11
PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN DI JAWA TIMUR JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Muthia Syifa Chantinia 155020107111022 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN

TENAGA KERJA SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN DI JAWA TIMUR

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Muthia Syifa Chantinia 155020107111022

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2019

Page 2: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …
Page 3: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

Pengaruh Faktor Demografi Dan Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran Di Jawa Timur

Muthia Syifa Chantinia1, Devanto Shasta Pratomo2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email : [email protected]

ABSTRAK

Sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur merupakan sektor ekonomi yang mampu mnyediakan lapangan kerja yang besar untuk menyerap tenaga kerja terbesar. Penelitian ini memilki tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor demografi dan faktor sosial ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur.. Data pada penelitian ini menggunakan SAKERNAS 2017 dan BPS Provinsi dan Nasional. Penelitian ini menggunakan metode regresi logistik biner yang dianalisis dengan overall test, partial test, dan intepretasi odds ratio. Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah (1) tenaga kerja yang terserap pada sektor pedagangan besar dan eceran di Jawa Timur dan (2) tenaga kerja yang tidak terserap pada sektor pedagangan besar dan eceran di Jawa Timur. Sedangkan variabel independennya adalah usia, jenis kelamin, lama pendidikan, PDRB Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, UMK, dan pengalaman kerja. Hasil dari regresi logistik menunjukkan bahwa variabel usia dan PDRB sektor perdagangan besar dan eceran berdampak signifikan negatif. Jenis kelamin, lama pendidikan, UMK, dan pengalaman kerja berdampak signifikan positif. Saran yang dapat diajukan yakni melakukan pelatihan dengan melibatkan pemerintah swasta berupa skill training, team training, pelatihan lintas fungsional, dan lain-lain serta penguatan dan peningkatan akan perlindungan tenaga kerja wanita. Kata Kunci : Probabilitas Terserap, Penyerapan Tenaga Kerja, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, PDRB

ABSTRACT

The wholesale dan retail trade sector in East Java is an ecnonomic sector which able to provide employment opportunities to absorp the labor. This research aims to determine demographic factors and socio-economic factors toward the labor force of the wholesale and retail trade sector in East Java. The data of this research was obtained from SAKERNAS 2017 and Central Statistics Agency of East Java and National. This reserach used binary logistic regression method which is analyzed by the overall test, partial test, and interpretation odds ratio. The dependent variables in this research are (1) labor absorbed in the wholesale and retail trade sectors in East Java and (2) labor that is not absorbed in the wholesale and retail trade sectors in East Java. While the independent variables which are gender, duration of education, GRDP of Wholesale and Retail Sector, Minimum Wage, and work experience. The results of logistic regression showed gender and the GRDP of the wholesale and retail sectors are significant and negative, while gender, duration of education, minimum wage, and working experience are significant and positive. Suggestions can be given in the form of training by involving the government regarding skills training, team training, cross-functional training, etc. as well as strengthening and enhancing the protection of female workers. Keywords : Probability of Labor Absorption, Labor Absorption, Wholesale and Retail Sector, GDRP

Page 4: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan kepadatan penduduk tertinggi nomor 4 (empat)

di dunia setelah Cina, Amerika Serikat, dan India. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,36% dari tahun 2010-2016. Kepadatan penduduk tadi dapat mendatangkan masalah ekonomi makro, seperti banyaknya penawaran tenaga kerja, karena jumlah penduduk usia muda yang cenderung lebih banyak. Kepadatan penduduk tadi dapat menyebabkan pengangguran dan pengangguran tersebut dalam jangka panjang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi karena dapat mengindikasikan adanya penurunan akan pendapatan masyarakat. Penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu faktor pendukung dalam pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara di dunia, terutama bagi negara-negara berkembang yang memiliki tujuan untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang outputnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat seacara merata (Sarmiati, 2014). Tanpa pertumbuhan ekonomi yang baik, pembangunan ekonomi tidak akan terwujud. Sehingga dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berpengaruh pada persediaan output yang akan mempengaruhi tingkat permintaan tenaga kerja pada pasar tenaga kerja. Roda perekonomian Indonesia saat ini masih di dominasi oleh 3 (tiga) sektor usaha, yaitu perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, serta akomodasi dan makanan-minuman. Ketiga sektor tersebut menguasai kurang lebih 79% dari total 22,73 juta usaha di Indonesia. Jenis usaha perdagangan besar dan eceran memimpin posisi teratas, karena sekitar 12,3 juta atu 46,38% pelaku usaha bergerak di bidang perdagangan pada sektor perdagangan besar eceran. Indonesia bagian barat masih mendominasi menjadi pusat-pusat ekonomi yang ada. Terutama Pulau Jawa dan Sumatera yang memegang hampir 79,35% usaha dimana sekitar 16,2 juta usaha berada di Pulau Jawa.

