Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH FEE AUDIT, AUDIT TENURE, REPUTASI
AUDITOR, DAN ROTASI AUDIT TERHADAP KUALITAS
AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2014-2018)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
YAYI BELY ANGGRAINI
B200150384
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
1
PENGARUH FEE AUDIT, AUDIT TENURE, REPUTASI AUDITOR, DAN
ROTASI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS
PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2018)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh fee audit, masa kerja audit, rotasi
audit dan reputasi auditor terhadap kualitas audit pada perusahaan food and
beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Populasi
penelitian adalah 90 perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014-2018. Sampel diambil dengan menggunakan purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan
kriteria, sampel data dari 104 perusahaan makanan dan minuman untuk periode
lima tahun diperoleh, sehingga sampel adalah 48 data. Data dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa biaya audit, masa kerja audit, rotasi audit dan
reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit.
Kata Kunci: biaya audit, masa kerja audit, rotasi audit, reputasi auditor, kualitas
audit.
Abstract
This study aimed to examine the effect of audit fee, audit tenure, audit rotation
and auditor reputation on the audit quality in food and beverage companies listed
in Indonesian Stock Exchange of 2014-2018. Population of the research is 90
food an beverage companies listed in Indonesian Stock Exchange of 2014-2018.
Sample was taken by using purposive sampling, namely sampling with certain
consideration. Based on the criteria, data sample of 104 food and beverage
companies for period of five years were obtained, so that sample was 49 data. The
data was analyzed by using descriptive statistic analysis and logistic regression
analysis. The result shows that audit fee, audit tenure, audit rotation and auditor
reputation have no influences to the audit quality.
Keywords: audit fee, audit tenure, audit rotation, auditor reputation, audit quality.
1. PENDAHULUAN
Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dan juga
menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
baik internal maupun eksternal. Agar memperoleh suatu kewajaran dan
kehandalan suatu laporan keuangan, sangat dibutuhkan profesi untuk mengetahui
keadaan perusahaan dan informasi dari seorang akuntan publik yang memiliki
kualitas baik dan integritas tinggi, agar mampu menjembatani benturan
2
kepentingan antara pihak prinsipal (pemegang saham) dengan pihak agen
(manajemen) sebagai pengelola perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011).
Persaingan di dalam dunia usaha dewasa ini semakin ketat, termasuk persaingan
dalam bisnis pelayanan jasa akuntan publik. Sejalan dengan perkembangan
perusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat,
perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan yang
meningkat. Sehingga untuk dapat bertahan ditengah persaingan yang ketat,
khususnya di bidang bisnis pelayanan jasa akuntan publik harus dapat
menghimpun klien sebanyak mungkin dan mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat luas, oleh karena itu menuntut para auditor untuk tetap memiliki
kualitas audit yang baik (Putra, 2013).
Kualitas audit merupakan kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan
dalam laporan keuangan dan melaporkannya kepada pengguna laporan keuangan.
Kualitas audit akan berpengaruh pada laporan audit yang dikeluarkan oleh auditor
oleh karenanya kualitas audit menjadi hal yang penting dan utama untuk
menjamin akurasi dari pemeriksaan laporan keuangan (Nugroho, 2018).
Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP, 2015) audit yang
dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas baik, jika memenuhi ketentuan atau
standar pengauditan yang berlaku. Seorang auditor dituntut untuk menghasilkan
kualitas pekerjaan yang baik, karena auditor mempunyai tanggung jawab yang
besar terhadap pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan
suatu perusahaan termasuk kepada masyarakat (Hasanah dan Putri, 2018).
