAP “Hans Tuanakotta dan Mustofa (Deloitte Touche Tohmatsu's affiliate)”

telah menjalankan audit sesuai dengan SPAP yang berlaku dan tidak ditemukan

adanya kesengajaan membantu pihak manajemen PT. Kimia Farma dalam

penggelembungan keuntungan, namun gagal mengatasi risiko audit dalam

mendeteksi adanya mark up laba yang dilakukan oleh PT. Kimia Farma.

Banyaknya skandal yang terjadi akibat kegagalan bisnis yang dikaitkan

dengan kegagalan auditor ini mengancam kredibilitas laporan keuangan.

Ancaman ini selanjutnya akan menimbulkan sikap skeptis masyarakat,

khususunya pemakai laporan keuangan atas kualitas audit. Banyak pihak yang

menggantungkan kepercayaan mereka mengenai kebenaran laporan keuangan

Page 16: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

3

berdasarkan laporan auditor karena harapan mereka mendapatkan suatu

pandangan yang tidak memihak ( Arens et al., 1986:74). Hal ini sejalan dengan

pernyataan dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (2001) seksi 220 PSA

No. 04 Alinea 02 yang menyebutkan “auditor harus bersikap independen, artinya

tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk

kepentingan umum (dibedakan dalam hal berpraktik sebagai auditor intern)”.

Undang-Undang Dasar 1945 Bab VIII pasal 23 ayat 5 tentang hal

keuangan menyatakan bahwa “untuk memeriksa tanggung jawab tentang

keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang

peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu

diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat”. Dalam sektor pemerintahan,

BPK berperan selaku auditor eksternal dan BPKP selaku auditor internal. Di

lingkup Pemerintahan Daerah, independensi auditor internal sangat dibutuhkan

untuk menjalankan fungsi pengawasan serta fungsi evaluasi terhadap kecukupan

dan efektivitas kerja sistem pengendalian manajemen yang diselenggarakan

Satuan Kerja Perangkat Daerah. Auditor internal bertanggung jawab untuk dapat

mempertahankan independensinya dalam kondisi apapun sehingga pendapat,

kesimpulan, pertimbangan, serta rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang

dilakukan tidak memihak dan dipandang tidak memihak terhadap pihak manapun.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal

7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II,

Pernyataan Standar Umum Kedua pada alinea empat belas menyebutkan: “Dalam

semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi auditor

dan auditor, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan

pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.

Page 17: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

4

Namun apabila salah satu atau lebih dari gangguan tersebut mempengaruhi

kemampuan auditor secara individu dalam melaksanakan tugasnya, maka

auditor tersebut harus menolak penugasan. Dalam keadaan auditor yang

tidak dapat menolak penugasan karena suatu hal, gangguan dimaksud harus

dimuat dalam bagian lingkup pada laporan hasil audit dan atau pengawasan

lainnya.

Standar Pemeriksaan ini berlaku untuk semua pemeriksaan yang

dilaksanakan terhadap entitas, program, kegiatan serta fungsi yang berkaitan

dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Selain

itu, standar pemeriksaan ini dapat digunakan oleh aparat pengawas intern

pemerintah termasuk satuan pengawasan intern maupun pihak lainnya sebagai

acuan dalam menyusun standar pengawasan sesuai dengan kedudukan, tugas,

dan fungsinya.

Terhadap Standar 1130 – Gangguan terhadap Independensi dan

Objektifitas, IIA memberikan pedoman lebih lanjut sebagai berikut: Internal auditor

harus melaporkan kepada Kepala Eksekutif Audit (CAE) situasi-situasi dimana dia

bisa disimpulkan atau dapat dipertanyakan mendapati gangguan objektivitas dan

independensi, baik secara aktual maupun potensial. Jika CAE menyimpulkan

bahwa memang terdapat situasi atau potensi gangguan objektivitas dan

independensi, maka CAE perlu menugaskan auditor yang lain. Suatu pembatasan

ruang lingkup (scope limitation) dapat terjadi apabila terdapat suatu restriksi yang

dapat menghalangi aktivitas audit internal dalam mencapai tujuan dan rencana-

rencana yang telah disusun. Pembatasan ruang lingkup antara lain:

Page 18: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

5

1. Lingkup yang didefinisikan dalam piagam audit internal

2. Akses terhadap catatan, personel, dan fisik yang relevan dengan penugasan

yang dilakukan

3. Jadwal penugasan yang telah disetujui

4. Pelaksanaan prosedur yang perlu dilakukan dalam penugasan

5. Pemenuhan rencana staf dan anggaran keuangan yang telah disetujui.

Auditor tidak diperkenankan untuk menerima fee, gratifikasi, atau hiburan

dari karyawan lain, klien, pelanggan, atau rekan bisnis yang dapat menciptakan

kesan bahwa objektivitas telah terganggu. Kesan bahwa objektivitas telah

terganggu bukan saja berpengaruh pada penugasan yang berjalan, namun juga

terhadap penugasan di masa mendatang. Status penugasan sendiri tidak dapat

dianggap sebagai pembenaran untuk menerima fee, gratifikasi ataupun hiburan.

Namun penerimaan barang-barang promosi (seperti pena, kalender atau sampel)

yang tersedia bagi karyawan dan masyarakat umum serta memiliki nilai tidak

signifikan tidak menghambat auditor untuk membuat penilaian secara profesional.

Auditor harus segera melaporkan semua tawaran-tawaran fee atau gratifikasi

tersebut, bila ada, kepada supervisor mereka.

Gangguan pribadi auditor secara individu yaitu segala gangguan yang

dapat mengakibatkan auditor membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan

atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya, gangguan tersebut misalnya

meliputi: adanya hubungan darah baik keluarga langsung atau anggota keluarga

dekat yang merupakan pimpinan atau pejabat dari entitas yang diaudit, atau

sebagai pegawai dari entitas yang diaudit, dalam posisi yang dapat memberikan

pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diaudit,

prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program,

Page 19: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

6

pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan

keputusan atau pengelolaan suatu entitas, adanya keyakinan politik atau sosial.

Gangguan ekstern yaitu gangguan yang dapat membatasi pelaksanaan

pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan auditor dalam menyatakan

pendapat atau simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan objektif.

Independensi dan obyektivitas pelaksanaan suatu pengawasan dapat dipengaruhi

apabila terdapat gangguan seperti campur tangan atau pengaruh pihak ekstern

yang membatasi atau mengubah lingkup audit atau pengawasan lainnya dengan

semestinya, terhadap pemilihan dan penerapan prosedur audit, pembatasan

waktu yang tidak wajar, pembatasan terhadap sumber daya, ancaman

penggantian internal auditor dan lain-lain.

Sedangkan gangguan organisasi terhadap independensi auditor dapat

dipengaruhi oleh kedudukan, fungsi, dan struktur organisasinya. Auditor yang

ditugasi oleh organisasi auditor dapat dipandang bebas dari gangguan terhadap

independensi secara organisasi, apabila ia melakukan pemeriksaan di luar entitas

tempat ia bekerja.

Topik penelitian independensi auditor telah banyak ditulis dalam berbagai

tulisan penelitian. Beberapa di antaranya meneliti mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi independensi, pengaruh independensi terhadap berbagai hal,

maupun pengembangan pengetahuan berkaitan dengan independensi.

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk

mengangkat judul penelitian: Pengaruh Gangguan Pribadi dan Gangguan

Organisasi Terhadap Independensi Auditor pada Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 20: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah gangguan pribadi berpengaruh terhadap independensi auditor secara

simultan dan parsial?

2. Apakah gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi auditor

secara simultan dan parsial?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kembali dan untuk mengetahui

apakah gangguan pribadi dan gangguan organisasi berpengaruh atau tidak

berpengaruh baik secara simultan maupun secara parsial terhadap independensi

auditor pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan

Provinsi Sulawesi Selatan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Akuntan Publik

Hasil temuan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan masukan bagi pihak Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan mengenai pengaruh gangguan pribadi dan gangguan

organisasi terhadap independensi auditor dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.

Page 21: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

8

2. Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan frame work sebagai

sarana untuk menambah wawasan mengenai pengaruh gangguan pribadi dan

gangguan organisasi terhadap independensi auditor.

3. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian empiris ini diharapkan dapat menunjang dan memperkuat

teori-teori yang dikemukakan sebelumnya oleh para ahli akuntansi, khususnya

mengenai gangguan-gangguan yang mempengaruhi independensi auditor.

Dan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan.

Page 22: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gangguan Pribadi

Gangguan yang bersifat pribadi adalah adanya suatu hubungan dan

pandangan pribadi dimana auditor secara individual atau organisasi/lembaga audit

tidak dapat untuk tidak memihak, atau dianggap tidak mungkin tidak memihak

yang mengakibatkan auditor membatasi lingkup pertanyaan dan

pengungkapannya atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya, sehingga

pemeriksa dianggap tidak independen.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal

7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, menyatakan

bahwa organisasi auditor harus memiliki sistem pengendalian mutu intern untuk

membantu menentukan apakah auditor memiliki gangguan pribadi terhadap

independensi. Organisasi auditor perlu memperhatikan gangguan pribadi terhadap

independensi petugas pemeriksanya. Gangguan pribadi dari auditor secara

individu meliputi:

1. Keluarga langsung atau anggota keluarga dekat yang merupakan pimpinan

atau pejabat dari entitas yang diaudit, atau sebagai pegawai dari entitas yang

diaudit, dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan

signifikan terhadap entitas atau program yang diaudit.

2. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung

pada entitas atau program yang diperiksa.

3. Prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu

program, yang dapat membuat pelaksanaan audit dan atau pengawasan

lainnya menjadi berat sebelah.

Page 23: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

9

4. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan

keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan

kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diaudit.

5. Kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai

akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat

pemerintahan tertentu.

6. Pelaksanaan audit dan atau pengawasan lainnya oleh seorang internal auditor,

yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui bukti, daftar gaji,

klaim, dan pembayaran yang diusulkan oleh suatu entitas atau program yang

diaudit.