Struktur pertumbuhan ekonomi nasional dan juga daerah, terkhususnya daerah Jawa Timur ditentukan oleh besaran PDRB yang didapatkan dari tiap sektor ekonominya. Sektor perdagangan besar dan eceran mampu menyumbangkan PDRB paling besar nomor 2 (dua) setelah industri pengolahan. Besar dan majunya kegiatan perdagangan di Jawa Timur disebabkan karena Jawa Timur merupakan wilayah strategis sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia Timur. Karakteristik sektor perdagangan besar dan eceran dan keadaan demografi serta sosial ekonomi Jawa Timur saat ini patut diteliti lebih lanjut, karena saat ini sektor tersebut tengah memegang peranan penting dalam penyerapan tenaga kerja dan juga sebagai penyumbang PDB dan PDRB terbesar kedua. Selain itu, sektor ini memiliki peran yang penting dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari konsumen. Maka dari penjelasan tersebut muncul judul yang akan diteliti, yaitu “Pengaruh Faktor Demografi dan Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Perdagangan Besar dan Eceran di Jawa Timur”.

B. TINJAUAN PUSTAKA Ketenagakerjaan

Adam Smith mengatakan bahwa manusia merupakan faktor produksi utama yang dapat memakmurkan negara. Ia juga mengemukakan bahwa alokasi sumber daya yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Dalam teorinya, Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan penduduk dapat berperan positif pada pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Robert Malthus justru memandang terbalik, menurut dia tanah merupakan faktor produksi yang tetap jumlahnya. Menurut Malthus manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan hasil produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia (Mulyadi, 2003). Hal memiliki arti bahwa jumlah penduduk yang tinggi akan berakibat pada turunnya produksi per kepala.

Page 5: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

Tenaga Kerja Tenaga kerja (manpower) dalam pasar kerja ialah daya manusia untuk melakukan

suatu pekerjaan. Sedangkan pekerjaan sendiri memiliki arti sebagai kegiatan manusia untuk memperoleh pendapatan (Soeroto, 1966). Mulyadi, 2003 (dalam Arida, 2015) menggambarkan tenaga kerja sebagai penduduk dalam usia kerja yaitu berusia 15 - 64 tahun atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan mereka yang berpartisipasi dalam memproduksi barang dan jasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja merupakan semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang sedang mencari kerja atau menganggur meskipun bersedia serta sanggup untuk bekerja dan juga mereka yang menganggur karena terpaksa akibat tidak adanya kesempatan kerja (Zenda dan Suparno, 2017). Pasar Kerja