Skandal pemalsuan dan manipulasi laporan keuangan dalam skala
internasional pernah dilakukan oleh perusahaan besar seperti perusahaan Enron
yang bekerjasama dengan KAP Arthur Andersen (AA) dalam aksi manipulasi
laporan keuangan. Di Indonesia, pada tanggal 1 Oktober 2018 Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi administratif kepada Akuntan Publik (AP)
Marlinna, AP Merliyana Syamsul dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing,
Eny dan Rekan terkait pemeriksaan OJK terhadap PT. Sunprima Nusantara
Pembiayaan (SNP Finance). Kedua AP dan satu KAP tersebut memberikan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam hasil audit terhadap Laporan Keuangan
3
tahunan PT. SNP, namun berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, PT. SNP
terindikasi telah menyajikan Laporan Keuangan yang secara signifikan tidak
sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya sehingga menyebabkan
kerugian banyak pihak (Laucereno, 2018). Selain kasus tersebut, terdapat juga
kasus pelanggaran profesi akuntan publik juga pernah terjadi di Kota Palembang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pada tahun 2008 menetapkan sanksi
pembekukan izin usaha atas akuntan publik dan kantor akuntan publik. Salah
satu yang dijatuhi sanksi tersebut adalah Akuntan Publik Drs. Muhammad Zen
selaku Pemimpin Rekan KAP Drs. Muhammad Zen & Rekan. Sanksi pembekuan
izin Akuntan Publik Drs. Muhammad Zen disebabkan karena yang bersangkutan
telah melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) – Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan
keuangan PT. Pura Binaka Mandiri tahun buku 2007 yang berpengaruh cukup
signifikan terhadap laporan auditor independen.
2. METODE
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2009:115). Populasi yang
menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan food and beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2009:122). Pada penelitian ini teknik pengambilan
sampel menggunakan metode purosive sampling, yaitu pengambilan sampel atas
dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria-kriteria pemilihan sampel
yang dilakukan. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut: Perusahaan
food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018;
Perusahaan food and beverage tersebut tidak mengalami delisting (penghapusan
pencatatan) selama periode pengamatan; Data-data mengenai variabel-variabel
penelitian yang akan diteliti harus tersedia secara lengkap.
4
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dan annual
report yang diperoleh dari www.idx.co.id.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Kualitas 48 0,000 1,000 0,770 0,424
Fee 48 19,782 25,596 22,170 0,014
Tenure 48 1,000 5,000 2,270 1,283
Reputasi 48 0,000 1,000 0,416 0,498
Rotasi 48 0,000 1,000 0,125 0,334
Valid N
(listwise) 48
Sumber: Hasil analisis data 2020
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif seperti ditunjukkan pada
tabel 1, diperoleh hasil sebagai berikut: Hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap variabel kualitas audit menunjukkan bahwa nilai rata-
rata sebesar 0,770 dengan standar deviasi sebesar 0,424. Nilai minimum kulitas
audit sebesar 0,000 dan maksimum sebesar 1,000. Hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel fee audit menunjukkan bahwa
nilai rata-rata sebesar 22,170 dengan standar deviasi sebesar 0,014. Nilai
minimum fee audit sebesar 19,782 dan maksimum sebesar 25,596. Hasil analisis
dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel audit tenure
menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 2.270 dengan standar deviasi sebesar
1.283. Nilai minimum audit tenure sebesar 1,000 dan maksimum sebesar 5,000.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel reputasi
audit menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 0,416 dengan standar deviasi
sebesar 0,498. Nilai minimum reputasi audit sebesar 0,000 dan maksimum
sebesar 1,000. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap
variabel rotasi audit menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebesar 0,125 dengan
5
standar deviasi sebesar 0,334. Nilai minimum rotasi audit sebesar 0,000 dan
maksimum sebesar 1,000.
3.1.2. Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Tabel 2. Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model
Keterangan -2 log likelihood
Block Number: 0 51,820
Block Number: 1 48,189
Sumber: Output SPSS
Nilai -2LL awal adalah sebesar 51,820. Setelah dimasukkan keempat
variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi
48,189. Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih
baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
3.1.3. Uji Koefesien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Tabel 3. Hasil Uji Koefesien Determinasi
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa nilai Nagelkerke R Square
sebesar 0,181 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen adalah sebesar 18,1%, sedangkan sisanya sebesar 81,9%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.