7. Pelaksanaan audit dan atau pengawasan lainnya oleh seorang internal auditor,

yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas

lembaga/unit kerja atau program yang diaudit.

8. Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek

pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan

sistem, menyusun dan atau mereview laporan keuangan entitas atau program

yang diperiksa.

9. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan

pemeriksaan.

Gangguan pribadi melibatkan seorang auditor dalam suatu pemeriksaan,

organisasi auditor dapat menghilangkan gangguan tersebut dengan meminta

auditor melepaskan keterkaitan dengan entitas yang diperiksa yang dapat

mengakibatkan gangguan pribadi, atau organisasi auditor, juga dapat tidak

mengikut sertakan auditor tersebut dari penugasan pemeriksaan yang terkait

dengan entitas yang dapat mengakibatkan gangguan pribadi. Namun apabila

Page 24: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

10

organisasi auditor dan auditornya dihadapkan dengan berbagai keadaan yang

dapat menimbulkan gangguan pribadi, maka organisasi auditor harus mempunyai

sistem pengendalian mutu intern yang dapat mengidentifikasi gangguan pribadi

dan memastikan kepatuhannya terhadap ketentuan independensi yang diatur

dalam standar pemeriksaan (Siregar, 2009).

Menurut Siegel dan Marconi dalam Suartana (2010:181), seharusnya

auditor terlepas dari faktor-faktor personalitas dalam melakukan audit.

Personalitas akan bisa menyebabkan kegagalan audit sekaligus membawa risiko

yang tinggi bagi auditor.

B. Gangguan Organisasi

Menurut Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007

tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada Standar

Pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Standar Umum, dapat dipengaruhi oleh

gangguan organisasi yaitu kedudukan, fungsi, dan struktur organisasinya.

Amirsyah (2007) menyatakan bahwa agar independensi dapat tercipta

secara organisasi maka organisasi/lembaga audit wajib:

1. Melaksanakan akuntabilitas serta melaporkan hasil audit mereka kepada

pejabat tertinggi dalam lembaga atau entitas pemerintah yang bersangkutan.

2. Ditempatkan diluar fungsi manajemen garis dan staf entitas yang diaudit

tersebut.

3. Menyampaikan hasil audit secara teratur kepada instansi atau lembaga

pemerintah yang berwenang dan Badan Pemeriksa Keuangan.

4. Dijauhkan dari tekanan politik

Apabila kondisi sebagaimana disebutkan di atas dapat dipenuhi, dan tidak

ada gangguan organisasi terhadap independensi, staf audit secara organisasi

Page 25: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

11

harus dipandang independen untuk melakukan audit intern, dan bebas untuk

melaporkan secara obyektif kepada pimpinan tertinggi entitas pemerintah yang

diaudit.

C. Independensi Auditor

Mulyadi (2002: 28-29) membedakan auditor menjadi 3 tipe yaitu:

1. Auditor Auditor Independen

Auditor independen disebut juga auditor eksternal. Auditor independen adalah

auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum,

terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.

Audit tersebut terutama ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai

informasi keuangan seperti: kreditur, investor, calon kreditur, calon investor

dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak).

2. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi

pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban

keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan

atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.

Meskipun terdapat banyak auditor yang bekerja di instansi pemerintah, namun

umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan

Pemeriksaan Keuangan (BPK), serta instansi pajak.

3. Auditor Intern

Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan

negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah

menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen

Page 26: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

12

puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap

kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan

organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh

berbagai bagian organisasi.

Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak

memihak, tidak dikendalikan ataupun tergantung pada orang lain. Auditor adalah

auditor publik yang melaksanakan penyusunan audit atas laporan keuangan

historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum

dalam Standar Profesi Akuntan Publik (Mulyadi dan Puradiredja, 2002:52).

Independensi auditor adalah sikap tidak memihak kepada kepentingan siapapun

dalam mempertimbangkan fakta dan merumuskan pendapatnya terhadap laporan

keuangan yang dibuat oleh manajemen.

E.B.Wilcox pada The CPA Handbook dalam Alim (2007:18) mendefinisikan

independensi sebagai suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan

independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang

disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap

kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apa pun (Mautz dan

Sharaf, 1993:246). Independensi mengharuskan bahwa seorang auditor harus

jujur secara intelektual, auditor hanya dapat memperlihatkan independensinya

dengan senantiasa bebas dari kewajiban atau kepentingan dalam informasi

keuangan klien dan penyusun berikut pemakai serta informasi keuangan

(Simamora, 2002:61).

Sedangkan Carey dalam Mautz (1961:205) mendefinisikan independensi

akuntan publik dari segi integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan

atas laporan keuangan. Independensi meliputi:

Page 27: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

13

1. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang

profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional.

2. Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam hubungannya

dengan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan. Independensi berarti

sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,

tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran

dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan

yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan

menyatakan pendapatnya.

Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan

masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang

sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Independensi akuntan publik

mencakup dua aspek, yaitu :

1. Independensi sikap mental (independence in fact) Independensi sikap mental

berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam mempertimbangkan

fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam

diri akuntan dalam menyatakan pendapatnya.

2. Independensi penampilan (independence in appearance) Independensi

penampilan berarti adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak

independen sehingga akuntan publik harus menghindari faktor-faktor yang

dapat mengakibatkan masyarakat meragukan kebebasannya. Independensi

penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap

independensi akuntan publik.

Arifin dan Sukrisno (2003:9) menyebutkan empat hal yang dapat

mempengaruhi independensi seorang auditor dari segi penampilan, yaitu:

Page 28: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

14

1. Akuntan publik adalah direktur atau pejabat perusahaan klien

2. Auditor memberikan management advisory service dan kemudian

mengauditnya.

3. Akuntan publik memberikan jasa akuntansi dan melaksanakan auditnya.

4. Bila fee akuntan publik sebagian besar tergantung dari hanya 1 klien.

Selain independensi sikap mental dan independensi penampilan, Mautz

(1961:215) mengemukakan bahwa independensi akuntan publik juga meliputi

independensi praktisi (practitioner independence) dan independensi profesi

(profession independence). Independensi praktisi berhubungan dengan

kemampuan praktisi secara individual untuk mempertahankan sikap yang wajar

atau tidak memihak dalam perencanaan program, pelaksanaan pekerjaan

verifikasi, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Independensi ini mencakup

tiga dimensi, yaitu independensi penyusunan program, independensi investigatif,

dan independensi pelaporan. Sedangkan independensi profesi berhubungan

dengan kesan masyarakat terhadap profesi akuntan publik.

Independensi merupakan perilaku atau state of mind, dalam kenyataannya

terdapat kesulitan bagi kita untuk menilai independensi secara objektif. Yang dapat

dilakukan adalah mengamati tindakan para auditor. Hal ini disebabkan oleh

independensi merupakan ‘theoritical concept’. Dalam realita konsep ini sulit untuk

dipenuhi sehingga ada kalanya auditor tidak dapat diterima sebagai orang yang

betul-betul ‘socially aseptic’. Auditor memiliki karakter, pengalaman, dan tingkat

pendidikan yang berbeda. Mereka akan bertindak sesuai dengan faktor tersebut

sehingga sulit untuk melaksanakan pemeriksaan secara independen dan absolut

bila diminta untuk bertindak secara independen (Flint, 1982:93).

Page 29: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

15

Supriyono (1988:20) membagi lima hal yang menjadi dasar pentingnya

independensi akuntan publik, yaitu:

1. Independensi merupakan syarat yang sangat penting bagi profesi akuntan

publik untuk menilai kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen

kepada pemakai informasi.

2. Independensi diperlukan oleh akuntan untuk memperoleh kepercayaan dari

klien dan masyarakat, khususnya para pemakai laporan keuangan.

3. Independensi diperlukan agar dapat menambah kredibilitas laporan keuangan

yang disajikan oleh manajemen.

4. Jika akuntan publik tidak independen, maka pendapat yang dia berikan tidak

mempunyai arti atau tidak mempunyai nilai.

5. Independensi merupakan martabat penting akuntan publik yang secara

berkesinambungan perlu dipertahankan.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor

Independensi akuntan publik dapat terpengaruh jika akuntan publik

mempunyai kepentingan keuangan atau mempunyai hubungan usaha dengan

klien yang diaudit. Menurut Lanvin dalam Supriyono (1988:33) independensi

auditor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Ikatan keuangan dan usaha dengan klien

2. Jasa-jasa lain selain jasa audit yang diberikan klien

3. Lamanya hubungan kantor akuntan publik dengan klien

Sedangkan menurut Shockley dalam Supriyono (1988:34) independensi

akuntan publik dipengaruhi oleh faktor:

1. Persaingan antar akuntan publik

2. Pemberian jasa konsultasi manajemen kepada klien

Page 30: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

16

3. Ukuran KAP

4. Lamanya hubungan antara KAP dengan klien Seluruh faktor yang

mempengaruhi independensi akuntan publik tersebut adalah ditinjau dari

independensi dalam penampilan.

Ada tiga dimensi yang dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf (1993:249)

mengenai independensi auditor yang dapat meminimalisasi atau mengeliminasi

potensi ancaman objektivitas auditor, antara lain:

1. Pemrograman independensi yang mencakup hal-hal di bawah ini:

a. Bebas dari campur tangan manajerial dalam program audit

b. Bebas dari campur tangan dalam prosedur audit

c. Bebas dari permintaan evaluasi pekerjaan audit selain mendampingi

proses audit

2. Investigasi independensi, meliputi hal-hal berikut:

a. Kemudahan memperoleh semua catatan, prosedur, dan personalia yang

relevan dengan pemeriksaan.

b. Kerja sama yang aktif dari personalia manajemen selama pemeriksaan.

c. Bebas dari pembatasan pemeriksaan atau perolehan buktibukti.

d. Bebas dari kepentingan individu yang mengarah pada pengeluaran atau

pembatasan pemeriksaan.