Soeroto (1986) dalam bukunya mengemukakan pengertian pasar kerja sebagai seluruh kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja dalam masyarakat atau seluruh permintaan dan penawaran tenaga kerja dalam masyarakat dengan mekanisme adanya transaksi produktif antara supplier tenaga kerja dan pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja tersebut. Dalam teori Keynes Maynard, pasar kerja akan mengikuti pasar barang nantinya. Saat output meningkat maka jumlah orang yang akan mendapatkan pekerjaan (tingkat employment) juga akan meningkat dan sebaliknya. Namun, fleksibilitas antara harga dan tingkat upah dengan reaksi pelaku ekonomi tidak selalu sama dengan kenyataan. Seorang tenaga kerja dapat mencapai kepuasan (utility) apabila telah melakukan konsumsi barang dan mendapatkan waktu luang (Borjas, 2006 dalam Wijarnako, 2016). Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai lapangan dan lowongan pekerjaan yang tercipta melalui suatu kegiatan ekonomi. Pengertian kesempatan kerja adalah suatu keadaan dimana jumlah total angkatan kerja dapat ikut serta dan terserap dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja tersebut berlaku bagi penduduk suatu daerah dengan usia 15 keatas yang disebut dengan pekerja. . Dalam pembangunan ekonomi daerah, ketersediaan lapangan atau kesempatan kerja dapat mengatasi permasalahan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Keseimbangan dalam pasar tenaga kerja digambarkan sebagai kondisi adanya kesesuaian antara permintaan serta penawaran tenaga kerja tersebut. Ciri dari terjadinya keseimbangan dalam pasar tenaga kerja ialah faktor produksi tenaga kerja tidak ada yang menganggur atau dapat dikatakan mencapai full employment. Fenomena dari kegiatan permintaan dan penawaran di dalam pasar tenaga kerja secara bersamaan akan menentukan tingkat upah yang akan diberikan perusahaan kepada tenaga kerjanya.

Gambar 2.1: Kurva Keseimbangan Tenaga Kerja

Sumber : Pratomo dan Mahardika, 2011

Page 6: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

Gambar 2.1 diatas menggambarkan titik keseimbangan antara tingkat upah (We) dan

tingkat penggunaan tenaga kerja (Ne) yang ditentukan oleh interaksi antara garis permintaan (D) dan garis penawaran (S). Dalam kegiatan penyerapan tenaga kerja, permintaan akan tenaga kerja memiliki peranan penting karena dengan tingginya permintaan yang dilakukan oleh perusahaan maka peluang akan terserapnya tenaga kerja juga semakin besar. Menurut Cappelin (1987) dalam Sadhana, 2013 mengatakan bahwa permintaan akan tenaga kerja dipengaruhi oleh output atau permintaan akhir pada sektor tersebut. Sedangkan permintaan tenaga kerja oleh setiap sektor ekonomi selain dipegaruhi oleh output juga dipengaruhi oleh tenaga kerja sektor yang bersangkutan. Upah Minimum

Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang pengupahan, upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai suatu imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan atas suatu jasa yang telah dilakukan. Tujuan utama dari penetapan upah minimum adalah sebagai jarring pengaman yang berfungsi untuk mencegah agar upah tidak terus merosot dibawah daya beli pekerja. Upah minimum sering digunakan sebagai upah standar sebagai dasar penetapan upah di perusahaan (Sari dan Izzaty, 2013).

Dalam pasar tenaga kerja kompetitif pengusaha dan tenaga kerja dapat dengan bebas untuk masuk dan keluar pasar kerja, sehingga alokasi tenaga kerja dapat terjadi pada suatu ekuilibrium yang efisien (Pratomo dan Mahardika, 2011).

Gambar 2.2: Upah Minimum dalam Pasar Kompetitif

Sumber : Pratomo dan Mahardika, 2011 Gambar 2.2 diatas merupakan model pasar kompetitif yang menggambarkan kondisi

keseimbangan antara harga (upah) dan jumlah tenaga kerja. Kurva permintaan tenaga kerja (D) digambarkan menurun yang menunjukkan marginal revenue product of labour (MRPL). Kebijakan upah minimum yang dikeluarkan oleh pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi kesenjangan upah yang kerap terjadi di pasar kerja sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pekerjanya. Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Arsyad, 1988 (dalam Zilfiyah, 2013) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB/PDRB tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah terjadi atau tidaknya perubahan struktur ekonomi. Namun beberapa ekonom berpendapat bahwa kecenderungan kenaikan output per kapita tidak cukup untuk melihat pertumbuhan. Sehingga pertumbuhan ekonomi ini haruslah self-generating yang berarti kekuatan

Page 7: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

pertumbuhan ini akan berlanjut. Dalam bukunya, Todaro (2000) menyatakan mengenai teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar yang mana pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang luas dengan mengutamakan perkembangan pada sektor-sektor ekonomi pada padat karya. Keberadaan tenaga kerja dilihat sebagai bagian dalam sistem perekonomian, sehingga perencanaan tenaga kerja sangat diperhitungkan

C. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan secara kuantitatif dengan menekankan pada pengujian teori-teori yang bersangkutan melalui pengukuran variabel-variabelnya dengan angka serta dianalisis dengan prosedur statistik. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini bertempat di Provinsi Jawa Timur. Subjek pada penelitian ini adalah tenaga kerja sektor perdagangan besar dan eceran di 38 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh penduduk Jawa Timur yang termasuk kedalam usia kerja dengan jumlah observan sebanyak 7737 (SAKERNAS, 2017). Selanjutnya, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penduduk di Jawa Timur yang telah masuk usia kerja dan bekerja berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2017.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi mengenai hal tersebut dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini variabel yang digunakan diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel dependen pada penelitian ini, yaitu (1) tenaga kerja yang terserap di sektor perdagangan besar dan eceran; (2) tenaga kerja yang tidak terserap di sektor perdagangan besar dan eceran. Variabel independennya, yaitu usia, jenis kelamin, lama pendidikan, PDRB sektor perdagangan besar dan eceran, UMK, dan pengalaman kerja. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data sekunder yang disesuaikan dengan karakteristik data yang dibutuhkan. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik biner (Binary Logistic Regression) yang akan diuji menggunakan Stata 2013 sebagai alat uji. Regresi logistik merupakan bagian dari analisis regresis apabila variabel dependen atau responnya merupakan biner. Pada regresi logistik biner, data variabel respon dinotasikan sebagai Y dan variabel prediktor/independen dinotasikan dengan X. model persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut:

Page 8: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

Berikut adalah jenis uji yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini: 1. Uji Signifikansi Parameter Perlu dilakukan uji serentak (overall test) untuk mengetahui apakah variabel independen memiliki hasil yang signifikan secara keseluruhan pada variabel dependennya atau setidaknya terdapat satu variabel independen dengan hasil signifikan. Dengan derajat signifikansi , maka dapat disimpulkan untuk hipotesisnya:

a. Apabila , maka diterima dan ditolak. b. Apabila , maka ditolak dan diterima.

2. Uji Parsial

Uji parsial digunakan untuk mencari tahu apakah ada pengaruh dari variabel independen pada variabel dependen secara parsial yang dapat dilakukan melalui Uji Wald.

3. Intepretasi Odds Ratio

Odds Ratio adalah nilai kemungkinan atau probabilitas antara dua kelompok individu dengan karakter yang berbeda. Artinya Odds ratio sebagai prediktor merupakan jumlah relatif dimana peluang hasil meningkat (odds ratio > 1) atau turun (odds ratio < 1) saat nilai variabel prediktor meningkat sebesar 1 unit.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Tabel 1 : Uji Signifikansi Parameter atau Overall Test

Sumber : SAKERNAS 2017, data diolah Tabel 2 : Regresi Logistik dengan Odds Ratio dan Nilai Koefisien

Sumber : SAKERNAS 2017, data diolah PEMBAHASAN Pengaruh Usia Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Variabel usia memiliki kecenderungan mempengaruhi seseorang untuk terserap di sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan pada sektor perdagangan besar dan eceran akan menurun seiring

Prob > chi2 0.0000

Pseudo R2 0.0676

Variabel Nilai Koefisien Odds Ratio P-Value Keterangan Faktor Demografi Usia -.0086204 .9914166 0.011 Signifikan (-) Jenis Kelamin .3221041 1.380028 0.000 Signifikan (+) Lama Pendidikan .1091981 1.115383 0.000 Signifikan (+) Faktor Sosial Ekonomi PDRB Sektor Perdagangan Besar dan Eceran -.1187565 .888024 0.020 Signifikan (-)