3.1.4. Uji Kelayakan Model Regresi
Tabel 4. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Step Chi-square df Sig.
1 5,430 8 0,711
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Chi-Square sebesar 5,430
dengan signifikansi (p) sebesar 0,711. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu
memprediksi nilai observasinya (model dapat dikatakan fit).
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 45,583a 0,119 0,181
6
3.1.5. Uji Matriks Klasifikasi
Tabel 5. Hasil Uji Matriks Klasifikasi
Observed
Predicted
Kualitas Percentage
Correct .00 1.00
Step 0 Kualitas
Non Big 4 0 11 0.0
Big 4 0 37 100.0
Overall Percentage 77.1
Sumber: Output SPSS
Tabel 5 di atas menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan perusahaan melihat kualitas audit dengan KAP big 4
adalah 100%. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan ada
sebanyak 20 perusahaan (100%) yang diprediksi akan melihat kualitas audit
dengan KAP big 4. Kekuatan prediksi model perusahaan yang melihat kualitas
audit dengan KAP non big 4 adalah 0% yang berarti bahwa model regresi yang
digunakan tidak ada perusahaan yang diprediksi akan melihat kualitas audit
dengan KAP non big 4 dari total 29 perusahaan yang melihat dengan KAP non
big 4.
3.1.6. Uji Regresi Logistik
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Logistik
Variabel B Sig.
Step 1a
Fee .000 .370
Tenure -.012 .969
Reputasi .256 .798
Rotasi 20.082 .999
Constant 6.867 .283
Sumber: Output SPSS
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan model
berikut ini:
Ln (MEET_BE = 1 atau 0) = α + β1Ln_FEE + β2TENURE + β3REPUTASI
+ β4ROTASI + e
(1)
7
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa variabel fee audit (Fee) sebagai
variabel independen memiliki koefisien positif sebesar 0,00 dengan tingkat
signifikansi (p) 0,370, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p)
lebih besar dari α = 5% maka hipotesis kesatu (H1) tidak diterima yang artinya fee
audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
Variabel audit tenure (Tenure) sebagai variabel independen memiliki
koefisien negatif sebesar -0,12 dengan tingkat signifikansi (p) 0,969, lebih besar
dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka
hipotesis kedua (H2) tidak diterima yang artinya audit tenure tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas audit.
Variabel reputasi audit (Reputasi) sebagai variabel independen memiliki
koefisien positif sebesar 0,256 dengan tingkat signifikansi (p) 0,798, lebih besar
dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka
hipotesis kedua (H3) tidak diterima yang artinya reputasi audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas audit.
Variabel rotasi audit (Rotasi) sebagai variabel independen memiliki
koefisien positif sebesar 20,082 dengan tingkat signifikansi (p) 0,999, lebih besar
dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%, maka
hipotesis ketiga (H4) tidak diterima yang artinya rotasi audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas audit.
3.2. Pembahasan
3.2.1 Pengaruh Fee Audit terhadap Kualitas Audit
Pada tabel 6 dapat diketahui variabel ukuran perusahaan mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,370. Nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan bahwa
variabel fee audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian
hipotesis pertama (H1) ditolak.
Hasil dalam penelitian ini tidak signifikan dan tidak sesuai dengan logika
penyusunan hipotesis dikarenakan perusahaan yang memberikan fee audit tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit dikarenakan audit fee audit tidak bisa
memprediksi bagus atau tidaknya kualitas audit. Kualitas audit dilihat dari seorang
8
auditor apakah mempunyai sikap independen atau tidak jadi bukan dilihat
seberapa besarnya perusahaan memberikan fee audit. Kinerja auditor profesional
tidak dipengaruhi oleh fee, namun dipengaruhi oleh independensi auditor tersebut.