3. Pelaporan investigasi meliputi hal-hal berikut:

a. Bebas dari kewajiban untuk mengubah dampak atau signifikansi pelaporan

fakta.

b. Bebas dari tekanan untuk mengeluarkan masalah yang signifikan dari

laporan pemeriksaan internal.

Page 31: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

17

c. Menghindari menggunakan bahasa ambiguitas, baik secara sengaja

maupun tidak, dalam melaporkan fakta, pendapat, rekomendasi, dan

intepretasi.

d. Bebas dari usaha untuk menghilangkan pertimbangan auditor dalam fakta

maupun mengeluarkan pendapat atas laporan pemeriksaan internal.

Lebih lanjut, Mautz dan Sharaf (1993:254) mengemukakan bahwa ada

beberapa faktor yang harus dihindari oleh auditor jika tidak ingin disebut

independensinya terganggu, antara lain:

1. Kedekatan profesi akuntan publik dengan perusahaan:

a. Ketergantungan finansial.

b. Terdapatnya hubungan confidential

c. Terdapatnya pelayanan jasa terhadap manajemen

2. Organisasi Profesi

a. Kecenderungan untuk menjadi kantor akuntan besar

b. Kurangnya solidaritas professional

c. Cenderung menjadi “salesmanship”.

E. Hasil Penelitian Terdahulu

Kasidi (2007) melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik (Persepsi Manajer Keuangan

Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah). Hasil penelitiannya yaitu:

1. Berdasarkan uji hipotesis secara simultan ada pengaruh positif (pengaruh

bersama) antara ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit,

besarnya audit fee, pelayanan konsultasi manajemen dan keberadaan komite

audit pada perusahaan klien terhadap independensi auditor.

Page 32: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

18

2. Berdasarkan uji hipotesis secara individual ukuran kantor akuntan publik (size),

lamanya hubungan audit dengan klien yang diaudit, audit fee yang diterima

oleh KAP, pelayanan konsultasi manajemen yang dilakukan oleh auditor

terhadap klien tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. Namun

keberadaan komite audit pada perusahaan klien berpengaruh positif terhadap

independensi auditor.

Siregar (2009) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Gangguan

Pribadi, Eksternal, dan Organisasi terhadap Independensi Auditor (studi empiris

pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang). Hasil penelitiannya menunjukkan:

1. Penelitian ini mampu memberikan bukti empiris bahwa secara simultan

menunjukan bahwa gangguan pribadi, ekstern dan organisasi berpengaruh

signifikan terhadap independensi auditor dengan nilai Adjusted R Square

sebesar 0,78 yang menunjukkan bahwa 78% variabel (independensi) dapat

dijelaskan oleh variabel independen gangguan pribadi, ekstern, dan

organisasi.

2. Secara parsial gangguan pribadi, ekstern dan organisasi masing-masing

berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor, tetapi yang memiliki

pengaruh terbesar terhadap independensi auditor adalah gangguan

organisasi.

Faried (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Independensi Auditor (studi survei pada KAP di Makassar)

dengan hasil:

1. Secara parsial, hubungan keluarga dengan klien menunjukkan pengaruh

positif namun tidak signifikan terhadap sikap etis auditor. Hal ini

mengindikasikan bahwa dengan adanya hubungan antara keluarga dengan

Page 33: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

19

klien dan auditor belum cukup mendorong berubahnya tingkat independensi

seorang auditor. Fee atas jasa professional, pelaksanaan jasa lain kepada

klien audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor.

Pemberian barang dan jasa (gifts) dan fasilitas dari klien menunjukkan

pengaruh negatif terhadap indepensi auditor.

2. Secara simultan, variabel hubungan keluarga, fee atas jasa professional,

pemberian barang atau jasa dari klien, dan pelaksanaan jasa lain untuk klien

audit berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor.

F. Kerangka Teoritis

Kerangka konsep penelitian atau kerangaka teoritis merupakan gambaran

ringkas, dan lugas mengenai keterkaitan satu konsep dengan konsep lainnya yang

akan diteliti atau menggambarkan pengaruh atau hubungan antara satu

kejadian/fenomena dengan kejadian/fenomena lainnya (Lubis dan Syahputra,

2008:16).

Kerangka teoritis penulis pada penelitian ini yaitu gangguan pribadi (X1 )

dan gangguan organisasi (X2 ) sebagai variable independen dan independensi

auditor sebagai variable dependennya.

Sebagai alur pemikiran, penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka

pemikiran teoritis sebagai berikut:

Gambar 3.1

Kerangka Teoritis

Gangguan Pribadi

(X1)

Gangguan Organisasi

(X2)

Independensi Auditor

(Y)

Page 34: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

20

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 tahun 2007 tanggal 7

Maret 2007 mengenai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II

Pernyataan Nomor 01 Standar Umum menyatakan “ada tiga faktor gangguan yang

dapat mempengaruhi independensi auditor yaitu gangguan yang bersifat pribadi,

gangguan yang bersifat ekstern dan gangguan yang bersifat organisasi”. Merujuk

dari peraturan tersebut, peneliti mengambil dua variable untuk diteliti yaitu

gangguan pribadi dan organisasi.

Penelitian ini mereplikasi penelitian dari Siregar (2009) yang meneliti

pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap independensi

pemeriksa Inspektorat kabupaten Deli Serdang baik secara simultan maupun

parsial. Hasil analisis empiris penelitian tersebut yaitu secara simultan dan parsial

gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi berpengaruh signifikan terhadap

independensi pemeriksa. Tetapi secara parsial, yang memiliki pengaruh terbesar

terhadap independensi auditor adalah gangguan organisasi. Kemudian dari hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa 78% variabel independensi pemeriksa

dipengaruhi oleh gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi, sedangkan 22%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Yang membedakan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu dari segi

objek penelitian dan variabel independen yang digunakan. Objek pada penelitian

sebelumnya yaitu pemeriksa pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang,

sedangkan objek dalam penelitian ini yaitu auditor pada Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

Dengan demikian, terdapat perbedaan persepsi antara auditor yang bekerja di

Inspektorat dengan yang bekerja di BPKP, misalnya dipengaruhi oleh faktor

budaya etnis, budaya organisasi, regulasi dan lain-lain. Variabel independen yang

Page 35: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

21

digunakan pada penelitian sebelumnya adalah gangguan pribadi, ekstern, dan

organisasi sedangkan pada penelitian ini hanya mengambil dua variabel

independen, yaitu gangguan pribadi dan gangguan organisasi. Mengapa pada

penelitian ini tidak menggunakan variabel gangguan ekstern yaitu dikarenakan

secara garis besar gangguan ekstern merupakan bagian dari gangguan organisasi

secara keseluruhan di sektor pemerintahan.

G. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan

sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini yaitu:

1. Terdapat pengaruh gangguan pribadi terhadap independensi auditor baik

secara simultan maupun secara parsial.

2. Terdapat pengaruh gangguan organisasi terhadap independensi auditor baik

secara simultan maupun secara parsial.

Page 36: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana rancangan penelitian

yang dipilih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap

fenomena sosial. Untuk melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial

dijabarkan dalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator.

Desain yang digunakan dalam hal ini adalah desain Causal yang mana

desain ini wujud penelitian yang berpendekatan kuantitatif, dan tergolong

penelitian inferensial. Penelitian causal selalu berbasis data kuantitatif, dengan

menggunakan teknik analisis statistik lanjut. Berdasar tujuannya, penelitian causal

dapat berupa menguji perbandingan atau dapat pula untuk menguji pengaruh

suatu variabel terhadap variabel yang lain.

Desain causal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variable

mempengaruhi variable lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat

eksperimen dimana variable independennya diperlakukan secara terkendali oleh

peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung

(Umar, 2008:101). Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk menggunakan

desain causal.

Peneliti menggunakan desain causal ini untuk memberikan bukti empiris

dan menganalisis gangguan pribadi dan gangguan organisasi sebagai variable

independen terhadap independensi auditor sebagai variable dependen pada

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi

Sulawesi Selatan.

Page 37: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

23

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

Jl. Tamalanrea Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP)

Makassar.

Waktu penelitian : Juli 2017 – Agustus 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti..

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi

populasi atau studi sensus (Rutoto, 2007). Sedangkan menurut Sugiyono

pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80).

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh staf auditor Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi

Selatan yang berjumlah 129 orang.

2. Sampel

Sedangkan sampel menurut sugiyono (2013) adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah

sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Slovin dikutip

oleh Husein Umar (2005 : 106) adalah sebagai berikut:

Page 38: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

24

𝐧 =𝑵

𝟏 + 𝑵𝒆𝟐

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi yaitu jumlah pasien Rumah Sakit

Umum Daerah Haji Makassar

e = Nilai kritis

Dari rumusan tersebut di atas maka jumlah penentuan sampel

dapat dilakukan melalui perhitungan berikut ini :

n =129

1+129(0.10)2

n = 56,33 atau dibulatkan menjadi 56 responden.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data

primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data

ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file.

Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya

responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang

kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data

(Narimawati, 2008;98).

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari responden yang merupakan

seluruh staf auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 39: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

25

E. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan sumber data yang diteliti, maka penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (field research)

Teknik penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data primer dengan cara

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti

variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden

(Iskandar, 2008:77). Kuesioner kemudian disebarkan kepada seluruh staf

auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang berjumlah 56

orang dengan tidak membatasi responden oleh jabatan (partner, senior, junior

auditor)

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder.

Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data,

mencatat, mempelajari text book dan buku-buku atau referensi seperti jurnal,

serta literature yang berkaitan dengan penelitian ini untuk mendapatkan

informasi yang bersifat teoritis sehingga penelitian ini memiliki landasan yang

kuat sebagai suatu hasil ilmiah.

F. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu gangguan

pribadi (X1) dan gangguan organisasi (X2) variabel dependen yaitu independensi

auditor (Y).

Page 40: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

26

Gangguan pribadi (X1) yaitu segala gangguan yang dapat mengakibatkan

auditor membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan

temuan dalam segala bentuknya. Pengukuran variabel dalam penelitian ini

menggunakan skala pengukuran interval.

Gangguan organisasi (X2) yaitu segala gangguan terhadap independensi

auditor pemerintah yang dapat dipengaruhi oleh kedudukan dalam organisasi

pemerintahan, fungsi, struktur organisasinya, tempat auditor tersebut ditugaskan,

dan juga dipengaruhi ileh audit yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka

melakukan audit intern atau audit terhadap entitas lain. Pengukuran varibel dalam

penelitian ini menggunakan skala pengukuran interval.

Independensi auditor (Y) dalam penelitian ini adalah state of mind seorang

auditor yaitu sikap tidak memihak serta tidak dibawah pengaruh atau tekanan

pihak tertentu dalam mengambil keputusan dan tindakan. Pengukuran variabel

dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.

G. Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah:

1. Analisis deskripsi

Analisis deskripsi yaitu menjelaskan pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap kinerja pegawai pada kantor dinas perhubunga kota makassar.

2. Analisis Regresi Berganda

Untuk melihat besarnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja

pegawai pada kantor dinas perhubunga kota makassar, digunakan

analisa regresi sederhana dengan rumus sebagai berikut:

Ý = a + bX1 + bX2

Page 41: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

27

Keterangan :

Y = Independensi Auditor

X1 = Gangguan Pribadi

X 2 = Gangguan Organisasi

a dan b = Koefisien regresi

3. Uji determinasi

Uji determinasi digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan

pengaruh serentak variabel-variabel babas terhadap variabel terikat untuk

itu digunakan angka-angka pada tabel model summary

4. Uji F ( Uji Simultan )

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen

secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. (sulaiman wahid. 2004 :

86) atau dengan kata lain Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen (X1,X2) secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen (Y). (Priyatno. 2008:81). Uji ini

digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas

terhadap variabel terikat. Dimana Fhitung > Ftabel, maka Hipotesis

diterima atau secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan

variabel terikatnya secara serentak. Sebaliknya jika Fhitung < Ftabel,

maka Hipotesis ditolak.

5. Uji T (Uji Parsial)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap

Page 42: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

28

variabel terikatnya. Dimana Ttabel > Thitung, Hipotesis diterima.

Sebaliknya jika Ttabel < Thitung, maka Hipotesis ditolak.

Page 43: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan adalah Lembaga

pemerintah nonkementerian Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di

bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa Audit, Konsultasi,

Asistensi, Evaluasi, Pemberantasan KKN serta Pendidikan dan Pelatihan

Pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hasil pengawasan keuangan

dan pembangunan dilaporkan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan

sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam

menjalankan pemerintahan dan memenuhi kewajiban akuntabilitasnya. Hasil

pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan juga diperlukan

oleh para penyelenggara pemerintahan lainnya termasuk pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota dalam pencapaian dan peningkatan kinerja instansi yang

dipimpinnya.

Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan tidak dapat

dilepaskan dari sejarah panjang perkembangan lembaga pengawasan sejak

sebelum era kemerdekaan. Dengan besluit Nomor 44 tanggal 31 Oktober 1936

secara eksplisit ditetapkan bahwa Djawatan Akuntan Negara (Regering

Accountantsdienst) bertugas melakukan penelitian terhadap pembukuan dari

berbagai perusahaan negara dan jawatan tertentu. Dengan demikian, dapat

dikatakan aparat pengawasan pertama di Indonesia adalah Djawatan Akuntan

Negara (DAN). Secara struktural DAN yang bertugas mengawasi pengelolaan

perusahaan negara berada di bawah Thesauri Jenderal pada Kementerian

Page 44: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

30

Keuangan. Dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 1961 tentang Instruksi

bagi Kepala Djawatan Akuntan Negara (DAN), kedudukan DAN dilepas dari

Thesauri Jenderal dan ditingkatkan kedudukannya langsung di bawah Menteri

Keuangan. DAN merupakan alat pemerintah yang bertugas melakukan semua

pekerjaan akuntan bagi pemerintah atas semua departemen, jawatan, dan instansi

di bawah kekuasaannya. Sementara itu fungsi pengawasan anggaran

dilaksanakan

oleh Thesauri Jenderal. Selanjutnya dengan Keputusan Presiden Nomor 239

Tahun 1966 dibentuklah Direktorat Djendral Pengawasan Keuangan Negara

(DDPKN) pada Departemen Keuangan. Tugas DDPKN (dikenal kemudian sebagai

DJPKN) meliputi pengawasan anggaran dan pengawasan badan usaha/jawatan,

yang semula menjadi tugas DAN dan Thesauri Jenderal.

Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN) mempunyai

tugas melaksanakan pengawasan seluruh pelaksanaan anggaran negara,

anggaran daerah, dan badan usaha milik negara/daerah. Berdasarkan Keputusan

Presiden Nomor 70 Tahun 1971 ini, khusus pada Departemen Keuangan, tugas

Inspektorat Jendral dalam bidang pengawasan keuangan negara dilakukan oleh

DJPKN.

Dengan diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tanggal 30

Mei 1983. Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara ditransformasikan

menjadi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sebuah lembaga

pemerintah non departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Presiden. Salah satu pertimbangan dikeluarkannya

Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah diperlukannya badan atau lembaga

Page 45: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

31

pengawasan yang dapat melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa

mengalami kemungkinan hambatan dari unit organisasi pemerintah yang menjadi

obyek pemeriksaannya. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tersebut

menunjukkan bahwa Pemerintah telah meletakkan struktur organisasi Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sesuai dengan proporsinya dalam

konstelasi lembaga-lembaga Pemerintah yang ada. Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan dengan kedudukannya yang terlepas dari semua

departemen atau lembaga sudah barang tentu dapat melaksanakan fungsinya

secara lebih baik dan obyektif.

Tahun 2001 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali

diubah,terakhir dengan Peraturan Presiden No 64 tahun 2005. Dalam Pasal 52

disebutkan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Pendekatan yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan diarahkan lebih bersifat preventif atau pembinaan dan tidak

sepenuhnya audit atau represif. Kegiatan sosialisasi, asistensi atau

pendampingan, dan evaluasi merupakan kegiatan yang mulai digeluti Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Sedangkan audit investigatif

dilakukan dalam membantu aparat penegak hukum untuk menghitung kerugian

keuangan negara.

Pada masa reformasi ini Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan banyak mengadakan Memorandum of Understanding (MoU) atau

Page 46: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

32

Nota Kesepahaman dengan pemda dan kementerian/lembaga sebagai mitra kerja

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Metode yang umum dilakukan

oleh kartel ekonomi). MoU tersebut pada umumnya membantu mitra kerja untuk

meningkatkan kinerjanya dalam rangka mencapai good governance. Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan menegaskan tugas pokoknya pada

pengembangan fungsi preventif. Hasil pengawasan preventif (pencegahan)

dijadikan model sistem manajemen dalam rangka kegiatan yang bersifat pre-

emptive. Apabila setelah hasil pengawasan preventif dianalisis terdapat indikasi

perlunya audit yang mendalam, dilakukan pengawasan represif non justisia.

Pengawasan represif non justisia digunakan sebagai dasar untuk membangun

sistem manajemen pemerintah yang lebih baik untuk mencegah moral hazard atau

potensi penyimpangan (fraud). Tugas perbantuan kepada penyidik POLRI,

Kejaksaan dan KPK, sebagai amanah untuk menuntaskan penanganan TPK guna

memberikan efek deterrent represif justisia, sehingga juga sebagai fungsi

pengawalan atas kerugian keuangan negara untuk dapat mengoptimalkan

pengembalian keuangan negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan hanya didukung oleh peraturan presiden non Undang - Undang

yaitu :

1. Keputusan Presiden RI No.103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah Non Departemen yang telah diubah terakhir dengan Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2005.

2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Internal Pemerintah. 3. Instruksi Presiden No.4 Tahun 2011 tanggal 17

Page 47: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

33

Februari 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas

Keuangan Negara.

B. Tugas dan Fungsi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan melaksanakan tugas

Pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas, BPKP menyelenggarakan fungsi;

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan

keuangan dan pembangunan.

2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan.

3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP.

4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan

pengawasan keuangan dan pembangunan.

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan

rumah tangga.

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai

kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara

makro.

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya.

Page 48: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

34

4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang

meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di

bidangnya.

5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga

profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya.

6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku seperti memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan,

tempat-tempat penimbunan, dan sebagainya; meneliti semua catatan, data

elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-surat bukti, notulen rapat panitia

dan sejenisnya, hasil survei laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat

lainnya yang diperlukan dalam pengawasan; pengawasan kas, surat-surat

berharga, gudang persediaan dan lain-lain; meminta keterangan tentang

tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan sendiri maupun hasil pengawasan Badan

Pemeriksa Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.

Kegiatan yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan antara lain :

1. Pembinaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada instansi

pemerintah baik Kementerian/LPNK maupun Pemerintah Daerah serta

lembaga lainnya.

2. Audit atas berbagai kegiatan unit kerja di lingkungan Departemen/LPND

maupun Pemerintah Daerah

3. Policy Evaluation

4. Fraud Control Plan

5. Optimalisasi penerimaan Negara

Page 49: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

35

6. Asistensi penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

7. Asistensi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

8. Asistensi penerapan Good Corporate Governance

9. Risk Management Based Audit

10. .Audit Investigatif atas kasus berindikasi korupsi

11. Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor dari Inspektorat Daerah maupun

Inspektorat Jenderal

12. .Review Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

Page 50: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

36

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh dari

penyebaran kuesioner kepada responden yaitu auditor Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan yang

bertempat di Jalan Tamalanrea Raya No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP)

Makassar. Kuesioner didistribusi ke Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan secara langsung oleh

peneliti. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 56 kuesioner kepada auditor, baik

kepada auditor senior maupun auditor junior.