UMK Jawa Timur 1.088878 2.97094 0.000 Signifikan (+) Pengalaman Kerja

.1220561 1.129817 0.106 Tidak

Signifikan

Page 9: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

bertambahnya usia yang dikaitkan adanya produktivitas. Namun, efek ini meningkat diantara kelompok pekerja yang lebih tua, seperti yang ditunjukkan pada efek positif dari usia kuadrat menunjukkan hubungan terbalik berbentuk U. Titik balik tersebut ditemukan pada usia 53 sehingga angka penyerapan tenaga kerja pada sektor perdagangan besar dan eceran dari usia 15-52 tahun lebih kecil daripada usia tenaga kerja 53 tahun keatas. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sarmiati (2015) yang mana variabel usia berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Palu yang mana semakin tua usia seseorang, probabilitas terserap di lapangan kerja semakin tinggi. Usia muda merupakan usia dimana produktivitasnya tergolong rendah yang dapat dipengaruhi oleh faktor pengalaman kerja sehingga berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Variabel jenis kelamin memiliki kecenderungan mempengaruhi seseorang untuk terserap di sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur. Hasil uji pada stata menunjukkan koefisien sebesar 0,34 dengan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin berpengaruh signifikan dengan arah positif, artinya bahwa seseorang yang berjenis kelamin perempuan memiliki probabilitas sebesar 1,40 kali lebih besar untuk terserap di sektor perdagangan besar dan eceran dari pada seseorang yang berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin perempuan dipilih sebagai titik fokus karena makin meningkatnya partisipasi angkatan kerja wanita di Indonesia. Kenaikan ini dikarena terdapat kemisikanan serta merebaknya pengangguran. Seperti yang dikatakan Manning, 1980 (dalam Bappenas, 2000) bahwa angkatan kerja wanita sangat banyak terbentuk dari segi upah relatif lebih murah dari pada laki-laki sehingga dapat menekan biaya produksi perusahaan. Pengaruh Lama Pendidikan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Variabel lama pendidikan memiliki kecenderungan mempengaruhi seseorang untuk terserap di sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur. Hasil uji pada stata dimana variabel lama pendidikan memiliki koefisien sebesar 0,34 dengan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pendidikan yang ditempuh seseorang maka memiliki kecenderungan 1,12 kali lebih tinggi untuk terserap di sektor perdagangan besar dan eceran dibandingkan sektor lainnya. Sejalan dengan teori human capital (modal manusia) yang dapat diukur melalui bidang pendidikan dan kesehatan. Dimana pendidikan dan pelatihan dapat menjadi nilai tambah seorang manusia. Hal tersebut dapat dijelaskan apabila semakin tinggi pendidikan seseorang maka kemampuan dan keterampilan yang dimiliki semakin tinggi (Todaro, 2000). Pengaruh PDRB Sektor Perdagangan Besar dan Eceran Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel PDRB sektor perdagangan besar dan eceran berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur. hasil uji pada stata dimana variabel PDRB sektor perdagangan besar dan eceran memiliki koefisien sebesar -0,12 dengan nilai signifikansi 0,020 (< 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel PDRB sektor perdagangan besar dan eceran berpengaruh signifikan dan negatif, artinya saat PDRB sektor perdagangan besar dan eceran bertambah atau mengalami kenaikan peluangannya 0,88 kali lebih rendah untuk terserap. Namun saat PDRB rendah maka penyerapan tenaga kerjanya akan meningkat, karena perusahaan akan berupaya untuk terus meningkatkan output atau produksinya guna mendapatkan laba sebesar-besarnya. Hasil ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Kairupan (2013) dan Soelistyo dan Putri (2014) bahwa PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap kesempatan kerja. Hal ini dapat terjadi karena Provinsi Jawa Timur

Page 10: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

merupakan daerah padat modal yang dibuktikan oleh kontribusi PDRB sektoral terhadap pembentukan PDRB Jawa Timur didominasi oleh sektor industri pengolahan.