Seorang auditor dalam melakasanakan pemeriksaan pada umumnya harus jujur,
bebas dari pengaruh kliennya dan tidak mempunyai kepentingan dengan klien,
baik terhadap manajemen maupun pemilik karena hal tersebut bertentangan
dengan prinsip integritas dan objektivitas auditor. Auditor profesional memiliki
fee yang tinggi, namun fee tersebut bukan acuan bagi auditor untuk bersikap
independen.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Ramdani
(2015) dan Prabhawanti dan Widhiyani (2018) yang membuktikan bahwa fee
audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014).
Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), bahwa pengaruh fee audit yang
dibebankan atau dibayarkan oleh perusahaan untuk honorium jasa auditor
memiliki pengaruh lebih besar terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh
auditor independen.
3.2.2 Pengaruh Audit Tenure terhadap Kualitas Audit
Pada tabel 6 dapat diketahui variabel audit tenure mempunyai nilai signifikansi
sebesar 0,969. Nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan bahwa variabel audit
tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian hipotesis
kedua (H2) ditolak.
Adanya penolakan atas hipotesis ini dikarenakan masa perikatan audit
(audit tenure) bukan acuan bahwa hasil audit akan berkualitas. Lamanya masa
perikatan audit seharusnya Kantor Akuntan Publik lebih mengerti kondisi
perusahaan klien sehingga tahu jika klien ingin memanipulasi laporan keuangan,
tetapi karena masa perikatan yang lama juga Kantor Akuntan Publik (KAP)
merasa percaya dengan klien sehingga tidak mengembangkan strategi prosedur
audit yang digunakan dan menurunkan kualitas audit.
9
Lamanya hubungan audit dianggap dapat membuat auditor tidak
melaksanakan tugasnya sesuai etika profesi yang berlaku. Ketika hubungan antara
auditor dengan klien semakin panjang, maka ketergantungan keuangan auditor
terhadap klien akan semakin besar. Semakin tingginya ketergantungan auditor ini,
maka dikhawatirkan independensi auditor akan semakin turun karena auditor akan
tunduk pada tekanan klien. Apabila auditor tunduk dengan tekanan klien, maka
konsekuensi perilaku mereka dalam melaksanakan tugasnya akan tidak dilandasi
tanggung jawab. Logika ini yang mendorong untuk melarang auditor memiliki
hubungan yang panjang dengan klien.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Ramdani
(2015), Febriyanti dan Mertha (2014) yang membuktikan bahwa audit tenure tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman (2014) dan
Mayasari (2013), dimana variabel audit tenure berpengaruh terhadap kualitas
audit. Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), perusahaan yang diaudit oleh
auditor KAP non Big Four memiliki rata-rata tenure auditor lebih besar daripada
perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP Big Four. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP non Big Four memiliki kecenderungan
masa perikatan yang lebih panjang, sehingga dapat menyebabkan timbulnya
hubungan yang terlalu dekat antara auditor dengan klien. Hubungan yang terjalin
antara auditor dengan klien yang terlalu dekat dapat menurunkan sikap
independensi auditor dan mengurangi profesionalisme kerja dari auditor tersebut,
sehingga hasil audit rendah.
3.2.3 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit
Pada tabel 6 dapat diketahui variabel reputasi auditor mempunyai nilai
signifikansi sebesar 0,798. Nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan bahwa
variabel reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan
demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak.