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah staf auditor pada Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi

Selatan. Terdapat 4 karakteristik responden yang dimasukkan dalam penelitian,

yaitu berdasarkan umur, jenis kelamin, lama bekerja, dan jabatan. Untuk

memperjelas karakteristik responden yang dimaksud, maka disajikan tabel

mengenai responden seperti dijelaskan berikut ini:

1. Umur

Adapun karakteristik responden menurut umur auditor pada Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan

dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Page 51: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

37

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Usia Frekuensi

( Orang )

Persentase

( % )

1 20-30 Tahun 15 26,78

2 31-40 Tahun 20 35,71

3 41-50 Tahun 16 28,57

4 51-60 Tahun 5 8,92

Jumlah 56 100

Suber : data primer diolah tahun 2017

Dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 56 auditor yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini, responden yang berumur 20-30 tahun sebesar 15 orang atau

26,78%, 31-40 tahun sebesar 20 orang atau 35,71%, 41-50 tahun sebesar 16

orang atau 28,57% dan 51-60 tahun sebanyak 5 orang atau 8,92%. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan yang dijadikan responden adalah

karyawan yang berumur antara 31-40 tahun.

2. Jenis Kelamin

Adapun karakteristik responden menurut jenis kelamin yaitu:

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi

( Orang )

Persentase

( % )

1 Laki-Laki 33 58,92

2 Perempuan 23 41,07

Jumlah 56 100

Suber : data primer diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.2 yakni deskripsi identitas responden berdasarkan

jenis kelamin, menunjukkan bahwa responden yang dan yang berjenis kelamin

laki-laki sebesar 33 orang atau 58,92 % dan berjenis kelamin perempuan sebesar

Page 52: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

38

23 orang (41,07 %). Dari angka tersebut menggambarkan bahwa karyawan di

dominasi oleh laki-laki.

3. Masa Kerja

Adapun karakteristik responden menurut masa kerja auditor pada Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan

dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Frekuensi

( Orang )

Persentase

( % )

1 <1 Tahun 3 5,35

2 5-10 Tahun 27 48,21

3 11-20 Tahun 19 33,92

4 21-30 Tahun 7 12,5

Jumlah 56 100

Sumber : data primer diolah tahun 2017

Dari Tabel 5.3 yakni deskripsi identitas responden berdasarkan lama

bekerja, menunjukkan bahwa pegawai yang bekerja kurang dari 1 tahun sebanyak

3 orang atau sebesar 5,35%, 5-10 tahun sebanyak 27 orang atau 48,21%, pegawai

yang sudah bekerja selama 11-20 tahun sebanyak 19 orang atau 33,92%, dan

pegawai yang sudah bekerja selama 21-30 tahun sebanyak 7 orang atau 12,5%.

Dari angka tersebut pegawai didominasi oleh pegawai yang sudah bekerja selama

11-20 tahun.

4. Jabatan

Adapun karakteristik responden menurut jabatan auditor pada Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan

dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Page 53: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

39

Tabel 5.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

No Jabatan Frekuensi ( Orang )

Persentase ( % )

1 Auditor Muda 11 19,64

2 Auditor Ahli Muda 10 17,85

3 Auditor Madya 8 14,28

4 Auditor Pelaksana 14 25

5 Auditor Pelaksana Lanjutan 7 12,5

6 Auditor Penyelia 6 10,71

Jumlah 56 100

Sumber : data primer diolah tahun 2017

Dari Tabel 4.5 yakni deskripsi identitas responden berdasarkan jabatan

menunjukkan bahwa Auditor Muda sebanyak 11 orang atau 19,64%, Auditor Ahli

Muda sebanyak 10 orang atau 17,85%, Auditor Madya sebanyak 8 orang atau

14,28%, Auditor Pelaksana sebanyak 14 orang atau 25%, Auditor Pelaksana

Lanjutan sebanyak 7 orang atau 12,5% dan Auditor Penyelia sebanyak 6 orang

atau 10,71%. Dari angka tersebut staf auditor pada Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh Auditor

Pelaksana.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Pengumpulan data mulai dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner.

Selain penyebaran kuesioner penulis juga mengambil data sekunder seperti

struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab dan lain-lain yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian

ini yaitu auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Page 54: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

40

Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan yang bertempat di Jalan Tamalanrea Raya

No. 3 Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar.

1. Gangguan Pribadi

Gangguan yang bersifat pribadi adalah adanya suatu hubungan dan

pandangan pribadi dimana auditor secara individual atau organisasi/lembaga audit

tidak dapat untuk tidak memihak, atau dianggap tidak mungkin tidak memihak

yang mengakibatkan auditor membatasi lingkup pertanyaan dan

pengungkapannya atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya, sehingga

pemeriksa dianggap tidak independen.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner yang telah itentukan

diperoleh deskripsi data mengenai gangguan pribadi sebagai berikut.

Tabel 5.5 Skor Jawaban Responden Mengenai Gangguan Pribadi (X1)

No Pernyataan SS S CS TS

5 4 3 2

1

Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa dapat mengganggu independensi auditor

17 36 2 1

2

Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir adalah gangguan yang dirasakan auditor terhadap independensinya

14 36 6 -

3

Auditor juga merasa ada gangguan terhadap independensinya pada saat melakukan pemeriksaan jika mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa

1 39 15 1

Page 55: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

41

4

Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan, dapat menjadi gangguan auditor dalam mempertahankan independensinya

7 39 10 -

5

Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa.

2 37 14 3

6

Gangguan pribadi terhadap independensi auditor dapat dirasakan apabila adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, loyalitas kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu

3 15 38 -

Sumber : Data diolah, 2017

2. Gangguan Organisasi

Gangguan organisasi terhadap independensi auditor sering terjadi apabila

suatu organisasi auditor melaksanakan tekanan terhadap auditor sehingga auditor

tidak dapat melaksanakan tugas sepenuhnya.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner yang telah ditentukan

diperoleh deskripsi data mengenai ganggua organisasi sebagai berikut.

Tabel 5.6

Skor Jawaban Responden Mengenai Gangguan Organisasi (X2)

No Pernyataan SS S CS TS

5 4 3 2

1

Kedudukan auditor dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut ditugaskan menjadikan auditor tidak independen dalam melakukan pemeriksaan

3 30 23 -

2 Gangguan organisasi terhadap independensi auditor dipengaruhi

5 33 17 1

Page 56: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

42

oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit intern atau audit terhadap entitas lain

3

Adanya tekanan politik pada organisasi auditor menyebabkan auditor tidak independen dalam melakukan pemeriksaan

2 40 14 -

4 Adanya tekanan dari atasan untuk mempercepat penyelesaian audit dapat memengaruhi auditor

1 34 21 -

5

Adanya kepentingan dari atasan auditor untuk memberikan hasil audit yang sesuai keinginan atasannya dapat memengaruhi auditor

2 32 22 -

Sumber : Data diolah, 2017

3. Independensi

Independensi sebagai suatu standar auditing yang penting karena opini

akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan

yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap

kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apa pun.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner yang telah ditentukan

diperoleh deskripsi data mengenai ganggua organisasi sebagai berikut.

Tabel 5.7

Skor Jawaban Responden Mengenai Independensi Auditor (Y)

No Pernyataan SS S CS TS

5 4 3 2

1

Auditor tidak memiliki hubungan kerjasama dan hubungan keluarga dengan entitas atau program yang diperiksa

1 39 15 1

2 Dalam melakukan pemeriksaan, tidak ada pembatasan waktu yang tidak

7 39 10 -

Page 57: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

43

wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan

3

Jika auditor mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas, maka auditor dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik

2 37 14 3

4

Jika auditor melaksanakan pemeriksaan lebih dari 3 tahun, maka tidak semua kesalahan entitas auditor laporkan

3 15 38 -

5 Organisasi auditor harus bebas dari hambatan Indepedensi

3 30 23 -

Sumber :data primer diolah tahun 2017

D. Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur ketatapan atau kecermatan

suatu instrument penelitian. Untuk menentukan apakah layak atau tidak

suatu item yang digunakan maka dapat diuji signifikan, artinya dianggap

valid apabila berkorelasi signifikan terhadap total atau jika melakukan

penilaian langsung jika batas minimal korelasi (r) 0,30, (Imam Ghozali,

2007:41).

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan uji validitas

untuk setiap variabel, dimana data diolah dengan bantuan SPSS 24.

Page 58: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

44

Tabel 5.8

Hasil Uji Validasi

Item-Total Statistics

Variabel Corrected Item-

Total Correlation Keterangan

Variabel Gangguan

Pribadi ( X1 )

X1.1 ,455 Valid

X1.2 ,428 Valid

X1.3 ,706 Valid

X1.4 ,765 Valid

X1.5 ,489 Valid

X1.6 ,451 Valid

Variabel Gangguan Organisasi

( X2 )

X2.1 ,579 Valid

X2.2 ,550 Valid

X2.3 ,328 Valid

X2.4 ,696 Valid

X2.5 ,585 Valid

Variabel Indepedensi

Auditor ( Y )

Y1 ,629 Valid

Y2 ,754 Valid

Y3 ,627 Valid

Y4 ,552 Valid

Y5 ,614 Valid

Sumber : Data Diolah SPSS 24,2017

Berdasarkan data pada tabel 5.8 menggambarkan bahwa semua

item pernyataan atas variabel gangguan pribadi, gangguan organisasi dan

indepedensi auditor yang digunakan dalam penelitian memeliki r hitung

lebih besar dari 0.30 sehingga dapat disimpulkan semua item pernyataan

adalah valid.