Pengaruh UMK Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) secara parsial berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur. Hasil uji pada stata dimana variabel UMK memiliki koefisien sebesar 0,983 dengan nilai signifikansi 0.000 (< 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel UMK berpengaruh signifikan dan positif, artinya saat UMK bertambah atau mengalami kenaikan maka seseorang memiliki probabilitas sebesar 2,67 kali untuk terserap di sektor perdagangan besar dan eceran. Adanya peningkatan upah minimum yang mempengaruhi daya beli masyarakat yang berdampak pada meningkatnya permintaan pada pasar. Tingkat upah minimum yang dinaikkan tersebut akan membuat pengusaha untuk berupaya dalam meningkatkan jumlah usahanya dan produknya sehingga diharapkan penambahan unit usaha tersebut dapat menambah jumlah tenaga kerja. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Indradewa (2015) di Pulau Bali yang mana variabel upah minimum berpengaruh signifikan dan positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Pulau Bali. Sehingga, apabila terjadi kenaikan upah minimum, maka berpotensi untuk menambah penyerapan tenaga kerja Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel pengalaman kerja secara parsial berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur. Hasil uji pada stata dimana variabel pengalaman kerja memiliki koefisien sebesar 1,14 dengan nilai signifikansi 0.075 (< 0,10). Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja berpengaruh signifikan dan positif, artinya seseorang yang memiliki pengalaman kerja sebelumnya memiliki probabilitas sebesar 1,14 kali lebih besar untuk terserap di sektor perdagangan besar dan eceran dari pada seseorang yang tidak memiliki pengalaman kerja sebelumnya. Pengalaman kerja akan memperkenalkan seseorang kepada dunia kerja sehingga dapat mempelajari apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Pengalaman kerja pasti berpengaruh terhadap performa kerja seseorang, semakin banyak dan lama pengalaman kerja menunjukkan penguasaan seseorang terhadap bidang yang ditekuninya.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Variabel usia dan PDRB Sektor Perdagangan Besar dan Eceran berpengaruh secara

signifikan dan negatif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur. Variabel jenis kelamin, lama pendidikan, UMK, dan pengalaman kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Timur. Saran

Untuk mendukung peningkatan kemampuan dan mutu tenaga kerja, maka harus dilakukan pelatihan dan penyuluhan yang dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan pihak pemerintah dan swasta. Pelatihan tersebut dapat berupa skill training, pelatihan lintas fungsional, team training, dan pelatihan kreatifitas. Diharapkan pemerintah daerah Jawa Timur dapat lebih memperhatikan distribusi penyerapan tenaga kerja serta penciptaan lapangan kerja yang sesuai agar tidak terjadi penurunan tingkat penyerapan tenaga kerja. Mengadakan penyuluhan mengenai entrepreneurship, pelatihan personalia, pelatihan motivasi berprestasi, pelatihan produktivitas dan manajemen konsultasi. Peluang tenaga kerja wanita yang lebih besar diharapkan terdapat penguatan dan

Page 11: PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR SOSIAL …

peningkatan akan perlindungan tenaga kerja wanita sebagai bentuk peningkatan pemenuhan hak pekerja wanita.

F. DAFTAR PUSTAKA

Arida, A. Z. (2015). Analisis Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Pada Sektor Pertanian di Provinsi Aceh. Jurnal Unsyiah , 16 (01), 1-13.

Bappenas. 2012. Diakses Pada Tanggal 22 Mei 2019 Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Pratomo, Devanto Shasta, dan Adi Saputra, Putu Mahardika. (2011). Kebijakan Upah

Minimum Untuk Perekonomian yang Berkeadilan: Tinjauan UUD 1945. Journal of Indonesian Applied Economics, 05 (02), 269-285.

Sari, Rafika dan Izzaty. (2013). Kebijakan Penetapan Upah Minimum di Indonesia. Jurnal DPR, -.

Sarmiati. (2015). Analisis Faktor Ekonomi dan Sosial Ekonomi Terhadap Peluang Penyerapan Tenaga Kerja di Pasar Kerja Kota Palu. Jurnal Untad , 03

(01), 147-155. Soeroto. (1986). Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenagakerja. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung. Todaro, M. P. (2000). Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga. Wijanarko, A. d. (2016). Pasar Tenaga Kerja Kabupaten Bangkalan. Jurnal

Media Trend , 11 (02), 195-208. Zenda, Rizki Herdian dan Suparno. (2017). Peranan Sektor Industri Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Surabaya. JEB 17, 02 (01). 371-384 Zilfiyah, S. (2013). Analisis Kontribusi Sektor Industri Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja Sektor Industri di Indonesia (Periode 2004-2010). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB UB , 01 (02), -.