Berkaitan dengan reputasi audit yang terbukti tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit, kemungkinan itu bisa disebabkan dominannya big 4 sebagai
10
pengaudit listed company. Ada kemungkinan lainnya, pasar bisa jadi jarang
melakukan eksplorasi lebih jauh terhadap siapa yang memberi opini atas laporan
keuangan auditan. Astrini (2013) menyatakan bahwa investor akan lebih percaya
pada data akuntansi yang dihasilkan dari auditor yang bereputasi. Untuk itu jika
perusahaan telah menggunakan KAP yang bereputasi, perusahaan tidak akan
mengganti auditornya, walaupun fee yang ditawarkan KAP besar (Big Four) lebih
tinggi dibandingkan KAP kecil (non Big Four). Karena KAP yang berskala besar
mempunyai kemampuan melakukan penugasan audit yang lebih tinggi
dibandingkan auditor berskala kecil sehingga mampu menghasilkan kualitas audit
yang lebih baik.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Hartadi
(2009) serta Nizar (2017) yang membuktikan bahwa reputasi auditor tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
3.2.4 Pengaruh Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit
Pada tabel 6 dapat diketahui variabel rotasi audit mempunyai nilai signifikansi
sebesar 0,999. Nilai signifikansi di atas 0,05 menunjukkan bahwa variabel rotasi
audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian hipotesis
keempat (H4) ditolak.
Dalam penelitian ini membuktian bahwa melakukan rotasi audit bukan
jaminan untuk menghasilkan hasil audit yang berkualitas. Menurut Hartadi (2012)
ada satu hal yang mungkin saja terjadi, ketika rotasi audit tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit. Kemungkinan itu adalah, pasar sebenarnya tidak terlalu
peduli apakah auditor yang menyatakan opini pada laporan keuangan tahunan
tersebut pernah di rotasi atau tidak. Disamping itu, sebagai mana umumnya pelaku
pasar di Indonesia, kebanyakan diantaranya pergerakan pasar disebabkan oleh
capital gain, sehingga sangat kecil kemungkinan mereka menggunakan analisis
fundamental sebagai dasar pengambilan keputusan jual beli saham.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Hartadi
(2009), Pramaswaradana dan Astika (2017), serta Nizar (2017)yang membuktikan
bahwarotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun, hasil
11
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan
Rohman (2014) dimana variabel rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
Menurut Kurniasih dan Rohman (2014), auditor berperan sebagai pihak eksternal
yang independen dan bertugas memberikan penilaian kewajaran penyajian laporan
keuangan dengan memberikan hasil audit yang berkualitas opini audit. Pemberian
opini audit oleh auditor didasarkan pada penemuan bukti dan keadaan perusahaan,
dan untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas diperlukan rotasi auditor oleh
kantor akuntan publik maupun dari pihak perusahaan. Hubungan signifikansi
antara rotasi auditor KAP dengan kualitas audit yang terkait dengan laporan
auditan, hal ini menyimpulkan bahwa kebijakan mendukung rotasi memiliki efek
positif pada kualitas laporan auditan karena memungkinkan untuk pendekatan
yang dapat menyegarkan dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap fungsi
audit.
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Fee audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dengan tingkat signifikansi
0,370 lebih tinggi dari 0,05. Audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit dengan tingkat signifikansi 0,969 lebih tinggi dari 0,05. Reputasi auditor
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dengan tingkat signifikansi 0,798 lebih
tinggi dari 0,05. Rotasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dengan
tingkat signifikansi 0,999 lebih tinggi dari 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Ninik dan Nursiam. 2017. “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi
Audit dan Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2015)”. Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(I)
Arisinta, Octaviana. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Time Budget
Pressure, dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan
Publik di Surabaya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Tahun XXIII, No.3.
Diyanti, Ayu Aris. 2019. “Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi Audit, Imbalan
Jasa Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Spesialisasi Auditor
terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
12
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017)”. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Febriyanti, Ni Made Dewi dan I Made Mertha. 2014. Pengaruh Masa Perikatan
Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP pada
Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2. ISSN: 2302-
8556. 503-518.
Hartadi, Bambang. 2009. Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, dan Reputasi Auditor
terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan. ISSN 1411-0393. 84-103.
Ramdani, Rifki. 2016. “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit dan
Ukuran Perusahaan Klien terhadap Kualitas Audit (Studi pada Sektor
Keuangan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014)”. Skripsi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Nadia, Nurul Fitria. 2015. Pengaruh Tenure KAP, Reputasi KAP dan Rotasi KAP
terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol.XII.