2. Uji Realibilitas

Suatu instrument dikatakan reliable (andal) jika jawaban seseorang

terhadap pernyataan yang ada dalam kuesioner tersebut adalah konsisten

atau stabil dari waktu kewaktu. Untuk menentukan keandalan suatu

pernyataan digunakan program kumputer SPSS 24, hingga diperoleh nilai

Cronbach Alpha untuk tiap variabrl penelitian. Hasil uji dapat dikatakan

reliable apabila Cronbach Alpha >0,60, (Imam Ghozali, 2007:41).

Page 59: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

45

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan uji reliabilitas

untuk setiap variabel, dimana data diolah dengan bantuan SPSS 24.

Tabel 5.9

Hasil Reliabilitas

Reliability Statistics

Variabel Cronbach's Alpha Keterangan

Gangguan Pribadi (X1) ,789 Realible

Gangguan Organisasi (X2) ,771 Realible

Independendi Auditor (Y) ,833 Realible

Sumber : Data Diolah SPSS 24,2017

Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa angka-

angka dari nilai Cronbach Alpha (a ) pada seluruh variabel dalam penelitian

ini, semuanya menunjukkan besaran di atas nilai 0,60. Hal ini bererti bahwa

seluruh pernyataan untuk variabel independen dan dependen adalah

reliable dan dapat disimpulkan bahwa instrument pernyataan kuesioner

menunjukkan kehandalan dalam mengukur variabel-variabel dalam model

penelitian.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda dimaksud untuk menguji seberapa

besar pengaruh gangguan pribadi dan gangguan organisasi terhadap

independensi auditor. Analisis regresi linear berganda dengan

menggunakan bantuan program SPSS For Windows Release 24.

Hasil analisis dengan menggunakan bantuan program SPSS versi

24 diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 60: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

46

Tabel 5.10

Hasil Analisis Regresi Sederhana

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -2,476 ,903 -2,741 ,008

GANGGUAN PRIBADI ,719 ,055 ,783 13,15

2

,000

GANGGUAN

ORGANISASI

,264 ,066 ,238 4,006 ,000

a. Dependent Variable: INDEPEDENSI

Sumber : Data Diolah SPSS 24,2017

Dari hasil regresi, maka dapat disusun persamaan sebagai berikut:

Y= -2,476 + 0,719 X1 + 0,264 X2

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar -2,576 bernilai negatif artinya apabila variabel

gangguan pribadi (X1) dan gangguan organisasi (X2) = 0 maka

indepedensi auditor (Y) akan mengalami penurunan atau tidak

meningkat.

2. Koefisien b1 = 0,719, artinya setiap perubahan pada variabel gangguan

pribadi sebesar 1 persen maka independensi auditor akan meningkat

sebesar 0,719 persen.

3. Koefisien b2 = 0,264, artinya setiap perubahan pada variabel gangguan

organisasi sebesar 1 persen maka independensi auditor akan meningkat

sebesar 0,264 persen.

Page 61: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

47

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dengan R2 menunjukkan indeks kecocokan

yang menyatakan proporsi dan variasi total Y (variabel dependen) yang

dapat diterangkan oleh X (variabel independen) dan sebagai ukuran

hubungan yang linier, yang menyatakan seberapa baik garis regresi cocok

dengan data.

Tabel 5.11

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,929a ,862 ,857 ,84808

a. Predictors: (Constant), GANGGUAN ORGANISASI, GANGGUAN

PRIBADI Sumber : Data Diolah SPSS 24,2017

Tabel 5.11 memperlihatkan nilai koefisien determinasi (R-square)

yang digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y) sebesar 0,862. Hal ini

berarti bahwa variabel gangguan pribadi dan gangguan organisasi dapat

menjelaskan 86,2% dari perubahan independendi auditor dan sisanya yaitu

sebesar 13,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti.

5. Uji Simultan ( Uji F )

Uji statistik F atau uji signifikan simultan, pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Uji F ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Page 62: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

48

pada taraf nyata ⍺ = 0,05. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.12

Hasil Uji Simultan ( Uji F )

ANOVAa

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 238,738 2 119,369 165,96

6

,000b

Residual 38,120 53 ,719

Total 276,857 55

a. Dependent Variable: INDEPEDENSI

b. Predictors: (Constant), GANGGUAN ORGANISASI, GANGGUAN

PRIBADI Sumber : Data Diolah SPSS 24,2017

Dari hasil perhitungan analisis regresi linear berganda dengan

bantuan SPSS diperoleh Fhitung sebesar 165,966 sedangkan Ftabel sebesar

3,171 dengan demikian maka Fhitung lebih besar dari Ftabel (165,966 > 3,171)

atau tingkat signifikan sebesar 0,000 atau sig F <5% (0,000<0,05). Artinya

bahwa secara bersama-sama variabel bebas yang terdiri dari variabel

gangguan bribadi (X1) dan variabel gangguan organisasi (X2) berpengaruh

terhadap variabel independensi auditor (Y).

6. Uji Parsial (Uji T)

Pengujian hipotesis parsial bertujuan untuk menukur pengaruh

gangguan pribadi (X1) dan gangguan organisasi (X2) terhadap

independensi auditor (Y).

Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 63: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

49

Tabel 5.13

Hasil Uji Parsial (Uji T)

Coefficientsa

Model

Unstandardize

d Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -2,476 ,903 -2,741 ,008

GANGGUAN PRIBADI ,719 ,055 ,783 13,15

2

,000

GANGGUAN

ORGANISASI

,264 ,066 ,238 4,006 ,000

a. Dependent Variable: INDEPEDENSI

Sumber : Data Diolah SPSS 24,2017

Untuk uji signifikan faktor-faktor yang mempengaruhi

independensi auditor digunakan uji-t (uji stundent). Uji-t (uji stundent)

digunakan untuk menguji tingkat signifikan variabel X terhadap Y.

sampel yang digunakan sebanyak 56 orang, sehingga pengujian

menggunakan uji T dengan df = N-K = 56-3= 53 dan tingkat signifikan a

= 0,05 maka diperoleh Ttabel sebesar 2,005. Dari tabel diatas dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai Thitung untuk variabel gangguan pribadi adalah sebesar 13,152.

Berdasarkan kriteria pengujiannya Thitung > Ttabel, (13,152<2,005) maka

Ha diterima dan Ho ditolak dan tingkat signifikannya adalah

0,000>0,05 yang berarti secara parsial variabel gangguan pribadi

berpengaruh terhadap independensi auditor.

Page 64: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

50

2. Nilai Thitung untuk variabel gangguan organisasi adalah sebesar 4,006.

Berdasarkan kriteria pengujiannya Thitung > Ttabel, (4,006>2,005) maka

Ha diterima dan Ho ditolak dan tingkat signifikannya adalah

0,000<0,05. Yang berarti secara parsial variabel gangguan

organisasi berpengaruh terhadap independensi auditor.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dilihat dari hasil analisis regresi nilai konstanta sebesar -

2,576 bernilai negatif artinya apabila variabel gangguan pribadi (X1) dan gangguan

organisasi (X2) = 0 maka indepedensi auditor (Y) akan mengalami penurunan atau

tidak meningkat. Koefisien b1 = 0,719, artinya setiap perubahan pada variabel

gangguan pribadi sebesar 1 persen maka independensi auditor akan meningkat

sebesar 0,719 persen. Koefisien b2 = 0,264, artinya setiap perubahan pada

variabel gangguan organisasi sebesar 1 persen maka independensi auditor akan

meningkat sebesar 0,264 persen.

Koefisien determinasi (R-square) yang digunakan untuk mengetahui

persentase pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)

sebesar 0,862. Hal ini berarti bahwa variabel gangguan pribadi dan gangguan

organisasi dapat menjelaskan 86,2% dari perubahan independendi auditor dan

sisanya yaitu sebesar 13,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti.

Dari hasil perhitungan analisis regresi linear berganda dengan bantuan

SPSS diperoleh Fhitung sebesar 165,966 sedangkan Ftabel sebesar 3,171 dengan

demikian maka Fhitung lebih besar dari Ftabel (165,966 > 3,171) atau tingkat signifikan

sebesar 0,000 atau sig F <5% (0,000<0,05). Artinya bahwa secara bersama-sama

variabel bebas yang terdiri dari variabel gangguan bribadi (X1) dan variabel

Page 65: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

51

gangguan organisasi (X2) berpengaruh positif terhadap variabel independensi

auditor (Y).

Nilai Thitung untuk variabel gangguan pribadi adalah sebesar 13,152.

Berdasarkan kriteria pengujiannya Thitung > Ttabel, (13,152<2,005) maka Ha diterima

dan Ho ditolak dan tingkat signifikannya adalah 0,000>0,05 yang berarti secara

parsial variabel gangguan pribadi berpengaruh terhadap independensi auditor.

Nilai Thitung untuk variabel gangguan organisasi adalah sebesar 4,006.

Berdasarkan kriteria pengujiannya Thitung > Ttabel, (4,006>2,005) maka Ha diterima

dan Ho ditolak dan tingkat signifikannya adalah 0,000<0,05. Yang berarti secara

parsial variabel gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi auditor.

Hasil penelitian ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasil

penelitian Siregar (2009) yang meneliti pengaruh gangguan pribadi, ekstern, dan

organisasi terhadap independensi pemeriksa Inspektorat kabupaten Deli Serdang

baik secara simultan maupun parsial. Hasil analisis empiris penelitian tersebut

yaitu secara simultan dan parsial gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi

berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Tetapi secara parsial,

yang memiliki pengaruh terbesar terhadap independensi auditor adalah gangguan

organisasi. Kemudian dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 78%

variabel independensi pemeriksa dipengaruhi oleh gangguan pribadi, ekstern, dan

organisasi, sedangkan 22% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Kasidi (2007) melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik (Persepsi Manajer Keuangan

Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah). Hasil penelitiannya yaitu: 1.

Berdasarkan uji hipotesis secara simultan ada pengaruh positif (pengaruh

bersama) antara ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit, besarnya

Page 66: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

52

audit fee, pelayanan konsultasi manajemen dan keberadaan komite audit pada

perusahaan klien terhadap independensi auditor. 2. Berdasarkan uji hipotesis

secara individual ukuran kantor akuntan publik (size), lamanya hubungan audit

dengan klien yang diaudit, audit fee yang diterima oleh KAP, pelayanan konsultasi

manajemen yang dilakukan oleh auditor terhadap klien tidak berpengaruh

terhadap independensi auditor. Namun keberadaan komite audit pada perusahaan

klien berpengaruh positif terhadap independensi auditor.

Independensi dalam pelaksanaan tugas sebagai auditor memiliki arti yang

sangat penting dan mendalam. Independensi merupakan suatu konsep yang

fundamental, esensial dan menjadi karakter yang sangat penting bagi seorang

auditor dalam melaksanakan tugasnya, sehingga auditor harus bersikap

independen untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Independensi

merupakan cara pandang yang tidak memihak dalam pelaksanaan pengujian,

evaluasi hasil audit, dan penyusunan laporan audit perusahaan (Arens dan

Loebbecke, 1996).

Standar Profesional Akuntan Publik (2011) seksi 220 PSA No. 04 alinea 2

menyebutkan bahwa auditor bersikap independen, artinya tidak mudah

dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum

(dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian, ia

tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun

sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak

memihak, yang justru paling penting untuk memertahankan kebebasan

pendapatnya.

Organisasi auditor dan para auditor bertanggung jawab untuk dapat

memertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat,

Page 67: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

53

simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil audit yang dilaksanakan tidak

memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun. Auditor harus

menghindar dari situasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga yang mengetahui

fakta dan keadaan yang relevan, pihak ketiga tersebut bisa saja menyimpulkan

bahwa auditor tidak dapat memertahankan independensinya, sehingga tidak

mampu memberikan penilaian yang objektif dan tidak memihak terhadap semua

hal yang terkait dalam pelaksanaan dan pelaporan hasil audit.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor, ada beberapa hal gangguan

yang perlu dipertimbangkan terhadap independensi yaitu gangguan pribadi,

eksternal dan organisasi (Siregar, 2009). Berdasarkan hal tersebut, bila terdapat

gangguan independensi dalam tugas audit yang dapat memengaruhi kemampuan

auditor secara individu, maka auditor tersebut harus menolak penugasan auditnya.

Dalam keadaan yang karena sesuatu hal auditor tidak dapat menolak

penugasannya, gangguan-gangguan yang ada harus dimuat dalam bagian lingkup

laporan hasil audit.

Gangguan pribadi dari auditor secara individu antara lain memiliki

hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah atau semenda sampai dengan

derajad kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diaudit,

memiliki kepentingan keuangan dan pernah bekerja atau memberi jasa kepada

entitas atau program yang diaudit dalam kurun waktu dua tahun, terlibat langsung

atau tidak langsung dalam kegiatan objek audit, adanya prasangka terhadap

perseorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, adanya

kecenderungan memihak karena keyakinan politik atau sosial dan mencari

pekerjaan pada entitas yang diaudit selama pelaksanaan audit (Jalaluddin, 2011).

Page 68: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

54

Gangguan organisasi terhadap independensi auditor dapat dipengaruhi

oleh kedudukan, fungsi dan struktur organisasinya. Auditor yang ditugasi oleh

organisasi auditor dapat dipandang bebas dari gangguan terhadap independensi

secara organisasi pemerintah apabila ia melakukan audit di luar entitas tempat ia

bekerja.

Page 69: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

55

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh gangguan pribadi dan

gangguan organisasi terhadap independensi auditor pada Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Sulawesi Selatan. Hasil penelitian ini

memberikan hasil sebagai berikut:

1. Hasil pengolahan data dengan regresi linier berganda dapat disusun

persamaan Y= -2,476 + 0,719 X1 + 0,264 X2 artinya variabel gangguan pribadi

(X1) dan gangguan organisasi (X2) berpengaruh terhadap independensi

auditor.

2. Nilai koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,862. Hal ini berarti bahwa

variabel gangguan pribadi dan gangguan organisasi dapat menjelaskan

86,2% dari perubahan independendi auditor dan sisanya yaitu sebesar 13,8%

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti.

3. Secara simultan gangguan pribadi (X1) dan gangguan organisasi (X2)

berpengaruh terhadap independensi auditor (Y) dengan nilai signifikansi

0,000.

4. Secara parsial gangguan pribadi (X1) dan gangguan organisasi (X2)

berpengaruh terhadap independensi auditor (Y). Dimana gangguan pribadi

memiliki pengaruh yang lebih besar daripada gangguan organisasi.

Page 70: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

56

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Gangguan pribadi dan gangguan organisasi merupakan indikator yang dapat

mempengaruhi opini audit yang akan dikeluarkan oleh auditor. Oleh karena itu,

instansi-instansi yang bergerak dalam bidang pemeriksaan keuangan Negara

sebaiknya mampu mendeteksi adanya gejala-gejala yang muncul dan

memungkinkan auditor tidak independen dalam penugasannya.

2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk memperluas objek

penelitian yang tidak terbatas pada auditor pemerintah saja, sehingga

memungkinkan adanya perbedaan kesimpulan dan hasil penelitian yang

diperoleh.

3. Penelitian ini perlu dikembangkan lebih jauh lagi untuk mendapatkan hasil

empirik yang lebih kuat, misalnya dengan menambahkan variabel lain yang

dapat mempengaruhi independensi pemeriksa seperti sistem imbalan yang

diterima (rewards system), pengendalian perasaan dan emosi (emotional

quotient), dan lain-lain.

Page 71: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

57

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan I Cenik, Ardana. (2009). Etika Bisnis dan Profesi.Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta : Salemba empat.

Alim, Nizarul, Trisni Hapsari, dan Liliek Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan

Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.

Amirsyah. 2007. Gangguan Organisasi dalam Pemeriksaan.

(http://www.amirsyah.com diakses tanggal 22 Agustus 2013) Arens, Alvin A., and JK. Loebecke, 1996. Auditing and Assurance Service An

Integrated Approach. International Edition 8 th Edition. New Jersey: Prenlice-Hill Inc.

Arifin, Wirakusumah dan Sukrisno Agus. Tanya Jawab Praktikum Auditing. 2003. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia: Jakarta. Auditing: Pendekatan Terpadu, Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Satu

Salemba Empat, Jakarta. Boynton, William C., dan Jhonson Raymond, Walter G. Kell. 2001. Modern

Auditing, Seventh Edition. Jhon Wiley & Sons, Inc. Diterjemahkan oleh Paul A. Rajoe. 2002. Modern Auditing, Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Christiawan, Y.J. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi hasil

Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Unika Petra vol.4/No.2 2002.

Cooper, Donald R. dan Emory, C. William, 1995, Business Research

Methods,Richard D. Irwin, Inc. Erlina dan Mulyani, Sri. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen. Medan: USU press. Faried, Andi Muhammad. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Independensi Auditor (Studi Survei pada KAP Di Makassar). Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.

Flint, D. 1988. Philosophy and Principles of Auditing : An Introduction. London:

Macmilan. Ikatan Akuntan Indonesia Kompatemen Akuntan Publik. 2001. Standar Profesional

Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi

Dan Manajemen. Medan: PT. Madju Medan Cipta.

Page 72: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

58

Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE.

Kasidi. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor: Persepsi

Manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur Di Jawa Tengah. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Lubis, Ade Fatma dan Syahputra, Adi, 2008, Pedoman Penulisan Proposal dan

Tesis. Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana. Medan: USU. Mautz, R.K dan Hussein A, Sharaf. 1961. The Philosophy of Auditing. Florida:

American Accounting Association. Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan

Aplikasi. Bandung: Agung Media. Nurdiansyah, Denny. 2011. Statistical Data Analyst: Uji Asumsi Klasik Regresi

Linier. (Online), (http://www.statsdata.my.id/, diakses 25 September 2013). Novianty, Retty. 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi

Penampilan Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia (Online), Vol 5 No.1. (http://acctlib.ui.ac.id/ diakses 26 September 2013).

Nugroho, Agung. 2005. Strategi Jitu memilih Metode statistic Penelitian dengan

SPSS, Yogyakarta: CV. Andi Offset. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Tahun 2007.

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service

Solutions). MediaKom, Yogyakarta. Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi Penelitian. Kudus: FKIP Universitas

Muria. Santoso, K. 2002. Dampak Kebangkrutan Enron Terhadap Citra Profesi Akuntan

Publik. Seminar Nasional Akuntansi IX Padang. Simamora, Henry. 2002. Auditing I. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Siregar, Iwan Pantas. 2009. Pengaruh Gangguan Pribadi, Eksternal, dan

Organisasi terhadap Independensi Pemeriksa (Studi Empiris pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang). Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Suartana, Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: CV Andi Offset. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

ALFABETA.

Page 73: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

59

Supriyono, R.A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. 1988. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Metode Penelitian.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Trisnaningsih, S. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai

Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Seminar Nasional Akuntansi X Makassar.

Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian Akuntansi Keprilakuan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Page 74: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 75: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

A. TABULASI VARIABEL GANGGUAN PRIBADI ( X1 )

NO VARIABEL GANGGUAN PRIBADI ( X1 )

JUMLAH X1.1 X12 X1.3 X1.4 X1.5 X1.5

1 4 3 2 3 4 2 18

2 2 3 2 3 3 2 15

3 3 3 3 3 3 2 17

4 4 3 3 3 3 2 18

5 4 3 3 3 3 2 18

6 4 3 3 3 3 2 18

7 3 3 3 3 2 2 16

8 3 3 3 3 2 2 16

9 3 3 3 3 3 3 18

10 3 3 3 3 3 3 18

11 3 3 3 3 3 3 18

12 4 3 3 3 3 4 20

13 3 3 3 3 3 3 18

14 3 4 2 2 1 2 14

15 3 4 2 2 1 2 14

16 3 3 3 3 3 2 17

17 3 3 3 3 3 2 17

18 3 3 3 3 3 2 17

19 3 3 3 3 3 2 17

20 3 3 3 3 3 2 17

21 3 3 3 3 3 2 17

22 3 4 3 4 3 4 21

23 3 4 3 4 3 4 21

24 4 4 3 4 3 3 21

25 3 2 2 2 2 2 13

26 3 3 3 3 3 3 18

27 4 4 3 3 3 2 19

28 3 3 3 3 3 2 17

29 3 3 3 3 2 2 16

30 3 2 2 2 2 2 13

31 3 3 3 3 3 3 18

32 4 3 3 3 3 2 18

33 3 4 2 2 1 2 14

34 3 3 3 3 3 3 18

35 3 3 3 3 3 3 18

Page 76: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

36 3 3 3 3 3 2 17

37 3 3 3 3 3 2 17

38 4 4 2 3 2 2 17

39 3 2 2 3 2 2 14

40 3 3 3 3 3 2 17

41 3 3 2 3 3 2 16

42 3 3 3 3 3 3 18

43 4 4 3 3 2 3 19

44 1 2 1 2 2 2 10

45 3 3 2 2 2 2 14

46 4 2 2 3 2 2 15

47 4 4 3 2 2 2 17

48 4 4 3 4 3 2 20

49 4 4 4 4 4 3 23

50 3 3 3 3 3 3 18

51 3 3 2 3 2 2 15

52 4 3 3 3 3 2 18

53 2 2 2 2 2 2 12

54 4 4 3 4 3 3 21

55 4 4 3 4 3 3 21

56 3 3 2 2 3 2 15

B. TABULASI VARIABEL GANGGUAN ORGANISASI ( X2 )

NO VARIABEL GANGGUAN ORGANISASI ( X2 )

JUMLAH X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5

1 3 1 4 3 2 13

2 3 3 2 3 3 14

3 3 3 2 3 2 13

4 2 2 2 2 2 10

5 2 2 2 2 2 10

6 2 2 2 2 2 10

7 2 2 3 3 2 12

8 2 2 3 3 2 12

9 3 3 3 3 3 15

10 3 3 3 3 3 15

11 3 3 3 3 3 15

12 3 3 3 3 3 15

Page 77: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

13 3 2 2 2 2 11

14 2 3 3 2 2 12

15 2 3 3 2 2 12

16 3 3 3 3 3 15

17 3 3 3 3 3 15

18 3 3 3 3 3 15

19 3 3 3 3 3 15

20 3 3 3 3 3 15

21 3 3 3 3 3 15

22 3 3 3 4 4 17

23 3 2 3 2 2 12

24 4 4 3 3 3 17

25 2 2 2 2 3 11

26 3 3 3 3 3 15

27 2 2 3 3 4 14

28 3 3 3 2 2 13

29 3 3 2 3 3 14

30 2 2 3 2 2 11

31 3 3 3 3 3 15

32 2 2 2 2 2 10

33 2 3 3 2 2 12

34 3 3 3 3 3 15

35 3 3 3 3 3 15

36 2 3 3 3 3 14

37 2 3 3 3 3 14

38 3 3 3 3 3 15

39 2 3 3 3 3 14

40 2 3 3 3 3 14

41 3 3 3 2 2 13

42 3 3 3 3 3 15

43 3 4 2 3 3 15

44 2 2 2 2 2 10

45 3 2 3 3 3 14

46 2 3 3 2 3 13

47 2 2 2 2 2 10

48 2 4 4 2 2 14

49 3 3 3 2 2 13

50 3 3 3 3 3 15

51 2 2 3 2 2 11

Page 78: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

52 3 3 3 3 3 15

53 2 2 2 2 2 10

54 4 4 3 3 3 17

55 4 4 3 3 3 17

56 2 2 2 2 3 11

C. TABULASI VARIABEL INDEPENDENSI AUDITOR ( Y )

NO

VARIABEL GANGGUAN INDEPENDENSI AUDITOR ( Y ) JUMLAH

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5

1 2 3 4 2 3 14

2 2 3 3 2 3 13

3 3 3 3 2 3 14

4 3 3 3 2 2 13

5 3 3 3 2 2 13

6 3 3 3 2 2 13

7 3 3 2 2 2 12

8 3 3 2 2 2 12

9 3 3 3 3 3 15

10 3 3 3 3 3 15

11 3 3 3 3 3 15

12 3 3 3 4 3 16

13 3 3 3 3 3 15

14 2 2 1 2 2 9

15 2 2 1 2 2 9

16 3 3 3 2 3 14

17 3 3 3 2 3 14

18 3 3 3 2 3 14

19 3 3 3 2 3 14

20 3 3 3 2 3 14

21 3 3 3 2 3 14

22 3 4 3 4 3 17

23 3 4 3 4 3 17

24 3 4 3 3 4 17

25 2 2 2 2 2 10

26 3 3 3 3 3 15

27 3 3 3 2 2 13

28 3 3 3 2 3 14

Page 79: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

29 3 3 2 2 3 13

30 2 2 2 2 2 10

31 3 3 3 3 3 15

32 3 3 3 2 2 13

33 2 2 1 2 2 9

34 3 3 3 3 3 15

35 3 3 3 3 3 15

36 3 3 3 2 2 13

37 3 3 3 2 2 13

38 2 3 2 2 3 12

39 2 3 2 2 2 11

40 3 3 3 2 2 13

41 2 3 3 2 3 13

42 3 3 3 3 3 15

43 3 3 2 3 3 14

44 1 2 2 2 2 9

45 2 2 2 2 3 11

46 2 3 2 2 2 11

47 3 2 2 2 2 11

48 3 4 3 2 2 14

49 4 4 4 3 3 18

50 3 3 3 3 3 15

51 2 3 2 2 2 11

52 3 3 3 2 3 14

53 2 2 2 2 2 10

54 3 4 3 3 4 17

55 3 4 3 3 4 17

56 2 2 3 2 2 11

Page 80: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,789 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

X1.1 13,8571 4,452 ,455 ,778

X1.2 13,9464 4,561 ,428 ,784

X1.3 14,3750 4,166 ,706 ,721

X1.4 14,1429 3,979 ,765 ,704

X1.5 14,4107 4,283 ,489 ,771

X1.6 14,7143 4,499 ,451 ,779

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,771 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

X2.1 10,8214 2,658 ,579 ,716

X2.2 10,7143 2,571 ,550 ,730

X2.3 10,6786 3,277 ,328 ,793

X2.4 10,8214 2,658 ,696 ,680

X2.5 10,8214 2,731 ,585 ,715

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,833 5

Page 81: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Y1 10,6429 3,506 ,629 ,801

Y2 10,4107 3,228 ,754 ,765

Y3 10,6786 3,204 ,627 ,802

Y4 10,9821 3,472 ,552 ,821

Y5 10,7143 3,371 ,614 ,804

Regression

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,929a ,862 ,857 ,84808

a. Predictors: (Constant), GANGGUANORGANISASI, GANGGUANPRIBADI

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 238,738 2 119,369 165,966 ,000b

Residual 38,120 53 ,719

Total 276,857 55

a. Dependent Variable: INDEPEDENSI

b. Predictors: (Constant), GANGGUAN ORGANISASI, GANGGUAN PRIBADI

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2,476 ,903 -2,741 ,008

GANGGUAN PRIBADI ,719 ,055 ,783 13,152 ,000

GANGGUAN ORGANISASI ,264 ,066 ,238 4,006 ,000

a. Dependent Variable: INDEPEDENSI

Page 82: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

Frequencies Frequency Table

X1.1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,00 1 1,8 1,8 1,8

2,00 2 3,6 3,6 5,4

3,00 36 64,3 64,3 69,6

4,00 17 30,4 30,4 100,0

Total 56 100,0 100,0

X1.2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2,00 6 10,7 10,7 10,7

3,00 36 64,3 64,3 75,0

4,00 14 25,0 25,0 100,0

Total 56 100,0 100,0

X1.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,00 1 1,8 1,8 1,8

2,00 15 26,8 26,8 28,6

3,00 39 69,6 69,6 98,2

4,00 1 1,8 1,8 100,0

Total 56 100,0 100,0

X1.4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2,00 10 17,9 17,9 17,9

3,00 39 69,6 69,6 87,5

4,00 7 12,5 12,5 100,0

Total 56 100,0 100,0

Page 83: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

X1.5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,00 3 5,4 5,4 5,4

2,00 14 25,0 25,0 30,4

3,00 37 66,1 66,1 96,4

4,00 2 3,6 3,6 100,0

Total 56 100,0 100,0

X1.6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2,00 38 67,9 67,9 67,9

3,00 15 26,8 26,8 94,6

4,00 3 5,4 5,4 100,0

Total 56 100,0 100,0

X2.1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2,00 23 41,1 41,1 41,1

3,00 30 53,6 53,6 94,6

4,00 3 5,4 5,4 100,0

Total 56 100,0 100,0

X2.2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,00 1 1,8 1,8 1,8

2,00 17 30,4 30,4 32,1

3,00 33 58,9 58,9 91,1

4,00 5 8,9 8,9 100,0

Total 56 100,0 100,0

Page 84: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …

X2.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2,00 14 25,0 25,0 25,0

3,00 40 71,4 71,4 96,4

4,00 2 3,6 3,6 100,0

Total 56 100,0 100,0

X2.4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2,00 21 37,5 37,5 37,5

3,00 34 60,7 60,7 98,2

4,00 1 1,8 1,8 100,0

Total 56 100,0 100,0

X2.5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2,00 22 39,3 39,3 39,3

3,00 32 57,1 57,1 96,4

4,00 2 3,6 3,6 100,0

Total 56 100,0 100,0

Y1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,00 1 1,8 1,8 1,8

2,00 15 26,8 26,8 28,6

3,00 39 69,6 69,6 98,2

4,00 1 1,8 1,8 100,0

Total 56 100,0 100,0

Page 85: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …
Page 86: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …
Page 87: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI DAN GANGGUAN …